evaluasi kesiapan sekolah dalam menghadapi ujian nasional … · 2017. 4. 7. · harus dipenuhi...
TRANSCRIPT
1
Evaluasi Kesiapan Sekolah dalam Menghadapi Ujian Nasional
Berbasis Komputer (UNBK) di SMA Negeri 1 Bergas Kabupaten
Semarang
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Oleh:
ARLINA INDAH MEITASARI
NIM: 702012003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN
KOMPUTER
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
2
Evaluasi Kesiapan Sekolah dalam Menghadapi Ujian Nasional
Berbasis Komputer (UNBK) di SMA Negeri 1 Bergas Kabupaten
Semarang
1) Arlina Indah Meitasari,
2) Dr. Dharmaputra T. Palekahelu, M.Pd,
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)[email protected],
Abstract
Computer-Based National Exam (UNBK) is national exam system which uses computer as the test
media. There are requirements that must be met by the school in order to follow the Computer-
Based National Exam, that UNBK could only be held by schools which have qualified
infrastructure, human resources, and students. SMAN 1 Bergas for the first time held UNBK for
class XII students in the academic year of 2015/2016. Evaluation of school preparation towards
UNBK in SMAN 1 Bergas needs to be done so that requirements issue can be identified. The
method used in this research is qualitative descriptive. Data were collected by observation,
interviews, and questionnaire. Results showed SMAN 1 Bergas have adopted the National
Computer Based Exams (UNBK) in the academic year of 2015/201 but there are human
resources issue regarding the ‘pengawas’ who do not fully understand their main duties and
instead gave them to the ‘proktor’. The preparation of infrastructure that includes hardware and
lab preparation requires quite a long time due to high number of computer used. Overall, the
implementation of UNBK in 2015/2016 academic year in SMAN 1 Bergas run smoothly without
facing significant obstacles.
Keywords: Computer-Based National Exam, requirements Computer-Based National Exam,
proktor, pengawas
Abstrak
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) adalah sistem pelaksanaan ujian
nasional dengan menggunakan komputer sebagai media ujiannya. Ada persyaratan yang
harus dipenuhi oleh sekolah agar dapat mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK) yaitu UNBK hanya diselenggarakan pada sekolah yang sudah siap baik dari
infrastruktur, SDM, maupun peserta. SMAN 1 Bergas untuk pertama kalinya
menyelenggarakan UNBK bagi siswa-siswi kelas XII di tahun pelajaran 2015/2016.
Evaluasi kesiapan sekolah di SMAN 1 Bergas perlu dilakukan sehingga dapat diketahui
aspek atau syarat yang belum terpenuhi. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif
deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan angket. Hasil
penelitian menunjukkan SMAN 1 Bergas menerapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK) pada tahun ajaran 2015/2016 tetapi masih ada sumber daya manusia yaitu
pengawas ruang yang masih belum paham akan tugas utamanya sehingga lebih banyak
menyerahkan kepada proktor. Sedangkan persiapan infrastruktur yang meliputi lab ruang
1)
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan
Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2)Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
3
ujian dan hardware membutuhkan waktu yang cukup lama karena kebutuhan yang
banyak. Namun secara keseluruhan, pelaksanaan UNBK di SMAN 1 Bergas tahun ajaran
2015/2016 berjalan lancar tidak mengalami kendala yang berarti.
Kata kunci : UNBK, persyaratan UNBK, proktor, pengawas
4
5
6
7
8
1. Pendahuluan
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) adalah sistem pelaksanaan
ujian nasional dengan menggunakan komputer sebagai media ujiannya. Dalam
pelaksanaannya, UNBK berbeda dengan sistem ujian nasional berbasis kertas
yang selama ini sudah berjalan. Dengan demikian ada persyaratan yang harus
dipenuhi oleh sekolah agar dapat mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK) yaitu UNBK hanya diselenggarakan pada sekolah yang sudah siap baik
dari segi infrastruktur, SDM, maupun peserta. Infrastruktur sejauh mungkin
memanfaatkan laboratorium komputer yang ada di sekolah [1]. Infrastruktur yang
dijadikan syarat atau ketentuan yaitu kualifikasi laboratorium yang digunakan
untuk UNBK dan hardware yang berada di dalam laboratorium tersebut.
Sedangkan untuk SDM mencakup peran dan tugas utama dari proktor, teknisi,
pengawas dan peserta ujian.
Persiapan yang dilakukan dari pihak sekolah harus mencakup seluruh
aspek yang menjadi persyaratan sekolah peserta UNBK. Di SMAN 1 Bergas
untuk pertama kalinya menyelenggarakan UNBK bagi siswa-siswi kelas XII tahun
pelajaran 2015/2016. Evaluasi persiapan sekolah di SMAN 1 Bergas perlu
dilakukan, mengingat tahun pertama penerapan UNBK sehingga dapat diketahui
aspek atau syarat yang belum terpenuhi.
Penelitian ini mendapatkan kontribusi dari beberapa penelitian terdahulu
yang relevan, diantara nya mengenai desain model sistem ujian online dan
software simulasi ujian nasional berbasis mobile application. Dari kedua
penelitian terdahulu tersebut peneliti mendapatkan deskripsi mengenai hasil
evaluasi dari sistem ujian yang berbasis teknologi atau komputer.
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu
apakah sekolah yang akan mengikuti pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis
Komputer (UNBK) sudah memiliki kesiapan dan memenuhi kualifikasi untuk
infrastruktur yaitu laboratorium dan hardware juga peran dan tugas utama dari
SDM yaitu proktor, teknisi, pengawas dan peserta secara menyeluruh. Dari
rumusan masalah tersebut akan didapatkan hasil evaluasi dalam bentuk deskriptif
yang berguna untuk sekolah lain yang nantinya akan menerapkan UNBK sehingga
tidak ada prasyarat yang terlewat.
2. Tinjauan pustaka
Teori evaluasi
Evaluasi program adalah proses untuk mendeskripsikan dan menilai suatu
program dengan menggunakan kriteria tertentu dengan tujuan untuk membantu
merumuskan keputusan, kebijakan yang lebih baik. Pertimbangannya adalah
untuk memudahkan evaluator dalam mendeskripsikan dan menilai komponen-
komponen yang dinilai, apakah sesuai dengan ketentuan atau tidak [2]. Penelitian
evaluasi dapat diartikan suatu proses yang dilakukan dalam rangka menentukan
9
kebijakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan
keuntungan suatu program, serta mempertimbangkan proses serta teknik yang
telah digunakan untuk melakukan suatu penelitian [3].
