faktor yanhl blumg mempengaruhi status kesehatan
DESCRIPTION
Model Perencanaan keshTRANSCRIPT
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
1/40
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI STATUS KESEHATAN
HL. Blum (1980) seorang ahli kesehatan masyarakat menyatakan bahwa status kesehatan
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor dominan yaitu (1) Keturunan, (2) PelayananKesehatan, (3) Perilaku,dan (4) Lingkungan. Teori tersebut sampai sekarang masih diakui
kebenarannya dan dipakai dalam penyelenggaraan upaya menjaga dan meningkatkan derajat
kesehatan di banyak negara. Diagram di samping ini menjelaskan lebih lanjut mengenai Teori
Blum tersebut. Ternyata peran faktor-faktor terhadap status kesehatan seseorang, tidak sama
besarnya. Faktor Keturunan memberi kan kontribusi pengaruh yang terkecil(10%), sedangkan
faktor L ingkungan member ikan pengaruh terbesar, yaitu 51%. Pelayanan Kesehatan, termasuk
di dalamnya rumah sakit yang canggih, harga mahal pelayanan yang hebat, ternyata hanya
memberikan kontribusi 19% terhadap status kesehatan seseorang. Keadaan ini memberikan
penjelasan bahwa semua faktor tersebut memang berperan terhadap status kesehatan, namun
pendekatan terdapat rekayasa terhadap perilaku dan lingkungan seseorang memiliki daya ungkitlebih besar dibanding 2 faktor lainnya. Inilah yang mendasari pola pendekatan sistem pelayanan
kesehatan saat ini, yaitu mengubah pola pikir, pola sikap, dan pola tindak dari orientasi semata-
mata menyembuhkan penyakit menjadi upaya agar tidak menjadi sakit. Dengan kata lain,
mengubah Paradigma Sakit menjadi ber-Paradigma Sehat. Cara pandang ini memastikan bahwa
mencegah sakit melalui tata perilaku hidup yang baik dan mengupayakan lingkungan hidup yang
sehat, adalah pendekatan yang lebih bermakna dibandingkan mengandalkan penanganan setelah
menderita sakit di sarana pelayanan kesehatan.
UPAYA MANAJEMEN KESEHATAN
Upaya-upaya tersebut diantaranya adalah:
a. Upaya Pemeliharaan Kesehatan
Kuratif: tindakan pengobatan
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
2/40
Rehabilitatif: upaya pemeliharaan atau pemulihan kesehatan agar penyakitnya tidak semakin
terpuruk dengan mengkonsumsi makanan yang menunjang utnuk kesembuahan penyakitnya.
b. Upaya Peningkatan Kesehatan
Preventif: upaya pencegahan terhadap suatu penyakit
Promotif: upaya peningkatn kesehatan
FAKTOR DETERMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (TRIAS EPIDEMIOLOGI)
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinandari peristiwa kesehatan
dan yang berkaitan dengan kesehatan yang menimpa masyarakat, serta menerapkan ilmu
tersebut untuk memecahkan masalah kesehatan.Konsep penyebab dan proses terjadinyapenyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab akibat kesuatu proses kejadian
penyakit yakni proses interaksi antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis,
fisiologis, psikologis, sosiologis dan antropologis) dengan penyebab (agent) serta dengan
lingkungan (enviroment).
Menurut John Bordon, model segitiga epidemiologi menggambarkan interaksi tiga
komponen penyakit yaitu Manusia (Host), penyebab (Agent)dan lingkungan (Enviroment).
Untuk memprediksi penyakit, model ini menekankan perlunya analis dan pemahaman masing-
masing komponen. Penyakit dapat terjadi karena adanya ketidak seimbangan antar ketiga
komponen tersebut. Model ini lebih di kenal dengan model tr iangle epidemiologiatau trias
epidemilogidan cocok untuk menerangkan penyebab penyakit infeksi sebab peran agent (yakni
mikroba) mudah di isolasikan dengan jelas dari lingkungan.
Faktor Pejamu (Host)
Host adalah manusia atau mahluk hidup lainnya, yang menjadi tempat terjadi proses alamiah
perkembangan penyakit. Faktor host yang berkaitan dengan penyakit:
1.
Genetik: Sickle cell disease2. Umur, jenis kelamin, etnik, status perkawinan
3. Status fisiologis: kelemahan, kehamilan, pubertas, stress, status gizi
4. Pengalaman imunologi sebelumnya: hipersensitivitas, infeksi terdahulu,
imunisasi, antibodi
5. Perilaku: hygiene individu, penjamah makanan, diet, kontak antar personal,
pekerjaan, rekreasi, pemanfaatan sumber daya kesehatan
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
3/40
Hal-hal yang berkaitan dengan terj adinya penyakit pada manusia, antara lain :
1. Umur, jenis kelamin, ras, kelompok etmik (suku) hubungan keluarga
2.
Bentuk anatomis tubuh3. Fungsi fisiologis atau faal tubuh
4. Status kesehatan, termasuk status gizi
5. Keadaan kuantitas dan respon monitors
6. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial
7. Pekerjaan
Unsur pejamusecara umum dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu :
1. Manusia sebagai makhluk biologismemiliki batasan biologis tertentu, seperti :
o Umur, jenis kelamin, ras dan keturunan
o Bentuk anatomis tubuh serta
2. Manusia sebagai makhluk sosialmempunyai berbagai sifat khusus, seperti :
Kelompok etnik termasuk adat, kebiasaan, agama dan hubungan keluarga sehubungan
sosial kemasyarakatan.
Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial sehari-hari termasuk kebiasaan hidup sehat.
Pada dasarnya, tidak satu pun penyakit yang dapat timbul hanya disebabkan oleh satu faktor
tunggal semata, pada umumnya kejadian penyakit di sebabkan oleh berbagai unsur yang secara
bersama-sama mendorong terjadinya penyakit. Unsur penyebab penyakit dapat di bagi dalam dua
bagian utama yakni :
1. Penyebab kausal primer
Unsur ini dianggap sebagai faktor kausalterjadinya penyakit, dengan ketentuan bahwa
walaupun unsur ini ada, belum tentu terjadi penyakit, tetapi sebaliknya, Pada penyakit
tertentu, unsur ini dijumpai sebagai unsur penyebab kausal. Unsur penyebab kausul inidapat dibagi dalam 6 kelompok yaitu :
1. Unsur penyebab biologisyakni semua unsur penyebab yang tergolong makhluk
hiduptermasuk kelompok mikroorganisme seperti virus, bakteri, protozoa, jamur,
kelompok cacing, dan insekta. Unsur penyebab ini pada umumnya di jumpai pada
penyakit infeksi menular
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
4/40
2. Unsur penyebab nutrisi, yakni semua unsur penyebab yang termasuk
golonganzat nutrisidan dapat menimbulkan penyakit tertentu karena kekurangan
maupun kelebihan zat nutrisi tertentu seperti protein, lemak, hidrat arang, vitamin,
mineral, dan air.
3. Unsur penyebab kimiawi, yakni semua unsur dalam bentuksenyawa kimiayang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit tertentu. Unsur ini
pada umumnya berasal dari luar tubuhtermasuk berbagai jenis zat, racun, obat-
obatan keras. Berbagai senyawa kimia ini dapat berbentuk padat, cair, uap,
maupun gas. Ada pula senyawa kimiawi sebagai hasil produk tubuh (dari dalam)
yang dapat menimbulkan penyakit tertentu seperti ureum, kolesterol, dan lain-lain
4. Unsur penyebab fisika, yakni semua unsur yang dapat menimbulkan
penyakit melalui proses fisika, seperti panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan
(rudapaksa), radiasi dan lain-lain. Proses kejadian penyakit dalam hal ini terutama
melalui proses fisika yang dapat menimbulkan kelainan dan gangguan kesehatan.
5. Unsur penyebab psikis, yakni semua unsur yang berhubungan dengan kejadian
penyakit gangguan jiwa serta gangguan tingkah laku sosial. Unsur penyebab inibelum jelas proses dan mekanisme kejadian dalam timbulnya penyakit, bahkan
sekelompok ahli lebih menitikberatkan kejadian penyakit pada unsur penyebab
genetika. Dalam hal ini kita harus berhati-hati terhadap faktor kehidupan sosial
yang bersifat non kausal serta lebih menampakkan diri dalam hubungannya
dengan proses kejadian penyakit maupun gangguan kejiawaan.
2. Penyebab non kausal (sekunder)
Penyebab sekunder merupakan unsur pembantu/penambahdalam proses kejadian
penyakit dan ikut dalam hubungan sebab akibat terjadinya penyakit. Dengan demikian,
maka dalam setiap analis penyebab penyakit dan hubungan sebab akibat terjadinyapenyakit, kita tidak hanya berpusat pada penyebab kausal primer semata, tetapi harus
memperhatikan semua unsur lain di luar unsur penyebab kausal primer. Hal ini
didasarkan pada ketentuan bahwa pada umumnya kejadian setiap penyakit sangat
dipengaruhi oleh berbagai unsur yang berinteraksi dengan unsur penyebab dan ikut dalam
proses sebab akibat. Sebagai contoh pada penyakit kardiovaskuler, tuberkulosis,
kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya. Kejadiannya tidak dibatasi hanya pada
penyebab kausal saja, tetapi harus dianalisis dalam bentuk suatu rantai sebab akibat di
mana peranan unsur penyebab sekunder sangat kuat dalam mendorong penyebab kausal
primer untuk dapat secara bersama-sama menimbulkan penyakit.
Faktor Penyebab (Agent)
Agent adalah unsur, organisme hidup atau kuman infektif yang dapat menyebabkan tejadinya
suatu penyakit.Faktor agent yang berkaitan dengan penyakit :
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
5/40
1. Biologis :bakteri, virus, parasit, jamur, ricketsia
2. Kimia :makanan tercemar pestisida, food additive, obat-obatan, limbah industri
3. Nutrisi :kolesterol berlebihan, defisiensi vitamin, protein
4. Fisik :panas, sinar, radiasi, suara, getaran obyek yg bergerak, mekanik (patah
tulang)
Agent menurut model segitiga epidemilogiterdiri dari biotis dan abiotis.
1. Biotis khususnya pada penyakit menular yaitu terjadi dari 5
golongan :
1. Protozoa: misalnya Plasmodum, amodea
2. Metazoa: misalnyaarthopoda , helminthes
3.
Bakterimisalnya Salmonella, meningitis4. Virusmisalnya dengue, polio, measies, lorona
5. JamurMisalnya : candida, tinia algae, hystoples osis
2. Abiotis, terdiri dari :
1. Nutrient Agent, misalnya kekurangan /kelebihan gizi (karbohidrat, lemak, mineral,
protein dan vitamin)
2. Chemical Agent, misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan
3. Physical Agent, misalnya suhu, kelembaban panas, kardiasi, kebisingan.
4. Mechanical Agentmisalnya pukulan tangan kecelakaan, benturan, gesekan, dan getaran
5. Psychis Agent, misalnya gangguan phisikologis stress depresi
6. Physilogigis Agent, misalnya gangguan genetik.
Faktor Lingkungan (Enviroment)
Lingkungan adalah semua faktor luar dari suatu individu yang dapat berupa lingkungan fisik,
biologik dan sosial. Faktor Lingkungan yg berkaitan dengan penyakit :
1.
L ingkungan fisik: kondisi udara, kondisi pemukiman, geology2. L ingkungan biologi: kepadatan penduduk, hewan atau tumbuhan (sebagai agent,
reservoir, vektor)
3. L ingkungan sosial ekonomi: terpapar pada agent kimia, kepadatan di daerah
urban, ketegangan dan tekanan, perang, bencana alam, kemiskinan
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
6/40
Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya
sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan iku memegang peranan dalam proses kejadian
penyakit.
1. Lingkungan Biologis
Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara ,ain meliputi :
Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen;
Vektor pembawa infeksi
Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia, baik sebagai sumber kehidupan (bahan
makanan dan obat-obatan), maupun sebagai reservoir/sumber
penyakit atau pejamu antara (host intermedia) ; dan
Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit
tertentu terutama penyakit menular.
Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang penting
dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai
unsur lingkungan yang menguntungkan manusia (senbagai sumber kehidupan) maupun
yang mengancam kehidupan / kesehatan manusia.
2. Lingkungan fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung,
maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik
(termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi :
Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan
Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk
pemencaran pada air, dan
Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi
dan lain sebagainya.
Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang
timbul akibat manusia sendiri.
3. Lingkungan sosial
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
7/40
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta
instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat
tersebut. Lingkungan sosial ini meliputi :
Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta
sistem ekonomi yang berlaku; Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat
Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat
masyarakat setempat, dan
Kebiasaan hidup masyarakat
Kepadatan penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta berbagai
sistem kehidupan sosial lainnya.
KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Konsep dan Batasan Kesehatan Lingkungan
1. Pengertian kesehatan
a)Menurut WHO
Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu
keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.
b) Menurut UUNo 23 / 1992 ttgkesehatan
Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
2. Pengertian lingkungan
a. Menurut Encyclopaedia of science & technology (1960)
Sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
organisme.
b. Menurut Encyclopaedia Americana (1974)
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
8/40
Pengaruh yang ada di atas/sekeliling organisme.
c. Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976)
Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta
segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikutmempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.
3. Pengertian kesehatan lingkungan
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)
Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis
antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia
yang sehat dan bahagia.
Menurut WHO (World Health Organization)
Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.
Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul Azwar, Slamet Riyadi,
WHO dan Sumengen)
Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju
keseimbangan ekologi pd tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.
B. Ruang lingkup kesehatan lingkungan
Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan :
1) Penyediaan Air Minum
2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3) Pembuangan Sampah Padat
4) Pengendalian Vektor
5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6) Higiene makanan, termasuk higiene susu
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
9/40
7) Pengendalian pencemaran udara
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesling dan transportasi udara
13) Perencanaan daerah dan perkotaan
14) Pencegahan kecelakaan
15) Rekreasi umum dan pariwisata
16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana
alam dan perpindahan penduduk.
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8 :
1) Penyehatan Air dan Udara
2) Pengamanan Limbah padat/sampah
3) Pengamanan Limbah cair
4) Pengamanan limbah gas
5) Pengamanan radiasi
6) Pengamanan kebisingan
7) Pengamanan vektor penyakit
8) Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
10/40
C. Sasaran kesehatan lingkungan (Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992
1) Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
2) Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3) Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis.
4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum.
5) Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm
keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara
besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus.
D. Sejarah perkembangan kesehatan lingkungan
1) Sebelum Orde Baru
Th 1882 : UU ttg hygiene dlm Bahasa Belanda.
Th 1924 : Atas Prakarsa Rochefeller foundation didirikan Rival Hygiene Work di
Banyuwangi dan Kebumen.
