faktor penghambat dinas pengendalian penduduk, …
TRANSCRIPT
FAKTOR PENGHAMBAT DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK,
KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, DAN
PERLINDUNGAN ANAK DALAM MENSUKSESKAN BIDANG
PROGRAM KELUARGA BERENCANA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Oleh :
Nur Asia Aprika
NIM (SIP.152039)
KONSENTRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PROGRAM ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
1439 H / 2019 M
Motto
Artinya, "Barang siapa yang bersungguh sungguh, sesungguhnya kesungguhan
tersebut untuk kebaikan dirinya sendiri". (QS.Al-Ankabut :6)
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim...
“...Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan beberapa derajat...“
(AL-Mujadalah-11)
Dengan rahmat Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk,
Bapak (syaripudin) terima kasih atas limpahan kasih sayangmu
Mamak (nur hayati) terimakasih atas limpahan Do’a dan kasih sayang yang tak
terhingga dan selalu memberikan yang terbaik
Serta kakak-kakakku, terima kasih atas dukungan moril dan materilnya, Kalian
adalah tempat saya untuk kembali disaat saya benar dan salah, Disaat saya
menang dan kalah, disaat saya suka maupun duka.
sahabat seperjuangan ku Bulat-Bulat Squad yang telah membantu ku dalam
menyelesdaikan skripsi ini s
Teman seperjuangan ku tak mungkin saya sebutkan satu persatu (Program Studi
Ilmu Pemerintahan angkatan 2015), serta seluruh teman-teman sahabat UIN STS
Jambi.
Semoga Allah SWT membalas jasa budi kalian dikemudian hari Dan memberikan
kemudahan dalam segala hal.
Aammiiinn...
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT,
yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-
baiknya. Shalawat beriring salam kepada junjugan kita Nabi Muhammad SAW
yang telah membimbing umat-Nya kejalan Islam dan ilmu pengetahuan. Penulisan
skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
Strata Satu (S.1) Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi dengan judul “faktor-faktor yang menghambat dinas
pengendalian penduduk, keluarga berencana, pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak dalam mensukseskan bidang program keluarga
berencana”.
Dalam rangka proses tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan bimbingan, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah UIN
STS Jambi.
3. Bapak H. Hermanto, Lc, M.HI.,Ph.D, Ibu Dr. Rahmi Hidayati,
S.Ag.,M.HI, dan Ibu Dr.Yuliatin, S.Ag.,M.HI selaku Wakil Dekan I, II
dan III di lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
4. Ibu Mustiah, S.Ag, M.Sy dan Ibu Tri Endah Karya Lestari, S.IP, M.IP
selaku Ketua dan Sekertari Jurusan Ilmu Pemerintahan.
5. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag selaku dosen pembimbing 1 dan Ibu
Ulya Fuhaidah S. Hum M. Hum
6. Bapak dan Ibu dosen, Asisten dosen, beserta seluruh
karyawan/karyawati Fakultas Syariah UIN STS Jambi
7. Sahabat seperjuangan, senior, kerabat saudara beserta teman-teman
khususnya anggota bulat-bulat squad yang selalu membantu dan
memotivasi penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik
langsung maupun tidak langsung.
Disamping itu, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran berupa kritikan maupun saran demi
kesempurnaan skripsi ini. Kepada Allah SWT kita memohon ampunan-nya, dan
kepada sesama manusia kita memohon maaf. Semoga amal baik dari semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dapat di terima oleh
Allah SWT.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
ABSTRAK
Nur Asia Aprika (Sip. 151989) : faktor-faktor yang menghambat dinas
pengendalian penduduk, keluarga
berencana, pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak dalam
mensukseskan bidang program keluarga
berencana. Skripsi, Jurusan Ilmu
Pemerintahan, Fakultas Syari’ah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Pembimbing I : Dr. A. A. Miftah, M.Ag
Pembimbing II : Ulya Fuhaidah S. Hum M.Si
Penelitian ini dilaksanakan di dinas pengendalian penduduk, keluarga
berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak kab. Batang hari.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari
Pemerintah dalam mesukseskan bidang program keluarga berencana. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data yaitu : Observasi, Wawancara, Dokumentasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai
berikut: Peran dan faktor-faktor yang menghambat dinas pengendalian penduduk,
keluara berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dalam
mensukseskan bidang program keluarga berencana yaitu faktor budaya, ekonomi,
agama dan kurang nya pengetahuan tentang bkeluarga berencana. Sedangkan
upaya dalam mengatasinya dengan mensosialisasikan pembinaan secara
berkelompok.
Kata Kunci : faktor-faktor, mensukseskan, keluarga berencana
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i LEMABARAN PERNYATAAN…………………………………………….. ii
NOTA DINAS……………………………………………………………….. iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN………………………………………… iv
MOTT………………………………………………………………………. v
PERSEMBAHAN…………………………………………………………….. vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii KATA PENGANTAR……………………………………………………….. vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B.Rumusan masalah ....................................................................... 4 C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian……………………………………………… 4 D.Kerangka Teori ........................................................................... 5 E.Tinjauan Pustaka ......................................................................... 12
BAB II METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 18 B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 19 C.Jenis dan Sumber Data ................................................................. 19 D. Teknik pengumpulan data ........................................................... 20 E.Unit analisis Data....................................................................... .. 22 F. Sistematika Penulisan................................................................... 24 H.Jadwal Penelitian ......................................................................... 24 BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat DPPKBP3A Kab. Batang Hari............................... 28 B.Visi dan Misi DPPKBP3K Kab. Batang Hari ................................... 32 C.Sturktur organisasi, tugas dan fungsi…………………………… ………….. 32 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Peran Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
Pemberdayaan Perempuan Dalam Mensukseskan Program
Bidang Keluarga Berencana ........................................ ............... 57
B. Faktor-faktor yang menghambat Dinas Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan
Dalam Mensukseskan Program Bidang Keluarga Berencana
.......................................................................................... ........... 60
C. Upaya yang di lakukan dalam mengatasi faktor penghambat
dalam mensosialisasikan program keluarga berencana
................................................................................................... 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................ ..................... 68
B. Saran-saran...................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Sumber daya manusia (SDM) merupakan aspek terpenting yang di perlukan
untuk memajukan suatu bangsa. Pembangunan yang di lakukan suatu Negara akan
berjalan optimal jika di dukung sumberdaya yang berkualitas. Hakikat
pembangunan nasional adalah pembangunan SDM (Sumber daya manusia )
seutunya , sejalan dengan nawacita yang ke 5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas
hidup manusia di Indonesia, hal ini mengandung pengertian bahwa manusia
Indonesia haruslah menjadi individu-individu yang berkualitas.1
Pembangunan nasional ditujukan untuk meningkatkan kualitas penduduk yang
merupakan potensi sumber daya manusia (SDM) sehingga dapat mendukung
pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan. Oleh karena itu,
kebijakan program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) tidak semata-
mata sebagai upaya mempengaruhi pola dan arah demografi, tetapi juga untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat lahir dan batin bagi generasi yang dulu
dengan generasi yang akan datang.2
Dalam Undang-Undang nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan
penduduk dana pembangunan keluarga mengamanatkan bahwa pemerintah dan
pemerintah daerah menetapkan kebijakan pembangunan keluarga melalui
1Data Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Tahun 2018 tentang 1000
HPK 2 Buku pegangan kader BKB dan Orangtua tentang penanaman dan penerapan nilai
karakter melalui 8 fungsi keluarga
pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Untuk mewujudkan manusia
berkualitas di mulai dari keluarga yang berkualitas.3
Kualitas tidak hanya terkait pada pertumbuhan fisik saja tetapi terkait juga
dengan perkembangan, kecerdasan dan karakter yang di miliki. Keluarga dapat
menjadi lingkungan pertama dalam pembentukan sumberdaya manusia yang
berkualitas. Keluarga merupakan institusi sosial budaya masyarakat yang
menpunyai peran sangat besar bagi pembentukan perilaku anak dalam
pembentukan perilaku terpuji.
Negara Indonesia memiliki wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang
banyak. Pada tahun 2020-2030 bahkan di perkirakan akan terjadi bonus
demografi, dimana jumlah anak-anak dan pemuda akan lebih banyak dari orang
tua4.jumlah yang banyak ini tentunya perlu di barengi dengan kualitas yang baik
pula, yaitu yang mempunyai kepribadian baik. Anak-anak yang nantinya akan
menjadi pemimpin di masa depan.5
Dalam hal ini Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan, Dan Perlindungan Anak mempunyai peran penting
untuk peningkatan kuliatas SDM, menurut H. Saryoto, SE mengatakan bahwa
BKKBN Masa Orde lamahanya Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional yang hanya mempunyai prinsip 2 anak cukup akan tetapi BKKBN
masa sekarang tidak lagi Koordinasi tetapi Badan Kependudukan Keluarga
Berencana Nasional berbicara tentang kependudukan sudah menjadi tugas dari
3 Undang-undang No 52 Tahun 2009
4Perwakilan badan kependudukan dan keluarga berencana nasional provinsi jambi tahun
2018 5 Ibid
dinas ini karena dinas ini mempunyai tugas mencakup semua aspek kehidupan,
mulai dari 0 kehidupan sampai usia kematian dan kami juga melakukan
pembinaan dari balita sampai lansia.6 jadi sudah jelas tercipta nya manusia
yang berkualitas sudah menjadi tugas dari Dinas Pengendalian Penduduk,
Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
(DPPKBP3A).
Kabupaten Batanghari adalah kabupaten dimana masyarakatnya yang
masih banyak masyarakat awam yang hanya mengetahui KB fungsinya hanya
untuk menekankan jumlah penduduk yaitu 2 anak cukup, mereka hanya
mengetahui program KB itu sebatas alat kontrasepsi tetapi tidak mengetahui
manfaat dari KB yang lain nya, sesuai yang diuraikan kadis di atas bahwa
Keluarga Berencana sekarang tidak hanya untuk menekankan jumlah penduduk
tetapi juga menciptakan sumber daya manusia dan mengajak masyarakat untuk
merencanakan kehidupannya untuk masa yang akan datang. Disamping hal itu
data di peroleh dari badan pusat statistik Kabupaten Batang Hari bahwa luas
wilayah Kabupaten Batang Hari pada tahun 2015 sebesar 5.809,83 km2
sedangakan jumlah penduduknya sebanyak 260.631 jiwa pertumbuhan
penduduk nya hanya 1,08 % dalam data penduduk tersebut menunjukkan
bahwa Kabupaten Batang Hari masih memiliki wilayah yang sangat luas dan
tidak begitu padat , sedangkan dari data kesejahteraan sosial kabupaten batang
hari memiliki penduduk miskin sebanyak 27,09%, ipm (indeks pembangunan
maunusia) sudah mencapai lebih dari 50% yaitu 68,05%, usia harapan hidup
6Wawancara kepada kepala dinas
69,95%, angka melek hidup 96,95% rata-rata lama sekolah 7,35 tahun dari data
kesejahteraan sosial tersebut menunjukkan bahwa kesejahteraan sosial
kabupaten batang hari sudah hampir 50% tercapai akan tetapi yang menjadi
permasalahan di jenjang pendidikan rata-rata masyarakat batanghari
pendidikan nya hanya 7,35 tahun artinya pendidikan batang hari hanya sbatas
kelas 1 smp dan itu termasuk dalam kategori sangat rendah7. Karna pendidikan
rendah sehingga masyarakat enggan mengikuti program KB dan masih
mempunyai pemikiran sempit tentang KB sehingga program dalam pembinaan
KB belum mencapai target yang di inginkan.
DPPKBPPPA telah melaksanakan tugas nya dalam melakukan program
Keluarga Berencana untuk menciptakan manusia yang berkualitasAkan tetapi
dalam mensukseskan bidang program KB tentu dinas ini memiliki faktor yang
menghambat sehingga dalam pelaksanaan nya tidak mencapai target yang di
inginkan.8
Dari apa yang di uraikan , maka penulis berkeinginan untuk mengajukan
penulisan skripsi ini dengan judul : Faktor Penghambat Dinas Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, Dan
Perlindungan Anak Dalam Mensukseskan Bidang Program Keluarga
Berencana Di Kabupaten Batang Hari
B. Rumusan Masalah
7 Dokumentasi Badan Statistic Kabupaten Batang Hari
8Data dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan Dan Perlindunga Anak.
Berdasarkan latarbelakang di atas,maka yang menjadi rumusan
permasalahan dalam penulisan ini adalah :
1. Bagaimana Peran Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak dalam mensukseskan
bidang program KB.
2. Apa Faktor Penghambat Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga
Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak dalam
mensukseskan bidang program KB.
3. Apa upaya yang di lakukan dalam mengatasi faktor-faktor penghambat
dalam mensuskseskan bidang program KB.
C. BATASAN MASALAH
Batasan masalah ini adalah dimaksudkan untuk membatas, sehingga
dengan pembatasan studi tersebut akan memudahkan peneliti dalam mengolah
data yang kemudian menjadi suatu kesimpulan sesuai dengan rumus yang
dirumuskan maka peneliti memutuskan pada Strategi Kerja DPPKBP3A dalam
Program Keluarga Berencana Di Kabupaten Batang Hari. Maka yang menjadi
batas masalahnya yaitu :
1. Peran Dinas Dalam Mensukseskan Keluarga Berencana Dalam
Subprogram Pembangunan Keluaraga Sesuai Dengan Undang-Undang
Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Pembangunan Keluarga Dan
Perkembangan Penduduk dari tahun 2015 sampai tahun 2019
2. Faktor Penghambat Dan Pendukung Dinas Pengendalian Penduduk,
Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Dalam Mensukseskan Bidang Program KB Di Kabupaten Batang Hari.
