fakultas sains dan teknologi universitas ......langsung ataupun tidak langsung, dan sadar atau tidak...

14
TAFSIR AL-QUR’AN Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ulumul Qur’an Dosen Pengampu : Mufidah, M.Pd Oleh: Dzaviqi Santosa (1503076035) Faris Hifzhuddin Azmi (1808096002) Sarah Wijayanti (1808096031) FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2018

Upload: others

Post on 06-Sep-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ......langsung ataupun tidak langsung, dan sadar atau tidak sadar, telah terjadi proses pembelajaran ilmu tafsir dari Nabi Muhammad Saw. Selaku

1

TAFSIR AL-QUR’AN

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu : Mufidah, M.Pd

Oleh:

Dzaviqi Santosa (1503076035)

Faris Hifzhuddin Azmi (1808096002)

Sarah Wijayanti (1808096031)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2018

Page 2: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ......langsung ataupun tidak langsung, dan sadar atau tidak sadar, telah terjadi proses pembelajaran ilmu tafsir dari Nabi Muhammad Saw. Selaku

0

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

B. Rumusan Masalah...................................................................... 1

C. Tujuan........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 2

A. Pengertian Tafsir, Ta’wil Dan Tarjamah Al-Qur’an................. 2

B. Macam-Macam Tafsir Berdasarkan Sumbernya....................... 2

C. Macam-Macam Tafsir Berdasarkan Metodenya....................... 4

D. Macam-Macam Tafsir Berdasarkan Coraknya......................... 6

E. Ilmu Bantu Tafsir...................................................................... 8

BAB III PENUTUP.................................................................................. 10

Kesimpulan.................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 12

Page 3: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ......langsung ataupun tidak langsung, dan sadar atau tidak sadar, telah terjadi proses pembelajaran ilmu tafsir dari Nabi Muhammad Saw. Selaku

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an diturunkan dalam bentuk lafal Arab melalui Nabi

Muhammad Saw. yang berkebangsaan Arab dan diutus di tengah-tengah

masyarakat Arab pula. Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab yang

jelas pada masa generasi islam pertama yang kefasihan bahasa Arabnya

tengah mengalami puncak kejayaannya. Namun, banyak hal yang tidak

jarang mereka sama sekali tidak mengerti tentang maksud kosakata atau

ayat tertentu dari Al-Qur’an, yang akibatnya mendorong mereka untuk

bertanya langsung kepada Nabi Muhammad Saw. yang memiliki otoritas

penuh untuk menafsirkan Al-Qur’an. Atas pertanyaan-pertanyaan para

sahabat itulah, maka Rasulullah Saw. Memberikan jawaban berkenaan

dengan penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an yang belum dipahami oleh

sahabat-sahabatnya. Dalam proses tanya jawab inilah mereka secara

langsung ataupun tidak langsung, dan sadar atau tidak sadar, telah terjadi

proses pembelajaran ilmu tafsir dari Nabi Muhammad Saw. Selaku

pengajar kepada para sahabatnya sebagai mahasiswanya. Dalam makalah

ini akan dikaji lebih mendalam tentang ilmu tafsir al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian tafsir, ta’wil dan tarjamah al-Qur’an?

2. Apa saja macam-macam tafsir berdasarkan sumbernya?

3. Apa saja macam-macam tafsir berdasarkan metodenya?

4. Apa saja macam-macam tafsir berdasarkan coraknya?

5. Apa saja ilmu bantu tafsir?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui:

1. Pengertian tafsir, ta’wil dan tarjamah al-Qur’an.

2. Macam-macam tafsir berdasarkan sumbernya.

3. Macam-macam tafsir berdasarkan metodenya.

4. Macam-macam tafsir berdasarkan coraknya.

5. Ilmu bantu tafsir.

Page 4: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ......langsung ataupun tidak langsung, dan sadar atau tidak sadar, telah terjadi proses pembelajaran ilmu tafsir dari Nabi Muhammad Saw. Selaku

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah Al-Qur’an

Secara etimologis kata “tafsir” berasal dari kata “fassara” yang

berarti “menjelaskan”, “menyingkap”, “menampakkan” atau

“menerangkan” makna yang abstrak. Kata “Al-fasr” berarti

menyingkapkan sesuatu yang tertutup. Secara terminologis, “tafsir” berarti

ilmu untuk mengetahui kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad Saw. dan penjelasan maknanya serta pengambilan hukum dan

makna-maknanya.

