fakultas ekonomi universitas sanata … mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca...
TRANSCRIPT
PENGARUH PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA
SIKAP KONSUMEN TERHADAP AQUA
Studi Kasus pada Mahasiswa Kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh :
Joni
05 2214 144
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2009
iv
Kebaikan hati raja mendatangkan hidup sejahtera,
Seperti awan menurunkan hujan dimusim kemarau.
Mendapat hikmat jauh lebih baik dari pada mendapat emas.
Mendapat pengetahuan lebih berharga dari pada mendapat perak.
Amsal 16 : 15-16
Skripsi Ini Ku Persembahkan Untuk:
Yesus Kristus Juru Selamatku
Papa dan Mamaku Tercinta
Adik-adikku Tersayang
Semua keluargaku
My Lovely
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Juni 2009
Penulis,
Joni
vi
ABSTRAK
PENGARUH PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA
SIKAP KONSUMEN TERHADAP AQUA
Studi Kasus pada Mahasiswa Kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Joni
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2009
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Sikap konsumen
terhadap program CSR yang diselenggarakan oleh Aqua; 2) Karakteristik psikografis
konsumen yang mempunyai sikap paling positif terhadap CSR yang diselenggarakan
oleh Aqua; 3) Pengaruh sikap tehadap CSR pada kepuasan konsumen; 4) Pengaruh
sikap tehadap CSR pada minat beli konsumen.
Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus pada Mahasiswa Kampus I
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Populasi penelitian ini adalah
Mahasiswa Kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sampel yang diteliti
sebanyak 100 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive
Convinience Sampling. Uji Validitas menggunakan teknik Korelasi Pearson’s
Product Moment dan Uji Reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Persentase, Analisis
Regresi Linier Berganda, Analisis Regresi Linier Sederhana, Uji Asumsi Klasik, dan
Uji t.
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa: 1) Konsumen
mempunyai sikap yang positif terhadap program CSR. 2) Karakteristik psikografis
konsumen yang mempunyai sikap paling positif terhadap CSR yang diselenggarakan
oleh Aqua adalah tanggung jawab pribadi dan sosial. 3) Sikap terhadap CSR
berpengaruh positif pada kepuasan konsumen. 4) Sikap terhadap CSR berpengaruh
positif pada minat beli konsumen.
vii
ABSTRACT
INFLUENCE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM ON
CONSUMER ATTITUDE TOWARD AQUA
A Case Study on College Students of Sanata Dharma University in Campus 1
Yogyakarta
Joni
Management Study Program of Economics Faculty
Sanata Dharma University Yogyakarta
2009
The objectives of this research were to know: 1) Consumers’ attitude toward
CSR program conducted by Aqua; 2) Influence of consumers’ psychographic
characteristics on their attitude toward CSR; 3) Influence of consumers’ attitude on
satisfaction; 4) Influence of consumers’ attitude towards CSR on purchase intention.
The research was a case study on college students of Sanata Dharma
University in Campus 1 in Yogyakarta. The data were collected by distributing
questionnaires to respondents. The population of this research was the college
students of Sanata Dharma University in Campus 1 in Yogyakarta. There were 100
respondents as the research samples. The sampling technique used in this research
was Purposive Convenience Sampling. The techniques of data analysis used in this
research were the Percentage Analysis, Multiple Regression Analysis, and Simple
Linier Regression Analysis.
Based on the data analysis, it can be concluded that: 1) Consumers’ had
positive attitude toward the CSR program. 2) Consumers’ psychographic
characteristics which influenced attitude toward CSR was “personal and social
responsibility”. 3) The attitude toward CSR influenced customers’ satisfaction. 4)
The attitude toward CSR influenced consumers’ purchase intention.
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Joni
Nomor Mahasiwa : 052214144
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Pengaruh Program Corporate Social Responsibility Pada Sikap Konsumen
Terhadap Aqua: Studi Kasus pada Mahasiswa Kampus I Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan
demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 31 Juli 2009
Yang menyatakan,
Joni
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat serta syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yesus
Kristus atas segala berkat, rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Program Corporate
Social Responsibility Pada Sikap Konsumen Terhadap Aqua”. Studi Kasus Pada
Mahasiswa Kampus I Universitas Sanata Dharna Yogyakarta.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari adanya bantuan pihak lain yang
dengan tulus ikhlas dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing,
mendorong dan membantu penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt. QIA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
3. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A. Ph.D., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak memberikan bimbingan, masukan, dan saran dalam penulisan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Y. Rini Hardanti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan, masukan, dan saran dalam penulisan skripsi ini.
x
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup selama
penulis menempuh kuliah.
6. Papa dan mamaku tercinta Sim Jui Yong dan Tan Siu Kie, yang selalu
memberikan kasih sayang, doa, dukungan, nasehat, kebahagian, penghidupan
yang layak bagiku, dan terutama bersedia membiayai kuliahku.
7. Adik-adikku: Edi Candra (Sim Hon Fan), Dewi Yanti (Sim Pue Hiun), Hengki
Candra (Sim Hon Lun), dan Fendy (Sim Hon Buy), yang selalu memberikan
dukungan, doa, dan saran untuk kelancaran dalam menempuh perkuliahan.
8. Khiu-khiu: Tan Lay Thian, Tan Lay Chun, Tan Lay Hok, Tan Lay Siong dan Jiji:
Tan Siu Eng, Tan Siu Hun, yang selalu memberikan dukungan, doa, motivasi,
pembelajaran-pembelajaran hidup serta bersedia dalam memberikan dukungan
financial untuk kelancaran dalam menempuh perkuliahan.
9. Kakek dan nenek ku tercinta Tan Eng Kit (Almarhum), Chau Khiuk Jin, Sim
Peng Siang (Almarhum), dan Cung Muk Jin (Almarhumah), yang telah banyak
memberikan dukungan, pesan dan doa serta perhatian semasa hidupnya.
10. Untuk semua keluarga di Salat, Silat, Semitau, Ng. Embaloh serta Putussibau dan
Sintang yang tidak mungkin aku sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semua
dukungan, pesan, dan doa serta motivasi yang telah diberikan.
11. Bapak Tiyuk sekeluarga, terima kasih untuk semua dukungan, pesan, dan doa
serta motivasi yang telah diberikan.
xi
12. Untuk semua keluarga besar di Nanggulan Kulon Progo, dan Berbah terima kasih
untuk perhatian, motivasi serta doanya.
13. Bang Roni dan Bang Robet terima kasih untuk semua bantuannya selamanya ini.
14. Fransisca Evy Rosiana Dewi (My Lovely) yang telah banyak memberikan
perhatian, support, kasih sayang, kesabaran, dan doa serta telah menjadi tempat
berbagi suka dan dukaku selama ini. Terima kasih untuk cinta dan sayang.
15. Papi, Mami, Mbak Wulan dan Kak Nuky, terima kasih untuk perhatian, support,
dan doa yang telah diberikan selama ini.
16. Bunda, Om Hardi, Mbak Yeni, Mas Gora, Mas Iwan, Mbak Yuli, Wiwid serta
semua keluarga besar rumah makan Texas, terima kasih untuk semua perhatian,
dan kebersamaannya.
17. Teman-teman kost: Pak Pras, Hendra, Juntzhoi, Step, dan Sesco. Terima kasih
banyak juga untuk Sesco yang telah banyak membantu dalam memperbaiki hasil
transletan referensi skripsiku, serta Juntzhoi yang telah banyak membantu selama
proses perkuliahan dan penyelesaian tugas akhir ini.
18. Wiwid, Candra, Bowo, Ipang, Destak, Anton, Putra, Ajie, Arie, Risma, Ria, Ade,
Epha, Rika, Lita, Sopyan, Eva, Ria (Nyot), Djo, Yofie, Yohana, Andi, Fran,
Aditia, Filius Beatus Aren (Ilot), Agung, Anne (Man’07), Deci (Sejarah), Dede
(PBI), serta semua teman-teman Manajemen’05, terima kasih untuk kebersamaan
dan persahabatan kita selama ini. Semoga tidak akan terlupakan oleh kita semua.
xii
19. Teman-teman Teknik Elektro 2003: Andry, Yudi, Ricky, Nendar, Yayan, Rio,
Andika, Dc (Alumni), Boy (Alumni), Alek (Alumni) terima kasih untuk
kebersamaan kita.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca untuk
menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan menjadi bahan
masukan bagi rekan-rekan yang sedang menyusun skripsi.
Yogyakarta, Juni 2009
Penulis,
Joni
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 6
C. Batasan Masalah......................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 10
A. Pengertian Corporate Social Responsibility .............................. 10
xiv
B. Corporate Social Responsibility Dalam Pemasaran .................. 13
C. Pengertian Sikap......................................................................... 17
D. Faktor Psikografis ...................................................................... 23
E. Pengertian Kepuasan Konsumen................................................ 27
F. Perilaku Konsumen .................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 35
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 35
C. Subyek dan Obyek Penelitian .................................................... 35
D. Variabel Penelitian ..................................................................... 36
E. Populasi dan Sampel .................................................................. 39
F. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 41
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 41
H. Teknik Pengukuran Data ............................................................ 42
I. Teknik Pengujian Instrumen ...................................................... 43
J. Alat Analisis Data ...................................................................... 45
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................ 57
A. Sejarah Perusahaan Aqua ........................................................... 57
B. Visi dan Misi Perusahaan Aqua ................................................. 60
C. Jenis Kemasan Produk Aqua ...................................................... 61
D. Sertifikasi dan Penghargaan ....................................................... 62
E. Aqua Peduli ................................................................................ 64
xv
F. Program 1 Liter Aqua = 10 Liter Air Bersih ............................ 65
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................... 72
A. Identitas Responden ................................................................... 73
B. Analisis Kuantitatif .................................................................... 78
C. Pembahasan ................................................................................ 90
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI PADA
PENELITIAN SELANJUTNYA .................................................. 94
A. Kesimpulan ................................................................................ 94
B. Saran ........................................................................................... 97
C. Implikasi Pada Penelitian Selanjutnya ....................................... 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Perwujudan Program Peningkatan Akses Pada air bersih ...... 68
Tabel 4.2 Perwujudan Program Pada Kebiasan Hidup Sehat ................. 69
Tabel 5.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................... 73
Tabel 5.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia ................................... 74
Tabel 5.3 Identitas Responden Berdasarkan Program Studi ................... 75
Tabel 5.4 Identitas Responden Berdasarkan Uang Saku Rata-rata
Perbulan Responden ................................................................ 76
Tabel 5.5 Identitas Responden Berdasarkan Seberapa Sering
Menggunakan Produk Aqua .................................................... 77
Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian................................. 79
Tabel 5.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ............................. 81
Tabel 5.8 Kategori Skor Sikap Konsumen Terhadap CSR ..................... 83
Tabel 5.9 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas .............................. 85
Tabel 5.10 Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi .................................... 87
Tabel 5.11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .................................. 87
Tabel 5.12 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana................................. 88
Tabel 5.13 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana................................. 89
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Logo Dan Slogan Aqua ........................................................ 60
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu elemen penting
dalam kerangka keberlanjutan usaha suatu industri yang mencakup aspek
ekonomi, lingkungan dan sosial budaya. CSR adalah suatu komitmen yang
berkelanjutan dari suatu perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi
secara positif kepada karyawan, komunitas dan lingkungan sekitar, serta
masyarakat luas. Pada dasarnya perusahaan dituntut untuk dapat membuat atau
menjual produk sebanyak-banyaknya sehingga perusahaan memperoleh
keuntungan yang maksimal, tapi pada kenyataannya perusahaan telah
mengabaikan tanggung jawabnya terhadap lingkungan eksternal. Tindakan-
tindakan tidak etis yang dilakukan baik secara sengaja maupun tidak oleh
perusahaan telah memberi dampak pada masalah-masalah ekonomi, sosial,
budaya, kesehatan dan lingkungan. Jadi perusahaan selain mempunyai kewajiban
ekonomis dan legal kepada shareholder, perusahaan juga diharapkan memiliki
perhatian kepada stakeholders.
2
CSR pada dasarnya memiliki tujuan untuk menjalankan bisnis dengan
lebih bermartabat, bahkan dengan konsekuensi akan mengurangi profit.
Pengusaha seharusnya menjalankan bisnis tidak semata untuk profitability
melainkan lebih dari itu. Kesadaran untuk menjalankan bisnis bukan hanya
sekedar untuk mencari profit semata pada kenyataannya masih minim dimiliki
oleh sebagian pelaku bisnis di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian harian
Kompas pada tahun 2003, hanya 20 persen perusahaan besar di Indonesia yang
melakukan CSR. Padahal, justru faktor kesinambungan tadi yang sangat
menentukan masa depan sebuah usaha. Perusahaan yang mengabaikan kepedulian
sosial hanya akan bertahan dalam waktu yang singkat karena banyaknya masalah
yang harus dihadapi di lapangan, tapi perusahaan yang bisa menyeimbangkan
dunia usaha antara pelaku dan masyarakat sekitar relatif akan dapat berjalan
dengan baik dan peluang untuk hidup dan berkompetisi dalam jangka panjang
pun akan lebih terjamin.
Ketika sebuah perusahaan menyatakan bahwa sebagian dari keuntungan
atau penjualan produknya akan disumbangkan untuk kegiatan sosial tertentu,
maka perusahaan tersebut sedang melakukan apa yang disebut sebagai cause
related marketing (CRM). Buku dengan judul Corporate Social Responsibilty
(CSR), yang ditulis Kottler bersama Lee (2005), memuat semacam kerangka kerja
(framework) yang disebut “doing great by doing good” yang terinci dalam 6
pilihan untuk berbuat baik (6 Option of Doing Good) dimana pilihannya adalah
3
cause promotions, cause-related marketing, social marketing, corporate
philantropy, community volunteering, Socially Responsible Business Practices.
Jadi, CRM merupakan salah satu pilihan cara untuk melaksanakan CSR. Adapun
pengertian CRM adalah komitmen korporasi untuk mendonasikan sejumlah
persentase tertentu dari pendapatan untuk hal tertentu yang berkait dengan
penjualan produk.
Dalam perkembangannya banyak perusahaan terkemuka di Indonesia juga
mulai melakukan CRM, sebagai contoh sabun Lifebuoy pernah meluncurkan
kampanye ”Berbagi Sehat” yang mendonasikan sebagian hasil penjualan untuk
membangun fasilitas MCK di seluruh Indonesia. Selain itu Aqua juga mulai
melakukan CRM melalui program ”1 untuk 10”, yang berjanji akan menyediakan
air bersih untuk desa-desa yang mengalami masalah ketersediaan air bersih di
Nusa Tenggara. Setiap satu liter Aqua produk tertentu yang terjual, Aqua berjanji
akan menyediakan sepuluh liter air bersih untuk masyarakat target. Dalam waktu
sekitar tiga bulan saja, jumlah air bersih yang akan disediakan Aqua mencapai
lebih dari satu milyar liter (CSR Indonesia, Jakarta, 5 November 2007).
Melihat perkembangan CSR di Indonesian khususnya CSR dari Aqua
yang diwujudkan melalui CRM ”1 untuk 10” sebagai bentuk kepedulian terhadap
lingkungan, maka muncul pertanyaan “bagaimana sikap konsumen dengan
adanya program ini ?”. Berangkat dari pertanyaan ini, maka mendorong perlunya
dilakukan penelitian ini. Penelitian yang dilakukan lebih difokuskan pada
4
program CSR dari Aqua dengan tujuan untuk mengetahui lebih spesifik tentang
tanggapan konsumen maupun masyarakat luas mengenai kepedulian sosial yang
dilakukan oleh Aqua.
Munculnya program CSR yang dijalankan oleh perusahaan telah
membawa efek pro dan kontra di tengah mayarakat. Pada satu sisi masyarakat
dipuaskan oleh kehadiran program CSR yang memberi kesempatan kepada
mereka untuk dapat menikmati perwujudan dari program tersebut, tapi di sisi lain
masyarakat merasa bahwa program CSR ini hanya salah satu wujud dari pihak
penyelenggara untuk mencapai tujuan. Bagaimanapun juga program CSR ini
adalah wujud kepedulian sosial perusahaan terhadap stakeholders.
Pemimpin perusahaan bukan saja harus memiliki kemampuan manajerial
yang handal, namun juga harus mampu membawa perusahaan untuk lebih
beretika, fokus pada tujuan jangka panjang dalam ranah ekonomi, sosial dan
lingkungan agar tercipta sebuah keseimbangan dunia usaha antara pelaku dan
masyarakat sekitar. Etika dalam berbisnis adalah satu tahap yang sangat penting
bagi perusahaan, dimana dengan etika, perusahaan dapat mengubah pandangan
masyarakat. Pandangan yang positif dari masyarakat akan berpengaruh langsung
pada semakin baiknya citra perusahaan, bahkan bisa sebaliknya apabila
perusahaan melupakan pentingnya etika dalam berbisnis. Banyaknya perusahaan
yang bergerak dalam bidangnya masing-masing pada kenyataan ingin
menampilkan image yang semakin baik di mata masyarakat, sehingga
5
berimplikasi pada semakin tingginya kepercayaan masyarakat. Rasa kepercayaan
dari masyarakat sekitar dan stakeholders lainnya terhadap perusahaan inilah yang
sebenarnya menjadi modal dasar agar perusahaan dapat terus melakukan
aktivitasnya.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Environic International
(Toronto), Conference Board (New York) dan Princes of Wales Busines
Leader Forum (London) dimana dari 25.000 responden di 23 negara
menunjukkan bahwa dalam membentuk opini perusahaan, 60 % responden
mengatakan bahwa etika bisnis, dan penerapan CSR akan paling berperan,
sedangkan 40 % menyatakan citra perusahaan dan brand image yang paling
mempengaruhi kesan mereka. Lebih lanjut, sebanyak 50 % konsumen
menyatakan bahwa tidak akan membeli produk dari perusahaan yang tidak
melakukan program CSR. Sedangkan di Indonesia, data riset dari majalah SWA
terhadap 45 perusahaan menunjukkan bahwa CSR bermanfaat dalam memelihara
dan meningkatkan citra perusahaan (37,38 persen), hubungan baik dengan
masyarakat (16,82 persen), dan mendukung operasional perusahaan (10,28
persen). Hal ini nampaknya mempengaruhi perusahaan untuk melakukan program
CSR dan tidak heran jika saat ini kita melihat di media-media baik media cetak
maupun elektronik banyak sekali tayangan iklan-iklan program CSR dari
beberapa perusahaan yang tujuannya adalah membangun image positif
perusahaan.
6
Pada dasarnya perusahaan diarahkan untuk mendapatkan profit yang
setinggi-tingginya melalui pemasaran produk-produk yang dihasilkan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, ada kecenderungan perusahaan pada masa sekarang
mulai berlomba-lomba melakukan CSR sebagai strategi pemasarannya. Melihat
kenyataan tersebut, maka bagaimana sikap konsumen terhadap program CSR
yang dijalankan oleh perusahaan ?. Pertanyaan tersebut lah yang mendorong
untuk dilaksanakannya penelitian ini, dengan harapan bisa memberikan jawaban
dan kontribusi secara rill kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena
itu, penelitian ini mengambil judul:
“Pengaruh Program Corporate Social Responsibility Pada Sikap Konsumen
Terhadap AQUA”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana sikap konsumen terhadap program CSR yang diselenggarakan
oleh Aqua ?
2. Karakteristik psikografis konsumen seperti apakah yang mempunyai sikap
paling positif terhadap program CSR yang diselenggarakan oleh Aqua ?
a. Apakah Advertising Skepticism (Skeptisme Terhadap Iklan) akan menjadi
faktor pembentuk sikap yang lebih positif terhadap program CSR ?
7
b. Apakah Personal and Social Responsibility (Tanggung Jawab Pribadi dan
Sosial) akan menjadi faktor pembentuk sikap yang lebih positif terhadap
program CSR ?
c. Apakah Social Networks (Jaringan Sosial) akan menjadi faktor pembentuk
sikap yang lebih positif terhadap program CSR ?
