farmakognosi - albumin

Upload: adnitama04

Post on 13-Oct-2015

24 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ppt albumin

TRANSCRIPT

Definisi Albumin

Albumin Untuk Kesehatan HatiDisusun OlehDimas Prasetya Adnitama12330062Nahdatul Fauziah12330065Dian Firdasari12330067Rizki Nasrullah12330068Syenna Azwary12330069Aris Munandar12330070Stephany Ningtias12330080Definisi AlbuminAlbumin merupakan protein plasma yang paling banyak dalam tubuh manusia, yaitu sekitar 55-60% dari protein serum yang terukur. Albumin terdiri dari rantai polipeptida tunggal dengan berat molekul 66,4 kDa dan terdiri dari 585 asam amino. Pada molekul albumin terdapat 17 ikatan disulfida yang menghubungkan asam-asam amino yang mengandung sulfur.Albumin hanya dapat disintesis di hati, sehingga jika ada kerusakan hati maka akan berpengaruh pada sintesa albumin. Pada orang normal dengan standar berat ( 70kg) sekitar 12-14 gram albumin disintesis/hari, waktu paruh dari molekul albumin 20 hari, sesudah itu albumin akan mengalami katabolisme (pemecahan).

Fungsi AlbuminMempertahankan tekanan osmotik plasma agar tidak terjadi asitesMembantu metabolisme dan tranportasi berbagai obat-obatan dan senyawa endogen dalam tubuhAnti-inflamasiMembantu keseimbangan asam basa AntioksidanMempertahankan integritas mikrovaskulerMemiliki efek antikoagulan dalam kapasitas kecil Indikasi Pemberian Albumin Pada Sirosis Hati

Terdapat berbagai indikasi untuk memberikan infus albumin bagi pasien sirosis hati, seperti memperbaiki kondisi umum, mengatasi asites atau mengobati sindroma hepatorenal. Dari sekian banyak alasan pemberian albumin ada empat indikasi yang ditunjang oleh data uji klinis memadai, yaitu:1. Peritonitis bakterialis spontan2. Sindroma hepatorenal tipe 13. Sebagai pengembang plasma sesudah parasentesis volume besar (>5 L)4. Meningkatkan respons terapi diuretika

Peran Albumin Dalam Tatalaksana Peritonitis Bakterialis Spontan

Salah satu komplikasi yang cukup sering dialami pasien dengan sirosis hati adalah infeksi akibat migrasi spontan bakteri dari lumen usus ke dalam cairan asites yang dikenal sebagai peritonitis bakterialis spontan (PBS). Penelitian paling terkenal mengenai penggunaan albumin pada PBS adalah studi oleh Paul Sort dan kawan-kawan pada 126 pasien yang dibagi dalam dua kelompok untuk membandingkan terapi cefotaxime dengan cefotaxime plus albumin.Berdasarkan hasil-hasil ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik plus albumin pada pasien peritonitis bakterialis spontan dapat menurunkan insidensi gangguan fungsi ginjal dan bahkan angka kematian. Tulisan lain merekomendasikan untuk memberi infus albumin sebagai pendamping antibiotika segera setelah diagnosis PBS ditegakkan.

Peran Albumin Dalam Tatalaksana Sindroma Hepatorenal

Sindrom hepatorenal (SHR) adalah komplikasi lain pada penyakit sirosis hati lanjut. Komplikasi ini berupa gagal ginjal fungsional akibat vasokonstriksi pembuluh darah ginjal sebagai kompensasi terhadap vasodilatasi arteri perifer (terutama di splankik).Peran Albumin pada Parasentesis Cairan Asites Volume BesarParasentesis cairan asites sebagai tindakan diagnostik maupun terapeutik sering dilakukan pada pasien sirosis hati. Parasentesis terapeutik diindikasikan pada asites yang tidak memperlihatkan respons terhadap terapi obat diuretika, mempercepat pengeluaran cairan pada keadaan asites masif, mempermudah pemeriksaan ultrasonografi atau tindakan lain seperti aspirasi hati dan radiofrequency ablation.Dikatakan sebagai parasentesis cairan asites volume besar (large volume paracentesis) jika satu kali tindakan mengeluarkan lebih dari 5 liter cairan.Walaupun dianggap cukup aman, parasentesis volume besar bukanlah tindakan tanpa risiko sama sekali. Pengeluaran cairan dalam jumlah besar tanpa pemberian pengembang plasma akan berdampak pada gangguan sirkulasi yang ditandai dengan penurunan volume darah arteri efektif. Pemberian pengembang plasma seperti koloid atau albumin dianjurkan untuk mencegah komplikasi pada parasentesis volume besar.

Mengingat harga albumin yang cukup mahal, dipikirkan pemakaian koloid sebagai alternatif pengembang plasma. Secara teori alternatif ini cukup menjanjikan, tetapi pada prakteknya koloid tidak memberikan hasil sama bagusnya dengan albumin.Suatu penelitian yang membandingkan penggunaan dextran-70, polygeline dan albumin pasca parasentesis jumlah besar dalam kaitan dengan timbulnya paracentesis-induced circulatory dysfunction (PICD) menunjukkan perbedaan signifikan.Albumin dan Terapi DiuretikAlbumin juga seringkali dipakai untuk meningkatkan respons terhadap diuretik pada pasien sirosis dengan komplikasi asites. Latar belakang teorinya adalah kekurangan albumin untuk mengikat furosemid sehingga obat cuma beredar di plasma dan tidak berhasil mencapai nefron proksimal. Akibatnya terapi diuretika tidak akan memberikan respons yang baik. Ketika ditambahkan albumin volume distribusi akan menurun, obat akan diikat dan dibawa ke ginjal untuk kemudian keluar bersama urine sehingga diuresis pun membaik. Kombinasi albumin dan diuretika memberikan perbaikan keluhan subyektif.Untuk membuktikan dampak terapi kombinasi albumin dan diuretika jangka panjang terhadap kesintasan (survival), sekelompok peneliti dari Florence melakukan uji klinis pada 100 pasien sirosis. Terapi kombinasi diberikan selama dua tahun dengan median pengamatan 84 bulan. Kelompok pertama (54 pasien) mendapatkan terapi diuretika dan infus albumin 25 gram/minggu selama 1 tahun dan selanjutnya 25 gram setiap 2 minggu, sedangkan kelompok kedua (46 pasien) hanya diuretika. Hasilnya kelompok satu memiliki angka ketahanan hidup rata-rata 108 bulan sedangkan kelompok dua hanya sebesar 36 bulan (p18 cm H2O.

4. Peritonitis bakterialis spontana) Pada keadaan ini, infus albumin diberikan pada dosis 1,5 g/kgBB dengan disertai pemberian antibiotik yang sesuai.b) Cara pemberian: infus albumin diberikan pada saat diagnosis PBS dibuat dan diberikan dalam waktu 6 jam. Pada hari ke-3 infus albumin diberikan dengan dosis 1 gram/kgBB.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH