evaluasi proyek revitalisasi pasar klewe
DESCRIPTION
Evaluasi ProyekTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pasar adalah sendi kehidupan dalam bermasyarakat terlebih lagi bagi negara
berkembang seperti Indonesia. Sebagai salah satu pusat interaksi kehidupan
bermasyarakat, pasar sudah menyatu dan memilki porsi penting dalam ruang lingkup
perputaran ekonomi. Nilai-nilai yang terdapat pada pasar tradsional menjadikan pasar
tradisional masih mampu bersaing dengan pasar modern seperti supermarket.
Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan
aktivitas yang sangat padat. Pasar ini merupakan pusat batik dan tekstil yang menjadi
tempat kulakan para pedagang di wilayah Solo dan sekitarnya bahkan di Jawa
Tengah. Berdiri sejak tahun 1970, Pasar Klewer tetap menarik untuk dikunjungi.
Lokasi yang strategis, yaitu berdekatan dengan bangunan bersejarah dan pusat
budaya, yaitu Kraton Kasunanan Surakarta dan Masjid Agung, menjadikan Pasar
Klewer sebagai salah satu pusat keramaian. Setiap harinya pasar ini tidak pernah sepi
dari pengunjung, pedagang baik yang berasal dari dalam kota Solo sendiri, maupun
dari luar kota Solo, bahkan tidak jarang ada pedagang dari luar pulau Jawa datang ke
pasar ini untuk berkulakan.
Pasar Klewer terletak di kelurahan Gajahan, kecamatan Pasar Kliwon,
tepatnya di sebelah Selatan Masjid Agung atau di sebelah Barat Gapura Kraton
Kasunanan Surakarta. Luas pasar Klewer Barat kurang lebih 135 x 65 meter, yang
terdiri dari dua lantai ditambah dengan pasar Klewer Timur kurang lebih seluas 85 x
65 meter. Di pasar Klewer ini terdapat 2064 toko/ kios/ los yang dihuni oleh kurang
lebih 1755 pedagang (resmi).
Pasar klewer sebagai pusat perbelanjaan terbesar di Kota Surakarta dan
menjadi market leader di Kota Surakarta sehingga merupakan salah satu penggerak
perekonomian di kota Surakarta. Perputaran uang di Pasar Klewer pun sangat besar
dan meningkat 0,9 hingga 1 persen setiap tahunnya. Pasar klewer merupakan pusat
perbelanjaan kain batik yang menjadi rujukan para pedagang dari Yogyakarta,
Surabaya, Semarang dan kota-kota lain di Pulau Jawa. Selain itu, pasar ini juga salah
satu ikon wisata yang dimiliki kota Surakarta. Insiden kecelakaan terbakarnya pasar
klewer pada tanggal 27 Desember 2014 silam telah membuat perekonomian warga
berhenti sejenak. Dugaan terkuat akibat penyebab kebakaran tersebut adalah adanya
hubungan arus pendek atau korsleting di salah satu kios di lantai dua. Dari hasil
pemeriksaan, ditemukan adanya panel listrik yang keropos sehingga kemasukan air
dan mengenai perangkat Mini Circuit Breaker (MCB) yang ada di dalamnya. Tetesan
air itu menyebabkan korsleting yang akhirnya membakar seluruh pasar Klewer ini.
Dengan adanya kejadian tersebut, para pedagang merugi karena banyak barang
dagangan mereka habis terbakar. Para konsumen juga tidak bisa mengambil barang
dari pasar klewer seperti biasanya. Kerugian beruntun ini banyak dirasakan oleh
berbagai pihak. Tidak hanya diderita pemilik kios yang berlokasi di dalam pasar,
akan tetapi para pedagang kaki lima dan pedagang emperan yang berada di luar pasar
(digolongkan sebagai usaha sangat mikro) yang berjumlah sekitar 765 orang juga
akan terimbas kerugian material. Belum lagi, jika harus menghitung total kerugian
yang dialami pemasok dan produsen penyuplai barang dagangan di Pasar Klewer.
Di pihak lain, sektor penerimaan pajak Pemerintah kota Surakarta juga akan
turut terpengaruh, konon diperkirakan bisa mencapai kerugian pajak Rp 1 triliun
akibat terhentinya aktivitas perdagangan di Pasar Klewer. Pemerintah juga
mengalami kerugian yang tidak sedikit, mengingat perdagangan di Pasar Klewer
menyumbang lima sampai delapan persen dari total produk domestik regional bruto
(PDRB) Kota Solo. Di pasar klewer sendiri perputaran uang setiap harinya bisa
mencapai Rp 17 miliar per hari. Maka dari itu, pemerintah Surakarta berusaha keras
sekarang ini melakukan revitalisasi pasar klewer tahap I pada tahun 2015 ini. Hal ini
dilakukan agar pusat perekonomian Surakarta kembali berputar, sehingga para
pedagang dapat memiliki kios nya lagi dan menjual barang dagangnya kembali dan
konsumen akan lebih dimudahkan karena pasar klewer ini akan dibangun sebagai
pasar modern eco green atau ramah lingkungan. Jadi di harapkan pasar yang menjadi
andalan perekonomian Surakarta ini berubah menjadi pasar yang lebih bersih, rapi ,
kios-kios pedagang akan lebih mudah dikenali dan tempat parkir yang tertib sehingga
mengurangi kemacetan maka dengan begitu terjadilah peningkatan daya jual dan
daya beli melebihi pasar klewer sebelum di revitalisasi.
