f1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka

24
Peran Perempuan yang Direpresentasikan oleh Rieke Dyah Pitaloka dalam Dunia Politik Indonesia Riska Fordiana Jurusan Ilmu Politik FISIP Unsoed Abstrak Perempuan saat ini harus sejajar dengan laki-laki, tidak hanya ikut andil dalam urusan rumah tangga saja, melainkan dalam dunia yang lebih menantang. Perempuan pada khususnya di Indonesia, harus menyumbangkan prestasi yang cukup besar dalam dunia politik, yang nantinya akan dibawa mereka menjadi lebih suci dan tertata seperti mereka merawat anak-anak dengan kasih sayang. Perempuan Indonesia saat ini, masih kurang dalam menyumbangkan prestasi yang sangat gemilang dalam bidang politik Indonesia. Indonesia sangat merindukan sosok perempuan tangguh, yang bisa melawan keterpurukan dunia politik dan dunia pemerintahan yang semakin hari semakin banyak tindakan tidak bermoral seperti korupsi. Rieke Dyah Pitaloka merupakan motivasi tinggi bagi perempuan Indonesia yang masih takut masuk dalam dunia politik, ia juga menjadi contoh sosok perempuan Indonesia yang mampu menorehkan prestasi yang sangat baik dalam dunia politik Indonesia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia rindu akan hadirnya sosok perempuan yang berani dalam kebaikan dan mampu mengibarkan bendera politik yang tinggi di Indonesia. Indonesia harus mempunyai banyak perempuan seperti yang direpresentasikan oleh RIeke Dyah Pitaloka bahkan bisa lebih dalam dunia politik di Indonesia. Kata Kunci: peran perempuan, politik Indonesia, representasi Pendahuluan Zaman dahulu, para perempuan justru menjadi sosok yang harus direndahkan kedudukannya, karena laki- laki adalah orang yang mengatur segala aspek dalam kehidupan. Perempuan hanya dijadikan pekerja seks untuk melayani para tentara Belanda, Jepang dan orang

Upload: riska-fordiana

Post on 22-Jun-2015

346 views

Category:

Science


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka

Peran Perempuan yang Direpresentasikan oleh Rieke Dyah Pitaloka dalam Dunia Politik Indonesia

Riska FordianaJurusan Ilmu Politik FISIP Unsoed

Abstrak

Perempuan saat ini harus sejajar dengan laki-laki, tidak hanya ikut andil dalam urusan rumah tangga saja, melainkan dalam dunia yang lebih menantang. Perempuan pada khususnya di Indonesia, harus menyumbangkan prestasi yang cukup besar dalam dunia politik, yang nantinya akan dibawa mereka menjadi lebih suci dan tertata seperti mereka merawat anak-anak dengan kasih sayang. Perempuan Indonesia saat ini, masih kurang dalam menyumbangkan prestasi yang sangat gemilang dalam bidang politik Indonesia. Indonesia sangat merindukan sosok perempuan tangguh, yang bisa melawan keterpurukan dunia politik dan dunia pemerintahan yang semakin hari semakin banyak tindakan tidak bermoral seperti korupsi. Rieke Dyah Pitaloka merupakan motivasi tinggi bagi perempuan Indonesia yang masih takut masuk dalam dunia politik, ia juga menjadi contoh sosok perempuan Indonesia yang mampu menorehkan prestasi yang sangat baik dalam dunia politik Indonesia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia rindu akan hadirnya sosok perempuan yang berani dalam kebaikan dan mampu mengibarkan bendera politik yang tinggi di Indonesia. Indonesia harus mempunyai banyak perempuan seperti yang direpresentasikan oleh RIeke Dyah Pitaloka bahkan bisa lebih dalam dunia politik di Indonesia.

Kata Kunci: peran perempuan, politik Indonesia, representasi

Pendahuluan

Zaman dahulu, para perempuan justru menjadi sosok yang harus

direndahkan kedudukannya, karena laki-laki adalah orang yang mengatur segala

aspek dalam kehidupan. Perempuan hanya dijadikan pekerja seks untuk melayani

para tentara Belanda, Jepang dan orang pribumi yang memihak kepada Belanda

atau Jepang. Para perempuan pada zaman penjajahan sangat tidak diperbolehkan

untuk mendapatkan sebuah pendidikan yang layak seperti pada era globalisasi ini.

Raden Ajeng (R.A.) Kartini melakukan pergerakan keras yang secara radikal

menentang adanya diskriminasi hak antara laki-laki dengan perempuan, dan

dimulai dari inilah persamaan hak dalam negara ini ditegakkan.

