evaluasi laporan akuntabilitas pemerintahan provinsi_gie
DESCRIPTION
Modul pengawasan atas pembinaan pelaksanaan urusan pemerintah pada pelaksanaan evaluasi LAKIP ini dimaksudkan agar peserta mampu melaksanakan pengawasan atas pembinaan pelaksanaan evaluasi LAKIP pemerintah Kabupaten/ Kota. Dengan menguasai kompetensi ini Pengawas Pemerintahan diharapkan dapat melakukan pekerjaannya.TRANSCRIPT
Melakukan Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) SKPD
( Diklat Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan bagi Peserta Diklat Jenjang Muda)
KODE UNIT: FPP.WAS.02.028.01
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………
Pendahuluan
Pokok Bahasan I Mengakses data dan informasi
Pokok Bahasan II Pengolahan dan entry Data
Pokok Bahasan III Penyusunan Laporan LAKIP
Daftar Pustaka
Catatan:
Dasar Hukum Pelaksanaan Evaluasi LAKIP
Penjelasan SAKIP
2
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Modul pengawasan atas pembinaan pelaksanaan urusan
pemerintah pada pelaksanaan evaluasi LAKIP ini dimaksudkan
agar peserta mampu melaksanakan pengawasan atas
pembinaan pelaksanaan evaluasi LAKIP pemerintah
Kabupaten/ Kota. Dengan menguasai kompetensi ini
Pengawas Pemerintahan diharapkan dapat melakukan
pekerjaannya.
Materi pembelajaran ini, dipersiapkan agar Pengawas
Pemerintahan mampu melaksanakan tugas untuk Melakukan
pengawasan umum pembinaan pelaksanaan evaluasi LAKIP
melalui analisis, evaluasi, dan pengujian/penilaian.
Pada akhir pembelajaran, peserta mampu melakukan analisis,
evaluasi, pengujian/penilaian pembinaan pelaksanaan evaluasi
LAKIP.
Hasil pekerjaan ini merupakan salah salah satu dokumen
kelengkapan usulan angka kredit
1. Laporan pembinaan pelaksanaan evaluasi LAKIP terhadap RPJMD;
kegiatan ini merupakan kegiatan Pengawas Pemerintahan
jenjang Muda dengan angka kreditnya 0,4.
2. Laporan pembinaan pelaksanaan evaluasi LAKIP terhadap
Renstra SKPD; kegiatan ini merupakan kegiatan Pengawas
3
Pemerintahan jenjang Muda dengan angka kreditnya 0,27.
3. Laporan pembinaan pelaksanaan evaluasi LAKIP terhadap RKPD;
kegiatan ini merupakan kegiatan Pengawas Pemerintahan
jenjang Muda dengan angka kreditnya 0,36
4. Laporan pembinaan pelaksanaan evaluasi LAKIP terhadap Renja
SKPD; kegiatan ini merupakan kegiatan Pengawas Pemerintahan
jenjang muda dengan angka kreditnya 0,27.
5. Laporan pembinaan pelaksanaan evaluasi LAKIP terhadap KUA-
PPAS; kegiatan ini merupakan kegiatan Pengawas Pemerintahan
jenjang Muda dengan angka kreditnya 0,27
6. Laporan pembinaan pelaksanaan evaluasi LAKIP terhadap RKA-
SKPD; kegiatan ini merupakan kegiatan Pengawas Pemerintahan
jenjang Muda dengan angka kreditnya 0,18
B. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti proses pembelajaran dari modul diklat ini,
peserta diharapkan mampu melakukan evaluasi LAKIP.
C. Indikator keberhasilan
Setelah mengikuti proses pembelajaran dari masing-masing
pokok bahasan pada modul ini, peserta diharapkan mampu:
1. Mempersiapkan pelaksanaan evaluasi laporan kinerja
instansi pemerintah
2. Mengakses data dan informasi tentang laporan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
3. Melakukan Pengujian atas data dan informasi laporan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
4. Mengembangkan temuan analisis sesuai evaluasi laporan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
4
5. Memformulasikan temuan pelaksanaan evaluasi laporan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
6. Menyusun laporan hasil evaluasi laporan akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah
D. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Pokok
Pembahasan I Mengakses data dan informasi
A. Mengakses dan mempelajari Program
Kerja Evaluasi LAKIP
B. Menentukan dan menyiapkan Standar
Operating Prosedur
C. Mengakses dan menentukan Dokumen
perencanaan seperti: Renstra, RKT,
Penetapan kinerja.
Pokok
Pembahasan II Pengolahan dan entry Data
A. Penentuan Kriteria pelaksanaan kegiatan
evaluasi LAKIP.
B. Teknik Analisis Kesesuaian antara
dokumen data dan informasi dengan
kriteria pelaksanaan evaluasi LAKIP.
C. Klarifikasi Hasil analisis data dan
informasi perencanaan;
Pokok
Pembahasan III Penyusunan Laporan LAKIP
5
POKOK BAHASAN I
MENGAKSES DATA DAN INFORMASI EVALUASI LAPORAN
KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
A. Mengakses Data dan Informasi Evaluasi LAKIP
Mengakses data dan informasi Evaluasi (PKE) dalam
mempersiapkan pelaksanaan evaluasi Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) ini antara lain:
Mengenal Konsep Evaluasi
Evaluasi sistem AKIP (Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah) merupakan salah satu hal yang seyogianya
dilaksanakan dalam mengevaluasi LAKIP. Langkah awal
dalam mengevaluasi LAKIP ini untuk mengetahui dan
meyakinkan bahwa instansi pemerintah telah menerapakan
sistem manajemen kinerja dan pengendalian mutunya
dengan baik. Evaluasi ini diperlukan dengan mengasumsikan
bahwa jika sistem-nya baik akan dapat mewujudkan hasil
yang baik.
Aksioma tersebut di atas tidaklah selalu benar adanya secara
empiris. Namun secara normatif jika kita ingin memperbaiki
hasil tentulah harus diperbaiki proses
atau sistem yang menghasilkan output/outcome tertentu
yang kita rencanakan. Dalam manufakturing misalnya, proses
yang baik dan efisien akan dapat menghasilkan output
barang atau jasa yang baik pula. Analog dengan sistem yang
6
dipakai dalam proses produksi pada perusahaan manufaktur
itulah maka riviu atau penelahaan sistem dan proses produksi
barang dan jasa pada instansi pemerintah dalam
menghasilkan layanan kepada masyarakat akan lebih baik
jika prosesnya baik.
Terlepas dari berhasil tidaknya memperoleh output atau hasil
yang baik atau tidak, sudah selayaknya instansi pemerintah
selalu memperbaiki manajemen kinerjanya agar dapat
memperbaiki kinerja dan meningkatkan akuntabilitasnya. Hal
ini penting, dan agaknya peningkatan kinerja tidak terlepas
dari perbaikan sistem. Walaupun kita mengetahui bahwa
perbaikan sistem saja tidaklah cukup. Masih diperlukan
perbaikan-perbaikan lainnya seperti perbaikan kapasitas staf,
kultur (budaya) organisasi, kepemimpinan, struktur, dan
lainnya.
Evaluasi sistem AKIP dapat dilakukan dengan meneliti secara
keseluruhan komponen-komponen sistem AKIP maupun satu
per satu komponen-komponen tersebut. Sistem AKIP yang
telah diterapkan mulai tahun 2000 di berbagai instansi
pemerintah pada dasarnya meliputi tiga komponen penting
yaitu perencanaan strategis dan perencanaan kinerja, sistem
pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja. Satu per satu
komponen tersebut haruslah diriviu atau dievaluasi tahap
demi tahap (step by step assessment) ataupun diriviu secara
keseluruhan (over-all assessment) sehingga keselarasan,
keserasian, kohesi dan keterpaduan dalam mencapai tujuan
dan sasaran organisasi dapat diwujudkan.
Teknik yang sangat dianjurkan dalam mengevaluasi sistem
AKIP ini antara lain adalah teknik logic model atau program
logic dan criteria referrenced test.
7
Dua teknik ini dapat dilaksanakan dalam rangka
pengumpulan data guna dilakukan Substansi evaluasi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah untuk
memastikan apakah kinerja (performa) Bupati/Walikota sudah
konsisten dan sesuai dokumen renstra yang disajikan dalam
bentuk LAKIP Eselon II/SKPD telah memadai;
B. Menentukan dan menyiapkan Standar Operating
Prosedur
Evaluasi LAKIP adalah aktivitas analisis kritis, penilaian yang
sistematis, pemberian atribut, pengenalan permasalahan
serta pemberian solusi untuk tujuan peningkatan kinerja dan
akuntubilitas instansi pemerintah.
Pada dasarnya evaluasi LAKIP dapat dilakukan dengan
memfokuskan pada lingkup sebagai berikut :
1. Penelaahan terhadap Perencanaan Strategik dan Sistem
Pengukuran Kinerja; termasuk didalamnya perencanaan
kinerja.
2. Penelaahan terhadap penyajian dan pengungkapan
informasi kinerja dalam LAKIP.
3. Evaluasi terhadap Program-program dan kegiatan-
kegiatan;
4. Evaluasi terhadap Kebijakan instansi pemerintah yang
bersangkutan.
Lebih lanjut evaluasi LAKIP bermanfaat dalam mengarahkan
instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerja dan
mencapai visi dan misi instansi pemerintah. Dalam kaitan
dengan evaluasi terhadap aktivitas instansi pemerintah,
fokus kegiatan evaluasi diarahkan pada :
8
1. Process/implementation evaluation (evaluasi atas
proses/implementasi) Bentuk evaluasi ini diarahkan pada
ketaatan pelaksanaan kegiatan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, waktu implementasi,
kepuasan para stakeholders terhadap pelayanan yang
diberikan, dan kesesuaian dengan pemenuhan terhadap
standar profesi dan interaksi.
2. Output evaluation (evaluasi atas keluaran)Evaluasi
terhadap hasil-hasil yang telah dicapai oleh instansi
pemerintah diarahkan untuk melihat apakah output yang
dihasilkan telah memenuhi kriteria minimum yang
ditetapkan dalam perencanaan.Outcome Evaluation
(evaluasi atas outcome)
3. Evaluasi outcome dimaksudkan untuk melihat pencapaian
komitmen instansi pemerintah terhadap outcome-oriented
objectives. Fokus evaluasi outcome diarahkan pada
penilaian efektivitas instansi pemerintah dalam mencapai
visi dan misi instansi serta kontribusinya pada
pembangunan nasional.
4. Impact Evaluation (evaluasi atas impact) Evaluasi atas
impact pelaksanaan aktivitas dan program instansi
pemerintah terhadap perekonomian negara secara
keseluruhan. Dari evaluasi ini akan terlihat bagaimana
kontribusi instansi pemerintah terhadap perkembangan
perekonomian negara. Analisis lebih lanjut atas hasil-hasil
evaluasi impact akan bermuara pada perlu tidaknya suatu
program atau bahkan suatu instansi pemerintah dalam
struktur birokrasi pemerintahan.
Untuk keberhasilan pelaksanaan evaluasi, sebagai langkah
awal perlu terlebih dahulu didefinisikan pihak-pihak yang
9
akan memanfaatkan informasi hasil evaluasi. Informasi yang
diharapkan dapat diakses dari suatu hasil evaluasi mencakup
antara lain :
1. Informasi untuk mengetahui progress. Dari informasi hasil
evaluasi pimpinan dan seluruh jajaran instansi pemerintah
akan dapat mengetahui posisi kemajuan pelaksanaan
kegiatan yang telah dicapai. Dari informasi tersebut dapat
diketahui karakteristik permasalahan, alokasi sumberdaya,
biaya, dan perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan.
Informasi ini juga bermanfaat bagi pegawai untuk
menyiapkan dan meluruskan arah kegiatan di masa
mendatang.
2. Informasi untuk membantu agar kegiatan tetap berada
dalam alurnya. Evaluasi akan membantu organisasi untuk
meyakinkan kelangsungan pelaksanaan aktivitas yang
merefleksikan tujuan yang akan dicapai. Dengan
pemahaman terhadap informasi ini dapat membantu
pegawai dalam menyelenggarakan aktivitas dan
pelayanan khususnya dengan rekan sekerja dalam rangka
merealisasikan tujuan yang akan dicapai.
3. Informasi untuk meningkatkan efisiensi. Evaluasi akan
membantu organisasi dalam memfokuskan pelaksanaan
kegiatan dengan mengkoordinasikan berbagai komponen
organisasi sehingga biaya hanya dikeluarkan untuk hal
yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan. Informasi ini
membantu organisasi mengidentifikasi fokus yang akan
dilaksanakan. Hal lainnya adalah dapat mengidentifikasi
dan mengurangi kelemahan serta duplikasi kegiatan,
sehingga dapat meningkatkan kinerja organisasi.
Rancangan pengorganisasian evaluasi dapat meliputi
10
beberapa tahapan pokok berikut ini :
1. Persiapan pelaksanaan (penjelasan singkat, pendidikan,
pelatihan, rapat koordinasi, persiapan tim, dan lainnya);
2. Pelaksanaan evaluasi (misalnya: pengumpulan data/
informasi, analisis, pengukuran, pembandingan,
pengolahan data, penyimpulan, penyusunan
rekomendasi);
3. Pengendalian evaluasi, dilakukan saat pekerjaan evaluasi
sedang berjalan dengan monitoring dan sistem
pengendalian yang diterapkan sesuai kebutuhan;
4. Pemanfaatan hasil evaluasi (distribusi laporan,
pengkomunikasian hasil evaluasi, penyediaan waktu dan
staf untuk konsultansi, dan sebagainya).
C. Mengakses dan menentukan Dokumen perencanaan
seperti: Renstra, RKT, Penetapan kinerja.
Mengidentifikasi dan menentukan dokumen – dokumen yang
akan dijadikan bahan untuk mengevaluasi LAKIP yaitu RPJMD,
Renstra SKPD, Renja SKPD, dan RKT.
Untuk menentukan dokumen – dokumen tersebut, sebaiknya
terlebih dahulu Pengawas Pemerintahan mengetahui filosopi
dan konsep terkait dengan RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD,
dan RKT.
1. RENSTRA SKPD
Rencana strategis SKPD yang selanjutnya disingkat
dengan Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD
untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra SKPD, memuat, visi,
11
misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan.
Renstra SKPD, disusun sesuai dengan tugas dan fungsi
SKPD serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat
indikatif. Visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan,
dirumuskan dalam rangka mewujudkan pencapaian
sasaran program yang ditetapkan dalam RPJMD. Visi SKPD,
merupakan keadaan yang ingin diwujudkan SKPD pada
akhir periode Renstra SKPD, sesuai dengan tugas dan
fungsi yang sejalan dengan pernyataan visi kepala daerah
dan wakil kepala daerah dalam RPJMD. Misi SKPD,
merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang
akan dilaksanakan sesuai tugas dan fungsi, dalam rangka
mewujudkan visi SKPD. Tujuan, merupakan sesuatu yang
ingin dicapai dari setiap misi SKPD, yang dirumuskan
bersifat spesifik, realistis, dilengkapi dengan sasaran yang
terukur dan dapat dicapai dalam periode yang
direncanakan. Strategi, merupakan langkah-langkah
berisikan program-program indikatif, untuk mencapai
tujuan dalam rangka melaksanakan misi untuk
mewujudkan visi SKPD. Kebijakan, merupakan
arah/tindakan yang harus dipedomani SKPD, dalam
melaksanakan strategi untuk mencapai tujuan Renstra
SKPD. Program, merupakan instrumen kebijakan yang
berisi satu atau lebih kegiatan yang dirumuskan, untuk
mencapai sasaran dan tujuan sesuai tugas dan fungsi
SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah. Kegiatan, merupakan bagian dari program yang
memuat sekumpulan tindakan pengerahan sumberdaya
sebagai masukan (input), untuk menghasilkan keluaran
(output) dalam bentuk barang/jasa.
12
Program SKPD, meliputi program lintas SKPD, atau
program kewilayahan. Program SKPD, merupakan satu
atau lebih kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi, yang
akan dilaksanakan oleh 1 (satu) SKPD. Program lintas
SKPD, merupakan satu atau lebih kegiatan sesuai dengan
tugas dan fungsi sesuai dengan tugas dan fungsi, dan
akan dilaksanakan secara simultan dengan program SKPD
lainnya. Program kewilayahan SKPD, merupakan satu atau
lebih kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi, dan akan
dilaksanakan secara simultan dengan program SKPD
lainnya, untuk mencapai keberhasilan pencapaian sasaran
dan tujuan pembangunan daerah yang ditetapkan pada
satu atau beberapa wilayah atau kawasan.
Substansi rancangan Renstra SKPD sangat menentukan
kualtias dokumen Renstra SKPD yang akan dihasilkan.
Salah satu dokumen rujukan awal dalam menyusun
rancangan Renstra SKPD adalah Rancangan Awal RPJMD
yang menunjukkan program dan target indikator kinerja
yang harus dicapai oleh SKPD selama lima tahun, baik
untuk mendukung visi/misi kepala daerah maupun untuk
memperbaiki kinerja layanan dalam rangka pemenuhan
tugas dan fungsi SKPD terkait.
Dokumentasi perumusan dan keseluruhan tahap
perencanaan pembangunan daerah daerah dijadikan
sebagai kertas kerja (working paper). Suatu kertas kerja
perumusan dan keseluruhan tahap penyusunan Renstra
SKPD merupakan dokumen yang tak terpisah dan
dijadikan sebagai dasar penyajian (dokumen) Renstra
SKPD.
2. RKPD
13
RKPD merupakan dokumen yang menjadi acuan bagi
setiap SKPD provinsi dan kabupaten/kota dalam
penyusunan rancangan Renja SKPD. Penyusunan RKPD
merupakan dokumen yang tak terpisah dan dijadikan
sebagai dasar penyajian (dokumen), adapun substansi
RKPD, yaitu Rancangan kerangka ekonomi daerah;
Program prioritas pembangunan daerah; dan Rencana
kerja, pendanaan dan prakiraan maju.
Rencana kerja, pendanaan dan prakiraan maju
mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu
indikatif, yang bersumber dari APBD maupun sumber-
sumber lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat. Rancangan kerangka ekonomi daerah,
memuat gambaran kondisi ekonomi, kemampuan
pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah paling
sedikit 2 (dua) tahun sebelumnya, dan perkiraan untuk
tahun yang direncanakan.
Program prioritas pembangunan daerah, memuat
program-program yang berorientasi pada pemenuhan hak-
hak dasar masyarakat dan pencapaian keadilan yang
berkelanjutan sebagai penjabaran dari RPJMD pada tahun
yang direncanakan. Rencana kerja dan pendanaan serta
prakiraan maju, memuat program dan kegiatan
pembangunan yang dilaksanakan langsung oleh
pemerintah daerah, disertai perhitungan kebutuhan dana
bersumber dari APBD untuk tahun-tahun berikutnya dari
tahun anggaran yang direncanakan.
