fakultas teknik jurusan teknik elektro …eprints.ums.ac.id/28921/13/makalah.pdftugas akhir ini...

13
NASKAH PUBLIKASI MONITORING TETESAN INFUS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 Diajukan Oleh : Ardiyanto Iqbal Nugroho D 400 090 051 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Upload: duongminh

Post on 20-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO …eprints.ums.ac.id/28921/13/MAKALAH.pdfTugas Akhir ini telah dipertahankan dan dipertanggung jawabkan di depan dewan ... (2011 ), dijelaskan

NASKAH PUBLIKASI

MONITORING TETESAN INFUS

BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

Diajukan Oleh :

Ardiyanto Iqbal Nugroho

D 400 090 051

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO …eprints.ums.ac.id/28921/13/MAKALAH.pdfTugas Akhir ini telah dipertahankan dan dipertanggung jawabkan di depan dewan ... (2011 ), dijelaskan

LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan judul “MONITORING TETESAN INFUS BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA16” ini diajukan oleh:

Nama : Ardiyanto Iqbal Nugroho

NIM : D 400 090 051

Guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program Sarjana

jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Telah diperiksa dan disetujui pada:

Hari :

Tanggal :

Menyetujui,

Pembimbing I

(Ratnasari Nur Rochmah, ST, MT)

Pembimbing II

(Ir. Abdul Basith, MT)

Page 3: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO …eprints.ums.ac.id/28921/13/MAKALAH.pdfTugas Akhir ini telah dipertahankan dan dipertanggung jawabkan di depan dewan ... (2011 ), dijelaskan

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir ini telah dipertahankan dan dipertanggung jawabkan di depan

dewan penguji Tugas Akhir guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat

untuk memperoleh gelar sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

DENGAN JUDUL

MONITORING TETESAN INFUS BERBASIS MIKROKONTROLER

ATMEGA16

Mengetahui

Page 4: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO …eprints.ums.ac.id/28921/13/MAKALAH.pdfTugas Akhir ini telah dipertahankan dan dipertanggung jawabkan di depan dewan ... (2011 ), dijelaskan

MONITORING TETESAN INFUSBERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

Ardiyanto Iqbal NugrohoFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTROUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

E-mail : [email protected]

ABSTRAKSI

Dalam dunia medis infus merupakan alat yang paling sering digunakan, fungsiinfus sendiri yaitu untuk memberikan cairan kepada paisen secara berkala. Kesalahandalam pemberian cairan infus dapat berakibat buruk kepada pasien, apabila terjadimasalah seperti penyumbatan atau kehabisan cairan jika tidak segera ditangani akanberbahaya bagi pasien. Infus yang ada saat ini penggunaannya masih secara manualdimana kesalahan – kesalahan seperti tersebut masih sering terjadi.

Pada tugas akhir ini dikembangkan alat yang mampu mendeteksi kecepatanaliran dan volume cairan pada infus. Terdapat sensor yang mampu mendeteksi adanyatetesan dengan menggunakan perubahan nilai analog cahaya. Perubahan tersebutdikonversi menjadi sinyal digital dengan fitur ADC (Analog To Digital Converter) padamikrokontroler. Sinyal digital yang diterima mikrokontroler dirubah menjadi besarandengan satuan tetes per menit. Data tetesan per menit akan ditampilkan pada LCD(Liquid Crystal Display). Buzzer akan bunyi disaat kecepatan tetes lebih lambat 4tetes/menit atau lebih cepat 4 tetes/menit dari kecepatan yang sudah ditentukan. Alatmampu mendeteksi kecepatan tetesan infus dengan rata-rata nilai error pada konversisatuan sebesar 0,7 %.

Penelitian ini menghasilkan suatu alat monitoring tetesan infus yang dapatmemberikan informasi mengenai laju kecepatan tetesan dan kondisi cairan pada infus.Sistem yang secara realtime dimonitoring oleh perawat ini dapat mengurangipermasalahan yang timbul karena kelalaian petugas. Sehingga perawat tidak secaramanual dalam mengatur kecepatan tetesan infus dan meningkatkan pelayanan kepadapasien.

Kata kunci : Infus,Mikrokontroler, Buzzer, ADC, LCD.

