f - bab iv analisa dan perancangan
DESCRIPTION
skripsiTRANSCRIPT
BAB IV
ANALISA DAN PERANCANGAN
Analisa perangkat lunak merupakan langkah pemahaman persoalan
sebelum mengambil tindakan atau keputusan penyelesaian hasil utama.
Sedangkan tahap perancangan adalah membuat rincian sistem hasil dari analisa
menjadi bentuk perancangan agar dimengerti oleh pengguna. Pada pembuatan
sebuah sistem berbasis komputer, analisa memegang peranan yang sangat penting
dalam membuat rincian sistem baru. Analisa perangkat lunak merupakan langkah
pemahaman persoalan sebelum mengambil tindakan atau keputusan penyelesaian
hasil utama. Pada bagian ini berisi analisa sistem keputusan penilaian prestasi
kerja pegawai negeri sipil yang selama ini dilakukan oleh pejabat penilai dalam
suatu instansi pemerintahan. Sistem ini nantinya akan membantu PTA Pekanbaru
dalam penilaian prestasi kerja pegawai serta merangking pegawai yang lebih
berprestasi menggunakan metode FMADM dan MPE.
4.1. Analisa Sistem
Analisa sistem adalah penguraian dari suatu informasi yang utuh kedalam
bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan
yang diharapkan agar dapat dibuat sistem yang lebih baik.
Analisis yang di gunakan adalah dengan menggunakan Deskripsi Umum
Sistem, Diagram Konteks dan Data Flow Diagram (DFD). Perancangan sistem
merupakan upaya untuk memulai sistem yang baru. Perancanangan sistem
dilakukan setelah mendapat gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan.
4.1.1 Analisa Sistem Lama
Analisa sistem lama diperlukan untuk mengetahui prosedur-prosedur awal
dalam kasus yang sedang di teliti, agar dapat dibuat sistem baru yang diharapkan
dapat membantu pejabat penilai dalam penilaian prestasi kerja pegawai. Bapak
Rusli, SH adalah salah satu pegawai PTA Pekanbaru dan sebagai pejabat penilai
IV-1
IV-2
yang memberikan informasi tentang sistem lama penilaian prestasi kerja pegawai
di PTA Pekanbaru. Adapun hal yang ditanyakan pada beliau adalah tentang proses
penilaian prestasi kerja pegawai. Dalam proses penilaian, pejabat penilai mengisi
form yang telah disediakan kemudian memberikan nilai disetiap kriteria secara
subyektif. Setelah itu, nilai tersebut dijumlahkan. Hasil dari penjumlahan itu
merupakan nilai prestasi kerja pegawai yang dinilai. Apabila pegawai merasa
keberatan pada nilai yang diberikan oleh pejabat penilai, maka pegawai dapat
mengutarakannya, dan pejabat penilai akan memberikan tanggapan. Kemudian
atasan pejabat penilai memberikan keputusan atas keberatan hasil nilai dari
pegawai yang dinilai.
Gambar 4.1 Flowchart sistem lama penilaian prestasi kerja pegawai
IV-3
4.1.2 Analisa Sistem Baru
Setelah menganalisa sistem lama, maka tahapan dapat dilanjutkan dengan
menganalisa sistem baru. Sistem baru yang akan dibangun memanfaatkan sistem
keputusan dengan menggunakan metode Fuzzy MADM yaitu memberikan nilai
bobot disetiap atribut, dan dilanjutkan dengan metode MPE sebagai
perangkingannya. Sistem keputusan penilaian prestasi kerja pegawai ini juga
menginputkan kriteria-kriteria yang telah di tetapkan oleh administrator.
Adapun langkah yang akan diproses terlebih dahulu adalah pemberian nilai
bobot pada kriteria SKP. Dimana pada kriteria SKP terdapat empat unsur yang
akan dihitung terlebih dahulu menggunakan rumus ketetapan pemerintah yang
menghasilkan data dalam bentuk linguistik. Kemudian data tersebut akan
dikonversikan kedalam bentuk bilangan fuzzy, lalu dikonversikan lagi kedalam
bentuk bilangan crisp menggunakan metode fuzzy madm. Langkah selanjutnya
pemberian bobot pada kriteria Prilaku Kerja sama halnya dengan kriteria SKP
yang menghasilkan nilai prestasi kerja seorang pegawai.
