evaluasi pelaksanaan standar pelayanan minimal …eprints.ums.ac.id/82875/11/naskah...

16
EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) KESEHATAN JIWA DI PUSKESMAS KECAMATAN POLOKARTO Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh : GRIS PRINSKIA ALTINOGA J 210 160 002 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Upload: others

Post on 06-Mar-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL …eprints.ums.ac.id/82875/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 6. 13. · akan diteliti adalah evaluasi pelaksanaan standar pelayanan minimal

i

EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

KESEHATAN JIWA DI PUSKESMAS KECAMATAN POLOKARTO

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

GRIS PRINSKIA ALTINOGA

J 210 160 002

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL …eprints.ums.ac.id/82875/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 6. 13. · akan diteliti adalah evaluasi pelaksanaan standar pelayanan minimal

i

Page 3: EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL …eprints.ums.ac.id/82875/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 6. 13. · akan diteliti adalah evaluasi pelaksanaan standar pelayanan minimal

ii

HALAMAN PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI

EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

KESEHATAN JIWA DI PUSKESMAS KECAMATAN POLOKARTO

Oleh:

GRIS PRINSKIA ALTINOGA

J210160002

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada tanggal : 11 Maret 2020

Dewan Penguji :

1. Dr. Arif Widodo, M.Kes ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dr. Faizah Betty R., A., S.Kep., M.Kes ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Abi Muhlisin, SKM., M.Kep ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan

Dr. Mutalazimah, SKM., M.Kes

NIK. 786

Page 4: EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL …eprints.ums.ac.id/82875/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 6. 13. · akan diteliti adalah evaluasi pelaksanaan standar pelayanan minimal

iii

Page 5: EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL …eprints.ums.ac.id/82875/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 6. 13. · akan diteliti adalah evaluasi pelaksanaan standar pelayanan minimal

iv

EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

KESEHATAN JIWA DI PUSKESMAS KECAMATAN POLOKARTO

Abstrak

Berdasarkan Peraturan Kementerian Kesehatan RI Nomor 43 Tahun

2016 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan, selanjutnya

disingkat SPM bidang kesehatan merupakan acuan bagi Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang

berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. SPM bidang

kesehatan, terdapat 12 jenis SPM bidang kesehatan dan kesehatan jiwa

diatur dalam pasal 2 ayat 2 huruf j. Kesehatan jiwa merupakan kondisi

dimana keseimbangan antara kesehatan fisik, mental, emosional

individu sehingga dapat hidup menyesuaikan dengan orang lain,

masyarakat, lingkungan maupun diri sendiri. Tujuan penelitian ini yaitu

mengevaluasi pelaksanaan SPM kesehatan jiwa di Puskesmas

Kecamatan Polokarto. Rancangan penelitian menggunakan metode

kualitatif melalui pendekatan deskriptif fenomenologi, dimana

melakukan observasi terhadap fenomena yang terdapat di suatu

lingkungan. Teknik penentuan partisipan penelitian ini menggunakan

pendekatan purposive sampling. Jumlah total pastisipan 9 orang

meliputi Kasi P2 PTM Keswa, dokter Puskesmas Polokarto, perawat

puskesmas Polokarto, bidan desa, kader desa dan keluarga ODGJ.

Teknik pengumpulan data observasi di lapangan, wawancara semi

struktur kategori in-depth interview dengan bukti rekaman wawancara

dan dokumentasi. Sesuai dengan hasil penelitian SPM Kesehatan Jiwa

di Puskesmas Polokarto itu ada, tetapi belum sesuai standar karena

tidak tersedianya poli khusus jiwa. Upaya pelayanan kesehatan

promotif di Puskesmas Polokarto berupa sosialisasi ke masyarakat.

Upaya preventif yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada ODGJ

di Puskesmas Polokarto berupa pendekatan per pasien ODGJ,

sosialisasi dan penyuluhan ke masyarakat. Upaya kuratif tetap melayani

membuatkan surat rujukan ke RSJ sedangkan proses pengobatan tidak

ada. Upaya rehabilitatif yang dilakukan oleh petugas Puskesmas

Polokarto yaitu program kunjungan rumah OGDJ untuk memonitoring

keadaan dan perkembangan ODGJ.

