repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · fakta objektif...
TRANSCRIPT
v
ABSTRAK
ARINI WIBOWO
Analisis Semiotik Foto Berita Headline Pemilukada Banten 2011 di Koran
Tangsel Pos
Pemilukada adalah pemilu untuk memilih kepala daerah dan wakil
kepala daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Foto jurnalistik atau foto berita adalah
fakta objektif karena kamera foto tidak dapat berbohong dalam membuat
gambar. Headline dalam skripsi ini berarti berita utama. Ciri-cirinya adalah
menggunakan huruf lebih besar dibandingkan dengan judul berita lainnya
dalam satu halaman tersebut. Ukuran huruf yang dipakai pada umumnya 36-
60 poin pada layout luar negeri umumnya menggunakan 90 poin.
Bagaimana Koran Tangsel Pos mengemas foto berita yang juga
menjadi sebuah foto headline? Makna apa yang terkandung dari foto
headline koran Tangsel Pos?
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Adapun subjek penelitian adalah foto Pemilukada Banten 2011 yang menjadi
headline koran Tangsel Pos pada bulan Oktober 2011. Sedangkan objek
penelitian ini ialah foto-foto yang diambil dengan menggunakan purposive
sampling, yaitu metode penetapan sampel dengan berdasarkan pada kriteria-
kriteria tertentu.
Penelitian ini menggunakan analisis semiotik Roland Barthes yang
mengacu terhadap dua tanda (denotasi dan konotasi) untuk memahami
makna yang terkandung di dalam foto-foto yang menjadi headline pada
koran Tangsel Pos edisi Oktober 2011.
Koran Harian Tangsel Pos salah satu media lokal yang terbit setiap
harinya. Dalam penerbitannya koran Tangsel Pos hampir selalu menyertakan
foto berita berdasarkan permasalahan atau peristiwa yang diangkat. Foto
berita pada koran Tangsel Pos yang menjadi headline Tangsel Pos memiliki
kebijakan tersendiri serta harus relevansi dengan headline yang ditulis.
Dari tiga foto sampel yang dianalisis, dilihat dari tahapan
denotasinya, semua foto headline dilihat secara jelas oleh mata tanpa
penafsiran terlebih dulu. Pada tahapan konotasi kepopularitasan menjadi
modal yang sangat penting demi kemenangan. foto Atut sering menjadi
point of interest dibanding yang lain. Media bergantung kepada pemerintah
untuk dijadikan objek pemberitaanya, begitupun pemerintah yang
membutuhkan pencitraan positif.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan hanya kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, dan juga nikmat yang begitu banyak sehingga dengan
ridho dan pertolonganya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, shalawat
serta salam senantiasa terlimpah kepada nabi Muhammad SAW dan seluruh
keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya.
Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. H.
Arief Subhan, M.A. Wakil Dekan 1 Bidang Akademik, Bapak Dr.
Suparto, M.Ed. Ph.D. Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum,
Bapak Drs. Jumroni. M.Si, serta Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan. Bapak Dr. H. Sunandar, M.A.
2. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Bapak Kholis Ridho, M.Si. serta
Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik Ibu Dra. Hj. Musfirah Nurlaily,
M.A. yang telah banyak meluangkan waktunya untuk sekedar
berkonsultasi dan meminta bantuan dalam hal perkuliahan.
3. Dosen Pembimbing skripsi, Dr. Suhaimi, M.Si yang telah
membimbing peneliti dengan sabar sehingga skripsi ini selesai
dengan baik dan lancar.
vii
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi atas
ilmu yang telah diberikan kepada peneliti.
5. Segenap staf Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
6. Tangsel Pos khususnya kepada Mas Irawan, yang di sela
kesibukannya menyempatkan diri untuk menjadi narasumber dalam
penelitian ini, begitu juga dengan Bpk Khomsurizal, Mba Irma yang
telah banyak membantu peneliti dan semua staf Tangsel Pos yang
tidak bisa peneliti sebutkan keseluruhan.
7. Kedua orangtua tercinta dan terkasih Bpk. Effendi Wibowo dan Ibu
Siti Humaidah atas do’a, kasih sayangnya serta perjuanganya yang
tiada henti memotivasi peneliti dan membuat peneliti menjadi seperti
sekarang ini. Tiada henti do’a ini selalu peneliti panjatkan untuk
kalian, semoga kalian selalu dalam perlindungan Allah swt dan
Ridhanya. Peneliti mencintai kalian selamanya hinggan akhir hayat.
8. Kepada Suamiku Suhendra Setiawan dan calon permataku yang
kedua terima kasih atas do’a, kasih sayangnya, serta kesabaranya
yang telah kalian berikan hingga membuat peneliti dapat berdiri tegak
dan kuat hingga saat ini. Peneliti selalu sayang dan berdoa untuk
kebaikan kalian sampai peneliti menutup mata dalam kebahagiaan.
9. Saudara kandung, (Muharis Wibowo, Rahmahani Wibowo dan
Alisya). Terima kasih atas dukungan dan semangatnya sehingga
skripsi ini dapat selesai.
viii
10. Sahabatku Hani Inayati dan Ika Soliha yang selalu memberikan
motivasi kepada peneliti. Semoga kita tetap bersahabat hingga Allah
yang memisahkan.
11. Teman-teman Jurnalistik angkatan 2008 yang udah sangat peduli dan
selalu kasih semangat serta mendukung dan mendo’akan peneliti.
Peneliti sangat bangga telah menjadi bagian dari sejarah jurnalistik di
kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Akhirnya peneliti hanya mampu mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya dan rasa syukur kepada semua pihak yang telah banyak
membantu peneliti baik secara langsung maupun tidak. Semoga Allah SWT
selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Peneliti
menyadari skripsi ini masih belum mencapai kesempurnaan dan meminta
maaf, namun peneliti telah berusaha semaksimal mungkin dengan baik.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Jakarta, 19 Desember 2014
Arini wibowo
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………………………………….... i
KATA PENGANTAR …………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………... …… v
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….. vii
BAB I PENDAHULU AN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ……………………… 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………… 7
D. Metodologi Penelitian ………………………………... 8
E. Tinjauan Pustaka …………………………………….. 13
F. Sistematika Penelitian ……………………………....... 14
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pemilukada ....……………………………. 17
B. Pengertian Fotografi dan Foto Berita ………………… 18
C. Hubungan Tangsel Pos dengan Pemberitaan Pemilukada
Banten 2011 ………………………………………….. 27
D. Pengertian Headline ……………………………………….. 29
E. Pengertian Semiotik ………………………………….. 35
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah dan Perkembangan Tangsel Pos ……………... 46
B. Penyebaran koran ………….………………………….. 49
C. Redaksi ………………………………………………... 52
D. Penghargaan ………………………………………….. 55
E. Latar Belakang Redaktur …………………………….. 56
F. Sampel Data …………………………………………. 58
BAB IV TEMUAN dan ANALISIS DATA
A. Analisis Data Foto 1 ………………………………….. 62
1. Tahap Denotasi …………………………………… 62
2. Tahap konotasi ……….………………………….. 64
3. Mitos …………..………………………………… 67
B. Analisis Data Foto 2 …...……………………………. 71
1. Tahap Denotasi …………………………………… 71
2. Tahap Konotasi …………………………………… 72
3. Mitos ……………………………………………… 74
C. Analisis Data Foto 3 …………………………………. 79
1. Tahap Denotasi …………………………………… 79
2. Tahap konotasi …………………………………..... 80
3. Mitos ……………………………………………… 81
x
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………. 84
B. Saran ………………………………………………... 86
DAFTAR PUSTAKA …..………………………………………… …… 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Berita Piramida terbalik …………………….. 29
Gambar 2. Penyebaran Koran Perwilayah ……………………… 49
Gambar 3. Jenis Pekerjaan …….………..…………..………… 50
Gambar 4. Usia Profil Pembaca .………………………………… 50
Gambar 5. Jenis Kelamin ……………………………………….. 50
Gambar 6. Jenjang Pendidikan …………………………………. 51
Gambar 7. Penghasilan Pembaca Perbulan ……............………..... 51
Gambar 8. Analisis Data 1……………………………………….. 61
Gambar 9. Analisis Data 2……………………………………….. 70
Gambar 10. Analisis Data 3……………………………………… 78
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampuran 1. Transkip Wawancara
Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian di Tangsel Pos
Lampiran 3. Surat Keterangan bebas SPP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah yang selanjutnya
disebut pemilukada adalah pemilu untuk memilih kepala daerah dan wakil
kepala daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.1
Pemberitaan Pemilukada Banten 2011 yang menjadi perhatian semua
wilayah Banten seperti Tangsel, kota Tangerang, kab. Tangerang, Pandeglang,
Cilegon, Serang dan kota terkait lainnya, menyebabkan redaksi Tangsel Pos
membuat halaman eksklusif terkait pemberitaan Pilkada Banten. Itu sebabnya
pemberitaan ini dijadikan headline, selain informasi beritanya yang menarik
perhatian masyarakat secara luas juga memiliki daya jual.
Berkaitan dengan foto headline, perlu dibahas terlebih dulu mengenai
apa itu fotografi. Fotografi yang berasal dari kata Yunani yaitu "Fos" yang
berarti Cahaya dan "Grafo" yang berarti melukis atau menulis dengan
menggunakan media cahaya.2 Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses
atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan
1Hafiz Anshary AZ, M.A., Ketua KPU, dkk., Buku Panduan KPPS Pemilukada(Jakarta
Australian Electoral Commission , 2010), h. 2-3. 2M. Mudaris, Jurnalistik Foto, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 1996), h.7
1
2
merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang
peka cahaya.
Fotografi memiliki beberapa cabang berdasarkan obyek fotografinya
dan karyanya. Cabang fotografi berdasarkan obyeknya diantaranya: fotografi
bentang alam (nature), fotografi satwa dan flora, fotografi dokumentasi,
fotografi jurnalistik. Sedangkan cabang fotografi berdasarkan karyanya
terbagi menjadi lima cabang besar, yaitu : Amatir, Profesional, Komersial,
Seni, dan Polaroid Land Camera.3
Secara garis besar, menurut Guru Besar Universitas Missouri, AS,
Cliff Edom, foto jurnalistik adalah paduan antara gambar foto dan kata yang
menghasilkan satu kesatuan komunikasi. Foto jurnalistik merupakan salah
satu media penyampai berita melalui bentuk visual yang juga sebagai
kombinasi dari kata dan gambar yang menghasilkan satu kesatuan
komunikasi.4
Jadi, selain fotonya, foto jurnalistik juga harus didukung dengan kata-
kata yang terangkum dalam kalimat yang disebut dengan teks foto atau
caption foto, dengan tujuan untuk menjelaskan gambar dan mengungkapkan
pesan atau berita yang akan disampaikan ke publik. Jika tanpa teks foto maka
sebuah foto hanyalah gambar yang bisa dilihat tanpa bisa diketahui apa
informasi dibaliknya.
3http://edzoelverdi.com/2008/06/08/mengenal-cabang-cabang-fotografi/. Diakses pada tgl.19-
10-2011 4 Audy Mirza Alwi, FOTO JURNALISTIK, (Jakarta: PT Bumi Aksara. 2006), h.4
3
Dalam sebuah penyajian berita, foto jurnalistik menjadi sangat
penting. Semua media, baik media cetak ataupun online selalu melengkapi
berita yang disajikan dengan menampilkan sebuah foto yang tentunya
berkaitan dengan beritanya.
Foto-foto yang disajikan di media merupakan visualisasi dari suatu
peristiwa. Foto-foto tersebut memiliki makna yang secara tidak langsung telah
bercerita dalam suatu kejadian yang akan dijadikan sebuah berita. Oleh
karena itu, foto yang dihasilkan harus foto yang baik dan mengandung unsur
berita. Suatu foto yang baik diibaratkan dengan seribu kata.
Fungsi foto dalam sebuah surat kabar khususnya pada headline, selain
sebagai alat komunikasi pendukung berita juga membuat berita lebih mudah
dimengerti dan dipahami. Menarik perhatian pembaca agar membaca berita
tersebut, karena biasanya daya tarik yang juga menentukan pembaca untuk
membaca berita adalah melihat fotonya terlebih dahulu sebelum membaca
beritanya.
Sebuah foto berita pada headline haruslah menunjang beritanya, maka
dengan demikian haruslah terdapat komunikasi yang menandai antara
wartawan dan fotografer, keduanya harus bekerja sebagai satu tim. Tidak
akan berarti, jika headline yang berjudul “ Demo Mahasiswa Menjadi
4
Kekerasan”. Dan foto yang disajikan hanya menampilkan suatu barisan
pendemo yang berjalan secara tertib. 5
Concise Oxford English Dictionary mendefinisikan suatu berita
sebagai perbandingan informasi, pelukisan atau ikhtisar ataupun reproduksi
suatu tempat kejadian atu pidato atau kasus hukum yang khusus
dipublikasikan dalam surat kabar. 6Membedakan antara fakta atau sebuah
peristiwa yang mengandung berita, ternyata tidak mudah. Feeling seorang
wartawan harus teliti dalam setiap menangkap fakta atau peristiwa yang
terjadi.
Headline merupakan bagian yang berisi kalimat pembuka yang singkat
namun bisa menceritakan banyak hal dan membuat orang penasaran untuk
membaca kelanjutan informasinya. Sebuah headline idealnya harus jelas,
mudah dipahami, membuat penasaran dan memenuhi keinginan pembacanya.
Headline memegang 90% pengaruh seseorang akan meneruskan membaca
atau tidak. Jika meleset dalam menentukan headline maka telah kehilangan
90% kesempatan berita tersebut dibaca. 7
Koran Tangerang Selatan Pos (Tangsel Pos) adalah Koran pertama dan
terbesar di Tangerang Selatan. Tangsel pos didirikan pada 1 Desember 2008
5Hyderabad, Allied Publishers Private Limited, Sebuah Pedoman Untuk Pewartakantor
Berita. Subanto Taif (jakarta: PT. Sinar Hudaya), hal 42. 6Ibid
7http://cafebisnis.com/2011-04/mengenal-headline-dan-tagline-sales-letter/#more-
2255.Diakses pada tanggal 24 Oktrober 2011
5
oleh H. Margiono, pelaku bisnis surat kabar yang berhasil membesarkan
Rakyat Merdeka di bawah naungan Jawa Post Group menjadi koran terbesar
di Indonesia. Kelahiran Tangsel Pos juga bertepatan dengan
dimekarkankanya kota baru, yaitu kota Tangerang Selatan (Tangsel) dari
yang sebelumnya bernama Tangerang.8
Dalam penempatan foto berita, koran Tangsel Pos memiliki
pertimbangan tertentu pada penyajiannya dalam bentuk foto berita. Prinsip
KoranTangsel Pos didasari oleh semangat untuk memajukan kota baru
tersebut agar terus berkembang menjadi kota modern, sesuai dengan cita-cita
awal masyarakat Tangsel saat membentuk kota ini. Kehadiran Tangsel Pos
diharapkan bisa memberi informasi yang lengkap, akurat, dan memberikan
warna beda kepada masyarakat Tangsel.
Berkaitan dengan peranan pers sebagai mata dan telinga idealnya dapat
terus menjalankan fungsinya secara maksimal. Adalah fungsi pokok pers
seperti dikemukakan Harold D. Laswell adalah sebagai pengawas sosial
(social surveillance) 9begitupun dengan Tangsel Pos. Usaha penyebaran
informasi dan interpretasi objektif mengenai berbagai peristiwa dengan tujuan
kontrol sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan masyarakat, dan
biasanya media lokal dengan sengaja mengemas dengan sengaja pemberitaan
daerahnya tersendiri atau bahkan hampir semua halamannya menampung
8 Tangsel pos.com
9 Laswel, Harold D, dari Bryson, L. (1964), The Communication of Ideals, Cooper Square
Publisher: New York.Dalam, Gun GunHeriyanto, Opini “Pilkada Media dan Citra Politik”, h. 4.
6
informasi pemberitaan mengenai pemerintahan politik di
wilayahnya.Berdasarkan permasalahntersebut, penulis bermaksud melakukan
penelitian dengan judul“ ANALISIS SEMIOTIK FOTO BERITA
HEADLINE PEMILUKADA BANTEN 2011 DI KORAN TANGSEL
POS”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak melebar, maka yang diteliti
dalam penelitian ini terbatas pada makna-makna yang terkandung di dalam
tiga foto berita headline Pemilukada Banten di Koran Harian Tangsel Pos
edisi bulan Oktober 2011. Di edisi bulan Oktober 2011 ini hanya memuat
beberapa foto saja yang dijadikan headline yang langsung berkaitan dengan
pemilukada Banten 2011, hal ini berdasarkan atas kriteria foto headline yang
dijadikan sampel penelitian yaitu foto sampel tersebut merupakan foto yang
dijadikan sebagai headline utama, foto sampel merupakan foto headline
tentang Pemilukada Banten 2011, foto sampel juga termasuk foto jurnalistik
yang berarti foto berita.
Berdasarkan pembatasan masalah yang tertulis di atas, maka
perumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apa makna denotasi pada foto berita headline Pemilukada Banten
2011 di koran Tangsel Pos?
7
2. Apa makna konotasi pada foto berita headline Pemilukada Banten
2011 di koran Tangsel Pos.?
3. Mitos apa yang terdapat pada foto berita headline Pemilukada Banten
2011 di koran Tangsel Pos?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah memberi pengetahuan mengenai
makna dalam sebuah foto dan untuk mengatasi salah membaca pesan dari
foto berita.
Tujuan khusus dari penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisa
beberapa permasalahan. Sebagai berikut:
1. Makna denotasi yang terkandung pada foto berita headline Pemilukada
Banten 2011 di koran Tangsel Pos
2. Makna konotasi yang terkandung pada foto berita headline Pemilukada
Banten 2011 di koran Tangsel Pos
3. Mitos yang terkandung pada foto berita headline Pemilukada Banten
2011 di koran Tangsel Pos
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah
1. Secara teoritis, penelitian inibermanfaat untuk memberikan gambaran
mengenai dunia fotografi, khususnya fotografi jurnalistik yang mengandung
8
berita kepada mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik. Selain itu juga memberikan
gambaran bagaimana cara membaca dan menerapkan ilmu semiotika dalam
membaca makna dalam sebuah foto berita agar lebih kritis dalam memaknai
foto berita di media massa.
2. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran
langkah-langkah yang perlu diperhatikan sebelum membuat sebuah foto,
khususnya foto berita serta langkah dalam membaca arti yang ada di dalam
foto berita dengan menggunakan semiotik.
E. Metodologi Penelitian
Metode penelitian ini adalah paradigma interpretative, dimana pemaknaan
hanya terjadi pada konsep mental pada tiap-tiap individu, sebab penelitian ini
bersifat subjektif. Penelitian kualitatif biasanya digunalan dalam ilmu
pengetahuan sosial yang berhubungan dan berinterkasi langsung dengan
manusia dan dalam proses pemaknaan tidak lepas dari unsur subjektifitas.
Pendekatan subjektif mengasumsikan bahwa10
pengetahuan tidak mempunyai
sifat objektif dan tetap, tetapi bersifat enterpretatif.
Penelitian ini mendasarkan diri kepada hal-hal yang bersifat diskursif,
seperti transkip dokumen, catatan lapangan, hasil wawancara, dokumen-
dokumen tertulis dan data nondiskrusif. Pijakan analisis dan penarikan
10
Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu komunikasi dan
ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT, Remaja Rodaskarya, 2002) h.
9
kesimpulan dalam penelitian komunikasi kualitatif adalah kategori-kategori
subsstansif dari makna-makna atau lebih tepatnya adalah interpretasi-
interpretasi terhadap gejala yang diteliti 11
1. Subjek, Objek dan Tempat Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah koran Tangsel Pos
sedangkan objek penelitian ini ialah foto berita headline pada koran Tangsel
Pos sejak tanggal 7, 23 dan 25 Oktober 2011. Tempat pengambilan data dalam
penelitian ini dilaksanakan di kantor redaksi Koran Tangsel Pos yang berada
di Jalan raya Serpong-Tangerang blok no. 23. komplek Tol Bolevard BSD,
Serpong, Tangerang Selatan.
2. Sampel
Dalam penarikan sampel, peneliti menggunakan teknik pengambiln
sampel purposive sampling, yaitu tekhnik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:68). Menjaring sebanyak mungkin
informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya.Dengan demikian
tujuannya bukanlah memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan yang
nantinya dikembangkan ke dalam generalisasi.
Sampel sumber data yang dipilih oleh peneliti ialah tiga foto Headline
Pemilukada Banten 2011 di Koran Tangsel Pos Oktober tanggal 7,23 dan 25.
11
Parwito, Penelitian Komunikasi kualitatif, (Yogyakarta: LKis Pelangi Aksara, 2007) h. 37-
38
10
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Karl Weick mendefinisikan observasi sebagai pemilihan, pengubahan,
pencatatan dan pengodean serangkaian perilaku. 12
Dalam penelitian
ini, peneliti melakukan pengamatan dengan melihat langsung serta
mencermati setiap tanda-tanda pada objek penelitian yakni tiga foto
headline Pemilukada Banten 2011 di Koran Tangsel Pos sejak tanggal
7, 23 dan 25 Oktober.
b. Dokumentasi
Dokumen adalah resepresentasi dari arsip. Dokumen adalah rekaman
peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan. 13
Dokumentasi adalah
peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai bentuk
data tertulis (buku, majalah, atau jurnal) yang terdapat di
perpustakaan, internet atau instansi lain yang dapat dijadikan analisis
dalam penelitian ini. Dokumen-dokumen yang ada kemudian
dipelajari untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini.
Peneliti mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian
berupa tiga foto headline Pemilukada Banten 2011 di Koran Tangsel
Pos.
c. Wawancara
12
Jalaluddin Rakhmat, Metodologi Penelitian Komunikasi, (Bandung: Rodaskarya, 2005),
h.83 13
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004),
h.97.
11
Wawancara (interview) merupakan alat pengumpulan data yang sangat
penting dalam penelitian komunikasi kualitatif yang melibatkan
manusia sebagai subjek.14
Dalam hal ini wawancara dilakukan kepada
Khomsurizal selaku redaktur Tangsel Pos, Irma selaku wartawan
Tangsel Pos dan Irawan selaku fotografer Tangsel Pos.
4. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis semiotik, yaitu dengan semiotik
Roland Barthers yang mengacu terhadap dua tanda, yaitu konotasi dan
denotasi yang berguna untuk memahami makna yang terkandung di dalam
foto-foto yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
F. Tinjauan Kepustakaan
Foto berita merupakan salah satu pokok penting dari sebuah
berita.Penelitian dengan subjek foto berita pernah diteliti oleh Septian
Ernawan, mahasiswa IISIP Jakarta, pada tahun 2004.Judul penelitianya ialah
Penyajian Foto Headline Surat Kabar Republika Edisi Juli-Desember 2007
Dilihat Dari Nilai Berita, Syarat Foto dan Syarat Caption.
Selain itu, skripsi lain yang juga meneliti foto berita menggunakan
semiotika Roland Barthes disusun oleh Fatimah Thamrin, mahasiswa Fakultas
Dakwah dan komunikasi Jakarta pada tahun 2008, dengan judul Makna Foto
14
Parwito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, h.132.
12
Berita Ibadah Haji (Analisis Semiotika Karya Zarqoni Maksum Pada Galeri
Foto Antara.co.id) dan skripsi yang disusun oleh Angga Rizal Nurhuda,
mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jakarta pada tahun 2009. Judul
penelitiannya ialah Analisis Semiotika Foto Berita Headline Koran Tempo.
Ketiga skripsi di atas memiliki objek yang sama, yaitu sama-sama
menggunakan foto. Tetapi perbedaanya ialah, skripsi pertama menggunakan
objek foto lebih melihat kepada nilai berita dan syarat-syaratnya. Skripsi
kedua lebih kepada makna fotonya dan skripsi terakhir lebih kepada analisis
semiotika foto berita headlinenya. Masing-masing menggunakan tekhnik
analisis semiotika model Roland Barthers.
Meskipun dalam penelitian ini penulis merujuk pada skripsi di atas,
tetap penelitian yang dilakukan penulis berbeda. Lebih ditekankan pada foto-
foto berita headlineyang memiliki kategori foto berkaitan dengan politik
seperti fotoPemilukada Banten 2011 di koran Tangsel Pos sejak tanggal 7, 23
dan 25 Oktober 2011 yang dijadikan objek penelitian, dengan menggunakan
pendekatan analisis semiotik Roland Barthers. Diharapkan penelitian dapat
menambah referensi, khususnya yang berkaitan dengan tema penelitian
danpenelitianya dilakukan di kota Tangsel.
13
G. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini peneliti akan menjabarkan latar belakang, pembatasan
juga perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Teori
Menjabarkan isi penelitian yang didapatkan dari hasil studi pustaka
dan wawancara serta teori yang digunakan dalam penelitian ini.Yaitu,
pengertian pemilukada, pengertian fotografi, pengertian headline,pengertian
semiotik serta bagaimana membaca makna yang terdapat dalam foto
menggunakan analisis semiotik, terutama menggunakan analisis semiotik
Roland Barthers.
BAB III : Gambaran Umum
Membahas profil Koran harian Tangsel Pos yang sekarang merupakan
Koran nomor 1 di Tangerang Selatan.Sejarah berdirinya Koran Tangsel Pos,
visi misi yang dimiliki Koran Tangsel Pos serta beberapa prestasi yang telah
didapatkan, beserta sampel data yaitu foto berita headline Pemilukada di
Koran Tangsel Pospada tanggal 7, 23 dan 25 edisi Oktober 2011.
BAB IV : Analisis Data
Menganalisis tentang makna yang terkandung dalam foto Pemilukada
Banten di Koran Tangsel Pos tanggal 7, 23 dan 25 edisi Oktober 2011 dengan
menggunakan analisis semiotic Roland Barthers.
14
BAB V :Penutup
Kesimpulan dari hasil penelitian serta saran maupun kritik dari
permasalahan yang diangkat.
15
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pemilukada
Pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah yang selanjutnya
disebut pemilukada adalah pemilu untuk memilih kepala daerah dan wakil
kepala daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.15
Pemilukada meliputi :
1. Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur yang menjadi penelitian skripsi ini,
yaitu mengenai Foto Headline Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Banten
2011 edisi Oktober . Di mana para calon kandidat tersebut adalah no urut 1.
RT Atut Chosiyah, SE – H. RanoKarno, 2. Drs. H. Wahidin Halim, M. SI –
Hj. Irna Narulita, SE,.MM dan 3.H. Jazuli Juwaini, MA –Drs. H. Makmun
Muzakki R.
2. Pemilu Bupati dan Wakil Bupati;
3. Pemilu Walikota dan Wakil Walikota;
15
Hafiz Anshary AZ, M.A., Ketua KPU, dkk.,Buku Panduan KPPS Pemilukada(Jakarta :
Australian Electoral Commission , 2010), h. 2-3.
16
Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah penyelenggara pemilihan umum di
tingkat nasional, KPU Provinsi penyelenggara pemilihan umum di tingkat provinsi,
KPU Kabupaten/Kota penyelenggara pemilihan umum di tingkat kabupaten / kota
dan semuanya itu merupakan lembaga yang bersifat nasional, tetap dan mandiri,
sebagaimana dimaksud dalam UU No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara
Pemilihan Umum.
1. PPK dan PPS
Panitia Pemilihan Kecamatan dan Panitia Pemungutan Suara merupakan
pelaksana pemilukada di tingkat kecamatan dan tingkat desa/kelurahan.PPK
dan PPS penyelenggara yang bersifat sementara.
2. KPPS
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang juga bersifat sementara.
Penyelenggaraan Pemilukada langsung di Indonesia dimulai pada
tahun Juni 2005 merupakan kelanjutan dari proyek demokratis. Semangatnya
adalah koreksi terhadap sistem demokrasi tidak langsung (perwakilan), di
mana kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh DPRD, menjadi
demokrasi yang berakar langsung pada pilihan rakyat (pemilih).Oleh karena
itu, keputusan politik untuk menyelenggarakanpilkada langsung adalah
langkah strategis dalam rangka memperluas, memperdalam dan meningkatkan
kualitas demokrasi.16
16
http://ml.scribd.com/doc/58280832/Tugas-Pemilukada/. Diakses pada tanggal 10/7/2012.
17
B. Pengertian Fotografi dan Foto Berita
Kata fotografi berasal dari bahasa Yunani, dari kata phos artinya
cahaya dan graph yang berarti menulis atau menggambar. Jadi, secara harfiah,
fotografi berarti menggambar dengan bantuan cahaya.17
Foto merupakan pesan
yang dibentuk oleh sumber emisi, saluran transmisi dan titik resepsi.Struktur
sebuah foto bukanlah sebuah struktur yang terisolasi, karena selalu berada
dalam komunikasi dengan struktur lain, yakni teks tertulis, judul, keterangan,
artikel, yang selalu mengiringi foto.Dengan demikian pesan keseluruhannya
dibentuk oleh kooperasi dua struktur yang berbeda.18
Foto kadang disebut sebagai pengganti mata manusia.Namun, foto
butuh “pendekatan” tertentu agar betul-betul bisa menggantikan mata manusia
karena foto punya sangat banyak kekurangan.Memahami sense of scale atau
pemberian dimensi pada benda terpotret merupakan hal yang sangat penting,
terutama pada fotografi jurnalistik.19
Selembar foto adalah sepotong rekaman visual.Pemandangan yang ada
betul-betul dipotong oleh lensa dan alat cetak foto.Namun, karena hanya
sepotong itu, sebuah foto justru mendapatkan kekuatannya.20
17
Ibid. h.7. 18
Seno Gumira Ajidarma, Kisah Mata, Fotografi, (Yogyakarta : Galang Press, 2002), h. 27 19
Arbain Rambey, ”Klinik Fotografi Memahami Sense of Scele,” , 05, 2011, h. 36 20
Ibid. h. 20
18
Fotografi ialah menggambar dengan sinar, menggambar di sini tidak
sekedar memindahkan sebuah bentuk yang sebenarnya ke film atau ke kertas
foto, seperti yang kita lihat.Tetapi kita merekam sebuah moment, situasi,
bentuk untuk diabadikan dalam film dan kemudian dipindahkan ke kertas foto
dan juga kertas media cetak.21
fotografi ialah bahasa visual dan bahasa
Internasional, yang dapat dimengerti oleh hampir semua bangsa di dunia.
Fotografi pada umumnya dipandang sebagai suatu proses teknologi
yang memungkinkan kita membekukan waktu, gerak atau peristiwa yang
terdapat dalam kenyataan tri-matra. Dengan bantuan bahan peka cahaya (film
dan kertas) mengubahnya menjadi kenyataan dwi-matra, baik secara
monochrome (hitam-putih) ataupun berwarna ( di kertas atau bahan
transparan). Dengan demikian, sebuah foto pada dasarnya adalah wujud satu
moment dari satu atau serangkaian gerak.22
Foto berita ialah foto yang dibuat oleh seorang wartawan foto, dengan
menggunakan kamera foto, berupa gambar. Disusun berdasarkan kaidah-
kaidah foto serta kaidah-kaidah jurnalistik. Foto berita adalah fakta objektif
karena kamera foto tidak dapat berbohong dalam membuat gambar.23
Secara
umum foto jurnalistik atau disebut juga dengan foto berita merupakan
penggabungan antara medium visual dan medium verbal yang artinya foto
dilengkapi dengan tulisan yang mengantar dari isi foto itu sendiri.
21
Baharun, Wawasan Jurnalistik Global, (Surabaya: PT Bina Ilmu Offset, 199), h.74 22
Angga Rizal Nurhuda, “ Analisis Semiotika Foto berita Headline Koran Tempo,” (Skripsi S1
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam negeri Jakarta, 2009), h. 14 23
M. Mudaris, jurnalistik Foto, h. 55-56.
19
Ada banyak segi penting dalam foto berita atau foto jurnalistik , yaitu
obyektivitas, kejujuran, dan keaslian foto. Ternyata obyektivitif, jujur, dan asli
hanyalah hal-hal yang tidak mutlak dan mudah “dibelok-belokkan”,
tergantung dari cara memandang seseorang. Pemikiran jurnalistik dalam dunia
foto jurnalistik, di mana, bagaimana, dan kapan kita memotret adalah inti
terciptanya sebuah foto. Seorang jurnalis foto harus sudah mempunyai
gambaran seperti apa foto yang dibuat sebelum dia berangkat memotret untuk
adegan-adegan yang bisa dibayangkan, seperti acara-acara resmi
kepresidenan. Sang fotografer harus sudah punya gambaran kira-kira dia akan
memotret di posisi mana, dan pada keadaan apa. 24
Foto berita dijelaskan oleh berbagai teks, ada yang berupa caption,
headline ataupun artikel atau bisa jadi gabungan antara ketiganya. Adapun arti
dari captin ialah mengulangi saja denotasi, oleh karena itu kurang
menghasilkan efek konotatif bila dibandingkan dengan teks dalam headline
atau artikel.
Seorang fotografer harus memiliki imajinasi agar fotonya bisa
menggambarkan realitas dengan sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya. Dengan
demikian, dia harus mengambil foto dari beberapa sudut untuk mencari
berbagai kemungkinan terbaik. Di lapangan, dengan waktu singkat, pemikiran
24
Arbain Rambey, ”Klinik Fotografi Subyektivitas dalam Foto Jurnalistik,” , 11, 2011, h.
33,36
20
mungkin tidak bisa terlalu dalam. Sesampai di kantor, dia bisa lebih leluasa
memilih dari sejumlah foto yang sudah diambilnya.
Foto berita atau foto jurnalistik adalah dunia informasi. Kebohongan
tentu tidak diinginkan terjadi, namun, “bumbu” selalu diperlukan dalam dunia
apa pun agar sesuatu menjadi lebih “enak”. Sudut pemotretan yang baik akan
menghasilkan foto yang lebih “berbunyi”. Dalam foto jurnalistik, sudut dan
cara memotret akan membedakan foto satu dengan lainnya Kebohongan atau
kejujuran hanyalah maslah persepsi.25
. ”Fotografer dalam memotret seringkali memperhatikan pose,
objek yang dipilihnya logo, tekhnik, dan juga sejumlah manipulasi
demi tercapainya apa yang hendak ditulisnya. Hal ini seringkali
ditemukan dalam sejumlah media cetak. (St, Sunard, 2004: 157.158) “
Foto jurnalistik memiliki beberapa jenis yang dibentuk oleh badan
Foto Jurnalistk Dunia (World Press Foundation), yaitu
1. Spot Photo
Foto yang dibuat dari peristiwa yang tidak terjadwal.Misalnya foto
kebakaran, kecelakaan dan sebagainya.Foto jenis ini harus segera disiarkan
karena merupakan sesuatu yang up to date.
2. General News Photo
Adalah foto yang diabadikan dari peristiwa yang terjadwal, rutin dan
biasa. Temanya bisa bermacam-macam, yaitu: politik, ekonomi dan humor.
25
ibid
21
3. People in The News Photo
Adalah foto tentang orang atau masyarakat dalam suatu berita, yang
ditampilkan adalah pribadi atau sosok orang yang menjadi berita itu.
4. Daily Life Photo
Adalah foto yang tentang kehidupan sehari-hari manusia dipandang
dari segi kemanusiawiaanya (humor interest).
5. Portrait
Adalah foto yang menampilkan wajah seseorang secara close up.
ditampilkan karena adanya kekhasan pada wajah yang dimiliki atau
mempunyai kekhasan yang lain.
6. Sport photo
Foto yang dibuat dari peristiwa olahraga.
7. Science and Technology Photo
Foto yang diambil dari peristiwa-peristiwa yang ada kaitannya dengan
ilmu pengethuan dan tekhnologi.
8. Art and Culture photo
Adalah foto yang dibuat dari peristiwa seni dan budaya.
9. Social and Environment
22
Adalah foto tentang kehidupan social masyarakat serta lingkungan
hidupnya.26
Penulis sebuah berita akan lebih baik dan lengkap apabila didampingi
oleh sebuah foto yang dapat bercerita tentang situasi tersebut. bila sebuah
berita yang baik dan hangat, tetap akan terasa kurang, apabila tidak dilengkapi
dengan foto sebagai bukti liputan peristiwa yang terjadi. Sebuah berita bisa
dibuat dengan mengumpulkan bahan peristiwa tersebut berlalu, tetapi tidak
demikian dengan foto, kita tidak akan dapat membuat foto peristiwa yang baik
apabila tidak ada pada saat peristiwa tersebut terjadi, dan menyaksikannya
langsung.
Bahkan sebuah foto bisa dianggap membenarkan atau menjadi data
yang dapat menguatkan isi berita tersebut.karena dia hadir sebagai bukti nyata
dari peristiwa tersebut. Sebuah berita, misalnya mungkin sulit akan
menggugah hati orang yang membacanya, apabila tidak dilengkapi dengan
foto, tetapi sebuah foto dapat dicerna atau dimengerti meskipun tanpa berita
atau teks sekalipun. Sebuah foto yang baik dapat menciptakan sebauh berita
yang baik, tetapi sebuah berita yang sebenarnya menarik, menjadi kurang
menarik karena dbutuhkan banyak kata untuk menyampaikannya, sedangkan
media cetak tentu mempunyai batas tertentu.
Peran foto headline sangat penting karena, selain merupakan foto
terkuat dan foto utama di edisi sebuah surat kabar, foto headline berperan juga
26
. Audy Mirza. Foto jurnalistik.h.8-9.
23
sebagai “hiasan” utama halaman depan. Dengan kata lain, foto headline harus
menarik secara visual bagi siapapun. Foto headline adalah selera subyektif
sebuah surat kabar atau selera subyektif redaktur yang sedang bekerja saat
sebuah koran dibuat. 27
Terkadang terdapat dua atau lebih media yang memasang foto yang
temanya sama, bahkan sering pula sama persis, seperti pada contoh media
Kompas dan Indopos pernah memasang foto yang persis sama, bahkan cara
memotongnyapun hampir sama. Saat itu secretariat presiden mengirimkan
foto sebuah kegiatan presiden SBY mengunjungi sebuah panti pendidikan
bagi orang cacat fisik ke semua koran. Saat itu hanya Kompas dan Indopos
yang kebetulan sama-sama menganggap foto tersebut layak untuk dijadikan
sebuah foto headline.kejadian lain adalah saat Kompas dan Media Indonesia
sama-sama memuat foto headline tentang antrean minyak tanah. Juga saat
terjadi Bom Kuningan di Jakarta tahun 2004, hampir semua koran memuat
foto headline tentang peristiwa itu. Ada beberapa yang bahkan memuat foto
persis sama, yaitu bentuk awan cendawan dari bom yang meledak persis di
Kedubes Australia saat itu. 28
Saat sebuah koran disiapkan, hal pertama yang dipikirkan adalah
headline tulisannya. Biasanya, setelah headline tulisan disetujui rapat redaksi,
foto headline diusahakan melengkapi headline tulisan itu. Artinya, foto
27
ibid h. 40 28
Ibid
24
headline harus satu kesatuan dengan headline tulisannya.Namun, adakalanya
headline tulisan tidak punya foto yang memadai.Misalnya, headline tulisan
adalah “Rupiah Menguat terhadap Dollar”, tentu tidak mudah mendapatkan
foto yang sesuai. Manakala headline tulisan tidak mempunyai foto yang satu
“napas” biasanya sang redaktur foto memikirkan kemungkinan foto lain.
Kemungkinan- kemungkinan itu adalah:
1. Foto yang berhubungan dengan headline tulisan kedua. Selain headline,
dalam halaman pertama sebuah surat kabar biasanya ada berita yang
disebut headline kedua.
2. Foto yang merupakan foto terpenting dari halaman dalam atau disebut foto
headline dalam. Bisa jadi ini adalah foto headline untuk halaman
kebudayaan atau foto headline halaman ekonomi. Untuk pilihan ini, pada
teks foto akan disebutkan bahwa beritanya ada di halaman ekonomi.
Untuk pilihan ini, pada teks foto akan disebutkan bahwa beritanya ada di
halaman mana.
3. Foto lepas alias foto yang tidak berhubungan dengan berita di halaman
mana pun. Biasanya foto lepas secara visual menarik dan dalam teksnya
sudah tekandung sebuah informasi yang ringan namun kuat.
25
Foto headline ibarat rias wajah. Dia harus dipilih sebaik mungkin
sabab menyangkut penampilan kita di depan umum. Foto headline yang
lemah membuat lemah surat kabar itu secara keseluruhan. 29
C. Pengertian Headline
Dalam alur sebuah penulisan berita, tentunya terdapat sebuah panduan
yang menuntun seorang jurnalis dalam menulis berita yang baik dan benar.
Pada acuan teori jurnalistik, terdapat sebuah pola penulisan yang kerap kali
disebut Piramida Terbalik .Pola ini memiliki tiga tujuan antara lain:
1. Untuk menarik perhatian pembaca
2. Memudahkan bagi pembaca mengetahui isi sebuah berita.
3. Tidak mengurangi isi berita bila tejadi pemotongan karena kolom yang
tersedia tidak cukup memuat keseluruhan berita.
Gambar 1: Struktur Berita Piramida Terbalik
29
ibid
Judul Berita (Headline)
Waktu &tempat(Date line)
Line Teras Berita (Lead)
Tubuh berita(Body)
Elaboration
Cath All
26
Sumber :Edy Chandra S.sn, “Susunan Anatomi Sebuah Berita”, Perancangan media Publikasi
(November 2008): h. 1
Menurut Grand M, Hyde dalam karya bukunya Journalistic Writing,
beliau mengatakan bahwa judul sebuah berita dalam surat kabar dapat
dikatakan dengan sebutan headline. Sedangkan di majalah dipakai istilah
heading atau titles.30
Terdapat 2 (dua) pengertian headline, yaitu headline yang berarti judul
berita atau headline yang mempunyai arti berita utama.Ciri-cirinya adalah
menggunakan huruf lebih besar dibandingkan dengan judul berita lainnya
dalam satu halaman tersebut.Ukuran huruf yang dipakai pada umumnya 36-60
poinsedangkan pada layout luar negeri umumnya menggunakan 90 poin. 31
Onong Uchjana Efendy mengatakan,” Berita utama adalah berita surat
kabar, majalah, radio, atau televisi, yang dinilai penting untuk suatu masa
penyiaran.32
Menurut A.M. Hoeta Soehoet pengertian berita utama adalah:
30
Edy Chandra S.sn, “Susunan Anatomi Sebuah Berita”, Perancangan media Publikasi
(November 2008): h. 1
31
ibid 32
Onong Uchjana Efendy, Dimensi-dimensi komunikasi, (Bandung: Mandar Maju, 1981), h.
160
Semua bagian ini tersusun secara terpadu dalam sebuah berita.Metode ini
lebih menojolkan inti berita. Lebih menekankan hal-hal yang khusus dan
mengedepankan unsur yang berupa fakta, kemudian baru hal yang umum.
Tujuannya untuk memudahkan pembaca mengetahui apa yang diberitakan
(Budiman 2005).
27
Headline dengan pengertian berita utama adalah berita yang menurut
penilaian redaksi surat kabar merupakan berita penting dari semua berita yang
disajikan surat kabar pada hari itu. Karena itu, untuk headline diberikan
tempat utama yang mudah dibaca, yaitu
halaman satu atau halaman pertama dan bagian atas yang paling kiri, headline
biasanya terdiri dari tiga, empat atau lima kolom. 33
Membuat sebuah headline bukan pekerjaan yang sekedar
mengandalkan akal sehat, pikiran kritis, kreatifitas, atau intuisi. Secara
teknishedlinedituntut untuk mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca,
meskipun hanya dibaca sekilas. Pada prinsipnya, perancangan headline
idealnya berpihak pada karakteristik dan kebutuhan target audiens. Apapun isi
dan bentuk beritanya, headline harus mampu mengemban fungsinya secara
optimal. Sebuah headline yang bagus akan mampu menghentikan
mataaudience.
Headline, atau judul dengan huruf besar-besar yang mengawali berita,
adalah salah satu yang menarik mata pembaca. Headline yang buruk dan tidak
menarik akan menyebabkan pembaca enggan membaca berita dan langsung
melompat membaca ramalan bintang. Headline yang ditulis dengan baik akan
menarik perhatian pembaca dan membuat mereka mau membaca seluruh
beritanya.
33
A.M Hoeta Soehoet, Dasar-dasar jurnalistik, (Jakarta: Yayasan kampus Tercinta IISIP,
2003), h.78
28
Meski headline berisi kata paling sedikit dan pendek dibandingkan
dengan tulisan lain, namun dalam menulisnya membutuhkan lebih banyak
pemikiran dan kreativitas dalam menulis headline. Biasanya headline ditulis
menjelang dateline, penulis berusaha semaksimal mungkin untuk bisa
membuat headline yang bagus. Jika beritanya ditulis penulis lain, maka
sebaiknya si penulis headline membaca terlebih dahulu semua isi beritanya
agar memahami inti dari berita tersebut. Tulis ulang dengan singkat, ataupun
bisa juga dengan menggunakan sinonim atau merekonstruksi ulang kalimat
itu, sampai headline benar-benar pas dan sesuai dengan beritanya.
Fungsi headline, Headline berfungsi untuk menghentikan audience.
Salah satu cara untuk menghentikannya adalah dengan melalui pesan yang
menantang. Teknik ini akan semakin memiliki pengaruh jika mengundang
audience untuk berpartisipasi dalam mengembangkan pesan, atau dipaksa
untuk membaca dan menemukan jawabanya. Untuk itu, pesan yang agak tidak
sesuai dengan yang diyakini audience merupakan penarik perhatian yang
paling berharga.
Fungsi lain dari headline yang bagus adalah untuk mengenalkan ide
yang hendak dijual.
Editor membedakan dua jenis headline, ”teaser (penggoda) atau
“teller” (pemberitahu). Headline teller berusaha menarik perhatian dengan
meringkaskan berita penting secara jelas dan tepat. Isi headline teller ini
29
biasanya langsung ke sasaran. Headline teller sering didesain dengan
menggunakan satu atau dua jenis huruf standar.
Headline teaser menimbulkan perhatian dengan cara membangkitkan
rasa ingin tahu dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu atau dengan
menghibur pembaca. Permainan kata “Try-athlete” mungkin membangkitkan
rasa ingin tahu pembaca.Tetapi untuk memastikan agar pembaca mau
membaca berita, headline ini harus diiringi dengan headline teller sebagai
headline sekunder.Dalam kasus ini, teller bertajuk “Mahasiswa tingkat dua
berharap memenangkan lomba triathlon setelah lima kali mencoba” akan
membantu menjelaskan isi berita. Headline teaserbiasanya terkait dengan
berita feature atau berita yang bukan berita utama. Di banyak majalah, koran
dan yearbook, desainer menggunakan kreatifitasnya untuk mendesain
headline teaser.Jenis hurufnya sering mencerminkan isi berita.34
Menurut kepentingan berita kita mengenal empat jenis headline,
masing-masing :
1. Banner headline, berita yang sangat terpenting, jenis huruf
headline lebih besar dan tebal dibanding lainnya, serta menduduki
lebih dari empat kolom.
34
Tom E. Rolnicki, C. Dow Tate, Sherri A. Taylor, Pengantar Dasar Jurnalisme, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2008) h.221-222
30
2. Spread Headline ,berita kurang penting, headline tampak lebih
kecil dibanding banner headline dan besar dan tebal hurufnya
lebih kecil dibanding banner headline.
3. Secondary Headline, berita yang kurang penting, headline tampak
lebih kecil dari spread headline baik ukuran maupun ketebalan
hurufnya serta tempat yang diperlukan hanya dua kolom.
4. Subordinated Headline, berita yang terkadang dibutuhkan untuk
menutup tempat kosong pada halaman yang yang tersisa,
tempatnya cukup satu kolom saja dengan ukuran dan ketebaln
huruf lebih rendah dibanding jenis lainnya. 35
D. Pengertian semiotik
Semiotik adalah ilmu yang secara sistematis mempeljari tanda-tanda,
lambang-lambang, sistem-sistemnya dan prosesnya.36
Tanda- tanda adalah
perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini.
Semiotik atau dalam istilah Barthes pada dasarnya hendak mempelajari
bagaimana kemanusiaan (humanity memaknai hal-hal (things). Memaknai (to
signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan
35
Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, produk &kode etik,
(Bandung: Nuansa, 2004), h. 116.
36
Puji Santosa, Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra, (Bandung: Angkasa, 1931),
h.3
31
mengomunikasikan (communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek
tidak hanya membawa informasi, tetapi juga mengkonstitusi system
terstruktur dari tanda.37
Sebagai makhluk yang hidup di dalam masyarakat dan selalu
melakukan interaksi dengan masyarakat lainnya tentu membutuhkan suatu alat
komunikasi agar bisa saling memahami tentang suatu hal. Apa yang perlu
dipahami? Banyak hal salah satunya adalah tanda. Agar tanda itu bisa
dipahami secara benar dan sama membutuhkan konsep yang sama agar tidak
terjadi salah pengertian. Namun pada kenyataannya tanda itu tidak selamanya
bisa dipahami secara benar dan sama di antara masyarakat. Setiap orang
memiliki interpretasi makna tersendiri dan tentu saja dengan berbagai alasan
yang melatarbelakanginya.
Ilmu yang membahas tentang tanda disebut semiotik ( the study of
signs).38
Masyarakat selalu bertanya apa yang dimaksud dengan tanda?
Banyak tanda dalam kehidupan sehari -hari kita seperti tanda-tanda lalu lintas,
tanda-tanda adanya suatu peristiwa atau tanda -tanda lainnya.Semiotik
meliputi studi seluruh tanda -tanda tersebut sehingga masyarakat berasumsi
bahwa semiotik hanya meliputi tanda-tanda visual (visual sign). Di samping
itu sebenarnya masih banyak hal lain yang dapat kita jelaskan seperti tanda
yang dapat berupa gambaran, lukisan dan foto sehingga tanda juga termasuk
37
Ibid 38
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/Tinjauan%20Teoritik%20tentang%20Semiotik.pdf.
Diakses pada tgl. 26/4/2012.
32
dalam seni dan fotografi. Atau tanda juga bisa mengacu pada kata-kata, bunyi-
bunyi dan bahasa tubuh (body language).
“Semiotika adlah cabang ilmu yang semula berkembang dalam bidang
bahasa, kemudian berkembang juga dalam bidang seni rupa.
Semiotika adalah ilmu tentang tanda (sign) dan symbol dalam
kehidupan manusi.Erat kaitannya dengan masalah karya seni,
seniman dan publik seni. Charles Sanders Pierce, ahli filsafat dan
tokoh terkemuka dalam semiotika modern Amerika menegaskan bahwa
kita hanya dapat berpikir dengan sarana tanda. Manusia hanya dapat
berkounikasi dengan sarana tanda.”
Sedangkan Widagdo, dosen semiotika dari ITB mengatakan, “manusia
yang tidak mampu mengenal tanda tak akan bertahan hidup”. 39
“Barthes menggunakan istilah “order of signification “ untuk
denotasi, sedangkan konotasi adalah second order of signification.
Tatanan yang pertama mencakup penanda dan petanda yang
berbentuk tanda. Tanda inilah yang disebut makna denotasi.
Kemudian dari tanda tersebut muncul pemaknaan lain, sebuah konsep
mental lain yang melekat pada tanda (penanda). Pemakaian baru
inilah kemudian menjadi konotasi.” 40
Barthes membedakan dua macam itu dengan tujuan untuk mencari
batasan antara pesan denotative dan konotatif. Untuk menciptakan sebuah
semiotika konotasi gambar, kedua pesan ini harus dibedakan terlebih dahulu
karena sistem konotasi sebagai semiotik tingkat dua dibangun di atas sistem
denotatif. Dalam gambar atau foto, pesan denotasi adalah pesan yang
disampaikan secara keseluruhan dan pesan konotasi adalah pesan yang
dihasilkan oleh unsur-unsur gambar dalam foto. 41
Sebelum menganalisa
makna pesan denotatif dan konotatif kita perlu mengetahui batasannya serta
mengetahui unsur-unsur pendukung didalamnya.
39
Agus Priyatno, ”Memahami Gambar,”14, 1998, h.4 40
Ibid, h. 57. 41
ST. Sunardi, Semiotika Negativ, h.160.
33
Foto berita menurut Barthes ialah meliputi pesan tanpa kode dan juga
sekaligus pesan kode. Pesan konotasi bisa kita ketahui pada saat tahap proses
produksi foto. Konotasi juga mucul karena para pembaca membaca berita
tersebut menggunakan kodenya masing-masing.
Dalam The Photographic Message, Barthes mengajukan tiga tahapan
dalam membaca foto yang bersifat konseptual, yaitu: perseptif, konotasi,
kognitif dan etis-ideologis.
”Tahap perseptif adalah tahap pengumpulan dan upaya verbalisasi
gambar yang bersifat imajinatif. Kedua, tahap konotasi kognitif adalah tahap
pengumpulan dan upaya menghubungkan unsur-unsur historis daro denotasi
ke dalam imajinasi paradigmatic. Dengan demikian pengetahuan cultural
sangat menentukan dan ketiga, tahap etis-ideologis adalah tahap
pengumpulan berbagai penanda yang siap dikalimatkan sehingga motifnya
dapat ditentukan. “(ST. Sunardi 2002: 185)
Barthes juga menjelaskan mengenai enam prosedur atau kemungkinan
untuk mempengaruhi gambar sebagai analogon (denotasi).Kreenam langkah
tersebut dapat dipandang sebagai kegiatan “menulis’ karena apda hakikatnya
lewat prosedur tersebut seorang fotografer dapat menentukan barbagai unsure
tanda, hubungan, dan lain-lain yang menjadi pertimbangan utama ketika orang
membaca bahasa gambar tersebut.Pengetahuan ini penting untuk melihat
perkembangan prosedur mempengaruhi gamabar sebagai analogon (denotasi ).
Keenam prosedur ini dikategorikan menjadi dua, yaitu:
1. Rekayasa yang secara langsung dapat mempenagruhi realitas itu
sendiri. Terdiri dari:
34
a. Trick Effect, merupakan intervensi “ without warning in the plane of
denotation” artinya memanipulasi gambar sampai tingkat yang berlebihan
untuk menyampaikan maksud pembuat berita. Manipulasi dimaksudkan untuk
membuat foto menjadi lebih baik tanpa mengubah isi atau makan foto.
b. Pose, ialah gaya, posisi, ekspresi, dan sikap objek foto. Dalam
mengambil foto berita seseorang, seorang wartawan foto akan memilih objek
yang sedang diambil.
c. Pemilihan objek, objek ini ibarat perbendaharaan kata yang siap
dimasukkan ke dalam sebuah kalimat. Objek ini merupakan point of interest
(POI) titik perhatian pada sebuah gambar/foto.
2. Rekayasa yang masuk dalam wilayah “estetis”, terdiri dari:
a. Photogenia, adalahteknik pemotretan dalam pengambilan gambar.
Misalnya: lighting (pencahayaan), exposure (ketajaman foto), bluring
(keburaman), panning (efek kecepatan), moving (efek gerak), freeze (efek
beku), angle (sudut pandang pengambilan objek dan sebagainya.
b. Aestheticism, yaitu format gambar atau estetika komposisi gambar
secara keseluruhan dan dapat menimbulkan makna konotasi. Menurut pakar
fotografi, Anto Djoemairi, menyusun komposisi merupakan upaya menyusun
elemen-elemen foot yang esensial seperti bentuk, nada, warna pola dan tekstur
di dalam batasan suatu ruang. Tujuannya untuk mengorganisasikan berbagai
komponen foto yang saling berlainan menjadi sedemikian rupa sehingga
gabara tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung
satu sama lain, sehingga enak untuk dipandang.
35
c. sintaksis, yaitu rangkaian cerita dari isi foto/gambar yang biasanya
berada pada caption dalam foto berita dan dapat membatasi serta
menimbulkan makna konotasi. 42
syntax juga bisa menyusun tanda-tanda
menjadi satu kalimat. Satu makna tertentu. Syntak tidak harus dibangun lebih
dari satu foto. Dalam satu fotopun dapat dibangun syntax. Pembentukan
syntax seperti ini biasanya dibantu dengan caption. Caption foto merupakan
satu-satunya bagian foto yang menceritakan dengan jelas kepada kita saat
melihat foto, di dalamnya tersusun dengan jelas 5W + 1H.
”Menurut Barthers, mitos adalah sebuah kisah (a story) yang
melaluinya sebuah budaya menjelaskan dan memahami beberapa aspek
realitas. Mitos sebagai pelayanan terhadap kepentingan ideologi kaum borjuis.
Claude Levistrauss, seorang antropolog strukturalis, menyebutkan bahwa
satuan paling dasar pada mitos adalah mytheme seperti halnya signeme.
Mytheme ini tidak bisa dilihat secara terpisah dari bagian lainnya pada satu
mitos (Birowo, 2004: 57-58 dan 60) .”
Mitos memiliki empat ciri, yaitu:
1. Distorsife, hubungan antara Form dan Concept bersifat distrosif dan
deformatif. Concept mendistorsi Form sehingga makan pada sistem tingkat
pertama bukan lagi merupakan makna yang menunjuk pada fakta yang
sebenarnya.
2. Intensional, mitos tidak ada begitu saja. Mitos sengaja diciptakan,
dikonstruksikan oleh budaya masyarakatnya dengan maksud tertentu.
42
. ST. Sunardi, Semiotika Negativa, (Jogjakarta: Kanal, 2002) h. 160
36
3. Statement of fact, mitos menaturalisasikan pesan sehingga kita
menerimanya sebagai sebuah kebenaran yang tidak perlu diperdebatkan lagi.
Sesuatu yang terletak secara alami dalam nalar awam.
4. Motivasional, menutut Barthers, bentuk mitos mengandung motivasi.
Mitos diciptakan dengan melakukan seleksi terhadap berbagai kemungkinan
konsep yang akan digunakan berdasarkan semiotic ttingkat pertamanya. 43
Ketika mempertimbangkan sebuah berita atau laporan, akan menjadi
jelas bahwa tanda linguistik, visual dan jenis tanda lain mengenai bagaimana
berita itu direpresentasikan seperti tata letak/lay out, rubrikasi, dan sebagainya
tidaklah sederhana mendenotasikan sesuatu hal, tetapi juga menciptakan
tingkat konotasi yang dilampirkan pada tanda. Barthes menyebutkan bahwa
tanda denotasi dan konotasi proses menuju mitos. 44
Jadi dalam penelitian semiotic tentang foto berita headline Pemilukada
Banten 2011 di Koran Tangsel Pos ini, penulis menggunakan analisis
semiotic untuk menjadi titik berdiri penelitian dengan mengacu kepada makna
denotasi dan konotasi yang mengacu kepada enam prosedur yang dikemukan
oleh Roland Barthes, sehingga penulis dapat mengetahui makna denotasi dan
konotasi yang ada di dalam foto-foto yang diteliti.
43
Karolus Naga, “semiotika: Ilmu untuk berdusta.” 44
http: //abunavis.wordpress.com. diakses pada 17 Juli 2009
37
BAB III
PROFIL KORAN TANGSEL POS
A. Sejarah Serta Perkembangan Koran Tangsel Pos
Tangsel Pos lahir 1 Desember 2008, tidak lama setelah lahirnya kota
Tangerang Selatan (Tangsel) pada 26 November 2008 dari kabupaten
Tangerang. Surat kabar harian ini didirikan oleh H. Margiono, pelaku bisnis
media massa yang berhasil membesarkan Rakyat Merdeka sebagai koran
politik nomor satu (The Political News Leader) di Indonesia di bawah
naungan Jawa Post. Kelahiran tangsel Pos didasari oleh semangat untuk
memajukan kota baru berpenduduk sekitar 1,3 juta jiwa. Melalui Tangsel Pos
diharapkan kota dengan motto Cerdas, Modern, Religius it uterus berkembang
menjadi kota teladan di berbagai bidang bagi kota-kota lain sesuai dengan
cita-cita awal masyarakat Tangsel saat membentuk kota ini.Tangsel Pos hadir
dalam upaya memberikan informasi yang lengkap, akurat, dan memberikan
warna berbeda kepada masyarakat Tangsel.
Kota Tangsel memiliki potensi besar menyumbangkan pendapatan
daerah. Sebagai kawasan pemukiman modern, bisnis perdagangan dan jasa,
perekonomian kota Tangsel terus terdongkrak dengan baik. Investor-investor
dalam dan luar negeri sudah mempersiapkan diri masuk ke wilayah kota
Tangsel. Perkantoran modern yang asri nan hijau menjadi daya tarik bagi
38
pemilik modal untuk menginvestasikan budgetnya di kota Tangsel. Adalah
BSD City, Alam Sutera, Summarecon Serpong dan Bintari Jaya, yang kini
menjadi basis kota modern di kota Tangsel. Di dalamnya semua fasilitas
tersedia lengkap, mulai dari sekolah bertaraf internasional, rumah sakit
bertaraf internasional, trade center, mall, hotel berbintang, restoran dan jasa
lainnya.
Kota Tangsel teridiri dari tujuh kecamatan, yakni Serpong, Serpong
Utara, Pondok Aren, Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang dan Setu. Seluruh
kawasan di tujuh kecamatan it uterus berkembang pesat menjadi kawasan
pemukiman modern serta jasa dna perdagangan. Ciputat dan Pamulang
merupakan dua kawasan yang perekonomiannya makin mengeliat. Property
baru do berbagai kelas terus dibangun untuk memenuhi kebutuhan hunian
warga, baik dari Tangsel, wilayah Tangerang maupun Jakarta dan
sekitarnya.45
a. Visi dan Misi
Visi: Menjadi koran nomor satu dan terbesar di kota Tangerang Selatan.
Misi:
1. Koran referensi terdepn masyrakat kota Tangerang Selatan
2. Memupuk rasa tanggung jawab dan memiliki Tangsel aPos di hati warga
Tangsel
3. Menjadi wadah komunitas warga sekaligus koran panduan mereka
45
. Tangsel-pos.com. diakses pada tanggal.7.5/2012.
39
4. Sarana promosi yang baik dan tepat bagi semua produsen46
b. Data Teknis
Penerbit : PT. Serpong Media Utama
Bahasa : Indonesia 100%
Tebit : setiap hari, kecuali Minggu dan libur nasional
Jumlah Hal : 16 halaman (2 couple)
Ukuran : 6 kolom x 540 mm
Alamat : Griya pena, Ruko Golden Road Blok C32/12
ITC BSD City, Jl. Raya Serpong Kota Tangerang Selatan
Telepon : 021-5315 1050/ 5315 0542
Fax : 021-538 3852
Percetakan : PT Temprina Media Grafika
Rekening : BCA 4970485398 a/n PT Serpong Media Utama
Permata Bank 0701353129 a/n PT Serpong Media Utama
46
. Ibid, “ Tamgsel-Pos.com”
40
B. PENYEBARAN KORAN
Gambar 2. Penyebaran Koran Perwilayah
Penyebaran Koran Tangsel Pos disekitar wilayah Tangerang Selatan
mencakup 55% , lebih besar dibanding penyebaranya di wilayah Tangerang yang
mencakup 25%, sedangkan penyebaran di kabupaten Tangerang hanya mencakup
20% dan di Banten penyebaran paling sedikit hanya sebesar 0,5%.
Tangerang Selatan
55%
Tangerang
25%
Kabupaten Tangerang
20%
Banten
0,5%
41
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
PNS BUMN Pegawai swasta Ibu Rumahtangga
Pelajar /mahasiswa
Gambar 3. Jenis Pekerjaan
15% 16%
27% 30%
12%
16 - 20 Thn 20 - 29 Thn 30 - 39 Thn 40 - 49 Thn 50 Thn
Gambar 4. Usia Profil Pembaca
65%
35%
Gambar 5. Jenis Kelamin
Laki - laki
Perempuan
42
Sumber :Redaksi Tangsel Pos, “Media Kit Koran Tangsel Pos”, 2012, h. 2
SMPSMA
DiplomaUniversitas
0,5%
40%
30%
25%
Gambar 6. Jenjang Pendidikan
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
< Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 -Rp. 2. 000.000
Rp. 2.000.000 -Rp. 3. 000.000
> Rp. 3. 000.000
Gambar 7. Penghasilan Pembaca / Bulan
43
C. REDAKSI
Sudah tiga tahun Tangsel Pos hadir di tengah pembaca. Kurun waktu
ini tidaklah sebentar dengan sekelumit perjuangan panjang agar tetap survive
dan accepatable. Tangsel Pos sejak pertama kali terbit hingga saa ini telah
mengalami berbagai perubahan, baik content dan perwajahan serta formasi
gugus tugas dala newsroom yang ada. Tangsel Pos memantapkan diri sebagai
koran yang terkonsentrasi di wilayah basisnya yakni kota Tangsel dan wilayah
penyangganya Tangerang raya (Kabupaten dan Kota).
Dengan mengusung Tagline “ Koran Nomor 1 di Tangerang Selatan”,
media massa ini tumbuh berkembang seiring kemajuan kota Tangsel dan
menjadi referensi terdepan bagi masyarakat modern. Redaksi berkomitmen
sebagai pembuat produk untuk memastikan koran berkualitas tinggi serta
focus dalam peningkatan keterbacaan. Tangsel Pos sebagai bacaan keluarga
metropolis berbasis koran umum serta public Interest.
Tangsel Pos memiliki benchmark lebih jelas dengan mencakup content
untuk semua kalangan pembaca dan dikemas secara elegan dan dinamis sesuai
perwajahan design modern. Tangsel Pos sebagai variant newspaper local dari
Jawa Pos Grup akan mempertahankan acuan karakteristik yang disesuaikan
44
dalam lokalitas dan proximity pembaca di kota Tanggsel sebaagi basis utama
dan Tangerang Raya sebagai trigger in the struggle. 47
a. Rubrikasi Tangsel Pos
Nama Rubrik Content Posisi
Halaman
Tangsel Pos Halaman utama
meliputi berita terbaik
local dan nasional
1
Probis & Activity Informasi seputar
bisnis dari berbagai
segmen dan setengah
halaman lagi aktivitas
warga maupun
lembaga dengan
memperbanyak
parade foto
2
Ciputat – Doktren –
Bintaro
Informasi umum dari
wilayah kecamatan
3
Serpong – Setu –
Pamulang
Informasi umum dari
wilyah kecamatan
4
Inside Zona iklan otomotif 5
Inspiro Membahas sukses
karir wanita tangguh
ditambah informasi
seputar kesehatan
wanita
6
Sambungan…. Sambungan berita hal.
1
7
New Bie Halaman khusus
sekolah (korannya
pelajar) yang meliputi
kegiatan pelajar, guru
dll
8
Tangerang Pos Halaman utama dari
wilayah kota
Tangerang dan
kabupaten Tangerang
9
47
Lampiran Company Profile koran Tangsel Pos
45
dengan berita-berita
terbaik
Kota Tangerang Informasi umum dari
wilayah kota
Tangerang
10
Kabupaten
Tangerang
Informasi umum dari
wilayah kabupaten
Tangerang
11
1 Informasi seputar
otomotif, kesehatan,
property, teknologi.
12
Nasional Berita – berita terbaik
dari wilayah Banten
13
Sambungan … Sambungan berita
hal.9
14
Banten News
Network
Berita-berita terbaik
dari wilayah Banten
15
Hot Sport Informasi olahraga
local, nasional dan
internasional
16
Sumber :Redaksi Tangsel Pos, “Media Kit Koran Tangsel Pos”, 2011, h. 3-4
b. Event Organizer
Untuk memberikan program tepat sasaran bagi perusahaan, Tangsel
Pos membuat divisi event organizer yang dikelola secara professional.Tujuan
utama dari event ini yaitu mempertemukan antara produsen dengan konsumen
secara efektif melalui peran media di dalamnya.Sudah banyak event yang
digelar Tangsel Pos, baik event yang kita buat sendiri maupun event yang
diminta oleh pihak klien.
46
Tentu saja ada beberapa kelebihan bekerjasama dengan tim event
Tangsel Pos , Pendekatan ke masyarakat lebih mudah, all in one partrnership,
jaringan dan jangkauan lebih luas dan harga bisa dirundingkan.48
Event yang sudah digelar diantaranya:
1. JF Sulfur Goes to School 2010
2. Yamaha afety riding 2010
3. Indosat pelatihan Jurnalistik 2010
4. The first Tangsel Auto Expo 2011
5. Senam dan jalan sehat 2011 (10.000 peserta se Tangerang)
6. Tangsel Pos Award 2011 untuk gubernur provinsi Banten, Bupati
tangerang dan tokoh masyarkat kota Tangsel H. Zarkasih Nur
(Mantan Menteri Koperasi dan UKM). 49
D. PENGHARGAAN
Tangsel Pos mendapatkan penghargaan LKC Award 2011 dari LKC
Dompet Dhuafa pada November 2011.Tangsel Pos dinilai sebagai media yang
salah satu kontennya konsen dengan berita-berita social dan kemasyArakatan.
Media lain yang mendapatkan LKC Award 2011 adalah harian Republika, TV
48
Ibid 49
Ibid
47
One, Trans TV dan Radio Mercy FM. Penghargaan dilaksanakan di Pondok
Indah Jakarta. 50
E. LATAR BELAKANG REDAKTUR
1) H. Margiono (Pembina)
Karirnya dimulai dari seorang reporter di Jawa Pos Surabaya.Tokoh
Pers ini namanya terus meroket dan sukses memimpin lebih dari 150
penerbitan Jawa Pos Group. Pria yang kini menjadi ketua Persatuan
Wartawan Indonesia (PWI) Pusat ini juga sukses mengembangkan
Koran Rakyat Merdeka sebagai Koran politik pertama dan terbesar di
Indonesia (the political nw=ews leader). Di bawah Rakyat Merdeka
kemudian berkembang media cetak, percetakan, dan online, yaitu
Lampu Hijau, Non Stop, Banten Pos, Tangsel Pos, Satelit News (Radar
Tangerang), Tabloid Loker, Majalah Syariah, RMBook, dan RM
online.
2) Budi Rahman Hakim (Komisaris) Kehidupan wartawan sudah digelutinya sejak masih dibangku kuliah.
Lulus ia langsung menjadi wartawan di Rakyat Merdeka hingga
Redaktur Utama Rakyat Merdeka. Sukses mengembangkan redaksi,
kini ia lebih intens berkecimpung di ranah bisnisnya serta terlibat
50
ibid
48
mengembangkan media dan unit usaha lain di bawah naungan Rakyat
Merdeka Group.
3) Hari Prastowo (Direktur) Namanya identik dengan keberhasilan pemasaran bisnis media.Ia
memiliki kaya pengalaman memimpin berbagai penerbitan pers mulai
dari surat kabar sampai majalah. Dalam decade terakhir ia sukses
mengembangkan Koran local di wilayah Tangerang Banten.
4) Atho Al Rahman (General Manager) Hobi menulis sudah dutekuninya sejak masih di bangku kuliah.Yakin
dengan kebiasaanya itu lalu masuk menjadi wartawan di Rakyat
Merdeka. Selama lima tahun lebiah ia ikut mengembangkan harian
Indo Pos (Jawa Pos Group), kemudian dipercaya mengembangkan
Koran Tangsel Pos menjadi Koran Nomor 1 di Tangerang Pos.
5) Khomsurizal (Pemimpin Redaksi) Pengalaman keredaksian sudah dilakoninya sejak lama.Karirnya
dimulai dari reporter, lalu editor dan hingga kini menjadi pemimpin
redaksi.angsel Pos selalu inovatif dan edukatif untuk memenuhi selera
pembaca.51
51
Ibid
49
F. SAMPEL DATA
Sebagai media lokal, harian Tangsel Pos mempunyai tugas untuk
memberikan informasi seputar pemberitaan politik daerah kepada
masyarakat khususnya yang berdomisili di kota Tangerang Selatan. Harian
lokal Tangsel Pos mempunyai kewajiban memberikan berita yang berkaitan
dengan masalah pemerintah politik di Tangsel sebagai kota baru dengan
pemerintahan yang baru, contohnya adalah pemberitaan mengenai
Pemilukada Banten 2011.
Media local Tangsel Pos memberikan pelayanan informasinya kepada
khalayak umum, khususnya masyarakat wilayah Tangerang Selatan tanpa
harus menghilangkan fungsi-fungsinya sebagai media. Di Koran Tangsel Pos
informasi berita dibagi dalam dua bagian yaitu, Tangerang Pos dan Tangsel
Pos, fokusnya tetap di Tangselnamun tetap mengakomodir wilayah-wilayah
luar yang berdekatan dengan Tangsel sebagai koran keduaatau untuk
memperkuat pemberitaan dan jaringan luar. Oleh karenanya Tangsel Pos
membentuk koran ke dua Tangerang pos yang meliputi wilayah Tangerang,
kabupaten dan kota. Berita – berita disini juga tidak terlalu lebar tapi masuk
ke wilayah yang paling kecil.Hal ini merupakan strategi Koran Tangsel Pos.
Pemberitaann Pemilukada Banten 2011 termasuk berita politik yang
ada di Tangsel Pos, kebijakan redaksi yang menjadikan berita ini sebagai
headlinetidak lain karena berita pemilukada menjadi perhatian setiap
50
wilayah seperti Tangsel, kota Tangerang, kab. Tangerang, Pandeglang,
Cilegon, Serang dan kota terkait lainnya yang menjadi wilayah Banten.
Foto – foto yang diteliti dalam penelitian ini ada tiga foto yang
dijadikan headline. Foto general news photo yang berlatar belakang politik ini
sebenarnya tidak hanya terdapat tiga foto tetapi banyak, namun karena
penelitian ini hanya berfokus pada jenis foto general news photo berlatar
belakang politik tentang Pemilukada Banten 2011 edisi terbit tanggal 7, 23
dan 25 Oktober 2011 dan foto yang merupakan headline utama, maka hanya
tiga foto yang dijadikan headline yang terpilih sebagai sampel penelitian. Data
foto diambil langsung dari kantor redaksi Tangsel Pos dan merupakan karya
fotografer Tangsel Pos. lokasi pengambilan foto dilakukan di wilayah
Tangerang Selatan, Serpong dan wilayah sekitar Provinsi Banten.
51
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Foto – foto yang diteliti dalam penelitian ini adalah foto-foto yang
terkait langsung dengan Pemilukada Banten 2011 yang dijadikan headline. .
Foto general news photo yang berlatar belakang politik ini sebenarnya tidak
hanya terdapat tiga foto tetapi banyak, namun karena penelitian ini hanya
berfokus pada jenis foto general news photo berlatar belakang politik tentang
Pemilihan Cagub dan Cawagub Banten 2011 yang dilaksanakan setiap lima
tahun sekali, maka hanya foto-foto yang terkait saja yang dijadikan sampel
penelitian. Data foto diambil langsung dari Koran edisi terbit tanggal 7,23 dan
25 Oktober dan merupakan karya fotografer Tangsel Pos. Lokasi pengambilan
foto dilakukan di wilayah Tangerang Selatan, Serang di Provinsi Banten. Tiga
Cagub dan Cawagub tersebut adalah Ratu Atut Choisiyah – Rano Karno
berada di no urut 1, Wahidin Halim – Irma Narulita no urut 2 dan Jazuli
Zuwaini – Makmun Muzzaki no urut 3.
52
Gambar 11.
Sumber Koran Tangsel Pos, 7 Oktober 2011
53
A. Analisis Data foto 1
1. MAKNA DENOTASI
Makna denotasi dalam foto 1:
a. Tampak tiga Cagub dan Cawagub sedang melakukan kampanye. Semua
Cagub dan Cawagub sama-sama menggunakan mobil serta didampingi
pengawal dan tim sukses masing-masing.
b. Tampak kiri cagub Atut menggunakan jilbab dan pakaian putih sambil
menunjukkan jari telunjuknya ke arah depan. Kepalanya agak sedikit
menunduk diiringi senyum, di samping kirinya Rano Karno yang
menggunakan seragam koko berwarna putih yang dipadu dengan sarung
berwarna merah. Tepat di belakang mobilnya terlihat seorang laki-laki
paruh baya berbaju merah, mobil berwarna hitam disertai tim sukses Atut
berseragam merah terlihat menyapa para pendukung Cagub no urut 1 ini.
c. Tampak kiri bawah cagub dan cawagub no urut 2 menggunakan baju yang
berwarna sama putih dengan Irna yang juga menggunakan jilbab, berada
di atas mobil bersama rombongan kampanyenya menggunakan baju
berwarna hitam, diiringi beberapa pengawal polisi serta disaksikan
beberapa orang yang kemungkinan adalah para pendukung Wahidin-Irna.
d. Tampak kanan bawah cagub dan cawagub no urut 3 Jazuli-Mazukki
menggunakan pakaian putih sama-sama menggunakan kacamata dan
54
berpeci hitam, berada di atas mobil diiringi beberapa pengawal
berseragam hitam.
2. MAKNA KONOTASI
a. Trick Effect
Trick effect merupakan manipulasi gambar secara artificial, dengan
maksud membuat foto menjadi lebih aik lagi tanpa mengubah isi foto yang
sebenarnya.
Dalam foto sampel ini, terlihat indikasi pemotongan sebagian gambar
atau cropping yang dilakukan untuk membuang gambar yang dirasa tidak
perlu atau mengganggu komposisi visual dari foto sample ini.
Selain itu, terlihat ada sentuhan editing dengan menggunakan aplikasi
pengolahan data foto atau gambar yang menggunakan sebuah aplikasi
pengolahan data foto atau gambar, seperti Photoshop dan aplikasi sejenisnya
dengan tujuan mengatur kontras warna ataupun tata letak foto yang lebih baik
tanpa merubah foto yang sebenarnya.
b. Pose
Pose dapat dikatakan sebagai style atau gaya, sikap, ekspresi objek
maupun posisi fotografer. Pada data sampel foto tampak para Cagub dan
55
Cawagub yang memperlihatkan ekspresi yang tenang, ramah dan seolah
seperti bijaksana sambil berusaha meyakinkan masyarakat disekelilingnya
bahwa mereka patut untuk dipilih menjadi pemimpin. Khusus pada ekspresi
dan sikap tubuh Atut, ia berusaha menampilkan jari telunjuknya seolah-olah
mengartikan pilihlah angka satu (bahwa no urut Pilgubnya berada pada no
urut 1). Kendaraanyapun sengaja menggunakan oplet Film Si Doel Anak
Sekolah yang hampir semua masyarakat betawi mengenal Rano sebagai
bintang film yang memiliki karismatik dan terkenal dibanding pasangan
lainnya. Trik ini menambah poin plus bagi pasangan no 1 agar masyarakat
lebih memilih mereka dibanding lainnya.
Posisi fotografer pada saat pengambilan gambar berada tepat di depan
objek foto dengan meletakkan posisi kamera eye level (sejajar lurus) dengan
objek gambar Atut sedangkan posisi kamera agak high level (tinggi) saat
pengambilan gambar Cagub – Cawagub lainnya.
c. Object
Objek merupakan benda-bendat atau sesautu yang dikomposisikan
sedemikian rupa sehingga dapat diasosiasikan dengan ide-ide tertentu dan
merupakan point of interest atau pusat perhatian dalam foto.
Penempatan foto Cagub Cawagub no urut 1, diletakkan paling atas dan
memiliki space yang lebih besar dibanding kedua foto lainnya, di sini terlihat
56
ada satu upaya agar mata para pembaca langsung tertuju pada foto Atut -
Rano yang lebih memiliki point of interest dibanding foto lainnya.
d. Photogenia (Tekhnik Foto)
Adalah seni memotret agar foto yang dihasilkan telah menggunakan
beberpa teknik-teknik memotret, seperti teknik lighting (pencahayaan),
exsposure (ketajaman foto), bluring (keburaman), angle (sudut pandang
pengambilan foto) atau cara pengambilan foto, panning (efek kecepatan),
moving (efek gerak), freeze (efek beku), dan sebagainya.
Di sampel foto ini, fotografer tidak memerlukan artificial light atau
cahaya tambahan dari lampu flash, cukup menggunakan available light atau
cahaya alami dari matahari. Foto juga berada dalam keadaan normal, speed
(pengatur cepat lambatnya cahaya terekam) dengan diafragma (rana atau
lubang dalam lensa tempat banyak sedikitnya cahaya yang masuk) dalam
keadaan seimbang. Foto ini tidak terlihat under exsposure (gelap) dan over
exsposure (terlalu terang) maka dapat dikatakan bahwa pencahayaan foto ini
normal.
Foto focus pada objek Atut, sedangkan sisi samping dan belakang
tidak terlalu focus dan dibiarkan apa adanya. Angle pemotretan eye level,
Posisi kamera sejajar lurus dengan mata fotografer dan objek foto.
57
e. Aesheticism (komposisi)
Adalah format gambar atau estetika komposisi gambar secara
keseluruhan dan dapat menimbulkan makna konotasi. Tujuannya untuk
mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan menjadi
sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang
saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya dengan demikian menjadi
baik dipandang.
Komposisi dalam foto ini cukup sempurna, objek foto ditempatkan
tepat berada di tengah sedangkan bagian lainnya terdapat komponen
pendukung disertai foto para pengawal kampanye masing-masing cagub
cawagub dan pendukung tim sukses masing-masing. Perlengkapan seperti
mobil dan pakaian yang disesuaikan pada saat kampanye menjadi komponen
pelengkap lainnya. Kendaraan yang digunakan oleh Atut – Rano adalah mobil
oplet yang digunakan pada film Si Doel Anak Sekolah.
f. Syntax
Merupakan rangkaian cerita dari isi foto atau gambar yang biasanya
berada pada caption (keterangan foto) dalam foto berita dan dapat membatasi
serta menimbulkan makna konotasi. Syntax juga dapat menyusun tanda-tanda
menjadi suatu kalimat, satu makna tertentu. Syntax tidak harus dibangun lebih
dari satu foto. Dalam satu foto pun dapat dibangun syntax. Biasanya syntx
dibangun dengan caption. Caption foto merupakan satu-satunya bagian foto
58
yang menceritakan dengan jelas kepada kita saat melihat foto, di dalamnnya
tersusun dengan jelas 5W+1H.
Caption merupakan teks singkat yang dimaksudkan untuk
memberikan penjelasan pada foto atau keterangan tambahan pada gambar.
Fungsi caption adalah menjelaskan kepada pembaca peristiwa yang berkenaan
dengan foto tersebut. Meskipun foto tidak disertai berita atau artikel, maka
caption dapat dilengkapi dengan menuliskan 5W + 1H.
Jika dilihat sekilas (tanpa membaca caption) foto ini hanya terlihat
ketiga pasangan Cagub Cawagub berada di mobil yang masing-masing
mereka tumpangi. Tetapi tidak terlihat bahwa ketiga Cagub dan cawagub ini
sedang melakukan kampanye, disinilah kegunaan caption untuk meperjelas
foto tersebut.
Foto ini menggunakan caption yang menjelaskan tiga pasangan calon
gubernur Banten 2011 mengikuti proses “kampanye Damai” yang digelar
KPU. Caption juga berfungsi sebagai relay (percepatan) agar penikmat foto
dan pembaca langsung mengerti pesan yang disampaikan.
Konotasinya, politik uang merupakan suatu pelanggaran
kampanye.Politik uang umumnya dilakukan simpatisan, kader atau bahkan
pengurus partai politik.Pada pemilukada Banten 2011 ini guna mencegah
terjadinya politik uang maka diadakanlah kampanye damai yang diikuti oleh
ketiga pasangan cagub dan cawagub.Semua kandidat diminta untuk tidak
59
melanggar aturan seperti melakukan politik uang pada saat kampanye maupun
pemungutan suara.
7. MITOS
Teori mitos dikembangkan oleh Roland Barthers untuk melakukan
kritik atas ideologi budaya massa (budaya media). Mitos menggambil sistem
semiotic tingkat pertama sebagai landasannya sehingga mitos merupakan
sistem semiotic yang terdiri dari sistem linguistic dan sistem semiotic. Roland
Barthers menyebut mitos sebagai cara berbicara yang baru (a new type of
speech).
Kampanye damai yang dilakukan oleh ketiga pasangan cagub Banten,
merupakan salah satu cara mereka untuk menarik simpatik warga. Hal ini
dilakukan bertujuan untuk memberikan citra yang baik dalam Pemilukada
Banten kali ini serta memberikan suatu kepercayaan terhadap masyarakat
bahwa meskipun ketiga cagub ini bersaing dalam politik tetapi mereka tetap
saling menghargai, menghormati sekaligus memberikan contoh politik dan
demokrasi yang baik terhadap masyarakat. Perjanjianpun dilakukan oleh
ketiga pasangan cagub, dengan menandatangani nota kesepahaman prasasti
kampanye damai yang disaksikan salah satunya oleh ketua KPU Banten
Hambali.
60
Ada yang menarik perhatian kita jika diperhatikan dari kendaraan
konvoi yang digunakan oleh pasangan no urut satu yaitu, penggunaan oplet
yang pernah digunakan dalam film Si Doel Anak Sekolahan bernomor polisi B
1053 UA. Diantara ketiga pasangan cagub, no urut pertamalah yang lebih
menarik perhatian para masyarakat, hampir semua masyarakat mengetahui
siapa Rano Karno dan lebih mengenalnya lewat film Si Doel Anak sekolahan.
Citra Atut dimata masyarakat juga tidak kalah, masyarakat tau bahwa Atut
adalah anak kandung dari jawara Banten Prof. TB. Chasan Sohib yang paling
disegani dan ditakuti oleh masyarakat Banten Selain dikenal sebagai jawara,
ayah dari Atut juga adalah seorang paling kaya raya. Factor penentu yang
menentukan suksenya kampanye adalah citra dari kandidat itu sendiri.Hal
yang dilakukan oleh ketiga cagub ini termasuk kedalam kampanye politik.
Menurut dosen Komunikasi Politik FDK UIN JKT Gun Gun Heriyanto,
pengertian kampanye politik adalah kampanye yang berorientasi pada
kandidat, umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk memperoleh kekuasaan
politik.
Mitos yang terkandung dalam foto sampel ini adalah, politik uang
menjadi sebuah ancaman yang harus diantisipasi dan dihindari dalam setiap
pemilu, termasuk pada pemilukada Banten tahun 2011 ini. Istilah politik uang
merujuk pada penggunaan uang untuk mempengaruhi keputusan tertentu,
entah itu dalam pemilu atau hal lain yang berhubungan dengan keputusan-
keputusan penting. Harus diakui, peran uang semakin vital dalam demokrasi.
61
Namun, peran uang kian membahayakan proses demokrasi ketika setiap
parpol dan kandidat terus berlomba-lomba menumpuk uang dengan berbagai
cara untuk membiayai proses pemenangganya.
Para kandidat harus berkomitmen dan berkonsisten untuk menekan
tidak terjadinya politik uang dan kecurangan-kecurangan lain selama
pemilukada berlangsung. Bagaimanapun situasinya praktik politik uang dalam
pesta demokrasi rakyat diharamkan. Politik uang merupakan tantangan
terbesar dan sebuah ancaman dalam perkembangan demokrasi di tanah air.
Sebab, politik uang merusak demokrasi. Demokrasi yang baik, juga
ditunjukkan dengan focus pada sistem, bukan pada perseorangan. Daripada itu
pengambilan keputusan dalam demokrasi harus dilakukan dengan transparan.
62
Gambar 12.
Sumber Koran Tangsel Pos, 23 Oktober 2
63
B. Analisis Data Foto 2
1. MAKNA DENOTASI
Makna denotasi dalam foto 2:
a. Tampak tiga Cagub Banten sedang melaksanakan pencoblosan di masing-
masing TPS.
b. Cagub Banten No urut 1 terlihat sedang memasukkan kertas suaranya ke
dalam kotak suara. Dengan dikelilingi beberapa fotogrfer dan pemburu
berita.
c. Terlihat Cagub Banten no urut 2 Wahidin dan istri melakukan
pencoblosan di TPS dekat kediamanya sambil menunjukkan kertas suara.
Ikut serta pula anak Wahidin.
d. Cagub no urut 3 bersama istri juga melakukan pencoblosan di TPS,
tampak Jazuli akan memasukkan kertas suaranya ke dalam kotak suara
disusul dengan istrinya yang tepat berda di belakangnya.
2. TAHAP KONOTASI
a. Trick Effect (manipulasi foto)
Foto telah melewati proses pengeditan berupa cropping untuk
membuang bagian yang tidak perlu dan agar dapat lebih focus kepada
kegiatan pencoblosan para Cagub Banten tersebut. Terlihat adanya
proses balancing color agar warna menjadi leboh kontras.
64
b. Pose
Pose pada sampel kedua ini yaitu, dimulai dari foto Cagub Atut
yang menunjukkan ekspresi wajahnya dengan tersenyum yang bisa
diartikan bahwa beliaupun ikut mencoblos dan mau menyempatkan
diri datang langsung ke TPS serta beupaya meyakinkan bahwa beliau
telah melakukan pencoblosan dengan memasukkan kertas suara ke
dalam kotak suara.
Cagub no urut 2 juga menunjukkan ekspresi yang tidak jauh beda
dengan cagub Atut, mereka juga sangat berpartisipasi dalam kegiatan
pencoblosan serta menunjukkan kertas suara mereka sebagai bukti
mereka telah melakukanya. Begitupun dengan Jazuli serta istri dengan
ekspresi yang terlihat santai Jazuli memasukkan kertas suara ke dalam
kotak suara.
c. Object
Kelihatanya si fotografer sengaja meletakkan foto-foto para Cagub
ini selalu sesuai dengan no urut mereka masing-masing. Tetapi yang
terlihat agak berbeda adalah foto Atut yang lebih eksklusif dengan
dikelilingi para wartawan dan pemburu berita lebih memiliki perhatian
tersendiri dibanding dengan foto lainnya.
65
d. Photogenia (Teknik foto)
Foto ini diambil dengan menggunakan bukaan rana Sepertinya
fotografer menggunakan available light, cahaya matahari masuk
melalui jendela ruangan. Sedangkan angle yang digunakan adalah eye
level dengan mata si fotografer dan objek.
e. Aesheticism (komposisi)
Komposisi foto terlihat sempurna, tepat sasaran dalam
menyampaikan pesan dalam foto tersebut. Fotografer men-zoom
objek-objek foto tersebut. Dengan perlengkapan disekeliling seperti
kotak suara, surat pemilih dan tempat pengambilan foto semakin
mengkuatkan komposisi foto sedikit bantuan cropping melalui
photoshop menyempurnakan foto tersebut.
f. Syntax
Pada foto ini caption foto berfungsi sebagai penjelas tambahan,
bukan lagi sebagai relay (percepatan). Karena tanpa membaca
captionnyapun penikmat foto sudah dapat mengetahui bahwa para
cagub Banten sedang melakukan pencoblosan di TPS.
66
Konotasi dari analisis kedua ini yaitu, kemenangan Atut-Rano
dipengaruhi beberapa factor diantaranya kepopularitasan Atut dan
kepercayaan masyarakat Banten terhadap kinerja Atut dianggap oleh mereka
baik. Sehingga menunjang keunggulan kandidat no urut 1 ini. Kelihatanya si
fotografer sengaja meletakkan foto-foto para Cagub ini selalu sesuai dengan
no urut mereka masing-masing. Tetapi yang terlihat agak berbeda adalah foto
Atut yang lebih menarik perhatian dengan dikelilingi para wartawan dan
pemburu berita, dibanding dengan foto cagub dan cawagub lainnya. Media
yang selalu focus menampilkan foto-foto Atut membuat mata para pembaca
lebih terfokus kepadanya.
3. MITOS
Ketika penyelengaraan pencoblosan, ketiga cagub ikut andil dalam
kegiatan tersebut. Terlihat semua pasangan cagub sangat antusias dan
bersemangat dengan mengikutsertakan anak beserta istrinya. Mereka
mencoblos di TPS dekat kediaman masing-masing. Untuk membuktikan
bahwa mereka memilih secara sah dan benar, masing-masing cagub
menunjukan surat suara yang telah dicoblos ke hadapan umum. Dengan
menunjukkan hal tersebut kepada masyarakat setidaknya mereka
akanmendapatkan perhatian dari masyarakat bahwa mereka tidak golput dan
memiliki hak pilih seperti yang lainnya.
67
Dari ketiga cagub, terlihat Atutlah yang paling banyak dikerumuni
oleh para wartawan. Seolah-olah dimanapun dia berada citranya tidak pernah
mati, baik dikalangan masyarakat Banten maupun para pemburu berita
sehingga peluang Atut untuk menjadi pemenang diantara kandidat yang lain
lebih besar. Ini terbukti dari hasil quick count 3 lembaga survei, Konsultan
Citra Indonesia (KCI) no urut 1 meraih 50,36% suara, Jaringan Suara
Indonesia (JSI) no urut 1 pun unggul 50,26% disusul oleh Lingkaran Survei
Indonesia (LSI) dari 98% suara masuk nomor urut 1 unggul dengan
pencapaian suara sebanyak 50,3%.52
Menurut direktur KCI, M. Barkah Pattimahu, Kemenangan pasangan
Atut – Rano didukung oleh beberapa factor diantaranya, kepopularitasan
mereka yang merupakan modal utama, ditunjang lagi dengan siapa Atut
berjoin yaitu Rano Karno yang notabenya adalah seorang artis terkenal,
kepercayaan masyarakat Banten khususnya di pedesaan yang menilai kinerja
Atut baik menambah poin untuknya serta peran media yang selalu
memberikan pencitraan positif baik dari sisi pribadi Atut maupun kegiatan
yang dilakukanya. 53
Pesan kampanye yang disampaikan melalui media, baik cetak maupun
elektronik begitu sangat berperan sebagai penunjang keberhasilan satu
kandidat dalam pemilu. Media dikuasai dengan tujuan untuk menyampaikan
52
Koran Tnagsel Pos, 23 Oktober 2011 53
ibid
68
pesan kampanye tanpa ada isi pesan yang lain yang bertentangan dengan
tujuan kampanye. Tetapi hal ini harus sejalan antara tujuan kampanye suatu
partai dengan pesan yang disampaikan oleh media, jika tidak justru akan
menjadi penghambat.
Mitos yang terkandung adalah, latar belakang seorang kandidat yang
telah diketahui oleh masyarakat luas akan menunjang kemenangannya dalam
suatu pemilu. Kepopularitasan yang dimiliki serta pencitraan positif yang
sering dilakukan media terhadap kandidat tersebut menjadi factor selanjutnya
yang memberikan kemenangan kepada mereka. Kejadian ini terbukti pada
pasangan Atut – Rano yang unggul dalam pemilukada Banten 2011. Atut
sendiri adalah perempuan pertama menjabat gubernur Indonesia dia juga
termasuk Anggota Badan Koordinasi Pembentukan Provinsi Banten, pernah
juga menjabat sebagai Anggota Gabungan Pengusaha Seluruh Indonesia
(Gapensi) kabupaten Serang54
, kiprahnya dibidang politik, organisasi maupun
usaha sudah banyak digelutinya, membuat sosoknya menjadi dikenal oleh
banyak masyarakat, factor keturunan juga memberikan pengaruh, masyarakat
tau bahwa Atut adalah anak kandung dari jawara Banten Prof. TB. Chasan
Sohib yang paling disegani dan ditakuti oleh masyarakat Banten Selain
dikenal sebagai jawara, ayah dari Atut juga adalah seorang paling kaya raya,
sedangkan Rano yang terkenal sebagai public figur lebih dikenal oleh
54
http://www.tokohindonesia.com
69
masyarakat melalui filmnya yang berjudul Si Doel Anak Sekolahan menjadi
poin tambahan baginya.
Kepopularitasan menjadi modal yang sangat besar dalam
meningkatkan citra dari kandidat itu sendiri maupun citra parpolnya. Factor
keturunanpun menjadi factor penunjang kemenangan seorang kandidat dalam
suatu pemilu. Hal yang dilakukan oleh para kandidat ini termasuk kedalam
kampanye politik, sehingga kepopularitasan bisa jadi sangat berpengaruh
dalam kemenangan suatu pemilu. Menurut dosen Komunikasi Politik FDK
UIN JKT Gun Gun Heriyanto, pengertian kampanye politik adalah kampanye
yang berorientasi pada kandidat, umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk
memperoleh kekuasaan politik.
Peristiwa ini juga merupakan sesuatu yang juga sudah biasa terjadi
dalam pemilu. Contoh lain adalah mantan presiden megawati yang menang
karena faktor keturunan, beliau adalah anak kandung dari mantan presiden RI
yaitu, Soekarno Hatta sama halnya dengan Atut yang menang karena ada
faktor keturunan dari jawara Banten yaitu, Prof. TB. Chasan Sohib.
Tetapi masyarakat jangan hanya terpaku pada kepopularitasan
seseorang saja, tetapi harus melihat isi kemampuan dan integritas seorang
pemimpin. Harus mempertimbangkan kemampuan atau visi misi yang
dimiliki oleh seorang pemimpin. Semoga masyarakat Indonesia sudah cerdas
dan pintar dalam memilih atau menentukan pilihannya dalam sebuah pemilu.
70
Gambar 13.
Sumber Koran Tangsel Pos, 25 Oktober 2011
71
C. Analisis Data Foto 3
1. MAKNA DENOTASI
Makna denotasi dalam foto 3:
a. Terlihat para tokoh masyarakat Tangsel sedang mengadakan forum
silaturahmi, bisa lebih diperjelas lagi dari spanduk yang terpampang di forum
tersebut.
b. Sejajar dengan mata, arah ketiga dari kiri H. Margionoselaku penggiat
pemekaran Tangsel serius mengikuti acara tersebut.
c. Terlihat dari foto ruangan ini hanya ada tujuh orang yang tertangkap
oleh kamera, dan dipastikan bahwa forum ini dihadiri lebih dari sepuluh
orang.
