ewirausahaan - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... ·...

111

Upload: hoangtuyen

Post on 12-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan
Page 2: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan
Page 3: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEREKONOMIAN

KEMENTERIAN PERENCANAANPEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, KRITERIA

PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Page 4: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Page 5: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................ 2

1. PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 4

2. TUJUAN ........................................................................................................................................................... 9

TUJUAN DAN SASARAN ................................................................................................................................ 9

3. DASAR HUKUM DAN RUANG LINGKUP NSPK PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ...................... 10

3.1 DASAR HUKUM .................................................................................................................................... 10

3.2 RUANG LINGKUP ................................................................................................................................. 15

4. EKOSISTEM KEWIRAUSAHAAN ................................................................................................................ 17

4.1 KONSEP EKOSISTEM KEWIRAUSAHAAN ........................................................................................ 17

4.2 PILAR EKOSISTEM KEWIRAUSAHAAN DI INDONESIA ................................................................... 20

4.3 PERILAKU WIRAUSAHA DI INDONESIA ........................................................................................... 22

4.4 NORMA SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ................................................... 25

4.5 PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN .............................................................................................. 26

5. DEFINISI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ..................................................................................... 32

6. NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN .................. 38

6.1 NORMA PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ............................................................................... 38

6.2 STANDAR PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ............................................................................ 39

6.3 PROSEDUR PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ......................................................................... 40

6.4 KRITERIA DALAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN .............................................................. 43

7. MODEL BISNIS PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN..................................................................... 46

8. STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ........................ 57

9. KAIDAH PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ......................................................... 98

9.1 PEMAKNAAN BAHASA PROGRAM DAN PENGANGGARAN YANG SAMA .................................... 98

9.2 KEBUTUHAN ADANYA STANDARDISASI BIAYA ............................................................................. 100

9.3 PEMBAGIAN PERAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ............................ 100

9.4 SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI (SIT) ....................................................................................... 105

10. PENUTUP ................................................................................................................................................. 107

Page 6: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

2

KATA PENGANTAR

Stabilitas ekonomi dan besarnya pasar tenaga kerja Indonesia saat ini masih perlu

didukung oleh iklim usaha yang baik. Saat ini, kualitas iklim usaha Indonesia masih perlu

diperbaiki, baik dalam iklim untuk kemudahan usaha, serta berbagai ekosistem

kewirausahaan yang lain, seperti kebijakan di bidang kewirausahaan, kondisi infrastruktur

untuk berwirausaha dan faktor-faktor lain. Di antara negara-negara ASEAN berada di

tengah-tengah dengan nilai yang hampir sama dengan Thailand, namun lebih rendah dari

Singapura dan Malaysia.

Pemerintah memandang perlu untuk menata kebijakan dan pola pengembangan

kewirausahaan di Indonesia untuk iklim usaha yang lebih baik. Pengembangan

kewirausahaan yang dilakukan berbagai pihak, baik publik maupun swasta, perlu

dilengkapi dengan ekosistem yang mampu mendukung realisasi dari motivasi

berwirusaha yang ditumbuhkan dari pendidikan formal dan non-formal menjadi usaha

yang berkembang secara berkelanjutan. Upaya-upaya pengembangan kewirausahaan juga

perlu terukur sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat nyata dalam bentuk

peningkatan kesempatan berusaha dan lapangan usaha, serta perbaikan pendapatan.

Upaya Pemerintah ini diwujudkan melalui penyusunan norma, standar maupun prosedur

dan kriteria (NSPK) pengembangan kewirausahaan. Hasilnya diharapkan dapat menjadi

panduan dalam melaksanakan program dan kegiatan pengembangan kewirausahaan

yang dilaksanakan utamanya oleh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, serta

pihak-pihak lain yang berkepentingan

Secara peraturan, sudah terdapat berbagai Undang-undang yang terkait dengan

kewirausahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti Undang-undang

(UU) Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, UU Nomor 20 Tahun 2008

tentang UMKM, UU Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, UU Nomor 1 Tahun 2013

tentang Lembaga Keuangan Mikro (LKM), UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian,

UU Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah. Berbagai peraturan perundangan yang diturunkan dalam Peraturan

Pemerintah/Peraturan Presiden/Peraturan Menteri perlu disinergikan dengan adanya

panduan.

Panduan ini didasarkan pada lima norma pengembangan kewirausahaan, yaitu fokus

pada inisiatif wirausaha, adanya penguatan kapasitas dan prospek wirausaha baru,

adanya penekanan pada kemandirian wirausaha, penciptaan ekosistem kewirausahaan

yang mendukung inovasi dan kreativitas dan penekanan pada pertumbuhan usaha dan

keberlanjutan.

Page 7: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

3

Untuk menjalankan norma tersebut, disusun prosedur pengembangan kewirausahaan

yang didasarkan pada lima standard, yaitu: sistemik, terintegrasi, koordinatif dan sinkron,

relevansi dan berorientasi jangka panjang.

Prosedur didasarkan pada karakteristik dan jenis wirausaha, di mana ada masyarakat

umum yang perlu dimotivasi dan diberi dasar perilaku berwirausaha sehingga ada

peningkatan calon wirausaha. Para calon wirausaha perlu diberi pelatihan dan fasilitas ide

usaha. Selanjutnya para calon wirausaha dan wirausaha baru yang akhirnya menjalankan

usaha dan mendaftarkan usahanya perlu didampingi dan dikuatkan usahanya, agar

mampu bertahan dan menjadi wirausaha mapan. Wirausaha mapan selanjutnya perlu

diberikan pendampingan untuk peningkatan kapasitas agar dapat mandiri dan dapat

menjadi mentor bagi para calon wirausaha atau wirausaha baru. Definisi dari jenis

wirausaha dijelaskan dalam panduan ini. Berbagai prosedur yang dikembangkan juga

mengakomodasi perbedaan karakteristik wirausaha yang lebih spesifik. Agregasi dari

kristalisasi definisi, NSPK, dan penyusunan business process akan menjadi lengkap

(paripurna) jika dapat pula disusun standar input pembiayaan dalam pengembangan

kewirausahaan.

Kegiatan pengembangan kewirausahaan dievaluasi dan dimonitor melalui berbagai

kriteria input, proses dan output. Oleh karena itu, panduan ini juga mecakup kriteria-

kriteria kinerja yang harus dinilai oleh para pemilik kegiatan. Panduan dilengkapi dengan

prosedur yang mencakup hal-hal sebagai berikut: (1) Pendaftaran dan Seleksi Wirausaha,

yang meliputi: Pendaftaran Wirausaha dan Identifikasi Tahap Wirausaha dan Seleksi

Administrasi Pendaftaran; (2) Pemasyarakatan Pra-wirausaha; (3) Fasilitasi Ide Usaha bagi

Para Calon Wirausaha, yang meliputi Inkubasi Bisnis, Pelatihan dan Pendidikan

Kewirausahaan untuk Calon Wirausaha; (4) Penguatan Usaha bagi Para Wirausaha Baru

yang meliputi Inkubasi Bisnis, Pendampingan Usaha, Pendanaan dan Penguatan

Infrastruktur bagi Executing Agency; (5) Peningkatan Kapasitas bagi Para Wirausaha

Mapan; (6) Penciptaan Mentor Usaha; serta (7) Penyusunan Exit Strategy. Tidak kalah

penting dalam pengembangan kewirausahaan, dibutuhkan adanya sinkronisasi dan

harmonisasi mulai dari perencanaan, penganggaran, sampai dengan pengendalian

pelaksanaan.

Menteri Perencanaan Pembangunan

Nasional/ Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional

Bambang PS Brodjonegoro

Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian

Darmin Nasution

Page 8: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

4

1. PENDAHULUAN

Kondisi makroekonomi Indonesia dalam lima belas tahun tahun terakhir terbilang stabil,

ditunjukkan oleh tingkat pertumbuhan yang konsisten dari PDB tahunan Indonesia.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), sejak tahun 2002 hingga 2014, tingkat

pertumbuhan PDB Indonesia berada dalam kisaran 4,5 persen sampai 6,5 persen.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terpengaruh oleh krisis global pada tahun 2009

karena Indonesia masih menunjukkan tingkat pertumbuhan PDB sebesar 4,6 persen.

Pendapatan per kapita Indonesia juga menunjukkan tren peningkatan meskipun dalam

tiga tahun terakhir terdapat pelemahan nilai tukar.

Gambar 1. Nilai PDB per Kapita Indonesia

(Sumber: Basis Data Bank Dunia)

Kondisi makroekonomi Indonesia yang stabil didukung oleh pasar domestik yang kuat dan

tuntutan untuk komoditas ekspor1. Berdasarkan pengukuran Global Competitiveness

Index yang dilakukan secara tahunan oleh World Economic Forum, Indonesia merupakan

negara yang masuk dalam fase tengah atau kedua, atau efficiency driven, dilihat dari

tahap perkembangan econominya2. Fase efficiency driven adalah kondisi ekonomi dimana

negara menjadi lebih kompetitif diikuti dengan kondisi industrialisasi dan peningkatan

skala ekonomi serta organisasi intensif modal3. Penilaian ini didasarkan pada duabelas

pilar fase perkembangan ekonomi, yang dibagi dalam tiga kelompok kondisi yaitu (i)

kebutuhan dasar, (ii) faktor penguat efisiensi, serta (iii) inovasi dan keunggulan usaha.

Perkembangan ekonomi ini selanjutnya digunakan untuk memetakan berbagai upaya

1 Oberman, R., Dobbs, R., Budiman, A., Thompson, F. & Rossé, M., The archipelago economy: Unleashing

Indonesia's potential. McKinsey Global Institute, 2012. 2 Schwab, K. (Ed.). (2015). The Global Competitiveness Report 2015–2016. Geneva: World Economic Forum. 3 Op. cit.

Page 9: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

5

untuk meningkatkan kondisi ekonomi sebuah negara, termasuk untuk penciptaan iklim

kewirausahaan di suatu negara.

Selain itu, Indonesia adalah penduduk terbesar keempat di dunia dan Indonesia memiliki

profil demografi dengan lebih dari 40 persen penduduknya berusia di bawah 25 tahun

(Indeks Mundi)4. Data BPS (2015) menunjukkan bahwa pertumbuhan pendudukan

Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

laju pertumbuhan rata-rata sebesar 1,5 persen per tahun. Proyeksi Penduduk Indonesia

tahun 2010-20355 menunjukkan bahwa mulai tahun 2000 sampai dengan 2035,

Indonesia akan memiliki bonus demografi yang ditandai dengan penurunan rasio

ketergantungan (dependency ratio) dan peningkatan jumlah penduduk usia produktif yang

berpotensi tinggi untuk berpartisipasi dalam angkatan kerja. Proyeksi bonus demografi

tersebut membawa tantangan untuk dapat mempersiapkan lapangan kerja yang layak

bagi angkatan kerja ini agar bonus demografi dapat menciptakan manfaat sosial ekonomi

yang optimal. Salah satu penyiapan yang perlu dilakukan termasuk menciptakan iklim

kewirausahaan yang lebih baik untuk pengembangan usaha dan kewirausahaan di

Indonesia.

Gambar 2. Proyeksi Rasio Ketergantungan Indonesia 2010-20356 (Sumber: RPJMN 2015-2019)

4 Data diambil dari Index Mundi, http://www.indexmundi.com/indonesia/demographics_profile.html

berdasarkan

prakiraan tahun 2014. 5 Bappenas, BPS dan UNPFA (2013). Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Jakarta: BPS 6 Rasio ketergantungan (depencency ratio) dihitung dari jumlah penduduk usia 0-14 tahun dan penduduk

usia lebih

dari 65 tahun dibagi dengan penduduk usia produktif (15-64 tahun)

Page 10: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

6

Kekuatan ekonomi dan potensi tenaga kerja yang besar di Indonesia perlu didukung

dengan iklim usaha yang baik, termasuk untuk berwirausaha. Namun saat ini Indonesia

memiliki peringkat yang rendah dalam kemudahan usaha. Data Global Entrepreneurship

Monitor (GEM) di tahun 20157 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki nilai yang relatif

rendah terkait kebijakan untuk memulai usaha (entry regulation). Penilaian kebijakan

untuk memulai usaha di Indonesia menunjukkan skor 4,55 dari skala 9, dan Indonesia

memiliki peringkat ke-16 dari 62 negara untuk kebijakan ini.

Tabel 1 dan Gambar 3 menunjukkan dua indikator global dalam kemudahan melakukan

bisnis (Ease of Doing Business Ranking)8 dan daya saing global (Global Competitiveness

Index) untuk negara-negara ASEAN. Kedua indeks menyoroti perbaikan kebijakan di

negara-negara ASEAN serta tantangan yang didihadapi untuk meningkatkan kemudahan

dan kepastian berusaha. Peringkat Indonesia dalam kemudahan berusaha meningkat dari

peringkat ke-120 pada tahun 2015 menjadi 109 pada tahun 2016. Namun daya saing

saing Indonesia menurun dari peringkat ke-34 pada tahun 2015 menjadi peringkat 37

pada tahun 2016. Di antara negara-negara ASEAN, peringkat kemudahan berusaha di

Indonesia merupakan yang terendah, sementara daya saing Indonesia masih lebih baik

dibandingkan dengan Filipina dan Vietnam.

Tabel 1.

Ease of Doing Business dan Global Competitiveness Ranking

South East Asian

Countries

Ease of Doing Business Ranking

(Score) 2016

Global Competitiveness Rangking

(Score) 2015-16

Singapore 1 (87.34) 2 (5.68)

Malaysia 18 (79.13) 18 (5.23)

Thailand 49 (71.42) 32 (4.64)

Vietnam 90 (62.10) 56 (4.30)

Philippines 103 (60.07) 47 (4.39)

Indonesia 109 (58,12) 37 (4.52)

Sumber: World Bank (2016) dan Schwab (2015)

7 Lihat Kelley, D., Singer, S., Herrington, H. (2015) 2015/2016 Global Report, Global Entrepreneurship

Research

Association. 8 World Bank. (2016) Doing Business 2016. Measuring Regulatory Quality and Efficiency. Washington D.C:

World

Bank

Page 11: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

7

Gambar 3. Perbandingan Ease of Doing Business dan Global Competitiveness Index

Data lain yang menunjukkan kualitas iklim usaha di Indonesia, khususnya yang berkaitan

dengan ekosistem kewirausahaan, dapat merujuk pada hasil evaluasi ERIA (2014)9. Di

antara negara-negara ASEAN, indeks kebijakan untuk UMKM di Indonesia berada pada

peringkat ketiga bersama-sama dengan Thailand, di mana Singapura dan Malaysia berada

di peringkat pertama dan kedua. ERIA juga menilai bahwa pencapaian penerapan

kebijakan di Indonesia berada pada tingkat menengah. Upaya yang masih perlu dilakukan

yaitu peningkatan akses UMKM ke layanan pengembangan usaha (business development

services), akses UMKM ke pasar internasional, akses UMKM ke teknologi dan transfer

teknologi, serta pelibatan UMKM dalam penyusunan kebijakan.

9 ERIA (2014). ASEAN SME Policy Index 2014: Towards Competitive and Innovative ASEAN SMEs, ERIA

Research

Project Report 2012, No. 8, June 2014, Jakarta: Economic Research Institute for ASEAN and East Asia.

Page 12: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

8

Gambar 4. ASEAN SME Policy Index

(Sumber: ERIA, 2014, diolah)

Evaluasi ERIA yang didasarkan pada persepsi pemangku kepentingan baik publik maupun

swasta di Indonesia juga menunjukkan bahwa pengembangan kewirausahaan melalui

pendidikan merupakan kebijakan yang penting dan secara umum sudah dilaksanakan

melalui pengenalan kewirausahaan di berbagai jenjang pendidikan. Namun tantangan

dalam pengembangan kewirausahaan di Indonesia juga masih besar mengingat

keterbatasan akses terhadap pendampingan usaha, rendahnya inovasi dan adaptasi

teknologi, dan keterbatasan kemampuan dan peluang untuk berpartisipasi dalam jaringan

usaha yang lebih luas. Kebijakan yang ada juga belum optimal dalam memfasilitasi

kebutuhan UMKM, termasuk usaha-usaha yang baru tumbuh.

Berdasarkan gambaran tersebut di atas, maka Pemerintah memandang perlu untuk

menata kebijakan dan pola pengembangan kewirausahaan di Indonesia. Pengembangan

kewirausahaan yang dilakukan berbagai pihak, baik publik maupun swasta, perlu

dilengkapi dengan ekosistem yang mampu mendukung realisasi dari motivasi

berwirusaha yang ditumbuhkan dari pendidikan formal dan non-formal menjadi usaha

yang berkembang secara berkelanjutan. Upaya-upaya pengembangan kewirausahaan juga

perlu terukur sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat nyata dalam bentuk

peningkatan kesempatan berusaha dan lapangan usaha, serta perbaikan pendapatan.

Upaya Pemerintah ini diwujudkan melalui penyusunan nilai-nilai dasar, standar maupun

prosedur dan kinerja pengembangan kewirausahaan. Hasilnya diharapkan dapat menjadi

panduan (guiding principles) dalam melaksanakan program dan kegiatan pengembangan

kewirausahaan yang dilaksanakan utamanya oleh Kementerian/Lembaga dan

Pemerintah Daerah, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Page 13: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

9

2. TUJUAN

TUJUAN DAN SASARAN

Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Pengembangan Kewirausahaan bertujuan

untuk memberikan panduan bagi pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan

kewirausahaan oleh berbagai Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemerintah Daerah, serta

pemangku kepentingan lainnya.

Penyusunan NSPK Pengembangan Kewirausahaan bertujuan untuk:

1. Memperkuat ekosistem kewirausahaan di Indonesia;

2. Meningkatkan kapasitas dan memperkuat kelembagaan Kementerian/Lembaga,

Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan dalam mengembangkan dan

melaksanakan program, kegiatan dan rencana kerja pengembangan kewirausahaan;

3. Meningkatkan kemampuan wirausaha untuk memaksimalkan potensinya dengan

berorientasi pada pertumbuhan (growth oriented);

4. Meningkatkan daya saing wirausaha melalui inovasi dan kreativitas; dan

5. Menyediaan patokan (benchmark) untuk menilai capaian pengembangan

kewirausahaan di Indonesia.

Sasaran yang akan diwujudkan melalui NSPK Pengembangan Kewirausahaan adalah:

1. Koordinasi dan sinkronisasi program dan kegiatan antar pemangku kepentingan yang

optimal dalam pengembangan kewirausahaan;

2. Meningkatnya kualitas pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan

kewirausahaan; dan

3. Meningkatnya kualitas, kinerja dan daya saing wirausaha.

Pencapaian tujuan dan sasaran program dan kegiatan pengembangan kewirausahaan

diharapkan mampu mendukung perbaikan kualitas pertumbuhan ekonomi, memperluas

lapangan kerja dan menanggulangi kemiskinan.

Page 14: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

10

3. DASAR HUKUM DAN RUANG LINGKUP NSPK PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

3.1 DASAR HUKUM

Penyusunan NSPK Pengembangan Kewirausahaan merujuk pada berbagai peraturan

perundangan yang dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan juridis, filosofis dan

teknis untuk pengembangan kewirausahaan di Indonesia, di antaranya:

1. Undang-undang (UU) Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Meskipun

undang-undang ini tidak berkaitan langsung dengan pengembangan kewirausahaan,

namun aspek-aspek pengaturan terkait penciptaan iklim penanaman modal yang

kondusif, promotif, serta memberikan kepastian hukum, keadilan dan efisiensi

berdasaran kepentingan ekonomi nasional merupakan hal yang penting dalam

pengembangan kewirausahaan. Hal ini relevan dalam dinamika perekonomian

nasional dan global yang saat ini berlangsung.

UU Penanaman Modal juga memberikan kebijakan dasar penanaman modal termasuk

mengatur bidang usaha yang terbuka bagi penanaman modal yang mensyaratkan

kriteria kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumber daya alam, perlindungan,

pengembangan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), dan koperasi, pengawasan

produksi dan distribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam

negeri, serta kerja sama dengan badan usaha yang ditunjuk Pemerintah. Pengaturan

mengenai pencadangan usaha ini sekaligus memberi peluang yang lebih besar untuk

tumbuhnya usaha-usaha domestik yang memanfaatkan sumber daya lokal sesuai

kapasitas yang dimiliki. Adanya koridor penanaman modal yang melibatkan

kerjasama atau kemitraan dengan UMKM dan koperasi di dalam UU ini juga membuka

peluang bagi keberlanjutan wirausaha yang didukung akses ke jaringan produksi dan

pemasaran yang lebih luas.

UU ini juga memberikan dasar juridis bagi Pemerintah untuk melakukan pembinaan

dan pengembangan UMKM dan koperasi melalui program kemitraan, peningkatan

daya saing, pemberian dorongan inovasi dan perluasan pasar, serta penyebaran

informasi yang seluas-luasnya.

2. UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM yang mengatur pemberdayaan UMKM

melalui pengembangan iklim usaha yang kondusif dan pengembangan usaha.

Pengembangan iklim usaha dilaksanakan melalui penetapan berbagai peraturan

perundang-undangan dan kebijakan di berbagai aspekkehidupan ekonomi agar Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah memperoleh pemihakan, kepastian, kesempatan,

Page 15: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

11

perlindungan, dan dukungan berusaha yang seluas-luasnya. Pengembangan usaha

dilaksanakan melalui pemberian fasilitas bimbingan pendampingan dan bantuan

perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saing

UMKM.

Salah satu upaya yang dilaksanakan dalam rangka pengembangan usaha UMKM yaitu

pengembangan sumber daya manusia dengan cara memasyarakatkan dan

membudayakan kewirausahaan (Pasal 19 huruf a), serta membentuk dan

mengembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk melakukan pendidikan,

pelatihan, penyuluhan, motivasi dan kreativitas bisnis, dan penciptaan wirausaha baru

(Pasal 19 huruf c.). UU Nomor 20 Tahun 2008 ini juga mengatur pengembangan iklim

usaha yang kondusif dan pengembangan usaha UMKM melalui peningkatan produksi

dan pengolahan, pemasaran, desain dan teknologi, serta fasilitasi akses pembiayaan

dan kemitraan usaha.

3. UU Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan yang menyatakan bahwa

pembangunan kepemudaan diarahkan untuk mewujudkan pemuda yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif,

inovatif, mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa

kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kerangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beberapa pasal yang secara khusus mengatur

tentang pengembangan kewirausahaan pemuda yaitu:

Pasal 27

(1) Pengembangan kewirausahaan pemuda dilaksanakan sesuai dengan minat,

bakat, potensi pemuda, potensi daerah, dan arah pembangunan nasional.

(2) Pelaksanaan pengembangan kewirausahaan pemuda sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) difasilitasi oleh Pemerintah, Pemerintah daerah, masyarakat,

dan/atau organisasi kepemudaan.

(3) Pengembangan kewirausahaan pemuda sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilaksanakan melalui:

a. pelatihan;

b. pemagangan;

c. pembimbingan;

d. pendampingan;

e. kemitraan;

f. promosi; dan/atau

g. bantuan akses permodalan

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan kewirausahaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dalam Peraturan

Pemerintah.

Page 16: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

12

Pasal 28 mengatur bahwa Pemerintah, Pemerintah daerah, dan/atau masyarakat

dapat membentuk dan mengembangkan pusat-pusat kewirausahaan pemuda.

Pasal 30 mengatur bahwa Pemerintah wajib melakukan koordinasi strategis lintas

ektor untuk mengefektifkan penyelenggaraan pelayanan kepemudaan yang dapat

melibuti program sinergis antar sektor dalam hal penyadaran, pemberdayaan, serta

pengembangan kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan pemuda.

Pasal 40 mengatur bahwa organisasi kepemudaan berfungsi untuk mendukung

kepentingan nasional, memberdayakan potensi, serta mengembangkan

kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan pemuda.

Pasal 48 mengatur peran masyarakat yang salah satunya melatih pemuda dalam

pengembangan kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan pemuda.

Pasal 51 mengatur kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk

menyediakan dana dan akses permodalan untuk mendukung pengembangan

kewirausahaan pemuda dengan cara membentuk lembaga permodalan

kewirausahaan pemuda yang akan diatur lebih lanjut melalui Peraturan Pemerintah.

4. UU Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (LKM) tidak secara

langsung berhubungan dengan pengembangan kewirausahaan, namun memberikan

dasar hukum untuk pembentukan ekosistem kewirausahaan, khususnya dalam

penyediaan pinjaman atau pembiayaan, pengelolaan simpanan serta pemberian jasa

konsultasi pengembangan usaha bagi anggota dan masyarakat. Keberadaan LKM

diharapkan dapat meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi masyarakat,

membantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas masyarakat, dan

membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, terutama

masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah. Layanan yang disediakan LKM

diharapkan dapat menjangkau masyarakat yang akan memulai usaha, sehingga dapat

mendukung pengembangan wirausaha baru.

5. UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian yang merupakan dasar hukum dalam

penciptaan pembangunan industri yang maju yang diwujudkan melalui penguatan

struktur industri yang mandiri, sehat, dan berdaya saing, dengan mendayagunakan

sumber daya secara optimal dan efisien, serta mendorong perkembangan industri ke

seluruh wilayah Indonesia. Beberapa aspek yang diatur melalui UU ini di antaranya

mencakup pembangunan sumber daya Industri, yang terdiri dari pembangunan

sumber daya manusia (SDM), pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan

pemanfaatan teknologi industri, pengembangan dan pemanfaatan kreativitas dan

inovasi, serta penyediaan sumber pembiayaan.

