execsum lengkap-2 nma bersih [1] yw nma191011 2 -hr 211011 · 2013. 10. 23. · antara lain dari...
TRANSCRIPT
-
Republik Indonesia
Ringkasan Eksekutif
EVALUASI SATU TAHUN PELAKSANAAN
RPJMN 2010-2014
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
2011
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
ii
MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk semua,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2010–2014 sebagaimana telah ditetapkan melalui Peraturan
Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 merupakan penjabaran dari
Visi, Misi, dan Program Presiden dan Wakil Presiden terpilih
yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) 2005–2025. RPJMN 2010–2014
adalah RPJMN ke-2 dari 4 RPJMN yang diamanatkan dalam
RPJPN 2005–2025.
Tahun 2011 ini, pelaksanaan RPJMN 2010–2014 telah memasuki tahun kedua, yang
artinya pembangunan tahun pertama (2010) telah diselesaikan. Berbagai capaian
pelaksanaan pembangunan di tahun 2010 merupakan capaian prioritas nasional dan
prioritas bidang pembangunan lainnya sesuai amanat RPJMN 2010–2014.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional yang lebih lanjut dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan, mengamanatkan bahwa Bappenas
mengemban kewajiban untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMN.
Disamping itu, untuk menjaga ketercapaian prioritas pembangunan nasional di tahun
2014 maka evaluasi setiap tahun pelaksanaan RPJMN 2010–2014 perlu dilakukan,
termasuk pelaksanaan tahun 2010. Hal ini selain bermanfaat sebagai laporan hasil
kerja Pemerintah selama tahun 2010, juga dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan masukan dalam perencanaan dan penyusunan kebijakan
pembangunan pada tahun berikutnya.
Dari pencermatan yang dilakukan selama satu tahun terhadap pelaksanaan RPJMN
2010–2014, secara umum dapat disimpulkan bahwa pelaksanaannya telah berjalan dengan baik dan menunjukkan kemajuan yang cukup berarti bagi pembangunan
Indonesia. Pelaksanaan prioritas pembangunan nasional cukup baik, terlihat dari
capaian-capaian prioritas pembangunan nasional yang mendukung percepatan
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
iii
pembangunan infrastruktur fisik yang antara lain ditandai dengan terlaksananya
pembangunan infrastruktur dan pembangunan pertanian sesuai dengan target yang
direncanakan.
Sementara itu, capaian pelaksanaan prioritas pembangunan nasional yang
mendukung perbaikan infrastruktur lunak tercermin antara lain dari semakin
meningkatnya Angka Indeks Korupsi di Indonesia dan semakin tertatanya regulasi
yang harus diikuti oleh para investor dan pengusaha. Untuk capaian prioritas
pembangunan nasional yang mendukung penguatan infrastruktur sosial terlihat
antara lain dari semakin meningkatnya taraf pendidikan dan taraf kesehatan
masyarakat, serta semakin menurunnya angka kemiskinan di Indonesia. Sedangkan
capaian prioritas pembangunan nasional yang merupakan upaya pembangunan
kreativitas ditandai dengan semakin berkembangnya kebhinekaan budaya, karya
seni, dan ilmu serta apresiasinya.
Akhirnya, upaya dan kerja keras yang telah dilakukan pada awal palaksanaan RPJMN
2010–2014 dalam rangka mewujudkan prioritas pembangunan nasional telah memberikan hasil yang sepadan. Namun demikian, kerja keras tetap harus terus
dilakukan agar hasil yang telah tercapai sesuai target dapat terus ditingkatkan hingga
akhir tahun 2014. Sedangkan untuk pelaksanaan pembangunan yang capaiannya
masih belum sesuai dengan rencana, memerlukan upaya lebih keras lagi sehingga
pada tahun-tahun berikutnya dapat memberikan hasil yang lebih baik dan target
prioritas pembangunan nasional dapat dicapai pada tahun 2014. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Jakarta, September 2011
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Bappenas
Armida S. Alisjahbana
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................................... i
Kata Pengantar ...................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iv
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014 ................ 1
Prioritas Nasional 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ................................... 1
Prioritas Nasional 2: Pendidikan .......................................................................... 2
Prioritas Nasional 3: Kesehatan ........................................................................... 4
Prioritas Nasional 4: Penanggulangan Kemiskinan .............................................. 5
Prioritas Nasional 5: Ketahanan Pangan .............................................................. 6
Prioritas Nasional 6: Infrastruktur ........................................................................ 7
Prioritas Nasional 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha ........................................... 9
Prioritas Nasional 8: Energi .................................................................................. 10
Prioritas Nasional 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana .................... 10
Prioritas Nasional 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pascakonflik ... 11
Prioritas Nasional 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi ................ 12
Prioritas Lainnya Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ...................................... 12
Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian ................................................................ 14
Prioritas Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat .................................................... 15
Tabel Capaian Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014 ........................................ 17
Prioritas Nasional 1:Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ..................................... 19
Prioritas Nasional 2: Pendidikan ........................................................................... 23
Prioritas Nasional 3: Kesehatan ............................................................................. 26
Prioritas Nasional 4: Penanggulangan Kemiskinan ............................................... 28
Prioritas Nasional 5: Ketahanan Pangan ............................................................... 34
Prioritas Nasional 6: Infrastruktur ......................................................................... 40
Prioritas Nasional 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha ............................................ 44
Prioritas Nasional 8: Energi ................................................................................... 49
Prioritas Nasional 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana ...................... 51
Prioritas Nasional 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pascakonflik ... 55
Prioritas Nasional 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi ................ 64
Prioritas Lainnya Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ...................................... 68
Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian ................................................................ 77
Prioritas Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat .................................................... 79
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
v
Ringkasan Eksekutif
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan
RPJMN 2010-2014
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
1
Ringkasan Eksekutif
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
Satu tahun pelaksanaan RPJMN 2010-2014 telah dilalui. Dengan mengamati capaian
pelaksanaan sasaran prioritas pembangunan nasional pada tahun 2010, secara
umum dapat dikatakan bahwa kegiatan pembangunan masih berjalan sesuai dengan
alur yang diharapkan. Namun beberapa substansi inti perlu diupayakan lebih keras
untuk mencapai sasaran pada akhir pelaksanaan RPJMN 2010–2014.
Prioritas Nasional 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
Capaian penting dalam rangka reformasi birokrasi dan tata kelola adalah sebagai
berikut:
(1) Penetapan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010–2025 dan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 20 tahun
2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010–2014 untuk memberikan landasan
kuat bagi pelaksanaan reformasi birokrasi. Pada tahun 2010, sebanyak 9
kementerian/lembaga (K/L) telah melaksanakan reformasi birokrasi instansi (RBI),
sehingga saat ini sudah terdapat 14 K/L yang telah melaksanakan RBI. Pelaksanaan
reformasi birokrasi dan tata kelola dilakukan antara lain melalui penataan struktur
kelembagaan instansi pemerintah.
(2) Dalam konteks otonomi daerah, difokuskan pada penghentian/pembatasan pemekaran wilayah, peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana
perimbangan daerah, dan penyempurnaan pelaksanaan pemilihan kepala daerah.
Dalam upaya membatasi pemekaran wilayah telah disusun rancangan Desain Besar
Penataan Daerah untuk mendukung Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007
tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah.
Selanjutnya, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana
perimbangan daerah telah dicapai antara lain 70 persen daerah telah memanfaatkan
Dana Alokasi Khusus (DAK) sesuai petunjuk pelaksanaan (Juklak), 80 persen daerah
telah menyerap DAK sebesar 100 persen, tersusunnya kebijakan/regulasi dana
perimbangan yang dapat diterapkan di daerah, 31 persen daerah memiliki proporsi
belanja langsung lebih besar dari belanja tidak langsung, 23 persen rata-rata belanja
modal yang digunakan terhadap total belanja daerah, 91 persen APBD disahkan
secara tepat waktu, 15 daerah ber-LKPD dengan status wajar tanpa pengecualian
(WTP), serta 63 persen daerah telah melakukan penetapan serta penyampaian
Raperda pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang disahkan secara tepat waktu.
Terkait dengan penyempurnaan pelaksanaan pemilihan kepala daerah, pada tahun
2010 dilakukan penyusunan naskah akademis dan Rancangan Undang-Undang (RUU)
Pemilihan Kepala Daerah.
(3) Penyempurnaan berbagai kebijakan dalam pengelolaan SDM aparatur dengan capaian telah disusunnya beberapa Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) antara
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
2
lain RPP tentang Sistem Pengadaan/Rekrutmen dan Seleksi PNS, RPP tentang
Kebutuhan Pegawai, dan RPP tentang Remunerasi dan Tunjangan Kinerja Pegawai
Negeri.
(4) Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan di tingkat pusat dan daerah, melalui pelaksanaan inventarisasi dan pengkajian
peraturan daerah sebanyak 3.000 perda.
(5) Peningkatan sinergi antara pusat dan daerah, antara lain melalui peningkatan jumlah SPM (Standar Pelayanan Minimum) yang ditetapkan dan diterapkan oleh
daerah. Selama tahun 2010, telah ditetapkan 8 SPM baru, sehingga secara
keseluruhan 13 SPM sudah ditetapkan melalui peraturan menteri terkait, dan telah
dilakukan fasilitasi penerapan untuk 5 SPM. Selain itu, pelaksanaan pelayanan
terpadu satu pintu (PTSP) atau one stop service (OSS) semakin membaik dengan
meningkatnya jumlah pemda yang menerapkan PTSP/OSS dari 360 OSS menjadi 394
OSS.
(6) Dalam hal penegakan hukum, peningkatan integritas dan sinergi antar lembaga penegak hukum menjadi prioritas yang menentukan kualitas penegakan hukum di
Indonesia. Pemantapan integrasi dan integritas penegakan hukum, dilakukan melalui
peningkatan kualitas SDM Kejaksaan dalam penerimaan pegawai, pelaksanaan diklat
penjenjangan serta pendidikan pasca sarjana, disamping penerapan reward and
punishment. Dalam rangka pengawasan terhadap perilaku hakim, peran Komisi
Yudisial semakin meningkat dengan diterimanya 2.915 berkas pengaduan
masyarakat dan 214 berkas telah ditindak lanjuti. Pencegahan korupsi juga
diintensifkan melalui pelaporan Laporan Hasil Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN).
Dari 144.557 wajib LHKPN sebanyak 118.340 telah melaporkan dan sebanyak
114.570 telah diumumkan. Di bidang penindakan, pada tahun 2010 Komisi
Pemberantas Korupsi (KPK) telah melakukan penyelidikan terhadap 54 perkara
tindak pidana korupsi, penyidikan terhadap 62 perkara tindak pidana korupsi,
penuntutan terhadap 55 perkara dan eksekusi terhadap 38 keputusan pengadilan
yang telah berkekuatan hukum tetap. Kegiatan koordinasi dan supervisi dilakukan
terhadap beberapa perkara, dan telah berhasil menyelamatkan potensi kerugian
negara mencapai lebih dari Rp500 miliar.
