fakultas tarbiyah institut agama islam negeri...
TRANSCRIPT
STUDI KOMPARASI TENTANG MANAJEMEN KURIKULUM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SMP NASIMA DAN
SMP AL AZHAR 14 SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan : Kependidikan Islam (KI)
Disusun Oleh:
NENI KUSMIRAH NIM. 3101260
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2008
ABSTRAK
Neni Kusmirah (NIM : 3101260). Studi Komparasi Tentang Manajemen Kurikulum Pendidikan agama Islam Antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang. Skripsi. Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2008.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Bentuk pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang, (2) Persamaan dan perbedaan pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar.
Peneliti ini menggunakan Metode Kualitatif (Lapangan) dengan Teknik Analisis Deskriptif Kualitatif dan Komparasi. Metode pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan : (1) Observasi, yaitu pengamatan yang bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar, (2) Interview, yaitu untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Dalam pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang pada dasarnya merupakan segala upaya yang dilakukan oleh guru bidang studi pendidikan agama Islam dan pengelola sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu pengaruh sumber-sumber pendidikan yang potensial dan berkualitas sangat berpengaruh besar dalam mencapai tujuan pendidikan. Pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang dalam pengembangannya bisa diukur dari sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan dari proses pelaksanaan manajemen kurikulum yang telah dilakukan terhadap perkembangan institusi dan prestasi akademik khususnya dibidang agama Islam. Hal ini terlihat jelas pada perkembangan siswa yang memiliki kemampuan (membaca dan menulis ayat al-Qur'an, bacaan salat, zikir, do'a-do'a harian, suratan pendek), selain itu siswa juga dalam kesehariannya mampu menegakkan pedoman perilaku Islami. Tentunya karena dalam proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran bidang studi pendidikan agama Islam terintegrasi dengan imtaq dan imtek. Dengan demikian manajemen kurikulum pendidikan agama Islam relevan untuk diterapkan guna mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang pada khususnya dan sekolah lainnya pada umumnya, 2) Pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang tentunya terdapat persamaan dan perbedaan. Dari persamaan dan perbedaan tersebut dapat memicu peningkatan kualitas pendidikan khususnya pendidikan agama Islam yang terintegrasi dengan kemajuan iptek dan imtaq. Dari situ maka muncul asumsi-asumsi dari masyarakat bahwa hasil pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang tidak hanya terbatas pada hubungan formalitas manusia dengan Tuhannya. Hal ini dikarenakan penggunaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam secara teratur.
ii
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi informasi dan masukan bagi para mahasiswa, tenaga pendidik, peneliti dan semua pihak yang membutuhkan terutama di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, baik sebagai bahan reverensi, rujukan, terutama dalam memberi dorongan kepada mahasiswa agar senantiasa meningkatkan motivasi agar lebih berprestasi.
iii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, ……………
Deklarator,
Neni Kusmirah NIM. 3101260
iv
Ismail SM, M.Ag.
Jl. Karonsih Selatan IX / 663, Ngalian
Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. : 5 (lima) eks.
Hal. : Naskah Skripsi
an. Sdr. Neni Kusmirah
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya
kirim naskah skripsi saudara :
Nama : Neni Kusmirah
Nomor Induk : 3103260
Judul Skripsi : STUDI TENTANG MANAJEMEN KURIKULUM PAI
DI SMP ISLAM (STUDI KOMPARATIF ANTARA
SMP NASIMA SEMARANG DAN SMP AL-AZHAR
14 SEMARANG)
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera di
munaqasahkan.
Demikian harap menjadi maklum.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, ………………
Pembimbing,
Ismail, S.M. M.Ag. NIP. 105 282 135
DEPARTEMEN AGAMA RI
v
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH SEMARANG
Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka, Telp. (024) 76091295 Semarang 50185
PENGESAHAN
Skripsi Saudari : Neni Kusmirah
Nomor Induk : 3103260
Judul Skripsi : STUDI TENTANG MANAJEMEN KURIKULUM PAI DI
SMP ISLAM (STUDI KOMPARATIF ANTARA SMP
NASIMA SEMARANG DAN SMP AL-AZHAR 14
SEMARANG)
Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat
cumlaude / baik / cukup, pada tanggal :
Kamis, 3 Januari 2008
dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (SI)
tahun akademik 2006/2007.
Ketua sidang / Dekan
………………… NIP. …………….
Penguji I
Fatah Syukur, M.Ag…………………
NIP. …………….
Semarang, …………… Sekretaris Sidang
Mursid, M.Ag…………………
NIP. …………….
Penguji II
Karnadi Hasan, M.Pd…………………
NIP. …………….
Pembimbing,
Ismail, S.M, M.Ag NIP. 105 282 135
vi
MOTTO
uθèδ “Ï% ©! $# y] yèt/ ’Îû z⎯↵Íh‹ ÏiΒW{ $# Zωθß™ u‘ öΝ åκ ÷] ÏiΒ (#θè=÷Ftƒ öΝ Íκö n=tã ⎯ϵ ÏG≈ tƒ# u™ öΝ ÍκÏj. t“ ムuρ ãΝ ßγßϑÏk=yèムuρ
|=≈ tGÅ3 ø9 $# sπ yϑõ3 Ït ø:$# uρ βÎ) uρ (#θçΡ% x. ⎯ ÏΒ ã≅ ö6 s% ’ Å∀ s9 9≅≈ n=|Ê &⎦⎫ Î7 •Β ) 2: اجلمعه(
Artinya: "Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata". (QS. 62 : 2)1
1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang : Asy-Syifa’, 1998,
hlm. 441.
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang selalu dekat
dihatiku :
1. Ayahanda Cholid Mawardi dan Ibunda Mukaromah tercinta yang telah
menanamkan keimanan, ketakwaan dan keislaman dalam diri ananda. Dan
yang selalu mendidik dan mencurahkan rasa kasih sayang yang penuh
kesabaran dan ketabahan hati serta selalu mendoakan untuk kebahagiaan
ananda.
2. Kakakku (Fajarudin dan Yanna) dan adik-adikku (Fadli Nurohman, Lili Nur
Khasanah dan Nur Janah) tersayang yang telah memberikan semangat dan doa
serta keceriaan.
3. Keluarga besar Ibu Sholekan, terima kasih atas nasihat dan motivasinya serta,
4. Orang yang sangat kudambakan yang telah membuatku mengerti tentang
makna dari perjuangan hidup.
5. Sahabat-sahabatku dan teman-temanku yang telah memberikan kenangan
manis dan berjasa bagiku.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi yang Maha
Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan segala hikmah, rahmat dan
inayah-Nya kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan tauladan kita Nabi
Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan para pengikut beliau yang taat
menjalankan ajarannya.
Skripsi yang berjudul “Studi Komparasi Tentang Manajemen Kurikulum
Pendidikan Agama Islam Antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang”
ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata
Satu (S1) Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, dengan tulus penulis
menyampaikan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai
pihak seraya berdoa semoga Allah SWT. selalu memberikan yang terbaik untuk
mereka semua.
1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M.A, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Bapak Drs. Ibnu Hajar, M.Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
3. Bapak Ridwan, M.Ag, selaku wali studi yang mempunyai beran besarnya dalam menyelesaikan perkuliahan di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
4. Bapak Ismail, SM, M.Ag, selaku pembimbing, yang telah memberikan bimbingan, motivasi, masukan dan saran yang sangat berharga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap bapak dan ibu Dosen beserta staf karyawan dan karyawati di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan dan pemahaman, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Supramono, S.Pd, selaku kepala sekolah, Bapak H. Moh. Arifin, S.Ag dan Ibu Dwi Astuti, S.Pd beserta segenap guru dan staf SMP Nasima
ix
Semarang yang terkait yang telah bersedia menerima dan membantu penulis mengadakan penelitian.
7. Bapak Rasmudi, S.Pd selaku kepala sekolah, Bapak Sidik Subagyo, S.Pd dan Ibu Siti Suaedah, S.Ag beserta segenap guru dan staf SMP Al Azhar 14 Semarang yang terkait yang telah bersedia dan menerima dan membantu penulis mengadakan penelitian.
8. Bapak dan Ibu tersayang, yang telah berkenan memberi motivasi, perhatian dan doa yang tulus bagi penulis selama menyelesaikan studi beserta penyusunan skripsi ini.
9. Kakanda dan Adinda serta saudaraku tersayang yang telah memberikan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
10. Keluarga besar Ibu Sholekan yang telah membimbing dan memberikan doa serta dukungan yang tiada ternilai harganya.
11. Sahabat dan teman-temanku terkasih yang telah mewarnai kehidupan penulis selama studi di IAIN Walisongo Semarang, segenap keluarga besar KMB, FMB, HMI, KAMMI, Racana, teman-teman PPL di SMP 5 PGRI, teman-teman minor Matematika Paket A, teman-teman KKN di Desa Kadirejo, dan siapa saja tanpa terkecuali.
12. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain ungkapan
rasa terima kasih dan iringan doa semoga Allah SWT. membalas amal kebaikan
dan semoga jalan Tuhan membentang dihadapannya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai
kesempurnaan. Namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat
membawa manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Semarang,18 Juli 2007
Penulis
Neni Kusmirah NIM. 3101260
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN ABSTRAKSI ............................................................................. iii
HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. iv
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. v
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Penegasan Istilah ...................................................................... 5
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 8
E. Kajian Pustaka .......................................................................... 9
F. Metode Penulisan Skripsi ......................................................... 10
G. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................. 12
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MANAJEMEN KURIKULUM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Konsep Manajemen .................................................................. 14
1. Pengertian Manajemen ....................................................... 14
2. Fungsi Manajemen ............................................................. 15
B. Konsep Kurikulum Pendidikan Agama Islam .......................... 19
1. Proses Perumusan Kurikulum ............................................ 19
2. Karakteristik Pendidikan Agama Islam Di Sekolah
Menengah Pertama ............................................................. 23
3. Kurikulum Pendidikan Agama Islam ................................. 29
xi
C. Proses Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Kurikulum ............. 30
1. Kegiatan Yang Berhubungan Dengan Tugas Guru ............ 31
2. Kegiatan Yang Berhubungan Dengan Proses Pelaksanaan
Pembelajaran ...................................................................... 33
BAB III PELAKSANAAN MANAJEMEN KURIKULUM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NASIMA DAN SMP
AL AZHAR 14 SEMARANG
A. SMP Nasima Semarang ............................................................ 40
1. Gambaran Umum SMP Nasima Semarang ........................ 40
2. Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan SMP
Nasima Semarang ............................................................... 49
B. SMP Al Azhar 14 Semarang .................................................... 65
1. Gambaran Umum SMP Al Azhar 14 Semarang ................ 65
2. Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama
Islam di SMP Al Azhar 14 Semarang ................................ 73
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DI SMP NASIMA DAN SMP AL AZHAR 14
SEMARANG
A. Analisis Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan
Agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar ................... 87
B. Persamaan dan Perbedaan Pelaksanaan Manajemen
Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP Nasima dan
SMP Al Azhar 14 Semarang .................................................... 102
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 109
B. Saran-Saran .............................................................................. 113
C. Penutup ..................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan baik formal maupun non formal, kurikulum
merupakan bagian yang penting. Karena kegiatan utama pendidikan adalah
melaksanakan kurikulum yang telah ditetapkan. Kurikulum dipandang
sebagai suatu rencana pelaksanaan pendidikan, karena disusun untuk
melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan
tanggungjawab kepala sekolah beserta staf pengajar.1 Kurikulum merupakan
kunci pokok dalam pendidikan, karena berhubungan dengan penentuan arah,
isi, proses dan dapat pula menentukan macam dan kualifikasi lulusan.
Pendidikan sering disoroti dalam upaya pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, namun kendala dan hambatan mengakibatkan mutu pendidikan masih rendah. Sementara itu di dalam dunia pendidikan masih banyak contoh-contoh memprihatinkan yang disuguhkan, seperti kemalasan, ketidakdisiplinan, ketidakjujuran, ketidakhormatan terhadap orang tua atau guru dan sederet perilaku tidak terpuji lainnya serta kerendahan prestasi.
Contoh-contoh tersebut mengacu pada permasalahan moralitas yang rendah. Banyak yang berpandangan bahwa rendahnya moralitas terkait dengan kegagalan sistem pendidikan yang ada, termasuk pendidikan agama, khususnya pendidikan agama Islam.2 Kenyataannya bahwa pendidikan agama Islam peran sertanya di sekolah kurang efektif. Asumsinya bahwa jika pendidikan agama Islam dilaksanakan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.
1 Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999), cet. III, hlm. 5. 2 A. Qodri Azizy, Pendidikan Agama Untuk Membangun Etika Sosial, Mendidik Anak
Sukses Masa Depan : Pandai dan Bermanfaat, (Semarang : Aneka Ilmu, 2003), cet. II, hlm. 60-61.
1
2
3Dengan demikian peran pendidikan agama Islam sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Apabila hasil pendidikan agama Islam ingin ditingkatkan, maka harus melakukan perubahan dan penyempurnaan, termasuk penyempurnaan kurikulum. Jika sebuah kurikulum sudah tidak memadai lagi, maka kurikulum perlu disempurnakan. Karena salah satu usaha meningkatkan mutu pendidikan adalah menciptakan kurikulum yang lebih baik dan sempurna dalam pemberdayaan siswa.4
Pada dasarnya kurikulum mencakup apa yang harus dipelajari untuk mencapai hasil belajar. Dari kalangan pendidikan sepakat bahwa yang harus dipelajari siswa ada tiga domain kategori hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Domain tersebut mengarah pada aspek pengetahuan aktual, simbolik ekuivalen, konsep, generalisasi, ketrampilan intelektual dan manipulatif, sikap, minat, nilai serta apresiasi. Aspek tersebut sebenarnya menjadi bidang garapan kurikulum dalam mengantarkan siswa ke arah pembentukan pribadi yang utuh.5 Sehingga dapat mewujudkan lulusan dari lembaga pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Dengan demikian penyusunan kurikulum juga harus memperhatikan
tahap perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan
pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.6
Penyusunan kurikulum dapat mendorong terjadinya penyempurnaan dan
perbaikan kurikulum, tentunya dimaksudkan untuk peningkatan kualitas
pendidikan Indonesia.
Perubahan sistem penggantian kurikulum dan berbagai kebijakan lain
telah dilakukan, tetapi belum banyak memberikan hasil yang lebih baik. Hal
tersebut ditandai dengan masih banyak ditemui anggota masyarakat yang
3 Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II, Kurikulum untuk Abad ke-21, (Jakarta :
Grasindo, 1994), cet I, hlm. 349. 4 Nurhadi, Kurikulum 2004 : Pertanyaan dan Jawaban, (Jakarta : Grasindo, 2004), cet. I,
hlm. 2. 5 Subandiyah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
1993), hlm 3-4. 6 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), hlm. 18-
19.
3
berpendidikan rendah, bahkan ada yang tidak pernah mendapatkan pendidikan
sekolah. Sehingga mengakibatkan pandangan buruk terhadap tenaga kerja
yang berpendidikan rendah. Jika hasil pendidikan ingin ditingkatkan, maka
harus selalu melakukan perubahan dan penyempurnaan dalam dunia
pendidikan, termasuk penyempurnaan kurikulum.
Kurikulum harus dapat merencanakan kejadian yang akan datang,
tidak hanya mengetahui keberhasilan belajar siswa, karena kurikulum sangat
menentukan hasil pengajaran yang diharapkan. Dengan demikian penyusunan
kurikulum juga harus memperhatikan tahap perkembangan siswa dan
kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta kesenian sesuai dengan
jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Perlu diketahui bahwa
pendidikan nasional berakar pada kebudayaan nasional dan berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.7 Saat ini hasil pendidikan di
Indonesia sangat memprihatinkan, untuk wilayah Asean, mutu pendidikan
Indonesia berbeda di urutan terbawah. Hal tersebut disebabkan karena adanya
beberapa permasalahan dalam dunia pendidikan di Indonesia, misalnya:
menurunnya akhlak dan moral peserta didik, kurang meratanya kesempatan
belajar, rendahnya efisiensi internal sistem pendidikan di Indonesia, status
kelembagaan pendidikan di Indonesia belum bersistem, manajemen
pendidikan yang tidak sejalan dengan perkembangan nasional dan belum
profesionalnya sumber daya manusia yang bergerak dalam dunia pendidikan
di Indonesia.
Maka tidak ada salahnya bila kurikulum pendidikan di Indonesia
selalu ada perubahan, perkembangan dan penyempurnaan yang dikeluarkan
dari pemerintah. Sehingga dapat diupayakan penataan pendidikan yang
menyeluruh, bermutu dan terus menerus adaptif terhadap perubahan zaman.
Sedangkan kurikulum yang pernah dijalankan di Indonesia antara lain :
kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984 berbasis materi, kurikulum
1994 berbasis pencapaian tujuan, kurikulum 2004 berbasis kompetensi,
7 Ibid.
4
sekarang ini sedang diimplementasikan kurikulum 2006 Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), yang operasionalnya disusun dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang efisien, efektif, berkualitas
dan produktif diperlukan manajemen pendidikan yang merupakan komponen
integral dalam dunia pendidikan. Dalam melancarkan pelaksanaan proses
pembelajaran, tentunya diperlukan adanya kurikulum. Dengan demikian
manajemen pendidikan secara langsung dapat mempengaruhi dan menentukan
efektif tidaknya kurikulum. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kurikulum
adalah bagian yang penting dari pendidikan, maka dalam pelaksanaannya
kurikulum harus memiliki tatanan manajemen yang teratur. Karena dengan
manajemen yang efektif dan efisien diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan, baik pendidikan
nasional maupun pendidikan agama.
Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan, karena
mencakup berbagai persoalan yang sangat rumit dan kompleks baik yang
menyangkut perencanaan, pendanaan, maupun efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan sistem sekolah. Sehubungan dengan pemikiran di atas
penulis tertarik untuk mengkaji secara lebih mendalam tentang manajemen
kurikulum yang dilaksanakan pada lembaga pendidikan atau sekolah di
Indonesia. Khususnya pada sekolah atau lembaga pendidikan Islam yang telah
menjalankan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (kurikulum 2006).
Kaitannya dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat
perbandingan antara manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al
Azhar 14 Semarang yang penulis kaji dalam sebuah skripsi yang berjudul
“STUDI KOMPARASI TENTANG MANAJEMEN KURIKULUM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SMP NASIMA DAN SMP Al
AZHAR 14 SEMARANG”
5
B. Penegasan Istilah
1. Manajemen
Istilah manajemen banyak memiliki arti, dalam kamus Istilah
Manajemen di sebutkan bahwa arti manajemen ada dua macam, yang
pertama manajemen diartikan sebagai proses penggunaan sumber daya
manusia secara efektif untuk mencapai sasaran. Yang kedua manajemen
diartikan sebagai pejabat pemimpin yang bertanggungjawab atas jalannya
perusahaan atau organisasi.8 Manajemen juga didefinisikan sebagai proses
perencanaan dan mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin
dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fasilitas dan
informasi, guna mencapai sasaran organisasi dengan cara efisien dan
efektif.9 Dari definisi tersebut terdapat kesamaan pengertian manajemen
yaitu kepemimpinan, pengorganisasian dan menggunakan sumber daya
secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan.
2. Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin “curriculum”. Dalam
kamus Inggris Indonesia oleh John M. Echols dan Hassan Shadily,
curriculum diartikan sebagai rencana pelajaran.10 Dalam bukunya yang
berjudul “Curriculum Design and Development” David Pratt
mengemukakan pengertian kurikulum sebagai “A curriculum is an
organized set of formal educational and / or training intentions”.11 Dari
istilah tersebut mempunyai arti bahwa kurikulum berhubungan dengan
pengorganisasian atau perencanaan aktivitas pendidikan formal atau
latihan untuk lebih intensif. Disini berarti bahwa kurikulum berhubungan
dengan perencanaan aktivitas belajar.
8 LPPM (Panitia Istilah Manajemen), Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta : Balai Aksara,
1983), cet. II, hlm. 157. 9 Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta : Ardadizya Jaya,
2000), cet I, hlm. 5. 10 Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : Gramedia,
1992), cet. XX, hlm. 160. 11 David Pratt, Curriculum Design and Development, (New York : Harcourt Brace
Jovanovich, 1980), hlm. 4.
6
3. Pendidikan Agama Islam
Di dalam Ensiklopedi Pendidikan menjelaskan bahwa pendidikan
dalam arti luas meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk
mengalihkan pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan kecakapan
kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi
fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah.12
Bila dikorelasikan dengan agama Islam, maka banyak sekali yang
mendefinisikan PAI. Dalam buku yang berjudul Pendidikan Islam, Zakiah
Daradjat mendefinisikan PAI sebagai usaha dan kegiatan menyampaikan
seruan agama dengan berdakwah, menyampaikan ajaran, memberi contoh,
melatih ketrampilan berbuat, memberi motivasi dan menciptakan sosial
yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim.13
4. Studi Komparasi antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang
a. Studi komparasi (studi perbandingan)
Adalah bentuk penelitian yang meliputi penentuan perbedaan-
perbedaan dan persamaan-persamaan diantara dua unit analisa atau
lebih.14 Studi komparasi berusaha menjelaskan bagaimana dan
mengapa sesuatu terjadi, dengan jalan membandingkan persamaan dan
perbedaan yang nyata untuk menemukan sebab-sebab terjadinya
peristiwa. Penelitian komparasi mempunyai maksud dan kegunaan
yaitu mencari kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara
mengamati akibat yang ada dan mencoba mencari kemungkinan
sebabnya dari data yang dikumpulkan. Adapun penggunaannya untuk
mengidentifikasikan faktor-faktor yang menjadikan akibat, mencari
persamaan atau perbedaan kelompok dengan menggunakan data yang
12 Soegarda Poerbakawatja, et.al., Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta : Gunung Agung,
1982), cet. I, hlm. 257. 13 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), cet. III, hlm.
27. 14 Jack C. Plano, et.al., Kamus Analisis Politik, (Jakarta : Rajawali, t.th), hlm. 37
7
ada, pola kepemimpinan pada hasil-hasil atau kesuksesan
manajemen. 15
b. SMP Nasima Semarang
Nasima Semarang adalah kepanjangan dari Nasionalis
Agamis. Yayasan Nasima Semarang berawal dari sebuah TPQ namun
sejak 1994 berkembang menjadi sebuah TK, kemudian disusul SD
Nasima Semarang pada tahun 1995. Dua tahun kemudian tepatnya
pada tahun 1997 TK dan SD Nasima Semarang mendapat amanah dari
Yayasan Budi Siswa, kemudian terbentuklah SMP Nasima Semarang.
Pada tahun 1999 TK, SD dan SMP Budi Siswa disahkan menjadi TK,
SD dan SMP Nasima Semarang, yang berada di daerah Jl. Pusponjolo
Semarang, yang pada tahun itu pula SMP Nasima Semarang berhasil
meluluskan siswa yang pertama.
Untuk tahun ajaran 2006/2007 karena mendapat amanah dari
SMP Diponegoro untuk melanjutkan pengelolaan pendidikan, maka
SMP Nasima pada tanggal 1 Juli 2006 lokasinya dipindahkan di SMP
Diponegoro yang terletak di Jl. Trilomba Juang No. 1 Semarang.
c. SMP Al Azhar 14 Semarang
SMP Al Azhar 14 Semarang terletak di Jl. Klenteng Sari
Bayumanik Semarang. Pada tahun 1995 atas prakarsa Fuad Bawazir
dan Ahmad Arrafiq Anwar mendirikan lembaga pendidikan tingkat
TK dan SD di Semarang. Pendirian TK dan SD dimulai dengan
pendirian masjid Al Azhar Semarang dengan tujuan utama adalah
untuk kepentingan syiar. Atas kemajuan dan adanya keinginan dari
YPI (Yayasan Pendidikan Islam) Al Azhar pusat, agar alumnus SD
perlu disediakan wadah khusus dari Al Azhar, maka YPI Al Azhar
bekerja sama dengan pihak Bimatama (Bimbingan Manusia Utama)
mendirikan SMP Al Azhar 14 Semarang pada tahun 2002/2003.
15 Husaini Usman, Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta : Bumi
Aksara, 1996), cet IV, hlm. 5-6.
8
Dalam usia yang sangat muda pada tahun 2005 SMP Al Azhar 14
semarang meluluskan siswa pertama.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi di atas, agar dalam pembahasan dan analisis
tidak terlalu melebar dan meluas, maka penyusunan skripsi ini perlu adanya
pembatasan masalah. Yang menjadi permasalahan dalam pembahasan adalah :
1. Bagaimana pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan di SMP
Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang?
2. Apa saja persamaan dan perbedaan pelaksanaan manajemen kurikulum
PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berpijak dari beberapa pokok permasalahan di atas, maka tujuan
penelitian dari skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen kurikulum PAI yang
dilaksanakan di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang.
2. Untuk mengetahui apa saja persamaan dan perbedaan pelaksanaan
manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14
Semarang.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai bahan informasi terhadap SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14
Semarang dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yang lebih baik
dimasa yang akan datang.
2. Sebagai bahan informasi terhadap lembaga-lembaga yang lain, baik
formal maupun non formal yang membutuhkan gambaran tentang
manajemen kurikulum PAI.
3. Sebagai bahan komparasi dari beberapa manajemen kurikulum PAI yang
lebih efektif dan sesuai dengan kondisi zaman.
9
E. Kajian Pustaka
Studi komparasi tentang manajemen kurikulum pendidikan agama
Islam antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang) sebagai judul
penelitian ini, maka secara ilmiah harus bisa dipertanggungjawabkan
keontetikannya, apakah benar penelitian ini memiliki berbagai sumber sebagai
bahan referensinya dan apakah benar penelitian ini belum ada yang meneliti
sebelumnya? Ada beberapa cara dan bentuk dalam menjawab permasalahan di
atas, apakah ada perbedaan dengan peneliti terdahulu yang membahas tentang
manajemen kurikulum PAI di SMP Islam, sesuai dengan judul di atas.
Untuk lebih memperjelas gambaran tentang penelitian ini, berikut ini
merupakan ilustrasi dari beberapa literatur yang ada hubungannya dengan
tema penelitian yang dikaji dalam skripsi ini. Beberapa peneliti yang sudah
meneliti tentang manajemen kurikulum belum ada yang meneliti tentang
“Studi Komparasi Tentang Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang”. Di antara para peneliti
tersebut adalah Umi Hanik (3102013) dalam karya ilmiahnya “skripsi” yang
berjudul Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP Nasima
Semarang tahun 2007. Dalam skripsinya dijelaskan mengenai pelaksanaan
manajemen kurikulum di SMP Nasima Semarang dalam upaya untuk
meningkatkan perkembangan hasil belajar siswa yang lebih baik. Shobah
Anisatun (3101488) dalam karya ilmiahnya “skripsi” yang berjudul
Implementasi Manajemen Kurikulum di Pesantren Tahfidh al-Qur’an (Studi
Kasus di Pondok Pesantren Tahfidh Remaja Yanbu’ul Qur’an Kudus) tahun
2007. Penelitian tersebut menitikberatkan pada implementasi manajemen
kurikulum di pondok pesantren Tahfidh Remaja Yanbu’ul Qur’an Kudus
dilakukan melalui planning, organizing, actuating dan controlling.
Dari beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa penelitian yang
peneliti lakukan sekarang ini adalah benar-benar penelitian yang belum
pernah diteliti oleh peneliti lainnya baik yang berkaitan dengan judul, tema,
maupun isinya. Dan penelitian ini adalah benar-benar hasil karya dan disusun
oleh peneliti sendiri. Sesuai dengan judulnya bahwa penelitian ini
10
penekanannya pada aspek perbandingan pelaksanaan manajemen kurikulum
pendidikan agama Islam antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14
Semarang.
F. Metode Penulisan Skripsi
1. Jenis Penelitian
Skripsi dengan judul “Studi Komparasi Tentang Manajemen Kurikulum
Pendidikan Agama Islam Antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14
Semarang”, merupakan jenis penelitian kualitatif (lapangan). Penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dan
dalam peristilahannya.16 Diantara model-model pada penelitian kualitatif
di Indonesia dikenal dengan penelitian naturalistic. Istilah naturalistic
menunjuk bahwa pelaksanaan penelitian terjadi secara alamiah (mengalir),
apa adanya dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan
kondisinya, menekankan pada deskripsi secara alami.17 Pendekatan ini
memandang bahwa kenyataan merupakan suatu yang berdimensi jamak,
utuh dan bisa juga berubah. Jadi rencana penelitian berkembang selama
proses berlangsung, yang sangat memungkinkan adanya perubahan
konsep sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
2. Pendekatan
Di dalam pendekatan ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologis.
