faktor-faktor yang mempengaruhi...
TRANSCRIPT
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 127
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN &
KEPERCAYAAN KONSUMEN ATAS PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI (PPN) PADA PRODUK ONLINE
(Studi kasus pada mahasiswa Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) )
Islamiah Kamil
Fakultas Ekonomi, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Abstract This study aims to determine the influence of knowledge, understanding and awareness of the
imposition of VAT on the products online on purchasing decisions and consumer confidence both
simultaneously and partially. In this study the data analysis method used is by distributing
questionnaires to 150 respondents are students of the University Prof. Dr. Moestopo (Religion) class
of 2013, 2014 and 2016, using a Likert scale. With the data processing of writer use descriptive
statistics, validity, reliability, classic assumption test, multiple regression analysis, F test and T test
with SPSS 21 By using the method of analysis and data processing can be concluded that the knowledge
and understanding of the imposition of VAT on products online does not significantly influence
purchasing decisions and consumer confidence. Awareness of the imposition of VAT on the product line
significantly influence purchasing decisions and consumer kepecayaan and knowledge, understanding
and awareness of the imposition of VAT on Online products simultaneously significantly influence
purchasing decisions and consumer confidence.
Keywords: Knowledge VAT, VAT Understanding, Awareness VAT, Online Products, E-
commerce, Purchase Decision, the Consumer Confidence.
1. PENDAHULUAN
Cecep Supriadi (2015). Dibandingkan dengan negara lainnya di Asia Tenggara, Indonesia
memiliki angka pengguna internet tertinggi. Di tahun 2015 saja, dari 250 juta-an penduduk Indonesia
terdapat 93,5 juta pengguna internet dan diprediksi akan mencapai lebih dari 102 juta orang pada 2016.
Lebih dari separuhnya berusia kurang dari 30 tahun sehingga ranah digital dan media sosial menjadi
demikian semarak serta menjadikan Indonesia lahan subur bagi tumbuh kembangnya bisnis e-dagang
atau yang lebih dikenal dengan e-commerce. Dari sekitar 4,3 juta orang yang terbiasa berbelanja secara
daring di tahun 2013, saat ini jumlahnya telah mencapai 7,4 juta orang dan akan terus tumbuh di tahun-
tahun mendatang. E-commerce dan transaksi jual beli online tidak melulu dilakukan melalui portal-
portal besar. Namun pelaku e-commerce independen juga semakin sering kita jumpai di media sosial
dengan menggunakan Facebook atau Instagram. Melalui medium ini, beragam jenis kebutuhan seperti
pakaian, aksesoris, gawai (gadget), kosmetik dan buku ramai ditransaksikan. Hioe Fui Kian, Direktur
Faspay memprediksi, akan ada lebih banyak entrepreneur independen (atau UKM) di tahun 2016 yang
memulai bisnis online bermodalkan media sosial seperti Instagram. Sementara itu, Daniel Tumiwa,
CEO OLX Indonesia mengatakan, Indonesia merupakan negara kelautan yang sangat luas. Dulu, orang-
orang di luar Jakarta dan pulau Jawa kesulitan mendapatkan barang-barang yang hanya tersedia di pulau
Jawa atau kota-kota besar lainnya. Sekarang komoditi apapun bisa dibeli dengan mudah bermodalkan
internet dan jasa pengiriman. Pada tahun 2016, lanjut Daniel, diperkirakan terdapat 8.4 juta pembeli
di e-commerce Indonesia, dengan angka penjualan yang dapat mencapai US$ 4.49 miliar. Ini
menunjukkan level of acceptance orang Indonesia terhadap e-commerce.
(http://www.marketing.co.id/).
Saat ini, kegiatan konsumtif yang dilakukan oleh masyarakat di Jakarta tidak hanya didorong oleh
adanya kebutuhan akan fungsi barang tersebut semata. Akan tetapi, juga didasari oleh keinginan yang
sifatnya untuk menjaga gengsi. Hal itu diakibatkan karena semakin banyaknya penawaran dari produk
terbaru yang promosinya dilakukan melalui media cetak maupun media online, media online
merupakan salah satu tempat pemasaran yang membuat seseorang menjadi mudah terpengaruh untuk
mencoba ataupun membeli barang walaupun sebenarnya barang tersebut tidak diperlukan (Nur Lailatul
Mufidah, 2006).
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 128
Dapat dilihat dari grafik dibawah, perkembangan bisnis online di Indonesia dari tahun ketahun
semakin bertambah, menurut survey yang dilakukan dalam website :
http://smsgatewaytoweb.blogspot.co.id mengungkapkan bahwa jumlah orang yang berbelanja online di
Indonesia sebagai berikut :
Gambar 1.1. Grafik perkembangan orang yang berbelanja online di Indonesia Sumber : http://smsgatewaytoweb.blogspot.co.id
Gaya hidup masyarakat saat ini ikut berubah karena pengaruh dari perkembangan teknologi tersebut,
salah satu yang paling mencolok dari perkembangan teknologi tersebut adalah gadget dan
kecenderungan beraktivitas di dunia maya seperti berbelanja secara online atau lebih sering disebut
dengan online shopping. Internet memiliki peran penting untuk mengenalkan kita pada dunia maya.
Kini diberbagai Negara memasuki suatu era baru yang disebut era globalisasi. Era globalisasi
merupakan suatu era dimana batas-batas geografi antarnegara tidak lagi menjadi hambatan dalam proses
komunikasi dan interaksi antar individu. Hal ini semakin nyata terjadi apabila kita kaitkan dengan
adanya internet. Internet merupakan kependekan dari interconnection-networking. Internet ialah suatu
sistem global dari seluruh jaringan komputer yang dihubungkan menggunakan standar Internet
Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna diseluruh dunia. Dengan adanya internet
ini tentu akan semakin memudahkan proses “globalisasi” di dunia. Melalui internet, kita banyak
mengenal berbagai hal, mulai dari jejaring sosial, aplikasi, berita, video, foto hingga berbelanja melalui
internet atau yang sering disebut dengan online shopping.
Gambar 1.2. Data situs e-commerce terpopular tahun 2015 di Indonesia
Sumber:https://id.techinasia.com/survei-website-ecommerce-populer-indonesia
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 129
Dari data yang telah disajikan di atas, 29.2% dari 49% penduduk Indonesia konsumen yang belanja
onlie lebih memilih mengunjungi situs Lazada.co.id. Namun, dari berbagai kelebihan dan kemudaan
berbelanja dalam situs online, 80 dari 100% konsumen online shop tidak sadar bahwa produk yang
mereka beli adalah produk yang sudah dikenakan pajak. Padahal tanpa konsumen sadari, dengan
mereka membeli produk dibeberapa online shop secara tidak langsung konsumen menyumbang dana
untuk pembangunan Negara melalui PPN.
Tujuan penelitian ini untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh pengetahuan atas pengenaan PPN terhadap barang online mempunyai
pengaruh terhadap keputusan dan kepercayaan konsumen.
2. Menganalisis pengaruh pemahaman atas pengenaan PPN terhadap barang online mempunyai
pengaruh terhadap keputusan dan kepercayaan konsumen.
3. Menganalisis pengaruh tingkat kesadaran konsumen bahwa pengenaan PPN atas barang online
yang diperolehnya akan mempengaruhi keputusan dan kepercayaan konsumen.
Kontribusi penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan memberi kontribusi dan manfaat bagi para pelaku
bisnis online khususnya Lazada.co.id, agar dapat merumuskan strategi pemasaran yang baik supaya
perusahaan tersebut dapat semakin maju, unggul, terus melakukan inovasi agar menjadi situs jual
beli online nomor satu yang dapat dipercaya.
2. Bagi masyarakat, dengan adanya penelitian ini dapat membantu masyarakat saat melakukan
pembelian secara online. Masyarakat mendapatkan informasi, kemudahan belanja, dan bertransksi
secara online.
3. Bagi akademik, Penulis mengarapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat tentang seluk beluk
bisnis online dan dapat mengetahui bertransaksi online yang aman, serta dapat membuka peluang
bisnis. Penelitiian ini bisa dijadikan salah satu sumber referensi mengenai ecommerce.
2. KAJIAN LITERATUR, DAN PERKEMBANGAN HIPOTESIS
1. Bisnis Online
Internet digunakan untuk mengirim informasi keseluruh pengguna internet di berbagai belahan dunia
selama dua puluh empat jam, karena melibatkan clien-server yaitu progran sistem robot yang
menjalankan beberapa komputer secara konstanta dan mengelola informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna.
Menurut Bodnar dan william (2006), internet merupakan jalur elektronik yang terdiri dari berbagai
standar dan protokol yang memungkinkan komputer di lokasi manapun untuk saling berkomunikasi.
Sedangkan intranet adalah sarana kominikasi internal didalam Local Are Network yang mengadopsi
berbagai protokol dan teknologi yang terkait dengan internet. Internet akan tampak sebagai intranet
dalam arti karyawan dalam organisasi dapat mengakses respositori informasi perusahaan dengan yang
sama mereka akan menggunakan untuk mengakses informasi lokal maupun di interlokal.
Menurut situs wikipedia.org, Bisnis online dikenal dan digambarkan sebagai Perdagangan elektronik.
“Perdagangan elektronik atau e-dagang (bahasa Inggris: Electronic commerce, juga e-commerce)
adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik
seperti internet atau televisi, www, jaringan computer, apikasi dalam smartphone dan lainnya. E-
dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen
inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis”.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis_online).
2. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian konsumen merupakan suatu keputusan sebagai pemilikan suatu tindakan dari
dua atau lebih pilihan alternatif (Sumarwan, 2003:289). Definisi lain keputusan pembelian adalah
keputusan pembeli tentang merek mana yang dibeli (Kotler dan Amstrong,2008:181). Pengertian lain
keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada di
dalam kumpulan pilihan (Kotler dan Keler,2009:240).
Untuk memahami pembuatan keputusan konsumen, terlebih dahulu harus dipahami sifat-sifat
keterlibatan konsumen dengan produk atau jasa (Sutisna, 2003:11). Memahami tingkat keterlibatan
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 130
konsumen terhadap produk atau jasa berarti pemasar berusaha mengidentifikasi hal-hal yang
menyebabkan seseorang merasa harus terlibat atau tidak dalam pembelian suatu produk atau jasa.
Tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh stimulus (rangsangan). Dengan
perkataan lain, apakah seseorang merasa terlibat atau tidak terhadap suatu produk ditentukan apakah
dia merasa penting atau tidak dalam pengambilan keputusan pembelian produk atau jasa. Oleh karena
itu, bisa dikatakan bahwa ada konsumen yang mempunyai keterlibatan tinggi dalam pembelian suatu
produk atau jasa, dan ada juga konsumen yang mempunyai keterlibatan yang rendah atas pembelian
suatu produk atau jasa (Sutisna,2003: 11).
3. Kepercayaan konsumen untuk membeli produk online yang kedua kalinya.
Kepercayaan telah mendapat banyak perhatian penelitian dan telah diidentifikasi sebagai suatu kunci
penggerak kesuksesan e-commerce (Jarvenpaa & Staples, 2000). Konsumen yang telah memiliki
kepercayaan terhadap suatu produk/ merek, akan menimbulkan minat pembelian terhadap produk/
merek tersebut. Kepercayaan menurut Mayer et al. (2007) merupakan kesediaan satu pihak untuk
menerima risiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan
tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan
mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya. Indikator kepercayaan terdiri dari kemampuan, niat baik
dan integritas pemasar, serta emosi konsumen. Penelitian lain mengenai keputusan pembelian tidak
hanya dilakukan pada produk, tetapi juga pada jasa. Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi
kepercayaan diantaranya ada risiko dan harga. Kedua faktor ini dalam perdagangan di internet menjadi
suatu pertimbangan yang dominan bagi konsumen (Gefen et al., 2003). Risiko dianggap lebih tinggi
daripada perdagangan fisik karena terbatasnya kontak fisik konsumen terhadap produk, sehingga
konsumen tidak dapat melakukan pengawasan kinerja produk sebelum melakukan pembelian. Dalam
perdagangan online kepercayaan berperan mengurangi masalah spesifik risiko yang mungkin ditemui
oleh konsumen dalam melakukan pembelian secara online(Luhman, 1988)
4. Pengetahuan
Menurut Wikipedia, 2015, Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh
seseorang. Pengetahuan tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur
yang secara probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna. Dalam pengertian lain, pengetahuan
adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan
muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang
belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Pengetahuan adalah informasi yang telah
dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menelusuri yang lantas melekat di benak
seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil
pengenalan atas suatu pola. Dimana informasi dan data sekedar berkemampuan untuk
menginformasikan bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk
mengarahkan tindakan. Pada penelitian ini, akan diulas apakah pengetahuan atas pengenaan PPN
terhadap produk bisnis online akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk online
dan apakah juga terdapat pengaruh pada tingkat kepercayaan konsumen untuk membeli produk online
untuk kedua kalinya
5. Pemahaman
Pemahaman didefinisikan proses berpikir dan belajar. Dikatakan demikian karena untuk menuju ke
arah pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan berpikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan
dan cara memahami. Dalam Taksonomi Bloom, pemahaman adalah kesanggupan memahami setingkat
lebih tinggi dari pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak dipertanyakan sebab
untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal. Pemahaman dalam
pembelajaran adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau
konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hapal secara verbalitas, tetapi
memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan, maka operasionalnya dapat membedakan,
mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan,
mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan mengambil keputusan. Ranah
kognitif menunjukkan adanya tingkatan-tingkatan kemampuan yang dicapai dari yang terendah sampai
yang tertinggi. Dapat dikatakan bahwa pemahaman itu tingkatannya lebih tinggi daripada sekedar
pengetahuan. Pengertian pemahaman menurut Anas Sudijono, adalah kemampuan seseorang untuk
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 131
mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami
adalah mengetahui mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman
merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan.
Sedangkan menurut Yusuf Anas, yang dimaksud dengan pemahaman adalah kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan yang sudah diingat lebih-kurang sama dengan yang sudah diajarkan dan
sesuai dengan maksud penggunaannya.
Dari berbagai pendapat diatas, indikator pemahaman pada dasarnya sama, yaitu dengan memahami
sesuatu berarti seseorang dapat mempertahankan, membedakan, menduga, menerangkan, menafsirkan,
memerkirakan, menentukan, memperluas, menyimpulkan, menganalisis, memberi contoh, menuliskan
kembali, mengklasifikasikan, dan mengikhtisarkan. Indikator pemahaman menunjukkan bahwa
pemahaman mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan. Dengan pengetahuan,
seseorang belum tentu memahami sesuatu yang dimaksud secara mendalam, hanya sekedar mengetahui
tanpa bisa menangkap makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan dengan pemahaman,
seseorang tidak hanya bisa menghapal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai kemampuan
untuk menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari juga mampu memahami konsep dari pelajaran
tersebut.