Kata Kunci: SPM, Kesehatan Jiwa, Pelayanan Kesehatan, ODGJ.

Page 6: EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL …eprints.ums.ac.id/82875/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 6. 13. · akan diteliti adalah evaluasi pelaksanaan standar pelayanan minimal

1

Abstract

Based on the regulation of RI Health Minister number 43 of 2016

concerning the standard of services in field of health refers to the

District/City on giving the health service that is gotten by every citizen

as if minimal. The standard of health service (SPM) there are 12 kinds

and the health of mental is arranged in section 2 verse 2 of j. the health

of mental is a condition which a balance among the health of physical,

mental and emotional of someone, so he / she can live to adapt others,

society, environment as well as himself / herself. The purpose of this

research is to evaluate the implementation of mental health service

standard at Polokarto Public Health Centre. The plan of this research

is uses the qualitative method through phenomenology descriptive

approach which is does observation toward phenomenal in a location.

To establish the participants this research uses the purposive sampling

approach. There are 9 participants, there are Kasi P2 PTM Keswa, a

doctor, two nurses, two midwife, two frameworks and two members of

mental disorder people (ODGJ) families. The data collecting technics

are an observation, in-depth interview by a prove that is interview

recording and documentations. According to the results of this

research, there are the standards of mental health services at Polokarto

public health centre, but they have not appropriated the standard

because these is not a mental poly clinic. The efforts of Polokarto

public health centre give a promotive health service that is

socialisazation to society. Preventive efforts are given by health

officials for mental disorder people, the are by face to face,

socialisazations and informations to society. The curative effort decides

to service in making some covering letters, while there is not medical

treatment. Rehabilitative efforts is done by visiting to patients to

monitor their conditions and developments of mental disorder people

(ODGJ).

Keywords: Standard of Minimal Service (SPM), Health of Mental,

Health Service, People Having Mental Disorder (ODGJ).

1. PENDAHULUAN

Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 tahun

2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang selanjutnya disingkat SPM

merupakan ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan

Page 7: EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL …eprints.ums.ac.id/82875/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 6. 13. · akan diteliti adalah evaluasi pelaksanaan standar pelayanan minimal

2

pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.

Pelayanan dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga

negara. Jenis pelayanan dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan

barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap warga negara

secara minimal (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2018).

Kesehatan mental sudah diatur dalam UU No 18 tahun 2014 dimana belum

diterapkan secara maksimal untuk perlindungan Orang Dengan Gangguan Jiwa

(ODGJ) sehingga masih beresiko terhadap pelanggaran HAM karena belum

diterapkan dalam kehidupan seharai-hari. Indonesia sendiri terdapat jumlah pasung

antara ODGJ termasuk tidak rendah karena pemicunya berasal dari keluarga ataupun

masyarakat sekitar.

Berdasarkan World Health Organization (WHO), kurang lebih 450 juta jiwa

di seluruh dunia mengidap gangguan mental dengan berbagai macam, yaitu

mengalami depresi 150 jura orang, gangguan zat dan alcohol sekitar 90 juta orang,

epilepsi 38 juta orang, skizofrenia 25 juta orang serta tindakan bunuh diri setiap

tahunnya mencapai 1 juta orang. Fenomena ini menjadi masalah serius di seluruh

dunia dengan perbandingan 1 : 4 orang yang mengalami masalah mental dan

gangguan kesehatan jiwa.

Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo 2018 terdapat

indikator SPM program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

(P2PTM) dan Keswa Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo tahun 2018 menyatakan

bahwa pelayanan kesehatan ODGJ berat mempunyai target 100 % dengan sasaran

1.620 orang dengan gangguan jiwa, namun hasil pencapainnya 1.564 jiwa dengan

target capaian mencapai 96,54 %. Data yang terdapat pada Profil Kesehatan

Kabupaten Sukoharjo 2018 yang terdapat pada Rikesdas 2018 terdaftar bahwa di

Puskesmas Polokarto terdapat 190 orang dengan gangguan jiwa (Buku Profil Dinas

Kesehatan Kabupaten Sukoharjo 2018). Hasil studi pendahuluan oleh peneliti di

Dinas Kesehatan Sukoharjo di dapatkan hasil bahwa dari hasil Rikesdas 2013

terdapat sasaran ODGJ berat ditetapkan sebesar 1,8%o (per mil) dari jumlah

Page 8: EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL …eprints.ums.ac.id/82875/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 6. 13. · akan diteliti adalah evaluasi pelaksanaan standar pelayanan minimal

3

penduduk. Sasaran ODGJ Kabupaten Sukoharjo tahun 2018 dihitung dari jumlah

penduduk tahun sebelumnya.

Terdapat 899.550 jiwa penduduk yang ada di Kabupaten Sukoharjo di tahun

2017, dengan sasaran ODGJ Kabupaten Sukoharjo yaitu 1.620 jiwa. Belum

seluruhnya penerapan SPM di Indonesia dapat terselenggara dengan sesuai standar

karena mengingat jumlah masalah kesehatan yang beragam, tetapi juga karena luas

wilayah dalam menjangkau pelayanan kesehatan, begitu juga dengan Puskesmas

Polokarto SPM Kesehatan Jiwa belum sesuai standar (Rifa’i et al., 2016).

2. METODE

Jenis penelitian ini kualitatif melalui pendekatan deskriptif fenomenologi, dimana

melakukan observasi terhadap fenomena yang terdapat di suatu lingkungan.

Pengambilan data bulan Januari - Maret 2020 di Puskesmas Polokarto. Instrumen

penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, dalam

penelitian ini peneliti menggunakan lembar observasi, panduan wawancara dan

lembar daftar petugas yang diwawancarai.Teknik pengumpulan data dengan

observasi dan wawancara mendalam. Alat-alat wawancara Buku catatan, tape

recorder, dan kamera (Sugiyono, 2018). Pada penelitian kualitatif ini objek yang

akan diteliti adalah evaluasi pelaksanaan standar pelayanan minimal kesehatan jiwa

di Puskesmas Polokarto. Adapun partisipan penelitian ini adalah seksi Pencegahan

dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2 PTM) Keswa DKK Sukoharjo, dokter

selaku PJ UKM, perawat sekaligus pemegang program kesehatan jiwa, bidan desa,

kader desa dan keluarga ODGJ.

Teknik penentuan partisipan penelitian ini menggunakan nonprobability

sampling dengan pendekatan purposive sampling dengan pertimbangan menetapkan

informan yang paling memahami dalam buku edisi ke-3 (Sugiyono, 2018). Terdapat

beberapa cara melakukan pengujian keabsahan penelitian kualitatif menurut buku

Sugiyono (2018) edisi ke-3 yaitu uji credibility, uji transferability, uji dependability

dan uji confirmability. Berdasarkan Creswell buku Sugiyono (2018) cetakan ke-3,

Page 9: EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL …eprints.ums.ac.id/82875/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 6. 13. · akan diteliti adalah evaluasi pelaksanaan standar pelayanan minimal

4

terdapat beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut antara lain : mengorganisasikan

dan menyiapkan data, membaca dan melihat seluruh data, membuat koding seluruh

data, menggunakan koding sebagai bahan untuk membuat deskripsi, menghubungkan

antar tema, buku cetakan ke-1 (Sugiyono, 2018).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

SPM Kesehatan Jiwa di Puskesmas Polokarto itu ada tetapi belum sesuai standar,

pernyataan ini berasal dari wawancara mendalam dengan Petugas 1 (Kasi P2 PTM

Keswa), Petugas 2 (Pemegang Program Kesehatan Jiwa) dan Dokter (PJ UKM).

Berdasarkan ungkapkan Petugas 2 bahwa sebenarnya SPM Kesehatan Jiwa sudah

terlaksana, tetapi belum sesuai standar karena tidak tersedianya poli khusus jiwa

walapun demikian tetap melayani pasien gangguan jiwa yang akan kontrol ke RS dan

petugas di puskesmas membantu dalam proses membuatkan surat rujukan ke RS yang

dituju pasien gangguan jiwa.