Sosiologis adalah, ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam
masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai
hidupnya itu.18 Dengan ilmu sosiologi ini fenomena-fenomena yang
terjadi di masyarakat dapat dianalisis dengan faktor-faktor yang
mendukungnya. Sehingga dapat dipelajari dari kajian ilmiah ini tentang
16 Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1995), hlm.3.
17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), cet., XII, hlm. 10-11.
18 Abuddin Nata, Metodologi Study Islam, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 38-39.
11
masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dalam berbagai kelompok dan
diskusi.
3. Metode
a. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi (pengamatan) yaitu pengamatan dan pencatatan yang
sistematik terhadap gejala-gejala yang diteliti.19 Metode observasi
ini digunakan untuk mengobservasi secara langsung dalam kajian
penelitian ini yaitu, pengamatan terhadap hal-hal yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pendidikan di SMP Nasima
dan SMP Al Azhar 14 Semarang.
2. Interview atau wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan
antara dua orang atau lebih secara langsung.20 Dalam proses
wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan
mempengaruhi arus informasi. Maksud dari wawancara dalam
penelitian ini adalah untuk menggali informasi dari para pelaku
(instruktur maupun pelaksana) manajemen kurikulum PAI di SMP
Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang.
b. Metode Analisis Data
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode analisis
data deskriptif kualitatif dan komparasi, berikut adalah uraiannya :
1. Pengelolaan data yang diperoleh, penulis menggunakan teknik
analisis deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif bermaksud
membuat penyandaran secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu.21 Dan
penelitian kualitatif dilakukan terhadap data yang berupa informasi
tentang pelaksanaan manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima
dan SMP Al Azhar 14 Semarang yang diuraikan dalam bentuk
bahasa kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk
mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya,
19Husaini Usman, Purnomo Setiady Akbar, op.cit., hlm. 54. 20 Ibid, hlm. 57-58. 21 Ibid., hlm. 4.
12
sehingga diperoleh gambaran baru atau menguatkan suatu
gambaran yang sudah ada.
2. Selain menggunakan metode analisis data deskriptif kualitatif,
penulis juga menggunakan metode komparasi. Menurut Aswarni
Sudjud yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa
penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-
persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang
orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide dan kritik terhadap
orang, kelompok, dan terhadap suatu ide atau prosedur kerja.
Penelitian komparasi dapat juga membandingkan kesamaan
pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang, grup atau
negara, terhadap kasus, terhadap orang, peristiwa atau terhadap ide-
ide.22 Dengan menggunakan metode komparasi penulis dapat
membedakan persamaan dan perbedaan pelaksanaan manajemen
kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika pembahasan hasil penelitian ini terdiri dari lima bab.
Antara bab yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan merupakan satu
pokok pembahasan.
Berikut adalah susunan penulisan penelitian ini yaitu, bagian awal
yang memuat halaman sampul, halaman judul, abstrak, deklarasi, halaman
persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman
persembahan, kata pengantar, daftar isi.
Bagian inti terdiri atas lima bab yang meliputi, bab pertama adalah
pendahuluan. Pada bab ini memuat, latar belakang masalah, penegasan istilah,
pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian
pustaka, metode dan sistematika penulisan skripsi.
Bab dua. Dalam bab ini menguraikan tentang landasan teori yang
menjadi dasar dan teori dari judul skripsi yang penulis angkat. Bab ini terbagi
22 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 236.
13
menjadi empat sub pokok pembahasan yaitu : konsep manajemen, konsep
kurikulum PAI di Sekolah Menengah Pertama dan konsep manajemen
kurikulum. Konsep manajemen meliputi : pengertian manajemen, fungsi
manajemen dan prinsip manajemen. Konsep kurikulum meliputi : proses
perumusan kurikulum, karakteristik PAI di SMP dan kurikulum PAI. Konsep
manajemen kurikulum meliputi : proses pelaksanaan manajemen kurikulum.
Bab tiga. Pemaparan data penelitian. Dalam bab ini di bagi menjadi
dua sub. Sub bab pertama membicarakan tentang gambaran sekolah yang
meliputi : sejarah berdiri, letak geografis, visi dan misi, keadaan guru dan
siswa, sarana dan prasarana di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang.
Sub bab kedua membicarakan tentang pelaksanaan manajemen kurikulum
PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang yang meliputi : Proses
kegiatan tugas guru dan kegiatan proses belajar mengajar PAI.
Bab empat. Membahas tentang analisis pelaksanaan manajemen
kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang.
Pembahasannya meliputi : analisis pelaksanaan manajemen kurikulum PAI di
SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang, persamaan dan perbedaan
pelaksanaan manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar
14 Semarang.
Bab lima. Penutup, bab terakhir ini berisikan : kesimpulan, saran dan
kata penutup
Bagian akhir. Pada bagian akhir skripsi ini akan dimuat : daftar
pustaka dan lampiran-lampiran
14
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M., et.al, Pengembangan Kurikulum, (Bandung : CV Pustaka Setia, 1998), cet. I
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1998), cet. XI
, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), cet., XII
Atmodiwirio, Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta : Ardadizya Jaya, 2000)
Echols, Jhon M. dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : Gramedia, 1992), cet. XX
Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosda, 2000), cet. III
Hadi, Sutrisno, Metodologi Riset Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Rake Sarasin, 2000)
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001)
Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II, Kurikulum untuk Abad ke-21, (Jakarta : Grasindo, 1994)
LPPM (Panitia Istilah Manajemen), Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta : Balai Aksara, 1983)
Moekijat, Kamus Pendidikan dan Latihan, (Bandung : Sinar Baru, 1981)
Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : Rosda, 2003)
, Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep Karakteristik dan Implementasi, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004), cet. VI
Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999)
Nata, Abuddin, Metodologi Study islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1999)
Nurhadi, Kurikulum 2004 : Pertanyaan dan Jawaban, (Jakarta : Grasindo, 2004), cet. I
15
Plano, Jack C., et.al., Kamus Analis Politik, (Jakarta : CV Rajawali, t.th)
Poerbakawatja, Soegarda, H.A.H Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta : Gunung Agung, 1982)
Shadily, Hassan, Ensiklopedi Umum, (Yogyakarta : Kanisius, 1986), cet. IV
Subagyo, P. Joko, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991)
Subandiyah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1993)
Sudarsono, Kamus Hukum, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992)
Tilaar, H.A.R, Manajemen Pendidikan Nasional : Kajian Pendidikan Masa Depan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1999), cet. IV
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), cet. III
Trimo, Soejono, Pengantar Ilmu Dokumentasi, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997)
Usman, Husaini, Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996)
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG MANAJEMEN KURIKULUM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Konsep Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Banyak yang berasumsi bahwa proses manajemen merupakan hal
yang sangat penting pada sebuah organisasi formal, seperti pada
pemerintahan, pendidikan, sosial, agama dan sebagainya. Manajemen
dapat membantu menjelaskan apa yang berlaku dalam sebuah organisasi
yang tentunya berkaitan dengan motivasi, produktivitas, dan keberhasilan.
Sejalan dengan perkembangan zaman, para ahli manajemen tetap
mempertahankan pendapatnya untuk mendefinisikan istilah manajemen.
Di dalam buku yang berjudul "Management" Peter P. Schoderbek,
Richard A. Cosier dan Jhon C. Aplin mendefinisikan manajemen sebagai
"The creation of an effective environment for the accomplishment of
organizational goals or the organization of human resources in pursuit of
goal, attainment, or a group effort coordinated by an individual to
accomplish some plan or task".1 Istilah tersebut menjelaskan bahwa
manajemen merupakan usaha suatu kelompok yang dikoordinasikan oleh
seseorang dengan menciptakan lingkungan yang efektif untuk
menyempurnakan rencana atau tugas menuju tercapainya tujuan bersama.
Adapun rumusan manajemen menurut Haughton, yang dikutip oleh
Ibrahim Ihsmat Mutthawi', adalah sebagai berikut :
إن اإلدارة هي اإل صطالح الذي يطلق على التوجيه والرقابة ودفع القوى العاملة إىل العمل يف املنشأة
1 Peter P. Schoderbek, et.al, Management, (New York : Harcourt Brace Jovanovich,
1988), hlm. 9.
14
15
"Yang dimaksud dengan manajemen adalah suatu aktivitas yang melibatkan proses pengarahan, pengawasan dan pengerahan segenap kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas dalam suatu organisasi." 2
Fuad Rumi, dalam bukunya yang berjudul "Manajemen dalam
Islam", yang dikutip oleh Azhar Arsyad menjelaskan bahwa dalam Islam
pengertian manajemen dapat disimpulkan sebagai suatu aktifitas
manajerial untuk mentransformasikan suatu gagasan yang berlandaskan
niat mencari keridhaan Allah SWT untuk mencapai tujuan-tujuan yang
juga diridhai-Nya. Sumber manajemen dalam Islam adalah al-Qur'an dan
sunnah, asasnya sendiri adalah akidah, syara', dan akhlak.3 Seorang
manajer yang berlatar belakang keagamaan pastinya memiliki pandangan
yang akan menitikberatkan pada implikasi spiritual dari gerak langkah
pengelolaannya.
Dilihat dari kacamata agama, aktifitas manajerial berarti usaha untuk
menggerakkan sumber daya manusia guna melakukan tindakan yang baik,
ma'ruf, shalihat dan mencegah orang melakukan kemungkaran,
memperoleh keridhaan Allah SWT.4 Seorang manajer yang beriman,
berislam dan berikhsan, sikap tersebut dapat melimpah ke anggota
kelompok atau bawahannya, maka tujuan yang telah direncanakan akan
mudah dicapai.
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
manajemen selalu terkandung adanya unsur tujuan tertentu yang akan
dicapai dengan cara efektif dan efisien dan dalam manajemen selalu
diterapkan hubungan usaha dua orang atau kelompok manusia.
2. Fungsi Manajemen
Tugas utama dari seorang yang berhubungan dengan manajemen
adalah mencapai tujuan organisasi atau lembaga. Dari sini muncul apa
yang dikenal dengan fungsi manajemen. Pembagian fungsi manajemen
2 Ibrahim Ihsmat Mutthawi', Al-Ushul al-Idariyah li al-Tarbiyah, (Riad : Dar al-Syuruq,
1996), hlm. 13. 3 Azhar Arsyad, Pokok-pokok Manajemen, Pengetahuan Praktis Bagi Pemimpin dan
Eksekutif, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 5. 4 Ibid., hlm. 7.
16
memiliki tujuan diantaranya yaitu agar sistematika urutan pembahasannya
teratur, analisis pembahasannya juga mendalam dan menjadi pedoman
pelaksanaan proses manajemen bagi seorang manajer.5
Banyak para ahli dan praktisi manajemen mengemukakan
pendapatnya mengenai fungsi-fungsi manajemen. Dari beberapa pendapat
tentang fungsi manajemen tersebut bila digabungkan, maka akan terdapat
kesamaan yaitu sebagai berikut :
a. Planning (perencanaan)
Rencana merupakan landasan bagi setiap jenis aktivitas organisasi.
Perencanaan haruslah mendahului semua aktivitas manajemen agar
organisasi berhasil mencapai tujuannya. Perencanaan adalah proses
penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan
jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan seefisien dan
seefektif mungkin.6 Merencanakan pada dasarnya menentukan
rumusan suatu kegiatan yang akan dilakukan dikemudian hari.
Kegiatan perencanaan dimaksudkan untuk menentukan serangkaian
tindakan dalam mencapai suatu hal yang diinginkan. Perencanaan
merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang harus
dikerjakan, di mana mengerjakannya, bagaimana mengerjakannya,
siapa yang harus bertanggungjawab mengerjakannya dan penetapan
mengapa harus mengerjakannya.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan
manusia lain. Maka dari itu diperlukan pembentukan hubungan kerja
sama dan kelompok-kelompok atau organisasi. organisasi adalah
wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang
sebelumnya tidak dicapai oleh individu secara sendiri.7 Dengan
5 Sofyan Safri Harahap, Sistem Pengawasan Manajemen, (Jakarta : Quantum, 2001), cet.
I, hlm. 1. 6 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2000), cet. III, hlm. 49. 7 Veithzal Rival, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2003), cet. I, hlm. 188.
17
organisasi dimaksudkan pengelompokan kegiatan yang diperlukan
yakni penetapan susunan organisasi, tugas, tanggungjawab dan fungsi
dari setiap unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan
kedudukan dan sifat hubungan antara tiap unit. Pengorganisasian dapat
pula dirumuskan sebagai tindakan mengusahakan hubungan-hubungan
kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat
bekerja sama secara efisien dan dengan demikian memperoleh
kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam
kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran
tertentu.8
c. Actuating (Pelaksanaan)
Selain rencana dan organisasi, di dalam manajemen hal yang
terpenting adalah adanya pelaksanaan atau actuating atau usaha untuk
menimbulkan action. Dengan adanya pelaksanaan dalam sebuah
organisasi atau perusahaan akan ada aut put konkrit yang akan
dihasilkan. Pelaksanaan merupakan pengupayaan berbagai jenis dan
tindakan itu sendiri, agar semua anggota berusaha mencapai sasaran
organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara
terbaik dan terbenar.9 Dari sini dapat dipahami bahwa yang dimaksud
dengan pelaksanaan adalah usaha untuk menggerakkan anggota-
anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi.10
d. Motivating (Pendorongan)
Motivasi merupakan salah satu fungsi manajemen. Motivasi
merupakan subyek yang penting bagi manajer atau pemimpin.
Motivasi adalah kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan
8 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar : Pengertian dan Masalah, (Jakarta :
Gunung Agung, 1996), cet. II, hlm.11. 9 Inu Kencana Syafi’i, al-Qur’an dan Ilmu Administrasi, (Jakarta : Rineka Cipta,
2000),hlm. 67. 10 George R. Terry, Principles of Management, Terjemahan Winardi, Asas-asas
Manajemen, (bandung : Alumni, 1986), hlm. 313.
18
memelihara perilaku manusia.11 Motivasi yang diberikan atasan
kepada bawahannya berupa pemberian inspirasi, dorongan dan
semangat, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela,
sehingga lebih efektif dan efisien.
e. Controlling (Pengawasan)
Pengawasan sering juga disebut pengendalian. Pada dasarnya
pengawasan erat kaitannya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya
dan merupakan satu kesatuan tindakan. Pengawasan merupakan salah
satu fungsi manajemen yang dibutuhkan untuk menjamin agar semua
keputusan, rencana dan pelaksanaan kegiatan mencapai tujuan dengan
hasil yang baik dan efisien.12 Pengawasan diperlukan untuk melihat
sejauh mana hasil yang telah ditetapkan tercapai. Selain itu
pengawasan diperlukan untuk menjaga agar rencana yang ditetapkan
dapat dicapai, dan semua aspek yang ada di dalam maupun di luar
perusahaan atau organisasi tetap berjalan ke arah untuk mencapai
tujuan.
f. Evaluating (Penilaian)
Evaluasi atau penilaian dari sudut bahasa diartikan sebagai proses
menentukan nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai
atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Dengan
demikian, inti dari penilaian adalah proses memberikan atau
menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria
tertentu. Evaluasi adalah pembuatan pertimbangan menurut suatu
perangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan.13
Dalam sebuah lembaga atau organisasi evaluasi harus bersifat
berkesinambungan, menyeluruh, objektif, konsisten dan bisa diukur,
mutlak dan bermanfaat.
11 Murti Sumarni, Manajemen Pemasaran Bank, (Yogyakarta : Liberty Yogyakarta,
2002), cet. I, hlm. 89. 12 Ibnu Syamsi, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, (Jakarta : Rineka Cipta, 1994),
cet. III, hlm. 148. 13 Nanang Fattah, op.cit., hlm. 107.
19
B. Konsep Kurikulum Pendidikan Agama Islam
1. Proses Perumusan Kurikulum
Sebagaimana yang dikutip oleh Nasution, kata kurikulum pertama
kalinya terdapat dalam Kamus Webster pada tahun 1856, yang pada waktu
itu kurikulum dikenal dengan istilah :
a. A race course, a place for running, a chariot b. A course in general, applied particulary to the course of study in a
university Kemudian istilah kurikulum mulai berkembang dalam dunia
pendidikan. Dalam Kamus Webster tahun 1955, kurikulum diartikan sebagai : a. A course a specified fixed course of study, as in a school or college, as
one leading to a degree. b. The whole body of courses offered in a educational institution, or
department there of the usual sense.14
Dari pengertian tersebut kurikulum digunakan dalam pendidikan dan
pengajaran yaitu sejumlah mata pelajaran atau mata kuliah, yang ditempuh
untuk mencapai ijazah atau tingkat. Definisi kurikulum yang dikemukakan
oleh para pakar terdapat perbedaan, antara definisi satu dan definisi
lainnya tidak sama mengenai pengertian kurikulum. Namun terdapat hal
yang sering disebut dalam istilah kurikulum, yaitu bahwa kurikulum
berhubungan dengan perencanaan aktifitas belajar.
Istilah kurikulum juga diuraikan dalam ensiklopedi pendidikan,
mencakup pengertian sebagai berikut.
a. Suatu kelompok mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk dapat lulus dalam salah satu bidang tertentu.
b. Suatu rencana umum mengenai isi atau bahan pelajaran khusus yang oleh suatu sekolah disajikan kepada pelajar untuk lulus atau mendapat certificate atau untuk memasuki suatu jabatan atau bidang tertentu.
c. Suatu kelompok pelajaran dan pengalaman yang diperoleh si pelajar di bawah bimbingan sekolah.15
Ketiga pengertian kurikulum di atas mengandung arti bahwa
kurikulum adalah mata pelajaran yang diberikan sekolah kepada siswa.
14 S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), cet. IV, hlm. 1-2. 15 Soegarda Poerbakawatja H.A.H. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta : Gunung
Agung, 1982), hlm. 188.
20
Kurikulum disusun sesuai dengan minat dan tujuan kurikulum juga
mencakup bidang kehidupan, kebudayaan, sumber-sumber dan
kepentingan masyarakat. Mengenai masalah kurikulum sebenarnya
terdapat pendapat yang berbeda-beda, bahkan sering terjadi adanya
pertentangan.
Di dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) dijelaskan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari definisi-definisi
di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai
pegangan untuk melancarkan proses pembelajaran di bawah bimbingan
dan tanggungjawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf
pengajarnya.
Dengan demikian kurikulum mencakup apa yang harus dipelajari
untuk mencapai hasil yang belajar siswa. Kurikulum bukan tujuan atau
target, namun kurikulum hanya sebuah alat untuk mencapai tujuan
pendidikan. Maka kurikulum yang dirancang harus berorientasi pada
pencapaian tujuan pendidikan Nasional, yaitu melahirkan manusia
Indonesia yang berkualitas dan berkompeten.
Kurikulum sekarang ini merupakan pengembangan kurikulum
sebelumnya. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Sejak kurikulum 1994 sudah tidak diberlakukan lagi, di
Indonesia telah ada penyempurnaan kurikulum yaitu Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) atau kurikulum 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2006. Untuk lebih jelasnya berikut
adalah penjelasannya :
21
a. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004
KBK atau (Competency Based Curriculum) adalah konsep
kurikulum yang kembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional
RI untuk menggantikan kurikulum 1994. KBK dilaksanakan mulai
tahun pelajaran 2004/2005 secara bertahap. KBK dapat diartikan
sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada
pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas
dengan standar performance tertentu, sehingga hasilnya dapat
dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat
kompetensi tertentu.16
Secara umum kompetensi dapat didefinisikan sebagai
sekumpulan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai sebagai kinerja
yang berpengaruh terhadap peran, perubahan, prestasi serta pekerjaan
seseorang.17 Rumusan kompetensi dalam KBK merupakan pernyataan
yang diharapkan dapat diketahui, disikapi atau dilakukan siswa dalam
setiap tingkatan kelas dan sekolah dan sekaligus menggambarkan
kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untuk
menjadi kompeten. KBK diarahkan untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat siswa,
agar dapat melakukan kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan
penuh tanggungjawab. KBK mencakup sejumlah kompetensi dan
seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa
sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku dan
ketrampilan siswa sebagai kriteria keberhasilan.
b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006
KTSP merupakan penyempurnaan dari KBK. Kurikulum
disempurnakan berdasarkan prinsip bahwa siswa memiliki posisi
sentra untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
16 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004 ), cet. VI, hlm. 37-38. 17 Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran , (Bandung : Pakar Raya, 2004), hlm.
13.
22
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP disusun
dalam rangka memenuhi amanah yang tertuang di dalam Undang-
undang RI NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dan Peraturan Pemerintah RI NO. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya
oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan
supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten
atau Kota untuk pendidikan dasar dan propinsi untuk pendidikan
menengah.18
Penyusunan KTSP dipercayakan pada setiap tingkat satuan
pendidikan yang mana pengimplementasiannya untuk memberdayakan
daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, mengelola
dan menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi tiap
satuan pendidikan. Terkait dengan penyusunan KTSP, Badan Standar
Nasional Pendidikan telah membuat panduan penyusunan KTSP.
Panduan tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi satuan
pendidikan dalam penyusunan dan mengembangkan kurikulum yang
akan dilaksanakan.
Dengan adanya perubahan dan penyempurnaan kurikulum
diharapkan mutu pendidikan di Indonesia dapat meningkat sehingga
dapat mengimbangi kemajuan yang terjadi di negara lain. Karena
kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia.
Dan kemajuan sendiri dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang
baik.
18 BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), Panduan Penyusunan KTSP Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta : Final Senayan, 2006), hlm. 5.
23
2. Karakteristik Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah
Pertama
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Di Indonesia PAI merupakan sub system dari pendidikan
nasional. Di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS) NO. 20 Tahun 2003 pasal 11 ayat (6) dijelaskan bahwa
pendidikan agama merupakan pendidikan yang mempersiapkan siswa
untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan
pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan.19
Adanya pendidikan agama pada jenjang pendidikan SMP diharapkan
dengan melalui bimbingan, pengajaran serta latihan siswa dapat
memahami, menghayati, bertaqwa, mengimani dan berakhlaq mulia
dalam mengamalkan agamanya.
Pendidikan keagamaan di Indonesia telah berkembang, salah
satu diantaranya adalah PAI buku Pedoman PAI di sekolah umum
dijelaskan bahwa PAI merupakan usaha sadar dan terencana untuk
menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran Islam melalui bimbingan, pengajaran dan latihan.
Dalam perkembangan PAI dimaksudkan sebagai rumpun mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah maupun di perguruan tinggi.20
Berarti bahwa PAI merupakan sebuah proses penanaman ajaran-
ajarannya dan sebagai bahan kajian materi yang ada didalamnya.
Dengan demikian kegiatan PAI diarahkan untuk meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama
Islam dari siswa, selain itu juga untuk membentuk kesalehan atau
19 Himpunan Perundang-undangan RI tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-
undang RI NO. 20 Tahun 2003 Beserta Penjelasannya, (Bandung : Nuansa Aulia, 2005), cet. I, hlm. 97.
20 Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Departemen Agama RI, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum, 2004, hlm. 2.
24
kualitas pribadi bahkan kesalehan sosial.21 Artinya bahwa siswa
diharapkan dalam kesehariannya mampu berhubungan dengan manusia
lainnya, baik yang seagama maupun yang tidak seagama, serta dalam
berbangsa dan bernegara sehingga dapat mewujudkan persatuan dan
kesatuan nasional dan bahkan ukhuwah insaniyah.
b. Tujuan Pendidikan agama Islam
Bila berbicara tentang tujuan PAI, berarti berbicara tentang
nilai-nilai ideal yang bercorak Islami. Hal ini mengandung makna
bahwa tujuan PAI adalah tujuan yang merealisasikan idealitas Islami.
Sedangkan idealitas Islam pada hakekatnya mengandung nilai perilaku
manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Allah
SWT.22 Secara langsung bahwa untuk memperoleh tujuan PAI
manusia harus menyerahkan diri atau taat kepada Allah, sehingga
manusia akan memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan di dunia dan
di akhirat.
Menurut Imam al-Ghazali sebagaimana yang dikutip oleh
Fatiyah Hasan Sulaiman yang kemudian dikutip oleh Armai Arief
menjelaskan bahwa tujuan PAI adalah membentuk insan purna yang
pada akhirnya dapat mendekatkan diri pada Allah SWT, dan
membentuk insan purna untuk memperoleh kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.23
Apabila dikaitkan dengan ayat suci al-Qur’an, maka tujuan PAI
adalah menumbuhkan dan mengembangkan ketaqwaan kepada Allah
SWT, sebagaimana firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 102
ته وال متو تن اال وانتم مسلمون ياا يهاالذين امنوا اتقوااهللا حق تقا
21 Muhaimin et.al., Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), cet. III, hlm. 76. 22 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), hlm. 108. 23 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat
Pers, 2002), hlm. 22.
25
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.24
Di dalam lembaga pendidikan atau sekolah dan madrasah, PAI
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui
pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman
dan pengamalan siswa tentang agama Islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi.25 Rumusan tujuan tersebut mengandung arti bahwa proses
PAI dipahami siswa di sekolah dimulai dari pengetahuan dan
pemahaman terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya, sehingga siswa akan menghayati dan meyakini ajaran-
ajaran Islam.
c. Fungsi Pendidikan Agama Islam
1). Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat
2). Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
baik lingkungan fisik maupun sosial dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.
3). Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan siswa dalam
keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
4). Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan
atau budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
24 Deprtemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Semarang : Toha Putra, 1989),
hlm. 92. 25 Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, op.cit., hlm. 4
26
5). Pengajaran, yaitu mengajarkan ilmu pengetahuan keagamaan
secara umum (alam nyata dan tidak nyata), system dan fugsinya.
6). Penyaluran, yaitu menyalurkan anak yang memiliki bakat khusus
dibidang agama agar dapat berkembang secara optimal sehingga dapat
dimanfaatkan untuk dirinya dan orang lain.
7). Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
siswa kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. 26
d. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup usaha untuk
mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara:
1) Hubungan manusia dengan Allah SWT.
2) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
3) Hubungan manusia dengan sesama manusia .
4) Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan
alamnya.27
Adapun ruang lingkup bahan pembelajaran PAI Sekolah
Menengah Pertama terfokus pada aspek: keimanan, al-Qur'an/al-
Hadits, akhlak, fiqh/ibadah dan tarikh.28
e. Standar Kompetensi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah
Pertama
1) Kompetensi Pendidikan Agama
Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, berakhlaq mulia yang tercermin dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, memahami, menghayati
dan mengamalkan ajaran agamanya, serta mampu menghormati
agama lain dalam kerangka kerukunan antar umat beragama.
26 Kurikulum Berbasis Kompetisi, Standar Kompetensi, Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam, Sekolah, Menengah, Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, hlm. 340. 27 Ibid 28 Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah umum, op.cit., hlm 29.
27
2) Kompetensi Spesifik Pendidikan Agama Islam
Dengan landasan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi, siswa
dengan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlaq mulia yang
tercermin dalam perilaku sehari-hari dalam hubungan dengan
Allah, sesama manusia dan alam sekitar, mampu membaca dan
memahami Al-Qur'an, mampu beribadah dan bermuamalah dengan
baik dan benar, serta mampu menjaga kerukunan intern dan antar
umat beragama.
3) Standar Kompetisi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kompetensi dasar mata pelajaran berisi sekumpulan
kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa selama menempuh
pendidikan di SMP. Kemampuan-kemampuan yang tercantum
dalam komponen kemapuan dasar merupakan penjabaran dari
kemampuan dasar umum yang harus dicapai di SMP, yaitu:
- Beriman kepada Allah SWT dengan rukun iman yang lain
dengan mengetahui fungsi terefleksi dalam sikap, perilaku dan
akhlaq siswa dalam dimensi vertikal maupun horizontal.
- Dapat membaca al-Qur'an surat-surat pilihan sesuai dengan
tajwidnya, menyalin dan mengartikannya.
- Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan
tuntunan syariat Islam baik ibadah wajib maupun ibadah
sunnah.
- Dapat meneladani sifat, sikap dan kepribadian Rasulullah serta
Khulafaur Rasyidin.
- Mampu mengamalkan system muamalat Islam dalam tata
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.29
Kelima kemampuan dasar tersebut berorientasi pada
perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan
kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT.
29 Kurikulum Berbasis Kompetensi, op.cit, hlm 341-342.
28
f. Pendekatan dan Metode Agama Islam
1) Pendekatan rasional, yaitu usaha memberikan peranan pada rasio,
dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama. Metode
mengajar yang dipertimbangkan antara lain: ceramah, tanya jawab,
diskusi, kerja kelompok, latihan dan pemberian tugas.
2) Pendekatan fungsional, yaitu suatu usaha menyajikan ajaran agama
Islam dengan menekankan pada segi kemanfaatannya bagi siswa
dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Untuk itu maka metode mengajar yang
digunakan adalah latihan, pemberian tugas, ceramah, tanya jawab
dan demonstrasi.