3. Apakah sikap terhadap CSR berpengaruh pada Customer Satisfaction
(Kepuasan Konsumen) ?
4. Apakah sikap terhadap CSR berpengaruh pada minat beli konsumen ?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut :
1. Perusahaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Perusahaan Air
Minum Aqua dengan kampanye satu liter air Aqua = 10 liter air bersih.
2. Efek penelitian CSR dibatasi hanya pada mahasiswa USD.
3. Upaya Perusahaan Air Minum Aqua dalam CSR direpresentasikan dengan
iklan CSR dari Aqua, yaitu iklan tentang kontribusi Aqua terhadap pembagian
air bersih di Indonesia.
8
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan, antara lain :
1. Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap program CSR yang
diselenggarakan oleh Aqua.
2. Untuk mengetahui karakteristik psikografis konsumen yang mempunyai sikap
paling positif terhadap CSR yang diselenggarakan oleh Aqua.
a. Untuk mengetahui apakah Advertising Skepticism (Skeptisme Terhadap
Iklan) akan menjadi faktor pembentuk sikap yang lebih positif terhadap
program CSR.
b. Untuk mengetahui apakah Personal and Social Responsibility (Tanggung
Jawab Pribadi dan Sosial) akan menjadi faktor pembentuk sikap yang
lebih positif terhadap program CSR.
c. Untuk mengetahui apakah Social Networks (Jaringan Sosial) akan menjadi
faktor pembentuk sikap yang lebih positif terhadap program CSR.
3. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap CSR pada Customer Satisfaction
(Kepuasan Konsumen).
4. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap CSR pada minat beli konsumen.
9
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
perusahaan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap program CSR. Selain
itu penelitian ini juga diharapkan bisa membantu perusahaan dalam melihat
manfaat dan hasil dari CSR yang selama ini telah dilakukan dan memberikan
inspirasi dan masukan bagi perusahaan dalam melakukan program CSR di
masa yang akan datang.
2. Bagi Umum
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai CSR bagi
pembaca dan dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitian
lebih lanjut tentang CSR.
3. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan dan informasi mengenai
CSR, serta menjadi referensi untuk melakukan penelitian mengenai CSR.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi penulis untuk memperoleh
pengetahuan dan untuk menerapkan ilmu yang didapat selama di bangku
perkuliahan.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Corporate Social Responsibility
Program CSR pada perkembangannya dalam empat tahun terakhir
memang sedang menjadi trend di Indonesia. Perusahaan-perusahaan mulai
melirik dan sadar akan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan untuk
menjamin eksistensi perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. CSR
merupakan basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan membangun
hubungan harmonis dengan masyarakat di sekitar lingkungan bisnis.
CSR belum ada definisi yang secara universal diterima oleh berbagai
lembaga. Oleh karena itu terdapat banyak sekali definisi CSR yang dikemukan
oleh beberapa pakar maupun berbagai organisasi. Beberapa definisi CSR di
bawah ini menunjukkan keragaman pengertian CSR menurut berbagai
organisasi:
World Business Council for Sustainable Development memberi definisi CSR:
Komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis
dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya
meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta
komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya.
International Finance Corporation mendefinisikan CSR sebagai:
Komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan
ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga
mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan
kehidupan mereka melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun
pembangunan.
11
Institute of Chartered Accountants, England and Wales memberi definisi CSR:
Jaminan bahwa organisasi-organisasi pengelola bisnis mampu memberi
dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, seraya memaksimalkan
nilai bagi para pemegang saham (shareholders) mereka.
Canadian Government mendefinisikan CSR sebagai:
Kegiatan usaha yang mengintegrasikan ekonomi, lingkungan dan sosial
ke dalam nilai, budaya, pengambilan keputusan, strategi, dan operasi
perusahaan yang dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab
untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan berkembang.
European Commission mendefinisikan CSR sebagai :
Sebuah konsep dengan mana perusahaan mengintegrasikan perhatian
terhadap sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam
interaksinya dengan para pemangku kepentingan (stakeholders)
berdasarkan prinsip kesukarelaan.
CSR Asia mendefinisikan CSR:
Komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan
prinsip ekonomi, sosial dan lingkungan, seraya menyeimbangkan
beragam kepentingan para stakeholders.
Selain itu dalam buku yang berjudul Corporate Social Responsibility: Making
Good Business Sense (Holme & Watts, 2000), CSR didefinisikan sebagai:
Suatu komitmen yang berkelanjutan oleh para pembisnis untuk
berperilaku etis dan memberi kontribusi pada pengembangan ekonomi,
bahkan meningkatkan kualitas hidup bagi tenaga kerja dan keluarganya
sebagaimana halnya pada komunitas lokal dan masyarakat secara lebih
luas.
CSR memandang perusahaan sebagai agen moral. Parameter keberhasilan
suatu perusahaan dalam sudut pandang CSR adalah pengedepankan prinsip moral
dan etis, yakni menggapai suatu hasil terbaik, tanpa merugikan kelompok
masyarakat lainnya. Salah satu prinsip moral yang sering digunakan adalah
golden-rules, yang mengajarkan agar seseorang atau suatu pihak memperlakukan
12
orang lain sama seperti apa yang mereka ingin diperlakukan. Dengan begitu,
perusahaan yang bekerja dengan mengedepankan prinsip moral dan etis akan
memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat. Adapun beberapa bentuk CSR
yang sering dilakukan oleh perusahaan antara lain pemberian beasiswa,
pembangunan fasilitas umum, pelatihan-pelatihan, bakti sosial, bantuan untuk
warga miskin, dan masih banyak yang lainnya.
Saat ini, dunia bisnis tidak pernah terlepas dengan istilah persaingan
industri manufaktur dan jasa. Istilah ini mengakibatkan setiap perusahaan yang
berada di dalam industri tersebut dapat mengalami kesuksesan maupun
kegagalan. Selain itu, persaingan merupakan hal yang wajar dan sehat untuk
dilakukan serta dikatakan sebagai dinamika lingkungan yang perlu dicermati
untuk pengambilan keputusan. Dengan demikian, tujuan perusahaan adalah
memikirkan bagaimana cara strategik dalam merebut hati konsumen sehingga
dapat memenangkan persaingan dan akhirnya menunjang eksistensi perusahaan.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, perusahaan perlu mengetahui adanya
perubahan perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.
Konsumen Indonesia cenderung memiliki keinginan untuk membeli produk
berdasarkan kriteria-kriteria berbasis nilai dan etika yang mana hal ini merubah
perilaku konsumen di masa mendatang (Daniri, 2008). Konsumen seperti ini
dikatakan oleh Hermawan dalam Maulana (1999) adalah konsumen SMART
yang mendominasi pasar Indonesia.
13
Berdasarkan perubahan perilaku konsumen Indonesia yang
mengakibatkan perubahan paradigma perusahaan dalam menjalankan bisnis
masa depan, maka sebagai perusahaan perlu memiliki karakter manajer dalam
setiap tingkatan manajerial, khususnya top management yang berani mengambil
tindakan berbeda sehingga kesuksesan terjadi (Druker dalam Kasali, 2008).
Dalam hal ini, perusahaan dapat mengembangkan manajemen berbasis nilai yang
berkaitan dengan integrasi nilai ekonomi, sosial dan lingkungan melalui
penerapan praktik tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility/CSR).
Hal ini diharapkan untuk dapat menanamkan citra yang baik dimata konsumen
sehingga terciptanya sikap yang positif dari konsumen terhadap perusahaan.
B. CSR Dalam Pemasaran
Pemasaran internal yang efektif harus dicocokkan dengan rasa tanggung
jawab sosial yang besar. Perusahaan perlu mengevaluasi apakah mereka benar-
benar mempraktikkan pemasaran bertanggung jawab secara etis dan sosial.
Beberapa kekuatan yang mendorong perusahaan mempraktikkan level tanggung
jawab sosial korporat yang lebih tinggi adalah : menimbulkan harapan
pelanggan, mengubah harapan karyawan, legislasi dan tekanan pemerintah, minat
investor tehadap kriteria sosial, dan mengubah praktik untuk mendapatkan
pasokan bisnis.
14
Bisnis yang berhasil dan terus memuaskan pelanggan dan pihak yang
berkepentingan lainnya, erat kaitannya dengan adopsi dan implementasi standar
bisnis yang tinggi dan perilaku pemasaran. Perusahaan yang paling
mengagumkan di dunia adalah perusahaan yang tunduk pada kode untuk
melayani kepentingan orang lain dan bukan hanya kepentingan mereka sendiri.
Dewasa ini perusahaan yang tidak berkinerja secara etis atau berkinerja dengan
tidak baik beresiko untuk disoroti dari segi negatifnya, sehingga akan berdampak
pada buruknya citra perusahaan.
Meningkatnya level pemasaran yang bertanggung jawab sosial
menimbulkan serangan bercabang tiga yang mengandalkan perilaku tanggung
jawab yang legal, etis dan sosial yang memadai, (Kotler, 2007: 416).
1. Perilaku Legal
Masyarakat harus menggunakan undang-undang untuk mendefinisikan,
sejelas mungkin, praktik-praktik yang ilegal, atau antikompotitif. Perusahaan
harus memastikan bahwa setiap karyawan mengetahui dan memperhatikan
undang-undang yang relevan.
2. Perilaku Etis
Perusahaan harus menganut dan menyebarkan satu kode etik tertulis,
membangun sebuah tradisi perilaku etis perusahaan, dan mendorong orang-
orangnya bertanggung jawab penuh untuk memperhatikan pedoman etis dan
legal. Sebuah riset pengumpulan pendapat yang dilakukan oleh Environics
15
Intenational pada tahun 1999, menemukan bahwa bahwa 67 persen dari orang
Amerika Utara berkeinginan membeli produk-produk berdasarkan etika.
3. Perilaku yang Bertanggung Jawab Sosial
Para pemasar individu harus mempraktikkan sebuah kesadaran sosial dalam
perjanjian khusus dengan pelanggan dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Dengan praktik ini maka akan semakin banyak orang menyatakan bahwa
mereka menginginkan informasi tentang rekor sebuah perusahaan dalam
bidang tanggung jawab sosial dan lingkungan untuk membantu memutuskan
kemana mereka akan melakukan pembelian, melakukan investati, dan untuk
perusahaan mana mereka bekerja.
Masa depan merupakan kekayaan yang menjadi peluang bagi perusahaan.
Kemajuan teknologi yang begitu cepat telah memberikan kemudahan kepada
setiap penggunanya. Pada saat yang bersamaan pula, kekuatan dalam lingkungan
sosioekonomik, budaya, dan lingkungan alam akan menimbulkan limit baru pada
praktik pemasaran dan bisnis. Perusahaan yang mampu menginovasi solusi dan
nilai baru dengan cara yang bertanggung jawab sosial adalah perusahaan yang
kemungkinan paling berhasil. Banyak perusahaan seperti PT. Unilever, HM.
Sampoerna, kemudian PT. Astra International dan Aqua memberikan peran yang
lebih terkemuka pada tanggung jawab sosial, sehingga perusahaan-perusahaan
tersebut dapat terus bertahan dan tumbuh menjadi perusahaan yang besar dan
kuat.
16
Menurut Kotler (2007: 420), program pemasaran dengan maksud sosial
berhasil memproduksi sejumlah manfaat seperti:
Meningkatkan kesejahteraan sosial; meningkatkan penentuan posisi
merek yang terbedakan; membangun ikatan konsumen yang kuat;
meninggikan citra publik perusahaan dengan pejabat pemerintah dan
pengambilan keputusan lain; menciptakan kemampuan maksud baik;
mendorong semangat internal dan menggembleng karyawan, serta
mendorong penjualan.
Tiga kemungkinan opsi untuk menetapkan merek sebagai program
pemasaran dengan maksud sosial, (Kotler, 2007: 421-422).
1. Menetapkan Merek Sendiri: Ciptakan Program Maksud Sosial Sendiri
Perusahaan mengambil dari satu maksud dan mengembangkan keseluruhan
organisasi baru untuk menyerahkan manfaat yang diasosiasikan dengan
maksud.
2. Menetapkan Merek Bersama: Tautkan dengan Program Maksud Sosial yang
Sudah Ada.
Perusahaan bermitra dengan maksud sosial yang sudah ada. Umumnya
identifikasi atas afiliasi merek dengan maksud sosial hanya berada dalam
bentuk penunjukan sebagai sponsor atau suporter.
3. Penetapan Merek Patungan: Tautkan dengan Program Maksud Sosial yang
Ada
Dalam pendekatan ini, perusahaan bermitra dengan satu maksud sosial yang
ada namun secara eksplisit menetapkan merek program bertautan dengan
maksud sosial.
17
C. Sikap
1. Pengertian Sikap
Beberapa pengertian sikap :
Menurut Engel (1994: 53)
Sikap adalah suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang
berespon dengan cara yang menguntungkan atau tidak menguntungkan
secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang
diberikan.
Menurut Kotler (2000: 200)
Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan
tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan
bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau gagasan.
Sikap merupakan evaluasi seseorang yang berlangsung terus-menerus,
perasaan emosionalnya, atau kecondongannya bertindak ke arah sasaran atau
gagasan tertentu. Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk
bertingkah laku dalam memenuhi kebutuhan, keinginan dan kepuasan. Oleh
sebab itu, sikap memegang peranan dalam menentukan bagaimana reaksi
seseorang terhadap suatu objek. Schiffman dan Kanuk (2004) “An attitude is
a learned predisposition to behave in a consistenly favorable or unfavorable
way with respect to given object”. Sikap merupakan suatu kecenderungan
bertindak yang diperoleh hasil belajar dengan maksud yang konsisten, yang
menunjukan rasa suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap biasanya
memberi penilaian (menerima atau menolak) terhadap produk/jasa, dan/atau
18
perilaku tertentu. Jadi, sikap pelanggan bisa merupakan sikap positif atau
negatif terhadap produk/jasa, dan/atau perilaku tertentu.
2. Komponen Sikap
Sikap menurut Assael (1995: 267-269) melibatkan tiga komponen yang saling
berhubungan, yaitu :
1. Cognitive (thinking)
Komponen cognitive berisi kesadaran dan pengetahuan seseorang
terhadap objek atau fenomena. Komponen cognitive berisi kepercayaan
seseorang mengenai objek sikap.
2. Affektive (felling)
Komponen affektive menyangkut masalah emosional subjektif seseorang
terhadap suatu objek sikap. Secara umum disamakan dengan perasaan
yang dimiliki terhadap sesuatu. Respon affektive mengarah pada
preferensi dan kesenangan terhadap suatu objek.
3. Conative (action)
Komponen ini menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan
berperilaku yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek
yang dihadapinya.
19
Menurut James F. Engel (1994: 338) memahami tingkat kepercayaan yang
dihubungkan dengan sikap adalah penting karena :
a. Dengan mempengaruhi kekuatan yang dihubungkan diantara sikap dan
perilaku, sikap yang dipegang dengan penuh kepercayaan biasanya
akan jauh lebih diandalkan untuk membimbing perilaku.
b. Kepercayaan dapat mempengaruhi sikap tehadap perubahan. Sikap
menjadi lebih efisien terhadap perubahan bila dipegang dengan
kepercayaan yang lebih besar.
3. Karakteristik Sikap
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor dari luar (ekstern) individu
dan dari dalam (intern) individu. Faktor ektern berupa pengaruh lingkungan
sekitar dan faktor intern meliputi motivasi, pengamatan, belajar, kepribadian
dan sikap. Untuk dapat dibedakan dengan faktor intern lainnya, sikap
memiliki karakteristik tertentu. Menurut David Loudon dan Albert. J Della
Bitta (1993: 211) ada empat karakteristik sikap, yaitu :
a. Sikap Mempunyai Objek
Sikap mempunyai objek artinya selalu mempunyai hal yang dianggap
penting. Objek sikap dapat berupa sesuatu yang nyata.
20
b. Sikap Mempunyai Arah, Tingkatan dan Intensitas.
Sikap mempunyai arah dalam hal positif dan negatif. Dikatakan
mempunyai tingkatan dan intensitas karena ada tingkat sikap dari positif
ke negatif.
c. Sikap Mempunyai Struktur
Sikap dikatakan mempunyai struktur karena ada bentuk yang jelas.
d. Sikap Merupakan Sesuatu yang Dapat Dipelajari
Sikap merupakan sesuatu yang dapat dipelajari, artinya sikap dibentuk
dari pengalaman individu terhadap kenyataan. Pengalaman ini dapat
bersifat langsung maupun tidak langsung.
4. Fungsi Sikap
Menurut Assael (1995: 275-278) sikap mempunyai empat fungsi,
yaitu sebagai berikut:
a. Fungsi penyesuaian
Fungsi ini mengarahkan orang untuk menyukai atau menghargai objek,
terlepas dari suka maupun tidak terhadap produk tersebut. Fungsi ini juga
membangun konsumen untuk mendapatkan apa yang diinginkan olehnya.
b. Fungsi ego-sevensive (pertahanan ego)
Sikap dibentuk untuk melindungi ego/citra diri dari ancaman. Pada
kenyataan bahwa banyak ekspresi sikap yang keluar merefleksikan
berbagai kebaikan dari apa yang dipersiapkan orang terhadap dirinya.
21
c. Fungsi ekspresi nilai
Konsumen mengambil sikap tertentu dalam usaha untuk menterjemahkan
nilai-nilai dari konsumen yang diekspresikan dan mendesain produk
sesuai dengan nilai itu.
d. Fungsi pengetahuan
Manusia mempunyai kebutuhan akan pengetahuan dan lingkungan yang
teratur sehingga mereka mencari konsistensi, definisi, stabilitasi dan
pemahaman.
5. Sikap Terhadap CSR
Beberapa tahun belakangan ini tanggung jawab sosial perusahaan atau
CSR semakin mendapat ruang dalam pembicaraan di kalangan pemilik atau
manajemen puncak sebuah perusahaan. Munculnya kesadaran baru di
kalangan komunitas bisnis akan tanggung jawab sosialnya, terdorong oleh
motivasi bahwa pembangunan berkelanjutan hanya dapat dicapai atau
dipertahankan mana kala terciptanya keseimbangan antara aspek-aspek
ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Pembangunan berkelanjutan disadari
harus dibangun atas dasar kerangka bahwa bisnis akan dapat tumbuh dengan
subur di atas masyarakat yang sejahtera, tetapi dalam kenyataannya di
Indonesia maupun beberapa negara di dunia, kesejahteraan tersebut masih
jauh dari kata baik.
22
Human Depelopment Report tahun 2005 (HDR) melaporkan, 40%
penduduk dunia atau 2,5 milyar jiwa hidup dengan upah di bawah US$ 2/hari,
total upah ini nilainya setara dengan 5% pendapatan dunia. Selain itu setiap
hari ada 1200 anak-anak mati karena kelaparan. HDR mensinyalir 10% orang
terkaya di dunia menguasai 54% total pendapatan dunia, hartanya lebih besar
ketimbang kekayaan 416 juta penduduk termiskin. Sedangkan di Indonesia,
hasil riset yang dilakukan oleh mahasiswa ITB menunjukkan bahwa 40%
anak putus sekolah, 50% Ibu rumah tangga buta aksara, 75% pemuda yang
tidak memiliki pekerjaan.
Untuk mengatasi kemiskinan ini, pihak perusahaan perlu menyisihkan
uang dari keuntungan yang diperoleh untuk kesejahteraan masyarakat.
Program CSR yang berkelanjutan diharapkan dapat membantu menciptakan
kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri. Setiap kegiatan
tersebut akan melibatkan semangat dan sinergi dari semua pihak secara terus
menerus membangun dan menciptakan kesejahteraan dan pada akhirnya akan
tercipta kemandirian dari masyarakat yang terlibat dalam program tersebut,
sesuai dengan kemampuannya.