Ungkapan yang sama di jelaskan oleh Dokter (PJ UKM) bahwa pengobatan

yang ada bukan memberikan obat secara langsung, tetapi memberikan pelayanan

berupa pelayanan advokasi kepada pasien gangguan jiwa agar bersedia di rujuk ke RS

untuk penanganan lebih lanjut. Petugas 1 (Kasi P2 PTM Keswa) memberikan

penjelasan bahwa selama di puskesmas sudah melakukan upaya merujuk pasien

gangguan jiwa, maka sudah dikatakan mengobati atau mengobatkan ODGJ secara

otomatis puskesmas sudah melaksanakan SPM kesehatan jiwa untuk pasien gangguan

jiwa.

Pernyataan tersebut didasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 pasal

33 ayat (2). Berdasarkan pernyataan di atas SPM Kesehatan Jiwa di Puskesmas

Polokarto itu ada, tetapi belum sesuai standar karena tidak tersedianya poli khusus

jiwa, tetapi tetap melayani pasien gangguan jiwa yang akan kontrol ke RS dan

petugas di puskesmas membantu dalam proses membuatkan surat rujukan ke RS yang

ditujukan untuk pasien gangguan jiwa. Belum seluruhnya penerapan SPM di

Indonesia dapat terselenggara dengan sesuai standar karena mengingat jumlah

Page 10: EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL …eprints.ums.ac.id/82875/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 6. 13. · akan diteliti adalah evaluasi pelaksanaan standar pelayanan minimal

5

masalah kesehatan yang beragam tetapi juga karena luas wilayah dalam menjangkau

pelayanan kesehatan, begitu juga dengan Puskesmas Polokarto SPM Kesehatan Jiwa

belum sesuai standar (Rifa’i et al., 2016).

Upaya Promotif yang ada di Puskesmas Polokarto berupa sosialisasi ke

masyarakat dan di lingkungan sekolah. Selain itu saling berkoordinasi atau

berkomunikasi antar tenaga kesehatan meliputi dokter, pemegang program kesehatan

jiwa, bidan desa maupun kader desa dalam proses rujukan, terdapat kegiatan

pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ) serta upaya pelatihan kepada tenaga

kesehatan agar lebih paham dan terampil. Beberapa pernyataan tersebut di perkuat

oleh ungkapan dari Petugas 1 (Kasi P2 PTM Keswa) dan Petugas 2 (Pemegang

Program Kesehatan Jiwa) upaya promotif yang dilakukan tenaga kesehatan berupa

kegiatan sosialisasi di masyarakat. Bidan 2 menyatakan bahwa upaya promotif berupa

penyuluhan tentang gangguan jiwa di tingkat masyarakat yaitu dari pertemuan RT

RW di desa setempat.

Pernyataan yang di ungkapkan dari Dokter (PJ UKM) bahwa dalam upaya

promotif dan preventif terdapat pembentukan DSSJ dengan tujuan untuk

mensosialisasikan ke kader agar lebih peduli dengan kemungkinan muncul adanya

tanda gejala gangguan jiwa di lingkungan sekitarnya. Kesimpulan dari beberapa

partisipan yaitu upaya promotif yang ada di Puskesmas Polokarto berupa sosialisasi

ke masyarakat dan di lingkungan sekolah. Selain itu saling berkoordinasi atau

berkomunikasi antar tenaga kesehatan, yang meliputi dokter, pemegang program

kesehatan jiwa, bidan desa, maupun kader desa, sosialisasi yang dilakukan petugas

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 pasal 8 ayat (1).

Promosi kesehatan jiwa dapat di lihat secara khusus bisa diartikan sebagai

promosi kesehatan jiwa yang positif dengan cara meningkatkan lingkungan sosial

ekonomi maupun fisik yang dapat membentuk kesehatan jiwa yang seimbang.

Pandangan lain tentang promosi kesehatan bersifat primer, sekunder maupun tersier

dalam penanggulangan kesehatan jiwa yang berfungsi untuk meningkatkan kesehatan

jiwa dan meminimalkan terjadinya gangguan jiwa (Forsman et al., 2011).

