evaluasi kualitatif keberhasilan...
TRANSCRIPT
1
EVALUASI KUALITATIF KEBERHASILAN SISTEM
INSTITUTIONAL REPOSITORY DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
TRIS RENANDA
1113093000027
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018 M / 1439 H
2
3
EVALUASI KUALITATIF KEBERHASILAN SISTEM
INSTITUTIONAL REPOSITORY DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
TRIS RENANDA
1113093000027
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018 M / 1439 H
ii
4
EVALUASI KUALITATIF KEBERHASILAN SISTEM
INSTITUTIONAL REPOSITORY DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
TRIS RENANDA
1113093000027
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018 M / 1439 H
5
6
i
iv
ii
ABSTRAK
TRIS RENANDA – 1113093000027 Evaluasi Kualitatif Keberhasilan Sistem
Institutional Repository di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dibawah bimbingan
Syopiansyah Jaya Putra dan Rinda Hesti Kusumaningtyas.
Keberhasilan sistem informasi menjadi faktor penting dalam menyediakan layanan karya
ilmiah, termasuk pada sistem Institutional Repository. Sesuai dengan cita-cita UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yaitu menjadi universitas riset dan universitas kelas dunia. Dalam
penerapan sistem Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pengguna
masih menemukan data yang kurang update sehingga menimbulkan permasalahan seperti
pengguna kesulitan dalam mengakses sistem serta kebutuhan informasi menjadi tidak
terpenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi
dan menentukan sejauh mana status keberhasilan sistem Institutional Repository
diimplementasikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan
kualitatif dengan menggunakan teori HOT-fit (Human, Organization, and Technlology).
Penelitian ini terdiri dari 15 tema penelitian wawancara dan 8 faktor yaitu kualitas sistem
(system quality), kualitas informasi (information quality), kualitas pelayanan (service
quality), penggunaan sistem (system use), kepuasan pengguna (user satisfaction), struktur
organisasi (structure), lingkungan organisasi (environment), dan manfaat (net benefit).
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan teknik analisis data open
coding, axial coding, dan selective coding melalui narasumber yang berasal dari kepala
beserta staff Pusat Perpustakaan, staff pustipanda, dosen dan mahasiswa di lingkungan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil dari penelitian ini, sistem Institutional Repository UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sudah berhasil dalam implementasinya. Sebanyak 15 tema
penelitian yang diajukan dapat diterima dan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan
sistem. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sistem ialah (system quality),
kualitas informasi (information quality), kualitas pelayanan (service quality), penggunaan
sistem (system use), kepuasan pengguna (user satisfaction), struktur organisasi (structure),
lingkungan organisasi (environment) dan manfaat (net benefit). Sehingga tema yang
memiliki pengaruh paling besar ialah kualitas sistem (system quality) terhadap penggunaan
sistem (system use). Penelitian ini memberikan hasil kepada Pusat Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta berdasarkan eksplorasi faktor-faktor yang berpengaruh bahwa sistem
Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah berhasil diimplementasi
serta untuk pengembangan dapat diperhatikan terkait kelengkapan data, kualitas sistem,
sosialisasi maupun pemberdayaan SDM yang terlibat.
Kata Kunci: Keberhasilan Sistem Informasi, Institutional Repository, Human
Organization and Technology-fit factors (HOT-fit)
Bab I-V + 164 Halaman + xxi Halaman + 12 Gambar + 5 Tabel + Daftar Pustaka
+ Lampiran
v
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga
shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah
Muhammad SAW yang telah membawa kita keluar dari zaman kegelapan.
Dalam skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan. Namun demikian penulis berharap skripsi ini dapat memenuhi
prasyarat dalam memperoleh gelar sarjana (S-1) dalam jurusan Sistem Informasi di
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi yang berjudul “Evaluasi Kualitatif Keberhasilan Sistem
Institutional Repository di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” akhirnya dapat
diselesaikan sesuai dengan harapan penulis. Selama penyusunan skripsi ini
tentunya penulis menghadapi banyak kesulitan dan tantangan. Semua kesulitan
dapat penulis lalui tak lepas dari kebesaran hati dari berbagai pihak dalam
membantu penulis.
Pada kesempatan ini penulis juga hendak mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu memberikan dukungan baik berupa materi
maupun imateri, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima
kasih secara khusus penulis berikan kepada:
1. Bapak Dr. Agus Salim, S.Ag., M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
iv
2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku Ketua Program Studi Jurusan Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Meinarini Catur Utami, MT, selaku Sekretaris Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dosen Pembimbing I yang
secara bijaksana dan kooperatif telah memberikan ilmu dan bimbingan
dengan sabar serta membantu, dan memberi dukungan moral maupun teknis
selama penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Rinda Hesti Kusumaningtyas, MMSI selaku Dosen Pembimbing II yang
telah banyak membantu, memberikan ilmu, bimbingan dan dukungan moral
maupun teknis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan ilmu
yang sangat bermanfaat kepada penulis selama perkuliahan.
7. Bapak dan Ibu Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian
8. Ibu dan Bapak yang selalu berjuang sekuat tenaga agar penulis dapat
menjadi orang yang sukses dan berpendidikan tinggi. Tendi, Tesha, Abel
terima kasih atas segala doa, nasehat, motivasi, dan waktumu yang sangat
berarti, berharap agar penulis dapat menjadi seseorang yang lebih baik lagi,
dan kuat dalam menjalani kehidupan serta dapat menjadi anak yang dapat
vii
v
dibanggakan. Serta yang selalu memberikan doa dan dukungan bagi penulis.
Terima kasih untuk semua.
9. Rekan seperjuangan Aditia Angga, Richardy Affan S. Siregar, Risyad
Abdala Ramadhan, Ramadana Arbi, Faizal Ardyanto, Fauzan Arifin, Ariful
Hikami, Gregoryo Gusti, Gema Sanjaya, Luqman Isyraqi, Hersy Ayu
Qadrya, Bella Marisela, Atthiya Prima, Kamal Sani Firdaus dan rekan-rekan
SI-13 lainnya.
10. Reza Fahlevi, Fajar Pangestu, Zaki Fauzan, Aditya Rachman, Marsya Fitria,
Aisyah Fajrya, Audina Aisharachmi, Sandi Yudha, Hanif Farrasz, Andri
Setiawan, Sismania Desytha, Vixie Sandra dan rekan-rekan lainnya yang
telah memberi dukungan moril kepada peneliti.
11. Serta orang-orang yang terlibat dalam membantu dalam penyusunan
laporan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna, serta masih banyak kekurangan baik dalam penulisan materi
maupun dalam susunan bahasanya. Untuk itu kiranya, pembaca dapat memaklumi
atas kekurangan dalam laporan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta, 7 Januari 2018
TRIS RENANDA
viii
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................. ii
lLEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ..............................................................................................iv
ABSTRAK ......................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................................vi
DAFTAR ISI...................................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................................ 6
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................... 6
1.4 Ruang Lingkup dan Batasan ............................................................................... 7
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 8
1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 8
1.7 Metodologi Penelitian ......................................................................................... 9
1.8 Sistematika Penulisan ....................................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................... 13
2.1 Deskripsi Teori .................................................................................................. 13
2.2 Konsep Dasar Evaluasi ..................................................................................... 13
2.2.1 Pengertian Evaluasi ................................................................................... 13
2.3 Konsep Dasar Sistem ........................................................................................ 16
2.3.1 Pengertian Sistem ...................................................................................... 16
2.3.2 Karakteristik Sistem .................................................................................. 16
2.3.3 Klasifikasi sistem ..................................................................................... 19
2.4 Konsep Dasar Informasi.................................................................................... 20
ix
vii
2.5 Pengertian Sistem Informasi ............................................................................ 21
2.5.1 Definisi Sistem Informasi ......................................................................... 21
2.5.2 Komponen Sistem Informasi .................................................................... 22
2.5.3 Sumber Sistem Informasi .......................................................................... 25
2.6 Perpustakaan Perguruan Tinggi ........................................................................ 25
2.6.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi .............................................. 25
2.6.2 Fungsi dan Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi ......................................... 26
2.7 Konsep Dasar Institutional Repository ............................................................. 27
2.7.1 Pengertian Institutional Repository ........................................................... 27
2.7.2 Fungsi Institutional Repository ................................................................ 28
2.7.3 Tujuan dan Manfaat Institutional Repository ........................................... 29
2.7.4 Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ....................... 30
2.8 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi .................................................. 32
2.8.1 Model Delone dan McLean (1992) ........................................................... 33
2.8.2 Model Delone & McLean (2003) .............................................................. 35
2.8.1 IT-Organization Fit ................................................................................... 38
2.9 Konsep Human, Organization and Technology-fit factors (HOT-fit) .............. 40
2.9.1 System Quality (Kualitas Sistem) .............................................................. 45
2.9.2 Information Quality (Kualitas Informasi) ................................................. 45
2.9.3 Service Quality (Kualitas Layanan) .......................................................... 46
2.9.4 System Use ( Penggunaan Sistem) ............................................................ 46
2.9.5 User Satisfaction (Kepuasan Pengguna) ................................................... 47
2.9.6 Structure (Struktur Organisasi) ................................................................. 48
2.9.6 Environment (Lingkungan Organisasi) .................................................... 48
2.9.4 Net Benefit ................................................................................................. 49
2.10 Metode Kualitatif dan Kuantitatif ..................................................................... 49
2.11 Metode Kualitatif .............................................................................................. 52
2.12 Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 59
2.13 Metode Analisis Data ........................................................................................ 62
2.13.1 Data Coding ................................................................................................... 64
2.14 Penelitian Sejenis .................................................................................................. 65
2.15 Ringkasan Penelitian Sejenis ............................................................................ 73
2.16 Model Tema Penelitian ..................................................................................... 76
x
viii
BAB III METODOLOGI PENELITAN ....................................................................... 80
3.1 Pendekatan Penelitian ....................................................................................... 80
3.2 Lokasi dan Objek Penelitian ............................................................................. 81
3.3 Penentuan Narasumber ..................................................................................... 81
3.4 Kerangka Penelitian .......................................................................................... 83
3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 84
3.5.1 Studi Literatur ........................................................................................... 84
3.5.2 Observasi ................................................................................................... 85
3.5.3 Wawancara ................................................................................................ 87
3.5.4 Instrumen penelitian .................................................................................. 92
3.6 Metode Analisis Data ........................................................................................ 92
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 98
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ........................................................................... 98
4.1.1 Sejarah Universitas Islam Negeri Jakarta ........................................................ 98
4.1.2 Visi dan Misi Universitas Islam Negeri Jakarta ........................................ 99
4.1.3 Moto ........................................................................................................ 100
4.1.4 Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ....................................... 102
4.1.5 Struktur Organisasi ................................................................................. 106
4.2 Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .............................. 107
4.2.1 Ruang Lingkup Pengelolaan Institutional Repository ............................ 108
4.3 Profil Narasumber ........................................................................................... 109
4.4 Hasil Analisis dan Interpretasi Data Coding .................................................. 111
4.4.1 Open Coding ........................................................................................... 111
4.4.2 Axial Coding .......................................................................................... 111
4.4.3 Selective Coding ...................................................................................... 112
4.5 Hasil Analisis dan Interpretasi Wawancara .................................................... 117
4.5.1 Tema 1: Hubungan System Quality (SQ) terhadap System Use (SU) ..... 117
4.5.2 Tema 2: Hubungan System Quality (SQ) terhadap User Satisfaction (US)
................................................................................................................. 120
4.5.3 Tema 3: Hubungan System Quality (SQ) terhadap Structure Organization
(STR) ....................................................................................................... 122
4.5.4 Tema 4: Hubungan Information Quality (IQ) terhadap System Use (SU)
................................................................................................................. 124
xi
ix
4.5.5 Tema 5: Hubungan Information Quality (IQ) terhadap User Satisfaction
(US) ......................................................................................................... 127
4.5.6 Tema 6: Hubungan Information Quality (IQ) terhadap Structure
Organization (STR) ................................................................................ 129
4.5.7 Tema 7: Hubungan Service Quality (SEQ) terhadap System Use (SU) ........
................................................................................................................. 131
4.5.8 Tema 8: Hubungan Service Quality (SEQ) terhadap User Satisfaction (US)
................................................................................................................. 134
4.5.9 Tema 9: Hubungan Service Quality (SEQ) terhadap Structure
Organization (STR) ................................................................................ 135
4.5.10 Tema 10: Hubungan User Satisfaction (US) terhadap System Use (SU) ......
................................................................................................................. 138
4.5.11 Tema 11: Hubungan Structure Organization (STR) terhadap Environment
Organization (EO) .................................................................................. 139
4.5.12 Tema 12: Hubungan System Use (SU) terhadap Net Benefit (NB) ......... 142
4.5.13 Tema 13: Hubungan User Satisfaction (US) terhadap Ne t Benefit (NB) .....
................................................................................................................. 144
4.5.14 Tema 14: Hubungan Structure Organization (SO) terhadap Net Benefit
(NB) ........................................................................................................ 145
4.5.15 Tema 15: Hubungan Environment Organization (EO) terhadap Net Benefit
(NB) ........................................................................................................ 147
4.5.16 Keberhasilan Sistem Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ..................................................................................................... 150
4.6 Pembahasan ..................................................................................................... 155
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 163
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 163
5.2 Saran ............................................................................................................... 164
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 165
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................... 174
xii
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem (Sutabri, 2012)............................................... 18
Gambar 2.2 Komponen Sistem Informasi (O’Brien, 2005) ...............................22
Gambar 2.3 Model Keberhasilan SI (Delone dan McLean, 1992) ......................34
Gambar 2.4 Model Keberhasilan SI (Delone dan McLean, 2003) ......................37
Gambar 2.5 IT-Organization Fit (Morton, 1991) ................................................38
Gambar 2.6 HOT FIT Model (Yusof et al., 2008) ..............................................40
Gambar 2.7 Tema Penelitian................................................................................77
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian .........................................................................84
Gambar 3.2 Tahapan Observasi ...........................................................................87
Gambar 3.3 Tahapan Wawancara ........................................................................91
Gambar 3.4 Tahapan Data Coding .....................................................................95
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
..............................................................................................................................106
xiii
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Aksioma antara Kualitatif dan Kuantitatif......................... 49
Tabel 2.2 Perbedaan Karakteristik Metode Kualitatif dan Kuantitatif................ 51
Tabel 2.3 Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif dilihat dari Proses Penelitian.... 51
Tabel 4.1 Profil Narasumber ............................................................................. 109
Tabel 4.2 Data Coding .......................................................................................114
xiv
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Transkrip Wawancara................................................................... xvi
Lampiran 2 Foto Penelitian.............................................................................. xvii
Lampiran 3 Visi Misi Pusat Perpustakaan....................................................... xviii
Lampiran 4 Tampilan Institutional Repository ................................................. xix
Lampiran 5 Surat-surat Pendukung Penelitian ................................................... xx
Lampiran 6 Tabel Data Coding.......................................................................... xxi
xv
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini teknologi informasi sudah semakin berkembang dan menjadi
pilihan utama dalam menyajikan informasi pada suatu badan atau organisasi
sehingga mampu menghasilkan informasi yang cepat dan akurat. Teknologi
informasi dalam suatu organisasi pada umumnya dimaksudkan untuk
mempermudah serta meningkatkan kontribusi terhadap kinerja setiap individual
anggota organisasi maupun setiap bidang pada organisasi tersebut. Penerapan TI
dapat dikatakan sukses ketika organisasi yang mengadopsi inovasi TI tersebut telah
mendapatkan manfaat dari penerapan TI pada organisasinya (Huda & Hussin,
2016). Efek positif yang timbul berdasarkan implementasi sistem yang baru,
setidaknya berdampak pada kinerja sistem yang maksimal serta mencapai tujuan
yang diharapkan (Putra et al., 2017).
Keberhasilan sistem mempunyai tiga komponen (tolak ukur), yaitu kualitas
sistem, manfaat sistem, dan kepuasan pengguna. (Guimaraes et al., 2003). Sehingga
akan diketahui sejauh mana status keberhasilan pada penerapan suatu sistem.
Keberhasilan sistem informasi diukur dari kualitas pelayanan (service quality),
kualitas sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality)
dampak individual (individual impact), dampak organisasional (organizational
impact), manfaat (net benefit), intensitas penggunaan (intention to use), penggunaan
(use), dan kepuasan pengguna (user satisfaction) (Delone & Mclean, 2003). Sistem
2
informasi telah diindikasikan sebagai senjata dalam persaingan bisnis. Bahkan
tanpa bersaing sekalipun, pemanfaatanya sudah menentukan siklus hidup
organisasi karena tuntutan era ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini (Subiyakto
et al., 2014). Untuk mengembangkan suatu sistem yang ada, maka diperlukan
evaluasi sejauh mana keberhasilan sistem ini diterapkan. Sesuai dengan model
evaluasi HOT (Human, Organization and Technology) fit factors yang
dikemukakan oleh Yusof et al. (2008). Model ini melibatkan 3 faktor utama yakni
Human, yang terdiri dari system use (penggunaan sistem), user satisfaction
(kepuasan pengguna), lalu Organization, yang meliputi structure (struktur
organisasi) dan environment (lingkungan organisasi). Serta Technology yang
ditopang oleh faktor kunci kesuksesan sistem informasi yang terdiri dari system
quality (kualitas sistem), information quality (kualitas informasi), service quality
(kualitas layanan) yang seluruhnya berdampak pada Net Benefit (Manfaat).
Hubungan antara Human, Organization, dan Technology mempunyai hubungan
yang cukup kuat dan positif yang ketiganya mempunyai hubungan yang kuat dan
searah terhadap Net Benefit dari suatu sistem (Yusof et al., 2008). Skema dalam
pengembangan model merepresentasikan kelengkapan prosesi dan model kausal
model kesuksesan proyek sistem informasi (Putra et al., 2016).
Sebagai salah satu perguruan tinggi Islam terbesar di Indonesia, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan yang mengemban amanat
umat Islam Indonesia untuk menjadi salah satu perguruan tinggi unggulan. Sesuai
dengan salah satu misinya yaitu menjadi universitas kelas dunia dengan keunggulan
integrasi keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan. Untuk mendukung hal tersebut,
3
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkomitmen mengembangkan diri menjadi
research university and World Class University. Sehingga sarana dan infrastruktur
TI memiliki peranan yang penting untuk mendukung komitmen tersebut, tanpa
terkecuali Institutional Repository.
Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sendiri dikelola
oleh Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berkomitmen untuk
memudahkan para pengguna untuk mengakses koleksi digital sivitas akademika.
Secara umum tujuan dari adanya Pusat Perpustakaan UIN Jakarta berdasarkan
website resmi Pusat Perpustakaan UIN Jakarta adalah mendukung keberhasilan
semua aktivitas Tri Darma Perguruan Tinggi yang berlangsung di UIN Jakarta baik
dalam bidang pengajaran dan pendidikan, penelitian maupun pengabdian pada
masyarakat. Menurut dilansir dari http://repository.uinjkt.ac.id sampai Oktober
2017, data yang di kelola oleh Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
telah mencapai 28.331 dokumen. Hal ini menunjukkan bahwa Institutional
Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki potensi untuk berkembang
lebih maksimal. Koleksi digital yang tersedia meliputi skripsi, tesis, disertasi,
jurnal, laporan penelitian, laporan praktek kerja lapangan, laporan kuliah kerja
nyata dan lainnya. Pada Oktober 2017, Institutional Repository UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta menduduki peringkat 10 besar di Indonesia, 56 Asia dan
peringkat 552 Dunia (Webometrics, 2017).
Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat diakses
secara terbuka (open access) yaitu dapat diakses oleh masyarakat umum. Dengan
open access maka bagi pengguna dapat langsung mencari file penelitian-penelitian
4
pada Institutional Repository dan men-download file tersebut. Walaupun open
access, tentunya khusus pegawai yang mengelola Institutional Repository harus
melakukan registrasi serta login sebagai member staff terlebih dahulu. Hal ini
bertujuan agar setiap pegawai atau staff Institutional Repository dapat melakukan
pengelolaan seperti mulai dari upload dokumen, deskripsi dokumen, hingga
verifikasi dokumen secara khusus dan sistematis. Pada fakta penerapan sistem
Institutional Repository di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta masih terdapat hal,
beberapa fungsi belum berjalan maksimal dengan adanya bug, server yang down
mengakibatkan sistem tidak dapat diakses, informasi yang kurang up to date serta
beberapa Mahasiswa juga belum merasakan dampak maksimal keberadaan
Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan masih terdapat
kendala-kendala dalam pengaksesan sistem terkait dengan dokumentasi jumlah
informasi yang dibutuhkan. Jumlah koleksi karya ilmiah yang perlu terdokumentasi
secara menyeluruh. Masalah-masalah tersebut tentu saja dapat mengurangi
keefektifan sistem yang digunakan serta dapat menghambat pengguna dalam
mengakses sistem. Tidak adanya file yang tersedia pada penelitian-penelitian yang
tertera di dalam institutional repository UIN Syarif Hidayatullah akan
menimbulkan persoalan dalam penyebaran serta pengaksesan informasi terkait
dengan karya ilmiah tersebut. Sehingga permasalahan tersebut dapat mengganggu
kinerja operasional dari sistem Institutional Repository, serta berdampak pada
pengguna yang tidak dapat mengakses sistem dan kebutuhan informasi yang tidak
terpenuhi.
5
Pada penelitian sebelumnya, Institutional Repository telah menjadi objek
pada penelitian pengukuran ekspektasi penggunaan berdasarkan 50 responden yang
berasal dari dosen secara kuantitatif. Hal ini dapat memiliki manfaat dari sudut
pandang user, karena melibatkan dosen dalam risetnya (Rifai, 2015). Dalam
mengukur keberhasilan suatu sistem diperlukannya peninjauan lebih jauh tidak
hanya pada aspek manusia atau penggunanya saja, juga melibatkan aspek organisasi
dan teknologi secara kualitatif. Dengan adanya suatu analisa evaluasi penilaian
dalam tingkat keberhasilan pengimplementasian suatu teknologi maka akan
meminimalisir tingkat kesalahan, kesulitan dan resiko yang ada. Karena faktor
Human (manusia), Organization (organisasi) dan Technology (teknologi) sangat
penting dan berpengaruh dalam keberhasilan menjalankan suatu sistem yang ada
(Yusof et al., 2008). Pada penelitian-penelitian sebelumnya, model ini telah
digunakan peneliti lain untuk menganalisa sejauh mana tingkat keberhasilan sistem
diimplementasikan berdasarkan aspek manusia, organisasi dan teknologinya
(Poluan et al., 2014; Erlirianto et al., 2015; Tammubua et al., 2015; Krisbiantoro et
al., 2015; Asnawi, 2016; Thenu et al., 2016). Hubungan antara tiga faktor antara
manusia, organisasi dan teknologi mempengaruhi korelasinya terhadap net benefit.
Semakin baik dan tepat hubungan ketiga faktor tersebut, maka semakin tinggi
manfaat yang didapatkan dari penerapan keberhasilan sistem (Yusof, 2008; Poluan
et al., 2014). Penelitian sebelumnya didominasi menggunakan metode pendekatan
kuantitatif, yang tidak mengeksplorasi secara mendalam faktor-faktor yang
berpengaruh. Oleh sebab itu, penting untuk diketahui apakah sistem informasi yang
diterapkan sudah berhasil diterapkan sesuai dengan kebutuhan pengguna atau
6
belum, sehingga akan terlihat keberhasilan penerapan suatu sistem informasi pada
sebuah perguruan tinggi. Hal ini yang dapat dimanfaatkan untuk mengevaluasi
secara kualitatif keberhasilan sistem dengan tujuan menggali serta mengeksplorasi
lebih mendalam faktor-faktor yang berpengaruh di dalamnya. Maka, metode
kualitatif yang dianggap mampu menerangkan gejala atau fenomena secara lengkap
dan menyeluruh (Rahmat, 2009).
Berdasarkan dengan apa yang dijelaskan sebelumnya, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Kualitatif Keberhasilan
Sistem Institutional Repository di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Pengguna sistem Institutional Repository di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta kesulitan dalam mengakses sistem.
2. Kebutuhan informasi pengguna sistem Institutional Repository di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi tidak terpenuhi.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat
dirumuskan bahwa permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana
mengevaluasi keberhasilan sistem Institutional Repository di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan pendekatan kualitatif.
7
1.4 Ruang Lingkup dan Batasan
Ruang lingkup dan batasan penelitian ini dibatasi pada :
1. Penelitian ini dilakukan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, melibatkan
narasumber dari pegawai yang terkait dengan sistem Institutional
Repository di lingkungan Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Dosen Fakultas Adab & Humaniora UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, NOC Pustipanda dan Mahasiswa Fakultas Sains & Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Secara teori penelitian ini menggunakan model keberhasilan sistem
Human Organization and Technology-fit factors (HOT-fit), melalui 15
tema penelitian yang terdiri dari faktor system use (penggunaan sistem),
user satisfaction (kepuasan pengguna), structure (struktur organisasi),
environment (lingkungan organisasi), system quality (kualitas sistem),
information quality (kualitas informasi), dan service quality (kualitas
layanan).
3. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, pengumpulan
data utama dengan wawancara dengan teknik purposive sampling.
4. Untuk pengelolaan data terbagi pada tiga tahapan data coding, yaitu open
coding, axial coding dan selective coding yang didapat peneliti dengan
menggunakan MS. Excel 2013.
8
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan umum dalam penelitin ini adalah melakukan evaluasi keberhasilan
sistem Institutional Repository yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan pendekatan kualitatif.
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Menggali pengaruh antar faktor pada keberhasilan sistem Institutional
Repository di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan sudut
pandang dari narasumber yang telah ditetapkan oleh peneliti.
2. Menentukan sejauh mana status keberhasilan sistem Institutional
Repository di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan berdasarkan
sudut pandang dari narasumber yang telah ditetapkan oleh peneliti.
3. Memberikan hasil evaluasi berupa rekomendasi dan bahan
pertimbangan kepada perusahaan/institusi terkait untuk
mengembangkan Institutional Repository di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat mengeksplorasi model keberhasilan
sistem sehingga menghasilkan data-data yang mungkin belum
dipaparkan pada penelitian sebelumnya serta sebagai alternatif dalam
memahami keberhasilan sistem.
9
2. Penelitian ini diharapkan dapat mendorong pemanfaatan metode
kualitatif untuk penyusunan skripsi khususnya di Program Studi Sistem
Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
para pengambil kebijakan terkait, dalam memahami status keberhasilan
sistem khususnya pihak Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dalam rencana pengembangan terkait dengan aspek human
(manusia), organization (organisasi), maupun technology (teknologi)
sistem Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mendatang.
1.7 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini mengadopsi tema Human
Organization and Technology-fit factors (HOT-fit) yang terdiri dari 15 tema
penelitian meliputi faktor Human yang terdiri dari System Use (SU) dan User
Satisfaction (US), Organization terdiri dari structure (STR) dan Environment (EO),
Technology terdiri dari System Quality (SQ), Information Quality (IQ) dan Service
Quality (SEQ).
Penelitian ini dilakukan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
narasumber terdiri dari 9 orang, yang terdiri 4 orang dari pegawai Pusat
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2 Dosen Fakultas Adab &
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1 NOC Pustipanda dan 2 Mahasiswa
10
Fakultas Sains & Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengumpulan data
dimulai dengan melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku dan
bacaan-bacaan lain yang berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini.
Setelah melakukan studi literatur, pengumpulan data dilanjutkan dengan observasi.
Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Setelah melakukan observasi, selanjutnya peneliti melakukan wawancara.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan
oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dari yang
narasumber yang memberikan atas itu.
Selanjutnya dalam analisis data yang dilakukan oleh peneliti, pengkodean
meliputi open coding yaitu identifikasi data awal, lalu topik-topik dan subtopik-
subtopik dalam data kasar diklasifikasikan. Selanjutnya, tema dan subtema tersebut
ditelaah dalam axial coding dan dalam selective coding, tema dan subtema tersebut
dibandingkan dan dijustifikasi. Sedangkan untuk menjaga reliabilitas, temuan-
temuan dalam ketiga tahap coding tersebut ditelaah beberapa kali dengan mengolah
data menggunakan Ms. Excel 2013.
1.8 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan laporan penelitian, pembahasan terbagi dalam lima bab
yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut:
11
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan secara singkat mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori evaluasi, konsep dasar
sistem, konsep dasar informasi, pengertian sistem informasi,
perpustakaan perguruan tinggi, konsep dasar institutional repository,
konsep dasar keberhasilan sistem informasi, konsep HOT-fit, metode
kualitatif dan kuantitatif, metode analisis data, penelititan sejenis, dan
model tema penelitian yang digunakan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu pendekatan penelitian, lokasi dan objek penelitian,
penentuan narasumber, prosedur penelitian, metode pengumpulan data
dan metode analisis data yang digunakan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan gambaran umum institusi, institutional repository
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, profil narasumber, hasil analisis data
coding, hasil analisis wawancara, serta interpretasi hasil dan
pembahasan yang diperoleh dari hasil evaluasi keberhasilan sistem
Institutional Repositoy UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
12
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan
masalah serta beberapa saran untuk pengembangan sistem Institutional
Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
12
13
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Deskripsi Teori
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori terkait landasan pelaksanaan
penelitian meliputi, konsep dasar evaluasi, konsep dasar sistem, konsep dasar
informasi, pengertian sistem informasi, evaluasi sistem informasi, perpustakaan
perguruan tinggi, konsep dasar Institutional Repository, konsep dasar keberhasilan
sistem, konsep Human Organizational and Technology fit factors (HOT-fit) model,
metode pengumpulan data, metode analisis data, metode kualitatif dan kuantitatif,
metode kualitatif, metode pengumpulan data, metode analisis data, penelitian
sejenis, ringkasan penelitian sejenis dan model tema penelitian.
2.2 Konsep Dasar Evaluasi
2.2.1 Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah sebuah riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, kemudian
menilainya dengan membandingkan dengan indikator evauasi dan hasilnya di
pergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi tersebut
(Wirawan, 2012). Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan
informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan
kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. Maka
evaluasi adalah mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga
14
tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif
prosedur tertentu. Karenanya evaluasi bukan merupakan hal baru dalam kehidupan
manusia sebab hal tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang. Seorang
manusia yang telah mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang
dilakukannya tersebut telah sesuai dengan keinginannya semula. Evaluasi adalah
suatu proses untuk menyediakan informasi mengenai hasil penilaian atas
permasalahan yang di temukan (Hendarti et al., 2010).
Pendapat mengenai evaluasi diungkapkan Dunn dalam (Agustino, 2008) yang
mengemukakan bahwa evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai
nilai-nilai atau manfaat-manfaat hasil kebijakan. Ketika ia bernilai dan bermanfaat
bagi penilaian atas penyelesaian masalah, maka hasil tersebut memberi sumbangan
pada tujuan dan sasaran bagi evaluator, secara khusus, dan penggunaan lainnya
secara umum. Ada tiga fungsi dari evaluasi: Pertama, evaluasi harus memberi
informasi yang valid dan dipercaya mengenai kinerja kebijakan yang meliputi
seberapa jauh tujuan tertentu telah dicapai; apakah tindakan yang ditempuh oleh
implementing agencies sudah benar-benar efektif, responsif, akuntabel, dan adil;
serta bagaimana efek dan dampak dari kebijakan itu sendiri. Kedua, evaluasi
berfungsi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang
mendasari pemilihan tujuan dan target tanpa didasari oleh kepentingan nilai dari
suatu kelompok/golongan tertentu. Ketiga, evaluasi berfungsi juga untuk memberi
sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk bagi
perumusan masalah maupun pada rekomendasi kebijakan.
15
Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi
tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi
kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa
Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut
istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan
sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan
tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Menurut Arikunto (2010), evaluasi sebagai
sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang
direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Menurut Husni (2010), evaluasi
adalah suatu proses untuk menyediakan informasi mengenai hasil penilaian atas
permasalahan yang ditemukan. Menurut Arifin (2010), menyatakan evaluasi adalah
suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi
adalah kualitas ,sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan
kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi.
Dari pengertian-pengertian tentang evaluasi yang telah dikemukakan beberapa
ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan yakni evaluasi merupakan sebuah proses yang
dilakukan oleh seseorang untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah sistem.
Keberhasilan sistem itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasilyang dicapai oleh
program tersebut. Karenanya, dalam keberhasilan ada dua konsep yang terdapat
didalamnya yaitu efektifitas dan efisiensi. Efektifitas merupakan perbandingan antara
output dan inputnya sedangkan efisiensi adalah taraf pendayagunaan input untuk
menghasilkan output lewat suatu proses. Jadi evaluasi bukan merupakan hal baru dalam
kehidupan manusia sebab hal tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang.
16
Seorang manusia yang telah mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang
dilakukannya tersebut telah sesuai dengan keinginannya semula.
2.3 Konsep Dasar Sistem
2.3.1 Pengertian Sistem
Menurut Sutarman (2012) sistem dapat diartikan kumpulan elemen yang
saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu
proses pencapaian suatu tujuan yang sama. Sistem sangatlah di perlukan dalam
suatu perusahaan atau instansi pemerintah sebab sistem sangatlah menunjang
terhadap kinerja perusahaan atau instansi, baik yang berskala kecil maupun besar.
Oleh karena itu, agar dapat berjalan dengan baik sangat lah dibutuhkan kerjasama
di antara unsur-unsur yang terkait dalam sistem tersebut. Sistem adalah serangkaian
komponen yang saling berhubungan yang menghasilkan hasil tertentu (Shelly &
Rosenblatt, 2012).
2.3.2 Karakteristik Sistem
Menurut Sutabri (2012), suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat
tertentu, yaitu:
1. Komponen sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang sering disebut
dengan subsistem yang saling berinteraksi, yang artinya saling
bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem
dapat berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem
17
2. Batas sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas
sistem memungkinkan suau sistem dipandang sebagai satu kesatuan.
Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) sistem itu
sendiri.
a. Lingkungan luar sistem (Environments)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari
sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar
sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat
merugikan bagi sistem tersebut.
b. Penghubung sistem (Interface)
Penghubung yang dimaksud adalah media yang dapat
menghubungkan antara subsistem dengan subsistem lainnya.
Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya
mengalir dari satu sistem ke subsistem yang lain.
c. Masukan sistem (Input)
Masukan yaitu energi yang dimasukkan ke dalam sistem, dimana
dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal. Masukkan
perawatan adalah energi yang diinputkan supaya sistem tersebut
dapat beroperasi, sedang masukan sinyal adalah energi yang
diproses untuk mendapatkan keluaran.
18
d. Keluaran sistem (Output)
Keluaran yaitu hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna dan sisa pem buangan.
e. Pengolah sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan
merubah input menjadi output.
f. Sasaran sistem (Objective)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran
(objective).
Karakteristik sistem ini dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini :
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem (Sutabri, 2012)
19
2.3.3 Klasifikasi sistem
Menurut Jogiyanto (2005) sistem dapat di kasifikasikan dari beberapa
sudut pandangan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sistem diklasifikasikan berdasarkan sebagai sistem abstrak (abstract
system) dan sistem fisik (physical system). Sistem abstrak adalah sistem
yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak nampak, misalnya
sistem teologi. Sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik misalnya
sistem komputer.
2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan
sistem buatan manusia. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi
melalui proses alam dan tidak di buat manusia. Misalnya sistem
perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang di rancang
oleh manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang
disebut dengan human-machine system atau man-machine system.
3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system)
dan sistem tak tentu (probabilistic system). Sistem tertentu beroperasi
dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara
bagian-bagiannya didekteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari
sistem dapat diramalkan. Misalnya sistem pada komputer. Sistem tak
tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat
dipredisikan karena mengandung unsur probabilitas.
4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan
sistem terbuka (open system). Sistem tertutup adalah sistem yang tidak
20
berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem
ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak
luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya
tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah
relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar
tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan
terpengaruh dengan lingkungan luar atau subsistem yang lainnya.
Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan
luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem
pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian
rupa, sehingga secara relatif tertutup karena sistem tertutup akan secara
otomatis dan terbuka hanya untuk pengaruh yang baik.
2.4 Konsep Dasar Informasi
Menurut Sutabri (2012) informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau
diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan
keputusan. Menurut Gordon (2004) informasi adalah data yang telah diolah menjadi
bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami
di dalam keputusan sekarang maupun masa depan.
Sedangkan menurut Jogiyanto dalam Gusti (2017) informasi adalah data yang
diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya. Serta menurut Mulyanto dalam Gusti (2017) informasi yaitu sesuatu
21
yang menunjukan hasil pengolahan data yang diorganisasikan dan berguna kepada
orang yang menerimanya.
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data
yang telah menempuh proses pengolahan untuk penambahan nilai yang berguna
bagi penggunanya dan dapat digunakan untuk hal – hal yang penting. Karakteristik
dari informasi adalah penerima informasi mengalami perubahan dari kondisi (state)
belum mengetahui. Informasi yang benar dan baru dapat mengoreksi dan
mengkonfirmasi informasi sebelumnya. Informasi juga dapat dikatakan sebagai
data yang telah diproses, yang mempunyai nilai yang berguna untuk mengambil
kesimpulan dan tindakan atau keputusan.
2.5 Pengertian Sistem Informasi
2.5.1 Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur dari hardware, software,
jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi (O’Brien, 2010) Sistem informasi
dapat didefinisikan secara teknis sebagai suatu komponen yang saling berhubungan
yang mengumpulkan (mendapatkan-kembali), memproses, menyimpan, dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi
dan pengawasan dalam organisasi menurut Laudon & Laudon dalam (Gusti, 2017).
Menurut Kristanto dalam Gusti (2017) sebuah sistem informasi merupakan
kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak komputer serta perangkat
22
manusia yang akan mengolah data menggunakan perangkat keras dan perangkat
lunak tersebut.
2.5.2 Komponen Sistem Informasi
Gambar 2.2 Komponen Sistem Informasi (O’Brien, 2005)
Sistem informasi terdiri dari lima sumber daya yang dikenal sebagai
komponen sistem informasi. Kelima sumber daya tersebut adalah manusia,
hardware, software, data, dan jaringan. Kelima komponen tersebut memainkan
peranan yang sangat penting dalam suatu sistem informasi. Namun, dalam
kenyataannya, tidak semua sistem informasi mencakup kelima komponen tersebut.
Misalnya, sistem informasi pribadi yang tidak mencakup jaringan telekomunikasi
Mulyanto dalam (Gusti, 2017). Berikut merupakan penjelasan komponen dari
sistem informasi:
23
1. Sumber Daya Manusia
Manusia mengambil peranan yang penting bagi sistem informasi.
Manusia dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem informasi. Sumber
daya manusia dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu pengguna
akhir dan pakar sistem informasi. Pengguna akhir adalah orang-orang
yang menggunakan informasi yang dihasilkan dari sistem informasi,
sedangkan pakar sistem informasi orang-orang yang mengembangkan
dan mengoperasikan sistem informasi.
2. Sumber Daya Hardware
Sumber daya hardware adalah semua peralatan yang digunakan dalam
pemrosesan informasi. Sumber daya ini tidak hanya sebatas komputer
saja, melainkan semua media data seperti lembaran kertas dan disk
magnetik atau optikal.
3. Sumber Daya Software
Sumber daya software adalah semua rangkaian perintah (instruksi)
yang digunakan untuk memproses informasi. Sumber daya ini tidak
hanya berupa program saja, tetapi juga berupa prosedur.
4. Sumber Daya Data
Sumber daya data bukan hanya sekedar bahan baku untuk memasukkan
sebuah sistem informasi, melainkan sebagai dasar membentuk sumber
daya organisasi.
24
5. Sumber Daya Jaringan
Sumber daya jaringan merupakan media komunikasi yang
menghubungkan komputer, memproses komunikasi, dan peralatan
lainnya, serta dikendalikan melalui software komunikasi. Sumber daya
ini dapat berupa media komunikasi seperti kabel, satelit, dan dukungan
jaringan seperti modem, software, pengendalian, serta prosesor antar
jaringan.
Selain itu, menurut Kadir (2014) dalam suatu sistem informasi terdapat
beberapa komponen yaitu hardware, software, prosedur, orang, database, jaringan
komputer dan komunikasi data.
1. Perangkat Keras (Hardware)
Mencakup piranti-piranti fisik seperti komputer dan printer.
2. Perangkat Lunak (Software)
Kumpulan dari perintah/fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu
untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas tertentu.
3. Prosedur
Menghubungkan berbagai perintah dan aturan yang akan menentukan
rancangan dan penggunaan sistem informasi
4. Manusia
Orang-orang yang terlibat dalam kegiatan sistem informasi
5. Data
Komponen dasar sistem informasi yang akan diproses lebih lanjut
untuk menghasilkan informasi
25
6. Jaringan Komputer dan Komunikasi Data
Sistem penghubung yang memungkinkan sumber dipakai secara
bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.
2.5.3 Sumber Sistem Informasi
Sedangkan menurut La Midjan dan Susanto (2001), sumber dari sistem
informasi di dalam perusahaan yang bersumber dari alat-alat pemroses/pengolah
data adalah:
1. Otak, otak manusia memiliki dua macam memori yaitu memori jangka
panjang dan memori jangka pendek.
2. Manual, alat pengolah manual ditandai dengan penggunaan pena dan
tinta.
3. Mekanik, mekanik memberikan hasil pengolahan yang lebih cepat,
lebih rapih dan sama/standar.
4. Elektrik, dan Elektronik, elektronik memberikan kecepatan dan
efisiensi pengolahan.
2.6 Perpustakaan Perguruan Tinggi
2.6.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi
Menurut Mustafa dalam Kusmayadi (2017) Perpustakaan tidak dapat
dipisahkan dengan dunia pendidikan, perpustakaan berperan sangat penting dalam
menunjang pengetahuan dan prestasi para penggunanya. Perpustakaan Perguruan
Tinggi merupakan suatu perpustakaan yang berada pada naungan suatu Universitas.
26
Karena peran perpustakaan sebagai unsur penunjang Tri Dharma perguruan tinggi
atau sering disebut juga sebagai jantungnya perguruan tinggi. Perguruan tinggi
dalam hal ini berupa institut, universitas, akademi, atau sekolah tinggi berikut
berbagai unit dan lembaga yang berada di bawahnya. Perguruan tinggi ada yang
dikelola pemerintah yang disebut sebagai universitas atau institut dan adapula yang
dikelola oleh pihak swasta yang disebut sebagai universitas atau institut swasta.
Menurut Maroatmojo dalam Kusmayadi (2017) mengatakan bahwa
“Perpustakaan perguruan tinggi merupakan sub-sistem dari suatu perguruan tinggi.
Artinya perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang bagi suatu
perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian.
2.6.2 Fungsi dan Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Didirikannya sebuah perpustakaan tentunya memiliki maksud dan tujuan,
serta fungsi dan tugas yang ada dan harus dijalankan sesuai dengan tujuan
perpustakaan. Menurut Noerhayati dalam Kusmayadi (2017) tugas perpustakaan
secara garis besar ada tiga, yaitu menghimpun, mengelola, dan memberdayakan
informasi. Tugas-tugas itu kemudian diuraikan dalam:
1. Tugas menghimpun informasi adalah kegiatan mencari, menyeleksi,
mengisi perpustakaan dengan sumber informasi yang memadai/lengkap
baik dalam arti jumlah jenis, maupun mutu yang disesuaikan dengan
kebijakan.
2. Tugas mengelola meliputi proses pengolahan, penyusunan,
penyimpanan, pengemasan, agar tersusun rapih, mudah ditelusuri dan
27
ditemukan kembali oleh pengguna. Pekerjaan pengolahan mencakup
pemeliharaan, perawatan, agar seluruh koleksi perpustakaan tetap
dalam keadaan bersih, utuh, dan baik. Sedangkan kegiatan pelestarian
adalah dalam rangka preservasi dan konservasi karena untuk menjaga
nilai-nilai sejarah dan dokumentasi.
3. Tugas memberdayakan dan memberikan layanan secara optimal bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, teknologi dan budaya
masyarakat di sekitarnya. Termasuk didalam tugas ini adalah upaya
promosi dan publikasi serta sosialisasi agar masyarakat di sekitar.
Sementara itu menurut Rimbarawa dalam Kusmayadi (2017) perpustakaan
perguruan tinggi pada tiap lembaga pendidikan tinggi berfungsi:
1. Pusat kegiatan belajar mengajar
2. Pusat penelitian
3. Untuk pengabdian masyarakat dalam rangka pelaksanaan tridharma
perguruan tinggi.
2.7 Konsep Dasar Institutional Repository
2.7.1 Pengertian Institutional Repository
Repository Institusi (Institutional Repository) merupakan suatu wadah secara
online untuk mengelola secara online yang mengelola dan melestarikan akses
intelektual civitas akademik di sebuah institusi (Fatmawati, 2013). Local content
atau Institutional Repository atau simpanan kelembagaan merujuk ke sebuah
kegiatan menghimpun dan melestarikan koleksi digital yang merupakan hasil karya
28
intelektual dari sebuah komunitas tertentu (Pendit, 2008). Penekanan dalam local
content yaitu menghimpun simpanan kelembagaan hasil karya yang akan alih
mediakan. Dan materi digital yang dihimpun mempunyai keterkaitan erat sekali
dengan lembaga penciptanya. Local content merupakan materi utama dari sebuah
perpustakaan digital yang mempunyai kesamaan antara satu lembaga dengan
lembaga yang lain. Pendit menjelaskan, bahwa istilah Institutional Repository atau
simpanan kelembagaan merujuk ke sebuah kegiatan menghimpun dan melestarikan
koleksi digital yang merupakan hasil karya intelektual dari sebuah komunitas
tertentu.