Sikap konsumen terbentuk sebagai respon terhadap obyek yaitu
produk atau jasa, termasuk bentuk kepedulian perusahaan terhadap
lingkungan. Sikap konsumen ini juga dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh
beberapa karakteristik psikografis. Menurut Murry, Lastovicka, dan Austin
(1997) faktor psikografis mencerminkan karakter/sifat yang lebih stabil dan
23
bisa diandalkan yang memotivasi konsumen dalam pembentukan sikap dan
pengarahan perilaku. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum konsumen
akan menunjukkan sikap yang positif terhadap Cause-related Marketing.
Berdasarkan bukti-bukti yang sudah dijelaskan di atas, maka penulis
mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Konsumen mempunyai sikap yang positif terhadap program CSR yang
dijalankan oleh perusahaan.
D. Faktor Psikografis
Para praktisi pemasaran dengan sungguh-sungguh memanfaatkan riset
psikografis, yang erat hubungannya dengan riset psikologis, terutama mengenai
ukuran kepribadian dan ukuran sikap. Para ilmuwan telah memberi saran bahwa
faktor psikografis mencerminkan karakter/sifat yang lebih stabil dan bisa
diandalkan yang memotivasi konsumen dalam pembentukan sikap dan
pengarahan perilaku (Murry, Lastovicka, dan Austin, 1997), sedangakan Ajzen
dan Fishbein (1980) berpendapat bahwa faktor psikografis dianggap sebagai
sisa-sisa pengalaman masa lalu yang berdampak pada keyakinan dan sikap yang
dipegang seorang manusia. Pendekatan psikografis yang bersifat motivasional
tersebut juga dapat ditemukan di teori Katz tentang sikap fungsional.
24
Manusia menggunakan perilaku prososial dalam mengekspresikan sikap
tertentu. Sebagai contoh, melalui perilaku prososial, manusia menunjukkan nilai
mereka, mendapat sambutan sosial, melindungi atau memperluas ego mereka
(Basil dan Weber, 2006; Clary dkk., 1998). Memahami alasan dibalik sikap
konsumen dalam Cause-related Marketing akan berguna dalam mendesain
program-program efektif yang membentuk, memperkuat dan mengubah sikap-
sikap tersebut (Murry, Lastovicka, dan Austin, 1997).
1. Skeptisme Terhadap Iklan
Sifat skeptis konsumen terhadap iklan berkaitan dengan persepsi
mereka tentang motif perusahaan dalam peranannya di program-program
Cause-related Marketing. Pada umumnya, sifat skeptis terhadap iklan
menggambarkan kecenderungan konsumen yang meragukan kejujuran atau
kebenaran pesan-pesan iklan dan motif para pemasar mengenai pesan-pesan
tersebut (Friestad and Wright, 1994; Mohr, Eroglu, and Ellen, 1998; Webb
and Mohr, 1998). Obermiller, Spangenberg, and MacLachlan (2005)
menyatakan bahwa konsumen yang skeptis terhadap iklan cenderung acuh tak
acuh dengan iklan dan menunjukkan ketidakpahaman antara maksud iklan dan
pembelian. Dalam hubungannya dengan Cause-related Marketing, Webb dan
Mohr (1998) berasumsi bahwa ketidakpercayaan terhadap iklan berakibat
pada sifat skeptis terhadap Cause-related Marketing yang mengindikasikan
bahwa para konsumen tidak lagi percaya pada maksud altruistik sebuah
25
perusahaan yang berbuat amal (Bronn and Vrioni, 2001). Dalam studi mereka,
diketahui bahwa konsumen-konsumen dengan sikap skeptis terhadap Cause-
related Marketing cenderung tidak merespon Cause-related Marketing
tersebut secara positif, dibandingkan dengan para konsumen yang tidak terlalu
skeptis.
Berangkat dari penjelasan di atas maka penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut :
H2a : Semakin rendah skeptisme terhadap iklan maka semakin positif sikap
terhadap program CSR
2. Tanggung Jawab Pribadi dan Sosial
Tanggung jawab seperti yang telah selama ini diketahui,
mempengaruhi sikap prososial (Dutta and Youn, 1999; Dutta-Bergman,
2003). Studi-studi sebelumnya telah menemukan bahwa tanggung jawab
pribadi dan sosial erat hubungannya dengan berbuat amal dan memberi
sumbangan (Hur, 2006; Lemmens dkk, 2005; Piferi, Jobe, and Jones, 2006).
Dalam hubungannya terhadap dukungan untuk Cause-related Marketing,
orang-orang yang bertanggung jawab dalam hidupnya cenderung
menunjukkan peranannya dengan membeli produk-produk yang berhubungan
dengan isu sosial, maka orang-orang yang bertanggung jawab cenderung
lebih merakyat dan memiliki norma-norma moral yang kuat kepada
26
lingkungan yang lebih baik. Dalam studi ini, kesadaran tingkat tinggi
dianggap sebagai perwujudan tanggung jawab pribadi, sedangkan kepedulian
lingkungan digunakan sebagai pengukur tanggung jawab sosial.
Berangkat dari penjelasan di atas maka penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut :
H2b : Semakin tinggi tanggung jawab pribadi dan sosial maka semakin
positif sikap terhadap program CSR.
3. Jaringan Sosial
Jaringan sosial telah terbukti mempengaruhi prilaku prososial
seseorang (Penner, Fritzsche, Craiger, and Freifeld, 1995). Ikatan antar
jaringan meningkatkan peluang untuk berhubungan dengan teman atau orang
terdekat yang siap berpartisipasi dalam aktivitas sukarela atau yang
mengahargai makna pertanggung jawaban terhadap perusahaan (Becker and
Dhingra, 2001). Menurut Wilson (2000), orang yang aktif (ekstrovert) yang
mempunyai jaringan sosial yang luas lebih cenderung untuk bersukarela untuk
amal dari pada mereka yang pasif (introvert). Orang-orang yang aktif
(ekstrovert) memiliki hubungan sosial yang lebih banyak dengan orang lain
dan berpartisipasi dalam berbagai acara atau kegiatan. Hubungan-hubungan
sosial seperti itu dapat memberikan kesempatan yang lebih banyak untuk
27
bersukarela. Berhubungan dengan Cause-related Marketing, orang-orang
yang memiliki jaringan sosial lebih mungkin untuk menunjukkan perhatian
besar pada isu sosial kemasyarakatan tertentu karena mereka lebih paham
mengenai perusahaan nonprofit secara spesifik dan isu sosial kemasyarakatan.
Mereka mungkin lebih akrab dengan perusahaan dan isu sosial
kemasyarakatan, karena mereka merasa bertanggung jawab dalam menolong
orang lain dengan cara membeli produk atau jasa yang berhubungan dengan
isu penyebab sosial kemasyarakatan tertentu.
Berdasarkan pernyataan di atas maka penulis menyajukan hipotesis
sebagai berikut :
H2c : Semakin luas jaringan sosial maka semakin positif sikap terhadap
program CSR.
E. Kepuasan Konsumen
1. Pengertian Kepuasan Konsumen
Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan
konsumen yang puas. Kemampuan memberikan kapuasan kepada para
konsumen dapat memberikan beberapa keuntungan seperti: hubungan antara
perusahaan dan konsumennya menjadi harmonis, pembelian ulang dan
loyalitas konsumen.
28
Berikut adalah pengertian kepuasan konsumen menurut beberapa
pakar :
Tjiptono (2000: 146) memberikan definisi:
Kepuasan sebagai respon konsumen tehadap evaluasi ketidak sesuaian
yang dirasakannya antara harapan sebelumnya dan kinerja actual
produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.
Engel (1990: 301) menjelaskan bahwa:
Kepuasan konsumen merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif
yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan
konsumen, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil tidak
memenuhi harapan.
Kotler (2002: 42) mendefinisikan:
Kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa dari seseorang yang
muncul setelah membandingkan antara persepsinya terhadap kinerja
suatu produk dan harapan-harapannya.
Kotler juga mengemukakan beberapa metode pengukuran kepuasan
pelanggan, yaitu sistem keluhan sasaran dan survei kepuasan pelanggan.
Berikut penjelasan mengenai pengukuran kepuasaan pelanggan.
a. Sistem Keluhan Sasaran
Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan perlu memberikan
kesempatan yang luas kepada pelanggan untuk menyampaikan saran,
pendapat dan keluhan.
29
b. Survei Kepuasan Pelanggan
Survei kepuasan pelanggan adalah penelitian kepuasan pelanggan yang
dilakukan dengan menggunakan metode survei, melalui wawancara dan
telepon.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
(Tjiptono, 2000: 26):
a. Bukti Langsung (tangible)
Meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan saran komunikasi.
b. Kehandalan (reability)
Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang menjanjikan dengan
segera dan memuaskan.
c. Daya Tanggap (responsives)
Keinginan para staf dan karyawan untuk membantu para pelanggan dan
memberikan pelayanan dengan tanggap.
d. Jaminan (assurance)
Mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat yang dapat dipercaya yang
dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.
e. Empati
Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik
dan memiliki kebutuhan pelanggan.
30
Teori kepuasan menyatakan bahwa bila konsumen puas terhadap
produk atau jasa maka akan memberikan rekomendasi pada orang lain dan
merasa bangga akan produk atau jasa tersebut (Soelasih, 2004). Norrie (1991)
mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara behavioral
loyalty dengan rekomendasi, apabila loyalty tinggi maka rekomendasinya
terwujud active word of mouth (spontaneous expression of positif experiences)
namun jika loyarty rendah dari konsumen maka rekomendasinya berwujud
passive word of mout
3. CSR dan Kepuasan Konsumen
Kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai hasil keseluruhan evaluasi
dari total pembelian dan pengalaman konsumsi pelanggan terhadap barang
atau jasa dari waktu ke waktu (Anderson, Fornell, dan Mazvancheryl, 2004;
Fornell, 1992). Dalam teori pemasaran, kepuasan pelanggan telah diakui
sebagai bagian yang penting dari strategi perusahaan (Fornell dkk, 2006) dan
kunci utama dari kepastian profitabilitas atau keuntungan atau kesuksesan dan
nilai pasar dalam jangka panjang (Gruca dan Rego, 2005).
Mengapa program CSR sebuah perusahaan berdampak pada
peningkatan kepuasan pelanggan ? Setidaknya ada tiga teori atau metode
penelitian yang berhubungan dengan pertanyaan tersebut:
1. Pertama, baik teori kelembagaan (Scott, 1987) dan teori stakeholder
(Maignan, Fenell, dan Fenell 2005) menunjukkan bahwa tindakan sebuah
31
perusahaan berdampak pada multidimensionalisme dimana konsumen tidak
hanya sebagai makhluk ekonomi, tetapi juga sebagai anggota dari keluarga,
masyarakat, dan Negara (Handelman dan Arnold, 1999). Berdasarkan teori
ini, Daub dan Ergenzinger (2005) memberi istilah "pelanggan khusus,"
untuk menyebut orang-orang yang bukan saja sebagai pelanggan yang
peduli dengan pengalaman konsumsi, tetapi juga sebagai anggota aktif dan
potensial dari berbagai kelompok stakeholder atau yang perlu diperhatikan
oleh perusahaan. Dilihat dengan cara seperti ini, para pelanggan khusus
akan lebih puas dengan produk dan layanan yang ditawarkan atau diberikan
oleh perusahaan yang bertanggung jawab sosial.
2. Kedua, program CSR yang baik akan menciptakan sebuah kontek yang
menarik yang meningkatkan penilaian dan sikap konsumen secara positif
terhadap perusahaan (Brown dan Dacin, 1997; Gurhan-Canli dan Batra,
2004; Sen dan Bhattacharya, 2001). Pada sisi khususnya, pengamatan
terbaru pada pengidentifikasian hubungan antara perusahaan dan pelanggan
(Bhattacharya dan Sen, 2003, 2004) menyimpulkan bahwa program CSR
menciptakan sebuah elemen kunci dari identitas perusahaan yang bisa
mempengaruhi pelanggan untuk bersimpati dengan (mengembangkan
hubungan dengan) perusahaan. Sesungguhnya, Lichtenstein Drumwright,
dan Bridgette (2004, hal 17) mencatat bahwa metode atau cara yang
dipakai dalam program "CSR untuk mengeruk keuntungan bagi perusahaan
berpengaruh terhadap peningkatan respek... [dan] dukungan konsumen
32
terhadap perusahaan”. Tidak mengherankan, pelanggan yang respek atau
simpatik akan lebih puas dengan penawaran atau pelayanan perusahaan
(lihat, Bhattacharya, Rao, dan Glynn, I995; Bhattacharya dan Sen, 2003).
3. Teori ketiga yang memungkinkan kita menghubungkan CSR dengan
kepuasan pelanggan berkaitan dengan faktor-faktor penyebab atau
pendukung kepuasan konsumen. Sebagai contoh, nilai yang didapat adalah
faktor kunci yang secara empiris diuji untuk meningkatkan kepuasan
konsumen (Fornell dkk, 1996; Mithas, Krishnan, dan Fornell, 2005b).
Dalam konteks pemasaran, apa yang diperbuat itu yang didapat, konsumen
cenderung memberikan kesan nilai yang lebih baik dan, oleh karena itu,
menunjukkan kepuasan yang lebih terhadap produk dari atau dibuat oleh
perusahaan yang bertangung jawab secara sosial (yaitu, nilai tambahan
melalui hubungan sosial yang baik). Selanjutnya, dengan menerapkan
CSR, perusahaan dapat memahami para pelanggan khusus dengan lebih
baik dan dengan demikian perusahaan meningkatkan pengetahuan mereka
terhadap para pelanggan khusus (Sen dan Bhattacharya, 2001).
Meningkatkan pemahaman terhadap pelanggan merupakan faktor lain yang
telah terbukti dapat meningkatkan kepuasan pelanggan (Jayachandran dkk,
2005; Mithas, Krishnan, dan Fornell, 2005a). Oleh karena itu program CSR
akan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
33
Berdasarkan pada argumentasi di atas, maka penulis mengajukan
hipotesis:
H3 : Sikap terhadap CSR berpengaruh positif pada kepuasan konsumen
F. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan salah satu faktor penting dalam
menentukan sikap dan tindak lanjut konsumen dalam membeli atau
mengkonsumsi barang atau jasa yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan. Oleh
itu perusahaan harus berusaha memahami perilaku konsumen terhadap barang
dan jasa yang ditawarkan. Menurut Amirulah (2002: 3), Perilaku Konsumen
adalah sejumlah tindakan-tindakan nyata individu (konsumen) yang dipengaruhi
oleh faktor kejiwaan (psikologis) dan faktor luar lainnya (eksternal) yang
mengerahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan barang-barang yang
diinginkan.
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi perilaku konsumen di
antaranya: motivasi, sikap, pengamatan dan persepsi, belajar, dan kepribadian.
Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumen di
antaranya: keluarga, kebudayaan, kelas sosial, dan kelompok sosial.
34
Dalam kaitannya dengan program CSR perusahaan, latar belakang
konsumen yang merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi sikap
konsumen juga berperan dalam hal penentuan minat beli konsumen.
Berdasarkan pada teori-teori tentang perilaku konsumen yang ada, maka
penulis mengajukan hipotesis:
H4 : Sikap terhadap CSR berpengaruh positif pada minat beli konsumen
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah studi kasus. Menurut
Umar (dalam Wicaksosno, 2005 : 30), studi kasus merupakan penelitian yang
rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup
mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya.
Penelitian ini hanya dilakukan pada objek tertentu dan kesimpulan yang diambil
hanya berlaku pada objek yang diteliti.
Dilihat dari data yang digunakan, maka penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana pengaruh program
CSR yang dijalankan oleh perusahaan terhadap sikap konsumen.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti di Kampus I Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta pada bulan Maret sampai April 2009.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek yang dimaksud peneliti adalah orang-orang yang dijadikan
responden yang akan ditanyai untuk memperoleh informasi. Subjek penelitian
ini adalah mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
36
dengan kategori kelompok mahasiswa yang pernah menggunakan produk
Aqua dan tahu mengenai program CSR yang diselenggarakan oleh Aqua.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah variabel yang diteliti atau sesuatu yang bisa
diukur. Objek dari penelitian ini adalah :
a. Sikap konsumen
b. Skeptisme terhadap iklan
c. Tanggung jawab pribadi dan sosial
d. Jaringan sosial
e. Kepuasan konsumen
f. Minat beli konsumen
D. Variabel Penelitian
1. Sikap Konsumen
Sikap adalah penilaian atau evaluasi berupa tanggapan positif atau
negatif dari konsumen terhadap suatu produk atau jasa. Atribut yang diteliti
adalah perasaan konsumen, indikator untuk mengukur variabel ini (Schiffman
dan Kanuk, 1997) yaitu :
a. Perasaan positif
b. Perasaan senang
c. Perasaan mendukung
37
2. Skeptisme Terhadap Iklan
Indikator untuk mengukur variabel ini (Youn dan Kim, 2008) adalah sebagai
berikut :
- Iklan cenderung menghina atau mencemoohkan kecerdasan saya
- Saya menghindari membeli produk yang diiklankan dengan menampilkan
terlalu banyak klaim yang berlebih-lebihan
- Iklan TV terlalu banyak memberi perhatian pada kekerasan
- Iklan yang secara langsung ditujukan pada anak-anak tidak seharusnya
ditayangkan di TV
3. Tanggung Jawab Pribadi dan Sosial
Tanggung jawab sosial dilihat dari kepedualian personal terhadap
lingkungan yang dapat mendukung Cause-related Marketing perusahaan.
Indikator untuk mengukur variabel ini (Youn dan Kim, 2008) adalah sbb :
- Saya bersedia menerima standar hidup yang lebih rendah untuk
menghemat energi
- Saya berusaha kuat untuk mendaur ulang segala sesuatu yang mungkin
bisa saya lakukan
- Saya khawatir tentang efek yang ditimbulkan dari polusi lingkungan pada
kesehatan keluarga saya
- Saya memperhatikan kualitas udara di dalam rumah saya
- Saya sangat peduli terhadap pemanasan global
38
4. Jaringan Sosial
Indikator untuk mengukur variabel ini (Youn dan Kim, 2008) yaitu sbb:
- Saya akan banyak menghabiskan waktu sore lebih banyak di rumah dari
pada ke pesta
- Saya adalah orang rumahan
- Saya berharap saya bisa menghabiskan banyak waktu bersama teman-
teman saya
- Saya banyak menghabiskan waktu untuk mengunjungi teman-teman saya
- Saya menikmati pesta, permainan, pertunjukan apapun untuk bersenang-
senang
5. Kepuasan Konsumen
Kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai keseluruhan evaluasi
pelanggan berdasarkan total pembelian dan konsumsi baik dengan
pengalaman atau layanan dari waktu ke waktu.
Adapun indikator untuk mengukur variabel ini (Luo dan Bhattacharya, 2006)
adalah :
- Produk berkualitas
- Setuju jika produk sesuai dengan harga
- Aman untuk dikonsumsi oleh semua orang dan semua kalangan
- Tidak pernah dikecewakan
39
6. Minat beli konsumen
Minat beli sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen itu sendiri.
Sikap konsumen adalah sejumlah tindakan-tindakan nyata individu
(konsumen) yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan (psikologis) dan faktor
luar lainnya (eksternal) yang mengarahkan mereka untuk memilih dan
mempergunakan barang-barang yang diinginkan.
Adapun indikator untuk mengukur variabel ini (Schiffman dan Kanuk, 1997)
adalah :
- Akan merekomendasikan secara positif produk Aqua kepada keluarga dan
teman
- Akan membeli produk Aqua
- Akan membeli secara terus menerus produk Aqua untuk masa yang akan
datang
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Widayat dan Amirullah (2002:52), Populasi adalah
keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki sejumlah karakteristik
umum, yang terdiri dari bidang-bidang untuk diteliti. Dengan demikian
populasi merupakan seluruh kumpulan elemen yang dapat digunakan untuk
membuat beberapa kesimpulan.
40
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa
Kampus I Univeritas Sanata Dharma dengan kategori kelompok mahasiswa
yang pernah menggunakan produk Aqua dan tahu mengenai program CSR
yang diselenggarakan oleh Aqua.