2. TAHAP KONOTASI
a. Trick Effect (manipulasi foto)
Foto headline tidak akan menjadi foto yang baik ketika foto tersebut
banyak dimanipulasi, seorang fotografer hanya boleh mencropping bagian-
bagian yang memang tidak dibutuhkan guna menyempurnakan foto agar lebih
jelas untuk dipahami dan menambahkan efek cahaya agar terlihat lebih jelas
ataupun terang ketika foto tersebut terlihat blur ataupun gelap.
72
b. Pose
Pose objek foto terlihat serius dengan posisi duduk pada saat
mengikuti forum silaturahmi tersebut.
c. Object
Point of interest adalah para tokoh utama, seperti H. margiono selaku
penggiat pemekaran Tangsel, Wahid Zarkasih Nur selaku mantan menteri
koperasi era Abdurahman wahid dan Abdul Rojak selaku sekretaris MUI
Tangsel.
d. Photogenia (Tekhnik foto)
Foto ini sedikit terlihat sedikit under exposure (gelap), mungkin saja
disebabkan karena foto diambil dalam ruangan yang tidak cukup kuat
cahayanya. Foto terlihat blur dan shacking, hal ini disebabkan
pencahayaan yang kurang dan penggunaan speed rendah. Angle yang
digunakan low angle yaitu posisi kamera agak rendah dari objek foto.
e. Aesheticism (Komposisi)
Komposisi cukup, tetapi teknik pengcroppingan yang kurang tepat
menyebabkan ada bagian foto yang tidak terlihat jelas yang seharusnya
bagian tersebut tidak terlalu banyak dilakukan pengcroppingan.
Pengambilan objek yang kurang luas juga sedikit membuat foto ini
menjadi kurang menarik. Sehingga komposisi foto tersebut kurang
73
sempurna. Meskipun pesan inti dari foto tersebut tersampaikan dengan
memperjelas spanduk yang ada di dalam forum dan memfokuskan ketiga
tokoh utama.
f. Syntax
Pada foto sampel ini, caption berguna hanya sebagai tambahan
penjelas dari foto. Karena dari spanduk yang ada di dalam forum sudah
memberikan penjelas yang jelas bahwa kegiatan apa yang sedang
dilakukan.
Konotasi yang terkandung, demi terjadinya demokrasi yang baik
pasca pemilu, maka kerukunan sangat dibutuhkan. Siapapun
pemenangnya tujuan akhirnya adalah agar terciptanya Banten yang
sejahtera, sebab itu diadakanya forum silaturahmi ini demi terciptanya
Provinsi Banten yang kondusif.
3. MITOS
Pasca pelaksanaan pemilukada, para tokoh masyarakat Tangerang
Selatan mengadakan forum silaturahmi di Serpong yang digagas oleh Forum
Kerabat Tangerang Selatan (FKTS) gunamenciptakan situasi yang
kondusif.Imbauan untuk tetap menjalin kerukunan merupakan inti dari pesan
74
yang disampaikan dalam forum “Silaturahmi Tokoh Masyarakat Tangerang
Selatan”.Perbedaan pemahaman dan ketegangan suatu hal yang sering terjadi
dalam setiap pemilukada, meski begitu hal ini tidak bisa dibiarkan atau
dianggap biasa saja, harus ada suatu upaya yang bijak untuk menyatukan
perbedaan yang ada guna menyatukan tujuan yaitu, membangun kota Banten
ke arah yang lebih baik. 55
Diduga salah satu pihak yang tidak puas atas hasil penghitungan akhir
suara Pilgub Banten 2011 yang diduga dicampuri oleh berbagai kecurangan,
ketidaknetralan penyelengara, birokrasi, kampanye diluar jadwal serta politik
uang menjadi penyebab perbedaan masyarakat serta ketegangan pasca
pemilukada. Sengketa seperti ini sering terjadi dalam politik, ketidakpuasaan
ataupun tidak siap menang suatu kandidat menjadi faktor alasan-alasan di atas
bermunculan. Setiap pasangan, calon tim sukses dan masyarakat memilih
memiliki hak untuk melanjutkan persengketaan yang terjadi ke jalur hukum
Mahkamah Konstitusi (MK) guna mendapatkan keadilan dan kebenarnya
sehingga tidak lagi terjadi konflik yang berkelanjutan. 56
Mitos yang terkandung dari foto ini, Menjalin silaturahmi yang baik
dapat menciptakan situasi yang kondusif pasca pemilukada. Perbedaan
pendapat serta konflik yang terjadi pasca pemilu tidak layak dijadikan alasan
sebagi penghancur demokrasi. Karenanya, kita harus menyadari bahwa
55
Ibid, 25 Oktober 2011 56
ibid
75
perbedaan itu indah, keberagaman itu anugerah. Hal ini akan terwujud apabila
perbedaan itu kita kelola dengan baik, adanya sikap saling menghargai dan
melihat kepentingan yang lebih luas yaitu kepentingan masyarakat, bangsa
dan Negara.
Lembaga hukum yang sah sudah disediakan untuk melerai
permasalahan yang timbul, agar pihak-pihak yang merasa dirugikan tidak
merasa tercurangi atas peristiwa yang membuatnya merugi. Lembaga hukum
juga harus adil dan professional dalam menanggani suatu kasus, agar semua
pihak tidak merasa driugikan dan merasa puas atas keputusan-keputusan yang
ada sehingga bentrokan ataupun perbedaan itu bisa diatasi. Demokrasi yang
baikpun bisa tercipta jika itu dilakukan sesuai dengan aturan-aturan yang ada.
Forum silaturahmi yang diadakan pasca pemilukada Banten 2011 ini
dihadiri para tokoh terkemuka antara lain, penggiat pemekaran Tangsel H.
Margiono, mantan Menteri Koperasi dan UKM era presiden Abdurahman
Wahid Zarkasih Nur, Sekretaris MUI Tangsel Abdul Rojak, Rasud Syakir,
ketua Nasdem Tangsel Uten Sutendi dan sejumlah tokoh masyarakat dan
pemuda se-Tangsel.57
57
ibid
76
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah meneliti,menganalisa, dan menjabarkan semua penjelasan yang
berkaitan dengan analisis semiotik Roland Barthers. Peneliti menemukan
bahwa kesimpulan dari tiga foto headline pemilukada Banten 2011 yang
diteliti adalah:
A. Analisis data 1
1. Denotasinya adalah pemaknaan dilakukan secara deskriptif dan literal serta
dapat dipahami oleh pembaca tanpa harus melakukan penafsiran terlebih
dahulu. Tahap ini dapat dilihatan secara jelas sesuai dengan apa yang ada di
foto headline pemilukada Banten 2011 ini.
2. Konotasi yang terkandung politik uang merupakan suatu pelanggaran
kampanye, guna mencegah terjadinya politik uang maka diadakanlah
kampanye damai yang diikuti oleh ketiga pasangan cagub dan cawagub.
3. Mitosnya, politik uang menjadi sebuah ancaman yang harus diantisipasi dan
dihindari dalam setiap pemilu, termasuk pemilukada Banten 2011 ini. Politik
uang merupakan tantangan terbesar dan sebuah ancaman dalam
perkembangan demokrasi yang baik.
77
B. Analisis data 2
1. Denotasinya, tampak tiga cagub sedang melaksanakan pencoblosan di
masing-masing TPS wilayah mereka.
2. Konotasinya, kemenangan Atut- Rano dipengaruhi beberapa factor
diantaranya kepopularitasan Atut dan kepercayaan masyarakat Banten
terhadap kinerja Atut dianggap baik. Ditunjang dengan Rano yang dikenal
sebagai aktris yang terkenal lewat filmnya si Doel Anak Sekolahan.
3. Mitos yang terkuak, kepopularitasan menjadi modal yang sangat besar dalam
meningkatkan citra dari kandidat itu sendiri maupun citra parpolnya dalam
suatu kemenangan, namun masyarakat harus cerdas dalam memilih dan harus
mempertimbangkan kemampuan, visi misi kandidat tersebut, layakkah
menjadi seorang pemimpin.
C. Analisis data 3
1. Denotasinya, terlihat para tokoh masyarakat Tangsel mengadakan forum
silaturahmi pasca pemilukada Banten 2011 agar terjadinya Banten yang
kondusif.
2. Konotasinya adalah, demi pesta demokrasi berjalan dengan baik maka
kerukunan sangat dibutuhkan. Siapapun pemenangya tujuan akhirnya adalah
terciptanya Banten yang kondusif dan sejahtera.
3. Mitosnya, menjalin silaturahmi yang baik dapat menciptakan situasi yang
kondusif pasca pemilukada. Perbedaan pendapat serta konflik tidak layak
dijadikan alasan sebagai penghancur demokrasi.
78
D. SARAN
Adapun beberapa pendapat dan saran yang perlu menjadi
pertimbangan bagi redaksi Tangsel Pos adalah sebagai berikut:
1. Berita yang dipaparkan Tangsel Pos dilakukan secara kontinyu dan up to
date berkaitan dengan kinerja pemerintahan daerah karena kebijakan dari
setiap kegiatan yang dilakukan pemerintahan daerah Tangsel sangatlah
penting dalam menjalankan pola pemerintahan yang baik dan memajukan
daerahnya.
2. Sertakan foto yang benar-benar up to date dengan kejadian yang
sebenarnya dan sesuai dengan headline yang ditulis pada setiap
pembuatan berita, terutama untuk headline.
3. Media massa sebagai control sosial seyogyanya memiliki data-data
seimbang dan faktual untuk menjaga infromasi berita terlebih
pemerintahan sebagai kontrol dan pemerintah baiknya tidak membeli atau
membayar media sebagai alat kekuasaan dalam melakukan kinerjanya
untuk menutupi kekurangan dalam proses pemerintahan agar memajukan
masyarakatnya.
Penelitian ini dapat dikaji lagi dari sudut pandang yang berbeda dalam
berbagai keilmuan yang berbeda atau sebagai kelanjutannya dari penelitian ini, agar
penelitian berkesinambungan hingga menghasilkan jalan terbaik dalam suatu
permasalah khusunya dari media daerah dan foto-foto headlinenya.
79
DAFTAR PUSTAKA
Anshary, AZ Hafiz. Buku Panduan KPPS Pemilukada. Jakarta: Australian Electoral
Commission. 2010.
80
A. Taylor, Sherri. Tom E. Rolnicki, C. Dow Tate. Pengantar Dasar Jurnalisme,
Jakarta: Prenada Media Group, 2008
Baharun, Wawasan Jurnalistik Global, Surabaya: PT Bina Ilmu Offset, 1999
Chhristomy, T., & Untunh Yuwono, Semiotik Budaya, Jakarta: Pusat Kemasyrakatan
dan Budaya UI, 2004.
Kurniawan, Semiologi Roland Barthers, Magelang: Indonesitera, 2001.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, rev.24.; Bandung: PT Remaja
Rodaskarya. 2007.
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
Mirza Alwi, Audy. FOTO JURNALISTIK, Jakarta: PT Bumi Aksara. 2006.
Mudaris, M. Jurnalistik Foto, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
1996.
Parwito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: LKIS pelangi Aksara, 2007.
Salam, Syamir dan Aripin, Jaenal. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN
Jakarta Press. 2006
Seno Gumira Ajidarma, Kisah Mata, Fotografi, Yogyakarta : Galang Press. 2002.
Soehoet, A.M Hoeta. Dasar-dasar jurnalistik, Jakarta: Yayasan kampus Tercinta
IISIP, 2003
Sobur, Alex. Analisis Teks media. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
St. Sunardi, Semiotik Negativ, Yogyakarta: Buku Baik, 2004.
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2011.
Suhandang, Kustadi. Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, produk &kode etik,
Bandung: Nuansa, 2004.
81
Sujiman, Panuti, dan Aart van Zoest (Ed.), Serba-serbi Semiotik. Jakarta: Gramedia,
1991.
Sumawijaya, Bambang. Teoari-teoriSemiotika Sebuah Pengantar.
http:||bambangsukmawijaya. Wordpress.com|2008|02|19 teori-teori semiotika-sebuah
pengantar. (diunduh pada tanggal 10 Desember 2014)
Tebba. Sudirman, Jurnalistik Baru. Ciputat: Kalam Indonesia. 2005.
Uchjana Efendy,Onong. Dimensi-dimensi komunikasi, Bandung: Mandar Maju, 1981.
Wahyu Wibowo, Indiwan Seto. Semiotika Visual, Jakarta: Mitra Wacana Media,
2011.
Artikel Koran dan Majalah
(semiotika dan martabat sebuah tulisan * bentara, Kompas, Jumat, 1 Nov 2002. H:
43, Penulis: Fasya, Teuku kemal. Ukuran: 22107, arsip foto: 1) kata kunci: analisis
semiotika.
(klinik fotografi: kroping, mengurangi untuk menguatkan * tips dan trik, Kompas-
selasa, 17 feb 2009, h.28 , penulis: Rambey, Arbain, ukuran 4395, arsip foto; 3)
(Klinik fotografi : memahami foto “headline”, kompas, selasa, 22 feb 2011, h.40,
penulis; Rambey, arbain, ukuran 3354, arsip foto; 30) Kata kunci : Jurnalistik Foto
headline.
82
Tips dan catatan: jurnalis foto sering harus “mencuri pandang”, Kompas (nasional),
selasa, 14 jun 2011, h.36, penulis: arbain, Rambey, ukuran: 4385
http://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi.
Diakses pada tgl.19-10-2011 jam. 15:51
http://edzoelverdi.com/2008/06/08/mengenal-cabang-cabang-fotografi.
Diakses pada tanggal 19-10-2011 jam 16.00
http://cafebisnis.com/2011-04/mengenal-headline-dan-tagline-sales-letter/#more-
2255. Diakses pada tanggal 24-10-2011 jam.10.00