skripsirepository.utu.ac.id/68/1/i-v.pdf · fakultas ilmu sosial dan ilmu politik program studi...
TRANSCRIPT
-
PERSEPSIPEREMPUANTERHADAPPEKERJAANDOMESTIK
DI KOMPLEK PERUMAHAN ADB KECAMATAN MEUREUBO
KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
Gelar Sarjana Sosial
FARLINA
NIM : 06C20210010
KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI
MEULABOH-ACEH BARAT
2014
-
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI
Skripsi dengan judul “Persepsi Perempuan terhadap Pekerjaan Domestik di
Komplek Perumahan ADB Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat” atas
nama Farlina NIM 06C20210010 telah dipertahankan di depan komisi penguji
pada tanggal Febuari 2014 dan telah direvisi.
KOMISI PENGUJI
1. Sudarman Alwy, M.Ag NIDN : 0125047601 :.................................
Ketua
2. Nurlian, S.Sos NIDN: 01-2404-8202 : ................................
Anggota I
3. Hj.Afriani Maifizar, M.Si NIDN: 01-1205-7901 : ................................
Anggota II
4. Drs.Moenawar Iha,MM NIDN: 01-1205-8101 : ................................
Anggota III
Alue Penyareng, 20 Agustus 2014
Ketua Prodi Ilmu Sosiologi
Nurlian, S. Sos
NIDN 01-2404-8202
-
i
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Persepsi Perempuan Terhadap Pekerjaan Domestik di
KomplekPerumahan ADB Kecamatan Meureubo Kabupaten
Aceh Barat.
Nama Mahasiswa : Farlina
NIM : 06C20210010
Program Studi : Sosiologi
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
Sudarman Alwy, S.Ag., M.Ag Nurlian, S.Sos
NIDN: 01-2504-7601 NIDN. 0124048202
Mengetahui,
Ketua Jurusan Program Studi Dekan Fakultas Ilmu
Sosiologi Sosial dan Ilmu Politik
Nurlian, S.Sos Sudarman Alwy,S.Ag., M.Ag
NIDN. 0124048202 NIDN: 01-2504-7601
Tanggal Lulus : 03 April 2014.
-
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI
Skripsi dengan judul “Persepsi Perempuan terhadap Pekerjaan Domestik di
Komplek Perumahan ADB Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat” atas
nama Farlina NIM 06C20210010 telah dipertahankan di depan komisi penguji pada
tanggal 03 April 2014 dan telah direvisi.
KOMISI PENGUJI
1. Sudarman Alwy, M.Ag NIDN : 0125047601 :.................................
Ketua
2. Nurlian, S.Sos NIDN: 01-2404-8202 : ................................
Anggota I
3. Drs. Moenawar Iha, MM NIDN: 01-0205-8101 : ................................
Anggota II
4. Hj. Arfriani Maifizar, M.Si NIDN: 01-1205-7901 : ................................
Anggota III
Alue Penyareng, 03April 2014
Ketua Prodi Ilmu Sosiologi
Nurlian, S. Sos
NIDN 01-2404-8202
-
iii
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini:
Nama : FARLINA
NIM : 06C20210010
Jurusan : Sosiologi
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya dengan judul
“Persepsi Perempuan Terhadap Pekerjaan Domestik Di Komplek Perumahan ADB
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat”. Adalah benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan buatan orang lain dan bukan jupilkan dari karya tulisan orang lain,
baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat dan temuan yang terdapat dalam skripsi
ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah
Meulaboh, 03 April 2014
Yang Membuat Pernyataan
FARLINA
NIM:06C20210010
-
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahwasyukurillah.Tiadakatamaupunucapanyangpantas
penulisungkapkan kecualidengansenantiasamempersembahkanpuji syukur kehadirat
AllahSWTatassegala rahmat dan inayah-Nya serta kemudahan sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan sesuai dengan harapan.
Salawat teriring salam kepada baginda Rasulullah SAW yang telah
membimbing dan menuntun kita ke jalan yang penuh keutamaan dan kemuliaan
hidup dunia dan akhirat. Adapun maksud dan tujuan penulisan karya skripsi ini
adalah untuk melengkapi tugas-tugas akhir dan memenuhi syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi.
Penelitianinisesungguhnyaberangkatdari
ketidaktahuanyangterkristalisasimenjadi keingintahuan mengenai “ Persepsi
Perempuan Terhadap Pekerjaan Domestik di Komplek Perumahan ADB
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat”.
Lebih lanjut dalam penulisan karya skripsi ini penulis telah berusaha
semaksimal mungkin sesuai dengan ilmu yang penulis miliki. Namun penulis
menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sebagaimana
yang diharapkan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya kontruktif guna kesempurnaan di masa
yang akan datang.
-
v
Sesungguhnya karya skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Sudarman Alwy, M.Ag selaku Pembimbing Ketua dan Dekan Fakultas
Fisipol serta Ibu Nurlian S.Sos sebagai Pembimbing Anggota dan Ketua Program
Studi Sosiologi yang telah memberi semangat masukan, saranyang sifatnya
kontruktif, yang berguna bagi penulis.
2. Dosen-dosen beserta Staf Akademik Fakultas Fisipol yang telah banyak berjasa
dalam membimbing dan mengajarkan penulis dengan penuh kesabaran hingga
mampu menyelesaikan pendidikan.
3. Ayah dan Ibu tercinta yang yang tiada hentinya telah memberikan segala yang
tak terkira untuk Ananda, kasih sayang dan bimbingan yang sangat berharga
dalam mencapai cita-cita.
4. Suami tercinta dan Anak tersayang yang telah banyak memberikan do’a dan
dukungannya dalam suka dan duka selama menyelesaikan skripsi ini.
5. Keluarga besar penulis yang telah banyak membantu memberikan dukungan
moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan cita-cita.
Atas semua kebaikan yang telah di curahkan kepada penulis, penulis tidak sanggup
membalasnya. Hanya kepada Allah SWT penulis serahkan semua semoga amal dan
budi baik mereka akan mendapat balasan yang setimpal.
Meulaboh Februari 2014
Penulis
-
vi
KATA PERSEMBAHAN
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. QS. Luqman ayat 31)
Yang utama dan segalanya…
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT, karena kasih sayangnya telah memberikanku ilmu serta kekuatan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini
serta sholawat dan salam juga selalu terlimpahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Karya tulis ini kupersembahkan untukmu yang mengasihiku dan menyayangiku adalah Engkau ibundaku yang tegar yang selalu dan mendo’akan diriku setiap
langkahku terima kasih ibu.
Dan untukmu adalah engkau ayahku yang telah bersusah payah mencari nafkah untuk membiayai kuliah ananda sehingga ananda bisa menyandang gelar sarjana, ayahanda terimakasih untuk kasih sayang dan jeri payahmu
selama ini.
Ya Allah Terima kasih atas nikmatmu yang telah kau berikan padaku dan tuntunlah
aku ke jalan yang benar untuk masa depan ku dikemudian hari. Ayahanda yang telah bersusah payah memberi pendidikan kepada saya, ibunda yang selalu mendo’akan saya, serta adik-adik saya, yang selalu
memberi dukungan dan semangat terima kasih tuk semuanya.
Sahabat saya semuanya di Universitas Teuku Umar yang selalu menemani saya disaat suka dan duka, dan teman-teman di jurusan sosiologi 06 yang
selalu bersama dimasa kuliah.
ABSTRAK
-
vii
Farlina, Nim:06C20210010. Dengan Judul “ Persepsi Perempuan Terhadap
Pekerjaan Domestik di Komplek perumahan ADB Kecamatan Meureubo kabupaten
Aceh Barat”.
Dengan bimbingan :
Pembimbing 1 : Sudarman Alwy, MA.
Pembimbing II : Nurlian, S.Sos
Perjuangankesetaraan dankeadilangendersedangmenjadiisuglobal yang
menarikperhatiandunia terutamasetelahberakhirnyaperangdinginantara blokbaratdanbloktimur.Perubahan tersebutsejalandenganpergeseran paradigmapembangunan
daripendekatankeamanandankestabilanmenuju pendekatankesejahteraan
dankeadilan(KementerianPemberdayaan Perempuan,BKKBN&
UNFPA2005).TujuanketigaMilleniumDevelopment Goals(MDG)adalahmendorong kesetaraan genderdanpemberdayaan perempuan.Untuk mencapai target tersebut, salah
satunya dengan meningkatkan kemampuankelembagaan pendidikandalammengeloladan
mempromosikan pendidikanberwawasangendersehinggadapatmeningkatkan pemahamanmasyarakattentangkesetaraangender(Bappenas2003).Secaraumumtujuanpenelitia
niniadalahuntuk mengetahuipersepsiperempuan Aceh terhadapterhadap Pekerjaan
Domestik.Tujuan khususpenelitianiniadalahuntuk(1)Mengetahui karakteristikcontohdan
keluargacontoh;(2)Mengetahui persepsicontohterhadapsifatkepribadian; (3) Mengetahui persepsicontohterhadapperangenderdalampekerjaandomestik; (4)Mengetahui
persepsicontohterhadapperangenderdalamsektorpublik;(5)
Mengetahuilingkungansosialcontohyangberperspektifgender;(6) Mengetahui sikapcontohterhadapperangender;(7)Mengetahui hubunganantarvariabel
penelitian;(8)Menganalisisfaktor-faktoryangmempengaruhipersepsi dansikap
contohterhadapperangender.Penelitianinimenggunakan desaincrosssectionalstudydengan menggunakan metodewawancaradenganmenggunakan Pedoman Wawancara.Lokasi
penelitian adalahKampusInstitutPertanian Bogor(IPB).Waktupenelitian dilakukan
padabulanMarethinggabulanApril2008.contohdalampenelitian
adalah146mahasiswaFEMA(FakultasEkologiManusia)IPBtingkatIIIyangdibedakanberdasarkanjeniskelamincontohterdiridari43laki-lakidan103perempuan. Datayangdikumpulkan
padapenelitianiniterdiridaridataprimer.Data primerdikumpulkan
melaluiwawancaradenganalatbantukuisioner yang meliputi: karakteristik contoh dan keluarganya, persepsi terhadap sifat kepribadian
seseorang,persepsiterhadapperangenderdalampekerjaan domestik,
persepsiterhadapperangenderdalamsektorpublik,latarlingkungan sosial, dan sikap terhadap peran gender. Data yang diperoleh akan diolah denganmenggunakan
programSPSSforwindowsversi11.5.Kegiatanyang
dilakukanmulaidaripengambilandataprimer,transferdata,coding,editing,
entry,cleaning,dananalisisdata.Datadiolahdenganmenggunakan analisis deskriptif,ujibedaIndependentSampleT-Test,ujikorelasiRankSpearman,dan
ujiregresilinierberganda.