3) Pendekatan pengalaman, yaitu pemberian pengalaman keagamaan
pada siswa dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan.
Metode mengajar yang digunakan antara lain: pemberian tugas
(resitasi) dan tanya jawab keagamaan siswa.
4) Pendekatan pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada
siswa untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya. Metode
mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain: latihan,
pelaksanaan tugas demonstrasi dan pengalaman langsung di
lapangan.30
5) Pendekatan emosional, yakni upaya menggugah perasaan (emosi)
siswa dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama
dan budaya bangsa. Metode mengajar yang digunakan adalah
ceramah, bercerita dan sosiodarma.
6) Pendekatan keteladanan, yaitu menjadikan figur guru (pendidik),
petugas sekolah lainnya, orang tua serta anggota masyarakat
sebagai cermin bagi siswa.31
30 H. Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum , Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi,(Jakarta : Quantum Teaching), hlm. 49-50.
31 Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, op. cit, hlm 53.
29
3. Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Kurikulum PAI adalah bahan-bahan PAI berupa kegiatan,
pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis
diberikan kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan PAI.32 Kurikulum
PAI merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari kurikulum sekolah
di lingkungan Direktoral Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Agama Islam dan Kebudayaan. Dimana kurikulum PAI
tersebut merupakan kerangka materi atau bahan pelajaran PAI yang harus
disampaikan atau dikuasai oleh siswa beragama lain.
Sehingga PAI akan membawa dan membina siswa menjadi warga
negara yang baik sekaligus umat yang taat beragama. Oleh karena itu
pendidikan mencakup : mendidik siswa untuk berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai akhlak Islam dan mendidik siswa untuk mempelajari materi
ajaran agama Islam yang berupa pengetahuan.
Kompetensi PAI dilandasi oleh al-Qur'an dan sunnah Nabi
Muhammad saw, siswa beriman dan bertakwa kepada Allah SWT,
berakhlak mulia yang tercermin dalam perilaku sehari-hari dalam
hubungannya dengan Allah , sesama manusia dan alam sekitar, mampu
membaca dan memahami al-Qur'an, mampu beribadah dan bermuamalah
dengan baik dan benar serta mampu menjaga kerukunan intern dan antar
beragama.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kurikulum PAI merupakan
seperangkat instrumen atau alat perencanaan dan pengaturan tentang
kemampuan dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa. Kurikulum
PAI diharapkan lebih membantu guru karena dilengkapi dengan
pencapaian target yang jelas, materi standar, standar hasil belajar dan
prosedur pelaksanaan pembelajaran.33 Maka dari itu untuk menghindari
munculnya keragaman pemahaman terhadap standar nasional perlu adanya
32 Muslam, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Teoritis dan Praktis,
(Semarang : PKPI2, 2003), hlm. 39. 33 E. Mulyasa, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm. 85.
30
penjabaran tentang kurikulum PAI, sehingga dapat diharapkan lebih
menjamin tercapainya kompetensi-kompetensi pelajaran PAI.
C. Proses Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Kurikulum
Istilah manajemen dewasa ini sebenarnya lebih terkenal dan umum
dalam dunia perusahaan atau ekonomi dari pada di dalam dunia pendidikan.
Manajemen adalah fungsi dewan manajer, untuk menetapkan kebijakan
mengenai apa macam produk yang akan dibuat, bagaimana pembiayaannya,
memberikan servis dan bagaimana memilih serta melatih pegawai dan faktor
lain yang mempengaruhi kegiatan berlangsung. Manajemen juga
bertanggungjawab dalam membuat suatu susunan organisasi, untuk
melaksanakan kebijakan-kebijakan.34 Manajemen sendiri mencakup aktivitas-
aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi dengan tujuan untuk
mengkoordinasikan sumber daya sehingga akan dihasilkan produk secara
efisien.
Sedangkan dalam dunia pendidikan manajemen dapat diartikan
sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek,
menengah maupun jangka panjang. Dalam pengelolaan proses pendidikan
salah satu kegiatannya meliputi kurikulum, yang dikenal dengan manajemen
kurikulum. Kegiatan manajemen kurikulum menitik beratkan pada usaha-
usaha pembinaan situasi pembelajaran di sekolah agar selalu terjamin
kelancarannya. Dalam bukunya yang berjudul “Curriculum Development : a
Guide to Practice” Willes and Bondi menjelaskan bahwa manajemen
kurikulum merupakan “a series of temporary communitties are used to process
this information into school programes”.35 Ini menjelaskan bahwa manajemen
kurikulum merupakan perencanaan yang digunakan untuk proses informasi
dalam program sekolah.
34 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995), cet. VII, hlm. 5-6. 35 Jon Willes and Joseph Bondi, Curriculum Development : a Guide to Practice, (New
York : Macmillan Publishing Company, 1993), hlm. 173.
31
Adapun hal yang terpenting dalam pelaksanaan kegiatan manajemen
kurikulum yaitu kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru dan kegiatan
yang berhubungan dengan proses pembelajaran,36 berikut adalah
penjelasannya :
1. Kegiatan Yang Berhubungan Dengan Tugas Guru
Yang termasuk tugas guru adalah mendidik, mengajar dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Melatih berarti mengembangkan ketrampilan. Guru juga
bertugas dalam bidang kemanusiaan, yang harus dapat menjadikan dirinya
sebagai orang tua kedua atau bahkan idola.37 Di dalam masyarakat guru
ditempatkan lebih terhormat, karena dari seorang guru diharapkan
masyarakat mendapatkan pengetahuan.
Kaitannya dengan manajemen kurikulum, maka dalam sebuah
lembaga pendidikan perlu diadakannya kegiatan yang berhubungan
dengan tugas guru. Kegiatan tugas guru meliputi:
a. Pembagian Tugas Mengajar
Pembagian tugas mengajar dibicarakan dalam rapat menjelang
permulaan pelaksanaan program atau ajaran baru.38 Pembagian tugas
guru ditujukan agar proses pembelajaran yang dilaksanakan menjadi
lebih efektif dan menghasilkan siswa yang kompeten. Untuk
meningkatkan hasil pembelajaran, maka seorang guru harus memiliki
kompetensi guru. Setiap guru diharapkan dapat melaksanakan dan
menguasai ke sepuluh kompetensi guru tersebut dalam pembelajaran,
baik di dalam maupun di luar sekolah. Sehingga guru dapat diharapkan
menjadi guru yang aktif yaitu guru yang mampu melaksanakan tugas
profesionalnya.
36 B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
cet. I, hlm. 42. 37 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000),
cet. XI, hlm. 7. 38 B. Suryosubroto, loc.cit.
32
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembagian
tugas mengajar adalah memperhatikan bidang keahlian yang dimiliki
oleh guru, formasi atau susunan jatah petugas sesuai dengan tugas dan
jenis tugas, beban tugas guru menurut ketentuan serta masa kerja dan
pengalaman mengajar yang ditekuni oleh masing-masing guru.39 Hal-
hal yang harus diperhatikan dalam pembagian tugas guru tersebut
merupakan hal penting, karena mengingat bahwa dalam bertugas
seorang guru memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jadi tugas
seorang guru tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar
bidang kependidikan.
b. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Ekstra Kurikuler
Kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan belajar yang
dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah
untuk lebih memperluas wawasan atau kemampuan, peningkatan dan
penerapan nilai pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari
berbagai mata pelajaran. Tujuan kegiatan ekstra kurikuler adalah:
meningkatkan dan memantapkan pengetahuan siswa; mengembangkan
bakat, minat, kemampuan dan ketrampilan dalam upaya pembinaan
pribadi; dan mengenal hubungan antara mata pelajaran dalam
kehidupan di masyarakat.
Langkah kegiatan ekstra kurikuler meliputi: perencanaan,
program, tenaga, biaya, sarana, penentuan waktu, tempat dan
pengorganisasian.40 Kegiatan ekstra kurikuler antara lain, Kegiatan
pengayaan Pramuka, Palang Merah Remaja, Patroli Keamanan
Sekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, Koperasi Siswa, Sanggar Belajar,
Peringatan Hari Besar, Kelompok Penelitian Ilmiah Remaja, Bakti
Sosial, Sanggar Kesenian, Paskibra dan lain-lain.
39 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1993), cet. II, hlm. 66.
40 Hafni Ladjid, op.cit hlm. 116-117.
33
c. Koordinasi Penyusunan Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran disusun oleh guru untuk satu
pertemuan, untuk mencapai target satu kompetensi dasar. Rencana
pembelajaran diturunkan dari silabus yang telah disusun dan bersifat
aplikatif di kelas. Rencana pembelajaran berisi gambaran tentang
kompetensi dasar yang akan dicapai, indikator, materi pokok, skenario
pembelajaran dan penilaian.
Rencana pembelajaran merupakan program yang benar-benar
dirancang oleh guru tentang apa yang akan dikerjakan bersama siswa.
Rencana pembelajaran bukanlah laporan untuk kepala sekolah atau
pihak lain, tetapi dapat mengingatkan guru tentang benda atau alat apa
yang harus disiapkan, berapa banyak, ukuran berapa dan langkah apa
yang akan dikerjakan bersama siswa.41 Jadi penyusunan rencana
pembelajaran dikoordinasikan oleh guru secara pribadi, karena rencana
pembelajaran bukan bukti administrasi.
2. Kegiatan yang Berhubungan dengan Proses Pelaksanaan
Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa
untuk berpartisipasi aktif dan memberikan ruang cukup bagi prakarsa,
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis siswa.42 Dalam proses pembelajaran mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu
Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan manajemen
kurikulum, karena di dalamnya mengandung usaha pembinaan terhadap
peningkatan kualitas dan keberhasilan siswa dalam pembelajaran.
41 Nurhadi, Kurikulum 2004, Pertanyaan dan Jawaban, (Jakarta : Grasindo, 2004),
hlm.143-144. 42 Peraturan Pemerintah R.I., NO 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan,
(Jakarta : Cipta Jaya, 2005), hlm. 13.
34
Kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan proses pembelajaran
meliputi:
a. Penyusunan Jadwal Pelajaran
Jadwal pelajaran merupakan penjabaran dari seluruh program
pengajaran di sekolah. Jadwal pelajaran berguna untuk mengetahui apa
yang akan diajarkan pada suatu waktu dalam suatu kelas. Bagi guru,
jadwal pelajaran merupakan pedoman di kelas mana ia harus mengajar
pada waktu itu, dan berapa lama harus ada di kelas, kemudian harus
pindah ke kelas yang lain lagi.
Jadwal pelajaran dapat dibedakan menjadi jadwal umum dan
jadwal khusus. Jadwal umum memuat pengaturan pemberian mata
pelajaran pada seluruh kelas dan menunjukkan pembagian waktu
mengajar bagi guru. Sedangkan jadwal khusus adalah kegiatan
pemberian mata pelajaran yang hanya berlaku bagi suatu kelas dan hari
tertentu.
Yang harus diperhatikan dalam menyusun jadwal pelajaran
antara lain sebagai berikut :
- Antara mata pelajaran satu dengan lainnya harus ada selingan,
- Tiap jam pelajaran tidak terlalu lama,
- Menyesuaikan atau mencari waktu tiap mata pelajaran,
- Harus disediakan waktu istirahat,
- Kegiatan belajar di suatu kelas tidak mengganggu kelas lainnya.43
b. Penyusunan Program Pembelajaran
Rencana atau program pembelajaran disusun dengan tujuan
untuk memicu kegiatan belajar pada siswa. Dengan program yang
matang, teliti dan tepat dapat diharapkan mencapai tujuan pengajaran
yang dikehendaki secara efektif. Hal yang perlu ditetapkan dalam
pemrograman kegiatan mengajar adalah menetapkan materi atau isi
pelajaran, memilih metode dan media pembelajaran, dan menentukan
waktu.
43 B. Suryosubroto, op.cit., hlm. 44-45.
35
Program mengajar disesuaikan dengan jangka waktu tertentu
yang berlaku di suatu sekolah. Dalam pelaksanaan kurikulum 2006,
sesuai yang telah dicanangkan oleh pemerintah, pengembangan
program pembelajaran mencakup :
1) Pengembangan Program Tahunan
Program tahunan dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru
sebelum tahun ajaran baru, karena merupakan pedoman bagi
pengembangan program-program berikutnya, seperti program
semester, program mingguan, dan program harian atau program
pembelajaran setiap pokok bahasan. Sumber yang dapat dijadikan
bahan pengembangan program tahunan adalah daftar kompetensi
standar, skope, dan sekuensi kompetensi, dan kalender
pendidikan.44
2) Program Semester
Program semester berisi garis-garis besar mengenai hal-hal yang
akan dilaksanakan dan dicapai dalam satu semester. Pada
umumnya program semesteran berisikan tentang bahan, pokok
bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan dan
keterangan-keterangan.45
c. Pengisian Daftar Kemajuan Kelas
Daftar kemajuan kelas dapat berupa buku. Pengisian daftar
kemajuan kelas dilaksanakan oleh guru bidang studi pada waktu
menyampaikan pelajaran. Daftar kemajuan kelas akan mempermudah
supervisi bagi kepala sekolah dalam tugasnya mengontrol
perkembangan dan kemajuan kelas dilihat dari kesesuaiannya dengan
ketentuan kurikulum. Selain itu, daftar kemajuan kelas dapat
membantu menjelaskan pelajaran suatu bidang studi, apabila terjadi
mutasi guru (perpindahan atau penggantian guru) sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan terus dengan lancar.
44 E. Mulyasa, op.cit., hlm. 95. 45 Ibid., hlm. 100.
36
Buku daftar kemajuan kelas memiliki format atau bentuk
berupa tabel-tabel yang dapat dijadikan bukti bahwa proses
pembelajaran telah terlaksana. Daftar kemajuan kelas secara tidak
langsung dapat dijadikan pengawasan atau pelaporan.
d. Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi (penilaian) merupakan tindakan untuk melihat sejauh
mana tujuan-tujuan pengajaran dapat dikuasai oleh siswa dalam
bentuk hasil belajar yang diperhatikan setelah menempuh proses
pembelajaran. Sedangkan evaluasi hasil belajar adalah proses
pemberian nilai terhadap hasil belajar yang dicapai siswa dalam
kriteria tertentu.46 Dengan adanya evaluasi dapat dilihat keefektifan
dan keefisienan dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan
tingkah laku siswa.
Dilihat dari fungsinya, evaluasi (penilaian/tes) dapat dibedakan
menjadi:
1) Formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program
pembelajaran untuk melihat tingkat keberhasilan proses
pembelajaran
2) Sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir semester
dan akhir tahun
3) Diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat
kelemahan-kelemahan siswa dan faktor penyebabnya
4) Selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi,
misalnya ujian saringan masuk lembaga pendidikan tertentu
5) Penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui
ketrampilan prasyarat dalam suatu program dan penguasaan
belajar sesuai yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan
belajar.
46 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 1990), cet. III, hlm. 2-3.
37
Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan
menjadi:
1) Tes, yang dapat diberikan secara lisan, tulisan dan tindakan. Soal-
soal tes disusun dalam bentuk objektif, misalnya pilihan ganda,
benar salah, isian atau melengkapi, menjodohkan, jawaban singkat
dan tes juga disusun dalam bentuk uraian.
2) Bukan tes (non tes) mencakup observasi, kuesioner, wawancara,
skala, studi kasus, dan lain-lain.47
e. Laporan Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi sangat berguna untuk umpan balik bagi guru
maupun siswa dan merupakan kegiatan administratif. Secara sistematis
bahwa laporan hasil evaluasi bermanfaat bagi pihak antara lain:
1) Siswa Sendiri
Laporan kemajuan atau prestasi sangat bermanfaat bagi siswa
karena secara alamiah siswa ingin mengetahui hasil yang telah
dilakukannya baik menggembirakan maupun mengecewakan.
Selain itu laporan kemajuan atau prestasi dapat dijadikan
penyempurnaan.
2) Guru Yang Mengajar
Dengan laporan hasil evaluasi, guru juga dapat mengetahui hasil
mengajar.48 Dan laporan hasil evaluasi merupakan titik tolak bagi
guru untuk menentukan langkah selanjutnya.
3) Pemakai Lulusan
Setiap siswa yang telah lulus dari jalur pendidikan, memiliki bukti
keberhasilan pengetahuan atau ketrampilan tertentu.49 Laporan
hasil evaluasi lulusan akan berguna dalam mencari pekerjaan dan
melanjutkan studi.
47 Ibid., hlm. 5 48 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999),
cet. I, hlm. 282-283. 49 Ibid, hlm.284
38
Laporan hasil evaluasi biasanya dilaporkan kepada:
1) Kepala Sekolah
Laporan untuk kepala sekolah dengan maksud agar dilaporkan
kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, sehingga bermanfaat
dalam pembinaan pendidikan dan tugas-tugas supervisi dalam
meningkatkan efisiensi dan mutu pendidikan.
2) Orang Tua (wali)
Laporan hasil evaluasi yang dikirim kepada wali siswa disebut
rapot.50 Buku rapot dimaksudkan sebagai informasi dari sekolah
tentang keberhasilan siswa dalam belajar kepada wali siswa.
f. Kegiatan Bimbingan Konseling
Bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur
dan sistematik guna membantu pertumbuhan anak muda atas
kekuatannya dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri,
yang pada akhirnya ia dapat memperoleh pengalaman-pengalaman
yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat.51
Dan konseling didefinisikan sebagai kegiatan di mana semua fakta
dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah
tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, di mana siswa
diberi bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah itu.52
Dalam memberikan konseling, konselor tidak diperkenankan untuk
memecahkan masalah klien, namun hanya memberi bantuan dalam
memecahkan masalah klien.
Kegiatan BK di sekolah biasanya ditangani oleh orang yang
khusus dididik menjadi konselor atau oleh guru pembimbing (teacher
conselor). Seorang pembimbing di sekolah diharapkan dapat
membantu kepala sekolah beserta stafnya dalam menyelenggarakan
kesejahteraan sekolah secara keseluruhan. BK di sekolah dimaksudkan
50 B. Suryosubroto, op,cit., hlm. 5.
51 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar dan Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), cet. II, hlm. 94. 52 Ibid, hlm. 100.
39
untuk memberi bantuan kepada siswa agar menemukan cara belajar
dengan mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam belajar, serta
untuk membantu siswa dalam membentuk watak.
BAB III
PELAKSANAAN MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI SMP NASIMA DAN AL AZHAR 14 SEMARANG
A. SMP NASIMA SEMARANG
1. Gambaran Umum SMP Nasima Semarang
a. Sejarah Berdirinya SMP Nasima Semarang
Nasima adalah kepanjangan dari Nasionalis Agama. Yayasan
Nasima berdiri karena adanya rasa keprihatinan terhadap kondisi
pendidikan di Indonesia, yang cenderung banyak mengadopsi sistem
pendidikan dan kebudayaan di Barat yang masih bisa membekali anak-
anak bangsa dengan kualitas kompetensi keilmuan dan ketrampilan
hidup, akhlak mulia serta pembentukan karakter dan jati diri sebagai
insan Indonesia. Pendirian yayasan Nasima berawal dari pendirian dan
pengelolaan sebuah Taman Pendidikan al-Quran (TPQ) dan sebuah
Taman Kanak-kanak (TK) satu parallel pada tanggal 7 Januari 1994.
Yang pada waktu itu dikelola oleh keluarga Nasima dan diketuai oleh
Yusuf Nafi, SH.CN.
Karena adanya dorongan dan permintaan masyarakat setempat,
pada tanggal 1 Juli 1995 yayasan Nasima mendirikan sebuah lembaga
pendidikan formal, yaitu SD Nasima kelas satu (dua parallel). Yang
mana SD Nasima secara langsung dapat menampung lulusan dari TK
Nasima. Pada tahun 1997 yayasan Nasima mendapat amanah dari
yayasan pendidikan Budisiswa untuk melanjutkan pendidikan yang ada,
yaitu kelas III sampai dengan kelas VI SD Trijaya dan kelas I sampai
dengan kelas III SMP Budisiswa.
Adanya perkembangan dan kemajuan pada system pengelolaan
pendidikan serta telah banyak memperoleh berbagai penghargaan baik
dibidang umum maupun dibidang keagamaan, misalnya saja dalam
mengikuti Ujian Nasional pada tahun 1999/2000 mampu masuk dalam
peringkat 10 SMP Negeri-Swasta se-kota Semarang, maka pada tanggal
40
41
1 Juli 1999 selesai akuisasi SMP Budisiswa menjadi SMP Nasima, di Jl.
Pusponjolo Selatan No. 53 Semarang. Dan pada tahun 1999 pula SMP
Nasima Semarang telah meluluskan siswa yang pertama. Pada Mei 2000
SMP Nasima Semarang telah terakreditasi DISAMAKAN.1
Dan pada tanggal 2 Mei 2005 yayasan Nasima mendapat amanah
dari yayasan pengelola pendidikan Diponegoro untuk meneruskan
pendidikan SMP dan SMA Diponegoro Semarang. Pada waktu ajaran
baru tahun 2006/2007, tepatnya pada tanggal 1 Juli 2006 SMP
Diponegoro mulai ditutup dan siswanya mutasi ke SMP Nasima
Semarang. Sehingga pada tanggal itu pula lokasi SMP Nasima
Semarang beralamat di Jl. Trilomba Juang No. 1 kelurahan Mugassari
kecamatan Semarang Selatan. Dengan demikian YPI (Yayasan
Pendidikan Islam) Nasima telah mengelola KB, TK, SD, SMP Nasima
dan SMA Diponegoro. Kemudian pada tanggal 5 Februari 2007 SMP
Nasima Semarang telah meraih predikat TERAKREDITASI A dengan
nilai 93,15 atau tertinggi dari 48 SMP yang diakreditasi pada periode II
tahun 2006/2007.2
b. Letak Geografis SMP Nasima Semarang
SMP Nasima Semarang terletak di Jl. Trilomba Juang No. 1,
kelurahan Mugassari, kecamatan Semarang Selatan, kota Semarang,
propinsi Jawa Tengah, telphon (024) 8316690, faximile (024) 762100,
homepage www.nasimaedu.com, E.mail infonasimaedu.com.3 Lokasi
SMP Nasima Semarang cukup strategis, karena berada di dekat pusat
kota Semarang, di mana letaknya tidak jauh dari lokasi-lokasi umum
seperti gedung olah raga, lembaga-lembaga pendidikan terkemuka di
kota Semarang, masjid Agung, kantor DPRD kota Semarang,
perpustakaan wilayah, rumah sakit, pasar swalayan, hotel, toko buku,
1 Hasil wawancara dengan Bp. Supramono, S.Pd (wakil kepala SMP Nasima Semarang) pada
hari Selasa, tanggal 6 Desember 2005. 2 Hasil wawancara dengan Bp. Supramono, S.Pd. (kepala SMP Nasima Semarang), pada hari
Rabu, tanggal 27 Juni 2006. 3 Profil SMP Nasima Semarang Tahun 2006/2007.
42
POM bensin dan seterusnya. Lokasi SMP Nasima Semarang sangat
mudah dijangkau dari jalan Pandanaran ± 20 meter dan juga dapat
dijangkau melalui jalan Pahlawan ± 100 meter.
Letak SMP Nasima Semarang satu lokasi dengan SMA
Diponegoro Semarang dan dengan masjid Baitul Alim. Selain itu SMP
Nasima Semarang juga berdekatan dengan gedung olah raga Trilomba
Juang (Mugas) dan Universitas Perbankan Semarang. Untuk lebih
jelasnya berikut adalah batasan-batasannya:
1) Sebelah Utara yaitu wilayah yang menghubungkan SMP Nasima
berdekatan dengan SMK N 8 dan 4 Semarang, SMA N 1 dan 2
Semarang, gedung DPRD kota Semarang dan seterusnya.
2) Sebelah Timur yaitu kawasan perkantoran, antara lain kantor
pengelolaan elektronik kota Semarang, gedung pers Wawasan dan
Pemda propinsi jawa Tengah.
3) Sebelah Selatan yaitu kawasan perkotaan yang mana Jl.
Pandanaran menghubungkan lokasi SMP Nasima Semarang
berdekatan dengan pusat kota Semarang.
4) Sebelah Barat yaitu kawasan penduduk Tlogo Bayem dan Mugas.4
Secara geografis letak SMP Nasima Semarang berada di daerah
daratan tinggi kota semarang. Dan suhu udara di daerah lokasi sekolah
bersuhu panas, namun karena di dalam sekolah terdapat fasilitas yang
memadai, sehingga sangat dapat mendukung proses pembelajaran yang
berlangsung di SMP Nasima Semarang. Luas tanah keseluruhan SMP
Nasima Semarang adalah hak milik atas yayasan yang bersertifikat dan
status tanah adalah SHM/HGB. Keseluruhan luas tanah terbagi menjadi
bangunan sekolah yang terdiri dari bangunan kelas SMP Nasima
Semarang dan kelas SMA Diponegoro Semarang, bangunan masjid
Baitul Alim, lapangan olah raga dan seterusnya.
4 Hasil observasi peneliti pada hari Selasa, tanggal 17 April 2007, pukul 08.00 WIB.
43
c. Visi dan Misi SMP Nasima Semarang
Visi SMP Nasima Semarang adalah membimbing insan
Indonesia yang berilmu dan berahklaqul karimah.
Dan misinya adalah sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan lembaga pendidikan yang berkualitas,
2) Menciptakan lokomotif-lokomotif baru menuju Indonesia raya
dengan membekali siswa:
a) Wawasan kebangsaan dan ahklaqul karimah,
b) Ilmu pengetahuan yang luas dibidangnya,
c) Teknologi informasi dan komunikasi terapan.5
d. Keadaan Guru dan Siswa SMP Nasima Semarang
1) Keadaan Guru
Dalam rangka meningkatkan pengelolaan pendidikan yang
lebih baik dan berkualitas, maka SMP Nasima Semarang memiliki
guru-guru yang profesional. Sehingga target, bahwa seorang guru
mendapat tugas dan tanggungjawab yang profesional dan
berimbang, mampu dilaksanakan oleh guru secara maksimal.
Untuk itu guru-guru pengajar di SMP Nasima Semarang tentunya
memiliki latar belakang pendidikan dan keterampilan yang sesuai
dengan keahliannya.
SMP Nasima Semarang memiliki tenaga edukatif
(pendidik) sebanyak 31 orang guru. Dari 31 orang guru tersebut 18
orang guru telah menjadi guru tetap yayasan, 6 orang guru
merupakan guru tidak tetap yayasan dan 6 orang guru masih
menjadi guru honorer, dan 1 orang guru DPK (Dewan
Pertimbangan Kurikulum) Depag (Departemen Agama).6
Bidang studi keagamaan Islam di SMP Nasima Semarang
terbagi menjadi tiga tim guru pengajar. Yang pertama adalah
bidang studi PAI yang kurikulumnya disesuaikan dengan ketetapan
5 Program SMP Nasima Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007. 6 Ratio Jumlah Guru dan Siswa SMP Nasima Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.
44
dari Dinas Pendidikan, Kedua yaitu bidang studi bahasa Arab dan
yang ketiga adalah bidang studi BTA (Baca Tulis Al-Qur`an) atau
mengaji. Tim guru pengajar PAI terdiri dari delapan orang guru.
Dua orang guru pengajar bidang studi PAI, satu orang guru
pengajar bidang studi bahasa Arab, dan lima orang guru pengajar
BTA (Baca Tulis Al-Qur`an)
2) Keadaan Siswa
Sesuai dengan kepanjangan Nasima yaitu Nasionalis
Agama, maka siswa-siswa SMP Nasima Semarang dibimbing,
dilatih dan dididik menuju manusia Indonesia yang berilmu dan
berakhlaq mulia. Nasionalis Agama pada diri siswa tercermin
dalam sikap dan tingkah laku siswa di sekolah dan di lingkungan
rumah (orang tua siswa sekeluarga) serta di masyarakat. Maka dari
itu dalam pembentukan tingkah laku siswa, maka dalam
pelaksanaan pendidikan diperlukan adanya penegakan pedoman
perilaku atau tata tertib. Tujuan diberlakukannya penegakan tata
tertib di SMP Nasima Semarang yaitu agar siswa terbiasa hidup
secara teratur, produktif, disiplin, dan hidup sesuai dengan etika
Islam. Dengan demikian siswa akan dengan mudah meningkatkan
prestasinya, baik dalam akademik maupun non akademik.
Peningkatan prestasi pada siswa SMP Nasima Semarang
dapat dilihat dari keberhasilan siswa kelas IX dalam mengikuti
Ujian Nasional yang mampu lulus 98,67% dengan nilai rata-rata di
atas delapan. Untuk tahun ajaran 2005/2006 hasil Ujian Nasional
siswa kelas IX SMP Nasima Semarang masuk dalam rangking 10
SMP Negeri-Swasta dan peringkat 5 SMP Swasta ditingkat kota
Semarang.7 Walaupun adanya pengunduran prestasi namun dari sisi
lain siswa-siswi SMP Semarang menjadi kebanggaan, karena telah
memperoleh berbagai penghargaan baik dibidang keagamaan
maupun dibidang umum.