2.7.2 Fungsi Institutional Repository
Menurut Fatmawati (2013) Institutional Repository berfungsi sebagai
indikator nyata dari kualitas sebuah perguruantinggi, sehingga meningkatkan
visibilitas (visibility), prestise (prestige), dan nilai publik (public value). Kehadiran
open acces repository juga dipandang dapat menjadi solusi bagi perguruan tinggi
yang memiliki keterbatasan anggaran dalam mengatasi minimnya ketersediaan
jurnal-jurnal elektronik ilmiah yang memiliki harga sangat tinggi, dan juga sulitnya
mendapatkan akses terhadap hasil-hasil penelitian dan karya ilmiah. Dengan open
acces repository hasil-hasil penelitian karya-karya ilmiah yang berasal dari para
sivitas akademika universitas tersebut kemudian dapat diakses secara online untuk
digunakan untuk keperluan ilmiah.
29
2.7.3 Tujuan dan Manfaat Institutional Repository
Tujuan dari adanya Institutional Repository menurut.Suwardi (dikutip
dalam Kusmayadi, 2017) mempunyai dua sasaran pokok, yaitu:
1. Menyediakan akses terbuka ke hasil penelitianinstitusional dengan
pengarsipan sendiri hasil penelitian tersebut.
2. Menyimpan dan melestarikan aset digital institusional lainnya, meliputi
literatur yang tidak diterbitkan atau yang mudah hilang (misal thesis atau
laporan teknis)
Sementara itu menurut Sutedjo (2014) manfaat Repositori Institusi adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengumpulkan karya ilmiah-intelektual sivitas akademika
dalam satu lokasi agar mudah ditemukan kembali baik melalui Google
maupun mesin pencari lainnya.
2. Untuk menyediakan akses terbuka terhadap karya ilmiahintelektual
yang dihasilkan sivitas akademika dan menjangkau khalayak lebih luas
lagi dengan tempat dan waktu yang tak terbatas.
3. Untuk meningkatkan dampak dari karya ilmiah-intelektual yang
dihasilkan sivitas akademika.
4. Untuk mempromosikan karya ilmiah-intelektual yang dihasilkan sivitas
akdemika.
5. Sebagai etalase dan tempat penyimpan yang aman untuk hasil
penelitian sivitas akademika.
30
6. Untuk menyediakan URL jangka panjang bagi karya ilmiah intelektual
hasil penelitian sivitas akademika.
7. Apabila terjadi plagiasi terhadap karya ilmiah-intelektual yang
dipublish di Repositori Institusi akan mudah diketahui dan ditemukan.
8. Untuk menghubungkan publikasi sivitas akademika/peneliti dari
halaman web mereka.
2.7.4 Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Institutional Repository UIN Syarf Hidayatullah Jakarta berbasis Dspace,
yaitu merupakan software open source untuk pengelolaan karya ilmiah akademik
meliputi artikel jurnal, tugas akhir, tesis, disertasi, hasil penelitian dan lain-lain.
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah menerapkan Institutional Repository mulai
tahun 2012, melalui kerjasama antar lembaga yaitu LPM, Pustipanda, dan Pusat
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tahun 2012 Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berkerjasama dengan Pustipanda migrasi database ± 20.000 data, dan 6.962 file
PDF. Pada tahun 2013 Pusat Perpustakan Pusat Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta memindahkan dan melengkapi data bibliografi yang ada di
ruas perpustakaan utama ke ruas fakultas-fakultas dan mengunggah file PDF. Pada
tahun yang sama kapasitas hard disk server ditambah menjadi 500 GB. Sementara
itu pada tahun 2014 beberapa perpustakaan fakultas memulai input data, unggah
file PDF (self upload) kemudian diverifikasi oleh Pusat Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
31
Adapun ruang lingkup pengelolaan institutional repository UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta meliputi:
1. Sistem
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui Pusat Komputer telah
mengembangkan sistem untuk pengelolaan Institutional Repository
yang bersifat open access, dengan menggunakan aplikasi Dspace.
2. Konten
Konten merupakan sumber-sumber informasi atau dokumen yang
dihasilkan oleh para sivitas akademika yang dikelola. Yaitu mencakup
bahan-bahan skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, buku, chaapter
buku, artikel jurnal, bahan ajar, makalah seminar, proceeding, dan
terbitan-terbitan lainnya.
3. User
Pemakai adalah pengguna Institutional Repository yang terdiri dari
pengelola Institutional Repository dan masyarakat yang mengakses
untuk berbagai kepentingan. Pengelola Institutional Repository terdiri
dari pihak-pihak yang terlibat dari unsur pimpinan atau administrator
sebagai penentu kebijakan umum, sistem maintenance (Pustipanda),
pustakawan bibliographic analyst dan pengguna sisstem yang berasal
dari para dosen dan peneliti serta pustakawan.
32
2.8 Konsep Dasar Keberhasilan Sistem Informasi
Penerapan suatu sistem dalam perusahaan dihadapkan kepada dua hal, apakah
perusahaan mendapatkan keberhasilan penerapan sistem atau kegagalan sistem,
(Montazemi, 1988). Sementara itu Myers et al. (1997) menyatakan bahwa
pengukuran keberhasilan sistem informasi sangat penting bagi organisasi. Konsep
keberhasilan sistem informasi merupakan suatu konsep yang digunakan dalam
berbagai riset sebagai kriteria dasar untuk mengevaluasi sistem informasi (Rai et al
., 2002).
Sementara itu, Doll dan Torkzadeh (1988) menyatakan bahwa kepuasan
pengguna akhir sistem informasi dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan
suatu sistem informasi. Kepuasan pengguna akhir ini kemudian menjadi bagian
dalam pengembangan model keberhasilan sistem informasi selanjutnya.
DeLone dan McLean (1992) menyampaikan taksonomi mengenai enam
faktor yang menjadi dasar pengukuran keberhasilan sistem informasi. Keenam
kategori tersebut adalah kualitas informasi (information quality), kualitas sistem
informasi (system quality), intensitas penggunaan sistem informasi (system use),
kepuasan pengguna akhir sistem informasi (end user satisfaction), dampak
individual (individual impact), dan dampak organisasional (organizational impact)
dari sistem informasi.
Penelitian tentang sistem informasi pada umumnya ditujukan untuk
mengevaluasi keberhasilan sistem informasi dalam suatu organisasi (Myers, 2007).
Disisi lain terdapat model yang dikembangkan serta digunakan sebagai metode
untuk mengevaluasi penerapan sistem informasi yang digunakan oleh sebuah
33
organisasi atau instansi publik diantaranya seperti End User Computing Satisfaction
(EUCS) yang dikembangkan oleh Doll dan Torkzadeh (1998), Task Technology Fit
(TTF) yang dikembangkan oleh Goodhue dan Thompson (1995), Technology of
Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan oleh Davis (1989), selanjutnya IS
Success Model dikembangkan oleh DeLone dan McLean (1992, 2003), dan Human
Organization and Technology-fit factors (HOT-fit) Model di kembangkan oleh
Yusof et al. (2008).
Maka dapat diartikan bahwa keberhasilan sistem informasi adalah suatu
usaha nyata untuk mengetahui kondisi sebenarnya suatu penyelenggaraan sistem
informasi. Dengan evaluasi tersebut, capaian kegiatan penyelenggaraan suatu
sistem informasi dapat diketahui dan tindakan lebih lanjut dapat direncanakan
untuk memperbaiki kinerja penerapannya.
2.8.1 Model Delone dan McLean (1992)
DeLone dan McLean (1992) melakukan studi yang mendalam terhadap
literatur mengenai kesuksesan sistem informasi. Mereka menemukan bahwa
kesuksesan sebuah sistem informasi dapat direpresentasikan oleh karakteristik
kualitatif dari sistem informasi itu sendiri (system quality), kualitas output dari
sistem informasi (information quality), konsumsi terhadap output (use), respon
pengguna terhadap sistem informasi (user satisfaction), pengaruh sistem informasi
terhadap kebiasaan pengguna (individual impact), dan pengaruhnya terhadap
kinerja organisasi (organizational impact).
34
Model yang baik adalah model yang lengkap tetapi sederhana. Model
semacam ini disebut dengan model yang parsimoni (Jogiyanto, 2007). Berdasarkan
teori-teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang telah dikaji, DeLone dan
McLean kemudian mengembangkan suatu model parsimoni dengan nama Model
Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean (D&M IS Success Model)
(DeLone dan McLean, 1992), yang ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.3 Model Keberhasilan SI (Delone dan McLean, 1992)
Model kesuksesan Delone dan McLean Tahun 1992 didasarkan pada proses
dan hubungan kausal dari dimensi-dimensi model. Model ini tidak mengukur ke
enam dimensi pengukuran kesuksesan sistem informasi secara independen tetapi
mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya.
McLean ini tidak mengukur ke enam dimensi pengukuran kesuksesan
system informasi secara terpisah tetapi mengukurnya secara keseluruhan dengan
variable yang satu mempengaruhi variabel yang lainnya. Pembuatan dari model
kesuksesan sistem informasi D&M (D&M Information System Success Model)
dipicu oleh suatu proses pembuatan informasi dan dampak dari penggunaan sistem
35
informasinya. DeLone & McLean mendasarkan modelnya pada model proses yang
terdiri dari tiga komponen proses, yaitu pembuatan dari suatu sistem informasi,
penggunaan sistem informasi tersebut dan konsekuensi atau dampak dari
penggunaan sistem.
2.8.2 Model Delone & McLean (2003)
Pada tahun 2003, DeLone dan McLean memperbaharui Model Kesuksesan
Sistem Informasi. Hal-hal yang yang diperbaharui ini adalah sebagai berikut:
1) Menambahkan dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai
tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang sudah ada, yaitu kualitas
sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality)
2) Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak
organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel yaitu
menjadi manfaat-manfaat bersih (net benefits). Tujuan penggabungan
ini adalah untuk menjaga model tetap sederhana (parsimory)
3) Menambahkan dimensi minta memakai (intention to use) sebagai
alternatif dari dimensi pemakaian (use). Pengukuran dari pemakaian
(use) mempunyai banyak dimensi, seperti misalnya pemakaian sukarela
atau wajib, mendapat informasi (informed) atau tidak mendapat
informasi (uninformed), dan lainnya. De Lone dan McLean (2003)
mengusulkan pengukuran alternatif, yaitu minat memakai (intention to
use). Minat memakai adalah suatu sikap (attitude). Sedang pemakaian
(use) adalah suatu perilaku (behaviour)
36
4) Pemakaiaan (use) dan kepuasan pemakaian (user satifaction) sangat
erat berhubungan. Pemakaian (use) harus mendahului kepuasan
pemakai (user satisfaction) sebagai suatu proses, tetapi pengalaman
yang positif karena menggunakan (use) akan mengakibatkan kepuasan
pemakaian yang lebih tinggi sebagai suatu kausal. Secara sama,
peningkatan kepuasan pemakai akan mengakibatkan peningkatan minat
menggunakan (intention to use) dan kemudian menggunakan (use).
5) Dampak dari sistem informasi sudah meningkat tidak hanya
dampaknya pada pemakai individual dan organisasi saja, tetapi dampak
sudah ke grup pemakai, ke antar organisasi, konsumen, kontraktor,
sosial bahkan negara. DeLone dan McLean (2003) mengusulkan untuk
menamakannya semua manfaat mejadi suatu manfaat tungal yang
disebut dengan nama manfaat-manfaat bersih (net benefits) Jika
manfaat-manfaat bersih (net benefits) positif akan menguatkan minat
memakai, dan menggunakan serta tingkat kepuasan pemakai. Umpan
balik ini masih valid bahkan untuk manfaat-manfaat bersih yang
negatif.
Dari hasil analisis tersebut, maka Delone dan McLean (2003) mengusulkan
suatu model yang diperbarui yang nampak pada gambar berikut ini.
37
Gambar 2.4 Model Keberhasilan SI (Delone dan McLean, 2003)
Berdasarkan hasil penelitian DeLone dan McLean (2003),
kesuksesan/efektivitas sistem informasi dapat dievaluasi dari dimensi :
1) Kualitas sistem (System quality),
Mengukur karakteristik yang diinginkan dari sistem informasi yaitu
dari kemudahan penggunaan, ketersediaan, keandalan dan kemampuan
beradaptasi
2) Kualitas informasi (Information quality),
Harus akurat, lengkap, relevan, mudah dimengerti dan tepat waktu
3) Kualitas pelayanan (Service quality),
Dukungan menyeluruh yang disampaikan oleh penyedia layanan.
4) Intensitas penggunaan (Intention to use) dan penggunaan (use),
Mengukur segala sesuatu dari kunjungan ke sebuah situs Web, untuk
navigasi dalam situs, pencarian informasi dan pelaksanaan transaksi.
38
5) Kepuasan pengguna (User satisfaction),
Mengukur pendapat pelanggan/pengguna secara menyeluruh terhadap
kualitas sistem, informasi dan pelayanan terkait pengalamannya dengan
system informasi.
6) Keuntungan/Manfaat bersih (Net benefit),.
Merupakan ukuran keberhasilan yang paling penting karena merupakan
dampak positif dan negatif dari sistem informasi terhadap individu, organisasi
bahkan masyarakat.
2.8.1 IT-Organization Fit
Gambar 2.5 IT-Organization Fit (Morton, 1991)
Manajemen pada 1990-an (MIT90s) adalah Model Fit IT Organization yang
terkenal, yang mencakup elemen internal dan eksternal yang sesuai.
mengilustrasikan konsep kesesuaian antara elemen organisasi utama. Kesesuaian
internal dilakukan dengan keseimbangan komponen organisasi yang dinamis
termasuk strategi bisnis, struktur organisasi, proses manajemen, dan peran dan
keterampilan. Kesesuaian eksternal dicapai dengan merumuskan strategi organisasi
berdasarkan tren lingkungan dan perubahan seperti pasar, industri dan teknologi.
39
Dalam kondisi internal dan eksternal ini sebagai enabler, TI diharapkan dapat
mempengaruhi proses manajemen, sehingga berdampak pada kinerja organisasi
dan sampai tingkat tertentu, strateginya.
Untuk mewujudkan manfaat TI, diperlukan tiga prasyarat untuk
transformasi TI yang berhasil. Pertama, visi organisasi dan alasan di baliknya harus
jelas bagi anggota organisasi agar mereka siap menghadapi perubahan organisasi
dan karenanya mengurangi tantangan dalam mengelola transformasi. Kedua,
strategi organisasi perusahaan (bisnis dan TI), teknologi informasi dan dimensi
organisasi harus selaras satu sama lain. Ketiga, infrastruktur TI yang kuat seperti
jaringan elektronik dan standar yang dipahami harus dilengkapi dalam organisasi.
Ketiga prasyarat ini serta kecocokan internal dan eksternal dapat digunakan untuk
mengidentifikasi masalah dalam implementasi TI. Model ini relatif baru dan belum
banyak digunakan dalam perawatan kesehatan. Model ini juga diidentifikasi
sebagai mampu mengidentifikasi elemen organisasi utama yang dapat
mempengaruhi IS dan juga menekankan keselarasan penting atau kesesuaian di
antara keduanya. Selain itu, model ini komprehensif karena mencakup faktor-faktor
berikut: teknologi (TI), manusia (peran dan keterampilan) dan organisasi (strategi,
struktur dan proses manajemen). Namun, faktor-faktor ini dapat dikategorikan
menjadi dimensi yang lebih rinci untuk memberikan dimensi evaluasi yang lebih
spesifik. Misalnya, TI dapat dikelompokkan lebih jauh ke dalam kualitas sistem dan
kualitas informasi, seperti yang diusulkan oleh DeLone dan McLean. Demikian
pula, peran dan keterampilan dapat dikaitkan dengan penggunaan dan kepuasan
pengguna.
40
Berdasarkan kekuatan dan keterbatasan yang ditunjukkan pada kedua model,
IT-Organization Fit dan IS Success Model saling melengkapi dalam menghadirkan
kerangka evaluasi yang komprehensif. Faktor organisasi, yang kurang dalam IS
Success Model, ditampilkan dalam kesesuaian Organisasi-TI. Demikian pula,
dimensi dan ukuran evaluasi spesifik yang kurang sesuai dengan Organisasi IT,
ditampilkan dalam IS Success Model. Berdasarkan dua model yang dijelaskan di
atas, kerangka evaluasi baru disajikan pada konsep model Human, Organization
and Technology.
2.9 Konsep Human, Organization and Technology-fit factors (HOT-fit)
Yusof et al. (2008) memberikan suatu kerangka baru yang dapat diguakan
untuk melakukan evaluasi sistem informasi yang disebut Human-Organization-
Technology (HOT) Fit Model. Model ini mendapatkan komponen penting dalam
sistem informasi yakni Manusia, Organisasi dan Teknologi.
Gambar 2.6 HOT-fit Model (Yusof et al., 2008)
41
Model keberhasilan sistem ini diadopsi berdasarkan kategori evaluasi
spesifik yang komprehensif, validasi yang luas dan penerapannya terhadap evaluasi
HIS (Health Information Systems). Selain itu, Model Fit Organisasi-IT juga
digunakan untuk menggabungkan konsep kesesuaian antara faktor evaluasi:
manusia, organisasi dan teknologi. Pada awalnya model ini dikembangkan untuk
untuk sistem informasi yang berada di Fundus Imaging System (FIS) dari sebuah
organisasi perawatan primer di Inggris seiring perkembangannya tidak hanya untuk
evaluasi menyeluruh terhadap sistem FIS yang diteliti, namun juga berpotensi untuk
Sistem informasi pada umumnya (Yusof et al., 2008). Subbagian berikut
menjelaskan faktor evaluasi, dimensi dan ukuran secara rinci. Komponen manusia
(Human) menilai sistem informasi dari sisi pengguna sistem (system use) pada
frekuensi dan luasnya fungsi dan penylidikan sistem informasi. System use juga
berhubung siapa yang menggunakan (who use it), tingkat pengguna (level of user),
pelatihan, pengetahuan, harapan dan sikap menerima (acceptance) atau menolak
(resistance) sistem. Komponen ini juga menilai sistem dari aspek kepuasan
pengguna (user satisfaction). Kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari
pengalaman pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensial
dari sistem informasi. User Satisfaction dapat dihubungkan dengan persepsi
manfaat (usefulness) dan sikap pengguna terhadap sistem terhadap sistem informasi
yang dipengaruhi oleh karakteristik personal.
Komponen Organisasi menilai sistem dari aspek struktur organisasi dan
lingkungan organisasi. Struktur organisasi terdiri dari tipe, kultur, politik, hierarki.
Teknologi terdiri dari kualitas sistem (system quality), kualitas informasi
42
(information quality), serta kualitas pelayanan (service quality) yang digunakan di
untuk menilai teknologi dari aspek kualitasnya. Evaluasi sistem itu tekait dengan
penyelidikan sistem. Penyelidikan sistem adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
memperbaiki segi tertentu dari sistem infromasi yang mana esensinya adalah untuk
memperbaiki kinerja orang-orang yang terlibat didalamnya. Penyelidikan sistem
sering kali disebut dengan usaha pengembangan sistem yang dilakukan dengan
mengandalkan pada metodologi dan seperangkat alat serta teknik untuk analisis,
serta desain dan penerapannya pada sebagian atau keseluruhan sistem informasi.
Manusia, organisasi dan teknologi merupakan komponen penting dari IS;
dampak HIS dinilai dalam manfaat bersih. Ketiga faktor dan dampak HIS ini sesuai
dengan delapan dimensi saling terkait keberhasilan HIS yaitu Kualitas Sistem,
Kualitas Informasi, Kualitas Pelayanan, Penggunaan Sistem, Kepuasan Pengguna,
Struktur Organisasi, Lingkungan Organisasi dan Manfaat Bersih. Masing-masing
dimensi ini dikaitkan dengan sejumlah ukuran evaluasi. Contoh langkah-langkah
evaluasi sesuai dengan dimensi dan faktornya yang sesuai tercantum.
Dimensi evaluasi ini saling mempengaruhi satu sama lain secara temporal
dan kausal:
1. Kualitas Sistem, Mutu Informasi dan Kualitas Pelayanan secara tunggal
dan bersama-sama mempengaruhi Penggunaan Sistem dan Kepuasan
Pengguna.
2. Struktur Organisasi dan Lingkungan Organisasi mempengaruhi
Penggunaan Sistem.
43
Beberapa hubungan ini adalah dua cara:
1. Penggunaan Sistem, yang mengandalkan pengetahuan dan pelatihan
pengguna, dapat mempengaruhi Kualitas Informasi, karena
pengetahuan pengguna dalam menggunakan sistem dapat
mempengaruhi laporan, gambar dan resep yang dihasilkan oleh sistem.
2. Tingkat Penggunaan Sistem dapat mempengaruhi tingkat Kepuasan
Pengguna dan sebaliknya, baik untuk kasus positif maupun negatif.
Penggunaan Sistem yang Efektif menghasilkan Kepuasan Pengguna
yang lebih tinggi karena pengguna dapat mengeksplorasi dan
memanfaatkan sepenuhnya fitur dan fungsi sistem; Kepuasan Pengguna
yang lebih tinggi kemudian memotivasi pengguna utama untuk
meningkatkan penggunaan system.
3. Demikian pula, faktor Lingkungan Organisasi seperti kebijakan
pemerintah dan politik dapat mempengaruhi Struktur Organisasi
sementara faktor-faktor dalam Struktur Organisasi akan mempengaruhi
populasi yang berada di Lingkungan Organisasi.
4. Penggunaan Sistem dan Kepuasan Pengguna merupakan
pendahulunya langsung dari Manfaat Bersih. Manfaat Bersih kemudian
mempengaruhi Penggunaan Sistem dan Kepuasan Pengguna. Demikian
pula, Struktur Organisasi dan Lingkungan merupakan anteseden
langsung dari Manfaat Bersih. Manfaat Bersih kemudian berdampak
pada Struktur Organisasi dan Lingkungan.
44
Konsep fit dianggap kompleks, abstrak dan subyektif. Hal ini dapat dilihat
dari segi perencanaan strategis (perumusan rencana IS sesuai dengan rencana
organisasi) dan keselarasan strategis (mengelola TI secara erat dengan kebutuhan
organisasi) perspektif. Dalam konteks HOT-fit, sesuai dengan kemampuan HIS,
manusia (pemangku kepentingan HIS dan praktik klinisnya) dan pengaturan untuk
menyesuaikan diri satu sama lain. Dengan demikian, fit dapat diukur dan dianalisis
dari beberapa kompatibilitas antara manusia, organisasi dan teknologi (human-
organization, human-technology, organization-technology) dengan menggunakan
sejumlah ukuran yang didefinisikan dalam tiga faktor termasuk fleksibilitas sistem,
kemudahan penggunaan sistem, sistem kegunaan, relevansi informasi, sikap
pengguna, pelatihan pengguna, kepuasan pengguna, budaya organisasi,
perencanaan, strategi, manajemen dan komunikasi. Misalnya, penggunaan HIS
yang efektif dapat dikaitkan dengan kesesuaian antara fleksibilitas sistem dan
proses klinis (sistem manusia) (Yusof et al., 2008).
Berdasarkan ukuran dan ukuran outcome yang komprehensif, kerangka kerja
ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja, efektivitas dan dampak HIS atau
TI di rangkaian layanan kesehatan. Efektivitas mengacu pada pemenuhan tujuan
spesifik dengan akurasi dan kelengkapan, serta pemanfaatan yang tepat dari sumber
daya yang tepat. Dalam penelitian ini, efektivitas didefinisikan sebagai kemampuan
organisasi kesehatan untuk terus mencapai tujuan dengan menggunakan sumber
daya optimal dalam waktu yang ditentukan. Ketiga faktor evaluasi tersebut dapat
dievaluasi melalui keseluruhan siklus pengembangan sistem yaitu perencanaan,
analisis, perancangan, implementasi, operasi dan pemeliharaan. Sementara itu,
45
manfaat bersih dapat diantisipasi sebelum implementasi dan tampaknya dievaluasi
setelah implementasi. Seperti disebutkan di atas, setiap fase berfokus pada isu yang
berbeda. Kerangka ini bisa diterapkan dengan menggunakan kualitatif, kuantitatif
atau kombinasi kedua pendekatan tersebut. Selanjutnya, setiap metode
pengumpulan data dari kedua pendekatan dapat digunakan saat melakukan
evaluasi.
2.9.1 System Quality (Kualitas Sistem)
Studi tentang System Quality (Kualitas Sistem) sering dikaitkan dengan
kinerja sistem. Kualitas Sistem dalam pengaturan kesehatan mengukur fitur inheren
dari sistem termasuk kinerja sistem dan user interface. Contoh langkah-langkah
kualitas sistem adalah kemudahan penggunaan, kemudahan belajar, waktu respon,
kegunaan, ketersediaan, keandalan, kelengkapan, fleksibilitas sistem, dan
keamanan (Yusof et al., 2008). Menurut Davis et al. dalam Yunita (2014), kualitas
sistem informasi sebagai perceived ease of use yang merupakan tingkat seberapa
besar teknologi komputer dirasakan relatif mudah untuk dipahami dan digunakan.
2.9.2 Information Quality (Kualitas Informasi)
Menurut Dwirandra & Dewi dalam Yunita (2017), kualitas informasi adalah
suatu karakteristik dari suatu informasi demi memenuhi kebutuhan individu saat
dibutuhkan. Ukuran Information Quality (Kualitas Informasi) bisa subjektif, karena
berasal dari perspektif pengguna. Kriteria yang dapat digunakan untuk kualitas
informasi dalam sistem adalah kelengkapan informasi, kesesuaian data yang masuk,
46
akurasi, format informasi, ketepatan waktu, ketersediaan, relevansi, konsistensi dan
reliabilitas (Yusof et al., 2008). Menurut Subiyakto & Ahlan (2014), kualitas
informasi adalah sejauh mana informasi secara konsisten memenuhi persyaratan
dan harapan para pengguna dalam melakukan pekerjaan mereka.
2.9.3 Service Quality (Kualitas Layanan)
Menurut Parasuraman et al. dalam Yunita (2017), kualitas layanan sebagai
suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat layanan yang diterima
(perceived service) dengan tingkat layanan yang diharapkan (expected service).
Service Quality (Kualitas Layanan) berkaitan dengan keseluruhan dukungan yang
diberikan oleh penyedia layanan sistem atau teknologi. Kualitas layanan dapat
diukur melalui dukungan teknis, respon cepat, jaminan, empati dan layanan tindak
lanjut (Yusof et al., 2008). Menurut Subiyakto & Ahlan (2014), kualitas layanan
adalah keunggulan layanan sistem kepada pengguna.
2.9.4 System Use ( Penggunaan Sistem)
System Use (Penggunaan Sistem) berkaitan dengan frekuensi dan keluasan
pertanyaan dan fungsi sistem. Penggunaan keluaran informasi seperti laporan
tampaknya merupakan salah satu tindakan yang paling sering dilakukan untuk
menilai keberhasilan IS. Penggunaan sistem yang sebenarnya sebagai ukuran
keberhasilan IS mengacu pada penggunaan sukarela dan bukan wajib. Penggunaan
Sistem juga berhubungan dengan orang yang menggunakannya, tingkat
penggunaannya, pelatihan, pengetahuan, kepercayaan, harapan dan penerimaan
47
atau penolakan (Lippeveld, 2001). Teori yang berorientasi sistem menunjukkan
bahwa hasil resistansi dari faktor desain sistem atau teknologi yang relevan
termasuk antarmuka pengguna dan karakteristik sistem. Dengan demikian,
penilaian terhadap sistem bervariasi di seluruh pengaturan dan pengguna.
Ketidakamanan dan ketakutan kerja adalah beberapa contoh resistensi interaksi
(Yusof et al., 2008).
2.9.5 User Satisfaction (Kepuasan Pengguna)
Menurut Seddon dan Kiew dalam Dwirandra & Dewi (2013), kepuasan
pengguna adalah hal-hal yang meliputi penilaian mencakup pengalaman pemakai
sistem ketika menggunakan sistem informasi tersebut nantinya berdampak
potensial dari sistem informasi itu sendiri. User Satisfaction (Kepuasan Pengguna)
sering digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem. Hal ini bersifat subyektif
karena bergantung pada kepuasan yang diukur. Kepuasan pengguna didefinisikan
sebagai keseluruhan evaluasi pengalaman pengguna dalam menggunakan sistem
dan potensi dampak sistem. Kepuasan Pengguna dapat dikaitkan dengan kepuasan
secara keseluruhan, kenyamanan dan sikap pengguna terhadap sistem yang
dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya (Yusof et al., 2008). Menurut Subiyakto
& Ahlan (2014), kepuasan pengguna adalah tingkat pengguna puas ketika
memanfaatkan TI sebagai hasil proyek.
48
2.9.6 Structure (Struktur Organisasi)
Sifat organisasi dapat diperiksa dari Structure (Struktur Organisasi). Struktur
organisasi terdiri dari kebijakan, tujuan keberadaan sistem, budaya, sistem
perencanaan dan pengendalian, strategi, manajemen dan kerjasama tim.
Kepemimpinan dan dukungan manajemen dapat juga terlibat dalam faktor
organisasi (Yusof et al., 2008).
2.9.6 Environment (Lingkungan Organisasi)
Environment (Lingkungan Organisasi) dapat mempengaaruhi kinerja suatu
organisasi itu sendiri. Lingkungan organisasi terdiri dari komunikasi dari sebuah
organisasi dapat dianalisis melalui sumber Lingkungan organisasi terdiri dari
komunikasi dari sebuah organisasi dapat dianalisis melalui sumber pembiayaan,
politik organisasi, keberadaan pengelola, hubungan antar-organisasi, populasi yang
dilayani dan komunikasi dengan pihak luar organisasi (Yusof et al., 2008).
Selain itu, faktor organisasi yang terdiri dimensi (struktur dan lingkungan)
juga dapat meliputi:
1. Fit antara faktor teknologi, manusia dan organisasi.
2. Hubungan dua arah antara dimensi-dimensi ini: Kualitas Informasi dan
Penggunaan Sistem, Kualitas Informasi dan Kepuasan Pengguna,
Struktur Organisasi dan Lingkungan, Struktur Organisasi dan Manfaat
Bersih, Lingkungan Organisasi dan Manfaat Bersih.
3. Hubungan satu arah antara dimensi ini: Penggunaan Struktur dan
Sistem (Yusof et al., 2008).
49
2.9.4 Net Benefit
Sistem bisa menguntungkan satu pengguna, sekelompok pengguna,
organisasi atau keseluruhan industri. Manfaat Bersih menangkap keseimbangan
dampak positif dan negatif pada pengguna, yang meliputi manajer dan TI, staf,
pengembang sistem. Dampak individu adalah efek informasi terhadap perilaku
penerima. Hal ini terkait dengan kinerja serta perubahan dalam tugas pengguna
seperti kinerja kerja, perubahan aktivitas kerja dan peningkatan produktivitas
(Coiera, 2003). Dengan demikian, Manfaat Bersih individu dapat dinilai dengan
menggunakan efek kerja, efisiensi, efektivitas, kualitas keputusan, dan
pengurangan kesalahan (Yusof et al., 2008).
2.10 Metode Kualitatif dan Kuantitatif
Kebutuhan akan pemahaman yang benar dalam menggunakan pendekatan,
metode ataupun teknik melakukan penelitian merupakan hal yang penting agar
dapat dicapai hasil yang akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah
ditentukan sebelumnya. Dalam bab ini akan memberikan ulasan singkat mengenai
pengertian dasar dari kedua pendekatan tersebut.
1. Perbedaan aksioma antara kualitatif dan kuantitatif (Sugiyono, 2008).
Tabel 2.1 Perbedaan Aksioma antara Kualitatif dan Kuantitatif
Aksioma Dasar Kualitatif Kuantitatif
Sifat realitas Ganda, holistik, dinamis, hasil
konstruksi dan pemahaman.
Dapat diklasifikasi,
konkrit, teramati, terukur.
Hubungan peneliti
dengan yang diteliti
Interaktif dengan sumber data supata
memperoleh makna.
Independen, supaya
terbangun obyektivitas.
Hubungan variabel Timbal balik/interaktif. Sebab-akibat (kausal).
50
Kemungkinan
generalisasi
Transferability (hanya mungkin
dalam ikatan konteks dan waktu).
Cenderung membuat
generalisasi.
Peranan nilai Terikat nilai-nilai yang dibawa
peneliti dan sumber data. Cenderung bebas nilai.
2. Perbedaan karakteristik metode kualitatif dan kuantitatif (Sugiyono,
2008).
Tabel 2.2 Perbedaan Karakteristik Metode Kualitatif dan Kuantitatif
No. Karakteristik Kualitatif Kuantiatif
1. Desain
a. Umum
b. Fleksibel
c. Berkembang dan muncul
dalam proses penelitian.
a. Spesifik, jelas, rinci.
b. Ditentukan secara mantap
sejak awal.
c. Menjadi pegangan
langkah demi langkah.
2. Tujuan
a. Menemukan pola hubungan
yang bersifat interaktif.
b. Menemukan teori.
c. Menggambarkan realitas
yang kompleks.
d. Memperoleh pemahaman
makna.
a. Menunjukkan hubungan
antar variabel.
b. Menguji teori.
c. Mencari generalisasi
yang mempunyai nilai
prediktif.
3.
Teknik
Pengumpulan
Data
a. Participant observation.
b. In depth interview.
c. Dokumentasi.
d. Triangulasi.
a. Kuesioner.
b. Observasi dan wawancara
terstruktur.
4. Instrumen
Penelitian
a. Peneliti sebagai instrumen
(human instrument).
b. Buku catatan, tape recorder,
kamera, handycam, dll
a. Test, angket, wawancara
terstruktur.
b. Instrumen yang telah
terstandar.
5. Data
a. Deskriptif kualitatif.
b. Dokumen pribadi, catatan
lapangan, ucapan dan
tindakan partisipan,
dokumen, dll.
a. Kuantitatif.
b. Hasil pengukuran variabel
yang dioperasikan dengan
menggunakan instrumen.
6. Sampel
a. Kecil.
b. Tidak representatif.
c. Purposive, snowball.
d. Berkembang selama
penelitian.
e. Besar.
f. Representatif.
g. Sedapat mungkin random.
h. Ditentukan sejak awal.
7. Analisis
a. Terus-menerus sejak awal
penelitian sampai akhir
penelitian.
b. Induktif.
c. Mencari pola, model, tema,
teori.
a. Setelah selesai
pengumpulan data.
b. Deduktif.
c. Menggunakan statistik
untuk menguji hipotesis.
8. Hubungan dengan
Responden
a. Empati, akrab, supaya
memperoleh pemahaman
yang mendalam.
a. Dibuat berjarak, bahkan
sering tanpa kontak
supaya obyektif.
51
b. Kedudukan sama bahkan
sebagai guru, konsultan.
c. Jangka lama, sampai datanya
jenuh dan dapat ditemukan
hipotesis atau teori.
b. Kedudukan peneliti lebih
tinggi dari responden.
c. Jangka pendek sampai
hipotesis dapat
dibuktikan.
9. Usulan Desain
a. Singkat, umum dan bersifat
sementara.
b. Literatur yang digunakan
bersifat sementara, tidak
menjadi pegangan utama.
c. Prosedur bersifat umum.
d. Masalah bersifat sementara
dan akan ditemukan setelah
studi pendahuluan.
e. Tidak dirumuskan hipotesis
karena justru akan
menemukan hipotesis.
f. Fokus penelitian ditetapkan
setelah diperoleh data awal
dari lapangan.
a. Luas dan rinci.
b. Literatur yang
berhubungan dengan
masalah, dan variabel
yang diteliti.
c. Prosedur yang spesifik
dan rinci langkah-
langkahnya.
d. Masalah dirumuskan
dengan spesifik dan jelas.
e. Hipotesis dirumuskan
dengan jelas.
f. Ditulis secara rinci dan
jelas sebelum terjun ke
lapangan.
10. Kapan penelitian
dianggap selesai?
Setelah tidak ada data yang
dianggap baru.
Setelah semua kegiatan yang
direncanakan dapat
diselesaikan.
11.
Kepercayaan
terhadap Hasil
Penelitian
Pengujian kredibilitas,
dependabilitas, proses dan hasil
penelitian
Pengujian validitas dan
reabilitas instrumen.
3. Perbedaan kualitatif dan kuantitatif dilihat dari proses penelitian
(Sugiyono, 2008).
Tabel 2.3 Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif dilihat dari Proses Penelitian
Kualitatif Kuantiatif
Sirkuler, prosesnya adalah:
d. Tahap orientasi/deskripsi (apa yang dilihat, didengar,
dirasakan, dan ditanyakan).
e. Tahap reduksi/fokus (mereduksi informasi yang
diperoleh pada tahap pertama).
f. Tahap seleksi (menguraikan fokus yang telah ditetapkan
menjadi lebih rinci).
Linear, langkah-langkahnya
jelas, yaitu:
a. Rumusan masalah.
b. Berteori.
c. Berhipotesis.
d. Mengumpukan data.
e. Analisis data.
f. Kesimpulan dan saran.
52
2.11 Metode Kualitatif
Obyek dan masalah penelitian mempengaruhi pertimbangan-pertimbangan
mengenai pendekatan, desain ataupun metode penelitian yang akan diterapkan.
Tidak semua obyek dan masalah penelitian bisa didekati dengan pendekatan
tunggal, sehingga diperlukan pemahaman pendekatan lain yang berbeda agar begitu
obyek dan masalah yang akan diteliti tidak pas atau kurang sempurna dengan satu
pendekatan maka pendekatan lain dapat digunakan, atau bahkan mungkin
menggabungkannya.
Sebagaimana diungkapkan diatas bahwa secara umum pendekatan
penelitian atau sering juga disebut paradigma penelitian yang cukup dominan
adalah paradigma penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,
pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi
digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada
penarikan kesimpulan. metode kualitatif dengan tipe deskriptif. Strauss dan Corbin
(dikutip dalam Tresiana, 2013) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai
dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara pengukuran. Bungin dan
Creswell (dikutip dalam Tresiana, 2013) metode kualitatif deskriptif merupakan
jenis metode kualitatif yang paling banyak dipengaruhi oleh pandangan kuantitatif.
Sugiyono (2010) menyatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dimana
53
cara ilmiah tersebut memiliki arti bahwa kegiatan penelitian tersebut didasarkan
pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional,empiris dan sistematis.Menurut Sukmadinata
(2007) Penelitian kualitatif bersifat induktif, peneliti membiarkan permasalahan-
permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data
dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks
yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil
analisis dokumen dan catatan-catatan. Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan
utama, yaitu:
1. Menggambarkan dan mengungkapkan.
2. Menggambarkan dan menjelaskan.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai itulah maka penelitian kualitatif
menggunakan instrumen pengumpulan data yang sesuai dengan tujuannya. Dengan
orientasi yang memiliki tujuan diatas, maka penelitian kualitatif memiliki
paradigma sebagaimana yang diungkapkan Lincoln dan Guba (1985) yang dikutip
Alwasilah (2008) yakni:
1. Natural setting (latar tempat dan waktu penelitian yang alamiah).
2. Humans as primary data-gathering instrumens (manusia atau peneliti
sendiri sebagai instrumen pengumpul data primer).
3. Use of tacit knowledge (penggunaan pengetahuan yang tidak eksplisit)
4. Qualitative methods (metode kualitatif).
5. Purposive sampling (pemilihan sampel secara purposif).
6. Inductive data analysis (analisis data secara induktif atau bottom-up).
54
7. Grounded theory (teori dari dasar yang dilandaskan pada data secara
terus menerus).
8. Emergent design (cetakbiru penelitian yang mencuat dengan
sendirinya).
9. Negotiated outcomes (hasil penelitian yang disepakati oleh peneliti
dan responden).
10. Case-study reporting modes (cara pelaporan penelitian gaya studi
kasus).
11. Idiographic interpretation (tafsir idiografik atau kontekstual).
12. Tentative application of findings (penerapan tentatif dari hasil
penelitian).
13. Focus determined boundaries (batas dan cakupan penelitian
ditentukan oleh fokus penelitian).
14. Special criteria for trustwortginess (mengikuti kriteria khusus untuk
menentukan keterpercayaan dan mutu penelitian).
Berdasarkan karakteristik yang merupakan paradigma tersebut maka
penelitian kualitatif memiliki “jalan” tersendiri dalam menemukan jawaban atas
masalah penelitiannya. Jawab yang diberikanpun bersifat unik dan spesifik pada
subjek tertentu. Hal ini dikarenakan tujuan penelitian kualitatif justru menemukan
teori dan bukan sekedar verifikasi dari teori yang sudah ditemukan, sehingga
penarikan kesimpulan hanya diberlakukan pada subjek tersebut dan tidak
digeneralisasikan.
55
Dibalik sifatnya yang spesifik dan sangat terbatas pada subyek tertentu saja,
penelitian kualitatif memiliki kegunaan. Menurut Sukmadinata (2007) kegunaan itu
adalah:
1. Bagi pengembang teori, penelitian kualitatif dengan teknik studi
kasusnya sangat cocok untuk melakukan pengungkapan (exploratory)
dan penemuan (discovery).
2. Sumbangan bagi penyempurnaan praktik. Hal ini dikarenakan
penelitian kualitatif menghasilkan deskripsi dan analisis tentang
kegiatan, proses atau peristiwa-peristiwa penting.
3. Sumbangan bagi penentuan kebijakan. Hasil penelitian kualitatif juga
dapat memberikan sumbangan bagi perumusan, implementasi dan
perubahan kebijakan.
4. Sumbangan bagi klarifikasi isu-isu dan tindakan sosial. Studi kasus
dapat difokuskan pada pengalaman-pengalaman dalam kehidupan antar
ras dan kelompok etnik, kelas sosial, peranan jender.
5. Sumbangan bagi studi-studi khusus, yang tidak mungkin diteliti dengan
penelitian biasa.
Penelitian kualitatif mempunyai karakteristik tersendiri. Ciri atau karakter
penelitian kualitatif meliputi:
1. Ciri pertama adalah latar alamiah, peneIitian kualitataif dilaksanakan
pada latar alamiah, atau seting asli, atau pada konteks suatu keutuhan.
Karena dalam seting asli terdapat kenyataan-kenyataan sebagai suatu
56
keutuhan yang tidak dapat dipahami bila dipisahkan dari konteksnya.
Hal ini didasarkan dan beberapa asusmsi bahwa:
a. Tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang dilihat, maka dari
itu peneliti harus mengambil tempat pada keutuhan dalam
konteks agar dapat memahami yang diteliti.
b. Konteks sangat menentukan dan menetapkan apakah suatu
penemuan mempunyai arti bagi konteks Iainnya, yang berarti
bahwa suatu fenomena harus ditehti dalam keseluruhan pengaruh
lapangan.
c. Sebagai struktur nilai kontekstual bersifat detenninatif terhadap
apa yang akan dicari. Sehublmgan dengan itu peneliti harus dapat
menyatu dengan subjek yang diteliti dalam seting aslinya. Jangan
sampai peneliti masih merupakan orang asing bagi subjek.
2. Ciri kedua adalah peneliti sebagai alat (instrumen). Dalam penelitian
kualitatif peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan
alat pengumpul data utama. Karena hanya manusia yang dapat
mengadakan penyesuaian dengan responden yang merupakan satu
kesatuan dengan lingkungannya. Hanya manusialah yang mampu
memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan. Dan hanya
manlisialah yang dapat merasakan dan menilai apakah kehadirannya
menjadi faktor pengganggu, dan bila terjadi hal yang demikian dapat
segera mengatasinya.
57
3. Ciri ketiga adalah metode kualitatif. Metode kualitatif ini digunakan
karena beberapa pertimbangan, yaitu:
a. Bahwa penyesuaian metode kualitatif lebih mudah apabila
berhadapan dengan kenyataan-kenyataan ganda.
b. Metode kualitatif menyajikan secara langsung hakikat hubungan
antara peneliti dengan responden.
c. Metode kualitatif Iebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri
dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-
pola nilai yang dihadapi.
4. Ciri keempat adalah analisis data secara induktif Analisis data secara
induktif digunakan dengan pertimbangan:
a. Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan
ganda sebagai yang terdapat dalam data.
b. Analisis induktif Iebih dapat membuat hubungan peneliti-
responden menjadi eksplisit dan dapat dikenal.
c. Analisis induktif dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat
membuat keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada
latar lainnya.
d. Analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang
mempertajam hubungan
e. Analisis induktif dapat memperhitungkan niIai- nilai secara
eksplisit sebagai bagiam dari struktur analitik.
58
5. Ciri kelima adalah teori dari dasar (grounded theory). Peneliti berangkat
ke lapangan dalam keadaan kosong, tidak menduga-duga Iebih dulu
keadaan di lapangan. Setelah sampai di lapangan, peneliti mempercayai
apa yang dilihat sehingga ia harus berusaha benar-benar menjadi netral
Dalam hal ini peneliti tidak berasumsi bahwa sudah cukup yang
diketahui untuk memahami bagian - bagian penting sebelum
mengadakan penelitian.
6. Ciri keenam adalah deskriptif Data yang dikumpulkan berupa kata-
kata, tingkah laku perbuatan, gambar, dan bukan angka-angka. Maka
dari itu laporan penelitian akan berisi deskripi dari data. Hal ini
hendaknya dilakukan seperti orang merajut sehingga tiap bagian
ditelaah satu-persatu. Pertanyaan dengan kata mengapa, alasan apa, dan
bagaimana terjadinya akan senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti.
7. Ciri ke tujuh, lebih rnementingkan proses daripada basil. Hali ini
disebabkan oleh hubungan bagian- bagian yang sedang diteliti akan
lebih jelas bila diamati dalam proses. Peran proses dalam penelitian
kualitatif besar sekali.