Page 17: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

13

Pembangunan SDM secara khusus mencakup pembangunan wirausaha industri yang

diatur melalui Pasal 17 yang mengatur target, pola pengembangan/kegiatan, dan

pelaksana kegiatan, sebagai berikut:

(1) Pembangunan wirausaha Industri dilakukan untuk menghasilkan wirausaha

yang berkarakter dan bermental kewirausahaan serta mempunyai kompetensi

sesuai dengan bidang usahanya meliputi:

a. kompetensi teknis;

b. kompetensi manajerial; dan

c. kreativitas dan inovasi.

(2) Pembangunan wirausaha Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan paling sedikit melalui kegiatan:

a. pendidikan dan pelatihan;

b. inkubator Industri; dan

c. kemitraan.

(3) Pembangunan wirausaha Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilakukan terhadap calon wirausaha Industri dan wirausaha Industri yang telah

menjalankan kegiatan usahanya.

(4) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh:

a. lembaga pendidikan formal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

b. lembaga pendidikan nonformal; atau

c. lembaga penelitian dan pengembangan yang terakreditasi.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelenggaraan kegiatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4) diatur dengan Peraturan

Menteri.

6. UU Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan sebenarnya tidak secara langsung

terkait dengan kegiatan kewirausahaan, namun mendukung penciptaan ekosistem

kewirausahaan yang kondusif melalui peran perdagangan di antaranya dalam

memenuhi kebutuhan produksi dan konsumsi di dalam negeri, meningkatkan fasilitas,

sarana dan prasarana perdagangan, meningkatkan kemitraan antara usaha besar dan

koperasi dan UMKM, meningkatkan daya saing produk dan usaha nasional,

meningkatkan citra produk dalam negeri, akses pasar dan ekspor, serta meningkatkan

perdagangan produk berbasis ekonomi kreatif.

UU ini juga secara khusus memberikan dukungan bagi pemberdayaan koperasi dan

UMKM melalui Pasal 10 dan 12 maupun Pasal 73. Pasal 10 menyatakan bahwa

Pelaku Usaha Distribusi melakukan Distribusi Barang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan serta etika ekonomi dan bisnis dalam rangka tertib

usaha, dan bentuk pelaku usaha distribusi dapat berupa distribusi, agen maupun

waralaba, yang dapat merupakan bentuk usaha kecil dan menengah. Pasal 12 yang

berhubungan dengan Pelaku Usaha Distribusi menyatakan bahwa para pelaku usaha

Page 18: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

14

(baik bersama dengan Pemerintah atau Pemerintah Daerah maupun sendiri-sendiri)

mengembangkan sarana Perdagangan.

Pasal 73 mengatur sebagai berikut:

(1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melakukan pemberdayaan terhadap

koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah di sektor Perdagangan.

(2) Pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pemberian

fasilitas, insentif, bimbingan teknis, akses dan/atau bantuan permodalan,

bantuan promosi, dan pemasaran.

(3) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dalam melakukan pemberdayaan

koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah di sektor Perdagangan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat bekerja sama dengan pihak lain.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberdayaan koperasi sertausaha mikro, kecil,

dan menengah di sektor Perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Presiden.

Pada penjelasan Pasal 73 dari UU ini juga disebutkan bahwa bimbingan teknis yang

diberikan dalam rangka pemberdayaan koperasi dan UMKM juga mencakup

pengembangan kewirausahaan. Koperasi dan UMKM juga memperoleh kesempatan,

perlindungan dan kemudahan di bawah pengaturan pasal-pasal lain yang berkaitan

dengan perdagangan dalam, perdagangan luar negeri, perdagangan perbatasan,

standardisasi, e-commerce, pengembangan ekspor, kerja sama perdagangan

internasional, dan sistem informasi perdagangan.

7. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur

penyelenggaraan urusan pemerintahan, dimana salah satu yang wajib dilaksanakan

dalam bentuk pelayanan dasar adalah yang berkaitan dengan koperasi, usaha kecil

dan menengah (UKM). Pembagian urusan pemerintahan di bidang koperasi dan UKM

diuraikan secara terinci pada Lampiran UU ini yang menunjukkan pembagian

kewenangan dan tugas antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah dalam

pengembangan koperasi dan UKM. Pembagian kewenangan dan tugas antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang berkaitan dengan kewirausahaan

terdapat di bidang:

(1) Tenaga kerja, khususnya berkaitan dengan pelatihan kerja dan produktivitas tenaga

kerja

(2) Kepemudaan khususnya terkait pengembangan pemuda dan kepemudaan

8. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2011 tentang Pengembangan

Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda serta Penyediaan Prasarana dan Sarana

Kepemudaan, yang merupakan peraturan pelaksanaan dari UU Nomor 40 Tahun 2009

tentang Kepemudaan. Terkait dengan kewirausahaan, PP ini mengatur tugas dan

tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam pengembangan

Page 19: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

15

kewirausahaan, perencanaan pengembagnan kewirausahaan, cakupan

pengembangan kewirausahaan pemuda, penyediaan prasarana dan sarana yang

mendukung pengembangan kewirausahaan pemuda, serta pendanaan.

9. PP Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susunan Organisasi, Personalia, dan Mekanisme

Kerja Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemuda (LPKP) yang merupakan

peraturan pelaksanaan dari UU Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan. LPKP

diharapkan dapat memfasilitasi akses permodalan bagi wirausaha muda pemula

untuk mulai menjalankanusahanya. Permodalan yang diberikan bagi wirausaha muda

pemula mencakup hibah, dana bergulir, penjaminan dan/atau subsidi bunga, modal

ventura, dan/atau bentuk permodalan lainnya. LPKP diharapkan untuk juga

dikembangkan oada tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan kebutuhan.

10. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 27 Tahun 2013 tentang Inkubator Wirausaha

yang mengarahkan pengembangan inkubator wirausaha untuk dapat menciptakan

dan mengembangkan usaha baru yang mempunya nilai ekonomi dan berdaya saing

tinggi, serta mengoptimalkan SDM terdidik dalam menggerakkan perekonomian

dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan. Pengaturan dalam Perpres ini mencakup

sasaran pengembangan inkubator wirausaha, penyelenggaraan inkubator wirausaha,

peserta inkubasi, prioritas dan jangka waktu inkubasi, serta koordinasi pengembangan

inkubator wirausaha.

3.2 RUANG LINGKUP

Struktur NSPK Pengembangan Kewirausahaan secara umum mencakup:

1. Gambaran tentang Ekosistem Kewirausahaan di Indonesia.

Bagian ini menguraikan pilar-pilar pendukung kewirausahaan yang saling terkait

dalam kerangka ekosistem yang memberikan dampak pada kecepatan dan

kemampuan wirausaha untuk menciptakan dan mengembangkan usahanya

secara berkelanjutan. Kondisi ekosistem kewirausahaan di Indonesia saat ini juga

diulas secara singkat untuk melihat peran dan pengaruhnya terhadap

pengembangan kewirausahaan di Indonesia.

2. Definisi terkait dengan pengembangan kewirausahaan.

Pada bagian ini dijelaskan berbagai definisi yang berkaitan dengan kewirausahaan

dan kategorisasi wirausaha yang didasarkan pada jenis dan tahapan

pengembangan kewirausahaan.

3. Penjelasan tentang norma, standar, prosedur dan kriteria yang perlu digunakan

dalam pengembangan kewirausahaan.

Bagian ini menguraikan komponen inti dari NSPK sehingga dapat menjadi panduan

utama dalam pengembangan kewirausahaan di Indonesia.

4. Model bisnis dalam pengembangan kewirausahaan.

Page 20: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

16

Bagian ini menjelaskan model bisnis yang dapat digunakan sebagai dasar

pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pengembangan kewirausahaan,

sesuai dengan ekosistem kewirausahaan.

5. Prosedur dan panduan dalam pengembangan kewirausahaan.

Bagian ini menguraikan model bisnis pengembangan kewirausahaan secara lebih

terinci dalam bentuk prosedur pengembangan kewirausahaan yang mencakup

langkah-langkah dalam pelaksanaan model bisnis pengembangan kewirausahaan.

6. Kaidah pelaksanaan pengembangan kewirausahaan

Bagian ini menguraikan konsensus bahasa program dan penganggaran,

mekanisme pembagian peran pusat dan daerah dan penjelasan mengenai Sistem

Informasi Terintegrasi.

Page 21: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

17

4. EKOSISTEM KEWIRAUSAHAAN

4.1 KONSEP EKOSISTEM KEWIRAUSAHAAN

Ekosistem kewirausahaan telah mendapat perhatian dari berbagai pihak, terutama pelaku

bisnis. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan, para pelaku usaha dan organisasi terkait

memiliki peran yang strategis dalam penciptaan lingkungan atau ekosistem

kewirausahaan yang sehat. Mason dan Brown (2014) mendefinisikan ekosistem

kewirausahaan sebagai seperangkat aktor di luar wirausahawan yang dapat mencakup

organisasi kewirausahaan (modal ventura, angel investor, bank, inkubator) dan berbagai

lembaga terkait (perguruan tinggi, Pemerintah, dll), serta proses kewirausahaan yang

menentukan keberlanjutan/keberhasilan dan kegagalan usaha baru10. World Economic

Forum (2014) mendefinisikan ekosistem kewirausahaan sebagai “a system of interrelated

pillars that impact the speed and ability with which entrepreneurs can create and scale

new ventures in a sustainable way”11, atau sistem yang memiliki pilar yang saling terkait

yang memberikan dampak pada kecepatan dan kemampuan wirausaha untuk

menciptakan dan mengembangkan usahanya secara berkelanjutan.

Secara umum, ekosistem kewirausahaan dibangun dari pasar yang mudah diakses,

ketersediaan SDM/tenaga kerja, sumber pembiayaan, sistem pendukung (mentor,

konsultan, BDS, inkubator, jaringan wirausaha), kerangka regulasi dan infrastruktur,

sistem pendidikan dan pelatihan, ketersediaan katalis (perguruan tinggi), dan dukungan

budaya. Daniel Isenberg (2011) menyatakan struktur ekosistem kewirausahaan

mencakup pilar-pilar (i) budaya yang kondusif (toleransi terhadap resiko dan kegagalan,

persepsi positif tentang berwirausaha); (ii) kebijakan dan kepemimpinan yang mendukung

(insentif regulasi, peran lembaga penelitian publik); (iii) ketersediaan pembiayaan yang

sesuai (angel investor, modal ventura, kredit mikro); (iv) sumber daya manusia (SDM)

(terampil dan tidak terampil, lembaga diklat); (v) pasar yang ramah dalam menyerap

produk-produk baru (kondusif untuk produk baru, konsumen responsif terhadap produk

baru); dan (vi) ragam dukungan kelembagaan dan infrastruktur (advokasi legal dan

akuntansi, teknologi informasi komunikasi, asosiasi yang mendukung pengembangan

kewirausahaan)12.

10 Definisi ini diringkas dari Background Paper yang disusun Prof. Colin Mason and Dr. Ross Brown untuk

Workshop yang diselenggarakan oleh OECD LEED Program and Kementerian Ekonomi Kerajaan Belanda

yang bertemakan “Entrepreneurial Ecosystems and Growth-Oriented Entrepreneurship” di Den Haag

tanggal 7 November 2013. 11 Lihat Laporan World Economic Forum tahun 2014: Entrepreneurial Ecosystems Around the Globe and

Early Stage Company Growth Dynamics (http://www.weforum.org/reports/entrepreneurial-ecosystems-

around-globe-and-company-growth-dynamics) 12 Isenberg, D. (2011). The entrepreneurship ecosystem strategy as a new paradigm for economic policy:

Principles for cultivating entrepreneurship. Dublin, Ireland: Institute of International European Affairs.

Page 22: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

18

Banyak penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi pilar dalam ekosistem

kewirausahaan yang paling penting. Sebagian besar hasilnya menunjukkan bahwa

kebijakan Pemerintah dalam kewirausahaan, dukungan keuangan, pasar yang ramah dan

mudah diakses, pendidikan dan pelatihan, dan dukungan kultural sangat mempengaruhi

kinerja kewirausahaan. Namun, banyak juga penelitian yang menyatakan bahwa pilar

dalam ekosistem kewirausahaan tidak bisa diperbaiki secara individual. Meskipun ada

beberapa pilar yang memiliki dampak yang signifikan, pilar ekosistem kewirausahaan

bekerja jauh lebih baik dalam keterkaitan mereka dan ditentukan oleh keunikan kondisi

kewirausahaan. Kajian dari World Economic Forum di tahun 2014 yang didasarkan pada

persepsi pengusaha di berbagai belahan dunia mengungkapkan bahwa tiga pilar utama

dari ekosistem kewirausahaan yang berkontribusi terhadap pertumbuhan tinggi suatu

perusahaan adalah (i) akses pasar, (ii) tenaga kerja, serta (iii) pendanaan dan pembiayaan

kewirausahaan.

Gambar 5. Pilar, Komponen dan Faktor Pembentuk Ekosistem Kewirausahaan

(Sumber: Isenberg, 2011)

Berdasarkan kategori ekosistem kewirausahaan seperti yang telah diidentifikasi oleh

Isenberg, dapat dilakukan pengkategorian faktor-faktor yang membentuk 12 komponen

dari tujuh pilar ekosistem kewirausahaan sebagai berikut:

1. Pilar Kebudayaan yang mencakup komponen norma sosial dan penyebarluasan

praktik terbaik yang dapat menjadi panutan atau sumber inspirasi. Budaya yang

kondusif dalam berwirausaha didukung oleh norma sosial yang berlaku pada

lingkungannya, termasuk penerimaan atau toleransi terhadap kegagalan, resiko dan

Page 23: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

19

kesalahan, serta adanya budaya inovasi dan kreatif. Selain itu, kisah sukses yang

diliput oleh media atau jejaring sosial mengenai kewirausahaan maupun reputasi baik

mengenai berwirausaha juga meruapakan unsur dalam komponen budaya

kewirausahaan.

2. Pilar Sumber daya manusia (SDM). Tenaga kerja yang terampil dan terlatih, serta latar

belakang orang tua atau keluarga yang berwirausaha termasuk faktor yang

membentuk ekosistem kewirausahaan.

3. Pilar Pendidikan yang mencakup komponen pendidikan dan pelatihan. Pendidikan di

berbagai tingkat (dasar, menengah dan tinggi) dapat membentuk kapasitas dan

kompetensi dasar SDM. Pelatihan teknis dan vokasi juga merupakan faktor penting

dalam ekosistem kewirausahaan.

4. Pilar Pembiayaan. Ketersediaan pembiayaan dalam berbagai bentuk yang sesuai

dengan tahap perkembangan dan jenis kewirausahaan sangat penting dalam

menentukan pendirian dan keberlanjutan usaha yang didirikan. Pembiayaan yang

dibutuhkan dapat mencakup kredit bagi UMKM, peluang kerja sama investasi, modal

ventura, pasar modal dan berbagai bentuk pembiayaan lainnya.

5. Pilar Pasar yang mencakup jaringan dan responsivitas konsumen. Pasar yang ramah

dalam menyerap produk-produk baru yang ditunjukkan dengan adanya konsumen

yang responsif untuk mau beradaptasi dengan membeli produk baru sangat

dibutuhkan untuk ekosistem kewirausahaan yang dinamis. Adanya jaringan produksi

dan pemasaran yang terintegrasi dan meluas juga menjadi faktor penentu untuk

keberlanjutan usaha.

6. Pilar Kebijakan yang mencakup kebijakan Pemerintah dan kepemimpinan.

Pemerintah dalam kelembagaannya yang mencakup peraturan perundangan,

kebijakan dan program, anggaran, serta insentif dapat membentuk daya dukung

ekternal yang memungkinkan pengembangan dan penguatan ekosistem

kewirausahaan. Kebijakan Pemerintah tersebut secara ideal perlu dilengkapi dengan

adanya pemimpin atau kepemimpinan yang kondusif yang ditunjukkan oleh strategi

kepemimpinan serta komitmen dan ketegasan dalam mendukung pengembangan

kewirausahaan.

7. Pilar Penunjang yang mencakup komponen-komponen yang terkait dengan peran

lembaga non-Pemerintah, lembaga profesi dan infrastruktur. Peran lembaga non-

Pemerintah dibutuhkan dalam mempromosikan kewirausahaan, transfer

pengetahuan, dan penguatan jejaring antar wirausaha. Peran lembaga profesi baik

yang berkaitan dengan advokasi dan bantuan hukum, akuntansi, perbankan, dan

asosiasi akan sangat membantu terutama dalam pengembangan dan penguatan

kewirausahaan. Dukungan infrastruktur fisik seperti telekomunikasi, transportasi dan

logistik, energi dan air juga merupakan faktor penting yang menentukan ekosistem

kewirausahaan yang sehat dan dinamis.

Page 24: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

20

4.2 PILAR EKOSISTEM KEWIRAUSAHAAN DI INDONESIA

Pada tataran negara, pengaruh dari masing-masing pilar untuk membentuk ekosistem

kewirausahaan sangat ditentukan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Hal

ini merupakan temuan dari Studi yang dilakukan Mandiri Institute bekerjasama dengan

Global Entrepreneurship Monitor (GEM) Indonesia (2016) berdasarkan pilar ekosistem

kewirausahaan yang ditetapkan oleh GEM13. Sembilan pilar ekosistem kewirausahaan

GEM yaitu: (i) pembiayaan untuk kewirausahaan, (ii) kebijakan Pemerintah, (iii) program

kewirausahaan dari Pemerintah, (iv) pendidikan terkait dengan kewirausahaan, (v)

transfer riset dan pengembangan, (vi) infrastruktur komersial dan hukum, (vii) dinamika

dan keterbukaan pasar, (viii) infrastruktur fisik, dan (ix) norma sosial dan budaya. Analisis

lebih lanjut menunjukkan beberapa pilar yang menjadi pendukung utama dalam

ekosistem kewirausahaan di suatu negara berdasarkan pertumbuhan ekonominya dapat

dilihat pada Tabel 214. Pilar (i) dukungan dan kebijakan Pemerintah, serta (ii) program

kewirausahaan dari Pemerintah merupakan pilar yang penting dalam semua tingkatan

pertumbuhan ekonomi di suatu negara.

Tabel 2.

Pilar Utama Ekosistem Kewirausahaan sesuai Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Negara

Factor Driven Efficiency Driven Innovation Driven

Program kewirausahaan dari

Pemerintah Dukungan dan kebijakan

Pemerintah (umum) Dukungan dan kebijakan

Pemerintah (umum)

Dukungan dan kebijakan

Pemerintah (umum) Norma sosial dan budaya Program kewirausahaan dari

Pemerintah

Norma sosial dan budaya Program kewirausahaan dari

Pemerintah Transfer penelitian dan

pengembangan (R&D transfer)

Kebijakan Pemerintah dalam

pajak dan birokrasi Kebijakan Pemerintah dalam

pajak dan birokrasi

Keterbukaan pasar internal Pendidikan tinggi untuk

kewirausahaan

Berdasarkan Tabel 2, berikut adalah hasil pemetaan pilar-pilar ekosistem kewirausahaan

yang berperan dalam pengembangan kewirausahaan di Indonesia.

13 Soejachmoen, M., Hermanus, B., Nawangpalupi, C., Pawitan, G. (2016), Fostering Entrepreneurship

Ecosystem in Indonesia, Jakarta: Mandiri Institute. 14 Tingkat pertumbunan ekonomi negara menggunakan kategorisasi yang dibuat oleh World Economic

Forum berdasarkan Global Competitiveness Index yaitu factor driven, efficiency driven dan innovation

driven (Schwab, K. (Ed.). 2015. The Global Competitiveness Report 2014–2015. Geneva: World Economic

Forum).

Page 25: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

21

Tabel 3.

Pilar-pilar Ekosistem Kewirausahaan di Indonesia

Pilar Ekosistem

Kewirausahaan

Uraian

Peraturan perundangan dan

kebijakan Pemerintah

terkait kewirausahaan

Peraturan Perundang-undangan:

UU No. 25 /2007 tentang Investasi

UU No. 20 / 2008 tentang UKM

UU No. 40/2009 tentang Kepemudaan

UU No. 1/2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro

UU No 3/2014 tentang Perindustrian

UU No 7/2014 tentang Perdagangan

UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah

PP No. 41/2011 tentang Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan

Pemuda serta Penyediaan Prasarana dan Sarana Kepemudaan

PP No. 60/2013 tentang Susunan Organisasi, Personalia, dan Mekanisme

Kerja Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemuda (LPKP)

Perpres No. 27/2013 tentang Inkubator Wirausaha

Rencana Pembangunan:

Peraturan Presiden No. 2/2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga 2015-2019, khususnya

yang berkaitan dengan pengembangan kewirausahaan

Program Pemerintah terkait

kewirausahaan

Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional

Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan. Gerakan ini

diperbaharui sejak tahun 2011 yang ditujukan untuk menciptakan

wirausaha baru yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Selain itu, banyak kegiatan yang dilakukan oleh 12 Kementerian/ Lembaga

(K/L) yang mencakup (i) pemasyarakatan kewirausahaan, (ii) pelatihan

kewirausahaan termasuk untuk technopreneur dan wirausaha sosial, (iii)

inkubasi, (iv) pendampingan, (v) praktik usaha/ magang, (vi) fasilitasi

infrastruktur, (vii) fasilitasi inkubator bisnis, (viii) penyediaan start-up capital,

dan (ix) peningkatan produktivitas wirausaha.

Pendanaan bagi

kewirausahaan

Pemerintah memfasilitasi akses wirausaha pada pembiayaan melalui:

Kredit Usaha Rakyat (KUR), dana bergulir, kredit/pembiayaan lainnya yang

dikelola Lembaga Keuangan milik Pemerintah, serta bantuan start-up

capital (hibah).

Melalui PP No. 60/2013 tentang Susunan Organisasi, Personalia, dan

Mekanisme Kerja Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemuda (LPKP),

Pemerintah juga memfasilitasi permodalan bagi wirausaha pemuda.

Transfer hasil-hasil litbang Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan

Tinggi telah mengalokasikan Rp 8,4 miliar (sekitar 0,6 juta dolar US) untuk

mengembangkan penelitian. Berbagai K/L seperti Kementerian

Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Desa-PDT-

Transmigrasi, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Kelautan dan

Perikanan, serta Kementerian Pemuda dan Olah Raga mendukung

peningkatan produktivitas wirausaha melalui bantuan peralatan atau

teknologi tepat guna, baik yang dihasilkan litbang perguruan tinggi maupun

swasta.

(Keterangan: data dikompilasi dari berbagai Kementerian/Lembaga dan RKP 2017)

Page 26: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

22

4.3 PERILAKU WIRAUSAHA DI INDONESIA

Kewirausahaan merupakan sebuah faktor pendorong yang penting dalam penguatan

ekonomi Indonesia. Penumbuhan wirausaha baru merupakan pembibitan (nursery) dari

usaha-usaha produktif yang dijalankan masyarakat pada skala mikro, kecil dan menengah

(UMKM). Pada waktunya, UMKM akan tumbuh menjadi usaha yang mapan dan berdaya

saing, sehingga mampu memainkan peran dalam penciptaan lapangan pekerjaan,

pengentasan kemiskinan, penciptaan devisa melalui ekspor, penumbuhan investasi serta

pemerataan pendapatan penduduk. Namun, pertanyaan penting yang perlu dijawab

adalah apakah penumbuhan kewirausahaan di Indonesia benar-benar mendukung

tumbuhnya UMKM yang memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi usaha yang

mapan dan berperan dalam perekonomian.

Gambar 6: Fase Kewirausahaan

(Diterjemahkan dari: Amoros & Bosma, 2014)

Sebagian dari jawaban atas pertanyaan di atas dapat merujuk pada temuan GEM15

tentang aktivitas wirausaha di Indonesia. Profil kewirausahaan di Indonesia dapat

dikatakan menarik, sebagaimana ditunjukkan dari hasil pengukuran total early-stage

entrepreneurial activity (TEA) yang mengukur tingkat partisipasi dari sebuah negara dalam

tahap awal kewirausahaan atau wirausaha pemula. TEA (Gambar 6) sendiri merupakan

model untuk menentukan fase-fase kewirausahaan yang dibagi dalam tiga kategori

utama, yaitu:

1. Wirausaha Dini (Nascent Entrepreneur) adalah individu yang telah terlibat dalam

pendirian usaha namun belum mendapatkan keuntungan dari usaha tersebut

dalam jangka waktu 3 bulan sejak berdiri.

Total Early-Stage Entrepreneurial Activity (TEA) Wirausaha

potensial:

kesempatan,

pengetahuan &

kemampuan

Wirausaha mapan

(lebih dari 3,5

tahun)

Atribut Individual:

Gender Usia Motivasi

Sektor Industri

Dampak

Pertumbuhan usaha Inovasi Ekspor

Keluar usaha

Penyemaian calon

wirausaha Kelahiran Bertahan

Wirausaha dini:

terlibat dalam

pendirian usaha

Wirausaha baru

(s.d. 3,5 tahun)

Page 27: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

23

2. Wirausaha Baru (Baby Entrepreneur) adalah individu yang telah terlibat dalam

kepemilikan usaha dan sudah mendapatkan keuntungan dari usaha tersebut

dalam periode waktu kurang dari 42 bulan (3,5 tahun) sejak berdiri.

3. Wirausaha Mapan (Established Entrepreneur) adalah individu yang telah terlibat

dalam kepemilikan usaha dan sudah mendapatkan keuntungan dari usaha

tersebut dalam periode lebih dari 42 bulan (3,5 tahun) sejak berdiri.