Pada penelitian ini, akan diulas apakah pemahaman atas pengenaan PPN terhadap produk bisnis online
akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk online dan apakah juga akan
berpengaruh pada tingkat kepercayaan konsumen untuk membeli produk online untuk kedua kalinya.
6. Kesadaran
Kesadaran adalah sadar akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang
sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari tidur)
ingat, tau dan mengerti, misalnya , rakyat telah sadar akan politik.
Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan kesadaran, dimana ia dapat memberikan atau bertahan
dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh seorang
merupakan refleksi tetang realitas dan manusia.
Secara harfiah, kesadaran sama artinya dengan mawas diri (awareness). Kesadaran juga bisa diartikan
sebagai kondisi dimana seorang individu memiliki kendali penuh terhadap stimulus internal maupun
stimulus eksternal. Namun, kesadaran juga mencakup dalam persepsi dan pemikiran yang secara samar-
samar disadari oleh individu sehingga akhirnya perhatiannya terpusat.
Pada penelitian ini, akan diulas apakah kesadaran atas pengenaan PPN pada produk bisnis online akan
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk online dan apakah juga terdapat pengaruh
pada tingkat kepercayaan konsumen untuk membeli produk online untuk kedua kalinya.
7. Rerangka Pemikiran
Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah menggambarkan pengaruh antar variabel
independen dengan variabel dependen sebagai berikut:
Gambar 1. Rangka Pemikiran
Sumber : Data Sekunder, diolah 2016
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 132
8. Hipotesis
1. Pengaruh Pengetahuan pengenaan atas pajak pertambahan nilai (PPN) pada produk online
terhadap keputusan konsumen untuk membeli.
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal.
Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian
tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. (Wikipedia.com, 2015)
Pengetahuan akan peraturan dan ketentuan pajak atas konsumsi yang dikenakan oleh setiap konsumen
penikmat produk online diharapkan akan membatu meningkatkan penerimaan pajak Negara. Menurut
Yuli, dkk (2012) Informasi yang dimiliki oleh wajib pajak akan mempengaruhi mereka terhadap
kepatuhan wajib pajak. Semakin banyak informasi yang merkea ketahui maka akan membantu mereka
untuk bias memberikan tanggapan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Yuli, dkk (2012) diperoleh
hasil bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan pajak. Sehingga
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1: Pengetahuan atas pengenaan PPN terhadap produk online berpengaruh terhadap keputusan
konsumen untuk membeli produk online.
2. Pengaruh pemahaman pengenaan atas pajak pertambahan nilai (PPN) pada produk bisnis
online terhadap keputusan konsumen untuk membeli produk online.
Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan merupakan penalaran dan penangkapan
makna tentang peraturan perpajakan. Masyarakat hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman
tentang peraturan perpajakan, karena untuk memenuhi kewajiban perpajakannya, pembayar pajak harus
mengetahui tentang pajak terlebih dahulu. Dengan adanya pemahaman pajak yang baik, masyarakat
akan lebih mengerti pentingnya membayar pajak dan manfaat apa yang dapat dirasakan langsung
maupun tidak langsung.
Pada penelitian ini, pemahamanan atas pengenaan PPN pada produk online akan diuji apakah
berpengaruh pada tingkat keputusan konsumen untuk membeli. Maka dari uraian diatas dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H2 :Pemahaman atas pengenaan pajak pertambahan nilai pada produk online berpengaruh terhadap
keputusan konsumen untuk membeli.
3. Pengaruh Kesadaran Pengenaan atas pajak PPN pada produk bisnis online terhadap
keputusan pembelian.
Kesadaran adalah kesadaran akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang
sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari tidur)
ingat, tau dan mengerti, misalnya , rakyat telah sadar akan politik.
Irianto (2005) menguraikan beberapa bentuk kesadaran dalam mendorong wajib pajak untuk membayar
pajak. Pertama, kesadaran atas pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan
negara. Dengan menyadari hal ini, wajib pajak mau membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari
pemungutan pajak yang dilakukan. Kedua, kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan
pengurangan beban pajak berdampak pada kurangnya sumber daya finansial yang dapat mengakibatkan
terhambatnya pembangunan negara. Ketiga, kesadaran bahwa pajak diterapkan dengan undang-undang
yang dapat dipaksakan. Wajib pajak akan membayar pajak karena pembayaran pajak disadari memiliki
landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak setiap warga negara.
Kesadaran pengenan atas PPN pada produk online disini merupakan hal yang patut dicermati, karena
pada dasarnya apabila omset dari perusahaan yang menjual barang kena pajak / jasa kena pajak sudah
melebihi 4.8 miliar, perusahan tersebut wajib mengenakan PPN pada setiap produk yang dijualnya.
Pada fenomena seperti ini customer pun akan sadar dengan adanya pengenaan pajak saat mereka
berbelanja di situs ecommerce, dengan demikian penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :
H3 :Kesadaran atas pengenaan pajak pertambahan nilai pada produk online berpengaruh terhadap
keputusan dan kepercayaan konsumen.
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 133
4. Pengaruh Pengetahuan pengenaan atas pajak pertambahan nilai (PPN) pada produk online
terhadap Kepercayaan konsumen.
Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli produk online diperlukan beberapa pertimbangan
antara risiko dan besarnya harga yang dibayar jika produk yang dipesan tidak sesuai dengan barang
yang diterima. Ketika konsumen memiliki pengetahuan bahwa terdapat PPN pada barang yang mereka
beli pada situs ecommerce tersebut, konsumen akan mempertimbangkan kembali untuk memutuskan
membeli barang tersebut dan membeli lagi pada toko online yang sama.
Semakin tinggi kepercayaan konsumen, akan meningkatkan keputusan pembeliannya, meskipun
semakin tinggi tingkat risiko yang mungkin muncul dan semakin tinggi harga yang harus dibayarkan
konsumen. Sehingga beberapa faktor yang tadinya dipertimbangkan tidak lagi berpengaruh jika tingkat
kepercayaan konsumen sudah terbangun.
H4: Pengetahuan atas pengenaan PPN terhadap produk online berpengaruh terhadap Kepercayaan
konsumen.
5. Pemahaman pengenaan atas pajak pertambahan nilai (PPN) pada produk online terhadap
Kepercayaan konsumen.
Kepercayaan merupakan keyakinan satu pihak mengenai maksud dan perilaku pihak yang lainnya.
Menurut kutipan Morgan dan Hunt(2006) mendefinisikan kepercayaan sebagai suatu kondisi ketika
salah satu pihak yang terlibat dalam proses pertukaran yakin dengan keandalan dan integritas pihak
yang lain. Dari kutipaan tersebut juga menjelaskan bahwa kepercayaan adalah kesediaan atau kerelaan
untuk bersandar pada rekan yang terlibat dalam pertukaran yang diyakini. Kerelaan merupakan hasil
dari sebuah keyakinan bahwa pihak yang terlibat dalam pertukaran akan memberikan kualitas yang
konsisten, kejujuran dan bertanggung jawab.
Pada penelitian ini, pemahamanan atas pengenaan PPn pada produk online akan diuji apakah
berpengaruh pada tingkat kepercayaan konsumen untuk membeli. Maka dari uraian diatas dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut
H5: Pemahaman atas pengenaan PPN terhadap produk online berpengaruh terhadap Kepercayaan
konsumen.
6. Kesadaran pengenaan atas pajak pertambahan nilai (PPN) pada produk online terhadap
Kepercayaan konsumen.
Kesadaran mempengaruhi keputusan pembelian dan kepercayaan pelanggan terhadap suatu produk.
Dimana pelanggan lebih memiliki persepsi sendiri-sendiri. Contohnya seperti pelanggan yang lebih
mengutamakan produk yang mereka perhatikan pada lingkungan atau kualias mutu dari pada harga,
pengenaan pajak atau risiko yang akan diperolehnya. Dari sini produk yang memiliki criteria tersebut
memiliki pelanggan yang fanatik terhadap merknya. Sehingga pelanggan cenderung memilih merk yang
sudah terbiasa dipakai dibandingkan merk lain meskipun harganya lebih mahal dan produk tersebut
dikenakan pajak.
Pada penelitian ini, kesadaran atas pengenaan PPn pada produk online akan diuji apakah berpengaruh
pada tingkat kepercayaan konsumen untuk membeli. Maka dari uraian diatas dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut
H6: Kesadaran atas pengenaan PPN terhadap produk online berpengaruh terhadap Kepercayaan
konsumen.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan atau metode kuantitatif (quantitative
approach). Bertujuan untuk menunjukkan apakah terdapat hubungan antarvariabel yang diteliti.
Pendekatan kuantitatif menekankan pada adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian, dan
melalui suatu hipotesis yang dibangun akan diuji melalui formula statistik dan teknik analisis tertentu.
Peneliti ingin mengetahui serta meneliti hubungan antara pengetahun PPN atas barang kena pajak
dan pemahaman PPN atas produk bisnis online terhadap keputusan dan kepercayaan konsumen. Kinerja
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 134
pola konsumsi mahasiswa Universitas mercubuana yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat
konsumsi mahasiswa dalam berbelanja di Lazada.co.id dengan tujuan yang dilakukan oleh mahasiswa
Universitas mercubuana dalam pengetahuan dan pemahaman PPN yang mereka miliki, berdasarkan
perspektif mahasiswa universitas mercubuana yang pernah berbelanja di Lazada.co.id agar hasil dari
penelitian ini tepat sasaran dan obyektif.
Berdasarkan sifatnya terdapat dua jenis variabel yakni variabel bebas (variabel independen) dan
variabel terikat atau variabel yang terpengaruh terhadap variabel bebas (variabel dependen). Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman PPN atas produk bisnis online
terhadap keputusan dan kepercayaan konsumen. Pengetahuan dan Pemahaman dalam penelitian ini
akan menjadi variabel bebas (variabel independen) yang akan mempengaruhi keputusan dan
kepercayaan konsumen.
Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas (variabel independen) ada dua variabel, yaitu
variabel X yang dibagi menjadi tiga sub variabel, yaitu Pengetahuan PPN (X1), Pemahaman PPN (X2)
dan Kesadaran (X3). Dan yang menjadi variabel terikat (variabel dependen) yaitu variabel Y, adalah
keputusan Pembelian (Y1) dan Kepercayaan konsumen(Y2)
Jadi untuk mengukur X1, X2dan X3serta Y1 dan Y2 dengan melihat dimensi dan indikatornya adalah
sebagai berikut :
1. Pengetahuan PPN atas produk bisnis online
Pengetahuan PPN atas produk bisnis online adalah pajak PPN atas produk bisnis online yang hanya
diketahui dan disadari oleh seseorang bahwa memang pajak PPN ada dalam produk di supermarket dan
pusat perbelanjaan lainnya oleh pengamatan akal dan pengetahuan mahasiswa maupun masyarakat.
Variabel ini diukur melalui 2 (dua) dimensi yaitu : Lingkungan dan Media Elektronik. Indikator
Lingkungan dan Media Elektronik adalah PPN, PPN dalam produk bisnis online, kualitas barang.
2. Pemahaman PPN atas produk bisnis online
Pemahaman PPN atas Produk bisnis online adalah pemahaman pajak PPN atas Produk bisnis online
adalah proses atau perbuatan memahami tentang pajak PPN yang sudah diketahui saat proses jual-beli
terjadi. Variabel ini diukur melalui 2 (dua) dimensi yaitu : Kampus, dan Kuliah perpajakan. Indikator
Kampus, dan Kuliah perpajakan adalah PPN, PPN dalam Barang kena pajak, kualitas barang.
3. Kesadaran PPN atas Produk bisnis online
Kesadaran PPN atas Produk bisnis online adalah Kesadaran Wajib Pajak dalam dunia perpajakan harus
ditingkatkan agar Wajib Pajak mau memenuhi kewajiban perpajakannya. Menguraikan beberapa
bentuk kesadaran membayar pajak yang mendorong Wajib Pajak untuk membayar pajak yaitu,
kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembagunan negara, dengan
menyadari hal ini Wajib Pajak mau membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan
pajak yang dilakukan. Pajak disadari digunakan untuk pembangunan negara guna meningkatkan
kesejahteraan warga negara.
4. Keputusan Pembeli (Y1)
Keputusan pembelian adalah suatu tindakan konsumen untuk membentuk referensi diantara merek-
merek dalam kelompok pilihan dan membeli produk yang paling disukai. Variabel ini diukur melalui 3
(tiga) dimensi yaitu pembelian, produk, kualitas dan harga.
a. Indikator pembelian adalah Frekuensi dan sesuai dengan kebutuhan.
b. Indikator produk adalah informasi, cari produk baru, popularitas merk, dan kualitas.
c. Indikator harga adalah terjangkau dan diskon.
5. Kepercayaan Konsumen (Y2)
Definisi kepercayaan dalam berbagai konteks yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko.
Diadaptasi dari definisi tersebut, Lim et al (2001) menyatakan kepercayaan konsumen dalam berbelanja
internet sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos dirinya terhadap kemungkinan rugi yang
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 135
dialami selama transaksi berbelanja melalui internet, didasarkan harapan bahwa penjual menjanjikan
transaksi yang akan memuaskan konsumen dan mampu untuk mengirim barang atau jasa yang telah
dijanjikan.
Tabel 3.4. Operasionalisasi Variabel
No. Variabel
Penelitian Lisensi
Indikator
Skala
1. Pengetahuan
X1
Pengetahuan
adalah berbagai
gejala yang
ditemui dan
diperoleh manusia
melalui
pengamatan akal.
Notoatmodjo
(2007)
- Saya mengetahui adanya PPN di pusat
perbelanjaan yang ada dari lingkungan
kampus.
- Saya mengetahui adanya PPN di dalam
barang kena pajak suatu produk dari
lingkungan kampus.
- Saya mengetahui kualitas barang dalam
produk itu bagus dari lingkungan keluarga.
- Saya mengetahui adanya PPN di pusat
perbelanjaan dari media internet, TV dan
radio.
- Saya mengetahui kualitas barang dilihat dari
produknya dari media Internet, TV dan
Radio.
Interval
2. Pemahaman
X2
Pemahaman
adalah proses
berfikir dan
belajar, karena
untuk menuju
kearah
pemahaman perlu
diikuti dengan
belajar dan
berfikir.
EmZul, Fajri &
Ratu Aprilia Senja
(2008:607-608)
- Saya memahami mengenai adanya PPN di
pusat perbelanjaan lingkungan kampus.
- Saya memahami PPN di dalam produk yang
ada di pusat perbelanjaan lingkungan
kampus.
- Saya memahami kualitas barang yang bagus
dari produknya di pusat perbelanjaan
lingkungan kampus.
- Saya memahami PPN dari kuliah perpajakan.
- Saya memahami adanya PPN di dalam
barang kena pajak dari kuliah perpajakan.
3. Kesadaran
X3
Kesadaran sama
dengan mawasdiri
yang diartikan
sebagai kondisi
dimana seorang
individu memiliki
kendali penuh
terhadap stimulasi
internal maupun
stimulus eksternal.
- Saya menyadari bahwa setiap warga Negara
mempunyai kewajiban membayar pajak.
- Saya membayar pajak secara sukarela, tidak
terpaksa dan tidak mengharapkan pujian.
- Kewajiban wajib pajak adalah membayar
pajak tepat waktutan padi pengaruhi oleh
orang lain.
- Saya telah menyadari mengenai ketentuan
PPN dan BKP dalam peraturan perpajakan.
- Saya sadar bahwa pajak yang dibayarkan
akan kembali kepada kita dalam bentuk
sarana dan prasarana yang dibutuhkan
masyarakat.
- Pajak merupakan sumber penerimaan Negara
terbesar.
- Pajak yang saya bayar digunakan untuk
membiayai pembangunan Negara.
- Saya telah menyadari seluruh aturan
mengenai batas waktu pembayaran pajak.
Interval
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 136
4. Keputusan
Pembelian (Y1)
Suatu tindakan
konsumen utuk
membentuk
referensi diantara
merek-merek
dalam kelompok
pilihan dan
membeli produk
yang paling
disukai. Kotler dan
keller (2007:214)
- Kebutuhan konsumen akan Produk bisnis
online.
- Konsumen mencari informasi mengenai
produk bisnis online
- Evaluasi alternaive terhadap produk sebelum
membeli.
- Konsumen memutuskan membeli produk
bisnis online
- Konsumen merasa puas dengan produk
bisnis online.
Interval
5.
Kepercayaan
Konsumen (Y2)
Kepercayaan
konsumen adalah
kesediaan satu
pihak menerima
resiko dari pihak
lain berdasarkan
keyakinan dan
harapan bahwa
pihak lain akan
melakukan
tindakan sesuai
yang diharapkan,
meskipun kedua
belah pihak belum
mengenal satu
sama lain.
- Konsumen akan merasa puas dengan produk
bisnis online
- Keinginan untuk membeli untuk kedua
kalinya pada toko online yang sama.
- Konsumen memutuskan untuk membeli
produk lain pada toko online yang sama.
- Konsumen akan merekomendasikan ke orang
lain
Interval
Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin
diinvestigasi (Sekaran, 2006). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang
terdaftar aktif pada Fakultas Ekonomi di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) yang aktif yang
melakukan pembelian Produk online. Peneliti memilih mahasiswa sebagai populasi karena mahasiswa
merupakan pengguna aktif dari teknologi baru serta mahasiswa juga dianggap sebagai konsumen yang
sangat berpengaruh terhadap e-commerce (Krisnu Putra Yutadi, 2014).
Metode pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode convenience
sampling, dimana sample penelitian ini adalah metode pemilihan sampel dari elemen populasi yang
yang datanya mudah diperoleh sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling
cepat dengan biaya yang relatif murah. Metode convenience sampling ini dipilih sehubungan dengan
terbatasnya waktu yang tersedia untuk melakukan penelitian, namun sampel yang didapat memenuhi
kaidah statistik
Roscoe (1975) dalam Sekaran (1992) yang menyatakan bahwa: 1. Jumlah sampel yang
memadai untuk penelitian adalah berkisar antara 30 hingga 500. Pada penelitian yang menggunakan
analisis multivariat (seperti analisis regresi berganda), ukuran sampel minimal harus 10 kali lebih besar
daripada jumlah variabel bebas. Sementara itu, Hair et al. (1998 ) menyatakan bahwa jumlah
sampel minimal yang harus diambil apabila menggunakan teknik analisis regresi berganda adalah 15
hingga 20 kali jumlah variabel yang digunakan. Jumlah sampel ditentukan dengan syarat seperti yang
ditentukan oleh pendekatan Tabachnick dan Fidell (1997) dalam (Hair, 1998), ukuran sampel yang
dibutuhkan adalah antara 5 - 10 kali jumlah parameter. Dengan jumlah parameter penelitian, dalam hal
ini adalah jumlah indikator konstruk sebanyak 30, maka jumlah responden idealnya adalah antara 150-
300 responden. Metode Analisis adalah sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Metode statistik deskriptif merupakan pencatatan data yang disertai dengan kalimat, kata maupun
gambar untuk memberikan gambaran mengenai variabel yang diteliti, namun tidak digunakan untuk
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 137
membuat kesimpulan. Uji statistik deskriptif mencakup nilai rata-rata (mean) untuk selanjutnya ditarik
kesimpulan dari rata – rata jawaban responden untuk tiap pertanyaan dari masing – masing variabel. 2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas Uji Validitas untuk engukur salah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid
jika pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
(Imam Ghozali, 2011:52). Suatu instrumen yang mempunyai validitas tinggi berarti instrumen tersebut
valid, sebaliknya jika instrumen mempunyai validitas rendah berarti instrumen tersebut kurang valid.
Instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur dan mengungkapkan data dari validitas yang
teliti secara tepat.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel.
Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konstan dari
waktu ke waktu. Untuk menguji tingkat realibilitas konstruk dalam penelitian ini digunakan teknik uji
Cronbach Alpha. Suatu konstruk dikatakan realible jika nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Imam Ghozali,
2011).Untuk pengujian ini menggunakan koefisien Cronbach Alpha dari masing-masing instrumen
dalam satu variabel.
3. Uji Asumsi Klasik Setelah instrumen penelitian dinyatakan valid dan reliabel, selanjutnya dilakukan analisis data.
Persyaratan analisis data meliputi Uji Normalitas, Multikolonieritas, dan Heteroskedastisitas.
Persyaratan analisis ini dilakukan agar dapat dilakukan Uji Hipotesis. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel independen dan
variabelin dependen keduanya mempunyai distrbusi normal atau tidak (Imam Ghozali, 2011:160).
Model regresi yang baik adalah model yang memiliki data normal. Uji normalitas dapat dilakukan
dengan 3 metode uji yaitu (1) menggunakan uji kolmogorow-smirnov (Uji K-S), (2) grafik
histogram, dan (3) kurva penyebaran P-Plot.
Dalam uji K-S jika nilai hasil uji K-S > dibandingkan signifikasi 0,05 maka sebaran data tidak
menyimpang dan kurvanya normal itu dinamakan uji normalitas. Sedangkan grafik histogram dan
pola penyebaran P-Plot merupakan pola penyebaran memiliki garis normal maka dapat dikatakan
data berdistribusi normal.
b. Uji Multikolonieritas Multikolonearitas menyatakan hubungan antara sesama variabel independen. Asumsi
multikolonearitas menyatakan bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala
multikolonearitas, salah satu langkah untuk memperbaiki model adalah dengan menghilangkan
variabel dari model regresi.
Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi daiantara variabel independen. Uji multikolonearitas
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu (1) VIF (Variance Inflation Factors) dan (2) nilai Tolerance.
Jika tolerance < 0,10 dan nilai VIF >10 maka terjadi gejala Multikolinieritas (Ghozali, 2013:105).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidak samaan varians dan residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedasitas (Imam Ghozali, 2013:139).
4. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi ditunjukkan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel
independen menjelaskan variabel dependen yang dilihat melalui Adjusted R Square adalah 1 berarti
kuatnya kemampuan fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel
independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variable dependen, sebaiknya
jika nilainya mendekati angka 0, maka semakin rendah kemampuan fluktuasi variabel dependen
(Imam Ghozali, 2013:87).
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 138
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas mempengaruhi
variabel dependen (Imam Ghozali, 2013:177).
Kriteria pengujian :
1. Merumuskan hipotesis dan alternatifnya (H1) berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen secara simultan
2. Menentukan tingkat signifikansi dan derajat kesalahan (α) Tingkat signifikansi dalam penelitian
ini adalah 95% atau α= 5%
3. Melakukan uji F dengan cara membandingkan F hitung dengan F table.
Dimana nilai F table = F α k (n-k-1)
Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
4. Melakukan uji F berdasarkan dengan Probabilitas / sig
Jika P value > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Jika P value < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
c. Uji Parsial (Uji T )
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen (Imam Ghozali, 2013:178), Mekanisme uji-t adalah sebagai berikut :
1. Nyatakan hipotesis nol serta hipotesis alternatifnya.
(H1) berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
2. Pilih tarif nyata tingkat signifikansi (α)
Signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% atau α=5%
Melakukan uji t dengan metode perbandingan antara t hitung dengan t tabel. Nilai t tabel = t
(H0 diterima, Ha ditolak) apabila t hitung < t tabel. Artinya variabel independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
(H0 ditolak, Ha diterima) apabila t hitung > t tabel. Artinya variabel independen berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen secara parsial.
3. Melakukan uji t dengan dasar probabilitas / sig
(H0 diterima, Ha ditolak) apabila sig > 0,05
(H0 ditolak, Ha diterima) apabila sig < 0,05
d. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk menguji pengaruh dari beberapa variabel
independen terhadap satu variabel dependen. Analisis dalam penelitian ini dilakukanan teknik
analisis regresi linear berganda. Analisis dipilih dalam penelitian ini karena memiliki variabel
independen lebih dari satu. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara langsung
koefisien regresi atau besarnya pengaruh masing – masing variabel independen (bebas) yaitu
Pengetahuan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) (X1), Pemahaman Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
(X2), Kesadaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) (X3), terhadap variabel dependen (terikat)
keputusan pembelian (Y1) dan kepercayaan konsumen (Y2) menggunakan Analisis regresi linear
berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengaruh Pengetahuan atas pengenaan PPN pada produk online terhadap keputusan
pembelian
Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai t hitung sebesar 0,490 lebih kecil dari pada t tabel 0,675
dengan tingkat signifikansi 0,520. Oleh karena thitung ≤ttabel dengan tingkat signifikansi < 0,05 maka dapat
terlihat H1 ditolak dan variabel pengetahuan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian pada situs e-commerce.
Hal ini terjadi karena masih banyak konsumen yang belum tau adanya pengenaan pajak pada
produk yang mereka beli pada situs online. Selain itu, yang selama ini kita ketahui situs –situs online
seperti elevenia, lazada, blibli, dll hanya menawarkan kemudahan dalam berbelanja dan menawarkan
mudahnya membayar dengan berbagai cicilan. Oleh karena itu pengetahuan akan pengenaan pajak pada
produk online ini menjadi sangat minim. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 139
telah dilakukan Sally (2016) yang menyatakan X1 (Pengetahuan PPN) tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel Y (keputusan pembelian). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sally (2016) oleh karena itu Ha1 ditolak dan variabel
pengetahuan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada situs e-commerce.
2. Pengaruh Pemahaman atas pengenaan PPN pada produk online terhadap keputusan
pembelian
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, diperoleh kesimpulan bahwa pemahanan atas
pengenaan PPn pada produk online diperoleh nilai t hitung sebesar 0,371 lebih kecil dari pada t tabel
0,675 dengan tingkat signifikansi 0,254. Oleh karena thitung ≤ttabel dengan tingkat signifikansi < 0,05
maka dapat terlihat H2 ditolak dan variabel pemahaman tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian pada situs e-commerce.
Hal ini terjadi karena masih banyak konsumen yang belum mengerti dan paham jika situs
ecommerce tempat mereka berbelanja sudah memiliki omset lebih dari 4,8 miliar dalam setahun maka
online shop tersebut pasti akan menambahkan PPN pada produk yang mereka jual. Oleh karena itulah
pada variabel pemahaman tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada situs e-
commerce. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakuan oleh Sally(2016).
3. Pengaruh Kesadaran atas pengenaan PPN pada produk online terhadap keputusan
pembelian
Keputusan pembelian mempunyai keterkaitan yang sangat kuat pada beberapa indicator yakni
seperti harga, kualitas, risiko, prioritas kebutuhan, kemudahan memperoleh barang yang diinginkan dan
lain lain. Pada penelitian ini dapat difokuskan Produk online adalah sebagai objek dari penelitian. Yang
telah diketahui, sekarang ini kemudahan berbelanja sudah sangat mudah diperoleh oleh semua
kalangan.
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, diperoleh kesimpulan bahwa Kesadaran atas
pengenaan PPN pada produk online diperoleh nilai t hitung sebesar 2,107 lebih besar dari pada ttabel
0,675 dengan tingkat signifikansi 0,001. Oleh karena thitung ≤ttabel dengan tingkat signifikansi > 0,05
maka dapat terlihat H3 diterima dan variabel pemahaman memiliki berpengaruh yang signifikan
terhadap keputusan pembelian pada situs e-commerce.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sally (2016) dan anisa karimah
(2015). Hal ini dapat disebabkan karena saat memutuskan untuk membeli produk online memiliki
tingkat resiko yang tinggi dimana seringkali pembeli menerima barang tidak sesuai dengan fotonya,
selain itu harga beli harus ditambahkan dengan PPN yang terdapat pada produk tersebut. Maka
kesadaran konsumen akan pengenaan pajak pertambahan nilai pada produk online memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap keputusan pembelian.
4. Pengaruh Pengetahuan atas pengenaan PPN pada produk online terhadap Kepercayaan
Konsumen
Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai t hitung sebesar 0,377 lebih kecil dari pada ttabel 0,675
dengan tingkat signifikansi 0,571. Oleh karena thitung ≤ttabel dengan tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat
terlihat H4 ditolak dan variabel pengetahuan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kepercayaan
konsumen untuk melakukan pembelian kembali pada situs e-commerce yang sama.
Hasil yang di uji ini mengartikan bahwa pengetahuan tentang produk yang dikenakan pajak (PPN)
tidak berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen, karena beberapa konsumen menganggap PPN
adalah hal yang tidak merugikan atau tidak mempengaruhi keinginan untuk mendapatkan produk
tersebut dan kepercayaan konsumen untuk melakukan pembelian kembali pada Lazada, elevenia, blibli
dan situs ecommerce yang dikenakan pajak lainnya. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya
bahwa dengan adanya pengetahuan PPN pada produk yang hendak mereka beli tidak akan
mempengaruhi kepercayaan konsumen dikarenakan terdapat indicator kebutuhan bukan karena
indicator pajak. Maka dari itu terlihat H1 ditolak dan variabel pengetahuan tidak berpengaruh signifikan
terhadap Kepercayaan konsumen untuk melakukan pembelian kembali pada situs e-commerce yang
sama.
5. Pengaruh Pemahaman atas pengenaan PPN pada produk online terhadap Kepercayaan
Konsumen
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 140
Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai t hitung sebesar -0,426 lebih kecil dari pada t tabel 0,675
dengan tingkat signifikansi 0,625. Oleh karena thitung ≤ttabel dengan tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat
terlihat H5 ditolak dan variabel pengetahuan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kepercayaan
konsumen untuk melakukan pembelian kembali pada situs e-commerce yang sama. Berkurangnya
kepercayaan konsumen dapat dipengaruhi beberapa faktor salah satu nya PPN.
Hal ini sama halnya dengan pengaruh pengetahuan pengenaan ppn atas produk online terhadap
kepercayaan konsumen. Walaupun konsumen sudah paham terdapat pengenaan pajak pertambahan
nilai pada produk online, hal itu tidak akan mempengaruhi keinginan konsumen untuk memperoleh
produk tersebut dan tidak mengurangi kepercayaan konsumen untuk melakukan pembelian kembali
pada situs ecommerce yang sama. Namun beda halnya dengan kasus yang dialami pemain sinetron
Nikita willy. Dia menyebutkan dia sangat puas dengan barang yang dibelinya disalah satu situs
ecommerce yang skalanya sudah internasional. Sebelum dia memutuskan untuk membeli produk online
dia melihat adanya promo bebas pajak yang diposting oleh situs ecommerce tersebut. Maka dari itu
Nikita willy memutuskan membeli produk tersebut. Setelah melakukan pembayaran dan barang yang
dipesan sudah sampai di Indonesia, Nikita willy di berikan invoice pajak atas PPN dan pajak atas barang
mewah. Tentu saja nominalnya sangat material. Hal inilah yang dapat mempengaruhi kepercayaan
konsumen dalam menentukan apakah mereka akan membeli lagi pada situs yang sama atau tidak.
6. Pengaruh Kesadaran atas pengenaan PPN pada produk online terhadap Kepercayaan
konsumen.
Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai t hitung sebesar 3,293 lebih besar dari pada t tabel 0,675
dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena thitung lebih besar dari ttabel dengan tingkat signifikansi <
0,05 maka dapat terlihat H6 diterima dan variabel kesadaran memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Kepercayaan konsumen untuk melakukan pembelian kembali pada situs e-commerce yang
sama.
Dari hasil yang telah diuji, variabel kesadaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kepercayaan konsumen. Dengan memberikan informasi yang jelas pada situs ecommerce dengan
mencantumkan keterangan PPN pada setiap produknya akan membuat konsumen sadar saat mereka
membeli produk online, hal ini juga akan berpengaruh pada kepercayaan konsumen dalam melakukan
pembelian ulang. Karena ada sebuah kasus yang dialami oleh public figure yang sedang melakukan
belanja online, kebetulan situs yang digunakannya ialah ecommerce yang ruang lingkupnya penjual
luar negeri. Dia menjelaskan pada wawancara di salah satu tv swasta, dia melakukan transaksi sekitar
20-25 juta untuk belanja online. Namun saat akan melakukan konfirmasi pembayaran, disitu terdapat
keterangan harga sudah termasuk pajak. Kemudian setelah produk yang dipesan sudah diterima,
terdapat surat tagihan pajak yang berisi konsumen harus menyelesaikan pembayaran pajak (pajak
import dan ppn). Dengan adanya kasus semacam ini, untuk mempercayai dan melakukan pembelian
ulang pada situs ecommerce yang sama konsumen akan sangat mempertimbangkan risiko-risiko yang
akan diterimanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang diteliti oleh Sally (2016) Oleh
karena itu, pada varibel kesadaran pengenaan ppn pada produk online berpengaruh secara signifikan
terhadap kepercayaan konsumen.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data serta interprestasinya maka pada penelitian ini ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1) Pengetahuan konsumen atas pengenaan PPN pada produk online tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Artinya masih terdapat Konsumen yang
belum mengetahui adanya pengenaan pajak pada produk online yang sering mereka beli.
2) Pemahaman konsumen atas pengenaan PPN pada produk online tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian. Artinya konsumen belum memahami tentang yang
produk-produk yang dapat dikenakan pajak, walaupun media yang dijual melalui situs online.
3) Kesadaran Konsumen atas pengenaan PPN pada produk online berpengaruh secara signifikan
terhadap keputusan konsumen untuk membeli. Hal ini berarti dengan konsumen sadar akan
adanya PPN yang terkandung pada produk yang akan dibelinya serta resiko yang akan
didapatkan saat membeli produk online tersebut, hal ini akan dijadikan pertimbangan dan akan
mempengaruhi keputusan pembelian.
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 141
4) Pengetahuan konsumen atas pengenaan PPN pada produk online tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Kepercayaan konsumen. Artinya walaupun konsumen telah membeli
produk online pada situs ecommerce yang sama dan telah mengetahui adanya ppn pada produk
tersebut, hal ini dikarenakan beberapa konsumen menganggap PPN adalah hal yang tidak
merugikan atau tidak mempengaruhi keinginan untuk mendapatkan produk tersebut
5) Pemahaman konsumen atas pengenaan PPN pada produk online tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Kepercayaan konsumen. Hal ini sama halnya dengan pengaruh
pengetahuan pengenaan ppn atas produk online terhadap kepercayaan konsumen. Walaupun
konsumen sudah paham terdapat pengenaan pajak pertambahan nilai pada produk online, hal
itu tidak akan mempengaruhi keinginan konsumen untuk memperoleh produk tersebut dan
tidak mengurangi kepercayaan konsumen untuk melakukan pembelian kembali pada situs
ecommerce yang sama.
6) Kesadaran konsumen atas pengenaan PPN pada produk online memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Kepercayaan konsumen. Ini artinya, jika adanya informasi yang jelas atas
pengenaan ppn yang terdapat pada detail produk yang dijual, maka konsumen akan tetap
mempercayai situs eccomerce. Namun jika sebaliknya, jika tidak terdapat informasi yang jelas
pada detail produk yang dijual, hal itu akan berpengaruh pada kepercayaan konsumen.
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam hal jumlah sampel yaitu 150 responden dan hanya dilakukan
pada satu tempat yaitu Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Selain itu responden dalam
penelitian ini hanya pada mahasiswa angkatan 2013, 2014 dan 2015. Berdasarkan hasil analisis,
pembahasan, dan kesimpulan yang telah dijelaskan, serta keterbatasan penelitian yang telah dijabarkan
sebelumnya, maka penulis memberikan saran yang dapat dijadikan bahan masukan atau pertimbangan
baik pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut :
1. Bagi situs e-comerce, perlu diadakannya lagi promosi dalam skala yang lebih besar untuk
segment penjualan. Karena dengan adanya promosi penjualan secara besar, otomatis akan
meningkatkan penerimaan pajak dalam sector Pajak pertambahan nilai. Dengan adanya kemajuan
penjualan dalam system online ini yang sudah banyak menarik perhatian konsumen, hal ini juga
dapat berpengaruh pada penerimaan Negara dan juga akan berdampak pada kemajuan Negara
ini.
2. Bagi pemerintah, seiring adanya kemajuan teknologi internet seperti ini pemerintah seharusnya
menetapkan kebijakan melalui undang-undang perpajakan terhadap online shopping.
3. Bagi konsumen:
a. Penelitian ini dapat membantu masyarakat mendapatkan informasi terdapatnya ppn pada
produk online yang sering mereka beli, membantu konsumen untuk mengetahui kemudahan
belanja melalui system eccomerce yang sudah terpercaya, dan bertransksi secara online.
b. Penulis mengarapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat tentang seluk beluk bisnis
online dan dapat mengetahui bertransaksi online yang aman, serta dapat membuka peluang
bisnis. Penelitiian ini bisa dijadikan salah satu sumber referensi mengenai ecommerce
khususnya pengaruh persepsi harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian.
4. Bagi Akademik,
a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah dan mengembangkan variable independen
lainnya yang bertujuan untuk mengetahui variable-variabel lain yang dapat mempengaruhi
keputusan pembelian dan kepercayaan konsumen.
b. Bagi peneliti selanjutnya perlu memperluas jumlah sampel dan menambah jumlah tempat
penelitian. Serta variasi responden penelitian bukan hanya mahasiswa angkatan 2013, 2014 dan
2015 tetapi juga meliputi mahasiswa atau karyawan kampus lain yang mempunyai kegemaran
berbelanja online.
6. REFERENSI
Kotler, Philip. 2002. Manajemen pemasaran PT. Ikrar Mandiri, Jakarta
Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. 2012. Manajemen pemasaran edisi 12 Jilid 1. Indeks, Jakarta
Resmi, Siti. 2013. Perpajakan:Teori dan kasus edisi 7 buku 1. Salemba Empat. Jakarta
Resmi, Siti. 2013. Perpajakan:Teori dan kasus edisi 6 buku 1. Salemba Empat. Jakarta
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 142
Waluyo, 2011. Perpajakan Indonesia edisi 10 buku 2. Salemba Empat. Jakarta
Muljono, Djoko. Panduan Brevet Pajak – Pajak penghasilan edisi 1. Penerbit Andi. Yogyakarta
Sukarji, Untung, 2006. Pajak Pertambahan Nilai ed. Revisi. PT Raja Grafindo persada. Jakarta
Sukarji, Untung, 2006. Pajak Pertambahan Nilai ed. Revisi. PT Raja Grafindo persada. Jakarta
Sukarji, Untung. 2010. Pajak Pertambahan Nilai Pemahaman melalui studi kasus. PT Muli utama
consultindo. Jakarta
Muljono, Djoko. 2008. Pajak pertambahan nilai lengkap dengan undang-undang ed. 1. Penerbit Andi.
Yogyakarta
Sumber lain
Zoel Kurniawan, Ferdy. 2012. Pengaruh harga, produk, lokasi dan pelayanan terhadap keputusan
pembelian pada soto angkring “mas boed” spesial ayam kampung semarang. Semarang.
Czarnitzki, Dirk;Rammer, Christian. 2003. Technology Transfer via the Internet: A Way to Link Public
Science and Enterprises? Journal of Technology Transfer.
Lailatul Mufidah, Nur. 2006. “Pola Konsumsi Masyarakat Perkotaan (Studi Deskriptif Pemanfaatan
Foodcourt oleh Keluarga)” hal. 157-178.
Ayuningtyas Tria Hapsari, Dyah. 2010. Analisis pengaruh pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN)
dan Pajak penjualan atas barang mewah (PPNBM) terhadap daya beli konsumen pada barang
elektronika (studi empiris pada konsumen barang elektronika di wilayaht Tangerang Selatan.
Skripsi yang dipublikasikan. Jakarta: Program studi sarjana UIN.
Gatot A, Kusadinugroho. 2013. Analisis pengaruh promosi, kualitas produk, dan presepsi harga
terhadap keputusan pembelian produk Toyota Inova di Nasmoco Semarang. Skripsi yang
dipublikasikan. Semarang: Program studi sarjana Universitas Diponogoro.
Reza, Fadillah. 2012. Pengaruh pengenaan pajak pertambahan nilai dan cukai rokok terhadap skema
finansial produk rokok. Skripsi yang dipublikasikan. Semarang: Program studi sarjana Universitas
Diponogoro.
Murwatiningsih, Erin Puri Apriliani. 2013. Pengaruh Risiko Dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Melalui Kepercayaan Konsumen.
Audi Vialdo, Muhammad. 2013. Pajak pertambahan nilai atas transaksi perdagangan melalui media
internet (ecommerce). Laporan magang yang dipublikasikan. Depok: Program studi sarjana UI
Wulandari, Amelia retno. 2012. Formulasi kebijakan pajak pertambahan nilai atas penjualan barang
fashion melalui ecommerce. Skripsi yang dipublikasikan. Depok: Program studi sarjana UI.
Tumpal manik. 2013. Analisis aspek sistem informasi akuntansi pengenaan pajak aktivitas transaksi e-
commerce dan bisinis on-line dalam mengendalikan kewajiban wajib pajak sebagai self
assessment system melalui sistem jaringan internet.
Anita Aprilia, Endang Siti Astuti, Nila Firdausi Nuzula. 2014. Penanganan Dan Pengawasan
Perpajakan Dalam Rangka Intensifikasi Di Bidang E-Commerce (Studi Pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Malang Selatan). Malang
Maharani Utomo, Eviera. 2012. Transaksi E-Commerce Sebagai Potensi Penerimaan Pajak Di
Indonesia. Surabaya.
Imanda, Annisa. 2008. Analisa perlakuan Pajak petambahan nilai atas transaksi-transaksi yang
dilakukan oleh content provider. Skripsi yang dipublikasikan. Depok: Program studi sarjana UI.
Niki. 2015. Pengaruh pengetahuan, pemahaman dan kesadaran PPN atas barang kena pajak (BKP)
terhadap pola konsumsi mahasiswa UPDM (B). Skripsi yang tidak dipublikasikan. Jakarta selatan:
Program studi sarjana Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Manuel Linting, Reynaldi. 2012. Pengaruh pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan
perpajakan, tingkat penghasilan wajib pajak dan sanksi denda terhadap kemauan pengusaha kecil
dan menengah memenuhi kewajiban perpajakan (Studi kasus pada usaha kecil menengah di UKM
SMESCO MT. Haryono). Skripsi yang dipublikasikan. Depok: Program studi sarjana UI.
Sally 2016. Pengaruh Pengetahuan, Pemahaman, Dan Kesadaran Pengenaan Pajak Pertambahan
Nilai (Ppn) Pada Produk Online Terhadap Keputusan Pembelian & Kepercayaan Konsumen
(Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Mercubuana). Skripsi Universitas
Mercubuana
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 143
Triantoro, Yohana. 2012. Analisis sikap konsumen atas pembelian melalui toko online dan
pengaruhnya terhadap niat pembelian (Studi kasus : pembelian peralatan/perlengkapan bayi dan
batita). Skripsi yang dipublikasikan. Depok: Program studi sarjana UI.
Utomo, Bayu Ageng Wahyu. 2012. Pengaruh sikap, kesadaran wajib pajak, dan pengetahuan
perpajakan terhadap kepatuhan wajb pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan di
kecamatan Pamulang kota Tangerang Selatan. Skripsi yang dipublikasikan. Jakarta: Program
studi sarjana UIN
A conceptual model of perceived customer value in e-commerce: A preliminary investigation sumber:
http://www.acrwebsite.org/search/view-conference-proceedings.aspx?Id=11417 Diakses 24
September 2016 pukul 18.21
Grafik perkembangan orang yang berbelanja Online di Indonesia sumber :
http://smsgatewaytoweb.blogspot.co.id/ diakses pada 4 September 2016 pukul 22:29).
Data profile situs Toko online Lazada www.lazada.co.id/about diakses pada 4 September 2016 pukul
22:29).
Data situs ecommerce terpopuler di Indonesia tahun 2015 : https://id.techinasia.com/survei-website-
ecommerce-populer-indonesia/
Pengertian Bisnis online : (http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis_online)
Profile perusahaan Blibli.com Sumber : www.blibli.com : diakses 13 September 2016 pukul 12:14
Profile perusahaan Qoo10.com sumber :
http://www.qoo10.com/gmkt.inc/Company/AboutCompany.aspx: diakses 13 September 2016
pukul 12:37
Profile perusahaan elevenia.co.id sumber : http://www.elevenia.co.id: diakses 13 September 2016
pukul 13:06
Profile perusahaan Lazada.co.id Sumber : http://www.lazada.co.id: diakses 13 September 2016 pukul
13:32
Langkah-langkah penjualan di Lazada.co.id (sumber:
http://eduardosenaa.blogspot.co.id/2013_09_01_archive.html: diakses pada 15 September 2016
pukul 11:32)
Tahun 2016, Bisnis Online Akan Tumbuh Subur http://www.marketing.co.id/jumlah-bisnis-online-
akan-meroket-di-2016/ diakses pada 15 September 2016 pukul 11:32)