evaluasi implementasi perda surakarta no. 8 …/evaluasi... · a. latar belakang masalah kemiskinan...

121
i EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 TAHUN 2007 TENTANG PROGRAM PEMELIHARAAN KESEHATAN MAYARAKAT SURAKARTA (PKMS) TAHUN 2008 Disusun oleh : Nama : Irma Novita Sari NIM : D0105087 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat – Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: vannhan

Post on 02-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

i

EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 TAHUN 2007

TENTANG PROGRAM PEMELIHARAAN KESEHATAN MAYARAKAT

SURAKARTA (PKMS) TAHUN 2008

Disusun oleh :

Nama : Irma Novita Sari

NIM : D0105087

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Syarat – Syarat Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Administrasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

ii

PERSETUJUAN

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing

Drs. Wahyu Nurharjadmo, M.Si

NIP. 196411231988031001

Page 3: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

iii

PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan Panitia Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pada hari :

Tanggal :

Panitia Penguji :

1. Ketua : ( …………………….. )

2. Sekretaris : ( …………………….. )

3. Penguji : ( …………………….. ) Drs. Wahyu Nurharjadmo, M.Si

Fakultas Ilmu Sosial dan ILmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dekan,

Drs. Supriyadi SN. SU. NIP. 195301281981031001

Page 4: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

iv

PERNYATAAN

Nama : IRMA NOVITA SARI

NIM : D 0105087

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul :

EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO.8 TAHUN 2007

TENTANG PROGRAM PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT

SURAKARTA (PKMS) TAHUN 2008 adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal

yang bukan karya saya, dalam skripsi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang

saya peroleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, Januari 2010

Yang membuat pernyataan,

Irma Novita Sari

Page 5: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

v

MOTTO

“ Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam. ”

( H.R Ibnu Majah )

” Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum,

sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri ”

( Q.S Ar Rad 113:11 )

“ Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, dan memberikan

keberanian pada orang yang ketakutan ”

( Penulis )

Page 6: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

vi

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini ku persembahkan untuk :

™ Bapak & Mami ku tercinta atas doa dan

bimbingan yang selalu mengiringi setiap

langkahku.

™ Kakak-kakakku Mb’ Endah, Mb’ Yuli, Mz

Yoko yang selalu mendukungku dan tak

pernah bosan untuk menanyakan kapan

kelulusanku.

™ Keponakanku Elvia, Shofi, Ervan, Zalva,

Nafisa, dan Fachrezy yang selalu

memberikan keceriaan dalam hidupku.

™ Bamaku yang mengisi hari-hariku dan

selalu memberi semangat untuk tidak

menyerah.

™ Almamaterku Ilmu Administrasi FISIP

UNS

Page 7: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas segala nikmat Allah SWT yang telah memberikan

kemudahan dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “ EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO.8

TAHUN 2007 TENTANG PROGRAM PEMELIHARAAN KESEHATAN

MASYARAKAT SURAKARTA (PKMS) TAHUN 2008” Skripsi ini

merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk kelulusan dan meraih gelar

kesarjanaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat

bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Wahyu Nurharjadmo, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu dr. Siti Wahyuningsih, M. Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota

Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

3. Ibu Ida Angklaita selaku Kepala UPTD Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang telah meluangkan

waktunya dan banyak membantu penulis mendapatkan data selama

proses penyusunan skripsi.

Page 8: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

viii

4. Bapak Didik selaku staff UPTD PKMS atas kesediaannya menjadi

narasumber serta seluruh staf Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang

telah membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi.

5. Ibu Sukardi selaku pegawai rumah sakit Dr. Moewardi Jebres Surakarta

dan seluruh staf Puskesmas Penumping atas kesediaannya menjadi

narasumber.

6. Masyarakat Surakarta yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

memberikan informasi.

7. Mas Bama, teman-teman di AN 2005 ( Nida, Anin, Rieke, Ina, Idha, Ita)

serta sahabat-sahabatku (Athikah, Meyna, Liany, Shinta) yang turut

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang turut

memberikan dukungan dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan pada diri penulis.

Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan

Surakarta, Januari 2010

Penulis

Page 9: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iv

MOTTO ......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

ABSTRAK ..................................................................................................... xv

ABSTRACT ................................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9

D. Studi Pustaka................................................................................. 10

1. Evaluasi Kebijakan ................................................................. 10

2. Implementasi Kebijakan ........................................................ 13

Page 10: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

x

3. Evaluasi Implementasi Kebijakan........................................... 25

4. Perda Surakarta No. 8 Tahun 2007 tentang Program

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) ...... 31

E. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 33

F. Definisi Konseptual ..................................................................... 38

G. Definisi Operasional ..................................................................... 39

H. Metodologi Penelitian................................................................... 41

1. Jenis Penelitian ....................................................................... 41

2. Lokasi Penelitian .................................................................... 41

3. Sumber Data ........................................................................... 41

4. Teknik Sampling .................................................................... 42

5. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 43

6. Validitas Data.......................................................................... 43

7. Teknik Analisis Data .............................................................. 44

BAB II DESKRIPSI LOKASI

A. Sebaran Penduduk Miskin di Kota Surakarta .............................. 46

B. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kota Surakarta .................... 48

1. Tugas Pokok dan Fungsi .......................................................... 48

2. Visi ........................................................................................... 48

3. Misi .......................................................................................... 49

4. Tujuan ...................................................................................... 51

5. Sasaran ...................................................................................... 51

6. Rencana Strategis ..................................................................... 52

Page 11: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xi

7. Struktur Organisasi .................................................................. 59

C. Keadaan Pegawai Dinas Kesehatan Kota Surakarta ...................... 68

D. Deskriptif Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta

(PKMS) .......................................................................................... 71

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Implementasi Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta

(PKMS) Tahun 2008..................................................................... 75

1. Tahap Interpretasi (Interpretation)........................................... 75

2. Tahap Pengorganisasian ........................................................... 83

3. Tahap Aplikasi ......................................................................... 90

B. Evaluasi Implementasi Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

Surakarta (PKMS) Tahun 2008 .................................................... 96

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 100

B. Saran ............................................................................................. 104

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Model Implementasi Kebijakan menurut Sabatier

dan Mazmanian.......................................................................... 16

Gambar 1.2 Dampak langsung dan tidak langsung terhadap Implementasi

menurut George E. Edward III ................................................. 18

Gambar 1.3 Model Implementasi Kebijakan menurut Van Meter

dan Van Horn ............................................................................ 19

Gambar 1.4 Model Implementasi Kebijakan menurut Grindle .................... 21

Gambar 1.5 Model Proses atau alur Smith ................................................... 22

Gambar 1.6 Skema Kerangka Pemikiran ..................................................... 35

Gambar 1.7 Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman ...................... 42

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta .. 67

Page 13: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Warga Miskin Kota Surakarta .......................................... 5

Tabel 1.2 Jumlah dan Tingkat Kepadatan Penduduk di Surakarta Tahun 2007 6

Tabel 2.1 Jumlah Keluarga Miskin di Kota Surakarta 2007 per Kecamatan 47

Tabel 2.2 Jumlah Keluarga Miskin di Kota Surakarta 2007 ........................ 48

Tabel 2.3 Komposisi PNSD Dinas Kesehatan Kota Surakarta menurut Tingkat

Pendidikan dan Jenis Kelamin Bulan September 2009 ................. 69

Tabel 2.4 Komposisi CPNS dan Honorer Dinas Kesehatan Kota Surakarta

menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin

Bulan September 2009 ................................................................... 70

Tabel 2.5 Jumlah PNSD Dinas Kesehatan Kota Surakarta berdasarkan Golongan /

Ruang / Eslon Bulan September 2009 ........................................... 71

Tabel 2.6 Jumlah CPNS Dinas Kesehatan Kota Surakarta berdasarkan Golongan /

Ruang Bulan September 2009 ....................................................... 71

Tabel 2.7 Jumlah Peserta PKMS 2008 .......................................................... 73

Page 14: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Pedoman Wawancara

Lampiran II Surat Keterangan telah menyelesaikan penelitian

Lampiran IV Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor

Tahun 2007 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah

Tingkat II Surakarta Nomor 7 Tahun 1990 Tentang Retribusi

Pelayanan Kesehatan.

Page 15: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xv

ABSTRAK

Irma Novita Sari D0105087, Evaluasi Implementasi Perda Surakarta Nomor 8 Tahun 2007 Tentang Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) Tahun 2008. Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Halaman

Pogram Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) yang dituangkan dalam Perda no.8 tahun 2007 merupakan perwujudan pemerintah daerah Surakarta dalam mengatasi masalah tentang masih banyaknya masyarakat miskin yang belum tertampung dalam program Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin). Hal ini merupakan kebijakan strategis untuk peningkatan akses kesehatan bagi seluruh masyarakat. PKMS ini bertujuan untuk memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh masyarakat Surakarta serta untuk mendorong tumbuhnya masyarakat Surakarta yang sejahtera.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis / mengevaluasi pelaksanaan program PKMS tahun 2008, mulai dari tahap interpretasi, pengorganisasian, dan aplikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan sumber data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dan studi dokumentasi. Indikator evaluasi implementasi yang digunakan yaitu efektifitas, komunikasi, sikap pelaksana, serta kepatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi PKMS tahun 2008 telah berjalan sesuai dengan petujuk pelaksanaan. Melalui indikator efektifitas terlihat adanya kesesuaian pencapaian tujuan dengan petunjuk pelaksanaan yang telah dibuat. Indikator komunikasi terlihat dari kejelasan pelaksana dalam memberikan perintah, arahan dan petunjuk pelaksanaan program PKMS pada kelompok sasaran, kesempatan kelompok sasaran untuk menyampaikan permasalahan dan usul yang menyangkut pelaksanaan PKMS, serta koordinasi antar Puskesmas dan RSD kota Surakarta. Indikator sikap pelaksana terlihat dari pemahaman para aparat pelaksana terhadap tujuan PKMS dan ketaatan pelaksana untuk mematuhi prosedur dan ketentuan yang berlaku. Kepatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran terlihat dari partisipasi kelompok sasaran ketika memperoleh pelayanan kesehatan.

Page 16: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xvi

ABSTRACT

Irma Novita Sari D 0105087, Evaluation of the Implementation of Surakarta act No. 8 / 2007 About the Community Health Care Program Surakarta (PKMS) Year 2008. Department of Administration, Faculty of Social and Political Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta. Page

Vocational Health Care Surakarta (PKMS) set forth in the law no.8 of 2007 is a manifestation of Surakarta local governments to tackle the problem of the poor are still many that have not been deposited in the Health Insurance Program of the Poor (Askeskin). This is a strategic policy to increase health access for the whole community. PKMS aims to provide health care insurance for all people of Surakarta and to encourage the growth of a prosperous society Surakarta.

This research was conducted to analyze / evaluate the implementation of the program PKMS year 2008, starting from the stage of interpretation, organization, and applications. The method used in this study is descriptive qualitative primary data sources and secondary data. Data collection techniques used are interviews, and study documentation. Evaluation indicators used by the implementation of effectiveness, communication, executive attitudes, and compliance and the responsiveness of the target groups.

The results of this study indicate that the implementation PKMS year 2008 has been run in accordance with petujuk implementation. Through the visible indicator of the effectiveness of achieving fitness goals with the implementation guidelines that have been made. Indicator visible from the clarity of communication in providing executive orders, directives and PKMS program guidelines on the target group, target group the opportunity to present issues and proposals concerning the implementation of PKMS, and coordination between health centers and RSD of Surakarta. Visible indicators of executive attitudes of the officials administering the understanding of the purpose of implementing PKMS and obedience to comply with the procedures and conditions apply. Compliance and responsiveness of the target group seen as the target group participation to health services.

Page 17: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xvii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh

negara-negara berkembang pada umumnya, termasuk juga salah satu masalah

yang dihadapi oleh negara Indonesia. Apalagi semenjak krisis ekonomi yang

melanda Indonesia sejak bulan Juli 1997. Krisis yang menimpa hampir seluruh

lapisan masyarakat tersebut menyebabkan banyak penduduk mendadak jatuh

miskin terutama diakibatkan melonjaknya harga pangan dan kebutuhan pokok

lainnya.

Upaya-upaya penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh

pemerintah hingga saat ini masih belum membuahkan hasil yang memuaskan.

Masih banyak penduduk Indonesia baik di desa maupun di kota yang menderita

kemiskinan. Ketidakberhasilan itu bersumber dari cara pemahaman dan

penanggulangan kemiskinan sebagai sebuah kondisi ekonomi. Sama seperti

pendapat Bagong Suyanto yang mengemukakan kegagalan tersebut disebabkan

oleh kebijakan pengentasan kemiskinan selama ini hanya berupa paket-paket

ekonomi seperti jaring pengaman sosial (JPS) dan beras untuk orang miskin

(Raskin). Upaya yang dilakukan pemerintah tersebut hanya bersifat charity atau

karitas saja. Artinya menempatkan si miskin sebagai objek dari suatu kegiatan

yang bersifat proyek dan hanya mampu menjawab masalah dalam jangka pendek

dan tidak mengubah apapun (1995:213). Apalagi dalam kontek dimana budaya

Page 18: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xviii

korupsi meluas seperti saat ini ditambah mekanisme yang tanpa kontrol

mengakibatkan program-program seperti ini mudah hancur dan hanya bersifat

tambal sulam. Untuk itu diperlukan kebijakan pengentasan kemiskinan yang

menyeluruh dan terpadu, didasarkan pada kemandirian yaitu memberdayakan atau

meningkatkan kemampuan penduduk miskin untuk menolong diri mereka sendiri

(self-help).

Kebijaksanaan makro yang dijalankan seharusnya diarahkan untuk

meningkatkan pelayanan agar penduduk miskin dapat memenuhi kebutuhan dasar.

Oleh karena itu, pemerintah perlu membuat kebijakan untuk meningkatkan

pelayanan guna memenuhi kebutuhan dasar penduduk miskin antara lain

pelayanan dibidang kesehatan, sistem pendidikan dasar, perumahan, pelayanan

sosial dasar, pelayanan bantuan hukum. Pada semua tingkatan pelayanan itu harus

direncanakan dan didistribusikan secara baik. Semua strategi di atas akan dapat

dicapai bila ada tersedia kerangka kebijakan yang disusun berdasarkan atas

aktivitas pada semua tingkat dan sektoral serta peran aktif masyarakat dalam

mendukung kebijakan tersebut.

Salah satu kebutuhan dasar yang harus ditingkatkan pelayanannya guna

meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin adalah pelayanan di bidang

kesehatan. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan sehari-

hari. Tanpa kesehatan, orang sehebat apapun, orang sebaik apapun, orang sepintar

apapun tidak bisa dengan bebas dan leluasa melakukan pekerjaannya. Karena itu,

pembangunan kesehatan di Kota Surakarta mendapatkan prioritas utama dari

Pemerintah Kota. Pelayanan kesehatan harus selalu ditingkatkan dari hari ke hari

Page 19: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xix

untuk membantu warga masyarakat miskin. Sehingga diharapkan Dinas

Kesehatan melalui Puskesmas, Rumah Sakit, klinik, dan lain-lain mampu

melayani dan memaksimalkan pelayanan untuk masyarakat di Kota Surakarta.

Sejalan dengan arti pentingnya kesehatan, dalam Juornal of Public Health

Policy vol.28, no.1 (Paulo Marchiori Buss,2007: 2)

Public health both a field of knowledge and social practice has faced gigantic challenges throughout its history. the late twentieth century and the begining of this millenium challenge us with two defying processes : globalization and poverty. daily, these two phenomena deeply influence the health of the population which as the first and foremost concern of publik health professionals. so to tackle this better, we must try to comprehend these phenomena better. (Kesehatan masyarakat baik bidang pengetahuan dan praktek sosial telah menghadapi tantangan besar sepanjang sejarahnya. Akhir abad kedua puluh dan awal milenium ini menantang kita dengan dua proses menentang: globalisasi dan kemiskinan. Setiap hari, dua fenomena ini sangat mempengaruhi kesehatan penduduk yang sebagai yang pertama dan terutama perhatian dari profesional kesehatan publik. Sehingga untuk mengatasi ini lebih baik, kita juga harus mencoba untuk memahami fenomena ini lebih baik.) Berdasarkan UU No. 40 Tahun 2004 sebagai awal membentuk Sistem

Jaminan Sosial Sosial Nasional (SJSN), Pemerintah Kota Surakarta menggulirkan

program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS). Program PKMS

dilakukan untuk mengakomodasi warga masyarakat miskin yang belum tercover

untuk masalah layanan kesehatan. PKMS ini merupakan asuransi kesehatan, yang

berhak diperoleh untuk warga masyarakat Surakarta dalam hal pelayanan

kesehatan. Karena itu program ini sejalan dengan upaya desentralisasi yang

berdasar pada UU No. 32 Tahun 2004 tentang otonomi yaitu pemberdayaan

daerah agar mampu merumuskan kebijakan dan mengambil keputusan sesuai

keadaan daerah masing-masing, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan

masyarakat daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 20: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xx

PKMS merupakan pemberian pemeliharaan pelayanan kesehatan yang

meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diberikan oleh

Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Kesehatan Untuk masyarakat Surakarta

pemegang kartu berobat berlangganan yang berwujud bantuan pengobatan rawat

jalan di Puskesmas dan RSD Surakarta maupun rawat inap di Puskesmas Rawat

Inap, RSD Surakarta dan Rumah Sakit yang ditunjuk. Tujuan dari PKMS itu

sendiri adalah memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi suluruh

masyarakat Surakarta sehingga mendorong tumbuhnya masyarakat yang sehat dan

produktif untuk menciptakan masyarakat Surakarta yang sejahtera. Sasaran utama

program ini adalah masyarakat Kota Surakarta yang belum termasuk dalam

program Askeskin, asuransi kesehatan PNS, maupun asuransi kesehatan lainnya.

(Sumber: Juklak Perda No. 8 tahun 2007)

Kartu kepesertaan PKMS terdiri dari dua jenis, yaitu: peserta kartu PKMS

jenis emas (gold card) dan jenis siver (silver card). Peserta kartu PKMS jenis

emas (gold card) adalah masyarakat miskin yang terdaftar di Keputusan Walikota

tentang penetapan masyarakat miskin, tetapi belum tertampung di Program

ASKESKIN Pemerintah Pusat (di luar kuota) dan masyarakat miskin yang belum

masuk Keputusan Walikota dengan pernyataan dari kelurahan dan disyahkan oleh

Tim Verifikasi Tingkat Kota. Untuk penelitian ini berdasar data dari DKRPP-KB,

jumlah warga miskin kota Surakarta dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini:

Page 21: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xxi

Tabel 1.1

Jumlah Warga Miskin Kota Surakarta

No Kecamatan 2006 (jiwa) 2007 (jiwa)

1 Laweyan 7.792 14.658

2 Serengan 6.444 7.932

3 Banjarsari 15.857 26.061

4 Pasar Kliwon 17.560 18.208

5 Jebres 11.391 21.615

Jumlah 59.047 65.884

Sumber: DKRPP- KB/ Keputusan Walikota No. 470/36/1/2007

Dari tabel diatas, jumlah warga miskin kota Surakarta meningkat sebanyak

6.837 jiwa dari 59.3047 menjadi 65.884 pada tahun 2006 ke tahun 2007. Akan

tetapi hanya sekitar 1/5 dari jumlah seluruh warga miskin yang sudah mempunyai

ASKESKIN guna memperoleh pelayanan kesehatan secara gratis.

Sedangkan peserta kartu PKMS jenis perak (silver card), adalah semua

masyarakat Kota Surakarta yang mendaftar sebagai peserta PKMS. Berdasar

pendataan BPS Surakarta, jumlah penduduk Surakarta tahun 2007 mencapai

564.920. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini:

Page 22: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xxii

Tabel 1.2

Jumlah dan Tingkat Kepadatan Penduduk di Surakarta Tahun 2007

Kecamatan LuasWilayah Jumlah

Penduduk

Tingkat

Kepadatan

Laweyan 8,46 KM 109.447 12.667

Serengan 3,19 KM 63.429 19.884

Pasar Kliwon 4,82 KM 87.508 18.155

Jebres 12,58 KM 143.289 11.390

Banjarsari 14,81 KM 161.247 10.888

JUMLAH 43.86 KM 564.920 12.470

Sumber: Surakarta dalam angka 2007

Dari data di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2007 jumlah penduduk

Kota Surakarta mencapai 564.920. Dari jumlah tersebut 78.000 jiwa sudah ikut

Asuransi PNS, dan sekitar 14.000 ikut Askes lainnya

(.http://64.203.71.11/kompas-cetak/0801/03/jateng/64802.htm diakses 4 Mei

2009) Sehingga ada sekitar 473.000 masyarakat Surakarta yang tidak mendapat

pelayanan kesehatan murah karena belum menjadi peserta Askes.

APBD Kota Surakarta mengalokasikan dana PKMS sebesar 16 miliar pada

tahun 2008. sesuai dengan Juklak Perda Surakarta No. 8 tahun 2007 penggunaan

dana dari PKMS diatur sebagai berikut:

1) Jasa Pelayanan yaitu: 65 % untuk Tenaga Medis dan Paramedis, 25

% untuk Tenaga Administrasi dan Tenaga lain, dan 10 % untuk

Tenaga Pembina Dinas.

Page 23: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xxiii

2) Jasa Sarana yang dimanfaatkan untuk: Pembelian alat tulis kantor,

uang saku kegiatan luar gedung, pemeliharaan gedung,

pemeliharaan inventaris kantor, pemeliharaan alat kesehatan, biaya

makan minum rapat dinas, serta pembelian sarana dan prasarana.

Rujukan PKMS ditangani di RS Pemerintah / Swasta yang dilakukan

dengan memorandum of understanding (MoU). Jenis pelayanan kesehatan sesuai

dengan MoU tersebut meliputi :

1. Akomodasi rawat inap kelas III (biaya maksimal 2juta rupiah dengan

menyertakan surat rujukan dari Puskesmas)

2. konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan

3. penunjang diagnosis

4. laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik

5. tindakan medik kecil dan sedang

6. operasi sedang dan kecil

7. Pemberian obat sesuai formularium rumah sakit Program ASKESKIN

8. pelayanan gawat darurat.

Dengan demikian, ada jenis pelayanan yang tidak temasuk dalam PKMS.

Jenis layanan tersebut adalah : kacamata, intra oculer lensa, alat bantu dengar, alat

Bantu gerak, pelayanan penunjang diagnosis canggih, alat, bahan, tindakan yang

bertujuan untuk kosmetika, general check up, protesis gigi tiruan, operasi jantung,

dan rangkaian pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan dalam upaya mendapat

keturunan, termasuk bayi tabung dan pengobatan impotensi. Pelayanan PKMS

tidak berlaku jika peserta pindah kelas perawatan yang lebih tinggi. Khusus bagi

Page 24: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xxiv

peserta pemegang Silver Card, pelayanan yang dibatasi antara lain cuci darah,

chemotherapy, dan rawat inap yang kedua dan seterusnya sebelum 1(satu) bulan

dengan kasus yang sama karena rawat inap yang pertama pulang paksa (tanpa

persetujuan dokter).

Pendaftaran kepesertaan PKMS dilakukan melalui kantor UPT dan melalui

semua kalurahan. Masyarakat yang berhak untuk menjadi peserta adalah

masyarakat Kota Surakarta. Akan tetapi, dalam hal pendaftaran peserta PKMS

banyak fenomena yang terjadi di masyarakat, yaitu banyak ditemui pendaftar

berKTP baru. Hal ini disinyalir terdapat mobilisasi dari warga luar Kota Surakarta

yang ingin mendapatkan pelayanan pengobatan gratis. Sehingga kelompok

penerima manfaat program PKMS tidak sesuai target sasaran. Selain itu, banyak

peserta yang mempunyai keanggotaan silver ingin berubah jadi gold dan adapula

pendaftaran melalui “perantara” semacam parpol. Selain itu pelayanan yang

diterima oleh anggota PKMS pun berbeda dengan pasien lain yang tidak

menggunakan PKMS ataupun ASKESKIN.

Berdasar pada latar belakang di atas penulis tertarik untuk menganalisis /

mengevaluasi terhadap prlaksanaan Perda No. 8 Tahun 2007 tentang program

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) tahun 2008.

Page 25: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xxv

B. Perumusan Masalah

Dalam penelitian evaluasi ini, masalah penelitian dirumuskan sebagai

berikut : Bagaimana evaluasi implementasi program PKMS di Surakarta Tahun

2008 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Operasional

Untuk menganalisis / mengevaluasi pelaksanaan program PKMS di

Surakarta Tahun 2008 .

2. Tujuan Fungsional

Setelah diadakan penelitian pada evaluasi ini, diharapkan dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan sebagai bahan

pertimbangan dalam melanjutkan dan meningkatkan mutu pelaksanaan

program PKMS di Kota Surakarta.

3. Tujuan Individual

Untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar sarjana S1 pada

jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Page 26: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xxvi

D. Studi Pustaka

I. Evaluasi Kebijakan

Evaluasi kebijakan publik merupakan salah satu tahapan dari

proses kebijakan publik. Evaluasi kebijakan dilakukan untuk keperluan

jangka panjang dan untuk kepentingan keberlanjutan (sustainable) suatu

program.

Menurut Mustofa (dalam Joko Widodo,2008: 11) evaluasi

merupakan kegiatan untuk menilai atau melihat keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan suatu kebijakan publik. Oleh karena itu, evaluasi

merupakan kegiatan pemberian nilai atas suatu “fenomena” didalamnya

terkandung pertimbangan nilai (value judgment) tertentu.

Sementara itu, Jones (dalam Joko Widodo,2008: 113) mengartikan

evaluasi sebagai suatu aktivitas yang dirancang untuk menilai hasil-hasil

kebijakan pemerintah yang mempunyai perbedaan-perbedaan yang sangat

penting dalam spesifikasi objeknya, teknik-teknik pengukurannya, dan

metode analisisnya.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka evaluasi kebijakan

disini dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk menilai suatu kegiatan

untuk menilai suatu kebijakan dengan melihat seberapa jauh kebijakan

publik dapat berhasil, yaitu dengan membandingkan antara hasil yang

diperoleh dengan tujuan dan atau target kebijakan yang ditentukan.

Evaluasi dapat memiliki beberapa tujuan yang dapat dirinci sebagai

berikut :

Page 27: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xxvii

a. Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan. Melalui evaluasi maka dapat diketahui derajad pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan.

b. Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. Dengan evaluasi juga dapat diketahui berapa biaya dan manfaat dari suatu kebijakan.

c. Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan. Salah satu tujuan dari evaluasi adalah mengukur berapa besar dan kualitas pengeluaran atau output dari suatu kebijakan.

d. Mengukur dampak suatu kebijakan. Pada tahap lebih lanjut, evaluasi ditujukan untuk melihat dampak dari suatu kebijakan, baik dampak positif maupun dampak negatif.

e. Untuk mengetahui apabila apabila ada penyimpangan. Evaluasi juga bertujuan untuk mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi, dengan cara membandingkan tujuan dan sasaran dengan pencapaian target.

f. Sebagai bahan masukan (input) untuk kebijakan yang akan datang. Tujuan akhir dari evaluasi adalah untuk memberikan masukan bagi proses kebijakan ke depan agar dihasilkan kebijakan yang lebih baik. (Subarsono, 2008: 120-121)

Menurut Suchman (dalam Nazir,1988:108), evaluasi yaitu penentuan (apakah

berdasarkan opini,catatan,data subjektif atau obyektif) hasil (apakah baik atau

tidak baik, sementara atau permanen, segera atau ditunda) yang diperoleh dengan

beberapa kegiatan (suatu program, sebagian dari program dan sebagainya) yang

dibuat untuk memperoleh suatu tujuan mengenai nilai atau performance.

Nugroho (2003:183) mengemukakan bahwa evaluasi biasanya ditujukan

untuk menilai sejauh mana keefektifan kebijakan publik guna dipertanggung

jawabkan kepada konstituennya, sejauh mana tujuan dapat dicapai. Evaluasi

diperlukan untuk melihat kesenjangan antara “harapan” dan “kenyataan”.

Menurut Dunn (dalam Nugroho,2003:185) istilah evaluasi dapat

disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating), dan

penilaian (assessment). Evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai

nilai atau manfaat hasi kebijakan. Evaluasi memberikan informasi yang valid

Page 28: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xxviii

mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan kesempatan

telah dapat dicapai melalui tindakan publik, evaluasi memberikan sumbangan

pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan

target. Evaluasi memberikan sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis

kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi. Jadi meskipun

berkenaan dengan keseluruhan proses kebijakan, evaluasi kebijakan lebih

berkenaan pada kinerja dari kebijakan, khususnya pada implementasi kebijakan

publik.

Tujuan dikembangkannya evaluasi menurut Westra (1983:41) adalah

bagaimana menyediakan informasi yang siap tentang program-program

pembangunan agar dapat mencapai sasaran utama yang dituju dan dapat

mengendalikan sasaran itu secara prosedural sesuai dengan rencana dan program,

sehingga dengan diadakannya evaluasi diharapkan agar penentu kebijakan

memperoleh informasi tentang pelaksanaan program dan hasilnya, yang dapat

membantu mereka dalam pembuatan keputusan termasuk apakah perlu

menambah, mengurangi atau bahkan mengubah program yang ada.

Pal (1988:49-57) membagi evaluasi kebijakan ke dalam empat kategori:

1. Planning and needs evaluations

Mencakup penilaian terhadap target populasi, kebutuhan sekarang dan

yang akan datang serta sumber daya yang ada.

2. Process evaluations

Evaluasi terhadap tindakan pelaksana, media pelaksana program dan

sistem informasi.

Page 29: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xxix

3. Impact evaluations

Evaluasi dampak kebijakan baik yang diharapkan maupun yang tidak

diharapkan serta perluasan hasil program.

4. Efficiency evaluations

Evaluasi efisiensi kebijakan, yang dapat dilihat dari perbandingan

keuntungan biaya.

II. Implementasi Kebijakan

Akibat dari krisis multidimensional, maka persoalan–persoalan

yang dihadapi pemerintah semakin kompleks. Hal tersebut membutuhkan

perhatian yang besar dan penanganan akurat agar permasalahan tersebut

dapat segera diatasi. Kondisi ini pada akhirnya menempatkan pemerintah

pada pilihan–pilihan kebijakan yang sulit. Sedangkan berhasil tidaknya

suatu kebijakan, pasti ada faktor–faktor yang mempengaruhinya,

dimanakah letak kekuatan ataupun kelemahan dari suatu program.

Menurut Richard Rose (dalam Budi Winarno, 2008 : 17) bahwa

kebijakan hendaknya dipahami sebagai “serangkaian kegiatan yang sedikit

banyak berhubungan beserta konsekuensi–konsekuensinya bagi mereka

yang bersangkutan daripada sebagai suatu keputusan tersendiri.

Sementara itu Cari J. Friedrick (dalam Budi Winarno, 2008 : 17 –

18) mendefinisikan kebijakan :

“Suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu, yang memberikan hambatan–hambatan dan kesempatan–kesempatan terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan, atau merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksut tertentu”.

Page 30: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xxx

Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka kebijakan disini dapat

diartikan sebagai tindakan yang diambil baik oleh pemerintah maupun

orang atau sekelompok orang (swasta) yang mempunyai maksud dan

tujuan tertentu guna mengatasi suatu masalah.

Jika dikaitkan dengan masalah publik, maka akan muncul istilah

kebijakan publik. Anderson (Widodo, 2008 : 13) mengartikan kebijakan

publik sebagai suatu respon dari sistem politik demans / claims dan

support yang mengalir dari lingkungannya. Sedangkan Robert Eyestone

mengatakan bahwa “secara luas” kebijakan publik dapat didefinisikan

sebagai hubungan suatu unit pemerintah dengan lingkungan (Budi

Winarno, 2008 : 17).

Dari kedua pendapat tersebut maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa kebijakan publik adalah tindakan yang dipilih oleh pemerintah

beserta lingkungannya yang mengarah pada tujuan tertentu guna

kepentingan masyarakat luas. Kebijakan publik sendiri juga tidak akan

berjalan jika tidak diimplementasikan. Maka dibutuhkan proses

implementasi yang tepat untuk mencapai tujuan kebijakan.

Proses implementasi sendiri menurut Ripley dan Franklin (dalam

Budi Winarno, 2008: 145) didefinisikan sebagai :

“Apa yang terjadi setelah undang–undang ditetapkan yang memberikan

otoritas program, kebijakan, keuntungan (benefit) atau sejenis keluaran

yang nyata. (tangible output)”.

Page 31: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xxxi

Sedangkan Van Meter dan Van Horn (dalam Fadillah Putra, 2009: 81)

menjelaskan bahwa makna implementasi adalah :

“tindakan–tindakan yang dilaksanakan oleh individu–individu dan

kelompok–kelompok pemerintah dan swasta yang diarahkan pada

pencapaian tujuan dan sasaran yang menjadi prioritas dalam keputusan

kebijakan.”

Suatu keberhasilan pembangunan dalam melaksanakan

pembangunan tidak hanya diukur dari kemampuannya mengadopsi dan

merumuskan masalah–masalah dari bawah untuk kemudian

memformulasikan dalam bentuk kebijakan sebagai wujud penyelesaian

masalah. Akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kebijakan

dalam bentuk operasional / program melalui serangkaian kegiatan,

sehingga dapat mencapai tujuan.

Dalam kamus Webster (Fadilah Putra 2003: 81) dirumuskan secara

pendek bahwa implementasi kebijakan merupakan suatu proses

pelaksanaan keputusan kebijakan (biasanya dalam bentuk undang–undang,

peraturan pemerintah, keputusan peradilan, perintah eksekutif atau dekrit

presiden).

Berdasarkan pendapat–pendapat dari beberapa pakar diatas dapat

ditarik kesimpulan bahwa implementasi kebijakan adalah tindakan–

tindakan yang dilakukan oleh individu kelompok swasta atau pemerintah

sebagai perwujudan secara nyata dari pedoman – pedoman kebijakan yang

telah diputuskan yang mengarah pada pencapaian tujuan yang telah

Page 32: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xxxii

ditetapkan sebelumnya. Untuk itu, diperlukan konsep implementasi

kebijakan yang merupakan tahap dari proses kebijakan setelah penetapan

undang-undang yang terdiri dari berbagai aktivitas.

Menurut Jones dalam Widodo (2002: 90-94) aktivitas

implementasi kebijakan terdapat tiga tahap, antara lain :

1. Tahap Interpretasi (interpretation)

Tahap interpretasi merupakan tahapan penjabaran sebuah

kebijakan yang masih bersifat abstrak ke dalam kebijakan yang

lebih bersifat teknis operasional. Tidak hanya itu, aktivitas

interpretasi juga diikuti dengan kegiatan mengomunikasikan

kebijakan (sosialisasi) agar seluruh masyarakat (stakeholders)

dapat mengetahui dan memahami apa yang menjadi arah, tujuan,

dan sasaran (kelompok sasaran) kebijakan tadi. Kebijakan ini perlu

dikomunikasikan atau disosialisasikan agar mereka yang terlibat

tidak hanya menjadi tahu dan faham tentang apa yang menjadi

arah, tujuan, dan sasaran kebijakan, tetapi yang lebih penting

mereka akan dapat menerima, mendukung, dan bahkan

mengamankan pelaksanaan kebijakan tersebut.

2. Tahap Pengorganisasian (to Organized)

Tahap pengorganisasian ini lebih mengarah pada proses kegiatan

pengaturan dan penetapan siapa yang menjadi pelaksana kebijakan

(penentuan lembaga organasasi mana yang akan melaksanakan,

dan siapa pelakunya); penetapan anggaran (berapa besarnya

Page 33: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xxxiii

anggaran yang diperlukan, darimana sumbernya, bagaimana

menggunakan, dan mempertanggungjawabkan); penetapan

prasarana dan sarana apa yang diperlukan untuk melaksanakan

kebijakan, penetapan tata kerja ( Juklak dan Juknis); dan penetapan

manajemen pelaksanaan kebijakan termasuk penetapan pola

kepemimpinan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan.

3. Tahap Aplikasi (Application)

Tahap aplikasi merupakan tahap penerapan rencana proses

implementasi kebijakan ke dalam realitas nyata, tahap aplikasi

merupakan perwujudan dari pelaksanaan masing-masing kegiatan

dalam tahapan yang telah disebutkan sebelumnya.

Dalam implementasi kebijakan itu sendiri terdiri dari dua model,

yaitu model top down dan model bottom up.

Posisi model top down yang diambil oleh Sabartier dan

Mazmanian (Fadilah Putra, 2003: 88 – 89) melihat implementasi kebijakan

merupakan fungsi dari tiga variabel yang berhubungan dengan (1)

karakteristik masalah, (2) struktur manajemen program yang tercermin

dalam berbagai macam peraturan operasional kebijakan dan (3) faktor –

faktor diluar peraturan. Menurut model ini, implementasi akan efektif bila

birokrasi pelaksanannya mematuhui apa yang telah digariskan oleh

peraturan (Juklak/ Juknis).

Page 34: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xxxiv

Gambar 1.1

Model Implementasi kebijakan menurut Sabatier dan Mazmanian

Sumber: Fadilah Putra, 2003: 89

Menurut Edward III (Joko Widodo, 2008 : 96 – 107) ada empat faktor atau

variabel yang berpengaruh terhadap implementasi kebijakan yang bekerja secara

simulan dan berinteraksi satu sama lain untuk membentuk implementasi

Karakteristik masalah

1. Ketersediaan teknologi dan teori teknis

2. Keragaman perilaku kelompok sasaran

Daya Dukung Peraturan

1. Keselaran / konsistensi tujuan / sasaran

2. Teori kausal yang memadai

3. Sumber keuangan yang mencukupi

4. Integrasi organisasi pelaksana

5. Diskresi pelaksana

6. Rekruitmen dari pejabat

7. Akses formal pelaksana organisasi

Variabel Non Peraturan

1. Kondisi Sosio ekonomi & teknologi

2. Perhatian pers terhadap masalah

kebijakan

3. Dukungan publik

4. Sikap dan sumber daya

5. dukungan kewenangan

6. Komitmen dan kemampuan pejabat

Proses Implementasi

Keluaran

Kebijakan

Dari organisasi

Pelaksana

Kesesuaian

Keluaran

Kebijakan

dengan kelompok

Sasaran

Dampak aktual

Keluaran

Kebijakan

Dampak yang

diperkirakan

Perbaikan

peraturan

Page 35: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xxxv

kebijakan, maka pendekatan yang ideal adalah dengan cara merefleksikan

kompleksitas ini dengan membahas semua faktor tersebut sekaligus.

a. Faktor komunikasi (communication) Komunikasi kebijakan berarti merupakan proses pencapaian informasi kebijakan (Policy maker) kepada pelaksana kebijakan (policy implementors), informasi kebijakan public perlu disampaikan kepada pelaku kebijakan agar para pelaku kebijakan dapat mengetahui, memahami apa yang menjadi isi, tujuan, arah, kelompok sasaran (target groups) kebijakan agar para pelaku kebijakan dapat mempersiapkan dengan benar apa yang harus dipersiapkan dan lakukan untuk melaksanakan kebijakan publik agar apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan.

b. Sumber Daya (Resources) Faktor sumber daya ini juga mempunyai peranan penting dalam implementasi kebijakan. Jika para pelaksana kebijakan yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan kurang mempunyai sumber daya untuk melakukan npekerjaan secara efektif, maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan efektif. Sumber daya sebagaimana telah disebutkan meliputi sumber daya manusia, sumber daya keuangan dan sumber daya peralatalan (gedung, peralatan, tanah dan suku cadang lain).

c. Disposisi (Disposition) Disposisi merupakan kemauan, keinginan dan kecenderungan para pelaku kebijakan untuk melaksanakan kebijakan tadi secara sungguh – sungguh sehingga apa yang menjadi tujuan kebijakan dapat diwujudkan. Intesistas disposisi para pelaku (implementator) dapat mempengaruhi pelaksana (permormance) kebijakan. Kurangnya atau terbatasnya intensitas disposisi ini, akan bisa menyebabkan gagalnya implementasi kebijakan.

d. Struktur Birokrasi (Bureaucratic Structure) Struktur birokrasi mencakup aspek – aspek seperti struktur organisasi, pembagian kewenangan, hubungan antara unit – unit organisasi yang ada dalam organisasi yang bersangkutan, dan hubungan organisasi dengan organisasi luar dan sebagainya.

Faktor tujuan dan sasaran, komunikasi, sumber daya, disposisi, dan

struktur birokrasi sebagaimana telah disebutkan akan mempengaruhi tingkat

keberhasilan agar kegagalan implementasi suatu kebijakan publik. Secara skema

model proses implementasi kebijakan publik dapat dilihat pada gambar ini.

Page 36: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xxxvi

Gambar 1.2

Dampak langsung dan tidak langsung terhadap Implementasi

Menurut George E. Edward III

Sumber: Joko Widodo, 2008 : 107

Menurut Van Meter dan Van Horn, keberhasilan pelaksanaan suatu

program dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

a. Standar dan sasaran Standar dan sasaran yang jelas akan mempermudah terjalinnya komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana. Pelaksana akan mudah dalam melaksanakannya, jika disrtai dengan standar dan sasaran yang jelas. Hak ini nantinya juga dapat digunakan sebagai ukuran tentang keberhasilan itu sendiri. Dengan demikian, kinerja kebijakan pada dasarnya merupakan penilaian atas tingkat tercapainya standar dan sasaran tersebut.

b. Sumber Daya Kebijakan juga menuntut adanya sumber daya, sebab kinerja kebijakan akan rendah jika sumber daya yang ada tidak memadai. Jadi suatu tujuan dapat tercapai apabila didukung oleh sumber daya yang memadai dimana sumber daya ini dapat berupa biaya, tenaga atau perlengkapan lain yang digunakan bagi kepentingan implementasi.

c. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana Tecapainya implmentasi yang baik, dapat diperoleh melalui jaringan komunikasi yang baik antara pihak – pihak yang terlibat. Hal ini dilakukan terutama untuk menghindari adanya konflik dan juga manipulasi atau berbagai bentuk penyelewengan dalam implementasi. Sehingga dengan komunikasi maka pelaksana dapat memahami apa yang diidealkan oleh suatu kebijakan yang menjadi tanggung jawab mereka.

Communication

Bureaucratic Structure

Implementation

Resources

Disposition

Page 37: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xxxvii

d. Karakteristik birokrasi pelaksana Siapa yang menjadi pelaksana sangat menentukan keberhasilan implementasi, baik dari segi kualitas hasil, waktu pelaksana dan efisiensi anggaran yang digunakan. Struktur birokrasi pelaksana yang meliputi karakteristik, norma dan pola hubungan potensial maupun aktual sangat berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi.

e. Kondisi sosial, ekonomi dan politik Berkaitan dengan opini masyaakat atau respon masyarakat terhadap isu kebijakan, dukungan atau perlawanan baik itu dari elit penguasa maupun warga masyarakat. Kognisi, netralitas dan objektivitas pelaksana mempengaruhi sikap dan loyalitas pelaksana terhadap organisasi. (Samodra Wibowo, 1994 : 19).

Gambar 1.3

Model Implementasi Kebijakan

Menurut Van Meter dan Van Horn

Sumber: Budi Winarno, 2008 : 157

Ukuran – ukuran dasar dan tujuan – tujuan

Kebijaksanaan

Sumber – sumber

Komunikasi antar organisasi dan kegiatan – kegiatan pelaksanaan

Karakteristik –

karakteristik dari

badan – badan

pelaksana

Kondisi – kondisi ekonomi,

sosial dan politik

Kecenderungan

pelaksana –

pelaksana

Kinerja

Page 38: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xxxviii

Seperti halnya dengan Van Meter dan Van Horn, maka implementasi

kebijakan menurut Girndle sangat dipengaruhi oleh isi kebijakan dan konteks

implementasinya.

Isi kebijakan meliputi :

a. Kepentingan yang terpengaruh oleh kebijakan Kebijakan yang menyangkut kepentingan yang berbeda akan lebih sulit diimplementasikan. Jika dibandingkan dengan yang mempunyai sedikit kepentingan.

b. Tipe Manfaat Kelompok sasaran diharapkan dapat menerima manaat secara langsung dari suatu kebijakan.

c. Derajat perubahan yang diharapkan Kebijakan dapat dengan mudah diimplementasikan apabila dampak yang diharapkan dapat memberikan hasil yang pemanfaatannya jelas.

d. Letak pengambilan keputusan Pembuat kebijakan yang mempunyai wewenang dan otoritas yang tinggi dapat dengan mudah mengkoordinasi bawahannya sehingga kedudukan pembuat kebijakan dapat mempengaruhi implementasi selanjutnya.

e. Pelaksana Program Pelaksanaan program mempunyai pengaruh yang sangat menentukan dalam proses implementasi serta pencapaian hasil akhir yang diperoleh karena sebaik – baiknya suatu program apabila tidak diimplementasikan oleh orang – orang yang tidak berkualitas maka program tersebut akan sia - sia saja.

f. Sumber daya yang dilibatkan Meliputi berbagai sumber daya yang dialokasikan dalam pelaksanaan program dimana besar serta asalnya sangat menentukan keberhasilan implementasi,

Sedangkan konteks implementasi terdiri dari :

a. Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat Strategi yang digunakan dalam proses kekuasaan dari badan pelaksana ataupun penguasa yang dapat mempengaruhi pelaksanaan program.

b. Karakteristik lembaga dan penguasa Otoritas dari penguasa yang berpengaruh terhadap badan pelaksana dapat mempengaruhi jalannya implementasi

c. Kepatuhan dan daya tanggap Kepatuhan dapat berupa dukungan elite politik sebagai agen, pelaksana yang ditugasi untuk melaksanakan program dan kepatuhan kelompok sasaran. Sedangkan daya tanggap merupakan kepekaan lembaga yang timbul dari pelaksanaan program (Samodra Wibowo, 1994 : 22 – 24).

Page 39: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xxxix

Gambar 1.4

Model Implementasi Kebijakan menurut Grindle

Sumber: Samodra Wibowo, 1994 : 24

Tujuan Kebijakan

Melaksanakan kebijakan Dipengaruhi oleh : a) Isi kebijakan :

1. Kepentingan yang dipengaruhi

2. Tipe manfaat 3. Derajat perubahan yang

diharapkan 4. Letak pengambilan

keputusan 5. Pelaksanaan program

b) Konteks Implementasi 1. Kekuasaan, kepentingan

dan strategi aktor yang terlibat

2. Karakteristik lembaga dan penguasa

3. Kepatuhan dan daya tanggap

Hasil kebijakan : 1. Dampak pada

masyarakat, individu dan kelompok

2. Perubahan dan penerimaan oleh masyarakat

Programaksi dan proyek individu yang

didesain dan dibiayai

Program yang dijalankan

Seperti yang direncanakan

Mengukur Keberhasilan

Tujuan yang ingin dicapai

Page 40: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xl

Sedangkan model bottom – up yang dikemukakan oleh Smith (Fadillah

Putra, 2003: 90 – 92) memandang implementasi sebagai proses atau alur. Smith

melihat proses kebijakan dari perspektif perubahan sosial dan politik, dimana

kebijakan yang dibuat oleh pemerintah bertujuan untuk mengadakan perbaikan

atau perubahan dalam masyarakat sebagai kelompok sasaran.

Variabel yang perlu diperhatikan dalam proses implementasi kebijakan yaitu : b. Idealized policy

Yaitu suatu pola interaksi yang diidealisasikan oleh perumus kebijakan dengan tujuan untuk mendorong, mempengaruhi dan merangsang target group untuk melaksanakannya.

c. Target group Yaitu badan – badan pelaksana atau unit birokrasi pemerintah yang bertanggung jawab dalam implementasi kebijakan

d. Implementing organization Yaitu badan – badan pelaksana atau unit birokrasi pemerintah yang bertanggung jawab dalam implementasi kebijakan.

e. Enviromental Factors Yaitu unsur – unsur didalam lingkungan yang mempengaruhi implemen kebijakan (seperti : aspek budaya, sosial, ekonomi dan politik).

Gambar 1.5

Model Proses atau alur Smith

Sumber: Fadillah Putra, 2003: 92

Policy making process

Implementing Organization

Target Group

Tensions Idealized Policy

Enviromental Factors

Transactions

Feedback

Policy

Institutions

Page 41: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xli

III. Evaluasi Implementasi Kebijakan

Menurut Effendi (dalam Nugroho,2003: 194) tujuan dari evaluasi

implementasi kebijakan publik adalah untuk mengetahui variasi-variasi dalam

indikator kinerja yang digunakan untuk menjawab tiga pertanyaan pokok, yaitu:

(1) Bagaimana kinerja implementasi kebijakan publik? (2) Faktor-faktor apa saja

yang menyebabkan variasi itu? (3) Bagaimana strategi meningkatkan kinerja

implementasi kebijakan publik?

Lester dan Steward (dalam Nugroho,2003:197) mengelompokkan

evaluasi implementasi kebijakan menjadi empat, yaitu:

1. Evaluasi proses: evaluasi yang berkenaan dengan proses implementasi.

2. Evaluasi impact: evaluasi yang berkenaan dengan hasil dan/atau

pengaruh dari implementasi kebijakan.

3. Evaluasi kebijakan: evaluasi yang berusaha menjawab pertanyaan

tentang apakah benar hasil yang dicapai mencerminkan tujuan yang

dikehendaki.

4. Metaevaluasi: berkenaan dengan evaluasi dari berbagai implementasi

kebijakan-kebijakan yang ada untuk menemukan kesamaan-kesamaan

tertentu.

Mazmanian&Sabatier (dalam Putra,2003:84) mengatakan bahwa

mengkaji masalah implementasi kebijakan berarti berusaha memahami apa yang

senyatanya terjadi sesudah program dinyatakan diberlakukan atau dirumuskan,

yakni peristiwa-peristiwa dan kegiatan-kegiatan yang terjadi setelah proses

pengesahan kebijakan, baik yang menyangkut usaha-usaha untuk

Page 42: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xlii

mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan dampak nyata pada

masyarakat atau pada kejadian-kejadian tertentu.

Dengan demikian, implementasi kebijakan dimaksudkan untuk

memahami apa yang terjadi setelah suatu program dirumuskan, serta apa dampak

yang timbul dari program kebijakan itu. Disamping itu, implementasi kebijakan

tidak hanya terkait dengan persoalan administratif, melainkan juga mengkaji

faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses implementasi

kebijakan tersebut.

Implementasi Perda Surakarta No. 8 Tahun 2007 tentang Program

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) terdiri dari beberapa

tahap kegiatan yaitu :

1. Interpretasi

Kegiatan pada tahap ini merupakan tahapan yang berisi tentang

kegiatan mengkomunikasikan kebijakan (sosialisasi) agar seluruh

masyarakat (stakeholders) dapat mengetahui arah, tujuan, dan sasaran

kebijakan tersebut. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan di semua tingkatan

baik kota, kecamatan, maupun desa / kelurahan dengan tujuan untuk

memberikan penjelasan tentang Program PKMS kepada semua pihak yang

terlibat sehingga PKMS dapat mencapai hasil yang optimal. Sosialisasi

dilakukan dari perintah kepala SKPD ke organisasi masa di berbagai

tingkat. Dari masing-masing tingkat tersebut, akan disebarluaskan ke lintas

sektor salah satunya melalui PKK kota, kecamatan dan kalurahan hingga

Page 43: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xliii

dasawisma. Agar hasil lebih optimal, sosialisasi ini juga dilaksanakan

dalam bentuk kegiatan informal terutama kepada RTM miskin.

2. Pengorganisasian

Kegiatan pada tahap ini yaitu perencanaan pelaksanaan kegiatan

PKMS dimulai dari studi banding pembiayaan kesehatan ke beberapa

wilayah yaitu Boyolali, Karanganyar, Sukoharjo, Pati dan beberapa

wilayah selanjutnya yang dilakukan dari bulan Juni-Agustus 2007.

Langkah selanjutnya adalah penyusunan Juklak Perda (Perwali) dan SK

Walikota Surakarta.

3. Aplikasi

Tahap ini diawali dengan pendaftaran peserta Program PKMS yang

mulai dibuka pada tanggal 2 Januari 2008 di Unit Pelayanan Terpadu

(UPT) di kompleks Balaikota Surakarta. Pendaftaran peserta program

PKMS bisa dilakukan setiap saat dan tidak hanya sehari atau dua hari. Hal

ini diharapkan agar warga masyarakat kota Surakarta dapat memanfaatkan

kesempatan untuk memperoleh kartu kesehatan. Bagi masyarakat yang

sudah menjadi peserta PKMS, dapat langsung memanfaatkan pelayanan

kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Untuk menjaga mutu pelaksanaan kegiatan agar berhasil dan

optimal maka perlu dilakukan pengendalian program kegiatan.

Pengendalian program meliputi beberapa aspek kegiatan yaitu pelaporan,

pengawasan, dan pembinaan teknis. Kegiatan PKMS dilaporkan melalui

jalur struktural dan fungsional. Pelaporan struktural dilakukan oleh kepala

Page 44: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xliv

SKPD kepada walikota yang dilakukan tiap tahun. Sedangkan pelaporan

fungsional dilakukan oleh Puskesmas maupun Rumah Sakit kepada kepala

SKPD. Pengawasan kegiatan program PKMS dilakukan oleh UPTD

bersama masyarakat. Selain itu untuk mendukung pelaksanaan PKMS

maka diperlukan pembinaan teknis yang diberikan oleh Dinas kesehatan

melalui UPTD PKMS.

Dari berbagai model implementasi seperti yang telah diuraikan sebelumnya,

peneliti memilih beberapa indikator yang berpengaruh terhadap evaluasi

implementasi Program PKMS tahun 2008 yaitu :

1. Efektifitas (diadopsi dari Sabatier dan Mazmanian)

Efektifitas dipilih sebagai indikator karena berhasil tidaknya suatu

implementasi kebijakan dapat dilihat dari kesesuaian pencapaian tujuan

dengan Juklak / Juknis yang telah dibuat. Keberhasilan implementasi

kebijakan tersebut juga ditentukan oleh beberapa variabel yang

mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan informal pada keseluruhan

proses implementasi. Variabel-variabel yang dimaksud dapat

diklasifikasikan menjadi 3 kategori besar, yaitu :

a. Mudah tidaknya masalah yang akan digarap untuk dikendalikan

b. Kemampuan keputusan kebijaksanaan untuk menstrukturkan

secara tepat proses implementasinya

c. Variabel diluar kebijaksanaan yang mempengaruhi proses

implementasi.

Page 45: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xlv

2. Komunikasi (diadopsi dari Van Meter Horn, Grindle, dan Erward III)

Komunikasi dipilih sebagai indikator karena keberhasilan suatu proses

implementasi sangat dipengaruhi oleh transmisi kebijakan kepada para

pelaksana, target grup, dan pihak lain yang berkepentingan langsung

maupun tidak langsung terhadap kebijakan agar dapat diterima dengan

jelas sehingga diantara meraka mengetahui apa yang menjadi maksud,

tujuan, dan sasaran serta substansi dari kebijakan publik tersebut. Jika

proses komunikasi tidak jelas, maka mereka tidak akan tahu apa yang

seharusnya dipersiapkan dan dilaksanakan agar tujuan kebijakan dapat

dicapai secara efektif dan efisien.

Komunikasi merupakan proses transformasi kebijakan tidak saja kepada

para pelaku kebijakan (policy implementor), tetapi juga kepada kelompok

sasaran (target groups) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) yang

konsentrasi pada masalah kebijakan. Melalui proses komunukasi ini para

pelaku tang teridentifikasi dalam struktur birokrasi menjadi jelas (clarity)

apa yang menjadi substansi kebijakan mencakup apa yang menjadi tujuan,

sasaran, dan arah kebijakan.

Implementasi akan berjalan efektif bila ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan

dipahami oleh individu-individu yang bertanggung jawab dalam kinerja

kebijakan. Dengan begitu, sangat penting untuk memberi perhatian yang

besar kepada kejelasan ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan,

ketepatan komunikasinya dengan para pelaksana, dan konsistensi atau

Page 46: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xlvi

keseragaman dari ukuran dasar dan tujuan-tujuan yang dikomunikasikan

dengan berbagai sumber informasi.

3. Sikap pelaksana (diadopsi dari Van Meter dan Horn, Grindle, Sabatier dan

Mazmanian, Edward III, dan Smith)

Proses implementasi juga ditentukan oleh pemahaman, pengetahuan, dan

ketaatan aparat pelaksana terhadap tujuan kebijakan. Pemahaman

pelaksana tentang tujuan umum maupun ukuran-ukuran dasar dan tujuan-

tujuan kebijakan merupakan satu hal yang penting. Implementasi

kebijakan yang berhasil harus diikuti oleh kesadaran terhadap kebijakan

tersebut secara menyeluruh. Hal ini berarti bahwa kegagalan suatu

implementasi kebijakan yang berhasil harus diikuti oleh ketidaktaatan para

pelaksana terhadap kebijakan.

4. Kepatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran (diadopsi dari Grindle dan

Smith)

Kepatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran sangat berpengaruh pada

keefektifan pelaksanaan kebijakan. Kepatuhan yang dimaksud adalah

kepatuhan kelompok sasaran terhadap aturan dan prosedur yang ada.

Karena jika kelompok sasaran tidak patuh pada aturan dan prosedur yang

berlaku, maka tujuan kebijakan tidak dapat tercapai. Daya tanggap juga

sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program. Karena semakin

banyak kelompok sasaran yang ikut berpartisipasi, maka tujuan program

akan cepat tercapai.

Page 47: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xlvii

Adapun penjelasan tentang indikator yang digunakan tersebut akan dijelaskan

pada bagian selanjutnya.

IV. Perda Surakarta No. 8 Tahun 2007 tentang Program Pemeliharaan

Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS)

Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan sehari-

hari. Tanpa kesehatan, orang sehebat apapaun, orang sepintar apapun, tidak bisa

dengan bebas dan leluasa melakukan pekerjaannya. Kesehatan merupakan faktor

terpenting bagi manusia. Karena itu, pembangunan kesehatan di kota Solo

mendapatkan prioritas utama dari pemerintah kota. Sehingga diharapkan dinas

kesehatan melalui puskesmas, rumah sakit, klinik dan lain-lain mampu melayani

dan memaksimalkan pelayanan untuk masyarakat di kota Solo.

Pelayanan kesehatan harus selalu ditingkatkan dari hari ke hari, untuk

membantu warga masyarakat miskin. Untuk lebih melayani masyarakat miskin,

pemerintah kota Surakarta membuat Perda Surakarta No. 8 Tahun 2007 tentang

Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) yang sudah

dimulai pada bulan Januari 2008.

PKMS merupakan program yang digalakkan oleh pemerintah kota

Surakarta untuk mengakomodasi warga masyarakat Surakarta yang belum

tercover untuk masalah layanan kesehatan. PKMS ini merupakan semacam

asuransi kesehatan yang berhak diperoleh masyarakat Surakarta dalam hal

pelayanan kesehatan.

Page 48: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xlviii

Jenis kartu kepesertaan PKMS ada dua yaitu Gold Card dan Silver Card.

Peserta Gold Card adalah masyarakat miskin yang terdaftar di Keputusan Wali

Kota tentang penetapan masyarakat miskin tetapi belum tertampung di Program

ASKESKIN Pemerintah Pusat (di luar Kuota dan masyarakat miskin yang belum

masuk Keputusan Wali Kota dengan pernyataan dari Kelurahan dan disahkan oleh

Tim Verifikasi Tingkat Kota, tim verifikasi adalah pegawai dari UPTD PKMS

yang berada di bawah dinas Kesehatan Kota Surakarta. Sedangkan peserta Silver

Card adalah semua masyarakat kota Surakarta yang mendaftar sebagai peserta

PKMS.

Adapun jenis pelayanannya, antara lain:

a. Pelayanan di Puskesmas

Meliputi konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan;

pelayanan laboratorium; tindakan medis; pemeriksaan ibu hamil / ibu nifas /

menyusui, bayi, balita; serta pemberiaan obat.

b. Pelayanan di Puskesmas Rawat Inap

Meliputi akomodasi rawat inap; konsultan medis, pemeriksaan fisik dan

penyuluhan kesehatan; tindakan medis; pemeriksaan dan pengobatan gigi;

pemberiaan obat, pertolongan persalinan, dan pelayanan gawat darurat.

c. Pelayanan di Rumah Sakit Daerah Kota Surakarta

Meliputi pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap dengan fasilitas klas III,

dan pelayanan persalinan.

d. Pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Pemerintah / Swasta yang bekerja sama

dengan pemerintah kota Surakarta (MoU)

Page 49: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xlix

Meliputi akomodasi rawat inap klas III; konsultasi medis, pemeriksaan fisik

dan penyuluhan kesehatan; penunjang diagnostik: laboratorium klinik,

radiologi dan elektro magnetik; tindakan medis kecil dan sedang, operasi

kecil dan sedang; pemberian obat sesuai formularium rumah sakit Program

Jamkesmas serta pelayanan gawat darurat.

E. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penjelasan di atas maka dalam penelitian ini yang dimaksud

evaluasi implementasi Perda Surakarta No. 8 Tahun 2007 tentang Program

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) adalah suatu jalan atau

tindakan untuk menilai berhasil tidaknya pelaksanaan program dalam mencapai

tujuan program PKMS yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui evaluasi

implementasi Perda Surakarta No. 8 Tahun 2007 tentang Program Pemeliharaan

Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) ini, perlu diketahui seberapa jauh

program ini diimplementasikan sesuai dengan Juklak dan mendekati tujuan yang

telah ditetapkan. Dalam penelitian ini pembahasan akan meliputi tahap

interpretasi, pengorganisasian, dan aplikasi.

Untuk mengetahui bagaimana proses evaluasi implementasi Perda

Surakarta No. 8 Tahun 2007 tentang Program Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat Surakarta (PKMS) pada TA 2008, indikator yang digunakan adalah:

1. Efektifitas (diadopsi dari Sabatier dan Mazmanian)

Pelaksanaan program PKMS akan efektif apabila dilaksanakan sesuai

dengan Pedoman dan Petunjuk Pelaksanaan yang ada. Secara umum

efektifitas diartikan sebagai pencapaian hasil seperti yang dikehendaki.

Page 50: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

l

Efektifitas menurut Emerson adalah pengukuran dalam arti tercapainya

sasaran dan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Soewarno

Handayaningrat,1986: 6). Oleh karena itu untuk menilai efektivitas

pelaksanaan Program PKMS dapat dilihat dari:

a. Kepatuhan antara implementasi Perda Surakarta No. 8 Tahun

2007 tentang Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

Surakarta (PKMS) dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak)

Program PKMS.

b. Dalam implementasi Perda Surakarta No. 8 Tahun 2007

tentang Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

Surakarta (PKMS) telah berjalan sesuai dengan Juklak Program

PKMS yang telah dibuat sebelumnya.

2. Komunikasi (diadopsi dari Van Meter dan Van Horn, Grindle, dan Erward)

Komunikasi digunakan untuk menyampaikan informasi kebijakan publik

kepada pelaku kebijakan agar para pelaku kebijakan dapat mengetahui,

memahami apa yang menjadi isi, tujuan, dan arah kelompok sasaran (target

groups) kebijakan agar pelaku kebijakan dapat mempersiapkan dengan

benar apa yang harus dipersiapkan dan lakukan untuk melaksanakan

kebijakan publik agar apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan dapat

dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Gibson, Ivancevich, dan Donelly

mengartikan komunikasi sebagai “proses” yang terjadi “di dalam”

masyarakat. Komunikasi yang efektif adalah hasil dari pemahaman bersama

antara komunikator dan penerima. Dalam konteks struktur organisasi.

Page 51: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

li

Komunikasi dapat mengalir dari atas dan ke bawah (vertikal), maupun

sejajar (horisontal). (Samodra Wibawa,1994: 105-106). Terkait dengan

pelaksanaan program, komunikasi yang baik dan lancar akan sangat

mendukung pelaksanaan program, karena komunikasi akan mempermudah

penerimaan maupun pelaksanaan program. Komunikasi dalam pelaksanaan

program PKMS adalah komunikasi vertikal dan horisontal. Komunikasi

vertikal yang dimaksud adalah komunikasi antar aparat pelaksanaan dari

tingkat atas ke tingkat bawahnya yaitu mulai dari walikota, kepala Dinas

Kesehatan kota Surakarta, kepala UPTD PKMS, dan kepala sub bagian tata

usaha UPTD pemeliharaan masyarakat maupun sebaliknya serta komunikasi

antar pelaksana dalam hal ini kepala UPTD PKMS dan bagian tata usaha

UPTD pemeliharaan masyarakat dengan kelompok sasaran. Sedangkan

komunikasi horisontal adalah komunikasi atau koordinasi antar aparat yang

setingkat.

Komunikasi vertikal dilihat dari:

a. Kejelasan walikota, kepala Dinas Kesehatan kota Surakarta, kepala

UPTD PKMS, dan kepala sub bagian tata usaha UPTD pemeliharaan

masyarakat dalam memberikan perintah, arahan dan petunjuk

pelaksanaan Program PKMS pada masyarakat dan kelompok sasaran.

b. Kesempatan kelompok sasaran untuk menyampaikan permasalahan

dan usul yang menyangkut pelaksanaan PKMS

Komunikasi horisontal dilihat dari: Koordinasi antar Puskesmas, dan RSD

kota Surakarta

Page 52: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lii

3. Sikap Pelaksana (diadopsi dari Grindle, Van Meter dan Van Horn, Sabatier

dan Mazmanian, Edward III, dan Smith)

Implementasi Perda Surakarta No. 8 Tahun 2007 tentang Program

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) membutuhkan

sikap positif dari aparat pelaksana. Sikap ini ditentukan oleh pemahaman

para aparat pelaksana dan terhadap tujuan dari program PKMS. Mereka juga

harus memahami aspirasi masyarakat dan mampu menggerakkan

masyarakat agar mau melaksanakan program sesuai aturan yang telah

dibuat.

Sikap pelaksana dapat dilihat dari :

a. Pengetahuan UPTD PKMS, pihak Puskesmas dan rumah sakit terhadap

tujuan PKMS.

b. Ketaatan UPTD PKMS, pihak Puskesmas dan rumah sakit untuk

mematuhi prosedur dan ketentuan yang berlaku.

Kerjasama antar pelaksana sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

program, hal ini seperti yang diungkapkan dalam Journal of Healthcare

Policy vol.2, no.3 (Nassera Touati,2007: 12)

Success resulted from establishing synergy between clinical and administrative leadership. Stakeholder support, for instance, was made possible by the efforts of the regional board, which rallied to champion certain hospital medical directors and clinical leaders, who in turn banked on the nurse case managers. Similarly, stakeholder coordination was carried out by relying on administrative and clinical leaders. (Keberhasilan dihasilkan dari membangun sinergi antara klinis kepemimpinan dan administrasi. Pihak yang mendukung, misalnya, juga harus bekerjasama diberbagai lapisan, mulai upaya regional untuk direktur medis rumah sakit dan klinik pemimpin, yang pada gilirannya banked pada manajer. Demikian pula, pihak koordinasi dilakukan dengan mengandalkan administratif dan klinis pemimpin.)

Page 53: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

liii

4. Kepatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran (diadopsi dari Grindle dan

Smith)

Kepatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran sangat berpengaruh pada

keefektifan pelaksanaan program PKMS. Kepatuhan disini berupa kepatuhan

kelompok sasaran, khususnya masyarakat Surakarta yang mendaftar menjadi

anggota PKMS terhadap aturan dan prosedur yang ada. Sedangkan daya

tanggap berupa partisipasi kelompok sasaran dalam pelaksanaan program.

Kepatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran ini dapat dilihat dari :

a. Partisipasi kelompok sasaran PKMS untuk mendaftar menjadi anggota

PKMS.

b. Kepatuhan kelompok sasaran ketika memperoleh pelayanan kesehatan.

Page 54: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

liv

Gambar 1.6 Skema Kerangka Pemikiran

F. Definisi Konseptual

Definisi konsep dari variabel penelitian ini dimaksudkan untuk

menghindari timbulnya perbedaan pengertian atau persepsi antara konsep peneliti

dan pembaca.

Definisi konseptual dari penelitian ini adalah :

a. Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menilai berhasil tidaknya pelaksanan

kebijakan.

b. Implementasi program adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk

mencapai tujuan program yang telah ditetapkan menurut prosedur yang ada.

Indikator yang mempengaruhi: 1. Efektifitas 2. Komunikasi 3. Sikap pelaksana 4. Kepatuhan dan daya

tanggap kelompok sasaran

Implementasi

Evaluasi

1. Interpretasi 2. Pengorganisasian 3. Aplikasi

Perda Surakarta No. 8 Tahun 2007 tentang Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS)

Tercipta masyarakat yang sehat dan produktif

Page 55: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lv

c. Perda Surakarta No. 8 Tahun 2007 tentang Program Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat Surakarta (PKMS) adalah program pelayanan kesehatan yang

bertujuan memberikan jaminan pemeliharan kesehatan bagi masyarakat kota

Surakarta terutama bagi masyarakat miskin.

d. Evaluasi Implementasi Perda Surakarta No. 8 Tahun 2007 tentang Program

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) adalah suatu tindakan

untuk menilai atau melihat berhasil tidaknya program dalam mencapai tujuan

dari program PKMS menurut prosedur yang ada dalam Juklak.

G. Definisi Operasional

Evaluasi Implementasi Perda Surakarta No. 8 Tahun 2007 tentang

Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) dalam

penelitian ini adalah merupakan upaya untuk mendeskripsikan pelaksanaan

program PKMS TA 2008 mulai dari tahap interpretasi, pengorganisasian, dan

tahap aplikasi.

1. Interpretasi : Kegiatan pada tahap ini merupakan tahapan yang berisi tentang

kegiatan mengkomunikasikan kebijakan (sosialisasi).

2. Pengorganisasian : Kegiatan pada tahap ini yaitu perencanaan pelaksanaan

kegiatan PKMS dimulai dari studi banding pembiayaan kesehatan ke

beberapa wilayah yaitu Boyolali, Karanganyar, Sukoharjo, Pati dan beberapa

wilayah selanjutnya yang dilakukan dari bulan Juni-Agustus 2007. Langkah

selanjutnya adalah penyusunan Juklak Perda (Perwali) dan SK Walikota

Surakarta.

Page 56: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lvi

3. Aplikasi : Tahap ini diawali dengan pendaftaran peserta Program PKMS

yang mulai dibuka pada tanggal 2 Januari 2008 di Unit Pelayanan Terpadu

(UPT) di kompleks Balaikota Surakarta.

Indikator yang berpengaruh terhadap evaluasi implementasi Program PKMS

tahun 2008 yaitu :

1. Efektivitas, dalam hal ini dilihat dari : Tercapai tidaknya tujuan PKMS

dengan melihat kesesuaian antara pelaksanaan Program PKMS dengan

Juklak Program PKMS

2. Komunikasi, dalam hal ini dilihat dari :

a. Komunikasi vertikal : Kejelasan pelaksana dalam memberikan

arahan, perintah dan petunjuk pelaksanaan PKMS pada masyarakat

dan kelompok sasaran, serta kesempatan kelompok sasaran untuk

menyampaikan permasalahan dan usul menyangkut pelaksanaan

PKMS.

b. Komunikasi horisontal : Koordinasi antar Puskesmas dan RSD kota

Surakarta

3. Sikap pelaksana, dilihat dari :

a. Pengetahuan UPTD PKMS, pihak Puskesmas dan rumah sakit

terhadap tujuan program PKMS

b. Ketaatan UPTD PKMS, pihak Puskesmas dan rumah sakit untuk

mematuhi pedoman dan ketentuan yang berlaku

Page 57: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lvii

4. Kepatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran, dilihat dari :

a. Partisipasi kelompok sasaran program PKMS untuk mendaftar

menjadi anggota PKMS

b. Kepatuhan kelompok sasaran ketika memperoleh pelayanan

kesehatan

H. Metodologi penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kualitatif. Sebagai suatu penelitian deskriptif, penelitian ini studi

kasusnya mengarah pada pendiskripsian secara rinci dan mendalam

mengenai potret kondisi tenteng apa yang sebenarnya terjadi menurut apa

adanya di lapangan studinya (H.B Sutopo,2002 : 111). Peneliti memakai

jenis penelitian deskriptif kualitatif karena peneliti hanya menjelaskan

tentang evaluasi pelaksanaan program PKMS dan tidak mengkaitkan

hubungan antar variabel serta tidak membuat prediksi.

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi kota Surakarta karena kota ini berbeda

dengan kota lain yaitu kota Surakarta telah menerapkan program asuransi

kesehatan bagi seluruh masyarakat Surakarta yang mendaftar menjadi

peserta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat

Surakarta

Page 58: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lviii

3. Sumber data

Data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian. Betapapun

menariknya suatu masalah penelitian, bila sumber data tidak tersedia maka

ia tidak punya arti karena tidak akan bisa diteliti (H.B Sutopo,2002: 49).

Dalam penelitian ini sumber data berasal dari :

a. Nara sumber atau informan

Narasumber atau informan adalah orang-orang yang mempunyai

posisi tertentu dan memiliki informasi yang dapat dipercaya

mengenai program PKMS. Informan tersebut diantaranya :

a) Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta

b) Kepala UPTD PKMS

c) Kepala Sub bagian tata usaha UPTD Pemeliharaan Masyarakat

d) Beberapa pegawai Rumah Sakit dan Puskesmas di Surakarta

e) Beberapa masyarakat kota Surakarta yang menjadi anggota

PKMS

b. Dokumen dan arsip

Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan

dengan suatu aktivitas tertentu. Dokumen ini berupa arsip, peraturan-

peraturan, gambar yang berkaitan dengan Program PKMS

4. Teknik Sampling

Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive

sampling dan accidental sampling. Dalam teknik purposive sampling

peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui permasalahan secara

Page 59: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lix

mendalam dan dapat dipercaya untuk dijadikan sumber (H.B Sutopo,2002:

36). Teknik purposive sampling digunakan untuk memperoleh informasi

dari kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta, kepala UPTD PKMS, kepala

Sub bagian tata usaha Pemeliharaan Kesehatan serta beberapa pegawai

Rumah Sakit dan Puskesmas di Surakarta. Sedangkan teknik accidental

sampling adalah cara pengambilan sampel dengan cara peneliti semata-

mata memilih siapa saja yang dapat diraih pada saat penelitian diadakan

sebagai respondennya (Yulius Slamet,2006: 61) dan digunakan untuk

memperoleh informasi dari beberapa masyarakat kota Surakarta yang

menjadi peserta PKMS.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara : Wawancara dilakukan secara terstuktur kepada informan

yang dianggap mengetahui informasi yang dapat dipercaya tentang

pelaksanaan program PKMS. Pada penelitian ini, wawancara

dilakukan kepada kepala UPTD PKMS, beberapa pegawai Puskesmas

/ rumah sakit, serta beberapa masyarakat Surakarta yang menjadi

peserta PKMS.

b. Dokumentasi : Mencatat data-data, dokumen, arsip dan peraturan-

peraturan yang berkaitan dengan pelaksanan program PKMS. Data

yang peneliti peroleh antara lain Juklak program PKMS serta data

kepegawaian di Dinas Kesehatan Kota Surakarta.

Page 60: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lx

6. Validitas data

Data yang telah berhasil digali, dikumpukan dan dicatat dalam

kegiatan penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh

karena itu setiap peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara

yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. (H.B

Sutupo,2002: 77). Dalam penelitian ini, teknik triangulasi data dilaksanakan

dengan membandingkan data yang sama atau pada informan yang berbeda,

artinya apa yang diperoleh dari narasumber satu, dapat lebih teruji

kebenarannya jika dibandingkan dengan data sejinis yang diperoleh dari

narasumber lain, sehingga keakuratan data dapat dipertanggungjawabkan.

7. Teknik analisa data

Analisis merupakan proses pencarian dan perencanaan secara

sistematis semua data dan arahan yang telah terkumpul agar peneliti

mengerti benar makna yang telah dikemukakannya dan dapat menyajikan

kepada orang lain. Dalam penelitian ini. Teknik analisa data yang

digunakan mengacu pada model analisis interaktif Miles dan Huberman

yang terdiri dari tiga komponen yaitu:

a. Reduksi data

Merupakan rangkaian proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan

dan abstraksi data kasar yang dilaksanakan selama berlangsungnya

proses penelitian. Yang dilakukan peneliti dalam proses reduksi

data yaitu peneliti menyusun rumusan penelitiannya secara singkat,

berupa pokok-pokok temuan yang penting.

Page 61: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxi

b. Penyajian data

Merupakan rangkaian informasi yang memungkinkan kesimpulan

riset dapat dilakukan dengan melihat suatu penyajian data. Dalam

tahap ini peneliti membuat cerita yang sistematis dan logis agar

makna penelitiannya menjadi lebih mudah untuk dipahami.

c. Penarikan simpulan

Tahap penyimpulan dari rangkuman dan olahan data yang berupa

gejala dan kasus di lapangan dari pengumpulan data yang telah

tersusun dengan runtut dan logis. Peneliti melakukan usuha untuk

menarik kesimpulan berdasar dari reduksi data dan penyajian data.

Ketiga komponen tersebut aktivitasnya berbentuk interaksi dengan

proses pengumpulan data yang menggunakan siklus. Peneliti bergerak

diantara ketiga komponen tersebut.

Gambar 1.7 Model analisis interaktif Miles dan Huberman

(Sumber : H.B Sutupo,2002: 96)

Penarikan simpulan / verifikasi

Pengumpulan data

Reduksi data Sajian data

Page 62: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxii

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Sebaran Penduduk Miskin di Kota Surakarta

Berkaitan dengan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat Miskin Kota Surakarta, perlu ditetapkan jumlah penduduk miskin

di Kota Surakarta yang menjadi fokus utama dari Program PKMS Gold dan

untuk menunjang Program PKMS Gold yang dilaksanakan di Kota Surakarta.

Berdasarkan Keputusan WaliKota Surakarta Nomor 470/36/1/2007 tentang

Penetapan Jumlah Penduduk Miskin Kota Surakarta berdasarkan atas

pendataan DKRPP-KB Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Jumlah Keluarga Miskin (GAKIN)

Kota Surakarta Tahun 2007

No Kecamatan Jml Gakin

Jml jiwa Gakin

Jml KK

Jml pnduduk

Jml RT

Jml RW

Jml kelurhn

% kota

1 Banjarsari 6.812 26.061 40.255 161.420 849 169 13 29,46 2 Jebres 6.230 21.615 32.408 140.486 631 149 11 24,43 3 Pasar

Kliwon 5.296 18.208 20.686 87.248 424 100 9 20,45

4 Laweyan 4.407 14.658 25.814 109.320 454 105 11 16,57 5 Serengan 2.372 7.932 13.579 63.035 309 72 7 8,97 Sumber : DKRPP-KB

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase

masyarakat miskin yang berada di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta

adalah sebesar 29,46 persen atau merupakan kecamatan terbesar pertama

di Kota Surakarta yang memiliki jumlah masyarakat miskin yaitu dengan

Page 63: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxiii

40.255 orang miskin dari 6.812 keluarga miskin yang ada di Kecamatan

Banjarsari tersebut. Penduduk miskin di Kecamatan Banjarsari merupakan

yang terbanyak diantara 5 (lima) kecamatan lainnya yang ada di Kota

Surakarta. Sedangkan persentase masyarakat miskin yang berada di

Kecamatan Jebres Kota Surakarta adalah sebesar 24,43 persen. Dengan

kata lain memiliki jumlah masyarakat miskin dengan 32.408 orang dari

6.230 Keluarga miskin yang ada di kecamatan Jebres tersebut. Persentase

masyarakat miskin yang berada di Kecamatan Pasar Kliwon Kota

Surakarta adalah sebesar 20,45 persen yang memiliki jumlah masyarakat

miskin yaitu 20.686 orang dari 5.296 keluarga miskin yang ada di

Kecamatan Pasar Kliwon tersebut. Persentase masyarakat miskin yang

berada di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta sebesar 16,57 persen yaitu

sebesar 25.814 orang miskin dari 4.407 keluarga miskin yang ada di

Kecamatan Laweyan tersebut. Dan persentase masyarakat miskin yang

berada di Kecamatan Serengan Kota Surakarta sebesar 8,97 persen.

Dengan kata lain, Kecamatan Serengan di Kota Surakarta memiliki jumlah

masyarakat miskin terbesar kelima atau paling sedikit mempunyai jumlah

masyarakat miskin di Kota Surakarta yaitu sebesar 13.579 orang miskin

dari 2.372 keluarga miskin yang ada di Kecamatan Laweyan.

Tabel 2.2

Jumlah Keluarga Miskin Di Kota Surakarta Tahun 2007

Jumlah Gakin

Jumlah Jiwa

Gakin

Jumlah KK

Jumlah Penduduk

Jmlh RT

Jmlh RW

% Kota

25,117 88,474 132,742 561,509 2,667 595 100.00 Sumber : DKRPP-KB

Page 64: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxiv

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah seluruh

masyarakat miskin yang ada di Kota Surakarta kurang lebih sekitar 15

(lima belas) persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa di Kota Surakarta

jumlah masyarakat miskin masih banyak dan membutuhkan penanganan

yang khusus oleh pemerintah daerah.

