faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan keuangan …digilib.unila.ac.id/26314/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITANKEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012-2015
(Skripsi)
OlehYogi Fernanda Prazada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG2017
1
ABSTRACT
FACTORS AFFECTING FINANCIAL DIFFICULTIES IN BANKS GOPUBLIC IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) YEAR 2012-2015
By
YOGI FERNANDA PRAZADA
This study aims to determine how the empirical keteatan financial ratios topredict financial difficulty in the company. Financial ratios in this study usingindicators of liquidity ratio,ratio, leverage activity ratio, and profitability ratio.
The population in this study arebanking companies publicly traded listedin Indonesia Stock Exchange (BEI) is still active and publish the financialstatements regarding the variables in the year 2012-2015. Based onmethod,purposive sampling samples obtained as many as 11 companies, consisting of 9companies classified as financial distress, and the two companies non financialdistress, in order to obtain 37 observation data. The criteria for financial distressin this study was measured using time interest earned, while the statisticalanalysis in this study is the logistic regression analysis.
The results of this study indicate that the ratio of liquidity(quickratio), theratio of activity(turnasset turnover ratio), the ratio ofprofitability(returnonassset)were significant in predicting the occurrence offinancial difficulties in a banking company, while theratio leverage(capitaladequacy ratio) is the only financial ratios were not significantly influencefinancial hardship /financial distress in a banking company.
Keywords: Financial hardship / financial dsitress, financial ratios, interestcoverage ratio
i
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITANKEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012 – 2015
Oleh
YOGI FERNANDA PRAZADA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa empiris keteatanfinancial ratios dalam memprediksi kondisi kesulitan keuangan di suaruperusahaan. Financial ratios dalam penelitian ini menggunakan indikator rasiolikuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan go public yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang masih aktif dan menerbitkan laporankeuangan mengenai variabel penelitian pada tahun 2012-2015. Berdasarkanmetode purposive sampling, sampel yang diperoleh yaitu sebanyak 11 perusahaan,yang terdiri dari 9 perusahaan tergolong financial distress, dan 2 perusahaan nonfinancial distress, sehingga diperoleh 37 data observasi. Adapun kriteria financialdistress dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan time interest earned,sedangkan analisis statistik dalam penelitian ini adalah uji regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio likuditas (loan to depositratio), rasio profitabilitas (return on assset) yang berpengaruh signifikan dalammemprediksi terjadinya kesulitan keuangan di suatu perusahaan perbankan,sedangkan rasio leverage (capital adequacy ratio) merupakan satu-satunyafinancial ratios yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kesulitan keuangan /financial distress di suatu perusahaan perbankan.
Kata kunci : Kesulitan keuangan / financial dsitress, financial ratios, interestcoverage ratio
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITANKEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012-2015
Oleh
YOGI FERNANDA PRAZADA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Ekonomi ManajemenFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, pada tanggal
30 Juli 1992, yang merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak
Dr. Hazairin Habe, S.E. M. M. dan Ibu Idawati.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis, yaitu Taman Kanak-Kanak
Pratama Bandar Lampung (1997-1998), Sekolah Dasar Negeri 2 Rawa Laut
Bandar Lampung (1998-2004), Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandar
Lampung (2004-2007), Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Bandar Lampung
(2007-2010), D3 Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung (2010-2013).
Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa konversi Jurusan S1
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
PERSEMBAHAN
Yang utama dari segalanya Allah SWTSembah sujud serta puji dan syukurku pada-Mu Allah SWT. Terima kasih taburan
cinta, kasih sayang, rahmat dan hidayat-Mu telah memberikan aku kekuatan,kesehatan, semangat pantang menyerah dan memberkatiku dengan ilmu
pengetahuan. Engkau berikan secercah cahaya terang serta kemudahan hinggaakhirnya tugas akhir ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu aku
limpahkan untuk Rasulullah Muhammad SAW.
Aku persembahkan skripsi ini untuk orang tercinta dan tersayangatas kasihnya yang berlimpah.
Teristimewa Papa dan Mama tercinta, tersayang, terkasih, dan yang terhormat.Aku persembahkan sebuah tulisan dari didikan kalian yang aku aplikasikan
melalui rangkaian kata menjadi sebuah kalimat sebagai ucapan terima kasihyang setulusnya tersirat di hati yang ingin aku sampaikan atas segala usaha dan
jerih payah pengorbanan untuk anakmu selama ini. Hanya sebuah kado kecilyang dapat aku berikan dari bangku kuliahku yang memiliki sejuta makna, sejuta
cerita, sejuta kenangan, pengorbanan, dan perjalanan untuk dapatkan masadepan yanga ku inginkan atas restu dan dukungan yang kalian berikan.
Tak lupa permohonan maaf Ananda yang sebesar-sebesarnya atas segala tingkahlaku yang tak selayaknya diperlihatkan yang membuat hati dan perasaan
Papa dan Mama terluka.
Tersayang dan yang sangat aku hormati Kiyai, Ayuk dan AdikkuUntuk kiyai, ayuk, dan adikku, terima kasih atas doa dan bantuan serta motivasi
kalian selama ini hanya karya ini yang dapat aku persembahkan. Maaf belumbisa menjadi panutan seutuhnya, tapi aku akan selalu
menjadi yang terbaik untuk kalian semua.
Untuk yang kusayangi dan yang kuhormati para dosenku,dosen pembimbingku, dan almamaterku tercinta Universitas Lampung
Bandarlampung, 20 Maret 2017
Yogi Fernanda Prazada
MOTTO
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bolehjadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui..”
(Al-Baqarah:216)
“Life is like riding a bicycle, to keep your balance you must keep moving.”
(Albert Einstein)
Apabila mengalami kegagalan bangkitlah dan kembali kepada Allah SWT,sebaliknya apabila sedang berada dipuncak kejayaan bersujud syukurlah kepada
Allah SWT, ingatlah Allah SWt dalam setiap waktu.”
(Yogi Fernanda Prazada)
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas kebesaran,
mukjizat, rahmat, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Keuangan Pada
Perusahaan Perbankan Go Public Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun
2012-2015” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M. P., selaku Rektor UniversitasLampung.
2. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Dr. Rr. Erlina, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Ibu Dr. Ernie Hendrawaty, S.E., M.Si. selaku pembimbing utama skripsi yang
telah memberikan ide, motivasi, tenaga, waktu, gagasan, saran serta
sumbangan pemikiran dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu R. A. Fiska Huzaimah, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing
pendamping yang telah membimbing dengan sabar, penuh pengertian dan
memberikan pengarahan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Irham Lihan, S.E., M.Si. selaku penguji skripsi saya, yang telah
meluangkan waktu dan bersedia menghadiri seminar proposal, seminar
hasil dan ujian komprehensif saya.
7. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing dan memberikan arahan dalam belajar.
8. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung,
khususnya konsentrasi Manajemen Keuangan, yang telah memberikan ilmu
dan membagikan pengalamannya sehingga mendukung teori yang digunakan
untuk menyelesaikan skripsi.
9. Kepada seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang telah membantu kelancaran pada proses penyusunan skripsi.
10. Teristimewa dan terkhusus kepada kedua orang tuaku tercinta,
Dr. Hazairin Habe, S.E. M.M., dan Idawati., terima kasih atas segala kasih
sayang, pengorbanan yang tiada lelah dan selalu mendoakan penulis,
memberikan sarana dan prasarana untuk menunjang perkuliahan, serta selalu
memberi semangat, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
11. Teristimewa pula kepada Kiyaiku AKP. Rangga Primazada S.H. Ayukku
Silvy Yulentia S.H., Adikku Farizky Arif Prazada, dan seluruh keluarga besar
yang telah memberikan do’a, motivasi, dan masukan-masukan agar penulis
dapat menyelsaikan kuliah di Universitas Lampung.
12. Sahabat-sahabat dan teman terbaik, Gebot, Rempong, Apri, Firas, Moong,
Sondri, Fikri, Tonay, Billy, Herdi, Erdedew, Awan, Bang Kiki, Obi, Ucen,
Mirta, Tebo, Aria, Beriya, Artenza, Bram Pesek, Mang Ekbol, Iyas, Keken,
Osop, Amos, Ario Bastian, Iman, Ari, Rama, Sulton, Rizki, Bungsu, Coki,
Windy, Dian, Rara, Adel, Yuninda, yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu. Terima kasih untuk waktu, kebersamaan, bantuan, dan kerja
samanya.
13. Semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan penulisanini.
14. Almamater Kampus Hijau tercinta Universitas Lampung
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, namun
ada harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya dalam
upaya perkembangan penelitian terutama Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandar Lampung, 20 Maret 2017
Penulis,
Yogi Fernanda Prazada
ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ...........................................................................................................
ABSTRAK ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi
DAFTAR TABEL............................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... . viii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. LatarBelakang............................................................................. 1
B. RumusanMasalah........................................................................ 8
C. TujuanPenelitian ......................................................................... 9
D. ManfaatPenelitian....................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................... 10
A. Kesulitan Keuangan ................................................................... 10
B. Laporan Keuangan ..................................................................... 12
C. Rasio Keuangan .......................................................................... 14
C. Penelitian Terdahulu................................................................... 16
E. Kerangka Pemikiran ................................................................... 18
F. Pengembangan Hipotesis ............................................................ 18
1. Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Kesulitan Keuangan.... 18
2. Pengaruh Rasio Leverage Terhadap Kesulitan Keuangan…...20
3. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Kesulitan Keuangan..21
iii
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 23
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 23
B. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 23
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 23
D. Populasi dan Sampel .................................................................. 24
1. Populasi ................................................................................ 24
2. Sampel.................................................................................. 24
E. Variabel Penelitian...................................................................... 25
1. Identifikasi Variabel............................................................. 25
2. Definisi Operastional Variabel............................................. 26
a. Financial Distress....................................................... 26
b. Rasio Likuiditas.......................................................... 27
c. Rasio Leverage .......................................................... 27
d. Rasio Profitabilitas……………………………......... 28
F. Metode dan Analisis Data .......................................................... 28
1. Statistik Deskriptif………………………………………......28
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 29
a. Uji Normalitas ............................................................... 29
b. Uji Multikolinearitas ..................................................... 29
c. Uji Heteroskedastisitas .................................................. 30
d. Uji Autokorelasi ........................................................... 31
3. Analisis Regresi Data Panel…………………………….... 31
a. Pendekatan Model Common Effect ............................ 32
iv
b. Pendekatan Model Fixed Effect................................. 32
c. Pendekatan Model Random Effect............................. 33
4. Pemilihan Model Estimasi Regresi Data Panel.................. 34
a. Uji Chow ................................................................... 34
b. Uji Hausman ............................................................. 34
G. Pengujian Hipotesis ................................................................... 35
1. Uji Koefisien Determinasi.................................................... 35
2. Uji Statistik F ....................................................................... 35
3. Uji t ...................................................................................... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 37
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 37
1. Statistik Deskriptif.................................................................. 37
2. Pemilihan Model Estimasi Regresi Data Panel ...................... 39
a. Uji Chow ................................................................. 39
b. Uji Hausman........................................................... 41
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 43
a. Uji Normalitas ........................................................ 43
b. Uji Multikolinearitas .............................................. 44
c. Uji Heteroskedastisitras .......................................... 45
d. Uji Autokorelasi ..................................................... 47
4. Uji Hipotesis .......................................................................... 48
B. Pembahasan.................................................................................. 50
1. Pengaruh Likuiditas Terhadap Kesulitan Keuangan .............. 50
2. Pengaruh Leverage Terhadap Kesulitan Keuangan................ 51
v
3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kesulitan Keuangan......... 51
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 53
A. Simpulan ....................................................................................... 53
B. Saran ............................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................................... 16
2. Daftar Sampel Penelitian .......................................................................... 25
3. Uji Statistik Durbin Watson d ................................................................... 31
4. Statistik Desktriptif Variabel Penelitian ................................................... 37
5. Hasil Regresi Menggunakan Model Pendekatan Common Effect dan Fixed
Effect ........................................................................................................ 40
6. Hasil Uji Chow.......................................................................................... 41
7. Hasil Regresi Dengan Pendekatan Fixed Effect dan Random Effeect ...... 42
8. Hasil Uji Hausman .................................................................................... 42
9. Hasil Uji Multikolinearitas........................................................................ 45
10. Hasil Uji Park Random ............................................................................. 46
11. Hasil Estimasi Metode Lag....................................................................... 48
12. Hasil Regresi Variabel Dependen Dan Variabel Independen ................... 49
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Rerangka Pemikiran ................................................................................... 18
2. Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 44
3. Hasil Uji Autokorelasi................................................................................ 47
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Loan to Deposit Ratio Perusahaan Perbankan Tahun 2012-2015.............
2. Capital Adequacy Ratio Perusahaan Perbankan Tahun 2012-2015 .........
3. Retur On Asset Perusahaan Perbankan Tahun 2012-2015........................
4. Time Interset Earned Perusahaan Perbankan Tahun 2012-2015..............
5. Hasil Uji Deskriptif...................................................................................
6. Hasil Uji Regresi Menggunakan Common Effect .....................................
7. Hasil Uji Regresi Menggunakan Fixed Effect ..........................................
8. Hasil Uji Regresi Menggunakan Random Effect ......................................
9. Hasil Uji Chow..........................................................................................
10. Hasil Uji Hausman....................................................................................
11. Hasil Uji Normalitas.................................................................................
12. Hasil Uji Multikolinearitas........................................................................
13. Hasil Uji Park Random.............................................................................
14. Hasil Uji Autokorelasi..............................................................................
15. Hasil Estimasi Metoode Lag.....................................................................
16. Hasil Uji Hipotesis....................................................................................
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebab masalah keuangan yang terjadi di suatu perusahaan diakibatkan
oleh beberapa hal, diantara nya yaitu kerugian yang terjadi secara terus-menerus,
tidak lancarnya penjualan, bencana alam yang terjadi membuat aset perusahaan
menjadi rusak, sistem tata kelola perusahaan (Corporate Governance) yang
kurang baik atau dikarenakan oleh kondisi perekonomian negara yang kurang
stabil yang dapat memicu terjadinya krisis keuangan.
Perusahaan yang diperkirakan akan mengalami kebangkrutan akan diawali
dengan terjadinya kondisi kesulitan keuangan (financial distress). Akan tetapi,
apabila sebuah perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan belum tentu
akan berakhir dengan kebangkrutan. Hal ini bergantung pada kemampuan
perusahaan untuk mencegah dan mengatasi mengatasi masalah keuangan yang
terjadi untuk menghindari terjadinya kesulitan keuangan yang akan mengarah
pada kebangkrutan.
Long dan Evenhouse (1989) dalam Emrinaldi (2007) mengemukakan
bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan keuangan dapat dikelompokan
menjadi tiga bagian, yaitu kondisi ekonomi secara makro, kebijakan industri dan
finansial, perilaku debitor dan kreditor. Weston dan Brigham (2003) berpendapat
financial distress dapat terjadi karena serangkaian kesalahan, pengambilan
keputusan yang tidak tepat, dan kelemahan-kelemahan yang saling berhubungan
yang dapat menyumbang secara langsung maupun tidak langsung kepada
2
manajemen serta tidak adanya atau kurangnya upaya mengawasi kondisi
keuangan sehingga penggunaan uang tidak sesuai dengan keperluan.
Kesulitan keuangan sebuah perusahaan memliki arti bahwa perusahaan
tersebut sedang mengalami kesulitan dana untuk menutup kewajiban perusahaan
atau kesulitan likuiditas yang diawali dengan kesulitan ringan sampai dengan
kesulitan yang lebih serius, yaitu jika hutang lebih besar dibandingkan aset yang
dimiliki perusahaan. Salah satu dampak yang ditimbulkan dari krisis moneter
adalah tertutupnya beberapa perusahaan karena perusahaan tersebut tidak mampu
mempertahankan kelangsungan usahanya.
Penyebab kegagalan yang dialami perusahaan dapat disebabkan oleh dua
faktor, yang pertama yaitu kegagalan ekonomi, dan yang kedua yaitu kegagalan
keuangan. Kegagalan ekonomi berkaitan dengan ketidakseimbangan antara
pendapatan dan pengeluaran. Selain itu, kegagalan ekonomi juga bisa disebabkan
oleh biaya modal perusahaan yang lebih besar dari tingkat laba atas biaya historis
investasi. Perusahaan dikategorikan gagal keuangannya jika perusahaan tersebut
tidak mampu membayar kewajibannya pada waktu jatuh tempo meskipun total
aktiva melebihi total kewajibannya (Weston dan Brigham, 2005).