Model Evaluasi UCLA
Tayibnapis (1989: 11) Alkin (1969) menulis tentang kerangka kerja evaluasi yang
hampir sama dengan model CIPP. Alkin mendefinisikan evaluasi sebagai suatu
proses meyakinkan keputusan, memilih informasi yang tepat, mengumpulkan dan
menganalisis informasi sehingga dapat melaporkan ringkasan data yang berguna
bagi pembuat keputusan dan memilih beberapa alternatif. Alkin mengemukakan
lima macam evaluasi yaitu :
1. System assessment yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi
sistem. System assessment berfungsi memberikan informasi mengenai keadaan
atau profil program [4]
2. Program plannin membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan
berhasil memenuhi kebutuhan program
3. Program implementation yang menyiapkan informasi apakah program sudah
diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang direncanakan
4. Program improvement yang memberikan informasi tentang bagaimana
program berfungsi, bagaimana program bekerja, atau berjalan. Apakah menuju
pencapaian tujuan, adakah hal-hal atau masalah-masalah baru yang muncul
tak terduga. Program improvement berfungsi memberikan informasi tentang
bagaimana program tersebut bermanfaat dan bagaimana program dapat
dilaksanakan.
5. Program certification yang memberi informasi tentang nilai atau guna
program[5].
Kesiapan sekolah
Berdasarkan surat edaran dari Kemendikbud Balitbang No.
1356/H/TU/2016 bahwa UNBK hanya diselenggarakan pada sekolah yang sudah
siap baik dari segi infrastruktur maupun SDM per November 2015. Infrastruktur
sejauh mungkin memanfaatkan laboratorium komputer yang ada di sekolah [6].
Berikut persyaratan yang harus dipersiapkan dan dipenuhi oleh sekolah terkait
infrastruktur dan SDM :
a) Infrastruktur
1. Server (utama dan cadangan)
2. Client (utama dan cadangan)
3. Jaringan internet dengan bandwidth minimal 1 mbps
10
4. Jaringan area lokal (Local Area Network – LAN) [7]
Kriteria ruang ujian atau laboratorium :
Di dalam ruang ujian harus tersedia jaringan internet dan jaringan area lokal
(Local Area Network – LAN).
Jarak antar komputer minimal 1 M,
Pengaturan tempat duduk ruang ujian diusahakan menggunakan model
pengaturan kelas dan tidak saling berhadapan,
Mengatur IP address komputer server dan komputer peserta menjadi statik.
Kabel : minimal CAT5E 10/100/1000,
Switch : setiap server 1 switch dengan jumlah port minimal 24 port,
Bandwith : minimal 1 mbps.
Kriteria hardware untuk laboratorium ruang ujian UNBK :
Server utama dan cadangan :
OS : 64 bit dengan win 7 / win server 8 / Linux,
Processor : i5 64 bit,
RAM : minimal 8 GB,
Networking : LAN card 2 buah,
Jenis : PC/Tower/Dekstop dan bukan laptop,
Port : 80,
Harddisk : 250 GB.
Client utama dan cadangan :
OS : win XP terinstall .NET Framework 3.5,
Processor : Pentium 4,
RAM : minimum 512 MB,
Networking : LAN wire,
Jenis : PC/Tower/Desktop/Laptop,
Browser : Chrome/Mozilla Firefox dan tercopy XAMBRO (aplikasi browser
ujian Puspendik),
Monitor : minimal 12 inch,
Harddisk : minimal 10 GB (free space),
Headset/earphone (untuk ujian listening) sejumlah client utama dan cadangan.
Setiap ruang ujian dilengkapi dengan hardware pendukung yaitu UPS minimal
untuk server selama 2 jam dan genset untuk seluruh perangkat yang dipakai
untuk UNBK [8].
b) SDM (Sumber Daya Manusia)
1. Proktor berjumlah 1 orang per sekolah. Proktor memiliki kewenangan dan
tanggung jawab untuk mengoperasikan aplikasi UN Online pada server dan
komputer sekolah. Berikut beberapa tugas utama proktor sebelum, ketika dan
setelah pelaksanaan UNBK :
Sebelum ujian :
11
a. Mengecek dan memastikan semua server terhubung dengan internet guna
melakukan sinkronisasi,
b. Menginstall dan menjalankan program aplikasi UNBK di setiap server,
jika sekolah mempunyai lebih dari 1 server pastikan semua server yang
akan dipakai harus sudah disinkronisasi,
c. Mengisi, menandatangani, dan menyerahkan berita acara sinkronisasi
kepada sekolah serta mengupload berita acara sinkronisasi ke website
UNBK,
d. Memastikan data siswa yang ada di program aplikasi sudah sesuai. Jika
sudah sesuai cetak kartu peserta dan meyerahkan nya kepada peserta juga
mencetak daftar hadir dari web UNBK,
e. Memastikan Xambro berfungsi dengan baik di komputer client,
f. Sebelum memulai ujian, proktor menerima penjelasan dan pengarahan dari
ketua panitia pelaksana UNBK.
Ketika ujian :
a. Memastikan Xambro sudah terbuka dan berfungsi di seluruh client,
b. Merilis token ujian dan mengumumkan kepada peserta. Jika ada peserta
yang keluar tes tanpa logout, maka proktor harus melakukan relogin
dengan mereset peserta yang bersangkutan dan merilis token yang baru
jika sudah lebih dari 15 menit.
Setelah ujian :
a. Memastikan seluruh peserta sudah selesai ujian,
b. Mengunggah semua jawaban peserta ke server pusat setiap sesi berakhir,
jika tidak bisa membackup nya terlebih dahulu,
c. Mencetak berita acara dan menandatanganinya kemudian di unggah ke
website UNBK,
d. Mengunggah daftar hadir peserta ke website UNBK.
