evaluasi jumlah tenaga kerja yang optimal...
TRANSCRIPT
EVALUASI JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL
DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA)
DAN WORK FORCE ANALYSIS (WFA)
DI PT. TRIKARTIKA MEGAH
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Memenuhi dan Melengkapi Syarat Gelar Sarjana Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh:
HENIYATI
D 600 050 034
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
EVALUASI JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DENGAN
METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA)
DAN WORK FORCE ANALYSIS (WFA)
DI PT. TRIKARTIKA MEGAH
Oleh:
Much. Djunaedi, Siti Nadhiroh, Heniyati
ABSTRAKSI
Kelangsungan hidup perusahaan tidak lepas dari peran tenaga kerja. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi sehingga diharapkan segala bentuk pemborosan dapat dihindarkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu standar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit produk Eternit, untuk mengevaluasi jumlah tenaga kerja dan untuk menentukan jumlah tenaga kerja secara optimal yang dibutuhkan dibagian produksi Eternit.
Penelitian ini dilakukan di PT. Trikartika Megah yang bergerak dibidang Produksi bahan – bahan bangunan. Pengambilan data dilakukan melalui interview, observasi dan dokumentasi. Data yang digunakan adalah data primer. Teknik pengolahan data dilakukan dengan metode work load analysis dan work force analysis.
Hasil perhitungan waktu baku menunjukkan bahwa waktu penyelesaian eternit adalah selama 1.959,18 detik/unit. Tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan work load analysis sebanyak 21 pekerja. Namun kondisi yang ada sekarang ini perusahaan memiliki tenaga kerja sebanyak 26 orang. Hal ini menunjukkan adanya kelebihan tenaga kerja sebanyak 5 orang. Artinya perusahaan dapat mengurangi jumlah tenaga kerja yang ada sehingga dapat menghemat pengeluaran. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan work force analysis sebanyak 31 pekerja. Namun kondisi yang ada sekarang ini perusahaan memiliki tenaga kerja sebanyak 26 orang. Hal ini menunjukkan adanya kekurangan tenaga kerja sebanyak 5 orang.
Kata Kunci : work load analysis, work force analysis, tenaga kerja.
PENDAHULUAN
Kelangsungan hidup perusahaan tidak lepas dari peran tenaga kerja. Tenaga
kerja merupakan sumber pengeluaran biaya produksi terbesar di banding biaya
produksi lainnya. Dengan melihat peranan tenaga kerja yang sangat berpengaruh
dalam perusahaan, maka jika terjadi pengelolaan aspek manajemen yang salah
dapat mengakibatkan kerugian yang besar bahkan kebangkrutan bagi perusahaan.
Baik dari segi penempatan, penugasan maupun jumlah tenaga kerja harus
disesuaikan dengan keahlian dan kebutuhan perusahaan sehingga tidak
mengakibatkan kerugian yang bersifat menghambat kemajuan produksi dan
pemborosan.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi harus
diperhatikan sehingga segala bentuk pemborosan dapat dihindarkan. Perusahaan
dapat berproduksi sesuai dengan target produksi. Dengan menyeimbangkan antara
jumlah tenaga kerja dan produksi secara optimal diharapkan bisa mengurangi
pemborosan baik dalam tenaga kerja itu sendiri maupun biaya-biaya yang
digunakan dalam proses produksi.
Penentuan tenaga kerja yang optimal secara kualitatif digunakan anggapan
bahwa tenaga kerja didalam perusahaan ini mempunyai skill atau kemampuan
yang sama. Berdasarkan anggapan tersebut diharapkan bisa memperlancar
prosedur produksi. Dari uraian latar belakang diatas maka pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah menentukan jumlah tenaga kerja yang tepat untuk
memenuhi target produksi yang optimal.
LANDASAN TEORI
Analisis Beban Kerja (Work Load Analysis)
Analisa beban kerja (Work Load Analysis) adalah penentuan jumlah
karyawan/tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu beban kerja
tertentu pada waktu yang tertentu pula. Hasil yang diperoleh bukanlah merupakan
suatu angka yang pasti sebab prestasi kerja karyawan jelas dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Tetapi analisa tersebut akan memberikan banyak manfaat bagi
perusahaan untuk menentukan banyaknya karyawan yang diperlukan.
Analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah personalia
yang dibutuhkan untuk merangkum suatu pekerjaan dan berapa jumlah beban
yang dilimpahkan kepada seorang pekerja. Untuk penentuan jumlah unit yang
dapat diselesaikan oleh karyawan ditentukan oleh besarnya waktu standart.
Kebutuhan Tenaga Kerja (Work Force Analysis)
Analisa kebutuhan tenaga kerja adalah melakukan analisa terhadap
kemampuan tenaga kerja yang sekarang ini untuk memenuhi kebutuhan jumlah
karyawan. Dianalisa apakah tenaga kerja yang ada sekarang ada ini sebenarnya
bila diatur kembali dapat memenuhi kebutuhan atau tidak. Kalau belum
memenuhi kebutuhan, tentunya berusaha menarik tenaga dari luar.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di PT. Trikartika Megah yang beralamat di Jl. Solo-
Semarang Km 5 Salatiga. Perusahaan ini bergerak dibidang Produksi bahan –
bahan bangunan. Adapun langkah-langkah metode pengolahan data adalah
sebagai berikut :
1. Peramalan penjualan
Untuk peramalan produksi data yang diolah dengan menggunakan program
Win Qs.30. Kriteria kesalahan hasil peramalan yang paling kecil didasarkan
pada nilai MAD (Mean Absolute Deviation) terkecil.
2. Penentuan waktu baku
a. Uji kecukupan data
b. Uji keseragaman data
c. Menentukan Waktu Siklus (Ws)
d. Menentukan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran
e. Menentukan Waktu Normal (Wn)
f. Menentukan Waktu Baku (Wb)
3. Penentuan jumlah tenaga kerja berdasarkan beban kerja (Work Load
Analysis)
4. Penentuan kebutuhan tenaga kerja (Work Force Analysis)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun data waktu penyelesaian produk eternit hasil pengamatan adalah
sebagai berikut:
Tabel 1 Data pengamatan proses produksi eternit selama 1 – 7 oktober 2012
No Stasiun Kerja (detik)
I II III IV V VI 1 160 425 60 450 75 300 2 162 420 67 455 80 310 3 160 423 65 460 78 305 4 161 430 60 450 75 300 5 158 420 60 460 75 300 6 160 420 74 440 80 310 7 163 425 70 445 75 304 8 160 420 74 460 75 306 9 160 421 60 458 80 300 10 160 419 60 462 78 300 11 161 421 73 450 75 308 12 157 425 75 460 80 309 13 158 420 70 458 78 310 14 162 420 73 450 75 305 15 160 424 72 460 75 300 16 160 425 65 440 80 300 17 160 424 68 445 79 310 18 158 424 69 443 76 310 19 159 423 70 460 77 305 20 160 425 60 440 75 300 21 160 422 65 445 75 310 22 160 423 74 460 80 304 23 159 420 73 458 75 306 24 159 420 70 455 75 310 25 161 419 60 450 78 308 26 163 419 65 455 75 306 27 163 420 70 460 80 300 28 162 419 75 450 78 300 29 160 421 70 459 77 305 30 161 420 68 457 80 302
Adapun banyaknya permintaan atau order pesanan produk eternit selama
bulan Juli 2011 – Juni 2012 disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2 Data permintaan eternit selama bulan Juli 2011 – Juni 2012
Bulan Jumlah
Permintaan (unit) Bulan Jumlah
Permintaan (unit) Juli 1841 Januari 3290 Agustus 3006 Februari 2720 September 2150 Maret 3140 Oktober 2145 April 2815 November 3120 Mei 2650 Desember 2542 Juni 3425
Absensi karyawan merupakan ketidakhadiran karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaan. Data absensi karyawan selama periode penelitian
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3 Data absensi karyawan
Bulan Data Absensi Bulan Data Absensi Juli 12 Januari 7 Agustus 3 Februari 7 September 3 Maret 8 Oktober 12 April 5 November 12 Mei 4 Desember 4 Juni 7
Peramalan
Hasil peramalan menunjukkan bahwa nilai MAD terkecil ada pada
peramalan dengan metode exponential smoothing with linear trend sebesar
387,16. Sehingga hasil peramalan metode tersebut yang akan digunakan sebagai
dasar untuk tahun berikutnya. Hasil peramalan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Permintaan hasil peramalan Juli 2012 – Juni 2013 No Bulan
Jumlah permintaan (unit)
Pembulatan (unit)
1. Juli 3451,897 3.452 2. Agustus 3547,454 3.547 3. September 3643,011 3.643 4. Oktober 3738,568 3.739 5. November 3834,125 3.834 6. Desember 3929,681 3.930 7. Januari 4025,238 4.025 8. Februari 4120,795 4.121 9. Maret 4216,352 4.216 10. April 4311,908 4.312 11. Mei 4407,465 4.407 12. Juni 4503,021 4.503
Perhitungan Waktu Baku
Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data ini menggunakan tingkat ketelitian 95% dan tingkat
kepercayaan 5%. Dengan demikian nilai k yang digunakan dalam perhitungan
sebesar 2 dengan s sebesar 0,05. Hasil uji kecukupan seperti terlihat pada tabel 5.
