famfol bismillah 1
DESCRIPTION
xxTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang
disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis suatu basil tahan asam yang ditularkan
melalui udara. Penyakit ini ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan
yang terinfeksi. Penyakit ini jika tidak diobati atau pengobatan tidak tuntas dapat
menimbulkan komplikasi hingga kematian. Komplikasi yang dapat terjadi
seperti: pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis dan TB usus.1
Tuberkulosis (TB) sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di dunia terutama di negara Asia. Penderita
tuberkulosis di kawasan Asia terus bertambah. Sejauh ini, Asia termasuk kawasan
dengan penyebaran tuberkulosis (TB) tertinggi di dunia. Setiap 30 detik, ada satu
pasien di Asia meninggal dunia akibat penyakit ini. Sebelas dari 22 negara dengan
angka kasus TB tertinggi berada di Asia, diantaranya Bangladesh, China, India,
Indonesia dan Pakistan.2 Dari lima penderita TB di Asia termasuk kelompok usia
produktif. Di Indonesia, angka kematian akibat TB mencapai 140.000 orang per
tahun atau 8 persen dari korban meninggal diseluruh dunia. Setiap tahun, terdapat
lebih dari 500.000 kasus baru TB, dan 75 persen penderita termasuk kelompok usia
produktif.3
Indonesia merupakan negara dengan pasien TB terbanyak ke-5 di dunia
setelah India, Cina, Afrika Selatan dan.Nigeria menurut WHO tahun 2009.
Diperkirakan jumlah pasien TB di Indonesia sekitar 5,8% dari total jumlah pasien
TB didunia. Diperkirakan, setiap tahun ada 429.730 kasus baru dan kematian 62.246
orang. Insidensi kasus TB BTA positif sekitar 102 per 100.000 penduduk. Hal ini
1
terjadi karena setiap orang dewasa dengan BTA positif akan menularkan pada 10-15
orang dilingkungannya, terutama anak-anak.2
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara
ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang TB dewasa akan kehilangan rata-rata
waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal itu berakibat pada kehilanngan pendapatan
tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%.4
Penyebab utama meningkatnya beban masalah TB antara lain: kemiskinan
pada berbagai kelompok masyarakat, pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi
dengan disparitas yang terlalu lebar, serta besarnya masalah kesehatan lain yang bisa
mempengaruhi tetap tingginya beban TB seperti gizi buruk, merokok, dan diabetes.5,6
Pada tahun 1994, Departemen Kesehatan RI melakukan uji coba penerapan
strategi DOTS di satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur dan satu Kabupaten di
Provinsi Jambi. Atas dasar keberhasilan uji coba yang ada, mulai tahun 1995 secara
nasional strategi DOTS diterapkan bertahap melalui Puskesmas.2
Perjalanan waktu Indonesia berpeluang mencapai penurunan angka kesakitan
dan kematian akibat TB menjadi setengahnya di tahun 2015 jika dibandingkan
dengan data tahun 2015 jika dibandingkan dengan data tahun 1990. Angka prevalensi
TB yang pada tahun 1990 sebesar 443 per 100.000 penduduk, pada tahun 2015
ditargetkan menjadi 222 per 100.000 penduduk.2
1.2 Tujuan penulisan
1.2.1 Tujuan umum
Melatih para dokter muda untuk melakukan kunjungan rumah dalam rangka
mempersiapkan diri untuk menjadi dokter keluarga.
2
1.2.2 Tujuan khusus
1) Melakukan anamesis dan pemeriksaan fisik rutin setiap minggunya kepada
pasien
2) Memantau kondisi pasien pasca berobat ke Puskesmas
3) Memberikan arahan atau anjuran kepada keluarga mengenai pola hidup dan
kondisi lingkungan yang baik demi kesembuhan pasien
4) Mengingatkan kepada keluarga untuk memeriksakan pasien kembali ke
Puskesmas sesuai yang dianjurkan oleh dokter yang mengobati pasien
1.3 Manfaat penulisan
1.3.1 Manfaat bagi pasien
Memperoleh perhatian yang lebih mengenai kondisi kesehatan terkait
penyakit yang diderita demi mencapai kesembuhan yang optimal
1.3.2 Manfaat bagi keluarga pasien
Meningkatkan pengetahuan mengenai perawatan pasien di rumah, baik dari
segi keteraturan minum obat, pola hidup dan kondisi lingkungan yang baik.