Selanjutnya sistem akan melakukan proses perangkingan dengan
menggunakan metode MPE dengan inputan alternatif, kriteria dan bobot MPE
yang diperoleh berdasarkan rating kepentingan kriteria yang telah ditentukan oleh
pejabat penilai. Seluruh alternatif akan dinilai dan dirangking sehingga
menghasilkan urutan alternatif terbaik dengan nilai skor tertinggi.
4.1.2.1 Analisa Subsistem Data
Pada sistem pendukung keputusan penilaian prestasi kerja pegawai,
dbutuhkan data untuk pembuatan sistem ini, yaitu :
a. Data Alternatif Pegawai
Data alternatif berisi nama-nama pegawai yang akan menerima penilaian
prestasi kerja dari PTA Pekanbaru.
b. Data Kriteria
Data ini yang menjadi ukuran dalam penentuan pegawai yang lebih
berprestasi diantara beberapa pegawai. Kriterianya terdiri dari :
IV-4
Kriteria SKP
Terdapat empat unsur dalam penilaian SKP, yaitu :
a. Kuantitas (Target Output)
b. Kualitas (Target Realisasi)
c. Waktu (Target Waktu)
d. Biaya (Target Biaya)
Kriteria Prilaku Kerja
Terdapat enam kriteria yang berdasarkan prilaku kerja, yaitu :
a. Orientasi Pelayanan
b. Integritas
c. Komitmen
d. Disiplin
e. Kerjasama
f. Kepemimpinan
c. Bobot Nilai pada setiap kriteria
a. Data SKP
Data pada tabel 4.1 diperoleh dari hasil perhitungan sasaran kerja
pegawai sesuai dengan rumus ketetapan pemerintahan. Data SKP ini
dibagi menjadi 5 kelompok yang dibaca dengan bahasa linguistik,
yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang, Buruk.
Tabel 4.1 Bobot nilai SKP
SKP (Sasaran Kerja Pegawai)
Linguistic Nilai
>91 SangatBaik (SB) 1
>76 – 90 Baik (B1) 0,75
>61 – 75 Cukup (C) 0,5
>51 – 60 Kurang (K) 0.25
>50 – ke bawah Buruk (B2) 0
b. Data Orientasi Pelayanan
Data pada tabel 4.2 diperoleh dari hasil wawancara kepada pejabat
penilai. Data Orientasi Pelayanan ini dibagi menjadi 5 kelompok
IV-5
yang dibaca dengan bahasa linguistik, yaitu Sangat Baik, Baik,
Cukup, Kurang, Buruk.
Tabel 4.2 Bobot nilai Orientasi Pelayanan
Orientasi Pelayanan Linguistic Nilai
Selalu dapat menyelesaikan tugas
pelayanan sebaik-baiknya dengan sikap
sopan dan sangat memuaskan baik untuk
pelayanan internal maupun eksternal
organisasi.
SangatBaik (SB)
1
Pada umumnya dapat menyelesaikan
tugas pelayanan dengan baik dan sikap
sopan serta memuaskan baik untuk
pelayanan internal maupun eksternal
organisasi.
Baik (B1) 0,75
Adakalanya dapat menyelesaikan tugas
pelayanan dengan cukup baik dan sikap
cukup sopan serta cukup memuaskan
baik untuk pelayanan internal maupun
eksternal organisasi.
Cukup (C) 0,5
Kurang dapat menyelesaikan tugas
pelayanan dengan baik dan sikap kurang
sopan serta kurang memuaskan baik
untuk pelayanan internal maupun
eksternal organisasi.
Kurang (K) 0.25
Tidak pernah menyelesaikan tugas
pelayanan dengan baik dan sikap tidak
sopan serta tidak memuaskan baik untuk
pelayanan internal maupun eksternal
organisasi.
Buruk (B2) 0
IV-6
c. Data Integritas
Data pada tabel 4.3 diperoleh dari hasil wawancara kepada pejabat
penilai. Data integritas ini dibagi menjadi 5 kelompok yang dibaca
dengan bahasa linguistik, yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang,
Buruk.
Tabel 4.3 Bobot nilai Integritas
Integritas linguistik Nilai
Selalu dalam melaksanakan tugas
bersikap jujur, ikhlas dan tidak pernah
menyalahgunakan wewenangnya serta
berani menanggung risiko dari tindakan
yang dilakukan.
SangatBaik (SB)
1
Pada umumnya dalam melaksanakan
tugas bersikap jujur, ikhlas dan tidak
pernah menyalahgunakan
wewenangnya tetapi berani
menanggung risiko dari tindakan yang
dilakukan.