3. Penetapan Kinerja
Penetapan Kinerja merupakan tekad dan janji rencana
kinerja tahunanyang akan dicapai antara pimpinan instansi
14
pemerintah/ unit kerja yang menerima
amanah/tanggungjawab/kinerja dengan pihak yang
memberikan amanah/tanggungjawab/kinerja. Dengan
demikian, penetapan kinerja ini merupakan suatu janji
kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat
penerima amanah kepada atasan langsungnya. Penetapan
kinerja ini akan menggambarkan capaian kinerja yang
akan diwujudkan oleh suatu instansi pemerintah/unit kerja
dalam suatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan
sumber daya yang dikelolanya
4. RENJA SKPD
Renja SKPD, memuat: program dan kegiatan, lokasi
kegiatan, indikator ki nerja, kelompok, sasaran, dan pagu
indikatif dan prakiraan maju. Program dan kegiatan,
meliputi program dan kegiatan yang sedang berjalan dan
kegiatan alternatif atau baru. Lokasi kegiatan, merupakan
lokasi atau tempat dari setiap kegiatan yang akan
dilaksanakan seperti nama desa/kelurahan, kecamatan.
Indikator kinerja, terdiri dari: indikator kinerja program
yang memuat ukuran spesifik secara kuantitatif dan/atau
kualitatif hasil yang akan dicapai dari program; dan
indikator kinerja kegiatan yang memuat ukuran spesifik
secara kuantitatif dan/atau kualitatif masukan, keluaran
yang akan dicapai dari kegiatan. Kelompok sasaran,
memuat penjelasan terhadap karakteristik kelompok
sasaran yang memperoleh manfaat langsung dari hasil
kegiatan, seperti kelompok masyarakat berdasarkan
status ekonomi, profesi, gender dan yang kelompok
masyarakat rentan termarginalkan. Prakiraan maju,
memuat kebutuhan dana untuk tahun berikutnya dari
15
tahun anggaran yang direncanakan, guna memastikan
kesinambungan kebijakan yang telah disetujui untuk
setiap program dan kegiatan.
Program dan kegiatan yang sedang berjalan, yaitu
program dan kegiatan satu tahun sebelum tahun yang
direncanakan yang tercantum dalam Renstra SKPD.
Program dan kegiatan alternatif, yaitu program dan
kegiatan SKPD, lintas SKPD dan kewilayahan yang
berdasarkan analisis perlu dilakukan pergeseran
pelaksanaannya atas pertimbangan mempunyai dampak
mempercepat pencapaian sasaran pembangunan daerah.
Program dan kegiatan baru, yaitu program dan kegiatan
yang tidak tercantum pada Renstra SKPD dengan kriteria
yaitu tidak bisa ditunda karena dapat menimbulkan
kerugian yang lebih besar bagi pemerintah maupun
masyarakat, dalam rangka mempercepat capaian target
sasaran Renstra SKPD, adanya kebijakan pemerintah yang
menjadi prioritas nasional yang mendukung percepatan
pembangunan daerah; dan/atau, dilakukan jika kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya belum
memberikan keluaran dan hasil yang sesuai dengan
sasaran Renstra SKPD.
D. Klarifikasi Dokumen dan Informasi terkait LAKIP.
Setelah dokumen-dokumen yang dibutuhkan diperoleh,
Pengawas Pemerintahan mempelajari tiap-tiap dokumen
dengan teliti. Terhadap dokumen-dokumen yang kurang jelas
dan membutuhkan penjelasan dari penanggungjawab
kegiatan, Pengawas Pemerintahan dapat meminta waktu
Penanggung jawab kegiatan untuk melakukan klarifikasi atas
16
dokumen dan informasi sehingga memperoleh kejelasan atas
isi dokumen dan informasi terkait. Klarifikasi dapat dilakukan
secara lisan dan tertulis. Prinsip yang harus dipegang pada
saat melakukan klarifikasi adalah :
a. Mempersiapkan bahan klarifikasi dengan baik dan efektif.
b. Mempertimbangkan kedudukan/posisi penanggungjawab
kegiatan.
c. Memperhatikan tingkat emosional penanggungjawab
kegiatan.
d. Penyampaian harus jelas, tepat dan tidak berlebihan.
e. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
Dalam kegiatan klarifikasi dan informasi yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan analisis, Pengawas Pemerintahan dapat
melakukan klarifikasi dengan penanggungjawab kegiatan.
Namun klarifikasi disini dalam batas untuk memperoleh
kecukupan dokumen dan informasi yang belum terpenuhi
dari penyajian data yang telah diterima Tim.
E. Teknik analisis Data dan informasi terkait LAKIP
Dokumen dan informasi yang diperoleh di awal pelaksanaan
evaluasi LAKIP, merupakan bagian yang sangat menentukan
terhadap langkah pelaksanaan berikutnya. Lengkap atau
tidaknya dokumen dan informasi serta mampu atau tidaknya
mengidentifikasi kelemahan-kelemahan atas dokumen dan
informasi, akan menentukan berhasil tidaknya pencapaian
sasaran evaluasi LAKIP. Analisa dokumen dan informasi
dilakukan untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang
mungkin terjadi pada perumusan kebijakan sebagaimana
yang dituangkan dalam LAKIP. Secara standar tahapan ini
dikenal dengan istilah Survey
17
Klasifikasi evaluasi dapat dilakukan berdasarkan pada:
- apa yang dievaluasi;
- tujuan evaluasi;
- fokus evaluasi;
- metode evaluasi;
- pendekatan evaluasi;
- lingkup atau tataran yang dievaluasi.
- Orientasinya.
Berdasarkan apa yang dievaluasi, evaluasi dapat dibagi ke
dalam beberapa kelompok:
1) evaluasi kegiatan
2) evaluasi program
3) evaluasi kebijakan
4) evaluasi pengelolaan keuangan
5) evaluasi pengelolaan sumber daya manusia.
6) evaluasi terhadap sistem dan governance;
7) evaluasi terhadap struktur, mekanisme dan prosedur
8) evaluasi efisiensi, efektivitas, kehematan, kelayakan?
Penggolongan evaluasi berdasarkan tujuan evaluasi dapat
meliputi :
1) evaluasi untuk tujuan tertentu, misalnya: untuk
mempelajari fakta dan kemungkinan perbaikannya,
untuk meningkatkan akuntabilitas, untuk meningkatkan
kinerja.
2) goal free evaluation atau evaluasi untuk mencari
peluang perbaikan yang tidak ditetapkan terlebih
dahulu.
18
Berdasarkan fokus evaluasinya pekerjaan evaluasi dapat
dibagi ke dalam lima kelompok:
1) Input evaluation
2) Process evaluation
3) Output evaluation
4) Outcomes evaluation
5) Impact evaluation.
Berdasarkan pendekatannya, evaluasi dapat dibagi ke dalam:
1) Evaluasi semu
2) Evaluasi formal
3) Evaluasi keputusan teoretis
Evaluasi dampak (Impact evaluation), Evaluasi ini digunakan
untuk menilai hasil dan dampak program yang sudah mapan.
Evaluasi ini dapat digunakan untuk membuat keputusan
tentang penghargaan, atau kemanfaatan program. Evaluasi
ini disebut juga evaluasi sumatif (Sumative evaluation).
Pendekatan yang dapat dipakai :
1) Evaluasi yang berdasarkan sasaran
2) Studi proses-outcome
3) Evaluasi berdasarkan kebutuhan (Needs-based
evaluation)
4) Goal-free evaluation (termasuk mengevaluasi dampak
yang bersifat positif dan negatif (unintended impact) dan
tidak hanya outcome semata).
5) Performance audit.
19
POKOK BAHASAN II
ANALISA DATA
A. Konsep:
1. Akuntabilitas,
Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang dekat
dengan administrasi publik pemerintahan (lembaga
eksekutif pemerintah, lembaga legislatif parlemen dan
lembaga yudikatif Kehakiman) yang mempunyai
beberapa arti antara lain, hal ini sering digunakan
secara sinonim dengan konsep-konsep seperti yang
dapat dipertanggungjawabkan (responsibility), yang
dapat dipertanyakan (answerability), yang dapat
dipersalahkan (blameworthiness) dan yang mempunyai
ketidakbebasan (liability) termasuk istilah lain yang
mempunyai keterkaitan dengan harapan dapat
menerangkannya salah satu aspek dari administrasi
publik atau pemerintahan, hal ini sebenarnya telah
menjadi pusat-pusat diskusi yang terkait dengan
tingkat problembilitas di sektor publik, perusahaan
nirlaba, yayasan dan perusahaan-perusahaan.
Dalam peran kepemimpinan, akuntabilitas dapat
merupakan pengetahuan dan adanya
pertanggungjawaban tehadap tiap tindakan, produk,
keputusan dan kebijakan termasuk pula di dalamnya
administrasi publik pemerintahan, dan pelaksanaan
20
dalam lingkup peran atau posisi kerja yang mencakup
di dalam mempunyai suatu kewajiban untuk
melaporkan, menjelaskan dan dapat dipertanyakan
bagi tiap-tiap konsekuensi yang sudah dihasilkan.
akuntabilitas merupakan istilah yang terkait dengan
tata kelola pemerintahan sebenarnya agak terlalu luas
untuk dapat didefinisikan. akan tetapi hal ini sering
dapat digambarkan sebagai hubungan antara yang
menyangkut saat sekarang ataupun masa depan, antar
individu, kelompok sebagai sebuah
pertanggungjawaban kepentingan merupakan sebuah
kewajiban untuk memberitahukan, menjelaskan
terhadap tiap-tiap tindakan dan keputusannya agar
dapat disetujui maupun ditolak atau dapat diberikan
hukuman bilamana diketemukan adanya
penyalahgunaan kewenangan.
2. Kinerja
Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari
berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak
memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala
sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak
mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot
sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang
serius. Kesan – kesan buruk organisasi yang mendalam
berakibat dan mengabaikan tanda – tanda peringatan
adanya kinerja yang merosot.
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 :
67)“Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
21
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003 :
223) “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari
kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat
dinilai dari hasil kerjanya”. Maluyu S.P. Hasibuan
(2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja)
adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.
Menurut John Whitmore (1997 : 104) “Kinerja adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari
seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu
prestasi, suatu pameran umum ketrampikan”.
Menurut Barry Cushway (2002 : 1998) “Kinerja
adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja
dibandingkan dengan target yang telah ditentukan”.
Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan
kinerja adalah : “ merupakan perilaku yang nyata
yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja
yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan
perannya dalam perusahaan”.
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson
Terjamahaan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira (2001 :
78), “menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya
adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
karyawan”.
Menurut John Witmore dalam Coaching for
Perfomance (1997 : 104) “kinerja adalah pelaksanaan
22
fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu
perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum
keterampilan”.
Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui
dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk
mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi
dihubungkan dengan visi yang diemban suatu
organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak
positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional.
Mink (1993 : 76) mengemukakan pendapatnya bahwa
individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki
beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (a)
berorientasi pada prestasi, (b) memiliki percaya diri, (c)
berperngendalian diri, (d) kompetensi.
3. Laporan Akuntabilitas Kinerja
LAKIP atau Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah adalah media akuntabilitas yang dapat
dipakai oleh instansi pemerintah untuk melaksanakan
kewajiban untuk menjawab kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholder). Media akuntabilitas yang
dibuat secara periodik memuat informasi yang
dibutuhkan oleh pihak yang memberi amanah atau pihak
yang memberikan delegasi wewenang. Melalui media
inilah secara formal dapat dilakukan
pertanggungjawaban dan bahan untuk menjawab
berbagai permasalahan yang diminta oleh pihak-pihak
yang berkepentingan untuk menetukan fokus perbaikan
kinerja yang berkesinambungan.
LAKIP dapat berfungsi sebagai :
23
a) Suatu media hubungan kerja organisasi yang berisi
data dan informasi.
b) Wujud tertulis pertanggungjawaban suatu instansi
kepada pemberi wewenang dan mandat.
c) Media akuntabilitas setiap instansi pemerintah,
merupakan bentuk perwujudan kewajiban menjawab
yang disampaikan kepada atasannya/pemberi
wewenang, yang akhirnya bermuara kepada Presiden
untuk selajutnya menjadi pertanggungjawaban
kepada masyaratakat (public accountability).
B. Penentuan Kriteria pelaksanaan kegiatan evaluasi
LAKIP.
Pada tahap ini, Pengawas Pemerintahan sebelum
melakukan pengujian data/informasi dari dokumen yang
telah diakses, sebelumnya menentukan kriteria yang
digunakan dalam melakukan evaluasi LAKIP Eselon II/SKPD.
Kriteria adalah ukuran yang dipergunakan menjadi dasar
dalam pelaksanaan evaluasi. Berikut ini ada beberapa
acuan yang menjadi kriteria dalam evaluasi LAKIP Eselon
II/SKPD:
1. Peraturan Menteri Pendayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
2. Peraturan Daerah tentang Penetapan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah;
24
3. Peraturan Daerah tentang Organisasi dan Tatalaksana
Organisasi Perangkat Daerah;
4. Peraturan Bupati/Walikota tentang Tugas dan Fungsi
SKPD;
5. Peraturan Bupati/Walikota tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
6. Keputusan Bupati/Walikota tentang Penetapan Kinerja;
7. Keputusan Pimpinan SKPD tentang Rencana Kerja SKPD.
C. Teknik Analisis Kesesuaian antara dokumen data dan
informasi dengan kriteria pelaksanaan evaluasi LAKIP.
Dalam hal evaluasi terhadap LAKIP, tujuan pelaksanaan
evaluasinya adalah :
1. Untuk memberikan analisis kritis dan penilaian terhadap
implementasi system AKIP.
2. Untuk memberikan saran perbaikan terhadap
implementasi sistem AKIP.
3. Memberikan saran ataupun rekomendasi yang penting
guna peningkatan kinerja organisasi instansi dan
peningkatan akuntabilitasnya.
Evaluasi terhadap kebijakan/program ataupun kegiatan
pemerintah tidaklah selalu mudah dan murah. Kemudahan
dan harga yang dibayar inilah yang menjadi pertimbangan
utama dalam menentukan ruang lingkup evaluasi terhadap
suatu permasalahan. Pendekatan ini lebih cenderung pada
teknis ekonomis belaka, meskipun manajemen yang
pragmatis tentu tidak bisa mengabaikannya. Bagaimana
jika pertimbangan lain, misalnya, sosial ekonomis ? Sudah
tentu ruang lingkupnya menjadi berubah dan semakin
meluas. Ukuran-ukuran yang dipakai dalam pendekatan
25
teknis ekonomis lebih kepada biaya dan manfaat, sehingga
analisis biaya dan manfaat menjadi sangat penting. Lain
halnya jika pendekatan yang dipakai sudah ke arah sosio
ekonomis, maka pertimbangan dan ukuran lebih mengarah
tidak hanya ke 3 E (ekonomis, efisien dan efektif), tetapi
juga sudah kepada ke 2 E lainnya, yaitu ekuitas
(kesamaan, kecukupan dan keadilan) serta excellent
services (pelayanan prima). Sebagai simpulan tujuan
evaluasi sangat tergantung dari kebijakan pimpinan
instansi yang diberi wewenang untuk melakukan evaluasi
dengan mempertimbangkan berbagai kendala yang ada.
Evaluasi yang dilakukan oleh pihak luar harus secara
eksplisit menyatakan tujuan evaluasi tersebut secara jelas,
sehingga dapat didesain suatu evaluasi yang secara
pragmatis dapat mencapai tujuan-tujuan itu.
Ruang lingkup evaluasi LAKIP meliputi hal-hal yang terkait
dengan pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran-sasaran
organisasi instansi. Oleh karenanya, informasi yang
dievaluasi mungkin saja termasuk informasi yang tidak
termuat dalam LAKIP, tapi masih ada hubungannya dengan
LAKIP. Informasi kinerja yang dipertanggungjawabkan
dalam LAKIP bukanlah satu-satunya yang digunakan dalam
menentukan nilai dalam evaluasi itu, akan tetapi juga
termasuk berbagai hal (knowledge) yang dapat dihimpun
guna mem-benchmark dan mengukur ataupun mencari
indikator keberhasilan ataupun keunggulan organisasi
instansi. Jadi bahan yang ada dalam LAKIP sesungguhnya
merupakan bahan pemicu kegiatan pengumpulan data
(data gathering) dan analisis data agar evaluasi dapat
dilakukan secara obyektif dan memadai.
26
Pada dasarnya evaluasi LAKIP dapat dilakukan dengan
memfokuskan pada lingkup sebagai berikut :
1. Penelaahan terhadap Perencanaan Strategik dan Sistem
Pengukuran Kinerja; termasuk didalamnya perencanaan
kinerja.
2. Penelaahan terhadap penyajian dan pengungkapan
informasi kinerja dalam LAKIP.
3. Evaluasi terhadap Program-program dan kegiatan-
kegiatan;
4. Evaluasi terhadap Kebijakan instansi pemerintah yang
bersangkutan.
Metodologi yang dipakai dalam evaluasi LAKIP disesuaikan
dengan pernyataan tujuan evaluasi dan
mempertimbangkan kendala yang ada. Oleh karena itu
metodologi yang dipakai dalam evaluasi LAKIP lebih
merupakan metodologi yang pragmatis. Disini evaluator
perlu menjelaskan kelemahan dan kelebihan metodologi
yang dipakai kepada pihak yang dievaluasi. Langkah
pragmatisme ini diambil agar dapat lebih cepat
menghasilkan rekomendasi hasil evaluasi yang
memberikan petunjuk untuk perbaikan implementasi
sistem AKIP dan peningkatan akuntabilitas kinerja instansi.
Evaluasi LAKIP dapat juga meliputi evaluasi terhadap
berbagai isi informasi dalam LAKIP. Metode kuantitatif
maupun metode kualitatif dapat dioperasionalkan dalam
mengevaluasi LAKIP. Penggunaan data primer maupun
data sekunder dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
Namun demikian, untuk keseragaman dalam
“memperlakukan” LAKIP maka evaluasi ini dapat dimulai
27
dengan evaluasi terhadap perencanaan strategis organisasi
instansi, yang meliputi evaluasi visi dan misi organisasi,
kemudian evaluasi penetapan tujuan dan sasaran, evaluasi
terhadap cara-cara mencapai tujuan, evaluasi kinerja
pelaksanaan program dan kegiatan organisasi, evaluasi
kebijakan dan evaluasi secara keseluruhan yang
menggambarkan hasil penilaian evaluator terhadap LAKIP
yang bersangkutan.
Jadi pada dasarnya langkah-langkah evaluasi LAKIP dapat
dikategorikan dalam dua bagian besar, yaitu:
1) Evaluasi terhadap implementasi sistem AKIP;
2) Evaluasi akuntabilitas kinerja instansi yang akan
didalami dengan evaluasi terhadap kebijakan instansi,
program dan kegiatan.
