evan kharogi sinulingga_111201103

19
1 Tugas Mata Kuliah Agroindustri Medan, Maret 2014 MODRENISASI OBAT TRADISIONAL KARO (TAWAR) Dosen Penanggungjawab: Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si. Oleh : Evan Kharogi Sinulingga 111201103 Hut 6-C PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

Upload: desrinanmanalu

Post on 19-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Modrenisasi Obat Tradisional Karo (Tawar)

TRANSCRIPT

Page 1: Evan Kharogi Sinulingga_111201103

1

Tugas Mata Kuliah Agroindustri Medan, Maret 2014

MODRENISASI OBAT TRADISIONAL KARO (TAWAR)

Dosen Penanggungjawab:Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si.

Oleh :Evan Kharogi Sinulingga

111201103Hut 6-C

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014

Page 2: Evan Kharogi Sinulingga_111201103

2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia adalah suatu negara yang kaya akan sumber daya alam yang

melimpah. Seperti yang telah di ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara

yang memiliki hutan terbesar di dunia yang memiliki berbagai macam flora dan

fauna. Di Indonesia juga banyak terdapat berbagai jenis tumbuhan yang dapat

dijadikan obat-obatan, rempah-rempah, dan lain sebagainya. Menurut Nasution

(1992) dalam Sudirga (2006), Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat

luas, mempunyai kurang lebih 13700 pulau yang besar dan kecil dengan

keanekaragaman jenis flora dan fauna yang sangat tinggi. Di Indonesia

diperkirakan terdapat 100 sampai dengan 150 famili tumbuh-tumbuhan, dan dari

jumlah tersebut sebagian besar mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai

tanaman industri, tanaman buah-buahan, tanaman rempah-rempah dan tanaman

obat-obatan(Andayani, R. 2005).

Secara umum dapat diketahui bahwa tidak kurang dari 82% dari total

spesies tumbuhan obat hidup di ekosistem hutan tropika dataran rendah pada

ketinggian di bawah 1000 meter dari permukaan laut. Saat ini ekosistem hutan

dataran rendah adalah kawasan hutan yang paling banyak rusak dan punah karena

berbagai kegiatan manusia baik secara legal maupun illegal. Berbagai ekosistem

hutan dataran rendah antara lain : tipe ekosistem hutan pantai, tipe hutan hujan

dataran rendah, dan lain-lain. Masing-masing tipe ekosistem hutan tropika

Indonesia merupakan wujud proses evolusi, interaksi yang kompleks dan teratur

dari kommponen tanah, iklim (terutama cahaya, curah hujan dan suhu), udara dan

organism termasuk sosial-budaya manusia untuk mendukung kehidupan

keanekaragaman hayati, antara lain berbagai tumbuhan obat (Zuhud, 2009).

Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, obat tradisional adalah

bahan atau ramuan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan

harian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun

telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Sediaan obat

tradisional yang digunakan masyarakat yang saat ini disebut Herbal Medicine atau

Page 3: Evan Kharogi Sinulingga_111201103

3

Fitofarmaka yang perlu diteliti dan dikembangkan. Menurut Keputusan Menkes

RI No. 761 tahun 1992, Fitofarmaka adalah sediaan obat yang telah dibuktikan

keamanan dan khasiatnya, bahan baku terdiri dari simplisia atau sediaan galenik

yang memenuhi persyaratan yang berlaku. Pemilihan ini berdasarkan atas, bahan

bakunya relatif mudah diperoleh, didasarkan pada pola penyakit di Indonesia,

perkiraan manfaatnya terhadap penyakit tertentu cukup besar, memiliki rasio

resiko dan kegunaan yang menguntungkan penderita, dan merupakan satu-satunya

alternatif pengobatan (Zein, 2005).

Menurut Mursito (2003), ramuan obat yang berasal dari alam, terutama

yang berasal dari alam dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan besar

kecilnya dukungan ilmiah serta teknologi proses pembuatan ramuan, yaitu:

1. Jamu

Jamu merupakan ramuan obat yang berasal dari tanaman yang diproses

secara sederhana. Khasiat jamu masih berdasarkan pengalaman dari

nenenk moyang dan belum di dukung oleh data ilmiah.

2. Obat ekstrak alam

Obat ekstrak alam merupakan ramuan obat yang berasal dari tanaman

yang disajikan setelah melalui berbagai proses ekstraksi. Pengujiannya

dilakukan melalui binatang percobaan.