Pengertian “ta’wil”, menurut sebagian ulama, sama dengan tafsir.

Namun, ulama yang lain membedakannya bahwa “ta’wil” adalah

mengalihkan makna sebuah lafaz ayat ke makna lain yang lebih sesuai

karena alasan yang dapat diterima oleh akal. Sebagai contoh kata yadun

dalam firman Allah:

......Tangan (kekuasaan) Allah di atas tangan (kekuasaan) mereka......(QS

Al-Fath [48]:10)

Kata yadun arti yang sebenarnya adalah tangan. Sedangkan makna

yang dikuatkan adalah kekuasaan.1

Sedangkan “tarjamah”, secara etimologis berarti memindahkan

lafal dari suatu bahasa ke bahasa lain. Dalam hal ini, memindahkan lafal

ayat-ayat al-Qur’an yang berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.2

B. Macam-Macam Tafsir Berdasarkan Sumbernya

Dilihat dari segi sumber pengambilan atau orientasi penafsirannya,

tafsir dapat dibedakan ke dalam tiga aliran besar yakni :

1 Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.A., M.M., Ulumul Qur’an. Cet. I, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), hlm 312-313 2Acep Hermawan, ‘Ulumul Quran : Ilmu untuk Memahami Wahyu. Cet. I, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011), hlm 113-114

Page 5: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ......langsung ataupun tidak langsung, dan sadar atau tidak sadar, telah terjadi proses pembelajaran ilmu tafsir dari Nabi Muhammad Saw. Selaku

3

1. Tafsir bi al-Riwayah/bi-al-Ma’tsur/bi-al-Manqul

Kata al-ma’tsur adalah isim maf’ul (objek) dari kata atsara-

ya’tsiru/ya’tsuru-atsran-wa-atsaratan yang secara etimologis berarti

menyebutkan atau mengutip dan memuliakan atau menghormati.

Tafsir bi al-Riwayah/bi-al-Ma’tsur/bi-al-Manqul adalah penafsiran al-

Qur’an yang dilakukan dengan cara menafsirkan Al-Qur’an dengan

Al-Qur’an, menafsirkan ayat Al-Qur’an dengan al-sunnah al-

nabawiyyah dan atau menafsirkan ayat Al-Qur’an dengan pendapat

sahabat.

a. Tafsir Al-Qur’an bi Al-Qur’an

Contoh penafsiran ayat dengan ayat dalam surat yang sama

ialah: dalam QS Al-Thariq [86]:3 yang artinya “(Yaitu) bintang

yang cahayanya menembus.” Ayat tersebut menafsirkan ayat

sebelumnya yang artinya “Tahukah kamu apakah yang datang

pada malam hari itu?”

b. Tafsir Al-Qur’an bi al-Sunnah al-Nabawiyyah

Ialah menafsirkan Al-Qur’an dengan hadis Nabi

Muhammad Saw. Di antara contohnya ialah Nabi Saw.

Menafsirkan dan masing-masing dengan orang

Yahudi dan orang-orang Nasrani dalam firman Allah Q.S. Al-

Fatihah [1]:7.

c. Tafsir Al-Qur’an dengan Pendapat Sahabat

2. Tafsir bi al-Dirayah/bi-al-Ma’qul/bi-al-Ra’yi/bi al-Ijtihad

Kata al-ra’yu bisa diartikan dengan itikad, akal pikiran, ijtihad, dan

bahkan analogi. Tafsir al-dirayah ialah menafsirkan Al-Qur’an

dengan lebih mengutamakan pendekatan kebahasaan dari berbagai

seginya yang sangat luas. Tafsir dirayah dibedakan menjadi dua

macam yaitu: Tafsir bi al-ra’yi yang terpuji (al-tafsir al-mahmud) dan

yang tercela (al-tafsir al-madzmum).

