faktor karsinogenik

6
Faktor-faktor yang Berperan pada Karsinogenesis oleh Nadhira Nuraini Afifa, 1106003932 Pendahuluan Sebagian besar kanker disebabkan oleh faktor-faktor ekstrinsik, yaitu karsinogen lingkungan (karsinogen kimia, radiasi, virus) dan semua yang dapat mengubah kondisi kesehatan seseorang (misalnya ketidakseimbangan hormonal dan kekurangan zat tertentu dalam makanan). Faktor genetik dan psiko juga memiliki peranan untuk menentukan kemungkinan seseorang menderita kanker. Dari penyelidikan epidemiologis kanker dan karsinogenesis eksperimental, disimpulkan bahwa kanker merupakan penyakityang disebabkan oleh banyak faktor. Secara teoritis, kanker dapat dicegah, penyebab utamanya merupakan faktor ekstrinsik. 1 Isi Pada umumnya, kanker timbul akibat paparan yang berkali-kali dan adi terhadap karsinogen tertentu. Penyebab kanker dapat berupa satu karsi (contoh: asap rokok penyebab kanker paru) atau dua karsinogen yang berlainan - karsinogen dan ko-karsinogen - (contoh: asap rokok sebagai karsinogen dan debu asbessebagai ko-karsinogen penyebabkankerparu). Ko-karsinogen berperan dalam membantu karsinogen menimbulkankankerlebih efektif. Karsinogenesis yang diinduksi karsinogen kimia, fisik, maupun biologik memerlukan waktu yang disebut periode laten, yaitu waktu yang dibutu dari pertama kali terpapar suatu karsinogen hingga terlihat kanker secara kli Periode laten dari suatu kanker seringkali 20 tahun atau lebih. 1,2, Karsinogen kimia

Upload: nadhira-afifa

Post on 21-Jul-2015

498 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Faktor-faktor yang Berperan pada Karsinogenesisoleh Nadhira Nuraini Afifa, 1106003932

Pendahuluan Sebagian besar kanker disebabkan oleh faktor-faktor ekstrinsik, yaitu semua karsinogen lingkungan (karsinogen kimia, radiasi, virus) dan semua yang dapat mengubah kondisi kesehatan seseorang (misalnya ketidakseimbangan hormonal dan kekurangan zat tertentu dalam makanan). Faktor genetik dan psikogenik juga memiliki peranan untuk menentukan kemungkinan seseorang menderita kanker. Dari penyelidikan disimpulkan epidemiologis bahwa kanker kanker dan karsinogenesis penyakit yang

eksperimental,

merupakan

disebabkan oleh banyak faktor. Secara teoritis, kanker dapat dicegah, karena penyebab utamanya merupakan faktor ekstrinsik.1 Isi Pada umumnya, kanker timbul akibat paparan yang berkali-kali dan aditif terhadap karsinogen tertentu. Penyebab kanker dapat berupa satu karsinogen (contoh: asap rokok penyebab kanker paru) atau dua karsinogen yang berlainan - karsinogen dan ko-karsinogen - (contoh: asap rokok sebagai karsinogen dan debu asbes sebagai ko-karsinogen penyebab kanker paru). Ko-karsinogen berperan dalam membantu karsinogen menimbulkan kanker lebih efektif. Karsinogenesis yang diinduksi karsinogen kimia, fisik, maupun biologik memerlukan waktu yang disebut periode laten, yaitu waktu yang dibutuhkan dari pertama kali terpapar suatu karsinogen hingga terlihat kanker secara klinis. Periode laten dari suatu kanker seringkali 20 tahun atau lebih.1,2, Karsinogen kimia