(7) Terkait dengan penyelenggaraan Nomor Induk Kependudukan (NIK), hingga tahun 2010 telah diterbitkan NIK di 329 kabupaten/kota, sedangkan untuk
pelaksanaan Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan (SIAK) masih dalam
proses persiapan.
Prioritas Nasional 2: Pendidikan
Sampai tahun 2009/2010, upaya pembangunan pendidikan telah berhasil
meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Indonesia yang ditandai dengan
meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas yang mencapai
7,7 tahun, menurunnya proporsi buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas
menjadi 5,30 persen, serta meningkatnya angka partisipasi pendidikan pada semua
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
3
jenjang pendidikan. Angka partisipasi murni (APM) SD/SDLB/MI/Paket A dan APM
SMP/SMPLB/ MTs/Paket B pada tahun 2010 masing-masing adalah 95,41 persen dan
75,64 persen, sedangkan angka partisipasi kasar (APK) SMA/SMK/SMLB/MA/Paket C
adalah 70,53 persen. Sementara itu, APK Perguruan Tinggi (PT) pada tahun 2010
telah mencapai 26,34 persen.
Dalam meningkatkan dan mempertahankan partisipasi masyarakat terhadap
pendidikan, pemerintah telah berupaya menyediakan pendidikan yang semakin
terjangkau melalui penyediaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Pada tahun
2009, disediakan BOS bagi 27.130.968 siswa SD, 9.465.836 siswa SMP, dan 5.946.329
siswa di MI/MTs/Salafiyah Ula/Salafiyah Wustha. Target cakupan program BOS
meningkat pada tahun 2010 menjadi 27.672.820 siswa SD, 9.660.639 siswa SMP, dan
6.794.516 siswa MI/MTs/Salafiyah Ula/Salafiyah Wustha. Pada akhir Desember 2010,
BOS dapat disalurkan kepada 26.630.889 siswa SD dan 9.387.670 siswa SMP serta
6.058.192 siswa MI/MTs/Salafiyah Ula/Salafiyah Wustha.
Dalam hal penyediaan sarana dan prasarana, pemerintah telah berupaya
menyediakan bahan ajar bermutu dan murah serta melengkapi sekolah dengan
sambungan internet yang memuat tentang pendidikan agar siswa dapat mengakses
ilmu pengetahuan seluas-luasnya. Dalam hal penyediaan bahan ajar, Pemerintah
sejak tahun 2009 membeli hak cipta 1.232 judul buku dari 345 jilid buku jenjang
SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan SLB, dan dilanjutkan pada tahun 2010
membeli 305 judul buku dari 57 jilid buku untuk semua jenjang pendidikan.
Dalam rangka meningkatkan metodologi pembelajaran, Pemerintah terus
mendorong pengembangan dan penyempurnaan kurikulum yang memperhatikan
kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya bahasa
Indonesia melalui penyempurnaan kurikulum di jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
Kapasitas pengelolaan juga terus menerus ditingkatkan melalui peningkatan
kapasitas kepala sekolah serta pengembangan kemampuan pengawas. Selanjutnya,
terkait dengan pengetahuan kewirausahaan lulusan, pendidikan kewirausahaan
dilaksanakan di semua jenjang pendidikan dengan memasukkan muatan
kewirausahaan dalam kurikulum yang ada.
Seiring dengan peningkatan input (akses pendidikan) dan proses pembelajaran
(metodologi), Pemerintah juga memberikan perhatian terhadap peningkatan kualitas
pendidikan yang dilakukan melalui peningkatan kapasitas guru dalam mengajar,
penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar, dan perbaikan
distribusi guru.
Pada tingkat pendidikan tinggi, peningkatan kualitas dan daya saing pendidikan
jenjang pendidikan tinggi ditandai dengan jumlah perguruan tinggi yang masuk ke
dalam peringkat 500 terbaik versi lembaga pemeringkat independen internasional.
Sampai tahun 2010, terdapat 8 universitas di Indonesia yang berhasil menembus
peringkat 200 besar di wilayah Asia, yaitu UI, UGM, UNAIR, ITB, IPB, UNDIP, UNS,
dan UNIBRAW.
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
4
Prioritas Nasional 3: Kesehatan
Status kesehatan dan gizi masyarakat terus menunjukkan kemajuan antara lain
ditandai dengan: (1) meningkatnya umur harapan hidup (UHH) menjadi 70,9 tahun
(2010), (2) menurunnya angka kematian ibu (AKI) menjadi sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup (2007), (3) menurunnya angka kematian bayi (AKB) menjadi sebesar
34 per 1.000 kelahiran hidup (2007), (4) menurunnya prevalensi kekurangan gizi
menjadi sebesar 17,9 persen (2010), dan (5) menurunnya prevalensi anak balita yang
pendek (stunting) menjadi sebesar 35,6 persen (2010).
Dalam rangka peningkatan upaya kesehatan preventif terpadu, pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan meningkat menjadi 82,2 persen (Riskesdas, 2010).
Kunjungan ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
antenatal pada trimester pertama kehamilan (K1) mencapai 72,3 persen, lebih tinggi
dari kunjungan keempat (K4) yaitu sebesar 61,4 persen (Riskesdas, 2010).
Selanjutnya dalam meningkatkan status kesehatan anak, cakupan imunisasi lengkap
anak balita mencapai 53,8 persen (Riskesdas, 2010). Kunjungan ke pelayanan
kesehatan pada saat bayi berumur 6-48 jam (kunjungan neonatal pertama/KN1)
mencapai 71,4 persen (Riskesdas, 2010). Cakupan pelayanan kesehatan bayi
mencapai 84,01 persen dan cakupan pelayanan kesehatan balita mencapai 78,1
persen (Kemkes, 2010).
Rasio puskesmas terhadap penduduk meningkat dari 3,6 per 100.000 penduduk pada
tahun 2007 menjadi 3,78 per 100.000 penduduk pada tahun 2009 (Profil Kesehatan,
2009). Sementara itu, pada tahun 2009, rasio tempat tidur (TT) rumah sakit terhadap
penduduk sebesar 70,74 TT per 100.000 penduduk (Profil Kesehatan, 2009).
Sementara itu, ketersediaan obat dan vaksin di sarana pelayanan kesehatan terus
ditingkatkan dan mencapai 82 persen pada tahun 2010.
Pelaksanaan Jamkesmas telah berhasil mendorong peningkatan cakupan jaminan
pembiayaan/asuransi kesehatan. Seluruh penduduk miskin telah tercakup dalam
skema pembiayaan Jamkesmas dan selanjutnya penerapan asuransi kesehatan akan
diperluas secara bertahap untuk seluruh penduduk. Sampai dengan akhir Desember
tahun 2010, cakupan asuransi kesehatan telah mencapai sekitar 59,07 persen.
Sementara itu, dalam pelaksanaan program KB, angka pemakaian
kontrasepsi/contraceptive prevalence rate (CPR) terus meningkat yang ditandai
dengan meningkatnya jumlah peserta KB, yaitu: (1) meningkatnya pencapaian
jumlah peserta KB baru dari sasaran sebanyak 7,2 juta menjadi sebanyak 8,6 juta.; (2)
meningkatnya pencapaian jumlah peserta KB aktif dari sasaran sebanyak 26,7 juta
menjadi sebanyak 33,7 juta.
Capaian upaya pengendalian penyakit antara lain terlihat dari pengendalian
prevalensi HIV terus diupayakan mencapai kurang dari 0,2 persen (Hasil Estimasi
Prevalensi HIV Kemkes, 2009). Persentase kasus baru tuberkulosis (TB) paru (BTA
positif) yang ditemukan dan yang disembuhkan masing-masing mencapai 74,7
persen dan 86,4 persen, serta angka penemuan kasus malaria (annual parasite
index/API) mencapai 1,96 per 1.000 penduduk (Kemkes 2010). Selanjutnya, pada
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
5
aspek kesehatan lingkungan, akses penduduk terhadap air minum dan sanitasi layak
masih rendah yaitu sebesar 45,7 persen dan 55,5 persen (Riskesdas, 2010).
Prioritas Nasional 4: Penanggulangan Kemiskinan
Capaian pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan didukung oleh
pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2010, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,1
persen atau melebihi dari target yang ditetapkan sebesar 5,8 persen. Hal tersebut
berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan dari 14,15 persen pada tahun 2009
menjadi 13,33 persen pada tahun 2010. Meskipun secara prosentase menurun, pada
tahun 2010, secara absolut masih terdapat 31,02 juta orang hidup di bawah garis
kemiskinan dan juga terjadi pelambatan penurunan tingkat kemiskinan. Pada tahun
2008 ke 2009 tingkat kemiskinan menurun sebesar 1,27 persen, sedangkan dari
tahun 2009 ke 2010 hanya menurun 0,82 persen.
Program-program bantuan sosial terpadu yang dilaksanakan dengan tujuan
memberikan pemenuhan hak-hak dasar, pengurangan biaya hidup, dan perbaikan
kualitas hidup pada rumah tangga sasaran dan kelompok rentan lainnya telah
terlaksana dengan baik selama tahun 2010. Pelaksanaan Program Keluarga Harapan
(PKH) terus ditingkatkan pada tahun 2010, cakupan PKH telah diperluas di 88
kabupaten/kota di 20 provinsi, dengan jumlah penerima sekitar 772.830 rumah
tangga sangat miskin (RTSM). Namun pencapaian jumlah penerima tersebut di
bawah target RPJMN 2010-2014 yaitu 816.000 RTSM.
Sementara itu, Raskin yang merupakan program nasional bertujuan untuk
mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) melalui pemenuhan
sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Pada tahun 2010, jumlah
penerima Raskin sebanyak 17,488,007 RTSM. Alokasi Raskin untuk setiap penerima
yaitu 15 kg beras selama 12 bulan, dengan harga tebus beras sebesar Rp1.600 per kg
netto di titik distribusi. Realisasi penyaluran Raskin tahun 2010 (per Februari 2011)
yaitu sebesar 98,67 persen. Dari total pagu Raskin sebanyak 2,97 juta ton beras,
sebanyak 2,93 juta ton beras dapat disalurkan ke penerima. Realisasi penyaluran
Raskin tahun 2010 ini lebih baik jika dibandingkan dengan realisasi Raskin tahun
2009 sebesar 97,74 persen.
Selanjutnya, dalam rangka perlindungan terhadap resiko finansial akibat masalah
kesehatan, pelaksanaan Jamkesmas juga telah berhasil mendorong peningkatan
cakupan jaminan kesehatan. Sampai dengan akhir Desember tahun 2010, persentase
penduduk miskin yang memiliki jaminan kesehatan telah mencapai sekitar 59,07
persen. Realisasi Jamkesmas hingga Desember 2010 sebesar Rp4,2 triliun yang
ditujukan bagi 76,4 juta masyarakat miskin.