Apapun metodologi yang digunakan, evaluasi LAKIP ini
tidak hanya untuk perbaikan evaluasi itu sendiri saja,
tetapi lebih difokuskan pada perbaikan terhadap kinerja
dan akuntabilitas instansi yang dievaluasi. Evaluasi ini lebih
diharapkan untuk mendapatkan berbagai masukan guna
dimanfaatkan pada perubahan kebijakan, perubahan
program, kegiatan dan tindakan, serta perubahan-
perubahan lainnya ke arah perbaikan. Hal ini agak berbeda
dengan riset ataupun penelitian oleh para ilmuwan yang
ditujukan pada penemuan baru, atau paling tidak dapat
menjelaskan (mendeskripsikan) suatu permasalahan.
Evaluasi LAKIP diharapkan dapat menjelaskan
permasalahan dan menyediakan solusi yang baik untuk
memecahkan permasalahan tersebut kasus demi kasus.
Agar evaluasi dapat dilakukan secara efisien dan efektif,
perlu diidentifikasi metode yang akan diimplementasikan
28
dalam tahap-tahapan evaluasi. Metodologi yang dapat
diimplementasikan meliputi metode kuantitatif dan metode
evaluasi kualitatif.
Teknik Evaluasi
Berbagai teknik evaluasi dapat dilakukan oleh seorang
evaluator akan sangat tergantung pada tingkatan tataran
(context) yang dievaluasi dan bidang (content)
permasalahan yang dievaluasi . Evaluasi pada tingkat
kebijakan berbeda dengan evaluasi pada tingkatan
pelaksanaan program. Demikian pula evaluasi terhadap
pelaksanaan program berbeda pula dengan evaluasi pada
tingkat pelaksanaan kegiatan. Di samping itu evaluasi pada
bidang kegiatan penyuluhan misalnya, akan sangat
berbeda dengan evaluasi terhadap bidang produksi suatu
produk makanan. Tak hanya itu, penerapan teknik evaluasi
tergantung juga pada validitas dan ketersediaan data yang
mungkin dapat diperoleh.
Bermacam-macam teknik evaluasi sah-sah saja untuk
digunakan asalkan dapat memenuhi tujuan evaluasi. Mulai
dari telaah sederhana, survei sederhana sampai survei
yang mendetail, verifikasi data, applied research, berbagai
analisis dan pengukuran, survei persepsi target
group/pelanggan, metode statistik, metode statistik non
parametrik, pembandingan-pembandingan dan
benchmarking, cross section analysis, time series analysis,
tabulasi, penyajian pengolahan data dengan
grafik/icon/simbol-simbol, dan sebagainya.
Oleh karena aktivitas evaluasi meliputi pengumpulan data
dan analisis, maka metode ataupun teknik-teknik yang
digunakan dalam evaluasi juga biasanya terkait dengan
29
teknik pengumpulan data dan teknik analisis yang dipakai.
Metode kualitatif maupun metode kuantitatif yang
digunakan dalam evaluasi dapat memperoleh hasil yang
sama-sama memuaskan.
Evaluasi LAKIP pada dasarnya adalah evaluasi yang
dilakukan baik secara pragmatis maupun secara ilmiah
terapan yang dilakukan secara mendalam. Evaluasi ini
dapat diuraikan seperti berikut:
1) Evaluasi atas Implementasi Sistem AKIP, dengan
menggunakan beberapa teknik seperti: program
logic dan criteria referenced test.
2) Evaluasi atas kinerja instansi yang dilakukan dengan
melakukan uji petik terhadap beberapa program.
Evaluasi yang mengambil beberapa program ini
dilakukan secara agak mendalam.
3) Survei Kepuasan Pelanggan, untuk program yang
menjadi “core business” intansi yang bersangkutan.
uraian tersebut jika dilakukan seluruhnya akan dapat
mengetahui secara baik akuntabilitas kinerja instansi yang
dievaluasi.
Analisis logika program (Logic model)
Logika sangat bermanfaat dan sangat penting untuk
meningkatkan kemampuan manusia berpikir rasional,
kritis, tepat, tertib, metodis/ sistematis dan koheren. Logika
juga dapat dipakai untuk meningkatkan kemampuan
berpikir secara abstrak, cermat, obyektif dan berfikir lebih
tajam. Menurut Rapar (1996) paling kurang terdapat empat
kegunaan logika:
pertama, membantu setiap orang mempelajari logika untuk
berpikir secara rasional, kritis, lurus, tepat , tertib, metodis,
30
dan koheren;
kedua, meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak,
cermat, dan obyektif; ketiga, menambah kecerdasan dan
meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan
mandiri;
keempat, meningkatkan cinta akan kebenaran dan
menghindari kekeliruan serta kesesatan.
Analisis logika program atau analiis logika atau program
logic merupakan teori tentang hubungan sebab-akibat di
antara berbagai komponen dari suatu program : sumber
daya dan kegiatan-kegiatannya, keluarannya, serta
dampak jangka pendek dan hasil jangka panjangnya.
Teknik analisis dengan meneliti logika program ini sering
disebut analisis logika program atau program logic. Analisis
logika program (program logic) berguna untuk
mendapatkan pemahaman dan pencapaian kesepakatan
serta untuk mengetahui secara rinci tujuan program, baik
secara mikro maupun makro.
Analisis logika ini dapat dipergunakan sebagai alat untuk
melakukan perencanaan atas program yang akan
dilaksanakan. Disamping itu program logic juga dapat
digunakan untuk melakukan evaluasi atas program atau
kegiatan yang telah selesai maupun yang sedang berjalan
serta program yang masih dalam tahap perencanaan.
Karakteristik dari pendekatan program logic adalah suatu
gambaran di mana program-program tidak secara
langsung mencapai tujuan akhir dari hasil yang diinginkan.
Dengan kata lain alat ini memberikan suatu gambaran
hubungan sebab-akibat di mana urutan kejadian
sedemikian rupa sehingga adanya suatu kejadian
31
merupakan kejadian atau tindakan yang mendahului, atau
menjadi sebab, kejadian atau tindakan berikutnya. Alat ini
mengidentifikasikan adanya beberapa keluaran (output)
dan hasil antara (intermediate outcome) sebelum
pencapaian hasil akhir. Hasil antara ini membentuk suatu
diagram yang disebut hirarki hasil (hierarchy of outcomes).
Analisis logika program (program logic) dapat dilakukan
dengan memperhatikan suatu acuan teori logika atau
model logika (logic model) dan juga acuan yang sering
disebut sebagai program theory (teori program). Logika
sendiri biasa berupa ilmu yaitu ilmu logika, atau hanya
suatu metode. Jika logika ini dipandang sebagai ilmu
maka teori logika menjadi dasar dari
pengembangannya. Sedangkan jika dipandang sebagai
metode, maka logika dipakai sebagai alat analisis untuk
menguji atau mengecek kebenaran berfikir atau kebenaran
penalaran. Untuk tujuan evaluasi atau riset maka logika
dipakai sebagai metode atau teknik analisis. Dengan
demikian maka analisis logika haruslah memperhatikan
asas-asas penalaran yang sistematis.
Program logic dibuat secara singkat dan jelas, sehingga
dengan hanya melihat alat ini, garis besar isi keseluruhan
program sudah dapat diketahui. Program logic ini dibuat
pada saat program direncanakan untuk disertakan dalam
dokumen usulan program. Alat ini sebaiknya selalu
diperbaiki dan diperbaharui pada setiap perubahan yang
terjadi pada suatu program guna tetap menjaga
keterkaitan sebab-akibat di antara berbagai komponen dari
suatu program.
Penyusunan dari program logic mencakup :
32
1) menentukan indikator dan sasaran kinerja yang
mencakup masukan, keluaran, hasil, manfaat dan
dampak program;
2) hubungan kausal antara indikator-indikator tersebut;
3) asumsi yang mengikuti tujuan di setiap tingkatan, yaitu
faktor-faktor luar yang tidak dapat dikontrol oleh
program itu sendiri, tetapi dapat mempengaruhi
tercapainya tujuan program.
Tahapan analisis logika progam :
1. Membuat uraian ringkas mengenai program
Bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai:
a) latar belakang dan tujuan dikeluarkannya program
b) dasar hukum program, terutama mengenai batasan
lingkup otorisasi dan operasi program
c) keterkaitan program yang dievaluasi dengan
program lainnya
d) benchmark keberhasilan/kinerja program
e) hasil evaluasi program pada periode sebelumnya
f) faktor-faktor lain di luar program yang akan
mempengaruhi kinerja pelaksanaan program.
2. Menentukan tujuan program
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menentukan ruang
lingkup yang menjadi fokus evaluasi, yaitu kelayakan ,
efisiensi, dan/atau efektivitas melalui kegiatan :
a) memisahkan antara tujuan program dengan proses
penyampaian program;
b) mengidentifikasi input, proses dan out put dari
masing-masing aktivitas;
c) mengidentifikasi outcome yang bertentangan
(negatif);
33
d) merumuskan kembali tujuan program dalam bentuk
yang mudah dievaluasi.
3. Menyusun diagram logika program
Bertujuan untuk memperoleh gambaran secara visual
mengenai alur pikir
program dalam bentuk hubungan sebab akibat antara
input, proses, output dan outcome. Hal tersebut dapat
dilakukan melalui:
a) mempelajari data-data logika program yang ada;
b) mengidentifikasi komponen input, proses, out put
dan outcome;
c) menentukan hirarki outcome (low-level, midle-level,
atau high-level)
d) mengidentifikasi outcome positif dan outcome
negatif
e) menuangkan hasil butir (3) dan (4) ke dalam suatu
diagram
f) mendiskusikan dan meminta tanggapan/persetujuan
dari pihak evaluatan
4. Mengidentifikasi tingkat outcome yang dapat dievaluasi
Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran/perkiraan mengenai hasil maksimum yang
mungkin diberikan/dicapai dari kegiatan evaluasi yaitu
dengan cara :
a) memisahkan outcome yang mungkin dicapai
b) menentukan outcome mana yang dapat dievaluasi
berdasarkan batasan waktu, biaya , dan tujuan
evaluasi.
5. Mengidentifikasi indikator pencapaian outcome serta
menentukan data yang relevan.
34
Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan dasar dalam
rangka (i) membantu memfokuskan pengukuran
outcome, (ii) menyepakati kriteria keberhasilan
program, dan (iii) membantu mengidentifikasi data yang
relevan.
Kegiatan ini dilakukan melalui:
1. mempelajari indikator pencapaian program yang
tertuang dalam dukumen program.
2. menetapkan indikator yang akan menjadi kriteria
dalam evaluasi.
3. mendiskusikannya dengan pihak-pihak terkait untuk
mendapatkan kesepakatan.
4. mengidentifikasi jenis data dan sumber data yang
relevan.
5. Mengukur perolehan butir d diatas dengan biaya dan
waktu yang tersedia.
6. Mengidentifikasi faktor – faktor eksternal yang
mempengaruhi pencapaian program.
Kegiatan ini bertujuan mengenali dan melokalisir faktor-
faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian
program. Hal tersebut dapat dilakukan melalui
identifikasi sebelumnya yang ada dalam dokumen
program.
Program theoryTeori ini mendasari penataan program yang menjelaskan
suatu perencanaan dan penataan suatu program yang
meliputi berbagai komponen program. Komponen utama
dari program misalnya, yaitu kegiatan-kegiatan dan hasil
yang diinginkan, haruslah dirancang satu sama lain saling
mengkait dan ada hubungan yang logis. Disini penciptaan
35
INPUT OUTPU OUTCOMESSITUASI
Mendapatkan PIL
Minum PIL Sembuh/Lebih Baik
kerangka kerja logis haruslah baik, walaupun hanya baik
”di atas kertas”.
Teori program adalah teori yang menjelaskan rantai yang
lengkap dari berbagai kejadian (events) yang
menghubungkan input dengan output, output dengan
short-terms outcome, short-term outcomes dengan
medium-term outcomes dan medium-term outcome
kepada long-term outcome atau tujuan akhir.
Teori program, adalah teori yang menjelaskan hubungan
antara berbagai komponen program secara logis yang
berdasarkan pada:
1) adanya hubungan sebab akibat berdasarkan asumsi
tertentu (hypothesized cause-effect relationship);
2) adanya terterkaitan kausalitas (causal linkage) yang
jelas;
3) adanya serangkaian urut-urutan atau series of IF-THEN;
4) adanya perkiraan aksi dan reaksi;
5) asumsi-asumsi tertentu.
Teori ini dapat dijadikan dasar untuk perencanaan dan
evaluasi suatu program. Program teori ini dikembangkan
dari suatu model logis atau logic model, seperti berikut :
Dari model logis ini dapat dicontohkan dalam kehidupan
sehari – hari seperti berikut :
36
SAKIT KEPALA
Penggunaan teknik program logic untuk evaluasi
Teknik ini merupakan salah satu teknik yang sangat
dianjurkan dalam melakukan evaluasi LAKIP. Berikut ini
beberapa tips untuk menggunakan teknik ini dalam
evaluasi :
a) Melakukan pemetaan terhadap apa yang ada (existing
systems and facts); Ini merupakan gambaran atau
deskripsi singkat mengenai apa yang ada (what is).
Untuk itu para pembaca diharapkan dapat melakukan
latihan dengan menggunakan lembar kerja 1 dan 2.
b) Melakukan pemetaan terhadap apa yang seharusnya
(what should be).
c) Membandingkan kedua hasil pemetaan tersebut,
kemudian meriviu kembali dan meneliti perbedaannya.
Perbedaan inilah yang seharusnya merupakan saran
perbaikan yang perlu dikemukakan dalam uraian hasil
evaluasi.
Oleh karena itu perlu dilakukan pendokumentasikan
langkah demi langkah tersebut di atas. Pertama dilakukan
pemetaan secara vertikal hubungan antara kegiatan,
program, kebijakan dan sasaran, tujuan, serta
hubungannya dengan visi dan misi organisasi. Langkah
37
VISI
MISI
TUJUAN
pertama ini dituangkan dalam lembar kerja 1 seperti
berikut:
Lembar Kerja 1 : Program Logic
38
SASARAN
KEBIJAKAN
PROGRAM
KEGIATAN
Selanjutnya evaluator dianjurkan untuk meneliti hubungan
antara kegiatan-kegiatan dengan program, program
dengan kebijakan, kemudian hubungan antara sasaran dan
tujuan. Dari kertas kerja ini dapat diperoleh gambaran
apakah penataan.
Program (strategi) yang diterapkan dalam organisasi
mempunyai hubungan yang logis atau masuk akal
(penalarannya baik). Argumentasi-argumentasi dari
evaluator haruslah dicatat dalam analisisnya. Jika dinilai
hubungan logis tersebut ternyata cukup baik maka harus
diberi catatan baik pula.
Langkah kedua, dari simpulan dan argumentasi-
argumentasi evaluator tersebut perlu dibuat saran apa
39
yang sebaiknya dirumuskan untuk memperbaiki apa yang
ada tersebut. Inilah yang tidak mudah dilakukan oleh para
evaluator. Evaluator harus menggunakan pengetahuan dan
ketajaman analisis dari sisi pandangnya sendiri, dengan
menyediakan argumentasi-argumentasi untuk membujuk
dilakukannya perbaikan. Dalam hal demikian, langkah yang
perlu diambil oleh evaluator adalah mengkonfirmasikan
kembali temuannya kepada evaluatee (pihak yang
dievaluasi).
Hal kedua yang perlu dilakukan dengan menggunakan
teknik logic model ini yaitu meneliti keterkaitan horisontal,
antara kegiatan/program dengan input, output dan
outcome yang dihasilkan. Langkah ini dapat
didokumentasikan dalam lembar kerja seperti berikut:
Lembar Kerja 2 :
Program Logic
Program Peningkatan ....
KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME
40
Sekali lagi, langkah yang dilakukan adalah menulis apa
yang sesungguhnya ada (senyatanya) dan kemudian
menganalisis hubungan logis antara komponen -
komponen tersebut. Jika ditemukan hubungannya tidak
logis atau tidak nalar maka ini merupakan hal yang harus
dibahas atau dikonfirmasikan dengan evaluatee dan
segera dicari kemungkinan perbaikannya.
Semakin jelas suatu kriteria semakin mudah melakukan
asesmen, sebaliknya semakin ambigu (bermakna banyak
dan kabur) semakin sulit melakukan asesmen.
Untuk mengevaluasi LAKIP dari format wujud penyajian
dan pengungkapan informasi dalam LAKIP dapat pula
dikategorikan ke dalam 3 (tiga) hal, yaitu:
a) Proses penyusunan LAKIP;
b) Isi informasi, penyajian dan pengungkapan informasi
dalam LAKIP;
c) Pemanfaatan LAKIP.
Dalam hal penetapan kriteria seperti contoh di atas,
perancang evaluasi dapat memilih empat sampai delapan
kriteria yang dianggap dapat menjawab pertanyaan
evaluasi, untuk masing hal tersebut di atas. Khusus untuk
41
penyusunan LAKIP misalnya, perancang evaluasi dapat
melakukan peninjauan kembali ke belakang (flash back)
tatkala laporan itu disusun. Biasanya laporan yang baik
mengikuti prinsip-prinsip penyusunan laporan yang baik,
yaitu:
prinsip pertanggungjawaban;
prinsip pengecualian; dan
prinsip manfaat.
Untuk prinsip manfaat, ini di samping laporan dimaksudkan
untuk rencana penggunaan tertentu, juga dapat dicek
realisasi atau kenyataannya, yaitu bagaimana setelah
laporan selesai apakah dimanfaatkan secara optimal atau
tidak.
Berbagai clue, indikasi, atau hints yang menandakan
bahwa laporan telah disusun dengan menggunakan
prinsip-prinsip yang baik, telah ternyata jadi laporan yang
baik, dan telah dimanfaatkan secara optimal, dapat di-
generate atau diciptakan sebanyak-banyaknya sehingga
evaluator menjadi yakin atau percaya diri dapat melakukan
penilaian. Signal-signal penting, bukti-bukti awal, tanda-
tanda awal, indikasi-indikasi, dapat di-list (dibuatkan
daftarnya) dan dipilih yang paling menjawab suatu kriteria
dapat dipenuhi.
Setelah melakukan hal-hal di atas, perancang evaluasi
dapat melakukan mapping dengan membuat diagaram
pohon atau matrik yang menggambarkan hubungan antara
kriteria kelompok besar dengan kriteria, dan antara kriteria
dengan sub- kriteria. Sebagai contoh dibuatkan matrik
berikut:
42
Kelompok besar
kriteriaKriteria
Sub Kriteria
Indikasi, tanda –
tanda sub-kriteria
terpenuhi
Keterangan
Proses Penyusunan LAKIP
Prinsip Pengecualian
LAKIP menyajikan hal penting yamng perlu mendapat perhatian pimpinan
LAKIP berisi hal-hal yang digunakan dalam memantau program.program.