8. Ciri ke delapan, adanya "batas" yang ditentukan oleh "fokus".
Bagaimanapun, penetapan fokus sebagai masalah penelitian penting
artinya dalam usaha menemukan batas penelitian. Bila tidak ada
pembatasan berdasarkan fokus, rnaka penelitian akan dapat ngelantur
tidak ada batas berhentinya.
59
9. Ciri kesembilan, adanya kriteria khusus untuk keabsahan data. Peneliti
harus Iebih dulu meredefinisikan validitas, objektivitas, dan keabsahan
data. Bila tidak objektivitas akan gagal karena penelitian kualitatif
memberi kesempatan interaksi antara peneliti dengan responden, dan
peranan nilai.
10. Ciri kesepuluh, desain yang bersifat sementara. Penelitian kualitatif
harus menyususll desain penelitian secara terus mellerus disesuaikan
dengan kenyataan di lapangan, jadi tidak dapat mengunakan desain
yang didisusun secara ketat dan kaku.
11. Ciri kesebelas, hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Hasil penelitian kualitatif mengendaki agar pengertian dan hasil
interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia
yang dijadikan sumber data.
2.12 Metode Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013) teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data.
1. Teknik wawancara, menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013)
wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna
dalam suatu topik tertentu.
60
2. Teknik pengamatan / observasi, Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013)
mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.
3. Teknik dokumentasi, menurut Sugiyono (2013) dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life
histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa
gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif.
4. Triangulasi, dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan
sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
Menurut Sugiyono dalam Mayasari et al. (2014) Purposive Sampling adalah
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Peneliti
menggunakan teknik purposive sampling karena sesuai yang dikatakan Corbin dan
Strauss (2008) bahwa purposive sampling, yang sering dianggap lebih tepat
digunakan dalam penelitian kualitatif daripada menggunakan teknik random
61
sampling. Purposive sampling merujuk pada seleksi acak unit sampel dalam
populasi yang sudah tersegmentasi sesuai kebutuhan peneliti (Guarte dan Barrios,
2006). Sementara menurut Eisenhardt dalam Rahman (2011) pengambilan jumlah
informan yang di anggap cukup adalah sekitar 4-8 orang. Dalam penentuan
narasumber menurut Kajornboon (2005), apabila responden tidak mudah ditemui
dan marah, maka interview dapat dibatalkan atau ditunda.
Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya (Sugiyono, 2008). Menurut Sugiyono (2008) peneliti sebagai instrumen
atau alat penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus
dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi
penelitian.
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen
berupa test atau angket yng dapat menangkap keseluruhan situasi
kecuali manusia.
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami
dengan pengetahuan sematadan untuk memahaminya, kita perlu sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
62
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang
diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera
untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang
timbul seketika.
6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan
segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan,
perbaikan atau perlakuan.
2.13 Metode Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen (dikutip dalam Moleong,
2011) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Banyak kasus, setelah
data kualitatif dikumpulkan, peneliti harus menuliskan semua data audio atau
tertulis ke dalam format teks elektronik untuk memudahkan analisis. Sementara ada
pilihan perangkat lunak yang sangat baik tersedia untuk membeli yang dapat
membantu dengan proses analisis itu sendiri (misalnya NVivo oleh QSR
International atau Atlas.ti), pada saat ini iklim ekonomi mungkin tidak layak bagi
banyak institusi Pendidikan Tinggi untuk terus meningkat bidang penelitian.
Menrurut Bree dan Gallagher (2016) proses evaluasi memerlukan
pengumpulan dan analisis data yang valid dan andal prosedur yang harus ditetapkan
63
Dalam banyak kasus, metode kualitatif seperti wawancara, kelompok fokus dan
tanggapan teks bebas digunakan untuk tujuan ini. Metode ini menghasilkan data
dalam jumlah besar, yang harus diberi kode dan dianalisis secara menyeluruh dan
profesional. Sedangkan software komersial Paket dapat membantu dalam analisis
ini, dalam iklim ekonomi yang sulit, biaya lisensi di seluruh kampus untuk hal
seperti itu bisa sangat mahal. Proses analisis data dapat dilakukan dengan
menggunakan MS. Excel 2013. Excel sering dipandang sebagai penghitung angka
dan itu terkait dengan analaisis data kuantitatif, namun dalam penelitian Meyer dan
Avery (2009) menganggapnya berguna sebagai alat analisis data kualitatif. Excel
dapat menangani sejumlah besar data, menyediakan beberapa atribut, dan
memungkinkan untuk berbagai teknik tampilan (Meyer dan Avery, 2009).
Pendekatan banyak digunakan untuk pengorganisasian, pengkodean dan
mengklasifikasikan data secara khusus, menggunakan fitur warna dan pemilahan
dari Microsoft Excel dan yang terpenting, tidak memerlukan pengetahuan lanjutan
tentang perangkat lunak. Laporan menekankan pentingnya langkah analisis data
dalam meningkatkan validitas dan keandalan temuan, dan menguraikan metode
analisis yang dapat diakses peneliti. Dengan cara ini, diharapkan dapat
berkontribusi terhadap analisis data yang ketat, sehingga meningkatkan proses
evaluatif dan akhirnya mengarah ke peer-review yang lebih banyak publikasi untuk
peneliti dan peningkatan lingkungan belajar untuk siswa (Bree & Gallagher, 2016).
64
2.13.1 Data Coding
Pengkodean merupakan proses mengolah materi atau informasi menjadi
segmen-segmen tulisan sebelum memaknainya (Rossman dan Rallis, 1998).
Pemrosesan data menggunakan pendekatan kualitatif dengan proses coding.
Terdapat tiga teknik coding antara lain open coding, axial coding dan selective
coding (Strauss & Corbin, 1997).
1. Open Coding
Proses open coding adalah proses identifikasi konsep, dimana fitur dan
dimensi mereka ditemukan dalam data. open coding adalah bagian
analisis yang berhubungan khususnya dengan penamaan dan
pengkategorian fenomena melalui pengujian data secara teliti, analisis
data yang awal dikumpulkan. Selama proses pengodean terbuka, data
dipecah ke dalam bagian-bagian yang terpisah, diuji secara cermat
dibandingkan untuk persamaan dan perbedaannya dan pertanyaan-
pertanyaan diajukan tentang fenomena sebagaimana tercermin dalam
data (Strauss & Corbin, 1997).
2. Axial coding adalah proses yang merelasikan kategori-kategori kepada
sub-kategori yang disebut “aksial‟ karena penyandian terjadi disekitar
suatu kategori sebagai sumbu, dan demikian menghubungkan kategori
pada tingkat sifat dan dimensi. Tujuan dari Axial coding untuk
pembobotan data serta mengumpulkan kembali data yang telah
dipenggal-penggal selama open coding (Strauss & Corbin, 1997).
65
3. Selective coding adalah kategori-kategori yang didapat selama open
coding dan axial coding secara sistematis diintegrasi untuk membentuk
skema yang lebih besar, yang merupakan suatu katerori utama. Prosedur
selective coding sangat mirip dengan axial coding, kecuali untuk tingkat
agregasi dimana axial coding kategori-kategori dihubungkan kepada
sub-kategori, sedangkan dalam selective coding terjadi integrasi antara
kategori inti dengan kategori-kategori untuk mencari makna dari setiap
kategori (Strauss & Corbin, 1997).
Dalam proses pengkodean seluruhnya peneliti menggunakan intuisi dari
dirinya. Sesuai dengan apa yang dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif
peneliti merupakan instrumen utamanya (Moleong, 2011). Menurut Miles &
Huberman menyatakan bahwa analisis data kualitatif adalah seni dan menekankan
pada intuisi penelit (Miles & Huberman, 1992).
2.14 Penelitian Sejenis
Berikut adalah kajian literatur penelitian sejenis pada peneltian sebelumnya:
1. Asnawi (2016)
Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui kesesuaian
hubungan antara manusia, organisasi, dan teknologi pada manfaat pada
implementasi sistem. Objek pada penelitian ini ialah Senayan Library
Management System (SLIMS). Hasil dari penilitian ini menemukan bahwa
seluruh pengaruh faktor signifikan, kecuali kualitas layanan terhadap
66
penggunaan sistem dan kepuasan pengguna terhadap net benefit yang
memiliki pengaruh rendah.
2. Erlirianto et al. (2015)
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi Electronic Medical Record. Hasil dari penelitian ini
yaitu kualitas informasi memberikan pengaruh positif yang signifikan
terhadap kepuasan pengguna.Kualitas layanan memberikan pengaruh
positif yang signifikan terhadap kepuasan pengguna.Struktur memberikan
pengaruh positif yang signifikan terhadap lingkungan. lingkungan
memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap struktur.
Lingkungan memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap
manfaat bersih.
3. Thenu et al. (2016)
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan kajian secara teoritis
tentang model HOT-fit untuk mengevaluasi Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas. Objek dari penelitian ini Sistem Informasi Manajemen Dinas
Kesehatan Kabupaten (SIMPUS DKK) Purworejo. Penelitian ini
dilakukan secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu faktor Manusia,
Penggunaan Sistem masih kurang, karena hanya digunakan Puskesmas
Induk, kurangnya pelatihan dan tidak ada Prosedur penggunaan SIMPUS.
Kepuasan Pengguna hanya dirasakan oleh petugas operator data di
puskesmas induk, sebaliknya pengguna SIMPUS level tengah dan atas
tidak puas. Faktor Organisasi, pada struktur jumlah personil sudah
67
memadai namun perlu dibentuk TIM SIK/TIK yang berkompetensi,
Lingkungan Organisasi monitoring hanya dilakukan oleh Kepala
Puskesmas dan kurangnya monitoring oleh DKK Purworejo. Faktor
Teknologi, Kualitas Sistem SIMPUS baik karena mudah digunakan dan
cepat., Kualitas informasi yang dihasilkan selalu akurat bila semua data
diisi dengan tepat, namun kenyataannya menjadi tidak akurat dan tidak
lengkap karena tidak memuat keseluruhan pelayanan Puskesmas. Kualitas
layanan untuk perangkat lunak cukup baik, perangkat keras dan jaringan
kurang baik karena berkaitan dengan prosedur pembiayaan.
4. Tammubua et al. (2015)
Pada penelitian ini Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
melakukan evaluasi faktor –faktor keberhasilan aplikasi pemantauan
pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan BPSDMPK-PMP
Kemdikbud RI dari aspek teknologi, pengguna dan organisasi. Evaluasi
keberhasilan aplikasi dalam penelitian ini menggunakan model HOT-fit,
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Hasil dari penelitian ini Aspek
teknologi, kualitas sistem (KS), kulitas Informasi (KI) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna (KP). Kualitas layanan
(KL) yang ada berpengaruh positif dan tidak signifikan pada kepuasan
kengguna (KP) dan penggunaan sistem (U). Aspek pengguna, kepuasan
pengguna (KP) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan
aplikasi (U) Aspek organisasi, faktor struktur organisasi (SO)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna (KP).
68
Kepuasan Pengguna (KP ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
faktor Manfaat (M).
5. Poluan et al. (2014)
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi untuk mengukur tingkat
kelayakan, keberhasilan dari kinerja E-Learning Universitas Sam
Ratulangi. Faktor teknologi yang diterapkan dalam sistem E-Learning
UNSRAT memiliki korelasi yang kuat dengan jenis hubungan yang
searah (positif) yakni 0,621 dan signifikan terhadap manusia sebagai
pengguna akhir sistem. Peningkatan dan perbaikan terhadap sistem dan
stabilitasnya oleh penyedia layanan akan meningkatkan penggunaan
sistem yang berujung pada kepuasan pengguna. Faktor teknologi
memiliki hubungan yang kuat,searah dan signifikan terhadap organisasi
dengan tingkat korelasi yang kuat yakni 0,664. Semakin tepat dan baik
kualitas teknologi yang diterapkan dalam organisasi untuk mendukung
tujuan, visi, dan misi organisasi, serta peningkatan fasilitas terhadap
teknologi, maka akan meningkatkan kinerja organisasi. Faktor organisasi
memiliki korelasi yang kuat, serta searah dan signifikan terhadap
pengguna yakni 0,642. Semakin baik hubungan organisasi dengan
pengguna, maka kinerja organisasi dalam mengembangkan sistem akan
meningkat. Faktor teknologi, manusia, dan organisasi memiliki hubungan
yang kuat, serta searah (positif) dan signifikan terhadap net benefit.
Hubungan antara tiga faktor HOT, mempengaruhi korelasinya terhadap
69
net benefit. Semakin baik dan tepat hubungan ketiga faktor tersebut, maka
semakin tinggi manfaat yang didapatkan dari penerapan E-Learning.
6. Krisbiantoro et al. (2015)
Penelitan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengetahui tingkat
keberhasilan implementasi sistem informasi perpustakaan di STMIK
AMIKOM Purwokerto. Penelitian ini menghasilkan dari hasil uji untuk
melihat faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi
SLiMS di STMIK AMIKOM Purwokerto adalah faktor Teknologi,
Manusia dan Organisasi berpengaruh terhadap manfaat atau keberhasilan.
Lalu, kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan memiliki
pengaruh terhadap penggunaan sistem dan kepuasan pengguna hal ini
berarti semakin meningkat kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas
layanan maka akan meningkatkan penggunaan sistem dan kepuasan
pengguna.
7. Al-Debei et al. (2013)
Dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran portal web dalam
meningkatkan kinerja kerja pada tingkat individu dari perspektif
karyawan sebagai pengguna. Hasil dari penelitian ini secara keseluruhan
model yang dikembangkan berpengaruh, semua hipotesis yang
dirumuskan dalma penelitian ini didukung kecuali yang menyatakan
bahwan kualitas layanan lebih tinggi menyebabkan kepuasan pengguna
yang lebih besar. Kualitas sistem ternyata memiliki pengaruh kuat
70
terhadap kepuasan pengguna dengan portal dan niat menggunakan portal
dibanding kualitas informasi dan kualitas layanan.
8. Sari et al. (2016)
Penelitian dilakukan di rumah sakit khusus tipe C swasta dengan
responden karyawan yang menggunakan SIMRS secara rutin. Hasil
analisis menunjukkan bahwa adanya ketidaksesuaian (mis-fit) antara
teknologi dan manusia yang berdampak pada persepsi manfaat yang
kurang bagi pengguna. Faktor penghambat tersebut antara lain SIMRS
tidak sesuai dengan kebutuhan, persepsi bahwa menggunakan pencatatan
manual lebih mudah dan cepat, persepsi bahwa penggunaan SIMRS
menambah beban kerja, dan output SIMRS dianggap belum relevan
dengan kebutuhan user. Namun demikian, faktor organisasi yang kuat,
mendorong penggunaan SIMRS secara berkesinambungan seperti budaya
kerja dan kepemimpinan. Pengembangan SIMRS dapat diarahkan untuk
mendukung manajemen organisasi dan mutu pelayanan medis. Faktor-
faktor yang secara positif mempengaruhi penggunaan SIMRS adalah
kepuasan pengguna, dukungan organisasi, kualitas informasi, kepuasan
pengguna dan adanya manfaat langsung yang dapat dirasakan.
9. Torkestani et al. (2014)
Dalam penelitian ini melakukan survei kuantitatif berdasarkan informasi
dan kinerja perusahaan asuransi Iran dengan peran mediasi pembelajaran
organisasi. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan Data dari industri
asuransi. Data dianalisis dengan menggunakan Structural Equation
71
Modelling. Hasil temuan menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara keberhasilan sistem yang terdiri informasi dari system
quality, information quality, service quality dan organisasi serta
berdampak pada kinerja organisasi (perusahaan asuransi).
10. Gorla et al. (2010)
Dalam penelitian ini, kami memodelkan hubungan antara kualitas sistem
informasi (IS) dan dampak organisasi. Kami menghipotesiskan dampak
organisasi yang lebih besar dalam situasi di mana kualitas sistem, kualitas
informasi dan kualitas layanan tinggi. Kami juga berhipotesiskan
hubungan positif antara kualitas sistem dan kualitas informasi. Tentukan
hipotesis kami dengan menggunakan data survei. Model persamaan
struktural kami menunjukkan kecocokan yang baik dengan data yang
diamati. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kualitas layanan IS
adalah faktor yang paling berpengaruh dalam model ini (diikuti oleh
kualitas informasi dan kualitas sistem), sehingga menyoroti pentingnya
kualitas layanan IS untuk kinerja organisasi. Makalah ini memberikan
kontribusi secara teoritis kepada model kesuksesan IS melalui kualitas
kualitas dan kualitas IS dan kualitas IS-ke-organisasi. Implikasi hasil
kami untuk latihan dan penelitian dibahas.
11. Prabaningrum & Dewi (2016)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Jaringan Informasi
Kearsipan Statis di Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah
berdasarkan evaluasi HOT-fit Model. Adapun fokus penelitian ini adalah
72
dengan indikator yang ada pada HOT-fit Model yaitu Human,
Organization, Technology, dan Net Benefit. Analisis data yang diperoleh
selama penelitian menunjukan hasil bahwa komponen penting dalam
sistem informasi adalah manusia, organisasi, dan teknologi yang
terhubung dengan delapan dimensi keberhasilan dari sistem informasi.
Delapan dimensi tersebut adalah kualitas sistem, kualitas informasi,
kualitas layanan, penggunaan sistem, kepuasan pengguna, struktur
organisasi, lingkungan organisasi dan Net Benefit. Dalam implementasi
Jaringan Informasi Kearsipan Statis menunjukan bahwa kesesuaian dari
delapan dimensi keberhasilan sistem informasi tersebut saling berkaitan
satu sama lain. Kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan
secara bersama-sama mempengaruhi penggunaan sistem dan kepuasan
pengguna. Penggunaan sistem mempengaruhi kualitas informasi. Tingkat
penggunaan sistem mempengaruhi derajat kepuasan pengguna begitu
juga sebaliknya. Struktur organisasi dan lingkungan organisasi
mempengaruhi penggunaan sistem. Lingkungan organisasi
mempengaruhi struktur organisasi. Penggunaan sistem dan kepuasan
pengguna adalah anteseden secara langsung dari Net Benefit. Lingkungan
organisasi dan struktur organisasi juga anteseden secara langsung dari Net
Benefit, meskipun dalam beberapa dimensi masih terdapat kekurangan.
73
2.15 Ringkasan Penelitian Sejenis
Pada hasil peneltian sejenis terdahulu yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa menyatakan System Quality memiliki pengaruh positif terhadap System Use.
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sistem yang ada berdampak pada intensitas
terkait penggunaan sistem, sesuai dengan penelitian sejenis yang menggambarkan
hal tersebut (Al-Debei et al., 2013; Krisbiantoro et al., 2015; Asnawi, 2016;
Prabaningrum & Dewi, 2016). Namun dalam penelitian lainnya menghasilkan
bahwa System Quality tidak memiliki pengaruh terhadap System Use (Erlirianto et
al., 2015; Tammubua, 2015, Sari et al., 2016). Selanjutnya System Quality
berpengaruh terhadap User Satisfaction, hal ini serupa dengan hasil penelitian
sebelumnya (Al-Debei et al., 2013; Poluan et al., 2014; Krisbiantoro et al., 2015;
Tammubua et al., 2015; Asnawi, 2016; Prabaningrum & Dewi, 2016). Sementara
itu walaupun mayoritas penelitian sebelumnya menyatakan berpengaruh, beberapa
penelitian lain justru menunjukkan hasil berbeda (Erlirianto et al, 2015; Sari et al,
2016). Pada System Quality berpengaruh terhadap Structure Organization
(Torkestani et al., 2014). Namun hasil ini bertolak belakang dengan hasil penelitian
lain yang menyatakan tidak berpengaruh (Erlirianto et al, 2015; Sari et al., 2016).
Penelitian sejenis yang mengatakan bahwa Information Quality
berpengaruh secara signifikan terhadap System Use (Krisbiantoro, 2015; Sari et al.,
2016; Prabaningrum & Dewi., 2016; Asnawi, 2016). Namun beberapa penelitian
menunjukan hasil yang tidak berpengaruh (Poluan et al., 2014; Erlirianto et al,
2015; Tammubua, 2015). Lalu, pada hubungan antara variabel Information Quality
terhadap User Satisfaction ialah berpengaruh, sesuai dengan penelitian sebelumnya
74
yang menunjukkan antar variabel ini berpengaruh (Al-Debei et al., 2013; Poluan et
al., 2014; Krisbiantoro, 2015; Tammubua, et al., 2015; Erlirianto et al., 2016;
Asnawi, 2016; Prabaningrum & Dewi., 2016). Namun, penelitian menunjukkan
hasil yang berbeda yaitu tidak berpengaruh (Sari et al., 2016). Information Quality
(IQ) berpengaruh signifikan terhadap Structure Organization (STR) (Gorla et al.,
2010; Torkestani, 2014).
Hasil lainnya pada Service Quality terhadap System Use menunjukkan
hubungan antar variabel berpengaruh (Krisbiantoro, 2015; Prabaningrum & Dewi.,
2016) dan hasil yang lain menyatakan tidak berpengaruh (Erlirianto et al., 2016;
Sari et al., 2016). Sementara itu pada penelitan sebelumnya juga menyatakan
Service Quality memiliki pengaruh terhadap User Satisfaction (Krisbiantoro, 2015;
Prabaningrum & Dewi., 2016). Namun, hasil peneliti lain menunjukan hasil yang
berbeda yakni tidak berpengaruh (Erlirianto et al, 2015; Tammubua, 2015; Sari et
al., 2016). Selanjutnya Service Quality mempengaruhi Structure Organizations
sesuai terjadi pada penelitian sebelumnya (Al-Debei et al., 2013; Poluan et al.,
2014; Krisbiantoro, 2015; Erlirianto et al., 2016; Prabaningrum & Dewi, 2016;
Asnawi, 2016). Sementara itu 2 hasil penelitian sebelumnya menunjukkan hasil
yang tidak berpengaruh (Tammubua et al., 2015; Sari et al., 2016). Lalu, penelitian
sejenis menyatakan Service Quality mempengaruhi Structure Organization (Gorla
et al., 2010; Torkestani, 2014). Hal serupa tidak terjadi pada penelitian lain yang
menyatakan Service Quality tidak mempengaruhi Structure Organization
(Erlirianto et al, 2015; Sari et al., 2016).
75
Selain itu, pada penelitian sebelumnya juga mengatakan bahwa User
Satisfaction berpengaruh terhadap System Use (Al- Debbei et al, 2013; Poluan et
al., 2014; Tammubua et al., 2015; Krisbiantoro, 2015; Prabaningrum & Dewi, 2016;
Asnawi, 2016; Sari et al., 2016). Namun, hasil salah satu penelitian lain tidak
berpengaruh (Erlirianto et al, 2015). Selanjutnya mayoritas penelitian sejenis
menyatakan Structure Organization memiliki pengaruh terhadap Environment
Organization (Krisbiantoro et al., 2015; Erlirianto et al., 2016; Tammubua et al.,
2015; Asnawi, 2016).
Pada hubungan yang mempengaruhi Net Benefit diperoleh hasil, pada
variabel System Use terhadap Net Benefit penelitian sejenis menyatakan
berpengaruh (Krisbiantoro et al., 2015; Asnawi, 2016; Prabaningrum & Dewi.,
2016; Sari et al., 2016). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian lain yang
menyatakan tidak berpengaruh (Poluan et al., 2014; Tammubua, 2015; Erlirianto et
al., 2016). Selain itu peneliti lain mengemukakan bahwa User Satisfaction (US)
berpengaruh terhadap Net Benefit (NB) (Poluan et al., 2014; Krisbiantoro et al.,
2015; Tammubua, et al., 2015; Prabaningrum & Dewi, 2016; Sari et al., 2016).
Sementara salah satu peneliti menyatakan bahwa User Satisfaction tidak
berpengaruh terhadap Net Benefit (Erlirianto et al., 2016). Pada penelitian sejenis
yang selanjutnya menyatakan bahwa Environment Organization berpengaruh
terhadap Net Benefit (Krisbiantoro et al., 2015; Asnawi, 2016; Prabaningrum &
Dewi., 2016; Sari et al., 2016). Hal lain tidak sesuai (Tammubua et al., 2015;
Erlirianto et al., 2016). Lalu dalam penelitian lainnya menghasilkan Environment
Organization berpengaruh terhadap Net Benefit (Erlirianto et al., 2016;
76
Krisbiantoro et al, 2015; Asnawi, 2016; Prabaningrum & Dewi., 2016). Hal
tersebut bertolak belakang dengan satu hasil penelitian lainnya yang menyatakan
bahwa Environment Organization tidak berpengaruh terhadap Net Benefit
(Tammubua et al., 2015). Hasil yang berbeda dapat memungkinkan terjadi karena
perbedaan objek serta responden atau informan yang terlibat dalam suatu penelitian.
Dari penelitian diatas terdapat faktor penting yang mempengaruhi net benefit, tidak
lepas dari faktor teknologi, manusia, maupun organisasi di dalamnya.
2.16 Model Tema Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan
oleh para peneliti yang dijabarkan pada sub bab sebelumnya, secara garis besar
menjelaskan bahwa faktor-faktor dalam dimensi manusia, organisasi dan teknologi
akan menggambarkan manfaat yang diterima pada keberhasilan sistem.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, peneltian ini mengadopsi tema HOT
-fit dengan mengembangkan 15 tema penelitan dari keberhasilan sistem informasi
berdasarkan kategori evaluasi spesifik yang komprehensif, validasi yang luas dan
penerapannya terhadap evaluasi sistem (Yusof et al., 2008). Dalam HOT-FIT
Komponen manusia menilai sistem informasi dari sisi pengguna sistem (system use)
pada frekuensi dan luasnya fungsi dan penylidikan sistem informasi. System use
juga berhubung siapa yang menggunakan, tingkat pengguna (level of user),
pelatihan, pengetahuan, harapan dan sikap menerima (acceptance) atau menolak
(resistance) sistem. Komponen ini juga menilai sistem dari aspek kepuasan
pengguna (user satisfaction). Komponen Organisasi menilai sistem dari aspek
77
struktur organisasi dan lingkungan organisasi. Struktur organisasi terdiri dari tipe,
kultur, politik, hierarki. kualitas sistem (system quality), kualitas informasi
(information quality), serta kualitas pelayanan (service quality) yang digunakan di
untuk menilai teknologi dari aspek kualitasnya (Yusof et al., 2008).
System Quality
Information Quality
Service Quality
System Use
User Satisfaction
Structure
Environment
Net Benefits
Human
Organization
Technology T1
T2
T4
T5
T8T7
T9
T10
T3
T6
T11
T12
T13
T14
T15
Gambar 2.7 Tema Penelitian
Pada penelitian ini berfokus pada tujuan mencapai net benefit melalui 15
tema penelitian yang terdiri dari 8 faktor yaitu Human yang terdiri dari System Use
(SU) dan User Satisfaction (US), Organization terdiri dari structure (STR) dan
Environment (EO), Technology terdiri dari System Quality (SQ), Information
Quality (IQ) dan Service Quality (SEQ). Adapun peneliti mengadopsi tema-tema
yang akan digunakan dalam penelitian kali ini, yaitu:
78
1. Hubungan antara faktor Kualitas Sistem (System Quality) terhadap Penggunaan
Sistem (System Use).
2. Hubungan antara faktor Kualitas Sistem (System Quality) terhadap Kepuasan
Pengguna (User Satisfaction).
3. Hubungan antara faktor Kualitas Sistem (System Quality) terhadap Struktur
Organisasi (Structure).
4. Hubungan antara faktor Kualitas Informasi (Information Quality) terhadap
Pengunaan Sistem (System Use).
5. Hubungan antara faktor Kualitas Informasi (Information Quality) terhadap
Kepuasan Pengguna (User Satisfaction).
6. Hubungan antara faktor Kualitas Informasi (Information Quality) terhadap
Struktur Organisasi (Structure).
7. Hubungan antara faktor Kualitas Pelayanan (Service Quality) terhadap
Penggunaan Sistem (System Use)
8. Hubungan antara faktor Kualitas Pelayanan (Service Quality) terhadap
Kepuasan Pengguna (User Satisfaction).
9. Hubungan antara faktor Kualitas Pelayanan (Service Quality) terhadap Struktur
Organisasi (Structure).
10. Hubungan antara faktor Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) terhadap
Pengunaan Sistem (System Use).
11. Hubungan antara faktor Lingkungan (Environment) terhadap Struktur
Organisasi (Structure).
79
12. Hubungan antara faktor Penggunaan Sistem (System Use) terhadap Manfaat
(Net Benefit).
13. Hubungan antara faktor Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) terhadap
Manfaat (Net Benefit).
14. Hubungan antara faktor Struktur Organisasi (Structure) terhadap Manfaat (Net
Benefit).
15. Hubungan antara faktor Lingkungan Organisasi (Environment) terhadap
Manfaat (Net Benefit).
13
80
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati. penelitian ini merupakan penelitian yang
bersifat deskriptif dimana dengan permasalahan yang menggambarkan keadaan
sebenarnya pada objek penelitian. Kegiatan ini dilakukan dengan mempelajari
secara langsung peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam penggunaan Institutional
Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jenis penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif yang dimana peneliti langsung terjun untuk mengamati,
mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa itu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis penelitian ini meng-
gunakan penelitian kualitatif karena analisis datanya berupa kata-kata tertulis atau
lisan dan mempertimbangkan pendapat orang lain yang bisa disebut dengan
narasumber atau informan.
Dalam penelitian ini peneliti akan mengumpulkan data-data yang terkait
dengan Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dilihat dari hasil
penelitian, jenis penelitian ini menggunakan penelitian terapan yaitu penelitian
yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dapat di gunakan untuk
pemecahan masalah. Oleh sebab itu nantinya penelitian ini akan berisi kutipan-
kutipan data yang didapatkan oleh peneliti dari narasumber untuk memberikan
81
informasi yang menggambarkan penyajian laporan tersebut. Data tersebut dapat
berasal dari naskah wawancara, catatan-catatan, foto, dokumen pribadi, dan
dokumen resmi lainnya pada penulisan peneliti menganalisis data tersebut dan
sejauh mungkin menggambarkan sebagaimana aslinya. Sehingga dengan demikian
dapat diperoleh penjelasan dan gambaran atas topik penelitian yang sesuai dengan
judul penelitian “Evaluasi Kualitatif Keberhasilan Sistem Institutional Repository
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
3.2 Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian kali ini adalah di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.yang beralamat di Jalan Ir Haji Juanda No. 95, Ciputat, Cempaka Putih,
Cemp. Putih, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten 15412. Penelitian ini
dilakukan pada Juli 2017 – November 2017. Adapun objek yang akan diteliti adalah
Institutional Repository yang terdapat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.3 Penentuan Narasumber
Pengambilan jumlah narasumber yang di anggap cukup adalah sekitar 4-8
orang sesuai Eisenhardt (dalam Rahman, 2011). Teknik penentuan narasumber
dalam penelitian ini yaitu menggunakan purposive sampling. Purposive sampling
merujuk pada seleksi acak unit sampel dalam populasi yang sudah tersegmentasi
sesuai kebutuhan peneliti. Dalam penelitian ini melibatkan 9 orang narasumber yang
akan memberikan informasi mengenai Institutional Repository UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pengambilan narasumber dengan metode purposive sampling
82
ini diharapkan tujuan dalam penelitian ini akan dapat terpenuhi secara baik.
Narasumber penelitian ini di dapatkan dengan cara sebagai berikut:
1. Peneliti mencari informasi dari Kepala dan Staff Pusat Perpustakaan UIN
Syarif Hidayatullah mengenai pengelolaan Institutional Repository UIN
Syarif Hidayatullah.
2. Peneliti melakukan pendekatan dengan membangun hubungan baik
dengan calon narasumber.
Adapun mengenai profil narasumber yang terdapat pada penelitian akan
dijelaskan pada bab selanjutmya.
Peneliti pada hal ini mempertimbangkan narasumber yang berasal dari
pengelola Instituional Repository yakni dari pihak Pusat Perpustakaan serta dari
PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pihak yang melakukan
maintenance terkait layanan sistem. Tidak hanya itu, peneliti juga
mempertimbangkan Dosen Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora dan
Mahasiswa Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selaku pengguna.
Berdasarkan hal tersebut, berikut partisipan narasumber pada penelitian ini:
1. Satu orang Kepala Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dua orang Staff IT dan Otomasi Pusat Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Satu orang Sub Koordintor Layanan Teknis Pusat Perpustakaan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dua orang Dosen Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta,
83
5. Satu orang NOC Pustipanda,
6. Dua orang Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3.4 Kerangka Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tahap yang secara prosedural diperlihatkan pada
Gambar 3.1 kerangka penelitian dibawah ini, dimulai dari identifikasi dan rumusan
masalah, landasan teori. Lalu dilanjutkan dengan metode penelitian yang terdiri dari
metode pengumpulan data yang berisi studi literatur, observasi, wawancara dan
instrumen. Setelah itu pada metode penelitian juga terdapat metode analisis data yang
terdiri dari analisis open coding, axial coding, dan selective coding. Pada tahapan
selanjutnya adalah analisis hasil data, yaitu terdiri dari hasil dari data coding dan
hasil wawancara. Dari data-data yang sudah didapatkan maka dilakukan tahapan
interpretasi hasil penelitian, yang terdiri dari interpretasi dan pembahasan hasil data
coding serta interpretasi dan pembahasan data wawancara. Setelah interpretasi hasil
penelitian sudah dilakukan, maka tahapan selanjutnya adalah menentukan hasil
berupa kesimpulan dan saran.
84
Mulai
Identifikasi dan Rumusan Masalah
Landasan Teori
Metode Penelitian
Metode Pengumpulan Data (Sugiyono, 2013)
Studi Literatur
Observasi
Wawancara
Instrumen
Metode Analisis Data (Corbin & Strauss,
1997)
Open Coding
Axial Coding
Selectiive Coding
Analisis Hasil Data
Hasil Data Coding
Hasil Wawancara
Intepretasi Hasil Penelitian
Interpretasi dan Pembahasan Hasil
Data Coding
Interpretasi dan Pembahasan Hasil Data Wawancara
Kesimpulan dan Saran
Mulai
Penentuan Narasumber
Lokasi dan Objek Penelitian
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
3.5 Metode Pengumpulan Data
3.5.1 Studi Literatur
Studi pustaka adalah metode pengumpulan data yang diarahkan kepada
pencarian data melalui dokumen, baik dokumen tertulis, maupun dokumen
85
elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan. Tujuannya adalah
mendapatkan landasan teori mengenai masalah-masalah yang akan diteliti.
Peneliti membaca dan memahami penelitian-penelitian yang berhubungan
dengan penelitian. Studi literatur adalah studi yang dilakukan dengan menggunakan
literatur sebagai objek kajiannya. Tujuan dilaksanakannya studi literatur adalah
sebagai sumber informasi dan pembanding pada penelitian yang akan dibuat.
Sumber-sumber yang dapat dijadikan studi literatur antara lain buku, jurnal, dan
artikel yang terkait dengan penelitian yang akan diteliti. Berikut adalah kajian
literatur sejenis pada peneltian sebelumnya:
3.5.2 Observasi
Pada tahap awal, observasi dilakukan secara umum dengan mengumpulkan
data atau informasi sebanyak mungkin. Tahap selanjutnya dilakukan observasi
yang terfokus, yaitu mulai menyempitkan data atau informasi yang diperlukan
sehingga dapat ditemukan pola-pola perilaku dan hubungan yang terus menerus
terjadi untuk menemukan tema-tema yang akan diteliti. Salah satu peranan pokok
dalam melakukan observasi ialah untuk menemukan interaksi yang kompleks
dengan latar belakang sosial yang alami.
Dalam tahap ini dilakukan peninjauan langsung di Pusat Perpustakaan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dalam rangka untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini, hasil dari observasi yang dilakukan berupa
gambaran umum mengenai Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang meliputi:
1. Peneliti dapat mengetahui Visi dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
86
2. Peneliti dapat mengetahui profil singkat Pusat Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Peneliti dapat mengetahui sistem yang berjalan tentang bagaimana proses
sistem Institutional Repository di Pusat Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah.
4. Peneliti dapat mengetahui permasalahan terkait dengan belum ada yang
bisa memberikan hasil evaluasi sejauh mana keberhasilan sistem
Institutional Repository di Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah.
Observasi yang digunakan oleh peneliti adalah observasi non sistematis yaitu
tidak menggunakan pedoman baku akan tetapi pengamatan dilakukan secara spontan
dengan cara mengamati apa adanya dan bagaimana proses kegiatan Institutional
Repository di Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta orang-orang
yang kompeten untuk dijadikan sebagai oleh narasumber peneliti di lingkungan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tahapan observasi yang peneliti lakukan pada penelitian ini, dapat dilihat pada
gambar 3.2 berikut:
87
Data Observasi
Mulai
Melakukan Observasi
Selesai
Gambar 3.2 Tahapan Observasi
3.5.3 Wawancara
Dalam wawancara, peneliti mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang
partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana
hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Pada tahap ini yang akan di lakukan
88
penelitian dengan cara wawancara semi-terstruktur atau tanya jawab langsung atau
dengan menggunakan interactive model berdasarkan tema pertanyaan yang telah
dibuat. Penelitian ini melibatkan 9 orang narasumber yang akan di wawancarai
secara total. Peneliti menggunakan wawancara dengan pedoman umum.
Pedoman wawancara di gunakan untuk mengingat peneliti mengenai aspek-
aspek yang harus di bahas, sekaligus menjadi daftar pengecek (checklist) apakah
aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau di tanyakan. Isi pertanyaan yang di
ajukan disesuaikan dengan tujuan penelitian dan di arahkan sesuai dengan
kebutuhan data yang ingin di peroleh. Dalam penelitian ini pertanyaan yang di
ajukan adalah pertanyaan yang terkait dengan tema-tema penelitian.
Dalam proses wawancara peneliti sangat memberikan keleluasaan kepada para
narasumber dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan peneliti. Wawancara
dalam penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data yang valid. Seluruh proses
wawancara dilakukan peneliti dengan pedoman tema penelitian. Dalam proses
wawancara ini juga, peneliti mengabadikannya dalam bentuk foto dan juga rekaman
suara yang mana dokumentasi foto dan transkrip wawancara dapat dilihat pada
lampiran. Adapun peneliti pertanyaan yang akan digunakan dalam penelitian kali
ini, yaitu:
1. Bagaimana hubungan antara faktor Kualitas Sistem (System Quality)
terhadap Penggunaan Sistem (System Use)?
2. Bagaimana hubungan antara faktor Kualitas Sistem (System Quality
terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)?
89
3. Bagaimana hubungan antara faktor Kualitas Sistem (System Quality)
terhadap Struktur Organisasi (Structure)?
4. Bagaimana hubungan antara faktor Kualitas Informasi (Information
Quality) terhadap Pengunaan Sistem (System Use)?
5. Bagaimana hubungan antara faktor Kualitas Informasi (Information
Quality) terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction).
6. Bagaimana hubungan antara faktor Kualitas Informasi (Information
Quality) terhadap Struktur Organisasi (Structure)?
7. Bagaimana hubungan antara faktor Kualitas Pelayanan (Service Quality)
terhadap Penggunaan Sistem (System Use)?
8. Bagaimana hubungan antara faktor Kualitas Pelayanan (Service Quality)
terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)?
9. Bagaimana hubungan antara faktor Kualitas Pelayanan (Service Quality)
terhadap Struktur Organisasi (Structure)?
10. Bagaimana hubungan antara faktor Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)
terhadap Pengunaan Sistem (System Use)?
11. Bagaimana hubungan antara faktor Lingkungan (Environment) terhadap
Struktur Organisasi (Structure)?
12. Bagaimana hubungan antara faktor Penggunaan Sistem (System Use)
terhadap Manfaat (Net Benefit)?
13. Bagaimana hubungan antara faktor Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)
terhadap Manfaat (Net Benefit)?
90
14. Bagaimana hubungan antara faktor Struktur Organisasi (Structure) terhadap
Manfaat (Net Benefit)?
15. Bagaimana hubungan antara faktor Lingkungan Organisasi (Environment)
terhadap Manfaat (Net Benefit)?
Selain pertanyaan tema-tema diatas peneliti juga menanyakan sejauh mana
status keberhasilan sistem Institutional Repository di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Tahapan wawancara yang peneliti lakukan pada penelitian ini, dapat dilihat
pada gambar 3.3 di bawah ini.
91
Mulai
Menetapkan Narasumber
Menetapkan Jadwal Wawancara
Jadwal Wawancara
Melaksanakan Wawancara
Data Hasil Wawancara
Selesai
Gambar 3.3 Tahapan Wawancara
92
3.5.4 Instrumen penelitian
Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen utama pengumpul
data yang aktif mengumpulkan data-data lapangan. Selain itu instrumen pendukung
dalam penilitian ini berupa perangkat penunjang lainnya interview guide (pedoman
wawancara berupa pertanyaan penelitian) dan filed note (catatan-catatan lapangan)
dan alat bantu yang lain (laptop, kamera perekam/ recorder yang berupa
handphone, buku, catatan, dan pena). Selain itu peneliti juga menggunakan
software Ms. Word 2013, Ms. Excel 2013, dan Ms. Visio 2013.
3.6 Metode Analisis Data
Untuk mengawali analisis data, pertama yang dilakukan peneliti adalah
menulis kembali hasil wawancara ke dalam bentuk tulisan di MS. Word 2013.
Setelah itu peneliti melakukan tiga tahap coding dengan MS. Excel 2013, yaitu open
coding, axial coding and selective coding.
1. Open Coding
Proses open coding adalah proses identifikasi konsep, dimana fitur dan
dimensi mereka ditemukan dalam data. open coding adalah bagian
analisis yang berhubungan khususnya dengan penamaan dan
pengkategorian fenomena melalui pengujian data secara teliti, analisis
data yang awal dikumpulkan. Selama proses pengodean terbuka, data
dipecah ke dalam bagian-bagian yang terpisah, diuji secara cermat
dibandingkan untuk persamaan dan perbedaannya dan pertanyaan-
93
pertanyaan diajukan tentang fenomena sebagaimana tercermin dalam
data.
2. Axial coding
Axial coding pada penelitian ini proses yang merelasikan kategori-
kategori kepada sub-kategori yang disebut “aksial‟ karena penyandian
terjadi disekitar suatu kategori sebagai sumbu, dan demikian
menghubungkan kategori pada tingkat sifat dan dimensi. Tujuan dari
Axial coding untuk pembobotan data serta mengumpulkan kembali data
yang telah dipenggal-penggal selama open coding.
3. Selective coding
Selective coding adalah kategori-kategori yang didapat selama open
coding dan axial coding secara sistematis diintegrasi untuk membentuk
skema yang lebih besar, yang merupakan suatu katerori utama. Prosedur
selective coding sangat mirip dengan axial coding, kecuali untuk tingkat
agregasi dimana axial coding kategori-kategori dihubungkan kepada
sub-kategori, sedangkan dalam selective coding terjadi integrasi antara
kategori inti dengan kategori-kategori untuk mencari makna dari setiap
kategori.
Dalam open coding topik-topik dan subtopik-subtopik dalam data kasar
diklasifikasikan. Selanjutnya, tema dan subtema tersebut ditelaah dalam axial coding
dan dalam selective coding, tema dan subtema tersebut dibandingkan dan
dijustifikasi. Sedangkan untuk menjaga reliabilitas, temuan-temuan dalam ketiga
tahap coding tersebut ditelaah beberapa kali. Dalam melakukan data coding, peneliti
94
menelaah dan memeriksa data setiap informan (individual informant basis) seperti
unit kerja, status, jabatan, dan latar belakang narasumber. Selanjutnya peneliti
melakukan content analysis. Content analysis (analisa isi wawancara) adalah cara
yang paling tepat dalam menentukan hubungan antara konsep, data wawancara dan
kerangka teori.
Setelah melakukan data coding, peneliti melakukan interpretasi hasil dengan
cara analisis narasumber dan juga menerjemahkan hasil analisis model secara
kualitatif dengan membandingkan dan mempertimbangkan sejumlah literatur terkait
sebelumnya. Untuk lebih jelas dengan proses analisis data yang dilakukan dapat
dilihat pada gambar 3.4 di bawah ini.
95
Mulai
Open Coding
Axial Coding
Data Axial
Selective Coding
Data Hasil
Selesai
Data Open
Gambar 3.4 Tahapan Data Coding
Gambar 3.4 di atas menggambarkan proses analisis dan pengkodean dari data
mentah yang di dapat saat pengumpulan data hingga menghasilkan data valid untuk
penelitian kali ini. Pada proses open coding, peneliti mengumpulkan data-data yang
diperoleh pada saat wawancara. Setelah di kumpulkan, data di transkrip secara
keseluruhan menggunakan MS. Word 2013.
96
Selanjutnya, peneliti melakukan proses axial coding dan selective coding
menggunakan MS. Excel 2013. Pada proses ini melakukan pengkodean axial, Pada
proses ini, peneliti memilah-milah jawaban narasumber yang dianggap penting dan
mewakili pertanyaan serta memberikan kode yang telah di tentukan. Sesuai dengan
dalam memverifikasi diikuti dengan analisis yang sistematik, kemudian dengan
menguji data untuk menverifikasi validitas dari intuisi peneliti.
Proses terakhir yang dilakukan adalah selective coding, pada proses ini
peneliti menganalisis pola kecenderungan jawaban dari setiap narasumber dan
menjadikannya pola data baru yang dijadikan sebagai data valid dalam penelitian
kali ini.