Berdasarkan TEA, kategori wirausaha dini (nascent) dan wirausaha baru (baby) dapat

mewakili populasi wirausaha pemula. Definisi wirausaha ini belum membedakan mereka

yang teregistrasi, kemampuan berinovasi, maupun pembedaan apakah pilihan

berwirausaha didasarkan atas kebutuhan atau adanya kesempatan. Dalam

pengembangan fase-fase ini, GEM juga menilai berbagai faktor yang mempengaruhi

perkembangan dan pertumbuhan usahanya, termasuk profil demografis, sektor usaha dan

bentuk pertumbuhan dan inovasi.

Gambar 7: Persentase Wirausaha Pemula di ASEAN (Sumber: GEM, 2013, 2014)

Berdasarkan data GEM dari tahun 2013-2014, Indonesia memiliki tingkat partisipasi

kewirausahaan yang tinggi16 apabila dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lain yang

menjadi anggota GEM.

Singapura dan Malaysia adalah negara di Asia Tenggara yang cenderung memiliki angka

partisipasi kewirausahaan dalam tahap awal (TEA) yang rendah, dengan nilai 7% untuk

Malaysia dan 11% untuk Singapura di tahun 2014. Namun, jika dilihat dari jumlah tenaga

kerja yang dimiliki oleh para wirausaha dini dan baru (atau wirausaha pemula/TEA),

Indonesia memiliki angka yang sangat rendah. Di tahun 2014, rata-rata pegawai yang

16 Lihat Laporan GEM Indonesia: Nawangpalupi, C. B., Pawitan, G., Gunawan, A., Widyarini, M., Bisowarno,

B.H. & Iskandarsjah, T. (2015). Global Entrepreneurship Monitor 2014 Indonesia Report Retrieved from

http://gemconsortium.org/report

26

7

18

11

15

19

16

14

6

23

11

15

18

15

Indonesia Malaysia Thailand Singapore Vietnam Philippines Average

Total Early-stage Entrepreneurial Activity (%TEA terhadap penduduk dewasa)

2013 2014

Page 28: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

24

dimiliki para wirausaha dini adalah 0,2 orang dan wirausaha baru adalah 1,9 orang.

Sebagai perbandingan, rata-rata tenaga kerja yang dimiliki wirausaha dini di Singapura

hanya 0,1 orang namun untuk wirausaha baru adalah 9,5 orang. Hal ini menunjukkan

tingkat pertumbuhan yang tinggi dari wirausaha di Singapura saat baru saja berdiri dan

dalam tahap tumbuh (3,5 tahun pertama)17. Jumlah tenaga kerja yang rendah pada

wirausaha baru di Indonesia ini menunjukkan bahwa mayoritas usaha baru di Indonesia

adalah usaha mikro, dan kecenderungan ini tetap sama untuk usaha yang sudah lebih

mapan maupun harapan jangka panjang dari para wirausaha ini. Kondisi ini belum

mampu menjawab pertanyaan apakah penumbuhan kewirausahaan di Indonesia

mendukung tumbuhnya UMKM yang mapan dan berkontribusi dalam perekonomian.

Situasi serupa ditemukan dari hasil analisis lanjutan dari data GEM di tahun 2013 dan

201418. Gambar 7 menunjukkan bahwa Indonesia cenderung memiliki tingkat partisipasi

wirausaha pemula (wirusaha dini dan baru) yang tinggi, seperti Thailand, Filipina dan

Vietnam, dibandingkan dengan partisipasi wirausaha di Malaysia dan Singapura. Namun

tingkat partisipasi wirausaha pemula ternyata tidak berbanding lurus dengan keinginan

atau apsirasi para wirausaha untuk berkembang. Harapan mengenai pertumbuhan jumlah

tenaga kerja, atau yang dalam data GEM disebut aspirasi untuk tumbuh (growth

expectation), dinilai melalui persepsi para wirausaha mengenai harapan mereka untuk

mau menambah minimum 5 orang pegawai dalam lima tahun ke depan. Ternyata,

harapan tumbuh dari para wirausaha pemula di Indonesia sangat rendah yaitu 4 persen di

tahun 2013 dan 6 persen di tahun 2014. Angka tersebut merupakan yang terendah

dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Sebagai perbandingan, Singapura

memiliki angka partisipasi wirausaha yang relatif rendah (11 persen), namun

wirausahanya memiliki aspirasi untuk tumbuh yang sangat tinggi. (43 persen). Negara

yang kondisinya serupa dengan Indonesia adalah Filipina.

17 Diolah lebih lanjut berdasarkan data GEM yang dikumpulkan pada tahun 2014 dan 2015 (merujuk pada

data www.gemconsortium.org). 18 Data dikompilasi dari dua laporan GEM Indonesia dan laporan GEM ASEAN: Nawangpalupi, C. B., Pawitan,

G., Gunawan, A., Widyarini, M., & Iskandarsjah, T. (2014). Global Entrepreneurship Monitor 2013

Indonesia Report Retrieved from http://gemconsortium.org/report; Nawangpalupi, C. B., Pawitan, G.,

Gunawan, A., Widyarini, M., Bisowarno, B.H. & Iskandarsjah, T. (2015). Global Entrepreneurship Monitor

2014 Indonesia Report Retrieved from http://gemconsortium.org/report, dan Xavier, R. Guelich, U., Kew,

P. Nawangpalupi, CB, Velasco, A. (2015) Driving Asean Entrepreneurship: Policy Opportunities For

Inclusiveness And Sustainable Entrepreneurial Growth, Retrieved from http://gemconsortium.org/report.

Page 29: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

25

4

15 16

51

29

6 6 11 9

43

17

7

Indonesia Malaysia Thailand Singapore Vietnam Philippines

Aspirasi untuk Tumbuh (dalam % terhadap keseluruhan TEA)

2013 2014

Gambar 8: Aspirasi untuk tumbuh dari kewirausahaan di ASEAN

Kondisi serupa juga ditemukan pada penilaian aspirasi untuk menjadi wirausaha global

atau keingingan untuk internasionalisasi. Penilaian mengenai aspirasi internasionalisasi

ini didasarkan pada pertanyaan apakah ada minimum 25 persen dari pelanggannya

berasal dari negara lain. Di tahun 2014, hanya 7,7 persen dari wirausaha pemula

Indonesia yang memiliki minimum 25 persen pelanggan di luar Indonesia. Angka ini jauh

berbeda dengan Singapura, di mana 37 persen dari wirausaha pemula mereka memiliki

minimum 25 persen pelanggan dari negara lain di luar Singapura. Namun, angka aspirasi

internasionalisasi untuk wirausaha pemula di Indonesia relatif lebih tinggi dibandingkan

wirausaha pemula di Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam yang memiliki kisaran

aspirasi internasionalisasi antara 1 – 4 persen saja.

Namun, selain kedua aspirasi di atas, GEM juga mengukur karakter wirausaha di

Indonesia dari tingkat kepuasan hidup dan kondisi kerja (keseimbangan kehidupan

pribadi dan pekerjaan) sebagai wirausaha. Penilaian ini penting bagi para wirausaha untuk

terus mau mempertahankan usahanya dan kemudian meningkatkan aspirasi untuk

tumbuh dan berkembang. Secara umum penduduk Indonesia memiliki kepuasan hidup

yang tidak lebih tinggi dari penduduk di negara-negara Asia Tenggara lain. Para wirausaha

mapan dan wirausaha dini di Indonesia menilai bahwa mereka memiliki kepuasan hidup

dan kondisi kerja yang sama dengan rata-rata orang dewasa lain di Indonesia. Namun, hal

yang perlu menjadi perhatian adalah perbedaan yang signifikan dalam kepuasan hidup

dan kondisi kerja bagi wirausaha yang berhenti dari kegiatan kewirausahaan, yang

menunjukkan tingginya persepsi kekecewaan dan keputusasaan.

4.4 NORMA SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Hasil penelitian GEM di Indonesia pada tahun 2013 dan 2014 menunjukkan bahwa

penduduk Indonesia memiliki persepsi sosial yang sangat positif mengenai

Page 30: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

26

kewirausahaan (Tabel 4). Secara umum, penduduk Indonesia juga menilai bahwa

berwirausaha merupakan pilihan karir yang diinginkan dan menjadi wirausaha yang

sukses merupakan status sosial yang baik. Selama dua tahun berturut-turut melakukan

survei penilaian kewirausahaan ini, persepsi mengenai pilihan karir yang diinginkan dan

status sosial dalam berwirausaha diakui oleh lebih dari 70 persen responden.

Tabel 4

Persepsi sosial masyarakat Indonesia mengenai berwirausaha

Persepsi mengenai Berwirausaha 2013 2014 2015

Persentase orang dewasa Indonesia yang menganggap berwirausaha adalah karir yang diinginkan (persen)

71% 73% 74%

Persentase orang dewasa Indonesia yang melihat kesuksesan dalam berwirausaha merupakan status sosial yang baik

80% 78% 81%

4.5 PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan sebagai upaya penciptaan usaha baru yang berkontribusi penting bagi

pertumbuhan ekonomi dan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik dari

Pemerintah19, dunia usaha, maupun pemangku kepentingan lainnya. Pengembangan

usaha baru telah menjadi faktor pembentuk kekuatan perekonomian untuk bertahan

dalam dinamika ekonomi global. Pengalaman krisis ekonomi global menunjukkan di satu

sisi banyak perusahaan besar berkinerja menurun bahkan tutup; namun di sisi lain, usaha

baru yang masuk dalam skala UMKM tetap dapat tumbuh dan berkembang. Hal ini terjadi

juga di Indonesia baik dalam krisis moneter di tahun 1998 dan krisis global 2008-200920.

Skala yang kecil dari usaha baru dan usaha yang sedang tumbuh menyebabkan mereka

lebih fleksibel dalam merespon perubahan yang diwujudkan dalam bentuk diversifikasi

usaha atau bergeser ke jenis usaha yang berbeda. Pertumbuhan mereka dapat

memberikan dampak positif dalam pembangunan ekonomi negara, terutama dalam

penciptaan lapangan kerja, serta pengembangan inovasi, dan nilai sosial21.

Kewirausahaan memiliki dua makna penting, pertama menciptakan, memiliki dan

mengelola usaha; dan kedua perilaku untuk menangkap peluang dan kemampuan untuk

mengelola resiko22. Kedua makna tersebut juga mencerminkan dua dimensi yang

berbeda yaitu penciptaan pemilikan dan pengelolaan usaha, dan sikap dan perilaku

19 Wennekers, S., van Stel, A., Thurik, R., & Reynolds, P. (2005). Nascent Entrepreneurship and the Level of

Economic Development. Small Business Economics, 24(3), 293-309. 20 Tambunan, T. (2010). The Indonesian Experience with Two Big Economic Crises. Modern Economy, 1(3),

156-167. 21 Singer, S., Amorós, J. E., & Arreola, D. M. (2015). Global Entrepreneurship Monitor 2014 Global Report:

Global Entrepreneurship Monitor Association. 22 Lihat Reynolds, P., Bosma, N., Autio, E., Hunt, S., Bono, N. D., Servais, I., Chin, N. (2005). Global

Entrepreneurship Monitor: Data Collection Design and Implementation 1998-2003. Small

BusinessEconomics, 24(3), 205-231 dan Sternberg, R., & Wennekers, S. (2005). Determinants and

Effects of New Business Creation Using Global Entrepreneurship Monitor Data. Small Business Economics,

24(3), 193-203.

Page 31: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

27

kewirausahaan. Secara khusus, Zahra dan Nambisan menyatakan bahwa dalam

berwirausaha ada semangat dalam penciptaan dan semangat dalam menjalankan dan

mempertahankan usaha23. Zahra dan Nambisan mendefinisikan kewirausahaan sebagai

penciptaan usaha baru melalui mekanisme yang melibatkan semangat (misalnya sikap

dan aspirasi), aktor (misalnya pengusaha, organisasi), faktor (misalnya pasar, regulasi,

skema keuangan, dukungan dan budaya), dan proses (misalnya inovasi, penelitian dan

pengembangan, bisnis kecanggihan). Dalam definisi ini, ada yang mendasari semangat

kewirausahaan yang terdiri dari sikap dan aspirasi. Nandram dan Samsom mendefinisikan

kewirausahaan sebagai mekanisme batin dalam semangat seseorang24. Semangat

kewirausahaan ditunjukkan dari sikap orang yang selalu memiliki pikiran yang positif,

menantang risiko, dan bertindak dengan tekad. Buchholz dan Rosenthal juga

mendefinisikan semangat kewirausahaan sebagai motivasi diri dalam dan sikap dalam

menangani kegiatan kewirausahaan25.

Di dalam perkembangannya, kewirausahaan juga melibat semangat, aktor, faktor, dan

proses yang berbeda dibandingkan dengan kewirusahaan pada umumnya. Dua di

antaranya yang dapat dibedakan secara jelas adalah kewirausahaan teknologi dan

kewirausahaan sosial. Keduanya memiliki semangat inovasi untuk menyelesaikan suatu

permasalahan yang diwujudkan dalam suatu kegiatan kewirausahaan.

Kewirausahaan Teknologi

Berdasarkan definisi dari US Legal, kewirausahaan teknologi adalah kewirausahaan yang

memiliki visi dan misi untuk menciptakan sesuatu yang baru (invensi), dan menerapkan

kebaruan tersebut (inovasi) melalui penciptaan teknologi dan menjalankan proses

inovasinya melalui sebuah usaha yang berkelanjutan. Ini menunjukkan bahwa wirausaha

teknologi memiliki sebuah invensi yang selanjutnya diterapkan dalam sebuah usaha, dan

menggunakan teknologi. Di Singapura, wirausaha berbasis teknologi dianggap sebagai

para wirausaha yang menciptakan teknologi.

Shane dalam modelnya mengenai kewirausahaan teknologi menyatakan bahwa dari

perkembangan langkahnya, ide berbasis sains dan teknologi yang menghasilkan

pembentukan entitas ekonomi dimulai dengan peluang yang baru yang perlu

dikembangkan atau diterapkan lebih lanjut26. Atribut individu dari pencipta ide dan kondisi

lingkungan yang akan bersama-sama membentuk kesempatan, yang mengarah ke

penemuan dan evaluasi peluang, yang berpuncak pada tindakan penciptaan

23 Zahra, S. A., & Nambisan, S. (2012). Entrepreneurship and strategic thinking in business ecosystems.

Business Horizons, 55(3), 219-229. 24 Nandram, S. S., & Samsom, K. J. (2006). The Spirit of Entrepreneurship: Exploring the Essence of

Entrepreneurship Through Personal Stories: Springer Berlin Heidelberg. 25 Buchholz, R. A., & Rosenthal, S. B. (2005). The Spirit of Entrepreneurship and the Qualities of Moral

Decision Making: Toward A Unifying Framework. [journal article]. Journal of Business Ethics, 60(3), 307-

315 26 Lihat Shane, S. (2003). A general theory of entrepreneurship. Cheltenham, UK: Edward Elgar Publishing

Limited.

Page 32: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

28

entitas/usaha baru. Walker (2012)27 menyatakan bahwa dalam penciptaan kesempatan

pengembangan usaha dari ide berbasis sains dan teknologi diperlukan bantuan

kantor/unit yang melakukan proses transfer teknologi (TTO, transfer echnology office)

yang mengalokasikan waktu untuk mengidentifikasi kesempatan yang potensial

dikembangkan. Perlunya pihak lain dari pencipta ide disebabkan karena para pencipta

biasanya lebih fokus pada penelitian dan tidak terlalu paham dalam komersialisasi

idenya. Pengetahuan terdahulu mengenai pasar yang mampu membantu para pencipta

ide untuk merealisasikan idenya dal bentuk kesempatan usaha. Walker menekankan

peran universitas sebagai institusi penelitian dan penemuan pengetahuan memegang

peranan penting dalam penciptaan wirausaha teknologi, khususnya universitas yang

memiliki fleksibilitas dalam proses pencarian pengetahuan dan perancangan solusi yang

terbaik. Selain itu, lingkungan universitas, perilaku dan budaya penelitian serta

pemahaman akan norma komersialisasi pengetahuan menjadi syarat penting untuk

mendukung penciptaan kesempatan usaha.

Pengembangan ide berbasis sains dan teknologi memerlukan waktu yang panjang mulai

dari uji dalam skala kecil, uji coba dalam skala pasar sampai dengan komersialisasinya.

Terdapat beberapa tahap yang berbeda dengan wirausaha biasa bagi wirausaha teknologi

untuk memulai usahanya, yaitu: adanya tahap pembenihan (Seed Stage) yang terdiri dari

pengembangan ide ke pengembangan produk, tahap pertumbuhan (Growth Stage) yang

terdiri dari validasi pasar dan uji dalam skala terbatas, dan selanjutnya penjualan (Trade

Stage) untuk peluncuran produk ke pasar.

Loh dari Red Dot Ventures28 menyatakan bahwa dalam kasus Singapura, terdapat

berbagai pihak yang menjadi ekosistem yang membentuk wirausaha teknologi, yaitu

dukungan pemerintah dalam dana riset dan pengembangan (R&D), insentif pemerintah

untuk investasi teknologi, komersialisasi dan penciptaan entitas usaha dimulai dari

penciptaan kesempatan usaha, dana privat melalui ventura atau angel investor dalam

mendanai ide usaha agar dapat dikembangkan lebih lanjut. Selain itu, diperlukan mentor

dan platform yang mendukung untuk para wirausaha teknologi mampu memvalidasi

produknya ke pasar yang tepat (daam tahap pertumbuhan). Hal ini diperlukan mengingat

biaya kegagalan untuk usaha berbasis teknologi akan lebih besar jika gagal saat sudah

dalam tahap penjualan ke pasar.

Kewirausahaan Sosial

Konsep kewirausahaan sosial muncul sejak tahun 1972 dan mulai dikenal meluas pada

tahun 1980 saat Bill Drayton dari Ashoka mendanai inovator sosial di berbagai negara,

dan Edward Skloot dari New Ventures membantu lembaga nirlaba untuk mencari sumber

pembiayaan alternatif.

27 Walker, K. (2012). The technopreneurship process: Academic entrepreneur university spin-offs. RIThink, 2,

11-22. 28 Lihat Loh, Leslie (2013), Learn To Be a Technopreneur & Create Your Tech Startup, Red Dot Venture,

diakses dari https://www.ies.org.sg/temp/iesstartup.pdf

Page 33: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

29

Istilah kewirausahaan sosial sendiri menurut Schwab adalah sebuah transformasi ide yang

berbasis pada keberlanjutan lingkungan dan/atau isu sosial menjadi produk atau jasa29.

Hal ini mencakup berbagai usaha yang memiliki tujuan-tujuan sosial sebagai tujuan

utama, dan bahwa mereka menginvestasikan kembali keuntungan mereka kembali ke

perusahaan atau masyarakat30. Kewirausahaan Sosial memfokuskan usahanya pada

tujuan dan hasil yang didefinisikan sebagai upaya inovatif untuk memecahkan masalah-

masalah sosial mengenai kemiskinan dan marginalisasi yang telah berhasil memberikan

dampak dan mempercepat transformasi social31 . Yayasan Schwab sebagai praktisi

kewirausahaan sosial, menggambarkan kewirausahaan sosial sebagai sebuah penerapan

pendekatan yang praktis, inovatif dan berkelanjutan, yang dibuat untuk memberikan

manfaat kepada masyarakat umum dengan menekankan pada kaum terpinggirkan

(termarjinalisasi) dan miskin32.

Mirip dengan wirausaha tradisional atau wirausaha pada umumnya, para wirausaha sosial

bergantung pada proses inovasi, khususnya inovasi sosial yang berfokus terutama pada

proses asosiasi atau menghubungkan masalah dan solusi, bertanya, mengamati,

mengembangkan jejaring dan melakukan uji coba. Wirausaha sosial harus mengetahui

masalah-masalah sosial yang perlu diselesaikan dengan merancang berbagai pertanyaan

dan melakukan pengamatan. Mereka harus membangun mereka sendiri jejaring

profesional termasuk dengan para akademisi, praktisi dan masyarakat itu sendiri, untuk

memperkuat argumen mereka dan membantu mereka mengembangkan ide-ide. Tugas

yang paling penting dari seorang wirausaha sosial sebagai inovator adalah untuk

membuat hubungan antara ide, pengetahuan, fakta, situasi serta mengujiannya ke dalam

sebuah pekerjaan atau proyek yang bermanfaat bagi masyarakat.

Konsep kewirausahaan sosial telah dikenal di Indonesia sejak abad ke-20, ketika Wakil

Presiden pertama Indonesia, Mohammad Hatta memperkenalkan konsep koperasi untuk

menghilangkan masalah-masalah ekonomi di Indonesia. Sebagai sebuah negara

berkembang, Indonesia memiliki beberapa masalah sosial yang perlu diselesaikan.

Sebagai contoh, sekitar 105 juta orang di Indonesia masih hidup tanpa listrik. Pembangkit

listrik tenaga air (PLTA) skala mikro dan kecil diusulkan dan diujicobakan selama

bertahun-tahun. Namun kendala keuangan dan keterbatasan regulasi membatasi

teknologi digunakan dalam skala besar. Meskipun kapasitas sumber daya alam untuk

pembangkit listrik ditemukan khususnya di daerah pedeaan, namun masih banyak

masyarakat Indonesia yang masih hidup tanpa listrik. Untuk mengatasi masalah ini, Tri

Mumpuni muncul sebagai seorang pengusaha sosial yang membantu masyarakat di

pedesaan Indonesia untuk memanfaatkan tenaga air sebagai sumber listrik. Inovasi sosial

29 Schwab, K. (2008), “Global corporate citizenship; working with governments and civil society”, Foreign

Affairs, Vol. 87 No. 1, pp. 107-13 30 Morris, M. (2007), “Social enterprise’s crowning glory”, New Statesman, May 21, pp. 28-30. 31 Lihat Alvord, S.H., Brown, D. and Letts, C.W. (2004), “Social entrepreneurship. Leadership that facilitates

societal transformation – an exploratory study”, working paper, Center for Public Leadership, Kennedy

School of Government, available at: dspace.mit.edu/bitstream/handle/1721.1/55803/ CPL_WP_03_5_

AlvordBrownLetts.pdf?sequence=1 (accessed November 28, 2015), halaman 137. 32 Schwab Foundation (2008), available at: www.schwabfound.org/content/what-social-entrepreneur

(accessed November 28, 2015).

Page 34: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

30

yang dilakukan Mumpuni adalah dengan menjaga pemanfaatan dan pengelolaan listrik ini

dengan berbasis pada masyarakat. Keberlanjutan usaha ini akan sangat bergantung pada

masyarakat yang memiliki sistem pengembangan dan pengelolaannya. Mumpuni

mengembangkan mekanisme koperasi lokal untuk mempertahankan keberlanjutan

pengeolalaan sumber listrik ini.

Kewirausahaan sosial di Indonesia saat ini berjalan dengan dukungan Pemerintah yang

terbatas. Secara kelembagaan, kewirausahaan sosial di Indonesia masih menggunakan

struktur badan usaha yang sama seperti kewirausahaan tradisional, yaitu:

1. Perseroan Terbatas (PT): dimiliki oleh pemegang saham, dengan karakteristik

pencarian keuntungan dan diperbolehkan untuk mencari investor.

2. Organisasi (Perkumpulan): asosiasi yang bertujuan sosial tanpa memiliki tujuan untuk

mencari keuntungan.

3. Yayasan: organisasi yang beroperasi tidak untuk mencari keuntungan, namun dapat

memperoleh keuntungan pajak dan hibah untuk didistribusikan sebagai sumbangan

dan kegiatan amal.

4. Koperasi: organisasi yang berbasis keanggotaan yang diperbolehkan untuk

mengumpulkan dana, memperoleh keuntungan, dan tidak menerima manfaat pajak.

Boston Consulting Group mengidentifikasi empat kriteria untuk menentukan

kewirausahaan sosial, dan membedakannya dari organisasi nirlaba berbasis sumbangan

maupun usaha biasa yang mencari keuntungan. Wirausaha sosial yang benar harus

memenuhi seluruh kriteria berikut, yaitu33:

1. Dampak sosial adalah tujuan utama dari wirausaha sosial. Visi dan misi, serta tujuan

utama dari perusahaan-perusahaan sosial adalah untuk memecahkan masalah-

masalah sosial. Isu-isu sosial dapat didefinisikan secara luas, termasuk namun tidak

terbatas pada, kemiskinan dan perhatian pada kaum yang kurang beruntuk atau

termarjinalisasi. Wirausaha sosial harus secara konsisten menyampaikan komitmen

mereka terhadap dampak sosial dalam komunikasi mereka terhadap publik.

2. Wirausaha sosial menggunakan model bisnis yang menegaskan tujuan sosialnya yaitu

model bisnis yang memberikan informasi mengenai bagaimana usaha memperoleh

pemasukan untuk menjamin keberlangsungan usaha dan tetap melayani kelompok

atau populasi yang termarjinalisasi.

3. Wirausaha sosial memperhatikan target dampak sosial dan keuntungan untuk

menjamin keberlanjutan secara seimbang. Kewirausahaan sosial tidak hanya

menetapkan target kinerja ekonomi, tetapi juga menilai kinerja sosialnya. Tujuannya

adalah untuk tidak selalu memaksimalkan keuntungan namun mereka mendapatkan

pemasukan dengan tingkat pengembalian yang baik.

4. Wirausaha sosial menginvestasikan kembali keuntungan yang diperolehnya.

Wirausaha sosial memaksimalkan dampak sosial dengan menginvestasikan kembali

uangnya sesuai dengan model usaha sosialnya atau disalurkan pada kegiatan lain

berbasis masalah sosial.

33 Yulius, et.al. The Art Of Sustainable Giving. The Boston Consulting Group, pp. 6-7

Page 35: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

31

Berdasarkan model kewirausahaan sosial, ada empat jenis usaha sosial di Indonesia34:

1. Kewirausahaan sosial berbasis komunitas

Pembentukan usaha sosial yang berbasis masyarakat atau komunitas umumnya

berangkat dari kebutuhan masyarakat yang memiliki kondisi, kepentingan, masalah,

atau kebutuhan yang sama. Secara umum, konsumen juga penerima manfaat.