LAKIP menyajikan ha-hal yang digunakan dalam memantauHal-hal yang biasa, reguler, rutin, dan tidak perlu mendapat penangan pimpinan tidak mendominasi laporan.
LAKIP mengungkap mengapa target tidak dapat dipenuhi
Terdapat penyajian pencapaian target, dengan pembandingan target dan realisasi.Terdapat analisis mengapa target tidak tercapai.
LAKIP menyediakan argumentasi
43
yang memadai.LAKIP menyajikan informasi dari hasil monitoring program dengan indikasi yang mencolok.Analisis dalam laporan menyajikan hubungan sebab akibat yang masuk akal.Analisis dalam laporan menyediakan data yang memadai
Dengan mengetahui hubungan antara kriteria besar
dengan kriteria dan sub- kreteria (kriteria yang lebih kecil)
seperti contoh di atas, maka penyimpulan tentang apakah
proses penyusunan LAKIP telah dilakukan dengan
penggunakan prinsip pengecualian dapat dilakukan. Di sini
para perancang evaluasi harus memperhatikan struktur
penataan hirarki dari kriteria yang dipasang, karena akan
mempengaruhi pada penarikan simpulan hasil evaluasi.
44
POKOK BAHASAN IV
PELAPORAN HASIL EVALUASI
Penilaian dan penyimpulan
1. Evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansi harus
menyimpulkan hasil penilaian atas fakta objektif instansi
pemerintah dalam mengimplementasikan perencanaan
kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi
kinerja dan capaian kinerja sesuai dengan kriteria masing-
masing komponen yang ada dalam LKE.
2. Langkah penilaian dilakukan sebagai berikut:
a. Dalam melakukan penilaian, terdapat tiga variable yaitu: (i)
komponen, (ii) sub-komponen, dan (iii) kriteria.
b. Setiap komponen dan sub-komponen penilaian diberikan
alokasi nilai sebagai berikut:
45
No Komponen Bobot Sub-Komponen
1 PerencanaanKinerja
35 % a. Rencana Strategis 12,5%, meliputi:Pemenuhan Renstra, KualitasRenstra, dan Implementasi Renstra
b. Perencanaan Kinerja Tahunan 22,5%,meliputi: Pemenuhan Perencanaan Kinerja Tahunan (4,5%), KualitasPerencanaan Kinerja Tahunan (11,25%),dan Implementasi Perencanaan Kinerja
2 PengukuranKinerja
20 % a. Pemenuhan pengukuran 4%,b. Kualitas pengukuran 10%c. Implementasi pengukuran 6%.
3 PelaporanKinerja
15 % a. Pemenuhan pelaporan 3%,b. Penyajian informasi kinerja 8%,c. Pemanfaatan informasi kinerja 4%.
4 EvaluasiKinerja
10 % a. Pemenuhan evaluasi 2%,b. Kualitas evaluasi 5%c. Pemanfaatan hasil evaluasi 3%.
5 CapaianKinerja
20 % a. Kinerja yang dilaporkan (output) 5%;b. Kinerja yang dilaporkan (outcome) 5%;c. Kinerja tahun berjalan (benchmark) 5%;
Total 100%
Penilaian terhadap butir 1 sampai 4 terkait dengan
penerapan SAKIP pada instansi pemerintah, sedangkan
butir 5 terkait dengan pencapaian kinerja, baik yang telah
tertuang dalam dokumen LAKIP maupun dalam dokumen
lainnya. Butir 5a, 5b dan 5c, penilaian didasarkan pada
pencapaian kinerja yang telah disajikan dalam LAKIP
maupun dokumen pendukung seperti Pengukuran Kinerja.
Penilaian terhadap butir 5d dilakukan didasarkan pada
penilaian pihak lain, seperti opini BPK terhadap Laporan
Keuangan dan lainnya.
46
Penilaian atas komponen dan sub komponen pada poin b,
terbagi atas dua entitas, yaitu : Pemda meliputi entitas
Pemda (Provinsi, Kabupaten, Kota) dan entitas SKPD; SKPD
yang disampling sebanyak 4 satker terdiri dari Bappeda,
Inspektorat dan 2 (dua) satker teknis diluar bidang
pendidikan dan kesehatan;
Setiap sub-komponen akan dibagi kedalam beberapa
pertanyaan sebagai kriteria pemenuhan sub-komponen
tersebut. Setiap pertanyaan akan dijawab dengan ya/tidak
atau a/b/c/d/e. Jawaban ya/tidak diberikan untuk
pertanyaan-pertanyaan yang langsung dapat dijawab
sesuai dengan pemenuhan kriteria. Jawaban a/b/c/d/e
diberikan untuk pertanyaan-pertanyaan yang
membutuhkan “judgement” dari evaluator dan biasanya
terkait dengan kualitas suatu sub komponen tertentu.
Setiap jawabannya “Ya” akan diberikan nilai 1 sedangkan
jawaban “Tidak” maka akan diberikan nilai 0.
Untuk jawaban a/b/c/d/e, penilaian didasarkan pada
judgement evaluator dengan kriteria sebagai berikut:
Jawaban Kriteria Nilai
A Memenuhi hampir semua kriteria (lebih dari80% s/d 100% )
1
B Memenuhi sebagian besar kriteria (lebihdari 60% s/d 80% )
0,75
C Memenuhi sebagian kriteria (lebih dari 40%s/d 60%)
0,50
D Memenuhi sebagian kecil kriteria (lebih dari20% s/d 40%)
0,25
E Sangat kurang memenuhi kriteria (kurangdari 20% )
0
47
Apabila pertanyaan yang digunakan dalam kriteria
berhubungan dengan kondisi yang memerlukan
penyimpulan, karena terdiri dari beberapa sub kriteria,
(misal kriteria mengenai kondisi sasaran atau Indikator
Kinerja, berhubungan dengan lebih dari satu sasaran
atau indikator kinerja, penilaian “Ya” atau “Tidak”
dilakukan atas masing-masing sasaran atau indikator
kinerja)
Dalam memberikan penilaian “ya” atau “tidak” maupun
“a/b/c/d/e”, evaluator harus menggunakan professional
judgement-nya dengan mempertimbangkan hal-hal
yang mempengaruhi pada setiap kriteria, dan didukung
dengan suatu kertas kerja evaluasi.
Setelah setiap pertanyaan diberikan nilai maka
penyimpulan akan dilakukan sebagai berikut:
Tahap pertama dijumlahkan nilai pada setiap
pertanyaan pada setiap sub-komponen sehingga
ditemukan suatu angka tertentu misal: sub-
komponen Indikator Kinerja mempunyai alokasi nilai
10% dan memiliki 10 (sepuluh) buah pertanyaan.
Dari 10 “Ya” ada 3 (tiga) pertanyaan maka nilai
untuk sub-komponen tersebut adalah: (3/10) x 10 =
3;
Untuk kriteria yang berhubungan dengan kondisi
yang memerlukan penyimpulan, karena terdiri dari
beberapa sub kriteria, penyimpulan tentang kriteria
dilakukan melalui nilai rata-rata;
Tahap berikutnya adalah melakukan penjumlahan
seluruh nilai sub-komponen yang ada sehingga
ditemukan suatu angka tertentu untuk total nilai
48
dengan range nilai antara 0 s.d. 100.
Setelah setiap pertanyaan diberikan nilai maka
penyimpulan akan dilakukan sebagai berikut:
Penyimpulan atas hasil reviu terhadap akuntabilitas
kinerja instansi dilakukan dengan menjumlahkan angka
tertimbang dari masing-masing komponen. Nilai hasil
akhir dari penjumlahan komponen-komponen akan
dipergunakan untuk menentukan tingkat akuntabilitas
instansi yang bersangkutan terhadap kinerjanya,
dengan kategori sebagai berikut:
No Kategori Nilai Angka Interpretasi
1 AA >85-100 Memuaskan
2 A >75-85 Sangat Baik
3 B >65-75 Baik, perlu sedikitperbaikan
4 CC >50-65Cukup (memadai), perlubanyak perbaikan yangtidak mendasar
5 C >30-50Kurang, perlu banyakperbaikan, termasukperubahan yang mendasar
6 D 0-30
Sangat Kurang, perlubanyak sekali perbaikan &perubahan yang sangatmendasar.
Dalam rangka untuk menjaga obyektivitas dalam penilaian
maka dilakukan reviu secara berjenjang atas proses dan
hasil evaluasi dari tim evaluator dengan pengaturan
sebagai berikut:
a. Reviu tingkat 1 dilakukan di masing-masing tim
evaluator oleh supervisor tim.
b. Reviu tingkat 2 dilakukan dalam bentuk forum panel,
khusus untuk menentukan pemeringkatan nilai dan
penentuan kategori hasil evaluasi.
49
UMUM
1. Setiap surat tugas untuk pelaksanaan evaluasi Akuntabilitas
Kinerja harus menghasilkan Kertas Kerja Evaluasi (KKE) dan
Laporan Hasil Evaluasi (LHE). Laporan Hasil Evaluasi ini
disusun berdasarkan berbagai hasil pengumpulan data dan
fakta serta analisis yang didokumentasikan dalam Kertas
Kerja Evaluasi.
2. Sumber data untuk pelaporan hasil evaluasi atas akuntabilitas
kinerja instansi adalah Lembar Kriteria Evaluasi (LKE), yang
diisi dan dilengkapi selama proses evaluasi dilaksanakan.
3. Bagi instansi yang sudah pernah dievaluasi, pelaporan hasil
evaluasi diharapkan menyajikan informasi tindak lanjut dari
rekomendasi tahun sebelumnya, sehingga pembaca laporan
dapat memperoleh data yang diperbandingkan dan dapat
mengetahui perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan.
4. LHE disusun berdasarkan prinsip kehati-hatian dan
mengungkapkan hal-hal penting bagi perbaikan manajemen
kinerja instansi yang dievaluasi. Permasalahan atau temuan
hasil evaluasi (tentative finding) dan saran perbaikannya
harus diungkapkan secara jelas dan dikomunikasikan kepada
pihak instansi yang dievaluasi untuk mendapatkan konfirmasi
ataupun tanggapan secukupnya.
5. Penulisan LHE harus mengikuti kaidah-kaidah umum
penulisan laporan yang baik, yaitu antara lain:
a. Penggunaan kalimat dalam laporan, diupayakan
menggunakan kalimat yang jelas dan bersifat persuasif
untuk perbaikan. Akan tetapi disarankan tidak
menggunakan ungkapan yang ambivalen atau
membingungkan dalam proses penyimpulan dan kompilasi
50
data.
b. Evaluator harus berhati-hati dalam menginterpretasikan
data hasiL evaluasi. menyimpulkan dan menuangkannya
dalam laporan.
FORMAT DAN ISI LHE
LEMBAR KRITERIA EVALUASI
AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DAERAH
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PENJELASAN KERANGKA LOGIS
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PROP/KAB/KOTA SKPD KERANGKA LOGIS
1 2 3 4 5A. PERENCANAAN KINERJA (35%)
I. DOKUMEN RENSTRA (12.5%)a. PEMENUHAN RENSTRA (2.5%)1 Dokumen RPJMD/Renstra telah ada Ya, jika pemerintah daerah telah
memilikidokumen perencanaan jangka menengah
Tidak berlaku untuk SKPD
Dokumen Renstra SKPD telah ada a, apabila lebih dari 80% SKPD telah menyusunRenstra;b, apabila 60%< SKPD yang menyusunRenstra < 80%;c, apabila 40%< SKPD yang menyusunRenstra <60%;d, apabila 20% < SKPD yang menyusunRenstra<40%
2 Dokumen RPJMD/Renstra telah memuatvisi, misi, tujuan, sasaran, program,indikator kinerja sasaran, target tahunan,indikator kinerja tujuan dan target jangkamenengah
a, apabila RPJMD/Renstra telah memuatkeseluruhan subtansi komponen tersebut;b, apabila RPJMD/Renstra telah memuatkeseluruhan subtansi komponen tersebut, kecualitarget tahunan;c, apabila RPJMD/Renstra tidak dilengkapitarget jangka menengah yang terukur;d, RPJMD/Renstra tidak dilengkapi indikator
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.I.a.1 = t
51
3 RPJMD/Renstra telah menyajikan IKU a, apabila lebih dari 80% IKU yang telahdiformalkan dimanfaatkan untuk mengukurtujuan/sasaran dalam RPJMD/Renstra;b, apabila 60%< pemanfaatan IKU dalamRPJMD/Renstra < 80%;c, apabila 40%< pemanfaatan IKU dalamRPJMD/Renstra < 60%;d, apabila 20%< pemanfaatan IKU dalamRPJMD/Renstra <40%e, apabila pemanfaatan IKU dalam
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.I.a.1 = te, apabila B.I.1 = t
b. KUALITAS RENSTRA (6.25%)4 Tujuan dan sasaran telah
berorientasihasil
a, apabila lebih dari 80% tujuan dan sasarandalam RPJMD/Renstra telah berorientasi hasil;b, apabila 60%< berorientasi hasil < 80%;c, apabila 40%< berorientasi hasil <60%;d, apabila 20% < berorientasi hasil<40%
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.I.a.1 = te, apabila A.I.a.2 tidakada tujuan dan sasaran
4 Tujuan dan sasaran telah berorientasihasil
Berorientasi hasil:- berkualitas outcome atau output penting- bukan proses/kegiatan- menggambarkan kondisi atau output penting yang ingin diwujudkan
e, apabila A.I.a.1 = te, apabila A.I.a.2 tidakada tujuan dan sasaran
5 Program/kegiatan merupakan cara untukmencapai (selaras dengan)tujuan/sasaran/hasil program/hasilkegiatan
a, apabila lebih dari 80% program/kegiatandalam RPJMD/Renstra telah selaras dengantujuan/sasaran;b, apabila 60%< keselarasan < 80%;c, apabila 40%< keselarasan < 60%;d, apabila 20%< keselarasan < 40%e, apabila keselarasannya < 20%
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.I.a.1 = te, apabila A.I.a.2 tidakada tujuan dan sasarane, apabila A.I.a.2 tidakada program dankegiatannilai maksimal = A.I.b.45 Program/kegiatan merupakan cara
untukmencapai (selaras dengan)tujuan/sasaran/hasil program/hasilkegiatan
Merupakan cara untuk mencapai, artinya:- Selaras;- Memiliki hubungan sebab akibat (kausalitas)- Cukup untuk mewujudkan tujuan dan sasaran dalam RPJMD/Renstra
e, apabila A.I.a.1 = te, apabila A.I.a.2 tidakada tujuan dan sasarane, apabila A.I.a.2 tidakada program dan6 Indikator kinerja tujuan (outcome) dan
sasaran (outcome dan output) telahmemenuhi kriteria indikator kinerja yangbaik
a, apabila lebih dari 80% indikator tujuan dansasaran dalam RPJMD/Renstra telah memenuhikriteria SMART;b, apabila 60%< Indikator SMART < 80%;c, apabila 40%< Indikator SMART < 60%;
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisii i kiriki i
e, apabila A.I.a.1 = te, apabila A.I.a.2 tidakada ik tujuan dan iksasaran
52
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PENJELASAN KERANGKA LOGIS
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PROP/KAB/KOTA SKPD KERANGKA LOGIS1 2 3 4 57 Target kinerja ditetapkan dengan baik a, apabila lebih dari 80% target yg
ditetapkanberkriteria baik;b, apabila 60%< Target yg baik < 80%;c, apabila 40%< Target yg baik < 60%;d, apabila 20%< Target yg baik <
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.I.a.1 = te, apabila A.I.a.2 tidakada ik tujuan dan iksasarane, apabila A.I.a.2 tidakada target ik tujuan dantarget ik sasaran7 Target kinerja ditetapkan dengan baik Target yg baik:
- Selaras dengan RPJMD/Renstra;- Berdasarkan indikator yg SMART;- Berdasarkan basis data yang memadai
e, apabila A.I.a.1 = te, apabila A.I.a.2 tidakada ik tujuan dan iksasarane, apabila A.I.a.2 tidakada target ik tujuan 8 Dokumen RPJMD/Renstra telah selaras
dengan Dokumen RPJMN/DokumenRPJMD
a, apabila > 80% sasaran yg ditetapkan telahselaras;b, apabila 60% < Sasaran yg selaras < 80%;c, apabila 40% < Sasaran yg selaras < 60%;d apabila 20%< Sasaran yg selaras < 40%e, apabila Sasaran yg selaras < 20%
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.I.a.1 = t
8 Dokumen RPJMD/Renstra telah selarasdengan Dokumen RPJMN/DokumenRPJMD
Selaras artinya tujuan, sasaran, indikator dan target-target kinerja dalam RPJMD/Renstra telahrelevan dengan RPJMN/RPJMD.
e, apabila A.I.a.1 = t
9 Dokumen RPJMD/Renstra telahmenetapkan hal-hal yang seharusnyaditetapkan (dalam kontrak kinerja/tugasfungsi)
a, apabila RPJMD/Renstra telah menetapkanhal2 yg seharusnya lebih dari 80%;b, apabila 60% < hal2 yg seharusnya < 80%;c, apabila 40% < hal2 yg seharusnya < 60%;d apabila 20% < hal2 yg seharusnya < 40%e, apabila hal2 yg seharusnya < 20%
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.I.a.1 = t
9 Dokumen RPJMD/Renstra telahmenetapkan hal-hal yang seharusnyaditetapkan (dalam kontrak kinerja/tugasfungsi)
Yang dimaksud dengan hal-hal yg seharusnya adalah tujuan, sasaran, indikator dan target-targetkinerja dalam RPJMD/Renstra telah mengacu pada:- kontrak kinerja- tugas dan fungsi- core business- praktik2 terbaik
e, apabila A.I.a.1 = t
c. IMPLEMENTASI RENSTRA (3.75%) Jawaban tentang Implemetasi RPJMD/Renstra harus selalu dikaitkan dengan (dipengaruhi oleh)kondisi (jawaban) tentang Pemenuhan dan Kualitas RPJMD/Renstra
53
10 Dokumen RPJMD/Renstra digunakansebagai acuan dalam penyusunandokumen perencanaan tahunan
a, apabila lebih dari 80% sasaran dalamperencanaan kinerja tahunan telah selarasdengan RPJMD/Renstra;b, apabila 60% < keselarasan perencanaankinerja tahunan dengan RPJMD/Renstra <80%;c, apabila 40% < keselarasan perencanaankinerja tahunan dengan RPJMD/Renstra <60%;d apabila 20% < keselarasan sperencanaan
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.I.a.1 = tnilai maksimal = rata2nilai A.I.b
10 Dokumen RPJMD/Renstra digunakansebagai acuan dalam penyusunandokumen perencanaan tahunan
dijadikan acuan atau selaras:- Target2 kinerja jangka menengah dalam RPJMD/renstra telah di-breakdown dalam (selarasdengan) target2 kinerja tahunan dalam Perencanaan kinerja tahunan- Sasaran2 yang ada di RPJMD/renstra dijadikan sasaran2 yang akan diwujudkan dalamPerencanaan kinerja tahunan- Sasaran, indikator dan target yang ditetapkan dalam Perencanaan kinerja tahunan menjadipenyebab (memiliki hubungan kausalitas) terwujudnya tujuan dan
e, apabila A.I.a.1 = tnilai maksimal = rata2nilai A.I.b
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PENJELASAN KERANGKA LOGIS
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PROP/KAB/KOTA SKPD KERANGKA LOGIS1 2 3 4 511 Dokumen RPJMD digunakan sebagai
acuan dalam penyusunan DokumenRenstra unit kerja
a, apabila lebih dari 80% tujuan/sasaran dalamRPJMD telah selaras dengan tujuan/sasaranRenstra SKPD;b, apabila 60% < keselarasan tujuan/sasaranRPJMD dengan Renstra SKPD < 80%;c, apabila 40% < keselarasan tujuan/sasaranRPJMD dengan Renstra SKPD < 60%;d apabila 20% < keselarasan tujuan/sasaranRPJMD dengan Renstra SKPD < 40%e, apabila keselarasan tujuan/sasaran RPJMDdengan Renstra SKPD < 20%Selaras atau (dapat) dijadikan acuan:- Target2 kinerja jangka menengah dalam renstratelah di-breakdown dalam (selaras dengan) target2kinerja tahunan dalam Renstra SKPD- Sasaran2 yang ada di renstra dijadikan sasaran2yang akan diwujudkan dalam Renstra SKPD- Sasaran, indikator dan target yang ditetapkandalam Renstra SKPD menjadi penyebab (memilikihubungan kausalitas) terwujudnya tujuan dan
Tidak berlaku untuk SKPD e, apabila A.I.a.1 = tnilai maksimal = rata2nilai A.I.b
54
12 Dokumen RPJMD/Renstra digunakansebagai acuan penyusunan DokumenRencana Kerja dan Anggaran
a, apabila lebih dari 80% indikator hasil dalamRKA telah selaras dengan RPJMD/Renstra;b, apabila 60% < keselarasan indikator hasildalam RKA dengan RPJMD/Renstra < 80%;c, apabila 40% < keselarasan indikator hasildalam RKA dengan RPJMD/Renstra < 60%;d apabila 20% < keselarasan indikator hasildalam RKA dengan RPJMD/Renstra < 40%e, apabila keselarasan indikator hasil dalam RKA
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.I.a.1 = tnilai maksimal = rata2nilai A.I.b
12 Dokumen RPJMD/Renstra digunakansebagai acuan penyusunan DokumenRencana Kerja dan Anggaran
Selaras atau (dapat) dijadikan acuan:- Target2 kinerja jangka menengah dalam RPJMD/renstra telah di-breakdown dalam (selarasdengan) target2 kinerja tahunan dalam RKA- Sasaran2 yang ada di RPJMD/renstra dijadikan outcome atau hasil2 program yang akandiwujudkan dalam RKA- Sasaran, indikator dan target yang ditetapkan dalam RPJMD/Renstra menjadi penyebab(memiliki hubungan kausalitas) terwujudnya outcome atau hasil2
e, apabila A.I.a.1 = tnilai maksimal = rata2nilai A.I.b
13 Dokumen RPJMD/Renstra telah direviusecara berkala
a , apabila RPJMD/Renstra telah direvisi danhasilnya menunjukkan kondisi yang lebihbaik (terdapat inovasi) ;b , apabila RPJMD/Renstra telah direviu secaraberkala dan hasilnya masih relevan dengankondisi saat ini;c , apabila RPJMD/Renstra telah direviu, adaupaya perbaikan namun belum ada perbaikan
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.I.a.1 = t
II. PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN(22.5%)
a. PEMENUHAN PERENCANAANKINERJA TAHUNAN (4.5%)
1 Dokumen perencanaan kinerja tahunantelah ada
Ya, apabila secara formal ada dokumen yangmemuat rencana dan target kinerja tahunanDokumen yang mencantumkan mengenaikinerja tahunan beserta targetnya
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PENJELASAN KERANGKA LOGIS
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PROP/KAB/KOTA SKPD KERANGKA LOGIS1 2 3 4 5
55
Dokumen perencanaan kinerja tahunanSKPD telah ada
Dokumen yang mencantumkan mengenaikinerja tahunan beserta target kinerja SKPDtelah adaa, apabila lebih dari 80% SKPD telah menyusundokumen perencanaan kinerja tahunan;b, apabila 60% < SKPD yg menyusunperencanaan kinerja tahunan < 80%;c, apabila 40% < SKPD yg menyusunperencanaan kinerja tahunan <
2 Dokumen perencanaan kinerja telahmemuat sasaran, program, indikatorkinerja sasaran, dan target kinerjatahunan
a, apabila perencanaan kinerja tahunan telahmemuat keseluruhan subtansi komponentersebut;b, apabila perencanaan kinerja tahunan telahmemuat keseluruhan subtansi komponentersebut, dan dilengkapi dengan > 60% indikatordan target yang SMART;c, apabila perencanaan kinerja tahunan telahmemuat keseluruhan subtansi komponentersebut, dan dilengkapi dengan > 40% indikatordan target yang SMART;d, apabila perencanaan kinerja tahunan tidak
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.II.a.1 = t
3 Dokumen PK telah ada Ya, apabila terdapat dokumen PK yang secaraformal telah ditandatangani (SesuaiPerMenpanNo 29/2010)
Tidak berlaku untuk SKPD
Dokumen PK unit kerja telah ada Tidak berlaku untuk PROP/KAB/KOTA
a, apabila lebih dari 80% SKPD telah menyusunPK;b, apabila 60% < SKPD telah menyusun PK <80%;c, apabila 40% < iSKPD telah menyusun PK <60%;d apabila 20% < iSKPD telah menyusun PK <40%e, apabila SKPD telah menyusun PK < 20%SKPD yang menyusun PK mengacu pada SE4 Dokumen PK disusun segera setelah
anggaran disetujuicukup jelas e, apabila A.II.a.3 = t
5 Dokumen PK telah memuat sasaran,program, indikator kinerja, dan targetjangka pendek
a, apabila PK telah memuat keseluruhansubtansi komponen tersebut;b, apabila PK telah memuat keseluruhansubtansi komponen tersebut, namun hanyadilengkapi dengan > 60% indikator dan targetyang SMART;c, apabila PK telah memuat keseluruhan subtansikomponen tersebut, namun hanya dilengkapidengan > 40% indikator dan target yangSMART;
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.II.a.3 = t
56
6 PK telah menyajikan IKU a, apabila lebih dari 80% indikator di PK adalahIKU;b, apabila 60% < indikator di PK adalah IKU <80%;c, apabila 40% < indikator di PK adalah IKU <60%;d apabila 20% < indikator di PK adalah IKU <40%e, apabila indikator di PK adalah IKU
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.II.a.3 = te, apabila B.I.1 = t
b. KUALITAS PERENCANAAN KINERJATAHUNAN (11.25%)
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PENJELASAN KERANGKA LOGIS
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PROP/KAB/KOTA SKPD KERANGKA LOGIS1 2 3 4 57 Sasaran telah berorientasi hasil a, apabila lebih dari 80% sasaran
yang ada didokumen perencanaan kinerja tahunan dan PKtelah berorientasi hasil;b, apabila 60% < sasaran telah berorientasi hasil< 80%;c, apabila 40% < sasaran telah berorientasi hasil< 60%;d apabila 20% < sasaran telah berorientasi hasil
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.II.a.1 danA.II.a.3 = te, apabila A.II.a.2 danA.II.a.5 tidak adasasaran
7 Sasaran telah berorientasi hasil Berorientasi hasil:- berkualitas outcome atau output penting- bukan proses/kegiatan- menggambarkan kondisi atau output penting yang ingin diwujudkan
8 Kegiatan merupakan cara untukmencapai sasaran
a, apabila lebih dari 80% kegiatan yangdirancang dalam dokumen Perencanaan kinerjatahunan telah selaras dan cukup untuk mencapaisasaran atau kinerja yang diinginkan;b, apabila 60% < kegiatan telah selaras dancukup < 80%;c, apabila 40% < kegiatan telah selaras dancukup < 60%;d apabila 20% < kegiatan telah selaras dan
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.II.a.1 danA.II.a.3 = te, apabila A.II.a.2 danA.II.a.5 tidak adasasarannilai maksimal =A.II.b.7
57
8 Kegiatan merupakan cara untukmencapai sasaran
Kegiatan merupakan cara mencapai sasaran (selaras dan cukup):- memiliki hubungan kausalitas (menjadi penyebab) terwujudnya sasaran- memenuhi syarat kecukupan untuk terwujudnya sasaran
e, apabila A.II.a.1 danA.II.a.3 = te, apabila A.II.a.2 danA.II.a.5 tidak adasasaran9 Indikator kinerja sasaran dan kegiatan
telah memenuhi kriteria indikator kinerjayang baik
a, apabila lebih dari 80% indikator yang ada didokumen perencanaan kinerja tahunan dan PKmemenuhi kriteria SMART;b, apabila 60% < indikator memenuhi kriteriaSMART < 80%;c, apabila 40% < indikator memenuhi kriteriaSMART < 60%;d apabila 20% < iindikator memenuhi kriteriaSMART < 40%e, apabila indikator memenuhi kriteria
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.II.a.1 danA.II.a.3 = te, apabila A.II.a.2 danA.II.a.5 tidak ada iksasaran
10 Target kinerja ditetapkan dengan baik a, apabila lebih dari 80% target yg ditetapkandalam dokumen perencanaan kinerja tahunandan PK berkriteria baik;b, apabila 60%< Target yg baik < 80%;c, apabila 40%< Target yg baik < 60%;
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.II.a.1 danA.II.a.3 = te, apabila A.II.a.2 danA.II.a.5 tidak ada iksasaran
10 Target kinerja ditetapkan dengan baik Target yg baik:- Selaras dengan Renstra;- Relevan dengan indikatornya;- Berdasarkan indikator yg SMART;- Berdasarkan basis data yang memadai
e, apabila A.II.a.2 danA.II.a.5 tidak ada targetik sasarannilai maksimal =A.II.b.9
11 Dokumen PK telah selaras dengandokumen PK atasannya dan dokumenRenstra
a, apabila lebih dari 80% sasaran dalam PK telahselaras dengan tujuan/sasaran perencanaankinerja tahunan/RPJMD;b, apabila 60% < keselarasan sasaran PKdengan Rencana Tahunan/RPJMD < 80%;c, apabila 40% < keselarasan sasaran PK denganRencana Tahunan/RPJMD < 60%;d apabila 20% < keselarasan sasaran PK denganRencana Tahunan/RPJMD < 40%e, apabila keselarasan sasaran PK dengan
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.II.a.1 danA.II.a.3 = t
11 Dokumen PK telah selaras dengandokumen PK atasannya dan dokumenRenstra
Selaras:- Sasaran2 yang ada di PK merupakan sasaran2 yang akan diwujudkan dalam Renstra;- Target2 kinerja PK merupakan breakdown dari target2 kinerja dalam Renstra/RKP;- Sasaran, indikator dan target yang ditetapkan dalam PK menjadi penyebab (memiliki hubungankausalitas) terwujudnya tujuan dan sasaran yang ada di Renstra/RKP
e, apabila A.II.a.1 danA.II.a.3 = t
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PENJELASAN KERANGKA LOGIS
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PROP/KAB/KOTA SKPD KERANGKA LOGIS1 2 3 4 5
58
12 Dokumen PK telah menetapkan hal-halyang seharusnya ditetapkan (dalamkontrak kinerja/tugas fungsi)
a, apabila lebih dari 80% sasaran dalam PK telahmenggambarkan hal-hal yang seharusnyaditetapkan;b, apabila 60% < hal2 seharusnya dalam PK <80%;c, apabila 40% < hal2 seharusnya dalam PK <60%;d apabila 20% < hal2 seharusnya dalam PK <40%
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.II.a.1 danA.II.a.3 = t
12 Dokumen PK telah menetapkan hal-halyang seharusnya ditetapkan (dalamkontrak kinerja/tugas fungsi)
Menetapkan hal-hal yang seharusnya:- Sasaran2 yang ada di PK merupakan sasaran2 yang akan diwujudkan dalam RPJMD/Renstra;- Sasaran2 yang ada di PK sesuai/selaras dengan kontrak lain yang pernah dibuat sebelumnya(jika ada);- Sasaran2 yang ada di PK menjawab isu2 strategis dan permasalahan yang teridentifikasi saatproses perencanaan;- Target2 kinerja PK merupakan breakdown dari target2 kinerja dalam RPJMD/Renstra;- Sasaran, indikator dan target yang ditetapkan dalam PK menjadi penyebab (memiliki hubungankausalitas) terwujudnya tujuan dan sasaran yang ada di RPJMD/Renstra
c. IMPLEMENTASI PERENCANAANKINERJA TAHUNAN (6.75%)
Jawaban tentang Implemetasi perencanaan kinerja tahunan harus selalu dikaitkan dengan(dipengaruhi oleh) kondisi (jawaban) tentang Pemenuhan dan Kualitas perencanaan kinerja
13 Target kinerja yang diperjanjikan telahdigunakan untuk mengukur keberhasilan
a, apabila lebih dari 80% Target kinerja telahdimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan;b, apabila 60% < pemanfaatan target kinerja <80%;c, apabila 40% < pemanfaatan target kinerja <60%;d apabila 20% < pemanfaatan target kinerja <40%
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.II.a.1 danA.II.a.3 = tnilai maksimal = rata2nilai A.II.b
13 Target kinerja yang diperjanjikan telahdigunakan untuk mengukur keberhasilan
Pemanfaatan target kinerja untuk mengukur keberhasilan;- (Capaian) target kinerja dijadikan dasar untuk memberikan penghargaan (reward);- (Capaian) target kinerja dijadikan dasar untuk memilih dan memilah yang berkinerja denganyang kurang (tidak) berkinerja;- (Capaian) target kinerja digunakan sebagai cara untuk menyimpulkan atau memberikan predikat(baik, cukup, kurang, tercapai, tidak tercapai, berhasil, gagal, dll) suatu
14 Pnetapan Kinerja telah dimonitorpencapaiannya secara berkala
a, apabila lebih dari 80% capaian target periodikdalam rencana aksi telah dimonitor;b, apabila 60% < monitoring capaian targetperiodik < 80%;c, apabila 40% < monitoring capaian targetperiodik < 60%;d apabila 20% < monitoring capaian targetperiodik < 40%e, apabila monitoring capaian target
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.II.a.1 danA.II.a.3 = tnilai maksimal = rata2nilai A.II.be, apabila A.II.a.1 danA.II.a.3 = t
14 Pnetapan Kinerja telah dimonitorpencapaiannya secara berkala
Monitoring pencapaian target periodik:- Capaian target dalam rencana aksi secara periodik (minimal setiap 3 bulan) dipantaukemajuannya;- Setiap ada deviasi segera dilakukan analisis dan dicarikan alternatif solusinya;- Terdapat mekanisme yang memungkinkan pimpinan untuk mengetahui progress kinerja yang
e, apabila A.II.a.1 danA.II.a.3 = tnilai maksimal = rata2nilai A.II.be, apabila A.II.a.1 danA.II.a.3 = t
59
15 Penetapan Kinerja telah dimanfaatkandalam pengarahan dan pengorganisasiankegiatan
a, apabila lebih dari 80% target dalam rencanaaksi dimanfaatkan dalam pengarahan danpengorganisasian kegiatan;b, apabila 60% < pemanfaatan target rencanaaksi < 80%;c, apabila 40% < pemanfaatan target rencanaaksi < 60%;d apabila 20% < pemanfaatan target rencanaaksi < 40%e, apabila pemanfaatan target
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.II.a.1 danA.II.a.3 = tnilai maksimal = rata2nilai A.II.be, apabila A.II.a.1 danA.II.a.3 = t
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PENJELASAN KERANGKA LOGIS
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PROP/KAB/KOTA SKPD KERANGKA LOGIS1 2 3 4 5
Pemanfaatan rencana aksi dalam pengarahan dan pengorganisasian kegiatan:- Target2 dalam rencana aksi dijadikan dasar (acuan) untuk (memulai) pelaksanaan setiapkegiatan;- Target2 kinerja dalam rencana aksi dijadikan acuan untuk mengevaluasi capaian output2kegiatan;- Target2 kinerja dalam rencana aksi dijadikan alasan untuk memberikan otorisasi ditunda atauditeruskannya suatu kegiatan
nilai maksimal = rata2nilai A.II.b
B. PENGUKURAN KINERJA (20%)I. PEMENUHAN PENGUKURAN (4%)1 Telah terdapat indikator kinerja utama
(IKU) sebagai ukuran kinerja secara formal
Ya, apabila Kem/LPND telah memiliki IndikatorKinerja Utama (IKU) level PROP/KAB/KOTAyang telah ditetapkan secara formal dalam suatukeputusan pimpinan sebagaimana diatur dalam
Tidak berlaku untuk SKPD
IKU SKPD telah ada Tidak berlaku untuk PROP/KAB/KOTA
Ya, apabila > 60% Unit Kerja SKPD telahmemiliki Indikator Kinerja Utama (IKU) levelSKPD yang telah ditetapkan secara formaldalam suatu keputusan pimpinan sebagaimana
60
2 Terdapat mekanisme pengumpulan datakinerja
a, apabila lebih dari 80% kriteria mekanismepengumpulan data yang memadai terpenuhi;b, apabila 60% < pemenuhan kriteria yangmemadai < 80%;c, apabila 40% < pemenuhan kriteria yangmemadai < 60%;d apabila 20% < pemenuhan kriteria yangmemadai < 40%
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
2 Terdapat mekanisme pengumpulan datakinerja
Mekanisme pengumpulan data yang memadai:- Terdapat pedoman atau SOP tentang pengumpulan data kinerja yang up to date;- Ada kemudahan untuk menelusuri sumber datanya yang valid;- Ada kemudahan untuk mengakses data bagi pihak yang berkepentingan;- Terdapat penanggungjawab yang jelas;- Jelas waktu deliverynya;- Terdapat SOP yang jelas jika terjadi kesalahan data
II. KUALITAS PENGUKURAN (10%)3 IKU telah dapat diukur secara obyektif a, apabila lebih dari 80% IKU dapat
diukur(measurable);b, apabila 60% < IKU dapat diukur (measurable)< 80%;c, apabila 40% < IKU dapat diukur (measurable)< 60%;d apabila 20% < IKU dapat diukur (measurable)< 40%e, apabila IKU dapat diukur
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila B.I.1 = t
