evaluasi kualitas semen epididimis dan pengenceran semen

Upload: andi-rosman-arfan

Post on 21-Mar-2016

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kedokteran hewan

TRANSCRIPT

EVALUASI KUALITAS SEMEN EPIDIDIMIS DAN PENGENCERAN SEMENTujuanEvaluasi kualitas semen epididimis :1. Untuk melihat gerakan massa sperma2. Untuk melihat gerakan individu sperma3. Untuk mengetahui konsentrasi sperma dalam tiap mililiter sperma4. Untuk mengetahui konsentrasi sperma hidup dan mati5. Untuk melihat persentase abnormalitasPengenceran semen :1. Memperbanyak folume semen2. Melindungi sperma3. Menambah ketersediaan nutrisi bagi sperma4. Sebagai senyawa bakteriostatik

Frekuensi Pemeriksaan dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2014 di laboratorium reproduksi. FKH Unsyah

PrinsipEvaluasi kualitas semen epididimis :Evaluasi kualitas semen epididimis merupaka suatu tindakan yang perlu dilakukan untuk melihat kuantitas dan kualitas semen. Pemeriksaan dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemeriksaan secara makroskopik dan pemeriksaan mikroskopik.Pengenceran semen :Pengenceran semen dilakukan mempunyai dua alasan yaitu alasan teknik dan alasan biologis. Alasan teknik adalah agar seekor hewan jantan dapat menginseminasi lebih dari seekor betina, pada IB satu kali ejakulator dapat digunakan untuk beberapa kali perkawinan setelah sperma diencerkan.

Prosedur pemeriksaanAlat dan Bahan1. Evaluasi semen epididimisAlat : Tabung penampung semen Beker glass ( 25 ml dan 100 ml) Tabung reaksi Objek glass dan cover glass Mikroskopik Cawan petri Tisue, scaple dan gunting Pipet haemacytometer dan kamar hitung neubauerBahan : Sepasang testis kerbau Pewarna eosin negrosin Alkohol 70 % NaCl2. Pengenceran semenAlat : Almuneum foil Cawan petri Scaple Beker glassBahan : Ringer Lactat Alkohol 70 % Na-sitratProsedur PemeriksaanEvaluasi semen epididimis : Sediakan alat dan bahan Ambil bagian caudal epididimis pada testis kerbau Letakan pada cawan petri Semprotkan Ringer Lactat sebanyak 5 ml Cincang halus caudal epididimis1. Gerakan massa dan gerakan individu Sediakan objek glass dan cover glass Ambil cairan sperma dalam cawan petri yang sudah di campur dengan NaCl menggunakan pipet tetes Teteskan pada objek glass, kemudian tutup dengan cover glass Amati pergerakan massa dan individu di bawah mikroskop2. Penghitungan kosentrasi sperma menggunakan pipet haemacytometer dan kamar hitung neubauer Sediakan alat dan bahan Hisap semen memakai pipet haemacytometer sampai angka ke 0,5 Kemudian hisap lagi NaCl sampai angka 1 Kocok pipet membentuk angka delapan sampai larutan dalamnya homogen Teteskan larutan di atas pada kamar hitung neubauer melalui salah satu gelas penutup Amati dibawah mikroskop dan hitung jumlah sperma3. Pemeriksaan hidup mati sperma Sediakan alat dan bahan Letakan satu tetes zat warna dan satu tetes semen di atas objek glass Secepat mungkin campurkan kedua larutan hingga homogen Kemudian buat preparat ulas setipis mungkin dan panaskan di atas nyala api Lakukan pemeriksaan di bawah mikroskopik

HasilEvaluasi atau pemeriksaan semen merupakan suatu tindakan yang perlu dilakukan untuk melihat kuantitas (jumlah) dan kualitas semen. Pemeriksaan semen dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pemeriksaan secara makroskopik dan pemerik-saan mikroskopik. Pemeriksaan makroskopik yaitu pemeriksaan semen secara garis besar tanpa memerlukan alat bantu yang rumit, sedangkan pemeriksaan mikroskopik bertujuan melihat kondisi semen lebih dalam lagi serta memerlukan alat bantu yang cukup lengkap.

Gambar 1. Epididimis Kambing

Penilaian semen secara mikroskopis meliputi gerakan masa, gerakan individu (motilitas), konsentrasi dan abnormalitas spermatozoa. Gerakan masa semen kambing nampak lebih cepat, tebal dan hitam dibandingkan dengan gerakan masa semen sapi maupun domba. Semen yang bagus, pada pengamatan di bawah mikroskop, akan memberikan tampilan kumpulan sperma bergerak bergerombol dalam jumlah besar sehingga membentuk gelombang atau awan yang bergerak. Memberikan gambaran tentang kualitas semen dalam empat kategori (Toelihere, 1985).

Gambar 2. Gerakan individu sperma

Gambar 3. Penghitungan jumlah sperma

HASILNYASetelah dilakukan perhitungan dengan pengamatan pada 5 kamar habert maka ditemukan hasil seperti yang di bawah ini : W1 = 34, W2 = 43, W3 = 34, W4 = 25, W5 = 33Jumlah spermatozoa = 34 + 43 + 34 + 25 + 33 : 5 = 170 : 5 = 3,4 mm3

Dengan zat warna eosin-negrosin. Eosin akan mewarnai sperma yang mati menjadi merah atau merah muda karena permebilitas dinding sel sperma membesar ketika mati, sedangkan sperma yang hidup tetap tidak berwarna. Negrosin memberi latas belakang biru-hitam.

Morfologi spermaDengan pewarnaan dengan tinta cina atau eosin-negrosin. Dapat diketahui sperma yang normal dan abnormal. 4a4bGambar 4a dan 4b. Penghitungan spermatozoa mati dan hidup.HASILNYAGambar 4 (A) : Spermatozoa Mati = 9+14+16+14= 53Spermatozoa Hidup = 25+23+34+33=115Gambar 4 (B) : Spermatozoa Mati = 10+25+17+14=96Spermatozoa Hidup = 35+27+30+29=121Gambar 4 (C) : Spermatozoa Mati = 13+14+10+12=49Spermatozoa Hidup = 36+25+24+32=117Total Spermatozoa mati = 208, Total Spermatozoa hidup = 353Rata-rata Spermatozoa = 186Persentasi Spermatozoa hidup = 117:186 x 100 = 62,9 = 63%,Persentasi Spermatozoa mati = 69 : 186 x 100 = 37 %

DiskusiEvaluasi semen epididimisSemen merupakan hasil sekresi organ reproduksi ternak jantan yang secara normal diejakulasikan melalui penis ke dalam saluran kelamin betina sewaktu terjadi kopulasi, tetapi dengan kemajuan teknologi dapat pula ditampung dengan berbagai cara untuk keperluan inseminasi buatan.Semen mengandung dua unsur utama, yaitu plasma semen dan spermatozoa. Plasma semen merupakan cairan yang sebagian besar disekresikan oleh kelenjarvesikularis dan jumlah kecil disekresikan oleh testis. Plasma semen mempunyai pH sekitar 7,0 dan tekanan osmotis sama dengan darah, yaitu ekuivalen dengan 0,9 % natrium chlorida (Toelihere, 1985).Hafez (1993) mengemukakan bahwa plasma semen sangat esensial sebagai komponen dalam perkawinan alami karena berperan sebagai pembawa dan protektor bagi spermatozoa. Sedangkan Toelihere (1985), mengemukakan bahwa plasma semen mempunyai fungsi utamasebagai medium pembawa sperma dari saluran reproduksi hewan jantan ke dalam saluran reproduksi hewan betina. Fungsi ini dapat berjalan dengan baik kerena plasma semen mengandung bahan-bahan penyanggah untuk mempertahankan pH dan makanan yang merupakan sumber energi bagi spermatozoa.Plasma semen kambing mempunyai enzim fosfolipase A yang berasal dari kelenjar bulbouretralis. Enzim ini disebutegg-yolk coagulating enzymeyang memiliki kemampuan untuk merombak lesitin dalam kuning telur menjadi lisolesitin. Lisolesitin merupakan bentuk yang toksik terhadap spermatozoa sehingga menyebabkan spermatozoa mati (Evans dan Maxwell, 1987).

Pengenceran semenUsaha peternakan di Indonesiabelum mencapai tingkatperkembangan yangmenggembirakan, walaupun sampaisaat ini pemerintah telah melakukanbermacam-macam upaya gunamencapai tingkatan yang diinginkan.Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk peningkatan populasi ternak adalah teknologi reproduksi Inseminasi Buatan (IB). Pengembangan usaha peternakan melalui IB adalah untuk memperbaiki mutu genetik ternak, peningkatan kualitas dan kuantitas, serta meningkatkan keuntungan peternak. Inseminasi Buatan merupakan teknologi reproduksi ternak yang dapat diterima secara luas oleh seluruh lapisan masyarakat karena biayanya yang murah dan sangat efektif untuk menyebarkan bibit unggul (Hafez, 2000).Hasil penelitian tentangtingkat pengenceran pada berbagai komoditi ternak pernah dilakukan dengan hasil yang sangat bervariasi. Pada penelitian sebelumnya dengan menggunakan pengencer tris-kuning telur, perlakuan tingkat pengeceran 1:1,2 memberikan pengaruh yang nyata (P