Anggota perusahaan ini bergabung dengan komunitas dan bekerja sama untuk

memecahkan masalah mereka. Kewirausahaan sosial berbasis komunitas adalah

sebuah perusahaan sosial dengan proses bisnis yang paling tradisional. Di Indonesia,

banyak perusahaan jenis ini dapat ditemukan dalam bentuk koperasi.

2. Kewirausahaan nirlaba

Jenis kewirausahaan sosial ini didirikan untuk memberikan dampak sosial. Kegiatan

langsung ditujukan dengan mencari akar masalah. Pembentukan kewirausahaan

sosial umumnya dimulai oleh orang-orang yang peduli dan mempunyai niat untuk

membantu pemecahan masalah dari masyarakat, bukan oleh anggota masyarakat

yang mengalami masalah. Jenis kewirausahaan sosial yang masuk dalam kategori

biasanya mendanai sendiri melalui sumbangan, tapi pendapatan dilengkapi dengan

penerimaan dari penjualan barang dan jasa.

3. Kewirausahaan Sosial hibrida

Jenis kewirausahaan sosial hibrida umumnya memiliki keberlanjutan dan

pengembangan berorientasi target. Komposisi dana adalah diversifikasi yang agak

seimbang antara komposisi dana sosial, dana semi komersial, dan dana komersial.

Perusahaan-perusahaan ini menghasilkan sebagian besar pendapatan mereka dari

penjualan barang dan jasa. Namun beberapa persentase kecil dari anggaran mereka

masih berasal dari sumbangan.

4. Kewirausahaan Sosial untuk mencari keuntungan

Selain menentukan target pada keberlanjutan dan pengembangan usaha, jenis

kewirausahaan ini menginginkan usahanya dapat tumbuh. Keuntungan diperoleh dari

hasil penjualan barang dan jasa dan keuntungan ini diinvestasikan kembali ke dalam

usaha. Agar sepenuhnya independen dan menghilangkan ketergantungan terhadap

individu atau penyandang dana kelembagaan.

34 Yulius, et.al. (2015) The Art Of Sustainable Giving. Jakarta: The Boston Consulting Group.

Page 36: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

32

5. DEFINISI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Berdasarkan kajian teoretis dan berbagai sumber pendukung lain, maka dilakukan

penentuan definisi yang terkait dengan pengembangan kewirausahaan seperti sebagai

berikut.

Kewirausahaan adalah nilai, sikap, dan perilaku, serta kemampuan untuk

mengidentifikasi peluang usaha dan mengumpulkan sumber daya yang

diperlukan untuk menciptakan, memiliki dan mengelola usaha yang

menyediakan produk/jasa yang didukung dengan kreativitas, inovasi,

kemampuan manajemen, dan keberanian mengambil resiko.

Wirausaha adalah insan yang memiliki kemampuan dalam mengenali dan

mengelola diri, serta mengidentifikasi berbagai peluang dan mengelola

sumber daya di sekitarnya secara kreatif untuk menciptakan nilai tambah

bagi diri dan lingkungannya secara berkelanjutan.

Kedua definisi tersebut di atas didasarkan pada definisi yang dikembangkan oleh

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), yaitu35:

“Entrepreneurs are those persons (business owners) who seek to generate value through

the creation or expansion of economic activity, by identifying and exploiting new products,

processes or markets.”

Dari definisi di atas, maka perlu secara eksplisit untuk menambahkan kata “menciptakan”

pada kewirausahaan, dan mengelola sumber daya di sekitarnya sebagai pendefinisian

dari “mengelola sumber daya” pada definisi wirausaha.

Selain itu, definisi ini juga didasarkan pada berbagai karakteristik dan perilaku

kewirausahaan yang dituliskan oleh berbagai ahli, dimana wirausaha adalah orang yang

mendapatkan kesempatan dan membuat organisasi untuk menjalankan kesempatan

tersebut36, dan melakukan inovasi37.

35 OECD (2010). Measuring Entrepreneurship: Collection fo Indicators, The OECD-Eurostat Entrepreneurship

Indicators Programme. Statistics Brief, Report dari Entrepreneurship Indicators Steering Group. 36 Lihat Bygrave, W. D., & Hofer, C. W. (1991). Theorizing about entrepreneurship. Entrepreneurship theory

and Practice, 16(2), 13-22. 37 Lihat rangkuman dari Ahmad, N., & Seymour, R. G. (2008). Defining entrepreneurial activity, OECD e-

library yang menyatakan Schumpeter menekankan inovasi dalam kewirausahaan.

Page 37: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

33

Calon wirausaha adalah orang yang memiliki perilaku dan semangat

kewirausahaan dan memiliki ide bisnis dan/atau memiliki rintisan usaha

namun belum menjalankan (mendirikan) usaha.

Wirausaha baru adalah wirausaha yang memiliki rencana usaha dan sudah

memulai kegiatan berwirausaha dalam jangka waktu kurang dari 42 (empat

puluh dua) bulan sejak pendirian usaha, yang telah dicatatkan (teregistrasi)

pada lembaga perizinan yang ditetapkan atau dalam sistem informasi

kewirausahaan.

Wirausaha mapan adalah wirausaha yang sudah memiliki dan mengelola

usaha lebih dari 42 (empat puluh dua) bulan sejak pendirian usaha, yang

telah dicatatkan (teregistrasi) pada lembaga perizinan yang ditetapkan atau

dalam sistem informasi kewirausahaan, serta telah memiliki dan menggaji

karyawan.

Definisi dari wirausaha baru disesuaikan dengan praktek yang dilakukan dalam dunia

international dimana wirausaha baru merupakan mereka yang baru memulai usaha, dan

usaha tersebut teregistrasi secara formal. Penggunaan definisi wirausaha baru bukan

wirausaha pemula didasarkan pada konsistensi penggunaan istilah dengan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang mengukur kinerja

pengembangan kewirausahaan berdasarkan jumlah wirausaha baru.

Definisi dari calon wirausaha dibuat didasarkan pada mereka yang memiliki karakteristik

individu yang laten, termasuk memiliki kesiapan mental untuk menangkap atau

merespon kesempatan, namun karena satu dan lain hal belum mengarah pada niatan

untuk merealisasikannya.

Ide bisnis adalah ide atau konsep menawarkan barang dan jasa untuk ditukarkan dengan

uang atau untuk menghasilkan uang. Pada mulanya, ide usaha bisa jadi belum memiliki

nilai komersial, bersifat abstrak dan belum diuji kelayakannya, serta belum dituangkan

dalam rencana tertulis.

Peta aliran proses pada Gambar 9 dapat digunakan untuk membedakan wirausaha

berdasarkan kategori calon wirausaha, wirausaha baru dan wirausaha mapan. Peta

tersebut akan digunakan sebagai rujukan dalam pembuatan proses bisnis yang akan

diuraikan pada Bab 8.

Page 38: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

34

Gambar 9: Aliran Proses Penentuan Kategori Wirausaha

Identifikasi Tipe / Tahap Wirausaha

Proses Identifikasi Catatan

Ph

ase

Memeriksa data

Memiliki ide bisnis / rintisan usaha?

Selesai

Menjadi Calon Wirausaha

Memiliki rencana bisnis & mencatatkan pendirian

usaha pada lembaga yang ditentukan?

Usaha sudah berjalan lebih dari

3,5 tahun?

Menjadi Wirausaha Baru

Tidak

Ya

Tidak

Tidak

Ya

Menjadi Wirausaha Mapan

Selesai

Ya

Telah memiliki dan menggaji karyawan?

Ya

Tidak

Page 39: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

35

Definisi kewirausahaan juga mencakup wirausaha teknologi dan wirausaha sosial.

Kewirausahaan teknologi adalah adalah kewirausahaan yang memiliki visi dan misi untuk

menciptakan sesuatu yang baru (invensi), dan menerapkan kebaruan tersebut (inovasi) melalui

penciptaan teknologi dan menjalankan proses inovasinya melalui sebuah usaha yang

berkelanjutan.

Kewirausahaan Sosial adalah kewirausahaan yang memiliki visi dan misi untuk

menyelesaikan masalah sosial dan/atau memberikan perubahan positif pada masyarakat

dan/atau lingkungan dan menginvestasikan kembali sebagian besar keuntungannya

untuk mendukung visi dan misi tersebut.

Wirausaha teknologi (technopreneur) adalah wirausaha yang menjalankan kegiatan usaha

Kewirausahaan Teknologi.

Wirausaha Sosial adalah wirausaha yang menjalankan kegiatan usaha Kewirausahaan

Sosial.

Page 40: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

36

Diagram alir di bawah ini menunjukkan pembagian jenis wirausaha untuk membedakan

wirausaha teknologi dan sosial dengan wirausaha yang bersifat umum.

Gambar 10: Aliran Proses Penentuan Jenis Wirausaha

Di samping definisi di atas, terdapat pembagian jenis wirausaha yang didasarkan pada

karakter ataupun usia sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia.

Identifikasi Jenis Wirausaha

Proses Identifikasi Catatan

Ph

ase

Memeriksa data

Menciptakan & menerapkan

inovasi / sesuatu yang baru?

WIRAUSAHA

Melakukan identifikasi misi dan proses usaha

Memiliki misi atau melakukan

perubahan sosial?

Sebagian besar keuntungan

diinvestasikan untuk tujuan sosial atau untuk

masyarakat?

WIRAUSAHA TEKNOLOGI

WIRAUSAHA SOSIAL

Tidak

Ya

Tidak

Tidak

Ya

YaAda penciptaan

teknologi?

Tidak

Page 41: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

37

Sesuai dengan UU No. 3/2014 tentang Perindustrian, wirausaha industri adalah:

Seorang wirausaha yang memiliki karakter dan mental kewirausahaan dan mempunyai

kompetensi sesuai dengan bidang usahanya meliputi kompetensi teknis, kompetensi

manajerial, serta kreativitas dan inovasi.

Sesuai dengan UU No. 40/2009 tentang Kepemudaan, wirausaha pemuda adalah:

Seorang wirausaha yang ada dalam periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang

berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.

Definisi ekosistem kewirausahaan dan pengembangan kewirausahaan adalah sebagai

berikut

Ekosistem kewirausahaan adalah seperangkat faktor, serta aktor publik dan

swasta, di luar wirausaha yang mencakup (i) budaya dan norma sosial, (ii)

tenaga kerja terampil; (iii) pendidikan dan pelatihan, (iv) sumber pembiayaan,

(v) pasar yang dinamis, (vi) lembaga penunjang usaha, (vii) infrastruktur, dan

(viii) regulasi, kebijakan dan kepemimpinan yang mendukung.

Pengembangan kewirausahaan adalah usaha sadar dan terencana untuk

meningkatkan sikap, perilaku, motivasi, pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan individu dan kelompok masyarakat untuk menjadi

wirausahawan.

Selain itu, beberapa definisi yang digunakan dalam dokumen ini adalah definisi terkait

dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang akan digunakan secara konsisten

dalam pengembangan kewirausahaan ini:

Norma Pengembangan Kewirausahaan adalah aturan atau kaidah yang digunakan untuk

meningkatkan sikap, perilaku, motivasi, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

individu dan kelompok masyarakat untuk menjadi wirausahawan.

Standar Pengembangan Kewirausahaan adalah batasan tertentu yang harus dipenuhi dan

digunakan sebagai acuan dalam pengembangan kewirausahaan.

Prosedur Pengembangan Kewirausahaan adalah tahapan yang digunakan untuk

mendukung dan menata pengembangan kewirausahaan.

Kriteria Pengembangan Kewirausahaan adalah tolok ukur yang menjadi dasar penilaian

kesuksesan pengembangan kewirausahaan.

Page 42: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

38

6. NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Pengembangan kewirausahaan di Indonesia perlu didukung dengan (i) menguatkan

ekosistem kewirausahaan melalui peningkatan kapasitas dan pengembangan

kelembagaan, (ii) memperluas kemampuan wirausaha untuk memaksimalkan potensinya

dengan berorientasi pada pertumbuhan (growth oriented), serta (iii) meningkatkan daya

tahan wirausaha melalui inovasi dan kreativitas untuk memperoleh keunggulan daya

saing dan keberlanjutan usaha. Semua upaya tersebut perlu dilaksanakan dengan

mengacu pada norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) pengembangan

kewirausahaan. NSPK pengembangan kewirausahaan menjadi penting untuk menjamin

adanya koordinasi dan sinkronisasi program pengembangan kewirausahaan yang

dilaksanakan berbagai pemangku kepentingan publik, yang disertai dengan peningkatan

kualitas pelaksanaan program pengembangan kewirausahaan serta peningkatan kinerja

wirausaha. Hasil dari pengembangan kewirausahaan diharapkan dapat mendukung

peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan kerja dan pengurangan

kemiskinan.

6.1 NORMA PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Norma-norma dalam pengembangan kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1. Fokus pada inisiatif wirausaha

Inisiatif wirausaha mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengubah ide

menjadi tindakan. Di dalamnya mencakup kreativitas, inovasi dan pengambilan

risiko, serta kemampuan untuk merencanakan dan mengelola tindakan dalam

rangka mencapai tujuan. Penumbuhan inisiatif wirausaha mencakup pembentukan

kesadaran tentang konteks dan kemampuan untuk menangkap peluang, yang

merupakan dasar bagi keterampilan yang lebih spesifik dan pengetahuan yang

dibutuhkan untuk membangun atau memberikan kontribusi pada pencapaian

tujuan berwirausaha.

2. Penguatan kapasitas dan prospek wirausaha baru

Kapasitas dan prospek wirausaha mencakup kemampuan wirausaha yang spesifik

untuk mengubah ketidakpastian dari pelaksanaan ide/rencana bisnis menjadi

usaha yang menguntungkan. Sebagai contoh, kemampuan spesifik tersebut dapat

berkaitan dengan penciptaan pasar yang baru dengan cara melaksanakan

beberapa uji pemasaran, dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik pasar dan

preferensi konsumen sehingga resiko kegagalan dapat diperkecil. Kapasitas dan

prospek wirausaha juga dipengaruhi oleh faktor-faktor organisasi yang

Page 43: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

39

mengkatalisasi kombinasi faktor-faktor produksi dan hasilnya, dalam proses

penciptaan sumber modal untuk melakukan kegiatan kewirausahaan di dalam

satu perusahaan. Oleh karena itu, kapasitas dan prospek wirausaha akan sangat

ditentukan oleh konsep dan rencana wirausaha terkait kelembagaan yang

memayungi operasional dan keberlanjutan usahanya.

3. Penekanan pada kemandirian wirausaha

Kemandirian menekankan pada kesempatan bagi setiap orang untuk menentukan

nasibnya sendiri dan menentukan apa yang terbaik bagi dirinya. Norma

kemandirian wirausaha mengarahkan agar wirausaha mampu mewujudkan

kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan orang lain dan mengandalkan

kemampuan dan kekuatan sendiri.

4. Penciptaan ekosistem kewirausahaan yang mendukung inovasi dan kreativitas

Penciptaan ekosistem kewirausahaan menekankan pada komponen ekosistem

kewirausahaan yang meliputi seperangkat faktor, serta aktor publik dan swasta, di

luar wirausaha yang mendukung kewirausahaan. Ekosistem kewirausahan perlu

mendukung inovasi dan kreativitas sehingga mampu mendukung pengembangan

daya kreasi untuk membuat ciptaan baru, menerapkan cara baru, dan

meningkatkan nilai ekonomi yang berarti.

5. Penekanan pada pertumbuhan usaha dan keberlanjutan

Pertumbuhan usaha dan keberlanjutan perlu ditekankan pada upaya yang terus-

menerus diarahkan untuk penciptaan pendapatan, peningkatan nilai tambah,

perkembangan volume usaha, peningkatan kehandalan layanan, dan peningkatan

kontribusi sosial ekonomi pada lingkungan sekitar dan perekonomian.

6.2 STANDAR PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Pengembangan kewirausahaan harus memenuhi standar sebagai berikut:

1. Sistemik: pengembangan kewirausahaan perlu dilakukan dengan menciptakan

tingkat ketergantungan yang tinggi di antara aspek-aspek kebijakan, kelembagaan,

sumber daya manusia, infrastruktur, pembiayaan, pasar, serta inovasi dan transfer

teknologi yang memungkinkan untuk mengeksploitasi peluang dalam

pola/tahapan yang terstruktur dan dengan skala dan ruang lingkup ekonomi yang

memadai.

2. Terintegrasi: pengembangan kewirausahaan memiliki mekanisme memadukan

berbagai aktor dan faktor yang menyusun ekosistem kewirausahaan untuk

mengarahkan semua sumber daya untuk keberhasilan pengembangan

kewirausahaan.

3. Koordinatif dan sinkron

Koordinatif: pengembangan kewirausahaan dilakukan dengan membagi peran,

tugas dan fungsi di antara berbagai aktor publik (kementerian/lembaga dan

Pemda) dan swasta dalam rangka menciptakan komunikasi yang efektif dan

Page 44: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

40

penggunaan sumber daya yang efisien dalamm penyusunan dan pelaksanaan

pengembangan kewirausahaan.

Sinkron: pengembangan kewirausahaan memerlukan kesamaan dan konsistensi

data antar aktor publik (kementerian/lembaga dan Pemda) dan swasta, serta

mekanisme yang selaras dengan peran, tugas dan fungsi masing-masing lembaga

dalam pengembangan kewirausahaan.

4. Relevansi: pengembangan kewirausahaan memiliki kesesuaian dengan konteks

(lokasi dan waktu) dan kebutuhan masyarakat, serta didukung dengan sumber

daya dan kapasitas pelaksanaan yang memadai.

5. Berorientasi jangka panjang: pengembangan kewirausahaan direncanakan dan

dilaksanakan untuk mendukung penciptaan pendapatan, peningkatan nilai

tambah, perkembangan volume usaha, peningkatan kehandalan layanan, dan

peningkatan kontribusi wirausaha secara sosial ekonomi pada lingkungan sekitar

dan perekonomian.

Pengembangan kewirausahaan perlu memperhatikan perbedaan kegiatan dan kebijakan

yang didasarkan pada tingkat perkembangan wirausaha mulai dari calon wirausaha,

wirausaha baru dan wirausaha mapan. Perbedaan kebijakan terkait dengan jenis

wirausaha: wirausaha secara umum, wirausaha teknologi dan wirausaha sosial juga

diperlukan agar pengembangan kewirausahaan tepat sasaran. Pengembangan

kewirausahaan perlu menekankan peran Pemerintahan Daerah di atas peran

Pemerintahan Pusat, sesuai dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah.

6.3 PROSEDUR PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Prosedur Pengembangan kewirausahaan disusun berdasarkan kelompok sasaran dari

tahap kewirausahaan menurut definisi yang telah dibahas pada bagian sebelumnya, yaitu:

1. Masyarakat umum

2. Calon wirausaha

3. Wirausaha baru

4. Wirausaha mapan.

Tabel 5 menunjukkan kelompok sasaran, tujuan dan cakupan dari masing-masing

prosedur. Cakupan pelaksanaan prosedur (program atau kegiatan) pengembangan

kewirausahaan dapat disesuaikan dengan peraturan yang berlaku. Pelaksana kegiatan

dapat dipisahkan antara pemerintah sebagai pemegang kebijakan, pemerintah

(kementerian, lembaga dan pemerintah daerah) sebagai pelaksana program/kegiatan,

serta lembaga mitra pemerintah dalam pelaksanaan program/kegiatan.

Page 45: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

41

Tabel 5

Prosedur Pengembangan Kewirausahaan

Kelompok

sasaran

Prosedur Tujuan Cakupan Pelaksana

Masyarakat

umum

Pemasyarakatan

ide usaha untuk

pra-wirausaha

Meningkatkan

kemauan

untuk

berwirausaha

didasarkan

pada adanya

kemampuan

dan perilaku

berwirausaha

dari

kelompok

sasaran

Pemasyarakatan dapat

berbentuk seminar atau

pelatihan, promosi dalam

bentuk iklan dan ulasan

dalam media, serta

kegiatan pendidikan ko-

kurikuler maupun

ekstrakurikuler untuk

memberikan

pemahaman kelompok

sasaran mengenai

kegiatan wirausaha dan

peminatan untuk

menjadi wirausaha

(talent scouting).

Pemerintah

Lembaga

pendidikan:

sekolah,

perguruan

tinggi,

lembaga

kursus

Lembaga

mitra:

perusahaan,

BUMN,

lembaga

keuangan,

asosiasi, dan

lembaga lain

yang memiliki

perhatian pada

kewirausahaan

Calon

wirausaha

Penciptaan

wirausaha baru

dengan

memfasilitasi ide

usaha.

Meningkatkan

ide usaha

yang layak

menjadi

rencana

bisnis

Kegiatan fasilitasi ide

usaha dapat berbentuk

pelatihan dan

pembimbingan maupun

pemagangan dan

termasuk di dalamnya

inkubasi persiapan

usaha.

Pemerintah

Lembaga

pendidikan:

sekolah,

perguruan

tinggi, dan

lembaga

kursus

Lembaga mitra

yang berfokus

pada

penciptaan

wirausaha

baru

Inkubator

bisnis

Page 46: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

42

Kelompok

sasaran

Prosedur Tujuan Cakupan Pelaksana

Wirausaha

baru

Penciptaan

wirausaha

mapan melalui

penguatan usaha

Meningkatkan

wirausaha

baru yang

bertahan

Kegiatan penguatan

usaha dapat berbentuk

pembimbingan dan

pendampingan termasuk

inkubasi bisnis,

pemberian fasilitas,

bimbingan teknis baik

dalam kemampuan

umum dan manajerial,

kemampuan teknis dan

penguatan infrastruktur,

termasuk akses

pendanaan.

Untuk pendampingan

melalui inkubasi bisnis,

wirausaha perlu

dibedakan berdasarkan

jenisnya, yaitu wirausaha

umum, wirausaha

teknologi dan wirausaha

sosial. Wirausaha

teknologi dan sosial

dapat memperoleh

pendampingan dan

fasilitas tambahan

disesuaikan dengan hasil

analisis dan penilaian

kebutuhannya.

Pemerintah

Lembaga

pendidikan

Lembaga mitra

Penyedia

layanan teknis

pendampingan

usaha

Inkubator

bisnis

Wirausaha

mapan

Peningkatan

skala usaha

dengan

peningkatan

kapasitas bagi

wirausaha

mapan

Meningkatkan

wirausaha

mapan yang

berkembang

dalam aset,

omset dan

tenaga kerja

Kegiatan peningkatan

skala usaha dapat

berbentuk bimbingan

teknis, pelatihan,

kemitraan dan temu

bisnis maupun

intermediasi.

Sama halnya seperti

untuk wirausaha baru,

cakupan kegiatan untuk

Pemerintah

Lembaga

pendidikan

Lembaga

penyedia

layanan teknis

Asosiasi dan

lembaga

pendamping

bisnis

(konsultan

Page 47: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

43

Kelompok

sasaran

Prosedur Tujuan Cakupan Pelaksana

peningkatan skala usaha

dapat ditambahkan dan

dibedakan untuk

wirausaha sosial,

teknologi maupun

definisi dan tahap khusus

yang berlaku bagi

lembaga terkait.

bisnis)

Penyusunan exit

strategy dan

penciptaan

mentor usaha

Meningkatkan

wirausaha

mapan yang

mandiri

Penyusunan exit strategy

dan penciptaan mentor

usaha dilakukan dengan

evaluasi dan penilaian

yang dilanjutkan dengan

pelatihan dan

pembimbingan sebagai

mentor.

Pemerintah

Lembaga

pendidikan

Asosiasi dan

lembaga

pendamping

bisnis

(konsultan

bisnis)

Inkubator

bisnis.

Prosedur Pengembangan Kewirausahaan akan dijabarkan lebih lanjut dalam prosedur

operasional baku yang meliputi kelompok sasaran, pelaksana kegiatan, tahap-tahap

pelaksanaan secara rinci, maupun indikator capaian kegiatan (Lihat Bab 8).

6.4 KRITERIA DALAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Kriteria-kriteria dalam pengembangan kewirausahaan didasarkan pada kriteria

penanggungjawab kegiatan, kriteria penerima kegiatan serta kriteria kinerja kegiatan.

Kriteria penanggungjawab kegiatan pengembangan kewirausahaan adalah sebagai

berikut:

1. Penanggungjawab kegiatan adalah pemerintah pusat atau pemerintah daerah

yang memiliki tugas pokok dan fungsi yang sesuai dengan kegiatan sebagaimana

ditunjukkan dengan adanya peraturan atau instruksi yang berlaku.

2. Kegiatan direncanakan dan dituangkan dalam rencana pembangunan, rencana

tahunan rencana strategis atau rencana kerja dari penanggungjawab kegiatan

serta memiliki target output yang jelas.

Page 48: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

44

3. Penanggungjawab kegiatan memiliki anggaran untuk pelaksanaan kegiatan di

tahun yang berjalan ataupun kegiaatan dengan kebutuhan penganggaran multi

tahun.

4. Penanggungjawab kegiatan memiliki peraturan pelaksanaan kegiatan yang

diturunkan dari undang-undang atau rencana strategis yang sudah dituliskan.

5. Penanggung jawabkegiatan dapat bekerja sama dengan mitra untuk pelaksanaan

kegiatan.

6. Penanggung jawabkegiatan mengembangkan dan mengelola basis data.

Kriteria penerima kegiatan pengembangan kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1. Penerima kegiatan adalah mereka yang sesuai dengan definisi dan kriteria yang

ditetapkan, dimana:

a. Masyarakat umum adalah warga negara Indonesia yang memiliki minat

untuk berwirausaha.

b. Calon wirausaha adalah warga negara Indonesia yang:

memiliki perilaku dan dan semangat kewirausahaan dan memiliki ide

bisnis, atau

memiliki rintisan usaha namun belum menjalankan (mendirikan) usaha.

c. Wirausaha baru adalah mereka yang sudah menjalankan usaha sesuai

dengan kriteria sebagai berikut:

memiliki rencana usaha;

memiliki usaha yang tercatat/teregistrasi, sekurang-kurangnya dalam

bentuk ijin usaha mikro kecil (IUMK) dengan mengacu Perpres 98/2014;

dan

usaha berusia kurang dari 42 (empat puluh dua) bulan sejak pendirian

usaha yang telah dicatatkan (teregistrasi).

d. Wirausaha mapan adalah mereka yang sudah memiliki dan mengelola

usaha dengan kriteria sebagai berikut:

lebih dari 42 (empat puluh dua) bulan sejak sejak pendirian usaha yang

yang telah dicatatkan (teregistrasi); dan

telah memiliki dan menggaji karyawan tetap.

2. Penerima kegiatan tidak sedang atau pernah menerima kegiatan yang sama dari

penanggungjawab kegiatan yang sama, maupun dari penanggungjawab kegiatan

yang berbeda.

Kriteria kinerja kegiatan pengembangan kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1. Kriteria kinerja output, meliputi:

a. Adanya basis data dan pencatatan wirausaha, baik wirausaha baru dan

wirausaha mapan

b. Adanya output berupa kegiatan dan hasil sesuai dengan target kegiatan,

yang dapat meliputi:

Jumlah ide usaha yang dihasilkan oleh para calon wirausaha

Page 49: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

45

Jumlah wirausaha baru yang bertahan “Survival rate” atau tingkat

bertahan dalam minimal 1 tahun setelah menerima fasilitasi

Pemerintah

Jumlah wirausaha baru yang mendapatkan penyertaan modal

Persentase penyerapan dana pinjaman lembaga

peminjam/bank/ventura

c. Adanya pencatatan mengenai daftar penerima kegiatan

2. Kriteria kinerja outcome, meliputi:

a. Jumlah wirausaha mapan

b. Pertumbuhan omset wirausaha mapan

c. Pertumbuhan aset wirausaha mapan

d. Jumlah tenaga kerja wirausaha mapan

3. Kriteria dampak, meliputi:

a. Pengurangan tingkat pengangguran terbuka

b. Pengurangan kemiskinan

c. Pertumbuhan ekonomi

Page 50: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

46

7. MODEL BISNIS PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Berdasarkan analisis dan evaluasi akan pengembangan kewirausahaan yang telah

dilakukan di Indonesia, Gambar 9 menunjukkan model holistik dari pengembangan

kewirausahaan yang sebaiknya dilakukan di Indonesia untuk menciptakan wirausaha baru

secara lebih terkoordinasi. Pendekatan dengan menggunakan model Market System atau

yang disebut MP4 atau sistem pasar yang sering digunakan dalam mengevaluasi dan

mengembangkan rantai nilai dalam sebuah sistem38.

Gambar 11. Model M4P (The Making Markets Work for the Poor Approach)

(Sumber: Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC) & UK Department for International Development (DFID), 2008)

Sistem pasar, seperti yang ditunjukkan pada pendekatan M4P (The Making Markets Work

for the Poor), adalah sebuah pendekatan untuk mengembangkan sebuah sistem yang

berfungsi lebih efektif, berkelanjutan dan menguntungkan bagi pihak yang menjadi fokus

perhatian. Pendekatan ini berfokus pada pengembangan kapasitas pihak yang menjadi

fungsi inti (dengan menunjukkan hubungan pemasok dan permintaan).

Pendekatan M4P menganalisis sistem mengenai bagaimana fungsi inti memerlukan

dukungan dari fungsi lain dan membutuhkan aturan yang berlaku agar sistem yang

dibangun dapat memberikan perubahan yang efektif atau tindakan. Analisis perlu

38 Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC). (2008) A Synthesis of The Making Markets Work

for the Poor (M4P) Approach. UK Department for International Development (DFID) and the Swiss Agency

for Development and Cooperation.

Page 51: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

47

mengidentifikasi kendala yang mendasari yang memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap sistem pasar dan berkonsentrasi pada penanganan ini untuk membuat

perubahan atau tindakan. Pendekatan M4P berfokus pada pengembangan sistem pasar,

dinilai dengan fungsi yang berbeda antara aktor utama dan pihak pendukung baik pihak

Pemerintah dan swasta, formal dan informal dengan aturan yang perlu berlaku secara

jelas.

Pada konteks pengembangan kewirausahaan, ada tiga fungsi utama dalam pendekatan

M4P yang dapat dilaksanakan yaitu:

1. Fungsi Inti yang disebut sebagai pilar program yang merupakan program

pengembangan kewirausahaan yang mencakup tahap-tahap pengembangan

wirausaha mulai dari masyarakat umum, calon wirausaha, wirausaha baru dan

wirausaha mapan yang menjadi pelaku utama dan proses pengembangan

kewirausahaan.

2. Fungsi pengaturan atau yang disebut sebagai pilar sistem evaluasi dan monitoring,

serta sistem pendukung yang merupakan berbagai fungsi yang mengatur,

termasuk di dalamnya adalah berbagai aturan atau kebijakan yang perlu ada dan

mendasari serta mengatur partisipasi dan perilaku di pasar. Aturan termasuk

aturan resmi atau norma, aturan formal atau hukum dan standar lainnya dan kode

etik.

3. Fungsi pelaksana atau yang disebut pilar pelaksana yang membuat dan

menjalankan program pengembangan kewirausahaan dan membantu pelaku

utama untuk tumbuh dan berkembang termasuk proses konsultasi, penelitian dan

pengembangan (litbang), informasi, dan pengembangan kapasitas dan koordinasi.

Gambar 12 di bawah ini menunjukkan urutan prosedur mulai dari adanya peluang usaha

dan kebutuhan wirausaha potensial dari masyarakat sampai menciptakan wirausaha

mandiri yang mau tumbuh dan meningkatkan skala usahanya.

Tahap-tahap pengembangan kewirausahaan dijelaskan lebih lanjut dalam Tabel 6. Tahap-

tahap ini diadaptasi dari rekomendasi kebijakan yang diberikan oleh OECD39 dan United

Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD)40, serta praktik dan praktik baik

yang telah dilaksanakan oleh berbagai Kementerian/Lembaga, Pemda dan lembaga lain

yang sudah menjalankan program pengembangan kewirausahaan sampai saat ini.

39 OECD Statistics Directorate. (2009). Measuring Entrepreneurship: A Collection of Indicators 2009 Edition:

OECD-Eurostat Entrepreneurship Indicators Programme. 40 UNCTAD. (2012). Entrepreneurship Policy Framework and Implementation Guidance: United Nations

Page 52: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

48

Gambar 12 Proses Bisnis Pengembangan Kewirausahaan

Tabel 6.

Tahapan Pengembangan Kewirausahaan Saat Ini

Pilar

pelaksana

Masyarakat umum Calon wirausaha Wirausaha baru Wirausaha mapan

Kementerian/

Lembaga (K/L)

dan Pemda

Pemasyarakatan

ide usaha untuk pra-

wirausaha.

Penciptaan

wirausaha baru

dengan

memfasilitasi ide

usaha.

Penciptaan wirausaha

mapan dengan

program inkubasi

bisnis dan penguatan

usaha

Peningkatan skala

usaha dengan

peningkatan

kapasitas bagi

wirausaha mapan

dan penyusunan

exit strategy dan

penciptaan

mentor usaha

Kementerian

Koperasi dan

UKM

Pemasyarakatan

pra-wirausaha (1

hari pelatihan ide

bisnis)

Gerakan

Kewirausahaan

Nasional

Pemasyarakatan

calon wirausaha

(4 hari pelatihan)

Pelatihan vokasi

Magang

Pendampingan

melalui Tempat

Praktik

Keterampilan

Usaha (TPKU)

Pelatihan eks TKI

Pelatihan

kewirausahaan

Fasilitasi inkubator

di Perguruan Tinggi

Pelatihan

wirausaha

teknologi

Pelatihan

wirausaha sosial

Pelatihan vokasi

Magang

Pendampingan

melalui Pusat

Pendampingan

melalui PLUT

KUMKM

Pendampingan

produktivitas

Fasilitasi IUMK

(Ijin Usaha Mikro

dan Kecil)

Pelatihan dan

fasilitasi

standarisasi

mutu, sertifikasi

produk dan

Page 53: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

49

Pilar

pelaksana

Masyarakat umum Calon wirausaha Wirausaha baru Wirausaha mapan

Layanan Usaha

Terpadu (PLUT)

Koperasi dan

UMKM

Fasilitasi IUMK (Ijin

Usaha Mikro dan

Kecil)

Pelatihan dan

fasilitasi

standarisasi mutu,

sertifikasi produk

dan HaKI

Fasilitasi start-up

capital

Fasilitasi dana

bergulir

Fasilitasi Kredit

Usaha Rakyat

HaKI

Fasilitasi dana

bergulir

Fasilitasi Kredit

Usaha Rakyat

Fasilitasi

promosi dan

pemasaran

Fasilitasi

kemitraan

Fasilitasi

restrukturisasi

usaha

Kementerian

Ketenagakerja

an

Pemetaan (3 hari)

Inkubasi in-wall

(10 hari)

Inkubasi potensi

daerah (10 hari)

untuk kelompok

tenaga kerja (20

orang)

Pelatihan Tenaga

Kerja Mandiri

Inkubasi melalui

Balai Besar

Pengembangan

dan Perluasan

Kerja

Inkubasi out-wall

(8 hari)

Temu konsultasi

Bantuan Sarana

Usaha

Program

Pendampingan

untuk

Pemberdayaan

Tenaga Kerja

Sukarela

Pendampingan

dan pembekalan

pendamping

Kementerian

Pemuda dan

Olah Raga

Pemetaan

Pemasyarakatan

(Pemasalan)

kewirausahaan

pemuda melalui

sosialisasi,

workshop dan

seminar

Pelatihan dasar

kewirausahaan

Temu bisnis (3 hari)

Workshop

pengembangan

potensi, fasilitasi

permodalan,

pemilihan

wirausaha muda

pemula berprestasi,

dan promosi

melalui pameran.

Peningkatan

kemitraan (5 hari)

Kementerian

Perindustrian

Pendidikan dan

pelatihan

kompetensi

wirausaha industri

(6 bulan, sesuai

SKKNI)

Pelatihan

wirausaha baru

(1 minggu)

Beasiswa

penumbuhan

wirausaha baru

industri/

Beasiswa Tenaga

Penyuluh

Lapangan Industri

Kecil (3-4 tahun)

Fasilitasi bantuan

peralatan

Pelatihan kualitas

produk (1 minggu)

Pendampingan

teknis dan

manajemen usaha

Pendampingan

teknis dan

manajemen

usaha

Fasilitasi

standarisasi

mutu, sertifikasi

produk dan HKI

Estrukturisasi

mesin dan

peralatan

Pengembangan

pasar

Page 54: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

50

Pilar

pelaksana

Masyarakat umum Calon wirausaha Wirausaha baru Wirausaha mapan

Kementerian

Desa ,

Pembangunan

Daerah

Tertinggal, dan

Transmigrasi

Pembinaan

kawasan

transmigrasi yang

memiliki prioritas

pengembangan

usaha

Pendampingan

kelompok

transmigrasi

(3 bulan)

Inkubasi bisnis

Pembinaan

kelompok

wirausaha

transmigrasi

(5 tahun)

Pengembangan

himpunan

wirausaha

transmigrasi

Pelatihan Dasar

Pendampingan bagi

pengembangan

usaha

(pengembangan

inovasi teknologi,

akses permodalan,

dan kemitraan)

Kementerian

Pemberdayaan

Perempuan &

Perlindungan

Anak

Pelatihan Industri

Rumahan (5 hari)

Pelatihan Industri

Rumahan (5 hari)

Pemerintah

Daerah

Sosialisasi/

pemasyarakatan

wirausaha

Pelatihan

kewirausahaan

(2 hari)

Fasilitasi

inkubator

pengembangan

teknologi dan

bisnis

Pelatihan

Kewirausahaan

Pengembangan

kemitraan:

intermediasi

dengan

BUMN/Perbankan

dalam fasilitasi

PKBL, kerja sama

pengembangan

usaha dengan

swasta, temu bisnis

dengan buyer, dan

sinergi kegiatan

pengembangan

kewirausahaan

antar dinas terkait

Pendampingan bagi

pengembangan

usaha: sosialisasi

peraturan

perundang-

undangan terkait,

penguatan basis

data wirausaha

daerah, fasilitasi

infrastruktur (modul

pelatihan, buku

panduan

pengembangan

usaha, pendaftaran

merek, dan

sertifikasi produk)

Page 55: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

51

Pilar

pelaksana

Masyarakat umum Calon wirausaha Wirausaha baru Wirausaha mapan

Badan

Ekonomi

Kreatif

Pelatihan

kewirausahaan

melalui pola kurasi

Kementerian

Komunikasi

dan

Informatika

Fasilitasi infrastuktur

teknologi, informasi,

dan komunikasi

Catatan: Berbagai program dan praktik pada di atas didasarkan pada kegiatan yang telah dijalankan dan

penamaan program atau kegiatan dapat berbeda namun esensi kegiatannya adalah seperti yang tertulis

dalam masing-masing kolom.

Berdasarkan berbagai praktik baik dan tahap-tahap pengembangan kewirausahaan

seperti yang telah dituliskan pada Tabel 7, disusun rancangan proses bisnis untuk setiap

tahap pengembangan kewirausahaan. Tabel 7 juga menunjukkan kriteria dan indikator

yang perlu dikembangkan untuk mengevaluasi capaian dari tahapan pengembangan

kewirausahaan.

Page 56: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

52

Tabel 7

Kriteria Pencapaian Program dan Indikator Capaian

Masyarakat

umum

Calon

wirausaha

Wirausaha baru Wirausaha mapan

Fokus program

pengembangan

kewirausahaan

Pemasyaraka

-tan ide usaha

untuk pra-

wirausaha

Penciptaan

wirausaha

baru dengan

memfasilitas

i ide usaha

(inkubasi

bisnis,

pendamping

an dan

pendanaan).

Penciptaan

wirausaha

mapan dengan

program

inkubasi bisnis

Penciptaan

wirausaha

mapan

dengan

penguatan

usaha dan

penciptaan

infrastruktur

dan

pendanaan

pinjaman

Peningkatan

skala usaha

dengan

peningkatan

kapasitas

bagi

wirausaha

mapan

Penciptaan

mentor usaha

Periode

pelaksanaan

program

1 tahun

program

intra- atau

ekstra-

kurikular

sekolah,

atau

maksimum 2

hari untuk

sosialisasi/

seminar/

lokakarya/

bimbingan

teknis

1 hari s.d. 5

hari untuk

sosialisasi/

seminar/

lokakarya/

bimbingan

teknis

1 tahun – 2,5 tahun

(disesuaikan dengan jenis

kewirausahaan)

2 hari – 2

minggu

tergantung

program

Maksimal 10

hari

Pendampingan

6 bulan 1 tahun 6 bulan

Kriteria

pencapaian

program

Banyaknya

ide dan

kesempatan

usaha baru

Banyaknya wirausaha baru yang

bertahan

Peningkatan

kontribusi

pada

perekono-

mian

Peningkatan

jumlah

wirausaha

yang “naik

kelas”

menjadi

mapan

Page 57: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

53

Masyarakat

umum

Calon

wirausaha

Wirausaha baru Wirausaha mapan

Fokus program

pengembangan

kewirausahaan

Pemasyaraka

-tan ide usaha

untuk pra-

wirausaha

Penciptaan

wirausaha

baru dengan

memfasilitas

i ide usaha

(inkubasi

bisnis,

pendamping

an dan

pendanaan).

Penciptaan

wirausaha

mapan dengan

program

inkubasi bisnis

Penciptaan

wirausaha

mapan

dengan

penguatan

usaha dan

penciptaan

infrastruktur

dan

pendanaan

pinjaman

Peningkatan

skala usaha

dengan

peningkatan

kapasitas

bagi

wirausaha

mapan

Penciptaan

mentor usaha

Indikator

pencapaian

program

Jumlah

peserta

pemasyara-

katan

Jumlah ide

tercipta

untuk usaha

baru

Jumlah

wirausaha

baru yang

bertahan

“Survival

rate” atau

tingkat

bertahan

dalam

minimal 1

tahun

setelah

menerima

fasilitasi

Pemerintah

Jumlah

wirausaha

baru yang

mendapat-

kan

penyertaan

modal

Persentase

penyerapan

dana

pinjaman

lembaga

peminjam/

bank/

ventura

Persentase

NPL

Persentase

peningkat-

an omset

Persentase

peningka-

tan 1

tenaga

kerja per

tahun dari

usaha

mapan

Persentase

peningkat-

an omset

dan aset

usaha per

tahun dari

usaha

mapan

Persentase

peningka-

tan 1

tenaga

kerja per

tahun dari

usaha

mapan

Persentase

peningkat-

an omset

dan aset

usaha per

tahun dari

usaha

mapan

Jadwal evaluasi

pencapaian

program

Setelah

program

Setelah

program

1 tahun

setelah

pelaksanaan

program

Maksimum

2,5 (30 bulan)

tahun setelah

pelaksanaan

program

1 tahun

setelah

pelaksanaan

program

1 tahun

setelah

pelaksanaan

program

Page 58: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

54

Masyarakat

umum

Calon

wirausaha

Wirausaha baru Wirausaha mapan

Fokus program

pengembangan

kewirausahaan

Pemasyaraka

-tan ide usaha

untuk pra-

wirausaha

Penciptaan

wirausaha

baru dengan

memfasilitas

i ide usaha

(inkubasi

bisnis,

pendamping

an dan

pendanaan).

Penciptaan

wirausaha

mapan dengan

program

inkubasi bisnis

Penciptaan

wirausaha

mapan

dengan

penguatan

usaha dan

penciptaan

infrastruktur

dan

pendanaan

pinjaman

Peningkatan

skala usaha

dengan

peningkatan

kapasitas

bagi

wirausaha

mapan

Penciptaan

mentor usaha

Catatan khusus Perlu klausul khusus yang akan

mencakup kriteria-kriteria yang

lebih mendetil untuk wirausaha

teknologi, wirausaha sosial, dan

berbagai kategori atau sector

wirausaha sesuai dengan

peraturan perundangan.

Perlu klausul khusus untuk

mencakup tipe wirausaha

yang: ambisius (growth),

berbasis teknologi maju

dan/atau wirausaha social

atau dapat ditambahkan

sesuai dengan kebutuhan

sektor yang didasarkan pada

peraturan yang berlaku.

Program pengembangan kewirausahaan yang tertera pada Tabel 7 selanjutnya dijelaskan

dalam prosedur operasional baku, termasuk dengan berbagai klausul khusus untuk

kondisi dan kriteria yang lebih spesifik sesuai dengan tahap perkembangan dan jenis

kewirausahaan. Sebagai contoh, untuk tahap dini bagi calon wirausaha, lingkungan yang

mendukung (nutrient-rich environment) yang didasari pada norma sosial dan budaya yang

mendukung ekosistem kewirausahaan adalah hal yang perlu ditekankan. Upaya ini perlu

menjadi bagian dalam pengembangan kewirausahaan, namun belum menjadi program

yang perlu pengaturan dalam bentuk prosedur dan indikator pencapaian yang khusus.

Cara atau proses penguatan karakter untuk berwirausaha di tahap dini melalui

pendekatan baik budaya, sosial dan ekonomi, misalnya dapat dilakukan melalui:

1. Pendidikan keluarga dan masyarakat, termasuk persepsi wirausaha sebagai pilihan

karir yang menjanjikan;

2. Kaderisasi budaya perusahaan melalui organisasi kemasyarakatan;

3. Pemasyarakatan kewirausahaan dan budaya usaha melalui pendidikan; dan

4. Penyebarluasan dan kemudahan akses informasi dan pengetahuan, terutama contoh-

contoh wirausaha sukses, informasi peluang berwirausaha dan informasi pengelolaan

usaha.

Page 59: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

55

Beberapa kisah sukses untuk penerapan tahap-tahap pengembangan kewirausahaan

dijelaskan dalam Tabel 8. Tabel ini dibuat untuk menunjukkan bahwa pelaksanaan

kegiatan pengembangan kewirausahaan dapat berjalan dengan baik melalui sinergi antar

organisasi atau institusi.

Tabel 8

Kisah sukses penerapan kegiatan pengembangan kewirausahaan

Masyarakat umum Calon wirausaha Wirausaha baru Wirausaha mapan

Program

pengembangan

kewirausahaan

Pemasyarakatan

ide usaha untuk

pra-wirausaha

Penciptaan

wirausaha baru

dengan

memfasilitasi ide

usaha (inkubasi

bisnis,

pendampingan dan

pendanaan).

Penciptaan wirausaha

mapan dengan

program inkubasi

bisnis

Penciptaan wirausaha

mapan dengan

penguatan usaha dan

penciptaan

infrastruktur dan

pendanaan pinjaman

Peningkatan skala

usaha dengan

peningkatan

kapasitas bagi

wirausaha mapan

Contoh

pelaksanaan

Program Kreativitas

Mahasiswa untuk

peningkatan

kesadaran akan

masyarakat

dan/atau ide usaha

(khususnya untuk

program PKM-K

untuk

kewirausahaan). Ide

PKM diseleksi

untuk

dipresentasikan

pada PIMNAS

(Pekan Ilmiah

Mahasiswa

Nasional).

i-STEP (Student

Entrepremeurship

Program) RAMP

(Recognition and

Mentoring Program)

Inkubasi bisnis

melalui program

mentoring (INOTEK

Mentoring Program

sebagai bentuk out-

wall incubation)

Program SCORE

(Kesinambungan

Daya Saing dan

Tanggung Jawab

Perusahaan)

untuk UKM/IKM

yang lebih baik,

produktif dan

kompetitif.

Executing

agency &

Implementing

agency

Executing agency:

Kemenristek-dikti

Implementing

agency: Universitas

Implementing

agency:

Akselerasi.id Institut

Pertanian Bogor

dengan dana dari

the Lemelson

Foundation

Implementing agency:

Yayasan INOTEK

(Lembaga nirlaba)

dengan dana dari the

Lemelson Foundation

Kerja sama antara

ILO (International

Labour

Organization) dan

Kemenakertrans

dan Apindo dab

serikat buruh

nasional.

Page 60: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

56

Masyarakat umum Calon wirausaha Wirausaha baru Wirausaha mapan

Program

pengembangan

kewirausahaan

Pemasyarakatan

ide usaha untuk

pra-wirausaha

Penciptaan

wirausaha baru

dengan

memfasilitasi ide

usaha (inkubasi

bisnis,

pendampingan dan

pendanaan).

Penciptaan wirausaha

mapan dengan

program inkubasi

bisnis

Penciptaan wirausaha

mapan dengan

penguatan usaha dan

penciptaan

infrastruktur dan

pendanaan pinjaman

Peningkatan skala

usaha dengan

peningkatan

kapasitas bagi

wirausaha mapan

Testimoni dan

catatan

mengenai

pelaksanaan

kegiatan

“saya melihat

PIMNAS dan PKM

memanng bukan

sebagai ajang yang

prestigious

melainkan bukti

nyata kita dalam

upaya membenahi

permasalahan di

Indonesia….

PIMNAS sebagai

ajang akselerasi

kita untuk

memunculkan

bermacam

kreatifitas…” (Wegit

Triantoro,

mahasiswa UI,

dikutip dari

mahasiswa.ui.ac.id)

“Dalam i-STEP

2011, mahasiswa

diberikan pelatihan

yang terstruktur dan

mendalam untuk

membantu peserta

mulai dari

membangkitkan

dan

memformulasikan

ide-ide,

mengembangkan

teknologi menjadi

produk,

memproteksi hasil

temuan,

membentuk bisnis,

memasarkan,

mengelola

pembiayaan dan

keuangan, serta

memperluas

dampaknya bagi

masyarakat.”

(www.ramp-

ipb.org/en/istep/pa

st_istep/21)

“Dengan ikut

mentoring INOTEK,

selain mendapatkan

dana hibah yang

sangat membantu

untuk peningkatan

produksi, juga

difasilitasi pelatihan-

pelatihan yang

memang kita sedang

perlukan. Program ini

sangat membantu

startup company

seperti saya. Pada

saat itu, kami benar-

benar tidak ada

pegangan dan tempat

bertanya apa yang

harus dilakukan.”

(Ratna, Bumibraja

Nusantara,

wawancara personal)

“Tiga bulan

setelah mengikuti

program pelatihan

SCORE, kami

dapat

memperluas

pangsa pasar dan

menguasai pasar

local berkat

peningkatan

produktivitas

kami” (Niko

Sugiharto,

Makassar, dikutip

dari ilo.org)

Page 61: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

57

8. STANDARD OPERATING PROCEDURE PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Proses bisnis untuk pengembangan kewirausahaan diuraikann lebih lanjut menjadi

beberapa prosedur operasional baku yang dapat digunakan sebagai panduan teknis bagi

pengembangan kewirausahaan. Hasilnya yaitu lima prosedur utama yang didasarkan

pada tahap-tahap dalam kewirausahaan, yaitu:

1. Pendaftaran dan Seleksi Wirausaha, yang meliputi:

1.1. Pendaftaran Wirausaha dan Identifikasi Tahap Wirausaha

1.2. Seleksi Administrasi Pendaftaran

2. Pemasyarakatan Pra-wirausaha

3. Fasilitasi Ide Usaha bagi Para Calon Wirausaha, yang meliputi

3.1. Inkubasi Bisnis

3.2. Pelatihan dan Pendidikan Kewirausahaan untuk Calon Wirausaha

4. Penguatan Usaha bagi Para Wirausaha Baru

4.1. Penguatan Usaha bagi Para Wirausaha Baru, yang meliputi

4.1.1. Inkubasi Bisnis

4.1.2. Pendampingan Usaha

4.1.3. Pendanaan

5. Peningkatan Kapasitas bagi Para Wirausaha Mapan

6. Penyusunan Exit Strategy dan Penciptaan Mentor Usaha, yang meliputi:

6.1. Penyusunan Exit Strategy

6.2. Penciptaan mentor usaha

I. PROSEDUR PENDAFTARAN DAN SELEKSI WIRAUSAHA

1. Judul: Prosedur Pendaftaran dan Seleksi Wirausaha

2. Kelompok Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah:

1. Semua orang yang memiliki minat untuk berwirausaha (masyarakat umum)

2. Semua orang yang memiliki perilaku dan dan semangat kewirausahaan dan

memiliki ide bisnis dan/atau memiliki rintisan usaha namun mendirikan usaha

(calon wirausaha)

3. Semua orang yang memiliki rencana usaha dan sudah memulai kegiatan

berwirausaha dalam jangka waktu kurang dari 42 (empat puluh dua) bulan

Page 62: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

58

sejak pendirian usaha yang telah dicatatkan (teregistrasi) pada lembaga

perizinan yang ditetapkan atau dalam sistem informasi kewirausahaan

(wirausaha baru), dan

4. Semua orang yang sudah memiliki dan mengelola usaha lebih dari 42 (empat

puluh dua) bulan sejak sejak pendirian usaha yang yang telah dicatatkan

(teregistrasi) pada lembaga perizinan yang ditetapkan atau dalam sistem

informasi kewirausahaan dan dan telah memiliki dan menggaji karyawan

(wirausaha mapan).

3. Tujuan

Prosedur ini bertujuan untuk:

a) Membuat basis data terkait wirausaha-wirausaha yang ada di Indonesia;

b) Melakukan pencatatan berdasarkan hasil pendaftaran dan memetakan

wirausaha-wirausaha yang sudah terdata berdasarkan usia wirausaha dan sifat

wirausaha;

c) Mengidentifikasi kebutuhan kegiatan bagi wirausaha-wirausaha yang terdaftar;

dan

d) Melakukan identifikasi kesesuaian antaran jenis wirausaha dengan kegiatan

yang tersedia.

4. Cakupan dan Pelaksana

Prosedur ini menerangkan langkah-langkah pendaftaran dan identifikasi

wirausaha, yaitu sebagai berikut:

1) Persiapan pembuatan sistem basis data;

2) Sosialisasi dan pengumuman sistem basis data;

3) Pengisian data wirausaha;

4) Identifikasi wirausaha berdasarkan tipe dan jenis wirausaha, serta pemetaan

program yang pernah diikuti oleh masing-masing wirausaha;

5) Verifikasi data; dan

6) Pengarsipan data.

5. Tahap-tahap

Berikut ini adalah tahap-tahap yang diperlukan untuk pendaftaran dan

penidentifikasian wirausaha:

1) Kementerian KUKM menentukan data-data apa saja yang diperlukan dalam

pembuatan basis data wirausaha.

Page 63: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

59

Data-data tersebut sekurang-kurangnya terdiri dari:

a. Identitas wirausahawan ( Nama dan Nomor Kartu Tanda Penduduk/KTP);

b. Identitas usaha, terdiri dari:

- Nama Usaha

- Lokasi Usaha

- Jenis Usaha

- Nomor Ijin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) dan masa berlakunya

- Nomor Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan masa berlakunya

- Nomor Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan masa berlakunya

2) Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemerintah Daerah menyiapkan sistem basis

berdasarkan identifikasi kebutuhan data yang sudah ditetapkan sebelumnya,

3) Kementerian KUKM membuat sistem basis data untuk menggabungkan data

yang diperoleh dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

4) K/L dan Pemerintah Daerah mengumumkan kegiatan dan pendaftaran.

5) Masyarakat menanggapi dengan mendaftarkan ide usaha dan usaha yang

sudah berjalan. Pendaftaran dapat dilakukan oleh individu atau kelompok.

Pendaftaran dilakukan dengan mengisi formulir secara online atau mendatangi

kantor yang ditunjuk untuk melakukan pendataan.

6) Kementerian KUKM melakukan identifikasi wirausaha berdasarkan data

wirausaha yang sudah didaftarkan. Identifikasi wirausaha tersebut terdiri dari 3

macam yaitu:

a) Identifikasi Tahap Wirausaha

Berdasarkan data dari formulir pendaftaran, Kementerian KUKM melakukan

identifikasi tahap wirausaha. Apabila suatu wirausaha sudah tercatat dan

berjalan selama lebih dari 3,5 tahun maka wirausaha tersebut termasuk

kategori wirausaha mapan. Apabila suatu wirausaha sudah tercatat tetapi

masih berusia di bawah 3,5 tahun maka wirausaha tersebut termasuk

kategori wirausaha baru. Apabila suatu wirausaha yang didaftarkan masih

hanya berbentuk ide bisnis atau berupa rintisan usaha, maka termasuk

kategori calon wirausaha.

b) Identifikasi Jenis Wirausaha

Kementerian KUKM mengidentifikasi apakah suatu wirausaha dalam

kegiatannya menciptakan sesuatu yang baru, dan/atau menerapkan konsep

atau cara baru (inovasi). Jika Wirausaha tersebut tidak menerapkan hal

Page 64: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

60

tersebut, maka wirausaha tersebut termasuk wirausaha biasa. Namun jika

wirausaha tersebut menciptakan sesuatu yang baru, dan/atau menerapkan

konsep atau cara baru (inovasi), maka Kementerian KUKM melakukan

identifikasi tahap berikutnya. Jika wirausaha tersebut dalam kegiatannya

memiliki misi untuk melakukan perubahan sosial dan sebagian besar

kegiatannya didanai oleh keuntungan dari kegiatan wirausaha, maka

wirausaha tersebut termasuk wirausaha sosial. Jika wirausaha tersebut

hanya sesuatu yang baru, dan/atau menerapkan konsep atau cara baru

(inovasi) tanpa memiliki misi utama untuk melakukan perubahan sosial,

maka wirausaha tersebut disebut wirausaha teknologi.

c) Identifikasi program pendampingan yang pernah diikuti

Identifikasi ini dilakukan dengan melihat formulir isian yang disudah diisi

oleh wirausahawan pada saat melakukan pendaftaran wirausaha.

7) K/L dan Pemerintah Daerah melakukan verifikasi data dengan melakukan

pencocokkan antaran tipe wirausaha dengan kegiatan yang sesuai.

8) K/L dan Pemerintah Daerah melakukan pengarsipan data.

Page 65: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

61

DIAGRAM ALIR PENDAFTARAN WIRAUSAHA

Diagram Alir Pendaftaran Wirausaha

MasyarakatKementerian KUKM CatatanPemerintah Pusat / Pemerintah Daerah

Phas

e

MULAI

Menentukan data yang diperlukan

Membuat sistem data

base terpusat

Mengumumkan kegiatan dan pendaftaran

Menginput data dan menyiapkan dokumen

untuk pendaftaran

Mensubmit data dan dokumen

1. Pendaftaran dapat dilakukan oleh individu atau kelompok2. Pendaftaran dapat dilakukan secara mandiri (online) atau mendatangi kantor yang ditunjuk

Membuat sistem data base daerah

Membangun sistem data base untuk menggabungkan data dari data base daerah.

Page 66: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

62

Diagram Alir Pendaftaran Wirausaha

MasyarakatKementerian KUKM CatatanPemerintah Pusat / Pemerintah Daerah

Ph

ase

Mensubmit data dan dokumen

Melakukan identifikasi wirausaha

Mengarsip data

Melakukan verifikasi data

Selesai

Identifikasi wirausaha terdiri dari:1. identifikasi tipe wirausaha2. identifikasi jenis wirausaha3. identifikasi program yang pernah diikuti (sumber data: form pendaftaran)

Pengarsipan dilakukan sesuai dengan hasil identifikasi wirausaha dan kegiatan pelatihan yang sesuai.

Untuk menyesuaikan kegiatan pelatihan yang sesuai dengan tipe wirausaha

Page 67: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

63

I.I Diagram Alir Penentuan Tipe/Tahap Wirausaha dan Penentuan Jenis Wirausaha

Diagram ini bertujuan untuk menentukan tipe wirausaha maupun jenis wirausaha

sebagaimana dijelaskan dalam Tahapan-tahapan Pendaftaran dan Seleksi

Wirausaha.

DIAGRAM ALIR IDENTIFIKASI TAHAP WIRAUSAHA

Identifikasi Tipe / Tahap Wirausaha

Proses Identifikasi Catatan

Ph

ase

Memeriksa data

Memiliki ide bisnis / rintisan usaha?

Selesai

Menjadi Calon Wirausaha

Mencatatkan pendirian usaha

pada lembaga yang ditentukan?

Usaha sudah berjalan lebih dari

3,5 tahun?

Menjadi Wirausaha Baru

Tidak

Ya

Tidak

Tidak

Ya

Menjadi Wirausaha Mapan

Selesai

Ya

Page 68: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

64

DIAGRAM ALIR IDENTIFIKASI JENIS WIRAUSAHA

Identifikasi Jenis Wirausaha

Proses Identifikasi Catatan

Ph

ase

Memeriksa data

Menciptakan & menerapkan inovasi

& teknologi mutakhir?

WIRAUSAHA

Melakukan identifikasi nilai utama

Memiliki misi untuk perubahan sosial?

Sebagian besar profit untuk sumber

pendanaan wirausaha?

WIRAUSAHA TEKNOLOGI

WIRAUSAHA SOSIAL

Tidak

Ya

Tidak

Tidak

Ya

Ya

I.II Diagram Alir Proses Seleksi Administrasi

Setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah

diawali oleh proses pendaftaran dan seleksi. Terdapat dua macam proses seleksi,

yaitu:

1) Seleksi Administrasi, yaitu proses seleksi yang dilakukan oleh Executing Agency

(Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah) untuk mengetahui: 1) apakah

Page 69: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

65

pendaftar sudah ada dalam basis data, 2) tipe dan jenis wirausaha, 3) program

kegiatan yang pernah diterima, dan 4) apakah pendaftar sudah pernah

mengikuti kegiatan serupa.

2) Seleksi Kegiatan, yaitu proses seleksi yang dilakukan oleh Implementing

Agency. Proses seleksi didasarkan pada bentuk kegiatan dan kebutuhan dari

kegiatan yang akan dilakukan. Hal ini akan ditetapkan oleh Implementing

Agency sesuai dengan jenis kegiatan.

Tahapan-tahapan untuk seleksi administrasi terdiri dari:

1) Melakukan verifikasi data pendaftar dengan basis data. Apa bila pendaftar

belum terdaftar dalam basis data, maka pendaftar diminta untuk mendaftarkan

dahulu usahanya dalam sistem basis data.

2) Apa bila pendaftar sudah terdaftar dalam basis data, maka Pemerintah

Pusat/Daerah dapat memperoleh data tentang jenis wirausaha dan jenis

kegiatan yang dapat diterima oleh pendaftar.

3) Apa bila jenis kegiatan yang akan diselenggarakan cocok dengan kebutuhan

pendaftar, maka akan dilihat kembali apakah sebelumnya pendaftar tersebut

pernah mengikuti kegiatan serupa. Bila pendaftar pernah mengikuti kegiatan

serupa, maka pendaftarannya ditolak dan proses selesai. Bila pendaftar belum

pernah mengikuti kegiatan tersebut, maka pendaftarannya akan diproses lebih

lanjut ke tahap berikutnya yaitu seleksi kegiatan.

Page 70: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

66

DIAGRAM ALIR PROSES SELEKSI ADMINISTRASI PENDAFTARAN KEGIATAN

Proses Verifikasi / Seleksi Administrasi Pendaftaran Kegiatan

Proses Verifikasi / Seleksi Catatan

Ph

ase

Verifikasi berkas pendaftar dengan database

Ada?Proses

Pendaftaran ke Database

Identifikasi tipe dan jenis wirausaha

Sesuai? Proses selesai

Tidak

Ya

Ya

Proses Seleksi Kegiatan

Prosedur pendaftaran dapat dilihat di bagian prosedur I.

Berdasarkan data base

Identifikasi kesesuaian

kebutuhan dengan kegiatan

Tidak

Pernah mengikuti kegiatan yang sama?

Proses selesai

Berdasarkan data base

Ya

Tidak

Pernah

Sesuai dengan jenis kegiatan dan ketentuan yang ditetapkan implementing agency

6. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah:

a. Adanya basis data dan pencatatan wirausaha, baik wirausaha baru dan

wirausaha mapan

b. Adanya pencatatan mengenai daftar penerima program

Page 71: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

67

PROSEDUR PEMASYARAKATAN PRA WIRAUSAHA

1. Judul: Prosedur Pemasyarakatan Pra Wirausaha

2. Kelompok Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat umum yang tinggal di Indonesia yang

memiliki ide usaha atau yang sudah memiliki usaha. Kegiatan pemasyarakatan pra

wirausaha ini memiliki berbagai bentuk dan tujuan, sehingga sasaran peserta

untuk setiap kegiatan dapat berbeda sesuai kecocokan kegiatan dengan

masyarakat penerima kegiatan.

3. Tujuan

Prosedur ini bertujuan untuk menjelaskan tahap-tahap yang harus diikuti dalam

kegiatan pemasyarakatan pra wirausaha.

4. Cakupan dan Pelaksana

Prosedur ini menerangkan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan

pemasyarakatan pra wirausaha, yaitu sebagai berikut:

1) Penentuan calon-calon peserta,

2) Proses pendaftaran dan seleksi,

3) Proses kegiatan pemasyarakatan pra wirausaha, dan

4) Evaluasi kegiatan.

5. Tahap-tahap

Berikut ini adalah tahap-tahap yang diperlukan untuk pemasyarakatan pra-

wirausaha:

1) Executing Agency menentukan calon-calon peserta yang menjadi sasaran

kegiatan pemasyarakatan pra-wirausaha. Penentuan calon-calon peserta ini

dapat didasarkan pada aspek sektoral, regional, maupun talent scouting.

2) Setelah calon-calon peserta yang menjadi sasaran program ditetapkan,

Implementing Agency mengumumkan pendaftaran kegiatan.

3) Calon peserta melakukan pendaftaran dengan mengisi dan mengirimkan

formulir pendaftaran yang telah disiapkan oleh Implementing Agency.

4) Implementing agency melakukan seleksi terhadap formulir-formulir

pendaftaran yang masuk. Apabila dari hasil revieu terhadap formulir

pendaftaran, calon peserta dinilai tidak cocok untuk mengikuti kegiatan

pemasyarakatan pra-wirausaha, maka Implementing Agency mengarsip data

Page 72: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

68

calon peserta tersebut. Apabila dari hasil revieu terhadap formulir pendaftaran,

calon peserta dinilai cocok untuk mengikuti kegiatan pemasyarakatan pra-

wirausaha, maka Implementing Agency memberikan undangan kepada calon

peserta untuk mengikuti kegiatan pemasyarakatan pra-wirausaha.

5) Implementing Agency melaksanakan kegiatan pemasyarakatan pra-wirausaha

yang diikuti oleh peserta yang diundang.

6) Setelah kegiatan berakhir, Implementing Agency mengarsip semua data dan

dokumen terkait dengan kegiatan tersebut serta membuat laporan kegiatan

yang kemudian diserahkan kepada Executing Agency.

7) Executing Agency melakukan evaluasi kegiatan pemasyarakatan pra-wirausaha

berdasarkan berkas laporan yang disusun oleh Implementing Agency.

6. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah:

1. Adanya basis data dan pencatatan data

2. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan

3. Peningkatan pemahaman peserta terkait kegiatan wirausaha

4. Jumlah peserta yang berminat untuk menjadi wirausaha

5. Jumlah ide baru yang muncul untuk kegiatan wirausaha

Page 73: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

69

DIAGRAM ALIR PEMASYARAKATAN PRA WIRAUSAHA

Diagram AlirPemasyarakatan Prawirausaha

Implementing Agency

Executing Agency Masyarakat Catatan

Ph

ase

MULAI

Menentukan calon-calon

peserta

Mengumumkan pendaftaran

kegiatan

Melakukan pendaftaran

Melakukan seleksi

Setuju?

Memberikan undangan dan

menyelenggarakan kegiatan

Mengikuti kegiatan

Merekap data dan membuat

laporan kegiatan

Melakukan Evaluasi

SELESAI

Tidak

Ya

Penentuan berdasarkan: 1. Sektoral2. Regional3. Talent scouting

Pendaftaran dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran

Page 74: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

70

III. PROSEDUR FASILITASI IDE USAHA

1. Judul: Prosedur Fasilitasi Ide Usaha

2. Kelompok Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah orang yang memiliki perilaku dan semangat

kewirausahaan dan memiliki ide bisnis dan/atau memiliki rintisan usaha namun

belum menjalankan (mendirikan) usaha, atau disebut calon wirausaha.

3. Tujuan

Prosedur ini bertujuan untuk menjelaskan langkah-langkah kegiatan untuk

memfasilitasi atau mendampingi kelompok atau orang yang sudah memiliki ide

usaha, dalam bentuk pelatihan, pembimbingan, pemagangan, dan inkubasi,

sehingga ide usaha tersebut dapat diterapkan menjadi usaha yang benar-benar

berjalan.

4. Cakupan dan Pelaksana

Prosedur ini menerangkan langkah-langkah pendaftaran dan identifikasi

wirausaha, yaitu sebagai berikut:

1) Pengumuman pembukaan pendaftaran kegiatan “fasilitasi ide”

2) Seleksi terhadap formulir pendaftaran keikutsertaan dalam kegiatan “fasilitasi

ide”

3) Pelaksanaan kegiatan fasilitasi ide yang terdiri dari: pelatihan, pembimbingan,

pemagangan, inkubasi

4) Evaluasi capaian terhadap hasil dari kegiatan fasilitasi ide

5. Tahap-tahap

Tahap-tahap yang diperlukan untuk kegiatan “fasilitasi ide” ini adalah:

1) Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah mengumumkan kegiatan “fasilitasi ide”

secara terbuka dengan menyertakan syarat-syarat serta cara pendaftaran

peserta.

2) Calon wirausaha melakukan pendaftaran dengan cara mengisi formulir

pendaftaran dan menyerahkan formulir pendaftaran tersebut. Pendaftaran

dapat dilakukan oleh calon wirausaha secara kelompok maupun perorangan.

3) Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah melakukan seleksi/mereviu formulir

pendaftaran yang masuk.

4) Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah mengumumkan dan mengirimkan

undangan kepada pendaftar untuk mengikuti kegiatan “fasilitasi ide”.

Page 75: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

71

5) Implementing Agency menyelenggarakan kegiatan “fasilitasi Ide” yang terdiri

dari:

a) Pelatihan

b) Pembimbingan

c) Pemagangan

d) Inkubasi

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh peserta yang telah diundang.

6) Setelah kegiatan “fasilitasi Ide” selesai dilaksanakan, calon wirausaha

membuat evaluasi kelayakan ide usaha sesuai dengan format yang sudah

ditentukan.

7) Implementing Agency melakukan evaluasi terhadap kegiatan “Fasilitasi Ide”

yang telah dilaksanakan dan kemudian membuat dokumen ide-ide wirausaha

baru. Implementing Agency melakukan rekap dan pengarsipan semua data (ide-

ide wirausaha baru dan calon wirausaha yang tidak disetujui).

6. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah:

1) Adanya basis data dan pencatatan data peserta (calon wirausaha)

2) Adanya pencatatan mengenai daftar penerima kegiatan

3) Jumlah ide usaha yang dihasilkan oleh para calon wirausaha

4) Jumlah ide wirausaha yang berhasil diterapkan (munculnya wirausaha baru)

Page 76: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

72

DIAGRAM ALIR PROSEDUR “FASILITASI IDE”

Diagram Alir Program Fasilitasi Ide Usaha

Implementing AgencyPemerintah / Pemerintah

DaerahCalon Wirausaha Catatan

Phas

e

Mengumumkan kegiatan secara terbuka

Melakukan Pendaftaran

Pendaftaran dilakukan dengan mengisi dan menyerahkan formulir pendaftaran

Melakukan seleksi / mereview formulir

pendaftaran

Mengumumkan dan mengirimkan undangan

untuk mengikuti kegiatan

Mengevaluasi program

Melakukan monev berdasarkan indikator

capaian

SELESAI

Kegiatan pelatihan

Kegiatan pembimbingan

Kegiatan Pemagangan

Inkubasi

Mengikuti kegiatan

Mengikuti kegiatan

Mengikuti kegiatan

Mengikuti kegiatan

Prosedur dapat dilihat di III.I

Prosedur dapat dilihat di III.II

Page 77: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

73

III.I PROSEDUR INKUBASI BISNIS

1. Judul: Prosedur Inkubasi Bisnis

2. Kelompok Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah:

a) Orang yang memiliki perilaku dan semangat kewirausahaan dan memiliki ide

bisnis dan/ atau memiliki rintisan usaha namun belum menjalankan

(mendirikan) usaha (calon wirausaha),

b) Wirausaha yang sudah memulai kegiatan berwirausaha dalam jangka waktu

kurang dari 42 (empat puluh dua) bulan sejak pendirian usaha yang telah

dicatatkan (teregistrasi) pada lembaga perizinan yang ditetapkan atau dalam

sistem informasi kewirausahaan dan memiliki rencana usaha (wirausaha baru).

3. Tujuan

Prosedur ini bertujuan untuk:

1) Menerangkan tahapan-tahapan inkubasi bisnis yang dapat menciptakan

maupun mengembangkan usaha baru.

2) Menerangkan tahapan kegiatan yang dapat menumbuhkan maupun

memperkuat kemampuan wirausaha baru.

4. Cakupan dan Pelaksana

Prosedur ini menerangkan langkah-langkah kegiatan inkubasi bisnis, yaitu sebagai

berikut:

1) Pengumuman pendaftaran kegiatan inkubasi bisnis

2) Pendaftaran dan seleksi peserta

3) Pembuatan dan penandatanganan kontrak

4) Pelaksanaan kegiatan inkubasi bisnis yang terbagi dalam beberapa tahap, dan

sekurang-kurangnya terdiri dari: pelatihan, pembimbingan, konsultasi,

pendampingan.

Inkubasi bisnis bagi wirausaha teknologi dan wirausaha sosial dapat

ditambahkan dengan materi khusus dan dengan tambahan waktu

pendampingan.

5) Evaluasi kegiatan

6) Evaluasi capaian kegiatan

5. Tahap-tahap

Tahap-tahap yang diperlukan untuk kegiatan Inkubasi Bisnis ini adalah:

Page 78: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

74

1) Executing agency mengumumkan secara terbuka terkait dengan diadakannya

kegiatan Inkubasi Bisnis.

2) Calon Wirausaha maupun Wirausaha Baru melakukan pendaftaran dengan

mengisi formulir pendaftaran yang dilengkapi dengan berkas rencana bisnis.

3) Executing agency melakukan seleksi/telaah terhadap berkas pendaftaran yang

diterima (sesuai dengan prosedur I.II seleksi administrasi).

4) Implementing agency melakukan seleksi berdasarkan dokumen pendaftaran.

5) Implementing agency mengumumkan dan mengirimkan undangan kepada

pendaftar / peserta untuk mengikuti kegiatan inkubasi bisnis.

6) Peserta menandatangani surat perjanjian yang menyatakan kesediaan untuk

mengikuti kegiatan inkubasi bisnis secara keseluruhan.

Catatan: tahap 1-5 dilakukan apabila kegiatan inkubasi bisnis berdiri sendiri dan

bukan bagian dari kegiatan Fasilitasi Ide Usaha maupun kegiatan Penguatan

Usaha

7) Implementing Agency melaksanakan kegiatan Inkubasi Bisnis yang diikuti oleh

peserta yang telah menandatangani surat perjanjian.

Kegiatan ini sekurang-kurangnya terdiri dari:

a) Pelatihan dan pengembangan ketrampilan

b) Pembimbingan

c) Konsultasi

d) Pendampingan

Untuk peserta yang merupakan wirausaha baru kegiatan bimbingan diberikan

materi tambahan sekurang-kurangnya bimtek, bantuan akses pendanaan,

bantuan akses pasar dan pengembangan pasar.

Jangka waktu pendampingan dan inkbasi bisnis adalah 6 bulan atau dapat

ditambah maksimal 1 tahun sesuai dengan kebutuhan dan jenis wirausaha

yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

8) Implementing Agency melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah

dilakukan.

9) Executing Agency melakukan monev berdasarkan indikator capaian yang sudah

ditetapkan. Kegiatan monev ini dilakukan 1 tahun setelah kegiatan inkubasi

berakhir.

6. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah:

Page 79: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

75

1) Adanya basis data dan pencatatan calon wirausaha dan/atau wirausaha baru

2) Adanya pencatatan mengenai daftar penerima kegiatan

3) Jumlah peserta yang konsisten dalam mengikuti kegiatan

4) Jumlah wirausaha baru yang bertahan “Survival rate”/tingkat bertahan dalam

minimal 1 tahun setelah menerima fasilitasi Pemerintah

5) Jumlah wirausaha baru yang mendapatkan penyertaan modal

DIAGRAM ALIR PROSEDUR INKUBASI BISNIS

Diagram Alir Program Inkubasi Bisnis

Executing Agency (Pemerintah /

pemerintah daerah)

Calon Wirausaha, Wirausaha Baru

Implementing Agency

Catatan

Ph

ase

Mengumumkan kegiatan secara

terbuka

Melakukan pendaftaran

Seleksi Administrasi (Sesuai Prosedur I.II)

Mengumumkan dan mengirimkan

undangan untuk mengikuti kegiatan

Menandatangani kontrak kegiatan

Menyelenggarakan kegiatan “Inkubasi Bisnis”, terdiri dari:

1) Pelatihan dan pengembangan ketrampilan2) Pembimbingan3) Konsultasi4) Pendampingan

Pendaftaran dilakukan dengan menyerahkan:1. formulir pendaftaran2. rencana bisnis

Kegiatan pembimbingan untuk wirausaha muda, sekurang-kurangnya ditambahkan:1) Bimtek2) Bantuan akses pendanaan

Tahap ini dilakukan jika Inkubasi Bisnis

berdiri sendiri (bukan bagian dari kegiatan fasilitasi

ide usaha / Penguatan usaha

Seleksi Kegiatan

Page 80: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

76

Diagram Alir Program Inkubasi Bisnis

Executing Agency (Pemerintah /

pemerintah daerah)

Calon Wirausaha, Wirausaha Baru

Implementing Agency

Catatan

Phas

e

Mengikuti rangkaian kegiatan “Inkubasi

Bisnis”

Menyelenggarakan kegiatan “Inkubasi Bisnis”, terdiri dari:

1) Pelatihan dan pengembangan ketrampilan2) Pembimbingan3) Konsultasi4) Pendampingan

Melakukan evaluasi kegiatan inkubasi

Monev dilakukan 1 tahun setelah program berakhir

Kegiatan pembimbingan untuk wirausaha muda, sekurang-kurangnya ditambahkan:1) Bimtek2) Bantuan akses pendanaan3) Akses / Pengembangan pasar

Melakukan kegiatan wirausaha

Melakukan monev kegiatan

berdasarkan kinerja capaian

Proses SELESAI

Page 81: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

77

III.2 PROSEDUR PELATIHAN DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN UNTUK

CALON WIRAUSAHA

1. Judul: Prosedur Pelatihan dan Pendidikan Kewirausahaan untuk Calon Wirausaha

2. Kelompok Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah orang yang memiliki perilaku dan semangat

kewirausahaan dan memiliki ide bisnis dan/atau memiliki rintisan usaha namun

belum menjalankan (mendirikan) usaha, atau disebut calon wirausaha.

3. Tujuan

Tujuan dari prosedur ini adalah:

1) Menerangkan tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk menyelenggarakan

kegiatan pelatihan dan pendidikan kewirausahaan untuk calon wirausaha,

2) Meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan calon wirausaha,

3) Mendapatkan praktik dan latihan pengembangan kewirausahaan sejak dini.

4. Cakupan

Prosedur ini menerangkan langkah-langkah kegiatan pelatihan dan pendidikan

kewirausahaan, yaitu sebagai berikut:

1) Penyusunan program pelatihan calon wirausaha

2) Penyusunan modul pendidikan dan pelatihan

3) Penyiapan tenaga pengajar

4) Pengumuman kegiatan dan pendaftaran

5) Proses seleksi

6) Pelaksanaan kegiatan

7) Evaluasi kegiatan

5. Tahap-tahap

Tahap-tahap yang diperlukan untuk kegiatan pelatihan dan pendidikan

kewirausahaan untuk calon wirausaha ini adalah:

1) Executing Agency melakukan penyusunan program pelatihan calon wirausaha.

Penyusunan program kegiatan pelatihan disesuaikan dengan tingkat

pendidikan dan kulifikasi dari lulusan kegiatan pendidikan dan pelathihan, yang

dapat disesuaikan dengan:

- Capaian pembelajaran lulusan

- Standar kompetensi

- Kriteria lain yang lebih spesifik sesuai dengan peraturan

Page 82: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

78

2) Executing Agency menyusun modul kegiatan pendidikan dan pelatihan yang

mencakup:

- Pemasaran

- Pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia

- Permodalan

- Manajemen sumber daya manusia dan organisasi

- Teknologi (mencakup proses desain dan produksi)

3) Executing Agency menyiapkan tenaga pengajar untuk kegiatan pendidikan dan

pelatihan. Tenaga pengajar tersebut ditentukan berdasarkan:

- Kompetensi sebagai pendidik / instruktur sesuai dengan keterampilah yang

akan diajarkan kepada peserta didik,

- Pengalaman kewirausahaan sesuai dengan bidang keterampilan yang

diajarkan.

Catatan: tahap kegiatan nomor 4-8 hanya dilakukan apabila kegiatan

pendidikan dan pelatihan berdiri sendiri di luar kegiatan fasilitasi ide usaha.

4) Executing agency mengumumkan kegiatan secara terbuka.

5) Calon wirausaha melakukan pendaftaran dengan cara menyerahkan formulir

pendaftaran yang telah diisi.

6) Executing agency melakukan seleksi administrasi (sesuai dengan prosedur 1.2)

7) Implementing agency melakukan seleksi berdasarkan kesesuaian bentuk

kegiatan dan kebutuhan kegiatan.

8) Implementing agency mengundang pendaftar yang lolos seleksi untuk

menghadiri kegiatan pendidikan dan pelatihan.

9) Calon wirausaha yang lolos seleksi mengikuti kegiatan pelatihan.

10) Implementing agency menyerahkan laporan kegiatan kepada executing agency.

11) Executing agency melakukan evaluasi terhadap kegiatan pendidikan dan

pelatihan.

6. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah:

1. Adanya basis data dan pencatatan calon wirausaha

2. Adanya pencatatan mengenai daftar penerima kegiatan

3. Pengetahuan dan kemampuan peserta pelatihan bertambah.

Page 83: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

79

DIAGRAM ALIR KEGIATAN PELATIHAN & PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN UNTUK CALON

WIRAUSAHA

Diagram Alir Prosedur Pelatihan & Pendidikan Kewirausahaan untuk Calon Wirausaha

Implementing Agency

Executing Agency (Pemerintah /

pemerintah daerah)Calon Wirausaha Catatan

Phas

e

Menyusun program diklat

Menyusun modul diklat

Menentukan tenaga pengajar

Mengumumkan kegiatan

Mengisi form pendaftaran dan

mendaftar

Melakukan seleksi

administrasi

Melakukan seleksi kegiatan

Mengundang calon wirausaha yang lolos seleksi

Menyelenggarakan kegiatan

diklat

Mengikuti kegiatan diklat

Membuat laporan kegiatan

Melakukan evaluasi kegiatan

Selesai

Berdasarkan standar tenaga pengajar

Bagian ini diperlukan jika kegiatan pelatihan adalah kegiatan mandiri dan bukan bagian dari kegiatan fasilitasi ide usaha.

Proses seleksi administrasi mengacu pada prosedur I.II

Page 84: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

80

IV.I PROSEDUR PENGUATAN USAHA

1. Judul: Prosedur Penguatan Usaha

2. Kelompok Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah wirausaha baru, yaitu mereka yang sudah

menjalankan usaha sesuai dengan kriteria berikut ini:

- Memiliki rencana usaha;

- Memiliki usaha yang tercatat/teregistrasi, sekurang-kurangnya dalam bentuk

ijin usaha mikro kecil (IUMK) (mengacu Perpres 98/2014); dan

- Usaha berusia kurang dari 42 (empat puluh dua) bulan sejak pendirian usaha

yang telah dicatatkan.

3. Tujuan

Prosedur ini bertujuan untuk:

a) Menjelaskan tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam melaksanakan

kegiatan penguatan usaha.

b) Memahami masalah-masalah yang dialami oleh wirausaha baru sehingga dapat

menentukan tindakan yang tepat untuk menangani masalah-masalah tersebut.

4. Cakupan dan Pelaksana

Prosedur ini menerangkan langkah-langkah kegiatan penguatan usaha, yaitu

sebagai berikut:

1) Pembukaan pendaftaran kegiatan penguatan usaha

2) Pendaftaran dan seleksi peserta

3) Penyelenggaraan kegiatan penguatan usaha yang terdiri dari beberapa

kegiatan yaitu:

- Inkubasi bisnis

- Pendampingan

- Pendanaan

- Penciptaan infrastruktur

4) Evaluasi program

5) Monev hasil program berdasarkan indikator capaian.

Catatan: apa bila kementerian yang menjalankan kegiatan, maka prosedur /

kewenangan executing agency dan implementing agency menjadi tanggung jawab

kementerian tersebut.

Page 85: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

81

5. Tahap-tahap

Berikut ini adalah tahap-tahap yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan

Penguatan Usaha:

1) Executing Agency mengumumkan kegiatan secara terbuka.

2) Wirausaha baru melakukan pendaftaran dengan cara menyerahkan formulir

pendaftaran yang telah diisi dan profile wirausaha.

3) Executing agency melakukan seleksi administrasi sesuai dengan prosedur I.II.

4) Implementing agency melakukan seleksi kegiatan yang disesuaikan dengan

bentuk kegiatan dan kebutuhan kegiatan yang didefinisikan lebih lanjut oleh

pelaksana (Implementing agency).

5) Implementing agency menentukan jenis kebutuhan kegiatan penguatan dari

setiap pendaftar.

Terdapat 3 jenis kegiatan penguatan, yaitu:

1. Inkubasi bisnis untuk wirausaha baru (Lihat Prosedur III.1)

2. Pendampingan wirausaha baru (Lihat Prosedur IV.1.2)

3. Pendanaan wirausaha baru (Lihat Prosedur IV.1.3)

Prosedur untuk masing-masing kegiatan tersebut dijelaskan secara terpisah

pada prosedur IV.I.I – IV.I.III

6) Wirausaha baru mengikuti kegiatan penguatan sesuai dengan kebutuhan yang

telah ditetapkan oleh implementing agency.

7) Implementing agency melakukan evaluasi terhadap kegiatan.

8) Executing agency melakukan kegiatan penciptaan ifrastruktur (Lihat prosedur

IV.II).

9) Executing agency melakukan evaluasi berdasarkan kriteria capaian.

6. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah:

a. Adanya basis data dan pencatatan wirausaha baru

b. Adanya pencatatan mengenai daftar penerima kegiatan

c. Jumlah wirausaha baru yang bertahan “Survival rate”/tingkat bertahan dalam

minimal 1 tahun setelah menerima fasilitasi Pemerintah

Page 86: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

82

DIAGRAM ALUR PENGUATAN USAHA

Diagram Alir Program Penguatan Usaha

Executing Agency (Pemerintah / Pemda)

Implementing Agency Wirausaha Baru Catatan

Phas

e

Mengumumkan kegiatan secara

terbuka

Melakukan pendaftaran

Seleksi & Identifikasi kebutuhan

Jenis kebutuhan?

Pendaftaran dilakukan dengan menyerahkan:1. formulir pendaftaran2. profile wirausaha

Melakukan seleksi administrasi

(prosedur I.II)

Pendampingan pendanaan

Inkubasi bisnis

Pendampingan usaha

Pendanaan

Inku

basi

Pendampingan

Setiap jenis kegiatan dijelaskan dalam prosedur terpisah

Evaluasi program

Kegiatan penciptaan

infrastruktur

Kegiatan infrastruktur dijelaskan dalam prosedur terpisah (Prosedur IV.II)

Evaluasi berdasarkan

indikator capaian

Selesai

Page 87: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

83

IV.I.II PROSEDUR PENDAMPINGAN USAHA

1. Judul: Prosedur Pendampingan Usaha

2. Kelompok Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah wirausaha baru, yaitu mereka yang sudah

menjalankan usaha sesuai dengan kriteria berikut ini:

- Memiliki rencana usaha;

- Memiliki usaha yang tercatat/teregistrasi, sekurang-kurangnya dalam bentuk

ijin usaha mikro kecil (IUMK) (mengacu Perpres 98/2014); dan

- Usaha berusia kurang dari 42 (empat puluh dua) bulan sejak pendirian usaha

yang telah dicatatkan.

3. Tujuan

Prosedur ini bertujuan untuk:

a) Menjelaskan tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam melaksanakan

kegiatan pendampingan usaha.

b) Memahami masalah-masalah yang dialami oleh wirausaha baru sehingga dapat

menentukan tindakan yang tepat untuk menangani masalah-masalah tersebut.

4. Cakupan dan Pelaksana

Prosedur ini menerangkan langkah-langkah kegiatan pendampingan usaha, yaitu

sebagai berikut:

1) Penyelenggaraan kegiatan pendampingan usaha yang dilakukan dengan tiga

tahapan (diagnosis, preskripsi, perlakuan / tindakan)

2) Evaluasi program

3) Monev hasil program berdasarkan indikator capaian.

5. Tahap-tahap

Berikut ini adalah tahap-tahap yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan

Pendampingan Usaha:

1) Implementing agency menyelenggarakan kegiatan pendampingan usaha yang

diikuti oleh wirausaha baru yang diundang.

2) Wirausaha baru menyiapkan semua data / informasi terkait dengan kegiatan

wirausaha yang dikelolanya. Berdasarkan data/informasi tersebut,

implementing agency melakukan diagnosis (menganalisis kinerja manajemen,

teknis, dan industri).

Page 88: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

84

3) Berdasarkan hasil diagnosis yang dilakukan, implementing agency melakukan

preskripsi, yaitu pembuatan laporan yang berisi hasil diagnosis dan rencana

tindakan perbaikan.

4) Terdapat dua pilihan tindakan perbaikan yaitu tindakan jangka panjang dan

tindakan jangka pendek.

Apa bila berdasarkan hasil diagnosis, solusi yang dapat dilakukan untuk

wirausaha baru tersebut dapat dilakukan dengan cepat, maka dilakukan

tindakan jangka pendek ( 7 hari kerja). Bila tindakan jangka pendek tersebut

dirasa belum cukup, maka implementing agency melakukan rujukan yang

kemudian diikuti oleh wirausaha baru tersebut.

Apa bila berdasarkan hasil diagnosis, solusi yang dapat dilakukan untuk

wirausaha baru tersebut cukup panjang, maka yang dilakukan adalah tindakan

pelatihan jangka panjang yang memiliki jangka waktu 1 bulan – 1 tahun.

5) Setelah kegiatan jangka pendek atau jangka panjang selesai dilakukan, maka

executing agency melakukan evaluasi terhadap kegiatan pelatihan tersebut dan

membuat laporan.

6) Executing agency menyerahkan laporan kegiatan kepada kementerian

koordinator terkait.

6. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah:

1. Adanya basis data dan pencatatan wirausaha baru

2. Adanya pencatatan mengenai daftar penerima kegiatan

3. Jumlah wirausaha baru yang bertahan “Survival rate”/tingkat bertahan

dalam minimal 1 tahun setelah menerima fasilitasi Pemerintah

Page 89: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

85

DIAGRAM ALIR PENDAMPINGAN USAHA

Diagram Alir Program Pendampingan Usaha

Executing Agency

(Pemerintah / Pemda)Implementing Agency Wirausaha Baru Catatan

Phas

e

Menyelenggarakan kegiatan

pendampingan usaha

Menyiapkan semua data / informasi terkait dengan

kegiatan wirausaha

Melakukan diagnosis

Melakukan preskripsi

Tindakan yang akan dilakukan

Diagnosis adalah kegiatan menganalisis kinerja manajemen, teknis, dan industri untuk dapat merencanakan tindakan yang dapat mengatasi masalah yang teridentifikasi

Preskripsi adalah laporan yang berisi hasil diagnosis dan rencana tindakan perbaikan

Peserta kegiatan adalah wirausaha baru yang berdasarkan identifikasi kebutuhan memerlukan pendampingan usaha

Page 90: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

86

Diagram Alir Program Pendampingan Usaha

Executing Agency

(Pemerintah / Pemda)Implementing Agency Wirausaha Baru Catatan

Ph

ase

Tindakan yang akan dilakukan

Tindakan jangka pendek

Tindakan jangka

panjang

Menerapkan materi pada kegiatan

wirausaha

Bantuan sudah

cukup?

Rujukan

Mengikuti pendampingan sesuai dengan

rujukan

Melakukan evaluasi program

Membuat laporan kegiatan untuk

kementerian terkait

SELESAI

Tindakan / solusi yang dapat diberikan dengan segera ( 7 hari kerja)

Rujukan dapat bersifat 1 kali atau beberapa kali pertemuan

Tindakan pelatihan / pendampingan yang diberikan memiliki jangka waktu 1 bulan – 1 tahun

Ya

Tidak

Page 91: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

87

V. PROSEDUR PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI

1. Judul: Prosedur Peningkatan Kapasitas Produksi

2. Kelompok Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah wirausaha mapan yang sudah terdaftar secara

formal.

Wirausaha mapan adalah wirausaha yang: 1) sudah memiliki dan mengelola usaha

lebih dari 42 bulan sejak pendirian usaha yang dibuktikan dalam bentuk data dari

lembaga perizinan atau informasi dalam sistem informasi kewiraushaan; 2) telah

memiliki dan menggaji karyawan.

3. Tujuan

Prosedur ini bertujuan untuk:

a) Menjelaskan tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam melaksanakan

kegiatan pendampingan / pelatihan untuk peningkatan kapasitas produksi.

b) Meningkatkan kemampuan bersaing wirausaha mapan.

c) Meningkatkan kualitas dan inovasi produk.

4. Cakupan dan Pelaksana

Prosedur ini menerangkan langkah-langkah kegiatan peningkatan kapasitas

produksi, yaitu sebagai berikut:

1) Pengumuman pendaftaran kegiatan peningkatan kapasitas produksi

2) Pendaftaran dan seleksi peserta

3) Pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas produksi

4) Evaluasi program kegiatan

5) Evaluasi capaian program kegiatan

5. Tahap-tahap

Berikut ini adalah tahap-tahap yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan

Peningkatan Kapasitas Produksi:

1) Executing agency mengumumkan secara terbuka tentang rencana kegiatan.

2) Wirausaha mapan melakukan pendaftaran dengan menyerahkan formulir

pendaftaran dan profile wirausaha.

3) Executing agency melakukan seleksi administrasi (sesuai dengan prosedur I.II)

4) Implementing agency melakukan seleksi kegiatan dalam mereviu berkas

pendaftaran.

Page 92: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

88

Apa bila wirausaha mapan dinilai kurang cocok untuk mengikuti kegiatan

pelatihan tersebut, maka implementing agency memberitahukan tentang

pertidaksetujuan tersebut dan juga dengan memberikan masukan secara

tertulis.

Apa bila wirausaha mapan dinilai cocok untuk mengikuti pelatihan, maka

implementing agency menginformasikan kepada executing agency, yang lalu

memberikan pengumuman dan undangan untuk mengikuti kegiatan pelatihan.

5) Wirausaha mapan yang diundang untuk mengikuti kegiatan terlebih dahulu

diminta untuk menandatangani surat perjanjian untuk mengikuti program

secara penuh.

6) Implementing agency memulai kegiatan pelatihan yang diikuti oleh wirausaha

mapan terundang.

Kegiatan pelatihan dapat berupa:

a. Penentuan jenis pengembangan yang akan dilakukan, yaitu:

i. Pengembangan kualitas produk (Standarisasi proses, standarisasi

produk, sertifikasi produk dan proses.

ii. Pengembangan inovasi produk (Diversifikasi produk, inovasi desain

produk, R&D workshop).

iii. Bentuk pelatihan yang spesifik sesuai kebutuhan kelompok sasaran

b. Pendampingan dalam pengembangan kapasitas produksi.

7) Wirausaha mapan memfokuskan diri pada penerapan jenis pengembangan

usaha yang telah dipilih untuk dilakukan.

8) Implementing agency melakukan analisis terhadap hasil kegiatan dan

menyusunnya dalam bentuk laporan yang kemudian diserahkan kepada

Executing Agency.

9) Executing agency melakukan evaluasi program secara keseluruhan.

10) Executing agency melakukan evaluasi terhadap hasil dari kegiatan pelatihan

selambatnya 1 tahun setelah kegiatan pelatihan berakhir.

11) Proses selesai.

6. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah:

1. Adanya basis data dan pencatatan wirausaha mapan

2. Adanya pencatatan mengenai daftar penerima kegiatan

3. Jumlah wirausaha mapan

Page 93: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

89

4. Peningkatan jumlah tenaga kerja

5. Peningkatan asset usaha

6. Peningkatan omset usaha.

DIAGRAM ALIR PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI

Diagram Alir Peningkatan Kapasitas Produksi

Executing Agency (Pemerintah / Pemda)

Wirausaha MapanImplementing

AgencyCatatan

Phas

e

Mengumumkan kegiatan secara

terbuka

Melakukan pendaftaran

Melakukan seleksi / mereview berkas

pendaftaran

Setuju?

Memberikan masukan secara

tertulis untuk wirausaha baru

Mengumumkan dan mengirimkan

undangan untuk mengikuti kegiatan

Mengikuti rangkaian kegiatan

Menandatangani surat perjanjian untuk mengikuti program secara

penuh

Menyelenggarakan kegiatan “Peningkatan

kapasitas Produksi”

Pendaftaran dilakukan dengan menyerahkan:1. formulir pendaftaran2. profile usaha

Tidak

Ya

Bentuk komitmen dari peserta.

Lama kegiatan 1 tahun.Peserta menentukan fokus pengembangan yang akan dilakukan, yaitu:1) Kualitas produksi2) Pengembangan produk

Menerapkan fokus pengembangan yang

sudah ditentukan.

Melakukan seleksi administrasi

berdasarkan prosedur I.II

Page 94: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

90

Diagram Alir Peningkatan Kapasitas Produksi

Executing Agency (Pemerintah / Pemda)

Wirausaha MapanImplementing

AgencyCatatan

Ph

ase

Melakukan evaluasi program

Melakukan monev berdasarkan

indikator capaian

Monev dilakukan 1 tahun setelah program berakhir

Menerapkan fokus pengembangan yang

sudah ditentukan.

Mengevaluasi rangkaian kegiatan dan menyusunnya

dalam bentuk laporan

Proses Selesai

Page 95: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

91

VI.1 PROSEDUR PERENCANAAN EXIT STRATEGY DARI PROGRAM

PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

1. Judul: Prosedur Pelaksanaan Exit Strategy dari Program Pengembangan

Kewirausahaan

2. Kelompok Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah implementing agency yang telah memberikan

program pengembangan kewirausahaan bagi wirausaha mapan yang telah

memiliki usaha yang tumbuh dan dalam kondisi finansial maupun kapasitas

produksi yang baik.

Definisi dari exit strategy adalah rencana yang menggambarkan rencana program

pengembangan kewirausahaan dalam menarik sumber daya dan bantuan

pendampingan sekaligus memastikan bahwa tujuan program telah tercapai dan

wirausaha mapan yang selesai didampingi mampu menjaga kemandirian

usahanya.

Kemandirian usaha bagi wirausaha mapan yang dimaksud di sini bagaimana

wirausaha mampu menjalankan usahanya sejajar dengan lain yang telah maju

dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri.

3. Tujuan

Prosedur ini bertujuan untuk:

a. Memastikan pencapaian kinerja dari tahap-tahap pengembangan

kewirausahaan yang telah dilakukan;

b. Memastikan keberlanjutan dampak dari program pengembangan

kewirausahaan;

c. Memastikan alokasi sumber daya dan program yang tepat sasaran.

4. Cakupan dan Pelaksana

Prosedur ini menerangkan langkah-langkah strategi keluar dari usaha yang

didasarkan pada pengembangan usaha yang telah bertumbuh dengan baik.

1) Penilaian capaian kinerja dari program yang telah dijalankan (oleh

implementing agency)

2) Penentuan jadwal dan periode waktu pelaksanaan exit strategy (oleh

implementing agency) – phasing out

3) Pengembangan kemitraan dengan wirausaha mapan yang telah mandiri (oleh

wirausaha mapan dan implementing agency) – phasing over

Page 96: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

92

4) Evaluasi dan monitoring kinerja hasil pelaksanaan exit strategy.

5. Tahap-tahap

Berikut ini adalah tahap-tahap yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan Exit Strategy dari Program Pengembangan Kewirausahaan, yaitu:

1) Executing agency membuat program-program kegiatan pendampingan.

2) Implementing agency mengadakan kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas

sesuai dengan prosedur Peningkatan Kapasitas Produksi.

3) Setelah kegiatan peningkatan kapasitas selesai dan usaha sudah berjalan

dengan pengembangan berdasarkan hasil pelatihan, wirausaha mapan

melaporkan perkembangan usahanya.

4) Implementing agency melakukan evaluasi terhadap pelaporan tersebut dengan

didasari oleh pencapaian kinerja.

Kinerja tersebut terdiri dari: peningkatan jumlah tenaga kerja, peningkatan

omset, dan peningkatan profit usaha.

Apa bila kinerja belum tercapai, maka implementing agency meminta

wirausaha mapan untuk kembali mengembangkan usahanya terlebih dahulu.

Apa bila kinerja sudah tercapai, maka implementing agency menentukan

jadwal dan periode waktu yang cocok untuk exit strategy.

5) Implementing agency memfasilitasi kegiatan pengembangan kemitraan

dengan mempertemukan antara mitra dan wirausaha mapan.

6) Wirausaha mapan mengikuti kegiatan pengembangan kemitraan tersebut, dan

lalu menindaklanjuti kegiatan tersebut dengan menentukan kerja sama dengan

mitra.

7) Setelah kerja sama dengan mitra terbentuk, wirausaha mapan menjalankan

usaha secara mandiri.

8) Implementing agency melakukan observsi dan membuat laporan.

9) Executing agency melakukan evaluasi terhadap laporan kegiatan tersebut,

melakukan analisis, dan pengarsipan.

10) Proses selesai.

6. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah:

1. Jumlah wirausaha mapan

2. Peningkatan jumlah tenaga kerja

3. Peningkatan asset usaha

Page 97: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

93

4. Peningkatan omset usaha.

DIAGRAM ALIR PELAKSANAAN EXIT STRATEGY

Prosedur Pelaksanaan Exit Strategy dari Program Pengembangan Kewirausahaan

Implementing Agency

Executing Agency Wirausaha Mapan Catatan

Phas

e

Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan

pendampingan

Mengadakan kegiatan

peningkatan kapasitas

Mengikuti kegiatan

peningkatan kapasitas

Melakukan evaluasi berdasarkan

pencapaian kinerja

Melaporkan perkembangan usaha setelah

kegiatan

Kinerja tercapai?

Menentukan jadwal dan

periode waktu exit strategi

Memfasilitasi kegiatan

pengembangan kemitraan

Mengikuti kegiatan fasilitasi

kemitraan

Menindaklanjuti rencana kerja sama dengan

mitra

Menjalankan usaha secara

mandiri

Melakukan observasi dan

membuat laporan

Melakukan evaluasi terhadap

kegiatan

SELESAI

Menjalankan kegiatan

pengembangan usaha

Tidak

Ya

Kegiatan mengikuti prosedur peningkatan kapasitas produksi

Kinerja:1. Peningkatan jumlah tenaga kerja2. Peningkatan omset3. Peningkatan profit usaha

Mitra adalah wirausaha mapan yang sudah mandiri.Kegiatan ini juga untuk mencocokkan wirausaha mapan yang akan exit dengan wirausaha mapan yang akan menjadi mitra

Evaluasi berdasarkan capaian kinerja

Page 98: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

94

VI.2 PROSEDUR PENCIPTAAN MENTOR USAHA

1. Judul: Prosedur Penciptaan Mentor Usaha

2. Kelompok Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah wirausaha mapan yang sudah terdaftar dan

memiliki kualifikasi untuk menjadi mentor usaha bagi usaha baru.

Kualifikasi untuk menjadi mentor usaha dapat dilihat dari:

a. Lama usaha,

b. Riwayat usaha,

c. Perkembangan tenaga kerja, asset, serta profit yang didapat.

3. Tujuan

Prosedur ini bertujuan untuk:

a) Menjelaskan tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam menciptakan

mentor-mentor usaha,

b) Membangun jaringan antara wirausaha mapan dengan wirausaha baru,

c) Mendampingi para wirausaha baru agar dapat bertahan dan berkembang.

4. Cakupan dan Pelaksana

Prosedur ini menerangkan langkah-langkah kegiatan penciptaan mentor-mentor

usaha, yaitu sebagai berikut:

1) Melakukan seleksi untuk mencari wirausaha mapan yang potensial untuk

menjadi mentor usaha,

2) Penawaran terhadap wirausaha mapan yang potensial,

3) Pemberian pelatihan untuk menjadi mentor usaha,

4) Proses penempatan pendampingan / mentoring,

5) Evaluasi kegiatan pelatihan menjadi mentor usaha,

6) Monev terhadap hasil dari kegiatan pendampingan yang dilakukan mentor

usaha.

5. Tahap-tahap

Berikut ini adalah tahap-tahap yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan

Penciptaan Mentor Usaha:

1) Executing agency melakukan evaluasi terhadap wirausaha mapan yang

terdaftar lalu kemudian melakukan seleksi untuk menentukan wirausaha-

wirausaha mapan yang memiliki potensi untuk menjadi Mentor Usaha.

Page 99: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

95

2) Executing agency menetapkan wirausaha-wirausaha mapan yang berpotensi

menjadi Mentor Usaha dan mengundang / meminta kesediaan mereka untuk

menjadi mentor usaha.

3) Wirausaha mapan yang menerima undangan menentukan apakah bersedia

menjadi mentor usaha atau tidak.

Apa bila wirausaha mapan bersedia menjadi mentor usaha, maka wirausaha

mapan tersebut mengisi formulir pendaftaran dan kesediaan.

Apa bila wirausaha mapan tidak bersedia menjadi mentor usaha maka proses

selesai. Tetapi apa bila jumlah mentor yang dibutuhkan masih kurang, maka

executing agency mengundang wirausaha mapan lain yang juga berpotensi

untuk menjadi mentor usaha.

4) Implementing agency mendata wirausaha mapan yang mendaftar untuk

menjadi Mentor Usaha. Implementing Agency dapat meliputi:

- Inkubator bisnis

- Lembaga pendidikan / diklat (pusat pendidikan dan pelatihan)

kewirausahaan

- Mentor usaha

- Asosiasi pengusaha

- Lembaga lain yang memenuhi kriteria kelayakan melakuka pelatihan

mentor

5) Implementing agency mengundang para calon Mentor Usaha untuk mengikuti

kegiatan pelatihan untuk menjadi Mentor Usaha.

Materi pelatihan diantaranya: bagaimana melakukan pendampingan usaha,

peran mentor usaha, akses-akses yang dapat dihubungi dalam kepentingan

pendampingan usaha, dll.

6) Setelah kegiatan pelatihan (6 bulan – 1 tahun) selesai, maka implementing

agency melakukan penempatan Mentor Usaha dengan mencocokkan atau

mempertimbangkan bidang usaha wirausaha yang akan didampingi dengan

bidang usaha Mentor Usaha.

7) Mentor Usaha melakukan pendampingan terhadap wirausaha baru.

8) Implementing agency membuat laporan terkait kegiatan pelatihan hingga

penempatan Mentor Usaha.

9) Executing agency melakukan evaluasi berdasarkan laporan yang diberikan oleh

implementing agency.

Page 100: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

96

6. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah:

1. Adanya basis data dan pencatatan wirausaha mapan

2. Adanya pencatatan mengenai daftar penerima kegiatan

3. Jumlah wirausaha mapan

4. Peningkatan jumlah tenaga kerja

5. Peningkatan asset usaha

6. Peningkatan omset usaha.

Page 101: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

97

DIAGRAM ALUR PENCIPTAAN MENTOR USAHA

Prosedur Penciptaan Mentor Usaha

CatatanWirausaha MapanPemerintah /

Pemerintah DaerahImplementing

Agency

Phas

e

Mulai

Melakukan evaluasi dan seleksi terhadap

wirausaha mapan yang terdaftar

Mengundang wirausaha mapan

yang terseleksi

Menyetujui undangan?

Selesai

Melakukan pendaftaran

“Mentor Usaha”

Mendata pendaftaran

wirausaha mapan

Mengundang & menyelenggarakan

pelatihan untuk menjadi “Mentor

Usaha”

Mengikuti kegiatan pelatihan

Menjadwalkan penempatan

“Mentor Usaha”

Melakukan pendampingan /

mentoring

Membuat laporan kegiatan

Melakukan evaluasi terhadap kegiatan pelatihan “Mentor

Usaha”

Selesai

Ya

Tidak

Tujuan: mendapatkan wirausaha mapan yang dapat menjadi “Mentor Usaha”.

Evaluasi didasarkan kinerja wirausaha mapan yang sudah mampu memenuhi kriteria capaian outcome, yaitu: 1) Peningkatan jumlah tenaga kerja, 2) Peningkatan asset usaha, 3) peningkatan omset usaha

Pendaftaran dengan mengisi dan menyerahkan formulir pendaftaran dan kesediaan.

Sosialiasi tentang peran “Mentor Usaha” dan pelatihan sebagai “Mentor Usaha” Lama: 6 bulan – 1 tahun

Membuat penempatan yang sesuai antara “Mentor Usaha” dengan wirausaha yang didampingi

Apa bila jumlah calon mentor masih kurang, maka executing agency kembali mengundang wirausaha mapan yang memiliki potensi menjadi Mentor Usaha

Melakuan evaluasi capaian

Evaluasi capaian dilakukan selambatnya 1 tahun setelah “Mentor Usaha” melakukan pendampingan

Page 102: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

98

9. KAIDAH PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Pentingnya NSPK dalam rangka pengembangan kewirausahaan, adalah sebagai pedoman

pelaksanaan pengembangan kewirausahaan nasional guna mempercepat pencapaian

target sebagaimana yang tecantum dalam RPJMN 2015-2019. Saat ini, berdasarkan

kebutuhan para pemangku kepentingan baik di pusat maupun di daerah, disadari

perlunya kesatuan gerak langkah dalam mewujudkan keberhasilan pengembangan

kewirausahaan nasional. Hal ini tercermin dalam adanya sinkronisasi dan harmonisasi

yang dimulai dari definisi, business process, model pengembangan, dan standard

operational procedure (SOP) pengembangan kewirausahaan.

BAGIAN I: KONSENSUS BAHASA PROGRAM DAN PENGANGGARAN

9.1 PEMAKNAAN BAHASA PROGRAM DAN PENGANGGARAN YANG SAMA

Dalam menjamin kepastian dari keberhasilan suatu program dan kegiatan, dibutuhkan

prasyarat adanya pemaknaan bahasa program dan penganggaran yang sama. Untuk itu

diperlukan konsensus antara bahasa program dengan bahasa penganggaran, sehingga

memudahkan mulai dari aspek perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, hingga

pengendalian.

Terwujudnya sinkronisasi proses penyusunan mulai dari program, kegiatan prioritas,

kegiatan penunjang, sampai dengan perhitungan target dan anggaran, menjadi suatu

kesatuan yang utuh. Hal ini menandakan telah terbangunnya konsensus antara program

dan penganggaran untuk semua pemangku kepentingan terkait.

Selain itu pada tingkat pusat dalam penyusunan RKP dan RAPBN, maupun penyusunan

RKPD dan RAPBD pada tingkat daerah, maka perlu dipastikan bahwa konsensus bahasa

program dan penganggaran yang memuat program, kegiatan prioritas, kegiatan

penunjang, sampai dengan perhitungan target dan anggaran, harus tertuang dalam

penyusunan dokumen Renja dan RKA baik di tingkat pusat maupun daerah.

Guna menjamin efektivitas adanya konsensus bahasa program dan penganggaran,

sebagai contoh dapat dilihat pada matriks kegiatan pengembangan kewirausahaan yang

dilaksanakan Kementerian Koperasi dan UKM di bawah ini.

Page 103: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

99

Program Kegiatan

Prioritas

Komponen Target RPJMN

2015-2019

Alokasi

Anggaran

Peningkatan

Daya Saing

UMKM dan

Koperasi

Pengembangan

Kewirausahaan

1. Pusat gerakan kewirausahaan

nasional (pemasyarakatan,

promosi, advokasi,

pendampingan, pendataan,

kerjasama pusat-daerah)

50.000 Orang Perlu

dikonfirmasi

2. Wirausaha baru dan pemula

yang difasilitasi permodalannya

(skema bantuan, seleksi,

pendampingan, pendataan)

25.000 Orang Perlu

dikonfirmasi

3. Inkubator bisnis dan teknologi

yang diperkuat (skema bantuan,

seleksi dan pendataan)

100

Inkubator

Perlu

dikonfirmasi

4.Technopreneur yang difasilitasi

permodalan dan komersialisasi

produk (skema bantuan, seleksi,

pendampingan, pendataan)

5.500 Orang Perlu

dikonfirmasi

Melalui konsensus bahasa program dan penganggaran, matriks tersebut dapat

disesuaikan sebagaimana pada table berikut ini.

Program Kegiatan

Prioritas

Komponen Target RPJMN

2015-2019

Alokasi Anggaran

Peningkatan

Daya Saing

UMKM dan

Koperasi

Pengembangan

Kewirausahaan

1. Pendaftaran,

Pengidentifikasian, dan

Seleksi Calon Wirausaha

Perlu divalidasi* Perlu dikonfirmasi

2. Pemasyarakatan pra

wirausaha

Perlu divalidasi* Perlu dikonfirmasi

3. Fasilitasi ide Usaha Perlu divalidasi*

4.Diklat bagi calon

wirausaha

Perlu divalidasi* Perlu dikonfirmasi

5. Inkubasi bisnis 100 Inkubator Perlu dikonfirmasi

6. Peningkatan kapasitas

produksi

Perlu divalidasi* Perlu dikonfirmasi

7. Koordinasi exit

strategy

Perlu divalidasi* Perlu dikonfirmasi

8. Pendanaan bagi

wirausaha baru

25.000 Orang Perlu dikonfirmasi

* Komponen kegiatan yang telah disesuaikan masih perlu divalidasi dengan K/L yang

bersangkutan agar sesuai dengan NSPK dan pencapaian target dalam RPJMN 2015-2019

Page 104: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

100

9.2 KEBUTUHAN ADANYA STANDARDISASI BIAYA

Guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pengembangan kewirausahaan,

maka ke depan diperlukan adanya penyusunan standar biaya khusus dengan

mempertimbangkan yaitu (1) jenis kewirausahaan, (2) kelompok sasaran wirausaha, (3)

sektor, dan (4) sebaran wilayah. Pertimbangan atas empat faktor di atas diperlukan agar

terwujud standardisasi biaya akan menjadi salah satu faktor penting untuk pencapaian

target penumbuhan wirausaha baru baik dalam jangka menengah maupun dalam jangka

panjang.

MEKANISME PEMBAGIAN PERAN PUSAT DAN DAERAH

9.3 PEMBAGIAN PERAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Dukungan penuh baik dari Pemerintah (Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah),

maupun dunia usaha merupakan prasyarat utama dalam pelaksanaan pengembangan

kewirausahaan. Sesuai dengan target RPJMN 2015-2019, yaitu penumbuhan 1 Juta

wirausaha baru, maka diperlukan adanya pembagian peran antara berbagai pemangku

kepentingan sehingga pelaksanaan pengembangan kewirausahaan dapat berjalan lebih

efektif dan efisien. Mekanisme pembagian peran tersebut dapat dilihat pada tabel 8.

Matriks Pembagian Peran Pelaksanaan Pengembangan Kewirausahaan didasarkan pada

peran yang telah dijalankan oleh Kementerian/Lembaga maupun Pemerintah Daerah saat

ini, namun diatur secara lebih sistematis agar tanggung jawab dari masing-masing

institusi dapat lebih difokuskan. Selain itu, matriks ditujukan untuk menekankan adanya

fungsi koordinasi dan sinkronisasi yang merupakan esensi dari formulasi NSPK.

Secara khusus, dalam matriks juga ditambahkan “Badan yang ditunjuk” untuk

mengakomodasi kebutuhan penugasan khusus terkait permodalan (start-up capital).

Pelibatan dunia usaha dalam pembagian peran yang dijelaskan dalam matriks tersebut

untuk mendukung jalannya dan keberlanjutan dari kegiatan pengembangan

kewirausahaan, di luar instansi pemerintah.

Page 105: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

Tabel 8

Matriks Pembagian Peran Pelaksanaan Pengembangan Kewirausahaan

Kegiatan

Instansi Perencana,

Penganggaran, dan

Koordinator Pelaksanaan

Instansi Pelaksana

Dunia Usaha

Kem

enP

PN

/

Bap

pen

as

Kem

en-K

eu

Kem

enko

Ek

on

Kem

en-

KU

KM

Kem

en-

Ris

tekd

ikti

Kem

en-

Dik

bu

d

Kem

en-

Nak

er

Kem

en-

Per

ind

Kem

en-

Des

-PD

TT

Kem

en-

PP

PA

Kem

en-

Ko

min

fo

Bek

raf

Kem

enD

ag

Kem

en-

Po

ra

Pem

da

Bad

an y

ang

Dit

un

juk*

**

Sistem Pendukung:

1. Perencanaan Program dan Penganggaran

2. Koordinasi Pelaksanaan

Kegiatan Pelaksanaan:

Kelompok Sasaran

Kewirausa-haan

Definisi dan Kriteria

Tahapan Pengembangan

Wirausaha

Masyarakat Umum

WNI yang memiliki minat untuk berwirausaha

Pendaftaran dan Pengidentifikasian Usaha (Online)*

Seleksi Administrasi Pendaftaran*

Pemasyarakatan Pra Wirausaha

Page 106: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

102

Kegiatan

Instansi Perencana,

Penganggaran, dan

Koordinator Pelaksanaan

Instansi Pelaksana

Dunia Usaha

Kem

enP

PN

/

Bap

pen

as

Kem

en-K

eu

Kem

enko

Ek

on

Kem

en-

KU

KM

Kem

en-

Ris

tekd

ikti

Kem

en-

Dik

bu

d

Kem

en-

Nak

er

Kem

en-

Per

ind

Kem

en-

Des

-PD

TT

Kem

en-

PP

PA

Kem

en-

Ko

min

fo

Bek

raf

Kem

enD

ag

Kem

en-

Po

ra

Pem

da

Bad

an y

ang

Dit

un

juk*

**

Calon Wirausaha

WNI yang memiliki perilaku dan dan semangat kewirausahaan dan memiliki ide bisnis, atau memiliki rintisan usaha namun belum menjalankan (mendirikan) usaha

Fasilitasi Ide Usaha

Diklat Kewirausahaan untuk Calon Wirausaha

Wirausaha Baru

WNI yang sudah menjalankan usaha sesuai dengan kriteria sebagai berikut: (1) memiliki

Inkubasi Bisnis Sesuai kebutuhan

Page 107: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

103

Kegiatan

Instansi Perencana,

Penganggaran, dan

Koordinator Pelaksanaan

Instansi Pelaksana

Dunia Usaha

Kem

enP

PN

/

Bap

pen

as

Kem

en-K

eu

Kem

enko

Ek

on

Kem

en-

KU

KM

Kem

en-

Ris

tekd

ikti

Kem

en-

Dik

bu

d

Kem

en-

Nak

er

Kem

en-

Per

ind

Kem

en-

Des

-PD

TT

Kem

en-

PP

PA

Kem

en-

Ko

min

fo

Bek

raf

Kem

enD

ag

Kem

en-

Po

ra

Pem

da

Bad

an y

ang

Dit

un

juk*

**

rencana usaha, (2) memiliki usaha yang tercatat/teregistrasi, sekurang-kurangnya dalam bentuk ijin usaha mikro kecil (IUMK) dengan mengacu Perpres 98/2014, dan (3) usaha berusia kurang dari 42 bulan sejak pendirian usaha yang telah dicatatkan (teregistrasi).

Pendampingan Usaha

Permodalan (Start up Capital)

Wirausaha Mapan

WNI yang sudah menjalankan dan

Peningkatan Kapasitas Produksi:

Sesuai kebutuhan

Page 108: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

104

Kegiatan

Instansi Perencana,

Penganggaran, dan

Koordinator Pelaksanaan

Instansi Pelaksana

Dunia Usaha

Kem

enP

PN

/

Bap

pen

as

Kem

en-K

eu

Kem

enko

Ek

on

Kem

en-

KU

KM

Kem

en-

Ris

tekd

ikti

Kem

en-

Dik

bu

d

Kem

en-

Nak

er

Kem

en-

Per

ind

Kem

en-

Des

-PD

TT

Kem

en-

PP

PA

Kem

en-

Ko

min

fo

Bek

raf

Kem

enD

ag

Kem

en-

Po

ra

Pem

da

Bad

an y

ang

Dit

un

juk*

**

mengelola usaha sesuai dengan kriteria sebagai berikut: (1) lebih dari 42 (empat puluh dua) bulan sejak sejak pendirian usaha yang yang telah dicatatkan (teregistrasi); dan (2) telah memiliki dan menggaji karyawan tetap.

1. Pengembangan kualitas produk (Standarisasi dan sertifikasi produk)

2. Pengembangan inovasi produk

Penyusunan Exit Strategy**

Penciptaan Mentor Usaha

Keterangan:

* Pada tahun 2017 pendaftaran dan seleksi di masing-masing K/L masih bersifat manual, yang merupakan transisi ke sistem pendaftaran online yang terintegrasi dan nantinya akan

dikoordinasikan oleh Kemen KUKM

** Penyusunan exit strategy merupakan langkah di dalam pencapaian target RPJMN dan adanya upaya berkelanjutan di dalam pengembangan kewirausahaan di masa-masa mendatang.

Finalisasi exit strategy setiap K/L Pusat dikoordinasikan oleh Kementerian PPN/ Bappenas dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

*** Sementara waktu, pendanaan (Start Up Capital) dilakukan berdasarkan kebijakan masing-masing K/L, Pemerintah Daerah, dan dunia usaha, sampai terbentuknya Badan yang ditunjuk

setelah penetapan NSPK Pengembangan Kewirausahaan dan yang diatur dalam peraturan perundangan terpisah.

Page 109: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

9.4 SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI (SIT)

Sistem informasi yang terintegrasi menjadi kebutuhan utama dalam pengembangan

kewirausahaan nasional. Sistem informasi ini diperlukan untuk mempermudah

sinkronisasi dan simplifikasi kebutuhan data dan informasi yang dimiliki oleh setiap K/L

terkait kegiatan pengembangan kewirausahaan. Adanya sistem informasi terintegrasi,

maka akses terhadap informasi akan lebih cepat, mudah, dan kredibel bagi semua

pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pengembangan kewirausahaan di Indonesia.

Sistem informasi terintegrasi dibangun dengan pemenuhan kriteria sebagai berikut:

1. Desain manajemen sistem informasi berorientasi pada kondisi saat ini dan prediksi

kondisi ke depan.

2. Tata kelola manajemen sistem yang jelas.

a. Adanya kesesuaian antara sistem yang dikembangkan dan manajemen pelaksana

sehingga SIT dapat berjalan efektif dan efisien. Kebutuhan penyiapan sumber daya

manusia ditingkat operator menjadi salah satu faktor kunci dalam menjalankan SIT

tersebut.

b. Adanya komitmen yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan, baik pusat,

daerah, maupun dunia usaha agar terwujud tata kelola manajemen sistem yang

handal.

3. Pengembangan infrastruktur SIT dalam jangka menengah dan panjang merupakan

salah satu jaminan kesinambungan pengembangan kewirausahaan.

Sistem informasi terintegrasi (SIT) dalam pengembangan kewirausahaan ke depan,

utamanya akan dikembangkan melalui kolaborasi antara Kementerian Koperasi dan UKM

dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi. Selanjutnya, ada pembagian peran dari

masing-masing K/L tersebut sebagai berikut:

(1) Kementerian Koperasi dan UKM sebagai Kementerian penanggungjawab penyediaan

konten yang mengkoordinasikan dan melaksanakan penyusunan konten informasi

berbagai kegiatan pengembangan kewirausahaan di seluruh pemangku kepentingan

terkait,

(2) Kementerian Komunikasi dan Informasi sebagai penyedia piranti, baik piranti lunak

dan piranti keras, dari SIT, dan

Page 110: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

106

(3) Para pemangku kepentingan lain menyediakan dan mendukung pengkayaan konten

pengembangan kewirausahaan sesuai dengan bidang masing-masing.

Kementerian Koperasi dan UKM sebagai penanggungjawab penyedia konten SIT memiliki

tugas sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data dan informasi dari berbagai instansi pelaksana pengembangan

kewirausahaan. Data dan informasi harus mencakup hal-hal terkait dengan ruang

lingkup, kriteria dan indikator pelaksanaan pengembangan kewirausahaan yang

tertulis secara spesifik pada setiap prosedur di Bab 8 (SOP).

2. Mengidentifikasi kebutuhan data dan informasi dari masing-masing instansi pelaksana

untuk dapat disajikan dalam SIT. Data dan informasi yang perlu disajikan dalam SIT

merupakan data dan informasi yang relevan untuk dikoordinasikan dan disinkronisasi.

Data dan informasi tersebut disesuaikan dengan kriteria pengembangan

kewirausahaan seperti yang telah disebutkan pada sub bab 6.4.

3. Bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika merancang model sistem

informasi terintegrasi pengembangan kewirausahaan nasional sesuai kebutuhan.

4. Mengoperasikan pelaksanaan sistem agar berjalan sesuai kebutuhan secara efektif

dan efisien, termasuk mengatasi kendala yang terjadi saat proses pelaksanaan.

Operasionalisasi pelaksanaan sistem perlu mempertimbangkan proses update data

secara akurat agar sistem informasi terintegrasi ini dapat benar-benar memenuhi

standar integrasi dan menghilangkan duplikasi program untuk penerima manfaat yang

sama, dan untuk dapat melakukan proses monitoring dan evaluasi yang tepat.

5. Melakukan review secara berkala atas pelaksanaan SIT agar kehandalan sistem tetap

terjaga.

Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai penanggungjawab penyediaan piranti

lunak dan piranti keras dari SIT memiliki tugas sebagai berikut:

1. Merancang model sistem informasi terintegrasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan

hasil identifikasi kebutuhan yang dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM;

2. Membangun model sistem informasi terintegrasi pengembangan kewirausahaan

nasional; dan

3. Menjamin keterhubungan (interkoneksi) SIT antar pemangku kepentingan terkait.

Page 111: EWIRAUSAHAAN - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/surat-permintaan-konfirmasi-nspk-dan... · Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir adalah sekitar 3,6 juta orang per tahun, dengan

107

10. PENUTUP

Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Pengembangan Kewirausahaan ini

diharapkan mampu menjadi panduan (guideline) bagi instansi pemerintah dan mitra di

dunia usaha dalam pengembangan kewirausahaan nasional. Tujuan dari penyusunan

NSPK ini agar pelaksanaan kegiatan pengembangan kewirausahaan lebih terkoordinasi,

terntegrasi, tersimplifikasi, dan tersinkronisasi. Selain itu, NSPK ini juga disusun untuk

menjamin kegiatan pengembangan kewirausahaan secara berkelanjutan yang didukung

dengan proses koordinasi perencanaan dan penganggaran yang kredibel serta adanya

sistem monitoring dan evaluasi yang handal.