faktor yang berhubungan dengan keluhan subyektif kelelahan mata pada operator komputer
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
1/119
TUGAS AKHIR
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN SUBYEKTIFKELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI PT DOK DAN
PERKAPALAN SURABAYA
Tri Putri Yundiarti
Oleh:
TRI PUTRI YUNDIARTI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III
PROGRAM STUDI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA
SURABAYA
2011
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
2/119
TUGAS AKHIR
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN SUBYEKTIFKELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI PT DOK DAN
PERKAPALAN SURABAYA
Tri Putri Yundiarti
Oleh:
TRI PUTRI YUNDIARTI
NIM. 100810133-H
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III
PROGRAM STUDI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA
SURABAYA
2011
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
3/119
PENGESAHAN
Dipertahankan di Depan Tim Penguji Tugas Akhir Program Pendidikan Diploma IIIProgram Studi Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Ahli Madya (A.Md) Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Pada tanggal 11 Juli 2011
Mengesahkan
Universitas AirlanggaFakultas Kesehatan Masyarakat
Dekan,
Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S.
NIP. 195603031987012001
Tim Penguji :
1. M. Sulaksmono, dr., M.S., M.PH., Sp.Ok2. Erwin Dyah Nawawinetu, dr., M.Kes3. Emilya Indahyati, drg., M.Kes
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
4/119
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat lulusProgram Pendidikan Diploma III
Program Studi Hiperkes dan Keselamtan kerja
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Oleh:
TRI PUTRI YUNDIARTI
NIM. 100810133-H
Surabaya, 19 Juli 2011
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Erwin Dyah Nawawinetu, dr., M.Kes
NIP. 196208071989032002
Menyetujui,
Pembimbing,
Erwin Dyah Nawawinetu, dr., M.Kes
NIP. 196208071989032002
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
5/119
SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : TRI PUTRI YUNDIARTI
NIM : 1000810133-H
Program Studi : Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Fakultas : Kesehatan Masyarakat
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan
Tugas Akhir saya yang berjudul :
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN SUBYEKTIF
KELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI PT. DOK DANPERKAPALAN SURABAYA
Apabila suatu saat nanti terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Surabaya, 19 Juli 2011
Tri Putri Yundiarti
100810133-H
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
6/119
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir ini dengan judul
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN SUBYEKTIF
KELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI PT. DOK DAN
PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO), sebagai salah satu persyaratan
akedemis dalam rangka menyelesaikan pendidikan di Program Pendidikan Diploma
III Program Studi Higiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.
Dalam Tugas Akhir ini dijelaskan mengenai faktor yang berpengaruh
terhadap kelelahan mata pada operator komputer di suatu perusahaan, sehingga
nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mencari cara
pengendalian yang efektif di Perusahaan yang sejenis. Pada kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Ibu Erwin
Dyah Nawawinetu, dr., M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
petunjuk, koreksi serta saran dengan penuh kesabaran hingga terwujudnya Tugas
Akhir ini.
Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan pula kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Tri Martiana, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Airlangga.
2. Ibu Erwin Dyah Nawawinetu, dr., M.Kes selaku Ketua Program Studi Hiperkesdan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
7/119
3. Bapak M. Sulaksmono, dr., MS., M.PH, Sp.Ok., selaku Dosen Wali yangdengan sabar memberikan bimbingan dan motivasi penulis selama
melaksanakan pendidikan perkuliah.
4. Pihak PT. Dok dan Perkapal Surabaya (Persero) yang telah memberikan ijinuntuk melakukan penelitian.
5. Ibu, Bapak dan kedua kakak tercinta yang telah memberikan fasilitas sertasenantiasa memberikan doa, kasih sayang dan dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Keluarga besar penulis yang telah memberikan doa dan dukungan sehinggapenulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7. Keluarga besar Hiperkes 2008 sebagai wadah curahan hati dan pembelajaranhidup bagi penulis.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Hiperkes dan Keselamatan Kerja, FakultasKesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga yang telah membimbing dan
memotivasi penulis selama melaksanakan pendidikan perkuliahan.
9. Bapak A. Siswanto dan Bapak Min yang dengan sabar membimbing danmemberikan ilmu pada penulis dalam menyusun Tugas Akhir.
10.Muhammad Bismark sebagai wadah curahan hati serta senantiasa memberikansemangat dan doa pada penulis.
11.Frita Ayu Rachmawati sekeluarga yang telah memberikan inspirasi pada penulisselama perkuliahan hingga tugas akhir ini tersusun.
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
8/119
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang diberikan
selama ini dan semoga Tugas Akhir ini berguna baik bagi diri kami sendiri maupun
pihak lain yang memanfaatkan.
Surabaya, Juli 2011
Penulis
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
9/119
ABSTRACT
Operators working with computer for long periods of time can result in
development an eye fatigue. Eye fatigue will increase when the quantity and quality
of illumination in the workroom is not good.The purpose of this research was to study about factors that related to eye
fatigue of computer operators in PT Dok dan Perkapalan Surabaya.
This was an observational descriptive study with cross sectional approach
that used primary and secondary data. Responders were 32 computer operators of
Rancang Bangun, IT, MONDAL and FASHAR units. Variables of this
research were individual characteristics (age, working hours, length of job, refractive
disorders, type of job and long breaks), lighting intensity, lighting quality (light
distribution, glare and shadow effect, work room decoration), eye fatigue complaints.
Results showed that most respondents experiencing eye complaints. Thesecomplaints were much felt in the respondents aged 35 years old (94,4%), working
with > 4 hours (75%) in a day, work for 3-4 (100%) years as a computer operator,type of work as a drafter and programmer (100%), the corresponding long break
(100%) and experiencing glare complaint (100%). The intensity of illumination on
the fourth room were still below the standards set by the PMP No.7 of 1964. In
addition, most respondents did not experience glare and shadow interference.
It is recommended that the management of this industry to increase the
intensity of lighting in the workspace either by adding light or change the decoration
of the room. In addition, management is expected to recommend to computer
operators to do the rest for 10 minutes after an hour or 15 minutes after 2 hours usinga computer by blinking, stretching, walking and look at far distances.
Keywords: computer operator, eye fatigue, lighting
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
10/119
ABSTRAK
Operator komputer yang menggunakan komputer terlalu lama dapat
mengalami keluhan kelelahan mata. Kelelahan mata tersebut akan meningkat apabila
kuantitas dan kualitas penerangan di ruang kerja tersebut kurang baik.Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor yang berhubungan dengan
keluhan kelelahan mata pada operator komputer di PT. Dok dan Perkapalan
Surabaya.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan
cross sectional. Data diperoleh melalui data primer dan data sekunder. Responden
dalam penelitian ini berjumlah 32 orang operator komputer di unit Rancang Bangun,
Informasi Teknologi, MONDAL dan FASHAR di PT. Dok dan Perkapalan Surabayayang dipilih. Variabel yang diteliti adalah karakteristik responden (usia, lama kerja,
masa kerja, kelainan refraksi, jenis pekerjaan dan lama istirahat), intensitas
penerangan, kualitas penerangan (distribusi cahaya, kesilauan dan bayangan,
dekorasi ruang), keluhan subyektif kelelahan mata.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami
keluhan mata. Keluhan ini banyak dirasakan pada responden berusia 35 (94,4%)
tahun dengan lama kerja > 4 jam (75%), bekerja selama 3-4 (100%) tahun sebagai
operator komputer, jenis pekerjaan sebagai drafterdan programmer(100%), lama
istirahat yang sesuai (100%) dan responden yang mengalami gangguan kesilauan
(100%). Intensitas penerangan pada keempat ruangan masih dibawah standar yangditentukan oleh PMP No.7 Tahun 1964. Selain itu, sebagian besar responden tidak
mengalami gangguan kesilauan dan bayangan.
Saran yang dapat diberikan untuk manajemen adalah meningkatkan intensitas
penerangan di ruang kerja baik dengan cara menambah lampu maupun mengubah
dekorasi ruang. Selain itu, diharapkan manajemen merekomendasikan kepada tenagakerja untuk melakukan istirahat selama 10 menit setelah 1 jam atau 15 menit setelah
2 jam menggunakan komputer dengan cara mengedip, meregang, melihat jarak jauh
dan berjalan.