Berbagai ancaman permasalahan membuat para manajer harus memiliki
solusi mengenai strategi untuk mengantisipasi dan menghindari kondisi-kondisi
yang akan menyebabkan terjadinya permasalahan keuangan yang mungkin terjadi
di perusahaan. Sebagai contohnya, pada tahun 1998 terjadi krisis keuangan yang
mengakibatkan banyak perusahaan mengalami kesulitan keuangan karena banyak
perusahaan yang terjerat hutang pada pihak ketiga, dimana pada saat itu bunga
3
hutang melonjak sangat tinggi karena adanya krisis, sehingga jumlah kewajiban
mereka pun meningkat.
Jatuh bangunnya perusahaan merupakan hal yang biasa terjadi. Kondisi
yang membuat para investor dan kreditor merasa khawatir jika perusahaan
mengalami kesulitan keuangan (menuju kebangkrutan) yang bisa mengarah pada
kebangkrutan. Tingkat kekhawatiran investor ini makin bertambah dengan
munculnya Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 1 Tahun
1998 yang mengatur Kepailitan. Menurut Perpu No. 1, debitur yang terkena
default (gagal bayar) dapat dipetisikan bangkrut oleh dua kreditur saja.
Platt and Platt (2002) financial distress merupakan tahap penurunan
kondisi keuangan perusahaan yang terjadi sebelum terjadi kebangkrutan ataupun
likuidasi. Whitaker (1999) berpendapat untuk mengukur financial distress dengan
adanya arus kas yang lebih kecil dari utang jangka panjang saat ini. Almilia
(2004) menggunakan perusahaan yang delisted, dan Pranowo, dkk (2010) yang
menggunakan DSC (Debt Service Coverage) untuk perusahaan yang mengalami
financial distress. Almilia dan Kristijadi (2003) dengan indikasi beberapa tahun
mengalami laba bersih operasi (net operating income) negatif dan selama lebih
dari satu tahun tidak melakukan pembayaran deviden.
Pengelolaan kesulitan keuangan jangka pendek (tidak mampu membayar
kewajiban keuangan pada jatuh temponya) yang tidak tepat akan berakibat
terjadinya permasalahan yang lebih besar yaitu perusahaan menjadi tidak solvable
(jumlah utang lebih besar daripada jumlah aktiva) dan akhirnya mengalami
kebangkrutan. (Munawir, 2009).
4
Tujuan untuk mempelajari financial distress yaitu untuk mengetahui tanda
bahwa suatu perusahaan akan bangkrut sehingga dapat dilakukan tindakan
antisipatif untuk mencegah hal tersebut. Model prediksi financial distress perlu
dikembangkan untuk membantu manajer dalam mengawasi kinerja perusahaan
dan membantu mengidentifikasi tren yang penting (Ray, 2011). Para kreditur juga
dapat menggunakan model ini untuk menilai kinerja perusahaan sehingga dapat
dideteksi apakah perusahaan mampu mengembalikan pinjamannya. Lembaga
pembuat kebijakan dan peraturan juga dapat menggunakan model ini untuk
mengawasi apakah perusahaan berada pada situasi yang buruk sehingga dapat
dikeluarkan peraturan yang sesuai.
Adapun penelitian mengenai rasio-rasio keuangan terhadap financial
distress yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu yaitu: Karya
Rusaly (2016) meneliti pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap financial
distress pada perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2010-2014. Hasil yang didapat menyatakan bahwa current ratio
berpengaruh negatif terhadap financial distress, dan Return On Asset merupakan
variabel paling dominan dalam mempengaruhi financial distress.
Rahmawati (2015) meneliti dengan judul analisis rasio keuangan terhadap
kondisi financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2008-2013. Hasil yang didapat dari penelitian ini hanya
rasio earning before interest and tax to total asset yang berpengaruh terhadap
kondisi financial distress baik pada satu tahun atau dua tahun sebelum kejadian,
dan dari kriteria pemilihan sampel menghasilkan 66 perusahaan yang dapat diteliti
5
yang terdiri dari 33 perusahaan financial distress, 33 perusahaan non financial
dsitress, dan 599 total observasi.
Dwiyanti (2016) meneliti dengan judul kemampuan rasio likuiditas,
solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas sebagai indikator dalam memprediksi
financial distress (studi empiris pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
rasio likuiditas, aktivitas dan profitabilitas dapat digunakan untuk memprediksi
kondisi financial distress, sedangkan rasio solvabilitas tidak dapat digunakan
untuk memprediksi kondisi financial distress.
Penelitian Almilia dan Kristijadi (2003) menyatakan bahwa rasio likuiditas
biasanya diukur dengan menggunakan current ratio (CR), yaitu aktiva lancar
dibagi dengan hutang lancar. Rasio likuiditas menunjukkan mengenai kemampuan
perusahaan dalam memnuhi kewajiban keuangannya yang harus dipenuhi, atau
mengenai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada
saat ditagih (Munawir, 1995).
Alifiah, et al (2012) menyatakan bahwa rasio leverage yang diukur dengan
menggunakan debt ratio justru mempunyai nilai koefisien negatif, dimana hal
tersebut bertentangan denggan penelitian-penelitian lainnya yang menyebutkan
bahwa rasio leverage mempunyai arah hubungan yang positif terhadap
kemungkinan terjadi nya financial distress di suatu perusahaan. Menurut
penelitian yang telah dilakukan oleh Alifiah, et al (2012) menyebutkan bahwa
rasio aktivitas yang diukur dengan menggunakan total asset turnover ratio
signifikan berpengaruh negatif terhadap kemungkinan terjadinya financial distress
di suatu perusahaan. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh
6
Hanifah (2013) yang menyatakan bahwa rasio operating capacity yang diukur
dengan menggunakan total asset turnover ratio signifikan berpengaruh negatif
terhadap kemungkinan terjadinya kondisi financial distress pada suatu
perusahaan.
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan (Kasmir, 2012
dalam Atika, 2012). Profitabilitas suatu perusahaan juga menunjukkan kesehatan
keuangan dari suatu perusahaan (Alifiah, et al 2011). Dalam penelitian ini rasio
profitabilitas diukur dengan menggunakan return on asset (ROA), yaitu laba
bersih dibagi dengan total aset. ROA digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam mengasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya (Ang, 1997 dalam Hanifah, 2013).
Penelitian ini dilakukan karena Indonesia merupakan salah satu negara
yang beresiko mengalami krisis atau kesulitan keuangan. Hal ini dibuktikan
dengan belum pulihnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diawal tahun 2016
yang masih mencapai angka Rp 13.200,- per dollas AS. Objek penelitian ini
adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Bisnis perbankan meruupakan salah satu bisnis jasa yang sering digunakan oleh
masyarakat, dan bisnis perbankan saat ini memiliki persaingan yang sangat ketat.
Hal ini mengindikasikan perusahaan harus memiliki keunggulan pada sumber
dayanya masing-masing untuk menang dalam persaingan. Dengan keunggulan
sumber dayanya sebuah perusahaan perbankan akan mampu bersaing dengan
perusahaan lainnya agar tidak mengalami kondisi financial distress.
7
Krisis global berdampak pada sektor finansial, ditandai dengan
bangkrutnya Lehman Brother Inc. telah menyeret sejumlah bank dan perusahaan
asuransi di berbagai negara ke dalam masalah yang cukup serius. Keadaan sektor
finansial makin memburuk ketika banyak perbankan melakukan pengetatan
likuiditas. Terdapat penurunan kepercayaan kepada perbankan akibat banyak
kasus yang menimpa sejumlah bank seperti yang terjadi pada Bank Century. Hal
in yang menyebabkan perbankan lebih hati-hati sehingga cenderung memilih yang
paling aman dengan menjaga likuiditas lebih tinggi dari yang diharapkan dan
memilih menaruh dana di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dibandingkan
meminjamkan kepada bank lain yang kekurangan likuiditas atau melakukan
ekspansi kredit ke nasabah.
Bank merupakan perusahaan yang dinamis yang mendorong pertumbuhan
perekonomian nasional. Usaha bank bukan saja sebagai penyimpan dan pemberi
kredit, tetapi juga pencipta alat-alat pembayaran, stabilitas moneter, dan
dinamisator pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perbankan merupakan salah satu
sektor ekonomi yang sangat vital perannya dalam pembangunan ekonomi nasiona
terutama dalam menghadapi era pasar bebas dan globalisasi, baik sebagai
perantara antara sektor defisit dan sektorsurplus maupun seagai agent of
development yang dalam hal ini masih dibebankan pada bank-bank pemerintah.