2. Sampel
Menurut Widayat dan Amirullah (2002:52), Sampel adalah bagian
yang akan diteliti atau suatu kelompok dari populasi yang dipilih dalam
penelitian. Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 100
responden.
3. Teknik Sampling
Penelitian ini menggunakan metode purposive convenience sampling
yang merupakan salah satu metode dari non probability sampling. Purposive
convenience sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dipilih
berdasarkan penilaian atau pandangan dari peneliti berdasarkan tujuan dan
maksud penelitian.
Dalam teknik ini sampel dipilih berdasarkan tujuan dan maksud
penelitian. Sampel dipilih menurut pertimbangan-pertimbangan tertentu dari
peneliti. Dimana pertimbangan di dalam memilih sampel berdasarkan pada :
a. Konsumen tahu tentang produk Aqua.
b. Konsumen memiliki pemahaman tentang program CSR.
c. Konsumen pernah menggunakan produk Aqua.
41
F. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden yang meliputi
tanggapan konsumen mengenai program CSR Aqua, yang berupa sikap
konsumen yang tercermin dalam faktor fsikografis konsumen, kepuasan
konsumen, serta minat beli konsumen.
2. Data Sekunder
Menurut Umar (2003:100), data sekunder merupakan data primer yang
telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer
atau oleh pihak lainnya. Dalam penelitian ini data sekunder bersumber dari
studi kepustakaan yang berupa laporan bisnis, artikel majalah, berita surat
kabar ataupun internet yang menunjang informasi berkaitan dengan penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan metode survei,
yang tujuannya untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak
mendalam lewat sampel yang digunakan.
Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui:
1. Kuesioner
Yaitu pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan
kepada responden. Kuesioner terdiri dari dua bagian, yaitu:
42
a. Kuesioner I berisi tentang pertanyaan mengenai data pribadi responden.
b. Kuesioner II berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
dimensi sikap konsumen terhadap program CSR yang dilakukan oleh
Aqua.
2. Studi Pustaka
Dalam studi pustaka, data diperoleh melalui hasil publikasi yang
berupa jurnal penelitian, laporan bisnis, artikel majalah, berita surat kabar,
serta informasi-informasi dari internet yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti.
H. Teknik Pengukuran Data
Untuk menganalisis variabel-variabel di atas dapat dilakukan dengan
penyebaran kuesioner berdasarkan Skala Likert (Rangkuti 1994:66). Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial. Skala Likert digunakan
untuk menjawab pertanyaan atau pernyataan yang ada dalam kuesioner yang
mempunyai tingkatan dari yang sangat positif sampai dengan yang sangat
negatif.
43
Skala Likert didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau
tidak setuju dengan pernyatan pada skala 5 titik dengan susunan sebagai berikut
(Sekaran, 2006: 31-32):
Keterangan Skor
Sangat Tidak Setuju STS 1
Tidak Setuju TS 2
Netral N 3
Setuju S 4
Sangat Setuju SS 5
I. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas ini digunakan untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur (kuesioner) dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji
validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari masing-
masing item dengan skor total, dengan menggunakan rumus Korelasi Product
Moment dari Karl Pearson sebagai berikut:
44
2222 yyNxxN
yxxyNrxy
Keterangan :
rxy : Koefesiensi korelasi setiap pertanyaan/item
x : Skor/nilai dari setiap pertanyaan /item
y : Skor total dari setiap pertanyaan/item
N : Banyaknya sample atau responden
Kuesioner dinyatakan valid apabila nilai korelasinya positif dan rhitung > rtabel
dalam taraf signifikan 5%.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk memenuhi keandalan kuesioner. Uji
ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran terhadap hal
yang sama untuk dua kali atau lebih dengan alat pengukur yang sama.
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka
berapa kali pun diambil tetap akan sama.
45
Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus
Cronbach’s Alpha.
Rumus Cronbach’s Alpha :
Keterangan :
r 11 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
: Jumlah varian butir
: Varian total
Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2008 : 26), reliabilitas kurang dari
0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah
baik.
J. Teknik Analisis Data
1. Analisis Persentase
Analisis ini akan digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang
pertama, mengenai sikap konsumen terhadap program CSR.
Rumus persentase (Sugiyono, 1999:63) adalah:
46
%100xN
nxP
Keterangan:
P = Jumlah persentase
nx = Jumlah yang akan dianalisis
N = Jumlah total
2. Regresi Linier Berganda
Untuk menguji hipotesis kedua, digunakan perhitungan berdasarkan
analisis Regresi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah skeptisme
terhadap iklan, tanggung jawab pribadi dan sosial, atau jaringan sosial yang
akan menjadi pembentuk sikap paling positif terhadap program CSR.
Pertimbangan penulis menggunakan alat analisis Regresi karena walaupun
sifat asli data ordinal (persepsi) tetapi setelah dianalisis diasumsikan data
menjadi interval (tingkatan).
Persamaan Regresi Linier Berganda (Djarwanto Ps dan Pangestu
Subagyo, 2000 : 309) :
Y = a + b1X1 + b2X2 b3X3
Dimana :
Y
: Sikap paling positif terhadap CSR
a : Konstanta
b1 ; b2 ; b3 : Koefisien regresi
47
X1 : Skeptisme terhadap iklan
X2 : Tanggung jawab pribadi dan sosial
X3 : Jaringan sosial
a. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas (Sunyoto, 2007 : 89 - 90)
Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi
berganda yang terdiri dari atas dua atau lebih variabel bebas
(independent variabel) (X1, X2, X3,…Xn), dimana akan diukur tingkat
asosiasi (keeratan) hubungan atau pengaruh antar variabel bebas
tersebut melalui besaran koefisien korelasi ( r ). Dikatakan terjadi
multikolinieritas, jika koefisien korelasi antar variabel bebas (X1 dan
X2, X2 dan X3, dan seterusnya) lebih besar dari 0,60 (pendapat lain :
0,50 dan 0,90). Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien
korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r ≤
0,60).
Atau dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas dapat
digunakan cara lain yaitu dengan :
a. Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan
secara statistik (α).
48
b. Nilai variance inflation faktor (VIF) adalah faktor inflasi
penyimpangan baku kuadrat.
Nilai tolerance dan nilai variance inflation faktor (VIF) dapat
dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut :
1) Besar nilai tolerance (α) :
α = 1 / VIF
2) Besar nilai variance inflation faktor (VIF) :
VIF = 1 / α
Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika : α hitung < α
dan VIF hitung > VIF.
Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika : α
hitung > α dan VIF hitung < VIF.
2. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas (Sunyoto, 2007 : 93 - 94)
Dalam persamaan regresi linier berganda perlu juga diuji
mengenai sama atau tidak varians dari residual observasi yang satu
dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians sama
disebut terjadi homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau
berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang
baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Misalkan :
49
a. Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas A yaitu 70, 69, 71, 73, 70
cenderung lebih seragam atau tidak bervariasi karena selisihnya
kecil, kejadian ini disebut homoskedastisitas.
b. Nilai statistik dari 5 mahasiswa kelas B yaitu 30, 90, 60, 80, 40
cenderung tidak seragam atau sangat bervariasi karena selisihnya
besar, kejadian ini disebut heteroskedastisitas.
Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS
melaui grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang
mempunyai variabel bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai
residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y = Y
prediksi – Y riil).
Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil
pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar dibawah
maupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak
mempunyai pola teratur. Heteroskedastisitas terjadi jika pada
scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit,
melebar maupun bergelombang-gelombang.
3. Uji Asumsi Klasik Normalitas (Sunyoto, 2007 : 95 - 102)
Selain uji asumsi klasik multikolinieritas dan
heteroskedastisitas, uji asumsi klasik yang lain adalah uji normalitas,
dimana akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat
50
(Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau
berdistribusi tidak normal.
Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data
variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal
atau normal sama sekali. Uji asumsi klasik normalitas dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu :
a. Cara Statistik
Dalam menguji data variabel bebas dan data variabel terikat
berdistribusi normal atau tidak pada cara statistik ini melalui nilai
kemiringan kurva (skewness = α3) atau nilai keruncingan kurva
(kurtosis = α4) diperbandingkan dengan nilai Z tabel.
1) Rumus nilai Z untuk kemiringan kurva (skewness) :
Z skewness = Skewness / √ 6 / N atau Zα3 = α3 / √ 6 / N
2) Rumus nilai Z untuk keruncingan kurva (kurtosis) :
Z kurtosis = Kurtosis / √ 24 / N atau Zα4 = α4 / √ 24 / N
Dimana N = banyak data.
Ketentuan analisis :
a) Variabel (bebas atau terikat) berdistribusi normal jika Z
hitung (Zα3 atau Z α4) < Z tabel. Misal diketahui Z 5% =
1,96 (Z tabel) lebih besar dari Z hitung atau dengan kata
51
lain Z hitung lebih kecil dari Z tabel (1,96), dapat
dituliskan Z hitung < 1,96.
b) Variabel berdistribusi tidak normal jika Z hitung (Zα3 atau
Z α4) > Z tabel. Misal nomor (a), dapat ditulis Z hitung >
1,96.
b. Cara Grafik Histogram dan Normal Probality Plots
Cara grafik histogram dalam menentukan suatu data
berdistribusi normal atau tidak, cukup membandingkan antara data
riil atau nyata dengan garis kurva yang terbentuk, apakah
mendekati normal atau memang normal sama sekali. Jika data riil
membentuk garis kurva cenderung tidak simetri terhadap mean
(U), maka dapat dikatakan data berdistribusi tidak normal dan
sebaliknya. Cara grafik histogram lebih sesuai untuk data yang
relatif banyak, dan tidak cocok untuk banyak data yang sedikit,
karena interpretasinya dapat menyesatkan.
Cara normal probality plots lebih handal daripada cara
grafik histogram, karena cara ini membandingkan data riil dengan
data distribusi normal (otomatis oleh komputer) secara kumulatif.
Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis data riil
mengikuti garis diagonal.
52
4. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi (Sunyoto, 2007 : 104 - 105)
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah
autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut
menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Masalah
autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linier antara
kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya).
Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah
autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan
sebagai berikut :
a) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW di bawah -2 (DW < -2)
b) Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2
atau -2 ≤ DW ≤ +2
c) Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW di atas +2 atau DW >
+2
b. Pengujian Hipotesis
Dalam statistik, Hipotesis nol (H0) merupakan pernyataan tidak
adanya perbedaan antara parameter dengan statistik (sampel). Sebaliknya,
di lain pihak ada hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa ada
perbedaan antara parameter dan statistik (Emory dalam Sumarni dan
Wahyuni, 2006 : 112).
53
Dalam pengujian hipotesis digunakan uji signifikan Parsial (Uji-
t). Menurut Purwanto S.K. (2004 : 525 – 527) uji signifikan parsial adalah
untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh nyata atau tidak
terhadap variabel tidak bebas. Langkah-langkah dalam melakukan uji-t
adalah sebagai berikut :
a. Menentukan hipotesis
Variabel bebas berpengaruh tidak nyata apabila nilai
koefisiennya sama dengan nol, sedangkan variabel bebas akan
berpengaruh nyata apabila nilai koefisiennya tidak sama dengan
nol. Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
H0 : b1; b2; b3 ≤ 0
Ha : b1; b2; b3 > 0
b. Menentukan daerah kritis
Daerah kritis ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat bebas
yaitu n-k dan taraf nyata α.
c. Menentukan nilai t-hitung
Nilai t-hitung untuk koefisien b1, b2 dan b3 dapat dirumuskan
sebagai berikut :
t-hitung = 21
2
r
nr
54
Dimana : t-hitung : Nilai yang dicari
r : Koefisien korelasi
n : Jumlah sampel
d. Menentukan keputusan
Nilai thitung ≥ ttabel pada α 0,05 atau t-hitung pada p- value ≤ 0,05
maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Nilai thitung < ttabel pada α 0,05 atau t-hitung pada p-value > 0,05
maka H0 diterima dan Ha ditolak.
3. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga
dan keempat, yaitu :
1. Apakah sikap terhadap CSR berpengaruh pada kepuasan konsumen ?
2. Apakah sikap terhadap CSR berpengaruh pada minat beli konsumen ?
Persamaan regresi Linier Sederhana
Y = a + bX + e
Dimana:
A = Konstanta
b = Kemiringan garis regresi
Y = Variabel dependen
X = Variabel Independen
e = Simpangan Baku Estimasi (Error)
55
22
2
XXn
XYXXYa 22 XXn
YXXYnb
Untuk menghitung nilai a dan b dipakai rumus sebagai berikut :
Keterangan :
a. Untuk rumusan masalah ke tiga:
Y = Kepuasan konsumen
a = Nilai konstanta
b = Koefisien regresi sikap terhadap CSR
X = Sikap terhadap CSR
b. Untuk rumusan masalah ke empat:
Y = Minat beli
a = Nilai konstanta
b = Koefisien regresi sikap terhadap CSR
X = Sikap terhadap CSR
Untuk mengetahui adanya signifikansi variabel sikap terhadap CSR
pada kepuasan konsumen dan sikap terhadap CSR pada minat beli konsumen,
digunakan uji t (test) dengan rumus sebagai berikut:
56
t-hitung = 21
2
r
nr
Keterangan :
t : Nilai Hitung
r : Koefisien Korelasi
n : Jumlah Sampel
Dengan menggunakan analisis ini maka pengambilan keputusan
didasarkan pada :
Nilai thitung ≥ ttabel pada α 0,05 atau t-hitung pada p- value ≤ 0,05 maka
H0 ditolak dan Ha diterima.
Nilai thitung < ttabel pada α 0,05 atau t-hitung pada p-value > 0,05 maka
H0 diterima dan Ha ditolak.
57
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT Aqua Golden Mississippi atau yang terkenal dengan produknya yang
bermerek Aqua lahir atas ide almarhum Tirto Utomo (1930-1994). Beliau
menggagas lahirnya industri air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia
melalui PT Golden Mississippi pada tanggal 23 Februari 1973. Pabrik Aqua yang
pertama didirikan di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Percobaan produksi
dilaksanakan pada bulan Agustus 1974 dan produk komersil dimulai sejak
tanggal 1 Oktober 1974 dengan kapasitas produksi 6 juta liter setahun. Produk
pertamanya adalah Aqua botol kaca ukuran 950 ml yang kemudian disusul
dengan kemasan Aqua 5 galon, pada waktu itu juga masih terbuat dari kaca.
Tahun 1974 hingga tahun 1978 merupakan masa-masa sulit karena masih
rendahnya tingkat permintaan masyarakat terhadap produk Aqua. Selain itu pada
awalnya produk Aqua ditujukan untuk masyarakat golongan menengah atas, baik
perkantoran maupun rumah tangga dan restoran. Untuk dapat bangkit dari masa-
masa sulit tersebut maka Aqua mulai melakukan berbagai upaya dan kerja keras,
sehingga Aqua mulai dikenal oleh masyarakat sehingga penjualan dapat
ditingkatkan dan akhirnya titik impas berhasil dicapai pada tahun 1978. Salah
satu langkah yang dilakukan oleh Aqua adalah sejak 1981 mulai memproduksi
58
berbagai jenis kemasan baru dari kemasan plastik seperti 1500ml, 500ml, 220ml
dengan harga yang terjangkau sehingga produk Aqua dapat dijangkau oleh
masyarakat. Untuk tetap menjaga kualitas produk, maka pada tahun 1981 Aqua
memutuskan untuk mengganti bahan baku yang semula dari sumur bor ke mata
air pegunungan yang mengalir sendiri (self flowing spring).
Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat, lisensi untuk
memproduksi Aqua diberikan kepada PT Tirta Jayamas Unggul di Pandaan, Jawa
Timur pada tahun 1984 dan Tirta Dewata Semesta di Mambal, Bali pada tahun
1987. Hal yang sama juga diterapkan di berbagai daerah di Indonesia. Upaya
ekspor dirintis sejak tahun 1987 dan terus berjalan baik hingga kini mencakup
Singapura, Malaysia, Maldives, Fiji, Australia, Timur Tengah dan Afrika. Selain
itu Aqua juga melakukan kerjasama dengan Negara luar untuk memproduksi air
minum dalam kemasan. Salah satunya adalah Filipina yang telah berproduksi
sejak awal 1998. Sedangkan di Brunei Darussalam pada tahun 1991 juga
dilakukan kerja sama untuk memproduksi air minum dalam kemasan dengan
merek SEHAT. Nama tersebut dipilih dengan alasan tidak adanya sumber mata
air pegunungan yang memenuhi standar produksi Aqua, sehingga bahan bakunya
diambil dari sumur bor.
Seiring berjalannya waktu dengan semakin terjaminnya eksistensi
perusahaan Aqua, maka pada tanggal 1 Maret 1990 perusahaan Aqua
memutuskan untuk go-public sehingga nama PT Golden Mississippi dirubah
menjadi PT Aqua Golden Mississippi.
59
Pada tanggal 16 Juni 1994, dibentuk PT Tirta Investama sebagai induk
yang mengayomi unit-unit produksi Aqua yang tersebar diseluruh Indonesia dan
sekarang menjadi lebih dikenal sebagai Aqua Group, dengan total jumlah
karyawan lebih dari 7,400 orang. Pada tahun 1998, Aqua (yang berada di bawah
naungan PT Tirta Investama) melakukan langkah strategis untuk bergabung
dengan Group DANONE, yang merupakan salah satu kelompok perusahaan air
minum dalam kemasan terbesar di dunia dan ahli dalam nutrisi. Langkah ini
berdampak pada peningkatan kualitas produk, market share, dan penerapan
teknologi pengemasan air terkini.
Penyatuan Aqua dan grup DANONE pada tanggal 4 September 1998,
maka DANONE meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari
40% menjadi 74%, sehingga DANONE kemudian menjadi pemegang saham
mayoritas Aqua Group. Hal ini berdampak pada peningkatan kualitas produk dan
menempatkan Aqua sebagai produsen air mineral dalam kemasan yang terbesar
di Indonesia dengan dimilikinya 14 pabrik di seluruh Indonesia.
Aqua di bawah bendera DANONE-AQUA, kini memiliki lebih dari
1.000.000 titik distribusi yang dapat diakses oleh pelanggannya diseluruh
Indonesia dengan total kapasitas produksi dari seluruh pabrik Aqua adalah 1,665
milyar liter per tahun.
60
Kata Aqua berasal dari Bahasa Latin yang berarti air. Berikut akan
ditampilkan Logo dan Slogan dari Aqua:
Gambar 4.1
Logo dan Slogan Aqua
B. Visi dan Misi Aqua
1. Visi
Menjadi perusahaan air mineral bertaraf Internasional yang terkemuka dengan
memiliki mutu produk yang baik.
2. Misi
Dapat menyedikan produk yang diinginkan konsumen melalui inovasi produk
baru serta peningkatan kualitas yang memuaskan konsumen.
Slogan: Kemurnian Untuk Masa
Depan
61
C. Jenis Kemasan Produk Aqua
Saat ini produk Aqua terdiri dari beraneka kemasan dan ukuran, baik
kemasan sekali pakai (disposable) maupun kemasan ulang-alik (returnable).
a. Kemasan sekali pakai (disposable) terdiri atas :
Botol PET (Poly Ethelene Terephthalate):
1500 ml, 625 ml, 600 ml, 330 ml
Gelas plastik PP (Poly Propelene):
240 ml
b. Kemasan ulang-alik (returnable) terdiri atas :
Botol Kaca: 375 ml
Botol PC (Poly Carbonate): 5 Galon (19 lt)
Pada awalnya Aqua memproduksi botol-botol plastik untuk produknya
memakai bahan PVC (Poly Vinyl Chloride) yang kurang ramah lingkungan
karena menimbulkan hujan asam apabila dibakar. Untuk mengantisipasi
permasalahan tersebut maka pada tahun 1988 Aqua mengganti mesin produksi
dan bahan bakunya dengan PET (polyethylene terephthalate). Perusahaan Aqua
adalah perusahaan yang pertama kali menciptakan botol PET, dimana Botol PET
ciptaan Aqua ini sekarang menjadi standar dunia. Sedangkan di Eropa pada saat
itu masih memakai PVC sehingga Aqua mengambil langkah strategis menjadi
perusahaan yang pertama kali merubah botol bulat desain Eropa menjadi persegi
62
dan bergaris agar mudah dipegang. Selain itu gelas plastik 240 ml yang semula
berukuran 220 ml, diciptakan oleh Research & Development Aqua dan sekarang
menjadi sangat populer di Indonesia.
D. Sertifikasi dan Penghargaan
Pada tahun 1994 dan 1995, Aqua adalah AMDK pertama yang berhasil
memperoleh Sertifikat ISO 9002 untuk pabrik Bekasi, Citeureup dan Mekarsari,
menyusul kemudian pabrik Pandaan, pabrik Mambal, pabrik Subang, dan pabrik
Berastagi. Selain itu semua pabrik Aqua sedang di proses untuk mendapatkan
sertifikasi ISO 9002. Sertifikasi lain yang telah diperoleh yaitu untuk Good
Manufacturing Pratices atau Cara Produksi yang baik dari NSF (National
Sanitation Foundation). Pabrik yang telah memperoleh sertifikasi ini adalah
pabrik Bekasi, Citeureup, Mekarsari dan Pandaan. Kedua setifikasi ini diberikan
kepada perusahaan AMDK di Indonesia.
Pada awal 1999, Aqua berhasil memperoleh sertifikat SMK3 (Sertifikat
Mutu Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dan pada bulan Oktober 1999, 5 pabrik
Aqua di Bekasi, Bogor, Sukabumi, Pandaan dan Bali memperoleh sertifikat
HACPP (Hazard Abalysis Critical Control Point) dari SGS, Holland. HACCP
adalah suatu metoda untuk mengontrol kesalahan proses produksi yang bisa
mengakibatkan menurunnya kualitas produksi.
63
Pada tahun 1986, AQUA meraih “Asia Star Award” dari Tokyo, Jepang
dan pada tahun 1991 berhasil meraih “Management Award 1991” kategori
manajemen umum dalam program yang diselenggarakan oleh World Executive’s
Digest bersama Asian Institute of Management dan Japan Airlines.
Penghargaan lain yang diterima berupa “Piala Nusa Adi Kualita” untuk
kualitas manajemen perusahaan terbaik dari Kadin Jaya, dan penghargaan
sebagai Peserta Terbaik pada “Penilaian Penerapan Cara Produksi yang Baik”,
untuk kelompok industri air minum dalam kemasan, dalam rangka peringatan
Hari Pangan Sedunia pada tahun 1997. Pada kuwartal akhir tahun 1999, hasil
survey independen dari majalah Readers Digest di Singapura menempatkan
produk Aqua sebagai “Superbrand 1999” yang paling dikenal dan dipercaya
mutunya.
Pada bulan Oktober 1992, di Cincinnati, USA, penghargaan juga
diberikan kepada almarhum Tirto Utomo, dimana perintis air minum dalam
kemasan ini dinobatkan sebagai tokoh pencetus dan penggerak industri AMDK
dikawasan Asia dan Timur Tengah dan masuk dalam “Hall of Fame” industri
bottled Water. Beliau adalah orang Asia pertama yang memperoleh penghargaan
tersebut, dan dipilih dari nominasi yang berasal dari Asia, Amerika, Australia,
Canada, Eropa, Amerika Serikat dan Latin Amerika.
64
E. Aqua Peduli
Kepedulian Aqua dihadirkan melalui tiga kategori utama: konsumen,
lingkungan dan masyarakat. Berikut beberapa bentuk kepedulian Aqua terhadap
lingkungan :
1. AKSI mendukung program Dinas Kesehatan DKI Jakarta: inisiasi
menyusu dini.
2. Penghijauan di Depo kawasan dan pabrik Airmadidi.
3. Penjelasan penarikan produk.
4. Dari Danone untuk bintang kampus.
5. Karyawan AQUA dan petani bersihkan saluran kapiler.
6. Penghijauan di kaki gunung Klabat.
7. Sumbangan karyawan Aqua untuk anak-anak Aceh.
Beberapa kegiatan di atas adalah sebagian dari bentuk tanggung jawab
Aqua terhadap lingkungan. Hal ini dilakukan sebagai wujud betapa pedulinya
Aqua terhadap lingkungan. Untuk tetap memberikan kepedulian terhadap
lingkungan, maka Aqua berkomitmen untuk memperbaiki kualitas
perkembangan anak-anak melalui peluncuran program “Satu untuk Sepuluh”.
65
F. Program 1 Liter Aqua = 10 Liter Air Bersih
Azas dasar Kelompok Usaha DANONE adalah untuk menyediakan
produk yang sehat dan mengandung nutrisi tinggi yang dapat terjangkau dan
dikonsumsi oleh masyarakat luas. Sebagai bagian dari Kelompok Usaha
DANONE, Aqua juga memiliki komitmen untuk turut berusaha membantu
meningkatkan kesejahteraan Indonesia, tidak hanya melalui produk-produknya
namun juga melalui program-program yang diantaranya berkenaan dengan air
bersih dan sanitasi. Komitmen dari Aqua tersebut diwujudkan secara nyata
melalui program “Satu untuk Sepuluh”. Program pemberdayaan masyarakat ini
adalah bagian dari komitmen jangka panjang Aqua untuk membantu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Program yang dijalankan oleh Aqua dilakukan dengan mekanisme yang
unik dan inovatif yang mendorong keikutsertaan konsumen, karena kunci
keberhasilan program ini adalah konsumen. Program “Satu untuk Sepuluh”
dilakukan dengan meluncurkan produk Aqua dengan menggunakan label khusus.
Produk Aqua dengan label khusus ini diluncurkan pada periode Juli hingga
Oktober 2007, dimana setiap satu liter Aqua botol 600 ml dan 1500 ml berlabel
khusus yang terjual selama periode tersebut Aqua akan menyediakan 10 liter air
bersih untuk daerah yang kesulitan air yang dapat digunakan untuk masak, mandi
dan sebagainya. Pada periode promosi ini, 172.743.897 liter telah terjual (telah
direview oleh (Pricewaterhouse Coopers). Untuk lebih meningkatkan
66
kesejahteraan masyarakat di kawasan yang kesulitan akan akses air, maka Aqua
berkomitmen untuk menyediakan 1,7 milyar air bersih untuk anak-anak
Indonesia di daerah yang kekurangan air bersih.
Program satu untuk sepuluh bertujuan untuk membantu meningkatkan
kesehatan masyarakat Indonesia yang memerlukan dengan cara:
1. Memfasilitasi akses yang lebih baik pada air bersih.
2. Menyelenggarakan edukasi tentang gaya hidup sehat.
3. Melibatkan program pemberdayaan masyarakat demi kesinambungan
program
1. Satu untuk Sepuluh Tahun Pertama
Pada tahap pertama, Aqua bekerjasama dengan Action Contre Faim
(ACF), sebuah LSM Internasional, dimana lembaga ini bertujuan pada :
a. Fokus ACF seputar permasalahan penyediaan air bersih dan edukasi
higiene dan sanitasi telah diaplikasikan diseluruh dunia selama lebih dari
25 tahun.
b. Metode dan aplikasiACF seringkali menjadi acuan bagi LSM lain dalam
mengatasi masalah serupa.
67
Karena kesamaan fokus ACF dan tujuan Satu untuk Sepuluh inilah
Aqua dan ACF berhasil menjalin hubungan kemitraan yang handal.
2. Hasil Tahun Pertama
a. Peningkatan Akses Pada Air Bersih
Setelah berjalan selama satu tahun, kini lebih dari 12.000 jiwa
penduduk daerah Amanatun Utara dan Boking di NTT kini dapat
menikmati akses yang lebih baik pada air bersih yang diharapkan dapat
bertahan hingga setidaknya sepuluh tahun mendatang.
Dalam memfasilitasi akses yang lebih baik pada air bersih,
keberhasilan Program Satu untuk Sepuluh meliputi:
1. Peningkatan jumlah air bersih yang dikonsumsi per penduduk per hari
pada tingkat rumah tangga.
2. Pembangunan titik-titik air baru atau rehabilitasi titik-titik air yang
sudah ada.
3. Jarak yang lebih dekat dari pemukiman penduduk ke titik-titik air yang
juga berarti berkurangnya waktu yang diperlukan untuk mengambil
air.
68
Berikut tabel perwujudan program berdasarkan hasil survey KAP
(Kantor Akuntan Publik) pada peningkatan akses pada air bersih
Tabel 4.1
Perwujudan Program Peningkatan Akses Pada air bersih
Indikator Hasil Survey
Awal
Hasil Survey
KAP Tahun
Pertama
Jumlah air bersih yang dikonsumsi
per individu per hari pada tingkat
rumah tangga
11 Liter 15 Liter
Jarak tempuh rata-rata dari tempat
tinggal penduduk menuju titik
pengambilan air terdekat
680 Meter
199 Meter
Waktu rata-rata yang diperlukan
untuk mengambil air
46 Menit 20 Menit
Berkat pencapaian-pencapaian ini, maka taraf hidup dan tingkat
kesehatan penduduk di desa-desa yang berpartisipasi dalam program satu
untuk sepuluh telah membaik dibandingkan sebelumnya.
69
b. Kebiasaan Hidup Sehat
Bagian penting dari Program Satu untuk Sepuluh adalah penataran
tentang gaya hidup sehat, karena dalam rangka meningkatkan kesehatan,
selain perbaikan akses terhadap air bersih, gaya hidup sehat juga
memegang peranan yang penting.
Beberapa kebiasaan hidup sehat yang kini semakin menjadi
bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat desa-desa yang
berpartisipasi adalah:
1. Merebus air minum hingga mendidih sebelum dikonsumsi
2. Menyimpan air dalam wadah tertutup
3. Mandi dengan sabun
4. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah beraktivitas.
Berikut tabel perwujudan program berdasarkan hasil survey KAP
pada kebiasaan hidup sehat.
Tabel 4.2
Perwujudan Program Pada Kebisaan Hidup Sehat
Indikator Hasil Survey
Awal
Hasil Survey
KAP Tahun
Pertama
Persentase rumah tangga yang selalu
merebus air sebelum diminum
78% 90%
70
Persentase rumah tangga yang
menggunakan wadah penyimpanan air
yang terlindungi
78% 90%
Persentase rumah tangga yang
menggunakan sabun ketika mencuci
piring
58% 98%
Persentase rumah tangga yang mencuci
tangan sebelum makan
60% 69%
Berkat kebiasaan-kebiasaan hidup sehat ini, maka resiko terjangkit
penyakit yang disebabkan karena konsumsi air kurang bersih dan
kebiasaan yang kurang sehat dapat dikurangi.
c. Pemberdayaan Masyarakat
Untuk mengoptimalkan kelangsungan dan efek jangka panjang
program Satu untuk Sepuluh, maka pemberdayaan masyarakat setempat
menjadi bagian yang tak terpisahkan. ACF, mitra LSM Aqua, telah
membentuk “Komite Air” yang anggotanya adalah wakil penduduk
setempat, untuk merawat infrastruktur dan fasilitas yang telah didirikan.
71
Komite Air ini telah menjalani pelatihan dan telah diperlengkapi
untuk dapat mengemban tugasnya dengan baik, seperti yang telah
dibuktikan dengan hasil evaluasi setelah pelatihan.
3. Rencana Tahun Kedua
Pada tahun kedua Aqua akan terus meningkatkan kepedulian terhadap
lingkungan dengan terus mewujudkan program Satu untuk Sepuluh pada
beberapa daerah yang masih mengalami kesulitan akan akses air bersih.
Berikut adalah proyeksi untuk tahun kedua :
1. Tambahan sebesar 6.900 jiwa yang akan menerima bantuan.
2. Penambahan dan pemberdayaan komite air, yang akan menjaga
kelangsungan setiap titik pengambilan air.
3. Program edukasi perilaku sehat yang tetap berjalan.
4. Pelatihan LSM lokal untuk membantu memonitor proyek ini dalam
jangka panjang.
72
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan deskripsi tentang identitas responden dan analisis
kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin, umur, jurusan
atau program studi, usia, dan informasi responden tentang seberapa sering
menggunakan produk Aqua. Analisis kuantiatif terdiri dari uji instrumen (Validitas
dan Reliabilitas instrumen), analisis uji Asumsi Klasik, Regresi Linier Berganda,
Regresi Linier Sederhana, dan Uji-t. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana
“Pengaruh Program Corporate Sosial Responsibility pada Sikap Konsumen Terhadap
Aqua”. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak (software)
SPSS (Statistical Product and Service Solution) 15.0 for Windows (Evaluation
Version) dan Microsoft Office Excel ‘2007.
73
A. Identitas Responden
Data identitas responden diperoleh melalui perhitungan statistik deskriptif,
yaitu sebagai berikut :
1. Jenis Kelamin Responden
Identitas responden berdasarkan jenis kelamin dapat ditunjukkan pada
tabel berikut :
Tabel 5.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Pria 49 49%
Wanita 51 51%
Total 100 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2009.
Berdasarkan Tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa responden berjenis
kelamin pria yaitu sebanyak 49 orang atau sebesar 49% dan responden
berjenis kelamin wanita sebanyak 51 orang atau sebesar 51%.
74
2. Usia Responden
Dalam penelitian ini usia responden dikelompokkan menjadi empat
kelompok usia, seperti yang tercantum pada Tabel 5.2 berikut ini :
Tabel 5.2
Identitas Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase
16 tahun -18 tahun 11 11%
19 tahun - 21 tahun 65 65%
22 tahun - 24 tahun 20 20%
>24 tahun 4 4 %
Total 100 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2009.
Berdasarkan Tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa responden
didominasi oleh kelompok umur 19 tahun - 21 tahun, yaitu 65 responden,
yang disusul oleh kelompok umur 22 tahun - 24 tahun, yaitu 20 responden,
kemudian disusul oleh kelompok umur 16 tahun -18 tahun, yaitu sebesar 11
responden dan lebih dari 24 tahun yaitu 4 responden.
75
3. Program Studi atau Jurusan Responden
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil responden dari kampus I
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan latar belakang program studi
atau jurusan yang ada di kampus I tersebut. Hasil analisis data berdasarkan
program studi atau jurusan dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 5.3
Identitas Responden Berdasarkan Program Studi atau Jurusan
Program Studi Jumlah Persentase
Manajemen 25 25%
Akuntansi 22 22%
Sastra Inggris 14 14%
Sastra Indonesia 3 3%
Pendidikan Bahasa Inggris 13 13%
Pendidikan Ekonomi 3 3%
Pendidikan Akuntansi 4 4%
Pendidikan Sejarah 12 12%
PBSID 2 2%
Bimbingan Konseling 2 2%
Total 100 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2009.
76
Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa responden banyak
berasal dari program studi Manajemen yang berjumlah 25 responden (25%),
disusul program studi Akuntansi yang berjumlan 22 responden (22%), progam
studi Sastra Inggris sebanyak 14 responden (14%), program studi Pendidikan
Bahasa Inggris sebanyak 13 responden (13%), proram studi Pendidikan
Sejarah 12 responden (12%), program studi Pendidikan Akuntansi sebanyak 3
responden (3%), program studi Sastra Indonesia sebanyak 3 responden (3%),
program studi PBSID sebanyak 2 responden (2%), dan program studi
Bimbingan Konseling sebanyak 2 responden (2%).
4. Uang Saku Rata-rata Perbulan Responden
Berdasarkan besar uang saku rata-rata perbulan, responden dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok, seperti yang tercantum pada Tabel 5.4
berikut ini :
Tabel 5.4
Identitas Responden Berdasarkan Uang Saku Rata-rata Perbulan
Responden
Uang Saku Rata-Rata Perbulan Jumlah Persentase
Kurang dari Rp. 500.000,- 35 35%
Rp.500.000,- - Rp.800.000,- 50 50%
Lebih dari Rp. 800.000,- 15 15%
Total 100 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2009.
77
Berdasarkan Tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa responden
didominasi oleh kelompok uang saku rata-rata perbulan sebesar Rp.500.000,-
- Rp.800.000,- yaitu 50 (50%) responden, yang disusul oleh kelompok uang
saku rata-rata perbulan kurang dari Rp.500.000,- yaitu 35 (35%) responden,
dan uang saku lebih dari Rp.800.000,- yaitu 15 (15%) responden.
5. Informasi Tentang Seberapa Sering Menggunakan Produk Aqua
Berdasarkan seberapa sering menggunakan produk aqua, responden
dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, seperti yang tercantum pada
Tabel 5.5 berikut ini:
Tabel 5.5
Identitas Responden Berdasarkan Seberapa Sering Menggunakan Produk
Aqua
Seberapa Sering Jumlah Persentase
Setiap hari 61 61%
Jarang 25 25%
Untuk acara khusus saja 4 4%
Untuk acara di luar rumah saja 5 5%
Total 100 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2009.
Berdasarkan Tabel 5.6 di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan,
seberapa sering menggunakan produk Aqua, responden didominasi oleh
kelompok yang menggunakan produk Aqua setiap hari, yaitu 61 (61%)
78
responden, disusul kelompok yang mengunakan produk Aqua dengan jarang,
yaitu 25 (25%) responden, kemudian kelompok yang menggunakan produk
Aqua untuk acara khusus saja sebanyak 4 (4%) responden, dan kelompok
yang menggunakan produk Aqua untuk acara di luar rumah saja, yaitu 5 (5%).
B. Analisis Kuantitatif
1. Hasil Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan dengan rumus
Product Moment (Pearson) antara masing-masing item yang mengukur suatu
skala dengan skor total skala tersebut. Kriteria yang digunakan adalah bila
nilai koefisien korelasi item total lebih besar dari nilai r tabel, maka item yang
bersangkutan dapat dinyatakan valid atau apabila nilai probabilitas korelasi
lebih kecil dari taraf signifikan (α) sebesar 0.05. (Singarimbun dan Effendi,
1995 : 123).
Untuk responden yang berjumlah 100, dapat diperoleh derajat bebas
(df) sebesar N – 2 (100 – 2 = 98). Untuk df = 98 dan nilai alpha 5% (satu sisi),
diperoleh nilai r tabel sebesar 0,197. Nilai r tabel ini selanjutnya digunakan
untuk kriteria validitas item-item kuesioner. Untuk dapat dinyatakan valid,
koefisien korelasi item total harus lebih besar dari 0,197.
79
Tabel 5.6
Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Variabel r item-total r tabel Status
Skeptisme Terhadap Iklan
1
2
3
4
0,750
0,822
0,808
0,802
0,197
0,197
0,197
0,197
Valid
Valid
Valid
Valid
Tanggung Jawab Pribadi dan
Sosial
1
2
3
4
5
0,816
0,707
0,807
0,798
0,521
0,197
0,197
0,197
0,197
0,197
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Jaringan Sosial
1
2
3
4
5
0,168
0,131
0,729
0,788
0,685
0,197
0,197
0,197
0,197
0.197
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Kepuasan Konsumen
1
2
3
4
0,734
0,830
0,821
0,855
0,197
0,197
0,197
0,197
Valid
Valid
Valid
Valid
80
Minat beli konsumen
1
2
3
0,829
0,800
0,822
0,197
0,197
0,197
Valid
Valid
Valid
Sikap Konsumen
1
2
3
0,819
0,817
0,844
0,197
0,197
0,197
Valid
Valid
Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2009.
Dari tabel 5.6 di atas dapat disimpulkan bahwa tidak semua item-item
instrumen penelitian dinyatakan valid karena ada beberapa item yang
memiliki nilai ritem-total yang lebih kecil dari rtabel. Dengan demikian setelah
menghilangkan 2 item yang tidak valid tersebut maka kuesioner dinyatakan
valid dan data yang diperoleh dapat dianalisis lebih lanjut untuk pengujian
hipotesis.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan
teknik Cronbach’s Alpha. Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi
0,05, artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai Alpha lebih besar
dari r kritis product moment. Atau bisa menggunakan batasan tertentu seperti
81
0,60. Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2008 : 26), reliabilitas kurang dari 0,6
adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.
Setelah diuji validitasnya maka item-item yang tidak valid dihilangkan dan
item yang valid dimasukkan ke dalam uji Reliabilitas.
Hasil analisis reliabilitas instrumen, yang didasarkan pada kriteria
Cronbach’s Alpha disajikan dalam Tabel 5.7 berikut ini.
Tabel 5.7
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Nilai Cronbach’s
Alpha Kesimpulan
Skeptisme Terhadap Iklan 0,802 Reliabel
Tanggung Jawab Pribadi dan Sosial 0,772 Reliabel
Jaringan Sosial 0,745 Reliabel
Kepuasan Konsumen 0,815 Reliabel
Minat Beli 0,749 Reliabel
Sikap Konsumen 0,768 Reliabel
Sumber : Data Primer Diolah, 2009.
Dari hasil analisis pada tabel 5.7 di atas dapat dilihat bahwa setiap
instrumen variabel memiliki nilai realibilitas yang memenuhi syarat dan
dinyatakan reliabel, karena nilai Cronbach’s Alpha berada di atas 0,600.
82
3. Analisis Persentase
Analisis Sikap Konsumen Terhadap CSR
Untuk skor sikap konsumen yang akurat, item berjumlah 3 dengan
skor: 1,2,3,4,5, dimana berdasarkan perhitungan instrumen dengan
mengunakan Skala Likert diperoleh :
- Total skor terkecil 3 x 1 = 3
- Total skor terbesar 3 x 5 = 15
Dalam menentukan interval yang digunakan untuk membentuk skala
sikap konsumen digunakan rumus sturges (Alfagrita, 1994):
Ci =K
Range
Dimana :
Ci = Interval kelas
R = Selisih nilai data tertinggi dengan nilai data terendah
(Range)
K = Jumlah kelas
Berdasarkan Skala Likert jumlah Kelas Interval digunakan sebanyak 5 Kelas.
Ci = 5
315= 2,4 = 2
83
Dari hasil analisis data persentase diketahui sikap konsumen terhadap
CSR. Hasil data yang lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.8
Kategori Skor Sikap Konsumen Terhadap CSR
Sikap Konsemen
Kategori Rentang
Skor
Jumlah
Responden
Persentase
%100xN
nxP
14 - 15 12 12% Sangat Tinggi
12 - 13 62 62% Tinggi
10 - 11 18 18% Sedang
8 - 9 8 8% Rendah
6 – 7 0 0% Sangat Rendah
Total 100 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2009.
Berdasarkan tabel 5.8 di atas diperoleh hasil yang termasuk kategori
tinggi berjumlah 62 responden (62%). Berdasarkan data tersebut maka
kategori tinggi menduduki jumlah responden dan persentase tertinggi
dibandingkan kategori lain. Melihat fakta ini, maka dapat disimpulkan bahwa
62% responden mempunyai sikap yang positif terhadap CSR. Hal ini
tercermin dari beberapa bukti sebagai berikut :
84
1. Responden mempunyai perasaan yang positif terhadap tanggung jawab
sosial perusahaan yang dilakukan oleh Aqua.
2. Responden merasa senang terhadap tanggung jawab sosial perusahaan
yang dilakukan oleh Aqua.
3. Responden merasa mendukung tanggung jawab sosial perusahaan yang
dilakukan oleh Aqua.
4. Hasil Uji Asumsi Klasik
Menurut Sunyoto (2007 : 89 – 105), persamaan regresi yang baik
adalah persamaan yang memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut: tidak
terjadi Multikolinieritas, tidak terjadi Heteroskedastisitas, data berdistribusi
normal, dan tidak terjadi Autokorelasi.
Berdasarkan pendapat Sunyoto di atas maka model dalam penelitian
ini akan dilihat sejauh mana persamaan regresi tersebut memenuhi atau tidak
memenuhi asumsi-asumsi.
85
a. Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas
Tabel 5.9
Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas
Variabel
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Skeptisme terhadap iklan (X1)
Tanggung jawab pribadi dan sosial (X2)
Jaringan sosial (X3)
0.990
0.995
0,987
1,010
1,005
1,013
Sumber : Data Primer Diolah, 2009.
Jika menggunakan alpha / tolerance = 5% atau 0,05, maka VIF = 5.
Dari output diperoleh hasil VIF hitung < VIF (VIF Skeptisme terhadap
iklan = 1,010, VIF Tanggung jawab pribadi dan sosial = 1,005, dan VIF
Jaringan sosial = 1,013), maka dapat disimpulkan bahwa antar variabel
bebas tidak terjadi Multikolinieritas.
b. Hasil Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil pengolahan data (gambar Scatterplot)
menggunakan SPSS 15.0 For Windows (Evaluation Version) didapatkan
titik-titik menyebar di bawah dan di atas sumbu Y, dan tidak mempunyai
86
pola yang teratur, jadi kesimpulannya variabel bebas tidak terjadi
Heteroskedastisitas atau bersifat Homoskedastisitas.
c. Hasil Uji Asumsi Klasik Normalitas
Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS 15.0 For Windows
(Evaluation Version) diperoleh grafik histogram yang menunjukkan garis
kurva normal, berarti data yang diteliti berdistribusi normal. Demikian juga
dari normal probability plots menunjukkan berdistribusi normal juga
karena garis (titik-titik) mengikuti garis diagonal. Jadi dapat disimpulkan
bahwa data variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi normal.
d. Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi
Tabel 5.10
Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi
Model Durbin-Watson
1 1,871
Sumber : Data Primer Diolah, 2009.
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SPSS 15.0 For
Windows (Evaluation Version) diperoleh nilai Durbin-Watson (DW)
sebesar 1,871. Karena nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW ≤
+2, maka dapat disimpulkan tidak terjadi Autokorelasi.
87
5. Analisis Regresi Linier Berganda
Adapun hasil regresi berganda dengan menggunakan SPSS adalah
sebagai berikut :
Tabel 5.11
Hasil Analisis Regresi
Variabel Beta thitung Sig (p value)
(Constant) 6,133 4.379 .000
Skeptisme terhadap Iklan 0,066 .953 .343
Tanggung jawab pribadi dan sosial 0,274 5.481 .000
Jaringan sosial -0,054 -.859 .392
Sumber: Hasil Pengolahan Komputer dengan SPSS
Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi sebagai
berikut :
Y = 6,133a** + 0,066 X1 + 0,274 X2**– 0,054X3.
Keterangan:
** = p value ≤ 0,05
Dari hasil analisis regresi berganda tiga variabel bebas diperoleh
koefisien determinasi R2 sebesar 0,247. Besaran R
2 ini menunjukkan bahwa
0,247 atau sekitar 24,7% perubahan-perubahan pada Y yaitu sikap terhadap
CSR dapat dijelaskan oleh ketiga variabel bebas yaitu skeptisme terhadap
iklan, tanggung jawab pribadi dan sosial, dan jaringan sosial, sedangkan
75,3% dijelaskan oleh variabel lainnya.
88
6. Regresi Linier Sederhana
a. Regresi sikap terhadap CSR pada kepuasan konsumen
Adapun hasil regresi linier sederhana dengan menggunakan SPSS
adalah sebagai berikut :
Tabel 5.12
Hasil Analisis Regresi
Variabel Beta thitung Sig (p value)
(Constant) 7,379 4.354 .000
Sikap terhadap CSR 0,733 5.194 .000
Sumber: Hasil Pengolahan Komputer dengan SPSS
Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi sebagai
berikut :
Y = 7,379a**+ 0,733 x**
Keterangan:
** = p value ≤ 0,05
Hasil analisis menunjukkan koefisien determinasi (R2) sebesar
0,216. Hal ini dapat diartikan bahwa 21,6% perubahan-perubahan pada Y
yaitu kepuasan konsumen dapat dijelaskan oleh variabel bebas yaitu sikap
terhadap CSR, sedangkan 78,4% dijelaskan oleh variabel lain.
89
b. Regresi sikap terhadap CSR pada minat beli
Adapun hasil regresi linier sederhana dengan menggunakan SPSS
adalah sebagai berikut :
Tabel 5.13
Hasil Analisis Regresi
Variabel Beta thitung Sig (p value)
(Constant) 5,774 4.835 .000
Sikap terhadap CSR 0,441 4.442 .000
Sumber: Hasil Pengolahan Komputer dengan SPSS
Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi sebagai
berikut :
Y = 5,774a** + 0,441 x**
Keterangan:
** = p value ≤ 0,05
Hasil analisis menunjukkan koefisien determinasi (R2) sebesar
0,168. Hal ini dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh sikap terhadap
CSR pada minat beli konsumen adalah 16,8%, sedangkan 83,2%
dipengaruhi oleh variabel lain.
90
C. Pembahasan
1. H1 : Konsumen mempunyai sikap yang positif terhadap program CSR yang
dijalankan oleh perusahaan
Beradasarkan hasil analisis data menggunakan teknik analisis persentase
dan skala Sturges, maka 62% responden mempunyai sikap yang positif
terhadap CSR. Jadi disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal
ini tercermin dari responden mempunyai perasaan yang positif terhadap
tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan oleh Aqua, responden
merasa senang terhadap tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan
oleh Aqua dan responden merasa mendukung tanggung jawab sosial
perusahaan yang dilakukan oleh Aqua.
2. a. H2a : Semakin rendah skeptisme terhadap iklan maka semakin positif sikap
terhadap CSR
Berdasarkan hasil analisis regresi, maka hipotesis alternatif (Ha)
ditolak dan diperoleh hasil yang menyatakan bahwa semakin meningkat
skeptisme terhadap iklan maka sikap terhadap CSR juga semakin
meningkat. Hal ini mungkin disebabkan karena konsumen merasa sangat
terlibat dengan isu yang diusung oleh iklan CSR tersebut. Seperti kita
ketahui, banyak diberbagai daerah di Indonesia, air bersih merupakan
permasalahan klasik. Selain itu tingginya skeptisme terhadap klaim dalam
iklan tentunya oleh sebagian konsumen tidak menjadi permasalahan karena
91
konsumen tersebut sudah terlanjur loyal pada produk yang diiklankan. Hal
ini dapat terlihat pada iklan Aqua, dimana iklan Aqua ini diperlakukan lain
oleh responden terutama karena responden memiliki sikap yang sangat
positif terhadap produk Aqua itu sendiri.
b. H2b : Semakin tinggi tanggung jawab pribadi dan sosial maka semakin
positif sikap terhadap CSR
Berdasarkan hasil analisis regresi, maka hipotesis alternatif (Ha)
diterima dan diperoleh hasil yang menyatakan bahwa semakin tinggi
tanggung jawab pribadi dan sosial maka semakin positif sikap terhadap
program CSR.
Kesadaran tingkat tinggi dianggap sebagai perwujudan tanggung
jawab pribadi, sedangkan kepedulian terhadap lingkungan dianggap
sebagai perwujudan tanggung jawab sosial. Hal ini berarti bahwa
konsumen yang mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi serta
mempunyai tingkat kepedulian terhadap lingkungan akan mempengaruhi
secara positif sikap konsumen dalam mendukung program CSR yang
dijalankan oleh perusahaan Aqua.
92
c. H2c : Semakin luas jaringan sosial maka semakin positif sikap terhadap
CSR
Berdasarkan hasil analisis regresi, maka hipotesis alternatif (Ha)
ditolak dan diperoleh hasil yang menyatakan bahwa semakin luas jaringan
sosial maka semakin rendah sikap terhadap program CSR. Hal ini mungkin
disebabkan karena sikap tersebut terbentuk secara individual terutama
karena kasus yang diangkat oleh Aqua yaitu tentang kekurangan akan air
bersih bisa jadi merupakan pengalaman personal yang dialami oleh
sebagian besar responden.
3. H3 : Sikap terhadap CSR berpengaruh positif pada kepuasan konsumen
Berdasarkan hasil analisis regresi, maka hipotesis alternatif (Ha)
diterima dan diperoleh hasil yang menyatakan sikap terhadap CSR
berpengaruh positif pada kepuasan konsumen.
Kepuasan konsumen merupakan perasaan senang atau kecewa dari
seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsinya terhadap
kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Konsumen akan merasa puas
apabila kinerja suatu produk lebih tinggi dari harapannya. Hal ini
mengindikasikan bahwa kinerja Aqua dengan adanya program CSR lebih
tinggi bila dibandingkan dengan harapan konsumen sehingga konsumen
merasa puas.
93
4. H4 : Sikap terhadap CSR berpengaruh positif pada minat beli konsumen
Berdasarkan hasil analisis regresi, maka hipotesis alternatif (Ha)
diterima dan diperoleh hasil yang menyatakan sikap terhadap CSR
berpengaruh positif pada minat beli konsumen.
Minat beli konsumen merupakan pengambilan keputusan setelah
melalui beberapa pertimbangan dan seleksi. Program CSR yang dijalankan
oleh perusahaan merupakan salah satu pertimbangan dari konsumen sebelum
melakukan pembelian, sehingga berdasarkan hasil analisis sikap terhadap CSR
berpengaruh positif pada minat beli konsumen.
94
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI PADA PENELITIAN
SELANJUTNYA
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Konsumen mempunyai sikap yang positif terhadap program CSR dengan
kampanye “Satu untuk Sepuluh” yang dijalankan oleh perusahaan air minum
Aqua. Hal ini dibuktikan dengan perolehan hasil dalam kategori yang tinggi
yang berjumlah sebesar 62%, dimana ini tercermin dari responden mempunyai
perasaan yang positif terhadap tanggung jawab sosial perusahaan yang
dilakukan oleh Aqua, responden merasa senang terhadap tanggung jawab
sosial perusahaan yang dilakukan oleh Aqua dan responden merasa
mendukung tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan oleh Aqua.
2. Kesimpulan tentang karakteristik psikografis konsumen yang mempunyai
sikap paling positif terhadap program CSR, yaitu:
a. Berdasarkan hasil analisis tentang skeptisme terhadap iklan disimpulkan
bahwa hipotesis alternatif (Ha) ditolak dan diperoleh hasil yang
menyatakan bahwa semakin meningkat skeptisme terhadap iklan maka
sikap terhadap CSR juga semakin meningkat. Hal ini mungkin
disebabkan karena konsumen merasa sangat terlibat dengan isu yang
95
diusung oleh iklan CSR tersebut. Seperti kita ketahui, banyak diberbagai
daerah di Indonesia, air bersih merupakan permasalahan klasik. Selain itu
tingginya skeptisme terhadap klaim dalam iklan tentunya oleh sebagian
konsumen tidak menjadi permasalahan karena konsumen tersebut sudah
terlanjur loyal pada produk yang diiklankan. Hal ini dapat terlihat pada
iklan Aqua, dimana iklan Aqua ini diperlakukan lain oleh responden
terutama karena responden memiliki sikap yang sangat positif terhadap
produk Aqua itu sendiri.
b. Berdasarkan hasil analisis tentang tanggung jawab pribadi dan sosial
disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima dan diperoleh hasil
yang menyatakan bahwa semakin tinggi tanggung jawab pribadi dan
sosial maka semakin positif sikap terhadap program CSR.
c. Berdasarkan hasil analisis tentang jaringan sosial disimpulkan bahwa
hipotesis alternatif (Ha) ditolak dan diperoleh hasil yang menyatakan
bahwa semakin luas jaringan sosial maka semakin rendah sikap terhadap
program CSR. Hal ini mungkin disebabkan karena sikap tersebut
terbentuk secara individual terutama karena kasus yang diangkat oleh
Aqua yaitu tentang kekurangan akan air bersih bisa jadi merupakan
pengalaman personal yang dialami oleh sebagian besar responden.
96
3. Kesimpulan tentang sikap terhadap CSR berpengaruh positif pada kepuasan
konsumen.
Berdasarkan hasil analisis regresi, maka hipotesis alternatif (Ha)
diterima dan diperoleh hasil yang menyatakan bahwa sikap terhadap CSR
berpengaruh positif pada kepuasan konsumen.
Kepuasan konsumen merupakan perasaan senang atau kecewa dari
seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsinya terhadap
kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Konsumen akan merasa puas
apabila kinerja suatu produk lebih tinggi dari harapannya. Hal ini
mengindikasikan bahwa kinerja Aqua dengan adanya program CSR lebih
tinggi bila dibandingkan dengan harapan konsumen sehingga konsumen
merasa puas.
4. Kesimpulan tentang sikap terhadap CSR berpengaruh positif pada minat beli
konsumen.
Berdasarkan hasil analisis regresi, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima
dan diperoleh hasil yang menyatakan bahwa sikap terhadap CSR berpengaruh
positif pada minat beli konsumen.
Minat beli konsumen merupakan pengambilan keputusan setelah melalui
beberapa pertimbangan dan seleksi. Program CSR yang dijalankan oleh
perusahaan merupakan salah satu pertimbangan dari konsumen sebelum
97
melakukan pembelian, sehingga berdasarkan hasil analisis sikap terhadap CSR
berpengaruh positif pada minat beli konsumen.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, ada saran yang dapat dikemukan
penulis bagi pihak pemasar (pihak perusahaan Aqua) atau bagi perusahaan
lain yang terkait dengan penerapan program CSR. Saran tersebut antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan Aqua
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat diketahui bahwa
tanggung jawab pribadi dan sosial adalah karakteristik psikografis
konsumen yang mempunyai sikap paling positif terhadap program CSR.
Hasil penelitian juga membuktikan bahwa sikap terhadap CSR
berpengaruh positif pada kepuasan konsumen dan minat beli konsumen.
Secara keseluruhan konsumen mempunyai sikap yang positif terhadap
CSR yang dijalankan oleh perusahaan Aqua. Jadi, perusahaan Aqua
sebaiknya terus mempertahankan bentuk tanggung jawab sosial dengan
kampanye “Satu untuk Sepuluh” yang sudah diterapkan serta tetap terus
memberikan perhatian pada lingkungan dengan bentuk program tanggung
jawab sosial yang lain. Penerapan program CSR penting bagi perusahaan
dengan alasan melalui program CSR perusahaan tidak melupakan
peranannya sebagai agen perbaikan untuk eksistensi perusahaan di masa
98
yang akan datang. Penerapan program CSR itu sendiri juga akan
membawa citra perusahaan yang semakin baik di mata konsumen,
sehingga konsumen akan loyal dan memberi perhatian yang positif
terhadap perusahaan. Secara tidak langsung dengan program CSR
perusahaan dapat menarik minat konsumen untuk ikut berpartisipasi
dalam memberikan sumbangan perhatian pada masyarakat luas yang
membutuhkan.
2. Bagi perusahaan lain yang terkait dengan penerapan program CSR.
Bagi perusahaan yang sudah menerapkan CSR, sebaiknya terus
dipertahankan, karena penerapan CSR akan memberikan manfaat yang
positif bagi perusahaan. Hal ini terbukti dengan hasil penelitian yang
sudah dilakukan, dimana konsumen akan menunjukkan sikap yang positif
terhadap CSR yang dijalankan oleh perusahaan. Penerapan program CSR
itu sendiri juga akan membawa citra perusahaan yang semakin baik di
mata konsumen, sehingga konsumen akan loyal dan memberi perhatian
yang positif terhadap perusahaan. Secara tidak langsung dengan program
CSR perusahaan dapat menarik minat konsumen untuk ikut berpartisipasi
dalam memberikan sumbangan perhatian pada masyarakat luas yang
membutuhkan. Hal ini terbukti dari program CSR yang dijalankan oleh
Aqua, dimana satu liter Aqua yang dibeli konsumen dengan label khusus
maka konsumen akan memberikan sumbangan sepuluh liter air bersih
untuk masyarakat yang kesulitan akan akses air bersih.
99
Bagi perusahaan lain yang belum melakukan CSR, sebaiknya
jangan ragu untuk mulai menerapkan program CSR. Seperti yang sudah
dijelaskan diatas bahwa program CSR itu sendiri akan memberikan
manfaat yang positif bagi perusahaan. CSR ini penting bagi perusahaan
karena akan membentuk sikap yang positif dari konsumen terhadap
perusahaan, maka dari itu konsumen akan mejadi loyal terhadap
perusahaan sehingga akan menjamin eksistensi perusahaan di masa yang
akan datang.
C. Implikasi Pada Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini sebatas menjelaskan pengaruh program CSR pada sikap
terhadap Aqua. Maka ada beberapa implikasi bagi penelitian selanjutnya antara
lain:
1. Populasi yang dijadikan subjek penelitian sebaiknya diperluas karena pada
penelitian ini populasi yang dijadikan subjek penelitian hanyalah sebatas pada
mahasiswa.
2. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya peneliti melakukan penelitian pada
level yang lebih tinggi tentang pengaruh program CSR, seperti meneliti
tentang sejauh mana pengaruh program CSR yang dijalankan oleh perusahaan
terhadap motivasi perusahaan lain untuk melakukan program CSR.
100
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya menganalisis karakteristik psikografis
konsumen yang lain yang akan membentuk sikap paling positif terhadap
program CSR, seperti misalnya Self-confidence (percaya diri), Public self-
consciousness (kesadaran public), ataupun Interpersonal Trust (kepercayaan
terhadap orang lain), karena pada penelitian ini hanya menganalisis
karakteristik psikografis konsumen berdasarkan skeptisme terhadap iklan,
tanggung jawab pribadi dan sosial, dan jaringan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
“Antecedents of Consumer Attitudes Toward Cause-Related Marketing”. March
(2008). Journal of Advertising Research.
Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu
Assael, Hery. 1995. Consumer Behavior and Marketing Action, Fifth Edition: South
Weatern College Publishing. Boston: International Thompsun
Publishing.
Charan, Ram. 2007. Keterampilan yang Menjadi Ciri Pemimpin Sukses. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama. Dalam (www.csrindonesia.com).
“Corporate Social Responsibility, Customer Satisfaction”. October (2006). Journal of
Marketing.
Daniri, Achmad, Mas. Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Dalam
(www.csrindonesia.com).
Djarwanto Ps & Pangestu, Subagyo. 2000. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE
UGM.
Engel, F.James, dkk. 1994. Perilaku Konsumen Jilid 1. Jakarta: Binapura Aksara.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran Edisi Millenium. Jakarta: PT
Prinhalindo.
............................2002. Manajemen Pemasaran Edisi Millenium. Jakarta: PT
Prinhalindo.
Kotler, Philip, & Nancy, Lee. 2005. Corporate Social Responsibility: Doing The
Most Good For Your Company and Your Couse. John Wiley and Sons,
Inc., Hoboken, New Jersey. Dalam (www.csrindonesia.com).
Kotler, Keller. Edisi 12. 2007. Manajemen Pemasaran (terjemahan). Jakarta: PT
Indeks.
Loudon, David and Albert J, Della, Bitta. 1993. Consumer Behavior, Concept and
Application. Second Edition. Singapore: McGraw-Hill.
Morimoto, Ash dan Hope. 2004. Corporate Social Responsibility Audit: From Theory
to Practice. Cambridge: The Judge Institute of Management,
University of Cambridge. Dalam (www.csrindonesia.com).
Purwanto S.K., Suharyadi. 2004. Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan
Modern. Jilid II. Jakarta: Salemba Empat.
Rangkuti, Freddy. 1997. Riset Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Schiffman, Leon G., L.L. Kanuk. 2004. Consumer Behavior, 8th ed., Englewood
Cliff, New Jersey: Prentice Hall Inc.
......................................................... 2007. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Indeks
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Embat.
Sunyoto, Danang. 2007. Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat. Yogyakarta: Amara
Books.
Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta : Andi Offset.
Sugiyono. 1999. Statistik Untuk Penelitian. Cetakan Kedua. Bandung: Alfabeta.
Tjiptono, Fandi. 2000. Perspektif Manajemen dan Pemasaran Kontem Porer.
Yogyakarta: Andi Offset.
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Cetakan Pertama.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho
Publishing. Dalam (www.csrindonesia.com).
Widayat, Amirullah. 2002. Riset Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wikipedia (2008), Corporate Social Responsibility, http://en.wikipedia.
org/wiki/Corporate social_responsibility.
Wikipedia (2008), Memahami Corporate Social Responsibility Sebagai Wujud
Investasi Perusahaan.
www.csrindonesia.com......................... Aktivis Lingkar Studi CSR.
www.aqua.com.....................................CSR Aqua.
PENGARUH PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA
SIKAP KONSUMEN TERHADAP AQUA
Studi Kasus pada Mahasiswa Kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Kepada Yth.
Mahasiswa/i
Di Kampus I Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Dengan hormat,
Bersama dengan ini saya beritahukan bahwa saya:
Nama : Joni
NIM : 052214144
Fak / Prodi : Ekonomi / Manajemen
Sedang dalam tahap penyusunan skripsi, bermaksud untuk melakukan penelitian
tentang “Pengaruh Program Corporate Social Responsibility Pada Sikap Konsumen
Terhadap Aqua: Studi Kasus Pada Mahasiswa Kampus 1 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta”.
Untuk mendukung penyusunan skripsi khususnya dalam pengumpulan data, saya
mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner berikut ini secara jujur.
Penelitian yang dilakukan hanya bersifat keilmuan dan data yang terkumpul tidak
digunakan untuk hal-hal yang merugikan.
Atas kesediaan dan kerjasama Anda, saya mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Joni
BAGIAN I
IDENTITAS RESPONDEN
Coret yang tidak perlu untuk tanda*) atau isilah titik-titik atau berilah tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban
yang sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya.
1. Nama: ……………….....................................(opsional)
2. Jenis Kelamin : L / P*)
3. Umur:
a. 16 - 18 th
b. 19 - 21 th
c. 22 - 24 th
d. >24 th
4. Fakultas: ……………………………………………....
5. Prodi: ………………………………………………….
6. Angkatan: ……………………………………………..
7. Uang saku rata-rata anda perbulan :
a. < Rp. 500.000,-
b. Rp.500.000,- Rp.800.000,-
c. > Rp. 800.000,-
8. Seberapa sering Anda menggunakan produk Aqua ?
a. Setiap hari
b. Jarang
c. Untuk acara khusus saja
d. Untuk acara di luar rumah saja
BAGIAN II
TENTANG SIKAP KONSUMEN
Untuk pertanyaan bagian ke II silakan Anda memberi jawaban sesuai dengan pendapat Anda dengan cara memberi tanda
check list (√) pada jawaban yang Anda anggap paling sesuai. Setiap pernyataaan mempunyai 5 alternatif jawaban:
- Sangat Setuju (SS) - Tidak Setuju (TS)
- Setuju (S) - Sangat Tidak Setuju (STS)
- Netral (N)
A. Bagian I
No. Pertanyaan SS S N TS STS
1. Iklan cenderung menghina atau mencemoohkan kecerdasan saya
2. Saya menghindari membeli produk yang diiklankan dengan
menampilkan terlalu banyak klaim yang berlebih-lebihan
3. Iklan TV terlalu banyak memberi perhatian pada kekerasan
4. Iklan yang secara langsung ditujukan pada anak-anak tidak
seharusnya ditayangkan di TV
B. Bagian II
No. Pertanyaan SS S N TS STS
1. Saya bersedia menerima standar hidup yang lebih rendah untuk
menghemat energi
2. Saya berusaha kuat untuk mendaur ulang segala sesuatu yang
mungkin bisa saya lakukan
3. Saya khawatir tentang efek yang ditimbulkan dari polusi
lingkungan pada kesehatan keluarga saya
4. Saya memperhatikan kualitas udara di dalam rumah saya
5. Saya sangat peduli terhadap pemanasan global
C. Bagian III
No. Pertanyaan SS S N TS STS
1. Saya akan memilih menghabiskan waktu sore lebih banyak di
rumah dari pada pergi ke pertemuan
2. Saya adalah orang rumahan
3. Saya berharap saya bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama
teman-teman saya
4. Saya banyak menghabiskan waktu untuk mengunjungi teman-teman
saya
5. Saya menyukai pertemuan, permainan, pertunjukan-apapun untuk
menikmati waktu bersama teman
D. Bagian IV
No. Pertanyaan SS S N TS STS
1. Saya merasa Aqua adalah produk yang berkualitas
2. Saya setuju jika produk Aqua sesuai dengan harga
3. Saya merasa Aqua aman untuk dikonsumsi oleh semua orang dan
semua kalangan
4. Saya merasa tidak pernah dikecewakan oleh produk Aqua
E. Bagian V
F. Bagian VI
No. Pertanyaan SS S N TS STS
1. Saya akan merekomendasikan secara positif produk Aqua kepada
keluarga dan teman
2. Saya akan membeli produk Aqua
3. Saya akan membeli secara terus menerus produk Aqua untuk masa
yang akan datang
No. Pertanyaan SS S N TS STS
1. Secara keseluruhan saya mempunyai perasaan positif terhadap
tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan oleh Aqua
2. Secara keseluruhan saya merasa senang terhadap tanggung jawab
sosial perusahaan yang dilakukan oleh Aqua
3. Secara keseluruhan saya merasa mendukung tanggung jawab
sosial perusahaan yang dilakukan oleh Aqua
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 3 3 11 3 4 4 4 4 19 1 1 4 4 4 14
2 2 3 3 3 11 4 4 4 4 4 20 2 2 4 3 4 15
3 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 20 1 1 5 3 4 14
4 3 3 3 3 12 5 5 5 5 5 25 2 2 3 2 3 12
5 3 3 3 3 12 3 3 4 4 5 19 1 1 3 3 3 11
6 2 2 3 3 10 3 4 4 3 5 19 2 2 2 2 4 12
7 2 3 3 3 11 3 4 4 4 4 19 2 2 4 3 5 16
8 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 20 2 2 4 4 4 16
9 4 3 3 4 14 5 5 5 5 4 24 1 1 3 4 5 14
10 4 3 3 3 13 4 5 5 5 4 23 2 2 3 3 3 13
11 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 20 2 2 4 4 4 16
12 4 3 3 3 13 4 5 5 5 5 24 2 2 4 3 3 14
13 4 4 4 4 16 4 3 4 3 5 19 2 2 3 3 3 13
14 3 3 3 3 12 2 5 3 4 3 17 2 2 4 4 5 17
15 3 3 3 3 12 4 5 4 4 4 21 2 2 3 1 4 12
16 3 3 3 3 12 4 4 4 4 5 21 2 2 4 4 4 16
17 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 20 1 2 4 4 4 15
18 3 3 3 3 12 4 4 4 5 4 21 2 2 4 4 4 16
19 3 3 3 2 11 3 4 4 4 5 20 2 2 4 4 5 17
20 4 4 3 3 14 4 4 4 4 3 19 2 2 4 4 4 16
21 3 3 3 3 12 5 5 5 5 5 25 1 2 3 2 4 12
22 2 1 2 3 8 4 4 4 4 4 20 2 2 4 3 3 14
23 3 3 3 3 12 5 5 5 5 5 25 2 2 4 3 4 15
24 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 20 2 2 4 4 4 16
25 4 3 2 1 10 5 5 5 5 5 25 2 3 5 5 5 20
26 3 3 3 3 12 4 4 4 4 3 19 2 3 4 3 3 15
27 3 3 3 3 12 3 3 4 4 4 18 2 2 3 3 4 14
28 2 2 3 3 10 3 5 3 4 4 19 1 2 4 3 4 14
29 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 20 1 2 4 2 4 13
30 2 3 3 3 11 4 4 3 4 4 19 1 2 5 3 4 15
TotalJaringan Sosial
Data Faktor Psikografis Konsumen
TotalTotalSkeptisme Terhadap Iklan
RespondenTanggung Jawab Pribadi dan Sosial
31 4 3 3 3 13 2 4 2 3 3 14 2 2 5 3 4 16
32 3 3 3 3 12 4 4 4 4 5 21 1 3 3 3 4 14
33 3 3 2 2 10 3 4 4 4 3 18 2 2 3 2 4 13
34 2 3 3 3 11 5 5 5 5 5 25 2 2 5 4 5 18
35 3 3 3 3 12 5 5 5 5 5 25 2 1 3 5 4 15
36 3 3 3 3 12 4 4 4 4 5 21 2 2 3 2 3 12
37 3 4 4 3 14 3 4 4 3 4 18 2 2 4 2 4 14
38 2 2 3 2 9 5 5 5 5 5 25 1 1 5 5 5 17
39 3 2 2 2 9 4 4 4 4 5 21 1 1 4 4 4 14
40 3 3 3 3 12 3 4 4 4 5 20 2 3 4 2 4 15
41 3 3 3 3 12 5 5 5 5 5 25 2 2 4 3 4 15
42 4 3 4 3 14 5 5 5 5 5 25 2 3 5 5 5 20
43 3 3 3 3 12 5 5 4 5 4 23 2 2 4 4 5 17
44 3 3 3 3 12 3 4 4 5 3 19 2 2 4 4 4 16
45 3 3 3 3 12 3 4 3 4 4 18 2 3 3 2 4 14
46 3 4 4 3 14 4 5 5 5 5 24 1 1 5 3 5 15
47 4 3 3 4 14 3 4 4 3 4 18 2 2 3 3 4 14
48 3 3 2 3 11 2 4 4 4 5 19 2 2 3 3 4 14
49 3 3 3 3 12 5 5 4 5 5 24 2 1 5 5 5 18
50 3 3 3 3 12 4 4 4 4 3 19 2 2 3 2 4 13
51 2 1 2 2 7 5 5 5 5 5 25 2 3 2 1 3 11
52 1 3 3 3 10 5 5 5 5 5 25 2 3 2 1 2 10
53 2 2 3 3 10 4 3 4 4 5 20 2 3 3 2 3 13
54 3 3 3 3 12 2 5 2 3 5 17 2 1 5 5 5 18
55 3 3 4 3 13 4 3 3 4 5 19 2 3 4 4 4 17
56 3 2 3 3 11 4 4 4 4 4 20 2 1 5 4 4 16
57 3 2 3 1 9 2 3 3 4 5 17 2 1 5 5 5 18
58 4 4 4 4 16 5 5 5 5 5 25 1 1 5 2 5 14
59 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 20 2 2 3 3 4 14
60 3 3 3 3 12 4 4 4 3 4 19 1 3 4 2 2 12
61 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 20 2 3 2 2 3 12
62 4 4 3 3 14 3 4 4 3 4 18 2 3 4 3 5 17
63 3 3 3 3 12 4 4 3 4 4 19 1 3 4 3 4 15
64 3 3 3 3 12 3 4 4 4 4 19 1 3 3 3 4 14
65 3 3 4 3 13 5 5 3 5 5 23 2 3 4 3 4 16
66 4 3 3 3 13 4 4 4 4 3 19 2 3 4 3 4 16
67 3 4 3 3 13 3 3 2 4 4 16 2 3 4 4 3 16
68 4 3 3 3 13 4 4 4 4 4 20 1 2 4 4 4 15
69 4 3 3 3 13 3 4 4 4 5 20 2 2 3 3 4 14
70 3 4 3 4 14 2 4 3 5 5 19 2 1 3 2 4 12
71 3 3 3 3 12 4 4 4 4 5 21 2 2 4 2 4 14
72 3 2 3 3 11 4 4 4 4 4 20 2 3 3 3 3 14
73 3 3 3 3 12 5 5 4 5 4 23 2 3 4 3 4 16
74 3 3 3 3 12 2 4 4 4 4 18 2 3 5 2 4 16
75 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 20 2 3 3 3 3 14
76 3 2 2 2 9 3 4 5 4 4 20 1 2 4 3 4 14
77 3 3 3 3 12 1 4 3 4 5 17 2 3 4 4 4 17
78 3 3 3 3 12 4 4 4 4 3 19 1 2 3 2 3 11
79 2 3 3 3 11 4 4 3 3 4 18 2 3 3 3 4 15
80 2 3 2 2 9 4 4 4 4 4 20 2 2 2 2 2 10
81 2 2 3 3 10 4 4 4 4 4 20 1 2 4 3 4 14
82 3 3 3 4 13 3 4 4 4 5 20 2 2 4 3 4 15
83 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 20 2 2 4 3 3 14
84 3 3 3 3 12 2 5 3 3 5 18 2 2 4 3 4 15
85 3 3 2 3 11 4 5 4 5 5 23 2 1 2 2 4 11
86 3 3 3 3 12 2 4 3 4 2 15 2 2 3 4 3 14
87 4 4 4 4 16 5 5 5 5 5 25 1 3 5 3 5 17
88 4 3 3 3 13 4 4 4 4 4 20 2 2 4 2 4 14
89 3 2 4 3 12 4 4 4 4 4 20 1 3 4 4 5 17
90 3 3 3 3 12 5 5 5 5 5 25 2 3 3 4 5 17
91 3 3 3 3 12 4 4 4 4 3 19 3 3 3 3 3 15
92 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 20 2 2 5 3 3 15
93 2 3 2 2 9 3 3 3 3 5 17 3 2 3 3 2 13
94 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 20 2 2 4 2 4 14
95 3 3 3 3 12 4 4 4 4 3 19 3 2 4 3 4 16
96 4 3 4 4 15 4 4 4 4 5 21 2 2 4 3 4 15
97 3 3 4 4 14 4 5 5 5 4 23 2 1 3 2 4 12
98 3 3 3 3 12 2 4 4 4 4 18 3 2 4 4 5 18
99 3 4 4 4 15 4 4 4 4 5 21 2 3 3 3 3 14
100 4 4 4 4 16 4 4 4 3 4 19 2 3 4 4 4 17
Sikap Terhadap CSR
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 4 4 4 3 15 4 4 3 11 4 3 4 11
2 4 4 4 4 16 4 4 3 11 4 4 4 12
3 4 4 4 4 16 4 5 4 13 3 4 4 11
4 5 5 5 5 20 3 4 4 11 5 5 4 14
5 3 4 4 3 14 3 4 4 11 3 3 3 9
6 4 4 3 3 14 3 3 2 8 4 4 4 12
7 4 4 4 3 15 3 4 3 10 4 4 4 12
8 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 12
9 5 5 5 5 20 3 4 4 11 4 4 5 13
10 5 5 5 4 19 4 5 5 14 5 4 5 14
11 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 12
12 5 5 5 4 19 5 5 5 15 5 5 5 15
13 3 4 3 4 14 3 3 3 9 2 5 5 12
14 5 3 4 2 14 4 4 4 12 4 3 4 11
15 5 4 4 4 17 4 4 4 12 4 4 4 12
16 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 12
17 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 12
18 4 4 5 4 17 4 4 4 12 4 5 5 14
19 4 4 4 3 15 3 3 4 10 4 4 3 11
20 4 4 4 4 16 3 3 3 9 4 4 4 12
21 5 5 5 5 20 4 5 5 14 4 4 4 12
22 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 12
23 5 5 5 5 20 5 5 5 15 5 5 5 15
24 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 12
25 5 5 5 5 20 4 4 3 11 4 4 4 12
26 4 4 4 4 16 3 3 3 9 4 3 3 10
27 3 4 4 3 14 3 4 3 10 3 3 4 10
28 5 3 4 3 15 4 4 4 12 3 3 4 10
29 4 4 4 4 16 3 4 3 10 4 3 3 10
30 4 3 4 4 15 3 4 4 11 3 3 4 10
Data Kepuasan Konsumen, Minat Beli, dan Sikap Terhadap CSR
RespondenKepuasan Konsumen
TotalMinat Beli
Total Total
31 4 2 3 2 11 2 4 3 9 3 4 4 11
32 4 4 4 4 16 4 3 3 10 4 4 5 13
33 4 4 4 3 15 3 3 3 9 4 4 4 12
34 5 5 5 5 20 4 4 4 12 4 4 4 12
35 5 5 5 5 20 5 5 5 15 5 5 5 15
36 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 12
37 4 4 3 3 14 3 4 4 11 4 4 4 12
38 5 5 5 5 20 4 4 4 12 5 5 5 15
39 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 12
40 4 4 4 3 15 4 4 3 11 4 5 5 14
41 5 5 5 5 20 5 5 3 13 3 4 4 11
42 5 5 5 5 20 5 5 5 15 5 5 5 15
43 5 4 5 5 19 4 3 3 10 4 4 4 12
44 4 4 5 3 16 4 4 4 12 4 4 4 12
45 4 3 4 3 14 3 4 3 10 4 4 4 12
46 5 5 5 4 19 4 4 3 11 4 4 4 12
47 4 4 3 3 14 3 4 4 11 3 4 4 11
48 4 4 4 2 14 4 4 3 11 4 4 4 12
49 5 4 5 5 19 4 4 3 11 4 5 4 13
50 4 4 4 4 16 4 4 3 11 4 4 4 12
51 5 5 5 5 20 4 5 4 13 3 4 3 10
52 5 5 5 5 20 3 4 3 10 5 5 5 15
53 3 4 4 4 15 4 4 3 11 4 4 5 13
54 5 2 3 2 12 4 5 3 12 4 4 4 12
55 3 3 4 4 14 3 4 3 10 3 3 3 9
56 4 4 4 4 16 3 3 3 9 3 3 3 9
57 3 3 4 2 12 2 4 2 8 2 4 3 9
58 5 5 5 5 20 4 4 2 10 4 4 5 13
59 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 12
60 4 4 3 4 15 4 4 3 11 4 4 4 12
61 4 4 4 4 16 4 4 3 11 4 4 4 12
62 4 4 3 3 14 4 4 4 12 4 4 4 12
63 4 3 4 4 15 4 4 3 11 4 4 4 12
64 4 4 4 3 15 3 4 3 10 5 4 4 13
65 5 3 5 5 18 4 4 4 12 3 4 4 11
66 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 12
67 3 2 4 3 12 2 3 3 8 4 4 4 12
68 4 4 4 4 16 3 3 3 9 4 4 4 12
69 4 4 4 3 15 3 3 3 9 4 4 4 12
70 4 3 5 2 14 4 4 3 11 4 4 5 13
71 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 12
72 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 12
73 5 4 5 5 19 4 4 4 12 4 4 4 12
74 4 4 4 2 14 3 3 3 9 5 5 5 15
75 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 12
76 4 5 4 3 16 4 3 3 10 4 5 4 13
77 4 3 4 1 12 3 4 3 10 4 4 4 12
78 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 12
79 4 3 3 4 14 3 3 3 9 4 4 4 12
80 4 4 4 4 16 4 4 3 11 4 4 4 12
81 4 4 4 4 16 3 3 2 8 3 4 4 11
82 4 4 4 3 15 4 4 3 11 4 3 4 11
83 4 4 4 4 16 3 3 3 9 4 4 3 11
84 5 3 3 2 13 3 3 4 10 4 4 4 12
85 5 4 5 4 18 5 4 4 13 4 4 5 13
86 4 3 4 2 13 4 3 4 11 3 4 2 9
87 5 5 5 5 20 4 3 4 11 4 4 4 12
88 4 4 4 4 16 3 4 3 10 4 4 4 12
89 4 4 4 4 16 4 4 3 11 4 4 4 12
90 5 5 5 5 20 4 3 4 11 4 3 5 12
91 4 4 4 4 16 3 3 3 9 4 4 3 11
92 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 12
93 3 3 3 3 12 3 3 3 9 3 3 3 9
94 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 12
95 4 4 4 4 16 4 4 3 11 3 3 3 9
96 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 12
97 5 5 5 4 19 5 4 4 13 5 5 5 15
98 4 4 4 2 14 4 4 3 11 4 4 4 12
99 4 4 4 4 16 4 3 3 10 4 4 4 12
100 4 4 3 4 15 3 3 3 9 3 3 3 9
UJI VALIDITAS
PEARSON PRODUCT MOMENT
A. Skeptisme Terhadap Iklan
CORRELATIONS
/VARIABLES=Iklan1 Iklan2 Iklan3 Iklan4 Total_Skor
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE .
Correlations Correlations
Iklan1 Iklan2 Iklan3 Iklan4 Total_Skor
Iklan1 Pearson Correlation 1 .524(**) .409(**) .382(**) .750(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
Iklan2 Pearson Correlation .524(**) 1 .549(**) .537(**) .822(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
Iklan3 Pearson Correlation .409(**) .549(**) 1 .670(**) .808(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
Iklan4 Pearson Correlation .382(**) .537(**) .670(**) 1 .802(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
Total_Skor Pearson Correlation .750(**) .822(**) .808(**) .802(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
B. Tanggung Jawab Pribadi dan Sosial
CORRELATIONS
/VARIABLES=TJSP1 TJSP2 TJSP3 TJSP4 TJSP5 Total_Skor
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE .
Correlations
Correlations
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
TJSP1 TJSP2 TJSP3 TJSP4 TJSP5 Total_Skor
TJSP1 Pearson Correlation 1 .445(**) .634(**) .557(**) .205(*) .816(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .041 .000
N 100 100 100 100 100 100
TJSP2 Pearson Correlation .445(**) 1 .465(**) .602(**) .199(*) .707(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .047 .000
N 100 100 100 100 100 100
TJSP3 Pearson Correlation .634(**) .465(**) 1 .584(**) .254(*) .807(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .011 .000
N 100 100 100 100 100 100
TJSP4 Pearson Correlation .557(**) .602(**) .584(**) 1 .252(*) .798(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .011 .000
N 100 100 100 100 100 100
TJSP5 Pearson Correlation .205(*) .199(*) .254(*) .252(*) 1 .521(**)
Sig. (2-tailed) .041 .047 .011 .011 .000
N 100 100 100 100 100 100
Total_Skor Pearson Correlation .816(**) .707(**) .807(**) .798(**) .521(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
C. Jaringan Sosial
CORRELATIONS
/VARIABLES=J_Sosial1 J_Sosial2 J_Sosial3 J_Sosial4 J_Sosial5
Total_Skor
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations Correlations
J_Sosial1 J_Sosial2 J_Sosial3 J_Sosial4 J_Sosial5 Total_Skor
J_Sosial1 Pearson Correlation 1 .176 -.185 -.002 -.160 .168
Sig. (2-tailed) .079 .066 .983 .111 .096
N 100 100 100 100 100 100
J_Sosial2 Pearson Correlation .176 1 -.174 -.184 -.240(*) .131
Sig. (2-tailed) .079 .083 .067 .016 .193
N 100 100 100 100 100 100
J_Sosial3 Pearson Correlation -.185 -.174 1 .506(**) .520(**) .729(**)
Sig. (2-tailed) .066 .083 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
J_Sosial4 Pearson Correlation -.002 -.184 .506(**) 1 .479(**) .788(**)
Sig. (2-tailed) .983 .067 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
J_Sosial5 Pearson Correlation -.160 -.240(*) .520(**) .479(**) 1 .685(**)
Sig. (2-tailed) .111 .016 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
Total_Skor Pearson Correlation .168 .131 .729(**) .788(**) .685(**) 1
Sig. (2-tailed) .096 .193 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
D. Kepuasan Konsumen
CORRELATIONS
/VARIABLES=Kepuasan1 Kepuasan2 Kepuasan3 Kepuasan4 Total_Skor
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE .
Correlations
Correlations
Kepuasan1 Kepuasan2 Kepuasan3 Kepuasan4 Total_Skor
Kepuasan1 Pearson Correlation 1 .465(**) .602(**) .445(**) .734(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
Kepuasan2 Pearson Correlation .465(**) 1 .584(**) .634(**) .830(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
Kepuasan3 Pearson Correlation .602(**) .584(**) 1 .557(**) .821(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
Kepuasan4 Pearson Correlation .445(**) .634(**) .557(**) 1 .855(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
Total_Skor Pearson Correlation .734(**) .830(**) .821(**) .855(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
E. Minat Beli
CORRELATIONS
/VARIABLES=M_Beli1 M_Beli2 M_Beli3 Total_Skor
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE .
Correlations
Correlations
M_Beli1 M_Beli2 M_Beli3 Total_Skor
M_Beli1 Pearson Correlation 1 .526(**) .498(**) .829(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
M_Beli2 Pearson Correlation .526(**) 1 .482(**) .800(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
M_Beli3 Pearson Correlation .498(**) .482(**) 1 .822(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
Total_Skor Pearson Correlation .829(**) .800(**) .822(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
F. Sikap Konsumen
CORRELATIONS
/VARIABLES=Sikap1 Sikap2 Sikap3 Total_Skor
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE .
Correlations
Correlations
Sikap1 Sikap2 Sikap3 Total_Skor
Sikap1 Pearson Correlation 1 .499(**) .520(**) .819(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
Sikap2 Pearson Correlation .499(**) 1 .560(**) .817(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
Sikap3 Pearson Correlation .520(**) .560(**) 1 .844(**)
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
Total_Skor Pearson Correlation .819(**) .817(**) .844(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
UJI RELIABILITAS
CRONBACH’S ALPHA
A. Skeptisme Terhadap Iklan
RELIABILITY
/VARIABLES=Iklan1 Iklan2 Iklan3 Iklan4
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL .
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excluded(a)
0 .0
Total 100 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Iklan1 8.95 2.068 .518 .806
Iklan2 9.00 2.000 .663 .728
Iklan3 8.93 2.147 .663 .733
Iklan4 8.97 2.090 .639 .741
Cronbach's Alpha
N of Items
.802 4
B. Tanggung Jawab Pribadi dan Sosial
RELIABILITY
/VARIABLES=TJSP1 TJSP2 TJSP3 TJSP4 TJSP5
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL .
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excluded(a)
0 .0
Total 100 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.772 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
TJSP1 16.65 3.543 .622 .710
TJSP2 16.20 4.768 .563 .730
TJSP3 16.41 4.164 .675 .686
TJSP4 16.26 4.396 .681 .692
TJSP5 16.12 5.137 .277 .815
C. Jaringan Sosial
RELIABILITY
/VARIABLES=J_Sosial3 J_Sosial4 J_Sosial5
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL .
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excluded(a)
0 .0
Total 100 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.745 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
J_Sosial3 7.01 2.091 .594 .636
J_Sosial4 7.64 1.808 .566 .683
J_Sosial5 6.83 2.284 .573 .667
D. Kepuasan Konsumen
RELIABILITY
/VARIABLES=Kepuasan1 Kepuasan2 Kepuasan3 Kepuasan4
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL .
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excluded(a)
0 .0
Total 100 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.815 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Kepuasan1 11.91 3.557 .578 .797
Kepuasan2 12.12 3.036 .689 .744
Kepuasan3 11.97 3.242 .695 .748
Kepuasan4 12.36 2.435 .658 .782
E. Minat Beli
RELIABILITY
/VARIABLES=M_Beli1 M_Beli2 M_Beli3
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL .
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excluded(a)
0 .0
Total 100 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.749 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
M_Beli1 7.35 1.159 .593 .645
M_Beli2 7.19 1.307 .581 .665
M_Beli3 7.54 1.140 .561 .686
F. Sikap Terhadap CSR
RELIABILITY
/VARIABLES=Sikap1 Sikap2 Sikap3
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL .
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excluded(a)
0 .0
Total 100 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.768 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Sikap1 8.03 1.019 .577 .715
Sikap2 7.94 1.087 .608 .684
Sikap3 7.89 .968 .622 .664
Regression Standardized Residual
3210-1-2-3
Fre
qu
en
cy
25
20
15
10
5
0
Histogram
Dependent Variable: CSR
Mean =1.21E-15Std. Dev. =0.985
N =100
UJI ASUMSI KLASIK NORMALITAS
(Cara Grafik Histogram & Normal Probability Plots)
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Sikap_Terh.CSR
/METHOD=ENTER Skept_Terh.Iklan Tang_Jaw_Pribadi_Sosial Jar_Sosial
Charts
Observed Cum Prob
1.00.80.60.40.20.0
Exp
ecte
d C
um
Pro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: CSR
UJI ASUMSI KLASIK
MULTIKOLINEARITAS
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Sikap_Terh.CSR
/METHOD=ENTER Skept_Terh.Iklan Tang_Jaw_Pribadi_Sosial Jar_Sosial
.
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6.133 1.401 4.379 .000
Skept_Terh.Iklan .066 .069 .085 .953 .343 .990 1.010
Tang_Jaw_Pribadi_Sosial .274 .050 .487 5.481 .000 .995 1.005
Jar_Sosial -.054 .063 -.077 -.859 .392 .987 1.013
a Dependent Variable
Regression Standardized Predicted Value
3210-1-2-3
Reg
ressio
n S
tud
en
tized
Resid
ual
3
2
1
0
-1
-2
-3
Scatterplot
Dependent Variable: CSR
UJI ASUMSI KLASIK
HETEROSKEDASTISITAS
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT CSR
/METHOD=ENTER IKLAN TJPS JS
/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED ) .
Charts
UJI ASUMSI KLASIK
AUTOKORELASI
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT CSR
/METHOD=ENTER IKLAN TJPS JS
/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED )
/RESIDUALS DURBIN .
Regression Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 JS, TJPS, IKLAN(a)
. Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: CSR Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .497(a) .247 .223 1.267 1.871
a Predictors: (Constant), JS, TJPS, IKLAN b Dependent Variable: CSR
ANALISIS
REGRESI LINIER BERGANDA
REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT CSR
/METHOD=ENTER IKLAN TJPS JS
/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZRESID )
/RESIDUALS DURBIN .
Regression Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
CSR 11.93 1.437 100
IKLAN 11.95 1.861 100
TJPS 20.41 2.551 100
JS 10.74 2.028 100
Correlations
CSR IKLAN TJPS JS
Pearson Correlation CSR 1.000 .093 .485 -.037
IKLAN .093 1.000 .032 .096
TJPS .485 .032 1.000 .064
JS -.037 .096 .064 1.000
Sig. (1-tailed) CSR . .178 .000 .356
IKLAN .178 . .376 .172
TJPS .000 .376 . .264
JS .356 .172 .264 .
N CSR 100 100 100 100
IKLAN 100 100 100 100
TJPS 100 100 100 100
JS 100 100 100 100
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 JS, TJPS, IKLAN(a)
. Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: CSR
Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .497(a) .247 .223 1.267 1.871
a Predictors: (Constant), JS, TJPS, IKLAN b Dependent Variable: CSR ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 50.432 3 16.811 10.474 .000(a)
Residual 154.078 96 1.605
Total 204.510 99
a Predictors: (Constant), JS, TJPS, IKLAN b Dependent Variable: CSR Coefficients(a)
a Dependent Variable: CSR Collinearity Diagnostics(a)
Model Dimension Eigenvalue Condition
Index
Variance Proportions
(Constant)
Skept_Terh.Iklan Tang_Jaw_Pribadi_Sosial Jar_Sosial
1 1 3.948 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .028 11.969 .01 .17 .03 .87
3 .019 14.436 .01 .60 .37 .04
4 .006 26.032 .98 .23 .60 .09
a Dependent Variable: Sikap_Terh.CSR
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6.133 1.401 4.379 .000
IKLAN .066 .069 .085 .953 .343 .990 1.010
TJPS .274 .050 .487 5.481 .000 .995 1.005
JS -.054 .063 -.077 -.859 .392 .987 1.013
ANALISIS
REGRESI LINIER SEDERHANA
A. Kepuasan Konsumen REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS BCOV R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Kepuasan_Konsumen
/METHOD=ENTER Sikap_Terh.CSR .
Regression Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Kepuasan_Konsumen 16.12 2.266 100
Sikap_Terh.CSR 11.93 1.437 100
Correlations
Kepuasan_Kon
sumen Sikap_Terh.CSR
Pearson Correlation Kepuasan_Konsumen 1.000 .465
Sikap_Terh.CSR .465 1.000
Sig. (1-tailed) Kepuasan_Konsumen . .000
Sikap_Terh.CSR .000 .
N Kepuasan_Konsumen 100 100
Sikap_Terh.CSR 100 100
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 Sikap_Terh.CSR(a)
. Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kepuasan_Konsumen
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .465(a) .216 .208 2.017
a Predictors: (Constant), Sikap_Terh.CSR ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 109.784 1 109.784 26.980 .000(a)
Residual 398.776 98 4.069
Total 508.560 99
a Predictors: (Constant), Sikap_Terh.CSR b Dependent Variable: Kepuasan_Konsumen Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.379 1.695 4.354 .000
Sikap_Terh.CSR .733 .141 .465 5.194 .000
a Dependent Variable: Kepuasan_Konsumen
B. Minat Beli Konsumen
REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS BCOV R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Minat_Beli
/METHOD=ENTER Sikap_Terh.CSR
/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED )
/RESIDUALS DURBIN .
Regression Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Minat_Beli 11.04 1.550 100
Sikap_Terh.CSR 11.93 1.437 100
Correlations
Minat_Beli Sikap_Terh.CS
R
Pearson Correlation Minat_Beli 1.000 .409
Sikap_Terh.CSR .409 1.000
Sig. (1-tailed) Minat_Beli . .000
Sikap_Terh.CSR .000 .
N Minat_Beli 100 100
Sikap_Terh.CSR 100 100
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 Sikap_Terh.CSR(a)
. Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Minat_Beli
Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .409(a) .168 .159 1.421
a Predictors: (Constant), Sikap_Terh.CSR b Dependent Variable: Minat_Beli
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 39.854 1 39.854 19.727 .000(a)
Residual 197.986 98 2.020
Total 237.840 99
a Predictors: (Constant), Sikap_Terh.CSR b Dependent Variable: Minat_Beli Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.774 1.194 4.835 .000
Sikap_Terh.CSR .441 .099 .409 4.442 .000
a Dependent Variable: Minat_Beli
Tabel Nilai-nilai r Product Moment
df 5% df 5%
1 0.997 41 0.301
2 0.950 42 0.297
3 0.878 43 0.294
4 0.811 44 0.291
5 0.755 45 0.288
6 0.707 46 0.285
7 0.666 47 0.282
8 0.632 48 0.279
9 0.602 49 0.276
10 0.576 50 0.273
11 0.553 51 0.271
12 0.532 52 0.268
13 0.514 53 0.266
14 0.497 54 0.263
15 0.482 55 0.261
16 0.468 56 0.259
17 0.456 57 0.256
18 0.444 58 0.254
19 0.433 59 0.252
20 0.423 60 0.250
21 0.413 61 0.248
22 0.404 62 0.246
23 0.396 63 0.244
24 0.388 64 0.242
25 0.381 65 0.240
26 0.374 66 0.239
27 0.367 67 0.237
28 0.361 68 0.235
29 0.355 69 0.234
30 0.349 70 0.232
31 0.344 71 0.230
32 0.339 72 0.229
33 0.334 73 0.227
34 0.329 74 0.226
35 0.325 75 0.224
36 0.320 76 0.223
37 0.316 77 0.221
38 0.312 78 0.220
39 0.308 79 0.219
40 0.304 80 0.217
df 5% df 5%
81 0.216 121 0.177
82 0.215 122 0.176
83 0.213 123 0.176
84 0.212 124 0.175
85 0.211 125 0.174
86 0.210 126 0.174
87 0.208 127 0.173
88 0.207 128 0.172
89 0.206 129 0.172
90 0.205 130 0.171
91 0.204 131 0.170
92 0.203 132 0.170
93 0.202 133 0.169
94 0.201 134 0.168
95 0.200 135 0.168
96 0.199 136 0.167
97 0.198 137 0.167
98 0.197 138 0.166
99 0.196 139 0.165
100 0.195 140 0.165
101 0.194 141 0.164
102 0.193 142 0.164
103 0.192 143 0.163
104 0.191 144 0.163
105 0.190 145 0.162
106 0.189 146 0.161
107 0.188 147 0.161
108 0.187 148 0.160
109 0.187 149 0.160
110 0.186 150 0.159
111 0.185 151 0.159
112 0.184 152 0.158
113 0.183 153 0.158
114 0.182 154 0.157
115 0.182 155 0.157
116 0.181 156 0.156
117 0.180 157 0.156
118 0.179 158 0.155
119 0.179 159 0.155
120 0.178 160 0.154