3. Tafsir bi al-Isyarah

Kata al-isyarah adalah sinonim dengan kata al-dalil yang berarti

tanda, petunjuk, isyarat, perintah, panggilan, nasihat dan saran. Tafsir

Page 6: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ......langsung ataupun tidak langsung, dan sadar atau tidak sadar, telah terjadi proses pembelajaran ilmu tafsir dari Nabi Muhammad Saw. Selaku

4

bi al-isyarah atau tafsir al-isyari adalah menakwilkan Al-Qur’an

dengan mengesampingkan (makna) lahiriahnya karena ada isyarat

tersembunyi yang hanya bisa disimak oleh orang-orang yang memiliki

ilmu suluk dan tasawuf. Dilihat dari segi isinya, tafsir bi al-isyarah

dapat dibedakan ke dalam dua macam, yaitu tafsir bi al-isyarah yang

maqbul (bisa diterima) dan yang mardud (harus ditolak).

C. Macam-Macam Tafsir Berdasarkan Metodenya

Para ulama telah membuat klasifikasi tafsir berdasarkan metode

penafsirannya menjadi empat macam, yaitu:

1. Tafsir al-Tahlili (Deskriptif-Analitis)

Secara harfiah, al-tahlili berarti menjadi lepas atau terurai. Yang

dimaksud dengan al-tafsir al-tahlili ialah penafsiran Al-Qur’an yang

dilakukan dengan cara mendeskripsikan uraian-uraian makna yang

terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an dengan mengikuti urutan surat-

surat dan ayat-ayat Al-Qur’an itu sendiri dengan sedikit-banyak

melakukan analisis di dalamnya. Contoh kitab tafsir yang menggunakan

metode tahlili ialah: Jami’ al-Bayan ‘an Takwil Ayi Al-Qur’an

(Himpunan Penjelasan tentang Takwil ayat-ayat Al-Qur’an), karangan

Ibn Jarir al-Thabari.3

2. Tafsir al-Ijmali (Tafsir Global)

Secara lughawi, kata al-ijmali berarti ringkasan, ikhtisar, dan

global. Dengan demikian maka yang dimaksud dengan tafsir al-ijmali

ialah penafsiran Al-Qur’an secara singkat dan global, tanpa uraian

panjang dan lebar, tetapi mencakup makna yang dikehendaki dalam

ayat. Contoh kitab tafsir yang menggunakan metode al-ijmali adalah

Al-Tafsir al-Farid li Al-Qur’an al-Majid (Tafsir yang Tiada Taranya

untuk Al-Qur’an yang Agung), karya Dr. Muhammad ‘Abd al-

Mun’im.4

3 Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.A., M.M., Ulumul Qur’an. Cet. I, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2013), hlm 114-118 4 Acep Hermawan, ‘Ulumul Quran : Ilmu untuk Memahami Wahyu. Cet. I, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011), hlm 117-118

Page 7: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ......langsung ataupun tidak langsung, dan sadar atau tidak sadar, telah terjadi proses pembelajaran ilmu tafsir dari Nabi Muhammad Saw. Selaku

5

3. Tafsir al-Muqaran (Tafsir Perbandingan/Komparasi)

Al-tafsir al-Muqaran ialah tafsir yang dilakukan dengan cara

membandingkan ayat-ayat Al-Qur’an yang memiliki redaksi berbeda

padahal isi kandungannya sama, atau antara ayat-ayat yang memiliki

redaksi yang mirip padahal isi kandungannya berlainan. Contoh ayat

yang memiliki kemiripan redaksi padahal kasus dan tujuannya

berbeda ialah ketika menafsirkan dua ayat di bawah ini:

Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas

seraya berkata: “Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang

berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah

(dari kota ini) karena sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang

memberi nasihat kepadamu”.(QS Al-Qashash [28]:20)

Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki (Habib An Najjar)

dengan bergegas-gegas ia berkata: “Hai kaumku, ikutilah utusan-

utusan itu. (QS Yasin [36]:20)

Kedua ayat di atas tampak mirip redaksinya meskipun maksudnya

berlainan. Letak perbedaannya, ayat 20 surat Al-Qashash

mengisahkan peristiwa yang dialami Nabi Musa a.s. dan kejadiannya

di Mesir; sedangkan ayat 20 surat Yasin berkenaan dengan kisah yang

dialami penduduk sebuah kampung di Inthaqiyah, sebuah kota yang

terletak di utara Siria, dan peristiwanya bukan pada masa nabi Musa

a.s. Contoh kitab tafsir yang menggunakan metode al-Muqaran adalah

Durrat al-Tanzil wa Qurrat al-Takwil (Mutiara Al-Qur’an dan

Kesejukan al-Takwil), karya al-Khatib al-Iskafi (w. 420 H/1029 M).5

5 Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.A., M.M., Ulumul Qur’an. Cet. I, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2013), hlm 383-384

Page 8: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ......langsung ataupun tidak langsung, dan sadar atau tidak sadar, telah terjadi proses pembelajaran ilmu tafsir dari Nabi Muhammad Saw. Selaku

6

4. Tafsir al-Maudhu’i (Tematik)

Tafsir dengan metode maudhu’I adalah menjelaskan konsep Al-

Qur’an tentang suatu masalah/tema tertentu dengan cara menghimpun

seluruh ayat Al-Qur’an yang membicarakan tema tersebut. Kemudian

masing-masing ayat tersebut dikaji secara mendalam dan tuntas dari

berbagai aspek kajiannya. Contoh kitab tafsir yang menggunakan

metode maudhu’i adalah Al-Insan fi Al-Quran, dan, Al-Mar’ah Fi Al-

Qur’an, karya Abbas Mahmud Al-‘Aqqad.6

D. Macam-Macam Tafsir Berdasarkan Coraknya

Setiap penafsir akan menghasilkan corak tafsir yang berbeda,

tergantung dari latar belakang ilmu apa yang mereka pelajari. Adapun

corak-corak tafsir al-Qur’an yang akan dibahas adalah:

1. Al-Tafsir Al-Fiqhi

Al-Tafsir Al-Fiqhi disebut juga tafsir ayat-ayat al-qanuniyyah dan

tafsir ahkam al-Qur’an, tafsir ini adalah tafsir yang memusatkan perhatian

kepada fiqih atau penafsiran ayat-ayat al-Qur’an dalam kaitannya dengan

`persoalan-persoalan hukum islam. Setelah Rasulullah wafat, para sahabat

mencari keputusan hukum dari al-Qur’an dan berusaha menarik

kesimpulan hukum syari’ah berdasarkan ijtihad; hasil ijtihad mereka

dalam bidang hukum ini disebut al-tafsir al-fiqhi. Demikian pula halnya

yang terjadi di kalangan para tabi’in. Contoh kitab tafsir yang bercorak al-

tafsir al-fiqhi contohnya adalah ahkam al-Qur’an karya al-jashshash dan

ahkam al-Qur’an karya alkiya al-harasi.

2. Al-Tafsir Al-Isyari

Menurut al-Shabuni al-tafsir al-isyari adalah pena’wilan al-Quran

yang berlainan dengan dhahir ayat karena adanya petunjuk-petunjuk yang

tersirat dan hanya diketahui oleh sebagian ulama, atau diketahui oleh

orang-orang yang mengenal Allah (ma’rifatullah), yaitu orang yang

berpribadi luhur dan telah terlatih jiwanya dan mereka yang diberi sinar

oleh Allah sehingga dapat menjangkau rahasia-rahasia al-Qur’an.

