faktor resiko
TRANSCRIPT
5/17/2018 Faktor Resiko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/faktor-resiko-55ab594beed2d 1/5
Faktor Resiko
1. Riwayat skizofrenia dalam keluarga
2. Perilaku premorbid yang ditandai dengan kecurigaan, eksentrik, penarikan diri,
dan/atau impulsivitas.
3. Stress lingkungan
4. Kelahiran pada musim dingin. Faktor ini hanya memiliki nilai prediktif yang sangat
kecil.
5. Status sosial ekonomi yang rendah sekurang-kurangnya sebagian adalah karena
dideritanya gangguan ini
Faktor Presipitasi
Sosial budaya, hormonal, hipotesa virus, model biological lingkungan sosial, psikologis
Perilaku.
1. Curiga : tidak mampu mempercayai orang lain, bermusuhan, mengisolasi diri,
paranoid2. Manipulasi : kurang asertif, mengisolasi diri, HDR, sangat tergantung.
3. Menarik diri/isolasi sosial : kurang spontan, apatis, ekspresi sedih, afek tumpul,
menghindar dari orang lain.
ETIOLOGI
Penyebab pasti dari skizofrenia masih belum jelas. Konsensus umum saat ini adalah bahwa
gangguan ini disebabkan oleh interaksi yang kompleks antara berbagai faktor. Faktor-faktor yang
telah dipelajari dan diimplikasikan meliputi predisposisi genetika, abnormalitas perkembangan
saraf, abnormalitas struktur otak, ketidakseimbangan neurokimia, dan proses psikososial dan
lingkungan.
Model Diatesis Stress, menurut teori ini skizofrenia timbul karena adanya integrasi antara faktor
biologis, faktor psikososial dan lingkungan. Model ini berpendapat bahwa seseorang yang
memiliki kerentanan (diatesis) jika dikenai stressor(baik biologis, genetik, psikososial, dan
lingkungan) akan lebih mudah menjadi skizofrenia.
1. Predisposisi genetika : Meskipun genetika merupakan faktor resiko yang signifikan,
belum ada penanda gentika tunggal yang diidentifikasi. Kemungkinan melibatkan
berbagai gen. Penelitian telah berfokus pada kromosom 6, 13, 18, dan 22. Ada pula
penelitian yang mtelah menemukan bahwa pertanda kromosom yang berhubungandengan skizofrenia adalah kromosom 5,11 dan 18 pada bagian lengan panjang dan
kromosom 19 pada bagian lengan pendek, dan yang paling sering dilaporkan adalah
terjadi pada kromosom X. Pada skizofrenia kromososm-kromosom ini mengalami
kelainan yaitu saat mengkode dapat terjadi kekacauan seprti translokasi.
Resiko terjangkit skizofrenia bila gangguan ini ada dalam keluarga adalah sebagai
berikut :
5/17/2018 Faktor Resiko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/faktor-resiko-55ab594beed2d 2/5
Satu atau orang tua yang terkena : risiko 12% - 15%
Kedua orang tua terkena penyakit ini : risiko 35% - 39%
Saudara sekandung yang terkena : risiko 8%-10%
Kembar dizigotik yang terkena : risiko 15%
Kembar monozigotik yang terkena : risiko 50%
2. Abnormalitas perkembangan saraf : Perkembangan saraf awal selama masa
kehamilan ditentukan oleh asupan gizi selama hamil ( wanita hamil yang kurang gizi
mempunyai risiko anaknya berkembang menjadi skizofrenia) dan trauma psikologis
selama masa kehamilan. Penelitian menunjukkan bahwa malformasi janin minor yang
terjadi pada awal gestasi berperan dalam manifestasi akhir dari skizofrenia. Faktor-
faktor yang dapat memengaruhi perkembangan saraf dan diidentifikasi sebagai risiko
yang terus bertambah meliputi :
a. Individu yang ibunya terserang influenza pada trisemester kedua.
b. Individu yang mengalami trauma atau cedera pada waktu dilahirkan. c. Penganiayaan atau trauma di masa bayi atau masa kanak-kanak awal.
d. Perubahan anatomi pada susunan syaraf pusat akibat infeksi virus pernah
dilaporkan pada orang orang dengan skizofrenia. Penelitian mengatakan bahwa
terpapar infeksi virus pada trimester kedua kehamilan akan meningkatkan
seseorang menjadi skizofrenia.
