faktor-faktor yang berhubungan dengan...
TRANSCRIPT
0
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU
BALITA DALAM MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KELURAHAN ROROTAN
KECAMATAN CILINCING JAKARTA UTARA TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Disusun Oleh :
Indah Jamiatun Hasanah
1111101000001
PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
i
ii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Skripsi, 14 Agustus 2015
Indah Jamiatun Hasanah, NIM : 1111101000001
Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan
Rorotan Tahun 2015
107 halaman, 25 tabel, 3 bagan, 35 lampiran
ABSTRAK
Posyandu merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan yang
memudahkan masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya, terutama pada ibu
hamil dan anak balita. Penimbangan balita setiap bulan sangat penting dilakukan
sebagai salah satu upaya dalam memantau status gizi anak. Di Kelurahan Rorotan
persentase cakupan penimbangan balita pada tahun 2014 sebanyak 77,7% balita
yang ditimbang ke Posyandu, sedangkan dilihat dari indikator cakupan
penimbangan balita ke Posyandu yang ditetapkan oleh pemerintah sebanyak 85%
(Kemenkes RI, 2014).
Jenis penelitian ini adalah survei dengan pendekatan cross sectional
dengan tujuan untuk menganalisis hubungan faktor predisposisi, enabling dan
reinforcing berdasarkan teori yang dikeluarkan oleh Lawrence W Green 1980
yaitu sebagai faktor-faktor untuk seseorang berperilaku. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh ibu balita yang memiliki anak usia 6-59 bulan tinggal di
wilayah kerja Puskesmas kelurahan Rorotan tahun 2015, sedangkan sampel nya
yaitu ibu yang mempunyai anak usia 6-59 bulan tinggal di Kelurahan Rorotan saat
penelitian ini dilakukan. Analisis data melalui tahapan analisis univariat, analisis
bivariat dengan uji Chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
variabel pengetahuan, sikap, jarak, pembinaan dari tenaga kesehatan, dukungan
keluarga, dukungan teman, dukungan tokoh masyarakat dan dukungan kader
dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu, dengan nilai
Pvlue = (0,460), Pvlue = (0,868), Pvlue = (0,269), Pvlue = (0,937), Pvlue =
(0,468), Pvlue = (0,061), Pvlue = (0,990), Pvlue = (0,443). Disarankan kepada
Puskesmas Kelurahan Rorotan untuk lebih memberikan informasi seperti
penyuluhan tentang tumbuh kembang anak, penimbangan dan cara membaca buku
(KMS) Kartu Menuju Sehat, memberi pelatihan public speaking serta materi-
materi penyuluhan sebagai upaya untuk dapat memberdayakan kader setempat
dan memberikannya bekal, diharapkan dapat melakukan penyuluhan di masing-
masing Posyandu yang kelolanya, dilakukannya advokasi untuk menambahkan
penjelasan tentang makna garis ijo, kuning dan merah pada buku KMS.
Referensi : 60 (1980-2015)
Kata Kunci : Posyandu, Penimbangan, Balita
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
Undergraduate Thesis, 14 Agustus 2015
Indah Jamiatun Hasanah, NIM : 1111101000001
Factors relating to the behavior of mothers in their children to Posyandu
weigh in Puskesmas Village Rorotan 2015
107 pages, 25 tables, 3 charts, 35 attachments
ABSTRACT
Posyandu is one of healthcare unit that allows all people to check their
health, include for pregnant woman and children under five. Weighings children
under five is very important to do, because it‟s one way for monitoring children
nutritional status. In 2014, child‟s weight percentage in Rorotan Village is 77,7%,
whereas child‟s weight indicator Posyandu from government as much as 85%
(Kemenkes RI, 2014).
The research apply cross sectional research aims to analyze relationship
between predisposing, enabling, and reinforcing factor based on Lawrence W.
Green Theory in 1980 about person behave. The population is all mother who
lives around region Puskesmas Rorotan and have children age 6-59 months. The
amount of the sample is mother who have children age 6-59 month and lives
around region Puskesmas Rorotan when this survey was conducted. Data analysis
using univariate and bivariate with Chi-square test
Results shows that there is a not significant relation between the variables
of knowledge, attitude, distance, support from health provider, family support,
friends support, teacher support, and cadre support with mother behavior for bring
her children to posyandu, with Pvlue = (0,460), Pvlue = (0,868), Pvlue = (0,269),
Pvlue = (0,937), Pvlue = (0,468), Pvlue = (0,061), Pvlue = (0,990), Pvlue =
(0,443). For the next, Puskesmas Rorotan recommended to give more information
especially about child development counseling, weighing, and how to read KMS,
public speaking training and more lesson to empower cadres, so they can do
counseling session for every mom who come in their Posyandu, and advocacy to
explain definition line green, red, and yellow in KMS book.
Reference : 60 (1980-2015)
Keyword : IHC, Weighing, Toddler
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PERSONAL DATA
Nama : Indah Jamiatun Hasanah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 26 November 1993
Agama : Islam
Email : [email protected]
Alamat : Dian Asri 2 Blok D 12 No 12 Cibinong, Bogor
PENDIDIKAN FORMAL
1998-1999 : TK Al-Mugni
1999-2005 : SDN Pabuaran I
2005-2008 : SMP Pest. Putri As-Syafi‟iyah 04
2008-2011 : MAN Cibinong
2011-2015 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Setiap kesulitan pasti ada kemudahan, barang siapa yang bersungguh
sungguh pasti akan mendapatkan nya. Alhamdulillah terimakasih banyak
atas semua yang telah membantu saya dalam menyelesaikan SKRIPSI
ini, SKRIPSI ini saya persembahkan untuk orang-orang yang SPECIAL
terutama untuk kedua orang tua saya. Banyak pengalaman yang sudah
saya dapatkan dalam menyusun SKRIPSI ini semoga semua dapat
dijadikan pembelajaran khusus nya untuk saya pribadi dan teman-
teman yang akan membaca tulisan ini.
-TERIMA KASIH-
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu”
Alhamdulillahirobbil alamin, puji sukur penulis ucapkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan nikmat yang berlimpah,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Faktor-faktor
yang berhubungan dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke
Posyandu di Wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan
Cilincing Jakarta Utara tahun 2015”. Sholawat serta salam penulis haturkan
kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa kebenaran agama Islam, dan telah
menjadi suri tauladan bagi kita umatnya. Semoga kita semua mendapatkan
syafaatnya di akhirat nanti. Amin.
Dengan bekal pengetahuan, pengarahan serta bimbingan yang diperoleh
selama perkuliahan penulis mencoba menyusun skripsi ini. Dalam penyusunan
skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis bermaksud
menyampaikan terimakasih yang setulusnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus dosen
pembimbing akademik.
2. Ibu Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes selaku Kepala Program Studi Kesehatan
Masyarakat.
3. Bapak Dr. M. Farid Hamzens, M. Si sebagai pembimbing I yang telah banyak
memberikan masukan dan saran perbaikan terhadap skripsi ini.
ix
4. Ibu Dr. Ela Laelasari, SKM, M.Kes sebagai pembimbing II yang telah banyak
memberikan masukan dan saran perbaikan terhadap skripsi ini.
5. Para dosen-dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat dan dosen-dosen
Peminatan Promosi Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat.
6. Bapak H. Turmudzi, Ibu Hj. Siti Salsiah selaku orang tuaku, Kepada kakaku
Siti Aminah, dan adik-adiku Ilham Achmad Turmudzi dan Salma Al-fauziah
yang selalu memberi dukungan nya hingga saya bisa mencapai jenjang
pendidikan tingkat strata-1, nasehat serta doa yang selalu dipanjatkan demi
kelancaran penyusunan skripsi ini.
7. Kak Ida Farida yang telah memberikan dukungan serta masukannya dalam
penyelesaian skripsi ini.
8. Kak Ami, dan Kak Septi yang telah memberikan dukungan dan bantuan nya
untuk memperlancar dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Betti, Ayu, Ismi dzalva, Yourike aliya, dan April yang telah membantu saya
saat pengambilan data skripsi ini.
10. Ka Arga yang udah bantu untuk membantu memeriksa penulisan dalam
skripsi ini.
11. Bidan Iis, dan keluarga besar Gerai Sehat Rorotan LKC Dompet Dhuafa yang
telah memberikan tempat, izin dan bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Kepala Puskesmas dr. Siti Maimunah, dan keluarga besar Puskesmas
Kelurahan Rorotan yang telah mengizinkan saya untuk dapat melakukan
penelitian diwilayah Rorotan.
x
13. Ibu-ibu kader (bu Rina, bu dedeh, bu Pur, bu Vero dan bu Jueni) yang telah
membantu saat pengambilan data mencari balita.
14. Warga Rorotan yang telah membantu saya dalam melakukan pengambilan
data penelitian ini.
15. Temen-temen Kost Tulip indah n, miftah, mba jupe, sukma yang selalu
memberikan dukungannya.
16. Temen-temen Promkes 2011 (nadra, iput, nurul, firna, rahma, uniq, farah,
deis, karin, sugi, amri, munir, bakar, andam, fera, fuji).
17. Temanku Safira Hilwa terimakasih juga untuk dukungannya selama ini.
Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap semua
kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran perbaikan dari pembaca.
“Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu”
Jakarta, 14 Agustus 2015
Penulis
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... vi
LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 6
C. Pertanyaan Penelitian ................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9
1. Tujuan Umum ....................................................................... 9
2. Tujuan Khusus ...................................................................... 10
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 12
1. Peneliti selanjutnya ............................................................... 12
2. Untuk Puskesmas Kelurahan Rorotan ................................... 12
3. Untuk Program Studi Kesehatan Masyarakat ....................... 13
F. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 14
A. Posyandu ...................................................................................... 14
B. Balita ............................................................................................ 22
C. Kartu Menuju Sehat (KMS) ......................................................... 24
xii
D. Penimbangan Balita ...................................................................... 25
E. Tumbuh Kembang Anak .............................................................. 27
F. Perilaku ......................................................................................... 30
G. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita
ke Posyandu .................................................................................. 36
H. Kerangka Teori ............................................................................. 42
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ...... 43
A. Kerangka Konsep ......................................................................... 43
B. Definisi Operasional ..................................................................... 48
C. Hipotesis ....................................................................................... 51
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 53
A. Desain Penelitian .......................................................................... 53
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 53
C. Populasi dan Sampel .................................................................... 54
D. Instrumen Penelitian ..................................................................... 56
E. Pengumpulan dan Pengolahan Data ............................................. 57
1. Pengumpulan Data ................................................................ 57
2. Pengolahan Data .................................................................... 58
F. Analisis Data ................................................................................ 59
BAB V HASIL ............................................................................................... 60
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 60
B. Analisis Univariat ......................................................................... 64
C. Analisis Bivariat ........................................................................... 69
BAB VI PEMBAHASAN .............................................................................. 78
xiii
A. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 78
B. Gambaran perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke
Posyandu ...................................................................................... 78
C. Hubungan Pengetahuan ibu balita dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu ..................................... 81
D. Hubungan Sikap ibu balita dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu ..................................... 84
E. Hubungan Jarak Posyandu dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu ..................................... 87
F. Hubungan pembinaan dari tenaga kesehatan dengan Perilaku
ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu ..................... 88
G. Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu ..................................... 90
H. Hubungan dukungan teman dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu ..................................... 91
I. Hubungan dukungan toma dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu ............................................... 93
J. Hubungan dukungan kader dengan perilaku ibu balita dalam
menimbangkan anaknya ke Posyandu .......................................... 94
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 98
A. Simpulan ....................................................................................... 98
B. Saran ............................................................................................. 99
1. Bagi Masyarakat..................................................................... 99
2. Bagi Puskesmas Kelurahan Rorotan ..................................... 100
xiv
3. Bagi Peneliti Lain .................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 101
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sistim Lima Meja di Posyandu ........................................................17
Tabel 4.1 Perhitungan Jumlah Sampel .............................................................55
Tabel 4.2 Kode .................................................................................................57
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan umur di Kelurahan
Rorotan ..............................................................................................................61
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di
Kelurahan Rorotan ............................................................................................62
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan jenis pekerjaan di
Kelurahan Rorotan ............................................................................................62
Tabel 5.4 Nama Posyandu di Kelurahan Rorotan ..............................................63
Tabel 5.5 Sistem Kewaspadaan Dini Nasional Kecamatan Cilincing tahun 2014
.............................................................................................................................64
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke
Posyandu di Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015
.............................................................................................................................65
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu balita dalam menimbang anaknya
ke Posyandu di Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun
2015 ...................................................................................................................65
Tabel 5.8 Distribusi frekuensi sikap ibu balita dalam menimbang anaknya ke
Posyandu di Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015
.............................................................................................................................66
Tabel 5.9 Distribusi frekuensi Jarak ke Posyandu di Kelurahan Rorotan
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ..............................................66
Tabel 5.10 Distribusi frekuensi pembinaan dari tenaga kesehatan dalam
penimbangan balita ke Posyandu di Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing
Jakarta Utara Tahun 2015 .................................................................................67
Tabel 5.11 Distribusi frekuensi keluarga dalam penimbangan balita ke Posyandu
di Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ...........67
xvi
Tabel 5.12 Distribusi frekuensi dukungan teman dalam penimbangan balita ke
Posyandu di Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015
.............................................................................................................................68
Tabel 5.13 Distribusi frekuensi dukungan toma dalam penimbangan balita ke
Posyandu di Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015
.............................................................................................................................68
Tabel 5.14 Distribusi frekuensi dukungan kader dalam penimbangan balita ke
Posyandu di Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015
.............................................................................................................................69
Tabel 5.15 Hubungan antara Pengetahuan ibu dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ..............................................70
Tabel 5.16 Hubungan antara Sikap ibu dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ..............................................71
Tabel 5.17 Hubungan antara Jarak Posyandu dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ..............................................72
Tabel 5.18 Hubungan antara pembinaan oleh tenaga kesehatan dengan perilaku
ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ...............73
Tabel 5.19 Hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ..............................................74
Tabel 5.20 Hubungan antara dukungan teman dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ..............................................75
Tabel 5.21 Hubungan antara dukungan toma dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ..............................................76
Tabel 5.22 Hubungan antara dukungan kader dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ..............................................77
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.2 Kerangka Teori ...............................................................................42
Bagan 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................47
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian .....................................................................1
Lampiran 2 Output data spss ............................................................................7
Lampiran 3 Register Posyandu Balita ...............................................................27
Lampiran 4 Foto Pengambilan Data dan Kegiatan Posyandu ............................35
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian ........................................................................36
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuh kembang seorang anak dapat dikontrol sejak dini,
pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan sejak awal untuk
mengetahui adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) (Syafrudin
dkk, 2009). Pertumbuhan pada balita dapat dipantau melalui penimbangan
berat badan anak setiap bulan (Kemenkes RI, 2013).
Pemantauan pertumbuhan balita yang dilakukan setiap bulan
menunjukkan bahwa persentase balita umur 6-59 bulan yang tidak pernah
ditimbang dalam enam bulan terakhir cenderung meningkat dari 25,5%
(2007), 23,8 % (2010) menjadi 34,3 % (2013) (Kemenkes RI,2013).
Jumlah anak balita yang berstatus gizi baik masuk kepada posisi
rawan terus meningkat mengikuti pertambahan usia, 21,3% anak balita
masuk kedalam kategori rawan dan dari 21,3% balita tersebut ada 10%
balita sangat rawan untuk menjadi status rendah (gizi kurang) oleh karena
itulah sangat diperlukan perbaikan gizi yang bersifat preventif (Basuri,
2011) .
Menurut Kemenkes tahun 2015 terdapat hubungan antara balita
yang ditimbang dengan status gizi buruk dan kurang. Balita yang
ditimbang tidak teratur memiliki resiko 1,5 kali mengalami gagal tumbuh
dibandingkan yang ditimbang teratur (Ramadini, 2013).
Pelaksanaan penimbangan pada balita dapat dilakukan di Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu merupakan salah satu bentuk
2
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk, bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memiliki tujuan untuk
mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian
Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKBA) (Kemenkes RI, 2013).
AKBA di Indonesia mengalami penurunan yaitu antara tahun 2003
sampai 2012 dari 46/1.000 menjadi 40/1.000 kelahiran hidup (BPS, 2012).
Millenium Development Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif AKBA
yaitu sangat tinggi dengan nilai > 140 per 1.000 kelahiran hidup, tinggi
dengan nilai 71-140 per 1.000 kelahiran hidup, sedang dengan nilai 20-70
per 1.000 kelahiran hidup, dan rendah dengan nilai < 20 per 1.000
kelahiran hidup. Artinya untuk Indonesia sendiri masuk kedalam kategori
sedang (BPS, 2012).
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2010-2014 telah menetapkan empat sasaran pembangunan kesehatan, yaitu
1) Meningkatkan Umur Harapan Hidup menjadi 72 tahun, 2) Menurunkan
AKB menjadi 24 per 1000 Kelahiran Hidup (KH), 3) Menurunkan AKI
menjadi 118 per 100 ribu KH dan 4) Menurunkan prevalensi gizi kurang
menjadi 15% dan menurunkan prevalensi balita pendek menjadi 32%
(Kemenkes RI, 2010).
Untuk mencapai sasaran RPJMN 2010-2014 bidang kesehatan,
pemerintah telah menetapkan rencana strategi 2010-2014 yang dibuat
oleh Kementrian Kesehatan yaitu dengan menetapkan indikator 1) Balita
3
ditimbang berat badannya (D/S), 2) Balita gizi buruk mendapat perawatan
(Kemenkes RI, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan di Nigeria
tahun 2011 yaitu menunjukkan bahwa 23,6% anak stunting, dan 22,0%
anak gizi kurang. Analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor penentu
signifikan dari gizi buruk adalah jenis kelamin dan usia anak, pendidikan
dan indeks massa tubuh ibu, asupan kalori dari rumah tangga, akses ke air
dan keberadaan toilet rumah tangga (Olanrewaju dkk, 2011).
Penelitian di daerah kumuh perkotaan Bhubaneswar Odisha India,
melibatkan anak-anak dari kelompok usia (3-9 tahun) selama tahun 2013-
2014, hasil penelitiannya yaitu 57,4% anak stanting, dan 45,4% anak gizi
kurang. Faktor-faktor penentu ini disebabkan dari urutan kelahiran anak,
periode inisiasi menyusui, pendidikan ibu, dan fasilitas toilet di rumah
tangga (Panigrahi dkk, 2014).
Selain itu berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan
diwilayah kerja Puskesmas Darussalam kecamatan Medan tahun 2013
untuk partisipasi ibu menimbang balita ke Posyandu masih rendah 39,7%
(Hindu dkk, 2013). Terdapat juga penelitian yang dilakukan di Kabupaten
Sragen yaitu untuk keaktifan ibu menimbangkan balita ke Posyandu
sebagian besar tidak aktif sebanyak 52,4%.
DKI Jakarta estimasi jumlah balita pada tahun 2013 sebanyak
863,999 dari jumlah tersebut hanya 179,887 balita ditimbang, terdapat
selisih 684,112 balita yang memiliki kemungkinan untuk tidak terdeteksi,
terdapat balita gizi buruk atau gizi kurang. Selain itu di tahun 2014 dari
4
jumlah balita 836.594 tersebut, balita yang ditimbang sebanyak 556.267
(66,5%) (Kemenkes RI, 2015). Balita yang ditimbang masih belum
mencapai target pemerintah 85% (Kemenkes RI, 2014).
Menurut data Riskesdas Provinsi DKI Jakarta 2013 salah satu
indikator yang dapat digunakan untuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) sesuai dengan kriteria PHBS yang ditetapkan oleh Pusat Promkes
pada tahun 2011, yaitu penimbangan balita. Proporsi PHBS di Jakarta
Utara 49,9% merupakan terendah kedua dari Kepulauan Seribu 38,8%
(Kemenkes RI, 2013).
Secara umum dapat dikatakan bahwa masalah gizi pada anak
berusia balita di DKI Jakarta adalah akut masalah tersebut terjadi di
Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Proporsi gizi buruk anak
berusia kurang dari lima tahun (balita) di DKI Jakarta mengalami stagnan
pada angka sekitar 2,8 persen (Kemenkes RI, 2013).
Berdasarkan hasil Proporsi status gizi balita BB/U menurut
Kabupaten/Kota, pada Riskesdas di Provinsi DKI Jakarta tahun 2013 yaitu
didapatkan Jakarta Utara 3,5% untuk status gizi buruk balitanya yang
artinya bahwa tertinggi kedua setelah Jakarta Barat 4,3%. Selain itu status
gizi baik Jakarta Utara 75,0% merupakan terendah pertama dibandingkan
Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Kepulauan Seribu yang
memiliki status tertinggi 83,9% (Kemenkes RI, 2013).
Jakarta Utara memiliki enam kecamatan, salah satunya yaitu
kecamatan Cilincing. Kecamatan Cilincing merupakan kecamatan yang
memiliki Kelurahan terbanyak dibandingkan kecamatan yang lain.
5
Berdasarkan hasil sensus penduduk kecamatan Cilincing memiliki jumlah
penduduk tertinggi dibandingkan kecamatan lainnya dengan jumlah
391.544 penduduk (BPS, 2013).
Wilayah kerja Puskesmas kecamatan Cilincing membawahi 10
Kelurahan yaitu Semper Timur, Semper Barat I, Semper Barat II, Semper
Barat III, Kalibaru, Sukapura, Rorotan, Marunda, Cilincing I dan Cilincing
II. Kelurahan Rorotan pada tahun 2014 untuk cakupan penimbangan
merupakan terendah dari kelurahan-kelurahan lain sebanyak 64,07%
dengan cakupan tertinggi yaitu Kelurahan Semper barat I sebanyak
98,23% (Puskesmas Kecamatan Cilincing, 2014) .
Perilaku adalah suatu tindakan yang mempunyai frekuensi, lama
dan tujuan khusus baik yang dilakukan secara sadar maupun tanpa sadar
(Green, 1980). Perilaku kadarzi pada keluarga yang memiliki balita 6-59
bulan adalah salah satunya menimbang balita secara teratur (Kemenkes RI,
2007).
Cakupan penimbangan balita dapat diukur dengan frekuensi
kunjungan balita untuk menimbang berat badan secara rutin enam bulan
terakhir (Kemenkes RI, 2015). Ibu merupakan bagian dari keluarga balita
berperan sebagai orang yang mengandung, melahirkan, menyusui, dan
mengasuh memberikan pengaruh besar terhadap tumbuh kembang balita
(Rahmadini dkk, 2013).
Puskesmas kelurahan Rorotan merupakan satu-satunya Puskesmas
yang ada di wilayah kelurahan Rorotan. Kelurahan Rorotan memiliki
jumlah penduduk 44.360 jiwa. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan, di
6
Kelurahan Rorotan hanya 76,9% balita yang mau menimbang berat badan
ke Posyandu. Hal ini masih belum memenuhi indikator cakupan
penimbangan di Posyandu pada tahun 2014 yang telah ditetapkan oleh
pemerintah yaitu 85% (Kemenkes RI, 2014).
Balita yang ditimbang tersebut, dapat dilihat juga bahwa balita
yang naik timbangannya sebanyak 1336 artinya, hanya 55,4% balita yang
memiliki peningkatan pada cakupan penimbangannya. Terkait hal tersebut
maka pengaruh dari permasalahan yang ada apabila setiap balita tidak
diperhatikan pemantauan tumbuh kembangnya akan berdampak kepada
permasalahan gizi.
Pada tahun 2014 di wilayah Rorotan didapatkan bahwa terdapat 19
balita yang memiliki hasil penimbangan dibawah garis merah, atau dapat
disebut dengan balita BGM dan terdapat 1 balita mengalami gizi buruk.
Hal inilah yang membawa peneliti untuk tertarik mengangkat topik
penelitian yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun
2015.