Page 5: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO …eprints.ums.ac.id/28921/13/MAKALAH.pdfTugas Akhir ini telah dipertahankan dan dipertanggung jawabkan di depan dewan ... (2011 ), dijelaskan

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu kedokteran danteknologi yang semakin canggihmenyebabkan tuntutan akan kemudahan.Cara ini tentu masih jauh dari tingkatketelitian. Kesalahan dalam pemberiancairan infus dapat berakibat buruk kepadapasien. Saat ini penggunaan infus di rumahsakit masih secara manual dimana kesalahan-kesalahan seperti tersebut masih seringterjadi. Sebuah unit perawatan intensif baru-baru ini menemukan 47% efek sampingadalah karena pengobatan dan dosis yangsalah.

Cara yang saat ini digunakan olehbeberapa rumah sakit ialah menggunakanalat infusion pump. Alat ini dapat mendeteksikelancaran dan volume infus serta memberiperingatan pada perawat di ruang pasien.Namun, alat ini masih sangat mahal.Harganya tidak terjangkau oleh rumah sakitkecil atau instansi kesehatan yangmenggunakan infus.

Pada tugas akhir ini dikembangkanalat monitoring tetesan infus berbasismikrokontroler ATMega16. Alat inimerupakan piranti cerdas yang didesainseminimal mungkin namun memiliki fungsiyang hampir sama dengan infusion pump.Kelebihan alat ini yaitu adanya monitorpemberi peringatan tetesan infus, sehinggaperawat dengan mudah memonitoringkelancaran aliran dan volume cairan infuspada pasien. Harganya yang terjangkau dapatmenjadi alternatif bagi rumah sakit kecil atauinstansi kesehatan yang menggunakan infus.

1.2 TujuanTujuan yang ingin dicapai pada tugas

akhir ini adalah mendesain danmengimplementasikan serta mengetahuikinerja alat monitoring tetesan infus berbasismikrokontroler ATMega16.

Penelitian sebelumnya yangberhubungan dengan topik pembahasan dandijadikan bahan untuk melakukan

pengembangan penelitian adalah sebagaiberikut :

a) Nugraha (2011), dijelaskan tentangperancangan sistem kendali otomatistetesan cairan infus pada pasien berbasismikrokontroller ATMega 8535 denganmenggunakan motor stepper. Perbedaanpenelitian ini dengan yang dibuatpenulis adalah terletak padamikrokontroler yang digunakan danindikator peringatan ketika cairan infushabis atau kecepatan tetesnya tidakstabil, serta penulis tidak menggunakanmotor stepper.

b) Dika Febri Anggraini (2011), JurusanTeknik Elektro Politeknik ElektronikaNegeri Surabaya. Pada Tugas Akhirnyayang berjudul, “Pengembangan SistemMonitoring Tetesan Infus Pada RuangPerawatan Rumah Sakit”, digunakanmikrokontroler ATMega16 dan motorservo sebagai kendali kecepatan tetesinfusnya. Pada penelitian ini digunakanmotor servo untuk menekan ataumengendurkan selang hingga mencapaiset poin yang diinginkan danmenggunakan komunikasi serial RS232untuk ditampilkan pada komputer, tetapitidak ada indikator peringatannya. Padapenelitian yang dibuat penulis tidakmenggunakan motor servo dankomunikasi serial RS232, tetapi terdapatindikator peringatan ketika cairan infushabis atau kecepatan tetesnya tidakstabil yang akan ditampilkan pada LCD2x16.

c) Abdy Muslim (2012), Jurusan TeknikElektro Universitas Diponegoro. PadaTugas Akhirnya yang berjudul,“Monitoring Cairan Infus MenggunakanModul Radio Frekuensi YS 1020 UBDengan Frekuensi 433 MHz”,digunakan mikrokontroler ATMega8535 dengan metode pengontrolanproposional-derivatif. Perbedaanpenelitian ini dengan yang dibuatpenulis adalah terletak padamikrokontroler yang digunakan danindikator peringatan ketika cairan infus

Page 6: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO …eprints.ums.ac.id/28921/13/MAKALAH.pdfTugas Akhir ini telah dipertahankan dan dipertanggung jawabkan di depan dewan ... (2011 ), dijelaskan

habis atau kecepatan tetesnya tidakstabil. Radio frekuensi pada penelitianini memiliki beberapa kekurangan, yaitusinyal yang terkena noise akan berakibatdata tidak akurat dan dapat mengganggukinerja peralatan medis. Penelitian yangdibuat penulis menggunakan saranakabel agar data dapat dikirim secaraakurat karena tidak terkena noise dantidak akan mengganggu kinerjaperalatan medis.

II. LANDASAR TEORI

2.1 Bahasa C AVRBahasa C adalah bahasa tingkat

menengah, merupakan bahasa yangsering dipakai dalam pemrogramanberorientasi obyek. Bahasa C dipakaiuntuk membuat program karena masihsangat compatible dikarenakan adanyakemudahan untuk membuat programsebagaimana bahasa tingkat tinggi,dan kemampuan untuk memanipulasibit register dan mengatur kecepataneksekusi sebagaimana bahasa tingkatrendah.

2.2 Mikrokontroler ATmega16Mikrokontroler AVR ATMega16adalah sebuah mikrokontroler 8 bitberdasarkan arsitektur Hardvard, yangdibuat oleh Atmel pada tahun 1996.AVR memiliki keunggulandibandingkan dengan mikrokontrolerlain, keunggulan AVR yaitu memilikikecepatan eksekusi program yanglebih cepat, karena sebagian besarintruksi dieksekusi dalam 1 siklusclock, lebih cepat dibandingkanMCS51 yang membutuhkan 12 siklusclock untuk mengeksekusi 1 intruksi.Mikrokontroler ATMega16 memilikifitur yang lengkap (ADC internal,EEPROM internal, Timer/Counter,wacthdog Timer, PWM, Port I/O,komunikasi serial, komparator, I2C,dll).

Gambar 2.1 Konfigurasi pinATmega16

2.3 SensorSensor merupakan suatu alat

yang dapat menerima input berupabesaran/ sinyal fisis yang kemudianmengubahnya menjadi besaranelektrik. Pada alat pengendalikecepatan tetesan infus inimenggunakan sensor yang terdiri dariLED dan fotodioda.

Gambar 2.2 Sensor tetesan infus

LED atau singkatan dari LightEmitting Diode adalah salah satukomponen elektronik yang tidak asinglagi di kehidupan manusia saatini.LED saat ini sudah banyak dipakai,seperti untuk penggunaan lampupermainan anak-anak, untuk rambu-rambu lalu lintas, lampu indikatorperalatan elektronik hingga keindustri, untuk lampu emergency,untuk televisi, komputer, pengerassuara (speaker), hard disk eksternal,proyektor, LCD, dan berbagaiperangkat elektronik lainnya sebagaiindikator bahwa sistem sedang beradadalam proses kerja, dan biasanyaberwarna merah atau kuning. LED inibanyak digunakan karena komsumsi

Page 7: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO …eprints.ums.ac.id/28921/13/MAKALAH.pdfTugas Akhir ini telah dipertahankan dan dipertanggung jawabkan di depan dewan ... (2011 ), dijelaskan

daya yang dibutuhkan tidak terlalubesar dan beragam warna yang adadapat memperjelas bentuk atau hurufyang akan ditampilkan. dan banyaklagi.

Fotodioda adalah jenis diodayang bekerja karena pengaruh cahayayang mengenainya, sehingga dalamfungsinya dioda jenis ini bisadigunakan untuk mendeteksi cahaya.Fotodioda merupakan sensor cahayasemi-konduktor yang dapat mengubahbesaran cahaya menjadi besaranlistrik.

2.4 InfusInfus cairan intravena adalah

pemberian sejumlah cairan ke dalamtubuh melalui jarum, ke dalampembuluh vena untuk menggantikankehilangan cairan atau zat-zat makanandari tubuh. Pemberian cairan melaluiinfus merupakan tindakanmemasukkan cairan melalui intravenayang dilakukan pada pasien denganbantuan perangkat infus. Tindakan inidilakukan untuk memenuhi kebutuhancairan dan elektrolit serta sebagaitindakan pengobatan dan pemberianmakanan.

2.4.1 Keadaan Yang MembutuhkanInfus

Secara umum, terdapat suatukeadaan yang memerlukan pemberiancairan infus, yaitu:1. Pendarahan dalam jumlah banyak

2. Patah tulang, khususnya di daerahpanggul dan paha

3. Trauma abdomen4. Serangan panas akibat dehidrasi5. Diare dan demam6. Luka bakar yang cukup banyak

2.4.2 Menghitung Tetesan Cairan InfusTerdapat cara perhitungan untuk

menentukan tetesan cairan infusberdasarkan umur dari seorang pasien.1. Dewasa (makro dengan 20 tetes/ml)

Tetesan Per menit = ( )( )

Lama Infus = ( )( )III. METODE PENELITIAN

Perancangan hardware dan programpada monitoring tetesan infus berbasismikrokontroler ATMega16 ini dibuatdiagram blok sistem secara keseluruhanuntuk mempermudah penulis dalammelakukan perancangan.

Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

Diagram blok pada sistem ini memiliki3 bagian utama yaitu, input, mikrokontroler,dan output. Pada bagian input sistem initerdiri dari sebuah rangkaian sensoroptocoupler dan 2 tombol push button.Sensor pada sistem ini terletak ditengah-tengah tabung tetes infus yang berfungsiuntuk mendeteksi ada tidaknya tetesan.Tombol push button ‘hijau’ pada sistem inidigunakan untuk tombol OK dan tombol‘merah’ digunakan untuk tombol reset.

Sensor menerima data berupaperubahan nilai analog cahaya saat adatetesan dan tidak ada tetesan. Selanjutnyadata analog tersebut dikonversi menjadi datadigital menggunakan fitur ADC padamikrokontroler. Data digital tersebut diolahpada mikrokontroler ATMega16 untukpenggolongan ada tetesan dan tidak adatetesan.

Setelah data adanya tetesan telahdidapatkan, selanjutnya data tersebutdikonversikan menjadi satuan tetes permenit. Data tetesan per menit akanditampilkan pada LCD dan akan ada

Page 8: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO …eprints.ums.ac.id/28921/13/MAKALAH.pdfTugas Akhir ini telah dipertahankan dan dipertanggung jawabkan di depan dewan ... (2011 ), dijelaskan

peringatan ketika tetesan tidak stabil dancairan infus sudah habis.

3.1 Perancangan Hardware

Perancangan sensor pada infusdibutuhkan casing sensor yang dapatdisesuaikan dengan bentuk infus yang telahada pada umumnya. Kotak sensor ini terbuatdari bahan plastik berwarna hitam denganukuran 7.5cm x 5cm x 2.5cm dan memilikipotongan setengah lingkaran sebagaipenghubung dengan infus. Memanfaatkanbahan tabung tetes infus yang terbuat dariplastik sehingga dapat elastis dihubungkandengan kotak sensor yang telah dibuat,menjadikan kotak sensor dapat dengan kuatterpasang pada infus. Didalam kotak sensorini, terdapat rangkaian sensor berupa LEDdan fotodioda.

Gambar 3.2 Perancangan desain sensor

Pada bagian Box Kontrol didesainberbentuk persegi panjang dengan ukuranpanjang 14.5 cm, lebar 9.5 cm dan tinggi 5cm. Terbuat dari bahan plastik berwarnahitam dengan tambahan tombol 2 buah yangmemiliki fungsi untuk OK dan Reset. Box inijuga dilengkapi dengan LCD 2x16 dan 3lampu LED indikator (hijau, kuning, danmerah).

Pada bagian Box Monitor didesainberbentuk persegi panjang dengan ukurandan bahan yang sama pada bagian sensor.Box ini dilengkapi dengan 2 lampu LEDindikator (kuning dan merah) yang samafungsinya pada bagian box kontrol dansebuah buzzer. Gambar perancangan sistemdapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Rancangan Mekanik Sistem

LCD 2x16 berfungsi unttukmemberikan informasi kepada penggunatentang proses program yang sedang berjalanpada mikrokontroler, seperti menu tampilankecepatan tetesan infus, volume cairan danperingatan saat kecepatan tetesan tidakstabil.

Gambar 3.4 Rangkaian LCD 2x16

Fotodioda yang digunakan dalam alatini adalah fotodioda seperti LED denganukuran 3mm, tetapi jika dilihat tampak atas,fotodioda memiliki tanda hitam pada titiktengahnya. Fotodioda memiliki 2 buah pinyakni kaki anoda untuk ground dan katodamasukan port ADC pada sistem minimumATmega16. Sebagai sinar input untukfotodioda diberi LED merah super bright5mm.

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Tetesan Infus

330R led

VCC

LED

GND

VCC

1KR pho

photodiode

GND

sensor

Page 9: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO …eprints.ums.ac.id/28921/13/MAKALAH.pdfTugas Akhir ini telah dipertahankan dan dipertanggung jawabkan di depan dewan ... (2011 ), dijelaskan

3.2 . Perancangan Software

Perancangan program padamonitoring tetesan infus berbasismikrokontroler ATmega16 ini diawalidengan membuat flowchart untukmempermudah penulis dalam penyusunan.Flowchart menggambarkan alur kerja sistemsecara umum.

Gambar 3.6 Flowchart Program Utama

IV. HASIL DAN ANALISAUntuk menggunakan sistem ini dapat

dilakukan dengan langkah- langkah sebagaiberikut:1. Sistem dihidupkan dengan menekan

saklar “on” kemudian pada LCD 2x16akan menampilkan tulisan “MonitoringTetesan Infus” seperti yang di tunjukkanpada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Tampilan awal LCD

2. Saat sensor mendeteksi adanya tetesanmaka LCD akan menampilkan kecepatantetes/menit dan volume infus. Tombol“OK” untuk menentukan nilai kecepatan.Tampilan dapat dilihat pada Gambar 4.2.dan Gambar 4.3.

Gambar 4.2. Tampilan saat ada tetesan

Gambar 4.3. Tampilan saat nilaikecepatan sudah ditentukan

3. Sistem berjalan normal ketika nilaikecepatannya sesuai yang ditentukan danLED hijau menyala. Buzzer akan bunyidisaat kecepatan tetes lebih lambat 4tetes/menit atau lebih cepat 4 tetes/menitdari kecepatan yang sudah ditentukan.Sebagai contoh, apabila nilai setkecepatannya 20 tetes/menit, makakecepatan tetesan tidak stabil ketikanilainya <16 tetes/menit atau >24tetes/menit. Tampilan yang terdapat padaLCD dapat dilihat pada Gambar 4.4sampai Gambar 4.6.

Page 10: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO …eprints.ums.ac.id/28921/13/MAKALAH.pdfTugas Akhir ini telah dipertahankan dan dipertanggung jawabkan di depan dewan ... (2011 ), dijelaskan

Gambar 4.4. Tampilan sistem berjalannormal

Gambar 4.5. Tampilan nilai kecepataninfus terlalu cepat

Gambar 4.6. Tampilan nilaikecepatan infus terlalu lambat

4. Tampilan volume akan berkurang setiaptetesnya. Jika 1cc = 20 tetes makro maka1 tetes = 0.05 ml, jadi setiap tetesnya akanberkurang 0.05 ml. LED kuning akanmenyala saat volume cairan <10 ml.Tampilan volume <10 ml dapat dilihatpada Gambar 4.7.

Gambar 4.7. Tampilan volume cairan<10 ml

4.1 Pengujian Sensor Tetesan InfusPengujian dilakukan dengan cara

menghubungkan sensor tetesan infusdengan sistem minimum yang telahdiberikan program pembacaan ADCdengan mengeluarkan data ADC di

LCD. Pada sensor tetesan infus,pengetesan keoptimalan sensor yaitudengan melihat perubahan data ADCsaat ada tetesan dan tidak ada tetesanpada LED merah, LED hijau, dan LEDbiru, serta saat ditutup casing dan tanpacasing. Hasil dari pengujian sensortetesan infus ini dapat dilihat pada Tabel4.1 sampai Tabel 4.3.

Tabel 4.1 Nilai ADC sensor tanpacasing

MERAH HIJAU BIRU

Ada tetesan + 573 + 468 + 406

Tidak ada tetesan + 78 + 56 + 70

Tabel 4.2 Nilai ADC sensor dengancasing

MERAH HIJAU BIRU

Ada tetesan + 732 + 497 + 534

Tidak ada tetesan + 86 + 52 + 65

Tabel 4.3 Selisih nilai ADC sensor adatetesan dan tidak ada tetesan

MERAH HIJAU BIRU

Tanpa casing + 495 + 412 + 336

Dengan casing + 646 + 445 + 469

Dari data selisih nilai ADC yangdidapat, maka dapat ditentukan warnaLED yang paling optimal terhadapperubahan tetesan. LED yang palingoptimal ialah LED merah, karena LEDmerah memiliki selisih nilai ADC palingbesar antara ada tetesan dan tidak adatetesan.

Perbedaan selisih nilai ADC jugaterjadi jika sensor ditutup casingmaupun tidak. Jika sensor ditutup casingmaka selisih nilai ADC menjadi lebihbesar. Hal ini dikarenakan saatrangkaian sensor tidak ditutup casing,fotodioda menerima cahaya dari luar,sehingga mengurangi sensitifitas darifotodioda.

Page 11: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO …eprints.ums.ac.id/28921/13/MAKALAH.pdfTugas Akhir ini telah dipertahankan dan dipertanggung jawabkan di depan dewan ... (2011 ), dijelaskan

4.2 Pengujian Konversi SatuanTetes/Menit

Pengujian konversi tetesan menjadisatuan tetes/menit dilakukan dengan cara:

1. Membandingkan nilai clock padamikrokontroler dengan nilai clock padakeadaan nyata (real time clock). Xtallyang digunakan pada mikrokontrollerialah xtall 11.0592 MHz.

2. Menanamkan program konversi satuantetes/menit pada mikrokontroler danmemunculkannya pada LCD 2x16.

3. Menguji nilai dari satuan tetes/menithasil pengolahan mikrokontrolerdengan penghitungan tetes/menitsecara manual.Hasil dari pengujian perbandingan nilai

clock xtall 11.0592 MHz mikrokontrolerdengan keadaan nyata dalam waktubersamaan ini dapat ditunjukkan pada Tabel4.4.

Tabel 4.4 Nilai clock mikrokontroler dantimer

Clockmikrokontroler Timer

1 detik 01.00 detik

5 detik 05.00 detik

10 detik 10.01 detik

20 detik 20.02 detik

40 detik 40.04 detik

Dari tabel diatas maka akan didapatkanerror dari clock mikrokontroler denganpersamaan:

Error clock = 100 %Berikut tabel nilai error clock

mikrokontroler dari pengujian perbandingannilai clock xtall 11.0592 MHzmikrokontroler dengan keadaan nyata dalamwaktu bersamaan.

Tabel 4.5 Nilai error clock mikrokontolerClock mikrokontroler Timer

1 detik 0%5 detik 0%10 detik 0.1 %20 detik 0.1 %40 detik 0.1 %

Clock mikrokontroler harus sesuaidengan clock dalam keadaan nyata. Hal inidikarenakan alat pengendali kecepatantetesan infus harus mampu mengkonversitetesan sesuai satuan tetes/menit dalamkeadaan nyata. Kemungkinan terjadinya nilaierror pada clock mikrokontoler bisa terjadikarena beberapa sebab antara lain:1. Compiler program yang kurang baik.2. Penghitungan timer yang tidak akurat.3. Adanya noise jalur yang mengganggu

kinerja xtall.

Setelah pengujian nilai error dariclock mikrokontroler, selanjutnya dilakukanpengujian konversi tetes/menit olehmikrokontroler. Pengujian ini dilakukandengan menanamkan program konversitetes/menit dan membandingkan hasilnyadengan penghitungan manual. Berikutpersamaan konversi tetes/menit:

Kecepatan tetesan = tetes/ menit

Nilai satuan tetes/menit daripengolahan mikrokontroler danpenghitugan manual ditunjukkan padaTabel 4.6.

Tabel 4.6 Nilai kecepatan tetesan denganmikrokontoler dan penghitungan manual.

Konversimikrokontroler

Selang waktutetes (timer)

Penghitunganmanual

8 tetes/menit 7.46 detik 8.04 tetes/menit

14 tetes/menit 4.25 detik 14.11 tetes/menit

22 tetes/menit 2.69 detik 22.30 tetes/menit

35 tetes/menit 1.71 detik 35.08 tetes/menit

26 tetes/menit 2.29 detik 26.20 tetes/menit

Page 12: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO …eprints.ums.ac.id/28921/13/MAKALAH.pdfTugas Akhir ini telah dipertahankan dan dipertanggung jawabkan di depan dewan ... (2011 ), dijelaskan

Dari tabel di atas didapatkan nilaierror konversi tetesan menjadi satuantetes/menit oleh mikrokontroler. Berikutpersamaan error tersebut:

Error konversi = x100%

Nilai error konversi padamikrokontroler terhadap konversi secaramanual ditunjukkan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Nilai error konversi tetesandengan mikrokontroler.

Mikrokontroler Error8 tetes /menit 0.5 %14 tetes /menit 0.78 %22 tetes /menit 1.36 %35 tetes /menit 0.2 %26 tetes /menit 0.7 %

Error yang terjadi saat konversitetesan menggunakan mikrokontrolerterjadi karena beberapa sebab antara lain:1. Error yang terjadi akibat error pada

xtall mikrokontroler.2. Penghitungan menggunakan timer yang

tidak presisi.3. Compiler program yang kurang baik.

V. PENUTUP5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengujian dan analisayang telah dilakukan pada perancanganalat pendeteksi kelancaran aliran danvolume cairan infus dapat diambilbeberapa kesimpulan sebagai berikut:1. Pada tugas akhir ini telah berhasil

merealisasikan perangkat monitoringtetesan infus berbasis mikrokontrolerATmega16.

2. Sistem yang direalisasikan sudahbersifat realtime.

3. Buzzer akan bunyi disaat kecepatantetes lebih lambat 4 tetes/menit ataulebih cepat 4 tetes/menit darikecepatan yang sudah ditentukan.

4. Pada tugas akhir ini telah diciptakansebuah alat yang mampu mendeteksikecepatan tetesan infus dengan rata-rata nilai error pada konversi satuansebesar 0,7 %.

5.2 Saran

Pengembangan selanjutnya untukoptimasi kecepatan proses pembacaandata dan untuk penyempurnaan sistemsecara keseluruhan, dapat dilakukandengan cara:

1. Mengkonversi banyaknya tetesan permenit untuk mendapatkan waktucacah yang lebih presisi, sebaiknyadigunakan RTC (Real Time Clock).

2. Apabila kedepannya prototype alatmonitoring tetesan infus ini akandigunakan di dunia nyata, adabaiknya pembentukan casing dibuatportable, sehingga bisa digunakanuntuk banyak infus set.

3. Untuk dapat membandingkankeunggulan metode pengontrolantetesan infus ini dapat dilakukandengan menggunakan plan yangsama tetapi dengan metode kontrolyang berbeda seperti pengontrolandengan menggunakan metode fuzzy.

4. Penggunaan sensor tambahan yangdapat mendeteksi ketinggian cairaninfus pada botol infus akanmemberikan informasi yang lebihakurat mengenai kondisi cairan infusaktual pada botol untuk pusatmonitoring.

5. Menggunakan teknologi wi-fi dalamsatu server, supaya dapat memantaubeberapa pasien melalui komputer.

Page 13: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO …eprints.ums.ac.id/28921/13/MAKALAH.pdfTugas Akhir ini telah dipertahankan dan dipertanggung jawabkan di depan dewan ... (2011 ), dijelaskan

VI. DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Heri. 2013. ”Pemrogramanmikrokontroler AVR Atmega16menggunakan bahasa C”.Bandung: Informatika

Bejo, Agus. 2008. C & AVR RahasiaKemudahan Bahasa C dalamMikrokontroler ATMega 8535.Yogyakarta : Graha Ilmu.

Budiharto,Widodo. 2011. Aneka ProyekMikrokontroler. Yogyakarta :Graha Ilmu.

Gabriel, J.F. 1996. “Fisika Kedokteran”.Jakarta : EGC

Nugraha, Arie Yudha. 211. MotorStepper BerbasisMikrokontroller ATMega 8535Pada Perancangan SistemKendali Otomatis TetesanCairan Infus Pada Pasien.

Potter dan Perry. 2006. Buku AjarFundamental Keperawatan :Konsep, Proses dan Praktik.Vol 2. Jakarta: EGC

Rocca, et.al. 1998. Seri PedomanPraktis: Terapi Intravena. Edisi2. Jakarta: EGC

Sumardi. 2013. Mikrokontroler belajarAVR mulai dari nol.Yogyakarta : Graha Ilmu.