4 IKU telah menggambarkan hasil a, apabila lebih dari 80% IKU yg ditetapkantelah menggambarkan hasilb, apabila 60% < IKU yg ditetapkan telahmenggambarkan hasil < 80%;c, apabila 40% < IKU yg ditetapkan telahmenggambarkan hasil < 60%;d apabila 20% < IKU yg ditetapkan telahmenggambarkan hasil < 40%e, apabila IKU yg ditetapkan telah
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila B.I.1 = t
4 IKU telah menggambarkan hasil Menggambarkan hasil:- berkualitas outcome atau output penting- bukan proses/kegiatan- menggambarkan kondisi atau output penting yang ingin diwujudkan
e, apabila B.I.1 = t
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PENJELASAN KERANGKA LOGIS
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PROP/KAB/KOTA SKPD KERANGKA LOGIS1 2 3 4 55 IKU telah relevan dengan kondisi yang
akan diukura, apabila lebih dari 80% IKU yang ditetapkanterkait langsung (relevan) dengan sasaran ataukondisi yang akan diwujudkan;b, apabila 60% < IKU yang relevan < 80%;c, apabila 40% < IKU yang relevan < 60%;d apabila 20% < IKU yang relevan < 40%
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila B.I.1 = t
5 IKU telah relevan dengan kondisi yangakan diukur
Relevan:- terkait langsung dengan sasaran utama atau kondisi yang akan diukur- Mewakili (representatif) sasaran utama atau kondisi yang akan diwujudkan
e, apabila B.I.1 = t
61
6 IKU telah cukup untuk mengukur kinerja
a, apabila lebih dari 80% IKU yang ditetapkantelah cukup untuk mengukur ataumenggambarkan sasaran atau kondisi yang akandiwujudkan;b, apabila 60% < IKU yang cukup < 80%;c, apabila 40% < IKU yang cukup < 60%;d apabila 20% < IKU yang cukup < 40%
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila B.I.1 = t
6 IKU telah cukup untuk mengukur kinerja
Cukup artinya:- Representatif (alat ukur yg mewakili) untuk mengukur kinerja yang seharusnya (lihatpenjelasan A.I.b.9)- Jumlahnya memadai utk menyimpulkan tercapainya tujuan atau sasaran utama
e, apabila B.I.1 = t
7 IKU telah diukur realisasinya a, apabila lebih dari 80% IKU yang ditetapkantelah diukur realisasinya dan dilaporkan dalamLAKIP;b, apabila 60% < IKU telah diukur < 80%;c, apabila 40% < IKU telah diukur < 60%;d apabila 20% < IKU telah diukur < 40%
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila B.I.1 = t
8 IKU unit kerja telah selaras dengan IKU IP
Tidak berlaku untuk PROP/KAB/KOTA
a, apabila lebih dari 80% IKU unit kerja telahselaras dengan IKU PROP/KAB/KOTA;b, apabila 60% < keselarasan IKU < 80%;c, apabila 40% < keselarasan IKU < 60%;d apabila 20% < keselarasan IKU < 40%e, apabila keselarasan IKU < 20%
e, apabila B.I.1 = t
8 IKU unit kerja telah selaras dengan IKU IP
Keselarasan IKU:- IKU Unit Kerja merupakan breakdown dari IKU PROP/KAB/KOTA;- Indikator Kinerja Utama SKPD menjadi penyebab (memiliki hubungan kausalitas) terwujudnyatujuan dan sasaran yang ditetapkan PROP/KAB/KOTA
9 Indikator kinerja sasaran dapat diukursecara obyektif
a, apabila lebih dari 80% Indikator sasaran dapatdiukur (measurable);b, apabila 60% < Indikator yang dapat diukur <80%;c, apabila 40% < Indikator yang dapat diukur <60%;d apabila 20% < Indikator yang dapat diukur <40%e, apabila Indikator yang dapat
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.I.a.2 danA.II.a.2 dan A.II.a.5tidak ada ik sasaran
10 Indikator kinerja sasaran menggambarkanhasil
a, apabila lebih dari 80% Indikator sasaran telahmenggambarkan hasil (outcome), bukanproses/kegiatan;b, apabila 60% < Indikator yangmenggambarkan hasil < 80%;c, apabila 40% < Indikator yangmenggambarkan hasil < 60%;d apabila 20% < IIndikator yangmenggambarkan hasil < 40%e, apabila Indikator yang menggambarkan hasil< 20%
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.I.a.2 danA.II.a.2 dan A.II.a.5tidak ada ik sasaran
10 Indikator kinerja sasaran menggambarkanhasil
Menggambarkan hasil:- berkualitas outcome atau output penting- bukan proses/kegiatan- menggambarkan kondisi atau output penting yang ingin diwujudkan
e, apabila A.I.a.2 danA.II.a.2 dan A.II.a.5tidak ada ik sasaran
62
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PENJELASAN KERANGKA LOGIS
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PROP/KAB/KOTA SKPD KERANGKA LOGIS1 2 3 4 511 Indikator kinerja sasaran relevan
dengansasaran yang akan diukur
a, apabila lebih dari 80% Indikator sasaranterkait langsung (relevan) dengan sasaran ataukondisi yang akan diwujudkan;b, apabila 60% < indikator yg relevan < 80%;c, apabila 40% < indikator yg relevan < 60%;d apabila 20% < indikator yg relevan < 40%e, apabila indikator yg relevan < 20%
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.I.a.2 danA.II.a.2 dan A.II.a.5tidak ada ik sasaran
11 Indikator kinerja sasaran relevan dengansasaran yang akan diukur
Relevan:- terkait langsung dengan sasaran atau kondisi yang akan diukur- Mewakili (representatif) sasaran/kondisi yang akan diwujudkan
e, apabila A.I.a.2 danA.II.a.2 dan A.II.a.5tidak ada ik sasaran
12 Indikator kinerja sasaran cukup untukmengukur sasarannya
a, apabila lebih dari 80% indikator yangditetapkan telah cukup untuk mengukur ataumenggambarkan sasaran atau kondisi yang akandiwujudkan;b, apabila 60% < indikator yang cukup < 80%;c, apabila 40% < indikator yang cukup < 60%;d apabila 20% < indikator yang cukup < 40%e, apabila indikator yang cukup < 20%
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.I.a.2 danA.II.a.2 dan A.II.a.5tidak ada ik sasaran
12 Indikator kinerja sasaran cukup untukmengukur sasarannya
Cukup artinya:- Representatif (alat ukur yg mewakili) untuk mengukur sasaran- Jumlahnya memadai utk menyimpulkan tercapainya sasaran
13 Indikator kinerja sasaran telah diukurrealisasinya
a, apabila lebih dari 80% Indikator yangditetapkan telah diukur realisasinya dandilaporkan dalam LAKIP;b, apabila 60% < Indikator yang ditetapkan telahdiukur realisasinya < 80%;c, apabila 40% < Indikator yang ditetapkan telahdiukur realisasinya < 60%;d apabila 20% < Indikator yang ditetapkan telahdiukur realisasinya < 40%
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila A.I.a.2 danA.II.a.2 dan A.II.a.5tidak ada ik sasaran
14 Indikator kinerja SKPD telah selarasdengan indikator kinerja IP
Tidak berlaku untuk PROP/KAB/KOTA
a, apabila lebih dari 80% indikator SKPD kerjatelah selaras dengan indikatorPROP/KAB/KOTA;b, apabila 60% < keselarasan indikator < 80%;c, apabila 40% < keselarasan indikator < 60%;d apabila 20% < keselarasan indikator < 40%e, apabila keselarasan indikator < 20%
e, apabila A.I.a.2 danA.II.a.2 dan A.II.a.5tidak ada ik sasaran
14 Indikator kinerja SKPD telah selarasdengan indikator kinerja IP
Keselarasan indikator:- indikator SKPD merupakan breakdown dari indikator PROP/KAB/KOTA;- Indikator SKPD menjadi penyebab (memiliki hubungan kausalitas) terwujudnya tujuan dansasaran yang ditetapkan PROP/KAB/KOTA
63
15 Pengumpulan data kinerja dapatdiandalkan
a, apabila lebih dari 80% data (capaian) kinerjayang dihasilkan dapat diandalkan;b, apabila 60% < data (capaian) kinerja yangdapat diandalkan < 80%;c, apabila 40% < data (capaian) kinerja yangdapat diandalkan < 60%;d apabila 20% < data (capaian) kinerja yangdapat diandalkan < 40%
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila B.II.7 danB.II.13 = enilai maksimal = rata2nilai B.II.3-14
15 Pengumpulan data kinerja dapatdiandalkan
Pengumpulan data kinerja dapat diandalkan;- Informasi capaian kinerja berdasarkan fakta sebenarnya atau bukti yang memadai dan dapatdipertanggungjawabkan;- Data yang dikumpulkan didasarkan suatu mekanisme yang memadai atau terstruktur (tidakbersifat dadakan);- Data kinerja yang diperoleh tepat waktu;- Data yang dikumpulkan memiliki tingkat kesalahan yang minimal;
e, apabila B.II.7 danB.II.13 = enilai maksimal = rata2nilai B.II.3-14
III. IMPLEMENTASI PENGUKURAN (6%) Jawaban tentang Implemetasi Pengukuran harus selalu dikaitkan dengan (dipengaruhi oleh)kondisi (jawaban) tentang Pemenuhan dan Kualitas Pengukuran
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PENJELASAN KERANGKA LOGIS
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PROP/KAB/KOTA SKPD KERANGKA LOGIS1 2 3 4 516 IKU telah dimanfaatkan dalam
dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran
a, apabila lebih dari 80% IKU yang ditetapkantelah dimanfaatkan dalam perencanaan danpenganggaran;b, apabila 60% < IKU yang telah dimanfaatkan< 80%;c, apabila 40% < IKU yang telah dimanfaatkan< 60%;d apabila 20% < IKU yang telah dimanfaatkan< 40%e, apabila IKU yang telah
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila B.I.1 = tnilai maksimal = rata2nilai B.II.3,4,5,6,7,8
16 IKU telah dimanfaatkan dalam dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran
Dimanfaatkan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran:- dijadikan alat ukur pencapaian tujuan/sasaran utama dalam dokumen Renstra, Rencana KinerjaTahunan dan PK- dijadikan alat ukur tercapainya outcome atau hasil-hasil program yang ditetapkan dalamdokumen anggaran (RKA)
e, apabila B.I.1 = tnilai maksimal = rata2nilai B.II.3,4,5,6,7,8
17 IKU telah dimanfaatkan untuk penilaiankinerja
a, apabila lebih dari 80% IKU yang ditetapkantelah dimanfaatkan dalam penilaian kinerja;b, apabila 60% < IKU yang telah dimanfaatkan< 80%;c, apabila 40% < IKU yang telah dimanfaatkan< 60%;d apabila 20% < IKU yang telah dimanfaatkan< 40%e, apabila IKU yang telah
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila B.I.1 = t
17 IKU telah dimanfaatkan untuk penilaiankinerja
Dimanfaatkan untuk penilaian kinerja:- Capaian IKU dijadikan dasar penilaian kinerja- Capaian IKU dijadikan dasar reward atau punishment- Capaian IKU dijadikan dasar promosi atau kenaikan/penurunan peringkat
nilai maksimal = rata2nilai B.II.3,4,5,6,7,8
64
18 IKU telah direviu secara berkala a , apabila IKU telah direvisi dan hasilnyamenunjukkan kondisi yang lebih baik(inovatif) ;b , apabila IKU telah direviu secara berkala danhasilnya masih relevan dengan kondisi saat ini;c , apabila IKU telah direviu, ada upayaperbaikan namun belum ada perbaikan yang
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila B.I.1 = tnilai maksimal = rata2nilai B.II.3,4,5,6,7,8
19 Pengukuran kinerja digunakan untukpengendalian dan pemantauan kinerjasecara berkala
Pemilihan a, b, c, d, atau e didasarkan pada professional judgement evaluator, dengan tetapmemperhatikan kriteria yang ditetapkan.Sebagai ilustrasi:a, apabila pemanfaatan bersifat ekstensif dan menyeluruhb, apabila pemanfaatan bersifat ekstensif namun belum menyeluruh (sebagian)c, apabila pemanfaatan hanya bersifat sebagiand, apabila kurang dimanfaatkane, apabila tidak ada pemanfaatanPrasyarat: terdapat pengukuran atau pemantauan kinerja secara berkala (minimal semesteran).digunakan untuk pengendalian dan pemantauan, artinya (kriteria):- Hasil pengukuran menjadi dasar untuk menyimpulkan kemajuan (progress) kinerja- Hasil pengukuran menjadi dasar untuk mengambil tindakan (action) dalam rangka mencapaitarget kinerja yang ditetapkan- Hasil pengukuran menjadi dasar untuk menyesuaikan strategi untuk mencapai tujuan dansasaran
e, apabila B.II.8 danB.II.13 = enilai maksimal = rata2nilai B.II
C. PELAPORAN KINERJA (15%)I. PEMENUHAN PELAPORAN (3%)1 LAKIP telah disusun a, apabila telah menyampaikan LAKIP
dlmbentuk hard copy beserta soft-copy nya;b, apabila telah menyampaikan LAKIP dlm
Tidak berlaku untuk SKPD
LAKIP SKPD telah disusun Tidak berlaku untuk PROP/KAB/KOTA
a, apabila telah menyampaikan LAKIP dlmbentuk hard copy beserta soft-copy nya;b, apabila telah menyampaikan LAKIP dlm
2 LAKIP telah disampaikan tepat waktu Waktu penyampaian LAKIP mengacu pada SEMenpan dan RB No 29 Tahun 2010
Tidak berlaku untuk SKPD e, apabila C.I.1 = t
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PENJELASAN KERANGKA LOGIS
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PROP/KAB/KOTA SKPD KERANGKA LOGIS1 2 3 4 5
LAKIP SKPD telah disampaikan tepatwaktu
Tidak berlaku untuk PROP/KAB/KOTA
Waktu penyampaian LAKIP mengacu pada SEMenpan dan RB No 29 Tahun 20103 LAKIP menyajikan informasi mengenai
pencapaian IKUa, apabila lebih dari 80% capaian yang disajikanbersifat Kinerja Utama (IKU);b, apabila 60% < capaian yang disajikan bersifatKinerja Utama (IKU) < 80%;c, apabila 40% < capaian yang disajikan bersifatKinerja Utama (IKU) < 60%;d apabila 20% < capaian yang disajikan bersifatKinerja Utama (IKU) < 40%e, apabila capaian yang disajikan bersifat
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila C.I.1 = te, apabila B.I.1 = t
II. PENYAJIAN INFORMASI KINERJA(8%)
65
4 LAKIP bukan merupakan kompilasi dariUnit Kerja di bawahnya
e, apabila lebih dari 80% Sasaran dan targetdalam LAKIP bukan merupakan kompilasi dariSKPD;d, apabila 60% < Sasaran dan target dalamLAKIP bukan merupakan kompilasi dari SKPD< 80%;c, apabila 40% < Sasaran dan target dalamLAKIP bukan merupakan kompilasi dari SKPD< 60%;b apabila 20% < Sasaran dan target dalamLAKIP bukan merupakan kompilasi dari SKPD
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila C.I.1 = t
5 LAKIP menyajikan informasi pencapaiansasaran yang berorientasi outcome
a, apabila lebih dari 80% informasi yangdisampaikan dalam LAKIP berorientasi outcome;b, apabila 60% < informasi outcome dalamLAKIP < 80%;c, apabila 40% < informasi outcome dalamLAKIP < 60%;d apabila 20% < informasi outcome dalamLAKIP < 40%e, apabila informasi outcome dalam LAKIP <
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila C.I.1 = t
5 LAKIP menyajikan informasi pencapaiansasaran yang berorientasi outcome
Informasi LAKIP berorientasi outcome artinya:- Informasi yang disajikan dalam LAKIP menggambarkan hasil2 (termasuk output2 penting) yangtelah dicapai sampai dengan saat ini- LAKIP tidak berfokus pada informasi tentang kegiatan atau proses yang telah dilaksanakan padatahun ybs- LAKIP tidak berorientasi pada informasi tentang realisasi seluruh anggaran yang telah
e, apabila C.I.1 = t
6 LAKIP menyajikan informasi mengenaikinerja yang telah diperjanjikan
a, apabila lebih dari 80% capaian yang disajikanbersifat kinerja yang dijanjikan dalam PK;b, apabila 60% < capaian yang disajikan bersifatkinerja yang dijanjikan dalam PK < 80%;c, apabila 40% < capaian yang disajikan bersifatkinerja yang dijanjikan dalam PK < 60%;d apabila 20% < capaian yang disajikan bersifatkinerja yang dijanjikan dalam PK < 40%e, apabila capaian yang disajikan bersifat
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila C.I.1 = te, apabila A.II.a.3 = t
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PENJELASAN KERANGKA LOGIS
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PROP/KAB/KOTA SKPD KERANGKA LOGIS1 2 3 4 5
66
7 LAKIP menyajikan evaluasi dan analisismengenai capaian kinerja
a, apabila LAKIP menyajikan lebih dari 80%evaluasi dan analisis capaian yang bersifatkinerja (outcome), bukan proses;b, apabila 60% < penyajian evaluasi dan analisiscapaian yang bersifat kinerja < 80%;c, apabila 40% < penyajian evaluasi dan analisiscapaian yang bersifat kinerja < 60%;d apabila 20% < penyajian evaluasi dan analisiscapaian yang bersifat kinerja < 40%e, apabila penyajian evaluasi dan analisiscapaian yang bersifat kinerja < 20%
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila C.I.1 = t
7 LAKIP menyajikan evaluasi dan analisismengenai capaian kinerja
menyajikan evaluasi dan analisis mengenai capaian kinerja, artinya:- LAKIP menguraikan hasil evaluasi dan analisis tentang capaian2 kinerja outcome atau outputpenting, bukan hanya proses atau realisasi kegiatan2 yang ada di dokumen anggaran (DIPA)
e, apabila C.I.1 = t
8 LAKIP menyajikan pembandingan datakinerja yang memadai antara realisasitahun ini dengan realisasi tahunsebelumnya dan pembandingan lain yangdiperlukan
a, apabila LAKIP menyajikan pembandinganlebih dari 80% data kinerja (capaian sasaran) ;b, apabila 60% < pembandingan data kinerja(capaian sasaran) < 80%;c, apabila 40% < pembandingan data kinerja(capaian sasaran) < 60%;d apabila 20% < pembandingan data kinerja(capaian sasaran) < 40%e, apabila pembandingan data kinerja (capaian
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila C.I.1 = t
8 LAKIP menyajikan pembandingan datakinerja yang memadai antara realisasitahun ini dengan realisasi tahunsebelumnya dan pembandingan lain yangdiperlukan
Pembandingan yang memadai, minimal mencakup:- Target vs Realisasi- Realisasi tahun berjalanj vs realisasi tahun sebelumnyay- Realisasi sampai dengan tahun berjalan vs target jangka menengah
e, apabila C.I.1 = t
9 LAKIP menyajikan informasi keuanganyang terkait dengan pencapaian kinerja
a, apabila LAKIP menyajikan informasikeuangan lebih dari 80% capaian sasaran(kinerja);b, apabila 60% < informasi keuangan sasaran <80%;c, apabila 40% < informasi keuangan sasaran <60%;d apabila 20% < informasi keuangan sasaran <40%
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila C.I.1 = t
10 Informasi kinerja dalam LAKIP dapatdiandalkan
a, apabila lebih dari 80% realisasi kinerja dapatdiandalkan;b, apabila 60% < keandalan data realisasi kinerja< 80%;c, apabila 40% < keandalan data realisasi kinerja< 60%;d apabila 20% < keandalan data realisasi kinerja< 40%e, apabila keandalan data realisasi
jawaban a,b,c,d,e mengacu pada penjelasan disisi kiri
e, apabila C.I.1 = t
10 Informasi kinerja dalam LAKIP dapatdiandalkan
Dapat diandalkan:- datanya valid- dapat ditelusuri kesumber datanya- diperoleh dari sumber yang kompeten- konsisten
e, apabila C.I.1 = t
67
III. PEMANFAATAN INFORMASIKINERJA (4%)
Jawaban tentang pemanfaatan informasi kinerja harus selalu dikaitkan dengan (dipengaruhi oleh)kondisi (jawaban) tentang Pemenuhan Pelaporan dan Penyajian Informasi Kinerja
11