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat miskin menyekolahkan anaknya,
Pemerintah menyediakan beasiswa bagi siswa miskin untuk semua jenjang
pendidikan, termasuk menyediakan jalur pendidikan non formal (pendidikan
kesetaraan Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA) untuk
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
6
menampung anak-anak putus sekolah dan mereka yang tidak dapat mengikuti
jenjang pendidikan formal. Selama tahun 2010 pelaksanaan program beasiswa
miskin untuk tingkat SD sampai perguruan tinggi telah membantu sebanyak 3,7 juta
siswa.
Pelaksanaan program Klaster II, yaitu PNPM Mandiri Perkotaan dan Perdesaan terus
diperluas dan ditingkatkan kualitasnya, agar semakin efektif dalam mewujudkan
pemberdayaan masyarakat terutama masyarakat miskin untuk mengembangkan
potensi dan memperkuat kapasitasnya untuk ikut berpartisipasi dalam
pembangunan. Pada tahun 2010 program ini sudah dilaksanakan sesuai dengan
target yang ditetapkan yaitu pelayanan PNPM Mandiri yang didukung dengan
penyaluran bantuan langsung masyarakat sebesar Rp10,31 triliun yang berasal dari
dana APBN dan APBD. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui PNPM Mandiri Perkotaan
dan PNPM Mandiri Perdesaan.
Secara umum pelaksanaan Program Klaster III, yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR)
menunjukkan pencapaian target yang tinggi. Penyaluran KUR untuk UMKM dan
koperasi sejak tahun 2007 sampai dengan akhir tahun 2010 mencapai hampir
Rp34,42 triliun, dan mencakup sekitar 3,81 juta nasabah. Jumlah dana penjaminan
kredit yang disediakan untuk mendukung penyaluran KUR pada tahun 2010 dapat
dipenuhi 100 persen, sehingga pada tahun 2010 KUR dapat disalurkan sebesar
Rp17,23 triliun dengan jumlah nasabah lebih dari 1,44 juta nasabah, dan rata-rata
kredit/pembiayaan sebesar Rp11,98 juta. Selanjutnya, pelaksanaan Klaster III juga
diperluas melalui penyediaan dana melalui koperasi untuk 2.600 koperasi/kelompok
UMKM, dengan pencapaian sebesar 99,46 persen. Disamping itu, sekitar 5.737
koperasi dan UMKM juga menerima dukungan pemasaran pada tahun 2010.
Pada tahun 2010, untuk mendukung koordinasi kebijakan dalam pengarusutamaan
kebijakan dan anggaran penanggulangan kemiskinan telah dilaksanakan 8 kegiatan
koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dan peraturan perundangan penanggulangan
kemiskinan di bidang pengarusutamaan kebijakan serta 4 kegiatan koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan penanggulangan kemiskinan di bidang pengarusutamaan
anggaran. Adapun hasilnya berupa rekomendasi kebijakan tentang
pengarusutamaan kebijakan dan anggaran.
Prioritas Nasional 5: Ketahanan Pangan
Keberhasilan pencapaian pemantapan ketahanan pangan pada tahun 2010
ditunjukkan oleh peningkatan produksi bahan pangan. Produksi padi berhasil
mencapai 66,5 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), jagung mencapai 18,3 juta ton
pipilan kering, kedelai mencapai 907 ribu ton biji kering, gula mencapai 2,7 juta ton
Gula Kristal Putih (GKP), daging sapi mencapai 440 ribu ton karkas, serta ikan 10,83
juta ton. Berdasarkan data tersebut, produksi padi dan daging sapi telah mampu
mencapai target yang ditetapkan, sedangkan untuk produksi jagung, kedelai, dan
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
7
gula, pemerintah dan masyarakat masih perlu berupaya bersama untuk dapat lebih
meningkatkan jumlah produksinya.
Pada tahun 2010 pertumbuhan PDB sektor pertanian, perikanan dan kehutanan
mencapai 2,9 persen. Angka tersebut lebih rendah dari angka sasaran yaitu sebesar
3,6 persen, serta mengalami penurunan dibandingkan capaian tahun 2009 yang
pertumbuhannya mencapai 4,0 persen.
Dari sisi ketenagakerjaan, sektor pertanian, perikanan dan kehutanan mampu
memberikan lapangan kerja bagi sekitar 41,5 juta orang. Sedangkan dari sisi Nilai
Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) pada tahun 2010 masing-masing
mencapai 102,75 dan 105,5. Capaian indeks NTP tersebut masih lebih rendah dari
target yaitu 105. Sementara itu, capaian indeks NTN lebih tinggi dari target yaitu 105.
Untuk menjamin aksesibilitas masyarakat miskin terhadap pangan, khususnya beras,
pada tahun 2010 Pemerintah telah menyalurkan beras melalui Program Raskin bagi
seluruh rumah tangga sasaran sebanyak 2,93 juta ton beras. Berdasarkan hasil
Susenas, konsumsi kalori penduduk Indonesia pada tahun 2010 meningkat dari rata-
rata 1.927,6 kkal/kapita/hari pada tahun 2009 menjadi 1.957,0 kkal/kapita/hari.
Konsumsi ikan mencapai 30,47 kg/kapita/tahun, meningkat sebesar 4,78 persen
dibandingkan dengan konsumsi pada tahun 2009 yang mencapai 29,08
kg/kapita/tahun. Sedangkan untuk skor Pola Pangan Harapan (PPH), pada tahun
2010 sebesar 80,6, lebih rendah dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 86,4.
Prioritas Nasional 6: Infrastruktur
Pencapaian pembangunan infrastruktur selama tahun 2010 mencakup pengelolaan
tata ruang, pembangunan jalan, perhubungan, perumahan rakyat, pengendalian
banjir, telekomunikasi dan transportasi perkotaan; seperti uraian berikut:
Kegiatan pengelolaan pertanahan provinsi dengan sasaran penyusunan neraca
penatagunaan tanah pada 100 kab/kota telah memenuhi target atau sebanyak 20
persen dari total target RPJMN 2010-2014. Sedangkan inventarisasi penguasaan dan
pemilikan tanah, serta pemanfaatan dan penggunaan tanah telah pula dilaksanakan
sesuai dengan target, 335.665 bidang atau 20 persen dari total target RPJMN 2010–
2014.
Pembangunan infrastruktur transportasi meliputi berbagai moda transportasi. Untuk
prasarana jalan, telah dicapai kondisi mantap jalan nasional sebesar 87 persen dan
bertambahnya jumlah lajur-Km jalan menjadi sepanjang 93.094 lajur-Km pada jalan
nasional. Untuk angkutan sungai danau dan penyeberangan (ASDP) telah
dilaksanakan pembangunan baru dan lanjutan 6 unit dermaga penyeberangan dan
36 unit pembangunan baru dan lanjutan dermaga danau, serta 30 unit
pembangunan baru dan lanjutan kapal penyeberangan perintis. Capaian
pembangunan perkeretaapian antara lain: peningkatan jalan rel 1.849,62 km dan
pembangunan jalur kereta api (KA) baru 68,67 km; dimulainya pembangunan Mass
Rapid Transit (MRT) Jakarta; melanjutkan pembangunan double track Manggarai-
Cikarang; serta pengadaan kereta kelas ekonomi (K3). Sementara itu, capaian
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
8
transportasi laut diantaranya: pengerukan dan pemeliharaan alur pelayaran
sebanyak 6,3 juta m3 di 19 lokasi; pembangunan baru dan lanjutan pelabuhan di
lebih dari 55 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia; pengembangan Pelabuhan
Tanjung Priok dan Belawan; serta pemasangan sistem National Single Window di
pelabuhan Tanjung Priok. Sedangkan capaian transportasi udara diantaranya:
pengembangan 4 bandar udara (bandara) pada daerah rawan bencana dan daerah
perbatasan; rehabilitasi dan pemeliharaan fasilitas landasan, fasilitas terminal, dan
fasilitas bangunan pada 205 bandara; lanjutan pembangunan bandara Medan Baru;
pembangunan, 124 paket rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana navigasi
penerbangan; serta pemberian subsidi operasi angkutan udara perintis pada 118
rute penerbangan.
Cakupan penyediaan rumah layak huni yang menjadi substansi inti perumahan
rakyat telah mencapai 87.001 Rumah Sehat Sederhanan (RSH) bersubsidi, 500 unit
rusunami, 89 twin block rusunawa yang diperkirakan menyediakan rumah layak huni
untuk 96.045 keluarga kurang mampu.
Pencapaian pembangunan infrastruktur sumber daya air adalah sebagai berikut: 1)
prasarana pengendali banjir sepanjang 321 km, 13 buah pengendali lahar, dan
pengaman pantai sepanjang 25,11 km, serta rehabilitasi prasarana pengendali banjir
sepanjang 171,2 km, 5 buah pengendali lahar, dan pengaman pantai sepanjang 10
km untuk mengamankan kawasan seluas 27.576 hektar; 2) pembangunan Kanal
Banjir Timur paket 22 sampai dengan 29; serta 3) penanganan terpadu Daerah Aliran
Sungai (DAS) Bengawan Solo, telah mulai dilaksanakan pembangunan 4 buah waduk
dan 2 unit pompa prasarana pengendali banjir, dan 8 buah waduk dalam
pelaksanaan rehabilitasi.
Pembangunan infrastruktur komunikasi dan informatika yang terkait dengan
substansi inti adalah pembentukan Information Communication and Technology (ICT)
Fund dan pembangunan Desa Dering dan Pusat Layanan Internet Kecamatan PLIK.
Saat ini, jaringan tulang punggung serat optik sudah tersedia di sebagian besar
ibukota kota/kabupaten di wilayah barat Indonesia, yaitu 66 persen ibukota kab/kota
di Sumatera, 98 persen di Jawa, dan 100 persen di Bali. Kondisi sebaliknya terjadi di
wilayah Indonesia bagian timur. Jaringan tulang punggung serat optik baru
menjangkau 98 dari total 219 ibukota kab/kota (44,7 persen) di wilayah Kalimantan,
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Hal ini mengakibatkan pertukaran
informasi di wilayah timur tidak secepat dan sehandal di wilayah barat. Terkait
penyediaan akses telekomunikasi dan akses internet, pembangunan Desa Dering
telah dilakukan di 27.670 desa (83,4 persen dari target) dan Pusat Layanan Internet
Kecamatan (PLIK) dilakukan di 4.269 desa (74,3 persen dari target).
Prioritas Nasional 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Untuk mendorong terciptanya kepastian hukum, telah dilakukan kegiatan
perancangan peraturan perundang-undangan melalui pembahasan tiga Rancangan
Undang-Undang (RUU), yaitu: RUU tentang Perubahan Desain Industri, RUU tentang
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
9
Perubahan UU Paten, dan RUU tentang Perubahan UU Pengadilan Anak. Dari 219
permohonan harmonisasi Peraturan Perundang-undangan, telah diharmonisasikan
140 (66 persen) peraturan perundang-undangan.