3. Abnormalitas struktur otak
Area otak utama yang terlibat dalam skizofrenia adalah sistem limbik, ganglia
basalis, lobus frontalis. Sistem limbik berfungsi mengendalikan emosi. Pada
skizofrenia terjadi penurunan daerah amigdala, hipokampus dan girus
parahipokampus. Jika fungsi ini terganggu maka akan menimbulkan gejala
skizofrenia yaitu terjadi gangguan emosi.
5/17/2018 Faktor Resiko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/faktor-resiko-55ab594beed2d 3/5
Penelitian saat ini melihat adanya perbedaan struktur dan fungsi otak pada penderita
skizofrenia. Dengan Positron Emission Tomography (PET) dapat terlihat kurangnya
aktivitas di daerah lobus frontal, dimana lobus frontal itu sendiri berfungsi sebgai
memori kerja, penuruan dari aktivitas metabolic forntal dihubungkan dengan
perjalanan penyakit yang lama dan gejala negative yang lebih berat.
Penderita skizofrenia memiliki kadar fosfomonoester (PME) yang lebih rendah dan
kadar fosfodiester (PDE) yang lebih tinggi dibandingkan nilai normal. Konsentrasi
fosfat inorganic menurun dan konsentrasi ATP meningkat. Hal ini disebabkan
karena terjadinya hipofungsi di daerah korteks frontal dorsolateral.
Ganglia basalis berkaitan dengan pengendali pergerakan. Pada pasien dengan
gejala skizofrenia memperlihatkan pergerakan yang aneh, seperti gaya berjalanyang kaku, menyeringaikan wajah dan stereotipik. Selain itu ganglia basalis
berhubungan timbal balik dengan lobus frontalis sehingga jika terjadi kelainan
pada area lobus frontalis maka akan mempengaruhi fungsi ganglia basalis
Pemeriksaan dengan menggunakan PET menunjukkan gejala negative
abnormalitas metabolic yang lebih besar di daerah sirkuit frontal, tempolar, dan
serebral dibandingkan dengan penderita skizofrenia dengan gejala positif.
Menurunnya atensi pada penderita skizofrenia berhubungan dengan hipoaktivitas
di daerah korteks singulat anterior. Retardasi motorik berhubungan dengan
hipoaktivitas di daaerah basal ganglia.
Gangguan bicara dan mengekspresikan emosi berhubungan dengan rendahnya
metabolisme glukosa di area Brodman 22 (korteks bahasa asosaiatif sensoris),
area Brodman 43 (transkortikal), area Brodman 45 dan 44 (premotorik), area
Brodman 4 dan 6 (motorik).
Gejala positif berhubungan dengan peningkatan aliran darah di daerah
temporomedial, sedangkan gejala disorganisasi berhubungan dengan peningkatan
aliran darah di daerah korteks singulat dan striatum. Disorganisasi verbal pada
penderita skizofrenia berhubungan dengan menurunnya aktivitas di daerah
korteks frontal, singulat, dan temporal superior kiri.
Halusinasi sering berhubungan dengan perubahan aliran darah di regionhipokampus, para hipokampus,dan amigdala. Halusinasi yang kronik
berhubungan dengan peningkatan aliran darah di lobus tempral kiri.
Waham sering dihubungkan dengan peningkatan aliran darah di daerah lobus
temporal medial kiri dan penurunan aliran darah di daerah korteks singulat
posterior dan lobus temporal lateral kiri.