2. Teknisi berjumlah 1 orang per sekolah. Teknisi bertugas untuk
mempersiapkan infrastruktur TIK yang menjadi syarat UN Online. Berikut
beberapa tugas yang harus dilakukan teknisi :
a. Menstatikkan IP address di komputer peserta dan server,
b. Membantu menjaga kestabilan internet sekolah dari ruang teknisi,
c. Menerima Xambro dari proktor dan di copy ke seluruh client,
d. Menerima pengarahan dari ketua panitia pelaksana UNBK,
e. Menangani gangguan teknis jaringan, client dan server setelah mendapat
laporan dari pengawas ruang,
f. Melakukan perbaikan pada komputer yang mengalami gangguan, jika
lebih dari 50 menit gangguan belum terselesaikan, teknisi melaporkan
kepada panitia pelaksana UNBK.
3. Pengawas ruang berjumlah 2 orang per 20 peserta ujian. Pengawas ruang
bertugas lebih kepada administratif kepada peserta UN Online. Berikut
beberapa tugas pengawas ruang UNBK :
12
a. Menerima penjelasan dan pengarahan dari ketua panitia pelaksana UNBK,
b. Memeriksa dan memastikan setiap peserta UNBK duduk di tempat
masing-masing sesuai nomor yang telah ditentukan atau yang tercantum
pada kartu tes peserta,
c. Meminta peserta memasukkan username dan password dan memastikan
peserta menandatangani daftar hadir,
d. Jika ada komputer peserta yang mengalami gangguan maka meminta
peserta untuk logout dan pindah ke komputer cadangan. Meminta proktor
untuk mereset username peserta tersebut dan diberikan token ujian.
Memanggil teknisi untuk memperbaiki komputer yang bermasalah,
e. Menyerahkan daftar hadir peserta dan berita acara pelaksanaan UNBK
kepada panitia [9].
4. Peserta yang mengikuti UNBK adalah siswa-siswi kelas XII. Berikut adalah
panduan dan syarat yang harus dipenuhi oleh peserta UNBK :
a. Peserta melakukan login pada aplikasi CBT menggunakan username dan
password yang telah dibagikan
b. Peserta memasukkan token ujian yang diberikan dari proktor
c. Peserta sudah pernah mengikuti simulasi atau try out UNBK yang
diselenggarakan oleh sekolah
d. Peserta sudah pernah mengikuti sosialisasi UNBK yang diselenggarakan
oleh dinas pendidikan dan sekolah [10].
Ujian Nasional
Ujian Nasional menurut Syawal Gultom adalah sistem evaluasi standar
pendidikan dasar dan menengah di Indonesia. Selain itu sebagai sarana untuk
memetakan mutu berbagai tingkatan pendidikan satu daerah dengan daerah lain
[11]. Menurut Hari Setiadi, Ujian Nasional adalah penilaian hasil belajar oleh
pemerintah yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara
nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok ilmu pengetahuan dan
teknologi-teknologi [12]. Menurut H. A. R. Tilaar, Ujian Nasional adalah upaya
pemerintah untuk mengevaluasi tingkat pendidikan secara nasional dengan
menetapkan standarisasi nasional pendidikan. Hasil dari Ujian Nasional yang
diselenggarakan oleh Negara adalah upaya pemetaan masalah pendidikan dalam
rangka menyusun kebijakan pendidikan nasional [13].
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) atau Computer Based Test (CBT)
Computer Based Test (CBT) adalah ujian SBMPTN yang diselenggarakan
dengan menggunakan komputer. Karakteristik dari tes ini sama dengan tes tertulis
biasanya yaitu menggunakan satu perangkat tes untuk beberapa peserta dengan
panjang waktu tes yang sama. Perbedaannya terletak pada teknik penyampaian
(delivery) butir soal yang tidak lagi menggunakan kertas (paper), baik untuk
naskah soal maupun lembar jawaban soalnya [14]. Penyelenggaraan UNBK
13
pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 secara online dan terbatas di beberapa
sekolah pilihan. UNBK saat ini menggunakan sistem semi-online yaitu soal
dikirim dari server pusat secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server
lokal (sekolah), kemudian ujian siswa dilayani oleh server lokal (sekolah) secara
offline. Selanjutnya hasil ujian dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke
server pusat secara online (upload) [1].
Penelitian terdahulu
Ada beberapa penelitian yang telah mengkaji tentang sistem Ujian Nasional
Berbasis Komputer diantaranya :
Penelitian yang dibuat oleh Amiq Fahmi, Program Studi Manajemen
Infromatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Semarang
dengan judul penelitian “Desain Model Sistem Ujian Online” dapat disimpulkan
bahwa adanya kesempatan untuk dapat menggantikan sistem ujian berbasis kertas
dan terjadi peningkatan pada proses belajar siswa juga dapat meningkatkan hasil
kelulusan UN pada sekolah tersebut [15].
Penelitian yang dibuat oleh Adhi Wicaksono, Nova Suparmanto, dan
Rahmat Hidayat, Mahasiswa FT Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul
penelitian “Software Simulasi Ujian Nasional Berbasis Mobile Application
Menggunakan Bahasa Pemrograman Java 2 Micro Edition (J2ME)” dapat
disimpulkan bahwa pihak sekolah dan pemerintah dapat lebih meningkatkan
persiapan menghadapi Ujian Nasional dan juga sebagai motivasi untuk siswa
sehingga akan menaikkan angka kelulusan sekolah tersebut [16].
Penelitian yang dibuat oleh Amiq Fahmi meneliti mengenai desain sistem
ujian online berupa perangkat lunak, sedangkan penelitian yang dibuat oleh Adhi
Wicaksono mengenai software simulasi ujian nasional dengan menggunakan
mobile application. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, peneliti ingin meneliti
mengenai kesiapan sekolah dalam menghadapi Ujian Nasional Berbasis komputer
(UNBK) di SMAN 1 Bergas. Persamaan dengan penelitian sebelumnya yaitu
peneliti sama-sama meneliti mengenai sistem ujian nasional yang menggunakan
teknologi baik berupa komputer atau mobile application. Kontribusi dari
penelitian sebelumnya adalah peneliti mendapatkan hasil evaluasi berupa
deskripsi mengenai ujian nasional berbasis kertas yang dapat digantikan dengan
yang berbasis teknologi komputer dan mobile application.
6. Metode penelitian
Jenis penelitian
Penelitian ini adalah penelitian evaluasi yang bersifat deskriptif kualitatif.
Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati [17].
Penelitian ini menggunakan model evaluasi UCLA. Alkin mengemukakan
lima macam evaluasi yaitu System assessment yang memberikan informasi
tentang keadaan atau posisi sistem. Program plannin membantu pemilihan
14
program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program.