B. Rumusan Masalah
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan, di Kelurahan Rorotan
hanya 76,9% balita yang mau menimbang berat badannya ke Posyandu.
Ini masih belum memenuhi indikator cakupan penimbangan pada tahun
2014 yaitu 85% (Kemenkes RI, 2014). Di Rorotan pada tahun 2014 juga
7
didapatkan bahwa terdapat 19 balita yang memiliki hasil penimbangannya
dibawah garis merah (BGM) dan terdapat 1 balita mengalami gizi buruk.
Hal inilah yang membawa peneliti untuk tertarik mengangkat topik
penelitian yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun
2015.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya
ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?
2. Bagaimana gambaran pengetahuan pada ibu balita dalam menimbang
anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?
3. Bagaimana gambaran sikap pada ibu balita dalam menimbang
anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?
4. Bagaimana gambaran jarak Posyandu pada ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?
5. Bagaimana gambaran pembinaan dari tenaga kesehatan pada ibu
balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja
8
Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara
tahun 2015?
6. Bagaimana gambaran dukungan keluarga pada ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?
7. Bagaimana gambaran dukungan teman pada ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?
8. Bagaimana gambaran dukungan tokoh masyarakat pada ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?
9. Bagaimana gambaran dukungan kader pada ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?
10. Bagaimana hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?
11. Bagaimana hubungan sikap dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?
12. Bagaimana hubungan jarak Posyandu dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?
9
13. Bagaimana hubungan pembinaan dari tenaga kesehatan dengan
perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing
Jakarta Utara tahun 2015?
14. Bagaimana hubungan dukungan keluarga dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?
15. Bagaimana hubungan dukungan teman dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?
16. Bagaimana hubungan dukungan tokoh masyarakat dengan perilaku
ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara
tahun 2015?
17. Bagaimana hubungan dukungan kader dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu
balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara
tahun 2015.
10
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran perilaku ibu balita dalam menimbang
anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015
b. Diketahuinya gambaran pengetahuan pada ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015
c. Diketahuinya gambaran sikap pada ibu balita dalam menimbang
anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015
d. Diketahuinya gambaran jarak Posyandu pada ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015
e. Diketahuinya gambaran pembinaan dari tenaga kesehatan pada ibu
balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara
tahun 2015
f. Diketahuinya gambaran dukungan keluarga pada ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015
g. Diketahuinya gambaran dukungan teman pada ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015
11
h. Diketahuinya gambaran dukungan tokoh masyarakat pada ibu
balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara
tahun 2015
i. Diketahuinya gambaran dukungan kader pada ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015
j. Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara
tahun 2015
k. Diketahuinya hubungan sikap dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015
l. Diketahuinya hubungan jarak Posyandu dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara
tahun 2015
m. Diketahuinya hubungan pembinaan dari tenaga kesehatan dengan
perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing
Jakarta Utara tahun 2015
n. Diketahuinya hubungan dukungan keluarga dengan perilaku ibu
balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja
12
Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara
tahun 2015
o. Diketahuinya hubungan dukungan teman dengan perilaku ibu
balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara
tahun 2015
p. Diketahuinya hubungan dukungan tokoh masyarakat dengan
perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing
Jakarta Utara tahun 2015
q. Diketahuinya hubungan dukungan kader dengan perilaku ibu
balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara
tahun 2015.
E. Manfaat Penelitian
1. Peneliti selanjutnya
Sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya dan dapat dijadikan
data pembanding pada penelitian dengan topik yang sama.
2. Untuk Puskesmas Kelurahan Rorotan
Sebagai bahan masukan kepada pihak Puskesmas agar data dan
hasil yang didapatkan sebagai bahan pertimbangan perencanaan
program selanjutnya.
13
3. Untuk Program Studi Kesehatan Masyarakat
Sebagai pengembangan keilmuan Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Jakarta terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan
Cilincing Jakarta Utara tahun 2015. Dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan. Pelaksanaan penelitian ini pada bulan Mei-Agustus
2015 Penelitian sifatnya kuantitatif dengan menggunakan desain studi
cross sectional. Sampel penelitian ini yaitu ibu rumah tangga yang
memiliki anak usia 6-59 bulan tinggal di wilayah Kelurahan Rorotan
Jakarta Utara tahun 2015.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar. Posyandu memiliki kegiatan-kegiatan didalamnya yaitu terbagi
menjadi 2 (dua) kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan
(Kemenkes RI, 2012).
1. Kegiatan utama
Kegiatan utama yang dilakukan oleh masing-masing Posyandu
diantaranya yaitu pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan
Keluarga Berencana, pelayanan Imunisasi, pelayanan dan
pemeriksaan gizi, pencegahan dan penanggulangan diare.
2. Kegiatan pengembangan/pilihan,
Masing-masing Posyandu dapat menambah kegiatan baru
disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
hal ini apabila dilaksanakan pada masing-masing Posyandu maka
Posyandu tersebut dinamakan dengan Posyandu Terintegrasi. Berikut
adalah contoh-contoh kegiatan tambahan yang dilakukan oleh
Posyandu Terintegrasi.
a. Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
15
c. Bina Keluarga Lansia (BKL)
d. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
e. berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.
Keberadaan Posyandu memang sangat penting terutama bagi
masyarakat. Disini dijelaskan bahwa terdapat 2 (dua) manfaat yang dapat
dirasakan dengan keberadaan Posyandu sendiri yang dilihat dari sisi
Masyarakat dan dari sisi kader kesehatan (Kemenkes RI, 2012).
1. Manfaat Posyandu bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.
b. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi
kurang atau gizi buruk.
c. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A.
d. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
e. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet
tambah darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
f. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah
(Fe). Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan
ibu dan anak.
g. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
nifas dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke
puskesmas.
h. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu,
bayi, dan anak balita.
16
2. Manfaat Posyandu bagi Kader Kesehatan
a. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih
lengkap.
b. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang
anak balita dan kesehatan ibu.
c. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang
terpercaya dalam bidang kesehatan.
d. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak
dan kesehatan ibu (Kemenkes, 2012).
Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh kader Posyandu.
Posyandu buka satu kali dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih,
sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari buka
Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan. Tempat
penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang
mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelenggaraan tersebut
dapat di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan,
balai RW/RT/ dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan
perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh
masyarakat.
Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakan oleh kader
Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait.
Pada saat penyelenggaraan Posyandu minimal jumlah kader adalah 5
orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah langkah yang dilaksanakan oleh
17
Posyandu, yakni yang mengacu pada sistim 5 langkah. Kegiatan yang
dilaksanakan pada setiap langkah serta para penanggung jawab
pelaksanaannya secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut.
Tabel 2.1
Sistim Lima Meja di Posyandu
Meja/
Langkah
Pelayanan Pelaksanaan
Pertama Pendaftaran Kader
Kedua Penimbangan Kader
Ketiga Pengisian Kartu
Menuju Sehat
(KMS)
Kader
Keempat Penyuluhan Kader
Kelima Pelayanan
Kesehatan
Petugas
kesehatan dan
sektor terkait
bersama kader
Kader Posyandu adalah anggota masyarakat yang bersedia, mampu
dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara
sukarela (Kemenkes RI, 2011). Fasilitasi Penyelenggaraan Posyandu
(Tugas kader Posyandu) sebagai berikut (Kemenkes RI, 2012).
1. Sebelum hari buka Posyandu, antara lain:
a. Memastikan data sasaran seperti jumlah bayi baru lahir, bayi,
balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, PUS, dan WUS.
b. Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga
setempat, sarana ibadah, dan lainlain.
c. Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu.
d. Mempersiapkan sarana dan prasarana Posyandu.
e. Melakukan pembagian tugas antar kader.
18
f. Berkoordinasi dengan petugas kesehatan, tim penggerak PKK
Desa, dan petugas lainnya.
g. Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan dan PMT pemulihan jika
diperlukan.
2. Pada hari buka Posyandu, antara lain:
a. Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu.
b. Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang
berkunjung ke Posyandu.
c. Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS.
d. Mencatat hasil penimbangan dan pengukuran di buku KIA atau
KMS dan mengisi buku register Posyandu.
e. Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan dan
gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta hasil rujukan kasus
balita dan ibu hamil berisiko.
f. Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan
dan KB sesuai kewenangannya.
g. Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas
kesehatan melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan
serta tindak lanjut (Kemenkes RI, 2012).
3. Di luar hari buka Posyandu, antara lain:
a. Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: ibu hamil, ibu
nifas, dan ibu menyusui, serta bayi dan anak balita.
19
b. Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah semua
balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu, jumlah
balita yang mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku
KIA, jumlah balita yang datang pada hari buka Posyandu, dan
jumlah balita yang timbangan berat badannya naik.
c. Melakukan tindak lanjut terhadap
1) Sasaran yang tidak datang.
2) Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan.
d. Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke
Posyandu saat hari buka.
e. Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan
menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi
keagamaan (Kemenkes RI, 2012).
Sebagai fasilitator Posyandu, fasilitasi yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut.
1. Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan
kegiatan Posyandu.
2. Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya
sumber-sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan
Posyandu (Kemenkes RI, 2012).
a. Melakukan analisis masalah pelaksanaan program berdasarkan
alternatif pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan
kebutuhan desa/kelurahan
20
b. Meningkatkan kapasitas kader agar terampil
menyelenggarakan Posyandu.
c. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu.
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga
Berencana di langkah 5 hanya diselenggarakan satu kali
sebulan. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling
kesehatan, KB, dan gizi kepada pengunjung Posyandu dan
masyarakat luas.
e. Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong
royong, dan swadaya masyarakat dalam mengembangkan
Posyandu.
f. Melakukan bimbingan dan pembinaan, pemantauan, dan
evaluasi terhadap pengelolaan kegiatan dan kinerja kader
Posyandu secara berkesinambungan.
g. Menganalisis hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya
kepada Puskesmas, Pokjanal Posyandu, menginformasikan
kepada Lurah/Kepala Desa serta menyusun rencana kerja dan
melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan
Posyandu (Kemenkes RI, 2012).
Perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama. Dengan
demikian, pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga
berbeda. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, telah
dikembangkan metode dan alat telaahan perkembangan Posyandu yang
dikenal dengan nama telaah kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan
21
adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu yang secara
umum dibedakan atas 4 (empat) tingkatan sebagai berikut :
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang
ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin
serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang.
2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata
jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima
kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata
jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima
kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan
program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari
dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih
terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata
22
jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima
kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan
program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari
dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari
50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu
(Kemenkes RI, 2006).
B. Balita
Balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau
lebih populer dengan anak usia dibawah lima tahun (Muaris, 2006). Pada
anak balita usia 6-59 bulan, masa ini adalah masa dimana anak mulai bisa
melakukkan penyesuaian sepanjang rentan hidup yaitu dengan
mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis, berhitung,
mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tata nilai belajar
menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya, membangun sikap
yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh,
mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang
umum, dan mencapai kebebasan pribadi (Syafrudin „dkk‟, 2009).
Mengacu dari berbagai hasil penelitian, pemilihan intervensi gizi
didasarkan pada intervensi yang telah terbukti “cost effective”. Terdapat 3
kelompok kegiatan gizi, yaitu kegiatan peningkatan (promotif) yang
bertumpu pada kegiatan pemberdayaan dan pendidikan gizi masyarakat,
kegiatan pencegahan (preventif) agar anak gizi kurang tidak menjadi gizi
buruk, dan kegiatan pemulihan (kuratif) yaitu tatalaksana kasus gizi buruk.
23
Kegiatan promotif adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di
tingkat masyarakat oleh masyarakat dan petugas. Kegiatannya meliputi
pemantauan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling tentang pemberian
makanan bayi adan anak, pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi setiap 6
bulan, pemberian tablet tambah darah kepada ibu hamil, promosi garam
beriodium, pelacakan dan tindak lanjut kasus gizi buruk (Kemenkes RI,
2013).
1. Promosi kesehatan pada anak balita
a. Pemeriksaan dan penimbangan anak dilaksanakan setiap bulan
untuk menjamin kesehatan, perkembangan termasuk kecerdasan
dan pertumbuhan anak.
b. Berikan anak balita satu kapsul vitamin A takaran tinggi setiap 6
bulan untuk mencegah kebutaan akibat kekurangan vitamin A.
c. Berikan anak balita sayuran dan buah-buahan berwarna untuk
mencegah kebutaan.
d. Berikan oralit pada anak balita yang terkena penyakit mencret atau
diare.
e. Anak yang menderita diare tetap memerlukan makanan, oleh
karena itu jangan dipuasakan.
f. Berbicara, bermain dan memperlihatkan kasih sayang penting bagi
pertumbuhan jasmani, mental dan emosi anak.
g. Anak balita yang tumbuh dan berkembang yang baik akan
menjamin kelangsungan hidup yang lebih besar sehingga
24
menimbulkan rasa tentram pada peserta KB testari (Syafrudin dkk,
2009).
C. Kartu Menuju Sehat (KMS)
Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang
sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan
dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya, KMS harus disimpan oleh ibu
balita dirumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu
atau fasilitas kesehatan, termasuk bidan dan dokter. KMS-Balita menjadi
alat yang bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh
kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidakseimbangan
pemberian makan anak.
Penggunaan KMS balita yaitu sebagai bahan penunjang petugas
kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan
kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan
atau memulihkan kesehatannya. Isi dari KMS sendiri adalah catatan
penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan
anak, pemberian ASI Eksklusif, makanan pendamping ASI, pemberian
makanan dan rujukan ke Puskesmas atau Rumah Sakit (RS) (Prasetyawati,
2012).
1. Manfaat KMS Balita
a. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan
balita secara lengkap, meliputi pertumbuhan, perkembangan,
25
pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul
vitamin A, kondisi kesehatan, pemberian ASI Eksklusif, dan
makanan pendamping ASI.
b. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan
anak.
c. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas
untuk menentukan penyuluhan dan tindakan layanan kesehatan dan
gizi.
2. KMS balita dapat berguna apabila memperhatikan syarat
berikut.
a. Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita dilakukan tiap
bulan.
b. Semua kolom isian dengan benar.
c. Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat dalam KMS balita.
d. Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil
penimbangan (Prasetyawati, 2012).
D. Penimbangan Balita
Penimbangan bulanan anak balita merupakan salah satu kegiatan
yang harus dilaksanakan di setiap pelaksanaan Posyandu. Hasil
penimbangan ini merupakan suatu indikator bagi ibu-ibu dalam
mengetahui apakah anaknya ini sehat atau tidak, dan ini pun dapat
mempengaruhi perilaku ibu-ibu dalam penimbangan berikutnya.
26
Komisi teknik perbaikan menu makanan rakyat mengemukakan
bahwa tujuan dari penimbangan bulanan adalah :
1. Untuk mengetahui keadaan gizi anak balita dengan memeperhatikan
berat badan anak tetap, naik atau menurun dengan memperhatikan
berat badan anak tetap, naik atau menurun dengan melakukan
penimbangan berat badan melalui perbandingan terhadap tabel berat
badan dan umur.
2. Untuk lebih meyakinkan ibu-ibu mengerti pentingnya hubungan
makanan dengan kesehatan anak (Depkes RI, 1978) dalam
(Hutanggalung, 1992)
Penimbangan balita setiap bulan sangat diperlukan. Pada Riskesdas
2013, informasi tentang pemantauan pertumbuhan anak diperoleh dari
frekuensi penimbangan anak umur 6-59 bulan selama enam bulan terakhir.
Idealnya dalam enam bulan anak balita ditimbang minimal enam kali
(Kemenkes RI, 2015). Frekuensi penimbangan ≥ 4 kali sedikit menurun
pada tahun 2013 (44,6%) dibanding tahun 2007 (45,4%). Anak umur 6-59
bulan yang tidak pernah ditimbang dalam enam bulan terakhir meningkat
dari 25,5 persen (2007) menjadi 34,3 persen (2013).
Sementara itu menurut Purnawan Junadi dan kawan-kawan dalam
bukunya program usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) di dalam
Posyandu mengemukakan bahwa dilihat dari sudut pelaksanaan
programnya, tujuan UPGK adalah untuk tercapainya keadaan gizi yang
baik, melaui tujuan antara lain yaitu perubahan perilaku. Ada 2 perilaku
penting yang menjadi sasaran pertama yaitu perilaku membawa anaknya
27
ke Posyandu untuk mengetahui tumbuh kembang anaknya melalui
penimbangan, tempat memperoleh informasi serta pertolongan yang
dibutuhkan sesuai dengan perkembangan gizi dan kesehatan nya, dan yang
kedua adalah perilaku pemberian penggunaan makanan bergizi yang akan
menjamin gizi tetap baik (Junaedi, Purnawan dkk ) dalam (Hutanggalung,
1992).
E. Tumbuh Kembang Anak
1. Definisi Tumbuh Kembang Anak
Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk
mengetahui adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) secara
dini. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan anak dapat terbagi
menjadi dua bagian yaitu :
a. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan
dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ
maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram,
pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
b. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi
dan sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ
yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
28
memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya (Syafrudin dkk, 2009).
2. Proses Tumbuh Kembang Anak
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak terdiri atas dua
proses yang tidak bisa dipisahkan karena saling mempengaruhi yaitu
proses pertumbuhan ditandai dengan semakin besarnya ukuran tubuh
(berat, tinggi badan, lingkaran lengan atas, dan lainnya) dan proses
yang ditandai dengan bertambahnya kemampuan anak (koordinasi
gerakan, bicara, kecerdasan, pengendalian perasaan, interaksi dengan
orang lain, dan sebagainya). Kedua proses ini perlu diikuti secara
teratur agar dapat mengetaui pertumbuhan dan perkembangan anak
(Syafrudin dkk, 2009).
3. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
a. Pertumbuhan Anak
Terdapat berbagai cara untuk mengikuti pertumbuhan anak
secara teratur. Salah satu yang dapat dilakukan secara mudah
adalah dengan memantau berat badan anak menurut tinggi
badannya, pengukuran ini adalah salah satu cara untuk mengetahui
status gizi anak.
b. Perkembangan Anak
Perkembangan seorang anak menurut kemampuannya dapat
dikelompokan dalam 4 aspek, yaitu :
29
1) Kemampuan gerak dasar : yaitu kemampuan melakukkan
gerakan yang tampak jelas, misalnya berjalan, berlari,
melompat.
2) Kemampuan gerak halus : yaitu kemampuan melakukan
gerakan halus yang memerlukan kecermatan dan koordinasi
gerakan otot kecil, misalnya mengkancingkan baju,
mengedipkan mata.
3) Kemampuan berbicara, berbahasa dan kecerdasan : yaitu
kemampuan mengungkapkan perasaan, keinginan dan
pendapat melalui kata-kata, mengerti dan memahami perkataan
orang lain, serta kemampuan berfikir.
4) Kemampuan bergaul dan mandiri : yaitu kemampuan
berteman, mengenal sopan santun, mengikuti peraturan, dan
memenuhi kebutuhan sendiri (Syafrudin dkk, 2009).
4. Penilaian Keadaan Tumbuh Kembang Anak
Keadaan tumbuh kembang dapat dinilai dalam empat macam aspek
yaitu :
a. Penilaian pola tumbuh kembang dapat dilakukan dengan cara
pemeriksaan fisik, yaitu corak normal atau corak yang tidak normal
misalnya kelainan kepala.
b. Penilaian proses tumbuh kembang dilakukan dengan cara
pemeriksaan antropometri secara berkala. Anak yang normal akan
mengikuti kurva tumbuh kembang secara mantap dalam persentil
yang kira-kira sama, terutama tinggi badan. Suatu penyimpangan
30
dari kurva normal adalah suatu indikator terhadap adanya kelainan
atau sakit atau kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi. Penyimpangan
menjurus kebawah merupakan lintas sentil kebawah untuk berat
merupakan indikator yang disebut tumbuh terlambat, terlambat,
dan berhenti.
c. Penilaian posisi anak yaitu normal atau tidak. Untuk tinggi dan
berat badan diperoleh dari hasil tumbuh kembang pada suatu
waktu.
d. Keadaan gizi merupakan bagian dari tumbuh kembang (Syafrudin
dkk, 2009).
F. Perilaku
Terdapat dua pandangan terkait definisi perilaku itu sendiri yaitu
dapat dilihat dari sudut biologis, dan psikologis. Dari segi biologis definisi
perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organsime (makhluk hidup)
yang bersangkutan. Dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup
mulai dari tumbuhan, hewan, dan manusia berperilaku, karena punya
aktifitas masing-masing. Perilaku (manusia) adalah semua tindakan atau
aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung dan yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar. Dari segi psikologis menurut Skiner (1938) dalam
(Maulana, 2009), perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang
terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Definisi perilaku kesehatan adalah respon seseorang (organisme)
terhadap stimulus atau objek yang berhubungan dengan sakit dan penyakit,
31
sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.
Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus
atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan
respon sangat bergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari
orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respon
terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku (Maulana,
2009).
Dalam ilmu perilaku kesehatan, terdapat beberapa teori tentang
faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku seseorang salah satunya
yaitu teori Lawrence W Green. Menurut Lawrence W. Green Pendidikan
merupakan bagian tak terpisahkan dari penentuan terbaik untuk proses
perubahan perilaku. Definisi perilaku menurut Lawrence Green adalah
suatu tindakan yang mempunyai frekuensi, lama dan tujuan khusus baik
yang dilakukan secara sadar maupun tanpa sadar. Agar lebih mudah, disini
penulis mencoba untuk menjelaskan faktor-faktor penyebab perilaku
menurut Lawrence W. Green, 1980. Menurutnya terdapat tiga jenis yang
berbeda penyebab seseorang atau individu berperilaku yaitu dari faktor
(Predisposing) predisposisi, (Enabling) pemungkin, dan (Reinforcing)
penguat.
Faktor predisposisi merupakan faktor utama pembentuk perilaku
berdasarkan motivasi seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan nilai-
nilai. Faktor pendukung merupakan faktor pembentuk perilaku yang
membuat motivasi untuk melakukan perubahan perilaku seperti
keterampilan pribadi, dan sumber informasi. Faktor penguat adalah faktor
32
selanjutnya dalam pembentuk perilaku yang menyediakan hadiah,
dorongan, dan hukuman untuk membentuk perilaku, apakah perilaku
tersebut dapat terbentuk atau tidak seperti keuntungan mendapatkan
hadiah.
Teori yang telah dicetuskan oleh Lawrence W. Green pada tahun
1980 memiliki konsep terkait perencanaan program-program pendidikan
kesehatan yang mengarah kepada upaya pragmatik mengubah perilaku
kesehatan dibandingkan dengan pengembangan teoritis. Teori ini
menganalisa kebutuhan-kebutuhan kesehatan masyarakat dengan lima
analisa yang berbeda yaitu secara sosial, epidemiologi, perilaku,
pendidikan, dan administrasi.
Kelima analisa tersebut dapat menghindarkan diri dari kesalahan
penilaian terhadap individu. Dikatakan juga bahwa menurut Lawrence W.
Green terdapat dua faktor penentu masalah kesehatan yang dapat dilihat
dari faktor lingkungan dan bukan faktor lingkungan (Nadra, 2012).
Adapun faktor-faktor lingkungan yang menyebabkan untuk seseorang
berperilaku sebagai berikut :
1. Predisposisi (Predisposing)
Pada faktor ini terdapat beberapa variabel untuk mendukung
adanya perilaku yaitu ilmu pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai-
nilai dan persepsi yang berhubungan dengan motivasi individu atau
kelompok dalam bereaksi atau bertindak. Pada umumnya kita
berfikiran bahwa faktor predisposisi sebagai faktor personal yang
setiap individu atau kelompok membawa pengalaman edukasinya.
33
Namun dalam hal tersebut memiliki pengaruh juga terhadap
perilaku yang berdampak kepada kesehatannya. Selain itu terdapat
faktor demografi seperti status sosial ekonomi, usia, jenis kelamin,
dan ukuran keluarga. Pada faktor tersebut juga merupakan bagian dari
faktor predisposisi yang secara tidak langsung dapat berpengaruh
terhadap program pendidikan kesehatan.
2. Pemungkin (Enabling)
Pada faktor ini variabel yang berperan untuk seseorang
memungkinkan dapat berperilaku yaitu dengan adanya sumber daya.
Sumberdaya disini diantaranya yaitu terdapatnya fasilitas pelayanan
kesehatan, adanya tenaga kesehatan yang memadai, sarana pendidikan
seperti sekolah, klinik atau yang lainnya.
Selain itu faktor pendukung untuk adanya kemungkinan perilaku
itu berjalan dengan baik yaitu dengan adanya akses yang mudah untuk
masyarakat mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan dari sumber
biaya yang terjangkau, terdapatnya transportasi untuk ke pelayanan
kesehatan, jam buka fasilitas yang hingga mencapai 24 jam, dan lain
sebagainya.
3. Penguat (Reinforcing)
Faktor penguat merupakan faktor dimana pada setiap individu
mendapatkan dukungan dari lingkungannya untuk berperilaku. Seperti
contohnya pada perilaku ibu memberikan ASI Eksklusif kepada
anaknya apakah hal tersebut sang ibu mendapatkan dukungan penuh
34
dari kelauarga atau suami. Sumber dukungan ini tentu saja bervariasi
tergantung pada tujuan dan jenis programnya.
6 1
2
5
3
4
(Bagan 2.1 Teori Lawrence W. Green, 1980)
Faktor predisposisi :
Pengetahuan
Kepercayaan
Nilai
Sikap
(variabel demografi terpilih)
Faktor pemungkin :
Ketersediaan sarana kesehatan
Akses menuju kesarana kesehatan
Komitmen dan prioritas
pemerintah/masyarakat
Kemampuan tenaga kesehatan
Faktor penguat :
Keluarga
Teman
Guru
Pengusaha
Tenaga kesehatan
Permasalah
perilaku yang
spesifik
35
Menururt Lawrence Green dalam buku “Health Education Planning a
diagnostic Aprproach” tahun 1980 dijelaskan bahwa maksud dari faktor-
faktor penentu untuk seseorang berperilaku sesuai pada bagan 2.1 yaitu
berawal dari faktor predisposing (predisposisi) seperti (pengetahuan,
kepercayaan, nilai, sikap dan variabel demogafi) dan untuk faktor
keduanya dari faktor pemungkin (Enabling) (ketersediaan pelayanan
kesehatan, ketersediaan akses ke pelayanan kesehatan, prioritas dan
komitmen pemerintah/masyarakat, kemampuan tenaga kesehatan) kedua
faktor tersebut dapat menjadi penentu faktor-faktor perilaku yang
menyebabkan timbulnya masalah perilaku kesehatan.
Permasalahan perilaku kesehatan dapat juga mempengaruhi timbulnya
faktor ketiga yaitu Reinforcing (Penguat) (keluarga, teman, guru,
employer, tenaga kesehatan) begitu sebaliknya faktor penguat ini juga
dapat mempengaruhi tentang permasalahan perilaku kesehatan untuk tetap
berperilaku sehat atau sakit. Selanjutnya, faktor penguat juga memiliki
hubungan tidak langsung dengan faktor predisposisi yang mana pada
faktor penguat contohnya keberadaan keluarga dapat memiliki
kemungkinan untuk tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh responden
bisa jadi responden tersebut memiliki pengetahuan berdasarkan
pengalaman dari keluarganya. Untuk yang terakhir yaitu faktor pemungkin
yang memiliki hubungan tidak langsung kepada faktor predisposisi dengan
contoh keberadaan akses menuju pelayanan kesehatan apabila jauh maka
kemungkinan dapat berpengaruh juga dengan niat responden untuk pergi
ke pelayanan kesehatan.
36
G. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Balita ke
Posyandu
1. Pengetahuan Ibu
Berdasarkan teori dari Lawrence W. Green tahun 1980 telah
dijelaskan bahwa peningkatan pengetahuan tidak selalu menjadi
penyebab dari perubahan perilaku seseorang, tetapi sangat berkaitan
dengan penentu awal untuk seseorang berperilaku.
Pengetahuan kesehatan adalah suatu kemungkinan baik yang
sangat penting sebelum perilaku sehat seseorang terbentuk, tetapi
perilaku kesehatan yang diinginkan berkemungkinan untuk tidak
terjadi, kecuali jika seseorang menerima suatu isyarat yang cukup kuat
untuk memotivasi mereka untuk tidak dalam pengetahuannya.
Sesuai penelitian yang telah dilakukan oleh Reihana dkk tahun
2014 yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan
partisipasi ibu untuk menimbang balita ke Posyandu. Selain itu
terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Heriani tahun 2010 yaitu
tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan frekuensi
kunjungan balita ke Posyandu.
2. Sikap Ibu
Sikap adalah salah satu kata samar namun yang paling sering
digunakan dalam ilmu perilaku (Green, 1980). Untuk singkatnya,
terdapat dua definisi yang dikombinasikan menutupi elemen pokok
sikap. Mucchielli mendefinisikan “sikap yaitu sebagai kecenderungan
fikiran atau perasaan yang stabil terhadap suatu objek tertentu,
seseorang atau situasi”. Sedangkan menurut Kirscht “menunjukan
37
bahwa sikap merupakan kumpulan keyakinan yang selalu meliputi
aspek evaluatif, yaitu, sikap selalu dapat dinilai dari segi baik dan
buruk atau positif dan negatif”.
Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang
bereaksi sesuai dengan rangsangan yang diterimanya. Pengertian sikap
berdasarkan unsur kepribadian adalah berkaitan dengan motif yang
mendasari tingkah laku seseorang berdasarkan keyakinan, kebiasaan,
pendapat dan konsep (Wirawan, 2002).
Sikap memiliki unsur penilaian dan reaksi afektif yang tidak sama
dengan motif, akan tetapi menghasilkan motif tertentu yang dapat
menghasilkan perilaku. Penilaian individu tentang objek diperoleh
melalui pengalaman langsung berdasarkan interaksi. Penilaian ini
menghasilkan reaksi afektif yang berupa dimensi positif atau negatif
terhadap objek sikap (Mar‟at, 1981). Nilai adalah sikap juga yang
didasarkan oleh pengetahuan dan kepercayaan (Wirawan, 2002).
Penelitian yang dilakukan oleh Jannah tahun 2012 yaitu
terdapatnya hubungan antara variabel sikap dengan kunjungan ibu ke
posyandu. Selain itu terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh
Yunidar tahun 2012 yaitu tidak ada hubungan antara sikap ibu dengan
tingkat kunjungan ke Posyandu.
3. Jarak Posyandu
Menurut teori Green, 1980 dalam faktor pemungkin untuk
seseorang berperilaku sehat yaitu berdasarkan fasilitas tenaga
kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang
38
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat. Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan dasar seperti
Posyandu (Permenkes RI, 2013).
Sesuai yang telah dijelaskan tersebut bahwa setiap masing-masing
daerah sudah memiliki pelayanan kesehatan dasar seperti Posyandu,
namun berbagai macam alasan kenapa faktor ini diteliti yaitu sesuai
teori Lawrence W Green 1980 menyatakan bahwa faktor enabling
atau memungkinkan untuk seseorang berperilaku dilihat dari akses
menuju tempat pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Suryaningsih tahun 2012 yaitu terdapat hubungan antara jarak ke
Posyandu dengan Perilaku kunjungan ibu bayi dan balita ke Posyandu.
Terdapat juga penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Pancoran
Mas Depok yaitu tidak adanya hubungan antara jarak Posyandu
dengan perilaku kunjungan ke Posyandu (Hairunida, 2012).
4. Pembinaan dari tenaga kesehatan
Menurut teori Green, 1980 dalam faktor pemungkin untuk
seseorang berperilaku sehat yaitu berdasarkan kemampuan tenaga
kesehatan. Sebagai tenaga kesehatan yang terampil sudah seharusnya
memiliki pengetahuan yang cukup serta melakukan pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan memberikan
39
informasi dalam bentuk penyuluhan. Kemampuan tenaga kesehatan
ini dilihat dari kemampuan petugas Puskesmas.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Reihana dkk
tahun 2014 yaitu terdapatnya hubungan antara kehadiran tenaga
kesehatan dengan partisipasi ibu untuk menimbang anaknya ke
Posyandu. Selain itu terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh
Hairunida tahun 2012 yaitu tidak terdapat hubungan antara pelayanan
imunisasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas
dengan perilaku kunjungan ke Posyandu.
5. Dukungan Keluarga
Faktor penguat untuk seseorang berperilaku sehat yaitu
berdasarkan dukungan keluarga (Green, 1980). Ibu akan aktif ke
Posyandu jika ada dorongan dari orang terdekat termasuk keluarga.
Dukungan keluarga sangat berperan dalam memelihara dan
mempertahankan status gizi balita yang optimal.
Keluarga merupakan sistem dasar dimana perilaku sehat dan
perawatan kesehatan diatur, dilakukan, dan diamankan keluarga
memberikan perawatan kesehatan bersifat preventif dan bersama-sama
merawat anggota keluarga. Keluarga memiliki tanggung jawab utama
untuk memulai dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan
oleh petugas kesehatan (Azzahy, 2011) dalam (Nofianti, 2012).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Reihana dkk
tahun 2014 yaitu terdapatnya hubungan antara dukungan keluarga
dengan partisipasi ibu untuk menimbangkan anaknya ke Posyandu.
40
Namun berbeda dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hairunida
pada tahun 2012 yaitu tidak adanya hubungan dukungan keluarga
dengan perilaku kunjungan ke Posyandu.
6. Dukungan Teman
Menurut teori Green, 1980 dalam faktor penguat untuk seseorang
berperilaku sehat yaitu berdasarkan dukungan peers atau teman dalam
penelitian ini dukungan teman dilihat dari ajakan tetangga atau sesama
ibu balita yang mengajak responden untuk berkunjung ke Posyandu.
Berdasarkah hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Rohman dkk tahun 2013 yaitu terdapatnya hubungan antara teman
sebaya dengan frekuensi kunjungan ibu ke Posyandu. Selain itu
terdapat junga penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Keboan Ngusikan Jombang yaitu tidak terdapat hubungan antara
dukungan teman sebaya dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu
(Purnamasari, 2011).
7. Dukungan Tokoh Masyarakat
Faktor penguat untuk seseorang berperilaku sehat yaitu
berdasarkan dukungan guru, disini guru dalam masyarakat dapat
dikatakan serbagai tokoh masyarakat (Green, 1980). Tokoh
masyarakat memiliki peran yang cukup besar dalam mempengaruhi
perilaku masyarakat didalam pengambilan keputusan termasuk
keputusan dalam perilaku kesehatan, seperti perilaku membawa balita
ke Posyandu (Nofianti, 2012).
41
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan di Depok
yaitu tidak terdapat hubungan antara dukungan tokoh masyarakat
dengan perilaku kunjungan ke Posyandu (Hairunida, 2012). Selain itu
juga terdapat penelitian yang dilakukan di Jombang bahwa tidak
terdapat hubungan antara dukungan tokoh masyarakat dengan
kunjungan ibu balita ke Posyandu (Purnamasari dkk, 2011).
8. Dukungan Kader
Faktor penguat untuk seseorang berperilaku sehat yaitu
berdasarkan dukungan tenaga kesehatan seperti perawat, dokter, bidan
dan kader kesehatan (Green, 1980). Penelitian ini melihat dukungan
yang diberikan kader Posyandu kepada ibu balita untuk membawa
anaknya ke Posyandu.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ari dkk yaitu
terdapatnya hubungan antara peran serta kader dengan keaktifan ibu
membawa balita ke Posyandu. Selain itu terdapat juga penelitian yang
dilakukan oleh Cahyaningrum tahun 2015 yaitu terdapatnya hubungan
peran serta kader dengan keaktifan ibu balita dalam kegiatan
Posyandu. Terdapat juga penelitian yang dilakukan di Jombang tidak
terdapatnya hubungan antara dukungan kader dengan kunjungan ibu
balita ke Posyandu (Purnamasari dkk, 2011).
42
H. Kerangka Teori
Dalam penelitian ini mengembangkan teori dari Lawrence W.
Green. Berikut adalah kerangka teori yang digambarkan oleh Lawrence W.
Green terhadap tiga faktor variabel untuk mendukung seseorang
berperilaku.
Bagan 2.2
Kerangka Teori
(Lawrence W. Green, 1980) dan (Hutanggalung, 1992)
Predisposisi
Pengetahuan Ibu
Kepercayaan Ibu
Nilai Ibu
Sikap Ibu
Pemungkin
Ketersediaan Posyandu
Jarak Posyandu
Pembinaan dari tenaga
kesehatan
Komitmen prioritas
pemerintah
Penguat
Dukungan Keluarga
Dukungan Teman
Dukungan Tokoh
Masyarakat
Dukungan Kader
Perilaku ibu balita
dalam menimbang
anaknya ke Posyandu
43
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan teori Lawrence W Green 1980 dengan faktor-
faktornya, maka disini peneliti ingin mengambil variabel-variabel
penelitian ini berdasarkan teori tesebut. Adapun variabel dependen dalam
penelitian ini yaitu (perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke
Posyandu) dan untuk variabel independennya yaitu (pengetahuan ibu,
sikap ibu, jarak Posyandu, pembinaan dari tenaga kesehatan, dukungan
keluarga, dukungan teman, dukungan tokoh masyarakat, dan dukungan
kader).
1. Perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu
Perilaku pada penelitian ini yaitu jumlah tindakan ibu dalam
membawa anaknya yang memiliki usia 6-59 bulan ke Posyandu untuk
melakukan penimbangan dalam 6 bulan terakhir saat penelitian ini
dilakukan. Perilaku ibu dianggap penting untuk diteliti dikarenakan ibu
merupakan orang terdekat dengan anak balitanya yang dapat
berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan setiap
balitanya.
2. Pengetahuan
Pengetahuan disini yang diambil yaitu pengetahuan ibu yang
memiliki balita usia 6-59 bulan, pemilihan variabel pengetahuan
karena dianggap penting, seseorang untuk berperilaku sebagian besar
dapat didasarkan dari pengetahuan yang didapatkannya.
44
3. Sikap
Sikap disini yang diambil yaitu sikap ibu yang memiliki balita usia
6-59 bulan, pemilihan variabel sikap karena dianggap penting,
seseorang untuk berperilaku sebagian besar dapat didasarkan dari
pengetahuan yang membentuk sikap.
4. Jarak Posyandu
Jarak disini yaitu jarak rumah ibu ke Posyandu, jarak dihitung
dengan satuan kilometer. Variabel jarak dianggap penting untuk diteliti
dikarenakan perilaku seseorang baik jika mendapatkan pelayanan
kesesehatan mudah didapatkan.
5. Pembinaan dari tenaga kesehatan
Pembinaan dari tenaga kesehatan dilihat dari kehadiran tenaga
kesehatan Puskesmas ke Posyandu serta memberikan pelayanan
kesehatan dan materi penyuluhan di Posyandu. Pembinaan ini
dianggap penting dikarenakan petugas kesehatan di Puskesmas
dianggap sebagai orang terdekat dengan masyarakat yang dipercaya
masyarakat untuk bisa mengkonsultasikan masalah kesehatannya.
6. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga dilihat dari pernahnya anggota keluarga
mengingatkan ibu untuk membawa anaknya ke Posyandu dan bentuk
tindakan seperti motivasi keluarga kepada responden. Variabel ini
dianggap penting dikarenakan seseorang untuk berperilaku dapat
diperkuat dari dukungan lingkungan sekitarnya seperti keluarga.
45
7. Dukungan teman
Dukungan teman dilihat dari pernahnya teman-teman sesama ibu
yang memiliki balita mengingatkan responden untuk membawa
anaknya ke Posyandu. Variabel ini dianggap penting dikarenakan
seseorang untuk berperilaku dapat diperkuat dari dukungan lingkungan
sekitarnya seperti teman.
8. Dukungan tokoh masyarakat
Dukungan tokoh masyarakat dilihat dari tindakan yang diberikan
tokoh masyarakat seperti ketua RT atau RW kepada warganya ibu-ibu
yang memiliki balita untuk datang ke Posyandu. Variabel ini dianggap
penting dikarenakan seseorang untuk berperilaku dapat diperkuat dari
dukungan tokoh masyarakatnya yang memang memberikan contoh
untuk berperan aktif dalam kegiatan Posyandu.
9. Dukungan kader
Dukungan tenaga kesehatan disini dilihat dari tindakan yang
diberikan kader untuk membawa ibu yang memiliki balita menimbang
anaknya ke Posyandu. Variabel ini dianggap penting dikarenakan
kader dianggap orang terdekat dengan masyarakat.
Terdapat beberapa variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini
namun terdapat beberapa alasan peneliti untuk tidak meneliti variabel-
variabel tersebut seperti pada penjelasan berikut. Variabel Kepercayaan
dan Nilai seseorang tidak diteliti dikarenakan, Kepercayaan dan nilai
seseorang dianggap sudah mewakili dengan melihat variabel sikap yang
akan diteliti. Seperti yang dijelaskan oleh Nirawan tahun 2002 bahwa
46
Nilai adalah sikap juga, dan sikap didasarkan oleh pengetahuan serta
kepercayaan.
Variabel demografi tidak diteliti dikarenakan, Menurut Lawrence
Green, dikatakan bahwa “meskipun variabel demografi seperti status
ekonomi, umur, jenis kelamin, jumlah keluarga penting juga, tetapi sulit
untuk melihat dampak langsung dalam program pendidikan kesehatan”.
Variabel Ketersediaan tempat pelayanan Posyandu tidak diteliti
dikarenakan keterbatasan waktu peneliti untuk dapat memasukan variabel
ini, jika variabel ini diteliti maka peneliti harus memastikan jawaban
responden dengan mendatangi seluruh posyandu satu persatu sehingga
keterbatasan tersebut peneliti tidak memasukan variabel ini dalam
penelitian.
Variabel Komitmen dan prioritas pemerintah atau masyarakat tidak
diteliti dikarenakan definisi komitmen sendiri menurut KBBI adalah
perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu kontrak. Didalam
perjanjian yang telah dijelaskan dalam no 19 tahun 2011 bahwa Posyandu
merupakan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini
melalui layanan sosial dasar masyarakat untuk menunjang pembangunan.
Pemerintah memang telah memiliki keterkaitan terhadap pelaksanaan
Posyandu sendiri dan komitmen telah dilaksanakan bahwa didaerah
Rorotan sudah adanya pelaksanaan Posyandu sesuai dalam permen no 19
tahun 2011 tersebut.
Variabel dukungan employer tidak diteliti dikarenakan Responden
penelitian ini yaitu ibu-ibu rumah tangga yang memiliki anak usia 6-59
47
bulan sehingga kemungkinan untuk variabel mendapatkan dukungan
employer tidak ada, yang akan menyebabkan data homogen.
Predisposisi
Pemungkin
Penguat
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Dukungan Kader
Perilaku ibu balita
dalam menimbang
anaknya ke Posyandu
Pengetahuan
Jarak Posyandu
Dukungan keluarga
Sikap
Pembinaan dari tenaga
kesehatan
Dukungan teman
Dukungan tokoh
masyarakat
48
B. Definisi Operasional
Variabel Dependen
Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala Hasil ukur
Perilaku ibu
balita dalam
menimbang
anaknya ke
Posyandu
Jumlah kunjungan ibu balita
untuk ke Posyandu
menimbangkan anaknya
secara rutin sebulan sekali
dalam 6 bulan terakhir dari
waktu penelitian berlangsung.
Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Buruk : ≤ 3
2. Baik : > 3
(Kemenkes RI, 2015)
Variable Independen
Pengetahuan Jawaban yang diketahui ibu
tentang tujuan, manfaat
penimbangan dan hubungan
nya dengan keadaan gizi anak.
Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Buruk ≤ 9
2. Baik > 9
Sikap Pendapat atau pandangan
responden yang terlihat dalam
jawaban dari pertanyaan
Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Buruk ≤ 12
2. Baik > 12
49
kuesioner terhadap pentingnya
penimbangan.
Jarak Posyandu Persepsi responden tentang
pemikiran jauh dekatnya
rumah reponden (ibu) dengan
perhitungan meter yang
diterjemahkan kedalam satuan
kilometer, dan divalidasi
dengan alat penghitung jarak.
Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Buruk ≤ 0,05 KM
2. Baik > 0,05 KM
Pembinaan dari
Tenaga
Kesehatan
Adanya kegiatan yang
diberikan oleh tenaga
kesehatan dari puskesmas
kepada responden.
Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Buruk ≤ 5
2. Baik > 5
Dukungan
Keluarga
Sikap dan tindakan keluarga
terhadap ibu balita dalam
menimbangkan anaknya ke
Posyandu.
Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Buruk ≤ 7
2. Baik > 7
Dukungan Teman Tindakan yang pernah
diberikan ibu-ibu yang
Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Buruk ≤ 8
2. Baik > 8
50
memiliki balita kepada
responden yang merupakan
teman responden untuk
membawa anaknya ke
Posyandu.
Dukungan Tokoh
Masyarakat
Tindakan yang diberikan
tokoh masyarakat kepada
responden untuk mengikuti
program penimbangan di
posyandu.
Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Buruk ≤ 3
2. Baik > 3
Dukungan Kader Adanya kegiatan yang
diberikan kader meliputi
anjuran atau ajakan kepada
ibu-ibu yang memiliki anak
balita untuk menimbangkan
anaknya ke Posyandu.
Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Buruk ≤ 5
2. Baik > 5
51
C. Hipotesis
1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015.
2. Ada hubungan antara sikap dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015.
3. Ada hubungan antara jarak Posyandu dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015.
4. Ada hubungan antara pembinaan dari tenaga kesehatan dengan
perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta
Utara tahun 2015.
5. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015.
6. Ada hubungan antara dukungan teman dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015.
7. Ada hubungan antara dukungan tokoh masyarakat dengan perilaku ibu
balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara
tahun 2015.
52
8. Ada hubungan antara dukungan kader dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015.
53
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang mana
pengambilan data variabel independen dan variabel dependen dilakukan
dalam waktu bersamaan. Sifat penelitian ini analitik yaitu akan melihat
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel
dependen yang diteliti pada penelitian ini yaitu perilaku ibu balita yang
menimbang anaknya ke Posyandu dan untuk variabel independen pada
penelitian ini yaitu pengetahuan ibu, sikap ibu, jarak Posyandu, pembinaan
dari tenaga kesehatan, dukungan keluarga, dukungan teman, dukungan
tokoh masyarakat, dukungan kader.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei hingga Agustus
2015.
54
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang memiliki anak
usia 6-59 bulan tinggal di wilayah Kelurahan Rorotan Kecamatan
Cilincing Jakarta Utara pada saat penelitian dilakukan.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak usia
6-59 bulan tinggal di wilayah Kelurahan Rorotan Kecamatan
Cilincing Jakarta Utara pada saat penelitian dilakukan. Pemilihan
sempel hanya ibu yang memiliki balita 6-59 bulan dikarenakan
pengukuran cakupan penimbangan balita dilihat dari jumlah
penimbangan 6 bulan terakhir (Kemenkes RI, 2015).