B. Dinas Kesehatan Kota Surakarta

1. Tugas Pokok dan Fungsi

Fungsi Dinas Kesehatan Kota Surakarta adalah melaksanakan berbagai

macam usaha dalam bidang kesehatan di Kota Surakarta. Untuk

melaksanakan fungsi tersebut, Dinas Kesehatan Kota Surakarta

mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a. Pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang kesehatan

b. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas serta pelayanan

administrasi

c. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan terapan serta pendidikan

dan pelatihan tertentu dalam rangka mendukung kebijakan di bidang

kesehatan

d. Pelaksanaan fungsional

2. Visi

Visi pembangunan kesehatan Kota Surakarta yang ingin dicapai adalah ”

terwujudnya Budaya Hidup Bersih dan Sehat Serta Mutu Pelayanan

menuju Solo sehat 2010”.

Page 65: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxv

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya maka Dinas Kesehatan Kota

Surakarta adalah penggerak pembangunan kesehatan guna terwujunya

budaya hidup bersih dan sehat serta mutu pelayanan menuju Solo Sehat

2010.

3. Misi

Misi, fungsi, dan kewenangan seluruh jajaran organisasi kesehatan di Kota

Surakarta, yang bertanggungjawab secara teknis terhadap pencapaian

tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan Kota Surakarta. Untuk

mewujudkan visi tersebut ada misi yang diemban yaitu :

a. Memberdayakan kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan

sehat.

Peran aktif masyarakat termasuk swasta, sangat penting dan akan

menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Potensi masyarakat

termasuk swasta, baik berupa organisasi, upaya, tenaga, dana,

teknologi, serta mekanisme pengambilan keputusan, merupakan aset

yang cukup besar untuk digalang. Masyarakat tidak hanya sebagai

obyek pembangunan tetapi sekaligus sebagai subyek pembangunan.

Masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam melayani, melaksanakan

advokasi, serta mengkritisi pembangunan kesehatan baik secara

individu, kelompok, maupun masyarakat luas.

b. Melaksanakan penanggulangan masalah kesehatan individu, keluarga,

masyarakat, dan lingkungannya.

Page 66: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxvi

Disamping berperan sebagai administrator, maka Dinas Kesehatan

juga melakukan pembangunan kesehatan yang meliputi : upaya

kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.

c. Meningkatkan kinerja dan upaya kesehatan yang bermutu, merata, dan

terjangkau

Peningkatan kinerja dan mutu upaya kesehatan dilakukan Dinas

Kesehatan melalui pengembangan kebijakan pembangunan kesehatan,

yang meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis, dan

pengembangan standar dan pedoman berbagai upaya kesehatan.

d. Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel

Keberhasilan pembangunan berwawasan kesehatan tidak hanya

semata-mata hasil usaha keras sektor kesehatan saja, tetapi sangat

dipengaruhi oleh kontribusi dari berbagai sektor pembangunan lainnya.

Dinas kesehatan berperan sebagai penggerak utama dalam

memfasilitasi sektor-sektor lain agar segala upayanya memberikan

kontribusi yang positif terhadap perwujudan pembangunan

berwawasan kesehatan. Dengan terciptanya kesehatan yang akuntabel

di lingkungan Dinas Kesehatan, diharapkan fungsi-fungsi administrasi

dapat terselenggara secara efektif dan efisien yang didukung oleh

sistem informasi kesehatan, IPTEK, serta hukum kesehatan.

Page 67: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxvii

4. Tujuan

Tujuan pembangunan kesehatan Kota Surakarta adalah :

a. Meningkatkan pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berhasil

guna, berdaya guna serta terjangkau oleh segenap lapisan masyarakat

dengan menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif.

b. Meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, swasta, organisasi

profesi, dan dunia usaha guna memenuhi ketersediaan sumber daya.

c. Meningkatakan kesehatan individu, keluarga, masyarakat beserta

lingkungannya.

5. Sasaran

Agar pembangunan kesehatan dapat diselenggarakan dengan berhasil guna

dan berdaya guna, maka sasaran yang akan dicapai pada akhir tahun 2010

adalah :

a. Tersedianya berbagai kebijakan, pedoman yang menunjang

pembangunan kesehatan

b. Terbentuk dan terselenggaranya sistem informasi kesehatan

c. Tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu serta mencukupi,

terdistribusi secara adil dan merata serta termanfaatkan secara berhasil

guna dan berdaya guna.

d. Tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi

(Rp. 100.000,-/kapita), teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara

berhasil guna dan berdaya guna.

Page 68: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxviii

e. Terselenggaranya sistem survailan dan kewaspadaan dini serta

penaggulangan kejadian luar biasa/wabah

f. Terselenggaranya upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

masyarakat secara merata, adil, dan terjangkau.

g. Tersedianya obat dan pembekalan kesehatan yang aman, bermutu, dan

bermanfaat seta terjangkau oleh masyarakat.

h. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka pemberdayaan

masyarakat dan mengembangkan perilaku sehat.

6. Rencana Strategis

Untuk melaksanakan visi dan misi Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam

bidang kesehatan ditetapkan rencana strategis untuk mewujudkannya.

a. Tujuan

a) Sebagai acuan bagi jajaran Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam

pelaksanaan program dan tolak ukur penilaian kinerja

pembangunan kesehatan Kota Surakarta selama lima tahun

b) Sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Kota Surakarta dalam

menyusun Kebijakan Pembangunan Bidang Kesehatan pada

khususnya dan Kota Surakarta membangun pada umumnya

c) Sebagai bahan masukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kota Surakarta dalam mengambil keputusan Kota Surakarta

membangun

Page 69: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxix

d) Sebagai informasi dan bahan masukan bagi institusi kesehatan,

institusi pendidikan, dan institusi lain serta masyarakat untuk

berperan aktif dalam Kota Surakarta membangun kesehatan

b. Sasaran

Sasaran Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Surakarta adalah

tertata dan meningkatnya pelayanan serta manajeman kesehatan yang

akuntabel sesuai dengan amanat yang tercantum di dalam UUD 1945,

UU N0. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan dan Sistem Kesehatan

Nasional, tanpa mengurangi fungsi organisasi sebagai bagian dari

pemerintahan Daerah.

c. Landasan hukum

Rensra Dinas Kesehatan Kota Surakarta tahun 2006-2010 disusun

berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai berikut :

a) Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H 1 tentang : hak untuk

hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan

mendapatkan lingkunagn yang baik dan sehat, dan hak

mendapatkan pelayanan kesehatan

b) Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

c) Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

d) Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional

Page 70: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxx

e) Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah

f) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 108 tahun 2000

tentang Tatacara Pertanggungjawaban Kepala Daerah

g) Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2004-

2009

h) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

i) Kepmenkes RI Nomor 004/Menkes/VIII/2003 tentang Indonesia

Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Propinsi Sehat dan

Kabupaten/Kota Sehat

j) Kepmenkes RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

k) Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2003

tentang Rencana Strategis Propinsi Jawa Tengah Tahun 2003-

2008

d. Dasar pelaksanaan pembangunan kesehatan

a) Perikemanusiaan

Setiap kegiatan program kesehatan harus berlandaskan

perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan, dan dikendalikan oleh

keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

Page 71: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxxi

b) Hak Asasi manusia

Setiap upaya kesehatan yang diberikan adalah dalam rangka

pemenuhan kebutuhan hak asasi manusia untuk memperoleh

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang tanpa

membedakan suku, golongan, agama, status sosial ekonomi

c) Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat

Individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya bukan saja

obyek namun sekaligus pula subyek kegiatan program kesehatan.

Segenap komponen bangsa bertanggungjawab untuk memelihara

dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan

masyarakat beserta lingkungannya. Setiap kegiatan program harus

mampu menumbuhkan peranserta individu, keluarga, dan

masyarakat sedemikian rupa sehingga individu, keluarga, dan

masyarakat serta dapat menolong dirinya sendiri

d) Pengutamaan dan manfaat

Program kegiatan pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan

lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan

perorangan maupun golongan dengan memanfaatkan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang berorientasi pada peningkatan

kesehatan dan pencegahan penyakit. Pembangunan kesehatan

diselenggarakan secara berhasil guna dan berdaya guna, dengan

mengutamakan upaya kesehatan yang mempunyai daya ungkit

Page 72: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxxii

tinggi agar mamberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi

peningkatan derajat kesehatan masyarakat beserta lingkungannya

e) Akuntabilitas

Program kegiatan yang diselenggarakan harus dapat

dipertanggungjawabkan sebagai wujud pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas dan fungsi serta kewenangan pengelolaan

sumber daya dengan didasarkan perencanaan strategik

e. Kewenangan

Sesuai dengan UU 32 tahun 2004 pasal 13 tentang kewenangan

Kabupaten/Kota disebutkan bahwa kewenangan/urusan wajib

Pemerintah Kota salah satunya adalah bidang kesehatan

Untuk mewujudkan Rencana strategik Dinas Kesehatan Kota

Surakarta tahun 2006-2010 digunakan strategi dan Kebijakan sebagai

berikut :

a. Strategi

Untuk mencapai dan mewujudkan visi pembangunan kesehatan

Kota Surakarta pada tahun 2010, sesuai dengan misi yang telah

ditetapkan, maka dalam periode 2006-2010 akan ditempuh strategi

sebagai berikut :

a) Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan

masyarakat, lintas sektor, intitusi swasta, organisasi profese,

dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara

Page 73: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxxiii

pelaku pembangunan guna mendorong pembagunan

berwawasan kesehatan

b) Mewujudkan komitmen pembangunan kesehatan melalui

peningkatan advokasi kesehatan kepada stake holder

c) Mendorong pemerataan, jangkauan, dan mutu pelayanan

kesehatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan

sesuai standar pelayanan minimal

d) Memantapkan kebijakan dan manajemen pembangunan

kesehatan disemua jenjang administrasi melalui pengembangan

kebijakan, sistem informasi, keterpaduan dalam perencanaan,

penatalaksanaan dan evaluasi, serta memanfaatkan

perkenbangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

menanggulangi masalah kesehatan.

e) Mengoptimalkan sumberdaya kesehatan yang ada melalui

peningkatan kompetensi dan profesionalisme Sumber Daya

Manusia (SDM) kesehatan.

b. Kebijakan

a) Menggerakkan dan mendorong kemitraan lintas sektor dalam

rangka program optimalisasi pembangunan berwawasan

kesehatan

b) Memberdayakan masyarakat dan swasta dalam rangka

pengembangan upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat

Page 74: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxxiv

c) Meningkatkan advokasi kesehatan untuk mewujudkan

komitmen pembangunan kesehatan.

d) Mendorong dan menggerakkan peningkatan mutu upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan

e) Pemantapan dan peningkatan manajemen mutu sediaan

farmasi, perbekalan kesehatan termasuk makanan dan

minuman

f) Peningkatan keterpaduan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

dan monitoring, serta dalam evaluasi di setiap jenjang

administrasi

g) Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas di setiap jenjang

administarasi kesehatan

h) Pengembangan danpemanfaatan sistem informasi kesehatan

yang cepat, tepat, dan akurat disetiap jenjang administrasi

kesehatan dalam rangka pengambilan keputusan berdasarkan

evident base

i) Pengembangan perencanaan, pendistribusian, pendayagunaan,

serta monitoring evaluasi Sumber Daya Manusia (SDM)

kesehatan

j) Penerapan registrasi dan sertifikasi SDM kesehatan sesuai

dengan peraturan yang berlaku

Page 75: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxxv

7. Struktur Organisasi

Berdasarkan Keputusan WaliKota Surakarta Tahun 2001 tentang Pedoman

Uraian Tugas Dinas Kesehatan Kota Surakarta, susunan organisasi Dinas

Kesehatan Kota Surakarta terdiri dari :

a. Kepala dinas

Kepala dinas mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan

Daerah di bidang kesehatan

b. Bagian tata usaha

Kepala bagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan administrasi

umum, perijinan, kepegawaian, dan keuangan sesuai dengan kebijakan

teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Bagian Tata Usaha terdiri

dari :

a) Sub Bagian umum

Kepala sub bagian umum mempunyai tugas melaksanakan urusan

dalam surat menyurat, kearsipan, penggandaan, administrasi

perijinan, perjalanan dinas, rumah tangga, pengelolaan barang

inventaris, pengaturan penggunaan kendaraan dinas dan

perlengkapannya, hubungan masyarakat serta sistem jaringan

dokumentasi hukum

b) Sub Bagian Kepegawaian

Kepala Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan

pengelolaan administrasi kepegawaian

Page 76: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxxvi

c) Sub Bagian Keuangan

Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan

pengelolaan administrasi keuangan

c. Sub Dinas Bina program

Kepala Sub Dinas Bina program mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana strategis dan program kerja tahunan, mengadakan

monitoring dan pengendalian, evaluasi dan pelaporan, serta informasi

kesehatan sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala

Dinas. Sub Dinas Bina Program terdiri dari :

a) Seksi Perencanaan Pengendalian Evaluasi dan Pelaporan

Kepala Seksi Perencanaan Pengendalian, Evaluasi, dan Pelaporan

mempunyai tugas mengumpulkan, mengolah, menganalisa

data/informasi, dan mengevaluasi data/informasi secara teknis

maupun administratif serta menyusun laporan hasil pelaksanaan

rencana strategis dan program kerja tahunan dinas

b) Seksi Informasi Kesehatan

Kepala Seksi Informasi Kesehatan mempunyai tugas menghimpun

mengolah, dan menyajikan data/informasi kesehatan

d. Sub Dinas Upaya Kesehatan

Kepala Sub Dinas Upaya Kesehatan mempunyai tugas

menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan di bidang pelayanan

kesehatan, kefarmasian, makanan dan obat tradisional serta regristrasi

Page 77: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxxvii

dan akreditasi sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh

kepala dinas. Sub Dinas Upaya Kesehatan terdiri dari :

a) Seksi Pelaksanaan Kesehatan

Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas menyiapkan

bahan pembinaan puskesmas, rumah sakit, dan intitusi pelayanan

kesehatan lainnya

b) Seksi Kefarmasian, Makanan, dan Obat Tradisional

Kepala Seksi Kefarmasian, Makanan, dan Obat Tradisional

mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengendalian

program kefarmasian, makanan, minuman, dan obat tradisional.

c) Seksi Registrasi dan Akreditasi

Kepala Seksi Regristrasi dan Akreditasi mempunyai tugas

melaksanakan pendaftaran perijinan, pengawasan, kelayakan,

pengakuan, dan klasifikasi institusi kesehatan.

e. Sub Dinas Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Kepala Sub Dinas Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan, pegamatan, dan

pencegahan penyakit serta penyehatan linkungan sesuai dengan

kebijakan yang ditetapkan oleh kepala dinas. Sub Dinas Pencegahan

Penyakit dan Penyehatan Lingkungan terdiri dari :

Page 78: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxxviii

a) Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit

Kepala Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit mempunyai

tugas melaksanakan kegiatan pengamatan, pencegahan, dan

pemberantasan penyakit serta imunisasi

b) Seksi Penyehatan Lingkungan

Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan penyehatan lingkungan pemukiman, tempat

umum dan industri penyehatan makanan dan minuman serta

pengawasan peptisida dan kualitas air

f. Sub Dinas Penggerakan Peran Masyarakat

Kepala Sub Dinas Penggerakan Peran Serta Masyarakat mempunyai

tugas menyelenggarakan kesehatan masyarakat, pemberdayaan

masyarakat, dan jaminan pemelihataan kesehatan masyarakat (JPKM)

sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh kepala dinas. Sub Dinas

Penggerakan Peran Masyarakat terdiri dari :

a) Seksi Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Kepala Seksi Peningkatan Kesehatan Masyarakat mempunyai

tugas melaksanakan bimbingan teknis, terwujudnya perilaku sehat

dan peningktan derajat kesehatan.

b) Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan JPKM

Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan JPKM mempunyai

tugas melaksanakan pembinaan peran serta masyarakat, lembaga

swadaya masyarakat (LSM), organisasi sosial kemasyarakatan,

Page 79: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxxix

organisasi profesi dan dunia usaha yang bergerak di bidang

kesehatan

g. Sub Dinas Kesehatan Keluarga

Kepala Sub Dinas Kesehatan Keluarga mempunyai tugas

menyelenggarakan pembinaan kesehatan ibu dan anak, peningkatan

gizi, kesehatan reproduksi dan usia lanjut sesuai dengan kebijakan

teknis yang ditetapkan oleh kepala dinas. Sub Dinas Kesehatan

Keluarga terdiri dari :

a) Seksi Kesehatan Ibu dan Anak

Kepala Seksi Kesehatan Ibu dan Anak mempunyai tugas

melaksanakan pembinaan kesehatan ibu dan anak

b) Seksi Gizi

Kepala Seksi Gizi mempunyai tugas menyiapkan dan

melaksanakan pembinaan dalam rangka peningkatan gizi

c) Seksi Kesehatan Reproduksi/Usia Lanjut

Kepala Seksi Kesehatan Reproduksi/ Usia Lanjut mempunyai

tugas dalam melaksakan pembinaan kesehatan reproduksi dan usia

lanjut

h. Unit Pelayanan Teknis Dinas

Unit Pelayanan Teknis Dinas terdiri dari :

a) UPTD puskesmas

Page 80: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxxx

Kepala UPTD Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan

pengelolaan pusat kesehatan masyarakat sesuai dengan kebijakan

teknis yang ditetapkan oleh Kepala dinas

b) UPTD Rumah sakit Daerah

Kepala UPTD Rumah Sakit Daerah mempunyai tugas

melaksanakan pengelolaan Rumah sakit Daerah sesuai dengan

kebijakan teknis yag ditetapkan oleh Kepala Dinas

c) UPTD instalasi farmasi

Kepala UPTD instalasi Farmasi mempunyai tugas melaksanakan

pengelolaan instalasi farmasi sesuai dengan kebijakan teknis yang

ditetapkan oleh Kepala Dinas

d) UPTD Laboratorium kesehatan

Kepala UPTD Laboratorium Kesehatan mempunyai tugas

melaksanakan pengelolaan laboratorium kesehatan sesuai dengan

kebijakan teknis yang ditetaqpkan oleh Kepala Dinas

e) UPTD pemeliharaan kesehatan masyarakat

Kepala UPTD pemeliharaan kesehatan masyarakat menpunyai

tugas antara lain :

· membuat rincian rencana kerja UPTD Pemeliharaan kesehatan

masyarakat sesuai dengan program kerja Dinas kesehatan dan

kebijakan teknis Kepala Dinas.

· Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugas agar

terjadi pemerataan tugas.

Page 81: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxxxi

· Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasan

pelaksanaan tugas.

· Mengawasi pelaksanaan tugas bawahan agar tidak terjadi

penyimpangan.

· Memeriksa hasil kerja bawahan untuk mengetahui kesulitan dan

hambatan serta memberikan jalan keluarnya.

· Menilai hasil kerja bawahan secara periodik guna bahan

peningkatan kinerja.

· Melakukan analisa potensi pembiayaan pelayanan kesehatan.

· Melakukan penghitungan unit cost pembiayaan peleyanan

kesehatan.

· Mendorong terbentuknya sistem pemeliharaan kesehatan

masyarakat.

· Mengkoordinir peleksanaan verifikasi kepesertaan dan

pembiayaan.

· Mengkoordinasikan kelancaran kerjasama dengan Pemberi

Pelayanan Kesehatan (PPK).

· Melaksanakan kerjasama lintas sektoral dan lintas program guna

kelancaran tugas.

· Melaksanakan ketatausahaan pemeliharaan kesehatan

masyarakat.

· Menginventarisasi permasalahan-permasalahan guna menyiapkan

bahan petunjuk pemecahan masalah.

Page 82: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxxxii

· Melaksanakan tertib administrasi serta membuat laporan berkala

dan tahunan.

· Memberikan usul dan saran kepada atasn dalam rangka

kelancaran pelaksanaan tugas.

· Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

· Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

i. Kelompok Jabatan fungsional

Kelompok Jabatan fungsional terdiri dari :

a) Pranata komputer

b) Arsiparis

c) Pustakawan

d) Dokter

e) Dokter Gigi

f) Apoteker

g) Tenaga Perawat

h) Asisten Perawat

i) Pranata Laboratorium Kesehatan

j) Penyuluh Kesehatan Masyarakat

k) Pengawas Farmasi dan Makanan

l) Administrator Kesehatan

m) Nutrisionis

n) Perawat Gizi

Page 83: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxxxiii

o) Sanitarian

p) Entomolog Kesehatan

q) Epidemiolog Kesehatan

Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1

Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Kel. Jabatan Fungsional

Ka Sub Din Bina Program

KA Bag Tata Usaha

Ka Sub Bag Umum

Ka Sub Bag Kepeg.

Ka Sub Bag Keuangan

Ka Sub Din Upaya Kesh.

Ka Sub Din PP&PL

Ka Sub Din PPSM

Ka Sub Din Kes. Kel.

