faktor-faktor yang memengaruhi struktur modal …digilib.unila.ac.id/33599/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI STRUKTUR MODAL
(Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2016)
(Skripsi)
Oleh
YESI PURNAMA SARI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACT
FACTORS WHICH INFLUENCE COMPANIES CAPITAL STRUCTURE
(Empirical Study in Companies Listed in the Indonesia Stock Exchange in
2012-2016 )
By:
Yesi Purnama Sari
The purpose of this research is to determine whether factor such as business risk,
rate of growth sale, firm size and asset structure have impact to the capital
structure. In this study population and the sample comes from all companies listed
in the Indonesia Stock Exchange in 2012-2016. Sampling with purposive sampling
technique in order to obtain 142 samples. Test in this research conducted by
multiple regression analysis. The result of this study business risk variables that
have a significant negative effect on capital structure. Rate of growth sale have no
significant effect on the capital structure. On the other hand, firm size and asset
structure have a significant positive effect on capital structure.
Keywords: Capital structure, business risk, rate of growth sale, firm size, ssset
structure.
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI STRUKTUR MODAL
(Studi Empiris Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2016)
Oleh:
Yesi Purnama Sari
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah faktor-faktor seperti risiko bisnis,
tingkat pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan struktur aktiva
berpengaruh terhadap struktur modal. Dalam penelitian ini populasi dan sampel
berasal dari seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2012-2016. Penarikan sampel dengan teknik purposive sampling sehingga
diperoleh 142 sampel. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan uji
analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini adalah variabel risiko bisnis
berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Pertumbuhan penjualan
tidak berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Di lain sisi, ukuran perusahaan
dan struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.
Kata kunci: Struktur modal, risiko bisnis, ukuran perusahaan, tingkat
pertumbuhan penjualan, struktur aktiva.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI STRUKTUR MODAL
(Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2016)
Oleh
YESI PURNAMA SARI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
HALAMAN PERSETUJUAN
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Dono Arum pada tanggal 07 Juni 1996 dengan nama lengkap
Yesi Purnama Sari sebagai anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak
Tukimin dan Ibu Winarti. Penulis mempunyai saudari perempuan yang bernama
Apriliana, A.Md.Kep.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Sekolah Dasar Negeri 2
Dono Arum pada tahun 2001-2007, penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Seputih
Agung pada tahun 2011, dan kemudian menyelesaikan pendidiakn Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Terbanggi Besar
pada tahun 2014.
Pada tahun 2014, penulis diterima sebagai mahasiswi Jurusan S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan lulus ujian komprehensif
pada tanggal 19 September 2018.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan berkah yang telah
diberikan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Kupersembahkan karyaku ini untuk:
Kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Tukimin dan Ibu Winarti
Terimakasih kepada ibu dan ayah yang selalu memberikan doa yang tiada henti,
nasihat yang bermanfaat, motivasi, dan dukungan untuk cita-citaku. Semoga Allah
SWT senantiasa memberikan perlindungan di dunia maupun di akhirat untuk ibu
dan ayah.
Mbakku dan kakak iparku, Apriliana, A.Md.Kep. dan Fahrurrizal, S.E.
Terimakasih sudah memberikan doa, kasih sayang, perhatian dan selalu
memotivasiku selama ini.
Seluruh keluarga besar, sahabat dan teman-temanku.
Terimakasih atas segala keceriaan, canda tawa, semangat, dan dukungan yang
tiada henti.
Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
(QS. Ar-Ra’d: 11)
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Anfal 8: 46)
“Barang siapa yang menunjukkan kepada kebaiakan, maka ia akan
mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya”
(H.R Muslim)
“Jangan mencintai Seseorang yang tidak mencintai Allah. Kalau ia bisa
meninggalkan Allah, ia juga bisa meninggalkanmu”
(Imam Syafi’i)
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan berkah yang telah
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-
faktor yang Memengaruhi Struktur Modal (Studi Empiris Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016)”, sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat
membantu mempermudah proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, SE., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., CPA., C.A., Akt. selaku Dosen
Pembimbing 1 dan Ibu Chara P.T. Tubarad, S.E., M.Acc., Ak., CIBP. selaku
Dosen Pembimbing 2 yang telah memberikan waktu, kritik, saran, masukan
dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt., CA. selaku Dosen Penguji Utama yang
telah memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses
penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Prof. Dr. Lindrianasari, S.E.,M.Si.,Akt. selaku Pembimbing Akademik
selama masa perkuliahan.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran berharga bagi penulis
selama menempuh program pendidikan S1.
8. Seluruh staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta staff
keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
banyak membantu baik selama proses perkuliahan maupun penyusunan
skripsi, terimakasih atas segala kesabaran dan bantuan yang telah diberikan.
9. Bapak dan Ibuku tercinta Tukimin dan Ibu Winarti yang selalu memberikan
kasih sayang, doa yang tiada henti, nasihat dan pengorbanan yang telah
diberikan kepadaku. Terimakasih untuk Ibuku tercinta walau alam kita sudah
berbeda tetapi ibu telah menjadi penyemangatku untuk menyelesaikan studi
ini. Semoga Aku dan Ibu akan dipertemukan kembali di syurga Allah SWT.
10. Mbakku dan kakak iparku Apriliana, A.Md.kep. dan Fahrurrizal, S.E.
Terimaksih selalu memberikan perhatian, kasih sayang, dan pengorbanan
selama ini. Aku sayang kalian.
11. Sahabatku tercinta Ahmad Aris Triono, S.Gz. yang selalu memberikan doa,
semangat, canda tawa, nasihat, pengorbanan yang tiada henti dan selalu
mengajariku untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga Allah SWT
membalas kebaikanmu.
12. Adik sepupuku, Sri Rahayu Meilani, Fachrunnisa Al-Mufit, dan Dewi Ambar
Wati. Terimakasih yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian,
semangat, doa dan canda tawa selama ini. Terimakasih dek selalu menemani
mbak tidur. Semoga kelak, kalian bisa menempuh pendidikan yang lebih
tinggi. Aamiin.
13. Adik Ponakanku, Ziggy Atharizz Calief dan Queensha Almahyra Mekka.
Terimakasih untuk segala kasih sayang dan canda tawa selama ini. Semoga
kalian menjadi anak yang sholeh dan cerdas.
14. Seluruh keluarga besar UD. Margo Rahayu, yang tidak bisa disebutkan satu
per satu. Terimakasih atas doa, dukungan, motivasi, dan nasihat yang telah
diberikan.
15. Sahabat masa kecilku Melta Apriani yang selalu memberikan kasih sayang
dan semangat yang tiada henti. Terimakasih sudah menjadi teman curhatku
dan selalu menemaniku dari jaman SD sampai sekarang. Terimakasih selalu
sabar menghadapi sifat dan sikapku. Semoga kelak kita menjadi sahabat
selama-lamanya. Jangan bosen ya sama aku mbel.
16. Sahabatku, Yulia, Revi, Friska, Santika, Dara, Hana, Gusti, dan Tias.
Terimakasih atas segala canda tawa, perhatian, dan semangat yang tiada henti
selama ini. Terimakasih telah menjadi teman curhat, menemani dan
membantuku selama proses perkuliahan. Semoga silaturahmi kita terjalin
sampai nenek-nenek nanti. Semangat guys!
17. Sahabat indekosku selama di perantauan, Neni, Ketut, Ayu, Kria, Diza,
Nengah, Anggi, Nesya dan Desak. Terimakasih selalu memberikan canda
tawa, semangat, dan menemaniku disaat kesepian. Terimakasih telah menjadi
teman curhat dan teman tidurku selama diperantauan. Terimakasih atas
pengorbanan dan kebaikan kalian. Semoga silaturahmi kita tetap terjaga.
Aamiin.
18. Mbak kosanku selama diperantauan, Mbak Deslita, Mbak Wayan, Mbak
Kadek, Mbak Okta, dan Bli Kadek. Terimaksih selalu memberikan canda
tawa, dukungan, perhatian dan semangat selama proses perkuliahan ini.
19. Teman seperjuangan ku, Ghea, Ribka, Murtika, Katrin, Deka, Eva, Indah,
Agessy, Vita, Cella, Cavenray, Reyhan, Irfan Hidayat, Riski, Ari, Irfan,
Wayan, Gede, Fery, Ginanda, Haekal, Gema, Renardi yang telah menemani
dan membantu selama ini. Terimakasih atas canda tawa dan telah
memberikan semangat selama proses perkuliahan. Semoga kelak kita bisa
bertemu dan berkumpul kembali. Sukses selalu guys!
20. Keluarga KKN Desa Gaya Baru Enam kecamatan Seputih Surabaya, Nadia,
Ivo, Diah, Anjung, Bang Fadli, dan Bang Agus. Terimakasih atas canda tawa
dan kerja sama dalam kegiatan proses Kuliah Kerja Nyata selama 40 hari.
Semoga kalian sukses selalu guys!
21. Teman-teman seperjuangan S1 Akuntansi angkatan 2014 dan semua pihak
yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terimakasih, semoga
mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam proses penulisan skripsi ini, maka penulis mengharapkan adanya kritik
ataupun saran yang dapat membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya.
