faktor-faktor pada ibu yang berhubungan dengan …digilib.unila.ac.id/30116/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR PADA IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PEMBERIAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KORPRI KECAMATAN SUKARAME KOTA
BANDARLAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Desti Diana Sari
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2018
FAKTOR-FAKTOR PADA IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PEMBERIAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KORPRI KECAMATAN SUKARAME KOTA
BANDARLAMPUNG
Oleh
Desti Diana Sari
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Lulus Sarjana Kedokteran
Pada
Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2018
ABSTRACT
THE MOTHER’S FACTORS WHICH ARE CORRELATED TO THE
IMPLEMENTATION OF BABIES’ BASE-IMMUNIZATION AT WORK
AREA OF KORPRI’S SOCIETY HEALTH CENTER (PUSKESMAS)
SUKARAME DISTRICT OF BANDARLAMPUNG CITY
BY
DESTI DIANA SARI
Background: Base-immunization is obligatory health program which is
conducted by the government for the baby which aged 0-12 month as a protection
from disease immunization prevents. The coverage of immunization of
Bandarlampung city is ranked the lowest within Lampung province in which
Korpri’s society health center is appears as the lowest coverage of immunization.
One of the factor that perhaps become the effect is immunization attitude of the
mother which is influenced by some factors such as knowledge, education, job,
income, behavior, family’s support, and the affordability of distance of the
immunization service place.
Method: Analytic observational method with cross-sectional approach is used for
this research. The sample of the research is 100 respondents in which live at work
area of Korpri’s society health center of Sukarame district of Bandarlampung city
through total sampling method. Data collecting technique uses interview and
observation. Analyzing the data is by using univariate and bivariate.
Result: The result of univariate is 37% of the immunization is incomplete and
63% of the immunization is complete. The result of bivariate analysis show some
variable have correlated is obtained p-value of the income (p-value 0,007),
behavior (p-value 0,009), and family’s support (p-value 0,004). Haven’t
correlated with p-value knowledge (p-value 0,680), education (p-value 1,000), job
(p-value 0,138), and affordability (p-value 0,569).
Conclusion: The grades of income, behavior, and family’s support are correlated
to the babies’ base-immunization at work area of Korpri’s society health center
(Puskesmas) Sukarame district of Bandarlampung city.
Keywords: behavior, family’s support, immunization, income.
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR PADA IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PEMBERIAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KORPRI KECAMATAN SUKARAME KOTA
BANDARLAMPUNG
Oleh
DESTI DIANA SARI
Latar Belakang: Imunisasi dasar merupakan program kesehatan wajib yang
diadakan pemerintah untuk bayi berusia 0-12 bulan sebagai kekebalan terhadap
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Cakupan imunisasi Kota
Bandarlampung menempati urutan terendah se-Lampung dengan Puskesmas
Korpri merupakan Puskesmas dengan cakupan imunisasi terendah. Salah satu
faktor yang mungkin menjadi penyebabnya adalah perilaku pemberian imunisasi
oleh ibu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengetahuan, pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, sikap, dukungan keluarga, dan keterjangkauan jarak
tempat pelayanan imunisasi.
Metode: Metode analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional
digunakan pada penelitian ini. Sampel penelitian sebanyak 100 responden yang
berada di wilayah kerja Puskesmas Korpri Kecamatan Sukarame Kota
Bandarlampung dengan metode total sampling. Pengumpulan data dengan
wawancara dan observasi. Analisis data secara univariat dan bivariat.
Hasil: Hasil analisis univariat sebanyak 37% imunisasi tidak lengkap dan 63%
imunisasi lengkap. Hasil analisis bivariat diperoleh variabel yang berhubungan
yaitu pendapatan (p-value 0,007), sikap (p-value 0,009), dan dukungan keluarga
(p-value 0,004). Sementara variabel yang tidak berhubungan yaitu pengetahuan
(p-value 0,680), pendidikan (p-value 1,000), pekerjaan (p-value 0,138) dan
keterjangkauan (p-value 0,569).
Kesimpulan: Tingkat pendapatan, sikap, dan dukungan keluarga berhubungan
dengan pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri
Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
Kata Kunci: dukungan keluarga, imunisasi, pendapatan, sikap.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bungamayang pada tanggal 26 Februari 1996, sebagai anak
keempat dari empat bersaudara. Penulis merupakan anak dari Bapak Kausar dan
Ibu Nurhayati.
Pendidikan Sekolah Dasar penulis dijalani di SD Negeri 1 Negara Tulang
Bawang dan diselesaikan pada tahun 2008. Pendidikan dilanjutkan di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bungamayang serta dapat diselesaikan pada
tahun 2011. Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Negeri 2
Kotabumi pada tahun 2014.
Pada tahun 2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN). Selama aktif menjadi mahasiswa, penulis mengikuti
beberapa kegiatan organisasi yang terdapat di Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung. Penulis tercatat sebagai kardiak FSI Ibnu Sina periode 2014-2015,
dan sebagai Sekretaris Biro Baca Quran FSI Ibnu Sina periode 2015-2017.
Selain itu, penulis juga menjadi EA BEM FK Unila tahun 2014, serta menjadi
staf ahli Bidang Fundraising BEM FK Unila tahun 2015-2016. Kemudian
penulis juga aktif di organisasi tingkat Nasional yaitu Forum Ukhuwah Lembaga
Dakwah Kampus Fakultas Kedokteran (FULDFK) periode 2017 sebagai staf ahli
bidang Pengembangan dan Kaderisasi (PnK).
Sebuah Karya Sederhana Teruntuk Yang Terkasih Ayah,
Ibu, Kakak, Sahabat, dan Seluruh Sanak Keluargaku
Tercinta
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya…” (QS: Ali Imran [3[ : 15)
SANWACANA
Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya selama pelaksanaan penyusunan skripsi ini hingga
skripsi dengan judul “faktor-faktor pada ibu yang berhubungan dengan
pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri Kecamatan
Sukarame Kota Bandarlampung” dapat diselesaikan.
Selama proses penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak sekali bantuan,
saran, bimbingan, masukan, serta kritikan dari berbagai pihak. Pada kesempatan
ini dengan segenap kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang mendalam kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung;
2. Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M. Kes., Sp. PA., selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung;
3. dr. Rasmi Zakiah Oktarlina, S.Ked., M. Farm., selaku Pembimbing Utama
yang dengan penuh kasih meluangkan waktu, memberikan bimbingan,
nasihat, saran, motivasi, hingga kritik yang dapat membangun kami selama
penyusunan skripsi ini;
4. dr. Syazili Mustofa, S.Ked., M. Biomed., selaku Pembimbing Kedua yang
ii
dengan sabar telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan,
nasihat, saran, motivasi dalam penulisan skripsi ini;
5. Dr. dr. Endang Budhiarti, S.Ked., M.Kes., selaku Penguji Utama
(Pembahas) yang telah meluangkan waktu, memberikan saran, ilmu serta
nasihat dan evaluasi yang dapat membangun dalam penyusunan skripsi ini;
6. dr. TA. Larasati, S.Ked., M.Kes., sebagai Pembimbing Akademik sejak
semester 1 hingga semester 7, yang telah memberikan bimbingan, saran
serta ilmu yang telah bermanfaat selama ini;
7. Seluruh staf dosen dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung atas ilmu dan waktu yang telah diberikan selama perkuliahan;
8. Terima kasih kepada pihak Puskesmas Korpri, Bidan, serta Kader Posyandu
yang telah meluangkan waktunya untuk selalu membantu dan membimbing
dalam pelaksanaan penelitian;
9. Terima kasih kepada responden penelitian ibu-ibu di wilayah kerja
Puskesmas Korpri Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung yang telah
bersedia memberikan waktu dan kesediaannya ikut dalam penelitian ini;
10. Terimakasih kepada kedua orangtuaku, Ayah (Kausar) dan Ibu (Nurhayati)
yang selalu dengan penuh cinta dan kasih mendoakan, membimbing,
memberi semangat serta selalu mengusahakan yang terbaik untukku.
Terimakasih untuk seluruh perjuangan yang telah diberikan untukku dalam
meniti cita-cita ini;
11. Terima kasih kepada keempat kakakku (Andriyansyah, Dian Utami, Adi
Gunawan, Alex Munandar) atas doa, dukungan, bimbingan, dan motivasi
selama ini. Terimakasih telah menjadi kakak terbaik untukku;
iii
12. Terimakasih kepada adikku sepersepupuan Richal, Agesta, Dini, Elga, Velan
yang telah menjadi keluarga dan sahabat yang memberi doa dan semangat,
terimakasih atas kebersamaan selama ini;
13. Terimakasih untuk keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan
perhatian selama ini;
14. Terima kasih kepada sahabatku, teman seperjuangan, Ade Triajayanti,
Aprina Adha Widiastini, Sarah Nabila Istiqomah, Diva Iole Humaira, Firdha
Yossi Chani, Dhita Dwi Nanda, Tiffani Dinda Ashar, Fahma
Azizaturrahmah dan Nurul Hasanah atas segala doa, perhatian, dukungan
serta semangat yang telah diberikan selama ini;
15. Terimakasih kepada saudari-saudariku Aminah Zahra, Elma Rosa, Osy
Lu’lu, Iffat Taqiyyah, Vermitia, dan Mutiara atas doa, perhatian, dan
semangat selama ini;
16. Terimakasih kepada sahabat ku Ceti Nur Safitri yang selalu menjadi tempat
berbagi dan selalu mensupportku ketika aku tidak semangat;
17. Terima kasih kepada keluarga LCS, Monika, Salwa, Fitri, Eva Narulita,
Summayah dan Raqi, atas doa, bantuan, keceriaan serta semangat selama ini;
18. Teman-teman bimbingan dr. Okty: Wita, Iwi, Tami, Itong, Veve yang
menjadi teman seperjuangan dalam penyusunan skripsi ini;
19. Teman-teman bimbingan dr. Syazili: Gita dan Leni yang telah sama-sama
berjuang dalam penyusunan skripsi ini;
20. Teman-teman CRAN14L yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Terima kasih atas suka, duka, dan kebersamaan selama 3,5 tahun, semoga
kita dapat menjadi dokter yang baik dan bermanfaat luas bagi masyarakat;
iv
21. Teruntuk semua yang selalu mendokan dan tidak saya sebutkan disini,
yakinlah kalian selalu dihati.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam skripsi ini dan
masih jauh dari sempurna. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat serta
dapat memberikan informasi ataupun pengetahuan bagi pembacanya. Akhir kata,
saran dan kritik yang membangun selalu diharapkan penulis untuk
menyempurnakan penulisan-penulisan selanjutnya.