Ka Si PPE & Pel.

Ka Si Pel Kesehatan

Ka Si Peng, & pen. Peny

Ka Si Pen. Kes. Masy.

Ka Si Gizi

Ka Si Info. Kes.

Ka Si Penyeh. Ling.

Ka Si Pembr. Mas

& JPKM

Ka Si Kes Repro.

Ka UPTD RS Daerah

Ka UPTD Inst. Farmasi

Ka UPTD Puskesmas

Ka Si Kes. Ibu & Anak

Ka Si Kefarm, Mak, & Obat Trad.

Ka UPTD Lab. Kes.

Ka Si Reg. & Akred.

Ka. UPTD pem.Kes.Masy.

Page 84: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxxxiv

C. Keadaan Pegawai Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Keadaan pegawai di Dinas Kesehatan Kota Surakarta sangat beragam.

Terdiri dari PNSD, CPNS, dan honorer yang dibagi dalam berbagai tingkat

pendidikan, golongan / ruang, serta berdasar tingkat jabatan / eselon. Berikut

ini akan ditampilkan tabel mengenai jumlah PNSD Dinas Kesehatan Kota

Surakarta menurut tingkat pendidikan dan jenis kelamin, komposisi CPNS dan

Honorer Dinas Kesehatan Kota Surakarta menurut tingkat pendidikan dan

jenis kelamin, jumlah PNSD Dinas Kesehatan Kota Surakarta berdasarkan

golongan / ruang dan jabatan / eslon, serta tabel tentang jumlah CPNS Dinas

Kesehatan Kota Surakarta berdasarkan golongan / ruang.

Tabel 2.3 Komposisi PNSD Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Bulan September 2009

Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan

Laki – Laki Perempuan Jumlah

SD 5 1 6

SLTP 11 10 21

SLTA 74 192 266

D1 - - -

D2 - - -

D3 29 108 137

SARMUD 3 - 3

D4 1 5 6

S1 32 69 101

S2 4 8 12

JUMLAH 159 393 552

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Page 85: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxxxv

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah PNSD Dinas

Kesehatan Kota Surakarta bila dilihat dari tingkat pendidikan paling banyak

adalah lulusan SLTA yaitu berjumlah 266 orang. Dan bila dilihat dari jenis

kelamin sebagian besar pegawainya adalah perempuan. Dari jumlah 552 orang

pegawai, jumlah pegawai perempuan mencapai 396 orang sedangkan pegawai

laki-laki hanya 159 orang.

Tabel 2.4

Komposisi CPNS dan Honorer Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin

Bulan September 2009

CPNS Honorer Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Jumlah

SD - - 2 2 4 SLTP 1 - - - 1 SLTA 1 8 1 1 11

D1 - - - - - D2 - - - - - D3 9 53 - - 62 D4 5 5 - - 10 S1 10 10 - - 20 S2 - - - - -

TOTAL 26 76 3 3 108 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Pada tabel 2.4 dapat kita lihat bahwa jumlah CPNS dan honorer Dinas

Kesehatan Kota Surakarta bila dilihat dari tingkat pendidikan paling banyak

adalah lulusan D3 yaitu berjumlah 62 orang. Dan bila dilihat dari jenis kelamin

sebagian besar jumlah dari CPNS adalah perempuan. Dari jumlah 106 orang

pegawai, jumlah pegawai perempuan mencapai 76 orang sedangkan pegawai laki-

laki hanya 26 orang. Pegawai honorer memiliki jumlah yang sama antara laki-laki

Page 86: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxxxvi

dan perempuannya yaitu masing-masing 3 orang, yang berasal dari tingkat

pendidikan SD dan SLTA.

Tabel 2.5 Jumlah PNSD Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Berdasarkan Golongan / Ruang dan Jabatan / Eslon Bulan September 2009

Golongan / Ruang Jabatan/

eslon I/a I/c II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c Jumlah

II.a - - - - - - - - - - - - - - II.b - - - - - - - - - - - 1 - 1

III.a - - - - - - - - - - - 1 - 1

III.b - - - - - - - - - - 2 2 - 4

IV.a - - - - - - - 2 9 9 14 - - 35

IV.b - - - - - - 3 15 1 1 - - - 20

Staf 1 10 60 25 48 64 72 123 69 11 4 3 1 491 TOTAL 1 10 60 25 48 64 75 140 79 21 20 8 1 552 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Pada tabel 2.5ditampilkan data tentang jumlah PNSD Dinas Kesehatan

Kota Surakarta berdasar golongan / ruang dan jabatan / eslon. Jumlah pegawai

PNSD sebagian besar adalah pada eselon staf, yaitu sebanyak 491 orang dan

terbanyak berada pada golongan / ruang III/b dari jumlah semua PNSD, yaitu

sebanyak 140 orang.

Tabel 2.6 Jumlah CPNS Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Berdasarkan Golongan / Ruang Bulan September 2009

Golongan / Ruang Jumlah

III/b 15 III/a 15 II/c 62 II/b - II/a 9 I/c 1 I/a -

TOTAL 102 Sumber: dinas Kesehatan Kota Surakarta

Page 87: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxxxvii

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah CPNS Dinas

Kesehatan Kota Surakarta bila dilihat berdasarkan golongan / ruang paling banyak

berada pada golongan / ruang II/c yaitu berjumlah 62 orang dari jumlah seluruh

CPNS Dinas Kesehatan Kota Surakarta sebanyak 102 orang.

D. Deskriptif Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta

Program Pemeliharaan Kesehatan Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta

(PKMS) telah dilaksanakan sejak tahun anggaran 2008. tujuan umum dari

Program PKMS adalah memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh

masyarakat Surakarta sehingga mendorong tumbuhnya masyarakat yang sehat dan

produktif untuk menciptakan masyarakat Surakarta yang sejahtera.

Berdasar dari keputusan Walikota Surakarta Nomor 470/361/1/2007

tanggal 2 April 2007, jumlah warga miskin kota Surakarta sebanyak 88.474 jiwa

akan tetapi belum semua warga miskin sudah mempunyai Askeskin guna

memperoleh pelayanan kesehatan secara gratis. Oleh karena itu pada tahun 2008

APBD Kota Surakarta mengalokasikan dana PKMS sebesar 16 Milyar. Sesuai

dengan Juklak Perda Surakarta No. 8 Tahun 2007. Dana tersebut dialokasikan

65% untuk Tenaga Medis dan Paramedis, 25% untuk tenaga administrasi dan

tenaga lain, serta 10% untuk Tenaga Pembina Dinas. Dengan begitu, diharapkan

jumlah peserta PKMS dapat terus meningkat, berikut ini akan ditampilkan tabel

mengenai jumlah peserta PKMS tahun 2008.

Page 88: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxxxviii

Tabel 2.7

Jumlah Peserta PKMS Tahun 2008

Jenis Kepesertaan PKMS Jumlah Peserta

Gold 3.661

Silver 142.975

TOTAL 146.636

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Selama tahun 2008 jumlah peserta PKMS silver :142.975 dan peserta gold

:3.661,maka Jumlah semua peserta PKMS tahun 2008 sebanyak 146.636 peserta.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa banyak masyarakat Surakarta yang

berantusias untuk mengikuti program PKMS guna mendapatkan pelayanan

kesehatan. Adapun jenis pelayanan yang diterima antara lain Pelayanan Kesehatan

Rujukan PKMS di RS Pemerintah / Swasta (dengan MoU) meliputi : Akomodasi

rawat inap kelas III (biaya maksimal 2juta rupiah dengan menyertakan surat

rujukan dari Puskesmas); konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan

kesehatan; penunjang diagnosis; laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik;

tindakan medik kecil dan sedang; operasi sedang dan kecil; Pemberian obat sesuai

formularium rumah sakit Program ASKESKIN dan pelayanan gawat darurat.

PKMS sepenuhnya untuk menjamin seluruh layanan kesehatan, namun ada

layanan yang tidak dijamin oleh PKMS, yaitu: kacamata; intra oculer lens; alat

bantu dengar; alat bantu gerak; pelayanan penunjang diagnosis canggih; alat,

bahan, tindakan yang bertujuan untuk kosmetika; general check up; protesis gigi

tiruan; operasi jantung; rangkaian pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan dalam

upaya mendapat keturunan, termasuk bayi tabung dan pengobatan impotensi; serta

Page 89: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

lxxxix

jika peserta pindah kelas perawatan yang lebih tinggi. Khusus bagi peserta

pemegang Silver Card, pelayanan yang dibatasi antara lain cuci darah,

chemotherapy, dan rawat inap yang kedua dan seterusnya sebelum 1(satu) bulan

dengan kasus yang sama karena rawat inap yang pertama pulang paksa (tanpa

persetujuan dokter).

Page 90: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xc

BAB III

HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Implementasi Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta

(PKMS) Tahun 2008

Implementasi program PKMS ini terdiri dari tiga tahap yaitu :

interpretasi, pengorganisasian, dan aplikasi. PKMS ini standar yang digunakan

adalah tujuan dan target yang telah dijabarkan dalam Pedoman/Petunjuk

Pelaksanaan PKMS. Dari berbagai tahap tersabut akan dijelaskan sebagai

berikut :

1. Tahap Interpretasi (Interpretation)

Kegiatan pada tahap interptetasi ini merupakan tahapan yang berisi

tentang kegiatan mengkomunikasikan kebijakan (sosialisasi) agar seluruh

masyarakat (stakeholders) dapat mengetahui dan memahami apa yang

menjadi arah, tujuan dan sasaran (kelompok sasaran) kebijakan tadi.

Sosialisasi program PKMS bertujuan untuk menjelaskan secara mudah dan

terperinci mengenai apa itu PKMS, bagaimana cara mendaftar untuk

menjadi peserta PKMS, jenis kepesertaan yang ada di PKMS, pelayanan

apa saja yang dapat diperoleh dengan kepesertaan PKMS, pelayanan

kesehatan apa saja yang tidak dapat diakses dengan menggunakan

kepesertaan PKMS, aturan apa saja yang harus dipatuhi dan ditaati dalam

memanfaatkan kepesertaan PKMS serta segala sesuatu yang berhubungan

dengan program PKMS kepada seluruh masyarakat Surakarta, terutama

Page 91: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xci

Rumah Tangga Miskin (RTM). Sosialisasi program PKMS mulai

dilaksanakan pada bulan November 2009. Kegiatan sosialisasi

dilaksanakan di semua tingkatan baik kota, kecamatan, maupun desa/

kalurahan dengan tujuan untuk memberikan penjelasan tentang program

PKMS kepada pihak yang terlibat sehingga PKMS dapat mencapai hasil

yang optimal. Berikut ini penuturan Ibu Ida Angklaita selaku Kepala

UPTD Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat :

“Sosialisasi dilakukan dari perintah kepala SKPD ke organisasi masa di berbagai tingkat. Dari masing-masing tingkat tersebut akan disebarluaskan ke lintas sector, salah satunya melalui PKK kota, PKK kecamatan dan PKK kalurahan hingga ke tingkat PKK dasawisma. Agar hasil lebih optimal. Sosialisasi ini juga dilaksanakan dalam bentuk informal, terutama kepada rumah tangga miskin (RTM)” (Wawancara 24 April 2009).

Pernyataan di atas senada dengan yang diungkapkan oleh Ibu Heny

Nogogini selaku ketua PKK Kecamatan Laweyan sebagai berikut :

“Pada pertemuan rutin PKK bulan Januari lalu, telah dibahas tentang program PKMS. Pada waktu itu dijelaskan tentang apa itu PKMS, bagaimana cara untuk mendaftar menjadi peserta PKMS dan ketentuan-ketentuan pelayanan kesehatan apa saja yang dapat diperoleh bagi peserta PKMS. Selanjutnya informasi ini juga akan disampaikan kepada kader PKK Kalurahan untuk disebarluaskan hingga ke perkumpulan dasa wisma.” (Wawancara 28 Mei 2009).

Hal ini diperkuat dengan penuturan Ibu Mulya Darsono selaku Ketua

Pokja IV PKK Kalurahan Panularan sekaligus Ketua dasawisma RT 01 /

IV desa Begalon berikut ini.

“Penjelasan tentang program PKMS pernah kami bahas pada pertemuan PKK Kalurahan yang rutin diadakan setiap tanggal 18 dan 28, serta setiap tanggal 22 untuk PKK dasawisma. Informasi

Page 92: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xcii

tersebut saya dapatkan pada saat saya hadir pada pertemuan rutin PKK kecamatan.” Wawancara 29 Mei 2009.

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa teknik

sosialisasi yang dilakukan yaitu dengan cara penyaluran ke organisasi

masa di berbagai tingkat dan dari masing-masing tingkat tersebut akan

disebarluaskan ke lintas sektor di bawahnya. Selain itu, pihak pelaksana

juga menyebarkan brosur yang berisi informasi tentang semua hal yang

berhubungan dengan PKMS, dan jenis-jenis serta ketentuan-ketentuan

pelayanan kesehatan yang dapat diakses oleh peserta PKMS.

Indikator-indikator yang ada dalam tahap interpretasi ini dijelaskan

berikut :

a. Efektivitas

Kegiatan pada tahap interpretasi yang berwujud sosialisasi

program PKMS telah dilaksanakan secara efektif dan sesuai dengan

Juklak program PKMS tahun 2008 sehingga tujuan dari sosialisasi ini

dapat tercapai. Keefektifan dari tahap sosialisai dapat dilihat apabila

target sasaran dapat mengetahui tentang program tersebut. Sosialisasi

program PKMS tidak hanya dilakukan melalui forum formal di

berbagai lintas sector dengan mengundang semua unsur masyarakat

Surakarta termasuk warga miskin, tetapi juga dilakukan melalui forum

non formal seperti kegiatan rutin arisan bapak-bapak yang ada di setiap

RT dan sosialisasi langsung ke rumah warga miskin sehingga hasil

sosialisasi dapat lebih optimal. Hal ini terbukti dengan pengetahuan

Page 93: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xciii

Ibu Hendro warga Kecamatan Pasar Kliwon mengenai adanya

pelaksanaan program PKMS. Berikut ini penuturannya :

“Saya tahu adanya program PKMS sewaktu saya datang ketika arisan Dasawisma di kampung saya. Pada waktu itu dijelaskan tentang pelayanan kesehatan yang dapat diperoleh warga masyarakat Solo jika menjadi peserta PKMS. Serta dijelaskan pula tata cara dan syarat-syarat mendaftar untuk menjadi peserta PKMS yaitu hanya dengan membayar Rp 1.000,00 untuk kepersertaan selama satu tahun, membawa KTP atau KK yang dilegalisir oleh ketua RT, dan pas foto ukuran 2 x 3 dua lembar. “(Wawancara 26 Mei 2009).

Hal serupa juga diungkapkan Bapak Nur Faidi warga kampung

Gandekan Tengen kecamatan Jebres berikut ini :

“Kulo ngertos program PKMS nggih saking arisan Bapak-bapak teng kampung kulo Mbak. Teng mriko Pak Mulyadi petugas saking puskesmas penumping ngendiko pelayanan nopo mawon ingkang saged digunakake manawi dados peserta PKMS.” (saya tahu program PKMS ya dari arisan bapak-bapak di kampung saya mbak, di sana Pak Mulyadi petugas dari Puskesmas penumping menjelaskan pelayanan apa saja yang dapat diperoleh jika menjadi peserta PKMS).( Wawancara 16 Juni 2009).

Akan tetapi tidak semua warga yang diundang menghadiri sosialisasi

tersebut. Ada beberapa warga yang enggan untuk datang karena

berbagai alasan, seperti penuturan Bapak Suryo warga kampung

Tegalsari kalurahan Bumi berikut ini:

“Kulo mboten dugi amargi tasih nyambut damel. Nanging kulo sampun ngertos nopo niku PKMS. Kulo saget priksa gratis wonten Puskesmas kaliyan rumah sakit.” (saya tidak datang karena masih kerja. Tapi saya sudah tahu apa itu PKMS. Saya bisa periksa gratis di Puskesmas dan rumah sakit). (Wawancara 16 April 2009)

Berdasarkan wawancara tersebut diatas dapat disimpulkan

bahwa tujuan dari tahap sosialisasi program ini telah tercapai karena

Page 94: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xciv

warga masyarakat Surakarta sudah banyak yang mengetahui tentang

program PKMS. Pelayanan kesehatan apa saja yang dapat diperoleh,

serta syarat dan tata cara untuk menjadi peserta.

b. Komunikasi

Komunikasi vertikal yang terjadi dalam tahap interpretasi ini

adalah kejelasan dalam pemberian informasi dan pemahaman

mengenai program PKMS oleh tim pelaksana kota kepada kelompok

sasaran yaitu masyarakat Surakarta. hal ini diungkapkan Bapak

Untung selaku ketua RT. 01/IV Begalon, Laweyan sebagai berikut :

“Tim sosialisasi program PKMS dari dinas kesehatan kota dulu memberi penjelasan mengenai program PKMS secara gamblang baik mengenai cara pendaftaran dan pelayanan kesehatan apa saja yang dapat dinikmati jika menjadi peserta PKMS” (Wawancara, 1 Juni 2009). Bentuk komunikasi vertikal yang lain adalah kejelasan dalam

pemberian informasi dan pemahaman mengenai program PKMS dari

tim UPTD PKMS dalam mensosialisasikan program ini kepada

kelompok – kelompok masyarakat seperti PKK dan perkumpulan rutin

lainnya di berbagai lintas sektor, seperti penuturan Ibu Aris Sudibyo

berikut :

“Pada pertemuan PKK dulu, Ibu Mulyo Darsono memberi penjelasan tentang program PKMS yang memberitahukan bagaimana tatacara untuk menaftar menjadi peserta pelayanan yang dapat diterima oleh peserta dan cara perpanjangan kepesertaan PKMS” (Wawancara 4 juni 2009). Sedangkan bentuk komunikasi horizontal tampak pada saat

UPTD PKMS berkoordinasi dengan pihak rumah sakit danPuskesmas

Page 95: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xcv

untuk menyelenggarakan sosialisasi program seperti penuturan Ibu Ida

Angklaita berikut :

“Untuk sosialisasi di tingkat kecamatan maupun tingkat desa, juga dilakukan oleh tum sosialisasi yang berasal dari pihak Puskesmas ataupun rumah sakit yang nantinya akan disampaikan ke perkumpulan – perkumpulan masayarakat disemua lintas sektor” (Wawancara 24 April 2009).

Komunikasi yang dilakukan pada tahap sosialisasi yaitu

komunikasi vertikal yang terjadi antara tim pelaksana kota dengan

kelompok sasaran serta antara tim UPTD PKMS kepada kelompok

sosial masyarakat dalam memberikan penjelasan informasi tentang

semua hal yang berkaitan dengan program PKMS melalui proses

sosialisasi. Bentuk komunikasi yang kedua adalah komunikasi

horisontal yang terjadi antara UPTD PKMS dengan pihak rumah sakit

dan Puskesmas dalam menyelenggarakan sosialisasi program.

Komunikasi yang dilakukan pada proses sosialisasi telah terlaksana

dengan baik. Informasi yang di sampaikan sudah tepat sasaran dan

mudah untuk dipahami.

c. Sikap Pelaksana

Dalam pelaksanaan pada tahap Interprestasi ini, dukungan yang

diberikan oleh para pelaksana program cukup positif. Hal ini

ditunjukkan dengan pengetahuan dan pemahaman mereka akan

pentingnya sosialisasi program PKMS kepada warga mesyarakat

Surakarta yang menjadi sasaran dari program ini. Seperti yang

diungkapkan oleh Ibu Ida Angklaita berikut ini :

Page 96: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xcvi

“Agar semua masyarakat mengetahui adanya program ini maka kami bersama perangkat Rumah Sakit Daerah dan Puskesmas aktif melakukan sosialisasi melalui berbagai forum. cara ini lebih efektif dan langsung sampai ke semua lapisan masyarakat, karena Informasi ini akan dirteruskan ke tingkat bawah”( Wawancara 24 April 2009). Sikap positif para pelaksana program ini juga tampak pada

ketaatan para pelaksana program untuk menyelenggarakan sosialisasi

dengan mendukung seluruh komponen mesyarakat sesuai ketentuan

dalam Juklak. Hal ini diungkapkan Ibu Ida Angklaita sebagai berikut :

“Waktu sosialisasi kami mengundang wakil – wakil masyarakat terutama para tokoh masyarakat yang aktif dalam kegiatan antara lain Kader PKK dan Kader Posyandu untuk tiap Kalurahan serta perwakilan dari Rumah Tangga Miskin. namun saat itu RTM yang hadir cuma sedikit” (Wawancara 24 April 2009) Keberhasilan proses sosialisasi tidak luput dari pemahaman

para pelaksana yang sudah menguasai materi. Semua dijelaskan pada

proses sosialisasi ini, mulai dari tata cara pendaftaran hingga

bagaimana cara mendapatkan pelayanan kesehatan dengan

memanfaatkan kepesertaan PKMS.

d. Kepatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran

Daya tanggap kelompok sasaran dalam tahap sosialisasi ini

masih kurang. Hal ini terlihat dari rendahnya partisipasi atau

keengganan mereka untuk menghadiri sosialisasi yang diadakan oleh

Dinas Kesehatan Kota Surakarta, keengganan ini tercermin dalam

penuturan Bapak Suryo warga kampung Bumi kalurahan Bumi berikut

ini :

Page 97: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xcvii

“Kula sak jane nggih diundang sosialisasi PKMS, hananging kula mboten dugi. mangke langsung tumut daftar mawon, melu – melu sanesipun” (Saya sebenarnya juga diundang sosialisasi PKMS, tapi saya tidak datang, nanti langsung ikut daftar saja, ikut – ikutan yang lain). (Wawancara 16 April 2009). Hal serupa juga disampaikan olerh Bapak Sujaryanto warga

kampung Baron Kunden berikut ini :

“Kulo diundang teng sosialisasi PKMS, nanging kulo mboten teko, kadose niku meh sami program ASKESKIN, dadose kulo sak grammyangan sampun mudheng” (Saya diundang di sosialisasi PKMS, tapi saya tidak datang, sepertinya program itu hampir sama dengan program ASKESKIN, jadi kurang lebihnya saya sudah paham) (Wawancara 12 Juni 2009). Pernyataan di atas diperkuat oleh penuturan Ibu Ida Angklaita

berikut ini :

“Pada proses sosialisasi, kami membuat sekitar 200 undangan yang ditujukan untuk kader kesehatan, perwakilan penduduk tidak mampu dari berbagai kecamatan yang sebagian besar berprofesi sebagai petugas sampah. Akan tetapi perwakilan dari penduduk tidak mampu banyak yang tidak hadir”. (Wawancara 24 April 2009) Dari wawancara tersebut dapat dilihat bahwa warga yang

menjadi sasaran program ini mengetahui adanya program PKMS. akan

tetapi mereka enggan datang ke acara sosialisasi, mereka menganggap

itu hanyalah program biasa yang nantinya akan mudah dimengerti

setelah mendaftar menjadi peserta dan ketika menggunakan layanan

kesehatan tersebut.

Page 98: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xcviii

2. Tahap Pengorganisasian

Tahap pengorganisasian yaitu kegiatan PKMS dimulai dari studi

banding pembiayaan kesehatan ke beberapa wilayah anatara lain Boyolali,

Karanganyar, Sukoharjo dan Pati yang dilakukan dari Bulan Juni –

Agustus 2007. Seperti penuturan Ibu Ida Angklaita sebagai berikut:

“Proses implementasi sangat cepat, dimulai pada tahapan

penyusunan perubahan Perda Pelayanan Kesehatan Perda nomor 8 tahun

2007 tentang retribusi pelayanan hingga studi banding pembiayaan ke

beberapa wilayah dilakukan dari bilan Juni – Agustus 2007”. (Wawancara

24 April 2009).

Setelah studi banding selesai, selanjutnya dilakukan identifikasi

Rumah Tangga Miskin (RTM) untuk mengelompokkan masyarakat yang

layak menerima kepesertaan PKMS jenis Gold. Kartu kepesertaan jenis

gold hanya diperuntukkan bagi masyarakat Surakarta yang digolongkan

sampai penduduk miskin dan belum mempunyai asuransi kesehatan.

Kegiatan identifikasi RTM dengan menggunakan data statistik dari hasil

pendataan DKRPP – KB kota Surakarta tahun 2007. Selain itu warga yang

mendaftar menjadi peserta PKMS jenis gold juga akan ditinjau langsung

ke tempat tinggal oleh tim verifikasi dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta.

Hal ini dikemukakan oleh staf UPTD PKMS Bapak Didik sebagai berikut

:

“Identifikasi rumah tangga miskin dilakukan atas dasar statistik dari DKRPP – KB tahun 2007. Data itu digunakan karena dinilai valid dan sesuai dengan keadaan penduduk langsung ke rumah

Page 99: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

xcix

warga yang mendaftar menjadi peserta PKMS jenis Gold” (Wawancara 1 Juni 2009).

Hal serupa juga dikemukakan oleh Ibu Ida Angklaita berikut ini

“Masyarakat yang mendaftar menjadi peserta PKMS jenis gold adalah masyarakat yang dinyatakan miskin oleh DKRPP – KB dan dari pihak kamipun juga akan melakukan verivikasi langsung ke rumah warga”(Wawancara 1 Juni 2009). Berdasarkan wawancara tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

proses identifikasi rumah tangga miskni tidak hanya didasarkan pada data

dari DKRPP–KB, akan tetapi tim verifikasi dari dinas Kesehatan kota

Surakarta juga akan langsung mendatangi rumah warga untuk meninjau

ulang yang sebenarnya. Hal tersebut diperkuat oleh penuturan Bapak

Warseno salah seorang warga Banjarsari yang rumahnya telah didatangi

oleh tim verifikasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta berikut ini”

“Griya kulo sampun nate ditekani petugas sing saking dinas kesehatan. Sak derenge kulo mboten ngertos nek ajeng ditekani siji-siji tekan omahe”. (Rumah saya sudah pernah didatangi petugas yang dari dinas kesehatan. Sebelumnya saya tidak tahu kalau akan didatangi satu-satu sampai ke rumahnya). (Wawancara 6 Agustus 2009). Indikator – indikator yang ada dalam tahap pengorganisasian ini

disesuaikan sebagai berikut :

a. Efektivitas

Kegiatan pada tahap pengorganisasian yang berwujud studi

banding pembiayaan ke beberapa wilayah dan identifikasi Rumah

Tangga Miskin (RTM) guna mengelompokkan masyarakat yang layak

untuk menerima kepesertaan PKMS jenis Gold telah dilaksanakan

secara efektif dan sesuai dengan Juklak program PKMS tahun 2008

Page 100: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

c

sehingga tujuan dari tahap pengorganisasian ini dapat tercapai.

Keefektifan tahap ini nampak pada peserta PKMS gold benar-benar

berasal dari keluarga tidak mampu. Hal ini sudah dibuktikan dengan

peninjauan ulang yang dilakukan oleh tim verifikasi.

Untuk mengidentifikasi Rumah tangga miskin UPTD PKMS

menggunakan data statistik dari hasil pendataan DKRPP – KB Kota

Surakarta tahun 2007. Data itu dipilih karena nilai cukup akurat. Selain

itu tim verifikasi akan meninjau langsung bagi warga yang

mendaftarkan kepesertaan PKMS jenis Gold. Berikut ini penuturan

bapak Didik selaku staf dari tim verifikasi.

“Kartu kepesertaan Gold diberikan kepada penduduk miskin atau mendekati miskin sesuai kriteria DKRPP – KB, akan tetapi belum masuk dalam program Jamkesmas atau Askeskin serta melalui hasil Verivikasi” (Wawancara 1 Juni 2009). Pernyataan diatas senada dengan penuturan Ibu Sundari warga

Serengan yang telah mendaftar menjadi peserta PKMS jenis Gold :

“Ngih mbak, petugas saking Dinas Kesehatan sampun nate rawuh dhateng griyo kulo kagem ninjau manai kula sak kaluwarga leres warga sing mboten mampu” (Iya mbak, petugas dari Dinas Kesehatan sudah pernah datang kerumah saya untuk meninjau langsung kalau saya sekeluarga benar-benar termasuk warga yang tidak mampu). (Wawancara 16 Juni 2009).

Hal tersebut diperkuat oleh penuturan Bapak Suryo berikut ini :

“Kulo niku leres warga sing mboten gadhah, dadose nggih kados mekaten kahananipun. Dingge urip bendinane mawon tasih kirang, dereng mangke yen pas loro. Untung enten program niki, dadose pun mboten perlu kuwatir malih. Nalika ditinjau kaliyan petugas, kulo nggih matur nopo anane”. (Saya itu benar warga yang tidak mampu, jadi ya seperti ini keadaannya. Untuk hidup setiap hari saja masih kurang, belum

Page 101: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

ci

nanti kalau jatuh sakit. Untung ada program ini, jadi sudah tidak perlu khawatir lagi. Ketika ditinjau oleh petugas, saya ya jawab apa adanya). (Wawancara 16 April 2009) Berdasarkan wawancara tersebut diatas dapat disimpulkan

bahwa tujuan dari tahap pengorganisasian program PKMS telah

tercapai, karena peserta PKMS jenis Gold benar – benar sudah sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan yaitu menurut kriteria DKRPP

– KB dan lolos melalui hasil Verifikasi.

b. Komunikasi

Komunikasi vertikal yang terjadi pada tahap pengorganisasian

ini adalah kejelasan kepala UPTD pemeliharaan kesehatan Masyarakat

dalam melakukan koordinasi Verifikasi kepesertaan dan pembiayaan.

Selain itu komunikasi yang terjadi antara tim verifikasi dengan warga

yang menjadi peserta PKMS jenis Gold. hal ini diungkapkan oleh Ibu

Ida Angklaita selaku kepala UPTD pemeliharaan kesehatan

masyarakat berikut :

“Peserta PKMS gold ditunjukkan bagi warga yang benar – benar mampu tetapi belum termasuk dalam program Jamkesmas, oleh karena itu perlu dilakukan peninjauan langsung ke lapangan guna membuktikan jika warga tersebut benar – benar tidak mampu, sehingga perlu diadakan keordinasi verifikasi kepesertaan agar proses verifikasi dapat berjalan sesuai dengan ketetapan” (Wawancara 24 April 2009). Komunikasi vertikal yang lain terjadi antara tim Verifikasi

dengan warga yang ditinjau rumahnya yaitu kejelasan tim verifikasi

dalam memberikan pertanyaan kepada warga yang rumahnya ditinjau.

Hal ini diungkapkan oleh Bapak Warseno selaku warga Banjarsari

Page 102: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

cii

yang rumahnya pernah ditinjau langsung oleh tim verifikasi, berikut ini

penuturannya :

“Nggih di tengleti kathah mbak, kadosa gadhah nopo kemawon, pinten gaji pendah sasi, pengeluarane dingge nopo mawon sing saget dilayani, sedanten dipun catet kaliyan petugas sanese niku petugas nggih mriksani griyo dumugi nglebet.” (Ya ditanyai banyak mbak, seperti punya apa saja, berapa gaji tiap bulan, pengeluaranya buat apa, ketrampilan apa saja yang bisa dilakukan, semua dicatat oleh petugas. Selain itu petugas juga memeriksa rumah sampai ke dalam). (Wawancara 6 Agustus 2009). Sedangkan bentuk komunikasi horisontal terjadi antara Tim

Verifikasi dengan Pegawai DKRPP – KB dalam hal keperluan data

jumlah penduduk miskin kota Surakarta seperti yang diungkapkan oleh

Bapak Didik berikut ini :

“Kami berkoordinasi dengan DKRPP – KB untuk memperoleh data jumlah warga miskin serta menyesuaikan indikator kemiskinan apa saja yang digunakan DKRPP – KB untuk menentukan kriteria kemiskinan”. (Wawancara 16 Juni 2009) Komunikasi yang terjadi pada tahap pengorganisasian sudah

baik. Informasi yang disampaikan mudah dimengerti dan tepat sasaran.

Hal tersebut dapat terlihat ketika kejelasan pemberian informasi yang

dilakukan oleh kepala UPTD pemeliharaan kesehatan Masyarakat

dalam melakukan koordinasi Verifikasi kepesertaan dan pembiayaan

serta komunikasi antara Tim Verifikasi dengan Pegawai DKRPP – KB

dalam hal keperluan data jumlah penduduk miskin kota Surakarta.

c. Sikap Pelaksana

Page 103: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

ciii

Pengetahuan dan pemahaman para pelaksana pada tahap

pengorganisasian sudah cukup baik. Hal ini terbukti dengan adanya

peran aktif tim verifikasi untuk meninjau langsung ke lapangan

bagaimana kondisi warga yang mendaftar menjadi peserta PKMS jenis

gold seperti yang diungkapkan oleh Bapak Didik Berikut :

“Semua tim dikerahkan untuk meninjau,hal ini dilakukan agar tidak terjadi kekeliruan dan program menjadi tepat sasaran, karena kepesertaan jenis gold hanya diperuntukkan bagi warga miskin dan belum memiliki asuransi kesehatan” (Wawancara 16 Juni 2009).

Hal tersebut diperkuat oleh penuturan Bapak Warseno berikut ini:

“Petugas dugi griyo, nopo mawon dicatet, kulo nggih ditangleti macem-macem”. (Petugas datang ke rumah, apa saja dicatat, saya juga ditanyai macam-macam). (Wawancara 6 Agustus 2009).

Pelaksana program menyadari betapa pentingnya proses

pengorganisasian, sehingga harus dilaksanakan secara tepat agar

program dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang sudah dibuat.

Hal ini disampaikan oleh Ibu Ida Angklaita sebagai berikut :

“Proses identifikasi rumah tangga miskin sangat penting untuk dilakukan. Kita harus memastikan bahwa program PKMS dapat tepat sasaran yaitu kepesertaan Gold hanya diperuntukkan bagi keluarga miskin yang belum mengikuti program asuransi kesehatan seperti Jamkesmas” (Wawancara 24 mei 2009).

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh penuturan Ibu Sundari warga

Serengan yang rumahnya pernah ditinjau langsung oleh tim verifikasi:

“Petugas sing rawuh riyen teliti sanget. Nopo mawon ditangletke. Kulo ngantos kesel jawab.” (Petugas yang datang dulu teliti sekali. Apa saja ditanyakan. Saya sampai capek menjawab). (Wawancara 16 Juni 2009).

Page 104: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

civ

Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sikap

pelaksana pada proses pengorganisasian cukup positif. Pengetahuan,

pemahaman dan sikap aktif dari para pelaksana akan sangat

mempengaruhi keberhasilan program.

d. Kepatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran

Pada tahap pengorganisasian kepatuhan dan daya tanggap

kelompok sasaran menunjukkan respon yang cukup baik. masyarakat

setuju dan mendukung adanya kunjungan langsung yang dilakukan

oleh tim verifikasi. Hal ini seperti diungkapkan oleh Ibu Sundari

berikut :

“Kula setuju sanget petugas langsung dugi wonten griyo, kersane saget mangertos pripun kahanan sak tenane dados pun mboten saget manawi wonten sing ajeng ngapusi” (Saya setuju sekali petugas langsung datang ke rumah, supaya bisa tahu bagaimana keadaan yang sebenarnya, jadi sudah tidak bisa kalau mau curang). (Wawancara 16 Juni 2009).

Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Nurfaidi sebagai berikut :

“Kula mboten kaweratan menawi wonten tim langsung ingkang ninjau langsung teng griyo lan wong kahanan tiyang mboten gadhah nggih kados mekaten mbak” (Saya tidak keberatan jika ada tim yang meninjau langusng ke rumah,keadaan orang tidak punya ya seperti ini mbak) (Wawancara 1 September 2009) .

Dari wawancara tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

masyarakat bersedia dan tidak keberatan jika rumahnya ditinjau

langsung oleh Tim Verifikasi warga berpendapat bahwa peninjauan

akan sangat membantu mengidentifikasi warga miskin, agar program

dapat berjalan efektif dan tepat sasaran.

Page 105: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

cv

3. Tahap Aplikasi

Tahap aplikasi merupakan tahap penerapan Perda Surakarta No. 8

Tahun 2007 Tentang Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

Surakarta (PKMS) kedalam realitas nyata. Tahap ini diawali dengan

pendaftaran peserta program PKMS yang dimulai dibuka pada tanggal 2

Januari 2008 di unit pelayanan terpadu (UPT) di kompleks balaikota

Surakarta. Pendaftaran bisa dilakukan setiap saat dan tidak hanya sehari

atau dua hari. Hal ini diharapkan agar masyarakat Surakarta dapat

memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh kartu kesehatan. Berikut ini

penuturan Ibu Ida Angklaita :

“Kami sudah membuka pendaftaran dari 2 Januari 2008, dan sampai sekarang pun kami juga melayani warga yang ingin mendaftar, perlu diketahui PKMS tidak hanya untuk masyarakat miskin saja, namun untuk semua masyarakat Solo yang berminat akan diberikan syarat mendaftar, warga cukup membawa fotocopy kartu tanda penduduk atau kartu keluarga, pas foto ukuran 2x3 dua lembar dan akan dikenai ganti cetak kartu sebesar seribu rupiah untuk warga biasa dengan keanggotaan PKMS silver, serta gratis bagi warga miskin untuk keaggotaan PKMS gold” (Wawancara 24 Mei 2009).

Hal tersebut sanada dengan penuturan Bapak Nur Faidi sebagai berikut:

“Nalika kulo daftar PKMS, namung diken mbeto fotocopy KTP kaliyan fotocopy KK, foto, kalih bayar sewu rupiah saben anggota”. (Ketika saya mendaftar PKMS, hanya disuruh membawa fotocopy KTP dan fotocopy KK, foto, dan membayar ser ibu rupiah untuk satu anggota). (Wawancara 1September 2009). Untuk menjaga mutu pelaksanaan kagiatan agar berhasil dan

optimal maka perlu dilakukan pengendalian program kegiatan. Program

meliputi beberapa aspek kegiatan yaitu pelaporan,kegiatan dan pembinaan

Page 106: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

cvi

tehnis. Kegiatan PKMS dilaporkan melalui jalur stuktural dan fungsional.

Pelaporan struktural dilakukan oleh kepala SKPD kepada walikota yang

dilakukan tiap tahun. Sedangkan pelaporan fungsional dilakukan oleh

Puskesmas maupun rumah sakit kepada kepala SKPD. Pengawasan

kegiatan program PKMS dilakukan oleh UPTD bersama masyarakat.

Selain itu untuk mendukung pelaksanaan PKMS maka diperlukan

pembinaan teknis yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta

melalui UPTD Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.

Indikator – indikator yang ada dalam tahap aplikasi ini dijelaskan

sebagai berikut :

a. Efektivitas

Kegiatan pada tahap aplikasi yaitu tahap penerapan rencana

yang telah dibuat kedalam realitas nyata pelaksanannya masih kurang

efektif, karena ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan rencana yang

telah dibuat. Ada beberapa kendala pada proses implementasinya. Hal

ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Ida Angklaita berikut :

“Pada implementasi tahun lalu sudah berjalan sebagaimana mestinya, walaupun ada sedikit kendala yang seperti pendaftar ber-KTP baru yang sebenarnya berasal dari luar kota solo, belum semua faham mekanisme pelayanan PKMS dan kontrol rawat inap antar rumah sakit yang belum optimal”. (Wawancara 24 Mei 2009). Pernyataan diatas diperkuat oleh penuturan Ibu Sukardi

Pegawai Rumah Sakit Dr. Moewardi Jebres berikut ini :

“Pernah ada pasien yang nakal dalam memanfaatkan kepesertaan PKMS pemegang kartu akan dilayani dengan biaya maksimal dua juta, selebihnya dari itu akan dibebanka ke

Page 107: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

cvii

pasien. Akan tetapi pernah ada pasien yang pindah rumah sakit ketika anggranannya hampir mencapai dua juta. hal itu dilakukan agar pasien terbebas dari biaya rumah sakit, kurangnya kontrol rawat inap antar rumah sakit dapat memungkinkan hal ini terulang lagi”. (Wawancara 30 Oktober 2009). Hal lain juga diungkapkan oleh Ibu dr. Siti Wahyuningsih

M..Kes selaku kepala Dinas Kesehatan kota Surakarta berikut ini :

“Banyak ditemui pendaftar berKTP baru, sehingga terjadi perpindahan warga dari luar kota Surakarta hanya untuk mendapatkan pengobatan gratis”. (Wawancara 24 April 2009). Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa pelaksanan dari

tahap aplikasi belum efektif, karena belum sesuai dengan Juklak /

Juknis yang telah dibuat. Banyaknya pendaftar yang berasal dari luar

kota Surakarta yang menggunakan KTP baru, menyababkan program

ini jadi tidak tepat sasaran.

b. Komunikasi

Komunikasi vertikal yang terjadi pada tahap aplikasi laporan

dari kepala SKPD kepada walikota yang dilakukan setiap tahun dan

laporan bulanan tentang jumlah peserta PKMS dari UPT ke Walikota

dengan tembusan dinas Kesehatan kota. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Ibu Ida Angklaita berukut ini :

“Setiap tahun SKPD membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan PKMS selama satu tahun kepada walikota, selain itu UPT juga melaporkan jumlah peserta PKMS setiap bulan ke Walikota dengan tembusan Dinas Kesehatan Kota” . (Wawancara 16 April 2009).

