fasilitas pejalan kaki.pdf
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
1/35
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
2/35
c. Aliran per satu
per satuan leb
d. Kepadatan pej
satuan luas di
berjalan kaki
antrian.
e. Ruangan pejal
setiap pejalan
- Kiasifikasi ruang kota
berikut:
an lebar (orang/menit/meter) rata-rata aliran p
r efektif jalur jalan.
alan kaki (orang/m2) : jumlah rata-rata pejala
dalam jalur berjalan kaki per satuan luas di
er satuan luas di dalam jalur berjalan kaki a
an kaki (m2/orang) : luas rata-rata yang ters
aki.
untuk berbagai pergerakan dapat dilihat p
ejalan kaki
n kaki per
alam jalur
au daerah
edia untuk
da bagan
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
3/35
3. FASILITAS PEJALAN
3.1. Tipe-tipe fasilitas
- Menurut Keputusan
fasilitas pejalan kaki t
dan terowongan peny
- Menurut Asian Develo
a. Fasiiitas pada sa
precincts
b. Fasilitas pada p
jalan, zebra cros
crossing), raised
dan roundabout.
c. Fasilitas lain yaguardrails
3.2. Lokasi yang membu
a. Daerah - daerah p
b. Jalan-jalan denga
c. Daerah-daerah y
pertokoan
d. Lokasi-lokasi yang
misal : stasiun Kolah raga. Lokasi
tertentu, misal lap
3.3. Kriteria pernilihan f
a. Kriteria desain jalu
Tab
AKI
irjen Perhubungan darat No: SK 43/AJ 00
rdiri atas: trotoar, zebra cross, jembatan peny
berangan.
pment Bank (1996) jenis fasilitas pejalan kaki a
mping jalan: footway, footpath shoulder dan
nyeberangan jalan : pedestrian refuge islan
ing, traffic signal controlled pedestrian crossi
edestrian crossing, grade separated pedestri
g perlu dipertimbangkan, yaitu visibility, li
tuhkan fasilitas pejalan kaki
erkotaan secara umum dengan jumlah pendud
rute angkutan umum yang tetap
ng memiliki aktifitas kontinyu yang tinggi, mi
memiliki permintaan tinggi dengan periode ya
, terminal bis, sekolah/kampus, Rumah Sakityang mempunyai permintaan yang tinggi untu
ngan/gelanggang olah raga dan masjid
silitas
pejalan kaki menurut Asian Development ban
l 2.1. Kriteria Desain Jalur Pejalan Kaki
/DRJD/97,
eberangan
dalah:
pedestrian
s, median
g (pelican
n crossing
hting dan
k tinggi
al : pasar,
g pendek,
, lapangank hari-hari
:
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
4/35
b. Tingkat pelayanan j
Tabel
c. Standar trotoar ber
alur pejalan kaki (HCM1994)
2.2. Tingkat Pelayanan Jalur Pejalan Kaki
asarkan KM 65 tahun 1993
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
5/35
c. Kriteria penetapan jenis fas ilitas penyeberangan
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
6/35
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
7/35
7. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa
Komponen (Bina Marga, 1987) SKBI 2326 – 1987
7.1 Lalu Lintas
a. Jumlah jalur rencana dan koefisien distribusi kendaraan dapat dilihat pada
Tabel 9 dan 10 (Daftar I dan II).
b. Angka Ekivalen (E) masing-masing golongan beban sumbu (setiap kendaraan)
ditentukan menurut rumus berikut:
beban sumbu tunggal (Kg)E sumbu tunggal = ( ) 4
8160
beban sumbu tunggal (Kg)E sumbu tunggal = 0,086 . ( ) 4
8160
Angka Ekivalen (E) sumbu kendaraan dapat dilihat pada Tabel 11 (Daftar III)Tabel 9
Daftar I. Jumlah Jalur Berdasarkan Lebar Perkerasan
Lebar Perkerasan (L) Jumlah Jalur (n)L 5,50 m
5,50 L < 8,25 m
8,25 L < 11,25 m
11,25 L < 15,00 m
15,00 L < 18,75 m
18,75 L < 22,00 m
1 jalur
2 jalur
3 jalur
4 jalur
5 jalur
6 jalur
Tabel 10 Daftar II. Koefisien Distribusi Kendaraan (C)
Jumlah Jalur Kendaraan Ringan *) Kendaraan Berat **)1 arah 2 arah 1 arah 2 arah1 jalur
2 jalur
3 jalur
4 jalur
5 jalur6 jalur
1,00
0,60
0,40
--
----
1,00
0,50
0,40
0,30
0,220,20
1,00
0,70
0,50
--
----
1,00
0,50
0,475
0,45
0,4250,40
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
8/35
Tabel 11 Daftar III. Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan
Beban Sumbu Angka Ekivalen (E)Kg Lbs Sumbu tunggal Sumbu ganda
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
8.160
9.000
10.00011.000
12.000
13.000
14.000
15.000
16.000
2205
4409
6614
8818
11023
13228
15432
17637
18000
19841
2204624251
26455
28660
30864
33069
35276
0,0002
0,0036
0,0183
0,0577
0,1410
0,2923
0,5415
0,9238
1,0000
1,4798
2,25553,3022
4,6770
6,4419
8,6647
11,4184
14,7815
--
0,0003
0,0016
0,0050
0,0121
0,0251
0,0466
0,0794
0,0860
0,1273
0,19400,2840
0,4022
0,5540
0,7452
0,9820
1,2712
c. LHR setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal umur rencana, yang dihitung
untuk dua arah pada jalan tanpa median atau masing-masing arah pada jalan
dengan median.
d. Lintas Ekivalen Rencana (LER) adalah merupakan jumlah lintasan ekivalen
sumbu gandar kendaraan, yang dirumuskan berikut:
( )( ) 10URi11ECLHR50LER URtrailer
/ , ×++×××=
dengan:
LHR : Lalulintas harian rata-rata
C : Koefisien distribusi kendaraan
i : faktor pertumbuhan
UR : umur rencana
UR/10 : faktor penyesuaian
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
9/35
7.2 Daya Dukung Tanah Da
Daya dukung tan
seperti pada (Gambar 1).
laboratorium.
7.3 Faktor Regional
Faktor Regional h
tikungan), prosentase ken
12 (Daftar IV).
Ga
ar (DDT) dan CBR
h dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafi
Harga CBR di sini adalah harga CBR lapangan
nya dipengaruhi oleh bentuk alinyemen (kela
daraan berat dan iklim (curah hujan) disajikan
bar 1. Korelasi CBR dengan DDT
k korelasi,
atau CBR
daian dan
ada Tabel
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
10/35
Tabel 12
Daftar IV. Faktor Regional (R)
Kelalaian I(< 6%)
Kelalaian II(6 – 10%)
Kelalaian III(> 12%)
% Kendaraan Berat % Kendaraan Berat % Kendaraan Berat 30% > 30% 30% > 30% 30% > 30%
Iklim I
< 900 mm/th0,5 1,0 – 1,5 1,0 1,5 – 2,0 1,5 2,0 – 2,5
Iklum II
> 900 mm/th1,5 2,0 – 2,5 2,0 2,5 – 3,0 2,5 3,0 – 3,5
7.4 Indeks Permukaan (IP)
Suatu angka yang menyatakan tingkat kerataan/kehalusan serta kekokohan
permukaan yang berhubungan dengan tingkat pelayanan bagi lalulintas yang lewat.
IP = 1,0 : menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat sehingga
sangat mengganggu lalulintas kendaraan
IP = 1,5 : tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin (jalan tidak putus)
IP = 2,0 : tingkat pelayanan rendah bagi jalan yang masih mantap
IP = 2,5 : permukaan jalan masih cukup stabil dan baik
Dalam menentukan indeks permukaan pada akhir umur rencana, perlu
dipertimbangkan faktor-faktor klasifikasi fungsional jalan dan jumlah lintas ekivalen
rencana, disajikan pada Tabel 13 (Daftar V)
Tabel 13Daftar V. Indeks Permukaan Akhir Umur Rencana (IP)
LER = LintasEkivalen
Klasifikasi JalanLokal Kolektor Arteri Tol
< 10
10 – 100
100 – 1000
> 1000
1,0 – 1,5
1,5
1,5 – 2,0
-
1,5
1,5 – 2,0
2,0
2,0 – 2,5
1,5 – 2,0
2,0
2,0 – 2,5
2,5
-
-
-
2,5
LER dalam satuan angka ekivalen 8,16 ton beban sumbu tunggal. Sedangkanindeks permukaan awal umur rencana (IPo) dapat dilihat pada Tabel 14 (Daftar VI)
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
11/35
Daftar VI. In
7.5 Koefisien Kekuatan Rel
Masing-masing b
permukaan, lapis pondas
VII).
Tabel 14
eks Permukaan Awal Umur Rencana (IPo)
tif (a)
ahan, koefisien kekuatan relatif (a) seb
i, lapis pondasi bawah disajikan pada Tabel
gai lapis
15 (Daftar
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
12/35
Daf
Tabel 15
ar VII. Koefisien Kekuatan Relatif
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
13/35
Batas-ba
7.6 Indeks Tebal Perkerasa
Tebal perkerasa
perkerasan (ITP) diperole
dihubungkan dengan fa
Daftar VIII
as Minimum Tebal Lapisan Perkerasan
(ITP)
dicari dengan bantuan nomogram. Ind
h dengan menghubungkan DDT dan LER, ke
tor regional akan diperoleh Indeks Tebal
eks tebal
udian ITP
erkerasan
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
14/35
Rencana. Tebal perkerasan masing-masing lapis dihitung dengan menggunakan
persamaan:
ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3
dengan:
a1, a2, a3 : koefisien kekuatan relatif bahan lapis perkerasan (Daftar VII)
D1, D2, D3 : tebal masing-masing lapis permukaan (cm)
Angka 1, 2, dan 3 masing-masing untuk lapis permukaan, lapis pondasi dan lapis
pondasi bawah.
CONTOH PERHITUNGAN
Data yang Diperlukan
Jalan yang direncanakan adalah jalan Kabupaten dan merupakan jalan baru
a. Data tanah:CBR Rencana : 5%
LL = 40, PI = 25
55% passing # 200
Sifat tanah silt clay material
b. Data lingkungan:
Kelandaian jalan 8%, curah hujan 800 mm/tahun
c. Data lalulintas:
LHR tahun 1995 (tahun pertama) = 500 kendaraan per hari
Komposisi kendaraan terdiri dari:50% mobil penumpang,
30% bus 8 ton dan
20% truk dua sumbu 12,4 ton,
Dianggap konstan selama masa pelayanan
Pertumbuhan lalulintas 3,2%/tahun, dianggap konstan
Umur rencana jalan ditetapkan 5 tahun.
d. Bahan jalan:
1) Lapis permukaan : pelabuhan (lapis pelindung), lapen mekanis, laston
2) Lapis pondasi atas : batu pecah klas C CBR 60%
3) Lapis pondasi bawah : sirtu/pitrun (klas C CBR 30%)
tanah lempung kepasiran (CBR 20%)
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
15/35
e. Data tambahan:
Pertumbuhan lalulintas selama pembangunan jalan dianggap sama dengan
pertumbuhan lalulintas selama umur rencana = 3,2%
Jalan dibuka pemakaiannya tahun 1996
Lebar perkerasan direncanakan 4,5 m
PENYELESAIAN
1. Cara Group Indeks
Dihitung dulu nilai GI sebagai berikut:
GI = 0,2.a + 0,005.a.c + 0,01.b.d
a = 55 – 35 = 20 b = 55 – 15 = 40
c = 40 – 40 = 0 d = 25 – 10 = 15
GI = 0,2. 20 + 0,005. 20.0 + 0,01.40.15 = 10
Dapat pula nilai GI diperoleh dari Grafik, diperoleh GI = 4 + 6 = 10
Jalan dibuka pada 1996, maka volume lalulintas dapat dihitung:
LHR (1996) = LHR (1995) x (1 + i)
= 500 x (1 + 0,032)
= 516 kendaraan/hari
Berdasarkan Gambar 3, termasuk heavy traffic dan untuk menentukan tebal
perkerasan digunakan kurva D.
Dengan menggunakan kurva D diperoleh total tebal perkerasan = 50 cm.
2. Cara CBR
Volume kendaraan diubah dalam satuan mobil penumpang (SMP) yang
bertekanan gandar > 2 ton, dengan angka korelasi sebagai berikut:
Jenis Kendaraan Faktor korelasi denganmobil penumpang, > 2 ton
Mobil penumpang 1,00
Pick-up barang 0,96
Bis 1,87
Truk ringan 1,27
Truk sedang 2,40
Truk berat 2,82
Sedan/jeep 1,23
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
16/35
Menghitung volume lalulintas sebagai berikut:
Volume lalulintas tahun pertama (1996) = 516 kendaraan/hari
Mobil penupang = 50% x 1,00 x 516 = 258 SMP/hari
Bus 8 ton = 30% x 1,87 x 516 = 290 SMP/hari
Truk 12,4 ton = 20% x 2,40 x 516 = 248 SMP/hari
Volume kendaraan dalam SMP/hari ( > 2 ton) = 798 SMP/hari
Dengan pertolongan grafik pada Gambar 4 diperoleh kelas lalulintas E (LHR = 450
– 1500)
Mengingat lebar perkerasan hanya 4,5 m, sehingga setiap jalur perkerasan
dianggap mendukung beban lalulintas yang sama dengan jalur lainnya, dengan
kata lain lalulintas 798 kendaraan (SMP)/ hari hanya diperhitungkan untuk satu
jalur.
Dari grafik Gambar 4, mulai dari titik CBR = 5% ditarik garis ke bawah sehinggamemotong kurva E, selanjutnya ditarik garis mendatar dari titik potong ini ke kiri
sehingga memotong garis vertikal di sebelah kiri, dan terbaca tebal perkerasan
total (LP + LPA + LPB) yaitu sebesar 42,5 cm.
Cara tersebut diulangi lagi untuk titik CBR 30%, maka dari grafik diperoleh tebal
(LP + LPA) = 15 cm.
Persyaratan tebal minimum lapis permukaan = 5 cm, maka tebal untuk:
- Lapis pondasi atas = (LP + LPA) – LP
= 15 – 5 = 10 cm
- Lapis pondasi bawah = (LP + LPA + LPB) – (LP + LPA)= 42,5 – 15 = 27,5 cm
Digambarkan sebagai berikut:
3. Cara Perencanaan Perkerasan untuk Jalan-jalan Kabupaten (Bina Marga, 1987)
Volume lalulintas tidak dinyatakan dalam LHR, tetapi yang sangat mempengaruhi
perencanaan tebal perkerasan adalah KSST yaitu Komulatif Standar Sumbu
Tunggal dari kendaraan.
Persamaan untuk menghitung KSST:
KSST = N x Angka Ekivalen
dengan:
N : volume lalulintas selama umur rencana
: jumlah lalulintas yang ditampung selama umur rencana
: UR x 365 x 0,5 (LHR o + LHR 5)
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
17/35
LHRo : LHR tahun 1992 (saat dioperasikan jalan)
: 516 kendaraan/hari
LHR5 : LHRO (1+i) 5 = 604 kendaraan/hari
N : 5 x 365 x 0,5 (516 + 604) = 1.022.000 kendaraan
Komposisi kendaraan:
Mobil penumpang = 50% x 1.022.000 = 511.000 kendaraan
Bus 8 ton = 30% x 1.022.000 = 306.000 kendaraan
Truk 12,4 ton = 20% x 1.022.000 = 204.000 kendaraan
dengan memperhitungkan angka ekuivalen seperti yang telah ditentukan pada
uraian sebelumnya
Mobil penumpang = 0,0004
Bus 8 ton = 0,1593
Truk 12,4 ton = 1,0148Maka KSST dapat dihitung sebagai berikut:
KSST Mobil penumpang = 511.000 x 0,0004 = 204,4
KSST Bus 8 ton = 306.000 x 0.1593 = 48.745,8
KSST Truk 12,4 ton = 204.000 x 1,0148 = 207.019,2
Tampak bahwa KSST mobil penumpang sangat kecil jika dibandingkan KSST
kendaraan yang lain maka dalam perhitungan perencanaan boleh diabaikan, maka
KSST total = 255.765
Mengingat lebar jalur perkerasan hanya 4,5 m sehingga setiap jalur/arah akan
sering dilewati oleh sejumlah kendaraan tersebut, maka KSST sebesar 255.765hanya diperhitungkan untuk satu jalur/arah saja.
Dari Tabel 5, untuk KSST = 255.765 termasuk jalan Kelas III.B1 (200.000 < KSST
< 500.000).
Daya dukung tanah dasar 5% dianggap termasuk kondisi sedang, maka
berdasarkan Tabel 2 diperoleh tebal perkerasan sebagai berikut:
Lapis permukaan = 5 cm
Lapis pondasi atas = 15 cm
Lapis pondasi bawah = 19 cm
Total tebal perkerasan = 39 cm
4. Metode Analisa Komponen (Bina Marga, 1987)
LHR pada tahun 1996 (awal umur rencana), dihitung dengan rumus LHR92.(1+i) n
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
18/35
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
19/35
Menghitung ITP (Indeks Tebal Perkerasan):
CBR tanah dasar = 5%, dari Gambar 1 diperoleh
DDT = 4,75
LER = 34,9510
maka: IP = 1,5 (Daftar V)
FR = 1,0 (Daftar IV)
Untuk mencari ITP rencana dengan menggunakan Nomogram 5, dan diperoleh ITP
rencana = 5,4 (pada IPO = 3,9 – 3,5)
Menetapkan Tebal Perkerasan
a. Koefisien kekuatan relatif pada Daftar VII:
a1; Pelaburan = 0,00; Lapen manual = 0,19
a2; Batu pecah (CBR 30%) = 0,11
a3; Tanah kepasiran (CBR 20%) = 0,10b. UR = 5 tahun
ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3
Mencari batas tiap tebal dengan Daftar VIII dengan ITP = 5,4 diperoleh:
Pelaburan = 0 cm
Lapen manual = 5 cm
Batu pecah (CBR 30%) = 15, karena lapis pondasi kepasiran
Tanah kepasiran (CBR 20%) = 10 cm
Jika pelaburan sebagai lapis penutup, maka susunan perkerasan:ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3
5,4 = (0,00 x 0) + (0,11 x D2) + (0,10 x 10)
Diperoleh : D2 = 40 cm
D1 = 0 cm (dianggap tidak punya tebal), dan
D3 = 10 cm
Tebal total lapis perkerasan = D1 + D2 + D3 = 50 cm
Jika Lapen manual sebagai lapis permukaan, maka susunan perkerasan:
ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D35,4 = (0,19 x 5) + (0,11 x 15) + (0,10 x D3)
diperoleh: D3 = 28 cm
D1 = 5 cm
D2 = 15 cm
Tebal total lapis perkerasan = D1 + D2 + D3 = 48 cm
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
20/35
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
21/35
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
22/35
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
23/35
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
24/35
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
25/35
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
26/35
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
27/35
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
28/35
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
29/35
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
30/35
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
31/35
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
32/35
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
33/35
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
34/35
-
8/17/2019 FASILITAS PEJALAN KAKI.pdf
35/35