faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan auditor internal …

89
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL MENDETEKSI KECURANGAN PADA PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk TESIS OLEH : EKO KRISTINO BUTAR-BUTAR 167007045 MAGISTER MANAJEMEN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN

AUDITOR INTERNAL MENDETEKSI KECURANGAN

PADA PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk

TESIS

OLEH :

EKO KRISTINO BUTAR-BUTAR

167007045

MAGISTER MANAJEMEN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Universitas Sumatera Utara

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Universitas Sumatera Utara

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Telah di uji pada

Tanggal : 02-08-2019

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Amlys Syahputra Silalahi, M.Si.

Anggota : 1. Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME.

2. Dr. Rulianda Purnomo Wibowo, SP., M.Ec.

3. Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE., MM

4. Dr. Ir. Nazaruddin MT

Universitas Sumatera Utara

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Universitas Sumatera Utara

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN

AUDITOR INTERNAL MENDETEKSI KECURANGAN

PADA PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi kemampuan auditor untuk mendeteksi kecurangan di PT. Bank

Danamon Indonesia, Tbk. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah pendidikan, pengalaman audit, independensi, kompetensi,

profesionalisme, sedangkan variabel dependen adalah kemampuan auditor untuk

mendeteksi kecurangan. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh

dari Kantor Divisi Unit Audit Internal PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

multipleregresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pendidikan

meningkatkan kemampuan auditor untuk mendeteksi kecurangan di PT. Bank

Danamon Indonesia, Tbk. Variabel independen mempengaruhi kemampuan

auditor untuk mendeteksi kecurangan di PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.

Variabel kompetensi mempengaruhi kemampuan auditor untuk mendeteksi

kecurangan pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk. Variabel profesionalisme

mempengaruhi kemampuan auditor untuk mendeteksi kecurangan di PT. Bank

Danamon Indonesia, Tbk. Sementara itu, variabel pengalaman audit tidak

mempengaruhi kemampuan auditor untuk mendeteksi kecurangan di PT. Bank

Danamon Indonesia, Tbk. Pendidikan, pengalaman audit, independensi,

kompetensi dan Profesionalisme memiliki efek bersama pada kemampuan auditor

untuk mendeteksi kecurangan di PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.

Kata kunci: Kemampuan Auditor untuk Mendeteksi Penipuan, Pendidikan,

Pengalaman Audit, Independensi, Kompetensi, Profesionalisme

Universitas Sumatera Utara

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Universitas Sumatera Utara

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Tri Tunggal atas penyertaan-

Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis dengan

judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Auditor Internal

Mendeteksi Kecurangan Pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.

Dalam penuliasan Tesis ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan serta

saran yang telah penulis terima dalam menyelesaikan Tesis ini, dalam kesempatan

ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu yang

terhormat.

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Robert Sibarani, MS, selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Dosen Pembimbing dan Ketua

Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pasca Sarjana Universitas

Sumatera Utara.

4. Dr. Amlys Syahputra Silalahi, M.Si, Selaku Ketua Dosen Pembimbing

yang telah banyak membimbing dan membantu peneliti dalam

menyelesaikan penulisan tesis ini.

5. Alm. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MBA, AK, MAFIS, selaku Dosen

Pembimbing yang telah banyak membimbing dan membantu peneliti

dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

6. Dr. Ir. Nazaruddin MT, Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE., MM

dan Dr. Rulianda Purnomo Wibowo, SP., M.Ec., selaku komisi

pembanding atas saran dan masukan yang diberikan kepada peneliti.

7. Seluruh Dosen/ Staff Pengajar Program S2 Magister Manajemen

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan motivasi dan

memberikan ilmunya kepada penulis selama penulis mengikuti proses

belajar.

8. Seluruh Pimpinan di Divisi SKAI PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk

yang telah mengizinkan saya untuk menempuh pendidikan dan hingga

mengizinkan saya untuk melakukan serangkaian kegiatan seminar dan

penelitian di PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.

9. Seluruh Karyawan di Divisi SKAI PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk

yang telah bersedia menjadi responden penelitian saya.

10. Orang Tua tercinta dan banggakan, Ayahanda Hisar Butar-Butar dan Ibu

Lermina Hasibuan.

11. Seluruh teman seangkatan 40-2 yang telah sama-sama berjuang

menyelesaikan Program S2 Magister Manajemen Universitas Sumatera

Utara.

Ahkirnya penulis menyadari penulisan Tesis ini masih jauh dari sempurna, baik

menyangkut isi, maupun penyajianya, karena keterbatasan waktu dan wawasan

penulis. Dalam kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran dari

semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan Tesis ini.

Medan, 02 Agustus 2019

Eko Kristino Butar-Butar

NIM 167007045

Universitas Sumatera Utara

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Eko Kristino Butar-Butar

Tempat/Tanggal Lahir : Lubuk Pakam, 27 September 1987

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Protestan

Anak Kandung Dari : Bapak Hisar Butar-Butar dan Ibu Lermina Hasibuan

Alamat : Komplek Jcity Metropolis 4 No. 6 Medan Johor

Email : [email protected]

No Hp : 08116121146

Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan

SD Negeri 101900 Lubuk Pakam Tamat 1998

SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Tamat 2001

SMA Negeri 1 Lubuk Pakam Tamat 2004

S1 Peternakan Program Studi Ilmu Produksi Ternak Tamat 2009

S2 Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara Tamat 2019

Customer Service PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk 2009 - 2010

Internal Auditor PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk 2010 - Sekarang

Universitas Sumatera Utara

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................. i

ABSTRACT ................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .............................................................................. iii

RIWAYAT HIDUP .................................................................................. vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL...................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 1.1 Latar Belakang masalah ........................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 11

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 12

1.4 Manfaat Hasil Penelitian ...................................................... 12

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan ................................................. 13

1.6 Asumsi-Asumsi ..................................................................... 13

1.7 Originalitas Penelitian ........................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 15 2.1 Deskripsi Teori ..................................................................... 15

2.1.1 Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan ........... 15

2.1.2 Pendidikan .................................................................. 17

2.1.3 Pengalaman Audit ...................................................... 18

2.1.4 Independensi .............................................................. 20

2.1.5 Kompetensi ................................................................. 21

2.1.6 Profesionalisme ........................................................... 22

2.2 Review Hasil-Hasil Penelitian ............................................. 24

2.3 Resume Masalah Ilmiah ....................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 30 3.1 Model Konseptual ................................................................ 30

3.2 Rumusan Hipotesis .............................................................. 31

3.3 Defenisi Operasional ............................................................ 32

3.4 Jenis Penelitian ..................................................................... 35

3.5 Lokasi Peneltian ................................................................... 36

Universitas Sumatera Utara

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

3.6 Metode Penelitian ................................................................. 36

3.6.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian .................. 36

3.6.2 Metode Pengumpulan Data ......................................... 37

3.6.3 Metode Analisis Data .................................................. 37

3.6.3.1 Teknik Pengolahan Data .................................. 41

3.6.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda .................... 41

3.6.3.3 Uji Asumsi Klasik ........................................... 42

3.6.3.4 Uji Hipotesis .................................................... 44

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 46 4.1 Hasil Penelitian ..................................................................... 46

4.2 Deskripsi Data ..................................................................... 49

4.3 Deskripsi Responden ............................................................ 49

4.4 Deskripsi Variabel ................................................................ 50

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda ......................................... 55

4.6 Uji Asumsi Klasik ................................................................ 56

4.6.1 Uji Normalitas ............................................................. 57

4.6.2 Uji Multikolinearitas.................................................... 57

4.6.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................ 58

4.7 Uji Hipotesis ......................................................................... 59

4.7.1 Uji F ............................................................................. 59

4.7.2 Uji t .............................................................................. 60

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 61

4.8.1 Pengaruh Pendidikan Terhadap Kemampuan Auditor

Mendeteksi Kecurangan .............................................. 61

4.8.2 Pengaruh Pengalaman Audit Terhadap Kemampuan

Auditor Mendeteksi Kecurangan ................................. 63

4.8.3 Pengaruh Independensi Terhadap Kemampuan Auditor

Mendeteksi Kecurangan .............................................. 64

4.8.4 Pengaruh Kompetensi Terhadap Kemampuan Auditor

Mendeteksi Kecurangan .............................................. 65

4.8.5 Pengaruh Profesionalisme Terhadap Kemampuan Auditor

Mendeteksi Kecurangan .............................................. 67

4.8.6 Pengaruh Pendidikan, Pengalaman Audit, Independensi,

Kompetensi, dan Profesionalisme Terhadap Kemampuan

Auditor Mendeteksi Kecurangan ................................. 68

4.9 Strategi Implementasi ........................................................... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 69 5.1 Kesimpulan .......................................................................... 69

5.2 Keterbatasan ......................................................................... 70

5.2 Saran .................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………… 71

LAMPIRAN ................................................................................................. 75

Universitas Sumatera Utara

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 26

3.1 Defenisi Operasional Variabel ....................................................... 34

3.2 Daftar Populasi Penelitian .............................................................. 36

3.3 Uji Validitas Variabel Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan 39

3.4. Uji Validitas Variabel Pendidikan ................................................... 39

3.5 Uji Validitas Variabel Pengalaman Audit ........................................ 39

3.6 Uji Validitas Variabel Independensi ................................................ 39

3.7 Uji Validitas Variabel Kompetensi .................................................. 40

3.8 Uji Validitas Variabel Profesionalisme ............................................ 40

3.9 Uji Reliabilitas Variabel ................................................................... 41

4.1 Legalitas Perusahaan ........................................................................ 47

4.2 Data Hasil Kuesioner ....................................................................... 49

4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 50

4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia .......................................... 50

4.5 Deskripsi Variabel Kemampuan Mendeteksi Kecurangan .............. 51

4.6 Deskripsi Variabel Pendidikan ......................................................... 52

4.7 Deskripsi Variabel Pengalaman ....................................................... 52

4.8 Deskripsi Variabel Independensi ..................................................... 53

4.9 Deskripsi Variabel Kompetensi ....................................................... 54

4.10 Deskripsi Variabel Profesionalisme ................................................. 54

4.11 Analisis Hasil Regresi ...................................................................... 56

4.12. Uji Normalitas .................................................................................. 57

4.13 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................... 58

4.14 Hasil Uji Glejser ............................................................................... 59

4.15 Hasil Uji F ........................................................................................ 60

Universitas Sumatera Utara

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

3.1 Kerangka Konsep .......................................................................... 29

Universitas Sumatera Utara

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Jadwal Penelitian ........................................................................... 75

2 Kuesioner ....................................................................................... 76

3 Tabulasi Data Penelitian ................................................................ 81

4 Data Penelitian .............................................................................. 84

Universitas Sumatera Utara

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tingginya peluang kemungkinan terjadinya kecurangan yang dialami

industri perbankan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap tingkat

kepercayaan nasabah untuk menyimpan uang pada bank tersebut. Salah satu yang

perlu dilakukan manajemen untuk memastikan bahwa bank tersebut layak untuk

diberi kepercayaan adalah dengan terus melakukan perbaikan dalam tata kelola,

termasuk meningkatkan kemampuan auditor internalnya melakukan pendeteksian

terhadap praktik kecurangan yang terjadi. Banyak faktor yang mempengaruhi

kemampuan auditor dalam melakukan pendeteksian kecurangan yang terjadi.

Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka rentang kendali

antara Direksi dengan para pelaksana kegiatan di seluruh unit organisasi

perusahaan akan semakin lebar dan kompleks. Oleh karena itu dipandang perlu

adanya audit internal yang merupakan penghubung antara keduanya, terutama

bagi Direksi, agar dapat meyakini bahwa penyelenggaraan kegiatan operasional

telah berjalan efisien dan efektif. Audit Internal berperan dalam mengevaluasi

kecukupan dan efektivitas pengendalian intern yang dilakukan manajemen.

Audit internal pada bidang perbankan nasional, diatur secara khusus oleh

Bank Indonesia. Peraturan mengenai hal tersebut berada dalam PBI (Peraturan

Bank Indonesia) No. 1/6/PBI/1999 mengenai Penugasan Direktur Kepatuhan

(Compliance Director) dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern

Bank (SPFAIB). Pada PBI tersebut ditetapkan keharusan bagi bank umum untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

menyelenggarakan kegiatan audit internal beserta hal-hal yang harus dipenuhi

oleh manajemen dan unit audit internal bank umum.

Bank Indonesia mengemukakan bahwa peran audit internal dalam

industri perbankan yang berkaitan dengan dana masyarakat sangat diandalkan

oleh para stakeholder yaitu pemegang saham, komisaris, nasabah, majanemen dan

pemerintah (Haryono, 2012). Tugas penting Divisi Audit Internal saat ini adalah

memberikan keyakinan bahwa seluruh elemen pengendalian, penaksiran resiko,

aktivitas kontrol, informasi, dan komunikasi serta pemantauan telah memadai dan

mengarah ke tata kelola yang baik atau disebut juga Good Corporate Governance

(GCG).

PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. sebagai salah satu perusahaan jasa

terbesar di Indonesia yang mengelola bisnis utamanya berdasarkan asas

kepercayaan, maka dituntut untuk menjalankan perusahaan dengan tata kelola

yang baik (Good Corporate Governance/GCG). Danamon percaya bahwa tata

kelola perusahaan yang memenuhi standar Internasional yang tinggi secara

signifikan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada bank.

Transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan

keadilan/kesetaraan merupakan prinsip tata kelola perusahaan Danamon. Unsur-

unsur ini memastikan bahwa kontrol dan pengawasan yang diperlukan manajemen

risiko yang efektif, sesuai dengan semua hukum dan peraturan yang relevan, dan

pengungkapan informasi yang akurat dan lengkap kepada publik/pasar berfungsi

dengan baik (Danamon, 2014).

Danamon merupakan perusahaan terbuka, yang harus mematuhi

Undang-Undang Perseroan Terbatas, regulasi Bank Indonesia, Pasar Modal dan

Universitas Sumatera Utara

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Otoritas Jasa Keuangan (OJK), International Finance Standart (IFRS), Standar

Akunting Keuangan Indonesia, Standar Internasional Untuk Praktik Profesional

Internal Audit, Kerangka Kerja COSO dan ASEAN Corporate Governance

Scorecard.

Mengingat peran sosial dan ekonomi yang signifikan, kepatuhan dan

peraturan merupakan hal yang wajib bagi sektor keuangan mana pun di seluruh

dunia. Danamon percaya budaya kepatuhan yang kuat akan memberikan kekuatan

untuk mencapai keberhasilan usaha. Isu penting dari budaya kepatuhan di bank

adalah penipuan dan korupsi. Danamon telah mengembangkan program “zero

tolerance for fraud”. Strategi anti fraud Danamon mencakup proses-proses yang

saling berkaitan, yaitu tahap Pencegahan Penipuan, Deteksi, Investigasi dan

Pencegahan. Program ini sepenuhnya disosialisasikan kepada seluruh karyawan di

semua unit bisnis dan daerah operasional. Setiap tuduhan dan laporan kasus

diselidiki secara menyeluruh dan personil yang terkait akan di disiplinkan sesuai

dengan peraturan dan Kebijakan Perusahaan.

Bank menerapkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan standar

manajemen risiko. Inisiatif pengembangan produk, proses, dan teknologi

informasi Danamon didukung dan diawasi oleh evaluasi manajemen risiko,

termasuk inisiatif yang berkaitan dengan Program Anti Pencucian Uang dan

Pemberantasan Pendanaan Terorisme (AML/CFT).

Dalam menjalankan tata kelola yang baik tersebut Danamon membentuk

Komite Audit dengan membuat divisi Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) yang

terintegrasi langsung dengan Komite Sumber Daya Manusia, Komite Manajemen

Risiko, Komite Asset & Liability, Komite Pengarah Teknologi Informasi, Komite

Universitas Sumatera Utara

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Fraud, Komite Kepatuhan, Komite Manajemen Modal, dan Komite Manajemen

Risiko Operasional.

Dari tahun ke tahun, perkembangan teknik untuk mendeteksi kecurangan

di Indonesia terus berkembang, dan dengan peraturan-peraturan yang tegas dan

ketat, menjadi tugas bersama untuk melawan kecurangan-kecurangan yang dapat

merugikan pihak-pihak tertentu maupun dunia akuntan di negara ini. Tetapi masih

banyak saja celah-celah yang dimanfaatkan untuk melakukan kecurangan-

kecurangan tersebut.

Perbedaan kualitas pemeriksaan yang sangat bergantung dari

kemampuan dari auditor itu sendiri dalam mendeteksi kecurangan berbeda-beda

setiap auditor, membuat sering sekali masih ditemukan kasus kecurangan setelah

pemeriksaan selesai dilakukan.

Kecurangan yang sering terjadi dalam industri perbankan yaitu : kredit

macet, kredit fiktif, penggelembungan angka (mark-up), penyalahgunaan

wewenang dan tidak jarang juga ditemukan pelanggaran kode etik. Untuk dapat

menemukan segala kemungkinan kecurangan tersebut sangat dibutuhkan keahlian

khusus dalam melakukan pemeriksaan. Menurut Arens dan Loebbecke (2011)

auditor harus mempunyai kemampuan memahami kriteria yang digunakan serta

mampu menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk mendukung

kesimpulan yang akan diambilnya.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan auditor dalam

mendeteksi kemungkinan kecurangan yang terjadi termasuk salah satu nya adalah

pendidikan. Menurut Harhinto (2004) Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi

pendidikan seorang auditor karena dengan demikian auditor akan mempunyai

Universitas Sumatera Utara

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

semakin banyak pengetahuan dan pandangan mengenai bidang yang digelutinya

sehingga dapat mengetahui berbagai masalah lebih mendalam serta akan lebih

mudah dalam mengikuti perkembangan yang kompleks.

Pendidikan yang dimiliki oleh auditor internal hendaknya disesuaikan

dengan tugas yang dilaksanakan. Mengingat untuk menjadi seorang auditor tidak

harus memiliki latar belakang akuntansi, sehingga banyak sekali auditor internal

di industri perbankan yang memiliki latar belakang pendidikan sangat beragam.

Auditor internal yang bekerja di bank yang melakukan pemeriksaan pada segmen

penyaluran kredit akan menemukan bidang usaha sangat beragam. Untuk dapat

melakukan pemeriksaan dengan baik, maka auditor dituntut untuk selalu

membekali diri dengan pengetahuan yang beragam dan selalu diperluas.

Choo dan Trotman (1991) memberikan bukti empiris bahwa auditor

berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum (atypical)

dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman tetapi antara pemeriksa yang

berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman tidak berbeda dalam

menemukan item-item yang umum (typical). Penelitian serupa dilakukan oleh

Tubbs (1992) yang menunjukkan bahwa subjek yang mempunyai pengalaman

audit lebih banyak maka akan menemukan kesalahan yang lebih banyak dan item-

item kesalahannya lebih besar dibandingkan auditor yang pengalamannya lebih

sedikit.

Penelitian yang dilakukan oleh Hafifah dan Fitriany (2012),

menyimpulkan bahwa pengalaman audit berpengaruh positif terhadap peningkatan

kemampuan auditor mendetekesi gejala-gejala kecurangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Tuntutan atas sistem dan sumber daya manusia yang handal dan

memiliki nilai tambah sangat tinggi pada bidang auditor internal, terkait tugas dan

fungsinya. Tuntutan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan auditor dalam

kemampuannya mendeteksi kecurangan yang terjadi. Pada saat ini, auditor

internal dituntut untuk bekerja sama secara professional yang dapat dimiliki

dengan adanya suatu independensi. Untuk menunjang independensi seorang

auditor internal, maka keberadaan departemen atau bagian audit internal yang

berdiri sendiri merupakan hal penting (Sianipar, 2007). Penelitian Cloyd (1997)

membuktikan bahwa akuntabilitas dapat meningkatkan kualitas hasil kerja auditor

jika didukung oleh pengetahuan audit yang tinggi.

Dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional,

auditor harus menjalani pelatihan yang cukup dan kegiatan penunjang

keterampilan lainnya. Melalui program pelatihan tersebut para auditor juga

mengalami proses sosialisasi agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan

situasi yang akan ditemui. Profesionalisme juga menjadi syarat utama bagi

seseorang yang ingin menjadi seorang auditor sebab dengan profesionalisme yang

tinggi kebebasan auditor akan semakin terjamin. Hendro dan Aida (2006)

menjelaskan profesionalisme merupakan syarat utama seorang auditor sebab

dengan profesionalisme yang tinggi maka kebebasan auditor akan semakin

terjamin.

Kemampuan lain yang dianggap mampu menunjang kemampuan auditor

dalam mendeteksi kecurangan adalah kompetensi, menurut Sawyer, Dittenhoffer

dan Scheiner (2005), kompetensi auditor internal adalah sebuah hubungan cara-

cara setiap auditor memaanfaatkan pengetahuan, keahlian dan pengalaman.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Auditor yang tidak kompeten tidak akan bisa membantu menajemen dalam

memecahkan masalah-masalah yang mengandung risiko, padahal tugas auditor di

era ini lebih difokuskan kepada pengawasan dan pengendalian terhadap area-area

yang mengandung risiko bukan hanya audit atas kepatuhan saja. Alim, Hapsari

dan Purwanti (2007) menyatakan bahwa kualitas audit dapat dicapai jika auditor

memiliki kompetensi yang baik dan hasil penelitiannya menemukan bahwa

kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Auditor sebagai ujung tombak

pelaksanaan tugas audit harus senantiasa meningkatkan pengetahuan yang telah

dimiliki agar penerapan pengetahuan dapat maksimal dalam praktiknya.

Dalam rangka memenuhi kualifikasi dan kompetensi, SKAI PT. Bank

Danamon Indonesia, Tbk secara rutin melaksanakan program pendidikan dan

pelatihan serta sertifikasi di bidang audit internal/kepatuhan, antara lain :

1. Sertifikasi profesi nasional dan internasional yaitu Certified Internal Auditor

(CIA), Qualified Internal Auditor (QIA), Certified Information System

Auditor (CISA), sertifikasi Manajemen Resiko level I-IV sesuai dengan

jenjang jabatannya;

2. Keikutsertaan dalam seminar/training/workshop secara berkala yang diadakan

oleh internal Bank Danamon atau lembaga training yang bekerjasama dengan

Bank Danamon.

3. Online training yang dilaksanakan oleh Bank Danamon dan Online Course

dan Exercise CEB e-learning yang setiap auditor telah mendapat akses user id

dan password masing-masing.

Kompetensi yang rendah juga akan mengakibatkan kegagalan dalam

pemeriksaan, karena auditor akan kesulitan dalam menemukan temuan-temuan

Universitas Sumatera Utara

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

yang berkenaan dengan terjadinya penyimpangan. Usaha peningkatan kompetensi

auditor internal tidak dapat hanya dilakukan dengan pendidikan dan pengalaman

tetapi juga membutuhkan peran serta auditor internal dalam mempertahankan

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

Setiap auditor internal harus tetap mempertahankan kompetensi,

indepedensi serta profesionalisme agar dapat mencegah serta dapat mendeteksi

segala bentuk kecurangan yang terjadi. Kurangnya pengetahuan dan pengertian

seorang auditor internal mengenai indikasi akan terjadinya tindak kecurangan

sering terjadi dan prosedur yang efektif untuk mendeteksi kecurangan sudah

sering dibuat sulit oleh auditor dalam melakukan tugas- tugasnya. Oleh karena itu,

seorang auditor internal harus mempunyai keahlian dalam mencegah kecurangan

sebagai eksistensi dan pengetahuan mengenai gejala pasti, dan harus mampu

mendeteksi segala bentuk kecurangan (fraud) yang terjadi, pengertian akan

masalah dan sikap kompetensi, independensi serta profesionalisme untuk

menyelesaikan semua permasalahan yang terjadi.

Auditor juga harus berperan secara aktif dan kooperatif dengan berbagai

pihak membantu semua anggota manajemen perusahaan dalam melaksanakan

tanggungjawab mereka secara baik dengan memberikan analisis, penilaian,

rekomendasi dan komentar objektif mengenai kegiatan yang telah direview.

Auditor internal harus memahami bahwa tidak ada sistem pengendalian intern

atau internal control yang akan menghilangkan kemungkinan terjadi kesalahan,

tetapi dengan sistem pengendalian intern yang baik dapat meminimalisir

terjadinya kesalahan.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Beberapa unit mikro yang memiliki portfolio kredit macet yang cukup

tinggi mendapat rating pemeriksaan acceptable (Pengendalian internal dan

proses telah dirancang secara memadai untuk memitigasi risiko-risiko utama,dan

kontrol utama telah diimplementasikan secara efektif. Temuan,baik secara

individu maupun kolektif, tidak signifikan atau tidak pada proses berisiko tinggi.

Manajemen memiliki proses yang efektif untuk mengidentifikasi kesenjangan

/kelemahan dan melakukan tindakan-tindakan yang memadai untuk memitigasi

risiko tersebut). Kondisi ini sangat kontradiktif, bagaimana mungkin jika prosedur

yang ditetapkan telah dijalankan dengan baik, tetapi masih mengalami tingkat

kredit macet yang cukup tinggi. Kemungkinan yang terjadi adalah bahwa auditor

tidak berhasil menemukan penyebab dari banyaknya kredit macet tersebut.

Dari kasus-kasus tersebut bisa kita lihat, masih banyak kecurangan-

kecurangan yang terjadi, bisa kesalahan dari pihak perusahaan maupun pihak

pemeriksa. Auditor sebagai pemberi jasa harus mengikuti syarat maupun

ketentuan yang berlaku, semua sudah diatur. Dan juga dalam melaksanakan

tugasnya, auditor memerlukan kepercayaan terhadap kualitas jasa yang

diberikan pada pengguna.

Penelitian mengenai pengukuran kemampuan auditor dalam mendeteksi

kecurangan telah dilakukan oleh Fullerton dan Durtschi (2004) dengan judul “The

effect of professional skepticism on the fraud detection skills of internal auditors”.

Yaitu mengenai pengaruh skeptisme profesional terhadap kemampuan auditor

internal mendeteksi kecurangan. Hasil penelitian ini menunjukkan Skeptisme

profesional berpengaruh signifikan terhadap kemampuan auditor mendeteksi

kecurangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Penelitian mengenai pengukuran kemampuan auditor dalam mendeteksi

kecurangan telah dilakukan oleh Noviyanti (2008). Secara umum, penelitian

Noviyanti meneliti tentang pengaruh dari penaksiran resiko kecurangan pada

berbagai tingkat kepercayaan auditor dan bagaimana pengaruh tipe kepribadian

terhadap skeptisme profesional auditor dalam mendeteksi kecurangan. Hasil

penelitian ini yang pertama menunjukkan bahwa auditor dengan tingkat

kepercayaan berbasis identifikasi jika diberikan penaksiran risiko kecurangan

yang tinggi, akan menunjukkan skeptisme profesional yang lebih tinggi dalam

mendeteksi kecurangan. Dan yang kedua bahwa tipe kepribadian mempengaruhi

sikap skeptisme profesional auditor.

Matondang (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

pengalaman audit, independensi, dan keahlian profesional terhadap pencegahan

dan pendeteksian kecurangan penyajian laporan keuangan.” Populasi penelitian

ini adalah akuntan publik yang bekerja pada KAP di DKI Jakarta. Hasil penelitian

menunjukkan pengalaman audit, independensi, dan keahlian profesional

berpengaruh signifikan terhadap pencegahan dan pendeteksian kecurangan

penyajian laporan keuangan.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dan penelitian-penelitian

terdahulu, penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh

pendidikan, pengalaman audit, kompetensi dan profesionalisme terhadap

kemampuan auditor mendeteksi kecurangan pada PT. Bank Danamon Indonesia,

Tbk.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang diuraikan diatas,

maka pokok permasalahan yang akan dicari pemecahannya melalui penelitian ini

adalah tingginya tingkat kecurangan di PT Bank Danamon Indonesia Tbk yang

masih belum dapat dideteksi oleh internal auditor, sehingga dibutuhkan kualifikasi

yang ideal sebagai seorang auditor yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi

kecurangan yang terjadi di lingkungan PT. Bank Danamon Indonesia Tbk.

Sehubungan dengan adanya permasalahan diatas maka beberapa pertanyaan yang

perlu dicari jawabanya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan

auditor internal dalam mendeteksi kecurangan di PT. Bank Danamon

Indonesia, Tbk?.

2. Apakah pengalaman audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kemampuan auditor internal dalam mendeteksi kecurangan di PT. Bank

Danamon Indonesia, Tbk?.

3. Apakah independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan

auditor internal dalam mendeteksi kecurangan di PT. Bank Danamon

Indonesia, Tbk?.

4. Apakah kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan

auditor internal dalam mendeteksi kecurangan di PT. Bank Danamon

Indonesia, Tbk?.

5. Apakah profesionalisme berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kemampuan auditor internal dalam mendeteksi kecurangan di PT Bank

Danamon Indonesia Tbk?.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

1.3 Tujuan Penelitian

Merujuk kepada rumusan masalah penelitian diatas maka tujuan

diadakannya penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh pendidikan terhadap kemampuan auditor

mendeteksi kecurangan di PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

2. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman terhadap kemampuan auditor

mendeteksi kecurangan di PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

3. Untuk menganalisis pengaruh independensi terhadap kemampuan auditor

mendeteksi kecurangan di PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

4. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kemampuan auditor

mendeteksi kecurangan di PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

5. Untuk menganalisis pengaruh profesionalisme terhadap kemampuan auditor

mendeteksi kecurangan di PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Maanfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengalaman, pemahaman,

kemampuan intelektual tentang pendidikan, pengalaman audit, independensi,

kompetensi dan profesionalisme berpengaruh terhadap kemampuan auditor

internal mendeteksi kecurangan.

2. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan memperkaya hasil penelitian dan

sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti hal yang sama.

3. Bagi Bank Danamon, untuk memberikan masukan dalam meningkatkan

kemampuan auditor internal mendeteksi kecurangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan

Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian ini, ruang lingkup analisis yang akan dilakukan meliputi :

1. Penelitian ini hanya meneliti sejauh mana pendidikan, pengalaman audit,

independensi, kompetensi dan profesionalisme mempengaruhi kemampuan

auditor internal dalam mendeteksi kecurangan.

2. Penelitian ini dilakukan terbatas pada karyawan divisi Satuan Kerja Audit

Internal (SKAI) PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.

1.6 Asumsi-Asumsi

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini ialah :

1. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan auditor dalam

mendeteksi kecurangan, yaitu : pendidikan, independensi, pengalaman,

kompetensi dan profesionalisme.

2. Auditor harus senantiasa meningkatkan kemampuan agar dapat mendeteksi

kecurangan.

1.7 Originalitas Penelitian

Sepanjang pengetahuan peneliti, penelitian seperti ini pernah dilakukan.

Penelitian yang peneliti lakukan ini, merupakan pengembangan ide dari penelitian

yang dilakukan oleh Hafifah dan Fitriany (2012) dengan judul “Pengaruh beban

kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian terhadap skeptisme profesional dan

kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan” yang telah diseminarkan di

Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XV di Banjarmasin. Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian terdahulu adalah:

Universitas Sumatera Utara

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

1. Variabel independen penelitian terdahulu terdiri dari beban kerja, pengalaman

audit dan tipe kepribadian, sedangkan pada penelitian ini variabel

independennya terdiri dari pendidikan, pengalaman audit, independensi,

kompetensi dan profesionalisme.