Tingkat pertumbuhan yang tinggi pada sektor perbankan Indonesia
menunjukkan pertmbuhan ekonomi negara yang tinggi juga dan sebaliknya,
apabila tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun maka hal tersebut akan
sangat berpengaruh pada sektor perbankan Indonesia.
8
Kesehatan atau kondisi keuangan merupakan kepentingan semua pihak
terkait pemilik, pengelola, (manajemen bank), masyarakat penggna jasa. Bank
Indonesia selaku otoritas, dan pihak lainnya. Kondisi bank tersebut dapat
digunakan oleh pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam
menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential), kepatuhan terhadap ketentuan
yang berlaku dan manajemen resiko (risk management).
Berdasarkan peraturan BI No. 6/10.PBI/2004 tentang definisi kesehatan
bank yaitu: Tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kuantitatif atas berbagai
aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui
penilaian kuantitatif dan atau penelitian kuantitaif terhadap faktor-faktor
permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas
terhadap resiko pasar.
Berdasarkan uraian latar belakang maka peneliti tertarik untuk mengambil
judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Keuangan Pada
Perusahaan Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada
Tahun 2012-2015”
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah terurai sebelumnya, maka berikut
adalah rumusan masalah dari penelitian ini:
1. Apakah rasio likuiditas berpengaruh dalam memprediksi kemungkinan
terjadinya kesulitan keuangan di perusahaan perbankan?
2. Apakah rasio leverage berpengaruh dalam memprediksi kemungkinan
terjadinya kesulitan keuangan di perusahaan perbankan ?
9
3. Apakah rasio profitabilitas berpengaruh dalam memprediksi kemungkinan
terjadinya kesulitan keuangan di perbankan ?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Keuangan Pada
Perusahaan Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada
Tahun 2012-2015
D. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti sehubungan dengan
pengaruh rasio keuangan untuk memprediksi probabilitas kebangkrutan
pada perusahaan perbankan yang go public pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2012-2015, serta dapat dijadikan salah satu bahan
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan investasi saham.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk
perusahaan dalam menentukan kebijakan, dan mencegah agar tidak
terjadinya kebangkrutan.
3. Bahan referensi bagi masyarakat pada umumnya yang dapat digunakan
sebagai sumber informasi maupun untuk melanjutkan penelitian ini.
II. KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kesulitan Keuangan
Berikut ini terdapat definisi financial distress yaitu sebagai berikut:
Menurut Hanafi (2007): financial distress dapat digambarkan dari dua titik
ekstrem yaitu kesulitan likuiditas jangka pendek sampai insolvabel. Kesulitan
keuangan jangka pendek biasanya bersifat jangka pendek, tetapi bisa berkembang
menjadi parah. Indikator kesulitan keuangan dapat dilihat dari analisis aliran kas,
analisis strategi perusahaan, dan laporan keuangan perusahaan.
Menurut Plat dan Plat (2002) mendefinisikan financial distress sebagai
tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan
ataupun likuidasi. Financial distress dimulai dengan ketidakmampuan memenuhi
kewajiban-kewajibannya, terutama kewajiban yang bersifat jangka pendek
termasuk kewajiban likuiditas, dan juga termasuk kewajiban dalam kategori
solvabilitas.
Berdasarkan uraian di atas mengenai definisi dari financial distress dapat
ditarik kesimpulan bahwa kesulitan keuangan/financial distress merupakan suatu
masalah keuangan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan, financial distress
merupakan tahapan ketiga dalam kebangkrutan dan kondisi financial distress
terjadi sebelum perusahaan benar-benar mengalami kebangkrutan. Menurut
Kordestani ,dalam Febrina (2010) Tahapan dari kebangkrutan tersebut dijabarkan
sebagai berikut:
11
1. Latency. Pada tahap latency, Return on Assets (ROA) akan mengalami
penurunan.
2. Shortage of Cash. Dalam tahap kekurangan kas, perusahaan tidak
memiliki cukup sumber daya kas untuk memenuhi kewajiban saat ini,
meskipun masih mungkin memiliki tingkat profitabilitas yang kuat.
3. Financial Distress. Kesulitan keuangan dapat dianggap sebagai keadaan
darurat keuangan, dimana kondisi ini mendekati kebangkrutan.
4. Bankruptcy. Jika perusahaan tidak dapat menyembuhkan gejala kesulitan
keuangan (financial distress), maka perusahaan akan bangkrut.
Menurut Almilia dan Kristijadi (2003) berbagai pihak yang
berkepentingan untuk melakukan prediksi atas kemungkinan terjadi nya financial
distress adalah:
1. Pemberi Pinjaman atau Kreditor
Institusi pemberi pinjaman memprediksi financial distress dalam
memutuskan apakah akan memberikan pinjaman dan menentukan
kebijakan mengawasi pinjaman yang telah diberikan pada perusahaan.
Selain itu juga digunakan untuk menilai kemungkinan masalah suatu
perusahaan dalam melakukan pembayaran kembali pokok dan bunga.
2. Investor
Model prediksi financial distress dapat membantu investor ketika
akan memutuskan untuk berinvestasi pada suatu perusahaan.
12
3. Pembuat Peraturan atau Badan Regulator
Badan regulator mempunyai tanggung jawab mengawasi
kesanggupan membayar hutang dan menstabilkan perusahaan individu.
Hal ini menyebabkan perlunya suatu model untuk mengetahui
kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai stabilitas
perusahaan.
4. Pemerintah
Prediksi financial distress penting bagi pemerintah dalam
melakukan antitrust regulation.
5. Auditor
Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang berguna
bagi auditor dalam membuat penilaian going concern perusahaan. Pada
tahap penyelesaian audit, auditor harus membuat penilaian tentang going
concern perusahaan. Jika ternyata perusahaan diragukan going concern-
nya, maka auditor akan memberikan opini wajar tanpa pengeculian dengan
paragraf penjelas atau bisa juga memberikan opini disclaimer (atau
menolak memberikan pendapat).
B. Laporan Keuangan
Laporan keuangan dapat menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan
keuangan dapat menjadi bahan untuk sarana informasi bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang
diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai
13
posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan,
yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Agar
informasi yang tersaji menjadi lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan,
data keuangan harus dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusan ekonomis (Kamaludin dan Pribadi, 2011).
Menurut Kasmir (2008) kinerja perusahaan dapat diukur dengan
mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dapat memprediksi
kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Hasil analisis laporan keuangan
akan memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan.
Dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang dimiliki maka akan tergambar
kinerja suatu perusahaan. Jika perusahaan dapat mengetahui kelemahan
perusahaan, manajemen dapat melakukan tindakan untuk memperbaiki sistem
keuangan perusahaan. Hasil analisis laporan keuangan dapat dilihat dalam rasio-
rasio keuangan perusahaan.
Rasio-rasio keuangan yang dihasilkan dari analisis laporan keuangan
inilah yang merupakan indikator yang digunakan untuk memprediksi terjadinya
financial distress. Menurut Najmudin (2011) tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang berguna bagi sejumlah pemakai untuk
pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang
telah dilakukan manajemen atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan oleh pemilik perusahaan kepadanya.
14
C. Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka
akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Pada
umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung pada kepentingan dan
penggunaannya (Kasmir 2008). Almilia dan Kristijadi (2003) menyatakan analisis
rasio keuangan berguna untuk analisis intern bagi manajemen perusahaan untuk
mengetahui hasil keuangan yang telah dicapai guna melakukan perencanaan yang
akan datang dan juga untuk analisis intern bagi kreditor dan investor.
Penelitian ini menggunakan rasio keuangan yang dapat dikelompokan
sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas, menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas perusahaan
diasumsikan dalam penelitian ini mampu menjadi alat prediksi kondisi
financial distress suatu perusahaan dan diukur dengan loan to deposit
ratio. Loan to deposit ratio adalah rasio yang menunjukkan seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai
sumber likuiditasnya (Dendawijaya, 2009).
2. Rasio Leverage, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Analisis
terhadap rasio ini diperlukan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang (jangka pendek dan jangka panjang) apabila pada
suatu saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Rasio solvabilitas
perusahaan diasumsikan dalam penelitian ini mampu menjadi alat prediksi
15
kondisi financial distress suatu perusahaan dan diukur dengan
menggunakan capital adequacy ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio
adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang
mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank
lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh
dana-dana darisumber diluar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman,
dan lain-lain (Dendawijaya, 2009).
3. Rasio Profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan
sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah
karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Dengan kata lain rasio
profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio
profitabilitas dihitung dengan menggunakan return on asset yang
merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan (Harahap, 2009).
16
D. Penelitian Terdahulu
TABEL 2.1 RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULUNo. Peneliti Variabel Metode Penelitin
dan SampelHasil Penelitian
1. Rusaly(2016)
VariabelIndependen:Current ratio,Return on asset
VariabelDependen:Financial distress
MetodePenelitian: UjiRegresi Logistik
Sampel:Perusahaantransportasi yangterdaftar di BEIperiode tahun2010-2014
Menunjukkan bahwaCR berpengaruhnegatif terhadapfinancial distress,ROA berpengaruhnegatif terhadapfinancial distress,ROA merupakanvariabel yang palingdominanmempengaruhifinancial distress
2. Dwiyanti(2016)
VariabelIndependen:Financial ratios:current ratios, debtratio, turn assetturn over ratio, netprofit margin
VariabelDependen:financial distress
MetodePenelitian:regresi logistik
Sampel :Perusahaanwholesale andretail trade yangterdaftar di BEIperiode tahun2008-2010
Menunjukkan bahwacurrent ratio tidaksignifikan terhadapfinancial distress.Sebaliknya, debtratio, turn asset turnover ratio, dan netprofit marginberpengaruhsignifikan terhadapfinancial distress
3. Rahmawati(2015)
VariabelIndependen :Earning BeforeInterest And Tax toTotal Asset,Working Capital toTotal Asset, MarketValue of Equity toBook Value of TotalLiabilities,Retained Earningto Total Asset,Sales to TotalAsset, Cash FlowFrom Operation toTotal Asset
VariabelDependen:Financial distress
MetodePenelitian:Analisis regresilogistik
Sampel :PeusahaanManufaktur yangterdaftar di BursaEfek Indonesiatahun 2008-2013
Menunjukkan bahwaseluruh variabelindependenberpengaruh negatifterhadap financialdistress.
17
LANJUTAN TABEL 2.14. Hanifah
(2013)VariabelDependen:Corporategovernance danindikator keuanganVariabelIndependen:Financial distress
Metode penelitian:Uji regresi logisticSampel:Perusahaanmanufaktur yangterdaftar di BEItahun 2009-2011
Menunjukkan bahwastruktur tata kelolaperusahaan memilikipengaruh signifikanterhadap financialdustress, sedangkanindikator keuangantidak berpengaruhsignifikan terhadapfinancial distress
5. Rahmania
(2012)
VariabelDependen: CAR,NPL, NIM, ROA,ROE, BOPO, LDRVariabelDependen:Financial distress
MetodePenelitian:Ujiregresi logistikSampel:Perusahaanperbankan yangterdaftar di BEItahun 2010-201
Menunjukkan bahwaNPL, NIM, ROE, LDRdapat digunakan untukmemprediksi kondisifinancial distress,sedangkan variabelsisanya tidakberpengaruh secarasignifikan untukmemprediksi financialdistress
6. Alifiah
(2012)
VariabelIndependen:Leverage ratio,asset managementor acitivity ratio,liquidity ratio,profitability ratioVariabelDependen:Financial distress
MetodePenelitian: Ujiregresi logistikSampel:Perusahaan sektorproduk konsumenyang terdaftar diBursa EfekMalaysia tahun2001-2010
Menunjukkan bahwadebt ratio,total assetturnover ratio,working capitalsignifikan dalammemprediksi financialdistress, selain itu jugadikemukakanbesarnya validitasinternal dan eksternalyang mempunyaipersentase ketepatan
7. Almilia danKristijadi(2003)
VariabelIndependen: Profitmargin, Likuiditas,efisiensiprofitabilitas,financial leverage,posisi kas, aktivitasoperasi, aktivitasinvestasi, aktivitaspendanaanVariabelDependen:Financial distress
MetodePenelitian:Uji regresi logistikSampel:Perusahaanmanufaktur yangterdaftar di BursaEfek Jakarta
Menunjukkan bahwarasio profit margin,financial leverage,rasio likuiditasberpengaruhsignifikan terhadapfinancial distress,sedangkan rasiopertumbuhansignifikanberpengaruh positifterhadap kondisifinancial distress
Sumber: Beberapa jurnal penelitian terdahulu
18
E. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang, permasalahan, tujuan, dan hipotesis penelitian,
maka dapat digambarkan ke dalam suatu kerangka pemikiran sebagai berikut:
GAMBAR 2.1 KERANGKA PEMIKIRAN
F. Pengembangan Hipotesis
Rasio keuangan merupakan teknik analisis laporan keuangan yang paling
banyak digunakan untuk mengevaluasi kondisi serta prestasi keuangan suatu
perusahaan.
1. Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Financial Distress
Rasio likuiditas menunjukkan mengenai kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera
dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya pada saat ditagih. Menurut teori keagenan, keputusan hutang
Likuiditas(Loan to Deposit Ratio)
X1
Leverage(Capital Adequacy
Ratio) X2Financial Distress
(Y)
Profitabilitas(Return on Asset)
X3
19
piutang perusahaan ada di bawah kendali agent. Oleh sebab itu, adanya
kewajiban keuangan yang jatuh tempo pada saat ini adalah akibat dari
keputusan agent yang pada masa lalu memutuskan untuk melakukan
pinjaman atau kredit pada pihak luar perusahaan. Jika suatu perusahaan
mempunyai total kewajiban yang jatuh tempo terlalu banyak, maka perlu
dilakukan penelusuran apakah ada kesalahan pada agent dalam mengelola
perusahaan, karena jika keadaan tersebut tidak cepat ditangani maka akan
mendekatakan perusahaan pada kondisi financial distress.
Prediksi financial distress sendiri dapat dilakukan dengan
menggunakan financial ratios. Adapun rasio likuiditas adalah salah satu dari
financial ratios. Dalam penelitian ini, rasio likuiditas diproxykan dengan
loan to deposit ratio (LDR), yaitu total aset dibagi dengan dana pihak ketiga
(Dendawijaya, 2009).
Penelitian yang dilakukan oleh Sumantri dan Jurnali (2010)
menunjukkan bahwa loan to deposit ratio memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap kondisi financial distrees suatu perusahaan. Semakin
besar rasio ini maka semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami
kondisi financial distress. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
manfaat laporan keuangan dalam memprediksi kinerja perusahaan. Hasil
dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa likuiditas mampu
memprediksi financial distress suatu perusahaan. Berdasarkan uraian
tentang pengaruh rasio likuiditas terhadap financial distress maka hipotesis
yang diajukan penulis adalah:
20
H1: Likuiditas berpengaruh terhadap financial distress karena dapat
memprediksi terjadinya probabilitas kebangkrutan pada perusahaan
perbankan go public yang terdaftar di BEI.
2. Pengaruh Rasio Leverage Terhadap Financial Distress
Analisis rasio leverage diperlukan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajibannya (baik itu jangka
pendek maupun jangka panjang). Rasio leverage menekankan pada seberapa
besar proporsi hutang yang digunakan dalam pendanaan aset perusahaan. Di
samping itu, dalam teori keagenan kelangsungan hidup perusahaan berada
di tangan agent. Apakah agent memutuskan untuk melakukan pendanaan
dari pihak ketiga atau tidak.
Jika proporsi hutang yang dimiliki perusahaan terlalu besar, maka
perlu dipertanyakan apakah terjadi kesalahan pengambilan keputusan oleh
agent dalam mengelola perusahaan atau agent memang sengaja bertindak
sesuatu yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Oleh karena itu
keputusan agent mengenai pendanaan aset perusahaan sangatlah penting,
karena jika agent terlalu banyak menggunakan dana pihak ketiga sebagai
pendanaannya, maka akan timbul kewajiban yang lebih besar di masa
mendatang, dan hal itu akan mengakibatkan perusahaan akan rentan
terhadap kesulitan keuangan atau financial distress. Salah satu financial
ratios yang digunakan untuk memprediksi financial distress adalah rasio
leverage. Adapun dalam penelitian ini rasio leverage diukur dengan
menggunakan capital adequacy ratio (CAR). Capital Adequacy ratio (CAR)
21
merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan bank
dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan
manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan
mengontrol resiko-resiko yang timbul dan dapat berpengaruh terhadap
besarnya modal.