Th 1956 : Integrasi usaha pengobatan dan usaha kesehatan lingkungan di Bekasi hingga
didirikan Bekasi Training Centre
Prof. Muchtar mempelopori tindakan kesehatan lingkungan di Pasar Minggu.
Th 1959 : Dicanangkan program pemberantasan Malaria sebagai program kesehatan
lingkungan di tanah air (12 Nopember = Hari Kesehatan Nasional)
2) Setelah Orde Baru
Th 1968 : Program kesehatan lingkungan masuk dalam upaya pelayanan Puskesmas
Th 1974 : Inpres Samijaga (Sarana Air Minum dan Jamban Keluarga)
Adanya Program Perumnas, Proyek Husni Thamrin, Kampanye Keselamatan dan
kesehatan kerja.
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
11/40
E. Konsep hubungan interaksi antara Host Agent Environmental
1. Tiga komponen/faktor yang berperan dalam menimbulkan penyakit Model Ecology
(JHON GORDON).
Agent (Agen/penyebab): adalah penyebab penyakit pada manusia Host (tuan Rumah/Induk semang/penjamu/pejamu)adalah manusia yang ditumpangi
penyakit.
Lingkungan/environmental: Segala sesuatu yang berada di luar kehidupan organisme Cth
: Lingkungan Fisik, Kimia, Biologi.
Interaksi antara agent, host dan lingkungan serta model ekologinya adalah sebagai berikut
:
a. Antara agent Host dan lingkungan dalam keadaan seimbangsehingga tidak terjadi
penyakit.
b. Peningkatan kemampuan agentuntuk menginfeksi manusia serta mengakibatkan
penyakit pada manusia.
c. Perubahan l ingkunganmenyebabkan meningkatnya perkembangan agent.
2. Karakteristik 3 komponen/ faktor yang berperan dalam menimbulkan penyakit
1) Karakteristik Lingkungan
Fisik: Air, Udara, Tanah, Iklim, Geografis, Perumahan, Pangan, Panas, radiasi.
Sosial: Status sosial, agama, adat istiadat, organisasi sosial politik, dll.
Biologis: Mikroorganisme, serangga, binatang, tumbuh-tumbuhan.
2) Karakteristik Agent/penyebab penyakit
Agent penyakit dapat berupa agent hidup atau agent tidak hidup. Agent penyakit
dapat dikualifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu :
a. Agent biologis
Beberapa penyakit beserta penyebab spesifiknya
Jenis agent
Spesies agent
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
12/40
Nama penyakit
Metazoa
Ascaris lumbricoides
Ascariasis
Protozoa
Plasmodium vivax
Malaria Quartana
Fungi
Candida albicans
Candidiasis
Bakteri
Salmonella typhi
Typhus abdominalis
Rickettsia
Rickettsia tsutsugamushi
Scrub typhus
Virus
Virus influenza
Influenza
b. Agent nutrien: protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air.
c. Agent fisik: suhu, kelembaban, kebisingan, radiasi, tekanan, panas.
d. Agent chemis/kimia:
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
13/40
eksogencontoh ; alergen,gas, debu
endogencontoh ; metabolit, hormon.
e. Agent mekanis: gesekan, pukulan, tumbukan, yang dapat menimbulkan kerusakan
jaringan.
3) Karakteristik Host/pejamu
Faktor manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit dan tergantung
dari karakteristik yang dimiliki oleh masingmasing individu, yakni :
a. Umur: penyakit arterosklerosis pada usia lanjut, penyakit kanker pada usia pertengahan
b.
Seks: resiko kehamilan pada wanita, kanker prostat pada laki-lakic. Ras: sickle cell anemia pada ras negro
d. Genetik: buta warna, hemofilia, diabetes, thalassemia
e. Pekerjaan: asbestosis, bysinosis.
f. Nutrisi: gizi kurang menyebabkan TBC, obesitas, diabetes
g. Status kekebalan: kekebalan terhadap penyakit virus yang tahan lama dan seumur
hidup.
h. Adat istiadat: kebiasaan makan ikan mentah menyebabkan cacing hati.
i. Gaya hidup: merokok, minum alkohol
j. Psikis: stress menyebabkan hypertensi, ulkus peptikum, insomnia.
F. Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia
1. Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah
air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersihdiantaranya adalah sebagai berikut :
a. Syarat Fisik, Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
b. Syarat Kimia, Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks
500 mg/l)
c. Syarat Mikrobiologis, Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
14/40
2. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi.
b.
Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atausumur
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar diperlukan,
harus dibatasi seminimal mungkin.
f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
3. Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang
cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat
antar anggota keluarga dan penghuni rumah
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakitantarpenghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari
pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan
dan penghawaan yang cukup.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaanbaik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderungmembuat penghuninya jatuh tergelincir.
4. Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur:
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
15/40
a. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak
geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi.
b. Penyimpanan sampah.
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
d.
Pengangkutan
e. Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan
dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-
masalah ini secara efisien.
5. Serangga dan Binatang Pengganggu
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut
sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles spuntuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD),
Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/ Filariasis. Penanggulangan/ pencegahan
dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan
makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk
mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan
menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa
pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah
dan usaha-usaha sanitasi.
Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapatmenularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara
perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat
menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi
bakteri penyebab.
6. Makanan dan Minuman
Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga
dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau
disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa
boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
16/40
Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan
meliputi :
a. Persyaratan lokasi dan bangunan;
b. Persyaratan fasilitas sanitasi;
c.
Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan;d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi;
e. Persyaratan pengolahan makanan;
f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi;
g. Persyaratan peralatan yang digunakan.
7. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air , pencemaran tanah, pencemaranudara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air
pollution. I ndoor air pollu tionmerupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung
umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang
sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada
di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya
merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita.
Mengenai masalah out door pollu tionatau pencemaran udara di luar rumah, berbagai
analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian
menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada beberapa kelompok
resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih
buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar
diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya infeksi saluran pernafasan
akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual penerbangan, terganggunya ekologi hutan.
G.Penyebab masalah kesehatan lingkungan di Indonesia
1. Pertambahan dan kepadatan penduduk.
2.
Keanekaragaman sosial budaya dan adat istiadat dari sebagian besar penduduk.
3. Belum memadainya pelaksanaan fungsi manajemen.
G.Hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di
perkotaan dan pemukiman
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
17/40
Contohhubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di
perkotaan dan pemukiman diantaranya sebagai berikut :
1. Urbanisasi >>> kepadatan kota >>> keterbatasan lahan >>> daerah slum/kumuh >>>
sanitasi kesehatan lingkungan buruk.
2.
Kegiatan di kota (industrialisasi) >>> menghasilkan limbah cair >>> dibuang tanpapengolahan (ke sungai) >>> sungai dimanfaatkan untuk mandi, cuci, kakus >>> penyakit
menular.
3. Kegiatan di kota (lalu lintas alat transportasi) >>> emisi gas buang (asap) >>>
mencemari udara kota >>> udara tidak layak dihirup >>> penyakit ISPA.
I. Healthy City (Kabupaten/kota sehat)
Dalam tatanan desentralisasi/ otonomi daerah di bidang kesehatan, pencapaian Visi IndonesiaSehat 2010 ditentukan oleh pencapaian Visi Pembangunan Kesehatan setiap provinsi (yaitu
Provinsi sehat). Khusus untuk Kabupaten/Kota, penetapan indikator hendaknya mengacu
kepada indikator yang tercantum dalam Standard Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan. SPM ini dimasukkan sebagai bagian dari Indikator Kabupaten/Kota
Sehat.Kemudian ditambah ha-hal spesifik yang hanya dijumpai/dilaksanakan di
Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Misalnya Kota/Kabupaten yang area pertaniannya luas
dicantumkan indikator pemakaian pestisida.
Di dalam SPM Kab/kota di Propinsi Jawa Tengah (Keputusan Gubernur Jawa Tengah ) pada
point (huruf) U tentangPenyuluhan Perilaku Sehat disebutkan terdapat item RumahTangga Sehat (item 1), dimana disebutkan bahwa Rumah Tangga sehat adalah Proporsi
Rumah Tangga yang memenuhi minimal 11 (sebelas) dari 16 indikator Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan Rumah Tangga. Lima diantara 16 indikator merupakan
Perilaku yang berhubungan dengan Kesehatan Lingkungan, yaitu :
1. Menggunakan Air Bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
2. Menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan.
3. Membuang sampah pada tempat yang disediakan.
4. Membuang air limbah pada saluran yang memenuhi syarat.
5. Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar.
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
18/40
Beberapa indikator kesehatan lingkungan berdasarkan referensi lain
1. Penggunaan Air Bersih
2. Rumah Sehat
3. Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar.
4. Tempat Umum dan Pengolahan Makanan
EPIDEMIOLOGI
DEFINISI
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran
penyakitserta diterminan-diterminanyang mempengaruhi penyakit tersebut. Di dalam batasan
epidemiologi ini sekurang-kurangnya mencakup 3 elemen, yakni:
1. Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, bahkan dinegara maju mencakup tentangpelayanan kesehatan
2. Populasi
Epidemiologi memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi
(masyarakat) atau kelompok
3. Pendekatan Ekologi
Dikaji dari latarbelakang keseluruhan lingkungan manusia, baik fisik,biologis, maupunsosial.
Banyak definisi tentang Epidemiologi yang lain, beberapa diantaranya :
a. W.H. Welch
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
19/40
Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit, terutama
penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang dihadapi penduduk tidak
hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif,
kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena batasan
epidemiologi menjadi lebih berkembang.
b. Mausner dan Kramer
Studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia.
c. Last
Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan
kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk menanggulangi masalah kesehatan.
d. Mac Mahon dan Pugh
Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-
faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.
e.
Omran
Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan kesehatan, penyakit
dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang terjadi
pada kelompok penduduk.
f. W.H. Frost
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis penyakit
pada manusia menurut waktu dan tempat.
g. Azrul Azwar
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan.
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
20/40
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 3 komponen pentingyang ada
dalam epidemiologi, sebagai berikut :
1) Frekuensimasalah kesehatan
2) Penyebaranmasalah kesehatan
3) Faktor-faktor yang mempengaruhiterjadinya masalah kesehatan.
PERANAN
Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab
masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka epidemiologi diharapkan
mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa :
a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah
kesehatan dalam masyarakat.
b. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan mengambil
keputusan.
c. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah
dilakukan.
d. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya
untuk mengatasi atau menanggulanginya.
e. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu
dipecahkan.
RUANG LINGKUP
a.
Masalah kesehatan sebagai subjek dan objekepidemiologi
Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-penyakit saja,
tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat.
Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga
kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek
epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
21/40
b. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari
hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit,keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya
dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.
c. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan dalam merumuskan penyebab
timbulnya suatu masalah kesehatan.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan danpenyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan
penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat.
Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat
dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.
NATURAL HISTORY OF DESEASES
Riwayat alamiah suatu penyakit dapat digolongkan dalam 5 tahap :
1. Pre Patogenesis
Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit, tetapi interaksi ini
terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan
belum masuk ke dalam tubuh. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda-tanda
penyakit dan daya tahan tubuh penjamu masih kuat dan dapat menolak penyakit.
Keadaan ini disebut sehat.
2. Tahap inkubasi (sudah masuk Patogenesis)
Pada tahap ini biit penyakit masuk ke tubuh penjamu, tetapi gejala-gejala penyakit belum
nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda. Kolera 1-2 hari,
yang bersifat menahun misalnya kanker paru, AIDS dll.
3. Tahap penyakit dini
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
22/40
Tahap ini mulai dihitung dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini penjamu
sudah jatuh sakit tetapi masih ringan dan masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari. Bila
penyakit segera diobati, mungkin bisa sembuh, tetapi jika tidak, bisa bertambah parah.
Hal ini terganting daya tahan tubuh manusia itu sendiri, seperti gizi, istirahat dan
perawatan yang baik di rumah (self care).
4. Tahap penyakit lanjut
Bila penyakit penjamu bertambah parah, karena tidak diobati/tidak tertur/tidak
memperhatikan anjuran-anjuran yang diberikan pada penyakit dini, maka penyakit masuk
pada tahap lanjut. Penjamu terlihat tak berdaya dan tak sanggup lagi melakukan aktifitas.
Tahap ini penjamu memerlukan perawatan dan pengobatan yang intensif.
5. Tahap penyakit akhir
Tahap akhir dibagi menjadi 5 keadaan :
a. Sembuh sempurna(bentuk dan fungsi tubuh penjamu kembali berfungsi seperti
keadaan sebelumnya/bebeas dari penyakit)
b. Sembuh tapi cacat; penyakit penjamu berakhir/bebas dari penyakit, tapi
kesembuhannya tak sempurna, karena terjadi cacat (fisik, mental maupun sosial) dan
sangat tergantung dari serangan penyakit terhadap organ-organ tubuh penjamu.
c. Karier:pada karier perjalanan penyakit seolah terhenti, karena gejala penyakit tak
tampak lagi, tetapi dalam tubuh penjamu masih terdapat bibit penyakit, yang pada
suatu saat bila daya tahan tubuh penjamu menurun akan dapat kembuh kembali.
Keadaan ini tak hanya membahayakan penjamu sendiri, tapi dapat berbahaya
terhadap orang lain/masyarakat, karena dapat menjadi sumber penularan penyakit
(human reservoir)
d. Kronis; pada tahap ini perjalanan penyakit tampak terhenti, tapi gejala-gejala
penyakit tidak berubah. Dengan kata lain tidak bertambah berat maupun ringan.
Keadaan ini penjamu masih tetap berada dalam keadaan sakit.
e. Meninggal; Apabila keadaan penyakit bertambah parah dan tak dapat diobati lagi,
sehingga berhentinya perjalanan penyakit karena penjamu meninggal dunia. Keadaan
ini bukanlah keadaan yang diinginkan.
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
23/40
Upaya pencegahan dan ukuran frekuensi penyakit.
Dalam kesehatan masyarakat ada 5 tingkat pencegahan penyakitmenurut Leavell and
Clark.
1. Peningkatan kesehatan (health promotion)
a. Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)
b. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.
c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misal untuk kalangan menengah ke
atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner.
d. Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.
e.
Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial.f. Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.
2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general and
specif ic protection)
a. Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit
b. Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misal yang terkena flu burung.
c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja.
d.
Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan
racun maupun alergi.
e. Pengendalian sumber-sumber pencemaran.
3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early
diagnosis and prompt treatment)
a. Mencari kasus sedini mungkin.
b.
Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnyapemeriksaan darah, rontgent paru.
c. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular
(contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera
diberikan pengobatan.
d. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.
e. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
24/40
4. Pembatasan kecacatan (dissabili ty limitation)
a. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi
komplikasi.b. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
c. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan
dan perawatan yang lebih intensif.
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)
a. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan
masyarakat.b. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan
dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.
c. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang
telah cacat mampu mempertahankan diri.
d. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang
setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
Beaglehole (WHO, 1993) membagi upaya pencegahan menjadi 3
bagian : primordial prevention(pencegahan awal) yaitu pada pre
patogenesis, primary prevention(pencegahan pertama) yaitu health promotion dangeneral and
specific protection , secondary prevention(pencegahan tingkat kedua) yaitu early diagnosis
and prompt treatment;dan tertiary prevention(pencegahan tingkat ketiga) yaitu dissability
limitation.
Ukuran frekuensi penyakit menunjukkan kepada besarnya masalah kesehatan yang
terdapat pada kelompok manusia/masyarakat. Artinya bila dikaitkan dengan masalah penyakit
menunjukkan banyaknya kelompok masyarakat yang terserang penyakit. Untuk mengetahui
frekuensi masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok orang/masyarakat dilakukan langkah-
langkah :
1) Menemukan masalah kesehatan, melalui cara : penderita yang datang ke puskesmas,
laporan dari masyarakat yang datang ke puskesmas.
2)Research/survei kesehatan. Misal : Survei Kesehatan Rumah Tangga
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
25/40
3) Studi kasus. Misal : kasus penyakit pasca bencana tsunami.
METODE-METODE EPIDEMIOLOGI
1. Epidemiologi deskriptif
Mempelajari bagaimana frekuensi penyakitberubah menurut perubahan variabel-
variabel epidemiologi yang terdiri dari orang (person), tempat (place), dan waktu (time).
Variabel-variabel yang dimkasud, seperti:
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
26/40
Umur
Jenis kelamin
Kelas social
Jenis pekerjaan
Penghasilan Golongan etnik
Status perkawinan
Besarnya keluarga
Struktur keluarga
Paritas
Tempat
Waktu
2. Epidemiologi Analitik
Menguji data serta informasi yang diperoleh dari studi epidemiologi deskriptif.
Studi riwayat kasus: menilai ke belakang
Studi kohort: menilai ke depan
3. Epidemiologi eksperimental
Eksperimen pada kelompok subjek, kemudian bandingkan dengan control.
Pengukuran Epidemiologi
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelumnya adalah:
a. Untuk penyusunan rate dibutuhkan tiga elemen, yakni: a) jumlah orang yang
terserang penyakit atau yang meninggal, b) jumlah penduduk darimana penderita
berasal dan c) waktu dan periode dimana orang-orang terserang penyakit.
b.
Apabila pembilang terbatas pada umur, seks atau golongan tertentu maka penyebut jugaharus terbatas pada umur, seks atau golongan yang sama.
c. Bila penyebut terbatas pada mereka yang dapat terserang atau terjangkit, maka penyakit
tersebut dinamakan populasi yang mempunyai resiko.
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
27/40
1. I nsiden rate
Merupakanjumlah kasus baru yang terjadidi kalangan penduduk selama periode waktutertentu
2. Attack rate
Merupakanjumlah kasus selama epidemikdibagi populasi yang memiliki resiko dibagi 1000
3. Prevalence rate
Mengukurjumlah orang dikalangan penduduk yang menderita suatu penyakitpada suatu
titik waktu tertentu.
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
28/40
4. Per iod rate
Dihitung darijumlah kasus penyakit yang terjadi selama periodedibagi penduduk rata-rata
dari periode tersebut dikali 1000
SURVEILLANCE EPIDEMIOLOGI
A. Pengertian Surveilans Epidemiologi
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatanpengamatan secara sistematis dan terus
menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yangmempengaruhiresiko terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat
melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan,
pengolahan data dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program
kesehatan. Jadi, surveilans epidemiologi:
Merupakan kegiatan pengamatanterhadap penyakit atau masalah kesehatan serta
faktor determinannya. Penyakit dapat dilihat dari perubahan sifat penyakit atau
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
29/40
perubahan jumlah orang yang menderita sakit. Sakit dapat berarti kondisi tanpa gejala
tetapi telah terpapar oleh kuman atau agen lain, misalnya orang terpapar HIV, terpapar
logam berat, radiasi dsb. Sementara masalah kesehatan adalah masalah yang
berhubungan dengan program kesehatan lain, misalnya Kesehatan Ibu dan Anak, status
gizi, dsb. Faktor determinan adalah kondisi yang mempengaruhi resiko terjadinya
penyakit atau masalah kesehatan.
Merupakan kegiatannya yang dilakukan secara sistematis dan terus menerus.
Sistematis melalui proses pengumpulan, pengolahan data dan penyebaran informasi
epidemiologi sesuai dengan kaidah-kaidah tertentu, sementara terus menerus
menunjukkan bahwa kegiatan surveilans epidemiologi dilakukan setiap saat sehingga
program atau unit yang mendapat dukungan surveilans epidemiologi mendapat informasi
epidemiologi secara terus menerus juga.
B. Kegunaan Surveilans Epidemiologi
Pada awalnya surveilans epidemiologi banyak dimanfaatkan pada upaya pemberantasan
penyakit menular, tetapi pada saat ini sur veil ans mutlak diper lukan pada setiap upaya
kesehatan masyarakat, baik upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, maupun
terhadap upaya kesehatan lainnya.
Untuk mengukur kinerja upaya pelayanan pengobatan juga membutuhkan dukungan
surveilans epidemiologi. Pada umumnya surveilans epidemiologi menghasilkan informasi
epidemiologi yang akan dimanfaatkan dalam :
Merumuskan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi
program pemberantasan penyakitserta program peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, baik pada upaya pemberantasan penyakit menular, penyakit tidak menular,
kesehatan lingkungan, perilaku kesehatan dan program kesehatan lainnya.
Melaksanakan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasapenyakit dan keracunan
serta bencana.
Merencanakan studi epidemiologi, penelitian dan pengembangan
program.Surveilans epidemiologi juga dimanfaatkan di rumah sakit, misalnya
surveilans epidemiologi infeksi nosokomial, perencanaan di rumah sakit dsb.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kegiatan surveilans epidemiologi dapat diarahkan
pada tujuan-tujuan yang lebih khusus, antara lain :
a. Untuk menentukan kelompok atau golongan populasi yang mempunyai resiko terbesar
untuk terserang penyakit, baik berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan lainlain
b. Untuk menentukan jenis dari agent (penyebab) penyakit dan karakteristiknya
c. Untuk menentukan reservoir dari infeksi
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
30/40
d. Untuk memastikan keadaankeadaan yang menyebabkan bisa berlangsungnya transmisi
penyakit.
e. Untuk mencatat kejadian penyakit secara keseluruhan
f. Memastikan sifat dasar dari wabah tersebut, sumber dan cara penularannya, distribusinya,
dsb.
Langkah-Langkah Pengembangan Surveilans Epidemiologi Berbasis Masyarakat
Meskipun di lapangan banyak variasi pelaksanaannya, namun secara garis besarnya
langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh adalah dengan melakukan persiapan internal dan
persiapan eksternal. Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:
A. PERSIAPAN
1. Persiapan Internal
Hal-hal yang perlu disiapkan meliputi seluruh sumber daya termasuk petugas kesehatan,
pedoman/petunjuk teknis, sarana dan prasarana pendukung dan biaya pelaksanaan.
a. Petugas Surveilans
Untuk kelancaran kegiatan surveilans di desa siaga sangat dibutuhkan tenaga kesehatan
yang mengerti dan memahami kegiatan surveilans. Petugas seyogyanya disiapkan dari
tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Puskesmas sampai di tingkat Desa/Kelurahan. Untuk
menyamakan persepsi dan tingkat pemahaman tentang surveilans sangat diperlukan
pelatihan surveilans bagi petugas.
b. Pedoman/Petunjuk Teknis
Sebagai panduan kegiatan maka petugas kesehatan sangat perlu dibekali buku-buku
pedoman atau petunjuk teknis surveilans.
c. Sarana & Prasarana
Dukungan sarana & prasarana sangat diperlukan untuk kegiatan surveilans seperti :
kendaraan bermotor, alat pelindung diri (APD), surveilans KIT, dll.
d. Biaya
Sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan surveilans. Biaya diperlukan untuk bantuan
transport petugas ke lapangan, pengadaan alat tulis untuk keperluan pengolahan dan
analisa data, serta jika dianggap perlu untuk insentif bagi kader surveilans.
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
31/40
2. Persiapan Eksternal
Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan masyarakat, terutama tokoh masyarakat,
agar mereka tahu, mau dan mampu mendukung pengembangan kegiatan surveilans berbasis
masyarakat. Pendekatan kepada para tokoh masyarakat diharapkan agar mereka memahami dan
mendukung dalam pembentukan opini publik untuk menciptakan iklim yang kondusif bagikegiatan surveilans di desa siaga. Dukungan yang diharapkan dapat berupa moril, finansial dan
material, seperti kesepakatan dan persetujuan masyarakat untuk kegiatan surveilans. Langkah ini
termasuk kegiatan advokasi kepada para penentu kebijakan, agar mereka mau memberikan
dukungan. Jika di desa tersebut terdapat kelompok-kelompok sosial seperti karang taruna,
pramuka dan LSM dapat diajak untuk menjadi kader bagi kegiatan surveilans di desa tersebut.
3. Survei Mawas Diri atau Telaah Mawas Diri
Survei mawas diri (SMD) bertujuan agar masyarakat dengan bimbingan petugas mampu
mengidentifikasi penyakit dan masalah kesehatan yang menjadi problem di desanya. SMD ini
harus dilakukan oleh masyarakat setempat dengan bimbingan petugas kesehatan. Melalui SMD
ini diharapkan masyarakat sadar akan adanya masalah kesehatan dan ancaman penyakit yang
dihadapi di desanya, dan dapat membangkitkan niat dan tekad untuk mencari solusinya
berdasarkan kesepakatan dan potensi yang dimiliki. Informasi tentang situasi penyakit/ancaman
penyakit dan permasalah kesehatan yang diperoleh dari hasil SMD merupakan informasi untuk
memilih jenis surveilans penyakit dan faktor risiko yang diselenggarakan di desa tersebut.
4. Pembentukan Kelompok Kerja Surveilans Tingkat Desa
Kelompok kerja surveilans desa bertugas melaksanakan pengamatan dan pemantauan setiap
saat secara terus menerus terhadap situasi penyakit di masyarakat dan kemungkinan adanya
ancaman KLB penyakit, untuk kemudian melaporkannya kepada petugas kesehatan di
Poskesdes. Anggota Tim Surveilans Desa dapat berasal dari kader Posyandu, Juru pemantau
jentik (Jumantik) desa, Karang Taruna, Pramuka, Kelompok pengajian, Kelompok peminat
kesenian, dan lain-lain. Kelompok ini dapat dibentuk melalui Musyawarah Masyarakat Desa.
5. Membuat Perencanaan Kegiatan Surveilans
Setelah kelompok kerja Surveilans terbentuk, maka tahap selanjutnya adalah membuat
perencanaan kegiatan, meliputi :
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
32/40
a. Rencana Pelatihan Kelompok Kerja Surveilans oleh petugas kesehatan
b. Penentuan jenis surveilans penyakit dan faktor risiko yang dipantau.
c. Lokasi pengamatan dan pemantauan
d. Frekuensi Pemantauan
e. Pembagian tugas/penetapan penanggung jawab lokasi pemamtauan
f.
Waktu pemantauan
g. Rencana Sosialisasi kepada warga masyarakat
B. TAHAP PELAKSANAAN
a. Pelaksanaan Surveilans di Tingkat Desa
Surveilans penyakit di tingkat desa dilaksanakan oleh kelompok kerja surveilans tingkat
desa, dengan melakukan kegiatan pengamatan dan pemantauan situasi penyakit/kesehatan
masyarakat desa dan kemungkinan ancaman terjadinya KLB secara terus menerus. Pemantauantidak hanya sebatas penyakit tetapi juga dilakukan terhadap faktor risiko munculnya suatu
penyakit. Pengamatan dan pemantauan suatu penyakit di suatu desa mungkin berbeda jenisnya
dengan pemantauan dan pengamatan di desa lain. Hal ini sangat tergantung dari kondisi
penyakit yang sering terjadi dan menjadi ancaman di masing-masing desa.
Hasil pengamatan dan pemantauan dilaporkan secara berkala sesuai kesepakatan (per
minggu/ per bulan/ bahkan setiap saat) ke petugas kesehatan di Poskesdes. Informasi yang
disampaikan berupa informasi :
a.
Nama Penderitab. Penyakit yang dialami/ gejala
c. Alamat tinggal
d. Umur
e. Jenis Kelamin
f. Kondisi lingkungan tempat tinggal penderita, dll.
a. Masyarakat kesulitan memperoleh air bersih
b. Masyarakat merasakan kekurangan jamban.
c. Lingkungan tidak bersih (pengelolaan sampah yang tidak baik).
d. Terlihat beberapa tetangga/famili terserang penyakit.
e. Merasakan sebagian warganya masih kekurangan pangan.
f.
Anak balita banyak yang tidak naik berat badannya.
g. Anak balita banyak yang belum mendapat Imunisasi dan Vitamin A.
h. Terlihat beberapa anak yang terserang campak.
i. Masyarakat melihat dan merasakan banyak nyamuk di wilayahnya.
j. Masyarakat melihat dan merasakan banyak air yang tergenang.
k. Banyak kaleng-kaleng bekas yang tidak dikubur.
l. Banyak menemukan jentik pada tempat-tempat penampungan air.
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
33/40
m. Masyarakat melihat munculnya kasus diare, muntah-muntah ataupun pingsan dari
beberapa orang sehabis menyantap makanan secara bersama-sama.
Apabila ditemukan faktor risiko seperti tersebut diatas, maka perlu dilakukan tindakan perbaikanoleh masyarakat dan apabila ditemukan kondisi di luar dari biasanya, misalnya ditemukan
jumlah kasus penderita meningkat atau ditemukan kondisi lingkungan sumber air yang
memburuk maka diharapkan masyarakat melapor kepada petugas untuk bersama-sama mengatasi
masalah tersebut.
b. Pelaksanaan Surveilans oleh Petugas Surveilans Poskesdes
Kegiatan surveilans di tingkat desa tidak lepas dari peran aktif petugas petugas
kesehatan/surveilans Poskesdes. Kegiatan surveilans yang dilakukan oleh petugas kesehatan di
Poskesdes adalah :
a. Melakukan pengumpulan data penyakit dari hasil kunjungan pasien dan dari laporan
warga masyarakat.
b. Membuat Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) dengan menggunakan data laporan
tersebut diatas dalam bentuk data mingguan. Melalui PWS akan terlihat kecenderungan
peningkatan suatu penyakit. PWS dibuat untuk jenis penyakit Potensial KLB seperti
DBD, Campak, Diare, Malaria, dll serta jenis penyakit lain yang sering terjadi di
masyarakat desa setempat.PWS merupakan bagian dari sistem kewaspadaan dini KLB
yang dilaksanakannoleh Poskesdes.
Contoh PWS Penyakit Diare dari data mingguan :
Menyampaikan laporan data penyakit secara berkala ke Puskesmas (mingguan/bulanan).
Membuat peta penyebaran penyakit. Melalui peta ini akan diketahui lokasi penyebaran
suatu penyakit yang dapat menjadi focus area intervensi.
Memberikan informasi/rekomendasi secara berkala kepada kepala desa tentang situasi
penyakit desa/kesehatan warga desa atau pada saat pertemuan musyawarah masyarakat
desa untuk mendapatkan solusi permasalah terhadap upaya-upaya pencegahan penyakit.
Memberikan respon cepat terhadap adanya KLB atau ancaman akan terjadinya KLB.
Respon cepat berupa penyelidikan epidemiologi/investigasi bersama-sama dengan Tim
Gerak Cepat Puskesmas.
Bersama masyarakat secara berkala dan terjadwal melakukan upaya-upaya pencegahan
dan penanggulangan penyakit.
c. Pelaksanaan Surveilans di Tingkat Puskesmas
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
34/40
Kegiatan surveilans di tingkat Puskesmas dilaksanakan oleh petugas surveilans puskesmas
dengan serangkaian kegiatan berupa pengumpulan data, pengolahan, analisis dan interpretasi
data penyakit, yang dikumpulkan dari setiap desa siaga. Petugas surveilans puskesmas
diharuskan:
Membangun sistem kewaspadaan dini penyakit, diantaranya melakukan PemantauanWilayah Setempat dengan menggunakan data W2 (laporan mingguan). Melalui PWS ini
diharapkan akan terlihat bagaimana perkembangan kasus penyakit setiap saat.
Membuat peta daerah rawan penyakit. Melalui peta ini akan terlihat daerah-daerah yang
mempunyai risiko terhadap muncul dan berkembangnya suatu penyakit. Sehingga secara
tajam intervensi program diarahkan ke lokasi-lokasi berisiko.
Membangun kerjasama dengan program dan sektor terkait untuk memecahkan kan
permasalah penyakit di wilayahnya.
Bersama Tim Gerak Cepat (TGC) KLB Puskesmas, melakukan respon cepat jika terdapat
laporan adanya KLB/ancaman KLB penyakit di wilayahnya.
Melakukan pembinaan/asistensi teknis kegiatan surveilans secara berkala kepada petugasdi Poskesdes.
Melaporkan kegiatan surveilans ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota secara berkala
(mingguan/bulanan/tahunan).
KEJADIAN LUAR BIASA
A. Pengertian KLB (Kejadian Luar Biasa)
Wabahadalah kejadian yang melebihi keadaan biasapada satu/sekelompok masyarakat
tertentu, atau lebih sederhana peningkatan frekuensi penderita penyakit, pada populasi tertentu,
pada tempat dan musim atau tahun yang sama.
Untuk penyakit-penyakit endemis(penyakit yang selalu ada pada keadaan biasa),
maka KLBdidefinisikan sebagaisuatu peningkatan jumlah kasus yang melebihi keadaan biasa,
pada waktu dan daerah tertentu.
Pada penyakit yang lama tidak muncul atau baru pertama kali muncul di suatu
daerah (non-endemis), adanya satu kasus belum dapat dikatakan sebagai suatu KLB. Untuk
keadaan tersebut definisiKLB adalah suatu episode penyakit dan timbulnya penyakit pada dua
atau lebih penderita yang berhubungan satu sama lain.Hubungan ini mungkin pada faktor saat
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
35/40
timbulnya gejala (onset of illness), faktor tempat (tempat tinggal, tempat makan bersama, sumber
makanan), faktor orang (umur, jenis kelamin, pekerjaan dan lainnya).
Uraian tentang batasan Wabah atau KLB tersebut di atas terkandung arti adanya
kesamaan pada ciri-ciri orang yang terkena, tempat dan waktunya. Untuk itu dalam
mendefin isikan KLB selalu dikaitkan dengan waktu, tempat dan orang. Selain itu terlihatbahwa definisi KLB ini sangat tergantung pada kejadian (insidensi) penyaki t tersebut
sebelumnya.
Di Indonesia definisi wabah dan KLB diaplikasikan dalam Undang-undang
Wabahsebagai berikut :
Wabahadalah peningkatan kejadian kesakitan/kematian, yang meluas secara cepat baik
dalam jumlah kasus maupun luas daerah penyakit, dan dapat menimbulkan malapetaka.
Kejadian Luar Biasa (KLB)adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan
atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secaraepidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu.
Perbedaan definisi antara Wabah dan KLB adalahwabah harus mencakup jumlah
kasus yang besar, daerah yang luas dan waktu yang lebih lama, dengan dampak yang timbulkan
lebih berat.
B. Metodologi Penyelidikan KLB
Tingkat atau pola dalam penyelidikan KLB ini sangat sulit ditentukan, sehingga metoda
yang dipakai pada penyelidikan KLB sangat bervariasi. :
a. Rancangan penelitian, dapat merupakan suatu penelitian
prospektif atau retrospektif tergantung dari waktu
dilaksanakannya penyelidikan. Dapat merupakan suatu
penelitian deskriptif, analitik atau keduanya.
b. Materi(manusia, mikroorganisme, bahan kimia, masalah
administratif),
c. Sasaran pemantauan, berbagai kelompok menurut sifat
dan tempatnya (Rumah sakit, klinik, laboratorium dan
lapangan).
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
36/40
Setiap penyelidikan KLB selalu mempunyai tujuan utamayang sama yaitu mencegah
meluasnya (penanggulangan) dan terulangnya KLB di masa yang akan datang (pengendalian),
dengan tujuan khusus:
a. Diagnose kasus-kasus yang terjadi dan mengidentifikasi penyebab penyakit
b.
Memastikan keadaan tersebut merupakan KLBc. Mengidentifikasikan sumber dan cara penularan
d. Mengidentifikasi keadaan yang menyebabkan KLB
e. Mengidentifikasikan populasi yang rentan atau daerah yang berisiko akan terjadi
KLB
Metodologi atau langkah-langkahyang harus dilalui pada pada penyelidikan KLB,
seperti berikut :
1. Persiapan penelitian lapangan
2. Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB
3. Memastikan Diagnose Etiologis
4. Mengidentifikasikan dan menghitung kasus atau paparan
5. Mendeskripsikan kasus berdasarkan orang, waktu, dan tempat
6. Membuat cara penanggulangan sementara dengan segera (jika diperlukan)
7. Mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran
8. Mengidentikasi keadaan penyebab KLB
9. Merencanakan penelitian lain yang sistematis
10.
Menetapkan saran cara pencegahan atau penanggulangan11.Menetapkan sistim penemuan kasus baru atau kasus dengan komplikasi
12.Melaporkan hasil penyelidikan kepada Instansi kesehatan setempat dan kepada
sistim pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
Persiapan Penelitian Lapangan
Sebelum penyelidikan KLB dilaksanakan perlu adanya persiapan dan rencana kerja.
Persiapan lapangan sebaiknya dikerjakan secepat mungkin, dalam 24 jam pertama sesudah
adanya informasi Persiapan penelitian lapangan meliputi :
1. Pemantapan (konfirmasi) informasi.
Informasi awal yang didapat kadang-kadang tidak lengkap, sehingga diperlukan
pemantapan informasi untuk melengkapi informasi awal, yang dilakukan dengan kontak dengan
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
37/40
daerah setempat. Informasi awal yang digunakan sebagai arahan untuk membuat rencana kerja
(plan of action), yang meliputi informasi sebagai berikut :
a. Asal informasi adanya KLB. Di Indonesia informasi adanya KLB dapat berasal
dari fasilitas kesehatan primer (laporan W1), analisis sistem kewaspadaan dini di
daerah tersebut (laporan W2), hasil laboratorium, laporan Rumah sakit (LaporanKD-RS) atau masyarakat (Laporan S-0).
b. Gambaran tentang penyakit yang sedang berjangkit, meliputi gejala klinis,
pemeriksaan yang telah dilakukan untuk menegakan diagnosis dan hasil
pemeriksaannya, komplikasi yang terjadi (misal kematian, kecacatan.
Kelumpuhan dan lainnya).
c. Keadaan geografi dan transportasi yang dapat digunakan di daerah/lokasi KLB.
2. Pembuatan rencana kerja
Berdasar informasi tersebut disusun rencana penyelidikan (proposal), yang minimal
berisi:
a. Tujuan penyelidikan KLB
b. Definisi kasus awal
c. Hipotesis awal mengenai agent penyebab (penyakit), cara dan sumber penularan
d. Macam dan sumber data yang diperlukan
e. Strategi penemuan kasus
f. Sarana dan tenaga yang diperlukan.
Tujuan penyelidikan KLB selalu dimulai dengan tujuan utama mengadakan
penanggulangan dan pengendalian KLB, dengan beberapa tujuan khusus, di antaranya :
a. Memastikan diagnosis penyakit
b. Menetapkan KLB
c. Menentukan sumber dan cara penularan
d. Mengetahui keadaan penyebab KLB
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
38/40
Pada penyelidikan KLB diperlukan beberapa tujuan tambahan yang berhubungan dengan
penggunaan hasil penyelidikan. Misalnya untuk mengetahui pelaksanaan program imunisasi,
mengetahui kemampuan sistem surveilans, atau mengetahui pertanda mikrobiologik yang dapat
digunakan.
Strategi penemuan kasus, strategi penemuan kasus ini sangat penting kaitannya dengan
pelaksanaan penyelidikan nantinya. Pada penyelidikan KLB pertimbangan penetapan strategi
yang tepat tidak hanya didasarkan pada bagaimana memperoleh informasi yang akurat, tetapi
juga harus dipertimbangkan beberapa hal yaitu :
a. Sumber daya yang ada (dana, sarana, tenaga)
b. Luas wilayah KLB
c. Asal KLB diketahui
d. Sifat penyakitnya.
3. Pertemuan dengan pejabat setempat.
Pertemuan dimaksudkan untuk membicarakan rencana dan pelaksanaan penyelidikan KLB,
kelengkapan sarana dan tenaga di daerah, memperoleh izin dan pengamanan.
PEMASTIAN DIAGNOSIS PENYAKIT DAN PENETAPAN KLB
A. Pemastian diagnosis penyakit
Cara diagnosis penyakit pada KLB dapat dilakukan dengan mencocokan gejala/tanda penyakit
yang terjadi pada individu, kemudian disusun distribusi frekuensi gejala klinisnya.
Cara menghitung distribusi frekuensi dari tanda-tanda dan gejala-gejala yang ada pada kasus
adalah sebagai berikut :
1. Buat daftar gejala yang ada pada kasus
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
39/40
2. Hitung persen kasus yang mempunyai gejala tersebut
3. Susun ke bawah menurut urutan frekuensinya
Contoh :
KLB dengan jumlah kasus 50 orang, diketahui kasus dengan gejala panas 50 orang, nyeri sendi
48 orang, diare 45 orang. Distribusi gejala klinis adalah sebagai berikut :
No. Gejala klinis Jumlah kasus Frekuensi (%)
1. Panas 50 100
2. Nyeri sendi 48 96
3. Diare 45 90
B. Penetapan KLB
Penetapan KLB dilakukan dengan membandingkan insidensi penyakit yang tengah
berjalan dengan insidensi penyakit dalam keadaan biasa (endemik), pada populasi yang dianggap
berisiko, pada tempat dan waktu tertentu.
Dalam membandingkan insidensi penyakit berdasarkan waktu harus diingat bahwabeberapa penyakit dalam keadaan biasa (endemis) dapat bervariasi menurut waktu (pola
temporal penyakit). Penggambaran pola temporal penyakit yang penting untuk penetapan KLB
adalah, pola musiman penyakit (periode 12 bulan) dan kecenderungan jangka panjang (periode
tahunanpola maksimum dan minimum penyakit). Dengan demikian untuk melihat kenaikan
frekuensi penyakit harus dibandingkan dengan frekuensi penyakit pada tahun yang sama bulan
berbeda atau bulan yang sama tahun berbeda.
Di Indonesia dengan tujuan mempermudah petugas lapangan dalam mengenali adanya
KLB telah disusun petunjuk penetapan KLB, sebagai berikut :
1. Angka kesakitan/kematian suatu penyakit menular di suatu kecamatan
menunjukkan kenaikan 3 kali atau lebih selama tiga minggu berturut-turutatau
lebih.
2. Jumlah penderita baru dalam satu bulandari suatu penyakit menular di suatu
Kecamatan, menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih, bila dibandingkan
-
5/21/2018 Faktor YanHL Blumg Mempengaruhi Status Kesehatan
40/40
dengan angka rata-rata sebulan dalam setahun sebelumnyadari penyakit
menular yang sama di kecamatan tersebut itu.
3. Angka rata-rata bulanan selama satu tahun dari penderita-penderita baru dari
suatu penyakit menular di suatu kecamatan, menjukkan kenaikan dua kali atau
lebih, bila dibandingkan dengan angka rata-rata bulanan dalam tahun
sebelumnya dari penyakit yang sama di kecamatan yang sama pula.
4. Case Fatality Rate(CFR) suatu penyakit menular tertentu dalam satu bulan di
suatu kecamatan, menunjukkan kenaikan 50% atau lebih, bila dibandingkan CFR
penyakit yang sama dalam bulan yang laludi kecamatan tersebut.
5. Proportional ratependerita baru dari suatu penyakit menular dalam waktu satu
bulan, dibandingkan dengan proportional rate penderita baru dari penyakit
menular yang sama selama periode waktu yang sama dari tahun yang lalu
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih.
6. Khusus untuk penyakit-penyakitKholera, Cacar, Pes, DHF/DSS :
Setiap peningkatan jumlah penderita-penderita penyakit tersebut di atas, di suatu daerahendemis yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas.
Terdapatnya satu atau lebih penderita/kematian karena penyakit tersebut di atas. Di suatu
kecamatan yang telah bebas dari penyakit-penyakit tersebut, paling sedikit bebas selama
4 minggu berturut-turut.
8. Apabila kesakitan/kematian oleh keracunanyang timbul di suatu kelompok
masyarakat.
9. Apabila di daerah tersebut terdapatpenyakit menular yang sebelumnya tidak
ada/dikenal.
46 Resume Laporan diskusi PBL Blok Manajemen Kesehatan| Modul 1