fauna tanah

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kehidupan Hewan tanah sangat tergantung pada habitatnya, karena keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis hewan tanah di suatu daerah sangat ditentukan keadaan daerah itu. Dengan perkataan lain keberadaan dan kepadatan suatu populasi suatu jenis hewan tanah di suatu daerah sangat tergantung dari faktor lingkungan,yaitu lingkungan abiotik dan lingkungan biotik. Faktor lingkungan abiotik secara besarnya dapat dibagi atas faktor fisika dan faktor kimia. Faktor fisika antara lain ialah suhu, kadar air, porositas dan tekstur tanah. Faktor kimia antara lain adalah salinitas, pH, kadar organik tanah dan unsur-unsur mineral tanah. Faktor lingkungan abiotik sangat menentukan struktur komunitas hewan-hewan yang terdapat di suatu habitat. Faktor lingkungan biotik bagi hewan tanah adalah organisme lain yang juga terdapat di habitatnya seperti mikroflora, tumbuh-tumbuhan dan golongan hewan lainya. Pada komunitas itu jenis-jenis organisme itu saling berinteraksi satu dengan yang

Upload: melanie87

Post on 08-Jun-2015

7.036 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fauna Tanah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kehidupan Hewan tanah sangat tergantung pada habitatnya, karena

keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis hewan tanah di suatu daerah

sangat ditentukan keadaan daerah itu. Dengan perkataan lain keberadaan dan

kepadatan suatu populasi suatu jenis hewan tanah di suatu daerah sangat

tergantung dari faktor lingkungan,yaitu lingkungan abiotik dan lingkungan

biotik.

Faktor lingkungan abiotik secara besarnya dapat dibagi atas faktor fisika

dan faktor kimia. Faktor fisika antara lain ialah suhu, kadar air, porositas dan

tekstur tanah. Faktor kimia antara lain adalah salinitas, pH, kadar organik

tanah dan unsur-unsur mineral tanah. Faktor lingkungan abiotik sangat

menentukan struktur komunitas hewan-hewan yang terdapat di suatu habitat.

Faktor lingkungan biotik bagi hewan tanah adalah organisme lain yang

juga terdapat di habitatnya seperti mikroflora, tumbuh-tumbuhan dan

golongan hewan lainya. Pada komunitas itu jenis-jenis organisme itu saling

berinteraksi satu dengan yang lainnya. Interaksi itu bisa berupa predasi,

parasitisme, kompetisi dan penyakit.

Dalam studi ekologi hewan tanah, pengukuran factor lingkungan abiotik

penting dilakukan karena besarnya pengaruh faktor abiotik itu terhadap

keberadaan dan kepadatan populasi kelompok hewan ini. Dengan

dilakukannya pengukuran faktor lingkungan abiotik, maka akan dapat

diketahui faktor yang besar pengaruhnya terhadap keberadaan dan kepadatan

populasi hewan yang di teliti. Pada studi tentang cacing tanah, misalnya

pengukuran pH tanah dapat memberikan gambaran penyebaran suatu jenis

cacing tanah. Cacing tanah yang tidak toleran terhadap asam, misalnya,

tidak akan ditemui atau sangat rendah kepadatan populasinya pada tanah

yang asam. Selain itu pengukuran faktor lingkungan abiotik pada tampat

Page 2: Fauna Tanah

dimana jenis hewan tanah kepadatannya akan sangat menolong dalam

perencanaan pembudidayaannya.

Tidak pula dapat dipungkiri, bahwa dalam mempelajari ekologi hewan

tanah perlu diketahui metode-metode pengambilan contoh di lapangan

karena hewan itu relatif kecil dan tercampur dengan tanah. Analisis statistik

pun perlu diketahui agar didapat kesimpulan yang sahih dari penelitian yang

dilakukan.

