evaluasi kebijakan pengelolaan air bersih sumber …

14
Jurnal Trias Politika, Vol 5. No.1: 35 - 48 April 2021 e-ISSN: 2597-7423 p-ISSN: 2597-7431 35 EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR BERSIH SUMBER PRODUKSI SEA WATER REVERSE OSMOSIS DI KECAMATAN BELAKANG PADANG TAHUN 2020 Zariyanti 1 , Nurhayati 2, Dendi Sutarto 3 1 Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau Kepulauan, Indonesia [email protected] 2 Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau Kepulauan, Indonesia [email protected] 3 Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau Kepulauan, Indonesia [email protected] Abstrak Pada penelitian ini membahas tentang evaluasi kebijakan pengelolaan air bersih sumber produksi Sea Water Reverse Osmosis di Kecamatan Belakang Padang Tahun 2020, penelitian ini mengkaji beberapa permasalahan tentang kebijakan pengelolaan air bersih sumber produksi Sea Water Reverse Osmosis yang dinilai tidak sejalannya harapan dengan kenyataan. Indikator pada penelitian ini menggunakan indikator efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas dan ketepatan. Metode penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yaitu peneliti melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi dalam mengumpulkan data penelitian di lapangan. Hasil dari data yang dikumpulkan oleh peneliti akan diolah dan digambarkan atau dijelaskan secara deskriptif pada penelitian ini. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ditemukannya permasalahan yang menghambat kebijakan pengelolaan air bersih sumber produksi Sea Water Reverse Osmosis di Kecamatan Belakang Padang Tahun 2020 dilihat dari indikator efektivitas belum memenuhi kuantitas, kontiniunitas dan tarif yang terjangkau, indikator efisiensi masih terdapat kekurangan tenaga pengelola dan biaya produksi yang mahal, indikator kecukupan masih terdapat kekurangan sarana dan prasarana, indikator perataan belum meratanya pembangunan sarana dan prasarana, indikator responsivitas masih ada kritikan terkait tarif dan indikator ketepatan tidak sejalannya sasaran dan tujuan. Kata Kunci: Evaluasi Kebijakan, Pengelolaan Air Bersih, Sea Water Reverse Osmosis. Abstrack In this study, it discusses the evaluation of clean water management policies for production sources of Sea Water Reverse Osmosis in Belakang Padang District in 2020, this study examines several problems regarding the policy of managing clean water sources of production of Sea Water Reverse Osmosis which are considered not in line with expectations with reality. The indicators in this study use indicators of effectiveness, efficiency, adequacy, smoothness, responsiveness and accuracy. This research method is to use descriptive qualitative research methods, namely researchers conduct interviews, observation and documentation in collecting research data in the field. The results of the data collected by researchers will be processed and described or described descriptively in this study. The results of this study can be concluded that the finding of problems that hinder the policy of clean water management of production sources of Sea Water Reverse Osmosis in the Subdistrict of Behind Padang in 2020 is seen from the indicators of effectiveness that have not met the quantity, continuity and affordable rates, efficiency indicators are still lacking management personnel and production costs which is expensive, indicators of adequacy are still lacking in facilities and infrastructure, indicators of uneven distribution of facilities and

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR BERSIH SUMBER …

 

Jurnal Trias Politika, Vol 5. No.1: 35 - 48 April 2021

e-ISSN: 2597-7423 p-ISSN: 2597-7431

   

  35  

EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR BERSIH SUMBER PRODUKSI SEA WATER REVERSE OSMOSIS

DI KECAMATAN BELAKANG PADANG TAHUN 2020

Zariyanti1, Nurhayati2, Dendi Sutarto3

1 Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau Kepulauan, Indonesia

[email protected] 2 Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau Kepulauan,

Indonesia [email protected]

3 Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau Kepulauan, Indonesia

[email protected]

Abstrak Pada penelitian ini membahas tentang evaluasi kebijakan pengelolaan air bersih sumber

produksi Sea Water Reverse Osmosis di Kecamatan Belakang Padang Tahun 2020, penelitian ini mengkaji beberapa permasalahan tentang kebijakan pengelolaan air bersih sumber produksi Sea Water Reverse Osmosis yang dinilai tidak sejalannya harapan dengan kenyataan. Indikator pada penelitian ini menggunakan indikator efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas dan ketepatan. Metode penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yaitu peneliti melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi dalam mengumpulkan data penelitian di lapangan. Hasil dari data yang dikumpulkan oleh peneliti akan diolah dan digambarkan atau dijelaskan secara deskriptif pada penelitian ini. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ditemukannya permasalahan yang menghambat kebijakan pengelolaan air bersih sumber produksi Sea Water Reverse Osmosis di Kecamatan Belakang Padang Tahun 2020 dilihat dari indikator efektivitas belum memenuhi kuantitas, kontiniunitas dan tarif yang terjangkau, indikator efisiensi masih terdapat kekurangan tenaga pengelola dan biaya produksi yang mahal, indikator kecukupan masih terdapat kekurangan sarana dan prasarana, indikator perataan belum meratanya pembangunan sarana dan prasarana, indikator responsivitas masih ada kritikan terkait tarif dan indikator ketepatan tidak sejalannya sasaran dan tujuan. Kata Kunci: Evaluasi Kebijakan, Pengelolaan Air Bersih, Sea Water Reverse Osmosis.

Abstrack In this study, it discusses the evaluation of clean water management policies for production

sources of Sea Water Reverse Osmosis in Belakang Padang District in 2020, this study examines several problems regarding the policy of managing clean water sources of production of Sea Water Reverse Osmosis which are considered not in line with expectations with reality. The indicators in this study use indicators of effectiveness, efficiency, adequacy, smoothness, responsiveness and accuracy. This research method is to use descriptive qualitative research methods, namely researchers conduct interviews, observation and documentation in collecting research data in the field. The results of the data collected by researchers will be processed and described or described descriptively in this study. The results of this study can be concluded that the finding of problems that hinder the policy of clean water management of production sources of Sea Water Reverse Osmosis in the Subdistrict of Behind Padang in 2020 is seen from the indicators of effectiveness that have not met the quantity, continuity and affordable rates, efficiency indicators are still lacking management personnel and production costs which is expensive, indicators of adequacy are still lacking in facilities and infrastructure, indicators of uneven distribution of facilities and

Page 2: EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR BERSIH SUMBER …

 

Jurnal Trias Politika, Vol 5. No.1: 35 - 48 April 2021

e-ISSN: 2597-7423 p-ISSN: 2597-7431

   

  36  

infrastructure development, indicators of responsiveness there are still criticisms related to tariffs and indicators of inconsistencies in targets and objectives. Keywords: Policy Evaluation, Clean Water Management, Sea Water Reverse Osmosis.  PENDAHULUAN

Air adalah kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia karena segala aktivitas

masyarakat di berbagai aspek kehidupan manapun memerlukan air bersih. Permasalahan

ketersediaan air bersih bagi masyarakat menjadi masalah yang terus dihadapi oleh

masyarakat Indonesia. Meningkatnya aktivitas pembangunan dan pertumbuhan penduduk

yang disertai dengan pola hidup yang semakin menuntut penggunaan air yang berlebihan,

berakibat pada peningkatan kebutuhan masyarakat akan air bersih.

Hak atas air bersih adalah hak asasi manusia. Kontrak sosial antara pemerintah dan

warga negara dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yang berbunyi bumi dan air serta kekayaan

alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-

besar kemakmuran rakyat menjamin keberadaan air sebagai barang publik. Dan di dalam UU

No 7/2004 tentang Sumber Daya Air (pasal 5) negara menjamin hak setiap orang untuk

mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna guna memenuhi kehidupan

yang sehat, bersih dan produktif.

Kelangkaan dan kesulitan mendapatkan air bersih dan layak pakai menjadi

permasalahan yang muncul di banyak tempat, salah satunya masyarakat yang tinggal di

kawasan pesisir pantai. Kesulitan yang dirasakan warga pesisir ini seperti ironi bagi

Indonesia. Karena faktanya, Indonesia adalah bagian dari wilayah bumi yang tiga perempat

dari permukaannnya itu di tutupi dengan air. Indonesia termasuk negara yang kaya akan

sumber daya alam. Indonesia memiliki laut yang lebih luas di banding daratannya, sehingga

sangat penting bagi Indonesia untuk dapat memproses atau mengelola laut untuk

kemakmuran rakyatnya.

