faktor-faktor yang memengaruhi perilaku...
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU
MENABUNG PADA MAHASISWA UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi.)
Oleh:
Fathya Firlianda
NIM: 1113070000031
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
iv
v
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi
B) Januari 2019
C) Fathya Firlianda
D) Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Menabung pada Mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
E) xiv + 81 halaman + lampiran
F) Mahasiswa mempunyai masalah dalam hal pengelolaan keuangan, salah
satunya kesulitan dalam hal menabung. Perilaku menabung dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik itu faktor psikologis maupun demografis. Penelitian ini
bertujuan untuk mengukur dan menguji pengaruh pengetahuan keuangan,
kontrol diri (kontrol perilaku, kontrol kognitif, dan kontrol keputusan),
sosialisasi keuangan orang tua, kelompok teman sebaya, dan pendapatan
terhadap perilaku menabung.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini
adalah seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah
23.622 mahasiswa, sampel pada penelitian ini adalah 393 mahasiswa.
Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling (purposive
sampling). Penulis menggunakan alat ukur perilaku menabung Werneryd
(1999), alat ukur pengetahuan menabung Chen dan Volve (1998), alat ukur
sosialisasi keuangan dan alat ukur kelompok teman sebaya Otto (2009), serta
alat ukur kontrol diri dari Averill (1973). Uji validitas alat ukur menggunakan
teknik confirmatory factor analysis (CFA). Analisis data menggunakan teknik
analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan pengetahuan keuangan, kontrol diri (kontrol perilaku, kontrol
kognitif, kontrol keputusan), sosialisasi keuangan orang tua, kelompok teman
sebaya dan pendapatan terhadap perilaku menabung. Hasil uji hipotesis minor
menunjukan dua variabel yang berpengaruh terhadap perilaku menabung yaitu
kontrol kognitif dan kelompok teman sebaya. Sedangkan pengetahuan
keuangan, kontrol perilaku, kontrol keputusan, sosialisasi keuangan orang tua,
dan pendapatan berpengaruh terhadap perilaku menabung tetapi tidak
signifikan.
Penulis menyarankan peneliti selanjutnya untuk mengkaji dan
mengembangkan dari hasil penelitian ini. Misalnya, dengan menambahkan
variabel lain yang terkait dengan perilaku menabung yang dapat dianalisis
sebagai IV seperti motif menabung, religiusitas, minat dan motivasi menabung
yang memungkinkan memiliki pengaruh besar terhadap perilaku menabung
pada mahasiswa.
G) Bahan bacaan: 69 ; buku; 17 + jurnal; 35 + tesis; 2 + artikel; 4+ skripsi; 7 +
disertasi; 2 + bahan ajar; 3.
vi
ABSTRACT
A) Faculty of Psychology
B) January 2019
C) Fathya Firlianda
D) Factors Affecting Savings Behavior on State Islamic University of Syarif
Hidayatullah Jakarta
E) xiv + 81 pages + appendix
F) Students have problems in terms of financial management, one of which is
the difficulty in saving. Savings behavior be influenced by various factors,
both psychological and demographic factors. This study aims to measure and
test the effect of financial knowledge, self control (behavioral control,
cognitive control, and decision control), financial socialization, peer group,
and income to saving behavior.
This study uses a quantitative approach. The population of this study were
students of State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, which
numbered 23.622 students, the sample in this study was 393 students. This
study uses a nonprobability technique sampling (purposive sampling).The
author uses a savings behavior scale Werneryd (1999), financial sknowledge
scale Chen and Volve (1998), financial ssocialization scale and peer group
scale Otto (2009) and self-control measure from Averill (1973). The validity
test of the measurement scale using the confirmatory factor analysis (CFA)
technique. Data analysis using multiple regression analysis techniques.
The results showed that there was a significant effect of financial
knowledge, self control (behavioral control, cognitive control, decision
control), financial socialization, peer group and income to saving behavior.
The results of the minor hypothesis test showed two variables that influence
saving behavior, namely cognitive control and peer group. While financial
knowledge, behavior control, decision control, financial socialization, and
income have an effect on saving behavior but are not significant.
The author recommends further researchers to review and develop the
results of this study. For example, by adding other variables related to saving
behavior that can be analyzed as IV example saving motives, religiousity,
interest and motivations to saving may have a major influence on student
saving behavior.
G) Reading material:69 ; books; 17 + journals; 35 + thesis; 2+ article; 4 +
essays;7 + dissertations;1 + teaching material; 3.
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Passion merupakan relevansi dari mengerjakan apa yang kita cintai, dan
mencintai apa yang kita kerjakan.”
-Anonim
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar (yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah, meraka mengucapkan ‘Innalillahi wa
inna ilaihi raaji’un’. Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan
sempurna dan rahmat dari Rabbnya dan mereka itulah orang-orang
yang mendapat petunjuk.”
-QS Al-Baqarah : 155 – 157
Skripsi ini penulis persembahkan untuk Papa & Mama yang
telah memberikan kasih sayang secara penuh dan
pengorbanan tanpa syarat demi kebahagiaan serta mas
depan.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Menabung
pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad saw., beserta sahabat, keluarga,
dan pengikutnya sampai akhir zaman nanti.
Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M. Ag., M. Si., Dekan Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.
2. Ibu Dr. Natris Indriyani, M. Si. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan arahan selama proses perkuliahan.
3. Bapak Ikhwan Lutfi, M.Psi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan waktu, saran, kritik, serta dukungan kepada penulis selama ini.
4. Ibu Puti Febriyosi M.Psi selaku dosen pembimbing seminar proposal yang
telah memberikan masukan, kritik dan saran untuk penulisan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah memberikan ilmu dan membantu selama proses
perkuliahan.
6. Seluruh responden penelitian yang bersedia meluangkan waktunya untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini.
ix
7. Kedua orang tuaku Bapak Achmad Nazarudin Said dan Ibu Desnawati serta
Octavianus Marundury S.Ip selaku suamiku, yang telah memberikan
dukungan moril maupun materil, serta doa yang tidak pernah terhenti.
8. Kedua ibu dan bapak mertua, kedua adik dan adik ipar, Bapak I Wayan
Swasta dan seluruh keluarga besar yang sudah memberikan keyakinan untuk
tetap berfikir positif, memberikan dukungan serta doa kepada Penulis.
9. Nisa, Rere, Wafa, Fitri, Elnica, Tiara, Tiani, Dini, Wati, Vivi, Kimmy, Zani,
Kiki, Rani, Tita, Memet Citra yang selama ini selalu sabar membantu penulis,
mau berdiskusi dan memberikan masukan dan dukungan.
10. Teman-teman Psikologi angkatan 2013 khususnya kelas A, Forkat Al-Anfaal
LDK Syahid, Komda Psikologi, DEMA Fakultas Psikologi dan Alumni Rohis
SMAN 74 Jakarta yang telah menjadi bagian dalam hidup penulis.
11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
dukungan, bantuan, doa, dan semangat yang telah diberikan untuk membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
kekurangan, maka penulis menerima kritik dan saran yang membangun sebagai
perbaikan dan bahan penyempurnaan. Semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca.
Jakarta, 31 Januari 2019
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1-13
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
1.2 Pembatasan Dan Perumusan Masalah ............................................................... 10
1.2.1 Pembatasan Masalah ............................................................................... 10
1.2.2 Perumusan Masalah ................................................................................. 11
1.3 Tujuan Dan Manfaat.......................................................................................... 12
1.3.1.Tujuan....................................................................................................... 12
1.3.2 Manfaat..................................................................................................... 13
BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................................ 14-37
2.1 Perilaku Menabung ............................................................................................ 14
2.1.1 Pengertian Perilaku Menabung ................................................................ 14
2.1.2 Indikator Perilaku Menabung .................................................................. 16
2.1.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Menabung ........................... 16
2.1.4 Pengukuran Perilaku Menabung .............................................................. 19
2.2 Pengetahuan Keuangan ...................................................................................... 20
2.2.1 Pengertian Pengetahuan Keuangan .......................................................... 20
2.2.2 Indikator Pengetahuan Keuangan ............................................................ 21
2.2.3 Pengukuran Pengetahuan Keuangan ........................................................ 22
2.3 Kontrol Diri ........................................................................................................ 23
2.3.1 Pengertian Kontrol Diri ........................................................................... 23
2.3.2 Aspek-aspek Kontrol Diri ........................................................................ 24
2.3.3 Pengukuran Kontrol Diri ......................................................................... 25
2.4 Sosialisasi Keuangan ........................................................................................ 27
2.4.1 Pengertian Sosialisasi Keuangan ............................................................. 27
2.4.2 Indikator Sosialisasi Keuangan ............................................................... 28
2.4.3 Pengukuran Sosialisasi Keuangan ........................................................... 28
2.5 KelompokTeman Sebaya ................................................................................... 29
2.5.1 Pengertian Kelompok Teman Sebaya ...................................................... 29
2.5.2 Indikator Kelompok Teman Sebaya ........................................................ 31
2.5.3 Pengukuran Kelompok Teman Sebaya .................................................... 31
2.6 Pendapatan ......................................................................................................... 32
xi
2.5.1 Pengertian Pendapatan ............................................................................. 32
2.5.2 Pengukuran Pendapatan ........................................................................... 33
2.6 Kerangka Berpikir .............................................................................................. 33
2.6 Hipotesis Penelitian ........................................................................................... 36
2.6.1 Hipotesis Mayor ....................................................................................... 37
2.6.2 Hipotesis Minor ....................................................................................... 37
BAB 3 METODE PENELITIAN ..................................................................... 38-56
3.1 Populasi Sampel ................................................................................................. 38
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ..................................... 39
3.3 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................................ 41
3.4 Uji Validitas Konstruk ....................................................................................... 45
3.4.1 Uji Validitas Konstruk Perilaku Menabung ............................................. 46
3.4.2 Uji Validitas Konstruk Pengetahuan Keuangan ...................................... 47
3.4.3 Uji Validitas Konstruk Kontrol Perilaku ................................................. 48
3.4.4 Uji Validitas Konstruk Kontrol Kognitif ................................................. 49
3.4.5 Uji Validitas Konstruk Kontrol Keputusan ............................................. 50
3.4.6 Uji Validitas Konstruk Sosialisasi Keuangan .......................................... 51
3.4.7 Uji Validitas Konstruk Kelompok Teman Sebaya .................................. 53
3.5 Teknik Analisis Data .......................................................................................... 54
BAB 4 HASIL PENELITIAN .......................................................................... 57-67
4.1 Gambaran Subjek Penelitian .............................................................................. 57
4.2 Hasil Analisis Deskriptif .................................................................................... 58
4.3 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................................. 61
4.3.1 Hipotesis Mayor ....................................................................................... 61
4.3.2 Hipotesis Minor ....................................................................................... 63
4.3.3 Proporsi Varian ........................................................................................ 66
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ......................................... 68-75
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 68
5.2 Diskusi ............................................................................................................... 68
5.3 Kelebihan dan Limitasi Penelitian ..................................................................... 73
5.4 Saran .................................................................................................................. 74
5.4.1 Saran Teoritis ........................................................................................... 74
5.4.2 Saran Praktis ............................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 76
LAMPIRAN ............................................................................................................ 82
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Blueprint Instrumen Perilaku Menabung .......................................... 41
Tabel 3.2 Blueprint Intsrumen Pengetahuan Keuangan .................................... 42
Tabel 3.3 Blueprint Instrumen Kontrol Diri ...................................................... 43
Tabel 3.4 Blueprint Instrumen Sosialisasi Keuangan ........................................ 43
Tabel 3.5 Blueprint Instrumen Kelompok Teman Sebaya ................................. 44
Tabel 3.6 Skor pernyataan item favorable dan unfavorable .............................. 45
Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Perilaku Menabung ........................................... 47
Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Pengetahuan Keuangan ..................................... 48
Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Kontrol Perilaku ................................................ 49
Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Kontrol Kognitif ............................................... 50
Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Kontrol Keputusan ............................................ 51
Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Sosialisasi Keuangan ........................................ 52
Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Kelompok Teman Sebaya ................................. 54
Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian .............................................................. 57
Tabel 4.2 Deskripsi statistik variabel penelitian ................................................ 59
Tabel 4.3 Norma kategorisasi skor .................................................................... 60
Tabel 4.4 Kategorisasi skor variabel penelitian ................................................. 60
Tabel 4.5 Model summary .................................................................................. 62
Tabel 4.6 Hasil uji F ........................................................................................... 62
Tabel 4.7 Koefisien regresi ................................................................................ 63
Tabel 4.8 Proporsi varian ................................................................................... 66
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................. 36
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Kuesioner
Lampiran B Hasil Uji Validitas
Lampiran C Hasil Analisis Data
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Thung et.al (2012) menyatakan bahwa menabung memainkan peran yang sangat
penting bagi proses pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara.
Gadinasyrin (2014) menjelaskan bahwa apabila setiap individu memiliki tabungan
yang tinggi, maka dana yang terhimpun dari masyarakat pun akan tinggi.
Menabung di Bank berpengaruh untuk meningkatkan kegiatan investasi di suatu
negara, apabila investasi meningkat maka pertumbuhan ekonomi pun juga akan
meningkat. Rustow (dalam Sirine dan Utami, 2016) menjelaskan bahwa negara
dengan tingkat tabungan yang tinggi akan menjadi negara dengan perekonomian
yang kuat karena pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh investasi.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai Maret 2017 bahwa program
tabungan simpanan pelajar (SimPel) mencapai 4,1 juta rekening yang tersebar di
267 bank dari bank umum maupun BPR seluruh Indonesia. Rasio savings to
GDP Indonesia terbilang masih relatif rendah yaitu sekitar 30,87% dibanding
dengan negara-negara Asia lainnya, seperti Tiongkok (40,87 %) dan Singapura
(46,73). Tingkat kepemilikan rekening di Indonesia juga masih rendah yaitu
hanya sekitar 19% dari total penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun.
Rendahnya budaya menabung saat ini ditunjukkan dengan menurunnya Marginal
Propensity to Save (MPS/keinginan untuk menabung) dari 0,87 pada tahun 2007
menjadi 0,44 pada tahun 2014 yang menunjukan arti bahwa masyarakat Indonesia
cenderung semakin konsumtif (Chandra, 2016).
2
Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Probo Sukesi, menyatakan bahwa
hingga akhir bulan Juni 2016, dana yang ada di Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
masih didominasi oleh deposito dibandingkan dengan tabungan. Biaya bunga dari
deposito lebih banyak dibanding bunga yang harus dibagikan kepada nasabah
dalam program tabungan. Jumlah dana yang ada saat ini dari Deposito telah
mencapai Rp 2,75 triliun. Sementara, tabungan hanya berjumlah Rp 1,26 triliun
atau sekitar 45,81%. Artinya, dengan deposito yang besar maka beban bunga
yang dikeluarkan oleh kalangan BPR masih tinggi. Bank Indonesia mencatat
presentase tabungan dan kredit di perbankan juga masih timpang. Hal ini
menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat dalam menabung masih rendah.
Bank Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan perilaku
menabung masyarakat Indonesia, salah satunya dengan mencanangkan produk
terbaru perbankan nasional Gerakan Indonesia Menabung dengan meluncurkan
program “Tabunganku” pada tahun 2012. Gerakan ini merupakan kelanjutan dari
program “Ayo ke Bank” pada 27 Januari 2008, yang dimaksudkan untuk
mendorong dan menumbuhkan budaya menabung dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar mengurangi budaya perilaku
konsumtif. Pemerintah mengharapkan agar gerakan ini dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, mengurangi kemiskinan, menciptakan lapangan
pekerjaan dan membantu memobilisasi dana untuk pembangunan infrastuktur
negara secara mandiri agar tercapai keadilan sosial. Hasil dari program ini belum
terlihat signifikan pengaruhnya kepada masyarakat Indonesia karena kesadaran
masyarakat akan pentingnya menabung masih kurang (Kansong, 2016).
3
Menurut Gadinasyrin (2014) perilaku menabung merupakan suatu sikap yang
positif, dimana didalamnya tersimpan makna yang luar biasa yaitu sikap untuk
menahan diri dan jujur. Menabung memiliki beberapa manfaat diantaranya untuk
simpanan keuangan, memenuhi kebutuhan jangka pendek dan panjang, melatih
sikap hidup hemat dan mandiri, berjaga terhadap kemungkinan di masa yang akan
datang. Sedangkan jika tidak menabung maka tidak akan memiliki dana untuk
kebutuhan yang sifatnya mendadak dan urgent, dapat memicu sikap boros dan
perilaku konsumtif, serta mendorong bertumbuhnya sikap bergantung kepada
orang lain, dan yang terburuknya yaitu akan menimbulkan hutang
berkepanjangan.
Menabung merupakan salah satu cara untuk meningkatkan standar kehidupan
seseorang untuk menjadi lebih baik. Agama islam juga mengajarkan masyarakat
untuk menabung sebagai salah satu cara untuk berjaga saat miskin dan
membutuhkan serta sebagai salah satu bentuk persiapan untuk hari esok.
Menabung merupakan suatu implementasi dari sikap yang positif dan merupakan
cara bagaimana Allah SWT menjamin agar seseorang terhindar dari kemiskinan.
Dalam QS. Al Isra' (17) ayat 27 menjelaskan bahwa "Sesungguhnya pemboros-
pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar
kepada Tuhannya”. Hadits Riwayat Bukhari: “...Rasulullah saw pernah membeli
kurma dari Bani Nadhir dan menyimpannya untuk perbekalan setahun buat
keluarga...”. “Simpanlah sebagian dari harta kamu untuk kebaikan masa depan
kamu, karena itu jauh lebih baik bagimu.”. Hadits ini menjelaskan bahwa Nabi
Muhammad saw menganjurkan umatnya untuk menabung.
4
Pandangan dunia barat juga sejalan dengan pandangan Islam, bahwa perilaku
menabung dan upaya penghematan merupakan suatu kebajikan (Canova, 1999).
Di negara maju, mayoritas penduduknya memiliki sikap hidup positif yang
bercirikan: memiliki etika yang tinggi dan terpuji sebagai prinsip utama,
integritas, penuh tanggung jawab, menghormati hak orang lain namun juga
menjunjung tinggi haknya sendiri, hormat pada hukum dan aturan, mau bekerja
keras, selalu berusaha menjadikan dirinya lebih baik, mendahulukan tabungan dan
investasi daripada bersenang-senang atau ikut lomba gengsi, menghargai waktu
sebagai bagian dari kebiasaan menghargai janji dan semua ucapan yang telah
disampaikan baik lisan maupun tertulis. Sedangkan di negara terbelakang,
berkembang atau kurang maju, ternyata hanya sedikit saja penduduknya yang
punya sikap hidup positif seperti yang diuraikan di atas (Basri, 2009).
Meskipun di dalam ajaran agama islam maupun pandangan dunia barat
menjelaskan mengenai pentingnya menabung, tetapi pada kenyataannya hal ini
belum mampu direalisasikan dengan baik di negara Indonesia. Rendra (2012)
mengatakan bahwa menabung belum menjadi suatu kebiasaan bagi sebagian besar
masyarakat Indonesia karena banyak masyarakat yang menggangap bahwa
kegiatan menabung merupakan perilaku yang sulit untuk dilakukan meskipun
mereka secara sadar mengetahui keutamaan dan manfaat dari menabung. Hal ini
menimbulkan suatu disonansi kognitif pada masyarakat Indonesia. Masyarakat
berpendapat bahwa kebiasaan menabung hanya berlaku bagi individu yang
memiliki sisa uang dalam jumlah besar sedangkan bagi masyarakat yang
berpenghasilan menengah kebawah atau rendah cenderung kesulitan dalam hal
5
menyisihkan uangnya untuk ditabung. Hal ini merupakan pola pikir yang keliru
mengenai perilaku menabung.