Baik (B1) 0,75
Adakalanya dalam melaksanakan tugas
bersikap jujur, cukup ikhlas dan
kadang-kadang menyalahgunakan
wewenangnya serta cukup berani
menanggung risiko dari tindakan yang
dilakukan.
Cukup (C) 0,5
Kurang jujur, kurang ikhlas dalam
melaksanakan tugas dan sering
menyalahgunakan wewenangnya
kurang berani menanggung risiko dari
tindakan yang dilakukan.
Kurang (K) 0.25
Tidak pernah jujur, tidak ikhlas dalam
melaksanakan tugas dan selalu
Buruk (B2) 0
IV-7
menyalahgunakan wewenangnya serta
tidak berani menanggung risiko dari
tindakan yang dilakukan.
d. Data Komitmen
Data pada tabel 4.4 diperoleh dari hasil wawancara kepada pejabat
penilai. Data komitmen ini dibagi menjadi 5 kelompok yang dibaca
dengan bahasa linguistik, yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang,
Buruk.
Tabel 4.4 Bobot nilai Komitmen
Komitmen Linguistic Nilai
Selalu berusaha dengan sungguh-
sungguh menegakkan ideologi negara
pancasila Undang-Undang 1945 dengan
tujuan untuk dapat melaksanakan tugas
secara berdaya guna mengutamakan
kepentingan dinas daripada kepentingan
pribadi.
SangatBaik (SB)
1
Pada umumnya berusaha dengan
sungguh-sungguh menegakkan ideologi
negara pancasila Undang-Undang 1945
dengan tujuan untuk dapat melaksanakan
tugas secara berdaya guna
mengutamakan kepentingan dinas
daripada kepentingan pribadi.
Baik (B1) 0,75
Adakalanya berusaha dengan sungguh-
sungguh menegakkan ideologi negara
pancasila Undang-Undang 1945 dengan
tujuan untuk dapat melaksanakan tugas
secara berdaya guna mengutamakan
kepentingan dinas daripada kepentingan
Cukup (C) 0,5
IV-8
pribadi.
Kurang berusaha dengan sungguh-
sungguh menegakkan ideologi negara
pancasila Undang-Undang 1945 dengan
tujuan untuk dapat melaksanakan tugas
secara berdaya guna mengutamakan
kepentingan dinas daripada kepentingan
pribadi.
Kurang (K) 0.25
Tidak pernah berusaha dengan sungguh-
sungguh menegakkan ideologi negara
pancasila Undang-Undang 1945 dengan
tujuan untuk dapat melaksanakan tugas
secara berdaya guna mengutamakan
kepentingan pribadi daripada
kepentingan dinas.
Buruk (B2) 0
e. Data Disiplin
Data pada tabel 4.5 diperoleh dari hasil wawancara kepada pejabat
penilai. Data disiplin ini dibagi menjadi 5 kelompok yang dibaca
dengan bahasa linguistik, yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang,
Buruk.
Tabel 4.5 Bobot nilai disiplin
Disiplin Linguistic Nilai
Selalu menaati peraturan perundang-
undangan dan aturan dinas yang berlaku
dengan rasa tanggung jawab.
SangatBaik (SB)
1
Pada umumnya menaati peraturan
perundang-undangan dan aturan dinas
yang berlaku dengan rasa tanggung
jawab.
Baik (B1) 0,75
Adakalanya Selalu menaati peraturan
perundang-undangan dan aturan dinas
Cukup (C) 0,5
IV-9
yang berlaku dengan rasa cukup
tanggung jawab.
Kurang menaati peraturan perundang-
undangan dan aturan dinas yang berlaku
dengan rasa kurang bertanggung jawab.
Kurang (K) 0.25
Tidak pernah menaati peraturan
perundang-undangan dan aturan dinas
yang berlaku dengan rasa tidak tanggung
jawab.
Buruk (B2) 0
f. Data Kerjasama
Data pada tabel 4.6 diperoleh dari hasil wawancara kepada pejabat
penilai. Data kerjasama ini dibagi menjadi 5 kelompok yang dibaca
dengan bahasa linguistik, yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang,
Buruk.
Tabel 4.6 Bobot nilai kerjasama
Kerjasama Linguistic Nilai
Selalu mampu bekerjasama dengan rekan
kerja, atasan, bawahan baik didalam
maupun diluar organisasi. Bersedia
menerima keputusan yang diambil secara
sah yang telah menjadi keputusan
bersama.