Kecamatan Belakang Padang merupakan kecamatan hinterland yang menjadi bagian

dari kawasan pesisir Kota Batam. Air Bersih di pulau Belakang Padang memang menjadi

konsen tersendiri oleh Pemerintah karena walaupun masyarakat Belakang Padang sebenarnya

sudah menikmati aliran air yang disalurkan DAM Sekanak Raya yang dibangun Pemerintah

pada tahun 1999 dengan mengandalkan air yang bersumber dari waduk tadah hujan, namun

ketersediaan air sangat terbatas. Warga harus rela bergiliran menerima aliran air bersih yang

Page 3: EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR BERSIH SUMBER …

 

Jurnal Trias Politika, Vol 5. No.1: 35 - 48 April 2021

e-ISSN: 2597-7423 p-ISSN: 2597-7431

   

  37  

di distribusi dengan pola sehari hidup dan tiga hari mati, itupun harus memasang tambahan

pompa agar air mengalir kerumah mereka.

Mengatasi permasalahan air bersih di Kecamatan Belakang pemerintah melakukan

salah satu langkah alternatif dengan pengolahan air laut dengan memanfaatkan laut sebagai

bahan baku menggunakan teknologi Desalinasi yaitu proses pemisahan yang digunakan untuk

mengurangi kandungan garam terlarut dari air garam hingga level tertentu sehingga air dapat

digunakan. Instalasi Sea Water Reverse Osmosis dibangun Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat melalui Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batam pada tahun

2016 dengan anggaran sebesar Rp 13,5 Miliar dan mulai dioperasikan pada tahun 2017.

Teknologi Sea Water Reverse Osmosis memang cukup mahal karena 70%

operasionalnya menggunakan listrik sehingga biaya produksinya cukup besar. Imbasnya

biaya yang dibebankan kemasyarakat pun menjadi mahal sekitar Rp 20.000/M3. Dengan

melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat Belakang Padang sebagai nelayan tentunya tarif

ini sangat membebankan. Satu bulan rata- rata pemakaian air bersih pada kelompok rumah

tangga diperkirakan sekitar 15 M3, jadi diperkirakan masyarakat harus membayar sekitar Rp

350.000 per bulan. Jika dibandingkan dengan tarif air bersih yang bersumber dari waduk

tadah hujan dengan harga dasar Rp 5.000 per kubik tentu cukup besar perbedaannya.

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan, kebijakan yang diambil oleh

pemerintah dalam pengelolaan air bersih sumber produksi Sea Water Reverse Osmosis yang

awalnya di gadang mampu menyelesaikan permasalahan air bersih di Kecamatan Belakang

Padang semata-mata hanya menjadi harapan bagi masyarakat. Krisis air bersih di kecamatan

Belakang Padang belum bisa teratasi secara maksimal. Sea Water Reverse Osmosis yang

sudah dibangun di Kecamatan Belakang Padang belum sanggup memenuhi kebutuhan air

bersih masyarakat Belakang padang apalagi saat musim kemarau.

METODELOGI

Pendekatan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif yaitu ditujukan agar peneliti memperoleh

gambaran yang lebih rinci terhadap suatu hal yang akan diteliti berdasarkan informasi dan

pandangan yang diberikan oleh informan. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

Page 4: EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR BERSIH SUMBER …

 

Jurnal Trias Politika, Vol 5. No.1: 35 - 48 April 2021

e-ISSN: 2597-7423 p-ISSN: 2597-7431

   

  38  

diarahkan untuk memberi gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis

dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi daerah tertentu (Hardani, et al, 2020).

PEMBAHASAN

Efektivitas

Wiliiam N Dunn menyatakan bahwa: “efektivitas (effectiviness) berkenaan dengan

apakah suatu alternatif mencapai tujuan dari diadakannya tindakan, yang secara dekat

berhubungan dengan rasionalitas teknis, selalu diukur dari unit produk atau layanan atau nilai

moneternya”. Jika suatu kebijakan telah dilaksanakan namun ternyata dampaknya tidak

mampu memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat, maka bisa dikatakan kebijakan

tersebut tidak berhasil.