5/17/2018 Faktor Resiko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/faktor-resiko-55ab594beed2d 4/5
Gangguan penilaian realita pada penderita skizofrenia berhubungan dengan aliran
darah di daerah korteks prefrontal lateral kiri, striatum ventral, girus
temporalis superior, dan region parahipokampus.
Pada penderita skizofrenia didapati adanya penurunan fungsi kognitif. Salah satu
penurunan kognitif yang sering ditemukan adalah ganggaun memori dan fungsi
eksekutif lainnya. Fungsi eksekutif yang terganggu adalah kemampuan berbahasa,
memecahkan masalah, mengambil keputusan, atensi dan perencanaan. Sedangkan
gangguan memori yang sering dialami adalah gangguan memori segera dan memori
jangka pendek yang dikenal sebagai memori kerja.
Dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) terlihat pelebaran di daerah
ventricular tiga dan lateral terutama bila yang menonjol adalah gejala negatifnya.
Ini merupakan implikasi dari perubahan di daerah periventrikular limbic-striata,
mengecilnya ukuran dari lobus frontal dan temporal. Daerah otak yang terlibat
adalah system limbic, lobus frontalis, ganglia basalis, batang otak dan thalamus. Hal
ini berhubungan dengan menurunnya fungsi neurokognitif seperti memori, atensi,pemecahan masalah, fungsi eksekutif dan social cognition. Gambaran EEG dari
penderita skizofrenia terlihat hilangnya aktivitasi gamma band , yang menandakan
melemahnya integrasi jaringan syaraf di otak.
4. Ketidakseimbangan neurokimia (neurotransmitter).
Dopamin merupakan neurotransmiter pertama yang berkontribusi terhadap gejala
skizofrenia. Hampir semua obat antipsikotik baik tipikal maupun antipikal menyekat
reseptor dopamin D2. Aktivitas dopamine yang berlebihan di bagian kortikal otak,
berkaitan dengan gejala positif dari skizofrenia. Neurotrasnmiiter lain yang juga
berperan adalah serotonin, norepineprin, glutamate,dan GABA. Homeostasis atau
hubungan antarneurotransmitter mungkin lebih penting disbanding jumlah relative
neurotransmitter tertentu. Tempat reseptor untuk neurotransmitter tetrtentu juga
penting. Perubahan jumlah dan jenis reseptor dapat memengaruhi tingkat
neurotransmitter. Obat psikotopik dapat memengaruhi tempat reseptor
neurotransmitter dan juga neurotransmitter itu sendiri.
5. Proses Psikososial dan Lingkungan
1. Teori perkembangan
Ahli teori seperti Freud, Sullivan, dan Erikson mengemukakan bahwa
kurangnya perhatian yang hangat dan penuh kasih saying di tahun-tahun awalkehidupan berperan dalam menyebabkan kurangnya identitas diri, salah
interpretasi terhadap realitas, dan menarik diri dari hubungan pada penderita
skizofrenia.
2. Teori Keluarga. Teori-teori yang berkaitan dengan peran keluarga dalam
munculnya skizofrenia belum divalidasi dengan penelitian. Bagian fungsi
keluarga yang telah diimplikasikan dalam peningkatan angka kekambuhan
5/17/2018 Faktor Resiko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/faktor-resiko-55ab594beed2d 5/5
individu dengan skizofrenia adalah sangat mengekpresikan emosi (high
expressed emotion [HEE]) . Keluarga dengan ciri ini dianggap terlalu ikut
campur secara emosional, kasar, dan kritis.
3. Status Sosial Ekonomi.
Hasil penelitian yang konsisten adalah hubungan yang kuat antara skizofrenia
dan status sosial ekonomi yang rendah.
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama
Videback, Sheila L.2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta: EGC
Hawari, Dadang.-.Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta: FKUI