2. Variabel dependen penelitian terdahulu terdiri dari skeptisme profesional dan

kemampuan auditor mendeteksi kecurangan, sedangkan pada penelitian ini

variabel dependennya adalah kemampuan auditor mendeteksi kecurangan.

3. Populasi pada penelitian terdahulu adalah auditor KAP yang ada di Jakarta,

sedangkan populasi penelitian ini adalah auditor di PT. Bank Danamon

Indonesia, Tbk.

4. Waktu penelitian terdahulu dilakukan pada tahun 2012, sedangkan penelitian

ini dilakukan pada tahun 2018.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan

Menurut BPK RI (2007) fraud (kecurangan) adalah sebagai satu jenis

tindakan melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh

sesuatu dengan cara menipu.

Sedangkan The Institute of Internal Auditors (IIA) di dalam International

Profesional Practices Framework (IPPF) mendefinisikan fraud sebagai: setiap

tindakan yang ilegal dengan modus penipuan, penyembunyian maupun

pelanggaran kepercayaan. Tindakan ini tidak tergantung pada ancaman atau

kekerasan fisik saja. Kecurangan juga bisa dilakukan oleh partai dan organisasi

untuk memperoleh uang, properti ataupun jasa, untuk menghindari pembayaran-

pembayaran, atau untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

Adapun istilah Fraud risk assessment (penaksiran risiko kecurangan)

yaitu penaksiran seberapa besar risiko kegagalan auditor dalam mendeteksi

terjadinya kecurangan dalam asersi manajemen. Fraud risk assessment

(penaksiran risiko kecurangan) dibedakan menjadi 3 tingkatan, yaitu tinggi,

rendah, dan tanpa pemberitahuan. Pengukuran ini sesuai dengan penelitian

Payne dan Ramsay (2005).

Dalam Black’s Law Dictionary oleh Black (1990) mendefinisikan fraud

sebagai : “Kecurangan adalah istilah umum, mencakup berbagai ragam alat yang

kecerdikan manusia dapat direncanakan, dilakukan oleh seseorang individual,

untuk memperoleh manfaat terhadap pihak lain dengan penyajian yang palsu.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Tidak ada aturan yang tetap dan tanpa kecuali dapat ditetapkan sebagai dalil

umum dalam mendefinisi kecurangan karena kecurangan mencakup kekagetan,

akal muslihat, kelicikan dan cara-cara yang tidak layak/ wajar untuk menipu orang

lain. Batasan satu-satunya yang mendefinisikan kecurangan adalah apa yang

membatasi sifat serakah manusia.

Kecurangan dapat disimpulkan sebagai tindakan yang disengaja untuk

menyakiti orang lain, untuk menyembunyikan fakta dan juga memaksakan tujuan

tetapi mengambil keuntungan dari orang lain. Kecurangan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kecurangan-kecurangan yang terjadi di dalam perusahaan

yang dilakukan oleh karyawan, supervisi, ataupun manajer untuk memperoleh

keuntungan pribadi dan merugikan perusahaan.

Dari sisi pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat awam sekalipun,

kecurangan telah dipahami dapat merugikan keuangan negara, keuangan

perusahaan, dan merusak sendi-sendi budaya masyarakat. Namun umumnya,

pimpinan suatu organisasi/ instansi seringkali merasa bahwa organisasinya

termasuk lingkungan yang terbebas dari risiko fraud (Sudarmo et.al, 2008).

Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan adalah satu hal yang

sangat penting dalam hal persaingan dan organisasi pemerintah secara sehat.

Seorang auditor harus kompeten dalam menghadapi lingkup kerjanya. Banyak

kecurangan-kecurangan yang dapat terjadi. Jika lalai terhadap pekerjaannya akan

dapat berakibat fatal dan dapat merugikan berbagai pihak. Beberapa hal yang

harus dikuasai seorang auditor dalam mendeteksi kecurangan adalah dengan

menjalankan prosedur auditnya dengan baik dan teliti, mengetahui sistem auditee

yang diperiksanya, dan memiliki skeptisme profesional.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

2.1.2 Pendidikan

Menurut John Dewey di dalam buku Dasar Ilmu Pendidikan (Hasbullah,

2005) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental

secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. Pendidikan

dalam penelitian ini adalah pendidikan seorang auditor yang bekerja pada Kantor

Akuntan Publik. Latar belakang pendidikan seorang auditor adalah dari bidang

akuntansi, setara diploma maupun sarjana, tetapi di dalam bidang akuntan publik,

jika auditor yang menjadi partner haruslah AP (Akuntan Publik) yang terdaftar

oleh PPAJP (Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai).

Kompetensi seorang auditor dibidang audit ditunjukkan oleh latar

belakang pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya. Dari sisi pendidikan,

idealnya seorang auditor memiliki latar belakang pendidikan (pendidikan formal

atau pendidikan dan latihan sertifikasi) dibidang auditing. Sedangkan pengalaman,

lazimnya ditunjukkan oleh lamanya yang bersangkutan berkarir di bidang audit

atau intensitas/ sering dan bervariasinya melakukan audit. Jika auditor

menugaskan orang yang kurang/ belum berpengalaman, maka orang tersebut

harus disupervisi (dibimbing) oleh seniornya yang berpengalaman.

Auditor yang mengaudit laporan keuangan harus memiliki latar belakang

pendidikan dan memahami dengan baik proses penyusunan laporan keuangan dan

standar akuntansi yang berlaku. Demikian pula dengan auditor yang melakukan

audit operasional dan ketaatan, dia harus memiliki pengetahuan yang cukup

mengenai kegiatan operasional yang diauditnya, baik cara melaksanakannya,

maupun kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian serta memahami

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jika auditor kurang mampu atau

Universitas Sumatera Utara

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

tidak memiliki kemampuan tersebut, maka auditor wajib menggunakan tenaga

ahli yang sesuai.

2.1.3 Pengalaman Audit

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002),

“Pengalaman adalah adalah sesuatu yang pernah dialami, dijalani, dirasai,

ditanggung, dan sebagainya.”

Menurut Ashton (1995): "Pengalaman auditor merupakan kemampuan

yang dimiliki auditor atau akuntan pemeriksa untuk belajar dari kejadian-kejadian

masa lalu yang berkaitan dengan seluk-beluk audit atau pemeriksaan." Sementara

Mulyadi (2002) mendefinisikan "Pengalaman auditor merupakan akumulasi

gabungan dari semua yang diperoleh melalui interaksi."

Penelitian Haynes et al, (1998) yang menyelidiki pengaruh peran

auditor dalam melayani kepentingan klien menemukan bahwa auditor tidak secara

otomatis mengambil posisi advokasi bagi klien, terutama bila kepentingan klien

tidak dibuat eksplisit. Tetapi bila kepentingan itu ditonjolkan (salient), auditor

khususnya yang berpengalaman akan berperilaku konsisten dengan posisi

advokasi. Penelitian Haynes et al. ini menunjukkan pengalaman audit yang

dimiliki audior ikut berperan dalam menentukan pertimbangan yang diambil.

Menurut Loehoer (2002) dalam Mabruri dan Winarna (2010),

“Pengalaman merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui

berhadapan dan berinteraksi secara berulang-ulang dengan sesama benda alam,

keadaan, gagasan, dan penginderaan.”

Menurut Mulyadi (2002) “Jika seorang memasuki karier sebagai akuntan

publik, ia harus lebih dulu mencari pengalaman profesi dibawah pengawasan

Universitas Sumatera Utara

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

akuntan senior yang lebih berpengalaman. Di samping itu, pelatihan teknis yang

cukup mempunyai arti pula bahwa akuntan harus mengikuti perkembangan yang

terjadi dalam dunia usaha dan profesinya, agar akuntan yang baru selesai

menempuh pendidikan formalnya dapat segera menjalani pelatihan teknis dalam

profesinya, pemerintah mensyaratkan pengalaman kerja sekurang-kurangnya tiga

tahun sebagai akuntan dengan reputasi baik di bidang audit bagi akuntan yang

ingin memperoleh izin praktik dalam profesi akuntan publik (SK Menteri

Keuangan No.43/KMK.017/1997 tanggal 27 Januari 1997)”.

Selain itu menyebutkan ada tiga faktor pengalaman auditor diantaranya

adalah:

1. Pelatihan Profesi

2. Pendidikan

3. Lama kerja

Gusnardi (2003) mengungkapkan bahwa pengalaman audit dapat

diukur dari jenjang jabatan dalam struktur tempat auditor bekerja, tahun

pengalaman, gabungan antara jenjang jabatan dan tahun pengalaman, keahlian

yang dimiliki auditor yang berhubungan dengan audit, serta pelatihan-pelatihan

yang pernah diikuti oleh auditor tentang audit. Masalah penting yang berhubungan

dengan pengalaman auditor akan berkaitan dengan tingkat ketelitian auditor.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengalaman audit adalah

hal-hal yang diperoleh oleh serang auditor, mulai dari apa yang di peroleh selama

pekerjaannya, dari kejadian-kejadian yang sudah terjadi yang ada hubugannya

dengan bidang audit, teori-teori atau ilmu-ilmu mengenai auditing yang diperoleh

selama hidup.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

2.1.4 Independensi

Independensi adalah kondisi bebas dari situasi mengancam kemampuan

aktivitas auditor internal untuk dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara

tidak memihak. (Standar Internasional Praktik Profesional Audit Internal, 2012).

Independensi bisa dikatakan merupakan sikap seseorang untuk bertindak

jujur, tidak memihak, dan bertanggung jawab serta melaporkan temuan-temuan

hanya berdasarkan bukti yang ada. Menurut Abdul Halim (2001) ada tiga aspek

independensi seorang auditor, yaitu: (1) Independence in fact (independensi

senyatanya) yakni auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi (2)

Independence in appearance (independensi dalam penampilan) yang merupakan

pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit.

Auditor harus menjaga kedudukannya sedemikian rupa sehingga pihak lain akan

mempercayai sikap independensi dan objektifitasnya. (3) Independence in

competence (independensi dari sudut keahlian) yang berhubungan erat dengan

kompetensi dan kemampuan auditor dalam melaksanakan dan menyelesaikan

tugasnya.

Independensi pada auditor internal dapat berhubungan dengan

pengungkapan masalah pengendalian internal suatu perusahaan. Independensi

juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta

dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam

merumuskan dan menyatakan pendapatnya.

Dalam melaksanakan aktivitasnya, walaupun auditor internal berada

dalam organisasi, auditor internal haruslah dapat mempertahankan

independensinya. Tingkat independensi auditor internal sangat ditentukan oleh

Universitas Sumatera Utara

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

struktur organisasi dan objektivitas auditor internal itu sendiri. Untuk mencapai

tingkat independensi yang dibutuhkan dalam rangka melaksanakan tanggung

jawab aktivitas audit internal, kepala audit internal harus memiliki akses langsung

dan tak terbatas kepada manajemen senior dan dewan. Struktur organisasi yang

menempatkan auditor internal pada tingkat yang relatif tinggi akan memberikan

lingkup audit yang luas dan keleluasaan bagi auditor internal untuk memberikan

pendapatnya secara objektif tanpa tekanan dari otoritas lainnya dalam organisasi.

Dengan demikian independensi merupakan standar kualitatif yang

diperlukan oleh auditor internal untuk bertindak dengan integritas dan

obyektivitas dalam melaksanakan tugas profesionalnya dalam meningkatkan

efektivitas dalam melaksanakan tugas profesionalnya dalam meningkatkan

efektivitas pengendalian internal.

2.1.5 Kompetensi

Kompetensi didefenisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang

pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek-aspek

pribadi ini mencakup sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan dan

keterampilan dimana kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan

tingkah laku akan menghasilkan kinerja.

Auditor memiliki peran sebagai pengontrol dan penjaga kepentingan

publik terkait dengan bidang keuangan. Dalam melaksanakan peran audit, mereka

bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna

memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan bebas dari salah

saji material sehingga seorang auditor harus didukung dengan kompetensi yang

memadai akan teknik-teknik audit serta kompetensi lain yang mendukung.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Kompetensi semacam itu dapat diperoleh melalui baik jenjang pendidikan secara

formal maupun informasi, serta pengalaman dalam praktik audit.

Dalam Standar Profesi Audit Internal menyatakan auditor internal harus

memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk

melaksanakan tanggung jawab perorangan. Fungsi audit internal secara kolektif

harus memiliki atau memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi

yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Murtanto (1998) dalam Mayangsari

(2003) menunjukkan bahwa komponen kompetensi untuk auditor Indonesia terdiri

atas :

a. Kompetensi pengetahuan, yang merupakan komponen penting dalam suatu

kompetensi. Komponen ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta,

prosedur-prosedur dan pengalaman. Kanfer dan Ackerman (1989) juga

mengatakan bahwa pengalaman akan memberikan hasil dalam menghimpun

dan memberikan kemajuan bagi pengetahuan.

b. Ciri-ciri psikologi, seperti kemampuan berkomunikasi, kreativitas,

kemampuan bekerjasama dengan orang lain. Gibbin’s dan Larocque’s (1990)

juga menunjukkan bahwa kepercayaan, komunikasi, dan kemampuan untuk

bekerjasama adalah unsur penting bagi kompetensi.

2.1.6 Profesionalisme

Dalam (Institut Akuntan Publik Indonesia, 2011) Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP) pada standar umum pemeriksaan yang pertama

menyatakan bahwa pemeriksa diwajibkan untuk menggunakan dengan cermat dan

seksama keahlian/ kemahiran profesionalnya dalam melakukan pemeriksaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Standar ini menghendaki pemeriksa keuangan harus memiliki keahlian di bidang

akuntansi dan auditing, serta memahami prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku

umum yang berkaitan dengan entitas yang diperiksanya.

Menurut Mulyadi (2002) Auditor mempunyai kewajiban untuk

melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan

kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung

jawab profesi kepada publik. Seorang auditor harus bersikap profesional dalam

menjalankan tugasnya.

Sedangkan menurut Tunggal (2009) Untuk membangun suatu staf

yang superior, seseorang harus terlebih dahulu mengetahui standar-standar

untuk keunggulan (standards for excellence). Manajemen audit memerlukan

kecerdasan/ intelegensi teknikal, kompetensi, dan kemampuan berurusan dengan

orang lain pada setiap tingkatan perusahaan, menetapkan standar yang tinggi

untuk praktisinya

Auditor juga perlu bersikap skeptis kepada objek pemeriksaan. Di dalam

Standar Pemeriksaan Akuntan Publik (Ikatan Akuntan Publik Indonesia, 2011),

menyatakan skeptisisme profesional auditor sebagai suatu sikap yang mencakup

pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis

terhadap bukti audit.

Shaub dan Lawrence (1996) mengartikan skeptisisme profesional auditor

sebagai berikut “professional scepticism is a choice to fulfill the professional

auditor’s duty to prevent or reduce or harmful consequences of another person’s

behavior…”.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Skeptisisme profesional digabungkan ke dalam literatur profesional yang

membutuhkan auditor untuk mengevaluasi kemungkinan kecurangan material

(Loebbeck, et al, 1994). Selain itu juga dapat diartikan sebagai pilihan untuk

memenuhi tugas audit profesionalnya untuk mencegah dan mengurangi

konsekuensi bahaya dan prilaku orang lain (Ikatan Akuntan Publik Indonesia

2011).

2.2 Review Hasil-Hasil Penelitian

Penelitian terdahulu ataupun jurnal yang telah dipublikasikan menjadi

referansi peneliti dalam melakukan penelitian ini. Penelitian terdahulu yang

dijadikan referensi oleh peneliti memperlihatkan penelitian yang berkaitan dengan

pencegahan fraud dengan berbagai variabel independen/exogenous diantaranya

kompetensi, independensi,profesionalisme, etika, peran, pengendalian intern,

monitoring/tindak lanjut, motivasi dan integritas. Penelitian ini hanya berfokus

pada kemampuan auditor internal dalam mendeteksi kecurangan.

Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil

penelitian yang telah dilakukan antara lain yaitu:

1. Fullerton dan Durtschi (2004) melakukan penelitian dengan judul “The effect

of professional skepticism on the fraud detection skills of internal auditors”.

Yaitu mengenai pengaruh skeptisme profesional terhadap kemampuan auditor

internal mendeteksi kecurangan. Hasil Penelitian tersebut adalah Semakin

banyak karakteristik skeptisme bawaan yang dimiliki seorang auditor, semakin

besar kemungkinan mereka untuk mencari informasi yang mengarah pada

pendeteksian kecurangan. Hal ini memberikan dukungan untuk tidak hanya

Universitas Sumatera Utara

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

melatih auditor bagaimana mendeteksi kecurangan, tetapi juga mencari cara

untuk mengembangkannya.

2. Noviyanti (2008) melakukan penelitian dengan judul “Skeptisme profesional

auditor dalam mendeteksi kecurangan.” Hasil penelitian tersebut:

a. Auditor dengan tingkat kepercayaan berbasis identifikasi jika diberikan

penaksiran risiko kecurangan yang tinggi, akan menunjukkan skeptisme

profesional yang lebih tinggi dalam mendeteksi kecurangan.

b. Tipe kepribadian mempengaruhi sikap skeptisme profesional auditor.

3. Matondang (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh pengalaman

audit, independensi, dan keahlian profesional terhadap pencegahan dan

pendeteksian kecurangan penyajian laporan keuangan.” Hasil penelitian:

a. Pengalaman audit berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang

positif terhadap pencegahan dan pendeteksian kecurangan penyajian

laporan keuangan;

b. Independensi berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang positif

terhadap pencegahan dan pendeteksian kecurangan penyajian laporan

keuangan.

4. Hafifah dan Fitriany (2012) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian terhadap skeptisme

profesional dan kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan.” Dan hasil

penelitiannya:

a. Beban kerja berpengaruh negatif pada skeptisme profesional, sedangkan

pengalaman audit dan tipe kepribadian berpengaruh positif terhadap skeptisme

profesional.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

b. Beban kerja berpengaruh negatif terhadap peningkatan kemampuan auditor

dalam mendeteksi gejala-gejala kecurangan, sedangkan pengalaman audit dan

skeptisme profesional terbukti berpengaruh positif terhadap peningkatan

kemampuan auditor mendeteksi gejala-gejala kecurangan.

c. Gender, ukuran KAP dan posisi auditor terbukti tidak berpengaruh terhadapa

skeptisme profesional auditor.

d. Auditor laki-laki terbukti akan semakin meningkatkan kemampuan

mendeteksinya bila dihadapkan dengan gejala-gejala kecurangan

dibandingkan auditor wanita.

2.3. Resume Masalah Ilmiah

Dari hasil ini dapat dilihat bahwa semakin baik/tinggi keahlian,

independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik tentunya

memberikan kontribusi yang baik/tinggi terhadap kualitas auditor dalam

melaksanakan tugasnya.

Untuk memperjelas hasil penelitian sebelumnya ditampilkan matrik

penelitian pada tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Judul

Penelitian

Variabel yang

Digunakan

Alat

Analisis

Hasil Penelitian

Fullerton

dan

Durtschi

(2004)

The Effect of

Professional

Skepticism

on The

Fraud

Detection

Skills of

Internal

Auditors

A question

mind,

Suspension

Judgement,

Search for

knowledge,

Interpersonal

Understanding

, Self

confidence,

Self

determination.

ANOVA

dengan SPSS

Semakin banyak

karakteristik

skeptisme bawaan

yang dimiliki

seorang auditor,

semakin besar

kemungkinan

mereka untuk

mencari informasi

yang mengarah pada

pendeteksian

kecurangan. Hal ini

Universitas Sumatera Utara

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

memberikan

dukungan untuk

tidak hanya melatih

auditor bagaimana

mendeteksi

kecurangan, tetapi

juga mencari cara

untuk

mengembangkannya

.

Noviyanti

(2008)

Skeptisme

Profesional

Auditor

dalam

Mendeteksi

Kecurangan

Kepercayaan,

penaksiran

resiko

kecurangan,

tipe

kepribadian.

Uji statistik 3

x 3 ANOVA

dengan

program

SPSS,

homogeneity

of variance,

Levene’s

test, error

variance, one

way

ANOVA,

identification

based trust,

knowledge

based trust

dan calculus

based trust,

Independent

Samples T

Test.

Auditor dengan

tingkat kepercayaan

berbasis identifikasi

jika diberikan

penaksiran risiko

kecuragan yang

tinggi, akan

menunjukkan

skeptisme

profesional yang

lebih tinggi dalam

mendeteksi

kecurangan.

Dan tipe

kepribadian

mempengaruhi

sikap skeptisme

profesional auditor.

Matondan

g (2010)

Pengaruh

Pengalaman

Audit,

Independens

i Dan

Keahlian

Profesional

Terhadap

Pencegahan

Dan

Pendeteksia

n Kecurangan

Penyajian

Pelaporan

Keuangan

Pengalaman

audit,

independensi,

dan keahlian

profesional.

Uji asumsi

klasik

dengan

SPSS.

Pengalaman audit,

independensi, dan

keahlian profesional

berpengaruh

signifikan dan

memiliki hubungan

yang positif

terhadap

pencegahan dan

pendeteksian

kecurangan

penyajian laporan keuangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Hafifah

dan

Fitriany

(2012)

Pengaruh

Beban

Kerja,

Pengalaman

Audit dan

Tipe

Kepribadian

Terhadap

Skeptisme

Profesional

Dan

Kemampuan

Auditor

Dalam

Mendeteksi

Kecurangan

Beban kerja,

pengalaman

audit dan tipe

kepribadian

Partial Least

Square (PLS)

dengan

menggunaka

n SmartPLS

2.0 M3.

Beban kerja

berpengaruh negatif

pada skeptisme

profesional,

sedangkan

pengalaman audit

dan tipe kepribadian

berpengaruh positif

terhadap skeptisme

profesional.

Beban kerja

berpengaruh negatif

terhadap

peningkatan

kemampuan auditor

dalam mendeteksi

gejala-gejala

kecurangan,

sedangkan

pengalaman audit

dan skeptisme

profesional terbukti

berpengaruh positif

terhadap

peningkatan

kemampuan auditor

mendeteksi gejala-

gejala kecurangan.

Gender, ukuran

KAP dan posisi

auditor terbukti

tidak berpengaruh

terhadapa skeptisme

profesional auditor.

Auditor laki-laki

terbukti akan

semakin

meningkatkan

kemampuan

mendeteksinya bila

dihadapkan dengan

gejala-gejala

kecurangan dibandingkan

auditor wanita.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Model Konseptual

Berdasarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan

penelitian serta tinjauan pustaka, maka dapat digambarkan suatu kerangka konsep

dari penelitian sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1: Kerangka Konsep

Pendidikan

Independensi

Kemampuan

Auditor

Mendeteksi

Kecurangan

(Y)

Pengalaman Audit

Kompetensi

Profesionalisme

Universitas Sumatera Utara

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Kerangka Konsep sebagaimana tergambar di atas, variable pendidikan

merupakan jenjang pendidikan dimulai dari Diploma sampai dengan program

Doktor yang dimiliki oleh staf Divisi Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) PT

Bank Danamon Indonesia, Tbk. yang ada di Indonesia. Selain itu program studi

yang ditempuh dari universitas atau institut yang dimiliki oleh staf Divisi SKAI

PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk juga menjadi indikator dari pendidikan yang

menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan auditor mendeteksi

kecurangan.

Untuk variabel pengalaman audit dapat dilihat dari berapa lama auditor

tersebut bekerja sebagai auditor dan pengalaman dari mengikuti PPL (Program

Pendidikan Berkelanjutan), training akuntansi, training audit dan sertifikasi.

Untuk Variabel independensi dapat dilihat dari bagaimana cara auditor

tersebut mengambil keputusan, dan menerbitkan hasil pemeriksaan apakah

terbebas dari tekanan dari manajemen.

Untuk variabel kompetensi dilihat dari akumulasi pendidikan yang

diterima, pengalaman yang telah dijalani, dan keterampilan atau keahlian khusus

yang dimiliki auditor dalam melaksanakan pemeriksaan.

Untuk variabel profesionalisme dapat dilihat dari bagaimana cara auditor

tersebut mengambil keputusan, memberikan pertanyaan kepada auditee dan

menjawab pertanyaan auditee.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

3.2 Rumusan Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah

dikemukakan, penelitian ini menggunakan hipotesis penelitian asosiatif. Terkait

dengan dugaan ada tidaknya hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih

variabel dalam sebuah populasi mengajukan dugaan sementara sebagai berikut :

Hipotesis

1. Pendidikan, pengalaman audit, independensi, kompetensi dan

profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap kemampuan auditor

mendeteksi kecurangan pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

2. Pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan

auditor mendeteksi kecurangan pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

3. Pengalaman audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kemampuan auditor mendeteksi kecurangan pada PT Bank Danamon

Indonesia Tbk.

4. Independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan

auditor mendeteksi kecurangan pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

5. Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan

auditor mendeteksi kecurangan pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

6. Profesionalisme berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan

auditor mendeteksi kecurangan pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

3.3 Defenisi Operasional

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel

independen dan dependen. Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel

yang mempengaruhi variabel terikat dan variabel dependen (variabel terikat)

merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. (Sekaran, 2006).

Penelitian ini menggunakan 5 variabel independen dan 1 variabel dependen yang

diukur menggunakan skala Likert. Menurut Sukaria (2017) skala Likert adalah

termasuk dalam skala interval dan perbedaan dalam jawaban antara dua poin

dalam skala mempunyai nilai sama. Pengukuran variabel dilakukan bukan melalui

pertanyaan (question) tetapi melalui pernyataan (statement) dan responden

diminta membuat pilihan tentang tingkat kesetujuannya sesuai dengan

persepesinya dengan cara melingkari salah satu angka di atas.

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendidikan, pengalaman audit, independensi, kompetensi dan profesionalisme.

Adapun yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan

auditor mendeteksi kecurangan.

Berikut ini penjelasan masing-masing variabel, yaitu:

1. Kemampuan auditor mendeteksi kecurangan (Y). Dalam penelitian ini

pengukurannya melalui pernyataan-pernyataan mengenai gejala-gejala

kecurangan (fraud symptoms) yang dikembangkan oleh Fullerton dan Durtschi

(2004) yang terdiri dari gejala kecurangan terkait dengan lingkungan

perusahaan (corporate environment) dan gejala kecurangan terkait catatan

keuangan dan praktek akuntansi (financial records and accounting practice).

Universitas Sumatera Utara

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

2. Pendidikan (X1) dalam penelitian adalah tingkat pendidikan auditor di divisi

SKAI PT. Bank Danamon Indonesi, Tbk yang diukur dengan jenjang strata

pendidikan dan jurusan (program studi) yang dimiliki oleh staf auditor PT.

Bank Danamon Indonesia, Tbk. Tingkat pendidikan dimulai dari Diploma

sampai dengan Doktor. Indikator lainnya yaitu Program studi, pendidikan

profesi dan sertifikasi yang dimiliki oleh auditor PT. Bank Danamon

Indonesia, Tbk.

3. Pengalaman Audit (X2) dalam penelitian ini adalah pengetahuan yang dimiliki

auditor dimulai dari pengetahuan formal, dilanjutkan dengan pelatihan teknis

yang memadai dan masa tugas yang dimiliki oleh auditor.

4. Independensi (X3) dalam penelitian ini adalah kondisi auditor dalam

menjalankan tugasnya apakah independen atau dibawah tekanan dari pihak

diluar divisi audit.

5. Kompetensi (X4) dalam penelitian ini adalah kualifikasi yang dibutuhkan

auditor untuk meningkatkan kemampuan dalam mendeteksi kecurangan.

6. Profesionalisme (X5) dalam penelitian ini adalah auditor yang telah mengikuti

training akuntansi, auditor yang telah mengikuti training audit, dan

pengalaman dalam melakukan pemeriksaan.

Pernyataan terhadap variabel pada penelitian ini diadopsi dari beberapa

penelitian terdahulu. Pengukuran variabel dilakukan dengan skor 1 sangat tidak

setuju, skor 2 menunjukkan tidak setuju, skor 3 menunjukkan netral, skor 4

menunjukkan setuju, dan skor 5 menunjukkan sangat setuju.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala Pengukuran

Kemampuan auditor

mendeteksi

kecurangan

(Y)

Kemampuan seorang

pemeriksa untuk

mengetahui segala

tindakan yang lakukan

oleh karyawan,

supervisi, manajer

atau pun direksi suatu

perusahaan yang

disengaja untuk

menyembunyikan

fakta dan juga

memaksakan tujuan

tetapi mengambil

keuntungan dari orang

lain.

- Teliti dalam

bekerja

- Keakuratan dalam

pengambilan

keputusan

Skala Likert

Pendidikan

(X1)

Tingkat pendidikan

dan jurusan studi dari

auditor.

- Tingkat pendidikan

- Program studi

Skala Likert

Pengalaman Audit (X2)

Hal - hal yang

diperoleh oleh serang

auditor, mulai dari apa

yang di peroleh

selama pekerjaannya,

dari kejadian-kejadian

yang sudah terjadi

yang ada hubugannya

dengan bidang audit

dan teori-teori atau

ilmu-ilmu mengenai

auditing yang di

peroleh selama hidup.

- Masa Kerja

- Jenjang jabatan

- Frekuensi dalam

melakukan audit

Skala Likert

Independensi

(X3)

Keadaan bebas dari

pengaruh, tidak

dikendalikan oleh

pihak lain, tidak

tergantung pada orang

lain.

- Hubungan dengan

auditee

- Independensi

pelaksanaan

pekerjaan

- Independensi

laporan

Kompetensi

(X4)

Kualifikasi khusus

yang dibutuhkan

seorang auditor yang

mendukung

kemampuannya

mendeteksi

kecurangan, yang

- Mutu personal

- Pengetahuan

umum

- Keahlian khusus

Universitas Sumatera Utara

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

diukur dengan

indikator mutu

personal, pengetahuan

umum dan keahlian

khusus.

Profesionalisme

(X5)

Keahlian yang

dimiliki seorang

auditor dalam

melakukan tugasnya

dalam bekerja,

ketepatan dalam

pengambilan

keputusan, dan cara

berinteraksi dengan

klien secara

profesional.

- Pengabdian pada

profesi

- Kemandirian

- Hubungan dengan

rekan seprofesi

3.4 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Menurut Marzuki (1999)

penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui hubungan antara 2 variabel atau lebih. Penelitian asosiatif merupakan

penelitian dengan tingkatan tertinggi dibanding penelitian deskfiptif dan

komparatif. Dengan penelitian asosiatif dapat dibangun suatu teori yang berfungsi

untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala/fenomena. Didalam

penelitian asosiatif, penelitian ini termasuk penelitian kausal. Sugiyono (2011)

menyatakan bahwa metode Asosiatif Kausal adalah rumusan masalah penelitian

yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Jadi di sini

ada variabel independen (X) yang mempengaruhi dan variabel dependen (Y) yang

dipengaruhi.