7 Gambaran SMP Nasima Semarang tentang Prestasi, hlm. 3
45
Menjadi siswa SMP Nasima Semarang merupakan suatu
kebanggaan tersendiri. Tidak semua siswa lulusan SD dapat langsung
masuk ke SMP Nasima Semarang, karena ketatnya proses masuk untuk
diterima sebagai siswa. Penyeleksian penerimaan siswa baru
dilaksanakan pada akademik saat duduk di bangku SD dengan nilai di
atas rata-rata kelas atau minimal sepuluh besar, lulus tes psikologis,
intelegensi atau kematangan dan kemampuan dasar pada bidang studi
Matematika, bahasa Indonesia dan Agama.8 Adapun jumlah siswa di
SMP Nasima Semarang pada tahun ajaran 2007/2008 adalah sebagai
berikut :
Kelas VII : 118 siswa
Kelas VIII : 90 siswa
Kelas IX : 85 siswa
Jumlah : 293 siswa9
e. Sarana dan Prasarana SMP Nasima Semarang
SMP Nasima Semarang memiliki sarana dan prasarana yang
cukup memadai untuk memperlancar jalannya pelaksanaan proses
pembelajaran yang ada di dalamnya. Sehingga secara tidak langsung
dapat mempengaruhi output yang lebih berkualitas. Adapun sarana dan
prasarana yang dimiliki SMP Nasima Semarang adalah sebagai berikut :
1) Perpustakaan / (PSB) Pusat Sumber Belajar
Untuk mendukung keberhasilan dalam proses pembelajaran,
maka SMP Nasima Semarang memiliki perpustakaan. Selain di ruang
kelas dan laboratorium, pelaksanaan proses pembelajaran di SMP
Nasima Semarang juga dilaksanakan di perpustakaan. Adapun bidang
studi yang pelaksanaan pembelajarannya kadangkala dilaksanakan di
dalam perpustakaan, yaitu bidang studi bahasa Indonesia, bahasa
Inggris, Ekonomi dan Sejarah.10 Perpustakaan merupakan sarana
8 Hasil wawancara dengan Bp. Supramono, S.Pd, pada hari Rabu, tanggal 27 Juni 2006. 9 Keadaan Siswa SMP Nasima Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007. 10 Hasil wawancara dengan Ibu Nurlaela Fitriawati, A.Md, (Pustakawan) pada hari Jum`at,
tanggal 5 Januari 2007.
46
pendukung dalam proses pembelajaran, karena di dalam perpustakaan
terdapat berbagai macam sumber ilmu yaitu buku. Berikut adalah data-
data perpustakaan SMP Nasima Semarang :
a) Ruang dan Perlengkapan
1) Luas perpustakaan / ruang .........................: 8 x 4 m2
2) Komputer ................................................: 1 set
3) TV ...........................................................: 1 buah
4) VCD ........................................................: 1 buah
5) Rak display majalah ................................: 2 buah
6) Rak surat kabar ........................................: 1 buah
7) Rak buku .................................................: 5 buah
8) Rak buku referensi ..................................: 1 buah
9) Rak TV.....................................................: 1 buah
10) Lemari ATK ............................................: 1 buah
11) Kotak kartu ..............................................: 1 buah
12) Meja baca ................................................: 2 buah
13) Meja komputer ........................................: 1 buah
14) Meja kerja tugas ......................................: 1 buah
15) Kursi kerja tugas .....................................: 2 buah
16) Tikar ........................................................: 1 ruang
17) Lambang Garuda Pancasila .....................: 1 buah
18) Gambar Presiden dan Wakil Presiden .....: 1 buah
19) Papan pajangan .......................................: 1 buah
20) Bola Dunia (Globe) .................................: 2 buah
21) Map (Peta) dinding ..................................: 4 buah
22) Kipas angin gantung ................................: 1 buah
23) Locker sepatu ..........................................: 1 buah
24) Alat kebersihan .......................................: lengkap11
11 Hasil observasi peneliti tentang keadaan perpustakaan SMP Nasima Semarang, pada hari
Jum’at, tanggal 5 Januari 2007.
47
b) Koleksi
1) Jumlah buku keseluruhan 4337 buku (eks) dan 1617 judul.
2) Buku penunjang perpustakaan
a. Buku bacaan fiksi 1037 buku (eks) dan 929 judul,
b. Buku bacaan non fiksi dan lain-lain 3900 buku (eks) dan 688
judul.
3) Koleksi jenis lain terdiri atas
a. Majalah langganan (Anida, Hidayah, MQ, Trubus, Muslimah,
Lentera Gerbang, Chip, Hello dan Jaya Baya).
b. Surat kabar harian (Kompas, Suara Merdeka dan Inspirasi).12
2) Ruang Kelas
Bangunan sekolah di SMP Nasima Semarang terdiri dari tiga
lantai. Di lantai dasar (pertama) terdapat ruang kepala sekolah, ruangan
guru, ruang administrasi, dan kelas IX A, B, C, dan D. Di lantai tengah
(dua) terdapat ruangan Audio Visual, laboratorium sains (Fisika-
Elektro), laboratorium sains (Biologi-Kimia), dan ruang kelas X, IX,
XII. Dan di lantai atas (tiga) terdapat ruangan laboratorium komputer,
laboratorium bahasa dan ruang kelas VII A, B, dan C serta ruang kelas
VIII A, B, dan C. Jumlah ruang kelas di SMP Nasima Semarang ada
sepuluh kelas, masing-masing terdiri dari kelas VII sebanyak tiga kelas,
kelas VIII sebanyak tiga kelas dan kelas IX sebanyak empat kelas dan
tiap kelas terdapat satu rombongan belajar. Untuk memperlancar
jalannya proses pembelajaran, maka setiap kelas di SMP Nasima
Semarang di dalamnya memiliki sarana penunjang yang berupa
kelengkapan kelas, yaitu sebagai berikut :
a) Papan nama / tulisan tangan suatu kota dari kelas dalam bahasa
Inggris di atas pintu.
b) Hiasan pintu kelas berupa bentuk atau gambar 2 atau 3 dimensi kota
c) Prasarana kelas yaitu : meja kursi individual, meja kursi guru, papan
tulis, papan info / agenda, papan pajangan karya, papan rutinitas
12 Daftar buku referensi perpustakaan SMP Nasima Semarang tahun pelajaran 2006/2007.
48
Nasima, papan informasi potensi kota, locker perlengkapan siswa,
jam dinding.
d) Simbol-simbol kesetiaan negara antara lain : bendera Merah Putih,
Garuda Pancasila, Presiden, Wakil Presiden, teks Sumpah Pemuda,
gambar pahlawan dari kota.
e) Simbol-simbol keagamaan : kaligrafi Allah, Muhammad dan petikan
ayat suci / hadist.
f) Administrasi kelas yaitu : order setiap siswa, file box berisi buku
pribadi semua siswa, order / file box administrasi kelas berisi data
dan alamat siswa, jadwal, jurnal kelas, daftar prestasi, panduan
rutinitas.
g) Lain-lain : kotak infak Jum’at, alat kebersihan, tempat alat tulis.13
3) Ruang Pendukung Belajar
Selain di dalam ruang kelas siswa juga dapat belajar di ruang
pendukung belajar. Dengan adanya atau tersedianya ruang pendukung
pembelajaran, siswa akan dengan mudah memperoleh informasi ilmu
pengetahuan yang sedang dipelajarinya, karena di ruang tersebut telah
media belajar yang dibutuhkan atau media apa yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran. Sehingga para guru bidang studi yang akan
menggunakan media belajar akan dengan mudah menyampaikan
pelajaran melalui media belajar yang ada dalam ruang pendukung
belajar dan tentunya guru yang bersangkutan tidak akan kesulitan
membawa berbagai media belajar yang digunakan ke dalam ruang kelas.
Adapun ruang pendukung belajar yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a) Ruang laboratorium sains (Fisika-Elektro)
b) Ruang laboratorium sains (Biologi-Kimia)
c) Ruang laboratorium Teknologi Informasi
d) Ruang multimedia
e) Ruang laboratorium bahasa
13 Sketsa Program SMP Nasima Semarang 2006/2007 tentang Panduan Penataan Ruang
Kelas Kreatif Nasima Semarang.
49
f) Ruang studio musik
g) Ruang seni rupa
h) Lapangan olah raga.14
Adanya fasilitas atau sarana atau sumber daya yang memadai
dapat mempermudah pelaksanaan pembelajaran. Bagi guru, sumber
daya yang tersedia dalam pembelajaran tentunya akan memudahkan
dalam menerapkan strategi dan metode pembelajaran yang baik.
Tersedianya sumber daya belajar bermanfaat untuk guru dalam
mengelola segala tugas guru secara efektif dan efisien.
2. Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam
di SMP Nasima Semarang
Sebagaimana yang telah penulis jelaskan pada bab II dari penelitian
ini, bahwa manajemen kurikulum merupakan suatu usaha yang melibatkan
proses perencanaan dan pengaturan dengan menciptakan lingkungan yang
efektif agar isi dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai bahan pegangan
dapat melancarkan proses pembelajaran di bawah bimbingan dan
tanggungjawab sekolah beserta staf pengajarnya. Apabila dihubungkan
dengan PAI, berarti pelaksanaan kegiatan manajemen kurikulum PAI
pelaksanaan kegiatannya lebih menitik beratkan pada usaha-usaha
pembinaan situasi pembelajaran PAI di sekolah agar terjamin
kelancarannya. Kegiatan-kegiatan dalam manajemen kurikulum sendiri
mencakup : kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, dengan ini
berarti kegiatannya dikhususkan pada tugas guru PAI, dan kegiatan yang
berhubungan dengan proses pelaksanaan pembelajaran yang tentunya
berkaitan dengan PAI.
Adapun mekanisme pelaksanaan manajemen kurikulum PAI di SMP
Nasima Semarang adalah sebagai berikut :
14 Keadaan Ruang SMP Nasima Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.
50
a. Kegiatan yang Berhubungan dengan Tugas Guru PAI
Yang perlu diadakan dalam pelaksanaan kegiatan manajemen
kurikulum PAI yang berhubungan dengan tugas guru PAI, meliputi :
1) Pembagian Tugas Mengajar
Pembagian tugas mengajar di SMP Nasima Semarang
dibicarakan atau dilaksanakan dalam rapat guru sebelum ajaran baru.
Dengan adanya pembagian tugas mengajar, diharapkan hasil
pembelajaran yang telah direncanakan bisa optimal. Dalam
meningkatkan hasil pembelajaran, maka yayasan Nasima Semarang
menetapkan bahwa seorang guru, khususnya guru SMP Nasima
Semarang harus menguasai standar kompetensi, dasar kompetensi,
indikator dan esensi materi. Selain itu guru di SMP Nasima
Semarang juga harus memperhatikan dimana ia harus mengajar baik
secara materi maupun psikologisnya harus lebih matang. Maksudnya
bahwa guru mengajar di SMP Nasima Semarang disesuaikan dengan
bidang keahlian yang dimilikinya.15 Seperti halnya dengan guru
pengajar bidang studi PAI, yayasan Nasima Semarang menempatkan
beberapa orang guru pengajar yang memiliki latar belakang PAI
yaitu memiliki sertifikasi keguruan PAI.
Di SMP Nasima Semarang, untuk bidang studi agama Islam
terdapat pembentukan tim guru yang terbagi menjadi guru pengajar
bidang studi PAI, yang kurikulumnya menurut ketentuan dari dinas
pendidikan, guru pengajar bidang studi bahasa Arab dan guru
pengajar baca tulis Al-Qur’an (mengaji). Untuk guru bidang studi
PAI harus benar-benar mengetahui tentang ruang lingkup dan isi
bahan atau materi PAI karena di SMP Nasima Semarang bidang
studi PAI terintegrasi dari materi fiqih, tarihg, aqidah dan akhlaq.
Sedangkan guru bidang studi bahasa Arab merupakan lulusan dari
pendidikan bahasa Arab dan setidaknya guru bidang studi bahasa
Arab adalah orang yang ahli dalam bidang bahasa Arab. Dan untuk
15 Hasil wawancara dengan Bp. Supramono, S.Pd, pada hari Rabu, tanggal 27 Juni 2006.
51
guru baca tulis Al-Qur’an (mengaji) merupakan hafizh yang handal.
Bidang studi bahasa Arab dan baca tulisan Al-Qur’an merupakan
pembelajaran intra kurikuler khusus Nasima. Jadi para pengajarnya
benar-benar ahli dalam bidangnya. Adapun jumlah guru pengajar
agama islam di SMP Nasima keseluruhannya ada delapan orang.
Berikut adalah pembagian tugasnya :
a) H.M. Arifin, S.Ag. mengajar PAI kelas VII, VIII dan IX,
b) Murtadho, S.Ag mengajar BTA kelas VII, VIII dan IX,
c) Drs. Mursid, M.Ag. mengajar BTA kelas VII, VII dan IX,
d) Sis Dalmini, S.Ag mengajar PAI kelas VII, VIII dan IX,
e) Naifah S.Ag. mengajar bahasa Arab kelas VII, VIII dan IX,
f) Mansyur, AH mengajar BTA kelas VII, dan IX,
g) Nur Ismah, AH mengajar BTA kelas VII, VIII dan IX,
h) Endang Listiyani, S.Ag. mengajar kelas VII, VIII dan IX.
Dalam pembagian tugas mengajar perlu memperhatikan
adanya pembagian beban tugas guru dalam mengajar. Untuk bidang
studi PAI maupun bahasa Arab dan mengaji penempatan
mengajarnya pada kelas VII, VIII dan IX masing-masing dengan
jumlah jam mengajar adalah 20 jam dalam lima hari.16
Menjadi guru pengajar di SMP Nasima Semarang,
pengalaman tidak diutamakan yang penting bahwa seorang guru harus
lulus uji kompetensi baik pedagogik, akademik, teori-teori pendidikan
psikologi dan inovasi-inovasi yang lebih penting serta bisa mengaji
(membaca ayat-ayat al-Qur’an). Faktor penting yang lain dari
pembagian tugas guru adalah sistem formasi guru atau susunan jatah
mengajar. Di SMP Nasima Semarang formasi guru diadakan setiap
satu tahun dan sistemnya sendiri disesuaikan dengan bidang studi tiap
perjamnya.17 Dengan adanya formasi guru, maka akan menambah
16 Data Pembagian Tugas Staf SMP Nasima Semarang tahun 2006/2007. 17 Hasil wawancara dengan Bp. Supramono, S.Pd, pada hari Rabu, tanggal 27 Juni 2006.
52
pengalaman bagi guru dalam menerapkan metode, strategi dan
pendekatan pembelajaran.
2) Pembagian Tugas Dan Tanggungjawab Ekstra kurikuler
SMP Naima Semarang adalah lembaga pendidikan yang
bernuansa mempersiapkan siswanya menjadi insan yang berilmu,
terampil, cerdas dan berakhlak mulia. Melalui pendidikan intra dan
ekstra kurikuler siswa akan diberi pengalaman-pengalaman untuk
dapat meraih prestasi. Pendidikan intra kurikuler mencakup
seperangkat mata pelajaran yang wajib diambil atau ditempuh di
dalam jam pelajaran. Kegiatan ekstra kurikuler mencakup semua
kegiatan yang dapat menunjang dan mendukung kegiatan intra
kurikuler untuk memperluas wawasan dan kemampuan,
meningkatkan pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai
bidang studi. Di SMP Nasima Semarang yang bertanggungjawab
atas pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler adalah kepala sekolah.
Dalam bidang kesiswaan kepala sekolah bertugas merevisi dan
mengoptimalkan kegiatan ekstra kurikuler yang berkualitas. Dan
yang bertugas mengkoordinasi penyusunan administrasi dan
mengkoordinasi pelaksanaan serta pencapaian target kegiatan ekstra
kurikuler adalah koordinator ekstra kurikuler di bawah perintah
ketua bidang kesiswaan. Sedangkan yang bertugas
mengkoordinasikan kegiatan ekstra kurikuler secara langsung
kepada siswa adalah pembina kegiatan. Tugas pembina adalah
melaksanakan pengontrolan, mengatur jadwal, menyelenggarakan
administrasi, memeriksa absensi dan sebagai pengukur antar pelatih
dan sekolah.
Kegiatan ekstra kurikuler di SMP Nasima Semarang terbagi
menjadi tiga jenis ekstra kurikuler yaitu : ekstra kurikuler wajib,
khusus dan pilihan. Ekstra kurikuler wajib di SMP Nasima
Semarang yaitu Pramuka. Ekstra kurikuler khusus yaitu PMR,
peneliti Remaja, Pecinta Alam, Presenter, Konselor Sebaya dan
53
Paskibra. Dan ekstra kurikuler pilihan kegiatannya meliputi bidang
olah raga dan bidang seni. Ekstra kurikuler bidang olah raga antara
lain : pencak silat, bulutangkis, sepak bola, bola volley dan basket.
Dan ekstra kurikuler bidang seni antara lain : seni lukis, tari, vokal,
musik, drama, presenter, senematografi dan baca tulis al-Qur’an
(tilawah).18
Kaitannya dengan PAI ekstra kurikuler yang ada di SMP
Nasima Semarang adalah baca tulis al-Qur’an (tilawah). Ekstra
kurikuler tilawah merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan siswa dalam bidang seni baca tulis al-
Qur’an sehingga menjadi siswa yang berprestasi melalui bakat dan
minatnya. Untuk memperlancar dan mengefektifkan serta mencapai
tujuan dalam belajar tilawah (baca tulis al-Qur’an) maka perlu
adanya pemilihan pelatih yang profesional. Yang menjadi pelatih
dalam kegiatan ekstra kurikuler tilawah adalah seorang hafizh.
Dengan demikian siswa-siswi yang memiliki bakat, potensi
dan minat bertilawah dapat dibimbing dan diarahkan agar lebih
berkompeten yang pada akhirnya akan menjadi kebanggaan baik di
sekolah, keluarga, masyarakat dan lingkungan agama. Hal ini
dibuktikan dengan diikutsertakannya para siswa yang mengikuti
ekstra kurikuler tilawah dalam pelaksanaan peringatan keagamaan di
sekolah bahkan untuk mewakili sekolah dalam perlombaan MTQ
(Musabaqoh Tilawatil Qur’an) tingkat SMP se-kota Semarang. Pada
tahun 2004 siswa yang mengikuti ekstra kurikuler tilawah telah
mewakili SMP Nasima Semarang dalam mengikuti MTQ tingkat
SMP/MTs kota Semarang dan telah memperoleh juara I dan juara
harapan I lomba tartil Qur’an se-kota Semarang.
Karena telah banyak memperoleh penghargaan dibidang
keagamaan dan banyaknya manfaat dari mengikuti kegiatan ekstra
kurikuler tilawah yang salah satunya yaitu bisa membaca dan
18 Gambaran SMP Nasima Semarang tentang Ekstra Kurikuler, hlm. 10.
54
menulis ayat-ayat al-Qur’an maka hal ini dapat dijadikan pemicu
atau memotivasi agar siswa mengikuti kegiatan ekstra kurikuler
tilawah (baca tulis al-Al-Qur'an ).19
3) Koordinasi Penyusunan Rencana Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran perlu diciptakan, yang
memungkinkan siswa dapat mengembangkan potensinya secara
optimal. Untuk itu penggunaan variasi strategi pembelajaran sangat
ditekankan. Strategi pembelajaran merupakan salah satu aspek dari
perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan
suatu alat yang dapat membantu seorang guru untuk lebih menjadi
efektif dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Perencanaan
pembelajaran sebagai unsur dan langkah pertama dalam fungsi
pengelolaan pembelajaran. Dengan adanya perencanaan
pembelajaran peningkatan kualitas pembelajaran dapat dikontrol
secara seksama.
Membuat rencana mengajar merupakan tugas guru yang
paling utama. Seorang guru dapat mengembangkan rencana
pembelajaran dalam berbagai bentuk sesuai dengan strategi
pembelajaran dan penilaian yang akan dilakukan. 20 Sebagai
perencana pembelajaran, di SMP Nasima Semarang guru bidang
studi PAI dapat mendiagnosa kebutuhan siswa sebagai subyek
belajar, merumuskan tujuan pembelajaran dan menetapkan strategi
pembelajaran yang ditempuh untuk merealisasikan tujuan yang telah
dirumuskan.
Rencana pelaksanaan pembelajaran dalam KTSP dapat
didefinisikan sebagai rencana pembelajaran mata pelajaran per unit
yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas.
Perencanaan pembelajaran bidang studi PAI di SMP Nasima
19 Hasil wawancara dengan Bp. M. Arifin, S.Ag, (guru PAI SMP Nasima Semarang) pada
hari Jum’at, tanggal 2 Februari 2007. 20 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006), cet. II, hlm 90.
55
Semarang sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian
hasil belajar. Sumber pokok dalam pembelajaran adalah penyusunan
rencana pembelajaran adalah silabus. Silabus sendiri merupakan
garis besar, ringkasan, ikhtisar, pokok-pokok isi atau materi
pelajaran. Berdasarkan silabus tersebut guru bidang studi PAI dapat
menjabarkannya ke dalam rencana pembelajaran.
Rencana pembelajaran diturunkan dari silabus yang telah
disusun dan bersifat aplikatif di kelas. Silabus sendiri merupakan
penjelasan dari standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
materi pokok/pembelajaran kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.21 Dengan ini guru
bidang studi PAI diberi kewenangan secara leluasa untuk
menganalisis silabus yang telah diturunkan sekolah. Selain itu, guru
bidang studi PAI di SMP Nasima Semarang diberi hak penuh untuk
mengembangkan dan menjabarkan silabus menjadi persiapan
mengajar. Dalam mengimplementasikan silabus yang telah
direncanakan, guru bidang studi PAI selalu mengembangkannya
dengan : menjabarkan dalam pelaksanaan pembelajaran,
melaksanakannya dalam pembelajaran, mengevaluasi atau
menindaklanjuti, kemudian di kaji dan di kembangkan secara lanjut
dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi
proses dan evaluasi rencana pembelajaran.
Setelah silabus tersusun, maka langkah yang dikerjakan oleh
guru bidang studi PAI di SMP Nasima Semarang selanjutnya adalah
menyusun rencana pembelajaran. Kemudian rencana pembelajaran
yang telah tersusun diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas.
Berdasarkan rencana pembelajaran tersebut diharapkan pelaksanaan
pembelajaran dapat terprogram.
21 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), cet. II, hml 22.
56
b. Kegiatan yang Berhubungan dengan Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pembelajaran, yang mengkondisikan lingkungan belajar yang
efektif adalah tugas seorang guru. Pelaksanaan proses pembelajaran menuntut
aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.
Dan proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila inputnya
merata menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi yang sesuai
dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan manajemen
kurikulum. Di dalam proses pelaksanaannya, kegiatan manajemen kurikulum
mengandung usaha pembinaan terhadap peningkatan kualitas dan
keberhasilan siswa. Sedangkan kegiatan yang berhubungan dengan proses
pelaksanaan pembelajaran bidang studi pendidikan agama Islam meliputi :
1) Penyusunan Jadwal Pelajaran
Jadwal kegiatan pembelajaran merupakan sebuah daftar yang
berisi tentang kegiatan-kegiatan pembelajaran yang harus diikuti oleh
siswa, waktu dan tempat pelaksanaan serta guru yang bertugas sebagai
pengelola. Di SMP Nasima Semarang yang bertugas menyusun jadwal
pelajaran adalah kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah dan
bidang kurikulum, penyusunan jadwal pelajaran dilaksanakan sebelum
hari masuk sekolah. Dalam penyusunan jadwal pelajaran yang perlu
diperhatikan dalam langkah pelaksanaannya yaitu :
a) Pembagian jam yang tepat antara guru tetap dan guru tidak tetap.
b) Pemecahan jam pelajaran yang dirasa berat secara tepat.
c) Pembagian mengajar setiap hari yang proporsional untuk setiap
guru.22
Dengan memperhatikan langkah pelaksanaannya, maka jadwal
dapat tersusun secara rapi. Hal ini dapat dilihat keberhasilan siswa dalam
belajar setiap harinya. Yang berat akan mempermudah siswa dalam
pengembangan domain belajarnya.
22 Program Tahunan SMP Nasima Semarang tahun 2006/2007.
57
Untuk penempatan jadwal bidang studi PAI, baik untuk kelas VII,
VIII dan IX waktunya disesuaikan dengan beban belajarnya yaitu 2 jam
pelajaran tiap minggunya. Dalam satu minggunya siswa memperoleh
pelajaran PAI hanya 40 menit, berarti siswa belajar bidang studi PAI
hanya 80 menit tiap minggunya. Penyampaian bahan/materi/isi pelajaran
dengan waktu 80 menit atau dua jam pelajaran sebenarnya relatif kurang
kondusif. Disebabkan karena bahan/isi/materi PAI cukup banyak.
Namun bagi guru bidang studi PAI di SMP Nasima Semarang
waktu 2 jam pelajaran yang relatif sedikit, tidaklah menjadi kendala
dalam menyampaikan materi. Karena guru bidang studi PAI di SMP
Nasima Semarang mempunyai strategi pembelajaran, yang mana
merupakan cara pandang dan pola pikir guru dalam mengajar. Selain itu
juga karena siswa mendapat PAI tidak hanya di dalam kelas saja, tetapi di
luar kelas pun siswa memperoleh PAI yaitu dengan membiasakan
melaksanakan rutinitas harian di sekolah dan di luar sekolah. Dengan
demikian hasil dari belajar bidang studi PAI tidak dititik beratkan pada
tujuan akhir namun pada proses pengembangan belajar siswa.
2) Penyusunan Program Pembelajaran
Dalam garis besar implementasi KTSP mencakup pengembangan
Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Prosem). Sebelum
tahun ajaran baru guru bidang studi PAI telah mempersiapkan dan
mengembangkan program tahunan, karena telah diketahui bahwa program
tahunan merupakan pedoman untuk pengembangan program semester dan
program-program selanjutnya.
Program tahunan dan program semester bidang studi PAI
merupakan rencana umum pembelajaran setelah diketahui kepastian
jumlah jam pelajaran efektif dalam satu tahun atau semester. Untuk kelas
VII semester ganjil dalam belajar materi/isi/bahan PAI alokasi waktu
yang digunakan yaitu 36 jam pelajaran dan untuk semester genapnya
adalah 30 jam pelajaran. Berarti alokasi waktu dalam satu tahun yang
dibutuhkan adalah 66 jam pelajaran. Dan untuk kelas VIII alokasi waktu
58
yang digunakan dalam semester ganjil membutuhkan waktu 32 jam
pelajaran dan pada semester genapnya yaitu 32 jam pelajaran. Jadi untuk
kelas VIII alokasi waktu dalam satu tahun berjumlah 64 jam pelajaran.
Sedangkan untuk kelas IX alokasi waktu yang digunakan untuk belajar
PAI dalam semester ganjil adalah 34 jam pelajaran dan untuk semester
genap alokasi waktu yang dibutuhkan berjumlah 24 jam pelajaran.
Sehingga alokasi waktu yang digunakan dalam satu tahun adalah
berjumlah 58 jam pelajaran.23 Program pembelajaran yang disusun oleh
guru bidang studi PAI di SMP Nasima Semarang benar-benar telah
menyesuaikan alokasi waktu yang berlaku di sekolah.
Setelah program pembelajaran tersusun lengkap maka guru
menyerahkan dan melaporkan program pembelajaran kepada kepala
sekolah. Dimaksudkan agar kepala sekolah melaksanakan pemeriksaan
terhadap program tersebut yang merupakan penunjang proses
pembelajaran. Dengan program yang matang dan teliti serta dapat
diharapkan proses pembelajaran akan mencapai tujuan dan hasil
pembelajaran yang lebih baik.
3) Pengisian Daftar Kemajuan Kelas.
Daftar kemajuan kelas disebut juga sebagai buku jurnal. Di SMP
Nasima Semarang yang bertugas dan berkewajiban mengisi daftar
kemajuan kelas secara lengkap adalah wali kelas. Sedangkan guru
pengajar termasuk guru bidang studi PAI adalah membuat agenda guru
dan catatan tentang kemajuan dan kesulitan belajar siswa pada waktu
menyampaikan materi/pelajaran. Dengan pengisian daftar kemajuan kelas
maka dapat diketahui sejauh mana kemajuan belajar siswa dalam kelas
tersebut.
Jurnal kelas atau daftar kemajuan kelas di SMP Nasima Semarang
memiliki format berupa tabel-tabel yang terdiri dari kolom dan baris.