3. Obat fitofarmaka

Obat fitofarmaka merupakan ramuan obat dari tanaman yang disajikan

setelah melalui berbagai proses. Khasiat obat tersebut telah dibuktikan

melalui proses percobaan pada penderita penyakit mengikuti kaidah

percobaan klinis.

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras

atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin; tetapi dapat

juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai (Mursito, B. 2003).

Tujuan

Tujuan dari Modrenisasi Obat Tradisional Karo (Tawar) dengan kapsul,

pil, tablet, serbuk dan larutan ini adalah untuk meningkatkan kualitas obat

tradisional di mata masyakat.

Page 4: Evan Kharogi Sinulingga_111201103

4

TINJAUAN PUSTAKA

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan,

bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan

tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan

pengalaman. Obat tradisional dibuat atau diramu dari bahan tumbuh-tumbuhan,

bahan hewan, sediaan sarian (galenik), atau campuran bahan-bahan tersebut. Obat

tradisional secara turun-temurun telah digunakan untuk kesehatan berdasarkan

pengalaman. Obat tradisional telah digunakan oleh berbagai aspek masyarakat

mulai dari tingkat ekonomi atas sampai tingkat bawah, karena obat tradisional

mudah didapat, harganya yang cukup terjangkau dan berkhasiat untuk

pengobatan, perawatan dan pencegahan penyakit (Sutarno dan Sumadi 2000).

Untuk meningkatkan mutu suatu obat tradisional, maka pembuatan obat

tradisional haruslah dilakukan dengan sebaik-baiknya mengikutkan pengawasan

menyeluruh yang bertujuan untuk menyediakan obat tradisional yang senantiasa

memenuhi persyaratan yang berlaku. Keamanan dan mutu obat tradisional

tergantung dari bahan baku, bangunan, prosedur, dan pelaksanaan pembuatan,

peralatan yang digunakan, pengemasan termasuk bahan serta personalia yang

terlibat dalam pembuatan obat tradisional (Sudirga, 2006).

Bahan-bahan ramuan obat tradisional seperti bahan tumbuh-tumbuhan,

bahan hewan, sediaan sarian atau galenik yang memiliki fungsi, pengaruh serta

khasiat sebagai obat, dalam pengertian umum kefarmasian bahan yang digunakan

sebagai simplisia. Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai

obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain

berupa bahan yang dikeringkan. Zat kimia berkhasiat (obat) tidak diperbolehkan

digunakan dalam campuran obat tradisional karena obat tradisional diperjual

belikan secara bebas. Dengan sendirinya apabila zat berkhasiat (obat) ini

dicampurkan dengan ramuan obat tradisional dapat berakibat buruk bagi

kesehatan (Mursito, B. 2003).

Tawar adalah sebuah ramuan tradisional yang terbuat dari rempah-rempah

dan bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit dalam. Tawar sendiri berasal dari

bahasa Karo yang artinya adalah obat atau jamu. Kalau dahulu sebelum kita

Page 5: Evan Kharogi Sinulingga_111201103

5

dikenalkan dengan tekhnologi yang sudah serba canggih seperti saat sekarang ini,

banyak dari keluarga kita yang mengkonsumsi obat tradisional. Obat-obatan yang

terbuat dari bahan alami dan diolah dengan cara dan alat yang. Tapi hari ini, sudah

sangat jarang kita menemukan obat-obat yang seperti itu. Dari kita kecil sudah

diperkenalkan dengan obat yang sudah kompleks. Mulai dari bentuk, warna, bau,

fungsi cara dan alat pembuatannya. Dengan zaman yang sudah modern, orang

lebih percaya dengan resep yang diberukan oleh Dokter. Atau mengkonsumsi ikut

dari iklan yang ada di media, baik itu media cetak ataupun elektronik

(Andayani, R. 2005)

Namun tetap masih ada juga orang yang setia mengkonsumsi obat

tradisional sampai sekarang. Mereka merasa cocok dan aman dalam

menggunakannya. Tidak ada efek samping yang berlebihan karena berasal dari

bahan yang alami. Begitu juga dengan pembuat obat tradisional ini. Mereka

bertahan sampai sekarang karena pelanggan yang setia dan percaya bahwa obat

yang mereka buat manjur dan cocok di hati pelanggannya. Inilah yang di rasakan

oleh nenek boru  Karo yang sudah berusia 77 tahun.  Ketertarikan sang nenek

pada ramuan-ramuan tradisional menimbulkan keinginan untuk mempelajari

ramuan tawar dari sang mertua. Setelah sang mertua meninggal ramuan ini pun

diteruskan olehnya  sampai sekarang, dan bahkan keahliannya sudah diwariskan

kepada cucunya. Usaha ramuan tawar ini sudah dijalankan selama  lebih dari 50

tahun (Tukiman, 2004).