Bandarlampung, Januari 2018
Penulis,
Desti Diana Sari
v
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 5 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................. 5 1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................ 6
1.3 Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
1.4.1 Bagi Peneliti ................................................................................ 7 1.4.2 Bagi Puskesmas Korpri ............................................................... 7 1.4.3 Bagi Tenaga Kesehatan .............................................................. 7 1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan ............................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 9 2.1 Imunisasi Dasar Bayi .............................................................................. 9
2.1.1 Pengertian Imunisasi ................................................................... 9 2.1.2 Tujuan Dan Manfaat Imunisasi ................................................ 10 2.1.3 Jenis Imunisasi Dasar Bayi ....................................................... 10
2.1.3.1 Imunisasi BCG (Bacille Calmette-Guerin) .............. 10
2.1.3.2 Imunisasi DPT (Dipteri, Pertusis, Tetanus) ............. 12 2.1.3.3 Imunisasi Hepatitis-B ............................................... 14 2.1.3.4 Imunisasi Polio ......................................................... 15 2.1.3.5 Imunisasi Campak .................................................... 17 2.1.3.6 Jadwal dan Dosis Imunisasi ..................................... 19
2.2 Faktor Yang Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi .................... 20 2.2.1 Faktor Pemudah (Predisposing Factor) ................................... 20
2.2.2 Faktor Pemungkin (Enambling Factor) .................................... 20 2.2.3 Faktor Penguat (Reinforcing Factor) ........................................ 20
vi
2.2.1.1 Pengetahuan ............................................................. 21 2.2.1.2 Pendidikan ................................................................ 23 2.2.1.3 Status Pekerjaan ....................................................... 24 2.2.1.4 Sikap ......................................................................... 24
2.2.1.5 Pendapatan ............................................................... 26 2.2.1.6 Dukungan Keluarga.................................................. 27 2.2.1.7 Keterjangkaun Tempat Pelayanan Imunisasi ........... 27
2.3 Kerangka Teori ..................................................................................... 29 2.4 Kerangka Konsep ................................................................................. 30
2.5 Hipotesis ............................................................................................... 31 2.5.1 Hipotesis Null (H0) : ................................................................ 31 2.5.2 Hipotesis Alternatif (Ha) .......................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 34 3.1 Desain Penenelitian .............................................................................. 34 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................ 34
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................. 35 3.3.1 Populasi ..................................................................................... 35
3.3.2 Sampel ...................................................................................... 35 3.3.2.1 Teknik Pengambilan Sampel .................................... 35 3.3.2.2 Besar Sampel ............................................................ 35
3.4 Variabel Penelitian ............................................................................... 37
3.5 Definisi Operasional ............................................................................. 38 3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................. 40
3.6.1 Kuesioner .................................................................................. 40
3.6.2 Kartu Menuju Sehat (KMS) ...................................................... 43 3.7 Metode Pengambilan Data.................................................................... 44
3.7.1 Data Primer ............................................................................... 44
3.7.2 Data Sekunder ........................................................................... 45
3.8 Analisis dan Pengolahan Data .............................................................. 45 3.8.1 Pengolahan Data ....................................................................... 45 3.8.2 Analisis Data ............................................................................. 46
3.9 Alur Penelitian ...................................................................................... 48 3.10 Etika Penelitian ..................................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 50
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 50 4.1.1 Karakteristik Responden ........................................................... 50
4.1.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Ibu ............ 50 4.1.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Ibu.......................................................... 51
4.1.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Ibu............................................................................. 52 4.1.2 Analisis Univariat ..................................................................... 53
4.1.2.1 Distribusi Frekuensi Menurut Tingkat Pengetahuan 53 4.1.2.2 Distribusi Frekuensi Menurut Tingkat Pendidikan .. 54
vii
4.1.2.3 Distribusi Frekuensi Menurut Status Pekerjaan ....... 54 4.1.2.4 Distribusi Frekuensi Menurut Sikap ........................ 55 4.1.2.5 Distribusi Frekuensi Menurut Tingkat Pendapatan .. 55 4.1.2.6 Distribusi Frekuensi Menurut Dukungan Keluarga . 56
4.1.2.7 Distribusi Frekuensi Menurut Keterjangkauan Jarak
Ke Tempat Pelayanan Imunisasi .............................. 56 4.1.2.8 Distribusi Frekuensi Menurut Pemberian Imunisasi
Dasar Bayi ................................................................ 57 4.1.3 Analisis Bivariat ....................................................................... 58
4.1.3.1 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan
Pemberian Imunisasi Dasar ...................................... 58 4.1.3.2 Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan
Pemberian Imunisasi Dasar ...................................... 59 4.1.3.3 Hubungan Antara Status Pekerjaan dengan Pemberian
Imunisasi Dasar ........................................................ 59 4.1.3.4 Hubungan Antara Tingkat Pendapatan dengan
Pemberian Imunisasi Dasar ...................................... 60 4.1.3.5 Hubungan Antara Sikap dengan Pemberian Imunisasi
Dasar......................................................................... 61 4.1.3.6 Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan
Pemberian Imunisasi Dasar ...................................... 62
4.1.3.7 Hubungan Antara Keterjangkauan Ketempat
Pelayanan Imunisasi dengan Pemberian Imunisasi
Dasar......................................................................... 63 4.2 Pembahasan .......................................................................................... 64
4.2.1 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian Imunisasi Dasar
................................................................................................ 65 4.2.2 Hubungan Pendidikan Ibu dengan Pemberian Imunisasi Dasar 66
4.2.3 Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian Imunisasi Dasar . 67
4.2.4 Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Pemberian Imunisasi
Dasar ......................................................................................... 68 4.2.5 Hubungan Sikap dengan Pemberian Imunisasi Dasar .............. 69
4.2.6 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemberian Imunisasi
Dasar ......................................................................................... 70 4.2.7 Hubungan Keterjangkauan Jarak dengan Pemberian Imunisasi
Dasar ......................................................................................... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 73 5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 73 5.2 Saran ..................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Jadwal Pemberian Imunisasi Menurut Frekuensi,Interval, Dan Usia
Pemberian. .............................................................................................. 19
Tabel 2. Dosis Pemberian Imunisasi Berdasarkan Jenis Vaksin Dan Cara
Pemberiannya. ......................................................................................... 19
Tabel 3. Definisi Operasional ............................................................................... 38
Tabel 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan ........................... 42
Tabel 5. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Sikap ...................................... 43
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Ibu. ......................................... 51
Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu. ................. 51
Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Ibu. ........................ 52
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Menurut Tingkat Pengetahuan. ............................. 53
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Menurut Tingkat Pendidikan. .............................. 54
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Menurut Status Pekerjaan. ................................... 54
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Menurut Sikap. .................................................... 55
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Menurut Tingkat Pendapatan. ............................. 55
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Menurut Dukungan Keluarga. ............................. 56
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Menurut Keterjangkauan Jarak Ke Tempat
Pelayanan Imunisasi. ............................................................................ 57
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Menurut Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap. .. 57
ix
Tabel 17. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pemberian Imunisasi Dasar.. 58
Tabel 18. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pemberian Imunisasi Dasar. ... 59
Tabel 19. Hubungan Status Pekerjaan dengan Pemberian Imunisasi Dasar. ........ 59
Tabel 20. Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Pemberian Imunisasi Dasar.... 60
Tabel 21. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemberian Imunisasi Dasar. .. 62
Tabel 22. Hubungan Keterjangkauan dengan Pemberian Imunisasi Dasar. ......... 63
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Teori.................................................................................................. 29
2. Kerangka Konsep .............................................................................................. 30
3. Alur Penelitian .................................................................................................. 48
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1. Surat-Surat Penelitian
Lampiran 2. Lembar Informasi Penelitian
Lampiran 3. Lembar Persetujuan
Lampiran 4. Kuesioner Penelitian
Lampiran 5. Data Hasil Penelitian
Lampiran 6. Hasil Analisis Data Penelitian
Lampiran 7. Foto-Foto Kegiatan Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar
kekebalan diatas ambang perlindungan (Permenkes RI, 2017). Imunisasi
dasar yang diwajibkan pada bayi usia 0-9 bulan yaitu BCG, Campak, DPT,
Hepatitis B, dan Polio. Imunisasi dasar berfungsi memberikan perlindungan
dan penurunan resiko morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (Mulyanti, 2014). Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu, tuberculosis, difteri, pertusis,
campak, polio, tetanus serta hepatitis B. Cakupan imunisasi khususnya
imunisasi dasar harus dipertahankan tinggi dan merata. Kegagalan untuk
menjaga tingkat perlindungan yang tinggi dan merata dapat menimbulkan
letusan Kejadian Luar Biasa (KLB) PD3I (Kemenkes RI, 2004).
Angka kematian bayi dan balita akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi masih menunjukkan angka yang cukup tinggi. Menurut data dari
UNICEF (United Nations Children’s Fund) tahun 2010, 1,4 juta balita
seluruh dunia meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Kasus PD3I di Indonesia pada tahun 2014 menurut data dari
Kemenkes RI tentang Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014 menunjukkan
2
jumlah penyakit tetanus neonatorum sebesar 64,3% meningkat dari tahun
sebelumnya yang sebesar 53,8% dengan jumlah meninggal 54 kasus.
Penyakit campak terdapat pada 12.943 kasus meningkat dari tahun 2013
sebesar 11.521 kasus dan difteri sebanyak 396 kasus dengan jumlah kasus
meninggal sebanyak 16 kasus (Kemenkes RI, 2014). Sementara kejadian
campak di Provinsi Lampung selama tahun 2010 sampai tahuun 2014
meningkat fluktuatif, yakni 150 kasus pada tahun 2010, tahun 2011
meningkat menjadi 178 kasus hingga tahun 2014 menjadi 210 kasus
(Dinkes Prov. Lampung, 2014). Kejadian campak tertinggi di Kota
Bandarlampung tahun 2015 terdapat di wilayah kerja Puskesmas Korpri
sebanyak 35 kasus (Dinkes Kota Bandarlampung, 2015).
Komitmen internasional untuk meningkatkan derajat kesehatan anak salah
satunya dengan program UCI (Universal Child Immunization), yaitu suatu
keadaan tercapaiya secara lengkap imunisasi dasar pada bayi (anak usia
kurang dari satu tahun). Sejak tahun 2014 target UCI di Indonesia sebesar
100% setiap desa/kelurahan, angka ini dimaksudkan untuk mengurangi
kejadian PD3I di Indonesia (Depkes RI, 2009). Berdasarkan Pusat Data dan
Informasi Provinsi Lampung tahun 2014 cakupan imunisasi di Indonesia
sebesar 48,4% dengan cakupan imunisasi provinsi Lampung sebesar 54,5%.