Tabel analisis dari seluruh data yang di peroleh pada penelitian kali ini baik
dari hasil wawancara. Tabel ini dibuat menggunakan Ms. Excel 2013, tabel ini
berisikan kode-kode dari seluruh data dari 15 tema penelitian kali ini baik dari
jawaban narasumber satu sampai dengan narasumber sembilan. Pada tabel analisis,
bahwa terdapat kode T1 sampai dengan T15 yang menandakan kode dari tema satu
hingga tema lima belas. Sedangkan T16 merupakan pertanyaan kesimpulan yang
ditanyakan peneliti kepada narasumber yaitu keberhasilan sistem Institutional
Repository di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam tabel ada kode P1 hingga P9 yang menandakan kode dari narasumber
satu hingga narasumber sembilan. Di setiap samping dari kode narasumber,
terdapat angka 1-6 yang menandakan segmentasi data yang dibuat oleh peneliti dari
setiap jawaban narasumber berkaitan dengan 15 tema penelitian. Yang terakhir
dapat dilihat dari adalah kolom analisis di bagian akhir dari tabel yang menandakan
97
kecenderungan jawaban dari setiap narasumber. Tabel analisis digunakan peneliti
sebagai rujukan dalam menyajikan data hasil wawancara, untuk lebih jelas tentang
penggunaan tabel analisis dapat dilihat pada bab selanjutnya.
80
98
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Universitas Islam Negeri Jakarta
Menelusuri berdirinya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sesungguhnya
mengungkapkan bagian kisah perjuangan umat Islam Indonesia dalam rangka
mewujudkan keinginan untuk memiliki lembaga pendidikan tinggi yang
berwawasan keislaman, kemodernan, dan keindonesiaan. Oleh karenanya,
berdirinya UIN pada dasarnya merupakan produk keinginan umat Islam untuk
membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan yang dapat menggembleng
mahasiswanya menjadi kader umat yang handal dalam merespon setiap kebutuhan
masyarakat dan perubahan zaman.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi, sejarah perkembangan UIN
Jakarta tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan perguruan tinggi Islam di
Indonesia dalam menjawab kebutuhan pendidikan Islam secara modern. Embrio
UIN Jakarta dapat ditelusuri dari pendirian Pesantren Luhur (pada masa menjelang
kemerdekaan), Sekolah Tinggi Islam di Padang dan di Jakarta Tahun 1946,
Universitas Islam Indonesia (UII) di Yogyakarta, serta pendirian Akademi Dinas
Departemen Agama (ADIA) tahun 1957 di Jakarta hingga menjadi UIN Syarif
Hidayatullah sekarang.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dari 9 fakultas yaitu:
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas
99
Ushuludin dan Filsafat, Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial, Fakultas Sains dan Teknologi, dengan jumlah jurusan/prodi sebanyak
41 dengan bidang studi ilmu-ilmu umum dan ilmu-ilmu agama islam.
4.1.2 Visi dan Misi Universitas Islam Negeri Jakarta
1. Visi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi universitas kelas dunia
dengan keunggulan integrasi keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan.
2. Misi
a. Melakukan reintegrasi keilmuan pada tingkat ontologi, epistimologi
dan aksiologi sehingga tidak ada lagi dikhotomi anatar ilmu umum
dan ilmu agama;
b. Memberikan landasan moral terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan melakukan pencerahan dalam
pembinaan iman dan taqwa (Imtaq) sehingga Iptek dan Imtaq dapat
sejalan;
c. Mengartikulasikan ajaran Islam secara ilmiah akademis kedalam
konteks kehidupan masyarakat, sehingga tidak ada lagi jarak antara
nilai dan perspektif agama dengan sofisme masyarakat;
d. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan
mengembangkan aspek keislaman, keilmuan, kemanusiaan,
kemoderenan, dan keindonesiaan;
100
e. Meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian yang bermanfaat
untuk kepentingan ilmu dan masyarakat;
f. Membangun tata kelola Universitas yang baik dan manajemen yang
profesional dalam mengelola sumber daya perguruan tinggi sehingga
menghasilkan pelayanan prima kepada sivitas akademika dan
masyarakat;
g. Membangun kepercayaan dan kerjasama dengan lembaga regional,
nasional, dan internasional;
h. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan
keuangan berdasarkan prinsip efisiensi dan produktifitas, dan
penerapan praktek bisnis yang sehat.
4.1.3 Moto
Sejak 2007 UIN Syarif Hidayatullah menetapkan Knowledge, Piety,
Integrity sebagai motonya. Moto ini pertama kali disampaikan Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, dalam pidato Wisuda Sarjana
ke-67 tahun akademik 2006/2007.
1. Knowledge mengandung arti bahwa UIN Syarif Hidayatullah memiliki
komitmen menciptakan sumber daya insani yang cerdas, kreatif, dan
inovatif. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkeinginan memainkan
peranan optimal dalam kegiatan learning, discoveries, and
101
engagement hasil-hasil riset kepada masyarakat. Komitmen tersebut
merupakan bentuk tanggung jawab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dalam membangun sumber daya insani bangsa yang mayoritas Muslim.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin menjadi sumber perumusan nilai
keislaman yang sejalan dengan kemodernan dan keindonesiaan. Oleh
karena itu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menawarkan studi-studi
keislaman, studi-studi sosial, politik, dan ekonomi serta sains dan
teknologi modern termasuk kedokteran dalam perspektif integrasi ilmu.
2. Piety mengandung pengertian bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
memiliki komitmen mengembangkan inner quality dalam bentuk
kesalehan di kalangan sivitas akademika. Kesalehan yang bersifat
individual (yang tercermin dalam terma habl min Allah) dan kesalehan
sosial (yang tercermin dalam terma habl min al-nas) merupakan basis
bagi sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
membangun relasi sosial yang lebih luas.
3. Integrity mengandung pengertian bahwa sivitas akademika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta merupakan pribadi yang menjadikan nilai-nilai
etis sebagai basis dalam pengambilan keputusan dan perilaku sehari-
hari. Integrity juga mengandung pengertian bahwa sivitas akademika
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki kepercayaan diri sekaligus
menghargai kelompok-kelompok lain. Dalam moto Knowledge, Piety,
Integrity terkandung sebuah spirit untuk mewujudkan kampus madani,
sebuah kampus yang berkeadaban, dan menghasilan alumni yang
102
memiliki kedalaman dan keluasaan ilmu, ketulusan hati, dan
kepribadian kokoh.
4.1.4 Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Perpustakaan UIN pada awalnya merupakan peralihan nama dari
Perpustakaan IAIN Jakarta, yang didirikan seiring dengan berdirinya IAIN itu
sendiri, yaitu sejak berdirinya ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama) pada tanggal 1
Juni 1957. Pada waktu itu kondisi perpustakaan masih sangat sederhana, hanya
terdiri dari satu ruangan dengan koleksi sebanyak 2000 eksemplar, dan hanya
dikelola oleh seorang pegawai. Pada tahun 1960-1964 Perpustakaan IAIN dipimpin
oleh Drs. A. Syadali (beliau adalah Rektor IAIN tahun 1984-1993). Dibawah
kepemimpinannya perpustakaan sudah mulai dikelola secara lebih sistematis. Pada
periode tersebut, koleksi buku diklasifikasi menurut DDC (Dewey Decimal
Classification). Di samping itu sistem peminjaman juga sudah mulai tertib, dan
jumlah pegawainya ada 4 orang.
Tahun 1964-1971 Perpustakaan IAIN dikepalai oleh Ny. Nabilah Lubis,
beliau adalah sarjana muda ilmu perpustakaan dari Universitas Cairo, Mesir. Pada
masanya Perpustakaan IAIN banyak menerima sumbangan buku dari berbagai
lembaga, khususnya kedutaan Mesir dan Saudi Arabia, sehingga pada Januari 1969
jumlah koleksi menjadi 1.320 judul dan 10.999 eks buku, 23 skripsi, dan 310 eks
majalah. Prof. DR. Nabilah Lubis saat ini adalah guru besar pada Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Jakarta. Selanjutnya, pada tahun 1971-1983 Perpustakaan
IAIN dipimpin oleh Ny. Dra. Hj. Halimah Madjid. Di bawah kepemimpinannya
103
perpustakaan ditata lebih teratur dan menempati ruang yang lebih luas (gedung
Aula Madya saat ini). Pada masa inilah puncak prestasi perpustakaan berhasil
diraih, tepatnya pada tahun 1980 Perpustakaan IAIN Jakarta tercatat
sebagai perpustakaan perguruan tinggi terbaik se-DKI Jakarta.
Berikutnya pada tahun 1983-1984, perpustakaan IAIN dipimpin oleh Drs.
M. Kailani Eryono, alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan dari Universitas Indonesia
menggantikan posisi Ny. Hj. Halimah Madjid. Pada masanya Perpustakaan IAIN
berkembang dengan cukup pesat. Selanjutnya pada tahun 1984-1998 Drs. Zaenal
Arifin Toy, MLIS. alumni jurusan bahasa Inggris dari IAIN Jakarta dan Master di
bidang Ilmu Perpustakaan dari University of Illinois, Urbana-Champaign, menjadi
kepala Perpustakaan IAIN hingga tahun 1998. Pada masanya perpustakaan sempat
pindah ke gedung baru berlantai tiga di Jl. Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat. Saat
ini gedung tersebut menjadi Fakultas Psikologi. Dibawah kepemimpinan beliau
telah dibentuk Sekretariat Kerja Sama Perpustakaan (SKP) yang anggotanya
terdiri dari seluruh perpustakaan IAIN dan STAIN di Indonesia. Selanjutnya SKP
ini diubah namanya menjadi Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam
(JPPTI) yang dideklarasikan di Surabaya pada tahun 2003.
Periode berikutnya (1998 hingga 2000) Perpustakaan IAIN dipimpin oleh
Drs. M. Djuhro S. Beliau juga seorang sarjana ilmu perpustakaan dari Universitas
Indonesia. Pada masa kepemimpinannya perpustakaan kembali pindah ke gedung
yang lebih baru yang dibangun di atas tanah eks gedung Sanggar Pravitasari.
Dengan demikian lokasi perpustakaan dan kampus menjadi lebih dekat. Sejak tahun
2001 hingga akhir tahun 2006, Perpustakaan Utama UIN Jakarta dikepalai oleh Dr.
104
H. Udjang Tholib, MA. Beliau pernah bekerja di perpustakaan ini pada tahun 1975-
1985, dan pada tahun 1984 mengikuti Program Sertifikat Tenaga Asisten
Perpustakaan selama 8 bulan di Universitas Indonesia. Berbagai upaya perbaikan
telah dilaksanakan, antara lain perbaikan gedung dan perlengkapannya, penerapan
sistem otomasi, penerapan sistem kemanan koleksi dengan sensormatic,
penambahan jenis layanan seperti warnet, audio visual, dan lain sebaginya. Pada
tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, Perpustakaan Utama UIN dipimpin oleh Dr.
Muhammad Zuhdi, dan pada tahun 2011-2013, Perpustakaan Utama dipimpin oleh
Nuryudi, MLIS dan sejak tahun 2013 sampai sekarang (2014) Perpustakaan Utama
yang sekarang berubah namanya menjadi Pusat Perpustakaan dikepalai oleh
seorang pustakawan yaitu Amrullah Hasbana, S.Ag, SS, MA.
Selain Pusat Perpustakaan, ada beberapa perpustakaan Fakultas yang
tersebar dilingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Perpustakaan Fakultas ini
merupakan bagian dari sistem pembelajaran di lingkungan fakultas, dan karenanya
menjadi basis pembelajaran yang berfungsi sebagai Library and Learning
Resources Center (LLRC). LLRC merupakan bentuk implementasi dari kebijakan
universitas dalam rangka menjadikan perpustakaan-perpustakaan fakultas
sebagai working library yang dapat memfungsikan dirinya untuk memberikan
layanan kepada pemakai lingkungan masing-masing Fakultas sehingga kedekatan
koleksi akan lebih dirasakan oleh pengguna disamping kebutuhan akan kedalaman
informasi pengguna pada masing-masing Fakultas akan dapat diakses dan diperoleh
dengan mudah. Pengembangan Perpustakaan Fakultas ini sekali lagi merupakan
kebijakan strategis Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1998 tentang
105
konsep IAIN dengan mandat yang lebih luas (IAIN with Winder Mandate), yakni
meningkatkan standarisasi fasilitas sarana dan prasarana pendidikan di lingkungan
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Program kebijakan Rektor tersebut di antaranya
adalah mendirikan serta mengembangkan perpustakaan di masing-masing fakultas.
Pendirian perpustakaan fakultas ini kemudian disyahkan dengan SK Rektor IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta No. 040 Tahun 1999 tentang Rencana Induk
Pengembangan (RIP) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1999/2000 -
2003/2004, yang salah satunya dinyatakan bahwa pengembangan perpustakaan di
lingkungan IAIN Jakarta dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: Perpustakaan Utama sebagai
perpustakaan riset, Perpustakaan Fakultas sebagai perpustakaan kerja, dan
Perpustakaan Pasca Sarjana sebagai perpustakaan khusus.
Dalam pengembangannya terdapat beberapa Perpustakaan Fakultas
dilingkungan UIN Jakarta yang berperan sebagai ”working library” (perpustakaan
kerja), dimana fungsinya adalah memberikan layanan kepada masing-masing
sivitas akademika Fakultas. Perpustakaan Fakultas tersebut antara lain adalah :
1. Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
2. Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
3. Perpustakaan Fakultas Ushuluddin
4. Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum
5. Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
6. Perpustakaan Fakultas Dirasat Islamiyyah
7. Perpustakaan Fakultas Psikologi
8. Perpustakaan Ekonomi dan Bisnis
106
9. Perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologid
10. Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
11. Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
12. Perpustakaan Sekolah Pasca Sarjana
4.1.5 Struktur Organisasi
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(http://perpus.uinjkt.ac.id/)
Secara organisasi Kepala Pusat Perpustakaan bertanggung jawab langsung
kepada Rektor melalui Pembantu Rektor Bidang Akademik. Dalam pelaksanaan
tugas-tugas operasional, Kepala Pusat Perpustakaan dibantu oleh tiga sub bagian
yaitu Kasub. Bag. Administrasi Perpustakaan, Koordinator Layanan Teknis dan
Pengembangan Kerjasama dan Koordinator Layanan Pemustaka dan Literasi
107
Informasi dan juga dibantu oleh tiga Sub Koordinator, yaitu Sub. Koordinator
Bidang Pengadaan, Pengolahan, Pemeliharaan dan Koleksi, Sub Koordinator
Bidang Sirkulasi dan Referensi, dan Sub Koordinator TI dan Otomasi.
4.2 Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Institutional Repository UIN Syarf Hidayatullah Jakarta berbasis Dspace,
yaitu merupakan software open source untuk pengelolaan karya ilmiah akademik
meliputi artikel jurnal, tugas akhir, tesis, disertasi, hasil penelitian dan lain-lain.
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah menerapkan Institutional Repository mulai
tahun 2012, melalui kerjasama antar lembaga yaitu LPM, Pustipanda, dan Pusat
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tahun 2012 Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berkerjasama dengan Pustipanda migrasi database ± 20.000 data, dan 6.962 file
PDF. Pada tahun 2013 Pusat Perpustakan Pusat Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta memindahkan dan melengkapi data bibliografi yang ada di
ruas perpustakaan utama ke ruas fakultas-fakultas dan mengunggah file PDF. Pada
tahun yang sama kapasitas hard disk server ditambah menjadi 500 GB. Sementara
itu pada tahun 2014 beberapa perpustakaan fakultas memulai input data, unggah
file PDF (self upload) kemudian diverifikasi oleh Pusat Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
108
4.2.1 Ruang Lingkup Pengelolaan Institutional Repository
1. Sistem
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui Pusat Komputer telah
mengembangkan sistem untuk pengelolaan Institutional Repository
yang bersifat open access, dengan menggunakan aplikasi Dspace.
4. Konten
Konten merupakan sumber-sumber informasi atau dokumen yang
dihasilkan oleh para sivitas akademika yang dikelola. Yaitu mencakup
bahan-bahan skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, buku, chaapter
buku, artikel jurnal, bahan ajar, makalah seminar, proceeding, dan
terbitan-terbitan lainnya.
5. User
Pemakai adalah pengguna Institutional Repository yang terdiri dari
pengelola Institutional Repository dan masyarakat yang mengakses
untuk berbagai kepentingan. Pengelola Institutional Repository terdiri
dari pihak-pihak yang terlibat dari unsur pimpinan atau administrator
sebagai penentu kebijakan umum, sistem maintenance (Pustipanda),
pustakawan bibliographic analyst dan pengguna sisstem yang berasal
dari para dosen dan peneliti serta pustakawan.
109
4.3 Profil Narasumber
Berikut merupakan merupakan profil narasumber yang terlibat pada
penelitian ini:
Tabel 4.1 Profil narasumber
Narasumber Unit Kerja Status Jabatan Pendidik
an
Narasumber 1 Staff TI & Otomasi
Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
PNS
Administrasi
Pengadministrasi S1
Narasumber 2 Dosen Ilmu
Perpustakaan FAH UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta
Non PNS Asisten Ahli S2
Narasumber 3 Pustakawan Madya PNS
Fungional
Tertentu
Pustakawan
Madya 400 KP
S2
Narasumber 4 Kepala UPT
Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
PNS
Fungional
Tertentu
Pustakawan
Madya 400 KP
S2
Narasumber 5 Staff TI & Otomasi
Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Non PNS-
Administrasi
Pengadministrasi S2
Narasumber 6 KAUR & Dosen Ilmu
Perpustakaan FAH UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta
Non PNS-
Dosen
Asisten Ahli S2
Narasumber 7 Mahasiswa Sistem
Informasi
- - S1
(on going)
Narasumber 8 NOC Pustipanda Non PNS
Administrasi
Pengadministrasi S1
Narasumber 9 Mahasiswa Sistem
Informasi
- - S1
(on going)
110
Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa narasumber pada penelitian ini sebanyak
9 orang yang memiliki latar belakang yang bervariasi, sesuai dengan penelitian
yang dilakukan. Adapun Unit Kerja yang terlibat ialah dari 2 orang Staff TI &
Otomasi Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berperan dalam
pengembangan serta pengelolaan Institutional Repository. Lalu ada dosen Ilmu
Perpustakan FAH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengajar mata kuliah yang
berkaitan dengan Institutional Repository yaitu etika profesi pustakawan serta tata
ruang perpustakaan. Selain itu, salah satu dosen tersebut juga bertindak sebagai
Kepala Urusan Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Selanjutnya narasumber yang terlibat dari pustakawan
madya, beliau bisa dikatakan sebagai orang yang terlibat dalam inisiator
Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lalu pada penelitian ini
tentunya melibatkan Kepala Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan Sub Koordinator Layanan teknis yang juga menjadi pengelola Institutional
Repository. Tidak hanya itu pada penelitian ini juga melibatka satu orang NOC
Pustipanda dan 2 Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
111
4.4 Hasil Analisis dan Interpretasi Data Coding
4.4.1 Open Coding
Hasil analisis open coding dilakukan untuk mengidentifikasi konsep pada
penentuan kategori-kategori dan sub kategori dapat dilihat pada Tabel 4.2 kolom
biru, serta jawaban narasumber yang dapat dilihat pada lampiran. Pada open coding
peneliti menentukan kategori T, yaitu penentuan jumlah tema sebanyak 15 dan 1
pertanyaan tambahan. Dan 9 kategori P, yaitu mengacu pada person informan atau
narasumber. Berdasarkan tabel 4.2. dapat diketahui bahwa pada penelitian ini
berjumlah 9 narasumber yang terlibat. Dalam open coding juga menampilkan data
awal transkrip wawancara yang dapat dilihat pada lampiran. 9 narasumber yang
terlibat yaitu terdiri dari 4 orang Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2 Dosen Fakultas Adab & Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1
orang NOC Pustipanda dan 2 Mahasiswa Fakultas Sains & Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4.4.2 Axial Coding
Tahapan axial coding dilakukan dengan cara pembobotan data serta
mengumpulkan melakukan penyesuaian data berdasarkan tema penelitian dan
narasumber yang terlibat. Berdasarkan axial coding pada tabel 4.2 kolom putih
dapat diketahui “T1.1.5” mengacu pada hasil pengkodean “T1 adalah Tema 1, lalu
1 adalah narasumber ke-1, dan 5 mengacu pada pembobotan 5”. Kode keterangan
narasumber dapat dilihat pada tabel 4.1. Pada pembobotan terdiri dari kode 1-5
terdiri dari:1 memiliki arti tidak berpengaruh, 2 kurang berpengaruh, 3 cukup
berpengaruh, 4 berpengaruh, 5 berpengaruh, dan 6 berupa saran atau masukan
112
terhadap penelitian ini. T16 merupakan kode pertanyaan terkait keberhasilan sistem
dan dapat dilihat pada 4.2 Pengkodean dilakukan hingga tema dan narasumber
terkakhir “T15.9.5” yang memiliki hasil “Tema 15 pada narasumber ke-9
menjawab dengan bobot yaitu sangat berpengaruh”.
4.4.3 Selective Coding
Pada selective coding menggambarkan pengkodean data akhir analisis kode
“T” yang berarti tema, sehingga T1 sampai dengan T15 yang menandakan kode
dari tema satu hingga tema lima belas secara keseluruhan dengan cara melakukan
segmentasi data dari jawaban narasumber. Maka berdasarkan pada tabel akhir Tabel
4.2 juga dapat diperoleh hasil temuan bahwa secara keseluruhan jawaban
narasumber atas tema yang diajukan terdiri dari dari 70 sangat berpengaruh, 35
menyatakan berpengaruh, 15 cukup berpengaruh, 6 kurang berpengaruh, 9
menyatakan tidak berpengaruh serta 4 menyatakan berupa saran pengembangan
untuk Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Faktor yang paling
sangat berpengaruh ialah pada tema 1 yaitu hubungan System Quality (SQ) terhadap
System Use (SU), hal ini dapat dilihat dari pernyatan 8 dari 9 orang narasumber
yang menyatakan sangat berpengaruh yaitu 2 orang Pustakawan Madya 400 KP, 3
orang pengadministrasi, 2 orang Asisten Ahli, dan seorang Mahasiswa. Selain itu
dalam Institutional Repository sendiri harus memiliki tampilan yang informatif,
keamanan, serta mudah dipahami akan berdampak pada intensitas dalam
penggunaan sistem. Fakta dilapangan menunjukkan, bahwa Institutional
Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah memberikan sajian yang
informatif meskipun berdasarkan hasil temuan lainnya menyatakan bahwa sistem
113
belum sempurna, contohnya dengan ditemukan beberapa bug-bug yang terjadi
sehingga menyebabkan pengaruh terhadap pemakaian sistem oleh pengguna.
Selanjutnya, diikuti dengan tema 2 yang menunjukkan hasil bahwa System Quality
terhadap User Satisfaction sangat berpengaruh. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan
7 dari 9 narasumber yang menyatakan sangat berpengaruh 2 orang Pustakawan
Madya 400 KP, 3 orang pengadministrasi, 1 orang Asisten Ahli, dan seorang
Mahasiswa. Pada hasil pengamatan bahwa pengguna akan merasa puas jika kualitas
sistem Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat diakses
dengan nyaman, sesuai dengan kebutuhan, data yang dicari tersedia serta
keamanannya yang terjaga. Lalu pada urutan ketiga hubungan yang sangat
berpengaruh ialah pada tema 8 yaitu Service Quality (SEQ) sangat berpengaruh
terhadap User Satisfaction (US). Hal ini dapat dilihat dari pernyatan 7 dari 9 orang
narasumber yang menyatakan sangat berpengaruh yaitu 2 orang Pustakawan Madya
400 KP, 3 orang pengadministrasi, dan 2 Mahasiswa. Pada saat ini pihak pengelola
telah meningkatkan kualitas pelayanan demi menghindari permasalahan seperti
yang telah terjadi. Maka kualitas layanan seperti demikian dapat berdampak pada
kepuasan penggunanya.
114
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 1 2 3 4 5 6
T1 T1.1.5 T1.2.5 T1.3.5 T1.4.5 T1.5.5 T1.6.5 T1.7.5 T1.8.5 T1.9.4 0 0 0 1 8 0
T2 T2.1.5 T2.2.5 T2.3.5 T2.4.5 T2.5.5 T2.6.4 T2.7.5 T2.8.5 T2.9.4 0 0 0 2 7 0
T3 T3.1.1 T3.2.2 T3.3.1 / T3.3.6 T3.4.5 T3.5.4 T3.6.4 T3.7.2 T3.8.3 T3.9.4 2 2 1 3 1 1
T4 T4.1.3 T4.2.4 T4.3.3 T4.4.5 / T4.4.6 T4.5.4 T4.6.4 / T4.6.6 T4.7.4 T4.8.5 T4.9.5 0 0 2 4 3 2
T5 T5.1.5 T5.2.5 T5.3.5 T5.4.5 T5.5.5 T5.6.4 T5.7.4 T5.8.5 T5.9.5 0 0 0 2 7 0
T6 T6.1.1 T6.2.1 T6.3.3 T6.4.3 T6.5.1 T6.6.4 T6.7.3 T6.8.3 T6.9.3 3 0 5 1 0 0
T7 T7.1.1 T7.2.2 T7.3.5 T7.4.5 T7.5.4 T7.6.5 T7.7.4 T7.8.5 T7.9.4 1 1 0 3 4 0
T8 T8.1.5 T8.2.4 T8.3.5 T8.4.5 T8.5.5 T8.6.4 T8.7.5 T8.8.5 T8.9.5 0 2 0 0 7 0
T9 T9.1.1 T9.2.2 T9.3.5 T9.4.5 / T9.4.6 T9.5.1 T9.6.4 T9.7.5 T9.8.3 T9.9.3 2 1 2 1 3 1
T10 T10.1.4 T10.2.5 T10.3.5 T10.4.4 T10.5.5 T10.6.3 T10.7.5 T10.8.5 T10.9.5 0 0 1 2 6 0
T11 T11.1.5 T11.2.4 T11.3.4 T11.4.5 T11.5.5 T11.6.4 T11.7.5 T11.8.5 T11.9.4 0 0 0 4 5 0
T12 T12.1.4 T12.2.5 T12.3.5 T12.4.5 T12.5.4 T12.6.5 T12.7.4 T12.8.5 T12.9.4 0 0 0 4 5 0
T13 T13.1.5 T13.2.5 T13.3.5 T13.4.4 T13.5.3 T13.6.5 T13.7.4 T13.8.5 T13.9.5 0 0 1 2 6 0
T14 T14.1.1 T14.2.5 T14.3.5 T14.4.5 T14.5.3 T14.6.5 T14.7.4 T14.8.4 T14.9.5 1 0 1 2 5 0
T15 T15.1.3 T15.2.4 T15.3.4 T15.4.5 T15.5.3 T15.6.4 T15.7.5 T15.8.4 T15.9.5 0 0 2 4 3 0
9 6 15 35 70 4
Informan Analisis
Tabel 4.2 Data Coding
115
Pada tabel 4.2 Tabel data coding, dari seluruh data yang di peroleh pada
penelitian kali ini dari hasil wawancara. Tabel ini dibuat menggunakan Ms. Excel
2013, tabel ini pengkodean dari seluruh data dari 15 tema penelitian kali ini baik
dari jawaban narasumber 1 sampai dengan narasumber 9. Pada tabel analisis, bahwa
terdapat kode “T” yang berarti tema, sehingga T1 sampai dengan T15 yang
menandakan kode dari tema satu hingga tema lima belas. Sedangkan T16
merupakan pertanyaan kesimpulan yang ditanyakan peneliti kepada narasumber
yaitu keberhasilan sistem Institutional Repository di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Selain itu dalam tabel terdapat kode “P” yang berarti person narasumber
sehingga P1 sampai P9 yang menandakan kode dari narasumber satu hingga
narasumber sembilan. Lalu setelah coding pada tema dan narasumber, terdapat
angka 1-6 yang menandakan segmentasi data yang dibuat oleh peneliti dari setiap
jawaban narasumber berkaitan dengan 15 tema penelitian. Dapat dilihat dari adalah
kolom analisis di bagian ujung dari tabel yang menandakan kecenderungan jawaban
dari setiap narasumber.
Berdasarkan pengkodean data terdapat angka “1-6” dimana maksud dari
angka 1 adalah tidak berpengaruh 0-20%, angka 2 adalah kurang berpengaruh 21-
40%, angka 3 adalah cukup berpengaruh 41-60%,angka 4 adalah berpengaruh 61-
80%, angka 5 adalah sangat berpengaruh 81-100% dan yang terakhir adalah angka
6 adalah jawaban narasumber yang memberi masukan-masukan atau saran. Hasil
pengkodean pada kolom hijau untuk analisis menujukkan tema tertinggi dimulai
dari tema 1, tema 2 dan diikuti oleh tema 8. Pengkodean tersebut bertujuan untuk
memudahkan peneliti untuk memilah segmentasi data dan menilai hasil akhir
116
keterangan dari tiap narasumber. Sehingga dapat dilihat dari tabel 4.2 bahwa
kecenderungan jawaban dari tiap tema dan narasumber adalah 5 atau sangat
berpengaruh.
Berdasarkah hasil akhir data coding yaitu berupa selective coding dapat
diketahui pada tabel 4.2 bahwa pada Tema 1 kecenderungan jawaban 8 narasumber
adalah sangat berpengaruh dan 1 narasumber menyatakan berpengaruh. Pada Tema
2 kecenderungan jawaban 7 narasumber sangat berpengaruh dan 2 narasumber
menyatakan berpengaruh. Pada Tema 3 kecenderungan jawaban 3 narasumber
menyatakan berpengaruh, 1 sangat berpengaruh, 1 cukup berpengaruh beserta
saran, 2 kurang berpengaruh, 2 tidak berpengaruh. Selanjutnya pada Tema 4
kecenderungan jawaban 4 narasumber berpengaruh, 3 narasumber sangat
berpengaruh, 2 narasumber cukup berpengaruh dan 2 berupa saran. Pada Tema 5
kecenderungan jawaban 7 narasumber menyatakan sangat berpengaruh dan 2
sisanya menyatakan berpengaruh. Pada Tema 6 kecenderungan jawaban 5
narasumber menyatakan cukup berpengaruh, 3 tidak berpengaruh dan 1 narasumber
menyatakan tidak berpengaruh. Pada Tema 7 kecenderungan jawaban 4 narasumber
menyatakan sangat berpengaruh, dan 1 narasumber menyatakan tidak berpengaruh.
Pada Tema 8 kecenderungan jawaban 7 narasumber menyatakan sangat
berpengaruh dan 2 kurang berpengaruh. Lalu, pada Tema 2 kecenderungan jawaban
3 narasumber menyatakan sangat berpengaruh. Pada Tema 10 kecenderungan
jawaban 6 narasumber menyatakan sangat berpengaruh. Pada Tema 11
kecenderungan jawaban 5 narasumber menyatakan sangat berpengaruh, dan 4
narasumber menyatakan berpengaruh. Pada Tema 12 kecenderungan jawaban juga
117
5 narasumber menyatakan sangat berpengaruh, dan 4 narasumber menyatakan
berpengaruh. Pada Tema 13 kecenderungan jawaban 6 narasumber menyatakan
sangat berpengaruh, 2 narasumber menyatakan berpengaruh dan 1 menyatakan
cukup berpengaruh. Selain itu, pada Tema 14 kecenderungan jawaban 5
narasumber menyatakan sangat berpengaruh, 2 narasumber menyatakan
berpengaruh dan 1 cukup berpengaruh serta 1 narasumber menyatakan tidak
berpengaruh. Setelah itu Pada Tema 15 kecenderungan jawaban 4 narasumber
menyatakan sangat berpengaruh, 3 berpengaruh serta 2 lainnya menyatakan cukup
berpengaruh.
Maka berdasarkan pada tabel akhir Tabel 4.2 juga dapat diperoleh hasil
temuan bahwa secara keseluruhan jawaban narasumber atas tema yang diajukan
terdiri dari dari 70 sangat berpengaruh, 35 menyatakan berpengaruh, 15 cukup
berpengaruh, 6 kurang berpengaruh, 9 menyatakan tidak berpengaruh serta 4
menyatakan berupa saran pengembangan untuk Institutional Repository UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4.5 Hasil Analisis dan Interpretasi Wawancara
4.5.1 Tema 1: Hubungan System Quality (SQ) terhadap System Use (SU)
Dari hasil penelitian tema pertama, para narasumber menyatakan bahwa
System Quality sangat berpengaruh signifikan terhadap System Use. Hasil analisis
wawancara menunjukkan bahwa Tema 1 (T1) System Quality (SQ) terhadap System
Use (SU) sangat berpengaruh, Hal ini dapat dilihat dari pernyatan 8 dari 9 orang
narasumber yang menyatakan sangat berpengaruh yaitu 2 orang Pustakawan Madya
118
400 KP, 3 orang pengadministrasi, 2 orang Asisten Ahli, dan seorang Mahasiswa.
Hal ini dapat dilihat dari keterangan wawancara narasumber, yaitu:
“tentu itu ada kaitannya kualitas menentukan banyak hal ya keberhasilan
seseorang berkat itukan dari oleh kualitas dari sistem juga. Karena sistem
yang berkualitas itu akan memberikan kemudahan-kemudahan kepada baik
pengelola maupun user dengan sistem yang berkualitas tentu temu kembali
menjadi lebih mudah, temu kembali menjadi lebih cepat kemudian bagi
administrator akan ter-record ya, ter-record dengan baik berapa orang yang
mendownload dan sebagainya. Tetapi sebelum kita menentukan
penggunaan dspace kita yakin dspace sudah teruji dalam hal pengelolaan
repository. Sangat berpengaruh, kalau kita mendevelop sistem sendiri
dengan fasilitas layanan yang kurang pasti orang malas kan pakainya,
berpengaruh terhadap intensitas pemakaiannya, daya tarik orang untuk
menggunakannya juga tinggi sangat berpengaruh 90%” (T1.4.5)
Hal ini diperkuat oleh narasumber lain yang menyatakan bahwa:
“sangat berpengaruh 90% kalau dari interface dspace ini lumayan informatif
ya dia menyajikan data berdasarkan komunitas seperti fakultas, prodi ada
berapa jumlahnya ada pengarang ada data history. Bisa dibatasi berdasarkan
pengarang, judul, subjek. Tapi kalau seperti ini nih (ada bug) ada bug ada
masalah juga ikut mempengaruhi, kadang kalau lagi indexing koding-
koding semua yang keluar ini kan mengganggu user” (T1.6.5)
119
“Sangat berpengaruh, kalau dia sistemnya bagus misalnya search engine
kan ada simple search, ada advance search misalnya gitu ya. Misalkan dia
menyediakan advance search pasti orang lebih antara recall sama presisinya
bisa lebih banyak presisinya daripada recallnya kalau advance search. Kalau
menyediakan simple search bisa ga selalu spesifik yang kita inginkan, kita
harus filter lagi. 90%” (T1.2.5)
“kualitas sistem kalau menurut saya sangat berpengaruh ya terhadap
penggunaan sistem otomatis kan dari yang saya baca terdapat indikator user
friendly , accessibility dan sebagainya kalau dari kondisi sistem yang seperti
ini pasti dia akan mempengaruhi tingkat penggunaan dari sistem itu sendiri.
Menurut saya pribadi sangat berpengaruhnya 90% lah” (T1.7.5)
Sementara itu salah satu narasumber menyatakan bahwa System Quality
berpengaruh 70% terhadap System Use, dapat dilihat dari hasil wawancara berikut:
“Ya kalau bagi saya si berpengaruh, karena user interface yang mudah itu
akan menghasilkan kepuasan dari penggunanya. Kalau dari saya si yang
pertama dilihat dari uinya tampilannya, kalau tampilannya mudah terus
enak dilihat terus ease of learning itu kayak sistem mudah dipahami, lalu
sistem memiliki kualitas yang baik terus sistem memiliki dukungan teknis
jika adanya bug, lalu yang terakhir itu apakah sistem itu memiliki keamanan
yang cukup atau yang aman 70%” (T1.9.4).
Hubungan antara System Quality dan System Use terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhi terdiri dari kualitas sistem yang memiliki kelengkapan data
120
yang baik. Selain itu dalam Institutional Repository sendiri harus memiliki tampilan
yang informatif, keamanan, serta mudah dipahami akan berdampak pada intensitas
dalam penggunaan sistem. Fakta dilapangan menunjukkan, bahwa Institutional
Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah memberikan sajian yang
informatif meskipun berdasarkan hasil temuan lainnya menyatakan bahwa sistem
belum sempurna, contohnya dengan ditemukan beberapa bug-bug yang terjadi
sehingga menyebabkan pengaruh terhadap pemakaian sistem oleh pengguna. Error
atau bug sendiri diakibatkan oleh terjadinya server yang down. Tampilan di
Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah memberikan
kemudahan serta dapat mudah dipahami oleh pengguna dan pihak pengelola sistem.
Hal tersebut mempengaruhi kualitas sistem pada terhadap penggunaan sistem
Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.5.2 Tema 2: Hubungan System Quality (SQ) terhadap User Satisfaction
(US)
Dari hasil penelitian, para narasumber menyatakan bahwa Tema 2 (T2)
System Quality terhadap User Satisfaction sangat berpengaruh. Hal ini dapat dilihat
dari pernyataan 7 dari 9 narasumber yang menyatakan sangat berpengaruh 2 orang
Pustakawan Madya 400 KP, 3 orang Pengadministrasi, 1 orang Asisten Ahli, dan
seorang Mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara terhadap narasumber
berikut:
121
“Sangat berpengaruh 90%, ketika kualitas sistem mudah digunakan,
interfacenya bagus, kualitasnya bagus, stabil maka user akan sangat puas
dalam temu kembali sistem repository ini” (T2.1.5)
Dari pernyataan diatas, hal ini diperkuat oleh jawaban dari narasumber lain
yang mengatakan bahwa:
“Sangat berpengaruh, pengaruhnya sama bisa sampai 95% kalau saya rasa.
Soalnya kan kalau kualitas sistemnya bagus kan kayak lebih mudah segala
macam itu kan orang pasti akan merasa puas lah yang jelas. Kualitas sistem
kan dari user friendly hingga keamanannya ya, jadi orang kan merasa secure
mudah digunakan” (T2.8.5)
“sangat sangat berpengaruh karena sistem yang tidak berkualitas akan
menghambat dalam proses pemenuhan kebutuhan pengguna. Misalnya
kalau sistem itu tidak user friendly, digunakan gampang tinggal satu
ketukan muncul apa yang dibutuhkan atau sistem itu menyediakan per bab
dengan menyediakan full text. Ada kan sistem yang menyediakan bab per-
bab, karena tergantung kebijakan. Ada yang bab 4 nya harus login dulu tidak
open access. Berpengaruh 90%” (T2.4.5)
“Sangat berpengaruh, kalau sistemnya bagus terus kita dapat apa yang kita
inginkan sangat spesifik lengkap mutakhir pasti kita puas jadi kita akan cari
lagi-cari lagi. 95%” (T2.2.5).
Hubungan antara System Quality dan User Satisfaction dapat berpengaruh
melalui faktor-faktor seperti sistem yang mudah digunakan, tampilan yang menarik,
122
kualitas sistemnya stabil dan bagus maka pengguna akan puas terhadap sistem
Institutional Repository. Fakta dilapangan kualitas sistem berupa jumlah koleksi
data digital masih memungkinkan mengalami peningkatan dan berdampak pada
kepuasan penggunanya, karena data yang disediakan Institutional Repository UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta berupa full text yaitu penyajian dengan seluruh data.
Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga dapat diakses secara
terbuka atau open access, tentu dengan dapat diakses secara terbuka yaitu dapat
dengan mudah di-download serta dengan tidak menggunakan login terlebih dahulu.
Selain itu dari hasil pengamatan bahwa pengguna akan merasa puas jika kualitas
sistem Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat diakses
dengan nyaman, sesuai dengan kebutuhan, data yang dicari tersedia serta
keamanannya yang terjaga.
4.5.3 Tema 3: Hubungan System Quality (SQ) terhadap Structure
Organization (STR)
Hasil analisis wawancara menunjukkan bahwa Tema 3 (T3) hubungan
System Quality (SQ) terhadap Structure Organization (STR) berpengaruh. Hal ini
dapat dilihat dari pernyatan mayoritas 3 dari 9 orang narasumber yang menyatakan
berpengaruh, yaitu 1 Mahasiswa, 1 Asisten Ahli, dan 1 orang Pengadministrasi. Hal
ini dapat dilihat dari jawaban narasumber sebagai berikut:
“Mempengaruhi struktur organisasinya karena kan tujuan dari keberadaan
sistem tersebut yang utama kan emang memudahkan mahasiswa dalam
123
mencari buku kan. Jadi kebijakannya itu mengacu pada kualitas sistem yang
ada seperti kurang lebih begitu ya. 80%” (T3.9.4)
Hal tersebut diperkuat oleh penjelasan narasumber lain yang mengatakan
bahwa:
“berpengaruh 70%, karena kan harus mencapai target sesuai dengan yang
diinginkan pengorganisasiannya kan. Tapi ternyata sistem ada yang
bermasalah sehingga kadang-kadang manajemen organisasinya tidak
sempurna jadi berpengaruh. Atau jika ada masalah dia tinggalkan, malah
muncul masalah baru atau dia lupa masalah itu dia tidak lanjutkan lagi.
Cuman bagus sistemmnya ada status unfinished kayak gini jadi membantu
kita harus memperbaiki lagi, tapi kadang-kadang pengguna tidak paham
dengan itu. Jadi dia ga bakalan diterima-terima datanya, harus dipahami lagi
oleh pengguna” (T3.6.4)
“Secara umum berpengaruh mungkin bisa dengan rapat, hasil rapat
dievaluasi dll 75%” (T3.5.4)
Dan salah satu narasumber menyatakan bahwa System Quality sangat
mempengaruhi Structure Organization, hal ini dapat dilihat dari petikan wawancara
sebagai berikut:
“semakin kompleks suatu sistem diperlukan struktur organisasi yang lebih
luas lagi, semakin simple organisasi semakin sedikit dibutuhkan
pengelolaan dalam konteks repository ini. Katakanlah di repository ini
cukup punya admin, admin verifikator kemudian admin input, submiter
124
kemudian verifikator udah selesai, tinggal tingkat terkahir ada kataknlah
supervisor yang mengevaluasi. Semakin kualitas sistemnya bagus, struktur
organisasinya semakin bagus pula. Sangat berpengaruh 90%” (T3.4.5).
Berdasarkan hasil analisis penelitian hubungan System Quality terhadap
Structure Organization mengacu pada kualitas sistem yang baik dapat menjadi
cerminan dari struktur organisasi. Faktor-faktor dalam struktur organisasi meliputi
kebijakan dan budaya dalam organisasi dapat dipengaruhi oleh kualitas sitem itu
sendiri. Pada sistem Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah
dilakukannya sosisalisasi, namun hal ini belum dilakukan secara maksimal.
Sosialiasi belum dilakukan secara menyeluruh antara dosen, mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Seperti jika ada sistem yang bermasalah, maka pihak terkait
akan merespons dengan kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan untuk
meminimalisir kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sistem. Contohnya dengan
memiliki admin, admin verifikator, admin input, submiter secara khusus dan fokus
dengan tanggung jawab yang diberikan. Kualitas sistem yang baik tidak lepas
struktur organisasinya. Pada hasil pengamatan oleh peneliti, bahwa Institutional
Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta masih dapat dimaksimalkan lagi dalam
aspek pemberdayaan SDM yang terlibat, seperti dilakukannya pelatihan-pelatihan
secara berkala untuk meningkatkan kinerja maupun jumlah SDM yang terlibat.
4.5.4 Tema 4: Hubungan Information Quality (IQ) terhadap System Use (SU)
Dari hasil temuan pada Tema 4 (T4) Information Quality (IQ) terhadap
System Use (SU) berpengaruh. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan mayoritas 4 dari
125
9 orang narasumber yang menyatakan berpengaruh, yaitu 2 pengadministrasi, 1
orang Asisten Ahli, dan 1 Mahasiswa.
Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut:
“itu berpengaruh kalau menurut saya, kalau kualitas informasi sesuai
dengan yang dibutuhkan dan juga kualitas informasi yang ada di repository
baik dalam artian update tadi, trus mudah diakses dan relevan dengan user-
user cari itu menurut saya user itu puas dan cenderung akan kembali
menggunakan. Presentasenya 80% lah” (T4.7.4)
Hal ini diperkuat dengan jawaban narasumber lain yang memberikan
keterangan sebagai berikut:
“Ya berpengaruh 75%, seperti kalau informasi seperti data yang dibutuhkan
tersedia akan berpengaruh terhadap tingkat intensitas penggunaan
sistemnya” (T4.2.4)
“berpengaruh, itu kan kualitas informasi. Kalo informasinya, kebutuhan kita
tentang informasinya ketika semua yang dibutuhkan ada tentu hasilnya dia
bakal balik lagi dong 75% (T4.5.4)
Sebagian narasumber juga menyatakan berpengaruh serta memberikan
masukan sebagai berikut:
“kalau di dispace ini masih kurang masalah akurasi data, kalau di eprints ini
repository juga kalau saya new item... menurut saya pengorganisasian di
dspace masih kurang tidak sedetail eprints kalau dibandingkan. Contoh
kalau kategori buku itu harusnya beda sama kategori jurnal. Kalau di dspace
sama semua, harusnya kan kalau buku ya tabel-tabelnya buku semua kan
126
kalau jurnal kan nanti ada nama jurnalnya apa volume berapa. Kalau dspace
engga, sama semua. Contohnya kalau eprints kalau kita mengetik nama
pengarang, ada record di kolom searchnya kalau di dspace ga ada,
memudhkan user. Kemudian subjeknya juga rapih, namanya subjek
terkontrol. Ga ada subjek yang double atau sama redundan jadi berpengaruh
70%. Jadi kalau kita cari judul diketik, akan muncul semua ini istilahnya
auto complete sudah bisa memprediksi. Kalau dspace ga ada, jadi bisa
redundan.” (T4.6.4 / T4.6.6)
Hal ini semakin diperkuat kembali oleh keterangan salah satu narasumber
yang menyatakan antara faktor Information Quality (IQ) terhadap System Use (SU)
adalah sangat berpengaruh serta menambahkan beberapa masukan, dapat dilihat
dari hasil wawancara berikut ini:
“ya pasti kualitas informasi berpengaruh terhadap penggunaan sistem.