Kapsul menjadi salah satu sediaan farmasi yang diproduksi oleh industri

maupun apotek. Berdasarkan FI IV kapsul didefinisikan sebagai sediaan padat

yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.

Cangkang dapat dibuat dari pati, gelatin, atau bahan lainnya yang sesuai. Berbeda

dengan kapsul lunak,pembuatan kapsul keras khususnya yang berasal dari gelatin

dapat dilakukan secara terpisah yakni pembuatan cangkang yang dilanjutkan

dengan pengisisian serbuk obat atau minyak atsiri yang tidak mengganggu

stabilitas cangkang gelatin (Nohong, 2009).

Page 6: Evan Kharogi Sinulingga_111201103

6

PEMBAHASAN

Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-

temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau

kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional.

Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi

kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau

masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini

banyak digunakan karena menurut beberapa penelit ian tidak terlalu menyebabkan

efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh. Beberapa perusahaan

mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat

tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan

bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul,

serbuk, cair,simplisia dan tablet. Jenis-jenis obat tradisional, antara lain : bawang,

belimbing sayur, cengkeh, jahe, jamu, kencur, kunyit dan temulawak

(Mursito, B. 2003)

Masyarakat Karo memiliki filosofi pengobatan yaitu “Lit Bisa Lit Tawar”

yang berarti setiap ada penyakit pasti ada obatnya. Masyarakat Karo sejak dulu

telah mengenal obat-obat tradisional yang beragam, ini menunjukkan bahwa

masyarakat Karo mengenal beberapa jenis penyakit dan juga cara-cara

mengobatinya.

Sesuai dengan jenis kelamin anggota masyarakat dan juga tingkatan usia,

maka obat-obat ini dapat dibagi atas:

1. tambar danak-danak “obat anak-anak”

2. tambar pernanden “obat kaum ibu”

3. tambar perbapan “obat kaum bapak”

4. tambar sinterem “obat orang banyak”

Tawar adalah sebuah ramuan tradisional yang terbuat dari rempah-rempah

dan bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit dalam. Tawar sendiri berasal dari

bahasa Karo yang artinya adalah obat atau jamu. Kalau dahulu sebelum kita

dikenalkan dengan tekhnologi yang sudah serba canggih seperti saat sekarang ini,

banyak dari keluarga kita yang mengkonsumsi obat tradisional. Obat-obatan yang

Page 7: Evan Kharogi Sinulingga_111201103

7

terbuat dari bahan alami dan diolah dengan cara dan alat yang. Tapi hari ini, sudah

sangat jarang kita menemukan obat-obat yang seperti itu. Dari kita kecil sudah

diperkenalkan dengan obat yang sudah kompleks. Mulai dari bentuk, warna, bau,

fungsi cara dan alat pembuatannya. Dengan zaman yang sudah modern, orang

lebih percaya dengan resep yang diberukan oleh Dokter. Atau mengkonsumsi ikut

dari iklan yang ada di media, baik itu media cetak ataupun elektronik.

Namun tetap masih ada juga orang yang setia mengkonsumsi obat

tradisional sampai sekarang. Mereka merasa cocok dan aman dalam

menggunakannya. Tidak ada efek samping yang berlebihan karena berasal dari

bahan yang alami. Begitu juga dengan pembuat obat tradisional ini. Mereka

bertahan sampai sekarang karena pelanggan yang setia dan percaya bahwa obat

yang mereka buat manjur dan cocok di hati pelanggannya. Inilah yang di rasakan

oleh nenek boru  Karo yang sudah berusia 77 tahun.  Ketertarikan sang nenek

pada ramuan-ramuan tradisional menimbulkan keinginan untuk mempelajari

ramuan tawar dari sang mertua. Setelah sang mertua meninggal ramuan ini pun

diteruskan olehnya  sampai sekarang, dan bahkan keahliannya sudah diwariskan

kepada cucunya. Usaha ramuan tawar ini sudah dijalankan selama  lebih dari 50

tahun.