Bahan kimia sudah terdapat dalam lingkungan manusia dalam waktu lama, misalnya benzopyrene sudah terdapat dalam atmosfer dalam kadar rendah sejak api dari tumbuh-tumbuhan dipakai manusia. bahan kimia baru yang karsinogenik dihasilkan terus-menerus dan kadarnya semakin meningkat sebagai akibat perkembangan industry. Penyelidikan epidemiologis mengalami kesukaran akibat suatu bahan kimia baru diketahui setelah 20 tahun kemudian atau lebih, kecuali bahan tersebut sangat tinggi sifat karsinogeniknya dan paparannya sangat lama.2 Jenis-jenis karsinogen kimia a. Policyclic aromatic hydrocarbon. Contoh: benzopyrene. Terdapat pada asap rokok dan asap mobil. Asap rokok dapat menyebabkan kanker orofarings, esophagus, larings, kandung kemih, ginjal, dan pankreas. Benzopyrene juga terbentuk bila daging dipanggang dengan arang, diasap atau digoreng dengan minyak yang sudah dipakai berkali-kali. b. Aromatic amine. Contoh: butter yellow, naphtylamine (menyebabkan kanker hati pada anjing), dan benzidine (menyebabkan kanker kandung kemih pada pekerja industri zat warna). Golongan ini diaktifkan dahulu oleh enzim dalam sel hati atau ginjal atau sel tubuh lainnya menjadi sel karsinogen yang reaktif. c. Nitrosamine. Terbentuk dari nitrit dengan sejumlah amin. Garam nitrit dan nitrat alamiah yang terdapat dalam sayur-sayuran, ikan, dan daging. Nitrit digunakan sebagai zat aditif makanan. Dapat menyebabkan berbagai macam kanker, seperti kanker hati, ginjal, paru, esophagus, vesika urinaria, dan lain-lain. Golongan ini diaktifkan dulu oleh enzim sel hati atau ginjal atau sel tubuh lainnya menjadi karsinogen yang reaktif. d. Vinylchloride. Contoh: Polyvinylchloride (PVC) dapat menyebabkan kanker hati, kanker paru, otak, darah, dan limf.1,2,3

Radiasi Terdapat 2 macam radiasi, yaitu radiasi ionisasi (misalnya sinar X) dan nonionisasi (sinar ultraviolet). Sinar X berasal dari tambang uranium, kosmik, alat diagnostic penyakit, bom atom, dan sampah radioaktif. Sinar ultraviolet berasal darimatahari.1,4 Sinar X dapat menyebabkan leukemia dan tumor ganas padat. Periode laten untuk leukemia adalah 2-5 tahun, sedangkan pada tumor ganas padat umumnya 5-10 tahun. Sinar ultraviolet menyebabkan tumor pada paparan berulang dan dosis tertentu. Jaringan yang terkena adalah kulit, biasanya kulit pelaut dan petani, dapat timbul karsinoma sel basal, sel skuamosa, atau melanoma malignum.5 Terjadinya kanker karena radiasi sinar X dan ultraviolet menimbulkan sejumlah lesi yang berbeda pada DNA sel. Tidak terjadi kanker bila lesi ini direparasi atau dimodifikasi oleh proses biologis atau terjadi kematian sel. Virus Banyak kanker yang disebabkan oleh virus. Contoh: EBV. Virus ini diduga kokarsinogen untuk kanker nasofarings.1,5 Virus papilloma (HPV) subtype 6, 8, 16, dan 18 diduga berhubungan erat dengan risiko terkena kanker serviks.5 Virus hepatitis B (HBV) menyebabkan hepatitis akut atau infeksi yang asimptomatik yang menimbulkan kekebalan. Virus ini menyebabkan kematian jaringan hati, merangsang pembelahan sel, dan membuat rentan terhadap karsinogen kimia. Penularan virus ini melalui hubungan seksual, plasenta dari ibu ke anak, dan penggunaan jarum suntik intravena.5 Faktor genetik

Contoh kanker yang diturunkan secara herediter adalah retinoblastoma. Diduga bentuk herediter ini terjadi secara 2 tahap, yaitu mutasi sel somatic (sel retina) yang sedang tumbuh dan mutasi pada sel benih yang akan diturunkan. Contoh lain adalah tumor Wilm (ginjal) dan leukemia. Factor keturunan pada kanker didasarkan pada pengamatan klinis dan laboratoris (terdapatnya kelainan kromosom yang khas untuk kanker tertentu). Pada retinoblastoma hilangnya sebagian kromosom 13, pada tumor Wilm hilangnya sebagian kromosom 11, dan pada leukemia adalah trisomy 21.5

Faktor psikogenik Faktor ini mencakup dua bagian, yaitu faktor kepribadian dan psikososial. Hubungan antara keadaan yang menekan dalam kehidupan seseorang dengan penyakit yang ditimbulkan telah lama diselidiki. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin stres keadaan seseorang, maka semakin rentan orang tersebut untuk menderita penyakit. Hal ini karena terjadi penurunan imunitas tubuh. Stres menimbulkan penurunan aktivitas saraf dan endokrin, perubahan pada sistem endokrin menyebabkan kenaikan sekresi hormon kortikosteroid oleh korteks adrenal, yang menyebabkan involusi kelenjar timus, ini menurunkan jumlah limfosit T yang menyebabkan menurunnya imunitas tubuh. Hal inilah yang menjadi faktor pendukung seseorang rentan menderita kanker.6

Pada karsinoma nasofaring, proses karsinogenesis mencakup banyak tahap dan dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor, yaitu: a. Infeksi virus Epstein-Barr Terdapat peningkatan antibodi IgA terhadap viral capsid antigen (VCA) dan early antigen complex (EAC) dan ditemukannya genom virus pada sel tumor. EBV terdeteksi secara konsisten pada pasien karsinoma nasofaring di daerah dengan insidensi tinggi dan insidensi rendah. Lesi premaligna di nasofaring telah menunjukkan kandungan EBV, yang menunjukkan infeksi

yang terjadi pada fase awal karsinogenesis. Terdeteksinya bentuk awal DNA viral menunjukkan bahwa tumor merupakan proliferasi klonal dari sel tunggal yang pada awalnya terinfeksi EBV.5

b. Ikan asin dan nitrosamine Beberapa penelitian epidemiologik dan laboratorium menyokong hipotesa yang menyebutkan bahwa konsumsi dini ikan asing menyebabkan karsinoma nasofaring di daerah Cina Selatan dan Hongkong. Di dalam ikan asin tersebut terdapat nitrosamin, yang merupakan zat yang dapat meningkatkan resiko terjadinya karsinoma nasofaring.6

b. Sosial

ekonomi,

lingkungan,

dan

kebiasaan

hidup

udara yang penuh asap dan uap di rumah-rumah dengan ventilasi kurang di Cina, Indonesia, dan Kenya juga meningkatkan insidensi karsinoma nasofaring. Pembakaran dupa di rumah-rumah di Hongkong juga dianggap dapat menimbulkan karsinoma nasofaring.7

d. Sering kontak dengan bahan karsinogen, antara lain: benzopyren, gas kimia, asap industri, asap kayu, debu kayu, formaldehid, dan asap rokok.5

e. Radang kronis di nasofaring Dengan adanya peradangan menahun di nasofaring, mukosa nasofaring menjadi lebih rentan terhadap karsinogen penyebab karsinoma nasofaring. Proses peradangan dan kondisi-kondisi benigna di telinga, hidung, dan tenggorokan merupakan faktor predisposisi terjadinya transformasi pada mukosa nasofaring yang meningkatkan resiko terjadinya keganasan.6

Daftar Pustaka1

Mansjoer A. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Media

Aesculapius FKUI; 1999.2

Archer MC. The basic science of oncology. Edisi 5. New York: Mc Graw-

Hill; 2002.3 4

Marshall MV. Carsinogenesis. Edisi 5. Texas: Appleton & Lange; 2003. Meyskens JFL. Cancer prevention. Edisi 5. Texas: Appleton & Lange;

2003.5

Knudson AG. Hereditary and Human Cancer. Edisi 4. Colorado: Westview

Press, Inc; 2002.6

McDermott

AL,

Dutt

SN,

Watkinson

JC.

The

Actiology

of

Nasopharyngeal Carcinoma. Clinical Otolaryngology. Edisi 26; 2001.7

Cottril CP, Nutting CM. Tumours of the Nasopharynx. Edisi 11. United

Kingdom: Martin-Dunitz; 2008.