Otto (2009) menjelaskan bahwa penelitian mengenai menabung saat ini
banyak berfokus pada rumah tangga dan para pekerja sehingga cenderung ada
pengabaian terhadap pelajar dan mahasiswa universitas. Gadinasyrin (2014) juga
menjelaskan bahwa perilaku menabung pada mahasiswa saat ini telah mengalami
penurunan, terutama ketika memasuki jenjang pendidikan S1. Triani (2017)
mengatakan bahwa mahasiswa adalah salah satu komponen masyarakat yang
cukup besar jumlahnya dan memiliki pengaruh yang besar terhadap kemajuan
bangsa. Pada masa kuliah, mahasiswa beralih dari sifat ketergantungan menuju
sifat mandiri secara keuangan dan menjadi waktu yang paling tepat untuk
melakukan simulasi pengelolaan keuangan untuk membentuk sikap dan cara
pandang mahasisswa terhadap uang.
Gadinasyrin (2014) mengatakan bahwa kota besar di Indonesia mengalami
perkembangan simbol pergaualan remaja seperti pusat perbelanjaan, factory
outlet, cafe, dan mall secara pesat yang menyebabkan rendahnya perilaku
menabung dan meningkatkan perilaku konsumtif terutama pada mahasiswa. Hasil
penelitian yang dilakukan Gadinasyin (2014) pada mahasiswa FPEB UPI,
menjelaskan bahwa mahasiswa menggunakan uang yang didapat dari orang
tuanya untuk nongkrong, membeli pulsa, nonton dibiskop, belanja online,
membeli pakaian dan hanya sedikit untuk ditabung. Beberapa mahasiswa
berpersepsi bahwa keputusan untuk menabung tidak terlalu penting karena
mahasiswa masih mendapatkan uang saku dari orang tua setiap bulan. Mahasiswa
6
yang memiliki sikap konsumtif yang tinggi menyebabkan perilaku menabung
menjadi hal yang sangat sulit untuk dilakukan dan dijadikan suatu budaya,
sehingga akan menimbulkan banyak permasalahan yang kompleks.
Hal ini juga didukung oleh wawancara dan pemberian kuesioner dengan
pertanyaan terbuka pada studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis kepada
20 mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Temuan yang
dihasilkan dari studi pendahuluan yakni kondisi perilaku menabung pada sebagian
besar mahasiswa termasuk kedalam kategori rendah disebabkan karena
ketidakmampuannya dalam mengelola keuangan dengan baik. Pengelolaan
keuangan mahasiswa tergolong buruk karena ketika mendapatkan uang di awal
bulan digunakan untuk keperluan konsumtif sehingga sudah habis dipakai
sebelum sampai di akhir bulan. Kendala yang ditemukan pada mahasiswa dalam
menabung disebabkan kurangnya pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan,
minat menabung, dan antusias mahasiswa untuk menabung termasuk rendah.
Kendala lain yaitu mahasiswa juga belum mandiri penuh secara keuangan dan
motivasi mahasiswa dalam melakukan kegiatan menabung bersifat jangka pendek.
Sirine dan Utami (2016) menyebutkan bahwa terdapat berbagai faktor-faktor
yang memengaruhi perilaku menabung pada mahasiswa yaitu literasi atau
pengetahuan keuangan, sosialisasi orang tua, teman sebaya dan pengendalian diri.
Thung et.al (2012) juga menyebutkan faktor-faktor yang memengaruhi perilaku
menabung pada mahasiswa yaitu literasi keuangan, sosialisasi orang tua, pengaruh
dari rekan dan kontrol diri. Wahana (2014) menyebutkan bahwa literasi keuangan,
7
kontrol diri dan pendapatan merupakan faktor-faktor yang memengaruhi perilaku
menabung mahasiswa.
Penelitian tentang perilaku menabung telah dilakukan oleh beberapa
peneliti yang dihubungkan dengan literasi keuangan (Cude et.al, 2006; Sabri &
MacDonald, 2010; Thung et.al, 2012). Sabri dan McDonald (2010) mengatakan
bahwa literasi keuangan mempunyai hubungan yang positif dan efeknya
signifikan terhadap perilaku menabung. Peneliti lain (Lusardi, 2005; Lusardi,
2008) juga menyatakan bahwa literasi keuangan sebagai penentu utama dari
perilaku menabung. Literasi keuangan sangat erat kaitannya dengan pengetahuan
keuangan. Pengelolaan keuangan seseorang sangat ditentukan oleh pengetahuan
keuangan yang dimiliki oleh setiap individu. Pengetahuan keuangan merupakan
faktor penting yang akan membantu meminimalisir resiko keuangan dan membuat
keputusan menabung. Pengetahuan keuangan menjadi suatu hal yang sangat
penting dan diperlukan untuk menangani permasalahan keuangan seperti
menyiapkan suatu anggaran, memilih investasi, asuransi dan kredit serta membuat
keputusan untuk perilaku manajemen keuangan. Individu yang memiliki
pengetahuan keuangan akan mampu mengutamakan kebutuhan yang diperlukan
dan menyimpan sebagian uangnya untuk kebutuhan jangka panjang serta
kebutuhan masa depan. (Naila, 2013)
Penentu penting lain dari perilaku menabung dan pengelolaan keuangan
individu adalah kontrol diri (Sirine & Utami, 2016). Kontrol diri memainkan
peranan penting untuk mengimplementasikan perilaku menabung. Ketika
seseorang memiliki kontrol diri yang baik dan tinggi maka akan cenderung
8
mengendalikan pengelolaan keuangannya dengan lebih baik sehingga
memunculkan niat untuk menabung. Menurut Seong et.al (2011), terdapat
pengaruh yang signifikan dari kontrol diri terhadap perilaku hemat seseorang.
Temuan menunjukkan bahwa orang lebih cenderung untuk menabung jika
mampu mengendalikan diri melalui penerapan penganggaran dan penilaian
biaya ekonomi. Averill (1973) menjelaskan bahwa kontrol diri memiliki tiga
aspek utama yaitu: kontrol perilaku, kontrol kognitif dan kontrol keputusan.
Ketiga aspek ini menjadi penting bagi individu dalam menentukan model perilaku
mana yang akan ditampilkan.
Penelitian Otto (2009) menunjukkan hasil bahwa orang tua memiliki peran
dalam mendorong anak-anaknya untuk memiliki keterampilan menabung dengan
memberikan sosialisasi keuangan dan kontrol terhadap anaknya dalam hal
pengelolaan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Furnham (1999) yang
menganalisis tentang perilaku menabung dan berbelanja anak-anak muda
menunjukkan hasil bahwa perilaku menabung dan sikap hemat seseorang
dipengaruhi oleh permintaan dan persyaratan orang tua terhadap anaknya
mengenai pengelolaan keuangan yang tepat. Gerungan (2004) mengatakan bahwa
keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia,
dimana didalam keluarga juga dijadikan tempat belajar dan tempat untuk
berinteraksi dengan kelompok. Interaksi dalam keluarga terutama orang tua
merupakan interaksi yang primer. Menurut Gadinasyrin (2014) dengan
diterapkannya perilaku menabung sejak usia dini oleh orang tua mereka terhadap
anaknya maka perilaku ini akan dapat bertahan hingga dewasa nanti.
9
Pada dasarnya, pribadi manusia tidak sanggup hidup seorang diri tanpa
lingkungan psikis atau rohaniyah walaupun secara biologis-fisiologis
memungkinkan manusia dapat mempertahankan dirinya pada tingkat kehidupan
vegetatif. Ketika seseorang sudah mulai bergaul dengan teman sebayanya, maka
terdapat peraturan dan norma yang harus dipatuhi guna melanjutkan hubungan
dengan kelompok teman sebaya, selain itu juga harus menyesuaikan diri dengan
norma yang sudah terbentuk di dalam kelompoknya serta mengebelakangkan
keinginan individual demi kebutuhan kelompoknya (Gerungan, 2004). Penelitian
Thung et.al (2012) menemukan kelompok teman sebaya memiliki pengaruh
penting terhadap perilaku menabung pada mahasiswa universitas. Kelompok
teman sebaya dapat menjalin hubungan yang lebih dekat dibandingkan dengan
orang tua. Teman sebaya juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
pengelolaan keuangan seseorang terutama pada remaja, sebab secara kuantitatif
waktu yang dihabiskan oleh remaja lebih banyak dengan kelompok teman sebaya
dibandingkan dengan orang tua.
Penelitian Kibet (2009) menyebutkan bahwa faktor lain yang memengaruhi
perilaku menabung adalah pendapatan, karena logikanya adalah jika semakin
besar pendapatan yang dimiliki oleh seseorang maka akan semakin besar pula
peluang untuk menabung, begitupun sebaliknya. Wahana (2014) juga mengatakan
bahwa pendapatan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
menabung pada mahasiswa. Penelitian lain yang dilakukan oleh Marwati (2018)
menemukan hasil bahwa pendapatan memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap perilaku menabung pada mahasiswa. Priaji (2011) di dalam
10
penelitiannya mengenai intensi menabung pada masyarakat Tangerang Selatan
juga menemukan hasil bahwa pendapatan secara positif memengaruhi intensi
menabung walaupun hasilnya tidak signifikan.
Dari fenomena dan beberapa penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka penulis ingin mengetahui ada atau tidak pengaruh dari pengetahuan
keuangan, kontrol diri, sosialisasi keuangan, kelompok teman sebaya, dan
pendapatan terhadap perilaku menabung pada mahasiswa Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis
tertarik melakukan suatu penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang
memengaruhi perilaku menabung pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta”.
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1 Pembatasan Masalah
Mahasiswa memiliki banyak masalah kompleks dalam mengelola keuangan
terutama ketika memasuki jenjang pendidikan S1. Perilaku menabung perlu
dimiliki agar mahasiswa dapat mengelola keuangannya dengan baik. Faktor-
faktor yang dapat memengaruhi perilaku menabung perlu diperhatikan. Berikut
pembatasan masalah pada penelitian adalah sebagai berikut:
1. Perilaku menabung adalah suatu pengaturan dimana suatu konsumsi ditunda
demi keamanan di kehidupan mendatang (Warneryd, 1999).
2. Pengetahuan keuangan adalah memahami ilmu dasar keuangan serta dapat
menerapkan dengan benar dalam mengelola dan mengambil keputusan
keuangan (Chen dan Volpe, 1998)
11
3. Kontrol diri adalah kemampuan individu untuk memodifikasi perilaku,
mengelola informasi yang tidak diinginkan, dan memilih tindakan berdasarkan
yang diyakininya yang terdiri atas kontrol perilaku, kontrol keputusan dan
kontrol kognitif (Averill, 1973).
4. Sosialisasi keuangan adalah proses untuk memperoleh pembelajaran secara
menyeluruh mengenai praktik keuangan dari orang tua terhadap anaknya sejak
kecil hingga dewasa (Otto, 2009).
5. Kelompok teman sebaya adalah suatu kelompok anak-anak dengan tingkat
umur yang sama dimana terjadi interaksi dalam hubungan pergaulan yang
simetris dan timbal balik (Otto, 2009).
6. Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima (per bulan) yang diukur dalam
satuan mata uang (Rupiah). Pendapatan dalam penelitian ini diukur dengan
total penerimaan mahasiswa yang berasal dari transfer orang tua/saudara,
beasiswa atau pekerjaan sampingan.
7. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memiliki rekening
tabungan di Bank dengan rentangan usia (18 – 24 tahun).
1.2.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan pengetahuan keuangan, kontrol diri,
sosialisasi keuangan, kelompok teman sebaya, dan pendapatan terhadap
perilaku menabung mahasiswa?
12
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan pengetahuan keuangan terhadap
perilaku menabung mahasiswa?
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan kontrol perilaku dalam kontrol diri
terhadap perilaku menabung mahasiswa?
4. Apakah ada pengaruh yang signifikan kontrol kognitif dalam kontrol diri
terhadap perilaku menabung mahasiswa?
5. Apakah ada pengaruh yang signifikan kontrol keputusan dalam kontrol diri
terhadap perilaku menabung mahasiswa?
6. Apakah ada pengaruh yang signifikan sosialisasi keuangan terhadap perilaku
menabung mahasiswa?
7. Apakah ada pengaruh yang signifikan pengaruh kelompok teman sebaya
dalam kontrol diri terhadap perilaku menabung mahasiswa?
8. Apakah ada pengaruh yang signifikan pendapatan terhadap perilaku
menabung mahasiswa?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pengetahuan keuangan,
kontrol diri (kontrol perilaku, kontrol kognitif, kontrol keputusan ), sosialisasi
keuangan, kelompok teman sebaya, dan pendapatan terhadap perilaku
menabung pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh masing-masing
variabel terhadap perilaku menabung mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
13
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
memberikan kontribusi yang positif bagi berkembangnya ilmu pengetahuan,
khsusunya dalam bidang Psikologi, khususnya dalam Psikologi Industri dan
Organisasi dan Psikologi Sosial.
2. Manfaat secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bermanfaat
untuk mengetahui fakta mengenai perilaku menabung yang selama ini belum
diketahui atau disadari oleh mahasiswa serta dapat digunakan sebagai bahan
masukan dan juga dapat membantu penerapan edukasi praktis serta
pertimbangan dalam mengatur keuangan yang lebih baik, dan juga dapat
dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya. Hasil penelitian yang terkait
juga dapat dimanfaatkan bagi masyarakat seperti keluarga, pihak bank dan
pemerintah dalam meningkatkan perilaku menabung, khususnya pada
mahasiswa.
14
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Perilaku Menabung
2.1.1 Pengertian Perilaku Menabung
Menurut pandangan ahli ekonomi klasik yang terkenal Keynes (1935)
menjelaskan bahwa tabungan merupakan bagian dari pendapatan suatu periode
tertentu yang tidak habis dikonsumsi. Menabung adalah kelebihan dari
pendapatan yang melebihi pengeluaran konsumsi dalam suatu periode tertentu,
atau sebagai selisih antara kekayaan bersih pada akhir periode dan kekayaan
bersih pada awal periode. Tabungan dapat juga diartikan sebagai sisa pendapatan
yang tidak dibelanjakan guna memenuhi suatu kebutuhan.
Mengacu pada Theory of Planned Behavior (TPB) yang diperkenalkan
oleh Ajzen (1991) yang merupakan pengembangan dari Theory of Reasoned
Action menjelaskan mengenai tiga konsep di antaranya: sikap terhadap perilaku
(attitude towards the behavior), norma subjektif (subjective norm) dan
kontrol perilaku yang dirasakan (perceived behavioral control). Perceived
Behavior Control (PBC) menunjukkan suatu hal dimana individu merasa bahwa
tampil atau tidaknya suatu perilaku adalah dibawah pengendaliannya secara
penuh. Individu cenderung tidak akan membentuk suatu niat atau intensi yang
kuat untuk menampilkan suatu perilaku tertentu, jika individu mempercayai
bahwa individu tidak memiliki sumber atau kesempatan untuk melakukannya.
Meskipun individu memiliki sikap positif dan percaya bahwa kelompok yang
berpengaruh bagi individu akan menyetujui.
15
Menurut Werneryd (1999) dalam bukunya yang berjudul The Psychology of
Saving: A Study on Economic Psychology menyatakan bahwa perilaku menabung
suatu pengaturan dimana suatu konsumsi ditunda demi keamanan di kehidupan
mendatang. Perilaku menabung sendiri mensyaratkan seseorang untuk bisa
disiplin dalam hal mengatur keuangan demi terpenuhinya kebutuhan di masa
depan. Menabung sebagai sifat hemat dapat dijadikan sifat positif apabila dengan
konsisten akan meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Menabung dalam
juga dimaksudkan sebagai suatu tindakan yang dilakukan dengan tidak
menghabiskan uang untuk periode saat ini karena untuk digunakan di masa
depan. Di sisi lain, orang cenderung mendefinisikan tabungan secara lebuh luas
yaitu sebagai kegiatan investasi, menempatkan uang di rekening bank,
berspekulasi dan melunasi hipotik.
Bank Indonesia (2010) menjelaskan bahwa menabung adalah suatu kegiatan
menyisihkan uang untuk mencapai target dana tertentu supaya dapat digunakan
untuk suatu tujuan tertentu di masa yang akan datang. Perilaku menabung
merupakan suatu perilaku yang dilakukan seseorang dengan menyisikan sebagian
pendapatannya untuk dapat disimpan dan digunakan di masa depan. Perilaku
menabung didasarkan pada besar pendapatan yang diterima untuk keperluan
konsumsi dan pendapatan yang akan disisihkan untuk ditabung. Hal lainnya yaitu
adanya suatu kesanggupan untuk menabung serta ada kemauan untuk menabung,
dimana keduanya saling berhubungan satu sama lain. Ketika keduanya saling
berkesinambungan maka akan mengarahkan ke perilaku keuangan yang baik demi
kesejahteraan individu.
16
Gadinasyrin (2014) juga menjelaskan bahwa perilaku menabung merupakan
sikap yang positif, dimana didalamnya terdapat makna yang luar biasa, yaitu sikap
menahan diri dan jujur. Pola konsumsi masyarakat sangat berpengaruh terhadap
perilaku menabung. Dengan diterapkannya perilaku menabung sejak usia dini,
maka perilaku ini akan terbawa hingga dewasa nanti dan menjadi suatu kebiasaan.
Menurut Wahana (2014) perilaku menabung merupakan suatu keputusan dari
seseorang apakah akan memilih untuk melakukan kegiatan menabung atau tidak
melakukan kegiatan menabung. Keputusan seseorang untuk menabung atau tidak
akan sangat menentukan perilaku seseorang dalam mengelola keuangannya
dengan baik.
Berdasarkan definisi menurut para ahli, penulis menyimpulkan bahwa
perilaku menabung merupakan suatu perilaku dimana suatu konsumsi ditunda
demi keamanan untuk kehidupan di masa yang akan datang.
2.1.2 Indikator perilaku menabung
Perilaku menabung merupakan variabel yang undimensional dimana menurut
Werneryd (1999) terdapat tiga indikator yaitu:
1. Persepsi kebutuhan masa depan yaitu suatu pandangan mengenai kebutuhan
akan masa depan seperti melakukan menabung secara teratur dan
berkesinambungan demi terpenuhinya kebutuhan akan masa depan.
2. Keputusan menabung yaitu mengambil sebuah keputusan untuk melakukan
perilaku menabung untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
3. Tindakan penghematan yaitu melakukan suatu kegiatan penghematan dalam
kegiatan menabung seperti menjalani pola hidup sederhana.
17
2.1.3 Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku menabung
Dari berbagai artikel yang telah dibaca penulis, ada faktor-faktor yang
memengaruhi perilaku menabung, yaitu:
1. Literasi atau Pengetahuan Keuangan
Penelitian oleh Sabri dan MacDonald (2010) mengungkapkan bahwa literasi
atau pengetahuan keuangan merupakan faktor penting dalam memprediksi
perilaku menabung individu. Selain itu, penelitian Sirine dan Utami (2016)
juga menunjukkan bahwa literasi keuangan memiliki efek positif terhadap
perilaku menabung mahasiswa.
2. Kontrol Diri
Kontrol diri berkorelasi signifikan pada variabel perilaku menabung pada
mahasiswa (Wahana, 2014). Penelitian Lim et.al (2011) juga penelitian Sirine
dan Utami (2016) mengungkapkan bahwa kontrol diri memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap perilaku menabung. Kontrol diri yang kuat atas
keputusan menabung, investasi dan konsumsi individu merupakan salah satu
yang mempengaruhi perilaku menabung yang baik (Webley dan Nyhus,
2006).
3. Sosilasasi Keuangan Orang tua
Penelitian Amilia et.al (2018) menjelaskan bahwa sosialisasi orang tua
berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku menabung. Triani (2017) dan
Putra (2018) menyebutkan bahwa sosialisasi orang tua berpengaruh positif
terhadap perilaku menabung mahasiswa. Artinya, orang tua memberikan
18
peran yang penting bagi proses belajar anak mengenai keuangan serta
pengelolaan keuangan yang baik.
4. Teman Sebaya
Penelitian Wulandari dan Hakim (2015) menjelaskan bahwa teman sebaya
beroengaruh terhadap manajemen keuangan pribadi khususnya menabung
pada mahasiswa. Otto (2009) memperkuat temuan bahwa perilaku menabung
mahasiswa lebih berorientasi kepada rekan individu karena individu banyak
menghabiskan waktu dengan teman sebaya.
5. Motif Menabung
Penelitian Marwati (2018) menunjukan bahwa motif menabung memberikan
pengaruh yang besar terhadap perilaku menabung mahasiswa, karena pada
dasarnya tanpa adanya motif menabung maka individu cenderung tidak
melakukan kegiatan menabung dan lebih suka menghabiskan uang jangka
pendek.
6. Religiusitas
Zulhari (2005) mengungkapkan bahwa terhadap hubungan yang signifikan
antara religiusitas dengan perilaku menabung di bank syariah.
7. Pendapatan
Prediktor signifikan yang bepengaruh dalam perilaku menabung adalah
pendapatan (Kibet, 2009). Keynes dalam Sukirno (2004) faktor pendapatan
erat kaitannya dengan teori tabungan. Besarnya tabungan yang dilakukan oleh
rumah tangga bukan bergantung kepada tinggi rendahnya suku bunga,
19
melainkan bergantung kepada besar kecilnya tingkat pendapatan rumah
tangga.
Berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi perilaku menabung diatas,
penulis mengambil faktor yaitu pengetahuan keuangan, kontrol diri, sosialisasi
keuangan, kelompok teman sebaya dan pendapatan. Alasan penulis mengambil
faktor pengetahuan keuangan karena pengetahuan merupakan hal penting yang
utama ketika individu akan melakukan pengelolaan keuangan yang terbaik bagi
kesejahteraannya. Selanjutnya, kontrol diri merupakan faktor psikologi positif
yang berasal dari internal individu sehingga menjadi penting karena keputusan
yang diambil individu berdasarkan pengendalian diri secara penuh. Sosialisasi
keuangan orang tua dan kelompok teman sebaya merupakan norma subyektif
yang memengaruhi individu dalam mengambil suatu keputusan keuangan yang
tepat. Selanjutnya, pendapatan juga merupakan hal yang utama sebab ketika
seseorang melakukan keputusan menabung maka individu memiliki pendapatan
yang dapat dikelola dengan seimbang untuk dapat dihabiskan untuk konsumsi
serta sebagian disisihkan untuk ditabung. Dari penelitian sebelumnya juga banyak
penelitian yang mengatakan bahwa semua hal diatas memengaruhi perilaku
menabung.
2.1.3 Pengukuran Perilaku Menabung
Terdapat beberapa pengukuran perilaku menabung diantaranya, yaitu :
1. Pengukuran perilaku menabung menggunakan skala pengukuran dari
Werneryd (1999). Skala ini dibuat menggunakan skala Likert.
20
2. Pengukuran perilaku menabung menggunakan skala yang diadaptasi dan
dikembangkan dari Thung et.al (2012) yang terdiri dari 8 item. Skala ini
dibuat menggunakan skala Likert.
3. Pengukuran perilaku menabung yang dikembangkan oleh penelitian Marwati
(2018) terdiri dari 14 item pernyataan. Skala ini dibuat menggunakan skala
Likert.
Berdasarkan penjelasan beberapa alat ukur di atas, sesuai yang telah
digunakan dalam penelitian sebelumnya terkait dengan perilaku menabung,
penulis memutuskan untuk menggunakan alat ukur yang mengacu pada Werneryd
(1999) yang telah dimodifikasi dan dikembangkan oleh penulis sesuai dengan
yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
2.2 Pengetahuan keuangan
2.2.1 Pengertian pengetahuan keuangan
Pengetahuan keuangan menurut Chen dan Volpe (1998) adalah memahami ilmu
dasar keuangan serta dapat menerapkan dengan benar dalam mengelola dan
mengambil keputusan keuangan. Garman dan Forgue (2006) mendefinisikan
pengetahuan keuangan sebagai pengetahuan mengenai fakta keuangan pribadi
dan istilah untuk pengelolaan keuangan pribadi yang sukses. Pengetahuan
keuangan merupakan salah satu bagian dari literasi keuangan. Pengetahuan
mengenai keuangan saat ini menjadi hal yang sangat penting bagi individu agar
tidak salah langkah dalam mengambil keputusan untuk pengelolaan keuangan
yang tepat. Pengetahuan keuangan juga sangat berguna untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kesuksesan pada kehidupan pribadi seseorang.
21
Menurut Ida dan Chynthia Yohana Dwinta (2010) pengetahuan keuangan
merupakan dasar faktor kritis dalam pengambilan keputusan keuangan secara
bijaksana. Pengetahuan keuangan merupakan salah satu hal penting dalam literasi
keuangan. Menurut Yopie dan Dewi Astuti (2015) pengetahuan keuangan
merupakan kemampuan untuk memahami, menganalisis dan mengelola keuangan
untuk membuat sesuatu keputusan keuangan yang tepat agar terhindar dari
masalah keuangan. Individu pasti mengingkan untuk memiliki kehidupan yang
berkualitas dan terhindar dari masalah keuangan.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengetahuan
keuangan adalah memahami ilmu dasar keuangan serta dapat menerapkan dengan
benar dalam mengelola dan mengambil keputusan keuangan.
2.2.2. Indikator pengetahuan keuangan
Indikator yang digunakan dalam pengukuran pengetahuan keuangan Chen dan
Volve (1998) yaitu:
1. Pengetahuan umum keuangan pribadi adalah proses perencanaan dan
pengendalian keuangan dari unit individu. Pengetahuan secara umum
mengenai pengelolaan keuangan pribadi seperti keamanan menyimpan uang
dirumah, pengetahuan mengenai instrumen keuangan pribadi, dan
pengetahuan mengenai perencanaan keuangan yang tepat bagi pribadi.
2. Pengetahuan investasi adalah pengetahuan mengenai suatu bentuk
pengalokasian pendapatan yang dilakukan saat ini untuk memperoleh manfaat
keuntungan (return) di kemudian hari yang dapat melebihi modal investasi
22
yang dikeluarkan pada saar ini. Pengetahuan mengenai investasi seperti
keuntungan dan kerugian dari investasi saham dan obligasi.
3. Pengetahuan tabungan dan utang adalah pengetahuan mengenai transaksi dan
bentuk simpanan di Bank dalam bentuk tabungan (uang yang tidak
dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga di masa depan)
dan bagaimana cara mengelola utang yang tepat.
4. Pengetahuan asuransi adalah pengetahuan mengenai jenis asuransi dan premi
asuransi yang tepat sebagai salah satu bentuk pengendalian resiko yang
dilakukan dengan cara mengalihkan atau transfer resiko dari satu pihak ke
pihak lain.
2.2.3 Pengukuran pengetahuan keuangan
Terdapat beberapa pengukuran pengetahuan keuangan diantaranya, yaitu :
1. Pengukuran pengetahuan keuangan yang dikembangkan oleh Chen dan Volve
(1998). Skala ini dibuat menggunakan skala Likert.
2. Pengukuran pengetahuan keuangan menggunakan skala yang diadaptasi dan
dikembangkan dari oleh Thung et.al (2012). Skala ini dibuat menggunakan
skala Likert.
3. Pengukuran pengetahuan keuangan yang dikembangkan oleh Andrew dan
Linawati (2014) yang terdiri dari 10 item. Skala ini dibuat menggunakan skala
Likert.
Berdasarkan penjelasan beberapa alat ukur di atas, penelitian ini menggunakan
alat ukur yang dikembangkan oleh Chen dan Volpe (1998) dan diadaptasi oleh
23
penulis. Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model skala
Likert dengan empat opsi jawaban.
2.3 Kontrol Diri
2.3.1 Pengertian kontrol diri
Averill (1973) menjelaskan mengenai pengertian kontrol diri yaitu suatu variabel
psikologi yang mencakup kemampuan individu untuk memodifikasi perilaku,
kemampuan individu dalam mengelola informasi yang tidak diinginkan, dan
kemampuan individu untuk memilih tindakan berdasarkan yang individu yakini.
Adanya kontrol diri menjadikan individu dapat memandu, mengarahkan dan
mengatur perilakunya dengan kuat pada akhirnya menuju pada konsekuensi yang
positif.
Kontrol diri adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengatur
emosi dan keinginan seseorang. Hal ini ditandai dengan disiplin diri dan
kemampuan untuk menunda kepuasan. Kontrol diri mengacu kepada kapasitas
untuk menahan suatu respons yang akan memunculkan respons yang berbeda.
Kontrol diri memegang perenan penting dalam memahami sifat dasar dan fungsi
dari kontrol diri. Biasanya kontrol diri sering dibahas kaitannya dengan
kemampuan menunda kepuasan dan menilai konsekuensi jangka pendek dan
jangka panjang perilaku (Baumeister 2002).
Tangney et.al (2004) menjelaskan tentang kontrol diri merupakan suatu
kemampuan untuk mengesampingkan atau mengubah respon batin dari seseorang,
seperti menahan diri dari kecenderungan perilaku yang menganggu atau perilaku
yang tidak diinginkan.Kontrol diri menurut Ghufron (2014) dijelaskan sebaagai
24
suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungan.
Selain itu, kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku
sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan
sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan menarik
perhatian, keinginan mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, dan
menutupi perasaannya.
Jadi, kontrol diri dalam penelitian ini adalah kemampuan individu untuk
memodifikasi perilaku, mengelola informasi yang tidak diinginkan, dan memilih
tindakan berdasarkan yang ia yakini.
2.3.2 Aspek-aspek kontrol diri
Averil (1973) membagi jenis kontrol diri menjadi 3 yaitu kontrol perilaku, kontrol
kognitif dan kontrol keputusan, penjelasannya yaitu:
1. Kontrol perilaku, merupakan kesiapan seorang merespon suatu stimulus yang
secara langsung memperoleh keadaan tidak menyenangkan dan langsung
mengantisipasinya. Kemampuan ini terperinci menjadi dua komponen, yaitu :
pertama, mengatur pelaksanaan yang merupakan kemampuan individu untuk
menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan. Kedua,
kemampuan memodifikasi stimulus yaitu merupakan kemampuan untuk
mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki
dihadapi. Individu yang mempunyai kemampuan mengontrol diri yang baik
akan mampu mengatur perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya
dan jika tidak mampu individu akan menggunakan sumber eksternal.
25
Kemampuan mengatur stimulus merupakan kemampuan untuk mengetahui
bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi.
2. Kontrol kognitif yaitu kemampuan individu dalam mengolah informasi yang
tidak diinginkan, dengan menginterpretasi, menilai atau menghubungkan
suatu kejadian dengan mengurangi tekanan dalam kerangka kognitif sebagai
adaptasi psikologis. Aspek ini terdiri atas dua komponen yaitu
mempertimbangkan keadaan dan melakukan penilaian. Dengan informasi
yang dimiliki oleh individu mengenai suatu keadaan yang tidak
menyenangkan, individu dapat mengantisipasi keadaan dengan berbagai
pertimbangan. Melakukan penilaian berarti individu berusaha menilai dan
menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-
segi positif secara subjektif.
3. Kontrol keputusan yaitu kemampuan individu untuk memilih hasil atau suatu
tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini. Terbagi menjadi dua aspek
yaitu kemampuan mengantisipasi peristiwa dan kemampuan menafsirkan
peristiwa. Aspek ini merujuk pada kemampuan individu dalam membuat
pertimbangan dan menilai situasi terlebih dahulu sebelum melakukan
tindakan. Kemampuan mengontrol diri terletak kepada kekuatan dari ketiga
aspek. Kemampuan mengontrol diri ditentukan oleh seberapa jauh salah satu
aspek mendominasi atau kombinasi tertentu dari berbagai aspek dalam
mengontrol diri.
2.3.2 Pengukuran kontrol diri
Terdapat beberapa pengukuran kontrol diri diantaranya, yaitu :
26
1. Skala pengukuran yang dikembangkan oleh Averill (1973) yang telah banyak
digunakan oleh peneliti lain, terdiri atas tiga aspek didalamnya, antara lain
mengukur mengenai behavioral control (adanya kontrol perilaku), cognitive
control (adanya kontrol kognitif/proses berfikir), decisional control (adanya
kontrol keputusan). Skala ini buat dengan menggunakan skala Likert.
2. The Self Control Behavior Inventory yang dikembangkan oleh Tangney et.al
(2004) merupakan sekumpulan daftar periksa untuk penilaian perilaku secara
observasional melalui perilaku yang memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan tindakan self-report. Akan tetapi, pengukuran ini jauh lebih sulit
untuk digunakan karena membutuhkan waktu pengamat yang terlatih dan
sampel perilaku yang representatif untuk observasi.
3. The Self Control Schedule dikembangkan oleh Rosenbaum (1980) yaitu
ditujukan secara khusus dan digunakan pada sampel klinis yang berfokus
kepada penggunaan strategi seperti adanya self-diistraction dan reframing
kognitif dalam memecahkan masalah perilaku tertentu. (Tangney et.al, 2004)
4. Pengukuran kontrol diri yang dikembangkan dan diadaptasi oleh Thung et.al
(2012) yang terdiri dari 10 item dan digambarkan merupakan unidimensional.
Skala ini dibuat menggunakan skala Likert.
Berdasarkan penjelasan beberapa alat ukur di atas, sesuai yang telah
digunakan dalam penelitian sebelumnya terkait dengan kontrol diri, maka penulis
memutuskan untuk menggunakan alat ukur yang mengacu dan diadaptasi dari
teori Averill (1973) yang telah dimodifikasi oleh penulis. Skala pengukuran ini
27
menggunakan skala Likert.Alat ukur kontrol diri dari Averill masih banyak
digunakan oleh beberapa peneliti hingga saat ini.
2.4 Sosialisasi Keuangan
2.4.1 Pengertian sosialisasi keuangan
Menurut Bandura (1986) sosialisasi orang tua termasuk kedalam suatu
pembelajaran sosial. Sosialisasi orang tua adalah proses belajar mengenai nilai-
nilai dan norma-norma, kebiasaan, sikap dan tingkah laku yang berlaku di dalam
masyarakat yang dipelajari melalui orang tua sebagai media sosialisasinya. Dalam
sosialisasi ada hubungan tiga arah yang saling mengunci dan berpengaruh
anatar satu dengan yang lainnya yaitu tingkah laku, lingkungan dan peristiwa-
peristiwa batin yang memengaruhi persepsi dan tindakan. Danes (1994)
menyatakan bahwa sosialisasi keuangan adalah proses memperoleh dan
mengembangkan nilai-nilai, sikap, standar, norma, pengetahuan, dan perilaku
yang berkontribusi untuk mengelola keuangan dan kesejahteraan individu.
Menurut Otto (2009) menjelaskan bahwa sosialisasi keuangan adalah proses
untuk memperoleh pembelajaran secara menyeluruh mengenai praktik keuangan
praktik keuangan seperti perbankan, penganggaran, tabungan, asuransi dan
penggunaan kartu kredit dari orang tua terhadap anaknya sejak kecil hingga
dewasa. Sosialisasi keuangan menurut Gudmunson (2011) dalah proses yang
meliputi sikap keuangan, pengetahuan keuangan, dan kemampuan keuangan.
Kemampuan yang mendorong individu untuk melakukan dan memiliki
keterampilan yang menjadi kemahiran dalam menentukan sikap keuangan.
28
Jadi sosialisasi keuangan orang tua dalam penelitian ini adalah proses untuk
memperoleh pembelajaran secara menyeluruh mengenai praktik keuangan dari
orang tua terhadap anaknya sejak kecil hingga dewasa.
2.4.2 Indikator sosialisasi keuangan
Indikator sosialisasi keuangan orang tua menurut Otto (2009) yaitu:
1. Penanaman kedisiplinan yaitu penanaman nilai dan norma kedisiplinan pada
anak-anaknya secara berkesinambungan.
2. Kebebasan serta penyerasiannya adalah orang tua memberikan kebebasan
kepada anak dalam hal memilih dan menentukan sikap atau perilaku akan
tetapi orangtua senantiasa untuk menyerasikan dengan nilai dan norma yang
berlaku agar anak tidak salah dalam berperilaku.
3. Penghargaan adalah orang tua memberikan penghargaan atau reward kepada
anaknya untuk membentuk atau memperkuat perilaku yang baik seperti
perilaku menabung.
4. Keteladanan adalah orang tua memberikan contoh dan menjadi penutan bagi
anak-anaknya terutama dalam hal berperilaku hemat dan menabung.
2.4.3 Pengukuran sosialisasi keuangan
Terdapat beberapa pengukuran sosialisasi keuangan diantaranya, yaitu :
1. Pengukuran sosialisasi keuangan yang dikembangkan oleh Otto (2009)
dengan menggunakan skala Likert.
2. Alat ukur yang digunakan dan dikembangkan oleh Gudmunson (2011). Alat
ukur ini pada akhirnya akan menghasilakan mengenai perilaku keuangan dan
kesehajteraan keuangan.
29
3. Alat ukur sosialisasi keuangan yang dikembangkan dari Thung et.al (2012)
dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari 8 item.
4. Pengukuran sosialisasi orang tua yang didefinisikan menjadi pendidikan
keuangan dalam keluarga yang terdiri dari 6 item yang dikembangkan oleh
Triani (2017) menggunakan skala Likert.
Berdasarkan penjelasan beberapa alat ukur di atas, penulis memutuskan untuk
menggunakan alat ukur yang mengacu dan diadaptasi dari Otto (2009) yang telah
dimodifikasi oleh penulis. Skala pengukuran ini menggunakan skala Likert.
2.5 Kelompok teman sebaya
2.5.1 Pengertian kelompok teman sebaya
Menurut Mapierre (1982) mengenai kelompok teman sebaya adalah suatu
lingkungan sosial pertama dimana remaja belajar untuk hidup bersama dengan
orang lain yang bukan merupakan anggota keluarganya. Lingkungan teman
sebaya adalah lingkungan yang baru akan tetapi tidak jauh berbeda dengan
lingkungan keluarga, yakni memiliki nilai, norma serta aturan tersendiri di dalam
kelompoknya. Kelompok teman sebaya dijadikan salah satu lingkungan untuk
tempat belajar bagaimana bersosialisasi dan bertingkah laku dengan orang lain.
Menurut Hurlock (1999), kelompok teman sebaya adalah kelompok anak
remaja tertentu yang saling berinteraksi dimana didalamnya terdapat peraturan
dan tradisi hingga bahasa tersendiri. Kelompok teman sebaya juga dianggap
sebagai salah satu agen atau lembaga sosialisasi yang primer dan penting
disamping keluarga yang mengajarkan cara hidup bermasyarakat. Remaja sebagai
agen sosialisasi dengan teman sebayanya memberikan pengaruh penting karena
30
remaja banyak menghabiskan waktu bersama dengan kelompok teman sebayanya
baik disekolah maupun diluar sekolah.
Piaget dan Sullivian (dalam Santrock, 2007) mengatakan bahwa kelompok
teman sebaya merupakan sekumpulan anak-anak atau remaja yang memiliki usia
atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama yang saling berinteraksi.
Kelompok teman sebaya memberikan sebuah tempat untuk para remaja
melakukan sosialisasi dalam suasana dan aturan-aturan serta norma bersama yang
diciptakan oleh kelompoknya sendiri. Kelompok teman sebaya memberikan
kontribusi baik secara positif maupun negatif bagi perkembangan kepribadian
remaja. Kelompok teman sebaya menurut Otto (2009) adalah suatu kelompok
anak-anak dengan tingkat umur yang sama dimana terjadi interaksi dalam
hubungan pergaulan yang simetris dan timbal balik, dimana ketika remaja
hubungan dengan teman sebaya menjadi lebih kuat dibandingkan dengan
hubungan seorang anak terhadap orangtuanya.
Menurut Ivor Morish (dalam Ahmadi, 2007) kelompok teman sebaya adalah
kelompok yang terdiri atas sejumlah individu yang sama, para individu yang
merupakan anggota kelompok teman sebaya memiliki persamaan dalam berbagai
aspeknya. Persamaan yang penting terutama terdiri atas persamaan usia dan status
sosialnya. Kelompok teman sebaya juga merupakan kelompok persahabatan
sebagai media untuk mewujudkan nilai sosial dalam melakukan prinsip
kerjasama, tanggung jawab dan kompetisi. Jadi, sebagaimana yang telah
dijabarkan mengenai pengertian menurut para ahli. Penulis menyimpulkan bahwa
kelompok teman sebaya dalam penelitian ini adalah suatu kelompok anak-anak
31
dengan tingkat umur yang sama dimana terjadi interaksi dalam hubungan
pergaulan yang simetris dan timbal balik.
2.5.1 Indikator kelompok teman sebaya
Menurut Thung et.al (2012) mengemukakan bahwa indikator-indikator dari
kelompok teman sebaya yaitu :
1. Melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya, yakni dengan melakukan
interaksi satu sama lain didalam pergaulan sehingga tumbuh rasa saling
percaya dalam satu kelompok dan terjalin hubungan yang simetris dan saling
timbal balik.
2. Memberikan dorongan serta dukungan dari teman sebaya, yakni setiap
anggota kelompok akan memberikan motivasi yang mendorong serta
dukungan yang positif kepada temannya.
3. Memberikan pengetahuan atau pengalaman baru dari teman sebaya, yakni
dengan saling berbgi pengetahuan juga pengalaman yang baru satu sama
lainnya untuk menjadi suatu pembelajaran sosial.
4. Mengikuti kebiasaan dari teman sebaya atau tidak jauh berbeda dengan
konformitas karena hal ini merupakan hal yang sangat berpengaruh dan
menjadi acuan pada masa remaja.
2.5.2 Pengukuran kelompok teman sebaya
Terdapat beberapa pengukuran teman sebaya, diantaranya, yaitu :
1. Pengukuran kelompok teman sebaya yang dikembangkan oleh Otto (2009).
Skala dibuat menggunakan skala Likert.
32
2. Alat ukur teman sebaya yang diadaptasi dan dikembangkan dari Thung et.al
(2012) dengan menggunakan skala Likert.
3. Pengukuran teman sebaya yang dikembangkan oleh Marwati (2018). Skala ini
dibuat menggunakan skala Likert.
Berdasarkan penjelasan beberapa alat ukur di atas, sesuai yang telah
digunakan dalam penelitian sebelumnya terkait dengan teman sebaya, penulis
memutuskan untuk menggunakan dan memodifikasi alat ukur yang mengacu
pada Thung et.al (2012) dengan menggunakan skala Likert dengan 4 opsi pilihan
jawaban.
2.6 Pendapatan
2.6.1 Pengertian Pendapatan
Suroto (2000) mendefinisikan pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa
uang maupun berupa barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri
yang dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu. Pendapatan
merupakan sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
dan sangat penting bagi kelangsungan hidup seseorang baik secara langsung
maupun tidak langsung. Keynes dalam Priaji (2011) memberikan rumusan
mengenai saving atau tabungan, formulasinya adalah S = Y – C, dimana
tabungan dimaksudkan dengan suatu pendapatan yang akan dikurangi dengan
pengeluaran konsumsi.
Lee et.al (2000) juga menemukan temuan bahwa ketika pendapatan rendah
maka akan menurunkan kemungkinan untuk dapat menabung. Cnoqvist dan
Siegel (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa perilaku menabung
33
berkorelasi positif dengan beberapa variabel diantaranya adalah income growth
(pertumbuhan pendapatan). Jadi, pengertian pendapatan dalam penelitian ini
adalah jumlah uang yang diterima perbulan dari aktivitasnya berupa menjual
produk dan/atau jasa kepada pelanggan atau perusahaan sampai pada saat
pengumpulan data penelitian yang diukur dalam satuan mata uang (Rupiah).
2.6.2 Pengukuran pendapatan
Alat ukur variabel pendapatan, adalah jumlah uang yang diterima (per bulan) yang
diukur dalam satuan mata uang (Rupiah). Pendapatan dalam penelitian ini diukur
dengan total penerimaan mahasiswa yang berasal dari transfer orang tua,
beasiswa atau pekerjaan sampingan. Pendapatan dikategorisasikan menjadi 4
bagian yaitu (< Rp. 1000000), (Rp. 1000000 – Rp.2000000), (Rp. 2000000 –
Rp.3000000) dan (Rp. 3000000 – Rp.4000000).
2.7 Kerangka Berpikir
Banyak tokoh psikologi ekonomi yang mengkaji perilaku tertentu, salah satunya
adalah mengenai perilaku menabung.perilaku menabung menjadi salah satu kajian
yang banyak dilakukan karena sangat berpengaruh terhadap diri sendiri maupun
negara. Pada mahasiswa S1 khususnya hal ini menjadi penting sebab mahasiswa
diharapkan mampu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Mahasiswa mempunyai tanggung jawab secara keuangan
dan diharapkan mampu membuat keputusan keuangan yang tepat dalam rangka
mencapai kesuksesan dan kemakmuran di masa depan. Mahasiswa merupakan
agen perubahan salah satunya dalam bidang ekonomi. Oleh karena itu diperlukan
hal-hal yang bisa diduga untuk memperkuat perilaku menabung, yaitu
34
pengetahuan keuangan, kontrol perilaku, kontrol kognitif, kontrol keputusan,
sosialisasi keuangan, kelompok teman sebaya, dan pendapatan.
Pengetahuan keuangan memprediksikan perilaku menabung. Mahasiswa
dengan pengetahuan keuangan yang baik dan lengkap akan mampu menerima
manfaat menabung dan permasalahan yang terjadi apabila menabung tidak
dilakukan. Keyakinan yang positif ini akan mendorong individu melakukan
perilaku menabung dan manajemen keuangannya dengan tepat. Penelitian Sabri
dan MacDonald (2010) juga menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki
pengetahuan lebih besar pada keuangan pribadi cenderung memiliki perilaku
menabung efektif.
Mahasiswa dengan level kontrol diri yang tinggi akan memiliki kemampuan
untuk mengidentifikasi dan mengatur emosi serta keinginannya dengan tepat.
Mahasiswa yang memiliki kontrol diri yang kuat, mereka mampu membuat
pertimbangan dengan memilih sebelum mengambil sebuah keputusan Hal ini
ditandai dengan disiplin diri dan kemampuan untuk menunda kepuasan yang
akan mendorongnya untuk menabung. ketika seseorang memiliki kemampuan
untuk mengontrol dirinya sendiri yang tergantung kepada dua kekuatan yaitu
keinginan dan kemauan. Kontrol diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perilaku menabung menurut penelitian Lim et.al (2011) . Menurut penelitian
Seong (2011) terdapat pengaruh yang signifikan dari kontrol diri terhadap
perilaku hemat.
Sosialisasi keuangan orang tua memengaruhi perilaku menabung pada
mahasiswa. Dalam sosialisasi, keluarga merupakan agen sosialisasi pertama
35
termasuk orang tua didalamnya. Orang tua dapat menjadi panutan yang akan
memberikan teladan mengenai perkembangan penganggaran keuangan mereka.
Orang tua yang memberikan sosialisasi kepada anaknya sejak usia dini maka akan
berpengaruh pada saat anak berusia dewasa. Sosialisasi yang dilakukan oleh orang
tua kepada anaknya dengan baik akan memberikan pengaruh yang besar bagi
kesejahteraan hidupnya. Menurut penelitian Widayati (2014) terdapat pengaruh
yang signifikan dari sosialisasi keuangan orang tua terhadap perilaku menabung.
Kelompok teman sebaya juga memberikan pengaruh terhadap mahasiswa
dalam hal pengelolaan keuangan terutama perilaku menabung pada mahasiswa.
Teman sebaya menjadi hal yang utama dalam menjalani masa perkuliahan yang
akan menjadi salah satu kunci dalam memberikan informasi dan juga berperan
sebagai penasehat keuangan. Remaja banyak menghabiskan waktu dengan
temannya terutama dalam pergaulan. Ketika remaja sangat dekat dengan
temannya, maka kepercayaan terhadap teman sebaya akan meningkat.Kebutuhan
pengakuan diri juga sangat besar dalam masa ini. Dalam islam disebutkan bahwa
akhlak seseorang bergantung kepada dengan siapa kita bergaul. Jika kita bergaul
dengan penjual minyak wangi, maka akan terkena wanginya. Begitupun
sebaliknya.
Secara logika, tabungan seseorang akan sangat dipengaruhi oleh tingkat
pendapatannya. Semakin tinggi pendapatan maka akan semakin tinggi pula
tabungan yang dimiliki. Pendapatan yang dimiliki oleh seseorang jika dikelola
dengan baik dan benar maka akan meningkatkan kesejahteraan seseorang, salah
satunya dengan menabung. Semakin tinggi pendapatan maka porsi uang yang
36
akan ditabung menjadi semakin besar dan berarti kebutuhan akan menabung
menjadi semakin tinggi pula. Menurut penelitian Abdullah dan Majid (2003)
menunjukan hasil bahwa pendapatan memberikan pengaruh positif dan signifikan
terhadap perilaku menabung.
Terdapat kerangka berpikir 2.1 yang akan menjelaskan tentang variabel
independen (pengetahuan keuangan, kontrol perilaku, kontrol kognitif, kontrol
keputusan, sosialisasi keuangan, kelompok teman sebaya, dan pendapatan) yang
memengaruhi variabel dependen (perilaku menabung).
Kontrol Diri
Bagan 2.1
Kerangka berpikir penelitian
2.7 Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis ingin melihat pengaruh variabel independen yang
telah ditentukan terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam
Pengetahuan
keuangan
Perilaku
Menabung Kontrol Perilaku
Kontrol Kognitif
Kontrol Keputusan
Sosialisasi
Keuangan
KelompokTeman
Sebaya
Pendapatan
37
penelitian ini adalah pengetahuan keuangan, kontrol diri (kontrol perilaku, kontrol
kognitif dan kontrol keputusan), sosialisasi keuangan, kelompok teman sebaya,
dan pendapatan.
2.7.1 Hipotesis Mayor
Ha: Ada pengaruh yang signifikan variabel pengetahuan keuangan, kontrol diri
(kontrol perilaku, kontrol kognitif, kontrol keputusan), sosialisasi
keuangan, kelompok teman sebaya, dan pendapatan terhadap perilaku
menabung.
2.7.2 Hipotesis Minor
H1: Ada pengaruh yang signifikan pengetahuan keuangan terhadap perilaku
menabung mahasiswa.
H2: Ada pengaruh yang signifikan kontrol perilaku pada variabel kontrol diri
terhadap perilaku menabung mahasiswa.
H3: Ada pengaruh yang signifikan kontrol kognitif pada variabel kontrol diri
terhadap perilaku menabung mahasiswa.
H4: Ada pengaruh yang signifikan kontrol keputusan pada variabel kontrol diri
terhadap perilaku menabung mahasiswa.
H5: Ada pengaruh yang signifikan sosialisasi keuangan terhadap perilaku
menabung mahasiswa.
H6: Ada pengaruh yang signifikan kelompok teman sebaya terhadap perilaku
menabung mahasiswa.
H7: Ada pengaruh yang signifikan pendapatan terhadap perilaku menabung
mahasiswa.
38
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 23.622 mahasiswa. Sedangkan
sampel pada penelitian ini, penulis menggunakan rumus dari Slovin untuk
menghitung besarnya sampel, sebagai berikut:
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Total Populasi
e = Batas Toleransi Eror
N= 23.622
=393,34 1 + 23.622 (0.05
2)
Hasil sampel yang didapatkan adalah 393,34 yang dibulatkan menjadi 393
mahasiswa S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non-
probability sampling technique dimana anggota populasi tidak memiliki peluang
yang sama untuk menjadi sampel Pengambilan sampel dilakukan secara
nonprobability sampling, karena peneliti tidak memiliki data populasi yang
memadai. Sedangkan metode yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu
hanya individu yang memenuhi kriteria yang dapat menjadi sampel penelitian.
Kriterianya adalah mahasiswa aktif Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang berusia (18-24) tahun dan memiliki rekening tabungan di bank
39
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel terikat (dependet
variable) dan variabel bebas (independent variable). Adapun kedua variabel
tersebut adalah:
a) Variabel terikat (dependent variable) : perilaku menabung
b) Variabel bebas (independent variable): pengetahuan keuangan, kontrol diri,
sosialisasi keuangan, kelompok teman sebaya, dan pendapatan. Kontrol diri
memiliki tiga aspek yaitu kontrol perilaku, kontrol kognitif, dan kontrol
keputusan.
Dalam mengukur variabel–variabel tersebut dibutuhkan definisi operasional
agar dapat memberikan informasi–informasi yang diperlukan untuk pengukuran.
Adapun definisi operasional dari variabel–variabel yang akan di teliti dirumuskan
sebagai berikut:
1. Perilaku Menabung
Perilaku menabung adalah suatu pengaturan dimana suatu konsumsi ditunda
demi keamanan di kehidupan mendatang. Perilaku menabung dalam penelitian ini
diukur dengan indikator sebagai berikut: kebutuhan masa depan, keputusan
menabung, dan tindakan penghematan.
2. Pengetahuan keuangan
Pengetahuan keuangan didefiniskan sebagai memahami ilmu dasar keuangan serta
dapat menerapkan dengan benar dalam mengelola dan mengambil keputusan
keuangan. Pengetahuan keuangan dalam penelitian ini diukur dengan indikator
40
sebagai berikut: pengetahuan umum keuangan pribadi, pengetahuan investasi,
pengetahuan tabungan dan utang, dan pengetahuan asuransi.
3. Kontrol diri
Kontrol diri adalah kemampuan individu untuk memodifikasi perilaku, mengelola
informasi yang tidak diinginkan, dan memilih tindakan berdasarkan yang di
yakininya yang terdiri dari:
a) Kontrol perilaku, dengan indikator kemampuan mengendalikan perilaku dan
kemampuan mengatur stimulus.
b) Kontrol kognitif, dengan indikator kemampuan mengantisipasi suatu
peristiwa atau kejadian dan kemampuan menafsirkan peristiwa atau kejadian,
c) Kontrol keputusan, dengan indikator kemampuan mengambil keputusan dan
kemampuan memilih tindakan.
4. Sosialisasi keuangan
Sosialisasi keuangan adalah proses untuk memperoleh pembelajaran secara
menyeluruh mengenai praktik keuangan dari orang tua terhadap anaknya sejak
kecil hingga dewasa. Sosialisasi orang tua dalam penelitian ini diukur dengan
indikator sebagai berikut: penanaman kedisiplinan, kebebasan serta penyerasian,
penghargaan, dan keteladanan.
5. Kelompok teman sebaya
Kelompok teman sebaya adalah suatu kelompok anak-anak dengan tingkat umur
yang sama dimana terjadi interaksi dalam hubungan pergaulan yang simetris dan
timbal balik. Kelompok teman sebaya dalam penelitian ini diukur dengan
indikator sebagai berikut: interaksi sosial yang dilakukan, dorongan dan dukungan
41
teman sebaya, memberikan pengetahuan atau memberikan pengalaman baru ,dan
kebiasaan teman sebaya.
6. Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima (per bulan) yang diukur dalam
satuan mata uang (Rupiah). Pendapatan dalam penelitian ini diukur dengan total
penerimaan mahasiswa yang berasal dari transfer orang tua/saudara, beasiswa
atau pekerjaan sampingan yang dikategorisasikan menjadi 4 bagian yaitu : (< Rp.
1000000), (Rp. 1000000 – Rp.2000000), (Rp. 2000000 – Rp.3000000) dan (Rp.
3000000 – Rp.4000000).
3.3 Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode kuesioner, berikut
instrumen untuk mengukur variabel dependen dan variabel independen:
1. Perilaku Menabung
Penulis menggunakan alat ukur pengembangan instrumen perilaku menabung dari
Werneryd (1999) yang terdiri dari 14 item. Penulis menggunakan kuesioner dan
memodifikasi skala likert menjadi rentang dari sangat tidak setuju (skala 1)
sampai sangat setuju (skala 4). Blueprint skala perilaku menabung terdapat dalam
tabel 3.1
Tabel 3.1
Blueprint Skala Perilaku Menabung
No Indikator Item
Jumlah Favorable Unfavorable
1
Melakukan pengambilan
keputusan untuk menabung
Menabung untuk memenuhi
kebutuhan masa depan
Menabung sebagai salah
satu tindakan penghematan
1, 2 ,3
5, 7, 8 ,9
10, 11, 13
4
6
12,14
4
5
5
Jumlah 14
42
2. Pengetahuan Keuangan
Penulis menggunakan alat ukur pengembangan instrumen mengenai pengetahuan
keuangan dari Chen dan Volve (1998) yang terdiri atas 15 item pernyataan.
Penulis menggunakan dan memodifikasi skala likert menjadi rentang dari sangat
tidak setuju (skala 1) sampai sangat setuju (skala 4) untuk memudahkan
responden dalam menjawab dan mengestimasi waktu responden. Blueprint skala
pengetahuan keuangan terdapat dalam tabel 3.2
Tabel 3.2
Blueprint Skala pengetahuan keuangan
No Indikator Item
Jumlah Favorable Unfavorable
1
Memiliki pengetahuan umum
mengenai keuangan pribadi
Memiliki pengetahuan mengenai
investasi
Memiliki pengetahuan mengenai
tabungan dan utang
Memiliki pengetahuan mengenai
asuransi
1,2,3
4,5,
7,9,11,12
14,15
-
6
8,10
13
3
3
6
3
Jumlah 15
3. Kontrol Diri
Penulis menggunakan alat ukur pengembangan instrumen dari Averill (1973)
yang mengukur 3 dimensi yaitu kontrol perilaku, kontrol kgnitif, dan kontrol
keputusan yang terdiri atas 20 item pernyataan. Penulis menggunakan dan
memodifikasi skala likert menjadi rentang dari sangat tidak setuju (skala 1)
sampai sangat setuju (skala 4) untuk memudahkan responden dalam menjawab
dan mengestimasi waktu responden. Skor yang tinggi menghasilkan Blueprint
skala kontrol diri terdapat dalam tabel 3.3
43
Tabel 3.3
Blueprint Skala Kontrol Diri
No Dimensi Indikator Item
Jumlah Favorable Unfav
1 Kontrol
Perilaku
Memiliki kemampuan
mengendalikan keadaan
Memiliki kemampuan
mengatur stimulus
1,2
5,7
3,4,8
6
5
3
2 Kontrol
Kognitif
Memiliki kemampuan
mengantisipasi peristiwa
atau kejadian
Memiliki kemampuan
menafsirkan peristiwa atau
kejadian
9,10,11,12
15
-
13,14
4
3
3 Kontrol
Keputusan
Memiliki kemampuan
mengambil keputusan
Memiliki kemampuan
memilih tindakan
16,17,20
18,19
-
-
3
2
Jumlah 20
4. Sosialisasi Keuangan
Penulis menggunakan alat ukur pengembangan instrumen sosialisasi keuangan
dari Otto (2009) yang terdiri dari 12 item pernyataan. Penulis menggunakan dan
memodifikasi skala likert menjadi rentang dari sangat tidak setuju (skala 1)
sampai sangat setuju (skala 4). Blueprint skala sosialisasi keuangan terdapat
dalam tabel 3.4
Tabel 3.4 Blueprint Skala Sosialisasi keuangan
No Indikator Item
Jumlah Favorable Unfavorable
1
Orang tua memberikan
penanaman kedisiplinan terhadap
anaknya terutama mengenai
pengelolaan keuangan
Orang tua memberikan kebebasan
kepada anaknya dalam
berperilaku serta penyerasiannya
Orang tua memberikan
penghargaan yang positif kepada
anaknya
Orangtua memberikan contoh dan
suri teladan bagi anaknya
1,2
4,6,
8,9
10,12
3
5
7
11
3
3
3
3
Jumlah 12
44
5. Kelompok Teman Sebaya
Penulis menggunakan alat ukur pengembangan instrumen pengaruh teman sebaya
dari Thung et.al (2012) yang terdiri dari 13 item pernyataan. Penulis
menggunakan dan memodifikasi skala dengan menambahkan jumlah item dan
juga mengubah rentang skala likert menjadi dari sangat tidak setuju (skala 1)
sampai sangat setuju (skala 4) untuk memudahkan responden dalam menjawab
dan mengestimasi waktu responden. Blueprint skala teman sebaya terdapat dalam
tabel 3.5
Tabel 3.5
Blueprint Skala kelompok teman sebaya
No Indikator Item
Jumlah Favorable Unfavorable
1
Melakukan interaksi sosial dengan
teman sebaya
Memberikan dorongan serta
dukungan dari teman sebaya
Memberikan pengetahuan atau
pengalaman baru dari teman sebaya
Mengikuti kebiasaan dari teman
sebaya
1,3
4,5,6
8,9,10
11,12
2
7
-
13
3
4
3
3
Jumlah 13
6. Pendapatan
Pendapatan adalah sejumlah penerimaan yang diperoleh mahasiswa pada peridoe
tertentu (per bulan) yang diukur dalam satuan mata uang (rupiah). Pendapatan
diukur dengan total penerimaan mahasiswa yang berasal dari transfer orang
tua/saudara, beasisswa atau pekerjaan sampingan. Untuk variabel pendapatan,
data akan diperoleh dari pengisian data diri responden yang tercantum pada saat
pengisian angket.
45
Dapat disimpulkan pada penelitian ini instrumen pengumpulan data
menggunakan kuesioner skala likert, kuesioner terdiri dari item favorable dan
unfavorable dengan empat pilihan jawaban dan rentang skor 1-4. Penskoran item
favorable dan unfavorable dapat dilihat pada tabel 3.6
Tabel 3.6
Tabel Skor Untuk Pernyataan Favorable dan unfavorable Dalam Skala
Likert
Kategori Favorable Unfavorable
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
3.4 Uji Validitas Konstruk
Sebelum dilakukan analisis data, setiap instrumen yang digunakan diuji
validitasnya. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui instrumen yang digunakan
valid atau tidak, hendak mengukur apa yang ingin diukur atau tidak. Uji validitas
bisa dengan menggunakan metode analisis faktor, yaitu confirmatory factor
analysis.
Confirmatory factor analysis (CFA) dapat dilakukan dengan menggunakan
bantuan software statistik yaitu lisrel, dalam penelitian ini penulis menggunakan
lisrel versi 8.70. Instrumen yang digunakan diliat modelnya sudah fit atau tidak
dengan nilai P-value > 0.05 (tidak signifikan) yang artinya model dengan satu
faktor atau unidimensional dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu
faktor saja. Jika model belum fit yaitu mendapatkan nilai P-value < 0.05, maka
model dilakukan modifikasi saat pengujian validitasnya sampai mendapatkan nilai
P-value > 0.05. Setelah mendapatkan model yang fit, yang dilakukan selanjutnya
46
adalah menginterpretasi item apakah sudah valid atau tidak, item yang valid
memiliki nilai T-value > 1.96 dan memiliki arah muatan faktor yang positif (untuk
item yang favorable, jika item unfavorable maka diubah cara menskoringnya agar
mendapatkan muatan faktor yang positif). Item yang valid akan dimasukkan saat
analisis data, dan item yang tidak valid akan di-drop (Umar, 2014).
3.4.1 Uji Validitas Konstruk Perilaku Menabung
Pada uji validitas konstruk perilaku menabung, penulis menguji 14 item apakah
bersifat unidimensional mengukur perilaku menabung atau tidak. Hasil awal uji
validitas konstruk perilaku menabung didapatkan model satu faktor yang tidak fit,
dengan Chi-Square = 512.14 df = 77, P-value = 0.00000, dan RMSEA = 0.120.
Karena hasil awal didapatkan model satu faktor yang tidak fit, maka penulis
melakukan modifikasi, di mana kesalahan pengukuran pada beberapa item
dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 17
kali, didapatkan model satu faktor yang fit karena nilai P-value > 0.05, yang
berarti model unidimensional dapat diterima bahwa seluruh item mengukur hanya
satu faktor saja yaitu perilaku menabung, dengan Chi-Square = 76.83, df = 60, P-
value = 0.07046, dan RMSEA = 0.027.
Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya adalah
melihat nilai T-value dan koefisien muatan faktor setiap item. Jika T-value > 1.96
dan koefisien muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan untuk
dimasukkan ke dalam analisis data berikutnya, nilai T-value dan koefisien muatan
faktor item perilaku menabung dapat dilihat pada tabel 3.7
47
Tabel 3.7
Muatan faktor item perilaku menabung No. Item Koefisien Standar Eror T-value Signifikan
1 0.21 0.06 3.43
2 0.43 0.06 7.01
3 0.33 0.06 5.60
4 0.39 0.06 6.65
5 0.63 0.06 11.23
6 0.41 0.06 6.77
7 0.67 0.06 11.97
8 0.36 0.06 6.24
9 0.30 0.06 5.10
10 0.18 0.06 2.98
11 0.43 0.06 7.28
12 0.23 0.06 3.87
13 0.15 0.06 2.45
14 0.04 0.06 0.62
Keterangan: tanda = signifikan (t > 1.96), tanda = tidak signifikan
Berdasarkan pada tabel 3.7 terdapat satu item dengan nilai T-value < 1.96
harus di-drop dan tidak bisa diikut serta pada analisis berikutnya, yaitu item 14.
3.4.2 Uji Validitas Konstruk pengetahuan keuangan
Pada uji validitas konstruk pengetahuan keuangan, penulis menguji 15 item
apakah bersifat unidimensional mengukur pengetahuan keuangan atau tidak. Hasil
awal uji validitas konstruk pengetahuan keuangan didapatkan model satu faktor
yang tidak fit, dengan Chi-Square = 237.90, df = 90, P-value = 0.00000, dan
RMSEA = 0.065. Karena hasil awal didapatkan model satu faktor yang tidak fit,
maka penulis melakukan modifikasi, di mana kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan
modifikasi sebanyak 11 kali, maka didapatkan model satu faktor yang fit karena
nilai P-value > 0.05, yang berarti model unidimensional dapat diterima bahwa
seluruh item mengukur hanya satu faktor saja yaitu pengetahuan keuangan,
dengan Chi-Square = 100.44, df = 79, P-value = 0.05221, dan RMSEA = 0.026.
48
Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya adalah
melihat nilai T-value dan koefisien muatan faktor setiap item. Jika T-value > 1.96
dan koefisien muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan untuk
dimasukkan ke dalam analisis data berikutnya, nilai T-value dan koefisien muatan
faktor item pengetahuan keuangan dapat dilihat pada tabel 3.8
Tabel 3.8
Muatan faktor item pengetahuan keuangan No. Item Koefisien Standar Eror T-value Signifikan
1 0.47 0.06 8.40
2 0.56 0.05 10.25
3 0.53 0.06 9.50
4 0.45 0.06 7.75
5 0.52 0.06 9.18
6 0.56 0.06 9.99
7 0.32 0.06 5.54
8 0.15 0.06 2.42
9 0.16 0.06 2.73
10 0.16 0.06 2.60
11 0.11 0.06 1.93
12 -0.10 0.06 -1.60
13 0.21 0.06 3.44
14 -0.14 0.06 -2.28
15 -0.12 0.06 -2.07
Keterangan: tanda = signifikan (t > 1.96), tanda = tidak signifikan
Berdasarkan pada tabel 3.8 terdapat empat item dengan nilai T-value < 1.96
harus di-drop dan tidak bisa diikut serta pada analisis berikutnya, yaitu item 11,
item 12, item 14 dan item 15.
3.4.3 Uji Validitas Konstruk kontrol perilaku
Pada uji validitas konstruk kontrol perilaku penulis menguji 8 item apakah
bersifat unidimensional mengukur kontrol kognitif atau tidak. Hasil awal uji
validitas konstruk kontrol perilaku didapatkan model satu faktor yang tidak fit,
dengan Chi-Square = 65.87, df = 20, P-value = 0.00000, dan RMSEA = 0.076.
Karena hasil awal didapatkan model satu faktor yang tidak fit, maka penulis
melakukan modifikasi, di mana kesalahan pengukuran pada beberapa item
49
dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 4
kali, maka didapatkan model satu faktor yang fit karena nilai P-value > 0.05,
yang berarti model unidimensional dapat diterima bahwa seluruh item mengukur
hanya satu faktor saja yaitu kontrol perilaku, dengan Chi-Square = 18.33, df = 16,
P-value = 0.30518, dan RMSEA = 0.019.
Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya adalah
melihat nilai T-value dan koefisien muatan faktor setiap item. Jika T-value > 1.96
dan koefisien muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan untuk
dimasukkan ke dalam analisis data berikutnya, nilai T-value dan koefisien muatan
faktor item kontrol perilaku dapat dilihat pada tabel 3.9
Tabel 3.9
Muatan faktor item kontrol perilaku No. Item Koefisien Standar Eror T-value Signifikan
1 0.24 0.06 3.88
2 0.40 0.06 6.22
3 0.44 0.06 7.15
4 0.73 0.07 10.15
5 0.49 0.06 7.59
6 0.15 0.06 2.38
7 0.01 0.06 0.16
8 0.25 0.06 4.06
Keterangan: tanda = signifikan (t > 1.96), tanda = tidak signifikan
Berdasarkan pada tabel 3.9 terdapat satu item dengan nilai T-value < 1.96
harus di-drop dan tidak bisa diikut serta pada analisis berikutnya, yaitu item 7.
3.4.4 Uji Validitas Konstruk kontrol kognitif
Pada uji validitas konstruk kontrol kognitif penulis menguji 7 item apakah bersifat
unidimensional mengukur kontrol kognitif atau tidak. Hasil awal uji validitas
konstruk kontrol kognitif didapatkan model satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-
Square = 61.46, df = 14, P-value = 0.00000, dan RMSEA = 0.093. Karena hasil
awal didapatkan model satu faktor yang tidak fit, maka penulis melakukan
50
modifikasi, di mana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan
berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 4 kali, maka
didapatkan model satu faktor yang fit karena nilai P-value > 0.05, yang berarti
model unidimensional dapat diterima bahwa seluruh item mengukur hanya satu
faktor saja yaitu kontrol kognitif, dengan Chi-Square = 12.98, df = 10, P-value =
0.22468, dan RMSEA = 0.028.
Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya adalah
melihat nilai T-value dan koefisien muatan faktor setiap item. Jika T-value > 1.96
dan koefisien muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan untuk
dimasukkan ke dalam analisis data berikutnya, nilai T-value dan koefisien muatan
faktor item kontrol kogntif dapat dilihat pada tabel 3.10
Tabel 3.10
Muatan faktor item kontrol kognitif No. Item Koefisien Standar Eror T-value Signifikan
9 0.27 0.05 4.98
10 0.95 0.08 11.21
11 0.60 0.07 9.09
12 0.40 0.08 5.20
13 -0.11 0.05 -2.06
14 0.23 0.05 4.28
15 0.18 0.05 3.47
Keterangan: tanda = signifikan (t > 1.96), tanda = tidak signifikan
Berdasarkan pada tabel 3.10 terdapat satu item dengan nilai T-value < 1.96
harus di-drop dan tidak bisa diikut serta pada analisis berikutnya, yaitu item 13.
3.4.5 Uji Validitas Konstruk kontrol keputusan
Pada uji validitas konstruk kontrol keputusan penulis menguji 5 item apakah
bersifat unidimensional mengukur kontrol keputusan atau tidak. Hasil awal uji
validitas konstruk kontrol keputusan didapatkan model satu faktor yang tidak fit,
dengan Chi-Square = 86.14, df = 5, P-value = 0.00000, dan RMSEA = 0.203.
51
Karena hasil awal didapatkan model satu faktor yang tidak fit, maka penulis
melakukan modifikasi, di mana kesalahan pengukuran pada beberapa item
dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 2
kali, maka didapatkan model satu faktor yang fit karena nilai P-value > 0.05,
yang berarti model unidimensional dapat diterima bahwa seluruh item mengukur
hanya satu faktor saja yaitu kontrol keputusan, dengan Chi-Square = 5.90, df = 3,
P-value = 0.11642, dan RMSEA = 0.050.
Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya adalah
melihat nilai T-value dan koefisien muatan faktor setiap item. Jika T-value > 1.96
dan koefisien muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan untuk
dimasukkan ke dalam analisis data berikutnya, nilai T-value dan koefisien muatan
faktor item kontrol keputusan dapat dilihat pada tabel 3.11
Tabel 3.11
Muatan faktor item kontrol keputusan No. Item Koefisien Standar Eror T-value Signifikan
16 0.47 0.11 4.35
17 0.14 0.06 2.26
18 0.91 0.19 4.75
19 0.18 0.06 2.85
20 0.16 0.06 2.62
Keterangan: tanda = signifikan (t > 1.96), tanda = tidak signifikan
Berdasarkan pada tabel 3.11 semua item bermuatan positif dengan nilai T-
value > 1.96 maka semua item akan di ikutsertakan pada analisis selanjutnya.
3.4.6 Uji Validitas Konstruk sosialisasi keuangan
Pada uji validitas konstruk sosialisasi keuangan, penulis menguji 12 item apakah
bersifat unidimensional tidak. Hasil awal uji validitas konstruk sosialisasi
keuangan didapatkan model satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-Square =
139.51, df = 54, P-value = 0.00000, dan RMSEA = 0.064. Karena hasil awal
52
didapatkan model satu faktor yang tidak fit, maka penulis melakukan modifikasi,
di mana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu
sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 8 kali, maka didapatkan model
satu faktor yang fit karena nilai P-value > 0.05, yang berarti model
unidimensional dapat diterima bahwa seluruh item mengukur hanya satu faktor
saja yaitu sosialisasi keuangan, dengan Chi-Square = 58.44, df = 46, P-value =
0.10318, dan RMSEA = 0.026.
Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya adalah
melihat nilai T-value dan koefisien muatan faktor setiap item. Jika T-value > 1.96
dan koefisien muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan untuk
dimasukkan ke dalam analisis data berikutnya, nilai T-value dan koefisien muatan
faktor item sosialisasi keuangan dapat dilihat pada tabel 3.12
Tabel 3.12
Muatan faktor item sosialisasi keuangan No. Item Koefisien Standar Eror T-value Signifikan
1 0.54 0.06 8.96
2 0.11 0.06 1.67
3 0.05 0.06 0.86
4 0.23 0.06 3.83
5 0.55 0.06 9.52
6 0.61 0.06 10.26
7 0.01 0.06 0.15
8 0.37 0.06 5.73
9 0.07 0.06 1.12
10 0.46 0.06 7.89
11 0.27 0.06 4.47
12 0.28 0.06 4.37
Keterangan: tanda = signifikan (t > 1.96), tanda = tidak signifikan
Berdasarkan pada tabel 3.12 terdapat empat item dengan nilai T-value <
1.96 harus di-drop dan tidak bisa diikut serta pada analisis berikutnya, yaitu item
2, item 3, item 7 dan item 9.
53
3.4.7 Uji Validitas Konstruk kelompok teman sebaya
Pada uji validitas konstruk kelompok teman sebaya, penulis menguji 13 item
apakah bersifat unidimensional atau tidak. Hasil awal uji validitas konstruk
kelompok teman sebaya didapatkan model satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-
Square = 236.78, df = 65, P-value = 0.00000, dan RMSEA = 0.082. Karena hasil
awal didapatkan model satu faktor yang tidak fit, maka penulis melakukan
modifikasi, di mana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan
berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi 18 kali, maka didapatkan
model satu faktor yang fit karena nilai P-value > 0.05, yang berarti model
unidimensional dapat diterima bahwa seluruh item mengukur hanya satu faktor
saja yaitu kelompok teman sebaya, dengan Chi-Square = 62.76, df = 47, P-value
= 0.06179, dan RMSEA = 0.029.
Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya adalah
melihat nilai T-value dan koefisien muatan faktor setiap item. Jika T-value > 1.96
dan koefisien muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan untuk
dimasukkan ke dalam analisis data berikutnya, nilai T-value dan koefisien muatan
faktor item kelompok teman sebaya dapat dilihat pada tabel 3.13
54
Tabel 3.13
Muatan faktor item kelompok teman sebaya No. Item Koefisien Standar Eror T-value Signifikan
1 0.32 0.06 5.86
2 0.76 0.07 11.30
3 0.56 0.06 10.06
4 0.58 0.07 8.45
5 0.07 0.06 1.10
6 0.13 0.06 2.46
7 0.21 0.06 3.75
8 0.25 0.06 4.53
9 0.05 0.06 0.87
10 0.25 0.06 4.12
11 0.14 0.06 2.61
12 0.34 0.06 5.24
13 0.17 0.06 3.00
Keterangan: tanda = signifikan (t > 1.96), tanda = tidak signifikan
Berdasarkan pada tabel 3.13 terdapat satu item dengan nilai T-value < 1.96
harus di-drop dan tidak bisa diikut serta pada analisis berikutnya, yaitu item 5 dan
item 9.
3.5 Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh pengetahuan keuangan,
kontrol diri (kontrol perilaku, kontrol kognitif dan kontrol keputusan), sosialisasi
keuangan, kelompok teman sebaya, dan pendapatan, maka penulis mengolah data
yang didapat dengan menggunakan teknik multiple regression analysis (analisis
regresi berganda) dengan bantuan software SPSS.. Teknik analisis regresi
berganda ini digunakan agar dapat menjawab hipotesis nihil yang ada di Bab 2.
Dengan dependent variable yaitu perilaku menabung, dan independent variable
pengetahuan keuangan, kontrol perilaku, kontrol kognitif, kontrol keputusan,
sosialisasi keuangan, kelompok teman sebaya, dan pendapatan maka persamaan
regresinya adalah sebagai berikut:
Y = a + b₁X₁ + b₂X₂ + b₃X₃ + b₄X₄ + b₅X₅ + b₆X₆ + b₇X₇ + e
55
Dengan penjelasan sebagai berikut:
Y = Perilaku menabung
a = Konstan intersepsi
b = Koefisien regresi
X1 = Pengetahuan keuangan
X2 = Kontrol perilaku
X3 = Kontrol kognitif
X4 = Kontrol keputusan
X5 = Sosialisasi keuangan
X6 = Kelompok teman sebaya
X7 = Pendapatan
e = Residual
Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu koefisien korelasi
berganda antara perilaku menabung (DV) dengan pengetahuan keuangan, kontrol
diri, sosialisasi keuangan, kelompok teman sebaya, dan pendapatan (IV).
Besarnya perilaku menabung yang disebabkan oleh koefisien determinasi
berganda atau R2.
R2
menunjukkan variasi atau perubahan dependent variable (Y) disebabkan
independent variable (X) atau digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
independent variable (X) terhadap dependent variable (Y) atau merupakan
perkiraan proporsi varians dan perilaku menabung yang dijelaskan oleh
pengetahuan keuangan,kontrol diri (kontrol perilaku, kontrol kognitif dan kontrol
keputusan), sosialisasi keuangan, kelompok teman sebaya, dan pendapatan. Untuk
mendapatkan nila R2
digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
R2 = Proporsi
SSreg = Sum of Square Regression (jumlah kuadrat regresi)
SSy = Sum of Square Y (jumlah kuadrat Y)
56
Selanjutnya, untuk membuktikan apakah regresi Y dan X signifikan atau
tidak, maka digunakanlah uji F, untuk membuktikan hal tersebut menggunakan
rumus :
Dimana pembilang disini adalah R2
dengan df-nya (dilambangkan k), yaitu
sejumlah IV yang dianalisis, sedangkan penyebutnya (1- R2) dibagi dengan dfnya
N-k-1 dimana N adalah jumlah sampel. Dari hasil uji F yang dilakukan nantinya,
dapat dilihat apakah IV yang diujikan memiliki pengaruh terhadap DV.
Kemudian penulis melakukan uji T dari tiap-tiap IV yang dianalisis. Maksud
uji T adalah melihat apakah signifikan dampak dari tiap IV terhadap DV. Uji T
dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana b adalah koefisien regresi adalah Sb adalah standar error dari b. hasil
uji T ini akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh penulis
nantinya. Dalam penelitian ini, perhitungan statistik dilakukan dengan
menggunakan sistem komputerisasi program SPSS versi 17.
57
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini berjumlah 393 orang yang merupakan mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut adalah gambaran sampel yang menjadi
subjek dalam penelitian ini akan dijelaskan pada tabel 4.1
Tabel 4.1
Gambaran umum subjek penelitian Demografi Responden N = 393 n (%)
Jenis Kelamin Perempuan
Laki-laki
243 (61.8)
150 (38.2)
Usia 18 tahun
19 tahun
20 tahun
21 tahun
22 tahun
23 tahun
24 tahun
25 (6.4)
35 (8.9)
75 (19.1)
91 (23.2)
118 (30.0)
43 (10.9)
6 (1.5)
Fakultas FAH
FDI
FDIK
FEB
FIDKOM
FISIP
FITK
FKIK
FSH
FST
FU
FPSI
9 (2.3)
2 (0.5)
25 (6.4)
61 (15.5)
12 (3.1)
51 (13.0)
57 (14.5)
46 (11.7)
18 (4.6)
40 (10.2)
14 (3.6)
58 (14.8)
Jumlah Pendapatan (per bulan) < Rp. 1000000
Rp. 1000000 – Rp.2000000
Rp. 2000000 – Rp.3000000
Rp. 3000000 – Rp.4000000
20 (5.1)
149 (37.9)
181 (46.1)
43 (10.9)
Pekerjaan Sampingan Ya
Tidak
222 (56.5)
171 (43.5)
Beasiswa Ya
Tidak
61 (15.5)
332 (84.6)
Status Tempat Tinggal Tinggal dengan orang tua
Kos
Lain-lain
126 (32.1)
251 (63.9)
16 (4.0)
58
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa responden yang lebih banyak
berpartisipasi dalam penelitian ini adalah responden dengan jenis kelamin
perempuan sebanyak 243 orang (61.8%). Usia responden terbanyak adalah usia 22
tahun (30.0%). Responden terbanyak yang berpartisipasi adalah mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebanyak 61 orang (15.5%%) dan Fakultas Dirasat
Islamiyah yang paling sedikit berpartisipasi yaitu sebanyak 2 orang (0.5%).
Rentangan pendapatan yang diakumulasi dari uang bulanan mahasiswa, pekerjaan
sampingan dan beasiswa terbanyak yang diterima selama sebulan adalah Rp.
2.000.000- Rp. 3.000.000 sebanyak 181 orang (46.1%). Responden lebih banyak
memiliki pekerjaan sampingan yaitu sebanyak 222 orang (56.5%). Responden
lebih banyak tidak menerima beasiswa yakni sebanyak 332 orang (84.6%).
Responden lebih banyak tinggal di kos-kosan yakni sebanyak 251 orang (63.9).
4.2 Hasil Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif pada penelitian ini menggunakan t-score. Data mentah
penelitian yang didapatkan atau raw score diubah menjadi z-score, penggunaan z-
score bertujuan untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Pada
z-score masih terdapat bilangan yang bermuatan negatif, untuk menghilangkan
bilangan negatif, maka z-score diubah menjadi t-score yang semuanya menjadi
bilangan positif. Z-score yang diubah menjadi t-score menggunakan rumus
Data yang sudah diubah menjadi t-score sudah berada pada satuan yang sama
dengan mean = 50 dan standar deviasi = 10, sehingga dapat digunakan untuk
menjelaskan hasil deskripsi variabel pada penelitian ini. Perhitungan analisis
59
deskriptif akan dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17.0, dan hasil
deskriptif penelitian ini terdapat pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Deskripsi Statistik
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Perilaku menabung 393 19.57 77.66 50.0000 10.00000
Pengetahuan keuangan 393 25.58 81.21 50.0000 10.00000
Kontrol perilaku 393 24.05 76.76 50.0000 10.00000
Kontrol kognitif 393 23.22 72.57 50.0000 10.00000
Kontrol keputusan 393 24.28 77.74 50.0000 10.00000
Sosialisasi keuangan 393 23.19 75.89 50.0000 10.00000
Kelompok teman sebaya 393 13.02 80.67 50.0000 10.00000
Valid N (listwise) 393 28.29 68.47 50.0000 10.00000
393
Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa jumlah subjek penelitian
sebanyak 393 orang dengan skor perilaku menabung terendah 19.57 dan tertinggi
77.66. Pengetahuan keuangan dengan skor terendah 25.58 dan tertinggi 81.21.
Kontrol perilaku dengan skor terendah 24.05 dan tertinggi 76.76. Kontrol kognitif
dengan skor terendah 23.22 dan tertinggi 72.57. Kontrol keputusan dengan skor
terendah 24.28 dan tertinggi 77.74. Sosialisasi keuangan dengan skor terendah
23.19 dan tertinggi 75.89. Kelompok teman sebaya dengan skor terendah 13.02
dan tertinggi 80.67. Mean pada semua variabel adalah 50 dan Standar Deviasi
pada semua variabel adalah 10.
Setelah diketahui deskripsi stastistik variabel penelitian, maka dapat
dilakukan kategorisasi skor variabel penelitian, dari kategorisasi skor variabel
penelitian dapat diketahui seberapa banyak responden yang terdapat pada kategori
60
skor rendah dan tinggi untuk setiap variabelnya. Untuk kategorisasi ditetapkan
sesuai norma yang terdapat pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Pedoman Kategorisasi Skor
Kategori Rumus
Tinggi X>Mean
Rendah X≤Mean
Berdasarkan norma kategorisasi skor yang telah ditentukan, maka dapat
dilakukan kategorisasi skor variabel penelitian. Kategorisasi skor variabel
penelitian terdapat pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Kategorisasi skor variabel Variabel Kategori Skor dan Frekuensi
Rendah % Tinggi %
Perilaku Menabung 195 49.6% 198 50.4%
Pengetahuan Keuangan 187 47.6% 206 52.4%
Kontrol Perilaku 226 57.5% 167 42.5%
Kontrol Kognitif 172 43.8% 221 56.2%
Kontrol Keputusan 245 62.3% 148 37.6%
Sosialisasi Keuangan 194 49.4% 199 50.6%
Kelompok Teman Sebaya 215 54.7% 178 45.3%
N = 393(100%)
Berdasarkan tabel 4.4, diketahui bahwa variabel perilaku menabung sebanyak
195 responden (49.6 %) masuk kategori rendah, dan 198 responden (50.4%)
masuk kategori tinggi.Variabel pengetahuan keuangan sebanyak 187 responden
(47.6%) masuk kategori rendah, dan 206 responden (52.4%) masuk pada kategori
tinggi. Variabel kontrol kognitif sebanyak 172 responden (43.8%) masuk kategori
rendah, dan 221 responden (56.2%) masuk kategori tinggi. Variabel sosialisasi
orang tua sebanyak 194 responden (49.4%) masuk kategori rendah, dan 199
responden (50.6 %) masuk kategori tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan
61
hasil kategorisasi skor variabel perilaku menabung, pengetahuan keuangan,
kontrol kognitif dan sosialisasi keuangan didominasi oleh kategori tinggi.
Variabel kontrol perilaku sebanyak 226 responden (57.5%) masuk kategori
rendah, dan 167 responden (42.5 %) masuk kategori tinggi. Variabel kontrol
keputusan sebanyak 245 responden (62.3%) masuk kategori rendah, dan 148
responden (37.6%) masuk kategori tinggi. Variabel kelompok teman sebaya
sebanyak 215 responden (54.7%) masuk kategori rendah, dan 178 responden
(45.3%) masuk kategori tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan hasil
kategorisasi skor variabel kontrol perilaku, kontrol keputusan dan teman sebaya
didominasi oleh kategori rendah.
4.3 Hasil Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan teknik analisis berganda, seperti
yang sudah dijelaskan pada bab tiga teknik analisis data, dalam regresi ada tiga
hal yang dilihat. Pertama melihat R square untuk mengetahui variasi variabel
dependen yang disebabkan oleh variabel independen. Kedua melihat hasil dari uji
F, yaitu untuk mengetahui apakah R square yang sudah didapatkan signifikan atau
tidak. Dan ketiga melihat uji T, yaitu untuk mengetahui koefisien regresi masing-
masing variabel independen beserta signifikansinya.
4.3.1 Hipotesis Mayor
Untuk menjawab hipotesis mayor, pertama dapat dilihat dari R square yang
didapatkan. Dari R square yang didapatkan akan diketahui berapa persentase
variasi variabel dependen pada penelitian ini adalah perilaku menabung yang
disebabkan oleh keseluruhan variabel independen pada penelitian adalah variabel
62
pengetahuan keuangan, kontrol perilaku, kontrol kognitif, kontrol keputusan,
sosialisasi keuangan, kelompok teman sebaya, dan pendapatan. R square dapat
dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Model summary
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .808
.654 .647 5.93886
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui perolehan R square sebesar 0.654. Artinya
sebesar 65.4 % variasi dari perilaku menabung dapat dijelaskan oleh pengetahuan
keuangan, kontrol perilaku, kontrol kognitif, kontrol keputusan, sosialisasi
keuangan, kelompok teman sebaya, dan pendapatan. Sedangkan 34.6 % sisanya
dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Setelah R square didapatkan, selanjutnya penulis melakukan uji F untuk
menganalisa dampak dari seluruh variabel independen yang diteliti terhadap
perilaku menabung. Hasil dari uji F terdapat pada tabel 4.6
Tabel 4.6
Hasil uji F Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression
Residual
Total
25621.012
13578.988
39200.000
7
385
392
3660.145
35.270
103.775 .000a
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui nilai signifikan yaitu .000a (p < 0.05), maka
hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan seluruh
variabel independen terhadap variabel dependen ditolak. Artinya ada pengaruh
yang signifikan pengetahuan keuangan, kontrol perilaku, kontrol kognitif, kontrol
63
keputusan, sosialisasi keuangan, kelompok teman sebaya dan pendapatan terhadap
perilaku menabung.
4.3.2 Hipotesis Minor
Setelah melihat R square dan signifikansinya, hal terakhir yang dilihat dari
analisis regresi berganda adalah melihat koefisien regresi dari setiap variabel
independen. Koefisien regresi setiap variabel independen didapatkan dari hasil uji
T, koefisien regresi setiap variabel independen ditampilkan pada tabel 4.7
Tabel 4.7
Koefisien regresi
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
(Constant) 4.711 3.314 1.422 .156
Pengetahuan keuangan .024 .031 .024 .771 .442
Kontrol perilaku .016 .035 .016 .464 .643
Kontrol kognitif .799 .031 .799 25.614 .000
Kontrol keputusan .014 .033 .014 .437 .663
Sosialisasi keuangan -.046 .036 -.046 -1.296 .196
Kelompok teman sebaya .089 .036 .089 2.512 .012
Pendapatan .168 .414 .013 .406 .406
Berdasarkan tabel 4.7 telah diketahui koefisien regresi setiap variabel
independen, dan dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
Perilaku menabung = 4.711 + 0.024 pengetahuan keuangan + 0.016 kontrol
perilaku + 0.799 kontrol kognitif + 0.014 kontrol keputusan + -0.046 sosialisasi
keuangan + 0.089 kelompok teman sebaya + 0.168 pendapatan + e
Untuk mengetahui koefisien regresi yang signifikan bisa dilihat pada kolom
nilai signifikan. Jika sig. < 0.05 maka koefisien regresi memiliki pengaruh yang
64
signifikan terhadap variabel dependen. Berikut adalah penjelasan koefisien regresi
setiap variabel independen:
1. Besar koefisien regresi variabel pengetahuan keuangan sebesar 0.024 dengan
sig .= 0.442 (sig. > 0.05). Artinya bahwa variabel pengetahuan keuangan
secara positif tidak memengaruhi perilaku menabung. Jadi, semakin tinggi
pengetahuan keuangan maka semakin tinggi pula perilaku menabung dan hal
ini secara statistik tidak signifikan.
2. Besar koefisien regresi variabel kontrol perilaku sebesar 0.016 dengan sig. =
0.643 (sig. > 0.05). Artinya bahwa pengaruh kontrol perilaku dalam kontrol
diri secara positif tidak memengaruhi perilaku menabung. Jadi, semakin tinggi
kontrol perilaku seseorang maka semakin tinggi perilaku menabung, namun
hal ini secara statistik tidak signifikan.
3. Besar koefisien regresi variabel kontrol kognitif sebesar 0.799 dengan sig. =
0.000 (sig. < 0.05). Artinya bahwa variabel kontrol kognitif dalam kontrol diri
secara positif memengaruhi perilaku menabung secara signifikan. Arah
koefisien regresi variabel kontrol keputusan adalah positif, yang artinya
semakin tinggi kontrol kognitif yang dimiliki maka akan semakin tinggi pula
perilaku menabung, begitu juga sebaliknya dan hal ini secara statistik
signifikan.
4. Besar koefisien regresi variabel kontrol keputusan sebesar 0.014 dengan sig. =
0.663 (sig. > 0.05). Artinya bahwa variabel pengaruh kontrol keputusan dalam
kontrol diri secara positif tidak memengaruhi perilaku menabung.. Jadi,
65
semakin tinggi kontrol keputusan maka semakin tinggi pula perilaku
menabung mahasiswa tetapi secara statistik tidak signifikan.
5. Besar koefisien regresi variabel sosialisasi keuangan sebesar -0.046 dengan
sig. = 0.196 (sig. > 0.05). Artinya bahwa variabel pengaruh sosialisasi
keuangan secara negatif tidak memengaruhi perilaku menabung. Jadi, semakin
tinggi sosialisasi keuangan maka semakin rendah perilaku menabung
mahasiswa dan hal ini secara statistik tidak signifikan.
6. Besar koefisien regresi variable kelompok teman sebaya sebesar 0.089 dengan
sig. = 0.012 (sig. < 0.05). Artinya bahwa variabel kelompok teman sebaya
secara positif memengaruhi perilaku menabung secara signifikan. Arah
koefisien regresi variabel kelompok teman sebaya adalah positif, yang artinya
semakin tinggi teman sebaya yang dimiliki maka akan semakin tinggi pula
perilaku menabung, begitu juga sebaliknya dan hal ini secara statistik
signifikan.
7. Besar koefisien regresi variabel pendapatan sebesar 0.168 dengan sig. = 0.685
(sig. > 0.05). Artinya bahwa variabel pendapatan secara positif tidak
memenegaruhi perilaku menabung. Jadi, semakin tinggi pendapatan maka
semakin tinggi perilaku menabung mahasiswa dan hal ini secara statistik tidak
signifikan.
Berdasarkan tabel 4.7 dan penjelasan yang telah dijabarkan diketahui bahwa
dua variabel berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku menabung yaitu
variabel kontrol kognitif dan kelompok teman sebaya. Untuk mengetahui variabel
independen mana yang memberikan pengaruh paling besar dapat dilihat dari nilai
66
beta, karena nilai beta merupakan nilai baku yang sudah berada pada satuan yang
sama sehingga dapat digunakan untuk membandingkan data. Berdasarkan nilai
beta yang terdapat pada tabel 4.7 diketahui bahwa variabel kontrol kognitif
memberikan pengaruh paling besar terhadap perilaku menabung daripada variabel
independen lainnya dengan nilai beta sebesar 0.799.
4.3.3 Proporsi Varian
Untuk mengetahui seberapa besar proporsi varian setiap variabel independen atau
sumbangan dari setiap variabel independen terhadap perilaku menabung maka
dilakukan analisis variabel independen satu-persatu. Besarnya proporsi varian
dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8
Proporsi varian
Model R Square
R Square
Change
Change Statistics
F Change df1 df2
Sig. F
Change
Pengetahuan keuangan .009 .009 3.370 1 391 .067
Kontrol perilaku .012 .003 1.166 1 390 .281
Kontrol kognitif .647 .636 701.401 1 389 .000
Kontrol keputusan .648 .000 .438 1 388 .509
Sosialisasi keuangan .648 .000 .164 1 387 .685
Kelompok Teman
sebaya
.653 .006 6180 1 386 .013
Pendapatan .654 .000 .165 1 385 .685
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui nilai besaran sumbangan variabel
independen dan signifikansinya terhadap penambahan varian dari perilaku
menabung. Penjelasan proporsi varian masing-masing variabel adalah sebagai
berikut:
1. Pengetahuan keuangan memberikan sumbangan sebesar 0.9 % terhadap varian
perilaku menabung.
67
2. Kontrol perilaku memberikan sumbangan sebesar 0.3 % terhadap varian
perilaku menabung.
3. Kontrol kognitif memberikan sumbangan sebesar 63.6 % terhadap varian
perilaku menabung.
4. Kontrol keputusan memberikan sumbangan sebesar 0.00 % terhadap varian
perilaku menabung.
5. Sosialisasi keuangan memberikan sumbangan sebesar 0.00 % terhadap varian
perilaku menabung.
6. Kelompok teman sebaya memberikan sumbangan sebesar 0.6 % terhadap
varian perilaku menabung.
7. Pendapatan memberikan sumbangan sebesar 0.00 % terhadap varian perilaku
menabung.
68
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor yaitu dengan melihat R square dan
signifikansinya, pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
signifikan secara bersama-sama variabel pengetahuan keuangan, kontrol perilaku,
kontrol kognitif, kontrol keputusan, sosialisasi keuangan, kelompok teman sebaya,
dan pendapatan terhadap perilaku menabung pada mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Berdasarkan hasil uji hipotesis minor dengan melihat koefisien regresi dan
signifikansi masing-masing variabel independen terhadap perilaku menabung,
diketahui bahwa terdapat dua variabel independen dengan koefisien regresi yang
signifikan memengaruhi perilaku menabung yaitu kontrol kognitif dan kelompok
teman sebaya. Variabel pengetahuan keuangan, kontrol perilaku, kontrol
keputusan, sosialisasi keuangan, dan pendapatan memiliki pengaruh terhadap
perilaku menabung tetapi tidak signifikan secara statistik.
5.2 Diskusi
Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa 50.4% mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta memiliki perilaku menabung yang baik. Artinya, mereka
menganggap ketika mereka menabung maka dirasakan baik untuk kesejahteraan
keuangan di kehidupan pada masa yang akan datang. Namun, sebagian lainnya
49.6% menganggap bahwa perilaku menabung tergolong kurang baik. Tentunya,
bagi mahasiswa yang memiliki perilaku menabung ini perlu mendapatkan
69
perhatian karena menabung merupakan perilaku yang penting untuk kesejahteraan
keuangan individu di masa depan mengingat mahasiswa merupakan calon penerus
bangsa yang akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di
negara Indonesia.
Hasil penelitian dari delapan variabel, menunjukan bahwa variabel kontrol
kognitif memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap perilaku
menabung pada mahasiswa. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi kontrol kognitif seseorang maka akan semakin tinggi pula perilaku
menabung. Perkembangan kontrol kognitif pada mahasiswa berada dalam tahap
operasional formal sesuai perkembangan kognitif Piaget, sehingga kemampuan
menalarnya tinggi untuk mengantisipasi peristiwa atau kejadian dan kemampuan
untuk menafsirkan peristiwa atau kejadian serta lebih matang dalam hal
mengambil keputusan termasuk tindakan ekonomi. Mahasiswa juga sudah dapat
berfikir abstrak, idealis serta logis, sehingga mampu menyusun secara sistematis
untuk memutuskan menabung. Mahasiswa menabung berdasarkan kepada
tuntutan pengetahuan dan pengalaman pada kebutuhan (Solicha, 2015).
Sedangkan variabel kontrol perilaku memberikan hasil tidak signifikan
terhadap perilaku menabung. Didalam teori psikologi aliran behaviourism yang
dikemukakan oleh Skinner mengenai Operant Conditioning mengungkapkan
bahwa reaksi lebih dikontrol oleh konsekuensi suatu perilaku daripada oleh
kejadian yang mendahuluinya. Konsekuensi dari perilaku terbagi menjadi dua
yaitu penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment) (Solicha, 2015).
Penguatan untuk melakukan kegiatan menabung pada mahasiswa cenderung
70
lemah sehingga menyebabkan banyak mahasiswa yang kesulitan dan mengalami
kendala dalam menabung. Selain kurangnya penguatan, tidak ada juga hukuman
yang diterima apabila mahasiswa tidak menabung. Namun hal ini tidak didukung
oleh penelitian Taufiqurrohman (2014) yang mengatakan bahwa kontrol perilaku
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku menabung pada
mahasiswa.
Variabel kontrol keputusan memberikan hasil yang tidak signifikan terhadap
perilaku menabung pada mahasiswa. Dalam mengambil sebuah keputusan yang
paling penting adalah mengenali situasi yang dihadapinya terutama situasi yang
paling penting dan mendesak (Soebandono, 2015). Mahasiswa rata-rata
mengalami masalah yang kompleks mengenai pengelolaan keuangan. Uang yang
ada di awal bulan banyak digunakan untuk berfoya-foya atau memenuhi gaya
hidup, dan kehabisan uang di akhir bulan sehingga keputusan mahasiswa untuk
melakukan kegiatan menabung cenderung tidak dilakukan. Hal ini tidak sejalan
dengan penelitian Wahana, 2014; Sirine dan Utami, 2016; Marwati, 2018 yang
menyatakan bahwa kontrol diri memberikan pengaruh terhadap perilaku
menabung.
Variabel berikutnya yang diteliti memprediksi perilaku menabung adalah
kelompok teman sebaya. Mahasiswa termasuk sebagai kategori remaja akhir yaitu
antara 18 sampai 25 tahun yang memasuki masa peralihan dewasa awal.
Mahasiswa cenderung menghabiskan waktu lebih banyak dengan teman kos,
teman kuliah, ataupu teman organisasi yang cenderung seumuran atau sebaya
sehingga intensitas interaksi dengan teman sebaya menjadi hal yang utama dalam
71
menjalani kehidupan masa perkuliahan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Triani (2017) dan Erskine et.al (2005) yang mengatakan bahwa teman sebaya
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku menabung mahasiswa.
Tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Sirine dan Utami (2016) menunjukan hasil
dimana variabel teman sebaya tidak berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap perilaku menabung.
Variabel berikutnya yang diteliti memprediksi perilaku menabung adalah
pengetahuan keuangan. Berdasarkan hasil penelitian ini pengetahuan keuangan
memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap perilaku menabung.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Triani (2017). Akan
tetapi, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
menyatakan bahwa pengetahuan keuangan berkorelasi positif dengan perilaku
menabung (Sabri & MacDonald, 2010; Wahana, 2014, Marwati, 2018). Generasi
muda saat ini lebih cenderung berperilaku konsumtif. Mahasiswa kesulitan dalam
mengatur keuangan disebabkan salah satunya karena kurangnya pengetahuan
mengenai pengaturan keuangan tentang manajemen efektif terhadap personal
finance.
Selanjutnya yaitu variabel sosialisasi keuangan memiliki pengaruh positif
tetapi tidak signifikan terhadap perilaku menabung pada hasil penelitian ini. Hasil
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Triani (2017). Penyebabnya
dapat dikaitkan karena beberapa faktor yaitu saat seorang anak tidak mendapatkan
sosialisasi meliputi keterampilan dan pendidikan keuangan yang baik dalam
keluarga maka anak tidak mampu mengelola keuangan pribadinya dengan baik
72
dan berdampak pada perilaku menabung. Kedua, orangtua kurang berkomunikasi
dengan anaknya terutama mengenai masalah keuangan. Namun, hasil ini tidak
sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa sosialisasi orang
tua berkorelasi positif dengan perilaku menabung, semakin tinggi sosialisasi orang
tua maka semakin tinggi perilaku menabung (Thung et.al, 2012; Widayati, 2014;
Sirine & Utami, 2016; Marwati, 2018).
Variabel independen yang terakhir yang diteliti dalam penelitian ini adalah
pendapatan. Secara teori, semakin tinggi pendapatan seseorang maka peluang
untuk menabung juga semakin tinggi. Karena jika semakin tinggi pendapatan
maka porsi uang yang akan ditabung akan semakin besar dan berarti kebutuhan
akan menabung menjadi semakin tinggi. Tetapi dalam penelitian ini ditemukan
hasil bahwa pendapatan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
perilaku menabung mahasiswa. Mahasiswa memiliki masalah keuangan yang
kompleks terutama ketika menjalani masa perkuliahan karena mahasiswa
cenderung belum mandiri secara finansial. Hal ini sejalan dengan penelitian
Namun, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Abdullah dan Majid (2003), Wahana (2014) dan Marwati (2018) yang
menyatakan bahwa pendapatan berpengaruh positif dan signifikan.
Sebagai perbandingan, terdapat teori yang sejalan dengan penelitian ini.
Tuveson et.al (2011) mengatakan ada tiga konsep yang terdapat dalam Theory of
Planned Behavior (TPB) yang dirumuskan oleh Ajzen dan Fishbein yang
memengaruhi perilaku menabung adalah sikap terhadap perilaku (attitude
towards the behavior), norma subjektif (subjective norm) dan kontrol
73
perilaku yang dirasakan (perceived behavioral control). Penelitian ini sejalan
dengan penelitian Sirine dan Utami (2016) yang menjelaskan bahwa variabel
independen erat kaitannya dengan tiga konsep yang terdapat dalam Theory of
Planned Behavior. Konsep sikap terhadap perilaku tercermin melalui variabel
pengetahuan keuangan sedangkan norma subjektif tercermin melalui variabel
sosialisasi keuangan dari orang tua serta pengaruh kelompok teman sebaya,
sedangkan kontrol perilaku tercermin dalam variabel kontrol diri. Ditambah
dengan penelitian Kibet (2009) yang menyebutkan bahwa faktor yang
memengaruhi tabungan salah satunya adalah pendapatan.
5.3 Kelebihan dan Limitasi Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai kondisi mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan pengaruhnya terhadap perilaku menabung. Dari
penelitian ini juga dapat diketahui, untuk meningkatkan perilaku menabung bisa
dengan meningkatkan kontrol kognitif serta pengaruh dari teman sebaya terhadap
mahasiswa.
Penulis menyadari adanya beberapa kendala dan kekurangan yang dialami
selama penelitian diantaranya: kondisi pada beberapa responden yang merasa
jenuh saat mengisi kuesioner dikarenakan penulis menyebarkan kuesioner secara
tidak teratur waktunya seperti setelah mereka selesai perkuliahan. Di dalam
instrumen pengetahuan keuangan juga terdapat istilah-istilah spesifik mengenai
keuangan yang tidak banyak diketahui seperti obligasi dan saham sehingga
banyak membuat responden mempertanyakannya Hal-hal ini yang mungkin saja
dapat membuat bias hasil penelitian.
74
5.4 Saran
Saran berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
5.4.1 Saran teoritis
1. Proporsi varians keseluruhan variabel independen menyumbangkan sebesar
65.4% dan 34.6% sisanya kemungkinan disumbangkan oleh variabel lain yang
tidak diteliti. Disarankan untuk penelitian selanjutnya menambahkan variabel
lain yang dapat memengaruhi perilaku menabung selain yang ada pada
penelitian ini. Misalnya seperti motif menabung, religiusitas dan status sosial
ekonomi.
2. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kontrol kognitif dan kelompok teman
sebaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku menabung, untuk
penelitian selanjutnya agar dapat diteliti juga faktor apa saja yang dapat
meningkatkan kontrol kognitif dan teman sebaya agar dapat meningkatkan
perilaku menabung pada mahasiswa.
3. Responden penelitian kurang seimbang pada kategori jenis kelamin, fakultas,
dan umur. Disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat difokuskan dengan
jumlah responden yang seimbang dan karakteristik yang tidak bervariasi misal
mahasiswa semester 1 pada Fakultas Psikologi.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang mengambil teori yang sama, diharapkan dapat
lebih menyempurnakan dengan memperhatikan proses pengambilan data
seperti mengadaptasi alat ukur perilaku menabung, memperhatikan teknik
sampling, dan metode pengambilan data agar penelitian selanjutnya dapat
berkembang menjadi lebih baik.
75
5.4.2 Saran praktis
1. Berdasarkan hasil penelitian ini kontrol kognitif memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku menabung pada mahasiswa. Mahasiswa
diharapkan dapat mengontrol kognitif atau kemampuan menalarnya terutama
dalam hal mengenai pengelolaan keuangan dalam menabung agar dapat
meningkatkan perilaku menabung pada mahasiswa. Salah satu caranya adalah
dengan mengetahui manfaat dan pentingnya menabung agar dapat terlaksana
perilaku menabung serta tercapai kesejahteraan dan pengelolaan keuangan
yang sehat.
2. Berdasarkan penelitian ini, kelompok teman sebaya memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku menabung. Mahasiswa diharapkan dapat saling
memberikan pengaruh dan saran yang positif terhadap rekannya terutama
dalam hal pengelolaan keuangan. Salah satu caranya adalah dengan
meningkatkan hubungan yang positif dengan teman sebaya dengan
mendiskusikan mengenai pengelolaan keuangan yang tepat bagi mahasiswa.
76
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, Icek. (1991). The theory of planned behaviour. Organizational Behaviour
and Human Decision Processes, 50, 179-211.
Averil,J.F. (1973). Personal Control Over Averssive Stimuli and it’s relationship
to stress. Psychological Bulletin, 80, 286-303.
Abdullah, N dan Majid, M. S. A. (2003). The Influence of Religiosity,
Income, Consumption, on Saving Behaviour : The Case of
International Islamic University Malaysia (Iium). Journal of Islamic
Economics, 4, 33-55.
Ahmadi, A & Sholeh, M. (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Al-Qur’an dan Terjemahannya. (2006). Departemen Agama. Jakarta : Maghfiroh
Pustaka.
Amalia, Suri et.al. (2018). Pengaruh melek finansial, sosialisasi orang tua dan
teman sebaya terhadap perilaku menabung mahasiswa bidik misi fakultas
ekonomi universitas samudra. Jurnal Samudra Ekonomika, 2(2), 97-108.
Andrew, Vincentius dan Linawati, Nanik. (2014). Hubungan Faktor Demografi
dan Pengetahuan Keuangan Dengan Perilaku Menabung Karyawan di
Surabaya. Jurnal Finesta, (2), 35-39.
Bandura, A. (1986). Social foundations of thought and action. Englewood Cliffs.
NJ : Prenctice Hall.
Basri, Faisal & Munandar, Haris. (2009). Lanskap Ekonomi Indonesia Kajian dan
Renungan Terhadap Masalah-Masalah Struktural, Transformasi Baru,
dan Prospek Perekonomian Indonesia. Jakarta: Kencana.
Baumeister, Roy F. (2002). Yielding to Temptation: Self-Control Failure,
Impulsive Purchasing, and Consumer Behavior. Journal of Consumer
Research, (28), 670–676.
Chandra, A. A. (2016). Jokowi Ajak Masyarakat Menabung di Hari
Menabung Nasional. Diunduh tanggal 05 Januari 2018 dari
https://www.finance.detik.com/moneter/3333155/jokowi-ajak-masyarakat-
menabung-di-hari-menabung-nasional.html.
Canova, L., Rattazi. A.M.M., & Webley, P. (2005). The hierarchical structure of
saving motives. Elsevier: Journal of Economic Psychology, (26), 21-34.
77
Chen, Haiyang and Ronal P. Volpe. (1998). An Analysis of Personal Financial
Literacy Among Collage Students.Financial Service Review, 7(2),107-128
Cude, B., Lawrence, F., Lyons, A., Metzger, K., LeJeune, E., Marks, L., &
Machtmes, K. (2006). College students and literasi keuangan: What
they know and whatwe need to learn. Proceedings of the Eastern Family
Economics and Resource Management Association, 102-109.
Cronqvist, Henrik & Siegel, Stephan. (2010). The origins of savings behavior.
Stockholm, Sweden : Institute for financial reserach, SIFR. Drottninggatan
89, SE 113-60, 1- 54.
Danes, S.M. (1994). Parental Perceptions of Children’s Financial Socialization.
Journal of Financial Counseling and Planning, 5, 127-194.
Dr.W.A.Gerungan, Dipl.Psych. (2004). Psikologi Sosial. Bandung : PT Refika
Aditama.
Erawati, Neni dan Susanti. (2015). Pengaruh literasi keuangan, pembelajaran di
perguruan tinggi, dan pengalaman bekerja terhadap perilaku keuangan
mahasiswa fakultas ekonomi universitas negeri surabaya. Jurnal
Pendidikan Akuntansi, 5(1).
Erskine, M., C. Kier, A. Leung, dan R. Sproule. (2005). Peer crowd, work
experience, and financial saving behaviour of young canadians.
Journal of Economic Psychology, (27), 262-284.
Furnham, A. (1999). The saving and spending habits of young people. Journal of
Economic Psychology, (20), 677-697.
Gadinasyrin, Pelangi Valent. (2014). Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku
menabung : studi pada kalangan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi. Bandung : Universitas
Pendidikan Indonesia.
Garman, E. Thomas & Forgue, Raymond E. (2006). Personal Finance
International Edition. Canada : South Western Cengage Learning.
Ghufron, M. Nur dan Risnawati, Rini. (2011). Teori-teori Psikologi. Yogyakarta:
Ar-uzz Media.
Gudmonson. Clinton. (2011). Family Financial Socialization : Theory and Critical
Review. Journal of Family and Economic, 32(4), 644-667.
78
Hakim, Lukman & Wulandari. (2015). Pengaruh Love of Money, Pendidikan
Keuangan di Keluarga, Hasil Belajar Manajemen Keuangan, dan Teman
Sebaya terhadap Manajemen Keuangan Pribadi Mahasiswa. Jurnal
Pendidikan Akuntansi, 3 (3), 1-6.
Hurlock. (1999). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Edisi Kelima (Terjemahan oleh Istiwidayanti).
Jakarta: Erlangga.
Huston, S.J. (2010). Measuring financial literacy. The journal of Consumer
Affairs,(44), 296-316.
Ida & Yohana Dwinta, Chyntia. (2010). Pengaruh Locus of Control, Financial
Knowledge, Income terhadap Financial Manajement Behavior. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, 12(3), 131-144
Kansong, Usman (2016). 95% Menabung Menjadi Gerakan Nasional. Diunduh
tanggal 28 Desember 2018, dari
http://www.mediaindonesia.com/menabung-menjadi-gerakan-
nasional.html.
Keynes, Maynard John. (1935). The general theory of emplyoment, interest, and
money. The University of Adelaide Library Electronic Text Collection.
Kibet, Lawrence K, Mutai, Benjamin K., Ouma, Desterjo E., Owour, George.
(2009). Determinans of household saving: case study of small holder
farmers, entrepreneurs and teachers in rural areas of Kenya. Journal of
Development and Agricultural Economic, (7), 137-143
Lawang, Robert M.Z. (1985). Pengantar Sosiologi. Karunika: Jakarta.
Lee, Seonglim, Park, Myung-Hee, Montalo, Catherine P.(2000). The effect of
family life cycle and financial management practices on household saving
patterns. Journal of Korean Home Economic Association English Edition:
(1)
Lim. C. S., B. K. Sia dan G. J. Gan. (2011). The analysis of psychological factors
affecting savers in Malaysia. Journal of Middle Easter Finance and
Economy ,(12),77-85.
Lusardi, A. (2005). Financial Education and the Saving Behavior of African
American and Hispanic Households. Report for the US Department of
Labor . Available at http://www.dartmouth.edu.
79
Lusardi, A. (2008). Households saving Behavior : The Role of financial literacy
Information and Financial Education Programs. Report for the Dartmouth
Collage and NBER. Retrieved at http://www.dartmouth.edu
Marwati, Desi Resti. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Menabung Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta. Skripsi. Yogykarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Mappiere, Andi. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.
Muhlis. (2011). Perilaku Menabung di Perbankan Syariah Jawa tengah. Disertasi.
Semarang: Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro.
Naila Al Kholilah dan R Irmani. (2013). Studi Financial Management Behavior
pada Masyarakat Surabaya. Journal of Business and Banking, 3(1), 69-80.
Otoritas Jasa Keuangan. (2013). Edukasi dan Perlindungan Konsumen.
Diunduh tanggal 5 Januari 2018, dari
http://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasi-danperlindungan
konsumen/Pages/Literasi-Keuangan.aspx
Otoritas Jasa Keuangan. (2016). Rancangan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor /POJK.07/2016 Tentang Peningkatan Literasi Dan
Inklusi Keuangan Di Sektor Jasa Keuangan Untuk Konsumen
Dan/Atau Masyarakat. Diunduh tanggal 5 Januari 2018, dari
http://www.ojk.go.id/id/regulasi/otoritas-jasa-
keuangan/rancanganregulasi/Documents/RPOJK%20Literasi%20dan%20I
nklusi%20Keuangan.pdf
Otoritas Jasa Keuangan. (2016). Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan
2016. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan.
Otto, Annette. (2009). The Economic Psychology of Adolescent Saving. Thesis.
Germany: Johanner Guttenberg University of Mainz.
Priaji ,Vita Widyan. (2011). Faktor-faktor yang memengaruhi intensi menabung
di bank syariah. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN.
Putra, Bima Harya. (2018). Pengaruh Sosialisasi Keuangan Keluarga Terhadap
Perilaku Menabung Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Ekonomi Manajemen
dan Keuangan, (2), 107-114.
Rendra, Rissa. (2012). Dinamika Pengambilan Keputusan Menabung pada
Pedagang Kecil di Pasar Gede Surakarta. Thesis. Yogyakarta: Program
Pascasarjana Universitas Gajah Mada.
80
Rick, Armin. (2010). The saving behavior of German families : heteregeneity in
the effect of children on annual saving, saving motives and the regularity
of saving.Universitat Mannheim: Mannheimer Forschungsinsitut
Okonomic und Demographicher Wandel.
Sabri, M.F, MacDonald, M, Masud, Jariah, Paim, L. Hira, T.K., & Othman
M.A (2008). Financial Behavior and Problems Among College
Students in Malaysia: Research and Education Implication Consumer
Interest Annual. Vol 54.
Sabri, M. F., dan M. MacDonald. (2010). Savings behaviour and financial
problems among college students: The role of literasi keuangan in
Malaysia. Cross Cultural Communication,(6),103-110.
Santrock, John W. (2007). Adoslence (Fifth edition). New york: McGraw-Hill.
Seong, Lim Chee, et.al .( 2011). The Analysis of Psycological Factors Affecting
Savers in Malaysia. Euro Journals Middle Eastern Finance and
Economics., ISSN: 1450-2889 Issue 12
Sirine, Hani & Utami, Dwi. S. (2016). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Perilaku Menabung Di Kalangan Mahasiswa. Jurnal Ekonomi dan bisnis,
(19) 27-52.
Soebandono, J.P. (2015). Bahan perkuliahan Psikologi Industri dan Organisasi.
Tidak dipublikasikan.
Solicha.(2015). Bahan perkuliahan Psikologi Pendidikan. Tidak dipublikasikan.
Sukirno, S. (2004). Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Suroto. (2000). Strategi Pembangunan dan Perencanaan Perencanaan
Kesempatan Kerja. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Taufiqurrohman, Ahiq Muhammad. (2014). Pengaruh Kontrol Perilaku dan Niat
Terhadap Perilaku Menabung Mahasiswa (Suatu Kasus pada Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia). Skripsi. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Triani Muthia. (2017). Analisis Saving Behaviour pada Mahasiswa S1 di Kota
Padang. Skripsi. Padang: Universitas Andalas.
Tangney, J.P, Baumeister, R.F., & Boone A,.L.(2004). High self control predicts
good adjustment, less pathology, better grades, and interpersonal success.
Journal of Personality, 271 – 322.
81
Thung, Chai Ming, et.al. (2012). Determinants of Saving Behavior Among
The University Students in Malaysia. A Research Project Submitted in
Partial Fulfillment of the Requirement for The Degree of Bachelor of
Commerce (Hons) Accounting, Faculty of Business and Finance, Journal
in Department of Commerce and Accounting, University Tungku Abdul
Rahman. RM1P T1G3. 1-109.
Tuveson, Joakim., dan Shiyu Yu.(2011). Student saving, does it exist? A study of
student’s behavior, attitude towards saving and motivation to save. Thesis.
Umea School of Business.
Umar, J. (2014). Bahan perkuliahan analisis faktor. Tidak dipublikasikan.
Wahana, A. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Mahasiswa Dalam Menabung (Studi Kasus Mahasiswa S1 FEB
Undip Tembalang). Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Diponegoro.
Webley, P., & E.K.Nyhus. (2005). Parent’s influence of future orientation and
saving. Journal of Economic Psychology, 27(1), 140-164.
Werneryd, Karl-Erik. (1999). The psychology of saving : A study on economic
psychology. Cheltenham United Kingdom: Edward Elgar Publisher.
Widayati, I. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Finansial
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, 1 (1).
Yopie, Kurnia Erista Halim & Astuti, Dewi. (2015). Financial Stressors, Financial
Behavior, Risk Toleance, Financial Knowledge, dan Kepuasan Financial.
Journal FINESTA, 3(1), 19-23.
Zulhairi. (2005). Hubungan religiusitas dengan intensi menabung di bank syariah
pada pemeluk agama Islam. Skripsi. Depok: Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia
82
LAMPIRAN A: KUESIONER
KUESIONER PENELITIAN
Assalamu’alaikum.Wr.Wb. Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam.
Saya Fathya Firlianda, mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta semester akhir, saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk
penyusunan tugas akhir kuliah (skripsi). Saya membutuhkan bantuan Anda untuk
menjadi responden dalam penelitian ini dengan mengisi angket ini. Jawaban Anda
tidak dilihat benar atau salah, dan kerahasiaan jawaban Anda terjamin. Jawaban
terbaik adalah jawaban yang sesuai dengan keadaan diri, perasaan, dan pikiran
Anda tanpa pengaruh dari siapapun. Kejujuran Anda dalam melengkapi kuesioner
ini sangat saya harapkan. Sebelumnya saya berterimakasih atas kesediaan Anda
meluangkan waktu untuk mengisi angket ini.
Hormat saya,
Fathya Firlianda
DATA RESPONDEN
Inisial / Nama :
Usia :
Fakultas/ Jurusan :
Jenis Kelamin : a. Laki-laki b.Perempuan
Status Tinggal : a. Dengan Ortu b. Kos c. Lainnya.............
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi.
..............................................
(Inisial/Nama dan Tanda Tangan)
83
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan. Anda diminta memilih pernyataan yang
sesuai dengan diri Anda, dan bukan yang idealnya terjadi pada diri Anda.
Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang Anda pilih dari keempat alternatif
jawaban yang tersedia pada tiap-tiap pernyataan, yaitu:
STS : Bila Anda merasa Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan.
TS : Bila Anda merasa Tidak Setuju dengan pernyataan.
S : Bila Anda merasa Setuju dengan pernyataan.
SS : Bila Anda merasa Sangat Setuju dengan pernyataan.
Tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk setiap pernyataan, seluruh
jawaban adalah benar selama itu sesuai dengan diri Anda.
Contoh Pengisian
Jika Anda Sangat Setuju merasakan hal yang terdapat dalam pernyataan, maka
Anda dapat memberi tanda (√) pada kolom STS (Sangat Tidak Setuju).
No PERNYATAAN STS TS S SS
1. Saya mudah untuk memaafkan
oranglain
√
Perilaku Menabung
No PERNYATAAN STS TS S SS
1. Saya menyisihkan uang saya secara
teratur untuk masa depan.
2. Saya menabung di Bank untuk
tambahan modal membuka usaha di
akhir masa pensiun nanti.
3. Dengan menabung di Bank saya
dapat memiliki bekal uang untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi.
4 Dengan menabung di Bank saya
dapat memiliki jaminan masa depan
yang lebih baik untuk saya maupun
keluarga saya nantinya.
84
5. Saya memutuskan untuk menabung
di Bank secara periodik.
6. Saya memutuskan tidak menabung di
Bank karena itu membatasi
keinginan saya untuk membelanjakan
uang.
7. Saya menabung untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu.
8. Saya memutuskan menabung di
Bank karena yakin itu adalah
keputusan yang baik dan tepat.
9. Saya memutuskan menabung di
Bank karena adanya jaminan
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
10. Agar dapat berhemat untuk
kepentingan menabung di Bank, saya
sering membandingkan harga
sebelum saya melakukan pembelian.
11. Agar dapat berhemat untuk
kepentingan menabung di Bank, saya
membeli barang yang benar-benar
menjadi kebutuhan utama.
12. Saya tidak peduli dalam melakukan
perencanaan penghematan keuangan
dan anggaran bulanan.
13. Saya selalu menerapkan pola hidup
sederhana demi menghemat
pengeluaran saya.
14. Saya mudah mengeluarkan uang saya
untuk kegiatan konsumtif.
Pengetahuan Keuangan
No PERNYATAAN STS TS S SS
1. Saya mengetahui bahwa menyimpan
sebagian uang di rumah tidak
sepenuhnya aman.
2. Saya memahami dengan baik
instrumen-instrumen keuangan
seperti : obligasi dan saham.
3. Saya memiliki pengetahuan dalam
membuat perencanaan keuangan
85
yang baik dan benar.
4. Saya memahami dengan baik
bagaimana menginvestasikan uang.
5. Saya mempertimbangkan terlebih
dahulu untung dan rugi sebelum
melakukan investasi.
6. Saya tidak mengetahui bahwa dividen
merupakan keuntungan saham.
7. Dengan memiliki tabungan membuat
kita lebih mudah ketika akan menarik
uang dimana saja dengan
menggunakan fasilitas ATM.
8. Saya tidak banyak mengetahui
mengenai berbagai manfaat dari
menabung di Bank.
9. Saya memahami dengan baik terkait
transaksi tabungan (pembukaan
rekening dan penyetoran, penarikan,
pemindahbukuan, tata cara
perhitungan dan pembukuan bunga
tabungan, penuitupan rekening
tabungan)
10. Saya tidak memahami dengan baik
bagaimana mengelola hutang saya.
11. Saya memahami dengan baik
mengatur keuangan agar tidak
berhutang kepada siapapun.
12. Pinjaman kredit untuk kegiatan
produktif lebih baik daripada
pinjaman kredit untuk kegiatan
konsumtif
13. Saya kurang memahami dan
mengetahui tentang premi asuransi.
14. Saya mengetahui bagaimana memilih
jenis asuransi yang baik dan tepat.
15. Dengan memiliki asuransi membuat
hidup saya lebih terjamin.
Kontrol Diri
No PERNYATAAN STS TS S SS
1. Saya selalu memikirkan akibat
sebelum bertindak.
86
2. Saya dapat menempatkan diri sesuai
dengan situasi.
3. Ketika saya memperoleh uang, saya
bisa menghabiskan atau
membelanjakan uang tersebut secara
mendadak (sekitar 1-2 hari)
4. Saya suka mengambil keputusan
secara cepat dan tidak
memperdulikan akibatnya
5. Ketika saya mempunyai uang lebih,
saya memutuskan untuk menabung
uang tersebut di Bank.
6. Saya sulit menolak ajakan teman
untuk pergi berbelanja.
7. Saya suka hidup berfoya-foya
8. Ketika suku bunga naik saya
memutuskan untuk menabung di
Bank.
9. Saya lebih memilih membeli suatu
barang atau jasa sesuai dengan
kebutuhan bukan keinginan.
10. Tingkat pengeluaran diusahakan
lebih kecil dari tingkat pendapatan.
11. Salah satu cara saya untuk mengemat
uang adalah dengan membeli suatu
barang atau jasa pada saat ada
program diskon, pameran, dan
sejenisnya.
12. Konsumsi barang dan jasa yang saya
lakukan sebisa mungkin sesuai
dengan perencanaan anggaran
pengeluaran.
13. Saya lebih fokus dengan apa yang
terjadi kepada saya dalam jangka
pendek daripada jangka panjang.
14. Saya tdak mempertimbangkan
manfaat suatu barang ketika akan
membeli
15. Saya orang yang dapat menahan
keinginan balanja saat tidak memiliki
cukup uang.
16. Saya lebih memilih melakukan
kegiatan positif lain ketika diajak
berbelanja.
87
17. Saya selalu yakin dengan keputusan
yang saya ambil.
18. Saya mempertimbangkan banyak hal
ketika akan menabung di Bank.
19. Saya akan bertanggung jawab
terhadap pilihan yang saya ambil.
20. Saya yakin bahwa keputusan
menabung di Bank adalah keputusan
yang baik untuk masa depan.
Sosialisasi Keuangan Orang tua
No PERNYATAAN STS TS S SS
1. Menabung adalah sesuatu yang saya
kerjakan secara teratur karena orang
tua saya berhemat sekecil apapun.
2. Ketika saya meminta dibelikan
sesuatu kepada orang tua, mereka
akan menyuruh saya menabung
terlebih dahulu untuk mendapatkan
sesuatu yang saya inginkan.
3. Orang tua saya tidak pernah
menetapkan tanggal yang sama
setiap memberi uang bulanan.
4. Orang tua membiarkan saya
memiliki kartu kredit namun
menerapkan aturan ketat dalam
penggunaan kartu kredit yang saya
miliki.
5. Orang tua saya memberi kebebasan
kepada saya dalam menggunakan
uang yang saya miliki.
6. Saya diberi kebebasan dalam
mengatur keuangan, tetapi orang tua
selalu mengajak saya diskusi tentang
bagaimana memaksimalkan uang
yang ada.
7. Orangtua saya tidak bangga terhadap
saya karena saya menabung di Bank.
8. Orang tua saya bangga terhadap saya
karena saya menabung.
9. Orang tua saya akan memberi
88
tambahan uang bulanan ketika saya
berhasil membeli barang yang
dibutuhkan dengan uang yang saya
kumpulkan sendiri.
10. Orang tua mengajarkan saya untuk
membuat catatan rutin mengenai
uang yang keluar dan masuk.
11. Orang tua kurang memberikan
contoh yang baik kepada saya saat
melakukan manajemen keuangan
12. Orang tua saya selalu memberikan
pengertian kepada saya tentang kerja
keras orang tua dalam mencari
nafkah agar saya lebih menghargai
uang.
Kelompok Teman Sebaya
No PERNYATAAN STS TS S SS
1. Saya mendiskusikan masalah-
masalah manajemen keuangan,
khususnya menabung dengan teman-
teman saya.
2. Saya melibatkan teman-teman saya
dalam aktivitas belanja yang saya
lakukan.
3. Sejauh saya tahu, bahwa beberapa
teman saya secara teratur menabung
dalam suatu rekening tabungan.
4. Teman saya menganjurkan saya
untuk menabung di Bank.
5. Teman saya mengingatkan saya agar
tidak boros.
6. Teman saya mengingatkan agar
memikirkan akibatnya sebelum
membeli suatu barang.
7. Saya menyempatkan waktu luang
saya dengan teman-teman saya.
8. Teman saya memberikan informasi
terkait manfaat menabung di Bank
yang saya tidak ketahui sebelumnya.
89
9. Saya mendapatkan pengalaman baru
ketika pergi bersama teman-teman.
10. Teman saya memberikan informasi
mengenai bagaimana mengelola
keuangan yang baik.
11. Sama seperti teman saya, saya
menabung di Bank secara periodik
untuk keperluan mendatang.
12. Sama seperti teman saya, saya
mengatur dan membuat perencanaan
keuangan seperti melakukan
perbandingan uang tabungan dengan
belanja saya.
13. Sama seperti teman saya, saya sering
membeli sesuatu hanya berdasarkan
keinginan.
1. Apakah Anda bekerja part time?
a. Ya
b. Tidak
Jika jawaban Tidak maka lanjut ke pertanyaan nomor 3.
2. Berapa rata-rata pendapatan per bulan dari bekerja?
3. Apakah saat ini Anda menerima beasiswa?
a. Ya
b. Tidak
Jika jawaban Tidak maka lanjut ke pertanyaan nomor 5.
4. Berapa jumlah beasiswa yang Anda terima setiap bulannya?
5. Berapa rata-rata uang saku Anda per bulan dari orang tua/saudara?
*Mohon periksa kembali jawaban anda dan pastikan tidak ada jawaban
yang terlewati
*Mohon untuk melengkapi data diri
Terimakasih
90
LAMPIRAN B: Hasil Uji Validitas
Hasil uji validitas perilaku menabung
UJI VALIDITAS PERILAKU MENABUNG
DA NI=14 NO=393 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14
PM SY FI=PM.COR
MO NX=14 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
PERILAKU MENABUNG
FR TD 4 1 TD 5 2 TD 6 1 TD 6 4 TD 6 2 TD 12 10 TD 10 6 TD 8 3 TD 11 6 TD
3 2 TD 6 3 TD 13 11 TD 12 9 TD 10 9 TD 13 2 TD 13 9 TD 14 7
PD
OU TV SS MI
91
Hasil uji validitas pengetahuan keuangan
UJI VALIDITAS KONSTRUK LITERASI KEUANGAN
DA NI=15 NO=393 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15
PM SY FI=FL.COR
MO NX=15 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
LITERASI KEUANGAN
FR TD 10 9 TD 8 3 TD 5 4 TD 13 12 TD 15 9 TD 13 4 TD 13 6 TD 12 10 TD 14
2 TD 7 5 TD 10 3
PD
OU TV SS MI
92
Hasil uji validitas kontrol perilaku
UJI VALIDITAS KONSTRUK KONTROL PERILAKU
DA NI=8 NO=393 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
PM SY FI=KP.COR
MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
KP
FR TD 6 2 TD 7 6 TD 5 2 TD 8 1
PD
OU TV SS MI
93
Hasil uji validitas kontrol kognitif
UJI VALIDITAS KONTROL KOGNITIF
DA NI=7 NO=393 MA=PM
LA
X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15
PM SY FI=KK.COR
MO NX=7 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
KK
FR TD 6 4 TD 5 3 TD 5 4 TD 4 2
PD
OU TV SS MI
94
Hasil uji validitas kontrol keputusan
UJI VALIDITAS KONTROL KEPUTUSAN
DA NI=5 NO=393 MA=PM
LA
X16 X17 X18 X19 X20
PM SY FI=KKEP.COR
MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
KKEP
FR TD 5 4 TD 4 2
PD
OU TV SS MI
95
Hasil uji validitas sosialisasi orangtua
UJI VALIDITAS SOSIALISASI OT
DA NI=12 NO=393 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12
PM SY FI=SO.COR
MO NX=12 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
SOSIALISASI
FR TD 12 11 TD 9 7 TD 3 2 TD 4 2 TD 8 1 TD 2 1 TD 3 1 TD 12 6
PD
OU TV SS MI
96
Hasil uji validitas kelompok teman sebaya
UJI VALIDITAS KONSTRUK PTS
DA NI=13 NO=393 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13
PM SY FI=PTS.COR
MO NX=13 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
PTS
FR TD 5 1 TD 10 9 TD 12 10 TD 7 3 TD 10 7 TD 11 10 TD 12 8 TD 8 5 TD 12
5 TD 13 4 TD 10 4 TD 11 6 TD 9 4 TD 9 8 TD 5 4 TD 12 2 TD 13 1 TD 4 2
PD
OU TV SS MI
97
LAMPIRAN C: Hasil Analisis data
Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TPERILAKUMENABUNG 393 19.57 77.66 50.0000 10.00000
TLITERASIKEUANGAN 393 25.58 81.21 50.0000 10.00000
TKONTROLPERILAKU 393 24.05 76.76 50.0000 10.00000
TKONTROLKOGNITIF 393 23.22 72.57 50.0000 10.00000
TKONTROLKEPUTUSAN 393 24.28 77.74 50.0000 10.00000
TSOSIALISASIORANGTUA 393 23.19 75.89 50.0000 10.00000
TPENGARUHTEMANSEBAYA 393 13.02 80.67 50.0000 10.00000
TPENGHASILAN 393 28.29 68.47 50.0000 10.00000
Valid N (listwise) 393
Regresi Bersama
98
Regresi Proporsi
99
Frekuensi
usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 18 25 6.4 6.4 6.4
19 35 8.9 8.9 15.3
20 75 19.1 19.1 34.4
21 91 23.2 23.2 57.5
22 118 30.0 30.0 87.5
23 43 10.9 10.9 98.5
24 6 1.5 1.5 100.0
Total 393 100.0 100.0
fakultas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid FAH 9 2.3 2.3 2.3
FDI 2 .5 .5 2.8
FDIK 25 6.4 6.4 9.2
FEB 61 15.5 15.5 24.7
Fidkom 12 3.1 3.1 27.7
Fisip 51 13.0 13.0 40.7
FITK 57 14.5 14.5 55.2
FKIK 46 11.7 11.7 66.9
FSH 18 4.6 4.6 71.5
FST 40 10.2 10.2 81.7
FU 14 3.6 3.6 85.2
Psikologi 58 14.8 14.8 100.0
Total 393 100.0 100.0
100
jeniskelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-Laki 150 38.2 38.2 38.2
Perempuan 243 61.8 61.8 100.0
Total 393 100.0 100.0
pendapatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <1000000 20 5.1 5.1 5.1
1000000-2000000 149 37.9 37.9 43.0
2000000-3000000 181 46.1 46.1 89.1
3000000-4000000 43 10.9 10.9 100.0
Total 393 100.0 100.0
pekerjaansampingan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak 171 43.5 43.5 43.5
ya 222 56.5 56.5 100.0
Total 393 100.0 100.0
beasiswa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak 332 84.5 84.5 84.5
ya 61 15.5 15.5 100.0
Total 393 100.0 100.0
101
statustempattinggal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Orangtua 126 32.1 32.1 32.1
Kos 251 63.9 63.9 96.0
Lain-lain 16 4.0 4.0 100.0
Total 393 100.0 100.0
Uji Normalitas Sebaran Data
Histogram
102
Plot