Efektivitas dalam evaluasi kebijakan pengelolaan air bersih sumber produksi Sea

Water Reverse Osmosis di Kecamatan Belakang Padang, peneliti menjadikan beberapa sub

indikator dalam menilai terlaksananya indikator tersebut yaitu antara lain kualitas, kuantitas

dan kontuinitas serta tarif air bersih sumber produksi Sea Water Reverse Osmosis.

a) Kualitas

Efektivitas pengelolaan air bersih ditentukan oleh kualitas air bersih. Kualitas air

adalah tingkat kondisi kualitas air yang menunjukkan kondisi terkontaminasi atau kondisi

baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan standar

kualitas air yang ditetapkan. Berdasarkan hasil temuan dilapangan terhadap sampel air pada

daerah penelitian bahwa air bersih yang dihasilkan sumber produksi Sea Water Reverse

Osmosis tidak berbau, berwarna dan berasa serta pH yang dihasilkan sudah memenuhi

standar kualitas air bersih yaitu pH 7,7 dan TDS 427 yang mana standar pH air bersih

menurut Menteri Kesehatan adalah pH 6,5 sampai 8,5 sehingga air ini sudah layak

dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Kecamatan Belakang Padang.

b) Kuantitas

Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah banyaknya air baku yang

tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai

dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang akan dilayani. Persyaratan kuantitas

juga dapat ditinjau dari standar debit air bersih yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan

Page 5: EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR BERSIH SUMBER …

 

Jurnal Trias Politika, Vol 5. No.1: 35 - 48 April 2021

e-ISSN: 2597-7423 p-ISSN: 2597-7431

   

  39  

jumlah kebutuhan air bersih. Standar kebutuhan air adalah kapasitas air yang dibutuhkan

secara normal oleh manusia untuk memenuhi hajat hidupnya sehari-hari. Keberhasilan

sebuah kebijakan pengelolan air bersih sumber produksi Sea Water Reverse Osmosis tidak

lepas dari kuantitas air bersih yaitu tersedianya sumber daya air yang melimpah. Air yang

melimpah ini harus dapat di distribusikan secara merata kepada masyarakat.

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan didapat pengelolaan air bersih sumber

produksi Sea Water Reverse Osmosis air bakunya sangat mudah didapat karena berasal dari

air laut yang jumlahnya sangat melimpah sehingga bisa diproduksi setiap hari untuk

memenuhi kebutuhan air bersih pelanggan, namun air baku yang melimpah saat ini belum

dapat di didistribusikan kepada pelanggan dengan debit air sesuai kapasitas. Saat ini Badan

Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Air Bersih Kota Batam hanya

mampu menghasilkan debit air setengah dari debit air seharusnya yaitu hanya 2,5 liter

per/detik, hal ini dikeranakan keterbatasan mesin pompa produksi yang saat ini hanya

berjumlah satu buah.

c) Kontiniunitas

Dalam penyediaan air bersih tidak hanya berhubungan dengan kualitas dan kuantitas

tetapi dari segi kontiunitas juga harus mendukung. dimana air harus bisa tersedia secara terus

menerus maskipun di musim kemarau. Karena tujuan utama dari perencanaan pengelolaan air

bersih adalah agar kebutuhan masyarakat akan terpenuhi secara terus menerus walaupun

musim kemarau. Kontiunitas dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per hari

atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air harus tersedia.

Berdasarkan hasil temuan dilapangan kontiniunitas air bersih sumber produksi Sea

Water Reverse Osmosis untuk masyarakat Kecamatan Belakang Padang sangat fluktuatif

tergantung pada perubahan musim. Jika musim penghujan pelannggan dapat menikmati air

bersih secara terus menerus setiap hari walaupun dengan jam operasional yang tidak

menentu. Namun ketika musim kemarau pelanggan hanya akan mendapatkan air bersih

dengan giliran pada hari-hari tertentu sesuai jadwal pemadaman bergilir Badan Layanan

Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Air Bersih Kota Batam.

d) Tarif

Page 6: EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR BERSIH SUMBER …

 

Jurnal Trias Politika, Vol 5. No.1: 35 - 48 April 2021

e-ISSN: 2597-7423 p-ISSN: 2597-7431

   

  40  

Pemerintah didalam memberikan pelayanan publik dituntut untuk tidak membebani

masyarakat. Penetapan tarif tidak boleh membebani pelanggan namun mampu membiayai

biaya operasional dan pemeliharaan. Berikut tarif air bersih sumber produksi Sea Water

Reverse Osmosis yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Walikota Batam Nomor 46 Tahun

2017 tentang Tarif Jasa Layanan Air Bersih dan Air Produksi Sea Water Reverse Osmosis

(SWRO) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan

Air Bersih Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batam:

Tabel 1 Tarif Air Bersih Sea Water Reverse Osmosis

Sumber: Profil Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Air Bersih Kota Batam, Tahun 2020