Page 108: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

cviii

Hal di atas juga diperkuat oleh penuturan Ibu dr. Siti

Wahyuningsih M..Kes selaku kepala Dinas Kesehatan kota Surakarta

berikut ini:

“Setiap bulan UPT Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat rutin melaporkan jumlah peserta PKMS kepada walikota disertai tembusan dari Dinas Keshatan Kota”. (Wawancara 24 April 2009). Bentuk komunikasi vertikal lainnya adalah penagihan klaim

yang dilakukan oleh Puskesmas maupun Rumah sakit kepada kepala

SKPD. Berikut ini penuturan Ibu Sukardi, Pegawai rumah Sakit Dr.

Moewardi :

“Pembayaran terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit yang di tunjuk, dilaksanakan melalui penagihan klaim. Adapun prosedur penagihan klaim antara lain rumah sakit mengajukan klaim ke Dinas Kesehatan kota dengan melampirkan surat pengantar dan bukti pendukung pelayanan yang telah dilakukan rumah sakit”. (Wawancara 30 Oktober 2009). Sedangkan komunikasi horisontal terjadi antara UPTD

Puskesmas dan UPTD Rumah sakit Daerah dengan UPTD Instansi

Farmasi kota Surakarta dalam hal pemenuhan kebutuhan obat generik.

seperti penuturan Ibu Ida Angklaita berukut ini :

“Untuk mengetahui kebutuhan obat generik di UPTD Puskesmas dan UPTD Rumah sakit Daerah akan didistribusikan melalui UPTD instansi lain farmasi kota Surakarta, berdasarkan permintaan UPTD dan permintaan UPTD rumah sakit dengan format laporan sesuai ketentuan, apabila terjadi peresepan diluar ketentuan formularium obat maka pihak puskesmas atau Rumah sakit bertanggung jawab untuk menanggung selisih harga”. (Wawancara 24 April 2008). Selain itu horisontal juga terjadi ketika pembinaan teknis yang

diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta melalui UPTD PKMS

Page 109: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

cix

ke UPTD Puskesmas dan UPTD rumah sakit Daerah. Berikut ini

penuturan Ibu Ida Angklaita :

“Pembinaan teknis dilakukan secara rutin dan berkala setiap triwulan dan akan diadakan pembinaan khusus yang dapat diselenggarakan sewaktu – waktu ketika ada intruksi panting dan mendadak”. (Wawancara 1 Juni 2009).

c. Sikap Pelaksana

Pengetahuan dan pemahaman para pelaksana pada tahap

aplikasi sudah baik, akan tetapi fasilitas yang kurang memadahi sedikit

menghambat kinerja dari pelaksanaan tahap ini. Salah satu kendalanya

adalah kurang optimalnya kontrol rawat inap antar rumah sakit seperti

yang diungkapkan oleh Ibu Sukardi berikut :

“Kurangnya kontrol rawat inap antar rumah sakit bisa membuat pasien dengan mudah pindah rumah sakit sebelum anggarannya mencapai dua juta rupiah. Hal ini dapat dicegah bila pemerintah membuat sistem online antar rumah sskit, sehingga dapat diketahui pasien yang masuk dan keluar rumah sakit secara langsung diberbagai rumah sakit”. (Wawancara 3 Oktober 2009). Disisi lain banyak pasien PKMS yang mengeluhkan tentang

pelayanan yang diterima berbeda dengan pasien lain yang tidak

menggunakan kepesertaan PKMS. Pasien peserta PKMS merasa

ditelantarkan ketika mereka ingin berobat di rumah sakit. Para perawat

biasanya hanya memandang sebelah mata pasien yang menggunakan

kepesertaan PKMS. Berikut ini penuturan Ibu Sundari, warga

Serengan salah satu peserta PKMS yang pernah berobat di RS Dr.

Moewardi Jebres.

Page 110: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

cx

“Kula sampun nate mondok teng Jebres,pas mlebet mboten enggal dilayani, kalih jam kula neggo nembe angsal kamar, Ingkang ngrawat malah kados dingge praktek” (Saya pernah Opname/rawat inap di Jebres, waktu masuk tidak segera dilayani, dua jam saya menunggu baru dapat kamar yang merawat seperti dibuat praktek). (Wawancara 28 Agustus 2009).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Nur Faidi berikut ini :

“Rumaos kulo nggih benten mbak, kula piyambak pun maklumi, la sedantene gratis, ngihmboten sami kalian sing mbayar. kula sampun nate naliko mreksaake buk’e, di dhawuhi ngentosi giliran ngantos dangu, ingkang diriyenke sing mboten ngakem kartu” (Menurt saya ya beda mbak, saya sendiri sudah memaklumi, la semuanya gratis. ya tidak sama dengan yang mayar, Saya sudah pernah memeriksakan Ibu’e(istrinya) disuruh menunggu giliran sampai lama, yang didahulukan yang tidak memakai kartu). (Wawancara 16 Juni 2009) Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa peserta PKMS

kurang mendapat pelayanan yang baik seperti sebagaimana mestinya.

akan tetapi ketika ditinjau dari pendapat pegawai rumah sakit dan

Puskesmas, pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan prosedur,

seperti penuturan Ibu Sukardi, pegawai RS Dr. Moewardi Jebres

berikut ini :

“Kami melayani pasien PKMS sudah sesuai ketentuan. Hanya saja masih banyak pasien yang belum faham tentang tata cara untuk mendapatkan pelayanan dengan menggunakan kepesertaan PKMS”. (Wawancara 30 Oktober 2009). Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Ris Widarsih

pegawai Puskesmas Penumpoing berikut :

“Banyak Pasien yang menggunakan kepesertaan PKMS langsung menuju rumah sakit tanpa disertai surat rujukan daari Puskesmas sehingga keluarga pasien baru mencari surat rujukan ke Puskesmas setelah pasien dibawa ke rumah sakit.

Page 111: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

cxi

Jadi pasien harus balik pemeriksaan ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan surat rujukan. Selain itu banyak pasien yang mempunyai kepesertaan PKMS silver ingin menikmati layanan sama seperti pasien yang mempunyai kepesertaan jenis gold, salah satu contohnmya pasien PKMS silver hanya dapat memperoleh pelayanan cuci darah maksimal enam kali dalam setahun sedangkan pasien PKMS gold pelayanan cuci darah 100% dibiayai. Sehingga jika pasien silver ingin memperoleh pelayanan seperti PKMS glod maka harus mengurus penggantian kepesertaan terlebih dahulu”. (Wawancara 9 Oktober 2009). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi selisih

faham antara pelaksanaan program dengan peserta. Banyak peserta

yang kurang mengerti mekanisme untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan dengan menggunakan kepesertaan PKMS.

d. Kepatuhan dan daya tangap kelompok sasaran

Pada tahap aplikasi kebutuhan dan daya tangkap kelompok

sasaran sudah cukup baik. Hal ini terbukti dengan banyaknya pasien

yang sudah memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan

kepesertaan PKMS. Masyarakat sangat antusias dengan adanya

program ini, karena meraka dapat memperoleh pelayanan kesehatan

secara gratis seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sri Sugiarti warga

Semanggi, Pasar Kliwon berikut ini :

“Dulu waktu Askeskin hanya dibatasi lima orang dalam satu keluarga sehingga anak saya tidak bisa ikut. karena itu sekarang saya mendaftarkan dua anak saya termasuk cucu saya supaya bisa ikut PKMS. kalau ada kartu ASKSKIN atau PKMS saat sakit kami tidak khawatir”. (Wawancara 21 Agustus 2009).

Page 112: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

cxii

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Suprapti warga Panularan,

Laweyan berikut :

“Wiwit kulo tumut PKMS, prikso nopo mawon teng Puskesmas gratis, mboten diken mbayar nopo – nopo. ngih tasih angsal obat” (Sejak saya ikut PKMS, periksa apa saja di Puskesmas gratis, tidak disuruh bayar apa – apa dan juga masih dapat obat) (Wawancara 2 September 2009). Dari kedua pendapat diatas dapat dilihat bahwa masyarakat

menerima dengan senang hati program PKMS karena banyak

masyarakat yang belum ikut program asuransi kesehatan. dengan

adanya program PKMS masyarakat dapat menikmati pelayanan

kesehatan secara geratis. Hal itu juga dukuatkan oleh pendapat Ibu Ris

Widarsih, pegawai Puskesmas Penumping sebagai berikut :

“Sejak adanya PKMS jumlah pasien di Puskesmas ini mengalami peningkatan banyak masyarakat yang berantusias untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan secara gratis melalui kepesertaan PKMS”. (Wawancara 9 Oktober 2009). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepatuhan dan

daya tanggap kelompok sasaran telah berjalan dengan baik. Banyak

masyarakat yang berantusias dalam menggunakan pelayanan kesehatan

dengan kepesertaan PKMS.

Page 113: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

cxiii

B. Evaluasi Implementasi Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

Surakarta (PKMS) Tahun 2008

Secara umum implementasi Perda nomor 8 tahun 2007 tentang

program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) tahun 2008

jika dibandingkan dengan Juklak maka nampak bahwa semua tahap kegiatan

dari tahap Interpretasi, tahap pengorganisasian maupun tahap aplikasi dapat

terlaksana sesuai dengan rencana semula. Dari semua indikator yang dipilih

baik dari efektivitas ( diadopsi dari Sabatier dan Mazmanian), komunikasi

(diadopsi dari Van Meter Horn, Grindle, dan Edward III), sikap pelaksana

(diadopsi dari Van Meter dan Horn, Grindle, Sabatier dan Mazmanian,

Edward III, dan Smith), serta kepatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran

(diadopsi dari Grindle dan Smith) ternyata dalam konteks implementasi Perda

nomor 8 tahun 2007 tentang program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

Surakarta (PKMS) tahun 2008, teori tersebut berlaku.

Keberhasilan implementasi Perda nomor 8 tahun 2007 tentang

program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) tahun 2008

dipengaruhi oleh :

a. Efektivitas ( diadopsi dari Sabatier dan Mazmanian)

Keberhasilan implementasi Perda nomor 8 tahun 2007 tentang program

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) tahun 2008 dapat

dilihat dari kesesuaian pencapaian tujuan dengan petunjuk pelaksanaan

yang telah dibuat. Dalam implementasi program PKMS, efektivitas dapat

dilihat disemua tahap kegiatan. Pada tahap interpretasi efektivitas

Page 114: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

cxiv

ditunjukkan dengan banyaknya target sasaran yang mengetahui adanya

program PKMS. Pada tahap pengorganisasian efektivitas dibuktikan

bahwa peserta PKMS jenis Gold benar – benar sudah sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan yaitu menurut kriteria DKRPP – KB dan

lolos melalui hasil Verifikasi. Sedangkan pada tahap aplikasi, pelaksanaan

program PKMS belum cukup efektif, karena belum sesuai dengan Juklak /

Juknis yang telah dibuat. Banyaknya pendaftar yang berasal dari luar kota

Surakarta yang menggunakan KTP baru, menyababkan program ini jadi

tidak tepat sasaran, serta kurangnya kontrol rawat inap antar rumah sakit

menjadikan pasien peserta PKMS mudah untuk berbuat curang.

b. Komunikasi (diadopsi dari Van Meter Horn, Grindle, dan Edward III)

Komunikasi vertikal dilihat dari kejelasan pelaksana dalam memberikan

perintah, arahan, dan petunjuk pelaksanaan PKMS pada kelompok

sasaran, serta kesempatan kelompok sasaran untuk menyampaikan

permasalahan dan usul yang menyangkut pelaksanaan PKMS. Sedangkan

komunikasi horisontal dilihat dari koordinasi antar Puskesmas dan RSD

kota Surakarta.

c. Sikap pelaksana (diadopsi dari Van Meter dan Horn, Grindle, Sabatier

dan Mazmanian, Edward III, dan Smith)

Pada implementasi Perda nomor 8 tahun 2007 tentang program

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) tahun 2008 sikap

pelaksana dapat dilihat dari pengetahuan UPTD Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat, pihak Puskesmas dan rumah sakit terhadap tujuan PKMS,

Page 115: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

cxv

serta ketaatan pelaksana untuk mematuhi prosedur dan ketentuan yang

berlaku.

d. Kepatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran (diadopsi dari Grindle dan

Smith)

Kepatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran sangat

berpengaruh pada keefektifan pelaksanaan kebijakan. Karena semakin

banyak kelompok sasaran yang ikut berpartisipasi, maka tujuan program

akan cepat tercapai. Kepatuhan disini berupa kepatuhan kelompok sasaran,

khususnya masyarakat Surakarta yang mendaftar menjadi anggota PKMS

terhadap aturan dan prosedur yang ada. Sedangkan daya tanggap berupa

partisipasi kelompok sasaran dala pelaksanaan program. Kepatuhan dan

daya tanggap kelompok sasaran ini dapat dilihat dari partisipasi kelompok

sasaran PKMS untuk mendaftar menjadi anggota PKMS dan kepatuhan

kelompok sasaran ketika memperoleh pelayanan kesehatan.

Page 116: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

cxvi

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di kota Surakarta dapat

disimpulkan bahwa implementasi Perda Surakarta No.8 Tahun 2007 tentang

program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) tahun 2008

telah dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan. Hal ini terjadi karena

adanya komunikasi yang baik dan sikap positif dari para pelaksana program,

serta kepatuhan pelaksana dan daya tanggap kelompok sasaran dalam setiap

tahapan kegiatan.

Implementasi Perda Surakarta No.8 Tahun 2007 tentang program

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) dilaksanakan dalam

tiga tahap yaitu tahap interpretasi, tahap pengorganisasian, dan tahap aplikasi.

Tahap interpretasi program PKMS telah dilaksanakan sesuai dengan petunjuk

pelaksanaan. Hal ini karena adanya sikap positif dari para pelaksana yang

tampak pada kemampuan dan kesediaan mereka untuk melakukan sosialisasi

program PKMS baik secara formal maupun non formal melalui penyaluran

informasi tentang program PKMS ke organisasi masa diberbagai tingkat, dan

dari masing-masing tingkat tersebut akan disebarluaskan ke lintas sector

dibawahnya. Selain itu, pihak pelaksanan juga membagikan brosur yang berisi

tentang semua hal mengenai PKMS sehingga hasil sosialisasi lebih optimal.

Page 117: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

cxvii

Begitu pula dengan tahap pengorganisasian secara umum mulai

dari studi banding pembiayaan kesehatan ke beberapa wilayah antara lain

Boyolali, Karanganyar, Sukoharjo, dan Pati yang dilakukan dari bulan Juli –

Agustus 2007, serta identifikasi Rumah Tangga Miskin (RTM) untuk

mengelompokkan masyarakat yang layak menerima kepesertaan jenis gold.

Kartu kepesertaan jenis gold hanya diperuntukkan bagi masyarakat Surakarta

yang digolongkan sebagai penduduk miskin yang belum mempunyai asuransi

kesehatan dan lolos melalui tinjauan langsung oleh tim verifikasi.

Sedangkan dalam tahap aplikasi, diawali dengan pendaftaran

peserta program PKMS yang dimulai tanggal 2 Januari 2008 di Unit

Pelayanan Terpadu (UPT) di kompleks balaikota Surakarta, serta

pengendalian program yang meliputi beberapa aspek kegiatan yaitu pelaporan

kegiatan dan pembinaan tehnis juga telah dilaksanakan sesuai dengan

petunjuk pelaksanaan dan berjalan lancar meskipun ada hal – hal yang

menghambat. Hal-hal yang tidak sesuai dalam Juklak antara lain banyak

ditemui pendaftar berKTP baru yang sebenarnya berasal dari luar kota

Surakarta serta proses peleyanan yang kurang optimal karena belum semua

peserta (masyarakat Surakarta) faham mekanisme pelayanan PKMS.

Penelitian evaluasi implementasi Perda Surakarta No.8 Tahun 2007

tentang program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS)

tahun 2008 menggunakan beberapa indikator yang akan dijelaskan sebagai

berikut:

Page 118: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

cxviii

1. Efektivitas ( diadopsi dari Sabatier dan Mazmanian)

Dalam implementasi Perda nomor 8 tahun 2007 tentang program

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) tahun 2008 telah

berjalan sesuai dengan Juklak program PKMS yang telah dibuat sebelumnya.

2. Komunikasi (diadopsi dari Van Meter Horn, Grindle, dan Edward III)

Terkait dengan implementasi Perda nomor 8 tahun 2007 tentang

program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) tahun 2008

komunikasi yang terjadi pada pelaksanaan program ini yaitu kejelasan

pelaksana dalam memberikan perintah, arahan dan petunjuk pelaksanaan

program PKMS kepada kelompok sasaran, kesempatan kelompok sasaran

untuk menyampaikan permasalahan dan usul yang menyangkut pelaksanaan

PKMS, serta koordinasi antar Puskesmas dan RSD kota Surakarta.

3. Sikap pelaksana (diadopsi dari Van Meter dan Horn, Grindle, Sabatier dan

Mazmanian, Edward III, dan Smith)

Proses implementasi juga sangat ditentukan oleh pemahaman,

pengetahuan, dan ketaatan aparat pelaksana tehadap tujuan kebijakan.

Implementasi kebijakan yang berhasil harus diikuti oleh kesadaran terhadap

kebijakan tersebut secara menyeluruh. Dalam pelaksanaan PKMS, sikap

pelaksana terlihat dari pemahaman dan pengetahuan para pelaksana yang

cukup mendalam terhadap tujuan PKMS serta ketaatan pelaksana untuk

mematuhi prosedur dan ketentuan yang berlaku.

4. Kepatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran (diadopsi dari Grindle dan

Smith)

Page 119: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

cxix

Kapatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran sangat berpengaruh pada

keefektifan implementasi. Pada penelitian ini nampak pada partisipasi

kelompok sasaran untuk mendaftar menjadi peserta PKMS dan kepatuhan

kelompok sasaran ketika memperoleh pelayanan kesehatan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai

sumbangsih penulisan terhadap upaya peningkatan pelaksanaan program

PKMS yaitu:

1. Pengawasan / control terhadap pelayanan pendaftaran khususnya pada hal

pemeriksaan KTP. Hal ini perlu dilakukan agar tidak terjadi perpindahan

penduduk dari luar kota Surakarta untuk mendapatkan pengobatan gratis.

2. perlunya upaya peningkatan sosialisasi kepada masyarakat ( missal dengan

pembagian sembako) untuk memperluas jangkauan PKMS.

3. Peningkatan koordinasi dengan pihak terkait (yaitu Rumah Sakit).

Misalnya dengan sistem on line untuk mengurangi kecurangan peserta

dalam menggunakan pelayanan paket PKMS.

Page 120: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

cxx

DAFTAR PUSTAKA

Bagong Suyanto.1995. Perangkap Kemiskinan, Problem dan Strategi Pengentasannya. Surabaya : Airlangga University Press

Budi Winarno.2008. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media

Pressindo Fadillah Putra.2003. Paradigma Kritis Dalam Studi Kebijakan Publik. Surabaya:

Pustaka Pelajar Offset H.B. Sutopo.2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press Joko Widodo.2008. Analisis Kebijakan Publik, Konsep dan Aplikasi Analisis

Proses Kebijakan Publik. Malang: Bayu Media Publishing Mohammad Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Pal, Leslie A.1988. Public Policy Analysis.New York: Metheun Publication Pariatra Wesrta.1983. Managemen Pembangunan Daerah. Jakarta: Ghalia Indonesia Riant Nugroho. 2003. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi dan Evaluasi.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Samodra Wibawa dkk.1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada Soewarno Handayaningrat.1986. Pengantar Studi Ilmu Administrasi. Jakarta:

Gunung Agung

Page 121: EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA SURAKARTA NO. 8 …/Evaluasi... · A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh negara-negara berkembang pada

cxxi

Solichin A. Wahab.2005. Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Subarsono.2008. Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar Yulius Slamet.2006. Metode Penelitian Sosial. Surakarta: UNS Press Sumber Lain: Nassera Toati.2007. Journal of Health Care Policy Vol. 2 No.3 Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2007

Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 7 Tahun 1990 Tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan

Paolo Marchiori Buss.2007. Journal of Public Health Policy Vol. 28 No. 1 http://64.203.71.11/kompas-cetak/0801/03/jateng/64802.htm