Page 11: EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL …eprints.ums.ac.id/82875/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 6. 13. · akan diteliti adalah evaluasi pelaksanaan standar pelayanan minimal

6

Upaya preventif yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada ODGJ di

Puskesmas Polokarto berupa pendekatan per pasien ODGJ dan di bantu proses

rujukan, sosialisasi lewat pembentukan ODGJ, dan peyuluhan kepada masyarakat

dari tingkat RT RW. Petugas 1 (Kasi P2 PTM Keswa), bahwa upaya preventif dalam

kesehatan jiwa berupa pendekatan per pasien ODGJ. Petugas 2 (Pemegang Program

Kesehatan Jiwa) mengatakan bahwa terdapat sosialisasi melalui pembentukan DSSJ

pada desa yang sudah dibentuk, dimana peran kader sangat penting dalam

monitoring keadaan masyarakat sekitar. Bidan 2 upaya preventif nya berupa

penyuluhan di masyarakat di tingkat RT RW sampai desa selain itu juga sudah ada

kegiatan PIS-PK di tahun 2019 di 17 desa di Kecamatan Polokarto.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 pasal 12 upaya

preventif dilaksanakan di lingkungan keluarga, lembaga, dan masyarakat. Jadi

kesimpulan upaya preventif kesehatan jiwa di Puskesmas Polokarto yaitu pendekatan

per pasien ODGJ, sosialisasi lewat pembentukan DSSJ, dan peyuluhan kepada

masyarakat. Program dari DSSJ dapat di implementasikan melalui Primary Health

Care yang menggunakan konsep CMHN, untuk mewujudkan pelayanan kesehatan

jiwa maka terbentuk adanya puskesmas yang dapat dijangkau masyarakat untuk

memperoleh pelayanan kesehatan karena tidak terlalu jauh sehingga tidak

membutuhkan biaya yang cukup banyak (Wasniyati et al., 2014).

Upaya kuratif yang ada di Puskesmas Polokarto berdasarkan pernyataan dari

tenaga kesehatan yaitu Petugas 1 (Kasi P2 PTM Keswa), Petugas 2 (Pemegang

Program Kesehatan Jiwa), Dokter (PJ UKM), Bidan 1 dan Bidan 2 ada beberapa

macam yaitu walaupun proses pengobatan tidak ada, tetapi tetap melayani untuk

membuatkan surat rujukan ke RSJ dan semua ODGJ tidak ada yang dipasung, obat

tidak tersedia di Puskesmas Polokarto karena tidak ada pasien rawat inap. Sedangkan

obat untuk ODGJ baru diusulkan tahun 2020 ini, tidak hanya memberikan pelayanan

untuk membuat surat rujukan tetapi juga memberikan advokasi maupun konsultasi

kepada ODGJ. Terdapat petugas kesehatan yang masih belum mendapat pelatihan

tentang kesehatan jiwa dan tidak ada dokter spesialis jiwa di Puskesmas Polokarto,

Page 12: EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL …eprints.ums.ac.id/82875/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 6. 13. · akan diteliti adalah evaluasi pelaksanaan standar pelayanan minimal

7

yang ada hanya dokter umum. Berdasarkan pernyataan dari beberpa partisipan bias

disimpulkan bahwa Upaya kuratif yang diberikan oleh Puskesmas Polokarto proses

pengobatannya tidak memberikan secara langsung pada ODGJ, tetapi memberikan

pelayanan dengan membuatkan surat rujukan ke RSJ. Semua ODGJ di Puskesmas

Polokarto tidak ada yang dipasung, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2014 pasal 20 ayat (2) penatalaksanaan kondisi kejiwaan pad ODGJ dilaksanakan

melalui system rujukan.

Penyakit gangguan jiwa masih menjadi penyakit yang menjadi beban hidup

bagi masyarakat Indonesia, begitu pula di masyarakat Kecamatan Polokarto. Dari

tahun ke tahun jumlah ODGJ semakin meningkat karena faktor ekonomi yang

rendah, masalah keluarga, masalah pribadi dan lain-lain. Negara Amerika sebagai

negara maju juga memiliki jumlah angka yang tinggi penderita gangguan jiwa yang

menganggu fungsi tubuh. Walaupun sudah ada yang berobat ke puskesmas, RS

maupun pelayanan kesehatan lainnya masih tetap saja ada yang tidak mau berobat,

sehingga belum tertangani masalah gangguan jiwanya. Pengobatan yang ditujukan

untuk ODGJ tersebut bertujuan agar dapat mempertahankan kehidupannya supaya

dapat mempertahankan keberadaannya di masyarakat dan menghindari perawatan di

RS (Young et al., 2016).