Dari 15 kabupaten di Provinsi lampung, Bandarlampung memiliki cakupan
imunisasi terendah yaitu sebesar 36% (Pusdatin Prov. Lampung, 2014).
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dari 30 Puskesmas
di Bandarlampung, Puskesmas Korpri Kecamatan Sukarame merupakan
Puskesmas dengan cakupan imunisasi dasar lengkap terendah yaitu sebesar
3
60,8% pada tahun 2015 dan sebesar 46% pada tahun 2017. Sementara itu
UCI yang tercapai pada wilayah kerja Puskesmas Korpri hanya sebesar 50%
dari target nasional sebesar 100% dengan kejadian campak sebanyak 35
kasus pada tahun 2015 (Dinkes Kota Bandarlampung, 2015). Angka
cakupan imunisasi yang masih rendah tersebut tidak terlepas dari perilaku
kesehatan khususnya orang tua anak terhadap imunisasi.
Perilaku kesehatan merupakan faktor penting dalam menentukan status
kesehatan seseorang. Perilaku merupakan wujud dari sikap dan pengetahuan
seseorang yang diaplikasikan dalam bentuk tindakan (Notoatmodjo, 2010).
Perilaku kesehatan dalam suatu keluarga sangat dipengaruhi oleh peran
seorang ibu (Triana, 2016). Menurut teori Lawrence Green (1980) dalam
Notoatmodjo (2010) perilaku kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya faktor pemudah, faktor pemungkin, dan faktor penguat. Seorang
ibu berperan penting dalam menjaga kesehatan anaknya, sehingga faktor-
faktor pada ibu perlu diperhatikan untuk mengevaluasi masalah kesehatan
dalam suatu keluarga.
Faktor-faktor pada ibu seperti pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, sikap,
dan sebagainya akan sangat mempengaruhi pemberian imunisasi dasar anak.
Pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi akan menjadi motivasi ibu
membawa anaknya untuk di imunisasi. Beberapa masalah terkait
pengetahuan ibu seperti ketidaktahuan ibu akan pentingnya imunisasi,
ketidaktahuan waktu yang tepat untuk mendapatkan imunisasi dan
ketakutan akan efek samping yang ditimbulkan imunisasi menjadi penyebab
4
anak terkena PD3I (Kemenkes RI, 2010). Sikap ibu yang positif terhadap
imunisasi akan menjadi dasar tindakan ibu membawa anak ke pelayanan
imunisasi. Faktor lain seperti dukungan keluarga, pekerjaan, pendapatan
keluarga, dan terjangkaunya tempat pelayanan juga perlu menjadi bahan
evaluasi (Pratiwi, 2012). Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa faktor
dari ibu sangat berperan penting terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada
bayi.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hubungan yang
bermakna antara faktor internal ibu dengan pemberian imunisasi dasar anak.
Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi tahun 2012 menunjukkan hubungan
yang bermakna antara pendidikan ibu dengan pemberian kelengkapan
imunisasi balita. Ibu yang tidak bersekolah memiliki resiko 3,814 kali untuk
pemberian imunisasi tidak lengkap dibanding ibu yang tamat perguruan
tinggi (Pratiwi, 2012), sementara penelitian yang dilakukan oleh Istriyati di
Desa Kumpulrejo kota Salatiga tahun 2011 menunjukkan ibu yang
berpendidikan dasar memiliki resiko 4,297 kali tidak memberikan imunisasi
dasar lengkap kepada anaknya dibanding ibu yang berpendidikan lanjut.
Pemberian pekerjaan ibu berhubungan cukup besar yakni 7,667 kali
dibanding ibu yang tidak bekerja. Faktor lain seperti sikap ibu terhadap
imunisasi, pekerjaan ibu, dukungan keluarga, jumlah pendapatan, dan jarak
tempat pelayanan imunisasi menunjukkan hubungan yang variatif. Data
tersebut menjukkan faktor-faktor dari ibu terkait imunisasi akan sangat
menentukan pemberian kelengkapan imunisasi anak (Istriyati, 2011).
5
Peran seorang ibu dalam program imunisasi sangat penting, sehingga
pemahaman tentang imunisasi sangat diperlukan. Hal ini terkait beberapa
hal yang mendasari masih rendahnya angka kunjungan ibu ke pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan imunisasi sehingga perlu dicari penyebabnya
untuk dijadikan bahan evaluasi. Berdasarkan latar belakang di atas, akibat
dari rendahnya cakupan imunisasi dan tingginya angka PD3I di wilayah
kerja Puskesmas Korpri yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada
bayi dan balita sehingga penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor pada
ibu yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah
kerja Puskesmas Korpri Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan kajian pada latar belakang diatas, peneliti merumuskan
masalah yaitu apa saja faktor-faktor pada ibu yang berhubungan dengan
pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri
Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan umum yaitu tujuan secara
keseluruhan dan tujuan khusus yang memuat tujuan penelitian secara rinci.
Tujuan penelitian ini diuraikan sebagai berikut :
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor pada ibu yang
berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja
Puskesmas Korpri Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
6
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui distribusi frekuensi dari tingkat pengetahuan ibu,
tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, sikap ibu, tingkat
pendapatan keluarga, dukungan keluarga, keterjangkauan tempat
pelayanan imunisasi, dan kelengkapan pemberian imunisasi dasar.
2. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap imunisasi
dengan pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas
Korpri Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
3. Mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dengan pemberian
imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri Kecamatan
Sukarame Kota Bandarlampung.
4. Mengetahui hubungan status pekerjaan ibu dengan pemberian
imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri Kecamatan
Sukarame Kota Bandarlampung.
5. Mengetahui hubungan sikap ibu terhadap imunisasi dengan
pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri
Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
6. Mengetahui hubungan tingkat pendapatan keluarga dengan
pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri
Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
7. Mengetahui hubungan dukungan keluarga terkait imunisasi dengan
pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri
Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
7
8. Mengetahui hubungan keterjangkauan ketempat pelayanan
imunisasi dengan pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja
Puskesmas Korpri Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
1.3 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Adapun manfaat bagi peneliti yaitu :
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman terkait imunisasi dasar
serta pembelajaran langsung pada dunia kerja yang akan dihadapi
2. Penelitian ini diharapakan mampu menjadi bahan referensi bagi
peneliti lain.
1.4.2 Bagi Puskesmas Korpri
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
masukan dan evaluasi dalam pelaksanaan penyusunan program
imunisasi untuk meningkatan cakupan imunisasi di wilayah kerja
Puskesmas Korpri Kota Bandarlampung.
1.4.3 Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya terkait
imunisasi dasar.
8
1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan
Penelitiaan ini diharapkan dapat menambah bahan kepustakaan
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung serta menjadi referensi
yang digunakan dalam sistem pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Imunisasi Dasar Bayi
2.1.1 Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif maupun pasif terhadap suatu penyakit, sehingga bila
kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita
penyakit tersebut (Permenkes RI, 2017). Jenis imunisasi terdiri dari
imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah imunisasi yang
merangsang tubuh untuk menghasilkan kekebalan secara aktif spesifik
terhadap suatu penyakit. Imunisasi aktif dilakukan dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh seseorang. Vaksin adalah bahan
biologis yang berupa kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan,
utuh atau sebagian, atau berupa toksin dan bahan tiruan kuman yang
dimasukkan kedalam tubuh guna menimbulkan kekebalan secara
spesifik. Sedangkan imunisasi pasif yaitu imunisasi yang dilakukan
dengan memasukkan zat antibodi kedalam tubuh seseorang untuk
meningkatkan kadarnya didalam tubuh sehingga kekebalan bukan
dihasilkan langsung oleh tubuh (Pratiwi, 2012). Imunisasi dasar
10
adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan
diatas ambang perlindungan (Permenkes RI, 2017).
2.1.2 Tujuan Dan Manfaat Imunisasi
Tujuan dan manfaat imunisasi terutama untuk memberikan
perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Menurut WHO (World Health Organization), program imunisasi di
Indonesia memiliki tujuan untuk menurunkan angka kejadian penyakit
dan angka kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I). Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah
disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis), cacar (measles), polio, dan
tuberculosis (Istriyati, 2011). Manfaat imunisasi yaitu dihasilkannya
kekebalan terhadap suatu penyakit berupa perlindungan dan
penurunan resiko morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (Mulyanti, 2014). Imunisasi
merupakan alat pencegahan yang paling cost effective terhadap
penyakit infeksi dan jauh lebih murah dibanding biaya pengobatan
apabila telah jatuh sakit (Manoj et.al., 2017).
2.1.3 Jenis Imunisasi Dasar Bayi
2.1.3.1 Imunisasi BCG (Bacille Calmette-Guerin)
Vaksin BCG dapat mencegah penyakit tuberculosis.
Tuberculosis disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis dan
mycobacterium bovis (Enric et. al., 2017). Tuberculosis paling
sering menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ lain
11
seperti selaput otak, tulang, kelenjar superficialis, dan lain-lain.
BCG adalah vaksin hidup yang dibuat dari mycobacterium
bovis yang dibiakkan berulang 1-3 tahun, sehingga didapat
basil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas
(Dewi, 2012).
a. Cara Pemberian dan Dosis
Pemberian imunisasi BCG sebaiknya diberikan kepada bayi
umur < 2 bulan di lengan kanan atas. Pada bayi yang kontak
erat dengan pasien TB dengan bakteri tahan asam (BTA) +3
sebaiknya diberikan INH profilaksi dulu, apabila pasien
kontak sudah tenang bayi dapat diberi BCG (Ranuh, 2008).
Vaksin BCG diberikan secara intradermal/intrakutan 0,10
ml untuk anak dan 0,05 ml untuk bayi baru lahir.
Penyuntikan imunisasi BCG sebaiknya diberikan pada
deltoid kanan (lengan kanan atas) (Dewi, 2012).
b. Kontraindikasi
Vaksin BCG perlu memperhatikan beberapa kontraindikasi
pada anak. Imunisasi BCG tidak dianjurkan pada anak
dengan reaksi uji tuberkulin > 5 mm, terinfeksi HIV atau
dengan resiko tinggi HIV, imunokompromais akibat
pengobatan kortikosteroid, sedang menjalani terapi radiasi,
penyakit keganasan pada tulang dan limfe, anak gizi buruk,
demam tinggi, menderita penyakit infeksi kulit yang luas,
12
pernah menderita tuberculosis, dan kehamilan (Dewi,
2012).
c. Efek Samping
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat
umum. Reaksi yang tampak seperti demam 1-2 minggu
kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat
suntikan yang berubah menjadi pustula, kemudian pecah
menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh
secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-
kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan
atau leher, terasa padat, tidak sakit, dan tidak menimbulkan
demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan,
dan akan menghilang dengan sendirinya (Ditjen PP & PL
Depkes RI, 2005).