Kerangka pengambilan sampel (sampling frame) pada penelitian
ini menggunakan metode Proporsional Random Sampling. Adapun
tahap pengambilan sampel pada penelitian ini sebagai berikut :
a. Tahap 1 : pemilihan Posyandu yang ada di wilayah kerja
Puskesmas kelurahan Rorotan dengan total keseluruhan terdapat
25 Posyandu, didalam Posyandu terdapat empat tingkatan yaitu
Posyandu kategori Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Untuk
kategori pratama terdapat 6 Posyandu, madya 18 Posyandu,
purnama 1 Posyandu dan mandiri tidak ada. Peneliti memilih
untuk masing-masing kategori Posyandu menjadi perwakilan
untuk diteliti oleh karena itu berdasarkan hasil kocokan yang
didapatkan dari masing-masing kategori tersebut didapatkan
55
Posyandu Anggrek 3 menjadi perwakilan Posyandu pratama,
Kamboja 2 menjadi perwakilan Posyandu madya dan kemuning
menjadi perwakilan Posyandu purnama.
b. Tahap 2 : pada tahap kedua ini peneliti mengkocok nama-nama
balita yang akan dijadikan sampel pada sampling frame yang
didapatkan dari kader masing-masing Posyandu. Adapun jumlah
kocokan untuk masing-masing Posyandu (kemuning 25 sampel,
kamboja 56, dan anggrek III 23). Setelah itu peneliti mendatangi
rumah-rumah balita yang sudah dijadikan sampel lalu
mewawancarai ibu balita yang merupakan responden dalam
penelitian ini. Apabila terdapat dua balita atau lebih didalam satu
rumah maka balita yang dipilih adalah balita termuda.
Penelitian ini menggunakan rumus uji hipotesis beda dua proporsi.
Penggunaan rumus uji beda dua proporsi pada penelitian ini
dikarenakan adanya dua kelompok proporsi yang telah dikategorikan
dalam penelitian ini yaitu melihatnya perilaku kunjungan ibu balita ke
Posyandu dengan kategori baik atau kurang baik.
Tabel 4.1
Perhitungan Jumlah Sampel
Variabel P1 P2 Jumlah
Sampel
Sumber
Pengetahuan
Ibu
53,0% 23.5% 42 (Ayu, 2014)
Sikap Ibu 53,6% 19,4% 30 (Ayu, 2014)
Jarak
Posyandu
53,1% 33,3% 98 (Ayu, 2014)
Dukungan
Toma
73,2% 39,3% 33 (Nofianti, 2012
56
Populasi dan sampel
Keterangan
n : jumlah sampel
p1 : 53,1%
p2 : 33,3%
P : p1+p2
2
Z 1-α/2 : derajat kepercayaan 95% = 1,64
Z 1-β : Power 80% = 0,8
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh jumlah sampel minimal
sebanyak 98 sampel, kemudian untuk menjaga apabila ada kesalahan
atau ketidak lengkapan data, maka besar sampel ditambah 10%
sehingga besar sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 103 orang
ibu balita.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengembangan instrument yang pernah dikembangkan dari penelitian
(Suryaningsih, 2012), (Suharti, 2012), (Ayu, 2014), (Saragih, 2008), dan
(Hindu, 2013). Untuk mengumpulkan data perilaku ibu balita berkunjung
ke Posyandu di wilayah Kelurahan Rorotan tahun 2015. Pertanyaan yang
57
menjadi variabel independen dalam penelitian ini yaitu variabel (sikap ibu,
pengetahuan ibu, jarak Posyandu, pembinaan dari tenaga kesehatan,
dukungan keluarga, dukungan teman, dukungan tokoh masyarakat,
dukungan kader). Adapun pengukuran data dari setiap variabel dalam
penelitian ini sebagai berikut :
Tabel 4.2
Kode
Variabel Kode Item
Perilaku ibu balita
dalam menimbang
anaknya ke
Posyandu
A2. 1. Buruk : ≤ 3
2. Baik : > 3
Kemenkes RI, 2015
Pengetahuan C1- C11. 1. Buruk ≤ 9
2. Baik > 9
Sikap D1-D4. 1. Buruk ≤ 12
2. Baik > 12
Jarak Posyandu E1 1. Buruk ≤ 0,05 KM
2. Baik > 0,05 KM
Pembinaan dari
tenaga kesehatan
F1-F3. 1. Buruk ≤ 5,5
2. Baik > 5,5
Dukungan
keluarga
G1-G4. 1. Buruk ≤ 7
2. Baik > 7
Dukungan teman H1-H4. 1. Buruk ≤ 8
2. Baik > 8
Dukungan tokoh
masyarakat
I1-I4. 1. Buruk ≤ 3
2. Baik > 3
Dukungan kader J1-J3. 1. Buruk ≤ 5
2. Baik > 5
E. Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Pengumpulan Data
Data yang dukumpulkan dalam penelitian ini merupakan data
primer untuk data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner
58
perilaku ibu balita yang berkunjung ke Posyandu di wilayah
Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara pada saat
penelitian dilakukan.
2. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan menggunakan program komputerisasi
statistik dengan melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Editing
Mencek data dari kelengkapan data tersebut yang dilakukan
di lapangan setelah responden mengumpulkan kuesioner.
b. Coding
Biasanya setelah di edit maka data di beri kode agar bisa
dimasukan ke dalam software. Tetapi dalam penelitian ini sudah
langsung mengcoding pada saat penyusunan kuesioner yang akan
di sebarkan ke responden.
c. Entry
Memasukan data yang sudah di koding di ketik langsung ke
software.
d. Cleaning
Mencek ulang data yang sudah dimasukan ke dalam software
agar sepurna dan tidak ada yang salah dalam meng enty data-data
tersebut.
59
F. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini berupa analisis univariat dan bivariat.
1. Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk mendapatkan distribusi frekuensi
masing-masing variabel penelitian yang meliputi variabel dependen
perilaku ibu balita berkunjung ke Posyandu dan untuk variabel
independen pada penelitian ini yaitu pengetahuan ibu, sikap ibu, Jarak
Posyandu, pembinaan dari tenaga kesehatan, dukungan keluarga,
dukungan teman, dukungan tokoh masyarakat, dan dukungan kader.
Hasil analisis univariat akan disajikan dalam bentuk tabel.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan uji statistik uji
chi-square untuk menguji hipotesis melihat hubungan antara variabel
kategorik independen dan kategorik dependen. Tingkat kepercayaan
pada penelitian ini sebesar 95% dan nilai α 0,05. Dikatakan memiliki
hubungan signifikan apabila nilai p < 0,05 dan tidak memiliki
hubungan signifikan jika nilai p ≥ 0,05.
60
BAB V
HASIL
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Keadaan Geografis
Kelurahan Rorotan merupakan hasil pemecahan dari kelurahan
Sukapura kecamatan Cilincing Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta.
Kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing adalah kelurahan yang
letaknya paling ujung Timur wilayah kotamadya Jakarta Utara yang
berbatasan dengan wilayah Kabupaten tingkat II Bekasi Provinsi Jawa
Barat berasal dari Pemecahan Provinsi Jawa Barat, sebelah Timur
dengan Desa Pusaka Rakyat Bekasi Kabupaten Bekasi Jawa Barat,
sebelah Selatan dengan wilayah kelurahan Cakung Timur.
Luas wilayah Kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing kurang lebih
1063,70 Ha, terdiri dari tanah darat sebagian tanah sawah ditanami
padi termasuk palawija dibagi habis menjadi 12 RW terdiri dari 136
RT hasil pemekaran pengurus peremajaan RT/RW pada tahun 2007-
2012 dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Kali Gendong Gubuk Genteng serta saluran dan
batas patok Pal.Kel.Rorotan
b. Sebelah Timur : Ujung Timur Desa Pusaka Rakyat dan Patok Batas
Wilayah DKI Jakarta
c. Sebelah Selatan : Kali Rawa Rorotan kelurahan Cakung Timur
d. Sebelah Barat : Jalan Raya Cakung Cilincing
61
2. Keadaan Demografi
Jumlah penduduk kelurahan Rorotan tahun 2014 sebanyak 41.733
penduduk. Adapun distribusi penduduk berdasarkan umur di
kelurahan Rorotan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan umur
di kelurahan Rorotan
Usia Laki-laki Perempuan Jumlah Presentase
0-14 2394 2419 3250 7,7
15-29 5816 6833 12649 30,3
30-44 10073 10130 20203 48,4
45-59 2588 887 3475 8,3
60-74 319 244 563 1,3
>75 21 9 30 0,07
Total 212211 20522 41733 100
Sumber : Profil kelurahan Rorotan tahun 2014
Berdasarkan tabel 5.1, diketahui bahwa sebagian besar penduduk
berada pada rentang umur 30-44 tahun yaitu sebesar 48,4% jiwa.
Mayoritas agama yang dianut oleh penduduk kelurahan Rorotan
adalah Islam yaitu sebesar 74,5%. Adapun tingkat pendidikan
penduduk kelurahan Rorotan sebagian besar adalah tidak sekolah
yaitu sebesar 22,2% penduduk, bagaimana terlihat pada tabel berikut
ini :
62
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
di Kelurahan Rorotan
Pendidikan Jumlah Persentase
Tidak Sekolah 9.283 22,2
Tidak Tamat SD 7.468 17,8
Tamat SD 6.793 16,2
Tamat SLTP/
Sederajat
6.765 16,2
Tamat SLTA/
Sederajat
6.786 16,2
Tamat Akademi/
Perguruan Tinggi
4.660 11,1
Jumlah 41.755 100
Sumber : Profil kelurahan Rorotan tahun 2014
Adapun gambaran mata pencaharian penduduk kelurahan Rorotan
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan jenis pekerjaan
di kelurahan Rorotan
Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase
Petani 1.232 4,6
Karyawan Swasta/
Pemerintah dan TNI
10.300 39,1
Dagang 4.790 18,1
Nelayan 65 0,2
Buruh Tani 980 3,7
Pensiunan 1.709 6,4
Pertukangan 2.145 8,1
Pengangguran 3.405 12,9
Fakir Miskin 1.720 6,5
Total 26.346 100
Sumber : Profil kelurahan Rorotan tahun 2014
Berdasarkan tabel 5.3, diketahui bahwa jenis pekerjaan penduduk
kelurahan Rorotan paling banyak adalah Karyawan swasta/
Pemerintah dan TNI yaitu sebesar 39,1% penduduk dan jenis
pekerjaan penduduk Kelurahan Rorotan paling sedikit adalah nalayan
yaitu sebesar 0,2% penduduk.
63
Tabel 5.4
Nama Posyandu di kelurahan Rorotan
No RW Nama Posyandu
1 01 Cempaka
2 02 Sedap malam
3 03 Kemuning
4 04 Seruni 1
Seruni 2
5 05 Anggrek 1
Anggrek 2
Anggrek 3
6 06 Mawar 1
Mawar 2
Mawar 3
7 07 Teratai 1
Teratai 2
Kemala
Asoka
8 08 Mawar putih
Mawar merah
9 09 Melati
10 010 Kamboja 1
Kamboja 2
11 011 Bougenvil
12 012 Dahlia 1
Dahlia 2
Sumber : Profil Puskesmas kelurahan Rorotan tahun 2014
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa jumlah seluruh Posyandu
yang ada diwilayah kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing Jakarta
Utara tahun 2014 yaitu sebanyak 23 Posyandu.
64
Tabel 5.5
Sistem Kewaspadaan Dini Nasional (SKDN)
kecamatan Cilincing tahun 2014
No Kelurahan Data Cakupan
%D/S S K D N D‟
1 Semper
Timur
2667 2667 2094 1351 1796 78.51
2 Semper
Barat I
1695 1695 1318 918 1153 98.23
3 Semper
Barat II
2747 2747 2501 1615 1960 91.04
4 Semper
Barat III
633 633 594 407 475 93.84
5 Kalibaru 4378 4378 3438 2524 2971 78.53
6 Sukapura 4213 4213 3875 2991 3442 91.98
7 Rorotan 4300 4300 2784 2755 2765 64.74
8 Marunda 1707 1707 1432 826 1234 83.89
9 Cilincing I 1547 1547 1148 789 937 74.21
10 Cilincing II 1091 1091 747 421 626 68.47
Sumber : Laporan LB3 Gizi data riil Puskesmas Kecamatan
Cilincing tahun 2014.
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa cakupan penimbangan di
kecamatan Cilincing tahun 2014 untuk kelurahan terendah yang
memiliki cakupan penimbangannya yaitu kelurahan Rorotan 64.74%
dibandingkan dengan kelurahan Semper barat I memiliki cakupan
penimbangan tertinggi sebanyak 98.23%.
B. Analisis Univariat
Pada analisis univariat ini akan digambarkan distribusi frekuensi
dari masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel independen
maupun variabel dependen.
1. Perilaku Ibu Balita Dalam Menimbangkan Anaknya ke Posyandu
Distribusi perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke
Posyandu di kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing Jakarta Utara
tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
65
Tabel 5.6
Distribusi frekuensi perilaku ibu balita dalam menimbang
anaknya ke Posyandu di kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing
Jakarta Utara Tahun 2015
Perilaku
Penimbangan Ibu
Balita
Jumlah (n) Persentase (%)
Buruk 23 22,3
Baik 80 77,7
Total 103 100
Berdasarkan Tabel 5.6 diketahui bahwa dari 103 ibu balita, ibu
yang memiliki perilaku buruk sebesar 23 (22,3%) dan perilaku baik 80
(77,7%).
2. Pengetahuan
Distribusi pengetahuan ibu balita dalam menimbang anaknya ke
Posyandu di kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing Jakarta Utara
tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.7
Distribusi frekuensi pengetahuan ibu balita dalam
menimbangkan anaknya ke Posyandu di Kelurahan Rorotan
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015
Pengetahuan Ibu Jumlah (n) Persentase (%)
Buruk 45 43,7
Baik 58 56,3
Total 103 100
Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa dari 103 ibu balita yang
memiliki pengetahuan buruk sebesar 45 (43,7%) dan yang memiliki
pengetahuan baik sebesar 58 (56,3%).
66
3. Sikap
Distribusi sikap ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu
di kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.8
Distribusi frekuensi sikap ibu balita dalam menimbang
anaknya ke Posyandu di kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing
Jakarta Utara Tahun 2015
Sikap Jumlah (n) Persentase (%)
Buruk 41 39,8
Baik 62 60,2
Total 103 100
Berdasarkan tabel 5.8 dari 103 ibu balita, diketahui bahwa sikap
ibu balita yang buruk terhadap penimbangan balita di Posyandu yaitu
41 (39,8%) dan baik 62 (60,2%).
4. Jarak Posyandu
Distribusi Jarak Posyandu dari rumah ibu balita untuk menimbang
anaknya ke Posyandu di kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing
Jakarta Utara tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.9
Distribusi frekuensi Jarak ke Posyandu di kelurahan Rorotan
kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015
Jarak Posyandu Jumlah (n) Persentase (%)
Jauh 50 48,5
Dekat 53 51,5
Total 103 100
Berdasarkan tabel 5.9 diketahui bahwa dari 100 ibu balita, jarak
dari rumah ibu balita ke Posyandu yang dikategorikan jauh yaitu 50
(48,5%) dan yang masuk kategori dekat 53 (51,5%).
67
5. Pembinaan dari Tenaga Kesehatan
Distribusi pembinaan dari tenaga kesehatan terhadap perilaku ibu
balita untuk menimbang anaknya ke Posyandu di kelurahan Rorotan
kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015 dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 5.10
Distribusi frekuensi pembinaan dari tenaga kesehatan
dalam penimbangan balita ke Posyandu di kelurahan Rorotan
kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015
Pembinaan dari
Petugas Kesehatan
Jumlah (n) Persentase (%)
Buruk 24 23,3
Baik 79 76,6
Total 103 100
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa distribusi bimbingan dari
petugas kesehatan kepada ibu balita untuk menimbangkan anaknya ke
posyandu yaitu buruk 24 (23,3%) dan baik 79 (76,6%).
6. Dukungan Keluarga
Distribusi dukungan keluarga terhadap perilaku ibu balita untuk
menimbang anaknya ke Posyandu di kelurahan Rorotan kecamatan
Cilincing Jakarta Utara tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.11
Distribusi frekuensi dukungan keluarga dalam penimbangan
balita ke Posyandu di kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing
Jakarta Utara Tahun 2015
Dukungan Keluarga Jumlah (n) Persentase (%)
Buruk 36 35,0
Baik 67 65,0
Total 103 100
68
Berdasarkan tabel 5.11 diketahui bahwa distribusi dukungan
keluarga kepada ibu balita untuk menimbang anaknya yaitu buruk 36
(35,0%) dan baik 67 (65,0%).
7. Dukungan Teman
Distribusi dukungan teman terhadap perilaku ibu balita untuk
menimbang anaknya ke Posyandu di kelurahan Rorotan kecamatan
Cilincing Jakarta Utara tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.12
Distribusi frekuensi dukungan teman dalam penimbangan balita
ke Posyandu di Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing
Jakarta Utara Tahun 2015
Dukungan teman Jumlah (n) Persentase (%)
Buruk 43 41,7
Baik 60 58,3
Total 103 100
Berdasarkan tabel 5.12 diketahui bahwa distribusi dukungan teman
kepada ibu balita dalam menimbangkan anaknya ke Posyandu yaitu
buruk 43 (41,7%) dan baik 60 (58,3%).
8. Dukungan Toma
Distribusi dukungan toma terhadap perilaku ibu balita untuk
menimbangkan anaknya ke Posyandu di kelurahan Rorotan kecamatan
Cilincing Jakarta Utara tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.13
Distribusi frekuensi dukungan toma dalam penimbangan balita
ke Posyandu di kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing
Jakarta Utara Tahun 2015
Dukungan toma Jumlah (n) Persentase (%)
Buruk 29 28,2
Baik 74 71,8
Total 103 100
69
Berdasarkan tabel 5.13 diketahui bahwa distribusi dukungan toma
kepada ibu balita untuk menimbang anaknya ke Posyandu yaitu buruk
29 (28,2%) dan baik 74 (71,8%).
9. Dukungan Kader
Distribusi dukungan kader terhadap perilaku ibu balita untuk
menimbangkan anaknya ke Posyandu di kelurahan Rorotan kecamatan
Cilincing Jakarta Utara tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.14
Distribusi frekuensi dukungan kader dalam penimbangan balita
ke Posyandu di kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing Jakarta
Utara Tahun 2015
Dukungan tenaga kesehatan Jumlah (n) Persentase (%)
Buruk 19 18,4
Baik 84 81,6
Total 103 100
Berdasarkan tabel 5.14 diketahui bahwa distribusi dukungan kader
kepada ibu balita untuk menimbang anaknya ke Posyandu yaitu buruk
19 (18,4%) dan baik 84 (81,6%).
C. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen dengan dependen yang dianalisis melalui uji Chi
Square. Dikatakan bermakna jika nilai p < 0,05 dan tidak bermakna jika
mempunyai nilai p ≥ 0,05.
70
1. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Ibu Balita
Dalam Menimbang Anaknya ke Posyandu
Hasil analisis bivariat antara pengetahuan ibu dengan perilaku ibu
balita dalam menimbang anaknya dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut
ini :
Tabel 5.15
Hubungan antara Pengetahuan ibu dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing Jakarta
Utara Tahun 2015
Pengetahuan Perilaku ibu balita
dalam menimbang
anaknya ke Posyandu
Total Pvalue
Buruk Baik
n % n % n %
Buruk
Baik
8
15
17,8
25,9
37
43
82,2
74,1
45
58
100
100
0,460
Total 23 22,3 80 77,7 103 100
Berdasarkan tabel analisis diatas diketahui responden yang
memiliki pengetahuan buruk dan perilaku buruk 8 (17,8%).
Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik ada 15 dari 58
orang (25,9%) yang perilaku buruk. Dari hasil uji statistik diperoleh
nilai probabilitas (Pvalue) 0,460 artinya pada alpha 5% tidak terdapat
hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu.
71
2. Hubungan Antara Sikap Ibu dengan Perilaku Ibu Balita Dalam
Menimbang Anaknya ke Posyandu
Hasil analisis bivariat antara sikap ibu dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya dapat dilihat pada tabel 5.16 berikut ini :
Tabel 5.16
Hubungan antara Sikap ibu dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun
2015
Sikap Perilaku ibu balita
dalam menimbang
anaknya ke Posyandu
Total Pvalue
Buruk Baik
n % n % n %
Buruk
Baik
10
13
24,4
21,0
31
49
75,6
79,0
41
62
100
100
0,868
Total 23 22,3 80 77,7 103 100
Berdasarkan tabel analisis diatas diketahui responden yang
memiliki sikap buruk dan perilaku buruk 10 (24,4%). Sedangkan
responden yang memiliki sikap baik 13 dari 62 orang (21,0%) yang
memiliki perilaku buruk. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai
probabilitas (Pvalue) 0,868 artinya pada alpha 5% tidak terdapat
hubungan antara sikap ibu dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu.
3. Hubungan Antara Jarak Posyandu dengan Perilaku Ibu Balita
Dalam Menimbang Anaknya ke Posyandu.
Hasil analisis bivariat antara jarak Posyandu dengan perilaku ibu
balita dalam menimbang anaknya dapat dilihat pada tabel 5.17 berikut
ini :
72
Tabel 5.17
Hubungan antara Jarak Posyandu dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing Jakarta
Utara Tahun 2015
Jarak
Posyandu
Perilaku ibu balita
dalam menimbang
anaknya ke Posyandu
Total Pvalue
Buruk Baik
n % n % n %
Jauh
Dekat
14
9
28,0
17,0
36
44
72,0
83,0
50
53
100
100
0.269
Total 23 22,3 80 77,7 103 100
Berdasarkan tabel analisis diatas diketahui responden yang
memiliki jarak rumah jauh dengan Posyandu dan perilakunya buruk
14 (28,0%). Sedangkan responden yang memiliki jarak dekat 9 dari
53 orang (17,0%) yang memiliki perilaku buruk. Dari hasil uji
statistik diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) 0,269 artinya pada alpha
5% tidak terdapat hubungan antara jarak Posyandu dengan perilaku
ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu.
4. Hubungan Antara Pembinaan dari Tenaga Kesehatan dengan
Perilaku Ibu Balita Dalam Menimbang Anaknya ke Posyandu
Hasil analisis bivariat antara pembinaan dari tenaga kesehatan
dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya dapat dilihat
pada tabel 5.18 berikut ini :
73
Tabel 5.18
Hubungan antara pembinaan dari tenaga kesehatan dengan
perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing
Jakarta Utara Tahun 2015
Pembinaan
petugas
kesehatan
Perilaku ibu balita
dalam menimbang
anaknya ke Posyandu
Total Pvalue
Buruk Baik
n % n % n %
Buruk
Baik
6
17
25,0
21,5
18
62
75,0
78,5
24
79
100
100
0,937
Total 23 22,3 80 77,7 103 100
Berdasarkan tabel analisis diatas diketahui responden yang buruk
mendapatkan pembinaan dari petugas kesehatan dan perilaku buruk 6
(25,0%). Sedangkan responden yang baik mendapatkan pembinaan
dari petugas kesehatan 17 dari 79 orang (21,5%) yang memiliki
perilaku buruk. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas
(Pvalue) 0,937 artinya pada alpha 5% tidak terdapat hubungan antara
pembinaan tenaga kesehatan dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu.
5. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Perilaku Ibu
Balita Dalam Menimbang Anaknya ke Posyandu
Hasil analisis bivariat antara dukungan keluarga dengan perilaku
ibu balita dalam menimbang anaknya dapat dilihat pada tabel 5.19
berikut ini :
74
Tabel 5.19
Hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing Jakarta
Utara Tahun 2015
Dukungan
keluarga
Perilaku ibu balita
dalam menimbang
anaknya ke Posyandu
Total Pvalue
Buruk Baik
n % n % n %
Buruk
Baik
10
13
27,8
19,4
26
54
72,2
80,6
36
67
100
100
0,468
Total 23 22,3 80 77,7 103 100
Berdasarkan tabel analisis diatas diketahui bahwa responden yang
buruk mendapatkan dukungan dari keluarga dan perilaku buruk 10
(27,8%). Sedangkan dukungan keluarga yang baik 13 dari 67 orang
(19,4%) yang memiliki perilaku buruk. Dari hasil uji statistik
diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) 0,468 artinya pada alpha 5%
tidak terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku
ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu.
6. Hubungan Antara Dukungan Teman dengan Perilaku Ibu Balita
Dalam Menimbang Anaknya ke Posyandu
Hasil analisis bivariat antara dukungan teman dengan perilaku ibu
balita dalam menimbang anaknya dapat dilihat pada tabel 5.20 berikut
ini :
75
Tabel 5.20
Hubungan antara dukungan teman dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing Jakarta
Utara Tahun 2015
Dukungan
teman
Perilaku ibu balita
dalam menimbang
anaknya ke Posyandu
Total Pvalue
Buruk Baik
n % n % n %
Buruk
Baik
14
9
32,6
15,0
29
51
67,4
85,0
43
60
100
100
0,061
Total 23 22,3 80 77,7 103 100
Berdasarkan tabel analisis diatas diketahui responden yang buruk
mendapatkan dukungan teman dan perilaku buruk 14 (32,6%).
Sedangkan responden yang baik mendapatkan dukungan 9 dari 60
orang (15,0%) yang memiliki perilaku buruk. Dari hasil uji statistik
diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) 0,061 artinya pada alpha 5% tidak
terdapat hubungan antara dukungan teman dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu.
7. Hubungan Antara dukungan Toma Dengan Perilaku Ibu Balita
Dalam Menimbang Anaknya ke Posyandu.
Hasil analisis bivariat antara dukungan toma dengan perilaku ibu
balita dalam menimbang anaknya dapat dilihat pada tabel 5.21 berikut
ini :
76
Tabel 5.21
Hubungan antara dukungan toma dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing Jakarta
Utara Tahun 2015
Dukungan
tokoh
masyarakat
Perilaku ibu balita
dalam menimbang
anaknya ke Posyandu
Total Pvalue
Buruk Baik
n % n % n %
Buruk
Baik
7
16
24,1
21,6
22
58
75,9
78,4
29
74
100
100
0,990
Total 23 22,3 80 77,7 103 100
Berdasarkan tabel analisis diatas diketahui responden yang buruk
mendapatkan dukungan dari toma dan perilaku buruk 7 (24,1%).
Sedangkan responden yang baik mendapatkan dukungan dari toma 16
dari 74 orang (21,6%) yang memiliki perilaku buruk. Dari hasil uji
statistik diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) 0,990 artinya pada alpha
5% tidak terdapat hubungan antara dukungan tokoh masyarakat
dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu.
8. Hubungan Antara Dukungan Kader dengan Perilaku Ibu Balita
Dalam Menimbang Anaknya ke Posyandu
Hasil analisis bivariat antara dukungan tenaga kesehatan dengan
perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya dapat dilihat pada tabel
5.22 berikut ini :
77
Tabel 5.22
Hubungan antara dukungan kader dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing Jakarta
Utara Tahun 2015
Dukungan
kader
Perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke
Posyandu
Total Pvalue
Buruk Baik
n % n % n %
Buruk
Baik
6
17
31,6
20,2
13
67
68,4
79,8
19
84
100
100
0,443
Total 23 22,3 80 77,7 103 100
Berdasarkan tabel analisis diatas diketahui bahwa responden yang
buruk mendapatkan dukungan dari kader dan perilaku buruk 6
(31,6%). Sedangkan responden yang baik mendapatkan dukungan dari
kader 17 dari 84 orang (20,2%) yang memiliki perilaku buruk. Dari
hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) 0,443 artinya
pada alpha 5% tidak terdapat hubungan antara dukungan kader dengan
perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu.
78
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian, yaitu :
1. Pada saat pengambilan data, kemungkinan beberapa responden
menjawab baik pada pertanyaan variabel dukungan kader disebabkan
kader yang ikut keliling saat peneliti mewawancari sehingga tidak
adanya kesesuaian informasi yang diberikan responden dengan
kenyataannya. Untuk mengatasi bias ini maka peneliti mewawancarai
variabel ini pada saat kader tidak memperhatikan pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti.
2. Beberapa responden pada saat diwawancarai kurang fokus karena
disibukan dengan anaknya, sehingga membuat ketidak sesuaian
jawaban yang diberikan responden pada peneliti melalui wawancara.
Dalam mengatasi bias ini peneliti mewawancarai setiap pertanyaan
secara berulang dan anak yang sedang menangis dibantu oleh rekan
peneliti untuk diajak main dan diberi susu sebagai alat untuk
menenangkan anaknya.
B. Gambaran Perilaku Ibu Balita Dalam Menimbang Anaknya ke
Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan
79
bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar (Kemenkes, 2014).
Perilaku adalah faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan individu, pembahasan tentang perilaku itu
sendiri terdapat pada teori perilaku kesehatan masyarakat. Teori perilaku
kesehatan masyarakat merupakan gabungan dari berbagai ilmu
pengetahuan yaitu psikologi, psikologi sosial, ekologi, sosiologi,
antropologi, dan lainnya (Edberg, 2007).
Definisi perilaku dapat dilihat dari dua sudut yaitu biologis, dan
psikologis. Dari segi biologis definisi perilaku adalah suatu kegiatan atau
aktifitas organsime (makhluk hidup) yang bersangkutan. Dari segi
psikologis menurut Skiner (1938) dalam (Maulana, 2009), perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan
dari luar).
Pada psikologi perilaku dikatakan bahwa perilaku dapat dipelajari
atau dikondisikan melalui kegiatan dengan mekanisme stimulus respon,
dengan contoh yang dilakukan oleh ahli perilaku pertama Ivan Pavlov
(1849-1936) berasal dari Rusia yaitu dengan menyembunyikan lonceng
bersamaan dengan meletakan daging di lidah anjing yang membuat anjing
berliur, beberapa lama ia lakukan setelah itu ia lakukan loceng tetap
berbunyi namun tidak ada daging dan anjing tersebut tetap berliur. Hal ini
menunjukan bahwa efek stimulus dikondisikan oleh lonceng tersebut
(Edberg, 2007).
80
Perilaku kesehatan sendiri yaitu respon seseorang (organisme)
terhadap stimulus atau objek yang berhubungan dengan sakit dan penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan
(Maulana, 2009). Perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya disini
dilihat dari frekuensi kehadiran ibu balita untuk menimbang anaknya ke
Posyandu 6 bulan terakhir dari penelitian ini dilakukan yaitu terhitung
pada bulan maret hingga september 2015 dengan stimulus dalam perilaku
ini yaitu adanya program kegiatan Posyandu.
Hal ini sesuai menurut Riskesdas 2013 yaitu informasi tentang
pemantauan pertumbuhan anak diperoleh dari frekuensi penimbangan
anak umur 6-59 bulan selama enam bulan terakhir (Kemenkes RI, 2013).
Idealnya dalam enam bulan anak balita ditimbang minimal enam kali
(Kemenkes RI, 2015).
Untuk melihat gambaran perilaku ibu balita untuk menimbang
anaknya ke Posyandu peneliti menggunakan teknik wawancara dengan
menggunakan instrumen kuesioner, selain itu di validasi dengan melihat
buku KMS responden. Teknik wawancara sendiri merupakan alat re-
cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang
diperoleh sebelumnya (Noor, 2011).
Berdasarkan hasil yang didapatkan perilaku ibu untuk menimbang
anaknya ke Posyandu sebagian besar 77,7% angka tersebut tidaklah sedikit
yaitu cukup banyak namun belum mencapai target pemerintah 85%
(Kemenkes RI, 2015). Kemungkinan terdapat angka tersebut peneliti
menduga dikarenakan pengukuran kunjungan ibu ke Posyandu hanya
81
dilihat dalam frekuensi kehadiran di Posyandu 6 bulan terakhir, sehingga
terlihat sebagian besar kunjungannya baik.
Sesuai dari penelitian sebelumnya bahwa 54,8% ibu memiliki
partisipasi baik untuk datang ke Posyandu (Reihana dkk, 2014), selain itu
terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Nuraini tahun 2013 yaitu
75,3% balita ditimbang secara teratur dan terdapat juga penelitian yang
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas Depok dengan hasil
60,1% perilaku kunjungan ibu ke Posyandu masih kurang (Hairunida,
2012).
Terdapatnya hasil penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh
Heriani tahun 2010 yaitu penyebab ibu-ibu tidak puas terhadap Posyandu
dikarenakan jadwal Posyandu tidak jelas, acara yang membosankan,
tempat yang jauh dari rumah, pelayanan kurang, tempat tidak
menyenangkan dll. Berdasarkan hal ini peneliti tidak menelitinya kecuali
jarak dan pembinaan tenaga kesehatan yang salah satu pengukurannya
melihat pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan dari puskesmas di
Posyandu.
C. Hubungan Pengetahuan Ibu Balita dengan Perilaku Ibu Balita dalam
Menimbang Anaknya ke Posyandu
Pengetahuan adalah kesan didalam fikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca inderanya. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan, sebab perilaku ini terjadi akibat adanya paksaan atau aturan
yang mengharuskan untuk berbuat (Iqbal, 2007).
82
Pada penelitian ini didapatkan hasil 43,7% ibu memiliki pengetahuan
buruk dan 56,3% ibu memiliki pengetahuan baik. Hasil tersebut lebih
banyak responden memiliki pengetahuan baik. Berdasarkan hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan di kota Lampung terdapat 63, 9%
ibu memiliki pengetahuan baik terdahap penimbangan dan 36,1% ibu
memiliki pengetahuan yang buruk (Reihana dkk, 2012).
Hasil analisis bivariat pada penelitian ini didapatkan ibu yang
memiliki pengetahuan buruk dan perilaku buruk 8 (17,8%), sedangkan ibu
yang memiliki pengetahuan baik ada 15 dari 58 orang (25,9%) dengan
perilaku buruk. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas
(Pvalue) 0,460 artinya pada alpha 5% tidak terdapat hubungan antara
pengetahuan ibu dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke
Posyandu.
Terlihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik dengan
perilaku nya buruk lebih tinggi yaitu 25,9% dibandingkan responden yang
memiliki pengetahuan buruk dengan perilaku buruk 17,8%, dengan hasil
tersebut maka terlihat jelas bahwa tidak terdapat hubungan antara ibu yang
memiliki pengetahuan baik dengan perilaku yang tentunya akan baik juga.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang sudah
dilakukan oleh Suryaningsih tahun 2012 yaitu tidak terdapat hubungan
antara pengetahuan ibu dengan perilaku kunjungan ibu ke Posyandu.
Selain itu terdapat pula penelitian yang dilakukan oleh Hendriani tahun
2010 bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan
frekuensi kunjungan balita ke Posyandu.
83
Terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Hindu tahun 2013
pengetahuan tidak memiliki hubungan dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu. Berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh La Ode tahun 2013 yaitu terdapatnya hubungan antara
pengetahuan ibu dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu.
Dalam teori WHO, dijelaskan bahwa pengetahuan individu
dipengaruhi oleh pengalaman seseorang, faktor-faktor di luar orang
tersebut seperti lingkungan, baik lingkungan fisik maupun nonfisik dan
sosial budaya yang kemudian pengalaman tersebut diketahui,
dipersepsikan, diyakini sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk
bertindak dan akhirnya menjadi perilaku (Marimbi H, 2009).
Namun teori WHO tersebut tidak selamanya berhubungan dengan
kenyataan bahwa dengan pengetahuan yang baik tentang kesehatan, belum
tentu memberikan perilaku yang baik pada ibu balita untuk melakukan
penimbangan di Posyandu. Setiap pengetahuan seseorang dapat
dipengaruhi beberapa faktor yaitu seperti pendidikan, pekerjaan, umur,
minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi.
Informasi yang dimaksud yaitu kemudahan untuk memperoleh suatu
informasi sehingga dapat mempercepat seseorang memperoleh
pengetahuan baru (Iqbal, 2007).
Pada penelitian ini tidak melihat faktor-faktor lain seperti pendidikan,
pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar
untuk responden berkunjung ke Posyandu, serta sarana informasi yang
84
mudah didapatkan responden untuk memperoleh pengetahuan yang baru
terkait Posyandu dan penimbangan balita.
Menurut Green tahun 1980 dikatakan bahwa peningkatan pengetahuan
individu tidak selalu menjadi penyebab untuk seseorang memiliki
perubahan perilaku, namun Green juga menambahkan bahwa pengetahuan
tertentu tentang kesehatan juga memiliki kemungkinan yang penting
sebelum tindakan kesehatan terjadi, akan tetapi perilaku kesehatan
mungkin tidak terjadi jika kurang mendapat dukungan dari pengetahuan
yang dimiliki.
D. Hubungan Sikap Ibu Balita dengan Perilaku Ibu Balita dalam
Menimbang Anaknya ke Posyandu
Sikap adalah salah satu kata samar namun yang paling sering
digunakan dalam ilmu perilaku. Sikap merupakan produk dari proses
sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang
diterimanya (Green, 1980). Sikap merupakan organisasi pendapat
keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang
disertai dengan adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar pada
orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dengan cara
tertentu yang dipilihnya (Bimo Walgito, 2001) dalam (Sunaryo, 2002).
Pengertian sikap berdasarkan unsur kepribadian adalah berkaitan
dengan motif yang mendasari tingkah laku seseorang berdasarkan
keyakinan, kebiasaan, pendapat dan konsep (Wirawan, 2002). Sikap
memiliki unsur penilaian dan reaksi afektif namun tidak sama dengan
85
motif, akan tetapi menghasilkan motif tertentu yang dapat mewujudkan
perilaku (Mar‟at, 1981).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan yaitu 39,8% responden
memiliki sikap buruk dan 60,2% responden memiliki perilaku baik. Hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan di Lamongan 58,6% ibu memiliki
sikap baik terhadap frekuensi kunjungan ke Posyandu (Jannah, 2012).
Hasil analisis statistik pada penelitian ini responden yang memiliki
sikap buruk dan perilaku buruk 10 (24,4%). Sedangkan responden yang
memiliki sikap baik 13 dari 62 orang (21.0%) dengan memiliki perilaku
buruk. Dari hasil uji statistik chi square diperoleh nilai probabilitas
(Pvalue) 0,868 artinya pada alpha 5% tidak terdapat hubungan antara sikap
ibu dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu.
Sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan, untuk
merealisasikan menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah
fasilitas (Iqbal, 2007).
Menurut Suryaningsih tahun 2012 yaitu hal yang dapat membuat
sikap ibu berhubungan dengan perilaku kunjungan ke Posyandu dapat
dilihat dari keaktifan kader yang memberikan pendekatan cukup baik
secara persuasif dilakukan penyuluhan terkait isu-isu positif terkait
keuntungan ke Posyandu dan kewajiban hadir ke Posyandu untuk
mendapatkan pelayanan imunisasi, pemberian vitamin A dll.
Sesuai pendapat yang diberikan oleh Iqbal tahun 2007 adalah
menurutnya sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan apabila
86
tidak didukung dengan adanya fasilitas. Fasilitas untuk ibu berkunjung ke
Posyandu juga dapat dilihat dengan informasi yang didapatkan oleh ibu
untuk memiliki keinginan berkunjung ke Posyandu.
Pada penelitian ini diukur juga variabel dukungan kader seperti
ditanyakan apakah kader memberikan informasi tentang pentingnya
membawa anak balita ke Posyandu, namun disini tidak melihat informasi
apa saja yang diberikan oleh kader kepada ibu yang membuat ibu ingin
berkunjung ke Posyandu, sehingga kemungkinan hal tersebut juga dapat
mempengaruhi variabel sikap dan dukungan kader tidak berhubungan
dengan perilaku ibu untuk berkunjung ke Posyandu.
Selain itu kemungkinan lain terdapat pada variabel lain seperti motif
seseorang diwujudkan dari kebiasaan dan keyakinan yang dapat
memperkuat sikap individu tersebut terwujud keperilaku yang tidak diteliti
pada penelitian ini.
Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Yunidar tahun 2012 yaitu tidak ada hubungan antara sikap ibu dengan
tingkat kunjungan ke Posyandu. Terdapat juga hasil penelitian yang
dilakukan oleh Nofianti tahun 2012 yaitu tidak memiliki hubungan yang
antara sikap dengan perilaku pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita.
Namun hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Jannah tahun 2012 yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara
sikap ibu dengan frekuensi kunjungan ibu ke Posyandu. Selain itu juga ada
penelitian yang dilakukan oleh Suryaningsih tahun 2012 yaitu memiliki
87
hubungan antara sikap dengan perilaku kunjungan ibu dan balita ke
Posyandu.
E. Hubungan Jarak Posyandu dengan Perilaku Ibu Balita dalam
Menimbang Anaknya ke Posyandu
Jarak merupakan faktor enabling atau pemungkin untuk seseorang
berperilaku yang dilihat dari akses menuju tempat pelayanan kesehatan
(Green, 1980). Akses responden untuk menuju ke tempat pelayanan
kesehatan disini dilihat dari jarak rumah responden menuju ke Posyandu.
Sebagian besar responden memiliki jarak dekat dengan Posyandu 51,5%.
Pada penelitian ini diperlihatkan bahwa jarak rumah responden ke
Posyandu jauh 48,5% dan dekat 51,5%. Berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Reihana dkk tahun 2014 diketahui bahwa
jarak rumah responden yang jauh sebanyak 27,6% dan yang dekat 73,6%.
Hasil analisis uji statistik pada penelitian ini yaitu jarak rumah jauh
dengan Posyandu dan perilakunya buruk 14 (28,0%). Sedangkan
responden yang memiliki jarak dekat 9 dari 53 orang (17,0%) dengan
memiliki perilaku buruk. Dari hasil uji statistik Chi square diperoleh nilai
probabilitas (Pvalue) 0,269 artinya pada alpha 5% tidak terdapat hubungan
antara jarak Posyandu dengan perilaku ibu balita dalam menimbang
anaknya ke Posyandu.
Dugaan tidak ada hubungan antara jarak rumah ibu untuk ke Posyandu
berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan sebagian besar
ibu tidak mengetahui jarak tempuh rumahnya ke Posyandu, sehingga
dengan ketidak tahuan tersebut bisa jadi ibu tidak memiliki kepedulian
88
untuk jarak jauh atau dekat ibu tetap datang ke Posyandu, hal ini juga
diperkuat sesuai hasil didapatkan 72,0% ibu yang memiliki jarak rumah
jauh dengan Posyandu maka perilakunya tetap baik. Dalam pengukuran
variabel ini peneliti memvalidasi pertanyaan dengan menggunakan
aplikasi pengukur jarak melalui handphone.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nofianti
tahun 2012 yaitu tidak adanya hubungan antara jarak Posyandu dengan
perilaku pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita. Selain itu terdapat juga
penelitian yang sejalan tidak adanya hubungan yang bermakna antara jarak
Posyandu dengan perilaku Ibu ke Posyandu (Suryaningsih, 2012).
Terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Reihana dkk tahun 2012
tidak terdapat hubungan antara jarak rumah ke Posyandu dengan
partisipasi ibu untuk menimbang balitanya ke Posyandu.
Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Widystuti tahun 2013 yaitu terdapat hubungan antara
keterjangkauan Posyandu dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu di
desa Jambangan Grombongan. Juga penelitian yang dilakukan di kota
Sabang terdapat hubungan antara jarak tempat tinggal dengan kunjungan
balita ke Posyandu (Rinawati, 2014).
F. Hubungan Pembinaan dari Tenaga Kesehatan dengan Perilaku Ibu
Balita dalam Menimbang Anaknya ke Posyandu
Menurut teori Green, 1980 Faktor pemungkin untuk seseorang
berperilaku dipengaruhi oleh kemampuan tenaga kesehatan. Ibu akan aktif
ke Posyandu jika memiliki kepuasan pada pelayanan yang diberikan
89
tenaga kesehatan. Hasil penelitian pada variabel ini didapatkan responden
yang mendapat dukungan dari tenaga kesehatan Puskesmas baik 76,7%
dan buruk 23,2%. Berdasarkan hasil analisis uji statistik didapatkan
responden yang buruk mendapatkan pembinaan dari tenaga kesehatan dan
perilaku buruk 6 (25,0%). Sedangkan responden yang baik mendapatkan
pembinaan dari petugas kesehatan 17 dari 79 orang (21,5%) yang
memiliki perilaku buruk.
Dari hasil uji statistik Chi square diperoleh nilai probabilitas
(Pvalue) 0,937 artinya pada alpha 5% tidak terdapat hubungan antara
pembinaan tenaga kesehatan dengan perilaku ibu balita dalam menimbang
anaknya ke Posyandu. Berdasarkan sampel yang diambil pada penelitian
ini diketahui tidak ada hubungan antara pembinaan dari tenaga kesehatan
dengan perilaku ibu balita menimbang ke Posyandu. Kemungkinan tidak
ada hubungan pada variabel ini yaitu kepuasan pelayanan tergantung pada
ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di Posyandu.
Ketersediaan sarana yang dibutuhkan oleh Posyandu menjadi faktor
pendorong ibu untuk membawa balitanya ke Posyandu (Fitriani, 2010).
Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan tidak diteliti pada penelitian
ini, oleh karena itulah kemungkinan tidak ada hubungan antara pembinaan
dari tenaga kesehatan terkait kepuasan pelayanan juga karena tidak melihat
adanya ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di Posyandu.
Selain itu dari hasil juga menunjukan bahwa ibu yang mendapat
pembinaan dari tenaga kesehatan buruk perilakunya tetap baik sebanyak
75%, dengan penjelasan tersebut maka memang ibu yang mendapat
90
pembinaan buruk tidak mempengaruhi ibu untuk tetap berkunjung ke
Posyandu, sehingga tidak ada hubungan antara variabel pembinaan dari
tenaga kesehatan dengan perilaku ibu dalam menimbang ke Posyandu.
Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu tidak terdapat
hubungan antara pelayanan imunisasi yang diberikan oleh tenaga
kesehatan dari Puskesmas dengan perilaku kunjungan ke Posyandu
(Huraida, 2012). Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Suryaningsih tahun 2012 yaitu terdapatnya hubungan antara
bimbingan dari petugas kesehatan dengan perilaku kunjungan ibu balita ke
Posyandu.
G. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Ibu Balita dalam
Menimbang Anaknya ke Posyandu
Menurut teori Green, 1980 Faktor penguat untuk seseorang
berperilaku sehat yaitu berdasarkan dukungan keluarga. Ibu akan aktif ke
Posyandu jika ada dorongan dari orang terdekat termasuk keluarga.
Dukungan keluarga sangat berperan dalam memelihara dan
mempertahankan status gizi balita yang optimal.
Hasil analisis diketahui bahwa responden yang mendapatkan
dukungan keluarga untuk menimbang anak ke Posyandu baik 65% dan
buruk 35%. Berdasarkan hasil pada penelitian sebelumnya 80,3% ibu
mendapat dukungan dari keluarga untuk menimbang balita ke Posyandu
dan 19,7% ibu tidak mendapatkan dukungan untuk ke Posyandu (Reihana
dkk, 2014).