Kaum perempuan terdahulu merasakan bagaimana kerasnya untuk

mendapatkan kesetaraan hak untuk hidup sama dengan laki-laki. Perempuan

kaum dahulu bekerja keras dengan tenaga dan pikiran, untuk mendapatkan sebuah

hak kesetaraan antara kaum perempun dan laki-laki. R.A Kartini

memperjuangkan harkat dan martabat seorang perempuan dengan mati-matian,

Page 2: F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka

karena kehidupan Kartini, yang hanya diperbolehkan melayani seorang laki-laki

dan memasak saja, membuat Kartini menjadi nadi pergerakan pertama perempuan

Indonesia untuk mendapatkan hak sebagai manusia yang utuh.

Perempuan dan laki-laki mempunyai tempatnya masing-masing di

dalam kehidupan kemasyarakatan, tanpa menjadi kurang sama karena fikiran dan

kecerdasan yang menentukan nila-nilai yang sama antara laki-laki dan

perempuan.1 Zaman yang semakin maju membuat peran para perempuan menjadi

sosok yang kuat, bahkan menjadi seorang yang bisa menandingi posisi laki-laki

dalam kemajuan zaman ini. Perempuan yang sudah berkontribusi dalam aspek

kehidupan banyak yang tidak hanya menjadi seorang ibu dalam mengatur dapur,

kasur dan sumur saja dalam rumah tangga.

Dalam dunia politik saat ini, khususnya di Indonesia, telah terjadi

degradasi moral yang sangat signifikan terutama dalam hal pemerintahan. Aktor-

aktor politik di mana-mana telah melakukan tindak korupsi yang tidak hanya

dilakukan oleh politisi laki-laki saja melainkan politisi perempuannya juga. Dalam

hal ini, penyebab tingkat kepercayaan masyarakat menjadi berkurang kepada

pemerintah adalah banyaknya tindakan korupsi yang dilakukan oleh aktor-aktor

politik. Kepercayaan yang terhianati oleh orang-orang pilihan rakyat adalah

faktor utama yang membuat rakyat trauma dengan sistem pemerintahan yang ada,

sehingga membuat rakyat kebanyakan golongan putih (golput) ketika memilih

wakil rakyat pada Pemilihan Umum (Pemilu).

Perempuan di Indonesia pada zaman dahulu, khususnya orang jawa hanya

diperbolehkan bekerja di dalam dapur saja. Dalam hal ini, seiring dengan

perkembangan zaman yang semakin maju justru membutuhkan peran perempuan

untuk meracik bumbu-bumbu kehidupan, yang digunakan dalam memperindah

negara ini menjadi semakin cantik, bahkan hampir tidak ada tindakan-tindakan

yang merugikan rakyat seperti korupsi. Perempuan diharapkan bisa menjadi

seorang politisi bahkan menjadi sosok ibu yang bisa berperan dalam dunia politik

yang bersih.

11. Nilakusuma, “Pergerakan Wanita,” Wanita-Indonesia, no 3 (1950): 151-152.

Page 3: F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka

Rieke Dyah Pitaloka merupakan sosok perempuan yang mendeklarasikan

bahwa dirinya mampu dan berani dalam menggeluti dunia perpolitikan di

Indonesia ini. Rieke mampu menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

periode 2009-2014, yang sekaligus menjadi satu-satunya kandidat perempuan

dalam pemilihan umum (pemilu) Gubernur Jawa Barat periode 2013-2018.

Meskipun Rieke belum memenangkan pemilu Jawa Barat tersebut, Rieke bersama

pasangannya Teten Masduki memperoleh suara terbanyak kedua dalam pemilihan

Gubernur Jawa Barat pada tahun 2013.2

Kehidupan keartisan tidak menghalangi Rieke untuk bisa berkarir dalam

dunia politik dan menghasilkan prestasi yang besar dalam sejarah hidupnya.

Semoga dengan merepresentasi Rieke Dyah Pitaloka dalam dunia politik

Indonesia, bisa memotivasi para kaum R.A Kartini menjadi sosok pemimpin-

pemimpin yang berkualitas dan berkuantitas baik, serta berkontribusi tinggi dalam

bidang seni, pengetahuan, khususnya dalam bidang pemerintahan dan politik

Indonesia. Oleh karena itu, sosok Rieke Dyah Pitaloka bisa menjadi tonggak

lahirnya perempuan-perempuan Indonesia yang mampu berkarya dalam kancah

Internasional juga.

Teori Jender bagi Perempuan

Jender sering diidentikkan dengan jenis kelamin (sex). Padahal jender

berbeda dengan jenis kelamin. Secara etimologis, kata ‘jender’ berasal dari

bahasa Inggris yang berarti ‘jenis kelamin’.3 Kata ‘Jender’ bisa diartikan sebagai

perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dalam hal nilai dan

perilaku. Secara terminologis, “Jender” bisa didefinisikan sebagai harapan-

harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan.

Teori pertama adalah teori finimisme liberal yang berasumsi bahwa pada

dasarnya tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu,

perempuan harus mempunyai hak yang sama dengan laki-laki. Kelompok feminis

liberal menolak persamaan secara menyeluruh antara laki-laki dan perempuan,

22. “Rieke Hampir Memenangkan Pemilu Jabar” detik.com, diakses pada tanggal 9 November 2013 (12.45), http://detik.com/rieke-hampir-memenangkan-pemilu-jabar/.

33. John M. Echols dan Hassan Shadily, “Gender” Gender in law, no 2 (1983): 265.

Page 4: F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka

tetapi dalam beberapa hal masih tetap ada pembedaan (distinction) antara laki-laki

dan perempuan. Pengikut teori ini mengamini bahwa semua perempuan

diintergrasikan untuk semua aspek pekerjaan di luar rumah, selain dari

kewajibannya di dalam rumah tangga mereka.

Konsep jender adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki

maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Perempuan

dalam keseharian ini dikenal lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan,

sementara laki-laki kuat, rasional, jantan dan perkasa.4 Perempuan yang selalu

dikaitkan dengan tangisan ketika mendapatkan sedikit permasalahan dalam

kehidupannya membuat perempuan terlihat lemah dalam konteks jender.

Perempuan yang selalu berperan dalam kehidupan rumah tanggga, erat

hubungannya dengan keterbelakangan peran seperti pada masa Kolonial Belanda

yang menuntut perempuan hanya untuk melayani para kaum laki-laki saja.

Perempuan yang dapat melaksanakan keseimbangan hidup dengan kesamaan

seperti laki-laki merupakan kajian jender yang sesungguhnya. Oleh karena itu,

jender diartikan dengan seberapa besar peranan perempuan dalam kehidupan.

Kongres Wanita Indonesia pertama yang dilaksanakan kebangkitan pasca

nasional, merupakan tonggak sejarah bagi wanita Indonesia dalam upaya

memperluas peran publik mereka, khususnya dalam bidang politik.5 Dalam hal

ini, forum organisasi-organisasi perempuan dari berbagai kelompok etnis, agama

dan bahasa dipersatukan. Setelah adanya kongres tersebut, timbul kesadaran

untuk meningkatkan rasa nasionalisme di kalangan perempuan serta berperan

dalam meningkatkan kesempatan bagi perempuan Indonesia untuk berpartisipasi

dalam pembangunan, termasuk dalam bidang politik.

Pemilihan umum pertama pada tahun 1955, 6,5 persen dari anggota

parlemen adalah perempuan. Representasi perempuan Indonesia di parlemen

mengalami pasang surut dan mencapai 13 persen pada tahun 1987.6 Politisi

44. Mansour Fakih, Analisa Gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

55. Khofifah Indar Parawansa, “Hambatan Terhadap Partisipasi Politik Perempuan di Indonesia” Indonesia-Hambatan, no. 2 (2002): 41.

66. “Kuota Perempuan dalam Politik dan Pemerintahan” indosiar.com, diakses pada tanggal 26 November2013, http://www.indosiar.com/ragam/kuota-30-persen-perempuan-dalam-politik-dan-pemerintahan_75018.html.

Page 5: F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka

perempuan pada tahun 2013 telah menduduki kursi pemerintahan, khususnya

parlementer sebanyak 30 persen dari total keseluruhan.7 Dalam hal ini, posisi

perempuan dalam parlementer menandakan bahwa perempuan Indonesia

mempunyai peran yang cukup mendominasi di dunia politik Indonesia khususnya

dalam bidang pemerintahan. Oleh karena itu, para perempuan Indonesia saat ini

sudah bisa mendapatkan peluang besar untuk sejajar dengan kaum laki-laki.

Perempuan menjadi Pemimpin di Lingkungan kaum Laki-laki

Peluang perempuan untuk menjadi pemimpin tidak hanya terdapat di

dunia politik atau pemeritahan, tapi dalam kehidupan sehari-hari dan dunia bisnis.

Para perempuan kebanyakan menaruh peluang ini sebagai motivasi agar mereka

bisa bangkit menjadi sosok pemimpin untuk para kaum laki-laki. Hal ini

dibuktikan dengan adanya sosok-sosok pemimpin perempuan seperti kepala

sekolah, pimpinan perusahaan, bahkan presiden perempuan di negara Indonesia

yang justru berprestasi lebih dan mengalahkan kaum laki-laki.

Manajer perempuan menjadi banyak di negara ini karena motivasi

perempuan dan keuletan para kaum R.A. Kartini dalam menjacapai tujuan mereka

masing-masing sangat besar. Para peneliti mengakui adanya perbedaan antara

gaya manajerial dari laki-laki dan perempuan. Gaya manajerial perempuan lebih

memberikan semangat dan motivasi bekerja kepada para pekerja agar semua

pekerjaan tercapai dengan sukses.8 Hal ini sama dengan sikap dari seorang ibu

yang selalu memberikan dorongan kepada anaknya untuk bersemangat dalam

mencapai kesuksesan.

Peran perempuan dalam memimpin sering disamakan dengan peran

seorang ibu dalam mengasuh anak-anaknya, sehingga menjadi anak-anak yang

sukses. Hal ini membuat pandangan masyarakat menjadi percaya dengan peran

perempuan yang mampu menjadi seorang pemimpin dalam kehidupan sehari-hari.

7 7. Liza Hafidz, Perempuan dalam Wacana Politik Orde Baru, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001.

8 8. Dorothy W. Cantor, Woman in Power: Kiprah Wanita dalam Dunia Politik, terj. Abraham RAP. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1998), 81-82.

Page 6: F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka

Dengan demikian, banyak perempuan yang mampu menjadi seorang pemimpin

sukses di dalam segala aspek kehidupan.

Prestasi Perempuan Indonesia

Perkembangan peranan perempuan dalam dunia politik di Indonesia

memang sudah sangat signifikan kemajuannya. Hal ini dibuktikan dengan

segudang prestasi yang sudah para perempuan Indonesia berikan kepada ibu

pertiwi. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia patut berbangga karena sudah

memiliki anak bangsa yang mempunyai prestasi besar di semua bidang.

Tabel 1. Daftar nama-nama perempuan Indonesia yang sudah mengibarkan

bendera kejayaan dalam dunia politik

Nama Prestasi

Desnayetti Hakim Agung Mahkamah Agung

Indonesia

Chusnul Mar'iyah Ahli ilmu politik

Armida Alisjahbana Menteri Indonesia, ahli ekonomi

Endang Rahayu Sedyaningsih Menteri Indonesia, ahli kesehatan

Ainun Habibie Ibu negara, istri Presiden RIBJ. Habibie

Ani Yudhoyono Ibu negara, istri Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono

Eny Karim Menteri Indonesia, Politisi

Erna Witoelar Menteri Indonesia, aktivis lingkungan

Fatmawati Ibu Negara, istri Presiden RI Soekarno

Herawati Budiono Ibu Negara, istri Wakil Presiden RI

Budiono

Khofifah Indar Parawansa, Menteri Indonesia, politisi

Linda Amalia Sari Menteri Indonesia, Ketua Umum Kowani

Marie Elka Pangestu Menteri Indonesia, ahli ekonomi

Megawati Soekarno Presiden Perempuan Indonesia pertama

Meutia Hatta Menteri Indonesia, ahli Antropologi

Mufidah Jusuf Kalla Ibu Negara, istri Wakil Presiden

Page 7: F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka

Nafsiah Mboi Menteri Indonesia, ahli kesehatan

Nelly Adam Malik Ibu Negara, istri Wakil Presiden RI

Adam Malik

Rini Mariani Soemarno Soewandi Menteri Indonesia, ahli ekonomi

Sinta Nuriyah Ibu Negara, istri Presiden RI

Abdurrahman Wahid

Siti Fadilah Menteri Indonesia, ahli kesehatan

Siti Hartinah Ibu Negara, istri Presiden RI

SK Trimurti Menteri Indonesia, pengajar dan penulis

Tuty Alawiyah Menteri Indonesia, anggota MPR RI

Aisyah Aminy Politisi Partai Persatuan Pembangunan,

anggota parlemen Indonesia

Angelina Sondakh Politisi Partai Demokrat, Puteri Indonesia

Elviana Anggota Dewan Perwakilan Daerah dan

Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia

Emma Yohanna Anggota Dewan Perwakilan Daerah

Republik Indonesia

Intsiawati Ayus Politisi dan anggota Dewan Perwakilan

Daerah Republik Indonesia

Irma Chaniago Politisi Nasional Demokrasi, aktivis

buruh

Marwah Daud Ibrahim Politisi partai Golongan Karya

Nurul Arifin Politisi Partai Golongan Karya, Artis

Puan Maharani Politisi Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan

Rachmawati Soekarnoputri Ketua Yayasan Pendidikan Bung Karno

dan Ketua Umum Partai Pelopor

Ratu Atut Chosiyah Politisi, Gubernur Banten

Rieke Dyah Pitaloka Politisi Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan dan Artis

Page 8: F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka

Ribka Tjiptaning Politisi Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan dan aktivis Hak Asasi

Manusia (HAM)

Rustriningsih Politisi dan Bupati Kebumen

Sukmawati Soekarnoputri Ketua Umum Partai Nasionalis Indonesia

Marhaenisme

Supeni Politisi Parlemen dan Diplomat

Theresia Ebenna Ezeria Pardede Politisi Partai Demokrat

Yenny Wakhid PolitisiPartai Kebangkitan Bangsa dan

Aktivis Islam

Sumber: “Daftar Tokoh wanita Indonesia” Wikipedia.org, diakses pada tanggal 27

November 2013, http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_tokoh_wanita_Indonesia.

Perempuan dalam Politik Indonesia: Antara Harapan dan Kenyataan

Dunia politik di Indonesia tidak pernah jauh dengan permasalahan-

permasalahan moral yang selalu menstigma masyarakat menjadi pesimis dengan

kemajuan. Permasalahan perempuan Indonesia yang telah memberikan

sumbangan dari sisi kacamata negatif dalam dunia politik di Indonesia ini menjadi

masalah utama bagi dunia politik perempuan di Indonesia. Berikut adalah daftar

kecil pelanggaran para perempuan Indonesia dalam aspek politik dan

pemerintahan:

1. Angelina Sondakh, Politisi Partai Demokrat ditetapkan sebagai tersangka kasus

korupsi wisma atlet oleh KPK.9

2. Ratu Atut Chosiyah, Gubernur Banten menjadi tersangka kasus pengadaan alat-

alat kesehatan (Alkes) di Pemprov Banten.10

99. “Daftar Pejabat Wanita Korupsi Indonesia” kompas.com, diakses pada tanggal 23 November 2013, http://kompas.com/daftar-pejabat-wanita-korupsi-indonesia.

1010. “Wanita Koruptor” hukum.kompasiana.com, diakses pada tanggal 28 Oktober 2013, http://hukum.kompasiana.com/2012/02/06/wanita-koruptor-433182.html.

Page 9: F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka

3. Rinnie Juliet Kambey, Ketua KSU Taruna Jaya (diangkat berdasarkan Rapat

Pembentukan Koperasi tanggal 3 November 1998), Kelurahan Malalayang II,

Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Sulawesi Utara

Kasus : Korupsi Dana Program Kredit Usaha Tani (KUT) musim tanam (MT)

1998/1999.11

Aktor-aktor politik perempuan tersebut merupakan daftar kecil dari masa gelap

dalam dunia politik dan pemerintahan, sebagai bahan kaji untuk melihat seberapa

besar kah potret kesalahan dalam politik perempuan di Indonesia. Kasus-kasus di

dalam dunia politik Indonesia yang masih sangat membutuhkan moralitas yang

tinggi, ternyata ada sosok perempuan Indonesia yang memang sudah benar dalam

menjalani karir politik di Indonesia yang sangat krisis moral, yakni Rieke Dyah

Pitaloka.

Rieke Dyah Pitaloka: Dunia Politik dan Dunia Entertainment

Rieke Diah Pitaloka Intan Purnamasari lahir di Garut, Jawa Barat, 8

Januari 1974. Dia merupakan artis sinetron yang menjadi seorang penulis buku,

pembawa acara dan sekaligus anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode

2009-2014 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Rieke

memutuskan untuk mencalonkan dirinya sebagai Gubernur Jawa Barat dengan

didampingi Teten Masduki pada tahun 2012, mereka menamakan dirinya sebagai

Purnamasari Teten (PATEN) dan diusung oleh PDI-P dengan nomor urut 5.

Rieke Diah Pitaloka menikah dengan dosen filsafat Universitas Indonesia, Donny

Gahral Adian pada hari Sabtu, 23 Juli 2005 di kediaman orangtua Rieke yang

berada di Garut, Jawa Barat.

Sejarah pendidikan dari Rieke telah menyelesaikan pendidikan S-1 di

Fakultas Sastra Belanda Universitas Indonesia dan S-1 Filsafat di Sekolah Tinggi

Filsafat (STF) Driyakara Jakarta.12 Rieke berhasil menyelesaikan pendidikan S-

2nya di jurusan Filsafat Universitas Indonesia (UI) meski sibuk dengan segala

1111. “Daftar Pejabat Korup” infokorupsi.com, diakses pada tanggal 2 November 2013, http://infokorupsi.com/id/pejabatkorup.php?p=Nw%3D%3D=.

1212. “Biografi Rieke Dyah Pitaloka” biografi.rumus.web.id, diakses pada tanggal 5 desember 2013, http://biografi.rumus.web.id/biografi-rieke-diah-pitaloka/.

Page 10: F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka

kegiatan keartisannya. Tesisnya yang berjudul “Banalitas Kejahatan: Aku yang

tak Mengenal Diriku, Telaah Hannah Arendt Perihal Kekerasan Negara” dijadikan

buku dengan judul “Kekerasan Negara Menular ke Masyarakat” diterbitkan oleh

Galang Press.

Karier Rieke dalam dunia hiburan yakni Rieke mulai dikenal publik lewat

iklan kondom Sutra dengan ucapan meong. Rieka juga dikenal lewat perannya

sebagai Oneng yang "o'on” lewat sitkom Bajaj Bajuri. Rieke juga dikenal sebagai

pembawa acara dalam acara Good Morning dan penulis buku. Salah satu judul

bukunya adalah Renungan Kloset yang berisi di mana kloset merupakan tempat

yang pas untuk semua orang merenung. Di setiap pagi, ketika mandi, semua orang

pasti akan merenung terlebih dahulu dengan segala tingkah laku yang sudah

dilakukan. Buku itu berisi tentang filsafat kehidupan yang sebenarnya, ketika

semua orang mampu untuk mengadukan segala tingkah laku semua orang dengan

benda yang setiap pagi ditemui di saat mandi. Dengan merenung semua orang

tahu bagaimana semua orang ketika melakukan hal-hal yang sudah dilakukannya,

yang berarti bahwa semua orang sebagai manusia harus merenung atau berkaca

diri dengan segala tingkah lakunya di dalam kehidupan ini.

Rieke juga menjajal teater untuk mengawali karirnya. Rieke ikut

pementasan teater yang berjudul “Cipoa” garapan Putu Wijaya. Rieke memulai

debutnya di layar lebar sebagai Dwi, perempuan yang dipoligami dalam film

Berbagi Suami. Rieke juga bermain dalam film antologi karya empat sutradara

perempuan berjudul Lotus Requie yang kemudian judulnya diubah menjadi

Perempuan Punya Cerita.

Tabel 2. Daftar peran yang pernah di peroleh Rieke selama dia berkarir

Nama Sinetron Nama FilmPembawa Acara

Buku

Srikandi Berbagi Suami Book Review Renungan Kloset

Badut Pasti Berlalu Perempuan Punya Cerita

Good Morning Kekerasan Negara

Tirani Kehidpan Laskar Pelangi Menular Ke Masyarakat

30 Meter Sang Pemimpi

Putri Maharani

Perawan-perawan

Page 11: F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka

Perkawinan

Prahara Prabu Siliwangi

Goresan Cinta Berbingkai DukaBajaj Bajuri

Bola Kampung

Salon Oneng

Maha Kasih

Sumber: “Peran Rieke Dyah Pitaloka dalam Dunia Keartisan” merdeka, diakases

pada tanggal 23 November 2013, http://merdeka.com/peran-rieke-dyah-pitaloka-

dalam-dunia-keartisan/.

Rieke Dyah Pitaloka juga aktif dalam kegiatan politik, bahkan pernah

menduduki jabatan wakil sekretaris jendral Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai

Kebangkitan Bangsa (PKB) pimpinan Muhaimin Iskandar. Rieke kemudian

mengundurkan diri dari partai berbasis massa Islam tersebut, bagi partai PKB,

pindahnya Rieke dari partai tersebut merupakan kehilangan yang sangat besar,

karena sosok Rieke yang dianggap nothing lose. Rieke tidak menginginkan

jabatan untuk menjadi wakil rakyat atau jabatan lainnya, melainkan hanya untuk

mengabdi kepada masyarakat merupakan perwatakan seorang pemimpin

perempuan yang sangat bijaksana.13 Oleh karena itu, Rieke adalah potret

perempuan yang diinginkan oleh semua politisi di setiap partai-partai mereka.

Rieke mengundurkan diri dari partai berbasis masa Islam tersebut untuk

bergabung ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pimpinan

Megawati Soekarnoputri. Rieke masuk ke dalam partai bermoncong putih itu

karena kesamaan ideologi yang memperjuangkan pluralisme, demokrasi, keadilan,

dan kemanusiaan adalah alasan utama Rieke. Dengan demikian, PDIP

mempunyai aset sumber daya manusia (SDM) yang sangat berharga bagi

kemajuan partainya dan kemajuan dunia politik di Indonesia.