Kolom pertama yaitu Hari/Tanggal, kolom ke dua Mata Pelajaran, kolom
23 Perangkat Pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas VII, VIII, dan IX tahun
pelajaran 2005-2006.
59
ke tiga Nama Guru Pengampu, kolom ke empat Materi yang
Disampaikan, kolom ke lima Absensi yang menunjukkan sebab siswa
tidak mengikuti pelajaran dengan keterangan sakit, ijin dan alpa, kolom
ke enam Jumlah Siswa yang hadir atau yang mengikuti pelajaran, kolom
ke tujuh yaitu Tanda Tangan Guru Pengampu yang dapat membuktikan
bahwa guru tersebut telah melaksanakan pembelajaran dan kolom ke
delapan Keterangan,24 yang bisa diisi hasil dari proses pembelajaran atau
bisa yang lain disesuaikan dengan alternatif masing-masing guru
pengajar.
Secara tidak langsung daftar kemajuan kelas atau buku kelas dapat
dijadikan sebagai pengawasan bagaimana proses pelaksanaan
pembelajaran pada tiap-tiap kelas. Dengan pengisian daftar kemajuan
kelas setiap guru dapat mengidentifikasi jalannya pembelajaran di kelas
tertentu. Dan akan memudahkan bagi guru pengganti apabila guru
pengampu pelajaran di suatu kelas berhalangan datang. Dengan demikian
guru pengganti akan lebih mudah dalam mengisi pelajaran yang
digantikannya. Dengan melihat daftar kemajuan kelas guru pengganti bisa
melanjutkan pelajaran yang telah disampaikan oleh guru pengampu atau
mengulang materi sebelumnya.
Selain itu buku kemajuan kelas dapat membantu wali kelas dalam
mengawasi keadaan kelasnya pada waktu itu, berapa jumlah siswa yang
tidak mengikuti pelajaran. Dan setiap bulannya wali kelas harus
melaporkan buku kemajuan kelas kepada kepala sekolah. Setelah
dilaporkan buku kemajuan kelas akan diperiksa dan ditindaklanjuti oleh
kepala sekolah.
4) Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Belajar
Pada dasarnya hasil evaluasi belajar adalah proses tindakan untuk
menentukan nilai terhadap hasil belajar yang dicapai siswa dengan
kriteria tertentu. Penyelenggaraan hasil evaluasi belajar di SMP Nasima
Semarang telah ditetapkan dalam program tahunan SMP. Pelaksanaan
24 Hasil wawancara dengan Bp. Supramono, S.Pd, pada hari Senin, tanggal 11 Juni 2007.
60
evaluasi hasil belajar di SMP Nasima Semarang juga telah terprogram
dalam kalender sekolah dan disesuaikan dengan kalender pendidikan dari
dinas pendidikan (pemerintah). Tahun ajaran 2007/2008 jadwal evaluasi
yang tersusun dalam kalender pendidikan SMP Nasima Semarang yaitu :
a) Ulangan Harian Terprogram, setiap guru bidang studi diberi
keleluasaan untuk menentukan bahan ujian dan waktu pelaksanaan
evaluasi sesuai dengan rencana pembelajaran.
b) Evaluasi Tengah Semester I, dilaksanakan bulan September 2007.
c) Evaluasi Tengah Semester II, dilaksanakan bulan Maret dan April
2008.
d) Evaluasi Akhir Semester I, dilaksanakan bulan Desember 2007 dan
Januari 2008.
e) Evaluasi Akhir Semester II, dilaksanakan bulan Juni 2008.
f) Ujian Nasional, dilaksanakan bulan April 2008.
g) Ujian Sekolah Praktek, dilaksanakan bulan April dan Mei.
h) Ujian Sekolah Tertulis, dilaksanakan bulan Mei.25
Dengan dimasukkannya jadwal evaluasi ke dalam kalender
pendidikan, dihapkan pelaksanaan evaluasi hasil belajar lebih efektif dan
kondusif, sehingga hasil akhirnya akan lebih optimal. Evaluasi hasil
belajar yang telah terprogram dalam kalender sekolah tersebut bahan uji
dan waktu yang digunakan telah ditentukan oleh sekolah (yayasan),
kecuali ujian Nasional, ujian Sekolah Praktek, dan ujian Sekolah Tertulis.
Evaluasi hasil belajar tersebut dijadikan pertimbangan utama dalam
penentuan keberhasilan siswa, sedangkan dari dinas pendidikan hanya
sebagai pembanding dan tidak dijadikan dasar penentuan keberhasilan
siswa. Pelaksanaan Evaluasi Akhir Semester atau ulangan Blok di SMP
Nasima Semarang dilaksanakan secara mandiri, kecuali pelajaran bahasa
Indonesia, bahasa Inggris, matematika, sains, ilmu sosial ditambah
uji/soal dari MGMP kota sebagai bahan pertimbangan prestasi akademik
se kota Semarang.
25 Kalender Pendidikan SMP Islam Nasima Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.
61
Untuk ulangan harian terprogram setiap guru bidang studi
termasuk guru bidang studi PAI diberi keleluasaan untuk mengelola dan
mengatur proses pelaksanaan evaluasi. Dalam satu semester guru bidang
studi PAI mengadakan evaluasi harian terprogram sebanyak empat kali
yang mana merupakan bahan pembinaan guru dan siswa secara rutin.
Bentuk soal evaluasi harian terprogram dibuat tertulis dalam format bebas
tetapi terstruktur.
Untuk mengevaluasi keberhasilan dan kegagalan siswa, dalam
evaluasi guru bidang studi PAI harus menciptakan seperangkat evaluasi
yang efektif, efisien, relevan, valid dan reliable agar proses dan hasil yang
dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Proses pelaksanaan evaluasi
bidang studi PAI, baik evaluasi harian maupun evaluasi semesteran
terlaksana dengan hitmad dan kondusif. Selain karena adanya
pengawasan langsung dari guru, jaga karena siswa-siswi SMP Nasima
Semarang selalu mencerminkan rutinitas harian yang islami.Yaitu siswa
selalu bersikap jujur, adil dan sungguh-sungguh serta tidak adanya kerja
sama antara siswa lain dalam menjawab atau menyelesaiakan ulangan
atau evaluasi.26
Seperti pendapat yang disampaikan oleh Bp. H. Arifin, S.Ag,
(guru bidang studi PAI SMP Nasima Semarang) bahwa evaluasi bidang
studi PAI merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan dan
penggunaan informasi tentang perkembangan suatu proses dan hasil
belajar intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan
kepribadian siswa.27 Di sini berarti bahwa di SMP Nasima Semarang
evaluasi bidang studi PAI lebih menitik beratkan pada evaluasi proses,
bukan nilai akhir. Untuk memperoleh hasil evaluasi yang baik dan
berkualitas maka evaluasi harus dilakukan secara sistematis, lugas,
transparan, komunikatif dan berkesinambungan.
26 Hasil obsevasi peneliti pada hari Rabu, tanggal 6 Juni 2007. 27 Hasil wawancara dengan Bp. M. Arifin, pada hari Rabu, tanggal 14 maret 2007.
62
5) Laporan Hasil Evaluasi Belajar
Tujuan utama evaluasi hasil belajar adalah untuk mengetahui
pencapaian kompetensi dasar yang dikuasai oleh siswa dalam
pembelajaran. Secara umum evaluasi hasil belajar adalah proses
sistematis pengumpulan informasi (angka deskripsi verbal, analisis atau
interpretasi informasi) untuk memberikan keputusan hasil belajar siswa.28
Pengumpulan informasi hasil evaluasi dapat dilakukan dengan tes
maupun non tes.
Setelah evaluasi terlaksana, maka guru akan mendapat sejumlah
kumpulan data atau informasi. Guru bidang studi PAI di SMP Nasima
Semarang dapat mengolah data ataupun informasi hasil evaluasi yang
mana menunjukkan sejumlah skor standar dan nilai bagi setiap siswa. Dan
pengolahan nilai didasarkan pada nilai rata-rata evaluasi harian
terprogram, evaluasi tengah semester, evaluasi akhir semester atau
ulangan blok. Di SMP Nasima Semarang untuk ulangan atau evaluasi
setiap bidang studi yang disusun sekolah (intern) diberi bobot 2,
sedangkan yang dari luar diberi bobot 1.29 Setelah pengolahan data
dilakukan langkah berikutnya yaitu mengadakan penafsiran terhadap
evaluasi.
Dari pengolahan dan penafsiran hasil evaluasi maka tahap akhir
dari prosedur hasil evaluasi adalah penyusunan dan pembuatan laporan
dan penggunaan hasil evaluasi.30 Pelaporan hasil evaluasi akan
memberikan umpan balik (feed back) kepada siswa maupun guru atau
sekolah dan orang tua baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dengan adanya laporan hasil evaluasi akan diperoleh gambaran tentang
keunggulan dan kelemahan belajar siswa dalam berbagai bidang studi
yang berbentuk nilai-nilai prestasi yang dicapai.
28 Mansur Muslich, KTSP Dasar Pemahaman Dan Pengembangan, (Jakarta : Bumi Aksara,
2007), cet. I, hlm. 78. 29 Penjabaran Program Kerja Bidang Pengajaran SMP Nasima Semarang Tahun Pelajaran
2006/2007. 30 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Asdi Mahasatya, 2006), cet.
II, hlm. 218-219.
63
Laporan hasil evaluasi mencakup ranah kognitif, psikomotor dan
afektif. Pelaporan hasil evaluasi ranah kognitif dan psikomotor diperoleh
dari sistem evaluasi dengan tuntunan kompetensi dasar. Dan dapat
berupa nilai angka maupun deskripsi kualitatif dan kompetensi. Di SMP
Nasima Semarang nilai angka deskripsi kuantitatif bidang studi PAI dapat
diberikan dalam bentuk nilai atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Untuk kelas VII, VIII dan IX, baik dari segi penguasaan konsep nilai-nilai
maupun penerapan bernilai 70. Sedangkan pelaporan hasil evaluasi ranah
afektif bermanfaat untuk mengetahui sikap dan minat terhadap
pembelajaran bidang studi PAI yang berorientasi pada perilaku siswa
sehari-hari sebagai pengamalan nilai-nilai agama.
Laporan hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa
dan untuk perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran. Laporan
yang dibuat guru untuk pihak sekolah tidak hanya dalam bentuk angka,
tetapi juga dalam bentuk deskripsi. Dan hasil belajar dilaporkan kepada
siswa dan orang tua berisi catatan prestasi belajar siswa dan kekuatan
dan kelemahan minat siswa dalam memahami bidang studi PAI.
Sedangkan laporan belajar siswa untuk masyarakat berkaitan dengan
jumlah lulusan sekolah.
6) Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)
Penyelenggaraan BK di sekolah merupakan bagian integral dari
upaya pendidikan di Indonesia yang mengacu pada aspirasi dan cita-cita
bangsa dan berbagi aturan dan pedoman pendidikan. BK ikut serta
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui berbagai pelayanan pada siswa
dalam mengembangkan pribadi dan potensi seoptimal mungkin.31 Di
SMP Nasima Semarang, kegiatan BK merupakan pelayanan fungsional
yang bersifat profesional dengan dasar keilmuan dan teknologi. Untuk
melancarkan pelaksanaan kegiatan BK, maka setiap guru bidang studi
31 Prayitno, Panduan Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta : Asdi
Mahasatya, 2001), cet. I, hlm. 1.
64
termasuk guru bidang studi PAI perlu terus menerus dibina sejalan
dengan ilmu dan teknologi.
Kegiatan BK merupakan pelayanan psiko-pedagogis dalam
bingkai budaya Indonesia religius. Dilihat dari bingkai religius kegiatan
BK mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan keberagamaan
dan penghayatan nilai-nilai ketuhanan pada diri siswa. Di sinilah peran
guru bidang studi PAI sangat menentukan arah BK dalam
mengembangkan kompetensi siswa untuk mampu memenuhi tugas-tugas
secara optimal.
Pelayanan BK keagamaan ditangani langsung oleh guru bidang
studi PAI. Pemberian pelayanan BK pada siswa yang memiliki masalah
keagamaan dilakukan di ruang tertutup (kantor guru PAI), kemudian guru
bidang studi PAI memberi arahan dan bantuan setelah siswa berkonsultasi
atau mengungkapkan sebab-sebab terjadinya masalah. Dan pada akhirnya
siswalah yang akan menyelesaikan masalahnya sendiri, guru hanya
membantu mencarikan cara menyelesaikan masalah siswa.
Di SMP Nasima Semarang, kegiatan BK merupakan
tanggungjawab setiap guru. Pengefektifan peran petugas BK dan
administrasinya merupakan tugas bidang kesiswaan. Petugas BK adalah
guru pembimbing yang mempunyai tugas tanggungjawab dan hak secara
penuh dalam kegiatan BK terhadap siswa.32 Untuk mengoptimalkan
pelaksanaan kegiatan BK maka guru pembimbing perlu menyusun
program-program BK. Teknik penyusunan program BK didasarkan pada
kebutuhan nyata siswa, lengkap dan menyeluruh, sistematis, terbuka dan
luwes, adanya kerja sama dengan pihak yang terkait, adanya penilaian
dan tindak lanjut. Sedangkan penyusunan program Bk adalah membuat
rencana pelayanan dibidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial,
bimbingan belajar dan bimbingan karier.33 Dengan demikian pelayanan
32 Hasil wawancara dengan Bp. H.M. Arifin, pada hari Rabu, tanggal 14 Maret 2007. 33 Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), op.cit.
65
BK telah menjalankan berbagai aspek yang luas dari perkembangan dan
kehidupan siswa.
Pembimbing (konselor) atau guru bidang studi peran aktifnya ikut
serta menyukseskan kurikulum sekolah melalui pelayanan BK yang
menjadi tugas profesionalnya. Hal ini dikarenakan dalam pelayanan Bk
menunjang perkembangan diri dan kemandirian siswa untuk dapat
menjalani kehidupannya sehari-hari, sebagai siswa secara efektif, kreatif
dan dinamis dan memiliki kecakapan hidup untuk masa depan.
B. SMP AL AZHAR 14 SEMARANG
1. Gambaran Umum SMP Al Azhar 14 Semarang
a. Sejarah Berdirinya SMP Al Azhar 14 Semarang
Awal berdirinya SMP Al Azhar 14 Semarang dimulai dengan
pendirian masjid Al Azhar di Jl. Klenteng Sari I, Pedalangan Banyumanik
Semarang. Pada waktu itu pendirian masjid Al Azhar tujuan utamanya
adalah untuk kepentingan syi'ar. Atas prakarsa Fuad Bawazir (dari
yayasan Pendidikan Al Azhar pusat Jakarta) dan Ahmad Arrafik Anwar
(Walisongo Semarang) mendirikan lembaga pendidikan formal. Maka
pada tahun 1995 berdirilah lembaga pendidikan tingkat Taman Kanak-
kanak dan Sekolah Dasar Al Azhar 14 Semarang.
Dalam waktu enam tahun TK dan SD Al Azhar 14 Semarang
mengalami perkembangan sangat pesat. Perkembangan tersebut
dipengaruhi karena adanya penggunaan sistem manajemen yang baik, dan
fasilitas yang dimiliki memadai. Pada waktu itu pula TK dan SD Al
Azhar 14 Semarang telah berhasil meraih berbagai penghargaan terutama
dibidang keagamaan.
Bertolak dari kemajuan dan perkembangan TK dan SD Al Azhar
14 Semarang dan adanya keinginan dari pihak YPI Al Azhar pusat Jakarta
agar alumnus dari SD Al Azhar 14 Semarang perlu disediakan wadah
khususnya dari Al Azhar. Maka pada tahun 2000 YPI Al Azhar bekerja
sama dengan pihak Bimatama (Bimbingan Manusia Utama) mendirikan
66
sebuah SMP. Yang sampai dengan sekarang dikenal dengan SMP Al
Azhar 14 Semarang.
Dengan berdirinya SMP Al Azhar 14 Semarang diharapkan agar
alumnus SD Al Azhar 14 Semarang melanjutkan studinya di SMP Al
Azhar 14 Semarang. Dalam usia yang masih sangat muda pada tahun
2002/2003 SMP Al Azhar 14 Semarang baru memiliki siswa yang
pertama dengan jumlah 42 siswa.34 Dan pada tahun ajaran 2004/2005
SMP Al Azhar 14 Semarang telah berhasil meluluskan siswa yang
pertama.
b. Letak Geografis SMP Al Azhar 14 Semarang
SMP Al Azhar 14 Semarang terletak di Jl. Klenteng Sari I,
Pedalangan Banyumanik Semarang telphon 70798687. Lokasi SMP Al
Azhar 14 Semarang sangat strategis dengan lingkungan atau kawasan
pendidikan yang bernuansa ilmu pengetahuan dan teknologi serta
wawasan seperti Politeknik Keperawatan Negeri Semarang dan
Universitas Diponegoro Semarang. Tempat tersebut sangat mudah
dijangkau dari jalan raya Banyumanik yaitu kurang lebih 5 km dan dari
jalan tol Tembalang yaitu kurang lebih 700 m.
Secara geografis letak SMP Al Azhar 14 Semarang berada di
daerah dataran tinggi Semarang. Namun lokasinya terletak di perbukitan
Tembalang. Hal ini yang menyebabkan udara yang berkisar di daerah
lingkungan SMP Al Azhar 14 Semarang tidak terlalu panas ataupun
dingin dan bisa dikatakan sangat sejuk. Cuaca yang demikian sangatlah
mendukung proses pembelajaran di SMP Al Azhar 14 Semarang.
Luas tanah keseluruhan SMP Al Azhar 14 Semarang adalah
19.450 m², dengan hak kepemilikan atas yayasan yang bersertifikat dan
status tanah adalah SHM/HGB.35 Keseluruhan luas tanah terbagi menjadi
1.272 m² bangunan sekolah (ruang belajar, kantor, UKS, BK, toilet dan
34 Hasil wawancara dengan Bp. Sidiq Subagyo, S.Pd (wakil kepala SMP Al Azhar 14
Semarang), pada hari Rabu, tanggal 31 Mei 2006. 35 Profil SMP Al Azhar 14 Semarang tahun 2006/2007.
67
seterusnya), ± 60 x 30 m² lapangan sepak bola, 28 x 15 m² lapangan olah
raga (basket, volley dan lompat jauh), dan seterusnya.
Letak SMP Al Azhar 14 Semarang satu lokasi dengan masjid Al
Azhar Tembalang dan dengan PG/TK serta SD Al Azhar 14 Semarang.
Selain berlokasi dengan kawasan pendidikan SMP Al Azhar 14 Semarang
juga berlokasi dengan kawasan penduduk. Berikut adalah batasan-
batasannya :
1) Sebelah Utara yaitu lokasi lembaga pendidikan Sosial Desa Taruna
(Sos. Kinderoorf) Semarang,
2) Sebelah Timur yaitu kawasan penduduk perumahan Korpri,
3) Sebelah Selatan yaitu kawasan pendidikan, Jl. Tirto Agung yang
menghubungkan lokasi SMP Al Azhar 14 Semarang berdekatan
dengan Politeknik Keperawatan Negeri Semarang dan Universitas
Diponegoro Semarang,
4) Sebelah Barat yaitu kawasan penduduk Graha Estetika.36
Dengan letak yang strategis, SMP Al Azhar 14 Semarang
mempunyai prospek yang cerah. Walaupun letaknya di pemukiman
penduduk, namun kegiatan masyarakat yang berlangsung tidaklah
mengganggu kegiatan pembelajaran, begitu pun sebaliknya kegiatan
pembelajaran di SMP Al Azhar 14 Semarang tidak mengganggu aktivitas
penduduk sehari-hari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses
pembelajaran di SMP Al Azhar 14 Semarang sangatlah kondusif.
c. Visi dan Misi SMP Al Azhar 14 Semarang adalah mewujudkan manusia
Indonesia yang unggul, cerdas dan religius,
Sedangkan misinya yaitu :
1) Menjadikan sistem pendidikan yang Islami,
2) Menumbuhkan potensi akademi dan non akademi peserta didik,
3) Menjadikan guru memiliki kemampuan personal, profesional dan
kemasyarakatan,
4) Membina ukhuwah Islamiyah antar masyarakat sekolah.37
36 Hasil observasi peneliti pada hari Rabu tanggal 31 Mei 2006 pukul 11.00 WIB.
68
d. Keadaan Guru dan Siswa SMP Al Azhar 14 Semarang
1) Keadaan Guru
Keberadaan guru pada sebuah lembaga pendidikan atau
sekolah memiliki pengaruh tinggi terhadap kualitas pendidikan. Guru
merupakan salah satu sumber belajar yang paling utama yang
merupakan faktor penting dan sangat menentukan keberhasilan proses
pembelajaran. Untuk dapat menciptakan tujuan pendidikan dan
meningkatkan potensi siswa dalam proses pembelajaran, maka di
SMP Al Azhar 14 Semarang penempatan tenaga pendidik atau
edukatif (guru) sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Adapun jumlah tenaga pendidik yang ada di SMP Al Azhar 14
Semarang sebanyak 21 orang guru. Dari 21 orang guru tersebut 16
orang guru telah menjadi guru tetap yayasan dan 5 orang guru
merupakan guru tidak tetap yayasan atau guru kontrak. Dan 5 orang
guru diantara 21 orang guru di SMP Al Azhar 14 Semarang telah
mendapat tugas sebagai pengajar bidang keagamaan.38 Bidang studi
keagamaan di SMP Al Azhar 14 Semarang terbagi menjadi 3 bidang
studi. Antaranya yaitu bidang studi PAI, bahasa Arab dan al-Qur’an
(mengaji).
2) Keadaan Siswa
SMP Al Azhar 14 Semarang merupakan sekolah swasta yang
berprestasi. Walaupun termasuk sekolah yang baru berdiri, namun
telah berhasil meraih banyak prestasi, misalnya saja dalam mengikuti
lomba Karya Ilmiah Remaja tingkat Nasional dan telah memasuki
babak final, selain itu juga telah berhasil meraih juara II lomba
menulis tingkat propinsi. Selain itu dalam meluluskan siswanya, SMP
Al Azhar 14 Semarang selama ini telah memperoleh hasil yang selalu
menggembirakan. Untuk tahun ajaran 2007/2008 siswa kelas IX SMP
37 Program Kerja Tahunan, Tahun Pelajaran 2006/007, tentang Visi dan Misi SMP Al Azhar
14 Semarang. 38 Daftar Urut Kepangkatan Guru dan Karyawa SMP Al Azhar 14 Semarang Tahun Pelajaran
2006/2007.
69
Al Azhar 14 Semarang mampu lulus 100% dengan nilai rata-rata di
atas 8,79. Hal ini sangat membanggakan karena SMP Al Azhar 14
Semarang merupakan sekolah yang baru berdiri dan mulai
berkembang dan telah mampu bersaing dalam berprestasi dan telah
masuk dalam peringkat ke-4 untuk tingkat SMP/MTs negeri swasta
se-kota Semarang.
Menjadi siswa SMP Al Azhar 14 Semarang merupakan
kebanggan tersendiri. Adapun jumlah siswa di SMP Al Azhar 14
Semarang adalah sebagai berikut :
Kelas VII : 105 orang siswa
Kelas VIII : 84 orang siswa
Kelas IX : 70 orang siswa
Jumlah 259 orang siswa.39
e. Sarana dan Prasarana SMP Al Azhar 14 Semarang
Sarana dan prasarana sangat penting untuk meningkatkan atau
dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar pada siswa. SMP Al Azhar
14 Semarang memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai,
sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tidak akan mengalami
hambatan dan dapat berjalan lancar. Adapun sarana dan prasarananya
adalah sebagai berikut :
1) Perpustakaan
Sumber belajar tidaklah selalu guru, buku juga merupakan
sumber belajar atau sumber ilmu pengetahuan. Karena dengan
membaca buku, manusia menjadi berwawasan luas. Salah satu sarana
penunjang seseorang membaca buku adalah adanya perpustakaan.
Perpustakaan adalah bahan-bahan berupa buku yang akhirnya dapat
didefinisikan (pustaka, pustakawan, kepustakawanan, kepustakaan
dan ilmu perpustakaan) yang disimpan, diolah dan disebarluaskan
39 Hasil wawancara dengan Bp. Sidiq Subagyo, S.Pd, pada hari Rabu tanggal 31 Mei 2006.
70
melalui sebuah pranata yang dibentuk khusus.40 Dalam mendukung
keberhasilan proses pembelajaran maka SMP Al Azhar 14 Semarang
memiliki perpustakaan dengan data-data sebagai berikut :
a) Ruang dan Perlengkapan
1) Luas Ruang : 7x9 m2
2) Komputer : 1 set
3) TV : 1 buah
4) VCD : 1 buah
5) OHP : 2 buah
6) Rak surat kabar : 2 buah
7) Rak buku : 3 buah
8) Rak buku referensi : 1 buah
9) Rak TV : 1 buah
10) Lemari katalog : 1 buah
11) Kotak kartu : 1 buah
12) Kotak saran : 1 buah
13) Meja baca : 2 buah
14) Meja komputer : 1 buah
15) Meja kerja tugas : 1 buah
16) Kursi kerja tugas : 1 buah
17) Tikar : 1 ruang
18) Lambang garuda pancasila : 1 buah
19) Gambar presiden dan wakil presiden : 1 buah
20) Papan pajangan / hiasan dinding : 1 buah
21) Papan tulis : 1 buah
22) Kipas angin gantung : 1 buah
23) Locker sepatu : 1 buah
24) Alat kebersihan : lengkap41
40 Sukistio Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta : Universitas Terbuka, Dekdibut,
1993), cet. I, hlm. 1. 41 Hasil obaervasi peneliti pada hari Rabu, tanggal 14 Maret 2007.
71
b) Koleksi
1) Jumlah buku seluruhnya yaitu 830 buku (eks) dan 776 judul
2) Buku penunjang perpustakaan : a. Buku fiksi : 189 buku (eks) dan 172 judul,
b. Buku bacaan non fiksi dan lain-lain : 641 buku (eks) dan
604 judul.
3) Koleksi jenis lain terdiri atas :
a. Majalah langganan : Hidayah, Hello, Penjebar Semangat
dan Aneka,
b. Surat kabar harian : Kompas dan Suara Merdeka,
c. Surat kabar mingguan : Bola.42
2) Ruang Belajar
Bangunan sekolah di SMP Al Azhar 14 Semarang memiliki 3 lantai dan ruang bawah tanah. Di setiap lantai terdapat ruang belajar
yaitu ruang kelas. Ruang kelas merupakan tempat yang efektif untuk
pelaksanaan proses pembelajaran. Di SMP Al Azhar 14 Semarang pembagian ruang kelas berlaku sistem moving class. Dimana penataan
ruang kelasnya disesuaikan berdasar pada bidang studi yang ada.
Dengan ini setiap ruang belajar dapat dimanfaatkan oleh guru dan
siswa secara tepat guna untuk melaksanakan pembelajaran. Di setiap ruang belajar telah tersedia sarana penunjang atau media pembelajaran
yang disesuaikan dengan tiap bidang studi. Jadi satu ruang dengan
ruang yang lain memiliki media belajar yang berbeda karena alat atau bahan belajar di ruang belajar disesuaikan dengan masing-masing
bidang studi. Adapun pembagian ruang belajar yang ada di SMP Al
Azhar 14 Semarang yaitu :
a) Di lantai satu (dasar) terdapat ruang belajar Sains, PPKn, P.
Sosial, R. Guru, R. Kantor/TU dan perpustakaan,
b) Lantai dua (tengah) terdapat ruang belajar Qur’an, PAI, bahasa Jawa, bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, R.
Laboratorium bahasa dan gudang,
42 Daftar Buku Perpustakaan SMP Islam Al Azhar Semarang Tahun 2006.
72
c) Lantai tiga (atas) terdapat ruang belajar Komputer, Matematika,
Laboratorium Sains, R, serba guna dan gudang,
d) Lantai bawah tanah digunakan untuk ruang Kesenian, BK, UKS
dan OSIS.
Untuk melancarkan jalannya proses pembelajaran, maka di dalam setiap ruang belajar di SMP Al Azhar 14 Semarang memiliki :
a) Prasarana kelas : meja kursi individual, meja kursi guru, papan
tulis, papan absen, papan tata tertib, visi-misi, jam dinding, meja OHP, komputer guru locker perlengkapan siswa, mimbar dan rak
sandal,
b) Simbol-simbol kesetiaan negara : Garuda Pancasila, Presiden,
Wakil Presiden, peta Indonesia dan gambar pahlawan,
c) Simbol-simbol keagamaan : kaligrafi Allah, Muhammad, dan
kaligrafi kelas,
d) Administrasi kelas : file box, jadwal pelajaran, jurnal kelas, daftar absensi dan al-Qur’an,
e) Lain-lain : kotak amal dan alat kebersihan.