Kata Kunci: Persepsi, Perempuan, Pekerjaan, Domestik, Perumahan, Kecamatan
Meureubo, Kabupaten Aceh Barat.
-
viii
ABSTRACT
Farlina, Nim: 06C20210010. With the title "Perceptions of Women Against
Domestic Employment in a residential complex ADB Meureubo District of West
Aceh district".
With the guidance :
Supervisor I : Sudarman Alwy, MA.
Supervisor II : Nurlian, S. Sos
Struggle of gender equality is becoming a global issue that attracted the attention of
the world, especially after the end of the cold war between west block and east block.
The changes are in line with the paradigm shift in approach to the development of
security and stability to the welfare and justice approaches (Ministry of Women's
Empowerment, BKKBN and UNFPA 2005). The third objective of the Millennium
Development Goals (MDG) is to encourage gender equality and women's
empowerment. To achieve these targets, one of them by increasing the ability of
educational institutions in managing and promoting the vision of gender education so
as to enhance the public's understanding of gender equality (Bappenas 2003). The
general objective of this study was to determine the perceptions of women in Aceh
against the Domestic Work. The specific aims of this study were to (1) determine the
characteristics of the example and the example of the family; (2) Knowing the
example of the perception of personality traits; (3) Knowing the example of the
perception of gender roles in domestic work; (4) Knowing the example of the
perception of gender roles in the public sector; (5) Knowing the social environment
are examples of a gender perspective; (6) Knowing the attitude of examples of
gender roles; (7) Knowing the relationship between the study variables; (8)
Analyzing the factors that influence perceptions and attitudes towards gender roles
example. This study used a cross-sectional study design using interviews using a
questionnaire. Location of the study is the campus of Bogor Agricultural University
(IPB). When the study was conducted in March and April 2008 sample in the study
was 146 students FEMA (Faculty of Human Ecology) IPB III levels were
differentiated by sex sample consisted of 43 men and 103 women. Data collected in
this study consisted of primary data. Primary data was collected through interviews
with a questionnaire tool that includes: sample characteristics and family, one's
perception of personality traits, perceptions of gender roles in domestic work,
perceptions of gender roles in the public sector, social environmental background,
and attitudes toward gender roles. The data obtained will be processed by using
SPSS for Windows version 11.5. Activities carried out starting from the primary data
collection, data transfer, coding, editing, entry, cleaning, and data analysis. The data
were processed using descriptive analysis, different test independent sample T-test,
Spearman Rank correlation test, and multiple linear regression.
Keywords: Perception, Women, Work, Domestic, Housing, District Meureubo,
West Aceh district.
DAFTAR ISI
-
ix
COVER DALAM
LEMBARAN PENGESAHAN
LEMBARAN PERSETUJUAN
SURAT PERNYATAAN
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
KATA PERSEMBAHAN ......................................................................... ii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ......................................................... iii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS .............................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah....................................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
1.4.1. Manfaat Teoritis .............................................................. 5 1.4.2. Manfaat Praktis………………………………………….. 5
1.5. Kegunaan Penelitian……………………………………………… 5
1.6. Sistematika Pembahasan ............................................................... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persepsi ........................................................................................ 7 2.2. Faktor- faktor yang mempengaruhi Persepsi ................................ 9
2.3. Pengertian Gender ........................................................................ 11
2.4. Konsep Gender ............................................................................ 13
2.5. Persepsi terhadap Kesetaraan Gender .......................................... 20
2.6. Kesetaraan Gender ...................................................................... 21
2.7. Peran Gender ............................................................................... 22
2.8. Pekerjaan Domestik ..................................................................... 25
2.9. Jenis Kelamin .............................................................................. 26
2.10. Perempuan………………………………………………………. 27
BAB III. METEDOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ......................................................................... 28 3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................ 28 3.3 Informan Penelitian ...................................................................... 28 3.4 Penentuan Informan ....................................................................... 29 3.5 Sumber data dan teknik Pengumpulan Data .................................... 30
3.5.1 Sumber data ....................................................................... 30 3.5.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 31
3.6 Instrumen Penelitian .................................................................... 32
3.7 Teknik Analisis Data……………………………………………. .. 32
3.8 Pengujian Kredibilitas data .................................................................. 34
-
x
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Letak dan Luas Wilayah ................................................................. 38
4.2. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan .................................... …… 39
4.3. Jumlah Penduduk Menurut Umur ................................................... 39
4.4 Jumlah Penduduk menurut Pendidikan ………………….………. 40
4.5 Hasil Penelitian ............................................................................ 41
4.5.1 Peran Perempuan dalam Keluarga di komplek ADB………… 41
4.5.2 Perkerjaan Domestik yang Dilakukan oleh Ibu-Ibu
Dalam Kehidupan Sehari-hari Pendidikan ………….…….…. 44
4.5.3 Faktor yang menyebabkan ibu melakukan pekerjaan
Domestik dirumah…………………………………………..... 46
4.5.4 Pekerjaan domestik dapat dikerjakan oleh laki-laki 47
4.6 Pembahasan .................................................................................. 51
4.6.1 Pandangan perempuan terhadap pekerjaan domestik
di komplek perumahan ADB ............................................................. 51
4.6.2 Faktor yang menyebabkan perempuan melakukan
pekerjaan domestik ........................................................................... 55
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ........................................................................................ 57
5.2. Saran-Saran ........................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ LAMPIRAN ………………………... ........................................................
DAFTAR LAMPIRAN
-
xi
Lampiran : SK Pembimbing
Lampiran : Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas
Lampiran : Surat Keterangan Sudah Penelitian dari Keuchik/Ketua KP.
Lampiran : Pedoman Wawancara
Lampiran : Lokasi Penelitian
Lampiran : Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR TABEL
-
xii
Tabel.01. Data Klasifikasi Luas Wilayah Komplek Perumahan ADB ......... 38
Tabel.02. Data Klasifikasi Penduduk Komplek Perumahan ADB
Berdasarkan Pekerjaan ............................................................... 39
Tabel.03. Data Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Usia .............................. 39
Tabel.04. Klasifikasi Penduduk Komplek Perumahan ADB berdasarkan
Jenis Kelamin ............................................................................. 40
Tabel.05. Data Klasifikasi Penduduk komplek perumahan ADB
Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................................ 40
Tabel.06. Klasifikasi Persepsi Masyarakat Terhadap Domestik Sebagai
Kodrati Perempuan ..................................................................... 52
Tabel.07. Klasifikasi Faktor yang Menyebabkan Perempuan Melakukan
Pekerjaan Domestik .................................................................... 54
Tabel.07. Klasifikasi Laki-laki dapat Melakukan Pekerjaan Domestik
Rumah Tangga ........................................................................... 55
-
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini:
Nama : FARLINA
NIM : 06C20210010
Jurusan : Ilmu Sosiologi
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya dengan judul
“Persepsi Perempuan Terhadap Pekerjaan Domestik Di Komplek Perumahan
ADB Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat”. Adalah benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan buatan orang lain dan bukan jupilkan dari karya tulisan
orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat dan temuan yang terdapat
dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah
Meulaboh, Febuari 2014
Yang Membuat Pernyataan
FARLINA
NIM:06C20210010
-
KATA PERSEMBAHAN
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. QS. Luqman ayat 31)
Yang utama dan segalanya…
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT, karena kasih sayangnya telah memberikanku ilmu serta kekuatan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini serta sholawat dan salam juga selalu terlimpahkan kepada
baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Karya tulis ini kupersembahkan untukmu yang mengasihiku dan menyayangiku adalah Engkau ibundaku yang tegar yang selalu dan mendo’akan diriku setiap
langkahku terima kasih ibu.
Dan untukmu adalah engkau ayahku yang telah bersusah payah mencari nafkah untuk membiayai kuliah ananda sehingga ananda bisa menyandang gelar sarjana, ayahanda terimakasih untuk kasih sayang dan jeri payahmu
selama ini.
Ya Allah Terima kasih atas nikmatmu yang telah kau berikan padaku dan
tuntunlah aku ke jalan yang benar untuk masa depan ku dikemudian hari. Ayahanda yang telah bersusah payah memberi pendidikan kepada saya, ibunda yang selalu mendo’akan saya, serta adik-adik saya, yang selalu
memberi dukungan dan semangat terima kasih tuk semuanya.
Sahabat saya semuanya di Universitas Teuku Umar yang selalu menemani saya disaat suka dan duka, dan teman-teman di jurusan sosiologi 06 yang
selalu bersama dimasa kuliah.