Semakin berkualitas, semakin banyak orang mencari, semakin banyak orang
yang mendownload dan semakin banyak orang yang mensitasi. Masalah
data yang tidak up to date ini juga menjadi PR saya, jadi kan kami ini sejak
2014 menjadi verifikator kita menggalakkan submitter self upload yang
dibantu oleh perpustakaan fakultas yang mnegupload skripsi, tesis, beserta
disertasi alumni itu adalah fakultas. Disini perpustakaan yang jadi
verifikator, ya coba berapa saintek mungkin ga sampe 100 masa dalam 1
semester gada yang terupload gtu loh.. sangat berpengaruh 90%”. (T4.4.5 /
T4.4.6).
127
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, hubungan antara Information
Quality (IQ) dan System Use (SU) dapat mempengaruhi melalui faktor-faktor
seperti kelengkapan informasi, format informasi yang ditampilkan, kebutuhan
informasi terpenuhi dapat bedampak pada intensitas penggunaan sistem
Institutional Repository. Pada hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti,
menemukan bahwa Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara
keseluruhan sudah relevan, informasi yang disajikan memudahkan penggunanya,
selain itu kedepannya kualitas informasi harus diperbaiki dengan memberi kategori-
kategori pada koleksi antar karya akademik. Pada hasil temuan Institutional
Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta informasi yang disajikan juga sangat
dirasakan dampaknya oleh pengguna. Namun, dilain sisi masih ditemukan beberapa
masalah seperti jumlah koleksi dokumen yang kurang update maupun
permasalahan mengenai keterangan dokumen yang tidak sesuai dengan apa yang
ditampilkan. Tentu, kualitas informasi yang disajikan pada sistem Institutional
Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan mempengaruhi dalam
penggunaan sistem.
4.5.5 Tema 5: Hubungan Information Quality (IQ) terhadap User Satisfaction
(US)
Hasil temuan menunjukkan bahwa Tema 5 (T5) hubungan Information
Quality (IQ) sangat berpengaruh terhadap User Satisfaction (US). Hal ini dapat
dilihat dari pernyataan mayoritas 7 dari 9 orang narasumber yang menyatakan
sangat berpengaruh, yaitu 2 orang Pustakawan Madya 400 KP, 3 orang
128
pengadministrasi, 1 orang Asisten Ahli, dan seorang Mahasiswa. Hal ini dapat
dilihat dari jawaban wawancara narasumber berikut ini:
“Ya kalau saya si sangat berpengaruh 90% ini ya karena informasi dari
sistem harus berkualitas harus uptodate dan informasi yang diberikan tepat
dan lengkap ya pasti kalau kualitas informasinya baik pasti kepuasan
penggunanya pasti baik juga. tentang kualitas informasi ya berarti informasi
yang diberikan kaya tadi yang uptodate terus sudah tepat sudah lengkap dan
sesuai dengan yang kita input”( T5.9.5)
Hal ini semakin diperkuat oleh jawaban narasumber lain yang menyatakan
faktor Information Quality (IQ) memiliki pengaruh terhadap User Satisfaction (US)
sebagai berikut:
“pasti, ini sangat berpengaruh banget 90. Berkaitan dengan intensitas
kembali, otomatis orang kan dengan merasa puas akan kembali untuk
menggunakan. Faktor kepuasan sendiri kan kenyamanannya, trus mudah
diakses, bermanfaat gitu kan ya itu berpengaruh” (T5.8.5)
“sama quality nya 90% karena kualitas informasi itu sangat memuaskan
kebutuhan akademik mahasiswa. Ketika informasinya ada, kita kan merasa
nyaman dan puas. Dan anda gak ragu-ragu kan menggunakannya, ketika dia
dibutuhkan pasti akan loyal balik lagi ke sistem” (T5.4.5)
“berpengaruh 80% diperlukan informasi yang detail untuk penggunaan
aplikasinya diperlukan informasi yang lebih tertata dan terstruktur. Jadi tiap
akun itu bisa mengupload file berbeda dengan nama pengarang yang sama
129
jadi sebagai submiternya. Contoh saya akses repository, total file yang ter-
record sekitar 35 ribu data, nah kalau saya buka google scholar (mengetik
repository UIN) ternyata tidak keluar semua. Ternyata banyak data yang
tidak keambil, inikan contohnya hanya ada 25.900 yang terindeks”. (T5.6.4)
Berdasarkan hasil temuan penelitian, hubungan antara Information Quality
(IQ) terhadap User Satisfaction (US) dapat mempengaruhi melalui faktor-faktor
akurasi informasi yang diberikan, maupun format informasinya tertata dan
tersutruktur. Selain itu ketersediaan serta kelengkapan informasinya juga
mempengaruhi kepuasan pengguna. Fakta dilapangan Institutional Repository UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tiap akun dapat mengupload file dan informasi yang
diberikan sesuai dengan data yang masuk. Lalu pihak pengelola sebagai verifikator
kemudian melakukan verifikasi data yang diberikan, jika data tersebut sudah sesuai
maka data maupun dokumen dapat ditampilkan di sistem Institutional Repository
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam praktek penggunaan sistem Institutional
Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta format informasi yang diberikan sudah
tertata dan tersutruktur dengan baik, informasi yang ditampilkan juga secara
keseluruhan sudah memenuhi kebutuhan para penggunanya, tentunya hal ini akan
berpengaruh pada kepuasan pengguna dalam mengakses sistem.
4.5.6 Tema 6: Hubungan Information Quality (IQ) terhadap Structure
Organization (STR)
Hasil temuan analisis wawancara menunjukkan bahwa Tema 6 (T6)
Information Quality (IQ) cukup berpengaruh terhadap Structure Organization
130
(STR). Hal ini dapat dilihat dari pernyataan mayoritas 5 dari 9 orang narasumber
yang menyatakan cukup berpengaruh, 2 orang pengadministrasi, 1 orang Asisten
Ahli, dan 2 Mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara berikut:
“cukup berpengaruh 60%, kualitas informasi berpengaruh bisa saja ke
autonomy dan komunikasinya di dalam internal organisasinya. Bisa juga ke
kebijakan, kebijakan teknis untuk meningkatkan kualitas informasi ini
contohnnya kayak tadi bagaimana menyusun kaidah-kaidah yang lebih jelas
seperti input data itu dan perumusan file kan bisa dibuatkan kebijakannya.”(
T6.3.3)
Hal ini diperkuat oleh beberapa pernyataan narasumber lain yang
berpendapat bahwa hubungan antara faktor Information Quality (IQ) terhadap
Structure Organization (STR) adalah:
“Bagi saya cukup berpengaruh 60 lah. Sebab kalau kualitas informasi kan
masih kurang ya direpository kaya yang tadi saya sebutkan misalnya skripsi
belum ada file pelengkapnya seperti pdfnya, Yang saya tangkep kan struktur
organisasi tujuan keberadaan sistemnya ya.” (T6.9.3)
“kalau dari indikator struktur organisasi itu berupa budaya organisasi,
budaya kerja, tujuan keberadaan sistem. Kualitas informasi kalau menurut
saya cukup berpengaruh terhadap struktur organisasi. Karena gini misalnya
kan masih ada skripsi yang kurang up date, jadi tidak sesuai dengan apa
yang saya cari itu terakhir saya cari khususnya prodi SI tentang evaluasi
kepuasan itu masih jarang banget padahal dari senior saya ada. Itu kan
kualitas informasinya ya, apakah budaya petugas repository nya yang sibuk
131
atau dari sistemnya atau seperti apa ya. Jadi kan hal-hal itu bisa berdampak
kepada pemangku kebijakan apakah setiap minggu diupdate atau 3 hari
sekali itu kan mempengaruhi struktur organisasinya untuk meningkatkan
kepuasan dari pengguna repository itu. Jadi menurut saya cukup
berpengaruh 60% lah” (T6.7.3)
Berdasarkan hasil temuan oleh peneliti menyatakan bahwa Information
Quality (IQ) mempengaruhi Structure Organization (STR) melalui kualitas
informasi yang diberikan seperti data yang kurang ter-update dan informasi yang
kurang lengkap pada suatu dokumen dapat berdampak pada kebijakan struktur
organisasi dengan melakukan perbaikan atau update data secara berkala. Hal ini
guna memenuhi kebutuhan informasi dari pengguna. Pada Institutional Repository
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kualitas informasi yang maksimal dapat
berpengaruh pada struktur organisasi di dalamnya, pada konteks ini dapat berupa
kebijakan-kebijakan yang dapat dioptimalkan seperti, melakukan pelatihan,
sosialisasi, melakukan update data secara berkala maupun mengevaluasi SDM serta
penambahan fasilitas-fasilitas yang berdampak pada sistem Institutional Repository
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.5.7 Tema 7: Hubungan Service Quality (SEQ) terhadap System Use (SU)
Dari Hasil analisis wawancara menunjukkan bahwa Tema 7 (T7) Service
Quality (SEQ) sangat berpengaruh terhadap System Use (SU). Hal ini dapat dilihat
dari pernyataan mayoritas 4 dari 9 orang narasumber yang menyatakan sangat
132
berpengaruh, orang 2 Pustakawan Madya 400 KP, 1 orang pengadministrasi,
orang 1 Asisten Ahli. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut:
“itu sangat berpengaruh menurut saya, karena layanan disini sistem ini
dibuat untuk diakses ya. Nah pelayanan sendiri dalam bisnis itu sangat
penting, good service itu yang terpenting malah. Apabila user dilayani
dengan baik jadi dia itu akan merasa lebih loyal, trus kalau misalkan ada
bug gitu ada yang bantu juga kan. Nah intensitasnya jadi naik karena
pelayanan yang bagus. Menurut saya 95% juga.” (T7.8.5)
Hal ini diperkuat oleh jawaban dari beberapa narasumber lain, yang
menyatakan bahwa:
“ya sangat berpengaruh banget 90%, misalnya orang mau cari langsung
down. Kita nih sebelnya yah sebagai indexer yang menginput data itu kan
tahapannya untuk sampai ke uploadnya lumayan juga waktu prosesnya itu,
sebelum kita upload itu kita submit awal kan kita masukkan data-data awal
bibliografinya kan. Udah rapih data bibliografinya panjang pas diupload nih
down, akhirnya itu kan gak kesave bibliografinya hilang akhirnya input lagi
dari awal. Sangat berpengaruh banget baik dari user maupun pengelola.”
(T7.3.5)
“Sangat berpengaruh 90% karena mereka kan kapok juga membuka
repository kalau error melulu dan itu sangat berpengaruh ke penggunaan
sistem. Ketika kan sekarang ada naik pangkat harus ada repository ketika
orang masuk sistemnya error yang dirugikan dosen yang dinilai, jad kan kita
gatau jadwal rapatnya tim penilai. Saat hari ini kita merapatkan naik pangkat
133
orang tiba-tiba sistem error berarti orang itu tidak bisa naik pangkat dan
orang akan kecewa. Itu menjadi PR kita menjaga kerjasama dan menjaga
quality dan kita hanya bisa mendorong sebagai inisiator. Kita mendorong,
meyakinkan, mensupport untuk membenahi sistem termasuk ini kan belum
ada genset itu kan problem sekali” (T7.4.5).
Berdasarkan hasil temuan peneliti, menghasilkan bahwa hubungan Service
Quality (SEQ) mempengaruhi System Use (SU) melalui faktor-faktor berupa
dukungan teknis saat sistem bermasalah, kemampuan dalam merespon dan layanan
tindak lanjut ketika penanganan masalah. Masalah yang terjadi terkait dengan
kualitas layanan di Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ialah
terjadinya bug dan ketika server down maka pengguna mengalami kesulitan dalam
mengakses sistem. Pada pelayanan Institutional Repository UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta salah satu pengguna mengaku jika pihak pengelola sudah
cepat tanggap jika dilakukan laporan permasalahan terkait sistem. Namun, disisi
lain hasil pengamatan menunjukkan bahwa para pengguna masih kebingunan
terkait pengaduan jika menemukan sistem yang bermasalah. Serta, para pengguna
lainnya masih membutuhkan kecepatan respon dari pihak pengelola ketika sistem
sedang bermasalah. Hal tersebut tentunya berdampak pada penggunaan sistem yang
menjadi sangat terbatas.
134
4.5.8 Tema 8: Hubungan Service Quality (SEQ) terhadap User Satisfaction
(US)
Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa Tema 8 (T8) Service Quality
(SEQ) sangat berpengaruh terhadap User Satisfaction (US). Hal ini dapat dilihat
dari pernyatan 7 dari 9 orang narasumber yang menyatakan sangat berpengaruh
yaitu 2 orang Pustakawan Madya 400 KP, 3 orang pengadministrasi, dan 2
Mahasiswa. Dapat dilihat dari jawaban hasil wawancara sebagai berikut:
“Sangat berpengaruh 90% karena kepuasan pengguna berpengaruh terhadap
kualitas layanannnya, ketika layanannya tidak bagus maka pengguna tidak
akan puas tidak menemukan sumber informasi yang dibutuhkan” (T8.1.5)
Hal ini diperkuat oleh jawaban beberapa narasumber lain yang menyatakan
bahwa:
“sangat berpengaruh sama kayak tadi 90%. Kalau awal-awal dulu itu tidak
sekedar down server, waktu awal-awal publikasi IR itu dia hanya mampu
mengupload file dengan kapasitas terbatas. Jadi kalau dia mengupload file
yang melampaui batas maka langsung crash ga sempurna untuk mengupload
jadi upload ulang lagi. Trus makanya sistemnya terus dievaluasi dan
seterusnya.” (T8.3.5)
“jelas sama lah ya. Otomatis jika orang dilayani, ketika orang itu merasa
puas akan menggunakan kembali gitu. Berarti dia merasa puas dengan
adanya seperti itu dengan adanya layanan yang diberikan, sudah pasti itu.
95% menurut saya sangat berpengaruh” (T8.8.5)
135
“sangat berpengaruh 90%. Kita kalau mendapat layanan yang baik otomatis
puas, ga mungkin kita kalau mendapat layanan yang baik trus cari-cari
kesalahan. Itu bukan user yang baik menurut saya hehehe.. kalau kita sudah
dapat layanan yang baik, otomatis puas dong dengan sistem itu sendiri”
(T8.7.5).
Berdasarkan pemaparan keterangan narasumber hubungan Service Quality
(SEQ) mempengaruhi User Satisfaction (US) melalui dukungan teknis saat sistem
bermasalah, kemampuan dalam merespon dan layanan tindak lanjut. Pada awal
berdirinya Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tidak hanya
sekedar server down saja, namun dalam melakukan upload file atau dokumen
terbatas pada kapasitas file yang di-upload. Ketika file atau dokumen melampaui
batas kapasitas, maka terjadi crash. Seiring berjalannya waktu pihak pengelola
telah meningkatkan kualitas pelayanan demi menghindari permasalahan seperti
yang telah terjadi. Maka kualitas layanan seperti demikian dapat berdampak pada
kepuasan penggunanya.
4.5.9 Tema 9: Hubungan Service Quality (SEQ) terhadap Structure
Organization (STR)
Dari hasil analisis wawancara menunjukkan bahwa Tema 9 (T9) Service
Quality (SEQ) terhadap Structure Organization (STR) sangat berpengaruh. Hal ini
dapat dilihat dari pernyatan mayoritas 3 dari 9 orang narasumber yang menyatakan
sangat berpengaruh, yaitu 1 Mahasiswa dan 2 Pustakawan Madya 400 KP. Dapat
dilihat dari keterangan narasumber sebagai berikut:
136
“pasti pengaruh ya mas, karena sistem layanan ini kan dioperasikan oleh
orang ya pasti ada tim bagian dari perpustakaan itu pasti dia yang
menangani repository ini sendiri dong. Itu kan istilahnya mereka
memberikan layanan terhadap mahasiswa dan siapapun yang mengakses
repository di UIN ini dalam bentuk sebuah sistem ya layanannya. Tapi kan
layanannya ga langsung secara face to face ya, tapi tetap saja ini layanan,
saya pikir ini berpengaruh. Kalau balik lagi tadi ke struktur organisasi ada
budaya kerja, tujuan keberadaan sistem.. kalau budaya kerjanya masih
males-malesan atau sibuk gitu ya saya kurang paham. Mungkin mereka
kekurangan SDM bisa jadi, kalau seperti itu kan bisa ke kebijakan pimpinan
ya. Apakah SDM nya ditambah khusus melayani repository, kerjaannya
ditambah dengan otomatis bayarannya juga ya hehehe ya menurut saya
berpengaruh ke struktur organisasi yaa... 90%” (T9.7.5)
Hal ini semakin diperkuat oleh jawaban dari narasumber lain yang
berpendapat bahwa:
“kualitas layanan itu kan terkait juga dengan ketersediaan fasilitas sarana
dan prasarana kan jadi kalau kita bekerja tanpa dukungan sarana prasarana
yang optimal itu bagaimana kita memiliki budaya kerja yang baik kan gitu.
Jadi sangat berpengaruh, artinya kan dalam hal ini terkait dengan
infrastruktur jaringan, sistem yang akan memperkuat kualitas layanan itu,
itu sangat-sangat penting. Seperti dukungan sistem itu tidak terpenuhi kan
otomatis kultur, budaya kerja itu juga bisa menurun. Artinya dalam
repository, dikit-dikit kerja down dikit-dikit kerja down banyaklah
137
masalahnnya kayak tadi. Jadi tidak terselesaikan, dari fakultas itu sering sms
“mbak kok sistem error ya?” jadi kan dari sisi customer user kan kendala.
Jadi itu berpengaruh pada kultur, champion tujuan keberadaan sistem itu
juga kan agar supaya lebih mudah. sangat berpengaruh 90%” (T9.3.5)
Salah satu narasumber memberikan penjelasan beserta masukan sebagai
berikut:
“menurut saya struktur organisasi yang mempengaruhi kualitas layanan,
bener juga sih semakin banyak kualitas yang kita tawarkan, semakin
diperluas struktur organisasi itu. Jadi lebih detail, ada yang mengurus
quality control, entah SDM yang diupgrade evaluasi tentang pelayanan jadi
lebih banyak lagi orang yang bertanggung jawab. Tanggung jawabnya juga
jadi lebih besar. Sangat berpengaruh 90%” (T9.4.5 / T9.4.6).
Berdasarkan hasil temuan penelitian hubungan Service Quality (SEQ)
mempengaruhi Structure Organization (STR) terkait dengan SDM-nya yang
terlibat dalam melakukan pelayanan. Kualitas layanan berdampak pada struktur
organisasi didalamnya seperti dukungan pihak manajemen saat merespon
pelayanan terkait sistem Institutional Repository. Dampaknya berupa tanggung
jawab SDM yang terlibat menjadi lebih besar. Pada pengamatan yang peneliti
lakukan, fasilitas-fasilitas infrastruktur Institutional Repository UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta masih perlu lebih dioptimalkan untuk meminimalisir
permasalahan-permasalahan seperti server yang down, tentunya kebijakan pada
organisasi dapat menjadi peran penting dalam pengembangan Institutional
Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
138
4.5.10 Tema 10: Hubungan User Satisfaction (US) terhadap System Use (SU)
Dari hasil analisis wawancara menunjukkan bahwa Tema 10 (T10) User
Satisfaction (US) terhadap System Use (SU) ialah sangat berpengaruh. Hal ini dapat
dilihat dari pernyatan mayoritas 6 dari 9 orang narasumber yang menyatakan sangat
berpengaruh yaitu, 2 Mahasiswa, 2 Pengadministrasi, 1 Pustakawan Madya 400
KP, dan 1 Asisten Ahli. Hal ini dapat dilihat dari jawaban wawancara sebagai
berikut:
“jadi kalau dia puas pasti dia bakal balik lagi, pasti itu iyalah. Kalau dia
merasa puas seperti layanan, informasi yang tepat, kualitas sistem yang
mudah digunakan pasti mereka akan merasa puas lah dan akan
menggunakan kembali. Jadi bisa sampai 90% tergantung kebutuhannya
juga” (T10.8.5)
Hal ini diperkuat oleh narasumber lain yang menyatakan bahwa:
“Karena kan kalau penggunanya puas pasti dia akan terus terusan
menggunakan sistem itu. 90%” (T10.9.5)
“Sangat berpengaruh, kalau kita udah puas pasti kita bakal lebih sering
menggunakan sistemnya 90%” (T10.7.5)
Disamping itu salah satu narasumber lainnya menyatakan bahwa bahwa
hubungan User Satisfaction (US) terhadap System Use (SU) adalah berpengaruh,
dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut:
“pastilah berpengaruh tapi hanya 60%, kan tergantung kebutuhan. Kalau
kita butuh ya kita pasti akses lagi dinilai tingkat kebutuhannya tinggi atau
tidak. Cukup berpengaruh” (T10.6.3).
139
Berdasarkan hasil temuan yang dilakukan oleh peneliti, hubungan User
Satisfaction (US) terhadap System Use (SU) meliputi kenyamanan dalam
mengakses sistem, merasakan keberadaan sistem, serta puas terhadap kinerja sistem
secara keseluruhan. Selain itu kepuasan pengguna berasal dari seperti layanan,
informasi yang tepat, kualitas sistem yang mudah digunakan. Namun disisi lain,
penggunaan sistem itu tergantung dari kebutuhannya. Pada hasil pengamatan
Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pengguna merasakan
bahwa sistem Institutional Repository sudah dapat diakses nyaman dan sudah dapat
dirasakan keberadaannya secara keseluruhan. Kepuasan pengguna Institutional
Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdampak pada intensitas
penggunaannya. Jika data-data yang dibutuhkan oleh pengguna tersedia, serta
pengguna merasa puas maka pengguna tersebut akan merasa loyal dan hal ini juga
dapat berdampak pada pengguna menggunakan kembali sistem Institutional
Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.5.11 Tema 11: Hubungan Structure Organization (STR) terhadap
Environment Organization (EO)
Hasil analisis wawancara menunjukkan bahwa Tema 11 (T11) Structure
Organization (STR) terhadap Environment Organization (EO) sangat
berpengaruh. Hal ini dapat dilihat dari pernyatan mayoritas 5 dari 9 orang
narasumber yang menyatakan sangat berpengaruh yaitu 1 Mahasiswa, 3
Pengadministrasi, 1 Pustakawan 400 KP. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara
berikut:
140
“jadi gini ya, seperti kalau komunikasinya baik segala macamnya baik juga
itukan pasti sangat berpengaruh komunikasinya antara divisi perdivisi atau
bagian perbagian itu pasti akan berpengaruh lah dan menciptakan suatu
kekompakan lah jadi harmonis. Jadi itu membantu sistem akan lebih baik
juga gitu dengan kekompakan yang harmonis itu. Kalau menurut saya itu
bisa sampai 100% lah. Soalnya yang membuat kan intern juga, otomatis
sistem itu baik atau tidak itu kerukunan dalam organisasi itu penting sekali”
(T11.8.5)
Hal ini diperkuat oleh keterangan dari narasumber lain yang mengatakan bahwa:
“jelas ya kalau struktur organisasi pasti berpengaruh terhadap lingkungan
organisasi. Ya dari struktur yang dibuat kalau sudah bagus pasti bakal
menciptakan lingkungan organisasi yang baik pula. Kalau struktur
organisasinya buruk pastikan lingkungan kerjanya lingkungan
organisasinya jelek dan bakal berimbas ke semuanya termasuk ke
keberhasilan sistemnya sendiri. Berpengaruh 90%” (T11.7.5)
“sangat mempengaruhi 90% lingkungan dalam hal pengelolaan repository,
artinya dengan adanya struktur pengelolaan repository yang jelas maka
lingkungan ritme kerja dilingkungan semakin terangkatlah jadi kan semakin
stabil gitu loh. Yang ada strukturnya kita kurang jelas, karena kerjaannya
gak hanya spesial ngurusin repository. Dia ngurusin repository, dia ngurusin
sistem aplikasi perpustakaan, dia ngurusin website jadi kurang fokus dituntu
multitasking seperti itu karena terbatasnya tenaga SDM” (T11.4.5)
141
Selain itu, beberapa narasumber mengatakan bahwa hubungan Structure
Organization (STR) terhadap Environment Organization (EO) adalah
berpengaruh, dilihat dari jawaban narasumber sebagai berikut:
“pasti berpengaruh 80% kalau tujuan keberadaan sistem, kebijakan yang
bagus, penempatan SDM yang tepat berpengaruh terhadap lingkungan
berupa komunkasi yang lancar, harmonis maupun culture di dalamnya”.
(T11.6.4)
“iya berpengaruh, kalau komunikasi bagus kan pasti lingkungannya
nyaman. Kalau ada masalah cepat direspon diorganisasinya. Berpengaruh
75%” (T11.3.4)
Berdasarkan hasil analisis temuan penelitian, hubungan Structure
Organization (STR) terhadap Environment Organization (EO) mengacu pada
budaya, kebijakan organisasi, tujuan dari keberadaan sistem, dan komunikasi
menjadi aspek penting pada lingkungan suatu organisasi. Pada sistem Institutional
Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, bahwa kurangnya SDM dapat menjadi
kendala, karena diperlukannya SDM yang hanya fokus untuk melakukan
pekerjaannya seperti dalam Institutional Repository. Dengan adanya SDM yang
fokus melakukan jobdesk-nya masing-masing, maka kinerja dalam pengelolaan
Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat menjadi lebih
maksimal. Selain itu jika kebijakan-kebijakan yang dilakukan baik, komunikasi
serta penempatan SDM yang sesuai akan berdampak pada lingkungan organisasi
sendiri. Lalu, diperlukannya koordinasi dari pihak Pusat Perpustakaan UIN Syarif
142
Hidayatullah Jakarta dengan bantuan Pustipanda selaku pihak organisasi yang
mengelola.
4.5.12 Tema 12: Hubungan System Use (SU) terhadap Net Benefit (NB)
Dari hasil analisis wawancara menunjukkan bahwa Tema 12 (T12) System
Use (SU) terhadap Net Benefit (NB) berpengaruh signifikan. Hal ini dapat dilihat
dari pernyatan mayoritas 5 dari 9 orang narasumber yang menyatakan sangat
berpengaruh, yaitu 1 Pengadministrasi, 2 Asisten Ahli, 2 Pustakawan Madya 400
KP. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara berikut:
“pasti sangat berpengaruh signifikan ke keberhasilan sistem. Karena
keberhasilan sistem itu bukan keberhasilan perpustakaan saja namun
keberhasilan universitas, coba dilihat di alexa google pemeringkatan
website sejauh mana itu repository kan ada webometricnya dia
mendapatkan nomor 1. Bisa dibandingkan dengan jogja, kamu bisa lihat
UIN Jakarta tingkat visitasiya, hitnya, bounce nya termassuk perbadingan
repository UIN Jakarta dengan Malang misalkan. Karena UIN Jakarta
kontributor terbesar bisa dilihat ada 4 itu kriterianya visibility, sitasi ...
pokonya ada 4 itu kita diatas 60% jadi pertama orang kalo akses ke UIN itu
ke repository, kedua baru kalau daftar mahasiswa baru akademiknya, ketiga
baru sistem perpustakaan. Jadi tetap saja perpus yang memiliki kontribusi
besar jadi saya berani katakan kita akan semakin terangkat dengan adanya
sistem yang baik. Sangat berpengaruh 90” (T12.4.5)
143
Dari pernyataan diatas, diperkuat oleh pernyataan narasumber lain yang
menyatakan bahwa:
“ya pasti, salah satu indikatornya sistem itu berhasil dengan semakin banyak
yang menggunakan. Semakin banyak yang menggunakan berarti dia
semakin bagus. Sangat berpengaruh 90%” (T12.2.5)
“sangat berpengaruh 90% berarti sistemnya berhasil kalau aman, orang puas
berarti implementasinya berhasil”(T12.6.5)
Beberapa narasumber menyatakan bahwa System Use (SU) terhadap Net
Benefit (NB) berpengaruh:
“berpengaruh ya, kita kan bikin sistem pasti tujuanya kan ga mungkin
sistem itu didiemin aja dong. Otomatis sistem itu mau digunain dan
bermanfaat bagi penggunanya. Jadi penggunaaan sistem ya berpengaruh
terhadap manfaat yang didapat. Ya skalanya 80% lah, karena kalau
sistemnya itu sudah dinilai bermanfaat bagi pengguna pasti bakalan
digunain terus-terusan dong.”( T12.7.4)
Berdasarkan hasil analisis temuan yang telah peneliti lakukan, hubungan
antara System Use (SU) dengan Net Benefit (NB) mengacu pada intensitas
penggunaannya, kepercayaan pada sistem, pengetahuan terhadap sistem berdampak
pada manfaat yang telah diberikan. Pada sistem Institutional Repository UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sendiri telah dirasakan manfaatnya keberadaannya oleh
sebagian besar pengguna. Hal ini dapat dilihat bahwa intensitas penggunaan sistem
Institutional Repository yang dikelola Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta menjadi kontributor utama dalam pengaksesan sistem di lingkungan UIN
144
Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini tentu menunjukkan manfaat sistem
Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengacu pada
keberhasilan sistem.
4.5.13 Tema 13: Hubungan User Satisfaction (US) terhadap Ne t Benefit (NB)
Hasil analisis wawancara menunjukkan bahwa Tema 13 (T13) User
Satisfaction (US) sangat berpengaruh terhadap Net Benefit (NB). Dapat dilihat dari
pernyatan mayoritas 6 dari 9 orang narasumber yang menyatakan sangat
berpengaruh, yaitu 2 Pengadministrasi, 1 Mahasiswa, 1 Asisten Ahli, dan 2
Pustakawan Madya 400 KP. Hal ini dapat dilihat dari jawaban wawancara
narasumber sebagai berikut:
“Semakin puas maka merasa sistem ini semakin bermanfaat gitu buat
mereka nah bisa sampai 100% karena menurut saya user merasa puas dan
sering menggunakan dan merasa sistem itu semakin bermanfaat untuk dia,
jadi suatu kebutuhan” (T13.8.5)
Hal ini diperkuat dengan jawaban narasumber lain, yang mengatakan
bahwa:
“Berarti kalau pengguna udah puas atas sistem repository ini berarti
repository sudah memberikan banyak manfaat kepada mahasiswa tersebut,
berarti itu kan sangat berpengaruh ya berarti 90 lah” (T13.9.5)
“iya sangat berpengaruh lah kalau dia puas kalau ada manfaat berdampak
pada keberhasilan sistem itu sendiri. Sangat berpengaruh 90%”. (T13.3.5)
145
Selain itu, narasumber lain juga memberikan pendapat bahwa User
Satisfaction (US) berpengaruh terhadap Net Benefit (NB), dapat dilihat dari hasil
wawancara sebagai berikut:
“berpengaruh 80% informasi yang didapat memuaskan kan berdampak pada
manfaat juga, jadi keberhasilan sistem dipengaruhi oleh kepuasan
pengguna” (T13.4.5).
Berdasarkan hubungan User Satisfaction (US) terhadap Net Benefit (NB),
para narasumber yang terlibat mengemukakan bahwa suatu sistem yanng
memuaskan dan sering digunakan adalah menunjukkan bahwa pengguna
merasakan manfaat keberadaan sistem. Manfaat yang diperoleh dari sistem
Intsttutional Repository berdampak pada keberhasilan sistem yang diterapkan.
Keberhasilan sistem Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dipengaruhi oleh kepuasan pengguna. Pada fakta dilapangan, pengguna sistem
Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah mengaku puas dan
merasakan manfaat keberadaan sistem.
4.5.14 Tema 14: Hubungan Structure Organization (SO) terhadap Net Benefit
(NB)
Pada hasil analisis wawancara menunjukkan bahwa Tema 14 (T14)
Structure Organization (SO) terhadap Net Benefit (NB) sangat berpengaruh. Dapat
dilihat dari pernyatan mayoritas 5 dari 9 orang narasumber yang menyatakan sangat
berpengaruh, yaitu 1 Mahasiswa, 2 Asisten Ahli, dan Pustakawan Madya 400 KP.
Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara terhadap narasumber berikut:
146
“iya, kalau kebijakannya ada, kalau strukturnya ga benar, komunikasinya ga
terjalin baik internal maupun eksternalnya kan repository itu berhasilnya
tidak bisa dari satu pihak jadi harus ada dukungan dari beberapa pihak jadi
harus bekerja sama dengan beberapa institusi salah satu faktor gagalnya
sistem dari strukturnya itu tadi jadi sangat berpengaruh 90%” (T14.3.5)
Hal ini diperkuat oleh jawaban dari narasumber lain yang menyatakan
bahwa:
“sangat berpengaruh 90% kalau dari organisasinya bagus berdampak juga
terhadap keberhasilan sistem” (T14.6.5)
“Sangat berpengaruh, saya rasa itu yang paling berpengaruh ya. Kalau
kepuasan kan hanya semacam feedback gitu. Struktur kan bisa berupa
kebijakan, inovasi, trus cepat tanggap dengan respon orang luar yang
memakai, kalau dia cepat responnya dia pasti memperbaiki segala
macamnya. Saya rasa ini yang paling berpengaruh 98%” (T14.2.5)
Selain itu, beberapa narasumber juga menyatakan bahwa Structure
Organization (SO) berpengaruh terhadap Net Benefit (NB), hal ini dapat dilihat
dari hasil wawancara berikut:
“berpengaruh 80%, struktur organisasi sendiri kan balik lagi ngomongin
pemangku kebijakan, pemangku kebijakan itu kan yang menentukan
pembuatan sistem pertama. Sistem ini dibuat tujuannya apa, ga mungkin
dong sistem ini dibuat ga ada manfaatnya. Pasti kan sistem ini dibuat
tujuannya bermanfaat seluas-luasnya untuk civitas akademika UIN Syarif
147
Hidayatullah dong harusnya, gamungkin sistem ini dibuat hanya sekedar
gaya-gayaan” (T14.7.4)
Berdasarkan hasil temuan yang peneliti lakukan, hubungan antara Structure
Organization (STR) terhadap Net Benefit (NB) mengacu pada faktor kebijakan
terkait dengan Institutional Repository berjalan baik, budaya yang terjalin sesuai,
maupun tujuan keberadaan sistemnya dapat bermanfaat berdampak pada
keberhasilan sistem. Tujuan pada Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta adalah kumpulan karya civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang manfaatnya dapat dirasakan masyarakat umum, terlebih di ruang lingkup UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sendiri. Pada sistem Institutional Repository UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta juga struktur organisasi yang telibat masih memungkinkan
melakukan inovasi-inovasi untuk mengembangkan sistem. Kebijakan-kebijakan
yang dinilai dibutuhkan, seperti pelatihan-pelatihan untuk user maupun pengelola,
sosialisasi tentang keberadaan eksistensi Institutional Repository, maupun
penambahan infrastruktur akan bermanfaat kedepannya.
4.5.15 Tema 15: Hubungan Environment Organization (EO) terhadap Net
Benefit (NB)
Pada hasil analisis wawancara menunjukkan bahwa Tema 15 (T15)
Environment Organization (EO) terhadap Net Benefit (NB) . Hal ini dapat dilihat
dari pernyatan mayoritas 4 dari 9 orang narasumber yang menyatakan sangat
berpengaruh, yaitu 2 Mahasiswa dan 2 Pustakawan Madya 400 KP. Dapat dilihat
dari pernyataan narasumber berikut ini:
148
Hal ini diperkuat oleh pemaparan narasumber lain yang menyatakan bahwa:
“Ya kalau bagi saya si lingkungan organisasi mempengaruhi net benefitnya
ya karena kan komunkasi dengan pihak luar organisasi juga diperlukan,
semakin baik dari pengembangan sistem ini berarti semakin banyak manfaat
yang didapat pengguna 90%” (T15.9.5)
“kalau menurut saya 85% sangat berpenaruh karena kan kalau tadi struktur
organisasi sebagai koor pengambil kebijakan ya, jadi tujuannya apa dibuat
sistem ini, mereka yang okein sistem ini dari struktur organisasi. Kalau
lingkungan ini pasti mereka yang menjalankan. Kalau mereka menjalankan
tidak sesuai dengan tujuan keberadaan sistem otomatiskan mempengaruhi
dari manfaatnya otomatis tidak tercapa manfaatnya dari tujuan keberadaan
sistem ini sendiri. Bisa dibilang sia-sia kalau mereka menjalankan tidak
sesuai dengan tujuan pembuatan sistem itu sendiri jadi menurut saya sangat
berpengaruh ini lingkungan organisasi terhadap manfaat ini.”(T15.7.5)
“sangat berpengaruh 90% jika di dalam lingkungan sendiri sudah kompak
maka kan akan berdampak pada manfaat keberhasilan sistem itu sendiri.
Harus ada pengembangan sistem, sistemnya tidak hanya sistem teknis saja
namun secara keseluruhan. Lingkungan juga tidak terkait dengan
kerharmonisan dan sebagainya tapi terkait juga dengan ketersedian SDM ,
job desk nya sesuai masing-masing” (T15.4.5)
“iyalah, kan tadi kalau lingkungan organisasi kan termasuk external
communication dan SDM pengelolaan. Kesalahan dari perpus sendiri kan
masih mengandalkan dari mahasiswa. Sangat berpengaruh 90%” (T15.3.5)
149
Beberapa narasumber juga menyatakan bahwa menyatakan faktor
Environment Organization (EO) terhadap Net Benefit (NB) berpengaruh, dapat
dilihat dari hasil wawancara berikut ini:
“Pasti. Kalau lingkungan itu memberikan masukan saling support, kalau
pihak yang mengelola punya kelemahan trus kita support masukan dengan
cara yang baik, dengan saluran yang benar gitu ya pasti kan itu akan
mempengaruhi keberhasilan sistemnya. Kalau caranya cuman ngeluh yang
sifatnya menjatuhkan kan pasti struktur yang mengelolanya juga males
misalnya ketika mereka bagus juga gak dihargai. Maksudnya harus saling
mendukung, kita sama-sama sukses bareng itu juga pasti mempengaruhi.
Berpengaruh 80%” (T15.2.4)
“berpengaruh 80% kalau lingkungannya kompak, harmonis, saling
melengkapi yang pasti berdampak pada penggunaan repository itu sendiri”
(T15.6.4).
Berdasarkan hasil analisis penelitian, hubungan Environment Organization
(EO) terhadap Net Benefit (NB) mengacu pada keharmonisan di lingkungan
organisasi, kompak, serta tidak kekurangan SDM. Pada temuan fakta dilapangan
pengelola Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta masih
menggunakan tenaga dari mahasiswa untuk mengelola Institutional Repository
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal tersebut dilakukan karena banyaknya jumlah
dokumen yang harus di-upload dan diverifikasi, tentunya hal ini berdampak pada
manfaat serta keberhasilan sistem Institutional Repository.
150
4.5.16 Keberhasilan Sistem Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Dari keterangan para narasumber menyatakan bahwa, implementasi sistem
Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah berhasil. Bisa
dilihat dari petikan wawancara narasumber yang menyatakan bahwa implementasi
sistem Institutional Repository sangat berhasil sebagai berikut:
“kita ini masih bicara administrasi koleksi kita semakin melakukan
intensitas pengayaan koleksi . Itu dia juga proses-proses sistem juga kurang
berjalan, kita ya ingin mempercepat proses upload, memperkaya konten.
Karena orang tidak bisa tahu kualitas tulisan seandainya tidak dapat
diperoleh dari repository. Semakin banyak kita upload, semakin banyak
orang yang masuk ke repository dan semakin besar peluang karya dosen-
dosen kita disitasi oleh pihak luar. Ketika banyak disitasi, citation index kita
naik. Karya dosen yang paling banyak disitasi UI, UGM kalau gak salah,
kemudian UIN dan itu otomatis menaikkan webometric UIN Jakarta. Kalau
saja seluruh sumber daya sudah masuk semua, kita ga ada yang ngalahin.
Karya dosen kita paling banyak, karya mahasiswa kita paling banyak. Di
one search Indonesia itu adalah gabungan katalog perpustakaan se-
Indonesia kemudian gabungan respository seluruh Indonesia full text, trus
OJS tergabung dalam indonesiaonesearcha.co.id dan kita punya onesearch
uinjakarta .ac.id ada dari tarbiyah, fakulta adab, fakultas usuluhudin cuman
saintek dan dirasat saja belum terus OJS-OJS sudah gabung dan kita the
151
biggest kontributor number 6 se-indonesia. bisa dikatakan sangat berhasil
lah” (T16.4)
Hal ini semakin diperkuat oleh pernyataan beberapa narasumber yang
menyatakan sudah berhasil, namun diperlukannya beberapa aspek di dalam
organisasi perlu yang dikembangkan untuk kedepannya:
“kalau sejauh ini dilihat dari webometricnya 10 besar itu sudah berhasil
namun jangan sekedar ada gitu ya, harus ada yang dibenahi dari beberapa
aspek mungkin berupa SOP nya kemudian sinergi antara perpustakaan-
perpustakaan ini trus tim pengelolanya harus bersinergi artinya harus sering
dievaluasi secara berkala. Ini kita mau diapain ni repository kedepannya,
bukan sekedar ada trus webometricnya bagus tapi itu tadi dari kualitas
informasinya kemudian aksesnya lebih cepat, servernya gimana supaya
tidak sering down. Di FAH sendiri yang ada prodi IPI nya bahkan masih
ada beberapa dosen yang belum memiliki repositorynya, jadi masih perlu
dibantu sosialisasinya. Mungkin ada dosen yang sepuh karyanya banyak
tapi belum dimasukkan ke repository, padahal kalau dimasukin bisa aja
webometricnya tambah naik” (T16.2)
“Sudah berhasil ya tapi, untuk sosialisasi sangat perlu dikembangkan lagi,
tapi kita sudah memberikan pelatihan pertama waktu sistem ini kembangkan
awal itu kita berapa kali melakukan pelatihan baik diinternal unit
perpustakaan dengan mengundang pustakwan-pustakawan untuk TOT jadi
msialnya mereka itu trainers untuk bisa melatih mentoring kembali ke
dosen-dosen gitu kan dan itu kita lakukan di perpstakaan lama itu 3 kali apa
152
ya nah trus udah gitu kita kerja sama dengan lembaga penjaminan mutu dan
juga pustipanda mengundang kaprodi-kaprodi waktu itu diadakan di luar
UIN waktu itu di UT di wisma UT, berapa kali waktu itu. Untuk
mensosialisasikan sekaligus melatih apa itu IR pentingnya mengupload
mengunggah karya-karya civitas, karya-karya ilmiah, karya dosen disitu.
Selain untuk menaikkan webometric universitas juga untuk sharing
knowledge banyaklah tujuannya gitu kan. Jadi sudah kita lakukan menurut
saya sangat intens, cukup sangat intens utuk sosialisasi.” (T16.3)
“kalau berdasarkan sistemnya harus user friendly, mudah, tidak ada masalah
tidak bugs. Kemudian organisasi informasinya juga lebih tertata dengan
baik trus sistemnya bisa menghindari redundan itu tadi dan juga bisa lebih
familiar dengan google scholar tadi. Sejauh ini masih berhasil tapi dengan
catatan beberapa aspek perlu dibenahi, semua pihak harus bersinergi lah
agar maksimal repositorynya. Sebenarnya sejauh ini sudah berhasil, data
yang masuk sudah banyak. Webometric juga 10 besar artinya bisa dikatakan
berhasil cuma seandainya kalau bisa optimal ini rankingnya bisa lebih
tinggi. Sosialisasinya juga bisa lebih, mungkin bisa naik lagi
webometricnya”(T16.6)
Beberapa narasumber juga menyatakan bahwa keberhasilan sistem ini
sudah dirasakan, namun beberapa narasumber juga berpendapat bahwa kualitas
sistem, kualitas informasi, dan kualitas layanan masih bisa lebih dimaksimalkan.
Dapat dilihat dari hasil wawancara berikut:
153
“Saya kira sistem ini cukup berhasil dengan catatan ada yang perlu dibenahi.
Mungkin satu jangan ada lagi sistem tidak bisa diakses, itu dasarnya dulu
kalau menurut saya. Ya pengalaman saya juga kalau sistem gabisa diakses
saya juga harus ngomong kemana, itu mempengaruhi tingkat penggunaan
saya selanjutnya otomatis. Kedua diperbaiki lagi kualitas informasi yang
ada, mungkin ada kebijakan seminggu diupdate jadi biar lebih menarik
minat mahasiswa mengakses repository sendiri jadi lebih sering digunakan
agar terasa manfaatnya” (T16.7)
“perlu ditingkatkan lagi ya, masih suka terjadi bug-bug. Trus mungkin
seperti file yang tidak ada isinya, tidak sesuai. Sudah berhasil namun aspek-
aspek itu perlu ditingkatkan” (T16.8)
“Kalau bagi saya si sudah lumayan berhasil ya, yang perlu dibenahi yaitu
kaya tadi kan pelengkap informasinya masih kurang yang kaya skripsi itu
seharusnya ada pdfnya terus juga jurnal banyak yang belum ada pelengkap
pdfnya” (T16.9)
“sudah berhasil ya karena dengan adanya open access, semakin banyak yang
akses semakin banyak juga karya kita yang dilihat orang dan diawasi untuk
meminimalisir pragiarism juga seperti. Meningkatkan webometric juga.