3) Media Pembelajaran
Media pembelajaran tersedia di setiap ruang belajar, alat/benda disesuaikan dengan bidang studi tertentu. Misalnya di dalam ruang
belajar PAI media belajar yang tersedia antara lain : peta perjalanan
haji, gambar wudhu dan sholat, poster kata-kata mutiara, OHP/LCD, komputer guru, kaset agama, al-Qur’an, baju ihkram, kain jenasah dan
seterusnya.43
Dengan menggunakan media belajar yang sesuai akan
memberikan stimulus pada siswa untuk belajar. Selain itu juga guru
harus memperhatikan dan mengatur langkah-langkah pembelajaran
dengan baik, sehingga pembelajaran akan lebih efisien dan efektif.
43 Hasil observasi penekiti pada hari Rabu, tanggal 14 Maret 2007.
73
2. Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam
di SMP Al Azhar 14 Semarang
Pelaksanaan kegiatan manajemen kurikulum PAI di SMP Al Azhar 14
Semarang dititikberatkan pada usaha dan rencana pembinaan terhadap situasi
pembelajaran di sekolah agar lebih efektif dan efisien demi membantu
tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Kegiatan-kegiatan
manajemen kurikulum PAI mencakup dua hal, yaitu : kegiatan yang
berhubungan dengan tugas guru agama Islam dan kegiatan yang berhubungan
dengan proses pembelajaran agama Islam
Berikut adalah mekanisme pelaksanaan kegiatan manajemen
kurikulum PAI di SMP Al Azhar 14 Semarang.
a. Kegiatan yang Berhubungan dengan Tugas Guru PAI meliputi :
1) Pembagian Tugas Mengajar.
Pembagian tugas mengajar di SMP Al Azhar 14 Semarang
dibicarakan dalam rapat koordinasi (RAKOR) guru, yang
dilaksanakan di awal ajaran baru, tepatnya sebelum tahun ajaran baru
atau akhir tahun ajaran baru. Dan pembagian tugas mengajar telah
direncanakan satu semester sebelum ajaran baru, oleh bidang
kepegawaian dan bidang kurikulum yang tentunya diketahui oleh
kepala sekolah. Pembagian tugas mengajar di SMP Al Azhar 14
Semarang ditujukan agar proses pembelajaran yang dilaksanakan
menjadi lebih efektif dan menghasilkan siswa yang kompeten.
Hasil proses pembelajaran akan lebih berkualitas bila
didukung dengan adanya tenaga pengajar atau guru yang profesional
dan berpotensi. Dalam pembagian tugas mengajar di SMP Al Azhar
14 Semarang lebih mengutamakan keahlian yang dimiliki oleh guru
sesuai dengan bidangnya dan pengalaman sebagai pendukung
keahlian dalam mengajar. Seperti halnya dalam pembagian tugas
mengajar bidang studi agama Islam, SMP Al Azhar 14 Semarang
menempatkan guru pengajar sesuai dengan pendidikan formal yang
telah ditempuhnya. Yaitu sarjana PAI yang ditugasi sebagai pengajar
74
bidang studi PAI yang kurikulumnya disesuaikan dengan ketentuan
dari YPI pusat Al Azhar Jakarta.
Sedangkan sarjana pendidikan bahasa Arab ditugasi sebagai
pengajar bidang studi bahasa Arab. Dan untuk guru bidang studi al-
Qur’an yayasan menempatkan dua orang guru dari lulusan pendidikan
al-Qur’an Raudhatul Mujawwiyah Semarang. Guru pengajar bidang
studi PAI di SMP Al Azhar 14 Semarang adalah benar-benar pendidik
yang berkompeten dan memiliki pengalaman di bidangnya.11 Karena
rutinitas pembelajaran di SMP Al Azhar 14 Semarang mencerminkan
kehidupan Islami dan siswanya dididik untuk menjadi insan yang
cerdas dan beragama, maka setiap guru dituntut menjadi suri tauladan
bagi para siswanya. Dan untuk guru bidang studi PAI benar-benar
dituntut untuk bisa mengarahkan dan membimbing siswanya menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan
berakhlak mulia. Maka dari itu untuk menjadi guru PAI di SMP Al
Azhar 14 Semarang harus benar-benar lolos dalam uji kompetensi
guru YPI (Yayasan Pendidikan Islam).
Adapun jumlah guru pengajar agama Islam di SMP Al Azhar
14 Semarang keseluruhannya ada enam orang. Berikut adalah
pembagian tugasnya :
a) Komari, S.Ag mengajar bahasa Arab kelas VII, VIII dan IX,
b) Siti Suaedah, S.Ag mengajar PAI kelas VII, VIII dan IX,
c) Anis Daniar, S.PdI mengajar Qiro’ati kelas VII, VIII dan IX,
d) Ali mengajar Qiro’ati kelas VII, VIII dan IX,
e) Azizah mengajar Qiro’ati kelas VII, VIII dan IX.44
Dalam pembagian tugas mengajar juga perlu memperhatikan
adanya pembagian beban tugas guru dalam mengajar. Beban mengajar
maksimum seorang guru adalah 24 jam pelajaran tiap minggunya
dengan ketentuan bahwa tiap jam pelajaran berlangsung selama 40
44 Data Pembagian Tugas Guru dalam Proses Pembelajaran di SMP Al Azhar 14 Semarang
Tahun Pelajaran 2006/2007.
75
menit. Untuk guru bidang studi PAI, bahasa Arab dan al-Qur’an
dalam mengajar pada kelas VII, VIII dan IX masing-masing memiliki
beban tugas mengajar 20 jam pelajaran dalam 5 hari.
2) Pembagian Tugas dan Tanggungjawab Ekstra Kurikuler
Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan tambahan di luar
struktur program, dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa, agar
memperkaya dan memperluas pengetahuan serta meningkatkan
kemampuan siswa.45 Ruang lingkup kegiatan ekstra kurikuler berupa
kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan mendukung program
intra kurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan
penalaran siswa, ketrampilan melalui hobi, dan minat serta
pengembangan sikap yang ada pada program intra kurikuler dan
kokurikuler.14 Di SMP Al Azhar 14 Semarang yang
bertanggungjawab atas kegiatan ekstra kurikuler adalah kepala
sekolah. Dalam bidang kesiswaan kepala sekolahlah yang bertugas
mengefektifkan atau mengaktifkan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler.
Sedangkan yang bertugas merencanakan, mengorganisasi dan
memantau pelaksanaan seluruh kegiatan ekstra kurikuler serta
menyusun program kegiatan ekstra kurikuler adalah bidang kesiswaan
dalam kegiatan ekstra kurikuler yang mengkoordinator secara
langsung pada siswa adalah pembina kegiatan.
Kegiatan ekstra kurikuler di SMP Al Azhar 14 Semarang
antara lain : Taekwondo, sepakbola, bola basket, PMR, teater, band,
ECC, KIR dan komputer. Kaitannya dengan PAI, ekstra kurikuler
yang ada di SMP Al Azhar 14 Semarang adalah tilawah / baca tulis al-
Qur’an dan PHBI. Namun untuk tahun ajaran 2007/2008 ekstra
kurikuler tilawah telah fakum. Hal ini dikarenakan adanya problem
yang ada di dalamnya yaitu kurang minatnya siswa terhadap ekstra
kurikuler tilawah dan kebanyakan siswa lebih memilih ekstra
45 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), cet.
I, hlm. 275.
76
kurikuler jenis lain. Walaupun telah diterapkan berbagai cara dan
pendekatan-pendekatan untuk memotivasi para siswa agar mengikuti
ekstra kurikuler tilawah, namun hasilnya tetap saja para siswa lebih
memilih ekstra kurikuler yang bersifat umum.
Untuk sekarang ini ekstra kurikuler tilawah diganti dengan
kegiatan murotal. Yang mana siswa lebih cenderung memiliki bakat
dan berminat terhadap kegiatan murotal dari pada kegiatan tilawah.
Karena pada dasarnya kegiatan murotal telah siswa dapatkan pada
pelajaran Qiro’ati. Dan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan atau
perlombaan yang berhubungan dengan keagamaan Islam atau PHBI,
siswa yang memiliki bakat murotal akan diikutsertakan.
3) Koordinasi Penyusunan Rencana Pembelajaran
Penyusunan rencana pembelajaran sangat diperlukan karena
dapat mengkoordinasikan komponen pembelajaran, yaitu kompetensi
dasar, materi standar, skenario pembelajaran dan penilaian. Menurut
Aderson yang dikutip oleh Mulyasa membedakan perencanaan
menjadi perencanaan jangka panjang dan perencanaan jangka pendek.
Sedangkan perencanaan jangka pendek disebut juga sebagai persiapan
mengajar.46 Persiapan mengajar merupakan perkiraan tindakan yang
akan dilakukan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian penyusunan rencana pembelajaran merupakan tugas guru
yang paling utama.
Rencana pembelajaran merupakan rencana guru bidang studi
tertentu pada jenjang dan kelas tertentu untuk topik tertentu dan untuk
satu pertemuan atau lebih. Rencana pembelajaran diturunkan dari
silabus yang telah disusun dan bersifat aplikatif di kelas. Silabus
sendiri merupakan penjelasan dari standar kompetensi dan kompetensi
dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran kegiatan pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.47 Komponen-
46 Abdul Majid, op.cit., hlm 89-90. 47 Harjanto, op.cit., hml 22.
77
komponen silabus tersebut satu sama lain berhubungan secara
fungsional.
Di SMP Al Azhar 14 Semarang setiap guru bidang studi
termasuk guru bidang studi PAI berkewajiban membuat program dan
daftar rencana pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang
tersedia. Dengan ini guru bidang studi PAI diberi kewenangan secara
leluasa untuk menganalisis silabus yang telah diturunkan dari YPI
Pusat Al Azhar (Jakarta). Selain itu, guru bidang studi PAI di SMP Al
Azhar 14 Semarang diberi hak penuh untuk mengembangkan dan
menjabarkan silabus menjadi persiapan mengajar. Dalam
mengimplementasikan silabus yang telah direncanakan, guru bidang
studi PAI selalu mengembangkannya dengan : menjabarkan dalam
pelaksanaan pembelajaran, melaksanakannya dalam pembelajaran,
mengevaluasi atau menindaklanjuti, kemudian dikaji dan
dikembangkan secara lanjut dengan memperhatikan masukan hasil
evaluasi belajar, evaluasi proses dan evaluasi rencana pembelajaran.
Adapun langkah-langkah yang digunakan oleh guru bidang
studi PAI dalam pengembangan silabus bidang studi PAI di SMP Al
Azhar 14 Semarang antara lain mencakup :
1) Mengisi kolom indentitas sekolah,
2) Mengkaji dan menentukan standar kompetensi,
3) Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar,
4) Mengidentifikasi materi pokok / pembelajaran,
5) Mengembangkan kegiatan pembelajaran (strategi pembelajaran)
yang meliputi :
a. Metode yang digunakan,
b. Pengalaman belajar.
6) Merumuskan indikator pencapaian kompetensi,
7) Menentukan jenis penilaian,
8) Menentukan alokasi waktu, dan
78
9) Menentukan sumber belajar.48
Dengan langkah-langkah tersebut pertanyaan mengenai apa
yang akan diajarkan oleh guru bidang studi PAI, bagaimana
mengajarnya dan bagaimana cara mengetahui pencapaian
pembelajaran bidang studi PAI dapat terjawab, sehingga standar
kompetensi, kompetensi dasar dan uraian materi pokok yang
dipelajari siswa dapat dicapai.
Setelah silabus tersusun, maka langkah yang dikerjakan oleh
guru bidang studi PAI di SMP Al Azhar 14 Semarang selanjutnya
adalah menyusun rencana pembelajaran. Kemudian rencana
pembelajaran yang telah tersusun diterapkan guru dalam pembelajaran
di kelas. Berdasarkan rencana pembelajaran tersebut diharapkan
pelaksanaan pembelajaran dapat terprogram.
b. Kegiatan yang Berhubungan dengan Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara
siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah
yang lebih baik. Dalam pembelajaran, yang mengkondisikan lingkungan
belajar yang efektif adalah tugas seorang guru. Pelaksanaan proses
pembelajaran menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan
lingkungan yang kondusif. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila
seluruh siswa terlibat aktif didalamnya.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan manajemen
kurikulum. Di dalam proses pelaksanaannya, kegiatan manajemen
kurikulum mengandung usaha pembinaan terhadap peningkatan kualitas
dan keberhasilan siswa. Sedangkan kegiatan yang berhubungan dengan
proses pelaksanaan pembelajaran bidang studi PAI meliputi:
1) Penyusunan Jadwal Pelajaran
Penyusunan jadwal pelajaran dimaksudkan agar tujuan
pembelajaran dapat mencapai sasaran secara maksimal, oleh karena
itu diperlukan adanya usaha-usaha guru dalam kegiatan rutin harian,
48 Hasil wawancara dengan Ibu Siti Suaedah, S.Ag pada hari Rabu; tanggal 14 Maret 2007.
79
mingguan, bulanan, semester dan tahunan. Di SMP Al Azhar 14
Semarang yang bertugas menyusun jadwal pelajaran adalah kepala
sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah dan bidang kurikulum
penyusunan jadwal pelajaran dilaksanakan sebelum hari masuk
sekolah.
Dengan penyusunan jadwal yang tepat, maka jadwal dapat
tersusun secara rapi. Sehingga akan menciptakan keberhasilan siswa
dalam belajar setiap harinya. Yang berat akan mempermudah siswa
dalam pengembangan domain belajarnya. Dengan menempatkan mata
pelajaran pada waktu yang sesuai terutama mata pelajaran yang
membutuhkan daya pikir, maka belajar siswa akan maksimal.
Untuk penempatan jadwal bidang studi PAI, baik untuk kelas
VII, VIII dan IX waktunya disesuaikan dengan beban belajarnya.
Dalam satu minggunya siswa memperroleh pelajaran PAI hanya dua
jam pelajaran, dimana satu jam pelajaran sama dengan 40 menit,
berarti siswa belajar bidang studi PAI hanya 80 menit tiap minggunya.
Penyampaian bahan/materi/isi pelajaran dengan waktu 80 menit atau
dua jam pelajaran sebenarnya relatif kurang kondusif. Disebabkan
karena bahan/isi/materi PAI cukup banyak.
Bagi guru bidang studi PAI di SMP Al Azhar 14 Semarang
waktu 2 jam pelajaran yang relatif sedikit, tidaklah menjadi kendala
dalam menyampaikan materi. Ini karena pengelolaan atau manajemen
waktu yang digunakan tepat. Selain itu juga karena siswa mendapat
pelajaran agama Islam tidak hanya di dalam kelas saja, tetapi di luar
kelas pun siswa memperoleh PAI yaitu dengan membiasakan
melaksanakan rutinitas harian di sekolah dan di luar sekolah. Dengan
demikian hasil dari belajar bidang studi PAI tidak hanya dititik
beratkan pada tujuan akhir namun pada proses pengembangan belajar
siswa. Sehingga siswa-siswi SMP Al Azhar 14 Semarang memiliki
kemampuan yang berorientasi pada perilaku afektif, psikomotor dan
80
pengetahuan kognitif dalam memperkuat keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT serta teknologi.
2) Penyusunan Program Pembelajaran
Dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KISP) mencakup pengembangan Program Tahunan (Prota) dan
Program Semester (Prosem). Program tahunan merupakan program
umum setiap bidang studi untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh
guru bidang studi yang bersangkutan. Sebelum tahun ajaran baru guru
bidang studi PAI telah mempersiapkan dan mengembangkan program
tahunan, karena telah diketahui bahwa program tahunan merupakan
pedoman untuk pengembangan program semester.
Penyusunan program tahunan dan program semester bidang
studi PAI didasarkan pada hasil analisis alokasi waktu yang
ditetapkan sebelumnya dan hasil penetapan kompetensi dasar per unit.
Untuk kelas VII semester ganjil alokasi waktu yang digunakan yaitu
36 jam pelajaran dan semester genapnya adalah 30 jam pelajaran.
Berarti alokasi waktu satu tahun adalah 66 jam pelajaran. Untuk kelas
VIII alokasi waktu semester ganjil membutuhkan waktu 32 jam
pelajaran dan semester genapnya yaitu 32 jam pelajaran. Jadi kelas
VIII alokasi waktu satu tahun berjumlah 64 jam pelajaran. Untuk
kelas IX alokasi waktu yang digunakan semester ganjil adalah 34 jam
pelajaran dan semester genap alokasi waktu yang dibutuhkan
berjumlah 24 jam pelajaran. Sehingga alokasi waktu satu tahun adalah
berjumlah 58 jam pelajaran.49
Adapun langkah-langkah yang digunakan guru bidang studi
PAI untuk menyusun program pembelajaran yaitu :
a) Mengkaji standar kompetensi sebagaimana yang tercantum dalam
standar isi,
b) Mendaftarkan kompetensi dasar pada setiap unit,
49 Perangkat Pengajaran PAI kelas VII, VIII, dan IX Tahun Pelajaran 2005-2006.
81
c) Mengisi jumlah jam pelajaran setiap unit berdasarkan hasil
analisis alokasi waktu yang telah disusun,
d) Menentukan materi pembelajaran pokok pada setiap kompetensi
dasar.50
Setelah program pembelajaran tersusun lengkap maka guru
menyerahkan dan melaporkan program pembelajaran kepada kepala
sekolah. Dengan program yang matang dan teliti serta dapat
diharapkan proses pembelajaran akan mencapai tujuan dan hasil
pembelajaran yang lebih baik.
3) Pengisian Daftar Kemajuan Kelas.
Daftar kemajuan kelas disebut juga sebagai buku jurnal. Di
SMP Al Azhar 14 Semarang yang bertugas dan berkewajiban mengisi
daftar kemajuan kelas secara lengkap adalah tanggungjawab regu
kelas. Sedangkan guru pengajar termasuk guru bidang studi PAI
adalah membuat agenda guru dan catatan tentang kemajuan dan
kesulitan belajar siswa pada waktu menyampaikan materi/pelajaran.
Dengan pengisian daftar kemajuan kelas maka dapat diketahui sejauh
mana kemajuan belajar siswa dalam kelas tersebut.
Jurnal kelas atau daftar kemajuan kelas di SMP Al Azhar 14
Semarang memiliki format berupa tabel-tabel yang terdiri dari kolom
dan baris. Kolom pertama yaitu Hari/Tanggal, kolom kedua Jam
Pelajaran, kolom ketiga Mata Pelajaran, kolom keempat Pengampu,
kolom kelima Materi yang Disampaikan, kolom keenam Siswa yang
tidak hadir, kolom ke tujuh Keterangan, kolom kedelapan Paraf. Buku
kemajuan kelas dapat membantu wali kelas dalam mengawasi
keadaan kelasnya pada waktu itu, berapa jumlah siswa yang tidak
mengikuti pelajaran. Dan setiap hari Sabtu wali kelas akan
menandatangani buku jurnal yang telah terisi lengkap. Selain jurnal
kelas, juga ada jurnal guru, yang berisi format : Hari/tanggal, Kelas,
Pelajaran Ke, Uraian Materi dan catatan Khusus. Setiap guru bidang
50 Hasil wawancara dengan Ibu Siti Suaedah, S.Ag, pada hari Rabu, tanggal 14 Maret 2007.
82
studi memiliki buku jurnal, karena di dalam jurnal guru memuat
keterangan-keterangan tentang belajar siswa. Dan buku jurnal guru
dikumpulkan setiap dua minggu sekali kepada wakil kepala sekolah.
4) Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi sangat diperlukan disegala bidang, karena secara
psikologis orang selalu ingin mengetahui sejauh mana dia berjalan
menuju tujuan yang ingin dicapai. Dan secara didaktis, hasil evaluasi
bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan didaktis, misalnya motivasi
belajar, menentukan bahan pelajaran dan sebagaimana. Sedangkan
secara administratif, evaluasi digunakan sebagai informasi yang
diperoleh dari hasil belajar, misalnya pengisian raport, menentukan
indeks prestasi dan lain-lain.51 Dengan adanya evaluasi, dapat
diketahui tingkat kesiapan siswa dalam menempuh pelajaran dan
untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai oleh siswa.
Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar di SMP Al Azhar 14
Semarang telah ditetapkan dalam program tahunan SMP. Pelaksanaan
evaluasi belajar di SMP Al Azhar 14 Semarang ada beberapa jenis
evaluasi yaitu ulangan harian, ulangan semesteran, ujian praktek,
ujian akhir semester dan ujian nasional. Untuk pelaksanaan ulangan
harian dan semesteran waktunya ditentukan oleh sekolah, sedangkan
ujian praktek, UAS dan UN waktunya mengikuti ketentuan dari Dinas
Pendidikan (Pemerintah). Namun untuk jenis evaluasi ulangan harian
setiap guru bidang studi diberi keleluasaan untuk menentukan waktu
pelaksanaannya sesuai dengan rencana pembelajaran. Dan untuk satu
semester setiap guru bidang studi harus menyelenggarakan ulangan
harian minimal empat kali pelaksanaan.
Lain halnya dengan guru bidang studi PAI yang
menyelenggarakan ulangan harian sebanyak lima sampai enam kali
dalam satu semester. Hal ini disebabkan karena banyaknya materi
51 Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetif, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004), cet I, hlm.
284-285.
83
yang ada. Sehingga dapat membantu siswa untuk belajar secara
efektif dan efisien, materi atau bahan belajar yang harus dipelajari.
Dengan demikian guru bidang studi PAI dapat mengidentifikasikan
apakah siswa telah cukup menguasai materi atau bahan pelajaran yang
diajarkan sebelumnya.
Untuk menilai keberhasilan penguasaan siswa atau tujuan
khusus yang telah ditentukan maka dalam setiap akan dimulainya
pembelajaran dan setelah pembelajaran selesai guru bidang studi PAI
selalu mengadakan evaluasi. Dalam evaluasi disusun soal-soal untuk
mengukur pencapaian siswa dalam menguasai bahan atau materi yang
telah disampaikan. Bentuk soal yang disampaikan biasanya diberikan
secara lisan baik kepada kelompok atau individu. Sedangkan bentuk
soal untuk ulangan harian guru PAI memberikan bentuk soal berupa
isian pendek atau singkat dan uraian.52
Pelaksanaan evaluasi bidang studi PAI baik bentuk sumatif
maupun formatif diawasi langsung oleh guru bidang studi PAI. Di
dalam pelaksanaan evaluasi PAI, guru bidang studi akan memberikan
arahan atau menjelaskan apabila terdapat soal yang tidak dapat
dipahami oleh siswa. Selain itu siswa akan diberi petunjuk tentang
tata tertib menyelesaikan soal-soal dengan benar, jujur, adil dan
kondusif. Penyusunan jadwal pelaksanaan evaluasi hasil belajar baik
yang jenis sumatif maupun formatif merupakan tugas wakil kepala
sekolah. Untuk waktu pelaksanaannya telah terprogram di dalam
kalender pendidikan sekolah dan disesuaikan dengan kalender
pendidikan Dinas Pendidikan. Dan yang mengatur pelaksanaan
evaluasi hasil belajar merupakan tugas bidang kurikulum dibantu oleh
guru bidang studi. Untuk tahun pelajaran 2007/2008 jadwal evaluasi
yang tersusun dalam kalender pendidikan SMP Al Azhar 14
Semarang sebagai berikut :
52 Hasil wawancara dengan Ibu Siti Suaedah, S.Ag pada hari Rabu, tanggal 14 Maret 2007.
84
a) Ulangan Harian, dilaksanakan pada bulan Agustus, September,
November, Desember 2007, Januari, Februari, Maret, April dan
Mei 2008.
b) Ulangan Semester I, dilaksanakan pada bulan Desember 2007.
c) Ulangan Semester II, dilaksanakan pada bulan Juni 2008
d) Ujian Praktek, dilaksanakan pada bulan Mei 2008
e) Ujian Nasional, dilaksanakan pada bulan April 2008
f) Ulangan Akhir Sekolah, dilaksanakan pada bulan Mei 2008.53
Dengan dimasukkannya jadwal evaluasi ke dalam kalender
pendidikan di SMP Al Azhar 14 Semarang diharapkan pelaksanaan
evaluasi hasil belajar lebih efektif dan kondusif sehingga hasil
akhirnya akan optimal. Hal ini dikarenakan di SMP Al Azhar 14
Semarang penyusunan kalender pendidikannya menyesuaikan
karakteristik sekolah, kebutuhan siswa dan masyarakat.
5) Laporan Hasil Evaluasi Belajar
Penilaian (evaluasi) hasil belajar bertujuan untuk mengetahui
perkembangan hasil evaluasi belajar pada siswa dan guru. Hasil
evaluasi belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa, untuk
perbaikan dan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran oleh guru
bersifat menyeluruh dan harus diadakan secara terus menerus, ini
karena pelaksanaan evaluasi dipandang sebagai monitoring.
Setelah evaluasi terlaksana maka tindakan selanjutnya adalah
mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan lebih lanjut. Sebelum
mengadakan penyempurnaan, hasil evaluasi terlebih dahulu dikelola
oleh bidang kurikulum. Tindak lanjut berikutnya yaitu pendataan hasil
belajar yang dicatat secara teratur dalam catatan khusus mengenai
kemajuan siswa. Dengan ini guru bidang studi PAI dapat menaksir
dan memahami siswa yang kurang cakap dan yang berprestasi. Selain
itu juga, data hasil evaluasi pembelajaran dapat dijadikan bahan untuk
menyempurnakan program pembelajaran, memperbaiki kelemahan-
53 Kalender Pendidikan SMP Islam Al Azhar 14 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.
85
kelemahan pembelajaran dan memberikan bimbingan belajar kepada
siswa yang memerlukan.
Pengolahan data atau informasi sangat dibutuhkan dalam
evaluasi hasil belajar. Dari pengolahan dapat terjaring data kualitatif
dan kuantitatif yang berupa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Di
SMP Al Azhar 14 Semarang, bidang studi PAI untuk kelas VII bobot
KKM di beri angka 70 untuk penguasaan konsep dan nilai-nilai dan
72 untuk penerapan. Untuk kelas VIII dan kelas IX baik dari segi
penguasaan konsep dan nilai-nilai maupun penerapan diberi angka 71.
Setelah data diolah kemudian tahap terakhir dari pengelolaan data
hasil evaluasi belajar yaitu penyusunan laporan. Laporan hasil
evaluasi belajar mencakup ranah kognitif, psikomotor dan afektif.
Yang nantinya laporan hasil evaluasi akan memberikan
pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Dalam mempertanggungjawabkan hasil-hasil yang
telah dicapai oleh siswa, sekolah memberikan laporan hasil evaluasi
sebagai kekuatan dan kelemahan serta kendala yang dihadapi. Adapun
laporan hasil evaluasi disampaikan kepada pemerintah, masyarakat
dan orang tua, pada setiap akhir program dan semester.
6) Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Dalam proses pendidikan banyak dijumpai permasalahan yang
dialami oleh siswa yang menyangkut keberagamaan, kesusilaan,
kesosialan dan keindividualan. Potensi yang ada pada diri siswa tidak
bisa berkembang secara optimal, tanpa adanya rangsangan dan
fasilitas pendidikan. Gejala yang menjadikan kurang berkembangnya
dimensi kesosialan dan kesulitan pada siswa ditunjukkan adanya
tingkat kenakalan remaja yang semakin meningkat. Dan kurangnya
penghayatan terhadap nilai-nilai ketuhanan dan praktek-praktek
kehidupan yang tidak didasarkan atas kaidah-kaidah agama yang
kurang menggambarkan kemantapan pengembangan dimensi
86
keberagamaan.54 Berbagai faktor negatif dalam kehidupan sosial di
luar dan di dalam sekolah menunjang timbulnya masalah-masalah
pada siswa.
Keberadaan pelayanan BK di SMP Al Azhar 14 Semarang
telah diterima dan menjadi suatu pekerjaan yang tugas dan ruang
lingkupnya jelas. Yang menjadi supervisor pelayanan BK di sekolah
adalah kepala sekolah. Dan setiap bulan kepala sekolah mengadakan
pemeriksaan terhadap buku pelaksanaan BK. Kegiatan BK di SMP Al
Azhar 14 Semarang sudah ditangani secara khusus oleh guru BK.
Selain guru BK yang bertindak sebagai konselor di kelas adalah
semua guru. Penanganan BK dipegang oleh seorang konselor yang
memiliki keahlian psikologis. Dan untuk penanganan masalah
keagamaan pada diri siswa dipegang oleh guru bidang studi PAI.
Disamping sebagai pengajar dan pendidik, tugas guru dan
kewajiban guru dalam hal BK di SMP Al Azhar 14 Semarang adalah
sebagai berikut :
a) Membantu wali kelas dan guru-guru yang lain dalam
membimbing dan menyelesaikan masalah siswa yang melanggar
tata tertib.
b) Mengenal anak dan membantu memecahkan persoalan yang
dihadapinya.
c) Membantu anak mengenali potensi dirinya.
d) Menyerahkan dan memotivasi, mengembangkan bakat dan minat
siswa.55
Dengan diberikannya BK di sekolah kepada seluruh siswa
baik yang mengalami kelambatan dan kemajuan belajar, guru akan
mudah mengetahui gejala-gejala tingkah laku yang bermasalah.
54 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Rinela Cipta,
2004), cet II, hlm 25-26. 55 Program Tahunan SMP Al Azhar 14 Semarang.
BAB IV
ANALISIS MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMP NASIMA DAN SMP AL AZHAR 14 SEMARANG
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diberlakukan mulai tahun
2006/2007, yang disusun oleh satuan pendidikan masing-masing. Pengembangan
KTSP merupakan dasar untuk mencanangkan, melaksanakan dan menilai
pembelajaran siswa. Dalam analisis ini akan dikemukakan mengenai manajemen
kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang.
A. Analisis Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam di
SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang.
1. Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP
Nasima Semarang
Manajemen kurikulum merupakan usaha yang melibatkan proses
perencanaan dan pengaturan dengan menciptakan lingkungan yang efektif
agar isi dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pegangan dapat
membantu tercapainya tujuan pembelajaran di bawah bimbingan dan
tanggungjawab sekolah beserta staf pengajarnya. Pelaksanaan manajemen
kurikulum PAI kegiatannya menitikberatkan pada usaha-usaha pembinaan
situasi pembelajaran di bidang studi PAI di sekolah pelaksanaan dapat
berjalan dengan tertib.
Secara operasional kegiatan manajemen kurikulum PAI di SMP
Nasima dapat meliputi dua kegiatan pokok yaitu kegiatan yang berhubungan
dengan tugas guru dan kegiatan yang berhubungan dengan proses
pembelajaran. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru PAI mencakup
kegiatan pembagian tugas guru mengajar, pembagian tugas dan
tanggungjawab ekstra kurikuler dan koordinasi penyusunan rencana
pembelajaran. Dan kegiatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran
mencakup penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan program pembelajaran,
87
88
pengisian daftar kemajuan kelas, kegiatan evaluasi hasil belajar, pelaporan
hasil evaluasi hasil belajar dan kegiatan bimbingan dan konseling.
Untuk lebih jelasnya tentang gambaran manajemen kurikulum PAI di
SMP Nasima Semarang, dapat penulis uraikan sebagai berikut :
a. Kegiatan yang Berhubungan dengan Tugas Guru PAI
1) Pembagian Tugas Guru Mengajar
Pembagian tugas guru di SMP Nasima Semarang dilaksanakan
sebelum tahun ajaran baru dimulai. Pembagian tugas guru
dilaksanakan pada saat rapat koordinasi dan pembinaan guru. Hal ini
dimaksudkan agar dalam proses pembelajaran lebih optimal karena
telah diampu oleh guru-guru profesional dan sesuai dengan
keahliannya.
Dengan menempatkan guru pengajar PAI pada keahliannya
(vaknya) ditujukan agar proses pembelajaran yang dilaksanakan
menjadi lebih efektif dan menghasilkan siswa yang lebih
berkompeten. Prinsip kinerja tugas guru PAI didasarkan pada kriteria
bahwa guru harus memiliki sertifikasi keguruan, lulus uji kompetensi
YPI Nasima, menguasai standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, esensi materi dan mampu mengembangkan materi serta
menguasai materi ke-Nasimaan. Kriteria tersebut merupakan syarat
bagi guru PAI dalam melaksanakan tugasnya dan kewajiban secara
proporsional dan berimbang.
Masalah-masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran
PAI dapat diatasi karena di SMP Nasima sangat memperhatikan
penempatan guru sesuai dengan keahliannya (vaknya). Upaya yang
dilaksanakan untuk mendapatkan tenaga pendidik (guru) yang
mempunyai kualifikasi baik, YPI Nasima menerapkan sistem kerja
profesional. Hal ini dilakukan karena untuk menciptakan situasi kerja
yang tertib, dinamis, harmonis, berprestasi dan mengedepankan nilai-
nilai keadilan, obyektifitas, dan transparansi. Sehingga hasil yang
diperoleh dalam pembelajaran PAI sesuai tujuan yaitu menciptakan
89
insan yang karimah sebagaimana tercermin dalam visi dan misi SMP
Nasima Semarang
2) Pembagian Tugas dan Tanggungjawab Ekstra Kurikuler
Kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan pengembangan
diri pada siswa yang bertujuan memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat setiap siswa. Kegiatan ekstra kurikuler
dibawah bimbingan guru, konselor beserta staf. Ekstra kurikuler PAI
di SMP Nasima meliputi PHBI dan Tilawah / BTA (Baca Tulis Al-
Quran) dibawah koordinasi guru PAI. Jadi yang bertugas dan
bertanggungjawab atas pelaksanaan ekstra kurikuler PHBI dan
Tilawah adalah guru PAI. Tugas dan tanggungjawab pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler PHBI dan Tilawah / BTA diberikan kepada
guru PAI, setidaknya karena guru PAI lebih berkompeten dalam
pelaksanaannya. Dan dibantu oleh guru Hafizh dalam
pembelajarannya, sehingga hasil dari pembelajaran Tilawah lebih
optimal.
Ruang lingkup kegiatan ekstra kurikuler Tilawah adalah
berupa kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan mendukung
pengembangan pengetahuan dan penalaran siswa, ketrampilan melalui
hobi dan minat siswa pada tilawah dan dapat mengembangkan sikap
siswa. Di SMP Nasima Semarang bidang studi yang ada hubungannya
dengan tilawah / BTA yaitu bidang studi BTA (mengaji). Dengan
demikian ekstra kurikuler tilawah / BTA berpangkal pada kegiatan
yang dapat menunjang dan mendukung pembelajaran bidang studi
BTA (mengaji).
3) Koordinasi Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana pembelajaran PAI yaitu rencana pembelajaran bidang
studi PAI tiap unit (materi/isi) yang akan diterapkan oleh guru dalam
pembelajaran di kelas. Dengan penyusunan rencana pembelajaran
secara terprogram. Jumlah guru bidang studi PAI ada delapan orang,
90
namun yang mengajar bidang studi PAI kurikulum Dinas Pendidikan
dan Nasima ada dua orang.
Dengan demikian dalam menerapkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan tahun 2006/2007
memungkinkan guru PAI bekerja sama dalam menyusun silabus.
Berdasarkan silabus yang telah disusun guru bidang studi PAI dapat
mengembangkannya menjadi rencana pembelajaran yang akan
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Setelah silabus bidang studi
PAI tersusun langkah berikutnya yaitu menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran. Sebelum rencana pelaksanaan pembelajaran disusun
ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh guru PAI bisa efektif
dan efisien yaitu : melakukan pemetaan kompetensi dasar per limit,
melakukan analisis waktu, menyusun program tahunan dan
semesteran. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang disusun
harus mempunyai daya terap yang tinggi. Sehingga dapat dikatakan
bahwa dengan rencana pembelajaran dapat diketahui kadar
kemampuan guru dalam menjalankan profesinya.
b. Kegiatan yang Berhubungan dengan Proses Pembelajaran PAI
1) Penyusunan Jadwal Pelajaran
Jadwal pelajaran di SMP Nasima Semarang disusun secara
edukatif oleh wakil kepala sekolah dan tim guru dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan akademik. Jadwal pelajaran
merupakan penjabaran dari seluruh program pembelajaran di sekolah.
Jadwal pelajaran juga merupakan daftar yang berisi tentang kegiatan-
kegiatan pembelajaran yang harus diikuti oleh siswa. Yang harus
ditetapkan dalam penyusunan jadwal pelajaran yaitu kegiatan
pembelajaran harus disajikan dan diikuti oleh siswa, waktu dan
penyelenggaraan pembelajaran juga harus disajikan kepada siswa,
tempat untuk penyelenggaraan dan guru yang akan ditugaskan untuk
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
91
2) Penyusunan Program Pembelajaran
Penyusunan program pembelajaran merupakan pemikiran dan
penetapan kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun atau
semester dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Di SMP
Nasima Semarang guru bidang studi PAI sebelum tahun ajaran baru
telah mempersiapkan dan mengembangkan program pembelajaran
baik program tahunan maupun program semester. Program tahunan
dan semester merupakan rencana-rencana umum yang disusun guru
bidang studi PAI untuk pembelajaran setelah diketahui jumlah jam
efektif dalam satu tahun atau semester. Dengan demikian program
pembelajaran yang disusun oleh guru bidang studi PAI waktu yang
digunakan untuk pembelajaran benar-benar telah menyesuaikan waktu
yang tersedia.
Untuk menyusun program pembelajaran guru bidang studi PAI
sangat memperhatikan langkah-langkah yang telah digariskan dalam
KTSP. Karena langkah tersebut menjadi pedoman dalam menyusun
program pembelajaran bagi guru bidang studi agama Islam. Di SMP
Nasima Semarang sendiri untuk tahun ajaran 2006/2007 telah
memberlakukan KTSP dalam pelaksanaan pembelajaran. Dimana
KTSP memberikan kewenangan kepada sekolah untuk menyusun
kurikulumnya sendiri. Ini berarti bahwa kurikulum di SMP Nasima
Semarang berbeda dengan kurikulum di sekolah yang lain. Dengan ini
guru bidang studi PAI di SMP Nasima Semarang diberi kewenangan
untuk menyusun kurikulum PAI. Sehingga silabus, program
pembelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran disusun oleh
guru bidang studi agama Islam sendiri.
c. Pengisian Daftar Kemajuan Kelas
Daftar kemajuan kelas di SMP Nasima disebut buku jurnal.
Disusunnya daftar kemajuan kelas atau buku jurnal diharapkan dapat
dijadikan pengawasan baik bagi kepala sekolah, guru pengajar bidang
studi, wali kelas dan staf yang lain. Di dalam daftar kemajuan kelas
92
unsur-unsur penting yang terdapat di dalamnya yaitu : hari/tanggal,
bidang studi, guru pengampu, materi pelajaran dan absensi siswa.
Setiap kegiatan pembelajaran guru pengampu wajib mengisi
daftar kemajuan kelas dan tidak diperbolehkan diwakilkan, kecuali
apabila guru tersebut berhalangan hadir untuk mengampu pelajaran.
Daftar kemajuan kelas harus diisi lengkap. Di SMP Nasima semarang
pengisian daftar kemajuan kelas merupakan tugas guru wali kelas.
Apabila guru pengampu pelajaran belum mengisi daftar kemajuan
kelas setelah pembelajaran belum selesai, maka wali kelas wajib
mengkonfirmasikannya pada guru pengampu pembelajaran tersebut.
Dan setiap bulannya pengisian daftar kemajuan kelas akan dilaporkan
kepada kepala sekolah.
Untuk guru bidang studi PAI akan berusaha selalu mengisi
daftar kemajuan kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Pengisian
daftar kemajuan kelas dilakukan sebelum materi disampaikan.
Dengan ini pengisi daftar kemajuan kelas dapat dijadikan sebagai
koreksi apabila terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.
d. Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Belajar
Ulangan harian di SMP Nasima Semarang disebut juga
ulangan terprogram dan dalam satu semester ulangan terprogram
dilaksanakan sebanyak empat kali. Begitu pula pada bidang studi PAI,
walaupun materi yang disampaikan sangat banyak tetapi pelaksanaan
evaluasi tetap dilaksanakan empat kali (tidak ada ulangan tambahan)
dalam satu semester.
Dan di SMP Nasima Semarang evaluasi akhir semester disebut
ulangan blok dan dilaksanakan pada saat pembelajaran dalam satu
semester telah selesai. Dalam satu tahun ulangan blok terlaksana dua
kali yaitu pada akhir semester satu dan dua. Dengan evaluasi hasil
belajar baik ulangan terprogram, ulangan blok dan ulangan-ulangan
yang lain diharapkan hasilnya dapat dijadikan identifikasi terhadap
93
kemampuan siswa dalam menyerap pembelajaran yang telah
disampaikan.
Evaluasi hasil belajar dapat dijadikan control sejauh mana
siswa menangkap materi pembelajaran. Karena evaluasi dilaksanakan
secara adil, hitmad dan kondusif pada diri siswa, maka hasil evaluasi
belajar merupakan hasil pemikiran dan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal yang diberikan secara pribadi. Siswa-siswi di
SMP Nasima Semarang telah terbiasa berlaku jujur dan adil, maka di
dalam pelaksanaan evaluasi belajar, siswa juga akan selalu
menerapkan sikap tersebut. Dengan demikian guru terutama guru
bidang studi PAI dapat mengetahui kompetensi setiap siswa dalam
belajar PAI.
e. Laporan Hasil Evaluasi Hasil Belajar
Setelah evaluasi terlaksana, maka setiap guru termasuk guru
bidang studi PAI mengadakan pengolahan dan pengelolaan pada data-
data hasil evaluasi belajar siswa. Pengolahan data hasil evaluasi hasil
belajar siswa pada siswa merupakan cara atau teknik untuk
mengetahui nilai yang harus diberikan kepada setiap siswa. Dengan
ini dapat diketahui tingkat perkembangan siswa dalam menangkap
pelajaran.
Dengan adanya penghitungan hasil evaluasi belajar diharapkan dapat
dijadikan atau digunakan untuk memotivasi siswa untuk melakukan
perbaikan dan meningkatkan kualitas belajar siswa. Selain itu dapat
dijadikan bahan untuk menyempurnakan program pembelajaran,
memperbaiki kelemahan-kelemahan pembelajaran dan memberikan
bimbingan belajar pada siswa.
f. Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Di dalam sekolah siswa tidak dapat terlepas dari masalah-
masalahnya baik yang berhubungan dengan lingkungan keluarga
maupun lingkungan pergaulannya. Maka dari itu sekolah perlu
menyediakan pelayanan yang luas untuk secara aktif membantu siswa
94
mencapai tujuan perkembangannya dan mengatasi permasalahannya.
Penyediaan pelayanan BK sangat diperlukan untuk membantu siswa
yang memiliki masalah. BK di sekolah adalah pelayanan untuk semua
siswa yang mengacu pada keseluruhan perkembangannya, dalam
rangka mewujudkan manusia seutuhnya.
Keberadaan pelayanan BK di SMP Nasima Semarang telah
diterima dan menjadi suatu pekerjaan yang tugas dan ruang
lingkupnya jelas. Kegiatan BK di SMP Nasima Semarang sudah
ditangani secara khusus oleh guru BK. Selain guru BK yang bertindak
sebagai konselor di kelas adalah semua guru. Penanganan BK
dipegang oleh seorang konselor yang memiliki keahlian psikologis.
Dan untuk penanganan masalah keagamaan pada diri siswa dipegang
oleh guru bidang PAI. Dan di SMP Nasima Semarang pelayanan BK
secara efektif dapat membantu siswa mencapai tujuan-tujuan
perkembangan dan mengatasi masalahnya.
2. Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP
Al Azhar 14 Semarang
Sebagaimana diketahui bahwa dalam pengelolaan pembelajaran,
fokus dari usaha yang hakekatnya segala usaha dan kegiatan yang
dilaksanakan di sekolah senantiasa diarahkan pada suksesnya pembelajaran.
Suksesnya proses pembelajaran dapat dilihat pada hasil yang telah dicapai.
Hasil pembelajaran dapat dicapai karena dipengaruhi adanya usaha
menciptakan tujuan pembelajaran tercapai yaitu dengan menggunakan
manajemen yang tepat.
Secara operasional kegiatan manajemen kurikulum PAI di SMP Al
Azhar 14 Semarang dapat meliputi dua kegiatan pokok yaitu kegiatan yang
berhubungan dengan tugas guru dan kegiatan yang berhubungan dengan
proses pembelajaran. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru PAI
mencakup kegiatan pembagian tugas guru mengajar, pembagian tugas dan
tanggungjawab ekstra kurikuler dan koordinasi penyusunan rencana
95
pembelajaran. Dan kegiatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran
PAI mencakup penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan program
pembelajaran, pengisian daftar kemajuan kelas, kegiatan evaluasi hasil
belajar, pelaporan hasil evaluasi belajar dan kegiatan bimbingan dan
konseling.
Untuk lebih jelasnya tentang gambaran manajemen kurikulum PAI di
SMP Al Azhar 14 Semarang, dapat penulis uraikan sebagai berikut :
a. Kegiatan yang Berhubungan dengan Tugas Guru PAI
1) Pembagian Tugas Guru Mengajar
Pembagian tugas guru dilaksanakan sebelum ajaran baru
dimulai. Di SMP Al Azhar 14 Semarang dilaksanakan pada satu
semester sebelum tahun ajaran baru berikutnya. Pembagian tugas guru
dilaksanakan pada saat rapat koordinasi dan pembinaan guru.
Penempatan guru pengajar PAI didasarkan pada keahliannya
(vaknya) yang ditujukan agar proses pembelajaran yang dilaksanakan
menjadi lebih efektif dan menghasilkan siswa yang lebih
berkompeten. Prinsip kinerja tugas guru PAI didasarkan pada kriteria
bahwa guru harus memiliki sertifikasi keguruan dan lulus uji
kompetensi guru yaitu memiliki kepribadian, menguasai landasan
bahan pelajaran, menguasai program pembelajaran, melaksanakan
penilaian pendidikan, melaksanakan bimbingan, melaksanakan
administrasi sekolah, menjalin kerja sama dan interaksi dengan guru
sejawat dan masyarakat serta menjalankan penelitian sederhana.
Kriteria tersebut merupakan syarat bagi guru PAI dalam
melaksanakan tugasnya dan kewajiban secara proporsional dan
berimbang.
Untuk saat ini banyak yang berasumsi bahwa PAI peran
sertanya di sekolah kurang efektif dan kurang memberikan kontribusi
dalam kualitas pendidikan. Hal ini dikarenakan waktu untuk belajar
hanya dua jam pelajaran dengan materi yang padat dan penting,
materi, lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan bukan
96
pembentukan sikap dan kebiasaan dan lemahnya sumber daya guru
dalam mengembangkan pendekatan dan metode yang lebih
bervariatif.
Namun di SMP Al Azhar 14 Semarang anggapan-anggapan
tersebut merupakan anggapan yang konstruktif sehingga dapat
memotivasi guru PAI untuk mengembangkan dan meningkatkan hasil
pembelajaran. Sehingga hasil yang diperoleh dalam pembelajaran PAI
sesuai tujuan yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang unggul,
cerdas dan religius sebagaimana tercermin dari visi dan misi SMP Al
Azhar 14 Semarang.
2) Pembagian Tugas dan Tanggungjawab Ekstra Kurikuler
Kegiatan dan ekstra kurikuler merupakan kegiatan
pengembangan diri pada siswa yang bertujuan memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap siswa. Kegiatan
ekstra kurikuler dibawah bimbingan guru, konselor beserta staf.
Ekstra kurikuler PAI di SMP Al Azhar 14 Semarang meliputi PHBI
dan Tilawah / BTA (Baca Tulis Al-Quran) dibawah koordinasi guru
PAI. Namun untuk saat ini kegiatan ekstra kurikuler tilawah di SMP
Al Azhar 14 Semarang tidak berjalan. Hal ini dikarenakan kurang
minatnya siswa terhadap ekstra kurikuler tilawah dan adanya
kecenderungan bahwa siswa-siswi SMP Al Azhar 14 Semarang lebih
berbakat dan berminat terhadap kegiatan murotal. Maka untuk saat ini
ekstra kurikuler tilawah diganti dengan kegiatan murotal.
Dengan pelaksanaan PHBI siswa dapat mengambil manfaat
yaitu bisa mempertebal keyakinan terhadap Allah SWT.
menumbuhkan dan menambah kesayangan pada Rasulullah SAW.
dan dapat menyegarkan kembali ingatan siswa akan berbagai tauladan
yang ada pada diri Rasulullah dan diharapkan dapat lebih terpacu dan
selalu melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dan dengan
mengikuti kegiatan murotal siswa dapat meningkatkan kemampuan
97
baca tulis Al-Quran, dan siswa dapat mengetahui dan mengenal
pengetahuan tentang ilmu tajwid dan ilmu Al-Quran. Dengan
demikian kegiatan murotal ruang lingkupnya dapat mendukung dan
menunjang bidang studi BTA.
3) Koordinasi Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan penyusunan persiapan
segala sesuatu yang diperlukan sebelum melaksanakan proses
pembelajaran. Dengan penyusunan rencana pembelajaran akan
mengarahkan tugas guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran atau
juga dapat dijadikan sebagai dasar pelaksanaan, pengawasan dan
penilaian keberhasilan pembelajaran dalam mencapai tujuan.
Rencana pembelajaran PAI yaitu rencana pembelajaran bidang
studi PAI tiap unit (materi/isi) yang akan diterapkan oleh guru dalam
pembelajaran di kelas. Dengan penyusunan rencana pembelajaran
secara terprogram. Jumlah guru bidang studi PAI ada lima orang,
namun yang mengajar bidang studi PAI kurikulum Dinas dan Nasima
ada dua orang.
Sehingga dalam menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan tahun 2007/2008. Setiap guru
bidang studi, termasuk guru bidang studi PAI memungkinkan
menyusun silabus dan rencana pembelajaran secara pribadi. Sebelum
rencana pembelajaran disusun, guru bidang studi PAI terlebih dahulu
menyusun silabus. Yang mana silabus sendiri merupakan penjabaran
dari standar kompeetnsi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok,
kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi.. Setelah
silabut bidang studi PAI tersusun langkah berikutnya yaitu menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran. Sebelum rencana pelaksanaan
pembelajaran disusun ada beberapa tahapan yang harus dilakukan
oleh guru PAI bisa efektif dan efisien yaitu : melakukan pemetaan
kompetensi dasar per limit, melakukan analisis waktu, menyusun
program tahunan dan semesteran. Perencanaan pelaksanaan
98
pembelajaran yang disusun harus mempunyai daya terap yang tinggi.
Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan rencana pembelajaran dapat
diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya.
b. Kegiatan yang Berhubungan dengan Proses Pembelajaran
1) Penyusunan Jadwal Pelajaran
Jadwal pelajaran di SMP Al Azhar 14 Semarang disusun
secara edukatif oleh kepala sekolah, dibantu oleh wakil kepala
sekolah dan bidang kurikulum dengan memperhatikan ketentuan-
ketentuan akademik. Jadwal pelajaran merupakan penjabaran dari
seluruh program pembelajaran di sekolah. Jadwal pelajaran juga
merupakan daftar yang berisi tentang kegiatan-kegiatan pembelajaran
yang harus diikuti oleh siswa.
Untuk bidang studi PAI diberikan selama 80 menit atau 2 jam
pelajaran tiap minggunya. Dan penempatan waktu pembelajaran tidak
dibedakan antara bidang studi satu dengan bidang studi yang lain.
Semua bidang studi dianggap penting dan harus disampaikan pada
siswa. Dengan penempatan waktu yang tepat, siswa akan dengan
mudah mengikuti atau menyesuaikan diri dengan jadwal yang
diumumkan. Sehingga siswa akan lebih terfokus pada pembelajaran
dan akan dengan mudah memperoleh hasil belajar yang baik.
2) Penyusunan Program Pembelajaran
Di SMP Al Azhar 14 Semarang guru bidang studi PAI
sebelum tahun ajaran baru telah mempersiapkan dan mengembangkan
program pembelajaran baik program tahunan maupun program
semester. Program tahunan dan semester didasarkan pada analisis
alokasi waktu yang ditetapkan dan hasil pemetaan kompetensi dasar
per unit. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan
perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh siswa untuk menguasai
kompetensi dasar.
Untuk menyusun program pembelajaran guru bidang studi PAI
sangat memperhatikan langkah-langkah yang telah digariskan dalam
99
KTSP. Karena langkah tersebut menjadi pedoman dalam menyusun
program pembelajaran bagi guru bidang studi PAI. Di SMP Al Azhar
14 Semarang sendiri untuk tahun ajaran 2006/2007 telah
memberlakukan KTSP dalam pelaksanaan pembelajaran. Dimana
KTSP memberikan kewenangan kepada sekolah untuk menyusun
kurikulumnya sendiri. Dengan ini guru bidang studi PAI di SMP Al
Azhar 14 Semarang diberi kewenangan untuk menyusun kurikulum
PAI. Sehingga, program pembelajaran disusun oleh guru bidang studi
PAI sendiri. Dan hasil penyusunan program dapat dijadikan sebagai
dasar untuk menyusun rencana pembelajaran. Berdasarkan program
pembelajaran dapat dijadikan pengawasan atau pengontrolan apakah
unit-unit pembelajaran telah dilaksanakan oleh guru.
c. Pengisian Daftar Kemajuan Kelas
Daftar kemajuan kelas di SMP Al Azhar 14 Semarang disebut
buku jurnal. Disusunnya daftar kemajuan kelas atau buku jurnal
diharapkan dapat dijadikan pengawasan baik bagi kepala sekolah,
guru pengajar bidang studi, wali kelas dan staf yang lain yaitu :
hari/tanggal, bidang studi, guru pengampu, materi pelajaran dan
absensi siswa serta paraf guru.
Daftar kemajuan kelas harus diisi lengkap. Di SMP Al Azhar
14 Semarang pengisian daftar kemajuan kelas merupakan tugas regu
kelas. Apabila guru pengampu pelajaran belum mengisi daftar
kemajuan kelas setelah pembelajaran selesaibelum, maka regu kelas
wajib mengkorfirmasikannya pada guru pengampu pembelajaran
tersebut. Dan setiap bulannya pengisian daftar kemajuan kelas akan
dilaporkan kepada kepala sekolah.
Untuk guru bidang studi PAI akan berusaha selalu mengisi
daftar kemajuan kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Pengisian
daftar kemajuan kelas dilakukan sebelum materi disampaikan, hal ini
dilakukan oleh guru bidang studi PAI menghindari hal-hal yang tidak
100
diharapkan. Tujuan pengisian daftar kemajuan kelas yaitu guru bidang
studi PAI dapat mengetahui tingkat perkembangan belajar siswa.
d. Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Belajar
Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui
perencanaan, pengumpulan informasi, pelaporan dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar siswa. Evaluasi belajar atau ulangan
harian di SMP Al Azhar 14 Semarang telah ditetapkan dalam program
tahunan SMP. Ulangan harian di SMP Al Azhar 14 Semarang dalam
satu semester dilaksanakan sebanyak empat kali. Namun pada bidang
studi PAI, karena materi yang disampaikan sangat banyak, ulangan
dilaksanakan empat sampai dengan lima kali. Hal ini dilakukan untuk
membantu siswa dalam mempelajari bahan/ isi materi yang telah
diprogramkan dalam rencana pembelajaran.
Dan di SMP Al Azhar 14 Semarang evaluasi akhir semester
dilaksanakan pada saat pembelajaran dalam satu semester telah
selesai. Dalam satu tahun evaluasi akhir semester terlaksana dua kali
yaitu pada akhir semester satu dan dua. Evaluasi hasil belajar
dilaksanakan secara serius, obyektif, teliti dan terbuka. Dengan hasil
evaluasi hasil belajar untuk ulangan harian dan evaluasi akhir
semester dan ulangan-ulangan yang lain diharapkan hasilnya dapat
dijadikan identifikasi terhadap kemampuan siswa dalam menyerap
pembelajaran yang telah disampaikan.
Evaluasi hasil belajar dapat dijadikan control sejauhmana
siswa menangkap materi pembelajaran. Siswa-siswi di SMP Al Azhar
14 Semarang telah terbiasa berlaku jujur dan adil, maka di dalam
pelaksanaan evaluasi belajar, siswa juga akan selalu menerapkan
sikap tersebut. Dengan demikian guru terutama guru bidang studi PAI
dapat mengetahui kompetensi setiap siswa dalam belajar PAI.
e. Laporan Hasil Evaluasi Hasil Belajar
Laporan hasil evaluasi belajar siswa, merupakan sarana
komunikasi dan kerja sama antara sekolah dan orang tua demi
101
kemajuan belajar siswa dan pengembangan sekolah. Setelah evaluasi
terlaksana, maka setiap guru termasuk guru bidang studi PAI
mengadakan pengolahan dan pengelolaan pada data-data hasil
evaluasi hasil belajar siswa. Pengolahan data hasil evaluasi hasil
belajar siswa pada siswa merupakan cara atau teknik untuk
mengetahui nilai yang harus diberikan kepada setiap siswa. Dengan
dapat diketahui tingkat perkembangan siswa dalam menangkap
pelajaran.
Dengan adanya penghitungan hasil evaluasi belajar diharapkan
dapat dijadikan atau digunakan untuk memotivasi siswa untuk
melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas belajar siswa. Selain
itu dapat dijadikan bahan untuk menyempurnakan program
pembelajaran, memperbaiki kelemahan-kelemahan pembelajaran dan
memberikan bimbingan belajar pada siswa.
f. Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Permasalahan yang dialami pada siswa di sekolah sering tidak
dapat dihindari, hal ini disebabkan karena ada sumber permasalahan
siswa yang banyak didapat dari luar sekolah. Penyediaan pelayanan
BK sangat diperlukan untuk membantu siswa yang memiliki masalah.
BK di sekolah adalah pelayanan untuk semua siswa yang mengacu
pada keseluruhan perkembangannya, dalam rangka mewujudkan
manusia seutuhnya.
Keberadaan pelayanan BK di SMP Al Azhar 14 Semarang
telah diterima dan menjadi suatu pekerjaan yang tugas dan ruang
lingkupnya jelas. Yang menjadi supervisor pelayanan BK di sekolah
adalah kepala sekolah. Dan pada setiap bulan kepala sekolah
mengadakan pemeriksaan terhadap buku pelaksanaan BK. Kegiatan
BK di SMP Al Azhar 14 Semarang ditangani secara khusus oleh guru
BK. Selain guru BK yang bertindak sebagai konselor di kelas adalah
semua guru. Penanganan BK dipegang oleh seorang konselor yang
102
memiliki keahlian psikologis. Dan untuk penanganan masalah
keagamaan pada diri siswa dipegang oleh guru bidang PAI.
Dengan diberikannya bimbingan dan konseling di sekolah kepada
seluruh siswa baik yang mengalami kelambatan dan kemajuan belajar,
guru akan mudah mengetahui gejala-gejala tingkah laku yang bermasalah.
B. Persamaan dan Perbedaan Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan
Agama Islam Antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar
Pada dasarnya SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang memiliki
persamaan dan perbedaan. Pelaksanaan kegiatan manajemen kurikulum PAI
antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang juga terdapat persamaan
dan perbedaan. Berikut adalah uraiannya :
Dalam kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru PAI mencakup
pembagian tugas guru, pembagian tugas dan tanggungjawab ekstra kurikuler dan
penyusunan rencana pembelajaran. Dilihat dari pembagian tugas guru mengajar
persamaannya yaitu sama-sama dilaksanakan sebelum tahun ajaran baru dan
dimulai pada saaat rapat koordinasi tim guru, dan pembagian tugas guru lebih
memperhatikan keprofesional dan potensi serta telah lulus uji kompetensi yang
dimiliki guru bidang studi PAI, perbedaannya di SMP Al Azhar 14 Semarang
yang menjadi guru bidang studi PAI diutamakan telah berpengalaman mengajar
sedangkan di SMP Nasima Semarang yang menjadi guru bidang studi PAI
pengalaman mengajar tidak diutamakan. Dilihat dari pembagian tugas dan
tanggungjawab ekstra kurikuler antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14
Semarang mempunyai kegiatan ekstra kurikuler keagamaan yang sama yaitu
PHBI dan tilawah yang dikoordinasikan langsung oleh guru PAI, yang menjadi
perbedaan yaitu di SMP Nasima Semarang pelatih ekstra kurikuler tilawah
didatangkan dari guru luar. Untuk SMP Al Azhar 14 Semarng tahun pelajaran
2007/2008 ekstra kurikuler tilawah sudah tidak berjalan lagi karena sedikitnya
minat siswa terhadap ekstra kurikuler tilawah dan telah diganti dengan kegiatan
murotal. Kegiatan murotal dilatih langsung oleh guru bidang studi BTA/Qiro’ati.
Untuk penyusunan rencana pembelajaran bidang studi PAI di SMP Nasima dan
103
SMP Al Azhar 14 Semarang sama-sama menyusun secara pribadi. Yang menjadi
perbedaan penjabaran silabus kedalam rencana pembelajaran yang memuat
tujuan pembelajaran, materi ajar, materi pengajaran, sumber belajar dan penilaian
hasil belajar. Pemberian kewenangan untuk menganalisis silabus, di SMP Nasima
Semarang guru bidang studi PAI diberi kewenangan untuk menganalisis silabus
sesuai dengan ketetapan dari sekolah, sedangkan di SMP Al Azhar 14 Semarang
guru bidang studi PAI diberi kewenangan menganalisis silabus yang diturunkan
dari YPI Pusat (Induk Al-Azhar).
Dalam kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan
pembelajaran PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarnag meliputi
penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan program, pengisian daftar kemajuan
kelas, penyelenggaraan evaluasi hasil belajar, pelaporan hasil evaluasi dan
kegiatan bimbingan dan konseling. Dalam penyusunan jadwal pelajaran antara
SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang ada persamaan yaitu setiap satu
jam pelajaran sama dengan 40 menit dan untuk bidang studi PAI hanya diberikan
2 jam pelajaran (80 menit). Dan waktu yang digunakan untuk pembelajarn
bidang studi PAI berdasarkan alokasi waktu yang tersedia. Yang menjadi
perbedaan yaitu penempatan waktu dan lokasi pembelajaran selain itu juga
metode yang digunakan guru bidang studi PAI di SMP Nasima dan SMP Al
Azhar 14 Semarang dalam menyiasati agar materi yang disampaikan bisa
ditangkap oleh siswa. Kewenangan penyusunan jadwal pelajaran di SMP Nasima
Semarang adalah kepala sekolah dan tim guru. Sedangkan di SMP Al Azhar 14
Semarang kewenangan penyusunan jadwal pelajaran adalah kepala sekolah dan
bidang kurikulum. Untuk penyusunan program pembelajaran bidang studi PAI
memiliki persamaan pada format data program dan didasarkan pada analisis
alokasi waktu yang telah ditetapkan dan hasil penempatan kompetensi dasar per
unit. Yang berbeda adalah isi dari program yang ada. Di SMP Nasima Semarang
program pembelajaran disusun ataskerja antar guru PAI. Program tersebur
disusun setelah silabus diturunkan dari sekolah. Sedangkan di SMP Al Azhar 14
Semarang program pembelajaran disusun sendiri oleh guru PAI, setelah silabus
diturunkan dari YPI pusat. Berikutnya yaitu pengisian daftar kemajuan kelas
104
persamaannya terletak pada waktu pengisian dan guru bidang studi PAI setiap
pembelajaran akan mengisi daftar kemajuan kelas secara lengkap. Sedangkan
perbedaannya terletak pada bentuk format. Di SMP Nasima Semarang format
buku jurnal berisi keterangan hari/tanggal, mata pelajaran, guru pengampu,
materi yang disampaikan, absensi, jumlah siswa, paraf dan keterangan.
Sedangkan di SMP Al Azhar 14 Semarang format buku jurnal berisi keterangan
hari/tanggal, jam pelajaran, mata pelajaran, pengampu, materi, siswa yang tidak
hadir, keterangan dan paraf guru. Dalam penyelenggaraan evaluasi hasil belajar
antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang memiliki kesamaan yang
terletak pada penentuan alat evaluasi yang digunakan dan cara penilaian yang
dilaksanakan secara obyektif, terbuka, kondusif dan serius.. Dan perbedaannya
yaitu jenis evaluasi yang ada dan waktu pelaksanaannya. Untuk ulangan harian di
SMP Nasima Semarang disebut ulangan terprogram dan dilaksanakan 4 kali.
Sedangkan di SMP Al Azhar 14 Semarang ulangan harian PAI dilaksanakan 5-6
kali. Untuk laporan hasil evaluasi, persamaan antara SMP Nasima dan SMP Al
Azhar 14 Semarang pelaporan hasil evaluasi sama-sama dalam bentuk portfolio
baik mingguan, bulanan, semesteran maupun tahunan, yang mencakup ranah
kognitif, psikomotor dan afektif. Dan perbedaannya yaitu pengolahan data nilai
dan bobot nilai atau KKM. Di SMP Nasima KKM untuk kelas VII, VIII dan IX
baik dari segi penguasaan konsep dan nilai-nilai serta penerapan sebesar 70.
Sedangkan di SMP Al Azhar 14 Semarang KKM untuk kelas VII sebesar 70 dari
segi penguasaan konsep dan nilai-nilai dan 72 dari segi penerapan. Untuk kelas
VIII dan IX baik dari segi penguasaan konsep dan nilai-nilai serta penerapan
sebesar 71. Setelah hasil evaluasi diolah dan telah menjadi data yanng
kongkritkemudian dilaporkan kepada pihak-pihak yang terkait. Di SMP Nasima
Semaranghasil evaluasi dilaporkan kepada kepala sekolah, orang tua, masyarakat
dan yayasan. Sedangkan di SMP Al Azhar 14 Semarang hasil evaluasi dilaporkan
kepada kepala sekolah, orang tua, masyarakat dan yayasan pusat Jakarta. Yang
terakhir adalah tentang kegiatan BK di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14
Semarang, pelayanan BK ruang lingkupnya telah jelas, dan memiliki ketetapan
sama yaitu bahwa seorang guru adalah pembimbing atau konselor bagi siswanya.
105
Perbedaannya yaitu SMP Nasima Semraang pembinaan rutinitas keagamaan
ditangani langsung oleh guru bidang studi PAI. Sedangkan di SMP Al Azhar 14
Semarang baik pembinaan kesosialan, kesusilaan ataupun keagamaan pada siswa
yang bermasalah tetap ditangani oleh guru BK.
Dari uraian tentang persamaan dan perbedaan tersebut agar lebih mudah
dibaca dapat dilihat dalam tabel berikkut :
Jenis Kegiatan SMP Nasima Semarang SMP Al Azhar 14
Semarang
a. Pembagian
Tugas Mengajar
Dilaksanakan sebelum tahun
ajaran baru pada saat rapat
koordinasi tim guru,
Selain harus telah harus lolos
uji kompetensi guru, yang
menjadi guru bidang studi PAI
pengalaman tidak diutamakan.
Dilaksanakan sebelum ajaran
baru dimulai pada saat rapat
koordinasi tim guru,
Yang menjadi guru bidang
studi PAI tidak hanya harus
lolos uji kompetensi guru,
tetapi juga harus memiliki
pengalaman.
b. Pembagian
Tugas dan
Tanggungjawab
Ekstra Kurikuler
Ada pelaksanaan PHBI dan
ekstra kurikuler tilawah,
Dikoordinasikan langsung oleh
guru bidang studi PAI,
Yang menjadi pelatih
ekstrakurikuler tilawah
didatangkan dari guru luar
sekolah.
Ada pelaksanaan PHBI dan
kegiatan murotal,
Yang menjadi pelatih adalah
guru dalam yaitu guru bidang
studi BTA/Qiro’ati.
c. Penyusunan
rencana
pembelajaran
Rencana pembelajaran disusun
oleh guru secara pribadi,
Rencana pembelajaran
merupakan penjabaran dari
silabus yang diturunkan dari
Rencana pembelajaran
disusun oleh guru PAI sendiri
untuk satu pertemuan,
Rencana pembelajaran
merupakan penjabaran
106
sekolah.
silabus yang dari YPI pusat
Jakarta.
a. Penyusunan
Jadwal pelajaran
Disusun oleh kepala sekolah
berserta tim guru,
Untuk bidang studi PAI jam
pelajaran dilaksanakan
berdasarkan alokasi waktu
yaitu 2 jam pelajaran (80
menit).
Disusun oleh kepala sekolah
beserta bidang kurikulum,
Untuk bidang studi PAI
waktu yang digunakan
berdasarkan alokasi waktu
yang tersedia, yaitu 2 jam
pelajaran (80 menit)
b. Pengisian
Daftar
Kemajuan Kelas
Setiap selesai mengajar guru
PAI wajib mengisi daftar
kemajuan kelas,
Format buku kemajuan kelas
berisi tentang hari/tanggal,
mata pelajaran, guru
pengampun, materi yang
disampaikan, absensi, jumlah
siswa, paraf dan keterangan.
Guru bidang studi termasuk
guru bidang studi PAI wajib
mengisi daftar kemajuan
kelas,
Yang bertugas mengisi daftar
kemajuan kelas secara
lengkap adalah
tanggungjawab regu kelas,
Format daftar kemajuan kelas
berisi keterangan
hari/tanggal, jam pelajaran,
mata pelajaran, pengampu,
materi, siswa yang hadir
keterangan dan paraf guru.
c. Penyusunan
Program
Pembelajaran
Program pembelajaran
didasarkan pada analisis
alokasi waktu yang
sebelumnya telah ditetapkan
dan hasil penempatan
kompetensi dasar per unit,
Program pembelajaran
didasarkan pada analisis
analisis waktu dan
kompetensi dasar per unit,
Program disusun setelah
silabus diturunkan dari YPI
107
Program disusun setelah
silabus diturunkan dari
sekolah,
Program pembelajaran disusun
atas kerja sama antar guru PAI
pusat,
Program disusun pribadi oleh
guru PAI
d. Evaluasi
Hasil Balajar
Dalam evaluasi semester atau
evaluasi akhir sekolah bidang
studi PAI, guru bidang studi
PAI memberikan arahan dan
mengawasi langsung pada
siswa,
Evaluasi/ulangan harian
disebut ulangan terprogram
dan dilaksanakan 4 kali,
Evaluasi dilakukan secara
hitmad, jujur, adil
Dalam evaluasi semester atau
evaluasi akhir seolah guru
bidang studi PAI memberikan
arahan dan mengawasi
langsung pada siswa,
Ulangan harian PAI
dilaksanakan 5-6 kali,
Evaluasi dilaksanakan secra
serius, obyektif, teliti dan
serius.
e. Laporan Hasil
Evaluasi Belajar
Laporan evaluasi mencakup
ranah kognitif, psikomotor dan
afektif,
KKM bidang studi PAI untuk
kelas VII. VIII dan IX, baik
dari segi penguasaan konsep
and nilai-nilai serta dari segi
penerapan sebesar 70,
Hasil evaluasi dilaporkan
kepada keppala sekolah, orang
tua, masyarakat dan yayasan
Laporan evaluasi mencakup
domain kategori yang berupa
ranah kognitif, psikomotor
dan afektif,
KKM bidang studi PAI kelas
VII dari segi penguasaan
konsep dan nilai-nilai sebesar
70 dan dari segi penerapan
sebesar 72, untuk kelas VIII
dan IX baik dari segi
penguasaan konsep dan nilai-
nilai serta dari segi penerapan
penerapan sebesar 71
Hasil evaluasi dilaporkan
108
kepada kepala sekolah, orang
tua, masyarakat dan yayasan
pusat
f. Kegiatan
Bimbingan dan
Konseling
Pelayanan BK ruang
lingkupnya telah jelas,
Guru adalah konselor atau
pembimbing bagi siswa,
Guru PAI merupakan
pembimbing rutinitas
keagamaan harian siswa yang
bermasalah di sekolah.
Pelayanan BK ruang
lingkupnya telah jelas,
Guru adalah konselor atau
pembimbing bagi siswa,
Pembinaan rutinitas
keagamaan harian pada siswa
yang bermasalah tetap
ditangani oleh guru BK.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembahasan tentang studi tentang komparasi manajemen kurikulum
pendidikan agama Islam antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang)
telah penulis terangkan dalam bab demi bab. Dari pembahasan-pembahasan dan
uraian pada bab-bab sebelumnya maka penulis dapat mengambil konsklusi
bahwa manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14
Semarang tergolong baik, dimana semua kegiatan-kegiatan manajemen
kurikulum PAI baik kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru maupun
kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan pembelajaran sudah
dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan kegiatan manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP
Al Azhar 14 Semarang meliputi kegiatan yang berhubungan dengan tugas
guru PAI dan kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan
pembelajaran bidang studi PAI. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas
guru PAI meliputi tiga kegiatan. Yang pertama, di SMP Nasima dan SMP Al
Azhar pembagian tugas guru PAI sangat diperhatikan terutama keahlian yang
harus dimiliki yaitu harus lulur uji kompetensi dan menguasai BTA (Baca
tulis Al-Quran/Mengaji), selain itu juga sangat diperhatikan dalam pembagian
bahan tugas mengajar dan formasinya. Yang kedua adalah pembagian tugas
dan tanggung jawab, ekstra kurikuler PAI, ekstra kurikuler yang berhubungan
dengan PAI yaitu PHBI dan kegiatan Tilawah. Di dalam bertugas dan
melaksanakan tanggungjawabnya guru bidang studi PAI di SMP Nasima dan
SMP Al Azhar 14 Semarang selalu mengadakan koordinasi langsung pada
siswa dan mengelola kegiatan ekstra kurikuler tilawah. Yang ketiga adalah
penyusunan rencana pembelajaran, disusun sendiri oleh guru bidang studi
PAI untuk satu pertemuan. Dnegan penyusunan rencana pembelajaran
diharapkan pembelajaran bidang studi PAI di SMP Nasima dan SMP Al
109
110
Azhar 14 Semarang lebih terprogram sehingga dapat diketahui kadar
kemampuan guru dalam menjalankan profesinya. Selanjutnya yaitu kegiatan
yang berhubungan dengan proses pelaksanaan pembelajaran PAI. Yang
pertama yaitu penyusunan jadwal pelajaran, jadwal pembelajaran bidang
studi PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang diberikan pada
seluruh kelas dan menunjukkan waktu mengajar (40 menit). Yang kedua
adalah penyusunan program pembelajaran. Dalam pemograman pembelajaran
bidang studi PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang yang
ditetapkan oleh guru bidang studi PAI yaitu menetapkan materi atau isi
pelajaran yang akan disampaikan, memilih metode dan media pembelajaran
dan menentukan alokasi waktunya. Yang ketiga yakni pengisian daftar
kemajuan, setiap guru termasuk guru bidang studi PAI telah selesai
memberikan pelajaran yang harus mengisi daftar kemajuan, yang nantinya
daftar kemajuan dapat dijadikan pengawasan terhadap kemajuan belajar
siswa. Yang keempat yaitu penyelenggaraan evaluasi hasil belaja. Di SMP
Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang penyelenggaraan evaluasi hasil
belajar bidang studi PAI ada dua evaluasi yaitu formatif dan sumatif, evaluasi
formatif peneyelenggaraannya disesuaikan dengan ketentuan sekolah dan
Dinas Pendidikan (Pemerintah) sedangkan evaluasi sumatif
penyelenggaraannya bisa direkayasa oleh guru bidang studi PAI. Dengan
evaluasi guru dapat melihat sejauh mana siswa menguasai pembelajaran.
Yang kelima adalah laporan hasil evaluasi, setelah evaluasi hasil belajar
terlaksana setiap guru termasuk guru bidang studi PAI mengelola hasil
evaluasi kemudian mengadakan penyempurnaan lebih lanjut dan tindakan
berikutnya mendata kedalam catatan kemajuan siswa setelah itu dilaporkan
pada bidang kurikulum, yang nantinya akan dijadikan laporan kepada wali
siswa. Yang keenam yaitu kegiatan bimbingan dan konseling di SMP Nasima
dan SMP Al Azhar 14 Semarang setiap guru merupakan pembimbing dan
konselor bagi siswanya. Dalam kegiatan rutinitas harian siswa, guru bidang
studi PAI adalah pembimbing dan konselor bagi siswa yang bermasalah.
111
2. Pada dasarnya SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang memiliki
persamaan dan perbedaan. Pelaksanaan kegiatan manajemen kurikulum PAI
antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang juga ada persamaan dan
perbedaan. Dalam kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru PAI
mencakup pembagian tugas guru, pembagian tugas dan tanggungjawab ekstra
kurikuler dan penyusunan rencana pembelajaran. Dilihat dari pembagian
tugas guru mengajar persamaannya yaitu sama-sama lebih memperhatikan
keprofesional dan potensi yang dimiliki guru bidang studi agama Islam,
perbedaannya di SMP Al Azhar 14 Semarang yang menjadi guru bidang studi
agama Islam diutamakan telah berpengalaman mengajar sedangkan di SMP
Nasima Semarang yang menjadi guru bidang studi PAI pengalaman mengajar
tidak diutamakan. Dilihat dari pembagian tugas dan tanggungjawab ekstra
kurikuler antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang mempunyai
kegiatan ekstra kurikuler keagamaan yang sama yaitu PHBI dan tilawah,
yang menjadi perbedaan terletak pada pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler
tersebut. Namun untuk tahun pelajaran 2007/2008 di SMP Al Azhar ekstra
kurikuler tilawah sudah tidak berjalan lagi karena sedikitnya minat siswa
terhadap ekstra kurikuler tilawah dan diganti dengan kegiatan murotal,
berbeda dengan SMP Nasima Semarang walaupun siswa yang mengikuti
hanya ekstra kulikuler tilawah tidak terlalu banyak, ekstrakuriluler tilawah
masih tetap berjalan. Untuk penyusunan rencana pembelajaran bidang studi
PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang sama-sama
menjabarkan silabus kedalam rencana pembelajaran yang memuat tujuan
pembelajaran, materi ajar, materi pengajaran, sumber belajar dan penilaian
hasil belajar. Dan perbedaannya yaitu terletak pada pemberian kewenangan
untuk menganalisis silabus, di SMP Nasima Semarang guru bidang studi PAI
diberi kewenangan untuk menganalisis silabus sesuai dengan ketetapan dari
sekolah sedangkan di SMP Al Azhar 14 Semarang guru bidang studi PAI
diberi kewenangan menganalisis silabus yang diturunkan dari YPI Pusat
(Induk Al Azhar).
112
Dalam kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan PAI di SMP
Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarnag meliputi penyusunan jadwal
pelajaran, penyusunan program, pengisian daftar kemajuan, penyelenggaraan
evaluasi hasil belajar, pelaporan hasil evaluasi dengan kegiatan bimbingan
dan konseling. Dalam penyusunan jadwal pelajaran antara SMP Nasima dan
SMP Al Azhar 14 Semarang ada persamaan yaitu setiap satu jam pelajaran
sama dengan 40 menit dan untuk bidang studi PAI hanya diberikan jam
pelajaran untuk setiap kelas, padahal materi yang perlu disampaikan sangat
banyak. Yang menjadi perbedaan yaitu metode dan strategi yang digunakan
guru bidang studi PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang
dalam menyiasati agar materi yang disampaikan bisa ditangkap oleh siswa.
Untuk penyusunan program pembelajaran bidang studi PAI memiliki
persamaan pada format data program. Yang berbeda adalah isi dari program
yang ada. Berikutnya yaitu pengisian daftar kemajuan persamaannya terletak
pada waktu pengisian dan bentuk format dari buku kemajuan. Sedangkan
perbedaannya terletak pada aspek-aspek yang dinilai untuk kemajuan. Dalam
penyelenggaraan evaluasi hasil belajar antara SMP Nasima dan SMP Al
Azhar 14 Semarang memiliki kesamaan yang terletak pada penentuan alat
evaluasi yang digunakan dan cara penilaian. Dan perbedaannya yaitu jenis
evaluasi yang ada dan waktu pelaksanaannya. Untuk laporan hasil evaluasi,
persamaan antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang pelaporan
hasil evaluasi sama-sama dalam bentuk portfolio baik mingguan, bulanan,
semesteran maupun tahunan, dan perbedaannya yaitu pengolahan data nilai
dan bobot nilai yang diberikan atau kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). DI
SMP Nasima KKM bidang studi PAI adalah 70, sedangkan di SMP Al Azhar
14 Semarang KKMnya yaitu untuk kelas VII dari segi penguasaan konsep
dan nilai-nilai sebesar 70 dan dari segi penerapan sebesar 72, sedangkan
untuk kelas VIII dan IX baik dari segi penguasaan konsep dan nilai-nilai serta
dari segi penerapan sebesar 71. Yang terakhir adalah tentang kegiatan
bimbingan dan konseling di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang,
yang memiliki ketetapan sama yaitu bahwa seorang guru PAI adalah
113
pembimbing siswanya dalam kebiasaan atau rutinitas siswa di sekolah, dan
bidang bimbingan dan konseling di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14
Semarang tidak memiliki perbedaan yang menonjol.
B. SARAN-SARAN
Berdasarkan permasalahan yang penulis bahas dalam skripsi ini yaitu studi
komparasi tentang manajemen kurikulum pendidikan agama Islam antara SMP
Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang, maka penulis hendak menyampaikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Manajemen kurikulum PAI seharusnya menjadi sebuah usaha pembinaan situasi
pembelajaran PAI agar berjalan lebih kondusif dan edukatif.
2. Manajemen kurikulum PAI dapat dijadikan alat informasi bagi guru bidang studi
PAI dalam menerapkan rencana dan program-program pembelajaran yang telah
disusun.
3. Perlu adanya legitimasi dari semua lembaga pendidikan baik sekolah ataupun
madrasah mengenai perlunya mengaplikasikan manajemen kurikulum.
C. PENUTUP
Teriring rasa syukur alhamdulillah yang tidak terhingga kehadiran Allah
SWT. yang telah melimpahkan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tentunya masih
banyak kesalahan dan kekurangan yang sudah barang tentu masih melekat dalam
rangkaian kata-kata dari awal sampai akhir skripsi ini. Oleh karenanya saran, kritik
dan masukan yang konstruktif dari pembaca, sangat penulis harapkan demi
tercapainya kesempurnaan ini dan kebaikan semua pihak. Namun penulis tetap
berharap, dengan segala kekurangan dan kesalahan yang ada, mudah-mudahan
skripsi ini dapat menjadi bagian dari usaha yang bermanfaat bagi pengembangan
manajemen kurikulum di lembaga pendidikan Islam.
Semoga Allah SWT. senantiasa melimpahkan hidayah dan magfirah-Nya
kepada kita, sehingga kita semua dapat menggapai ketentraman lahir dan batin untuk
mengabdi kepada-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
_______, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
_______, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1999.
_______, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.
Arsyad, Azhar, Pokok-pokok Manajemen, Pengetahuan Praktis Bagi Pemimpin dan Eksekutif, Yogyakarta: pustaka Pelajar, 2002.
Atmodiwirio, Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1992.
Azizy, A. Qodri, Pendidikan Agama Untuk Membangun Etika Sosial, Mendidik Anak Sukses Masa Depan: Pandai dan Bermanfaat, Semarang: Aneka Ilmu, 2003.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Fianal Senayan, 2006.
Basuki, Sulistio, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka, Dekdibut, 1993.
Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006.
Echols, Jhon M. dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1992.
Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
Harahap, Sofyan Safri, Sistem Pengawasan Manajemen, Jakarta: Quantum, 2001.
Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Dasar: Pengertian dan Masalah, Jakarta: Gunung Agung, 1996.
Himpunan Perundang-undangan RI Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI NO. 20 Tahun 2003 Beserta Penjelasannya, Bandung : Nuansa Aulia, 2005.
Konfensi Nasional Pendidikan Indonesia II, Kurikulum Untuk Abad ke-21, Jakarta: Grasindo,1994.
Kurikulum Berbasis Kompetensi, Standar Kompetensi, Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah.
Ladjid, Hafni, Pengembangan Kurikulum, Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Quantum Teaching, t.th.
LPPM (Panitia Istilah Manajemen), Kamus Istilah Manajemen, Jakarta: Balai Aksara, 1983.
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: remaja Rosdakarya, 2006.
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.
Muhaimin et.al., Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
_______, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002.
Muslam, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Teoritis dan Praktis, Semarang: PKPI, 2003.
Muslich, Mansur, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
mutthawi', Ibrahim Ihsmat, Al Ushul al-Idariyah li al-Tarbiyah, Riad: Dar al-Syuruq, 1996.
Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1999.
_______, Asas-asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.
Nurhadi, Kurikulum 2004: Pertanyaan dan Jawaban, Jakarta: Grasindo, 2004.
Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Departemen Agama RI, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum, 2004.
Peraturan Pemerintah RI. NO 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Cipta Jaya, 2005.
Plano, Jack C., et.al., Kamus Analisis Politik, Jakarta: Rajawali, t.th.
Poerbakawatja, Soegarda, et.al., Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1982.
Pratt, David, Curriculum Design and Development, New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1980.
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konselig, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
_______, Panduan Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2001.
Purwanto, Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995.
Rival, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003.
Rosyadi, Khoiron, Pendidikan Profetif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Schoderbek, Peter P., et.al., Management, New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1988.
Subandiyah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya, 1990.
Sumarni, Murti, Manajemen Pemasaran Bank, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2002.
Suryosubroto, B., Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Syafi'i, Inu Kencana, al-Qur'an dan Ilmu Administrasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Syamsi, Ibnu, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Rineka Cipta, 1994.
Terry, George R., Principles of Management, terjemahan Wiardi, Asas-asas Manajemen, Bandung: Alumni, 1986.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta : Bumi Aksara, 1996.
Usman, Moh. Unzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.
Willes, Jon and Joseph Bondi, Curriculum Development: a Guide to Practice, New York : Macmillan Publishing Company, 1993.
Yulaelawati, Ella, Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Pakar Raya, 2004.