fakultas tarbiyah institut agama islam...
TRANSCRIPT
PENERAPAN
MENINGKATKAN
KIMIA MATERI POKOK REAKSI REDUKSI
(Studi Tindakan pada Peserta Didik Kelas XPi 4 MA
Simbangkulon Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011)
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
INSTITUT
i
PENERAPAN METODE TEAM QUIZ SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
MATERI POKOK REAKSI REDUKSI OKSIDASI
(Studi Tindakan pada Peserta Didik Kelas XPi 4 MA Salafiyah
Simbangkulon Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Ilmu Pendidikan Kimia
Oleh:
MAILAL KIROM
NIM. 073711003
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
SEBAGAI UPAYA
MATA PELAJARAN
OKSIDASI
Salafiyah
Simbangkulon Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011)
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mailal Kirom
NIM : 073711003
Jurusan/Program Studi : Tadris Kimia
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 6 Juni 2011
Saya yang menyatakan,
Mailal Kirom
NIM: 073711003
iii
KEMENTERIAN AGAMA R.I
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang
Telp. 024-7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan :
Judul : Penerapan Metode Team Quiz Sebagai Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Kimia Materi Pokok Reaksi Reduksi Oksidasi Kelas X
MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan.
Nama : Mailal Kirom
NIM : 073711003
Program Studi : Tadris Kimia
Telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh Dewan Penguji Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana dalam Tadris Kimia.
Semarang, 27 Juni 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua, Sekretaris,
Miswari, M. Ag Atik Rahmawati, M.Si
NIP: 150 274 337 NIP : 19750516 200604 2002
Penguji I, Penguji II,
Ratih Rizki Nirwana, S.Si, M.Pd Siti Tarwiyah, M.Pd
NIP: 19810414 200501 2 002 NIP: 19721108 199903 2 001
Pembimbing I, Pembimbing II,
Atik Rahmawati, M.Si. Drs. Mahfud Junaidi, M.Ag.
NIP : 19750516 200604 2002 NIP : 19690320 199803 1004
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 6 Juni 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Penerapan Metode Team Quiz Sebagai Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Kimia Materi Pokok Reaksi Reduksi
Oksidasi Kelas X MA Salafiyah Simbangkulon
Pekalongan. Nama : Mailal Kirom
NIM : 073711003
Jurusan : Tadris
Program S tudi : Tadris Kimia
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Pembimbing I,
Atik Rahmawati, M.Si.
NIP : 19750516 200604 20
v
NOTA PEMBIMBING Semarang, 6 Juni 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang.
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Penerapan Metode Team Quiz Sebagai Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Kimia Materi Pokok Reaksi Reduksi
Oksidasi Kelas X MA Salafiyah Simbangkulon
Pekalongan. Nama : Mailal Kirom
NIM : 073711003
Jurusan : Tadris
Program Studi : Tadris Kimia
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Pembimbing II,
Drs. Mahfud Junaedi, M.Ag
NIP: 19690320 199803 100
vi
ABSTRAK
Mailal Kirom (NIM: 73711003). Penerapan Metode Team Quiz sebagai
upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia pada Materi Pokok Reaksi Reduksi
Oksidasi. Studi kasus peserta didik kelas XPi 4 MA Salafiyah Simbangkulon
Pekalongan tahun ajaran 2010/2011.
Latar belakang yang mendasari judul ini diantaranyan adalah belum adanya
variasi guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan
peserta didik di sekolah, guru lebih sering menggunakan metode ceramah
sehingga peserta didik cenderung kurang aktif di kelas ketika pembelajaran. Hasil
belajar peserta didik juga masih rendah dimana nilai rata-ratanya belum
memenuhi KKM yang ditetapkan oleh ssekolah.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk
mengetahui 1) penerapan metode team quiz pada materi pokok reaksi reduksi
oksidasi. 2) melalui penerapan metode pembelajaran team quiz dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran kimia materi pokok
reaksi reduksi oksidasi. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas XPi 4 MA
Salafiyah Simbangkulon Pekalongan tahun ajaran 2010/2011. Dari hasil
wawancara peneliti kepada guru mata pelajaran kimia, keaktifan peserta didik
dalam materi reaksi reduksi oksidasi masih kurang aktif. Peserta didik hanya
menunggu sajian dari guru sehingga mereka kurang aktif dalam menemukan
konsep sendiri. Dalam mempelajari materi reaksi redoks peserta didik cenderung
menghafalkan contoh, sehingga konsep yang mereka terima akan sulit dipahami.
Untuk itu diperlukan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan peserta didik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode team
quiz.
Obyek penelitian ini adalah peserta didik kelas XPi 4 MA Salafiyah
Simbangkulon Pekalongan tahun pelajaran 2010/ 2011 dengan jumlah 45 orang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus.
Hasil belajar peserta didik diperoleh dari nilai Lembar Kerja Diskusi
Kelompok yang dikerjakan oleh peserta didik dengan menggunakan metode team
quiz dan nilai tes evaluasi di tiap akhir siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam
tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada tahap prasiklus, rata-
rata hasil belajar 56,97 dengan ketuntasan belajar 50%. Setelah dilaksanakan
tindakan pada siklus I, dengan metode team quiz, peserta didik menjadi aktif dan
pemahaman konsep peserta didik menjadi meningkat. Rata-rata hasil belajar
sebesar 67,96 dengan ketuntasan klasikal sebesar 71,11%. Sedangkan pada siklus
II setelah diadakan refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus I, rata-rata hasil
belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu sebesar 70 dan ketuntasan
klasikal sebesar 86,67%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dan hasil
belajar peserta didik pada materi pokok reaksi reduksi oksidasi dengan metode
team quiz meningkat.
vii
MOTTO
Artinya :"….sesungguhnya Allah tidaklah akan mengubah apa yang
ada pada satu kaum, sehingga mereka ubah apa yang
ada pada diri mereka (sendiri),...". (Ar- Ro’du : 11)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
� Ayahanda dan Ibunda tercinta Bapak Abdul Manaf dan Ibu
Fathonah yang mencurahkan kasih sayang, dan atas segala
do’a serta pengorbanannya yang tulus.
� Saudara tercinta (Mailal Husna, Amalul Umam dan Nur
Hamidah) yang memberikan semangat baik moral, material
maupun spiritual.
� Sahabat-sahabat seperjuangan tadris kimia 2007 yang selalu
memberikan semangat dalam perjuangan ku.
� Almamater tercinta.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul :
“Penerapan Metode Team Quiz sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Kimia Materi Pokok Reaksi Reduksi Oksidasi
Kelas X MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar
Sarjana pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Tersusunnya Skripsi
ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
maka sudah sepantasnya penyusun menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa
hormat serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Drs. Sudja’i, M. Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.
2. Ibu Atik Rahmawati, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Drs. Mahfud
Juneidi, M.Ag selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
dan motivasi hingga terselesainya skripsi ini.
3. Drs. H. Muslih Khudhori, M.S.I selaku Kepala MA Salafiyah
Simbangkulon Pekalongan yang telah memberikan izin untuk
pelaksanaan penelitian.
4. Bapak Ahsanul Wildan, S.Pd, Bapak ‘Ainun Naja, A. Md dan Bapak
Lukni A. yang telah memberikan bimbingan dan perhatiannya hingga
terselesainya skripsi ini.
5. Dosen-dosen IAIN Walisongo Semarang yang telah ikhlas membagi
ilmunya.
6. Sahabat-sahabatku di El-Simbany dan Impadis. Zamy, Ja’far, Aji,
Lukman, Kang Syukron , Kang Ariz, Kang Varid, Afni, Dewy, Ulil,
Mbak Aya, Dian, Fika, Us, Irnani, ‘Ainy, Ina, Ana dan sedulur-
sedulurku yang telah memotivasi hingga adinda mencapai kesarjanaan,
tak akan kulupakan jasa-jasamu kawan.
x
7. Sahabat-sahabatku di rumah Maisaroh, Lilis, Nela, Bibah, Olif, Hanik,
Nina, Tikah, “semoga kebersamaan akan selalu menjadi kenangan yang
terindah”.
8. Sahabat-sahabatku di kamar As-Sakinah Fida, Dzaky, Nisa, Isty, Muza,
dkk yang menjadi tempat berbagi suka maupun duka.
9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyelesaian skripsi ini.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan
sumbang saran dan kritikan yang sifatnya membangun sebagai masukan dan
untuk penulisan karya ilmiah selanjutnya.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu kependidikan pada
umumnya dan para pembaca pada khususnya.
Semarang, 6 Juni 2011
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................... ii
PENGESAHAN............................................................................ iii
NOTA PEMBIMBING ................................................................ iv
ABSTRAK .................................................................................... vi
MOTTO ......................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ......................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ xiii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................... 1
B. Penegasan Istilah ............................................... 4
C. Pembatasan Masalah ......................................... 5
D. Perumusan Masalah ........................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................... 6
BAB II : LANDASAN TEORI ............................................... 8
A. Landasan Teori .................................................. 8
1. Pengertian Belajar ......................................... 8
2. Hasil Belajar ................................................. 10
3. Metode Team Quiz ....................................... 14
4. Pembelajaran Kimia ...................................... 17
5. Reaksi Reduksi Oksidasi .............................. 18
B. Kajian Penelitian yang Relevan ......................... 24
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .............................. 27
A. Jenis Penelitian .................................................. 27
xii
B. Subjek Penelitian ............................................... 28
C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................... 29
D. Kolaborator ....................................................... 30
E. Metode Penelitian ............................................. 30
F. Indikator Keberhasilan ...................................... 42
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...... 43
A. Pra Sklus ............................................................ 43
B. Hasil Penelitian .................................................. 44
1. Siklus I .......................................................... 44
2. Siklus II ......................................................... 55
C. Pembahasan ........................................................ 68
1. Siklus I .......................................................... 68
2. Siklus II ......................................................... 71
BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP ........... 78
A. Kesimpulan ........................................................ 78
B. Saran .................................................................. 78
C. Penutup .............................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar nama peserta didik
2. Daftar diskusi kelompok
3. Silabus
4. RPP siklus I
5. RPP siklus II
6. Instrumen observasi kegiatan guru siklus I
7. Instrumen observasi kegiatan guru siklus II
8. Lembar kerja kelompok siklus I
9. Lembar kerja kelompok siklus II
10. Jawaban Lembar kerja kelompok siklus I
11. Jawaban Lembar kerja kelompok siklus II
12. Nilai pra siklus 2008-2009
13. Nilai pra siklus 2009-2010
14. Nilai siklus I
15. Nilai siklus I
16. Soal evaluasi siklus I
17. Soal evaluasi siklus II
18. Kunci jawaban soal evaluasi siklus I
19. Kunci jawaban soal evaluasi siklus II
20. PR siklus I
21. PR siklus II
22. Kunci jawaban PR siklus I&II
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan.
Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. Anak-
anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak sudah
dewasa dan berkeluarga mereka juga akan mendidik anak-anaknya. Begitu
pula di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa dididik oleh
guru dan dosen. Pendidikan adalah khas milik dan alat manusia. 1
“Education is a process or an activity which is directed at producingdesirable changes in the behavior of human beings. Education also my beviewed as the socialization process: the process by which the child isinducted in to the mores of the society in which he lives”.2
Dari definisi pendidikan di atas dinyatakan bahwa pendidikan merupakan
suatu proses atau suatu kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku
manusia. Pendidikan juga merupakan proses sosial: proses yang mana anak-
anak ditempatkan ke dalam kebudayaan sosial tempat anak-anak hidup.
Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja,
yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari
perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sedangkan mengajar adalah
interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam menyampaikan informasi3.
Menyampaikan bahan pelajaran berarti melaksanakan beberapa kegiatan,
tetapi kegiatan itu tidak akan ada gunanya jika tidak mengarah pada tujuan
tertentu. Artinya seorang pengajar harus mempunyai tujuan dalam kegiatan
pengajarannya agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan jelas oleh
peserta didiknya. Untuk mengerti suatu hal dalam diri seseorang, terjadi suatu
proses yang disebut sebagai proses belajar melalui model-model mengajar
1 Made Pidarta, Landasan Kependidikan, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), Cet.1, hlm. 1.2 F. J. McDonald, Educational Psychology, (Tokyo: Overseas Publications, 1959), 1st Ed.,
pp. 4-5.3 Abdurrohman Abror, Psikologi Pendidikan, ( Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya,
1993), Cet. 4, hlm. 66.
2
yang sesuai dengan kebutuhan proses belajar itu. Melalui model mengajar itu,
pengajar mempunyai tugas merangsang serta meningkatkan jalannya proses
belajar. Untuk dapat melaksanakan tugas itu dengan baik, pengajar harus
mengetahui bagaimana model dan proses pembelajaran itu berlangsung.4
Guru dapat melaksanakan proses belajar- mengajar dengan sebaik-
baiknya jika menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan. Hal yang penting dalam metode ialah bahwa
setiap metode pembelajaran yang digunakan bertalian dengan tujuan belajar
yang ingin dicapai. Tujuan untuk mendidik anak agar sanggup memecahkan
masalah-masalah dalam belajarnya.5
“Science is all knowledge collected by means of the scientific method.Science comprises, first, the orderly and systematic comprehension,description, and/or explanation of natural phenomena and, second, the toolsnecessary for that understanding.”6
Maksudnya ilmu pengetahuan alam mencakup segala pengetahuan yang
didasarkan atas metode ilmiah. Menurut Claget pengetahuan terdiri dari
pemahaman yang sistematik atau teratur baik, gambaran atau penjelasan
tentang fenomena alam serta kejadian penting yang patut untuk dimengerti.
Pelajaran kimia merupakan salah satu dari pelajaran dalam rumpun
sains yang merupakan dasar bagi ilmu pengetahuan yang lain, seperti
kedokteran, farmasi, dan lain-lain. Banyaknya konsep kimia yang bersifat
abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan
ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bagi
siswa. Salah satunya dalam materi reaksi reduksi-oksidasi, sehingga banyak
siswa gagal dalam belajar kimia. Pada umumnya siswa cenderung belajar
dengan hafalan daripada secara aktif mencari untuk membangun pemahaman
mereka sendiri terhadap konsep kimia.
Fakta di lapangan terdapat beberapa kendala, antara lain kurangnya
partisipasi guru dalam merancang dan menerapkan metode pembelajaran
4 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, ( Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 173.5 Ibid, hlm. 201.6 Kenneth T. Henson, Elementary science Methods, ( America: McGraw-Hill, 1984), p. 7
3
sehingga siswa kurang tertarik terhadap materi reaksi redoks. Pembelajaran
yang tidak melibatkan perhatian dan minat siswa disinyalir menjadi salah satu
penyebab menurunnya nilai akademik di MA Salafiyah Simbangkulon
Pekalongan. Hasil belajar kimia belum seluruhnya mencapai nilai rata-rata
KKM seperti yang diharapkan.
Dari uraian di atas, maka belajar aktif itu sangat diperlukan oleh peserta
didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik
pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat
melupakan apa yang telah diberikan. Oleh sebab itu diberikan perangkat
tertentu untuk dapat mengikat informasi yang baru saja diterima dari
pengajar. Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang
baru kemudian menyimpannya dalam otak.
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta
didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif,
berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini, mereka
secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari
materi, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka
pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan
belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses
pembelajaran, tidak hanya mental, tetapi juga fisik. Dengan cara ini
diharapkan peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan
sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.
Salah satu cara terbaik untuk mengembangkan belajar yang aktif adalah
memberikan tugas belajar yang diselesaikan dalam kelompok kecil peserta
didik. Dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian,
membantu mewujudkan belajar kolaboratif yang menjadi satu bagian yang
berharga untuk iklim belajar di kelas. Salah satu strategi kolaboratif adalah
dengan menggunakan metode quiz team (menguji tim).
Team Quiz merupakan metode dimana siswa dilatih untuk belajar dan
berdiskusi kelompok. Satu kelompok presentasi ke kelompok lain, kemudin
memberikan kuis ke kelompok lain tersebut. Apabila kelompok tersebut tidak
4
bisa menjawab maka pertanyaan dilempar ke kelompok selanjutnya, dan
seterusnya hingga semua kelompok melakukan presentasi kemudian
memberikan kuis.7 Metode team quiz ini disusun dan diimplementasikan oleh
peneliti agar dapat membantu memudahkan siswa dalam memahami materi
reaksi reduksi-oksidasi. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul
“PENERAPAN METODE TEAM QUIZ SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN KIMIA MATERI POKOK REAKSI REDUKSI-
OKSIDASI KELAS X MA SALAFIYAH SIMBANGKULON
PEKALONGAN”.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam
memahami serta mendapatkan pengertian yang jelas tentang judul “Penerapan
Metode Team Quiz Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Kimia Materi Pokok Reaksi Reduksi-oksidasi Kelas X MAS
Simbangkulon Pekalongan”, maka diperlukan adanya penjelasan yang
terperinci, yaitu:
1. Team Quiz.
Team Quiz merupakan metode dimana siswa dilatih untuk
belajar dan berdiskusi kelompok. Satu kelompok presentasi ke
kelompok lain, kemudin memberikan kuis ke kelompok tersebut.
Apabila kelompok tersebut tidak bisa menjawab maka kuis dilempar
ke kelompok selanjutnya, dan seterusnya hingga semua kelompok
melakukan presentasi kemudian memberikan kuis.8
2. Materi Reduksi-oksidasi
Materi pokok reaksi reduksi-oksidasi merupakan salah satu
materi pokok yang tercantum dalam mata pelajaran kimia berdasarkan
kurikulum KTSP (Kuriklulum Tingkat Satuan Pendidikan). Reaksi
7 Mel Siberman, Active Learning, (Jakarta: Pustaka Insan Madani, 1996), hlm. 163.8 Ibid.
5
redoks merupakan salah satu materi pokok yang harus dipelajari oleh
siswa MA/SMA kelas X semester genap. Materi ini terdiri dari:
a. Perkembangan konsep reduksi dan oksidasi.
b. Konsep bilangan oksidasi.
c. Reaksi disproporsionasi dan reaksi konproporsionasi.
d. Tata nama IUPAC
e. Pengolahan air kotor.9
3. Hasil Belajar Kimia
Hasil belajar adalah perwujudan kemampuan akibat perubahan
perilaku yang dilakukan oleh usaha pendidikan.10 Kimia merupakan
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan, struktur sifat,
perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan tersebut.11
Hasil belajar kimia yang dimaksud disini adalah hasil belajar kimia
dari peserta didik kelas X di Madrasah Aliyah Salafiyah
Simbangkulon, Pekalongan. Dalam penelitian ini, penulis akan
meneliti hasil belajar dari aspek kognitif dan afektif siswa.
C. Pembatasan Masalah
Dunia pendidikan tidak terlepas dari peran seorang guru dalam proses
belajar mengajar di dalam kelas, selain guru metode pembelajaran tidak kalah
penting demi tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru
harus mempunyai kreativitas untuk mengembangkan metode pembelajaran,
karena jika metode yang digunakan tidak sesuai akan berdampak pada hasil
belajar peserta didik.
Berdasarkan kenyataan tersebut, penulis membatasi permasalahan
penerapan metode team quiz untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Pembelajaran dibatasi pada penerapan metode team quiz dalam mata pelajaran
kimia materi pokok reaksi reduksi-oksidasi. Demikian juga hasil belajar yang
akan diteliti dibatasi pada hasil belajar dalam aspek kognitif dan afektif siswa
7Michael Purba, Kimia SMA Kelas X, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2006), hlm.165.
10 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 3, hlm. 25.11 Michael Purba, op.cit., hlm. 3.
6
pada mata pelajaran kimia materi pokok reaksi reduksi-oksidasi. Sedangkan
peserta didik yang diteliti adalah peserta didik kelas XPi 4 semester genap
MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka
masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi metode team quiz dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi pokok reaksi reduksi oksidasi?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia
materi pokok reaksi reduksi-oksidasi kelas X MA Salafiyah
Simbangkulon Pekalongan?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Implementasi metode team quiz dalam meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran kimia materi pokok reaksi reduksi-oksidasi
kelas X MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan.
2. Metode team quiz dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran kimia materi pokok reaksi reduksi-oksidasi kelas X MA
Salafiyah Simbangkulon Pekalongan.
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :
a) Bagi Peserta Didik
1). Menumbuhkan kemampuan bekerja sama, kemampuan
berkomunikasi antar peserta didik.
2). Mampu memberikan sikap positif terhadap mata pelajaran
kimia.
b) Bagi Guru
1). Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih
strategi pembelajaran yang sesuai dan bervariasi.
7
2). Sebagai informasi bagi guru, khususnya guru kimia
SMA/MA menerapkan pembelajaran aktif team quiz.
c) Untuk Lembaga
Diharapkan dapat memberi kontribusi dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolah.
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1) Pengertian Belajar
a. Definisi Belajar.
Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai
berikut:
1. Gagne
Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang
dicapai seseorang melalui aktivitas.
2. Travers
Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah
laku.
3. Cronbach
“Learning is shown by a change in behavior as a result of
ex perience”. (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai
hasil dari pengalaman).
4. Harold Spears
“Learning is to observe, to read, to imitate, to try something
themselves, to listen, to follow direction”. (Belajar adalah
mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mende
ngar, dan mengikuti arah tertentu.
5. Geoch
“Learning is change in performance as a result of
practice”. (Belajar adalah perubahan performance sebagai
hasil latihan).1
1 Agus Supriono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2010), Cet. IV, hlm. 2.
9
6. Morgan
“Learning is any relatively permanent change in behavior
that is a result of past experience”. (Belajar adalah
perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil
dari pengalaman).2
7. Menurut Dr. Musthofa Fahmi
Sesungguhnya belajar adalah ungkapan yangmenunjukkan aktifitas yang menghasilkanperubahan atau modifikasi didalam tingkah lakuatau pengalaman.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses yang dilakukan individu yang ditandai
dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman atau latihan untuk memperoleh kecakapan dan
pengetahuan.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar.
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau
kondisi jasmani dan rohani siswa.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungan di sekitar siswa.
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran
materi-materi pelajaran.4
2 Ibid., hlm. 3.3 Musthofa Fahmi, Siikuuluujiyyah atta’allum (maktabah mishriyyah), hlm. 24.4 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: LOGOS, 1999), Cet. 1, hlm. 130.
10
2) Hasil Belajar.
Since education involves the development of mental skills,attitudes, and physical skills, objectives in each of these areas areneeded. The three areas are usually referred to as the “cognitivedomain”, the “affective domain” , and the “psychomotor domain.”Since science is a combination of knowledge, attitudes, andprocesses, the science teacher especially will need to write objectivesin all three domains.5
Definisi di atas menjelaskan pendidikan IPA itu meliputi
perkembangan keahlian mental, sikap, dan keahlian fisik yang
dikelompokkan ke dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
IPA juga menyatukan pengetahuan, sikap, dan proses. Seorang
pengajar IPA tentunya mengamati ketiga aspek tersebut.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley
membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan
kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita.
Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a)
informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d)
sikap dan (e) keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan
instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dar i Benyamin
Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,
yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.6
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi
dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi
meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus eksternal oleh
sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi
hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk
5 Kenneth T. Henson and Delmar Janke, Elementary Science Methods, ( America:McGraw-Hill, 1984), p. 64.
6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung; PT. RemajaRosdakarya, 2009), Cet. Ke-14, hlm. 22.
11
menyelesaikan masalah.7 Dalam ranah kognitif itu terdapat enam
jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan
jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang yang dimaksud adalah:
(1) Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge), (2) pemahaman
(comprehension), (3) penerapan (application), (4) analisis (analysis),
(5) Sintesis (synthesis), dan (6) penilaian (evaluation).8
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan
nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik
dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif ini oleh Krathwol dan
kawan-kawan ditaksonomi menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima
jenjang, yaitu:
(1) receiving atau attending; adalah kepekaan seseorang
dalam menerima rangsangan atau stimulus dari luar yang
datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi,
gejala dan lain-lain.
(2) Responding(menanggapi); adanya partisipasi aktif.
(3) valuing (menilai); memberikan nilai atau penghargaan
terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila
kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa
kerugian atau penyesalan.
(4) Organization (=mengorganisasikan); mempertemukan
perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih
universal, yang membawa kepada perbaikan umum.
(5) characterization by a value or value complex(=
karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai);
yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki
seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan
tingkah lakunya.
7 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. I, hlm. 50.8 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1996),
hlm. 50.
12
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu.9 Menurut Harrow “hasil
belajar psikomotorik dapat diklasifikasikan menjadi enam: gerakan
refleks, gerakan fundamental dasar, kemampuan perseptual,
kemampuan fisis, gerakan ketrampilan, dan komunikasi tanpa kata.”
Sedangkan Shimpson mengklaasifikasikan hasil belajar menjadi
enam: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa,
gerakan kompleks dan kreativitas. Persepsi adalah kemampuan
membedakan suatu gejala dengan gejala lain. Kesiapan adalah
kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan.
Gerakan terbimbing adalah kemampuan melakukan gerakan meniru
model yang dicontohkan. Gerakan terbiasa adalah kemampuan
melakukan gerakan tanpa ada model contoh. Gerakan kompleks
adalah kemampuan melakukan serangkaian gerakan dengan cara,
urutan, dan irama yang tepat. Kreativitas adalah kemampuan
menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak ada sebelumnya atau
mengombinasikan gerakan-gerakan yang ada menjadi kombinasi
gerakan baru yang orisinal.10
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara
lain:
a. Menurut Wasty Soemanto, faktor yang mempengaruhi hasil
belajar adalah sebagai berikut.11
1. Faktor simulasi belajar.
Beberapa hal yang berhubungan dengan faktor simulasi
belajar yaitu panjangnya bahan pelajaran, kesulitan
bahan pelajaran, berat ringannya tugas, dan suasana
lingkungan.
9 Ibid., hlm. 54-57.10 Purwanto, op.cit., hlm. 52-53.11 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 113-121
13
2. Faktor metode belajar.
Faktor metode belajar yang mempengaruhi dalam hal ini
adalah kegiatan berlatih dan praktek, overlearning dan
drill, resitasi selama belajar, pengenalan tentang hasil
belajar, penggunaan modalitas indra, penggunaan metode
pembelajaran, bimbingan dalam belajar, dan kondisi-
kondisi intensif.
3. Faktor individual.
Faktor individual yang mempengaruhi hasil belajar
adalah kematangan, faktor usia kronologis, faktor
perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya,
kapasitas sebelumnya, kondisi kesehatan, dan motivasi.
b. Menurut Muhibbin Syah faktor- faktor yang mempengaruhi
hasil belajar adalah sebagai berikut. 12
1. Faktor Internal ( faktor individu peserta didik).
Yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta
didik yang meliputi kesehatan mata, telinga, intelegensi,
bakat dan minat peserta didik.
2. Faktor Eksternal (Faktor dari luar individu peserta
didik)
Yakni segala sesuatu di luar individu peserta didik yang
merangsang individu peserta didik untuk mengadakan
reaksi atau pembuatan belajar dikelompokkan dalam
faktor eksternal. Diantaranya faktor keluarga,
masyarakat lingkungan, Teman, Sekolah, Fasilitas, dan
kesulitan bahan ajar.
12 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:Rosdakarya, 2000), hlm. 132
14
3. Faktor Pendekatan Belajar
Faktor ini berkaitan dengan jenis upaya belajar peserta
didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
Jadi, penerapan metode pembelajaran yang tepat merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Untuk
mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah
proses belajar mengajar, bisa dengan menerapkan metode
pembelajaran yang tepat. Metode yang dapat digunakan dalam
pembelajaran kimia khususnya pada materi pokok reaksi reduksi-
oksidasi di antaranya dengan team quiz.
Dalam penelitian ini, solusi yang dirasa paling efektif adalah
penerapan metode pembelajaran team quiz untuk melatih peserta
didik berdiskusi kelompok tentang materi redoks, sehingga peserta
didik akan membangun pengetahuannya secara mandiri terutama
dalam penyelesaian soal.
3) Metode Team Quiz.
Metode Team Quiz merupakan salah satu strategi pembelajaran
aktif. Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang
lebih banyak melibatkan aktivitas peserta didik dalam mengakses
berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam
proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai
pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan
kompetensinya. Lebih dari itu, pembelajaran aktif memungkinkan
peserta didik mengembangkan kemampuan berfikir, seperti
menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap
peristiwa belajar, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.13
a. Metode.
13 E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Kompetensi danKompetensi Dasar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 3, hlm. 191.
15
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan
mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya
bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah
pengajaran berakhir.14
b. Team Quiz.
Team quiz merupakan metode dimana siswa dilatih untuk
belajar dan berdiskusi kelompok. Satu kelompok presentasi ke
kelompok lain, kemudian memberikan kuis ke kelompok lain.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.
b. Masing- masing kelompok mendapatkan materi dari guru
sesuai dengan sub babnya.
c. Kelompok 1 mempresentasikan sub babnya kepada
kelompok lain.
d. Setelah selesai presentasi, kelompok 1 memberikan kuis
kepada kelompok 2. Jika kelompok 2 tidak dapat
menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok 3.
e. Kelompok 1 memberikan kuis ke kelompok 3, jika
kelompok 3 tidak dapat menjawab, maka kuis dilempar ke
kelompok 4, dan seterusnya.
f. Setelah kelompok 1 selesai presentasi dan memberikan
kuis, dilanjutkan kelompok 2 mempresentasikan sub
babnya dan memberikan kuis kepada kelompok 3. Jika
kelompok 3 tidak dapat menjawab, maka kuis dilempar ke
kelompok 4, dan seterusnya.
Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, presentasi dan
memberikan kuis, kemudian semua mengumpulkan hasil
diskusinya.
14 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006), Cet. 3, hlm. 46.
16
Diskusi akan mudah dimulai jika pemeran dan pengamat
telah terlibat dalam bermain peran, baik secara emosional
maupun secara intelektual. Dengan melontarkan sebuah
pertanyaan, para peserta didik akan segera terpancing untuk
diskusi. Di sini diskusi dapat diarahkan pada pengajuan
alternatif-alternatif pemeranan yang akan ditampilkan kembali.
Dalam hal ini guru harus mengarahkan diskusi yang dilakukan
para peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan.15
Dalam salah satu percobaan yang dilakukan oleh Kurt
Lewin diperoleh kesimpulan bahwa metode diskusi kelompok
dan cara mengambil keputusan kelompok ternyata lebih efektif
dibandingkan dengan metode ceramah dan metode pengajaran
individual. Metode kelompok sekaligus dapat digunakan untuk
mempelajari dinamika kelompok itu sendiri. Dengan kerja
kelompok, individu-individu terlibat di dalamnya dan
merasakan sendiri proses-proses yang terjadi di dalam
kelompok serta belajar menyusun konsepsi tentang proses-
proses kelompok, serta mengembangkan pemahaman terhadap
dinamika kelompok secara keseluruhan. 16
Kelebihan metode team quiz antara lain:
1) Membiasakan siswa bekerjasama.
2) Siswa memperoleh kesempatan untuk berpikir,
mengeluarkan pendapat, sikap, dan aspirasinya secara
bebas.
3) Siswa dapat belajar bersikap toleran terhadap teman-
temannya.
4) Menumbuhkan partisipasi aktif di kalangan siswa.
15 E. Mulyasa, op. cit., hlm. 227.16 Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA,
(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001), Cet. 2, hlm. 116.
17
Penulis sadari, disamping metode team quiz mempunyai
kelebihan, namun tidak terlepas dari kelemahan-kelemahan
Antara lain:
1) Menyita banyak waktu.
2) Tidak semua materi dapat diajarkan dengan metode
team quiz.
4) Pembelajaran Kimia
a. Pembelajaran
Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono
(1999:287) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam
desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif,
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.17
Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu pertama,
dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa
secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar
mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa
dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran
membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus-
menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada
gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa
untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi
sendiri.18
b. Pengertian kimia
Chemistry is the study of matter and the changes it
undergoes.19 Kimia adalah ilmu tata susunan, sifat, dan reaksi
suatu unsur atau zat. Sedangkan ilmu kimia adalah bagian dari
Ilmu Pengetahuan Alam (Natural Science) yang mengambil
17 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 62.18 Ibid., hlm. 63.19 Raymond Chang, Chemistry, (America: Northern Arizona University, 2005), 8th Ed., p.4.
18
materi (matter) sebagai objek. Yang dikembangkan oleh ilmu
kimia adalah deskripsi tentang materi, khususnya
kemungkinan perubahan menjadi benda lain (transformation
of matter) secara permanen serta energi yang terlibat dalam
perubahan termasud.20
c. Materi Pokok Redoks di SMA/MA.
Dalam KTSP mata pelajaran atau materi pokok Reaksi
Reduksi-oksidasi dipelajari di kelas X semester genap. Materi
pokok reaksi redok ini ini memiliki standar isi yang harus
dicapai peserta didik yang meliputi standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator. Standar kompetensi dan
kompetensi dasar tersebut harus dicapai oleh peserta didik,
dengan indikator pencapaian hasil berupa:
a) Siswa dapat mendeskripsikan perkembangan konsep
redoks.
b) Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi unsur-unsur
dalam senyawa.
c) Siswa dapat menentukan zat yang mengalami oksidasi dan
reduksi dalam suatu reaksi kimia.
d) Siswa dapat menuliskan nama dari senyawa-senyawa yang
terlibat dalam reaksi redoks sesuai dengan tata nama
IUPAC.
e) Siswa dapat mengetahui penerapan konsep redoks dalam
kehidupan.
5) Reaksi Reduksi Oksidasi
a. Perkembangan Konsep Reduksi-oksidasi.
Dari sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk proses-
proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Sedangkan
20 I Made Sukarna, JICA Kimia Dasar 1, ( Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Matematikadan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES), hlm 1.
19
reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari
dalam suatu zat.21
Contoh:
4Fe(s) + 3O2(g) à 2Fe2O3(s) (oksidasi).
CuO(S) + H2(g) à Cu + H2O(g) (reduksi).22
Oxidation and reduction reactions involve transfer ofelectrons from one reactant to another. When a substanceaccepts electrons, it is said to be reduced. When a substanceloses electrons, it is said to be oxidized . in every oxidation-reduction reaction, a reactant is reduced and a reactant isoxidized. 23
Mg loses 2e- per atom, Mg is oxidized
Example: 2Mg(s) + O2(g) à 2Mg2+ + O2-
O2 gains 4e- per molecul,
2 for each O. O2 is reduced.
Oksidasi adalah suatu proses di mana suatu senyawa kimia
melepaskan elektron. Reduksi merupakan kebalikan dari proses
oksidasi, yaitu suatu proses di mana suatu senyawa kimia
menerima elektron. Karena reaksi oksidasi selalu disertai reaksi
reduksi, demikian pula sebaliknya, maka reaksi oksidasi sering
dinamakan sebagai reaksi redoks. Setengah reaksi yang
pertama menyatakan reaksi oksidasi, sedangkan setengah
reaksi yang kedua menyatakan reaksi reduksi.24
21 G. Svehla., Textbook Of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis: Buku TeksAnalisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, terj. L. Setiono dan A. HadyanaPudjaatmaka, (Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka, 1990), Cet. II, hlm. 107.
22 Michael Purba, KIMIA untuk SMA Kelas X, (Jakarta: ERLANGGA, 2006), hlm. 174.23 John W. Moore, et. al., Chemistry The Molecular Science, (Canada: Thomson, 2008),
3rd., p. 180.24 Tony Bird., Physical Chemistry: Kimia Fisik untuk Universitas, terj. Kwee le Tjien, (
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993), Cet.2, hlm. 217.
20
Misalnya untuk reaksi:
Cu(s) + 2 Ag+(aq) à Cu2+
(aq) + 2 Ag(s)
Dapat ditulis sebagai berikut:
Setengah reaksi (oksidasi) Cu à Cu2+ + 2 e-
Setengah reaksi (reduksi) 2 Ag+ + 2 e- à 2 Ag
Oksidasi adalah bertambahnya bilangan oksidasi.
Sedangkan reduksi adalah berkurangnya bilangan oksidasi.
Senyawa yang dioksidasi (oxidizing agent) adalah zat yang
direduksi, dan senyawa pereduksi ( reducing agent) adalah zat
yang dioksidasi.
Contoh: S + O2 à SO225
b. Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi adalah bilangan (baik positif maupun
negatif) yang diberi tanda pada atom dalam suaatu senyawa,
agar dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi pada
reaksi redoks.
Aturan untuk Menentukan Bilangan Oksidasi:
1) Bilangan oksidasi setiap unsur dalam bentuk unsurnya
adalah nol, tanpa memperhatikan rumitnya bentuk molekul
dimana unsur itu berada. Jadi atom dalam Ne, F2, P4 dan S8,
semuanya mempunyai bilangan oksidasi nol.
2) Bilangan oksidasi setiap ion yang mengandung satu atom,
suatu ion yang hanya terdiri dari satu atom (monoatomic
ion), sama dengan muatan yang ada dalam ion. Dengan
demikian ion Na+, Al3+, dan S2- mempunyai bilangan
oksidasi +1, +3 dan -2.
25 James E. Brady, General Chemistry Principles and Structure: Kimia Universitas Asasdan Struktur, terj. Sukmariah Maun, , ( Jakarta: Binarupa Aksara, 1999), hlm. 152.
21
3) Jumlah semua bilangan oksidasi dari semua atom dalam
suatu senyawa adalah nol. Untuk ion yang mengandung
atom banyak (polyatomic), jumlah bilangan oksidasi harus
sama dengan muatan yang ada pada ion.26
4) Keadaan oksidasi hidrogen dalam senyawa umumnya +1
kecuali dalam senyawa hidrida logam sama dengan -1.
Misal senyawa NH3, atom nitrogen terikat langsung pada
atom hidrogen, oleh karena itu nitrogen lebih elektronegatif
daripada hidrogen. Jadi semua elektron ikatan diberikan
pada nitrogen. Ketiga atom hidrogen tidak lagi memliki
elektron, jadi hidrogen memiliki muatan semu atau keadaan
oksidasi +I. Sebaliknya dalam senyawa CaH2 masing-
masing hidrogen lebih elektronegatif daripada kalsium dan
dilimpahi dua elektron dari kalsium. Maka keadaan oksidasi
dari hidrogen –I. 27
5) Bila membentuk senyawa biner dengan logam, maka
bilangan oksidasi umum golongan VII A adalah -1,
golongan VI A adalah -2, dan golongan V A adalah -3.28
c. Tata Nama Senyawa.
1) Persenyawaan kimia yang terdiri dari dua unsur atau
senyawa biner logam dan bukan logam.
Persenyawaan kimia biner terdiri dari atom-atom
dari dua macam unsur yang berbeda. Jika yang satu
logam, maka unsur lainnya adalah bukan logam. Nama
dari logam ditulis lebih dahulu, kemudian diikuti oleh
nama yang bukan logam. Nama untuk unsur yang kedua
diperoleh dengan cara menambahkan akhiran –ida.
Contoh: NaCl : natrium klorida.
26 Ibid. hlm. 148.27 Crys Fajar Partana, Jica Kimia Dasar 2, ( Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta,
2003), hlm. 61.28 Tony Bird, op.cit., hlm. 218.
22
Al2S3 : aluminium sulfida.
SrO : stronsium oksida.
Cara pemberian nama berdasarkan Sistem Stock
dimana dalam sistem ini,angka Romawi yang sama
dengan bentuk oksida logam yang ditempatkan di antara
tanda kurung setelah nama unsur tersebut dalam bahasa
Inggris.
Contoh: Fe2+ diberi nama ion besi(II) dan Fe3+ ion
besi (III). Oleh sebab itu nama lainnya untuk FeCl2 dan
FeCl3 adalah:
FeCl2 : fero klorida atau besi(II)
klorida.
FeCl3 : feri klorida atau besi(III)
klorida.
Jika sistem stock yang dipakai, maka perlu diingat
bahwa angka Romawi merupakan bentuk oksidasi
logam (muatan ion logam), maka ion logam tidak perlu
ditulis lagi.
Cu2O tembaga(I) oksida.
CuO tembaga(II) oksida.
2) Senyawa yang mengandung ion dari dua komponen non
logam.
Untuk memberi nama senyawa yang mengandung
dua komponen yang terdiri dari dua non logam(binary
compound), maka dipakai sistem ketiga dari
nomenklatur. Sistem ini menggunakan awalan dalam
bahasa Yunani untuk menunjukkan jumlah atom setiap
macam unsur dalam satu molekul zat. Awalan ini
menurut artinya adalah:
23
di- dua penta- lima okta-
delapan
tri- tiga heksa- enam nona-
sembilan
tetra- empat hepta- tujuh deka-
sepuluh
dalam memberi nama suatu senyawa, unsur pertama
dalam formula (rumus kimia) diberi nama dalam bahasa
Indonesia(Inggris). Unsur kedua ditunjukkan dengan
menambahkan akhiran –ida(ide) pada nama asal dari
unsur tersebut.
Contoh: P4O10 adalah tetrafosforus dekaoksida.
3) Senyawa yang mengandung ion yang terdiri dari atom
yang banyak.
Diketahui bahwa banyak ion yang mengandung
lebih dari satu atom dan oleh sebab itu, senyawa ini
adalah ion yang mempunyai atom banyak(polyatomic
ion). Senyawa ini menjadi tergabung ke dalam senyawa
ionik. Tetapi merupakan unit yang tersendiri dan pada
umumnya tetap utuh dalam kebanyakan reaksi kimia.
Sebagai senyawa yang mengandung dua
komponen(binary compound), zat-zat yang
mengandung ion ini selalu diberi nama yang dimulai
dengan ion yang bermuatan positif.
Contoh: Na2CO3 : natrium karbonat
BaOH2 : barium hidroksida29
d. Penerapan reaksi redoks dalam kehidupan
a) Reaksi redoks pada pengolahan lgam.
Contoh reaksi elektrolisis logam aluminium.
3C(s) + 4Al3+ (l) + 6O2-
(l) à 4Al(l) + 3CO2(g)
29 James E. Brady, op.cit, hlm. 154-157.
24
b) Reaksi redoks pada penyambungan besi.
Reaksi: 2Al(s) + Fe2O3(s) à 2Fe(s) + Al2O3(s)
c) Reaksi redoks pada sel AKI.
Pb(s) + PbO2 + 2H2SO4 + 2H+ à 2PbSO4(s) +
2H2O(l)
d) Reaksi redoks pada Baterai( Sel Leclanche).
Zn(s) +2NH4+
(aq) + 2MnO2(s) à Zn2+(aq) Mn2O3(s)
+2NH3(aq) + H2O(l).
e) Reaksi redoks pada pengolahan air limbah.
Pengolahan air limbah dengan proses lumpur
aktif yang merupakan suatu proses oksidasi yang
menggunakan bantuan oksigen dan berlangsung
dalam bak limbah yang berisi partikel-partikel
lumpur. Lumpur aktif merupakan lumpur yang
banyak mengandung bakteri aerob. Bakteri ini
berfungsi sebagai oksidator bahan organik dalam
partikel lumpur aktif, tanpa menggunakan oksigen
yang terlarut dalam air, sehingga harga BOD dapat
dikurangi.30
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa kajian pustaka sebagai
acuan kerangka berpikir, beberapa kajian pustaka tersebut adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Fajar Agus Supriadi (NIM: 3105106)
IAIN Walisongo Semarang dengan judul “Upaya Meningkatkan
Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Fiqih Melalui Kombinasi Metode
Every One Is A Teacher Here dengan Team Quiz (Studi Tindakan di
Kelas VII A MTs NU 20 Kangkung Kendal). Penelitian tindakan
kelas ini terdiri dari 3 siklus. Pada Pra Siklus motivasi belajar siswa
sebesar 61% dan rata-rata tes akhir 63,94. Pada siklus I setelah
30 Untung Tri Haryanto, LKS Kreatif Kimia SMA kelas X, (Klaten: Viva Pakarindo,2007), hlm.19.
25
dilaksanakan tindakan, motivasi belajar siswa meningkat 68,57% dan
rata-rata tes akhir 66.43. sedangkan pada siklus II setelah diadakan
evaluasi pelaksanaan tindakan, motivasi belajar mengalami
peningkatan menjadi 77,14% dan rata-rata tes akhir sebesar 70,81.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode Team Quiz
dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam
Pembelajaran Fiqih di MTs NU 20 Kangkung Kendal.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Mashuri (NIM: 3105165) IAIN
Walisongo Semarang dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas
Belajar dan Hasil Belajar Peserta didik dengan Strategi Team Quiz
pada Mata Pelajaran SKI Di Kelas VIII MTs Muhammadiyah I
Weleri. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Pada Pra
Siklus aktivitas belajar siswa sebesar 61% dan rata-rata tes akhir
62,66. Pada siklus I setelah dilaksanakan tindakan, aktivitas belajar
siswa meningkat 68,57% dan rata-rata tes akhir 66.16%. sedangkan
pada siklus II setelah diadakan evaluasi pelaksanaan tindakan,
aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 77,14% dan
rata-rata tes akhir sebesar 69,55. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa penerapan metode Team Quiz dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa dalam Pembelajaran SKI di MTs
Muhammadiyah I Weleri.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Romzanah (NIM: 063111108) IAIN
Walisongo Semarang dengan judul “Upaya Meningkatkan Keaktifan
Peserta Didik dalam Pembelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil
Materi Pokok Zakat Melalui Perpaduan Model Pembelajaran Every
One Is A Teacher Here dan Team Quiz Tahun Ajaran 2010/2011 Di
MTs Uswatun Hasanah Mangkang, Tugu Semarang.
Dari penelitian yang telah ada, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian menggunakan metode pembelajaran yang sama yaitu metode team
quiz tetapi dalam pelajaran kimia pada materi pokok reaksi reduksi-oksidasi.
Peneliti akan mengadakan penelitian pada MA Salafiyah Simbangkulon
26
Pekalongan yang mana hasil belajar pada materi ini masih tergolong rendah.
Hal ini dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh peserta didik pada
materi reaksi redoks dua tahun sebelumnya yaitu tahun 2008/ 2009 dan 2009/
2010. Penelitian yang akan dilaksanakan ini tergolong penelitian tindakan
kelas.
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
Suhardjono dan Suharsimi menyatakan bahwa PTK adalah penelitian tindakan
(action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar
mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan
lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-
hal yang terjadi di dalam kelas.1
Tahapan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahap, secara rinci
sebagai berikut:
1. Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan, di
mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Pada PTK
dimana peneliti dan guru adalah orang yang berbeda, dalam tahap
menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara guru yang akan
melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya
tindakan.2
2. Tindakan (pelaksanaan)
Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari
suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang
digunakan, materi apa yang diajarkan atau dibahas.3
3. Pengamatan (observasi)
Pengamatan (Observasi) adalah kegiatan pengamatan
(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah
1 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008),Cet. VII, hlm.58.
2 Ibid, hlm. 75.3 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:
PT. Indeks, 2010), Cet. 3, hlm. 39.
28
mencapai sasaran. Pengamatan ini dapat dilaksanakan dengan pedoman
pengamatan, catatan lapangan, jurnal harian, observasi aktivitas di kelas,
penggambaran interaksi dalam kelas, atau alat perekam elektronik.
Pengamatan sangat cocok untuk merekam data kualitatif, misalnya
perilaku, aktivitas, dan proses lainnya.4
4. Refleksi
Refleksi ialah perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu atau upaya
evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator yang terkait dengan suatu
PTK. Refleksi ini dilakukan secara kolaboratif, yaitu adanya diskusi
terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan
demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan
dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan
(replanning) selanjutnya ditentukan.5
Gambar1. Siklus dalam PTKSumber: http://widodo1963.wordpress.com/2008/11/
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X MA
Salafiyah Simbangkulon Pekalongan tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah
4 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan ProfesiGuru, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010), hlm. 143.5 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, op.cit., hlm. 40.
29
peserta didik kelas XPi4 sebanyak 45 peserta didik. Penelitian tindakan kelas
ini melibatkan guru kimia MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan sebagai
kolaborator yaitu Ahsanul Wildan, S.Pd.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan.
Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2011
sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Tahapan Tanggal/Bulan
AlokasiWaktu Kegiatan
1. ObservasiAwal 10-30
Januari 3 minggu
a. Wawancara dengan guru kimiakelas XPi4
b. Persiapan dan pencarian datayang mendukung rencanapelaksanaan penelitian
2. Pra Siklus 31 Januari2011
2 x 45menit
a. Perkenalan peneliti denganpeserta didik
b. Mengamati guru dalam mengajarkimia
c. Mengamati keaktifan pesertadidik
3. Siklus I(pertemuan I)
5 Februari2011
2 x 45menit
a. Penjelasan peneliti tentangmateri yang akan disampaikandengan menggunakan metodeteam quiz.
b. Pelaksanaan pembelajarandengan metode team quiz padamateri perkembangan konsepredoks dan konsep bilanganoksidasi.
c. Pemberian pekerjaan rumah4. Siklus I
(pertemuan II)9 Februari2011
2 x 45menit
a. Pembahasan PRb. Persiapan tes evaluasic. Pelaksanaan tes evaluasi siklus I
dengan sub materi pokokperkembangan konsep redoksdan konsep bilangan oksidasi.
5. Siklus II(pertemuan I)
12 Februari2011
2 x 45menit
a. Penjelasan peneliti tentangmateri yang akan disampaikandengan menggunakan metodeteam quiz.
b. Pelaksanaan pembelajarandengan menggunakan metodeteam quiz pada sub materi
30
oksidator dan reduktor dalamreaksi redoks, tata namasenyawa reaksi redoks danpenerapan konsep redoks.
c. Pemberian pekerjaan rumah6. Siklus II
(pertemuan II)16 Februari2011
2 x 45menit
a. Pembahasan PRb. Persiapan tes evaluasic. Pelaksanaan tes evaluasi siklus II
dengan sub materi pokokoksidator dan reduktor dalamreaksi redoks, tata namasenyawa reaksi redoks danpenerapan konsep redoks.
D. Kolaborator
Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi atau kerjasama antara
praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lain-lain) dan peneliti dalam
pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan, dan
akhirnya melahirkan kerjasama tindakan (action). Dalam pelaksanaan
tindakan di dalam kelas, maka kerjasama (kolaborasi) antara guru dengan
peneliti menjadi hal sangat penting. Dalam PTK, kedudukan peneliti setara
dengan guru, dalam arti masing-masing mempunyai peran dan tanggung
jawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi untuk mencapai
tujuan. Peran kerjasama (kolaborasi) sangat menentukan keberhasilan PTK
terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan,
melaksanakan penelitian, menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan
menyusun laporan akhir.6 Kolaborasi dalam penelitian ini, peneliti
berkolaborasi dengan guru kimia MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan
yaitu bapak Ahsanul Wildan.
E. Metode Penelitian
1. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini, siklus I berupa implementasi
serangkaian kegiatan pembelajaran seperti yang telah direncanakan
untuk mengatasi masalah. Siklus 2, 3 dan seterusnya berupa
implementasi serangkaian kegiatan pembelajaran yang telah direvisi
6 Suharsimi Arikunto, dkk, op.cit., hlm. 63.
31
untuk mengatasi masalah pada siklus pertama yang belum tuntas.
Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Pra Siklus
Dalam pra siklus ini peneliti melihat hasil belajar kimia pada
materi pokok reaksi reduksi-oksidasi dua tahun sebelumnya yang
pelaksanaannya belum menggunakan metode team quiz yaitu
tahun pelajaran 2008/2009 dan 2009/2010. Hasil belajar dan
ketuntasan klasikal pada 2 tahun sebelumnya kemudian dirata-
rata sebagai nilai pra siklus. Untuk mengetahui tingkat keaktifan
peserta didik, digunakan teknik wawancara kepada guru kimia
yang bersangkutan mengenai keaktifan peserta didik pada materi
reaksi reduksi-oksidasi pada 2 tahun terakhir. Disamping itu juga
digunakan observasi pada tahun ini dimana pengambilan datanya,
diambil ketika guru menerangkan materi pokok larutan elektrolit
dan non elektrolit. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk
membandingkan keberhasilan pembelajaran kimia dengan metode
pembelajaran team quiz pada siklus I dan siklus II.
b. Siklus I
a. Perencanaan
1. Guru menyusun dan menyiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sub materi
pokok perkembangan konsep reaksi reduksi-oksidasi
dan konsep bilangan oksidasi dengan metode team
quiz.
2. Melakukan kolaborasi dengan guru kelas.
3. Membuat instrumen yang akan digunakan dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
32
4. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Tindakan
1. Guru mengadakan presensi kepada peserta didik.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Guru menggali pengetahuan awal siswa pada sub
materi pokok perkembangan konsep redoks dan
bilangan oksidasi.
4. Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi sub
materi pokok perkembangan konsep redoks dan
konsep bilangan oksidasi dengan metode team quiz
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok (tiap
kelompok anggotanya 8 -9 siswa).
b. Masing- masing kelompok mendapatkan materi
dari guru sesuai dengan sub babnya.
c. Kelompok 1 mempresentasikan sub
babnya(perkembangan konsep reaksi redoks)
kepada kelompok lain.
d. Setelah selesai presentasi, kelompok 1
memberikan kuis kepada kelompok 2. Jika
kelompok 2 tidak dapat menjawab, maka kuis
dilempar ke kelompok 3, dan seterusnya.
e. Setelah kelompok 1 selesai presentasi dan
memberikan kuis, dilanjutkan kelompok 2
mempresentasikan sub babnya (konsep bilangan
oksidasi) dan memberikan kuis kepada
kelompok 3. Jika kelompok 3 tidak dapat
menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok 4,
dan seterusnya.
33
f. Setelah kelompok 1 dan 2 selesai berdiskusi,
presentasi, dan memberikan kuis, kemudian
semua kelompok mengumpulkan hasil
diskusinya kemudian guru menyimpulkan
kembali materi perkembangan konsep reaksi
redoks dan konsep bilangan oksidasi sehingga
peserta didik menjadi paham.
g. Secara individual peserta didik diberi PR.
h. Guru memberikan tes siklus I.
c. Pengamatan
Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan
dilaksanakan dengan beberapa aspek yang diamati adalah
sebagai berikut:
1. Pengamatan terhadap peserta didik
a. Antusias peserta didik dalam pembelajaran
team quiz.
b. Keaktifan peserta didik dalam diskusi.
c. Keberanian peserta didik dalam presentasi.
d. Keaktifan peserta didik dalam bertanya.
e. Kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan kuis.
f. Hubungan kerjasama antar peserta didk
dalam kelompok.
g. Sikap peserta didik dalam memperhatikan
pendapat atau jawaban dari kelompok lain.
h. Keterampilan peserta didik dalam membuat
kuis.
i. Keaktifan peserta didik dalam
mengemukakan pendapat dalam kelompok.
34
j. Keaktifan peserta didik dalam menuliskan
hasil diskusi.
2. Pengamatan terhadap guru
a) Penjelasan guru tentang prosedur team quiz,
b) Suara guru saat menyampaikan materi.
c) Pemerataan perhatian guru kepada setiap
kelompok.
d) Ketepatan guru mengelola waktu pembelajaran.
e) Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan
peserta didik.
f) Perhatian guru ketika siswa presentasi.
g) Keruntutan melaksanakan prosedur team quiz.
h) Cara guru memberikan arahan dan bimbingan
kepada siswa.
i) Kemampuan guru dalam menciptakan
komunikasi yang timbal balik.
j) Kemampuan guru membimbing diskusi.
k) Cara guru dalam memotivasi siswa untuk
bertanya.
l) Kemampuan guru dalam meluruskan materi saat
siswa presentasi.
m)Membantu peserta didik yang kesulitan materi.
n) Membantu peserta didik dalam menumbuhkan
rasa percaya diri.
o) Kemampuan guru dalam memberikan semangat
kepada peserta didik dalam mengerjakan kuis.
p) Kecermatan guru dalam mengamati keaktifan
siswa.
q) Ketelitian guru dalam mengoreksi jawaban kuis.
35
r) Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang
kurang aktif.
s) Keterampilan guru dalam mengelola kelas.
t) Ketepatan waktu yang diperlukan guru dalam
menyimpulkan materi.
d. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil
kerja dan aktivitas peserta didik. Analisis dilakukan untuk
mengukur baik kelebihan maupun kekurangan yang
terdapat pada siklus I kemudian mendiskusikan hasil
analisis secara kolaborasi untuk perbaikan pada
pelaksanaan siklus II.
c. Siklus II
Siklus II berupa implementasi serangkaian kegiatan
pembelajaran yang telah direvisi untuk mengatasi masalah pada
siklus pertama yang belum tuntas.
Adapun langkah-langkah pada siklus II meliputi:
1) Perencanaan
a. Mengidentifikasi masalah dan rumusan masalah
berdasarkan permasalahan yang muncul dari siklus I.
b. Guru menyusun dan menyiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sub materi
pokok oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks,
tata nama senyawa redoks, dan penerapan konsep
redoks dengan metode quiz team.
c. Melakukan kolaborasi dengan guru kelas.
d. Membuat instrumen yang akan digunakan dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2) Tindakan
36
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Guru menyampaikan garis besar sub materi pokok
oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks, tata nama
senyawa redoks, dan penerapan konsep redoks dengan
metode team quiz dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok (tiap kelompok
anggotanya 8-9 siswa).
(2) Masing-masing kelompok mendapatkan materi dari
guru sesuai dengan sub babnya.
(3) Kelompok 3 mempresentasikan sub babnya (oksidator
dan reduktor dalam reaksi redoks) kepada kelompok
lain.
(4) Setelah selesai presentasi, kelompok 3 memberikan
kuis kepada kelompok 4. Jika kelompok 4 tidak dapat
menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok 5, dan
seterusnya.
(5) Setelah kelompok 3 selesai presentasi dan memberikan
kuis, dilanjutkan kelompok 4 mempresentasikan sub
babnya (tata nama senyawa redoks) dan memberikan
kuis kepada kelompok 5. Jika kelompok 5 tidak
dapat menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok 1,
dan seterusnya.
(6) Setelah kelompok 4 selesai presentasi dan memberikan
kuis, dilanjutkan kelompok 5 mempresentasikan sub
babnya (penerapan konsep redoks) dan memberikan
kuis kepada kelompok 1. Jika kelompok 1 tidak
dapat menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok 2,
dan seterusnya.
(7) Setelah semua kelompok selesai berdiskusi dan
menuliskan hasil diskusinya kemudian guru
menyimpulkan kembali sus materi pokok oksidator
37
dan reduktor dalam reaksi redoks , tata nama senyawa
redoks , dan penerapan konsep redoks sehingga peserta
didik menjadi paham.
(8) Secara individual peserta didik diberi PR.
(9) Guru memberikan tes siklus II.
3) Pengamatan
Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan dilaksanakan
dengan beberapa aspek yang diamati adalah sebagai berikut:
1) Pengamatan terhadap peserta didik
a) Antusias peserta didik dalam pembelajaran team
quiz.
b) Keaktifan peserta didik dalam diskusi.
c) Keberanian peserta didik dalam presentasi.
d) Keaktifan peserta didik dalam bertanya.
e) Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan
kuis.
f) Hubungan kerjasama antar peserta didk dalam
kelompok.
g) Sikap peserta didik dalam memperhatikan pendapat
atau jawaban dari kelompok lain.
h) Keterampilan peserta didik dalam membuat kuis.
i) Keaktifan peserta didik dalam mengemukakan
pendapat dalam kelompok.
j) Keaktifan peserta didik dalam menuliskan hasil
diskusi.
2) Pengamatan terhadap guru
a) Penjelasan guru tentang prosedur team quiz.
b) Suara guru saat menyampaikan materi.
38
c) Pemerataan perhatian guru kepada setiap
kelompok.
d) Ketepatan guru mengelola waktu pembelajaran.
e) Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan
peserta didik.
f) Perhatian guru ketika siswa presentasi.
g) Keruntutan melaksanakan prosedur team quiz.
h) Cara guru memberikan arahan dan bimbingan
kepada siswa.
i) Kemampuan guru dalam menciptakan komunikasi
yang timbal balik.
j) Kemampuan guru membimbing diskusi.
k) Cara guru dalam memotivasi siswa untuk bertanya.
l) Kemampuan guru dalam meluruskan materi saat
siswa presentasi.
m) Membantu peserta didik yang kesulitan materi.
n) Membantu peserta didik dalam menumbuhkan rasa
percaya diri.
o) Kemampuan guru dalam memberikan semangat
kepada peserta didik dalam mengerjakan kuis.
p) Kecermatan guru dalam mengamati keaktifan
siswa.
q) Ketelitian guru dalam mengoreksi jawaban kuis.
r) Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang
kurang aktif.
s) Keterampilan guru dalam mengelola kelas.
t) Ketepatan waktu yang diperlukan guru dalam
menyimpulkan materi.
39
4) Refleksi
Hasil pengamatan pada siklus II dikumpulkan untuk dianalisis
dan dievaluasi oleh peneliti dan kolaborator. Diharapkan
setelah berakhir siklus II dengan metode pembelajaran team
quiz pada materi reaksi reduksi-oksidasi maka hasil belajar
peserta didik XPi1 MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan
meningkat.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mengetahui sesuatu dengan
melihat catatan-catatan, arsip-arsip, dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan orang yang diselidiki.7 Metode dokumentasi
dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan daftar nama
peserta didik, nilai hasil belajar kimia peserta didik pada 2 tahun
sebelumnya yaitu tahun 2008/ 2009 dan 2009/ 2010 di kelas XPi4
MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan.
b. Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.8 Metode
wawancara digunakan untuk mengetahui permasalahan-
permasalahan dalam pembelajaran. Wawancara dilakukan kepada
Bapak Ahsanul Wildan selaku guru kimia di kelas X MA Salafiyah
Simbangkulon Pekalongan.
c. Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan
kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-
7 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 250.8 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: CV Alfabeta, 2008), hlm. 72.
40
jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.9
Tes diberikan kepada peserta didik dari setiap akhir siklus yang
berguna untuk mengetahui kemampuan hasil belajar peserta didik.
Tes ini secara umum untuk mengetahui apakah ada peningkatan
pemahaman konsep dengan menggunakan metode pembelajaran
team quiz. Tes yang dilaksanakan menggunakan tes tertulis.
d. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan
data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai
sasaran.10 Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data
yang dapat memperlihatkan pengelolaan metode pembelajaran
team quiz oleh guru dan peserta didik. Lembar observasi ini untuk
mengetahui aktifitas peserta didik dan mengidentifikasi cara yang
efektif dalam menerapkan metode pembelajaran team quiz .
3. Teknik Analisis Data
Data hasil pengamatan penelitian ini dianalisis secara
deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan indikator
keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan
pembelajaran melalui metode pembelajaran Team Quiz. Data
penelitian yang terkumpul, setelah ditabulasi kemudian dianalisis
untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian. Adapun langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
a. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan deskriptif
persentase. Nilai yang diperoleh peserta didik dirata-rata untuk
ditemukan keberhasilan individu dan keberhasilan klasikal
sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.
1) Menghitung Rata-rata
9 H. Arief Furchan, MA., Ph.D, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2007), cet. 3, hlm. 268.
10 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Rajawali Pers,2010), Cet. Ke-5., hlm. 143.
41
Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus:
Nx
x ∑=_
Keterangan:−
x = rata-rata nilai.
∑ x = jumlah seluruh nilai.
N = jumlah peserta didik
2) Ketuntasan Belajar Klasikal
Data yang diperoleh dari hasil belajar dapat ditentukan
ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif
persentase dengan perhitungan:
%100didikpesertaseluruh
belajartuntasyangdidikpesertax
∑∑
Ketuntasan belajar klasikal dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas
≥ 60 dengan ketuntasan klasikal minimal 75%11 dari jumlah
peserta didik, memperoleh nilai ≥ 60.
b. Data kualitatif merupakan data yang berupa informasi
berbentuk kalimat. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan
observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara
deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran
dengan metode Team Quiz. Keberhasilan dalam pembelajaran
ditandai dengan semakin meningkatnya keaktifan dan hasil
belajar peserta didik yang diperoleh melalui hasil belajar.
Perhitungan persentase pengelolaan pembelajaran oleh guru:
11 E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan, (Bandumg: PT. Remaja Rosdakarya,2009), Cet. 3, hlm. 209.
42
Persentase (%)= %100xumSkormaksim
SkorJumlah
F. Indikator Keberhasilan
1. Hasil Belajar.
Hasil belajar peserta didik diperoleh dari hasil pekerjaan peserta
didik pada lembar kerja kelompok dan hasil tes evaluasi pada tiap akhir
siklus. Dalam penelitian ini yang dapat dijadikan tolak ukur ketuntasan
belajar suatu kelas adalah apabila nilai rata-rata kelas ≥ 60 dengan
ketuntasan klasikal minimal 75%12 dari jumlah peserta didik, memperoleh
nilai ≥ 60.
2. Kinerja Guru
Indikator keaktifan dalam penelitian ini adalah apabila keaktifan
guru dalam proses pembelajaran meningkat ditandai 75% guru aktif dalam
pembelajaran.
12 Ibid.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pra Siklus
Tahap pra siklus dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2011, peneliti
mengamati keaktifan peserta didik di kelas XPi 4 saat pembelajaran kimia
pada materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit yang diampu oleh
Bapak Ahsanul Wildan, S.Pd. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan
kegiatan pembelajarannya masih menggunakan metode ceramah, sehingga
komunikasi antar guru dengan siswa hanya satu arah. Peserta didik yang
duduk di belakang juga terlihat ada yang mengantuk dan ada yang mengobrol
dengan temannya. Hasil belajar aspek kognitif nilai ulangan materi redoks dua
tahun sebelumnya yaitu tahun pelajaran 2008/2009 dan 2009/2010 dijadikan
nilai pra siklus (dapat dilihat pada lampiran 15 dan 16). Keaktifan peserta
didik juga didapatkan dari wawancara peneliti dengan Bapak Ahsanul Wildan
selaku guru kimia kelas X. Beliau menyatakan bahwa peserta didik kurang
aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar terutama pada materi pokok
reaksi reduksi oksidasi pada tahun pelajaran 2008/2009 dan 2009/2010.
Adapun hasil analisis yang diperoleh adalah seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Belajar Materi Reaksi Redoks (Nilai Pra Siklus).
Tahun Rata-rataKelas
KetuntasanBelajar
2008/ 2009 55,31 50%
2009/ 2010 58,63 50%
Keterangan lebih lengkap terdapat dilampiran 15 dan 16.
Nilai rata-rata kelas materi redoks pada tahun pelajaran 2008/2009 dan
2009/2010 adalah 56,97 dengan ketuntasan belajar 50% dan ini menunjukkan
masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada tahun pelajaran
tersebut yaitu 60. Keaktifan peserta didik dalam materi reaksi redoks 2 tahun
44
sebelumnya masih kurang aktif. Hal ini diperoleh dari hasil wawancara
peneliti dengan bapak Wildan.
B. Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan
Proses perencanaan dalam siklus I merupakan persiapan yang
dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Perencanaan
tersebut meliputi:
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
disusun bersama guru kelas yang memuat standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran dengan metode team quiz, dan materi pembelajaran
yaitu reaksi redoks.
2) Melakukan kolaborator dengan guru kelas.
3) Membuat daftar kelompok belajar peserta didik.
4) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Tindakan
Tindakan pada siklus I berupa pelaksanaan dari rencana yang
telah disusun dan disiapkan yaitu guru melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan metode team quiz. Deskripsi pelaksanaan
tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan I
Siklus I pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Sabtu,
tanggal 5 Februari 2011, dengan alokasi waktu 2x45 menit.
a. Pendahuluan
Pembelajaran dimulai dengan ucapan salam dari guru
yang dilanjutkan dengan jawaban salam secara serempak oleh
peserta didik. Kemudian guru mengadakan presensi kepada
45
peserta didik. Semua peserta didik tidak ada yang absen dalam
pertemuan ini. Dilanjutkan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yaitu mempelajari reaksi redoks dengan
menggunakan metode team quiz. Peserta didik mendengarkan
guru dengan sungguh-sungguh, tetapi ada empat peserta didik
yang duduk di bangku belakang terlihat asyik berbicara sendiri
dengan teman sebangkunya, sehingga tidak mendengarkan apa
yang disampaikan oleh guru.
b. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan secara garis besar konsep reaksi redoks
dan konsep bilangan oksidasi. Semua peserta didik terlihat
tenang mendengarkan penjelasan dari guru seperti pada
gambar 2.
Gambar 2. Peserta didik sedang mendengarkan
pengarahan dari guru.
Kemudian Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok
secara acak. Setelah guru selesai membacakan daftar
kelompok, peserta didik segera membentuk kelompok. Setelah
itu guru membagikan lembar materi kepada semua kelompok
untuk nanti didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing.
Kelompok 1 mendiskusikan sub materi perkembangan konsep
redoks. Sedangkan kelompok 2 mendiskusikan materi konsep
46
bilangan oksidasi. Kelompok 3, 4 dan 5 mempelajari kedua
sub bab tersebut sebagaimana terlihat pada gambar 3.
Gambar 3. Siswa sedang berdiskusi dan dibimbing oleh
guru.
Ketika kelompok 1 berdiskusi, Alin Alaina belum
memahami tentang reaksi redoks yang ditinjau dari
penggabungan dan pelepasan oksigen. Kemudian Choiri
Annisa teman 1 kelompoknya, menjelaskan reaksi redoks yang
ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen sehingga
Alin menjadi paham. Lalu Hayaturrifqoh juga bertanya kepada
teman-teman kelompoknya bagaimana cara mengetahui reaksi
redoks ditinjau dari bilangan oksidasi? Lalu Nailul Farih
menjelaskannya sekilas, akan tetapi Hayaturrifqoh belum dapat
memahami jawaban dari Nailul. Kemudian Alin sebagai ketua
kelompok 1, melemparkan pertanyaan dari Hayatur kepada
teman-temannya. Akan tetapi teman-teman yang lain tidak
dapat membantunya. Akhirnya Alin bertanya kepada Bapak
Wildan selaku guru kimia mereka. Bapak Wildan menjelaskan
reaksi redoks ditinjau dari bilangan oksidasi yang ditanyakan
oleh Hayatur kepada kelompok 1.
Setelah itu Viccy dari kelompok 2 memanggil bapak
Wildan dan menanyakan bagaimana cara menentukan bilangan
47
oksidasi reaksi F2 + O2 à Fe2O3? Lalu Pak Wildan
menjelaskan kepada kelompok 2. Setelah kelompok 1 dan
kelompok 2 selesai berdiskusi, Fifin perwakilan dari kelompok
1 mempresentasikan sub materi perkembangan konsep redoks
dengan berdiri dikelilingi oleh teman sekelompoknya. Semua
kelompok mendengarkan presentasi kelompok 1 dengan serius
seperti pada gambar 4.
Gambar 4. Kelompok I mempresentasikan konsep reaksi
reduksi oksidasi.
Setelah presentasi selesai, Fifin bertanya kepada semua
kelompok apakah ada yang ingin bertanya tentang
perkembangan konsep redoks? Ahrotun perwakilan dari
kelompok 3 menanyakan bagaimana cara mengetahui reaksi
redoks yang ditinjau dari serah terima elektron dengan
memberikan contoh reaksi yang lain? Lalu Alin perwakilan
dari kelompok 1 memberikan contoh reaksi redoks Mg + 2Cl-
à MgCl2 dan menjelaskannya.
Selesai Alin memberikan jawaban, dilanjutkan
pertanyaan dari Erni perwakilan kelompok 2 yang bertanya
bagaimana menentukan bilangan oksidasi unsur-unsur dalam
48
reaksi MnO2 + 4HClà MnCl2 + 2H2O + Cl2? Kemudian Fifin
menjawab pertanyaan dari kelompok 2 dan Erni pun menjadi
paham.
Setelah presentasi selesai, dilanjutkan kelompok 1
memberikan kuis kepada semua kelompok. Kuis pertama
diberikan oleh Alin kepada kelompok 2 dengan pertanyaan
apakah reaksi C + O2 à CO2 termasuk reaksi reduksi atau
oksidasi jika dilihat dari konsep redoks yang kaitannya dengan
oksigen? Lalu Dewi menjawab bahwa reaksi tersebut termasuk
reaksi oksidasi karena oksigen diikat oleh suatu zat yaitu atom
C sehingga membentuk CO2. Lalu kelompok 1 menanyakan
kepada kelompok lain apakah jawaban dari kelompok 2 sudah
benar? Kelompok lain menyatakan bahwa jawaban dari
kelompok 2 sudah benar, dan kelompok 2 mendapatkan poin
100.
Setelah itu Miftah dari kelompok 1 melanjutkan kuis
kedua untuk diberikan kepada kelompok 3 dengan pertanyaan
apakah reaksi Mgà Mg2+ + 2e- termasuk reaksi oksidasi atau
reduksi? Ahrotun dari kelompok 3 menjawab bahwa reaksi
tersebut termasuk reaksi oksidasi, dengan alasan posisi
elektronnya berada di sebelah kanan tanda panah. Kemudian
Miftah menanyakan kepada kelompok lain apakah jawaban
dari kelompok 3 sudah benar dan tepat? Mila dari kelompok 4
berpendapat bahwa jawaban Ahrotun sudah benar, akan tetapi
alasannya belum tepat. Lalu kelompok 1 memberikan
kesempatan kepada kelompok 4 untuk menyempurnakan
jawaban dari kelompok 3. Kemudian Mila menjawab bahwa
reaksi tersebut benar termasuk reaksi oksidasi karena dalam
reaksi tersebut atom Mg melepaskan 2 elektronnya yang nanti
elektron itu akan berikatan dengan elektron dari atom lain
sehingga membentuk suatu senyawa. Lalu kelompok 1
49
membenarkan jawaban dari kelompok 4, sehingga kelompok 4
mendapatkan poin 50 dan kelompok 3 juga mendapatkan poin
50.
Kemudian kelompok 1 memberikan kuis terakhirnya
kepada kelompok 4 dan 5 dengan pertanyaan manakah dari
reaksi-reaksi berikut (Fe + O2 à Fe2O3, Cl2O7 + H2O à
HClO4, Al + NaOH + H2O àNaAl(OH)4 + H2, NO2 + O2 à
H2O + HNO3, dan NaOH + H2SO4 à Na2SO4 + H2O) yang
termasuk redoks dan bukan redoks? Setelah berdiskusi sejenak
dengan kelompoknya, Nanik dari kelompok 4 menjawab
bahwa reaksi 1 dan 3 merupakan reaksi redoks, sedangkan
reaksi 2 bukan reaksi redoks. Lalu Alin dari kelompok 1
menanyakan kepada kelompok lain apakah jawaban dari
kelompok 4 sudah benar? Dan kelompok lain manyatakan
bahwa jawaban dari kelompok 4 sudah benar. Sehingga
kelompok 4 mendapatkan poin 100.