Program implementation yang menyiapkan informasi apakah program sudah
diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang direncanakan.
Program improvement yang memberikan informasi tentang bagaimana program
berfungsi. Program improvement berfungsi memberikan informasi tentang
bagaimana program tersebut bermanfaat. Program certification yang memberi
informasi tentang nilai atau guna program[5].
Metode pengambilan data
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas XII SMAN
1 Bergas. Untuk proktor dan pengawas ruang diambil masing-masing dua guru
untuk dijadikan sampel. Sampel yang diambil untuk siswa dan guru dengan
menggunakan teknik random sampling. Sedangkan teknisi memang hanya 1 orang
per sekolah. Metode pengambilan data yang digunakan adalah dengan observasi,
wawancara dan angket.
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi [18]. Observasi dilakukan sebelum dan sesudah ujian
berlangsung. Hasil observasi digunakan untuk melihat kesesuaian lab yang
digunakan untuk ujian dengan spesifikasi yang ada di aturan UNBK.
Wawancara dilakukan sesudah ujian berlangsung. Hasil wawancara
digunakan untuk melihat kesiapan dan tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas
dari sumber daya manusia yang terkait dengan UNBK. Jadi dengan wawancara,
maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan
dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak
bisa ditemukan melalui observasi [18].
Angket dilakukan sesudah ujian berlangsung. Hasil angket digunakan
untuk melihat kesiapan belajar dari siswa kelas XII dalam menghadapi UNBK.
Angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui
[19].
Analisis data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain [20].
Analisis data observasi
Menggunakan alat observasi berupa check lists yang mempermudah
peneliti dalam memperoleh data kesesuaian kondisi lab dan hardware yang akan
digunakan sebagai ruang ujian karena faktor yang akan diteliti sudah dicatat
dalam daftar isian. Hasil data observasi kemudian dianalisis dan dijabarkan secara
deskriptif lalu dimasukkan ke hasil dan pembahasan untuk ketersediaan lab dan
hardware yang nantinya disesuaikan dengan persyaratan UNBK.
Analisis data wawancara
Wawancara dilakukan dengan sederhana untuk konfirmasi antara proktor,
teknisi dan pengawas ruang dengan tugas utama masing-masing. Hasil data
15
wawancara kemudian dianalisis dan dijabarkan secara deskriptif dan dimasukkan
ke hasil dan pembahasan untuk ketersediaan sumber daya manusia proktor, teknisi
dan pengawas ruang yang nantinya disesuaikan dengan tugas utama masing-
masing.
Analisis data angket
Analisis data angket dilakukan dengan mentabulasikan hasil jawaban ke
dalam daftar tabulasi (tabel). Bila data dalam daftar tabulasi sudah lengkap maka
analisis segera dilakukan dengan kualitatif (pernyataan atau statement). Diperoleh
data 39 responden (siswa) yang terdiri dari 11 laki-laki dan 28 perempuan. Jumlah
responden untuk jurusan IPA 10 responden, jurusan IPS 20 responden dan jurusan
BHS 9 responden.
7. Hasil dan pembahasan
SMAN 1 BERGAS merupakan sekolah yang memiliki akses mudah,
karena lokasinya yang terletak persis di pinggir jalan raya utama Semarang –
Solo. Fasilitas sarana maupun prasarana memadai untuk diselenggarakannya
sebuah kegiatan pembelajaran. Salah satu sarana prasarana yang digunakan untuk
pembelajaran adalah laboratorium komputer. Sekolah mempunyai 2 lab yang
selalu aktif digunakan setiap hari.
Kesiapan Infrastruktur UNBK di sekolah
Ketersediaan laboratorium komputer
Pelaksanaan UNBK menggunakan ruang ujian laboratorium komputer.
Laboratorium yang akan digunakan sebagai ruang ujian harus sesuai dengan
kriteria ruang ujian UNBK yang tercantum di Manual Latihan UNBK 2015/2016
dari Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan,
Kemendikbud.
Kriteria yang ditetapkan dari
Kemendikbud
Keadaan laboratorium di
sekolah
Hasil observasi
Lab 1 Lab 2 Lab 3
Jarak antar komputer minimal 1
meter
1 meter dan 1,5 meter √ √ √
Pengaturan tempat duduk
menggunakan model pengaturan
kelas dan tidak saling berhadapan
Menghadap ke depan dan
ada yang saling
membelakangi
√ √ X
Pengaturan IP Address menjadi
statik
Statik √ √ √
Kabel minimal CAT5E
10/100/1000
UTP √ √ √
16
Switch setiap server 1 switch
dengan jumlah port minimal 24
port
1 switch tiap server
√ √ √
Bandwith minimal 1 mbps 10 mbps √ √ √
Jaringan internet LAN di dalam
ruang ujian harus tersedia jaringan
internet dan jaringan area lokal
(Local Area Network – LAN)
Tiap ruang ujian sudah
ada internet √ √ √
Berdasarkan tabel hasil observasi, untuk UNBK sekolah harus
menyediakan komputer untuk peserta sejumlah minimal 1/3 peserta UNBK.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, dari jumlah 269 peserta
UNBK sekolah masih kekurangan 1 laboratorium komputer karena 2 laboratorium
yang sudah ada hanya mencukupi untuk 30 peserta ujian. Untuk laboratorium
ruang 3 pengaturan tempat duduk masih menggunakan model saling berhadapan
dan jarak antar komputer tidak ada 1 M. Kabel LAN yang tidak tertata rapi dan
hanya direkatkan dengan solasi hitam membuat pengaturan IP address sedikit
rumit karena harus mengurutkan sesuai nomor meja ujian. Sebelum pelaksanaan
simulasi UNBK, internet yang digunakan sekolah sering mengalami masalah,
karena koneksi internet dibutuhkan untuk sinkronisasi, mengunduh berita acara
dan daftar peserta ujian.
Sekolah mengupayakan persiapan dan pemenuhan kebutuhan dilakukan
sebelum simulasi UNBK berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara dengan
wakil kepala sekolah bagian sarana prasarana, untuk memenuhi kekurangan ruang
ujian sekolah membuat 1 laboratorium komputer tambahan yaitu laboratorium
ruang 2 dengan kapasitas yang dapat menampung 30 peserta ujian. Berdasarkan
hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bagian sarana prasarana, belajar
dari kekurangan di laboratorium ruang 3 pengaturan kabel LAN, jarak antar
komputer dan model pengaturan kelas sangat di perhatikan. Pembaruan jaringan
internet sudah dilakukan dengan mengupgrade menjadi 20 mbps untuk setiap
laboratorium komputer.