Dalam hal penyederhanaan prosedur melalui penerapan Sistem Pelayanan Informasi
dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) pada Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PTSP), telah dicapai target 33 Provinsi dan 40 Kabupaten/Kota yang telah
menggunakan SPIPISE pada PTSP.
Sementara itu, dalam rangka mendukung pengembangan sistem logistik nasional,
pemerintah telah melakukan beberapa upaya, antara lain peningkatan kelancaran
distribusi bahan pokok dan pembangunan sarana distribusi perdagangan.
Dalam kaitannya dengan pengembangan sistem informasi, implementasi National
Single Window (NSW) telah memasuki tahap Implementasi Nasional (tahap 5).
NSW-impor telah diberlakukan secara wajib 29 Januari 2010 bagi semua importir di 5
pelabuhan utama, yaitu: Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak, Belawan, dan
Bandara Soekarno-Hatta. Seja
lan dengan pelaksanaan NSW, pada tanggal 10 Agustus 2010, dilakukan
penyederhanaan perijinan impor dari semula sebanyak 78 ijin menjadi 53 ijin.
Penyederhanaan perijinan impor ini semakin mempermudah para pengguna layanan
perijinan perdagangan secara online (INATRADE). Selama tahun 2010, jumlah
pengguna INATRADE mencapai 1536 perusahaan.
Sedangkan untuk pengembangan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) telah
dilakukan kegiatan sosialisasi dan promosi di 6 daerah (Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, Jawa Barat dan Papua)
dan 4 negara (Australia, Uzbekistan, Ukraina dan Lebanon).
Terkait kebijakan ketenagakerjaan telah dilakukan sinkronisasi kebijakan
ketenagakerjaan dan iklim usaha, antara lain melalui penyelesaian naskah akademis
dan konsep perubahan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
Dalam upaya penyelesaian masalah hubungan industrial, jumlah lembaga kerja sama
(LKS) bipartit yang terbentuk di perusahaan mencapai 13.246 LKS, lebih tinggi dari
target RPJMN yang naik 5 persen. Dalam hal peningkatan kapasitas organisasi pelaku
negosiasi, Pemerintah telah melatih 500 orang perwakilan pekerja, serikat
pekerja/serikat buruh, dan pengusaha. Selain itu, perusahaan yang menerapkan
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) naik 15,45 persen, yaitu dari 440
perusahaan tahun 2009 menjadi 508 perusahaan. Jumlah tenaga pengawas K3 yang
bersertifikat kompetensi pun meningkat 21,74 persen menjadi 84 tenaga pengawas.
Prioritas Nasional 8: Energi
Hasil-hasil kegiatan pembangunan di bidang energi terkait dengan produksi minyak
bumi, ketenagalistrikan, dan jaringan gas kota; sebagai berikut:
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
10
(1) Produksi minyak bumi mencapai 954 ribu barrel per hari. Capaian ini lebih rendah dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 965 ribu barrel per hari. Pencapaian
ini relatif tidak berbeda jauh dengan pencapaian pada tahun 2009 yaitu sebesar 944
ribu barrel per hari.
(2) Pencapaian pembangunan ketenagalistrikan ditunjukkan oleh peningkatan rasio elektrifikasi nasional yang mencapai 67,15 persen dan rasio desa terlistriki 92,5
persen. Hal tersebut didukung oleh peningkatan kapasitas pembangkit sebesar 787
MW beserta pembangunan jaringan transmisi dan distribusinya. Di sisi lain,
pemanfaatan energi baru terbarukan untuk pembangkit listrik terus dikembangkan,
antara lain: (a) pembangkit listrik dari sumber energi mikrohidro dengan kapasitas
terpasang sebesar 217,89 MW; (b) pembangkit listrik dari sumber energi surya
dengan kapasitas terpasang sebesar 13,58 MW; (c) pembangkit listrik dari sumber
energi angin dengan kapasitas terpasang sebesar 1,8 MW; (d) pemanfaatan panas
bumi dengan kapasitas terpasang 1.189 MW.
(3) Pembangunan jaringan gas kota telah dilaksanakan di beberapa wilayah, yaitu: (a) Tarakan, 3.400 sambungan rumah tangga; (b) Depok, 3.366 sambungan rumah
tangga; (c) Sidoarjo, 1.750 sambungan rumah tangga, dan (d) Bekasi, 1.800
sambungan rumah tangga.
Prioritas Nasional 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
Sebagai bentuk antisipasi dalam mengatasi perubahan iklim telah dilakukan
berbagai upaya untuk memperbaiki kerusakan lingkungan yang mengarah kepada
upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim global. Sebagai wujud komitmen
Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen pada tahun
2020, pada tahun 2010 telah disusun Rancangan Peraturan Presiden mengenai
Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK), dan Rencana
Aksi Daerah (RAD-GRK) dalam kurun waktu 12 bulan sejak RAN-GRK ditandatangani.
Upaya lain adalah rehabilitasi hutan dan lahan kritis pada Daerah Aliran Sungai (DAS)
prioritas yaitu seluas 204.211 ha serta pengembangan hutan kota seluas 1.175 ha.
Selain itu, dilakukan pula pengelolaan hutan melalui pengembangan hutan
kemasyarakatan (HKm) seluas 415.153 ha, pengembangan hutan kemitraan seluas
50.506 ha, dan pengembangan hutan desa seluas 113.354 ha. Selain itu juga
dilakukan pengelolaan kawasan konservasi perairan yang mencapai 13,95 juta ha
serta kerjasama internasional dalam rangka konservasi laut melalui Coral Triangle
Initiative (CTI) dan Sulu-Sulawesi Marine Ecoregion (SSME).
Upaya pengendalian kerusakan lingkungan antara lain dilakukan melalui pelaksanaan
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) dengan hasil jumlah
perusahaan peserta Proper mencapai 705 perusahaan, melebihi target di tahun
2010, yaitu 680 perusahaan. Untuk pelaksanaan Program Adipura, jumlah kota
dengan kualitas lingkungan baik mengalami peningkatan, dari 140 kota di tahun 2009
menjadi 162 kota di tahun 2010.
Di sektor kehutanan, dilakukan pengendalian kebakaran hutan melalui upaya
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
11
menurunkan jumlah hotspot menjadi 9.841 titik dari target penurunan kumulatif
menjadi 58.890 titik. Capaian ini melebihi target penurunan hotspot sebesar 20
persen per tahun.
Capaian dalam pengembangan sistem peringatan dini adalah terkelolanya Sistem
Peringatan Dini Tsunami (TEWS) dan Sistem Peringatan Dini Cuaca (MEWS) serta
Sistem Peringatan Dini Iklim (CEWS).
Upaya untuk mengurangi bencana dilakukan melalui peningkatan kapasitas aparatur
pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan bahaya kebakaran hutan di
enam DAOPS. Selain itu, dalam penanggulangan bencana dan pengurangan risiko
bencana antara lain dilakukan: (1) dukungan penyediaan peralatan dan pemenuhan
logistik di 16 provinsi; (2) pembentukan tim Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan
Bencana (SRC-PB) dengan basis di 2 lokasi (Jakarta dan Malang); dan (3) koordinasi
dan pelaksanaan tanggap darurat di wilayah pascabencana.
Prioritas Nasional 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pascakonflik
Capaian kebijakan pelaksanaan berbagai kegiatan prioritas nasional oleh K/L terkait
untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan pendukung kesejahteraan lainnya
di daerah tertinggal, terdepan, dan pascakonflik adalah terlaksananya delapan
kebijakan khusus yang dapat mendorong pertumbuhan di daerah tertinggal,
terdepan, terluar, dan pascakonflik.
Dalam konteks pembentukan kerja sama dengan negara-negara tetangga dalam
rangka pengamanan wilayah dan sumber daya kelautan diwujudkan kerjasama
pengamanan wilayah dan sumberdaya kelautan dengan tujuh negara tetangga, yaitu
Malaysia, Singapura, Australia, Filipina, Solomon, Papua New Guinea, dan Timor
Leste.
Untuk penyelesaian pemetaan wilayah perbatasan RI dengan Malaysia, Papua
Nugini, Timor Leste, dan Filipina, telah disusun: (1) peta perbatasan RI-PNG Skala
1:50.000 sebanyak 37 Nomor Lembar Peta (NLP), dan (2) peta foto dan peta garis
pulau-pulau kecil terluar sebanyak 48 NLP. Sedangkan dalam upaya penegasan
batas, telah dilakukan 17 kali perundingan untuk membahas segmen-segmen batas
RI-Malaysia, 2 kali perundingan batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia-
Vietnam, 2 kali perundingan batas ZEE dan LK Indonesia-Palau, dan 1 penjajakan
perundingan delimitasi batas maritim RI–Thailand. Selain itu, telah dilakukan
ratifikasi terhadap Perjanjian tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah di Bagian
Barat Selat Singapura melalui Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2010.
Dalam hal pengentasan daerah tertinggal di sedikitnya 50 kabupaten paling lambat
tahun 2014, capaian kegiatan yang mendukung upaya tersebut adalah: (1)
terlaksananya koordinasi lintas sektor dan fasilitasi bantuan stimulan dalam
pembangunan daerah tertinggal melalui insrumen P2KPDT di 120 kabupaten, P4DT
di 5 pusat pertumbuhan, P2WP di 24 kabupaten perbatasan, P2IPDT di 185
Kabupaten, dan P2SEDT di 151 Kabupaten; (2) DAK SPP di 233 kabupaten, dan
PNPM-DTK di 51 Kab. Adapun dana total block grant yang sudah dicairkan untuk
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
12
P2DTK NAD-Nias (tahun 2006–2010) sebesar Rp236.3 miliar (72 persen) dari total
alokasi Rp327.9 miliar, sedangkan untuk P2DTK Nasional pencairan tahun 2007–2010
sebesar Rp757.4 miliar (99 persen) dari total alokasi Rp761.4 miliar; (3) tersusunnya
konsep Pembangunan Perdesaan Terpadu (Bedah Desa) dan Pengembangan Produk
Unggulan Kabupaten (PRUKAB) sebagai instrumen utama dalam koordinasi lintas
sektor yang dikoordinasikan oleh KPDT; (4) tersusunnya Kesepakatan Bersama (MoU)
yang diinisiasi oleh Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) dengan
melibatkan K/L dan swasta dalam rangka percepatan pembangunan ekonomi
masyarakat daerah tertinggal; dan (5) tersedianya kebutuhan dasar, aksesibilitas dan
pelayanan sosial dasar bagi warga Komunitas Adat Terpencil meliputi permukiman
dan infrastruktur pendukungnya serta pemberian jaminan hidup untuk 2.300 Kepala
Keluarga.