91
Diketahui bahwa responden yang buruk mendapatkan dukungan dari
keluarga dan perilaku buruk 10 (27.8%). Sedangkan keluarga yang baik
dalam mendukung responden 13 dari 67 orang (19.4%) yang memiliki
perilaku buruk. Dari hasil uji statistik Chi square diperoleh nilai
probabilitas (Pvalue) 0,468 artinya pada alpha 5% tidak terdapat
hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu.
Berdasarkan sampel yang diambil pada masyarakat kelurahan Rorotan
untuk variabel ini dukungan keluarga tidak berpengaruh terhadap perilaku
ibu untuk ke Posyandu, didasarkan bahwa ibu yang tidak mendapatkan
dukungan baik dari keluarganya untuk menimbang anaknya ke Posyandu
ternyata tetap menimbang anaknya di Posyandu, hal ini mengindikasikan
bahwa dukungan keluarga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
perilaku ibu menimbang ke Posyandu.
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Suryaningsih tahun 2012 yaitu tidak terdapat hubungan antara dukungan
keluarga dengan perilaku ibu berkunjung ke Posyandu, dan juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hairunida tahun 2012 yang mana
dari hasil penelitiannya dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara
dukungan keluarga dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu.
H. Hubungan Dukungan Teman dengan Perilaku Ibu Balita dalam
Menimbang Anaknya ke Posyandu
Menurut teori Green, 1980 dalam faktor penguat untuk seseorang
berperilaku sehat yaitu berdasarkan dukungan peers atau teman dalam
92
penelitian ini dukungan teman dilihat dari ajakan tetangga atau sesama ibu
balita yang mengajak responden untuk berkunjung ke Posyandu.
Lingkungan merupakan semua yang terlibat dalam interaksi individu pada
waktu pelaksanaan aktifitasnya, baik lingkungan fisik psikososial biologis
maupun budaya. Lingkungan psikososial seperti keluarga, kelompok,
komunitas dan masyarakat (Kusumandari, 2010). Variabel teman disini
yaitu sesama masyarakat yang mana ibu-ibu yang memiliki anak usia 6-59
bulan.
Diperoleh hasil penelitian pada variabel ini yaitu ibu yang mendapat
dukungan dari temannya untuk berkunjung ke Posyandu baik 58,3% dan
buruk 41,7%. Hasil analisis statistik pada penelitian ini yaitu responden
yang tidak mendapatkan dukungan teman dan perilaku buruk 14 (32,6%).
Sedangkan responden yang mendapatkan dukungan 9 dari 60 orang
(15,0%) yang memiliki perilaku buruk. Dari hasil uji statistik Chi square
diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) 0,061 artinya pada alpha 5% tidak
terdapat hubungan antara dukungan teman dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu.
Berdasarkan sampel yang diambil pada masyarakat kelurahan Rorotan
untuk variabel ini dukungan teman tidak berpengaruh terhadap perilaku
ibu untuk ke Posyandu, didasarkan bahwa ibu yang tidak mendapatkan
dukungan baik dari teman untuk menimbang anaknya ke Posyandu
ternyata tetap menimbang anaknya di Posyandu, hal ini mengindikasikan
bahwa dukungan teman tidak berpengaruh terhadap perilaku ibu
menimbang ke Posyandu.
93
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Keboan Ngusikan Jombang yaitu tidak terdapat hubungan
antara dukungan teman sebaya dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu
(Purnamasari, 2011). Namun tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Rohman dkk tahun 2013 yaitu terdapatnya hubungan
antara teman sebaya dengan frekuensi kunjungan ibu ke Posyandu.
I. Hubungan Dukungan Toma dengan Perilaku Ibu Balita dalam
Menimbang Anaknya ke Posyandu
Menurut Green, 1980 dalam faktor penguat untuk seseorang
berperilaku sehat yaitu berdasarkan dukungan guru, disini guru dalam
masyarakat dapat dikatakan serbagai tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat
memiliki peran yang cukup besar dalam mempengaruhi perilaku
masyarakat didalam pengambilan keputusan termasuk keputusan dalam
perilaku kesehatan, seperti perilaku membawa balita ke Posyandu
(Nofianti, 2012).
Didapatkan berdasarkan hasil penelitian yaitu responden mendapatkan
dukungan dari tokoh masyarakat buruk 28,2% dan baik 71,8%. Untuk
hasil analisis uji statistik pada penelitian ini responden yang buruk
mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat dan perilaku buruk 7
(24,1%). Sedangkan responden yang baik mendapatkan dukungan dari
tokoh masyarakat 16 dari 74 orang (21,6%) yang memiliki perilaku buruk.
Dari hasil uji statistik Chi square diperoleh nilai probabilitas (Pvalue)
0,990 artinya pada alpha 5% tidak terdapat hubungan antara dukungan
94
tokoh masyarakat dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya
ke Posyandu.
Berdasarkan sampel yang diambil pada masyarakat Kelurahan
Rorotan untuk variabel ini dukungan tokoh masyarakat tidak berpengaruh
terhadap perilaku ibu untuk ke Posyandu, didasarkan bahwa ibu yang tidak
mendapatkan dukungan baik dari tokoh masyarakat untuk menimbang
anaknya ke Posyandu ternyata tetap menimbang anaknya di Posyandu, hal
ini mengindikasikan bahwa dukungan tokoh masyarakat tidak berpengaruh
terhadap perilaku ibu menimbang ke Posyandu.
Terkait itu juga, dipengaruhi oleh 52% dari responden merasa tidak
mendapatkan penjelasan dari pamong tokoh masyarakat tentang
pentingnya penimbangan. Kemungkinan ini disebabkan oleh kesadaran
dari tokoh masyarakatnya sendiri rendah terhadap pentingnya
penimbangan balita.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hairunida
tahun 2012 yaitu tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan
tokoh masyarakat dengan perilaku kunjungan ibu yang mempunyai balita
ke Posyandu. Selain itu terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh
Nofianti tahun 2012 tidak terdapat hubungan antara dukungan tokoh
masyarakat dengan perilaku pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita.
J. Hubungan Dukungan Kader dengan Perilaku Ibu Balita dalam
Menimbang Anaknya ke Posyandu
Menurut teori Green, 1980 dalam faktor penguat untuk seseorang
berperilaku sehat yaitu berdasarkan dukungan tenaga kesehatan seperti
95
perawat, dokter, bidan dan kader kesehatan. Dalam penelitian ini
dukungan yang diberikan kader Posyandu kepada ibu balita untuk
membawa anaknya ke Posyandu. Sudah menjadi tugas kader untuk
memberikan informasi kesehatan terkait tumbuh kembang anak, sesuai
tugasnya yang di tempatkan di meja keempat adanya 1 kader yang
memberikan perwakilan untuk menyuluh (Kemenkes, 2012).
Berdasarkan hasil didapatkan bahwa responden yang mendapatkan
dukungan kader untuk menimbang anaknya ke Posyandu baik 81,6% dan
buruk 18,4%. Berdasarkan hasil analisis uji statistik diperoleh responden
yang buruk mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan dan perilaku
buruk 6 (31,6%). Sedangkan responden yang baik mendapatkan dukungan
dari tenaga kesehatan 17 dari 84 orang (84%) yang memiliki perilaku
buruk. Dari hasil uji statistik Chi square diperoleh nilai probabilitas
(Pvalue) 0,443 artinya pada alpha 5% tidak terdapat hubungan antara
dukungan tenaga kesehatan dengan perilaku ibu balita dalam
menimbangkan anaknya ke Posyandu.
Berdasarkan sampel yang diambil pada masyarakat Kelurahan
Rorotan untuk variabel ini dukungan kader tidak berpengaruh terhadap
perilaku ibu untuk ke Posyandu, didasarkan bahwa ibu yang tidak
mendapatkan dukungan baik dari kader untuk menimbangkan anaknya ke
Posyandu ternyata tetap menimbang anaknya di Posyandu, hal ini
mengindikasikan bahwa dukungan kader tidak berpengaruh terhadap
perilaku ibu menimbang ke Posyandu.
96
Selain itu, dipengaruhi oleh kader kesehatan yang tidak berkunjung ke
rumah responden, dikarenakan sebagian besar dari ibu-ibu tidak pernah
tidak hadir terlihat dengan jumlah kunjungan ibu ke Posyandu baik 77,7%.
Dugaan lain tidak ada hubungan pada variabel ini yaitu, untuk mewakili
responden mendapat dukungan baik atau buruk dari kader dilihat dari
pertanyaan seperti hal nya apakah kader memberikan informasi tentang
pentingnya membawa anak balita ke Posyandu, namun disini tidak melihat
informasi apa saja yang diberikan oleh kader kepada ibu sehingga ibu
ingin berkunjung ke Posyandu.
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di
Jombang yaitu tidak terdapatnya hubungan antara dukungan kader dengan
kunjungan ibu balita ke Posyandu (Purnamasari dkk, 2011). Namun tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ari dkk yaitu terdapatnya
hubungan antara peran serta kader dengan keaktifan ibu membawa balita
ke Posyandu. Selain itu terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh
Cahyaningrum tahun 2015 yaitu terdapatnya hubungan peran serta kader
dengan keaktifan ibu balita dalam kegiatan Posyandu.
Kesimpulan dari pembahasan semua variabel diatas yaitu berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan pada masyarakat Kelurahan Rorotan
tentang perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu
didapatkan hasil bahwa delapan variabel tidak berhubungan dengan
perilaku ibu dalam menimbang anaknya ke Posyandu. Variabel tersebut
adalah pengetahuan, sikap, jarak, pembinaan dari tenaga kesehatan,
97
dukungan keluarga, dukungan teman, dukungan tokoh masyarakat dan
dukungan kader.
Terdapat beberapa faktor yang memungkinkan mengapa variabel
tersebut tidak berhubungan dengan perilaku menimbang ke Posyandu.
Faktor pertama adalah karakteristik masyarakat yaitu hasil observasi yang
dilakukan peneliti didapatkan cukup banyak urbanisasi kewilayah Rorotan,
sehingga sangat mempengaruhi pola hidup maupun budaya masyarakat
tersebut yang berbeda-beda antara satu masyarakat dengan masyarakat
lainnya, tentunya dapat mempengaruhi hasil dari penelitian.
Faktor kedua yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian
adalah karakteristik daerah, letak daerah berada di dekat pesisir pantai
utara, selain itu Rorotan juga merupakan salah satu kawasan berikat
industri terpadu nasional. Faktor ketiga yaitu demografi seperti
pendidikan yang sebagian besar masyarakat tidak sekolah sebanyak
22,2%, status sosial ekonomi yang berbeda sehingga memungkinkan untuk
mempengaruhi hasil penelitian.
98
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Distribusi frekuensi perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke
Posyandu baik 77,7% dan buruk 22,3%.
2. Distribusi frekuensi pengetahuan ibu balita dalam menimbang anaknya
ke Posyandu baik 56,3% dan buruk 43,7%.
3. Distribusi frekuensi sikap ibu balita dalam menimbang anaknya ke
Posyandu baik 60,2% dan buruk 39,8%.
4. Distribusi frekuensi jarak Posyandu dari rumah ibu dekat 48,5% dan
jauh 51,5%.
5. Distribusi frekuensi pembinaan dari tenaga kesehatan pada ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu baik 76,7% dan buruk 23,3%.
6. Distribusi frekuensi dukungan keluarga kepada ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu baik 65,0% dan buruk 35,0%.
7. Distribusi frekuensi dukungan teman kepada ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu baik 58,3% dan tidak mendukung
41,7%.
8. Distribusi frekuensi dukungan tokoh masyarakat kepada ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu baik 71,8% dan buruk 28,2%.
9. Distribusi frekuensi dukungan kader kepada ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu baik 81,6% dan buruk 18,4%.
10. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu dengan Pvalue : 0,460.
99
11. Tidak ada hubungan antara sikap ibu dengan perilaku ibu balita dalam
menimbang anaknya ke Posyandu dengan Pvalue : 0,868.
12. Tidak ada hubungan antara jarak Posyandu dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu dengan Pvalue : 0,269.
13. Tidak ada hubungan antara pembinaan dari tenaga kesehatan dengan
perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu dengan
Pvalue : 0,937.
14. Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu
balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu dengan Pvalue : 0,468.
15. Tidak ada hubungan antara dukungan teman dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu dengan Pvalue : 0,061.
16. Tidak ada hubungan antara dukungan tokoh masyarakat dengan
perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu dengan
Pvalue : 0,990.
17. Tidak ada hubungan antara dukungan kader dengan perilaku ibu balita
dalam menimbang anaknya ke Posyandu dengan Pvalue : 0,443.
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Agar masyarakat lebih terbuka untuk menerima informasi dan
arahan dari petugas kesehatan, tokoh masyarakat, dan kader kesehatan
terhadap pentingnya penimbangan balita.
100
2. Bagi Puskesmas Kelurahan Rorotan
Lebih memberikan informasi seperti penyuluhan tentang tumbuh
kembang anak, penimbangan dan cara membaca buku (KMS) Kartu
Menuju Sehat, memberi pelatihan public speaking serta materi-materi
penyuluhan sebagai upaya untuk dapat memberdayakan kader
setempat dan memberikannya bekal, diharapkan dapat melakukan
penyuluhan di masing-masing Posyandu yang kelolanya,
dilakukannya advokasi untuk menambahkan penjelasan tentang
makna garis ijo, kuning dan merah pada buku KMS.
3. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan peneliti yang ingin mengangkat topik yang sama
dianjurkan untuk meneliti variabel motivasi ibu, variabel ketersediaan
sarana kesehatan dan lainnya, agar dapat terlihat seberapa besarnya
motivasi dari masing-masing ibu-ibu selain sikapnya yang baik
terhadap Posyandu. Selain itu diharapkan untuk melakukan penelitian
lebih mendalam untuk dapat menjabarkan variabel sikap yang dapat
digali secara mendalam.
101
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Licha Rizki. 2014. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan
Pelayanan Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun
2013. FKM Universitas Sumatera Utara
Ari, Elizabeth Setyarini Santo, Stikes Boromeus. Hubungan peran serta
kader dalam memotivasi keaktifan ibu membawa balita ke Posyandu
terhadap status kesehatan balita di RW 07 Kelurahan pasir biru Cibiru.
Stikes Santoso Borromeus Bandung.
Basuni, Abas Jahari. 2011. Kecenderungan masalah gizi buruk di Indonesia.
Pusat penelitian dan pengembangan gizi dan makanan.
Bajuri, Pungkas Ali „dkk‟. 2005. Kajian Kebijakan Perencanaan Tenaga
Kesehatan. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BPS.2013. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin 2013
dapat diakses di http://jakutkota.bps.go.id/LinkTabelStatis/view/id/11
pada 8 september 2015.
Edberg, Mark. 2007. Buku ajar kesehatan masyarakat. Jakarta ; Kedokteran
EGC
Fitriani, S. 2010. Analisis Faktor yang Mempengaruhi rendahnya kunjungan
ibu balita ke Posyandu di kecamatan Karangjaya kabupaten
Tasikmalaya tahun 2009. FKM UNSIL.
Green, Lawrence W „dkk‟. 1980. Health Education Planning A Diagnostic
Approach. California; Mayfield publishing company.
Heriani, Farida. 2010. Hubungan pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan
kepuasan ibu terhadap Posyandu dengan frekuensi kunjungan balita ke
Posyandu. Lampung ; FKM UNLAM.
International Health Conference.1948. Preamble to the Constitution of the
World Health Organization; New York. Dapat diakses
http://www.who.int/about/definition/en/print.html pada tanggal 20
maret 2015
Iqbal, Wahid Mubarak „dkk‟. 2007. Promosi kesehatan sebuah pengantar
proses belajar mengajar dalam pendidikan. Yogyakarta ; Graha Ilmu.
102
Jannah, Musrifatul. 2012. Pengaruh tingkat pendidikan pengetahuan jarak
tempat tinggal dan sikap ibu kepada pelayanan petugas puskesmas
terhadap frekuensi kunjungan ibu ke Posyandu di Kabupaten
Lamongan. Universitas Negeri Surabaya.
Hendriani, Farida.2010. Hubungan pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan
kepuasan ibu terhadap Posyandu dengan frekuensi kunjungan balita ke
Posyandu di Puskesmas. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Mangkurat.
Hutagalung, Sihol P. 1992. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu
dalam menimbangkan anaknya di Posyandu Kotip Palu Provinsi
Sulawesi Tengah. Tesis Universitas Indonesia.
Hairunida, Elida BR Purba. 2012. Faktor yang berhubungan dengan
perilaku kunjungan ke Posyandu pada Ibu Balita di wilayah Kerja
Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok tahun 2012. FKM UI
Hindu, S Mathi. 2013. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat
Partisipasi Ibu Dalam Penimbangan Balita Ke Posyandu Di Wilayah
Kerja Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah Tahun 2013.
FKM USU
Imelda, Erman. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ibu
yang mempunyai balita 0-5 tahun ke Posyandu di kelurahan Lubuk
Tanjung wilayah kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuk Linggau
tahun 2010. Poltekes Palembang.
Kemenkes RI. 2011. Panduan penyelenggaraan pemberian makanan
tambahan pemulihan bagi balita gizi kurang (BOK). Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. 2012. Ayo ke Posyandu Setiap Bulan. Jakarta. Pusat Promosi
Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
________ . 2012. Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator
Pemberdayaan Kader Posyandu. Jakarta; Kementrian Kesehatan RI.
________ . 2014. Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat.
Jakarta; Kementrian Kesehatan RI.
103
________ . 2015. Pedoman teknis pemantauan status gizi. Jakarta;
Kementrian Kesehatan RI.
________ . Rencana aksi pembinaan gizi masyarakat. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI.
________ . 2014. Pedoman pelayanan gizi di Puskesmas. Jakarta;
Kementrian Kesehatan RI Direktorat Bina Gizi dan KIA.
________ . 2013. Buku 2 pedoman paket gizi masyarakat. Jakarta;
Kementrian Kesehatan RI Direktorat Bina Gizi dan KIA.
________ . 2011. Panduan penyelenggaraan pemberian makanan
tambahan pemulihan bagi balita gizi kurang (Bantuan Operasional
Kesehatan). Jakarta; Kementrian Kesehatan RI Direktorat Bina Gizi dan
KIA.
________ . 2011. Pedoman umum pengelolaan Posyandu. Kementrian
Kesehatan., Kelompok Kerja Operasional Posyandu.
________ . 2013. Buku panduan kader Posyandu menuju keluarga
sadar gizi. Jakarta; Kementrian Kesehatan RI.
________ . 2007. Keputusan menteri kesehatan republik Indonesia
nomor : 747/Menkes/SK/VI/2007 tentang pedoman operasional
keluarga sadar gizi di desa siaga. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kusuma, Indah Wati. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan minat
Ibu terhadap kunjungan ke Posyandu di Kelurahan Kembangarum Kota
Semarang tahun 2014. Program Studi Diploma Iv Kebidanan Stikes
Ngudi Waluyo Ungaran
Kusumandari, winda. 2010. Bidan pendekatan midwifery of knowledge.
Yogyakarta; Nuha medika.
KBBI. Definisi Umur. Dapat diakses http://kbbi.web.id/umur pada tanggal
24 april 2015.
La Ode, Muhammad Syahir. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
kunjungan ibu yang mempunyai balita ke Posyandu wilayah kerja
Puskesmas Tamalanrea Makassar. STIKES Nani Hasanuddin Makassar
(Vol. 2. No.)
104
Lia, Pamungkas. 2008. Hubungan antara faktor pengetahuan, sikap, dan
kepercayaan dengan perilaku ibu berkunjung ke Posyandu III
Kelurahan Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.
Minarto. 2014. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat (RAPGM) Tahun
2010 -2014. Dapat diakses
http://www.gizikia.depkes.go.id/terbitan/rencana-aksi-pembinaan-gizi-
masyarakat-rapgm-tahun-2010-2014/?print=print pada tanggal 1 April
2015
Muaris, Hindah. 2006. Sarapan sehat untuk anak balita .Jakarta; PT
Gramedia Pustaka Utama. (online) dapat diakses dari
https://books.google.co.id/books?id=IP2HH41gfLsC&pg=PT5&lpg=P
T5&dq=balita+adalah&source=bl&ots=nHvsrwi0Vp&sig=lzk7UXZRB
zFNtfdJrjNaFdzMq-
k&hl=id&sa=X&ei=ZX3tVP73KIOouQTB9YG4BQ&sqi=2&redir_esc
=y#v=onepage&q=balita%20adalah&f=false pada 21 februari 2015
Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC
Mar‟at.1981. Sikap manusia perubahan serta pengukurannya. Fakultas
Psikologi Universitas Padjadjaran ; Bandung. Ghalia Indonesia
Marimbi, H. (2009). Sosiologi dan Antropologi Kesehatan. Yogyakarta:
Penerbit Nuha Medika
Nadra, Raihana Alkaff., Minsarnawati. 2012. Psikologi kesehatan bagi
praktisi kesehatan masyarakat. Jakarta; FKIK UIN Jakarta.
Nofianti, Susi. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita di wilayah kerja Puskesmas
Maek kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2012.
Nurena „dkk‟.2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan
Posyandu di Suku Bajo Desa Mola Selatan Kabupaten Wakatobi.
STIKES Nani Hasanuddin Makassa. Val.1 no.3
Nur, Halimah. 2012. Hubungan tingkat pendidikan ibu dan jarak tempat
tinggal balita ke Posyandu dengan tingkat kehadiran balita di posyandu
Desa Karang Tengah Kecamatan karang Tengah Kabupaten Wonogiri.
Universitas Muhamadiyah Surakarta.
105
Nur, siti lailia sukbaniyah‟dkk‟. Hubungan pengetahuan ibu balita dengan
kepatuhan kunjungan balita ke Posyandu di desa Sumberejo kecamatan
Meranggen kabupaten Demak. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Olanrewajhu, Raphael Babatunde dkk. 2011. Prevalence and Determinants
of Malnutrition among Under-five Children of Farming Households in
Kwara State, Nigeria. Journal of Agricultural Science.
Prasetyawati, Arsita Eka. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak dalam Milenium
Development Goals (MDGs).yogyakarta ; Nuha Medika.
Panigrahi, Ansuman dkk. 2014. Undernutrition and Its Correlates among
Children of 3–9 Years of Age Residing in Slum Areas of Bhubaneswar,
India. Department of Community Medicine, Kalinga Institute of
Medical Sciences, KIIT University Bhubaneswar, Odisha 751024,
India.
Petunjuk pelaksanaan dana dekonsentrasi program bina gizi dan KIA. 2014.
Direktorat Jenderal bina gizi dan KIA Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Pengertian umur dan kategori menurut Depkes dapat diakses
http://www.scribd.com/doc/162685921/usia-menurut-depkes#scribd
pada tanggal 25 april 2015.
Permenkes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia. Dapat diakses
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd
=1&ved=0CBwQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.id%2F
resources%2Fdownload%2Fgeneral%2FPMK%252019%2520th%2520
2014.pdf&ei=rTg_Ve6WKoqVuASX-
4DoDw&usg=AFQjCNGlhpasznTH4UY8tdWSybD9R_Q8VQ pada
tanggal 28 april 2015.
Permenkes RI. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia. Dapat diakses
http://ropeg.kemkes.go.id/documents/PMK%20No%206%20Thn%202
013%20ttg%20Kriteria%20Fasyankes.pdf pada tanggal 24 april 2015.
Ramadini, Nuani‟dkk‟. 2013. Status gizi balita berdasarkan composite index
of anthropometric failure. Jurnal kesmas nasional vol.7 no.12.
106
Riskesdas.2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Rinawati. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya
kunjungan balita ke Posyandu diwilayah kerja Puskesmas Sukakarya
kota Sabang. Stikes Ubudiyah Banda Aceh.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat. 2013. Direktorat Bina Gizi
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI
Reihana., Budi, artha susila duarsa. 2014. Factor-faktor yang berhubungan
dengan partisipasi ibu untuk menimbang balita ke Posyandu. Jurnal
Kedokteran Yarsi.