Ada banyak macam tawar yang diketahui akan tetapi biasanya yang dibuat

adalah tawar sambar. Tawar ini terbuat dari rempah-rempah yang biasanya dibeli

dari pasar atau mencari sendiri di hutan. Dalam penggunaanya, mungkin banyak

yang tidak suka dengan rasa dan bau yang cukup menyengat. Maka dari itu ada

cara yang lebih baik tanpa harus menghilangkan khasiatnya. Hampir sama dengan

ramuan jamu lainnya, kita mengambil sedikit ramuannya dengan ukuran sebesar

biji jagung dan memasukkannya ke dalam teh ataupun sup. Pemakaian dapat

dilakukan 2 kali dalam 1 hari.

Obat tradisional tersedia dalam berbagai bentuk yang dapat diminum atau

ditempelkan pada permukaan pada permukaan kulit. Tetapi tidak tersedia dalam

bentuk suntikan atau aerosol. Dalam bentuk sediaan obat- obat tradisional ini

dapat berbentuk serbuk yang menyerupai bentuk sediaan obat modren, kapsul,

tablet, larutan, ataupun pil (BPHN, 1993).

Page 8: Evan Kharogi Sinulingga_111201103

8

1. Larutan terjadi apabila suatu zat padat bersinggungan dengan suatu cairan,

maka padat tadi terbagi secara molekuler dalam cairan tersebut. Zat cair

atau cairan biasanya ditimbang dalam botol yang digunakan sebagai

wadah yang diberikan. Cara melarutkan zat cair ada dua cara yakni zat-zat

yang agak sukar larut dilarutkan dengan pemanasan.

2. Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang disebukkan.

Pada pembuatan serbuk kasar, terutama serbuk nabati, digerus terlebih

dahulu sampai derajat halus tertentu setelah itu dikeringkan pada suhu

tidak lebih 50 Serbuk obat yang mengandung bagian yang mudah

menguap dikeringkan dengan pertolongan bahan pengering yang cocok,

setelah itu diserbuk dengan jalan digiling, ditumbuk dan digerus sampai

diperoleh serbuk yang mempunyai derajat halus serbuk.

3. Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk rata

atau cempung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau

lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat pengembang, zat pengikat, zat

pelicin, zat pembasah. Contohnya yaitu tablet antalgin.

4. Pil adalah suatu sediaan yang berbentuk bulat seperti kelereng

mengandung satu atau lebih bahan obat. Berat pil berkisar antara 100 mg

sampai 500 mg. untuk membuat pil diperlukan zat tambahan seperti zat

pengisi untuk memperbesar volume, zat pengikat dan pembasah dan bila

perlu ditambah penyalut

5. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras

atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin,

tetapi dapat juga terbuat dari pati dan bahan lain yang sesuai.

(Anief, 2002).

Kapsul gelatin memiliki banyak keunggulan dibanding sediaan obat

lainnya. Kapsul gelatin tidak berbau, tidak berasa dan mudah digunakan karena

saat terbasahinya oleh air liur akan segera diikuti daya bengkak dan daya larut

airnya. Pengisian ke dalam kapsul disarankan untuk obat yang memiliki rasa yang

tidak enak atau bau yang tidak enak. Kapsul yang dimpan dalam lingkungan yang

kering menunjukkan dayha tahan dan kemantapan penyimpanan yang baik dan

dengan teknologi modern, pembuatannya lebih mudah dan cepat serta ketepatan

Page 9: Evan Kharogi Sinulingga_111201103

9

dosis lebih tinggi daripada tablet. Cara pengisian kapsul juga tidak perlu

memperhitungkan adanya perubahan sifat material asalnya dan pelepasan zat

aktifnya.

Selain gelatin, cangkang kapsul juga dapat dibuat dari pati dan tepung

gandum dan digunakan untuk mewadahi bahan obat berbentuk serbuk. Kapsul

pati ini, memiliki silinder tertutup satu muka atau mangkuk kecil (garis tengah 15-

25 mm dan tinggi 10 mm). Walaupun tercantum dalam farmakope, tapi

peranannya sampai saat ini tidak ada.

Kelebihan kapsul

2. Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi

3. Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak

4. Tepat untuk obat yang teroksidasi dan mempunyai bau dan rasa yang tidak

enak

5. Bentuk kapsul mudah ditelan dibanding bentuk tablet

6. Bentuknya lebih praktis dan menarik.

7. Bahan obat dapat cepat hancur dan larut di dalam perut sehingga dapat

segera diabsorpsi

8. Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari

9. Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang

berbeda-beda sesuai kebutuhan pasien.

10. Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan

tambahan/pembantu seperti pada pembuatan pil dan tablet.

Kekurangan

1. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-

pori kapsul tidak dapat menahan penguapan.

2. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab).

3. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang

kapsul.

4. Tidak dapat diberikan untuk balita.

5. Tidak bisa dibagi-bagi.

Obat modern adalah obat yang dibuat dengan menggunakan teknologi

mesin. Obat jenis ini biasanya diproduksi di perusahaan-perusahaan farmasi

Page 10: Evan Kharogi Sinulingga_111201103

10

dengan bahan kimia dan mempunyai satu keunggulan dibandingkan dengan obat

tradisional, yakni lebih steril dan lebih terjaga kebersihannya. Untuk

meningkatkan mutu suatu obat tradisional, maka pembuatan obat tradisional

haruslah dilakukan dengan sebaik-baiknya mengikutkan pengawasan menyeluruh

yang bertujuan untuk menyediakan obat tradisional yang senantiasa memenuhi

persyaratan yang berlaku. Keamanan dan mutu obat tradisional tergantung dari

bahan baku, bangunan, prosedur, dan pelaksanaan pembuatan, peralatan yang

digunakan, pengemasan termasuk bahan serta personalia yang terlibat dalam

pembuatan obat tradisional (Dirjen POM, 1994).

Kapsul keras biasanya terbuat dari gelatin yang terdiri dari cangkang

kapsul bagian badan dan bagian tutup kapsul. Kedua bagian tutup kapsul ini akan

saling menutupi bila dipertemukan dan bagian tutupnya akan menyelubungi

bagian badan kapsul. (Ansel, 2005). Gelatin mempunyai beberapa kekurangan,

seperti mudah mengalami peruraian oleh mikroba bila dalam keadaan lembab atau

bila disimpan dalam larutan berair . Sebagai contoh yang lain, cangkang kapsul

gelatin menjadi rapuh jika disimpan pada kondisi kelembaban relatif yang rendah

(Chang, R.K. et al, 1998). Selanjutnya, Kapsul gelatin tidak dapat menghindari

efek samping obat yang mengiritasi lambung, seperti Indometasin. Hal ini

dikarenakan kapsul gelatin segera pecah setelah sampai di lambung.

Page 11: Evan Kharogi Sinulingga_111201103

11

KESIMPULAN

1. Indonesia adalah suatu negara yang kaya akan sumber daya alam yang

melimpah termasuk di dalamnya tanaman obat yang menghasilkan obat

tradisional.

2. Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-

temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau

kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional

3. Tawar adalah sebuah ramuan tradisional Karo yang terbuat dari rempah-

rempah dan bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit dalam.

4. Tawar ini terbuat dari rempah-rempah hutan dalam penggunaanya, mungkin

banyak yang tidak suka dengan rasa dan bau yang cukup menyengat.

5. Modreninasi tawar dapat dilakukan dengan pil, kapsul, larutan, serbuk dan

tablet.

Page 12: Evan Kharogi Sinulingga_111201103

12

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, R. 2005. Promosi Potensi dan Kelayakan Usaha TAHURA Bukit Barisan. Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara. Medan.

Mursito, B. 2003. Ramuan Tradisional untuk Pelangsing Tubuh. Penebar Swadaya. Jakarta.

Nohong. 2009. Skrining Fitokimia Tumbuhan Ophiopogon jaburan Lodd dari Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara. Universitas Haluoleo Kendari. Jurnal Pembelajaran Sains Vol. 5 No. 2, 172-178.

Sudirga, S.K. 2006. Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Obat Tradisional di Desa Truyan Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Fakultas MIPA Universitas Udayana. E;Jurnal;bumi-lestari.

Sutarno, H. dan Sumadi, A. 2000. Potensi dan Cara Pemanfaatan Bahan Tumbuhan Obat. Prosea Indonesia. Bogor.

Tukiman. 2004. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA) untuk Kesehatan Keluarga. Fakultas Kesehatan Masyarakat. USU. Medan. http:tumbuhan obat.co.id [akses : 30 Oktober 2010]

Zein, U. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat dalam Upaya Meningkatkan Pemeliharaan Kesehatan. USU Repository. Medan.

Zuhud, E, A, M. 2009. Kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika dengan Pengembangan Potensi Lokal Ethno-Forest-Pharmacy (Ethno-Wanafarma) pada Setiap Wilayah Sosial-Biologi Satu-satuan Masyarakat Kecil. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan IPB. Seminar POKJANASTOI XXXVI 13 dan 14 Mei 2009 di Yogyakarta.

.