Kata kunci : keluhan mata, operator komputer, penerangan
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
11/119
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iiiSURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS .......................... ivKATA PENGANTAR .............................................................................. v
ABSTRACT............................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvi
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN .................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1I.1 Latar Belakang ................................................................ 1
I.2 Identifikasi Masalah ........................................................ 4
I.3 Pembatasan Masalah ....................................................... 6
I.4 Perumusan Masalah ......................................................... 6
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT..................................................... 7
II.1 Tujuan Penelitian
II.1.1 Tujuan Umum ........................................................ 7II.1.2 Tujuan Khusus ....................................................... 7
II.2 Manfaat Penelitian........................................................... 8
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 9
III.1 Cahaya ............................................................................ 9
III.2 Penerangan di Tempat Kerja ............................................ 10
III.3 Tipe Penerangan .............................................................. 11
III.4 Standar Batas Penerangan................................................ 13
III.5 Kualitas Penerangan ........................................................ 15
III.6 Efek Penerangan pada Mata ............................................ 21III.7 Karakteristik Komputer ................................................... 25
BAB IV KERANGKA KONSEPTUAL ................................................. 28
BAB V METODE PENELITIAN ......................................................... 30
V.1 Rancang Bangun Penelitian ............................................. 30
V.2 Populasi dan Sampel ....................................................... 30
V.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 31
V.3.1 Lokasi Penelitian .................................................... 31
V.3.2 Waktu Penelitian .................................................... 31V.4 Variabel Penelitian .......................................................... 31
V.5 Definisi Operasional ........................................................ 32
V.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ....................... 37
V.6.1 Teknik Pengumpulan Data ..................................... 37
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
12/119
V.6.2 Instrumen Pengumpulan Data ................................ 37
V.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ..................... 38
BAB VI HASIL KEGIATAN ................................................................. 39
VI.1 Gambaran Umum PT Dok dan Perkapalan Surabaya ....... 39VI.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ............................... 39VI.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ................................... 40
VI.1.3 Struktur Organisasi ............................................ 41
VI.1.4 Lokasi PT Dok dan Perkapalan Surabaya ........... 41
VI.1.5 Jam Kerja .......................................................... 41
VI.1.6 BidangUsaha PT Dok dan Peerkapalan Surabaya 41
VI.2 Hasil Observasi Lingkungan Kerja .................................. 42
VI.3 Karakteristik Responden.................................................. 50
VI.3.1 Usia Responden ................................................. 50VI.3.2 Lama Kerja Responden ...................................... 50
VI.3.3 Masa Kerja Responden ...................................... 50VI.3.4 Kelainan Refraksi Responden ............................ 51
VI.3.5 Lama Waktu Istirahat......................................... 51
VI.3.6 Jenis Pekerjaan Responden ................................ 52
VI.4 Kuantitas Penerangan di Tempat Kerja ............................ 52
VI.5 Kualitas Penerangan di Tempat Kerja .............................. 54
VI.5.1 Gangguan Kesilauan di Tempat Kerja ................ 54
VI.5.2 Gangguan Bayangan di Tempat Kerja ................ 55
VI.6 Keluhan Kelelahan Mata pada Operator Komputer .......... 55VI.7 Hubungan Antar Variabel ................................................ 56
VI.7.1 Hubungan Keluhan Kelelahan Mata denganUsia Responden ................................................. 56
VI.7.2 Hubungan Keluhan Kelelahan Mata dengan
Lama Kerja ........................................................ 56
VI.7.3 Hubungan Keluhan Kelelahan Mata dengan
Masa Kerja Responden ...................................... 57
VI.7.4 Hubungan Keluhan Kelelahan Mata dengan
Kelainan Refraksi Responden ............................ 58
VI.7.5 Hubungan Keluhan Kelelahan Mata denganLama Istirahat Responden .................................. 58
VI.7.6 Hubungan Keluhan Kelelahan Mata dengan
Jenis Pekerjaan .................................................. 59VI.7.7 Hubungan Keluhan Kelelahan Mata menurut
Intensitas Penerangan ........................................ 59
VI.7.8 Hubungan Keluhan Kelelahan Mata dengan
Kualitas Penerangan .......................................... 60
BAB VII PEMBAHASAN ...................................................................... 61
VII.1 Karakteristik Responden.................................................. 61VII.1.1 Usia Responden ................................................. 61
VII.1.2 Lama Kerja ........................................................ 61
VII.1.3 Masa Kerja ........................................................ 62
VII.1.4 Kelainan Refraksi .............................................. 63
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
13/119
VII.1.5 Lama Waktu Istirahat......................................... 64
VII.1.6 Jenis Pekerjaan .................................................. 65
VII.2 Kuantitas Penerangan (Intensitas Penerangan) ................. 66
VII.3 Hasil Observasi Lingkungan Kerja .................................. 67
VII.3.1 Arah dan Penyebaran Cahaya ............................ 67VII.3.2 Dekorasi Tempat Kerja ...................................... 68
VII.4 Kelelahan Mata ............................................................... 70
VII.5 Hubungan Antar Variabel ................................................ 71
VII.5.1 Hubungan Antara Usia dengan Keluhan
Kelelahan Mata .................................................. 71
VII.5.2 Hubungan Antara Lama Kerja dengan Keluhan
Kelelahan Mata .................................................. 72
VII.5.3 Hubungan Antara Masa Kerja dengan Keluhan
Kelelahan Mata .................................................. 73VII.5.4 Hubungan Antara Kelainan Refraksi dengan
Keluhan Kelelahan Mata .................................... 74VII.5.5 Hubungan Antara Lama Waktu Istirahat dengan
Keluhan Kelelahan Mata .................................... 75
VII.5.6 Hubungan Antara Jenis Pekerjaan dengan
Keluhan Kelelahan Mata .................................... 76
VII.5.7 Hubungan Antara Kuantitas Penerangan dengan
Keluhan Kelelahan Mata .................................... 76
VII.5.8 Hubungan Antara Gangguan Kesilauan dengan
Keluhan Kelelahan Mata .................................... 77VII.5.9 Hubungan Antara Gangguan Bayangan dengan
Keluhan Kelelahan Mata .................................... 79
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 80
VIII.1 Kesimpulan ............................................................. 80
VIII.2 Saran ........................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 82
LAMPIRAN
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
14/119
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
III.1 Efek Psikologis dari Warna 20
III.2 Pantulan yang Direkomendasikan oleh ANSI untuk Kantor 20III.3 Persentase Pantulan Cahaya oleh Warna 21
V.1 Tabel Definisi Operasional 32
VI.1 Disribusi frekuensi responden PT. Dok dan Perkapalan Surabaya
berdasarkan usia pada tahun 2011 50
VI.2 Distribusi frekuensi responden PT. Dok dan Perkapalan Surabaya
menurut jam kerja dalam sehari pada tahun 2011 50VI.3 Distribusi Frekuensi Responden PT. Dok dan Perkapalan Surabaya
Menurut Masa Kerja sebagai Operator Komputer Tahun 2011 51VI.4 Distribusi Frekuensi Responden PT. Dok dan Perkapalan Surabaya
Menurut Kelainan Refraksi Tahun 2011 51VI.5 Distribusi Frekuensi Responden PT. Dok dan Perkapalan Surabaya
Menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2011 52
VI.6 Distribusi frekuensi responden PT. Dok dan Perkapalan Surabaya
menurut lama waktu istirahat pada tahun 2011 52
VI.7 Distribusi intensitas penerangan di unit Rancang Bangun,
Informasi Teknologi, FASHAR, dan MONDAL pada tahun 2011 53VI.8 Distribusi Pendapat Responden unit RB, IT, FASHAR, dan
MONDAL PT. Dok dan Perkapalan Surabaya Mengenai IntensitasPenerangan pada Tahun 2011 54
VI.9 Distribusi Pendapat Responden unit RB, IT, FASHAR, dan
MONDAL PT. Dok dan Perkapalan Surabaya Mengenai GangguanKesilauan pada Tahun 2011 55
VI.10 Distribusi Pendapat Responden unit RB, IT, FASHAR, dan
MONDAL PT. Dok dan Perkapalan Surabaya Mengenai Gangguan
Bayangan pada Tahun 2011 55
VI.11 Distribusi Pendapat Responden unit RB, IT, FASHAR, danMONDAL PT. Dok dan Perkapalan Surabaya terhadap Keluhan
Kelelahan Mata pada tahun 2011 56VI.12 Keluhan Kelelaha Mata Berdasarkan Usia Responden PT. Dok
dan Perkapalan Surabaya pada Tahun 2011 56
VI.13 Keluhan Kelelahan Mata Responden Berdasarkan Lama Kerja di
Depan Komputer PT. Dok dan Perkapalan Surabaya padaTahun 2011 57
VI.14 Kelelahan Mata Responden Berdasarkan Masa Kerja
sebagai Operator Komputer PT. Dok dan Perkapalan Surabaya
pada Tahun 2011 57VI.15 Keluhan Kelelahan Mata Responden Berdasarkan Kelainan
Refraksi Mata PT. Dok dan Perkapalan Surabaya pada Tahun 2011 58VI.16 Keluhan Kelelahan Mata Responden Berdasarkan Lama Waktu
Istirahat Selama Menggunakan Komputer PT. Dok dan Perkapalan
Surabaya pada Tahun 2011 58
VI.17 Keluhan Kelelahan Mata Menurut Jenis Pekerjaan Responden
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya pada Tahun 2011 59
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
15/119
VI.18 Keluhan Kelelahan Mata Responden Berdasarkan Kuantitas
Penerangan di Tempat Kerja PT. Dok dan Perkapalan Surabaya
pada Tahun 2011 59
VI.19 Keluhan Kelelahan Mata Responden Berdasarkan Gangguan
Kesilauan PT. Dok dan Perkapalan Surabaya pada Tahun 2011 60VI.20 Keluhan Kelelahan Mata Responden Berdasarkan Gangguan
Bayangan PT. Dok dan Perkapalan Surabaya pada Tahun 2011 60
VII.1 Distribusi frekuensi responden tingkat ketelitian pekerjaan
berdasarkan usia responden PT. Dok dan Perkapalan Surabaya
Tahun 2011 72
VII.2 Distribusi frekuensi responden tingkat ketelitian pekerjaan
berdasarkan usia responden PT. Dok dan Perkapalan Surabaya
Tahun 2011 74
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
16/119
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
III.1 Pemasangan Armatur yang Benar 13III.2 Pemasangan Armatur yang Salah 13
VI.1 Gambar Dinding, langit-langit dan lantai di Ruang Rancang
Bangun 43
VI.2 Penerangan Alami dan Buatan pada Ruang Rancang Bangun 44
VI.3 Gambar Dinding, langit-langit dan lantai di Ruang Informasi
Teknologi 45VI.4 Penerangan Alami dan Buatan di Ruang Informasi 46
VI.5 Gambar Dinding, langit-langit dan lantai di Ruang FASHAR 47VI.6 Gambar Dinding, langit-langit dan lantai di Ruang MONDAL 49
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
17/119
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Lampiran
1 Surat Pengantar Pengambilan Data2 Surat Balasan Perusahaan untuk Pengambilan Data
3 Surat Keterangan Telah Mengambil Data
4 Layout Perusahaan
5 Struktur Organisasi Perusahaan
6 Denah Pengukuran Intensitas Penerangan di Unit Rancang Bangun
7 Denah Pengukuran Intensitas Penerangan di Unit Informasi Teknologi8 Denah Pengukuran Intensitas Penerangan di Unit FASHAR
9 Denah Pengukuran Intensitas Penerangan di Unit MONDAL10 Lembar Observasi Kondisi Tempat Kerja
11 Kuesioner
12 Panduan Pengukuran (SNI)13 Cara Pengukuran Intensitas Penerangan
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
18/119
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
Daftar Arti Lambang
% = Persen/ = Bagi0 = Derajat
& = Dan
m2 = Meter persegi
n = Frekuensi
= Jumlah
cm = Centimeter
mm = MilimeterHz = Hertz
< = Kurang dari> = Lebih dari
= Kurang dari sama dengan
= Lebih dari sama dengan
Cd = Candela
ft = Footcandle
- = Sampai dengan
nm = nanometer
Daftar Singkatan
ANSI =American National Standards InstituteBUMN = Badan Usaha Milik Negara
CFF = Critical Flicker Fusion
CRT = Cathoda Rays Tube
CVS = Computer Vision Syndrome
DPS = Dok dan Perkapalan Surabaya
FASHAR = Fasilitas dan Pemeliharaan
IT = Informasi TeknologiJl. = Jalan
K3 = Keselamatan dan Kesehatan Kerja
KTP = Kartu Tanda PendudukLCD =Liquid Crystal Display
MONDAL = Monitoring dan Pengendalian
N.V. =Naamloze VennootschaapNo. = Nomer
NIOSH =National Institute for Occupational Safety and Health
PJB = Perusahaan Listrik Negara Jawa Bali
PMP = Peraturan Menteri PerburuhanPT = Perseroan Terbatas
RB = Rancang Bangun
RUPS = Rapat Umum Pemegang Saham
SI = Satuan Internasional
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
19/119
TL = Tube Lamp
UP = Unit Pembangkit
UV = Ultraviolet
VDT = Visual Display Terminal
WHO = World Health OrganizationWIB = Waktu Indonesia Barat
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
20/119
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan teknologi di Indonesia semakin meningkat,
beberapa aktifitas dilakukan dengan bantuan sistem komputerisasi.
Penggunaan komputer atau VDT (visual data terminal) di perusahaan
semakin meningkat seiring dengan keefisiensian waktu dan tenaga yang
diperlukan. Komputerisasi memberikan kemudahan kepada manusia,
sehingga manusia sedikit mengeluarkan energi dalam bekerja.
Fungsi dari penggunaan komputer antara lain mempermudah
pekerjaan, sebagai alat komunikasi dan sebagai alat untuk hiburan (Dunia
komputer, 2009). Keuntungan menggunakan alat ini adalah pekerjaan akan
lebih cepat terselesaikan dan lebih maksimal hasil yang bisa diperoleh (Ahira,
2010). Keuntungan lain yang dimiliki oleh komputer antara lain memiliki
kecepatan dan ketelitian yang tinggi dalam mengerjakan fungsinya, memiliki
media penyimpanan yang ringkas dan berkapasitas besar, serta mampu
mengolah data dalam jumlah besar.
Di samping berbagai keuntungan yang ada, komputer juga memliki
kerugian, antara lain manusia semakin tergantung dengan bantuan komputer,
berkurangnya tenaga kerja akibat pekerjaannya digantikan oleh komputer,
komputer melakukan pekerjaan sesuai dengan perintah manusia, bila terdapat
kesalahan, komputer tetap mengerjakan kesalahan tersebut (Shecyoria, 2007).
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
21/119
Ketergantungan seseorang terhadap penggunaan komputer
mengakibatkan orang tersebut menggunakan komputer dalam waktu yang
cukup lama. Hal tersebut berpengaruh terhadap kesehatan terutama pada
mata. Penggunaan komputer terlalu lama dapat mengakibatkan terjadinya
keluhan kelelahan pada mata. Kelelahan mata yang biasa disebut dengan
asthenopia merupakan keluhan yang paling banyak dikeluhkan para pemakai
komputer.Asthenopiamerupakan kelelahan mata yang dapat mengakibatkan
sakit kepala, penglihatan seolah ganda, penglihatan silau terhadap cahaya di
waktu malam, dan berbagai masalah penglihatan lainnya (beritanet, 2011).
Hasil penelitian yang dilakukan pada operator komputer pada tahun
2007 menyatakan bahwa penggunaan komputer lebih dari 4 jam lebih banyak
menimbulkan kelelahan mata akibat pancaran sinar radiasi komputer
(Prabowo, 2007). Gejala yang timbul akibat kelelahan mata secara umum
dapat berupa mata merah, berair, dan susah fokus saat melihat
(flyfreeforhealth, 2010).
Penelitian pada operator komputer di PT. PJB UP Gresik pada tahun
2009 menyatakan bahwa dari 24 pekerja yang diteliti yang mengalami
keluhan mata sebanyak 95,83% dengan jenis keluhan yang dialami oleh
pekerja operator adalah mata pedih sebanyak 42,10% (Holfiana, 2009).
Operator komputer merupakan pekerjaan yang membutuhkan
ketelitian. Penerangan merupakan salah satu faktor yang bepengaruh terhadap
ketelitian dalam penggunaan komputer.
Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek
dengan jelas, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu, berbeda dengan
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
22/119
penerangan yang membuat seseorang mendekatkan mata terhadap obyek,
maka daya akomodasi mata lebih besar dan dapat mengakibatkan penglihatan
rangkap atau kabur (Sumamur, 2009). Penerangan tempat kerja yang jelek
(poor lighting) secara langsung tidak akan menyebabkan kerusakan pada
mata, namun sering menimbulkan kelelahan dan rasa tidak nyaman pada mata
(eye fatigue and discomfort) (Siswanto, 1991). Di Indonesia, standar
intensitas penerangan untuk pekerjaan yang membedakan barang halus
dengan kontras yang sedang dan dalam waktu yang lama, operator komputer
adalah 500-1000 luks.
Penerangan yang dimaksud meliputi kuantitas dan kualitas
penerangan. Kuantitas penerangan dapat diketahui melalui intensitas cahaya,
sedangkan kualitas penerangan meliputi adanya kesilauan (glare effect),
bayangan (shadow effect) dan dekorasi ruangan.
Kualitas penerangan terutama ditentukan oleh ada tidaknya kesilauan
di tempat kerja baik kesilauan langsung (direct glare) atau kesilauan karena
pantulan cahaya dari permukaan yang mengkilap (reflected glare) dan
bayangan (shadows) (Siswanto,1991). Pantulan cahaya (silau) pada layar
monitor yang berasal dari sumber lain seperti jendela, lampu penerangan dan
lain sebagainya, akan menambah beban mata.
Keluhan mata juga dapat disebabkan akibat memakaian layar monitor
yang tidak ergonomis. Berdasarkan hasil penelitian, 77 % para pemakai layar
monitor akan mengalami keluhan pada mata, mulai dari rasa pegal dan nyeri
pada mata, mata merah, mata berair, sampai pada iritasi mata bahkan
kemungkinan katarak mata (Damaredno, 2009).
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
23/119
Di samping itu, karakteristik tenaga kerja, seperti usia, lama kerja,
masa kerja, dan kelainan refraksi juga bisa mempengaruhi keluhan kelelahan
mata. Ketajaman penglihatan berkurang menurut bertambahnya usia. Pada
tenaga kerja berusia lebih dari 40 tahun, visus jarang 6/6, melainkan
berkurang (Sumamur, 2009).
Penggunaan komputer di Indonesia saat ini semakin bertambah. Hal
ini dapat menimbulkan kelelahan mata yang ditandai dengan iritasi pada
mata, penglihatan ganda, sakit kepala, daya akomodasi menurun, serta
ketajaman penglihatan, kepekaan kontras, dan kecepatan persepsi menurun.
Kondisi tersebut terutama akan ditemukan bila iluminasi tempat kerja tidak
memadai dan orang yang bersangkutan memiliki kelainan refraksi yang tidak
dikoreksi (Siswanto, 1991). Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian
mengenai faktor yang memperngaruhi keluhan subyektif kelelahan mata pada
operator komputer.
I.2 Identifikasi Masalah
PT. Dok dan Perkapalan merupakan perusahaan reparasi atau
perbaikan kapal. Pada perusahaan tersebut terdapat berbagai macam
pekerjaan yang mempunyai risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. Tenaga kerja bekerja selama 8 jam sehari yaitu mulai jam 07.00 sampai
16.00 dengan waktu istirahat 1 jam perhari. Salah satu pekerjaan yang
mempunyai risiko terjadinya penyakit akibat kerja adalah penggunaan
komputer. Penggunaan komputer yang terlalu lama dapat mengakibatkan
terjadinya kelelahan mata.
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
24/119
Pekerjaan di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya sudah banyak yang
menggunakan komputer. Jenis pekerjaan dengan bantuan komputer dapat
dijumpai di beberapa kantor di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya, antara lain
jenis pekerjaan mendesain kapal, memasukan data (data entry) dan
programmer.
Pada survey awal, didapatkan gambaran umum mengenai kondisi
lingkungan kerja dan karakteristik tenaga kerja di kantor pusat PT. Dok dan
Perkapalan Surabaya. Tingkat ketelitian pekerjaan operator komputer di PT.
Dok dan Perkapalan Surabaya berbeda, namun intensitas penerangan di ruang
kerja dirasa hampir sama. Secara umum, distribusi cahaya di kantor pusat
kurang merata, beberapa jendela ditutup dengan gorden sehingga cahaya
matahari yang masuk ke dalam ruangan minim. Dinding pada beberapa
ruangan berwarna putih kusam. Beberapa pekerja yang menggunakan
komputer (operator komputer) bekerja dengan menghadap ke jendela.
Operator komputer di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya pada
umumnya berjenis kelamin pria dengan usia yang berbeda-beda. Jenis
komputer yang digunakan ada dua jenis, yaitu LCD (Liquid Crystal Display)
dan CRT (Cathoda Rays Tube). Pada umumnya CRT tidak dilengkapi dengan
screen filter.
Penelitian mengenai keluhan subyektif kelelahan mata tidak pernah
dilakukan di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya, baik ditinjau dari kuantitas
dan kualitas penerangan maupun dari karakteristik tenaga kerja. Oleh karena
itu, perlu dilakukan penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi keluhan
subyektif kelelahan mata yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
25/119
pertimbangan untuk pengendaliannya dan dengan harapan mampu mencegah
terjadinya penyakit akibat kerja di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya
terutama pada kantor pusat PT. Dok dan Perkapalan Surabaya.