2.1.3.2 Imunisasi DPT (Dipteri, Pertusis, Tetanus)
Imunisasi DPT mencegah anak terhadap penyakit dipteri,
pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Dipteri adalah penyakit
radang tenggorokan berat yang disebabkan oleh
Corynebacterium diphteriae dapat menyebar ke sistem saraf
dan jantung sehingga berakibat kematian (Peter et.al., 2017).
Pertusis (batuk rejan atau batuk 100 hari) yang disebabkan
oleh Bordetella pertussis dengan gejala berupa batuk, mata
merah, demam, dan semakin lama menimbulkan keparahan
sedangkan tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh
13
Clostridium tetani yang disebarkan melalui luka yang dalam.
Gejala tetanus berupa kejang, mulut mencucu, kaku otot perut,
kaku rahang, disertai keringat dan demam. Pada bayi terdapat
gejala berhenti menetek (sucking) pada 3 sampai 28 hari
setelah lahir (Pratiwi, 2012).
a. Cara Pemberian dan Dosis
Pemberian secara intramuskuler dengan dosis pemberian
0,5 ml sebanyak 3 dosis. Sebelum digunakan vaksin harus
dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.
Imunisasi rutin pada anak dianjurkan pemberian 5 dosis
pada usia 2, 4, 6, 15-18 bulan, dan saat masuk sekolah.
Ketentuan peenggunan vaksin DPT yaitu suhu
penyimpanan berkisar 2-80C, vaksin belum kadaluarsa,
tidak pernah terendam air, dan sterilitasnya terjaga (Depkes
RI, 2009).
b. Kontraindikasi
Gejala abnormal otak atau saraf pada bayi baru lahir
merupakan kontraindikasi pertusis. Gejala tersebut seperti
penyakit-penyakit yang mengenai sistem saraf pusat berupa
infeksi atau kongenital. Anak-anak yang mengalami gejala
berat tersebut pada pemberian dosis pertama komponen
vaksin pertusis perlu dihilangkan pada pemberian kedua,
lanjutan imunisasi dapat diberikan vaksin DT.
c. Efek Samping
14
Efek samping yang mungkin muncul adalah demam, rasa
sakit ditempat penyuntikan, peradangan, dan kejang. Anak
mungkin akan demam pada sore hari setelah mendapat
vaksin dan akan membaik dalam 1-2 hari, jika anak
mengalami demam lebih dari satu hari perlu dicurigai ada
infeksi lain (Margareta, 2009). Efek samping lain seperti
rasa sakit ditempat suntikan dan peradangan akan sembuh
dengan sendirinya. Kejang merupakan efek samping yang
jarang ditemui. Jika terdapat kejang pada anak maka vaksin
pertusis harus dihilangkan pada imunisasi selanjutnya
(Dewi, 2012).
2.1.3.3 Imunisasi Hepatitis-B
Imunisasi hepatitis B berfungsi untuk pemberian kekebalan
aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B.
Gejala biasanya bersifat asimptomatik dan kronis serta dapat
menimbulkan sirosis hati. Vaksin hepatitis B mengandung
HBsAg (antigen permukaan) dari virus hepatitis B (Febriana,
2009).
a. Cara Pemberian dan Dosis
Imunisasi ini diberikan tiga kali pada usia 0-11 bulan
melalui injeksi intramuskuler dengan dosis 0,5 ml.
Pemberian suntikan secara intramuskuler sebaiknya pada
anterolateral paha. Pemberian suntikan dasar sebanyak 3
kali dengan jarak suntikan satu bulan untuk suntikan 1 dan
15
2, dan lima bulan untuk jarak suntikan 2 dan 3. Imunisasi
ulang diberikan 5 tahun setelah imunisasi dasar (Novitasari,
2015).
b. Kontraindikasi
Riwayat alergi merupakan kontraindikasi utama imunisasi
Hepatitis B. Riwayat alergi atau hipersensitifitas yang
dimaksud yaitu terhadap ragi serta riwayat efek samping
yang berat pada penyuntikan dosis pertama (Depkes RI,
2009).
c. Efek Samping
Efek samping yang terjadi pasca imunisasi hepatitis B
umumnya ringan. Efek samping yang muncul hanya berupa
nyeri, bengkak, panas, mual, dan nyeri sendi maupun otot
dengan reaksi ringan dan sembuh dalam 1-2 hari (Dewi,
2012).
2.1.3.4 Imunisasi Polio
Vaksin polio diberikan untuk mencegah penyakit polimielitis.
Penyakit ini disebabkan oleh virus polio pada medulla spinalis
yang menyebabkan kelumpuhan. Virus vaksin ini akan
menempatkan diri di usus dan akan memacu pembentukan
antibodi dalam darah maupun epitelium usus sehingga akan
16
memberikan perlindungan terhadap virus yang masuk
kemudian (Dewi, 2012).
a. Cara Pemberian dan Dosis
Vaksin polio diberikan sebanyak 4 kali yaitu polio I, II, II,
dan IV yang diberikan secara oral (melalui mulut) setiap
kali pemberian sebanyak dua tetes (0,1 ml). Pemberian
selanjutnya dengan jarak interval 4 minggu. Penetes
(dropper) harus diganti dengan yang baru setiap kali
membuka vial yang baru (Istriyati, 2011).
b. Kontraindikasi
Anak yang sedang menderita penyakit di saluran cerna tidak
boleh menerima vaksin polio. Kontraindikasi pemberian
vaksin polio antara lain anak dalam keadaan penyakit akut,
demam >380C, muntah atau diare berat, anak dengan
imunosupresi atau sedang dalam pengobatan imunosupresif
serta memiliki keganasan yang berhubungan dengan
retikuloendotelial.
c. Efek Samping
Pada umumnya tidak terdapat efek samping pada pemberian
imunisasi polio (Margareta, 2009). Efek samping yang
serius seperti lumpuh layu (paralisis) jarang terjadi
(Istriyati, 2011).
17
2.1.3.5 Imunisasi Campak
Vaksin campak merupakan virus campak yang dilemahkan
dengan fungsi memberikan kekebalan aktif terhadap campak.
Imunisasi campak bertujuan untuk mencegah penyakit campak
karena penyakit ini sangat menular dan sering menyebabkan
Kejadian Luar Biasa (KLB) (Novitasari, 2015).
a. Cara Pemberian dan Dosis
pemberian vaksin campak sebanyak satu kali pada usia anak
9-11 bulan dengan dosis 0,5 cc. Sebelum disuntikkan vaksin
campak dilarutkan dalam cairan pelarut steril sebanyak 5 ml
kemudian disuntikkan di lengan kiri atas secara subkutan
(Novitasari, 2015).
b. Kontraindikasi
Gangguan imun pada anak perlu diperhatikan. Anak-anak
dengan imunodefisiensi (Imun lemah) atau individu dengan
gangguan imun akibat leukimia dan lymphoma merupakan
kontraindikasi pemberian vaksin campak (Depkes RI,
2017).
c. Efek Samping
Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan
kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari
setelah divaksinasi. Walaupun dilaporkan ada beberapa
variasi temuan, efek samping vaksin campak hidup (tunggal
18
atau gabungan) umumnya adalah ringan dan terbatas untuk
anak-anak yang rentan (Pratiwi, 2011).
19
2.1.3.6 Jadwal dan Dosis Imunisasi
Jadwal dan dosis imunisasi dijelaskan pada tabel 1 dan 2
sebagai berikut :
Tabel 1. Jadwal Pemberian Imunisasi Menurut Frekuensi,Interval, dan Usia Pemberian.
Sumber: Depkes RI, 2017.
Tabel 2. Dosis Pemberian Imunisasi Berdasarkan Jenis Vaksin dan Cara Pemberiannya.
Vaksin Dosis Cara Pemberian
HB 0,5 cc Intramuskular
BCG 0,05 cc Intrakutan di daerah muskulus
deltoideus
Polio 2 tetes Mulut
DPT 0,5 cc Intramuskular
Campak 0,5 cc Subkutan daerah lengan kiri atas
Sumber: Mulyanti, 2014.
Vaksin Pemberian
Imunisasi
Interval
Waktu
Pemberian
Usia
Pemberian
Keterangan
HB 3 kali 4 minggu 0-11 bulan Pemberian Hepatitis B paling
optimal diberikan pada bayi <24
jam pasca persalinan, dengan
didahului suntikan
vitamin K1 2-3 jam sebelumnya,
khusus daerah dengan akses sulit,
pemberian Hepatitis B masih
diperkenankan sampai <7 hari
BCG 1 kali - 0-11 bulan Pemberian BCG optimal
diberikan sampai usia 2 bulan,
dapat diberikan sampai usia <1
tahun tanpa perlu melakukan tes
mantoux
Polio 4 kali (Polio
1,2,3,4)
4 minggu 0-11 bulan Bayi lahir di Institusi Rumah
Sakit, Klinik dan Bidan Praktik
Swasta, Imunisasi BCG dan Polio
1 diberikan
sebelum dipulangkan
DPT 3 kali (DPT
1,2,3)
4 minggu 0-11 bulan
Campak 1 kali - 9-11 bulan
20
2.2 Faktor Yang Memhubungani Pemberian Imunisasi
Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010) ada tiga faktor
yang memhubungani perilaku seseorang yaitu :
2.2.1 Faktor Pemudah (Predisposing Factor)
Faktor penyebab seseorang yang mau mengimunisasikan anaknya,
karena dihubungani oleh :
a. Pengetahuan ibu
b. Tingkat pendidikan
c. Pekerjaan
d. Tingkat pendapatan
e. Sikap
f. Dukungan keluarga
2.2.2 Faktor Pemungkin (Enambling Factor)
Faktor yang menyebabkan seseorang selalu ikut program imunisasi
anaknya dihubungani oleh :
a. Keterjangkauan ketempat imunisasi
b. Ketersediaan tempat pelayanan imunisasi (sarana dan prasarana)
c. Ketersediaan waktu
2.2.3 Faktor Penguat (Reinforcing Factor)
a. Peran kader
b. Peran petugas kesehatan
c. Peran pemerintah
21
Faktor predisposisi merupakan faktor internal pada seseorang yang
mempengaruhi perilaku kesehatannya. Ibu sangat berperan penting dalam
menentukan keberhasilan program imunisasi (Triana, 2016), sehingga faktor
predisposisi dari ibu seperti pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, sikap,
pendapatan keluarga, dukungan keluarga, dan faktor pemungkin seperti
keterangkauan ketempat pelayanan imunisasi sangat berhubungan terhadap
pemberian imunisasi dasar bayinya.