D. Tujuan dan manfaat penelitian
1. Tujuan penlitian
a. Untuk mengetahui Peran Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga
Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak dalam
mensukseskan bidang program keluarga berencana.
b. Untuk mengetahui faktor penghambat Dinas Pengendalian Penduduk,
Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
dalam mensukseskan bidang program keluarga berencana.
c. Untuk mengetahui upaya yang di lakukan dalam mengatasi faktor
penghambat Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak dalam mensukseskan
bidang program keluarga berencana
2. Manfaat penelitian
a. Sebagai bahan penambah informasi bagi masyarakat tentang pembinaan
keluarga berencana melalui implementasi kebijakanDinas Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak Di Bidang Keluarga Berencana.
b. Agar berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu
pemerintahan terutama sekali kantor dinas pengendalian penduduk,
keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di
bidang keluarga berencana
D. Kerangka Teori
Teori yang di pakai dalam penulisan ini adalah teori :
1..Kebijakan Publik
Kebijakan pemerintah sangat terkait dengan masalah-masalah publik atau
masalah-masalah pemerintah yang ada pada suatu negara. Kenyataannya
kebijakan telah banyak membantu para pelaksana pada tingkat birokrasi
pemerintah maupun para politisi untuk memecahkan masalah masalah publik
Kebijakan publik dapat dikatakan merupakan suatu bentuk intervensi yang
dilakukan oleh pemerintah demi kepentingan kelompok kelompok yang kurang
beruntung dalam masyarakat.9 Sedangkan Chaizi Nasucha, berpendapat bahwa
kebijakanpublik adalah kewenangan pemerintah dalam pembuatan suatu
kebijakan yangdigunakan ke dalam perangkat peraturan hukum. Kebijakan
tersebut bertujuanuntuk menyerap dinamika sosial dalam masyarakat, yang akan
dijadikan acuanperumusan kebijakan agar tercipta hubungan sosial yang
harmonis.
Menurut M. Irfan Islamy, policy diterjemahkan dengankebijakan yang
berbeda artinya dengan wisdom yang artinya kebijaksanaan.Pengertian
kebijaksanaan memerlukan pertimbangan-pertimbangan lebih jauhlagi, sedangkan
kebijakan mencakup aturan-aturan yang ada didalamnya.Kebijakan publik secara
9 Budi Winarno (2005). Teori dan Proses Kebijakan Publik, Yogyakarta, Media Press.
mendasar merupakan upaya yang dilandasipemikiran rasional untuk mencapai
suatu tujuan ideal diantaranya adalah :
Untuk mendapatkan keadilan, efisiensi, keamanan, kebebasanserta tujuan-
tujuan dari suatu komunitas itu sendiri. Keadilanpada konteks ini diartikan
sebagai memperlakukan seolah-olahseperti sama (treating likes alike), sedangkan
efisiensidiartikan usaha mendapatkan output terbanyak dari sejumlahinput
tertentu. Keamanan diartikan pemuasan minimum atas kebutuhan manusia dan
kebebasan diartikan sebagaikemampuan untuk melakukan sesuatu yang
diinginkansepanjang tidak mengganggu individu lain.10
Poin-poin tersebut seringkali dijadikan sebagai
“justifikasi darikebijakan, tindakan pemerintah, atau juga pertimbangan apakah
pemerintahakan segera melakukan sesuatu atau tidak melakukannya. Selain itu,
poin-poinini juga dipakai sebagai kriteria untuk mengevaluasi program-
programpublik dalam hal ini poin-poin tersebut berfungsi sebagai standar
atasprogram yang dievaluasi tersebut”.11
Pembuatan kebijakan publik harus didasarkan pada hukum karena dalam
Pasal 1 Ayat (3) Undang Undang Dasar Negara Republik IndonesiaN Tahun
1945, ditentukan bahwa “ Negara Indonesia adalah negara hukum”.Menurut
Immanuel Kant, negara hukum merupakan salah satu tujuan negara,maksudnya :
”Negara harus menjamin tata tertib dari perseorangan yangmenjadi rakyatnya.
Ketertiban hukum perseorangan ialahsyarat utama dari tujuan suatu negara.
Tujuan negara ialahpembentukan dan pemeliharaan hukum di samping
dijamindaripada kebebasan dan hak-hak warganya. Rakyat harusmentaati undang-
undang yang dibuat dengan persetujuannyasendiri. Lain daripada itu perseorangan
dilihat oleh Kantsebagai pihak yang sama derajatnya dengan negara sendiri.Baik
negara maupun perseorangan adalah subyek-subyekhukum, yang harus
memandang satu dengan lain sebagaisesamanya, sebagai pihak-pihak yang
10
Eddi Wibowo, Hukum dan Kebijakan Publik, Yayasan Pembaruan Administrasi
Publik Indonesia,
11
Eddi Wibowo, Hukum dan Kebijakan Publik, Ibid, hlm. 53..
memegang hak-hak dankewajiban. Hal ini berarti bahwa negara tidak dapat
memandang perseorangan sebagai obyek yang tak bernyawadan tak mempunyai
hak apa-apa”.12
Dengan demikian, dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
makatindakan yang dilakukan baik oleh pemerintah daerah maupun warga
masyarakatnya harus didasarkan pada hukum. Dasar hukum bagi
pemerintahdaerah dalam melakukan tindakannya ini dapat dilihat dari dua sisi
yaknipada satu sisi, memberikan keabsahan bagi tindakan yang dilakukan
olehpemerintah daerah yang sekaligus memberikan perlindungan hukum
jikaterjadi gugatan yang dilakukan oleh warga masyarakat.
Seperti diketahui, hukum tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan
keberadaannya bukan sebagai suatu lembaga yang berdiri sendiri namun sebagai
lembaga yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam kebijakan publik. Untuk menghindari terjadinya
penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah maka hukum dapat
dipergunakan sarana untuk mencapai tujuan tersebut karena secara teknis hukum
dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Hukum merupakan suatu sarana untuk menjamin kepastian
danmemberikan prediktabilitas di dalam kehidupan masyarakat;
b. Hukum merupakan sarana Pemerintah untuk menerapkan sanksi;
c. Hukum sering dipakai oleh Pemerintah sebagai sarana
untukmelindungi melawan kritik;
12
Didi Nazmi Yunas, Konsepsi Negara Hukum, Angkasa Raya, Padang, 1992,
hlm. 26.
d. Hukum dapat digunakan sebagai sarana untuk mendistribusikan
sumber-sumber daya.13
Institusi-institusi pemerintah adalah institusi pembuat kebijakan,sekaligus
juga institusi pelaksana kebijakan. Fokus utama kebijakan public dalam negara
modern adalah pelayanan publik, kebijakan tersebut adalahbersumber pada
masalah-masalah yang tumbuh dalam masyarakat luas, yangmerupakan segala
sesuatu yang bisa dilakukan oleh negara untukmempertahankan atau
meningkatkan kualitas kehidupan orang banyak.Menyeimbangkan peran negara
yang mempunyai kewajiban menyediakanpelayan publik dengan hak untuk
menarik pajak dan retribusi; dan pada sisilain menyeimbangkan berbagai
kelompok dalam masyarakat dengan berbagaikepentingan serta mencapai amanat
konstitusi.14
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan
public adalah aturan, kegiatan, program yang dibuat oleh pemerintah untuk
melakukansesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Kebijakan tersebut mempunyai
arah atau ola kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu agar tercipta
hubungan yang harmonis antara pemerintah dan lingkungannya.Implementasi
kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam proses kebijakanpublik.
2. Pelayanan Publik
Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara
ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan
13
Bambang Sunggono, Hukum dan Kebijaksanaan Publik, Sinar Grafika, Jakarta,
1994, hlm. 76-77. 14
www.google.com, diakses pada tgl. 30 Agustus 2016, pukul 20.35 WIB, dengan
kata kunci “Model Kebijakan Publik”
kehidupan manusia. Menurut Kotlern dalam Sampara Lukman, pelayanan
adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau
kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada
suatu produk secara fisik.15
Selanjutnya Sampara berpendapat, pelayanan
adalah suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang
dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan
pelanggan.16
Sementara itu, istilah publik berasal dari Bahasa Inggris public yang
berarti umum, masyarakat, negara. Kata publik sebenarnya sudah diterima
menjadi Bahasa Indonesia Baku menjadi Publik yang berarti umum, orang
banyak, ramai. Oleh karena itu pelayanan publik diartikan sebagai setiap kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap
kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara
fisik.
Lebih lanjut dikatakan pelayanan publik dapat diartikan, pemberi layanan
(melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada
organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.
3. Teori Pemahaman
Menurut Poesprodjo (1987: 52-53) bahwa pemahaman bukan kegiatan
berpikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam berdiri disituasi atau
15
Lijan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik, PT.Bumi Aksara, Jakarta,
2010, hlm. 3 16
Sampara Lukman, Manajemen Pelayanan Kualitas, Sinar Grafika, Jakarta, 2000,
hlm. 8
dunia orang lain. Mengalami kembali situasi yang dijumpai pribadi lain
didalam erlebnis (sumber pengetahuan tentang hidup, kegiatan melakukan
pengalaman pikiran), pengalaman yang terhayati. Pemahaman merupakan suatu
kegiatan berpikir secara diam-diam, menemukan dirinya dalam orang lain.
Pemahaman (comprehension), kemampuan ini umumnya mendapat
penekanan dalam proses belajar mengajar. Menurut Bloom “Here we are using
the tern “comprehension“ to include those objectives, behaviors, or responses
which represent an understanding of the literal message contained in a
communication.“ Artinya : Disini menggunakan pengertian pemahaman
mencakup tujuan, tingkah laku, atau tanggapan mencerminkan sesuatu
pemahaman pesan tertulis yang termuat dalam satu komunikasi. Oleh sebab itu
siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang
sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan
menghubungkan dengan hal-hal yang lain. (Bloom Benyamin, 1975: 89).
Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari
bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1996: 245). W.S Winkel mengambil dari
taksonmi Bloom, yaitu suatu taksonomi yang dikembangkan untuk
mengklasifikasikan tujuan instruksional. Bloom membagi kedalam 3 kategori,
yaitu termasuk salah satu bagian dari aspek kognitif karena dalam ranah kognitif
tersebut terdapat aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Keenam aspek di bidang kognitif ini merupakan hirarki kesukaran
tingkat berpikir dari yang rendah sampai yang tertinggi.
Hasil belajar pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi
dibandingkan tipe belajar pengetahuan (Nana Sudjana, 1992: 24) menyatakan
bahwa pemahaman dapat dibedakan kedalam 3 kategori, yaitu :
(1) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari
menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan
dan menerapkan prinsip-prinsip,
(2) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu
menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang
diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian
grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan
yang tidak pokok dan
(3) Tingkat ketiga merupakan tingkat pemaknaan ektrapolasi.
Memiliki pemahaman tingkat ektrapolasi berarti seseorang mampu melihat
dibalik yang tertulis, dapat membuat estimasi, prediksi berdasarkan pada
pengertian dan kondisi yang diterangkan dalam ide-ide atau simbol, serta
kemempuan membuat kesimpulan yang dihubungkan dengan implikasi dan
konsekuensinya.
Sejalan dengan pendapat diatas, (Suke Silversius, 1991: 43-44) menyatakan
bahwa pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu :
(1) menerjemahkan (translation), pengertian menerjemahkan
disini bukan saja pengalihan (translation), arti dari bahasa
yang satu kedalam bahasa yang lain, dapat juga dari
konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik
untuk mempermudah orang mempelajarinya. Pengalihan
konsep yang dirumuskan dengan kata –kata kedalam gambar
grafik dapat dimasukkan dalam kategori menerjemahkan.
(2) menginterprestasi (interpretation), kemampuan ini lebih luas
daripada menerjemahkan yaitu kemampuan untuk mengenal
dan memahami ide utama suatu komunikasi.
(3) mengektrapolasi(Extrapolation), agak lain dari
menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya.
Ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.
Menurut Suharsimi Arikunto (1995: 115) pemahaman (comprehension)
siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana
diantara fakta-fakta atau konsep. Menurut Nana Sudjana (1992: 24) pemahaman
dapat dibedakan dalam tiga kategori antara lain :
(1) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari
menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan
prinsip-prinsip,
(2) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu
menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui
berikutnya, atau menghubungkan dengan kejadian,
membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok, dan
(3) Tingkat ketiga merupakan tingkat tertinggi yaitu pemahaman
ektrapolasi.17
17
http://etheses.uin-malang.ac.id/2258/6/08410049_Bab_2.pdf
4. Pembangunan Keluarga
Pembangunan keluarga merupakan suatu upaya mewujudkan keluarga
berkualitas yang hidup dalam lingkungan sehat melalui pengembangan
keluarga. Pembangunan keluarga merupakan tanggung jawab semua pihak
termasuk BKKBN seperti diamanatkan dalam undang-undang nomor 52 tahun
2010 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga.Kebijakan pembangunan keluarga dilakukan melalui pembinaan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Salah satunya dilaksanakan melalui cara
peningkatan kualitas anak dengan pemberian akses informasi, pendidikan,
penyuluhan dan pelayanan tentang perawatan, pengasuhan dan perkembangan
anak kepada keluarga yang memiliki balita. 18
Perlu diingat bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)
merupakan pilar utama pembangunan, karena kualitas SDM sangat
menentukan kemajuan bangsa. Kualitas SDM antara lain dicerminkan oleh
derajat kesehatan, tingkat intelegensia, kematangan emosional dan spiritual
yang ditentukan oleh kualitas anak sejak janin dalam kandungan sampai anak
usia 6 tahun. Dengan memperhatikan banyak faktor yang menentukan kualitas
anak usia dini, maka pelayanan pengembangan anak usia dini perlu dilakukan
secara holistik integrative, yaitu suatu bentuk pelayanan yang diwujudkan
18 www.bbkkbn.id
untuk memenuhi kebutuhan essensial anak secara utuh sesuai segmentasi umur
anak mulai dari anak dalam kandungan sampai dengan usia 6 tahun.19
4. Keluarga Berencana (KB)
Menurut UU No. 10 tahun 1992 adalah upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP). Pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.Keluarga Berencana adalah upaya untuk meningkatkan kepeduliran dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan perkawinan. Pengaturan kelahiran
keluarga kesejahteraan keluarga, untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia.20
4. Pandangan Islam Terhadap Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas
Manusia diciptakan oleh Allah sebagai penerima dan pelaksana ajaran
sehingga ia ditempatkan pada kedudukan yang mulia. Untuk mempertahankan
kedudukannya yang mulia dan bentuk pribadi yang bagus itu,
Allahmelengkapinya dengan akal dan perasaan yang memungkinkannya
menerima dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan membudayakan ilmu
yang dimilikinya. Ini berarti bahwa kedudukan manusia sebagai makhluk yang
mulia itu karena akal dan perasaan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang
seluruhnya dikaitkan kepada pengabdian pada Pencipta21
. Potensi-potensi yang
diberikan kepada manusia pada dasarnya merupakan petunjuk (hidayah) Allah
19
Ibid
20
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 21
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. III; Jakarta: Bumi Aksara,
1996), h. 3.
yang diperuntukkan bagi manusia supaya ia dapat melakukan sikap hidup yang
serasi dengan hakekat penciptaannya22
.
Sejalan dengan upaya pembinaan seluruh potensi manusia, Muhammad
Quthb berpendapat bahwa Islam melakukan pendidikan dengan melakukan
pendekatan yang menyeluruh terhadap wujud manusia, sehingga tidak ada
yang tertinggal dan terabaikan sedikitpun, baik dari segi jasmani maupun segi
rohani, baik kehidupannya secara mental, dan segala kegiatannya di bumi ini.
Islam memandang manusia secara totalitas, mendekatinya atas dasar apa yang
terdapat dalam dirinya, atas dasar fitrah yang diberikan Allah kepadanya, tidak
ada sedikitpun yang diabaikan dan tidak memaksakan apapun selain apa
yangdijadikannya sesuai dengan fitrahnya. Pendapat ini memberikan
petunjukdengan jelas bahwa dalam rangka mencapai pendidikan Islam
mengupayakanpembinaan seluruh potensi secara serasi dan seimbang23
.
Hasan Langgulung melihat potensi yang ada pada manusia sangatpenting
sebagai karunia yang diberikan Allah untuk menjalankan tugasnyasebagai
khalifah di muka bumi.Suatu kedudukan yang istimewa di dalam alamsemesta
ini. Manusia tidak akan mampu menjalankan amanahnya sebagaiseorang
khalifah, tidak akan mampu mengemban tanggung jawabnya jikalau iatidak
dilengkapi dengan potensi-potensi tersebut dan mengembangkannyasebagai
sebuah kekuatan dan nilai lebih manusia dibandingkan makhluklainnya24
.
22
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. II; Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 1996), h. 108.
23
24Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. I; Jakarta: Logos Wacana
Ilmu, 1997), 51. 24
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan.h. 57.
Artinya, jika kualitas SDM manusianya berkualitas maka ia
dapatmempertanggungjawabkan amanahnya sebagai seorang khalifah dengan
baik.Kualitas SDM ini tentu saja tak hanya cukup dengan menguasai
ilmupengetahuan dan teknologi (iptek), tetapi juga pengembangan nilai-nilai
rohanispiritual,yaitu berupa iman dan taqwa (imtaq).
Dari penjabaran di atas dapatdimengerti bahwa pengembangan SDM
sangat penting, tak hanya dari sudutilmu pengetahuan dan teknologi.Namun,
tak kalah pentingnya adalah dimensispiritual dalam pengembangan SDM.
Kualitas SDM tidak akan sempurna tanpaketangguhan mental-spiritual
keagamaan. Sumber daya manusia yangmempunyai dan memegang nilai-nilai
agama akan lebih tangguh secararohaniah. Dengan demikian akan lebih
mempunyai tanggung jawab spiritualterhadap ilmu pengetahuan serta
teknologi. Sumber daya manusia yang tidakdisertai dengan kesetiaan kepada
nilai-nilai keagamaan, hanya akan membawamanusia ke arah pengejaran
kenikmatan duniawi atau hedonisme belaka. Danjika semangat hedonisme
sudah menguasai manusia, bisa diramalkan yangterjadi adalah eksploitasi alam
sebesar-besarnya tanpa rasa tanggung jawab danbahkan penindasan manusia
terhadap manusia lain.
Dengan demikianpengembanganSDM berdasarkan konsep Islam adalah
membentuk manusiayang berakhlak mulia, yang senantiasa menyembah Allah
yang menebarkanrahmat bagi alam semesta dan bertaqwa kepada Allah.Inilah
yang menjadi arahtujuan pengembangan SDM menurut konsep Islam.
E.Tinjauan Pustaka
Penelitian ataupun studi yang menjelaskan tentang keluarga berencana,
secara umum sudah banyak dilakukan:
1. Jurnal yang dibuat oleh Siti Soleha Mahasiswa Program Studi Ilmu
Pemerintahan Fakulta Ilmu Social Dan Ilmu Politik Universitas
Mulawarman tahun 2016 yang berjudul “Studi Tentang Dampak Program
Keluarga Berencana Di Desa Bangun Mulya Kabupaten Penajam Paser
Utara “ dalam jurnalnya siti soleha menjelaskanProgram KB di kabupaten
Penajam Paser Utara tertuang pada PeraturanDaerah Kabupaten Penajam
Paser Utara Nomor 11 Tahun 2008 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Badan
Perencana Pembangunan Daerah, Inspektoratdan Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Penajam Paser Utara bagian keenamKeluarga Berencana dan
Pemberdayaan Perempuan pasal 24 sampai dengan pasal27, yang berisi
tentang tugas pokok dan fungsi dari Kantor Keluarga Berencanadan
Pemberdayaan Perempuan. Selain itu program KB juga tertuang
padaPeraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 28 tahun 2009
tentangPenetapan Jenis Urusan Pemerintahan Kabupaten Penajam Paser Utara
yangdiserahkan kepada Desa, pada bab II Jenis Urusan Pemerintahan pasal 2
sampaidengan pasal 4 yang berisi tentang pemerintah daerah menyerahkan
urusanpemerintahan kabupaten kepada desa dalam bidang pertanian dan
ketahananpangan, kehutanan dan perkebunan, kesehatan, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga
sejahtera, dan lainsebagainya. 25
25
https://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id
2. Jurnal yang dibuat oleh Mustika Rahayu Mahasiswi fakultasilmu sosial
dan politik, Universitas Mulawarman tahun 2016 yang berjudul “ Strategi
Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan
Anak (BKP3K) dalam proggram Keluarga Berencana Di Desa Tani
Harapan Kec. Loa Janan Kab. Kutai Kartanegara” dalam jurnal nya sari
mustika menjelaskan Keluarga Berencana (KB) merupakan program
sosial dasar yang sangat penting artinya bagi kemajuan bangsa, selain
pendidikan dan kesehatan. Undangundang Nomor 10 Tahun 1992 tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejartera
menyebutkan bahwa Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, serta
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil
bahagia dan sejahtera. Hasil program KB tidak seketika dapat di nikmati,
tetapi sangat menentukan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
dan membangun sumber daya manusia (SDM) yang tangguh di masa
depan. Terwujudnya SDM yang berkualitas akan membangun generasi
baru bangsa indonesia yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di
dunia, terutama dalam era globalisasi dan persaingan bebas.Program
keluarga berencana yang di kenal seperti sekarang ini adalah buah
perjuangan yang cukup lama dari para tokoh atau pelopor di bidang itu
baik di dalam maupun luar negeri.Di luar negeri upaya KB mula-mula
timbul atas prakarsa kelompok orang-orang yang menaruh perhatian pada
masalah kesehatan ibu. Hal tersebut sejalan dengan ditinggalkan cara-cara
mengatur kehamilan secara tradisional dan mulai digunakannya alat-alat
kontrasepsi yang memenuhi syarat medis, maka di mulailah usaha-usaha
KB dengan tujuan dan sasaran yang lebih luas, tidak terbatas pada upaya
mewujudkan kesehatan ibu dan anak dengan cara membatasi
kehamilan/kelahiran saja. Dalam menekan angka kelahiran dan dapat
mempengaruhi jumlah pertambahan penduduk dan tingkat kesejahteraan
masyarakat. Untuk itu, perlu adanya suatu strategi kerja yang tepat untuk
merealisasikan program Keluarga Berencana (KB) sehingga dapat
membantu pemerintah dalam mengatur dan mengendalikan tingkat
pertambahan penduduknya. Strategi kerja di katakan penting dikarenakan
strategi kerja merupakan suatu panduan atau pedoman dari perencanaan
kerja dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Dalam pencapaian
tujuan tersebut strategi kerja harus dapat menunjukan bagaimana taktis
yang harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda
sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi26
.
3. Studi lain dilakukan oleh Aminatuzzuhria yang artikelnya berjudul
Implementasi Kebijakan Program Keluarga Berencana Di Kecamatan
BathinVIII Kabupaten Sarolangun.Dalam artikelnya menjelaskan bahwa
Program Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk membentuk keluarga
sehat dan sejahtera dengan merencanakan kelahiran. Perencanaan itu
bermakna bukan untuk membatasi jumlah anak melainkan mengatur jarak
26
http://ejournal.ip.fisip-
unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2016/10/Mustika%20Rahayu%20(10-21-16-01-47-20).pdf
waktu kelahiran anak. Di samping itu KBjuga dapat meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak dalam rangkamewujudkan Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang mendasari terwujudnya
masyarakat sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin
terkendalinya penduduk.Pemerintah berusaha mencari berbagi cara untuk
mengatasi masalah kependudukan yang muncul, salah satunyaadalah
dengan melakukan pembangunan dibidang kependudukan melalui
program Keluarga Berencana (KB). Program KB dibuat dengan tujuan
untuk mengurangi angka kelahiran sehingga, ada keseimbangan antara
angka kelahiran dengan angka kematian27
.
4. Sedangkan Studi Lain Yang Di Lakukan Oleh Andy Sofian Sinuhaji
Mahasiswa Ilmu Sosial Dan Politik, Universitas Sumatra Utara Medan,
yang berjudul ”Strategi Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga
Berencana Kabupaten Karodalam Pelaksanaan Pengendalian Laju
Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Karo” dalam skripsi tersebut Andy
Sofyan menyebutkan bahwa strategi yang dilakukan Badan Pemberdayaan
Perempuan Keluarga Berencana Kabupaten Karo sudah termasuk berhasil
karena sudah berjalan dengan baik, sebab partisipasi masyarakat
Kabupaten Karo sangat tinggi hal ini terlihat dengan semakin tingginya
pengguna alat kontrasepsidi kabupaten karo. Adapun strategi yang di
lakukan adalah koordinasi keterpaduan dan kemitraan, peningkatan
kualitas sumber daya manusia, peningkatan kualitas pelayanan
27
http://repository.unja.ac.id/2384/1/H0A113043%20Artikel%20Ilmiah%20AMINATUZ
%20ZUHRIAH.pdf
Pendayungan sebagai potensi sumber daya peningkatan dan pendayungan
sarana program28
.
5. Adapun studi lain yang di lakukan oleh Puji Lestari, M.Hhum, Taat
wulandari, s. pd dan aman, MPd Dosen fakultas ilmu sosial, Universitas
Negeri Yogyakarta Tahun 2010 yang berjudul “Presepsi Dan Partisipasi
Masyarakat Terhadap Program Keluarga Berencana (Studi Di Desa
Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bentul” dalam karya ilmiah
tersebut Puji Lestari, M.HUM, Taat Wulandari S.Pd Dan Aman M.Pd
dalam karya ilmiah tersebut menjelaskan faktor –faktor yang mendorong
masyarakat dalam berpartisipasi dalam kegiatan program Keluarga
Berencana adalah selain masyarakat sudah memahami tentang manfaat
alat konstrasepsi sertta masyarakat mulai menyadari pentingnya
pengendalian pertumbuhan penduduk sehingga program yang di jalan
dapat berjalan dengan baik, selain itu kesehatan ibu juga menjadi perhatian
utama badan keluarga berencana29
. Sedangkan keterlibatan perangkat desa
dalam dalam pelaksanaan program ini adalah dengan memeberikan
fasilitas desa maupun dusun untuk pelaksanaan penyuluhan, disamping
memberi tahu ketika ada program KB. Kemudian dalam hal ini tenaga ahli
kesehatan dan fasilitas masih perlu di tingkatkan, sehingga pelayanan KB
dapat terlaksana dengan lebih baik lagi, serta partisifasi masyarakat
sangatlah di perlukan agar program ini di laksankan pemerintah dapat
terlaksan dengan baik.
28
http://repository.usu.ac.id/bistream/123456789/24797/6.pdf,akses 29
http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Dr.%20Aman,%20M.PD./b.6.PENELITIA
N.pdf,akses
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan di atas, pada umum
nya penelitian ini hampir sama dengan penelitian terdahulu. Namun penelitian ini
di lakukan pada tempat dan waktu yang berbeda , penelitian ini di lakukan di
Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan
Dan Perlindungan Anak Kabupaten Batang Hari. Akan tetapi, dalam penelitian
ini penulis lebih mengarah kan pada peran dinas tersebut dalam mensukseskan
program bidang keluarga berencana serta faktor-faktor yang menghambat dalam
pelaksanaan kerja tersebut dan upaya dalam mengatasinya.
BAB II
METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Yang menjadi lokasi penelitian yang penulis pilih yaitu Kantor Dinas
Pengendaian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak Di Bidang Keluarga Berencana. Pemilihan tempat ini sengaja
di lakukan dengan mempertimbangkan hasil pra-penelitian yang dilakukan oleh
penulis yang melihat bahwa penelitian ini sangat cocok dan dapat membantu
penulis untuk menjawab rumusan masalah yang di angkat dalam penelitian ini.
Penelitian ini mengkaji tentang faktor-faktor penghambat Dinas Pengendaian
Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan
Anak Keluarga Berencana dalam mensukseskan bidang program keluarga
berencana. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2019 sampai dengan
bulan febuari 2019.
2. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif kualitatif. Metode pendeketan kualitatif merupakan sebuah metode
yang menekankan pada aspek pemahaman lebih mendalam terhadap suatu
masalah dari pada melihat sebuah permasalahan. Penelitian kualitatif adalah
sebuah penelitian riset yang sifatnya deskripsi, cenderung menggunakan analisis
dan lebih menampakan proses maknanya.
Sementara metode deskriptif adalah sebagai prosedur pemecahan masalah
yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek
penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain lain) pada saat sekarang
berdasarkan fakta fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya.30
3. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Data yang disajikan diperoleh dari sumber sumber data yang terdiri dari
data data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
data yang didapat dari sumber pertama baik dariindividu atau
perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisoner yang biasa
dilakukan oleh peneliti.31
Data Primer dalam penelitian ini adalah data yang
30
Amiruddin, Metode penelitian sosial, Yogyakarta : Pramana Ilmu, 2016,hlm 98.
31
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis
(Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada,1996)hlm 42.
berkenaan dengan peran DPPKBPPPA dalam mensukseskan bidang program
Kb yang di dapat hasil nya melalui wawancara dengan kepala bagian keluarga
berencana.
2. Data skunder
data yang di peroleh atau di kumpulkan oleh orang dengan
pembahasan atau sebagai penunjang dalam penulisan skripsiyang melakukan
penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Dalam penelitian ini, yang
dimaksud data skunder adalah data-data yang mendukunng data
primertersebut yang dipandang berkaitan dengan pokok kajian yang di teliti.
Disamping itu juga data skunder di peroleh dari buku-buku yang berkenaan.32
b. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh,
Sumber data dapat diperoleh dari tindakan, Pengamatan, ataupun data-data
yang didapat pada saat penelitian berlangsung. Sumber penelitian ini diperoleh
dari :
a. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Batang
Hari.
b. Kepala Bidang Program Keluarga Berencana
c. Para Staf Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Batang
Hari.
32Sugiono , Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R &
D(Bandung : Alfabeta 2012), Hlm. 308
d. Artikel, Buku, Dokumen dan sumber data lain yang berkaitan dengan
penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang di lakuakn dalam penelitian ini adala :
a. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau
caramengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung33
. Akan tetapi observasi atau pengamatan disini di
artikan lebihh sempit yaitu pengamatan dengan indera penglihatan, dan dapat
dikatakan sebagai pengamatan langsung terhadap masalah yang akan di teliti.
Maka peneliti melakukanpengamatan secara langsung dalam situasi sosial
dengan subjek penelitian teknik ini digunakan untuk mengamati,
memahamiperistiwa yang terjadi di lapangan.Dengan adanya penelitian
dilapangan yang ikut berperanserta di harapkan peneliti dapat mendapatkan data
secara langsung dan informasi yang lebih mendalam. Dalam hal ini peneliti
melakukan observasi di Pusat Badan Statistik untuk mengetahui kondisi umum
Kabupaten Batang Hari
b. Wawancara
Data dengan melakukan wawancara (tanya jawab) dengan sampel
responden yang telah di tentukan dengan memakai pedoman wawancara yang
33
Iskandar , Metode Penelitian Pendidikan Dan Sosial Kuantitatif Dan Kualitatif. (Jakarta
:GP PRESS 2008), Hlm 253
sudah ditentukan terlebih dahulu, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam
suatu topik tertentu. Maksudnya adalah usaha mengumpulkan informasi dengan
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan , untuk di jawab secara lisan pula34
.
Sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya dan dapat bertanggung jawabkan
akan kebenarannya, adapun informan dalam penelitian ini adalah kepala bidang
program KB kabupaten batang hari.
c. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan metode dokumentasi
untuk memperkuat kebenaran data yang akan di analissi. Metode dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Metode dokumentasi bisa
berbentuk dokumen resmi internal yang berupa memo, buku, surat kabar, majalan,
notulen rapat dan sebagainya.
5. Unit Analisis
Unit analisis dalam penulisan Skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian
tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan
sampel. Unit analisis dapat berupa organisasi, Baik itu pemerintahan maupun
organisasi swasta atau sekelompok orang.35
Dalam penelitian ini unit analisis datanya melalui kantor DPPKBPPPA
Penetapan unit analisis tersebut, kerena penelitian yang digunakan tidak
menggunakan populasi dan sampel, namun hanya menggunakan dokumen
34
Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rinekan Cipta, 1997), Hlm.165 35
Ibid,hlm 48
dokumnen, wawancara yang berasal dari Dinas Pengendalian Penduduk,
Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Kabupaten Batang Hari dan imformasi dari staf-staf kantor.
6.Teknik Analisis data
Analisis data adalah Proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain
sehingga dapat dengan mudah dipahami dan temuan nya dapat di informasikan
kepada orang lain.36
Secara garis besar cara yang dipergunakan dalam
menganalisis data-data penelitian ini adalah :.
a. Analisis Domain
Analisis domain biasanya dilakukan untuk memperoleh gambaran /
pengertian yang bersifat umum dan relatif menyeluruh tentang apa yang tercakup
di suatu fokus permasalahan yang diteliti. Analisis domain digunakan untuk
menganalisis data yang diperoleh dari lapangan penelitiann secara garis besar nya
yaitu mengenai gambaran umum Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga
Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten
Batang Hari.
Adapun data yang penulis secara domain adalah sebagai berikut :
1. Sejarah singkat berdirinya Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga
Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Kabupaten Batang Hari.
2. Struktur organisasi
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan RNB (Bandung : Alfabeta,2013)hlm, 137
3. Fungsi dan Tugas Pokok
b. Analisis Taksonomi
Analisis Taksonomi adalah analisis lanjutan yang lebih rinci dan mendalam
yang ditetapkan pada batas doamin tertentu yang sangat berguna dalam upaya
mendeskripsikan atau menjelaskan fenomena fokus yang menajdi sasaran
pemerintah. Analisis Taksonomi ini digunakan dalam menganalisis data tentang
implementasi kebijakan dan factor yang menghambat Dinas Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan
Anak Kabupaten Batang Hari dalam mensukseskan bidang program KB.
c. Analisis Komponensial
Analisis komponensial baru dilakiukan setelah mempunyai cukup banyak
fakta atau informasi dari hasiln wawancara dan observasi yang melacak kontras-
kontras tersebut oleh peneliti atau dicarikan dimensi yang biasanya
mewadahinya.37
Analisis kompensial ini diperoleh setelah adalanya analisis
domain yakni alternatif terakhir yang dijadikan sandaran untuk menjawab
permasalahan permasalahan tentang faktor-faktor yang menghambat Dinas
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak Kabupaten Batang Hari dalam mensukseskan bidang program
KB .
H. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mempermudah penulisan dan penyusunan serta pemahaman
tentang skripsi ini agar penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan setting yang
37
Sanafiah Faisal,Penelitian kualitati Dasar dan Aplikasinya, (Malang:YA 3,1990),hlm,47
telah penulis tentukan sebelumnya, maka terlebih dahulu ditentukan susunan dan
sistematika penulisan yakni sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari : Latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori dan tinjauan
pustaka.
BAB II : Prosedur penelitian yang terdiri dari : Lokasi penelitian, Jenis dan
sumber data, teknik pengumpulan data, unit analisis, teknik analisis data,
dan sistematika penulisan.
BAB III : gambaran umum DPPKBP3A Kabupaten Batang Hari yang
terdiri dari : Letak geografis, tugas dan fungsi, struktur organisasi kantor
DPPKBP3A, Visi dan Misi.
BAB IV : Hasil Penelitian yang terdiri dari : PeranDinas Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana, Pembrdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak (DPPKBP3A) dalam mensukseskan program bidang
KB dan Faktor-Faktor penghambat Dinas Pengendalian Penduduk,
Keluarga Berencana, Pembrdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
(DPPKBP3A) dalam mensukseskan program bidang KB dan Upaya yang
dilakukan dalam mengatasi Faktor penghambat dinas pengendalian
penduduk, keluarga berencana, pembrdayaan perempuan dan perlindungan
anak (DPPKBP3A) dalam mensukseskan program bidang KB.
BAB V :berisi tentang kesimpulan dan hasil penelitian. Serta saran-saran
terkait faktor-faktor yang menghambat dinas pengendalian penduduk,
keluarga berencana, pembrdayaan perempuan dan perlindungan anak
(DPPKBP3A) dalam mensukseskan program bidang KB.
JADWAL PENELITIAN
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian
dilapangan, maka penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat
pada tabel jadwal penelitian sebagai berikut:
No. Kegiatan Tahun 2019
Januari
februari mar april Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul X
2. Pembuatan Proposal X
3. Perbaikan Proposal
dan Seminar
X
4. Surat Izin Riset X
5. Pengumpulan Data X
6. Pengolahan Data X
7. Pembuatan Laporan X
8. Bimbingan dan
Perbaikan
X
9. Agenda dan Ujian
Skripsi
X
10. Perbaikan dan
Perjilidan
X
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Dalam rangka mewujudkan pelayanan administrasi pemerintah bidang
pengendalian penduduk, keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak di Kabupaten Batang Hari, Dinas Pengendalian Penduduk,
Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan PerlindunganAnak dibentuk
dengan Perbup No. 49 Th2016.38
Dinas Pengendalian Penduduk merupakan
pergantian no menkulator yang semula bernama Badan Keluarga Berencana dan
Pemberdayaan Perempuan. Namun semenjak dikeluarkannya Perbup No. 49 Th
2016 maka berubah nama menjadi Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga
Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Pada awalnya
OPD Keluarga Berencana tergabung dengan Kependudukan Catatan Sipil
sedangkan Pemberdayaan Perempuan merupakan bagian Tupoksi dari Bagian
Kesra Kantor Bupati. Berdasarkan evaluasi, analisis dan telah kelembagaan
daerah, beban tugas Pembdayaan Perempuan sangat banyak dan kompleks,
sehingga pekerjaan tidak mampu dicapai dengan
optimalapabilatetapbagiandariKesra.Adanyahubungan antara Pemberdayaan
Perempuan dengan Keluarga Berencana, dipandang perlu untuk menyatukan serta
38
Laporan kinerja-SKPD 2017 DPPKBPPPA
membentuk Dinas yang Mengurusi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan. Dinas pengendalian penduduk mempunyai landasan hukum.39
1. Landasan Hukum
LandasanHukum yang Digunakan dalam Penyusunan Laporan
Akuntabilitasiniadalah1sebagaiberikut :
a. Undang-UndangNomor23Tahun 2014 tentangPemerintah Daerah
(Lembaran)
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
LembaranNegara Republik IndonesiaNomor5587) sebagaimana telah
diubah denganUndang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atasUndang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (LembaranNegaraRepublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
TambahanLembaran NegaraRepublik Indonesia 5679);1
b. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(Lembaran)
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran
NegaraRepublik Indonesia 5494);Peraturan Presiden No 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas KinerjaInstansi Pemerintah.
c. PeraturanMenteriDalamNegeriNomor 54 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Penyusunan, PengendaliandanEvaluasiPelaksanaanRencana Pembangunan
Daerah.
39
Peraturan bupati No 49 tahun 2016
d. PeraturanMenteriPendayagunaanAparatur Negara
danReformasiBirokrasiNomor53 Tahun 2014
tentangPetunjukTeknisPenyusunanPerjanjianKinerja,PelaporanKinerjadan
ReviuatasLaporanKinerja
e. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Review atas
LaporanKinerja
f. EdaranMentri PAN dan RB Nomor : 3 Tahun 2018 Tentang Reviu
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Tata CaraPenyampaian
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
g. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
PenetapanKinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
h. InpresNomor 7 Tahun 1999 tentangAkuntabilitasdanKinerjaInstansi
Pemerintah.
i. SK Menteri PAN Nomor 203 / MPAN/2002 Tanggal 24 Juli 2002 Tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
j. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
k. PeraturanMenteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi No.25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja instansi Pemerintah.
l. SK Kepala LAN No.239 / IX / 6 / 8 / 2003 Tentang Perbaikan Pedoman
Penyusunan LAPORAN KINERJA.
m. Intruksi Gubernur Jambi Nomor 1 Tahun 2000 Tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan Provinsi Jambi
n. PeraturanDaerah KabupatenBatangHariNomor 11 Tahun
2016tentangPembentukandanSusunanPerangkat Daerah (Lembaran
Daerah KabupatenBatangHariTahun 2016 Nomor 11).
o. Peraturan Bupati Nomor 59 Tahun 2016
tentangpedomanPenyusunanPenetapanKinerjadanPelaporan Akuntabilitas
Kinerja InstansiPemerintah.
p. Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksana
PenyusunanPerjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review
atas LaporanKinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Batang Hari.
q. PeraturanBupatiBatangHariNomor 49 Tahun 2016 tentangKedudukan,
TugasdanFungsi, SusunanOrganisasidan Tata
KerjaDinasPengendalianPenduduk,KeluargaBerencana,PemberdayaanPere
mpuandanPerlindunganAnak ( BeritaDaerah KabupatenBatangHariTahun
2016 Nomor 49).
B. Visi dan misiDinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan Dan Perlindungan Anak memiliki visi dan misi yaitu :
1. visi
mewujudkan pengendalian pertumbuhan penduduk, keluarga berkualitas,
pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak.
2. misi
Agar visi tersebut dapat tercapai maka misi DPPKBPPPA adalah sebagai
berikut :
- Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk melalui kesertaab ber-
kb
- meningkatkan ketahanan dan pemberdayaan keluarga melalui keluarga
kecil sejahtera.
- meningkatkan kualitas dan kapasitas perempuan, pengarustamaangender
dan perlindungan anak.
-meningkatkan peran serta masyarakat dalam program kependudukan
keluarga berencana, pembangunan keluarga ,pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak.40
40
Dokumentasi Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan Dan Perlindungan Anak
C. Struktur Organisasi tugas dan fungsi Dinas Pengendalian Penduduk,
Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Sesuai dengan peraturan Bupati Batang Hari No 49 Tahun 2016 Tentang
tentang kedudukan, tugas dan fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Dinas
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak. Perubahan atas Perda Kabupaten Batang Hari No 4 tahun
2008 tentang susunan organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah. Dinas
Pengendalian Penduduk,Keluarga Berencanan, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anakdipimpin Olehseorang Kepala Dinas dengan Unit Kerja terdiri
dari 1 Sekretaris dan 5 Bidang yaitu :41
1. Sekretaris Membawahi :
a. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
b. Subbagian Keuangan.
c. Subbagian Umum dan Kepegawaian.
2. Bidang pengendalian Pendudukan Data dan Informasi
a. Kepala Seksi Pengendalian Penduduk
b. Kepala Seksi Pendayagunaan PLKB dan Kader KB
c. Kepala Seksi Data dan Informasi Keluarga
3. Bidang Keluarga Berencana, Advokasi dan Penggerakan
a. Kepala Seksi Distribusi Alokon.
b. Kepala Seksi Jaminan Pelayanan KB
c. Kepala Seksi Advokasi, Penggerakan dan Pembinaan Kesertaan KB.
4. Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga
a. Kepala Seksi Pemberdayaan Keluarga Sejahtera
b. Kepala Seksi Bina Ketahanan keluarga Balita, Anak dan Lansia
c. Kepala Seksi Bina Ketahanan Remaja
5. Bidang Pengarusutamaan gender dan Pemberdayaan Perempuan
a. Kepala Seksi Pengarusutamaan gender
41
Rencana strategis- DPPKBPPPA 2016-2021
b. Kepala Seksi Pemberdayaan Perempuan
c. Kepala Seksi Kelembagaan Perempuan dan Jejaring Kerjasama
6. Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak
a. Kepala Seksi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Perempuan dan
Perdagangan Orang
b. Kepala Seksi Perlindungan Khusus Anak
c. Kepala Seksi Pemenuhan Hak Anak dan Pengasuhan Alternatif.
D. kedudukan, tugas dan fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Dinas
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anakpada Kabupaten Batang Hari
Berdasarkan Peraturan Bupati Batang Hari Nomor 49 Tahun 2016 Tentang
kedudukan, tugas dan fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Dinas
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anakpada Kabupaten Batang Hari..
Adapun Tugas pokok dan Fungsi dimaksud sebagai berikut :42
1. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
Mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan
Pemerintahan dibidang Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang menjadi Kewenangan
Daerah dan tugas Pembantuan yang diberikan Kepala Daerah. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Dinas
42
Ibid.
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Prempuan dan
Perlindungan Anak mempunyai fungsi:
a) Perumusan kebijakan teknis dibidang Pengendalian Penduduk,
Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak;
b) Menetapkan rencana strategis Dinas untuk mendukung visi dan
misi daerah dan kebijakan bupati;
c) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah
dibidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuandan Perlindungan Anak ;
d) Menetapkan Rencana kerja Dinas menurut skala prioritas dan
mendistribusikannya kepada bawahan;
e) Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Pengendalian
PendudukKeluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak.
f) Pelaksanaan perencanaan dan Pengendalian Kependudukan dan
KeluargaBerencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak, pengkoordinasian dan pelaksanaan Pengendalian Penduduk,
Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak yang meliputi Kabupaten, Kecamatan, desa dan
kelurahan termasuk dukungan dana, sarana dan prasarana; dan
g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan
bidang tugasnya.
B. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan Pelayanan Teknis dan Administratif
serta Koordinasi Pelaksanaan Tugas dilingkungan Dinas Pengendalian Penduduk,
Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, yang
mempunyai fungsi:
a) Pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Dinas Pengendalian
Penduduk,Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak;
b) Menghimpun, mengkoordinasikan, perencanaan dan pelaksanaan
program dan anggaran Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga
Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
c) Mengkoordinir dan pengelolaan administrasi kepegawaian,
administrasi persuratan, kearsipan, inventarisasi dan rumah tangga
Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan PerlindunganAnak;
d) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap rencana-rencana
program dan kegiatan tahunan maupun lima tahunan Dinas
Pengendalian Penduduk,Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak;
e) Penyelenggaraan urusan ketatausahaan rumah tangga, kepegawaian,
hukum,dan organisasi serta hubungan masyarakat; dan
f) Penyelenggaraan urusan keuangan, perbendaharaan, akuntansi,
verifikasi,ganti rugi, tindak lanjut LHP dan pengelolaan sarana
C. Kepala Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Kepala Subbagian Perencanaan ,Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas
melakukan koordinasi penyusunan perencanaan, evaluasi dan pelaporan program
di lingkungan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak. dengan fungsi 43
:
a) Menyusunan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan
administrasi dan pelaksanaan dibidang perencanaan program, evaluasi dan
pelaporan;
b) Membantu menyiapkan bahan koordinasi perencanaan program kegiatan;
c) Menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan dilingkungan Dinas
Kependudukan Keluarga Berencanan, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak dan menyiapkan bahan pemantauan, evaluasi dan
pelaporan;
d) Memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk dibidang tugasnya
kepadabawahan;
e) Menyusun rencana program dan kegiatan badan, baik jangka panjang,
menengah dan tahunan;
f) Mengumpulkan, mengolah, menganalisa data dari masing-masing bidang
untuk keperluan perencanaan program dan kegiatan;
43
Ibid
g) Melaksanakan koordinasi antar bidang dalam menyusun perencanaan
program;
h) Memberi saran dan pendapat kepada atasan sebagai bahan
pertimbanganpengambilan kebijakan, dan
i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidangtugasnya;
D. Kepala Subbagian Keuangan.
Kepala Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan administrasi
keuangan, perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, ganti rugi, tindak lanjut Laporan
Hasil Pemeriksaan Keuangan.dengan fungsi:
a) Mengumpulkan bahan penyusunan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu,
pelayanan administrasi dan pelaksanaan dibidang keuangan
b) Menghimpun data dan menyusun rencana kebutuhan anggaran keuangan;
c) Melakukan pengelolaan administrasi keuangan;
d) Melakukan verifikasi, pembukuan dan akuntansi;
e) Menyusun laporan hasil pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan bidang
tugasnya
f) Memberi saran dan pendapat kepada atasan sebagai bahan
pertimbanganpengambilan kebijakan, dan
g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang
tugasnya;
E. Subbagian Umum dan Kepegawaian
Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan
pemberian dukungan administrasi ketatausahaan, kerumahtanggaan, kepegawaian,
arsip , dokumentasi dan pengelola barang milik/kekayaan Negara serta sarana.44
a) Mengumpulkan bahan penyusunan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan administrasi kepegawaian;
b) Menyiapkan bahan penyenggaraan administrasi kepegawaian dan
perkantoran;
c) Menyiapkan buku pengelolaan aset, rumah tangga, humas dan
keprotokolan;
d) Menyiapkan bahan pelaksanaan analisis jabatan, kelembagaan dan
ketatalaksanaan;
e) Memberi bimbingan, pengarahan dan petunjuk teknis dibidang
tugasnyakepada bawahan;
f) Memelihara dan menjaga keamanan, kebersihan kantor serta rumah
tanggabadan;
g) Meneliti, mamaraf, menandatangani, meneruskan naksah dinas;
h) Menyiapkan bahan rekomendasi yang diperlukan untuk promosi, mutasi
rencana penambahan pegawaian baru serta pensiun sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
i) Melaksanakan pembinaan dan pengembangan karir pegawai;
j) Mengkoordinasikan pembuatan sasaran kerja pegawai negeri sipil (SKP)
olehatasan masing-masing;
44
Ibid
k) Melaksanakan koordinasi dengan bidang lainnya;
l) Melaksanakan evaluasi realisasi pelaksanaan tugas dibidang kepegawaian
danumum;
m) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan;
n) Memberi saran dan pendapat kepada atasan sebagai bahan
pertimbanganpengambilan kebijakan, dan
o) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidangtugasnya.
F. Kepala Bidang Pengendalian Kependudukan Data dan Informasi
Bidang Pengendalian Penduduk, Data dan Informasi mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang
pengendalian penduduk, mempunyai fungsi45
:
a) Perumusan kebijakan teknis daerah dibidang Pengendalian Penduduk ,
Datadan Informasi, sistem informasi keluarga, bidang pengendalian
pendudukPengendalian Penduduk , Data dan Informasi ;
b) Pelaksanaan Norma Standar Prosedur Kriteria (NSPK) dibidang
pengendalianpenduduk, sistem informasi keluarga bidang, Pengendalian
Penduduk , Datadan Informasi;
c) Pelaksanaan pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pemerintah daerah
dalamrangka pengendalian kuantitas penduduk;
d) Pelaksanaan pemetaan perkiraan Pengendalian Penduduk, Data dan
Informasidi Kabupaten;
45
Ibid
e) Pelaksanaan pemberdayaan dan peningkatan peran serta
organisasikemasyarakatan tingkat Kabupaten, Pengendalian Penduduk ,
Data danInformasi ;
f) Pelaksanaan pendayagunaan tenaga penyuluh KB (PKB/PLKB);
g) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dibidang pengendalian
penduduk,sistem informasi keluarga, bidang Pengendalian Penduduk, Data
danInformasi;
h) Pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi dibidang pengendalian
penduduk,sistem informasi keluarga, bidang pengendalian penduduk dan
keluargaberencana;dan
i) Pelaksanaan koordinasi dalam pelaksanaan tugas;
G. Kepala Seksi Pengendalian Penduduk
Kepala Seksi Pengendalian Penduduk mempunyai tugas :
a) Menyusun rencana program dan kegiatan Kepala Seksi pengendalian
penduduk;
b) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan strategi dibidang
pengendalianpenduduk;
c) Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi pengendalian penduduk;
d) Mencari,mengumpulkan, menghimpun, bahan–bahan/data untuk
penetapan kebijakan pengendalian penduduk;
e) Menentukan skala prioritas dan menetapkan sasaran kegiatan
pengendalianpertumbuhan penduduk;
f) Melaksanakan program dan kegiatan pengendalian penduduk;
g) Memonitor, mengevaluasi dan membuat laporan tentang hasil
daripelaksanaan program kegiatan pengendalian penduduk kepada atasan;
h) Memberi saran dan pendapat kepada atasan sebagai bahan
pertimbangandalam pengambilan kebijakan;
i) Membimbing dan mengarahkan bawahan dalam melaksakan tugas; dan
j) Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh atasan sesuai dengan
tugasnya.
H. Kepala Seksi Pendayagunaan PLKB dan Kader KB
Kepala Seksi Pendayagunaan PLKB dan Kader KB, Mempunyaitugas46
:
a) Menyusun rencana program dan kegiatan Kepala Seksi
Pendayagunaan PLKBdan Kader KB;
b) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan strategi Kepala Seksi
Pendayagunaan PLKB dan Kader KB;
c) Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi Pendayagunaan PLKB
dan KaderKB;
d) Melaksanakan program dan kegiatan Pendayagunaan PLKB dan
Kader KB;
e) Memonitor, mengevaluasi dan membuat laporan tentang hasil dari
pelaksanaan program kegiatan Pendayagunaan PLKB dan Kader
KB;
f) Memberi saran dan pendapat kepada atasan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan kebijakan;
46
Ibid.
g) Membimbing dan mengarahkan bawahan dalam melaksakan
tugas; dan
h) Melaksakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengantugasnya.
I. Kepala Seksi Data dan Informasi Keluaraga
Kepala Seksi Data dan Informasi Keluargamempunyai tugas :
a) Menyusun rencana program dan kegiatan Seksi Data dan Informasi;
b) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan tehnis dan strategi penyampaian
datadan informasi pengendalian Kependudukan;
c) Melaksanakan program dan kegiatan Pengendalian Kependudukan
danInformasi Keluarga;
d) Melakukan koordinasi monitoring, evaluasi terhadap
penyelenggaraanprogram dan kegiatan Pengendalian Kependudukan dan
Informasi Keluarga;
e) Melaksanakan pendataan pengolahan, pemutakhiran,menganalisa
danpenyediaan data keluarga;
f) Memanfaatkan jaringan komunikasi untuk menyampaikan
informasiperkembangan dan kemajuan dibidang pengendalian penduduk
KeluargaBerencana dan pembangunan keluarga;
g) Membuat dan menyusun laporan bulanan dan tahunan bidang informasi
dananalisis program;
h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
denganbidang tugasnya.
J. Bidang Keluarga Berencana, Advokasi Dan Penggerakan
Kepala Bidang Keluarga Berencana, Advokasi dan Penggerakan mempunyai
tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaankebijakan
dibidang Keluarga Berencana, Advokasi dan Penggerakan. mempunyai fungsi:
a) Perumusan kebijakan teknis daerah dibidang Keluarga Berencana,
Advokasidan Penggerakan;
b) Pelaksanaan Norma Standar Prosedur Kriteria (NSPK) dibidang
keluargaberencana, Advokasi dan Penggerakan;
c) Pelaksanaan penerimaan, penyimpanan, pengendalian dan pendistribusian
alatobat kontrasepsi di Kabupaten Batang Hari;
d) Pelaksanaan pelayanan KB di Kabupaten Batang Hari;
e) Pelaksanaan pembinaan, kesertaan ber KB di Kabupaten Batang Hari;
f) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dibidang Keluarga
Berencana,Advokasi dan Penggerakan;
g) Pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi dibidang Keluarga
Berencana,Advokasi dan Penggerakan;dan
h) Pelaksanaan koordinasi dalam pelaksanaan tugasnya;
K. Kepala Seksi Distribusi Alokon
Kepala Seksi Distribusi Alokon mempunyai tugas:
a) Menyusun rencana program dan kegiatan distribusi Alokon;
b) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dan strategi distribusi
Alokon;
c) Melaksanakan program dan kegiatan distribusi Alokon;
d) Menganalisa kebutuhan alokon bagi pasangan usia subur di Kabupaten
Batang Hari;
e) Menerima, menyimpan, dan mendistribusikan alokon ke fasilitas
kesehatan;
f) Melakukan koordinasi monitoring, evaluasi terhadap kebutuhan dan
ketersediaan alokon di fasilitas kesehatan KB;
g) Membuat dan menyusun laporan bulanan dan tahunan Seksi
distribusiAlokon; dan
h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugasnya.
L. Kepala Seksi Jaminan Pelayanan KB
Kepala SeksiJaminan Pelayanan KB mempunyai tugas :
a) Mengumpulkan bahan-bahan untuk menyusun rencana kebijakan
operasionalpelayanan KB;
b) Menyusun rencana Program dan kegiatan seksi Jaminan Pelayanan
KB;
c) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan tehnis dan strategis
operasionalpelayanan KB;
d) Melaksanakan program dan kegiatan dibidang pelayanan KB;
e) Melakukan koordinasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan
terhadappeyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan KB;
f) Mengumpulkan bahan-bahan dalam rangka mendukung
pelaksanaanpelayanan KB;
g) Membantu melakukan upaya-upaya terciptanya keterpaduan dan
singkronisasikebijakan operasional pelayanan KB;
h) Menyiapkan bahan penyusunan rencana kerja peningkatan jaminan
danpelayanan dibidang keluarga berencana;
i) Mengumpulkan bahan dan menyusun program kegiatan dan
anggaranpeningkatan jaminan dan pelayanan keluarga berencana;
j) Menyiapkan bahan dalam rangka melakukan upaya-upaya
terciptanyaketerpaduan dan sinkronisasi peningkatan jaminan dan
pelayanan KB;
k) Mengumpulkan bahan dan data dalam rangka melakukan upaya-
upayaterciptanya pengembangan rumusan pelaksanaan dan
pembinaan peningkatanjaminan dan pelayanan keluarga berencana;
l) Menyiapkan bahan koordinasi dalam rangka melakukan hubungan
kerjadengan komponen dan instansi teknis terkait dalam
perumusan kegiatan danpelaksanaan peningkatan jaminan dan
pelayanan KB; dan
m) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengantugasnya
M. Kepala Seksi Advokasi, Penggerakan dan Pembinaan Kesertaan KB
Kepala Seksi Advokasi , Penggerakan dan Pembinaan Kesertaan KBmempunyai
tugas47
:
47
Ibid
a) Mengumpulkan bahan-bahan untuk menyusun rencana kebijakan
operasionalAdvokasi , Penggerakan dan Pembinaan Kesertaan KB;
b) Menyusun rencana program dan kegiatan Advokasi , Penggerakan
danPembinaan Kesertaan KB;
c) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dan strategis
operasionalAdvokasi , Penggerakan dan Pembinaan Kesertaan KB;
d) Melaksanakan program dan kegiatan dibidang Advokasi , Penggerakan
danPembinaan Kesertaan KB;
e) Mengumpulkan bahan-bahan dalam rangka mendukung pelaksanaan
kegiatanAdvokasi , Penggerakan dan Pembinaan Kesertaan KB;
f) Membantu melakukan upaya-upaya terciptanya keterpaduan dan
singkronisasikebijakan operasonal kegiatan Advokasi , Penggerakan dan
PembinaanKesertaan KB;
g) Menyiapkan bahan penyusunan rencana kerja Advokasi , Penggerakan
danPembinaan Kesertaan KB;
h) Mengumpulkan bahan dan data dalam rangka Pembinaan Kesertaan KB
i) Menyiapkan bahan koordinasi dalam rangka melakukan hubungan
kerjadengan komponen dan instansi teknis terkait dalam perumusan
kegiatan danpelaksanaan peningkatan pembinaan dan peningkatan
kesertaan KB;
j) Melakukan koordinasi, monitoring,evaluasi dan pelaporan
terhadappeyelenggaraan program dan kegiatan Advokasi , Penggerakan
danPembinaan Kesertaan KB; danMelaksanakan tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Bidang sesuai dengantugasnya.
N. Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga
Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaankebijakan dibidang
Ketahanan dan Kesejahteraan dan mempunyai fungsi:48
a) perumusan kebijakan teknis daerah dibidang Ketahanan dan
KesejahteraanKeluarga;
b) pelaksanaan Norma Standar Prosedur Kriteria (NSPK) dibidang
Ketahanandan Kesejahteraan Keluarga;
c) pelaksanaan kebijakan teknis daerah dibidang Bina Keluarga Balita;
d) pelaksanaan kebijakan teknis daerah dibidang pembinaan remaja;
e) pelaksanaan kebijakan teknis daerah dibidang Bina Keluarga Lansia
danrentan;
f) pelaksanaan kebijakan teknis daerah dibidang Pemberdayaan
Keluargasejahtera melalui usaha mikro keluarga;
g) pemantauan dan evaluasi dibidangKetahanan dan Kesejahteraan
Keluarga;
h) pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi dibidang Ketahanan
danKesejahteraan Keluarga;dan
i) pelaksanaan koordinasi dalam pelaksanaan tugasnya.
O. Kepala Seksi Pemberdayaan Keluarga
48
Ibid
Kepala Seksi Pemberdayaan Keluarga Sejahtera mempunyai tugas :49
a) mempersiapkan dan mengelola bahan perumusan kebijakan teknis
dibidangpemberdayaan keluarga sejahtera;
b) menyiapkan bahan koordinasi, pelaksanaan program, dan kegiatan,
pembinaanpemberdayaan institusi masyarakat dan mitra kerja;
c) menentukan skala prioritas dan menetapkan sasaran dan menetapkan
kegiatandibidang pemberyaan keluarga, pembinaan intitusi masyarakat
dan kelompokpembinaan keluarga;
d) mengumpulkan bahan dan menyusun rencana program dan kegiatan di
bidangpemberdayaan keluarga, pembinaan institusi masyarakat dan
kelompokbinaan keluarga;
e) mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegitan
pemberdayaankeluarga sejahtera;
f) melakukan koordinasi, monitoring, mengevaluasi dan pelaporan
terhadappenyelenggaraan program dan kegiatan dibidang pemberdayaan
keluargasejahtera;
g) menyiapkan bahan pembinaan, petunjuk teknis,
mengkoordinasikan,melaksanakan program, dan kegiatan, bidang
pembinaan pemberdayaankeluarga, pembinaan institusi masyarakat dan
kelompok binaan keluargasejahtera;
h) memberi tugas, membimbing, mengoreksi, mengevaluasi hasil
pelaksanaanpekerjaan bawahan;
49
Ibid
i) memberi saran dan pendapat kepada Kepala Bidang sebagai
bahanpertimbangan pengambilan kebijakan; dan
j) melaksanakana tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
denganbidang tugasnya
P. Kepala Seksi Bina Ketahanan Keluarga Balita , Anak dan Lansia
Kepala Seksi Bina Ketahanan Keluarga Balita , Anak dan Lansia,
mempunyai tugas :50
a) menyiapkan bahan penyusunan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan,mengkoordinasikan penyelengaraan tugas Bina Ketahanan
Keluarga Balita,Anak dan Lansia;
b) menentukan skala prioritas dan menetapkan sasaran program kegiatan
BinaKetahanan Keluarga Balita, Anak dan Lansia;
c) mengumpulkan bahan dan menyusun rencana program kegiatan
BinaKetahanan Keluarga Balita, Anak dan Lansia;
d) menyusun rencana program dan kegiatan Bina Ketahanan Keluarga
Balita,Anak dan Lansia
e) Menyiapkanbahanpembinaan,petunjuktehnis,mengkoordinasikan,melaksa
nakan program dan kegiatan pembinaanketahanan Keluarga Balita, anak
dan Lansia;
f) menyiapkan bahan pembinaan, melaksanakan koordinasi, pembinaan
terhadapkelembagaan atau perkumpulan yang ada di masyarakat;
50
Ibid
g) monitoring, mengevaluasi dan membuat laporan tentang hasil
daripelaksanaan kegiatan Ketahanan Keluarga Balita, Anak dan Lansia
sertamemberi masukan dan saran atau pendapat kepada Kepala Bidang
sebagaibahan pertimbangan pengambilan kebijakan;memberi tugas,
membimbing, mengkoreksi, mengevaluasi, hasil pelaksanaanpekerjaan
bawahan;
h) melaksanakana tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
denganbidang tugasnya.
Q. Kepala Seksi Bina Ketahanan Remaja
Seksi Bina Ketahanan Remaja mempunyai tugas :51
a) mengumpulkan bahan-bahan untuk menyusun rencana kebijakan
binakeluarga remaja dan Generasi Berencana;
b) menyusun rencana program dan kegiatan Bina Ketahanan Remaja;
c) mengumpulkan bahan-bahan dalam rangka mendukung
pelaksanaanpembinaan keluarga remaja, Generasi Berencana, dan
kesehatan reproduksi;
d) membantu melakukan upaya-upaya terciptanya keterpaduan dan
singkronisasikebijakan dalam rangka bina ketahanan remaja;
e) menyiapkan bahan koordinasi dalam rangka melakukan hubungan
kerjaDenga komponen dan instansi tehnis terkait pelaksanaan peningkatan
binaketahanan remaja;
51
ibid
f) menentukan dan menetapkan sasaran kegiatan penyelengaraan bina
ketahananremaja;
g) melaksanakan program dan kegiatan bina ketahanan remaja;
h) melakukan koordinasi, monitoring, evaluasi, dan pelaporan
terhadappenyelenggaran program dan kegiatan;
i) memberi masukan, saran atau pendapat kepada Kepala Bidang sebagai
bahanpertimbangan pengambilan kebijakan;
j) memberi tugas, membimbing, mengoreksi, mengevaluasi hasil
pelaksanaanpekerjaan bawahan;dan
k) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
denganbidang tugasnya.
R. Kepala Bidang Pengarusutamaan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
Bidang Pengarusutamaan Gender dan Pemberdayaan Perempuan mempunyai
tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaankebijakan di
Bidang Pengarusutamaan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, dan mempunyai
fungsi:
a) penyiapan Perumusan kebijakan pelaksanaan pengarusutamaan gender
danpemberdayaan perempuan dibidang ekonomi, sosial, politik hukum
dankualitas keluarga;
b) penyiapan forum koordinasi penyusunan kebijakan
pelaksanaanpengarusutamaan gender dan pemberdayaan
perempuandibidang ekonomi,sosial, politik hukum dan kualitas keluarga;
c) penyiapan perumusan kajianpelaksanaan pengarusutamaan gender
danpemberdayaan perempuan dibidang ekonomi, sosial, politik hukum
dankualitas keluarga
d) penyiapan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan
pelaksananpengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan
dibidang ekonomi,sosial, politik hukum dan kualitas keluarga;
e) penyiapan fasilitasi, sosialisasi dan distribusi kebijakan
pelaksanaanpengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan
dibidang ekonomi,sosial, politik hukum dan kualitas keluarga;
f) penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi
penerapankebijakan pelaksanaan pengarusutamaan gender dan
pemberdayaanperempuan dibidang ekonomi, sosial, politik hukum dan
kualitas keluarga;
g) pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan penerapan
kebijakanpelaksanaan pengarusutamaan gender dan pemberdayaan
perempuandibidang ekonomi, sosial, politik hukum dan kualitas keluarga;
h) penyiapan perumusan kajian kebijakan pengumpulan, pengolahan,
analisisdan penyajian data dan informasi gender dibidang ekonomi, sosial,
politikhukum dan kualitas keluarga;
i) penyiapan forum koordinasi penyusunan pengumpulan, pengolahan,
analisisdan penyajian data dan informasi gender dibidang ekonomi, sosial,
politikhukum dan kualitas keluarga;
j) penyiapan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan
pengumpulan,pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi
gender dibidangekonomi, sosial, politik hukum dan kualitas keluarga;
k) penyiapan fasilitasi, sosialisasi dan distribusi kebijakan
pengumpulan,pengolahan, analisi dan penyajian data dan informasi gender
dibidangekonomi, sosial, politik hukum dan kualitas keluarga;
l) penyiapan kelembagaan pengarusutamaan gender;
m) penyiapan standarisasi lembaga penyelia layanan pemberdayaan
perempuan;
n) penyiapan penguatan dan pengembangan lembaga penyelia
layananpeningkatan kualitas keluarga dalam mewujudkan kesetaraan
gender dan hakanak; dan
o) pemantauan analisis, evaluasi dan pelaporan penerapan
kebijakanpengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data dan
informasi genderdibidang ekonomi, sosial, politik hukum dan kualitas
keluarga.
