faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

117
i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA FRAUD: PERSEPSI PEGAWAI PADA SEKTOR PEMERINTAH KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi Universitas Semarang Disusun oleh: Dika Septi Ariyani NIM. B.211.13.0024 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEMARANG 2017

Upload: others

Post on 18-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

FRAUD: PERSEPSI PEGAWAI PADA SEKTOR PEMERINTAH

KOTA SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

Disusun oleh:

Dika Septi Ariyani

NIM. B.211.13.0024

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

2017

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

ii

PERSETUJUAN LAPORAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Dika Septi Ariyani

Nomor Induk Mahasiswa :

Fakultas / jurusan :

B.211.13.0024

Ekonomi / Akuntansi

Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TERJADINYA FRAUD: PERSEPSI PEGAWAI

PADA SEKTOR PEMERINTAH KOTA

SEMARANGDosen Pembimbing : Rr. Dian Indriana TL., S.E, M.Si, Akt

Semarang, 22 Februari 2017

Dosen Pembimbing

(Rr. Dian Indriana TL., S.E, M.Si, Akt)

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

iii

PENGESAHAN LAPORAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Dika Septi Ariyani

Nomor Induk Mahasiswa :

Fakultas / jurusan :

B.211.13.0024

Ekonomi / Akuntansi

Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TERJADINYA FRAUD: PERSEPSI PEGAWAI

PADA SEKTOR PEMERINTAH KOTA

SEMARANGDosen Pembimbing : Rr. Dian Indriana TL., S.E, M.Si, Akt

Semarang, 22 Februari 2017

Dosen Pembimbing

(Rr. Dian Indriana TL., S.E, M.Si, Akt)

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

iv

PENGESAHAN KELULUSAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Dika Septi Ariyani

Nomor Induk Mahasiswa :

Fakultas / jurusan :

B.211.13.0024

Ekonomi / Akuntansi

Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TERJADINYA FRAUD: PERSEPSI PEGAWAI

PADA SEKTOR PEMERINTAH KOTA

SEMARANGDosen Pembimbing : Rr. Dian Indriana TL., S.E, M.Si, Akt

Tim Penguji:

1. Rr. Dian Indriana TL., S.E, M.Si, Akt (…………………………)

2. Yulianti, S.E., M.Si., MBA, Akt., BAP (…………………………)

3. Febrina Nafasati Prihantini, S.E., M.Si (…………………………)

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

v

PENGESAHAN REVISI SKRIPSI

Nama Penyusun : Dika Septi Ariyani

Nomor Induk Mahasiswa :

Fakultas / jurusan :

B.211.13.0024

Ekonomi / Akuntansi

Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TERJADINYA FRAUD: PERSEPSI PEGAWAI

PADA SEKTOR PEMERINTAH KOTA

SEMARANGDosen Pembimbing : Rr. Dian Indriana TL., S.E, M.Si, Akt

Tim Penguji:

1. Rr. Dian Indriana TL., S.E, M.Si, Akt (………………………....)

2. Yulianti, S.E., M.Si., MBA, Akt., BAP (…………………………)

3. Febrina Nafasati Prihantini, S.E., M.Si (…………………………)

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

vi

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini saya, Muhammad Bahtiar, menyatakan

bahwa skripsi dengan judul FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TERJADINYA FRAUD: PERSEPSI PEGAWAI PADA SEKTOR PEMERINTAH

KOTA SEMARANG adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan

dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian

tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk

rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran

dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak

terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari

tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas,

baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya

ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya

melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan oang lain seolah- olah hasil

pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas

batal saya terima.

Semarang, 22 Februari 2017

Yang membuat pernyataan

(Dika Septi Ariyani)

NIM: B.211.12.0071

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Awali dengan membaca Basmallah, lakukan dan berusaha, akhiri dengan

Hamdallah apapun hasilnya.”

“Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita

selalu menyesali apa yang belum kita capai.” (Schopenhauer)

Kupersembahkan kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan

kelancaran serta semangat disetiap

menyusun skripsi ini

2. Keluarga tercinta

3. Sahabat serta teman-temanku

4. Almamater Universitas Semarang

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

viii

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi para pegawai di instansi

pemerintahan mengenai kecenderungan terjadinya fraud di sektor pemerintahan dan

factor-faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat

dirumuskan permasalahannya yaitu bagaimana pengaruh penegakan peraturan, keadilan

prosedural, komitmen organisasi, budaya etis organisasi, kultur organisasi dan kepuasan

kompensasi terhadap kecurangan akuntansi (fraud).

Sampel penelitian ini adalah pegawai instansi pemerintah yang bekerja di

lingkungan sektor pemerintah Kota Semarang sebanyak 105 responden dengan

menggunakan convenience sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan

kuisioner. Analisis data dilakukan dengan teknik full model Structural Equation

Modeling dengan alat analisis smartPLS.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penegakan peraturan dan kepuasan

kompensasi berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi (fraud) sedangkan keadilan

prosedural, komitmen organisasi, budaya etis organisasi, dan kultur organisasi tidak

berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi (fraud).

Kata Kunci: penegakan peraturan, keadilan prosedural, komitmen organisasi, budaya

etis organisasi, kultur organisasi, kepuasan kompensasi, dan kecurangan akuntansi

(fraud).

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

ix

Abtract

This study attempts to dig perception staff of government on a tendency of fraud

the government and factor-factor influence it .Based on the background , it can be

formulated the problem of how the influence rule of law , justice procedural , the

organization , culture ethical organization , the culture of the organization and

satisfaction compensation for accounting fraud.

The sample this is employees government agencies work in a setting the

municipal semarang about 105 respondents using convenience of sampling. Data

collection using kuisioner.Analysis of data done to technique full model Structural

Equation Modeling with a smartpls analysis.

The results showed that law enforcement and satisfaction compensation

influences accounting fraud and procedural justice , the organization , culture ethical

organization , and the culture of the organization will not affect accounting fraud.

Keywords: rule of law , justice procedural , the organization , culture ethical

organization , the culture of the organization , satisfaction compensation , and cheating

accounting.

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulilah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul:

”FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA FRAUD:

PERSEPSI PEGAWAI PADA SEKTOR PEMERINTAH KOTA SEMARANG”

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata satu di Fakultas Ekonomi

Jurusan Akuntansi Universitas Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak

yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Pahlawansyah Harahap, S.E, M.E selaku Rektor Universitas

Semarang.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Kesi Widjajanti, S.E, M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Semarang.

3. Bapak Drs. Eddy Sutjipto M.Com selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Semarang.

4. Ibu Dian Indriana TL., S.E, M.Si, Akt selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing saya dalam mengerjakan skripsi ini serta

telah memberikan banyak masukan kepada saya.

5. Ibu Ardiani Ika Sulistyawati, S.E, M.M, Akt selaku dosen wali memberikan

motivasi dalam mengerjakan skripsi saya.

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

xi

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Semarang yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama proses perkuliahan.

7. Kedua Orang Tua penulis (Bapak Sri Setyo Dwi Widagagdo, SE dan Ibu Sri

Mulyani) yang saya cintai dan banggakan. Penulis menghaturkan sembah sujud

sebagai ucapan terima kasih yang tentunya penulis belum mampu membalas

pengorbanan. Bapak dan ibu yang telah membesarkan, mendidik dan akan selalu

memberikan doa dan restu, perhatian, kasih sayang, serta dukungan yang tidak

ternilai harganya demi kelancaran dan keberhasilan penulis dalam segala hal.

8. Kakak dan Adikku tercinta, Dyra Sri Amini dan Difa Apriliani yang selalu

memberikan dukungan dan doa.

9. Ivan Alifazmi Wicaksa terima kasih untuk Doa, Semangat dan Motivasi berbagai

hal dan yang diberikan dalam proses penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi

terselesaikan.

10. Terimakasih kepada sahabat-sahabat tercinta saya Dian Sito Resmi, Siti Nuryani,

Meri Setianingsih, Indriana Sulistiati, Annasal Fithri, Widya Lestari, Alienda Ayu,

Ardesy F.R yang selalu memotivasi dan menghibur kepada penulis.

11. Teman-teman seperjuangan satu angkatan 2013 yang selalu sama-sama berjuang

dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Yang tidak bisa

saya sebut satu persatu.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih banyak telah

membantu proses penyusunan skripsi ini.

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

xii

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan.

Diharapkan skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan

pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan. Semoga Allah SWT, melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya serta membalas segala kebaikan semua pihak yang

memberikan bantuan kepada penulis.

Wassalamua’alaikum Wr. Wb

Semarang, Februari 2017

Penulis

Dika Septi Ariyani

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

xiii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN SKRIPSI ................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN SKRIPSI .................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN SKRIPSI ............................ iv

HALAMAN PENGESAHAN REVISI SKRIPSI ........................................ v

PERNYATAAN ORISINAL SKRIPSI ....................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. vii

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

Abstract .......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 8

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................................... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian............................................................................ 9

1.3.2 Kegunaan Penelitian ...................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 12

2.1 Landasan Teori.......................................................................................... 12

2.1.1 Teori Fraud Ttriangle….................................................................. 12

2.1.2 Fraud............................................................................................... 14

2.1.2.1 Pengertian Fraud................................................................ 14

2.1.2.2 Jenis-jenis Fraud................................................................. 16

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

xiv

2.1.3 Penegakan Peraturan........................................................................ 18

2.1.4 Keadilan Prosedural.................. ...................................................... 20

2.1.5 Komitmen Organisasi...................................................................... 21

2.1.6 Budaya Etis Organisasi.................................................................... 23

2.1.7 Kultur Organisasi............................................................................. 25

2.1.8 Kesesuaian Kompensasi ................................................................. 26

2.2 Hubungan Logis Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ..................... 27

2.2.1 Pengaruh Penegakan Peraturan Terhadap Fraud.......................... 27

2.2.2 Pengaruh Keadilan Prosedural Terhadap Fraud........................... 28

2.2.3 Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Fraud......................... 29

2.2.4 Pengaruh Budaya Etis Organisasi Terhadap Fraud...................... 29

2.2.5 Pengaruh Kultur Organisasi Terhadap Fraud............................... 30

2.2.6 Pengaruh Kepuasan Kompensasi Terhadap Fraud....................... 31

2.3 Penelitian Terdahulu................................................................................ 32

2.4 Kerangka Pemikiran................................................................................ 37

BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 40

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional......................................... 40

3.1.1 Variabel Penelitian........................................................................ 40

3.1.2 Definisi Operasional Variabel....................................................... 41

3.2 Objek Penelitian, Unit Sampel, Populasi dan Sampel............................... 47

3.2.1 Objek Penelitian ........................................................................... 47

3.2.2 Unit Sampel................................................................................... 47

3.2.3 Populasi......................................................................................... 47

3.2.4 Sampel........................................................................................... 48

3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 48

3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 49

3.5 Metode Analisis ......................................................................................... 49

3.5.1 Uji Outer Model............................................................................. 49

3.5.2 Uji Inner Model.............................................................................. 50

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

xv

3.5.3 Uji Hipotesis.................................................................................. 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 52

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ...................................................................... 52

4.1.1 Deskripsi Responden...................................................................... 52

4.1.2 Gambaran Umum Responden Penelitian ....................................... 53

4.1.2.1 Jenis Kelamin Responden................................................ 54

4.1.2.2 Usia Responden............................................................... 55

4.1.2.3 Pendidikan Responden.................................................... 56

4.2 Statistik Deskriptif ................................................................................... 57

4.3 Hasil Analisis Data.................................................................................... 58

4.3.1 Validitas dan Reliabilitas .............................................................. 58

4.3.1.1 Validitas........................................................................... 58

4.3.1.2 Reliabilitas....................................................................... 61

4.4 Pengujian Model Struktural (Inner Model)............................................... 62

4.5 Uji Hipotesis ............................................................................................. 63

4.5.1 Pengujian H1: Penegakan Peraturan Berpengaruh Terhadap

Fraud............................................................................................. 65

4.5.2 Pengujian H2: Keadialan Prosedural Tidak Berpengaruh

Terhadap Fraud............................................................................. 65

4.5.3 Pengujian H3: Komitmen Organisasi Tidak Berpengaruh

Terhadap Fraud............................................................................. 66

4.5.4 Pengujian H4: Budaya Etis Organisasi Tidak Berpengaruh

Terhadap Fraud............................................................................. 66

4.5.5 Pengujian H5: Kultur Organisasi Tidak Berpengaruh

Terhadap Fraud............................................................................. 66

4.5.6 Pengujian H6: Komitmen Organisasi Tidak Berpengaruh

Terhadap Fraud............................................................................. 67

4.6 Pembahasan............................................................................................... 67

4.6.1 Pengaruh Penegakan Peraturan Terhadap Fraud ........................ 67

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

xvi

4.6.2 Pengaruh Keadilan Prosedural Terhadap Fraud ........................ 68

4.6.3 Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Fraud ........................ 69

4.6.4 Pengaruh Budaya Etis Organisasi Terhadap Fraud .................... 70

4.6.5 Pengaruh Kultur Organisasi Terhadap Fraud ............................. 70

4.6.6 Pengaruh Kepuasan Kompensasi Terhadap Fraud .................... 71

BAB V PENUTUP.......................................................................................... 73

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 73

5.2 Saran ......................................................................................................... 74

5.3 Keterbatasan ............................................................................................. 75

5.4 Agenda peneliti yang akan datang ............................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 77

LAMPIRAN – LAMPIRAN ......................................................................... 79

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Research GAP............................................................................. 7

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 34

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ................................................... 44

Tabel 4.1 Pengumpulan Kuesioner ............................................................ 53

Tabel 4.2 Distribusi Jenis Kelamin Responden ......................................... 54

Tabel 4.3 Distribusi Usia Responden ........................................................ 55

Tabel 4.4 Distribusi Pendidikan Responden ...............................................56

Tabel 4.5 Statistik Diskriptif ...................................................................... 57

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas ...................................................................... 59

Tabel 4.7 Hasil Uji Cross Loading ...........................................................60

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................62

Tabel 4.9 Hasil Uji R Square ..................................................................... 63

Tabel 4.10 Hasil Uji Path Coefficient ..........................................................64

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fraud Triangel................................................................................ 14

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 39

Gambar 4.1 Korelasi Antar Konstruk ................................................................64

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner

Lampiran 2: Hasil Tabulasi

Lampiran 3: Surat Ijin Riset

Lampiran 4: Kartu Konsultasi Skripsi

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kecurangan (Fraud) merupakan suatu perilaku penyimpangan, perilaku

penipuan, dan perilaku illegal yang dilakukan secara sengaja oleh individu atau

kelompok dengan bermaksud untuk mengambil keuntungan sendiri ataupun

kelompok. Kecurangan yang sering terjadi di sektor swasta maupun sektor

pemerintah. Dapat dijumpai kecurangan yang terjadi di sektor pemerintahan

adalah korupsi. Korupsi mepunyai bahasa latin yaitu Corruptio-Corrumpere yang

dapat diartikan memutarbalikan, busuk, rusak, atau menyogok. Secara

keseluruhan korupsi adalah perilaku seluruh pegawai instansi baik pejabat tinggi,

politisi, dan pegawai negeri sipil yang mengambil keuntungan untuk diri sendiri

ataupun mengambil keuntungan untuk orang lain dengan cara tidak semestinya,

illegal, dan menyimpang kekuasaan publik yang dipercayakan kepada pegawai

instansi .

Pegawai instansi pemerintah memiliki kedudukan penting dalam mencapai

tujuan suatu pemerintahan yang ada. Untuk melaksanakan tujuan tersebut harus

didukung dengan perilaku atau tindakan baik dari para pegawainya. Tetapi, pada

kebenarannya banyak kasus kecurangan (fraud) yang terjadi di kalangan pegawai

instansi pemerintahan baik pusat maupun daerah. Statement of auditing standart

No. 99 yang dijelaskan norbarani (2012) dalam mengartikan fraud sebagai

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

2

tindakan kesengajaan untuk menghasilkan salah saji material dalam laporan

keuangan yang merupakan subyek audit (Chandra, 2015).

