evaluasi program tinjauan pustaka

24
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 PJM Pronangkis 2.1.1 Pengertian PJM Pronangkis Kegiatan penyusunan PJM Pronangkis merupakan kegiatan tahap kunci pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan dalam rangka menerapkan pendekatan pembangunan berbasis kebutuhan riil masyarakat, yang dilakukan melalui serangkaian kegiatan musyawarah atau rembug-rembug warga untuk menyusun rencana Program Penanggulangan Kemiskinan (Pronangkis) berdasar hasil Pemetaan Swadaya. Pada tahap ini setidaknya ada dua langkah utama, yakni perumusan Program Penanggulangan Kemiskinan (Pronangkis) oleh masyarakat, serta penyebarluasan kepihak-pihak terkait (Stakeholders). Penyusunan PJM Pronangkis dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan agar masyarakat lebih mampu menganalisa keadaannya sendiri, mengidentifikasi potensinya, merumuskan kebutuhan riilnya, dan menyepakati rencana-rencana kegiatan secara sistematis dan strategis untuk memperbaiki kehidupannya terutama dalam rangka penanggulangan kemiskinan yang terjadi/ada di lingkungannya. Dengan demikian, masyarakat di desa sasaran dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan maupun penanggulangan kemiskinan

Upload: mieftahoel-eiripien

Post on 19-Jan-2016

56 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

nannana

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Program Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1 PJM Pronangkis

2.1.1 Pengertian PJM Pronangkis

Kegiatan penyusunan PJM Pronangkis merupakan kegiatan tahap kunci

pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan dalam rangka menerapkan pendekatan

pembangunan berbasis kebutuhan riil masyarakat, yang dilakukan melalui

serangkaian kegiatan musyawarah atau rembug-rembug warga untuk menyusun

rencana Program Penanggulangan Kemiskinan (Pronangkis) berdasar hasil

Pemetaan Swadaya. Pada tahap ini setidaknya ada dua langkah utama, yakni

perumusan Program Penanggulangan Kemiskinan (Pronangkis) oleh masyarakat,

serta penyebarluasan kepihak-pihak terkait (Stakeholders).

Penyusunan PJM Pronangkis dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan

agar masyarakat lebih mampu menganalisa keadaannya sendiri, mengidentifikasi

potensinya, merumuskan kebutuhan riilnya, dan menyepakati rencana-rencana

kegiatan secara sistematis dan strategis untuk memperbaiki kehidupannya

terutama dalam rangka penanggulangan kemiskinan yang terjadi/ada di

lingkungannya. Dengan demikian, masyarakat di desa sasaran dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan maupun

penanggulangan kemiskinan tidak sekedar didasarkan pada ‘daftar keinginan’

sekelompok atau pihak-pihak tertentu di masyarakat, melainkan benar-benar

berbasis kebutuhan nyata seluruh lapisan masyarakat dengan strategi

penanggulangan kemiskinan yang sistematis, jelas, dan terarah.

Pelaku-pelaku PNPM Mandiri Perkotaan (Anggota BKM, Relawan,

anggota Tim PS, Tim Pelaksana Desa, dan seluruh lapisan masyarakat) pada

penyusunan PJM Pronangkis secara penuh dilibatkan dalam dinamika proses

kegiatan perencanaan yang dilakukan, dengan senantiasa mendorong tumbuhnya

interaksi, kebersamaan, keterbukaan dan solidaritas sosial antar masyarakat didesa

tersebut berdasarkan prinsip dan nilai PNPM Mandiri Perkotaan.

Page 2: Evaluasi Program Tinjauan Pustaka

PJM dan rencana tahunan Pronangkis yang telah disusun secara

partisipatif oleh masyarakat, kemudian dikomunikasikan oleh BKM ke

pemerintah setempat baik di tingkat desa, kecamatan, sampai dengan kabupaten

dan menyebarluaskan kepada seluruh warga setempat, untuk memperoleh

dukungan baik moril maupun materiil, sekaligus membangun sinergi, kooordinasi,

integrasi, dari multi pihak dan sebagai pedoman untuk pelaksanaan kegiatan

dalam penanggulangan kemiskinan.

2.1.2 Dasar Pelaksanaan serta Visi dan Misi PJM Pronangkis

Dasar Pelaksanaan

a. Implementasi efektif pembangunan manusia seutuhnya berdasarkan pada

ruang yang di hadapkannya kurang beruntung, partisipasi, desentralisasi,

demokrasi, treanspirasi 2 metode prioritas, kolabobari serta berkelanjutan.

b. Peraturan Presiden No. 13 tahun 2009 tentang kordinasi penanggulangan

kemiskinan

c. Berita acara loka karya dan pengesahan PJM Pronangkis berorientasi

MDGs Periode tahun 2012-2013

Visi

a. Membentuk kepribadian mandiri, keluhuran akhlak, saling menghargai

dengan mengedepankan kepedulian, kebersamaan dan keadilan

b. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang

tertata bersih, sehat dan asri.

Misi

a. Meningkatkan rasa keadilan, kesetaraan, kebersamaan dan rasa persatuan

dalam masyarakat dalam rangka mewujudkan tatanan masyarakat yang

taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Mendorong pengembangan kualitas pendidikan masayarakat dan

sumberdaya masyarakat dan sumber daya manusia yang cerdas, terampil,

Page 3: Evaluasi Program Tinjauan Pustaka

kreatif, inovatif, produktif, dan memeliki etos kerja yang tinggi serta

semangat berpartisipasi dan pembangunan lingkungan

c. Taat melaksakan da mengamalkan agama serta menjadikannya landasan

moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

d. Menekan angka kemiskinan dan pengangguran

e. Memiliki derajat kesehatan (sehat jasmani dan rohani), memiliki

keterampilan kerja dan tingkat kesejahteraan sosial yang memadai

f. Membangun sarana dan prasarana daerah untuk menunjang kegiatan

ekonomi mayarakat dengan memperhatikan kerjasama antar masyarakat

kerjasama antar masyarakatnya

g. Meningkatkan gizi dan kesehatan dalam mewujudkan generassi penerus

yang berkualitas.

2.1.3 Tujuan dan Sasaran Pronangkis

Tujuan

a. Membentuk tingkat dan kembangkan pembangunan kesejahteraan dan

kesempatan peluangkerja masyarakat yang hidupnya kurang beruntung

atau miskin secra pemberdayaan sosial mandiri.

b. Selanjutnya pada perencanaan jangka menengah Pronangkis Kelurahan

Jember Lor untuk rencana pelaksanaan kerja tahun 2013-2015.

Sasaran

a. Terwujudnya pemberdayaan kebudayaan masyarakat kebudayaan

masyarakat yang representatif, represenakumulatif untuk membentuk

mayarakat yang mandiri dan madani

b. Tercapainya PJM Pronangkis motor dan wacana / mercu suara dan

aspirasi (aspek sosial pengembangan pemukiman, tertip, bersih indah dan

aman guna harmonisasi berbagai program berorientasi pada kemampuan

fiscal daerah)

2.1.4 Keterlibatan Masyarakat dalam Menyusun PJM MDG’S

Page 4: Evaluasi Program Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan PJM MDG’S BKM bersama-sama warga masyarakat,

Relawan, Anggota Tim PS, dan elemen stakeholders lainnya bersama-sama

membahas, mencermati, dan berpikir tentang kondisi wilayahnya berdasarkan

hasil pemetaan swadaya baik melalui diskusi kecil (FGD) di pertemuan di tingkat

RT/RW maupun reaksi masyarakat sebagai umpan balik dari penempelan Koran

Dinding, kemudian dikompilasikan di tingkat Desa serta didokumentasikan oleh

BKM. Dengan demikian secara substantif penyusunan PJM MDG’S ini pada

dasarnya dilakukan dari, oleh, dan untuk masyarakat Kelurahan dengan segala

unsur yang ada. Cara penyusunan PJM MDG’S di atas, sesungguhnya pelaku

utama pelaksanaan kegiatan Penanggulangan Kemiskinan adalah masyarakat dan

diawasi oleh masyarakat itu sendiri.