SangatBaik (SB)
1
Pada umumnya mampu bekerjasama
dengan rekan kerja, atasan, bawahan baik
didalam maupun diluar organisasi.
Bersedia menerima keputusan yang
diambil secara sah yang telah menjadi
keputusan bersama.
Baik (B1) 0,75
Adakalanya mampu bekerjasama dengan
rekan kerja, atasan, bawahan baik
didalam maupun diluar organisasi.
Cukup (C) 0,5
IV-10
Kadang-kadang bersedia menerima
keputusan yang diambil secara sah yang
telah menjadi keputusan bersama.
Kurang mampu bekerjasama dengan
rekan kerja, atasan, bawahanbaik
didalam maupun diluar organisasi.
Kurang bersedia menerima keputusan
yang diambil secara sah yang telah
menjadi keputusan bersama.
Kurang (K) 0.25
Tidak pernah mampu bekerjasama
dengan rekan kerja, atasan, bawahan baik
didalam maupun diluar organisasi. Tidak
bersedia menerima keputusan yang
diambil secara sah yang telah menjadi
keputusan bersama.
Buruk (B2) 0
g. Data Kepemimpinan
Data pada tabel 4.7 diperoleh dari hasil wawancara kepada pejabat
penilai. Data kepemimpinan ini dibagi menjadi 5 kelompok yang
dibaca dengan bahasa linguistik, yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup,
Kurang, Buruk.
Tabel 4.7 Bobot nilai kepemimpinan
Kepemimpinan Linguistic Nilai
Selalu bertindak tegas dan tidak
memihak, memberikan teladan yang
baik, mampu menggerakan tim kerja,
mampu menggugah semangat bawahan
dalam melaksanakan tugas serta mampu
mengambil keputusan yang tepat.
SangatBaik (SB)
1
Pada umumnya bertindak tegas dan tidak
memihak, memberikan teladan yang
baik, mampu menggerakan tim kerja,
Baik (B1) 0,75
IV-11
mampu menggugah semangat bawahan
dalam melaksanakan tugas serta mampu
mengambil keputusan yang tepat.
Adakalanya bertindak tegas dan tidak
memihak, memberikan teladan yang baik,
cukup mampu menggerakan tim kerja,
cukup mampu menggugah semangat
bawahan dalam melaksanakan tugas serta
cukup mampu mengambil keputusan
yang tepat.
Cukup (C) 0,5
Kurang bertindak tegas dan memihak,
tidak memberikan teladan yang
baik,tidak mampu menggerakan tim
kerja, tidak mampu menggugah
semangat bawahan dalam melaksanakan
tugas serta tidak mampu mengambil
keputusan yang tepat.
Kurang (K) 0.25
Tidak pernah mampu bekerjasama
dengan rekan kerja, atasan, bawahan baik
didalam maupun diluar organisasi. Tidak
bersedia menerima keputusan yang
diambil secara sah yang telah menjadi
keputusan bersama.
Buruk (B2) 0
d. Rating Kepentingan Kriteria
Data pada tabel 4.8 diperoleh dari hasil wawancara kepada pejabat penilai.
Berikut urutan tingkat kepentingan setiap kriteria.
IV-12
Tabel 4.8 Rating Kepentingan Kriteria
Kriteria Rating Kepentingan Kriteria
SKP (Sasaran Kerja Pegawai) 5
Orientasi Pelayanan 4
Integritas 3
Komitmen 4
Disiplin 3
Kerjasama 3
Kepemimpinan 4
4.1.2.2 Analisa Subsistem Model
Model yang digunakan dalam tugas akhir ini ada dua yaitu Fuzzy MADM
dan MPE yang diterapkan dalam kasus penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri
Sipil di PTA Pekanbaru. Pemberiaan nilai bobot pada setiap kriteria, yaitu : SKP,
Orientasi Pelayanan, Integritas, Komitmen, Disiplin, Kerjasama, dan
Kepemimpinan dilakukan menggunakan Fuzzy MADM. Kemudian, perangkingan
untuk memprioritaskan alternatif terbaik menggunakan Metode Perbandingan
Eksponensial berdasarkan alternatif yang diberikan berupa pegawai yang akan
dinilai dengan kriteria yang telah ditentukan. Berikut flowchart dari
penggambungan Fuzzzy MADM dengan MPE :
IV-13
Gambar 4.2 Flowchart penggabungan FMADM dan MPE
4.1.2.2.1 Simulasi Pemodelan (Contoh Kasus)
Diasumsikan sebuah instansi pemerintahan Pengadilan Tinggi Agama
(PTA) ingin melakukan penilaian prestasi kerja terhadap beberapa pegawai.