Ketersediaan hardware
Hardware utama yang digunakan untuk UNBK adalah server lokal dan
client. Spesifikasi hardware tersebut ditulis di Manual Latihan UNBK 2015/2016
dari Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan,
Kemendikbud.
Kriteria yang ditetapkan
dari Kemendikbud
Keadaan hardware di
laboratorium Hasil observasi
Server Client Server Client Lab 1 Lab 2 Lab 3
17
OS 64 bit OS win XP Win 7 64 bit Win 7 √ √ √
Processor i5
64 bit
Processor
Pentium 4
Intel core i5 Dual core,
Pentium 4 √ √ X
RAM
minimal 8
GB
RAM min
512 GB
8 GB 2 GB, 512
GB √ √ X
LAN card 2
buah
LAN Wire 2 buah 1 buah √ √ √
PC/Dekstop PC/Dekstop PC PC √ √ √
Port 80 Chrome /
Mozilla /
Xambro
24 Chrome
√ √ √
Headset /
earphone
1 buah tiap
client √ √ √
Berdasarkan tabel hasil observasi, hanya beberapa client di lab ruang 3
mempunyai spesifikasi yang masih kurang sehingga diberikan 2 cadangan client,
mulai dari processor yang Pentium 4 (Lab ruang 1 dan 2 sudah dual core) dan
RAM 512 GB dan 1 GB (Lab ruang 1 dan 2 sudah 2 GB). Hanya untuk genset,
sekolah memang tidak menyediakan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, sekolah
memfokuskan pengadaan hardware untuk lab baru yaitu lab ruang 2 karena
kekurangan hardware dalam jumlah yang banyak. Meskipun sekolah mendapat
bantuan 10 unit client dari Dinas Pendidikan Kab. Semarang untuk lab ruang 3,
sekolah tetap fokus untuk melakukan upgrade seperti pergantian komputer yang
processor nya tidak memasuki ketentuan. Diantara kedua laboratorium yang lain,
lab ruang 3 ini adalah laboratorium komputer yang paling lama dan sering
digunakan, sehingga banyak yang perlu diperbaiki. Untuk cadangan client sekolah
memang menyediakan 1 client tiap lab ruang ujian karena keseluruhan hardware
sudah baik dan diyakini tidak akan ada kerusakan. Berdasarkan hasil wawancara
dengan wakil kepala sekolah bagian sarana prasarana, tidak adanya genset untuk
cadangan listrik sudah diantisipasi oleh sekolah dengan menugaskan salah satu
staf untuk berjaga-jaga di PLN daerah setempat guna memantau jika ada
pemadaman listrik.
Kesiapan SDM (Sumber Daya Manusia) UNBK di sekolah
Proktor
Di setiap laboratorium komputer ruang ujian sudah tersedia petugas yang
mengerti dan menguasai IT. Proktor adalah petugas yang memiliki kewenangan
tanggung jawab untuk mengoperasikan aplikasi UNBK pada server dan komputer
sekolah. Proktor berjumlah minimal 1 orang persekolah dan memiliki pedoman
18
pelaksanaan UNBK 2016 panduan proktor yang didapat dari Dinas Pendidikan
Kab. Semarang.
Kriteria yang ditetapkan dari
Kemendikbud
Keadaan proktor di sekolah Hasil
wawan
cara
Mengecek dan memastikan semua server
terhubung dengan internet guna
melakukan sinkronisasi
proktor memastikan server terkoneksi
internet √
Menginstall dan menjalankan program
aplikasi UNBK di setiap server, jika
sekolah mempunyai lebih dari 1 server
pastikan semua server yang akan dipakai
harus sudah disinkronisasi
Pada saat masuk lab ruang ujian,
proktor harus menyalakan server
√
Mengisi, menandatangani, dan
menyerahkan berita acara sinkronisasi
kepada sekolah serta mengupload berita
acara sinkronisasi ke website UNBK
Hanya 1 proktor yang mengupload
administrasi ujian X
Memastikan data siswa yang ada di
program aplikasi sudah sesuai. Jika sudah
sesuai cetak kartu peserta dan meyerahkan
nya kepada peserta juga mencetak daftar
hadir dari web UNBK
Hanya 1 proktor yang mengupload
administrasi ujian
X
Merilis token ujian dan mengumumkan
kepada peserta. Jika ada peserta yang
keluar tes tanpa logout, maka proktor
harus melakukan relogin dengan mereset
peserta yang bersangkutan dan merilis
token yang baru jika sudah lebih dari 15
menit
Setiap proktor merilis token ujian
√
Berdasarkan tabel hasil wawancara, SMAN 1 Bergas mempunyai 3
proktor utama dan bertanggung jawab di setiap lab ruang ujian. Sebelum try out
dilaksanakan sekolah masih kekurangan hardware di lab ruang 2 dan ruang 3, hal
ini membuat proktor kesulitan untuk melakukan pengaturan desain lab dan
sinkronisasi karena sinkronisasi hanya dilakukan oleh 1 proktor untuk 3 server.
Administrasi peserta seperti daftar hadir dan berita acara sudah dicetak dan
diunggah sesuai jadwal oleh 1 proktor. Penginstallan Xambro sudah dilakukan
oleh proktor di setiap lab, untuk membuka dan menutup Xambro hanya dilakukan
oleh proktor. Proktor merilis token ujian yang berlaku hanya 15 menit, jika lebih
dari 15 menit ada komputer peserta yang mengalami gangguan proktor harus
19
merilis token yang baru. Untuk penguploadan jawaban peserta tidak dilakukan
tiap sesi ujian, tetapi dilakukan setelah sesi terakhir ujian karena 1 hari ada 3 sesi
ujian UNBK.
Sekolah mengupayakan pengadaan hardware agar proktor di setiap lab
bisa mulai menata desain sebelum try out berlangsung. Karena waktu yang sudah
mendekati dengan try out, sekolah membentuk tim UNBK. Tim tersebut bertugas
membantu kinerja proktor dan teknisi agar segala persiapan selesai tepat waktu.