Yang jadi kelemahan juga ada teman-teman fakultas yang belum sadar
juga.” (T16.1)
“Menurut saya sudah berhasil ya, awalnya dengan adanya banyak diopen
trus diakses orang kemungkinan diduplikatnya makin tinggi. Tapi
pemikirannya itu terbalik, semakin banyak semakin banyak juga yang
154
mengawasi sehingga orang yang kalo ingin duplikat ya silahkan aja kan bisa
dilihat datanya siapa yang lebih dulu malah semakin banyak yang ngawasin.
Masalah semakin terbuka semakin bagus sebenarnya, jadi itu pemikiran
terbalik, bukan karena diopen trus peluang duplikatnya lebih banyak lebih
tinggi justru engga. Disini pemikirannya begitu, jadi supaya lebih banyak
yang mengawasi dan akhirnya itu memunculkan kesadaran. Jadi kan ada
namanya keterbukaan informasi public ya ya tapi itu tadi berkaitan dengan
hak cipta itu ada. Sampai saat ini kalo semuanya uin mau upload sebenernya
kita bisa paling tinggi minimal webometricnya 5 besar lah. ya kalo semua
bergerak semua fakultas untuk webometricnya pasti akan meningkat.”
(T16.5).
Hal tersebut menunjukkan bahwa implementasi sistem Institutional
Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah berhasil. Tidak hanya itu,
beberapa narasumber juga memberikan masukan serta saran untuk pengembangan
sistem Institutional Repository kedepannya. Dari hasil keterangan narasumber
dapat dikatakan bahwa sistem Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sudah berhasil diimplementasikan. Hal ini terbukti dengan pemaparan para
narasumber diatas yang menyatakan bahwa sistem sudah berhasil, tidak hanya itu
para narasumber juga memberikan masukan dalam konteks organisasi, kualitas
sistem, kualitas informasi maupun kualitas layanan untuk pengembangan sistem
kedepannya.
155
4.6 Pembahasan
Dari hasil temuan penelitian maka akan dibahas bahwa sistem Institutional
Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah berhasil diimplementasikan. Hal
ini terbukti dengan pemaparan 15 tema penelitian keberhasilan sistem yang diajukan,
mayoritas faktor yang diajukan sangat berpengaruh. Pada tahapan akhir data coding
dapat diketahui pada Tabel 4.2 data coding bahwa hasil temuan secara keseluruhan
kecenderungan jawaban narasumber terdiri dari 70 sangat berpengaruh, 35
menyatakan berpengaruh, 15 cukup berpengaruh, 6 kurang berpengaruh, 9
menyatakan tidak berpengaruh serta 4 menyatakan berupa saran pengembangan
untuk Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hasil dari pengujian System Quality berpengaruh signifikan terhadap
System Use, hal ini sesuai dengan asumsi awal penelitian terdahulu (Yusof et al.,
2008) yang menyatakan bahwa System Quality berpengaruh terhadap System Use.
Pada penelitan sebelumnya juga menyatakan kesesuaian antara System Quality
memiliki pengaruh terhadap System Use (Al-Debei et al., 2013; Krisbiantoro et al.,
2015; Asnawi, 2016; Prabaningrum & Dewi, 2016).
Pada faktor System Quality berpengaruh signifikan terhadap faktor User
Satisfaction. Hal ini sesuai dengan asumsi awal yang peneliti ajukan dengan model
HOT-fit (Yusof, et al., 2008). Selain itu penelitian sebelumnya juga mengatakan
bahwa System Quality berpengaruh terhadap User Satisfaction (Al-Debei et al., 2013;
Poluan et al., 2014; Krisbiantoro et al., 2015; Tammubua et al., 2015; Asnawi, 2016;
Prabaningrum & Dewi, 2016).
156
Pada pengujian faktor System Quality berpengaruh terhadap Structure
Organization, hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu (Yusof et al., 2008) yang
menyatakan bahwa System Quality bepengaruh terhadap Structure Organization.
Pada penelitan sebelumnya juga menyatakan System Quality berpengaruh terhadap
Structure Organization (Torkestani et al., 2014).
Hasil pengujian faktor Information Quality (IQ) berpengaruh terhadap System
Use (SU). Hal ini sesuai dengan asumsi penelitian sebelumnya yang menyatakan
bahwa Information Quality (IQ) berpengaruh System Use (SU) (Yusof et al., 2008).
Hal itu diperkuat juga oleh penelitian sejenis yang mengatakan bahwa faktor
Information Quality (IQ) berpengaruh secara signifikan terhadap System Use (SU)
(Krisbiantoro, 2015; Sari et al., 2016; Prabaningrum & Dewi, 2016; Asnawi, 2016).
Pada hasil pengujian hubungan antara faktor Information Quality (IQ)
terhadap User Satisfaction (US) berpengaruh signifikan, hal ini memiliki kesesuaian
dengan penelitian sebelumnya (Yusof et al., 2008). Hal ini juga sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa faktor Information Quality (IQ)
berpengaruh terhadap User Satisfaction (US) (Al-Debei et al., 2013; Poluan et al.,
2014; Krisbiantoro, 2015; Tammubua et al., 2015; Erlirianto et al., 2016; Asnawi,
2016; Prabaningrum & Dewi, 2016).
Hasil pengujian faktor Information Quality (IQ) berpengaruh terhadap
Structure Organization (STR) (Yusof et al., 2008). Hal ini diperkuat pada penelitian
sebelumnya bahwa Information Quality (IQ) berpengaruh signifikan terhadap
Structure Organization (STR) (Gorla et al., 2010; Torkestani, 2014).
157
Pada hasil pengujian hubungan antara faktor Service Quality (SEQ) terhadap
System Use (SU) berpengaruh signifikan sesuai dengan asumsi awal (Yusof et al.,
2008). Hal ini diperkuat pada penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa faktor
Service Quality (SEQ) berpengaruh terhadap System Use (SU) (Krisbiantoro, 2015;
Prabaningrum & Dewi, 2016).
Pada pengujian faktor Service Quality (SEQ) sangat berpengaruh signifikan
terhadap User Satisfaction (US), hal ini sesuai dengan asumsi awal penelitian
terdahulu (Yusof et al., 2008) yang menyatakan bahwa Service Quality (SEQ)
berpengaruh terhadap User Satisfaction (US). Pada penelitan sebelumnya juga
menyatakan Service Quality (SEQ) memiliki pengaruh positif terhadap User
Satisfaction (US) (Al-Debei et al., 2013; Poluan et al., 2014; Krisbiantoro, 2015;
Erlirianto et al., 2016; Prabaningrum & Dewi., 2016; Asnawi, 2016).
Pada pengujian faktor Service Quality (SEQ) berpengaruh signifikan
terhadap Structure Organization (STR), sesuai dengan asumsi awal penelitian awal
yang menyatakan dikatakan Service Quality (SEQ) dapat mempengaruhi Structure
Organization (STR) (Yusof et al., 2008). Pada penelitian sebelumnya juga
menunjukkan Service Quality (SEQ) berpengaruh terhadap Structure Organization
(Gorla et al., 2010; Torkestani, 2014).
Hasil pengujian pada faktor User Satisfaction (US) terhadap System Use (SU)
ialah berpengaruh signifikan. Hal ini sesuai dengan asumsi penelitian awal (Yusof et
al., 2008). Selain itu pada penelitian sebelumnya juga mengatakan bahwa User
Satisfaction (US) memiliki pengaruh positif terhadap System Use (SU) (Al- Debei et
158
al., 2013; Poluan et al., 2014; Tammubua et al., 2015; Krisbiantoro, 2015;
Prabaningrum & Dewi, 2016; Asnawi, 2016; Sari et al., 2016).
Pada pengujian antara faktor Structure Organization (STR) terhadap
Environment Organization (EO) bepengaruh signifikan, hal ini sesuai dengan asumsi
penelitian terdahulu (Yusof et al., 2008). Selain itu, pada penelitian sejenis juga
menyatakan Structure Organization (STR) memiliki pengaruh positif terhadap
Environment Organization (EO) (Krisbiantoro et al., 2015; Erlirianto et al., 2016;
Tammubua et al., 2015; Asnawi, 2016).
Hasil dari pengujian faktor System Use (SU) berpengaruh signifikan terhadap
Net Benefit (NB), hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu (Yusof et al., 2008).
Didalam penelitian juga menyatakan bahwa System Use (SU) memiliki pengaruh
positif terhadap Net Benefit (Krisbiantoro et al., 2015; Asnawi, 2016; Prabaningrum
& Dewi, 2016; Sari et al., 2016).
Pada pengujian faktor User Satisfaction (US) berpengaruh signifikan
terhadap Net Benefit (NB), hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya (Yusof
et al., 2008). Selain itu peneliti lain juga mengemukakan bahwa User Satisfaction
(US) berpengaruh terhadap Net Benefit (NB) (Poluan et al., 2014; Krisbiantoro et al.,
2015; Tammubua et al., 2015; Prabaningrum & Dewi, 2016; Sari et al., 2016).
Pada hubungan faktor Structure Organization (STR) terhadap Net Benefit
(NB) berpengaruh signifikan, sesuai dengan asumsi penelitian sebelumnya (Yusof et
al., 2008). Pada penelitian sejenis juga menyatakan bahwa faktor Structure
Organization (STR) berpengaruh terhadap Net Benefit (NB) (Krisbiantoro et al.,
2015; Asnawi, 2016; Prabaningrum & Dewi, 2016; Sari et al., 2016).
159
Hasil pengujian pada faktor Environment Organization (EO) berpengaruh
terhadap Net Benefit (NB). Hal ini sesuai dengan asumsi hasil penelitian sebelumnya
yang berpendapat bahwa Environment Organization (EO) berpengaruh terhadap Net
Benefit (NB) (Yusof et al., 2008). Selain itu penelitian sejenis yang juga menyatakan
bahwa Environment Organization (EO) berpengaruh terhadap Net Benefit (NB)
(Erlirianto et al., 2016; Krisbiantoro et al, 2015; Asnawi, 2016; Prabaningrum &
Dewi, 2016).
Maka pada aspek teknologi (technology) yaitu kualitas sistem (system
quality), kualitas informasi (information quality), kualitas layanan (service quality)
berkaitan dengan pada aspek manusia (human) yaitu penggunaan sistem (sistem
use) dan kepuasan pengguna (user satisfaction). Hal ini menunjukkan faktor
kualitas dari sistem, informasi, dan layanan dapat berpengaruh pada penggunaan
sistem dan kepuasan pengguna. Tidak hanya itu aspek teknologi (technology) juga
mempengaruhi salah satu faktor dari organisasi (organization) yaitu struktur
organisasi (structure). Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sistem (system quality),
kualitas informasi (information quality), kualitas layanan (service quality) dapat
berdampak pada struktur organisasi (structure). Sementara itu dalam aspek manusia
(human) kepuasan pengguna (user satisfaction) mempengaruhi faktor penggunaan
sistem (sistem use). Pada aspek organisasi (organization) faktor struktur organisasi
(structure) berpengaruh terhadap faktor lingkungan organisasi (environment).
Selanjutnya faktor manfaat (net benefit) dipengaruhi oleh seluruh faktor yang
berada dalam manusia (human) maupun organisasi (organization). Hal ini dapat
dilihat faktor penggunaan sistem (sistem use) dan kepuasan pengguna (user
160
satisfaction) berpengaruh pada manfaat (net benefit), serta faktor struktur organisasi
(structure) dan faktor lingkungan organisasi (environment) yang berpengaruh
terhap manfaat (net benefit). Temuan hasil ini memiliki beberapa perbedaan dengan
penelitian sebelumnya (Gorla et al., 2010; Erlirianto et al., 2015; Tammubua et al.,
2015; Sari et al., 2016). Perbedaan hasil temuan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah adanya perbedaan objek,
pendekatan penelitian, dan instrumen penelitian.
Penelitian ini juga memberikan implikasi/rekomendasi berupa
pengembangan aspek kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas layanan maupun
konteks organisasi untuk kedepannya. Pada penelitian Institutional Repository UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ini memberikan hasil rekomendasi pengembangan
sebagai berikut:
1. Koleksi file Institutional Repository yang di update secara berkala
hal ini agar pengguna dapat mencari file yang dibutuhkan.
2. Kualitas sistem yang diperbaiki, agar pengguna dapat mengakses
sistem dengan semakin nyaman.
3. Pihak pengelola berkoordinasi dengan pihak seluruh fakultas terkait
file yang diupload agar terdokumentasi dengan baik.
4. Pihak organisasi melakukan kebijakan dengan melakukan sosialisasi
maupun pelatihan dan melakukan perhatian terhadap infrastruktur
fasilitas penunjang terkait pengembangan Institutional Repository
agar sistem berjalan semakin maksimal dalam penggunaannya.
161
5. Diperlukannya pemberdayaan maupun penambahan SDM yang
terlibat di dalamnya.
Dalam konteks organisasi diperlukannya keselarasan visi misi guna
tercapainya tujuan keberadaan sistem yang ingin dicapai Institutional Repository
UIN Syarif Hidayatullah jakarta. Pihak pengelola perlu mengembangkan sosialisasi
dan perbaikan sistem secara rutin, pada Institutional Repository terdapat masalah
dalam update file, ketersediaan file yang diupload dikarenakan jumlah data dan
sumber daya manusia pengelola sistem yang tidak sebanding. Keberhasilan
penerapan sistem Institutional Repository tidak hanya dibuktikan dengan hasil
keterangan narasumber, namun juga dibuktikan dengan peringkat 10 besar
webometric se-Indonesia. Kebijakan open access berdampak pada pengaksesan
Institutional Repository secara luas, dimana file yang tersedia dapat diakses oleh
pengguna.
Penelitian ini terdapat keterbatasan, yaitu pada penelitian ini tidak
melibatkan narasumber dari pemangku kebijakan langsung atau top level
management sehingga pada penelitian ini terbatas pada cakupan tingkat
narasumbernya. Pada penelitian ini terbatas pada Human Organization and
Technology-fit factors (HOT-fit), melalui 15 tema penelitian dari faktor Human
yang terdiri dari System Use (SU) dan User Satisfaction (US), Organization terdiri
dari Structure (STR) dan Environment (EO), Technology terdiri dari System Quality
(SQ), Information Quality (IQ) dan Service Quality (SEQ) serta menggunakan
metode pendekatan kualitatif. Peneliti hanya menggunakan metode kualitatif,
sehingga peneliti tidak dapat melakukan komparasi hasil kuantitatif dengan objek
162
dan waktu yang sama. Terkait proses pengumpulan data penelitian ini ialah melalui
wawancara, observasi, penentuan instrumen dan studi literatur. Pada pengolahan
data peneliti terbatas pada penggunaan Ms. Excel 2013 karena sesuai yang
dikemukakan (Meyer & Avery (2009), Ms. Excel sangat berguna sebagai alat
analisis penelitian kualitatif karena dapat menangani sejumlah besar data,
menyediakan beberapa atribut, dan memungkinkan untuk berbagai teknik tampilan.
Namun, jika menggunakan software khusus olah data kualitatif bukan tidak
mungkin akan menambah relevansi hasil pengumpulan data karena dapat
menyisipkan gambar maupun hasil dokumentasi dan transkrip wawancara secara
terstruktur.
163
163
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Pada proses 15 tema penelitian keberhasilan sistem yang diajukan,
mayoritas faktor yang diajukan sangat berpengaruh. Faktor yang paling
sangat berpengaruh ialah System Quality terhadap System Use. Hal ini
berkaca pada hasil pemaparan 8 dari 9 narasumber menyatakan sangat
berpengaruh dan 1 narasumber menyatakan berpengaruh.
2. Dari hasil temuan menyatakan bahwa status sistem Institutional
Repository UIN Syarif Hidayatullah sudah berhasil diimplementasikan.
3. Berdasarkan hasil temuan itu juga dapat disimpulkan bahwa penelitian
ini telah memberikan implikasi/rekomendasi pada pengelola
Institutional Repository, yaitu agar koleksi file di-update secara berkala
hal ini agar pengguna dapat mencari file yang dibutuhkan. Perbaikan
kualitas sistem, agar pengguna dapat mengakses sistem dengan semakin
nyaman. Serta pihak organisasi melakukan kebijakan dengan
melakukan sosialisasi maupun pelatihan terkait Institutional Repository
agar sistem berjalan semakin maksimal dalam penggunaannya. Lalu,
diperlukannya pemberdayaan SDM yang terlibat di dalamnya.
164
5.2 Saran
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, bagian ini berisikan saran yang untuk
penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Melakukan penambahan cakupan narasumber dalam penelitian agar
data yang diperoleh lebih variatif dan relevan.
2. Mengeksplorasi lebih dalam lagi faktor-faktor lain yang tidak ada
dalam tema penelitian.
165
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, L. (2008). Dasar-dasar kebijakan publik. Bandung: Alfabeta.
Al-Debei, M. M., Jalal, D., & Al-Lozi, E. (2013). Measuring Web Portals Success:
A Respecification and Validation of the Delone And Mclean Information
Systems Success Model. International Journal of Business Information
Systems, 14(1), 96-133.
Arifin, Zaenal. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Asnawi. (2014). Evaluasi Implementasi Sistem Informasi Senayan Library
Management System (Slims) Di Perpustakaan Universitas Syiah Kuala
Dengan Menggunakan Human Organization Technology (Hot) Fit Model.
Bree, R. T., & Gallagher, G. (2016). Using Microsoft Excel to code and
thematically analyse qualitative data: a simple, cost-effective
approach. AISHE-J: The All Ireland Journal of Teaching and Learning in
Higher Education, 8(2).
Coiera, E. (2003). Interaction design theory. International journal of medical
informatics, 69(2-3), 205-222.
Corbin, J., & Strauss, A. (2008). Basics of Qualitative Research : Techniques and
Procedures for Developing Grounded Theory, 1-3.
Corbin, J., & Strauss, A. (1997). Dasar-Dasar Penelitian kualitatif.
Davis, F. D. (1989). Perceived usefulness, perceived ease of use, and user
acceptance of information technology. MIS quarterly, 319-340.
166
Davis, Gordon B. (2002) Kerangka Dasar: Sistem Informasi Manajemen, Bagian I
Pengantar. Seri Manajemen No. 90-A. Cetakan Kedua Belas, Jakarta: PT.
Pustaka Binawan Pressindo.
DeLone, W.H. and E.R. McLean, 1992. Information systems success: The quest for
the dependent variable. Inform. Syst. Res., 3: 60-95.
Delone, W.H dan McLean, E.R. (2003). The Delone and McLean Model of
Information Systems Success: A ten-year Update. Journal of Management
Information Systems, 19(4), 9-30.
Diana, & Kurniawan. (2014). Evaluasi Penerimaan Kinerja Human Resource
Information System Universitas Bina Darma.
Doll, W. J., & Torkzadeh, G. (1988). The measurement of end-user computing
satisfaction. MIS quarterly, 259-274.
Dwirandra, A. A. N. B., & Dewi, S. A. N. T. (2013). Pengaruh Dukungan
Manajemen Puncak, Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Pengguna Aktual
dan Kepuasan Pengguna terhadap Implementasi Sistem Informasi
Keuangan Daerah di Kota Denpasar. E-Jurnal Akuntansi, 4(1), 196-214.
Fatmawati, E. (2013). Gerakan Open Access dalam Mendukung Komunikasi
Keilmuan. Visi Pustaka, 15(2), 96-106.
Erlirianto, L. M., Noor Ali, A. H., & Herdiyanti, A. (2015). The Implementation of
the Human, Organization, and Technology - Fit (HOT-Fit) Framework to
Evaluate The EMR System in a Hosiptal, 580-587.
Goodhue, D. L., & Thompson, R. L. (1995). Task-technology fit and individual
performance. MIS quarterly, 213-236.
167
Gorla, N., Somers, T. M., & Wong, B. (2010). Organizational impact of system
quality, information quality, and service quality. The Journal of Strategic
Information Systems, 19(3), 207-228.
Guimaraes, T., Staples, D. S., & Mckeen, J. D. (2003). Empirically testing some
main user-related factors for systems development quality. The Quality
Management Journal, 10(4), 39.
Gusti, Gregoryo. (2017). Pengukuran Pengaruh Kesiapan Terhadap Keberhasilan
Penerapan Sistem Ubiquitous Computing Di UIN Jakarta.
Hendarti, H., Husni, H. S., Udiono, T., & Anugrah, A. (2010). Evaluasi
pengendalian sistem informasi penjualan. InSeminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi (SNATI).
Huda, M. Q., & Hussin, H. (2016, October). Evaluation model of Information
Technology innovation effectiveness case of higher education institutions
in Indonesia. In Informatics and Computing (ICIC), International
Conference on (pp. 221-226). IEEE.
Husni, H.S. 2010. Evaluasi Pengendalian Sistem Informasi Penjualan. Jakarta
Jogiyanto. (2005). "Analisis & Desain Sistem". Andi, Yogyakarta.
Jogiyanto, H. M. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan.Yogyakarta: Andi Offset.
Kadir, Abdul. (2014). Pengenalan Sistem Informasi. Andi, Yogyakarta.
Kajornboorn,A. B. (2005). Using Interviews as research instruments. E-journal for
Research Teachers, 2(1), 1-9
168
Krisbiantoro, D., Suyanto, M., & Luthfi, E. L. (2015). Evaluasi Keberhasilan
Implementasi Sistem Informasi Dengan Pendekatan Hot-Fit Model, 896-
901.
Kristyanto, D. (2016). Analisis Pengaruh Human Organization Technology (Hot)
Fit Model Terhadap Pemanfaatan Sistem Informasi Di Perpustakaan
Universitas Airlangga Surabaya.
Kulkarni, U., Ravindran, S. and Freeze, R. (2006) ‘A knowledge management
success model:theoretical development and empirical validation’, Journal
of Management Information Systems, Vol. 23, No. 3, pp.309–347.
Kusmayadi, A. E. G. (2017). Kompetensi pengelola institutional repository dalam
pengembangan IR UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Bachelor's thesis, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2017.
Lippeveld, T. (2001). Routine health information systems: the glue of a unified
health system. In Keynote address at the Workshop on Issues and
Innovation in Routine Health Information in Developing Countries,
Potomac, March (pp. 14-16).
Midjan, L., & Susanto, A. (2001). Sistem Informasi Akuntansi: Pendekatan Manual
Penyusunan Metode Dan Prosedur. Edisi Delapan, Bandung: Lingga Jaya.
Mayasari, L. P. R., Sinarwati, N. K., Yuniarta, G. A., & AK, S. (2014). Pengaruh
Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum
terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal pada Pemerintah
Kabupaten Buleleng.JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi S1), 2(1).
169
M.S. Scott Morton, The Corporation of the 1990s, Oxford University Press, New
York, 1991.
Meyer, D. Z., & Avery, L. M. (2009). Excel as a qualitative data analysis tool. Field
methods, 21(1), 91-112.
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisis data kualitatif: Buku sumber
tentang metode-metode baru. Jakarta: UI [Universitas Indonesia] Press,
Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi.
Moleong, J. L (2011). Metode Penelitian Kulalitatif, Bandung: Pt Remaja
Rosdakarya, cet.
Montazemi, A.R. (1988). Factor affecting information satisfaction in the context of
the small business environment. MIS Quarterly, Vol 12 (2): 239 – 256.
Mulyanto, A. (2009). Sistem Informasi: Konsep & Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Murdick, R. (1993). Perancangan dan Pembangunan Sistem Informasi. Penerbit
Andi, Yogyakarta.
Murdick Robert G, Ros Joel E and Clagget, James R. (1987). Information System
For Modern Management, Tgird Edition, Prentice Hall Inc., New York.
Myers, Barry L., Leon A Kappleman, Victor R. Prybutik. (1997). A Comprehensive
Model For Assesing The Quality And Productivity Of The Information
System Function: Toward Theory For Information System Assesment
Information. Journal. Resources Management Journal”. Vol. 10, No. 1
170
Nasir, M., & Syaputra, H. (2014). Faktor-Faktor Pendukung Dalam Penerapan
Sistem Paket Aplikasi Sekolah Pada Pendidikan Sma Negeri Di Palembang,
475-482.
O’Brien, James A. 2005. Pengantar Sistem Informasi Akuntansi : Perspektif Bisnis
dan Manajerial, Terjemahan. 12th edition. Jakarta: Salemba Empat.
O’Brien dan Marakas, 2010. Management System Information. McGraw Hill, New
York.
Pendit, Putu Laxman. (2008). Perpustakaan Digital dari A sampai Z, (Jakarta :Cita
Karyakarsa Mandiri.
Poluan, F., Lumenta, A., & Sinsuw, A. (2014). Evaluasi Implementasi Sistem E-
Learning Menggunakan Model Evaluasi Hot Fit Studi Kasus Universitas
Sam Ratulangi, 1-6.
Prabaningrum, U., & Dewi, A. O. (2016). Evaluasi Jaringan Informasi Kearsipan
Statis di Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah Tahun
2016. Jurnal Ilmu Perpustakaan,5(2), 170-180.
Putra, S. J., Ahlan, A. R., & Kartiwi, M. (2016). A Coherent Framework for
Understanding the Success of an Information System
Project. TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and
Control), 14(1), 302-308.
Putra, S. J., Gunawan, M. N., Hutomo, Y. T., Kumaladewi, N., & Durachman, Y.
(2017). Factors influencing the user acceptance of integrated service
management information system on local government in Indonesia. In
171
Computing, Engineering, and Design (ICCED), 2017 International
Conference on (pp. 1-6). IEEE.
Rahman, Arief. (2011). Evaluasi Kesuksesan E-Government : Studi Di Kabupaten
Sleman Dan Kabupaten Tulungagung. JAAI Volume 15 No. 2, 190-203.
Rahmat, P. S. (2009). penelitian kualitatif, 1-8.
Rai, Arun, Sandra S. Lang & Robert B Welker. (2002). Assessing the Validity of
IS Success Models: An Empirical Test and Theoretical Analysis.
Information Systems Research, 13(1), 50-69.
Rallis, S. F., & Rossman, G. B. (1998). Learning in the field: An introduction to
qualitative research. Learning in the field: an introduction to qualitative
research.
Rifai, A. (2015). Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM)
untuk mengukur ekspektasi penggunaan repositori lembaga: Pilot studi di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. al-maktabah, 14(1).
Rosalina. (2017). Pengujian Kepuasan Sistem Informasi menggunakan End-User
Computing Satisfaction Studi Kasus : Sistem Informasi Akademik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sari, M. M., Sanjaya, G. Y., & Meliala, A. (2016). Evaluasi Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit Dengan Kerangka Kerja HOT-FIT
(SIMRS). SESINDO 2016.
Shelly, G. B., & Rosenblatt, H. J. (2012). Analysis and Design for Systems.
Thomson Course Technology.
172
Subiyakto, A., & Ahlan, A. R. (2014). Implementation of Input-Process-Output
Model for Measuring Information System Project Success. TELEKOMNIKA
Indonesian Journal of Electrical Engineering, 12, 5603-5612.
doi:10.11591/telkomnika.v12i7.5699.
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Kartiwi, M., & Putra, S. J. (2014). Model Keberhasilan
Proyek Sistem Informasi, 1-12.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Sugiyono, P. D. (2010). Metode penelitian pendidikan.Pendekatan Kuantitatif.
Sugiyono.(2013).Metode Penelitian Pendidikan.Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. (2007). Metode penelitian. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Sutedjo, M. (2014). Pengelolaan Repositori Perguruan Tinggi dan Pengembangan
Repositori Karya Seni. In Makalah disampaikan pada Seminar Nasional
Digital Local Content, Karya Seni, Yogyakarta: ISI.
Sutabri, Tata. (2012). Analisis Sistem Informasi. Jakarta: CV. Andi Offset.
Sutarman, B. (2012). Pengantar Teknologi Informasi.
Strauss, A., & Corbin, J. M. (1997). Grounded theory in practice. Sage.
Tammubua, Y., Sodjiono, B., & Sofyan, A. F. (2015). Evaluasi Faktor Keberhasilan
Aplikasi Pemantauan Pelaksanaan Program Dan Kegiatan, 349-354.
Tresiana, Novita, 2013. Metode Penelitian Kualitatif, Bandar Lampung: Lembaga
Penelitian Unila.
173
Thenu, V. J., Sediyono, E., & Purnami, C. T. (2016). Evaluasi Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas Guna Mendukung Penerapan Sikda Generik
Menggunakan Metode Hot Fit Di Kabupaten Purworejo, 129-138.
Torkestani, M. S., Mazloomi, N., & Haghighat, F. (2014). The Relationship
between Information Systems Success, Organizational Learning and
Performance of Insurance Companies. International Journal of Business
and Social Science, 5(10).
Whitten, Jeffrey L, et al,. (2004) Metode Desain & Analisis Sistem, Edisi 6, Edisi
International, Mc GrawHill, ANDI, Yogyakarta.
Wirawan. (2012). Evaluasi : Teori, Model, Standard, Aplikasi, dan Profesi.
Yuliasari, E., Winarno, W. W., & Hantono, B. S. (2014). Analisis Faktor
Determinan Penggunaan Sistem Pendukung E-Government Dan
Implikasinya Terhadap Kinerja Pengguna.
Yunita, I. (2017). Pengukuran Kepuasan Pengguna terhadap Tulis (Technology Uin
Library Information System) pada Pusat Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta.
Yusof, M. M. R. J. Paul dan L. K. Stergioulas. (2006). “Towards a Framework for
Health Information Systems Evaluation,” Proceedings of the 39th Hawaii
International Conference on System Sciences.
Yusof, M.M., J. Kuljis, A. Papazeripoulou and L. Stergioulas. (2008). An
evaluation framework for health information systems: Incorporating
human, organizational and technology-fit factors (HOT-fit). Int. J. Med.
Inf., 77: 386-398.
174
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 TRANSKRIP WAWANCARA
Narasumber : M.Azwar
Tanggal : 19 Oktober, 2017
Institusi : Dosen Ilmu Perpustakaan FAH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Peneliti: tujuan dari adanya repository itu apa sih pak?
Pak Azwar: repository sebetulnya kan menunjukkan karya publikasi dari suatu lembaga, karya yang dihasilkan
ya. Misalkan ada dosen tetap atau karyawan tetap, civitas termasuk mahasiswanya mereka kan orang UIN ketika
mereka punya karya yang karyanya publikasi kayak buku ada ISBN nya, jurnal ada ISBN nya, kalau makalah
menurut saya tidak, kalau skripsi bisa dikatakan iya. Kalau ada karya dari luar jangan dimasukkan ke repository
sini bukan tempatnya, repository merupaka wadah yang dihasilkan oleh lembaga itu jadi pengarangnya harus
dosen sini karyawan sini jangan dari luar yang dimasukan kesini. Salah kalau dari luar, jadi supaya orang dunia
tau UIN Jakarta sudah berapa banyak publikasinya, seberapa besar, seberapa berkualitas, dilihat dari repository
itu dan satu lagi tujuannya itu agar ilmu itu tersebar merata jadi dari luar juga gitu semacam desiminasilah
menyebarkan.
Peneliti: kendalanya selama bapak mengakses apa aja?
Pak Azwar: mungkin sosialisasinya, belum semua dosen tahu. Tapi mungkin sekedar tahu udah banyak ya tapi
yang peduli ada karyanya dimasukkan kedalam sistem itu belum semua, belum merata contohnya kan kemarin
saya memperkenalkan di fakultas adab itu dosen banyak yang tahu tapi tidak tahu caranya akhirnya saya lewat
pendekatan mata kuliah yang saya ajarkan kemudian saya menugaskan ke mahasiswa saya ajarkan dikelas caranya
dan mereka kemudian mendatangi dosen tersebut untuk membantu dan alhamdulillah responnya dosen banyak
yang senang.
Kalau kita lihat disini (repository) distribusinya masih ada yang 300 (belum merata) berarti ini kan cerminan
bahwa repository bisa dikatakan sosialisasi kurang peduli atau apa lah yang jelas ini pun banyak yang belum terisi
padahal tidak seperti ini kan harusnya. Belum ada dorongan yang kuat untuk itu.
Peneliti: apakah bapak sudah merasakan sosialisasi cara penggunaan repository?
Pak Azwar: sebenarnya ada panduannya ya tapi panduannya yang lama sejak dia upgrade yang ke versi 5 ini kan
belum, masih proses diselesaikan oleh perpustakaan pusat jadi yang terbaru belum tapi yang lama itu ada.
Mungkin masih proses yang baru.
Peneliti: yang mengelola repository siapa aja sih pak?
Pak Azwar: kalau pengelolaan penggunaan itu kalo ga salah dari perpustakaan pusat cuma disupport oleh
pustipanda kemudian kalo gasalah ada konsultannya yang namanya pak firman orang IPB itu konsultan kalau ada
pengembangan dan sebagainya
Peneliti: kelemahan yang bapak rasakan sejak awal pengembangannya apa saja?
Pak Azwar: mungkin satu yang dialami teman-teman itu mungkin panduannya tadi itu belum ada yang spesifik
lengkap cara ngisinya mungkin itu masih kendala juga ya. Lalu yang kedua secara teknis disistem itu juga
seringkali error di dalam kadang itu menyulitkan juga orang yang mau upload
Peneliti: untuk konten-kontennya sendiri apakah sudah sesuai belum sih pak dengan aspek-aspek yang dipenuhi?
Pak Azwar: nah kadang-kadang dari pengguna yang upload tidak terlalu paham caranya seperti tidak adanya
watermark kadang-kadang lupa, kemudian nguploadnya lupa, kemudian kurang teliti ejaan itu ada aja seperti itu
makanya cara mengatasinya ada tim verifikasi dari perpustakaan pusat itu kan ada tim kayak pak luthfi pak priyo
nah itu timnya kan memverifikasi data jadi kalau disini (FAH) kan kita ada staff namanya pak jose ngupload
mungkin ada yang kurang nanti mereka memverifikasi kalau ada yang kurang nanti dikembalikan istilahnya
sistemnya editor. Jadi tugasnya melihat data yang masuk, membetulkan atau mengembalikan untuk diperbaiki
atau ada yang kurang harus dilengkapi lagi. Kalau sudah lengkap mereka tinggal mempublish, jadi yang
mempublish adalah pihak perpustakaan pusat, melalui memverifikasi terlebih dahulu. Itu cara mengatasi
kesalahan atau yang kurang
Peneliti: apakah kualitas sistem berpengaruh terhadap penggunaan sistem?
Pak Azwar: sangat berpengaruh 90% kalau dari interface dispace ini lumayan informatif ya dia menyajikan data
berdasarkan komunitas seperti fakultas, prodi ada berapa jumlahnya ada pengarang ada data history. Bisa dibatasi
berdasarkan pengarang, judul, subjek. Tapi kalau seperti ini nih (ada bug) ada bug ada masalah juga ikut
mempengaruhi, kadang kalau lagi indexing koding-koding semua yang keluar ini kan mengganggu user
Peneliti: apakah kualitas sistem berpengaruh terhadap kepuasan pengguna?
Pak Azwar: berpengaruh 70% mungkin salah satu faktornya kan berat kemudian bugs itu kan mengganggu jadi
kita jadil males gitu jadi kurang puas. Nah bagusnya kalau di perpus itu kita bisa melapor ke mereka jadi harusnya
ada helpdesk atau servicedesk tapi kalau pribadi saya sangat puas karena ada pak luthfi disana kalau saya wa itu
mereka cepet respon
Peneliti: apakah kualitas sistem berpengaruh terhadap struktur organisasi?
Pak Azwar: berpengaruh 70%, karena kan harus mencapai target sesuai dengan yang diinginkan
pengorganisasiannya kan. Tapi ternyata sistem ada yang bermasalah sehingga kadang-kadang manajemen
organisasinya tidak sempurna jadi berpengaruh. Atau jika ada masalah dia tinggalkan, malah muncul masalah
baru atau dia lupa masalah itu dia tidak lanjutkan lagi. Cuman bagus sistemmnya ada status unfinished kayak gini
jadi membantu kita harus memperbaiki lagi, tapi kadang-kadang pengguna tidak paham dengan itu. Jadi dia ga
bakalan diterima-terima datanya, harus dipahami lagi oleh pengguna
Peneliti: apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap penggunaan sistem?
Pak Azwar: kalau di dispace ini masih kurang masalah akurasi data, kalau di eprints ini repository juga kalau saya
new item... menurut saya pengorganisasian di dspace masih kurang tidak sedetail eprints kalau dibandingkan.
Contoh kalau kategori buku itu harusnya beda sama kategori jurnal. Kalau di dspace sama semua, harusnya kan
kalau buku ya tabel-tabelnya buku semua kan kalau jurnal kan nanti ada nama jurnalnya apa volume berapa. Kalau
dspace engga, sama semua. Contohnya kalau eprints kalau kita mengetik nama pengarang, ada record di kolom
searchnya kalau di dspace ga ada, memudhkan user. Kemudian subjeknya juga rapih, namanya subjek terkontrol.
Ga ada subjek yang double atau sama redundan jadi berpengaruh 70%. Jadi kalau kita cari judul diketik, akan
muncul semua ini istilahnya auto complete sudah bisa memprediksi. Kalau dspace ga ada, jadi bisa redundan.
Peneliti: apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna?
Pak Azwar: berpengaruh 80% diperlukan informasi yang detail untuk penggunaan aplikasinya diperlukan
informasi yang lebih tertata dan terstruktur. Jadi tiap akun itu bisa mengupload file berbeda dengan nama
pengarang yang sama jadi sebagai submiternya. Contoh saya akses repository, total file yang ter-record sekitar 35
ribu data, nah kalau saya buka google scholar (mengetik repository UIN) ternyata tidak keluar semua. Ternyata
banyak data yang tidak keambil, inikan contohnya hanya ada 25.900 yang terindeks
Peneliti: apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap struktur organisasi?
Pak Azwar: ya berpengaruh sama kayak yang tadi berpengaruh 70%, karena kan harus sesuai target tujuan
keberadaan sistem dan kebijakannya. Bisa jadi masalah ketika ada data-data perusahaan yang dishare di dalam
penelitian takut mengganggu data privasi dari perusahaan karena dipublish semua kan. Lalu yang kedua harus di
cek lagi, data-dat yang masuk apakah sudah bebas plagiarism atau tidak.
Peneliti: apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap penggunaan sistem?
Pak Azwar: sangat berpengaruh 80% jika kita lagi butuh mau akses file gak bisa, kiat dirugikan. Salah satu
solusinya juga paling dengan ada servicedesk, dari sana cuma bilang sabar hehe. Sebenarnya masalah umum sih,
mungkin karena kurangnya SDM atau sarana prasarana infrastrukturnya belum memadai
Peneliti: apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna?
Pak Azwar: berpengaruh 80% saya rasa layanannya sudah maksimal, tp mungkin itu tadi SDM, infrastruktur atau
kebijakan yang masih kurang tapi menurut saya sudah maksimal mereka. Mereka kan kerjanya bukan cuma ini,
mereka banyak menangani. Menurut saya harusnya ada yang fokus mengurusi repository.
Peneliti: apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap struktur organisasi?
Pak Azwar: berpengaruh 70% mungkin bisa saja layanan mempengaruhi struktur berupa anggaran maupun
kebijakan dengan berkaca layanan yang sudah tersedia sebelumnya.
Peneliti: apakah kepuasan pengguna berpengaruh terhadap penggunaan sistem?
Pak Azwar: pastilah berpengaruh tapi hanya 60%, kan tergantung kebutuhan. Kalau kita butuh ya kita pasti akses
lagi dinilai tingkat kebutuhannya tinggi atau tidak
Peneliti: apakah struktur organisasi berpengaruh terhadap lingkungan organisasi?
Pak Azwar: pasti berpengaruh 80% kalau tujuan beradaan sistem, kebijakan yang bagus, penempatan SDM yang
tepat berpengaruh terhadap lingkungan berupa komunkasi yang lancar, harmonis maupun culture di dalamnya
Peneliti: apakah penggunaan sistem berpengaruh terhadap manfaat?
Pak Azwar: sangat berpengaruh 90% berarti sistemnya berhasil kalau aman, orang puas berarti implementasinya
berhasil
Peneliti: apakah kepuasan pengguna berpengaruh terhadap manfaat?
Pak Azwar: sangat berpengaruh 90% berarti sistemnya berhasil orang puas berarti implementasinya berhasil, sama
kayak yang tadi
Peneliti: apakah struktur organisasi berpengaruh terhadap manfaat?
Pak Azwar: : sangat berpengaruh 90% kalao dari organisasinya bagus berdampak juga terhadap keberhasilan
sistem
Peneliti: apakah lingkungan organisasi berpengaruh terhadap manfaat?
Pak Azwar: berpengaruh 80% kalau lingkungannya kompak, harmonis, saling melengkapi yang pasti berdampak
pada penggunaan repository itu sendiri
Peneliti: apa saran bapak untuk repository ini?
Pak Azwar: jadi kayaknya dscpace ini harus dikaji ulang lagi, apakah sudah maksimal atau belum jadi harus ada
penelitian khusus. Terakhir update 2016, masih ada bugs, indexingnya juga bermasalah, belum semua terbaca di
google scholar, kemudian sitasi juga banyak yang tidak terbaca misalnya ada karya dosen yang dikutip oleh siapa
gitu yang terindeks google scholar itu banyak yang gak terbaca. Untu repository harusnya bisa lebih maksimal,
karena masih banyak yang belum peduli yang benar-benar ngerti bagaimana ngupload yang benar cara ngedit.
Peneliti: diperlukan kebijakan khusus ga sih pak terkait sosialisasi?
Pak Azwar: sepertinya harus ada anggaran khusus, semua pihak harus bersinergi lah agar maksimal repositorynya.
Sebenarnya sejauh ini sudah berhasil, data yang masuk sudah banyak. Webometric juga 10 besar artinya bisa
dikatakan berhasil cuma seandainya kalau bisa optimal ini rankingnya bisa lebih tinggi. Sosialisasinya juga bisa
lebih, mungkin bisa naik lagi webometricnya
Peneliti: repository yang baik itu seperti apa sih pak secara umum?
Pak Azwar: kalau berdasarkan sistemnya harus user friendly, mudah, tidak ada masalah tidak bugs. Kemudian
organisasi informasinya juga lebih tertata dengan baik trus sistemnya bisa menghindari redundan itu tadi dan juga
bisa lebih familiar dengan google scholar tadi. Sejauh ini masih berhasil tapi dengan catatan beberapa aspek perlu
dibenahi
Narasumber : Amrullah Hasbana
Tanggal : 30 Oktober, 2017
Institusi : Kepala UPT Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Peneliti: sebelum saya masuk ke pertanyaan penelitian inti, jadi repository itu yang mengelola siapa ya pak?
Narasumber: jadi repository UIN jakarta ini dibangun atas dasar kesadaran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk
meningkatkan mutu akademik UIN Jakarta yaitu dengan menyediakan fasilitas-fasilitas layanan informasi terkait
local content UIN Jakarta agar mudah dan gampang sekaligus melestarikan hasil karya-karya dari UIN Jakarta
yang ada dengan adanya repository diharapkan bukan mempermudah orang untuk plagiasi tapi justru menghindari
plagiasi. Karena tuntutannya seluruh karya akademik diupload, sehingga siapa yang diupload terakhir menyamai
uploadan sebelumnya berarti bisa disimpulkan bahwa itu ada unsur kesengajaan untuk menduplikasi karya
sebelumnya
Peneliti: berarti tujuannya open access semakin webometricnya naik, semakin banyak yang mengawasi pula ya
pak?
Narasumber: saya tidak tahu persis ini inisiasi siapa, yang jelas ini kerja cerdas UIN Jakarta termasuk perpustakaan
meningkatkan mutu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam hal ini adalah karya ilmiah, ditahun awal-awal
perintisannya itu kita bekerja sama 3 unit perpustakaan, LPM kemudian pustipanda. Yang dalam hal itu
pustipanda ini puskom menyediakan sistem berbasi dspace yang ada. Tetapi dalam perjalanannya ya sekarang
hampir semuanya dilakukan oleh perpustakaan kemudian pustipanda sekali menginikan sistem, tetapi sekarang
tetap sih menjaga jaringan dan sebagainya, server masih pihak pustipanda kemudian kalau ada kebijakan terkait
dengan repository mungkin dari LPM jika dibutuhkan
Peneliti: repository ini ada tempat untuk mewadahi ga sih pak berupa keluhan-keluhan dari mahasiswa ataupun
dari pihak user sebagai yang akses, itu larinya ke servicedesk pustipanda atau kemana?
Narasumber: kita ada admin dari perpustakaan, yang siap melayani untuk keluhan-keluhan termasuk melayani
ketika mereka memberikan self upload ke repository kemudian meminta kita untuk memverifikasi
Peneliti: saya langsung ke pertanyaan inti saja ya pak, apakah kualitas sistem berpengaruh signifikan terhadap
penggunaan sistem?
Narasumber: tentu itu ada kaitannya kualitas menentukan banyak hal ya keberhasilan seseorang berkat itukan
dari oleh kualitas dari sistem juga. Karena sistem yang berkualitas itu akan memberikan kemudahan-kemudahan
kepada baik pengelola maupun user dengan sistem yang berkualitas tentu temu kembali menjadi lebih mudah,
temu kembali menjadi lebih cepat kemudian bagi administrator akan ter-record ya, ter-record dengan baik berapa
orang yang mendownload dan sebagainya. Tetapi sebelum kita menentukan penggunaan dspace kita yakin dspace
sudah teruji dalam hal pengelolaan repository. Sangat berpengaruh, kalau kita mendevelop sistem sendiri dengan
fasilitas layanan yang kurang pasti orang malas kan pakainya, berpengaruh terhadap intensitas pemakaiannya,
daya tarik orang untuk menggunakannya juga tinggi sangat berpengaruh 90%
Peneliti: lalu apakah kualitas sistem berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna?