Bandar Lampung, 19 September 2018
Penulis,
Yesi Purnama Sari
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
ABSTRACT
ABSTRAK
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
RIWAYAT HIDUP
PERSEMBAHAN
MOTTO
SANWACANA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7
1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................. 7
1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori .............................................................................. 8
2.1.1 Pengertian Struktur Modal ................................................. 8
2.1.2 Komponen Struktur Modal ................................................. 9
2.1.2.1 Modal Asing ............................................................... 9
2.1.2.2 Modal Sendiri .............................................................. 10
2.1.3 Teori Struktur Modal ........................................................ 12
2.1.3.1 Pendekatan Tradisional ............................................... 12
2.1.3.2 Pendekatan Modigliani dan Miller (MM) ................... 13
2.1.3.3 Teori Trade Off ........................................................... 13
2.1.3.4 Pecking Order Theory ................................................ 14
2.1.3.5 Teori Asimetri Informasi dan Signaling ..................... 15
2.1.4 Faktor-faktor Yang Memengaruhi Struktur Modal …….. 15
2.1.4.1 Risiko Bisnis ............................................................... 18
2.1.4.2 Tingkat Pertumbuhan Penjualan ................................. 20
2.1.4.3 Ukuran Perusahaan ..................................................... 22
2.1.4.4 Struktur Aktiva ........................................................... 23
2.2. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 25
2.3. Kerangka Befikir .......................................................................... 27
2.4. Pengembangan Hipotesis .............................................................. 28
2.4.1 Pengaruh Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal ............. 28
2.4.2 Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur
Modal ................................................................................. 29
2.4.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal .... 30
2.4.4 Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal .......... 32
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 34
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 34
3.3. Variabel Penelitian......................................................................... 35
3.3.1 Variabel Dependen .............................................................. 35
3.3.2 Variabel Independen ............................................................ 36
3.3.2.1 Risiko Bisnis .............................................................. 36
3.3.2.2 Tingkat Pertumbuhan Penjualan ................................ 36
3.3.2.3 Ukuran Perusahaan .................................................... 37
3.3.2.4 Struktur Aktiva .......................................................... 37
3.4. Metode Analisis Data .................................................................... 37
3.4.1 Pengujian Asumsi Klasik ................................................... 37
3.4.1.1 Uji Normalitas ............................................................. 37
3.4.1.2 Uji Multikolinearitas ................................................... 38
3.4.1.3 Uji Autokolerasi .......................................................... 39
3.4.1.4 Uji Heterokedastisitas ................................................ 40
3.4.2 Analisis Regresi Berganda ................................................ 40
3.4.3 Uji Hipotesis ..................................................................... 41
3.4.3.1 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) .................... 41
3.4.3.2 Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F) ........................ 41
3.4.3.3 Uji Statistik t ............................................................... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ....................................................................... 43
4.1.1 Data dan Sampel ........................................................... 43
4.1.2 Statistik Deskriptif ........................................................ 44
4.1.2.1 Struktur Modal .................................................... 44
4.1.2.2 Risiko Bisnis ......................................................... 45
4.1.2.3 Tingkat Pertumbuhan Penjualan .......................... 45
4.1.2.4 Ukuran Perusahaan ............................................... 46
4.1.2.5 Struktur Aktiva ...................................................... 46
4.2. Pengujian Asumsi Klasik ........................................................ 47
4.2.1 Uji Normalitas .............................................................. 47
4.2.2 Uji Multikolinearitas ..................................................... 49
4.2.3 Uji Autokolerasi ........................................................... 50
4.2.4 Uji Heterokedastisitas ................................................... 51
4.3. Analisis Regresi Berganda ...................................................... 52
4.4. Uji Hipotesis ........................................................................... 54
4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ...................... 54
4.4.2 Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F) .......................... 55
4.4.3 Uji Statistik t .................................................................. 56
4.4.4 Hasil Uji Hipotesis ........................................................ 58
4.5. Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................. 59
4.5.1 Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal ....................... 59
4.5.2 Tingkat Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur
Modal ............................................................................ 60
4.5.3 Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal ............. 61
4.5.4 Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal .................... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ............................................................................. 64
5.2. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 65
5.3. Saran ........................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Ringkasan Penelitian Terdahulu .................................................. 26
Tabel 3.1: Keputusan Ada Tidaknya Autokolerasi ....................................... 39
Tabel 4.1: Pemilihan Sampel ........................................................................ 43
Tabel 4.2: Descriptive Statistic ..................................................................... 44
Tabel 4.3: One Sampel Kolmogorov ............................................................ 48
Tabel 4.4: Hasil Uji Multikolinearitas .......................................................... 49
Tabel 4.5: Hasil Uji Autokolerasi ................................................................. 50
Tabel 4.6: Hasil Uji Runs Test ...................................................................... 51
Tabel 4.7: Hasil Analisis Regresi Berganda ................................................. 53
Tabel 4.8: Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ........................... 54
Tabel 4.9: Hasil Uji Kelayakan Model ......................................................... 55
Tabel 4.10: Hasil Uji Statistik t ..................................................................... 56
Tabel 4.11: Hasil Uji Hipotesis ..................................................................... 58
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Kerangka Berfikir...................................................................... 28
Gambar 4.1: Grafik Normal Plott Hasil Uji Normalitas ............................... 47
Gambar 4.2: Grafik Scatterplot Hasil Uji Heterokedastisitas ....................... 52
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Perhitungan Struktur Modal 2012
Lampiran 2: Data Perhitungan Struktur Modal 2013
Lampiran 3: Data Perhitungan Struktur Modal 2014
Lampiran 4: Data Perhitungan Struktur Modal 2015
Lampiran 5: Data Perhitungan Struktur Modal 2016
Lampiran 6: Data Perhitungan Risiko Bisnis 2012
Lampiran 7: Data Perhitungan Risiko Bisnis 2013
Lampiran 8: Data Perhitungan Risiko Bisnis 2014
Lampiran 9: Data Perhitungan Risiko Bisnis 2015
Lampiran 10: Data Perhitungan Risiko Bisnis 2016
Lampiran 11: Data Perhitungan Tingkat Penjualan 2012
Lampiran 12: Data Perhitungan Tingkat Penjualan 2013
Lampiran 13: Data Perhitungan Tingkat Penjualan 2014
Lampiran 14: Data Perhitungan Tingkat Penjualan 2015
Lampiran 15: Data Perhitungan Tingkat Penjualan 2016
Lampiran 16: Data Perhitungan Ukuran Perusahaan 2012
Lampiran 17: Data Perhitungan Ukuran Perusahaan 2013
Lampiran 18: Data Perhitungan Ukuran Perusahaan 2014
Lampiran 19: Data Perhitungan Ukuran Perusahaan 2015
Lampiran 20: Data Perhitungan Ukuran Perusahaan 2016
Lampiran 21: Data Perhitungan Struktur Aktiva 2012
Lampiran 22: Data Perhitungan Struktur Aktiva 2013
Lampiran 23: Data Perhitungan Struktur Aktiva 2014
Lampiran 24: Data Perhitungan Struktur Aktiva 2015
Lampiran 25: Data Perhitungan Struktur Aktiva 2016
Lampiran 26: Data SPSS Sampel Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Persaingan dunia usaha pada era globalisasi semakin meningkat. Untuk
memenangkan persaingan tersebut manajer keuangan harus menghimpun dana
secara efisien. Perusahaan harus cermat dalam mencari sumber dana yang
digunakan untuk membiayai investasi perusahaan. Masalah pendanaan merupakan
bagian yang penting bagi dunia usaha, karena berkaitan dengan kepentingan
banyak pihak, seperti kreditur, pemegang saham, serta pihak manajemen
perusahaan. Perusahaan yang berhasil memenangkan persaingan dalam dunia
usaha dengan perusahaan lainnya merupakan salah satu kunci keberhasilan
perusahaan tersebut. Kondisi tersebut akan tercapai jika perusahaan mempunyai
struktur modal yang tepat. Salah satu keputusan penting yang dihadapi manajer
dalam kegiatan operasional perusahaan adalah keputusan pendanaan atau
keputusan struktur modal, yaitu keputusan keuangan yang berkaitan dengan
komposisi utang, saham preferen dan saham biasa yang digunakan oleh
perusahaan (Prabansari dan Kusuma, 2005).
Suatu keputusan yang diambil manajer dalam suatu pembelanjaan harus
dipertimbangkan secara teliti karena sumber dana yang akan dipilih memiliki
2
konsekuensi finansial yang berbeda. Sumber dana perusahaan dapat dibedakan
menjadi sumber dana internal dan sumber dana eksternal (Riyanto, 2011). Sumber
dana internal adalah dana yang dihasilkan sendiri oleh perusahaan yaitu, laba
ditahan dan akumulasi depresiasi. Sedangkan sumber dana eksternal adalah dana
yang berasal dari kreditur dan investor. Dana yang berasal dari kreditur disebut
modal asing yang merupakan hutang bagi perusahaan, sedangkan dana yang
berasal dari investor disebut modal sendiri. Penggunaan hutang dan modal sendiri
sebagai sumber dana perusahaan berkaitan dengan istilah struktur modal. Menurut
Riyanto (2011), struktur modal (capital structure) yaitu pembelanjaan permanen
yang mencerminkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.