2.2 PNPM-MP

2.2.1 Pengertian PNPM Mandiri

PNPM Mandiri adalah sebuah program Pemerintah Nasional yang

bertujuan untuk membuat program-program penanggulangan kemiskinan berbasis

pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui pengembangan

sistem, mekanisme dan prosedur program, pendampingan dan pendanaan stimulan

untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan

kemiskinan yang berkelanjutan.

2.2.2 Tujuan dan Sasaran PNPM Mandiri Perkotaan

Tujuan umum PNPM yang telah ditetapkan pedoman umum PNPM

(Kementrian Pekerjaan Umum, 2010: 8) yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan

dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri, sedangkan pada tujuan

khusus PNPM Mandiri perkotaan adalah masyarakat di kelurahan peserta program

menikmati perbaikan sosial ekonomi dan tatapemerintahan lokal.

Sasaran PNPM Mandiri Perkotaan yang telah ditetapkan di buku

pandoman umum PNPM (Kementrian Pekerjaan Umum,2010: 8) sebagai berikut:

Page 5: Evaluasi Program Tinjauan Pustaka

a) Terbangunnya Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) yang dipercaya,

aspiratif, representatif, dan akuntabel untuk mendorong, tumbuh dan

berkembangnya partisipasi serta kemandirian masyarakat;

b) Tersedianya Program Jangka Menengah (PJM ) sebagai wadah untuk

mewujudkan sinergi berbagai macam program kemiskinan yang komprehesif

dan sesuai dengan aspirasi serta kebutuhan masyarakat dalam rangka

pengembangan lingkungan, permukiman yang sehat dan berkelanjutan;

c) Terbangunnya forum LKM tingkat kecamatan dan kota/ kabupaten untuk

mengawal terwujudnya harmonisasi berbagai program daerah;

d) Terwujudnya kontribusi pendanaan dari pemerintah Kota/Kabupaten dalam

PNPM Mandiri Perkotaan sesuai dengan kapasitas fiskal daerah.

2.2.3 Prinsip, Pendekatan, dan dasar Hukum

Secara umum prinsip, pendekatan dan dasar hukum PNPM mandiri

perkotaan menganut dalam pedoman umum PNPM Mandiri Perkotaan sebagai

berikut (Kementrian Pekerjaan Umum, 2010: 8-9):

a. Bertumbuh pada pembangunan manusia. Pelaksanaan PNPM senantiasa

bertumpu pada peningkatan harkat dan martabat manusia seutuhnya;

b. Berorentasi pada masyarakat miskin. Semua kegiatan yang dilaksanakan

mengutamakan kepentingan dan kebutuhana masyarakat miskin dan

kelompok masyarakat yang kurang beruntung.

c. Partisipasi. Masyarakat terlibat secara aktif pada setiap proses pengambilan

keputusan pembangunan dan secara gotong-royong menjalankan

pembangunan

d. Otonomi. Dalam pelaksanaan PNPM masyarakat memiliki kewenangan

secara mandiri dan partisipatif untuk menentukan dan mengelolah kegiatan

secara swakelola

e. Desentralisasi. Kewenangan pengelolaan kegiataan pembangunan sektoral

dan kewilayaan dilimpahkan kepada pemerintah daerah atau masyarakat

sesuai dengan kapasitasnya.

Page 6: Evaluasi Program Tinjauan Pustaka

f. Kesetaraan dan Keadilan Gender. Laki laki dan perempuan mempunyai

kesetaraan. Dalam perannya disetiap tahap pembangunan dan dalam

menikmati secara adil manfaat kegiataan pembangunan

g. Demokratis. Setiap pengambilan keputasan pembangunan dilakukakan secara

musyawarah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada keperntingan

masyarakat miskin.

h. Transparansi dan Akuntabel. Masyarakat harus memiliki akses yang memadai

terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga

pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan

dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, dan administratif

i. Prioritas. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan pemenuhan

kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan dengan mendayagunakan secara

optimal berbagai sumber terbatas.

j. Kolaraborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulan

kemiskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antar

pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan.

k. Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus memepertimbangkan

keperntingan peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak hanya saat ini tapi

juga di masa depan dengan menjaga kelestarian lingkungan.

l. Sederhana. Semua aturan, mekanisme dan prosedur dalam pelaksanaan

PNPM harus sederhana, fleksibel, mudah dipahami dan mudah dikelola oleh

masyarakat.

Penaggulangan kemiskinan membutuhkan penanganan yang menyeluruh

dalam skala perwilayahan yang memadai yang memungkinkan terjadinya

keterpaduan antara pendekatan sektoral, perwilayahan dan partisipasif yang dalam

hal ini di pilih kecamatan sebagai lokus program yang mampu mempertemukan

perencanaan dari atas dan dari bawah. Berdasarka pemikiran tersebut maka

pendekatan atau upaya-upaya rasional dalam mencapai tujuan program dengan

memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan pogram adalah pembangunan yang

berbasis masyarakat dengan:

Page 7: Evaluasi Program Tinjauan Pustaka

a. Menggunakan kecamatan sebagai lokus program

b. Memposisikan msyarakat sebagai pelaku utama pembangunan

c. Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam proses

pembangunan partisipatif

d. Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan

karakteristik sosial dan geografis. Melalui proses pemberdayaan yang terdiri

atas pembelajaran, kemandirian, dan keberlajutan.

Sebagai salah satu Program inti dari PNPM Mandiri maka dasar hukum

pelaksanaan PNPM mandiri Pekotaan adalah sama dan merujuk pada Dasar

Hukum PNPM Mandiri, sebagaimana ditetapkan dalam edoman Umum PNPM

Mandiri, Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi

Peneggulangan Kemiskinan.

3.1 Konsep lingkungan

Prinsip lingkungan (Kementrian Pekerjaan Umum, 2010:118)

a. Usulan yang diajukan sedapat mungkin menghindari dan mengurangi

dampak negatif dari lingkungan

b. Usulan tesebet harus mengacu pada Rencana Umum Tata Ruang ( RUTR)

dan Rencana Detail Tata Ruang ( RDTR ). Serta menghindari kawasan

lindung yang telah ditetapkan Kementrian Lingkungan Hidup.

c. Usulan yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan harus dilengkapi

dengan perencanaan pengelolaan dampak lingkungan untuk mengurangi

dampak negatifnya.

Kriteria yang telah di tetapkan kementrian lingkungan hidup (Kementrian

Pekerjaan Umum, 2010:119) sebagai berikut

a. Penyediaan air bersih

b. Persampahan

c. Perbaikan jalan

d. Limbah cair dan sanitasi

e. Pembangunan jembatan

Page 8: Evaluasi Program Tinjauan Pustaka

f. Perbaikan kampung atau rumah

Kriteria pemeriksaan lingkungan (Kementrian Pekerjaan Umum, 2010:118)

a. Proposal yang membutuhkan Analisis Dampak Lingkungan ( ANDAL )

secara menyeleruh harus memenuhi kreteria yang telah di tetapkan kantor

menteri negara lingkungan.

b. Proposal yang membutuhkan UKL ( Unit kelolah lingkungan ) dan UPL

(Upaya Pemantauan Lingkungan harus memenuhi kriteria Kementrian

Lingkungan Hidup.

c. Usulan usalan yang cukup dengan prosedur operasional standar dimana

praktek yang baik cukup menyelemat lingkungan sesuai dengan kriteria dan

pedoman yang telah ditetapkan cipta karya.

Prosedur Operasional Standar ( POS )

Menurut kementian lingkungan hidup (Kementrian Pekerjaan Umum,

2010:121) Rencana spesifikasi termasuk pertimbangan pengelolaan lingkungan

untuk air bersih, jalanan umum, jembatan akan diterapkan dalam Prosedur

Operasional Standar ( POS).

Mengingat kegiatan semacam ini kemungkinan dibayai oleh paket maka

Prosedur Operasional Standar ( POS ) disetiap daerah harus diperlakukan.

Pertimbangan dampak lingkungan dan sosial

Menurut kementian lingkungan hidup (Kementrian Pekerjaan Umum,

2010:121) Setiap KSM harus menyiapkan proposal yang disediakan oleh

fasilitator yang telah di tanda tangani oleh setiap anggota kelompoknya.

Proposal tersebut mencangkup hal hal atau uraian tentang kegiatan yang

diusulkan dan harus memenuhi semua aturan pengelolaan lingkungan yang

telah ditetapkan. Semua proposal akan dinilai oleh staf proyek untuk

kelayakan, dan kesesuaian dengan berbagai aturan yang berlaku. Dan akhirnya

dinilai oleh LKM. Dan kemudian LKM bersama fasilitator harus memastikan

tindakan pengungan dampak lingkungan yang dilakukan.

Page 9: Evaluasi Program Tinjauan Pustaka

Pedoman Teknis sesuai dengan ( Kementrian Pekerjaan Umum, 2010: 121)

Untuk setiap subproyek, disediakan teknik pedoman. Contohnya saluran

drainasi untuk jalan harus dipasang dengan gorong dilintasan masuk agar

menjamin kelancaran aliran air.

4.1 Teori Evaluasi Program

4.1.1 Pengertian Evaluasi Program

Suatu rangkaian yang digunakan dilakukan dengan sengaja untuk melihat

keberhasilan suatu program. Ada beberapa pengertian tentang program itu sendiri.

Dalam kamus (a) program adalah rencana, (b) program adalah kegiatan yang

dilakukan dengan seksama. Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang

dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan

yang direncanakan (Suharsimi Arikunto, 1993: 297).

Menurut Tyler (1950) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi

Safruddin Abdul Jabar (2009:5), evaluasi program adalah proses untuk

mengetahui apakah tujuan pendidikan telah terealisasikan. Selanjutnya menurut

Cronbach (1963) dan Stufflebeam (1971) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto

dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009:5), evaluasi program adalah upaya

menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa evaluasi program

merupakan proses pengumpulan data atau informasi yang ilmiah yang hasilnya

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam

menentukan alternatif kebijakan.

4.1.2Tujuan Evaluasi Program

Menurut Endang Mulyatiningsih (2011: 114-115), evaluasi program

dilakukan dengan tujuan untuk:

Page 10: Evaluasi Program Tinjauan Pustaka

Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Hasil evaluasi ini penting untuk mengembangkan program yang sama

ditempat lain.

Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah program, apakah program

perlu diteruskan, diperbaiki atau dihentikan.

Dilihat dari tujuannya, yaitu ingin mengetahui kondisi sesuatu, maka evaluasi

program dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk penelitian

evaluatif. Oleh karena itu, dalam evaluasi program, pelaksana berfikir dan

menentukan langkah bagaimana melaksanakan penelitian.

4.1.3 Model Evaluasi Program

Menurut Kaufman dan Thomas yang dikutib oleh Suharsimi Arikunto dan

Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009: 40 ), membedakan model evaluasi menjadi

delapan, yaitu:

Goal Oriented Evaluation Model, dikembangkan oleh Tyler.

Goal Free Evaluation Model, dikembangkan oleh Scriven.

Formatif Summatif Evaluation Model, dikembangkan oleh Michael

Scriven.

Countenance Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake.

Responsive Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake.

CSE-UCLA Evaluation Model, menekankan pada “kapan” evaluasi

dilakukan.

CIPP Evaluation Model, dikembangkan oleh Stufflebeam.

Discrepancy Model, dikembangkan oleh Provus.

4.1.4 Komponen Evaluasi

Context dimana Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah

mengidentifikasi latar belakang perlunya mengadakan perubahan atau

munculnya program dari beberapa subjek yang terlibat dalam

pengambilan keputusan (Endang Mulyatiningsih, 2011: 127).

Page 11: Evaluasi Program Tinjauan Pustaka

Input merupakan sebuah Evaluasi yang dilakukan untuk mengidentifikasi

dan menilai kapabilitas sumber daya bahan, alat, manusia dan biaya, untuk

melaksanakan program yang telah dipilih (Endang Mulyatiningsih, 2011:

129).

Process merupakan Evaluasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi atau

memprediksi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kegiatan atau

implementasi program. Evaluasi dilakukan dengan mencatat atau

mendokumentasikan setiap kejadian dalam pelaksanaan kegiatan,

memonitor kegiatan-kegiatan yang berpotensi menghambat dan

menimbulkan kesulitan yang tidak diharapkan, menemukan informasi

khusus yang berada diluar rencana; menilai dan menjelaskan proses secara

aktual. Selama proses evaluasi, evaluator dituntut berinteraksi dengan staf

pelaksana program secara terus menerus (Endang Mulyatiningsih, 2011:

130-131)

Page 12: Evaluasi Program Tinjauan Pustaka

BAB IV ANALISIS DATA

PJM Pronangkis dalam PNPM Mandiri Perkotaan

Berkaitan dengan penyusunan PJM pronangkis dan rencana Tahunan

(Ren-Ta) berikut adalah langkah-langkahnya:

PJM Pronangkis

Langkah 1: Pembentukan Tim inti Perencana (TIP)

Tim inti perencana adalah tim yang secra sengaja di bentuk untuk memimpin

proses perencanaan partisipatif di tingkat kelurahan.

Anggota Tim inti Perencaba (TIP)

Anggota LKM

Angota Tim PS

Para relawan yang peduli dan memiliki perhatian dalam perencanaan

Langkah 2: membatasi Hasil PS

TIP memimpin proses pembahsan hasil PS sehingga di peroleh:

Gambaran umum kondisi kelurahan , jumlah penduduk, mata

pencaharian utama, dsb

Kondisi warga miskin,

Persoalan-persoalan yang akut dan yang kronis

Potensi kelurahan: sumberaya alam, ekonomi, sosial, dan manusia

Langkah 3: musyawarah warga perumusan mii kelurahan

TIP megundngwarga untuk:

Menjelaskan kondisi keluraan saat ni

Merumuskan danmenyepakati visi kelurahan 5 tahun ke depan

Lankah 4: perumusan PJM

Page 13: Evaluasi Program Tinjauan Pustaka

Berdasarkan hasil langkah 3 trsebut TIP memimpin timnya untuk menyusun PJM

dengan cara menyusun PJM dengan cara merumuskan:

Tujuan jangka menengah 3 tahun PJM

Tujuan jangka menengah ini sekurang-kurangnya harus terdiri dari 3

sektor ; sosial, ekonomi, fisik,

Halangan yang mungkin di hadapi dalam mencapai tujuan tersebut ,

halangan ini harus memuat paling tidak pesoalan yang di hadpi (kondisi

cita-cita dibanding dengan kondisi actual), hambatan, yaitu segala sesuatu

yang mungkin menghambat pencapaian tujuan.

Kegiatan-kegiatan untuk menyingkirkan hambatan dan menyelesaikan

persoalan

Waktu kapan suatu kegiatan harus dilaksankan an berapa lama

Rencana tahunanan (Ren-Ta) :

Dengan cara yang sama maka TIP memimpin timnya untuk menyusun Ren-Ta.

Mengingat Ren-Ta adalah program invesasi sumberdaya yang terbatas maka perlu

dilakukan proses prioritas, kemudian dilanjutkan dengan merumuskan

Tujuan

Halangan

Kegiatan-kegiatan untuk menyingkirkan hambatan dan menyelesaikan

persoalan

Penanggung jawab tiap kegiatan

Waktu kapan suatu kegiatan harus dilaksanakan dan berapa lama

Analisis Masalah, Kebutuhan Dan Potensi Sumber Daya di Bidang Lingkungan

a. Perbaikan saluran

Sebagaimana kondisi umum di desa bahwa persoalan saluran adalah persoalan yang sangat vital di desa. Karena persoalan saluran akan menimbulkan banyak efek yang cukup komplek. Kondisi saluran rusak sehingga macet aliran airnya, berakibat banjir dan menyebabkan lingkungan kumuh dan terganggunya

Page 14: Evaluasi Program Tinjauan Pustaka

kebersihan dan kesehatan lingkungan. Sementara kondisi saluran yang rusak akan memperberat beban ekonomi warga miskin dimana biaya kesehatan yang naik seiring terganggunya kebersihan dan kesehatan lingkungan, sarana berjualan yang cepat rusak karena rusaknya lingkungan akibat genangan dan banyak masalah-masalah lain yang akhirnya saling berkait dan makin memiskinkan warga. Kondisinya menjadi sangat dilematis ketika warga miskin yang ingin persoalan segera tertangani kondisi ekonominya untuk menyediakan dana perbaikan secara swadaya sangat tidak memadai. Namun agaknya perbaikan harus segera dilakukan untuk menanggulangi masalah yang lebih besar dan kompleks.

b. Perbaikan Jalan

Sebagaimana kondisi umum dikota/Desa bahwa persoalan prasarana jalan adalah persoalan yang sangat vital di Desa Semut. Karena persoalan jalan akan menimbulkan banyak efek yang cukup kompleks.

Jalan yang rusak akan menghambat aktivitas ekonomi dan mobilitas warga, bagi PKL yang melaluinya akan mempercepat kerusakan sarana berjualan seperti gerobak, becak, motor. Warga kesulitan melewatinya, pada gilirannnya kedua persoalan tersebut berakibat makin memiskinkan warga karena lambatnya mobilitas maupun biaya tambahan yang harus keluar.

Berdasarkan perumusan prioritas masalah, maka rumusan alternatif strategi kegiatan Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Jember Lor, Kecaatan Patrang, Kabupaten Jember adalah:

Tabel : Perumusan Alternatif Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan Kelurahan Jember Lor, Kecaatan Patrang, Kabuaten Jember

No Aspek Rencana KegiatanSkala prioritas

Keterangan

1. Perbaikan sarana prasarana dasar Lingkungan dan perumahan

Perbaikan/pembangunan/perkerasan  jalan

10Kelancaran transportasi

Membangun sarana dan prasarana pelayaan pada masyarakat

8

Untuk meningkatkan akses pelayanan terhadap masyrakat

Membangun saluran air/drainase 10Penuntasan air hujan

Rehab Rumah GAKIN 7 Mengurangi beban keluarga miskin

Page 15: Evaluasi Program Tinjauan Pustaka

No Aspek Rencana KegiatanSkala prioritas

Keterangan

Membuat MCK 8

Untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat

Pedoman Pelaksanaan

Lingkungan Penyediaan air bersih

b. Persampahan

Perbaikan jalan

d. Limbah cair dan sanitasi

Pembangunan jembatan

Perbaikan kampung/ rumah

a. Pengedaan air bersih bagi

masyarakat miskin

b. Perbaikan jalan

c. Perbaikan rumah

d. Pembangunan pelayanan

kesehatan

PNPM a. Bertumbuh pada

pembangunan manusia

b. Berorentasi pada

masyarakat miskin

c. Partisipasi masyarakat

d. Otonomi.

e. Desentralisasi

f. Kesetaraan dan keadilan

gender

g. Demokratis

h. Transparansi

i. Prioritas.

j. Kolaraborasi

k. Sederhana

a. Berorientasi pada masyrakat

miskin

b. Prioritas

c. Partipasi masyarakat

d. Otonomi

e. Demokrasi

f. Kolaborasi

g. Bertumbuh pada pembangunan

manusia

Page 16: Evaluasi Program Tinjauan Pustaka

l. Berkelanjutan

Pada tahap pelaksanaan PNPM MP di Wargo Mulyo pada bidang

lingkungan sudah sesuai dengan kriteria yang telah ada di buku panduan akan

teteapi ada beberapa kriteria yang tidak dilaksankanan oleh PJM Pronangkis.

Kriteria yang tidak ada di buku panduan yakni tentang pembangunan kesehatan

untuk itu masih ada tumbang tindik antara pedoman dan pelaksanaan di antaranya

seperti tidak dilaksanakan limbah cair dan sanitasi serta persampahan karena

dirasa di keluruhan jember lor tidak perusahaan dan pencemaraan lingkunga .

Sedangkan pada kiteria PNPM yang telah ditetapkan di buku panduan PNPM,

pelaksanaan PNPM wargo mulyo masih ada beberapa kriteria yang tidak

dijelaskan di laporan perencanaan PNPM Wargo Mulya.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyatiningsih, Endang.2011. Metode Penelitian Evaluasi Kebijakan Pendidikan .

Yogyakarta: Alfabeta

http://www.pnpm-mandiri.org/ (diakses pada tanggal 01 juni 2014 pukul 22.36

WIB )