Rohman, Hidayatur. 2013. Determinan niat masyarakat untuk berkunjung ke
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Jelbuk kabupaten Jember
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
Sadjaja‟dkk‟. 2005. Cakupan penimbangan balita di Indonesia. Litbangkes
Depkes RI.
Saragi, Griseli. 2008. Motivasi ibu dalam memanfaatkan Posyandy bayi di
Desa Bangun Tobing kecamatan STM Hilir kabupaten Deli Serbang
Program D-IV Kebidanan Universitas Sumatera Utara.
SDKI.2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Badan Pusat
Statistik Kementrian Kesehatan
Suryaningsih, Hestri. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilaku ibu bayi dan balita ke Posyandu di Puskesmas Kemiri Muka
Kota Depok tahun 2012. FKM Universitas Indonesia
Suharti, Erni. 2012. Hubungan faktor pengetahuan, sikap dan dukungan
keluarga dengan perilaku kunjungan ke Posyandu pada ibu bekerja di
Banjanegara Jawa Tengah. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.
Sudinkes. 2014. Situasi Upaya Kesehatan. Dapat diakses di
http://www.sudinkes-jakpus.net/profil-kesehatan-jakpus/situasi-upaya-
kesehatan pada 5 Agustus 2015. Suku Dinas Kesehatan Kota
Administrasi Jakarta Pusat.
107
Sulistiyanti, Anik‟dkk‟. 2013. Hubungan status pekerjaan dengan keaktifan
ibu menimbangkan balita di Posyandu Puriwaluyo desa gembang
kecamatan masaran kabupaten Sragen. INFOKES vol.3 no.2. AKBID
Citra Medika Surakarta.
Santrock, John W. 2003. Adolescence perkembangan remaja. Jakarta ;
Erlangga. (online) dapat diakses
https://books.google.co.id/books?id=Z3LWS-
xbTv4C&pg=PA203&dq=pekerjaan+Ibu&hl=id&sa=X&ei=bLU5VZO
KOYji8AX6nYDYBg&ved=0CCUQ6AEwAg#v=onepage&q=pekerja
an%20Ibu&f=false pada tanggal 24 april 2015.
Sri, Budi Widyastuti „dkk‟. 2013. Hubungan antara beberapa faktor dengan
kunjungan ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Jambangan Wilayah
Kerja Puskesmas Geyer I Kabupaten Brobogan tahun 2013. UDINUS
Syafrudin., Fatidhina, Yudhia. 2009. Promosi Kesehatan untuk mahasiswa
kebidanan. Jakarta Timut; CV Trans Info Medika.
Truwahyuningsih, Indra. 2009. Hubungan antara sikap ibu balita terhadap
keaktifan dalam kegiatan Posyandu III dusun Boto Kabupaten Tulung
Agung. Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Wirawan, Sarlito Sarwono. 2002. Psikologi Sosial Individu dan teori-teori
psikologi sosial. Jakarta ; Balai Pustaka.
Yunidar. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kunjungan
ibu ke Posyandu Sinar M keluarga Gampong IE meulee kecamatan
Sukajaya kota Sabang. STIKES Kebidanan Universitas Budyah Banda
Aceh.
1
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN TENTANG PERILAKU IBU BALITA
DALAM MENIMBANGKAN ANAKNYA KE POSYANDU DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KELURAHAN ROROTAN KECAMATAN
CILINCING JAKARTA UTARA TAHUN 2015.
Assalammualaikum Wr. Wb.
Saya Indah Jamiatun Hasanah salah seorang mahasiswi kesehatan
masyarakat semester 8 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya sedang
melakukan penelitian mengenai perilaku ibu balita berkunjung ke Posyandu.
Pengisian kuesioner ini akan menghabiskan waktu ± 15 menit. Informasi yang
Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya dan tidak akan ditunjukkan kepada
orang lain atau siapapun. Saya berharap Anda dapat berpartisipasi karena
pendapat Anda sangat penting bagi peningkatan kualitas di Puskesmas Kelurahan
Rorotan dan Posyandu-Posyandu yang ada di Kelurahan Rorotan Kecamatan
Cilincing Jakarta Utara.
Saat ini apakah Anda bersedia menjadi responden untuk mengisi kuesioner
ini? Apakah saya dapat memberikan kuesioner ini kepada Anda?
Tanda Tangan : (_______________________________)
Tanggal : (_______________________________)
Nama Enumerator : (_______________________________)
Alamat lengkap enumerator :
Apakah ibu adalah ibu kandung dari balita : a). ya
b). tidak
2
Identitas Responden
A1 Nama Responden
A2 Berapa kalikah anak balita ibu yang terkecil
ditimbang dalam 6 bulan terakhir ini? (cek
lagi di buku KMS)
........ kali
Identitas Balita
B1 Nama Balita
B2 Umur Balita ………. Bulan
Pengetahuan Ibu Balita tentang Posyandu
C1 Menurut ibu, apa tujuan dari penimbangan
pada anak balita? (boleh isi lebih dari satu)
1. mengetahui perkembangan anak (1)
2. mengetahui berat badan anak (1)
3. mengetahui apakah anak sehat (1)
4. tidak tahu (0)
[ ]
C2 Menurut ibu anak umur berapakah yang
perlu ditimbang?
1. anak balita 0-5 tahun (1)
2. bayi saja 0-1 tahun (0)
3. semua anak (0)
4. tidak tahu (0)
[ ]
C3 Menurut ibu kapankah seharusnya anak
pertama kali ditimbang?
1. sejak lahir (1)
2. kapan saja (0)
3. tidak tahu (0)
4. lain nya, sebutkan ......... (0)
[ ]
C4 Menurut ibu, selanjutnya kapan sajakah anak
balita harus ditimbang?
1. setiap bulan secara teratur (1)
2. kapan saja sesempatnya (0)
3. tidak tahu (0)
4. lainnya, sebutkan ........ (0)
[ ]
C5 Setelah anak berumur 5 tahun, menurut ibu
apakah anak tersebut masih harus
ditimbang?
1. ya (1)
2. tidak (0)
3. tidak tahu (0)
[ ]
C6 Bila anak ibu sehat, menurut ibu apakah
masih perlu ditimbang?
1. ya (1)
2. tidak (0)
[ ]
3
3. tidak tahu (0)
C7 (tunjukan KMS yang menunjukan status gizi
baik) menurut ibu, bagaimanakah keadaan
anak yang memiliki KMS ini?
1. status gizi buruk (0)
2. status gizi kurang (0)
3. status gizi baik (1)
4. lainnya, sebutkan ....... (0)
5. tidak tahu (0)
[ ]
C8 (tunjukan KMS yang menunjukan status gizi
kurang) menurut ibu, bagaimanakah keadaan
anak yang memiliki KMS ini?
1. status gizi buruk (0)
2. status gizi kurang (1)
3. status gizi baik (0)
4. lainnya, sebutkan ....... (0)
5. tidak tahu (0)
[ ]
C9 Bila keadaan anak ibu demikian, apa yang
akan ibu lakukan?
1. diberi makanan yang lebih banyak
dan bergizi (1)
2. dibawa kedokter/puskesmas (0)
3. dibiarkan saja (0)
4. lainnya, sebutkan ..... (0)
5. tidak tahu (0)
[ ]
C10 (tunjukan KMS yang menunjukan status gizi
buruk)
menurut ibu, bagaimanakah keadaan anak
yang memiliki KMS ini?
1. Status gizi buruk (1)
2. Status gizi kurang (0)
3. Status gizi baik (0)
4. Lainnya, sebutkan...... (0)
5. Tidak tahu (0)
[ ]
C11 Bila keadaan anak ibu demikian, apa yang
akan ibu lakukan?
1. diberi makanan yang lebih banyak
dan bergizi (0)
2. dibawa kedokter/puskesmas (1)
3. dibiarkan saja (0)
4. lainnya, sebutkan ..... (0)
5. tidak tahu (0)
[ ]
4
Sikap ibu tentang Posyandu
D1 Menurut ibu, apakah penimbangan di
Posyandu bermanfaat bagi anak ibu?
1. Sangat bermanfaat (3)
2. Cukup bermanfaat (2)
3. Kurang bermanfaat (1)
[ ]
D2 Bila ada anak tetangga ibu yang baru
mempunyai anak balita, merencanakan untuk
menimbangkan anaknya setiap bulan di
Posyandu bagaimana pendapat ibu?
1. Ragu (2)
2. Setuju (3)
3. Tidak setuju (1)
[ ]
D3 Bila ada tetangga ibu yang memiliki anak
balita sehat, lalu menolak ajakan/ anjuran
kader untuk menimbang anaknya.
Bagaimana pendapat ibu?
1. Setuju (1)
2. Ragu (2)
3. Tidak setuju (3)
[ ]
D4 Bila ada tetangga ibu yang memiliki anak
balita mengatakan bahwa, tanpa
menimbangkan anaknya setiap bulan, ibu
tetap tahu kesehatan anaknya. Bagaimana
pendapat ibu?
1. Setuju (1)
2. Ragu (2)
3. Tidak setuju (3)
[ ]
Jarak Posyandu
E1 Menurut ibu berapa jarak tempuh dari rumah
ke Posyandu? ………… meter
[ ]
Pembinaan dari tenaga kesehatan
F1
Apakah tenaga kesehatan dari puskesmas
mengajak ibu yang mempunyai balita untuk
datang ke Posyandu?
1. Tidak (1)
2. Ya (2)
[ ]
F3 Apakah tenaga kesehatan dari puskesmas
memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat saat posyandu berlangsung
seperti imunisasi pada balita?
1. Tidak (1)
2. Ya (2)
[ ]
F4 Apakah tenaga kesehatan dari puskesmas
menjelaskan pengertian kegiatan serta
5
manfaat posyandu bagi balita?
1. Tidak (1)
2. Ya (2)
[ ]
Dukungan Keluarga
G1 Apakah keluarga selalu mengingatkan
tentang jadwal Posyandu ?
1. Tidak (1)
2. Ya (2)
[ ]
G2 Apakah ibu pernah mendapat informasi
tentang manfaat posyandu dari keluarga?
1. Tidak (1)
2. Ya (2)
[ ]
G3 Apakah keluarga memberi motivasi pada ibu
untuk membawa balita ke Posyandu
1. Tidak (1)
2. Ya (2)
[ ]
G4 Bila ibu berhalangan untuk ke Posyandu, ada
anggota keluarga yang membantu membawa
balita ke Posyandu
1. Tidak (1)
2. Ya (2)
[ ]
Dukungan Teman
H1 Apakah tetangga ibu mengajak ibu agar
membawa bayi/balita ke Posyandu
1. Tidak (1)
2. Ya (2)
[ ]
H2 Apakah tetangga ibu mengingatkan ibu pada
saat ada kegiatan Posyandu.
1. Tidak (1)
2. Ya(2)
[ ]
H3 Apakah tetangga ibu memberikan informasi
setiap akan dilaksanakan kegiatan Posyandu
1. Tidak (1)
2. Ya (2)
[ ]
H4 Apakah tetangga ibu menjelaskan manfaat
membawa bayibalita ke Posyandu
1. Tidak (1)
2. Ya (2)
[ ]
Dukungan Tokoh Masyarakat
I1 Apa ibu pernah mendapat ajakan dari tokoh
masyarakat untuk datang ke Posyandu?
1. Tidak (1)
2. Ya (2)
[ ]
I2 Apakah ibu pernah mendapatkan penjelasan
dari pamong tokoh masyarakat tentang
pentingnya penimbangan
1. Tidak (1)
2. Ya (2)
[ ]
6
Dukungan Kader
J1 Apakah kader Posyandu pernah memberikan
informasi bahwa penting membawa anak
balita ke Posyandu untuk penimbangan
hingga balita usia 5 tahun untuk memantau
tumbuh kembang anak ?
1. Tidak (1)
2. Ya (2)
[ ]
J2 Apakah kader Posyandu selalu menanyakan
alasan ibu apabila tidak datang
menimbangkan anak ke Posyandu?
1. Tidak (1)
2. Ya (2)
[ ]
J3 Apakah kader Posyandu mengunjungi rumah
ibu jika ibu yang memiliki balita tidak hadir
3 kali berturut turut dalam penimbangan
balita?
1. Tidak (1)
2. Ya (2)
[ ]
7
LAMPIRAN 2
UJI NORMALITAS
VALIDITAS INSTRUMEN
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.689 11
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
C1 6.90 3.785 .497 .649
C2 8.12 5.958 .133 .692
C3 8.05 6.203 .000 .696
C4 8.08 6.225 -.060 .702
C5 8.40 5.477 .218 .688
C6 8.08 6.276 -.125 .705
C7 8.60 4.554 .649 .607
C8 8.62 4.446 .714 .594
C9 8.58 4.815 .510 .635
C10 8.70 4.779 .563 .626
C11 8.38 5.625 .157 .697
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.377 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
D1 8.35 1.413 .018 .532
D2 8.12 1.548 .305 .289
D3 8.30 1.036 .327 .150
D4 8.30 1.087 .280 .214
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
E1 5.15 .900 -.067 .494
8
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.494 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
F1 3.63 .497 .207 .599
F2 3.25 .603 .262 .472
F3 3.43 .404 .506 .025
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.691 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
G1 5.02 1.051 .528 .593
G2 5.12 .984 .522 .594
G3 4.95 1.074 .620 .551
G4 5.22 1.153 .287 .754
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.647 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
H1 5.60 .605 .222 .696
H2 5.60 .451 .687 .422
H3 5.58 .507 .677 .474
H4 5.80 .369 .355 .724
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.519 5
9
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
I1 6.58 .969 .411 .374
I2 6.85 .849 .527 .272
J1 6.35 1.310 .251 .489
J2 6.38 1.317 .192 .514
J3 6.85 1.208 .113 .587
UJI NORMALITAS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PERILAKU .265 103 .000 .791 103 .000
PENGETAHUAN .127 103 .000 .935 103 .000
SIKAP .353 103 .000 .708 103 .000
BIMBINGAN_NAKES .285 103 .000 .791 103 .000
D.KELUARGA .244 103 .000 .826 103 .000
D.TEMAN .326 103 .000 .679 103 .000
D.TOMA .280 103 .000 .770 103 .000
D.KADER .263 103 .000 .817 103 .000
JARAK.KM .215 103 .000 .845 103 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Statistic Std. Error
PERILAKU Mean 4.40 .181
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 4.04
Upper Bound 4.76
5% Trimmed Mean 4.50
Median 5.00
Variance 3.379
Std. Deviation 1.838
Minimum 1
Maximum 6
Range 5
Interquartile Range 3
10
Skewness -.694 .238
Kurtosis -1.071 .472
PENGETAHUAN Mean 9.06 .213
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 8.64
Upper Bound 9.48
5% Trimmed Mean 9.09
Median 9.00
Variance 4.663
Std. Deviation 2.159
Minimum 5
Maximum 13
Range 8
Interquartile Range 4
Skewness .054 .238
Kurtosis -1.095 .472
SIKAP Mean 11.19 .117
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 10.96
Upper Bound 11.43
5% Trimmed Mean 11.33
Median 12.00
Variance 1.413
Std. Deviation 1.189
Minimum 8
Maximum 12
Range 4
Interquartile Range 1
Skewness -1.350 .238
Kurtosis .740 .472
BIMBINGAN_NAKES Mean 5.17 .093
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 4.99
Upper Bound 5.36
5% Trimmed Mean 5.25
Median 5.00
Variance .891
Std. Deviation .944
Minimum 3
Maximum 6
Range 3
Interquartile Range 1
11
Skewness -.858 .238
Kurtosis -.316 .472
D.KELUARGA Mean 6.68 .133
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 6.42
Upper Bound 6.94
5% Trimmed Mean 6.76
Median 7.00
Variance 1.828
Std. Deviation 1.352
Minimum 4
Maximum 8
Range 4
Interquartile Range 2
Skewness -.827 .238
Kurtosis -.478 .472
D.TEMAN Mean 7.23 .116
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 7.00
Upper Bound 7.46
5% Trimmed Mean 7.37
Median 8.00
Variance 1.377
Std. Deviation 1.173
Minimum 4
Maximum 8
Range 4
Interquartile Range 1
Skewness -1.619 .238
Kurtosis 1.627 .472
D.TOMA Mean 3.16 .083
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.99
Upper Bound 3.32
5% Trimmed Mean 3.17
Median 3.00
Variance .701
Std. Deviation .837
Minimum 2
Maximum 4
Range 2
Interquartile Range 2
12
Skewness -.302 .238
Kurtosis -1.512 .472
D.KADER Mean 5.11 .080
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 4.95
Upper Bound 5.27
5% Trimmed Mean 5.17
Median 5.00
Variance .665
Std. Deviation .815
Minimum 3
Maximum 6
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness -.753 .238
Kurtosis .244 .472
JARAK.KM Mean .1040 .01011
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound .0840
Upper Bound .1241
5% Trimmed Mean .0949
Median .0500
Variance .011
Std. Deviation .10260
Minimum .00
Maximum .50
Range .50
Interquartile Range .15
Skewness 1.365 .238
Kurtosis 2.538 .472
13
UNIVARIAT
Statistics
KATEGORI PERILAKU
KATEGORI PENGETAHUAN
KATEGORI SIKAP
KATEGORI JARAK
KATEGIRI B.NAKES
KATEGORI D.KELUARGA
KATEGORI D.TEMAN
KATEGORI D.TOMA
KATEGORI D.KADER
N Valid 103 103 103 103 103 103 103 103 103
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Std. Deviation .418 .498 .492 .502 .425 .479 .496 .452 .390
Minimum 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Maximum 2 2 2 2 2 2 2 2 2
KATEGORI PENGETAHUAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BURUK 45 43.7 43.7 43.7
BAIK 58 56.3 56.3 100.0
Total 103 100.0 100.0
KATEGORI SIKAP
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BURUK 41 39.8 39.8 39.8
BAIK 62 60.2 60.2 100.0
Total 103 100.0 100.0
KATEGORI JARAK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid JAUH 50 48.5 48.5 48.5
DEKAT 53 51.5 51.5 100.0
Total 103 100.0 100.0
KATEGORI PERILAKU
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BURUK 23 22.3 22.3 22.3
BAIK 80 77.7 77.7 100.0
Total 103 100.0 100.0
14
KATEGIRI B.NAKES
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BURUK 24 23.3 23.3 23.3
BAIK 79 76.7 76.7 100.0
Total 103 100.0 100.0
KATEGORI D.KELUARGA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BURUK 36 35.0 35.0 35.0
BAIK 67 65.0 65.0 100.0
Total 103 100.0 100.0
KATEGORI D.TEMAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BURUK 43 41.7 41.7 41.7
BAIK 60 58.3 58.3 100.0
Total 103 100.0 100.0
KATEGORI D.TOMA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BURUK 29 28.2 28.2 28.2
BAIK 74 71.8 71.8 100.0
Total 103 100.0 100.0
KATEGORI D.KADER
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BURUK 19 18.4 18.4 18.4
BAIK 84 81.6 81.6 100.0
Total 103 100.0 100.0
15
BIVARIAT
PENGETAHUAN Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KATEGORI PENGETAHUAN * KATEGORI PERILAKU
103 100.0% 0 .0% 103 100.0%
Crosstab
KATEGORI PERILAKU
Total BURUK BAIK
KATEGORI PENGETAHUAN
BURUK Count 8 37 45
% within KATEGORI PENGETAHUAN
17.8% 82.2% 100.0%
BAIK Count 15 43 58
% within KATEGORI PENGETAHUAN
25.9% 74.1% 100.0%
Total Count 23 80 103
% within KATEGORI PENGETAHUAN
22.3% 77.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .955a 1 .328
Continuity Correctionb .546 1 .460
Likelihood Ratio .970 1 .325
Fisher's Exact Test .353 .231
Linear-by-Linear Association .946 1 .331
N of Valid Casesb 103
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.05.
b. Computed only for a 2x2 table
16
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for KATEGORI PENGETAHUAN (BURUK / BAIK)
.620 .236 1.625
For cohort KATEGORI PERILAKU = BURUK
.687 .320 1.477
For cohort KATEGORI PERILAKU = BAIK
1.109 .905 1.360
N of Valid Cases 103
SIKAP Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KATEGORI SIKAP * KATEGORI PERILAKU
103 100.0% 0 .0% 103 100.0%
Crosstab
KATEGORI PERILAKU
Total BURUK BAIK
KATEGORI SIKAP BURUK Count 10 31 41
% within KATEGORI SIKAP 24.4% 75.6% 100.0%
BAIK Count 13 49 62
% within KATEGORI SIKAP 21.0% 79.0% 100.0%
Total Count 23 80 103
% within KATEGORI SIKAP 22.3% 77.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .167a 1 .683
Continuity Correctionb .028 1 .868
Likelihood Ratio .166 1 .684
Fisher's Exact Test .810 .430
Linear-by-Linear Association .165 1 .685
N of Valid Casesb 103
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.16.
b. Computed only for a 2x2 table
17
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for KATEGORI SIKAP (BURUK / BAIK)
1.216 .475 3.110
For cohort KATEGORI PERILAKU = BURUK
1.163 .564 2.399
For cohort KATEGORI PERILAKU = BAIK
.957 .771 1.187
N of Valid Cases 103
JARAK Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KATEGORI JARAK * KATEGORI PERILAKU
103 100.0% 0 .0% 103 100.0%
Crosstab
KATEGORI PERILAKU
Total BURUK BAIK
KATEGORI JARAK JAUH Count 14 36 50
% within KATEGORI JARAK 28.0% 72.0% 100.0%
DEKAT Count 9 44 53
% within KATEGORI JARAK 17.0% 83.0% 100.0%
Total Count 23 80 103
% within KATEGORI JARAK 22.3% 77.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.801a 1 .180
Continuity Correctionb 1.222 1 .269
Likelihood Ratio 1.810 1 .179
Fisher's Exact Test .238 .134
Linear-by-Linear Association 1.784 1 .182
N of Valid Casesb 103
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.17.
b. Computed only for a 2x2 table
18
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for KATEGORI JARAK (JAUH / DEKAT)
1.901 .738 4.897
For cohort KATEGORI PERILAKU = BURUK
1.649 .784 3.466
For cohort KATEGORI PERILAKU = BAIK
.867 .702 1.071
N of Valid Cases 103
PEMBINAAN DARI NAKES Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KATEGIRI B.NAKES * KATEGORI PERILAKU
103 100.0% 0 .0% 103 100.0%
Crosstab
KATEGORI PERILAKU
Total BURUK BAIK
KATEGIRI B.NAKES BURUK Count 6 18 24
% within KATEGIRI B.NAKES
25.0% 75.0% 100.0%
BAIK Count 17 62 79
% within KATEGIRI B.NAKES
21.5% 78.5% 100.0%
Total Count 23 80 103
% within KATEGIRI B.NAKES
22.3% 77.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .129a 1 .720
Continuity Correctionb .006 1 .937
Likelihood Ratio .126 1 .722
Fisher's Exact Test .781 .458
Linear-by-Linear Association .127 1 .721
N of Valid Casesb 103
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.36.
b. Computed only for a 2x2 table
19
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for KATEGIRI B.NAKES (BURUK / BAIK)
1.216 .418 3.539
For cohort KATEGORI PERILAKU = BURUK
1.162 .516 2.614
For cohort KATEGORI PERILAKU = BAIK
.956 .738 1.237
N of Valid Cases 103
DUKUNGAN KELUARGA Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KATEGORI D.KELUARGA * KATEGORI PERILAKU
103 100.0% 0 .0% 103 100.0%
Crosstab
KATEGORI PERILAKU
Total BURUK BAIK
KATEGORI D.KELUARGA BURUK Count 10 26 36
% within KATEGORI D.KELUARGA
27.8% 72.2% 100.0%
BAIK Count 13 54 67
% within KATEGORI D.KELUARGA
19.4% 80.6% 100.0%
Total Count 23 80 103
% within KATEGORI D.KELUARGA
22.3% 77.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .947a 1 .330
Continuity Correctionb .526 1 .468
Likelihood Ratio .927 1 .336
Fisher's Exact Test .334 .232
Linear-by-Linear Association .938 1 .333
N of Valid Casesb 103
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.04.
b. Computed only for a 2x2 table
20
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for KATEGORI D.KELUARGA (BURUK / BAIK)
1.598 .619 4.122
For cohort KATEGORI PERILAKU = BURUK
1.432 .698 2.935
For cohort KATEGORI PERILAKU = BAIK
.896 .709 1.133
N of Valid Cases 103
DUKUNGAN TEMAN
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KATEGORI D.TEMAN * KATEGORI PERILAKU
103 100.0% 0 .0% 103 100.0%
Crosstab
KATEGORI PERILAKU
Total BURUK BAIK
KATEGORI D.TEMAN BURUK Count 14 29 43
% within KATEGORI D.TEMAN
32.6% 67.4% 100.0%
BAIK Count 9 51 60
% within KATEGORI D.TEMAN
15.0% 85.0% 100.0%
Total Count 23 80 103
% within KATEGORI D.TEMAN
22.3% 77.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 4.452a 1 .035
Continuity Correctionb 3.498 1 .061
Likelihood Ratio 4.406 1 .036
Fisher's Exact Test .054 .031
Linear-by-Linear Association 4.409 1 .036
N of Valid Casesb 103
21
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.60.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for KATEGORI D.TEMAN (BURUK / BAIK)
2.736 1.054 7.098
For cohort KATEGORI PERILAKU = BURUK
2.171 1.035 4.550
For cohort KATEGORI PERILAKU = BAIK
.793 .628 1.002
N of Valid Cases 103
DUKUNGAN TOMA Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KATEGORI D.TOMA * KATEGORI PERILAKU
103 100.0% 0 .0% 103 100.0%
Crosstab
KATEGORI PERILAKU
Total BURUK BAIK
KATEGORI D.TOMA BURUK Count 7 22 29
% within KATEGORI D.TOMA
24.1% 75.9% 100.0%
BAIK Count 16 58 74
% within KATEGORI D.TOMA
21.6% 78.4% 100.0%
Total Count 23 80 103
% within KATEGORI D.TOMA
22.3% 77.7% 100.0%
22
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .076a 1 .783
Continuity Correctionb .000 1 .990
Likelihood Ratio .075 1 .784
Fisher's Exact Test .796 .486
Linear-by-Linear Association .075 1 .784
N of Valid Casesb 103
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.48.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for KATEGORI D.TOMA (BURUK / BAIK)
1.153 .418 3.182
For cohort KATEGORI PERILAKU = BURUK
1.116 .513 2.429
For cohort KATEGORI PERILAKU = BAIK
.968 .763 1.228
N of Valid Cases 103
DUKUNGAN KADER Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KATEGORI D.KADER * KATEGORI PERILAKU
103 100.0% 0 .0% 103 100.0%
Crosstab
KATEGORI PERILAKU
Total BURUK BAIK
KATEGORI D.KADER BURUK Count 6 13 19
% within KATEGORI D.KADER
31.6% 68.4% 100.0%
BAIK Count 17 67 84
% within KATEGORI D.KADER
20.2% 79.8% 100.0%
Total Count 23 80 103
% within KATEGORI D.KADER
22.3% 77.7% 100.0%
23
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.149a 1 .284
Continuity Correctionb .588 1 .443
Likelihood Ratio 1.079 1 .299
Fisher's Exact Test .360 .217
Linear-by-Linear Association 1.138 1 .286
N of Valid Casesb 103
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.24.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for KATEGORI D.KADER (BURUK / BAIK)
1.819 .603 5.487
For cohort KATEGORI PERILAKU = BURUK
1.560 .711 3.425
For cohort KATEGORI PERILAKU = BAIK
.858 .620 1.186
N of Valid Cases 103
24
LAMPIRAN 3
REGISTER POSYANDU BALITA KEMUNING 03
KELURAHAN ROROTAN TAHUN 2015
NO NAMA BALITA TANGGAL LAHIR
NAMA ORANG TUA ALAMAT
JENIS KELAMIN IBU BAPAK
1 Raka Alvis 27/11/2010 Reina Dwi RT 001 L
2 Adiel 5/12/2012 Fitri Indra RT 001 L
3 Rizky 13/07/2011 Sherly Lendra RT 001 L
4 Ardi Andi 3/7/2012 Erni Dwi RT 001 L
5 Gebi 26/02/2014 Neng Taufik RT 001 P
6 Ghaizan 18/04/2014 Dede. H Ahmud RT 001 L
7 Luwi Mukni 13/06/2015 Rani Fafa RT 001 L
8 Gisela 30/06/2011 Maria Sulanto RT 002 L
9 Nazwa 2/5/2011 Hamidah Agus RT 002 P
10 Melvin 7/12/2011 Tri Dwi RT 002 L
11 Yoshua 26/07/2012 Irma Andarias RT 002 L
12 Adhi Daya 16/07/2012 Sherly Amin RT 002 L
13 Nasya 23/12/2013 Sherly Amin RT 002 P
14 Adly 8/1/2014 Rini Agus RT 002 L
15 Al Akbar Arsenio 16/07/2015 Sherly Amin RT 002 L
16 Kenzie 25/09/2011 Olvi Yudi Prasetio RT 003 L
17 Mutafaqih 10/2/2011 Retno Dr Insan AN RT 003 L
18 Muariffa 8/9/2012 Retno Dr Insan AN RT 003 P
19 Fauzan 12/12/2012 Nunung Herry RT 003 L
20 Cato 18/07/2012 Indah Didit RT 003 L
21 Louis 7/5/2013 Olla Nico RT 003 L
22 Lionel 17/10/2013 Ika Saud RT 003 L
23 Haffa 21/09/2013 Anita Wiwit RT 003 L
24 Nuno 15/07/2014 Ana Jaka RT 003 L
25 Ahnaf 27/08/2014 Retno Dr Insan AN RT 003 L
26 Fais 19/12/2014 Neneng Heri. R RT 003 L
27 Fahrizal 11/11/2011 Reini H. Andi RT 004 L
28 Aska 7/1/2012 Sri Ridwan RT 004 P
29 Nathanael 22/11/2012 Dorenci Luat RT 004 L
30 Novalina 6/11/2010 Sugiarti Selohadi RT 005 P
31 Nada 31/08/2011 Ira Deni RT 005 P
32 Haekal 16/09/2011 Yuli Sarbidi RT 005 L
33 Yemimma 13/12/2011 Conny Yose RT 005 P
34 Rafa 1/10/2011 Ida Zamsari RT 005 L
35 Aryo Kusumo 22/04/2012 Rina Eko RT 005 L
36 Michael 5/5/2013 Yani Engbi RT 005 L
25
37 Bunga 20/11/2013 Aghnes Slamet RT 005 P
38 Alifa 23/02/2013 Tita Agustinus RT 005 P
39 Clara 18/12/2013 Rina Indra RT 005 P
40 Nurqisya 27/01/2011 Fifi Basri RT 006 P
41 Bian 26/01/2011 Nanan Cipto RT 006 L
42 Nadif 6/12/2013 Nanan Cipto RT 006 L
43 Zuhairry Abinaya 23/08/2013 Pipit Budi RT 006 L
44 Farid 30/05/2013 Santy Budiono RT 006 L
45 M. Syamil 26/01/2013 Yetty Mappa RT 006 L
46 Affan 10/6/2013 Fifi Basri RT 006 L
47 Dinar 17/06/2013 Mariaty Supareng RT 006 L
48 Talita 28/04/2014 Lilik Sony RT 006 P
49 M. Alif 15/10/2012 Wiwin Ayo RT 006 L
50 Afika 17/10/2012 Tatik Jabib RT 006 P
51 Achmad 5/9/2012 Siti Nazarudin RT 006 L
52 Diah Danikem Ujang RT 006 P
53 Reza Dewi Dani RT 006 L
54 Rizky Katicem Rocmat RT 006 L
55 Shinta 3/9/2013 Yeni Muklis RT 006 P
56 Dimas 21/05/2013 Eni Badari RT 006 L
57 Sofie Ferlani Yayat RT 003 P
58 Fauzan 6/12/2011 Tuti Rizal RT 001 L
59 Faiza P
REGISTER POSYANDU BALITA KAMBOJA 02
KELURAHAN ROROTAN TAHUN 2015
NO NAMA BALITA
TANGGAL LAHIR
NAMA ORANG TUA ALAMAT
JENIS KELAMIN BAPAK IBU
1 Airin 11/1/2013 Riyan Diyan RT 02 P
2 Napizha 6/2/2012 Suryana Murni RT 02 P
3 Azahiran 19/8/2011 Mulyadi Faizah RT 02 P
4 Asipah 20/1/2012 Mulyadi Ayu RT 02 P
5 Alena Y 4/2/2013 Didip Siti Rohmah RT 02 P
6 Zahra A 15/12/2014 Asmari Nuraini RT 02 P
7 Aqillah Azkana 7/7/2013 Suripto Puji RT 02 P
8 Najuah 9/7/2012 Poniman Yunawah RT 02 P
9 Rani S 22/5/2015 Toni Rani RT 02 P
10 Nisa 26/12/2013 Bajuri Suhanah RT 02 P
11 Nur Alfia L 10/10/2012 Arip Dede RT 02 P
12 Lia Nurazizah 16/7/2014 Budi Deti RT 02 P
13 Zian 28/8/2014 Najmudin Mila RT 02 P
26
14 Human Zada 13/1/2014 Yudi Laila RT 02 P
15 Nur Afilaila 10/10/2012 Arif Ade RT 02 P
16 Raka 30/7/2013 Sabri Hermawati RT 02 P
17 Ita 28/6/2011 Tri Rohman Nurhasanah RT 02 P
18 Dea 20/10/2011 Basri RT 02 P
19 Nur Fitri 20/8/2014 Indri Niko RT 02 P
20 Putra Tangguh 4/2/2013 Parcoyo Titi RT 02 L
21 ayudi Saputra 26/9/2014 Mulyadi Ayu RT 02 L
22 Hafiz 23/8/2014 Solehah Rusnia RT 02 L
23 Hekta G 24/2/2011 A. Gani Nurholis RT 02 L
24 Gian S 27/4/2013 Hari Paufi RT 02 L
25 Hamka Hasbih 28/11/2013 Surnata Inunh RT 02 L
26 M. Daffa Ibnu 17/11/2014 Tokidin Muawanah RT 02 L
27 Parel Z 1/7/2012 Amin Ani RT 02 L
28 M. Rafa 9/6/2014 Umar Rosmawati RT 02 L
29 Chio 1/1/2015 Nurcholis A. Goni RT 02 L
30 Dafa 28/12/2014 Andri Indah RT 02 L
31 Rendi 22/3/2015 Jarolah Ahmad Rifai RT 03 L
32 Tasya 18/10/2013 Fitri Dede RT 03 P
33 Dinda 26/6/2014 Dedi Puspita RT 03 P
34 Riska A 3/6/2015 Warsito Sri H RT 03 P
35 Muthia F 2/8/2015 Mariatul Q RT 03 P
36 Amira 24/4/2014 Pardi Yanti RT 03 P
37 Zahra A 5/4/2013 HabiAllah Umamah RT 03 P
38 Pipik 4/8/2013 Endi Wiwin RT 03 P
39 Safira 17/7/2013 Iwan Lilis RT 03 P
40 Priska 30/4/2014 Ahyudin Mursinah RT 03 P
41 Ika Nopiyana 17/11/2013 Neneng Heri Santosa RT 03 P
42 Sovia 2/7/2013 Ali Istiqomah RT 03 P
43 Alia Lativa 31/3/2013 Japar Neneng H RT 03 P
44 Dian Salendra 3/12/2012 Gian Siti RT 03 P
45 Alia Indri Yani 7/3/2014 Rotuwa Renta RT 03 P
46 Antoni 29/12/2012 Rotuwa Renta RT 03 L
47 Alfaro 29/12/2012 Rotuwa Renta RT 03 L
48 Lutfi 19/11/2012 RT 03 L
49 Rendi S 22/3/2015 Ahmad Rifai RT 03 L
50 Rahul 28/11/2012 Mustangrang Zuriah RT 03 L
51 Johon M 24/2/2013 Demarson RT 03 L
52 Dani 25/9/2011 Husni Indah RT 03 L
53 Reno Syaputra 8/4/2013 Siska P RT 03 L
54 Darrel R 19/7/2012 Dede J Rosmawati RT 03 L
55 Mubarok 5/11/2014 Wahyudi Preti RT 03 L
56 Alpiyan H 16/5/2011 Mustad Tuti RT 03 L
27
57 Devandra Athallah 18/11/2014 Dede J Rosmawati RT 03 L
58 Ali Rosidin 28/10/2013 Setianto Etik RT 03 L
59 Eka Saputra 2/7/2012 Didik Widodo Hety RT 03 L
60 Ulum 27/8/2014 Nanang K Maswiroh RT 03 L
61 M. Asyhuri 18/10/2012 Nanang K Maswiroh RT 03 L
62 Fahri 7/8/2015 Abdul R Ani RT 03 L
63 Rakhi 14/5/2014 Agus Imah RT 03 L
64 Ari Al Fatih 3/3/2015 Dudung Susi RT 03 L
65 Ahmad R 5/8/2012 Saripudin Ulin RT 03 L
66 Zahra Yoyok RT 04 P
67 Fauziyah 28/1/2013 Padly Siti Sumiyati RT 04 P
68 Haninda Aulia 28/11/2014 Badri Kholilah RT 04 P
69 Bintang P 4/5/2015 rasmi Sunir RT 04 P
70 Nayla Hanan 13/3/2011 Ropiudin Suryani RT 04 P
71 Alika 4/1/2013 Samilah Yuni W RT 04 P
72 Siti Hujanah 22/2/2014 Karsiman Masenah RT 04 P
73 Kirana Khairiya 21/12/2013 Jajang Dedeh RT 04 P
74 Najwa 9/8/2011 agung Nur RT 04 P
75 Olifia 10/6/2011 Irpan Apriyanti RT 04 P
76 Rosiana Imeida 17/5/2013 Sarjoko Fedriyanti RT 04 P
77 Umay 28/12/2011 Robiatun Jamil RT 04 P
78 Selfia 2/9/2012 Agus Meli RT 04 P
79 Sakira 15/3/2015 Yayan Mulyadi RT 04 P
80 Nadia Syakira 7/11/2013 Syakur Nia RT 04 P
81 Rani S 22/9/2012 Ardi Mae RT 04 P
82 Adinda Vricilla 4/3/2013 Hergiawan Sugiarti RT 04 P
83 M. Habsyi 18/8/2013 Somad Mutmainah RT 04 L
84 Rasit 17/8/2011 Somad Mutmainah RT 04 L
85 Abijar 5/3/2014 Baihaki Muinah RT 04 L
86 Bagas 14/12/2010 Mujiarti Abdullah RT 04 L
87 Al Abib 22/5/2012 suharno Mulyani RT 04 L
88 Rafa 14/10/2013 Tanto Rofiqoh RT 04 L
89 Padlih 4/2/2011 Adnan Y Suratmi RT 04 L
90 Alif 7/4/2014 Afif Tuti RT 04 L
91 Agung 7/5/2011 Dadang Triutami RT04 L
92 Ibnu 12/3/2012 Kardi Munah RT 04 L
93 Daffa 22/09/2014 Ismail Liya RT 04 L
94 Noupal 7/10/2014 Nuri Rahmat Ipit RT 04 L
95 M. Fatih 19/11/2011 Sugianti Piky RT 04 L
96 M. Hilmi 18/11/2011 Sofiat Muhajirin RT 04 L
97 Dwi Cahyo 9/4/2015 Nurima Nofita RT 04 L
98 Ega 31/11/2011 Ahmad E Triutami RT 04 L
28
99 Khoirunisa 6/6/2012 Djunaidi Warsinah RT 09 P
100 Ineke 24/9/2012 Eko Suroso Dita RT 09 P
101 Nabilah Arsyilla 11/12/2012 Slamet Aspiana RT 09 P
102 Najuah 9/7/2013 Solihin Ika RT 09 P
103 Najila 13/3/2014 Mustopa Catih RT 09 P
104 Zulfa 12/11/2010 Nur Ahmad Maesaroh RT 09 P
105 Chika 5/4/2014 Dedy Ismi RT 09 P
106 Sella 4/10/2012 Parange Ronge RT 09 P
107 Zulia Indriani 28/7/2011 Anwar Saidah RT 09 P
108 Nurvita 14/8/2012 Nahroji Dasini RT 09 P
109 Sahla 25/1/2011 Syarif Royhana RT 09 P
110 M. Dzaka Rasid 11/11/2013 sukandar Saodah RT 09 L
111 M. Jaelani 9/10/2014 Mardani Aminah RT 09 L
112 Deva Rayhan 10/4/2012 Suryadi Endang RT 09 L
113 Lutfi 12/5/2014 Heriyanto Indriyani RT 09 L
114 Rifki Alyudistira 22/2/2015 Casnuri Dewi RT 09 L
115 Fadil 31/3/2015 Angga Puput RT 09 L
116 M. Nur Ulinnuha 6/3/2015 Nuriman Rini RT 09 L
117 Abdul Hanif 15/8/2014 Arif Umi RT 09 L
118 Al Gierra R 3/4/2014 Cahyo Nastati RT 10 P
119 Alfath Jailah 22/7/2013 Mursali Husnul RT 10 P
120 Aulia 17/4/2011 Bani Fitra RT 10 P
121 Nabila 4/8/2014 Edy P Sulastri RT 10 P
122 Siti Fatimah 12/9/2014 Maswah Madali RT 10 P
123 Vasyah 30/8/2012 Fikri Elma RT 10 P
124 Dwi Oktalia 21/10/2013 M. Hasan Sumarni RT 10 P
125 Al Ghazali 25/12/2014 Byafriandi Hana Indra RT 10 L
126 Iksan 31/7/2013 Sahim Nani RT 10 L
127 Afif 17/6/2011 Aat Nuraini RT 10 L
128 Avecienna 5/12/2011 Cahyo Nastati RT 10 L
129 Rafa 29/1/2014 Amat Cici RT 10 L
130 Fahruroji 12/12/2011 Tuti Toni RT 10 L
131 M. Malik 6/11/2011 Aidil Lina RT 10 L
132 Ahmad Shaka 23/4/2012 Wiwan Ati RT 10 L
133 Farraz 16/8/2011 Zainal Siti RT 10 L
134 Rafki 24/11/2010 Fikri Ema RT 10 L
135 Aliftran Rahmat 25/4/2015 Susanto Aenah RT 10 L
29
REGISTER POSYANDU BALITA ANGGREK 03
RW 05 KELURAHAN ROROTAN TAHUN 2015
NO NAMA BALITA TANGGAL LAHIR
NAMA ORANG TUA ALAMAT
JENIS KELAMIN IBU BAPAK
1 Hanifah 26/03/2011 Nuraeni Hasan Basri RT 12 P
2 Patriana 4/4/2011 Riana Simanjuntak RT 06 P
3 Askia Nur 25/5/2011 Maysaroh Nanang RT 06 P
4 Almi Rizki 31/5/2011 Ningsih Solehudin RT 06 P
5 Desnal 5/12/2011 Sari Budi RT 12 L
6 Syafa F 10/8/2011 Umi Hayulqoyum RT 06 P
7 Ashar A 29/12/2011 Indri Lukman RT 02 L
8 Fauziah S 13/4/2012 Hasanah Budiman RT 12 P
9 M. Fauzi Al Asmi 8/3/2012 Nurhasanah M.Fauzi RT 06 L
10 M. Zain Rofifah 31/12/2012 Nurbayni Heri RT 05 L
11 Nayla 26/7/2010 Mizkawati Deni RT 02 P
12 Haykal 24/6/2012 Yuyun Aris R RT 03 L
13 M. Rafa Aditya 30/4/2012 Superyati Asrofi RT 01 L
14 M. Fahru 6/9/2012 Nur Asiyah Nandam RT 06 L
15 Hendi Gusfino 23/8/2012 Retno Rustam RT 06 L
16 Ahmad Mursalin 1/1/2012 Poniati Habibi RT 02 L
17 Dani Dwi S 18/11/2013 Ningsih Narzi RT 12 L
18 Riva Toti 3/1/2013 Budiarti Priyanto RT 02 P
19 Ninda Nur F 3/1/2013 Rasmiyati Hadi RT 06 P
20 Munawir Al Asam 12/4/2011 Nasiha M. Jubir RT 02 L
21 M Arsad 8/10/2012 Neng Yanti Rian H RT 02 L
22 Abel 26/4/2011 Rina Rizal RT 12 P
23 Hausar Faiq 4/3/2012 Yuli Sihono RT 12 L
24 Fardan 4/12/2012 Saroja Samsul Bahri RT 02 L
25 Nabila Jasirah 15/4/2013 Silvia R Imam P RT 06 P
26 A. Jaki 7/2/2013 Yanti Edi RT 01 L
27 Rizki Dwi 12/5/2013 Rojulah Sudaryanto RT 02 L
28 Alfito M. Putra 29 bulan Esih Raswanto RT 06 L
29 Gilang Andika 49 bulan Ani Widiono RT 03 L
30 Chrischie 3/10/2013 Ririn Kristian RT 12 L
31 Nabila Jasirah 17/5/2012 Jumini Mahmudin RT 02 P
32 Kanza Nabilah 22/10/2013 Diana Sukri RT 06 P
33 Pramesti 27/11/2013 Sukinah Pujiana RT 01 P
34 Marsya Pedia 22/8/2012 Edah RT 03 P
35 Bulan Sahfira 21/2/2014 Sri Astuti Nur Ali RT 02 P
36 Auliya 26/7/12 Eti Heru P
37 Agustinus 48 bulan Anastasya Bambang RT 12 L
38 Haykal 5/8/2012 Mutia Matalih RT 01 L
30
39 Dava Alhusairi 21 bulan Nurhasanah Amaludin RT 02 L
40 Nur Afifah 3/12/2013 Retno Riswan RT 03 P
41 Aska Sauhi Nur 17/4/2014 Nurul Budirahman RT 12 L
42 Chelsie 22/4/2013 Maiya Ulfa Saripudin RT 03 P
43 Sania 10/6/2013 Kurniyawati Winarko RT 03 P
44 Ariqa Fatimah 4/11/2014 Robana Sutrisno P
45 Putri Salsabila 31/10/2012 Sulastri Sahrul P
46 Wisnu 11 bulan Eis Nanang RT 06 L
47 Ali 8 bulan Daryanti Edika RT 02 L
48 Naufal 1/11/2014 Neng Rian RT 02 L
49 Nazwa Khaina 28/10/2015 Sutarman RT 11 L
50 Ismawati Dewi 13/02/2015 Matalih RT 02 P
51 Khairunisa 21/10/2014 Paroni RT 05 P
52 Shafira 17/2/2015 Marni Muhajir RT 06 P
53 fatih Fajrin Tahsya 27/4/2015 Nasrul RT 02 P
54 Krisna 19/4/2012 Zeni RT 11 L
55 Rusidan 13/4/2015 Rustiah Yatin RT 03 L
31
LAMPIRAN 4
FOTO PENGAMBILAN DATA
KEGIATAN POSYANDU
32
33