I.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas maka penelitian ini
dibatasi hanya untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan
keluhan subyektif kelelahan mata meliputi karakteristik responden, kuntitas
penerangan dan kualitas penerangan yang terdiri dari arah penyebaran
cahaya, kesilauan dan bayangan serta dekorasi ruang kerja (warna dan
pantulan dinding, langit-langit dan lantai). Hal ini dikarenakan keterbatasan
waktu yang diperlukan untuk penelitian.
I.4 Rumusan Masalah
Faktor apa sajakah yang berhubungan dengan keluhan subyektif
kelelahan mata pada operator komputer di PT. Dok dan Perkapalan
Surabaya?
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
26/119
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT
II.1 Tujuan Penelitian
II.1.1 Tujuan Umum
Mempelajari faktor yang berhubungan dengan keluhan subyektif kelelahan
mata.
II.1.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik tenaga kerja, meliputi usia, lama kerja,masa kerja, kelainan refraksi, lama istirahat dan jenis pekerjaan.
2. Mengidentifikasi kuantitas (intensitas) penerangan di tempat kerja.3. Mengidentifikasi adanya gangguan kesilauan dan gangguan bayangan di
tempat kerja.
4. Mengidentifikasi keluhan subyektif kelelahan mata pada tenaga kerja.5. Menggambarkan hubungan antara karakteristik tenaga kerja dengan
keluhan subyektif kelelahan mata.
6. Menggambarkan hubungan antara kuantitas (intensitas) penerangandengan keluhan subyektif kelelahan mata pada tenaga kerja.
7.
Menggambarkan hubungan antara gangguan kesilauan dan gangguan
bayangan dengan keluhan subyektif kelelahan mata pada tenaga kerja.
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
27/119
II.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi InstansiHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang
keluhan kelelahan mata pada pekerja di PT Dok dan Perkapalan
Surabaya.
2. Bagi PenulisHasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan tentang keluhan kelelahan pada pekerja PT Dok dan Perkapalan
3. Bagi Praktisi Kesehatan dan PembacaHasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan
pembinaan dan t indak lanjut serta refrensi untuk penelitian di masa yang
akan datang.
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
28/119
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Cahaya
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang
kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380-750 nm. Pada bidang
fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang
gelombang kasat mata maupun yang tidak (Wikipedia, 2010).
Robert W. Allen mendefinisikan cahaya sebagai radiasi spektrum
elektromagnetik yang secara langsung menimbulkan sensasi visual. Jadi
cahaya merupakan radiasi visible dengan satuan lumen (Muhajir, 2009).
Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya
yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan
sudut. Satuan SI dari intensitas cahaya adalah Candela (Cd). Dalam bidang
optika dan fotometri (fotografi), kemampuan mata manusia hanya sensitif dan
dapat melihat cahaya dengan panjang gelombang tertentu (spektrum cahaya
nampak) yang diukur dalam besaran pokok ini (Wikipedia, 2011).
Iluminasi atau penerangan yaitu banyaknya cahaya yang jatuh pada
suatu permukaan, dengan satuan foot candle (fc). Satu foot candle sama
dengan satu lumen per satu kaki kuadrat atau setara dengan 10 luks
(Siswanto, 1991).
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
29/119
III.2 Penerangan di Tempat Kerja
Iluminasi atau penerangan yaitu banyaknya cahaya yang jatuh pada
suatu permukaan, dengan satuan foot candle (fc). Satu foot candle sama
dengan satu lumen per satu kaki kuadrat atau setara dengan 10 lux (Siswanto,
1991).
Hampir semua pelaksanaan pekerjaan melibatkan fungsi mata, dimana
sering kita temui jenis pekerjaan yang memerlukan tingkat penerangan
tertentu agar tenaga kerja dapat dengan jelas mengamati objek yang sedang
dikerjakan. Tenaga kerja di samping harus dengan jelas dapat melihat objek-
objek yang sedang dikerjakan juga harus dapat melihat dengan jelas pula
benda atau alat dan tempat di sekitarnya (Tarwaka, 2004).
Kebutuhan intensitas penerangan antara lain tergantung dari jenis
pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang. Pekerjaan yang hanya
membedakan benda-benda atau barang yang kasar merupakan suatu
pekerjaan yang tidak sulit (simple) sekalipun dilakukan dalam tempat kerja
yang agak gelap, sedangkan untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian
atau membedakan benda-benda yang berukuran kecil dan halus, pekerjaan
tersebut adalah sulit dilakukan bila keadaan penerangan dalam tempat kerja
tidak memadai (Siswanto, 1991).
Penerangan di tempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang
menerangi benda-benda ditempat kerja. Penerangan dapat berasal dari cahaya
alami dan cahaya buatan, banyak obyek kerja beserta benda atau alat dan
kondisi disekitar yang perlu dilihat oleh tenaga kerja, hal ini penting untuk
menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, selain itu penerangan yang
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
30/119
memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan keadaan
lingkungan yang menyegarkan (Siswanto, 1991).
Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan tenaga
kerja dapat melihat obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya
yang tidak perlu (Sumamur, 2009). Penerangan yang cukup dan diatur secara
baik juga akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan
menyenangkan sehingga dapat memelihara kegairahan kerja. Penerangan
dikatakan buruk apabila memiliki intensitas penerangan yang rendah untuk
jenis pekerjaan yang sesuai, distribusi yang tidak merata, mengakibatkan
kesilauan, dan kurangnya kekontrasan (Tarwaka, 2004).
Kualitas dan kuantitas penerangan yang dibutuhkan tergantung dari
beberapa faktor, antara lain (Siswanto, 1991):
1. Usia pekerja2. Ukuran obyek yang diamati3. Lamanya pengamatan4. Kontras antara obyek dan sekitarnya5. Warna dari bahan dari permukaan obyek yang diamati
III.3 Tipe Penerangan
Tipe penerangan di tempat kerja berkaitan dengan penerangan buatan
yang digunakan di perusahan atau industri, dapat dibedakan menjadi tiga tipe
yaitu (Siswanto, 1991):
1. Penerangan Umum (General Lighting)
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
31/119
Penerangan umum atau general lighting harus menghasilkan
iluminasi yang merata (uniform) pada work plane (bidang kerja), dan
bidang ini biasanya terletak pada ketinggian 30-36 inchi di atas lantai.
Iluminasi maksimum dan minimum pada setiap titik ukur hendaknya
tidak lebih atau kurang dari 1/6 kali penerangan rata-rata suatu ruang
kerja.
2. Penerangan Lokal (localized General Lighting)Bilamana intensitas penerangan (Intensity of Illumination) yang
merata atau uniform tidak diperlukan untuk semua tempat kerja tetapi
hanya tempat kerja tertentu (specific area) yang membutuhkan tingkat
iluminasi yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya, maka lampu
(luminaires) tambahan dapat dipasang pada daerah tersebut sehingga
kebutuhan intensitas penerangan dapat dipenuhi.
3. Penerangan Tambahan (Suplementary Lighting)Sistem penerangan ini diperlukan khususnya untuk pekerjaan
yang membutuhkan ketelitian atau membedakan benda-benda yang halus
atau untuk memeriksa keadaan suatu mesin (inspection processes).
Kerugian dari sistem penerangan ini adalah menyababkan kesilauan.
Untuk menanggulangi masalah kesilauan ini, maka supplementary
lighting ini perlu dikoordinasi dengan penerangan umum.
Berikut ini adalah beberapa gambar contoh penempatan armatur
yang tepat dan tidak tepat.
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
32/119
Gambar III.1 Pemasangan Armatur yang Benar
Gambar III.2 Pemasangan Armatur yang Salah
Penempatan armatur benar apabila sudut antara garis horizontal dan garis
yang menghubungkan mata dengan sumber penerangan tidak kurang dari
300, selain itu pantulan cahaya juga tidak mengenai mata sehingga
kesilauan dapat dihindari (Siswanto, 1991).
III.4 Standar Batas Penerangan
Intensitas penerangan yang dibutuhkan di masing-masing tempat kerja
ditentukan dari jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan. Semakin tinggi
tingkat ketelitian suatu pekerjaan, maka akan semakin besar kebutuhan
intensitas penerangan yang diperlukan, demikian pula sebaliknya. Standar
penerangan di Indonesia telah ditetapkan seperti tersebut dalam Peraturan
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
33/119
Menteri Perburuhan (PMP) No.7 tahun 1964 tentang Syarat-syarat
Kesehatan, Kebersihan dan Penerangan di Tempat kerja (Tarwaka, 2004).
Secara umum, intensitas penerangan yang dimaksud adalah:
a. Penerangan untuk halaman dan jalan-jalan di lingkungan perusahaanharus mempunyai intensitas penerangan paling sedikit 20 luks.
b. Penerangan untuk pekerjaan-pekerjaan yang hanya membedakan barangkasar dan besar paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 50 luks.
c. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil secara sepintas lalu paling sedikit mempunyai intensitas
penerangan 100 luks.
d. Penerangan untuk pekerjaan yang membeda-bedakan barang kecil agakteliti paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 200 luks.
e. Penerangan untuk pekerjaan yang membedakan dengan teliti dari barang-barang yang kecil dan halus, paling sedikit mempunyai intensitas
penerangan 300 luks.
f. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang halusdengan kontras yang sedang dalam waktu yang lama, harus mempunyai
intensitas penerangan paling sedikit 500-1.000 luks.
g.
Penerangan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang yang
sangat halus dengan kontras yang kurang dan dalam waktu yang lama,
harus mempunyai intensitas penerangan paling sedikit 2.000 luks.
Saat ini banyak pekerjaan yang menggunakan bantuan komputer atau VDT
(Visual Display Terminal), sehingga penerangan di tempat kerja yang
menggunakan komputer juga perlu diperhatikan. Demikian pula intensitas
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
34/119
penerangan untuk jenis pekerjaan yang satu berbeda dengan jenis pekerjaan
lainnya, misalnya intensitas pekerjaan data entry berbeda dengan intensitas
peneranganprogrammer.
Menurut Peraturan Menteri Perburuhan No.7 Tahun 1964 tentang
Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan di Tempat Kerja, intensitas
penerangan untuk pekerjaan kantor yang agak teliti adalah 300 luks,
sedangkan untuk jenis pekerjaan yang sulit dengan kontras yang agak tinggi
dibutuhkan intensitas penerangan sebesar 500-1000 luks.
III.5 Kualitas Penerangan
III.5.1 Kesilauan
Kesilauan didefinisikan sebagai cahaya yang tidak diinginkan
(unwanted light). Definisi kesilauan yang lebih formal adalah setiap
brightness yang berada dalam lapangan penglihatan yang menyebabkan rasa
ketidaknyamanan (discomfort), gangguan (annoyance), kelelahan mata dan
atau gangguan penglihatan (Siswanto, 1991). Kesilauan dapat terjadi
bilamana suatu area lebih terang daripada latar belakang (Grandjean, 1988).
Beberapa faktor yang menyebabkan kesilauan, antara lain (Siswanto, 1991):
1.Disability Glare
Penyebab dari kesilauan ini adalah terlalu banyaknya cahaya yang
secara langsung masuk ke dalam mata dari sumber kesilauan sehingga
menyebabkan kehilangan sebagian dari penglihatan (partial loss of
vision). Disability glare mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
dapat melihat dengan jelas, dan keadaan ini dapat dialami oleh seseorang
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
35/119
yang sedang mengendarai mobil pada malam hari dimana lampu
(headlamps) dari mobil yang berada di hadapannya terlalu terang.
2. Discomfort GlareKesilauan ini sering menimbulkan ketidaknyamanan pada mata
(visual discomfort), terutama bila keadaan ini berlangsung dalam waktu
yang cukup lama. Discomfort glare sering dialami oleh mereka yang
bekerja pada siang hari dan menghadap ke jendela atau pada saat seorang
menatap lampu (light fittings) secara langsung pada malam hari. Efek
discomfort glare pada mata adalah tergantung dari lamanya seseorang
terpapar oleh kesilauan tersebut.
3. Reflected GlareKesilauan ini disebabkan oleh pantulan cahaya yang terlalu terang
yang mengenai mata kita, dan pantulan cahaya ini berasal dari semua
permukaan benda yang mengkilap (langit-langit, kaca, dinding, meja
kerja, mesin dan lain-lain) yang berada dalam medan penglihatan (visual
field). Reflected glare kadang-kadang adalah lebih mengganggu dari
reflected glare karena terlalu dekatnya letak sumber kesilauan dari garis
penglihatan.
Sumber-sumber kesilauan menurut Nurmianto (2004) antara lain:
1. Lampu-lampu tanpa pelindung yang dipasang terlalu rendah2. Jendela-jendela besar pada permukaan tepat pada mata3. Lampu atau cahaya dengan terang yang berlebihan4. Pantulan dari permukaan terang
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
36/119
III.5.2 Bayangan (shadows)
Bayang-bayang atau bayangan umumnya tidak dikehendaki oleh
seseorang yang sedang melakukan sesuatu pekerjaan, namun beberapa jenis
pekerjaan memerlukan bayangan agar obyek dapat diamati dengan lebih
mudah sebagai contoh, goresan pada lembaran logam (sheet metal) akan
terlihat lebih mudah bila sistem penerangan yang digunakan menimbulkan
bayangan (Siswanto, 1991).
Bayangan dapat disebabkan oleh posisi penerangan yang kurang tepat.
Sumber cahaya seharusnya tidak berada di belakang pekerja dan sebaiknya
ditempatkan sedikit ke kanan atau ke kiri, sehingga cahaya datang dari bahu
pekerja (Siswanto, 1991). Bayang-bayang yang tajam (sharp shadow) dapat
berasal dari sumber cahaya buatan yang kecil atau dari cahaya langsung
matahari (Nurmianto, 2004).
Untuk menghindari terjadinya bayangan, penerangan di tempat kerja
diusahakan agar menyebar secara merata (evenly distributed and diffused
illumination). Penerangan setempat (spot atau local lighting) diusahakan agar
tidak digunakan di tempat kerja karena sistem penerangan ini sering
menimbulkan bayangan yang mengganggu kecuali bila penerangan umum
(general illumination) di tempat kerja tersebut cukup.
III.5.3 Distribusi Cahaya (Light Distribution)
Luminaire atau lighting fixture merupakan suatu unit penerangan yang
lengkap (compete lighting unit), dan unit ini terdiri dari lampu dan peralatan
untuk mendistribusikan sserta mengendalikan cahaya. Lighting equipment
perlu diletakkan atau dipasang menurut karakteristik dari distribusi cahaya
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
37/119
yang dikehendaki. Klasifikasi luminairs menurut distribusi cahayanya adalah
(Siswanto, 1991):
1. Penerangan Langsung (direct lighting), yaitu hampir semua cahaya yangdiemisikan oleh luminaire (90-100%) diarahkan ke bawah. Tipe
penerangan ini adalah paling efisien karena banyaknya cahaya yang
mencapai permukaan kerja (work plane) adalah maksimum, namun
sistem penerangan ini sering menimbulkan bayangan dan kesilauan (bila
sumber cahaya terlalu kuat).
2. Penerangan semi langsung (semidirect lighting), yaitu distribusi cahayaterutama adalah ke arah bawah (60-90%).
3. General difuse, yaitu kurang lebih 40-60% distribusi cahaya diarahkan kebawah dan 40-60% ke atas.
4. Semi-indirect lighting, yaitu 60-90% cahaya didistribusikan ke arah atas,dan 10-40% ke arah bawah. Pada sistem penerangan ini, nilai pantulan
(reflectance value) dari langit-langit harus tinggi agar cahaya yang
dipantulkan ke bawah cukup banyak.
5. Indirect lighting, yaitu distribusi cahaya terutama adalah ke atas (90-100%). Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan
kesilauan, sedangkan kerugiannya adalah mengurangi efisiensi cahaya
total (total light efficiency) yang jatuh pada permukaan kerja (work
plane).
Dalam memilih dan memasang armatur (luminaires), sebagian
cahaya agar diarahkan ke atas untuk menerangi langit-langit atau dinding
bagian atas. Lubang atas (top opening) yang terdapat pada armatur berfungsi
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
38/119
untuk mengurangi timbunan debu pada lampu dan reflektor. Untuk
mengurangi brigtness ratio antara bagian luar dari luminaire dan permukaan
reflektor serta lampu, bagian luar dari armatur diberi warna cerah (light-
colored). Luminaires hendaknya dipasang atau digantung tidak terlalu rendah
untuk menghindari kesilauan, dan sumber penerangan (lampu) hendaknya
dilengkapi atau dilindungi dengan reflektor (deep reflector).
III.5.4 Kondisi Ruang Tempat Kerja
Kondisi ruang tempat kerja yang dimaksud adalah warna dinding,
lantai dan langit-langit beserta nilai pantulan yang dihasilkan. Pewarnaan
tempat kerja saat ini kurang diperhatikan oleh perusahaan, padahal pengaruh
warna cukup besar terhadap produktifitas kerja. Pemilihan warna yang tepat
untuk suatu ruang kerja tergantung dari fungsi tempat kerja itu sendiri
(Siswanto, 1991).
Menurut Siswanto (1991), secara umum warna mempunyai efek
psikologis. Berikut ini adalah tabel efek psikologis dari warna.
Tabel III.1 Efek Psikologis dari Warna
Jenis Warna
Efek
Jarak
(Distance)Suhu
(Temperature)Psikis
Biru Jauh Sejuk Menenangkan atau
menyejukanHijau Jauh Sangat sejuk Menyejukan atau
menenangkan
Merah Dekat Panas Merangsang
Oranye Sangat dekat Sangat panas Merangsang
Kuning Dekat Panas Merangsang
Coklat Sangat dekat Netral Merangsang
Jingga Sangat dekat Sejuk Agresif,
mengecilkan hati
(Discouraging)Sumber : Siswanto, Penerangan, 1991
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
39/119
Selain warna, hal yang perlu diperhatikan pada tempat kerja adalah pantulan
yang ditimbulkan oleh dinding, lantai, langit-langit ruang kerja serta peralatan
kerja. Pantulan yang berlebihan dapat menimbulkan kesilauan (Bridger,
1995). ANSI merekomendasikan pantulan untuk ruang kerja.
Tabel III.2 Pantulan yang Direkomendasikan oleh ANSI untuk Kantor
Permukaan Pantulan (%)
Langit-langit 80-90
Mebel 25-50
Dinding 40-60
Gorden 40-60
Lantai 20-40Sumber : R.S. Bridger, Introduction to Ergonomics, 1995
Dengan demikian diperlukan warna yang tepat untuk ruang kerja agar
pantulan yang dihasilkan tidak melebihi nilai pantulan yang
direkomendasikan. Berikut ini adalah tabel nilai pantulan yang dihasilkan
oleh beberapa warna (Grandjean, 1988).
Tabel III.3 Persentase Pantulan Cahaya oleh Warna
Warna Pantulan (%)
Putih 100
Hijau kekuningan, krem, merah muda pucat 60-65
Biru langit 40-45
Merah tua, hijau, hijau, coklat 20-25
Hitam 0Sumber : Etienne Grandjean, Fitting the Task to the Man, 1988
III.6 Efek Penerangan pada Mata
Pencahayaan yang kurang baik dapat menimbulkan efek stres pada
alat penglihatan. Stres tersebut dapat menimbulkan dua tipe kelelahan yaitu
kelelahan mata dan kelelahan syaraf (visual and nervous fatigue). Kelelahan
mata disebabkan oleh stres yang intensif pada fungsi tunggal (single function)
dari mata. Stres yang persisten pada otot akomodasi (ciliary muscle) dapat
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
40/119
terjadi pada saat seseorang mengadakan inspeksi pada obyek-obyek yang
berukuran kecil dan pada jarak yang dekat serta dalam waktu yang lama, dan
stres pada retina dapat terjadi bila terdapat kontras yang berlebihan dalam
medan penglihatan (visual field) dan waktu pengamatannya cukup lama
(Siswanto, 1991).
Kelelahan mata atau asthenopia (aesthenopia) adalah kemampuan
melihat kondisi yang memanifestasikan dirinya melalui gejala nonspesifik
seperti kelelahan, nyeri di dalam atau di sekitar mata, penglihatan kabur, sakit
kepala dan kadang-kadang penglihatan ganda. Gejala sering terjadi setelah
membaca, kerja komputer, atau kegiatan lainnya yang melibatkan dekat tugas
visual membosankan (Wikipedia, 2011). Kelelahan mata ditandai oleh
(Siswanto, 1991):
1. Iritasi pada mata atau konjungtivitis (konjungtiva berwarna merah danmengeluarkan air mata)
2. Penglihatan ganda (double vision)3. Sakit kepala4. Daya akomodasi dan konvergensi menurun5. Ketajaman penglihatan (visual acuity), kepekaan kontras (contras
sensitivity), dan kecepatan persepsi (speed of perception) menurun.
Tanda-tanda (symptoms) tersebut di atas terutama akan ditemukan bila
iluminasi tempat kerja tidak memadai dan orang yang bersangkutan
mempunyai kelainan refraksi yang tidak dikoreksi.
Bilamana persepsi visual mengalami stres yang hebat (severely
stressed) tanpa disertai efek lokal pada otot akomodasi atau retina, maka
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
41/119
keadaan ini akan menimbulkan kelelahan syaraf. General nervous fatigue ini
terutama akan terjadi bila pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang
memerlukan konsentrasi, kontrol otot, dan gerakan-gerakan yang sangat tepat
(precise movement). Kelalahan syaraf ditandai oleh waktu reaksi yang
memanjang (prolonged reaction times), gerakan-gerakan menjadi lambat, dan
gangguan-gangguan pada fungsi-fungsi motor dan psikologis. Bilamana
keadaan ini berlangsung terus menerus, maka akan terjadi kelelahan kronis
(chronic fatigue) yang ditandai oleh:
1. Sakit kepala dan vertigo2. Sulit tidur3. Tidak suka makan (loss of appetite)4. Badan lemah (lassitude) dan lesu (listlessness)
III.6.1 Usia dan Kelelahan Mata
Usia cukup mempengaruhi keluhan kelelahan mata yang dialami
seseorang. Hal ini dapat dipengaruhi oleh elastisitas lensa mata yang semakin
berkurang seiring meningkatnya usia (Siswanto, 1991). Menurut WHO
(1987), insiden keluhan kelelahan mata (astenopia) yang paling sering terjadi
pada orang yang berusia 35-65 tahun (WHO, 1987). Penelitian lain yang
dilakukan oleh Meyer & Colleagues (1985) menyatakan bahwa orang yang
berusia lebih dari 40 tahun sering mengalami keluhan kelelahan mata
(Grandjean, 1988).
Usia juga berpengaruh akan kebutuhan tingkat iluminasi yang
dibutuhkan oleh seseorang. Bilamana kebutuhan cahaya (light requirement)
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
42/119
untuk seseorang yang berusia 40 tahun (membaca buku) dinilai sama dengan
1, maka kebutuhan cahaya menurut usia adalah sebagai berikut:
a. 10-20 tahun : 0,3-0,5b. 20-30 tahun : 0,5-0,7c. 30-40 tahun : 0,7-1,0d. 40-50 tahun : 1,0-2,0e. 50-60 tahun : 2,0-5,0
Untuk dapat membaca huruf cetak (printed letters) dengan jelas,
seseorang yang berusia 60 tahun memerlukan cahaya yang lebih terang (15
kali) dari seorang murid, dan 10 kali lebih terang dari seorang pekerja yang
berusia 20-30 tahun.
III.6.2 Masa Kerja dan Kelelahan Mata
Menurut Encyclopedia of Occupational Health and Safety (1998)
adanya keluhan gangguan mata rata-rata setelah pekerja bekerja dengan masa
kerja berkisar lebih dari 3-4 tahun. Dengan demikian pekerja yang bekerja
lebih dari tiga tahun akan mempunyai risiko lebih cepat terjadi kelelahan
mata dibandingkan dengan pekerja dengan lama kerja kurang dari atau sama
dengan tiga tahun (Haeny, 2009).
III.6.3 Kelainan Refraksi dan Kelelahan Mata
Mata dianggap normal atau emetrop jika berkas cahaya sejajar dari
benda jauh berada dalam fokus tajam pada retina. Emetrop dapat melihat
semua benda jauh dengan jelas, tetapi untuk memfokuskan benda-benda pada
jarak dekat harus melakukan berbagai derajat akomodasi (Guyton, 1995).
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
43/119
Menurut Siswanto (1991), usia mempunyai pengaruh yang penting
terhadap akomodasi. Dengan meningkatnya usia, elastisitas lensa akan
semakin berkurang dan bahkan pada usia lanjut, lensa akan kehilangan
elastisitasnya. Keadaan ini akan menyababkan menurunnya kemampuan
lensa untuk memfokuskan obyek pada retina sehingga titik dekat (near point)
umumnya tidak mengalami perubahan. Letak titik dekat dari mata rata-rata
menurut usia adalah sebagai berikut:
1. Pada usia 16 tahun : 8 cm2. Pada usia 32 tahun : 12,5 cm3. Pada usia 44 tahun : 25 cm4. Pada usia 50 tahun : 50 cm5. Pada usia 60 tahun : 100 cm
Bila jarak mata ke titik dekat melebihi 25 cm, maka keadaan ini
disebut presbiopia. Kelainan refraksi ini dapat dikoreksi dengan memakai
kacamata plus. Dengan meningkatnya usia, kecepatan akomodasi akan
menurun pula.
III.7 Karakteristik Komputer
III.7.1 Pengertian Komputer
Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut
prosedur yang telah dirumuskan. Kata computersemula dipergunakan untuk
menggambarkan orang yang perkerjaannya melakukan perhitungan
aritmatika, dengan atau tanpa alat bantu, tetapi arti kata ini kemudian
dipindahkan kepada mesin itu sendiri. Asal mulanya, pengolahan informasi
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
44/119
hampir eksklusif berhubungan dengan masalah aritmatika, tetapi komputer
modern dipakai untuk banyak tugas yang berhubungan dengan matematika
(Wikipedia, 2011).
III.7.2 Jenis Layar atau Monitor
Salah satu bagian penting dari komputer adalah monitor. Terdapat dua
jenis monitor pada komputer, yaitu CRT (Cathode Rays Tube) dan LCD
(Liquid Crystal Displays). CRT merupakan merupakan sebuah tabung
penampilan yang banyak digunakan dalam layar komputer, monitor video,
televisi dan oskiloskop. CRT menggunakan elektron yang ditembakkan ke
layar sehingga mewarnai menjadi suatu gambar (Wikipedia, 2011).
Monitor yang memakai sistem CRT (Cathode Ray tube) bekerja
dengan cara memancarkan elektron-elektron. Elektron-elektron ini menyapu
layar dari kiri ke kanan dengan jalur-jalur dari atas ke bawah dalam pola yang
disebut raster CRT atau yang lebih umum disebut Tabung Sinar Katoda
merupakan tabung pembungkus yang dibuat dari kaca dan mengandung satu
susunan penembak elektron dan mengeluarkan berkas-berkas elektron yang
diarahkan pada layar fluoresen. Bila berkas tersebut terkena cahaya, maka
layar mengeluarkan sinardengan gelombang yang lebih panjang. Pancaran
elektron ini menimbulkan cahaya yang terang. Bergantung intensitas
pancaran elektron tadi. Cahaya ini sangat cepat menghilang, untuk itu
pancaran elektron harus tetap menyapu layar secara teratur untuk
mempertahankan banyangan yang terjadi. Ini biasa disebut penyegaran ulang
atau refresh layar. Monitor umumnya memiliki laju penyegaran (vertical
scan rate) 60 hertz, yang maksudnya layar disegarkan kembali sebanyak 60
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
45/119
kali per detik. Jika laju penyegaran rendah, maka akan mengakibatkan layar
tampak berkedip-kedip. Hal ini akan cepat melelahkan mata kita, maka
sebaliknya kita memakai monitor dengan vertical scan rate 70 hertz ke atas
sudah cukup baik untuk digunakan (Arin, 2011).
VDT memancarkan gelombang elektromagnetik berupa sinar
ultraviolet (UV) (Alexander, 2001). Pemaparan sinar UV yang berlebihan
dapat menimbulkan efek pada kulit dan mata (NIOSH, 1988). Efek pada mata
dapat berupa katarak sebagai akibat adanya kekeruhan pada lensa yang
biasanya berkaitan dengan penuaan dan radiasi sinar UV.
LCD adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal
cair sebagai penampil utama. Pada LCD berwarna semacam monitor, terdapat
banyak sekali titik cahaya (piksel) yang terdiri dari satu buah kristal cair
sebagai sebuah titik cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya, kristal cair
ini tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya di dalam sebuah
perangkat LCD adalah lampu neon berwarna putih di bagian belakang
susunan kristal cair tadi (Wikipedia, 2011).
III.7.3 Flicker Effect (Efek Kedipan)
CFF (critical flicker fusion) terjadi pada VDT yang terdeteksi adanya
kedipan pada frekuensi yang paling tinggi. Pada frekuensi 30 atau 60 Hz
setelah paparan satu jam dapat menurunkan CFF. Penelitian lain menyatakan
bahwa penurunan CFF akan terlihat setelah 90 menit VDT menyala (WHO,
1987).
Komputer harus bebas dariflicker effectdengan getaran karakter yang
rendah. Grandjean (1988) merekomendasikan komputer dengan kecepatan
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
46/119
penyegaran (refresh) layar dengan frekuensi 80-100 Hz dengan penurunan
waktu fosfor sekitar 10 milidetik untuk 10% tingkat penerangan.
Kedipan yang terlihat bisa mempengaruhi ketidaknyamanan sistem
penglihatan terutama pada penglihatan perifer. Sensitivitas kedipan akan
meningkat pada penglihatan perifer (WHO, 1987).
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
47/119
BAB IV
KERANGKA KONSEPTUAL
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Kelelahan Mata
Penerangan:
1. Kuantitas Penerangan- Intensitas penerangan
2. Kualitas Penerangan- Arah dan penyebaran
cahaya
- Kesilauan dan bayangan-
Dekorasi ruangan
Jarak antara mata
dengan layar
monitor
Karakteristik
komputer
Karakteristik Tenaga Kerja:- Usia- Lama kerja- Masa kerja- Kelaianan refraksi
(Penggunaan kacamata)
- Lama istirahat- Jenis pekerjaan- Penyakit yang pernah atau
sedang diderita
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
48/119
Penjelasan kerangka konsep :
Keluhan mata yang terjadi pada operator komputer dapat dipengaruhi oleh:
1. Penerangan di ruang kerja2. Karakteristik komputer
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan kenyamanan
tenaga kerja adalah penerangan di tempat kerja. Penerangan dalam ruangan meliputi
kuantitas dan kualitas dari penerangan itu sendiri. Faktor yang termasuk dalam
kuantitas adalah intensitas penerangan, sedangkan faktor yang mempengaruhi
kualitas penerangan adalah arah dan penyebaran cahaya, kesilauan dan bayangan,
serta dekorasi ruangan yang meliputi warna dan pantulan dinding, langit-langit,
lantai.
Jenis keluhan kelelahan mata yang dialami oleh pekerja meliputi mata merah
dan pedih, berair, dan penglihatan ganda atau susah fokus, sakit kepala, ketajaman
penglihatan, kepekaan kontras, dan kecepatan persepsi menurun. Dari keterangan di
atas, peneliti ingin mempelajari faktor yang mempengaruhi keluhan subyektif
kelelahan mata pada pada operator komputer PT. Dok dan Perkapalan Surabaya.
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
49/119
BAB V
METODE PENELITIAN
V.1 Rancang Bangun Penelitian
1. Menurut tempatnya penelitian ini termasuk penelitian lapangan.2. Ditinjau dari segi waktu pengambilan sampel datanya, penelitian ini
bersifat cross sectional karena pengambilan data dilakukan sekali
pengukuran dalam periode tertentu saja.
3. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional yaitu penelitian yangdiarahkan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran fenomena
sebagaimana adanya.
V.2 Populasi dan Sampel
1. PopulasiPopulasi penelitian adalah seluruh operator komputer di unit
Rancang Bangun, Informasi Teknologi,, Fasilitas dan Pemeliharaan
(FASHAR), Monitoring dan Pengendalian (MONDAL) PT. Dok dan
Perkapalan Surabaya sebanyak 32 orang.
2.
Sampel
Sampel penelitian adalah total dari populasi sebanyak 32 orang
yang memenuhi kriteria sehat berdasarkan pernyataan tenaga kerja (tidak
menderita Diabetes Mellitus, Hipertensi, Katarak, tidak pernah cidera
kepala, sakit mata seperti iritasi mata) di PT. Dok dan Perkapalan
Surabaya.
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
50/119
V.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
V.3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya yang
berlokasi di Jl. Tanjung Perak Barat 433-435 Surabaya. Adapun alasan
pemilihan lokasi adalah:
a. Karena di kantor tersebut menggunakan alat bantu komputerb. Pekerjaan yang diamati berbeda dengan namun kuantitas dan kualitas
penerangan di tempat kerja hampir sama.
c. Sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian semacam ini di tempattersebut.
V.3.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juli
2011. Pengambilan data dilakukan mulai tanggal 1 sampai 31 Maret 2011.
V.4 Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti pada penelitian ini, antara lain:
1. Usia2. Masa kerja3.
Lama kerja
4. Kelainan refraksi5. Lama istirahat6. Jenis pekerjaan7. Keluhan kelelahan mata8. Intensitas penerangan
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
51/119
9. Arah dan penyebaran cahaya10.Gangguan kesilauan dan bayangan11.Dekorasi ruangan
V.5 Definisi Operasional
Tabel V.1 Tabel Definisi Operasional
No. Variabel DefinisiCara
PengukuranKategori
1. Karakteristik
pekerja:a. Usia Umur responden
saat penelitian
dilakukan
berdasarkan KTP
responden
Kuesioner a. 35 tahunb. > 35 tahun
b. Masakerja
Masa yangterhitung sejak
responden mulai
bekerja sebagaioperator komputer
sampai penelitian
dilakukan
Kuesioner a. < 3 tahunb. 3-4 tahunc. > 4 tahun
c. Lamakerja
Waktu yang
diperlukan tenaga
kerja untuk
mengoperasikan
komputer yangdinyatakan dengan
hitungan jam perhari
Kuesioner a. 4 jamb. > 4 jam
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
52/119
Tabel V.1 Tabel Definisi Operasional
No. Variabel DefinisiCara
PengukuranKategori
d. Kelainanrefraksi Kelainan padaretina mata tenagakerja dimana
jatuhnya bayangan
tidak tepat padaretina (miopia,
hipermetropia,
presbiopia,astigmatisma).
Kuesioner a. Ada, apabilaada kelainanrefraksi yangtidak dikoreksi
atau adakelainan
refraksi dan
tidak dikoreksidengan
kacamata yang
tidak cocok.
b. Tidak ada,apabila tidak
ada kelainan
refraksi atau
memiliki
kelainan
refraksi tetapisudah
dikoreksi
dengan
kacamata yang
cocok.
e. LamaWaktu
Istirahat
Waktu yang
dimanfaatkan oleh
tenaga kerja untuk
beristirahat selama
menggunakan
komputer
Kuesioner a. Sesuai,apabila
istirahat
dilakukan
selama 10
menit setiap 1
jam atau 15
menit setiap 2
jam
menggunakankomputer.
b. Tidak sesuai,apabila
istirahat
dilakukan
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
53/119
Tabel V.1 Tabel Definisi Operasional
No. Variabel DefinisiCara
PengukuranKategori
f. JenisPekerjaan Tipe pekerjaanyang dikerjakanoleh tenaga kerjadalam
mengoperasikankomputer
Kuesioner a. Teliti, apabilajenis pekerjaantenaga kerjaadalah drafter
b. Kurang teliti,apabila jenis
pekerjaan
tenaga kerjaadalah
programmer
dan data entry
2. Kuantitaspenerangan
(Intensitas
penerangan:
a. Untukjenispekerjaan
drafter
Banyaknya cahayayang jatuh pada
permukaan
Pengukurandengan alat
ukur
lightmeter
a. Baik, apabilasesuai denganPMP No. 7
Tahun 1964,yaitu, 500 -
1000 luks.
b. Kurang baik,apabila tidak
sesuai dengan
PMP No.7
tahun 1964,
yaitu 1000 luks.
b. Untukjenispekerjaan
program-merdan
data entry
a. Baik, apabilasesuai denganPMP No.7
tahun 1964,yaitu 300
luks.
b. Kurang baik,apabila tidak
sesuai dengan
PMP No.7
tahun 1964
yaitu 300 luks
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
54/119
Tabel V.1 Tabel Definisi Operasional
No. Variabel DefinisiCara
PengukuranKategori
3. KualitasPenerangan:
a. Arah danPenyebar-
an cahaya
Jatuhnya cahayalampu pada
permukaan tidaklebih dari 300 dan
nilai intensitas
penerangan diruangan tidak
berbeda jauh
dengan rata-rata
nilai intensitaspenerangan umum.
Lembarobservasi
a. Sesuai, apabilaletak armatur
di sampingkanan atau kiri
responden dan
nilai intensitaspenerangan di
ruangan tidak
berbeda jauh
dengan reratanilai intensitas
penerangan
umum.
b. Tidak sesuai,letak armatur
tidak disamping kanan
atau kiri
responden dan
nilai intensitas
penerangan di
ruangan tidak
berbeda jauh
dengan rerata
nilai intensitas
peneranganumum.
b. Kesilauan Cahaya yang tidakdiinginkan yang
dapat mengganggu
aktivitas kerja.
Kuesioner a. Ada, apabilaterdapat
gangguan
kesilauan yangdialami oleh
tenaga kerja.
b. Tidak ada,apabila tidak
terdapat
gangguan
kesilauan yangdialami oleh
tenaga tenagakerja.
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
55/119
Tabel V.1 Tabel Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Alat ukur Kategori
c. Bayangan Bayang-bayangyang ada di tempatkerja yang dapat
menggangguaktivitas kerja
Kuesioner a. Ada, apabilaada gangguan
bayangan
b. Tidak ada,apabila tidak
ada gangguanbayangan
d. Dekorasiruang
Tidak ada benda
yang menghalangipenyebaran cahaya,
warna tempat kerja
yang meliputidinding, langit-
langit dan lantai
baik
Lembar
observasi
a. Baik,penyebarancahaya merata,
tidak ada
sumberkesilauan dan
bayangan
b. Kurang baik,penyebaran
cahaya tidakmerata, tidak
ada sumberkesilauan dan
bayangan
4. Keluhan
subyektif
kelelahan
mata
Setiap keluhan
subyektif yang
dialami oleh tenaga
kerja yang terjadi
pada saat atau
setelah bekerja,
ditandai dengan:
a. Mata merah,pedih, berair
b. Penglihatanganda atau
susah fokusc. Sakit kepalad. Ketajaman
penglihatan,
kepekaan
kontras dan
kecepatan
persepsi
menurun
Kuesioner a. Ya, apabilamengalami
satu jenis atau
lebih keluhan
kelelahan mata
b. Tidak, apabilatidak
mengalami
keluhan
kelelahan mata
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
56/119
V.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
V.6.1 Teknik Pengumpulan Data
a. Pengukuran intensitas penerangan saat pekerjaan berlangsung.b. Observasi dilakukan pada keadaan dan situasi tempat kerja. Data yang
diperoleh dengan observasi adalah arah penyebaran cahaya dan dekorasi
ruangan.
c. Kuesioner untuk mengetahui keluhan kelelahan mata pada pekerja ditempat kerja. Data yang diperoleh melalui kuesioner antara lain:
1. Usia2. Lama kerja3. Masa kerja4. Kelainan refraksi5. Lama istirahat6. Jenis pekerjaan7. Kesilauan8. Bayangan9. Keluhan kelelahan mata
V.6.2 Instrumen Pengumpulan Data
1.
DigitalLightmetertipe YF 170
Untuk mendapatkan data intensitas penerangan di tempat kerja.
2. Lembar observasiUntuk mendapatkan gambaran tentang keadaan dan situasi tempat
kerja.
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
57/119
3. Lembar kuesionerUntuk memperoleh data tentang bagaimana keadaan dan situasi
intensitas penerangan terhadap keluhan pekerja di tempat kerja.
V.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Semua data yang telah terkumpulkan, baik dari observasi maupun
wawancara, dianalisis secara deskriptif yaitu dengan menggambarkan
keadaan sesungguhnya tentang obyek yang diteliti. Data disajikan dalam
bentuk tabulasi dan narasi.
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
58/119
BAB VI
HASIL PENELITIAN
VI.1 Gambaran Umum PT. Dok dan Perkapalan Surabaya
VI.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Dok dan perkapalan Surabaya (Persero) atau PT. DPS didirikan
oleh pemerintah kolonial Belanda di Amsterdam pada tanggal 22 September
1910 dihadapan Notaris J.P. SMITS, dengan nama N.V. droogdook
Matschappij Soerabaja. Tujuan dari pendirian perusahaan galangan ini
adalah untuk melayani perbaikan kapal Belanda di Indonesia. Kemudian
antara tahun 1942 sampai dengan tahun 1945 selama kedudukan Jepang,
perusahaan dipegang oleh Jepang dan diberi nama Harima Zosen. Pada
tanggal 17 Agustus 1945, N.V. droogdook Matschappij Soerabaja menjadi
milik Pemerintah Republik Indonesia.
Setelah dinasionalisasi pada tanggal 1 Januari 1961, N.V. droogdook
Matschappij Soerabaja menjadi perusahaan negara dengan nama PT. Dok
dan Perkapalan.
Pada tahun 1963 sesuai dengan keputusan menteri komunikasi laut
galangan kapal Sumber Bhaita resmi bergabung dengan perusahaan. Sejak
tanggal 8 Januari 1976 perusahaan beralih status menjadi PT. Dok dan
Perkapalan Surabaya (Persero).
Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 10 tahun 1984 tanggal
28 November 1984 PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) yang semula
berada dalam pengawasan/pembinaan Departemen Perhubungan, dialihkan
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
59/119
menjadi dalam pengawasan atau pembinaan Departemen Perindustrian, yang
kemudian berubah menjadi Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 50 tahun 1998 tanggal 13
April kedudukan, tugas dan kewenangan Menteri Keuangan selaku Pemegang
Saham dan RUPS atas Perseroan Terbatas dialihkan menjadi tanggung jawab
Menteri Negara Pendayagunaan BUMN.
Sejak nasionalisasi hingga saat ini PT DPS telah memperbaiki dan
membangun ratusan kapal. Selama 1994 hingga 1999 DPS telah membangun
18 kapal baru dan 9 diantaranya merupakan kapal besar.
VI.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) adalah menjadi
perusahaan galngan kapal yang unggul di segmen pasar kelas menengah dan
siap bersaing di pasar global.
Misi PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan pelayanan sehingga diakui dan dikenal luas sebagaiperusahaan yang handal dan memnuhi harapan pelanggan.
2. Meningkatkan kemampuan untuk menunjukan pertumbuhan yangberkesinanmbungan.
3. Memberikan nilai tambah yang optimal kepada pemegang saham,karyawan, pelanggan dan mitra usaha.
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
60/119
VI.1.3 Struktur Organisasi
VI.1.4 Lokasi PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero)
Lokasi PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) di Jln. Tanjung
Perak Barat No. 433-434 Surabaya.
VI.1.5 Jam Kerja
Jam kerja di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) mulai pukul
07.00-16.00 WIB, dengan istirahat selama satu jam pada pukul 11.30-12.30
WIB.
VI.I.6 BidangUsaha PT. Dok dan Peerkapalan Surabaya (Persero)
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) sebagai perusahaan
galangan kapal mempunyai kegiatan-kegiatan usaha sebagai berikut:
1. Docking Repair(perbaikan kapal di atas dok apung)2. Floating Repair(perbaikan kapal di atas air/kapal masih berada di laut)3. Ship Conversion (pembuatan kapal dengan cara merombak fungsi kapal)4. Running Repair (pebaikan kapal pada saat kapal berlayar atau kapal
mengalami kerusakan di pelabuhan lain)
5. New Building (pembuatan kapal baru)
Direktur Produksi
Departemen Utilitas
K3LimbungFashar
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
61/119
6. Off Shore Construction (pembuatan anjungan, tempat peristirahatan ataurumah di tambang minyak lepas pantai)
7. Design Engineering (penyediaan tenaga pendesainan kapal)Berdasarkan bidang usaha tersebut, PT. Dok dan Perkapalan Surabaya
(Persero) memandang sangat perlu untuk selalu mewaspadai dan menjaga
keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan PT. Dok dan Perkapalan
Surabaya (Persero) baik internal maupun eksternal. PT. Dok dan Perkapalan
Surabaya (Persero) menetapkan kebijakan K3 melalui Kebijakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) PT. Dok dan Perkapalan Surabaya
(Persero). Penjabaran Kebijakan K3 PT. Dok dan Perkapalan
Surabaya(Persero) dilaksanakan dengan menciptakan keamanan dan
kenyamanan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari untuk memperoleh hasil
yang maksimal bagi perusahaan sesuai dengan visi dan misi PT. Dok dan
Perkapalan Surabaya (Persero).
VI.2 Hasil Observasi Lingkungan Kerja
1. Lingkungan Kerja Ruang Rancang BangunRuang Rancang Bangun terletak di ruang engineering kantor pusat
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya. Ruangan ini memiliki luas mencapai
91,5 m2
dengan panjang 11,5 meter dan lebar 7,95 meter. Pengukuran
intensitas penerangan dan observasi di ruang ini dilakukan pada Tanggal
30 Maret 2011 pukul 11.00 WIB dengan cuaca cerah. Pada saat itu,
dinding ruangan ini berwarna putih disertai dengan jendela yang terbuat
dari kaca dan beberapa jendela ditutup dengan tirai berwarna biru muda.
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
62/119
Langit-langit ruangan terbuat daribahan eternit atau triplek yang
berwarana putih. Texture atau susunan langit-langit dan dinding ruangan
tersebut rata dan tampak bersih. Lantai ruang Rancang Bangun terbuat
dari bahan keramik berwana putih mengkilap dengan texture rapi dan
tampak bersih. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar VI.1 di bawah ini.
Gambar VI.1 Gambar dinding, langit-langit dan lantai di Ruang RancangBangun
Seluruh meja yang digunakan karyawan pada ruangan ini terbuat
dari kayu. Meja berwarna coklat dengan texture rata, dimana di setiap
meja terdapat satu buah komputer. Kursi yang digunakan di ruangan ini
memiliki warna dengan paduan warna biru tua dan hitam.
Jenis penerangan pada ruangan ini adalah penerangan alami dan
buatan. Penerangan alami pada ruangan ini berasal dari pantulan sinar
matahari, sedangkan penerangan buatan berasal dari cahaya lampu
seperti yang terlihat pada gambar VI.2 di bawah ini.
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
63/119
Gambar VI.2 Penerangan Alami dan Buatan pada Ruang Rancang Bangun
Jenis penerangan buatan yang digunakan adalah lampu TL 36
watt, dengan Total armatur 6 dan tiap armatur terdapat 2 buah lampu dan
semua lampu pada ruangan tersebut menyala (100%). Tinggi armatur 2,7
meter dari dasar lantai, jarak antar armatur 2,7 meter dan jarak antar deret
2,1 meter. Pada ruang Rancang Bangun terdapat 2 deret armatur, dimana
pada masing-masing deretan terdapat 3 buah armatur.
2. Lingkungan Kerja Ruang Teknologi InformasiRuang Teknologi Informasi terletak di ruang engineering kantor
pusat PT. Dok dan Perkapalan Surabaya. Ruangan ini memiliki luas
mencapai 25,92 m2 dengan panjang 5,4 meter dan lebar 4,8 meter.
Pengukuran intensitas penerangan dan observasi di ruang ini dilakukan
pada Tanggal 30 Maret 2011 pukul 12.30 WIB dengan cuaca cerah.
Kondisi ruangan pada hari tersebut antara lain, dinding ruangan ini
berwarna hijau disertai dengan jendela yang terbuat dari kaca dan
beberapa jendela ditutup dengan tirai berwarna biru muda. Langit-langit
ruangan terbuat daribahan eternit atau triplek yang berwarana putih.
Texture atau susunan langit-langit dan dinding ruangan tersebut rata dan
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
64/119
tampak bersih. Lantai ruang Teknologi Informasi terbuat dari bahan
keramik berwana putih mengkilap dengan texture rapi dan tampak bersih.
Seluruh meja yang digunakan karyawan pada ruangan ini terbuat
dari kayu. Meja berwarna coklat dengan texture rata, dimana di setiap
meja terdapat satu buah komputer. Kursi yang digunakan di ruangan ini
memiliki warna dengan paduan warna abu-abu dan hitam. Hal tersebut
dapat dilihat pada gambar VI.3 di bawah ini.
Gambar VI.3 Gambar dinding, langit-langit, lantai, meja dan kursi di Ruang
Teknologi Informasi
Jenis penerangan pada ruangan ini adalah penerangan alami dan
buatan. Penerangan alami pada ruangan ini berasal dari pantulan sinar
matahari, sedangkan penerangan buatan berasal dari cahaya lampu
seperti yang terlihat pada gambar VI.4 di bawah ini.
-
7/22/2019 Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada Operator Komputer
65/119
Gambar VI.4 Penerangan Alami dan Buatan di Ruang Teknologi Informasi
Jenis penerangan buatan yang digunakan adalah lampu TL 36
watt, dengan Total armatur 1 dan tiap armatur terdapat 2 buah lampu dan
kedua lampu pada ruangan tersebut menyala (100%). Tinggi armatur dari
dasar lantai adalah 3,7 meter.
3. Lingkungan Kerja FASHAR (Fasilitas dan Pemeliharaan)Ruang FASHAR terletak pada bagian utara PT. Dok dan
Perkapalan Surabaya. Ruangan ini memiliki luas mencapai 100,8 m2
dengan panjang 10,5 meter dan leb