S. Kepala Seksi Pengarusutamaan Gender
Kepala Seksi Pengarusutamaan Gender mempunyai tugas :52
a) menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
programkegiatan pada Seksi Pengarusutamaan Gender;
52
ibid
b) menyiapkan bahan perumusan Petunjuk Teknis pelaksanaan
programkegiatan pada Seksi Pengarusutamaan Gender;
c) merancang konsep dasar pelaksanaan kegiatan pada seksi
PengarusutamaanGender;
d) melaksanakan kegiatan pengarusutamaan gender sesuai petunjuk teknis
yangditetapkan;
e) mengumpulkan bahan, merancang konsep dasar sistem data gender;
f) melaksanakan konsultasi, koordinasi dan sinkronisasi Program
KegiatanPengarusutamaan Gender;
g) melaksanakan pemantauan, monitoring, evaluasi dan pelaporan
sertamemberikan masukan ke pimpinan tentang pelaksanaan program
kegiatanPengarusutamaan Gender;
h) memberikan bimbingan dan pembinaan terhadap hasil perkerjaan
bawahan;dan
i) melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan
tugaspokok dan fungsinya.
BAB IV
Pembahasan Dan Hasil Penelitian
A. Peran dinas pengendalian penduduk, keluarga berencana, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak dalam mensukseskan bidang program
keluarga berencana
Menurutundang-undang nomor: 52 tahun 2009 tentang perkembangan
penduduk dan pembangunan keluarga menjelaskan bahwa perkembangan
penduduk dan pembangunan keluargaharus mendapatkan perhatian khususu
dalam rangka pembangunan nasiaonal berkelanjutan oleh karena itu hakikat
pembangunan nasional adalah pembangunan SDM (sumber daya manusia) seutuh
nya. Sejalan dengan nawacita ke 5 yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia, hal ini mengandug pengertian bahwa manusia Indonesia haruslah
menjadi individu-individu yang berkualitas secara fisik, mental, spiritual, dan
social, sejak dari anak-anak sebagai generasi penerus bangsa Indonesia.53
Program keluarga berencana tentunya sangat menbantu pemerintah dalam
meningkatkan kualitas sdm karna meningkat kan kualitas sdm merupakan tugas
dari kb , tercipta nya manusia berkualitas berasal dari keluarga berkualitas. Untuk
bisa membangun keluarga yang berkualitas ini tentu nya tidak bisa terlepas dari
bagaimana peran pemerintah, lembaga , dan partisipasi seluruh masyarakat dalam
melakukan pembinaan dan pemberdayaan terhadap penduduk.
Dinas pengendalian penduduk, keluarga berencana, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak merupakan intansi yang di beri kewenangan
53
Undang-undang No. 52 Tahun 2009
untuk melaksanakan tugas teknis dalam pembinaan keluarga, sebagaimana amanat
undang-undang nomor 52 tahun 2009, tentang perkembangan penduduk dan
pembangunan keluarga dan undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang
pembagian urusan pemerintah yang di laksanakan bersama oleh pemerintah pusat,
daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota.
Dalam menjalankan tugas nya tentunya nya DPPKBPPPA mempunyai
tugas dalam melaksanakan tugas pemerintah di bidang keluarga berencana yang
mana tiap-tiap daerah memilik kebijakan masing masing akan tetapi harus
berdasarkan kebijakan dari pusat , kalimat ini di benarkan oleh kepala dinas
DPPKBPPPA Kab. Batang Hari beliau menyatakan:
“kalau membuat kebijakan dalam program kerja tentu nya harus
berdasarkan perpaduan antara kebijakan nasional dan kebijakan di daerah”
Sesuai dengan perpres nomor 62 Tahun 2010 BKKBN mempunyai tugas
yaitu, meliputi54
:
1. Perumusan kebijakan nasional dibidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan
keluarga berencana.
2. penetapan norma, standar, prosedur dan kriteria dibidang pengendalian
pendudukan dan penyelenggaraan keluarga berencana
3. pelaksanaan advokasi dan koordinasi dibidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana
4. penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi dibidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
54
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 62 Tahun 2010 Tentang Badan
Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasiaonal, Pasal 3 Ayat (1).
5. penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi dibidang pengendalian
penduduk dan penyelanggaraan keluarga berencana.
6. pembinaan, pembimbingan dan fasilitasi dibidang pengendalian
pertumbuhan penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
Selain arah kebijakan yang dikeluarkan, BKKBN pusat maupun yang ada
didaerah mempunyai tugas yang harus mereka jalankan, khususnya untuk daerah
Kab. Batang Hari sendiri DPPKBPPPA mempunyai tugas yang dapat menunjukan
apakah peran dan fungsi DPPKBPPPA sebagai instansi yang mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk dapat berjalan sesuai dengan posisi dan koridornya
masing-masing terutama para pengawai yang mempunyai peran tersendiri sesuai
dengan jabatan yang mereka miliki.
Dalam menjalan kan tugas tentunya DPPKBPPPA telah membentuk
bidang yang akan menjalankan fungsinya sesuai dengan peraturan dari pusat
terutama di bidang keluarga berencana telah menenetukan bidang-bidang yang
akan mengatasi hal tersebut sesuai dengan fungsi dan peran yang mereka miliki.
Dalam laju pertumbuhan penduduk kabupaten Batang Hari masih bisa di
katakan seimbang hal ini ini di katakana oleh bapak Zulkifli S.ip tentang peran
nya dalam keluarga berencana.
“ kalau masalah kepadatan penduduk kabupaten Batang Hari terlalu padat
karna kabupaten ini masih memiliki wilayah yang luas sedangkan
penduduknya masih sedikit , di sini kami berperan Untuk meningkat kan
sumber daya manusia sesuai nawacita yang kelima dengan pokus kepada
program pembangunan keluarga karna terciptanya manusia yang
berkualitas di mulai dari keluarga yang hebat .”55
Pernyataan tersebut juga sama di katan kadis DPPKBPPPA beliau mengatakan
55
Wawancara Dengan Bapak Zulkifli S.Ip Kepala Bidang Keluarga Berencana 22 Januari
2019
“ disini bidang keluarga berencana tidak hanya membicarakan tentang
kepadatan penduduk akan tetapi bidang keluarga berencana berperan
sebagai meningkatkan kualitas sumber daya maanusia mulai dari balita
sampai lansia”56
.
Dari pernyataan di atas dapat dapat di simpulkan bahwa dalam kepadatan
penduduk kab. Batang Hari masih seimbang tidak terlalu padat karna wilayah nya
masih luas.
Hal ini dapat di buktikan dengan tabel berikut57
:
Kecamatan
Luas
wilayah
2016
2017
2018
kepadatan
penduduk
Mersam 801.90 27.280 27.381 27.459 34
Maro sebo ulu 906,33 32.290 32.822 33.331 37
Batin XXIV 904,14 27.291 27.598 27.884 31
Muara tembesi 419,77 29.895 30.363 30.813 73
Muara bulian 417,77 60.011 60.854 61.653 148
Bajubang 1,203,51 39.327 40.073 40.796 34
Maro sebo ilir 129,06 13.539 13.619 13.687 106
Pemayung 1,022,15 31.001 31.187 31.348 31
Jumlah 5.804,83 260.631 263.86 266.971 46
Dari tabel di atas, laju pertumbuhan penduduk di kab. Batang Hari 3 (tiga
tahun ) terakhir terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2016 jumlah penduduk
kab. Batang Hari sebanyak 260.631 jiwa, tahun 2017 naik menjadi 263.896 jiwa
56
Wawancara Dengan Bapak H. Saryoto. SE Kepala Dinas DPPKBPPPA 57
Dokumentasi Kantor BPS Kab. Batang Hari
atau naik 0,35% dibandingkan tahun 2016 tahun 2018 naik lagi menjadi 266.971
jiwa atau naik 0,38% .
peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun semakin meningkat
akan tetapi tidak terlalu signifikan. Hal ini tentunya tak lepas dari upaya
pemerintah khususnya DPPKBPPPA yang melakukan tugas nya dengan baik
dengan mengendalikan penduduk dengan peningkatan jumlah alat kontrasepsi,
akan tetapi bidang keluarga berencana berperan tidak hanya untuk mngendalikan
laju pertumbuhan penduduk akan tetapi lebih kepada peningkatan sumber daya
manusia dengan cara membuat keluarga yang berkualitas karna luas wilayah
kabupaten Batang Hari masih sangat luas. Hal ini juga dikatakan oleh kepala
bidang KB beliau mengatakan :
“kalau masalah jumlah penduduk masih bisa terkendali dan
wilayah Batang Hari pun masih sangat luas, akan tetapi yang
menjadi tugas kami sekarang untuk meningkatkan sumber daya
manusia kalau tanah nya masih luas siapa yang akan menggarap
kami lebih pokus ke program pembangunan keluarga yang
mengacu kepada dua subprogram .Program kesejahteraan keluarga
melalui pemberdayaan ekonomi keluarga yang sasarannya adalah
keluarga miskin, kemudian program ketahanan keluarga melalui
kegiatan pembinaan keluarga balita, keluarga remaja dan keluarga
lansia, .58
Dari pernyataan di atas dapat penulis simpulkan bahwa peran bidang
keluarga berencana tidak hanya membantu pemerintah dalam pengendalian laju
pertumbuhan penduduk akan tetapi juga berperan untuk menciptakan manusia
yang berkualitas melalui program pembangunan keluarga . Dalam menjalankan
peran nya tentunya banyak yang terlibat dalam mensukseskan program keluarga
berencana ini baik dari pihak kabupaten, kecamatan maupun desa.
58
Wawancara kepada Bapak Zulkifli S.ip kepala bidang KB
Peran DPKBPPPA dalam melaksanakan tugas nya sudah di lakukan di
antara nya dengan cara penyuluhan, sosialisasi ke desa desa untuk memberikan
pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya berKB dan merencanakan
kehidupan di masa depan. Kalimat ini di benarkan oleh kadis DPPKBPPPA beliau
mengatakan
“dalam menjalan peran kami , kami melakukan penyuluhan dan sosialisasi
kepada masyarakat dengan cara memberi pengarahan kepada pihak
petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) perkecamatan kemudian
pihak PLKB menyampaikan imformasi tersebut kepada masyarakat
terkadang kami juga ikut terjun langsung dalam penyuluhan untuk
merubah pola pikir masyarakat, kami membuat suatu kegiatan seperti
pelayanan KB gratis, pembinaan keluarga, koseling dan sebagainya59
“
Berdasarkan wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa DPPKBPPPA
sangat berperan dalam melaksanakan tugas pemerintah khususnya di bidang
keluarga berencana untuk mengendalikan penduduk dan meningkatkan
sumberdaya manusia yang berkualitas dengan cara melakukan penyuluhan dan
sosialisasi kepada masyarakat. Dalam hal ini bidang keluarga berencana
mempunyai tugas untuk melakukan pendekatan dan memberikan pengaruh kepada
masyarakat dalam menumbuhkan serta meningkatkan kepedulian masyarakat
terhadap pentingnya mengendalikan pertumbuhan penduduk dengan cara berKB.
Oleh sebab itu adanya kerja sama antara pemerintahan dengan masyarakat sangat
dibutuhkan untuk keberhasilan tersebut, kerja sama ini sangat dibutuhkan karena
pelayanan program KB langsung tertuju kepada masyarakat.
59
Wawancara Dengan Bapak H. Saryoto. SE Kepala Dinas DPPKBPPPA
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka penulis menarik kesimpulan
bahwa DPPKBPPA berperan sebagai berikut :
1. Melakukan Sosialisasi kepada masyarakat tentang
subprogram pembangunan keluarga yang tediri dari
ketahanan keluarga dan kesejahteran keluarga , kemudian
mengajak masyarak ikut berpartisipasi dalam pembinaan
dalam keluarga supaya masyarakat dapat menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk
memberikan pengaruh kepada masyarakat dan
menumbuhkan tingkat kepedulian masyarakat terhadap
pentingnya mengikuti program KB.
B. Faktor-Faktor Penghambat Dan Dan Pendukung Dinas Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak Dalam Mensukseskan Bidang Program Keluarga
Berencana.
Dalam melakukan tugas nya dalam mensukseskan bidang program keluarga
berencana tentunnya DPPKBP3A kab. Batang Hari tentunya menemukan faktor
penghambat dan pendukung dalam mensukseskan program kb ,walaupun semua
pemangku bertanggung jawab dalam kesuksesan keluarga berencana akan tetapi
dalam penerapan untuk mencapai target yang di tentukan tentunya ada faktor
penghambat dan pendukung yang di hadapi DPPKBP3A kab Batang Hari.