The ACFE membagi Fraud (Kecurangan) dalam 3 (tiga) jenis atau tipologi

berdasarkan perbuatan yaitu : (1) Penyimpangan atas asset (Asset

Misappropriation), (2) Pernyataan palsu atau salah pernyataan (Fraudulent

Statement), dan (3) Korupsi (Corruption). Asset misappropriation meliputi

penyalahgunaan/pencurian aset atau harta perusahaan atau pihak lainnya. Ini

merupakan bentuk fraud yang sangat mudah dideteksi karena sifatnya yang dapat

diukur/dihitung (defined value). Fraudulent statement meliputi perilaku yang

dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah

untuk menutupi keadaan keuangan yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa

keuangan (financial engineering) dalam menyajikan laporan keuangannya untuk

memperoleh keuntungan atau mungkin dapat diartikan dengan istilah window

dressing.

Penegakan peraturan merupakan suatu proses atau upaya untuk tegak dan

berfungsinya suatu norma atau hubungan hukum secara nyata oleh sumber hukum

terhadap hukum sebagai pedoman dalam bermasyarakat dan bernegara yang

berlaku di setiap negara. Keadilan prosedural merupakan perbandingan yang

dibuat oleh karyawan mengenai keadilan yang diperkirakan sebagai proses dan

prosedur organisasi yang digunakan untuk menghasilkan keputusan yang tepat

dan sumber daya Ivancevich (2006) dalam (Adinda, 2015) yang berkaitan dengan

gaji atau kompensasi lain yang akan diterima oleh karyawan. Komitmen

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

3

organisasi adalah proses pada seseorang (karyawan) dalam mengidentifikasikan

dirinya dengan nilai-nilai, aturan-aturan, dan tujuan organisasi. Sikap yang di

ambil oleh pegawai tersebut menunjukan seberapa besar komitmen pegawai

tersebut dalam organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Budaya etis organisasi adalah perkiraan karyawan pemerintahan tentang

pola perilaku atau kebiasaan yang baik, buruk, dapat diterima atau tidak oleh

lingkungan. Memiliki pandangan luas mengenai perkiraan karyawan di instansi

pemerintahan pada perilaku etis pimpinan yang menaruh perhatian pentingnya

etika di organisasi dan akan memberikan penganugrahan ataupun denda atas

tindakan yang tidak bermoral. Kultur organisasi merupakan nilai-nilai atau norma

yang menjadi dasar aturan berperilaku anggota organisasi dalam berorganisasi.

Kepuasan kompensasi adalah perkiraan karyawan mengenai kesamaan imbalan

atau gaji dengan pekerjaan yang pegawai lakukan. Dalam kepegawaian, hadiah

yang berupa gaji atau uang merupakan kompensasi yang diberikan pegawai

terhadap pelayanan mereka.

Perilaku korupsi yang sering dilakukan kebanyakan orang yaitu

memalsukan pencatatan, menghilangkan dokumen, dan mark-up yang merugikan

perekonomian negara. Untuk menyajikan laporan keuangan yang baik atau

laporan keuangan yang surplus biasanya yang memicu terjadinya kecurangan.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Political and Economic Risk

Consultancy (PERC) pada tahun 2016, diketahui bahwa Indonesia menduduki

peringkat ke-90 dari 176 negara.

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

4

Disampaikan di dalam metrotvnews.com pada tanggal 11 Agustus 2011,

bahwa M. Jasin mengatakan “Hasil survey PERC (9,27) itu menempatkan

Indonesia di peringkat pertama sebagai negara terkorupsi dari 16 negara Asia

Pasifik yang menjadi tujuan investasi” Korupsi merupakan salah satu tindakan

kejahatan yang telah merajalela di seluruh wilayah. Di sektor pemerintahan

sendiri korupsi telah terjadi di mana-mana dan telah melekat hampir di seluruh

sendi pemerintahan, baik pusat mapun daerah. Di wilayah Jawa Tengah, tidak satu

daerah pun bersih dari korupsi. Semua daerah terdapat lebih dari satu kasus

korupsi.

Menurut data yang diperoleh dari Suara Medeka tanggal 9 Januari 2012,

Komite Penyelidikan dan Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

(KP2KKN) telah mencatat bahwa korupsi yang telah terjadi di Jawa Tengah pada

tahun 2011 adalah sebanyak 102 kasus korupsi dengan 184 tersangka. Beberapa

kasus tersebut adalah kasus yang ditangani kepolisian dan kejaksaan. Berdasar

jumlah kasusnya, Kota Semarang berada di urutan pertama di Jawa Tengah

dengan 11 perkara dengan 11 tersangka. Kasus yang dijabarkan akan

menimbulkan berbagai persepsi pegawai instansi pemerintahan untuk

menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya fraud di sektor

pemerintahan.

Menurut data yang diambil dari Sinar Harapan, Komite Penyelidikan dan

Pemberantasan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KP2KKN) Jawa Tengah mencatat

selama tahun 2012 ada 215 kasus dugaan korupsi yang tersebar 35 kabupaten/

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

5

kota di Jawa Tengah. Jumlah kasus korupsi yang terungkap itu,naik lebih dari 100

persen dibanding kasus yang terungkap di 2011, yakni sebanyak 102 kasus

korupsi. KP2KKN hanya berhasil menghitung kerugian keuangan negara 71

persen dari 215 kasus itu, dari 71 persen itu terdapat kerugian negara sebesar Rp.

381 M. Kasus korupsi yang mencuat ke publik khusus di Jawa Tengah

diantaranya Kabupaten Semarang, Karanganyar, Klaten, Surakarta, Kabupaten

Grobogan, Purworejo dan Kudus. Sedangkan pada tahun 2013 kasus korupsi

melonjak menjadi 222 kasus dengan kerugian sebesar Rp. 111 M yang tersebar di

35 kota/ kabupaten di Jawa Tengah. Modus yang digunakan dalam melakukan

korupsi paling banyak adalah penyalahgunaan wewenang sebanyak 100 kasus,

pengadaan barang/ jasa 98 kasus, dan kegiatan fiktif 20 kasus (Chandra, 2015).

Beberapa penelitian mengenai kecurangan menunjukkan hasil yang

berubah. Penelitian yang dilakukan Mustikasari (2013) menunjukkan bahwa

pengaruh negatif antara penegakan hukum/peraturan, keefektifan pengendalian

internal, kesesuaian kompensasi, budaya etis manajemen, dan komitmen

organisasi dengan kecurangan (fraud) di sector pemerintahan. Adanya pengaruh

positif antara asimetri informasi dengan kecurangan (fraud) di sektor

pemerintahan. Tidak terdapat pengaruh antara keadilan prosedural dengan

kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan.

Penelitian yang dilakukan oleh Najahningrum (2013) menunjukkan bahwa

pengaruh negatif antara penegakan peraturan, keefektifan pengendalian internal,

keadilan distributif, keadilan prosedural, dan komitmen organisasi dengan

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

6

kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan. Adanya pengaruh positif antara

asimetri informasi dengan kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan, dan tidak

terdapat pengaruh antara budaya etis organisasi dengan kecurangan (fraud) di

sektor pemerintahan. Sedangkan hasil penelitian Faisal (2013) menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh negatif antara keefektifan pengendalian internal,

penegakan peraturan, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan dengan fraud di

sektor pemerintahan. Tidak terdapat pengaruh antara kultur organisasi dan

kesesuaian kopensasi dengan fraud di sektor pemerintahan, dan adanya pengaruh

positif antara perilaku tidak etis dengan fraud di sektor pemerintahan.

Penelitian yang dilakukan oleh Chandra (2013) hasilnya menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh negatif antara penegakan peraturan, keefektifan

pengendalian internal, kesesuaian kompensasi dengan fraud di sektor

pemerintahan. Adanya pengaruh positif antara asimetri informasi dengan fraud di

sektor pemerintahan, dan tidak terdapat pengaruh antara komitmen organisasi,

budaya etis organisasi dengan fraud di sektor pemerintahan. Sedangkan Penelitian

yang dilakukan oleh Adinda (2015) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

negatif antara keefektifan pengendalian internal, keadilan prosedural, komitmen

organisasi, kultur organisasi dengan fraud di sektor pemerintahan. Adanya

pengaruh postif antara keadilan distributif dengan fraud di sektor pemerintahan,

dan tidak terdapat pengaruh antara penegakan peraturan, kesesuaian kompensasi

dengan fraud di sektor pemerintahan.

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

7

Dari uraian hasil peneliti-peneliti sebelumnya, maka terdapat research

gap yang terkait dengan hasil pada penelitian-penelitian terdahulu. Kemudian

research gap tersebut disusun dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 1.1

Research Gap

Variabel

Independen

Variabel

Dependen

Anik Fatun

Najahningrum

(2013)

Dhermawati

Putri

Mustikasari

(2013)

Muhammad

Faisal (2013)

Devia

Prapnalia

Chandra

(2015)

Yanita

Maya

Adinda

(2015)

Penegakan

Peraturan

Fraud

Signifikan

(-)

Signifikan

(-)

Signifikan (-

)

Signifikan

(-)

Tidak

Signifikan

Keefektifan

Pengendalian

Internal

Signifikan

(-)

Signifikan

(-)

Signifikan

(-)

Signifikan

(-)

Signifikan

(-)

Asimetri

Informasi

Signifikan

(+)

Signifikan

(+) Signifikan

(+)

Keadilan

Distributif

Signifikan

(-) Tidak

Signifikan

Keadilan

Prosedural

Signifikan

(-)

Tidak

Signifikan Signifikan

(-)

Komitmen

Organisasi

Signifikan

(-)

Signifikan

(-)

Signifikan

(-)

Tidak

Signifikan

Signifikan

(-)

Budaya Etis

Organisasi

Tidak

Signifikan

Signifikan

(-) Tidak

Signifikan

Kesesuaian

Kompensasi

Signifikan

(-)

Tidak

Signifikan

Signifikan

(-)

Tidak

Signifikan

Gaya

Kepemimpinan

Signifikan

(-)

Perilaku Tidak

Etis

Signifikan

(+)

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

8

Variabel

Independen

Variabel

Dependen

Anik Fatun

Najahningrum

(2013)

Dhermawati

Putri

Mustikasari

(2013)

Muhammad

Faisal (2013)

Devia

Prapnalia

Chandra

(2015)

Yanita

Maya

Adinda

(2015)

Kultur

Organisasi

Tidak

Signifikan

Signifikan

(-)

Sumber : diambil dari beberapa jurnal

Penelitian ini berdasarkan Research Gap dari penelitian yang telah

dilakukan oleh Najahningrum (2013), Mustikasari (2013), Faisal (2013), Chandra

(2015), dan Adinda (2015). Variabel independen pada penelitian ini yaitu

penegakan hukum, keadilan prosedural, komitmen organisasi, budaya etis

organisasi, kultur organisasi, dan kepuasan kompensasi di sektor pemerintahan.

Objek penelitian ini pada dinas pemerintahan yang ada di wilayah Kota Semarang

alasannya bahwa Komite Penyelidikan Pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan

Nepotisme (KP2KKN) Kota Semarang menempati peringkat pertama terkorupsi

di Jawa Tengah sepanjang tahun 2013.

Maka berdasarkan uraian latar belakang yang ada diatas, peneliti akan

melakukan penelitian tentang “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TERJADINYA FRAUD: PERSEPSI PEGAWAI PADA SEKTOR

PEMERINTAH KOTA SEMARANG”.

1.2 Rumusan Masalah

Kecurangan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang

maupun kelompok secara sengaja yang berdampak dalam laporan keuangan dan

dapat mengakibatkan kerugian bagi entitas atau pihak lain (Adinda, 2015).

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

9

Kecurangan (fraud) akan berdampak merugikan suatu instansi pemerintahan dan

merugikan diri sendiri jika melakukan kecurangan karena mencemarkan nama

baik diri sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi fraud yaitu adanya

kesempatan, keserakahan, kebutuhan, dan pengungkapan. Berdasarkan rumusan

masalah maka pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Apakah penegakan peraturan berpengaruh terhadap terjadinya

kecenderungan kecurangan Akuntansi?

2. Apakah keadilan prosedural berpengaruh terhadap terjadinya kecenderungan

kecurangan akuntansi?

3. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap terjadinya

kecenderungan kecurangan akuntansi?

4. Apakah budaya etis organisasi berpengaruh terhadap terjadinya

kecenderungan kecurangan akuntansi?

5. Apakah kultur organisasi berpengaruh terhadap terjadinya kecenderungan

kecurangan akuntansi?

6. Apakah kepuasan kompensasi berpengaruh terhadap terjadinya

kecenderungan kecurangan akuntansi?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menguji secara empiris pengaruh penegakan peraturan terhadap

terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi.

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

10

2. Untuk menguji secara empiris pengaruh keadilan prosedural terhadap

terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi.

3. Untuk menguji secara empiris pengaruh komitmen organisasi terhadap

terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi.

4. Untuk menguji secara empiris pengaruh budaya etis organisasi terhadap

terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi.

5. Untuk menguji secara empiris pengaruh kultur organisasi terhadap terjadinya

kecenderungan kecurangan akuntansi.

6. Untuk menguji secara empiris pengaruh kepuasan kompensasi terhadap

terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian yang dilakukan ini diharapkan sebagai

menerima pemikiran berdasarkan disiplin ilmu yang di dapat selama perkuliahan

dan para mahasiswa yang akan bekerja dalam bidang akuntansi lebih sadar

terhadap berbagai kasus yang terjadi di bidang akuntansi sehingga dapat

meghindari terjadinya krisis etis profesional.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Objek Penelitian.

Bagi Objek penelitian yaitu instansi pemerintahan berguna sebagai

masukan dalam upaya mencegah terjadinya fraud di sektor pemerintahan, dengan

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

11

menekankan penyebab terjadinya fraud di sektor pemerintahan seperti yang

disajikan oleh penulis.

b. Bagi Pembaca.

Diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan mampu menjadi

bahan referensi bagi peneliti lain dalam bidang yang terkait.

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Bab ini berisi teori-teori yang digunakan sebagai landasan penelitian

pendeteksian kecurangan laporan keuangan dengan analisis fraud triangle. Bab ini

juga membahas penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tema penelitian ini.

Landasan teori dan penelitian terdahulu selanjutnya digunakan untuk membangun

kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis.

2.1.1 Teori Fraud Triangle

Teori Fraud Triangle yang dijabarkan Cressey (1953) dalam

(Najahningrum, 2013) mengatakan bahwa korupsi juga disebabkan karena adanya

3 faktor, yaitu tekanan (Pressure), peluang (Opportunity), dan rasionalisasi

(Rationalization). Teori inilah yang digunakan dalam penentuan variabel pada

penelitian ini. Variabel yang digunakan merupakan proksi dari unsur-unsur Fraud

Triangle, yang terdiri dari :

1. Tekanan (Pressure)

Tekanan merupakan motivasi dari individu karyawan untuk bertindak

fraud yang disebabkan oleh adanya tekanan, baik tekanan keuangan maupun non

keuangan, serta dapat disebabkan pula oleh tekanan pribadi maupun tekanan dari

organisasi (Pristiyanti, 2012). Dijelaskan oleh beberapa penelitian, hal-hal yang

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

13

terkait dengan tekanan antara lain, kebutuhan hidup yang mendesak, penghasilan

kurang (Wahyudi & Sopana, 2005), tidak sesuainya pembayaran gaji, persepsi

keadilan organisatoris (Rae & Subramaniam, 2008).

2. Peluang (Opportunity)

Peluang merupakan faktor penyebab korupsi yang disebabkan karena

adanya kelemahan di dalam suatu sistem, dimana seseorang karyawan mempunyai

kuasa atau kemampuan untuk memanfaatkan kelemahan yang ada, sehingga ia

dapat melakukan perbuatan curang (Pristiyanti, 2012). Peluang umumnya ditandai

dengan aspek pengawasan (Wahyudi & Sopana, 2005), pengendalian internal

yang kurang, dan ketaatan pengendalian internal yang lemah.