2.2.1.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari mengetahui dan dasar tindakan
seseorang yang terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Proses Penginderaan terjadi melalui
pancaindera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan akan
menjadi motivasi seseorang untuk melakukan tindakan. Tindakan
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih konsisten atau menetap
dibandingkan tindakan tanpa didasari pengetahuan (Agustina, 2012).
Pengetahuan ibu yang baik mengenai imunisasi akan menjadi
motivasi ibu untuk membawa bayinya mendapatkan imunisasi.
Tingkatan pengetahuan terdiri dari (1) Tahu (know), (2) Memahami
(comprehension), (3) Aplikasi (application), (4) Analisis (analysis),
(5) Sintesis (synthesis) dan (6) Evaluasi (evaluation). Semakin tinggi
tingkat pengetahuan seseorang maka akan semakin baik
22
kemampuannya dalam mengaplikasikan pengetahuan tersebut.
Sistem manajemen pengetahuan memungkinkan untuk mempelajari
dan merefleksikan pengetahuan yang akan dikembangkan mencakup
lima fase yaitu: 1) pembentukan pengetahuan (knowledge creation);
2) pengesahan pengetahuan (knowledge validation); 3) pengenalan
atau penyajian pengetahuan (knowledge presentation); 4)
pendistribusian pengetahuan (knowledge distribution); 5) penerapan
pengetahuan (knowledge application) (Oktarlina, 2016).
Tingkat pengetahuan seseorang dapat diukur dengan kuisioner dan
wawancara. Menurut Arikunto (2010), pengetahuan dibagi dalam 3
kategori, yaitu pertama, baik jika subjek mampu menjawab dengan
benar 76%-100% dari seluruh petanyaan. Kedua, cukup jika subjek
mampu menjawab dengan benar 56%-75% dari seluruh pertanyaan.
Ketiga, kurang jika subjek mampu kurang dari 55% dari seluruh
pertanyaan (Arikunto, 2010). Menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh Istriyati (2011) di Desa Kumpulrejo Kota Salatiga,
ibu dengan pengetahuan imunisasi rendah memiliki risiko 4,750 kali
tidak memberikan imunisasi dasar lengkap kepada anaknya
dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan
imunisasi tinggi. Sedangkan menurut penelitian oleh Mulyanti
(2013) di wilayah kerja Puskesmas Situgintung Kabupaten Ciputat,
ibu yang memiliki tingkat pengetahuan imunisasi rendah berisiko 27
kali tidak memberikan imunisasi lengkap kepada anaknya dibanding
ibu dengan tingkat pengetahuan imunisasi baik. Hal ini menunjukkan
23
hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu tentang
imunisasi dengan pemberian kelengkapan imunisasi anak.
2.2.1.2 Pendidikan
Pendidikan adalah seluruh usaha yang dilakukan secara sadar dan
terencana melalui lembaga formal maupun non-formal untuk
mengembangkan kualitas sumber daya agar memiliki kepribadian,
kecerdasan, keterampilan dan pengendalian diri yang dapat
dimanfaatkan lingkungan untuk meningkatkan taraf kehidupan,
sehingga menjadi sumber daya yang efektif dan efesien (Departemen
Pendidikan Nasional, 2003). Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka akan semakin baik pengetahuannya dan
pemahamannya tentang kehidupan termasuk di dalamnya
pemahaman tentang kesehatan (Pratiwi, 2012), Sehingga penting
bagi seorang wanita yang berlaku sebagai ibu untuk dapat
berpendidikan tinggi karena seorang wanita akan menjadi
pendidikan pertama bagi anaknya termasuk menentukan pelayanan
kesehatan yang tepat bagi anaknya.
Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2012) menunjukkan resiko
3,814 bagi ibu yang tidak bersekolah untuk pemberian imunisasi
anak tidak lengkap dibanding ibu yang menempuh pendidkan
formal. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Istriyati (2011) di
Desa Kumpulrejo Kota Salatiga responden dengan pendidikan dasar
memiliki risiko 4,297 kali tidak memberikan imunisasi dasar lengkap
24
kepada anaknya dibandingkan dengan responden yang memiliki
tingkat pendidikan lanjut.
2.2.1.3 Status Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang
bagi seseorang. Ibu yang bekerja mungkin akan memiliki sedikit
waktu luang, sehingga kesempatan untuk dapat membawa anaknya
ke pelayanan imunisasi lebih kecil dibandingkan ibu yang tidak
bekerja. Selain itu, kesibukan ibu pada pekerjaannya seringkali
membuat ibu lupa jadwal imunisasi anaknya sehingga anak tidak
medapatkan imunisasi atau pemberian imunisasinya tidak lengkap.
Namun ibu yang bekerja memiliki sumber informasi yang cukup
sehingga mungkin akan lebih aktif membawa anaknya untuk
imunisasi (Mulyanti, 2013).
2.2.1.4 Sikap
Sikap adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan
dan hubungannya terhadap kesehatan (Natasha et al, 2013). Menurut
Notoadmodjo (2010) Sebelum orang mengadopsi perilaku baru ,
terjadi proses yang berurutan didalam diri seseorang, yakni :
awareness (kesadaran), interest (tertarik), evaluation
(mempertimbangkan dampak baik dan buruk stimulus tersebut
terhadap dirinya), Trial (mulai mencoba prilaku baru), adoption
(subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
25
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus) (Notoatmodjo, 2010).
Berikut adalah tingkatan sikap menurut Notoatmodjo (2010):
a. Menerima (receiving), Menerima diartikan bahwa orang (subjek)
mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.
b. Merespon (responding), Memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah
suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk
menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,
terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa
orang menerima ide tersebut.
c. Menghargai (valuing), Mengajak orang lain untuk mengerjakan
atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap
tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (responsible), Bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan
sikap yang paling tinggi.
Sikap seseorang yang positif belum tentu terwujud dalam tindakan
positif, begitu pula sebaliknya. Temuan-temuan dari peneliti yang
lalu menyebutkan bahwa hubungan sikap dan perilaku sangat lemah
bahkan negatif dan penelitian lain menyebutkan bahwa hubungannya
adalah positif (Natasha et al, 2013).
26
2.2.1.5 Pendapatan
Pendapatan adalah berupa jumlah uang yang diterima seseorang atau
lebih dari anggota keluarga dari jerih payah kerjanya. Secara umum
pendapatan didefinisikan sebagai masukan yang diperoleh dari
keseluruhan aktifitas termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun (Randi, 2013).
Upah Minimum Regional (UMR) adalah pendapatan minimal yang
dihasilkan oleh pekerja sesuai provinsi masing-masing. Menurut
Badan Pusat Statisitik (BPS) 2016 UMR di Provinsi Lampung
sebesar 1.763.000, sehingga apabila pendapatan berada di bawah
UMR maka pendapatan tersebut dikategorikan sebagai tingkat
pendapatan rendah dan sebaliknya.
Pemberian ekonomi seseorang berhubungan pada kemampuan
seseorang membiayai pelayanan kesehatan. Seseorang mungkin tahu
akan pentingnya kesehatan namun karena terkendala biaya orang
tersebut memutuskan untuk tidak memperoleh pelayanan kesehatan
yang dibutuhkannya. Pendapatan keluarga yang rendah akan menjadi
pertimbangan ibu untuk tidak mengimunisasikan anaknya. Dampak
lain adalah ibu lebih memilih bekerja untuk membantu pendapatan
keluarga sehingga waktu untuk membawa anak imunisasi berkurang
(Mulyanti, 2013).
27
2.2.1.6 Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga
terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan informasional,
dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan
emosional. Keseluruhan elemen tersebut terwujud dalam bentuk
hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan
penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga
merasa ada yang memperhatikan (Friedman, 2010). Seorang ibu
yang memiliki sikap positif terhadap imunisasi anaknya perlu
mendapat dukungan dari suami berupa konfirmasi atau izin dan
fasilitas yang mempermudah jangkauan imunisasi serta motivasi
untuk rutin imunisasi sesuai jadwal (Suzanne, 2011). Selain dari
suami ibu juga membutuhkan dukungan keluarga dari
orangtua/mertua yang juga memiliki sikap positif terhadap imunisasi
(Pratiwi, 2012).
2.2.1.7 Keterjangkaun Tempat Pelayanan Imunisasi
Salah satu faktor yang memhubungani pencapaian derajat kesehatan,
termasuk pemberian kelengkapan imunisasi dasar adalah adanya
keterjangkauan tempat pelayanan kesehatan oleh masyarakat.
Kemudahan untuk mencapai pelayanan kesehatan ini antara lain
ditentukan oleh adanya transportasi yang tersedia sehingga dapat
memperkecil jarak tempuh, hal ini akan menimbulkan motivasi ibu
untuk datang ketempat pelayanan imunisasi (Agustina, 2012).
28
Menurut Lawrence W. Green (1980), Ketersediaan dan
keterjangkauan sumber daya kesehatan termasuk tenaga kesehatan
yang ada dan mudah dijangkau merupakan salah satu faktor yang
memberi kontribusi terhadap perilaku dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan. Semakin kecil jarak jangkauan masyarakat terhadap suatu
tempat pelayanan kesehatan, maka akan semakin sedikit pula waktu
yang diperlukan sehingga tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan
meningkat (Notoatmodjo, 2010).
29
2.3 Kerangka Teori
Kerangka teori penelitian ini dijelaskan pada gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Teori.
Sumber : Modifikasi Lawrence W. Green (1980) dalam Soekidjo Notoatmodjo
(2010), Istriyati (2011)
Pemberian
Imunisasi Dasar
Diteliti
Tidak Diteliti
Pengetahuan
ibu terhadap
imunisasi
Pendidikan
Status
Pekerjaan
Sikap ibu
terhadap
imunisasi
Pendapatan
keluarga
Dukungan
Keluarga
terhadap
imunisasi Keterjangkauan
Ketempat
Pelayanan
Sarana dan
Prasarana
Peran Kader
Peran Tenaga
kesehatan Faktor
Penguat
Faktor
Pemungkin
Faktor Pemudah
(Predisposisi)
Peran
Pemerintah
30
2.4 Kerangka Konsep
Pada kerangka teori di atas, terdapat variabel yang tidak diteliti (variabel
pengganggu) berupa ketersediaan sarana dan prasarana imunisasi, peran
kader, peran petugas kesehatan, serta peran pemerintah. Pengendalian
variabel ketersediaan sarana imunisasi dikendalikan dengan menyamakan
sarana imunisasi karena wilayah penelitian berada pada satu wilayah kerja
Puskesmas Korpri. Peran Petugas kesehatan disamakan karena di desa
penelitian imunisasi dilaksanakan oleh satu bidan desa. Peran kader
kesehatan disamakan karena wilayah penelitian berada pada satu wilayah
kerja Puskesmas Korpri dengan tamatan pendidikan minimal SMA.
Sementara itu peran pemerintah khususnya pemerintah kota juga disamakan
karena berada di satu kabupaten/kota Bandarlampung. Kerangka konsep
dalam penelitian ini dibuat dengan memperhatikan keterkaitan antara
variabel-variabel berdasarkan karakteristik dari setiap variabel
(Parmonangan, 2017). Kerangka konsep yang disusun sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Konsep.
Variabel terikat :
Pemberian
Imunisasi Dasar
Bayi
Variabel Bebas :
Pengetahuan
Pendidikan
Pekerjaan
Sikap
Pendapatan
Dukungan Keluarga
Keterjangkauan ketempat
pelayanan imunisasi
31
2.5 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian (Notoatmodjo,
2014). Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini maka di
rumuskan hipotesis yaitu :
2.5.1 Hipotesis Null (H0) :
a Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu terhadap imunisasi
dengan pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas
Korpri Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
b Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan
pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri
Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
c Tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian
imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri Kecamatan
Sukarame Kota Bandarlampung.
d Tidak ada hubungan antara sikap ibu terhadap imunisasi dengan
pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri
Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
e Tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan pemberian
imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri Kecamatan
Sukarame Kota Bandarlampung.
f Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga ibu terhadap
imunisasi dengan pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja
Puskesmas Korpri Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
32
g Tidak ada hubungan antara keterjangkauan ketempat pelayanan
imunisasi dengan pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja
Puskesmas Korpri Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
2.5.2 Hipotesis Alternatif (Ha)
a Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu terhadap imunisasi
dengan pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas
Korpri Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
b Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan
pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri
Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
c Terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian
imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri Kecamatan
Sukarame Kota Bandarlampung.
d Terdapat hubungan antara sikap ibu terhadap imunisasi dengan
pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri
Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
e Terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan pemberian
imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri Kecamatan
Sukarame Kota Bandarlampung.
f Terdapat hubungan antara dukungan keluarga ibu terhadap
imunisasi dengan pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja
Puskesmas Korpri Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
33
g Terdapat hubungan antara keterjangkauan ketempat pelayanan
imunisasi dengan pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja
Puskesmas Korpri Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penenelitian
Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross
sectional (potong lintang). Analitik observasional adalah survei atau
penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena
kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis korelasi antara faktor
resiko dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2012). Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu suatu pendekatan yang
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek
dengan cara pendekatan, observasi maupun pengumpulan data dalam satu
waktu. Observasi hanya dilakukan sekali saja dan pengukuran terhadap
variabel penelitian dilakukan saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2012).
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
Lokasi adalah tempat penelitian tersebut dilakukan, sedangkan waktu adalah
jangka waktu yang dibutuhkan peneliti untuk memperoleh data
(Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini telah dilakukan di seluruh wilayah kerja
Puskesmas Korpri Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung pada bulan
Oktober sampai Desember 2017.
35
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi
usia 12-36 bulan di seluruh wilayah kerja Puskesmas Korpri
Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung. Jumlah ibu dengan bayi
berusia 12-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Korpri Kecamatan
Sukarame Kota Bandarlampung sebanyak 120.
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti
(Notoatmodjo, 2012). Adapun teknik dan besar sampel penelitian ini
yaitu:
3.3.2.1 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
total sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara
mengambil seluruh anggota populasi. Alasan memilih total
sampling adalah agar hasil penelitian lebih valid sehingga
penelitian lebih objektif dengan hasil yang akurat.
3.3 .2.2 Besar Sampel
Besar sampel yang diambil berdasarkan teknik total sampling
adalah seluruh jumlah anggota yang ada pada populasi tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Besar sampel minimal dalam penelitian
ini dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
36
Keterangan:
n = besar subjek
Zα = tingkat kemaknaan = 1,96
P = proporsi yang diduga disuatu populasi = 50% = 0,5
Q = 1 – P = 1 – 0,5 = 0,5
d = derajat ketepatan yang direfleksikan oleh kesalahan yang
dapat ditoleransi = 0,1
= 96, 04 orang = atau 97 responden
Jadi besar sampel minimal yang harus didapatkan yaitu
sebanyak 97 responden. Besar sampel yang didapatkan dalam
penelitian ini sebanyak 100 responden.
3.3.2.3 Kriteria Inklusi dan Ekslusi
Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
anggota populasi untuk diambil sebagai sampel, sedangkan
kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak
dapat dimbil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2014).
Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu:
37
a. Responden bersedia menjadi objek penelitian dan hadir saat
pengambilan data.
b. Ibu yang memiliki bayi usia 12-36 bulan.
c. Bayi lahir normal dan sehat.
d. Ibu dapat membaca dan menulis.
Kriteria ekslusi:
a. Bayi yang lahir prematur atau lahir dengan komplikasi.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok
yang tidak dimiliki kelompok lain (Notoatmodjo, 2012). Variabel dalam
penelitian ini yaitu :
a. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini yaitu tingkat
pengetahuan ibu terhadap imunisasi, tingkat pendidikan ibu, pemberian
pekerjaan ibu, sikap ibu terhadap imunisasi, pendapatan keluarga,
dukungan keluarga terhadap imunisasi, dan keterjangkauan tempat
imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Korpri Kecamatan Sukarame
Kota Bandarlampung.
b. Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini yaitu pemberian
imunisasi dasar bayi usia 12-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Korpri Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
38
3.5 Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini dijelaskan pada tabel 3 sebagai
berikut:
Tabel 3. Definisi Operasional
No Variabel Definisi
Operasional Kategori Alat Ukur Cara Ukur Skala
1
Tingkat
pengetahuan
ibu tentang
kelengkapan
imunisasi
dasar pada
bayi
Pengetahuan ibu
mengenai
imunisasi dasar
meliputi
pengertian,
tujuan, manfaat,
jenis imunisasi
dasar, jadwal
pemberian,
tempat pelayanan
imunisasi,
kontraindikasi,
dan efek samping
1. Tinggi jika
responden
mampu
menjawab benar
76% - 100%
pertanyaan.
Kuisioner Skor :
Wawancara
1. skor 1 untuk
jawaban benar
Ordinal
2. Cukup jika
responden
mampu
menjawab benar
56% - 75%
pertanyaan.
2. skor 0 untuk
jawaban salah
3. Rendah jika
responden
mampu
menjawab
<55%
pertanyaan.
2 Pendidikan
ibu
Pendidikan
formal ibu
yang diikuti
sampai tamat
1.Dasar
(Pendidikan
terakhir lulus <
SMA)
2.Lanjut
(Pendidikan
terakhir lulus ≥
SMA)
Kuesioner Wawancara Ordinal
3
4
Pekerjaan
ibu
Sikap
Segala sesuatu
kegiatan diluar
pekerjaan
rumah tangga
yang
dilakukan ibu
untuk
menghasilkan
pendapatan
atau uang
Respon atau
pandangan ibu
mengenai
imunisasi
1. Bekerja
2.Tidak Bekerja
1. Sikap positif (≥
median)
2. Sikap negatif
Kuesioner
Kuesioner
Wawancara
Wawancara
Nominal
Nominal
39
5
Pendapat-
an
keluarga
dasar pada
bayi
Jumlah
pendapatan
selama satu
bulan dibagi
jumlah seluruh
anggota
keluarga yang
tinggal
serumah.
(<median)
1. Tinggi (jika ≥
UMR (≥
1.763.000)
2. Rendah (jika
< UMR (<
1.763.000)
Kuesioner
Wawancara
Ordinal
6
7
Dukungan
keluarga
Keterjang-
kauan
ketempat
pelayanan
imunisasi
Dukungan
yang diberikan
suami, mertua,
dan orang tua
terhadap ibu
bayi terkait
program
imunisasi.
Persepsi
responden
terhadap Jarak
dan perjalanan
ke pelayanan
imunisasi dari
rumahnya
1. Didukung
2. Tidak
didukung
1.Terjangkau
2.Tidak
Terjangkau
Kuesioner
Kuesioner
Wawancara
Wawancara
Nominal
Nominal
8
Kelengka-
pan
imunisasi
dasar pada
bayi
Kelengkapan
imunisasi
yang dilihat
dari sudut
lengkap
tidaknya
imunisasi
dasar dengan
ketentuan bayi
telah
mendapatkan
vaksin BCG
1x, DPT 3x,
polio 4x, HB
3x, campak 1x
1. Lengkap (bila
bayi sudah
mendapatk-an
imunisasi BCG
1x, DPT 3x,
Polio 4x, HB 3x,
Campak 1x)
2.Tidak lengkap
(bila bayi belum
mendapatk-an
salah satu
imunisasi BCG
1x, DPT 3x,
polio 4x, HB 3x,
campak 1x)
Kuesioner Wawancara
dengan
memperlihatkan
catatan Kartu
Menuju Sehat
(KMS)
Nominal
40
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah peralatan yang digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian (Notoatmodjo, 2014). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner dan Kartu Menuju Sehat (KMS).
3.6.1 Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan secara tertulis dalam bentuk
formulir yang diajukan kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan
tanggapan, informasi, jawaban, dan sebagainya. Kuesioner ini berupa
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data
atau informasi tentang tingkat pengetahuan ibu terhadap imunisasi,
tingkat pendidikan ibu, pemberian pekerjaan, sikap ibu terhadap
imunisasi, pendapatan keluarga, dukungan keluarga terhadap
imunisasi, dan keterjangkauan ke tempat pelayanan imunisasi, dan
kelengkapan imunisasi.