Upaya rehabilitatif yang diberikan petugas Puskesmas Polokarto yaitu

kunjungan rumah ODGJ, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa partisipan

yaitu Bidan 1 bahwa ODGJ terpantau terus karena jangkauan rumah yang dekat

dengan ODGJ, Bidan 2 mengatakan bahwa kunjungan rumah berasal dari laporan

dari masyarakat maupun dari keluarga. Selain petugas dari puskesmas ada juga

bantuan dari Kader 1 yang menyatakan bahwa saat kunjungan rumah menasehati

harus tetap rutin kontrol dan bertanya tentang kondisi pasien. Menurut Kader 2

kegiatan yang di lakukan saat kunjungan yaitu bertanya bagaimana perkembangan

pasien dan cara berpikir dari pasien.

Didasarkan pada Undang-undang Nomor 14 Tahun 2014 pasal 28 ayat (2)

upaya rehabilitasi sosial diberikan dalam berbagai bentuk. Upaya rehabilitatif yang

Page 13: EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL …eprints.ums.ac.id/82875/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 6. 13. · akan diteliti adalah evaluasi pelaksanaan standar pelayanan minimal

8

dilakukan oleh petugas Puskesmas Polokarto yaitu program kunjungan rumah OGDJ

yang bertujuan untuk memonitoring keadaan dan perkembangan ODGJ selama ini,

petugas puskesmas juga menganjurkan keluarga untuk rutin kontrol. Sikap dari

keluarga yang kurang tepat dalam merawat ODGJ dapat menyebab kekambuhan pada

ODGJ tersebut dengan mengurung atau menahan ODGJ di rumah supaya tidak

keluar rumah dan tidak menyakiti atau merugikan orang lain. Alasan keluarga

mengurung ODGJ karena ketidakmampuan penanganan keluarga dalam mengobati

ODGJ disebabkan karena faktor ekonomi yang rendah, jangkauan rumah yang cukup

jauh dari pelayanan kesehatan ataupun karena keluarga kurang paham dalam merawat

ODGJ (Widodo et al., 2019).

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

SPM Kesehatan Jiwa di Puskesmas Polokarto itu ada, tetapi belum sesuai standar

karena tidak tersedianya poli khusus jiwa, tetapi tetap melayani pasien gangguan jiwa

yang akan kontrol ke RS dan petugas di puskesmas membantu dalam proses

membuatkan surat rujukan ke RS yang dituju oleh pasien gangguan jiwa.

Upaya promotif yang ada di Puskesmas Polokarto berupa sosialisasi ke

masyarakat dan di lingkungan sekolah. Selain itu saling berkoordinasi atau

berkomunikasi antar tenaga kesehatan, yang meliputi dokter, pemegang program

kesehatan jiwa, bidan desa, maupun kader desa.

Sedangkan upaya preventif yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada

ODGJ di Puskesmas Polokarto berupa pendekatan per pasien ODGJ, sosialisasi lewat

pembentukan DSSJ, dan penyuluhan kepada masyarakat.

Selain itu upaya kuratif yang diberikan oleh Puskesmas Polokarto proses

pengobatannya tidak memberikan secara langsung pada ODGJ, tetapi memberikan

Page 14: EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL …eprints.ums.ac.id/82875/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 6. 13. · akan diteliti adalah evaluasi pelaksanaan standar pelayanan minimal

9

pelayanan dengan membuatkan surat rujukan ke RSJ. Semua ODGJ di Puskesmas

Polokarto tidak ada yang dipasung.

Lalu upaya rehabilitatif yang dilakukan oleh petugas Puskesmas Polokarto

yaitu program kunjungan rumah OGDJ yang bertujuan untuk memonitoring keadaan

dan perkembangan ODGJ selama ini, petugas puskesmas juga menganjurkan

keluarga untuk rutin kontrol.

4.2 Saran

4.2.1 Saran untuk Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten Sukoharjo

Diharapkan dapat memonitoring di setiap puskesmas di lingkungan wilayah

Kabupaten Sukoharjo, agar mengetahui sejauh mana pelayanan yang telah diberikan

sesuai standar atau belum untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat.

4.2.2 Saran untuk Petugas Puskesmas

Diharapkan lebih sigap dan tanggap dalam penanganan pasien gangguan jiwa

agar dapat mengurangi jumlah ODGJ di Kecamatan Polokarto dan ditambah waktu

progam kunjungan rumah ODGJ untuk lebih memantau perkembangan ODGJ.

4.2.3 Saran untuk Masyarakat dan Keluarga Pasien ODGJ

Diharapkan keluarga lebih perhatian dan sabar dalam merawat ODGJ dan

segera menghubungi petugas kesehatan jika muncul masalah pada ODGJ. Jika ada

yang memiliki tanda-tanda gangguan jiwa segera dibawa ke pelayanan kesehatan

terdekat agar segera tertangani.

PERSANTUNAN

Peneliti berterimakasih kepada orang tua, partisipan maupun semua pihak

yang telah membantu penyelesaian penelitian ini partisipan yang bersedia

meluangkan waktu.

Page 15: EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL …eprints.ums.ac.id/82875/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 6. 13. · akan diteliti adalah evaluasi pelaksanaan standar pelayanan minimal

10

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Nur Laili Nur. Sriatmi, Ayun. Budiyanti, R. T. (2013). Analisis Kujungan

Rumah Dalam Penanganan Kasus Orang Dengan Gangguan Jiwa Pasca

Pendataan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga (Studi

Kasus DI Puskesmas Padangsari Kota Semarang). Jurnal Kesehatan

Masyarakat (e-Journal), 53(9), 1689–1699.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Anonim. Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo (2018). Dinas Kabupaten Sukoharjo

Caverly S, & Shoemaker NC. (2010). Mental Health Nursing in Community Settings.

Foundation of PsychitricMental Health Nursing, 85–98. Retrieved from

http://www.coursewareobjects.com/objects/evolve/E2/book_pages/varcarolis

/chapters/085-098_Varcarolis_Ch06.pdf

Balibang Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar, RIKESDAS. Jakarta: Balibang

Kemenkes RI.

Forsman, A. K., Nordmyr, J., & Wahlbeck, K. (2011). Psychosocial interventions for

the promotion of mental health and the prevention of depression among

older adults. Health Promotion International, 26(SUPPL. 1), 85–107.

https://doi.org/10.1093/heapro/dar074

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal.

Pinilih, S. S., Astuti, R. T., Kesehatan, F. I., Magelang, U. M., Kesehatan, F. I.,

Magelang, U. M., Magelang, U. M. (2015). The 2 nd University Research

Coloquium 2015 ISSN 2407-9189 Manajemen Kesehatan Jiwa Berbasis

Komunitas melalui The 2 nd University Research Coloquium 2015 ISSN

2407-9189. 585–590.

Rifa’i, M., Madjid, U., & Ismunarta. (2016). Implementasi Kebijakan Tentang

Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Puskesmas Garawangi

Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat. Jurnal Politik Pemerintahan,

9(1), 25–43. Retrieved from www.kuningankab.go.id/prestasi

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Evaluasi (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan KombinasiI) Cetakan Ke-1. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kualitatif Untuk Penelitian yang Bersifat:

Eksploratif, Enterpretif, Interaktif dan Konstruktif Edisi ke-3. Bandung:

Alfabeta.

Page 16: EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL …eprints.ums.ac.id/82875/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 6. 13. · akan diteliti adalah evaluasi pelaksanaan standar pelayanan minimal

11

Wasniyati, A., LB Hasthayoga, B., & Padmawati, R. S. (2014). Evaluasi program

Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ) di Wilayah Puskesmas Galur II kabupaten

Kulon Progo Yogyakarta. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, 3(1), 24–

30. Retrieved from https://idl-bnc-idrc.dspacedirect.org/handle/10625/54066

Widodo, A., Prabandari, Y. S., Sudiyanto, A., & Rahmat, I. (2019). Increasing the

quality of life of post-shackling patients through multilevel Health

promotion of shackling prevention. Bali Medical Journal, 8(2), 542–549.

https://doi.org/10.15562/bmj.v8i2.1470

Young, A. S., Cohen, A. N., & Miotto, K. A. (2016). Improving The Quality Of Care

For Serious Mental Illness. Quality Improvement in Behavioral Health, 1–

327. https://doi.org/10.1007/978-3-319-26209-3