Informasi yang disajikan telah digunakandalam perbaikan perencanaan
Pemilihan a, b, c, d, atau e didasarkan padaprofessional judgement evaluator, dengan tetapmemperhatikan kriteria yang ditetapkan.Sebagai ilustrasi:a, apabila pemanfaatan bersifat ekstensif danmenyeluruhb, apabila pemanfaatan bersifat ekstensif namunbelum menyeluruh (sebagian)c, apabila pemanfaatan hanya bersifat sebagian
e, apabila C.I.1 = tnilai maksimal = rata2nilai C.II
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PENJELASAN KERANGKA LOGIS
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PROP/KAB/KOTA SKPD KERANGKA LOGIS1 2 3 4 5
telah digunakan dalam perbaikan perencanaan,artinya:LAKIP yang disusun sampai dengan saat initelah berdampak kepada perbaikan perencanaan,
12 Informasi yang disajikan telah digunakanuntuk menilai dan memperbaikipelaksanaan program dan kegiatanorganisasi
Pemilihan a, b, c, d, atau e didasarkan pada professional judgement evaluator, dengan tetapmemperhatikan kriteria yang ditetapkan.Sebagai ilustrasi:a, apabila pemanfaatan bersifat ekstensif dan menyeluruhb, apabila pemanfaatan bersifat ekstensif namun belum menyeluruh (sebagian)c, apabila pemanfaatan hanya bersifat sebagiand, apabila kurang dimanfaatkane, apabila tidak ada pemanfaatan
e, apabila C.I.1 = tnilai maksimal = rata2nilai C.II
12 Informasi yang disajikan telah digunakanuntuk menilai dan memperbaikipelaksanaan program dan kegiatanorganisasi
telah digunakan untuk menilai dan memperbaiki pelaksanaan program dan kegiatan, artinya:informasi yang disajikan dalam LAKIP telah mengakibatkan perbaikan dalam pengelolaanprogram dan kegiatan dan dapat menyimpulkan keberhasilan atau kegagalan program secara
e, apabila C.I.1 = tnilai maksimal = rata2nilai C.II
13 Informasi yang disajikan telah digunakanuntuk peningkatan kinerja
Pemilihan a, b, c, d, atau e didasarkan pada professional judgement evaluator, dengan tetapmemperhatikan kriteria yang ditetapkan.Sebagai ilustrasi:a, apabila pemanfaatan bersifat ekstensif dan menyeluruhb, apabila pemanfaatan bersifat ekstensif namun belum menyeluruh (sebagian)c, apabila pemanfaatan hanya bersifat sebagiand, apabila kurang dimanfaatkane, apabila tidak ada pemanfaatan
e, apabila C.I.1 = tnilai maksimal = rata2nilai C.II
13 Informasi yang disajikan telah digunakanuntuk peningkatan kinerja
telah digunakan untuk peningkatan kinerja, artinya: informasi dalam LAKIP ( termasuk LAKIPtahun sebelumnya) benar-benar telah digunakan untuk perbaikan capaian kinerja organisasi yang
e, apabila C.I.1 = tnilai maksimal = rata2nilai C.II
14 Informasi yang disajikan telah digunakanuntuk penilaian kinerja
Pemilihan a, b, c, d, atau e didasarkan pada professional judgement evaluator, dengan tetapmemperhatikan kriteria yang ditetapkan.Sebagai ilustrasi:a, apabila pemanfaatan bersifat ekstensif dan menyeluruhb, apabila pemanfaatan bersifat ekstensif namun belum menyeluruh (sebagian)cc, apabila pemanfaatan hanya bersifat sebagiand, apabila kurang dimanfaatkane, apabila tidak ada pemanfaatan
e, apabila C.I.1 = tnilai maksimal = rata2nilai C.II
14 Informasi yang disajikan telah digunakanuntuk penilaian kinerja
telah digunakan untuk penilaian kinerja, artinya: informasi capaian kinerja yang disajikan dalamLAKIP dijadikan dasar untuk menilai dan menyimpulkan kinerja serta dijadikan dasar reward dan
e, apabila C.I.1 = tnilai maksimal = rata2nilai C.II
D. EVALUASI KINERJA (10%)I. PEMENUHAN EVALUASI (2%)1 Terdapat pedoman evaluasi
akuntabilitaskinerja
cukup jelas Tidak berlaku untuk SKPD
68
2 Terdapat pemantauan mengenaikemajuan pencapaian kinerja besertahambatannya
a, apabila lebih dari 80% Target kinerja telahdipantau kemajuannya;b, apabila 60% < Target kinerja yang terpantau< 80%;c, apabila 40% < Target kinerja yang terpantau< 60%;d apabila 20% < target kinerja yang terpantau <40%
Tidak berlaku untuk SKPD
2 Terdapat pemantauan mengenaikemajuan pencapaian kinerja besertahambatannya
pemantauan mengenai kemajuan pencapaiankinerja beserta hambatannya, artinya:- mengidentifikasikan, mencatat (membuatcatatan), mencari tahu, mengadministrasikankemajuan (progress) kinerja;- dapat menjawab atau menyimpulkan posisi(prestasi atau capaian) kinerja terakhir;-mengambil langkah yang diperlukan untukmengatasi hambatan pencapaian kinerja;- melaporkan hasil pemantauan
Tidak berlaku untuk SKPD
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PENJELASAN KERANGKA LOGIS
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PROP/KAB/KOTA SKPD KERANGKA LOGIS1 2 3 4 53 Evaluasi program telah dilakukan a, apabila lebih dari 80% program
telahdievaluasi;b, apabila 60% < Program yang dievaluasi <80%;c, apabila 40% < Program yang dievaluasi <60%;d apabila 20% < Program yang dievaluasi <40%
Tidak berlaku untuk SKPD
69
3 Evaluasi program telah dilakukan Program telah dievaluasi:- Terdapat informasi tentang capaian hasil2program;- Terdapat simpulan keberhasilan atauketidakberhasilan program;- Terdapat analisis dan simpulan tentang kondisisebelum dan sesudah dilaksanakannya suatuprogram;
Tidak berlaku untuk SKPD
4 Evaluasi akuntabilitas kinerja atas unitkerja telah dilakukan
a, apabila lebih dari 80% SKPD telah dievaluasib, apabila 60% < SKPD yang dievaluasi< 80%;c, apabila 40% < SKPD yang dievaluasi < 60%;d apabila 20% < SKPD yang dievaluasi < 40%e, apabila SKPD yang dievaluasi < 20%
Tidak berlaku untuk SKPD
5 Hasil evaluasi telah disampaikan dandikomunikasikan kepada pihak-pihakyang berkepentingan
Ya, apabila hasil evaluasi telah disampaikan ataudibahas dengan pihak yang dievaluasi (yangberkepentingan)
Tidak berlaku untuk SKPD e, apabila D.I.3 danD.I.4 = t
II. KUALITAS EVALUASI (5%)6 Evaluasi akuntabilitas kinerja
dilaksanakan dengan menggunakanpedoman/juklak evaluasi yang selarasdengan pedoman/juklak evaluasiMenpan dan RB
a, apabila evaluasi dilaksanakan dengan mengacupada pedoman evaluasi yang dibuat sendiri yangselaras dengan pedoman evaluasi Menpan & RB dandimodifikasi sesuai dengan kebutuhan;b, apabila evaluasi dilaksanakan denganmenggunakan pedoman evaluasi yang dibuat sendirimengacu pedoman evaluasi Menpan & RB, namunmodifikasi pedoman belum sesuai dengan kondisiyang diharapkan;c, apabila evaluasi dilaksanakan denganmenggunakan pedoman evaluasi yang dibuat sendiriyang sama persis pedoman evaluasi Menpan & RBd, apabila evaluasi dilaksanakan denganmenggunakan pedoman evaluasi Menpan & RB
Tidak berlaku untuk SKPD e, apabila D.I.4 = te, apabila D.I.1 = t
7 Evaluasi akuntabilitas kinerjadilaksanakan oleh SDM yangberkompeten
a. apabila > 80% penugasan evaluasi telahdilakukan oleh SDM yang sudah terlatih dankompeten dibidangnya dan hasilnya tidakmemiliki perbedaan yg signifikan dengan hasilevaluasi eksternalb, apabila 60% < penugasan evaluasi olehpersonil kompeten dan perbedaan yg insignifikan< 80%;c, apabila 40% < penugasan evaluasi olehpersonil kompeten dan perbedaan yg insignifikan< 60%;d apabila 20% < penugasan evaluasi olehpersonil kompeten dan perbedaan yg
Tidak berlaku untuk SKPD e, apabila D.I.4 = t
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PENJELASAN KERANGKA LOGIS
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PROP/KAB/KOTA SKPD KERANGKA LOGIS1 2 3 4 5
70
8 Pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerjatelah disupervisi dengan baik melaluipembahasan-pembahasan yang regulerdan bertahap
a. apabila telah dilakukan kegiatan supervisi danterdapat dokumentasi komunikasi yang reguler(teratur)b. apabila telah dilakukan kegiatan supervisi,namun belum terdokumentasic. terdapat supervisi namun tidak reguler
Tidak berlaku untuk SKPD e, apabila D.I.4 = t
9 Hasil evaluasi akuntabilitas kinerjamenggambarkan akuntabilitas kinerjayang dievaluasi
a. apabila hasil evaluasi benar-benarmenggambarkan dan menyimpulkanakuntabilitas kinerja (outcome atau outputpenting) yang sesungguhnya, bukan sekedarsimpulan atas pelaksanaan kerja (kegiatansemata), dan lebih dari 80% simpulan tersebutdisepakati baik oleh evaluator internal maupunexternalb. idem, dengan tingkat kesepakatan > 60% s/d80%C. idem, dengan tingkat kesepakatan > 40% s/d60%d.idem, dengan tingkat kesepakatan > 20% s/d
Tidak berlaku untuk UNIT KERJA
e, apabila D.I.4 = t
10 Hasil evaluasi akuntabilitas kinerjamemberikan penilaian atas akuntabilitaskinerja masing-masing unit kerja
a, apabila lebih dari 80% unit kerja telahdievaluasi dan disimpulkan akuntabilitaskinerjanyab, apabila 60% < unit kerja yang dievaluasi dandisimpulkan akuntabilitas kinerjanya < 80%;c, apabila 40% < unit kerja yang dievaluasi dandisimpulkan akuntabilitas kinerjanya < 60%;d apabila 20% < unit kerja yang dievaluasi dandisimpulkanp akuntabilitas kinerjanyaj y < 40%e, apabila unit kerja yang dievaluasi
Tidak berlaku untuk SKPD e, apabila D.I.4 = t
11 Evaluasi akuntabilitas kinerja telahmemberikan rekomendasi-rekomendasiperbaikan manajemen kinerja yang dapatdilaksanakan
a, apabila lebih dari 80% hasil evaluasi telahdisertai rekomendasi dan rekomendasi tsbdisetujui untuk dilaksanakanb, apabila 60% < hasil evaluasi telah disertairekomendasi yg disetujui untuk dilaksanakan <80%;c, apabila 40% < hasil evaluasi telah disertairekomendasi yg disetujui untuk dilaksanakan <60%;d apabila 20% < hasil evaluasi telah disertairekomendasi yg disetujui untuk dilaksanakan <
Tidak berlaku untuk SKPD e, apabila D.I.4 = t
71
12 Evaluasi program dilaksanakan dalamrangka menilai keberhasilan program
a. apabila evaluasi seluruh program telahdilakukan dan terdapat simpulan mengenaikeberhasilan atau kegagalan program yangdievaluasib. apabila seluruh program telah dievaluasinamun belum sepenuhnya memiliki ukurankeberhasilanc. apabila evaluasi program telah dilaksanakannamun belum menyimpulkan keberhasilan ataukegagalan program
Tidak berlaku untuk SKPD e, apabila D.I.3 = t
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PENJELASAN KERANGKA LOGIS
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PROP/KAB/KOTA SKPD KERANGKA LOGIS1 2 3 4 513 Evaluasi program telah memberikan
rekomendasi-rekomendasi perbaikanperencanaan kinerja yang dapatdilaksanakan
a, apabila lebih dari 80% hasil evaluasi telahdisertai rekomendasi yg terkait denganperencanaan kinerja dan rekomendasi tsbdisetujui untuk dilaksanakanb, apabila 60% < hasil evaluasi telah disertairekomendasi yg disetujui untuk dilaksanakan <80%;c, apabila 40% < hasil evaluasi telah disertairekomendasi yg disetujui untuk dilaksanakan <60%;d apabila 20% < hasil evaluasi telah disertairekomendasi yg disetujui untuk dilaksanakan <
Tidak berlaku untuk SKPD e, apabila D.I.3 = t
14 Evaluasi program telah memberikanrekomendasi-rekomendasi peningkatankinerja yang dapat dilaksanakan
a, apabila lebih dari 80% hasil evaluasi telahdisertai rekomendasi yg terkait denganpeningkatan kinerja dan rekomendasi tsbdisetujui untuk dilaksanakanb, apabila 60% < hasil evaluasi telah disertairekomendasi yg disetujui untuk dilaksanakan <80%;c, apabila 40% < hasil evaluasi telah disertairekomendasi yg disetujui untuk dilaksanakan <60%;d apabila 20% < hasil evaluasi telah disertairekomendasi yg disetujui untuk dilaksanakan <
Tidak berlaku untuk SKPD e, apabila D.I.3 = t
III. PEMANFAATAN EVALUASI (3%) Jawaban tentang pemanfaatan evaluasi harus selalu dikaitkan dengan (dipengaruhi oleh) kondisi(jawaban) tentang Pemenuhan Evaluasi dan Kualitas Evaluasi
72
15 Hasil evaluasi program/akuntabilitaskinerja telah ditindaklanjuti untukperbaikan perencanaan
a. Jika > 80% rekomendasi yang terkait denganperencanaan telah ditindaklanjutib. Jika 60% < rekomendasi yang terkait denganperencanaan yang ditindaklanjuti ≤ 80%c. Jika 40% < rekomendasi yang terkait denganperencanaan yang ditindaklanjuti ≤ 60%d. Jika 20% < rekomendasi yang terkait denganperencanaan yang ditindaklanjuti ≤ 40%e. Jika rekomendasi yang terkait
Tidak berlaku untuk SKPD e, apabila D.I.3 danD.I.4 = tnilai maksimal = rata2nilai D.II
16 Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja telahditindaklanjuti untuk perbaikanpenerapan manajemen kinerja
a. Jika > 80% rekomendasi yang terkait denganpenerapan manajemen kinerja telahditindaklanjutib. Jika 60% < rekomendasi yang ditindaklanjuti≤ 80%c. Jika 40% < rekomendasi yang ditindaklanjuti≤ 60%d. Jika 20% < rekomendasi yang ditindaklanjuti≤ 40%e. Jika rekomendasi yang
Tidak berlaku untuk SKPD e, apabila D.I.4 = tnilai maksimal = rata2nilai D.II
17 Hasil evaluasi program telahditindaklanjuti untuk perbaikan kinerja
a. Jika hasil evaluasi program telahmeningkatkan > 80% capaian keberhasilanprogramb. Jika 60% < capaian keberhasilan program ≤80%c. Jika 40% < capaian keberhasilan program ≤60%d. Jika 20% < capaian keberhasilan program ≤40%e. Jika capaian keberhasilan program
Tidak berlaku untuk SKPD e, apabila D.I.3nilai maksimal = rata2nilai D.II
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PENJELASAN KERANGKA LOGIS
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PROP/KAB/KOTA SKPD KERANGKA LOGIS1 2 3 4 518 Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja
telahditindaklanjuti untuk mengukurkeberhasilan unit kerja
a. Jika > 80% capaian kinerja digunakan(dimanfaatkan) untuk mengukur keberhasilanmaupun kegagalan unit kerja (sebagai dasarreward&punishment)b. Jika 60% < pemanfaatan capaian kinerjasebagai dasar pengukuran ≤ 80%c. Jika 40% < pemanfaatan capaian kinerjasebagai dasar pengukuran ≤ 60%d. Jika 20% < pemanfaatan capaian kinerja
Tidak berlaku untuk SKPD e, apabila D.I.3 danD.I.4 = tnilai maksimal = rata2nilai D.II
E. PENCAPAIAN SASARAN/KINERJAORGANISASI (20%)
73
KINERJA YANG DILAPORKAN(OUTPUT) (5%)
1 Target dapat dicapai a, apabila rata2 capaian kinerja lebih dari 80%;b, apabila 60% < rata2 capaian kinerja < 80%;c, apabila 40% < rata2 capaian kinerja < 60%;d apabila 20% < rata2 capaian kinerja < 40%e, apabila rata2 capaian kinerja < 20%
Tidak berlaku untuk SKPD
2 Capaian kinerja lebih baik dari tahunsebelumnya
a, apabila lebih dari 80% rata2 capaian kinerjatahun berjalan melebihi capaian tahunsebelumnya;b, apabila 60% < rata2 capaian kinerja tahunberjalan yang melebihi tahun sebelumnya <80%;c, apabilabil 40% < rata2t 2 capaiani kinerjaki j tahunt hberjalan yang melebihi tahun sebelumnya <60%;d, apabila 20% < rata2 capaian kinerja tahunberjalan yang melebihi tahun
Tidak berlaku untuk SKPD
3 Informasi mengenai kinerja dapatdiandalkan
a, apabila lebih dari 80% informasi capaiankinerja dapat diandalkan;b, apabila 60% < informasi capaian kinerja yangdapat diandalkan < 80%;c, apabila 40% < informasi capaian kinerja yangdapat diandalkan < 60%;d, apabila 20% < informasi capaian kinerja yangdapat diandalkan < 40%e, apabila informasi capaian kinerja
Tidak berlaku untuk SKPD
3 Informasi mengenai kinerja dapatdiandalkan
Informasi kinerja dapat diandalkan, artinya:- Diperoleh dari dasar perhitungan (formulasi)yang valid;- Dihasilkan dari sumber2 atau basis data yangdapat dipercaya (kompeten);- Dapat ditelusuri sumber datanya;- up to date
Tidak berlaku untuk SKPD
KINERJA YANG DILAPORKAN(OUTCOME) (5%)
4 Target dapat dicapai a, apabila rata2 capaian kinerja > 100%;b, apabila rata2 capaian kinerja = 100%;c, apabila 80% < rata2 capaian kinerja < 100%;d, apabila 50% < rata2 capaian kinerja < 80%e, apabila rata2 capaian kinerja < 50%(Jawaban ditulis pada lembar KKE1-I Capaian)
Tidak berlaku untuk SKPD
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PENJELASAN KERANGKA LOGIS
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PROP/KAB/KOTA SKPD KERANGKA LOGIS1 2 3 4 5
74
5 Capaian kinerja lebih baik dari tahunsebelumnya
a, apabila rata2 capaian kinerja tahun berjalan >150% dibanding tahun sebelumnya;b, apabila 120% < rata2 peningkatan kinerja <150% ;c, apabila 80% < rata2 peningkatan kinerja <120%;d, apabila 50% < rata2 peningkatan kinerja <80%e, apabila rata2 peningkatan kinerja < 50%(Jawaban ditulis pada lembar KKE1-I Capaian)
Tidak berlaku untuk SKPD
6 Informasi mengenai kinerja dapatdiandalkan
a, apabila capaian outcome yang andal lebih dari80%;b, apabila 60% < capaian outcome yang andal <80%;c, apabila 40% < capaian outcome yang andal <60%;d apabila 20% < capaian outcome yang andal <40%e, apabila capaian outcome yang andal < 20%Informasi kinerja dapat diandalkan, artinya:- Diperoleh dari dasar perhitungan (formulasi)yang valid;- Dihasilkan dari sumber2 atau basis data yangdapat dipercaya (kompeten);- Dapat ditelusuri sumber datanya;- up to date(Jawaban ditulis pada lembar KKE1-I Capaian)
Tidak berlaku untuk SKPD
BENCHMARK KINERJA (5%)7 Kinerja Bidang Kesehatan Lihat KKE 1 - II (Prov/Kab/Kota)
CapaianTidak berlaku untuk SKPD
8 Kinerja Bidang Pendidikan Lihat KKE 1 - II (Prov/Kab/Kota) Capaian
Tidak berlaku untuk SKPD9 Kinerja Bidang Ketenagakerjaan Lihat KKE 1 - II (Prov/Kab/Kota)
CapaianTidak berlaku untuk SKPD
10 Kinerja Bidang Sosial Lihat KKE 1 - II (Prov/Kab/Kota) Capaian
Tidak berlaku untuk SKPD11 Kinerja Bidang Ekonomi Lihat KKE 1 - II (Prov/Kab/Kota)
CapaianTidak berlaku untuk SKPD
KINERJA DARI PENILAIANSTAKEHOLDER (5%)
12 Kinerja Pengelolaan Keuangan Lihat KKE 1 - III Capaian Tidak berlaku untuk SKPD
13 Kinerja Manajemen Internal Lihat KKE 1 - III Capaian Tidak berlaku untuk SKPD
14 Kinerja dari Penilaian Instansi PemerintahLainnya
Lihat KKE 1 - III Capaian Tidak berlaku untuk SKPD
15 Kinerja Transparansi Lihat KKE 1 - III Capaian Tidak berlaku untuk SKPD
16 Kinerja/Penghargaan Lainnya Lihat KKE 1 - III Capaian Tidak berlaku untuk SKPD
75
TEMPLATE KERTAS KERJA EVALUASI
AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PROVINSI SKPD TOTAL REFY/T NILAI Y/T NILAI
1 2 3 4 5 6 7 8
A. PERENCANAAN KINERJA (35%) #DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!I. PERENCANAAN STRATEGIS (12.5%) #DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
a.
PEMENUHAN RENSTRA (2.5%) #DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
1 Dokumen RPJMD/Renstra telah ada y/t Error #VALUE!
Dokumen Renstra SKPD telah ada #VALUE! #VALUE! #VALUE!
2 Dokumen RPJMD/Renstra telah memuat visi, misi, tujuan,sasaran, program, indikator kinerja sasaran, target tahunan,indikator kinerja tujuan dan target jangka menengah
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
3 RPJMD/Renstra telah menyajikan IKU a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
76
b.
KUALITAS RENSTRA (6.25%) #DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
4 Tujuan dan sasaran telah berorientasi hasil a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE! KKE2
5 Program/kegiatan merupakan cara untuk mencapaitujuan/sasaran/hasil program/hasil kegiatan
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
6 Indikator kinerja tujuan (outcome) dan sasaran (outcome danoutput) telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE! KKE3
7 Target kinerja ditetapkan dengan baik a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
8 Dokumen RPJMD/Renstra telah selaras dengan DokumenRPJMN/Dokumen Renstra atasannya
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
9 Dokumen RPJMD/Renstra telah menetapkan hal-hal yangseharusnya ditetapkan (dalam kontrak kinerja/tugasfungsi/latar belakang pendirian)
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
c.
IMPLEMENTASI RENSTRA (3.75%) #DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
10
Dokumen RPJMD/Renstra digunakan sebagai acuan dalampenyusunan dokumen perencanaan tahunan
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
11
Dokumen RPJMD/Renstra digunakan sebagai acuan dalampenyusunan Dokumen Renstra unit kerja
a/b/c/d/e Error #VALUE!
12
Dokumen RPJMD/Renstra digunakan sebagai acuanpenyusunan Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
13
Dokumen RPJMD/Renstra telah direviu secara berkala a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
II. PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN (22,5%) #DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
a.
PEMENUHAN PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN(4,5%)
#DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
1 Dokumen perencanaan kinerja tahunan telah ada y/t Error #VALUE!
Dokumen perencanaan kinerja tahunan SKPD telah ada #VALUE! #VALUE! #VALUE!
2 Dokumen perencanaan kinerja telah memuat sasaran,program, indikator kinerja sasaran, dan target kinerjatahunan
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
3 Dokumen PK telah ada y/t Error #VALUE!
Dokumen PK SKPD telah ada #VALUE! #VALUE! #VALUE!
4 Dokumen PK disusun segera setelah anggaran disetujui y/t Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
5 Dokumen PK telah memuat sasaran, program, indikatorkinerja, dan target jangka pendek
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
6 PK telah menyajikan IKU a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
b.
KUALITAS PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN(11.25%)
#DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
7 Sasaran telah berorientasi hasil a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE! KKE2
8 Kegiatan merupakan cara untuk mencapai sasaran a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
9 Indikator kinerja sasaran telah memenuhi kriteria indikatorkinerja yang baik
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE! KKE3
10
Target kinerja ditetapkan dengan baik a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
11
Dokumen PK telah selaras dengan dokumen PK atasannyadan Dokumen RPJMD/Renstra
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
12
Dokumen PK telah menetapkan hal-hal yang seharusnyaditetapkan (dalam kontrak kinerja/tugas fungsi)
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
c.
IMPLEMENTASI PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN(6.75%)
#DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
13
Target kinerja yang diperjanjikan telah digunakan untukmengukur keberhasilan
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
14
Penetapan Kinerja telah dimonitor pencapaiannya secaraberkala
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
15
Penetapan Kinerja telah dimanfaatkan dalam pengarahandan pengorganisasian kegiatan
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
77
B. PENGUKURAN KINERJA (20%) #DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!I. PEMENUHAN PENGUKURAN (4%) #DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
1 Telah terdapat indikator kinerja utama (IKU) sebagai ukurankinerja secara formal
y/t Error #VALUE!
IKU unit kerja telah ada #VALUE! #VALUE! #VALUE!
2 Terdapat mekanisme pengumpulan data kinerja a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
II. KUALITAS PENGUKURAN (10%) #DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
3 IKU telah dapat diukur secara obyektif a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE! KKE3
4 IKU telah menggambarkan hasil a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE! KKE3
5 IKU telah relevan dengan kondisi yang akan diukur a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE! KKE3
6 IKU telah cukup untuk mengukur kinerja a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
7 IKU telah diukur realisasinya a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE! KKE3
8 IKU unit kerja telah selaras dengan IKU IP #VALUE! #VALUE! #VALUE!
9 Indikator kinerja sasaran dapat diukur secara obyektif a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE! KKE3
10
Indikator kinerja sasaran menggambarkan hasil a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE! KKE3
11
Indikator kinerja sasaran relevan dengan sasaran yang akandiukur
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE! KKE3
12
Indikator kinerja sasaran cukup untuk mengukur sasarannya a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
13
Indikator kinerja sasaran telah diukur realisasinya a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE! KKE3
14
Indikator kinerja sasaran unit kerja telah selaras denganindikator kinerja IP
#VALUE! #VALUE! #VALUE!
15
Pengumpulan data kinerja dapat diandalkan a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
III. IMPLEMENTASI PENGUKURAN (6%) #DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
16
IKU telah dimanfaatkan dalam dokumen-dokumenperencanaan dan penganggaran
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
17
IKU telah dimanfaatkan untuk penilaian kinerja a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
18
IKU telah direviu secara berkala a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
19
Pengukuran kinerja digunakan untuk pengendalian danpemantauan kinerja secara berkala
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
C. PELAPORAN KINERJA (15%) #DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!I. PEMENUHAN PELAPORAN (3%) #DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
1 LAKIP telah disusun a/b/c Error #VALUE!
LAKIP unit kerja telah disusun #VALUE! #VALUE! #VALUE!
2 LAKIP telah disampaikan tepat waktu y/t Error #VALUE!
LAKIP unit kerja telah disampaikan tepat waktu #VALUE! #VALUE! #VALUE!
3 LAKIP menyajikan informasi mengenai pencapaian IKU a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
II. PENYAJIAN INFORMASI KINERJA (8%) #DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
4 LAKIP bukan merupakan kompilasi dari Unit Kerja dibawahnya
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
5 LAKIP menyajikan informasi pencapaian sasaran yangberorientasi outcome
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
6 LAKIP menyajikan informasi mengenai kinerja yang telahdiperjanjikan
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
7 LAKIP menyajikan evaluasi dan analisis mengenai capaiankinerja
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
8 LAKIP menyajikan pembandingan data kinerja yangmemadai antara realisasi tahun ini dengan realisasi tahunsebelumnya dan pembandingan lain yang diperlukan
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
9 LAKIP menyajikan informasi keuangan yang terkait denganpencapaian kinerja
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
10
Informasi kinerja dalam LAKIP dapat diandalkan a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
III. PEMANFAATAN INFORMASI KINERJA (4%) #DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
78
11
Informasi yang disajikan telah digunakan dalam perbaikanperencanaan
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
12
Informasi yang disajikan telah digunakan untuk menilai danmemperbaiki pelaksanaan program dan kegiatan organisasi
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
13
Informasi yang disajikan telah digunakan untuk peningkatankinerja
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
14
Informasi yang disajikan telah digunakan untuk penilaiankinerja
a/b/c/d/e Error #VALUE! #VALUE! #VALUE!
D. EVALUASI INTERNAL (10%) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #VALUE!
I. PEMENUHAN EVALUASI (2%) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #VALUE!
1 Terdapat pedoman evaluasi akuntabilitas kinerja y/t Error #VALUE!2 Terdapat pemantauan mengenai kemajuan pencapaian
kinerja beserta hambatannyaa/b/c/d/e Error #VALUE!
3 Evaluasi program telah dilakukan a/b/c/d/e Error #VALUE!
4 Evaluasi akuntabilitas kinerja atas unit kerja telah dilakukan a/b/c/d/e Error #VALUE!
5 Hasil evaluasi telah disampaikan dan dikomunikasikankepada pihak-pihak yang berkepentingan
y/t Error #VALUE!
II. KUALITAS EVALUASI (5%) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #VALUE!
6 Evaluasi akuntabilitas kinerja dilaksanakan denganmenggunakan pedoman/juklak evaluasi yang selarasdengan pedoman/juklak evaluasi Menpan
a/b/c/d/e Error #VALUE!
7 Evaluasi akuntabilitas kinerja dilaksanakan oleh SDM yangberkompetensi
a/b/c/d/e Error #VALUE!
8 Pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja telah disupervisidengan baik melalui pembahasan-pembahasan yang regulerdan bertahap
a/b/c/d/e Error #VALUE!
9 Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja menggambarkanakuntabilitas kinerja yang dievaluasi
a/b/c/d/e Error #VALUE!
10
Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja memberikan penilaianatas akuntabilitas kinerja masing-masing unit kerja
a/b/c/d/e Error #VALUE!
11
Evaluasi akuntabilitas kinerja telah memberikanrekomendasi-rekomendasi perbaikan manajemen kinerjayang dapat dilaksanakan
a/b/c/d/e Error #VALUE!
12
Evaluasi program dilaksanakan dalam rangka menilaikeberhasilan program
a/b/c/d/e Error #VALUE!
13
Evaluasi program telah memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan perencanaan kinerja yang dapatdilaksanakan
a/b/c/d/e Error #VALUE!
14
Evaluasi program telah memberikan rekomendasi-rekomendasi peningkatan kinerja yang dapat dilaksanakan
a/b/c/d/e Error #VALUE!
III. PEMANFAATAN EVALUASI (3%) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #VALUE!
15
Hasil evaluasi program/akuntabilitas kinerja telahditindaklanjuti untuk perbaikan perencanaan
a/b/c/d/e Error #VALUE!
16
Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja telah ditindaklanjutiuntuk perbaikan penerapan manajemen kinerja
a/b/c/d/e Error #VALUE!
17
Hasil evaluasi program telah ditindaklanjuti untuk a/b/c/d/e Error #VALUE!18
Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja telah ditindaklanjutiuntuk mengukur keberhasilan unit kerja
a/b/c/d/e Error #VALUE!
E. PENCAPAIAN SASARAN/KINERJA ORGANISASI (20%) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTPUT) (5%) 0.0
00.00
0.00
0.001 Target dapat dicapai a/b/c/d/e Error Error
2 Capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya a/b/c/d/e Error Error
3 Informasi mengenai kinerja dapat diandalkan a/b/c/d/e Error Error
KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTCOME) (5%) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 Target dapat dicapai #DIV/0! #DIV/0! KKE1-II
5 Capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya #DIV/0! #DIV/0! KKE1-II
6 Informasi mengenai kinerja dapat diandalkan #DIV/0! #DIV/0! KKE1-II
79
BENCHMARK KINERJA (5%) 0.45
2.25
2.25
2.257 Kinerja Bidang Kesehatan 0.25 0.25 KKE1-II
8 Kinerja Bidang Pendidikan 1.00 1.00 KKE1-II
9 Kinerja Bidang Ketenagakerjaan 0.00 0.00 KKE1-II
10
Kinerja Bidang Sosial 0.00 0.00 KKE1-II
11
Kinerja Bidang Ekonomi 1.00 1.00 KKE1-II
KINERJA DARI PENILAIAN STAKEHOLDER (5%) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
12
Kinerja Pengelolaan Keuangan #DIV/0! #DIV/0! KKE1-III
13
Kinerja Manajemen Internal #DIV/0! #DIV/0! KKE1-III
14
Kinerja dari Penilaian Instansi Pemerintah Lainnya #DIV/0! #DIV/0! KKE1-III
15
Kinerja Transparansi #DIV/0! #DIV/0! KKE1-III16
Kinerja/Penghargaan Lainnya #DIV/0! #DIV/0! KKE1-III
HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA (100%) #DIV/0! #DIV/0! #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!
KETERANGAN:TULIS NAMA UNIT KERJA PADA KOLOM YANG BERWARNA MERAHKETIK 'Y' ATAU 'T' PADA KOLOM YANG BERWARNA HIJAUJANGAN MELAKUKAN PERUBAHAN PADA KOLOM YANG BERWARNA KUNING ATAU ABU-ABU
80
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Darmono. 2007. Jurnal FKP2T Tahun 2 (1): Standard Operating
Procedures (SOP) untuk Perpustakaan Perguruan Tinggi.
[online]. Diakses: http://library.um.ac.id/index.php/Artikel-
Pustakawan/pengembangan-standard-operating-procedures-
sop-untuk-perpustakaan-perguruan-tinggi.html
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2006. Panduan Sistem
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi SPM-PT Bidang Akademik.
Jakarta: Depdiknas
Edelman, Mark. 2003. Writing and Editing SOPs and the Technical
Writer. New York: Metro Chapter
Imai, Masaaki. 1998. Gemba Kaizen: Pendekatan Akal Sehat,
Berbiaya Rendah pada Manajemen. Jakarta: Yayasan Toyota-
Astra Motor dan Penerbit Lembaga PPM
Indonesia. Lembaga Administrasi Negara. 2005. Penyusunan
Standard Operating Procesures (Prosedur Tetap). Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Padhi, Narayantra. 2007. The Eight Elements Of TQM.
http://www.isixsigma.com/library/content/c021230a.asp. Dow
nload 20 April 2007
Quality Guidance for Preparing Standard Operating Procedures
(SOPs) E A QA/G. Tersedia di www.epa.gov/quality. Download
5 Mei 2006.
81
Standard Operating Procedure Development. Tersedia di
http://www.unisa.edu.au/ohsw/procedures/standardoperating
proce.asp. Download 12 Maret 2007
Univeristas Negeri Malang. 2006. Prosiding Seminar dan
Lkakarya Pengembangan dan Implementasi SOP dan Manual
Mutu dalam Menjamin Mutu Akademik � Tanggal 13 Maret
2006. Malang: Universitas Negeri Malang
Universitas Indonesia. 2003. Manual Prosedur Operasional
Standar Perpustakaan Universitas Indonesia. Depok: UPT
Perpustakaan Universitas Indonesia
Writing Procedures: How to Document your Quality System
Effectively. Manchester, The National Computing Centre,
1995
Safecom Inc. 2007. Writung Guide for Standard Operating
Procedures. Home land Security.
Website Batam Kota- Kecamatan Nongsa. Rencana Kerja
Tahunan. [online] diakses:
http://skpd.batamkota.go.id/nongsa/rencana-kerja-tahun-
2013/ april 2013.
82