Peneliti menggunakan disain penelitian ini untuk memberikan bukti

empiris dan menganalisis pendidikan, pengalaman audit, independensi,

kompetensi dan profesionalisme sebagai variabel independen dan kemampuan

Universitas Sumatera Utara

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

auditor dalam mendeteksi kecurangan sebagai variabel dependen pada Divisi

SKAI PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.

3.5 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Kantor Divisi Satuan Kerja Audit Internal PT.

Bank Danamon Indonesia, Tbk.

3.6 Metode Penelitian

3.6.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah Auditor yang bekerja di PT Bank

Danamon Indonesia, Tbk. Menurut Arikunto (2006) populasi adalah keseluruhan

obyek penelitian.

Populasi auditor yang bekerja di Divisi SKAI PT. Bank Danamon

Indonesia, Tbk baik di kantor wilayah maupun di kantor pusat berdasarkan data

karyawan Divisi SKAI 2018 yaitu :

Tabel 3.2: Daftar Populasi Penelitian

No Kantor Jumlah

Orang %

1 Pusat 24 orang 32,43

2 Region Sumatera 10 orang 13,51

3 Region Surabaya 16 orang 21,62

4 Region Semarang 9 orang 12,16

5 Region Makassar 9 orang 12,16

6 Region Kalimantan 6 Orang 8,11

Total 74 orang 100

Data calling tree Mei 2016

Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan sampel jenuh,

yaitu : dengan penyebaran kuesioner secara merata kepada auditor dan senior

auditor, kemudian kuesioner yang kembali dikelola menjadi data primer penelitian

ini. Kuesioner yang kembali sebanyak 54 responden, jumlah ini telah memenuhi

syarat minimal kuesioner yaitu tidak kurang dari 30 responden.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

3.6.2 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan adalah survei, yaitu pengumpulan data primer

yang diperoleh langsung dari sumber asli. Penelitian ini menggunakan data

primer. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan

kuesioner. Menurut Arikunto (2006) kuesioner adalah sejumlah pertanyaan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Dalam penelitian ini yang akan diberikan kuesioner adalah seluruh staf

yang bekerja di bawah Divisi Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) PT. Bank

Danamon Indonesia, Tbk. Tahapan pengumpulan terdiri dari dua tahap. Tahap

pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh auditor yang

menjadi populasi sampel, kemudian menunggu pengisian kuesioner tersebut.

Tahapan yang kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi untuk

kemudian dilakukan pengolahan data dari kuesioner tersebut. Kuesioner disebar

menggunakan email.

3.6.3 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi berganda (Multiple Regression Analysis). Data penelitian ini diolah

dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS).

Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan

variabel dependen bila dihubungkan dengan dua atau lebih variabel independen

(Ghozali, 2006).

Menurut Hair et al (1998), kualitas data yang dihasilkan dari

penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan

Universitas Sumatera Utara

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

realibitas. Pengujian tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan

akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrument.

1. Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Uji Validitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara

masing-masing pertanyaan dengan total skor dari item-item pertanyaan.

Ikhsan dan Ghozali (2006) menyatakan validitas dalam hal ini merupakan

akurasi temuan penelitian yang mencerminkan kebenaran sekalipun responden

yang dijadikan objek pengujian berbeda. Uji Validitas dihitung dengan

menggunakan korelasi person dan setelah dilakukan pengukuran dengan

menggunakan software SPSS akan dilihat tingkat signifikansi untuk semua

pertanyaan. Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen

penelitian yang telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur

apa yang seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang diteliti). Uji validitas

berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang

harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Uji validitas dihitung

dengan menggunakan korelasi person dan setelah dilakukan pengukuran

dengan SPSS akan dilihat tingkat signifikan atas semua pertanyaan. (Amin,

2011). Berdasarkan pengujian validitas instrumen, nilai corrected item-total

correlation bernilai positif dan nilai sig di bawah (lebih kecil dari) 0,05 yang

artinya semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid. Hasil uji validitas

variabel pendidikan, pengalaman audit, independensi, kompetensi,

profesionalisme, dan kemampuan auditor mendeteksi kecurangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Tabel 3.3 Uji Validitas Variabel Kemampuan Auditor

Mendeteksi Kecurngan (Y) No. Pernyataan Pearson-

Correlation

r _

Tabel

Sig.

(2-tailed)

Hasil Uji

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9

10.

Pernyataan butir 1

Pernyataan butir 2

Pernyataan butir 3

Pernyataan butir 4

Pernyataan butir 5

Pernyataan butir 6

Pernyataan butir 7

Pernyataan butir 8

Pernyataan butir 9

Pernyataan butir 10

0,800

0,787

0,756

0,784

0,699

0,804

0,780

0,753

0,785

0,750

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber: Hasil olahan SPSS

Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel PendidikanX1) No. Pernyataan Pearson-

Correlation

r _

Tabel

Sig.

(2-tailed)

Hasil Uji

1.

2.

3.

4.

Pernyataan butir 1

Pernyataan butir 2

Pernyataan butir 3

Pernyataan butir 4

0,814

0,877

0,867

0,911

0,263

0,263

0,263

0,263

0,000

0,000

0,000

0,000

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber: Hasil olahan SPSS

Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Pengalaman Audit X2) No. Pernyataan Pearson-

Correlation

r _

Tabel

Sig.

(2-tailed)

Hasil Uji

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Pernyataan butir 1

Pernyataan butir 2

Pernyataan butir 3

Pernyataan butir 4

Pernyataan butir 5

Pernyataan butir 6

Pernyataan butir 7

Pernyataan butir 8

0,455

0,387

0,811

0,731

0,724

0,674

0,689

0,581

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber: Hasil olahan SPSS

Tabel 3.6 Uji Validitas Variabel Indenpendensi (X3) No. Pernyataan Pearson-

Correlation

r _

Tabel

Sig.

(2-tailed)

Hasil Uji

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Pernyataan butir 1

Pernyataan butir 2

Pernyataan butir 3

Pernyataan butir 4

Pernyataan butir 5

Pernyataan butir 6

Pernyataan butir 7

0,467

0,841

0,817

0,885

0,841

0,817

0,885

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber: Hasil olahan SPSS

Universitas Sumatera Utara

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Tabel 3.7 Uji Validitas Variabel Kompetensi (X4) No. Pernyataan Pearson-

Correlation

r _

Tabel

Sig.

(2-tailed)

Hasil Uji

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9

10.

11.

12.

Pernyataan butir 1

Pernyataan butir 2

Pernyataan butir 3

Pernyataan butir 4

Pernyataan butir 5

Pernyataan butir 6

Pernyataan butir 7

Pernyataan butir 8

Pernyataan butir 9

Pernyataan butir 10

Pernyataan butir 11

Pernyataan butir 12

0,702

0,800

0,833

0,766

0,759

0,724

0,771

0,698

0,605

0,708

0,745

0,787

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber: Hasil olahan SPSS

Tabel 3.8 Uji Validitas Variabel Profesionalisme (X5) No. Pernyataan Pearson-

Correlation

r _

Tabel

Sig.

(2-tailed)

Hasil Uji

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9

10.

Pernyataan butir 1

Pernyataan butir 2

Pernyataan butir 3

Pernyataan butir 4

Pernyataan butir 5

Pernyataan butir 6

Pernyataan butir 7

Pernyataan butir 8

Pernyataan butir 9

Pernyataan butir 10

0,814

0,757

0,809

0,804

0,742

0,745

0,841

0,785

0,679

0,540

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,263

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber: Hasil olahan SPSS

2. Uji Realibilitas ditentukan dengan koefisien Cronbach Alpha setelah

dilakukan pengukuran dengan menggunakan software SPSS. Setelah diperoleh

hasilnya, angka Cronbach Alpha (r) dibandingkan dengan angka koefisien

product moment r, dengan α = 0,01 dan n = 35, maka akan diperoleh r.

Untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut telah reliabel, maka dilakukanlah

pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan komputer program SPSS. Uji

reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya. Secara umum suatu instrumen dikatakan bagus jika memiliki

koefisien Cronbach’s alpha > 0,6 (Ghozali, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Tabel 3.9 Uji Reliabilitas Variabel-Variabel yang diteliti Variabel Cronbach’s

Alpha

Ket.

Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan (Y)

Pendidikan (X1) Pengalaman Audit (X2)

Indenpendensi (X3) Kompetensi (X4) Profesionalisme (X5)

0,923

0,889

0,715

0,898

0,925

0,914

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Sumber: Hasil olahan SPSS

Dari data di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas

menunjukkan alpha cronbach’s lebih besar dari 0,6 maka dapat dinyatakan

instrumen tersebut reliabel.

3. Tabel. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan dinyatakan signifikan yang

berarti bahwa pernyataan tersebut reliabel.

3.6.3.1 Teknik Pengolahan Data

Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses

transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan

diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan

data dalam bentuk tabel numerik. Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti

untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang

utama dan data demografi responden.

3.6.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Ghozali (Gujarati, 2005) analisis regresi pada dasarnya adalah

studi mengenai ketergantungan variabel dependen atau terikat dengan satu atau

lebih variabel independen (variabel bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi

dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen

berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Hasil analisis regresi adalah

berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini

Universitas Sumatera Utara

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel independen dengan suatu

persamaan (Ghozali, 2011). Variabel dependen yang digunakan adalah

kemampuan auditor internal mendeteksi kecurangan dan variabel independennya

adalah pendidikan, pengalaman, independensi, kompetensi dan profesionalisme.

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen

terhadap variabel dependen maka digunakan model regresi linier berganda

(multiple linier regression method), yang dirumuskan sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + ԑ

Dimana:

Y = Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan

X1 = Pendidikan

X2 = Pengalaman Audit

X3 = Independensi

X4 = Kompetensi

X5 = Profesionalisme

α = Konstanta

β1- β3 = Koefisien Regresi

ԑ = Error

3.6.3.3 Uji Asumsi Klasik

Karena data yang digunakan adalah data primer maka untuk menentukan

ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang

digunakan yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan karena secara visual

kelihatan normal namun secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu

Universitas Sumatera Utara

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik melalui

Kolmogorov-Smirnov test (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat

hipotesis:

Ho = Data residual berdistribusi normal

Ha = Data residual tidak berdistribusi normal

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:

1. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik maka Ho

ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal.

2. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara statistic maka

Ho diterima, yang berarti data terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Pendekatan yang digunakan untuk menguji ada tidaknya multikolonieritas ada

dua yaitu dengan melihat nilai tolerance dan lawannya dan dengan uji tes

Variance Inflation Factor (VIF), dengan analisis sebagai berikut:

1. Jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan VIF ≤ 10, maka dapat diartikan bahwa tidak

terdapat multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi

2. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa

terdapat multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut (Sudarmanto, 2005) uji asumsi heteroskedastisitas digunakan untuk

mengetahui apkah variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua

pengamatan. Menurut Ghozali (2005: 105) uji heteroskedastisitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance

residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari

Universitas Sumatera Utara

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedatisitas. Persamaan

dalam Uji Park Glejser di regres dengan metode OLS untuk menghasilkan

nilai t yang akan diuji signifikansinya. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan uji park. Adapun kriteria yang digunakan dalam uji

heteroskedastisitas dengan Uji Park adalah sebagai berikut:

1. Jika variabel independen secara statistik signifikan terhadap variabel

dependen nilai absolut, maka terjadi heteroskedasitas.

2. Jika variabel independen secara statistik tidak signifikan terhadap variabel

dependen nilai absolut, maka terjadi homoskedastisitas.

3.6.3.4 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui kebenaran prediksi dari pengujian regresi yang

dilakukan, maka dilakukan pencarian nilai koefisien determinasi (adjusted R2)

(Ghozali, 2011). Uji F juga digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen. Sedangkan pengujian untuk mendukung hipotesis adalah dengan uji t

yaitu seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual terhadap

variabel dependen.

1. Uji Serempak (Uji Statistik F)

Uji ini digunakan untuk menguji kelayakan model (goodness of fit). Uji

F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam

model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen.

Universitas Sumatera Utara

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Untuk menentukan nilai F tabel, tingkat signifikansi yang digunakan

sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k) dan (k-1)

dimana n adalah jumlah sampel, kriteria yang digunakan adalah:

a. Bila F hitung ≤ F tabel atau probabilitas ≥ nilai signifikan ( Sig ≥ 0,05),

maka H0 diterima, ini berarti bahwa secara simultan variabel independen

tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b. Bila F hitung > F tabel atau probabilitas < nilai signifikan ( Sig < 0,05),

maka H0 ditolak (Ha tidak dapat ditolak), ini berarti bahwa secara simultan

variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

2. Uji Pengaruh Parsial (Uji Statistik t)

Uji keberartian koefisien (bi) dilakukan dengan statistik-t. Uji t pada

dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau

independen secara individual terhadap variabel dependen. Pada uji statistik t,

nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel, Pengujian dilakukan

dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau

penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

H0 : bi ≤ 0 berarti H0 tidak berpengaruh positif dan signifikan antara variabel

independen dan variabel dependen.

H1 : bi > 0 berarti Ha ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel

independen dan variabel dependen.

a. Terima H0 bila : t hitung ≤ t tabel atau tingkat signifikansi t ≥ α

b. Tolak H0 (terima Ha) bila : t hitung > t tabel atau tingkat signifikansi t < α.

Universitas Sumatera Utara

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (“Danamon”) didirikan pada tahun

1956, dan kini telah tumbuh berkembang menjadi salah satu lembaga keuangan

terbesar di Indonesia, dipandu oleh visi perusahaan yaitu “Kami Peduli dan

Membantu Jutaan Orang Mencapai Kesejahteraan”.

Danamon melayani seluruh segmen nasabah mulai dari Konsumer,

Komersial, termasuk Usaha Kecil dan Menengah, nasabah Mikro, serta Enterprise

(Komersial dan Korporasi), dengan rangkaian produk dan jasa perbankan dan

keuangan yang komprehensif, termasuk layanan perbankan Syariah. Selain itu,

Danamon juga menyediakan pembiayaan otomotif dan barang-barang konsumer

melalui Adira Finance serta layanan asuransi umum melalui Adira Insurance.

Danamon mengoperasikan jaringan distribusi yang ekstensif dari Aceh

hingga Papua dengan 1.395 kantor cabang dan gerai pelayanan terdiri dari kantor

cabang konvensional, unit Danamon Simpan Pinjam (DSP), unit Syariah, dan

jaringan cabang Adira Finance, dan Adira Insurance. Melalui struktur jaringan

Sales & Distribution konsep single captainship, Danamon mampu memberikan

penawaran produk secara terintegrasi sehingga meningkatkan kualitas pelayanan

terhadap nasabah.

Jaringan distribusi Danamon didukung oleh platform e-channel yang

mencakup jaringan sekitar 1.300 ATM dan 70 CDM (Cash Deposit Machine)

Danamon serta akses ke ATM di jaringan ATM Bersama, ALTO dan Prima.

Danamon juga telah mengembangkan layanan digital yang lengkap meliputi SMS

Universitas Sumatera Utara

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

banking, Internet banking dan mobile banking, dengan fitur dan kapabilitas yang

terus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan pengguna jasa perbankan di era digital

yang semakin mengutamakan kemudahan dan kecepatan bertransaksi.

Dengan total aset sebesar Rp182,4 triliun per 30 Juni 2018 :

Komposisi Pemegang Saham per 30 November 2018 adalah sbb:

Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd. (33,83%)

MUFG Bank, Ltd - secara langsung & tidak langsung (40%)

Pemegang saham publik (26,17%)

Tabel 4.1. Legalitas Perusahaan

Nama PT Bank Danamon Indonesia Tbk

Bidang Usaha Layanan Perbankan

AktaPendirian 16 Juli 1956

Dasar Hukum Pendirian Akta notaris Meester Raden Soedja, S.H. No.

134 tangga1 6 Juli 1956 yang disahkan oleh

Menteri Kehakiman Republik Indonesia

dengan Surat Keputusan No. J.A.5/40/8

tanggal 24 April 1957 dan telah diumumkan

dalam Tambahan No.664, pada Berita Negara

Republik Indonesia No. 46 tanggal 7 Juni

1957.

Anggaran Dasar Terakhir Akta No. 12 tanggal 20 Maret 2018, yang

dibuat di hadapan P. Sutrisno A.

Tampubolon, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta,

yang telah diterima serta dicatat dalam

Database Sistem Administrasi Badan Hukum

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia No. AHU-AH.01.03-

0145136 tanggal 12 April 2018

Bursa Efek Bursa Efek Indonesia

Kode Saham BDMN

ISINCode ID1000094204

SWIFT Code BDINIDJA

Izin Usaha Surat Departemen Keuangan Republik

Indonesia No.161259/U.M.II tanggal 30

September 1958

Izin Bank Devisa Surat Bank Indonesia No.21/10/Dir/UPPS

Tanggal 05 Nopember 1988

Universitas Sumatera Utara

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Izin Bank dengan Kegiatan

Prinsip Syariah

Surat Direktorat Perizinan dan Informasi

Perbankan Bank Indonesia

No.3/744/DPIP/Prz Tanggal 31 Desember

2001

Izin Bank Persepsi Surat Direktorat Jenderal Pajak - Departemen

Keuangan Republik Indonesia No.S -

480/PJ.9/1989 Tanggal 07 September 1989

Tanda Daftar Perusahaan 09.03.1.65.26912 berlaku sampai dengan 7

Oktober 2019

Nomor Pokok Wajib Pajak 01.308.470.2-091.000

Izin Bank Kustodian Surat Bapepam & LK No. Kep-

02/PM/Kstd/2002 tanggal 15 Oktober 2002

Izin Wali Amanat Surat Bapepam & LK No.S-1600/PM/2000

tanggal 30 Juni 2000

Global Intermediary

Identification Number (GIIN)

WZU780.99999.SL.360

Kantor Pusat PT Bank Danamon Indonesia Tbk

Menara Bank Danamon

Jl. HR. Rasuna Said, Blok C No. 10

Kel. Karet, Kec. Setiabudi

Jakarta 12920 – Indonesia

Phone: (+62 21) 80645000

Situs dan email www.danamon.co.id

[email protected]

[email protected]

[email protected]

Universitas Sumatera Utara

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

4.2 Deskripsi Data

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pendidikan, pengalaman

audit, kompetensdan kecakapan profesional terhadap kemampuan auditor

mendeteksi kecurangan pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk. Pengumpulan

data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang

disampaikan langsung kepada para responden. Kuesioner yang telah selesai diisi

oleh responden dikumpulkan kembali untuk selanjutnya ditabulasikan dalam

Microsoft Office Excel dan diolah dengan menggunakan program SPSS for

windows.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap,

yaitu dengan menyebarkan 54 kuesioner kepada responden Auditor yang bekerja

di PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. Sesuai dengan batas waktu yang telah

ditentukan. Dari 54 kuesioner yang dibagikan sebanyak 54 kuesioner yang

kembali.

Tabel 4.2. Data Hasil Kuesioner Keterangan Jumlah

Kuisioner yang dikirim 54

Kuisioner yang kembali 54

Kuisioner yang tidak kembali -

Kuisioner yang ditolak -

Kuisioner yang digunakan dalam penelitian 54

Tingkat pengembalian (respon rate) 100%

Sumber : ouput yang diolah oleh penulis, 2019

4.3 Deskripsi Responden

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel atau responden adalah Auditor

yang bekerja di PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. sejumlah 54 orang dengan

demografi responden berdasarkan jenis kelamin, pendidikan dan jabatan sebagai

berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Perempuan 12 22%

Laki-laki 42 78%

Sumber : Data primer yang diolah 2019

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa jenis kelamin responden

yang paling banyak adalah laki-laki 42 responden atau 78%. Sedangkan untuk

responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 12 responden atau 22%.

Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Presentase

< 30 Tahun 8 15%

>30Tahun 46 85%

Sumber : Data primer yang diolah 2019

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki usia

<30 tahun adalah responden terdikit dengan jumlah responden sebanyak 8

responden atau 15% sedangkan untuk yang memiliki usia >30 tahun memiliki

responden sebanyak 46 responden atau 85%, responden.

4.4 Deskripsi Variabel

Respon rate dari kuesioner yang masuk dikelola sebagai data primer

sehingga disusun indeks persepsi nilai dari setiap pernyataan dengan perhitungan

sebagai berikut :

Rate Keterangan

1,0 - 1,7 Sangat Tidak Baik

1,8 - 2,5 Tidak Baik

2,6 - 3,3 Netral

3,4 - 4,1 Baik

4,1 - 5,0 Sangat Baik

Universitas Sumatera Utara

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Berikut ini adalah rata-rata jawaban responden terhadap masing-masing

variabel dalam bentuk tabel.

Tabel 4.5 Deskripsi Variabel Kemampuan Mendeteksi kecurangan

Pernyataan Jawaban

Total Mean Keterangan 5 % 4 % 3 % 2 % 1 %

Y1 16 29.63 19 35.19 11 20.37 7 12.96 1 1.85 54 3,78 Baik

Y2 19 35.19 17 31.48 11 20.37 6 11.11 1 1.85 54 3,87 Baik

Y3 19 35.19 15 27.78 14 25.93 6 11.11 0 0.00 54 3,87 Baik

Y4 21 38.89 14 25.93 16 29.63 2 3.70 1 1.85 54 3,96 Baik

Y5 24 44.44 15 27.78 13 24.07 2 3.70 0 0.00 54 4,13 Baik

Y6 25 46.30 14 25.93 12 22.22 3 5.56 0 0.00 54 4,13 Baik

Y7 23 42.59 16 29.63 12 22.22 2 3.70 1 1.85 54 4,07 Baik

Y8 17 31.48 17 31.48 13 24.07 6 11.11 1 1.85 54 3,80 Baik

Y9 16 29.63 17 31.48 15 27.78 5 9.26 1 1.85 54 3,78 Baik

Y10 15 27.78 25 46.30 8 14.81 5 9.26 1 1.85 54 3,89 Baik

TOTAL 3,93 Baik

Dari Tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata respon setiap

pertanyaan bernilai baik dengan angka rata-rata lebih besar dari 3,78. Pernyataan

dengan indeks paling rendah yaitu terdapat pada pernyataan nomor 1 dan 9, secara

berurut isi dari pernyataan tersebut iyalah : “Saya akan mencari informasi lebih

lanjut ketika ditemukan terjadinya mutasi atau rotasi pada jabatan tertentu”, dan “

Saya melakukan pendekatan personal saat melakukan pemeriksaan di cabang”.

Sedangkan untuk pernyataan yang mendapat respon paling baik dengan respon

rate sebesar 4,13 terdapat pada pernyataan nomor 5 dan 6, secara berurut yaitu :

“Saya akan mencari informasi lebih lanjut ketika ditemukan saldo akun beban

atau belanja lain-lain yang tidak biasa”, dan “Saya akan mencari informasi lebih

lanjut ketika terdapat selisih saldo yang material antara realisasi dan anggaran”.

Secara keseluruhan rata-rata respon rate setiap pernyataan adalah 3,93 yaitu setiap

pernyataan memiliki respon baik dari responden.

Universitas Sumatera Utara

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Tabel 4.6 Deskripsi Variabel Pendidikan

Pernyataan Jawaban

Total Mean Keterangan 5 % 4 % 3 % 2 % 1 %

X1.1 18 33.33 20 37.04 10 18.52 5 9.26 1 1.85 54 3,91 Baik

X1.2 16 29.63 17 31.48 15 27.78 5 9.26 1 1.85 54 3,78 Baik

X1.3 20 37.04 12 22.22 14 25.93 7 12.96 1 1.85 54 3,80 Baik

X1.4 16 29.63 17 31.48 16 29.63 4 7.41 1 1.85 54 3,80 Baik

TOTAL 3,82 Baik

Dari Tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata respon setiap

pertanyaan bernilai baik dengan angka rata-rata lebih besar dari 3,78. Pernyataan

dengan indeks paling rendah terdapat pada pernyataan nomor 2 yaitu sebesar 3,78,

dengan isi pernyataan “Pendidikan yang berkelanjutan dapat meningkatkan

keahlian dan pengetahuan auditor’, sedangkan pernyataan dengan respon rate

paling tinggi terdapat pada pernyataan nomor 1 dengan indeks sebesar 3,91

dengan isi pernyataan : “Sarjana Ekonomi Akuntansi bukan merupakan syarat

mutlak menjadi seorang auditor”. Secara keseluruhan variabel pendidikan

mendapat respon rate sebesar 3,82 artinya total respon rate dari keseluruhan

pernyataan adalah baik.

Tabel 4.7 Deskripsi Variabel Pengalaman

Pernyataan Jawaban

Total Mean Keterangan

5 % 4 % 3 % 2 % 1 %

X2.1 20 37.04 18 33.33 15 27.78 1 1.85 0 0.00 54 4,06 Baik

X2.2 23 42.59 17 31.48 11 20.37 3 5.56 0 0.00 54 4,11 Baik

X2.3 16 29.63 17 31.48 15 27.78 5 9.26 1 1.85 54 3,78 Baik

X2.4 20 37.04 12 22.22 14 25.93 7 12.96 1 1.85 54 3,80 Baik

X2.5 16 29.63 17 31.48 16 29.63 4 7.41 1 1.85 54 3,80 Baik

X2.6 25 46.30 14 25.93 12 22.22 3 5.56 0 0.00 54 4,13 Baik

X2.7 15 27.78 22 40.74 16 29.63 1 1.85 0 0.00 54 3,94 Baik

X2.8 17 31.48 21 38.89 10 18.52 6 11.11 0 0.00 54 3,91 Baik

TOTAL 3,94 Baik

Dari Tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata respon setiap

pertanyaan bernilai baik dengan angka rata-rata lebih besar dari 3,78. Pernyataan

dengan indeks paling rendah terdapat pada pernyataan nomor 3, dengan isi

pernyataan “Semakin banyak penugasan audit yang dilakukan sebagai auditor,

semakin dapat mendeteksi kesalahan yang dilakukan objek pemeriksaan”.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Pernyataan dengan indeks paling tinggi yaitu pada pernyataan nomor 6 dengan

respon rate sebesar 4,13, dengan isi pernyataan : “Semakin sering auditor

mengikuti pelatihan di bidang audit maka akan semakin mengerti untuk

menjalankan tugas”. Secara keseluruhan variabel pengalaman mendapat respon

rate sebesar 3,94 artinya total respon rate dari keseluruhan pernyataan bernilai

baik.

Tabel 4.8 Deskripsi Variabel Independensi

Pernyataan Jawaban

Total Mean Keterangan 5 % 4 % 3 % 2 % 1 %

X3.1 23 42.59 18 33.33 5 9.26 8 14.81 0 0.00 54 4,04 Baik

X3.2 24 44.44 15 27.78 13 24.07 2 3.70 0 0.00 54 4,13 Baik

X3.3 25 46.30 14 25.93 12 22.22 3 5.56 0 0.00 54 4,13 Baik

X3.4 23 42.59 16 29.63 12 22.22 2 3.70 1 1.85 54 4,07 Baik

X3.5 24 44.44 15 27.78 13 24.07 2 3.70 0 0.00 54 4,13 Baik

X3.6 25 46.30 14 25.93 12 22.22 3 5.56 0 0.00 54 4,13 Baik

X3.7 23 42.59 16 29.63 12 22.22 2 3.70 1 1.85 54 4,07 Baik

TOTAL 4,10 Baik

Dari Tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata respon setiap

pertanyaan bernilai baik dengan angka rata-rata lebih besar dari 4,04. Pernyataan

dengan indeks paling rendah terdapat pada pernyataan nomor 1, dengan isi

pernyataan : “Auditor berupaya tetap bersifat independen dalam melakukan audit

terhadap auditee”. Pernyataan dengan indeks paling tinggi terdapat pada

pernyataan nomor 2,3,5 dan 6 dengan contoh isi dari salah satu pernyataannya

yaitu : pernyataan nomor 2 “Dalam menentukan pendapat atas laporan keuangan,

auditor tidak mendapat tekanan dari siapapun”. Secara keseluruhan variabel

independensi mendapat respon rate sebesar 4,10 artinya total respon rate dari

keseluruhan pernyataan bernilai baik.

Universitas Sumatera Utara

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Tabel 4.9 Deskripsi Variabel Kompetensi

Dari Tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata respon setiap

pertanyaan bernilai baik dengan angka rata-rata lebih besar dari 3,87. Pernyataan

dengan respon rate paling rendah terdapat pada pernyataan nomor 8, dengan isi

pernyataan : ”Untuk melakukan audit yang baik saya membutuhkan pengetahuan

yang diperoleh dari tingkat pendidikan starata (D1, S1, S2, S3) dan kursus serta

pelatihan”. Pernyataan dengan respon rate paling tinggi terdapat pada pernyataan

nomor 9 dan 10 secara berurut isi pernyataan yaitu : “Auditor harus memahami

ilmu statistik serta mempunyai keahlian menggunakan computer”, dan “Auditor

mampu membuat laporan audit dan mempresentasikan dengan baik”. Secara

keseluruhan variabel kompetensi mendapat respon rate sebesar 4,02, artinya total

respon rate dari keseluruhan pernyataan bernilai baik.

Tabel 4.10 Deskripsi Variabel Profesionalisme

Pernyataan Jawaban

Total Mean Keterangan

5 % 4 % 3 % 2 % 1 %

X5.1 24 44.44 13 24.07 12 22.22 5 9.26 0 0.00 54 4,04 Baik

X5.2 19 35.19 16 29.63 17 31.48 2 3.70 0 0.00 54 3,96 Baik

X5.3 26 48.15 15 27.78 8 14.81 5 9.26 0 0.00 54 4,15 Baik

X5.4 26 48.15 19 35.19 8 14.81 1 1.85 0 0.00 54 4,30 Baik

X5,5 21 38.89 14 25.93 14 25.93 5 9.26 0 0.00 54 3,94 Baik

X5.6 22 40.74 15 27.78 13 24.07 4 7.41 0 0.00 54 4,02 Baik

X5.7 22 40.74 14 25.93 13 24.07 5 9.26 0 0.00 54 3,98 Baik

X5.8 19 35.19 15 27.78 14 25.93 6 11.11 0 0.00 54 3,87 Baik

X5.9 21 38.89 14 25.93 16 29.63 2 3.70 1 1.85 54 3,96 Baik

X5.10 24 44.44 15 27.78 13 24.07 2 3.70 0 0.00 54 4,13 Baik

TOTAL 4,04 Baik

Pernyataan Jawaban

Total Mean Keterangan 5 % 4 % 3 % 2 % 1 %

X4.1 24 44.44 17 31.48 6 11.11 6 11.11 1 1.85 54 4,06 Baik

X4.2 19 35.19 19 35.19 13 24.07 2 3.70 1 1.85 54 3,98 Baik

X4.3 21 38.89 17 31.48 12 22.22 4 7.41 0 0.00 54 4,02 Baik

X4.4 14 25.93 26 48.15 11 20.37 3 5.56 0 0.00 54 3,94 Baik

X4.5 21 38.89 21 38.89 7 12.96 4 7.41 1 1.85 54 4,06 Baik

X4.6 16 29.63 25 46.30 11 20.37 2 3.70 0 0.00 54 4,02 Baik

X4.7 17 31.48 22 40.74 10 18.52 4 7.41 1 1.85 54 3,93 Baik

X4.8 19 35.19 15 27.78 14 25.93 6 11.11 0 0.00 54 3,87 Baik

X4.9 24 44.44 15 27.78 13 24.07 2 3.70 0 0.00 54 4,13 Baik

X4.10 25 46.30 14 25.93 12 22.22 3 5.56 0 0.00 54 4,13 Baik

X4.11 23 42.59 16 29.63 12 22.22 2 3.70 1 1.85 54 4,07 Baik

X4.12 24 44.44 16 29.63 9 16.67 3 5.56 2 3.70 54 4,06 Baik

TOTAL 4,02 Baik

Universitas Sumatera Utara

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Dari Tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata respon setiap

pertanyaan bernilai baik dengan angka rata-rata lebih besar dari 3,87. Pernyataan

dengan respon rate paling rendah terdapat pada pernyataan nomor 8 dengan isi

pernyataan yaitu : “Prestasi auditor sebaiknya dinilai oleh rekan kerja seprofesi

daripada pihak manajemen yang tidak seprofesi”. Pernyataan dengan respon rate

paling tinggi terdapat pada pernyataan nomor 4 yaitu sebesar 4,30 dengan isi

pernyataan yaitu : “Profesi auditor internal adalah profesi yang menciptakan

transparansi dalam perusahaan”. Secara keseluruhan variabel profesionalisme

mendapat respon rate sebesar 4,04 artinya total respon rate dari keseluruhan

pernyataan adalah bernilai baik.

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda

Penelitian ini mengajukan sebuah model persamaan regresi linier berganda

yang menguji variabel independen terhadap variabel dependen, dengan persamaan

regresi sebagai berikut :

Ho akan ditolak jika signifikansi lebih kecil dari (0,05) atau 5% sehingga

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Tingkat signifikansi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar (0,05) karena dinilai cukup

ketat yang mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diuji atau

menunjukkan hubungan bahwa korelasi antara kedua variabel cukup nyata. Hasil

regresi dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini :

Universitas Sumatera Utara

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Tabel 4.11 Analisis Hasil Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -5.152 2.385 -2.160 .036

Pendidikan (X1) .418 .153 .196 2.726 .009

Pengalaman (X2) .003 .127 .002 .027 .979

Independensi (X3) .605 .097 .413 6.215 .000

Kompetensi (X4) .221 .086 .244 2.577 .013

Profesianlisme (X5) .245 .084 .229 2.907 .006

a. Dependent Variable: Kemampuan Mendeteksi Kecurangan (Y)

Sumber : Output SPSS , 2019

Berdasarkan Tabel 4.11. diperoleh persamaan regresi linear sebagai

berikut berikut.

Y = -5.152+ 0.418X1 + 0.003X2 + 0.605X3 + 0.221X4 + 0.245X5

Dimana :

Y = Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan

b1-5 = koefisien regresi dari variabel independen

X1 = Pendidikan

X2 = Pengalaman Audit

X3 = Independensi

X4 = Kompetensi

X5 = Profesionalisme

4.6 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang

digunakan dalam sebuah penelitian. Hal ini dilakukan agar diperoleh model

analisis yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Adapun uji asumsi

klasik yang dilakukan meliputi; Uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji

heteroskedastisitas.

Universitas Sumatera Utara

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

4.6.1 Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tingkat signifikansi yang digunakan

𝛼 = 0,05. Dasar Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecuranganadalah melihat

angka probabilitas 𝑝, dengan ketentuan sebagai berikut.

Jika nilai probabilitas 𝑝 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

Tabel 4.12. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 54

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.00723873

Most Extreme Differences Absolute .105

Positive .059

Negative -.105

Kolmogorov-Smirnov Z .772

Asymp. Sig. (2-tailed) .591

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Output SPSS, 2019

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.12. diketahui nilai Asymp.Sig. (2-

tailed) sebesar 0,591. Karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,591 lebih besar

dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas

terpenuhi artinya data berdistribusi dengan normal.

4.6.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan linear antara variabel independen dalam model regresi dimana prasyarat

dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada uji

Universitas Sumatera Utara

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

multikolinearitas ini dapat dilihat melalui nilai inflation factor (VIF) dan

Tolerance.

Tabel 4.13. Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Pendidikan (X1) .265 3.769

Pengalaman (X2) .259 3.854

Independensi (X3) .311 3.211

Kompetensi (X4) .153 6.529

Profesianlisme (X5) .221 4.517

Sumber : Output SPSS , 2019

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.13. masing-masing nilai VIF tidak

lebih besar dari 10 dan nilai tolerance diatas 0.1 maka tidak terdapat gejala

multikolinearitas.

4.6.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas, dan jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain berbeda disebut heteroskedastisitas.

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas, dan jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat tabel 4.9 Uji Glejser,

dengan dasar analisis (Ghozali, 2005:139).

Universitas Sumatera Utara

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

1. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, kesimpulannya tidak terjadi

heterokedastisitas.

2. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, kesimpulannya terjadi

heterokedastisitas.

3. Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang

teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan

telah terjadi heteroskedastisitas.

4. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.14 Hasil Uji Glejser Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.961 1.344 2.204 .032

Pendidikan .024 .086 .074 .276 .784

Pengalaman -.053 .072 -.199 -.739 .463

Independensi .095 .055 .427 1.737 .089

Kompetensi -.016 .048 -.116 -.330 .743

Profesianlisme -.050 .048 -.307 -1.052 .298

a. Dependent Variable: RES1

Berdasarkan output spss di atas diketahui bahwa nilai signifikansi

varaiabel Pendidikan, Pengalaman, Independensi, Kompetensi dan Profesionlisme

lebih kecil dari besar dari 0,05 yang artinya pada variabel keseluruhan independen

tidak terjadi heterokedastisitas.

4.7 Uji Hipotesis

4.7.1 Uji F

Uji 𝐹 bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama

atau simultan terhadap variabel tak bebas.

Universitas Sumatera Utara

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

a. Tabel 4.15 Hasil Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 3023.296 5 604.659 135.918 .000a

Residual 213.537 48 4.449

Total 3236.833 53

a. Predictors: (Constant), Profesianlisme (X5), Pendidikan (X1),

Independensi (X3), Pengalaman (X2), Kompetensi (X4)

b. Dependent Variable: Kemampuan Mendeteksi Kecurangan

(Y)

Sumber : Output SPSS, 2019

Berdasarkan Tabel 4.15, diketahui nilai Fhitung adalah 135.918, dengan

nilai Ftabel sebesar 2,39. Perhatikan bahwa karena nilai F hitung (135.918)

> Ftabel (2,39), maka disimpulkan bahwa pengaruh simultan dari seluruh

variabel bebas Profesionalisme, Pengalaman Audit, Pendidikan,

Independensi, Kompetensi secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan.

4.7.2 Uji t

Tabel 5.12. menyajikan nilai koefisien regresi, serta nilai statistik t

untuk pengujian pengaruh secara parsial. Berdasarkan tabel 5.12 dapat

disimpulkan mengenai hasil uji hipotesis secara parsial dari masing-masing

variabel independen sebagai berikut :

1. Diketahui nilai signifikansi dari Pendidikan adalah 0,009, yakni lebih kecil

dari nilai sig. 0,05 dan thitung (2,726) > ttabel (2,00) artinya variabel

Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap variabel Kemampuan Auditor

Mendeteksi Kecurangandengan nilai koefisien dari variabel Pendidikan.

Universitas Sumatera Utara

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

2. Diketahui nilai signifikansi dari variabel Pengalaman Audit adalah 0,979,

yakni lebih besar dari nilai sig. 0,05 dan thitung (0,027) < ttabel (2,00)

artinya variabel Pengalaman Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan.

3. Diketahui nilai signifikansi dari variabel Independensi adalah 0,000, yakni

lebih kecil dari nilai sig. 0,05 dan thitung (6.215) > ttabel (2,00) artinya

variabel Independensi berpengaruh signifikan terhadap variabel

Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan dengan nilai koefisien dari

variabel Independensi.

4. Diketahui nilai signifikansi dari variabel Kompetensi adalah 0,013, yakni

lebih kecil dari nilai sig. 0,05 dan thitung (2,577) > ttabel (2,00) artinya

variabel Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap variabel

Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan.

5. Diketahui nilai signifikansi dari variabel Profesionalisme adalah 0,006,

yakni lebih kecil dari nilai sig. 0,05 dan thitung (2,907) > ttabel (2,00) artinya

variabel Profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap variabel

Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan.

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian

4.8.1 Pengaruh Pendidikan terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi

Kecurangan

Diketahui nilai signifikansi dari Pendidikan adalah 0,009, yakni lebih

kecil dari nilai sig. 0,05 dan thitung (2,726) > ttabel (2,00) artinya variabel

Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap variabel Kemampuan Auditor

Mendeteksi Kecurangandengan nilai koefisien dari variabel Pendidikan.

Universitas Sumatera Utara

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Kemampuan auditor internal dalam mendeteksi kecurangan dapat

diperoleh melalui jalur pendidikan. Kurikulum mengenai kecurangan telah

diajarkan secara luas di tingkat perguruan tinggi. Namun di Indonesia, istilah

akuntansi forensik baru dikenal luas setelah tahun 2000. Bahkan, salah satu

referensi mata kuliah Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif yang banyak

digunakan dalam perkuliahan di Indonesia kali pertama diterbitkan tahun

2007. Dengan demikian, auditor internal yang lulus dari perguruan tinggi

sebelum tahun 2007, dapat disimpulkan memiliki pengetahuan tentang

akuntansi forensik yang minim. Dengan kata lain, auditor internal dengan

gelar sarjana yang lulus setelah tahun 2007 kemungkinan besar lebih

memahami tentang kecurangan dibandingkan auditor internal dengan gelar

master yang lulus sebelum tahun 2007.

Selain melalui pendidikan jenjang sarjana maupun pascasarjana,

kemampuan auditor internal dalam mendeteksi kecurangan juga dapat

diperoleh dengan mengikuti pendidikan berkelanjutan. Dengan pendidikan

berkelanjutan, auditor internal akan memperoleh pembaharuan dan

penambahan pengetahuan tentang akuntansi dan auditing.

Disisi lain, kemampuan auditor internal dalam mendeteksi kecurangan

juga bergantung pada kecanggihan pelaku kecurangan, frekuensi dari

manipulasi, tingkat kolusi dan ukuran senioritas yang dilibatkan (Knapp dan

Knapp, 2001; Supriyanto, 2014; Sanusi dkk, 2015; Popoola dkk, 2015). Hal

ini masuk akal karena kecurangan yang melibatkan pejabat tinggi entitas

biasanya lebih sulit dideteksi daripada kecurangan yang dilakukan oleh

karyawan biasa. Senada dengan hal tersebut, berdasarkan laporan ACFE

Universitas Sumatera Utara

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

(2014), kecurangan yangdilakukan dalam entitas setidaknya melibatkan dua

jenis kecurangan dari tiga jenis kecurangan yang ada yakni korupsi,

penggelapan aset, dan fraudulent financial statement. Dengan demikian,

pendeteksian kecurangan menjadi lebih sulit untuk dilakukan.

Namun dalam hasil penelitian yang dilakukan pendidikan tidak

berpengaruh terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan

dikarenakan masih rendahnya auditor yang melakukan pendidikan

berkelanjutan. Sehingga hipotesis diterima.

4.8.2 Pengaruh Pengalaman Audit terhadap Kemampuan Auditor

Mendeteksi Kecurangan

Diketahui nilai signifikansi dari variabel Pengalaman Audit adalah

0,979, yakni lebih besar dari nilai sig. 0,05 dan thitung (0,027) < ttabel (2,00)

artinya variabel Pengalaman Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan.

Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa seorang auditor tidak

bergantung kepada pengalaman untuk mengetahui kecurangan yang terjadi

pada auditee nya. Lingkungan Akuntan publik di Indonesia, kebanyakan staf

Auditornya memiliki masa kerja yang tidak lama. Sedikit auditor yang

memang benar-benar terjun di dunia Akuntan Publik. Sebagian besar yang

menjadi staf auditor adalah para sarjana muda atau fresh graduate yang

menjadikan Kantor Akuntan Publik sebagai tempat mencari pengalaman.

Dengan demikian, pengalaman yang sedikit maupun banyak auditor juga tidak

dapat mendeteksi kecurangan di dalam melakukan tugas auditnya. Sehingga

hipotesis ditolak.

Universitas Sumatera Utara

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Kondisi ini dapat diterima mengingat internal auditor yang bekerja di

perusahaan ini dilengkapi dengan Standart Audit Program (SAP) yang

berisikan step-step yang harus dijalankan saat melakukan pemeriksaan di

lapangan. Junior auditor akan sangat terbantu saat melakukan pemeriksaan di

lapangan dengan melengkapi kertas kerja standar yang telah ditetapkan,

demikian juga halnya senior auditor yang bekerja sesuai dengan ketentuan

dalam melakukan pemeriksaan. Dengan menjalankan step pemeriksaan,

internal auditor dapat mendeteksi kemungkinan gejala kecurangan yang

dijalankan tidak sesuai dengan prosedur perusahaan.

4.8.3 Pengaruh Indenpendensi terhadap Kemampuan Auditor

Mendeteksi Kecurangan

Diketahui nilai signifikansi dari variabel Independensi adalah 0,000,

yakni lebih kecil dari nilai sig. 0,05 dan thitung (6.215) > ttabel (2,00) artinya

variabel Independensi berpengaruh signifikan terhadap variabel Kemampuan

Auditor Mendeteksi Kecurangan dengan nilai koefisien dari variabel

Independensi.

Independensi merupakan sikap atau cara pandang yang harus

dipertahankan auditor yang tidak dibenarkan untuk memihak kepada siapapun.

Sikap independensi juga diperlukan oleh auditor agar ia bebas dari

kepentingan dan tekanan pihak manapun, sehingga kecurangan yang ada pada

perusahaan yang diauditnya dapat dideteksi dengan tepat, dan setelah

kecurangan tersebut telah terdeteksi, auditor tidak ikut mengamankan praktik

kecurangan tersebut. Sehingga hipotesis diterima.

Universitas Sumatera Utara

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

4.8.4 Pengaruh Kompetensi terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi

Kecurangan

Diketahui nilai signifikansi dari variabel Kompetensi adalah 0,013,

yakni lebih kecil dari nilai sig. 0,05 dan thitung (2,577) > ttabel (2,00) artinya

variabel Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap variabel Kemampuan

Auditor Mendeteksi Kecurangan.

Kompetensi yang semakin tinggi seharusnya akan menghasilkan

kemampuan yang lebih tinggi dalam memahami efektivitas pengendalian

internal. Namun pada penelitian ini, adanya Peraturan Pemerintah No. 60

Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menjadi alasan

penolakan hipotesis satu. PP No. 60 Tahun 2008 mengatur mengenai seluruh

aspek pengendalian intern dalam pemerintahan. Dengan demikian, peraturan

ini akan dijadikan sebagai acuan oleh perguruan tinggi dalam menerapkan

pengendalian internal. Disisi lain, bagi auditor internal peraturan ini juga

berfungsi sebagai sebuah instruksi dalam memahami efektivitas pengendalian

internal perguruan tinggi.

Knapp dan Knapp (2001) menemukan bahwa ketersediaan instruksi

untuk menilai risiko kecurangan berpengaruh terhadap efektivitas auditor

dalam menilai risiko kecurangan. Dengan kata lain, adanya PP No. 60 Tahun

2008 mampu mempengaruhi kemampuan auditor dalam memahami efektivitas

pengendalian internal. Lebih lanjut, peraturan ini akan menyamaratakan

kemampuan auditor internal dalam memahami efektivitas pengendalian

internal perguruan tinggi terlepas dari latar belakang pendidikan, ada tidaknya

pendidikan berkelanjutan, pengalaman kerja, jumlah penugasan audit, dan

jumlah pelatihan audit.

Universitas Sumatera Utara

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Kesuksesan auditor dalam menjalankan tugasnya seperti memahami

efektivitas pengendalian internal pada dasarnya tidak tergantung hanya pada

kompetensi yang dimiliki. Menurut International Education Standards 3 yang

diterbitkan oleh IFAC (2003), seorang auditor profesional harus memiliki

kemampuan intelektual, kemampuan teknis dan fungsional, kemampuan

interpersonal dan komunikasi, serta kemampuan bisnis dan manajemen.

Dalam memahami efektivitas pengendalian internal, auditor tidak hanya

bergantung kepada kemampuannya dalam memahami flowchart, namun juga

bisa melalui wawancara.

Dilain pihak, Noviyanti (2008) berpendapat bahwa adanya interaksi

sosial antara auditor dengan auditee akan menimbulkan kepercayaan, yang

berakibat pada menurunnya sikap skeptisme profesional auditor yang

bersangkutan. Dengan demikian, auditor internal dapat menjadi bias saat

melakukan penilaian terhadap efektivitas pengendalian internal. Pendapat ini

didukung oleh Fullerton dan Durtschi (2004) yang berpendapat bahwa

manusia cenderung memiliki rasa percaya kepada orang-orang yang terlihat

normal dan produktif, teman dekat, dan pimpinan komunitas.

Sawyer dkk, (2005) juga berpendapat bahwa simpati atau hubungan

pertemanan bisa menyebabkan atasan mengabaikan ketidakmampuan

bawahannya. Tekanan yang lebih tinggi jabatannya dapat mencegah karyawan

melaporkan transaksi yang mencurigakan. Sehingga hipotesis I ditolak.

Hal lain yang bisa menjadi alasan untuk menjelaskan bahwa

kompetensi tidak berpengaruh terhadap kemampuan mendeteksi kecurangan

adalah lamanya waktu untuk mendeteksi kecurangan. Menurut laporan ACFE

Universitas Sumatera Utara

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

(2014), rentang waktu sejak kecurangan dilakukan hingga kecurangan tersebut

terdeteksi adalah 18 bulan. Berdasarkan data tersebut, maka kecurangan yang

dilakukan tahun ini, baru akan mampu terdeteksi 1,5 tahun kemudian. Selain

itu, Singleton dan Singleton (2010) serta Tuanakotta (2014) berpendapat

bahwa pada umumnya auditor hanya bisa menemukan jumlah kerugian yang

diakibatkan oleh kecurangan, namun tidak mampu menemukan siapa yang

dicurigai sebagai pelaku kecurangan. Sehingga hipotesis diterima.

4.8.5 Pengaruh Profesionalisme terhadap Kemampuan Auditor

Mendeteksi Kecurangan

Diketahui nilai signifikansi dari variabel Profesionalisme adalah 0,006,

yakni lebih kecil dari nilai sig. 0,05 dan thitung (2,907) > ttabel (2,00) artinya

variabel Profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap variabel

Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan.

Variabel kecakapan profesional memiliki nilai koefisien regresi yang

positif sebesar (0.858), yang artinya semakin tinggi tingkat kecakapan

profesionalnya, semakin baik pengaruhnya terhadap kemampuan auditor

mendeteksi kecurangan. Dengan kata lain, semakin sering seorang auditor

mengikuti pelatihan, semakin baik kecakapan profesionalnya dan semakin

baik auditor mendeteksi kecurangan di dalam melaksanakan tugas auditnya.

Di dalam undang-undang Akuntan Publik, juga mewajibkan seorang Akuntan

Publik rutin mengikuti pelatihan-pelatihan ataupun pendidikan berkelanjutan

yang diadakan oleh organisasi akuntan di Indonesia dengan tujuan menjaga

kualitas dan demi perkembangan akuntan Indonesia. Dengan demikian jelas

Universitas Sumatera Utara

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

bahwa kecakapan profesional berpengaruh terhadap kemampuan auditor

mendeteksi kecurangan. Sehingga hipotesis diterima.

4.8.6 Pengaruh pendidikan, pengalaman audit, indenpendensi,

kompetensi, dan profesionalisme terhadap Kemampuan Auditor

Mendeteksi Kecurangan

Secara simultan nilai nilai Fhitung adalah 135.918, dengan nilai Ftabel

sebesar 2,39. Perhatikan bahwa karena nilai F hitung (135.918) > Ftabel (2,39),

maka disimpulkan bahwa pengaruh simultan dari seluruh variabel bebas

Profesionalisme, Pengalaman Audit, Pendidikan, Independensi, Kompetensi

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Kemampuan Auditor

Mendeteksi Kecurangan dengan nilai koefisien determinasi 𝑅2 terletak pada

kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 0,667. Nilai

tersebut berarti seluruh variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel

Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan sebesar 66,7%, sisanya sebesar

33,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

4.9 Strategi Implementasi

Dari hasil penelitian ini ada beberapa hal yang dapat diterapkan yaitu :

1. Memberikan kesempatan pendidikan dan pelatihan secara cepat dan

berkesinambungan kepada setiap pegawai, untuk memastikan bahwa karyawan

dibekali dengan ilmu secara berkala untuk menunjang kompetensi karyawan

dalam mendeteksi kemungkinan kecurangan di lapangan.

2. Melakukan evaluasi struktur organisasi untuk menilai apakah independensi dan

profesionalisme sudah terbangun dalam keseharian para auditor dalam

mendeteksi kemungkinan kecurangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Variabel pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kemampuan auditor mendeteksi kecurangan pada PT. Bank Danamon

Indonesia, Tbk.

2. Variabel pengalaman audit tidak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kemampuan auditor mendeteksi kecurangan pada PT. Bank

Danamon Indonesia, Tbk.

3. Variabel indenpendensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kemampuan auditor mendeteksi kecurangan pada PT. Bank Danamon

Indonesia, Tbk.

4. Variabel kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kemampuan auditor mendeteksi kecurangan pada PT. Bank Danamon

Indonesia, Tbk.

5. Variabel profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kemampuan auditor mendeteksi kecurangan pada PT. Bank Danamon

Indonesia, Tbk.

6. Variabel pendidikan, pengalaman audit, kompetensi dan kecakapan

professional berpengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama

terhadap kemampuan auditor mendeteksi kecurangan pada PT. Bank

Danamon Indonesia, Tbk.

Universitas Sumatera Utara

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan

tersebut antara lain:

1. Kuesioner ini diberikan kepada responden yang menilai diri mereka sendiri

untuk sebuah penelitian yang berkaitan dengan kinerja mereka sehingga

pemberian nilai yang tidak sewajarnya merupakan kemungkinan yang dapat

saja terjadi.

2. Kuesioner yang diberikan kepada Auditor dan Rekan tidak dibedakan.

3. Populasi penelitian hanya PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian ini, peneliti mencoba memberikan beberapa saran

berikut:

1. Bagi PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk. perlu memberikan training-training

mengenai prosedur dan pemahaman-pemahaman terkait audit terhadap staf-staf

Auditornya. Dan juga perlu menyelenggarakan pendidikan berkelanjutan bagi

staf Auditornya untuk memajukan sumber daya manusia di dunia profesi

Akuntan Publik.

2. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan agar meneliti variabel lain di luar

Pendidikan, Pengalaman Audit dan Kecakapan Profesional, atau juga bisa

menambah variabel penelitian yang lain seperti Independensi ataupun Gaji

Auditor.

3. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar memperluas populasi penelitian

di seluruh bank yang ada di Indonesia agar hasil penelitian lebih luas dan lebih

akurat terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Alim, M., Hapsari, T., & Purwanti, L. (2007). Pengaruh Kompetensi dan

Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai

Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X Makasar.

Arens, Alvin A. dan James K. Loebbeck. 1994. Auditing: An Integrated

Approach, Sixth Edition, Prentice Hall, New Jersey.

Arens, Alvin A. dan James K. Loebbeck, 2011. Auditing and Assurance, And

Integrated Approach. 11st edition. New York : Pearson Practice Hall.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,

Rineka Cipta, Jakarta.

Ashton, R.H., and Ashton A.H. (eds). 1995. Judgment and Decision Making

Research in Accounting and Auditing (New York: Cambridge

University Press).

Batubara, Rizal Iskandar. 2008. Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan,

Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, Dan Independensi

Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada

Bawasko Medan). Tesis. Universitas Sumatera Utara.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). 2007. Peraturan No. 1

Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN).

Black, Henry Campbell M.A. 1990. Black’s Law Dictionary sixth edition.

Minesota: St. Paul Minn West Publishing Co.

Choo, F & Trotman, K.T. (1991), The Relationship Between Knowledge Structure

and Judgements for Experience and Inexperienced Auditor. The

Accounting Review, 464-485.

Cloyd, B.C. (1997). Performance in Tax Research Tasks : The Joint Effect of

Knowledge and Accountability. The Accounting Review. Vol 72, 111-

131.

Danamon. 2014. Sustainability Report.Tata Kelola Perusahaan dan Kepatuhan-

Corporate Governance & Compliance. Jakarta

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai

Pustaka.

Fullerton, Rosemary R., and Durtschi, Cindy. 2004. The Effect of Professional

Skepticism on The Fraud Detection Skills of Internal Auditors. Working

Paper Series. March 5, 2012.

Gaol, L. Lasando. 2017.Pengaruh Independensi, Kompetensi, Dan Motivasi

Universitas Sumatera Utara

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Auditor Internal Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal

Dengan Pengalaman Auditor Internal Sebagai Variabel Moderating Pada

Perusahaan Consumer Goods di Sumatera Utara.

Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gibbins, M & Larozque, J.F. (1990). Modelling the Development and Nature of

Judgemental Expertise in Public Accounting. In Audit Judgement

Symposium, University of Southern California.

Gujarati. (2005). SPSS Versi 16 Mengolah Data Statistik Secara Profesional.

Jakarta: Erlangga.

Gusnardi. 2003. Analisis Perbandingan Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Judgment Penetapan Risiko Audit oleh Auditor yang Berpengalaman dan

Auditor yang Belum Berpengalaman. Tesis. Universitas Padjadjaran.

Hafifah dan Fitriany (2012). “Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman Audit dan

Tipe Kepribadian Terhadap Skeptisme Profesional Dan Kemampuan

Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan”.

Halim, Abdul. 2001. Auditing, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Haryono, T. (2012).Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas

Pemberian Kredit. Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama.

Harhinto, T. (2004). Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas

Audit (Studi Empiris pada KAP di Jawa Timur). Tesis. Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Hasbullah. 2005. Dasar Ilmu Pendidikan. PT Raja Grasindo Persada. Jakarta

Haynes, C. M., J. G. Jenkins and S. R. Nutt. 1998. “The Relationship between

Client Advocacy and Audit Experience: An Exploratory Analysis”.

Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol.17 (2) Fall : 88 – 104.

Hendro dan Aida. (2006). Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Tingkat

Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan. Simposium

Nasional Akuntansi IX Padang.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat,

Jakarta.

Ikhsan, Arfan dan Ghozali, Imam, 2006, Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi

Dan Manajemen, PT. Madju Medan Cipta, Medan.

Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik.

Salemba Empat, Jakarta.

60

Universitas Sumatera Utara

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Directory IAPI 2013. Jakarta.

Institute of Internal Auditors (IIA). 2009. International Profesional Practices

Framework (IPPF). Altamonte Springs, Florida: IIA.

Institute of Internal Auditors (IIA). 2009. International Profesional Practices

Framework (IPPF). Altamonte Springs, Florida: IIA.

Kanfer, R., & Ackerman, P.L., (1989). Motivation and Cognitive Abilities : An

Integrative/Aptitude-Treatment Interaction Approach to Skill

Acquisition. Journal of Applied Psychology, 657-690.

Mabruri, Havidz dan Winarna, Jaka. 2010. Analisis Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit di lingkungan Pemerintah Daerah.

Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto.

Marzuki, C. 1999, Metodologi Riset. Erlangga, Jakarta.

Matondang, Jordan, 2010. Pengaruh Pengalaman Audit, Independensi Dan

Keahlian Profesional Terhadap Pencegahan Dan Pendeteksian

Kecurangan Penyajian Pelaporan Keuangan.

Mayangsari, Sekar, 2003, Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Terhadap

Pendapat Audit: sebuah kuasieksperimen. Tesis. Universitas Trisakti.

Mulyadi, (2002), Auditing, PT Salemba Empat, Jakarta

Nasution, Ilham Ramadhan. 2013. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kinerja

auditor dengan independensi auditor sebagai variabel moderating pada

KAP di kota Medan.

Noviyanti, Suzy. 2008. Skeptisme Profesional Auditor dalam Mendeteksi

Kecurangan.

Payne, E. A., dan R. J. Ramsay. 2005. Fraud Risk assessments and Auditor’s

Professional Skepticism. Managerial Auditing Journal 20 (3): 321-330.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 1/6/PBI 1999 tentang Penugasan Direktur

Kepatuhan (Compliance Officer) dan Penerapan Standar Pelaksanaan

Fungsi Audit Intern Bank Umum.

Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17 Tahun 2008

tentang Jasa Akuntan Publik. Jakarta: Sekretariat Negara.

Republik Indonesia. 2011. Undang-undang No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan

Publik. Jakarta: Sekretariat Negara.

Republik Indonesia. 1954. Undang-undang No. 34 Tahun 1954 tentang

pemakaian gelar Akuntan. Jakarta: Sekretariat Negara.

Universitas Sumatera Utara

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Santoso, Singgih. (2001). SPSS Statistik Parametrik, Elex Media Komputindo,

Jakarta.

Sawyer, L and Dittenhofer, M & Scheiner, J. (2005). Internal Auditing,

Diterjemahkan oleh : Ali Akbar, Jilid 3, Edisi 5, Jakarta : Salemba

Empat.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Buku 2, Edisi 4,

Jakarta: Salemba Empat.

Shaub, Michael K. and Lawrence, Janice. 1996. Ethics, Experience and

Professional Skeptictsm: A Situational Analysis, Behavloral Research In

Accounting. Vol 8, Suppement No. 124-157.

Sianipar, R. (2007). Hubungan Auditor Internal Bersertifikasi Qualified Internal

Auditor dengan Kualitas Laporan Auditor Internal. Fakultas Ekonomi

Universitas Widyatama.

Sinulingga, Sukaria. (2017). Metode Penelitian, USU Press, Medan.

Sudarmanto, R.G. (2005). Analisis Regresi Linier GAnda dengan SPSS. Edisi

Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sudarmo, dkk. 2008. “Fraud Auditing”. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Pengawasan BPKP

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suryadi dan Purwanto. 2009. Statistika: untuk Ekonomi dan Keuangan Modern,

Edisi 2, Jakarta: Salemba Empat.

Tubbs, R.M. (1992). The Effect of Experience on the Auditor’s Organization and

Amount of Knowledge, The Accounting Review, 783-801.

Tugiman, H.2001. Standar Profesional Audit Internal.Jakarta. Kanisius.

Universitas Sumatera Utara

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN AUDITOR INTERNAL …

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Berikut merupakan jadwal penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam

melakukan penelitian “Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Auditor

Internal Mendeteksi Kecurangan Pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk”.

TABEL 5.1 JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan

Proposal

2 Penyusunan

instrumen

pengumpulan data

3 Pengumpulan

Data Lapangan

4 Analisis Data dan

Evaluasi

5 Penulisan Draf

Laporan

6 Seminar Hasil

7 Perbaikan dan

penggandaan

Laporan

Penelitian

Universitas Sumatera Utara