Narasumber: sangat sangat berpengaruh karena sistem yang tidak berkualitas akan menghambat dalam proses
pemenuhan kebutuhan pengguna. Misalnya kalau sistem itu tidak user friendly, digunakan gampang tinggal satu
ketukan muncul apa yang dibutuhkan atau sistem itu menyediakan per bab dengan menyediakan full text. Ada
kan sistem yang menyediakan bab per-bab, karena tergantung kebijakan. Ada yang bab 4 nya harus login dulu
tidak open access. Berpengaruhh 80%
Peneliti: seberapa berpengaruhkah kualitas sistem terhadap struktur organisasi?
Narasumber: semakin kompleks suatu sistem diperlukan struktur organisasi yang lebih luas lagi, semakin simple
organisasi semakin sedikit dibutuhkan pengelolaan dalam konteks repository ini. Katakanlah di repository ini
cukup punya admin, admin verifikator kemudian admin input, submiter kemudian verifikator udah selesai, tinggal
tingkat terkahir ada kataknlah supervisor yang mengevaluasi. Semakin kualitas sistemnya bagus, struktur
organisasinya semakin bagus pula. Sangat berpengaruh 90%
Peneliti: apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap penggunaan sistem?
Narasumber: ya pasti kualitas informasi berpengaruh terhadap penggunaan sistem. Semakin berkualitas, semakin
banyak orang mencari, semakin banyak orang yang mendownload dan semakin banyak orang yang mensitasi.
Masalah data yang tidak up to date ini juga menjadi PR saya, jadi kan kami ini sejak 2014 menjadi verifikator kita
menggalakkan submitter self upload yang dibantu oleh perpustakaan fakultas yang mnegupload skripsi, tesis,
beserta disertasi alumni itu adalah fakultas. Disini perpustakaan yang jadi verifikator, ya coba berapa saintek
mungkin ga sampe 100 masa dalam 1 semester gada yang terupload gtu loh..
Peneliti: untuk solusinya itu seperti apa pak?
Narasumber: ya kita perlu workshop lagi, perlu ada perhatian dari dekan masing-masing untuk mengingatkan
staffnya disamping saya sudah mengingatkan berkali-kali hehehe... satu lagi, menggalakkan mahasiswa sebagai
volunteer untuk mengupload karena kan tenaga kita sangat terbatas, apalagi kalau dipusatkan semua seribu sekali
wisuda. Kalau dibagi perfakultas kan jauh lebih efektif. Harusnya gini, nanti kita akan menggalakkan self upload
jadi ketika mau bebas pustaka silahkan diupload. Misalnya fakultas ga sempet, kita sudah melakukan. Jadi kualitas
sistem ke penggunaan sistem sangat berpengaruh 90%. Coba tadi itu.. coba penulisnya komaruddin hidayat pasti
banyak yang nyari kan hehehe ketika ada di repository, dengan gampangnya orang masuk ke repository UIN
Jakarta daripada ke google-google. Karena repository kan juga bisa mencari dari berbagai kata kunci seperti
pengarang dsb.
Peneliti: lalu kualitas informasi ke kepuasan pengguna pak?
Narasumber: sama quality nya 90% karena kualitas informasi itu sangat memuaskan kebutuhan akademik
mahasiswa. Ketika informasinya ada, kita kan merasa nyaman dan puas. Dan anda gak ragu-ragu kan
menggunakannya, ketika dia dibutuhkan pasti akan loyal balik lagi ke sistem
Peneliti: lalu, apkah kualitas informasi berpengaruh signifkan terhadap struktur organisasi?
Narasumber: kurang berpengaruh saya rasa 60%, sebab tugas administrator adalah melestarikan informasi tidak
harus memandang quality. Kalau mau quality itu kebijakannya itu dari universitas bahwa yang kita upload adalah
tesis, disertasi yang predikat A atau B gitu kan. Kalau kita engga.
Peneliti: lalu apakah kualitas layanan berpengaruh kepada penggunaan sistem pak?
Narasumber: Sangat berpengaruh 90% karena mereka kan kapok juga membuka repository kalau error melulu
dan itu sangat berpengaruh ke penggunaan sistem. Ketika kan sekarang ada naik pangkat harus ada repository
ketika orang masuk sistemnya error yang dirugikan dosen yang dinilai, jad kan kita gatau jadwal rapatnya tim
penilai. Saat hari ini kita merapatkan naik pangkat orang tiba-tiba sistem error berarti orang itu tidak bisa naik
pangkat dan orang akan kecewa. Itu menjadi pr kita menjaga kerjasama dan menjaga quality dan kita hanya bisa
mendorong sebagai inisiator. Kita mendorong, meyakinkan, mensupport untuk membenahi sistem termasuk ini
kan belum ada genset itu kan problem sekali
Peneliti: Kualitas layanan sendiri apakah berpengaruh ke kepuasan pengguna?
Narasumber: sangat berpengaruh sama seperti yang tadi 90%, kalau kualitas layanannnya buruk akan
mengecewakan
Peneliti: apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap struktur organisasi?
Narasumber: menurut saya struktur organisasi yang mempengaruhi kualitas layanan, bener juga sih semakin
banyak kualitas yang kita tawarkan, semakin diperluas struktur organisasi itu. Jadi lebih detail, ada yang mengurus
qulity control, entah SDM yang diupgrade evaluasi tentang pelayanan jadi lebih banyak lagi oang yang
bertanggung jawab. Tanggung jawabnya juga jadi lebih besar. Sangat berpengaruh 90%
Peneliti: apakah kepuasan pengguna berpengaruh signifikan terhadap penggunaan sistem?
Narasumber: ya pasti ya, 80% semakin puas kamu semakin sering dan loyal kamu dalam menggunakan sistem
Peneliti: apakah struktur organisasi mempengaruhi lingkungan organisasi?
Narasumber: sangat mempengaruhi 70% lingkungan dalam hal pengelolaan repository, artinya dengan adanya
struktur pengelolaan repository yang jelas maka lingkungan ritme kerja dilingkungan semakin terangkatlah jadi
kan semakin stabil gitu loh. Yang ada strukturnya kita kurang jelas, karena kerjaannya gak hanya spesial ngurusin
repository. Dia ngurusin repository, dia ngurusin sistem aplikasi perpustakaan, dia ngurusin website jadi kurang
fokus dituntu multitasking seperti itu karena terbatasnya tenaga SDM
Peneliti: apakah penggunaan sistem berpengaruh signifikan terhadap manfaat?
Narasumber: pasti sangat berpengaruh signifikan ke keberhasilan sistem. Karena keberhasilan sistem itu bukan
keberhasilan perpustakaan saja namun keberhasilan universitas, coba dilihat di alexa google pemeringkatan
website sejauh mana itu repository kan ada webometricnya dia mendapatkan nomor 1. Bisa dibandingkan dengan
jogja, kamu bisa lihat UIN Jakarta tingkat visitasiya, hitnya, bounce nya termassuk perbadingan repository UIN
Jakarta dengan Malang misalkan. Karena UIN Jakarta kontributor terbesar bisa dilihat ada 4 itu kriterianya
visibility, sitasi ... pokonya ada 4 itu kita diatas 60% jadi pertama orang kalo akses ke UIN itu ke repository, kedua
baru kalau daftar mahasiswa baru akademiknya, ketiga baru sistem perpustakaan. Jadi tetap saja perpus yang
memiliki kontribusi besar jadi saya berani katakan kita akan semakin terangkat dengan adanya sistem yang baik.
Sangat berpenaruh 90%
Peneliti: lalu kepuasan pengguna terhadap manfaat?
Narasumber: berpengaruh 80% informasi yang didapat memuaskan kan berdampak pada manfaat juga, jadi
keberhasilan sistem dipengaruhi oleh kepuasan pengguna
Peneliti: apakah struktur organisasi berpengaruh kepada manfaat?
Narasumber: sangat berpengaruh 80%. Ketika strukturnya kuat seperti kebijakannya semakin jelas juga tusi nya
tugas pokok dan fungsinya dengan tanggung jawab masing-masing sehingga semakin luas semakin detail, jelas
apa yang akan dilakukan. Jika semakin umum, dipegang hanya 1 orang ya semakin gak concern akan ridak fokus.
Peneliti: apakah lingkungan organisasi mempengaruhi manfaat?
Narasumber: sangat berpengaruh jika di dalam lingkungan sendiri sudah kompak maka kan akan berdampak pada
manfaat keberhasilan sistem itu sendiri. Harus ada pengembangan sistem, sistemnya tidak hanya sistem teknis
saja namun secara keseluruhan. Lingkungan juga tidak terkait dengan kerharmonisan dan sebagainya tapi terkait
juga dengan ketersedian SDM , job desk nya sesuai masing-masing
Peneliti: terakhir pak menurut bapak sendiri repository kedepannya apa yang perlu dibenahi?
Narasumber: ya satu, kita ini masih bicara administrasi koleksi kita semakin melakukan intensitas pengayaan
koleksi. Baik itu mahasiswa, dosen, karyawan karyanya sebanyak mungkin kita himpun dan kita upload di
repository. Kedua, mempercepat proses upload update datanya jangan sampai telat. Karena ketika kamu wisuda
bulan februari harapan saya april, mei sudah bisa diakses secara online dan bukti fisik sudah ada di lantai 5 dan
6. Untuk kedepannya itu segera, cuman itu dia yang ngolah dia juga, yang ngupload dia juga sudah diolah
gada rak nya hehehe. Itu dia juga proses-proses sistem juga kurang berjalan, kita ya ingin mempercepat proses
upload, memperkaya konten. Karena orang tidak bisa tahu kualitas tulisan seandainya tidak dapat diperoleh dari
repository. Semakin banyak kita upload, semakin banyak orang yang masuk ke repository dan semakin besar
peluang karya dosen-dosen kita disitasi oleh pihak luar. Ketika banyak disitasi, citation index kita naik. Karya
dosen yang paling banyak disitasi UI, UGM kalau gak salah, kemudian UIN dan itu otomatis menaikkan
webometric UIN Jakarta. Kalau saja seluruh sumber daya sudah masuk semua, kita ga ada yang ngalahin. Karya
dosen kita paling banyak, karya mahasiswa kita paling banyak. Di one search Indonesia itu adalah gabungan
katalog perpustakaan se-Indonesia kemudian gabungan respository seluruh Indonesia full text, trus OJS tergabung
dalam indonesiaonesearcha.co.id dan kita punya onesearch uinjakarta .ac.id ada dari tarbiyha, fakulta adab,
fakultas usuluhudincuman saintek dan dirasat saja belum terus OJS-OJS sudah gabung dan kita the biggest
kontributor number 6 se-indonesia. Bisa dikatakan sangat berhasil lah. Kalau semua kita potensi sudah masukin
kita bisa, kalau yang lain misalkan sudah masuk 20 lalu pergerakannya kecil karen sumber dayanya gak kaya.
Kalau kita kan kaya, karya A, B, C, dan D kan banyak yang belum terupload semua
Narasumber : Arif Richiawan
Tanggal : 27 September 2017
Institusi : NOC Pustipanda
Peneliti: ya skripsi saya mengenai evaluasi keberhasilan sistem institutional repository UIN Jakarta, jadi yang
dievaluasi termasuk penerapan sistemnya. Ya untuk pertanyaan pertama apakah kualitas sistem berpengaruh
secara signifikan terhadap penggunaan sistem?
Narasumber: ini penggunaan istem yang dimaksud seperti apa ya mas? Kalau kualitas sistem yang dimaksud kan
seperti sistem tidak memerlukan waktu lama, terus mudah dipahami, mudah digunakan. Kalau penggunaan sistem
tuh maksudnya seperti apa ya?
Peneliti: penggunaan sistem tuh seperti intensitas dia menggunakan sistem, tujuan dia dalam mengakses sistem
Narasumber: oh kalau menurut saya ini sangat berpengaruh bahkan 95% ya, soalnya kan tujuan dibuatnya sistem
ini kan untuk mempermudah mahasiswa mencari literatur skripsi ya. Jadi gausah bolak-balik lantai 5-6 jadi lebih
efisien trus menghemat tenaga, jadi kita ga perlu bolak-balik lagi kan. Jadi kita tinggal input cari apa yang mau
dicari
Peneliti: nah apakah kualitas sistem berpengaruh ke kepuasan penggunanya?
Narasumber: Sangat berpengaruh, pengaruhnya sama bisa sampai 95% kalau saya rasa. Soalnya kan kalau kualitas
sistemnya bagus kan kayak lebih mudah segala macam itu kan orang pasti akan merasa puas lah yang jelas.
Kualitas sistem kan dari user friendly hingga keamanannya ya, jadi orang kan merasa secure mudah digunakan
Peneliti: selanjutnya, apakah kualitas sistem berpengaruh ke struktur organisasinya? Struktur organisasi bisa
budaya dalam organisasi itu sendiri, jadi kualitas sistem bisa mempengaruhi.. jadi struktur organisasi bisa berkaca
dari kualitas sistem yang baik pula gak sih?
Narasumber: kalau menurut saya cukup berpengaruh ya. Soalnya ga mesti kalau dari kualitas sistem ini kan berarti
kualitas sistemnyaudah bagus trus organisasinya kan otomatis bagus, ya engga juga. Yaa 50% lah ya
Peneliti: lanjut, apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap penggunaan sistem? Kualitas informasi sendiri
terkait format yang ditampilkan direpository, lalu ada informasinya yang up to date
Narasumber: kalau saya rasa berpengaruh ya soalnya kan kualitas informasi, tujuan dibuatnya sistem ini kan
untuk memudahkan mahasiswa untuk mencari skripsi-skripsi ya. Seperti mahasiswa mencari data-datanya pas
gitu, misalnya nyari tentang evaluasi apa.. trus apa yang ditampilkan informasi sistem itu sesuai gitu sama yang
diinginkan mahasiswa itu kan akan membuat mahasiswa menggunakan lagi ya, mereasa terbntu gitu. Soalnya
akurasinya tepat, trus informasi yang diberikan juga uptodate, sudah relevan gitu komplit. Pasti sangat
berpengaruh 95%
Peneliti: kalau kualitas informasi mempengaruhi kepuasan penggunanya ga sih?
Narasumber: pasti, ini sangat berpengaruh banget. Berkaitan dengan intensitas kembali, otomatis orang kan
dengan merasa puas akan kembali untuk menggunakan. Faktor kepuasan sendiri kan kenyamanannya, trus mudah
diakses, bermanfaat gitu kan ya itu berpengaruh lah
Peneliti: lalu apakah kualitas informasi berpegaruh terhadap struktur organisasi?
Narasumber: kalau menurutsaya sama kayak yang tadi ya ini 50% juga, misalnya kalau kualitas informasinya
sudah bagus trus organisasinya perlu ditingkatkan lagi tu ga juga ya. Soalnya tergantung dari merekanya juga dari
internalnya juga. Kalau informasinya bagus oh struktur organisasnya juga bagus, ya belum tentu.
Peneliti: lalu, apakah kualitas layanan mempengaruhi penggunaan sistem ga sih?
Narasumber: itu sangat berpengaruh menurut saya, karena layanan disini sistem ini dibuat untuk diakses ya. Nah
pelayanan sendiri dalam bisnis itu sangat penting, good service itu yang terpenting malah. Apabila user dilayani
dengan baik jadi dia itu akan merasa lebih loyal, trus kalau misalkan ada bug gitu ada yang bantu juga kan. Nah
intensitasnya jadi naik karena pelayanan yang bagus. Menurut saya 95% juga
Peneliti: selanjutanya apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna?
Narasumber: jelas sama lah ya. Otomatis jika orang dilayani, ketika orang itu merasa puas akan menggunakan
kembali gitu. Berarti dia merasa puas dengan adanya seperti itu dengan adanya layanan yang diberikan, sudah
pasti itu. 95% menurut saya sangat berpengaruh
Peneliti:selanjutnya apakah kualitas layanan mempengaruhi struktur organisasinya ga sih?
Narasumber: kalau menurut saya ini cukup berpengaruh ya. Apabila SOP di dalam internal itu berjalan dengan
baik otomatis layanan yang diberikan oleh internal pasti akan baik lah. Menurut saya cukup berpengaruh 70%
Peneliti: apakah kepuasan pengguna berpengaruh terhadap penggunaan sistem?
Narasumber: jadi kalau dia puas pasti dia bakal balik lagi, pasti itu iyalah. Kalau dia merasa puas seperti layanan,
informasi yang tepat, kualitas sistem yang mudah digunakan pasti mereka akan merasa puas lah dan akan
menggunakan kembali. Jadi bisa sampai 90% tergantung kebutuhannya juga
Peneliti: selanjutnya apakah struktur organisasi berpengaruh terhadap lingkungan?
Narasumber: jadi gini ya, seperti kalau komunikasinya baik segala macamnya baik juga itukan pasti sangat
berpengaruh komunikasinya antara divisi perdivisi atau bagian perbagian itu pasti akan berpengaruh lah dan
menciptakan suatu kekompakan lah jadi harmonis. Jadi itu membantu sistem akan lebih baik juga gitu dengan
kekompakan yang harmonis itu. Kalau menurut saya itu bisa sampai 100% lah. Soalnya yang membuat kan intern
juga, otomatis sistem itu baik atau tidak itu kerukunan dalam organisasi itu penting sekali
Peneliti: apakah penggunaan sistem berpengaruh terhadap manfaat? Manfaat sendiri bisa dikatakan sebagai sistem
sudah berhasil diimplementasi
Narasumber: dia intensitas menggunakan dia butuh sistem itu dan merasakan manfaat dan jadi kebutuhan. 95%
Peneliti: menurut anda apakah kepuasan pengguna mempengaruhi manfaat juga?
Narasumber: Semakin puas maka merasa sistem ini semakin bermanfaat gitu buat mereka nah bisa sampai 100%
karena menurut saya user merasa puas dan sering menggunakan dan merasa sistem itu semakin bermanfaat untuk
dia, jadi suatu kebutuhan
Peneliti: apakah struktur organisasi berpengaruh terhadap manfaat?
Narasumber: kalau struktur kan bisa kebijakan ya, 70% lah. Kalau kebijakannya sesuai maka manfaat yang
dirasakan juga besar berdampak pada keberhasilan sistem itu sendiri
Peneliti: apakah lingkungan berpengaruh terhadap manfaat?
Narasumber: berpengaruh, soalnya organisasi yang ada ini yang membuat sistem ini ya. Kalau dia rukun
harmonis, sistem yang mereka develop kembangkan pasti akan semakin bagus gitu karena akan terjalin
komunikasi satu sama lain
Peneliti: kalau menurut mas sendri sistem sudah berhasil diimplementasi?
Narasumber: perlu ditingkatkan lagi ya, masih suka terjadi bug-bug. Trus mungkin seperti file yang tidak ada
isinya, tidak sesuai. Sudah berhasil namun aspek-aspek itu perlu ditingkatkan
Narasumber : Priyo Supriyadi, S.IP
Tanggal : 2 Oktober, 2017
Jabatan : Staff TI & Otomasi Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
P: bagaimana cara kerja repository?
N: mereka (pihak fakultas) mengupload ke repository nah kemudian dari perpustakaan yang melakukan verifikasi,
jadi ketika skripsi itu sudah diupload dengan teman-teman fakultas baik dosen maupun pustakawan itu gak
langsung terpublish. Jadi masuknya ke istilahnya ke bank data dulu kalo di kita.
P: Berarti semua intinya istilahnya dari perpus fakultas dulu di tampung semuanya?
N: iya kalo dari dosen, dosen langsung yang mempublish tapi kalo skripsi itu dari perpustakaan fakultas yang
akan mensubmit sih bukan mempublish
P: untuk yang (fitur) login ini, dosen perlu login juga ga sih pak?
N: kalo untuk mempublish itu pasti, untuk mensubmit itu pasti. Karena setiap dosen pasti punya akun. Yang punya
hak register itu dosen, dan juga pustakawan kalo mmahasiswa kan belum dikasih ya. Karena kan kita ga bisa
kroscek kebenarannya kan karena pertama dia harus punya email uin, trus dia harus punya hombasenya dimana
kayak dosen fst berarti fst, dosen ti/si berarti ti/si kemudian dia baru bisa mensubmit
P: sebentar saya kasih liat.. nah inilah daftar-daftar oleh temen-temen sudah diupload skripsi-skripsi ini dari
fakultas ekonomi, adab dan lain-lain gitu ya. Kemudian dari sini belum langsung terpublish. Harus diverifikasi di
kita. Seperti hal contohnya seperti ini FITK mempublish keyword-keyword tidak ditulis dengan huruf latin maka
tidak bisa terbaca, maka harus kita kembalikan. Saya contohin datanya saya kasih lihat juga verfikasinya.
Terkadang temen-temen yang mensubmit ini antara meta data yang diinput sama daftar softcopynya salah bukan
karyanya dia. Nah itu yang harus kita verifikasi
P: Berarti tanggung jawab bapak cukup besar?
N: cukup besar dan kita harus memberikan security lah walaupun masih pakai md 5, lebih baik dikasih daripada
tidak sama sekali, walaupun ya pada prinsipnya temen-temen lebih pintar lah...
P: soalnya kan beberapa itu misalnya ada judulnya ya pak nah untuk download file, namun filenya gak ada..
N: nah itu, itu kasus kejadiannya waktu awal-awal mula mensubmit kemudian temen-temen dari fakultas kita
kasih hak akses untuk mensubmit ya, ternyata mereka tidak melakukan submiter terhadap softcopynya, dulu kan
domainnya mereka bisa langsung mempublish, submit hak verifikator langsung publish. Makanya kita clustering
jadi dari temen-temen fakultas, temen-temen dosen nanti diverifikator pertama, begitu sudah masuk baru nanti
kita mempublish kalau datanya sudah benar. Nah kasusnya nanti kedepannya akan kita lepas lagi sih ketika teme-
temen sudah paham lah begitu ceritanya. Jadi banyak mas kasusnya itu, jadi dulu tu awal-awal sebagian besar
masih ada yang belum ada softcopynya kita harus melakukan scanning terhadap karya akademik yang sudah
tercetak seperti itu. Memang cukup besar sih tanggung jawabnya, terkadang juga temen-temen yang mempublish,
kalau yang diaplikasikan terbaca ya kadang ada simbol-simbol dan simbol-simbol apa itukan ga bisa terindeks
nah makanya kita harus mengcover dulu kita baca dulu untuk meminimalisir kesalahan. Kesalahan kita di
repositrory kenapa tidak bisa langsung diindeks banyak jumlahnya padahal karya kita banyak. Terkadang
kesalahan elementer seperti dia menulis menggunakan arabic, fontnya ya trus kemudian ada simbol-simbol
tertentu dalam penulisan. Kadang-kadang kalau pdf dicopy langsung ke templatenya repository, terkadang ada
simbol-simbolnya yang tidak kelihatan. Temen-temen si/ti pasti ngerti lah seperti itu
P: repsitory sendiri berdiri pada awalnya tahun berapa tu pak?
N: pada awalnya tahun 2009 kurang lebih seperti itu
P: dari staff yang dari sini trus dari dosen untuk submit, selain itu ada lagi gak pak?
N: sebenernya yang tertingginya pasti di pustipanda ya, karena mereka yang mengelola sistemnya. Nah jadi super
adminya ada 2, super admin yang lebih tinggi ada di pustipanda. Kita kalau di perpus domainnya adalah sebagai
verifikator dan juga mengatur hak akses misalkan dosen yang mendaftar ke repositroy maka kita bisa atur nah kita
sekarang punya hak akses. contohnya temen ada yang mau masuk untuk registrasi liat dari perpus bisa.
P: jadi contohnya dari pihak dosen kalau mau regis, lalu datanya masuk ke bapak (pihak perpus)?
N: iya, nanti hubungin ke kita, tapi kalau ga dihubungin juga ketahuan kok yang daftar lalu baru nanti kita
sesuaikan dengan homebase nya mereka, fakultasnya apa jurusannya apa. Nah baru setelah kita atur hak aksesnya
baru bisa mensubmit.
P: itu masalah untuk cenderung publikasi (sosialisasi) beberapa dosen belum tahu juga tentang repository?
N: Sebenarnya kalau masalah sosialisasi kita sudah banyak ya, beberapa kasus tahun kemarin kita sudah
melakukan sosialisasi yah kalau ga salah di fakultas sains dan teknologi itu ada LPM, sama pustipanda trus sama
perpustakaan. Kita waktu itu sering barengan ya, nah kita ada repository satu lagi kalau ga salah google scholar
nah kita dampingi seperti itu dan itu keliling tiap fakultas dan memang tahun ini belum ada sosialisasi, ya
harapannya nanti sebentar lagi ada lagi lah biar lebih membumikan ini lah hehehe
P: berarti yang mengelola repository dari perpus ini bapak sendiri?
N: Kita ada timnya, hak aksesnya sama untuk verifikator dan juga mengatur untuk usernya ada saya, ada pak lutfi,
ada pak ahmad sama isadea sama satu lahi yang dibawah itu qoti teman baru. Kenapa kita bagi-bagi, karena untuk
verifikasi sekian banyak ini saya kewalahan. Berarti jobdesknya sama, tapi scopenya luas. Ketika temen-temen
sudah mensubmit, wah luar biasa banget. Kita untuk verifikasinya agak lama
P: berarti ini tiap tahun atau tiap bulan pasti ada data masuk (yang sudah submit)?
N: tiap hari ada yang masuk
P: Kemarin baru-baru ini sekitar 2 hari berturut-turut repository tidak bisa diakses, nah itu kenapa ya?
N: itu terjadi kemarin hari jumat mati lampu, ada panel listrik yang mati di depan jadi semua e-campus, ais, lkp,
repository web uin mati semua. Dan bisanya, pas waktu acara... oh bukan, hari senin nah jumatnya baru bisa
P: itu webometric kan sudah masuk 10 besar (di Indonesia) nah, di home nya ada data yang menunjukan orang
dengan karya terbanyak ya?
N: Oh itu biasanya na meliau-beliau masuk karena sebagai pembimbing (skripsi)
P: Kalau di AIS kan misalnya ada jumlah yang akses. Kalau di repository sendiri?
N: Belum ditampilin ya
P: Penelitian saya sendiri kan memakai model ini ya (Yusof 2008) ada aspek teknologinya, menurut sudut pandang
yang berbeda-beda
P: Pertanyaan pertama, apakah kualitas sistem berpengaruh signifikan terhadap penggunaan sistem?
N: Pasti sangat berpengaruh, bagaimanapun kan user pengguna sistem. Jika kualitas sistemnya tidak bagus, maka
user tidak bisa menggunaka dengan maksimal. 90% sangat berpengaruh.
P: Apakah kualitas sistem berpegaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna?
N: Sangat berpengaruh 90%, ketika kualitas sistem mudah digunakan, interfacenya bagus, kualitasnya bagus,
stabil maka user akan sangat puas dalam temu kembali sistem repository ini
P: Kalau menurut bapak, user membutuhkan kualitas sistem yang seperti apa?
N: interfacenya, datanya mudah dan cepat ditemukan suatu sumber informasi yang dia butuhkan
P: Ketiga, apakah kualitas sistem berpengaruh terhadap struktur organisasi?
N: Menurut saya tidak ya
P: Apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap penggunaan sistem?
N: Berpengaruh tapi hanya 50% terkait dengan intensitas, tergantung
P: Apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna?
N: Sangat berpengaruh 100%, ketika sistem tidak dapat maksimal dia tidak dapat menemukan sumber informasi
maka dia tidak puas
P: Apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap struktur organisasi?
N: tidak
P: Apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap penggunaan sistem?
N: tidakk juga si
P: Apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasaan pengguna?
N: Sangat berpengaruh 90% karena kepuasan pengguna berpengaruh terhadap kualitas layanannnya, ketika
layanannya tidak bagus maka pengguna tidak akan puas tidak menemukasumber informasi yang dibutuhkan
P: lalu kepuasan layanan berpengaruh terhadap struktur organisasi?
N: tidak
P: apakah kepuasan pengguna berpengaruh terhadap penggunaan sistemnya?
N: Berpengaruh 80% karena bisa terkait promosi, kita harus tingkatkan itu?
P: apakah lingkungan organisasi berpengaruh terhadap struktur organisasi?
N: sangat berpengaruh 90%, terkadang disini lingkungannya kurang nyaman dan jika struktur tidak didukung
maka berpengaruh
P: Apakah penggunaan sistem berpengaruh terhadap manfaat?
N: berpengaruh 80%, kadang temen-temen dari user tidak menggunakan bisa jadi dia tidak menemuka sumber
informasi tapi kalo penggunaan yang intensitas bisa jadi dia memang menemukan sumber informasi
P: Apakah kepuasan pengguna berpengaruh terhadap manfaat?
N: berpengaruh 100% karena jika dia puas maka otomatis dia merasakan manfaatnya
P: Apakah struktur organisasi berpengaruh terhadap manfaat?
N: tidak
P: apakah lingkungan organisasi berpengaruh terhadap manfaat?
N: berpengaruh 50%, jika dilingkungan sendiri tidak kompak, tidak harmonis mengacu kesitu
P: Kelemahannya apa saja sih pak?
N: Kalau di uin sini kan kendalanya listrik, belum adanya genset sangat prihatin ketika data center tidak ada genset
riskan kalau mati harddisknya back up datanya kemana.. harus ke dell center kan datanya. Untuk sistemnya ini
kan berbasis dispace mungkin jadi agak lama ngeloadnya kan java. Sebenarnya kalau sedikit yang akses juga
cepat sama kayak ais.
P: dengan sifatnya yang open access ini apakah menjadi kendala?
N: sebenernya tidak, sudah berhasil ya karena dengan adanya open access, semakin banyak yang akses semakin
banyak juga karya kita yang dilihat orang dan diawasi untuk meminimalisir pragiarism juga seperti. Meningkatkan
webometric juga. Yang jadi kelemahan juga ada teman-teman fakultas yang belum sadar juga.
Narasumber : Achmad NS
Tanggal : 2 Oktober, 2017
Institusi : Staff TI & Otomasi Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
P: Apa sih yang dimaksud repository itu?
N: Sistem yang menampung sebagai wadah penyimpanan karya akademik dari civitas akademika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Civitas akademika itu kan banyak ada dosen, mahasiswa. Trus karya-karya ilmiahnya
macam-macam lah bisa berupa hasil penelitian, buku ajar, laporan kkn. pokoknya semua slide dosen mau itu
presentasi dosen, pokoknya semua karya akademik masuk.
P: itu yang akses meliputi siapa saja?
N: yang akses itu bisa kita bagi menjadi 2 ya. Yaitu secara umum dan khusus, yang khusus yaitu yang
dilingkungan uin, mahasiswa uin, dosen uin, pegawai uin semuanya di lingkungan uin. Tujuannya untuk umum
itu kita mempublikasikan, memperkenalkan, mempromosikan karya-karya apa saja sih yang ada di uin yang
dihasilkan sifatnya open access. Open access itu artinya kita gak perlu login
P: di repository sendiri kan ada yang regist dan login, itu untuk siapa?
N: registrasi user itu untuk lingkungan khusus yang ada di lingkungan uin. Yang bisa registrasi dosen, pegawai
atau staff, kemudian yang ditugaskan untuk mengelola repository (tiap fakultas), pustakawan termasuk.
N: Yang mengelola di internal pusat perpustakaan untuk verifikasi repository sendiri ada berapa orang?
P: ada5 orang
N: kelemahan yang ada di repository menurut mas sendiri apa saja?
P:kelemahannya ya memang setiap sistem punya kelemahan ya, bisa juga kelemahan dari sisi server. Server
repository itu adanya di pustipanda. Terkadang kita ini masih terkendala dengan listrik, listrik di pustipadnda pun
sering mati. Kemarin belum lama mati, akhirnya ada beberapa server khususnya server website uin jkt gak bisa
di akses. Itu, kendalanya sih sebenernya listrik. Yang kedua ketidakstabilan sistem, mungkin ini kan pengelolaan
server adanya di pustipanda dari sisi internal sistemnya pun kadang masih error. Masih ditemukan kalau kita akses
‘internal sistem error’ di halaman webnya itu
P: itukan dari sisi fasilitasnya, nah kalau dari sisi SDMnya sendiri kewalahan ga si mas, dengan banyaknya koleksi
yang masuk?
N: kalo dilihat dari keluhan temen-temen yang ada di fakultas ya, sampai disini pun (pusat perpustakaan) sih
sebenernya kewalahan. Beban kerjanya over, tapi temen-temen siasatinya dengan cara meminta bantuan
mahasiswa untuk upload. Cuman kembali lagi itu menjadi masalah baru sebenarnya, ketika mahasiswa tidak
memiliki pengetahuan yang cukup atau terkadang dari pihak yang menugaskan mahasiswa tersebut tidak
memberikan informasi yang jelas tentang bagaimana cara masukan trus kemudian input data, upload file sehingga
ketika saat kita verifikasi disini itu tidak sesuai karena kita disini udah punya SOP- nya. Kalau tidak sesuai kita
reject, itusih masalahnya kurangnya SDM
P: Tujuan awal dari repository itu sebenernya seperti apa?
N: Awalnya terdiri dari 3 unit yaitu perpustakaan, pustipanda sama LPM kalo gasalah. Awalnya melihat tidak
ada wadah untuk menampung karya akademik. Itu dibagi tugas-tugasnya, dari pustipanda masalah sistem, kalo
dari LPM masalah administrasinya, nah kalo dari perpus pengelolaannya atau operasionalnya bagian teknis
P: seiring berjalannya waktu, bagaimana kondisinya sekarang terkait 3 unit tersebut?
N:seiring berjalannya waktu sih yang terasa sudah tidak terkoordinasi. Sebenernya masing-masing menjalankan
tugasnya bukan hanya tinggal pustipanda atau perpus saja, Cuma belum adanya koordinasi lagi
P: untuk pengembangan sistemnya sendiri dari pihak mana yang terkait?
N: Pustipanda, kita ambil sistem dispace namanya trus dikembangkan oleh tim pustipanda
P: Tahun berapa mas dikembangkan?
N: 2013 kalo gasalah, 2016 itu upgrade terakhir. Awal 2017 tampilan udah baru lah, udah bagus. Dibantu oleh
dari IPB tim teknis untuk upgrade terbaru
P: apakah kualitas sistem berpengaruh signifikan terhadap penggunaan sistem?
N: Sangat berpengaruh, masalah kebiasaan kalo memang sistemnya gak stabil kan orang bikin orang jadi males,
ini pernah terjadi disini misalnya pas kita buka munculnya internal sistem error. Yah yaudah akhirnya
menghambat pekerjaan yang harusnya hari ini selesai, ditunda lagi sampai sistem itu jalan normal
P: apakah kualitas sistem berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna?
N: Jelas, kualitas adalah masalah kemudahan. Masalah interface contoh memang kalo kualitasnya bagus udah
pasti puas. Sangat berpengaruh (13.32)
P: apakah kualitas sistem berpengaruh terhadap struktur organisasi?
N: kalo secara umum harusnya berpengaruh, tapi kalo disini engga. Karena disini bukan modelnya dengan rapat.
Keputusan rapat yang dievaluasi dll
P: apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna?
N: jelas berpengaruh, itu kan kualitas informasi. Kalo informasinya, kebutuhan kita tentang informasinya ketika
didapatkan hasilnya maksimal semua yang dibutuhkan ada tentu hasilnya puas, sangat berpengaruh
P: apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap struktur organisasi?
N: seharusnya berpengaruh, tapi kalo disini engga
P: apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap penggunaaan sistem?
N: kalo masalah server kan adanya di pustipandam tentang layanan sendiri ada banyak mengenai layanan
perpustakaan, layanan sistemnya. Menurut saya cukup berpengaruh
P: apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap struktur organisasi?
N: kualitas layanan berpengaruh terhadap struktur organisasi, kalo disini engga
P: apakah kepuasan pengguna berpengaruh terhadap penggunaan sistem?
N: kalo puas pasti balik lagi dong, sangat berpengaruh
P: apakah struktur organisasi berpengaruh terhadap lingkungan organisasi?
N: sangat berpengaruh, ya kalo budaya organisasinya, komunikasinya lancar ya berpengaruh
P: apakah penggunaan sistem berpengaruh terhadap manfaat?
N: memang tujuan repository dibuat untuk memberikan manfaat buat orang, jadi mhasiswa gampang nyari-nyari
informasi dan referensi
P: apakah kepuasan pengguna berpengaruh terhadap manfaat?
N: untuk disini berpengaruhlah menurut saya, cukup berpengaruh
P: apakah struktur organisasi berpengaruh terhadap manfaat?
N: berpengaruh, cukup berpengaruh ya awalnya kan memang dari organsasi yang membuat kebijakan-kebijakan
itu cuman setelah pelaksanaannya aja kan yang bisa bermasalah
P: apakah lingkungan organisasi berpengaruh terhadap manfaatnya?
N: Cukup berpengaruh, hampir sama sebenarnya. Kalo organisasinya bagus, komunikasinya bagus. Semua hal
yang terpenting komunikasi. Masalah, ga masalah yang penting ada komunikasi lah
P: menurut mas nih yang terakhir, saran untuk pengembangan repository selanjutnya yang harus dibenahi tuh apa
aja sih mas?
N: sebenarnya sih kontennnya dulu, kontennya masih berantakan, konsistensi data yang penting karena ini bagian
dari service untuk kepuasan. Kalo data atau informasi yang dihasilkan katakanlah yang tadi hurufnya kapital
semua ntar adalagi yang hurufnya lain2 semua. Kalo ga ada konsistensi penulisan membuat kurang berkualitas
kemudian kelengkapan data ya itu tadi kembali kepada masalah-masalah abstraknya harus ada, upload filenya
harus ada. Karena dulu sejarahnya begini, repository itu datanya hasil migrasi dari sistem perpustakaan kita dulu
belum melakukan penyesuaian data dengan fisik, ada datanya ada bukunya apa engga ya masalah kelngkapan data
informasi kalo disini bilangnya kelengkapan bibliografi. Kadang separuh-separuh, gak full. Padahal kan ada.
Kembali lagi kepada masalah SDMnya sendiri yang mengelola
P: tentang masalah SDM pada kelengkapan data, menurut pak priyo disini kan harus memverifikasi data yang
masuk. Namun, ada saja dari pihak fakultas seperti judulnya ada, abstraknya ada, tapi filenya ga diupload. Itu
bagaimana menurut mas?
N: itu masalah pelatihan SDMnya. Pertama masalah keterbatasan SDM di tiap fakultas yang mengelola repositroy
fakultas kan ada juga pustakawan di fakultas trus adalagi dosen diberikan user untuk bisa upload sendiri. Kadang
dosen sendiri minta tolong ke pustakawan yang ada di fakultas. Sosialisasi yang kita lakukan ke dosen-dosen
sudah. Tapi mungkin belum merata, ada dosen yang belum tahu. Itu terkait juga masalah kebijakan, ada yang
beberapa pihak yang tidak mengizinkan karya limiahnya dipublikasi yang berkaitan dengan copyright.
P: untuk kebijakan sendiri, kan disini seluruhnya open access, tapi kalo dikampus lain ada yang BAB 1-3 open
accesss namun, BAB 4 nya kita harus login dulu. Nah dulu katanya sempet begitu?
N: Masalah kebijakan, rektor itu pengennya begini. Diopen semua gapapa, jadi tu istilahnya gini awalnya dengan
adanya banyak diopen trus diakses orang kemungkinan diduplikatnya makin tinggi. Tapi pemikirannya itu
terbalik, semakin banyak semakin banyak juga yang mengawasi sehingga orang yang kalo ingin duplikat ya
silahkan aja kan bisa dilihat datanya siapa yang lebih dulu malah semakin banyak yang ngawasin. Masalah
semakin terbuka semakin bagus sebenarnya, jadi itu pemikiran terbalik, bukan karena diopen trus peluang
duplikatnya lebih banyak lebih tinggi justru engga. Disini pemikirannya begitu, jadi supaya lebih banyak yang
mengawasi dan akhirnya itu memunculkan kesadaran. Jadi kan ada namanya keterbukaan informasi public ya ya
tapi itu tadi berkaitan dengan hak cipta itu ada beberapa fakultas yang tidak memperbolehkan. Sampai saat ini
kalo semuanya uin mau upload sebenernya kita bisa paling tinggi minimal webometricnya 5 besar lah. Jadi
kendalanya sendiri masalah kebijakan fakultasm, ini masihbelum ada titik temu disitu. Misalkan katakanlah rektor
mengeluarkan surat, publikasi boleh full mulai dari cover sampai lampiran, semuanya kan kita masukan. Suratnya
katanya sudah dikeluarkan, tapi saya belum lihat. Informasinya sudah ada. Itu tadi sosialisasi, masalah komunikasi
itu jadi kendala ya kalo semua bergerak semua fakultas untuk webometricnya pasti akan meningkat.
Narasumber : Fahma Rianti
Tanggal : 6 Oktober, 2017
Institusi : Dosen Ilmu Perpustakaan FAH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Peneliti: Ibu sendiri ada intensitas waktu tersendiri tidak dalam mengakses repository ini?
Bu Fatma: jika dibutuhkan saja
Peneliti: menurut ibu kurangnya dari repository (uin) apa? Berdasarkan pengalaman ibu dalam mengakses?
Bu Fatma: Kalau repository uin kan yang namanya repository local content ya jadi semua yang diterbitkan UIN
bisa kita akses disitu, Klebihannya adalah kalau kita butuh hasil penelitian yang terkait dengan UIN ya kita
langsung dapat gitu dari situ. Kadang-kadang kalau saya lagi googling google scholar kan juga bisa masuk ke
repository ke-link kesana. Kalau saya sih terus terang sering ke google scholar, ketika dapat baru dilink masuk ke
repository. Tapi kalau buka repository UIN nya secara khusus itu engga.
Peneliti: menurut ibu sendiri, apakah kualitas sistem mempengaruhi penggunaan sistem?
Bu Fatma: Sangat berpengaruh, kalau dia sistemnya bagus misalnya search engine kan ada simple
search, ada advance search misalnya gitu ya. Misalkan dia menyediakan advance search pasti orang lebih antara
recall sama pretitionnya bisa lebih banyak pretitionnya daripada recallnya kalau advance search. Kalau
menyediakan simple search bisa ga selalu spesifik yang kita inginkan, kita harus filter lagi. 90%
Peneliti: apakah kualitas sistem mempengaruhi kepuasan pengguna?
Bu Fatma: Sangat berpengaruh, kalau sistemnya bagus terus kita dapat apa yang kita inginkan sangat spesifik
lengkap mutakhir pasti kita puas jadi kita akan cari lagi-cari lagi. 95%
Peneliti: apakah kualitas sistem berpengaruh terhadap struktur organisasi?
Bu Fatma: Kurang berpengaruh, pergantian struktur mungkin ga berpengaruh tapi kalau peningkatan, upgrading
atau evaluasi yang harus dilakukan mungkin iya. Jadi lebih ke perbaikan SDM di dalamnya, tapi kalau pergantian
segera diganti kayaknya itu engga deh. Apalagi UIN kan kebanyakan hampir semuanya PNS gitu ya, nah PNS itu
ga mudah berubah-berubah. Jadi paling evaluasi, harus diupgrade. 30%
Peneliti: apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap penggunaan sistem?
Bu Fatma: Ya berpengaruh 75%, seperti kalau informasi seperti data yang dibutuhkan tersedia akan berpengaruh
terhadap tingkat intensitas penggunaan sistemnya
Peneliti: apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna?
Bu Fatma: Ya pasti 90%. Kadang-kadang kan contohnya kayak mahasiswa kalau mau tugas akhir harus nyari
skripsi-skripsi literatur yang mirip sama sebelumnya. Ketika dia dapat tapi hasilnya upload filenya kurang bagus
itu juga pasti mempengaruhi kepuasan. Atau seperti hanya dapat abstraknya saja tidak ada full text nya yang bisa
diakses
Peneliti: apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap struktur organisasi?
Bu Fatma: Tidak berpengaruh, karena kalau menurut saya repository disini kan untuk webometric kan ya, trus
jadi banyak hal yang dibenahi seperti SOP yang belum established, di tiap perpustakaan masih ada kesalahan yang
terjadi jadi harus upload ulang di perpustakaan utama. Kalau ada keluhan sepertinya masih belum segera ditindak
lanjut. Jadi terkait dengan struktur mungkin belum berpengaruh
Peneliti: apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap penggunaan sistem?
Bu Fatma: cukup berpengaruh 75% kalau terkait layanan, seperti penanganan semakin responsif kan pasti
berdampak pada intensitas penggunaan sistem. Pengalaman saya selain repository kita sendiri harus aktif juga
kalau mengalami masalah, mungkin via email bisa tapi tetap aja kita harus melakukan laporan atau bertanya
mungkin ke pustipanda
Peneliti: apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna?
Bu Fatma: berpengaruh 75%, kurang lebih sama. Kalau ada masalah kita harus peran aktif
Peneliti: apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap struktur organisasi?
Bu Fatma: kalau kualitas layanannya kurang bagus maka sulit juga ada perubahan di organisasinya, palingan kita
kasih keluhan pasti kan ada saluran-salurannya kan tapi ga banyak merubah signifikan struktur itu. Karenakan di
UIN sistem mutasi ada dibuat secara berkala, perpindahan, pertukaran segala macam. Kurang berpengaruh 30%
Peneliti: apakah kepuasan pengguna berpengaruh terhadap penggunaan sistem?
Bu Fatma: pasti, kalau dia gak puas gak akan pakai lagi kan, atau dia pakai saat mentok aja jika gak ada ditempat
lain hehehe 90%
Peneliti: apakah struktur organisasi berpengaruh terhadap lingkungan organisasi?
Bu Fatma: saya rasa sangat berpengaruh 80%, struktur yang bagus memiliki impact terhadap lingkungan itu
sendiri. Seperti komunikasi yang bagus seperti kepala dan jajarannya akan membuat repository itu terangkat
Peneliti: apakah penggunaaan sistem berpengaruh terhadap manfaat?
Bu Fatma: ya pasti, salah satu indikatornya sistem itu berhasil dengan semakin banyak yang menggunakan.
Semakin banyak yang menggunakan berarti dia semakin bagus. Sangat berpengaruh 90%
Peneliti: apakah kepuasan pengguna berpengaruh terhadap manfaat?
Bu Fatma: kalau orang itu puas berarti kan sistem itu sudah dianggap bagus, sesuai apa yang dibutuhkan. Sangat
berpengaruh 95%
Peneliti: apakah struktur organisasi berpengaruh terhadap manfaat?
Bu Fatma: Sangat berpengaruh, saya rasa itu yang paling berpengaruh ya. Kalau kepuasan kan hanya semacam
feedback gitu. Struktur kan bisa berupa kebijakan, inovasi, trus cepat tanggap dengan respon orang luar yang
memakai, kalau dia cepat responnya dia pasti memperbaiki segala macamnya. Saya rasa ini yang paling
berpengaruh 98%
Peneliti: apakah lingkungan organisasi berpengaruh terhadap manfaat?
Bu Fatma: Pasti. Kalau lingkungan itu memberikan masukan saling support, kalau pihak yang mengelola punya
kelemahan trus kita support masukan dengan cara yang baik, dengan saluran yang benar gitu ya pasti kan itu akan
mempengaruhi keberhasilan sistemnya. Kalau caranya cuman ngeluh yang sifatnya menjatuhkan kan pasti
struktur yang mengelolanya juga males misalnya ketika mereka bagus juga gak dihargai. Maksudnya harus saling
mendukung, kita sama-sama sukses bareng itu juga pasti mempengaruhi. Berpengaruh 80%
Peneliti: Menurut ibu sendiri, repository UIN sudah berhasil belum sih? Kalau ada saran untuk pengembangan
Bu Fatma: kalau sejauh ini dilihat dari webometricnya 10 besar itu sudah berhasil namun jangan sekedar ada gitu
ya, harus ada yang dibenahi dari beberapa aspek mungkin berupa SOP nya kemudian sinergi antara perpustakaan-
perpustakaan ini trus tim pengelolanya harus bersinergi artinya harus sering dievaluasi secara berkala. Ini kita
mau diapain ni repository kedepannya, bukan sekedar ada trus webometricnya bagus tapi itu tadi dari kualitas
informasinya kemudian aksesnya lebih cepat, servernya gimana supaya tidak sering down. Di FAH sendiri yang
ada prodi IPI nya bahkan masih ada beberapa dosen yang belum memiliki repositorynya, jadi masih perlu dibantu
sosialisasinya. Mungkin ada dosen yang sepuh karyanya banyak tapi belum dimasukkan ke repository, padahal
kalau dimasukin bisa aja webometricnya tambah naik
Narasumber : Ulfah Andayani
Tanggal : 10 Oktober, 2017
Institusi : Pustakawan Madya Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bu Ulfa: awalnya itu 2010 kerja sama dengan pustipanda (puskom) dan LPM serta perpustakaan
Peneliti: apakah kualitas sistem berpengaruh terhadap penggunaan sistem?
Bu Ulfa: Ya sangat berpengaruh, diantara kualitas sistem tadi tu kan kecepatan, kemudahan penggunaan, kalau
sistemnya itu mudah digunakan kemudian mudah di pahami user interface nya mudah digunakan, trus tidak
njelimet gitu loh
Peneliti: apakah kualitas sistem berpengaruh terhadap kepuasan pengguna?
Bu Ulfa: iya pastilah, kayak kamu kalau pakai baju, baranglah hp atau apa kalau berkualitas kan berpengaruh
terhadap kepuasan penggunaan itu. Sangat berpengaruh
Peneliti: apakah kualitas sistem berpengaruh terhadap struktur organisasi?
Bu Ulfa: tidak berpengaruh, seharusnya kualitas sistem itu yang harus diperbaiki, performa sistem yang harus
ditingkatkan bukan dengan me-replace SDM. Sistem itu kan semakin qualified dia itu kan semakin baik, kan gitu
maka persoalan SDM itu bisa mengikuti kinerja sistem. Maka SDM itu yang harus ditingkatkan kualitasnya,
sehingga kualitas sistem itu bisa sama dengan kualitas SDMnya. Jadi bukan target yang ada di dalam struktur,
sama aja seperti perkembangan teknologi kita menggunakan komputer merk apa masa malah jadi diturunin
sepsifikasinya supaya SDMnya bisa biasa ngakses contohnya yang tadinya windows 10 trus diturunin
standardnya.
Peneliti: apakah kualitas informasi berpengaruh signifikan terhadap penggunaan sistem?
Bu Ulfa: pasti berpengaruh, 50% cukup berpengaruh. Artinya tidak membuat orang malas menggunakan
karenakan katakan ada 100 data yang masuk mungkin hanya 30% yang tidak ada itu kan kasuistik ya.
Karena kan jadi harus tahu persoalannya jadi dulu itu kan awal kita mengisi konten repository itu kita kan
mengambil softfile skripsi yang diberikan oleh mahasiswa nah tetapi awal data yang kita masukan itu ada 7000
data kalau gak salah awal-awal, 7000 data itu memang hanya 3000 data saja yang ada softfilenya dalam bentuk
CD selebihnya itu dari data skripsi lama yang waktu itu belum diberlakukan berupa CD jadi mereka kan hardcopy
yang diberikan. Jadi itu kita digitalkan, ribuan data itu didigitalkan discan gitu kan filenya dimasukan gitu.
Mungkin dalam hal ini ada data yang missing, walaupun sudah didigitalkan mungkin belum terambil gitu kan ya
dalam manajemen datanya mungkin ada masalah dan waktu itu kita melakukan transfer data dari aplikasi tulis
lama dikonversi ke aplikasi dspace ini. Jadi mungkin bisa saja pada proses konversi ada data yang missing atau
apa kayak gitu.
Peneliti: itu kan casenya waktu awal-awal IR ya bu, kalau seiring berjalannnya waktu karya tahun sekitar 2015
file di dalam repository pun ada yang tidak tersedia. Itu keterkaitan dengan kesalahan SDM yang tidak menginput
atau seperti apa?
Narasumber: okay, bisa jadi begitu. Jadi kemarin sempat kita sepakati kebijakannya itu skripsi-skripsi tahun 2012
atau 2013 itu menjadi tanggung jawab fakultas-fakultas supaya tidak redundan datanya. Kayak mahasiswa kan
kalau mau bebas pustaka mereka kan menyerahkan skripsi bukan hanya di fakultas tapi di perpustakaan pusat,
softfilenya juga demikian. Jadi kalau perpus mengupload kan datanya redundan, duplicate kerja juga. Maka
disepakati yang tahun-tahun baru itu menjadi tanggung jawab fakultas sedangkan tanggun jawab kita itu yang
lama-lama 2010 kebawah itu kita cari kita upload gitu tapi kalau yang baru-baru itu menjadi tanggung jawab
fakultas. Kalau ada yang missing-missing data begitu bisa jadi di perpus fakultas itu entah kekurangan SDM,
entah karena skill SDMnya atau ada persoalan lain itu tapi memang belum semua perpustakaan fakultas sudah
memiliki repository.
Untuk sosialisasi sangat perlu dikembangkan lagi, tapi kita sudah memberikan pelatihan pertama waktu sistem ini
kembangkan awal itu kita berapa kali melakukan pelatihan baik diinternal unit perpustakaan dengan mengundang
pustakwan-pustakawan untuk TOT jadi msialnya mereka itu trainers untuk bisa melatih mentoring kembali ke
dosen-dosen gitu kan dan itu kita lakukan di perpstakaan lama itu 3 kali apa ya nah trus udah gitu kita kerja sama
dengan lembaga penjaminan mutu dan juga pustipanda mengundang kaprodi-kaprodi waktu itu diadakan di luar
UIN waktu itu di UT di wisma UT, berapa kali waktu itu. Untuk mensosialisasikan sekaligus melatih apa itu IR
pentingnya mengupload mengunggah karya-karya civitas, karya-karya ilmiah, karya dosen disitu. Selain untuk
menaikkan webometric universitas juga untuk sharing knowledge banyaklah tujuannya gitu kan. Jadi sudah kita
lakukan menurut saya sangat intens, cukup sangat intens utuk sosialisasi.
Jadi kan fakultas itu kan tugasnya memang mengupload data mentah itu ya untuk sementara dia kan diam di pull
system belum online ketika fakultas-fakultas memasukan data itu sesungguhnya data itu belum bisa diakses secara
online, istilahnya masuk ke bank data dulu. Nanti kita pihak perpustakaan yang memvalidasi, jadikan validasi
kalau sudah sesuai dengan kaidah-kaidah yang ditetapkan oleh kita baru setelah kita verifikasi kita validasi. Apa
yang kita verifikasi? Ya dari mulai teknik memasukkan data bibliografinya sesuai ga sama kaidah-kaidah
perpustakaan jadi contohnya kayak nama, nama itu kan ada dulu itu kebijakan kayak pembalikkan nama tapi
sekarang sudah tidak kecuali memang yang bermarga itu yang dibalik. Jadi tidak ada gelar akademik, gelar
keagamaan nah itu semua dihilangkan baik advisor maupun author. Kalau magra itu dibalik ada aturannya dari
penentuan tajuk nama-nama itu ada diterbitkaan oleh perpustakaan nasional yang merupakan pakemnya dalam
perumusan penulisan nama nah itu selain gelar akademik dan gelar kerajaan itu tidak dibalik. Trus judul, judul itu
tidak boleh menggunakan capital letter kita itu ada SOP nya. Jadi kita yang merumuskan, jadi bagaimana itu dari
entry data mulai judul pembuatannya.
Peneliti: persoalan SDM sendiri dari mulai pustakawan yang tidak sempurna dalam mengupload seperti ada data
yang tidak keupload dari fakultas tanggapan ibu?
Bu Ulfa: Jadi termasuk itu juga problemnya itu tadi, sudah kaidah-kaidahnya mungkin dia tidak ketahui walaupun
sudah disosialisasikan trus dari perumusan file name juga kan suka gak seragam itu sampai perumusan file
namenya detailnya sudah disediakan. Misalnya ekstensinya apa dibelakang atau dia pake nama orang strip
fakultas, ini kan ada yang pake judul lah pake subjeklah ada yang ngambil dari surat kabar langsung linknya ini
lah pokoknya itu waduh udah banyak kali ininya ketidak seragaman data kan juga berpengaruh ke kualitas sistem.
Jadi data yang harusnya hari ini ada tapi dengan adanya kesalahan itu kan berdampak jadi ketersediaan datanya
gak lengkap ngaruh ke kecepatan data juga kan harusnya tuntas pada saat itu.
Jadi cuman kita terus terang aja karena dosen itu persoalannya, dosen kan ketika mereka upload ke repository itu
bisa digunakan untuk kenaikkan pangkat jadi dosen itu sering banget gak sesuai dengan kaidah-kaidah yang kita
buatkan kadang-kadang itu tadi dari mulai pengetikkan, data, kemudian file name, termasuk tidak di pdf kan
filenya. Itu kan banyak yang tidak di pdf kan, kadang masih dalam format word, masih acak-acakan draft dan
seterusnya. Kadang-kadang salah memasukkan kamar,misalkan kategori tulisan dia itu adalah artikel masuk ke
skripsi. Itu yang jenis-jenis kayak gitu aja banyak yang tidak rapih datanya.
Peneliti: kan sebenernya pihak perpus sudah merangkul para prodi-prodi, mungkin perlu ditingkatkan sosialisasi
secara maksimal lagi?
Bu Ulfa: atau kadang-kadangkan dosen kalau hal teknis seperti itu mereka gak terlalu care entah gatau yah, entah
karena sibuk sehingga kurang aware lah dengan kayak yang gitu-gitu.
Peneliti: lanjut nih bu point 5 apakah kualitas informasi berpengaruh siginifikan ke kepuasan?
Bu Ulfa: Sangat berpengaruhlah misalkan kayak tadi saya nyari nih yakan, pokoknya penting banget untuk
penelitian saya udah dapet, taunya ngga ada full textnya gitu kan. Jadi kan saya kecewa, sangat berpengaruh 85%
Peneliti: point 6 apakah kuallitas informasi berpengaruh terhadap struktur organisasi?
Bu Ulfa: cukup berpengaruh 60%, kualitas informasi berpengaruh bisa saja ke autonomy dan komunikasinya di
dalam internal organisasinya. Bisa juga ke kebijakan, kebijakan teknis untuk meningkatkan kualitas informasi ini
contohnnya kayak tadi bagaimana menyusun kaidah-kaidah yang lebih jelas seperti input data itu dan perumusan
file kan bisa dibuatkan kebijakannya.
Trus terkait dengan missing data, file data yang tidak terupload walaupun dibibliografinya sudah ada tidak ada
file datanya. Itu kan banyak persoalan juga, bisa jadi dosen keberatan upload file datanya kan masih ada waktu
penelitian tentang penerimaan terhadap repository yang dilakukan oleh pak agus rivai itu temuannya diantaranya
ada memang dosen itu tidak mau, jadi keengganan memasukkan data itu bisa jadi karena dia itu memang tidak
begitu cukup punya keahlian memasukkan itu. Kemudian dia sendiri gak aware, gak aware karena memang dia
itu keberatan untuk sharing knowledge atau ada ke khawatiran untuk diplagiasi karyanya dia gitu loh
Peneliti: apakah dari rektor sendiri ada peraturan gak sih bu seluruh file harus diupload?
Narasumber: ada, waktu massa pak Komarudin Hidayat itu sudah terbit kayak instruksi rektor, udah kita buatkan.
Waktu itu saya juga yang ikut buatkan draft kebijakannya itu yang kita adopsi dari kebijakan dari universitas
surabaya, ITS waktu itu.
Peneliti: tapi tetap ada follow up lagi tuh bu sampai rektor yang baru pak Dede ini?
Narasumber: ya.. akhirnya kan kenapa sekarang itu jadi banyak itu filenya di dalam dan itu berpengaruh signifikan
terhadap peningkatan repo kan kontennya bertambah terus walaupun secara quality banyak persoalan tapi dari
segi quantity itu naik ditambah kan kita itu full text kebijakan pengelolaan repositor di perguruan tinggi lain itu
ada yang tidak open full, ada harus login untuk bab 4 nya terus kan ada yang abstraknya tok. Itu pengaruh performa
webometricnya, nah itu Penfollow up dari itu.. kalo dulu kan wajib serah simpan karya untuk diperpustakaan,
berikutnya itu menjadi kewajiban bagi dosen untuk mengupload semua karyanya di repository itu dan berimpact
pada kenaikan pangkat mereka. Sehingga mau gak mau kan, wajib. Keengganan biasanya dari dosen yang berusia
yang gak biasa menggunakan teknologi
Peneliti: Saya lanjut point 7 bu ya, apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap penggunaan sistem?
Narasumber: ya sangat berpengaruh banget, misalnya orang mau cari langsung down. Kita nih sebelnya yah
sebagai indexer yang menginput data itu kan tahapannya untuk sampai ke uploadnya lumayan juga waktu
prosesnya itu, sebelum kita upload itu kita submit awal kan kita masukkan data-data awal bibliografinya kan.
Udah rapih data bibliografinya panjang pas diupload nih down, akhirnya itu kan gak kesave bibliografinya hilang
akhirnya input lagi dari awal. Sangat berpengaruh banget baik dari user maupun pengelola.
Peneliti: Kalau server sendiri berarti yang megang pustipanda bu ya?
Narasumber: iya
Peneliti: apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna?
Narasumber: sangat berpengaruh sama kayak tadi. Kalau awal-awal dulu itu tidak sekedar down server, waktu
awal-awal publikasi IR itu dia hanya mampu mengupload file dengan kapasitas terbatas. Jadi kalau dia
mengupload file yang melampaui batas maka langsung crash ga sempurna untuk mengupload jadi upload ulang
lagi. Trus makanya sistemnya terus dievaluasi dan seterusnya.
Peneliti: itu kan awal-awal, nah seiring berjalannya waktu penganganan terkait layanan entah dari pustipanda itu
semakin sigap?
Narasumber: kalau server sih tetap aja, kalau server untuk repo gak ada server khusus sih kayaknya
Peneliti: lanjut ke point 9 bu, apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap struktur organisasi?
Narasumber: kualitas layanan itu kan terkait juga dengan ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana kan jadi kalau
kita bekerja tanpa dukungan sarana prasarana yang optimal itu bagaimana kita memiliki budaya kerja yang baik
kan gitu. Jadi sangat berpengaruh, artinya kan dalam hal ini terkait dengan infrastruktur jaringan, sistem yang
akan memperkuat kualitas layanan itu, itu sangat-sangat penting. Seperti dukungan sistem itu tidak terpenuhi kan
otomatis kultur, budaya kerja itu juga bisa menurun. Artinya dalam repository, dikit-dikit kerja down dikit-dikit
kerja down banyaklah masalahnnya kayak tadi. Jadi tidak terselesaikan, dari fakultas itu sering sms “mbak kok
sistem error ya?” jadi kan dari sisi customer user kan kendala. Jadi itu berpengaruh pada kultur, champion tujuan
keberadaan sistem itu juga kan agar supaya lebih mudah.
Peneliti: kalau repository versi mobile bagaimana perkembangannya?
Narasumber: kita itu kan repository ini kan open source ya itu diadopsi kemudian dikembangkan oleh pak firman
dia dosen IPB. Jadi kemarin saya minta dirubah jadi ada pernyataan copyright itu lohh, jadi atas usul user bisa
dikembangkan. Jadi analisa konten dari kita maupun dari LPM. Jadi awalnya perpustakaan bersama LPM
menganalisa sistem, konten-kontennya trus pustipanda yang merumahkannya seperti itu tapi ada konsultan dari
Pak Firman. Kebijakan ada di LPM dan di perpustakaan
Peneliti: poin ke 10 bu, apakah kepuasan pengguna berpengaruh terhadap penggunaan sistem?
Narasumber: Sangat berpengaruh lah, kayak tadi yang saya ceritain
Peneliti: apakah struktur organisasi berpengaruh terhadap lingkungan organisasinya?
Narasumber: iya berpengaruh, kalau komunikasi bagus kan pasti lingkungannya nyaman. Kalau ada masalah cepat
direspon diorganisasinya
Peneliti: yang ke 12 apakah penggunaan sistem berpengaruh terhadap manfaat?
Narasumber: sangat berpengaruh tinggi, dia akan menggunakan dengan intensitas dan merasakan manfaat dari
sistem itu semakin manfaat yang diperoleh
Peneliti: apakah kepuasan pengguna berpengaruh terhadap manfaat?
Narasumber: iya sangat berpengaruh lah kalau dia puas kalau ada manfaat berdampak pada keberhasilan sistem
itu sendiri
Peneliti: apakah struktur organisasi berpengaruh kepada manfaat?
Narasumber: iya, kalau kebijakannya ada, kalau strukturnya ga benar, komunikasinya ga terjalin baik internal
maupun eksternalnya kan repository itu berhasilnya tidak bisa dari satu pihak jadi harus ada dukungan dari
beberapa pihak jadi harus bekerja sama dengan beberapa institusi salah satu faktor gagalnya sistem dari
strukturnya itu tadi jadi sangat berpengaruh
Peneliti: apakah lingkungan organisasi berpengaruh signifikan terhadap manfaat?
Narasumber: iyalah, kan tadi kalau lingkungan organisasi kan termasuk external communication dan SDM
pengelolaan. Kesalahan dari perpus sendiri kan masih mnegandalkan dari mahasiswa. Sangat berpengaruh
Narasumber : Ariful Hikami
Tanggal : 31 Oktober, 2017
Institusi : Mahasiswa FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
P:Apakah kualitas sistem berpengaruh signifikan terhadap penggunaan sistem? Penggunaan sistem yang
dimaksud itu ada dari user friendly, kemudahan dalam penggunaan, sedangkan penggunaan sistem seperti tujuan
dari penggunaan tersebut. Jadi, kalau kualitas sistemnya bagus mempengaruhi tingkat intensitas untuk mengakses
sistemnya gak sih?
N:Ya kalau bagi saya si berpengaruh, karena UI yang mudah itu akan menghasilkan kepuasan dari penggunanya.
Jadi, kegunaan dari sistem itu tujuan dari pembuatan sistemnya kan?
P:Iya penggunaan seperti tingkat intensitasnya Jadi, semakin user friendly maka semakin tinggi tingkat intensitas
sistem tersebut digunakan cBerapa persen tuh pak?
N: Bagi saya si, kalau sudah user friendly orang pasti demen, 7
P: Nah kualitas sistem seperti apa sih kak yang menurut kakak itu yang udah bagus? Apakah user friendly ataukah
ada yg lainnya kak?
N: Kalau dari saya si yang pertama dilihat dari uinya tampilannya, kalau tampilannya mudah terus enak dilihat
terus ease of learning itu kayak sistem mudah dipahami, lalu sistem memiliki kualitas yang baik terus sistem
memiliki dukungan teknis jika adanya bugs, lalu yang terakhir itu apakah sistem itu memiliki keamanan yg cukup
atau yang aman
P:Apakah kualitas sistem berpengaruh terhadap kepuasan pengguna?nahkan kalau tadi penggunaan sistemnya,
nah kalau ini berpengaruh gak si sama kepuasan pengguna?
N: Ya kalau bagi saya si berpengaruh ya, karena kalau yang tadi yang sudah disebutin kalau kualitas sistemnya
itu kaya uinya mudah dimengerti uinya mudah untuk dipahami ya pasti tingkat kepuasan penggunanya tinggi,
karena kan pengguna merasakan manfaat dari adanya sistem tersebut merasa puas atas sistem yang sudah dibuat
itu terus merasa nyaman dengan uinya atau tampilan sistemnya
P:Berapa persen tuh?
N:Bagi saya si 8
P:Apakah kualitas sistem berpengaruh terhadap struktur organisasi?nah kualitas sistem yang ada direpository
sendiri apakah berpengaruh gak si sama contohnya tujuan keberadaan sistem itu sendiri entah itu kebijakannya
mempengaruhi gak si sama kualitas sistem yang ada?
N: Repository ya, kalau tujuan perpuskan memudahkan mahasiswa dalam mengakses atau mencari buku yang
ingin dicari ya, nah dari repository ini kan dah sangat membantu ya dalam mahasiswa mencari buku yang
jumlahnya udah ribuan
P:Mempengaruhi gak?
N:Jadi pasti mempengaruhi
P:Mempengaruhi struktur kebijakannya?
N:Mempengaruhi struktur organisasinya karena kan tujuan dari keberadaan sistem tersebut yang utama kan emang
memudahkan mahasiswa dalam mencari buku kan
P:Nah itu berapa persen kak?
N:Bagi saya itu 8 Berarti kualitas sistem sendiri berpengaruh tentang kebijakan yang ada?jadi kebijakannya itu
mengacu pada kualitas sistem yang ada seperti Kurang lebih begitu ya
P:Apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap penggunaan sistem? Nah kan kalau tadi kualitas sistem,
sekarang kita ke kualitas informasinya seperti informasi yang uptodate datanya tepat terus kalau kita liat informasi
tentang repository informasinya udah ada semua komplit gitu, terus mempengaruhi penggunaan sistem gak si
menurut anda sendiri? Kalau kualitas informasi ya berpangaruh ya terhadap penggunaan sistem.Berapa persen
tuh?
N: Kalau saya si 90 persen
P:Sebab kenapa menurut anda?
N:Sebab sistem yang informasinya berkualitas pasti mempengaruhi penggunaan sistem tersebut
P: Informasi yang berkualitas menurut anda yang seperti apa ya?
N:Ya kaya informasinya uptodate, informasi yang diberikan tepat misalnya kita kan ngakses repository nih nyari
buku karangan siapa terus yang keluar ya buku dia, nah berarti kan kualitas informasinya tepat
Nah menurut pengalaman anda sendiri kalau direpository itu kualitas informasinya itu udah mengacu
pada itu gak si, atau perlu perbaikan?
Nah kalau bagi saya si sudah lumayan bagus ya, tapi masih ada kekurangan yaitu pas kita nyari skripsi
kakak kelas ada yang tidak ada file pdfnya
1. Apakah kualitas informasi berpangaruh terhadap kepuasan pengguna?
Ya kalau saya si hampir sama dengan pertanyaan diatas ya karena informasi dari sistem harus berkualitas
harus uptodate dan informasi yang diberikan tepat dan lengkap ya pasti kalau kualitas informasinya baik
pasti kepuasan penggunanya pastii baik juga
Nah kalau menurut anda sendiri pengguna itu puas berdasarkan aspek apanya aja si?
Apakah kebutuhan datanya atau bisa dijelaskan?
Ya kalau ini kan membicarakan tentang kualitas informasi ya berarti informasi yang diberikan kaya tadi
yang uptodate terus sudah tepat sudah lengkap dan sesuai dengan yang kita input
2. Apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap struktur organisasinya? Kualitas informasi yang
diberikan repository berpengaruh gak si sama struktur organisasi yang ada diperpus?
Bagi saya cukup berpengaruh 70 lah
Oh iya yang tadi berapa persen?
Tadi yang kepuasan ya, 90
Nah ini 70 persen sebab kenapa?
Sebab kalau kualitas informasi kan masih kurang ya direpository kaya yang tadi saya sebutkan misalnya
skripsi belum ada file pelengkapnya seperti pdfnya, terus juga buku seharusnya kan info tambahannya
ya misalnya kita nih nyari buku apaan nih terus disesuain apakah sudah ada apa belum, kan ada nih kita
kan udah nyari nih bukunya eh ternyata dipinjem
Itu bukan repository kan, nah itu mempengaruhi struktur organisasi?
Ya kaya yang tadi
70 persen ya
Yang saya tangkep kan struktur organisasi tujuan keberadaan sistemnya ya
3. Apakah kualitas layanan berpengaruh pada penggunaan sistem? Nsh kualitas layanan itu sendiri seperti
supportnya terus follow up misalnya ada masalah masalah kan kaya kemaren tuh repository susah diakses
kan server down, itu mempengaruhi penggunaan sistemnya sendiri gak si?
Ya kalau bagi saya si berpengaruh ya, misal kita lagi butuh banget nih lagi nyari buku diperpus kan gak
mungkin ya kita bulak balik dari lantai 2 ke 6 ya, misalnya kualitas layanannya kurang kaya yang tadi
disebutkan server down pasti mengurangi tingkat penggunaan sistemnya ya
Nah berarti ini berdampak kepada kepuasan penggunanya juga dong?seberapa pengaruh si?
Oh iya yang tadi berapa persen?
Tadi 70
4. Apaka kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna?
Kalau bagi saya si ya berpengaruh
Berapa persen?
90 ya
Sebab?
Sebab ya kualitas layanan yang baik menghasilkan kepuasan pengguna yang tinggi
5. Apakah kualitas layanan berpangaruh terhadap struktur organisasinya menurut anda?
Ya cukup berpengaruh ya
Berapa persen?
70 lah
Bisa dijelaskan?
Kalau bagi saya si tujuan keberadaan sistem repository ya menghasilkan kualitas layanan yang baik juga
ya
Nah ini kan layanan berpengaruh kaya struktur juga seperti komunikasi dia intern sendiri apakah kualita
layanan itu mempengaruhi komunkasi yang ada di struktur perpus sendiri atau seperti apa?
Ya karena kan dari struktur organisasi kan adanya komunikasi yang baik didalam oranisasi ini ya berarti
dari struktur organisasi ini ada yang belum tersampaikan di kualitas layanannya dari repository ini,
karena kan belum memenuhi tujuan dari sistem ini jadi masih cukup berpengaruh ya
6. Apakah kepuasan pengguna berpangaruh terhadap penggunaan sistem?
Kalau itu si bagi saya sangat berpengaruh ya
Berapa persen?
Karena kan kalau penggunanya puas pasti dia akan terus terusan menggunakan sistem itu
Berapa persen ya?
90 persen
Sangat berpengaruh berart?
Ya
7. Apakah lingkungan organisasi berpengaruh terhadap struktur organisasi?nah lingkungan organisasi ini
sendiri seperti kondisi internal dalam organisasi tersebut lalu komunikasi dengan pihak luar, contohnya
kan perpustakaan menjalin komunikasi terhadap pustipanda untuk teknis, nah lingkungan ini
berpengaruh gak si sama struktur organisasinya? Eh, apakah struktur organisasi mempengaruhi
lingkungannya gak si?
Ya kalau bagi saya si berpengaruh ya, karena kan struktur organisasi juga dipengaruhi oleh linkungan
organisasi
Berarti strktur organisasi mempengaruhi lingkungan organisasi?
Ya berpengaruh ya struktur organisasi dipengaruhi lingkungan organisasinya, misalnya uin yang tadi
dibilang itu melakukan organisasi dengan pihak luar, berarti kan struktur organisasi juga membutuhkan
lingkungan untuk menunjang proses bisnisnya, lumayan berpengaruh ya
Berapa persen ya?
80
8. Apakah penggunaan sistem ini sendiri mempengaruhi manfaat gak si?manfaat ini bisa dikatakan sebagai
keberhasilan sistem itu sendiri, apakah penggunaan sistem mempengaruhi tingkat keberhasilannya gak
si dengan manfat yang didapat?
Ya kalau bagi saya si kalau semakin intensitas sistem semakin tinggi berari semakin besar manfaat yang
diberikan sistem tersebut
Berapa persen dan mengapa?
Berarti berpengaruh ya, 80 persen lah
9. Apakah kepuasan pengguna mempengaruhi manfaat?
Kalau kepuasan pengguna kemanfaat ya?
Ya benar
Berarti kalau pengguna udah puas atas sistem repository ini berari repository sudah memberikan banyak
manfaat kepada mahasiswa tersebut, berarti itu kan sangat berpengaruh ya berarti 90 lah
10. Apakah struktur organisasi mempengaruhi terhadap manfaat repository ini?
Ya kalau yang saya paham kaya tadi ya struktur organisasi itu kan yang menentukan tujuan keberadaan
sistem repository itu ya, berarti kan tujuan keberadaan sistem itu kan berkesinambungan dengan manfaat
dari adanya repository ini berarti kan berpengaruh dari kedua variabel tersebut ya
Berapa persen tuh?
90 lah
Sangat berpengaruh ya?
Iya sangat berpengaruh
11. Apakah lingkungan organisasi berpengaruh terhadap manfaat itu sendiri?lingkungan organisasi disini ya
seperti tadi seperti contoh kebeadaan sdmnya apakah sudah sesuai terus antara komunikasi internal
organisasi itu sendiri berpengaruh terhadap keberhasilan sistemnya gak si menurut anda?
Ya kalau bagi saya si lingkungan organisasi mempengaruhi net benefitnya ya karena kan komunkasi
dengan pihak luar organisasi juga diperlukan, semakin baik dari pengembangan sistem ini berarti
semakin banyak manfaat yang didapat pengguna
Nah untuk saran sendiri apa si yang perlu dibenahi untuk repository dan sudah berhasilkah kalau menurut
anda?
Kalau bagi saya si sudah lumayan berhasil ya, yang perlu dibenahi yaitu kaya tadi kan pelengkap
informasinya masih kurang yang kaya skripsi itu seharusnya ada pdfnya terus juga jurnal banyak yg
belum ada pelengkap pdfnya
Narasumber : Faizal Ardyanto
Tanggal : 31 Oktober, 2017
Institusi : Mahasiswa FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Peneliti: apakah kualitas sistem berpengaruh terhadap penggunaan sistem?
Faizal: kualitas sistem kalau menurut saya sangat berpengaruh ya terhadap penggunaan sistem otomatis kan dari
yang saya baca terdapat indikator user friendly , accessibility dan sebagainya kalau dari kondisi sistem yang seperti
ini pasti dia akan mempengaruhi tingkat penggunaan dari sistem itu sendiri. Menurut saya pribadi sangat
berpengaruhnya 90% lah
Peneliti: kualitas sistem yang baik menurut mas sendiri itu seperti apa sih?
Faizal: kalau menurut saya ya dia mudah digunakan pasti, trus yang kedua aman, mudah diakses, tersedia dimana-
mana trus yang jelas dia itu harus up to date ya. Jadi dia harus menyediakan skripsi-skripsi terbaru ya. Pengalaman
saya sendiri masih ada yang belum diupdate koleksi skripsinya
Peneliti: apakah kualitas sistem mempengaruhi kepuasan pengguna tidak?
Faizal: sangat berpengaruh, kalau kualitas sistemnya itu jelek pasti kita akan tidak puas dan cenderung malas
untuk memakainya lagi malah. Jadi kalau ditanya persennya 90% saya bisa bilangm karena kualitas
mempengaruhi kepuasan menurut saya
Peneliti: oke selanjutnya apakah kualitas sistem mempengaruhi struktur organisasi?
Faizal: kalau menurut pandangan saya pribadi kan indikatornya sendiri ada budaya kerjanya komunikasi yang ada
di dalam organisasi saat ini kurang mempengaruhi ya. Sebab kalau menurut saya kualitas sistem itu mencerminkan
budaya kerja organisasi, jadi sistem itu terbentuk dari cerminan organisasi. Bukan kualitas sistemnya yang
mempengaruhi kalau menurut saya pribadi, jadi kalau saya bilang sih kurang berpengaruh ya 50%. Jadi kayak
kita di UIN harusnya budaya yang ada di UIN mempengaruhi kualitas sistem repository itu
Peneliti: apakah kualitas informasi mempengaruhi penggunaan sistem?
Faizal: itu berpengaruh kalau menurut saya, kalau kualitas informasi sesuai dengan yang dibutuhkan dan juga
kulitas informasi yang ada di repository baik dalam artian update tadi, trus mudah diakses dan relevan dengan
user-user cari itu menurut saya user itu puas dan cenderung akan kembali menggunakan. Presentasenya 80% lah
85% juga bisa
Peneliti: selanjutnya apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna?
Faizal: ya 80% berpengaruh, balik lagi kaya yang saya tadi bilang. Kita user kita akses repository, eh informasi
yang kita dapat berkualitas, relevan sesuai dengan apa yang kita cari. Pasti kita puas dong sebagai user
Peneliti: untuk selanjutnya apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap struktur organisasi? Contohnya
misalkan tadi ada data yang uptodate, itu berpengaruh gak sih sama kebijakan yang dilakukan organisasi
kedepannya?
Faizal: kalau dari indikator struktur organisasi itu berupa budaya organisasi, budaya kerja, tujuan keberadaan
sistem. Kualitas informasi kalau menurut saya cukup berpengaruh terhadap struktur organisasi. Karena gini
misalnya kan masih ada skripsi yang kurang up date, jadi tidak sesuai dengan apa yang saya cari itu terakhir saya
cari khususnya prodi SI tentang evaluasi kepuasan itu masih jarang banget padahal dari senior saya ada. Itu kan
kualitas informasinya ya, apakah budaya petugas repository nya yang sibuk atau dari sistemnya atau seperti apa
ya. Jadi kan hal-hal itu bisa berdampak kepada pemangku kebijakan apakah setiap minggu diupdate atau 3 hari
sekali itu kan mempengaruhi struktur organisasinya untuk meningkatkan kepuasan dari pengguna repository itu.
Jadi menurut saya cukup berpengaruh 70% lah
Peneliti: apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap penggunaan sistem? Seperti pelayanan kalau sistem tiba-
tiba masalah, atau sistem sudah responsif, atau ketika buka sistem malah terjadi bug
Faizal: pasti berpengaruh 80%, kita itu kan user pengguna ingin mendapatkan layanan yang baik ya. Kita anggap
saja user itu pembeli, sistemnya itu penjual. Otomatis kan mau dapat layanan yang baik dong biar dia balik lagi
dan loyal kesitu. Layanan yang baik dalam artian sistem itu lancar, gada ngebug sama sekali dan mudah digunakan
gitu loh gak ribet mesti login sana sisni dulu gak didirect kesana-sini dulu, apa yang kita cari otomatis ita sebagai
user sering menggunakan jadi menurut saya berpengaruh sih ini
Peneliti: berkaca pada pengalaman, apakah kejadian yang mas alami ketika mengakses repository?
Faizal: saya pernah waktu itu mau akses sistem gabisa, saya ga ngerti itu kenapa sebagai mahasiswa. Dan saya
juga ga ngerti harus hubungi siapa untuk tau kenapa itu sistem gabisa dipake.
Peneliti: berarti apakah kualitas layanan berpengaruh ke kepuasan pengguna?
Faizal: sangat berpengaruh 90%. Kita kalau mendapat layanan yang baik otomatis puas, ga mungkin kita kalau
mendapat layanan yang baik trus cari-cari kesalahan. Itu bukan user yang baik menurut saya hehehe.. kalau kita
sudah dapat layanan yang baik, otomatis puas dong dengan sistem itu sendiri
Peneliti: apakah kualitas layanan itu sendiri mempengaruhi struktur organisasi?
Faizal: pasti pengaruh ya mas, karena sistem layanan ini kan dioperasikan oleh orang ya pasti ada tim bagian dari
perpustakaan itu pasti dia yang menangani repository ini sendiri dong. Itu kan istilahnya mereka memberikan
layanan terhadap mahasiswa dan siapapun yang mengakses repository di UIN ini dalam bentuk sebuah sistem ya
layanannya. Tapi kan layanannya ga langsung secara face to face ya, tapi tetap saja ini layanan, saya pikir ini
berpengaruh. Kalau balik lagi tadi ke struktur organisasi ada budaya kerja, tujuan keberadaan sistem.. kalau
budaya kerjanya masih males-malesan atau sibuk gitu ya saya kurang paham. Mungkin mereka kekurangan SDM
bisa jadi, kalau seperti itu kan bisa ke kebijakan pimpinan ya. Apakah SDM nya ditambah khusus melayani
repository, kerjaannya ditambah dengan otomatis bayarannya juga ya hehehe ya menurut saya berpengaruh ke
struktur organisasi yaa... 80%
Peneliti: selanjutnya apakah kepuasan penggunan berpengaruh ke penggunaan sistem?
Faizal: Sangat berpengaruh, kalau kita udah puas pasti kita bakal lebih sering menggunakan sistemnya 90%
Peneliti: nah untuk selanjutnya apakah struktur organisasi mempengaruhi terhadap lingkungan organisasi itu
sendiri?
Faizal: jelas ya kalau struktur organisasi pasti berpengaruh terhadap lingkungan organisasi. Ya dari struktur yang
dibuat kalau sudah bagus pasti bakal menciptakan lingkungan organisasi yang baik pula. Kalau struktur
organisasinya buruk pastikan lingkungan kerjanya lingkungan organisasinya jelek dan bakal berimbas ke
semuanya termasuk ke keberhasilan sistemnya sendiri. Berpengaruh 85%
Peneliti: selanjutnya apakah penggunaan sistem berpengaruh ke manfaat atau keberhasilan sistem itu sendiri gak
sih?
Faizal: berpengaruh ya, kita kan bikin sistem pasti tujuanya kan ga mungkin sistem itu didiemin aja dong.
Otomatis sistem itu mau digunain dan bermanfaat bagi penggunanya. Jadi penggunaaan sistem ya berpengaruh
terhadap manfaat yang didapat. Ya skalanya 80% lah, karena kalau sistemnya itu sudah dinilai bermanfaat bagi
pengguna pasti bakalan digunain terus-terusan dong
Peneliti: lalu apakah kepuasan pengguna berpengaruh terhadap manfaat itu sendiri?
Faizal: ya pasti berpengaruh ya, kalau orang yang pake sistemnya puas otomatis merasakan manfaat dari sistem
ini dong 85% lah sama kayak penggunaan sistem
Peneliti: selanjutnya apakah struktur organisasi berpengaruh terhadap manfaat?
Faizal: berpengaruh 80%, struktur organisasi sendiri kan balik lagi ngomongin pemangku kebijakan, pemangku
kebijakan itu kan yang menentukan pembuatas sistem pertama. Sistem ini dibuat tujuannya apa, ga mungkin dong
sistem ini dibuat ga ada manfaatnya. Pasti kan sistem ini dibuat tujuannya bermanfaat seluas-luasnya untuk civitas
akademika UIN Syarif Hidayatullah dong harusnya, gamungkin sistem ini dibuat hanya sekedar gaya-gayaan
Peneliti: kalau lingkungan organisasi sendiri seberapa berpengaruh terhadap manfaat?
Faizal: kalau menurut saya 85% sangat berpenaruh karena kan kalau tadi struktur organisasi sebagai koor
pengambil kebijakan ya, jadi tujuannya apa dibuat sistem ini, mereka yang okein sistem ini dari struktur
organisasi. Kalau lingkungan ini pasti mereka yang menjalankan. Kalau mereka menjalankan tidak sesuai dengan
tujuan keberadaan sistem otomatiskan mempengaruhi dari manfaatnya otomatis tidak tercapa manfaatnya dari
tujuan keberadaan sistem ini sendiri. Bisa dibilang sia-sia kalau mereka menjalankan tidak sesuai dengan tujuan
pembuatan sistem itu sendiri jadi menurut saya sangat berpengaruh ini lingkungan organisasi terhadap manffaat
ini.
Peneliti: apakah sistem ini sudah berhasil atau ada saran yang ingin disampaikan?
Faizal: saya memberikan saran sesuai dengan pengalaman ya, saya jarang mengakses repository karena setiap
saya akses sering tidak bisa. Saya ngga tau itu kenapa, trus terakhir informasi yang saya cari itu ngga ada. Saya
kira sistem ini cuukup berhasil dengan catatan ada yang perlu dibenahi. Mungkin satu jangan ada lagi sistem tidak
bisa diakses, itu dasarnya dulu kalau menurut saya. Ya pengalaman saya juga kalau sistem gabisa diakses saya
juga harus ngomong kemana, itu mempengaruhi tingkat penggunaan saya selanjutnya otomatis. Kedua diperbaiki
lagi kualitas informasi yang ada, mungkin ada kebijakan seminggu diupdate jadi biar lebih menarik minat
mahasiswa mengakses repository sendiri jadi lebih sering digunakan agar terasa manfaatnya
LAMPIRAN 2 FOTO-FOTO PENELITIAN
LAMPIRAN 3 VISI MISI PUSAT PERPUSTAKAAN
LAMPIRAN 4 TAMPILAN INSTITUTIONAL REPOSITORY
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 1 2 3 4 5 6
T1 T1.1.5 T1.2.5 T1.3.5 T1.4.5 T1.5.5 T1.6.5 T1.7.5 T1.8.5 T1.9.4 0 0 0 1 8 0
T2 T2.1.5 T2.2.5 T2.3.5 T2.4.5 T2.5.5 T2.6.4 T2.7.5 T2.8.5 T2.9.4 0 0 0 2 7 0
T3 T3.1.1 T3.2.2 T3.3.1 / T3.3.6 T3.4.5 T3.5.4 T3.6.4 T3.7.2 T3.8.3 T3.9.4 2 2 1 3 1 1
T4 T4.1.3 T4.2.4 T4.3.3 T4.4.5 / T4.4.6 T4.5.4 T4.6.4 / T4.6.6 T4.7.4 T4.8.5 T4.9.5 0 0 2 4 3 2
T5 T5.1.5 T5.2.5 T5.3.5 T5.4.5 T5.5.5 T5.6.4 T5.7.4 T5.8.5 T5.9.5 0 0 0 2 7 0
T6 T6.1.1 T6.2.1 T6.3.3 T6.4.3 T6.5.1 T6.6.4 T6.7.3 T6.8.3 T6.9.3 3 0 5 1 0 0
T7 T7.1.1 T7.2.2 T7.3.5 T7.4.5 T7.5.4 T7.6.5 T7.7.4 T7.8.5 T7.9.4 1 1 0 3 4 0
T8 T8.1.5 T8.2.4 T8.3.5 T8.4.5 T8.5.5 T8.6.4 T8.7.5 T8.8.5 T8.9.5 0 2 0 0 7 0
T9 T9.1.1 T9.2.2 T9.3.5 T9.4.5 / T9.4.6 T9.5.1 T9.6.4 T9.7.5 T9.8.3 T9.9.3 2 1 2 1 3 1
T10 T10.1.4 T10.2.5 T10.3.5 T10.4.4 T10.5.5 T10.6.3 T10.7.5 T10.8.5 T10.9.5 0 0 1 2 6 0
T11 T11.1.5 T11.2.4 T11.3.4 T11.4.5 T11.5.5 T11.6.4 T11.7.5 T11.8.5 T11.9.4 0 0 0 4 5 0
T12 T12.1.4 T12.2.5 T12.3.5 T12.4.5 T12.5.4 T12.6.5 T12.7.4 T12.8.5 T12.9.4 0 0 0 4 5 0
T13 T13.1.5 T13.2.5 T13.3.5 T13.4.4 T13.5.3 T13.6.5 T13.7.4 T13.8.5 T13.9.5 0 0 1 2 6 0
T14 T14.1.1 T14.2.5 T14.3.5 T14.4.5 T14.5.3 T14.6.5 T14.7.4 T14.8.4 T14.9.5 1 0 1 2 5 0
T15 T15.1.3 T15.2.4 T15.3.4 T15.4.5 T15.5.3 T15.6.4 T15.7.5 T15.8.4 T15.9.5 0 0 2 4 3 0
9 6 15 35 70 4
Informan Analisis
LAMPIRAN 6 TABEL DATA CODING