farisrazanah-assg5-kelas01
DESCRIPTION
PermasTRANSCRIPT
![Page 1: FarisRazanah-Assg5-Kelas01](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071710/55cf92ec550346f57b9a74f1/html5/thumbnails/1.jpg)
A mixture of feed containing 50% mole benzene, 30% mole toluene, and 20% mole ethylbenzene is to be fractionated so that the distillate contains only 2% mole of toluene, and the bottom product contains only 1% mole of benzene. The column will operate at 1 atm with 60 percent vaporized feed. (a) Calculate the minimum number of tray needed. (b) Estimate the number of ideal plates required if the reflux ratio is 1.5RDm. (c) Compare your result with Hysys program. (Boiling Point of Benzene at 1 atm = 80.3oC, toluene = 110.8oC, ethylbenzene = 136oC)
(a) Anggap : Benzena = A, Toluena = B, Etil-Benzena = C.
Pertama, kita harus menentukan komponen light key dan heavy key. Komponen yang menjadi light key adalah komponen ringan (lebih volatil) yang masih mempunyai komposisi berarti di residu, yaitu benzena. Komponen yang menjadi heavy key adalah komponen berat (kurang volatil) yang masih mempunyai komposisi berarti di distilat, yaitu toluena. Ketepatan pemilihan komponen light key dan heavy key dapat dibuktikan menggunakan persamaan Shiras.
Langkah kedua, kita menghitung jumlah distilat dan waste (D dan W) dan komposisi di D dan W dengan menggunakan persamaan neraca mol total dan neraca mol komponen (ambil basis F = 100 mol/h).
Dalam distilat, karena komponen heavy key-nya adalah toluena, maka komponen yang lebih berat dari toluena (yaitu etil-benzena) dianggap tidak ada / fraksinya sangat kecil mendekati 0. Dengan begitu, otomatis kita dapat menghitung fraksi benzena yaitu 1 – fraksi toluena = 1 – 0.02 = 0.98.
Zat Feed Distilat Waste
zF mol xD mol xw mol
Benzena 0.5 50 0.98 0.01
Toluena 0.3 30 0.02
Etil-Benzena 0.2 20 0
Neraca Mol Total
F = W + D
100 mol/h = W + D
W = 100 mol/h - D
Faris Razanah Zharfan
1106005225 / Teknik Kimia
![Page 2: FarisRazanah-Assg5-Kelas01](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071710/55cf92ec550346f57b9a74f1/html5/thumbnails/2.jpg)
Neraca Mol Komponen Benzena (A)
F zF,A = W xW,A + D xD,A
100 mol/h x 0.5 = (100 mol/h – D) x 0.01 + D x 0.98
50 mol/h = 1 mol/h – 0.01D + 0.98 D
49 mol/h = 0.97 D
D = 50.52 mol/h
W = 100 mol/h – D
= 100 mol/h – 50.52 mol/h
= 49.48 mol/h
Neraca Mol Komponen Toluena (B)
F zF,B = W xW,B + D xD,B
100 x 0.3 = 49.48 xw,B + 50.52 x 0.02
xw,B = 0.586
Neraca Mol Komponen Etil-Benzena (C)
F zF,C = W xW,C + D xD,C
100 x 0.2 = 49.48 xw,B + 50.52 x 0
Xw,C = 0.404
Dari hasil perhitungan di atas, maka tabel komposisi zat menjadi :
Zat Feed = 100 mol/h Distilat = 50.52 mol/h Waste = 49.48 mol/h
![Page 3: FarisRazanah-Assg5-Kelas01](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071710/55cf92ec550346f57b9a74f1/html5/thumbnails/3.jpg)
Benzena 0.5 50 0.98 49.51 0.01 0.49
Toluena 0.3 30 0.02 1.01 0.586 28.99
Etil-Benzena 0.2 20 0 0 0.404 20
Langkah ketiga adalah menghitung temperatur feed masuk kolom distilasi, temperatur
distilat, dan temperatur waste. Feed yang masuk adalah campuran uap-cair dengan fraksi uap
0.6. Untuk mencari temperatur feed masuk, syaratnya adalah :
∑ xwi = 1 = ∑ xFi
f ( K i−1 )+1 dengan f = fraksi uap dalam feed = 0.6
Dengan menggunakan fasilitas goal seek yang ada di microsoft excel, diperoleh nilai T yang
memenuhi persamaan di atas adalah saat T = 101.86oC.
Zat Boiling Point
pada 1 atm
Konstanta Antoine
A B C
Benzena (A) 80,1oC 6.90565 1211.033 220.79
Toluena (B) 110,6oC 6.95464 1344.8 219.482
Etil Benzena (C) 136oC 6.95719 1424.255 213.206
Ket : nilai konstanta Antoine digunakan untuk satuan temperatur celcius dan tekanan dalam mmHg.
Zat xf Psat (atm)Pj
sat = ¿)/760K
(P j , sat
Poperasi)
xFi
f ( K i−1 )+1
Benzena 0.5 1.868 1.868 0.329Toluena 0.3 0.774 0.774 0.347Etil-Benzena 0.2 0.360 0.360 0.325
1 1.001
Untuk mencari temperatur distilat, kita melihat dari komposisi yang ada di distilat. 98%
distilat adalah benzena. Seluruh uap pada bubble point campuran akan dikondensasi di
kondenser. Sebagian hasil kondensasi akan dikembalikan ke kolom, sebagian lagi akan keluar
sebagai distilat, namun keduanya mempunyai komposisi yang sama. Jika kita amati,
temperatur distilat adalah temperatur bubble point campuran. Karena 98% campuran adalah
![Page 4: FarisRazanah-Assg5-Kelas01](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071710/55cf92ec550346f57b9a74f1/html5/thumbnails/4.jpg)
benzena, maka temperatur distilat adalah temperatur titik didih benzena pada keadaan 1 atm,
yaitu 80,3oC.
Untuk mencari temperatur waste, kita melihat kondisi dan komposisi yang ada di waste.
Kondisi yang keluar di waste adalah cairan pada bubble point campuran, maka temperatur
waste adalah temperatur bubble point campuran dimana komposisi keluar campuran 1%
benzena, 58.6% toluena, dan 40.4% etil-benzena. Dengan menggunakan fasilitas goal seek,
temperatur bubble point campuran dengan komposisi tersebut adalah 122.843oC.
Langkah keempat adalah menghitung relative volatility (α), dimana yang menjadi
referensinya adalah komponen heavy key (toluena).
Tfeed = 101.86oC
TD = 80.3oC
TW = 122.843oC
zat Psat,F (atm) αF
(Psat ,F
Psat F , ref¿
Psat,D
(atm)αD
(Psat , F
Psat D ,ref¿
Psat,W
(atm)αW
(Psat ,F
Psat W , ref¿
Benzena 1.868 2.413 1.000 2.599 3.166 2.266Toluena 0.774 1.000 0.387 1.000 1.397 1.000Etil-Benzena 0.360 0.465 0.167 0.432 0.689 0.493
Langkah kelima adalah menggunakan persamaan Fenske untuk mendapatkan jumlah tray
minimum.
Nm + 1 = ln ¿/( xDj / xBj)¿
ln αij
dimana αij = 3√αDij α Fij αBij
Keterangan : i = komponen light key
j = komponen heavy key
![Page 5: FarisRazanah-Assg5-Kelas01](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071710/55cf92ec550346f57b9a74f1/html5/thumbnails/5.jpg)
Perhitungan Nm yang hanya memperhitungkan feed
Nm + 1 = ln ¿/(0.02/0.586)¿
ln 2.413
Nm + 1 = 9.04
Nm (dalam kolom distilasi) = 8.04
Perhitungan Nm dengan memperhitungkan feed, distilat, waste
Nm + 1 = ln ¿ /(0.02/0.586)¿
ln 3√2. 413 x 2.599 x2.266
Nm + 1 = 8.998 (termasuk reboiler)
Nm (dalam kolom distilasi) = 7.998
Analisis :
Hasil Nm yang diperoleh dengan hanya memperhitungkan temperatur feed dan Nm yang
memperhitungkan temperatur feed, distilat, dan waste tidak berbeda jauh. Hal ini disebabkan
karena relative volatility (α) dari satu stage ke stage lain tidak begitu besar perbedaannya,
sehingga dapat dianggap konstan. Konsep ini pula yang dijadikan dasar bagi Fenske untuk
menurunkan persamaan menghitung jumlah tray minimum suatu kolom distilasi.
(b) Langkah – langkah :
1. menghitung nilai ɸ
ɸ adalah akar koreksi dari persamaan Underwood, yang harus diperoleh sebelum kita bisa
mendapatkan nilai RDm. Melanjutkan dari perhitungan (a), kita sudah memperoleh nilai
relative volatility pada temperatur masuk feed.
Zat xf xD Psat (atm)Pj
sat = ¿)/760K
(P j , sat
Poperasi)
αF
(Psat ,F
Psat F , ref¿
Benzena 0.5 0.98 1.868 1.868 2.413
![Page 6: FarisRazanah-Assg5-Kelas01](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071710/55cf92ec550346f57b9a74f1/html5/thumbnails/6.jpg)
Toluena 0.3 0.02 0.774 0.774 1.000Etil-Benzena 0.2 0.00 0.360 0.360 0.465
1 1.00
Karena feed adalah campuran uap-cair dengan komposisi uap 0,6, maka q = 0.4. Perhitungan
ɸ menggunakan rumus persamaan Underwood untuk feed yaitu :
∑ αi x Fi
αi−ɸ = 1 – q
∑ αi x Fi
αi−ɸ = 1 – 0.4
∑ αi x Fi
αi−ɸ = 0.6
Dengan menggunakan fasilitas goal seek di microsoft excel, kita dapat memperoleh nilai ɸ
yang memenuhi persamaan di atas (∑ αi x Fi
αi−ɸ = 0.6). Kita dapat menemukan lebih dari satu
nilai ɸ yang memenuhi persamaan di atas. Untuk memilih nilai ɸ yang akan digunakan, kita
mempunyai persyaratan bahwa nilai ɸ harus berada antara nilai α komponen light key dan
nilai α komponen heavy key. Nilai ɸ yang memenuhi persamaan dan syarat tersebut adalah
1.488 ( 1.000 < 1.488 < 2.413).
Zat xf αF αi x Fi
αi−ɸ
Benzena 0.5 2.413 1.305Toluena 0.3 1.000 -0.614Etil-Benzena 0.2 0.465 -0.091
1 0.6
2. Menggunakan persamaan Underwood untuk mendapatkan nilai RDm (hanya untuk
komponen yang ada di distilat yaitu benzena dan toluena).
Persamaan Underwood untuk di distilat :
RDm + 1 = ∑ αi xDi
αi−ɸ
![Page 7: FarisRazanah-Assg5-Kelas01](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071710/55cf92ec550346f57b9a74f1/html5/thumbnails/7.jpg)
RDm + 1 = 2.413 x 0.98
2.413−1.488 +
1 x0.021−1.488
RDm + 1 = 2.516
RDm = 1.516
3. Menghitung RD yang nilainya 1.5 RDm
Alasan nilai RD = 1.5 RDm adalah mempertimbangkan kondisi optimum proses pemisahan
yang berlangsung dengan tetap memperhitungkan cost investasi dan cost operasional.
RD = 1.5 RDm = 1.5 x 1.516 = 2.274
4. Menggunakan grafik Gilliland. Kita menghitung nilai RD−RDm
RD+1 lalu memplotnya ke grafik
22.5 untuk mendapatkan nilai N−Nmin
N+1
RD−RDm
RD+1 =
2.274−1.5162.274+1
= 0.232
Dari grafik 22.5, untuk nilai RD−RDm
RD+1 = 0.232, kita memperoleh nilai
N−Nmin
N+1 = 0.41
![Page 8: FarisRazanah-Assg5-Kelas01](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071710/55cf92ec550346f57b9a74f1/html5/thumbnails/8.jpg)
5. Menghitung nilai N
N−Nmin
N+1 = 0.41
N−8.998N+1
= 0.41
N – 8.998 = 0.41 N + 0.41
0.59 N = 9.408
N = 15.95 stages
(c) Setelah itu, kita coba membandingkan hasil perhitungan dengan hasil di program Hysys.
Pertama, kita memasukkan data zat yang digunakan (benzena, toluena, etil-benzena) dan
persamaan yang dipakai (persamaan Antoine). Kedua, kita menginput nilai fraksi uap dalam
feed (0.6), tekanan feed (1 atm), laju alir mol feed (100 mol/h), dan komposisi feed (benzena
0.5, toluena 0.3, etil-benzena 0.2). Ketiga, kita menginput zat yang menjadi komponen light
key yaitu benzena dengan komposisinya di residu sebesar 0.01 dan komponen heavy key yaitu
![Page 9: FarisRazanah-Assg5-Kelas01](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071710/55cf92ec550346f57b9a74f1/html5/thumbnails/9.jpg)
toluena dengan komposisinya di distilat sebesar 0.02. Keempat, kita memasukkan tekanan
kondenser dan reboiler (nilai tekanan bebas namun tekanan reboiler harus lebih besar dari
tekanan kondenser), serta rasio reflux eksternal. Akhirnya, kita akan memperoleh nilai reflux
minimum, jumlah tray minimum, dan jumlah tray ideal. Berikut adalah proses input dan
output yang keluar pada Hysys.
![Page 10: FarisRazanah-Assg5-Kelas01](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071710/55cf92ec550346f57b9a74f1/html5/thumbnails/10.jpg)
![Page 11: FarisRazanah-Assg5-Kelas01](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071710/55cf92ec550346f57b9a74f1/html5/thumbnails/11.jpg)
Data Hasil Perhitungan Hasil Hysys
Reflux Ratio (R) 1.516 1.452
Jumlah tray minimum (termasuk
reboiler)
8.998 8.702
Jumlah tray ideal ketika R = 1.5RDm 15.995 15.683
![Page 12: FarisRazanah-Assg5-Kelas01](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071710/55cf92ec550346f57b9a74f1/html5/thumbnails/12.jpg)
(termasuk reboiler)
Jika dilihat dari tabel di atas, hasil perhitungan yang kita lakukan tidak berbeda jauh dengan
hasil di program Hysys. Hal ini disebabkan karena pada program Hysys, perhitungan
otomatis yang dilakukan program tersebut juga didasarkan pada metode Shortcut FUG
(Fenske-Underwood-Gilliland), sama seperti perhitungan yang kita lakukan. Kunci untuk
dapat memperoleh hasil yang akurat di Hysys adalah ketepatan pemilih komponen light key
dan heavy key. Karena pemilihan yang dilakukan tepat, maka hasil yang diperoleh pun akurat.