Rahmania (2012) menyatakan bahwa rasio leverage yang
diproxykan menggunakan capital adequacy ratio menyatakan bahwa CAR
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kondisi financial distress
pada perusahaan perbankan. Berdasarkan uraian tentang pengaruh rasio
leverage terhadap financial distress maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
H2: Leverage berpengaruh terhadap financial distress karena dapat
memprediksi terjadinya probabilitas kebangkrutan pada perusahaan
perbankan go public yang terdaftar di BEI.
3. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Financial Distress
Profitabilitas yang positif mengindikasikan bahwa perusahaan telah
berhasil dalam memasarkan produknya, sehingga akan meningkatkan
penjualan dan akhirnya juga akan meningkatkan laba yang diperoleh
perusahaan. Di samping itu, menurut teori keagenan kegiatan operasi
perusahaan adalah tugas agent. Oleh karena itu, jika suatu perusahaan
mempunyai laba yang tinggi, maka dapat dikatakan bahwa agent berhasil
mengambil keputusan terbaik dalam pengelolaan perusahaan. Dengan laba
yang tinggi maka dapat menarik minat investor untuk berinvestasi di
22
perusahaan tersebut, sehingga peluang perusahaan mengalami financial
distress adalah semakin kecil.
Financial ratios dapat digunakan untuk memprediksi financial
distress. Salah satu financial ratios adalah rasio profitabilitas. Adapun
penelitian ini menggunakan return on asset (ROA) dalam mengukur rasio
profitabilitas. Husnan (1998) mengatakan bahwa semakin besar return on
asset (ROA) suatu perusahaan, maka menunjukkan kinerja keuangan yang
semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) yang semakin besar.
Almilia dan Kristijadi (2003) menyatakan bahwa return on asset
signifikan berpengaruh positif terhadap financial distress, yang berarti
bahwa semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan, maka semakin
kecil suatu perusahaan akan mengalami financial distress. Di sisi lain,
hasil berbeda diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan oleh Alifiah,
et al (2012), yang menyebutkan bahwa financial ratios yang paling
signifikan dalam mempengaruhi financial distress tidaklah berasal dari
rasio profitabilitas. Berdasarkan uraian yang ada tentang pengaru rasio
profitabilitas terhadap financial distress maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
H3: Profitabilitas berpengaruh terhadap financial distress karena dapat
memprediksi terjadinya probabilitas kebangkrutan pada perusahaan
perbankan go public yang terdaftar di BEI.
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono
(2013) penelitian asoiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh terkait antara variabel independen dan variabel dependen suatu
penelitian.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang secara tidak langsung memberikan data kepada
peneliti, misalnya penelitian harus dari orang lain atau mencari dari dokumen-
dokumen yang sudah ada. Data ini diperoleh dengan menggunakan studi literatur
yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan
yang berhubungan dengan penelitian, selain itu penelitidapat mempergunakan
data yang dapat diperoleh dari internet (Sugiyono, 2013).
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan penelitian dokumentasi yang dilakukan
dengan mengumpulkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), jurnal-jurnal,
skripsi, dan beberapa website internet yang menyediakan informasi terkait
mengenai penelitian.
24
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari dari objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 43 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan metode
dimana pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan tertentu, terutama pertimbangan yang diberikan oleh
sekelompok pakar (Sanusi, 2014).Sampel penelitian ini didasarkan pada
beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan perbankan yang Go Public yang masih aktif di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode penelitian 2012-2015, berdasarkan
kriteria ini diperoleh sampel sebanyak 29 perusahaan perbankan yang
masih aktif.
2. Perusahaan perbankan yang memiliki data lengkap yang berkaitan
dengan financial ratio, rasio likuiditas, rasio leverage, dan rasio
profitabilitas selama periode penelitian tahun 2012-2015, berdasarkan
kriteria ini diperoleh sampel sebanyak 11 perusahaan.
25
3. Perusahaan perbankan yang memiliki time interest earned kurang dari
1 dikategorikan mengalami financial distress, dan perusahaan
pasangannya yang memiliki time interest earned lebih dari 1
dikategorikan non financial distress.
Berdasarkan kriteria purposive sampling maka sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 9 perusahaan yang mengalami
financial distress dan 2 perusahaan non financial distress. Berikut adalah
daftar perusahaan perbankan yang Go Public di BEI :
Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan Perbankan Yang Go Public DiBEI Tahun 2012-2015
No. Kode Perusahaan Nama PerusahaanPerusahaan Perbankan Financial Distress1. BABP PT. ICBM Bumi Putra Tbk.
2. BBTN PT. Bank Tabungan Negara Tbk.
3. BDMN PT. Bank Danamon Tbk.
4. BNGA PT. Bank CIMB Niaga Tbk.
5. BNII PT. Bank Internasional Indonesia Tbk.
6. BNLI PT. Bank Permata Tbk.
7. PNBN PT. Bank Pan Indonesia Tbk.
8. SDRA PT. Bank Woori Saudara Indonesia Tbk.
9. BSLT PT. Bank Sulut Tbk.
Perusahaan Perbankan Non Financial Distress1. BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
2. BMRI PT. Bank Mandiri Tbk.
Sumber : www.sahamok.comdata diolah
E. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian terdiri dari variabel dependen dan variabel
independen. Variabel dependen (Y) adalah kesulitan keuangan/financial
26
distress, sedangkan variabel independen (X) adalah Likuiditas yang diukur
dengan Loan to Deposit Ratio (X1), Leverage yang diukur dengan Capital
Adequacy Ratio(X2), dan Profitabilitas yang diukur dengan Return On
Asset (X3).
2. Definisi Operasional Variabel
a. Kesulitan Keuangan/Financial Distress
Pengukuran financial distress dalam penelitian ini mengacu
pada penelitian yang dilakukan oleh Asquith, Gartner dan Scahrfstein,
(1994), mendifinisikan perusahaan yang mengalami financial distress
menggunakan time interest earned. Time interest earned merupakan
suatu rasio yang menunjukkan seberapa kemampuan perusahaan
dalam melakukan pembayaran bunga hutang yang dimilikinya.
Laba sebelum pajak yang dimiliki suatu perusahaan lebih besar
nilainya daripada beban bunga yang harus dibayar, sehingga
perusahaan telah mampu menutupi beban bunga dengan laba sebelum
pajak ang dimilikinya. Secara umum jika nilai time interest earned
dibawah 1.5 maka tidak .aman karena rasionya sebesar 1.0 maka laba
sebelum pajak yang didapat perusahaan hanya cukur untuk membayar
beban bunga.Untuk menghitung time interest earned adalah sebagai
berikut (Asquith, Gartner dan Scahrfstein,1994):
EBITTIE =
Beban Bunga
27
b. Likuiditas
Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat menunjukkan seberapa
jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. Jika bank dapat menyalurkan seluruh
dana yang dihimpun memang akan menguntungkan, namun hal ini
terkait resiko apabila sewaktu-waktu pemilik dana menarik dananya
atau pemakai dana tidak dapat mengembalikan dana yang
dipinjamnya. Sebaliknya, apabila bank tidak menyalurkan dananya
maka bank juga akan terkena resiko karena hilangnya kesempatan
untuk memperoleh keuntungan. Kredit merupakan total kredit yang
diberikan kepada pihak ketiga, sedangkan dana pihak ketiga yaitu
mencakup giro, tabungan, dan deposito. Rumus loan to deposit ratio
adalah sebagai berikut (Dendawijaya, 2009):
Total KreditLDR = x 100%
Dana Pihak Ketiga
c. Leverage
Merupakan rasio yang berfungsi untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya, baik itu
jangka pendek maupun jangka panjang jika pada suatu saat
perusahaan tersebut dilikuidasi (Sigit, 2008 dalam Widarjo dan
Setiawan, 2009). Rasio leverage dalam penelitian ini menggunakan
Capital AdequacyRatio (CAR). Variabel ini berfungsi menampung
risiko yang kemungkinan dihadapi bank. Semaking tinggi CAR maka
semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung dari
28
setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi
maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan
memberikan konribusi yang besar bagi profitabilitas.
Berikut ini adalah rumus capital adequacy ratio menurut
(Dendawijaya, 2009):
Modal BankCAR = x 100%
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
d. Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui
semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,
kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagiannya.
(Harahap, 2009). Rasio profitabilitas dalam penelitian ini
menggunakan return on assets (ROA).
Berikut ini adalah rumus return on asset menurut (Harahap, 2009):
Laba Bersih Sebelum PajakROA = x 100%
Total Aktiva
F. Metode dan Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik dekriptif memberikan gambaran mengenai suatu variabel
yang dilihat dari nilai mean, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai
minimun (Widarjono, 2013). Standar deviasi, nilai maksimum dan nilai
minimum menggambarkan persebaran data. Pada penelitian ini, analisis
statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan financial ratio sebagai
29
variabel independen. Adapun financial ratio dalam pengukurannya diwakili
oleh rasio likuiditas, rasio leverage, , rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi variabel dependen dan variabel independen memiliki
distribusi normal atau tidak. Mengantisipasi agar tidak terjadinya bias,
data yang digunakan harus terdistribusi dengan normal. Uji statistik
yang digunakan dalam menguji normalitas residual dalam penelitian
ini adalah uji statistik jarque-bera test. Uji memiliki ketentuan yaitu
apabila nilai probabilitas JB (jarque-bera) lebih besar dari tingkat
signifikasi α= 0,05, maka data residual terdistribusi normal dan
sebaliknya apabila probabilitas JB lebih kecil dari tingkat signifikasi
α= 0,05, maka data residual tidak terdistribusi secara normal (Gujarati,
2010).
Model regresi yang baik adalah model regrei yang data
residualnya terdistribusi secara normal, namun untuk data yang
memiliki sampel besar lebih dari 100 seperti jenis data panel distribusi
data residual sulit untuk didapatkan sehingga apabila sampel besar
maka kenormalan atas data residual dapat diabaikan (Gujarati, 2010).
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terdapat hubungan linear antar variabel independen.
Menurut Widarjono (2013), model regresi yang baik adalah yang tidak
terdapat hubungan linear antar variabel independen. Indikasi adanya
30
multikolinieritas dalam sebuah model regresi ditunjukkan dengan
adanya nilai koefisien determinasi (R2) yang tinggi tetapi variabel
independen banyak yang tidak signifikan. Multikolinieritas dapat
dideteksi dengan melihat nilai korelasi parsial antar variabel
independen, apabila nilai korelasi parsial kurang dari atau sama
dengan 0,85 maka tidak ada masalah multikolinieritas, sebaliknya
apabila nilai korelasi parsial lebih dari 0,85 maka diduga terdapat
masalah multikolinieritas (Widarjono, 2013).
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Widarjono (2013), uji heteroskedastisitas menguji
apakah model regresi varian dari variabel residual bersifat konstan
atau tidak, apabila dalam sebuah model regresi terdapat masalah
heteroskedastisitas maka akan mengakibatkan nilai varian tidak lagi
minimum sehingga mengakibatkan standar error yang tidak dapat
dipercaya dan hasil regresi dari model tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Model regresi yang baik adalah yang bersifat
homoskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji Park. Mendeteksi heteroskedastisitas menggunakan
uji Park adalah melihat hasil regresi menggunakan residual kuadrat
sebagai variabel dependen, apabila terdapat variabel independen yang
signifikan terhadap residual maka model regresi terdapat masalah
heteroskedastisitas (Widarjono, 2013).
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
persentase financial distress yang terjadi di suatu perusahaan
31
dibandingkan dengan keseluruhan sampel yang digunakan. Selain itu
juga menyajikan seberapa besar persentase perusahaan non financial
distress dibandingkan dengan keseluruhan sampel yang digunakan.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi linier terdapat korelasi antara variabel gangguan atau residual,
jika dalam model regresi terdapat masalah autokorelasi maka akan
menyebabkan varian yang besar dan akan menyebabkan model regresi
tidak bersifat BLUE sehingga estimasi dari model regresi tidak dapat
dipercaya.
Uji autokorelasi dapat diuji dengan menggunakan DW test
(Durbin-Watson test). DW test dilakukan dengan cara
membandingkan nilai DW hitung (d) dengan nilai dL dan dU pada
tabel Durbin-Watson. Tabel 3 menjelaskan mengenai rule of thumb
dari DW test sebagai berikut :
Tabel 3.2 Uji statistik Durbin Watson dNilai Statistik d Hasil0 < d < dL Ada Autokorelasi PositifdL< d < dU Tidak Dapat DiputuskandU < d < 4- dU Tidak Ada Autokorelasi4- dU < d < 4- dL Tidak Dapat Diputuskan4- dL < d < 4 Ada Autokorelasi NegatifSumber : Widarjono (2013)
Keterangan: Nilai dU dan dL dapat diperoleh dari tabel statistik DurbinWatson yang bergantung pada banyaknya observasi dan banyaknyavariabel yang menjelaskan.
3. Analisis Regresi Data Panel
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, analisis
regresi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel
32
atau lebih serta menunjukkan arah hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen yang digunakan dalam sebuah penelitian (Widarjono,
2013). Model regresi linear berganda dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan alat analisis yaitu Software Eviews 8.
Penelitian ini menggunakan data panel. Data panel merupakan data
gabungan dari data cross section dan data time series(Widarjono, 2013).
Regresi dengan data panel diharuskan memilih beberapa model pendekatan
yang paling tepat untuk mengestimasi data panel yaitu pendekatan model
Common Effect, Fixed Effect,dan Random Effect.Penjelasannya adalah
sebagai berikut(Widarjono, 2013).
a. Pendekatan Model Common Effect
Pendekatan dengan model Common Effect merupakan
pendekatan yang paling sederhana untuk mengestimasi data
panel.Pendekatan dengan model common effect memiliki kelemahan
yaitu ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya
karena adanya asumsi bahwa perilaku antar individu dan kurun waktu
sama padahal pada kenyataannya kondisi setiap objek akan saling
berbeda pada suatu waktu dengan waktu lainnya (Widarjono, 2013).
b. Pendekatan Model Fixed Effect
Pendekatan model fixed effect mengasumsikan adanya
perbedaan antarobjek meskipun menggunakan koefisien regresor yang
sama. Fixed effect disini maksudnya adalah bahwa satu objek
memiliki konstan yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu,
demikian pula dengan koefisien regresornya (Widarjono, 2013).
33
c. Pendekatan Model Random Effect
Pendekatan model random effect ini adalah mengatasi
kelemahan dari model fixed effect. Model ini dikenal juga dengan
sebutan model generalized least square (GLS). Model random effect
menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan antar waktu
dan antar objek. Untuk menganalisis data panel menggunakan model
ini ada satu syarat yang harus dipenuhi yaitu objek data silang lebih
besar dari banyaknya koefisien (Widarjono, 2013).
Menurut Widarjono (2013) keuntungan dari data panel adalah sebagai
berikut:
1. Data panel yang merupakan kombinasi dari data cross section
dan time series akan memberikan informasi data yang lebih
banyak sehingga akan menghasilkan degree of freedom yang
semakin besar.
2. Menggabungkan data cross section dan time series dapat
mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah
penghilangan variabel.
Penelitian ini menggunakan uji regresi data panel dengan
model random effect. Persamaan yang digunakan dalam regresi
berganda data panel dengan model random effect adalah sebagai
berikut (Widarjono, 2013) :
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + αi+ uit
Keterangan :
Y = Financial distressa = Konstantab = Koefisien regresiX1 = Loan to Deposit RatioX2 = Capital Adequacy Ratio
34
X3 = Return On Assetαi = Random Effect pada observasi ke-iuit = Standard Error
4. Pemilihan Model Estimasi Regresi Data Panel
Pengolahan regresi data panel terlebih dahulu harus memilih model
estimasi yaitu common effect, fixed effect dan random effect. Pemilihan
model dilakukan dengan uji chow dan uji hausman, penjelasannya adalah
sebagai berikut:
a. Uji Chow
Chow tes tatau likelihood ratio test merupakan sebuah
pengujian untuk memilih antara model common effect dan model fixed
effect. Chow test merupakan uji dengan melihat hasil F statistik untuk
memilih model yang lebih baik antara model common effect atau fixed
effect, apabila nilai probabilitas signifikansi F statistik lebih kecil dari
tingkat signifikansi α = 0,05 maka H0 diterima, namun jika nilai
probabilitas signifkansi F statistik lebih besar dari tingkat signifikansi
α = 0,05 maka H0 ditolak.H0 menyatakan bahwa model fixed effect
yang lebih baik digunakan dalam mengestimasi data panel dan Ha
menyatakan bahwa model common effect yang lebih baik (Widarjono,
2013).
b. Uji Hausman
Setelah melakukan uji chow dan hasil dari uji chow adalah
menolak H0 yang artinya antara model common effect dan fixed effect
maka yang lebih baik adalah model fixed effect. Langkah selanjutnya
adalah membandingkan model fixed effect dan model random effect
35
dengan melakukan uji Hausman. Uji Hausman dalam menentukan
model terbaik menggunakan statistic chi square dengan degree of
freedom adalah sebanyak k, dimana k adalah jumlah variabel
independen, apabila nilai statistik chi square lebih besar dibandingkan
tingkat signifikansi α = 0,05 maka H0ditolak yang artinya model yang
lebih baik adalah model random effect, apabila nilai statitik chi square
lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 0,05 maka H0 diterima yang
mengartikan bahwa model yang lebih baik adalah model fixed effect
(Widarjono, 2013).
G. Uji Hipotesis
1. Uji Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi
atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel
dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada diatas
0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi (R square) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel-variabel dependen. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu.
Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel
independen memberikan semua infromasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel-variabel dependen (Al Ghozali, 2011).
2. Uji Statistik F
Uji F pada dasarnya menunjukka apakah semua variabel independen
atau bebas yang telah dimasukkan kedalam model regresi layak digunakan
36
atau tidak layak untuk digunakan (Ghozali, 2011). Penguji model regresi F
ini dilakukan dengan menggunakan nilai signifikasi 0,05 atau (0 = 5%) yang
akan dibandingkan dengan nilai Sig pada tabel Anova.
Bila nilai signifikan f < 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima yang
berarti koefisien regresi layak digunakan.
Bila nilai signifikan f > 0,05, maka H0 ditolak atau Ha ditolak yang
berarti koefisien regresi tidak layak digunakan.
3. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel
koefisien pada kolom sig. Jika probabilitas nilai t atau signifikasi < 0,05,
maka dapat dikatakan terdapat pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen secara parsial. Namun, jika probabilitas nilai t
atau signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak dapat pengaruh
yang signifikan antara masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil regresi dan analisis data mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi kesulitan keuangan pada perusahaan perbankan yang go public di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas berpengaruh signifikan terhadapkesulitan keuangan, sehingga
hipotesis satu (H1) yang menyatakan bahwa rasio likuiditas berpengaruh
terhadap kesulitan keuanganpada perusahaan perbankan go public yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2015 diterima.
2. Rasio Leverage tidak berpengaruh terhadap kesulitan keuangan, sehingga
hipotesis dua (H2) yang menyatakan bahwa rasio leverage tidak berpengaruh
terhadap kesulitan keuangan pada perusahaan perbankan go public yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2015 ditolak.
3. Rasio Profitabilitas berpengaruh terhadap kesulitan keuangan, sehingga
hipotesis empat (H3) yang menyatakan bahwa rasio profitabilitas berpengaruh
terhadap kesulitan keuangan pada perusahaan perbankan go public yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2015 diterima.
4. Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara Loan to Deposit
Ratio (LDR), dan Return On Asset (ROA) terhadap kesulitan keuangan. Hal
ini menunjukkan bahwa dari keempat variabel independen yang digunakan,
54
hanya satu variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kesulitan keuangan yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR).
B. Saran
1. Bagi investor, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan
pertimbangan investasi. Ketika investor ingin melakukan investasi saham
sebaiknya perlu mempertimbangkan faktor yang cukup berpengaruh yaitu
rasio aktivias dan rasio profitabilitas.
2. Bagi perusahaan, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran untuk perusahaan dalam menentukan kebijakan, dan mencegah
agar tidak terjadinya kebangkrutan
3. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya agar memperluas alat ukur seperti
menambah rasio keuangan lain dalam memprediksi kesulitan keuangan pada
suatu perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Alifiah, Mohd Norfian, et al. (2012). Prediction of Financial Distress Companiesin The Consumer Product Sector in Malaysia. Journal of Accounting andFinance, Malaysia.
Almilia. 2004. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kondisi FinancialDistress suatu Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. JurnalRiset Akuntansi Indonesia. (Vol. 7 Januari) No. 1: 1-22.
Almilia, LS., dan E. Kristijadi. 2003. Analisis Rasio Keuangan untukMemprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yangterdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan auditing Indonesia.(Vol. 7 Desember) No.2
Ardianto, Elvinaro. 2011. Metodologi Penelitian untuk Public RelationsKuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Simbiosa Rekatama Media
Asquith P., R. Gertner dan D. Scharfstein. 1994. Anatomy of Financial Distress:An Examination of Junk-Bond Issuers. Quarterly Journal of Economics.109 : 1189-1222
Atika, dkk. 2012. Pengaruh Beberapa Rasio Keuangan terhadap Prediksi KondisiFinancial Distress. Skripsi Fakultas Imu Administrasi UniversitasBrawijaya Malang.
Dendawijaya, Lukman. 2000. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia : Jakarta
Dwiyanti, Yulia. 2016. Kemampuan Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas danProfitabilitas Sebagai Indikator Dalam Memprediksi Financial Distress (Studi Empiris Pada Perusahaan Go Public Yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia Tahun 2012-2014).Skripsi Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Lampung
Emrinaldi. 2007. Analisis Pengaruh Praktek Tata Kelola Perusahaan (CorporateGovernance) Terhadap Kesulitan Keuangan Perusahaan (FinancialDistress) : Suatu Kajian Empiris. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 2007.
Febrina, Patricia Dwijayanti. 2010. Penyebab, Dampak, Dan Prediksi DariFinancial Distress Serta Solusi Untuk Mengatasi Financial Distress.Jurnal Akuntansi Kontemporer, Vol. 2 No. 2, Juli 2010.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar. 2010. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hanafi, Mamduh M. 2007. Manajemen Keuangan, Yogyakarta: BPFE.
Hanifah, Oktita Earning. 2013. Pengaruh Struktur Corporate Governance danFinancial Indicators Terhadap Kondisi Financial Distress. Skripsi YangDipublikasikan. Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro: Semarang.
Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Husnan, Suad. 1998. Dasar - Dasar Teori Portofolio dan AnalisisSekuritas.Yogyakarta: AMP YKPN.
Kamaludin dan Karina Ayu Pribadi. 2011. Prediksi Financial Distress KasusIndustri Manufaktur Pendekatan Model Regresi Logistik.Jurnal IlmiahSTIE MDP. Vol 1, No 1. September 2011.
Kasmir. 2008.Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit Raja GrafindoPersada.
Munawir, S. 2009. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iah Modern.Yogyakarta: Andi.
Platt, H.D., and M.B. Platt. 2002. Predicting Corporate Financial Distress:Reflections on Choice-Based sample Bias. Journal of Economic andFinance. (Vol. 26. Summer) No.2
Pranowo, Koes. 2010. Analisis Corporate Financial Distress Perusahaan Publik(Non Financial Companies).Student Journal. Vol. 8
Ray, Sarbapriya. 2011. Assessing Corporate Financial Distress in AutomobileIndustry of India: An Application of Altman’s Model, Research Journal ofFinance and Accounting, Vol. 2 No.3, Hal 155 – 169.
Rahmania, Meilitia Fitri. 2012. Analisis Rasio Keuangan Terhadap FinancialDistress Perusahaan Perbankan Studi Empiris Di BEI 2010-2012. Jurnal.STIESIA Surabaya.
Rahmawati, Aryani Intan Endah 2015. Analisis Rasio Keuangan TerhadapKondisi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang TerdaftarDi Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2013
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:BPFE.
Rusaly, Adila. 2016. Pengaruh Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap FinancialDistress Pada Perusahaan Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa EfekIndonesia (BEI) Tahun 2010-2014 Skripsi Jurusan Manajemen FakultasEkonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Sanusi, Anwar. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Penerbit SalembaEmpat.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Sumantri dan Teddy Jurnali, 2010. Manfaat Rasio Keuangan Dalam MemprediksiKepailitan Bank Nasional. Jurnal. Bisnis dan Akuntansi Vol. 12, No. 1,April 20120
Weston, J. dan Brigham. 2005. Manajemen Keuangan. Edisi 8. Jakarta:Bina RupaAksara.
Whitaker, R.B 1999. The Early Stages of Financial Distress. Journal of Economicand Finance. (Vol. 23 Summer) No. 2: 123-133.
Widarjo, Wahyu dan Setiawan, Doddy. 2009. Pengaruh Rasio KeuanganTerhadap Kondisi Financial Distress Perusahaan Otomotif.Jurnal Bisnisdan Akuntansi. 11 (2):107-119.
Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika: Pengantar dan aplikasinya. Jakarta:Ekonosia.
www.idx.co.idwww.sahamok.com