Terdapat 5 pegawai dari tiga bagian yang akan menjadi alternatif menggunakan
Fuzzy Multiple Attribute Decision Making dan Metode Perbandingan
Eksponensial.
IV-14
Langkah awal yaitu perhitungan nilai capaian sasaran kerja pegawai (SKP).
Berikut proses perhitungan nilai SKP terhadap seorang PNS Penata TK I pada
Pengadilan Tinggi Agama Pekanabaru yang pada saat menyusun SKP pegawai
tersebut menuangkan kegiatan menyusun rencana penetapan kinerja dengan target
sebagai berikut :
a. Aspek kuantitas/output = 12 laporan
b. Aspek kualitas = 100
c. Aspek waktu = 6 bulan
d. Aspek biaya = -
Kemudian pada akhir tahun realisasinya sebagai berikut :
a. Aspek kuantitas/output = 12 laporan
b. Aspek kualitas = 90
c. Aspek waktu = 5 bulan
d. Aspek biaya = -
1. Langkah awal penilaian aspek kuantitas dengan rumus persamaan 2.1 :
Penilaian aspek kuantitas = 12 x 100
12
= 100
2. Langkah kedua penilaian aspek kualitas dengan rumus persamaan 2.2 :
Penilaian aspek kualitas = 90 x 100
100
= 90
3. Langkah ketiga penilaian aspek waktu dengan rumus :
a. Langkah awal tentukan persentasi tingkat efisiensi waktu dengan rumus
persamaan 2.3:
100% - 5 x 100 = 16,66%
6
b. Karena persentasinya ≤ 24% maka menggunakan rumus persamaan 2.5 :
= 1,76 x 6– 5x 100 = 92,66
6
4. Langkah keempat penilaian aspek biaya dengan rumus persamaan 2.7 :
IV-15
= 1,76 x 0 – 0 x 0 x 100 = 0
0
Dengan demikian penilaian SKP pada akhir tahun kegiatan menyusun rencana
penetapan kinerja tahun 2014 sebagai berikut :
a. Aspek kuantitas nilainya = 100
b. Aspek kualitas nilainya = 90
c. Aspek waktu nilainya = 92,66
d. Aspek biaya = -
Total penghitungan nilai capaian SKP = 100 + 90 + 92,66 + 0
= 282,66 : 3 = 94,22 (sangat baik)
Berikut penyelesaian menggunakan Fuzzy Multiple Attribute Decision Making
dan Metode Perbandingan Eksponensial untuk penilaian prestasi kerja pegawai :
Tabel 4.9 Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
Alternatif
Kriteria
SKP OP INT KOM DSP KS KP
Yossi 94.22 86 86 87 91 85 0
Maria 96.55 80 78 80 85 75 0
Dian 94.22 83 83 85 88 85 0
Lili 96.87 86 87 87 89 84 0
Khaidir 97.22 81 82 82 87 80 0
Ket :
SKP = Sasaran Kerja Pegawai OP = Orientasi Pelayanan
INT = Integritas KOM = Komitmen
DSP = Disiplin KS = Kerja Sama
KP = Kepemimpinan
IV-16
Tabel 4.10 Nilai Fuzzy Madm
Alternatif
Kriteria
SKP OP INT KOM DSP KS KP
Yossi 1 0.75 0.75 0.75 1 0.75 0
Maria 1 0.75 0.75 0.75 0.75 0.5 0
Dian 1 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0
Lili 1 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0
Khaidir 1 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0
Berdasarkan tabel 4.10 maka penyelesaian untuk perangkingan setiap alternatif
menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial adalah sebagai berikut :
Langkah awal pemberian bobot MPE berdasarkan tingkat kepentingan setiap
kriteria, yaitu :
Tabel 4.11 Nilai Bobot MPE
Bobot
MPE
Kriteria
SKP OP INT KOM DSP KS KP
5 4 3 4 3 3 4
Selanjutnya melakukan penilaian terhadap semua alternatif pada setiap kriteria.