Page 7: EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR BERSIH SUMBER …

 

Jurnal Trias Politika, Vol 5. No.1: 35 - 48 April 2021

e-ISSN: 2597-7423 p-ISSN: 2597-7431

   

  41  

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa pemberlakukan tarif air bersih sumber

produksi Sea Water Reverse Osmosis ditetapkan berdasarkan kelompok pelanggan yang

dibagi dari kelompok sosial, rumah tangga, instansi pemerintah, niaga, pelabuhan laut non

kapal dan pelabuhan laut untuk kapal. Tarif juga bersifat progresif yaitu pemberlakuan tarif

sesuai dengan tingkat pemakaian air bersih artinya semakin besar pemakaian air, pelanggan

akan membayar lebih tinggi.

Bedasarkan hasil temuan dilapangan didapat bahwa tarif air bersih sumber produksi

Sea Water Reverse Osmsis di Kecamatan Belakang Padang masih membebani masyarakat.

Banyak pelanggan yang mengeluh tarif air bersih ini karena dianggap kemahalan. Walaupun

tarif air bersih sudah mendapat subsidi dari pemerintah yang seharusnya tarif Rp 50.000 per

meter kubik menjadi Rp 20.500 per meter kubik namun nilai tarif ini hampir 4x lipat dari tarif

air bersih dari waduk yang hanya RP 5.000 per meter kubik tentunya hal ini sangat tidak

relevan dengan kondisi ekonomi sebagian masyarakat kecamatan Belakang Padang yang rata-

rata sebagai nelayan. Seharusnya pengambil kebijakan dalam menentukan tarif harus

berdasarkan kriteria ekonomi masyarakat karena fasilitas yang dibangun oleh negara tentunya

untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dan bukan menambah beban hidup

masyarakat.

Efisiensi

Wiliiam N Dunn berpendapat bahwa Efesiensi (efficiency) berkenaan dengan jumlah

usaha yang diperlukan untuk meningkatkan tingkat efektivitas tertentu. Efesiensi yang

merupakan sinonim dengan rasionalitas ekonomi, adalah merupakan hubungan antara

efektivitas dan usaha yang terakhir umumnya diukur dari ongkos moneter. Efesiensi biasanya

ditentukan melalui perhitungan biaya per unit produk atau layanan. Kebijakan yang mencapai

efektivitas tertinggi dengan biaya terkecil dinamakan efisien.

Didalam mengukur efesiensi dalam penelitian ini peneliti menjadikan beberapa sub

indikator dalam menilai terlaksananya indikator tersebut yaitu antara lain tersedianya tenaga

dan biaya pengelolaan air bersih sumber produksi Sea Water Reverse Osmosis.

a) Tenaga

Pelaksanaan kebijakan harus ditunjang oleh ketersediaan sumber saya manusia.

Sumber daya manusia merupakan aset organisasi yang sangat vital. Karena itu peran dan

Page 8: EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR BERSIH SUMBER …

 

Jurnal Trias Politika, Vol 5. No.1: 35 - 48 April 2021

e-ISSN: 2597-7423 p-ISSN: 2597-7431

   

  42  

fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern teknologi yang

digunakan, atau seberapa banyak dana yang disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia

yang profesional semuanya menjadi tidak berguna. Dalam pelaksanaan kebijakan

pengelolaan air bersih sumber produksi Sea Water Reverse Osmosis di kecamatan Belakang

Padang, sumber daya manusia yang terlibat yaitu tenaga pengelola sebagai sumber daya atau

aktor utama kebijakan. Berikut jumlah pennempatan tenaga pengelola Badan Layanan Umum

Daerah Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Air Bersih Kota Batam:

Tabel 2

Penempatan Bekerja Tenaga Pengelola

Sumber: Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Air Bersih Kota Batam, Tahun 2020

Berdasarkan tabel 2 di atas terlihat bahwa jumlah penempatan tenaga pengelolaan air

bersih sumber produksi Sea Water Reverse Osmosis di kecamatan Belakang Padang

berjumlah 7 orang dengan status kepegawaian semuanya Tenaga Harian Lepas.