Tabel 5 Hasil uji kecukupan
Stasiun ΣX (ΣX)2 ΣX2 N N' Keterangan
Stasiun I 4.807 23.107.249 770.307 30 0,14 Cukup
Stasiun II 12.657 160.199.649 5.340.191 30 0,06 Cukup
Stasiun III 2.035 4.141.225 138.847 30 9,34 Cukup
Stasiun IV 13.595 184.824.025 6.162.265 30 0,38 Cukup
Stasiun V 2.314 5.354.596 178.620 30 1,20 Cukup
Stasiun VI 9.143 83.594.449 2.786.953 30 0,27 Cukup
Uji Keseragaman Data
Hasil perhitungan uji keseragaman data untuk masing-masing stasiun kerja
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 6 Rekapitulasi hasil uji keseragaman data
Stasiun x δ x * δ BKA BKB Keterangan
Stasiun I 160,23 1,48 236,52 869,80 -549,33 Data seragam
Stasiun II 421,90 2,60 1096,67 3711,91 -2868,11 Data seragam
Stasiun III 67,83 5,18 351,64 1122,75 -987,08 Data seragam
Stasiun IV 453,17 6,99 3165,87 9950,77 -9044,43 Data seragam
Stasiun V 77,13 2,11 162,69 565,21 -410,94 Data seragam
Stasiun VI 304,77 3,96 1208,05 3928,93 -3319,39 Data seragam
Bentuk grafik berdasarkan data hasil uji keseragaman dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar 1 Grafik Uji Keseragaman Stasiun I (mixer kering)
-700-600-500-400-300-200-100
0100200300400500600700800900
1000
1 3 5 7 9 11131517192123252729Wa
ktu
(d
eti
k)
No Pengamatan
Grafik Uji Keseragaman Stasiun I
Data
mean
BKA
BKB
Gambar 2 Grafik Uji Keseragaman Stasiun II (mixer basah)
Gambar 3 Grafik Uji Keseragaman Stasiun III (Pencetakan)
Gambar 4 Grafik Uji Keseragaman Stasiun IV (Pengepresan)
-4000
-3000
-2000
-1000
0
1000
2000
3000
4000
5000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29Wa
ktu
(d
eti
k)
No Pengamatan
Grafik Uji Keseragaman Stasiun II
Data
mean
BKA
BKB
-1200
-1000
-800
-600
-400
-200
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Wa
ktu
(d
eti
k)
No pengamatan
Grafik Uji Keseragaman Stasiun III
Data
mean
BKA
BKB
-10000
-9000
-8000
-7000
-6000
-5000
-4000
-3000
-2000
-1000
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
11000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Wa
ktu
(d
eti
k)
No Pengamatan
Grafik Uji Keseragaman Stasiun IV
Data
mean
BKA
BKB
Gambar 5 Grafik Uji Keseragaman Stasiun V (Pemotongan)
Gambar 6 Grafik Uji Keseragaman Stasiun VI (Pengepakan)
Perhitungan Waktu Baku
Hasil perhitungan faktor penyesuaian, faktor kelonggaran, waktu siklus,
waktu normal dan waktu baku untuk masing-masing stasiun kerja sebagai berikut.
Tabel 7 Rekapitulasi perhitungan waktu baku
Stasiun Ws
(detik) P
Wn (detik)
Allowance (%)
Wb (detik)
Stasiun I 160,23 1,14 182,67 16,5 218,762
Stasiun II 421,90 1,11 468,31 16,5 560,849
Stasiun III 67,83 1,14 77,33 19,5 96,0621
Stasiun IV 453,17 1,05 475,83 17,5 576,758
Stasiun V 77,13 1,12 86,39 15,5 102,236
Stasiun VI 304,77 1,11 338,29 16,5 405,139
-500
-400
-300
-200
-100
0
100
200
300
400
500
600
700
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Wa
ktu
(d
eti
k)
No Pengamatan
Grafik Uji Keseragaman Stasiun V
Data
mean
BKA
BKB
-4000
-3500
-3000-2500
-2000-1500
-1000-500
0
5001000
15002000
25003000
3500
40004500
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Wa
ktu
(d
eti
k)
No Pengamatan
Grafik Uji Keseragaman Stasiun V
Data
mean
BKA
BKB
Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Beban Kerja (Work Load
Analysis)
Metode Work Load Analysis digunakan untuk menentukan kebutuhan
jumlah tenaga kerja berdasarkan beban kerja pada waktu tertentu. Jam kerja
per bulan dihitung dengan asumsi 1 bulan ada 4 minggu, dan 1 minggu ada
7 hari. Dalam satu minggu libur 1 hari, kerja aktif normal 5 hari dan 1 hari
setengah hari kerja. Jadi jam kerja per bulan = 160 jam = 9600 menit = 576.000
detik. Perbaikan jumlah tenaga kerja hanya dilakukan pada stasiun II, III dan VI.
Hal ini dikarenakan keseimbangan jumlah tenaga kerja dengan beban kerja yang
diterima telah sesuai. Selain itu juga pekerjaan di stasiun lain dilakukan dengan
bantuan mesin. Hasil perhitungan work load analysis untuk masing-masing
stasiun kerja disajikan pada tabel berikut.
Tabel 8 Rekapitulasi hasil perhitungan WLA
Stasiun Jumlah Produk (unit)
Waktu Proses (detik)
Total Jam Kerja (detik)
WLA (orang)
Stasiun I 4.503 218,76 576.000 2 orang Stasiun III 4.503 610,5 576.000 5 kelompok Stasiun VI 4.503 405,14 576.000 3 orang
Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Work Force Analysis
Tabel 9 Hasil perhitungan WFA
Stasiun WLA Absensi Turn over WFA
Stasiun I 2 0,22 0,26 2,96
Stasiun II 2 0,22 0,26 2,96
Stasiun III 10 0,22 0,26 14,80
Stasiun IV 2 0,22 0,26 2,96
Stasiun V 2 0,22 0,26 2,96
Stasiun VI 3 0,22 0,26 4,44
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan hasil perhitungan work
load analysis dan work force analysis berbeda. Sama halnya dengan jumlah
tenaga kerja yang ada sekarang. Adapun perbandingan jumlah tenaga kerja yang
ada, hasil analysis WLA dan WFA disajikan pada tabel berikut.
Tabel 10
Perbandingan jumlah tenaga kerja
No Stasiun Kerja Tenaga kerja lama (orang)
Hasil WLA (orang)
Hasil WFA (orang)
1 Stasiun I 2 3 2 2 Stasiun II 2 3 2 3 Stasiun III 10 15 10 4 Stasiun IV 2 3 2 5 Stasiun V 2 3 2 6 Stasiun VI 3 4 3
Jumlah 26 21 31
Analisa Data
a. Analisa Waktu Baku
Dengan mempertimbangkan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran
sesuai dengan kondisi lingkungan dan jenis stasiun kerja yang bersangkutan
maka waktu baku yang dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya juga berbeda.
b. Analisa Work Load Analysis (WLA)
Hasil perhitungan menunjukkan terjadi kelebihan jumlah tenaga kerja.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan work load analysis sebanyak
21 pekerja. Artinya ketika perusahaan mengalami permintaan tertinggi yaitu
sebanyak 4.503 unit maka produksi dapat dilakukan melalui 6 stasiun kerja
oleh 21 pekerja yang tersebar pada semua stasiun kerja.
c. Analisa Work Force Analysis (WFA)
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan work force analysis
sebanyak 31 pekerja. Artinya ketika perusahaan mengalami permintaan
tertinggi yaitu sebanyak 4.503 unit maka produksi dapat diselesaikan melalui 6
stasiun kerja oleh 31 pekerja yang tersebar pada semua stasiun kerja. Namun
kondisi yang ada sekarang ini perusahaan memiliki tenaga kerja sebanyak 26
orang. Hal ini menunjukkan adanya kekurangan tenaga kerja sebanyak 5 orang.
Kesimpulan
Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data yang telah diuraikan
diatas dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut:
1. Hasil perhitungan waktu baku menunjukkan bahwa waktu baku terbesar adalah
waktu penyelesaian pada proses pengepresan (stasiun IV). Dari hasil
perhitungan waktu baku dapat diketahui bahwa waktu penyelesaian eternit
adalah selama 1.959,18 detik/unit.
2. Tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan work load analysis sebanyak 21
pekerja. Perusahaan memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 26 orang. Hal ini
menunjukkan adanya kelebihan tenaga kerja sebanyak 5 orang.
3. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan work force analysis
sebanyak 31 pekerja. Namun kondisi yang ada sekarang ini perusahaan
memiliki tenaga kerja sebanyak 26 orang. Hal ini menunjukkan adanya
kekurangan tenaga kerja sebanyak 5 orang.