Kemudian kelompok 1 melanjutkan reaksi 4 dan 5 untuk
dijawab oleh kelompok 5. Setelah berpikir sebentar, Elia dari
kelompok 5 memberikan jawaban bahwa reaksi 4 merupakan
reaksi redoks, sedangkan reaksi 5 bukan reaksi redoks. Lalu
jawaban dari kelompok 5 pun dibenarkan oleh kelompok 1 dan
semua kelompok.
Setelah presentasi dan kuis dari kelompok 1 selesai,
Bapak Wildan memberikan panjelasan sekilas bahwa untuk
mengetahui lebih dalam tentang reaksi reduksi oksidasi
ditinjau dari bilangan oksidasi maka kuncinya harus
mengetahui bilangan oksidasi unsur-unsur dalam reaksi.
Pembahasan tentang bilangan oksidasi akan diuraikan secara
detail oleh kelompok 2. Kemudian dilanjutkan presentasi dari
Dewi perwakilan kelompok 2 dengan sub materi konsep
bilangan oksidasi. Ketika kelompok 2 presentasi, kelompok 1,
50
3, 4 dan 5 mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Selesai
kelompok 2 presentasi, Dewi memberikan kesempatan kepada
kelompok lain yang ingin bertanya. Kemudian Nailul dari
kelompok 1 meminta kepada kelompok 2 untuk menjelaskan
lebih detail tentang konsep bilangan oksidasi yang belum
dipahaminya. Lalu Lulu’ dari kelompok 2 menjelaskannya
dengan maju ke depan white board, ditemani oleh Erni teman
sekelompoknya. Erni yang menulis di white board, sedangkan
Lulu’ yang menjelaskannya.
Selesai kelompok 1 menjawab pertanyaan dari kelompok
1, Eliz dari kelompok 3 bertanya apakah untuk menentukan
jenis reaksi termasuk redoks atau bukan redoks harus
menghitung bilangan oksidasi tiap unsur? Kemudian Erni
memberikan jawaban bahwa untuk mengetahuinya memang
harus menghitung semua biloks dalam tiap unsur agar dapat
diketahui unsur mana yang biloksnya berubah. Lalu Yusfi
yang juga dari kelompok 3 bertanya apakah hasil penjumlahan
keadaan oksidasi yang positif dan negatif dalam suatu molekul
atau senyawa selalu nol? Kemudian Dewi memberikan
jawaban hasil penjumlahan keadaan oksidasi yang positif dan
negatif dalam suatu molekul atau senyawa tidak selalu nol,
yaitu jika berupa senyawa ion, maka panjumlahan keadaan
oksidasinya sama dengan muatan ion itu sendiri.
Setelah kelompok 2 mempresentasikan sub babnya, Erni
dari kelompok 2 memberikan kuis kepada kelompok 3 dengan
pertanyaan berapakah biloks unsur O dalam senyawa BaO2?
Tak lama kemudian Mu’sodah maju ke depan dan menuliskan
jawabannya di White board, jawabannya yaitu biloks unsur O
adalah -2. Lalu Erni meminta kepada teman-temannya untuk
mengoreksi jawaban dari Mu’sodah. Kemudian Mila dari
kelompok 4 mengangkat tangan dan mengatakan kalau
51
jawaban dari kelompok 3 belum benar. Selanjutnya Mila diberi
kesempatan untuk membenarkannya. Mila menjawab bahwa
biloks unsur O dalam senyawa BaO2 adalah -1. Selanjutnya
Erni menanyakan kepada teman-teman apakah jawaban dari
Mila sudah benar? Kelompok lain mengatakan jawaban Mila
sudah benar.
Selanjutnya Dewi dari kelompok 2 memberikan kuis
keduanya kepada kelompok 4 dengan pertanyaan tentukanlah
biloks Cr dalam senyawa Cr2 ! Lalu Mila dari kelompok 4
menjawab bahwa biloks Cr dalam senyawa Cr2 adalah +5.
Dewi menanyakan kepada kelompok lain apakah jawaban dari
kelompok 4 sudah benar? Kelompok 5 menjawab belum benar.
Kemudian Elia dari kelompok 5 memberikan jawaban biloks
Cr dalam senyawa Cr2 adalah -6. Dewi menanyakan
kepada kelompok lain apakah jawaban dari kelompok 5 sudah
benar? Dan kelompok 1 menjawab belum benar. Lalu Alin dari
kelompok 1 memberikan jawaban biloks Cr dalam senyawa
Cr2 adalah +6. Setelah dikoreksi bersama-sama, semua
kelompok membenarkan jawaban dari kelompok 1.
Kelompok 1 memberikan kuis terakhirnya untuk dijawab
kelompok 5 dengan pertanyaan biloks unsur S dalam SF6?
Lalu Elia dari kelompok 5 menjawab biloks unsur S dalam SF6
adalah +6. Setelah dikoreksi bersama-sama, semua kelompok
membenarkan jawaban dari Elia. Setelah kelompok 1 dan 2
selesai presentasi dan memberikan kuis, lalu semua kelompok
mengumpulkan lembar kerja kelompoknya masing-masing.
c. Penutup
Guru memberikan PR kepada siswa berupa 10 soal pilihan
ganda, dan harus dikumpulkan peda pertemuan berikutnya.
Kemudian Guru mengumumkan akan diadakannya ulangan
pada pertemuan berikutnya berkaitan dengan materi
52
perkembangan konsep redoks dan bilangan oksidasi. Peserta
didik terlihat sedikit gaduh. Lalu Guru mengakhiri pertemuan
dengan berpesan kepada peserta didik agar belajar di rumah
untuk mempersiapkan materi ulangan. Selanjutnya guru
mengucapkan salam.
2) Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 Februari 2011,
dengan alokasi waktu 2x45 menit.
A. Pendahuluan
Guru mengawali pertemuan dengan salam pembuka
dan dijawab serempak oleh peserta didik. Dilanjutkan
dengan pembahasan PR oleh siswa dibimbing guru. Semua
siswa megeluarkan PR yang telah mereka kerjakan dan
ditukar dengan teman sebangkunya untuk selanjutnya
dikoreksi bersama-sama. Kemudian guru memberikan
pengarahan sebelum evaluasi siklus I dilaksanakan. Peserta
didik tenang mendengarkan pengarahan dari guru.
B. Kegiatan Inti
Peserta didik melakukan persiapan evaluasi dengan
berdo’a. Lalu guru memberikan instruksi agar semua buku
dimasukkan ke dalam tas. Kemudian guru membagikan
lembar evaluasi kepada peserta didik berupa 10 soal uraian.
Dilanjutkan peserta didik mengerjakan soal evaluasi dengan
tenang dan sungguh-sungguh. Guru berkeliling mengawasi
peserta didik mengerjakan soal. Ketika sampai di bangku
belakang, guru mengatahui Wita Peserta didik yang duduk
di belakang membawa contekan. Akhirnya guru mengambil
contekannya dan menegurnya.
53
C. Penutup
Setelah Peserta didik selesai mengerjakan soal, peserta
didik mengumpulkan lembar jawab. Dan guru mengakhiri
pertemuan dengan salam penutup.
Adapun hasil nilai evaluasi siklus I dapat dilihat pada lampiran
17. Berdasarkan nilai evaluasi siklus I dari jumlah siswa
sebanyak 45, diperoleh siswa yang memenuhi kriteria tuntas
yaitu yang memperoleh nilai 60 sebanyak 32 siswa, sedangkan
yang tidak tuntas yaitu yang memperoleh nilai 60 sebanyak 13
siswa. Dan nilai rata-rata kelas sebesar 67,96 serta ketuntasan
klasikal sebesar 71,11%.
c. Observasi (pengamatan)
Selama proses tindakan berlangsung, dilakukan juga pengamatan
atau observasi terhadap proses tindakan yang telah dilaksanakan.
Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dengan berpedoman
pada format lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi
peneliti pada siklus I adalah sebagai berikut:
Hasil pengamatan kepada guru
Adapun hasil pengamatan oleh peneliti terhadap kinerja guru
pada saat pembelajaran team quiz diantaranya: penjelasan guru
tentang prosedur team quiz dikegiatan pendahuluan jelas, hanya saja
penyampaiannya terlalu cepat sehingga kurang dimengerti oleh
peserta didik. Suara guru saat menyampaikan materi kurang keras
sehingga peserta didik yang berada di bangku belakang ada yang
kurang memperhatikan. Perhatian guru pada setiap kelompok ketika
siswa diskusi juga belum merata sehingga ada peserta didik yang
merasa diacuhkan. Ketepatan guru dalam mengelola waktu
pembelajaran menggunakan team quiz ini masih kurang, ada kuis yang
54
belum terselesaikan. Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan
dari peserta didik sudah baik. Guru memperhatikan dengan serius saat
siswa dari perwakilan kelompok mempresentasikan sub babnya.
Guru dalam melaksanakan prosedur team quiz sudah sesuai
dengan prosedur di RPP. Demikian juga guru dapat memberikan
arahan kepada siswa dan menciptakan komunikasi yang timbal balik
disaat pembelajaran berlangsung. Guru kurang aktif dalam
membimbing diskusi. Belum sepenuhnya guru memotivasi siswa
untuk bertanya. Guru menyimak dengan sungguh-sungguh ketika
siswa presentasi sehingga dapat meluruskan meteri ketika siswa
menyimpang dari materi.
Guru membantu peserta didik yang kesulitan materi sehingga
peserta didik menjadi paham dan guru dapat menumbuhkan rasa
percaya diri pada peserta didik. Demikian halnya kemampuan guru
dalam memberikan semangat kepada peserta didik dalam mengerjakan
kuis. Guru cermat dalam mengamati keaktifan siswa. Guru sangat
teliti dalam mengoreksi jawaban kuis yang dikerjakan oleh peserta
didik, sehingga ketika peserta didik salah dalam menjawab kuis guru
langsung memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
membetulkannya.
Guru belum seluruhnya mengkondisikan siswa yang kurang
aktif saat pembelajaran. Guru sudah terampil dalan mengelola kelas.
Guru belum menyimpulkan materi dikegiatan akhir karena waktunya
kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 6.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus I berupa perenungan peneliti terhadap
pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I yaitu tentang kelebihan
dan kekurangannya. Dengan memperhatikan hal-hal yang perlu
55
diambil dan dilaksanakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya yaitu
siklus II.
Pada pelaksanaan siklus I ini pelaksanaan pembelajaran materi
perkembangan konsep redoks dan bilangan oksidasi dengan
menggunakan metode team quiz masih belum berjalan sesuai rencana
tindakan. Hal ini disebabkan peserta didik belum memahami
mekanisme pembelajaran dengan menggunakan metode team quiz
dengan benar. Untuk itu perlu adanya perbaikan ulang mengenai
perencanaan yang nantinya akan digunakan dalam pembelajaran pada
siklus II. Hasil refleksi pada siklus I adalah:
1) Peserta didik kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan.
2) Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan kuis belum
maksimal.
3) Kurangnya percaya diri peserta didik dalam diskusi dan presentasi.
4) Belum semua peserta didik dalam pembelajaran.
5) Guru belum menjelaskan prosedur team quiz dengan baik.
6) Guru belum mengelola kelas dengan baik.
7) Suara guru kurang keras.
8) Perhatian guru kepada peserta didik dalam pembelajaran kurang
merata.
9) Kemampuan guru membimbing diskusi belum baik.
10) Kemampuan guru dalam memotivasi siswa untuk bertanya kurang
maksimal.
11) Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang aktif perlu
ditingkatkan.
12) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator yang
ditentukan.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II berupa kegiatan mempertimbangkan
dan memilih upaya yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah
56
yang ditemukan pada siklus I. Pertimbangan dan pemilihan pemecahan
masalah tersebut dituangkan dalam perencanaan untuk kegiatan
tindakan siklus II. Berdasarkan kendala-kendala yang dialami dan
dihadapi pada siklus I, maka perencanaan yang dibuat adalah
penyiapan rancangan pembelajaran yang disusun bersama guru kelas
yaitu:
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
disusun bersama guru kelas yang memuat standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran dengan metode team quiz, dan materi pembelajaran
yaitu reduktor dan oksidator, tata nama senyawa redoks dan
penerapan konsep redoks
2) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
3) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
4) Merancang langkah-langkah pembelajaran dengan alokasi waktu
yang tepat.
b. Tindakan
Tindakan pada siklus II berupa pelaksanaan dari rencana yang
telah disusun dan disiapkan yaitu guru melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan metode team quiz. Deskripsi pelaksanaan
tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan I
Siklus II pada pertemuan I dilaksanakan pada Hari Rabu,
tanggal 12 Februari 2011, dengan alokasi waktu 2x45 menit.
a. Pendahuluan
Pembelajaran dimulai dengan ucapan salam dari guru
yang dilanjutkan dengan jawaban salam secara serempak oleh
peserta didik. Kemudian guru mengadakan presensi kepada
peserta didik. Semua peserta didik tidak ada yang absen dalam
pertemuan ini. Dilanjutkan guru menyampaikan tujuan
57
pembelajaran yaitu mempelajari reaksi redoks pada sub bab
menentukan reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks, tata
nama senyawa redoks serta aplikasi konsep redoks dengan
menggunakan metode team quiz. Semua Peserta didik
mendengarkan guru dengan sungguh-sungguh.
b. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan secara garis besar materi reduktor dan
oksidator, tata nama senyawa redoks serta aplikasi konsep
reaksi redoks. Semua peserta didik terlihat tenang
mendengarkan penjelasan dari guru. Kemudian peserta didik
membentuk kelompok sama dengan kelompok pada saat
pembelajaran konsep redoks. Setelah peserta didik
mengelompok, guru membagikan lembar kerja kelompok
kepada semua kelompok untuk nanti didiskusikan dengan
kelompoknya masing-masing.
Kelompok 3 mendiskusikan sub materi menentukan
reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks. Kelompok 4
mendiskusikan sub materi tata nama senyawa redoks, dan
Kelompok 5 mendiskusikan sub materi aplikasi konsep redoks.
Kelompok 1 dan 2 mempelajari ketiga sub bab tersebut.
Ketika kelompok 3 berdiskusi, Elliz belum memahami
tentang cara menentukan reduktor dan oksidator dalam reaksi
redoks. Kemudian Yusfi Fathana teman 1 kelompoknya,
menjelaskan reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks
sehingga Elliz menjadi paham. Lalu Kholis juga bertanya
kepada teman-teman kelompoknya apakah reduktor dan
oksidator itu? Dan bagaimana cara mengetahui reduktor dan
oksidator dalam reaksi autoredoks? Lalu Naely
menjelaskannya dengan dibimbing Bapak Wildan, dan Kholis
pun dapat memahami penjelasan dari Naely dan gurunya.
Setelah itu Laily dari kelompok 4 memanggil bapak Wildan
58
dan menanyakan bagaimana cara memberi nama senyawa
logam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari 1? Lalu
Pak Wildan menjelaskannya kepada kelompok 4.
Selesai Bapak Wildan memberikan penjelasan kepada
kelompok 4, Pak Wildan menghampiri kelompok 5. Kelompok
5 belum mengetahui apa peran bakteri aerob dalam dalam
lumpur aktif? Lalu Elia menanyakannya kepada Pak Wildan,
kemudian Pak Wildan memberikan penjelasan bahwa peran
bakteri aerob adalah sebagai oksidator bahan organik dalam
partikel lumpur aktif sehingga dapat mengurangi BOD air
limbah sebagaimana terlihat pada gambar 5.
Gambar 5. Guru membantu kelompok 5 yang kesulitan materi.
Setelah kelompok 3, 4 dan kelompok 5 selesai berdiskusi,
Ahrotun perwakilan perwakilan dari kelompok 3
mempresentasikan sub materi reduktor dan oksidator dalam
reaksi redoks dengan berdiri dikelilingi oleh teman
sekelompoknya. Semua kelompok mendengarkan presentasi
kelompok 3 dengan serius.
Setelah presentasi selesai, Ahrotun bertanya kepada semua
kelompok apakah ada yang ingin bertanya tentang reduktor
dan oksidator dalam reaksi redoks? Izzanah perwakilan dari
59
kelompok 4 menanyakan apakah reduktor juga dapat dianggap
sebagai zat yang mengalami oksidasi? Sebaliknya apakah zat
yang mengalami reduksi disebut sebagai oksidator? Lalu Naely
perwakilan dari kelompok 3 menjawab iya. Reduktor
merupakan zat yang mengalami oksidasi, dan sebaliknya zat
yang mengalami reduksi disebut sebagai oksidator.
Selanjutnya ‘Ain dari kelompok 5 memberikan pertanyaan
apakah yang dimaksud dengan reaksi autoredoks? Lalu Nisa’
dari kelompok 3 menjelaskan bahwa reaksi autoredoks adalah
suatu reaksi dimana dalam reaksi tersebut ada satu zat yang
mengalami reaksi reduksi sekaligus oksidasi. Kemudian Alin
dari kelompok 1 meminta kepada kelompok 3 supaya
memberikan contoh reaksi autoredoks dan menjelaskannya.
Akan tetapi tak satupun dari kelompok 3 yang dapat
memberikan contoh reaksinya. Kemudian Bapak Wildan
memberikan contoh reaksi autoredoks dan menuliskannya di
white board serta menjelaskannya. Semua peserta didik dapat
memahami penjelasan dari Bapak Wildan.
Setelah presentasi kelompok 3 selesai, dilanjutkan
kelompok 3 memberikan kuis kepada semua kelompok. Kuis
pertama diberikan oleh Kholis kepada kelompok 4 dengan
pertanyaan tentukanlah oksidator, reduktor, hasil oksidasi,
serta hasil reduksi dalam reaksi 2KClO3 + 3Sà 2KCl + 3SO2,
Tsany perwakilan dari kelompok 4 menjawab oksidator dalam
reaksi tersebut adalah KClO3, reduktornya adalah S, hasil
oksidasi berupa SO2, serta hasil reduksi yaitu KCl. Lalu
kelompok 3 menanyakan kepada kelompok lain apakah
jawaban dari kelompok 4 sudah benar? Dan kelompok lain
menyatakan bahwa jawaban dari kelompok 4 sudah benar, dan
kelompok 4 mendapatkan poin 100. Setelah itu Nisa’ dari
kelompok 3 melanjutkan kuis kedua untuk diberikan kepada
60
kelompok 5 dengan pertanyaan yang sama dengan kuis
pertama tetapi untuk reaksi 2CuSO4 + 4KI à CuI + I2 +
2K2SO4. Rofiqoh perwakilan dari kelompok 5 menjawab
oksidator dalam reaksi tersebut adalah CuSO4, reduktornya
adalah KI, hasil oksidasi berupa I2, sedangkan hasil reduksi
yaitu CuI. Kemudian Nisa’ menanyakan kepada kelompok lain
apakah jawaban dari kelompok 5 sudah benar dan tepat?
kelompok lain menyatakan bahwa jawaban dari kelompok 5
sudah benar, dan kelompok 5 mendapatkan poin 100.
Selanjutnya Mu’sodah dari kelompok 5 memberikan kuis
terakhirnya kepada kelompok 1 dengan pertanyaan yang sama
seperti kuis pertama dan kedua tetapi untuk reaksi 2KMnO4 +
5H2C2O4 + 3H2SO4 à K2SO4 + 2MnSO4 + 10CO2 + 8H2O.
Lalu Miftah dari kelompok 1 menjawab oksidator dalam reaksi
tersebut adalah KMnO4, reduktornya adalah H2C2O4, hasil
oksidasi berupa MnSO4, sedangkan hasil reduksi yaitu CO2.
Selanjutnya Mu’sodah menanyakan kepada kelompok lain
apakah jawaban dari kelompok 1 sudah benar dan tepat?
kelompok lain menyatakan bahwa jawaban dari kelompok 5
belum benar, Lalu kelompok 3 memberikan kesempatan
kepada kelompok 2 untuk menyempurnakan jawaban dari
kelompok 5. Kemudian Ida dari kelompok 2 menjawab bahwa
oksidator dalam reaksi tersebut adalah benar KMnO4,
reduktornya adalah H2C2O4, akan tetapi hasil oksidasi berupa
CO2, sedangkan hasil reduksi yaitu MnSO4. Lalu kelompok 3
membenarkan jawaban dari kelompok 2, sehingga kelompok 2
mendapatkan poin 50 dan kelompok 1 juga mendapatkan poin
50.
Setelah presentasi dan kuis dari kelompok 3 selesai, Bapak
Wildan meminta kepada kelompok 4 untuk mempresentasikan
sub babnya yaitu tentang tata nama senyawa redoks. Kemudian
61
dari Tsany perwakilan kelompok 4 mempresentasikan tata
nama senyawa redoks.
Ketika kelompok 4 presentasi, kelompok 1, 2, 3, dan 5
mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Selesai kelompok 4
presentasi, Tsany memberikan kesempatan kepada kelompok
lain yang ingin bertanya. Kemudian Nailul dari kelompok 1
meminta kepada kelompok 2 untuk menjelaskan lebih lanjut
tentang tata nama senyawa redoks yang terbentuk dari unsur
logam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu yang
belum dipahaminya. Lalu Tsany maju ke depan dan
menjelaskannya di white board serta memberikan beberapa
contoh. Selesai kelompok 4 menjawab pertanyaan dari
kelompok 1, Eliz dari kelompok 3 bertanya apakah yang
dimaksud dengan senyawa biner? Kemudian Izza memberikan
jawaban bahwa senyawa biner merupakan senyawa yang
terbentuk dari 2 unsur yang berbeda.
Viccy dari kelompok 2 bertanya apakah yang dimaksud
dengan ion poliatom? Kemudian Dewi memberikan jawaban
ion poliatom merupakan ion yang mengandung lebih dari satu
atom dan pada umumnya tetap utuh dalam reaksi kimia.
Contohnya Na2CO3 yang jika bereaksi akan terurai menjadi ion
Na+ + .
Setelah kelompok 4 mempresentasikan sub babnya, Nanik
dari kelompok 4 memberikan kuis kepada kelompok 5 dengan
pertanyaan tulislah nama IUPAC senyawa ion SnO dan Cu2O!
Setelah berdiskusi sebentar dengan teman-temannya, Rofiqoh
dari kelompok 5 maju ke depan dan menuliskan jawabannya di
White board, Rofiqoh memberikan jawaban nama dari SnO
adalah timah (II) oksida dan Cu2O adalah Tembaga (I) oksida.
Lalu Nanik meminta kepada teman-temannya untuk
62
mengoreksi jawaban dari Rofiqoh, kelompok lain mengatakan
jawabannya sudah benar.
Rizkiyah melanjutkan kuis keduanya untuk diberikan
kepada kelompok 1 dengan pertanyaan tulislah nama IUPAC
senyawa kovalen Cl2O3 dan N2O! Setelah berdiskusi sebentar
dengan teman-temannya, Miftah dari kelompok 1 maju ke
depan dan menuliskan jawabannya di White board, Miftah
memberikan jawaban nama dari Cl2O3 adalah diklorotriklorida,
sedangkan N2O adalah dinitrogen monoksida. Lalu Rizkiyah
meminta kepada teman-temannya untuk mengoreksi jawaban
dari Miftah, kelompok lain mengatakan jawabannya sudah
benar.
Shela memberikan kuis terakhirnya kepada kelompok 2
dengan pertanyaan tulislah rumus kimia senyawa besi (III)
sulfat dan fosforus (III) oksida. Tak lama kemudian Ida maju
ke depan dan menuliskan jawabannya di White board,
jawabannya yaitu Fe2(SO4)3 dan P2O3. Shela bertanya kepada
teman-temannya apakah jawaban dari kelompok 2 sudah
benar? Kelompok lain mengatakan jawaban Ida sudah benar.
Setelah kelompok 4 selesai presentasi dan memberikan kuis,
dilanjutkan kelompok 5 mempresentasikan aplikasi konsep
redoks. Dian perwakilan kelompok 5 mempresentasikan
aplikasi konsep redoks dengan berdiri di tengeh-tengah
kelompoknya. Ketika kelompok 5 presentasi, kelompok 1, 2,
3, dan 4 mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
Selesai kelompok 5 presentasi, Dian memberikan
kesempatan kepada kelompok lain yang ingin bertanya.
Kemudian Nailul dari kelompok 1 meminta kepada kelompok
5 untuk menjelaskan lebih lanjut tentang tahap-tahap
pengolahan air limbah yang belum dipahaminya. Lalu ‘Ain
63
menjelaskan lebih lanjut tentang tahap-tahap pengolahan air
limbah sehingga Nailul menjadi paham.
Selesai kelompok 5 menjawab pertanyaan dari kelompok
1, Eliz dari kelompok 3 bertanya apakah peran bakteri aerob
dalam lumpur aktif? Kemudian Dian menjelaskan peran
bakteri aerob adalah sebagai oksidator bahan organik dalam
partikel lumpur aktif yang dapat mengurangi BOD air limbah.
Viccy dari kelompok 2 bertanya unsur apakah yang mengalami
reaksi oksidasi pada sel AKI? Dewi memberikan jawaban yang
mengalami reaksi oksidasi pada sel AKI adalah unsur Pb.
Setelah kelompok 5 mempresentasikan sub babnya, Dewi
dari kelompok 5 memberikan kuis kepada kelompok 1 dengan
pertanyaan sebutkan dan jelaskan 3 tahap pengolahan air
limbah! Setelah berdiskusi sebentar dengan teman-temannya,
Alin dari kelompok 1 berdiri di tengah-tangah kelompoknya
dan menjelaskan 3 tahap pengolahan air limbah. Dewi
menanyakan kepada teman-temannya apakah jawaban dari
Alin sudah benar? Kelompok lain mengatakan jawaban Alin
sudah benar.
Elia melanjutkan kuis keduanya untuk diberikan kepada
kelompok 2 dengan pertanyaan apakah peran bakteri aerob
dalam lumpur aktif? Setelah berdiskusi sebentar dengan
teman-temannya, Erni dari kelompok 2 manjawab peran
bakteri aerob adalah sebagai oksidator bahan organik dalam
partikel lumpur aktif yang dapat mengurangi BOD air limbah.
Lalu Elia meminta kepada teman-temannya untuk mengoreksi
jawaban dari kelompok 2, kelompok lain mengatakan
jawabannya sudah benar.
Widi memberikan kuis terakhirnya kepada kelompok 3
sebutkan 3 senyawa yang dihasilkan dari proses oksidasi
limbah organik! Tak lama kemudian Mila berdiri dan
64
menjawab senyawa yang dihasilkan dari proses oksidasi
limbah organik diantaranya CO2, dan
. Widi
bertanya kepada teman-temannya apakah jawaban dari
kelompok 3 sudah benar? Kelompok lain mengatakan jawaban
Mila sudah benar. selesai presentasi dan memberikan kuis, lalu
semua kelompok mengumpulkan lembar kerja kelompoknya
masing-masing. Setelah kelompok 3, 4 dan 5 selesai presentasi
dan memberikan kuis, lalu siswa bersama guru menyimpulkan
materi.
c. Penutup
Guru memberikan PR kepada siswa berupa 10 soal
pilihan ganda, dan harus dikumpulkan peda pertemuan
berikutnya. Kemudian Guru mengumumkan akan diadakannya
ulangan pada pertemuan berikutnya berkaitan dengan materi
reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks, tata nama senyawa
redoks, serta aplikasi konsep redoks. Lalu Guru mengakhiri
pertemuan dengan berpesan kepada peserta didik agar belajar
di rumah untuk mempersiapkan materi ulangan. Selanjutnya
guru mengucapkan salam.
2). Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada hari Ahad, Rabu 16
Februari 2011, dengan alokasi waktu 2x45 menit.
a. Pendahuluan
Guru mengawali pertemuan dengan salam pembuka dan
dijawab serempak oleh peserta didik. Dilanjutkan dengan
pembahasan PR oleh siswa dibimbing guru. Semua siswa
megeluarkan PR yang telah mereka kerjakan dan ditukar
dengan teman sebangkunya untuk selanjutnya dikoreksi
bersama-sama. Kemudian guru memberikan pengarahan
sebelum evaluasi siklus II dilaksanakan. Dan peserta didik
tenang mendengarkan pengarahan dari guru.
65
b. Kegiatan Inti
Peserta didik melakukan persiapan evaluasi dengan
berdo’a. Lalu guru memberikan instruksi agar semua buku
dimasukkan ke dalam tas. Kemudian guru membagikan lembar
evaluasi kepada peserta didik berupa 10 soal uraian.
Dilanjutkan peserta didik mengerjakan soal evaluasi dengan
tenang dan sungguh-sungguh. Guru berkeliling mengawasi
peserta didik mengerjakan soal. Semua peserta didik tenang
dalam mengerjakan soal. Tidak ada satupun peserta didik yang
mencontek.
c. Penutup
Setelah peserta didik selesai mengerjakan soal, peserta
didik mengumpulkan lembar jawab. Dan guru mengakhiri
pertemuan dengan salam penutup.
Adapun hasil nilai tes evaluasi siklus 2 pada materi redoks
ini, dari 45 siswa diperoleh siswa yang tuntas dengan memperoleh
nilai 60 sebanyak 39 siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas
yaitu yang memperoleh nilai 60 sebanyak 6 siswa. Dan nilai rata-
rata yang diperoleh pada siklus II ini sebesar 70 dengan ketuntasan
klasikal 86,67%. Adapun daftar nilai evaluasi peda siklus II dapat
dilihat pada lampiran 18.
c. Observasi
Selama proses tindakan berlangsung, dilakukan juga pengamatan
atau observasi terhadap proses tindakan yang telah dilaksanakan.
Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dengan berpedoman
pada format lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi
peneliti pada siklus II adalah sebagai berikut:
66
Adapun hasil pengamatan oleh peneliti terhadap kinerja
guru pada saat pembelajaran team quiz pada siklus II ini
diantaranya: penjelasan guru tentang prosedur team quiz di
kegiatan pendahuluan sudah jelas. Suara guru saat menyampaikan
sub materi menentukan reduktor dan oksidator dalam reaksi
redoks, tata nama senyawa redoks dan aplikasi konsep redoks
sudah keras. Perhatian guru pada setiap kelompok ketika siswa
diskusi sudah merata. Ketepatan guru dalam mengelola waktu
menggunakan team quiz ini baik atau sudah efisien. Guru dapat
menjawab pertanyaan dari peserta didik. guru memperhatikan
dengan serius saat siswa dari perwakilan kelompok
mempresentasikan sub babnya. Guru melaksanakan prosedur
team quiz dengan runtut. Demikian juga cara guru dalam
memberikan arahan kepada siswa disaat pembelajaran
berlangsung sudah baik. Guru membimbing siswa berdiskusi
dengan penuh kesabaran.
Cara guru memotivasi siswa untuk bertanya sudah baik.
Kemampuan guru dalam meluruskan meteri saat siswa presentasi
sangat baik, saat presentasi siswa menyimpang dari materinya
guru langsung membenarkan. Guru dalam membimbing peserta
didik yang kesulitan materi dan menumbuhkan rasa percaya diri
pada peserta didik. Demikian halnya kemampuan guru dalam
memberikan semangat kepada peserta didik dalam mengerjakan
kuis. Kecermatan guru dalam mengamati keaktifan siswa sudah
baik.
Ketelitian guru dalam mengoreksi jawaban kuis yang
dikerjakan oleh peserta didik sangat baik. Cara guru dalam
mengkondisikan siswa yang kurang aktif saat pembelajaran sudah
baik. Keterampilan guru dalan mengelola kelas sudah baik.
Ketepatan guru dalam menyimpulkan materi di kegiatan akhir
baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 7.
67
d. Refleksi
Setelah pembelajaran pada siklus II selesai dan telah diketahui
keaktifan maupun hasil belajar peserta didik maka diperoleh beberapa
refleksi selama siklus II ini berlangsung. Adapun hasil refleksi pada
siklus II adalah sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan prosedur team quiz dengan baik.
2) Pembelajaran dengan metode team quiz telah berjalan sesuai
rencana tindakan. Baik guru maupun peserta didik telah
menjalankan pembelajaran sesuai dengan mekanisme metode team
quiz sehingga pembelajaran berlangsung secara optimal.
3) Pengalokasian waktu telah sesuai rencana tindakan sehingga
seluruh waktu dapat dimanfaatkan secara optimal.
4) Peserta didik yang bertanya pada siklus ini meningkat.
5) Guru telah menyimpulkan hasil pembelajaran di akhir
pembelajaran.
6) Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan kuis sudah baik.
7) Tumbuhnya rasa percaya diri peserta didik dalam diskusi dan
presentasi.
8) Sikap antusias peserta didik dalam pembelajaran meningkat.
9) Guru dapat mengelola kelas dengan baik.
10) Suara guru sudah lebih keras.
11) Perhatian guru kepada peserta didik dalam pembelajaran sudah
merata.
12) Kemampuan guru membimbing diskusi sudah baik.
13) Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang aktif sudah
lebih baik.
68
C. PEMBAHASAN
1. Siklus I
Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan dari lembar
observasi, pelaksanaan pembelajaran team quiz pada siklus I ini, hasil
belajar pada aspek afektif peserta didik yang dilihat dari keaktifan peserta
didik belum sesuai dengan yang diharapkan, hal ini tidak terlepas dari
kinerja guru juga. Penjelasan guru tentang prosedur team quiz di kegiatan
pendahuluan belum jelas sehingga peserta didik belum dapat memahami
prosedur pembalajarannya.
Suara guru saat menyampaikan sub materi konsep reaksi redoks
dan bilangan oksidasi kurang keras sehingga peserta didik yang duduk di
belakang tidak dapat mendengarkan dengan jelas. Perhatian guru pada
setiap kelompok ketika siswa diskusi belum merata, sehingga ada peserta
didik yang merasa kurang diperhatikan. Ketepatan guru dalam mengelola
waktu pembelajaran menggunakan team quiz ini belum maksimal sehingga
tidak cukup waktu untuk meenyimpulkan materi. Kemampuan guru dalam
menjawab pertanyaan dari peserta didik sudah baik.
Perhatian guru saat siswa dari perwakilan kelompok
mempresentasikan sub babnya sudah baik, terlihat dari keberanian peserta
didik dari perwakilan kelompok I dan II yang mempresentasikan sub
babnya masing-masing dengan serius. Keruntutan guru dalam
melaksanakan prosedur team quiz sudah baik sesuai dengan
perencanaannya. Demikian juga cara guru dalam memberikan arahan
kepada siswa di saat pembelajaran berlangsung sudah baik. Khususnya
pada saat diskusi, kelompok yang kesulitan materi langsung
menanyakannya pada guru untuk persiapan presentasi. Kemampuan guru
dalam membimbing diskusi baik, masih ada siswa yang berbicara sendiri
dengan temannya.
Cara guru memotivasi siswa untuk bertanya kurang baik, hanya
ada 2 siswa yang bertanya ketika kelompok 1 presentasi dan 3 siswa yang
bertanya ketika kelompok 2 presentasi. Kemampuan guru dalam
69
meluruskan materi saat siswa presentasi sangat baik. Kemampuan guru
dalam membantu peserta didik yang kesulitan materi dan menumbuhkan
rasa percaya diri pada peserta didik sudah baik. Demikian halnya
kemampuan guru dalam memberikan semangat kepada peserta didik
dalam mengerjakan kuis. Peserta didik berusaha keras untuk dapat
menyelesaikan kuis agar kelompoknya juga dapat memperoleh nilai jika
jawabannya benar.
Kecermatan guru dalam mengamati keaktifan siswa sudah baik,
guru mengamati siswa dimulai dari awal siswa diskusi, presentasi,
mengerjakan kuis, hingga menuliskan hasil kerja kelompoknya. Ketelitian
guru dalam mengoreksi jawaban kuis yang dikerjakan oleh peserta didik
sangat baik, guru dan siswa mengoreksi bersama jika jawaban kuis masih
salah, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
membenarkannya. Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang
aktif saat pembelajaran belum maksimal, terlihat belum semua siswa aktif
khususnya ketika mendiskusikan materi kelompok. Keterampilan guru
dalam mengelola kelas sudah baik. Ketepatan guru dalam menyimpulkan
materi di kegiatan akhir kurang, disebabkan waktu yang tidak cukup.
Berdasarkan pengamatan terhadap peserta didik, banyak peserta
didik yang kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran team quiz ini,
hal ini disebabkan peserta didik belum memahami benar tentang prosedur
pembelajaran dengan menggunakan metode team quiz yang dijelaskan
oleh guru. Keaktifan peserta didik pada saat diskusi juga masih dalam
kategori cukup baik dikarenakan belum semua peserta didik khususnya
dalam kelompok ikut berpartisipasi aktif dalam diskusi. Ada yang
berbicara sendiri dengan temannya dan ada pula yang hanya menjadi
pendengar saja. Keberanian peserta didik dalam presentasi masih dalam
kriteria cukup baik, hanya peserta didik tertentu saja yang berani
mempresentasikan materi kelompoknya. Saat sesi tanya jawab, setelah
presentasi dari kelompok 1, ada 2 siswa yang mengajukan pertanyaan, dan
70
setelah kelompok 2 presentasi, hanya ada 3 siswa saja yang mengajukan
pertanyaan.
Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan kuis masih kurang
baik, dikarenakan peserta didik masih kurang memahami materi yang
dipresentasikan oleh temannya. Ketika kelompok 1 memberikan kuis
pertamanya kepada kelompok 2, kelompok 2 dapat menjawabnya.
Kemudian kelompok 1 melanjutkan kuisnya ke kelompok 3, tetapi
kelompok 3 tidak dapat menjawabnya dengan sempurna, sehingga kuis
dilempar ke kelompok 4 dan kelompok 4 dapat menyempurnakan
jawabannya. Selanjutnya kelompok 1 memberikan kuis terakhirnya untuk
dijawab oleh kelompok 4, dan kelompok 4 dapat menyelesaikannya
dengan benar. Setelah itu, kelompok 2 mempresentasikan konsep bilangan
oksidasi. Lalu memberikan kuis pertamanya ke kelompok 3. Akan tetapi
kelompok 3 tidak dapat menjawabnya dengan benar sehingga kelompok 4
diberi kesempatan untuk menjawabnya. Setelah kuis pertama dari
kelompok 2 dapat terjawab oleh kelompok 4, kemudian kelompok 2
melanjutkan kuis yang kedua, tetapi kelompok 4 memberikan jawaban
yang belum benar, kemudian kuis dilempar ke kelompok 5, akan tetapi
kelompok 5 pun belum dapat menyempurnakan jawabannya, lalu guru
memberikan kesempatan kepada kelompok 1, dan kelompok 1 dapat
menyempurnakan jawabannya. Hal ini menunjukkan ada peserta didik
yang belum dapat memahami materi yang dipresentasikan oleh temannya.
Dari aspek lain, hubungan kerjasama dalam kelompok sangat
bagus, terlihat peserta didik yang sudah memahami materi membantu
temannya yang kesulitan materi. Keterampilan Peserta didik dalam
memberikan kuis sudah sangat baik, kuis tidak menyimpang dari materi
kelompoknya. Keaktifan mengemukakan pendapat juga sudah baik,
ditanggapi dengan lapang dada oleh peserta didik lainnya. Semua
kelompok juga sudah menuliskan hasil diskusinya dengan baik.
Berdasarkan nilai ulangan siklus I pada sub materi pokok
perkembangan konsep reaksi redoks dan bilangan oksidasi, dari 45 peserta
71
didik terdapat 32 peserta didik mencapai kriteria tuntas, dan 13 peserta
didik yang belum tuntas. Rata-rata hasil belajar aspek kognitif peserta
didik yang diperoleh dari ulangan pada siklus I sebesar 67,96 dan
ketuntasan klasikal sebesar 71,11%. Hasil belajar ini sudah lebih baik dari
keadaan sebelumnya pada saat pra siklus yang rata-ratanya sebesar 56,97.
Ini menunjukkan hasil belajar kognitif pada siklus I dengan menggunakan
metode team quiz sudah mengalami peningkatan, namun ketuntasan
klasikalnya belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu
sebesar 75%. Sehingga perlu dilaksanakan siklus II sebagai perbaikan.
2. Siklus II
Pada pelaksanaan siklus II pembelajaran telah berjalan dengan
lebih baik. Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan dari
lembar observasi, pelaksanaan pembelajaran team quiz pada siklus II ini,
hasil belajar pada aspek afektif peserta didik yang dilihat dari keaktifan
peserta didik sudah sesuai dengan yang diharapkan, hal ini tidak terlepas
dari kinerja guru pula.
Penjelasan guru tentang prosedur team quiz dikegiatan
pendahuluan sudah jelas sehingga peserta didik dapat melaksanakan
pembelajaran sesuai prosedur. Suara guru saat menyampaikan sub materi
menentukan reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks, tata nama
senyawa serta aplikasi konsep redoks juga sudah keras sehingga peserta
didik yang duduk di belakang dapat mendengarkan dengan jelas. Perhatian
guru pada setiap kelompok ketika siswa diskusi sudah merata, sehingga
tidak ada peserta didik yang merasa kurang diperhatikan.
Ketepatan guru dalam mengelola waktu pembelajaran
menggunakan team quiz ini sudah maksimal, sehingga guru mempunyai
cukup waktu untuk menyimpulkan materi. Kemampuan guru dalam
menjawab pertanyaan dari peserta didik sudah baik. Perhatian guru saat
siswa dari perwakilan kelompok mempresentasikan sub babnya sudah
baik, terlihat dari keberanian peserta didik dari perwakilan kelompok 3, 4
dan 5 yang mempresentasikan sub babnya masing-masing dengan serius.
72
Keruntutan guru dalam melaksanakan prosedur team quiz sudah baik
sesuai dengan perencanaannya. Demikian juga cara guru dalam
memberikan arahan kepada siswa disaat pembelajaran berlangsung sudah
baik. Khususnya pada saat diskusi, kelompok yang kesulitan materi
langsung menanyakannya pada guru untuk persiapan presentasi.
Kemampuan guru dalam membimbing diskusi baik, tidak ada siswa yang
berbicara sendiri dengan temannya.
Kemampuan guru memotivasi siswa untuk bertanya sudah baik,
ada 2 siswa yang bertanya ketika kelompok 3 presentasi dan 3 siswa yang
bertanya ketika kelompok 4 presentasi. Serta 3 siswa ketika kelompok 5
presentasi. Kemampuan guru dalam meluruskan meteri saat siswa
presentasi sangat baik. Kemampuan guru dalam membantu peserta didik
yang kesulitan materi dan menumbuhkan rasa percaya diri sudah baik.
Demikian halnya kemampuan guru dalam memberikan semangat kepada
peserta didik dalam mengerjakan kuis. Peserta didik berusaha keras untuk
dapat menyelesaikan kuis agar kelompoknya juga dapat memperoleh nilai
jika jawabannya benar.
Kecermatan guru dalam mengamati keaktifan siswa sudah baik,
guru mengamati siswa dimulai dari awal siswa diskusi, presentasi,
mengerjakan kuis, hingga menuliskan hasil kerja kelompoknya. Ketelitian
guru dalam mengoreksi jawaban kuis yang dikerjakan oleh peserta didik
sangat baik, guru dan siswa mengoreksi bersama jika jawaban kuis masih
salah, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
membenarkannya. Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang
aktif saat pembelajaran sudah baik, guru akan memberikan tambahan nilai
plus bagi siswa yang aktif, sehingga siswa termotivasi aktif baik dalam
diskusi, presentasi, maupun ketika menjawab kuis.
Keterampilan guru dalam mengelola kelas sudah baik, semua siswa
terlihat fokus ketika pembelajaran. Ketepatan guru dalam menyimpulkan
materi di kegiatan akhir juga sudah baik.
73
Berdasarkan pengamatan terhadap peserta didik, antusias peserta
didik meningkat dalam mengikuti pembelajaran team quiz ini. Hal ini
karena peserta didik sudah memahami benar tentang prosedur
pembelajaran dengan menggunakan metode team quiz yang dijelaskan
oleh guru. Keaktifan peserta didik pada saat diskusi dalam kategori baik
dikarenakan semua peserta didik khususnya dalam kelompok ikut
berpartisipasi aktif dalam diskusi. Tidak ada yang berbicara sendiri dengan
temannya dan tidak ada yang hanya menjadi pendengar saja.
Keberanian peserta didik dalam presentasi sudah baik, tidak hanya
peserta didik tertentu saja yang berani mempresentasikan materi
kelompoknya. Saat sesi tanya jawab, setelah presentasi dari kelompok 3,
ada 2 siswa yang mengajukan pertanyaan, dan setelah kelompok 4
presentasi, ada 3 siswa saja yang mengajukan pertanyaan. Demikian pula
ketika kelompok 5 presentasi, ada 3 siswa yang mengajukan pertanyaan.
Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan kuis sudah baik,
dikarenakan peserta didik telah dapat memahami materi yang
dipresentasikan oleh temannya. Ketika kelompok 3 memberikan kuis
pertamanya kepada kelompok 4, kelompok 4 dapat menjawabnya.
Kemudian kelompok 3 melanjutkan kuisnya ke kelompok 5, kelompok 5
juga dapat menjawabnya dengan sempurna, lalu kelompok 3 melanjutkan
kuisnya ke kelompok 1, akan tetapi kelompok 1 tidak dapat menjawabnya
sehingga disempurnakan oleh kelompok 2.
Setelah itu, kelompok 4 mempresentasikan tata nama senyawa
redoks. Lalu memberikan kuis pertamanya ke kelompok 5. Kelompok 5
dapat menjawabnya dengan benar, lalu kuis dilanjutkan diberikan ke
kelompok 1 dan 2. Kemudian kelompok 5 mempresentasikan sub bab nya
tentang aplikasi konsep redoks dan memberikan kuis kepada kelompok 1.
Kelompok 1 dapat menyelesaikannya dengan benar. Begitu juga dengan
kelompok 2 dan 3 dapat menyelesaikan kuis yang diberikan oleh
kelompok 5.
74
Dari aspek lain, hubungan kerjasama dalam kelompok sangat
bagus, terlihat peserta didik yang sudah memahami materi membantu
temannya yang kesulitan materi. Keterampilan Peserta didik dalam
memberikan kuis sudah sangat baik, kuis tidak menyimpang dari materi
kelompoknya. Keaktifan mengemukakan pendapat juga sudah baik,
ditanggapi dengan lapang dada oleh peserta didik lainnya. Semua
kelompok juga sudah menuliskan hasil diskusinya dengan baik.
Berdasarkan nilai ulangan siklus II pada sub materi pokok
menentukan reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks, tata nama
senyawa redoks serta aplikasi konsep redoks dalam kehidupan, diperoleh
nilai rata-rata kelas sebesar 70 dengan ketuntasan klasikal 86,67%. Dari 45
peserta didik terdapat 39 peserta didik mencapai kriteria tuntas, dan 6
peserta didik yang belum tuntas. Hasil belajar ini sudah memenuhi
indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 75 % sehingga tidak
perlu diadakan siklus berikutnya.
Tabel 2. Hasil Belajar Aspek Kognitif Siklus I dan Siklus II
No Pelaksanaan Siklus Reta-rata Ketuntasan
Klasikal
1 Siklus I 67,96 71,11%
2 Siklus II 70,00 86,67%
Dilihat dari tabel di atas, perbandingan rata-rata hasil tes akhir pada
siklus I dan siklus II menunjukkan adanya sebuah peningkatan dari tiap-
tiap siklus. Karena siswa sudah terbiasa dengan metode pembelajaran team
quiz yang diterapkan.
Setelah observasi selesai dilaksanakan, peneliti bersama guru mitra
sebagai kolaborator dalam penelitian tindakan kelas di kelas X MA
Salafiyah Simbangkulon kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode team quiz
pada Siklus II. Hasil diskusi tersebut berkaitan pembahasan hasil tindakan
75
dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II yaitu: Terjadi peningkatan hasil
belajar aspek kognitif pesera didik dari tahap pra siklus, siklus I dan
siklus II dapat dilihat pada tabel 2.
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode team quiz juga
berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan evaluasi
yang dilakukan setelah menggunakan pembelajaran team quiz terlihat
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan. Hasil belajar
aspek kognitif siklus I adalah 67,96 dengan ketuntasan belajar 71,11%,
sedangkan pada siklus II nilai rata-rata evaluasi peserta didik adalah 70,00
dengan ketuntasan klasikal sebesar 86,67%.
Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mashuri
pada mata pelajaran SKI. Pada penelitian tersebut dinyatakan bahwa
aktivitas belajar siswa pada saat pra siklus masih kurang. Sebagian besar
pesert didik masih pasif. Mereka cenderung belajar dengan mendengarkan
materi yang disampaikan oleh guru tanpa ada keaktifan peserta didik untuk
bertanya lebih dalam tentang materi yang belum mereka pahami.
Aktivitas peserta didik sebesar 61%, sedangkan indikator keberhasilan
yang ditetapkan adalah 75%. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I
dengan menerapkan metode pembelajaran team quiz aktivitas peserta didik
meningkat menjadi 68,57%. Hal ini dikarenakan dalam team quiz, siswa
dilatih untuk belajar aktif.
Dalam metode team quiz mencakup unsur diskusi yang dapat
melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat di depan teman-
temannya, sehingga siswa yang sebelumnya pasif dapat menjadi aktif.
kemudian unsur presentasi, untuk menguji mental siswa agar berani
mempresentasikan hasil diskusi mereka dengan kelompoknya sehingga
dapat mempertanggungjawabkan hasil diskusinya. Selanjutnya siswa
dilatih untuk membuat kuis atau soal untuk diberikan kepada teman-
temannya. Hal ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah soal yang
mereka buat sudah benar sehingga dapat dijawab oleh teman-temannya,
atau memang temannya yang tidak dapat menjawabnya. Kuis juga
76
bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik memahami
presentasi yang disampaikan oleh teman-temannya. Apabila siswa tersebut
dapat menjawab kuis, berarti siswa tersebut sudah memahami presentasi
yang disampaikan oleh temannya. Tetapi apabila sebaliknya, berarti
presentasi yang disampaikan oleh siswa belum dapat dipahaminya.
Aktivitas peserta didik pada siklus I ini belum mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan sehingga perlu dilakukan siklus II. Setelah
dilakukan refleksi pada siklus I, selanjutnya dilakukan perbaikan-
perbaikan pada siklus II. Pada siklus II ini aktivitas peserta didik
mengalami peningkatan menjadi 77, 14 %. Rata-rata tes akhir pada pra
siklus sebesar 62,66%, banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan
pada pra siklus ini. Dari jumlah siswa sebanyak 30, hanya 20 siswa yang
mencapai kriteria tuntas. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I
dengan menerapkan pembelajaran team quiz, rata-rata tes akhir meningkat
menjadi 66,16% dengan jumlah siswa yang mencapai kriteria tuntas
sebesar 23 siswa, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 69,55%
dengan jumlah siswa tuntas sebanyak 27 siswa.
Setelah penulis melakukan penelitian selama 2 minggu di MA Salaf
iyah Simbangkulon Pekalongan, diperoleh hasil penelitian yang
menyatakan bahwa metode team quiz memang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Dalam pra siklus, guru cenderung menggunakan metode
ceramah sehingga peserta didik hanya duduk manis saja menerima materi
dari guru tanpa ada keaktifan untuk memperoleh materi diluar
penyampaian guru. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, yaitu
dengan menerapkan metode pembelajaran team quiz, peserta didik dituntut
untuk aktif berdiskusi, presentasi dan membuat serta menjawab kuis.
Ketika metode team quiz ini, Guru juga dituntut untuk berkeliling kelas
memberikan arahan dan bimbingan agar siswi-siswinya mampu
berdiskusi. Kemudian ketika presentasi, peserta didik mendengarkan
presentasi temannya dengan sungguh-sungguh supaya bisa memahami
materi yang disampaikan oleh presentator.
77
Pada siklus I hasil belajar peserta didik sudah mengalami
peningkatan. Walaupun dengan jumlah siswa yang padat dalam satu
kelasnya yang terdiri dari 45 siswi, metode team quiz ini dapat
mengaktifkan siswi untuk bekerjasama dalam kelompok maupun antar
kelompok. Mereka tidak hanya menggantungkan materi dari guru saja,
terlihat ketika mereka berdiskusi, sebagian peserta didik mengemukakan
pendapatnya. Pada saat membuat kuis pun, peserta didik tidak hanya
mengambil soal dari LKS, tetapi ada juga yang mengambil dari buku paket
lain yang peserta didik bawa, bahkan ada yang mencoba membuat kuis
sendiri. Di samping itu metode team quiz ini juga dapat diterapkan pada
materi reaksi reduksi oksidasi ini yang selain berisikan teori juga ada
perhitungan-perhitungannya. Ini menunjukkan bahwa team quiz ini tidak
hanya efektif diterapkan pada materi yang berisikan teori-teori, akan tetapi
dalam materi hitungan pun metode ini dapat diterapkan.
Dalam siklus I dari 45 peserta didik ada 32 peserta didik yang
memenuhi kriteria tuntas dan 13 peserta didik yang belum tuntas, Setelah
diadakan refleksi pada siklus I, kemudian kekurangan-kekurangannya
diperbaiki pada siklus II. Keaktifan dan hasil belajar peserta didik lebih
baik dari siklus I, dari 45 peserta didik ada 39 peserta didik yang sudah
memenuhi kriteria tuntas dan 6 peserta didik yang belum tuntas. Pada
siklus II ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.
Pada siklus I dan siklus II bagi peserta didik yang mendapat skor
paling tinggi pada pelaksanaan tes akhir siklus diberikan penghargaan.
Penghargaan tersebut diberikan dalam bentuk pujian dan hadiah. Dengan
pujian, peserta didik akan termotifasi untuk belajar lebih baik.
78
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka
skripsi dengan judul “Penerapan Metode Team Quiz Sebagai Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Kimia pada Materi Pokok Reaksi Reduksi
oksidasi” dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Implementasi metode pembelajaran team quiz pada mata pelajaran
kimia materi pokok reaksi reduksi oksidasi di MA Salafiyah
Simbangkulon Pekalongan dilaksanakan dengan 2 siklus yaitu
siklus 1 dan siklus 2. Penerapannya diawali dengan pembagian
ringkasan materi oleh guru yang kemudian didiskusikan oleh
peserta didik dalam kelompok dan dipresentasikan. Selanjutnya
peserta didik diminta untuk menyelesaikan kuis berkaitan dengan
reaksi reduksi oksidasi dengan bekerjasama dalam kelompoknya.
2. Hasil belajar peserta didik kelas XPi 4 MA Salafiyah
Simbangkulon Pekalongan sebelum diterapkan metode team quiz
mempunyai rata-rata sebesar 56,97 dengan ketuntasan klasikal
50,00%. Setelah diterapkan metode pembelajaran team quiz rata-
rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 67,96 dengan
ketuntasan kelas sebesar 71,11% pada siklus 1, dan mendapatkan
rata-rata hasil belajar 70,00 dengan ketuntasan klasikal sebesar
86,67% pada siklus 2. Sedangkan kinerja guru pada siklus I sebesar
62,5% dan meningkat menjadi 78,75% pada siklus II.
B. SARAN
Berdasarkan pada simpulan diatas maka peneliti mengajukan
saran-saran sebagai berikut:
79
1. Dalam pembelajaran kimia, proses pembelajaran disarankan
menggunakan model, strategi dan metode pembelajaran yang
bervariasi sesuai dengan situasi di dalam kelas dan materi yang
diajarkan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran.
2. Perlu dilakukan penelitian yang sejenis dengan ruang lingkup yang
lebih luas.
C. PENUTUP
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dalam pembuatan skripsi ini,
tentunya peneliti tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal itu
disebabkan karena keterbatasan yang peneliti miliki. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat peneliti
harapkan untuk perbaikan. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi peneliti sendiri pada khususnya dan para pembaca pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abdurrohman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT. TiaraWacana Yogya, 1993, Cet. 4.
Arikunto, Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. BumiAksara, 2008, Cet. VII.
Bird, Tony, Physical Chemistry: Kimia Fisik untuk Universitas, terj.Kwee le Tjien, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993, Cet.2.
Brady, James E, General Chemistry Principles and Structure: KimiaUniversitas Asas dan Struktur, terj. Sukmariah Maun, Jakarta:Binarupa Aksara, 1999.
Chang, Raymond, Chemistry, America: Northern Arizona University,
2005, Cet.8.
Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, Cet. 3.
Furchan, Arief Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2007, cet. 3.
Hamalik, Oemar, Pendekatan Baru Strategi Belajar MengajarBerdasarkan CBSA, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001, Cet.2.
Haryanto, Untung Tri, LKS Kreatif Kimia SMA kelas X, Klaten: VivaPakarindo, 2007.
Henson, Kenneth T. and Delmar Janke, Elementary Science Methods,America: McGraw-Hill, 1984.
John W. Moore, et. al., Chemistry the Molecular Science, Canada:Thomson, 2008, Cet. 3.
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas SebagaiPengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010.
, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT.Rajawali Pers, 2010, Cet. Ke-5.
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian TindakanKelas, Jakarta: PT. Indeks, 2010, Cet. 3.
McDonald, F. J, Educational Psychology, Tokyo: Overseas Publications,1959, Cet.1.
Mulyasa, E, Kurikulum yang Disempurnakan, Bandumg: PT. RemajaRosdakarya, 2009, Cet. 3.
Partana, Crys Fajar, Jica Kimia Dasar 2, Yogyakarta: Universitas NegeriYogyakarta, 2003.
Pidarta, Made, Landasan Kependidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta,1997, Cet.1.
Purba, Michael, Kimia SMA Kelas X, Jakarta: PT. Gelora AksaraPratama, 2006.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta,2003.
Siberman, Mel, Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject:Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, terj. Sarjuli,dkk, Jakarta: Pustaka Insan Madani, 1996.
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1998.
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. GrafindoPersada, 1996.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung; PT.Remaja Rosdakarya, 2009, Cet. Ke-14.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: CV Alfabeta, 2008.
Sukarna, I Made, JICA Kimia Dasar 1, Yogyakarta : Jurusan PendidikanMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES.
Supriono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, Cet. IV.
Svehla, G, Textbook Of Macro and Semimicro Qualitative InorganicAnalysis: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro danSemimikro, terj. L. Setiono dan A. Hadyana Pudjaatmaka, Jakarta:PT. Kalman Media Pusaka, 1990, Cet. II.
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: LOGOS, 1999, Cet. 1.
, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,Bandung: Rosdakarya, 2000.
Lampiran I
DAFTAR NAMA SISWA KELAS XPi 4
MA SALAFIYAH SIMBANGKULON PEKALONGAN
TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011
No Nama Peserta Didik No Nama Peserta Didik
1. Afiyatus Tsaniyah 24 Maghfirotul Hasanah
2. Ahrotun 25 Miftahurrohmah
3. Alin Alaina 26 Mila Minhatul Maula
4. Choiri Annisa 27 Mu’sodah
5. Dewi Fitrotunnisa 28 Nadhea Maudy
6. Dewi Khusnul Khotimah 29 Naely Sunnatul Kh
7. Dewi Syarifah 30 Nailul Farih
8. Dianingsih 31 Nanik Khuriyatul L
9. Dzannur Ida Miladia 32 Nazilatun Nisa’
10. Elia Alfiana 33 Nur Khamidah
11. Elliza Rizqiana 34 Nur Kholisah
12. Erni Wijayanti 35 Nur Laila L
13. Fifin Nurus Syifa’ 36 Nur Mila Anjania
14. Fitrotul ‘Ain 37 Nurul Karomah
15. Hayatur Rifqoh 38 Rizqiyah
16. Ida Ma’rifah 39 Rofiqoh
17. Izzanatul Wahidah 40 Shella Karimah
18. Khayatul Karimah 41 Viccy Elsachiyyah
19. Khusniyatul Khikmah 42 Widi Setiawati
20. Khusnul Khotimah 43 Wita Amalia
21. Laili Nazilatul R 44 Yusti Fathana
22. Lulu’ Alfiyatul K 45 Zulfa Faradina
23. Lulu’ Fu’adah
Lampiran 2
DAFTAR KELOMPOK DISKUSI
Kelompok I Kelompok II Kelompok III
1. Alin Alaina
2. Chori Annisa
3. Dzannur Ida M
4. Fifin Nurussyifa
5. Hayaturrifqoh
6. Khayatul Karimah
7. Miftahur Rohmah
8. Nailul Farih
9. Izzanatul Wahidah
1. Dewi Khusnul Kh
2. Erni Wijayanti
3. Ida Ma’rifah
4. Lulu’ Fuadah
5. Maghfirotul Hasanah
6. Nadhea Maudy
7. Nur laela Lahfaenia
8. Viccy Elsachiyyah
9. Khusnul Khotimah
1. Ahrotun
2. Elliza Rizqiana
3. Mu’sodah
4. Naely Sunnatul Kh
5. Nazilatun Nisa’
6. Nur Khamidah
7. Nur Kholisah
8. Nur Mila Anjania
9. Yusfi Fathana
Kelompok IV Kelompok V
1. Afuyatus Tsaniyah
2. Dewi Syarifah
3. Izzanatul Wahidah
4. Laili Nazilatul R
5. Mila Minhatul
Maula
6. Nanik Khuriyatul L
7. Rizqiyah
8. Shella Karimah
9. Zulfa Faradina
1. Dewi Fithrotun
Nisa’
2. Elia Alfiana
3. Fithrotul ‘Ain
4. Lulu’ Alfiyatul Kh
5. Rofiqoh
6. Widi Setiawati
7. Wita Amalia
8. Dianingsih
9. Khusniatul
Khikmah
Lampiran 3SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH : MA Salafiyah SimbangkulonMATA PELAJARAN : KMIAKELAS/SEMESTER : X / I
STANDAR KOMPETENSI : Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi- reduksi.
ALOKASI WAKTU : 4 x 45 menit
KompetisiDasar
MateriPokok dan
UraianIndikator
Strategi PembelajaranAlokasiWaktu
SumberBahan
Penilaian
TatapMuka
PengalamanBelajar
TipeTagihan
BentukTagihan Contoh Instrumen
Menjelaskanperkembang-an konsepreaksioksidasi-reduksi danhubungannyadengan tatanamasenyawa sertapenerapannya.
RaksiReduksi-Oksidasi :
A. Perkemba-nganKonsepRedoks
B. Bilanganoksidasiunsur-unsurdalamsenyawa
C. ReaksiOksidasidanReduksi
D. Tata namasenyawaRedoks
E. Penerapan
1)Siswa dapatmendeskripsikanperkembangankonsep redoks
2)Siswa dapatmenentukanbilangan oksidasiunsur-unsurdalam senyawa
3)Siswa dapatmenentukan zatyang mengalamioksidasi danreduksi dalamsuatu reaksikimia
4)Siswa dapatmenuliskannama darisenyawa-
o Pembelaja-ran aktifmetodequiz team
o penyajiansuatumateripelajaranmelaluimetodediskusiquiz teamdanmembahasbuku teks
o melakukandiskusisesuaiarahan guruberdasarkanLKS, bukupaket, danbentuktugas lainyang telahtersedia
4 JP (4x 45menit)
o LKSo Buku
KIMIA1,MichaelPurba,Erlangga. 2007.
o Hasilbelajarkelompok danKuis
o Tessiklus.
o Laporanhasilbelajarkelompok dankuis.
o Hasiljawabantessiklus.
1. Peristiwapenggabunganoksigen dalamreaksidisebut..........A. OksidasiB. .ReduktorC. ReduksiD. .RedoksE. Oksidator
2. Bilanganoksidasi atom Npaling kecilterdapat padasenyawa.......A. N2OB. NO2
C. NO
konsepredoks.
senyawa yangterlibat dalamreaksi redokssesuai dengantata namaIUPAC
5).Siswa dapatmengetahuipenerapanreaksi redoks.
D. N2OE. N2O3
MengetahuiKepalaMA Salafiyah Simbangkulon
H.Muslih Khudhori, M.AgNIP: -
MengetahuiGuru Mata Pelajaran KimiaMA Salafiyah Simbangkulon
Ahsanul Wildan, S.Pd.NIP: 19770616 200801 1022
Pekalongan, 11 Januari 2011Peneliti
Mailal KiromNIM. 073711003
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Mata Pelajaran : KimiaKelas / Semester : X/ IIMateri Pokok : Reaksi RedoksAlokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
I. Standar KompetensiMemahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi.
II. Kompetensi DasarMenjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya dengantata nama senyawa serta penerapannya.
III. Indikator1. Siswa dapat mendeskripsikan perkembangan konsep redoks.2. Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa.
IV. TujuanSetelah mengikuti pelajaran, siswa diharapkan dapat :1. Mendeskripsikan perkembangan konsep redoks.2. Menentukan bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa.
V. Materi AjarA. Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi
1) Oksidasi Reduksi sebagai Reaksi Penggabungan dan PelepasanOksigen.
Oksidasi adalah peristiwa penggabungan oksigen oleh suatu zat.Contoh: reaksi oksidasi pada perkaratan besi, yaitu bergabungnyaoksigen dan besi dengan reaksi:
4Fe(s) + 3O2(g) à 2Fe2O3(s)
Dalam reaksi ini besi (Fe) mengikat oksigen, berarti besi dioksidasi.Zat yang mengalami oksidasi atau zat yang mereduksi zat lain disebutreduktor. Reduksi dalah peristiwa pelepasan atau pengurangan oksigenDari suatu zat. Contoh: reduksi gas SO3 dengan reaksi :2SO3(g)à2SO2(g) + O2(g).Pada reaksi tersebut, SO3 mengalami pengurangan jumlah oksigenyang terikat. Zat yang mengalami reduksi atau zat yang mengoksidasizat lain disebut oksidator.
2) Oksidasi Reduksi sebagai Reaksi Pelepasan dan Penerimaan Elektron.Oksidasi ada;ah peristiwa pelepasan elektron. Contoh: oksidasi
Fe menjadi Fe2O3 dengan reaksi:
Fe à Fe3+ + 3e
Di mana Fe melepaskan elektron menjadi ion Fe3+.
Reduksi adalah peristiwa penerimaan elektron. Contoh: reduksiFe2O3 menjadi Fe dengan reaksi:
Fe3+ + 3e- à Fe Di mana ion Fe3+ menangkap elektron menjadi atom Fe.
3) Oksidasi Reduksi sebagai Reaksi Peningkatan dan Penurunan BilanganOksidasi
Oksidasi adalah peristiwa kenaikan bilangan oksidasi suatuunsur. Sedangkan reduksi adalah peristiwa penurunan bilangan ksidasisuatu unsur. Unsur-unsur yang mengalami penurunan bilangan oksidasidisebut oksidator, sedangkan yang mengalami kenaikan bilanganoksidasi disebut reduktor.
B. Konsep Bilangan Oksidasi.Bilangan oksidasi menyatakan besarnya muatan yang diemban oleh
suatu atom dalam suatu senyawa, jika semua elektron ikatan didistribusikankepada unsur yang lebih elektronegatif.
Penentuan bilangan oksidasi dari suatu atom unsur dalam senyawa atauion mengikuti aturan sebagai berikut:
No Jenis Zat Bilangan Oksidasi Contoh Keterangan1 Unsur bebas 0 H, Cu, Fe2 Molekul bebas 0 H2, N2, O2
3 Senyawa 0 NaCl, CuO4 Ion tunggal Sesuai muatannya Cu2+ = +2
Cl- = -1Muatan (+)= muatan (-)
5 Ion poliatom Sesuai muatannya
6 Letak golonganpada SPU
IA = +1IIA = +2IIIA = +3IVA = -1
K dalam KO = +1Ca dalam CaO = +2
7 Hidrogen (H) +1-1
H = +1 dalam HCl,H2OH = -1 dalam NaH
Bilanganoksidasi Humumnya =+1
8 Oksigen (O) -2-1+2
O dalam CO2 = -2O dalam H2O2 = -1
Bilanganoksidasi Oumumnya =-2
VI. Metode PembelajaranPembelajaran active learnig Quiz Team
VII. Langkah-Langkah PembelajaranPertemuan I
No Kegiatan PembelajaranPengorganisasian
Peserta Waktu
(90 menit)
Kegiatan Awal
1.Guru mengadakan presensi kepada peserta
didikk 3
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran k 3
3.
Guru menjelaskan jalannya pembelajaran
yang akan dilakukan yaitu pembelajaran
reaksi Redoks dengan metode quiz team.
k 4
Kegiatan Inti
4.
Guru menjelaskan secara garis besar sub
materi pokok perkembangan konsep reaksi
reduksi-oksidasi dan konsep bilangan
oksidasi.
k 5
5.Siswa dibagi menjadi 5 kelompok (tiap
kelompok anggotanya 8-9 siswa).k 5
6.Masing- masing kelompok mendapatkan
materi dari guru sesuai dengan sub babnya.g 2
7.
Peserta didik berdiskusi dalam kelompok
masing-masing untuk saling bertukar
informasi mengenai sub babnya. Guru
berkeliling kelas untuk memantau kinerja
kelompok dan membantu jika ada peserta
didik yang kesulitan.
g10
8.
Kelompok 1 mempresentasikan sub babnya (
perkembangan konsep reaksi redoks) kepada
kelompok lain.
g 10
9.
Setelah selesai presentasi, kelompok 1
memberikan kuis kepada kelompok 2. Jika
kelompok 2 tidak bisa menjawab, maka kuis
dilempar kepada kelompok 3, dan seterusnya.
g 15
10.Kelompok 2 mempresentasikan sub babnya
(konsep bilangan oksidasi) setelah kelompokg 10
1 selesai presentasi dan memberikan kuis.
11.
Kelompok 2 memberikan kuis kepada
kelompok 3. Jika kelompok 3 tidak dapat
menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok
4, dan seterusnya.
g 15
12.
Setelah kelompok 1 dan 2 selesai presentasi
dan memberikan kuis, semua kelompok
mencatat hasilnya, kemudian guru dan siswa
menyimpulkan sub materi perkembangan
konsep redoks dan bilangan oksidasi sehingga
peserta didik menjadi paham.
k 5
Kegiatan Penutup
13. Secara individual peserta didik diberi PR. k 2
14. Guru memberikan salam. k 1
Pertemuan II
No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian
Peserta Waktu
(90 menit)
Kegiatan Awal
1
2
3
Guru mengucapkan salam
Guru dan peserta didik membahas PR.
Guru memberikan pengarahan sebelum
diadakan evaluasi siklus I.
k
k
k
13 menit
Kegiatan Inti
4 Guru memberikan waktu bagi peserta didik
untuk persiapan.
k 2 menit
5 Guru membagi lembar evaluasi Siklus I
kepada peserta didik.
k 2 menit
6 Peserta didik mengerjakan evaluasi secara
individu.
i 70 menit
Penutup
7 Peserta didik mengumpulkan lembar jawaban I
evaluasi.
Guru menutup pertemuan dengan salam k 3 menit
Keterangan: i= individu, g= group, k= klasikal
VIII. Alat/Bahan/Sumber1. Paket Kimia kelas X, Michael Purba,ERLANGGA,2007 .2. LKS3. Ringkasan materi.
IX. Penilaian1. Kognitif
Bentuk : tes tertulis (individu)
No Item Soal Kunci Jawaban Bobot/ Skor
I Soal evaluasi siklus I terlampir.Berjumlah 10 item soal.Berupa essay.
Terlampir
Skor Maksimal
2. Afektif Bentuk : Pengamatan / Observasi
- Keaktifan peserta didik (terlampir)
Pekalongan, 5 Februari 2011Mengetahui,
Guru PenelitiMata Pelajaran KimiaMA Salafiyah Simbangkulon
Ahsanul Wildan, S.Pd. Mailal KiromNIP: 19770616 200801 1022 NIM: 73711003
MengetahuiKepala MA Salafiyah Simbangkulon
Drs. H. Muslih, M.AgNIP: -
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : X / II
Materi Pokok : Reaksi Reduksi Oksidasi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
I. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-
reduksi.
II. Kompetensi Dasar
Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya dengan
tata nama senyawa serta penerapannya.
III. Indikator
3. Siswa dapat menentukan zat yang mengalami oksidasi dan reduksi dalam suatu
reaksi kimia.
4. Siswa dapat menuliskan nama dari senyawa-senyawa yang terlibat dalam
reaksi redoks sesuai dengan tata nama IUPAC.
5. Siswa dapat mengetahui penerapan reaksi redoks.
IV. Tujuan
Setelah mengikuti pelajaran, siswa diharapkan dapat :
3. Menentukan zat yang mengalami oksidasi dan reduksi dalam suatu reaksi kimia.
4. Menuliskan nama dari senyawa-senyawa yang terlibat dalam
reaksi redoks sesuai dengan tata nama IUPAC.
5. Mengetahui penerapan reaksi redoks dalam kehidupan.
V. Materi Ajar
C. Oksidator dan Reduktor dalam Reaksi Redoks.
Dalam suatu persamaan reaksi, terkadang zat-zat dalam reaksi tersebut
mengalami peristiwa oksidasi sekaligus reduksi, sehingga persamaan reaksi
tersebut dikatakan sebagai reaksi redoks.
Oksidator Reduktor
1. Mengalami penurunan bilangan
oksidasi.
2. Mengikat elektron dalam bentuk
molekul atau ion dengan mudah.
3. Menghasilkan O2
1. Mengalami kenaikan bilangan
oksidasi.
2. Mudah melepas elektron dalam
bentuk molekul atau ion.
3. Mengikat O2.
Contoh:
2HNO3 + 3H2S à 2NO + 3S + 4H2O
+5 -2 +2 0
Oksidator: HNO3 Reduktor: H2S
Ada kalanya dalam suatu reaksi redoks, salah satu spesinya mengalami
oksidasi dan reduksi. Reaksi ini disebut reaksi autoredoks atau disproporsionasi.
Contoh: Cl2 + 2NaOH à NaCl + NaClO + H2O
0 -1 +1
Oksidator : Cl2 Reduktor : Cl2
Kebalikan reaksi di atas adalah reaksi di atas adalah reaksi komproporsionasi.
Contoh : 2H2S + SO2 à 3S + 2H2O
-2 +4 0
D. Tata Nama Senyawa Redoks
1. Senyawa Biner Logam dan Non logam
a. Logam yang hanya memiliki satu bilangan oksidasi (IA, IIA, dan
IIIA), penamaannya dengan menyebutkan nama logam dan
nonlogam yang diberi akhiran –ida.
Contoh: KCl : Kalium klorida
CaO : Kalsium oksida
b. Logam yang mempunyai beberapa bilangan oksidasi penamaannya
adalah dengan menyebutkan nama ion logam disertai penulisan
bilangan oksidasi dengan angka Romawi dalam tanda kurung dab
nama nonlogam yang berakhiran –ida.
Contoh : FeCl2 = besi (II) klorida.
FeCl3 = besi (III) klorida.
2. Senyawa Biner Non Logam dan Non logam
Untuk senyawa nonlogam yang membentuk dua atau lebih senyawa
penamaannya dengan menyatakan jumlah atom tiap unsurnya dengan
bahasa Yunani, atau dengan penulisan nonlogam bermuatan positif diikuti
bilangan oksidasi (angka Romawi), nonlogam negatif diberi akhiran –ida.
Contoh : N2O5 = dinitrogen pentaoksida atau nitrogen (V) oksida.
E. Penerapan Konsep Redoks.
a) Reaksi redoks pada pengolahan lgam.
Contoh reaksi elektrolisis logam aluminium.
3C(s) + 4Al3+ (l) + 6O2
-(l) à 4Al(l) + 3CO2(g)
b) Reaksi redoks pada penyambungan besi.
Reaksi: 2Al(s) + Fe2O3(s) à 2Fe(s) + Al2O3(s)
c) Reaksi redoks pada sel AKI.
Pb(s) + PbO2 + 2H2SO4 + 2H+ à 2PbSO4(s) + 2H2O(l)
d) Reaksi redoks pada Baterai( Sel Leclanche).
Zn(s) +2NH4+
(aq) + 2MnO2(s) à Zn2+(
aq) Mn2O3(s) +2NH3(aq) +
H2O(l).
e) Reaksi redoks pada pengolahan air limbah.
Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif yang merupakan
suatu proses oksidasi yang menggunakan bantuan oksigen dan
berlangsung dalam bak limbah yang berisi partikel-partikel lumpur.
Lumpur aktif merupakan lumpur yang banyak mengandung bakteri
aerob. Bakteri ini berfungsi sebagai oksidator bahan organik dalam
partikel lumpur aktif, tanpa menggunakan oksigen yang terlarut dalam
air, sehingga harga BOD dapat dikurangi.
VI. Metode Pembelajaran.
Pembelajaran active quiz team.
VII. Langkah pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian
PesertaWaktu
(90 menit)
Kegiatan Awal
1.Guru mengadakan presensi kepada peserta
didikk 2
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran k 2
3.
Guru menjelaskan jalannya pembelajaran
yang akan dilakukan yaitu pembelajaran
reaksi Redoks dengan metode quiz team.
k 2
Kegiatan Inti
4.
Guru menjelaskan secara garis besar sub
materi pokok oksidator dan reduktor dalam
reaksi redoks, tata nama senyawa reaksi
redoks, dan penerapan konsep redoks.
k 3
5.Siswa dibagi menjadi 5 kelompok (tiap
kelompok anggotanya 8-9 siswa).k 2
6.Masing- masing kelompok mendapatkan
materi dari guru sesuai dengan sub babnya.g 2
7.
Peserta didik berdiskusi dalam kelompok
masing-masing untuk saling bertukar
informasi mengenai sub babnya. Guru
berkeliling kelas untuk memantau kinerja
kelompok dan membantu jika ada peserta
didik yang kesulitan.
g7
8.
Kelompok 3 mempresentasikan sub babnya (
oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks)
kepada kelompok lain.
g 10
9.
Setelah selesai presentasi, kelompok 3
memberikan kuis kepada kelompok 4. Jika
kelompok 4 tidak bisa menjawab, maka kuis
dilempar kepada kelompok 5, dan seterusnya.
g 14
10.
Kelompok 4 mempresentasikan sub babnya
(tata nama senyawa redoks) setelah kelompok
3 selesai presentasi dan memberikan kuis.
g 10
11.
Kelompok 4 memberikan kuis kepada
kelompok 5. Jika kelompok 5 tidak dapat
menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok
1, dan seterusnya.
g 15
12.
Kelompok 5 mempresentasikan sub babnya
(penerapan konsep redoks) setelah kelompok
4 selesai presentasi dan memberikan kuis.
g 10
13.
Kelompok 5 memberikan kuis kepada
kelompok 1. Jika kelompok 1 tidak dapat
menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok
2, dan seterusnya.
g 10
14.
Setelah semua kelompok selesai berdiskusi
dan menuliskan hasil diskusinya kemudian
guru menyimpulkan sub materi oksidator dan
reduktor dalam reaksi redoks, tata nama
senyawa reaksi redoks, dan penerapan
konsep redoks , sehingga peserta didik
k 5
menjadi paham.
Kegiatan Penutup
15. Secara individual peserta didik diberi PR. k 1
16. Guru memberikan salam. k 1
Pertemuan II
No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian
Peserta Waktu
(90 menit)
Kegiatan Awal
1 Guru mengucapkan salam
Guru membahas PR
Guru memberikan pengarahan sebelum
diadakan evaluasi siklus II.
k 13 menit
Kegiatan Inti
2 Guru memberikan waktu bagi peserta didik
untuk persiapan.
k 2 menit
3 Guru membagi lembar evaluasi siklus II
kepada peserta didik.
k 3 menit
4 Peserta didik mengerjakan evaluasi secara
individu.
i 70 menit
Penutup
5 Peserta didik mengumpulkan lembar jawaban
evaluasi.
i
2 menit6 Guru megucapkan salam. k
Keterangan: i= individu, g= group, k= klasikal
VIII. Alat/Bahan/Sumber
1. Paket Kimia kelas X, Michael Purba,ERLANGGA,2007 .
2. LKS
3. Ringkasan materi.
IX. Penilaian
A. Kognitif
Bentuk : tes tertulis
B. Afektif
Bentuk : Pengamatan / Observasi
- Keaktifan peserta didik (terlampir)
Pekalongan, 12 Februari 2011
Mengetahui,
Guru Peneliti
Mata Pelajaran Kimia
MA Salafiyah Simbangkulon
Ahsanul Wildan, S.Pd. Mailal Kirom
NIP: 19770616 200801 1022 NIM: 73711003
Mengetahui
Kepala MA Salafiyah Simbangkulon
Drs. H. Muslih, M.Ag
NIP: -
Lampiran 6
INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN GURU
SIKLUS I
Jenis Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas.
Mata Pelajaran : Kimia
Waktu Pelaksanaan : 5 Februari 2011.
Tempat Pelaksanaan : MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan.
Siklus Ke : I
No. Aspek yang diamatiPenilaian Keterangan
1 2 3 4
1. Penjelasan guru tentang
prosedur team quiz.
ü
2. Suara guru saat
menyampaikan materi.
ü
3. Pemerataan perhatian guru
kepada setiap kelompok.
ü
4. Ketepatan guru mengelola
waktu pembelajaran.
ü
5. Kemampuan guru dalam
menjawab pertanyaan peserta
didik.
ü
6. Perhatian guru ketika siswa
presentasi.
ü
7. Keruntutan melaksanakan
prosedur team quiz.
ü
8. Cara guru memberikan
arahan dan bimbingan kepada
siswa.
ü
9. Kemampuan guru dalam
menciptakan komunikasi
yang timbal balik.
ü
10 Kemampuan guru
membimbing diskusi.
ü
11 Cara guru dalam memancing
siswa untuk bertanya.
ü
12 Kemampuan guru dalam
meluruskan materi saat siswa
presentasi.
ü
13 Membantu peserta didik yang
kesulitan materi.
ü
14 Membantu peserta didik
dalam menumbuhkan rasa
percaya diri.
ü
15 Kemampuan guru dalam
memberikan semangat
kepada peserta didik dalam
mengerjakan kuis.
ü
16 Kecermatan guru dalam
mengamati keaktifan siswa
.
ü
17 Ketelitian guru dalam
mengoreksi jawaban kuis.
ü
18 Cara guru dalam
mengkondisikan siswa yang
kurang aktif.
ü
19 Keterampilan guru dalam
mengelola kelas.
ü
20 Ketepatan waktu yang ü
diperlukan guru dalam
menyimpulkan materi.
Jumlah skor 50
Persentase Kinerja Guru 62,5%
Keterangan:1. Kurang Baik.
2. Cukup Baik.
3. Baik.
4. Sangat Baik.
Skor Maksimal Ideal (SMI) = 80.
Persentase Kinerja Guru = %100SMI
SkorJumlah x
Kesimpulan:
Dari hasil pengamatan tersebut, diperoleh skor hasil pengamatan kegiatan guru
adalah 50 dengan persentase 62,5%.
Lampiran 7
INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN GURU
SIKLUS II
Jenis Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas.
Mata Pelajaran : Kimia
Waktu Pelaksanaan : 12 Februari 2011.
Tempat Pelaksanaan : MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan.
Siklus Ke : II
No. Aspek yang diamatiPenilaian
1 2 3 4
1. Penjelasan guru tentang prosedur
team quiz.
ü
2. Suara guru saat menyampaikan
materi.
ü
3. Pemerataan perhatian guru kepada
setiap kelompok.
ü
4. Ketepatan guru mengelola waktu
pembelajaran.
ü
5. Kemampuan guru dalam
menjawab pertanyaan peserta
didik.
ü
6. Perhatian guru ketika siswa
presentasi.
ü
7. Keruntutan melaksanakan
prosedur team quiz.
ü
8. Cara guru memberikan arahan dan
bimbingan kepada siswa.
ü
9. Kemampuan guru dalam ü
menciptakan komunikasi yang
timbal balik.
10 Kemampuan guru membimbing
diskusi.
ü
11 Cara guru dalam memancing
siswa untuk bertanya.
ü
12 Kemampuan guru dalam
meluruskan materi saat siswa
presentasi.
ü
13 Membantu peserta didik yang
kesulitan materi.
ü
14 Membantu peserta didik dalam
menumbuhkan rasa percaya diri.
ü
15 Kemampuan guru dalam
memberikan semangat kepada
peserta didik dalam mengerjakan
kuis.
ü
16 Kecermatan guru dalam
mengamati keaktifan siswa
.
ü
17 Ketelitian guru dalam mengoreksi
jawaban kuis.
ü
18 Cara guru dalam mengkondisikan
siswa yang kurang aktif.
ü
19 Keterampilan guru dalam
mengelola kelas.
ü
20 Ketepatan waktu yang diperlukan
guru dalam menyimpulkan materi.
ü
Jumlah skor 63
Persentase Kinerja Guru 78,75%
Keterangan: 1. Kurang Baik.
2. Cukup Baik.
3. Baik.
4. Sangat Baik.
Skor Maksimal Ideal (SMI) = 80.
Persentase Kinerja Guru = %100SMI
SkorJumlah x
Kesimpulan:
Dari hasil pengamatan tersebut, diperoleh skor hasil pengamatan
kegiatan guru adalah 63 dengan persentase 78,75%.
Lampiran 8
LEMBAR KERJA KELOMPOK SIKLUS I
Kelompok :Nama personil:1.2.3.4.5.6.7.8.9.
1. Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksia. Oksidasi Reduksi sebagai Reaksi Penggabungan dan Pelepasan Oksigen.
Oksidasi adalah peristiwa penggabungan oksigen oleh suatu zat. Contoh:
reaksi oksidasi pada perkaratan besi, yaitu bergabungnya oksigen dan besi dengan
reaksi:
4Fe(s) + 3O2(g) à 2Fe2O3(s)
Dalam reaksi ini besi (Fe) mengikat oksigen, berarti besi dioksidasi. Zat
yang mengalami oksidasi atau zat yang mereduksi zat lain disebut reduktor.
Reduksi dalah peristiwa pelepasan atau pengurangan oksigen dari suatu
zat. Contoh: reduksi gas SO3 dengan reaksi :
2SO3(g) à2SO2(g) + O2(g).
Pada reaksi tersebut, SO3 mengalami pengurangan jumlah oksigen yang
terikat. Zat yang mengalami reduksi atau zat yang mengoksidasi zat lain disebut
oksidator.
b. Oksidasi Reduksi sebagai Reaksi Pelepasan dan Penerimaan Elektron.
Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron. Contoh: oksidasi Fe menjadi
Fe2O3 dengan reaksi:
Fe à Fe3+ + 3e-
Di mana Fe melepaskan elektron menjadi ion Fe3+.
Reduksi adalah peristiwa penerimaan elektron. Contoh: reduksi Fe2O3
menjadi Fe dengan reaksi:
Fe3+ + 3e- à Fe
Di mana ion Fe3+ menangkap elektron menjadi atom Fe.
c. Oksidasi Reduksi sebagai Reaksi Peningkatan dan Penurunan Bilangan Oksidasi
Oksidasi adalah peristiwa kenaikan bilangan oksidasi suatu unsur.Sedangkan reduksi adalah peristiwa penurunan bilangan ksidasi suatu unsur.Unsur-unsur yang mengalami penurunan bilangan oksidasi disebut oksidator,sedangkan yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi disebut reduktor.Contoh: MnO2 + 4HCl à MnCl2 + 2H2O + Cl2
+4 -1 +2 0 Reduksi Oksidasi
Kuis :1. Nyatakan apakah proses berikut tergolong oksidasi, reduksi, atau
redoks:a. C + O2 à CO2
b. Mg à Mg2+ + 2e
2. Tentukanlah jenis reaksi di bawah ini:Persamaan reaksi Redoks/bukan redoks
1) Fe + O2 à Fe2O3
2) Cl2O7 + H2Oà HClO4
3) Al + NaOH + H2O
àNaAl(OH)4 + H2
4) NO2 + O2à H2O + HNO3
5) NaOH + H2SO4à Na2SO4 +
H2O
2. Konsep Bilangan Oksidasi Bilangan oksidasi menyatakan besarnya muatan yang diemban oleh suatu atom
dalam suatu senyawa, jika semua elektron ikatan didistribusikan kepada unsur yang
lebih elektronegatif. Penentuan bilangan oksidasi dari suatu atom unsur dalam
senyawa atau ion mengikuti aturan sebagai berikut:
No Jenis Zat Bilangan Oksidasi Contoh Keterangan 1 Unsur bebas 0 H, Cu, Fe2 Molekul bebas 0 H2, N2, O23 Senyawa 0 NaCl, CuO
4 Ion tunggal Sesuai muatannya Cu2+ = +2Cl- = -1
Muatan (+) =muatan (-)
5 Ion poliatom Sesuai muatannya
6 Letak golonganpada SPU
IA = +1IIA = +2IIIA = +3IVA = -1
K dalam KO= +1Ca dalamCaO = +2
7 Hidrogen (H) +1 -1
H= +1 dalamHCl, H2OH = -1 dalamNaH
Bilanganoksidasi Humumnya = +1
8 Oksigen (O) -2
+2
O dalam CO2= -2O dalamH2O2 = -1
Bilanganoksidasi Oumumnya = -2
Contoh: tentukanlah bilangan oksidasi unsur yang dicetak miring:a. CH4 b. Fe2O3
jawab :a. CH4 : Bilangan oksidasi(b.o) H = +1
b.o C + (4 x b.o H) = 0 b.o C + (4 x (+1) = 0 maka b.o C = -4
b. Fe2O3 : Bilangan oksidasi O = -2 (2 x b.o Fe) + (3 x (-2)) = 0 (2 x b.o Fe) – 6 = 0 2 b.o Fe = +6 Maka b.o Fe = +
= +3
Kuis :Tentukanlah bilangan oksidasi unsur yang dicetak miring pada zat berikut:a. BaO2
b. Cr2O
c. SF6
Lampiran 9
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK SIKLUS II
Kelompok :Nama personil:1.2.3.4.5.6.7.8.9.
1. Oksidator dan Reduktor dalam Reaksi RedoksDalam suatu persamaan reaksi terkadang zat-zat dalam reaksi tersebut
mengalami peristiwa oksidasi sekaligus reduksi, sehingga persamaan reaksi tersebutdikatakan sebagai reaksi redoks(reduksi-oksidasi). Ciri-ciri zat oksidator dan reduktoradalah sebagai berikut:
Oksidator Reduktor1. Mengalami penurunan bilangan
oksidasi(reduksi).2. Mengikat elektron dalam bentuk
molekul/ion dengan mudah.3. Menghasilkan O2.
1. Mengalami penurunan bilanganoksidasi(reduksi).
2. Mengikat elektron dalam bentukmolekul/ion dengan mudah.
3. Menghasilkan O2.
Contoh:CuO(S) + H2(g) à Cu(s) + H2O(g)+2 0 0 +1
Reduksi Oksidasi
Reduktor : H2 Hasil oksidasi : H2OOksidator : CuO Hasil reduksi : Cu
Kuis :
Tentukan oksidator, reduktor, hasil reduksi dan hasil oksidasi pada reaksi di bawah ini:
1) 2KClO3 + 3S à 2KCl + 3SO2
............ ...............
Reduktor : Hasil oksidasi :Oksidator : Hasil reduksi :
2) 2CuSO4 + 4KI à CuI + I2 + 2K2SO4
............. ..............
Reduktor : Hasil oksidasi :Oksidator : Hasil reduksi :
3) 2KMnO4 + 5H2C2O4 + 3H2SO4 à K2SO4 + 2MnSO4 + 10CO2 + ....................
8H2O .........................
Reduktor : Hasil oksidasi :Oksidator : Hasil reduksi :
2. Tata Nama Senyawa Reaksi Redok.a. Senyawa Biner Logam dan Non logam
1) Logam yang hanya memiliki satu bilangan oksidasi (IA, IIA, dan IIIA),
penamaannya dengan menyebutkan nama logam dan nonlogam yang
diberi akhiran ida.
Contoh: KCl : Kalium klorida
CaO : Kalsium oksida
2) Logam yang mempunyai beberapa bilangan oksidasi penamaannya
adalah dengan menyebutkan nama ion logam disertai penulisan
bilangan oksidasi dengan angka Romawi dalam tanda kurung dab nama
nonlogam yang berakhiran ida.
Contoh : FeCl2 = besi (II) klorida.
FeCl3 = besi (III) klorida.
b. Senyawa Biner Non Logam dan Non logam.
Untuk memberi nama senyawa yang mengandung dua komponen
yang terdiri dari dua non logam(binary compound), maka dipakai sistem
ketiga dari nomenklatur. Sistem ini menggunakan awalan dalam bahasa
Yunani untuk menunjukkan jumlah atom setiap macam unsur dalam satu
molekul zat. Awalan ini menurut artinya adalah:
di- dua penta- lima okta- delapan
tri- tiga heksa- enam nona- sembilan
tetra- empat hepta- tujuh deka- sepuluh
dalam memberi nama suatu senyawa, unsur pertama dalam formula (rumus
kimia) diberi nama dalam bahasa Indonesia(Inggris). Unsur kedua
ditunjukkan dengan menambahkan akhiran –ida(ide) pada nama asal dari
unsur tersebut.
Contoh: P4O10 adalah tetrafosforus dekaoksida.
N2O5 adalah dinitrogen pentaoksida.
c. Senyawa yang mengandung ion yang terdiri dari atom yang banyak.
Diketahui bahwa banyak ion yang mengandung lebih dari satu atom
dan oleh sebab itu, senyawa ini adalah ion yang mempunyai atom
banyak(polyatomic ion). Senyawa ini menjadi tergabung ke dalam senyawa
ionik. Tetapi merupakan unit yang tersendiri dan pada umumnya tetap utuh
dalam kebanyakan reaksi kimia. Sebagai senyawa yang mengandung dua
komponen(binary compound), zat-zat yang mengandung ion ini selalu
diberi nama yang dimulai dengan ion yang bermuatan positif.
Contoh: Na2CO3 : natrium karbonat
BaOH2 : barium hidroksida
Kuis
1. Tulislah nama IUPAC senyawa-senyawa (ion) berikut:
SnO : ............... Cu2O : ...............
2. Tulislah nama IUPAC senyawa-senyawa (kovalen) berikut:
Cl2O3 : ................ N2O : .................
3. Tulislah rumus kimia senyawa berikut:
Besi(II) sulfat : .................. Fosforus(III) oksida : .........
3. Penerapan Konsep Redoksa. Reaksi redoks pada pengolahan lgam.
Contoh reaksi elektrolisis logam aluminium.
3C(s) + 4Al3+ (l) + 6O2-
(l) à 4Al(l) + 3CO2(g)
b. Reaksi redoks pada penyambungan besi.
Reaksi: 2Al(s) + Fe2O3(s) à 2Fe(s) + Al2O3(s)
c. Reaksi redoks pada sel AKI.
Pb(s) + PbO2(aq) + 2H2SO4 (aq) + 2H+(aq)à 2PbSO4(s) + 2H2O(l)
d. Reaksi redoks pada Baterai( Sel Leclanche).
Zn(s) +2NH4+
(aq) + 2MnO2(s) à Zn2+(aq) Mn2O3(s) +2NH3(aq) + H2O(l)
e. Reaksi redoks pada pengolahan air limbah.
Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif yang merupakan suatu proses
oksidasi yang menggunakan bantuan oksigen dan berlangsung dalam bak limbah
yang berisi partikel-partikel lumpur. Lumpur aktif merupakan lumpur yang
banyak mengandung bakteri aerob. Bakteri ini berfungsi sebagai oksidator bahan
organik dalam partikel lumpur aktif, tanpa menggunakan oksigen yang terlarut
dalam air, sehingga harga BOD dapat dikurangi.
Kuis
1. Sebutkan dan jelaskan 3 tahap pengolahan air limbah!
2. Apa peran bakteri aerob dalam lumpur aktif?
3. Sebutkan 3 senyawa yang dihasilkan dari proses oksidasi limbah organik!
Lampiran 10
JAWABAN LEMBAR KERJA KELOMPOK SIKLUS 1
A. Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi
1. A. C + O2 à CO2 à Reaksi redoksB. Mg à Mg2+ + 2eà oksidasi
2.
Persamaan reaksi Redoks/bukan redoks
A. Fe + O2 à Fe2O3
B. Cl2O7 + H2Oà HClO4
C. Al + NaOH + H2OàNaAl(OH)4 +
H2
D. NO2 + O2à H2O + HNO3
E. NaOH + H2SO4à Na2SO4 + H2O
Redoks
Bukan redoks
Redoks
Redoks
Bukan redoks
B. Konsep Bilangan Oksidasia. BaO2 : Bilangan oksidasi Ba = +2
(+2) + (2 x b.o O) = 0 2 x b.o O = -2 Maka b.o O = -1
b. Cr2O : Bilangan oksidasi O = -2
(2 x b.o Cr) + (7 x (-2) = -22 x b.o Cr = +12Maka b.o Cr = +6
c. SF6 : Bilangan oksidasi F = -1 b.o S + (6 x (-1)) = 0 maka b.o S = +6
Lampiran 11
JAWABAN LEMBAR KERJA KELOMPOK SIKLUS II
1. Oksidator dan Reduktor dalam Reaksi Redoks
Kuis :
Menentukan oksidator, reduktor, hasil reduksi dan hasil oksidasipada reaksi di bawah ini:
1) 2KClO3 + 3S à 2KCl + 3SO2
+5 0 -1 +4 Reduksi Oksidasi
Reduktor : S Hasil oksidasi : SO2
Oksidator : KClO3 Hasil reduksi : KCl
2) 2CuSO4 + 4KI à CuI + I2 + 2K2SO4
+2 -1 +1 0 Reduksi Oksidasi
Reduktor : KI Hasil oksidasi : I2
Oksidator : CuSO4 Hasil reduksi : CuI
3) 2KMnO4 + 5H2C2O4+ 3H2SO4 à K2SO4 + 2MnSO4 + 10CO2 ++7 +3 +2 +4
reduksi oksidasi8H2O
Reduktor : H2C2O4 Hasil oksidasi : CO2
Oksidator : KMnO4 Hasil reduksi : MnSO4
2. Tata Nama Senyawa Reaksi Redok.
Kuis
1. Tulislah nama IUPAC senyawa-senyawa (ion) berikut:
SnO : Timah (II) oksida Cu2O : Tembaga(I)
oksida
2. Tulislah nama IUPAC senyawa-senyawa (kovalen) berikut:
Cl2O3 : dikloro trioksida N2O : dinitrogen
monoksida
3. Tulislah rumus kimia senyawa berikut:
Besi(II) sulfat : FeSO4 Fosforus(III) oksida :P2O3
3. Penerapan Konsep Redoks
Kuis
1. Tahap-tahap pengolahan air limbah:
a. Tahap primer yaitu untuk memisahkan sampah yangtidak larut air.
b. Tahap sekunder yaitu untuk menghilangkan BOD ,yaitu dengan cara mengoksidasinya.
c. Tahap tersier untuk menghilangkan sampah lain yangmasih ada, seperti limbah organik beracun dan bakteri.
2. Peran bakteri aerob dalam lumpur aktif adalah berfungsi
sebagai oksidator bahan organik dalam partikel lumpur aktif
yang dapat mengurangi BOD air limbah.
3. Senyawa yang dihasilkan dari proses oksidasi limbah organik
antara lain: CO2, , dan
.
Lampiran 12
Daftar Nilai Peserta Didik Kelas XPi 4Tahun Pelajaran 2008-2009
MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan
No. Nama peserta didik Nilai Keterangan
1. Achla Ainus Salamah 65 TUNTAS
2. Adilatul Ismah 40 TIDAK TUNTAS
3. Amiroh 35 TIDAK TUNTAS
4. Dzati Ismah 40 TIDAK TUNTAS
5. Fakhrun Nisa' 70 TUNTAS
6. Faroh Maulida 40 TIDAK TUNTAS
7. Fatimah 50 TIDAK TUNTAS
8. Finalia 60 TUNTAS
9. Hana helmina 75 TUNTAS
10. Hilyatul Ulya 60 TUNTAS
11. Indah Kharis Septian 45 TIDAK TUNTAS
12. Istighotsah 30 TIDAK TUNTAS
13. Ita Rohmatina 90 TUNTAS
14. Khairotun Nisa' 75 TUNTAS
15. Kholisna 30 TIDAK TUNTAS
16. Lia Mufarokhah 65 TUNTAS
17. Luklu'ul Maknun 50 TIDAK TUNTAS
18. Lulu Malaysi 65 TUNTAS
19. Maesaroh 40 TIDAK TUNTAS
20. Maghfiroh 75 TUNTAS
21. Maghfiroh 70 TUNTAS
22. Marisya Khazimah 80 TUNTAS
23. Maslahatul Faridah 35 TIDAK TUNTAS
24. Minkhatul Maula 60 TUNTAS
25. Mus'aliyah 50 TIDAK TUNTAS
26. Muslihati 85 TUNTAS
27. Muzamilah 65 TUNTAS
28. Nilatul Izzah 70 TUNTAS
29. Nais Stanaul Athiyah 40 TIDAK TUNTAS
30. Nila Azmilah 55 TIDAK TUNTAS
31. Nila Salsabila 50 TIDAK TUNTAS
32. Nunuk Fatmawati 75 TUNTAS
33. Nur Izzatul Usbah 50 TIDAK TUNTAS
34. Nurul Qurrotul Aini 80 TUNTAS
35 Qoidatul Khasanah 65 TUNTAS
36 Qonita Furoida 75 TUNTAS
37 Rizqi Amalia 35 TIDAK TUNTAS
38 Roikhatul Jannah 50 TIDAK TUNTAS
39 Rokhima Indana 40 TIDAK TUNTAS
40 Sakinah 70 TUNTAS
41 Siti Maisaroh 55 TIDAK TUNTAS
42 Siti Nurhayati 35 TIDAK TUNTAS
43 Umriyah Fatimatuzzahro 50 TIDAK TUNTAS
44 Vina Rohmatul Ummah 75 TUNTAS
45 Wahyuningsih 35 TIDAK TUNTAS
46. Zahrul Fitriyah 40 TIDAK TUNTAS
47. Zulfa Amalia 70 TUNTAS
48. Nur Hayati 65 TUNTAS
Jumlah Skor 2655
Rata-rata 55,31
Ketuntasan Klasikal 50%
Kesimpulan:
Rata-rata nilai peserta didik pada materi reaksi redoks pada tahun pelajaran
2008/ 2009 adalah 55,31. Nilai ini belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu
60. Peserta didik yang mencapai kategori tuntas hanya 50% dari seluruh peserta
didik.
Lampiran 13
Daftar Nilai Peserta Didik Kelas XPi 4Tahun Pelajaran 2009-2010
MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan
No. Nama peserta didik Nilai Keterangan
1. Anik Maghfiroh 60 TUNTAS
2. Anisatul Mukaromah 75 TUNTAS
3. Arofah 50 TIDAK TUNTAS
4. Azimatul Makarimah 40 TIDAK TUNTAS
5. Dewi Fatimah 30 TIDAK TUNTAS
6. Eka Kharisma Putri 85 TUNTAS
7. Eva Yuliana 70 TUNTAS
8. Farroh Aulia Rahma 30 TIDAK TUNTAS
9. Faridah 65 TUNTAS
10. Fatiyatul Munifah 70 TUNTAS
11. Fina Khafidhoh 35 TIDAK TUNTAS
12. Ike Tifany Novita 40 TIDAK TUNTAS
13. Ikhda Millatina 70 TUNTAS
14. Isna Rosyidah 65 TUNTAS
15. Izza Khamidah 40 TIDAK TUNTAS
16. Karunia Utami 70 TUNTAS
17. Lailatul Badriyah 55 TIDAK TUNTAS
18. Lailatul Machfudhoh 35 TIDAK TUNTAS
19. Lela Fiky Anggraini 50 TIDAK TUNTAS
20. Maghfiroh 90 TUNTAS
21. Milata Aliyata 70 TUNTAS
22. Miskiyah 85 TUNTAS
23. Nailal Izzati 50 TIDAK TUNTAS
24. Nila Kamilah 80 TUNTAS
25. Nila Karimah 65 TUNTAS
26. Nilnal Muna 75 TUNTAS
27. Nisa' Mustofiyah 35 TIDAK TUNTAS
28. Nur Hidayah 50 TIDAK TUNTAS
29. Nur Hidayah 75 TUNTAS
30. Nur Kumila 50 TIDAK TUNTAS
31. Nurul Anisah 80 TUNTAS
32. Nurul Maghfiroh 40 TIDAK TUNTAS
33. Rahmawati Dewi 70 TUNTAS
34. Riska Nur kholilah 40 TIDAK TUNTAS
35Rofiqoh
50 TIDAK TUNTAS
36Roudloh Muna Lia
45 TIDAK TUNTAS
37Saidah Nafisah
30 TIDAK TUNTAS
38Sailatun Ilmiyah
90 TUNTAS
39Siti Royanah
75 TUNTAS
40Trinila Kamala
30 TIDAK TUNTAS
41Umi Marlina
65 TUNTAS
42Via Sabila
50 TIDAK TUNTAS
43Wahyuningrum
65 TUNTAS
44Yuniatun Inayah
40 TIDAK TUNTAS
Jumlah Skor 2580
Rata-rata 58,63
Ketuntasan Klasikal 50%
Kesimpulan:
Rata-rata nilai peserta didik pada materi reaksi redoks pada tahun
pelajaran 2009/ 2010 adalah 58,63%. Nilai ini belum mencapai KKM yang
ditetapkan yaitu 60. Peserta didik yang mencapai kategori tuntas hanya 50% dari
seluruh peserta didik.
Rata-rata nilai peserta didik pada pra siklus adalah:
Rata-rata = / /
= 55,31 + 58,63
2
= 56,97
Rata-rata persentase keaktifan peserta didik:
Rata-rata = % %
= 50%
Lampiran 14
DAFTAR NILAI SISWA KELAS XPi4
SIKLUS I
No Nama Nilai siklus I Keterangan1 Afiyatus Tsaniyah 74,5 TUNTAS2 Ahrotun 67,5 TUNTAS3 Alin Alaina 65 TUNTAS4 Choiri Annisa 86 TUNTAS5 Dewi Fitrotunnisa 90 TUNTAS6 Dewi Khusnul Khotimah 81 TUNTAS7 Dewi Syarifah 89 TUNTAS8 Dianingsih 56 TIDAK TUNTAS9 Dzannur Ida Miladia 58 TIDAK TUNTAS
10 Elia Alfiana 92 TUNTAS11 Elliza Rizqiana 50 TIDAK TUNTAS12 Erni Wijayanti 78,5 TUNTAS13 Fifin Nurus Syifa’ 60,5 TUNTAS14 Fitrotul ‘Ain 87 TUNTAS15 Hayatur Rifqoh 58 TIDAK TUNTAS16 Ida Ma’rifah 71 TUNTAS17 Izzanatul Wahidah 45 TIDAK TUNTAS18 Khayatul Karimah 62 TUNTAS19 Khusniyatul Khikmah 50 TIDAK TUNTAS20 Khusnul Khotimah 42,5 TIDAK TUNTAS21 Laili Nazilatul R 96 TUNTAS22 Lulu’ Alfiyatul K 75,5 TUNTAS23 Lulu’ Fu’adah 90 TUNTAS24 Maghfirotul Hasanah 71 TUNTAS25 Miftahurrohmah 71 TUNTAS26 Mila Minhatul Maula 76 TUNTAS27 Mu’sodah 73,5 TUNTAS28 Nadhea Maudy 40 TIDAK TUNTAS29 Naely Sunnatul Kh 61 TUNTAS30 Nailul Farih 66 TUNTAS31 Nanik Khuriyatul L 86 TUNTAS32 Nazilatun Nisa’ 81 TUNTAS33 Nur Khamidah 73,5 TUNTAS34 Nur Kholisah 78,5 TUNTAS35 Nur Laila L 47 TIDAK TUNTAS36 Nur Mila Anjania 46 TIDAK TUNTAS37 Nurul Karomah 50 TIDAK TUNTAS38 Rizqiyah 95 TUNTAS
39 Rofiqoh 78 TUNTAS40 Shella Karimah 47 TIDAK TUNTAS41 Viccy Elsachiyyah 87 TUNTAS42 Widi Setiawati 63,5 TUNTAS43 Wita Amalia 41 TIDAK TUNTAS44 Yusti Fathana 60 TUNTAS45 Zulfa Faradina 82 TUNTAS
Jumlah Skor 3058,5
Rata-rata 67,96
Ketuntasan klasikal 71,11%
Kesimpulan:
Rata-rata yang diperoleh yaitu 67,96. Nilai ini telah mencapai KKM yang
ditetapkan yaitu 60. Tetapi, ketuntasan klasikalnya belum terpenuhi yaitu 71,11%,
sedang indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah 75%. Karena siklus I belum
mencapai indikator yang ditetapkan, maka perlu adanya siklus II sebagai
perbaikan.
Lampiran 15
DAFTAR NILAI SISWA KELAS XPi4
SIKLUS II
No Nama Nilai siklusII
Keterangan
1 Afiyatus Tsaniyah 75 TUNTAS2 Ahrotun 95 TUNTAS3 Alin Alaina 55 TIDAK TUNTAS4 Choiri Annisa 75 TUNTAS5 Dewi Fitrotunnisa 60 TUNTAS6 Dewi Khusnul Khotimah 80 TUNTAS7 Dewi Syarifah 60 TUNTAS8 Dianingsih 70 TUNTAS9 Dzannur Ida Miladia 65 TUNTAS
10 Elia Alfiana 70 TUNTAS11 Elliza Rizqiana 85 TUNTAS12 Erni Wijayanti 60 TUNTAS13 Fifin Nurus Syifa’ 50 TIDAK TUNTAS14 Fitrotul ‘Ain 95 TUNTAS15 Hayatur Rifqoh 85 TUNTAS16 Ida Ma’rifah 60 TUNTAS17 Izzanatul Wahidah 60 TUNTAS18 Khayatul Karimah 70 TUNTAS19 Khusniyatul Khikmah 70 TUNTAS20 Khusnul Khotimah 50 TIDAK TUNTAS21 Laili Nazilatul R 60 TUNTAS22 Lulu’ Alfiyatul K 95 TUNTAS23 Lulu’ Fu’adah 55 TIDAK TUNTAS24 Maghfirotul Hasanah 80 TUNTAS25 Miftahurrohmah 70 TUNTAS26 Mila Minhatul Maula 75 TUNTAS27 Mu’sodah 75 TUNTAS28 Nadhea Maudy 90 TUNTAS29 Naely Sunnatul Kh 45 TIDAK TUNTAS30 Nailul Farih 70 TUNTAS31 Nanik Khuriyatul L 75 TUNTAS32 Nazilatun Nisa’ 65 TUNTAS33 Nur Khamidah 60 TUNTAS34 Nur Kholisah 85 TUNTAS35 Nur Laila L 60 TUNTAS36 Nur Mila Anjania 70 TUNTAS37 Nurul Karomah 90 TUNTAS
38 Rizqiyah 80 TUNTAS39 Rofiqoh 90 TUNTAS40 Shella Karimah 75 TUNTAS41 Viccy Elsachiyyah 45 TIDAK TUNTAS42 Widi Setiawati 60 TUNTAS43 Wita Amalia 60 TUNTAS44 Yusti Fathana 70 TUNTAS45 Zulfa Faradina 60 TUNTAS
Jumlah Skor 3150
Rata-rata 70
Ketuntasan klasikal 86,67%
Kesimpulan:
Rata-rata hasil belajar yang diperoleh adalah 70 dengan ketuntasan klasikal
86,67%. Pada siklus II hasil belajar peserta didik telah mencapai indikator
keberhasilan yaitu ada 75% peserta didik yang mencapai kriteria aktif dan
ketuntasan klasikal peserta didik yang memenuhi KKM ada 75% maka tidak perlu
diadakan siklus berikutnya.
Lampiran 16
SOAL EVALUASI SIKLUS I
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian oksidasi dan reduksi berdasarkan kaitannya dengan
oksigen, dan berikan masing-masing satu contoh reaksinya!
2. Jelaskan pengertian oksidasi dan reduksi berdasarkan kaitannya dengan
elektron berikan masing-masing satu contoh reaksinya!
3. Jelaskan pengertian oksidasi dan reduksi menurut perubahan bilangan
oksidasi!
4. Perhatikan reaksi berikut ini:
Mg + 2HCl è MgCl2 + H2
Berapakah bilangan oksidasi unsur-unsur Mg, Cl dan H di atas?
5. Berapakah bilangan oksidasi kalium, Iodin , dan oksigen dalam senyawa
?
6. Berapakah bilangan oksidasi unsur-unsur alkali dan alkali tanah?
7. Apa yang dimaksud reaksi autoredoks?
8. Berapakah bilangan oksidasi Fe dan C dari masing-masing zat pada
reaksi di bawah ini:
Fe2O3 + 3COà 2Fe + 3CO2.
9. Perhatikan reaksi di bawah ini:
MnO2 + 4HClà MnCl2 + H2O + Cl2.
Tentukan zat yang mengalami reduksi dan zat yang mengalami oksidasi
dan kemukakan alasannya!
10. Tentukanlah jenis reaksi di bawah ini:
Persamaan reaksi Redoks/bukan redoks
1) Fe + O2 à Fe2O3
2) Cl2O7 + H2Oà HClO4
3) Al + NaOH + H2OàNaAl(OH)4 +
H2
4) NO2 + O2à H2O + HNO3
5) NaOH + H2SO4à Na2SO4 + H2O
Lampiran 17
SOAL EVALUASI SIKLUS II
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. 2CuSO4 + 4KI à CuI + I2 + 2K2SO4
............. ..............
Reduktor : Hasil oksidasi :Oksidator : Hasil reduksi :
2. Diketahui reaksi redoks: MnO2 + 4HClà MnCl2 + H2O + Cl2.
Tentukan oksidator dan reduktornya!
3. Manakah zat yang menjadi reduktor dan hasil reduksi pada reaksi
berikut ini?
MnO2(s) + 2NaCl(aq) + 2H2SO4(aq) à MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) +
2H2O(l) + Cl2(g)
4. Apa nama senyawa Cu2S?
5. Apa rumus kimia dari besi(III) klorida?
6. Apa nama senyawa dari Fe2(SO4)3?
7. Tuliskan rumus kimia dari difosfor trioksida!
8. Sebutkan 3 senyawa yang dihasilkan dari proses oksidasi limbah
organik!
9. Berikan 3 contoh penerapan reaksi redoks yang kamu ketahui!
10. Jelaskan 3 tahap pengolahan air limbah!
Lampiran 18
KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS I
1. Pengertian oksidasi dan reduksi berdasarkan kaitannya dengan oksigen
adalah:
- Oksidasi adalah peristiwa penggabungan oksigen oleh suatu zat.
Contoh : 2Cu + O2 à 2CuO
- Reduksi adalah peristiwa pelepasan atau pengurangan oksigen oleh
suatu zat.
Contoh : 2SO3à 2SO2 + O2
2. Pengertian oksidasi dan reduksi berdasarkan kaitannya dengan elektron
adalah:
- Oksidasi yaitu peristiwa pelepasan elektron.
Contoh : Ba à Ba2+ + 2e-
- Reduksi yaitu peristiwa penerimaan elektron.
Contoh : Fe3+ + 3e- à Fe
3. Oksidasi adalah peristiwa kenaikan bilangan oksidasi suatu unsur.
Reduksi adalah peristiwa penurunan bilangan oksidasi.
4. Mg + 2HCl è MgCl2 + H2
Bilangan oksidasi Mg = 0, bilangan oksidasi Mg = +2 pada MgCl2.
Bilangan oksidasi H = +1 pada HCl, bilangan oksidasi H = 0 pada H2.
Bilangan oksidasi Cl = -1 pada HCl dan MgCl2.
5. Bilangan oksidasi kalium, Iodin , dan oksigen dalam senyawa
adalah:
Bilangan oksidasi K = +1, Bilangan oksidasi I = +5 dan bilangan
oksidasi O = -2
6. Bilangan oksidasi unsur-unsur alkali = +1 dan alkali tanah = +2
7. Reaksi aotoredok adalah reaksi redoks dimana salah satu spesinya
mengalami oksidasi sekaligus reduksi.
8. Bilangan oksidasi Fe pada Fe2O3 = +3 dan C = +2 pada CO dan C = +4
pada CO2.
9. MnO2 + 4HClà MnCl2 + H2O + Cl2.
Unsur Cl mengalami oksidasi karena bilangan oksidasi Cl naik dari -1 ke0.
Unsur Mn mengalami reduksi karena bilangan oksidasi Mn turun dari +4memjadi +2.
10. Tentukanlah jenis reaksi di bawah ini:Persamaan reaksi Redoks/bukan redoks
1) Fe + O2 à Fe2O3
2) Cl2O7 + H2Oà HClO4
3) Al + NaOH + H2OàNaAl(OH)4
+ H2
4) NO2 + O2à H2O + HNO3
5) NaOH + H2SO4à Na2SO4 + H2O
Redoks
Bukan redoks
Redoks
Redoks
Bukan redoks
Lampiran 19
KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS II
1. 2CuSO4 + 4KI à CuI + I2 + 2K2SO4
+2 -1 +1 0 reduksi oksidasi
Reduktor : KI Hasil oksidasi : I2
Oksidator : CuSO4 Hasil reduksi : CuI
2. Diketahui reaksi redoks: MnO2 + 4HClà MnCl2 + H2O + Cl2.
+4 -1 +2 0 Reduksi Oksidasi
Oksidator : MnO2 Reduktor : HCl
3. MnO2(s) + 2NaCl(aq) + 2H2SO4(aq) à MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) +2H2O(l) + Cl2(g)
+4 -1 +20 Reduksi
Oksidasi
Redukor : NaCl Hasil oksidasi: Cl2
4. Nama senyawa Cu2S adalah Tembaga (I) Sulfida5. Rumus kimia dari besi(III) klorida adalah FeCl3.6. Nama senyawa dari Fe2(SO4)3 adalah besi (III) Sulfat.7. Rumus kimia dari difosfor trioksida adalah P2O3.8. 3 senyawa yang dihasilkan dari proses oksidasi limbah organik
adalah CO2, , dan
.9. 3 contoh penerapan reaksi redoks adalah
- Reaksi redoks pada pengolahan lgam.- Reaksi redoks pada penyambungan besi.- Reaksi redoks pada sel AKI.
10. 3 tahap pengolahan air limbah yaitu:
a) Tahap primer yaitu untuk memisahkan sampah yang tidaklarut air.
b) Tahap sekunder yaitu untuk menghilangkan BOD , yaitudengan cara mengoksidasinya.
c) Tahap tersier untuk menghilangkan sampah lain yang masihada, seperti limbah organik beracun dan bakteri.
Lampiran 20
PR SIKLUS I
1. Reaksi di bawah ini yang merupakan reaksi redoks adalah.......A. HCl + NaOHà NaCl + H2OB. KOHà K+ + OH-C. CH3COOH + NH4OHàCH3COONH4 + H2OD. Ca2+ + O2-à CaOE. Zn + FeCl2à ZnCl2 + Fe
2. Reaksi dimana spesies dapat langsung mengalami oksidasi sekaligusreduksi disebut ...............
A. ReduksiB. AutoredoksC. OksidasiD. OksidatorE. Reduktor
3. Di bawah ini yang termasuk reaksi autoredoks adalah .........A. Fe2O3 + 3COà 2Fe + 3CO2
B. Zn + 2HClà ZnCl2 + H2
C. Cl2 + 2KOHà KCl + KClO + H2OD. 2Na + 2H2Oà 2NaOH + H2
E. Zn + 2KOHà K2ZnO2 + H2
4. Diketahui 3 macam pengertian oksidasi sebagai berikut:1) Pengikatan oksigen2) Pertambahan bilangan oksidasi3) Pelepasan elektron
Urutan perkembangan pengertian oksidasi tersebut adalah ............
A. 1 -2 -3 D. 1 -3 -2B. 2 -3 -1 E. 3 -1 -2C. 2 -1 -3
5. Bilangan oksidasi atom N paling kecil terdapat pada senyawa.......A. N2O D. NO2
B. NO E. N2O5
C. N2O3
6. Dalam senyawa HClO2, HClO3, dan HClO4, klor secara berurutanmempunyai bilangan oksidasi.....
A. -1, +1, +1 . D. -3, -4, -7B. +2, +3, +4 E. +3, +5, +7C. -1, +3, +5
7. Reaksi : Cu(s) + HNO3(aq)à Cu(NO3)2(aq) + NO(g) + H2O(l)Perubahan bilangan oksidasi N adalah.........
A. +5à 0 D. +5à +2B. +2à 5 E. 0à +2C. 0 à +5
8. Pada reaksi : Cl2 + 2KOH à KCl + KClO + H2O. Bilangan oksidasiklorin berubah dari ...........
A. -1à +1 dan 0 D. -2à 0 dan +1B. +1à -1 dan 0 E. 0à -1 dan +1C. 0à -4 d1n -2
9. Bilangan oksidasi C pada CH4 adalah .........A. 0 D. +4B. -1 E. +1C. -4
10. Berapakah biloks Br dalam NaBr?A. 0 D. +2B. +1 E. -2C. -1
Lampiran 21
PR SIKLUS II
1. Hasil oksidasi pada reaksi 3CuS + 2 +8H+ à 3Cu2+ + 3S + 4H2O
+ 2NO adalah............A. Cu2+ D. SB. NO E. S dan NOC. H2O
2. Pada reaksi Ca + Sà Ca2+ + S2-, hasil oksidasinya adalah ..........A. S2- D. CaB. S E. KC. Ca2+
3. Reaksi CuO(S) + H2(g)à Cu(s) + H2O(l)
Senyawa yang bertindak sebagai pereduksi adalah ...........A. Cu2+ D. H2
B. H2O E. CuOC. Cu
4. Rumus kimia dari timah (IV) sulfat adalah .........A. SnS4 D. SnSO4
B. SnS2 E. Sn(SO4)2
C. Sn2(SO4)4
5. Rumus yang menyatakan dinitrogen monoksida adalah .........A. N2O D. NOB. N2O3 E. N2O5
C. NO2
6. Rumus kimia besi (III) sulfat adalah ...........A. Fe2(SO4)4 D. Fe3SO4
B. Fe2(SO4)3 E. Fe(SO4)2
C. Fe3(SO4)4
7. Reaksi redoks yang benar pada sel aki adalah ...........A. MnO2 + 4HClà MnCl2 + 2H2O + Cl2B. MnO2 + HClà 2MnCl2 + 2H2O + Cl2C. 2MnO2 + HClà MnCl2 + 2H2O + 2Cl2D. MnO2 + 4HClà MnCl2 + 2H2O + 2Cl2E. MnO2 + 4HClà 2MnCl2 + 2H2O + Cl2
8. Reaksi oksidasi pada sel aki terjadi pada senyawa ............A. Pb D. H2OB. PbSO4 E. H2SO4
C. PbO2
9. Zat yang menjadi reduktor dan hasil reduksi pada reaksi berikut adalah.........MnO2(s) + 2NaCl(aq) + 2H2SO4(aq) à MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2H2O(l) +Cl2(g)
A. MnO2 dan MnSO4 D. NaCl dan MnSO4
B. NaCl2 dan Cl2 E. MnO2 dan NaClC. NaCl dan NaSO4
10. Diantara reaksi berikut yang tergolong reaksi disproporsionasi adalah......A. 2SO2 + O2à 2SO3
B. 2FeCl3 + H2Sà 2FeCl2 + 2HCl + SC. 3I2 + 6KOHà 5KI + KIO3 + 3 H2OD. SO2 + 3H2Sà 3S + 2H2OE. 2CuSO4 + 4KIà 2CuI + I2 + 2K2SO4
Lampiran 22
KUNCI JAWABAN PR SIKLUS I
1. E 5. A 9. C2. B 6. E 10. C3. C 7. D4. D 8. E
KUNCI JAWABAN PR SIKLUS II
1. D 5. A 9. D2. C 6. B 10. C3. D 7. C4. C 8. A
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Mailal Kirom
Tempat / Tanggal Lahir : Pekalongan, 26 Mei 1988
Alamat Asal : Banyuurip Ageng RT 03 RW 03 Pekalongan
Alamat Sekarang : Jl. Margoyoso No. 07 RT 04 RW 04
Kelurahan Tambakaji Kecamatan Ngaliyan
Kota Semarang
Jenjang Pendidikan :
1. MI Banyurip Ageng Lulus Tahun 2001
2. MTs IN Banyurip Ageng Lulus Tahun 2004
3. MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan Lulus Tahun 2007
4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2007
Semarang, Juli 2011
Penulis,
Mailal Kirom
073711003