Dengan revitalisasi pasar kewer yang berkonsep modern eco green atau
ramah lingkungan ini, maka pasar klewer akan mampu bersaing dengan pasar modern
lainnya. Karena pengunjung merasa nyaman, aman, aksesnya mudah serta tidak
pusing memikirkan parkir.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ada dalam makalah ini, antara lain :
1. Bagaimanakah relevansi proyek revitalisasi pasar klewer Solo?
2. Bagaimanakah efisiensi proyek revitalisasi pasar klewer Solo?
3. Bagaimanakah efektivitas proyek revitalisasi pasar klewer Solo?
4. Bagaimanakah sustainability proyek revitalisasi pasar klewer Solo?
5. Bagaimanakah impact proyek revitalisasi pasar klewer Solo?
C. Tujuan
Tujuan dari pengevaluasian proyek ini adalah:
1. Untuk mengetahui relevansi dari proyek revitalisasi pasar klewer Solo
2. Untuk mengetahui efisiensi dari proyek revitalisasi pasar klewer Solo
3. Untuk mengetahui efektivitas dari proyek revitalisasi pasar klewer Solo
4. Untuk mengetahui sustainability dari proyek revitalisasi pasar klewer Solo.
5. Untuk mengetahui impact dari proyek revitalisasi pasar klewer Solo.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil Proyek Revitalisasi Pasar Klewer Solo
Kegiatan pelaksanaan proyek revitalisasi pasar Klewer pertama kali dimulai pada
tanggal 26 Agustus 2015, yakni peletakan batu pertama kali oleh wali kota Surakarta
FX Hadi Rudyatmo. Untuk pembangunan kembali pasar ini, pemerintah kota
Surakarta bekerja sama dengan PT Wijaya Karya (Wika). Dalam proses
pembangunan pasar ini mentargetkan 150 hari kerja dan pelaksanaannya terbagi
menjadi 2 tahapan yaitu:
1. Tahap struktur bawah
Dalam tahap ini yang dilakukan adalah menggali lalu meratakan bangunan
yang dahulu bekas reruntuhan kebakaran, kemudian pengecoran, lalu
membangun pondasi dan membangun lantai kerja untuk menopang balok.
2. Tahap struktur atas
Dalam tahap ini dilakukan pembangunan lantai basement, semi basement dan
lantai 1 yang rencananya keseluruhan menjadi 4 lantai.
Untuk tahap pertama ini, pasar klewer mendapatkan dana dari pemerintah pusat
(APBN) sebesar Rp 61,8 miliar. Dana tersebut diberikan dari total kebutuhan
anggaran untuk membangun pasar senilai Rp 157 miliar. Artinya masih ada
kekurangan dana Rp 95,2 miliar. Dana tersebut diharapkan diterima pada tahun
anggaran 2016.
Untuk tahap pertama, proyek membangun pondasi dan membangun lantai kerja
kini sudah mencapai 95%. Dan di perkirakan sesuai dengan target waktu yang di
tetapkan yakni rampung sebelum tutup buku akhir tahun anggaran.
Pemerintah kota Solo dalam hal ini hanya mengandalkan bantuan dana dari
pemerintah pusat untuk merevitalisasi pasar klewer. Keterbatasan anggaran yang
dimiliki Pemkot menjadi alasan utamanya. Menurut pemkot anggaran yang dimiliki
oleh Pemkot hanya mampu untuk mencukupi pembangunan pasar darurat untuk
pedagang serta penyusunan dokumen perencanaan pembangunan pasar. Selain itu
anggaran untuk membayar pengawas proyek. Rencananya, pusat perdagangan tekstil
dan garmen itu akan dibangun seperti kondisi sebelum terbakar. Pemkot kan
membangun kios untuk menampung 1.532 pedagang pasar klewer, 765 pedagang
pelataran, 137 pedagang renteng dan 72 pedagang kaki lima.
B. PROFIL PEMBANGUNAN PROYEK REVITALISASI PASAR
KLEWER SOLO
a. Nama Proyek : Revitalisasi Pasar Klewer Surakarta
b. Lokasi Pelaksanaan : Jalan Dr. Radjiman Solo
c. Waktu Pengerjaan : Tahap I, 26 Agustus 2015 s.d 22 Desember 2015
Tahap II, 2016
d. Sumber Dana : Tahap I, APBN tahun 2015
Tahap II, APBN tahun 2016
e. Anggaran : Tahap I : Rp 61,800,000,000,-
Tahap II : Sedang dalam perencanaan
f. Dinas Terkait : Dinas Pengelolaan Pasar (DPP)
g. Pelaksana : PT Wijaya Karya (Wika)
h. Alamat Pelaksana : Jalan Reksoniten nomor 1 Gajahan, Psr Kliwon
g. Pekerjaan Proyek : Tahap I : Tahap struktur bawah
Dalam tahap ini yang dilakukan
adalah menggali lalu meratakan
bangunan yang dahulu bekas
reruntuhan kebakaran, kemudian
pengecoran, lalu membangun
pondasi dan membangun lantai
kerja untuk menopang balok.