Dari hasil temuan dilapangan di dapat bahwa tenaga pengelolaan air bersih sumber

produksi Sea Water Reverse Osmosis di Kecamatan Belakang Padang belum tercukupi baik

Page 9: EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR BERSIH SUMBER …

 

Jurnal Trias Politika, Vol 5. No.1: 35 - 48 April 2021

e-ISSN: 2597-7423 p-ISSN: 2597-7431

   

  43  

secara kuantitas (jumlah) maupun kualitas (keahlian) hal ini dirasa dapat menggangu proses

pengelolaan air bersih karena keterbatasan sumber daya yang hanya memiliki tenaga

pengelola dengan status kepegawaian sebagai Tenaga Harian Lepas dan berpendidikan SMA

yang tentunya tidak memiliki keahlian dan mengusai teknologi ini khususnya dibidang teknik

dan kimia, sehingga pelaksanaan kebijakan tidak dapat berjalan secara efisien seperti apa

yang diharapkan, saat terjadi kerusakan pada alat produksi Badan Layanan Umum Daerah

Unit Pelaksana Teknis Kota Batam harus mendatangkan pihak ketiga atau tenaga teknisi dari

luar sehingga hal ini akan menggunakan anggaran yang lebih besar.

b) Biaya

Biaya adalah suatu peristiwa yang diukur berdasarkan nilai uang yang timbul atau

mungkin akan timbul untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Teknologi Sea Water Reverse

Osmosis merupakan teknologi yang mahal karena membutuhkan listrik yang sangat besar,

sehingga biaya produksi yang dikeluarkan dalam pengelolaan air bersih ini juga cukup besar.

Berikut biaya pengeluaran dan penerimaan produksi Sea Water Revere Osmosis:

Tabel 3 Biaya Pengeluaran SWRO 2018-2020

Sumber: Buku Pdengeluaran Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Air Bersih Kota Batam, Tahun 2020

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa jumlah pengeluaran biaya produksi

SWRO setiap bulan berupa biaya upah honorarium, bahan kimia, biaya listrik, dan biaya

pemeliharaan dengan jumlah pengeluaran yang setiap tahunnya tidak tetap. Untuk total

pengeluaran selama setahun dari seluruh biya produksi untuk tahun 2018 berjumlah Rp

810.732.710, tahun 2019 Rp 949.842.910, dan tahun 2020 berjumlah Rp 945.820.087.

Page 10: EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR BERSIH SUMBER …

 

Jurnal Trias Politika, Vol 5. No.1: 35 - 48 April 2021

e-ISSN: 2597-7423 p-ISSN: 2597-7431

   

  44  

Tabel 4 Biaya Penerimaan SWRO 2018-2020

Sumber: Buku Penerimaan Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Air Bersih Kota Batam, Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4 d iatas dapat dilihat bahwa jumlah penerimaan SWRO setiap

bulan itu tidak tetap tergantung pemakaian pelanggan. Untuk total penerimaan selama

setahun dari 763 SR untuk tahun 2018 berjumlah Rp 479.454.956, tahun 2019 Rp

791.874.954, dan tahun 2020 berjumlah Rp 662.810.0865.

Pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang

efesiensi pengelolaan air bersih sumber produksi Sea Water Reverse Osmosis. Dari besarnya

biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan air bersih ini peneliti menilai hasil yang dicapai

dari kebijakan ini tidak efesien, setiap bulan terjadi selisih antara pengeluaran dan

penerimaan sehingga kebijakan ini tidak akan bisa berjalan tanpa adanya subsidi dari

pemerintah. Seharusnya jika pemerintah ingin menerapkan suatu kebijakan sebaiknya

dipikirkan dampak nya kemasyarakat karena dengan biaya produksi yang besar maka tarif

yang akan dibebakan kemasyarakat juga akan mahal.

Kecukupan

Kecukupan yang dalam konteks kebijakan publik dapat diartikan bahwa tujuan yang

telah dicapai setelah pelaksanaan kebijakan tersebut dirasakan sudah dapat menyelesaikan

masalah yang terdapat pada objek kebijakan tersebut. William N Dunn berpendapat bahwa

kecukupan (adequacy) berarti seberapa jauh suatu efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai,

atau kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah. Kriteria kecukupan menekankan

kuatnya hubungan antara alternatif kebijakan dan hasil yang diharapkan.

Sarana dan prasarana yang memadai merupakan penunjang keberhasilan suatu

kebijakan. Sarana dan prasarana yang cukup menjadi modal bagi keberhasilan sebuah

kebijakan. Berdasarkan hasil temuan dilapangan didapat bahwa belum tercukupinya sarana

Page 11: EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR BERSIH SUMBER …

 

Jurnal Trias Politika, Vol 5. No.1: 35 - 48 April 2021

e-ISSN: 2597-7423 p-ISSN: 2597-7431

   

  45  

dan prasarana pengelolaan air bersih sumber produksi Sea Water Reverse Osmosis di

Kecamatan Belakang padang. Masih kurangnya mesin pompa produksi dan jumlah reservoir

mengakibatkan Badan Layanan UmumDaerah Unit Pelaksana Teknis Kota Batam belum

dapat maksimal dalam memberikan pelayanan air bersih kepada pelanggan dan alat produksi

yang berasal dari luar negeri membuat kebijakan ini banyak menemukan kendala saat

melakukan pelayanan seperti jika terjadi kerusakan pada sparepart harus memesan dulu dari

lndia dan Jerman dengan waktu pemesanan lumayan lama sehingga hal ini sangat menggangu

pelayanan air bersih kepada pelanggan.

Pemerataan

Perataan dalam kebijakan dapat dikatakan mempunyai arti dengan keadilan yang

diberikan dan diperoleh sasaran kebijakan. William N Dunn menyatakan bahwa kesamaan

(equity) erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial dan menunjuk pada distribusi

akibat dan usaha antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Kebijakan

yang berorintasi pada pada perataan adalah kebijakan yang akibatnya atau usaha secara adil

didistribusikan. Suatu program tertentu mungkin dapat efektif, efesien, dan mencukupi

apabila biaya-manfaat merata. Kunci dari perataan yaitu keadilan atau kewajaran.

Berdasarkan hasil temuan dilapangan didapat bahwa sampai saat ini kebijakan

pengelolaan air bersih sumber produksi Sea water Reverse Osmosis di Kecamatan Belakang

Padang belum merata dirasakan oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran

pemerintah sehingga pembangunan sarana dan prasarana dilakukan secara bertahap. Saat ini

belum meratanya pembangunan perpipaan pengaliran air bersih ke pemukiman warga dan

reservoir untuk mengaliri perpipaan, sehingga hanya masyarakat yang rumahnya tersedia

jalur perpipaan saja yang bisa menjadi pelanggan air bersih ini sedangkan masyarakat yang

rumahnya belum tersedia jalur perpipaan belum bisa menjadi pelanggan air bersih ini.

Responsivitas

Responsivitas dalam kebijakan publik dapat diartikan sebagai tanggapan sasaran

kebijakan publik atas penerapan suatu kebijakan. Menurut William N Dunn responsivitas

(responsiveness) berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat memuaskan

kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Suatu

keberhasilan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dapat dilihat melalui tanggapan

Page 12: EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR BERSIH SUMBER …

 

Jurnal Trias Politika, Vol 5. No.1: 35 - 48 April 2021

e-ISSN: 2597-7423 p-ISSN: 2597-7431

   

  46  

masyarakat yang menanggapi pelaksanaan setelah terlebih dahulu memprediksi pengaruh

yang akan terjadi jika suatu kebijakan akan dilaksanakan, juga tanggapan masyarakat setelah

dampak kebijakan sudah mulai dapat dirasakan dalam bentuk yang positif berupa dukungan

ataupun wujud yang negatif berupa penolakan masyarakat terhadap kebijakan tersebut.

Ditinjau dari hasil pengamatan yang peneliti dapat dilapangan bahwa kebijakan

pengelolaan air bersih sumber produksi Sea Water Reverse Osmosis di Kecamatan Belakang

Padang mendapat respon yang baik dari masyarakat karena dapat menjadi solusi didalam

memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Walaupun masih ada nya kritikan oleh

masyarakat terkait tarif air bersih ini yang dinilai masih mahal tentunya harapan masyarakat

pemerintah dapat menurunkan tarif air bersih ini sehingga tarifnya terjangkau. Badan

Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan air Bersih Kota Batam juga

selalu merespon baik keluhan pelanggan serta senantiasa lebih mengedepankan kepentingan

pelanggan dari pada yang lain.

Ketepatan

William N Dunn menyatakan bahwa kelayakan (appropriateness) adalah kriteria yang

dipakai untuk menseleksi sejumlah alternatif untuk dijadikan rekomendasi dengan menilai

apakah hasil dari alternatif yang direkomendasikan tersebut merupakan pilihan tujuan yang

layak. kriteria kelayakan ini meyangkut substansi tujuan bukan cara atau instrument untuk

merealisasikan tujuan tersebut. Ketepatan merupakan penilaian suatu tujuan dari sebuah

kebijakan yang menjadi solusi dari masalah yang terjadi di tengah-tengah masyarakat

sehingga bisa dilihat apakah dapat memecahkan masalah tersebut atau justru menimbulkan

masalah yang lain.

Suatu kebijakan dikatakan tepat ketika dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat dan

memberikan manfaat dalam rangka menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat. Kebijakan

yang tepat dapat mendorong terwujudnya kebijakan publik yang berkualitas, dan dengan

adanya kebijakan ada perubahan yang dialami oleh masyarakat. Di tinjau dari hasil yang

didapat peneliti bahwa kebijakan pengelolaan air bersih Sea Water Reverse Osmosis di

Kecamatan Belakang padang saat ini belum tepat sasaran dikarenakan manfaat dari adanya

kebijakan itu belum dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Hanya 40% saja

masyarakat Belakang padang yang bisa berlanggan air bersih ini sehingga saat musim

kemarau masyarakat Belakang Padang masih kesulitan memperoleh air bersih.

Page 13: EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR BERSIH SUMBER …

 

Jurnal Trias Politika, Vol 5. No.1: 35 - 48 April 2021

e-ISSN: 2597-7423 p-ISSN: 2597-7431

   

  47  

KESIMPULAN

Efektivitas

Kebijakan pengelolaan air bersih sumber produksi Sea Water Reverse Osmosis di

Kecamatan Belakang Padang dikatakan belum efektif

Efesiensi

Kebijakan pengelolaan air bersih sumber produksi Sea Water Reverse Osmosis belum

dikatakan efesien dikarenakan belum memiliki tenaga pengelola yang memadai

Kecukupan

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana

Teknis Pengelolaan Air Bersih Kota Batam saat ini masih belum memadai, perlu adanya

penambahan sarana dan prasarana oleh pemerintah seperti penambahan mesin produksi dan

reservoir sehingga bisa maksimal dalam pendistribusian air bersih kepada pelanggan dan bisa

melakukan pengembangan jumlah berlangganan.

Pemerataan

Kebijakan pengelolaan air bersih sumber produksi Sea Water Reverse Osmosis belum

dirasakan adil dan merata oleh mayarakat Kecamatan Belakang Padang dikarenakan masih

terbatasnya anggaran pemerintah untuk membangun sarana dan prasarana seperti jalur

perpipaan dan reservoir di setiap kampung.

Responsivitas

Kebijakan pengelolaan air bersih sumber produksi Sea Water Reverse Osmosis di

Kecamatan Belakang Padang mendapat respon yang baik oleh masyarakat dan pemerintah

setempat dikarenakan dengan adanya kebijakan ini menjadi harapan masyarakat sebagai

sumber air bersih selain waduk.

Ketepatan

Kebijakan pengelolaan air bersih sumber produksi Sea Water Reverse Osmosis sudah

tepat dilaksanakan di Belakang Padang karena air bakunya sangat mudah didapat dan

menjadi sumber air bersih lainnya bagi masyarakat Belakang Padang yang dulunya hanya

berharap dari waduk tadah hujan.

Page 14: EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR BERSIH SUMBER …

 

Jurnal Trias Politika, Vol 5. No.1: 35 - 48 April 2021

e-ISSN: 2597-7423 p-ISSN: 2597-7431

   

  48  

DAFTAR PUSTAKA Dunn, William. (2003). Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Edisi Kedua.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hanafi, Imam. (2011). Kebijakan Air Bersih Optimasi Manajemen Berbasis

Permodelan. Malang: UB Press. Hardani, et.al. (2020). Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif . Yogyakarta: Pustaka

Ilmu. Profill Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Air Bersih

Kota Batam Tahun 2020. Qodriyatun, Sri Nurhayati. (2015). Penyediaan Air Bersih di Indonesia Peran

Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta dan Masyarakat Yogyakarta: P3DI Setjen DPR RI dan Azza Grafika.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Rosda Sutrisno, Totok. (2020). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta Winarno, Budi. (2012). Kebijakan Publik, Teori , Proses, dan Studi Kasus,

Yogyakarta: Caps.