1.3.3 Manfaat bagi penulis
1) Menambah pengalaman dan pengetahuan para dokter muda dalam
melakukan pemeriksaan dan pemantauan di bidang kesehatan.
2) Mempersiapkan para dokter muda untuk menjadi dokter keluarga.
3
BAB II
METODE
2.1 Desain
Penelitian ini merupakan studi observasional untuk mengetahui dan
memantau perkembangan kesehatan dari pasien yang mengalami penyakit dan
disabilitas tertentu. Data yang digunakan adalah data primer di mana dalam 2 minggu
dilakukan 4 kali kunjungan untuk melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
2.2 Lokasi dan waktu
Penelitian dilakukan di Jl. Kampung Melayu Kecil II no 47, RT 15, RW 10,
Kel Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan selama 16-31 Mei 2016.
2.3 Populasi dan sampel
Populasi target penelitian adalah seorang pasien dengan kasus baru yang
belum pernah ditangani di puskesmas. Subjek penelitian dipilih dengan metode
random sampling dan sampel yang digunakan terdiri dari pasien yang berkunjung ke
puskesmas yang memenuhi kriteria inklusi, mendapat izin dari pasien yang
bersangkutan, bersedia dengan sukarela menjadi subjek penelitian, dan kooperatif.
2.3.1 Kriteria inklusi
1) Pasien yang berdomisili di Kecamatan Tebet dan berobat ke Puskesmas
Kecamatan Tebet
2) Pasien belum pernah berobat tentang penyakit yang dikeluhkan sebelumnya
2.3.2 Kriteria eksklusi
1) Pasien yang tidak berdomisili di Kecamatan Tebet
2) Pasien dengan kasus lama
4
2.4 Bahan dan instrumen
1) Stetoskop
2) Tensimeter
3) Termometer
4) Penlight
5) Timbangan badan
6) Microtoise
7) Palu refleks
2.5 Alur kerja
Skema 1. Alur Kerja
5
2.6 Etika
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti akan bertanggung jawab atas
jaminan kerahasiaan data dari subjek penelitian yang sebelumnya telah setuju untuk
menjadi subjek penelitian setelah mendapat penjelasan (informed consent) dari
peneliti dan kemudian bersedia ikut serta dalam penelitian secara sukarela.
6
BAB III
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
3.1. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Kampung Melayu Kecil II no 47, RT 15, RW 10, Kel
Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
B. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. H
Umur : 49 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Kampung Melayu Kecil II no 47, RT 15, RW 10, Kel
Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan : STM
Pekerjaan : Buruh
7
C. Sumber Pembiayaan Kesehatan
Jaminan : BPJS
Sumber Pembiayaan : Bantuan Pemerintah
D. Perilaku Kesehatan Keluarga
1. Bila ada anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan :
- Membawa anggota keluarga yang sakit pergi berobat ke
Puskesmas terdekat dari rumah tinggal pasien. Kecuali kondisi
dirasa gawat maka akan dibawa ke UGD Rumah Sakit.
2. Keikut sertaan pada program Kesehatan di lingkungan rumah :
- Posyandu balita : Tidak
- Posyandu lansia : Tidak
- Perkumpulan kesehatan lainnya : Tidak
3. Pemanfaatan waktu luang :
- Olah raga : Tidak
- Rekreasi : Ya, 1 bulan 1 kali.
- Melakukan hobi : Tidak ada
- Aktifitas Sosial di Lingkungan pemukiman :
- Arisan : Ya
- Pertemuan RT : Ya
- Organisasi : Ya
- Pengajian : Ya
8
3.2. PROFIL KELUARGA
No Nama Kedudukan dalam Keluarga
Sex Umur (tahun)
Pendidikan Pekerjaan Ket. Tempat Tinggal
1. Tn.P (alm)
Ayah L 84 SMP Wiraswasta Sudah meninggal
-
2. Ny.E (alm)
Ibu P 72 SMP IRT Sudah meninggal
-
3. Ny. A Anak I P 55 STM IRT Sehat Luar rumah
4. Ny. B Anak II P 53 STM IRT Sehat Luar rumah
5. Ny. N Anak III P 52 SMP IRT Sehat Luar rumah
6. Ny. N Anak IV P 48 SMP wiraswasta Sehat Luar rumah
7. Ny. M Anak V (pasien)
P 46 SMP IRT Sakit Rumah
8. Ny. C Anak VI P 43 SMP wiraswasta Sehat Luar rumah
9. Ny. T Anak VII P 40 SMP IRT Sehat Luar rumah
10. Tn.H Suami pasien L 49 STM Buruh Sehat Rumah
11. Ny. R Anak pasien I P 26 SMA IRT sehat Luar rumah
12. Nn. R Anak pasien II
P 21 SMA Karyawan swasta
Sehat Rumah
13. An. H Anak pasien III
P 14 SMP Pelajar Sehat Rumah
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga Kandung
9
Skema 2. Genogram Keluarga Kandung Pasien
Keterangan
: Laki-laki : Perempuan : Pasien
1. Ayah pasien Sudah meninggal
2. Ibu pasien Sudah meninggal
3. Kakak I pasien Sehat
4. Kakak II pasien Sehat
5. Kakak III pasien Sehat
6. Kakak IV pasien Sehat
7. Pasien Sakit (TB)
8. Adek I pasien Sehat
10
9. Adek II pasien Sehat
10. Anak I pasien Sehat
11. Anak II pasien Sehat
12. Anak III pasien Sehat
3.3 RESUME PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN YANG SUDAH
DILAKUKAN
Dilakukan dengan autoanamnesis dan aloanamensis dengan Ny M selaku pasien
pada Selasa, 17 Mei 2016
Keluhan Utama
Batuk berdahak sejak 3 minggu yang lalu.
Riwayat Penyakit Saat Datang ke Klinik Kedokteran Keluarga
Seorang perempuan berusia 46 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak
sejak 3 minggu yang lalu. Dahak berwarna putih tidak ada darah. Pasien juga
mengeluh sesak napas bersamaan dengan munculnya keluhan batuk. Sesak dirasa
semakin hari semakin berat.
Pasien merasa pada sore hari menjelang malam selalu berkeringat yang
berlebihan. Selain itu, pasien mengaku sering merasa nyeri kepala berdenyut terutama
saat membuka mata dan berkurang bila pasien memejamkan mata. Nafsu makan
semakin menurun disertai penurunan berat badan. Buang air besar dan buang air kecil
tidak ada keluhan.
Pasien sudah meminum obat batuk dan obat penurun panas yang dibeli di
warung, namun batuk dan demam tidak juga membaik.
11
Riwayat Penyakit Dahulu.
Pasien mengaku tidak pernah sakit yang berat sebelumnya.
Darah tinggi (-)
Kencing manis (-)
Asma (-)
Alergi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Almarhum ayah pasien meninggal 7 tahun yang lalu karena sakit kecing batu.
Ibu pasien meninggal 5 tahun yang lalu karena sakit TB paru. Tidak ada riwayat
kencing manis, asma, maupun alergi pada keluarga pasien.
Riwayat Lingkungan
Tetangga pasien ada yang menderita TB paru. Pasien sering berkunjung ke
rumah tetangganya tersebut tanpa menggunakan masker.
Hasil Pemeriksaan Fisik
Hari Selasa, 17 Mei 2016 di rumah pasien
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Panjang Badan : 157 cm
Berat Badan : 68 kg
Kesan Gizi : Obesitas (BMI : 27,6 kg/m2)
Tanda Vital : Tensi = 110/80 mmHg RR = 20 x/menit
Nadi = 90 x/menit Suhu = 36,8 oC
Kepala : Normocephali
12
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor
Telinga : Normotia, serumen -/-, sekret -/-
Hidung : Bentuk normal, sekret -/-, septum deviasi -
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-), detritus -/-, kripta -/-
Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-)
Dada :
Cor I : Iktus kordis tak tampak
Pa : Iktus kordis teraba di SIC V 2 jari medial dari LMCS
Pe : Konfigurasi jantung dalam batas normal
Au : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo I : Simetris saat statis dan dinamis
Pa : Gerak nafas simetris, vokal fremitus simetris
Pe : Sonor pada kedua hemisfer paru
Au: Ka: Suara nafas vesikuler, rhonki (+), wheezing (-)
Ki: Suara nafas vesikuler, rhonki (+), wheezing (-)
Abdomen I : Datar
Pa : Supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-)
Pe : Timpani
Au : Bising usus (+) normal
13
Ekstremitas Superior Inferior
Oedema - │ - -│-
Akral dingin - │ - │ -
Kekuatan otot 555│222 555│222
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Refleks fisiologis : Biceps +/+ , Triceps +/+ , Patella +/++ , Achilles +/++
Refleks patologis : Babbinsky -/- , Chaddok -/- , Gordon -/- , Oppenheim -/-.
Tanda rangsang meningeal (-)
Hasil Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang
Table 2. Hasil laboratorium pemeriksaan darahHematologi Hasil Normal Satuan
Hemoglobin 11,7 13-16g/dl g/dl
Leukosit 8 5-10 g/dl ribu/uL
Hematrokit 42 40-48 %
Trombosit 200 150 – 400 mg/dl ribu/uL
Hasil pemeriksaan sputum (28 dan 29 April 2016)
Pagi (+++)
Sewaktu (++)
Pagi (++)
Kesan: positif TB paru
14
Rencana Penatalaksanaan
Pengobatan yang telah diberikan :
Terapi medikamentosa :
RHZE (4 FDC) 1 x sehari (3 kaplet)
Vitamin B6 (piridoksin) 2 x 1
Terapi edukasi :
Penjelasan mengenai keadaan penyakit yang sedang dialami
oleh pasien
Memberi motivasi pada keluarga pasien untuk kembali kontrol
saat obat sudah hampir habis ke puskesmas
Memberi motivasi serta edukasi untuk senantiasa rutin
meminum obat setiap hari sesuai anjuran dokter
Memberi motivasi serta edukasi terhadap keluarga pasien
mengenai kondisi pasien dan juga pentingnya dukungan
keluarga
Memberi edukasi untuk memakai masker saat di rumah
maupun di luar rumah
Menganjurkan pasien untuk membuka jendela tiap pagi hari
agar udara segar dapat masuk ke dalam rumah
Menganjurkan pasien untuk mengganti seprei satu minggu satu
kali agar tidak banyak debu dan kotoran yang dapat mengiritasi
saluran napas pasien dan keluarga lainnya
15
Hasil Penatalaksanaan Medis
Keluhan yang dirasakan oleh pasien sudah mulai berkurang setelah minum obat
secara rutin dan teratur sesuai anjuran dokter.
Faktor Pendukung : Pasien menyadari bahwa pasien harus mengkonsumsi obat
secara teratur selama 6 bulan untuk menuntaskan pengobatan pasien serta pasien
memiliki ibu, ayah, kakak dan adik yang mendukung penuh pengobatan pasien.
Faktor Penghambat : Lingkungan tempat tinggal dengan sirkulasi udara yang kurang
baik, perilaku hidup keseharian yang tidak bersih.
Indikator Keberhasilan: Pasien menuntaskan pengobatan selama 6 bulan. Setelah
pengobatan 6 bulan, hasil BTA negative dan perencanaan pemeriksaan rontgen.
3.4. IDENTIFIKASI FUNGSI – FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi Biologis
Dari hasil wawancara dengan pasien, didapatkan informasi bahwa
pasien mulai mengalami gejala batuk-batuk sejak 3 minggu yang lalu. Selain
itu, keluhan disertai sesak napas, berkeringat yang berlebihan menjelang sore
ke malam hari disertai nyeri kepala, penurunan nafsu makan dan berat badan
menurun. Karena pasien merasa badannya semakin lemah dan batuk yang
dideritanya cukup mengganggu ditambah sesak napas, menggigil, dan nyeri
kepala maka suami pasien memutuskan untuk membawa pasien berobat ke
puskesmas. Setelah ditegakkan diagnosis TB paru aktif maka suami pasien
akan membantu mengingatkan pasien untuk konsumsi obat secara teratur
sesuai aturan dan dosis.
B. Fungsi Psikologis
Penderita tinggal di rumah milik pribadi, pasien bersama suami dan
dua anaknya. Pasien mengaku hubungan keluarga dalam keadaan baik.
16
C. Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga pasien seluruhnya ditanggung oleh suami dan
pasien sendiri. Menurut pengakuan pasien, penghasilan tersebut dirasa tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan makan sekeluarga. Pasien
membuka warung didekat rumah.
D. Fungsi Pendidikan
Pasien merupakan lulusan SMP. Seluruh anggota keluarga pasien juga
merupakan lulusan SMP. Anak pertama pasien sudah menikah dan sekarang
menjadi ibu rumah tangga, anak ke-2 pasien sudah bekerja sebagai karyawan
swasta dan anak ke-3 sedang berada dibangku SMP kelas 2.
E. Fungsi Religius
Pasien beragama Islam. Pasien memgaku keluarga rutin menjalankan
ibadahnya. Kegiatan ibadah dilakukan di rumah seperti sholat dan mengaji.
Pasien sering mengikuti acara pengajian di mesjid yang berada dilingkungan
rumah pasien.
F. Fungsi Sosial Budaya
Penderita tinggal di tempat pemukiman penduduk yang padat.
Menurut pengakuan pasien, hubungan keluarga dengan tetangga dalam
keadaan baik dan pasien sering berpartisipasi dalam kegiatan sosial di
wilayahnya.
17
3.5. POLA KONSUMSI MAKANAN PENDERITA
FORMULIR 24 HOUR RECALL
(Catatan : asupan makanan/minuman KEMARIN mulai bangun pagi hingga
tidur malam)
Waktu JamNama makanan atau
minumanBahan makanan
Jumlah
URT
Makan Pagi 07.00 Indomie goreng + telur
goreng dan air hangat
Indomie dan telur 1 piring
Selingan 09.30 Gorengan + biskuit Tahu, pisang, tempe
dan singkong,
tepung
1 bungkus,
1 piring
Makan Siang 13.00 Nasi + ayam goreng
dan air hangat
Nasi dan ayam 1 piring
Selingan - -
Makan
Malam
23.00 Nasi + ayam goreng +
lalapan + sambal
Nasi, sayur, ayam,
sambal terasi
1 piring
Selingan -
Tabel 3. Resume 24 hour recall
Penjelasan :
Asupan makan dan minum pasien dalam 24 jam meliputi makan pagi jam 07.00
dengan indomie, telur dan air hangat dengan selingan gorengan. Makan siang jam
13.00 dengan nasi ayam goreng dan air hangat, selingan dengan gorengan dan biskuit.
Makan malam jam 23.00 dengan nasi ayam goreng, lalapan dan sambal.
18
3.6. IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
A. Faktor Perilaku
Pasien merupakan warga yang tinggal di lingkungan padat penduduk
yang senang bersosialisasi dengan tetangganya. Pasien mengetahui ada
tetangganya yang sedang menjalani pengobatan TB paru namun pasien tetap
berkunjung ke rumah tetangganya tersebut tanpa perlindungan seperti
memakai masker.
Pasien tinggal di rumah milik pasien sendiri yang memiliki ventilasi
yang kurang. Pasien jarang membuka jendela atau pintu rumahnya sehingga
proses pertukaran udara menjadi kurang baik. Dari segi kebersihan, pasien
sendiri kurang menjaga kebersihan lingkungan serta makanan yang pasien
makan.
B. Faktor Non Perilaku
Sarana pelayanan kesehatan terdekat dengan rumah pasien adalah
puskesmas. Hal ini sangat memudahkan keluarga untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan standar dan apabila ada keluhan keluarga yang sakit.
Jarak dari rumah ke puskesmas ± 1km.
3.7. DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi Biologis
Pasien diketahui mengalami keluhan batuk, sesak napas, berkeringat
sore menjelang malam hari, nyeri kepala dan penurunan berat badan.
Saat berobat ke puskesmas, pasien didiagnosis menderita TB paru
aktif.
A. Fungsi Psikologis
Hubungan antar anggota keluarga tergolong cukup baik.
19
B. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Kebutuhan sehari-hari pasien ditanggung oleh penghasilan suami dan
pasien sendiri.
A. Fungsi Sosial
Para anggota keluarga dapat bersosialisasi dengan masyarakat sekitar
dengan baik.
A. Faktor Perilaku
Jarang membersihkan rumah
Jarang membuka jendela rumah sehingga pencahayaan dan ventilasi
kurang
Tidak mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan sering
makan sembarang serta tidak tepat waktu
Jarang melakukan aktivitas fisik atau olahraga
A. Faktor Non Perilaku
Tidak ada masalah
3.8. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
A. Gambaran Lingkungan Rumah
Rumah pasien terletak di pemukiman penduduk yang cukup padat dengan
ukuran 11 x 3 m2, bentuk bangunan 2 lantai. Secara umum gambaran rumah
terdiri dari satu ruang keluarga, satu ruang tamu, satu ruang makan, satu ruang
dapur, dan tiga kamar tidur, satu kamar mandi. Lantai terbuat dari keramik,
dinding terbuat dari tembok beton, atap rumah dari asbes. Jendela ada dua buah,
pertama pada ruang tamu bagian depan, berukuran 20 x 40 cm2. Jendela kedua
berada pada ruang keluarga di lantai dua, berukuran 10 x 20 cm2. Penerangan
didalam ruangan pada siang hari dan malam hari dinilai kurang. Pertukaran
udara kurang baik karena pasien lebih suka menutup jendela dan pintu
rumahnya serta rumah pasien berada pada lingkungan padat penduduk.
20
Kebersihan dalam dan luar rumah dinilai kurang bersih, tata letak barang -
barang kurang rapi, listrik 1300 watt, sumber air dari PAM. Kamar mandi
berukuran 1 x 1,5 m2 berbentuk kloset jongkok. Air limbah rumahan dialirkan
ke saluran got. Sampah rumah dibuang ke tempat pembuangan sampah disekitar
rumah, diambil setiap hari oleh petugas sampah.
B. DENAH RUMAH
Skema 3. Denah Rumah
21
11 m
3 m
21
4
3
3 m
11 m
5 6
7
8
Keterangan :Kamar tidur IDapur & ruang makanKamar mandiRuang tamuKamar tidur IIKamar tidur IIIRuang keluargaBalkon/jemurann
Analisis Keadaan Rumah :
1. Letak rumah di daerah : Pemukiman padat penduduk
2. Bentuk bangunan rumah : 2 lantai
3. Kepemilikan rumah : Milik pribadi
4. Luas rumah : 50 m2
Jumlah orang dalam satu rumah : 4 orang
Luas halaman rumah : 2 m2
5. Lantai rumah dari : Keramik
6. Dinding rumah dari : Tembok beton
7. Atap rumah : Asbes
8. Pembagian ruangan rumah :
- Ruang tamu : Ada, ukuran 3 x 2,5 m2
- Kamar mandi : Ada, ukuran 1 x 1,5 m2
- Ruang keluarga : Ada, ukuran 3 x 2,5 m2
- Kamar tidur : Ada, ukuran 2,5 x 2 m2; jumlah 3
9. Jendela rumah : Ada 2 buah, ukuran 20x40 cm dan 10x20 cm
Perbandingan luas lantai dan jendela di :
- Kamar tidur : tidak ada jendela
- Ruang tamu dan keluarga : 50% : 50%
Penerangan didalam rumah (dinilai setelah membandingkan luas jendela
dengan lantai dan kesan subjektif saat membaca tulisan di dalam rumah) :
tidak cukup di seluruh ruangan di rumah.
10. Listrik di rumah : Ada 1300 watt
11. Lubang ventilasi :
- Ruang tamu dan ruang keluarga : Ada, masing-masing 3 buah.
- Kamar tidur : -
Kelembaban dalam rumah : Terasa lembab
Kesan ventilasi di dalam rumah : Tidak cukup
22
12. Kebersihan dalam rumah : Kurang
13. Sumber air minum dari : Air minum dari depo isi ulang
14. Kamar mandi : Ada
15. Limbah rumah tangga di alirkan ke : Got
16. Tempat sampah diluar rumah : Tidak ada
17. Jalan di depan rumah lebarnya : 1 meter dari depan rumah
18. Kesan kebersihan lingkungan pemukiman : kurang baik
3.9. DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA
Skema 4. Diagram Realita Yang Ada Pada Keluarga
23
3.10. TABEL PERMASALAHAN PADA KELUARGA
No Resiko dan Masalah
Kesehatan
Rencana Pembinaan Indikator
Keberhasilan
Penilaian
1. Kurangnya pengetahuan
tentang gejala penyakit
sehingga tidak segera diobati
Memberikan penjelasan tentang
penyakit yang diderita dan
rencana terapi yang diberikan
pada pasien dan menjelaskan
agar teratur minum obat
Datang ke puskesmas
untuk kontrol saat obat
habis dan melakukan
kontrol sampai sembuh
(pengobatan OAT 6
bulan)
2. Kurangnya kesadaran untuk
membawa anggota keluarga
yang sakit untuk berobat
Memberikan penjelasan apabila
ada anggota keluarga yang sakit,
dalam hal ini sakit menular,
dapat dengan cepat menular
karena kondisi lingkungan yang
padat penduduk
Suami pasien
membawa pasien
untuk berobat
3. Kurangnya kesadaran
tentang pentingnya ventilasi
rumah yang baik
Menjelaskan pentingnya cahaya
yang cukup dan ventilasi yang
baik untuk sirkulasi udara bagi
anggota keluarga yang tinggal di
dalam rumah
Pasien mulai membuka
jendela rumah tiap hari
4. Kurangnya kesadaran
mengenai menjaga
kebersihan didalam rumah
Menjelaskan kepada keluarga
tentang pentingnya
membersihkan rumah untuk
menjaga kesehatan pasien dan
keluarganya
Pasien dan suami
pasien sudah
membersihkan rumah
serta debu tiap hari
Tabel 3. Permasalahan Pada Keluarga
24
3.11. PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN
Tanggal
kunjungan
Kegiatan yang
Dilakukan
Keluarga
yang
Terlibat
Hasil Kegiatan Indikator
evaluasi
kegiatan
17 Mei 2016 - Perkenalkan diri dan
menjelaskan maksud
kedatangan
- Bina rapor awal.
- Identifikasi anggota
keluarga dan kondisi
kesehatannya.
- Melakukan anamnesis
dan pemeriksaan fisik
pada penderita
Pasien dan
keluarga
Terbinanya
suatu rapor awal
serta hubungan
baik dengan
keluarga pasien.
Pasien
memahami
masalah yang
sedang dialami.
Anamnesis keluhan dan
pemeriksaan fisik
- Memberi penjelasan
mengenai penyakit,
penyebab, faktor risiko,
penatalaksanaan
- Menginformasikan
untuk minum obat
dengan rutin
Pasien dan
keluarga
Pasien
memahami
penjelasan
tentang
penyakitnya.
Pasien lebih
memahami
penyakitnya
20 Mei 2016 -Evaluasi keluhan dan
keadaan umum pasien.
Melakukan anamnesis
serta pemeriksaan fisik
pada pasien.
-Memberi motivasi
Pasien dan
keluarga
Pasien
mengatakan
keluhannya
sudah berkurang,
obat diminum
teratur.
Pasien
memahami
pentingnya
meminum obat
secara teratur
karena dapat
25
untuk selalu rutin
kontrol ke puskesmas
-Mengevaluasi tentang
makanan yang
dikonsumsi oleh pasien
dengan food recall 1 x
24hours
Pasien mulai
menjaga
konsumsi
makanannya
selama 24 jam
membantu
mengatasi
keluhannya.
Pasien dan
keluarga
memahami
pentingnya
asupan makanan
yang sehat untuk
kondisi pasien
23 Mei 2016 -Evaluasi keluhan dan
keadaan umum pasien
serta melakukan
pemeriksaan fisik, serta
mengevaluasi pasien
apakah telah kontrol
kembali ke puskesmas
-Memberikan
penjelasan mengenai
pentingnya ventilasi
udara dan kebersihan
rumah
Pasien dan
keluarga
pasien
Diketahuinya
kondisi terkini
pasien
Pasien dan
keluarga
mengerti tentang
pentingnya
kebersihan
rumah
Pasien sudah
memahami
jadwal kontrol
rutin ke
puskesmas
Dapat
menerapkan
pola hidup
bersih dan sehat
26 Mei 2016 -Evaluasi keluhan dan
keadaan umum pasien
serta melakukan
Pasien dan
keluarga
Diketahuinya
kondisi terkini
pasien.
Keluhan
dirasakan
berkurang.
26
pemeriksaan fisik.
-Memberi penjelasan
mengenai pentingnya
prinsip hidup bersih
dan sehat
Keluarga
memahami
perilaku hidup
bersih dan sehat
Keluarga dapat
menerapkan
perilaku hidup
bersih dan sehat.
Tabel 4. Pembinaan Dan Hasil Kegiatan
3.12. KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA
1. Tingkat pemahaman : Pembinaan terhadap pasien dan keluarganya
telah dilakukan cukup baik
2. Faktor pendukung :
Pasien dan keluarga dapat memahami penjelasan yang diberikan
Sikap yang kooperatif pasien dan keluarga sehingga dapat menerapkan
penjelasan yang diberikan
3. Faktor penyulit :
Kondisi lingkungan rumah pasien yang padat penduduk dan kumuh
Kondisi sirkulasi udara dan pencahayaan di rumah yang kurang baik serta
tata ruang rumah yang kurang baik
4. Indikator keberhasilan :
Keluarga dapat memahami penyakit yang dideritanya dan hal - hal yang
bersangkutan seperti penyebab, faktor risiko, pencegahan, penatalaksanaan,
dan komplikasi yang dapat terjadi.
27
Keluarga pasien membawa pasien datang kembali ke puskesmas secara rutin
untuk kontrol dan mengambil obat. Serta mampu menerapkan pola hidup
sehat dan bersih dikesehariannya.
28
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada kasus TB paru yang diangkat dalam laporan kedokteran keluarga ini,
didapatkan pasien berusia 46 tahun datang berobat ke Puskesmas Kecamatan Tebet
dengan keluhan batuk berdahak, dahak tidak disertai darah, sesak napas, keringat
malam, penurunan berat badan, serta nyeri kepala sejak 3 minggu yang lalu. Setelah
dilakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan fisik, ditegakkan diagnosis klinis TB
paru. Penderita diberikan terapi yang adekuat untuk mengatasi TB paru, serta
dilakukan pula analisis pada pola hidup keluarga untuk membantu mengatasi TB paru
secara menyeluruh. Didapatkan kesimpulan bahwa keluarga pasien belum begitu
mengerti tentang pola hidup bersih dan sehat, disertai juga tata letak rumah,
pencahayaan serta sirkulasi udara yang kurang baik sehingga menghambat
kesembuhan pasien. Telah dilakukan edukasi dan motivasi pada keluarga, terutama
pasien dan suami pasien agar merubah kebiasaan dan sebisa mungkin menciptakan
lingkungan tempat tinggal yang sehat sehingga derajat kesehatan keluarga tersebut
dapat semakin membaik.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk laporan kedokteran keluarga selanjutnya
adalah :
Peneliti selanjutnya dapat memberikan motivasi dan penyuluhan yang lebih
bersifat menyeluruh dan mendetail tentang TB paru, pentingnya kesehatan
lingkungan tempat tinggal, dan pencegahan TB paru agar tingkat pengetahuan
masyarakat tentang TB paru meningkat sehingga dapat mencegah meningkatnya
jumlah kasus TB paru.
29
Saran untuk pasien :
Dilakukan edukasi yang berkelanjutan terhadap pasien dan keluarga pasien
tentang penyakit yang diderita serta komplikasinya jika tidak diobati secara
teratur.
Dilakukan edukasi yang berkelanjutan terhadap keluarga pasien untuk tetap
menjaga pola makan pasien dan memperhatikan keteraturan minum obat.
Memberikan motivasi terhadap pasien beserta keluarga pasien untuk
meningkatkan aktivitas fisik ringan disekitar rumah dalam pengawasan.
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Setyowati, Dwi Asih, 2004, Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan
Berobat Pada Penderita Tuberkulosis Paru Di Kabupaten Pekalongan. Thesis,
Semarang : Universitas Diponegoro
2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pengendalian
Tuberkulosis. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; 2014.
3. Raviglione MC, O’Brien RJ. Tuberculosis, In : Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS,
Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, editors. Harrison’s Principles of Internal Medicine,
16th edition. New York : The McGraw-Hill Companies, 2005 : 953-966
4. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan
Tuberkulosis di Indonesia. Jakarta : PDPI, 2006.
5. Herchline TE, Cunha BA. Tuberculosis. Available at
http://emedicine.medscape.com/article/230802-overview. Accessed on March 25th,
2016.
6. Thompson EG, Tharratt RS. Tuberculosis. Available at
http://www.webmd.com/lung/tc/tuberculosis-tb-topic-overview. Accessed on March
25th, 2016
31
LAMPIRAN
Gambar 1. Rumah tampak depan
Gambar 2. Ruang Tengah
32
Gambar 3. Dapur
Gambar 4. Kamar Mandi
33
Gambar 5. Lantai Atas
Gambar 6. Tempat Jemuran
34
Gambar 7. Kamar Tidur
Gambar 8. Foto bersama pasien
35