Tahap II : Tahap struktur atas
Dalam tahap ini dilakukan
pembangunan lantai basement,
semi basement dan lantai 1 yang
rencananya keseluruhan menjadi
4 lantai
C. Kendala
Proyek yang awalnya sudah di rencanakan, pada saat pelaksanaannya
tentunya tidak terlepas dari suatu kendala. Kendala ini bersumber dari pihak eksternal
yang merasa terganggu oleh kebisingan yang dilakukan oleh proyek ini. Yaitu warga
Baluwarti, pasar Kliwon, yang terdampak proyek pembangunan kembali pasar
klewer. Mereka meminta kompensasi akibat hal tersebut. Beberapa poin permintaan
warga, di antaranya meminta 11 warga Baluwarti diangkat sebagai tenaga kerja
dalam proyek pasar klewer, meminimalisasi getaran dan kebisingan mesin proyek.
Terkait dengan getaran dan kebisingan proyek pembangunan pasar, Wijaya
Karya sebagai kontraktor pelaksana mengatakan dalam tahap pengerjaan fondasi bor
pile menggunakan alat yang bersahabat artinya alat yang digunakan tidak
menimbulkan getaran hebat. Begitu pula dengan kebisingan pekerjaan proyek
pembangunan telah meminimalisasi dengan membatasi operasional penggunaan alat.
Untuk penggunaan alat pada bagian selatan proyek dibatasi jam operasional hingga
pukul 20.00 WIB. Hal ini lantaran keberadaan proyek berbatasan langsung dengan
pemukiman warga. Di atas pukul 20.00 WIB proyek dialihkan ke bagian utara yang
jauh dari pemukiman. Proyek pekerjaan ini harus dilakukan 24 jam non stop untuk
mengejar target rampung akhir tahun ini.
D. Analisis Proyek
Analisis yang akan kita bahas di sini yaitu apakah proyek ini sudah sesuai dengan
relevansi, efektivitas, efisiensi, sustainability, dan impact.
a. Relevansi
Definisi dari Relevansi proyek adalah kesesuaian suatu proyek akan kondisi
dan kebutuhan masyarakat yang merupakan sasaran dari proyek. Relevansi dalam
proyek melihat sejauh mana proyek yang diusulkan cocok dengan prioritas dan
kebijakan dari sasaran, penerima dan pendonor.
Pasar tradisional salah satunya adalah pasar klewer telah menjadi perhatian
Pemerintah Kota Surakarta sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surakarta 2010-2015. Perhatian tersebut
diwujudkan melalui program revitalisasi pasar sebagai upaya untuk mengembangkan
dan meningkatkan ekonomi kerakyatan serta mewujudkan kesejahteraan rakyat. Kota
Surakarta sejak dulu dikenal sebagai kota perdagangan. Tidak mengherankan apabila
visi Kota Surakarta sebagaimana yang dirumuskan dalam Peraturan Daerah Kota
Surakarta Nomor 10 Tahun 2001 mencitacitakan “Terwujudnya Kota Sala sebagai
Kota Budaya yang Bertumpu pada Potensi Perdagangan, Jasa, Pendidikan, Pariwisata
dan Olahraga”. Hal ini berarti perdagangan yang dijadikan tumpuan pertama dan
bahkan andalan utama. Penetapan visi tersebut mengandung konsekuensi fasilitas
perdagangan yang didalamnya adalah sarana dan prasarana serta sumber daya
manusia yang memadai harus tersedia.
Berbagai pertimbangan mendasari merevitalisasi pasar klewer yang menjadi
salah satu prioritas pembangunan yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta.
1. Seperti yang menjadi visinya, Kota Surakarta berkehendak untuk menjadi
kota budaya. Kota budaya yang menjadi cita-cita bersama ini mensyaratkan
penghormatan dan pelestarian nilai-nilai kebudayaan lokal yang pernah
tumbuh dan berkembang di masyarakat. Faktor kesejarahan memegang
peranan penting bagi Kota Surakarta yang sarat dengan hasil kebudayaan.
Pasar klewer tidak saja menjadi pusat bisnis yang mempertemukan pembeli
dan penjual tetapi juga menjadi salah satu pusat kebudayaan karena interaksi
sosial yang berlangsung didalamnya.
2. Pasar Klewer menjadi indikator bergeraknya sektor riil usaha perekonomian
rakyat. Pentingnya pasar klewer dalam pertumbuhan ekonomi juga dapat
dilihat dari kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tinggi
setiap tahunnya.
3. Pemerintah berkehendak untuk mensejahterakan masyarakat terutama
golongan kecil yang termasuk Misi Kota Surakarta. Pemerintah Kota
Surakarta mengubah paradigma bahwa investasi sebagai upaya untuk
menciptakan peluang kerja merupakan sesuatu yang hanya dapat dilakukan
oleh pemodal besar. Investasi pada dasarnya juga dapat dilakukan oleh
pedagang di pasar tradisional (termasuk PKL) meski dengan nilai mikro.
4. Terkait dengan penataan kawasan dan pemanfaatan tata ruang. Bukan rahasia
umum lagi, kondisi pasar klewer sangat memprihatinkan lantaran kondisinya
yang berantakan, berbecek, dan berbau dan sebagainya. Untuk itu, Pemerintah
Kota Surakarta ingin merevitalisasi pasar klewer untuk membalik paradigma
tersebut dengan membangun fisik pasar klewer menjadi lebih rapih tertata,
bersih, nyaman dan menarik sehingga dapat menaikkan angka pengunjung
yang berbelanja di pasar klewer sehingga roda perekonomian ekonomi di
pasar klewer berjalan dengan sangat baik.
Dari pertimbangan yang telah dijelaskan diatas, menurut kelompok kami,
Proyek revitalisasi pasar klewer ini relevan karena telah sesuai dengan RPJMD Kota
Surakarta 2010 -2015 dan Peraturan Daerah Kota Surakarta. Selain itu, proyek ini
juga sesuai dengan apa yang sedang dibutuhkan masyarakat maupun perkembangan
zaman, yakni ketersediaan sarana publik yang lebih baik untuk menampung pedagang
- pedagang yang sebelumnya kios tempat mereka berjualan terbakar. Bangunan baru
Pasar Klewer ini akan dibangun dengan tampilan yang lebih modern berkonsep eco
green sehingga lebih mengikuti perkembangan zaman dan terkesan bersih, nyaman
dan sehat. Karena seperti yang kita ketahui, sebelum terjadi kebakaran, bangunan dan
situasi Pasar Klewer masih kurang rapi dan kurang bersih serta penataan kios juga
kurang teratur. Sehingga pembangunan revitalisasi Pasar Klewer diharapkan mampu
menjadi pasar tradisional yang dapat bersaing dengan mall dan pasar-pasar yang
lainnya dan menarik minat konsumen untuk membeli atau hanya sekedar
mengunjungi pasar Klewer. Bila konsumen banyak, para pedagang pun bisa
mendapatkan pendapatan yang lebih yang digunakan untuk kebutuhan mereka dan
sebagian disisihkan untuk membayar retribusi kios. Dan pajak yang dibayarkan oleh
para pedagang akan disetorkan ke Pemerintah Kota Surakarta dan masuk sebagai kas
penerimaan pajak. Dengan begitu, Proyek ini lulus relevansi karena sesuai dengan
apa yang dibutuhkan masyarakat maupun pemerintah.
b. E fektivitas
Definisi dari efektifitas adalah ukuran sejauh mana suatu kegiatan mencapai
tujuannya.Penilaian Efektivitas pada prinsipnya berhubungan dengan menilai hasil
kemungkinan intervensi (program, proyek, langkah-langkah kebijakan, reformasi)
terhadap kesejahteraan masyarakat, rumah tangga, dan individu,
Penilaian efektivitas adalah penilaian tentang bagaimana kebijakan, program dan
proyek yang dievaluasi akan mempengaruhi hasil, termasuk risiko hasil yang tidak
diinginkan.
1. Aspek Sosial Budaya
Proyek revitalisasi pasar klewer bertujuan untuk mewujudkan pasar
tradisional yang lebih modern dengan konsep eco green. Pada aspek sosial budaya,
menurut kelompok kami, proyek revitalisasi pasar klewer ini efektif karena proyek ini
nantinya secara langsung akan memberikan kesejahteraan sosial baik itu pedagang
dan pembeli maupun orang – orang yang ada di sekitar pasar tersebut.
Selain itu, proyek revitalisasi pasar klewer ini nantinya akan menggantikan
tempat pasar klewer yang lama yang telah terbakar. Dengan dibangunnya gedung
baru yang lebih modern ini akan membuat masyarakat tertarik datang ke pasar klewer
karena fasilitas yang diberikan memudahkan konsumen untuk berbelanja dengan
nyaman sehingga nantinya akan berdampak positif terhadap kenaikan pendapatan
pedagang sehingga juga berdampak pada kenaikan Pendapatan Asli Daerah Surakarta
(PAD).
Proyek ini juga efektif untuk mengurangi perubahan iklim. Karena proyek
revitalisasi pasar klewer ini berkonsep eco green dengan meminimalisasi penggunaan
energy buatan. Suasana pasar dibuat tetap sejuk meski tanpa menggunakan AC atau
kipas angin. Selain itu, penggunaan energy listrik secara regular hanya digunakan
untuk lift dan escalator.
2. Aspek Lingkungan
Pada aspek lingkungan, proyek ini efektif karena lokasi Pasar Klewer yang
terletak di tempat strategis yaitu dekat dengan keraton dan alun-alun Kota Surakarta
sehingga pengunjung domestik ataupun luar kota yang sedang berkunjung ke keraton
dan alun alun Kota Surakarta dapat mampir ke pasar klewer untuk membeli oleh oleh
khas Solo. Selain itu, proyek revitalisasi pasar klewer sudah mempertimbangkan untuk
keberlanjutan lingkungan dengan berkonsep eco green dan revitalisasi pasar klewer
juga konsisten dalam memitigasi bencana alam.
c. Efisiensi
Dalam menilai keefisiensienan suatu proyek perlu adanya pemahaman
mengenai efisiensi terlebih dahulu. Efisiensi proyek berguna untuk
mempertimbangkan kegiatan efisien (biaya), tujuan tercapai tepat waktu, dan proyek
yang dilaksanakan apakah sudah dengan cara yang paling efisien atau perlu adanya
pengevaluasian kembali.
Secara keseluruhan, ada dua kunci efisiensi ketika menilai kualitas proyek.
Pertama, efisiensi ekonomi, yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya
keuangan yang optimal. Kedua, efisiensi kelembagaan berkaitan dengan penggunaan
sumber daya manusia yang optimal dan pengorganisasian.
Contoh Perhitungan Efisiensi Revitalisasi Pasar Klewer
Proyek revitalisasi pasar klewer Surakarta dengan nilai investasi sebesar Rp
61.800.000.000 diasumsikan terdapat biaya manfaat sebesar Rp 30.000.000.000 yang
diperoleh mulai dari tahun ke-5. Biaya manfaat ini diperoleh dari pemasukan dari
setiap retribusi pasar para pedagang yang menyewa kios di pasar klewer sebesar Rp
30.000 x 1532 kios/perhari. Dan harga kios sebesar 2,3 juta perkios. DF yang
digunakan adalah 15%. Berikut tabel perhitungan Payback period, Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Indeks
1. Payback Period
Dari perhitungan menggunakan microsoftt excel diatas didapatkan angka
payback period adalah 2. Hal ini artinya dana yang tertanam dalam aktiva sebesar Rp
61.800.000.000 akan dapat diperoleh kembali dalam jangka waktu 2 tahun. Hal ini
dinilai efisien karena dalam waktu 2 tahun proyek sudah ada pengembalian padahal
nilai ekonomis bangunan adalah selama 10 tahun.
2. Net Present Value (NPV)
Adalah nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas manfaat (PV of Preocess) dengan nilai investasi (capital outlay) selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua PV tersebutlah yang kita kenal dengan Net Present Value (NPV). Dalam perhitungan menggunakan excel diatas dengan asumsi discount factor sebesar 15%/tahun didapat nilai NPV sebesar 20.250.000.000. Karena nilai tersebut lebih dari nol (0) dapat dikatakan bahwa investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi pemerintah Surakarta, maka proyek dapat dilakukan.
3. Internal Rate of Return (IRR)
Adalah alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern. Sebelum menghitung NPV terlebih dahulu mencari NPV positif dan NPV negatif terlebih dahulu, sampai diperoleh dengan menggunakan tingkat suku bunga tertentu. Pada perhitungan ini karena NPV mendekato nol yaitu 783000000 dan -13245000000 Artinya tingkat diskonto antara 20% sampai 25%. Diasumsikan RRR adalah 10 %. Setelah menemukan tingkat diskonto NPV positif dan NPV negatif kemudian baru menghitung IRR. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
IRR = i1+((NPV1/NPV1-NPV2)*(i2-i1)
Dimana : IRR = Internal Rate of Return
i1 = Tingkat diskonto / Discount Factor dengan NPV positif
i2 = Tingkat Diskonto/ Discpunt Factor dengan NPV negatif
NPV1 = NPV positif
NPV2 = NPV negatif
Sehingga,
IRR = 20+((783000000/783000000-(-13245000000))*(25-20)
IRR = 20+((783000000/783000000-(-13245000000))*(25-20)
IRR = 20+((783000000/14028000000)*5
IRR = 20 + 0.055816937
IRR = 20.27%
Dari nilai IRR sebesar 20,27% menunjukkan bahwa nilai IRR tersebut lebih
besar dari RRR atau bunga pinjaman, maka sebaiknya proyek revitalisasi pasar
klewer tersebut diterima.
4. Profitability Indeks
Merupakan metode untuk menghitung antara nilai manfaat yang akan datang
dengan nilai investasi sekarang. Profitabiliy Indeks harus lebih besar dari 1 baru bisa
dikatakan layak.
Profitabiliy Indeks = jumlah nilai manfaat : nilai investasi
Profitability indeks = 21.000.000.000 : 61.800.000.000
Profitability indeks = 3.3980
Dari nilai Profitability indeks diperoleh hasil sebesar 3,620. Karena hasil
tersebut lebih 1, artinya proyek pembangunan dinas kesehatan dapat dikatakan layak.
5. Pengeluaran yang digunakan untuk proses pembangunan proyek pasar
klewer ini dinilai mampu berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini
dikarenakan dengan lebih semakin baiknya pasar klewer meningkatkan jumlah
pembeli sehingga meningkatkan pendapatan. Hal ini berdampak dengan perputaran
uang di pasar klewer menjadi baik maka dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
6. Biaya yang dikeluarkan untuk merevitalisasi pasar klewer ini dinilai
mampu untuk menurunkan tingkat kemiskinan. Hal ini dikarenakan semua komponen
didalamnya seperti pedagang, pembeli maupun masyarakat di sekitar pasar
mendapatkan efek dari adanya pasar klewer ini sehingga roda perekonomian di pasar
klewer berjalan sehingga mengurangi kemiskinan.
7. Biaya yang dikeluarkan untuk membangun revitalisasi pasar klewer
dianggap kurang efesien dalam menciptakan tenaga kerja baru. Hal ini dikarenakan
pedagang yang menempati kios baru setelah revitalisasi adalah mereka yang dulunya
pedagang pasar klewer sebelum di revitalisasi. Sehingga kurang efisien dalam
menyerap tenaga kerja.