Nilai setiap kriteria dipangkatkan dengan nilai bobot MPE pada tabel 4.11 dengan
rumus persamaan 2.10. Berikut proses perhitungannya :
Yossi = (1)5 + (0.75)4+ (0.75)3+ (0.75)4+ (1)3+ (0.75)3+ (0)4
=(0.6* 1) + (0.4 * ((0.316 + 0.422 + 0.316 + 1 + 0.422 + 0) / 6)
= 3.476
Maria = (1)5 + (0.75)4+ (0.75)3+ (0.75)4+ (0.75)3 + (0.5)3 + (0)4
= 1 + 0.316 + 0.422 + 0.316 + 0.422 + 0.125 + 0
= 2.601
IV-17
Dian = (1)5 + (0.75)4+ (0.75)3+ (0.75)4+ (0.75)3 + (0.75)3 + (0)4
= 1 + 0.316 + 0.422 + 0.316 + 0.422 + 0.422 + 0
= 2.898
Lili = (1)5 + (0.75)4+ (0.75)3+ (0.75)4+ (0.75)3 + (0.75)3 + (0)4
= 1 + 0.316 + 0.422 + 0.316 + 0.422 + 0.422 + 0
= 2.898
Khaidir = (1)5 + (0.75)4+ (0.75)3+ (0.75)4+ (0.75)3 + (0.75)3 + (0)4
= 1 + 0.316 + 0.422 + 0.316 + 0.422 + 0.422 + 0
= 2.898
Setelah menghitung nilai total setiap alternatif, maka didapat hasil perangkingan
setiap alternatif dimana bobot nilai tertinggi yang akan menjadi prioritas dari
beberapa alternatif. Berikut urutan prioritas alternatif, yaitu :
Yossi = 3.476
Dian = 2.898
Lili = 2.898
Khaidir = 2.898
Maria = 2.601
Tabel 4.12 Hasil Penilaian MPE
AlternatifKriteria Nilai
TotalRangking
SKP OP INT KOM DSP KS KP
Yossi 1 0.75 0.75 0.75 1 0.75 0 3.476 1
Maria 1 0.75 0.75 0.75 0.75 0.5 0 2.601 3
Dian 1 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0 2.898 2
Lili 1 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0 2.898 2
Khaidir 1 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0 2.898 2
Bobot
MPE5 4 3 4 3 3 4
IV-18
4.2 Perancangan
Perancangan sistem adalah gambaran umum perangkat lunak atau aplikasi
yang akan dibuat. Model perancangan yang digunakan dalam sistem ini adalah
model fungsional yang dipilih karena kerja sistem lebih ditekankan pada
transformasi data masukan. Identifikasi data masukan hingga menghasilkan data
keluaran akan digambarkan melalui Bagan Alir Sistem (Flowchart System),
Diagram Konteks (Context Diagram), Data Flow Diagram (DFD) dan Entity
Relationship Diagram (ERD serta Perancangan Antar Muka (Interface).
4.2.1. Flowchart
Flowchart merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan dan
hubungan antar proses beserta instruksinya. Gambaran ini dinyatakan dengan
simbol. Dengan demikian setiap simbol menggambarkan proses tertentu.
Sedangkan hubungan antar proses digambarkan dengan garis penghubung.
Flowchart ini merupakan langkah awal pembuatan program. Dengan adanya
flowchart urutan poses kegiatan menjadi lebih jelas. Jika ada penambahan proses
maka dapat dilakukan lebih mudah. Setelah flowchart selesai disusun, selanjutnya
pemrogram (programmer) menerjemahkannya ke bentuk program dengan bahasa
pemrograman.
4.2.2 Context Diagram
Context Diagram merupakan Data Flow Diagram yang menggambarkan
garis besar operasional sistem. Context Diagram terdiri dari entitas, proses
tunggal dan data flow. Semua yang berinteraksi dengan sistem disebut dengan
entitas, dan data flow adalah aliran data. Berikut DFD Level 0 untuk SPK
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil PTA Pekanbaru.
IV-19
Gambar 4.3 Context Diagram
Entitas luar yang berinteraksi dengan sistem adalah:
1. Administrator, memiliki peran antara lain:
a. Melakukan login.
b. Meng-input-kan data pegawai dan data kriteria dari setiap pegawai.
c. Melihat laporan hasil perbandingan dalam bentuk ranking.
2. Pejabat Penilai, memiliki peran antara lain:
a. Melakukan proses perhitungan dengan menggunakan fuzzy Madm
dengan Metode MPE.
b. Membuat laporan hasil dalam bentuk ranking.
3. Atasan Pejabat Penilai
4.2.3. Data Flow Diagram (DFD)
DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur
data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa
maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem
kepada pemakai maupun pembuat program.
IV-20
Gambar 4.4 Data Flow Diagram (DFD)