Kuesioner menggunakan pendekatan skala Likert dan Gutman. Pada
skala Gutman dengan jenis pernyataan positif memiliki nilai 1 jika
pernyataan benar dan 0 jika salah. Sedangkan pada pernyataan negatif
berlaku sebaliknya. Peneliti menggunakan skala Gutman pada
kategori pengetahuan ibu terhadap imunisasi. Skala yang kedua yaitu
skala Likert merupakan skala pengukuran yang menyediakan empat
pilihan jawaban yaitu sangat setuju tidak setuju nilai 4 jika sangat
setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, dan 1 sangat tidak setuju dengan
pernyataan yang ada. Pada pernyataan negatif berlaku sebaliknya
yaitu nilai 4 jika sangat tidak setuju berurutan hingga nilai 1 untuk
41
pernyataan setuju. Peneliti menggunakan skala Likert untuk mengukur
sikap ibu terhadap imunisasi.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini telah di uji validitas
dan reliabilitasnya pada populasi yang memiliki karakteristik yang
sama dengan populasi yang akan diteliti. Uji validitas adalah uji untuk
menilai ketepatan dan kecermatan alat ukur (tes) sementara uji
reliabilitas adalah uji untuk memastikan apakah kuesioner penelitian
yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel penelitian reliabel
atau tidak. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian ini telah
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Simpur Kecamatan
Tanjungkarang Pusat Kota Bandarlampung sebagai Puskesmas dengan
cakupan imunisasi terendah kedua se-kota Bandarlampung sebanyak
26 responden. Pengujian reliabilitas kuesioner dilakukan pengujian
internal dengan menguji coba kuesioner hanya satu kali, kemudian
dilakukan analisis untuk memprediksi reliabilitas kuesioner tersebut.
Analisisnya menggunakan uji Cronbach Alpha (Dahlan, 2013).
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian telah melalui uji validitas
dan reliabilitas dengan hasil akhir terdapat 20 pertanyaan mengenai
pengetahuan dan 14 pertanyaan mengenai sikap yang dapat digunakan
dalam penelitian. Berikut adalah hasil uji validitas dan reliabilitas
yang disajikan pada tabel 4 dan tabel 5.
42
Tabel 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan
No Item Ray r
tabel
Kriteria Cronbach
alfa
Reliabilitas
1 Pengertian
imunisasi
0,441 0,388 valid
0,688 Reliabel
2 Tujuan
imunisasi
0,392 0,388 valid
3 Manfaat
imunisasi
0,485 0,388 valid
4 Kelengkapan
imunisasi
0,703 0,388 valid
5 Imunisasi
Pertama
0,703 0,388 valid
6 Jenis imunisasi 0,710 0,388 valid 7 Frekuensi BCG 0,745 0,388 valid 8 Tujuan BCG 0,464 0,388 valid 9 Pemberian
BCG
0,623 0,388 valid
10 Frekuensi DPT 0,745 0,388 valid 11 Tujuan DPT 0,514 0,388 valid 12 Tujuan Polio 0,394 0,388 valid 13 Frekuensi Polio 0,429 0,388 valid 14 Pemberian
Polio
0,844 0,388 valid
15 Frekuensi HB 0,887 0,388 valid 16 Tujuan HB 0,439 0,388 valid 17 Frekuensi
campak
0,451 0,388 valid
18 Tujuan Campak 0,703 0,388 valid 19 Imunisasi
Terakhir
0,692 0,388 valid
20 Tempat
Imunisasi
0,776 0,388 valid
Berdasarkan Tabel 4 bahwa ke-20 item pertanyaan kuesioner
pengetahuan dapat digunakan dan dapat menjawab suatu hal yang
diukur dikarenakan sudah memenuhi kriteria valid. Setelah
mendapatkan item pertanyaan yang valid, diuji reliabilitasnya dengan
menggunakan perangkat lunak dan didapatkan hasil nilai Cronbach’s
alpha yaitu 0,688. Nilai 0,688 pada uji reliabilitas memiliki arti
reliabel menurut kategori koefisien reliabilitas.
43
Tabel 5. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Sikap
No Item Ray r
tabel
Kriteria Cronbach
alfa
Reliabilitas
1 Sikap 1 0,659 0,388 valid
0,748 Reliabel
2 Sikap 2 0,856 0,388 valid 3 Sikap 3 0,545 0,388 valid 4 Sikap 4 0,658 0,388 valid 5 Sikap 5 0,405 0,388 valid 6 Sikap 6 0,661 0,388 valid 7 Sikap 7 0,661 0,388 valid 8 Sikap 8 0,389 0,388 valid 9 Sikap 9 0,766 0,388 valid
10 Sikap 10 0,614 0,388 valid 11 Sikap 11 0,670 0,388 valid 12 Sikap 12 0,704 0,388 valid 13 Sikap 13 0,813 0,388 valid 14 Sikap 14 0,632 0,388 valid
Berdasarkan Tabel 5 bahwa ke-14 item pertanyaan kuesioner sikap
dapat digunakan dan dapat menjawab suatu hal yang diukur
dikarenakan sudah memenuhi kriteria valid. Setelah mendapatkan item
pertanyaan yang valid, diuji reliabilitasnya dengan menggunakan
perangkat lunak dan didapatkan hasil nilai Cronbach’s alpha yaitu
0,748. Nilai 0,748 pada uji reliabilitas memiliki arti reliabel menurut
kategori koefisien reliabilitas. Dengan demikian, kuesioner dapat
disebarkan dan digunakan untuk penelitian karena sudah melalui uji
validitas dan reliabilitas.
3.6.2 Kartu Menuju Sehat (KMS)
Untuk mengetahui pemberian kelengkapan imunisasi dasar bayi,
Informasi mengenai jadwal imunisasi, dan jenis imunisasi yang
diberikan tercantum pada Kartu Menuju Sehat (KMS), sehingga dapat
diketahui jenis imunisasi apa saja yang sudah diberikan dan apa yang
44
belum diberikan. Ketepatan jadwal imunisasi juga dapat diketahui
melalui KMS. Setiap bayi sebaiknya mempunyai dokumentasi
imunisasi seperti kartu menuju sehat yang dipegang oleh orang tua
atau pengasuhnya. Setiap dokter atau tenaga medis yang memberikan
imunisasi harus mencatat semua data-data yang relevan pada kartu
menuju sehat tersebut.
3.7 Metode Pengambilan Data
3.7.1 Data Primer
Data primer diperoleh dengan metode wawancara atau bertanya
langsung kepada responden dengan bantuan lembar kuesioner.
Kuesioner berisi beberapa pertanyaan terkait faktor-faktor yang
mungkin mempengaruhi ibu untuk membawa bayinya memperoleh
layanan imunisasi dasar. Pengambilan data dilakukan disemua
Posyandu pada wilayah kerja Puskesmas Korpri Kecamatan
Sukarame, kemudian untuk ibu yang tidak hadir saat pengambilan
data dilakukan pengambilan data ke setiap rumah responden (door to
door). Jumlah seluruh Posyandu pada penelitian ini sebanyak 8
Posyandu. Kemudian ibu yang tidak hadir saat pengambilan data di
Posyandu telah dilakukan kunjungan kerumah, namun kunjungan
tidak menjangkau seluruh daftar nama ibu yang memiliki bayi usia 12-
36 bulan menurut data Posyandu dan Puskesmas setempat, sehingga
hal ini menjadi keterbatasan penelitian.
45
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari dokumen atau berbagai tulisan yang
berkenaan dengan objek penelitian yang diperoleh dari data
puskesmas terkait cakupan imunisasi dasar bayi di wilayah tersebut.
Data ini meliputi :
1. Laporan data cakupan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi 12-
36 bulan se-kota Bandarlampung dan angka kematian bayi akibat
PD3I yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung.
2. Laporan tahunan Puskesmas Korpri Kecamatan Sukarame Kota
Bandarlampung meliputi data tentang cakupan imunisasi bayi,
jumlah posyandu, dan keadaan umum wilayah kerja Puskesmas
Korpri.
3. Dokumen Bidan Desa atau Posyandu setempat tentang jumlah bayi
berusia 12-36 bulan.
3.8 Analisis dan Pengolahan Data
3.8.1 Pengolahan Data
Analisis dan pengolahan data merupakan bagian penting dari suatu
penelitian, adapun langkah-langkah pengolahan data meliputi :
a. Editing, sebelum data diolah data perlu diedit terlebih dahulu,
dengan cara memeriksa kelengkapan daftar pertanyaan yang telah
diisi oleh responden. Tujuan dari editing ini untuk mengurangi
kesalahan atau kekurangan yang ada dalam daftar pertanyaan yang
sudah diisi oleh responden.
46
b. Coding, mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari responden ke
dalam kategori-kategori untuk mempermudahkan pengolahan data.
Seperti pekerjaan ibu: 1= bekerja, 2= tidak bekerja. Pendidikan ibu:
1= rendah, 2= tinggi, dan seterusnya untuk seluruh variabel.
c. Tabulating, dengan cara membuat tabel jawaban-jawaban yang
sudah diberi kategori jawaban dan mengatur angka-angka,
kemudian dimasukan dalam tabel sehingga dapat dihitung jumlah
kasus dalam berbagai kategori.
d. Entry, memasukkan data yang telah didapat ke dalam program
komputer yang telah ditetapkan untuk selanjutnya akan diolah.
3.8.2 Analisis Data
Analisis statistika untuk mengolah data yang diperoleh akan
menggunakan program komputer dimana akan dilakukan 2 macam
analisa data. Analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan
metode sebagai berikut :
a. Analisis Univariat
Analisis univariat ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian. Analisis univariat ini berupa distribusi frekuensi dan
presentase tiap variabel tingkat pendidikan ibu, tingkat
pengetahuan ibu, pemberian pekerjaan, umur ibu, pendapatan
keluarga, dukungan keluarga terhadap imunisasi, dan
keterjangkauan ke tempat pelayanan imunisasi dasar pada bayi.
b. Analisis Bivariat
47
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Analisis ini
digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas
dengan variabel terikat secara sendiri-sendiri. Analisis
menggunakan uji chi square dengan alternatif uji fisher untuk
menguji hipotesis, mengenai ada atau tidaknya hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan a =
0,05 dan Confidence Interval (CI) sebesar 95 % dengan asumsi :
1. Jika p ≤ 0,05 , maka dapat disimpulkan ada hubungan yang
signifikan antara variabel dependen dengan variabel independen
2. Jika p > 0,05 , maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang
signifikan antara variabel dependen dengan variabel independen.
48
3.9 Alur Penelitian
Alur penelitian dijelaskan pada gambar 3 sebagai berikut :
Gambar 3. Alur Penelitian.
3.10 Etika Penelitian
Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Tim Komisi Etik Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung dengan nomor ethical clearance
survei awal, proposal,
perijinan, ethical clearance, uji
instrument, dan koordinasi
dengan bagian FK UNILA
serta Puskesmas dan Posyandu
terkait
Tahap
Persiapan
Tahap
Pelaksanaan
Data Primer :
Informed consent
dan pengisian
kuesioner
Data Sekunder :
Penilaian Kartu
Menuju Sehat
Tahap
Pengolahan
Data Melakukan input data
Analisis data dengan program
Pegambilan
Sampel
49
4083/UN.26/8/DL/2017 serta pelaksanaan di lapangan responden
menyatakan persetujuan dengan menandatangani informed consent.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Faktor-faktor pada ibu yang berhubungan dengan pemberian imunisasi
dasar bayi adalah tingkat pendapatan, sikap, dan dukungan keluarga
terhadap imunisasi.
2. Sebanyak 92% responden dengan tingkat pengetahuan tinggi dan 8%
dengan tingkat pengetahuan rendah, tingkat pendidikan dasar 41% dan
lanjut 59%, 77% responden tidak bekerja dan 23% responden bekerja,
responden denagn sikap negatif sebanyak 44% dan sikap positif sebanyak
56%, responden dengan tingkat pendapatan rendah sebanyak 57% dan
pendapatan tinggi 43%, responden yang tidak didukung sebanyak 19% dan
yang didukung sebanyak 81%, responden dengan jarak jauh sebanyak 20%
dan jarak dekat sebanyak 80%, imunisasi dasar tidak lengkap sebanyak
37% dan imunisasi dasar lengkap sebanyak 37%.
3. Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu terhadap imunisasi dengan
pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri
Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
74
4. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemberian
imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri Kecamatan
Sukarame Kota Bandarlampung.
5. Tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian imunisasi
dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri Kecamatan Sukarame Kota
Bandarlampung.
6. Terdapat hubungan antara sikap ibu terhadap imunisasi dengan pemberian
imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri Kecamatan
Sukarame Kota Bandarlampung dengan p value 0,009 dan OR 0,304. Ibu
dengan sikap positif cenderung akan memberikan imunisasi dasar lengkap
dibanding ibu dengan sikap negatif terhadap imunisasi.
7. Terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan pemberian
imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri Kecamatan
Sukarame Kota Bandarlampung dengan p value 0,007 dan OR 0,274. Ibu
dengan tingkat pendapatan tinggi cenderung akan memberikan imunisasi
dasar lengkap dibanding ibu dengan tingkat pendapatan rendah.
8. Terdapat hubungan antara dukungan keluarga ibu terhadap imunisasi
dengan pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri
Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung dengan p value 0,004 dan OR
0,194. Ibu yang mendapat dukungan dari keluarga cenderung akan
memberikan imunisasi dasar lengkap dibanding ibu yang tidak didukung.
9. Tidak ada hubungan antara keterjangkauan ketempat pelayanan imunisasi
dengan pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri
Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
75
5.2 Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Imunisasi sebagai salah satu tindakan preventif yang telah terbukti
efektifitasnya dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas pada bayi dan
balita, maka diperlukan promosi kesehatan berupa edukasi mengenai
pentingnya imunisasi pada ibu yang memiliki bayi dan keluarganya. Selain
itu, sikap ibu sebagai faktor yang berhubungan untuk melakukan
pemberian imunisasi merupakan kesempatan bagi tenaga kesehatan untuk
menentukan strategi yang tepat dalam peningkatan cakupan imunisasi.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa, maka diharapkan
dapat melakukan penelitian di tempat pedesaan atau penelitian
perbandingan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu
dalam pemberian imunisasi dasar bayi.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Agustina. 2012. Pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian imunisasi dasar
bayi di wilayah kerja puskesmas montasik kabupaten aceh besar. [karya
tulis ilmiah]. Banda Aceh : STIKes U’Budiah.
Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : Rineka
Cipta. Hal 43-50.
Badan Pusat Statistik. 2016. Upah minimum regional provinsi Lampung.
Lampung : BPS Prov. Lampung.
Dahlan, S.M. 2014. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Seri 1 Edisi 6.
Jakarata : Epidemiologi Indonesia : 165-179.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Sistem pendidikan nasional. Jakarta:
UUD RI.
Depkes RI. 2009. Pedoman pengelolaan vaksin. Jakarta : Dirjen Bina Farmasi dan
Alat Kesehatan.
Dewi, N. 2012. Asuhan keperawatan anak dan balita. Jakarta : Salemba. Hal 121-
132.
Dinkes Kota Bandarlampung. 2015. Profil kesehatan kota Bandarlampung tahun
2014. Zulfikar : Dinkes Kota Bandarlampung.
Dinkes Kota Bandarlampung. 2016. Profil kesehatan kota Bandarlampung tahun
2014. Zulfikar : Dinkes Kota Bandarlampung.
77
Dinkes Kota Bandarlampung. 2017. Profil kesehatan kota Bandarlampung tahun
2014. Zulfikar : Dinkes Kota Bandarlampung.
Ditjen PP & PL Depkes RI. 2005. Model pelatihan tenaga pelaksana imunisasi
Puskesmas. jakarta : Ditjen PP & PL Depkes RI.
Febriana, S. 2009. Kelengkapan imunisasi dasar anak dan faktor-faktor yang
berhubungan di poliklinik anak rumah sakit daerah tarakan. [skripsi].
Fakultas Kedokteran : Universitas Sumatera Utara.
Enric V., Claudia A.V., Miriam G., Irene M., Mariano D. 2017. Field evaluation
of the efficacy of mycobacterium bovis bcg vaccine against tuberculosis
in goats. BMC Veterinary Research. Vol 13 (252). Hal 1-6.
Friedman, M. M. 2010. Buku ajar keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan
Praktek. Jakarta : EGC. Hal 74-81.
I.G.N Ranuh, Dkk. 2008. Pedoman imunisasi di Indonesia. Jakarta : Ikatan Dokter
Anak Indonesia. Hal 511-525.
Istriyati, E. 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian
kelengkapan imunisasi dasar bayi di desa kumpul rejo kecamatan
argomulyo kota salatiga. [skripsi]. Fakultas Ilmu Keolahragaan :
Universitas Negeri Semarang.
Kemenkes RI. 2010. Peraturan menteri kesehatan RI nomor
155/Menkes/Per/I/2010 tentang penggunaan kartu menuju sehat (KMS)
balita. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Kemenkes RI. 2014. Profil kesehatan Indonesia 2014. Jakarta : Kemenkes RI
2015. Menkes RI. 2014. Peratutan Menteri Kesehatan Nomor
1059/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Imunisasi. Jakarta : Kemenkes RI.
Kuntjojo. 2009. Metodelogi penelitian kuantitatif dan kualitatif. Kediri : Jawa
Barat. Hal 11-14.
Lawrence Green. 1980. Health education planning a diagnostik approach,
Terjemahan oleh Mandy Zulasmy dkk, Jakarta : Depdikbud RI.
78
Manoj V. Murhekar, P. Kamaraj, K. Kanagasabai, G. Elavarasu, T. Daniel
Rajasekar, K. Boopathi. 2017. Coverage of childhood vaccination among
children aged 12-23 months, Tamil Nadu, 2015, India. Indian J Med. Vol
10 (15). Hal 377-386.
Margareta B., Rose M.C, Lars A.H., Anders L., Lars L., Margaretha M., et. al.
2009. Vaccines to children protective effect and adverse events. Swedish
Council on Technology Assessment in Health Care. Hal 15-32.
Menkes RI. 2017. Peraturan mentri kesehatan no 12 tahun 2017 tentang
penyelenggaraan imunisasi. Jakarta : Menkes RI.
Mulyanti, Y. 2013. Faktor-faktor internal yang berhubungan dengan pemberian
imunisasi dasar balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas
Situgintung Tahun 2013. [skripsi]. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan : Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah.
Murti, B. 2003. Prinsip dan metode riset epidemiologi. Edisi Kedua. Jilid
Pertama. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Natasha L.H., et al. 2013. Understanding reasons for participating in a school-
based influenza vaccination program and decision-making dynamics
among adolescents and parents. Health Education Research. Vol 28 (4).
Hal 663-672.
Notoatmodjo, S. 2010.Promosi kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Hal 43-119.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodelogi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hal 75-89, 115-130.
Novitasari, Y.D. 2015. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi
usia 0-12 bulan di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobongan. [Karya
Tulis Ilmiah]. Surakarta : StiKes Kusuma Husada.
Oktarlina, R.Z. 2016. Analisis faktor-faktor motivasi dan persepsi yang
mempengaruhi penulisan resep sesuai formularium di instalasi rawat
jalan RSUP dr. M. Djamil, Padang. J Agromed Unila 2016; 3(1):13-18]
79
Parmonangan, A. 2017. Perbandingan tingkat pengetahuan mahasiswa
kepaniteraan klinik Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Bandarlampung Dan
Dokter Baru Lulusan Unila 2016 terhadap penulisan resep yang benar.
[skripsi]. Lampung : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Peter A., Andreas A., HenrikRavn, KZaman. 2017. Co-administration of BCG
and Diphtheria-tetanus-pertussis (DTP) vaccinations may reduce infant
mortality more than the WHO-schedule of BCG first and then DTP. A re-
analysis of demographic surveillance data from rural bangladesh.
Elseiver Bio Medicne. Vol 22 (2017). Hal 173-180.
Pratiwi, L.N. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi
dasar balita umur 12-23 bulan di Indonesia tahun 2010. [skripsi].
Fakultas Kesehatan Masyarakat : Universitas Indonesia.
Pusdatin Prov. Lampung. 2014. Ringkasan eksekutif data dan informasi kesehatan
Provinsi Lampung. Bandarlampung : Pusdatin 2014.
Riyanto, D.A. 2013. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar
dengan perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita di kampong
Cantilan kelurahan Kagungan kecamatan Kasemen kota Serang tahun
2013. Ejournal: Stikesborromeus. Hal 1-6.
Suzanne, W.B.S. 2011. A parent’s decision on immunization: making the right
choice. American Academy Of Pediatrics. Vol 127 (1). Hal 85-88.
Triana, V. 2016. Faktor-faktor yang berhubungan dengan imunisasi dasar lengkap
pada bayi tahun 2015. JKMA. Vol 10 (2) : 123-125.
Zahiyyah, H. 2017. Faktor determinan ibu yang berhubungan dengan pemberian
pijat bayi di kecamatan Pondok Melati Bekasi. 2016. [skripsi]. Lampung
: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.