Rieke menjadi sang primadona dalam dunia politik. Dalam hal ini, Rieke

sangat diinginkan oleh semua partai politik agar bergabung, tetapi hanya partai

PDI-P yang mampu mempertahankan dirinya sampai saat ini. Karir Rieke 1312. Daru Waskita dan Trijaya. “Pindah ke PDIP, Oneng Pamit PKB dengan Baik-baik.”

news.okezone.com. diakses pada tanggal 10 Januari 2008. http://news.okezone.com/read/2008/01/10/1/74212/pindah-ke-pdip-oneng-pamit-pkb-dengan-baik-baik.

Page 12: F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka

mencapai puncak kegemilangan dengan baik sebagai perempuan Indonesia yang

pada berita terakhirnya adalah menjadi Calon Gubernur Jawa Barat periode 2013-

2018. Selain itu, pencapaian Rieke yang terbilang tidak kecil adalah menjadi

anggota DPR.

Rieke merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2009-

2014 dari PDI-P untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat II di Dewan Perwakilan

Rakyat. Rieke merupakan salah satu anggota dari Komisi IX dengan bidang yang

sangat perhatikan oleh Rieke adalah bidang kesehatan dan kesejahteraan

masyarakat. Rieke merupakan salah satu anggota panitia khusus rancangan

Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang merupakan

bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Rieke Dyah Pitaloka juga

mendirikan sebuah yayasan yang diberi nama "Yayasan Pitaloka" yang bergerak

di bidang sastra dan sosial kemasyarakatan.14 Rieke membangun dunia

pendidikan dalam skala kecil di yayasan ini, yang merupakan wadah anak-anak

untuk mengembangkan talenta sastra dan tempat diskusi untuk membahas sosial

kemasyarakatan. Yayasan Pitaloka juga mengajarkan bagaimana menciptakan

aktor-aktor yang berkualitas baik dan mempunyai nilai jual publik yang tinggi.

Rieke memutuskan untuk mencalonkan dirinya pada tahun 2012 sebagai

Gubernur Jawa Barat dengan didampingi Teten Masduki, mereka menamakan

dirinya sebagai PATEN dan diusung oleh PDI-P dengan nomor urut 5. Pada

tanggal 3 Maret 2013, diumumkan hasil Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur

Jawa Barat Pasangan Calon Gubernur (Cagub)-Calon Wakil Gubernur (Cawagub)

nomor 5 Rieke-Teten memperoleh peringkat ke 2 dari 5 pasangan calon dengan

perolehan suara 5.714.997 suara atau 28,41 persen dari suara yang sah.15

Rieke sempat menjelaskan bahwa seni dan politik itu seperti mata uang.

Menurut Rieke, seni dan uang adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena

ketika semua orang berseni maka secara otomatis akan berpikir bahwa karya seni

yang semua orang ciptakan akan mempengaruhi orang lain juga, inilah yang

1413. “Rieke Dyah Pitaloka Intan Purnamasari” merdeka.com, diakses pada tanggal 24 Desember 2013, http://profil.merdeka.com/indonesia/r/rieke-diah-pitaloka-intan-permatasari/.

1514. “Hasil Pleno Terbuka Pilgub Jabar untuk Rekapitulasi Pilgub 2013” kpu.jabarprov.go.id, diakses pada tanggal 10 November 2013, http://kpu.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/641/.

Page 13: F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka

dinamakan kerja politik. Menurut Rieke, ketika Rieke bisa mengabdikan dirinya

untuk rakyat seutuhnya, dia bisa merasakan apa yang namanya totalitas dan

dedikasi yang tinggi untuk negara. Pemikiran Rieke yang demikian justru dapat

membawa Rieke menuju kursi DPR dan membawa Rieke menjadi salah satu

cerminan perempuan Indonesia yang berhasil dalam bidang politik praktis.

Penutup

Keberadaan Rieke Dyah Pitaloka yang menjadi representasi

perempuan dalam dunia politik di Indonesia, merupakan sebuah kemajuan yang

sangat signifikan bagi peran perempuan untuk menjawab segala kegundahan

politik dalam tatanan negara ini. Rieke sebagai politisi perempuan yang telah

mempunyai bekal ilmu filsafat yang memumpuni, merupakan contoh nyata

perempuan Indonesia. Perempuan Indonesia yang seperti ini lah yang dirindukan

oleh semua masyarakat, bahwa pemimpin seharusnya mempunyai analisis tinggi

tentang moral. Rieke merupakan perempuan Indonesia yang sudah bisa menjadi

representasi atau gambaran perempuan yang sebenarnya dalam dunia politik di

Indonesia.