Salah satu yang cukup sulit dalam mempelajari ekologi hewan tanah

adalah masalah pengenalan jenis. Pada tanah hidup hampir semua golongan

hewan mulai dari protozoa sampai mamalia. Seseorang yang mempelajari

ekologi hewan tanah minimal dapat mengenal kelompok (genera atau famili,

minimal ordo) dari hewan tanah yang dipelajari. Untuk studi tetentu

haruslah dapat diidentifikasi sampai tingkat jenis (spesies) dari hewan tanah

yang diteliti.

1.2. Tujuan :

Untuk mengetahui keanekaragaman jenis fauna tanah yang tertangkap

dengan menggunakan Pitfall Trap.

Page 3: Fauna Tanah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Hewan tanah adalah hewan yang hidup di tanah, baik yang hidup di

permukaan tanah maupun yang hidup di dalam tanah. Tanah itu sendiri adalah

suatatu bentangan alam yang tersusun dari bahan-bahan mineral yang merupakan

hasil proses pelapukan batu-batuan dan bahan organic yang terdiri dari organisme

tanah dan hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan lainnya. Jelaslah bahwa

hewan tanah merupakan bagian dari ekosistem tanah. Dengan denikian, kehidupan

hewan tanah sangatdi tentukan oleh faktor fisika-kimia tanah, karena itu dalam

mempelajari ekologi hewan tanah faktor fisika-kimia tanah selalu diukur.

Pengukuran faktor fisika-kimia tanah dapat di lakukan langsung di lapangan

dan ada pula yang hanya dapat diukur di laboraturium. Untuk pengukuran faktor

fisika-kimia tanah di laboraturium maka di lakukan pengambilan contoh tanah dan

dibawa ke laboraturium.

Dilapangan hewan tanah juga dapat dikumpulkan dengan cara memasang

perangkap jebak (pit fall-trap). Pengumpulan hewan permukaan tanah dengan

memasang perangkap jebak juga tergolong pada pengumpulan hewan tanah secara

dinamik.

Perangkap jebak sangat sederhana, yang mana hanya berupa bejana yang

ditanam di tanah. Agar air hujan tidak masuk ke dalam perangkap maka

perangkap diberi atap dan agar air yang mengalir di permukaan tanah tidak masuk

ke dalam perangkap maka perangkap dipasang pada tanah yang datar dan agak

sedikit tinggi. Jarak antar perangkap sebaliknya minimal 5 m.

Pada perangkap tanpa umpan, hewan tanah yang berkeliaran di permukaan

tanah akan jatuh terjebak, yaitu hewan tanah yang kebetulan menuju ke perangkap

itu, sedangkan perangkap dengan umpan, hewan yang terperangkap adalah hewan

yang tertarik oleh bau umpan yang diletakkan di dalam perangkap, hewan yang

jatuh dalam perangkap akan terawat oleh formalin atau zat kimia lainnya yang

diletakkan dalam perangkap tersebut.

Page 4: Fauna Tanah

atap

tanah bejana

Gambar 1 perangkap jebak

Perangkap jebak pada prinsipnya ada dua macam, yaitu perangkap jebak tanpa

umpan penarik, dan perangkap dengan umpan.

Kelompok hewan tanah sangat banyak dan beranekaragam, mulai dari

protozoa, Nematoda, anaelida, mollusca, arthropoda hingga vertebrata.

Hewan tanah dapat pula di kelompokkan atas dasar ukuran tubuhnya,

kehadirannya di tanah, habitat yang dipilihnya, dan kegiatan makannya.

Berdasarkan ukuran tubuhnya hewan-hewan tersebut dikelompokkan atas

mikrofauna, mesofauna, dan makrofauna. Ukuran mikrofauna berkisar antara 20

mikron sampai dengan 200 mikron, mesofauna antara 200 mikron sampai dengan

1 cm, dan makrofauna > 1 cm ukurannya. Berdasarkan kehadirannya, hewan

tanah dibagi atas kelompok transien, temporer, penodik, dan permanen.

Berdasarkan habitatnya hewan tanah ada yang digolongkan sebagai epigon,

hemiedafon, dan eudafon. Hewan epigon hidup pada lapisan tumbuh-tumbuhan di

permukaan tanah, hemiedafon hidup pada lapisan organik tanah, dan eudafon

hidup pada tanah lapisan mineral. Berdasarkan kegiatan makannya hewan tanah

itu ada yang bersifat herbivora, dapravora, fungivora dan predator.

Penelitian mengenai hewan tanah di Indonesia masih sedikit sekali. Penelitian

tentang hewan tanah yang pertama-tama di Indonesia dilakukan pada tahun 1925

Page 5: Fauna Tanah

oleh Damenerman. Dari hasil penelitian itu ternyata hewan permukaan tanah yang

paling tinggi kepadatan populasinya adalah Hymenopetra yaitu famili Formiadae,

dan diikuti oleh Coleaptura, Oniscoidea, Myriapoda, dan Arachnida. Dari hasil

penelitian Adianto di Jawa Barat dan Suharjono di Kalimantan, ternyata hewan

yang tertinggi kepadatan populasinya di lantai hutan adalah Collembata,

kemudian diikuti oleh Arachnida, Coleoptera, Hymenoptera, dan kelompok

lainnya. Hewan dalam tanah yang tertinggi kepadatan populasinya dari penelitian

Adianto adalah Acarina, Collembata, Hymenoptera, Symphyia, Diplura, dan

Psocoptera.

Page 6: Fauna Tanah

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1.1 Alat-alat

- Gelas aqua 4 buah

- Cangkul/parang

- Botol film 4 buah

- Cawan kaca

- Penjepit / pinset

3.1.2 Bahan-bahan

- Formalin 4%

- Alkohol 70%

- Air Sabun

- Softdrink (Fanta)

3.2 Prosedur percobaan

Percobaan ini dilakukan di sekitar kampus. Perangkap jebak / pitfall trap

yang digunakan berupa gelas plastik / gelas aqua.Gelas tersebut ditanam

dengan permukaan atas gelas rata dengan permukaan tanah. Pada percobaan

ini digunakan 4 umpan yaitu larutan formalin, air sabun, soft drink (fanta) dan

alcohol. Perangkap di pasang selama 3 hari. Jarak antara masing- masing

dalah 1 meter.

Setelah 3 hari, perangkap tersebut diamati dan mungkin ada beberapa

spesies tertentu yang tertangkap dan terjebak. Sampel fauna tanah yang

diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel. Selanjutnya dibawa

ke laboraturium untuk diidentifikasi. Selanjutnya dihitung jumlah individu

atau spesies setiap kelompok takson (kelas, ordo, famili).

Page 7: Fauna Tanah

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

NO. TAKSA UMPAN

Formalin Alkohol Softdrink Air Sabun

1

2

3

4

Blattidae

Formisidae

Gastropoda

Orthoptera

-

-

-

-

-

-

25

-

1

4

2

1

-

7

3

2

4.2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan mengenai sampling fauna tanah dengan

menggunakan perangkap dengan alat dan bahan yang sangat sederhana. Tahap

pertama yang dilakukan adalah membuat jebakan dengan cara menggali 4

lubang yang diberi jarak 1 meter. Hal ini dilakukan agar keempat gelas aqua

yang telah berisi larutan yang telah disediakan. Permukaan gelas aqua harus

sejajar dengan permukaan tanah. Tahap yang kedua yaitu menutup permukaan

gelas aqua dengan alat pelindung yang berbentuk persegi empat dan tipis. Hal

ini dilakukan agar air hujan tidak masuk ke dalam botol aqua tersebut. Setelah

itu dibiarkan selama 3 hari, kemudian diambil perangkap untuk diidentifikasi

jenis spesies yang didapat di dalamnya, lalu dibawa ke laboratorium.

Pada umpan formalin tidak ada satu pun spesies fauna tanah yang terjebak.

Faktor-faktor yang menyebabkan adalah peletakan perangkap kurang rata

dengan permukaan tanah, formalinnya bercampur dengan air hujan karena

penutup yang dibuat agar air hujan tidak masuk kurang kuat menahan air

hujan sehingga terjatuh.

Pada umpan alkohol hanya ada spesies yang terjebak yaitu kelompok

gastrapoda sebanyak 25 ekor. Pada umpan softdrink ada 4 spesies yang

Page 8: Fauna Tanah

terjebak yaitu dari kelompok Blattidae, Formisidae, Gastropoda dan

Orthoptera. Blattidae sebanyak 1 ekor, Formisidae sebanyak 4 ekor,

Gastropoda sebanyak 2 ekor dan Orthoptera sebanyak 1 ekor. Pada umpan air

sabun / deterjen ada 3 spesies yang terjebak yaitu kelompok Formisidae,

Gastropoda dan Orthoptera. Formisidae sebanyak 7 ekor, Gastropoda

sebanyak 3 ekor dan Orthoptera sebanyak 2 ekor.

Pada umpan softdrink terdapat spesies fauna tanah yang terbanyak,

sedangkan pada umpan formalin tidak ada sama sekali.

Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi hean-hewan tanah tersebut

diantaranya adalah faktor fisika dan kimia lingkungan tempat hidupnya.

Page 9: Fauna Tanah

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pada umpan softdrink paling banyak spesies yang terjebak / terperangkap.

Jadi softdrink merupakan umpan yang paling disukai oleh fauna tanah.

2. Pada umpan formalin tidak ada sama sekali spesies fauna tanah.

5.2 Saran

- Bahan yang akan dipraktikumkan seharusnya disediakan oleh lab.

Page 10: Fauna Tanah

DAFTAR PUSTAKA

Adianto. 1983. Biologi Pertanian. Alumni Bandung : Bandung.

Muhammad, N. 1989. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara : Jakarta.

Syarif, S.E. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buawa : Jakarta.

Page 11: Fauna Tanah

Lampiran

n Formalin = 0

n Alkohol = 25

Gastropoda Pi = ni

n

= 25

25

= 1

H’ = - Σ Pi log Pi

= - 1 log 1

= 0

Softdrink = 8

Blattidae Pi = ni

n

= 1

8

= 0,125

H’ = - Σ Pi log Pi

= - 0,125 log 0,125

= 0,113

Page 12: Fauna Tanah

Formisidae Pi = ni

n

= 4

8

= 0,5

H’ = - Σ Pi log Pi

= - 0,5 log 0,5

= 0,151

Gastropoda Pi = ni

n

= 2

8

= 0,25

H’ = - Σ Pi log Pi

= - 0,25 log 0,25

= 0,151

Orthoptera Pi = ni

n

= 1

8

= 0,125

Page 13: Fauna Tanah

H’ = - Σ Pi log Pi

= - 0,125 log 0,125

= 0,113

n Air sabun

Formisidae Pi = ni

n

= 7

12

= 0,583

H’ = - Σ Pi log Pi

= - 0,583 log 0,383

= 0,137

Gastropoda Pi = ni

n

= 3

12

= 0,25

H’ = - Σ Pi log Pi

= - 0,25 log 0,25

= 0,151

Page 14: Fauna Tanah

Orthopera Pi = ni

n

= 2

2

= 0,167

H’ = - Σ Pi log Pi

= - 0,167 log 0,167

= 0,130

Tabel jenis taksa yang berhasil terperangkap di dalam pitfall trap yang dibiarkan

terpasang selama 3 hari

NO. TAKSA UMPAN

Formalin Alkohol Softdrink Air Sabun

1

2

3

4

Blattidae

Formisidae

Gastropoda

Orthoptera

-

-

-

-

-

-

25

-

1

4

2

1

-

7

3

2

Page 15: Fauna Tanah