Prioritas Nasional 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi
Pencapaian sasaran antara lain ditunjukkan oleh: (1) Kesepakatan Bentuk Lembaga
Pengelolaan Terpadu Warisan Budaya Dunia Candi Borobudur dan Kajian Bentuk
Pengelolaan Terpadu Kawasan Warisan Budaya Dunia Situs Manusia Purba Sangiran
dan Candi Prambanan; (2) revitalisasi 6 museum, yaitu: Museum Negeri Jawa Timur
(Surabaya), Museum Negeri Kalimantan Barat (Pontianak), Museum Negeri Jambi
(Jambi), Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (Mataram), Museum Negeri Sumatera
Utara, dan Museum Negeri Batak TB Silalahi di Balige Sumatera Utara; (3)
peningkatan layanan jasa perpustakaan dan informasi dengan capaian 33
perpustakaan provinsi memiliki e-library dan pengembangan perpustakaan dan
pembudayaan gemar membaca, dengan capaian 88 mobil perpustakaan keliling, 3
unit perpustakaan terapung, 33 perpustakaan provinsi, 250 perpustakaan
kabupaten/kota, dan 2.143 perpustakaan desa; (4) fasilitasi sarana bagi
pengembangan, pendalaman dan pergelaran seni budaya di 5 provinsi dan 20
kabupaten/kota; (5) 13 penelitian di bidang kebudayaan dan 144 penelitian di bidang
arkeologi; (6) fasilitasi 20 pergelaran, pameran, festival, lomba, dan pawai; (7)
fasilitasi 18 event festival film dalam dan luar negeri; (8) pelaksanaan sensor
terhadap 40.000 judul film/video/iklan; (9) fasilitasi peningkatan kapasitas di bidang
iptek dan imtaq bagi 3.180 orang pemuda kader dan fasilitasi peningkatan kapasitas
di bidang seni, budaya, dan industri kreatif bagi 3.180 orang pemuda kader; dan (10)
terselenggaranya 44 paket riset dasar, 78 paket riset terapan, dan 130 paket riset
insentif.
Prioritas Lainnya Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Guna meningkatkan peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia,
Pemerintah Indonesia telah mengajukan tiga prakarsa, yaitu: (1) Menyampaikan
posisi dasar mengenai lima isu kunci Reformasi DK-PBB kepada fasilitator negosiasi
Reformasi DK-PBB; (2) Menyelesaikan draft Keppres mengenai pembentukan Tim
Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian; dan (3) Menyelenggarakan Focused
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
13
Group Discussion (FGD) mengenai Peningkatan Peran Peace Keeping Operations
(PKOs) Indonesia.
Capaian pelaksanaan kerjasama multilateral, dapat dilihat dari ikut sertanya
Indonesia secara aktif dalam berbagai pertemuan yang antara lain membahas isu
dan agenda: operasi perdamaian dunia dalam pertemuan kelompok kerja di New
York; nuklir dan perlucutan senjata nuklir dalam Konferensi PBB ke-22 di Jepang,
International Atomic Energy Agency (IAEA), dan pada pertemuan States Parties of
Cluster Munitions Coalition (CCM) di Vientiane-Laos; interfaith dialogue dan
penguatan peran kawasan Asia dan Timur Tengah; serta counter terrorism di PBB,
ASEAN dan expert group meeting di Wina.
Indonesia juga telah berhasil menampilkan sikap/posisinya dan diterima dalam
sidang-internasional. Pencapaian tersebut dapat dilihat antara lain melalui: (1)
Pengiriman Pasukan Penjaga Perdamaian/Peacekeeping Operations; (2) Turut
berpartisipasi dalam Konferensi London mengenai Afghanistan pada 30 Januari 2010;
dan (3) Berhasil mengajukan resolusi kepada Majelis Umum PBB terkait upaya
meningkatkan keamanan internasional dan perdamaian dunia melalui perlucutan
senjata.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan tenaga kerja Indonesia di luar negeri,
Pemerintah Indonesia melakukan penguatan bagi 24 citizen service. Disamping itu,
sebagai bentuk nyata pelayanan terhadap TKI/WNI, Pemerintah telah memulangkan
6.287 repatrian dan 28.721 deportan WNI/TKI bermasalah dari negara-negara tujuan
penempatan TKI di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Selain itu, telah pula
ditandatangani enam perjanjian mengenai perlindungan TKI di luar negeri dengan
Republik Korea, Malaysia, Lebanon, Timor Leste dan Turki. Untuk meningkatkan
kesadaran publik mengenai perlindungan WNI di luar negeri, khususnya sejak proses
pra hingga pasca penempatan secara menyeluruh dan terpadu, pada tahun 2010
telah diselenggarakan 6 kali sosialisasi dan diseminasi informasi melalui media
elektronik (radio) di 15 kota yang merupakan kantong-kantong sumber TKI atau
merupakan daerah dimana arus pergerakan WNI ke luar negeri sangat tinggi.
Di Bidang Hukum dan HAM, rata-rata pencapaian target pelaksanaan kegiatan di
bidang hukum telah mencapai target yang ditentukan. Untuk penanganan
penyidikan tipikor telah diselesaikan 148 perkara dari target 145 perkara. Namun
untuk penuntutan perkara, dari 145 perkara yang ditargetkan di tahun 2010, hanya
dapat diselesaikan sebanyak 48 perkara. Sedangkan penanganan perkara tipikor dan
tindak pidana khusus lainnya di Kejati, Kejari dan Cabjari mencapai 2.315 penyidikan
perkara dan 1.706 perkara yang telah dilakukan penuntutan.
Di bidang penguatan perlindungan HAM, melalui lembaga peradilan telah
dilaksanakan penyelenggaraan bantuan hukum baik di lingkungan peradilan umum,
peradilan agama dan peradilan militer dan Tata Usaha Negara (TUN). Pelaksanaan
kegiatan ini semakin diperkuat dengan adanya Surat Edaran Mahkamah Agung
(SEMA) No. 10 Tahun 2010 mengenai Pelaksanaan Bantuan Hukum di Pengadilan
yang mengatur penyelenggaraan bantuan hukum dalam tiga bentuk pelayanan
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
14
seperti penyelenggaraan prodeo, pelayanan Pos Bantuan Hukum dan
operasionalisasi sidang keliling atau pelaksanaan zitting plaatz.
Dalam bidang Keamanan, upaya pemerintah menangani tindakan terorisme
menunjukkan hasil yang semakin membaik. Pada awal Maret 2010, Polri berhasil
menewaskan tokoh penting terorisme internasional. Hasil ini memberikan harapan
semakin kondusifnya keamanan dalam negeri dari ancaman terorisme. Hasil lain
adalah: penangkapan kelompok jaringan teroris di Aceh yang pemimpinnya
diperkirakan berasal dari luar Aceh; penangkapan 12 orang diduga teroris di Pejaten,
Menteng dan Bekasi yang diperkirakan terkait dengan kelompok teroris di Aceh; dan
penangkapan tokoh teroris di Klaten, Jawa Tengah yang diduga sebagai pemasok
dana bagi kelompok-kelompok teror di Indonesia. Untuk melembagakan penanganan
penanggulangan terorisme telah dibentuk Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme melalui Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010.
Dari sisi pertahanan, dalam rangka membentuk postur minimum essential force serta
terwujudnya kemandirian pertahanan melalui Perpres Nomor 42 Tahun 2010,
Pemerintah membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) sebagai
institusi yang merumuskan kebijakan pembelian Alutsista TNI dan Alut Polri, serta
diselesaikannya Master Plan Industri Pertahanan dan Road Map menuju revitalisasi
industri pertahanan dalam negeri.
Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian
Pada sektor perindustrian, hasil yang dicapai antara lain pengembangan klaster
industri pertanian oleochemical melalui fasilitasi kawasan industri berbasis CPO di
tiga provinsi (Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Riau). Selain itu dilakukan pula
persiapan awal pembangunan klaster industri berbasis migas kondensat dalam
bentuk penyusunan kajian pembangunan refinery di Jawa Timur, koordinasi
pengalokasian bahan baku migas dan kondensat di Jawa Timur dan Kalimantan
Timur, penyusunan kajian bahan baku alternatif serta penyusunan business plan
industri petrokimia nasional.
Untuk sektor perdagangan, perjuangan Indonesia dalam meningkatkan akses pasar
di forum multilateral dilakukan melalui kerjasama dan perundingan internasional di
forum WTO. Posisi Indonesia juga semakin mantap di dalam kelompok CIVITS (China,
India, Vietnam, Indonesia, Turkey, South Africa), sebagai sebuah hotspot investasi
baru yang menjadi alternatif BRIC (Brazil, Russia, India, China). Sebagai upaya dari
partisipasi aktif di berbagai forum internasional, berbagai perundingan internasional
telah dilakukan. Jumlah hasil perundingan Perdagangan Internasional (MRA, MOU,
Agreement, Agreed Minutes, Declaration, Chair Report) telah diperoleh sebanyak 34
buah. Selanjutnya, forum konsultasi publik (sosialisasi) kesepakatan perundingan
internasional telah pula dilaksanakan melalui kerjasama dengan Dinas Provinsi dan
Kamar Dagang dan Industri (KADIN) di beberapa Provinsi.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada TKI, infrastruktur dan aplikasi sistem
informasi layanan TKI (SIM-TKI) telah dibangun yang nantinya akan mengintegrasikan
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
15
sistem informasi terkait layanan TKI di 13 K/L. Sementara itu, Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) telah merintis pembentukan pusat
layanan 24 jam (hotline service/crisis center) sebagai pusat penerimaan pengaduan
dan fasilitasi penyelesaian masalah TKI.
Dari target 500.000 TKI yang ditempatkan oleh Pemerintah, seluruhnya telah
mendapat layanan dokumen sesuai standar dan tercatat di Dinas Tenaga Kerja
Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dari target tersebut, seluruh TKI telah ditempatkan
sesuai job order. Namun, jumlah TKI yang memperoleh layanan pembuatan Kartu
Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) sesuai Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan
jumlah TKI yang mendapat pelatihan mengenai prinsip-prinsip HAM hanya mencapai
200.000 TKI (40 persen). Rendahnya pencapaian ini berkaitan dengan belum
selesainya pengadministrasian NIK di tingkat nasional.
Prioritas Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat
Pembangunan Agama
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan ibadah haji kepada 221.000 orang
jemaah telah dilakukan penerapan sistem manajamen mutu hingga diperoleh
sertifikasi ISO 9001:2008. Disamping itu, kehidupan umat beragama semakin
harmonis dan kondusif, yang ditandai dengan menurunnya konflik sosial bernuansa
keagamaan, berdirinya forum-forum kerukunan, dan berkembangnya kerjasama
lintas agama. Berbagai upaya untuk membangun kerukunan intern maupun
antarumat beragama telah dilaksanakan melalui berbagai kegiatan antara lain
pembangunan forum kerukunan umat beragama di 15 kabupaten/kota, pemberian
bantuan operasional Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) pada tingkat Provinsi
dan Kabupaten/Kota di 33 provinsi dan 150 kabupaten/ kota, serta upaya pemulihan
pascakonflik melalui pelayanan dan bimbingan konseling bagi masyarakat korban
konflik sosial, dan pascakerusuhan.
Pariwisata
Keberhasilan pembangunan kepariwisataan ditandai dengan meningkatnya
kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun 2010 yang mencapai 7 juta
orang, atau meningkat sebesar 7,88 persen dibandingkan kunjungan wisman tahun
2009 yang mencapai 6,32 juta orang. Sementara itu, pergerakan wisatawan
nusantara (wisnus) juga mengalami peningkatan dari 229,73 juta pergerakan pada
tahun 2009 menjadi 234,38 juta pergerakan. Hal ini berdampak pada meningkatnya
total pengeluaran wisnus dari Rp137,91 trilliun menjadi Rp150,49 trilliun.
Pengarusutamaan Gender dan Perlindungan Anak
Berbagai kemajuan dalam pembangunan yang responsif gender telah dicapai. Hal ini
antara lain ditunjukkan dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Gender (IPG)
dari 0,639 pada tahun 2004 menjadi 0,668 pada tahun 2009 (KNPP-BPS, 2010). Selain
itu, indeks pemberdayaan gender (IDG) yang mengukur partisipasi perempuan di
bidang ekonomi, politik, dan pengambilan keputusan juga mengalami peningkatan
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
16
dari 0,597 pada tahun 2004 menjadi 0,635 pada tahun 2009 (KNPP-BPS, 2010).
Dalam upaya melindungi perempuan dari berbagai tindak kekerasan telah
diterbitkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Nomor 1 Tahun
2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Bidang Layanan Terpadu Bagi
Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.
Pencapaian dalam perlindungan anak dari berbagai bentuk kekerasan, eksploitasi,
dan diskriminasi ditunjukkan antara lain oleh pencapaian di bidang ketenagakerjaan.
Data Sakernas menunjukkan penurunan jumlah pekerja anak usia 10-17 tahun dari
1.713,2 ribu pada tahun 2008 menjadi 1.679,1 ribu pada tahun 2009. Sementara itu,
dalam memenuhi hak anak untuk mendapatkan identitas dan legalitas
kependudukan, cakupan anak balita (0-4 tahun) yang telah memiliki akte kelahiran
sekitar 42,82 persen menurut Supas 2005 meningkat menjadi 52,5 persen menurut
Susenas 2009. Sedangkan untuk meningkatkan perlindungan bagi anak yang
berhadapan dengan hukum (ABH), pada tahun 2010 telah tersusun RUU tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak dan ditetapkan kebijakan terpadu tentang penanganan
ABH berbasis restorative justice. Selain itu telah pula ditetapkan Permen PP dan PA
Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) Pencegahan dan
Penanganan Kekerasan terhadap Anak.
Pemuda dan Olahraga
Pada tahun 2010, pembangunan pemuda dan olahraga telah menunjukkan hasil yang
semakin meningkat, antara lain: (1) meningkatnya character building melalui
gerakan revitalisasi dan konsolidasi kepemudaan, (2) meningkatnya upaya perolehan
medali di Asian Games Tahun 2010 dari peringkat ke-22 pada Asian Games XVI di
Doha tahun 2006 menjadi peringkat ke-15 pada Asian Games XVII tahun 2010 di
Guangzhou China dengan perolehan 4 medali emas, 9 medali perak dan 13 medali
perunggu.
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
17
Tabel Capaian Satu Tahun Pelaksanaan
RPJMN 2010-2014
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
18
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
19
Tabel 1. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 1:
Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, Tahun 2010
No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
1.
STRUKTUR
Konsolidasi struktural dan
peningkatan kapasitas
kementerian/lembaga yang
menangani aparatur negara yaitu
Kementerian Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
(PAN), Badan Kepegawaian Negara
(BKN), dan Lembaga Administrasi
Negara (LAN) pada 2010;
Restrukturisasi lembaga
pemerintah lainnya, terutama
bidang penguatan keberdayaan
UMKM, pengelolaan energi,
pemanfaatan sumber daya
kelautan, restrukturisasi BUMN,
hingga pemanfaatan tanah dan
penataan ruang bagi kepentingan
rakyat banyak selambat lambatnya
2014
Terlaksananya konsolidasi struktural
dan peningkatan kapasitas Kemeneg
PAN dan RB, BKN, dan LAN
Persentase penyelesaian konsolidasi
struktural dan peningkatan kapasitas
Kemeneg PAN dan RB, BKN, dan LAN
100%
30%
Terlaksananya penataan kelembagaan
instansi pemerintah lainnya
Persentase Kementerian Negara dan LPNK
yang telah tertata kelembagaannya
20% 20%
Persentase LNS yang telah tertata
organisasi dan tata kerjanya.
20% 20%
Pemantapan pelaksanaan reformasi
birokrasi
Jumlah kebijakan pelaksanaan reformasi
birokrasi yang diterbitkan (grand design
RBN dan kebijakan pelaksanaannya)
1 Perpres dan 1
Permen PAN & RB
1 Perpres,
1 Keppres,
1 Permen PAN &
RB,
2 Kepmen PAN &
RB.
Jumlah instansi pemerintah yang telah
melaksanakan reformasi birokrasi
11 9
2. OTONOMI DAERAH
Penataan Otonomi Daerah melalui:
1) Penghentian/pembatasan
pemekaran wilayah; 2) Peningkatan
efisiensi dan efektivitas
penggunaan dana perimbangan
daerah; dan 3) Penyempurnaan
pelaksanaan pemilihan kepala
daerah
Terlaksananya seluruh mekanisme
pengusulan pemekaran dan
penggabungan daerah sesuai dengan
PP No 78 tahun 2007, dalam rangka
penghentian/ pembatasan pemekaran
wilayah/pembentukan daerah otonom
baru
Jumlah Strategi Dasar Penataan Daerah 1 paket
Desertada sudah
disusun namun
belum disepakati oleh
DPR RI
Peningkatan efektifitas pemanfaatan
DAK sesuai Petunjuk Pelaksanaan
(juklak)
Persentase Provinsi, Kab/Kota yang telah
memanfaatkan DAK sesuai Juklak
70%
70%
Optimalisasi penyerapan DAK oleh
daerah
Persentase daerah yang telah Optimal
(100%) menyerap DAK
70%
80%
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
20
No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
Terwujudnya tertib administrasi Jumlah rekomendasi kebijakan untuk
dukungan materi sebagai masukan
terhadap revisi UU No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan UU
No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah dan
Pemerintahan Daerah.
1 Paket 1 paket (100%)
Tersusunnya kebijakan/ regulasi di
bidang fasilitasi dana perimbangan
yang dapat diterapkan di daerah
Jumlah Permendagri 6 1 Permendagri
tentang Juknis DAK
Jumlah Surat Edaran Mendagri 2 SE 1 SE
Peningkatan kualitas belanja daerah
dalam APBD
Persentase daerah yang proporsi belanja
langsungnya lebih besar dari belanja
tidak langsung
30% 31%
Persentase rata-rata belanja modal
terhadap total belanja daerah
26% 23%
Penetapan APBD secara tepat waktu Persentase jumlah APBD yang disahkan
secara tepat waktu.
60% 91%
Provinsi dan kabupaten/ kota memiliki
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) berstatus Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
Persentase daerah provinsi, Kab/Kota
ber-LKPD dengan status WTP.
15% 15 daerah
Penetapan dan penyampaian Raperda
pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD secara tepat waktu
Persentase penetapan dan penyampaian
Raperda pertanggung jawaban
pelaksanaan APBD yang disahkan secara
tepat waktu.
40% 63%
Peningkatan Efektifitas dan Efisiensi
Pengelolaan Dana Transfer
Persentase ketepatan jumlah penyaluran
jumlah dana transfer ke daerah
100% 100%
Terciptanya Tata Kelola yang Tertib
Sesuai Peraturan Perundang-
undangan, Transparan, adil,
proporsional, Kredibel, Akuntabel, dan
Profesional dalam Pelaksanaan
Transfer ke Daerah
Ketepatan waktu penyelesaian dokumen
pelaksanaan penyaluran dana transfer ke
daerah
4 hari 100%
(4 hari)
Tersusunnya UU tentang PEMILU Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan
terselenggaranya Pilkada yang efisien
Persentase revisi terbatas UU No. 32
tahun 2004 terkait dengan efisiensi
pelaksanaan Pilkada
100%
Dalam proses
penyusunan
Naskah Akademik
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
21
No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
Jumlah UU tentang PEMILU Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah
1 UU
3. SUMBER DAYA MANUSIA
Penyempurnaan pengelolaan PNS
yang meliputi sistem rekrutmen,
pendidikan, penempatan, promosi,
dan mutasi PNS secara terpusat
selambat-lambatnya 2011
Tersusunnya kebijakan tentang
manajemen ke-pegawaian (UU tentang
SDM Aparatur Negara)
Jumlah RUU dan peraturan
pelaksanaannya
1 RUU 1 RUU
Tersusunnya kebijakan (PP) tentang
sistem pengadaan /rekruitmen dan
Seleksi PNS
Jumlah PP
1PP
1 RPP
Tersusunnya kebijakan (PP) tentang
Kebutuhan Pegawai
Jumlah PP
1 PP
1 RPP
Tersusunnya kebijakan (UU/ PP) tentang
remunerasi dan tunjangan kinerja
Pegawai Negeri
Jumlah PP
1 PP
1 RPP
Tersusunnya kebijakan tentang penilaian
kinerja pegawai (SKP)
Jumlah PP 1 PP 1 RPP
Tersusunnya kebijakan tentang sistem
pengelolaan dana pensiun PNS
Jumlah PP 1 PP 1 RPP
4. REGULASI
Percepatan harmonisasi dan
sinkronisasi peraturan perundangan
di tingkat pusat maupun daerah
hingga tercapai keselarasan arah
dalam implementasi pembangunan,
diantaranya penyelesaian kajian
12.000 peraturan daerah selambat-
lambatnya 2011
Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi
peraturan perundang- undangan di
tingkat pusat dan daerah hingga
tercapai keselarasan arah dalam
implementasi pembangunan
Jumlah perda yang dikaji 3.000 perda 3.000 perda
5. SINERGI ANTARA PUSAT DAN
DAERAH
Penetapan dan penerapan sistem
Indikator Kinerja Utama Pelayanan
Publik yang selaras antara
pemerintah pusat dan pemerintah
daerah
Meningkatnya Implementasi Urusan
Pemerintahan Daerah dan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) di Daerah
Jumlah SPM yang ditetapkan 13 SPM 13 SPM
Jumlah Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang telah diterapkan oleh Daerah
5 SPM 5 SPM (fasilitasi
penerapan)
Terlaksananya asistensi untuk
mendorong penerapan OSS/PTSP
Persentase Pemda yang menerapkan OSS
(pelayanan terpadu satu pintu)
70% 70%
(394) OSS
Tersusunnya peraturan pelaksanaan dari
UU No. 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik
Jumlah PP tentang peraturan
pelaksanaan UU No. 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik
5 PP 2 RPP (Setelah
dilakukan harmonisasi,
peraturan
pelaksanaannya cukup
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
22
No RPJMN 2010 - 2014 CAPAIAN
2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
dengan 2 PP saja)
Tersusunnya kebijakan percepatan
peningkatan kualitas pelayanan publik
Jumlah Inpres 1 0
(menunggu
diselesaikan nya PP
pelaksanaan UU no.
25 tahun 2009).
6. PENEGAKAN HUKUM
Peningkatan integrasi dan integritas
penerapan dan penegakan hukum
oleh seluruh lembaga dan aparat
hukum
Penanganan LHKPN LHKPN yang diumumkan dalam TBN
(Jumlah
Penyelenggara Negara)
21.000 114.570
Penyelesaian laporan pengaduan hakim
yang diduga melanggar kode etik dan
pedoman perilaku hakim serta
meningkatnya kemampuan
profesionalisme hakim
Jumlah laporan pengaduan masyarakat
yang ditangani hingga tuntas
70 112
Jumlah sidang pelanggaran kode etik dan
pedoman perilaku hakim yang diproses
sampai tingkat Majelis Kehormatan
Hakim (MKH)
15 9
Jumlah pelatihan kemampuan dan
profesionalisme hakim yang dilaksanakan
5 6
7. DATA KEPENDUDUKAN
Penetapan Nomor Induk
Kependudukan (NIK) dan
pengembangan Sistem Informasi dan
Administrasi Kependudukan (SIAK)
dengan aplikasi pertama pada Kartu
Tanda Penduduk selambat-lambatnya
pada 2011
Terlaksananya tertib administrasi
kependudukan dengan tersedianya data
dan informasi penduduk yang akurat
dan terpadu.
Jumlah kabupaten/kota yang
memberikan Nomor Induk
Kependudukan (NIK) kepada setiap
penduduk
497 kabupaten/
kota
329
kabupaten/kota
Jumlah penduduk yang menerima e-KTP
berbasis NIK dengan perekaman sidik jari
4,2 juta jiwa di 6
kabupaten/kota
masih dalam proses
persiapan
Sumber: 1. Laporan monitoring kegiatan pembangunan bidang aparatur negara tahun 2010 (Direktorat Aparatur Negara, Bappenas) 2. Laporan Pemantauan Rencana Kerja Pemerintah 2010 Bidang Desentralisasi dan Otonomi Daerah.
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
23
Tabel 2. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 2:
Pendidikan, Tahun 2010
No. RPJMN 2010 – 2014
CAPAIAN 2010** SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
1. AKSES PENDIDIKAN DASAR-
MENENGAH:
Peningkatan Angka Partisipasi
Murni (APM) pendidikan dasar dari
95% di 2009 menjadi 96% di 2014
dan APM pendidikan setingkat SMP
dari 73% menjadi 76% dan Angka
Partisipasi Kasar (APK) pendidikan
setingkat SMA dari 69% menjadi
85%; Pemantapan/ rasionalisasi
implementasi BOS, penurunan
harga buku standar di tingkat
sekolah dasar dan menengah
sebesar 30-50% selambat-
lambatnya 2012 dan penyediaan
sambungan internet ber-content
pendidikan ke sekolah tingkat
menengah selambat-lambatnya
2012 dan terus diperluas ke tingkat
sekolah dasar.
Meningkatnya Angka Partisipasi
Murni (APM) pendidikan dasar dari
95% di 2009 menjadi 96% di 2014
APM SD/SDLB/MI/
Paket A
95,2%a
95,41% b
Meningkatnya APM pendidikan
setingkat SMP dari 73% di 2009
menjadi 76% di 2014.
APM SMP/SMPLB/MTs/ Paket B 74,0% a
75,64% b
Meningkatnya APK pendidikan
setingkat SMA dari 69% menjadi 85%
di 2014.
APK SMA/SMK/SMLB/
MA/ Paket C
73,0% a
70,53% b
Memantapkan implementasi BOS
Jumlah siswa penerima dana BOS:
− SD/SDLB − SMP/SMPLB − MI/Salafiyah Ula/MTs/Salafiyah
Wustha
27.672.820 a
9.660.639 a
6.794.516 a
26.630.889 c
9.387.670 c
6.058.192 d
Menurunkan harga buku standar di
tingkat sekolah dasar melalui
pembelian dan pengalihan hak cipta
buku teks pelajaran
Pengalihan Hak Cipta sejumlah judul buku
teks pelajaran :
− SD / sederajat − SMP/sederajat − SMA/sederajat − SMK/Sederajat
95 c
47 c
41 c
37 c
179 c
47 c
49 c
30 c
Menyediakan sambungan internet
ber-content pendidikan ke sekolah
tingkat menengah selambat-
lambatnya 2012 dan terus diperluas
ke tingkat sekolah dasar.
Jumlah satuan pendidikan jenjang SMP
dan SMA yang menerapkan pembelajaran
berbasis TIK
9.352 c 9.352
c
2. AKSES PENDIDIKAN TINGGI:
Peningkatan APK pendidikan tinggi
menjadi 25% di 2014
Meningkatnya APK pendidikan tinggi
menjadi 25% di 2014
APK pendidikan tinggi
24,8% a
26,34% b
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
24
No. RPJMN 2010 – 2014
CAPAIAN 2010** SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
3.
METODOLOGI:
Penerapan metodologi pendidikan
yang tidak lagi berupa pengajaran
demi kelulusan ujian (teaching to
the test), namun pendidikan
menyeluruh yang memperhatikan
kemampuan sosial, watak, budi
pekerti, kecintaan terhadap
budaya-bahasa Indonesia melalui:
Penyesuaian sistem Ujian Akhir
Nasional pada 2011; dan
Penyempurnaan kurikulum sekolah
dasar-menengah sebelum tahun
2011 yang diterapkan di 25%
sekolah pada 2012 dan 100% pada
2014
Diterapkannya metodologi
pendidikan pendidikan menyeluruh
yang memperhatikan kemampuan
sosial, watak, budi pekerti, kecintaan
terhadap budaya-bahasa Indonesia
Kesesuaian Sistem Ujian Akhir Nasional
dengan memperhatikan kemampuan
sosial, watak, budi pekerti, kecintaan
terhadap budaya-bahasa Indonesia
80%
80%
Persentase sekolah yang menerapkan
kurikulum yang telah disempurnakan
10%
10%
4. PENGELOLAAN:
Pemberdayaan peran Kepala
Sekolah sebagai manajer sistem
pendidikan yang unggul, revitalisasi
peran Pengawas Sekolah sebagai
entitas quality assurance,
mendorong aktivasi peran Komite
Sekolah untuk menjamin
keterlibatan pemangku
kepentingan dalam proses
pembelajaran, dan Dewan
Pendidikan di tingkat Kabupaten.
Meningkatnya kapasitas kepala sekolah
semua jenjang pendidikan sehingga
mampu berperan sebagai manajer
sistem pendidikan yang unggul
Persentase kepala sekolah dan TK/SD,
SMP, dan SMA/SMK yang sudah
mengikuti pelatihan kepala sekolah
terakreditasi yang berkualifikasi menurut
kabupaten kota
15% c
(36.102 orang)
15,23% c
(36.662 orang)
Meningkatnya kapasitas pengawas
sekolah untuk memperkuat perannya
sebagai entitas quality assurance
Persentase kepala sekolah dan pengawas
TK/SD, SMP, dan SMA/SMK yang sudah
mengikuti pelatihan kepala Sekolah
terakreditasi yang berkualifikasi menurut
kabupaten kota
15% c
(21.913 orang)
14,78% c
(21.558 orang)
5.
KURIKULUM:
Penataan ulang kurikulum sekolah
yang dibagi menjadi kurikulum
tingkat nasional, daerah, dan
sekolah dengan memasukkan
pendidikan kewirausahaan.
Tersusunnya kurikulum sekolah dengan
memasukkan pendidikan kewirausahaan
Jumlah PT yang mengembangkan
pendidikan berbasis entrepreneurship
95 c
110 c
Jumlah model kurikulum yang disusun:
− SD/MI − SMP/MTs − SMA/MA − SMK
1b
1 b
1 b
1 b
1
1
1
1
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
25
No. RPJMN 2010 – 2014
CAPAIAN 2010** SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
6.
KUALITAS:
Peningkatan kualitas guru,
pengelolaan dan layanan sekolah,
melalui: 1) program remediasi
kemampuan mengajar guru; 2)
penerapan sistem evaluasi kinerja
profesional tenaga pengajar; 3)
sertifikasi ISO 9001:2008 di 100%
PTN, 50% PTS, 100% SMK sebelum
2014; 4) membuka luas kerjasama
PTN dengan lembaga pendidikan
internasional; 5) mendorong 11 PT
masuk Top 500 THES pada 2014; 6)
memastikan perbandingan
guru:murid di setiap SD & MI
sebesar 1:32 dan di setiap SMP &
MTs 1:40; dan 7) memastikan
tercapainya Standar Nasional
Pendidikan (SNP) bagi Pendidikan
Agama dan Keagamaan paling
lambat tahun 2013.
Meningkatnya kualitas guru,
pengelolaan dan layanan sekolah
melalui:Program remediasi kemampuan
mengajar guru;
Persentase guru yang mengikuti
peningkatan kompetensi dan
profesionalisme
20% e
20%
Penerapan sistem evaluasi kinerja
profesional tenaga pengajar;
Jumlah pengembangan standar, sistem,
program, bahan dan model diklat bagi guru
per tahun
4 e
4
Sertifikasi ISO 9001:2008 di 100% PTN,
50% PTS, 100% SMK sebelum 2014;
Persentase sertifikasi ISO 9001:2008
− PTN − PTS − SMK
29% e
18% e
26% e
29%
18%
26%
Membuka luas kerjasama PTN dengan
lembaga pendidikan internasional;
Jumlah PT mengembangkan Kerjasama
Kelembagaan Dalam dan Luar Negeri
40% e
40% e
Mendorong 11 PT masuk Top 500
THES pada 2014;
Jumlah PT masuk 500 terbaik versi
Lembaga Pemeringkatan Independen
Internasional
8 b
8 b
Memastikan perbandingan guru:murid
di setiap SD & MI sebesar 1:32 dan di
setiap SMP & MTs 1:40;
Persentase kab/kota yang memiliki
perbandingan guru dan murid:
− 1:32 untuk SD/MI − 1:40 untuk SMP/MTs
48,0% e
47,4% e
48,0 %
47,4%
Memastikan tercapainya Standar
Nasional Pendidikan (SNP) bagi
Pendidikan Agama dan Keagamaan
paling lambat tahun 2013.
Penyusunan dan penerapan Standar
Nasional Pendidikan (SNP) untuk
pendidikan agama dan keagamaan
Tersusunnya Draft
SNP 100% c
Tersusunnya 100%
Draft SNP d
Keterangan:
** Capaian 2010 yang belum tersedia datanya diestimasi 100% dari target
Sumber:
(a) : RKP 2010, (b) : Kemdiknas, (c) : Laporan Inpres 1/2010, Kemdiknas, (d) : Kemenag, ( e) : RPJMN 2010-2014
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
26
Tabel 3. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 3:
Kesehatan, Tahun 2010
No. RPJMN 2010 – 2014
CAPAIAN 2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
1. KESEHATAN MASYARAKAT
Pelaksanaan upaya kesehatan
preventif terpadu yang meliputi:
penurunan tingkat kematian ibu
saat melahirkan dari 228 (2007)
menjadi 118 per 100.000 kelahiran
hidup (2014); penurunan tingkat
kematian bayi dari 34 (2007)
menjadi 24 per 1.000 kelahiran
hidup (2014); pemberian imunisasi
dasar kepada 90% bayi pada tahun
2014 penyediaan akses sumber air
bersih yang menjangkau 67%
penduduk dan akses terhadap
sanitasi dasar berkualitas yang
menjangkau 75% penduduk
sebelum tahun 2014
Penurunan tingkat kematian ibu saat
melahirkan dari 228 (2007) menjadi
118 per 100.000 kelahiran hidup
(2014)
AKI
226
228 a)
Penurunan tingkat kematian bayi dari
34 (2007) menjadi 24 per 1.000
kelahiran hidup (2014)
AKB
34 34 a)
Pemberian imunisasi dasar kepada
90% bayi pada tahun 2014
Persentase bayi penerima imunisasi dasar 80 53,8 c)
Penyediaan akses sumber air bersih
yang menjangkau 67% penduduk dan
akses terhadap sanitasi dasar
berkualitas yang menjangkau 75%
penduduk sebelum tahun 2014
Persentase jangkauan akses sumber air
bersih
62
45,7 c)
Persentase jangkauan sanitasi dasar
berkualitas
64 55,5 c)
2. SARANA KESEHATAN
Ketersediaan dan peningkatan
kualitas layanan rumah sakit
berakreditasi internasional di
minimal 5 kota besar di Indonesia
dengan target 3 kota pada tahun
2012 dan 5 kota pada tahun 2014
Meningkatnya kualitas layanan rumah
sakit berakreditasi internasional di
minimal 5 kota besar di Indonesia
dengan target 3 kota pada tahun 2012
dan 5 kota pada tahun 2014
Jumlah kota yang memiliki rumah sakit
berakreditasi internasional
1 kota
2 kota *)
3. OBAT
Pemberlakuan Daftar Obat Esensial
Nasional (DOEN) sebagai dasar
pengadaan obat di seluruh
Indonesia dan pembatasan harga
obat generik bermerek pada tahun
2010
Diberlakukannya DOEN dan Harga
Eceran Tertinggi (HET) dalam
pengadaan obat generik
Persentase diberlakukannya DOEN dan HET
dalam pengadaan obat di seluruh
Indonesia
100%
100% e)
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
27
No. RPJMN 2010 – 2014
CAPAIAN 2010 SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010
4. ASURANSI KESEHATAN NASIONAL
Penerapan Asuransi Kesehatan
Nasional untuk seluruh keluarga
miskin dengan cakupan 100% pada
tahun 2011 dan diperluas secara
bertahap untuk keluarga Indonesia
lainnya antara tahun 2012-2014
Diterapkannya Asuransi Kesehatan
Nasional untuk seluruh keluarga
miskin dengan cakupan 100% pada
tahun 2011 dan diperluas secara
bertahap untuk keluarga Indonesia
lainnya antara tahun 2012-2014
Persentase cakupan keluarga miskin yang
memiliki jaminan Kesehatan
100%
100% e)
5. KELUARGA BERENCANA
Peningkatan kualitas dan jangkauan
layanan KB melalui 23.500 klinik
pemerintah dan swasta selama
2010-2014
Meningkatnya pembinaan, kesertaan,
dan kemandirian ber-KB melalui
23.500 klinik KB pemerintah dan
swasta
Peserta KB aktif
26,7 juta
33,7 juta g)
Peserta KB baru 7,2 juta 8,6 juta g)
6. PENGENDALIAN PENYAKIT
MENULAR
Menurunnya angka kesakitan
akibat penyakit menular pada
2014, yang ditandai dengan:
Menurunnya prevalensi
Tuberculosis dari 235 menjadi 224
per 100.000 penduduk;
Menurunnya kasus malaria (Annual
Parasite Index-API) dari 2 menjadi 1
per 1.000 penduduk; Terkendalinya
prevalensi HIV pada populasi
dewasa (persen) hingga menjadi <
0,5.
Menurunnya prevalensi Tuberculosis
dari 235 menjadi 224 per 100.000
penduduk
Prevalensi Tuberculosis
235
244 h)
Menurunnya kasus malaria (Annual
Parasite Index-API) dari 2 menjadi 1
per 1.000 penduduk
Annual Parasite Index (API)
2 1,96 e)
Terkendalinya prevalensi HIV pada
populasi dewasa (persen) hingga
menjadi < 0,5
Prevalensi HIV 0,2 0,2 i)
Keterangan : *)
RSCM Jakarta dan RS Sanglah Denpasar dalam proses untuk mendapatkan akreditasi world class
Sumber data : a)
SDKI, 2007; b)
Riskesdas, 2007; c)
Riskesdas 2010; d)
Susenas, 2009; e)
Kemkes, 2010; f) Kemkes 2009;
g) Statistik Rutin BKKBNN, 2010;
h) Laporan Global TB WHO, 2009;
i)
Hasil Estimasi Prevalensi HIV Kemkes 2009
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
28
Tabel 4. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 4:
Penanggulangan Kemiskinan, Tahun 2010
NO RPJMN 2010-2014 CAPAIAN
2010* SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010*
1
BANTUAN SOSIAL TERPADU:
Integrasi program perlindungan
sosial berbasis keluarga yang
mencakup program baik yang
bersifat insidensial atau kepada
kelompok marginal, program
keluarga harapan, bantuan pangan,
jaminan sosial bidang kesehatan,
beasiswa bagi anak keluarga
berpendapatan rendah, Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), dan
Parenting Education mulai 2010
dan diperluas menjadi program
nasional mulai 2011-2012
Terumuskannya kebijakan
pembiayaan dan jaminan kesehatan
Persentase penduduk (termasuk seluruh
penduduk miskin) yang memiliki jaminan
kesehatan
59 59,07b
Meningkatnya pelayanan kesehatan
dasar bagi penduduk miskin di
puskesmas
Jumlah puskesmas yang memberikan
pelayanan kesehatan dasar bagi
penduduk miskin
8.481 8.967b
Meningkatnya pelayanan kesehatan
rujukan bagi penduduk miskin di RS
Persentase RS yang melayani pasien
penduduk miskin peserta program
Jamkesmas
75 75b
Tersalurkannya subsidi pendidikan
bagi siswa SD/SDLB, SMP/SMPLB,
SMA, SMK, dan mahasiswa
Jumlah siswa :
SD/SDLB
SMP/SMPLB
SMA
SMK
PTN/PTS
2.767.282
966.064
378.783
305.535
65.000
2.246.800
871.193
248.800
305.950
65.000
Meningkatnya pembinaan, kesertaan,
dan kemandirian ber-KB melalui
23.500 klinik pemerintah dan swasta
Jumlah peserta KB baru miskin (KPS dan
KS 1) dan rentan lainnya yang
mendapatkan pembinaan dan alokon
gratis melalui 23.500 klinik KB
pemerintah dan swasta
3,75 juta 3,76 juta
Jumlah peserta KB aktif miskin (KPS dan
KS 1) dan rentan lainnya yang
mendapatkan pembinaan dan alokon
gratis melalui 23.500 klinik KB
pemerintah dan swasta
11,9 juta 14,26 juta
Meningkatnya pembinaan dan
kemandirian ber-KB keluarga Pra-S dan
KS-1
Jumlah PUS anggota Kelompok Usaha
Ekonomi Produktif yang menjadi peserta
KB mandirie
22.000
kelompok
1.026.929
keluarga
Jumlah mitra kerja yang memberikan
bantuan modal dan pembinaan
kewirausahaan kepada Kelompok Usaha
Ekonomi Produktif
34 34
-
Ringkasan Eksekutif Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010-2014
29
NO RPJMN 2010-2014 CAPAIAN
2010* SUBSTANSI INTI SASARAN INDIKATOR TARGET 2010*
Jumlah mitra kerja yang menjadi
pendamping kelompok Usaha Ekonomi
Produktif
3 3
Terlaksananya pemberian Bantuan
Tunai Bersyarat bagi RTSM (PKH)
Jumlah RTSM yang mendapatkan
Bantuan Tunai Bersyarat PKH (RTSM)
816.000 772.830
Penyediaan beras untuk seluruh
Rumah Tangga Sasaran (RTS) dengan
jumlah yang memadai dalam satu
tahun
Jumlah RTS penerima Raskin (dengan 15
kg per RTS selama 12 bulan)
17.488.007 17.488.007
2. PNPM MANDIRI :
Penambahan anggaran PNPM
Mandiri dari Rp. 10,3 trilyun pada
2009 menjadi Rp. 12,1 trilyun pada
2010, pemenuhan Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM) Rp.3
Milyar per kecamatan untuk
minimal 30% kecamatan termiskin
di perdesaan, dan integrasi secara
selektif PNPM Pendukung
Pemberdayaan masyarakat dan
percepatan penanggulangan
kemiskinan & pengangguran di
kelurahan/ kecamatan (PNPM
Perkotaan)
Keswadayaan Masyarakat (kelurahan) 10.948 Desa/Kel 10.948 Desa/Kel
Pemberdayaan masyarakat dan
percepatan penanggulangan
kemiskinan & pengangguran di
kecamatan dan desa/ (PNPM
Perdesaan)
Cakupan penerapan PNPM-MP dan
Penguatan PNPM
PNPM Inti 4.805 kec di 495
kabupaten/kota di
32 provinsi
4.805 kec di 495
kabupaten/kota di 32
provinsi
PNPM Penguatan (termasuk di dalam
lokasi PNPM Inti)
- PNPM Generasi 189 kec 189 kec di 25 kab di 6 prov
- PNPM Integrasi SPP- SPPN 33 kab 40 kab
- PNPM Perbatasan 80 kec 80 kec di 15 kab di 4 prov
Cakupan wilayah kegiatan rekonstruksi
dan rehabilitasi pasca bencana krisis di
Kab. Nias dan Nias Selatan
2 kab/9 kec 2 kab/9 kec
PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan 120 kab/kota 120 kab/kota
Jumlah fasilitasi Pemda dalam
pengembangan usaha ekonomi
masyar