3. Rasionalisasi (Rationalization)

Rasionalisasi merupakan pertimbangan perilaku kecurangan sebagai

kosekuensi dari kesenjangan integritas pribadi karyawan atau penalaran moral

yang lain (Pristiyanti, 2012). Menurut Lou et al (2009) rasionalisasi ini

diproksikan dengan adanya kesenjangan integritas manajemen dan hubungan yang

tidak baik antara manajer dan auditor. Disampaikan pula oleh Rae &

Subramaniam (2008) bahwa dalam suatu lingkungan yang lebih etis, karyawan

akan cenderung mengikuti peraturan perusahaan dan peraturan-peraturan tersebut

akan menjadi perilaku secara moral dan bisa diterima.

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

14

Gambar 2.1

Fraud Triangle

Tekanan (Pressure)

Kesempatan (Opportunity) Pembenaran (Rationalization)

Sumber: Fraud Triangle Theory oleh Cressey (1953) dalam Tuannakota

(2007)

2.1.2 Fraud

2.1.2.2 Pengertian Fraud

Fraud telah didefinisikan secara berbeda-beda oleh para praktisi dan

akademisi Intal dan Do, 2002 pada (Norbarani, 2012). Berikut ini disajikan

definisi fraud dari berbagai sudut pandang yang berbeda:

1. Arens dan Loebbecke (1997) dalam Soselisa dan Mukhlasin (2008)

mendefinisikan fraud merupakan kecurangan terjadi ketika salah saji dibuat

dalam suatu keadaan yang mengetahui bahwa hal itu adalah suatu kepalsuan

dan dilakukan dengan maksud untuk melakukan kecurangan

2. Encyclopoedia Britannica (dalam Intal dan Do, 2002) dalam hukum, fraud

didefinisikan sebagian penyajian fakta yang keliru dengan tujuan merampas

kepemilikikan yang berharga dari seseorang.

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

15

3. Oxford English Dictionary (dalam Intal dan Do, 2002) mendefinisikan fraud

adalah sebuah tindak pidana kecurangan dengan menggunakan penyajian

yang palsu untuk memperoleh keuntungan dengan cara yang tidak adil atau

mengambil paksa hak atau kepentingan orang lain.

4. Binbangkum, n.d. mendefinisikan fraud adalah suatu tindak kesengajaan

untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah

menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi.

5. Statement of Auditing Standards No.99 mendefinisaikan fraud merupakan

tindak kejahtan untuk menghasilkan salah saji material dalam laporan

keuangan yang merupakan subjek audit.

6. Association of Certified Fraud Examiners (dalam Ernst dan Young LLP,

2009) fraud sebagai tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh

seorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat

mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak baik kepada individu atau entitas

atau pihak lain.

Dari beberapa definisi atau pengertian fraud (kecurangan) di atas, maka

dapat diketahui bahwa pengertian fraud sangat luas dan dapat dilihat pada

beberapa kategori kecurangan. Menurut Binbangkum (n.d.) secara umum,

unsurunsur dari kecurangan adalah:

1) harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation);

2) dari suatu masa lampau (past) atau sekarang (present);

3) fakta bersifat material (material fact);

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

16

4) dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan (make-knowingly or

recklessly);

5) dengan maksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihak beraksi;

6) pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah pernyataan tersebut

(misrepresentation);

7) yang merugikannya (detriment).

2.1.2.2 Jenis-jenis Fraud

Menurut Albrecth dan Albrecth (dikutip oleh Nguyen, 2008) dalam

(Norbarani, 2012), fraud diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu:

1. Embezzlement employee atau occupational fraud

Merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh bawahan kepada atasan. Jenis

fraud ini dilakukan bawahan dengan melakukan kecurangan pada atasannya

secara langsung maupun tidak langsung.

2. Management fraud

Merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh manajemen puncak kepada

pemegang saham, kreditor dan pihak lain yang mengandalkan laporan keuangan.

Jenis fraud ini dilakukan manajemen puncak dengan cara menyediakan penyajian

yang keliru, biasanya pada informasi keuangan.

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

17

3. Invesment scams

Merupan jenis fraud yang dilakukan oleh individu/perorangan kepada

investor. Jenis fraud ini dilakukan individu dengan mengelabui atau menipu

investor dengan cara menanamkan uangnya dalam investasi yang salah.

4. Vendor fraud

Merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh organisasi atau perorangan

yang menjual barang atau jasa kepada organisasi atau perusahaan yang menjual

barang atau jasa. Jenis fraud ini dilakukan organisasi dengan memasang harga

terlalu tinggi untuk barang dan jasa atau tidak adanya pengiriman barang

meskipun pembayaran telah dilakukan.

5. Customer fraud

Merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh pelanggan kepada organisasi

atau perusahaan yang menjual barang atau jasa. Jenis fraud ini dilakukan

pelanggan dengan cara membohongi penjual dengan memberikan kepada

pelanggan yang tidak seharusnya atau menuduh penjual memberikan lebih sedikit

dari yang seharusnya. Yang berdasarkan pengertian di atas dapat dilihat bahwa

fraud terdiri dari bermacam jenis dilihat dari pelaku, korban serta tindakan fraud

yang dilakukan.

Kerwin (dalam Nguyen, 2008), menyatakan bahwa financial statement

fraud merupakan pemalsuan yang sengaja dilakukan oleh manajemen kepada

investor dan kreditor dengan menyesatkan informasi yang material pada laporan

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

18

keuangan. Oleh sebab itu, financial statement fraud termasuk bagian dari

management fraud karena terjadi atas persetujuan atau sepengetahuan manajemen

(Rezaee, 2002).

2.1.2 Penegakan Peraturan

Penegakan Peraturan adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya

atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku

dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara Asshiddiqie (2008) dalam (Adinda, 2015). Ditinjau

dari pemerintahan (SAP). Standar akuntansi pemerintahan merupakan prinsip-

prinsip akuntansi yang diterapkan untuk menyusun dan menyajikan laporan

keuangan pemerintah. Penegakan peraturan itu dapat dilakukan oleh subjek yang

luas dan dapat pula diartikan sebagai upaya penegakan hukum oleh subjek yang

terbatas atau sempit. Dalam arti luas, proses penegakan peraturan itu melibatkan

semua subjek hukum dalam setiap hubungan hukum.

Siapa saja yang menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau

tidak melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang

ditetapkan, berarti dia menjalankan atau menegakkan aturan hukum. Sedangkan

dalam arti sempit, dari segi subjeknya itu, penegakan peraturan hanya dapat

diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan

memastikan bahwa suatu peraturan hukum berjalan sebagaimana semestinya.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

19

Jenis-jenis peraturan menurut Huda (2012):

1. Peraturan Demokrasi

Peraturan demokrasi dilakukan dengan memberi penjelasan, diskusi dan

penalaran untuk membantu memahami mengapa diharapkan mematuhi dan

mentaati peraturan yang ada. Peraturan jenis ini menekankan aspek edukatif

bukan hukuman. Sanksi hukuman dapat diberikan kepada mereka yang melanggar

peraturan. Hukuman dimaksutkan sebagai upaya menyadarkan dan mengoreksi.

2. Peraturan Otoritarian

Peraturan dibuat sangat ketat dan rinci sehingga orang yang berada dalam

lingkungan peraturan ini diminta mematuhi dan mentaati peraturan yang berlaku

di tempat tersebut. Apabila gagal mentaati maka akan memperoleh sanksi yang

berat. Sebaliknya jika berhasil mentaati peraturan, maka kurang mendapatkan

penghargaan. Hal itu dikarenakan sudah menjadi suatu kewajiban untuk mentaati

peraturan, jadi tidak perlu mendapatkan penghargaan lagi. Peraturan yang

ototarian berarti pengendalian tingkah laku berdasarkan tekanan, dorongan dan

paksaan dari luar diri seseorang.

3. Peraturan Permisif

Seseorang dibiarkan bertindak menurut keinginannya, kemudian

dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri dan bertindak sesuai keinginan

yang diambilnya. Seseorang yang berbuat sesuatu dan membawa akibat

melanggar norma dan aturan yang berlaku, tidak diberi sanksi atau hukuman.

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

20

Dampak dari peraturan permisif ini berupa kebingungan dan kebimbangan.

Penyebabnya tidak tahu mana yang dilarang dan mana yang tidak dilarang.

Menurut (Najahningrum, 2013) menyatakan bahwa penegakan peraturan dapat

ditentukan berdasarkan: ketaatan terhadap hukum, proses penegakan peraturan,

peraturan organisasi, disiplin kerja, dan tanggung jawab.

2.1.4 Keadilan Prosedural

Keadilan prosedural merupakan pertimbangan yang dibuat oleh karyawan

mengenai keadilan yang dipersepsikan mengenai proses dan prosedur organisasi

yang digunakan untuk membuat keputusan alokasi dan sumber daya Ivancevich

(2007) dalam (Adinda, 2015). Di dalam suatu kelompok, organisasi ataupun

lembaga kemasyarakatan bisa ditemukan berbagai prosedur. Meskipun demikian,

ada komponen dalam aturan yang universal pada prosedur, demikian juga halnya

keadilan prosedural.

Colquitt (2001) dalam (Najahningrum, 2013) mengidentifikasikan enam

aturan pokok dalam keadilan prosedural. Bila setiap aturan ini dapat dipenuhi,

suatu prosedur dapat dikatakan adil. Enam aturan yang dimaksud yaitu :

1. Konsistensi. Prosedur yang adil harus konsisten baik dari satu orang kepada

orang lain maupun dari waktu ke waktu. Setiap orang mempunyai hak dan

diperlakukan sama dalam satu prosedur yang sama juga.

2. Meminimalisasi bias. Ada dua sumber bias yang sering muncul, yaitu

kepentingan individu dan doktrin yang memihak. Oleh karenanya, dalam

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

21

upaya maminimalisasi bias ini, baik kepentingan individu maupun pemihakan

harus dihindarkan.

3. Informasi yang akurat. Informasi yang dibutuhkan untuk menentukan agar

penilaian keadilan akurat harus mendasarkan pada fakta. Kalau opini sebagai

dasar, hal itu harus disampaikan oleh orang yang benar-benar mengetahui

permasalahan, dan informasi yang disampaikan lengkap.

4. Dapat diperbaiki. Upaya untuk memperbaiki kesalahan merupakan salah satu

tujuan penting perlu ditegakkannya keadilan. Oleh karena itu, prosedur yang

adil juga mengandung aturan yang bertujuan untuk memperbaiki kesalahan

yang ada ataupun kesalahan yang mungkin akan muncul.

5. Representatif. Prosedur dikatakan adil apabila sejak awal ada upaya untuk

melibatkan semua pihak yang bersangkutan. Meskipun keterlibatan yang

dimaksudkan dapat disesuaikan dengan sub-sub kelompoknya yang ada,

secara prinsip harus ada penyertaan dari berbagai pihak sehingga akses untuk

melakukan kontrol juga terbuka.

6. Etis. Prosedur yang adil harus berdasarkan pada standar etika dan moral.

Dengan demikian, meskipun berbagai hal di atas terperinci, bila subtansinya

tidak memenuhi standar etika dan moral tidak bisa dikatakan adil.

2.1.5 Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi adalah proses pada individu (pegawai) dalam

mengidentifikasikan dirinya dengan nilai-nilai, aturan-aturan, dan tujuan

organisasi. Pengukurannya memiliki 8 item pertanyaan yang dikembangkan oleh

Luthans (2006) dalam (Pristiyanti, 2012). Menurut Najahningrum (2013)

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

22

komitmen organisasi merupakan sikap mental individu berkaitan dengan tingkat

keloyalannya terhadap organisasi tempat individu tersebut berkerja. Konsep

komitmen dimulai dengan konsep komitmen organisasional yang didasarkan pada

premis bahwa individual membentuk suatu keterikatan terhadap suatu organisasi.

Komitmen organisasi dibangun atas dasar kepercayaan pegawai atas nilai-nilai

organisasi, kerelaan pegawai membantu mewujudkan tujuan organisasi dan

loyalitas untuk tetap menjadi anggota organisasi. Oleh karena itu, komitmen

organisasi akan menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi

pegawai terhadap organisasi. Jika pegawai merasa jiwanya terikat dengan nilai-

nilai organisasi yang ada maka dia akan merasa senang dalam bekerja, sehingga

kinerjanya dapat meningkat.

Menurut Ihsan dan Iskak (2005) dalam (Chandra, 2015) mengemukakan

tiga komponen mengenai komitmen organisasi, yaitu: komitmen afekti (affective

commitment), komitmen normatif (normative commitment). Komitmen yang

tinggi menjadikan individu lebih mementingkan organisasi daripada kepentingan

pribadi dan berusaha menjadikan organisasi menjadi lebih baik. Suatu komitmen

organisasi secara umum mengacu pada sikap-sikap dan perasaan karyawan dan

dihubungkan dengan nilai-nilai serta cara perusahaan itu melakukan berbagai hal

(Valentine et. al, 2002) termasuk pula sikap karyawan dalam melakukan tindak

kecurangan.

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

23

2.1.6 Budaya Etis Organisasi

Budaya etis organisasi adalah persepsi pegawai pemerintah mengenai pola

perilaku atau kebiasaan yang baik, buruk, dapat diterima atau tidak oleh

lingkungan. Ini pandangan luas tentang persepsi pegawai di instansi pemerintah

pada tindakan etis pimpinan yang menaruh perhatian pentingnya etika di

organisasi dan akan memberikan penghargaan ataupun sangsi atas tindakan yang

tidak bermoral. Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi budaya

etis organisasi dalam suatu instansi pemerintahan.

Etika organisasi merupakan pola sikap dan perilaku yang diharapkan dari

setiap individu dan kelompok anggota organisasi yang secara keseluruhan akan

membentuk budaya organisasi (organizational culture) yang sejalan dengan

tujuan maupun filosofi organisasi yang bersangkutan. Menurut pendapat (Rae &

Subramaniam, 2008) bahwa di lingkungan yang lebih etis, karyawan akan

cenderung mengikuti aturan perusahaan dan peraturan karena perilakunya akan

dapat diterima secara moral. Budaya Organisasi adalah pola dasar yang diterima

oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan

yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-

anggota organisasi. Sedangkan Robbins (2006) dalam (Mustikasari, 2013)

mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu persepsi bersama yang dianut

oleh anggota-anggota organisasi itu yang membedakan organisasi satu dengan

lainnya. Hal ini merupakan satu dari karakteristik nilai organisasi. Persepsi

terhadap budaya organisasi didasarkan pada kondisi-kondisi yang dialami

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

24

seseorang dalam organisasinya, seperti penghargaan, dukungan, dan perilaku yang

diharapkan diperoleh di organisasi.

Budaya organisasi manajemen harus memberikan teladan dan kemauan

yang kuat untuk membangun suatu kultur yang kuat dalam organisasi yang

dipimpinnya. Peranan moral atau kepribadian yang baik dari seorang pemimpin

dan komitmennya yang kuat sangat mendorong tegaknya suatu etika perilaku

dalam suatu organisasi dan dapat dijadikan dasar bertindak dan suri teladan bagi

seluruh pegawai. Pimpinan tidak bisa menginginkan suatu etika dan perilaku yang

tinggi dari suatu organisasi sementara pimpinan itu sendiri tidak bersungguh-

sungguh untuk mewujudkannya.

Manajemen juga harus memperlihatkan kepada karyawan tentang adanya

kesesuaian antara kata dengan perbuatan dan tidak memberikan toleransi terhadap

perbuatan-perbuatan yang melanggar kaidah-kaidah etika organisasi yaitu dengan

diberikan sanksi hukuman yang jelas dan demikian pula sebaliknya terhadap

pegawai yang berprestasi dan bermoral baik diberikan penghargaan yang

proporsional. Adanya pelaksanaan hukuman dan penghargaan (reward) yang

konsisten memberikan nilai lebih bagi terciptanya suatu etika perilaku dan

struktur organisasi yang kuat. Pegawai akan merasakan diperlakukan secara adil

dan merasa nyaman atas posisi yang telah diraihnya jika etika organisasi dapat

ditegakan secara konsisten oleh manajemen.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa budaya etis

manajemen merupakan suatu gambaran dari perilaku manajemen yang dapat

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

25

dicontoh dan ditiru oleh para pegawainya. Sekalipun itu merupakan tindakan

kecurangan (fraud) pegawai akan melakukan suatu pembenaran atas tindakannya

tersebut karena merasa bahwa tindakannya itu sudah dengan tindakan yang

dilakukan oleh manajemen. Oleh sebab itu, budaya etis manajemen yang baik

sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawainya dan dapat menurunkan tindakan

kecurangan (fraud) (Chandra, 2015).

2.1.7 Kultur Organisasi

Menurut Moeljono dalam (Zulkarnain, 2013) kultur organisasi adalah

sistem nilai-nilai yang dipercayai semua anggota organisasi dan yang dipelajari,

diterapkan serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai

sistem perekat, dan dapat dijadikan acuan berperilaku dalam organisasi untuk

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Budaya organisasi merupakan

faktor yang paling kritis dalam organisasi. Efektivitas organisasi dapat

ditingkatkan dengan menciptakan budaya yang kuat, yang dapat digunakan untuk

mencapai tujuan organisasi. Organisasi yang berbudaya kuat akan memiliki ciri

khas tertentu sehingga dapat memberikan daya tarik bagi individu untuk

bergabung. Suatu budaya yang kuat merupakan perangkat yang sangat bermanfaat

untuk mengarahkan perilaku, karena membantu karyawan untuk melakukan

pekerjaan dengan lebih baik, sehingga setiap karyawan perlu memahami budaya

dan bagaimana budaya tersebut terimplementasikan.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kultur

organisasi merupakan nilai, norma, dan konsep dasar yang dipercayai oleh

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

26

anggota organisasi yang mempengaruhi perilaku dan cara kerja anggota

organisasi. Peran kultur organisasi begitu penting, yaitu sebagai menentukan arah,

mana yang boleh dapat dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan,

bagaimana cara mengelola dan mengalokasikan sumber daya organisasi beserta

sebagai alat untuk mengatasi masalah dan peluang yang ada dari lingkungan

internal maupun eksternal .

2.1.8 Kesesuaian Kompensasi

Kesesuaian kompensasi adalah persepsi pegawai tentang kesesuaian

imbalan atau gaji dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Kompensasi

merupakan suatu outcome atau reward yang berguna bagi setiap pegawai yang

bekerja dalam suatu instansi, karena kompensasi yang didapatkan dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Mangkuprawira (Zulkarnain, 2013)

Kompensasi merupakan bentuk pembayaran tunai langsung, pembayaran tidak

langsung dalam bentuk manfaat bagi karyawan dan insentif yang memotivasi

karyawan bekerja keras dalam mencapai produktivitas kerja yang semakin tinggi.

Kompensasi merupakan salah satu unsur yang penting yang dapat mempengaruhi

kinerja karyawan, sebab kompensasi adalah alat untuk memenuhi berbagai

kebutuhan pegawai, sehingga dengan kompensasi yang diberikan pegawai akan

termotivasi untuk bekerja lebih giat. Tindakan curang yang dilakukan seseorang,

disebabkan oleh keinginan untuk memaksimalkan keuntungan pribadi.

Kompensasi yang sesuaikan diharapkan mampu mengurangi adanya

keinginan untuk melakukan tindakan curang. Berdasakan definisi diatas dapat

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

27

disimpulkan bahwa kompensasi merupakan hasil kerja atau reward pegawai baik

berupa nominal (uang) yang diberikan atasan kepada pegawainya maupun berupa

manfaat. Kompensasi dapat berperan dalam meningkatkan motivasi karyawan

untuk bekerja lebih efektif dan produktif, sebab kompensasi adalah alat untuk

memenuhi berbagai kebutuhan karyawan. Akan tetapi kompensasi bukan

merupakan satu-satunya motivasi karyawan dalam berprestasi, kompensasi

merupakan salah satu motivasi penting yang ikut mendorong karyawan untuk

berprestasi. Kompensasi dapat dibedakan menjadi dua jenis (Zulkarnain, 2013),

yaitu kompensasi langsung (direct compensation) berupa kompensasi, upah, dan

upah insentif, dan kompensasi tidak langsung (indirect compensation atau

employee welfare atau kesejahteraan karyawan).

Sedangkan dari segi bentuknya kompensasi dibagi menjadi tiga, yaitu

material, sosial, dan aktivitas. Bentuk kompensasi material tidak hanya berbentuk

uang, seperti kompensasi, bonus, dan komisi, melainkan segala bentuk penguat

fisik (phisical reinforcer), misalnya fasilitas parkir, telepon, dan ruang kantor

yang nyaman serta berbagai macam bentuk tunjangan misalnya pensiun, asuransi

kesehatan.

2.2 Hubungan Logis Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

2.2.1 Pengaruh Penegakan Peraturan Terhadap Fraud

Pada penelitian yang dilakukan oleh Najahningrum (2013), menyatakan

bahwa penegakan peraturan berpengaruh terhadap persepsi pemerintah mengenai

tindakan kecenderungan kecurangan (fraud). Orang-orang sering kali

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

28

mengasumsikan secara sempit bahwa fraud sebagai tindakan pidana atau

perbuatan korupsi. Penegakan hukum merupakan bentuk tindakan yang nyata oleh

subjek hukum kepada hukum yang berlaku yaitu dengan menanti hukum yang ada

di suatu negara. Kebanyakan masyarakat mengetahui tentang peraturan, tetapi

tidak mematuhinya. Jadi dalam hal ini dibutuhkan kesadaran masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh (Chandra, 2015) mengemukakan bahwa untuk

memahami fraud yang terjadi di masyarakat Cina harus mempertimbangkan

keadilansosial seperti penegakan peraturan. Dapat diartikan bahwa semakin tinggi

penegakan peraturan yang tererapkan maka akan semakin rendah memiliki

kesampatan untuk melakukan kecurangan akuntansi (fraud) pada instansi

pemerintahan.

H1: Penegakan peraturan berpengaruh negatif terhadap Fraud.

2.2.2 Pengaruh Keadilan Prosedural Terhadap Fraud

Keadilan prosedural merupakan pertimbangan yang dibuat oleh karyawan

mengenai keadilan yang dipersepsikan mengenai proses yang dan prosedur

organisasi yang digunakan untuk membuat keputusan alokasi dan sumber daya

Ivancevich (2006) dalam (Mustikasari, 2013). Menurut Thibaut & Walker (1975)

dalam Kadaruddin dkk (2012) keadilan prosedural mengacu pada kesetaraan

prosedur. Teori dan penelitian telah menetapkan bahwa prosedur dinilai sebagai

adil jika mereka diimplementasikan konsisten, tanpa kepentingan pribadi,

berdasarkan informasi yang akurat, dengan kesempatan untuk memperbaiki

keputusan itu, dengan kepentingan semua pihak diwakili, dan mengikuti moral

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

29

dan etika standar. Dapat diartikan semakin tinggi keadilan prosedural yang

ditetapkan maka semakin rendah terjadinya kecurangan akuntansi (fraud).

H2: Keadilan prosedural berpengaruh negatif terhadap fraud.

2.2.3 Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Fraud

Pada penelitian yang dilakukan oleh Valentine et al (2002), menemukan

bahwa lingkungan etis perusahaan secara positif dan signifikan berhubungan

dengan komitmen organisatoris. Komitmen organisatoris sendiri secara umum

mengacu pada sikap-sikap dan perasaan karyawan dihubungkan dengan nilai-nilai

dan cara perusahaan itu melakukan berbagai hal. Didalam penelitian Rae and

Subramaniam (2008) berargumentasi pada bahwa disuatu lingkungan yang lebih

etis, karyawan akan cenderung untuk mengikuti peraturan perusahaan dan

peraturan-peraturan tersebut akan menjadi perilaku secara moral dan bisa diterima

dan menemukan adaya pengaruh antara lingkungan etis dan prosedur

pengendalian internal yang memperkuat terjadinya fraud. Dengan demikian dapat

diartikan semakin tinggi komitmen organisasi yang diterapkan maka akan

semakin rendah terjadinya kecurangan akuntansi (fraud) pada instansi pemerintah.

H3: Komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap Fraud.

2.2.4 Pengaruh Budaya Etis Organisasi Terhadap Fraud

Etika manajemen dapat menjadi tolak ukur untuk seorang pegawai dalam

melakukan tindakan, karena seorang individu lebih sering mengikuti tindakan

yang dilakukan sebagian besar orang yang ada didalam suatu organisasi, maka

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

30

individu merasakan apa yang dilakukannya sudah benar karena sebagian besar

rekannya juga melakukan hal yang sama walaupun yang dilakukan itu merupakan

suatu bentuk tindakan kecurangan. Sulistyowati (2007) dalam penelitinnya

menyatakan adanya pengaruh kultur organisasi terhadap kecurangan (fraud).

Penerapan budaya atau kebiasaan manajemen yang sesuai dengan etika yang

ditetapkan akan menurunkan tingkat tindakan kecurangan (fraud). Penelitian

Pristiyanti (2012) menunjukkan bahwa budaya etis organisasi berpengaruh

terhadap kecurangan di sektor pemerintahan. Dengan demikian, semakin baik

iklim budaya etis yang dapat diciptakan dalam lingkungan perusahaan akan

meminimalisir kecenderungan kecurangan (fraud) yang dilakukan pegawai.

H4: Budaya etis organisasi berpengaruh negatif terhadap fraud.

2.2.5 Pengaruh Kultur Organisasi Terhadap Fraud

Dalam penelitian yang dilakukan Sulistiyowati (2007) dalam (Mustikasari,

2013), mengatakan bahwa kultur organisasi berpengaruh terhadap persepsi

aparatur pemerintah daerah tentang tindak korupsi. Kultur organisasi yang baik

tidak akan membuka peluang sedikitpun bagi individu untuk melakukan korupsi,

karena kultur organisasi yang baik akan membentuk para pelaku organisasi

mempunyai sense of belonging (rasa ikut memiliki) dan sense of identity (rasa

bangga sebagai bagian dari suatu organisasi). Menurut teori Fraud Triangle,

penyebab terjadinya pelung memiliki kemampuan memanfaatkan kelemahan pada

aspek pengawasan. Kultur organisasi yang kuat adalah kultur organisasi dengan

nilai-nilai inti yang sangat dipegang teguh dan dijunjung tinggi oleh instansi.

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

31

Dengan demikian, semakin tinggi kultur organisasi yang diterapkan maka

semakin rendah terjadinya kecurangan akuntansi (fraud).

H5: Kultur organisasi berpangaruh negatif terhadap Fraud.

2.2.6 Pengaruh Kepuasan Kompensasi Terhadap Fraud

Pada penelitian yang dilakukan Sulistiyowati (2007) dalam (Mustikasari,

2013), bahwa kesesuaian kompensasi tidak berpengaruh terhadap persepsi

aparatur pemerintah daerah tentang tindak korupsi. Terdapat persamaan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Wilopo (2006), menyatakan bahwa kepuasan

kompensasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi dan kepuasan gaji juga tidak berpengaruh terhadap persepsi aparatur

pemerintah daerah tentang tindak pidana korupsi. Tetapi menurut teori Fraud

Triangle, penyebab adanya tekanan dengan kebutuhan hidup yang mendesak,

penghasilan yang kurang, dan tidak sesuainya pembayaran gaji yang akan

menyebabkan kecurangan akuntansi. Seorang pegawai yang menerima gaji akan

berusaha mengatribusikan kenaikan tersebut pada beberapa penyebab yang

mendasar. Pemberian kompensasi bertujuan untuk mengurangi praktik melakukan

kecurangan akuntansi. Semakin tinggi kepuasan kompensasi maka semakin

rendah terjadinya kecurangan akuntansi (fraud).

H6: Kesesuaian kompensasi berpengaruh negatif terhadap Fraud.

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

32

2.3 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji pengaruh-pengaruh

variabel yang mempengaruhi kecurangan (fraud) :

Penelitian yang dilakukan oleh Pristiyanti (2012) bahwa keadilan

distributif tidak terdapat pengaruh terhadap farud di sektor pemerintahan, keadilan

prosedural juga tidak terdapat pengaruh terhadap fraud di sektor pemerintahan.

Sedangkan sistem pengendalian intern, kepatuhan pengendalian intern, budaya

etis organisasi, dan komitmen organisasi memiliki pengaruh negatif dan signifikan

terhadap fraud di sektor pemerintahan. Penelitian yang dilakukan oleh

Najahningrum (2013) hasilnya bahwa pengaruh negatif antara penegakan

peraturan, kefektifan pengendalian intern, keadilan distributif, dan komitmen

organisasi terhadap fraud disektor pemerintahan, sedangkan terdapat pengaruh

positif antara asimetri informasi terhadap fraud di sector pemerintahan, dan tidak

terdapat pengaruh antara budaya etis organisasi terhadap fraud. Penelitian yang

dilakukan oleh Faisal (2013) hasilnya menyatakan bahwa terdapat pengaruh

negatif antara kepatuhan sistem pengendalian intern terhadap fraud di sektor

pemerintahan, tidak terdapat pengaruh antara kesesuaian akan gaji dengan fraud,

terdapat pengaruh positif antara perilaku tidak etis dengan fraud, dan terdapat

pengaruh negatif antara gaya kepemimpinan dengan fraud di sektor pemerintahan.

Hasil dari Zulkarnain (2013) penelitiannya menyatakan bahwa terdapat

pengaruh negatif antara keefektifan sistem pengendalian intern, kesesuaian

kompensasi, gaya kepemimpinan dan sistem pengendalian intern terhadap fraud

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

33

di sektor pemerintahan, tidak terdapat pengaruh antara kultur organisasi dan

penegakan hukum dengan fraud di sektor pemerintahan, dan terdapat pengaruh

positif antara perilaku tidak etis dengan fraud di sektor pemerintahan. Hasil dari

Mustikasari (2013) penelitiannya menyatakan bahwa berpengaruh negatif antara

penegakan hukum/peraturan, keefektifan pengendalian intern, kesesuaian

kompensasi, budaya etis manajemen, dan komitmen organisasi terhadap

kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan, terdapat pengaruh yang positif antara

asimetri informasi dengan kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan, dan tidak

terdapat pengaruh antara keadilan procedural dengan kecurangan (fraud) di sektor

pemerintahan. Penelitian yang dilakukan oleh Adinda (2015) hasilnya

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara keefektifan pengendalian

internal, kultur organisasi, keadilan prosedural, dan komitmen organisasi terhadap

kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan, terdapat pula pengaruh positif antara

keadilan distributif terhadap kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan, tidak

terdapat pengaruh antara kesesuaian kompensasi dan penegakan peraturan

terhadap kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Chandra (2015) hasilnya

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara keefektifan pengendalian

internal, kesesuaian kompensasi, dan penegakan peraturan terhadap

kecenderungan kecuranagan akuntansi di sektor pemerintahan, terdapat pula

pengaruh positif antara asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi di sektor pemerintahan, tidak terdapat pengaruh negatif antara budaya

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

34

etis dan komitmen organisasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi di

sektor pemerintahan.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan

Tahun

Sampel dan

Periode

Penelitian

Variabel dan

Metode

Penelitian

Hasil

1. Anik Fatun

Najahningrum

(2013)

Populasi

penelitian

terdiri dari 128

pegawai yang

bekerja pada

subbagian

Keuangan

Dinas Provinsi

DIY dan yang

memenuhi

syarat 111

responden

- Variabel

terkait: Fraud

(Y)

- Variabel bebas:

Penegakan

hukum (X1),

Keefektifan

pengendalian

internal (X2),

Asimetri

informasi (X3),

Keadilan

distributif (X4),

Keadilan

prosedural

(X5), Budaya

etis manajemen

(X6),

Komitmen

organisasi (X7).

- Metode

penelitian: Full

model

Structural

Equation

Modeling

(SEM)

X1 = signifikan (-)

X2 = signifikan (-)

X3 = signifikan (+)

X4 = signifikan (-)

X5 = signifikan (-)

X6 = tidak

signifikan

X7 = signifikan (-)

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

35

No Peneliti dan

Tahun

Sampel dan

Periode

Penelitian

Variabel dan

Metode

Penelitian

Hasil

2. Muhammad

Faisal (2013)

Sampel

menggunakan

Covenience

Sampling

berjumlah 118

pegawai

instansi

pemerintahan

Kabupaten

Kudus

- Variabel

terkait: Fraud

(Y)

- Variabel bebas:

Sistem

pengendalian

internal (X1),

Gaya

kepemimpinan

(X2),

Kesesuaian

kompensasi

(X3), Perilaku

tidak etis (X4),

Kultur

organisasi (X5),

Komitmen

organisasi (X6),

Penegakan

hukum (X7).

- Motode

penelitian: Full

model

Structural

Equation

Modeling

(SEM)

X1 = signifikan (-)

X2 = signifikan (-)

X3 = tidak

signifikan

X4 = signifikan (+)

X5 = tidak

signifikan

X6 = signifikan (-)

X7 = signifikan (-)

3. Dhermawati

Putri

Mustikasari

(2013)

Sampel

menggunakan

Convenience

Sampling

berjumlah 153

pegawai

instansi

pemerintahan

di Kabupaten

Batang

- Variabel

terkait: Fraud

(Y)

- Variabel bebas:

Penegakan

hukum (X1),

Keefektifan

pengendalian

iternal (X2),

Asimetri

Informasi (X3),

X1 = signifikan (-)

X2 = signifikan (-)

X3 = signifikan (+)

X4 = signifikan (-)

X5 = tidak

signifikan

X6 = signifikan (-)

X7 = signifikan (-)

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

36

No Peneliti dan

Tahun

Sampel dan

Periode

Penelitian

Variabel dan

Metode

Penelitian

Hasil

Kesesuaian

kompensasi

(X4), Keadilan

prosedural

(X5), Budaya

etis manajemen

(X6),

Komitmen

organisasi (X7).

- Motode

penelitian: Full

model

Structural

Equation

Modeling

(SEM)

4. Devia

Prapnalia

Chandra

(2015)

Penelitian ini

menggunakan

sampel

sejumlah 182

pegawai

instansi dinas

pemerintahan

di Kabupaten

Grobogan.

- Variabel

terkait: Fraud

(Y)

- Variabel bebas:

Keefektifan

pengendalian

internal (X1),

Kesesuaian

kompensasi

(X2), Budaya

etis (X3),

Asimetri

Informasi (X4),

Penegakan

peraturan (X5),

Komitmen

organisasi (X7).

- Motode

penelitian: Full

model

Structural

Equation

Modeling

(SEM)

X1 = signifikan (-)

X2 = signifikan (-)

X3 = tidak

signifikan

X4 = signifikan (+)

X5 = signifikan (-)

X6 = tidak

signifikan

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

37

No Peneliti dan

Tahun

Sampel dan

Periode

Penelitian

Variabel dan

Metode

Penelitian

Hasil

5 Yanita Maya

Adinda

(2015)

Sampel

penelitian ini

terdiri dari 200

pegawai yang

bekerja di

instansi

pemerintahan

Kabupaten

Klaten.

- Variabel

terkait: Fraud

(Y)

- Variabel bebas:

Keefektifan

pengendalian

internal (X1),

Kultur

Organisasi

(X2),

Kesesuaian

kompensasi

(X3),

Penegakan

peraturan (X4),

Keadilan

distributif (X5),

Keadilan

prosedural

(X6),

Komitmen

organisasi (X7).

Motode penelitian:

Full model

Structural

Equation

Modeling (SEM)

X1 = signifikan (-)

X2 = signifikan (-)

X3 = tidak

signifikan

X4 = tidak

signifikan

X5 = tidak

signifikan

X6 = signifikan (-)

X7 = signifikan (-)

Sumber : diambil dari beberapa jurnal

2.4 Kerangka Pemikiran

Dari kerangka pemikiran diatas menjelaskan bahwa penegakan peraturan

adalah tindakan yang nyata oleh subjek hukum dengan hukun yang berlaku di

suatu negara. Keadilan prosedural adalah suatu pertimbangan yang dibuat oleh

pegawai mengenai keadilan yang dipersepsikan mengenai proses dan prosedur

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

38

dalam organisasi digunakan untuk membuat keputusan. Komitmen organisai

adalah pegawai yang memiliki rasa kesetian dan komitmen terhadap instansi di

tempat bekerjanya. Budaya etis organisasi adalah perkiraan pegawai mengenai

tindakan, tingkah laku, dan kepercayaan yang menjadi contoh bagi seluruh

pegawai yang ada di instansi. Kultur organisasi yang baik tidak akan membuka

peluang untuk melakukan korupsi. Sedangkan kepuasan kompensani adalah

perkiraan pegawai mengenai kesesuaian imbalan atau gaji yang mereka jalankan.

Maka antara penegakan peratura, keadilan prosedural, komitmen organisasi,

budaya etis organisai, kultur organisai, dan kepuasan kompensi adanya pengaruh

terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (fraud)

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

39

Gambar 2.2

Kerengka Pikiran

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Kecurangan

(fraud)

(Y)

Penegakan Hukum (X1)

Kesesuaian

Kompensasi (X6)

Komitmen Organisasi (X3)

Budaya Etis Organisasi (X4)

Keadilan Prosedural (X2)

Kultur Organisasi (X5)

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.1.1 Variabel Penelitian

1. Variabel Independen (Eksogen)

Variabel independen sering disebut juga dengan variabel bebas. Variabel

bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain atau yang menjadi

sebab terjadinya variabel dependen (terkait). Dimana faktornya diukur,

dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti menentukan hubungannya dengan suatu

situasi yang diobservasi. Dalam penelitian ini variabel independenya adalah

penegakan peraturan, keadilan prosedural, komitmen organisasi, budaya etis

organisasi, kultur organisasi, dan kepuasan kompensasi.

2. Variabel Dependen (Endogen)

Variabel dependen sering disebut juga dengan variabel terkait. Variabel

terkait merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas. Dengan kata lain variabel nilai dengan dipengaruhi oleh

variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah

kecurangan (fraud).

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

41

3.1.2 Definisi Operasional Variabel

1. Penegakan Peraturan

Variabel penegakan peraturan diukur dengan instrumen yang

dikembangkan oleh Anik Fatun Najahningrum (2013). Instrumen tersebut berisi

lima butir pertanyaan yang mengukur kepatuhan suatu norma atau hukum secara

nyata, indikatornya yaitu : ketaatan terhadap hukum, proses penegakan peraturan,

peraturan organisasi, disiplin kerja, dan tanggung jawab. Responden diminta

untuk memilih skala nilai satu sampai dengan lima (sangat tidak setuju sampai

sangat setuju) pada setiap pertanyaan.

2. Keadialan Prosedural

Variabel keadilan prosedural diukur dengan instrumen yang

dikembangkan oleh Yanita Maya Adinda (2015). Instrumen tersebut berisi tujuh

butir pertanyaan yang mengukur keadilan suatu proses dan prosedur organisasi

menghasilkan kepuasan, indikatornya yaitu : prosedur kompensasi

mengekspresikan pandangan dan perasaan, penetapan prosedur kompensasi

melibatkan karyawan, prosedur kompensasi diaplikasikan secara konsisten,

prosedur kompensasi tidak mengandung kepentingan tertentu, prosedur

kompensasi didasarkan pada informasi yang akurat, prosedur kompensasi

memungkinkan pemberian masukan dan koreksi, dan prosedur kompensasi sesuai

dengan etika dan moral. Responden diminta untuk memilih skala nilai satu sampai

dengan lima (sangat tidak setuju sampai sangat setuju) pada setiap pertanyaan.

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

42

3. Komitmen Organisasi

Variabel komitmen organisasi diukur dengan instrumen yang

dikembangkan oleh Yanita Maya Adinda (2015). Instrumen tersebut berisi lima

butir pertanyaan yang mengukur besarnya komitmen pegawai dalam suatu

organisasi, indikatornya yaitu : membanggakan organisasi kepada orang lain,

kesamaan nilai, bangga menjadi bagian dari organisasi, gembira memilih bekerja

pada organisasi, dan peduli pada nasib organisasi. Responden diminta untuk

memilih skala nilai satu sampai dengan lima (sangat tidak setuju sampai sangat

setuju) pada setiap pertanyaan.

4. Budaya Etis Organisasi

Variabel budaya etis organisasi diukur dengan instrumen yang

dikembangkan oleh Dhermawati Putri Mustikasari (2013). Instrumen tersebut

berisi lima butir pertanyaan yang mengukur besarnya komitmen pegawai dalam

suatu organisasi, indikatornya yaitu : model peran yang visibel, komunikasi

harapan-harapan etis, pelatihan etis, hukuman bagi tindakan etis, mekanisme

perlindungan etika. Responden diminta untuk memilih skala nilai satu sampai

dengan lima (sangat tidak setuju sampai sangat setuju) pada setiap pertanyaan.

5. Kultur Organisasi

Variabel kultur organisasi diukur dengan instrumen yang dikembangkan

oleh Yanita Maya Adinda (2015). Instrumen tersebut berisi lima butir pertanyaan

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

43

yang mengukur peraturan berperilaku sebagai anggora organisasi, indikatornya

yaitu : mencurahkan seluruh kemampuan, ramah, inisiatif (prakarsa), rapat

(pertemuan) tepat waktu, memperhatikan biaya. Responden diminta untuk

memilih skala nilai satu sampai dengan lima (sangat tidak setuju sampai sangat

setuju) pada setiap pertanyaan.

6. Kepuasan Kompensasi

Variabel kultur organisasi diukur dengan instrumen yang dikembangkan

oleh Devia Prapnalia Chandra (2015). Instrumen tersebut berisi enam butir

pertanyaan yang mengukur peraturan berperilaku sebagai anggora organisasi,

indikatornya yaitu : kompensasi keuangan, pengakuan perusahaan atas

keberhasilan dalam melaksanakan pekerjaan, promosi, penyelesaian tugas,

pencapaian sasaran, pengembangan pribadi. Responden diminta untuk memilih

skala nilai satu sampai dengan lima (sangat tidak setuju sampai sangat setuju)

pada setiap pertanyaan.

7. Kecurangan (fraud)

Variabel kecenderungan kecurangan akuntansi (fraud) diukur dengan

instrumen yang dikembangkan oleh Yanita Maya Adinda (2015). Instrumen

tersebut berisi sembilan butir pertanyaan yang mengukur kesalahan yang

dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan imbalan, indikatornya yaitu :

kecurangan laporan keuangan, penyalahgunaan aset, dan korupsi. Responden

diminta untuk memilih skala nilai satu sampai dengan lima (sangat tidak setuju

sampai sangat setuju) pada setiap pertanyaan.

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

44

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

No Nama

Variabel Definisi Variabel Indikator

Skala

literatur Sumber

1. Penegakan

peraturan

Suatu proses atau

upaya untuk tegak

dan berfungsinya

suatu norma atau

hubungan hukum

secara nyata oleh

sumber hukum

terhadap hukum

sebagai pedoman

dalam bermasyarakat

dan bernegara yang

berlaku di setiap

Negara.

1. Ketaatan

terhadap

hukum

2. Proses

penegakan

peraturan

3. Peraturan

organisasi

4. Disiplin kerja

5. Tanggung

jawab

1-5 Anik Fatun

Najahningrum

(2013)

2. Keadilan

prosedural

Perbandingan yang

dibuat oleh karyawan

mengenai keadilan

yang diperkirakan

sebagai proses dan

prosedur organisasi

yang digunakan untuk

menghasilkan

keputusan yang tepat

dan sumber daya

yang berkaitan

dengan gaji atau

kompensasi lain yang

akan diterima oleh

karyawan.

1. Prosedur

kompensasi

mengekspresik

an pandangan

dan perasaan

2. Penetapan

prosedur

kompensasi

melibatkan

karyawan

3. Prosedur

kompensasi

diaplikasikan

secara

konsisten

4. Prosedur

kompensasi

tidak

mengandung

kepentingan

tertentu

5. Prosedur

kompensasi

didasarkan

pada informasi

yang akurat

1-5 Yanita Maya

Adinda

(2015)

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

45

No Nama

Variabel Definisi Variabel Indikator

Skala

literatur Sumber

6. Prosedur

kompensasi

memungkinkan

pemberian

masukan dan

koreksi

7. Prosedur

kompensasi

sesuai dengan

etika dan moral

3. Komitmen

organisasi

Proses pada seseorang

(karyawan) dalam

mengidentifikasikan

dirinya dengan nilai-

nilai, aturan-aturan,

dan tujuan organisasi.

1. Membanggaka

n organisasi

kepada orang

lain

2. Kesamaan nilai

3. Bangga

menjadi bagian

dari organisasi

4. Gembira

memilih

bekerja pada

organisasi

5. Peduli pada

nasib

organisasi

1-5 Yanita Maya

Adinda

(2015)

4. Budaya etis

organisasi

Perkiraan karyawan

pemerintahan tentang

pola perilaku atau

kebiasaan yang baik,

buruk, dapat diterima

atau tidak oleh

lingkungan.

1. Model peran

yang visibel

2. Komunikasi

harapan-

harapan etis

3. Pelatihan etis

4. Hukuman bagi

tindakan etis

5. Mekanisme

perlindungan

etika

1-5 Dhermawati

Putri

Mustikasari

(2013)

5. Kultur

organisasi

Nilai-nilai atau norma

yang menjadi dasar

aturan berperilaku

anggota organisasi

dalam berorganisasi.

1. Mencurahkan

seluruh

kemampuan

2. Ramah

3. Inisiatif

(prakarsa)

Yanita Maya

Adinda

(2015)

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

46

No Nama

Variabel Definisi Variabel Indikator

Skala

literatur Sumber

4. Rapat

(pertemuan) tepat

waktu

5. Memperhatikan

biaya

6. Kepuasan

kompensasi

Perkiraan karyawan

mengenai kesamaan

imbalan atau gaji

dengan pekerjaan

yang pegawai

lakukan.

1. Kompensasi

keuangan

2. Pengakuan

perusahaan

atas

keberhasilan

dalam

melaksanaka

n pekerjaan

3. Promosi

4. Penyelesaian

tugas

5. Pencapaian

sasaran

6. Pengembang

an pribadi

1-5 Devia

Prapnalia

Chandra

(2015)

7. Kecurangan

(fraud)

Suatu tindakan

penyimpangan yang

disengaja oleh

individu atau

kelompok dengan

tujuan memperoleh

keuntungan pribadi

ataupun kelompok.

1. Kecurangan

laporan

keuangan

2. Penyalahgunaa

n aset

3. Korupsi

1-5 Yanita Maya

Adinda

(2015)

Sumber : diambil dari beberapa jurnal

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

47

3.2 Objek Penelitian, Unit Sampel, Populasi, dan Sampel

3.2.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pemerintahan yang ada di wilayah

Kota Semarang. Berikut adalah daftar Dinas Pemerintahan Kota Semarang :

1. Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang

2. Disnakertrans Kota Semarang

3. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota Semarang

4. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Pemerintah

Kota Semarang

5. Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Kota Semarang.

6. BPBD Kota Semarang

Jenis penelitian ini adalah untuk menjelaskan fenomena yang terjadi

mengenai pengaruh penegakan hukum, keadilan prosedural, komitmen organisasi,

budaya etis organisasi, dan kepuasan kompensasi terhadap fraud.

3.2.2 Unit Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah pegawai instansi

pemerintahan bagian keuangan yang ada di wilayah Kota Semarang.

3.2.3 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai instansi pemerintah

pada Dinas Pemerintahan di Kota Semarang. Pemilihan populasi dikota Semarang

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

48

karena Semarang merupakan salah satu kota besar yang ada di Jawa Tengah, dan

banyak karyawan instansi pemerintahan di Dinas Pemerintahan di Kota Semarang

yang masih harus diketahui mengenai kecurangan.

3.2.4 Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan convenience

sampling adalah non-probabilitas sampling teknik memilih sampel dari elemen

populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih

sebagai subjek sempel yang tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan

untuk memilih sempel yang paling cepat dan murah (Indriantoro & Supomo,

1999).

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data subjek.

Data subjek merupakan jenis data sebuah penelitian yang berupa suatu sikap,

opini, pengalaman atau pun karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang

yang menjadi subjek penelitian atau responden (Indriantoro & Supomo, 1999).

Kemudian sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data

primer merupakan data penelitian yang didapat secara langsung dari sumbernya

yang secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab sebuah masalah

dalam penelitian tersebut. Data primer yang peneliti gunakan adalah kuisioner.

Kuisioner merupakan teknik dalam pengumpulan data dengan metode survei yang

menggunakan atau memberikan sebuah pertanyaan kepada subjek penelitian

secara tertulis (Indriantoro & Supomo, 1999).

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

49

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuisioner.

Kuisioner merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

menjawabnya. Kuisioner juga cocok digunakan bila jumlah responden sangat

banyak di wilayah yang luas. Pertanyaan atau peryataan dapat bersifat terbuka

melaikan tertutup, dapat diberikan kepada responden langsung, melalui pos, dan

melalui internet.

3.5 Metode Analisis

Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif.

Metode kuantitatif merupakan metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data penelitian

berupa angka-angka dan menggunakan metode analisis statistik full model

Structural Equation Modeling (SEM) dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

telah ditetapkan (Sugiyono, 2008).

3.5.1 Uji Outer Model

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan evaluasi measurement

(outer) model yaitu dengan menggunakan convergent validity (besarnya nilai

loading factor untuk masing-masing konstruk). Convergent validity dari model

pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

50

score / component score dengan construct score yang dihitung dengan PLS.

Ukuran reflektif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0.50 dan

nilai t-statistik lebih dari nilai t-table (dengan signifikan 0.05 dan T statistik >

1.654 untuk uji one-tailed) maka validitasnya tinggi, jika kurang dari 0.50 maka

validitasnya rendah. Nilai korelasi dapat dilihat dari nilai original sample estimate

pada setiap indikatornya dalam hasil outer loading pada setiap variabel.

Konstruk dengan nilai loading factor diatas 0.50 yang dapat digunakan

untuk mengukur model penelitian sehingga konstruk dengan nilai loading kurang

dari 0.50 harus di drop atau dihapus agar mampu menghasilkan model yang baik.

Dari 33 konstruk indikator reflektif dalam penelitian ini kesemuanya memiliki

loading factor diatas 0.50 sehingga tidak perlu dilakukan dropping pada salah satu

atau beberapa variabel untuk menghasilkan model yang baik (Pristiyanti, 2012).

3.5.2 Uji Inner Model

Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat

hubungan antar konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian.

Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk

dependen, Stone- Geisser test untuk predictive relevance dan uji t serta

signifikansi koefisien parameter jalur structural (Pristiyanti, 2012).

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

51

3.5.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis yang diajukan dilakukan dengan pengujian model

structural inner model) dengan melihat nilai R-square yang merupakan uji

goodness-fit model. Selain itu juga dengan melihat path coefficients yang

menunjukkan koefisien parameter dan nilai signifikansi t statistik. Signifikansi

parameter yang diestimasi dapat memberikan informasi mengenai hubungan antar

variabel-variabel penelitian. Batas untuk menolak dan menerima hipotesis yang

diajukan diatas adalah 1,654 untuk p<0.05; 1,974 untuk p<0,025, dan 2.349 untuk

p<0.01.

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

52

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Deskripsi Responden

Penelitian yang dilakukan mulai tanggal 18 Januari 2017 dengan obyek

penelitian adalah Pegawai Instansi Pemerintah di lingkungan Sekror Pemerintah

Kota Semarang dengan jumlah 155 responden. Sampel penelitian diambil

dengan metode Convenience Sampling, yaitu metode memilih sampel dari

elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti.

Elemen populasi yang dipilih sebagai subyek sampel adalah tidak terbatas

sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat

dan murah (Indrianto & Supomo, 1999). Sebelum menganalisi jawaban-jawaban

responden terlebih dahulu kita membahas keterkaitan beberapa faktor dalam

penelitian ini mengenai gambaran umum responden. Dalam hal ini akan ditinjau

mengenai sesuatu yang erat hubungannya dengan diri responden secara

individual. Gambaran umum responden diperoleh dari indentitas diri responden

yang tercantum pada masing-masing jawaban terhadap kuesioner.

Kuesioner yang dijadikan acuan pengolahan data berjumlah 105 buah

eksemplar yang telah disebar di lingkungan Sektor Pemerintahan Kota

Semarang. Dari kuesioner yang didistribusikan semuanya dapat diolah karena

memenuhi kelengkapan data. Berikut ini disajikan perincian mengenai

pengumpulan kuisioner.

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

53

Tabel 4.1

Pengumpulan Kuesioner

No. Nama Instansi Pemerintah Kuisioner

yang

disebar

Kuisioner

yang tidak

kembali

Kuisioner

yang

kembali

1. Badan Kepegawaian Daerah

Kota Semarang 32 12 20

2. Disnakertrans Kota

Semarang 33 10 23

3. Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Pemerintah Kota

Semarang

30 10 20

4. Badan Kesatuan Bangsa,

Politik dan Perlindungan

Masyarakat Pemerintah Kota

Semarang

25 9 16

5. Dinas Kelautan dan

Perikanan Pemerintah Kota

Semarang.

20 6 14

6. BPBD Kota Semarang 15 3 12

Jumlah

Rata-rata Responden

155

67,7%

50

105

Sumber : Data primer yang diolah tahun 2017

4.1.2 Gambaran Umum Responden Penelitian

Analisis deskriptif pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

analisis terhadap data demografi responden. Analisis ini dilakukan untuk

memperoleh gambaran mengenai jenis kelamin, usia dan pendidikan.

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

54

4.1.2.1 Jenis Kelamin Responden

Analisis demografi pertama dilakukan terhadap data jenis kelamin

responden. Data jenis kelamin responden perlu untuk dilakukan karena adanya

perbedaan penting antara pria dan wanita yang dapat mempengaruhi kinerja

mereka. Adapun hasil analisisnya terhadap data jenis kelamin responden disajikan

dalam Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Distribusi Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki

Perempuan

Total

53

52

105

50,5

49,5

100,0

50,5

49,5

100,0

50,5

100,0

Sumber : Data primer yang di olah tahun 2017

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.2, hasil kuesioner yang

disebar pada 100 responden yakni Pegawai Instansi Pemerintah di lingkungan

Sektor Pemerintahan Kota Semarang menunjukkan bahwa pegawai laki-laki

lebih banyak dibanding dengan pegawai perempuan yaitu dengan perbandingan

keseluruhan sebanyak 50,5% pegawai laki-laki dibanding dengan 49,5% pegawai

perempuan. Perbedaan jumlah 53 pegawai laki-laki dan 52 pegawai perempuan

tidaklah cukup besar, sehingga sampel penelitian cukup representatif dalam

mewakili populasi penelitian.

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

55

4.1.2.2 Usia Responden

Analisis demografi kedua dilakukan terhadap data usia responden.

Analisis terhadap data usia responden perlu dilakukan karena adanya issue

penting yang berkaitan dengan kualitas positif yang dibawa ke dalam pekerjaan,

yaitu pengalama, pertimbangan, etika kerja yang kuat. Adapun hasil analisisnya

disajikan dalam Tabel. 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Distribusi Usia Responden

Frequency

Perce

nt

Valid

Percent

Cumulative

Percent < 20 Th

21Th – 30Th

Valid 31Th - 40Th

41Th – 50Th

> 51 Th

Total

0 0 0 0

9 8,6 8,6 8,6

39 37,1 37,1 45,7

32 30,5 30,5 76,2

25

23,8

23,8

100,0

105 100,0 100,0

Sumber : Data primer yang diolah tahun 2017

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 4.3 berdasarkan hasil

kuesioner pada 100 responden yaitu Pegawai Instansi Pemerintah di lingkungan

Sektor Pemerintah Kota Semarang, dapat diketahui bahwa sebanyak 0%

responden berusia < 20 thn, sebanyak 8,6% responden berusia 21 thn – 30 thn,

sebanyak 37,1% responden berusia 31 thn– 40 thn, sebanyak 30,5% responden

berusia 41 thn – 50 thn, sebanyak 23,8% responden berusia < 51 tahun. Dari

grafik diatas dapat kita simpulan bahwa Pegawai Instansi Pemerintah di

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

56

lingkungan Sektor Pemerintah Kota Semarang masih dalam usia produktif dalam

bekerja.

4.1.2.3 Pendidikan Responden

Analisis demografi harga dilakukan terhadap data pendidikan responden.

Analisis mengenai pendidikan penting untuk dianalisis karena setiap jenis

pekerjaan membebankan tuntutan terhadap seseorang dan bahwa setiap orang

harus memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan pekerjaan tersebut. Adapun

hasil analisis disajikan dalam tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Distribusi Pendidikan

Responden

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SMA

D3

S1

S2

Dokter

Total

16

5

67

16

1

105

15,2

4,8

63,8

15,2

1,0

100,0

15,2

4,8

63,8

15,2

1,0

100,0

15,2

20,0

83,8

99,0

100,0

Sumber : Data primer yang diolah tahun 2017

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 4.4 berdasarkan hasil

kuesioner pada 100 responden yaitu Pegawai Instansi Pemerintah di lingkungan

Sektor Pemerintah Kota Semarang, diketahui sebagian besar responden

mempunyai pendidikan SMA sebesar 15,2% dari responden, D3 sebanyak

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

57

4,8% dari responden, S1 sebanyak 63,8% dari responden, S2 sebanyak 15,2%

dari responden dan Dokter sebanyak 1% dari responden.

4.2 STATISTIK DESKRIPTIF

Uji statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran umum atau

deskripsi dari suatu data yang dilihat dari jumlah sampel, nilai minimum,

nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi dari masing – masing variabel.

Terdapat 36 indikator dalam penelitian ini. Berikut ini dijelaskan statistik data

penelitian :

Tabel 4.5

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Penegakan_Peraturan 105 14 25 21,70 2,158

Keadilan_Prosedural 105 21 35 28,23 3,534

Komitmen_Organisasi 105 10 25 20,53 2,402

Budaya_Etis_Organisasi 105 10 25 20,70 2,275

Kultur_Organisasi 105 14 25 20,41 2,222

Kepuasan_Kompensasi 105 20 30 25,85 2,522

Fraud 105 8 38 14,09 5,315

Valid N (listwise) 105

Sumber : Data primer yang diolah tahun 2017

Dalam table 4.5 di jelaskan terdapat 6 variabel eksogen dan 1 variabel

endogen. Variabel eksogen terdiri dari penegakan peraturan, keadilan prosedural,

komitmen organisasi, budaya etis organisasi, kultur organisasi, Kepuasan

Kompensai, sedangkan variabel endogennya adalah Kecurangan (Fraud). Nilai

variabel penegakan peraturan maksimumnya adalah 25, nilai mean 21,70, nilai

minimum 14, sedangkan standart deviasinya 2,158. Variabel keadilan prosedural

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

58

mempunyai nilai maksimum 35, nilai mean 28,23, nilai minimum 21 dan standart

deviasinya 3,534. Nilai dari komitmen organisasi adalah maksimum 25, mean

20,53, minimum 10 dan standart deviasinya 2,402. Budaya etis organisasi

mempunyai nilai maksimum 25, mean 20,70, minimum 10 sedangkan standart

deviasinya 2,275. Variabel kultur organisasi memiliki nilai maksimum 25, nilai

mean 20,41, minimum 14 dan standart deviasinya 2,222. Sedangkan nvariabel

kepuasan kompensasi nilai maksimim 30, mean 25,85, minimum 20, dan standar

deviasinya 2,522. Nilai dari variabel endogennya yaitu kecurangan (fraud) adalah

maksimum 38, mean 14,09, mininimum 8 dan standart deviasinya 5,315.

4.3 Hasil Analisa Data

4.3.1 Validitas dan Reliabilitas

Sebelum melakukan uji hipotesis instrument terlebih dahulu dilakukan

pengujian validitas dan reliabilitas untuk memenuhi kelayakan. Konsep validitas

mengacu apakah alat ukur yang digunakan telah sesuai dengan apakah yang

seharusnya diukur. Reliabilitas mengacu pada stabilitas konsistensi akurasi dan

ketepatan pemgukuran yang dilakukan.

4.3.1.1 Validitas

Validitas konstruk dalam penelitian ini dinilai dengan konvergen dan

validitas diskriminan. Validitas konvergen mengacu pada keberadaan korelasi

antar instrument yang berbeda yang mengukur konstruk yang sama. Validitas

diskriminan mengacu pada tidak adanya korelasi antar instrument dengan

konstruk yang tidak diukurnya. Sedangkan metode lain untuk menilai

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

59

discriminant validity adalah membandingkan nilai square root of Average

Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk

lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar daripada

nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka

dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Pengukuran ini dapat

digunakan untuk mengukur reabilitas component score variabel laten dan hasilnya

lebih konservatif dibandingkan dengan composite reability. Direkomendasikan

nilai AVE harus lebih besar 0,50 (Fornnel dan Larcker, 1981 dalam Ghozali,

2006). Composite reability yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi

dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency dan Cronbach’s Alpha

(Ghozali,2006).

TABEL 4.6

AVE

AVE

Penegakan Peraturan 0,546

Keadilan Prosedural 0,518

Komitmen Organisasi 0,512

Budaya Etis Organisasi 0,524

Kultur Organisasi 0,538

Kepusan Kompensasi 0,575

FRAUD 0,722

Sumber : Data primer yang diolah tahun 2017

Dalam Tabel 4.6 nampak tidak satupun dari nilai AVE yang nilainya lebih

kecil dari pada 0,5. Tabel diatas menunjukkan nilai penegakan peraturan 0,546,

keadilan prosedural 0,518, komitmen organisasi 0,512, budaya etis organisasi

0,524, kultur organisasi 0,538, kepuasan kompensasi 0,575, dan fraud sebesar

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

60

0,722. Maka berdasarkan hasil nilai loading AVE dapat disimpulkan bahwa

validitas konvergen terpenuhi.

TABEL 4.7

CROSS LOADING

Penegakan Peraturan

Keadilan Prosedural

Komitmen Organisasi

Budaya Etis

Organisasi

Kultur Organisasi

Kepusan Kompensasi

FRAUD

X1_1 0,649 0,228 0,303 0,313 0,229 0,112 -0,224

X1_2 0,785 0,583 0,518 0,366 0,463 0,057 -0,319

X1_3 0,892 0,480 0,622 0,582 0,509 0,231 -0,255

X1_4 0,811 0,377 0,487 0,457 0,409 0,213 -0,212

X1_5 0,492 0,468 0,486 0,449 0,372 0,226 -0,026

X2_1 0,343 0,683 0,527 0,248 0,256 0,308 -0,012

X2_2 0,387 0,630 0,516 0,313 0,393 0,351 -0,050

X2_3 0,550 0,792 0,545 0,333 0,345 0,243 -0,136

X2_4 0,324 0,719 0,429 0,368 0,203 0,303 -0,112

X2_5 0,398 0,801 0,418 0,278 0,236 0,202 -0,112

X2_6 0,438 0,777 0,422 0,338 0,505 0,312 -0,093

X2_7 0,305 0,613 0,377 0,102 0,222 0,154 -0,044

X3_1 0,485 0,454 0,787 0,464 0,415 0,109 -0,233

X3_2 0,454 0,527 0,762 0,372 0,286 0,089 -0,306

X3_3 0,544 0,451 0,827 0,629 0,456 0,102 -0,279

X3_4 0,357 0,358 0,575 0,433 0,350 0,247 -0,095

X3_5 0,412 0,425 0,589 0,344 0,424 0,180 -0,093

X4_1 0,522 0,433 0,574 0,793 0,547 0,229 -0,158

X4_2 0,425 0,305 0,489 0,850 0,408 0,058 -0,165

X4_3 0,382 0,175 0,456 0,793 0,388 0,090 -0,198

X4_4 0,343 0,340 0,328 0,633 0,356 0,006 -0,137

X4_5 0,367 0,422 0,522 0,491 0,405 0,142 -0,047

X5_1 0,375 0,410 0,411 0,464 0,528 0,212 -0,047

X5_2 0,549 0,404 0,502 0,536 0,923 0,208 -0,215

X5_3 0,448 0,402 0,519 0,507 0,749 0,248 -0,086

X5_4 0,250 0,275 0,292 0,237 0,532 0,082 -0,070

X5_5 0,341 0,241 0,292 0,400 0,846 0,220 -0,200

X6_1 0,197 0,305 0,133 0,155 0,247 0,775 0,114

X6_2 0,103 0,270 0,117 0,112 0,152 0,805 0,179

X6_3 0,219 0,334 0,265 0,183 0,238 0,712 0,138

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

61

Penegakan Peraturan

Keadilan Prosedural

Komitmen Organisasi

Budaya Etis

Organisasi

Kultur Organisasi

Kepusan Kompensasi

FRAUD

X6_4 0,108 0,255 0,100 0,128 0,121 0,729 0,098

X6_5 0,122 0,223 0,161 0,104 0,271 0,787 0,176

X6_6 0,135 0,241 -0,033 -0,037 0,124 0,738 0,158

Y_1 -0,214 -0,171 -0,261 -0,120 -0,054 0,165 0,771

Y_2 -0,281 -0,204 -0,247 -0,098 -0,162 0,137 0,872

Y_3 -0,215 -0,059 -0,201 -0,078 -0,062 0,265 0,885

Y_4 -0,359 -0,174 -0,357 -0,242 -0,177 0,066 0,866

Y_5 -0,355 -0,091 -0,309 -0,266 -0,272 0,145 0,863

Y_6 -0,320 -0,087 -0,311 -0,288 -0,254 0,192 0,868

Y_7 -0,269 -0,090 -0,264 -0,164 -0,206 0,191 0,859

Y_8 -0,143 -0,062 -0,208 -0,119 -0,142 0,190 0,808

Sumber : Data primer yang diolah tahun 2017

Pemenuhan validitas diskriminan dapat dilihat dari nilai cross loading

konstruk pada tabel 4.7 diatas. Nampak korelasi indikator konstruk memiliki

nilai lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi indikator tersebut terhadap

konstruk lain, maka dikatakan konstruk memiliki validitas diskriminan yang

tinggi.

4.3.1.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu alat pengukur yang menunjukkan akurasi,

konsistensi dan ketepatan dari pengukurnya. Reliabilitas konstruk dalam penelitian

ini akan diukur dengan menggunakan composite reliability. Suatu konstruk

dikatakan reliabel jika nilai composite reliability di atas 0,70 Laten dan Ghozali

(2012).

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

62

TABEL 4.8

COMPOSITE RELIABILITY

Composite Reliability

Penegakan Peraturan 0,853

Keadilan Prosedural 0,882

Komitmen Organisasi 0,837

Budaya Etis Organisasi 0,842

Kultur Organisasi 0,847

Kepusasn Kompensasi 0,890

FRAUD 0,954

Sumber : Data primer yang diolah tahun 2017

Berdasarkan Tabel diatas Composite reability menunjukan nilai yang

memuaskan yaitu nilai masing-masing variabel diatas nilai minimum yaitu 0,70.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan nilai penegakan peraturan 0,853, keadilan

prosedural 0,882, komitmen organisasi 0,837, budaya etis organisasi 0,842,

kultur organisasi 0,847, kepuasan kompensasi 0,890, dan fraud sebesar 0,954.

Maka nilai konsistensi dan stabilitas instrumen yang digunakan sangat tinggi.

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa reliabilitas isntrumen terpenuhi.

4.4 Pengujian Model Struktural (Inner Model)

Pengujian Inner Model dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk

dan nilai signifikansinya serta nilai R-square. Nilai R-square digunakan untuk

menilai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen apakah

mempunyai pengaruh yang subtantif. Berikut akan disajikan Tabel nilai R-square.

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

63

TABEL 4.9

R SQUARE

R Square Adjusted

R Square

FRAUD 0,161

Sumber : Data primer yang diolah tahun 2017

Model pada tabel 4.9 memberikan nilai R-square sebesar 0,161 atau

16,1% pada veriabel fraud dapat dijelaskan oleh penegakan peraturan, keadilan

prosedural, komitmen organisasi, budaya etis organisasi, kultur organisasi dan

kepuasan kompensasi.

4.5 Uji Hipotesis

Dari Pengolahan data, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan

memperhatikan tingkat signifikansinya dan parameter path antara variabel laten.

Hipotesis yang diajukan untuk mengetahui hubungan masing-masing konstruk

yang dihipotesiskan. Hipotesis yang diajukan untuk mengetahui hubungan

masing-masing konstruk yang dihipotesiskan. Gambar 4.1 menunjukan hubungan

yang bervariasi.

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

64

Gambar 4.1

Korelasi Antar Konstruk

Sumber : Data primer yang diolah tahun 2017

Pengambilan keputusan didasarkan pada arah hubungan dan signifikansi

dari model pengujian dan korelasi antar konstruk yang ditunjukan pada Tabel 4.1

berikut ini:

TABEL 4.1

PATH COEFFICIENT

Original Sample (O)

Sample Mean (M)

Standard Error (STERR)

T Statistics (|O/STERR|)

P Values

Penegakan Peraturan -> FRAUD

-0,253 -0,243 0,098 2,578 0,010

Keadilan Prosedural -> FRAUD

0,070 0,035 0,184 0,384 0,701

Komitmen Organisasi -> FRAUD

-0,248 -0,260 0,129 1,925 0,055

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

65

Original Sample (O)

Sample Mean (M)

Standard Error (STERR)

T Statistics (|O/STERR|)

P Values

Budaya Etis Organisasi -> FRAUD

0,060 0,023 0,113 0,528 0,598

Kultur Organisasi -> FRAUD

-0,077 -0,069 0,105 0,736 0,462

Kepusasn Kompensasi -> FRAUD

0,272 0,271 0,124 2,196 0,029

Sumber : Data primer yang diolah tahun 2017

4.5.1 Pengujian H1: Penegakan Peraturan Berpengaruh Terhadap Fraud

Hasil pengujian hipotesis pertama mendapatkan niali P Value sebesar

0,010 yang berarti lebih kecil dari 0,050, dengan nilai Original Sampel (O)

sebesar -0,253 yang berarti variabel penegakan peraturan berpengaruh terhadap fraud.

Kesimpulan hipotesis dalam penelitian ini H1 diterima.

4.5.2 Pengujian H2: Keadilan Prosedural Tidak Berpengaruh Terhadap

Fraud

Hasil pengujian hipotesis kedua mendapatkan niali P Value sebesar 0,701

yang berarti lebih besar dari 0,050, dengan nilai Original Sampel (O) sebesar

0,070 yang berarti variabel keadilan proposal tidak berpengaruh terhadap fraud.

Kesimpulan hipotesis dalam penelitian ini H2 ditolak.

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

66

4.5.3 Pengujian H3: Komitmen Organisasi Tidak Berpengaruh Terhadap

Fraud

Hasil pengujian hipotesis ketiga mendapatkan niali P Value sebesar 0,055

yang berarti lebih besar dari 0,050, dengan nilai Original Sampel (O) sebesar -

0,248 yang berarti variabel komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap fraud.

Kesimpulan hipotesis dalam penelitian ini H3 ditolak.

4.5.4 Pengujian H4: Budaya Etis Organisasi Tidak Berpengaruh Terhadap

Fraud

Hasil pengujian hipotesis keempat mendapatkan niali P Value sebesar

0,598 yang berarti lebih besar dari 0,050, dengan nilai Original Sampel (O)

sebesar 0,060 yang berarti variabel budaya etis organisasi tidak berpengaruh

terhadap fraud. Kesimpulan hipotesis dalam penelitian ini H4 ditolak.

4.5.5 Pengujian H5: Kultur Organisasi Tidak Berpengaruh Terhadap

Fraud

Hasil pengujian hipotesis kelima mendapatkan niali P Value sebesar 0,462

yang berarti lebih besar dari 0,050, dengan nilai Original Sampel (O) sebesar -

0,077 yang berarti variabel kultur organisasi tidak berpengaruh terhadap fraud.

Kesimpulan hipotesis dalam penelitian ini H5 ditolak.

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

67

4.5.6 Pengujian H6: Kepuasan Kompensasi Berpengaruh Terhadap Fraud

Hasil pengujian hipotesis keenam mendapatkan niali P Value sebesar

0,029 yang berarti lebih kecil dari 0,050, dengan nilai Original Sampel (O)

sebesar 0,272 yang berarti variabel kesesuaian kompensasi berpengaruh terhadap

fraud. Kesimpulan hipotesis dalam penelitian ini H6 diterima.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Penegakan Peraturan Terhadap Fraud

Berdasarkan pengujian H1 menyatakan bahwa penegakan peraturan

berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi (fraud). Hal ini dikarenakan semakin

tinggi ketaatan penegakan peraturan yang di tetapkan oleh sektor pemerintah

maka semakin kecil pegawai instansi tersebut untuk melakukan tindakan yang

mungkin dapat merugikan dengan melakukan kecurangan, dan sebaliknya bila

semakin kecil ketaatan penegakan peraturan yang di tetapkan maka semakin

tinggi pegawai instansi untuk melakukan tindakan kecurangan yang dapat

merugikan suatu instansi. Penegakan peraturan merupakan bentuk tindakan yang

nyata oleh subjek peraturan kepada peraturan yang berlaku yaitu dengan mentaati

peraturan yang ada di suatu instnsi. Kebanyakan masyarakat mengetahui tentang

peraturan yang berlaku, tetapi banyak juga yang tidak mematuhinya. Maka hal ini

membutuhkan kesadaran masyarakat itu sendiri.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

(Najahningrum, 2013), (Mustikasari, 2013), (Faisal, 2013), dan (Chandra,

2015) yang menyatakan bahwa penegakan peraturan berpengaruh signifiksn

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

68

kearah negatif terhadap kecurangan (fraud). Namun tidak sejalan dengan

penelitian (Adinda, 2015) yang menyatakan bahwa penegakan peraturan tidak

berpengaruh terhadap kecurangan (fraud).

4.6.2 Pengaruh Keadilan Prosedural Terhadap Fraud

Berdasarkan pengujian H2 menyatakan keadilan prosedural bahwa tidak

berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi (fraud). Hal ini karena suatu instansi

ingin menetapkan kedilan prosedural yang adil maupun keadilan prosedural yang

tidak adil akan mempengaruhi terjadinya kecurangan akuntansi (fraud). Sehingga

adil atau tidak adilnya dalam menetapkan keadilan prosedural pada instansi tidak

ada jaminan untuk mencegah terjadinya kecurangan akuntansi (fraud). Pada

instansi pemerintah Kota Semarang tidak adanya sistem kompensasi yang

mendiskripsikan dengan jelas hak dan kewajiban, ukuran persepsi dan kegagalan

dalam mengelola organisasi di instansi pemerntah. Keadilan prosedural

merupakan pertimbangan yang dibuat oleh pegawai tentang keadilan yang

diperkirakan menjelaskan proses dan prosedur organisasi yang digunakan untuk

membuat keputusan alokasi dan suber dayanya. Pegawai instansi banyak yang

tidak mempertimbangkan keadilan dalam proses dan prosedur organisasi untuk

membuat keputusan dan menetapakan keputusannya sendiri.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

(Mustikasari, 2013) yang menyatakan bahwa keadilan prosedural tidak

berpengaruh terhadap kecurangan (fraud). Namun tidak sejalan dengan penelitian

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

69

(Najahningrum, 2013) dan (Adinda, 2015) yang menyatakan bahwa keadilan

prosedural berpengaruh signifiksn kearah negatif terhadap kecurangan (fraud).

4.6.3 Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Fraud

Berdasarkan pengujian H3 menyatakan bahwa komitmen organisasi tidak

berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi (fraud). Hal ini karena bila instansi

pemerintah menetapkaan komitmen pada organisasi yang baik maupun tidak baik

tetap saja akan mempengaruhi terjadinya kecurangan akuntansi (fraud). Sehingga

bila itu baik atau tidak baik menetapkan komitmen pada organisasi tidak ada

jaminannya untuk meminimalkan terjadinya kecurangan akuntansi (fraud).

Komitmen organisasi lebih mengacu kepada sikap-sikap dan perilaku pegawai

instansi dan dapat dihubungkan dengan nilai-nilai serta cara instansi tersebut

melakukan berbagai hal dengan lingkungan yang lebih etis, pegawai instansi

lebih cenderung akan mentaati peraturan di instansi pemerintah dengan peraturan

yang telah ditetapkan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Chandra,

2015) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap

kecurangan (fraud). Namun tidak sejalan dengan penelitian (Najahningrum,

2013) (Faisal, 2013), (Mustikasari, 2013) dan (Adinda, 2015) yang

menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifiksn kearah negatif

terhadap kecurangan (fraud).

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

70

4.6.4 Pengaruh Budaya Etis Organisasi Terhadap Fraud

Berdasarkan pengujian H4 menyatakan bahwa budaya etis organisasi

tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi (fraud). Hal ini karena jika

suatu instansi pemerintah memiliki anggota yang berperilaku dan beretika baik

maupun tidak baik tetap tidak akan mempengaruhi terjadinya kecurangan

akuntansi (fraud). Sehingga dapat di artikan jika memiliki perilaku dan etika

yang baik atau tidak baik maka tidak akan ada jaminan untuk mencegah

kecurangn akuntansi (fraud). Etika organisasi menjadi tolak ukur seorang

pegawai dalam melakukan tindakan, karena seseorang lebih mengikuti tindakan

yang dilakukan oleh sebagian besar orang yang ada dalam suatu organisasi, maka

individu merasa bahwa apa yang telah dilakukan itu sudah benar dikarenakan

sebagian beasr rekannya melakukan hal yang sama walaupun tidakan yang

dilakukan itu merupakan tindakan kecurangan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

(Najahningrum, 2013) dan (Chandra, 2015) yang menyatakan bahwa budaya etis

organisasi tidak berpengaruh terhadap kecurangan (fraud). Namun tidak sejalan

dengan penelitian (Mustikasari, 2013) yang menyatakan bahwa budaya etis

organisasi berpengaruh signifikan kearah negatif terhadap kecurangan (fraud).

4.6.5 Pengaruh Kultur Organisasi Terhadap Fraud

Berdasarkan pengujian H5 menyatakan bahwa kultur organisasi tidak

berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi (fraud). Hal ini dikarenakan kultur

organisasi yang diterapkan dengan baik maupun tidak baik tetap tidak

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

71

mempengaruhi terjadinya kecurangan akuntansi (fraud). Sehingga dapat diartikan

bahwa kultur organisasi ditetapkan oleh instansi pemerintah dengan baik atau

tidak baik maka tidak ada jaminannya bila untuk mencegah akan terjadinya

kecurangan akuntansi (fraud). Kultur organisasi yang baik tidak akan

memberikan peluang sedikitpun untuk individu melakukan tindakan kecurangan,

karena kultur organisasi yang baik itu akan membentuk para pelaku organisasi

mempunyai rasa ikut memiliki dan rasa bangga sebagai bagian dari organisasi.

Maka pegawai instansi harus mempunyai rasa untuk ikut memiliki dan rasa

bangga terlibat dalam suatu instansi dimana mereka bekerja agar tidak

memberikan peluang untuk melakukan kecurangan akuntansi (fraud).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Faisal,

2013) yang menyatakan bahwa kultur organisasi tidak berpengaruh terhadap

kecurangan (fraud). Namun tidak sejalan dengan penelitian (Adinda, 2015) yang

menyatakan bahwa kultur organisasi berpengaruh signifikan kearah negatif

terhadap kecurangan (fraud).

4.6.6 Pengaruh Kesesuaian Kompensasi Terhadap Fraud

Berdasarkan pengujian H6 menyatakan bahwa kesesuaian kompensasi

berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi (fraud). Hal ini dikarenakan semakin

tinggi kesesuaian kompensasi yang ditetapakan oleh sektor pemerintah maka

semakin kecil pegawai instansi tersebut untuk melakukan tindakan yang mungkin

dapat merugikan instansi dengan melakukan kecurangan akuntansi (fraud), dan

sebaliknya bila semakin kecil kepuasan kompensasi yang ditetapkan oleh sektor

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

72

pemerintah maka akan semakin tinggi pegawai instansi memiliki kesempatan

untuk melakukan tindakan kecurangan akuntansi (fraud) yang dapat merugikan

suatu instansi. Dalam suatu perusahaan kompensasi adalah suatu hal yang

penting bagi setiap pegawai yang bekerja didalamnya karena dengan kompensasi

yang diperoleh pegawai dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Bila kebutuhan

hidup pegawai instansi tidak terpenuhi dengan hasil yang sudah diberikan dapat

menimbulkan kecurangan akuntansi (fraud).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

(Mustikasari, 2013) dan (Chandra, 2015) yang menyatakan bahwa penegakan

peraturan berpengaruh signifiksn kearah negatif terhadap kecurangan (fraud).

Namun tidak sejalan dengan penelitian (Faisal, 2013) dan (Adinda, 2015) yang

menyatakan bahwa penegakan peraturan tidak berpengaruh terhadap kecurangan

(fraud).

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

73

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari data primer yang diolah dari melakukan penyebaran kuesioner di

lingkungan Sektor Pemerintahan Kota Semarang pada tahun 2017 maka

selanjutnya dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas. Hasil uji reliabilitas

dan validitas menunjukann bahwa semua pernyataan dalam setiap variabel

reliabel dan valid. Berdasarkan hasil penilitian yang dilakukan di lingkungan

Sektor Pemerintahan Kota Semarang dengan jumlah sampel 105 responden

dapat ditarik kesimpulan:

1. H1 diterima, artinya penegakan peraturan berpengaruh terhadap kecurangan

akuntansi (fraud).

2. H2 ditolak, artinya keadilan prosedural tidak berpengaruh terhadap

kecurangan akuntansi (fraud).

3. H3 ditolak, artinya komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap

kecurangan akuntansi (fraud).

4. H4 ditolak, artinya budaya etis organisasi tidak berpengaruh terhadap

kecurangan akuntansi (fraud).

5. H5 ditolak, artinya kultur organisasi tidak berpengaruh terhadap

kecurangan akuntansi (fraud).

6. H6 diterima, artinya kepuasan kompensasi berpengaruh terhadap

kecurangan akuntansi (fraud)

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

74

7. Uji Ajusted R Square sebesar 0,161 yang artinya 16,1% pada veriabel fraud

dapat dijelaskan oleh penegakan peraturan, keadilan prosedural, komitmen

organisasi, budaya etis organisasi, kultur organisasi dan kepuasan

kompensasi. Sedangkan sisanya 83,9% dijelaskan oleh variabel lainnya.

5.2 Saran

Saran yang didasarkan beberapa kesimpulan dan keterbatasan yang ada

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi instansi sektor pemerintahan Kota Semarang untuk menerapkan

peraturan dalam melakukan pemantauan dan evaluasi atas kegiatan operasi.

2. Bagi para pemimpin instansi sektor pemerintahan Kota Semarang untuk dapat

memberikan penghargaan (reward) yang sesuai berdasarkan prestasi kerja

bagi para pegawai sehingga tercipta situasi yang kondusif dalam instansi

tersebut.

3. Bagi instansi sektor pemerintahan Kota Semarang, untuk lebih transparan dan

terbuka kepada masyarakat sebagai pengguna laporan keuangan dengan

membuka ruang publik.

4. Bagi instansi sektor pemerintahan Kota Semarang untuk meningkatkan

komitmen terhadap instansi. Memahami bahwa pegawai bekerja bukan hanya

untuk kepentingan pribadinya tetapi juga untuk kepentingan publik atau

masyarakat.

5. Bagi instansi sektor pemerintahan Kota Semarang untuk lebih meningkatkan

nilai-nilai yang diterapkan kepada semua anggota organisasi agar dapat

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

75

dijadikan acuan berperilaku dalam organisasi agar dapat tercapai tujuan

organisasi yang sudah ditetapkan.

6. Bagi para pemimpin instansi sektor pemerintahan Kota Semarang untuk lebih

melihat pola perilaku atau kebiasaan yang baik, buruk, dapat diterima atau

tidaknya oleh intansi pemerintahan.

5.3 Keterbatasan

Sebagaimana penelitian-penelitian yang ada, hasil penelitian ini juga

memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Penelitian ini merupakan metode survei menggunakan kuisioner tanpa

dilengkapi dengan wawancara atau pertanyaan lisan.

2. Penelitian ini hanya terbatas pada persepsi pegawai instansi sektor

pemerintahan Kota Semarang sehingga hal tersebut akan menimbulkan

masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan yang

sebenarnya.

3. Dalam penelitian ini, nilai Ajusted R Square sebesar 0,161 yang artinya

16,1% variabel kemampuan teknik personal dapat dijelaskan oleh variabel

program pendidikan dan pelatiahan. Sementara 83,9% dijelaskan oleh

variabel lain.

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

76

5.4 Agenda Penelitian Yang Akan Datang

1. Penelitian selanjutnya menggunakan model ini disarankan selain

menyebarkan kuisioner dapat disertakan wawancara kepada responden

sehingga tidak akan menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda

dengan keadaan sebenarnya.

2. Menambah variabel lain yang mempengaruhi kecurangan akuntansi (fraud)

misalnya variabel gaya kepemimpinan, asimetri informasi, perilaku tidak etis,

atau keadilan distributif.

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

77

DAFTAR PUSTAKA

Adinda, Y. M. (2015). Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kecurangan

(Fraud) di Sektor Pemerintahan Kabupaten Klaten. Accounting Analysis

Journal, 4(3), 1-9.

Chandra, D. P. (2015). Determinan Terjadinya Kecenderungan Kecurangan

Akuntansi (Fraud) pada Dinas Pemerintah Se Kabupaten Grobogan.

Accounting Analysis Journal, 4(3), 1-9.

COSO, C. o. (2004). Enterprise Risk Management - Integrated Framework.

Commitee of Sponsoring Organization.

Faisal, M. (2013). Analisis Fraud Sektor Pemerintahan Kabupaten Kudus.

Accounting Analysis Journal, 2(1), 67-73.

Indriantoro, N., & Supomo, B. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE.

Mustikasari, D. P. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fraud di Sektor

Pemerintahan Kabupaten Batang. Accounting Analysis Journal, 2(3), 250-

258.

Najahningrum, A. F. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fraud: Persepsi

Pegawai Dinas Provinsi DIY. Accounting Analysis Journal, 2(3), 259-267.

Norbarani, L. (2012). Pendeteksian Kecurangan laporan Keuangan dengan

Analisis Fraud Triangle yang Diadopsi dalam SAS No.99. Skripsi, 1-59.

Pristiyanti, I. R. (2012). Persepsi Pegawai Instansi Pemerintah Mengenai Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Fraud di Sektor Pemerintahan. Accounting

Analysis Journal, 1(1), 1-14.

Rae, K., & Subramaniam, N. (2008). Quality of Internal Control Procedures

Antecedents and Moderating Effect on Organisational Justice and

Employee Fraud. Managerial Auditing Journal, 23(2), 104-124.

Sugiyono, P. D. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: ALFABETA, cv.

Valentine et al. (2002). Ethical context, organizational commitment, and person-

organization fit. Journal of Business Ethics, 41(4), 349-361.

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

78

Wahyudi, I., & Sopana. (2005). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Korupsi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) di Malang Raya.

Wilopo. (2006). Analisis Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Kecenderungan

Kecurangan Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi IX.

Zulkarnain, R. M. (2013). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Fraud

pada Dinas Kota Surakarta. Accounting Analysis Journal, 2(2), 125-131.

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

79

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

KUESIONER PENELITIAN

Kepada Yth:

Bapak/Ibu/Sdr/i Pegawai Instansi Pemerintah

Di tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dika Septi Ariyani

NIM : B.211.13.0024

Prodi : Akuntansi, S1

Perguruan Tinggi : Universitas Semarang

Memohon kesediaan dari Bapak/Ibu/I untuk kiranya dapat berpartisipasi dalam

mengisi kuesioner penelitian berikut, berkaitan dengan penyusunan skripsi yang

saya lakukan dalam rangka menyelesaikan Program Studi Akuntansi S1 Fakultas

Ekonomi Universitas Semarang dengan judul “Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Terjadinya Fraud : Persepsi Pegawai Pada Sektor

Pemerintahan Kota Semarang”.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat. Oleh

karena itu, dimohon kesediannya untuk mengisi/menjawab kuesioner ini dengan

sejujur-jujurnya. Kuesioner ini hanya untuk keperluan skripsi tidak untuk

dipublikasikan secara luas, sehingga kerahasiaan data yang diisi dapat

dijaga. Atas kerjasama yang baik dan kesungguhan Bapak/Ibu/I dalam mengisi

kuesioner ini, saya ucapkan terimakasih.

Contact Person : 089 622 125 803

Hormat Saya,

Dika Septi Ariyani

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama* : (*nama

boleh tidak diisi)

2. Jenis Kelamin : Permpuan/ Laki-Laki

3. Umur : tahun

4. Jabatan :

5. Pangkat/Golongan :

6. Masa Kerja : tahun bulan

7. Pendidikan terakhir :

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

Petunjuk Pengisian :

Berikut ini merupakan pernyataan-pernyataan yang mewakili pendapat-

pendapat umum mengenai kondisi di dalam instansi Saudara. Tidak ada

pernyataan yang benar atau salah. Saudara mungkin saja setuju atau tidak setuju

dengan pernyataan-pernyataan tersebut. Kami ingin mengetahui seberapa jauh

Saudara setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan tersebut, dengan memberi

tanda checklist (√) pada pilihan yang tersedia sebagai berikut :

Penilaian :

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

N : Netral

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

SKALA

No Penegakan Peraturan

1. Di instansi tempat saya bekerja, ada

aturan-aturan hukum yang berlaku

SS S N TS STS

2. Di instansi tempat saya bekerja, saya

merasa para pejabat tanggap dalam

penanganan pelanggaran peraturan

SS S N TS STS

3. Di instansi tempat saya bekerja,

kegiatan operasional instansi

dilaksanakan sesuai dengan standar dan

peraturan yang telah ditetapkan oleh

instansi dan pemerintah

SS S N TS STS

4. Di instansi tempat saya bekerja, semua

pegawai datang dan pulang tepat waktu

SS S N TS STS

5. Di instansi tempat saya bekerja, semua

pegawai menjalankan pekerjaan sesuai

dengan tanggungjawab nya masing-

masing.

SS S N TS STS

Keadilan Prosedural

6. Prosedur penggajian dan pemberian

kompensasi lain di tempat saya bekerja

telah sesuai dengan kriteria yang saya

inginkan.

SS S N TS STS

7. Prosedur penggajian dan pemberian

kompensasi lain di tempat saya bekerja

telah melibatkan para pegawai sehingga

prosedur tersebut dapat diterima dengan

baik.

SS S N TS STS

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

8. Prosedur penggajian dan pemberian

kompensasi lain di tempat saya bekerja

telah diterapkan secara konsisten.

SS S N TS STS

9. Prosedur penggajian dan pemberian

kompensasi lain di tempat saya bekerja

tidak berhubungan dengan kepentingan

pihak tertentu.

SS S N TS STS

10. Prosedur penggajian dan pemberian

kompensasi lain di tempat saya bekerja

didasarkan pada informasi yang akurat.

SS S N TS STS

11. Prosedur penggajian dan pemberian

kompensasi lain di tempat saya bekerja

memungkinkan saya memberi masukan

dan koreksi.

SS S N TS STS

12. Prosedur penggajian dan pemberian

kompensasi lain di tempat saya bekerja

telah sesuai dengan etika dan standar

moral yang berlaku.

SS S N TS STS

Komitmen Organisasi

13. Saya merasa bangga saat

memperkenalkan kepada orang lain

bahwa instansi tempat saya bekerja

adalah instansi yang bagus.

SS S N TS STS

14. Prinsip nilai kinerja saya sejalan dengan

prinsip nilai kinerja instansi ini.

SS S N TS STS

15. Saya merasa bangga menjadi bagian

dari instansi ini.

SS S N TS STS

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

16. Saya lebih memilih untuk bergabung

dengan instansi ini sebagai tempat saya

bekerja daripada instansi lain.

SS S N TS STS

17. Saya sangat peduli dengan nasib

instansi ini.

SS S N TS STS

Budaya Etis Organisasi

18. Di instansi tempat saya bekerja,

perilaku pimpinan dijadikan panutan

bagi pegawai.

SS S N TS STS

19. Di instansi tempat saya bekerja, telah di

tetapkan kode etik yang menyatakan

nilai-nilai organisasi dan berbagai

aturan etis yang di patuhi oleh pegawai.

SS S N TS STS

20. Di instansi tempat saya bekerja, pernah

diadakan seminar dan penelitian etis

mengenai standar tuntunan organisasi

yang menjelaskan pratik-praktik yang

tidak diperbolehkan dan menangani

dilema etika yang muncul.

SS S N TS STS

21. Di instansi tempat saya bekerja, teguran

dan sanksi diberikan kepada pegawai

yang melakukan tindakan tidak etis atau

melanggar aturan.

SS S N TS STS

22. Di instansi tempat saya bekrja, masalah

perlindungan etika merupakan lingkup

pemeriksaan yang dilakukan inspektorat

terkait.

SS S N TS STS

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

Kultur Organisasi

23. Dalam organisasi karyawan

mencurahkan seluruh kemampuannya

untuk bekerja.

SS S N TS STS

24. Anggota organisasi bersikap hangat

(ramah) dalam pergaulan.

SS S N TS STS

25. Anggota organisasi mempunyai inisiatif

(prakarsa).

SS S N TS STS

26. Pertemuan (rapat) dilakukan tepat

waktu.

SS S N TS STS

27. Setiap orang selalu memperhatikan

biaya yang dikeluarkan.

SS S N TS STS

Kepuasan Kompensasi

28. Kompensasi keuangan yang instansi

berikan diukur sesuai prestasi pekerjaan

yang telah saya lakukan.

SS S N TS STS

29. Instansi ini menciptakan kondisi

sehingga diakui bahwa semua

pegawainya memang menguasai

pekerjaan yang menjadi

tanggungjawabnya masing-masing.

SS S N TS STS

30. Promosi di Instansi ini diberikan atas

dasar prestasi kerja yang telah dicapai

oleh para pegawai.

SS S N TS STS

31. Instansi ini dikelola oleh manajemen

sedemikian sehingga para pegawainya

memulai dan menyelesaikan tugas

pekerjaan dengan baik.

SS S N TS STS

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

32. Pekerjaaan sebagai penanggungjawab

penyusun laporankeuangan di Instansi

ini merupakan tugas yang menantang

yang harus dicapai dalam waktutertentu.

SS S N TS STS

33. Di Instansi ini, penanggungjawab

penyusunan laporan keuangan dapat

memaksimalkan kemampuan,

pengetahuan dan keahlian dibidangnya.

SS S N TS STS

Kecurangan (Fraud)

34. Suatu hal yang wajar di instansi saya,

apabila untuk suatu tujuan tertentu,

biaya dicatat lebih besar dari

semestinya.

SS S N TS STS

35. Bukan suatu masalah bagi instansi saya,

apabila pencatatan bukti transaksi

dilakukan tanpa otorisasi dari pihak

yang berwenang.

SS S N TS STS

36. Suatu yang wajar bagi instansi saya,

apabila untuk tujuan tertentu harga beli

peralatan/perlengkapan kantor dicatat

lebih tinggi.

SS S N TS STS

37. Merupakan sesuatu yang wajar di

instansi saya apabila pengguna

anggaran memasukkan kebutuhan lain

yang tidak sesuai ke dalam belanja

peralatan gedung kantor.

SS S N TS STS

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

38. Bukan suatu masalah bagi instansi saya

apabila perlengkapan dan peralatan

kantor yang dibeli tidak sesuai dengan

spesifikasi yang seharusnya dibeli.

SS S N TS STS

39. Tidak menjadi suatu masalah bagi

instansi saya apabila suatu transaksi

memiliki bukti pendukung ganda.

SS S N TS STS

40. Suatu hal yang wajar apabila di instansi

saya ditemukan adanya pengeluaran

tanpa dokumen pendukung.

SS S N TS STS

41. Bukan suatu masalah bagi instansi saya,

apabila sisa anggaran dibagikan kepada

pegawai sebagai bonus.

SS S N TS STS

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA