fakultas keguruan dan ilmu pendidikan …/hubungan... · 1 hubungan pola kepemimpinan dan motivasi...
TRANSCRIPT
1
HUBUNGAN POLA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA GURU PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK
OTOMOTIF SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN 2009
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
EKA ARIEF MAHMUDI
NIM : K 2505012
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2010
2
HUBUNGAN POLA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA GURU PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK
OTOMOTIF SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN 2009
Oleh
EKA ARIEF MAHMUDI NIM : K 2505012
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2010
3
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 14 Januari 2010
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. SUWACHID, M.Pd., M.T. Drs. RANTO, M.T.
NIP 19500104 197903 1 001 NIP 19610926 198601 1 001
4
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini Penulis menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara
tertulis mengacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, Januari 2010
Penulis,
EKA ARIEF MAHMUDI
NIM : K 2505012
5
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Kamis
Tanggal : 14 Januari 2010
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
1. Ketua : Drs. C. SUDIBYO, M.T. 1. .....................
2. Sekretaris : Drs. KARNO MW., S.T. 2. .......................
3. Anggota I : Drs. SUWACHID, M.Pd., M.T. 3. .....................
4. Anggota II : Drs. RANTO, M.T. 4. ........................
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,
Prof. Dr. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP 19600727 108702 1 001
6
ABSTRAK
Eka Arief Mahmudi. HUBUNGAN POLA KEPEMIMPINAN GURU DAN
MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU PROGRAM
KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 2 SURAKARTA
TAHUN 2009. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) ada tidaknya hubungan
antara pola kepemimpinan guru dengan kinerja guru, 2) ada tidaknya hubungan
antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru, dan 3) ada tidaknya hubungan
antara pola kepemimpinan guru dan motivasi kerja guru secara bersama-sama
dengan kinerja guru program keahlian mekanik otomotif SMK Negeri 2
Surakarta.
Tempat penelitian di SMK Negeri 2 Surakarta dengan populasi sejumlah
118 siswa dan 10 guru. Dari 118 populasi siswa diambil sampel sejumlah 68%
dengan teknik proportional random sampling, sehingga diperoleh sampel
sejumlah 80 siswa. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah pola kepemimpinan dan motivasi kerja,
sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja guru. Data penelitian berupa data
kuantitaif yang diperoleh dengan teknik angket. Instumen penelitian berupa
angket diujicobakan kepada 27 siswa dan 5 guru SMK Negeri 2 Wonogiri. Untuk
mendapatkan validitas butir angket digunakan korelasi product moment. Angket
pola kepemimpinan guru terdiri atas 20 butir item, motivasi kerja guru terdiri atas
15 butir item, dan kinerja guru terdiri atas 20 butir item. Semua butir item dari
ketiga variabel tersebut dinyatakan valid. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen
digunakan rumus Alpha Cronsback, dengan hasil X1 diperoleh nilai r = 0,9685, X2
diperoleh nilai r = 0,9930, dan angket Y diperoleh nilai r = 0,9805. Ketiga
variabel tersebut setelah dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r memiliki
tingkat kehandalan yang sangat tinggi. Pengujian persyaratan analisis yang
dilakukan adalah uji normalitas, linearitas, dan multikolinearitas. Berdasarkan
hasil uji Kolmogorov-Smirnov didapat nilai signifikansi masing-masing variabel
sebagai berikut : X1 = 0,200, X2 = 0,200, dan Y = 0,200. Semua berada di atas
7
0,05, berarti baik X1, X2, maupun Y berdistribusi normal. Dari hasil uji linearitas
hubungan diperoleh harga sebagai berikut: 1) Fhitung X1Y = 0,918, harga p = 0,669;
2) Fhitung X2Y = 1,093, harga p = 0,629, sedangkan harga Ftabel = 5,32. Jadi, seluruh
harga Fhitung < 5,32 dan seluruh harga p > 0,05 berarti hubungan antara variabel
bebas (X) dengan variabel terikat (Y) linier sehingga dapat digunakan untuk
meramalkan analisis regresi. Hasil uji multikolinearitas dengan korelasi product
moment diperoleh harga rX1X2 = 0,546. Jadi harga r < 0,80 berarti tidak terjadi
gejala multikolinearitas.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) ada
hubungan positif antara pola kepemimpinan guru dengan kinerja guru (thitung =
2,589 > ttabel = 2,365 dan harga siginifikansi 0,036 < 0,05), 2) ada hubungan
positif antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru (thitung = 9,945 > ttabel =
2,365 dan harga siginifikansi 0,000 < 0,05), 3) ada hubungan positif antara pola
kepemimpinan guru dan motivasi kerja guru dengan kinerja guru (Fhitung = 95,333
> Ftabel = 4,74 dan harga signifikansi 0,000< 0,05). Sumbangan efektif (SE) X1 =
3,2%; (SE) X2 = 92,2%; sedangkan sumbangan relatif (SR) X1 = 3,35% dan (SR)
X2 = 96,65%.
8
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
1. Hidup adalah perjuangan (Dewa 19).
2. Bersama kita bisa (Presiden RI: Susilo Bambang Yudhoyono).
3. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar,
merekalah orang-orang yang beruntung (Q.S. Ali Imron: 104).
4. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.S. Al
Mujaadilah: 11).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
- Kedua orang tua tercinta, terima kasih atas doa,
dukungan, kasih sayang yang tiada henti
- Adikku, Diana yang selalu memotivasi
- My Lovely Girlfriend, yang setia menemani dalam
suka maupun duka
- Rekan-rekan PTM
- Almamaterku Universitas Sebelas Maret Surakarta
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul
“Hubungan Pola Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru
Program Keahlian Mekanik Oto,otif SMK Negeri 2 Surakarta Tahun 2009” ini
untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis sejak persiapan hingga
tersusunnya skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada yang
terhormat:
1. Dekan FKIP UNS yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FKIP UNS yang telah
memberikan persetujuan atas permohonan izin penyusunan skripsi.
3. Ketua Program Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS yang telah memberikan
persetujuan atas permohonan izin penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Karno MW, S.T. selaku Penasihat Akademik yang selalu memberikan
dorongan dan dukungan untuk segera menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan,
termasuk penyelesaian skripsi ini.
5. Drs. Suwachid, M.Pd., M.T., selaku Dosen Pembimbing I yang dengan penuh
kesabaran telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.
6. Drs. Ranto, M.T. selaku Dosen Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
7. Kepala SMK Negeri 2 Surakarta yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk mengadakan penelitian.
8. Kepala SMK Negeri 2 Wonogiri yang telah memberikan izin untuk
kepentingan uji validitas instrumen penelitian kepada penulis.
10
9. Rekan-rekan PTM yang selalu memberikan semangat untuk selalu berusaha
segera menyelesaikan penyusunan skripsi.
10. Pimpinan perpustakaan yang telah memberikan fasilitas dalam penyelesaian
studi kepustakaan.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu per satu yang telah
membantu terwujudnya skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak yang telah membantu terwujudnya skripsi ini
mendapat balasan dari Allah SWT.
Penulis berharap sekecil apa pun skripsi ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.
Surakarta, Januari 2010
Penulis
11
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………... i
PENGAJUAN ................................................................................................... ii
PERSETUJUAN................................................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iv
PENGESAHAN ................................................................................................. v
ABSTRAK ........................................................................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1
B. Identifikasi Masalah …………………………………………… 3
C. Pembatasan Masalah …………………………………………... 4
D. Perumusan Masalah …………………………………………... 4
E. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 4
F. Manfaat Penelitian …………………………………………….. 5
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ………………………………………………….... 6
1. Kinerja Guru ………………………………………………. 6
a. Pengertian Kinerja ……………………………………... 6
b. Penilaian Kinerja ……………………………………..... 6
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ………….... 8
2. Pola Kepemimpinan Guru .........………………………….... 9
a. Pengertian Kepemimpinan …………………………....... 9
b. Pola Kepemimpinan Guru ...………………………….... 10
3. Motivasi Kerja Guru ……………………………………….. 11
a. Pengertian Motivasi Kerja Guru...……………………... 11
12
b. Teori Motivasi …………………………………………. 12
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 13
C. Kerangka Pemikiran ………………………………………..…... 14
1. Hubungan antara Pola kepemimpinan dengan Kinerja Guru .. 14
2. Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru .......... 14
3. Hubungan antara Pola Kepemimpinan dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Guru ............................................................ 15
D. Perumusan Hipotesis …………………………………………... 16
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 17
1. Tempat Penelitian ................................................................. 17
2. Waktu Penelitian .................................................................. 17
B. Metode Penelitian …………………………………………... 17
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 18
1. Populasi Penelitian ................................................................ 18
2. Sampel Penelitian .................................................................. 18
3. Teknik Pengambilan Sampel ................................................. 19
D. Teknik Pengumpulan Data ……………….…………………..... 19
1. Identifikasi Variabel .............................................................. 20
2. Instrumen Penelitian ............................................................. 20
E. Teknik Analisis Data …………………………………... .......... 21
1. Deskripsi Data ....................................................................... 21
2. Uji Persyaratan Analisis ........................................................ 21
3. Uji Hipotesis Penelitian.......................................................... 30
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ............................................................................. 35
1. Pola Kepemimpinan Guru...................................................... 35
2. Motivasi Kerja Guru ............................................................. 37
13
3. Kinerja Guru ......................................................................... 39
B. Pengujian Persyaratan Analisis ................................................. 41
1. Uji Normalitas ........................................................................ 41
2. Uji Linieritas Hubungan ......................................................... 43
3. Uji Multikolinieritas ............................................................... 44
C. Pengujian Hipotesis ................................................................... 45
D. Pembahasan hasil Penelitian ...................................................... 50
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 52
B. Saran ......................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 54
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 56
14
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Populasi dan Sampel ……………………………………….. 19
Tabel 2. Skor Item Angket Pola Kepemimpinan Gurudan Kinerja
Guru ........................................................................................ 22
Tabel 3. Skor Item Angket Motivasi Kerja …………………………... 22
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ……………………. 24
Tabel 5. Interpretasi Nilai r …………………………………………... 26
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ………………. 26
Tabel 7. Rangkuman Analisis Regresi ……………………………….. 34
Tabel 8. Rangkuman Hasil Penelitian ………………………………... 35
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Data Pola Kepemimpinan Guru ...…….. 36
Tabel 10. Tingkat Kecenderungan Pola Kepemimpinan Guru ............... 37
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Data Motivasi Kerja Guru ……………. 38
Tabel 12. Tingkat Kecenderungan Motivasi Kerja Guru ……………… 39
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Kinerja Guru ………………………….. 39
Tabel 14. Tingkat Kecenderungan Kinerja Guru ……………………… 40
Tabel 15. Uji Normalitas Sebaran Data Pola Kepemimpinan Guru ........ 41
Tabel 16. Uji Normalitas Sebaran Data Motivasi Kerja Guru ................ 41
Tabel 17. Uji Normalitas Sebaran Data Kinerja Guru ............................ 41
Tabel 18. Uji Linieritas Pola Kepemimpinan Guru dengan Kinerja
Guru .........................................................................................
43
Tabel 19. Uji Linieriras Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru ...... 44
Tabel 20. Uji Multikolinieriats Antarvariabel Bebas ………………….. 44
Tabel 21. Regresi Linier Berganda .......................................................... 45
Tabel 22. Hasil Uji F ............................................................................... 46
Tabel 23. Hasil Uji t Statistik .................................................................. 46
Tabel 24. Ringkasan Hasil Uji Parsial Variabel Bebas terhadap
Variabel Terikat .......................................................................
47
Tabel 25. Kontribusi Efektif Pola Kepemimpinan Guru dan Motivasi
Kerja Guru terhadap Kinerja Guru ………………………….
49
15
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Histogram Pola Kepemimpinan Guru ………………………. 36
Gambar 2. Histogram Motivasi Kerja Guru ……………………………. 38
Gambar 3. Histogram Kinerja Guru ……………………………………. 40
Gambar 4. Sebaran Data Pola Kepemimpinan Guru ................................ 42
Gambar 5. Sebaran Data Motivasi Kerja Guru ......................................... 42
Gambar 6. Sebaran Data Kinerja Guru ………......................................... 43
16
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen ............................................................ 56
Lampiran 2. Angket Penelitian ................................................................. 58
Lampiran 3. Rekap Jawaban untuk Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen Penelitian Pola Kepemimpinan Guru …………..
64
Lampiran 4. Rekap Jawaban untuk Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen Penelitian Kinerja Guru …………………….....
69
Lampiran 5. Rekap Skor Instrumen Angket Penelititan ........................... 74
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Instrumen ……………………………... 75
Lampiran 7. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen …………………………... 83
Lampiran 8. Rekap Jawaban Angket Penelitian Pola Kepemimpinan
Guru ……………………………………………………….. 86
Lampiran 9. Rekap Jawaban Angket Penelitian Motivasi Kerja Guru ..... 126
Lampiran 10. Rekap Jawaban Angket Penelitian Kinerja Guru …………. 127
Lampiran 11. Rekap Data Penelitian …………………………………….. 167
Lampiran 12. Hasil Pengolahan Data dengan Bantuan Komputasi
Program SPSS 11,00 ………………………………………
172
Lampiran 13. Surat Izin Penelitian ………………………………………. 180
Lampiran 14. Surat Keterangan Telah Melakukan Uji Coba ..................... 181
Lampiran 15. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ………... 182
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap negara membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan
sumber daya manusia yang berkualitas, pembangunan suatu negara akan lebih
cepat berkembang. Sumber daya manusia berkualitas dalam hal ini, tidak sekadar
memiliki kemampuan intelektual yang tinggi, tetapi juga memiliki kemampuan
spiritual dan kemampuan emosional yang tinggi. Oleh karena itu, setiap negara
berusaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya.
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia itu dapat dilakukan dengan
meningkatkan kualitas pendidikan bangsanya.
Sumber daya manusia berilmu pengetahuan dan teknologi, serta dilandasi
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Mahakuasa tentu akan dapat mengembangkan
potensi yang dimilikinya untuk kemajuan bangsa dan negara. Hal itu sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional, yakni mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mempunyai akhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, estetis dan demokratis,
serta memiliki rasa kemasyarakatan dan kebangsaan. Terkait dengan hal itu,
Malayu S.P. Hasibuan (2003: 244) menyatakan bahwa sumber daya manusia
menjadi unsur pertama dan utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan.
Peralatan yang andal atau canggih tanpa adanya peran aktif sumber daya manusia
tidak berarti apa-apa.
Banyak komponen yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan di
suatu sekolah, seperti kurikulum, siswa, lingkungan, sarana prasarana, metode,
dan guru. Dari berbagai komponen tersebut, komponen guru menempati peran
yang sangat penting. Bagaimana pun baiknya komponen lain, kalau gurunya tidak
memiliki kinerja dan dedikasi yang tinggi, sulit rasanya kualitas pendidikan dapat
terwujud. Guru sebagai panutan harus mampu membangkitkan semangat belajar
siswa dalam mencapai tujuan. Malayu S.P. Hasibuan, (2001: 14) menyatakan
bahwa seorang manajer dalam memimpin bawahannya harus mampu memberikan
dorongan, pengarahan, bimbingan, penyuluhan, pengendalian, keteladanan, dan
18
bersikap jujur serta tegas, agar para bawahan mau bekerja sama dan bekerja
efektif untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Sejalan dengan hal itu, Ki
Hajar Dewantara menawarkan konsep kepemimpinan sebagai berikut, “ing ngarsa
sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.”
Berdasarkan uraian tersebut, jelaslah bahwa seorang guru tidak hanya
mempunyai tugas melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien, tetapi
juga sebagai figur yang diharapkan mampu membentuk dan membangun watak
serta kepribadian peserta didik sehingga memiliki sikap mental yang baik untuk
membangun negara. Ellis (dalam Ngalim Purwanto, 2002: 142) menyatakan
bahwa faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan
sikap anak-anak yang perlu diperhatikan dalam pendidikan ialah kematangan,
keadaan fisik anak, pengaruh keluarga, lingkungan sosial, kehidupan sekolah,
bioskop, guru, kurikulum sekolah, dan cara guru mengajar.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, misalnya perbaikan kurikulum, penyediaan sarana dan prasarana,
subsidi penyelenggaraan pendidikan, penataran dan pelatihan tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan, dan sebagainya. Akan tetapi, prestasi yang dicapai belum
menunjukkan hasil yang menggembirakan. Mengapa demikian? Karena hal yang
paling mendasar adalah bagaimana upaya pemerintah agar guru benar-banar
memiliki dan menerapkan berbagai kompetensi yang dipersyaratkan, yakni
kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan
kompetensi sosial.
Seorang guru tidak hanya dituntut memiliki kemampuan di bidang
pengetahuan, tetapi juga harus memiliki keterampilan mengendalikan emosi untuk
dapat memahami dirinya sendiri dan orang lain. Berdasarkan hasil studi
pendekatan sifat, Wahjosumidjo (2002: 22) menyatakan bahwa sifat pribadi yang
perlu dimiliki seorang pemimpin agar dapat berhasil dalam memimpin ada tiga
macam, yakni: 1) ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan dan penampilan; 2)
kepribadian, seperti menjunjung tinggi harga diri, berpengaruh, dan stabilitas
emosi; dan 3) kemampuan atau kecakapan, seperti kecerdasan umum, lancar
berbicara, keaslian, dan wawasan sosial.
19
Hasil atau prestasi kerja guru juga sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya
motivasi kerja yang ada pada dirinya, baik berasal dari dalam dirinya atau dari
luar. Hal itu sesuai dengan pengertian motivasi sebagaimana terdapat pada Kamus
Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua yang menyatakan bahwa motivasi adalah
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi atau dorongan itu
dapat berasal dari dirinya sendiri (motivasi instrinsik), dapat pula dari luar dirinya
(motivasi ekstrinsik).
SMK Negeri 2 Surakarta tergolong sekolah yang memiliki prestasi baik.
Karena itu, penulis ingin mengetahui lebih dalam mengenai bagaimana kinerja
guru-gurunya, terutama hal-hal yang berhubungan dengan kinarja, yakni pola
kepemimpinan guru dan motivasi kerjanya. Guru-guru dalam hal ini adalah
program keahlian mekanik otomotif yang mengajar di kelas XI tahun 2009
mengingat jurusan yang dikuti penulis dalam perkuliahan juga pendidikan teknik
mesin.
B. Identifikasi Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, permasalahan dalam
penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas harus didukung
oleh pendidikan yang berkualitas pula, sedangkan kualitas pendidikan di
negara kita belum memenuhi harapan yang diinginkan.
2. Guru memiliki peran penting dalam keberhasilan pendidikan, maka kinerja
guru harus ditingkatkan. Kenyataannya guru dalam melaksanakan tugas belum
seperti yang diharapkan. Meskipun bukan satu-satunya faktor penentu
keberhasilan pendidikan, tetapi komponen guru mempunyai tugas untuk
mengelola komponen lainnya.
3. Ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan harapan, yakni memiliki kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual. Konsep
kepemimpinan “ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani” idealnya dimiliki oleh seorang guru.
20
4. Motivasi kerja guru, baik yang berasal dari dalam diri guru itu sendiri maupun
dari luar, sangat berpengaruh terhadap kinerja guru itu sendiri.
C. Pembatasan Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja atau prestasi kerja guru, yakni
pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, motivasi kerja, tingkat kesejahteraan,
lingkungan kerja, kepuasan kerja, kepemimpinan kepala sekolah, pola
kepemimpinan guru itu sendiri, dan sebagainya. Seberapa besar pengaruh masing-
masing variabel tersebut sebenarnya perlu diteliti, namun karena keterbatasan
yang ada pada peneliti, dalam penelitian ini peneliti memfokuskan permasalahan
pada hubungan pola kepemimpinan guru dan motivasi kerja guru terhadap kinerja
guru program keahlian mekanik otomotif SMK Negeri 2 Surakarta Tahun 2009.
D. Perumusan masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, peneliti merumuskan perma-
salahan sebagai berikut:
1. Adakah hubungan pola kepemimpinan guru terhadap kinerja guru program
keahlian mekanik otomotif SMK Negeri 2 Surakarta Tahun 2009?
2. Adakah hubungan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru program
keahlian mekanik otomotif SMK Negeri 2 Surakarta Tahun 2009?
3. Adakah hubungan pola kepemimpinan guru dan motivasi kerja guru secara
simultan terhadap kinerja guru program keahlian mekanik otomotif SMK
Negeri 2 Surakarta Tahun 2009?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui besarnya hubungan pola kepemimpinan guru dengan
kinerja guru program keahlian mekanik otomotif SMK Negeri 2 Surakarta
Tahun 2009.
2. Untuk mengetahui besarnya hubungan motivasi kerja guru dengan kinerja
guru program keahlian mekanik otomotif SMK Negeri 2 Surakarta Tahun
2009.
21
3. Untuk mengetahui besarnya hubungan pola kepemimpinan guru dan motivasi
kerja guru secara simultan dengan kinerja guru program keahlian mekanik
otomotif SMK Negeri 2 Surakarta Tahun 2009.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru (pendidik)
dan para pembaca untuk bersama-sama berupaya meningkatkan kualitas
pendidikan demi terciptanya kualitas sumber daya manusia.
1. Manfaat Teoritis
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di
bidang pendidikan khususnya pada Pendidikan Teknik Mesin Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
c. Hail penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap
pelaksanaan pendidikan khususnya pendidikan teknik dan kejuruan.
d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan pengembangan pada
penelitian yang sejenis di masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan di SMK Negeri 2 Surakarta.
22
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kinerja Guru
a. Pengertian Kinerja
A.R. Effendi (1997: 19) menyatakan bahwa kinerja adalah suatu hasil
atau taraf kesuksesan yang dicapai oleh pekerja atau karyawan dalam bidang
pekerjaan, menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan
tertentu dan dievaluasi oleh orang-orang tertentu. Moh. As’ad (1998: 48)
menyatakan bahwa kinerja ialah hasil yang dicapai seseorang menurut
ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
hasil kerja seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya menurut ukuran
yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Seorang tenaga kerja
menunjukkan kinerja yang tinggi jika dirinya mampu menghasilkan produk
atau jasa sesuai dengan standar dalam kurun waktu yang telah ditetapkan
oleh organisasi atau perusahaan. Kinerja seorang guru dapat dilihat dari
sejauh mana dirinya mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik, menggerakkan dan memotivasi siswa untuk belajar, serta
bekerja sama dengan guru lain.
Dalam Keputusan MENPAN No. 84 /1993 dinyatakan bahwa tugas
pokok guru meliputi menyusun dan menyajikan program pengajaran,
melaksanakan evaluasi belajar dan menganalisisnya, serta menyusun
program perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik yang menjadi
tanggung jawabnya.
b. Penilaian Kinerja
Agus Dharma (2000: 163) berpendapat bahwa penilaian kinerja pada
dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan tentang hasil yang
dicapai oleh karyawan dalam periode waktu tertentu. Bacal (2002: 112)
23
menyatakan bahwa evaluasi kinerja merupakan proses untuk menaksir dan
mengevaluasi kinerja seseorang. Sejalan dengan pendapat tersebut, Henry
Simamora (1997: 416) menyatakan bahwa penilaian kinerja berkenaan
dengan seberapa baik seseorang melakukan pekerjaan yang ditugaskan,
sedangkan evaluasi pekerjaan menentukan seberapa tinggi harga sebuah
pekerjaan bagi organisasi, dan dengan demikian, pada kisaran berapa gaji
sepatutnya diberikan kepada pekerjaan tersebut.
Mohamad Surya (2003: 86) menyatakan bahwa etika kerja, etos kerja,
dan kode etik merupakan tiga hal yang saling terkait dan berperanan besar
dalam mewujudkan proses dan kualitas kerja. Efektivitas, efisiensi, dan
produktivitas suatu pekerjaan akan banyak tergantung kepada tiga unsur
tersebut. Oleh karena itu, setiap guru seharusnya memahami, menghayati,
dan mengamalkan ketiga hal itu dalam keseluruhan kinerjanya.
Etika kerja, pada hakikatnya merupakan dasar pertimbangan dalam
pembuatan keputusan tentang moral manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Etos kerja merujuk kepada kualitas kepribadian pekerja
yang tercermin melalui unjuk kerja secara utuh dalam berbagai dimensi
kehidupannya. Dengan demikian, etos kerja lebih merupakan kondisi
internal yang mendorong dan mengendalikan perilaku pekerja ke arah
terwujudnya kualitas kerja yang ideal. Sebagai suatu kondisi internal, etos
kerja mengandung beberapa unsur, yakni disiplin kerja, sikap terhadap
pekerjaan, dan kebiasaan-kebiasaan bekerja (Mohamad Surya, 2003: 87-89).
Di sekolah, penilaian kinerja sangat penting bagi guru dan sekolah.
Bagi guru, hasil penilaian kinerja dapat menimbulkan perasaan puas.
Mereka akan mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada dalam dirinya,
dan kekurangan-kekurangan itu akan menimbulkan dorongan untuk
memperbaiki diri. Bagi sekolah, hasil penilaian kinerja dapat dipakai sebagai
pertimbangan untuk pengembangan keputusan tentang berbagai hal, seperti
kebutuhan program pendidikan dan latihan, seleksi, rekrutmen, penempatan,
dan sebagainya.
24
Untuk mengetahui tingkat kinerja seorang karyawan atau pegawai
perlu adanya komponen-komponen yang jelas sebagai aspek penilaian.
Husein Umar (2002: 104) mengungkapkan bahwa komponen-komponen
aspek kinerja meliputi kualitas pekerjaan, kejujuran karyawan, inisiatif,
kehadiran, sikap, kerja sama, keandalan, pengetahuan tentang pekerjaan,
tanggung jawab, dan pemanfaatan waktu. Mohamad Surya (2003: 86)
mengungkapkan bahwa efektivitas, efisiensi, dan produktivitas suatu
pekerjaan banyak tergantung pada etika kerja, etos kerja, dan kode etik.
Pendapat lain menyatakan bahwa penilaian prestasi karyawan meliputi
unsur-unsur sebagai berikut: kesetiaan, prestasi kerja, kejujuran, kedi-
siplinan, kreativitas, kerja sama, kepemimpinan, kepribadian, prakarsa,
kecakapan, dan tanggung jawab (Malayu S.P. Hasibuan, 2001: 95-96).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator kinerja
guru meliputi hal-hal berikut: 1) etos kerja: kedisiplinan kerja, sikap
terhadap pekerjaan, dan kebiasaan kerja; 2) hasil kerja: kecepatan dan
kebenaran kerja; dan keberhasilan dalam mengajar; 3) tanggung jawab:
mendahulukan kepentingan dinas dan mempertanggungjawabkan hasil kerja;
4) ketaatan terhadap peraturan; 5) kerja sama: terhadap teman maupun
atasan; 6) prakarsa: kemampuan berpikir orisinal berdasarkan inisiatif sen-
diri; dan 7) kepemimpinan: kemampuan mengelola kelas dan kemampuan
membangkitkan semangat belajar siswa.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan atau
pegawai. Sondang P. Siagian (2002: 286) menyatakan bahwa kinerja
karyawan menyangkut motivasi dan kepuasan kerja, penanggulangan stres,
konseling dan sanksi disiplin, sistem komunikasi, perubahan dan pengem-
bangan organisasi. John Suprihanto (2003: 16) berpendapat bahwa faktor
penyebab efektivitas kerja ada tiga, yakni 1) individu, meliputi kemampuan,
keahlian, pengetahuan, sikap, motivasi, dan stres; 2) kelompok, meliputi
keakraban, kepemimpinan, status, peranan, dan norma; dan 3) organisasi:
lingkungan, teknologi, pemilihan, strategi, struktur, proses, dan kultur.
25
2. Pola Kepemimpinan Guru
a. Pengertian Kepemimpinan Guru
Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan. Agus Dharma (2000:
42) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam
situasi tertentu. Mulyasa (2002: 107) menyatakan bahwa kepemimpinan
adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Dalam pendapat lain dinyatakan
bahwa kepemimpinan adalah satu bentuk dominasi yang didasari oleh
kapabilitas atau kemampuan pribadi, yaitu mampu mendorong dan
mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan bersama
(Kartini Kartono, 1998: 163).
Kartini Kartono menyatakan bahwa setiap kepemimpinan minimal
mencakup tiga unsur, yakni: 1) ada pemimpin yang memimpin, mem-
pengaruhi, dan memberikan bimbingan, 2) ada bawahan yang dikendalikan,
dan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian kegiatan (Moch.
Idochi Anwar, 2003: 67).
Ki Hajar Dewantara menyatakan konsep kepemimpinan sebagai
berikut: ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani (Djokosantoso Moeljono, 2003: 54). Seorang pemimpin pada top
level management mana pun seyogianya dapat memberi contoh yang baik;
sebagai middle manager, hendaknya dapat membentuk, memperhatikan,
memelihara, dan menjaga kehendak dan keperluan atasan serta bawahan
secara seimbang; di samping juga harus mampu memberikan kekuatan,
mengasuh, mengarahan dan memberi rasa aman kepada bawahan dengan
baik. Jadi, kepemimpinan merupakan proses mengubah sikap dan perilaku
seseorang atau sekelompok orang, baik secara langsung maupun tidak
langsung, sehingga produktivitas kerjanya dapat ditingkatkan.
Ada beberapa persyaratam agar seorang pemimpin berhasil dengan
baik dalam mencapai tujuan organisasi. George R. Terry menyebutkan
sepuluh sifat pemimpin yang unggul, meliputi kekuatan, stabilitas emosi,
pengetahuan tentang relasi insani, kejujuran, obyektif, dorongan pribadi,
26
keterampilan berkomunikasi, kemampuan mengajar, keterampilan sosial,
dan kecakapan teknis atau kecakapan manajerial (Kartono, 1998: 41-43).
Pemimpin yang dapat mendorong untuk bekerja mencapai suatu tujuan
pasti memiliki ciri-ciri berikut: karisma, kepedulian, komitmen, kejelasan,
komunikator, konsisten, kreatif, kompeten, keberanian, dan kenekatan
(Pegg,1994: 6). Dalam pendapat lain disebutkan bahwa orang yang
menduduki jabatan sebagai pimpinan seyogianya memiliki ciri-ciri berikut:
berpengetahuan luas, kemampuan tumbuh dan berkembang, bersifat
inkuistif, kemampuan analitik, daya ingat kuat, kapasitas integratif,
keterampilan berkomunikasi efektif, keterampilan mendidik, rasionalitas,
obyektivitas, pragmatisme, kemampuan menentukan skala prioritas,
kemampuan membedakan yang urgen dan penting, rasa tepat waktu, rasa
kohensi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, kesediaan menjadi
pendengar yang baik, adaptabilitas, fleksibilitas, ketegasan, orientasi masa
depan, dan sikap yang antisipatif (Yayat Hayati Djatmiko, 2002: 49-51).
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
pemimpin merupakan motor penggerak yang selalu berusaha untuk
mempengaruhi, mendorong, dan mengarahkan orang-orang yang
dipimpinnya supaya mereka mau bekerja dengan penuh semangat dan
percaya diri dalam rangka mencapai tujuan. Oleh karena itu, pemimpin
harus dapat memandu, menuntun, membimbing, mengemudikan suatu
organisasi, membangun motivasi kerja, menjalin jaringan komunikasi yang
lebih baik sehingga mampu membawa para bawahan mencapai tujuan yang
direncanakan.
b. Pola Kepemimpinan Guru
Dalam menerapkan kepemimpinannya, setiap guru memiliki pola yang
berbeda. Cara mendorong, mengarahkan, dan membimbing siswa antara
guru satu dengan guru yang lain pun berbeda. Perbedaan itu sering disebut
dengan istilah tipe kepemimpinan. Pada dasarnya kepemimpinan guru dapat
dikelompokkan menjadi lima, yakni otokratik, paternalistik, kharismatik,
Laissez Faire, dan demokratik (Yayat Hayati Djatmiko, 2002: 52-54).
27
Dalam tipe otokratik, pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh
guru; hubungannya dengan siswa menggunakan pendekatan formal;
berorientasi pada kedudukannya sebagai guru. Dalam tipe paternalistik,
pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh guru; hubungannya dengan
siswa lebih banyak bersifat seperti bapak dengan anak. Siswa dianggap
sebagai orang yang belum dewasa sehingga guru bersikap terlalu melindungi
siswa. Tipe kepemimpinan kharismatik menekankan pada dua hal, yakni
guru berusaha agar tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya.
Hubungan dengan siswa didasarkan pada relasional, bukan kedudukan.
Pemimpin yang kharismatik memiliki kekuatan dan daya tarik yang luar
biasa sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat banyak dan pengawal-
pengawal yang dapat dipercaya.
Dalam tipe Laissez Faire, semua pekerjaan dan tanggung jawab
dilakukan sendiri oleh siswa. Guru hanya merupakan simbol, tidak memiliki
keterampilan teknis. Situasi kerja siswa tidak terpimpin, tidak terkontrol,
dan tanpa disiplin kerja.
Tipe kepemimpinan yang dipandang paling ideal sampai saat ini
adalah demokratik. Dalam proses pengambilan keputusan, guru
mengikutsertakan siswa. Guru cenderung memperlakukan siswa sebagai
rekan kerja, menjaga keseimbangan antara hubungan formal dan informal,
menjaga keseimbangan antara orientasi penyelesaian tugas dan orientasi
hubungan yang bersifat relasional. Dalam Buku Panduan Manajemen
Sekolah dinyatakan bahwa pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat
berikut: konstruktif, partisipatif, keteladanan, komitmen, dan kreatif
(Depdikbud, 1999: 13).
3. Motivasi Kerja Guru
a. Pengertian Motivasi Kerja Guru
Dalam KBBI dinyatakan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul
pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu (Depdikbud, 1995: 666). Dalam pendapat
lain dinyatakan bahwa motivasi adalah suatu usaha menimbulkan dorongan
28
untuk melaksanakan suatu tugas (Moh. As’ad, 1998: 68). Dengan demikian,
dalam motivasi terdapat sejumlah konsep seperti dorongan, kebutuhan,
rangsangan, ganjaran, penguatan, ketetapan tujuan, dan harapan (M. Ngalim
Purwanto, 2002: 72).
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan
motivasi yang tepat, seseorang akan terdorong berbuat secara optimal dalam
melaksanakan tugasnya. Hal itu sesuai dengan pendapat yang menyatakan
bahwa apabila para guru mempunyai motivasi kerja yang tinggi, mereka
akan terdorong dan berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum yang berlaku di
sekolah sehingga diperoleh hasil kerja yang maksimal (Elis Supartini,
Buletin No.08, 2001).
b. Teori Motivasi
Ada tiga jenis teori tentang motivasi, yakni content theory, procces
theory, dan reinforcement theory. Content theory menekankan akan arti
pentingnya pemahaman faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang
menyebabkan mereka bertingkah laku tertentu, process theory menekankan
pada bagaimana dan dengan tujuan apa setiap individu diberi motivasi,
sedangkan reinforcement theory menjelaskan bagaimana konsekuensi
perilaku di masa lalu mempengaruhi tindakan di masa yang akan datang
dalam suatu siklus proses belajar (Heidjrachman dan Suad Husnan, 2002:
197-198).
Dalam pendapat lain disebutkan bahwa teori motivasi dikelompokkan
menjadi dua, yaitu teori kepuasan (content theory) dan teori proses (process
theory) (Malayu S.P. Hasibuan, 2003: 103). Teori kepuasan memusatkan
perhatian pada faktor-faktor dalam diri seseorang yang menguatkan,
mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilakunya. Suatu hal yang
memotivasi semangat kerja adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan
materiil dan nonmateriil yang diperolehnya melalui pekerjaannya. Berbeda
dengan teori kepuasan, teori motivasi proses pada dasarnya berusaha untuk
29
menjawab pertanyaan ”bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara,
dan menghentikan perilaku individu” supaya setiap individu bekerja giat
sesuai dengan keinginan pemimpin. Teori ini merupakan proses “sebab dan
akibat” bagaimana seseorang bekerja dan hasil apa yang akan diperoleh.
McClelland menyatakan bahwa dalam diri individu terdapat tiga
kebutuhan pokok yang mendorong untuk bertingkah laku (Moh. As’ad,
1992: 52). Ketiga kebutuhan pokok itu adalah kebutuhan akan prestasi,
kebutuhan bersahabat, dan kebutuhan akan kekuasaan. Rincian dari masing-
masing kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Kebutuhuan berprestasi, dengan indikator : bertanggung jawab,
mem-beri umpan balik, berani ambil resiko, inovatif dan kreatif,
dan dikejar waktu.
2) Kebutuhan bersahabat, dengan indikator : suka bersama orang lain,
sering berkomunikasi, mengutamakan hubungan pribadi, suka ber-
musyawarah, dan suka bekerja sama.
3) Kebutuhan kekuasaan, dengan indikator : aktif berorganisasi, peka
terhadap pengaruh luar, mengutamakan prestise, mengutamakan
tugas, dan suka memerintah (Moh. As’ad, 1992: 52).
Dalam penelitian ini, penulis menyimpulkan indikator motivasi kerja
seperti yang dinyatakan Herzberg’s, yakni mencakup motivasi instrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik meliputi pekerjaan itu sendiri,
tanggung jawab, prestasi, pengakuan, dan pengembangan potensi individu,
sedangkan motivasi ekstrinsik meliputi gaji atau upah, kondisi kerja,
kebijaksanaan dan administrasi perusahaan, hubungan antarpribadi,
kebijakan, dan kualitas supervisi (Malayu S.P. Hasibuan, 2003: 110).
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang berbagai variabel yang mempengaruhi kinerja pegawai
telah banyak dilakukan. Berbagai hasil penelitian berkaitan dengan hubungan pola
kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja guru, antara lain:
1. Bambang Setiaji dan Reni Ratnasari berjudul “Pengaruh Kepemimpinan
Demokratis, Motivasi, dan Kualitas Komunikasi terhadap Produktivitas Kerja
Pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Wonogiri,” dengan hasil
sebagai berikut:
30
a. thitung X1 = 5,82, X2 = 4,54, X3 = 0,17, sedangkan ttabel = 2,02.
b. Fhitung = 27,66, sedangkan Ftabel = 2,84.
2. Wakimin (2003) berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Motivasi Kerja, dan Lingkungan kerja terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Di
Kecamatan selogiri, Kabupaten Wonogiri Tahun 2003,” dengan hasil sebagai
berikut:
a. thitung X1 = 10,692, X2 = 6,731, X3 = 7,395, sedangkan ttabel = 1,990.
b. Fhitung = 209,821, sedangkan Ftabel = 2,72.
C. Kerangka Pemikiran
Dari uraian latar belakang masalah, pembatasan masalah, dan kajian teori
yang telah disebutkan di atas, dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut:
1. Hubungan antara Pola Kepemimpinan Guru dengan Kinerja Guru
Pola kepemimpinan adalah teknik atau cara pemimpin untuk
mempengaruhi, mengarahkan, dan mendorong terhadap bawahan dalam
berbuat atau melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Pemimpin
akan berhasil dalam mempengaruhi, mengarahkan, dan mendorong
bawahannya jika dirinya dapat dijadikan panutan. Jika pola kepemimpinan
telah berfungsi maksimal dalam mempengaruhi bawahan, maka kinerja
bawahan pun diduga akan meningkat. Demikian juga kinerja guru.
2. Hubungan antara Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru
Motivasi kerja adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan semangat
atau dorongan terhadap seseorang atau kelompok orang untuk bekerja. Kinerja
adalah hasil interaksi antara motivasi dengan kemampuan dasar. Orang yang
tinggi motivasinya, tetapi kemampuan dasarnya rendah akan menghasilkan
kinerja yang rendah. Demikian juga orang yang kemampuan dasarnya tinggi,
tetapi motivasinya rendah akan menghasilkan kinerja yang rendah juga. Jadi,
motivasi dan kemampuan dasar sama-sama diduga mempunyai pengaruh
terhadap kinerja seseorang, termasuk kinerja guru.
31
3. Hubungan antara Pola Kepemimpinan Guru dan Motivasi Kerja Guru terhadap
Kinerja Guru
Kinerja yang optimal pada hakikatnya dapat dicapai jika faktor-faktor
yang mempengaruhi memberikan pengaruh yang positif. Pola kepemimpinan
guru, dalam hal ini penerapan dalam proses pembelajaran, guru mampu
membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan siswa untuk senantiasa
belajar dengan penuh kesadaran. Motivasi kerja diperlukan untuk memacu
semangat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Guru dengan
motivasi yang tinggi diduga akan memiliki kinerja yang tinggi pula.
Untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut, dapat dilihat dalam
gambar berikut:
Keterangan Garis Hubungan () :
1. Hubungan antara pola kepemimpinan guru dengan kinerja guru program
keahlian mekanik otomotif SMK Negeri 2 Surakarta.
2. Hubungan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru program
keahlian mekanik otomotif SMK Negeri 2 Surakarta.
3. Hubungan antara pola kepemimpinan guru dan motivasi kerja guru dengan
kinerja guru program keahlian mekanik otomotif SMK Negeri 2
Surakarta.
POLA KEPEMIMPINAN
GURU (X1)
KINERJA GURU (Y)
MOTIVASI KERJA GURU
(X2)
1
3
2
32
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, peneliti dapat merumuskan
hipotesis penelitian ini sebagai berikut :
1. Ada hubungan positif antara pola kepemimpinan guru dengan kinerja guru
program keahlian mekanik otomotif SMKN 2 Surakarta Tahun 2009.
2. Ada hubungan positif antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru program
keahlian mekanik otomotif SMKN 2 Surakarta Tahun 2009.
3. Ada hubungan positif antara pola kepemimpinan guru dan motivasi kerja guru
secara simultan dengan kinerja guru program keahlian mekanik otomotif
SMKN 2 Surakarta Tahun 2009.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2
Surakarta yang beralamat di Jalan L.U. Adisucipto No.33 Telp. (0271) 714901
Fax.(0271) 727003 Surakarta dengan subjek penelitiannya adalah Program
Keahlian Mekanik Otomotif. Alasan pemilihan tempat penelitian adalah lokasinya
yang tidak begitu jauh dengan tempat perkuliahan sehingga mudah terjangkau dan
mudah pula birokrasinya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 10 bulan, mulai bulan Maret 2009 sampai
dengan bulan Desember 2009. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatannya sebagai
berikut :
a. Pengajuan judul tanggal 5 Maret 2009.
b. Pembuatan proposal tanggal 9 Maret sampai dengan 11 April 2009.
c. Seminar proposal tanggal 22 April 2009.
d. Perizinan penelitian tanggal 11 sampai dengan tanggal 23 Mei 2009.
e. Pelaksanaan penelitian tanggal 26 Mei sampai dengan 26 Agustus 2009.
f. Analisis data tanggal 1 September sampai dengan 28 November 2009.
g. Penulisan laporan tanggal 30 November sampai dengan 19 Desember 2009.
h. Ujian skripsi tanggal 14 Januari 2010.
B. Metode Penelitian
Suharsimi Arikunto (2006: 219) berpendapat bahwa metode penelitian
adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data. Dengan demikian, metode
penelitian merupakan cara kerja yang dipergunakan untuk mengumpulkan data
sehingga dapat dipergunakan untuk proses penelitian.
34
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif yaitu penelitian yang berorientasi keadaan suatu subjek saat penelitian
yang dilaksanakan berdasarkan fakta-fakta. Penelitian ini akan memberikan
gambaran tentang fenomena, menguji hipotesis, membuat prediksi, serta
mendapatkan makna dan implikasi dari masalah-masalah yang hendak
dipecahkan. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan pengolahan data dengan
menggunakan statistik yang sesuai dengan kriteria pengukuran.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Suharsimi Arikunto (2006: 130) mengemukakan bahwa populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian, sedangkan Slamet Widodo (2004: 52) menyatakan
bahwa populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran,
baik kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu sebagai
sekelompok objek yang lengkap dan jelas. Dari kedua pengertian tersebut dapat
dijelaskan bahwa maksud populasi adalah keseluruhan obyek atau individu yang
memiliki karakteristik tertentu yang menjadi perhatian peneliti sebagai subjek
penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Program Keahlian
Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009
sebanyak 118 dan guru sebanyak 10 orang, sedangkan rincian populasi siswa
adalah sebagai berikut:
a. Kelas XI TMO-A sebanyak 30 siswa
b. Kelas XI TMO-B sebanyak 30 siswa
c. Kelas XI TMO-C sebanyak 29 siswa
d. Kelas XI TMO-D sebanyak 29 siswa
2. Sampel Penelitian
Suharsimi Arikunto (2006: 131) mengemukakan bahwa sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti, selanjutnya Sutrisno Hadi (2000: 220)
mengatakan bahwa sampel merupakan bagian dari sejumlah penduduk yang
jumlahnya kurang dari populasi.
35
Sampel dalam penelitian ini diambil 80 siswa dari 118 siswa atau 68% dari
jumlah populasi, hal ini didasarkan pada homogenitas Harry King pada tingkat
kesalahan 5%. Untuk guru, karena tidak terlalu banyak, yakni 10 orang, maka
diambil semua. Sampel yang diperoleh mempunyai kepercayaan 95% terhadap
populasi. Winarno Surakhmad (1994: 100) menyebutkan bahwa unntuk
penyelidikan deskriptif seperti survei, sampel manusia hendaknya di atas 30 unit
besarnya. Selain itu, Sutrisno Hadi (2000: 221) menyatakan bahwa proporsi
sampel yang kita selidiki, tergantung pada macam-macam faktor pertimbangan.
Dengan mengambil sampel sebanyak 68% diharapkan telah mewakili untuk
proses penelitian dan hasilnya dapat dipercaya. Perincian populasi dan sampel
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Populasi dan Sampel
Kelas Jumlah Populasi Persentase Sampel Sampel
XI TMO-A
XI TMO-B
XI TMO-C
XI TMO-D
30 siswa
30 siswa
29 siswa
29 siswa
68%
20 siswa
20 siswa
20 siswa
20 siswa
Jumlah Total 118 siswa 68% 80 siswa
3. Teknik Pengambilan Sampel
Menentukan anggota sampel yang akan diteliti diperlukan suatu teknik
dalam pengambilan sampel. Penelitian ini mengambil sampel siswa Kelas XI
Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta Tahun
Pelajaran 2008/2009, sedangkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah teknik proportional random sampling (pengambilan sampel dilakukan
secara acak dan proporsional).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk memperoleh
data yang diperlukan untuk penelitian, adapun teknik yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
36
2. Identifikasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu variabel bebas
dan variabel terikat.
a. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki pola
berbagai aspek atau unsur, yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan
munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah pola kepemimpinan guru (X1) dan motivasi kerja guru
(X2).
Indikator variabel pola kepemimpinan dalam penelitian ini meliputi
konstruktif (cara mempengaruhi, memberikan dorongan, dan memberikan
bimbingan), partisipatif, keteladanan, komitmen, dan kreatif. Sedangkan
variabel motivasi kerja terdiri atas motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Indikator variabel motivasi instrinsik meliputi pekerjaan itu sendiri, tanggung
jawab, prestasi, pengakuan, dan pengembangan potensi individu, sedangkan
indikator variabel motivasi ekstrinsik meliputi gaji atau upah, kondisi kerja,
hubungan antarpribadi, kebijakan, dan kualitas supervisi.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki pola
sejumlah aspek atau unsur di dalamnya, yang berfungsi menerima atau
menyesuaikan diri dengan kondisi variabel lain yang disebut variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja guru (Y).
Indikator variabel kinerja guru dalam penelitian ini meliputi etos kerja,
hasil kerja, tanggung jawab, ketaatan, kerja sama, prakarsa, dan kepemim-
pinan.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuisioner.
Angket yang digunakan adalah angket langsung tertutup. Sutrisno Hadi (1990:
158) menyatakan bahaw suatu angket disebut angket langsung jika daftar
37
pertanyaan dikirim langsung kepada orang yang dimintai pendapat, keyakinan,
atau diminta menceritakan tentang keadaan dirinya sendiri, sedangkan Suharsimi
Arikunto (1993: 125) menyebutkan bahwa kuisioner tertutup sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
Angket langsung dan tertutup adalah suatu daftar pertanyaan atau
pernyataan yang harus ditanggapi oleh responden sendiri dengan memilih
alternatif jawaban yang sudah ada. Angket ini ditujukan kepada siswa sebagai
sampel penelitian dengan skala likert, karena dalam penelitian ini
mempergunakan pertanyaan yang terdiri dari beberapa alternatif jawaban.
b. Kisi-kisi Angket
Penyusunan kisi-kisi angket bertujuan agar butir-butir yang akan
dirumuskan benar-benar merupakan angket yang berstruktur benar dan baik
yang meliputi pembuatan item-item pertanyaan, surat pengantar angket, dan
petunjuk pengisian angket. Keseluruhan instrumen yang dirumuskan
diprediksi mampu mengungkapkan data-data dari variabel-variabel yang
terikat disesuaikan dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai.
c. Item Angket
Pengukuran item-item angket sebagai alat ukur didasarkan pada kisi-kisi
angket yang telah dibuat sebelumnya. Setelah indikator-indikator ditetapkan,
kemudian dibuat item-item pertanyaan yang sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai untuk mengetahui hubungan antara pola kepemimpinan guru dan
motivasi kerja guru terhadap kinerja guru Program Keahlian Teknik Mekanik
Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta Tahun 2009.
d. Teknik Pengukuran
Angket yang telah terkumpul dari responden diskor berdasarkan sistem
yang telah ditetapkan, yaitu skala likert 4 rentangan. Untuk masing-masing
variabel, baik variabel bebas ((X1) dan ((X2) maupun variabel terikat (Y)
disediakan alternatif jawaban dan skor sebagai berikut:
38
Tabel 2. Skor Item Angket Pola Kepemimpinan Guru dan Kinerja Guru
Alternatif Jawabam Skor Item
Item Positif (+) Item Negatif (-)
Sangat Baik (SB)
Baik (B)
Tidak Baik (TB)
Sangat Tidak Baik (STB)
4
3
2
1
1
2
3
4
Tabel 3. Skor Item Angket Motivasi Kerja Guru
Alternatif Jawabam Skor Item
Item Positif (+) Item Negatif (-)
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
4
3
2
1
1
2
3
4
e. Uji Coba Angket
Untuk mendapatkan butir angket yang baik, instrumen yang akan
digunakan perlu uji cobakan terlebih dahulu. Item soal atau butir pertanyaan
dalam penelitian ini sebelum digunakan, diujicobakan terlebih dahulu kepada
sejumlah siswa kelas XI SMK Negeri 2 Wonogiri untuk mengetahui tingkat
validitas dan realibilitas. Uji validitas menunjukkan tingkat validitas dan uji
reliabilitas menunjukkan tingkat kepercayaan instrumen tersebut.
1). Uji Validitas
Suharsimi Arikunto (2006: 168) menyatakan bahwa validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara
tepat.
39
Untuk uji validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan program SPSS 11,00. Langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji validitas dalam program ini adalah sebagai berikut:
a. Melakukan input data dari instrumen yang akan diuji untuk tiap butir
angket dan skor total.
b. Klik menu Analyze → klik Correlate → klik Bivariate.
c. Pada tampilan Bivariate Correlations, pilih butir yang akan
dikorelasikan (misalnya soal nomor 1) dan skor total, lalu pindahkan
ke kotak Variables.
d. Pada tampilan Correlation Coefficient, pilih Pearson.
e. Klik Options, lalu pada tampilan Missing Values pilih Exclude Cases
Pairwise → klik Continue.
f. Klik OK
Validitas tes dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus
korelasi product moment dengan angka kasar. Menurut Suharsimi
Arikunto (2006:170), rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
N∑XY – (∑X)(∑Y)
rxy =
√ {N∑X2 – (∑X)
2}{N∑Y
2 – (∑Y)
2}
Keterangan :
rxy = Indeks validitas item
N = Jumlah responden uji coba angket
∑X = Jumlah skor tiap-tiap item
∑Y = Jumlah skor tiap-tiap responden
∑X2 = Jumlah kuadrat tiap-tiap item
∑Y2 = Jumlah kuadrat tiap-tiap responden
∑XY = Jumlah perkalian skor tiap item dan skor total tiap-tiap responden
40
Suatu item dinyatakan valid jika mempunyai indeks diskriminasi
tinggi, yaitu harga r hitung lebih besar dari r tabel (rhit > rtab), sebaliknya jika
harga r hitung lebih kecil atau sama dengan dari r tabel, maka item tidak
valid atau tidak terpakai.
Selanjutnya uji coba instrumen dilakukan terhadap 27 siswa kelas XI
TMO-D SMK Negeri 2 Wonogiri Tahun 2009 untuk mengisi angket yang
mencakup beberapa variabel, yakni variabel pola kepemimpinan guru
sebanyak 20 item dan kinerja guru sebanyak 20 item. Sedangkan untuk
variabel motivasi kerja sebanyak 15 item diberikan kepada 5 orang guru.
Adapun hasil uji coba validitas instrumen penelitian sebagaimana
tercantum dalam tabel berikut.
Tabel 4. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen penelitian
X1 X2 Y
1. 0,944 1. 0,986 1. 0,913
2. 0.919 2. 0,986 2. 0,914
3. 0,944 3. 0,912 3. 0,919
4. 0,901 4. 0,986 4. 0,900
5. 0,887 5. 0,986 5. 0,926
6. 0,962 6. 0,912 6. 0,911
7. 0,930 7. 0,986 7. 0,973
8.. 0,969 8.. 0,986 8.. 0,938
9. 0,941 9. 0,986 9. 0,892
10. 0,957 10. 0,912 10. 0,963
11. 0,890 11. 0,986 11. 0,935
12. 0,927 12. 0,908 12. 0,951
13. 0,945 13. 0,986 13. 0,911
14. 0,943 14. 0,908 14. 0,962
15. 0,924 15. 0,912 15. 0,937
16. 0,941 16. 0,937
17. 0,964 17. 0,966
18. 0,971 18. 0,959
19. 0,977 19. 0,947
20. 0,901 20. 0,959
41
Hasil hitung tersebut kemudian dikonsultasikan dengan r tabel untuk
N=5 dengan taraf signifikansi 5%, yakni 0,878. Setelah dikonsultasikan
dengan r tabel ternyata semua instrumen dapat dipakai karena semua r hitung
lebih besar daripada r tabel. Oleh karena itu, semua instrumen penelitian
dapat dinyatakan valid atau layak untuk digunakan. Data hasil hitung
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.
2). Uji Reliabilitas
Reliabilitas suatu alat ukur adalah keajegan hasil pengukuran yang
diperoleh dari waktu yang berbeda untuk orang yang sama, atau orang
yang berbeda dengan tes yang sama. Reliabilitas atau keterandalan suatu
instrumen sebagai alat ukur dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
kebenaran alat ukur cocok digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur
sesuatu (Mardalis, 1989: 61-62). Dengan demikian, suatu instrumen yang
reliabel memberi pengertian bahwa instrumen itu telah benar-benar
memiliki taraf keajegan dalam mengukur apa yang hendak diukur.
Penghitungan koefisien reliabilitas dapat menggunakan rumus alpha dari
Suharsimi Arikunto (2006: 196).
Rumus Alpha :
K ∑αb2
r11 = 1-
(k-1) α12
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrument
K = Banyak butir pertanyaan atau butir soal
∑αb2 = Jumlah varian butir
α12 = Varian total
Untuk mengetahui apakah harga koefisien reabilitas tersebut reliabel
atau tidak, harus dikonsultasikan dengan ketetapan interpretasi. Menurut
Suharsimi Arikunto (1993:233) sebagai berikut :
42
Tabel 5. Interpretasi Nilai r
Besarnya r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,799
Antaÿÿ 0,400ÿÿamÿÿi dengan 0,599 Cukup
Antara 0ÿÿÿÿÿÿampai dengan 0ÿÿÿÿ ÿÿÿÿah
Antarÿÿ0,000 sampai dengan 0,199 Sangat rendah
Untuk uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan bantuan program SPSS 11,00. Langkah-langkah
dalam uji reliabilitas adalah sebagai berikut:
a. Melakukan input data dari instrumen yang akan diuji untuk semua
butir angket.
b. Klik menu Analyse → klik Scale → klik Reliability Analysis.
c. Pada tampilan Reliability Analysis, pindahkan semua butir yang akan
diuji ke kotak Items.
d. Pada tampilan Model, pilih Alpha.
e. Klik Statistics, lalu pada tampilan Descriptive for klik Item, Scale, dan
Scale if Delected → klik Continue.
f. Klik OK.
Instrumen dikatakan reliabel jika koefisien Alpha > 0,60. Setelah
diadakan pengolahan data dengan bantuan komputasi program SPSS
11,00, diperoleh koefisien reliabilitas seperti dalam Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
No. Variabel Koefisien Alpha Tingkat
Kehandalan
1. Pola Kepemimpinan 0,9685 Sangat Tinggi
2. Motivasi Kerja 0,9930 Sangat Tinggi
3. Kinerja Guru 0,9805 Sangat Tinggi
43
Dari rangkuman hasil uji coba instrumen tersebut, dapat diketahui
bahwa semua koefisien Alpha > 0,60 sehingga instrumen masing-masing
variabel layak untuk digunakan sebagai alat ukur penelitian. Data
hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7.
E. Teknik Analisis Data
Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis penelitian yang dilakukan,
setelah data terkumpul diadakan pengolahanuntuk menghasilkan kesimpulan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam penelitian ini digunakan teknik analisis
regresi linier dua prediktor. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Deskripsi Data
Data penelitian yang diperoleh dan diolah dengan menggunakan bantuan
komputasi program SPSS 11,00 dimaksudkan untuk menentukan skor tertinggi,
skor terendah, mean, simpangan baku, median, modus, dan range. Agar lebih
mudah dipahami, data tersebut ditabulasikan dengan menggunakan tabel distribusi
frekuensi. Dari tabel distribusi frekuensi dibuat gambar dalam bentuk histogram,
kemudian data tersebut dikelompokkan menjadi dua kategori, yakni tinggi dan
rendah (Margono, 1997: 215). Selanjutnya analisis dilakukan pada setiap variabel.
2. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan bantuan program SPSS 11,00. Langkah-langkahnya sebagai
berikut:
1) Melakukan input data yang akan diuji (X1, X2, dan Y).
2) Klik menu Analyze → klik Descriptive Statistics → klik Explore.
3) Pada tampilan Explore, pilih Variabel yang yang akan diuji (misalnya X1),
lalu pindahkan ke kotak Dependent List.
4) Klik Statistics, lalu pilih Descriptives dan klik Continue.
44
5) Klik Plot, lalu pada tampilan Boxplots pilih None → klik Normality Plots
Wits Test → klik Continue.
6) Klik Options, lalu pada tampilan Missing Values pilih Exclude Cases
litwise, kemudian klik Continue.
7) Klik OK.
Uji normalitas juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus chi
kuadrat sebagaimana yang disampaikan oleh Sutrisno Hadi (2000:317).
Rumus tersebut adalah sebagai berikut :
( fo - fh )2
X2 = ∑
fh
Di mana :
X2 = harga chi kuadrat
Fo = frekuensi yang diperoleh
Fh = frekuensi yang diharapkan
Kriterium uji coba x2 hitung < x
2 tabel, dapat dikatakan berdistribusi normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui linieritas hubungan masing-
masing variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Untuk pengujian ini
digunakan komputasi program SPSS 11,00. Langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1) Melakukan input data yang akan diuji linieritasnya (masing-masing
variabel bebas dengan variabel terikat).
2) Klik menu Analyze → klik Compare Means → klik One-Way ANOVA.
3) Pada tampilan One-Way ANOVA, pindahkan variabel terikat ke kotak
Dependent List dan variabel bebas yang akan diuji ke kotak Factor.
4) Klik Contrasts, lalu pilih Polynominal dan pada bagian Degree pilih
Linear, kemudian klik Continue.
5) Klik Options, pilih Homogeneity of Variance Test pada Statistics, lalu
pada Missing Values pilih Exclude Cases Analysis by Analysis, klik
Continue, dan terakhir klik OK.
45
Uji linieritas hubungan ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik anava satu arah, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Membuat tabel kerja lilieritas.
Persamaan (1) ∑Y = a.n + b.∑X
Persamaan (2) ∑XY = a. ∑X + b.( ∑X2)
2) Menghitung besar nilai b dengan angka kasar berdasarkan rumus :
3) Menghitung besar nilai a.
4) Menghitung jumlah kuadrat residu dengan rumus :
Jkres = ∑Y2 – b. ∑XY – a. ∑Y
5) Menghitung jumlah kuadrat Galat dengan rumus :
∑
(∑Y
2)
Jk. G = Xi ∑Y2 - ---------
ni
6) Menentukan besar derajat kebebasan Galat dengan rumus n – K.
7) Menghitung jumlah kuadrat Tuna Cocok (JK.TC) dengan rumus :
JK.TC = Jkres - Jk.G
8) Menentukan besarnya TC di mana TC = K – 2.
9) Menghitung besarnya F linier dengan rumus :
JK.TC/db TC
F = -----------------
Jk. G/db G
Kesimpulan :
Suatu hubungan dua variabel dikatakan linier jika Fhitung < F0,05 (k-2; n-k) tabel atau
harga signifikansi atau probabilitas (p) > 0,05.
c. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah suatu hubungan linier yang sempurna atau
(menedekati sempurna) antara beberapa atau semua variabel bebas (Kuncoro,
2001: 114). Batas minimal toleransinya adalah r ≤ 0,80. Jadi, hubungan
antarvariabel bebas dikatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas jika
koefisien korelasinya kurang dari atau sama dengan 0,80. Untuk pengujian
ini digunakan bantuan komputasi program SPSS 11.0. Langkah-langkah
untuk melakukan pengujian ini adalah sebagai berikut:
46
1) Melakukan input data yang akan diuji.
2) Klik Analyze → klik Correlate → klik Bivariate.
3) Pindahkan variabel bebas yang akan diuji pada kotak Variate Correlations
ke kotak Variables, lalu pada tampilan Correlation Coeficients pilih
Pearson.
4) Pada tampilan Test of Significance pilih Two-tailed.
5) Pilih Flag Significant Correlations.
6) Klik Options, lalu pada tampilan Missing Values pilih Exclude Cases
Pairwise, kemudian klik Continue.
7) Klik OK.
4. Uji Hipotesis Penelitian
a. Hipotesis Pertama dan Kedua
Untuk menguji hipotesis yang pertama, yakni diduga ada hubungan
positif antara pola kepemimpinan guru dengan kinerja guru Program Keahlian
Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta Tahun 2009, dan hipotesis kedua,
yakni diduga ada hubungan positif antara motivasi kerja dengan kinerja guru
Program Keahlian Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta Tahun 2009,
dicari dengan menggunakan bantuan komputasi program SPSS 11,00.
Langkah-langkah yang dilakukan dalah sebagai berikut:
1) Melakukan input data yang akan diuji.
2) Klik menu Analyze → klik Regressions → klik Linear.
3) Pindahkan variabel terikat pada kotak Linear Regressions ke kotak
Dependent, lalu pindahkan semua variabel bebas ke kotak Independent.
4) Pada tampilan Method pilih Enter.
5) Klik Statistics, lalu pada tampilan Regression Coefficients pilih Estimates
dan Model Fit, kemudian klik Continue.
6) Klik Options, lalu pilih Include Constant in Equation.
7) Pada tampilan Missing Values pilih Exclude Cases Listwise, kemudian
klik Continue.
8) Klik OK.
47
Untuk menentukan hasil pengujian dapat dilihat pada koefisien t dalam
tabel. Di samping teknik tersebut, untuk pengujian ini dapat juga dilakukan
dengan menggunakan rumus Product Moment sebagaimana yang disampaikan
oleh Sutrisno Hadi (2000: 293), yakni sebagai berikut:
∑xy
rxy =
√ (∑x2)(∑y
2)
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara Xdan Y
∑xy = Jumlah dari product dari X dan Y
∑x2 = Jumlah kuadrat deviasi X
∑y2 = Jumlah kuadrat deviasi Y
Kemudian harga rxy dikonsultasikan dengan nilai rtabel product moment.
Apabila rxy > rtabel maka hipotesis pertama diterima yang berarti “Ada
hubungan antara pola kepemimpinan dengan kinerja guru Program Keahlian
Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta Tahun 2009. Demikian juga
untuk hipotesis yang kedua.
b. Hipotesis Ketiga
Untuk menguji kebenaran hipotesis ketiga, yaitu diduga ada hubungan
positif antara pola kepemimpinan guru dan motivasi kerja guru dengan kinerja
guru Program Keahlian Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta Tahun
2009, digunakan bantuan komputasi program SPSS 11,00 dengan langkah-
langkah seperti pada pengujian hipotesis pertama dan kedua. Bedanya, dalam
pengujian hipetesis ketiga ini yang dilihat adalah koefisien F pada table
ANOVA.
Untuk pengujian ini dapat pula digunakan teknik analisis regresi ganda
seperti yang dikemukakan Sutrisno Hadi (1994:25) sebagai berikut :
b1∑x1y +b2∑x2y
Ry(1,2) =
√ ∑Y2
48
Keterangan :
Ry (1,2) = Koefisien korelasi antara kriterium Y dengan prediktor X1 dan X2
b1 = Koefisien prediktor X1
b2 = Koefisien predictor X2
∑x1y = Jumlah produk antara X1 dan Y
∑x2y = Jumlah produk antara X2 dan Y
∑y2 = Jumlah kuadrat kriterium Y
Sedangkan rumus persamaan garis regresi digunakan pendapat dari
Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar (2003:242) sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan :
Y = Kriterium (Kinerja Guru)
X1 = Prediktor (Pola Kepemimpinan Guru)
X2 = Prediktor (Motivasi Kerja Guru)
b1 = Bilangan koefisien (Pola Kepemimpinan Guru)
b2 = Bilangan koefisien (Motivasi Kerja Guru)
Harga Ry(1,2) signifikan atau tidak, maka dilakukan analisis regresi. Dari
analisis regresi ini akan ditentukan harga F hitung signifikan atau tidak. Untuk
mencari harga F dalam penelitian ini digunakan rumus dari (Sutrisno Hadi,
1994:26)
R2(n – m - 1)
Freg =
m(1-R2)
Keterangan :
Freg = Harga F garis regresi
n = Banyak anggota sampel (responden)
m = Banyak prediktor
R = Koefisien korelasi antara variabel Y dan variabel X1 dan X2
Kemudian Freg dikonsultasikan dengan Ftabel dan dapat ditarik
kesimpulan :
49
Fregresi > Ftabel = Ada hubungan yang positif dan signifikan antara X1 dan
X2 dengan Y sehingga Ha diterima.
Fregresi < Ftabel = Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara X1
dan X2 dengan Y sehingga Ha ditolak.
Untuk mengetahui sumbangan relatif dan efektif masing-masing
prediktor juga digunakan bantuan komputasi program SPSS 11,00 dengan
langkah-langkah seperti pada pengujian hipotesis di atas, tetapi dalam
tampilan Method dipilih Stepwise. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel
Model Summary kolom Adjusted R Square. Jika digunakan dengan
penghitungan manual, dapat digunakan rumus dari Sutrisno Hadi (1994: 42)
sebagai berikut.
JKreg = a1∑X1Y = a2∑X2Y
a1∑X1Y
SR%X1 = X 100%
JKreg
a2∑X2Y SR%X2 = X 100% JKreg
Keterangan :
SR%X = Sumbangan relatif masing-masing prediktor
a1 = Koefisien prediktor X1
a2 = Koefisien prediktor X2
∑X1Y = Jumlah product moment antara X1 dan Y
∑X2Y = Jumlah product moment antara X2 dan Y
Untuk mencari besarnya sumbangan efektif masing-masing prediktor
terhadap kriterium, terlebih dahulu dicari efektivitas garis regresi yang
dicerminkan dalam koefisien determinan (R2) dengan rumus :
JKreg R
2 = X 100%
JKT
JKT = ∑Y2
50
Mencari sumbangan efektif X1 terhadap Y dengan rumus :
SE%X1 = SR%X1R2
Mencari sumbangan efektif X2 terhadap Y dengan rumus :
SE%X2 = SR%X2R2
Keterangan :
SE% = Sumbangan efektif dari masing-masing prediktor
SR% = Sumbangan relative dari masing-masing prediktor
JKreg = Jumlah kuadrat regresi
JKT = Jumlah kuadrat total
R = Koefisien korelasi antara X1 dan X2
R2 = Koefisien determinan/efektifitas garis regresi
Tabel 7. Rangkuman Analisis Regresi
Sumber Variasi db JK RK
Regresi (reg) m R2(∑y
2)
R2(∑y
2)
m
Residu (res) n – m - 1 (1 – R2) –(∑y
2)
(1 – R2) –(∑y
2)
n – m - 1
n - 1 ∑y2 -
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Pengolahan data tentang pola kepemimpinan guru (X1), motivasi kerja guru
(X2), dan kinerja guru (Y) dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputasi
program SPSS 11,00. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Rangkuman Hasil Penelitian
Statistics
10 10 10
0 0 0
57,70 48,00 56,60
58,00 48,50 56,50
59 49 56a
5,438 4,899 2,633
19 17 9
48 39 52
67 56 61
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Std. Dev iat ion
Range
Minimum
Maximum
POLAKEP MOTIVASI KINERJA
Mult iple modes exist. The smallest value is showna.
1. Pola Kepemimpinan Guru (X1)
Berdasarkan rekapitulasi data penelitian tentang pola kepemimpinan guru
(X1) diperoleh skor sebagai berikut: skor tertinggi = 67, skor terendah = 48, mean
atau harga rerata = 57,70, simpangan baku = 5,438, median = 58,00, dan modus =
59. Range diperoleh dengan menghitung selisih skor tertinggi dengan skor
terendah, yakni 67 – 48 = 19. Untuk membuat distribusi frekuensi data, perlu
ditentukan banyaknya kelas. Untuk menentukan banyaknya kelas digunakan
rumus Sturges, yakni 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 x log 10 = 1 + 3,3 x 1 = 1 + 3,3 = 4,
3. Dalam hal ini, jumlah kelas interval yang digunakan adalah 5. Adapun besarnya
interval kelas ditentukan dengan teknik sebagai berikut:
Skor Tertinggi – Skor Terendah 67 – 48 19 Interval Kelas = --------------------------------------- = ---------- = ---- = 3,80
Banyaknya Kelas 5 5
dibulatkan menjadi 4.
52
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Data Pola Kepemimpinan Guru (X1)
No. Kelas Interval Frekuensi
Absolut Relatif (%) Komulatif (%)
1.
2.
3.
4.
5.
64 – 67
60 – 63
56 – 59
52 – 55
48 – 51
1
2
4
2
1
10%
20%
40%
20%
10%
10%
30%
70%
90%
100%
Jumlah 10 100%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi data tersebut dapat digambarkan ke
dalam bentuk histogram berikut ini.
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
48 – 51 52 – 55 56 – 59 60 – 63 64 – 67
Gambar 1. Histogram Pola Kepemimpinan Guru pada SMKN 2 Surakarta
Tahun 2009 Untuk mengetahui tingkat kecenderungan pola kepemimpinan guru SMKN
2 Surakarta di atas, data dikelompokkan ke dalam dua kategori, yakni tinggi dan
rendah. Pengelompokan tersebut sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh
Margono (1997: 215). Pengelompokannya dilakukan dengan teknik berikut ini.
Skor Tertinggi – Skor Terendah 67 – 48 19
Interval Kelas = ---------------------------------------- = --------- = ----- = 9,5
Banyaknya Kategori 2 2
dibulatkan menjadi 10.
53
Dari hasil perhitungan tersebut dapat ditentukan bahwa interval kelas untuk
menentukan masing-masing kategori sebesar 10, maka batas skor untuk pola
kepemimpinan guru berkategori tinggi = 58 – 67, sedangkan batas skor
berkategori rendah = 48 – 57. Dengan demikian, tingkat kecenderungan pola
kepemimpinan guru tersebut dapat digambarkan seperti dalam tabel berikut.
Tabel 10. Tingkat Kecenderungan Pola Kepemimpinan Guru (X1)
Batas Skor Kategori Jumlah Responden Persentase
48 – 57
58 – 67
Rendah
Tinggi
5
5
50%
50%
Jumlah 10 100%
Berdasarkan tabel tersebut, responden yang memberikan penilaian bahwa
pola kepemimpinan guru yang tergolong kategori tinggi sebanyak 5 orang atau
50% dan yang memberikan penilaian pola kepemimpinan guru berkategori rendah
juga 5 orang atau 50%,.
2. Motivasi Kerja Guru (X2)
Berdasarkan rekapitulasi hasil penelitian tentang motivasi kerja guru (X2)
diperoleh skor tertinggi = 56, skor terendah = 39, mean atau harga rerata = 48,00,
simpangan baku = 4,899, median = 48,50, dan modus = 49. Dari data tersebut,
dapat diketahui bahwa range = 56 – 39 = 17 yang akan dibagi menjadi 5 kelas
sehingga diperoleh interval kelas = 17 : 5 = 3,40 dibulatkan menjadi 4.
Distribusi frekuensi data tentang motivasi kerja guru (X2) tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut.
54
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Data Motivasi Kerja Guru (X2)
No. Kelas Interval
Frekuensi
Absolut Relatif (%) Komulatif
(%)
1.
2.
3.
4.
5.
55 – 58
51 – 54
47 – 50
43 – 46
39 – 42
1
2
4
2
1
10%
20%
40%
20%
10%
10%
30%
70%
90%
100%
Jumlah 10 100%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi data tersebut dapat digam-barkan ke
dalam bentuk histogram berikut ini.
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
39 – 42 43 – 46 47 – 50 51 – 54 55 – 58
Gambar 2. Histogram Motivasi Kerja Guru SMKN 2 Surakarta Tahun 2009
Selanjutnya data dikelompokkan untuk mengetahui tingkat kecenderungan
motivasi kerja guru (X2). Pengelompokan data dilakukan ke dalam dua kategori,
yakni tinggi dan rendah, sedangkan besarnya interval ditentukan dengan teknik
sebagai berikut:
Nilai Tertinggi – Nilai Terendah 56 – 39 17
Interval Kelas = ----------------------------------------- = --------- = ----- = 8,5
Banyaknya Kelas 2 2
dibulatkan menjadi 9.
55
Dari hasil perhitungan data tersebut diperoleh nilai kelas interval sebesar 9,
maka batas skor motivasi kerja guru berkategori tinggi = 48 – 56, sedangkan batas
skor berkategori rendah = 39 – 47. Dengan demikian tingkat kecenderungan
motivasi kerja guru dapat digambarkan dengan tabel berikut.
Tabel 12. Tingkat Kecenderungan Motivasi Kerja Guru
Batas Skor Kategori Jumlah Responden Persentase
39 – 47
48 – 56
Rendah
Tinggi
4
6
40%
60%
Jumlah 10 100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa guru yang mempunyai
motivasi kerja tinggi sebanyak 4 orang atau 40%, sedangkan yang mempunyai
motivasi kerja rendah sebanyak 6 orang atau 60%.
3. Kinerja Guru
Berdasarkan rekapitulasi hasil penelitian tentang kinerja guru (Y) diperoleh
skor tertinggi = 61, skor terendah = 52, mean atau harga rerata = 56,60,
simpangan baku = 2,633, median = 56,50, dan modus = 56. Dari data tersebut,
dapat diketahui bahwa range = 61 – 52 = 9 yang akan dibagi menjadi 5 kelas
sehingga diperoleh interval kelas = 9 : 5 = 1,8 dibulatkan menjadi 2.
Distribusi frekuensi data tentang kinerja guru (Y) tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Kinerja Guru
No. Kelas Interval Frekuensi
Absolut Relatif (%) Komulatif (%)
1.
2.
3.
4.
5.
60 – 61
58 – 59
56 – 57
54 – 55
52 – 53
1
2
4
2
1
10%
20%
40%
20%
10%
10%
30%
70%
90%
100%
Jumlah 10 100%
56
Dari distribusi frekuensi data tersebut dapat digambarkan ke dalam
bentuk histogram berikut.
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
52 – 53 54 – 55 56 – 57 58 – 59 60 – 61
Gambar 3. Histogram Kinerja Guru
Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat kecenderungan kinerja guru (Y), data
tersebut dikelompokkan ke dalam dua kategori, yakni kinerja guru berkategori
tinggi dan kinerja guru berkategori rendah. Besarnya interval kelas untuk masing-
masing kategori ditentukan dengan teknik sebagai berikut:
Interval Kelas = KelasBanyaknya
TerendahSkorTertinggiSkor =
2
52 - 61 =
2
9 = 4,5
dibulatkan menjadi 5.
Dari hasil perhitungan tersebut dapat ditentukan bahwa interval kelas untuk
menentukan masing-masing kategori sebesar 5. Dengan demikian, batas skor
untuk kinerja guru berkategori tinggi = 57 – 61, sedangkan batas skor berkategori
rendah = 52 – 56. Dengan demikian, tingkat kecenderungan kinerja guru
dapat digambarkan seperti tabel berikut ini.
Tabel 14. Tingkat Kecenderungan Kinerja Guru
Batas Skor Kategori Jumlah Responden Persentase
52 – 56
57 – 61
Rendah
Tinggi
5
5
50%
50%
Jumlah 10 100%
57
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa guru yang mempunyai kinerja
tinggi sebanyak 5 orang atau 50%, sedangkan guru yang mempunyai kinerja
rendah sebanyak 5 responden atau 50%.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran
distribusi data setiap variabel yang digunakan dalam penelitian. Norma
penerimaan normalitas data penelitian didasarkan pada nilai uji statistik
Kolmogorov-Smirnov. Sebaran data mempunyai distribusi normal jika
signifikansi atau probabilitasnya berada di atas 0,05.
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov didapat nilai signifikansi atau
probabilitas setiap variabel sebagai berikut.
Tabel 15. Uji Normalitas Sebaran Data Pola Kepemimpinan (X1)
Tests of Normality
,110 10 ,200* ,993 10 ,999POLAKEP
Stat ist ic df Sig. Stat ist ic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true signif icance.*.
Lillief ors Signif icance Correctiona.
Tabel 16. Uji Normalitas Sebaran Data Motivasi Kerja (X2)
Tests of Normality
,119 10 ,200* ,989 10 ,995MOTIVASI
Stat istic df Sig. Stat istic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true signif icance.*.
Lillief ors Signif icance Correctiona.
Tabel 17. Uji Normalitas Sebaran Data Kinerja Guru (Y)
Tests of Normali ty
,140 10 ,200* ,982 10 ,976KINERJA
Stat istic df Sig. Stat istic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true signif icance.*.
Lillief ors Signif icance Correct iona.
58
Dari ketiga tabel tersebut, dapat diketahui bahwa besarnya signifikansi atau
probabilitas untuk masing-masing variabel adalah sebagai berkit: variabel pola
kepemimpinan (X1) adalah 0,200, variabel motivasi kerja guru (X2) adalah 0,200,
dan kinerja guru (Y) adalah 0,200. Karena signifikansi atau probabilitas yang
diperoleh masing-masing variabel lebih besar daripada 0,05, yakni 0,200 > 0,05,
maka sebaran data untuk semua variabel dalam penelitian ini distribusi normal.
Untuk memperkuat hasil uji normalitas sebaran data tersebut, dapat dilihat
melalui sebaran data dalam Grafik Normal Q-Q Plot hasil pengolahan dengan
komputasi program SPSS 11,00. Sebaran data dikatakan berdistribusi normal jika
dalam Grafik Normal Q-Q Plot berada di sekitar garis lurus. Hasilnya sebagai
berikut.
Normal Q-Q Plot of POLAKEP
Observed Value
70605040
Expe
cted
Nor
mal
1,5
1,0
,5
0,0
-,5
-1,0
-1,5
Keterangan :
expected normal = hasil normal
yang diharapkan
observed value = nilai hasil
pengamatan
Gambar 4. Sebaran Data Pola Kepemimpinan Guru (X1)
Normal Q-Q Plot of MOTIVASI
Observed Value
60504030
Exp
ecte
d N
orm
al
1,5
1,0
,5
0,0
-,5
-1,0
-1,5
Keterangan :
expected normal = hasil normal
yang diharapkan
observed value = nilai hasil
pengamatan
Gambar 5. Sebaran Data Motivasi Kerja Guru (X2)
59
Normal Q-Q Plot of KINERJA
Observed Value
62605856545250
Expe
cted
Nor
mal
1,5
1,0
,5
0,0
-,5
-1,0
-1,5
Keterangan :
expected normal = hasil
normal yang diharapkan
observed value = nilai hasil
pengamatan
Gambar 6. Sebaran Data Kinerja Guru (Y)
2. Uji Linearitas Hubungan
Uji linieritas hubungan digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
linier antara variabel bebas dengan variabel terikat.
a. Hubungan antara Pola Kepemimpinan Guru (X1) dengan Kinerja Guru (Y)
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan komputasi program SPSS
11,00 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 18. Uji Linieritas Pola Kepemimpinan Guru (X1) dengan Kinerja
Guru (Y)
ANOVA
KINERJA
57,900 8 7,237 1,608 ,547
28,970 1 28,970 6,438 ,239
28,930 7 4,133 ,918 ,669
4,500 1 4,500
62,400 9
(Combined)
Weighted
Deviation
Linear Term
Between
Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa Fhit = 0,918 dengan harga
probabilitas (signifikansi) = 0,669 dan Ftab untuk df 1 lawan 8 pada taraf
signifikansi 5% = 5,89. Oleh karena harga Fhit (0,918) < Ftab (5,89) dan
probabilitas (0,669) 0,05, maka hubungan antara pola kepemimpinan (X1)
dengan kinerja guru (Y) dapat diterima untuk meramalkan analisis regresi.
60
b. Hubungan antara Motivasi Kerja Guru (X2) dengan Kinerja Guru (Y)
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan komputasi program SPSS
11,00 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 19. Uji Linieritas Motivasi Kerja Guru (X2) dengan Kinerja Guru (Y)
ANOVA
KINERJA
61,900 8 7,738 15,475 ,194
58,074 1 58,074 116,148 ,059
3,826 7 ,547 1,093 ,629
,500 1 ,500
62,400 9
(Combined)
Weighted
Deviation
Linear Term
Between
Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa Fhit = 1,093 dengan harga
probabilitas (signifikansi) = 0,629 dan Ftab untuk df 1 lawan 8 pada taraf
signifikansi 5% = 5,89. Oleh karena harga Fhit (1,093) < Ftab (5,89) dan
probabilitas (0,629) 0,05, maka hubungan antara motivasi kerja guru (X2)
dengan kinerja guru (Y) dapat diterima untuk meramalkan analisis regresi.
3. Uji Multikolinearitas
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh dari bantuan program SPSS
11,00 diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 20. Uji Multikolinieritas Antarvariabel Bebas (X1 dan X2)
Correlations
1 ,546
, ,102
10 10
,546 1
,102 ,
10 10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
POLAKEP
MOTIVASI
POLAKEP MOTIVASI
61
Berdasarkan tabel hasil hitung tersebut dapat diketahui bahwa koefisien
korelasi antara X1 dengan X2 adalah 0,546. Oleh karena hasil hitung tersebut
lebih kecil daripada 0,80 atau 0,546 < 0,80, dapat disimpulkan bahwa antara
variabel pola kepemimpinan guru (X1) dengan motivasi kerja guru (X2) tidak
terjadi gejala multikolinieritas.
C. Pengujian Hipotesis
1. Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji adanya hubungan
antara dua atau lebih variabel bebas dengan satu variabel terikat. Hasil
perhitungan dengan bantuan komputasi program SPSS 11,00 adalah sebagai
berikut:
Tabel 21. Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
28,667 2,187 13,110 ,000
,106 ,041 ,220 2,589 ,036
,454 ,046 ,845 9,945 ,000
(Constant)
POLAKEP
MOTIVASI
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: KINERJAa.
Berdasarkan hasil hitung tersebut dapat diketahui bahwa koefisien untuk
nilai constant = 28,667, X1 = 0,106, dan X2 = 0,454
Dengan demikian diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 28,667 + 0,106 X1 + 0,454 X2
2. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang terdiri dari
pola kepemimpinan guru (X1) dan motivasi kerja guru (X2) secara simultan
memiliki hubungan positif dan signifikan dengan variabel terikat kinerja guru
(Y). Hasil uji F dengan bantuan komputasi program SPSS 11,00 dapat dilihat
pada tabel berikut:
62
Tabel 22. Hasil Uji F
ANOVAc
58,074 1 58,074 107,397 ,000a
4,326 8 ,541
62,400 9
60,190 2 30,095 95,333 ,000b
2,210 7 ,316
62,400 9
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Total
Model
1
2
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), MOTIVASIa.
Predictors: (Constant), MOTIVASI, POLAKEPb.
Dependent Variable: KINERJAc.
Dari uji ANOVA atau F test, didapat nilai Fhit adalah 95,333 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Apabila dikonsultasikan dengan Ftabel dengan df (derajat
kebebasan) 2 lawan 7 pada taraf signifikansi 5% adalah 4,74 menunjukkan bahwa
Fhitung > Ftabel atau 95,333 > 4,74 dan probabilitas (0,000) jauh lebih kecil
daripada 0,05. Dengan demikian, model regresi dapat dipakai untuk memprediksi
variabel terikat, atau dapat dikatakan bahwa pola kepemimpinan guru (X1) dan
motivasi kerja guru (X2), secara simultan memiliki hubungan positif dan
signifikan terhadap kinerja guru (Y).
3. Uji t Statistik
Uji t statistik digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas pola
kepemimpinan guru (X1) dan motivasi kerja guru (X2 secara parsial berpengaruh
terhadap variabel terikat kinerja guru (Y). Berdasarkan pengolahan bantuan
komputasi program SPSS 11,00, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 23. Hasil Uji t Statistik
Coefficientsa
28,667 2,187 13,110 ,000
,106 ,041 ,220 2,589 ,036
,454 ,046 ,845 9,945 ,000
(Constant)
POLAKEP
MOTIVASI
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: KINERJAa.
63
Berdasarkan hasil hitung pada tabel tersebut dapat ditentukan signifikansi
koefisien arah regresi tiap variabel bebas sebagai berikut:
Tabel 24. Ringkasan Hasil Uji Parsial Variabel Bebas terhadap Variabel
Terikat
Variabel T Sig t (p) Kesimpulan Keterangan
X1 2,589 0,036 P < 0,05 Dapat memprediksi Y
X2 9,945 0,000 P < 0,05 Dapat memprediksi Y
Constant 13,110 0,000 P < 0,05 Dapat memprediksi Y
a. Pengujian Hipotesis Pertama
Pada pengujian pertama diperoleh nilai thitung = 2,589 dan p = 0,036.
Untuk tingkat kesalahan 5% uji dua pihak dan df = n – 2 = 8, diperoleh t tabel =
2,365. Ternyata harga t hitung lebih besar dari t tabel atau 2,589 > 2,365 dan
probabilitasnya atau koefisien signifikansinya (0,036) < 0,05, sehingga Ho
ditolak. Hal ini berarti ada hubungan positif dan signifikan antara pola
kepemimpinan guru (X1) dengan kinerja guru (Y) program keahlian TMO di
kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta Tahun 2009.
Daerah Penolakan Daerah Penolakan
Daerah Penerimaan Daerah Penerimaan
-2,589 -2,365 0 2,365 2,589
b. Pengujian Hipotesis Kedua
Pada pengujian kedua diperoleh nilai t hitung = 9,945 dan p = 0,000. Untuk
tingkat kesalahan 5% uji dua pihak dan dk = n – 2 = 80, diperoleh t tabel =
2,365. Ternyata harga t hitung lebih besar dari t tabel atau 9,945 > 2,365 dan
koefisien signifikansi atau probabilitasnya (0,000) < 0,05, sehingga Ho
ditolak. Hal ini berarti ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi
kerja guru (X2) terhadap kinerja guru (Y) program keahlian TMO di kelas XI
SMK Negeri 2 Surakarta Tahun 2009.
64
Daerah Penolakan Daerah Penolakan
Daerah Penerimaan Daerah Penerimaan
-9,945 -2,365 0 2,365 9,945
c. Pengujian Hipotesis Ketiga
Pada pengujian ketiga diperoleh nilai Fhitung = 95,333 dan p = 0,000.
Untuk tingkat kesalahan 5% dengan F(k; 10-k-1) atau F(2; 7) diperoleh Ftabel = 4,74.
Ternyata harga Fhitung lebih besar dari Ftabel atau 95,333 > 4,74 dan koefisien
signifikansi atau probabilitasnya jauh di bawah 0,05, yakni (0,000) < 0,05,
maka Ho ditolak. Hal ini berarti ada hubungan positif dan signifikan antara
pola kepemimpinan guru (X1) dan motivasi kerja guru (X2) secara simultan
terhadap kinerja guru Y) program keahlian TMO di kelas XI SMK Negeri 2
Surakarta Tahun 2009.
Daerah Penolakan Daerah Penolakan
Daerah Penerimaan Daerah Penerimaan
-95,333 4,74 0 4,74 95,333
d. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif
Untuk menentukan besarnya sumbangan efektif dan sumbangan relatif
masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) menggunakan
pedoman model summary hasil pengolahan komputasi program SPSS 11,00
berikut ini:
65
Tabel 25. Kontribusi Efektif Pola Kepemimpinan Guru dan Motivasi Kerja
Guru terhadap Kinerja Guru
Model Summary
,965a ,931 ,922 ,735
,982b ,965 ,954 ,562
Model
1
2
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Predictors: (Constant), MOTIVASIa.
Predictors: (Constant), MOTIVASI, POLAKEPb.
Berdasarkan tabel pada model summary tersebut, dapat diketahui bahwa
total sumbangan efektif pola kepemimpinan guru (X1) dan motivasi kerja
guru (X2) terhadap kinerja guru (Y), ditunjukkan oleh koefisien Adjusted R
Square, yakni 0,954. Dengan demikian, besarnya kontribusi total variabel X
terhadap Y adalah 95,4%, sedangkan sisanya (100% - 95,4% = 4,6%)
disumbangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian
ini.
Adapun besarnya sumbangan efektif masing-masing variabel bebas
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Sumbangan efektif pola kepemimpinan guru (X1) terhadap kinerja guru
(Y) sebesar 95,4% - 92,2% = 3,2%.
2) Sumbangan efektif motivasi kerja guru (X2) terhadap kinerja guru (Y)
sebesar 92,2%.
Dengan demikian, besarnya sumbangan relatif masing-masing variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) adalah sebagai berikut:
1) Sumbangan relatif pola kepemimpinan guru (X1) terhadap kinerja guru (Y)
sebesar 3,35% (3,2% : 95,4% x 100%).
2) Sumbangan relatif motivasi kerja guru (X2) terhadap kinerja guru (Y)
sebesar 96,65% (92,2% : 95,4% x 100%).
66
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan antara Pola Kepemimpinan Guru dengan Kinerja Guru
Hasil uji hipotesis pertama membuktikan bahwa terdapat hubungan
positif dan signifikan antara pola kepemimpinan guru dengan kinerja guru.
Hal ini ditunjukkan dengan perolehan hasil uji thitung lebih besar dari ttabel atau
2,589 2,365 dan koefisien signifikansi (0,036) < 0,05. Artinya, antara pola
kepemimpinan guru dengan kinerja guru program keahlian TMO di kelas XI
SMK Negeri 2 Surakarta Tahun 2009, ada hubungan yang positif dan
signifikan. Semakin tinggi kemampuan guru dalam memimpin, semakin tinggi
pula kinerja atau prestasi kerjanya. Sebaliknya semakin rendah kemampuan
guru dalam memimpin, akan semakin rendah pula kinerjanya. Oleh karena itu,
sebagai seorang pemimpin, guru harus mampu mempengaruhi, mendorong,
mengarahkan, dan memberikan contoh kepada para siswanya.
2. Hubungan antara Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru
Hasil uji hipotesis kedua membuktikan bahwa ada hubungan yang positif
dan signifikan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru. Hal ini
ditunjukkan dengan perolehan hasil uji thitung lebih besar dari ttabel atau 9,945
2,365 dan koefisien signifikansi (0,000) < 0,05. Artinya, ada hubungan yang
positif dan signifikan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru program
keahlian TMO di kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta Tahun 2009. Semakin
tinggi motivasi kerja guru akan semakin tinggi pula kinerjanya, sebaliknya
guru yang motivasi kerjanya rendah akan semakin rendah pula kinerjanya.
Oleh karena motivasi kerja guru harus berupaya untuk bisa membangun dan
meningkatkan motivasi kerja, yang pada akhirnya akan membawa keber-
hasilan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
3. Hubungan antara Pola Kepemimpinan Guru dan Motivasi Kerja Guru dengan
Kinerja Guru
Hasil uji hipotesis ketiga membuktikan bahwa ada hubungan yang
positif dan signifikan antara pola kepemimpinan guru dan motivasi kerja guru
dengan kinerja guru. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan hasil uji Fhitung
67
lebih besar dari Ftabel atau 95,333 4,74 dan koefisien signifikansi (0,000) <
0,05. Jadi, secara simultan atau bersama-sama, ada hubungan yang positif dan
signifikan antara pola kempimpinan guru dan motivasi kerja guru terhadap
kinerja guru program keahlian TMO di kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta
Tahun 2009.
4. Total sumbangan efektif variabel X yang terdiri dari pola kepemimpinan guru
dan motivasi kerja guru dengan variabel kinerja guru adalah 95,4%. Variabel
pola kepemimpinan guru memberikan kontribusi sebesar 3,2%, sedangkan
motivasi kerja guru memberikan kontribusi sebesar 92,2%. Ini berarti bahwa
motivasi kerja guru (X2) memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap
variabel terikat (Y). Karena pola kepemimpinan guru dan motivasi kerja guru
merupakan faktor penting yang perlu mendapat perhatian dalam meningkatkan
kinerja guru, upaya peningkatan terhadap kemampuan guru dalam memimpin
dan motivasi kerja harus terus ditingkatkan, terutama motivasi kerjanya.
68
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada hubungan positif dan signifikan antara pola kepemimpinan guru dengan
kinerja guru program keahlian TMO di kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta
Tahun 2009. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan bahwa hasil uji thitung lebih
besar dari ttabel atau 2,589 2,365 dan koefisien signifikansi (0,036) < 0,05.
2. Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja guru dengan kinerja
guru program keahlian TMO di kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta Tahun
2009. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan bahwa hasil uji thitung lebih besar
dari ttabel atau 9,945 2,365 dan koefisien signifikansi (0,000) < 0,05.
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pola kepemimpinan guru dan
motivasi kerja guru secara simultan dengan kinerja guru. Hal ini ditunjukkan
dengan perolehan bahwa hasil uji Fhitung lebih besar dari Ftabel atau 95,333
4,74 dan koefisien signifikansi (0,000) < 0,05. Jadi, secara simultan ada
hubungan yang positif dan signifikan antara pola kempimpinan guru dan
motivasi kerja guru terhadap kinerja guru program keahlian TMO di kelas XI
SMK Negeri 2 Surakarta Tahun 2009.
4. Total sumbangan efektif variabel X yang terdiri dari pola kepemimpinan guru
(X1) dan motivasi kerja guru (X2) terhadap kinerja guru adalah 95,4%. X1
memberikan kontribusi sebesar 3,2%, sedangkan X2 memberikan kontribusi
sebesar 92,2%. Ini berarti bahwa variabel motivasi kerja guru memberikan
kontribusi yang sangat besar terhadap kinerja guru program keahlian TMO di
kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta Tahun 2009.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa pola kepemimpinan guru dan
motivasi kerja guru memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja
guru program keahlian TMO di kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta Tahun 2009.
Oleh karena itu, saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut:
69
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya mampu memilih pola kepemimpinan yang baik
untuk diterapkan di sekolah, khususnya dalam proses pembelajaran
sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada sehingga tercipta iklim
kerja yang kondusif, yang pada akhirnya dapat menghasilkan lulusan
yang berkualitas.
b. Guru hendaknya selalu berusaha memotivasi diri untuk meningkatkan
kinerjanya, sehingga memperoleh pengakuan dari orang lain atas
prestasi kerja yang diperolehnya dan berdampak pada peningkatan
kualitas pendidikan.
c. Dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab, guru
hendaknya tidak hanya mendasarkan diri pada kesenioritasan semata,
tetapi pada kesadaran untuk selalu meningkatkan kinerjanya.
2. Bagi Kepala Sekolah
a. Kepala sekolah hendaknya tidak merasa bosan dalam memberikan
arahan, dorongan, bimbingan, dan teladan kepada para guru dalam
melaksanakan tugas, sehingga kinerja guru bias lebih meningkat.
b. Kepala sekolah hendaknya selalu berusaha meningkatkan
kemampuan manajerial sehingga lebih menghayati perannya sebagai
motivator (pembangkit motivasi).
3. Bagi yang akan meneliti selanjutnya
a. Untuk memperkuat hasil penelitian, bagi calon peneliti berkutnya
agar instrumen angket penelitian untuk semua variabel diberikan
kepada guru, tidak lagi kepada siswa.
b. Untuk melihat sejauh mana variabel-variabel lain mempunyai
hubungan dengan kinerja guru, agar para penulis meneliti untuk
penelitian berikutnya.
70
DAFTAR PUSTAKA
Agus Dharma. 2000. Manajemen Supervisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
A.R. Effendi. 1997. Managemen Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Bacal, Robert. 2002. Performance Management. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Djokosantoso Moeljono. 2003. Beyond Leadership : 12 Konsep Kepemimpinan.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia.
lis Supartini. 2001. Motivasi Kerja Guru dalam Mengembangkan Kurikulum di
Sekolah. (Buletin N0. 08 – 2001 diakses pada bulan Juni 2004)
(www.dep-diknas.go.id).
Furqon. 1997. Statistika Terapan Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Heidjrachman dan Suad Husnan. 2002. Manajemen Personalia. Yogakarta:
BFEE.
Henry Simamora. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan STIE YKPN.
Husaini Usman dan R. Purnomo Akbar. 2000. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi
aksara.
Husein Umar. 2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
John Suprihanto, d.k.k.. 2003. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Aditya
Media.
Kartini Kartono. 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Malayu S.P Hasibuan. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
_______ . 2003. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Margono, 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
M. Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda-
karya.
71
Moch. Idochi Anwar. 2003. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya
Pendi-dikan. Bandung: CV Alfabeta.
Moh. As’ad. 1998. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia : Psikologi Industri.
Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Mohamad Surya. 2003. Percikan Perjuangan Guru. Semarang : CV Aneka Ilmu.
Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pegg, Mike. 1994. Kepemimpinan Positif. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Slamet Widodo. 2004. Metodologi Penelitian Surakarta: UNS Press.
Sondang P. Siagian. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 1985. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.
Ja-karta: PT Bina Aksara.
_______. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
_______ . 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sutrisno Hadi. 2000. Statistik. Yogyakarta: Andi Ofset.
_______. 2004. Analisa Regresi. Yogyakarta: Andi Ofset.
T. Hani Handoko. 1997. Manajemen. Yogyakarta: BFEE.
Tim. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: FKIP UNS.
Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala sekolah : Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Yayat Hayati Djatmiko. 2002. Perilaku Organisasi. Bandung: CV Alfabeta.