Pengawas ruang
Pengawas ruang UNBK bertugas membantu proktor dan
mengadministrasikan tes kepada peserta. Tugas dan tanggung jawab pengawas
sudah tertulis di Panduan Pengawas Ruang yang didapat dari Dinas Pendidikan
Kab. Semarang.
Kriteria yang ditetapkan dari
Kemendikbud
Keadaan pengawas ruang di sekolah Hasil
wawan
cara
Memeriksa dan memastikan setiap peserta
UNBK duduk di tempat masing-masing
sesuai nomor yang telah ditentukan atau
yang tercantum pada kartu tes peserta
Memastikan siswa duduk di tempat
masing-masing
√
Meminta peserta memasukkan username
dan password dan memastikan peserta
menandatangani daftar hadir
Memastikan peserta mengisi daftar
hadir tetapi untuk username dan
password diarahkan oleh proktor
X
Jika ada komputer peserta yang
mengalami gangguan maka meminta
peserta untuk logout dan pindah ke
komputer cadangan. Meminta proktor
untuk mereset username peserta tersebut
dan diberikan token ujian. Memanggil
teknisi untuk memperbaiki komputer yang
bermasalah
Langsung ditangani proktor,
pengawas hanya mengontrol
X
Berdasarkan tabel hasil wawancara dengan pengawas ruang, pengawas
sudah melakukan tugas nya dengan baik seperti memastikan peserta duduk di
meja masing-masing, peserta menandatangani daftar hadir, dan membantu jika
ada komputer peserta yang mengalami gangguan. Pada saat ujian memang ada
beberapa komputer peserta yang me logout sendiri, tetapi pengawas tidak
langsung tanggap untuk membantu menanggani komputer yang mengalami
gangguan justru langsung menyerahkan penanganan kepada proktor dan
pengawas hanya mengendalikan kondisi ruang ujian supaya peserta tidak gaduh.
20
Setelah ujian selesai pengawas menyerahkan daftar hadir dan berita acara yang
sudah ditandatangani kepada proktor.
Sekolah sudah berupaya memberikan sosialisasi kepada seluruh panita
pelaksana UNBK termasuk pengawas ruang. Karena persiapan pengawas yang
kurang, sekolah meminta agar proktor tiap lab ruang ujian ikut membantu jika ada
gangguan dalam komputer peserta. Dengan begitu, pengawas ruang selalu
menyerahkan gangguan komputer peserta kepada proktor.
Teknisi
Teknisi berjumlah 1 orang per sekolah dengan tugas mempersiapkan
infrastruktur TIK yang dipersyaratkan UNBK. Teknisi memiliki panduan yang
diberikan dari Dinas Pendidikan Kab. Semarang.
Kriteria yang ditetapkan dari
Kemendikbud
Keadaan teknisi di sekolah Hasil
wawan
cara
Menstatikkan IP address di komputer
peserta dan server
Dilakukan bersama dengan tim
UNBK √
Membantu menjaga kestabilan internet
sekolah dari ruang teknisi
Mengecek dan memastikan internet
dapat diakses √
Menangani gangguan teknis jaringan,
client dan server setelah mendapat laporan
dari pengawas ruang
Saat ujian, client yang mengalami
gangguan ditangani oleh proktor
dulu, jika client mengalami
kerusakan yang parah proktor akan
memanggil teknisi
√
Berdasarkan tabel hasil wawancara dengan teknisi, untuk pengaturan IP
address dan pemasangan aplikasi Xambro tidak hanya dilakukan oleh teknisi
tetapi proktor dan seluruh panitia. Pemantauan jaringan internet sudah dilakukan
teknisi dengan baik terutama pada saat proktor akan melakukan sinkronisasi. Pada
saat ujian jika ada client yang mengalami gangguan ditangani terlebih dahulu oleh
proktor.
Gangguan komputer peserta yang tidak terlalu fatal memang ditangani
dahulu oleh proktor karena terbatasnya waktu ujian jika memanggil teknisi.
Peserta ujian
Di SMAN 1 Bergas ada 269 siswa kelas XII yang mengikuti UNBK.
Persiapan dan respon siswa mengenai UNBK sangat beragam. Berdasarkan data
yang diperoleh dan dianalisis, dapat dipaparkan hasil persiapan dan respon siswa
menjelang UNBK sebagai berikut :
21
Tabel 1. Respon peserta ujian mengenai UNBK
Tabel 1 menunjukkan respon peserta ujian mengenai UNBK yaitu siswa
kelas XII. Dengan jumlah 92% siswa kelas XII setuju dengan penerapan UNBK
tahun 2016 ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, penggunaan
komputer sudah menjadi kebiasaan bagi kalangan anak remaja jaman sekarang
sehingga siswa sudah terbiasa dengan teknologi komputer.
Respon peserta mengenai UNBK yang tidak lagi mempengaruhi kelulusan
mendapat respon positif sebanyak 69%. Hal ini membuat siswa lebih tenang dan
fokus dalam pengerjaan soal serta membantu siswa mengurangi rasa tertekan akan
Ujian Nasional. Sejumlah 28% siswa tidak setuju jika UNBK tidak
mempengaruhi kelulusan karena membuat siswa justru mengerjakan soal secara
tidak serius. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, perihal UNBK tidak
mempengaruhi kelulusan sudah disosialisasikan oleh pemerintah sejak awal
semester genap.
Kemudahan UNBK mendapat respon setuju sebanyak 87% dan tidak
setuju 13%. Berdasarkan wawancara dengan siswa, fasilitas yang diberikan
sekolah sudah baik sehingga siswa dapat merasakan penggunaan komputer yang
mudah dan tidak sering mengalami gangguan. Sebagian yang tidak setuju
mengatakan bahwa belum siap untuk menerima teknologi ujian yang baru
sehingga sedikit banyak siswa yang masih bingung dan takut.
Pencarian informasi UNBK di internet mendapat respon positif ya
sebanyak 59% dan 41% mengatakan tidak. Berdasarkan hasil wawancara dengan
siswa, sebagian yang mengatakan ya atau setuju mencari informasi di internet
seperti artikel sewaktu istirahat sekolah. Dan siswa yang tidak mencari informasi
mengenai UNBK mengatakan bahwa mereka lebih memilih untuk fokus belajar
dan mengikuti try out
Setuju Tidak Setuju Ya Tidak
Penerapan UNBK 92% 8%
Pengaruh UNBK terhadap
kelulusan
69% 28%
Kemudahan pengoperasian
hardware untuk UNBK
dibandingkan dengan LJK
87% 13%
Mencari informasi UNBK di
internet
59% 41%
22
Tabel 2. Kesiapan mental dari peserta UNBK
Baik Tidak Sudah Belum
Persiapan mental menghadapi UNBK 95% 5%
Kondisi mental peserta yang dapat
mengganggu saat ujian berlangsung
18% 82%
Tabel 2 menunjukkan kesiapan mental dari peserta UNBK. Sebanyak 95%
siswa sudah melakukan persiapan secara mental dan 5% mengatakan belum.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, siswa mempersiapkan diri secara
mental agar tidak terpengaruh oleh siswa yang lain pada saat ujian seperti terburu-
buru menyelesaikan soal dan keluar dari ruang ujian sebelum waktu ujian selesai.
Kondisi mental peserta saat ujian berlangsung mendapat respon ya 18% dan 82%
menjawab tidak. Kondisi yang dimaksud adalah rasa takut dan tidak percaya diri.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, sudah tidak kaget dan tidak takut
dengan ujian komputer. Selain sudah diberikan penjelasan dari sekolah, siswa
juga sudah mempersiapkan diri secara mental agar rasa takut dan tidak percaya
diri tersebut tidak mengganggu pada saat ujian berlangsung.
Tabel 3. Kesiapan belajar peserta UNBK
Tabel 3 menunjukkan kesiapan belajar peserta UNBK. Sebanyak 95%
sudah mengikuti latihan atau try out UN dan 5% belum. Berdasarkan hasil
wawancara dengan siswa, sekolah sudah mengadakan try out komputer sekali dan
try out LJK sekali. Namun bagi siswa yang mengikuti bimbingan belajar di luar
sekolah paling tidak sudah mengikuti try out 3 kali.
Strategi belajar peserta UNBK mendapat respon ya sebanyak 72% dan
26% tidak. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa sebagian yang menjawab
ya mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah untuk lebih memahami mengenai
mata pelajaran yang akan diujikan nanti.
Tabel 4. Respon peserta ujian mengenai persiapan yang dilakukan sekolah
Ya Tidak Sudah Belum
Sosialisasi UNBK 100% 0%
Penilaian persiapan yang dilakukan 87% 13%
Sudah Belum Ya Tidak
Mengikuti latihan atau try out UN 95% 5%
Strategi belajar peserta UNBK 72% 26%
23
sekolah secara menyeluruh
Kinerja pengawas ruang ujian 92% 8%
Tabel 4 menunjukkan respon peserta ujian mengenai persiapan yang sudah
dilakukan oleh sekolah. Seluruh siswa kelas XII mengatakan bahwa sekolah sudah
memberikan sosialisasi terkait UNBK. Berdasarkan hasil wawancara dengan
siswa sosialisasi diberikan pada awal semester genap sebelum try out berlangsung.
Pada saat sosialisasi juga diberikan jadwal UN dan jadwal try out untuk siswa
kelas XII.
Penilaian mengenai persiapan yang dilakukan sekolah mendapat 87%
persetujuan sudah dari siswa dan 13% mengatakan belum. Berdasarkan hasil
wawancara dengan siswa, sekolah sudah memberikan yang terbaik untuk 3 lab
ruang ujian. Tetapi untuk siswa yang mengatakan belum berpendapat bahwa
sekolah masih kurang penanganan khusus nya untuk lab ruang 3 yang komputer
nya sering terjadi gangguan.
Kinerja pengawas ruang ujian mendapat respon ya sebanyak 92% dan
tidak 8%. Kinerja yang dinilai adalah ketanggapan pengawas untuk memberikan
penjelasan atau panduan terkait tes pada saat ujian berlangsung. Berdasarkan hasil
wawancara dengan siswa, pengawas hanya memberikan pengarahan supaya
menjawab dengan benar, selebihnya dijelaskan oleh proktor.
Tabel 5. Respon peserta mengenai sarana prasarana
Ya Tidak
Kondisi ruang ujian UNBK atau
laboratorium
85% 15%
Frekuensi terjadinya gangguan pada
hardware peserta UNBK
51% 49%
Tanggapan jika ada gangguan pada
hardware peserta UNBK
82% 18%
Perbaikan dari segi sarana prasarana 87% 10%
Tabel 5 menunjukkan respon peserta mengenai sarana prasarana di
laboratorium. Sebanyak 85% siswa menjawab ya mengenai kondisi ruang ujian
atau lab dan 15% tidak. Yang dimaksud kondisi ruang ujian adalah keadaan
didalam lab dan desain lab. Berdasarkan wawancara dengan siswa, lab yang
digunakan untuk ruang ujian sudah layak dan nyaman sedangkan untuk 1 lab
masih kurang nyaman karena pendingin ruangan hanya 1 buah.
Frekuensi terjadinya gangguan pada hardware peserta UNBK mendapat
ya sebanyak 51% dan 49% tidak. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa,
24
memang terjadi gangguan pada komputer peserta tetapi frekuensi nya tidak sering.
Hanya beberapa saja yang terjadi gangguan terutama di lab ruang 3 dan langsung
bisa ditangani oleh proktor.
Tanggapan jika ada gangguan pada hardware peserta UNBK mendapat
jawaban ya sebanyak 82% dan 18% tidak. Berdasarkan hasil wawancara dengan
siswa, peserta merasa terganggu jika ada komputer peserta yang mengalami
gangguan. Ketika komputer peserta mengalami gangguan biasanya akan membuat
keributan sehingga dapat menganggu peserta lain yang komputer nya tidak
bermasalah.
Perbaikan dari segi sarana prasarana mendapat respon 87% ya dan 10%
tidak. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, perbaikan perlu di fokuskan
pada hardware di lab ruang ujian.
Diskusi
Sekolah yang akan mengikuti pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis
Komputer (UNBK) harus memiliki kesiapan dan memenuhi kualifikasi untuk
infrastruktur yaitu laboratorium dan hardware juga peran dan tugas utama dari
SDM yaitu proktor, teknisi, pengawas dan peserta secara menyeluruh.
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai ketersediaan lab pada halaman 6, untuk
memenuhi kekurangan lab tersebut sekolah membuat 1 lab tambahan sehingga
total ada 3 lab yang siap digunakan untuk ujian. Sedangkan untuk ketersediaan
hardware yang sudah dipaparkan di hasil dan pembahasan halaman 7, sudah siap
digunakan terutama untuk 2 lab yang sudah ada. Hanya saja untuk hardware di
lab 3 beberapa perlu dilakukan upgrade.
Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai ketersediaan sumber daya
manusia pada halaman 8-10, untuk pengawas ruang masih ada yang belum paham
mengenai tugas utama pengawas ruang pada saat mengawasi. Ternyata waktu
yang singkat membuat pengawas masih belum paham dan tidak mencari informasi
tentang UNBK di internet. Sedangkan kesiapan peserta ujian yaitu siswa kelas XII
sudah dipaparkan pada halaman 11-14 yang menjelaskan bahwa respon siswa
terhadap diterapkannya UNBK di sekolah sangat setuju, karena bagi para siswa
ujian berbasis komputer ini lebih maju dan sesuai jaman teknologi. Didukung
dengan persiapan mental yang baik dari siswa, mereka sudah siap untuk
menghadapi UNBK. Strategi belajar juga berpengaruh bagi siswa, pasalnya tidak
sedikit siswa yang mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Sedangkan
respon peserta mengenai sarana prasarana sekolah yang digunakan untuk UNBK
sudah memuaskan, hal ini sesuai dengan usaha sekolah yang melakukan persiapan
secara maksimal dan menyeluruh agar para siswa nyaman pada saat pengerjaan
tes di lab ruang ujian.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan
SMAN 1 Bergas sudah siap menerapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK) pada tahun ajaran 2015/2016 karena sudah memenuhi kualifikasi
infrastruktur laboratorium dan hardware. Kemudian sudah memenuhi syarat
25
untuk peran dan tugas utama dari seluruh SDM yang terkait dan peserta ujian.
Meski demikian dalam pelaksanaannya, masih ada sumber daya manusia yaitu
pengawas ruang yang masih belum paham akan tugas utama nya sehingga lebih
banyak menyerahkan kepada proktor. Sedangkan persiapan infrastruktur yang
meliputi lab ruang ujian dan hardware membutuhkan waktu yang cukup lama
karena kebutuhan hardware yang banyak. Namun secara keseluruhan,
pelaksanaan UNBK di SMAN 1 Bergas tahun ajaran 2015/2016 lancar tidak
mengalami kendala yang berarti.
Namun ternyata penelitian ini masih mempunyai keterbatasan diantaranya
yaitu kurang lengkapnya kebijakan mengenai UNBK seperti kebutuhan financial
untuk pengadaan alat/hardware dan topik pembahasan masih luas. Berdasarkan
pada keterbatasan dalam penelitian ini, diharapkan peneliti yang lain atau instansi
sekolah yang terkait pelaksanaan UNBK mampu melengkapi seluruh kebijakan
yang ada di peraturan UNBK guna kelancaraan dan kelengkapan seluruh
kebijakan UNBK.
8. Daftar pustaka
[1] Puspendik. (2015). Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK),
http://unbk.kemdikbud.go.id/. Diakses tanggal 24 Maret 2016 pukul 16:38
WIB.
[2] Edison. 2009. Penelitian dan Evaluasi Dalam Bidang Pendidikan : Evaluasi
CIPP, (Online), http://ed150n5.blogspot.com/2009/04/evaluasi-cipp.html.
Diakses tanggal 11 April 2016.
[3] Suharsimi Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
[4] Mbulu, J. 1995. Evaluasi Program Konsep Dasar, Pendekatan Model, dan
Prosedur Pelaksanaan. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang Proyek Operasi dan
Perawatan Fasilitas.
[5] Tayipnapis, F.Y. 1989. Evaluasi Program. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat.
[6] Suprayitno, Totok. (2016). Surat edaran No. 1356/H/TU/2016 tentang
larangan pungutan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK),
http://litbang.kemdikbud.go.id/pengumuman/un/Surat%20Edaran%20UNB
K.pdf. Diakses tanggal 1 juli 2016 pukul 15:11 WIB.
[7] Puspendik. (2015). Persyaratan sekolah peserta UNBK (Ujian Nasional
Berbasis Komputer) tahun pelajaran 2015/2016,
http://unbk.kemdikbud.go.id/. Diakses tanggal 31 Mei 2016 pukul 13:08
WIB.
[8] Kemendikbud, Litbang. (2015). MANUAL LATIHAN UNBK dan UNPBK
2015/2016. Jakarta : PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BADAN
26
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN. Hal 1-2.
[9] UN CBT, Admin. (2016). UNBK 2016 Ujian Nasional Berbasis
Komputer,http://uncbt.com/unbk-2016/. Diakses tanggal 24 Maret 2016
pukul 16:33 WIB.
[10] UN CBT, Admin. (2016). Pedoman Pelaksanaan UNBK 2016 Ujian
Nasional Berbasis Komputer,http://uncbt.com/unbk-2016/. Diakses tanggal
25 Maret 2016 pukul 21:06 WIB.
[11] Gultom, Syawal. 2012. Ujian Nasional Sebagai Wahana Evaluasi
Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa. Vol 5.
[12] Setiadi, Hari. Dampak Ujian Nasional Pada Karakter Bangsa. Jurnal. Hal
2.
[13] H. A. R. Tilaar. 2006. Standarisasi Pendidikan Nasional: Suatu Tinjuan
Kritis. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 109-110.
[14] SBMPTN, Admin. 2016. Pengertian CBT dan PBT dalam Ujian SBMPTN,
http://www.e-sbmptn.com/2016/01/pengertian-cbt-dan-pbt-dalam-
ujian.html. Diakses tanggal 24 Maret 2016 pukul 16:24 WIB.
[15] Fahmi, A. (2011). Desain Model Sistem Ujian Online. Semantik, 1(1).
[16] Wicaksono, A., Suparmanto, N., & Hidayat, R. (2010). SOFTWARE
SIMULASI UJIAN NASIONAL BERBASIS MOBILEAPPLICATION
MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMANJAVA 2 MICRO
EDITION (J2ME). Pelita-Jurnal Penelitian Mahasiswa UNY, (2).
[17] Moleong, Lexy. (2007). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya. Hal 4.
[18] Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
[19] Arikunto, Suharsimi. (2006). Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina
Aksara.
[20] Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Hal 334.