6 Acep Hermawan, ‘Ulumul Quran : Ilmu untuk Memahami Wahyu. Cet. I, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011), hlm

Page 9: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ......langsung ataupun tidak langsung, dan sadar atau tidak sadar, telah terjadi proses pembelajaran ilmu tafsir dari Nabi Muhammad Saw. Selaku

7

Al-Shabuni mengatakan, al-tafsir al-isyari ini dapat diterima bila

memenuhi persyaratan-persyaratan yaitu:

a. Tidak bertentangan dengan makna lahir ayat al-Qur’an.

b. Tidak mengatakan bahwa makna isyarat itu merupakan satu-

satunya maksud sebenarnya, tanpa ada makna lahir.

c. Makna penafsirannya tidak terlalu jauh sehingga tidak ada

hubungannya dengan lafadz.

d. Penafsirannya tidak bertentangan dengan dalil syara’ atau akal.

e. Pena’wilan tidak menimbulkan keraguan pemahaman manusia.

Contoh kitab yang bercorak al-tafsir al-isyari adalah Tafsir al-

Tusturi (Tafsir al-Qur’an al-Karim) dan Tafsir Ibnu Arabi.

3. Al-Tafsir Al-Ilmi

Al-Tafsir Al-Ilmi adalah penafsiran ayat-ayat al-Qur’an

berdasarkan pendekatan ilmiah. Meskipun al-Qur’an bukan kumpulan dari

ilmu pengetahuan, namun di dalamnya terdapat isyarat-isyarat yang

berkaitan erat dengan ilmu pengetahuan, serta untuk memotivasi manusia

untuk memperdalaminya.

Adapun yang harus diperhatikan ketika menggunakan corak

penafsiran ini adalah berpegang teguh kepada hakikat ilmiah yang dapat

dijadikan rujukan dan sandaran, tidak memaksakan diri dalam memahami

nash, tidak membuat rekayasa, dan tidak sembarangan dalam

menakwilkan nash dengan suatu makna yang diinginkan kesimpulannya.

Isyarat-isyarat ilmiah dalam al-Qur’an banyak sekali diantaranya

adalah kejadian alam semesta, awan, kalender syamsiyah dan Qamariyah,

dan sebagainya. Kitab-kitab tafsir yang bercorak al-tafsir al-‘ilmi adalah

Al-islam fi’ Ashr al-‘Ilm, Al-Qur’an wa al-‘Ilm al-Hadits dan al-tafsir al-

‘Ilmi li al-Ayat al-Kauniyah fi al-Qur’an.

4. Al-Tafsir Al-Falsafi

Al-Tafsir Al-Falsafi adalah penafsiran al-Qur’an yang lebih di

tekankan pada bidang filsafat dan dengan menggunakan metode berfikir

filosofis. Jumhur ulama menolak penafsiran al-Qur’an bercorak falsafi,

dengan alasan bahwa penafsiran tersebut dipaksakan ke wilayah filsafat

Page 10: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ......langsung ataupun tidak langsung, dan sadar atau tidak sadar, telah terjadi proses pembelajaran ilmu tafsir dari Nabi Muhammad Saw. Selaku

8

yang mereka kehendaki, padahal tidak mengandung teori-teori yang

mereka dukung. Selain itu dalam menafsirkan al-Qur’an, mereka

mengesampingkan tata bahasa arab dan ilmu balaghahnya.

Adapun terhadap golongan yang mengagungkan filsafat menurut

al-Dzahabi, belum ditemukan satu kitab tafsir yang dikarang secara

lengkap, yang ada hanyalah pemahaman-pemahaman al-Qur’an yang

berpencar-pencar yang termuat dalam kitab-kitab filsafat mereka.

5. Al-Tafsir Al-Adabi Al-Ijtima’i

Al-Tafsir Al-Adabi Al-Ijtima’i adalah tafsir yang menitik beratkan

penjelasan ayat-ayat al-Qur’an pada segi maksud Tuhan dalam al-Qur’an

menurut kemampuan manusiawi dengan menonjolkan sisi tujuan al-

Qur’an sebagai kitab hidayah yang membawa petunjuk Ilahiyah dalam

menata aspek-aspek sosial kemasyarakatan. Tujuannya adalah

menghindari penafsiran-penafsiran al-Qur’an yang seolah-olah

menjadikan al-Qur’an terlepas dari akar kehidupan manusia, sehingga

secara fungsional diharapkan mampu memecahkan problem individu,

sosial kemasyarakatan dan kebangsaan.

Menurut al-Farmawi, dalam al-tafsir al-Adabi al-falsafi al-ijtima’i

berusaha memahami ayat-ayat al-Qur’an dengan jalan:

a. Mengemukakan ungkapan-ungkapan al-Qur’an secara teliti.

b. Menguraikan makna dan kandungan ayat-ayat al-Qur’an

dengan susunan kalimat bahasa yang indah dan menarik.

c. Mufassir berusaha menghubungkan ayat-ayat yang dikaji

dalam kenyataan sosial dan sistem budaya yang ada.

Kitab-kitab tafsir yang ditulis dengan corak al-tafsir al-Adabi al-

ijtima’i diantaranya Tafsir sl-Manar, Tafsir al-Maraghi dan dan al-Qur’an

al-Karim.7

E. Ilmu Bantu Tafsir

Komponen ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk menafsirkan Al-

Qur’an secara global tampaknya bisa dikemas dalam formulasi sebagai

berikut:

7 Muhmmad Gufron dan rahmawati, Ulumul Qur’an. (Yogyakarta: Kalimedia, 2007)

Page 11: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ......langsung ataupun tidak langsung, dan sadar atau tidak sadar, telah terjadi proses pembelajaran ilmu tafsir dari Nabi Muhammad Saw. Selaku

9

1. Ilmu bahasa, dalam kaitan ini bahasa Arab yang pada intinya meliputi

ilmu al-nahwu, ilmu al-tashrif, ilmu balaghah (ilmu ma’ani, ilmu

Bayan, dan ilmu badi’), termasuk di dalamnya ilmu semantik (ilmu al-

dilalah) dan lain-lain.

2. Kelompok ilmu ushul al-ddin/tawhid/kalam/teologi, yang pada intinya

meliputi tentang kemahaesaan Allah, berbagai aliran kalam dan lain-

lain yang tergolong ke dalam rumpun ilmu ushul al-din.

3. Kelompok ilmu-ilmu syariah terutama fikih dan ushul fikih di samping

ilmu-ilmu syariah lainnya termasuk qawaid al-fiqhiyyah/qawaid al-

ahkam dan lain-lain yang merupakan bagian integral dari kajian fikih

dan ushul fikih.

4. Kelompok ilmu-ilmu Al-Qur’an terutama ilmu tafsir, ilmu qira’at, ilmu

munasabah, ilmu al-qashash, ilmu asbab al-nuzul dan lain-lain yang

terkait langsung dengan ilmu Al-Qur’an.

5. Kelompok ilmu-ilmu sosial lainnya semisal sosiologi, antropologi,

ilmu hukum, sejarah, politik, dan lain sebagainya.

6. Kelompok ilmu pengetahuan alam yang meliputi matematika, biologi,

kimia dan fisika. Apa pun alasannya, sangat tidak tepat mengabaikan

ilmu-ilmu pengetahuan alam dalam menafsirkan Al-Qur’an. Terutama

ketika dihadapkan dengan penafsiran ayat-ayat kealaman (ayat al-

kauniyyah/ayat al’ulum) yang jumlahnya berkisar antara 750-763 ayat.

7. Ilmu al-mawhibah berupa pemberian khusus dari Allah kepada para

hamba-Nya dalam kaitan ini mufassir yang selalu memelihara ucapan,

sikap dan perilaku yang mencerminkan wujud ketaatan dan

kesalehannya.

8. Kelompok ilmu-ilmu lain yang langsung maupun tidak langsung

memiliki manfaat bagi penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an.8

8 Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.A., M.M., Ulumul Qur’an. Cet. I, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2013), hlm 406-414

Page 12: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ......langsung ataupun tidak langsung, dan sadar atau tidak sadar, telah terjadi proses pembelajaran ilmu tafsir dari Nabi Muhammad Saw. Selaku

10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tafsir berarti ilmu untuk mengetahui kitab Allah yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad Saw. dan penjelasan maknanya serta

pengambilan hukum dan makna-maknanya. Sedangkan Ta’wil menurut

beberapa ulama sama dengan tafsir. Namun, ada juga yang berpendapat

bahwa Ta’wil adalah mengalihkan makna sebuah lafaz ayat ke makna lain

yang lebih sesuai karena alasan yang dapat diterima oleh akal. Tarjamah

adalah memindahkan lafal dari suatu bahasa ke bahasa lain. Dalam hal ini,

memindahkan lafal ayat-ayat al-Qur’an yang berbahasa Arab ke dalam

bahasa Indonesia.

Macam-Macam tafsir berdasarkan sumbenya

1. Tafsir bi al-Riwayah/bi-al-Ma’tsur/bi-al-Manqul

2. Tafsir bi al-Dirayah/bi-al-Ma’qul/bi-al-Ra’yi/bi al-Ijtihad

3. Tafsir bi al-Isyarah

Macam-Macam Tafsir Berdasarkan Metodenya

1. Tafsir al-Tahlili (Deskriptif-Analitis)

2. Tafsir al-Ijmali (Tafsir Global)

3. Tafsir al-Muqaran (Tafsir Perbandingan/Komparasi)

4. Tafsir al-Maudhu’i (Tematik)

Macam-Macam Tafsir Berdasarkan Coraknya

1. Al-Tafsir Al-Fiqhi

2. Al-Tafsir Al-Isyari

3. Al-Tafsir Al-Ilmi.

4. Al-Tafsir Al-Falsafi

5. Al-Tafsir Al-Adabi Al-Ijtima’i

Ilmu Bantu tafsir atau komponen ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk

menafsirkan Al-Qur’an secara global sebagai berikut:

1. Ilmu bahasa

2. Kelompok ilmu ushul al-ddin/tawhid/kalam/teologi

Page 13: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ......langsung ataupun tidak langsung, dan sadar atau tidak sadar, telah terjadi proses pembelajaran ilmu tafsir dari Nabi Muhammad Saw. Selaku

11

3. Kelompok ilmu-ilmu syariah terutama fikih dan ushul fikih

4. Kelompok ilmu-ilmu Al-Qur’an terutama ilmu tafsir

5. Kelompok ilmu-ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, antropologi,

ilmu hokum, sejarah, politik

6. Kelompok ilmu pengetahuan alam yang meliputi matematika,

biologi, kimia dan fisika

7. Ilmu al-mawhibah

8. Kelompok ilmu-ilmu lain yang langsung maupun tidak langsung

memiliki manfaat bagi penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an

Page 14: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ......langsung ataupun tidak langsung, dan sadar atau tidak sadar, telah terjadi proses pembelajaran ilmu tafsir dari Nabi Muhammad Saw. Selaku

12

DAFTAR PUSTAKA

Gufron, Mohammad dan rahmawati.2007. Ulumul Qur’an. Yogyakarta:

Kalimedia.

Hermawan, Acep. 2011. ‘Ulumul Quran : Ilmu untuk Memahami Wahyu.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suma, Muhammad Amin. 2013. Ulumul Qur’an. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.