8. Koneksi antar daerah dari pembangunan pasar klewer ini dinilai efisien, hal
ini dikarenakan masyarakat yang datang ke pasar klewer biasanya dari seluruh daerah
di Indonesia. Karena pasar klewer terkenal dengan pusat kain batik terbesar di
Surakarta sehingga konektivitas antar daerah nilai bertambah.
9. Hasil proyek pembangunan proyek revitalisasi pasar klewer ini dinilai
efisien karena terhadap keberlanjutan fiscal. Hal ini karena ada tujuan komersil dari
pemerintah. Pemerintah merevitalisasi pasar klewer karena selain memang pasar
klewer sudah harus di perbaiki karena kondisi yang sudah sangat kumuh, selain itu
pemerintah juga mengharapkan jika pasar klewer di revitalisi nantinya akan
menambah pendapatan asli daerah kota Surakarta.
10. Pembangunan proyek revitalisasi pasar dinilai efisien karena di pasar bisa
melihat daya beli masyarakat yang merupakan salah satu komponen dalam
penargetan inflasi.
d. Sustainability
Aspek sustainability berkaitan dengan proses berfungsinya output sampai
dengan umur ekonominya. Maksudnya adalah apakah proyek tersebut dapat terus
berjalan sesuai dengan umur ekonomi yang seharusnya dan dapat digunakan dengan
semestinya atau justru rusak dan mangkrak setelah proyek tersebut selesai dibuat.
Selain itu sustainability juga berkaitan dengan keberlangsungan proyek tersebut
meskipun pendanaan untuk proyek telah selesai atau dihentikan. Keberlanjutan
proyek ini juga berkaitan dengan pemanfaatan oleh pihak terkait setelah proyek
tersebut jadi, apakah proyek yang sudah jadi tersebut dapat terus dimanfaatkan atau
justru sia-sia dan tidak dapat digunakan.
Berdasarkan hasil analisis kelompok kami bahwa proyek tahap satu ini
memenuhi aspek keberlanjutan, hal ini dikarenakan proyek tersebut merupakan
bagian dari proyek revitalisasi pasar klewer secara keseluruhan. Selain itu proyek ini
juga akan terus berlanjut tahap dua sampai tahun 2016.
Selain itu, proyek ini juga memenuhi aspek keberlanjutan karena setelah
selesai pembangunan proyek ini, proyek ini akan menjadi tanggung jawab
Pemerintah Daerah Surakarta untuk melakukan perawatan dalam hal bangunan,
lingkungan, dan keamanan. Hal ini dikarenakan proyek ini adalah proyek pemerintah
untuk kepentingan publik. Namun, selain pemerintah proyek ini juga wajib dirawat
oleh orang yang berkepentingan langsung dengan kegiatan pasar seperti para
pedagang, konsumen dan masyarakat agar bangunan yang baru tidak cepat rusak.
Sehingga kenyataan masa bangunan akan sama dengan masa umur ekonomis yang
diperkirakan.
Beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam keberlanjutan
proyek adalah aspek ekonomi, lingkungan, sosial dan budaya, kelembagaan. Pada
aspek ekonomi, revitalisasi pasar klewer akan membuat pasar klewer menjadi lebih
nyaman dan bersih sehingga berpengaruh terhadap jumlah pembeli yang semakin
banyak. Semakin banyak pembeli yang membeli dagangan para pedagang maka para
pedagang akan memperoleh keuntungan yang besar dan pendapatan yang banyak. Hal
ini jelas berbeda apabila pedagang masih menempati pasar klewer yang belum di
revitalisasi.
Untuk aspek lingkungan, dengan adanya revitalisasi pasar klewer ini yang
berkonsep eco green. Eco green itu sendiri adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang
mencita citakan terciptanya perancangan dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan
pemakaian material yang ramah lingkungan serta penggunaan energy dan sumber
daya yang efektif dan efisien. Hal ini bisa dilihat dari desain rancang bangunan pasar
klewer yang banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami,
bukaan di desain banyak agar aliran udara lancar sehingga tidak membutuhkan AC
pada siang hari. Selain itu, lahan yang cukup untuk sumur resapan, adanya instalasi
pembuangan air kotor dan sampah yang dapat di daur ulang dan pemanfaatan bahan
desain bangunan yang tidak boros.
Untuk aspek sosial budaya, Pasar klewer tidak saja menjadi pusat bisnis yang
mempertemukan pembeli dan penjual tetapi juga menjadi salah satu pusat
kebudayaan karena interaksi sosial yang berlangsung didalamnya.
e. Impact
Aspek impact berkaitan dengan manfaat yang diperoleh karena adanya
sebuah proyek. Dengan adanya proyek revitalisasi pasar klewer ini memberikan
dampak yang positif baik untuk para pedagang, pembeli ataupun masyarakat di
sekitar pasar juga pemerintah itu sendiri. Pada aspek ini impact di bagi menjadi
beberapa kriteria yaitu Good Governance Adobtion ,Community
Empowerment ,Gender Equlty, Local Government Capacity Dan Cultural
Preservation.
1. Good Governance Adobtion
Pemerintah dapat mewujudkan good governance karena dengan
adanya revitalisasi pasar klewer berarti pemerintah telah
memperlihatkan kepeduliannya terhadap pasar tradisional untuk dapat
menjadi salah satu penggerak dalam roda perekonomian daerah
Surakarta.
Meningkatnya kepercayaan dari masyarakat luas terhadap kinerja dari
pemerintah kota Surakarta
Mewujudkan tujuan pemerintah dalam rangka melindungi pasar
tradisional dari banyaknya minimarket atau swalayan
2. Community Empowerment / Pemberdayaan masyarakat
Meningkatkan taraf perekonomian masyarakat sekitar proyek
pembangunan revitalisasi pasar.
Terserapnya tenaga kerja masyarakat sekitar proyek pembangunan
pasar Klewer
3. Local Government Capacity
Pemerintah berperan aktif untuk meningkatkan lapangan pekerjaan
masyarakat Surakarta
Untuk efek jangka panjang dapat meningkatkan APBD pemerintah
karena dengan naiknya SDM masyarakat maka akan berdampak pada
meningkatknya kesejahteraan sosial masyarakat Surakarta.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengadaan proyek revitalisasi pasar ini dinilai sangat relevan baik bagi
masyarakat sekitar maupun berbagai pihak yang terlibat didalamnya. Pembangunan
yang bertujuan untuk mengembalikan nafas ekonomi kota Surakarta ini menuai
banyak dukungan. Kebutuhan masyarakat akan ketersediaan sarana publik untuk
melakukan transaksi yakni pasar sangat besar, mengingat jumlah pedagang yang
termasuk di pasar Klewer tersebut tidak sedikit.
Dengan beberapa tahapan yang dilakukan selama proses pembangunan
diharapkan mampu memaksimalkan kinerja pembangunan tersebut. Baik proses
pembangunan serta pendanaan yang efisien akan mampu menciptakan suatu proyek
yang ideal. Adapun pemerintah bekerja sama dengan PT Wijaya Karya dalam proyek
revitalisasi pasar. Hal ini dikarenakan kesuksesan serta jam terbang PT Wika yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Dan sejauh ini revitalisasi yang dilakukan oleh PEMDA Surakarta ini
diperuntukkan bagi kepentingan masyarakat Surakarta agar perekonomian kembali
berjalan dengan baik. Kesejahteraan pedagang serta masyarakat juga bisa lebih baik
dan meningkat. Sampai saat ini proyek ini berjalan lancar dan belum menemui
adanya kendala.
LAMPIRAN
1. Relevansi
1 Relevance 1.Policy
Support
1.Consistency to
national to
priorities
1. Degree of
consistency
of the
projects goal
to the
constitution
2% 5
2. Degree of
consistency
of the
projects goal
to the related
laws
1% 5
3. Degree of
consistency
of the
projects goal
to the
medium term
development
plan and
climate
change
mitigation
1% 5
2.Consistency to 4. Degree of 2% 5
people need consistency
of the
projects goal
to the
improvement
of social
wellfare
5. Degree of
consistency
of the
projects goal
to the
generation of
more income
1% 5
3. Consistency
to the global
commitment
6. Degree of
consistency
of the
projects goal
to the
international
convenant on
civil and
political
rights
1% 5
7. Degree of
consistency
of the
projects goal
to the
international
1% 4
convenant on
economic,
social and
cultural
rights
8. Degree of
consistency
of the
projects goal
to the
millenium
development
goals and
climate
change
mitigation
1% 5
2. Choice of
technology
1. Resource
Based
Technology
1. Degree of
local
resources
used in the
project
2% 3
2. Accessibility 2. Degree of
accessibility
of the
projects
knowledge
and
technology
to the local
people
1% 5
(ministers
staff, local
government
univ)
3.Transferability 3. Degree of
transferabilit
y of the
projects
knowledge
and
technology
to the local
people
(ministers
staff, local
government
univ)
1% 4
3.
Enviroment
al Matter
1. Consistency
to the spatial
plan
1. Degree of
consistency
of the project
location to
the spatial
plan
3% 4
2.Illustainaibillit
y
2.Degree of
projects
management
in promoting
enviromental
2% 5
3.Degree of
the projects
management
in protecting
biodiversity
2% 3
3.Imitigation 4. Degree of
the projects
management
in adopting
disaster
2% 4
1. Consistency
to the spatial
plan
1. Degree of
consistency
of the project
location to
the spatial
plan
3% 4
2.Illustainaibillit
y
2.Degree of
projects
management
in promoting
enviromental
2% 5
3.Degree of
the projects
management
in protecting
biodiversity
2% 3
3.Imitigation 4. Degree of
the projects
management
2% 4
in adopting
disaster
4.Social
Culture
Aspect
1.Community
Empirotment
1.Degree of
the projects
proposed
impacts on
the local
community
improvment
2% 5
2.Gender
Equality
2.Degree of
the projects
proposed
impacts on
promotion of
gender
equality
2% 4
3.Cultural
Presetive
3. Degree of
the projects
proposed
impacts on
the
presertative
1% 4
5.Institution
al Aspect
1.Good
Government
Adoption
1.Degree of
the projects
management
on adopting
good
governance
principle
2% 4
2.Local 2. Degree of 1% 5
Government
Capacity
the projects
proposed
impact on
the
improvement
of local
government
capacity
Total Value and Score 38% 106
NO SUB CRITERIA VALUE (%) MAX. SCORE Hasil
1. Policy Support 10 8 x5 = 40 39
2. Choice of Technology 4 3x5 = 15 12
3. Environmental Matter 16 8x5 = 40 32
4. Social Aspect 5 3x5 = 15 13
5. Institutional Aspect 3 2x5 = 10 9
TOTAL 38% 120 105
Sebuah Proyek dinyatakan berlanjut atau tidak apabila :
TOTAL = VALUE X SCORE
PASS = TOTAL > 100
NOT PASS = TOTAL <99
Jika nilai total dari penghitungan diatas >100 maka proyek tersebut
dilanjutkan, semantara itu jika total nilai dari pernghitungan <99 maka proyek
tersebut terdapat masalah dalam relevansinya. Proyek revitalisasi pasar klewe r
mempunyai nilai 10 5 oleh karena itu proyek ini dinyatakan lolos dan relevan.
2. Efektivitas
No. CriteriaSub
CriteriaParameter Indicator Value Score
2. Effectiveness 1. Sosio
Culture
Aspect
Consistency
to people
needs
1. Degree of
consistency of
the project
performance
social welfare
2% 5
2. Degree of
consistency of
the projects
performance to
the generation
of more income
2% 5
3. Degree of
consistency of
the projects
performance to
the
international
conventional
civil and
political rights
1% 2
4. Degree of
consistency of
the projects
1% 4
performance to
the
international
conventional
economic
social and
cultural right
5. Degree of
consistency of
the projects
performance to
the MDGs and
climate change
mitigation
1% 5
2. Evarion
Mental
Aspect
Consistency
to Spatial
Plan
1.Degree of
consistency of
the project
location to the
spatial plan
2% 5
Sustainabili
ty
2.Degree the
projects
management in
promoting
environment
sustainability
2% 4
3.Degree of the
project
management in
protecting
biodiversity
2% 3
Mitigation 4.Degree of the
project
2% 4
management in
adpoting disaster
mitigation
Rekomen:
Score: 1 = Buruk; 2 = Kurang; 4 = Baik; 5 = Istimewa
Score: 21 + 16 = 37
Max. Score: (5x5) + (4x5) = 45
3. Efisiensi
No
.
Criteria Sub
Criteria
Parameter Indicator Value Score
3 Efficiency Aspek
ekonomi
dan
keuangan
Financial
fearbility
1. Pay back
period
2% 5
2. Internal rate of
return
2% 4
3. Net present
value
2% 5
4. Profitability
index
2% 4
5. Elasticity of
the projects
outcome to
economic
growth
1% 4
6. Elasticity of
the projects
outcome to
proverty
1% 4
reduction
7. Elasticity of
the projects
outcome to
employment
creation
1% 4
8. Interregional
connectivity
1% 4
Economic
Stabilitty
9. Degree of the
project
performance
in achieving to
the fiscal
sustainability
1% 5
10. Degree of the
project
performance
in achieving to
balance of
payment
1% 1
11. Degree of the
project
performance
in achieving to
the target to
the inflation
1% 3
Penjelasan:
Value/Skor 1: Segi Ekonomis
2: Terkait Biaya
Rekomen:
Score: 1 = Buruk; 2 = Kurang; 4 = Baik; 5 = Istimewa
Score: 21 + 9= 33
Max.Score: 55
4. Keberlanjutan
No. Criteria Sub Criteria Parameter Indicator Value Score
4. BerkelanjutanSocio Cultural
Aspect
Capacity of
local
comunities
Capacity to
Sustainabillity1% 5
Economic and
Financial
Aspect
Economic
Aspect
Capacity to
Sustabillity (Without
new find)
1% 4
Financial
Aspect
Improve Income 1% 5
Improve Benefit 1% 5
Enviromental
Aspect Capacity To
Maintain
Capacity To
Maintain Financial1% 4
Capacity To
Maintain Benefit1% 4
Capacity to
Improve
Capacity to Improve
Banefit1% 3
Capacity to Reduce
Pollatien
1% 4
Imitasial Aspect
Capacity To
Maintain
Capacity To
Maintain
Organitation
1% 2
Capacity To
Maintain Benefit1% 4
Capacity to
Improve
Capacity to Improve
Organitation1% 3
Capacity to Improve
Benefit1% 4
Score: 1 = Buruk; 2 = Kurang; 4 = Baik; 5 = Istimewa
Score: 21 + 16 = 47
Max.Score: 60
5. Dampak
No Kriteria Sub
Kriteria
Parameter Indikator Bobot Score
5 Impact Institutial
Aspect
Good
Governance
Adoption
1. Degree of the
project
management
in adopting
3% 4
good
govermance
principle
Community
Empowerment
2. Degree of the
projects
proposed
impacts on
the local
community
empowermen
t
1% 2
Gender
equality
3. Degree of the
project
proposed
impacts on
the
promotion of
gender
quality
1% 2
Local
Goverment
Capacity
4. Degree of the
projects
proposed
impact on the
improvement
of local
goverment
capacity
2% 3
Cultural
Preservation
5. Degree of the
projects
proposed
1% 2
impact on the
preservation
of local
culture
Score: 1 = Buruk; 2 = Kurang; 4 = Baik; 5 = Istimewa
Score: 13
Max.Score: 25
DOKUMENTASI