Pengertian struktur modal berbeda dengan struktur keuangan, dimana struktur
keuangan adalah perimbangan seluruh hutang (baik jangka panjang maupun
jangka pendek) dengan modal sendiri. Struktur modal menunjukkan proporsi atas
penggunaan hutang untuk membiayai investasinya, sehingga dengan mengetahui
struktur modal investor dapat mengetahui keseimbangan antara risiko dan tingkat
pengembalian investasinya.
Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal
yang optimal. Struktur modal yang optimal merupakan struktur modal yang dapat
meminimalkan biaya modal rata-rata tertimbang. Rata-rata tertimbang biaya
modal (weighted overage cost of capital-WACC) merupakan rata-rata tertimbang
biaya-biaya komponen utang, saham preferen, dan ekuitas (Brigham dan Houston,
2011). Biaya modal rata-rata tertimbang (weighted overage cost of capital) yang
semakin kecil maka akan memaksimalkan laba dan akan mempengaruhi tingginya
nilai perusahaan. Biaya modal sangat penting dalam pengambilan keputusan atas
3
struktur modal, karena dalam pengambilan keputusan pendanaan seorang manajer
harus mampu mempertimbangkan biaya minimum.
Banyak perusahaan di Indonesia yang mengalami kebangkrutan (pailit) akibat
dari penggunaan sumber dana yang tidak seimbang. Kebangkrutan pada suatu
perusahaan harus dicegah karena merupakan kegagalah bagi sebuah perusahaan.
Perusahaan yang mengalami kebangkrutan disebabkan karena penggunaan hutang
secara berlebih. Seperti yang terjadi pada perusahaan penghasil kertas PT Asia
Paper Mills (APM). Berdasarkan berita yang dilansir dari nasional.kontan.co.id
pada Senin, 07 Agustus 2017 PT Asia Paper Mills (APM) dinyatakan pailit pada
tanggal 24 Juli 2017 oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Kepailitan ini diajukan
oleh salah satu krediturnya, yaitu Bank Mandiri, karena PT Asia Paper Mills
(APM) tidak mampu membayar hutang per 31 Juli 2016 yang mencapai Rp.
426,43 miliar. Oleh karena itu, perusahaan harus mengetahui faktor-faktor apa
saja yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan struktur modal yang tepat.
Menurut Brigham dan Houston (2011), faktor-faktor yang memengaruhi
pengambilan keputusan struktur modal terdiri dari stabilitas penjualan, struktur
aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan, profitabilitas, ukuran perusahaan, pajak,
risiko bisnis, kendali, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga
penilai peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas
keuangan.
Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat hasil yang berbeda-beda yang
menyebabkan ketidakkonsistenan. Dimana ada faktor yang terbukti berpengaruh
4
signifikan pada suatu penelitian, tetapi tidak berpengaruh signifikan pada
penelitian lain.
Risiko bisnis yaitu salah satu risiko yang dihadapi oleh perusahaan dalam
mendanai kegiatan operasional perusahaan (Joni dan Lina, 2010). Risiko bisnis
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan, kemampuan perusahaan
untuk membayar utangnya, dan minat pemodal untuk menanamkan dana pada
perusahaan dan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh dana
dalam menjalankan kegiatan operasionalnya (Friska, 2011). Semakin tinggi risiko
bisnis perusahaan maka semakin rendah rasio hutangnya. Seperti penelitian yang
dilakukan oleh Prabansari dan Kusumo (2005), Lukiana dan Hartono (2014)
menunjukkan bahwa risiko bisnis mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur
modal. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010)
menunjukkan hasil yang berbeda bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap
struktur modal.
Tingkat pertumbuhan penjualan merupakan kenaikan jumlah penjualan dari tahun
ke tahun atau dari waktu ke waktu (Kesuma, 2009). Perusahaan dengan penjualan
yang stabil akan mempermudah perusahaan tersebut untuk memperoleh aliran
dana eksternal. Menurut Sartono (2010), perusahaan dengan pertumbuhan
penjualan yang stabil dapat menggunakan utang lebih besar dibandingkan dengan
perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Tingkat pertumbuhan penjualan akan
mempengaruhi tingkat keuntungan investasi pada masa yang akan datang. Dalam
hal ini perusahaan membutuhkan modal untuk memenuhi kebutuuhan investasi
dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan. Seperti penelitian yang dilakukan
oleh Yusintha dan Suryandari (2010), Liem dkk (2013), serta Zuliani (2014),
5
menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh positif
terhadap struktur modal. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Saputra dan
Sujana (2014), menunjukkan hasil yang berbeda bahwa tingkat pertumbuhan
penjualan tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Ukuran perusahaan merupakan rasio yang menggambarkan ukuran atau besarnya
asset yang dimiliki perusahaan (Gitman dan Zutter, 2012). Ukuran perusahaan
merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan
kebijakan keputusan pendanaan (struktur modal). Semakin besar ukuran
perusahaan semakin besar pula kesempatan perusahaan tersebut memperoleh
pendanaan eksternal (Nugrahani dan Sampurno, 2012). Hal tersebut dikarenakan
besarnya aset yang dimiliki perusahaan akan memberikan kepercayaan bagi
investor untuk menanamkan modalnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh
Nugrahani dan Sampurno (2012), serta Prabansari dan Kusumo (2005)
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap
struktur modal. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010)
menunjukkan hasil yang berbeda bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap struktur modal.
Struktur aktiva merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan antara aset
tetap terhadap total aset (Sartono, 2010). Perusahaan yang memiliki aset tetap
dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar, hal ini
disebabkan karena dari skala perusahaan yang besar akan lebih mudah
mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Kemudian besarnya aset tetap dapat digunakan sebagai jaminan utang. Tingginya
struktur aktiva membuat kreditur merasa lebih aman dalam memberikan
6
pinjaman. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010), serta Putri
(2012) menunjukkan bahwa struktur aktiva mempunyai pengaruh positif terhadap
struktur modal. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yusintha dan
Suryandari (2010) menunjukkan hasil yang berbeda bahwa struktur aktiva tidak
berpengaruh terhadap struktur modal.
Berdasarkan uraian diatas, menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal merupakan hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut karena
masih adanya hasil yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
meneliti kembali mengenai “Faktor-faktor yang Memengaruhi Struktur
Modal Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2016”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur modal pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016?
2. Apakah tingkat pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap struktur
modal pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-
2016?
3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016?
4. Apakah struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016?
7
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris pengaruh risiko
bisnis, tingkat pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan dan struktur aktiva
terhadap struktur modal pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2016.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu
ekonomi serta dapat menambah wawasan dan referensi bagi penelitian
selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi dengan melihat struktur modal yang tepat di
perusahaan.
2. Bagi pihak manajemen, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan
dalam menentukan sumber dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan
operasional.
3. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan dalam penyusunan struktur modal yang optimal yang akan
meningkatkan nilai perusahaan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Struktur Modal
Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik
buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial
perusahaan, terutama dengan adanya hutang yang sangat besar akan memberikan
beban kepada perusahaan.
Struktur modal menurut Riyanto (2011), didefinisikan sebagai berikut:
“struktur modal (capital structure) merupakan pembelanjaan permanen yang
mencerminkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri .” Jadi
struktur modal merupakan perbandingan antara hutang jangka panjang dengan
modal sendiri.
Struktur modal menurut Fahmi (2011), didefinisikan sebagai berikut:
“Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan
yaitu modal yang dimiliki yang bersumber dari hutang jangka panjang dan modal
sendiri yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan.”
9
Jadi struktur modal merupakan gabungan sumber dana perusahaan yang
bersumber dari hutang jangka panjang dan modal sendiri yang diguunakan sebagai
sumber pembiayaan perusahaan.
2.1.2 Komponen Struktur Modal
Menurut Riyanto (2011), komponen struktur modal terdiri dari modal asing dan
modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang jangka panjang.
Sedangkan modal sendiri terdiri dari laba ditahan dan penyertaan kepemilikan
perusahaan.
2.1.2.1 Modal Asing
Modal asing atau hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan eksternal yang
digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya. Dalam
pengambilan keputusan akan penggunaan hutang berupa bunga yang akan
menyebabkan semakin meningkatnya leverage keuangan dan semakin tidak
pastinya tingkat pengembalian pata pemegang saham biasa.
Modal asing menurut Riyanto (2011), didefinisikan sebagai berikut:
“Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya
sementara bekerja di dalam perusahaan dan bagi perusahaan yang bersangkutan
modal tersebut merupakan hutang yang pada saatnya harus dibayar kembali.”
Jadi modal asing merupakan modal yang digunakan oleh perusahaan untuk
kegiatan operasionalnya yang berasal dari luar perusahaan tersebut.
10
Hutang jangka panjang merupakan hutang yang jangka waktunya adalah panjang,
pada umumnya lebih dari 10 tahun. Adapun jenis atau bentuk-bentuk utama
hutang jangka panjang antara lain:
a. Pinjaman obligasi, merupakan pinjaman untuk jangka waktu yang panjang,
untuk debitur mengeluarkan surat pengakuan utang yang mempunyai
nominal tertentu.
b. Pinjaman hipotik merupakan pinjaman jangka panjang dimana pemberi
uang (kreditur) diberi hak hipotik pada suatu barang tidak bergerak, agar
bila pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya, batang itu dapat dijual
dari hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk menutupi tagihannya.
2.1.2.2 Modal Sendiri
Modal sendiri atau ekuitas merupakan modal jangka panjang yang diperoleh dari
pemilik perusahaan atau pemegang saham. Modal sendiri diharapkan tetap berada
dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal
pinjaman memiliki jatuh tempo.
Modal sendiri menurut Riyanto (2011), didefinisikan sebagai berikut:
“Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik
perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak
tertentu lamanya.”
Jadi modal sendiri merupakan modal yang digunakan oleh perusahaan untuk
kegiatan operasionalnya yang berasal dari pemilik perusahaan tersebut.
Modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentuk P.T. terdiri dari:
11
a. Modal saham
Saham adalah tanda bukti pengembalian bagian atau peserta dalam suatu
P.T.
Adapun jenis-jenis dari saham sebagai berikut:
- Saham biasa (Common Stock)
- Saham biasa (Preffered Stock)
- Saham Kumulatif (Cummulative Preffered Stock)
b. Cadangan
Cadangan disini dimaksudkan sebagai cadangan yang dibentuk dari
keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu yang
lampau atau dari tahun yang berjalan. Cadangan yang termasuk modal
sendiri adalah:
- Cadangan ekspansi
- Cadangan modal kerja
- Cadangan selisi kurs
- Cadangan untuk menampung hal-hal atau kejadian-kejadian yang tidak
diduga sebelumnya (cadangan umum)
c. Laba ditahan
Laba ditahan merupakan keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan
dapat sebagian dibayarkan sebagian dividen dan sebagian ditahan oleh
perusahaan. Apabila penahanan keuntungan tersebut sudah dengan tujuan
tertentu, maka dibentuklah cadangan sebagaimana yang telah diuraikan.
Apabila perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu mengenai
12
penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut merupakan
keuntungan yang ditahan.
2.1.3 Teori Struktur Modal
Setiap ada perubahan struktur modal akan memengaruhi biaya modal secara
keseluruhan, hal ini disebabkan masing-masing jenis modal mempunyai biaya
modal sendiri-sendiri. Selain itu, teori struktur modal dianggap penting karena
besarnya biaya modal keseluruhan ini, nantinya akan digunakan sebagai cut of
rate pada pengambilan keputusan investasi.
Menurut Hanafi (2012), teori mengenai struktur modal terdiri dari:
a. Pendekatan Tradisional
b. Pendekatan Modigliani dan Miller (MM)
c. Teorti Trade Off
d. Pecking Order Theory
e. Teori Asimetri: Informasi dan Signalling
Teori struktur modal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
2.1.3.1 Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal.
Dengan kata lain struktur modal mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Struktur modal bisa diubah-ubah agar diperoleh nilai perusahaan yang optimal.
13
2.1.3.2 Pendekatan Modigliani dan Miller (MM)
Pada pendekatan modignilai dan miller (MM), tahun 1960-an kedua ekonom
tersebut memasukkan faktor pajak ke dalam analisis mereka. Mereka sampai pada
kesimpulan bahwa nilai perusahaan dengan hutang lebih tinggi adalah tidak
relevan dibandingkan nilai perusahaan tanpa hutang. Kenaikan tersebut
dikarenakan adanya penghematan pajak dari penggunaan hutang.
2.1.3.3 Teori Trade Off
Teori Trade Off merupakan gabungan antara teori struktur modal Modigliani dan
miller dengan memasukkan biaya kebangkrutan dan biaya keagenan yang
mengindikasikan adanya penghematan pajak dari hutang dengan biaya
kebangkrutan. Implikasi trade off theory sebagi berikut:
a. Perusahaan dengan risiko bisnis besar harus menggunakan hutang lebih
kecil hutang disbanding perusahaan yang mempunyai risiko bisnis rendah,
karena, semakin besar risiko bisnis, penggunaan hutang akan semakin
besar yang akan menimbulkan beban bunga, sehingga akan mempersulit
keuangan perusahaan.
b. Perusahaan yang dikenal dengan pajak yang tinggi pada batas tertentu
sebaiknya menggunakan banyak hutang karena adanya tax shield.
c. Target rasio hutang akan berbeda antara perusahaan satu dengan
perusahaan yang lain. Perusahaan yang profitable dan tangible asset
mempunyai target rasio utang lebih tinggi. Perusahaan unprofitable dengan
14
risiko tinggi dan intangible assets mempunyai utang lebih rendah dan
mengandalkan pada ekuitas.
2.1.3.4 Pecking Order Theory
Teori Pecking Order Theory bisa menjelaskan kenapa perusahaan mempunyai
tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang lebih kecil.
Tingkat hutang yang kecil tersebut tidak dikarenakan perusahaan mempunyai
target tingkat hutang yang kecil, tetapi karena mereka tidak membutuhkan dana
eksternal. Tingkat keuntungan yang tinggi menjadikan dana internal mereka
cukup untuk memenuhi kebutuhan investasi. Menurut Hanafi (2012),
mengungkapkan urutan dalam pecking order theory adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan lebih memilih menggunakan sumber dana internal daripada
sumber dana eksternal. Sumber dana internal tersebut diperoleh dari laba
ditahan yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan.
b. Perusahaan menghitung target rasio pembayaran yang didasarkan pada
perkiraan kesempatan investasi.
c. Karena kebijakan deviden yang konstan, digabung dengan fluktuasi
keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi akan
menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan akan lebih besar
dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat tertentu dan akan
lebih kecil pada saat yang lain.
d. Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan memilih sekuritas
yang paling aman terlebih dahulu. Perusahaan akan memulai dengan
15
hutang, kemudian dengan surat-surat berharga campuran seperti obligasi
konvertibel dan saham sebagai pilihan terakhir.
2.1.3.5 Teori Asimetri Informasi dan Signaling
Konsep signaling dan asimetri informasi berkaitan erat. Teori asimetri
mengatakan bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak
mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan risiko perusahaan. Pihak
tertentu mempunyai informasi yang lebih baik dibandingkan pihak lainnya.
Manajer biasanya mempunyai informasi yang lebih baik dibandingkan dengan
pihak luar (investor). Karena itu bisa dikatakan asimetri antara manajer dengan
investor.
Teori signaling adalah model dimana struktur modal (penggunaan hutang)
merupakan signal yang disampaikan manajer ke pasar. Perusahaan yang
meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan
prospek perusahaan di masa mendatang. Karena cukup yakin, manajer perusahaan
tersebut berani menggunakan hutang yang lebih besar. Investor diharapkan akan
menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahan mempunyai prospek yang
baik. Dengan demikian hutang merupakan tanda atau signal positif.
2.1.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Struktur Modal
Tidak mudah bagi manajer untuk menentukan perimbangan struktur modal yang
optimal yaitu yang dapat meningkatkan nilai perusahan. Masalah struktur modal
merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahan karena baik buruknya
16
struktur modal akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finansial
perusahan.
Brigham dan Houston (2011), menyatakan ada beberapa faktor-faktor yang
memengaruhi pengambilan keputusan dalam struktur modal. Faktor-faktor
tersebut antara lain:
a. Stabilitas penjualan, suatu perusahaan yang penjualannya relatif stabil
dapat secara aman mengambil hutang dalam jumlah yang besar dan
mengeluarkan beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
b. Struktur aktiva, perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan
sebagai jaminan pinjaman cenderung akan cukup banyak menggunakan
utang.
c. Tingkat pertumbuhan penjualan, perusahaan yang memiliki tingkat
penjualan yang lebih cepat harus lebih mengandalkan diri pada modal
eksternal.
d. Profitabilitas, perusahaan dengan tingkat pengembalian atas investasi yang
sangat tinggi akan menggunakan hutang dalam jumlah yang relative
sedikit. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan
tersebut melakukan sebagian besar pendanaannya melalui dana yang
dihasilkan secara internal.
e. Ukuran perusahaan, perusahaan yang besar akan lebih memperoleh modal
dari pasar modal dibandingkan perusahaan kecil. Bukti empiris
menyatakan bahwa skala perusahaan berhubungan positif dengan rasio
utang dengan nilai buku ekuitas.
17
f. Pajak, bunga merupakan suatu beban pengurang pajak, dan pengurangan
ini lebih bernilai bagi perusahaan dengan tariff pajak yang tinggi. Jadi
makin tinggi tarif pajak suatu perusahaan, maka makin besar keunggulan
dari hutang.
g. Risiko bisnis, Dalam perusahaan risiko bisnis akan meningkat jika
menggunakan hutang yang tinggi. Penggunaan hutang yang tinggi akan
meningkatkan kemungkinan kebangkrutan.
h. Kendali, jika manajemen memiliki kendali hak suara (lebih dari 50 persen
saham), tetapi tidak berencana untuk membeli saham lagi, maka
manajemen tersebut akan memilih hutang sebagai sumber pendanaan yang
baru.
i. Sikap manajemen, manajemen dapat memiliki sikap dan pertimbangan
terhadap struktur modal yang tepat bagi perusahaan. Manajemen yang
agresif menggunakan lebih banyak hutang dalam usaha untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi.
j. Sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat, tanpa
mempertimbangkan analisis manajemen sendiri atas faktor leverage yang
tepat bagi perusahaan, sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat
sering kali akan mempengaruhi keputusan struktur keuangan. Perusahaan
sering kali membahas struktur modalnya dengan pihak pemberi pinjaman
dan lembaga pemeringkat serta sangat memperhatikan saran mereka.
k. Kondisi pasar, kondisi pasar saham dan obligasi mengalami perubahan
dalam jangka panjang maupun jangka pendek yang dapat memberikan arah
penting pada struktur modal yang optimal suatu perusahaan.
18
l. Kondisi internal perusahaan, misalnya suatu perusahaan baru saja berhasil
menyelesaikan suatu program litbang, dan perusahaan meramalkan laba
yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang tidak lama lagi.
m. Fleksibilitas keuangan, perusahaan dapat menghasilkan uang dalam jumlah
yang lebih besar dari penganggaran modal dan keputusan operasi yang
baik dibandingkan dengan keputusan keuangan yang baik.
Beberapa faktor tersebut dapat dijadikan perusahaan dalam menetapkan
keputusannya untuk lebih memperhatikan dampak yang ditimbulkan dari adanya
faktor-faktor tersebut.
Faktor-faktor yang memengaruhi struktur modal telah banyak di kemukakan oleh
para ahli. Pada penelitian ini hanya digunakan beberapa faktor yang diduga kuat
hubungannya dengan struktur modal, yang diantaranya:
2.1.4.1 Risiko bisnis
Risiko didefinisikan sebagai peluang atau kemungkinan terjadinya beberapa
peristiwa yang tidak menguntungkan. Risiko bisnis biasanya muncul dari
penggunaan hutang untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dan jika perusahaan
tersebut memiliki banyak hutang maka akan mendapatkan risiko yang besar
dengan tingkat pengembalian yang besar pula (Brigham dan Houston, 2011).
Risiko bisnis tergantung sejumlah faktor sebagai berikut:
a. Variabilitas permintaan. Semakin stabil permintaan akan produk sebuah
perusahaan, jika hal-hal lain dianggap konstan, maka semakin rendah
risiko bisnisnya.
19
b. Variabilitas harga jual. Perusahaan yang produk-produknya dijual dipasar
yang sangat tidak stabil terkena risiko bisnis yang lebih tinggi daripada
perusahaan yang sama yang harga produknya tidak stabil.
c. Variabilitas biaya input. Perusahaan yang inputnya sangat tidak pasti akan
terkena risiko bisnis yang tinggi.
d. Kemampuan menyesuaikan harga jika ada perubahan biaya. Semakin besar
kemampuan ini, semakin kecil risiko bisnisnya.
e. Komposisi biaya tetap: leverage operasi. Jika sebagian besar biaya adalah
biaya tetap, sehingga akibatnya tidak mengalami penurunan ketika
permintaan turun, maka perusahaan terkena risiko bisnis yang relatif
tinggi.
Risiko bisnis dapat diukur dengan menggunakan beberapa cara, yaitu (Atmaja,
2008):
a. Degree of Operating Leverage (DOL). Rasio ini diukur dengan perubahan
Earning Before Interest and Tax (EBIT) dibanding perubahan penjualan.
b. Rasio lain yang dapat digunakan adalah Ratio of Operating Income to Sales.
Rasio ini diukur dengan deviasi standar dari Earning Before Interest and Tax
(EBIT) dibanding dengan sales.
c. Selain itu, risiko bisnis juga dapat diukur dengan standar deviasi Return on
Equity.
20
2.1.4.2 Tingkat pertumbuhan penjualan
Definisi Growth menurut Kasmir (2012) adalah sebagai berikut:
“Rasio pertumbuhan (Growth Ratio) merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah
pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya.”
Definisi Sales Growth menurut Widarjo dan Setiawan (2009) adalah sebagai
berikut:
“Pertumbuhan penjualan (sales growth) mencerminkan kemampuan perusahaan
dari waktu ke waktu. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan penjualan suatu
perusahaan maka perusahaan tersebut berhasil menjalankan strateginya.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan penjualan merupakan rasio
yang menggambarkan peningkatan penjualan dari tahun ke tahun. Tingginya sales
growth menunjukan semakin baik suatu perusahan dalam menjalankan operasinya.
Menurut Kasmir (2012), rasio pertumbuhan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Pertumbuhan penjualan
Pertumbuhan penjualan menunjukan sejauh mana perusahaan dapat
meningkatkan penjualannya dibandingkan dengan total penjualan secara
keseluruhan.
Pertumbuhan Penjualan = Penjualan tahunt− Penjualan tahun t−1
Penjualan tahun t−1
21
b. Pertumbuhan laba bersih
Pertumbuhan laba bersih menunjukan sejauh mana perusahaan dapat
meningkatkan kemampuannya untuk memperoleh keuntungan bersih
dibandingkan dengan total keuntungan secara keseluruhan.
c. Pertumbuhan pendapatan per saham.
Pertumbuhan pendapatan per saham menunjukan sejauh mana perusahaan
dapat meningkatkan kemampuannya untuk memperoleh pendapatan atau
laba per lembar saham dibandingkan dengan total laba per saham secara
keseluruhan.
d. Pertumbuhan dividen per saham.
Pertumbuhan dividen per saham menunjukan sejauh mana perusahaan
dapat meningkatkan kemampuannya untuk memperoleh dividen saham
dibandingkan dengan total dividen per saham secara keseluruhan.
Pertumbuhan Laba Bersih= Laba bersih tahunt− Laba bersih tahun t−1
Laba bersih tahun t−1
Pertumbuhan pendapatan per saham
= Laba per saham tahunt− Laba per saham tahun t−1
Laba per saham tahun t−1
Pertumbuhan dividen per saham
= dividen per saham tahunt− dividen per saham tahun t−1
dividen per saham tahun t−1
22
2.1.4.3 Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki
perusahaan (Gitman dan Zutter, 2012). Ukuran perusahan merupakan gambaran
kemampuan finansial perusahaan dalam suatu periode tertentu. Ukuran
perusahaan yang besar dianggap sebagai suatu indikator yang menggambarkan
tingkat risiko bagi investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut.
Karena jika perusahaan memiliki kemampuan finansial yang baik, maka diyakini
bahwa perusahaan tersebut juga mampu memenuhi segala kewajibannya serta
memberikan tingkat yang memadai bagi investor (Joni dan Lina, 2010).
Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan tiga cara, yaitu (Fitriani,
2001):
a. Total aktiva, yang diambil dari neraca akhir tahun.
Total aktiva adalah segala sumber daya yang dikuasai perusahaan akibat
transaksi masa lalu dan diharapkan akan memberikan manfaat ekonomi
dimasa yang akan dating. Rumus yang digunakan dalam total aktiva adalah
sebagai berikut:
b. Penjualan bersih, yang diambil dari laporan keuangan laba rugi akhir
tahun. Penjualan bersih adalah total penjualan dari perusahaan yang salah
satu unsur yang dapat digunakan untuk mengukur pendapatan perusahaan.
rumus yang digunakan untuk menghitung penjualan bersih adalah sebagai
berikut:
Size = Ln (Total Aset)
23
c. Kapitalisasi pasar
Kapitalisasi pasar adalah nilai saham yang harus dibayar untuk membeli
seluruh perusahaan. rumus yang digunakan untuk menghitung penjualan
bersih adalah sebagai berikut:
2.1.4.4 Struktur Aktiva
Definisi struktur aktiva menurut Sartono (2010), struktur aktiva merupakan
perbandingan antara aset tetap terhadap total aset. Perusahaan yang memiliki asset
tetap jangka panjang yang tinggi, dikarenakan permintan akan produk mereka
tinggi. Hal tersebut mengakibatkan penggunaan utang jangka panjang.
Atmaja (2008) menyebutkan bahwa:
“perusahaan manufaktur cenderung memiliki aktiva tetap yang tinggi daripada
perusahaan jasa karena dalam struktur aktivanya banyak yang berupa mesin-
mesin, tanah dan bangunan. Berbeda dengan perusahaan yang bergerak di bidang
jasa seperti perbankan, akan cenderung memiliki aktiva lancar yang lebih tinggi
daripada aktiva tetap karena produknya berupa kas, surat-surat berharga dan
deposito yang mengharuskan adanya pencairan dana yang cepat.”
Penjualan Bersih = Penjualan kotor – Retur penjualan
– Potongan penjualan
Kapitalisasi pasar = Jumlah saham yang beredar x harga
saham akhir tahun
24
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan kepemilikan asset
tetap dalam suatu perusahaan memungkinkan perusahan memiliki kekuatan yang
lebih besar atau asset tetap sebagai earnings power. Jika perusahaan memiliki
asset tetap maka bila perusahaan membutuhkan dana atau modal untuk keperluan
operasional perusahaan, perusahaan dapat meminjam kepada pihak eksternal
dengan menjaminkan asset tetap yang dimiliki perusahaan.
Dalam suatu perusahaan, struktur asset akan mempunyai pengaruh terhadap
sumber-sumber pembelanjaan. Menurut Mayansari (2001), struktur asset
mempengaruhi struktur modal perusahaan dengan dua cara, yaitu:
a. Penggunaan asset tetap akan menimbulkan biaya tetap berupa depresiasi,
jika pendanaan dilakukan dengan hutang, maka besarnya biaya tetap yang
ditanggung oleh perusahaan juga akan besar karena hutang juga akan
menimbulkan biaya tetap berupa bunga.
b. Pada perusahaan yang sebagian besar asetnya berupa asset tetap,
komposisi hutang akan lebih didominasi oleh hutang jangka panjang. Hal
ini disebabkan lamanya dana perusahaan terikat pada asset tetap tersebut,
sehingga mendorong perusahaan untuk menjaga tingkat likuiditasnya
dengan cara menciptakan struktur hutang dengan dominasi hutang jangka
panjang.
Menurut Brigham dan Houston (2011), perusahan yang asetnya sesuai untuk
dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak hutang.
Pengukuran struktur asset dilakukan dengan suatu perbandingan antara total
hutang jangka panjang perusahaan dengan total asset yang dimiliki. Pengukuran
25
struktur asset dapat dilakukan dengan meilhat proporsi asset tetap perusahaan
terhadap total asset perusahaan secara keseluruhan. Secara sistematis dapat
diformulasikan sebagai berikut:
Dengan hasil perbandingan antara asset tetap dengan total asset akan
menghasilkan asset tangibility, artinya semakin banyak jaminan yang
dikeluarkan maka perusahaan akan semakin mudah untuk mendapatkan hutang,
sehingga investor akan lebih percaya jika perusahaan mengalami kebangkrutan,
maka asset tetap yang tersedia dapat digunakan untuk melunasi hutang yang
dimiliki perusahaan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Banyak peneliti terdahulu yang telah melakukan penelitian tentang struktur modal.
Terdapat perbedaan hasil penelitian terdahulu, sehingga dari perbedaan hasil
tersebut dapat dijadikan dasar dalam penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu
mengenai struktur modal antara lain :
Fixed Asset Ratio = 𝐹𝑖𝑥 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡Total Asset
26
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Penulis Judul Variabel
Dependen
Variabel
Independen
Hasil/Kesimpulan
Putri
(2012)
Pengaruh
Profitabilitas,
Struktur Aktiva,
dan Ukuran
Perusahaan
Terhadap Struktur
Modal Pada
Perusahaan
Manufaktur Sektor
Industri Makanan
dan Minuman
Yang Terdaftar di
BEI Periode 2005-
2010
Struktur
modal
- Profitabilitas
- Ukuran
perusahaan
- Struktur aktiva
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
struktur aktiva dan ukuran
perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap
struktur modal.
Sedangkan profitabilitas
berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap
struktur modal.
Nugrahani
dan
Sampurno
(2012)
Analisi Pengaruh
Profitabilitas,
Likuiditas, Tingkat
Penjualan, Ukuran
Perusahaan dan
Kepemilikan
Manajerial
Terhadap Struktur
Modal Pada
Perusahaan
Manufaktur Yang
Terdaftar di BEI
Periode 2008-2010
Struktur
modal
- Profitabilitas
- Likuiditas
- Tingkat
Pertumbuhan
penjualan
- Ukuran
perusahaan
- Kepemilikan
manajerial
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan
berpengaruh positif.
Sedangkan likuiditas
berpengaruh negatif.
Profitabilitas, tingkat
pertumbuhan penjualan
dan kepemilikan
manajerial tidak
berpengaruh terhadap
struktur modal.
Maytariana
dan
Suhadak
(2013)
Faktor-faktor
Fundamental Yang
Mempengaruhi
Struktur Modal
Pada Perusahaan
Manufaktur Yang
Terdaftar di BEI
Periode 2009-2011
Struktur
modal
- Profitabilitas
- Pajak
- Ukuran
perusahaan
- Struktur aktiva
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
profitabilitas, ukuran
perusahaan dan pajak
berpengaruh negatif.
Sedangkan struktur aktiva
tidak berpengaruh
terhadap struktur modal.
Liem dkk Faktor-faktor Yang Struktur - Profitabilitas Hasil penelitian
27
(2013) Mempengaruhi
Struktur Modal
Pada Industri
Consumer Goods
Yang Terdaftar di
BEI Periode 2007-
2011
modal - Tingkat
pertumbuhan
penjualan
- Tangibility
- Non debt tax
shield
menunjukkan bahwa
profitabilitas dan non debt
tax shield berpengaruh
negatif. Sedangkan tingkat
pertumbuhan penjualan
dan tangibility
berpengaruh positif
terhadap struktur modal.
Manopo
(2013)
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi
Struktur Modal
Perbankan Yang
Go Public di BEI
Tahun 2008-2010
Struktur
modal
- Stabilitas
penjualan
- Tingkat
pertumbuhan
penjualan
- Ukuran
perusahaan
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
stabilitas penjualan,
Tingkat pertumbuhan
penjualan, dan ukuran
perusahaan berpengaruh
terhadap struktur modal.
2.3 Kerangka Berfikir
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal.
Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah risiko bisnis, tingkat
pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan struktur aktiva. Berdasarkan hasil
telaah pustaka dan berbagai penelitian terdahulu maka kerangka pemikiran teoritis
dalam penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 2.1
28
Ukuran Perusahaan (X3)
Risiko Bisnis (X1)
Tingkat Pertumbuhan
Penjualan (X2)
Struktur Aktiva (X4)
Struktur Modal
(Y)
Kerangka Berfikir
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Pengaruh Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal
Risiko bisnis yaitu salah satu resiko yang dihadapi oleh perusahaan dalam
mendanai kegiatan operasional perusahaan (Joni dan Lina, 2010). Menurut Atmaja
(2008) Perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang tinggi cenderung kurang
dapat menggunakan hutang yang besar, karena kreditur akan meminta biaya
hutang yang tinggi. Dalam trade off theory menyatakan perusahaan yang memiliki
hutang yang besar cenderung memiliki volalitas pendapatan yang tinggi. Tingkat
volalitas yang tinggi akan meningkatkan risiko bisnis perusahaan. Peningkatan
risiko bisnis perusahaan ini akan mengakibatkan meningkatnya cost of fund.
Peningkatan cost of fund ini akan mendorong perusahaan untuk mengurangi
penggunaan hutang. Hal ini berarti perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang
tinggi akan menurunkan penggunaan hutang (Chandra, 2014).
29
Suatu perusahaan yang mempunyai risiko bisnis yang kecil yaitu apabila
permintaan akan produk stabil, harga-harga masukan dan produknya relatif
konstan, harga produk tersebut dapat disesuaikan dengan kenaikan biaya, dan
penjualan menurun (Puspida, 2013). Apabila hal-hal yang lainnya tetap sama,
semakin rendah risiko bisnis perusahaan, maka semakin tinggi tingkat hutang,
sehingga semakin tinggi pula tingkat suku bunga yang dibebankan oleh pemberi
pinjaman (Brigham dan Houston, 2011). Hal ini sesuai penelitian yang dilakukan
oleh Prabansari dan Kusumo (2005) serta Lukiana dan Hartono (2014)
menunjukkan bahwa risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
2.4.2 Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal
Tingkat pertumbuhan penjualan merupakan kenaikan jumlah penjualan dari tahun
ke tahun atau dari waktu ke waktu (Kesuma, 2009). Semakin tinggi tingkat
penjualan suatu perusahaan maka perusahaan tersebut berhasil menjalankan
strateginya. Perusahaan dengan penjualan relatif stabil dapat lebih aman
memperoleh banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil (Brigham dan
Houston, 2011). Pertumbuhan penjualan yang tinggi atau stabil dapat berdampak
positif terhadap keuntungan perusahaan sehingga menjadi pertimbangan
manajemen perusahaan dalam menentukan struktur modal. Perusahaan yang
tingkat penjualannya tinggi, akan cenderung menggunakan hutang dalam struktur
30
modalnya. Tingkat penjualan yang tinggi berarti volume penjualan meningkat,
sehingga akan meningkatkan kapasitas produksi. Peningkatan kapasitas produksi
seperti penambahan mesin baru, akan memerlukan dana yang besar. Perusahaan
cenderung menggunakan hutang dengan harapan volume produksi meningkat
untuk mengimbangi tingkat penjualan yang tinggi. Volume produksi
mengimbangi tingkat penjualan, maka keuntungan dari penjualan juga meningkat
dan dapat digunakan perusahaan untuk menutupi hutang (Hanafi, 2012).
Perusahaan dengan tingkat penjualan yang tinggi cenderung menggunakan hutang
yang relatif besar daripada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah
(Atmaja, 2008). Hal ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Yusintha dan
Suryandari (2010), Liem dkk (2013), serta Zuliani (2014) menunjukkan bahwa
tingkat penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Berdasarkan uraian
diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H2 : Tingkat Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal.
2.4.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal
Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan yang dilihat dari
besarnya nilai ekuitas, nilai penjualan atau total aset yang dimiliki perusahaan
(Riyanto, 2011). Ukuran perusahaan mempunyai peran yang sangat penting dalam
keputusan struktur modal. Ukuran perusahaan akan mempengaruhi kepercayaan
kreditur untuk memberikan kredit kepada perusahaan dan juga memberikan
kemudahan pada perusahaan untuk mendapatkan pinjaman (Amiriyah, 2014).
Perusahaan yang besar akan membutuhkan banyak dana untuk memenuhi
31
kebutuhan operasioanal perusahaan. sebaliknya, perusahaan dengan skala rendah
tidak membutuhkan banyak dana untuk menjalankan kegiatan operasional
perusahaan. Penggunaan dana yang digunakan dalam kegiatan operasinya bisa
diperoleh dari sumber internal perusahaan, namun apabila sumber internal
perusahaan sudah tidak mencukupi maka perusahaan mencari sumber dana dari
sumber eksternal perusahaan yakni berupa pinjaman (utang) maupun menerbitkan
saham baru
Perusahaan dengan ukuran yang besar akan mudah mendapatkan sumber
pendanaan, sehingga akan lebih mudah mendapat pinjaman dari kreditur. Karena
perusahaan yang besar akan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi, sebaliknya
perusahaan yang kecil akan menghadapi ketidakpastian karena perusahaan kecil
akan cepat mengalami perubahan. Perusahaan besar cenderung memiliki struktur
modal yang bervariasi dan kurang beresiko jika terjadi kebangkrutan. Menurut
Nugrahani dan Sampurno (2012), Semakin besar ukuran perusahaan semakin
besar pula kesempatan perusahaan tersebut memperoleh pendanaan eksternal. Hal
tersebut dikarenakan besarnya aset yang dimiliki perusahaan akan memberikan
kepercayaan bagi investor untuk menanamkan modalnya. Begitu pula dengan
kreditur untuk menyalurkan hutang kepada perusahaan. Sehingga ukuran
perusahaan mempengaruhi besarnya hutang yang diperoleh perusahaan. Hal ini
sesuai penelitian yang dilakukan oleh Nugrahani dan Sampurno (2012), serta
Prabansari dan Kusumo (2005) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap struktur modal. Berdasarkan uraian diatas, maka
peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal.
32
2.4.4 Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal
Struktur aktiva merupakan perbandingan antara aset tetap terhadap total aset
(Sartono, 2010). Struktur aktiva merupakan salah satu bagian terpenting dalam
memutuskan pendanaan perusahaan. Perusahaan harus menentukan berapa besar
alokasi untuk masing-masing aktiva yang harus dimiliki. Karena hal ini
menyangkut seberapa besar dana yang dibutuhkan untuk tujuan jangka panjang
perusahaan. Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat
dijadikan jaminan. Perusahaan yang memiliki jaminan akan lebih mudah
mendapatkan hutang daripada perusahan yang tidak memiliki jaminan (Dwilestari,
2010). Aset merupakan jaminan yang menjadi pertimbangan pihak kreditur ketika
memberikan pinjaman perusahaan. Tingginya struktur aktiva membuat kreditur
merasa lebih aman dalam memberikan pinjaman. Hal tersebut bertujuan apabila
perusahaan tidak mampu membayar pinjaman kepada kreditur, diharapkan asset
perusahaan dapat menutupi hutangnya.
Menurut Joni dan Lina (2010), struktur aktiva mempengaruhi struktur modal
dengan dua cara, yaitu (1) penggunaan aktiva tetap akan menimbulkan biaya tetap
berupa depresiasi, jika pendanaan dilakukan dengan hutang, maka besarnya biaya
tetap yang ditanggung oleh perusahaan juga akan besar karena hutang akan
menimbulkan biaya tetap berupa bunga dan (2) pada perusahaan yang sebagian
besar aktivanya berupa aktiva tetap, komposisi hutang akan didominasi oleh
hutang jangka panjang. Aktiva tetap dapat digunakan sebagai jaminan dalam
mendapatkan hutang, sehingga perusahaan yang memiliki banyak aktiva tetap
akan mendapatkan hutang yang lebih banyak dibandingkan perusahaan yang
memiliki aktiva tetap lebih sedikit (Dwilestari, 2010). Hal ini sesuai penelitian
33
yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010), serta Putri (2012) menunjukkan bahwa
struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal. Berdasarkan uraian
diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H4 : Struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal.
34
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut
Sugiyono (2014), data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak
secara langsung melalui media perantara. Data sekunder berupa bukti, catatan atau
laporan historis yang tersusun dalam arsip yang dipublikasikan. Penelitian ini
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016. Data
sekunder yang telah dipublikasikan diperoleh melalui website
http://www.idx.co.id.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang melaporkan laporan keuangannya secara berturut-turut dari tahun
2012-2016. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini yaitu metode purposive
sampling. Menurut Sugiyono (2014), metode purposive sampling yaitu metode
penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria-kriteria
untuk penentuan sampel pada penelitian ini adalah :
35
a. Seluruh Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2012-2016, kecuali perusahaan sektor keuangan.
b. Perusahaan tersebut memiliki dan melaporkan laporan keuangan secara
lengkap untuk periode tahun 2012-2016 serta memiliki tanggal IPO
sebelum tahuun 2012.
c. Perusahaan tersebut harus mengungkapkan laba bersih pada tahun 2012-
2016.
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas
(independen). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah
struktur modal. Struktur modal (capital structure) yaitu pembelanjaan permanen
yang mencerminkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,
2011). Struktur modal dalam penelitian ini diproksikan dengan long term debt to
equity ratio (LTDtER) dengan rumus sebagai berikut :
LTDtER = 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
36
3.3.2 Variabel Independen
Variabel independen yaitu variabel yang memengaruhi atau sebab perubahan
timbulnya variabel terikat (dependen). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
independen yaitu profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan struktur aktiva.
3.3.2.1 Risiko Bisnis
Risiko bisnis yaitu salah satu resiko yang dihadapi oleh perusahaan dalam
mendanai kegiatan operasional perusahaan (Joni dan Lina, 2010). Risiko bisnis
dalam penelitian ini diproksikan dengan financial leverage yaitu DOL (Degree of
Operating Leverage). DOL ini merupakan presentase perubahan laba sebelum
bunga dan pajak sebagai akibat prensentase perubahan penjualan.
=
=
(Atmaja, 2008).
3.3.2.2 Tingkat Pertumbuhan Penjualan
Tingkat pertumbuhan penjualan merupakan kenaikan jumlah penjualan dari tahun
ke tahun atau dari waktu ke waktu (Kesuma, 2009). Tingkat pertumbuhan
penjualan dapat diukur dengan membandingkan antara penjualan pada tahun ke-t
setelah dikurangi penjualan pada tahun sebelumnya terhadap penjualan pada
DOL = EBIT
37
periode sebelumnya. Menurut Sartono (2010), Tingkat pertumbuhan penjualan
dapat dihitung dengan rumus:
3.3.2.3 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki
perusahaan (Gitman dan Zutter, 2012). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini
diproksikan dengan Firm Size dengan rumus sebagai berikut:
3.3.2.4 Struktur Aktiva
Struktur aktiva merupakan perimbangan atau perbandingan antara aset tetap
terhadap total aset (Sartono, 2010). Struktur aktiva dalam penelitian ini
diproksikan dengan Fixed Asset Ratio (FAR) dengan rumus sebagai berikut:
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Pengujian Asumsi Klasik
3.4.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen
dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali,
Firm Size = Ln (Total Aset)
FAR = As T p
To As
Tingkat Pertumbuhan Penjualan =
38
2013). Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau
mendekati normal. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi apakah data
berdistribusi normal atau tidak mengunakan analisis grafik normal probability
plot. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a. Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uji normalitas dapat juga menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk
mengetahui signifikasi data yang terdistribusi normal. Dengan pedoman
pengambilan keputusan:
a. Nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusi data
adalah normal.
b. Nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi adalah
tidak normal.
(Ghozali, 2013).
3.4.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terdapat kolerasi antar variabel bebas (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi kolerasi antar variabel bebas. Untuk menguji adanya
multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance
39
inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥
10.
3.4.1.3 Uji Autokolerasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
terdapat kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 yang merupakan periode sebelumnya (Ghozali, 2013). Model
regresi yang baik adalah yang terbebas dari autokolerasi. Untuk mendeteksi gejala
autokolerasi dapat dilakukan dengan pengujian Durbin Watson (d) atau pun
menggunakan non-parametik run-test. Jika menggunakan Durbin Watson maka
hasil perhitungan (d) dibandingkan dengan dtabel pada α= 0,05. Table d memiliki
dua nilai, batas atas (dU) dan nilai batas bawah (dL) untuk berbagai nilai n dan k.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi :
Tabel 3.1
Keputusan Ada Tidaknya Autokolerasi
(Ghozali,2013)
Keterangan Keputusan Jika
Tidak ada autokolerasi positif Tolak 0 < d < dL
Tidak ada autokolerasi positif No desicison dL ≤ d ≤ dU
Tidak ada autokolerasi negatif Tolak 4-dL < d < 4
Tidak ada autokolerasi negatif No desicison 4-dU ≤ d ≤ 4-dL
Tidak ada autokolerasi Tidak ditolak dU < d < 4-dU
40
3.4.1.4 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamat ke pengamat lain, jika
variance dari residual suatu pengamat ke pengamat lain berbeda disebut
heterokedastisitas (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mengetahui apakah
model terbebas dari masalah heterokedestisitas dapat digunakan grafik scatterplot
antara ZPRED dan SRESID. Dasar pengambilan keputusan dalam uji
heterokedastisitas adalah sebagai berikut :
a. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
b. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu
secara teratur (bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka
terjadi heterokedastisitas.
3.4.2 Analisis Regresi Berganda
Dalam penelitian ini analisis regresi dilakukan untuk mengetahui pola hubungan
antara variabel independen (Risiko Bisnis, Tingkat Pertumbuhan Penjualan,
Ukuran Perusahaan dan Struktur Aktiva) dengan variabel dependen (Struktur
Modal). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan model sebagai
berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2+ β3X3 + β4X4 + e
Keterangan :
41
Y = Struktur Modal (LTDtER)
α = Konstanta
e = Error Term
β = koefisien regresi variabel independen
X1 = Risiko Bisnis (DOL)
X2 = Tingkat Pertumbuhan Penjualan
X3 = Ukuran Perusahaan (Firm Size)
X4 = Struktur Aktiva (FAR)
3.4.3 Uji Hipotesis
3.4.3.1 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,
2013). Nilai R2
mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Jika nilai R
2
mendekati 1, maka dapat dikatakan semakin kuat kemampuan variabel
independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Sedangkan jika R2
mendekati 0, maka semakin lemah kemampuan variabel independen dalam
menerangkan variasi variabel dependen.
3.4.3.2 Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F)
Uji koefisien regresi F digunakan untuk menguji kelayakan model. Hasil uji F
dapat dilihat pada tabel ANOVA yang menunjukkan bahwa model layak
digunakan atau tidak layak digunakan (Ghozali, 2013). Uji F dapat dilakukan
42
dengan melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi menggunakan SPSS
dengan significance level 0,05 (α = 5%).Dasar pengambilan keputusannya adalah:
a. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan). Menunjukkan bahwa model layak digunakan.
b. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak
signifikan). Menunjukkan bahwa model tidak layak digunakan.
3.4.3.3 Uji Statistik t
Uji statistik t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali,
2013). Uji t dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t masing-masing
variabel pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan significance level
0,05 (α = 5%). Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai
berikut :
a. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan). Menunjukkan bahwa variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak
signifikan). Menunjukkan bahwa variabel independen tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh risiko bisnis, tingkat
pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan struktur aktiva terhadap struktur
modal. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2016. Sampel dalam penelitian ini dipilih
menggunakan purposive sampling yang menghasilkan 142 sampel penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka hasil kesimpulan sebagai
berikut:
a. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa variabel risiko bisnis (DOL)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal (LtDER) hal
ini dibuktikan dengan nilai beta Unstandardized Coefficients B sebesar -
0,116 dan nilai signifikansi sebesar 0,010 (lebih kecil dari 0,05).
b. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa variabel tingkat pertumbuhan
penjualan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal
(LtDER) hal ini dibuktikan nilai signifikansi sebesar 0,307 (lebih besar
dari 0,05).
65
c. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa variabel ukuran perusahaan (firm
size) berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal (LtDER)
hal ini dibuktikan dengan nilai beta Unstandardized Coefficients B sebesar
5,908 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05).
d. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa variabel struktur aktiva (FAR)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal (LtDER) hal ini
dibuktikan dengan nilai beta Unstandardized Coefficients B sebesar 0,429
dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05).
e. Hasil Uji Adjusted R2
pada penelitian ini sebesar 0,187. Hal ini
menunjukkan bahwa struktur modal perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2012-2016 dipengaruhi oleh risiko bisnis,
pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan struktur aktiva sebesar
18,7%, sedangkan sisanya sebesar 81,3% dipengaruhi oleh variabel yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu hanya menggunakan empat variabel yang
mempengaruhi struktur modal, sebenarnya masih banyak variabel yang
mempengaruhi struktur modal. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat
menggunakan variabel yang berbeda atau dengan menambah variabel lain.
66
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti mengemukakan
beberapa saran, antara lain:
a. Bagi investor maupun calon investor, sebelum memberikan pinjaman dana
kepada perusahaan, diharapkan pihak investor memperhatikan rasio risiko
bisnis, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan struktur aktiva
yang dapat dilihat dalam laporan keuangan. Hal ini dimaksudkan agar
pihak investor dapat memperoleh informasi mengenai bagaimana keadaan
perusahaan, seperti kondisi finansial perusahaan sehingga pihak investor
dapat mengambiil keputusan yang tepat untuk melakukan investasinya
serta meminjamkan dananya ke perusahaan.
b. Bagi perusahaan, dalam menentukan keputusan struktur modal diharapkan
perusahaan perlu memperhatikan faktor internal dan eksternal. Perusahaan
perlu mempertimbangkan biaya modal yang dikeluarkan dari alternative
sumber dana yang dipilih. Selain itu, perusahaan perlu memilih struktur
modal yang optimal yang dapat meningkatkan return saham dan
meminimalkan biaya modal sehingga dapat memberikan nilai tambah yang
maksimal kepada perusahaan dan pemegang saham.
c. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan untuk melakukan penelitian diluar
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini ataupun
mengkombinasikan salah satu variabel dalam penelitian ini dengan
variabel lain diluar variabel dalam penelitian ini, mengingat masih terdapat
pengaruh sebesar 81,3% dari variabel lain diluar penelitian yaitu risiko
bisnis, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan struktur aktiva.
67
DAFTAR PUSTAKA
Amiriyah. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, dan Risiko Bisnis Terhadap
Struktur Modal. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Volume 3 Nomor 1, hlm 1-15.
Atmaja, Lukas Setia. 2008. Teori dan Praktek Manajemen Keuangan. Yogyakarta: ANDI.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2011. Fundamental of Financial Management:
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Alih Bahasa Ali Akbar Yulianto. Buku Dua. Edisi
Sebelas. Jakarta: Salemba Empat.
Chandra, Teddy. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan
Properti dan Real Estate di Indonesia. 2014. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 18
Nomor 4.
Dwilestari, Anita. Pengaruh Struktur Aktiva, Pertumbuhan, dan Likuiditas Terhadap Struktur
Modal Perusahaan. 2010. Jurnal Riset dan Keuangan, Volume 6 Nomor 2, hlm 153-165.
Fahmi, Irfan. 2011. Analisis Laporan keuangan. Bandung: Alfabeta.
Fitriani. Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan Sukarela
pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. 2001.
Simponsium Nasional Akuntansi.
Friska, Firnanti. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2011. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume 13
Nomor 2, hlm 119-128.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Edisi Ketujuh.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gitman, Lawrence J dan Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance. 13th
Rdition. Global Edition: Pearson Education Limited.
Hanafi, M.M. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
68
Joni dan Lina. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal. 2010. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi STIE Trisakti Volume 12 Nomor 2, hlm. 81-96.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kesuma, Ali. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal serta Pengaruhnya
Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Yang Go Public di Bursa Efek
Indonesia. 2009. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 2 Nomor 1, hlm. 38-
45.
Liem, Jemmi Halim dan Murhadi, Wenner R. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur
Modal pada Industri Consumer Goods yang Terdaftar di BEI. 2013. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya, Volume 2 Nomor 1, hlm. 1-11.
Lukiana, Ninik dan Hartono. Struktur Modal Dipengaruhi Oleh Beban Pajak, Risiko Bisnis,
dan Struktur Kepemilikan Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2012. 2014. Jurnal WIGA, Volume 4 Nomor 2.
Manopo, Widy Fimber. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perbankan Yang
Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010. 2013. Volume 1 Nomor 3, hlm.
653-663.
Mayangsari, Sekar. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Keputusan Pendanaan
Perusahaan: Penguji Pecking Order Hypothesis. 2001. Media Riset Akuntansi, Auditing,
dan Informasi, Volume 12 Nomor 2.
Maytariana, Dyah dan Suhadak. Faktor-faktor Fundamental yang Mempengaruhi Struktur
Modal Perusahaan. 2013. Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 2 Nomor 2, hlm 93-101.
Nugrahani, Sarsa Meta dan Sampurno, R. Djoko. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
Tingkat Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan dan Kepemilikan Manajerial
Terhadap Struktur Modal. 2012. E-Jurnal Manajemen Universitas Diponogoro, Volume
1 No.1, hlm. 1-9.
Prabansari, Y., dan Kusuma H. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta. 2005. Jurnal Sinergi. Edisi Khusus On
Finance, hlm. 1-15.
Puspida, Sri. Pengaruh Risiko Bisnis dan Pertumbuhan Aktiva Terhadap Struktur Modal
(Studi Empiris PT Pembangkitan Jawa Bali). 2013. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen,
Volume 2 Nomor 2, hlm 1-15.
Putri, Meidera Elsa Dwi. Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan
Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2012. Jurnal Manajemen, Volume 1
Nomor 1, hlm 1-10.
Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat.
Yogyakarta: BPFE.
69
Saputra, Lanang dan Sujana, Edy. Analisis Pertumbuhan Aset, Risiko Bisnis, dan
Profitabilitas Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Industri Jasa Yang
Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013. 2014. Jurnal Universitas
Pendidikan Ganesha, Volume 2 Nomor1, hlm 1-10.
Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE UGM.
Sugiyono, Lukman. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alfabeta.
Widarjo, Wahyu dan Setiawan, Doddy. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kondisi
Financial Distress Perusahaan Otomotif. 2009. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume 11
Nomor 2, hlm 107-119.
Yusintha, P., dan Suryandari, E. Analisi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). 2010. Jurnal
Akuntansi dan Investasi, Volume 11 Nomor 2, hlm. 179-188.
Zuliani, Selly. Pengaruh Profitabilitas, Tingkat Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aset, dan
Tingkat Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Tekstik dan Garmen
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2012. 2014. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi, Volume 3 Nomor 7.
www.idx.co.id diakses pada tanggal 26 Maret 2018, pukul 09:00 WIB.