Rieke yang sudah melakukan dedikasi yang tinggi merupakan sebuah

jawaban yang sangat ditunggu-tunggu oleh negara ini. Hal ini tidak hanya

dibuktikan oleh sesorang yang pintar dalam teori saja, melainkan orang yang

mampu membuktikannya dengan tindakan moral yang tinggi dan nyata. Politik

yang dilaksanakan oleh Rieke diharapkan mampu menjadi motivasi untuk para

kaum perempuan di Indonesia, agar bisa menjadi perempuan yang tangguh dan

bisa berkiprah di bidang politik dengan bersih, tanpa ada kesalahan moral yang

fatal bagi aktor politiknya. Dengan demikian, perempuan Indonesia seharusnya

mampu menyumbangkan 50 persen dalam kuota pemerintahan maupun dunia

politik di Indonesia ini dengan moralitas yang tinggi sebagai cerminan bahwa

teori jender dalam negara Indonesia sudah terlaksana dengan baik dan benar.

Daftar Pustaka

Page 14: F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka

“Biografi Rieke Dyah Pitaloka” biografi.rumus.web.id. diakses pada tanggal 5 Desember 2013. http://biografi.rumus.web.id/biografi-rieke-diah-pitaloka/.

“Daftar Pejabat Korup” infokorupsi.com. diakses pada tanggal 2 November 2013. http://infokorupsi.com/id/pejabatkorup.php?p=Nw%3D%3D=.

“Daftar Pejabat Wanita Korupsi Indonesia” kompas.com. diakses pada tanggal 23 November 2013. http://kompas.com/daftar-pejabat-wanita-korupsi-indonesia.

“Daftar Tokoh wanita Indonesia” Wikipedia.org. diakses pada tanggal 27 November 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_tokoh_wanita_Indonesia.

“Hasil Pleno Terbuka Pilgub Jabar untuk Rekapitulasi Pilgub 2013” kpu.jabarprov.go.id. diakses pada 10 November 2013. http://kpu.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/641/.

“Kuota Perempuan dalam Politik dan Pemerintahan” indosiar.com. diakses pada tanggal 26 November 2013. http://www.indosiar.com/ragam/kuota-30-persen-perempuan-dalam-politik-dan-pemerintahan_75018.html.

“Peran Rieke Dyah Pitaloka dalam Dunia Keartisan” merdeka. diakases pada tanggal 23 November 2013. http://merdeka.com/peran-rieke-dyah-pitaloka-dalam-dunia-keartisan/.

“Rieke Dyah Pitaloka Intan Purnamasari” merdeka.com. diakses pada tanggal 24 Desember 2013. http://profil.merdeka.com/indonesia/r/rieke-diah-pitaloka-intan-permatasari/.

“Rieke Hampir Memenangkan Pemilu Jabar” detik.com. diakses pada tanggal 9 November 2013 (12.45). http://detik.com/rieke-hampir-memenangkan-pemilu-jabar/.

“Wanita Koruptor” hukum.kompasiana.com. diakses pada tanggal 28 Oktober 2013. http://hukum.kompasiana.com/2012/02/06/wanita-koruptor-433182.html.

Clements. Jesica, et all. The Chicago Manual of Style 16th Edition. United State of America Chicago: Purdue OWL Engagement, 2010.

Fakih, Mansour. Analisa Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Fanani, Achmad dan Khusnul Khotimah. EYD Panduan Cerdas dan Lengkap Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Pelangi Indonesia, 2012.

Hadiz, Liza. Perempuan dalam Wacana Politik Orde Baru. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001.

Indar Parawansa, Khofifah. “Hambatan Terhadap Partisipasi Politik Perempuan di Indonesia”.Indonesia-Hambatan.no. 2 (2002): 41.

John M. Echols dan Hassan Shadily. “Gender” Gender in law. no 2 (1983): 265.

Page 15: F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka

Nilakusuma. “Pergerakan Wanita,” wanita-Indonesia. no 3 (1950): 151-152.

Ramadhan, Bilal. “Atut Bisa Jadi Tersangka”. Koran Republika, 20 Oktober 2013, 2.

W. Cantor, Dorothy. Woman in Power: Kiprah Wanita dalam Dunia Politik. Terj Abraham RAP. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1998.

Waskita, Daru dan Trijaya. “Pindah ke PDIP, Oneng Pamit PKB dengan Baik-baik.” news.okezone.com. diakses pada tanggal 10 Januari 2008. http://news.okezone.com/read/2008/01/10/1/74212/pindah-ke-pdip-oneng-pamit-pkb-dengan-baik-baik.