1. Faktor Penghambat
Ada beberapa faktor yang menghambat kesuksesan dalam program KB halini
juga di katakan oleh bapak Zulkifli s.ip beliau mengungkapkan :
“ Dalam mensukseskan program KB ini yang menjadi hambatan kami adalah
pola pikir masyarakat tentang KB, dalam mengubah pola pikir masyarakat
tentang KB sangat sulit di lakukan karna masyarakat sudah terbiasa tahunya
kalo KB untuk menekankan jumlah anak, masyarakat masih bnyak belum tahu
manfaat dari KB dan belum memahami program kependudukan tersebut. Hal
ini di sebabkan karna kurangnya pengetahuan masyarakat dan budaya
masyarakat. 60
”
Sumber daya masyarakat yang kurang di bidang pendidikan atau minimnya
pendidikan formal yang mereka miliki (seperti tidak bersekolah), Pendidikan non
formal seperti pengetahuan darilingkungan sekitar yang juga tidak mereka
temukan, membuat rasa ingin tahu yang kecil terhadap program Keluarga
Berencana. Masyarakat hanya tau bahwa KB itu hanya sebatas alat kontrasepsi
padahal KB sekarang tidak hanya menekan kan jumlah penduduk tetapi lebih
kepada kependudukan jika berbicara kependudukan artinya sudah sangat luas
yaitu menjelaskan seluruh aspek kehidupan. Hal ini menjadikan keadaan di mana
budaya yang dijunjung tinggi tidak berjalan seimbang dengan ilmu pengetahuan
yang dimiliki. Rendahnya pengetahuan serta pehamanan masyarakat inilah yang
menjadikan pelaksanaan Program Keluarga Berencana menjadi terhambat atau
kurang optimal.
60
Wawancara Dengan Bapak Zulkifli S.Ip Kepala Bidang Keluarga Berencana 22 Januari
2019
Dari beberapa hambatan yang di dapatkan oleh Bidang Keluarga Berencana
dalam menjalankan tugasnya tentunya ada juga faktor pendukung dalam
mensukseskan program keluarga berencana ini sehingga pencapaian target dalam
meciptakan manusia yang berkualitas hampir 50% hal ini juga di ungkapkan oleh
Bapak Zulkifli S.ip, yang mengatakan
“ pelaksanaan program KB di kabupaten Batang Hari hampir terlaksana
50% dan ini tidak lepas dari dukungan intansi pemerintah , sarana yang
memadai, anggaran dan kompetensi petugas lapangan.61
”
Berikut penjelasan tentang faktor pendukung tersebut di antaranya :
1. kekuatan aturan
Dengan adanya kekuatan aturan membuat program ini harus terus di
laksanakan untuk membantu pemerintah dalam pembangunan daera kab. Batang
Hari seperti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 Dan
Peraturan Bupati Nomor :49 Tahun 2016 .62
2. Dukunga Sarana dan prasarana.
Sarana yang memadai dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat
seperti kendaraan dalam pelayanan KB sudah mencukupi untuk melaksanakan
61
Wawancara Bersama Bapak Zulkifli Selaku Ketua Bidang Keluarga Berencana 62
Wawancara Dengan Bapak Awwaludin Sofwanto, SP, M.Si Selaku Subbag Program
Evaluasi Dan Pelaporan
program KB, dengan sarana yang lengkap sangat mendukung dalam
mensukseskan program keluarga berencana.63
3. Dukungan anggaran
Anggaran berperan penting dalam melekasanakan program ini biaya yang
ada selalu di sediakan dengan kebutuhan yang ada baik dari pemerintah daerah
maupun pemerintah pusat.64
4.kompetensi petugas lapangan
Kompetensi petugas yaitu kemampuan petugas dalam memberikan
pelayanan yang memuaskan masyarakat yang sesuai standar dan telah ditentukan
oleh unit penyelenggara pelayananan. Setiap pelayanan sudah memiliki standar
pelayanan yang jelas dan tepat. Setiap unit pelayanan harus mempunyai kesiapan
untuk memberikan pelayanan yang tepat kepada masyarakat sehingga terciptanya
pelayanan prima. Kompetensi atau kemampuan petugas lapangan atau kader KB
sangatlah penting dan berpengaruh terhadap kesuksesan pelaksanaan program KB,
di mana para PLKB adalah para petugas yang langsung turun di masyarakat,
sehingga kemampuan mereka dalam mengajak dan memengaruhi masyarakat
dalam pelaksanaan program KB sangat penting serta kreativitas serta ketekunan
mereka sangatlah dibutuhkan. Untuk merubah pola pikir masyarakat yang masih
sempit tentang KB peran petugas lapangan dalam mensosialisakan program
keluarga berencana sangat lah mendukung dalam pencapaian target di dalam
63
Ibid 64
Wawancara Dengan Bapak Zulkifli S.Ip Selaku Kepala Bidang Keluarga Berencana.
keluarga berencana. Setiap kecamatan memiliki 10 petugas PLKB untuk
mensosialisasikan kepada masyarakat.65
C. Upaya Yang di Lakukan Dalam Mengatasi Faktor Penghambat Dalam
Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana
sebagaimana amanat undang-undang nomor 52 tahun 2009, tentang
perkembangan penduduk dan pembangunan keluarga dan undang-undang nomor
23 tahun 2014 tentang pembagian urusan pemerintah yang di laksanakan bersama
oleh pemerintah pusat, daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota. Untuk
mengatasi permasalahan dalam mengubah pola pikir masyarakat dan mengajak
masyarakat untuk mengikuti program KB upaya yang di lakukan oleh
DPPKBPPA adalah :
1. meningkatkan sosialisasi pembangunan keluarga dengan melakukan
pembinaan perkelompok. Hal ini di di katakan oleh bapak zulkifli S.ip
beliau mengatakan :
“kami membuat pembentukan kelompok kelompok keluarga berencana
supaya memudah kan komunikasi kepada masyarakat kelompok itu terdiri
dari kelompok, BKB,BKR dan BKL, jadi dengan adanya kelompok
tersebut kami mensosialisasikan tidak langsung kepada masyarakat
melainkan ke kelompok yang kecil terlebuh dahulu, tapi fokus di dalam
kelompok tersebut lah kami bisa mengubah pola pikir masyarakat tentang
pemahaman KB untuk merencanakan kehidupan kedepan nya di samping
itu kelompok ini juga berguna untuk meciptakan generasi selanjutnya66
“
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat di simpulkan bahwa upaya yang
dilakukan oleh dinas ini dengan cara membuat kelompok dalam pembinaan tidak
langsung kepada masyarakat luas supaya tidak terjadi tumpang tindih dalam
65
Ibid. 66
Wawancara Dengan Bapak Zulkifli S.Ip Kepala Bidang Keluarga Berencana 22 Januari
2019
pemberian materi maka dari itu mereka mengelompokkan sesuai dengan yang
dibutuhkan masyarakat seperti ibu yang lagi mengandung sampai dengan yang
mempunyai anak balita di satukan kedalam kelompok BKB (Bina Keluarga
Balita) agar mereka mengetahui bagaimana mengasuh anak dengan baik dan
berkualitas, kemudian ibu yang mempunyai anak remaja maka di kelompokkan
anak-anak tersebut kedalam kelompok BKR (Bina Keluarga Remaja) di kelompok
ini para remaja di kumpulkan kemudian di beri pelajaran bagaiman menjadi remja
berkualitas dan berprestasi agar tidak terjadinya penyimpangan di dalam remaja.
Dan kelompok yang terakhir adalah BKL (Bina Keluarga Lansia ) dalam
kelompok ini para lansia di ajarkan supaya bisa menata kehidupan nya kedepan
dan merencana kan kehidupannya di masa yg akan dating supaya tidak terjadi hal-
hal yang inginkan kemudian bisa hidup sejahtera dalam keluarganya .
2. memberikan pemahaman masyarakat secara bertahap tentang program KB
agar masyarakat dapat menerapkan di kehidupan sehari-hari.
3. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan. Dengan semakin
sadar akan manfaat dari KB maka pemikiran masyarakat tidak lagi sempit
tentang keluarga berencana dan akan ikut berpartisipasi dalam
mensukseskan program Keluarga Berencana.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Peran Dinas pengendalian penduduk, keluarga berencana, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak dalam mensukseskan bidang keluarga
berencana sudah dilaksanakan dengan cara sosialisasi dan melakukan penyuluhan
kepada masyarakat, dalam menekankan jumlah penduduk sudah terkendalikan,
hal ini dapat dilihat dari data penduduk yang tidak terlalu signifikan. Peranan yang
dilakukan DPPKBPPPAdalam mensuksekan keluarga berencana yaitu dengan
meningkatkan sumber daya manusia. Dengan demikian Dinas pengendalian
penduduk, keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
berupaya untuk mengubah pemahaman masyarakat tentang keluarga berencana ,
kemudian mengajak masyarakat untuk menjadikan keluarga berkualitas, karena
didalam keluarga berkualitas terdapat manusia yang berkualitas.
2. Faktor-faktor yang menghambat kesuksesan program keluarga berencana
adalah factor pengetahuan masyarakat yang kurang tahu tentang KB, dan hanya
tau KB sebatas alat kontrasepsi saja,. Adapun faktor pendukungnya adalah
dukungan dari pemerintah, dukungan anggaran, dukungan kekuatan aturan dan
kompetensi petuga lapangan.
3. upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan dalam pelaksanaan keluarga
berencana yaitu dengan mensosialisasikan dengan membentuk kelompok
kelompok yaitu kelompok BKB, BKR, BKL. Memberikan pemahaman secara
bertahap dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pendidikan
kependudukan.
B. SARAN
Sebagai penutup dalam tulisan ini, setelah penulis mengamati melalui
penelitian faktor yang menghambat kesuksesan keluarga berencana oleh Dinas
pengendalian penduduk, keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak, maka lebih aktif lagi dalam mensukseskan program keluarga
berencana, dan lebih memberikan pengetahuan yang lebih lagi kepada masyarakat
agar masyarakat benar benar paham manfaat dari program keluarga berencana .
Dalam pelaksaan program keluarga berencana diharapkan keikuitsertaan
masyarakat sehingga dapat berjalan dengan baik untuk masyarakat dapat
menjalani kehidupan dengan baik dan terencana sesuai dengan keinginan
pemerintah .
DAFTAR PUSTAKA
Literature
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. I; Jakarta: Logos Wacana
Ilmu, 1997), 51
Amiruddin, Metode penelitian sosial, Yogyakarta : Pramana Ilmu, 2016
Bambang Sunggono, Hukum Dan Kebijaksanaan Publik, Sinar Grafika,
Jakarta,1994,
Didi Nazmi Yunas, Konsepsi Negara Hukum, Angkasa Raya, Padang,
1992,
Eddi Wibowo, Hukum dan Kebijakan Publik
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis
(Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada,1996)
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan
Iskandar , Metode Penelitian Pendidikan Dan Sosial Kuantitatif Dan
Kualitatif. (Jakarta :GP PRESS 2008)
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. II; Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 1996)
Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rinekan Cipta, 1997)
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), cet. Ke-2
(Jambi:Syari‟ah Press,2014.
Sugiono , Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
Dan R & D(Bandung : Alfabeta 2012)
Sanafiah Faisal,Penelitian kualitati Dasar dan Aplikasinya, (Malang:YA
3,1990)
Sukardi , Metode Penelitian Pendidikan Kompentensi Dan
Praktiknya.(Jakarta: Bumi Aksara 2012 ).
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. III; Jakarta: Bumi Aksara
1996), h. 3.
Perundang- Undangan
Undang- undang No. 52 Tahun 2009 tentang perkembangan
kependudukan dan pembanguna keluarga
Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang pembagian urusan pemerintah
yang di laksanakan bersama oleh pemerintah pusat.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2010 Tentang
Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional, Pasal 3 Ayat (1)
Peraturan Bupati No. 49 Tahun 2016 tentang Kedudukan Tugas Dan
Fungsi , Susunan Organisasi Dan Tata Keja Dinas Pengendalian Penduduk,
Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, Dan Perlindungan Anak.
Sumber Lain
http://skripsiilmiah.blogspot.co.id/2013/02/perananpemerintahdaerahdala
m.html
http://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2016/10/Mustika%20Rahayu%20(10-21-16-01-47-
20).pdf
http://repository.unja.ac.id/2384/1/H0A113043%20Artikel%20Ilmiah%20
AMINATUZ%20ZUHRIAH.pdf
http://repository.usu.ac.id/bistream/123456789/24797/6.pdf,akses
http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Dr.%20Aman,%20M.PD./b.6.
PENELITIAN.pdf,akses
http://kalteng.bkkbn.go.id/_layouts/mobile/dispform.aspx?List=8c526a76
%2D8b88%2D44fe%2D8f81%2D2085df5b7dc7&View=69dc083c%2Da8aa%2D
496a%2D9eb7%2Db54836a53e40&ID=41
http://repository.usu.ac.id/bistream/123456789/24797/6.pdf,akses
http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Dr.%20Aman,%20M.PD./b.6.
PENELITIAN.pdf,akses
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : NUR ASIA APRIKA
Jenis Kelamin : PEREMPUAN
Tempat / TanggalLahir : Kemb paseban, 28 Januari 1998
NIM : SIP.152939
Alamat : Rt 18, kel kemb paseban kec,
mersam
No.Telp/ HP : 081274155941
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendidikan : Ilmu Pemerintahan Fakultas
Syari‟ah UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
Nama Ayah : Syaripudin
Nama Ibu : Nur Hayati
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SDN No. 69/1 Kec. Mersam
Tahun Lulus : 2003 – 2009
b. MtsS Irsyadul „Ibad
Tahun Lulus : 2009 – 2012
c. Madrasah Aliyah Negeri Muara Bulian
Tahun Lulus : 2012 – 2015