-
DAFTAR TABEL
Tabel.01. Data Klasifikasi Luas Wilayah Komplek Perumahan ADB ......... 38
Tabel.02. Data Klasifikasi Penduduk Komplek Perumahan ADB
Berdasarkan Pekerjaan ............................................................... 39
Tabel.03. Data Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Usia .............................. 39
Tabel.04. Klasifikasi Penduduk Komplek Perumahan ADB berdasarkan
Jenis Kelamin ............................................................................. 40
Tabel.05. Data Klasifikasi Penduduk komplek perumahan ADB
Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................................ 40
Tabel.06. Klasifikasi Persepsi Masyarakat Terhadap Domestik Sebagai
Kodrati Perempuan ..................................................................... 52
Tabel.07. Klasifikasi Faktor yang Menyebabkan Perempuan Melakukan
Pekerjaan Domestik .................................................................... 54
Tabel.07. Klasifikasi Laki-laki dapat Melakukan Pekerjaan Domestik
Rumah Tangga ........................................................................... 55
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : SK Pembimbing
Lampiran : Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas
Lampiran : Surat Keterangan Sudah Penelitian dari Keuchik/Ketua KP.
Lampiran : Pedoman Wawancara
Lampiran : Lokasi Penelitian
Lampiran : Daftar Riwayat Hidup
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjat kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
kudrah dan iradah Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam tidak lupa kita
sampaikan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membawa umat manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang berpendidikan
seperti sekarang ini.
Rasa terima kasih saya kepada dosen pembimbing yang telah memberikan
penulis bimbingan sehingga dapat kami selesaikan proposal penelitian dengan
judul “ Persepsi Perempuan Terhadap Pekerjaan Domestik di Komplek
Perumahan ADB Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat ”.
Dan juga terima kasih saya kepada kawan – kawan yang telah ikut
berpartisipasi dan memberikan dorongan serta motivasi kepada saya sehingga
dapat tersusun tugas saya ini. Merupakan suatu kebanggaan bagi penulis, jika
proposal penelitian ini dapat bagi semua pihak. Saya menyadari bahwa didalam
penyusunan proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
dapat banyak kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu saya sangat
mengharapakan kritikan dan saran yang membangun dari semua pihak demi
memperbaiki proposal penelitian ini ke depan di masa yang akan mendatang.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah kami berserah diri, semoga
bermanfaat bagi saya khususnya dan juga bagi semua pihak, Amin
Meulaboh Februari 2014
Penulis.
-
DAFTAR ISI
COVER DALAM
LEMBARAN PENGESAHAN
LEMBARAN PERSETUJUAN
SURAT PERNYATAAN
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
KATA PERSEMBAHAN ......................................................................... ii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ......................................................... iii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS .............................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah....................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
1.4.1. Manfaat Teoritis .............................................................. 5
1.4.2. Manfaat Praktis………………………………………….. 5
1.5. Kegunaan Penelitian……………………………………………… 5
1.6. Sistematika Pembahasan ............................................................... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persepsi ........................................................................................ 7
2.2. Faktor- faktor yang mempengaruhi Persepsi ................................ 9
2.3. Pengertian Gender ........................................................................ 11
2.4. Konsep Gender ............................................................................ 13
2.5. Persepsi terhadap Kesetaraan Gender .......................................... 20
2.6. Kesetaraan Gender....................................................................... 21
2.7. Peran Gender ............................................................................... 22
2.8. Pekerjaan Domestik ..................................................................... 25
2.9. Jenis Kelamin .............................................................................. 26
2.10. Perempuan……………………………………………………….. 27
BAB III. METEDOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ......................................................................... 28
3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................ 28
3.3 Informan Penelitian ...................................................................... 28
3.4 Penentuan Informan ..................................................................... 29
3.5 Sumber data dan teknik Pengumpulan Data .................................... 30
-
3.5.1 Sumber data ....................................................................... 30
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 31
3.6 Instrumen Penelitian ..................................................................... 32
3.7 Teknik Analisis Data……………………………………………… 32
3.8 Pengujian Kredibilitas data ............................................................ 34
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Letak dan Luas Wilayah ............................................................... 38
4.2. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan .................................. …… 39
4.3. Jumlah Penduduk Menurut Umur ................................................. 39
4.4 Jumlah Penduduk menurut Pendidikan ………………….………. 40
4.5 Hasil Penelitian ............................................................................ 41
4.5.1 Peran Perempuan dalam Keluarga di komplek ADB………… 41
4.5.2 Perkerjaan Domestik yang Dilakukan oleh Ibu-Ibu
Dalam Kehidupan Sehari-hari Pendidikan ………….…….…. 44
4.5.3 Faktor yang menyebabkan ibu melakukan pekerjaan
Domestik dirumah…………………………………………..... 46
4.5.4 Pekerjaan domestik dapat dikerjakan oleh laki-laki 47
4.6 Pembahasan .................................................................................. 51
4.6.1 Pandangan perempuan terhadap pekerjaan domestik
di komplek perumahan ADB ................................................. 51
4.6.2 Faktor yang menyebabkan perempuan melakukan
pekerjaan domestik ................................................................ 55
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ...................................................................................... 57
5.2. Saran-Saran .................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ LAMPIRAN ………………………... ........................................................
-
ABSTRACT
Farlina, Nim: 06C20210010. With thetitle"Perceptions of WomenAgainst
DomesticWorkina residentialcomplexADBMeureuboDistrict ofWest Aceh
district".
Withthe guidance:
Supervisor 1 : SudarmanAlwy, MA.
Advisor II : Nurlian, S. Sos
Strugglegender equalityis becoming aglobal issue thatattracted the attention ofthe
world, especially after the end ofthe cold warbetweenthe westblockandeastblock.
The changes arein linewith theparadigmshift inthe developmentofan approach to
securityandstabilityto thewelfareand justiceapproaches(Ministry of Women's
Empowerment, BKKBNandUNFPA2005). A third goalof the Millennium
DevelopmentGoals (MDG) isto encouragegender equalityand women's
empowerment. To achieve these targets, one of them byincreasing theability
ofeducationalinstitutionsin managingandpromoting thevision ofgendereducationso
as toenhance thepublic's understanding ofgender equality(Bappenas
2003).Domestic workare moredominantdone bythemothers, dikarenasegelathe
workis the work ofafemalesubjectin the householdneeds to be done.
Theroutinesareperformedbya woman, especially a
wife/homemakerfromsunriseuntilsunsetofpreparing foodfor thechildrento
schoolandworkhusband, cleaning, washing, etc.,
evenuntilmidnighthousewifejobended. Shinggadeemed
necessarythatdomesticworkis notonlydone bywomenalone, butthe casecan also
bedone bymen. Factorscausingwomendoingdomesticwork, among others, due
tothe hereditaryfactorsof theparents, because oftheir nature aswomen, because
oftheirsense ofresponsibility for each otherin thekeleuarga, because of
theobligation ofa womanwhomusttake care ofthe domestic work, because
oftanggugresponsibility ofa wifehave to workdoublein the householdtomeettheir
daily needs, as well asbecause of thetraditionthathas long-ago
womenwhododomesticworkin the household. So thatthetraditionis a major
factorthatwomenshouldperformdomesticjobs.
Keywords: Perception, Women, DomesticWork, West Aceh.
-
ABSTRAK
Farlina, Nim: 06C20210010. Dengan Judul “ Persepsi Perempuan Terhadap
Pekerjaan Domestik di Komplek perumahan ADB Kecamatan Meureubo
kabupaten Aceh Barat”.
Dengan bimbingan:
Pembimbing 1 : Sudarman Alwy, MA.
Pembimbing II : Nurlian, S.Sos
Perjuangankesetaraan dankeadilangendersedangmenjadiisuglobal yang
menarikperhatiandunia terutamasetelahberakhirnyaperangdinginantara
blokbaratdanbloktimur.Perubahan tersebutsejalandenganpergeseran
paradigmapembangunan daripendekatankeamanandankestabilanmenuju
pendekatankesejahteraan dankeadilan(KementerianPemberdayaan
Perempuan,BKKBN& UNFPA2005).TujuanketigaMilleniumDevelopment
Goals(MDG)adalahmendorong kesetaraan genderdanpemberdayaan
perempuan.Untuk mencapai target tersebut, salah satunya dengan meningkatkan
kemampuankelembagaan pendidikandalammengeloladan mempromosikan
pendidikanberwawasangendersehinggadapatmeningkatkan
pemahamanmasyarakattentangkesetaraangender(Bappenas2003).Pekerjaan
domestik ini memang lebih dominan dikerjakan oleh kaum ibu-ibu, dikarena
segela pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan pokok seorang perempuan di
dalam rumah tangga yang harus dikerjakan. Adapun rutinitas yang dilakukan
oleh seorang perempuan terutama istri/ibu rumah tangga mulai dari terbit
matahari sampai terbenam matahari dari menyiapkan makanan untuk anak
kesekolah dan suami bekerja, membersihkan rumah, mencuci dan lain-lain,
bahkan sampai tengah malam pekerjaan ibu rumah tangga baru berakhir. Shingga
dipandang perlu bahwa pekerjaan domestik tidak hanya dikerjakan oleh
perempuan saja, tetapi demikian halnya juga dapat dikerjakan oleh kaum laki-
laki.Faktor menyebabkan perempuan melakukan pekerjaan domestik tersebut
antara lainnya, karena faktor budaya turun temurun dari orangtua, karena faktor
kodratnya sebagai perempuan, karena faktor adanya rasa saling bertanggung
jawab di dalam keleuarga, karena faktor kewajiban seorang perempuan yang
memang harus mengurus pekerjaan domestik, karena faktor tanggug jawab
seorang istri harus bekerja ganda dalam rumah tangga untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, serta karena faktor tradisi yang sejak dulu-dulu perempuan
yang mengerjakan pekerjaan domestik didalam rumah tangga. Sehingga tradisi
tersebut yang menjadi faktor utama perempuan yang harus melakukan perkerjaan
domestik.
Kata Kunci: Persepsi, Perempuan, PekerjaanDomestik,Aceh Barat.
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya hakekat pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa
Indonesia ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia
seutuhnya, tanpa membedakan suku bangsa, agama, dan jenis kelamin.
Namun hasil pembangunan yang diukur berdasarkan indikator pembangunan
manusia sebagaimana terdapat dalam “Human Development Report 2004
menunjukkan, bahwa nilai Indeks Pembangunan Gender (Gender- related
Development Indeks = GDI) yang mengatur angka harapan hidup, angka
melek huruf, angka partisipasi murid sekolah Gender Development Program
(GDP) riil per balita antara laki-laki dan perempuan - Indonesia menduduki
peringkat ke 111 dari 117 negara. Kondisi ini jauh lebih rendah dibandingkan
dengan negara – negara ASEAN lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa hasil kerja
pembangunan yang dilaksanakan selama ini dan dampak yang ditimbulkan
karena krisis multidimensional sejak 1997 terutama terkait dengan bidang
pendidikan, kesehatan, ekonomi politik dan hukum masih menunjukkan
kesenjangan relasi antara perempuan dan laki-laki, baik dalam mendapatkan akses
terhadap sumber daya pembangunan, kesempatan berpartisipasi dalam
pelaksanaan pembangunan dan pengambilan keputusan melakukan kontrol
maupun penguasaan atas hak dan tanggung jawabnya terhadap penggunaan
sumber daya pembangunan maupun dalam menikmati hasil-hasil pembangunan
yang telah dilaksanakan ( Utomo, 2009 ).
Peranan perempuan dalam pembangunan terus menerus didorong dalam
-
2
segala aspek kehidupan. Perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam
bidang pendidikan sehingga semakin banyak perempuan yang memiliki
pendidikan yang baik. Lapangan pekerjaan juga banyak tersedia bagi perempuan.
Perempuan memang dilahirkan dengan naluri keibuan yang sering disebut
Nurturing Instinc, dengan naluri ini seorang istri diserahi tanggung jawab untuk
mengasuh anak. Wanita yang cenderung lebih emosional atau lebih melihat
segala sesuatu dari sudut perasaan dinilai sangat sesuai dengan tugasnya untuk
merawat, mengasuh dan mendidik anak ( Pujiwati Sajogyo 2002).
Didalam undang-undang perkawinan ditetapkan bahwa peran suami adalah
sebagai kepala keluarga dan istri sebagai ibu rumah tangga. suami wajib
melindungi istri, dan memberikan segala sesuatu sesuai dengan keperluannya,
sedangkan kewajiban istri adalah mengatur urusan rumah tangga dengan sebaik-
baiknya. dengan pembagian peran tersebut, berarti peran perempuan yang resmi
diakui yaitu peran mengatur urusan rumah tangga seperti membersihkan rumah,
mencuci baju, memasak, merawat anak ( Fausia, L & Nasyiah 2005).
Dalam sosiologi perempuan, perempuan sebagai suatu objek studi banyak
diabaikan. Hanya di bidang perkawinan dan keluarga ia dilihat keberadaannya.
Kedudukannya dalam sosiologi, dengan kata lain bersifat tradisional
sebagaimana ditugaskan kepadanya oleh masyarakat yang lebih besar “tempat
kaum perempuan adalah dirumah” atau pekerjaan yang ditekuni merupakan suatu
pekerjaan domestik. Kedudukan dan peranan perempuan yang pada awalnya
hanya sebagai penanggung jawab urusan rumah tangga, sekarang sudah ikut
serta mencari nafkah keluarga. Sehingga perannya tidak lagi sekedar mengurus
kebutuhan domestik rumah tangga namun sudah memiliki peran ganda atau
perempuan bekerja. Perempuan sebagai ibu rumah tangga yang hidup dalam
-
3
keluarga merupakan sosok kepemimpinan dalam suatu unit sosial yang
terkecil mempunyai peran yang sangat besar dalam memberikan warna bagi
perkembangan anak-anaknya ( Sukri, 2002 ).
Setiap orang mempunyai persepsi, penafsiran tertentu, kesan tertentu
terhadap objek. Objek yang sama dapat dilihat sebagai sesuatu yang berbeda-
beda, sebab kesan yang ditangkap oleh rangsangan pancaindra dapat berbeda-
beda. Penyebab dari perbedaan tersebut dapat terjadi karena latar belakang,
pengalaman, pengetahuan, perasaan, pendidikan dan nilai-nilai serta kebiasaan di
lingkungan masing-masing. Demikian pula gambaran yang sudah baku tentang
wanita ( streotype ), seolah - olah demikianlah adanya, tidak mudah untuk diubah.
Hal ini merupakan pantulan dari anggapan yang sudah mengendap mungkin
turun temurun berabad-abad, karenanya tak dipikirkan lagi dan diterima
begitu saja, dipercaya dan diikuti. Sebagai contoh wanita adalah mahluk yang
lemah, lembut, manja (stereotype gender ). Wanita tidak mempunyai kemampuan
untuk berprestasi baik dalam ilmu eksakta dll. Citra ini sudah terpatri dalam
pikiran masyarakat, sukar merubahnya, walaupun pada kenyataannya kita dapat
menunjuk adanya banyak yang pandai dalam ilmu eksakta ( Desiyani, F.
2003).
Perempuan saat ini bukanlah masalah baru, adapun beberapa alasan
yang di kemukakan bagi wanita yang bekerja diluar rumah antara lain :
1. Menambah pendapatan keluarga (family income) terutama jika
pendapatan suami relative kecil.
2. Memanfaatkan berbagai keunggulan (pendidikan, keterampilan) yang
dimilikinya yang diharapkan oleh keluarganya.
-
4
3. Menunjukkan eksistensi sebagai manusia (aktualisasi diri) bahwa
ia mampu berprestasi dalam kehidupan masyarakat.
4. Untuk memperoleh status atau kekuasaan lebih besar didalam kehidupan
keluarga.
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas saya tertarik untuk
meneliti dalam bentuk skripsi dengan Persepsi Perempuan Terhadap
Pekerjaan Domestik di Komplek Perumahan ADB Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana persepsi perempuan di komplek perumahan ADB Alue
Peunyareng terhadap pekerjaan Domestik ( Pekerjaan Rumah Tangga )?
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi perempuan terhadap pekerjaan
domestik?
3. Apakah laki-laki dapat melakukan pekerjaan domestik?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui persepsi dan sikap perempuan terhadap pekerjaan
domestik di komplek perumahan ADB.
2. Untuk mengetahui seberapa besar peran perempuan dalam melakukan
aktifitas pekerjaan domestik di komplek perumahan ADB.
3. Untuk mengetahui apa laki-laki dapat melakukan pekerjaan domestik
-
5
1.4 . Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
1. Sebagai wacana dalam mengembangkan teori - teori yang pernah di
peroleh selama perkuliahan.
2. Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna sebagai bahan referensi bagi
penulis dalam menyikapi pentingnya peran perempuan dalam kehidupan
berkeluarga dan sebagai indikator pentingnya peran perempuan dalam
pekerjaan domestik.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Pemerintah Daerah atau pihak lain hasil penelitian dan analisa yang
di dapat, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
perkembangan pentingnya peran perempuan dalam pekerjaan domestik
sehingga meningkatkan peran perempuan dalam rumah tangga.
1.5 Kegunaan Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat pada
umumnya dan mahasiswa pada khususnya dalam memahami konsep
gender dalam persepsi pekerjaan domestik
2. Penelitian ini diharapkan dapat mengubah atau membentuk persepsi
baru tentang peran perempuan dalam persepsi pekerjaan domestik.
3. Bagi institusi terkait, yaitu Dinas Pemberdayaan Perempuan hasil
penelitian diharapkan dapat menjadi acuan dalam melakukan intervensi
untuk mengubah cara pandang masyarakat tentang konsep gender. Bagi
Dinas Pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan
untuk dapat melembagakan pendidikan berwawasan gender.
-
6
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran mengenai yang jelas dalam penulisan skripsi
ini, maka sistematika skripsi ini ditulis dengan struktur sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, Bab ini merupakan bagian dari pendahuluan yang
berisi mengenai latar belakang yang mendasari pemilihan masalah
dalam penelitian ini, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka, Bab ini berisi tentang teori - teori dari penelitian
terdahulu yang melandasi penelitian ini, kerangka pemikiran teoritis
dan hipotesis.
BAB III : Metodologi penelitian, Bab ini menjelaskan mengenai variabel -
variabel digunakan dalam penelitian, dan definisi operasional, jenis
serta sumber data, metode pengumpulan serta metode analisis
yang digunakan dalam penelitian.
Bab IV : Hasil dan Pembahasan, Bab ini berisi mengenai uraian tentang
Gambaran umum objek penelitian. Bagian pembahasan menerangkan
interpretasi dan pembahasan hasil penelitian secara komprehensif.
BAB V: Penutup, Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi mengenai
kesimpulan diperoleh dari hasil pembahasan di bab IV, selain itu
bab ini juga berisi saran - saran yang nantinya berguna bagi
pihak yang berkepentingan.
-
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persepsi
Persepsi adalah merupakan interpretasi unik dari situasi, bukan rekaman
situasi. Singkatnya, persepsi merupakan proses kognitif kompleks yang
menghasilkan gambaran dunia yang unik, yang mungkin agak berbeda dari
realita ( Fred Luthans, 2006:194).
Persepsi yakni proses internal dengan mana manusia memilih,
mengevaluasi, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari sekitarnya
(Mulyana, 2009:49). Rangsangan tersebut bisa berbentuk lambang-lambang,
tanda-tanda atau kejadian-kejadian. Karena tidak ada dua manusia yang
mempunyai pengalaman yang persis sama, maka tidak ada manusia yang
mempunyai persepsi sama terhadap suatu rangsangan.
Pandangan lain menyatakan bahwa persepsi adalah proses dengan mana kita
menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi rangsangan
(stimulus) atau pesan yang kita serap dan apa makna yang kita berikan kepada
mereka ketika mereka mencapai kesadaran.
Sarlito Wirawan ( 2003 : 94 ) mengartikan persepsi sebagai a) suatu
proses berfikir, b) proses pengambilan keputusan c) penafsiran terhadap obyek
dan d) hasil dari stimulus.
Good, ( 2001 : 413 ) Persepsi dapat diartikan sebagai kesadaran
individu akan obyek, kondisi atau hubungan-hubungan sebagai rangsangan
sensoris.
-
8
Dalam masyarakat, kini anggapan-anggapan tersebut berkembang dan
berubah terus menerus, tetapi perubahan tersebut biasanya berjalan lamban,
membutuhkan suatu proses yang panjang, yang pada dasarnya adalah suatu proses
belajar. Kedudukan dan peranan perempuan dalam pembangunan berkembang
terus menerus, sehingga kemauan kaum wanita untuk belajar terus menerus,
mengubah sikap dan tingkah lakunya dalam menjalankan peranannya dalam
masyarakat juga berlangsung terus menerus.
Persepsi tentang peningkatan kedudukan dan peranan perempuan dalam
pembangunan bangsa didasarkan pada pandangan bahwa perempuan adalah
warganegara dan sumber daya insani pembangunan yang mempunyai kedudukan,
hak, kewajiban, tanggung jawab peranan dan kesempatan yang sama dengan laki
laki dalam pembangunan di segala bidang termasuk kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Anonymous 2005).
Menurut David Krech cs (2005), persepsi adalah dimana seorang individu
memberikan arti kepada lingkungan. Mengingat masing-masing orang memberi
artinya sendiri terhadap stumuli, maka dapat dikatakan bahwa individu-individu
yang berbeda “melihat” hal sama dengan cara-cara yang berbeda. Peta kognitif
individu, bukanlah pencerminan fotografis dari dunia fisikal, tetapi ia lebih
merupakan sebuah konstruksi pribadi, dimana obyek-obyek tertentu, yang
diseleksi oleh individu tersebut untuk peranan penting tertentu, dipersepsi
olehnya dengan cara individual.
Kebijakan peningkatan kedudukan dan peranan perempuan pada hakekatnya
diarahkan pada peningkatan kedudukan, peranan kemampuan, kemandirian
serta ketahanan mental spiritual agar menjadi mitra sejajar pria yang selaras serasi
dan seimbang, sebagai bagian tak terpisahkan dari upaya peningkatan kualitas
-
9
sumber daya manusia.
Dilihat dari sisi jumlah dan proporsi yang ada, posisi perempuan lebih besar
dari laki-laki. Ini berarti bahwa perempuan dapat memberikan sumbangan yang
sebanding dengan laki-laki apabila mempunyai kemampuan yang setara.
Sementara dilain pihak perempuan diletakkan dalam posisi yang lebih rendah,
yang mengakibatkan kemampuan untuk berperan dalam pembangunan menjadi
lebih kecil. Pada dasarnya perempuan dan laki-laki mempunyai kemampuan yang
sama kecuali untuk fungsi reproduksinya. Sedangkan perbedaan yang ada
disebabkan oleh streotipe yang secara turun temurun terbentuk dalam tatanan
sosial budaya masyarakat. Sejalan dengan perubahan jaman, streotipe yang
memarjinalkan perempuan dan meletakkan perempuan pada kedudukan yang
lebih rendah, harus diubah karena tidak sesuai dengan kodrat manusia. Dalam
upaya meningkatkan kondisi perempuan yang saat ini masih tertinggal,
pemerintah telah menentukan kebijakan tentang kedudukan dan pemberdayaan
perempuan dengan tujuan terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender dalam
setiap proses dan tahap pembangunan ( Kartono, 2002).
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Bagaimana orang melakukan persepsi dan seberapa jauh orang
mempersepsikan, banyak faktor yang mempengaruhi suatu rangsangan dan obyek
yang sama bias dipersepsikan berbeda oleh orang yang berbeda. Menurut
Andersen (dalam Rahmat, 2004:52-58), beberapa faktor yang mempengaruhi
persepsi adalah:
-
10
Pertama, perhatian (attention), adalah proses mental ketika stimuli lainnya
melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu
indera yang lain.
Kedua, faktor-faktor fungsional yaitu faktor yang berasal dari kebutuhan,
pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai
faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli tetapi
karakteristik satu orang yang memberikan respon pada stimuli itu.
Ketiga, faktor-faktor struktural adalah faktor yang berasal semata-mata dari
sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf
individu.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa persepsi sangat dipengaruhi oleh
unsur subyektif orang yang mempersepsi. Sehingga persepsi selalu mengarah
pada fakta spesifikasi pribadi. Karena itu penerimaan terhadap obyek yang sama
akan ditanggapi atau dipersepsi berbeda oleh kelompok yang satu dan lainnya atau
orang yang satu dengan lainnya.
Sedangkan Mowen menyebut tahap pemaparan, perhatian dan pemahanan
sebagai persepsi. Tahap pertama dari proses pengolahan informasi adalah
pemaparan. Pemaparan adalah kegiatan yang dilakukan yang dilakukan oleh para
pemasar untuk menyampaikan stimulus kepada konsumen. Stimulus bisa
berbentuk iklan, kemasan, merek hadiah. Stimulus akan dirasakan oleh satu atau
lebih panca indera konsumen. Konsumen merasakan stimulus yang datang ke
salah satu panca indera disebut sensasi (Sumarwan, 2004: 70)
Tahap kedua adalah perhatian, bahwa tidak semua stimulus yang dipaparkan
dan diterima konsumen akan memperoleh perhatian dan berlanjut dengan
pengolahan stimulus tersebut. Karena konsumen memiliki keterbatasan sumber
-
11
daya kognitif untuk mengolah semua informasi yang diterimanya (Sumarwan,
2004: 75)
Tahap ketiga yaitu pemahaman, adalah usaha konsumen untuk mengartikan
atau menginterpretasikan stimulus. Engel, Blackwell dan Miniard menyebut tahap
ini sebagai tahap memberi makna kepada stimulus. Makna ini tergantung kepada
bagaimana stimulus diklasifikasikan dan dielaborasi dalam kaitanna dengan
pengetahuan konsumen (Sumarwan, 2004:83).
2.3 Pengertian Gender
Gender adalah sebuah variabel sosial untuk menganalisa perbedaan antara
anak laki-laki dan perempuan, laki-laki dan perempuan dewasa berkaitan
dengan: peran, tanggungjawab dan kebutuhan, peluang dan hambatan
(Haspels dan Suriyasarn, 2005). Gender merujuk pada pembedaan-
pembedaan dan relasi-relasi sosial antara anak perempuan dan anak laki-laki,
perempuan dan laki-laki dewasa yang dipelajari dan sangat bervariasi di dalam
dan antar budaya, serta berubah dari waktu ke waktu (Haspels dan Suriyasarn,
2005).
Gender merupakan aspek identitas yang sangat berarti, perempuan dan pria
mempunyai pengalaman yag berbeda tentang pembentukan identitas jenis
kelamin. Identitas jenis kelamin terbentuk sekitar usia tiga tahun. Anak
laki-laki dan perempuan mulai mengenal tingkah laku dan ciri-ciri kepribadian
yaang sesuai bagi masing-masing jenis kelaminnya (Peek, 2001: 57)
Perempuan dan pria mempunyai perbedaan secara psikologis dimana
perempuan lebih emosional daripada pria karena perempuan lebih mudah
-
12
tersinggung, mudah terpengaruh, sangat peka, menonjolkan perasaan, dan mudah
meluapkan perasaan. Sementara pria tidak emosional, sangat objektif, tidak
mudah terpengaruh, mudah memisahkan antara pikiran dan perasaan sehingga
terkadang kurang peka dan mampu memendam perasaannya (Dagun, 2002: 4).
Goleman (2009:521) menyatakan bahwa perempuan umumnya mempunyai
kesempatan lebih banyak untuk mempraktekkan beberapa keterampilan
relasional antar pribadi daripada pria, hal ini dikarenakan perempuan lebih peka
dan cenderung mengalami penyesuaian perasaan yang spontan terhadap orang
lain, sedangkan pria cenderung memandang diri sendiri, pria tampak kurang
termotivasi dalam hal berempati dengan orang lain daripada perempuan. Jati
diri seorang pria ditentukan oleh kemampuannya. Pria akan membanggakan
diri atas kemampuan memecahkan masalah atau menyelesaikan sebuah
pekerjaan, sedangkan perempuan lebih mementingkan rasa kepedulian,
integritas dan nilai-nilai yang lebih personal menduduki dan kepedulian
untuk melayani (Gray, 2004: 30).
Harsiwi (2004: 2) mengungkapkan bahwa pria cenderung kurang
memiliki disiplin diri dalam bekerja, sehingga perlu diterapkan suatu sistem
disiplin kerja yang keras. Sementara itu, perempuan cenderung memiliki disiplin
diri yang lebih tinggi dibandingkan pria, sehingga sistem disiplin yang
diterapkan lebih bersifat memelihara atau maintanance dan meningkatkan
disiplin tersebut.
Gender diartikan sebagai peran laki‐laki dan perempuan yang
dikonstruksikan secara sosial. Peran‐peran ini dipelajari, dapat berubah dengan
berjalannya waktu, dan variasinya sangat berbeda dalam sebuah kebudayaan atau
-
13
antar kebudayaan yang berbeda. Karena peran sosial gender merupakan sesuatu
yang bisa dipelajari, maka hal ini juga dapat diubah dan diisi dengan norma‐
norma gender yang lebih progresif (Utomo dkk, 2009).
2.4 Konsep Gender.
Kata gender dalam bahasa Indonesia dipinjam dari bahasa Inggris secara
harfiah “ gender “ berarti jenis kelamin, sama halnya dengan seks yang juga jenis
kelamin. Untuk memahami konsep gender harus dibedakan antara kata gender
dengan seks. Seks mengacu pada pengertian perbedaan biologis jenis kelamin
yang merupakan kodrat Tuhan karenanya bersifat permanen serta tidak dapat
dipertukarkan. Terdapat dua kelompok atau golongan yang mendefinisikan
gender secara berbeda. Kelompok yang pertama adalah sekelompok feminis yang
mengatakan bahwa perbedaan jenis kelamin tidak menyebabkan perbedaan
peran dan perilaku gender dalam tataran sosial. Kelompok kedua menganggap
bahwa perbedaan jenis kelamin akan menyebabkan perbedaan perlakuan atau
peran berdasarkan gender. Misalnya ada perlakuan khusus pada pekerja wanita
karena kondisi biologisnya, seperti cuti hamil, cuti haid, pemberian jam kerja
malam, dan sebagainya (Megawangi 2009). Gender diartikan sebagai konstruksi
sosio kultural yang membedakan karakteristik maskulin dan feminin. Gender
berbeda dengan seks atau jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang bersifat
biologis (Moore, 1988 ; 1994 ; 10 diacu dalam Kodiran dkk 2001). Walaupun
jenis kelamin laki-laki sering berkaitan erat dengan gender maskulin kelamin
perempuan dengan gender feminin, kaitan antara jenis kelamin dengan gender
bukan merupakan korelasi absolut ( Mosse 2006 ).
-
14
Dalam pembahasan mengenai gender terdapat dua konsep teori, yaitu teori
nature dan nurture. Menurut teori nature, perbedaan laki-laki dan
perempuan adalah kodrat sehingga harus diterima sedangkan menurut teori
nurture, perbedaan perempuan dan laki-laki pada hakekatnya adalah hasil
konstruksi sosial budaya (Kementerian Pemberdayaan Perempuan, BKKBN &
UNFPA 2005). Sandra Bem menjelaskan karakteristik feminin (seperti lembut,
manja, perasa, sensitif, penuh perhatian, penuh rasa cinta) yang sangat erat
dengan perempuan dan karakteristik maskulin (seperti berkepribadian keras,
tegas, kerja keras, senang berkompetisi, punya rencana yang sistematis, kurang
sensitif) yang sangat erat dengan laki-laki. Namun demikian, kedua sifat tersebut
bercampur di dalam setiap individu baik laki-laki maupun perempuan
( Puspitawati 2006).
Dalam memahami konsep gender ada beberapa hal yang perlu dipahami,
yaitu :
1. Ketidakadilan dan diskriminasi gender, Ketidakadilan dan diskriminasi
gender merupakan kondisi tidak adil akibat sistem dan struktur sosial
dimana baik laki-laki dan perempuan menjadi korbannya. Bentuk-bentuk
ketidakadilan akibat diskriminasi gender meliputi :
a. Marjinalisasi (peminggiran/pemiskinan) perempuan.
b. Pemiskinan atas perempuan maupun atas laki-laki yang disebabkan
jenis kelaminnya merupakan salah satu bentuk ketidakadilan gender.
c. Subordinasi.
d. Subordinasi adalah keyakinan bahwa salah satu jenis kelamin
dianggap lebih penting dibandingkan jenis kelamin lainnya.
Contohnya, apabila seorang istri yang hendak mengikuti tugas
-
15
belajar, ia harus mendapat izin dari suami. Namun, jika suami yang
akan pergi, ia dapat mengambil keputusan sendiri tanpa harus
mendapat izin dari istri.
e. Pandangan stereotipe.
f. Pelabelan (stereotipe) secara umum selalu melahirkan
ketidakadilan. Contohnya, label kaum perempuan sebagai ibu rumah
tangga sangat merugikan mereka jika hendak aktif dalam kegiatan
laki-laki, seperti kegiatan politik, bisnis maupun birokrasi.
2. Kekerasan.
Berbagai kekerasan terhadap perempuan sebagai akibat perbedaan peran
muncul dalam berbagai bentuk. Kekerasan tidak hanya menyangkut
serangan fisik saja seperti perkosaan, pemukulan, dan penyiksaan, tetapi
juga yang bersifat non fisik seperti pelecehan seksual, ancaman, dan
paksaan sehingga secara emosional perempuan atau laki - laki yang
mengalaminya akan merasa terusik batinnya.
3. Beban kerja.
Sebagai suatu bentuk diskriminasi dan ketidakadilan gender adalah
beban kerja yang harus dijalankan oleh salah satu jenis kelamin tertentu.
Berbagai observasi menunjukkan perempuan mengerjakan hampir 90% dari
pekerjaan dalam rumah tangga sehingga bagi perempuan yang bekerja
di luar rumah, selain bekerja di sektor publik mereka juga masih harus
mengerjakan pekerjaan domestik (Kementerian Pemberdayaan Perempuan,
BKKBN & UNFPA 2005).
Sebenarnya istilah diskriminasi tidak tepat karena secara de jure, tidak ada
hambatan bagi perempuan untuk dapat setara dengan laki-laki. Secara de facto,
-
16
banyak perempuan secara suka rela tidak dapat melepaskan faktor biologisnya
(biological essentialism). Hambatan perempuan untuk dapat setara dengan laki-
laki biasanya berasal dari dalam diri perempuan itu sendiri.
Sementara pengertian gender adalah sebagai berikut :
- Gender mengacu pada perbedaan jenis kelamin yang bukan bersifat
biologis dan bukan kodrat Tuhan.
- Gender adalah sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun
perempuan yang dikonstrukskan secara sosial dan kultural.
- Gender adalah perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab antara laki-
laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat
berubah sesuai dengan kemajuan zaman.
- Gender adalah semua hal yang dapat dipertukarkan antara sifat
perempuan dan laki-laki yang bisa berubah dari waktu ke waktu serta
berbeda dari tempat ke tempat lainnya, maupun berbeda dari suatu kelas
ke kelas lainnya.
Gender menunjuk pada perbedaan perilaku antara laki-laki dan
perempuan yang “ society constructed”, jadi diciptakan oleh laki-laki dan
perempuan itu sendiri melalui proses sosial budaya yang panjang. (Guhardja
2002)
Dalam masyarakat tampak adanya pembagian dua golongan yang
membedakan laki-laki perempuan. Hal ini dapat dilihat dari ungkapan-
ungkapan yang digunakan untuk mengidentifikasi dua jenis kelamin tersebut.
Sebagai contoh misalnya perempuan dikenal dengan yang berkaitan dengan,
bunga, bulan, lemah, emosional, alam. Sedangkan laki-laki berkaitan dengan
kumbang, matahari, kuat, rasional dan budaya.
-
17
Dari dikhotomi tersebut tampak dua sifat yang berlawanan. Lambang yang
diberikan pada laki-laki lebih dinamis dibandingkan dengan lambang lambang
yang diberikan pada perempuan. Lambang yang dimiliki laki-laki menguasai
lambang-lambang yang dimiliki perempuan.
Johnson dalam Darwis (2002:3) mengemukakan bahwa nilai-nilai budaya
menempatkan kelaki-lakian diatas keperempuanan dan menilai laki-laki dan
perempuan dengan kriteria yang berbeda. Identifikasi perempuan dengan alam
menunjukkan kedekatannya dengan alam karena keterlibatannya dalam
kegiatan reproduksi cenderung membatasi mereka pada fungsi-fungsi sosial
tertentu seperti hubungan dengan anak. Pada akhirnya hubungan perempuan anak
dan keluarga menempatkannya pada wilayah domestik. Laki-laki ditempatkan
pada wilayah politik dan publik dari kehidupan sosial karenanya diidentifikasikan
dengan masyarakat dan publik, sedangkan perempuan tetap diasosiasikan
dengan keluarga. Ciri dan sifat tersebut diatas sebenarnya tidak permanen
dalam arti bisa dipertukarkan , sebagai contoh ada laki-laki yang emosional,
lemah lembut, sebaliknya ada perempuan yang rasional, kuat. Melalui dialektika
konstruksi gender yang tersosialisasikan secara evolusional, lama-lama
mempengaruhi biologis seks, sehingga kaum laki-laki kemudian terlatih dan
tersosialisasi dan termotivasi untuk menjadi sifat gender yang ditentukan
masyarakat, yaitu secara fisik lebih kuat dan agresif, sementara perempuan harus
lemah lembut. Proses sosialisasi dan rekonstruksi ini berlangsung secara
mapan dan lama, yang akhirnya sulit dibedakan apakah sifat gender ini
dikonstrusikan oleh masyarakat atau kodrat biologis yang ditentukan Tuhan.
Namun demikian sepanjang sifat-sifat yang melekat pada kedua seks ini bisa
dipertukarkan, maka sifat tersebut adalah hasil konstruksi masyarakat dan
-
18
bukanlah kodrat. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
gender adalah perbedaan hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan
sebagai konstruksi yang bersumber pada nilai sosial budaya, pada berbagai
golongan atau kelompok masyarakat, memiliki identitas yang berbeda-beda yang
dipengaruh oleh faktor ideologi, politik, ekonomi, sejarah, agama, budaya, adat
istiadat dan etnk serta berubah ubah menurut waktu, tempat, lngkungan dan
kemajuan (Handayani, 20011)
Nilai sosial budaya menentukan peranan stereotip, yaitu peranan yang
dianggap cocok bagi laki-laki dan perempuan, sesuai dengan sifat-sifat biologis
masing- masing didalam pembangunan termasuk kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang sering menimbulan kesenjangan
hubungan lak-laki dan perempuan. Adanya anggapan bahwa perempuan memiliki
sifat memelihara dan rajin serta tidak cocok menjadi kepala rumah tangga
berakibatkan bahwa semua pekerjaan domestik rumah tangga menjadi tanggung
jawab kaum perempuan, dan pekerjaan ini dinilai lebin rendah dibandingkan
dengan jenis pekerjaan yang dianggap sebagai pekerjaan lelaki dengan
kategori pekerjaan bukan produktif sehingga tidak diperhitumgkan dalam
statistik ekonomi negara. Anggapan gender seperti itu membuat kaum
perempuan sudah sejak dini disosialisasikan untuk menekuni peran gender
mereka. Di lain pihak kaum lelaki tidak diwajibkan untuk menekuni berbagai
jenis pekerjaan domestik. Bias gender inilah yang memperkuat pelanggengan
secara kultural dan struktural beban kerja kaum perempuan.
Biasa yang dalam bahasa Inggris diartikan sebagai “prasangka” yaitu
pendapat atau anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui/
menyaksikan / menyelidiki sendiri. Secara harfiah dalam bahasa Indonesia berarti
-
19
yang menyimpang. Bias gender adalah cara pandang ( idea ) seorang perempuan
terhadap laki-laki sesuai dengan anggapannya yang menyimpang, demikian juga
sebaliknya. Prasangka itu sendiri mengandung arti terdapat hal yang tidak
obyektif, jadi terdapat persepsi yang tidak obyektif pada diri perempuan maupun
laki-laki terhadap lawan jenisnya.
Bias gender telah diyakini kebenarannya oleh laki-laki maupun perempuan
dan diterima sebagai kodrat Tuhan yang tidak dapat diubah sehingga
menjadi pedoman dalam bertingkah laku dalam keluarga maupun masyarakat
yang lebih luas.Perbedaan gender tidak menjadi masalah selama tidak melahirkan
ketidakadilan gender (gender inequalities). Namun ternyata perbedaan gender
seringkali melahirkan ketidakadilan baik bagi laki-laki maupun perempuan
Ketidak adilan gender merupakan sistem dan struktur di mana baik kaum
laki-laki dan perempuan menjadi korban dari sistem tersebut.
Ketidak adilan Gender adalah bahwa, perlakuan tidak adil yang diberikan
baik kepada laki-laki maupun perempuan.
1) Dalam banyak kasus perlakuan tidak adil banyak menimpin
perempuan yang dialaminya baik di rumah, di tempat bekerja maupun
di masyarakat.
2) Ketidak adilan gender tercipta karena : a) hubungan gender yang
timpang b) diskriminasi gender. Dikonstruksikan oleh budaya dan
melembaga / dilembagakan.
3) Apabila proses ketidakadilan gender terus berlanjut, kesetaraan
gender tidak tercapai. ( pelatihan kepemimpinan pengurus lembaga
perempuan, 2002 ).
-
20
Manifestasi ketidak adilan gender menurut beberapa pakar ( Zoerani
2001: 2) timbul dalam bentuk :
1) Kekerasan (violence )
2) Marginalisasi Perempuan
3) Subordinasi
4) Pembentukan streotip atau pelabelan negatif
5) Beban kerja lebih panjang dan lebih banyak
6) Beban ganda.
2.5 Persepsi terhadap Kesetaraan Gender
Salah satu tahap penting yang mewarnai pelaksanaan otonomi daerah
adalah ketika legislatif sebagai lembaga yang mewakili rakyat menjalankan
fungsinya yaitu, fungsi legislasi, fungsi penganggaran, dan fungsi
pengawasan. Fungsi legislasi dijalankan, antara lain dengan membuat Peraturan
Daerah (perda). Fungsi ini menjadi sangat penting karena salah satu indikasi
kesiapan daerah dalam merespon kebijakan otonomi daerah adalah ketika daerah
mampu membuat kebijakan sendiri yang dituangkan dalam perda. Dalam hal ini,
kemampuan legislasi menjadi sangat penting karena hal itu akan mempengaruhi
kualitas dari produk kebijakan yang ditetapkan. Sementara itu wacana yang
berkembang di masyarakat menunjukkan adanya keprihatinan terhadap
kemampuan legislatif dalam melakukan legal drafting (rencana perda). Itulah
sebabnya mengapa inisiatif pembuatan Rancangan Peraturan Daerah selalu
berasal dari ekskutif. Dan secara umum, dapat dikatakan bahwa legislatif memang
memiliki kelemahan dalam melakukan rancangan perda (legal drafting).
-
21
Kelemahan utama dalam legal drafting adalah pada aspek interpretasi otentik
dan perlindungan historis dan sosialogis serta kelemahan dalam sistematika,
sehingga akibat dari kelemahan tersebut adalah produk legislasi yang berupa
perda sebagian besar masih berorientasi pada kepentingan daerah, dan tidak
menyentuh pada kepentingan masyarakat banyak.
Pada pemilu 2004 perjuangan kesetaraan gender untuk masuk dalam politik
masih banyak tantangan. Kuota perempuan dalam parlemen yang minimal 30
persen (Undang– Undang No 12 Tahun 2003) tampaknya sulit terpenuhi.
Banyak partai politik yang gagal memenuhi kuota tersebut karena di satu sisi,
jumlah tokoh perempuan yang mau berpolitik masih terbatas dan disisi
lain, banyak politisi laki-laki yang kurang bersemangat untuk memenuhi
kuota tersebut. Hal ini tampak dari kecenderungan untuk meletakkan perempuan
pada nomor urut tidak jadi.
2.6 Kesetaraan Gender
Kesetaran gender adalah kesetaraan kondisi bagi laki-laki dan perempuan
untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu
berperan dan berpartispasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan nasional, dan kesamaan dalam menikmati hasil
pembangunan tersebut
Jadi kesetaraan gender adalah menerima dan menilai secara setara :
1) perbedaan antara laki-laki dan perempuan
2) perbedaan peran yang dipegang oleh laki-laki dan perempuan
dalam masyarakat
-
22
3) memahami bahwa perbedaan kondisi hidup laki-laki dan perempuan
pada dasarnya karena fungsi melahirkan pada perempuan.
4) Menerima perbedaan laki-laki dan perempuan sebagai hikmah
5) Kesetaraan gender tidak sinonim dengan persamaan
6) Kesetaraan gender berarti sederajat dalam keberadaan, sederajat dalam
keberdayaan dan keikutsertaan disemua bidang kehidupan domestik
dan publik ( Handayani, 2001 )
2.7 Peran Gender
Goffman
mengatakan peran adalah perilaku yang diharapkan dari
seseorang yang mempunyai status. Setiap orang mempunyai sejumlah status
dan diharapkan mengisi peran yang sesuai dengan status tersebut. Peran
yang berkaitan dengan pekerjaan akan menimbulkan perubahan kepribadian,
, sehingga terdapat pengaruh timbal balik dari manusia terhadap pekerjaan dan
dari pekerjaan terhadap manusia. Menurut Soekanto
peranan diartikan
sebagai aspek dinamis dari kedudukan (status). Dan apabila seseorang melakukan
hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya maka ia
melakukan suatu peranan. Soekanto mengemukakan pengertian peran atau role
mencakup beberapa hal, yaitu :
1. Aspek dinamis dari kedudukan;
2. Perangkat hak-hak dan kewajiban;
3. Bagian dari aktifitas yang dimainkan oleh seseorang.
Peranan dalam sosiologi sering dianggap sama karena tidak ada
pembatasan secara jelas antara peran dan peranan hanya pada sudah atau tidaknya
sebuah peran itu dijalankan. Peranan adalah peran yang telah dapat
-
23
dilaksanakan individu yang bersangkutan sesuai dengan kedudukannya,
sehingga untuk mempermudah dalam pendefenisian kata peranan dalam
penelitian ini kata peranan dianggap sama dengan kata peran ( Mastri, 2005).
Peran adalah harapan bersama yang menyangkut fungsi-fungsi di tengah
masyarakat. Agar suatu peran memiliki makna, ia harus memiliki serangkaian
fungsi-fungsi tertentu, yakni suatu manfaat atau tugas ditengah-tengah
masyarakat. Di tengah masyarakat, peran (role) merupakan aspek dinamis dari
kedudukan (status). Keduanya merupakan hal yang saling berkait, tidak dapat
dipisah-pisahkan. Tidak ada peran tanpa kedudukan, dan tidak ada kedudukan
tanpa peran. Bila seseorang melaksanakan kedudukannya maka ia menjalankan
suatu peran. Menurut Pudjiwati Sajogyo, ibu rumah tangga memiliki 2 tipe
peranan :
1 . Peranan ibu rumah tangga seutuhnya hanya dalam pekerjaan rumah
tangga atau pekerjaan pemeliharaan hidup kebutuhan semua anggota
keluarga, seperti masak, mendidik anak-anak dan melayani suami;
2. Peranan ibu rumah tangga mempunyai peran ganda, yaitu perubahan
dalam pekerjaan mencari nafkah.
Peran perempuan bukan hanya penting untuk masa sekarang tetapi
juga sangat penting untuk membangun masa depan (generasi yang akan
datang) agar lebih bermutu dalam segala bidang. Maka perempuan
merupakan sumber daya manusia yang sangat potensial bagi kemajuan
pembangunan bangsa dan Negara yang tentunya akan berimplikasi kepada
pembangunan masyarakat dan keluarga khususnya. Dalam menghadapi
tantangan masa depan jika potensi sumber daya pembangunan tidak
didayagunakan secara maksimal hal ini tidak akan mudah dihadapi. Upaya ini
-
24
memang tidak sederhana, karena perempuan memiliki aneka ragam latar
belakang, adat-istiadat, budaya, agama, pendidikan dan dengan kepentingan,
aspirasi dan tingkat perkembangan berbeda-beda pula serta dengan harapan dan
tuntutan baru yang mungkin berkembang sesuai dengan kemajuan yang
dicapai pembangunan yang makin meningkat dan penuh dinamika.
Peran gender adalah dimana peran laki-laki dan perempuan yang
dirumuskan oleh masyarakat berdasarkan tipe seksual maskulin dan feminitasnya.
Misal peran laki-laki ditempatkan sebagai pemimpin dan pencari nafkah karena
dikaitkan dengan anggapan bahwa laki-laki adalah makhluk yang lebih kuat, dan
identik dengan sifat-sifatnya yang super dibandingkan dengan perempuan.
Pembedaan peran antara laki-laki dan perempuan berdasarkan gender dapat
dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Pembedaan peran dalam hal pekerjaan, misalnya laki-laki dianggap
pekerja yang produktif yakni jenis pekerjaan yang menghasilkan uang
(dibayar), sedangkan perempuan disebut sebagai pekerja reproduktif yakni
kerja yang menjamin pengelolaan seperti mengurusi pekerjaan rumah
tangga dan biasanya tidak menghasilkan uang.
2. Pembedaan wilayah kerja, laki-laki berada diwilayah publi atau luar rumah
dan perempuan hanya berada didalam rumah atau ruang pribadi.
3. Pembedaan status, laki-laki disini berperan sebagai aktor utama dan
perempuan hanya sebagai pemain pelengkap.
4. Pembedaan sifat, perempuan dilekati dengan sifat dan atribut feminin
seperti halus, sopan, penakut, “cantik” memakai perhiasan dan cocoknya
memakai rok. dan laki-laki dilekati dengan sifat maskulinnya, keras, kuat,
berani, dan memakai pakaian yang praktis.
-
25
Namun pada kenyataan saat ini sudah tidak adanya pembedaan peran gender
seperti yang telah disebutkan. saat ini peran antara aki dan perempuan hampirlah
sama, tidak ada pembedaan siapa yang harus memberi nafkah siapa yang harus
mengerjakan pekerjaan rumah tangga. karena pada faktanya banyak perempuan
yang dapat menafkahi keluarganya sendiri, dan atau antara suami dan istri sama-
sama mencari nafkah ( Mastri, 2005).
2.8 Pekerjaan Domestik.
Pekerjaan domestik rumah tangga. Mencuci, menyetrika, memasak,
menyapu, dan mengepel lantai adalah beberapa dari pekerjaan domestik rumah
tangga. Masih menjadi bahasan yang menarik karena pekerjaan-pekerjaan ini
tidaklah mudah, namun harus ada yang melakukannya. Dalam suatu rumah
tangga, seringkali pendapat umum mengatakan, bahwa pekerjaan domestik rumah
tangga adalah pekerjaan perempuan namun bukanlah dipersepsi secara umum
sebagai pekerjaan laki-laki atau pekerjaan non-gender. Mengapa demikian dan
apakah benar bahwa pekerjaan-pekerjaan itu adalah pekerjaan perempuan, seperti
yang selama ini terjadi di sebagian besar masyarakat. Kita lihat saja dari keluarga
kita sendiri. Yang biasanya terjadi, ibu mengerjakan semua hal tersebut (atau
dibantu pembantu dan anak perempuannya). Mulai dari bangun pagi sampai dia
menutup mata. Belum lagi, mendidik anak juga sering dilabelkan sebagai
pekerjaan ibu atau istri. Pemikiran suami harus terlindung dari pekerjaan
sedemikian, kadangkala malah merasa hina bila harus mengerjakan hal-hal
tersebut. Belum lagi, ibu atau istri yang bekerja tidak lantas otomatis terbebas dari
pekerjaan itu. Pulang kerja, masih harus lagi memasak atau menyetrika baju hasil
-
26
cucian pagi harinya. Jadi, kadangkala, perempuan tidak punya waktu untuk
dirinya sendiri, jangankan untuk, membaca koran dan menonton televisi lama-
lama menjadi barang mahal ( Sarlito, 2003).
Padahal, tidak ada peraturan tertulis atau undang-undang yang mengatakan
bahwa pekerjaan domestik adalah pekerjaan perempuan. Perempuan bermitra
kerja dengan laki-laki di dalam perjanjian bernama rumah tangga bukan untuk
menjadi pembantu, misalnya, mencucikan baju suami atau memasak setiap hari.
Tapi yang pasti, untuk bermitra. Mitra berarti tidak ada subordinat, karena
“saham” dalam rumah tangga mestinya dimiliki secara adil oleh orang-orang yang
secara sadar saling mengikatkan diri. Pekerjaan domestik mestinya juga menjadi
tanggung jawab laki-laki yang harus dibagi secara jelas siapa mengerjakan apa.
Dahulu, dengan jelas Rasul Muhammad mencuci bajunya sendiri, kadang
memasak untuk isteri dan anaknya, dan tidak marah-marah bila kemalaman tidak
dibukakan pintu karena sang isteri sudah tidur ( Pujiwati 2002).
2.9 Jenis Kelamin
Jenis kelamin akan mempengaruhi proses pekerjaan karena lingkungan
sosial mempunyai pengharapan yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan.
Dalam sebuah keluarga yang mempunyai anak laki-laki dan perempuan, anak
perempuan cenderung tidak mendapat perhatian sebagaimana yang didapat oleh
anak laki-laki menurut Martin & Colbert (2007). Menurut Hawadi (2004),
keyakinan umum tentang perbedaan jenis kelamin dan peran yang harus
dijalankan sesuai dengan jenis kelamin memperlihatkan adanya tekanan sosial
yang lebih besar pada anak laki-laki agar bertingkah laku sesuai dengan perannya
juga dianggap lebih penting daripada anak perempuan ( Rakhmat, 2006).
-
27
2.10 Perempuan
Perempuan adalah salah satu dari dua jenis kelamin manusia yang merujuk
pada orang yang telah dewasa atau masih kanak – kanak. Berbeda dari wanita,
istilah "perempuan" dapat merujuk kepada orang yang telah dewasa maupun yang
masih anak-anak.
http://id.wikipedia.org/wiki/Jenis_kelaminhttp://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Wanitahttp://id.wikipedia.org/wiki/Oranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Dewasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Anak-anak
-
28
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitan ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Bog dan Taylor
mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati (Moloeng, 2002,h. 3).
Dengan dasar tersebut, maka penelitian ini diharapkan mampu memberikan
gambaran tentang pengaruh kenduri terhadap interaksi sosial masyarakat
Perumahan ADB, dengan cara mengumpulkan data lapangan berupa hasil
wawancara, pengamatan dan dokumentasi.
3. 2 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian akan dimulai dari bulan Mai sampai Juli 2013 dengan tahapan
pengumpulan data sampai pada pengolahan data. Lokasi penelitian yang di pilih
yaitu di Komplek Perumahan Asia Developmen Bank ( ADB), yang dianggap
dapat mewakili sampel yang akan diteliti.
3.3 Informan Penelitian
Subjek dalam penelitian ini ialah ibu-ibu rumah tangga yang berada di
lingkungan perumahan ADB. Sementara yang dipilih sebagai informan utama
ialah 12 orang perempuan yang dipilih secara sengaja, dari sejumlah perempuan
sebagai ibu rumah tangga. yaitu 6 orang dengan ketentuan umur sebagai berikut
-
29
: 18 tahun – 55 tahun. Informan pendukung ditentukan secara sengaja, 6 orang
ibu rumah tangga yang bekerja. Informan pendukung dipilih sebagai control
group atau pembanding terhadap informasi yang diberikan oleh informan.
3.4 Penentuan Informan
Dalam penelitian ini, peran informan sangat penting dan perlu. Untuk
menentukan informan dalam konteks objek penelitian diklasifikasikan
berdasarkan kompetensi tiap-tiap informan. Teknik penentuan informan dilakukan
secara purposif. Usia dan peran informan menjadi salah satu kunci untuk
memperoleh informasi yang memadai. Jumlah informan menjadi pengecualian
ketika informasi yang diperoleh sudah dipandang memadai sehingga pencaharian
informasi “data” dapat dihentikan.
Berdasarkan atas pertimbangan sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian,
jumlah informan diambil beberapa informan yang diperkirakan dapat mewakili
informan yang nantinya akan menjawab permasalahan yang akan diteliti. Jadi,
sampel yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 orang.
Pengambilan sampel berdasarkan maksud dan tujuan penulis, dipilihnya mereka
sebagai sampel penelitian karena mereka atas pertimbangan penulis bahwa
mereka adalah sebagai sumber informasi yang menurut penulis mudah untuk
mendapatkan informasi sebagai tujuan utama untuk dijadikan responden sebab
merekalah yang diwawancarai.
-
30
3.5 Sumber data dan Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (2002,h. 112) “sumber data
dalam penelitian kuantitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Adapun sumber data penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
Merupakan sumber data adalah sumber-sumber dasar yang merupakan bukti
saksi utama dari kejadian yang lalu, contohnya ialah catatan resmi yang dibuat
pada suatu acara atau upacara, suatu keterangan oleh saksi mata, keputusan-
keputusan rapat, foto-foto, dan sebagainya (Moh. Nazir, 2005, h. 51). Data primer
dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penelitian langsung di lapangan yang
bersumber pada penelitian wawancara dan observasi di tempat penelitian.
2. Data Sekunder
Menurut Hasan (2002, h. 82) data sekunder adalah “data yang diperoleh
oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data
sekunder merupakan data yang didapat dari studi kepustakaan, dokumen, koran,
internet yang berkaitan dengan kajian penelitian yang diteliti oleh penulis”. Data
sekunder dalam penelitian ini terdiri dari dokumen yang ada di kantor dan bahan-
bahan yang diperoleh dari literatur-literatur perpustakaan (Library reseach) koran
internet untuk menunjang penulisan dan penellitian.
-
31
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka
digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan
yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsu