fenomena kue kekinian di kalangan remaja kota...
TRANSCRIPT
FENOMENA KUE KEKINIAN DI KALANGAN REMAJA
KOTA BOGOR
(STUDI KASUS: CAKEKEKINIAN BOGOR)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Sebagai Salah Satu
Oleh :
Dwi Puspa Meilani
NIM: 11140150000023
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/2018 M
i
ABSTRAK
Dwi Puspa Meilani, Fenomena Kue Kekinian Di Kalangan Remaja Kota
Bogor (Studi Kasus: Cakekinian Bogor). Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Latar belakang penelitian ini adalah semakin banyaknya fenomena sosial
yang sangat sering terjadi. Fenomena sosial tersebut bisa berbentuk perilaku, gaya
hidup, dan sebagainya. Seperti halnya pada akhir-akhir ini fenomena yang sedang
menjadi perhatian masyarakat Indonesia adalah trend kue kekinian dengan
semakin banyaknya outlet kue dan roti kepunyaan para artis yang membuat
masyarakat penasaran dan ingin membelinya.
Penelitian ini membahas tentang Fenomena kue kekinian di kalangan
remaja kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku kalangan
remaja yang mengikuti fenomena kue kekinian. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan dengan cara observasi
non partisipasi dan juga wawancara dengan jenis instrumennya semi-struktur.
Informan yang diwawancarai antara lain Area Manager Cakekinian Bogor, salah
satu karyawan Cakekinian Bogor, dan informan remaja yang berjumlah 5
orang.Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukan bahwa para remaja yang mengikuti fenomena
kue kekinian di kota Bogor ini mempunyai beberapa macam karakteristik. 1)
Mengikuti perkembangan fashion, food, and fun. 2) Aktif di media sosial
instagram. 3) Dipengaruhi faktor internal dan eksternal. 4) Kadar perilaku
konsumtif remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan remaja laki-laki. 5) Peran
brand ambasador sekaligus pemilik outlet menjadi daya tarik utama munculnya
fenomena kue kekinian ini.
Kata Kunci : Fenomena, Kue Kekinian, Remaja
ii
ABSTRACT
Dwi Puspa Meilani, “The Phenomenon Of Currents Or Cakekinian On
Teenagers Of Bogor City (Case Study: Bogor Cakekinian). ‘A Skripsi’:
Social Education Program, Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences,Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta
The background of this research is social phenomenon is enormous that
it is already happened in Indonesia. Besides, social phenomenon cinsist
behaviour, life style etc. Recently, Cakekinian is one of the social phennomenon
for teenagers n Indonesia. Mostly the owners of the Cakekinian is artists that they
have establish the outlet Cakekinian in each of region. The customers who interest
and buy Cakekinian due of that the owner is actress or actors.
The research entittled the “cake kekinian “phenomenon on teenagers of
Bogor. This resaearch is aimed to investigate the behavior of teenagers who
follow the “cake kekinian phenomenon”. Descriptive qualitative is used in this
research methods. Data was collected by means of non-participant observation
and also interviews with semi-structural types of instruments. The informants
interviewed included the Bogor Cakekinian Area Manager, one of the Bogor
Cakekinian employees, and 5 teenagers informants. Miles and Huberman models
is applied in this data techniques of research.
The results showed that teenagers who follow the “cake kekinian”
phenomenon in the city of Bogor have several characteristics. 1) they do update
their fashion, food and fun. 2) they active on Instagram social media. 3) internal
and external factors are influenced teenagers. 4) The level of consumptive
behavior of female teenagers is higher than that of male teenagers. 5) The role of
the ambassador brand as well as the outlet owner is the main attraction.
Keywords: Phenomenon, Cake Kekinian, Teenagers
iii
KATA PENGANTAR
ٱلرحيم ٱلرحمن ٱلله بسم
Rasa syukur kepada Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ”Fenomena Kue Kekinian Di Kalangan Remaja Kota Bogor (Studi
Kasus: Cakekinian Bogor)” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana. Tanpa akal, berkah dan rahmat-Nya yang diberikan penulis pasti tidak
akan sampai pada fase akhir di perkuliahan ini.
Sholawat serta salam tak lupa pula penulis sanjungkan kepada pemimpin
ulung setiap umat yaitu Baginda Rasulullah SAW, dengan bercermin dari
perjuangan beliau maka semangat untuk terus menggali ilmu pengetahuan selalu
ada, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan penuh semangat.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan
yang harus disempurnakan dan penuh dengan hambatan yang harus dilalui. Tanpa
dukungan dari seluruh pihak yang telah membantu pastinya skripsi ini tidak dapat
terselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua jurusan Pendidikan Imu
Pengetahuan Sosial sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang
senantiasa memberikan banyak perhatian, bimbingan, serta motivasi
kepada mahasiswa tingkat akhir disela-sela kesibukannya.
3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si, selaku sekertaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, yang juga senantiasa memberikan banyak perhatian
dan motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir disela-sela kesibukannya.
4. Ibu Cut Dhien Nourwahida, MA, selaku dosen pembimbing pertama dan
ibu Anissa Windarti, M.Si, selaku dosen pembimbing kedua yang telah
bersedia meluangkan waktu serta selalu memberikan motivasi, bimbingan
dan nasehat selama penulisan skripsi ini.
iv
5. Seluruh dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah
memberikan ilmu selama penulis mengenyam pendidikan di kampus ini.
6. Kepada Ibu Juli, selaku Area Manager dan seluruh pegawai Cakekinian
Bogor yang telah membantu saya dalam pelaksanaan penelitian.
7. Kepada kedua orang tua, Bapak Alm. Hasanudin dan Ibu Erni Dawanti,
S.Pd terimakasih atas seluruh doa dan dukungan moril maupun materil
serta kasih sayang yang selalu mengiringi langkah penulis hingga saat ini.
8. Kepada seluruh keluargaku, Putri Septia Hasani, MalikulMulqi Putra
Hasan, dan Muhammad Arief Wildan. Terimakasih atas seluruh perhatian,
dukungan dan doa dari kalian semua.
9. Kepada teman-teman Gatari IPS angkatan 2014. Terimakasih telah
mewarnai hari-hari penulis selama berada di Ciputat beberapa tahun
terakhir.
10. Kepada seluruh teman, kakak, dan adik anggota Himpunan Mahasiswa
Jurusan Pendidikan IPS yang telah mengajarkan betapa pentingnya
berorganisasi saat berada di dunia perkuliahan.
11. Kepada sahabat-sahabat terbaikku selama masa perkuliahan, Ratu Aida
Shafira, Annissa Ainussalma, Ernawati, dan Tuti Alawiyah terimakasih
telah menjadi tempat berkeluh kesah selama masa perkuliahan.
12. Kepada Zahra Zahronah dan Siti Muna Nafisah terimakasih sahabat-
sahabat terbaik yang telah menerima segala kekurangan penulis dalam
suka maupun duka.
13. Teman-teman Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2014 atas kekompakannya
selama ini, baik di kelas ataupun saat praktikum.
14. Dan seluruh pihak yang penulis sadari atau tidak sadari telah membantu
secara langsung ataupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis harapkan semoga segala kebaikan yang diberikan mendapatkan
pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT dan senantiasa selalu dilindungi oleh
Allah SWT.
v
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang akan
digunakan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap agar skripsi
ini dapat bermanfaat, khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Jakarta, 21 September 2018
Dwi Puspa Meilani
11140150000023
vi
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR KETERANGAN UJI REFERENSI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRAK ........................................................................................................................ i
ABSTRACT ........................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................................. 9
C. Batasan Masalah.................................................................................................... 9
D. Rumusan Masalah ................................................................................................. 9
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 10
F. Manfaat penelitian .............................................................................................. 10
1. Manfaat Teoritis ............................................................................................ 10
2. Manfaat Praktis ............................................................................................ 10
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................................. 12
A. Landasan Teori .................................................................................................... 12
1. Definisi Fenomena ....................................................................................... 12
2. Kue Kekinian ................................................................................................ 13
3. Gaya Hidup Remaja ..................................................................................... 15
4. Pemasaran (Kajian Sosiologi Ekonomi) ...................................................... 30
5. Pengertian Budaya Populer ........................................................................... 33
6. Karakteristik Budaya Populer ...................................................................... 38
B. Penelitian Yang Relevan ..................................................................................... 40
vii
C. Kerangka Berfikir................................................................................................ 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................................ 46
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 46
1. Tempat Penelitian ......................................................................................... 46
2. Waktu Penelitian .......................................................................................... 46
B. Metode Penelitian ............................................................................................... 47
C. Subjek Penelitian ................................................................................................. 48
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 50
E. Teknik Analisis dan Pengolahan Data ................................................................ 58
F. Rencana Pengujian Keabsahan Data .................................................................. 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 61
A. Profil Cakekinian ................................................................................................ 61
1. Latar Belakang Berdirrinya Cakekinian ....................................................... 61
2. Cabang-cabang Outlet Cakekinian ................................................................ 65
3. Varian Produk Cakekinian ............................................................................ 68
B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................................. 71
1. Hasil Observasi ............................................................................................. 71
2. Hasil Wawancara .......................................................................................... 77
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................ 104
1. Fenomena Kue Kekinian Di Kalangan Remaja Kota Bogor
(Outlet Cakekinian) .................................................................................... 104
D. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 114
BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 115
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 115
B. Implikasi ............................................................................................................ 116
C. Saran .................................................................................................................. 116
Daftar Pustaka ............................................................................................................... 118
Lampiran ....................................................................................................................... 123
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ........................................................................................ 45
Gambar 4.1 Lambang Cakekinian................................................................................... 63
Gambar 4.2 Brand Ambasador Cakekinian .................................................................... 64
Gambar 4.3 Kerjasama Cakekinian-Gojek ..................................................................... 64
Gambar 4.4 Peta Cakekinian Bogor ................................................................................ 65
Gambar 4.5 Grand Launching Cakekinian Bogor .......................................................... 65
Gambar 4.6 Outlet Cakekinian Bekasi (What’s Up Cafe) .............................................. 66
Gambar 4.7 Outlet Cakekinian Bekasi ( Summarecon Mall Bekasi) ............................ 67
Gambar 4.8 Outlet Cakekinian Surabaya (Captain Hood Indonesia) ............................ 68
Gambar 4.9 Peta dan Pamflet Soft Opening Cakekinian Bandung ................................ 69
Gambar 4.10 Oleo Red Velvet ........................................................................................ 70
Gambar 4.11 Bang-bang Cake ........................................................................................ 70
Gambar 4.12 Kitcake Matcha ........................................................................................ 71
Gambar 4.13 Triple Choco Oleo .................................................................................... 71
Gambar 4.14 Mariekurius .............................................................................................. 71
Gambar 4.15 Galaxy Cake ............................................................................................. 72
Gambar 4.16 Ufomaltine ................................................................................................ 72
Gambar 4.17 Helshey Cookies n’cream ........................................................................ 72
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Kunjungan Wisatawan Ke Kota
Bogor 2008-2014 ............................................................................................. 6
Tabel 2.1 Fenomena Konsumsi ...................................................................................... 29
Tabel 2.2 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Relevan ............................................... 43
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ............................................................................................ 46
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Outlet ............................................................................ 51
Tabel 3.3 Pedoman Observasi Perilaku Konsumen Remaja .......................................... 52
Tabel 3.4 Instrumen Wawancara .................................................................................... 53
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Transkip Wawancara Area Manager Cakekinian
Lampiran 2 Transkip Wawancara Pegawai Cakekinian
Lampiran 3 Transkip Wawancara Informan Remaja 1
Lampiran 4 Transkip Wawancara Informan Remaja 2
Lampiran 5 Transkip Wawancara Informan Remaja 3
Lampiran 6 Transkip Wawancara Informan Remaja 4
Lampiran 7 Transkip Wawancara Informan Remaja 5
Lampiran 8 Hasil Observasi Outlet Cakekinian
Lampiran 9 Hasil Observasi Perilaku Konsumen Remaja
Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 11 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 12 Surat Izin Penelitian
Lampiran 13 Lembar Uji Referenssi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman yang serba canggih dan praktis ini, fenomena sosial
memang sangat sering terjadi. Fenomena sosial tersebut bisa berbentuk
perilaku, gaya hidup, dan sebagainya. Indonesia merupakan salah satu
negara yang paling cepat meramaikan suatu trend atau fenomena tersebut
karena kekayaan budaya dan keberagaman masyarakatnya. Seperti halnya
pada akhir-akhir ini fenomena yang sedang menjadi perhatian masyarakat
Indonesia adalah trend kue kekinian dengan semakin banyaknya outlet
kue dan roti kepunyaan para artis yang membuat masyarakat penasaran
dan ingin membelinya.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
seperti media massa, menyebabkan terjadinya perubahan secara cepat
dimana-mana. Media massa sedikit demi sedikit membawa masuk
masyarakat ke suatu pola budaya yang baru dan mulai menentukkan pola
pikir serta budaya perilaku remaja.1 Karena pada perkembangannya, media
massa yang banyak menjadi konsumennya sebagian besar adalah para
remaja. Umumnya remaja yang mengikuti perkembangan ini dipengaruhi
oleh faktor eksternal yaitu teman sebayanya. Yang terkena dampak dari
media massa ini antara lain gaya hidup yang pastinya akan terus berubah
seiring dengan perkembangan media massa. Gaya hidup ini, bukan hanya
berupa fashion atau semacamnya. Tetapi, trend makanan juga ikut
berpengaruh dengan berlanjutnya gaya hidup konsumtif para remaja saat
ini.
1 John Storey, Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop:Sebuah Pengantar, (Yogyakarta:
Jalasutra, 2006), h.27
2
Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia selain
pakaian dan tempat tinggal. Manusia membutuhkan makanan setiap
harinya untuk sepanjang hidupnya.2 Karena merupakan sumber yang
paling penting dalam kehidupan manusia, maka banyak bermunculan
inovasi di bidang makanan ini, tidak terkecuali kue kekinian yang sedang
banyak di perbincangkan masyarakat saat ini. Terutama daya tariknya
tersendiri muncul karena para artis yang mempunyai usaha tersebut yang
membuat orang ingin mencoba dan membelinya. Fenomena sosial ini kini
terjadi berkat kecanggihan teknologi dan media sosial yang memang
menjadi media komunikasi, sumber berita, dan pemasarannya. Akibatnya
banyak masyarakat di Indonesia yang ingin membeli kue kekinian
tersebut bukan karena kebutuhan atau cita rasa dari kue tersebut, akan
tetapi hanya ingin mengikuti trend yang sedang berkembang di
masyarakat.
Di era post-modern ini nyaris tidak ada barang yang tidak
diperdagangkan. Estetisasi kehidupan sehari-hari (aestheticization of
everyday life) yang ditampilkan masyarakat, bukan hanya berkaitan
dengan hasrat untuk menampilkan citra, tetapi juga merekonstruksi gaya
hidup (life style) yang keduanya mengharuskan masyarakat untuk membeli
berbagai barang atau komoditas.3 Itu artinya di masa sekarang ini citra
(image) sangat berkaitan dan akan selalu berhubungan dengan gaya hidup
seseorang yang ingin ditampilkan untuk memunculkan citra yang mereka
inginkan.
Kue kekinian yang sekarang sedang banyak diperbincangkan oleh
banyak orang sebenarnya merupakan oleh-oleh kue daerah yang dimiliki
oleh beberapa artis ibukota. Awalnya yang menjadi pelopor bisnis kue
kekinian adalah bisnis oleh-oleh kue daerah yang diawali dengan
berdirinya sebuah outlet kue milik Dude Harlino dengan Jogja Scrummy
2 Sugeng Pujileksono, Pengantar Antropolgi, (Malang: Intrans Publishing, 2015), h.219
3 Bagong Suryanto, Sosiologi Ekonomi: Kapitalisem dan Konsumsi di Era Masyarakat Post-
Modernisme, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet.I, h.68
3
dan Teuku Wisnu dengan Malang strudelnya. Lalu hadirlah outlet kue
milik Irwansyah yang dinamai Palembang Lamonde dan Medan Napoleon.
Melihat antusias yang besar dari masyarakat dengan hadirnya outlet kue
ini, maka Irwansyah bersama beberapa artis membuat management
Jannah Corporation (J.Corp) dengan menggunakan nama owner artis
masing-masing yang sudah mempunyai ketenaran yang besar maka
dengan cepat kue kekinian ini cepat digemari oleh masyarakat.
Berkat image keartisan yang telah melekat di antara owner artis-
artis tersebut, menjadi keuntungan tersendiri untuk mengenalkan kepada
masyarakat produk yang mereka jual. Dan dengan sendirinya para fans
artis yang mempunyai outlet kue kekinian tersebut akan datang membeli
produk yang dijualnya. Apalagi dengan semakin canggihnya teknologi
amat memudahkan informasi dengan cepat menyebar melalui media sosial,
yang menambah nilai plus untuk mengenalkan produk dengan sangat cepat
dan efesien kepada masyarakat luas, khususnya para remaja.
Di era post modern ini, ciri masyarakat yang cukup menonjol
adalah perasaan ketinggalan zaman dan minder apabila tidak memiliki dan
membeli produk terbaru yang dipersepsi sebagai bagian dari identitas
status masyarakat.4 Masyarakat cenderung menunjukkan gaya hidup sesuai
perkembangan zaman. Yang paling menarik dalam hal ini adalah
bagaimana remaja yang sedang berada pada masa pencarian jati diri
berpeluang besar untuk mengikuti trend yang sedang berkembang di
masyarakat.
Du Gay dengan teori Sirkuit budayanya menjelaskan bahwa dalam
pembentukkan sebuah budaya ada lima fungsi kultural yang biasanya
menyertai kelahiran sebuah budaya baru, yaitu representasi, identitas,
produksi, konsumsi, dan regulasi.5 Namun, lahirnya sebuah budaya tidak
harus diikuti kelima fungsi tersebut karena satu fungsi saja sudah bisa
4 Deddy Kurniawan Halim, Psikologi Lingkungan Perkotaan, (Jakarta: Bumi Aksara,2008), h.135
5 Ibid., h.139
4
melahirkan sebuah budaya baru. Terkait dengan fenomena kue kekinian
yang sekarang sedang heboh dikalangan masyarakat Indonesia adalah
salah satu bentuk dari lima fungsi kultural yaitu konsumsi.
Salah satunya yang menarik perhatian adalah munculnya kue
kekinian ini dengan harganya cukup mahal. Namun, walaupun harganya
mahal banyak masyarakat yang membeli kue tersebut dan tidak terlalu
mementingkan cita rasa dari kue kekinian tersebut. Bisa dibilang
keinginan masyarakat untuk membeli kue kekinian muncul diakibatkan
dari gaya hidup yang semakin modern, gaya hidup ini memunculkan sifat
pamer di dalam diri individu yang hidup di era modern hanya dengan
membeli sesuatu berdasarkan trend yang sedang berkembang.
Begitu fenomena sosial berupa kue kekinian yang dimiliki oleh
para artis ini muncul, tidak terlepas dari pengaruh media sosial yang
berkembang saat ini salah satunya instagram. Instagram bukan hanya
menjadi tempat untuk berinteraksi, berbagi foto dan video saja, tetapi juga
menjadi wadah untuk menunjukkan eksistensi diri dengan mengikuti trend
yang berkembang di masyarakat pada saat ini. Di dalam Instagram,
pengguna sebagai aktor memainkan peran yang sesuai dengan kesan yang
ia harapkan.6 Termasuk dalam pengambilan gambar yang baik maka ia
harus mengedit fotonya dengan semaksimal mungkin. Banyak orang yang
membagikan momen-momen kegiatan pribadinya setiap hari seperti
jalan-jalan, nongkrong di kafe, makan di restoran, dan kegiatan konsumtif
lainnya di media sosial instagram yang kemudian menjadi konsumsi
publik. Akan tetapi, perilaku tersebut ternyata hanya untuk menunjukkan
eksistensi diri mereka kepada masyarakat lain ataupun teman-teman media
sosialnya.
6 Tatia Ridho Ramadhanti, Fenomena Pemanfaatan Instagram Sebagai Media Personal Branding.
Skripsi. Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Dipenogoro,
Semarang, 2016. h.6
5
Tidak jarang masyarakat khususnya remaja yang aktif di media
sosial dan sering membagikan kegiatan pribadinya di media sosial setiap
hari merasa eksistensi dirinya lebih tinggi apabila ia mengunggah segala
kegiatan pribadinya mulai dari ia bangun tidur, sampai tidur kembali setiap
harinya, termasuk barang-barang apa saja yang ia beli harus di posting ke
instagram sebagai wujud pengakuan kepada khalayak umum bahwa
pengguna instagram tersebut telah membeli produk tersebut.
Media sosial instagram pada saat ini banyak dimanfaatkan oleh para
artis untuk mempromosikan usaha kuliner khas daerah yang mereka miliki.
Salah satu kota yang menjadi tempat pemasaran yang cukup menarik
untuk trend kue kekinian adalah kota Bogor. Karena kota Bogor
merupakan salah satu kota yang sangat dekat dengan ibukota Jakarta,
sehingga banyak didatangi wisatawan dari dalam kota maupun luar
kota.Begitu juga secara historikal atau sejarah kota Bogor merupakan kota
yang disenangi oleh pihak Belanda, sehingga banyak peninggalan sejarah
kolonial. Ini yang menjadikan kota Bogor kota yang banyak dikunjungi
oleh wisatawan baik lokal maupun internasional.
Maka kota Bogor bisa dikatakan berpeluang besar munculnya
trend kue kekinian yang kini diikuti oleh masyarakat khususnya remaja.
Kota Bogor yang sering dijuluki sebagai kota hujan mempunyai banyak
destinasi wisata seperti Kebun Raya Bogor yang menjadi icon utama dari
kota ini, dan sekarang ini semakin banyak tempat pariwisata yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah setempat, contohnya dengan
munculnya taman corat-coret, taman topi, dan taman heulang yang
menjadi daya tarik bagi para pelancong untuk datang ke kota ini.
Berdasarkan data yang di dapat dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
kota Bogor, perkembangan kunjungan wisatawan ke kota Bogor dari
survei tahun 2008-2014 setidaknya ada peningkatan jumlah wisatawan
yang datang ke kota Bogor baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
6
Tabel 1.1 Perkembangan Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bogor 2008-2014
Trend of Tourist Arrivals to Bogor 2008-2014
Tahun/ Year
Kunjungan ke obyek wisata Menginap di Hotel
Wisatawan/Tourist Jumlah/
Total
Wisatawan/Tourist Jumlah/
Total Nusantara/ Domestic
Mancanegara/ Foreign
Nusantara/ Domestic
Mancanegara/ Foreign
2008 1 370
119,00 18
174,00 1 388
293,00
716 807,00 31
443,00 748
250,00
2009 1 163
110,00 42
377,00 1 205
487,00 1 086
374,00 102
737,00 1 189
111,00
2010 1 524
044,00 42
812,00 1 566
856,00 1 205
628,00 104
076,00 1 309
704,00
2011 1 630
687,00 43
837,00 1 674
524,00 1 309
875,00 106
137,00 1 416
012,00
2012 1 775
580,00 110
975,00 1 886
555,00 1 426
263,00 104
223,00 *)1530486
2013 3 277
442,00 104
780,00 3 382
222,00 1 632
657,00 99
446,00 *)1732103
2014 4 148
650,00 202
280,00 4 350
930,00 2 896
749,00 124
108,00 3 020
857,00
Sumber: Web resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor
Dari data tabel di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan kunjungan
wisatawan yang sangat signifikan selama 7 tahun berturut-turut.
Peningkatan kunjungan wisatawan ke kota Bogor dari tahun ke tahun ini
ternyata memberikan dampak yang sangat besar kepada para pengusaha
oleh-oleh di kota Bogor. Karena oleh-oleh merupakan salah satu daya tarik
utama dari khasnya suatu tempat. Inovasi terus dimunculkan untuk
menarik para wisatawan membeli oleh-oleh sebagai pelengkap berwisata
di kota hujan ini. Dalam bidang kuliner banyak inovasi yang terus
berkembang contohnya bolu lapis talas Bogor yang kini menjadi oleh-oleh
khas yang sangat digemari oleh para wisatawan baik lokal maupun
mancanegara. Selain itu juga, ada roti unyil dan juga sale pisang yang
sejak dulu menjadi oleh-oleh khas Bogor.
Inovasi yang berkembang di bidang kuliner ini dimanfaatkan oleh
para pesohor tanah air untuk membuka usaha di bidang kuliner di kota
Bogor yakni dengan membuka toko kue kekinian. Setidaknya ada empat
outlet kue kekinian yang ada di kota Bogor antara lain raincake kepunyaan
dari Shireen Sungkar, cake ala ali yang dimiliki oleh pesinetron Ali
Syakieb, ada juga princesscake yang dimiliki oleh penyanyi Syahrini, dan
7
juga outlet Cakekinian yang dimiliki oleh youtubers sekaligus penulis
buku Arief Muhammad beserta sang istri. Karena outlet kue kekinian yang
ada di kota Bogor rata-rata dimiliki oleh artis ibukota, maka trend kue
kekinian di kota Bogor dengan cepat menyebar ke masyarakat.
Trend kue kekinian yang melanda masyarakat di Indonesia
umumnya sebagian besar konsumennya adalah para remaja. Seiring
dengan perkembangan zaman terjadilah perubahan pola-pola kehidupan
manusia sesuai dengan tingkat perekonomian dan perkembangan wawasan
dalam pola pikir kehidupannya sehari-hari. Semakin bertambahnya zaman
dan semakin canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula
penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi
yang menjalankannya termasuk kue kekinian ini. Gaya hidup bisa
memunculkan mode dan trend yang akan terus berkembang. Apalagi para
remaja yang hidup di kota metropolitan seperti kota Bogor yang tingkat
konsumerismenya ditimbulkan dari lingkungan yang sangat mendukung
untuk gaya hidup seperti itu. Gaya hidup yang salah bisa memunculkan
dampak negatif bagi masyarakat salah satunya tingkat konsumerisme yang
tinggi di kalangan remaja. Karena tingkat konsumerisme masyarakat
terutama di kalangan remaja yang tinggi, kemudian muncul trend kue
kekinian yang dijual oleh para artis. Hal ini juga disebabkan oleh
kecanggihan teknologi dengan munculnya media sosial yang beragam
sebagai tempat untuk remaja membentuk image nya sendiri di hadapan
masyarakat luas. Di media sosial juga masyarakat khususnya para remaja
bisa semakin bertambah perilaku konsumtifnya, karena dengan media
sosial juga kita sebagai masyarakat bisa dengan bebas mengakses
informasi apapun termasuk tentang barang-barang atau produk yang ingin
kita beli nantinya. Perilaku seperti ini memunculkan perilaku konsumtif
yang lebih buruk lagi.
8
Belanja merupakan daftar dari kumpulan dari gaya hidup. Hidup
kita tentu tidak bisa lepas dengan belanja, karena dengan belanja kita dapat
memenuhi segala kebutuhan hidup. Trend belanja remaja dari masa ke
masa terus berkembang seiring banyaknya produk yang ditawarkan oleh
pasar. Trend belanja para remaja selain dipengaruhi oleh pasar,
dipengaruhi juga oleh gaya hidup dan lingkungan sekitar. Berdasarkan
beberapa penelitian terhadap para remaja di Indonesia, gaya hidup
memiliki peranan penting dalam proses pengambilan keputusan seseorang.
Apalagi remaja yang hidup di pinggir kota metropolitan seperti kota
Bogor, dengan mudahnya menyerap trend yang dengan cepat berkembang
di masyarakat seperti kue kekinian. Remaja di kota Bogor umumnya
merupakan remaja yang doyan nongkrong, tingkat konsumerisme yang
tinggi, dan juga keingintahuannya terhadap sesuatu sangat tinggi, dan
perasaan malu jika kurang update terhadap trend yang berkembang.
Bersama teman sebaya mereka mulai mencari informasi seputar trend
yang sedang berkembang di masyarakat yang nantinya.
Perilaku konsumtif pada remaja sebenarnya dapat dimengerti bila
melihat usia remaja sebagai usia peralihan dalam mencari identitas diri.
Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha
menjadi bagian dari lingkungan itu. Kebutuhan untuk diterima oleh
lingkungannya dan menjadi bagian dari teman sebaya itu menyebabkan
remaja berusaha untuk mengikuti berbagai atribut yang sedang trend.
Dalam arti lain, remaja akan selalu mengikuti perkembangan mode agar
dapat diterima dilingkungannya dan tidak terkesan ketinggalan zaman.
Oleh karena itu, fenomena sosial berupa kue keninian di kalangan
remaja yang sedang marak khususnya masyarakat kota Bogor, maka
peneliti tertarik melakukan penelitian lebih jauh mengenai “Fenomena
Kue Kekinian Di Kalangan Remaja Kota Bogor”.
9
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas
dan untuk lebih jelasnya untuk mengoperasionalkan, maka dapat
menuliskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Masyarakat membeli kue tanpa memikirkan rasa dan hanya
berdasarkan trend yang berkembang.
2. Perilaku masyarakat yang ingin menunjukkan eksistensi diri
mereka kepada masyarakat lainnya ataupun teman-teman sosial
medianya.
3. Kue kekinian yang banyak digemari oleh masyarakat khususnya
remaja merupakan produk kue kekinian yang dimiliki oleh para
artis Indonesia.
4. Pembeli kue kekinian kebanyakan adalah kalangan remaja
5. Perilaku konsumtif remaja yang membeli kue kekinian disebabkan
oleh gaya belanja modern para remaja
6. Media sosial menjadi alat untuk masuknya budaya baru dalam hal
ini trend kue kekinian yang diprakasai/ dibuat oleh para artis
C. Batasan Masalah
Karena keterbatasan peneliti dalam waktu, tenaga dan biaya, serta
untuk memudahkan pembahasan skripsi ini, menjaga agar penelitian lebih
fokus dan terarah, tidak menimbulkan keraguan dan salah penafsiran, maka
diperlukan adanya pembatasan masalah yaitu, perilaku masyarakat khususnya
remaja di kota Bogor yang mengikuti trend kue kekinian.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dan juga
pembatasan masalah, maka permasalahan ini dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana fenomena kue kekinian di kalangan remaja kota Bogor (studi
kasus: Cakekinian Bogor) ?
10
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fenomena kue
kekinian yang terjadi di kalangan remaja kota Bogor (studi kasus: Cakekinian
Bogor)
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai kajian studi dan
referensi dalam teori budaya pop yang mengkaji fenomena-fenomena
sosial baru yang terus bermunculan di dalam masyarakat.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa, orang tua, dan
universitas sebagai berikut:
a. Manfaat bagi Mahasiswa : Mengetahui informasi fenomena-fenomena
yang terjadi di masyarakat dan bisa memahami dampak yang bisa
ditimbulkan dari fenomena tersebut.
b. Manfaat bagi Orang Tua : Mengenal perilaku dan kepribadian
anaknya yang mengikuti trend yang berkembang di masyarakat secara
mendetail.
c. Manfaat bagi Universitas : Mengenal fenomena yang sedang hangat
dibicarakan di kalangan mahasiswa dan bisa mencegah hal-hal yang
bersifat negatif dari adanya fenomena tersebut.
d. Manfaat bagi Produsen : Mengetahui perilaku konsumen khususnya
kalangan remaja yang membeli kue kekinian agar meningkatkan
strategi pemasaran yang lebih menarik.
e. Manfaat bagi Pemerintahan khususnya Dinas Pariwisata : Mengetahui
salah satu daya dukung untuk pengembangan pariwisata di kota
Bogor yakni dengan munculnya outlet- outlet kue kekinian.
11
f. Manfaat bagi Peneliti Ilmu sosial : Menjadi sarana untuk mengkaji
dan menganalisis masalah dengan teori yang sama untuk penelitian
selanjutnya mengenai fenomena-fenomena sosial yang berkembang di
masyarakat.
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Definisi Fenomena
Fenomena berasal dari bahasa Yunani, phainomenon,yang
mempunyai arti apa yang terlihat, fenomena berarti hal-hal yang dapat
disaksikan oleh panca indera dan dapat diterangkan secara ilmiah atau
peristiwa yang tidak dapat diabaikan.1 Fenomena bisa terjadi dimana
saja yang bisa diamati oleh manusia. Suatu kejadian yang luar biasa
bisa disebut juga dengan fenomena. Adanya suatu benda juga bisa
dikatakan sebagai fenomena, karena merupakan sesuatu yang dapat
dilihat. Adanya suatu benda juga menciptakan keadaan atau perasaan,
yang tercipta karena keberadaanya. Fenomena adalah rangkaian
peristiwa serta bentuk keadaan yang dapat diamati dan dinilai lewat
disiplin ilmu tertentu seperti ilmu sosial.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juga diterangkan bahwa
persamaan dari fenomena adalah gejala yang berarti hal atau keadaan,
peristiwa yang tidak biasa dan patut diperhatikan dan adakalanya
menandakan akan terjadi sesuatu.2 Jadi, bisa disimpulkan bahwa
fenomena adalah suatu peristiwa tidak lazim yang terjadi di
masyarakat yang dapat dilihat, dapat dirasakan, dan dapat diamati oleh
manusia sehingga menarik untuk dikaji atau diteliti keadaanya secara
ilmiah. Berkaitan dengan kue kekinian yang sedang marak di
perbincangkan dan cepat menjadi sesuatu yang disebut dengan
fenomena sosial karena bisa dirasakan dan dilihat secara jelas
kejadiannya oleh masyarakat.
1 Suprihatien, Jurnal dengan judul “Fenomena Penggunaan Bahasa Kekinian di Kalangan
Mahasiswa”, E-journal Bahasa, Vol.XVIII, No.2,2016, h.79 2 Definisi Fenomena (https://kbbi.web.id/fenomena) diakses pada tanggal 19/07/2018 pukul 15.29
WIB
13
2. Kue Kekinian
a. Definisi Kue
Cake dan bolu sebenarnya berasal dari daratan Eropa dan
diperkenalkan kepada masyarkat Indonesia oleh bangsa Belanda
selama masa penjajahan. Di Eropa sendiri, setiap negara
sedikitnya memiliki satu jenis cake yang demikian istimewanya
sehingga terkenal di seluruh manca negara.3 Pada awalnya cake
telah dikenal oleh bangsa Mesir kuno. Cara pengolahan serta
bahan-bahannya sangat sederhana dan dibuat untuk keperluan
upacara-upacara keagamaan.4 Sekarang ini mutu dan rasa cake
maupun pastry telah jauh berbeda. Dengan wawasan yang makin
berkembang, orang-orang mulai menambahkan dan
mencampurkan macam-macam bahan dan aroma sehingga
sekarang ini cake begitu luas variasinya.
Saat ini kue sedang menjadi fenomena yang berkembang di
masyarakat yang dinamakan kue kekinian yang dijual oleh para
artis, hal ini menjadi sangat terkenal semata-mata buka karena
rasanya yang enak, tetapi karena kecanggihan teknologi dan
ketenaran sang pemilik toko kue dan roti.
b. Definisi Kekinian
Definisi kekinian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah keadaan kini atau sekarang/terbaru. Kekinian juga bisa
berarti sesuatu yang sedang populer atau yang sedang booming saat
ini.5 Jadi, kata kekinian bisa diartikan sebagai sesuatu yang tengah
terjadi di masyarakat bisa berupa benda, seseorang, maupun
tempat. Kekinian juga di identikkan dengan fenomena yang sedang
hangat diperbincangkan masyarakat saat ini. Jika dilihat dari
3 Sinar Yong, Dasar Bread, Cake, and Cookies, E-book, h.4
(https://spensabayalibrary.files.worpress.com/2016/04/buku-dasar-kue-dan-roti.pdf ) diakses pada
tanggal 12/07/2018 pukul 13.27 WIB 4 Ibid., h.5
5 Suprihatien, Op.cit, h.80
14
definisi arti kekinian tersebut, bisa disimpulkan bahwa fenomena
kue yang dijual oleh para pesohor tanah air ini merupakan bentuk
dari definisi kata kekinian yang bisa menggambarkan fenomena
kue kekinian yang sedang terjadi. Selain itu, fenomena kue
kekinian ini memang menarik perhatian berbagai kalangan
termasuk didalamnya para remaja kota Bogor.
Kue kekinian atau yang sebenarnya adalah oleh-oleh kue
daerah yang dimiliki oleh beberapa artis ibukota, yang sekarang ini
sedang marak diperbincangkan oleh banyak orang. Bisnis oleh-
oleh kue daerah ini di awali dengan berdirinya sebuah toko oleh-
oleh milik Dude Harlino dengan Jogja Scrummynya dan Teuku
Wisnu dengan Malang Strudelnya. Lalu hadirlah toko kue milik
Irwansyah, ada Medan Napoleon dan Palembang Lamonde.
Melihat masyarakat sangat antusias dengan hadirnya toko oleh-
oleh kue daerah ini, akhirnya Irwansyah dan istrinya Zaskia
Sungkar mendirikan sebuah manajemen bisnis bernama Jannah
Corporation (J.Corp) dengan menggandeng sejumlah artis ibukota
untuk bernaung di bawah payung manajemen yang mereka berdua
dirikan. Ada sekitar 12 toko kue (belum termasuk cabang) yang
didirikan oleh manajemen ini, yang owner nya adalah artis-artis
ibukota yang memang fansnya sangat banyak.
Produk yang dikeluarkan oleh toko-toko yang bernaung
dibawah J.Corp adalah kue maka dari itu disebut kue kekinian.
Namun menariknya di sini kue-kue yang mereka produksi sama
sekali tidak mewakili kekhasan dari daerah masing-masing karena
mereka menggunakan pastry, brownies dan sponge cake dan
berbicara soal rasa pun mereka menghadirkan rasa-rasa yang bukan
khas dari daerah masing-masing juga, misalnya ada red velvet,
matcha ataupun tiramisu. Banyak masyarakat yang pro namun
tidak sedikit juga yang kontra, tapi sejauh ini hal tersebut tidak
15
berpengaruh besar terhadap nilai jual kue itu sendiri bahkan
penjualan dari produk roti dan kue milik artis ini berkembang
secara signifikan. Mereka 100% melakukan promosi via media
sosial (instagram) karena mengingat setiap orang saat ini akan
dengan mudah mengetahui informasi lewat media sosial apalagi
promosi itu dilakukan di sosial media instagram milik owner
tokonya sendiri, maka masyarakat dapat dengan mudah
mengetahui produk apa saja yang akan atau telah diluncurkan oleh
artis tersebut di outlet nya dan dapat juga dapat dengan mudah
mengetahui perkembangan outlet kue milik artis tersebut.
3. Gaya Hidup Remaja
a. Pengertian Remaja
Istilah remaja itu sendiri berasal dari bahasa Inggris
adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Remaja mampu berpikir secara abstrak. Pemikiran mereka lebih
fleksibel dan dapat menyesuaikan diri sehingga remaja mulai
memperhatikan pendapat orang lain. Rasa ingin mandiri dan mencari
identitas diri terkadang membuat remaja melakukan petualangan
dengan mencoba hal-hal baru untuk membuat mereka di terima dan
di hargai oleh kelompok sebayanya, walaupun terkadang sesuatu
yang mereka coba mempunyai dampak negatif terhadap dirinya. 6
Dengan kata lain, remaja masih berada dalam tahap mencari jati diri,
mudah terbawa suasana dan lingkungan, dan juga gampang
berubah-ubah sesuai dengan suasana atau labil. Remaja juga di
identikkan dengan rasa keingintahuan yang besar. Teman sebaya
mempengaruhi pembentukkan jati diri dalam diri remaja, karena pada
dasarnya selain keluarga yang membentuk jati diri para remaja ini,
Teman sebaya yang biasanya lebih mempengaruhi pembentukkan jati
diri remaja ini.
6 Desy Saputri, “Gaya Hidup Remaja di SMA Negeri 2 Tambang Kecamatan Tambang
Kabupaten Kampar”, Skripsi pada Universitas Riau, 2014, h.10
16
Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja
yang lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan
tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi. Maka,
secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut:
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai
saat ia mencapai kematangan seksual
2. Inidvidu mengalami perkembangan psikologis dan pola
identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa.
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang
penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.7
Lebih lanjut Piaget, mengungkapkan bahwa masa remaja
merupakan periode peralihan, masa transisi dari masa kanak-kanak
menuju dewasa, dimana anak-anak harus meninggalkan segala
sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan juga harus mempelajari
pola perilaku, nilai, dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.8 Dalam
proses penyesuaian diri remaja menuju kedewasaan, ada tiga tahap
perkembangan remaja, Konopka membagi masa remaja menjadi tiga
bagian yaitu :
a. Masa Remaja awal pada usia 12-15 tahun
Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai
anak-anak dan berusaha membagikan diri sebagai individu
yang unik dan tidak tergantung pada orang tua. Fokus dari
tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi
fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman
sebaya.
b. Masa remaja pertengahan pada usia 15-19 tahun.
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan
berpikir yang baru. Pada masa ini teman sebaya masih
berperan penting namun individu sudah lebih mampu
7 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.9
8 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan,
(Jakarta:Erlangga, 1980), Edisi V, h.206
17
mengarahkan diri sendiri (self directed). Remaja juga
mulai mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar
mengendalikan impulsivitas, dan membuat keputusan-
keputusan awal yang berkaitan dengan sekolah dan
pekerjaan yang kelak ingin ia capai.
c. Masa remaja akhir pada usia 19-22 tahun.
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki
peran orang dewasa. Remaja pada masa ini memiliki
keinginan yang kuat untuk diterima dalam kelompok
teman sebaya dan orang dewasa. Pada tahap ini remaja
menjadi lebih matang.9
Di Indonesia sendiri, batasan remaja yang mendekati batasan
PBB tetang pemuda adalah kurun usia 14-24 tahun. Hal ini
dikemukakan dalam sensus penduduk 1980. Menurut hasil sensus ini,
jumlah remaja di Indonesia pada tahun tersebut adalah 147.338.075
jiwa atau 18,5% dari seluruh penduduk Indonesia.10 Dengan jumlah
remaja yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, akan semakin
banyak pula perubahan-perubahan yang akan terjadi seiring
berkembangnya zaman yang dihasilkan oleh para remaja dari masa ke
masa. Termasuk di dalamnya perubahan yang bersifat positif maupun
negatif.
b. Ciri-ciri Masa Remaja
Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya
dengan periode sebelum dan sesudahnya. Hurlock menjelaskan
ciri-ciri tersebut yaitu:
a. Masa remaja sebagai periode penting
Ada periode yang penting karena akibat fisik dan akibat psikologi
pada periode remaja kedua-duanya sama penting. Perkembangan
fisik yang cepat dan penting disertai dengan perkembangan
mental yang cepat, terutama awal masa remaja. Semua
9 Hendriati Agustiani, Psikologi Perkembangan (Pendekatan Ekologi Kaitannya Dengan Konsep
Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja), (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006), Cet.I. h.10 10
Sarwono, op.cit, h.10
18
perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian dan
perlunya pembentuk sikap, nilai, dan minat baru.
b. Masa remaja sebagai masa peralihan
Dalam setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan
terdapat keraguan akan peran yang akan dilakukan. Pada masa ini,
remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan seorang dewasa.
Di pihak lain, status yang tidak jelas ini menguntungkan karena
status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang
berbeda yang menentukan pola perilaku, nilai, dan sifat yang
paling sesuai dengan dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan
Ada lima perubahan remaja yang universal.
Pertama, meningginya emosi, intensitasnya bergantung pada
tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.
Kedua, perubahan tubuh, minta dan peran yang diharapkan oleh
kelompok sosial untuk dipesankan, menimbulkan masalah baru.
Ketiga, dengan berubahnya minat dan pola perilaku, maka
nilai-nilai juga berubah.
Keempat, sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap
setiap perubahan. Mereka menginginkan dan menuntut kebebasan,
tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan
meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tangung
jawab tersebut
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi.
Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, masalah kanak-kanak
sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga
kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi
masalah.
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Pada tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok
masih tetap penting bagi laki-laki dan perempuan. Lambat laun
19
mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas dengan
menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti
sebelumnya.
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang
tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak,
menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan
mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab dan
bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.
Stereotip populer juga mempengaruhi konsep diri dan sikap
remaja terhadap dirinya sendiri.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja cenderung memandang dirinya sendiri dan orang lain
sebagai mana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya,
terlebih dalam hal cita- cita. Cita-cita yang tidak realistik ini, tidak
hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan
teman-temannya, hal ini juga yang menyebabkan meningginya
emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja.
h. Masa remaja sebagai masa ambang dewasa
Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para
remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan
tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir
dewasa.11
c. Pengertian Gaya Hidup
Gaya hidup adalah cara hidup individu yang diidentifikasikan
oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa
yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan), dan apa
yang mereka pikirkan tentang dunia dan sekitarnya. Menurut Plumer,
gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan
dalam aktivitas, minat, dan opininya. Sedangkan Assael
11
Hurlock, op.cit, h.207
20
mengungkapkan bahwa gaya hidup adalah “A mode of living that is
identified by how people spend their time (activities), what they
consider important in their environment (interest), and what they
think of themselves and the world around them (opinions).12 Gaya
hidup menggambarkan diri seseorang di dalam lingkungan sosialnya,
sifat dan karakter seseorang juga bisa dilihat dari gaya hidupnya
termasuk apa saja yang menjadi ketertarikannya.
Gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati adalah pola
perilaku hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang
dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapat yang bersangkutan.
Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi
dengan lingkungan.13 Dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah
pola hidup seseorang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan
pendapatnya dalam membelanjakan uang dan mengalokasikan
waktunya.
Istilah gaya hidup, baik dari sudut pandang individual maupun
kolektif, mengandung pengertian bahwa gaya hidup sebagai cara
hidup mencakup sekumpulan kebiasaan, pandangan, dan pola-pola
respon terhadap hidup, serta terutama perlengkapan untuk hidup. Cara
sendiri bukan sesuatu yang alamiah, melainkan hal yang ditemukan,
diadopsi atau diciptakan, dikembangkan dan digunakan untuk
menampilkan tindakan agar mencapai tujuan tertentu.
Untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, menurut
Piliang dalam karyanya berjudul Adlin memaparkan bahwa, selalu
ada hubungan timbal balik dan tidak dapat dipisahkan antara
keberadaan citra (image) dan gaya hidup (life style). Gaya hidup
adalah cara manusia memberikan makna pada dunia kehidupannya,
membutuhkan medium dan ruang untuk mengekpresikan makna
tersebut, yaitu ruang bahasa dan benda-benda, yang didalamnya citra
mempunyai peran yang sangat sentral. Dipihak lain, citra sebagai
12
Pujileksono, op.cit., h.47 13
Ibid., h.48
21
sebuah kategori didalam relasi simbolik diantara manusia dan dunia
objek, membutuhkan aktualisasi dirinya ke dalam berbagai dunia
realitas, termasuk gaya hidup. 14 Jadi, gaya hidup bisa diartikan juga
seperti contoh dalam kehidupan sehari-hari setiap individu
membutuhkan ruang untuk memhamami gaya hidupnya masing-
masing berdasarkan kemampuan dirinya.
Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang
mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral
orang tersebut dalam masyarakat di sekitarnya. Selain itu juga, gaya
hidup merupakan suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang.15
Gaya hidup di masa sekarang ini sangat berkaitan erat dengan
perkembangan teknologi yang amat pesat. Semakin berkembanganya
zaman dan kecanggihan teknologi, semakin berkembang sangat luas
dan beragam juga gaya hidup masyarakat.
Dalam kajian sosiologi ekonomi, perilaku konsumsi dan aspek
budaya seringkali dipahami sebagai dua hal yang tak terpisahkan.
Perilaku seseorang membeli produk budaya, mengonsumsi produk
budaya dan memanfaatkannya, selain dipengaruhi berbagai faktor
sosial: kelas, perbedaan usia, gender, dan lain-lain, yang tak kalah
penting perilaku konsumsi acapkali juga dipengaruhi dan dibentuk
oleh gaya hidup.16 Yang dimaksud gaya hidup disini adalah adaptasi
aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi
kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain.
Gaya hidup sebagai efek dari adanya era globalisasi atau
modernisasi yang saat ini dapat dengan mudah dilakukan oleh siapa
saja, namun yang paling mudah terpengaruh oleh adanya efek dari
globalisasi atau modernisasi adalah remaja. Gaya hidup mempunyai
dampak positif maupun dampak negatif. Dan yang sering terkena
14
Bagong Suryanto, Sosiologi Ekonomi: Kapitalisem dan Konsumsi di Era Masyarakat Post-
Modernisme, ( Jakarta: Kencana, 2013 ). Cet.I, h. 140 15
Pujileksono, loc.cit, h.48 16
Suryanto, op.cit , h.138
22
dampak dari perkembangan gaya hidup di masyarakat adalah remaja,
karena remaja berada dalam kondisi labil dan mudah dipengaruhi.
d. Karakteristik Gaya Hidup
Masing- masing individu memiliki gaya hidup yang berbeda-beda.
Tetapi, di masa sekarang ini gaya hidup masyarakat cenderung sama
atau hanya sebagai followers. Ada satu orang yang menjadi patokan
semua orang dalam menerapkan gaya hidupnya.
Beberapa karakteristik gaya hidup menurut Rahardjo dan Silalahi
yaitu:
a. Pada umumnya hidup dan tinggal di kota besar, dimana hal ini
tentu saja berkaitan dengan kesempatan akses informasi,
secara jelas akan mempengaruhi gaya hidup.
b. Berasal dari kalangan berada dan memiliki banyak uang
karena banyaknya materi yang dibutuhkan sebagai penunjang
gaya hidup.
c. Secara intens mengikuti perkembangan fashion di majalah-
majalah mode agar dapat mengetahui perkembangan mode
terakhir yang gampang di ikuti.
d. Umumnya memiliki penampilan yang modis, dandy dan
sangat memperhatikan penampilan. 17
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di tarik kesimpulan
bahwa karakteristik gaya hidup dapat dilihat dari orang-orang yang
umumnya tinggal di daerah perkotaan, keadaan ekonomi yang
menunjang gaya hidup, mengikuti perkembangan mode, dan memiliki
penampilan yang modis. Walaupun dalam pemaparannya
karakteristik gaya hidup lebih cenderung ke dunia fashion. Peneliti
menggunakan karakteristik gaya hidup seperti yang telah di uraikan di
atas, karena karakteristik tersebut di anggap sesuai dengan
karakteristik yang di miliki oleh remaja sebagai generasi yang ada
pada masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.
17
Saputri, loc.cit, h.21
23
e. Faktor Yang Mempengaruhi Gaya hidup
Menurut Kotler dan Amstrong gaya hidup seseorang secara garis
besarnya dapat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor yang berasal
dari dalam individu (internal) dan faktor dari luar individu (eksternal),
berikut ini antara lain :
a. Faktor Eksternal :
1. Kebudayaan, adalah faktor penentu keinginan dan
perilaku individu yang paling mendasar karena
sebagian perilaku manusia dipengaruhi oleh
kebudayaan dan perkembangan teknologi, membuat
kebudayaan berubah menjadi lebih mudah untuk
dikonsumsi.
2. Kelompok referensi, merupakan kelompok yang
memberikan pengaruh baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap perilaku dan sikap individu.
Pengaruh tersebut akan memunculkan gaya hidup
yang sama dalam diri individu.
3. Demografis, adanya kelompok usia tertentu yang
melahirkan perbedaan gaya hidup, tingkat pendapatan
dan tingkat pendidikan juga memperlihatkan
perbedaan gaya hidup.
4. Kelas sosial, adalah sebuah kelompok yang relatif
homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat
yang di dalamnya terdapat nilai, minat, dan tingkah
laku yang sama.
b. Faktor Internal :
1. Pengalaman dan pengamatan, pengalaman seseorang
dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman yang
diperoleh dari semua tingkah lakunya pada masa lalu
dan dapat dipelajari melalui proses belajar. Hasil
pengalaman akan membentuk suatu pandangan
tertentu terhadap suatu objek.
24
2. Kepribadian, adalah karakteristik psikologis yang
memiliki perbedaan antara individu satu dengan yang
lainnya. Kepribadian akan mempengaruhi perilakunya.
Inidvidu yang memiliki karakteristik impulsif atau
cenderung mudah dibujuk akan lebih mudah
terpengaruh kepribadiannya untuk mengikuti gaya
hidup hedonis.
3. Motif, perilaku individu dapat dimunculkan dengan
adanya motif, kebutuhan untuk merasakan kepuasan
dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa
contoh tentang motif.
4. Konsep diri, merupakan gambaran mental yang rumit
tentang dirinya, bagaimana individu memandang
dirinya akan mempengaruhi minat dan perilakunya.
Konsep diri terbagi menjadi postif dan negatif.
Karakteristik dan konsep diri individu yang mudah
terbujuk dan tidak percaya dengan dirinya sendiri
kemungkinan besar akan mempunya gaya hidup
hedonis.18
Di masyarakat, gaya hidup biasanya tumbuh bersamaan
dengan globalisasi, perkembangan pasar bebas, dan transformasi
kapitalisme konsumsi. Melalui dukungan iklan, budaya populer,
media massa, dan transformasi nilai modern yang dilakukan,
kapitalisme konsumsi akan memoles gaya hidup dan membentuk
masyarakat konsumen.19 Gaya hidup dan perilaku konsumtif
ibaratnya adalah dua sisi mata uang yang menjadi habitat bagi
perkembangan kapitalisme. Di masyarakat postmodern ini tidak ada
orang yang bergaya tanpa modal. Seseorang dikatakan mempunyai
gaya hidup yang modern, ketika ia mengonsumsi dan memamerkan
18
Riska Dwi Sarlina, “Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kecenderungan Gaya Hidup
Hedonis Pada Remaja Klub Motor Mobil Violet Auto Female Di Kota Purwokerto”, Skripsi pada
Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Purwokerto, 2016, h.17, tidak dipublikasikan. 19
Suryanto, op.cit, h.144
25
simbol-simbol ekonomi yang berkelas, untuk menunjang eksistensi
dirinya di lingkungan sosialnya.
f. Perilaku Konsumtif
Globalisasi telah melahirkan apa yang disebut sebagai
budaya massa yang terwujud secara nyata berupa tumbuhnya
budaya konsumerisme di kalangan masyarakat. Budaya ini telah
meruntuhkan akal sehat karena orang tidak lagi dapat membedakan
antara keinginan (want) dan kebutuhan (need).20
Orang tidak lagi
membuat skala prioritas untuk menentukan berdasarkan kebutuhan
yang paling mendesak. Kecenderungan ini tidak saja melanda
lapisan masyarakat menengah ke atas, tetapi juga di kalangan
masyarakat bawah, dan kecenderungan ini juga melanda hampir
setiap kalangan baik muda ataupun tua.
Berbicara mengenai konsumtif, tidak terlepas dari kata
konsumsi. Don Slater menyatakan bahwa konsumsi selalu dan
dimanapun dipandang sebagai suatu proses kebudayaan.21
Dengan
menggunakan pandangan Slater tersebut maka dapat dikatakan
bahwa konsumsi pada masyarakat pra kapitalis merupakan sebuah
proses kebudayaan.
Konsumsi dalam perspektif sosiologi dengan demikian jelas
bukan sekedar pemenuhan kebutuhan fisik, melainkan justru yang
lebih utama adalah pemenuhan kebutuhan sosial berupa status
sosial yang tinggi dengan memiliki barang-barang tertentu atau
mengonsumsi jasa mewah lainnya.22
Pada titik ini, orang rela
mengeluarkan uang dalam jumlah besar, bahkan mungkin melebihi
harga ekonominya demi memperoleh status sosial yang tinggi.
Untuk mengerti budaya konsumen sebagai fenomena sosial
pada masyarakat modern, Slater sebagai pengamat kajian sosiologi
20
Sindung Haryanto, Sosiologi Ekonomi, ( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h.163 21
Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2009), Edisi.III, h.126 22
Haryanto, op.cit., h.169
26
ekonomi mengidentifikasikan beberapa karakteristik yang dimiliki
oleh budaya konsumen, yaitu antara lain:
1) Budaya konsumen merupakan suatu budaya dari konsumsi,
ide dari budaya konsumen adalah semua praktik sosial, nilai
budaya inti, ide-ide, dan identitas diorientasikan ke dalam
konsumsi. Sebagai contoh, acara liburan pada masyarakat
Jerman dapat dipandang sebagai budaya konsumen. Karena
acara liburan dikemas dalam berbagai macam paket liburan
dalam hal ini kaitannya sama saja perusahaan menjual
jasanya.
2) Budaya konsumen sebagai budaya dari masyarakat pasar,
dalam masyarakat pasar, barang-barang, jasa-jasa, dan
pengalaman diproduksi agar dapat dijual di pasar kepada
konsumen. Segala bentuk barang dan jasa yang dijual di
dalam pasar adalah semua yang disesuaikan dengan ritma
masyarakat. selain itu, untuk menarik perhatian terkadang
banyak penjual yang melakukan kerjasama dengan berbagai
pihak untuk memenuhi kebutuhan budaya konsumen.
3) Budaya konsumen adalah secara prinsip, universal, dan
impersonal, dalam kaitannya semua hubungan sosial,
kegiatan, objek, secara prinsip dapat dijadikan komoditas.
Sebagai komoditas, dia diproduksi dan didistribusikan
dengan cara impersonal atau tidak hanya untuk beberapa
kalangan saja. Dan komoditas tersebut ditujukkan kepada
siapa saja konsumen yang membutuhkan atau dibuat
menjadi membutuhkan. Barang atau jasa dalam budaya
konsumen diproduksi untuk dijual kepada siapa saja, tanpa
melihat perbedaan status sosial ekonomi atau diferensiasi
lainnya. fenomena kue kekinian sebenarnya bisa melanda
siapa saja tanpa memandang usia, termasuk di dalamnya
para remaja.
27
4) Budaya konsumen merupakan media bagi hak istimewa dari
identitas dan status dalam masyarakat pascatradisonal,
budaya konsumen bukan hanya budaya yang diwariskan
seperti kelahiran di dalam masyarakat tradisional. Tetapi,
budaya konsumen lebih dikonstruksikan oleh individu
dalam hubungannya dengan orang lain.
5) Budaya konsumen mempresentasikan pentingnya budaya
dalam penggunaan kekuatan modern, budaya konsumen
mencakup tanda, gambaran, dan publisitas. Oleh sebab itu,
ia juga meliputi seni dalam komoditas dan lingkungan
seperti penggunaan iklan, pengepakan, tata letak barang di
toko, desain barang, penggunaan etalase, dan lainnya.
dalam cakupannya dengan fenomena kue kekinian, hal ini
sangat berpengaruh terhadap booming nya kue kekinian.
Karena mulai dari penggunaan iklan yang sangat apik
dengan menggunakan artis yang memiliki toko tersebut
sekaligus menjadi brand ambasodor dari produk yang
dimilikinya, dan iklannya disebarkan melalui media sosial
dengan desaign yang menarik akan menambah daya tarik
tersendiri bagi para konsumen.
6) Kebutuhan konsumen secara prinsip tidak terbatas dan tidak
terpuaskan, dalam budaya konsumen, kebutuhan yang tidak
terbatas dipandang tidak hanya suatu hal yang normal tetapi
juga diperlukan bagi tuntutan dan perkembangan sosial
ekonomi. Dalam aspek ini, perlunya inovasi dalam suatu
produk sangat diperlukan.23
Di era modern ini, gaya hidup dan pola konsumsi telah
menjadi suatu trend bagi setiap kelompok manusia, remaja,
dewasa, dan orang tua. Kondisi ini berkembang sejalan dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi, pergeseran peradaban dan
23
Damsar, op.cit, h.134-138
28
perubahan sosial. Di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bogor,
setiap orang disibukan oleh pekerjaan dan uang. Sebagai contoh,
dari segi perilaku gaya berpakaian atau berbusana dapat dilihat
bahwa orang modern ketika membeli pakaian, selain melihat merk
juga menyikapi trend terkini.24
Kondisi serupa juga bisa dilihat dari
gambaran perilaku masyarakat kita dalam mengonsumsi makanan,
minuman atau keperluan kebutuhan sehari-hari. Masyarakat
modern sekarang ini cenderung membeli makanan di
restoran-restoran terkenal yang lumayan menguras kantong, hanya
untuk memenuhi kesenangan sesaat dan untuk mengikuti trend
yang berkembang. Masyarakat cenderung senang makan di luar
rumah seperti di KFC, McDonald, dan sebagainya, daripada makan
dan minum di rumah.
Perilaku konsumtif yang berlebihan di negara-negara
berkembang dapat diamati dari perilaku konsumtif di kalangan
remaja urban, terutama yang berasal dari golongan atas. Remaja
urban sangat mudah terpengaruh oleh arus mode dan
impuls-impuls yang berasal dari iklan di berbagai media massa.25
Mulai dari gaya mode pakaian dan aksesorisnya, model rambut,
perlengkapan pribadi, dan lainnya yang merupakan produk barang
dan jasa yang akrab di kalangan remaja urban karena sangat gencar
dicitrakan lewat iklan. Remaja urban merupakan elemen
masyarakat konsumen yang paling aktif dan dinamis. Di usia
remaja tidak pernah merasa bosan untuk selalu memburu berbagai
produk budaya, mengikuti perkembangan mode, dan berbelanja
melebihi apa sebenarnya yang dibutuhkan.
24
Safuwan, Jurnal dengan judul “Gaya Hidup, Konsumerisme, dan Modernitas “, E-Journal
Psikologi Vol. 5, No.1, 2007, h.41 25
Haryanto, op.cit, h.170
29
Di zaman sekarang ini identitas dapat dibeli. Apa yang
dikonsumsi, apa yang dipakai, dan apa yang dikunjungi dapat
memperlihatkan identitas warga. Sebagai contoh, warga yang
minum kopi di Starbucks bukan lagi sekedar mencari kopi, tetapi
lebih untuk menunjukkan perbedaan dirinya dengan warga lainnya.
Penciptaan identitas di masa sekarang ini rupanya juga
merekonstruksi nilai-nilai yang ada karena identitas saat ini tidak
lagi tentang siapa diri kita sebenarnya, tetapi lebih kepada ingin
seperti apa kita. 26
ini adalah bentuk identitas dimana citra (image)
menggantikan kenyataan (reality) ketika gengsi lebih penting
daripada fungsi.
Adapun fenomena-fenomena yang termasuk dalam
fenomena konsumsi adalah seperti yang disajikan dalam tabel di
bawah ini :
Tabel 2.1 Fenomena Konsumsi
Masyarakat konsumsi
Budaya dan konsumsi
Perilaku konsumen
Waktu luang
Gaya hidup
Fashion
Pariwara
Belanja : Sandang, pangan, minuman, dan rumah
Turisme
Ideologi konsumsi (liberal, kapitalis, komunis, Islam)
Politik konsumsi
Konsumsi dan mobilitas sosial
Konsumsi dan perubahan sosial
Sumber: Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi Edisi III, h.125
26
Deddy Kurniawan Halim, Psikologi Lingkungan Perkotaan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
h.141
30
Jika dihubungkan dengan penelitian ini dari fenomena
konsumsi tersebut, terdapat kata kunci yaitu belanja: sandang,
pangan, minuman, dan rumah. Di sini juga semakin diperkuat
dengan adanya budaya konsumsi dan gaya hidup yang menjadi
fokus kajian penelitian di sini tentang fenomena konsumsi yang
berhubungan dengan belanja pangan atau makanan. Yang ikut
dipengaruhi oleh gaya hidup dan konsumsi yang sudah menjadi
budaya di masa sekarang ini.
4. Pemasaran (Kajian Sosiologi Ekonomi)
Pemasaran merupakan salah satu penunjang utama dari viralnya
fenomena kue kekinian. Dengan marketing mix yang apik bisa
membuat produk berupa toko roti dan kue kekinian menjadi dikenal
banyak orang. Salah satu yang menjadi fokus dalam marketing mix
adalah promosi.
Keller mendefinisikan promosi adalah mengkomunikasikan
informasi antara penjual dan pembeli potensial atau orang lain dalam
saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku.27
Jadi, berdasarkan
pendapat Keller kegiatan promosi merupakan interaksi antara penjual
dan pembeli. Disini, pihak yang paling berperan adalah penjual karena
lebih aktif untuk mempengaruhi sikap dan perilaku pembeli terhadap
barang atau jasa yang ditawarkan.
Dharmemasta dan Iraan mendefinisikan promosi adalah arus
informasi atau persuasi satu arah yang di buat untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran.28
Dari definisi tersebut bisa dilihat
bahwa kegiatan promosi diawali dengan kegiatan komunikasi satu arah
yang dibuat oleh penjual agar pembeli melakukan pertukaran dan bisa
27
Andrew F.M dan Irvan Trang, Jurnal dengan judul “Pengaruh Produk, Harga, Promosi, dan
Tempat Terhadap Keputusan Pembelian Mobil di PT Astra International Tbk Malalayang”, E-
Journal EMBA Vol. 4, No.1, 2016. h.474 28
Andrew F.M dan Irvan Trang, Ibid, h.474
31
terjadi interaksi dalam pemasaran. Dalam kegiatan promosi produk
suatu barang, tidak bisa dilepas dari kegiatan distribusi produk.
Distribusi berasal dari bahasa Inggris distribution, yang berarti
penyaluran. Sedangkan kata dasarnya to distribute, berdasarkan
Kamus Inggris Indonesia John M, Echols dan Hassan Shadilly
bermakna membagikan, menyalurkan, menyebarkan,
mendistribusikan, dan mengageni. Sedangkan, menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), distribusi dimaksudkan sebagai penyaluran
(pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau ke beberapa
tempat.29
Jadi, berdasarkan, rujukan di atas, distribusi dapat dimengerti
sebagai proses penyaluran barang atau jasa kepada pihak lain. Di sini
tidak ada penegasan bahwa produksi sebagai proses yang
menjembatani menuju proses konsumsi.
Fokus kajian sosiologi tentang distribusi merupakan
fenomena-fenomena yang terjadi dalam proses antara proses produksi
dan proses konsumsi. Hal tersebut meliputi:
1) Redistribusi
2) Resiprositas
3) Pertukaran
4) Pasar (aktor, mekanismen ruang dan waktu)
5) Transportasi
6) Perdagangan
7) Kewirausahaan
8) Uang
9) Pemberian
10) Perusahaan
11) Ritel
12) Distributor30
29
Damsar, op, cit, h.93 30
Ibid, h.103
32
Selain dari marketing mix juga di dalam pemasaran kue kekinian
memanfaatkan e-commerce (electronic commerce) juga untuk
promosinya. E-commerce merupakan istilah yang digunakan oleh
perusahaan untuk menjual dan membeli sebuah produk secara online.31
Untuk mempercepat dan meningkatkan penjualan cepat maka dengan
melihat perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat tersebut
dapat memanfaatkan suatu layanan secara online yang berupa
e-commerce. Dengan adanya layanan electronic commerce
(e-commerce) ini maka pelanggan dapat mengakses serta melakukan
pesanan dari berbagai tempat. Pelanggan tidak harus datang langsung
ke tempat penjualan jika ingin membeli suatu barang, cukup
bermodalkan gadget dengan aplikasi e-commerce bisa langsung
membeli barang-barang yang kita inginkan.
Di dalam E-commerce terbagi menjadi dua sistem, yang
pertama sistem B to C yakni sistem yang menghubungkan produsen
langsung ke konsumen, sebagai contohnya online shop lazada.
Sedangkan, sistem yang kedua adalah sistem C to C, merupakan sistem
yang mengubungkan antara konsumen dengan konsumen lainnya
contohnya seperti online shop shopee.32
Di dalam sistem C to C ini,
toko-toko yang mendaftarkan diri di online shop bersangkutan bisa
melakukan promosi dengan mudahnya, ibaratnya sistem C to C ini
seperti pasar online yang memudahkan pembeli dan penjual untuk
melakukan jual beli tanpa bertatap langsung. Di dalam sistem C to C
ini juga para konsumen berperan besar dalam menentukan brand
awareness. Sistem C to C ini diterapkan oleh outlet-outlet kue
kekinian di masa sekarang ini. Karena promosi dengan mudahnya
membuat produk kue kekinian bisa booming karena promosi dari
konsumen satu ke konsumen lainnya melalui foto maupun video di
media sosial instagram ataupun facebook. Selain melakukan promosi
31
Edwin Agung Wibowo, Jurnal dengan judul “Pemanfaatan Teknologi E-Commerce Dalam
Proses Bisnis”, E-Journal Manajemen, 2015, h.97 32
Ibid, h. 99
33
melalui para konsumen, produk kue kekinian juga melakukan kerja
sama dengan perusahaan jasa ojek online seperti Grab dan Go-jek.
Melalui Grab dan Go-jek produk kue kekinian semakin dikenal oleh
masyarakat melalui fitur Gofood ataupun Grab food dan merupakan
perantara antara pihak penjual dengan para pembeli.
Munculnya e-commerce, membuat fungsi internet berubah yang
awalnya hanya menjadi alat untuk mengakses berbagai macam
informasi secara elektronik, sekarang berubah menjadi aplikasi strategi
bisnis. Pemasaran di internet sangat menguntungkan bagi pihak si
penjual karena mengurangi biaya untuk promosi. Hanya dengan
menggunakan smartphone canggih kita sudah bisa membeli apapun
yang kita inginkan. Bisa dikatakan bahwa instagram ini merupakan
media dari e-commerce yang menjanjikan dalam hal pemasaran
produk pada saat ini. Tetapi, tidak jarang pula lewat e-commerce ini
masyarakat khususnya remaja, hanya menjadikannya media untuk
memilih produk dan membandingkan harga, setelah mereka
mengetahui harga dari barang tersebut mereka umumnya tetap saja
melakukan belanja dengan cara tradisional yaitu dengan datang
langsung ke outlet dan bertemu langsung dengan penjualnya.
5. Pengertian Budaya Populer
Dalam bab dua ini penulis akan membahas grand teori dalam
penelitian ini yaitu teori budaya populer.
Teori yang menjadi dasar dalam penelitian tentang fenomena
kue kekinian di kalangan remaja kota Bogor adalah teori budaya
populer yang dikenal juga sebagai budaya pop. Karena di dalam teori
budaya populer menjelaskan tentang ciri-ciri dari budaya tersebut
diantaranya ada trend, yang merupakan sebuah budaya yang di ikuti
atau disukai banyak orang dan trend tersebut menimbulkan istilah
budaya populer dikalangan masyarakat. Dalam penelitian ini akan
34
memaparkan tentang trend yang sedang berkembang yakni kue
kekinian dan yang menjadi sasaran konsumennya kebanyakan adalah
para remaja.
Perubahan budaya seiring dengan perkembangan zaman
membuat definisi budaya populer menjadi semakin kompleks. Menurut
Raymond William budaya populer adalah budaya yang diciptakan atau
diproduksi dan dikonsumsi secara massal serta digemari oleh
kebanyakan rakyat (populist).33
Terlihat dari definisi yang
dikemukakan oleh William tentang budaya populer yang bisa dikaitkan
dengan fenomena-fenomena sosial yang terus bermunculan di
masyarakat. Fenomena yang muncul di masyarakat pasti datangnya
juga dari lingkungan masyarakat itu juga yang pastinya digemari oleh
orang-orang.
Dan menurut William istilah populer memiliki makna sebagai
berikut: (1) banyak disukai orang, (2) jenis kerja rendahan, (3) karya
yang dilakukan untuk menyenangkan orang, (4) budaya yang memang
dibuat oleh orang untuk dirinya sendiri.34
Budaya populer, pada
akhirnya akan melahirkan selera yang sama diantara
kelompok-kelompok budaya yang berbeda. Kebudayaan populer
berkaitan dengan masalah keseharian yang dapat dinikmati oleh semua
orang atau kalangan seperti mega bintang, kendaraan pribadi, fashion,
perawatan tubuh, dan sebagainya.
Menurut Burton, budaya populer didominasi oleh produksi dan
konsumsi barang-barang material dan bukan oleh seni-seni sejati,
manakala penciptaannya didorong oleh motif laba.35
Budaya populer
merujuk pada tingkat konsumsi suatu masyarakat yang terkadang tidak
menjadi kebutuhan dasarnya, melainkan hanya untuk kesenangan
semata. Kebudayaan ini muncul tidak lain karena budaya konsumtif
yang sudah mengakar di dalam masyarakat.
33
Pujileksono, op.cit.,h.43 34
Ibid., h.43 35
Graeme Burton, Media dan Budaya Populer, (Yogyakarta: Jalasutra, 2012) h.38
35
Budaya populer berkaitan dengan budaya massa. Budaya massa
adalah budaya populer yang dihasilkan melalui teknik-teknik industrial
produksi massa dan dipasarkan utuk mendapatkan keuntungan dari
khalayak konsumen massa. Di dalam budaya massa ini di dominasi
oleh produksi dan konsumsi barang-barang material bukan oleh
seni-seni sejati (true arts) dan hiburan masyarakat.36
Budaya populer
menjelma menjadi budaya massa yang proses penciptaan produksinya
di dorong oleh motif laba dan konsumen hanya memiliki kekuasaan
terbatas dalam prosesnya.
Definisi budaya populer sangat bervariasi. Menurut Mukerji,
istilah budaya populer mengacu pada kepercayaan, praktik, atau objek
yang tersebar luas di masyarakat seperti dikatakan bahwa:
Popular culture refers to the beliefs and practices and objects
through which they are organized, that are widely shared
among a population This includes folk beliefs, practices and
object generated and political and commercial centers.
“budaya populer mengacu pada kepercayaan, praktek-praktek
dan objek yang menyatu dalam kesatuan yang hidup dalam
masyarakat. Hal ini termasuk kepercayaan adat,
praktek-praktek, dan objek yang diproduksi dari pusat-pusat
komersial dan politik.”37
Jadi, kata populer yang sering disingkat pop mengandung arti
dikenal dan disukai orang banyak (umum). Sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pada umumnya, mudah dipahami orang banyak disukai,
dan dikagumi orang banyak.
Subandy menyatakan bahwa budaya pop adalah budaya yang
berasal dari rakyat melalui pendekatan yang beranggapan bahwa
budaya pop adalah sesuatu yang diterapkan pada rakyat dari atas.
Budaya pop adalah budaya yang otentik rakyat. Budaya pop seperti
halnya budaya daerah merupakan dari rakyat untuk rakyat. Definisi
36
Ibid., h. 39 37
Dominic Strinati, Popular Cuture Pengantar Menuju Teori Budaya Populer, ( Yogyakarta:
Jejak, 2007).Cet.III, h.51
36
pop dalam hal ini seringkali dikait-kaitkan dengan konsep romantisme
budaya kelas buruh yang kemudian ditafsirkan sebagai sumber utama
prosees simbiolik dalam kapitalisme kontemporer. Namun, ada satu
persoalan dengan pendekatan ini yakni pertanyaan tentang siapa yang
termasuk dalam kategori rakyat.38
Persoalan lainnya adalah hakikat
wacana dari mana asal- usul budaya itu terbentuk. Tidak peduli berapa
banyak kita memakai definisi ini, fakta membuktikan bahwa rakyat
tidak secara spontan mampu menghasilkan budaya dari bahan- bahan
material yang mereka buat sendiri.
Istilah budaya populer (culture popular) sendiri dalam
bahasa latin merujuk secara harfiah pada “culture of the people”
(budaya orang- orang atau masyarakat). Mungkin itulah sebabnya
banyak pengkaji budaya yang melihat budaya yang hidup (lived
culture) dan serangkaian artefak budaya yang bisa kita temui dalam
kehidupan sehari-hari orang kebanyakan.39
Sebagai contoh budaya
populer sebagai kumpulan artefak yang ada, seperti film, kaset, acara
televisi, alat transportasi, pakaian, dan sebagainya. Budaya populer
selalu berubah dan muncul secara unik di berbagai tempat dan waktu,
tergantung dari perkembangan masyarakat itu sendiri.
Popular culture atau sering disebut budaya pop mulai mendapat
tempat dalam kehidupan manusia di Indonesia. Dominic Strinati
mendefinisikan budaya pop sebagai lokasi pertarungan, di mana
banyak dari makna ini (pertarungan kekuasaan atas makna yang
terbentuk dan beredar di masyarakat) ditentukan dan diperdebatkan.
Tidak cukup untuk mengecilkan budaya pop sebagainya melayani
sistem pelengkap bagi kapitalisme dan patriarkhi, membiarkan
38
Budaya Populer (https://sosiologibudaya.wordpress.com/2013/04/25/budaya-populer-2/)
diakses pada tanggal 10/04/2018 pukul 11.05 WIB 39
Diyah Rachmawati, Televisi Dan Budaya Pop (Studi Korelasi Terpaan Media Televisi, Status
Ekonomi, dan Tingkat Religiusitas Dengan Persepsi Terhadap Budaya Pop Di Kalangan
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISI UNS). Skripsi. Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret, 2009. h.26, tidak dipublikasikan.
37
kesadaran palsu membius masyarakat.40
Budaya pop juga bisa dilihat
sebagai lokasi di mana makna-makna dipertandingkan dan ideologi
yang dominan bisa saja diusik. Antara pasar dan ideologi, antara
pemodal dan produser, antara sutradara dan aktor, antara penerbit dan
penulis, antara kapitalis dan kaum pekerja, antara perempuan dan
laki-laki, kelompok heteroseksual dan homoseksual, kelompok kulit
hitam dan kulit putih, tua dan muda, antara apa makna segala
sesuatunya, dan bagaimana artinya, merupakan pertarungan atas
kontrol (terhadap makna) yang berlangsung secara terus- menerus.
Budaya pop adalah budaya pertarungan makna di mana segala
macam makna bertarung memperebutkan hati masyarakat. Dan
sekarang ini, model praktis dan pemikiran pragmatis mulai
berkembang dalam pertempuran makna itu. Budaya pop sering
diistilahkan dengan budaya McDonald atau MTV. Kepraktisan,
pragmatisme, dan keinstanan dalam pola kehidupan menjadi salah
satu ciri khasnya. Disini, media, baik cetak maupun elektronik,
menjadi salah satu ujung tombak public relation untuk
menerjemahkan budaya pop ala MTV langsung ke jantung peradaban
masyarakat itu. Televisi, misalnya adalah media yang efisien dalam
mengkomoditaskan segala sesuatu dan menjualnya dalam bentuk
praktis agar dapat dengan mudah dicerna dan di konsumsi oleh
masyarakat.
Sebagaimana yang dijelaskan bahwa budaya populer lebih
banyak mempertontonkan sisi hiburan, yang kemudian mengesankan
lebih konsumtif. Richard Dyer mengatakan hiburan merupakan
kebutuhan pribadi masyarakat yang telah dipengaruhi oleh struktur
kapitalis. Dan hiburan merupakan respon emosi jiwa dan
perkembangan implikasi emosi diri, merupakan suatu tanda keinginan
40
Strinati, op.cit., h.96
38
manusia yang meronta-ronta ingin ditanggapi dengan memenuhinya.41
Di dalam budaya populer selalu melekat sisi hiburan dan juga
kesenangan karena di dalamnya selalu terdapat hal-hal baru yang
kelak akan menjadi budaya baru di masyarakat. Dan akhirnya semua
kesenangan itu akan menjadi suatu kebutuhan manusia, bahkan
terkadang menjadi eksistensi kehidupan manusia.
Budaya populer yang sekarang ini berkembang dengan pesat,
menumbuhkembangkan juga determinisasi popular budaya massa
yang masih dan sulit dikontrol. Semua orang berpikir seragam, mulai
dari artis kesukaan, sampai citra rasa masakan dengan cara instan.
Termasuk pula kue kekinian yang sekarang sedang digandrungi
masyarakat.
6. Karakteristik Budaya Populer
Pada bagian ini penulis akan membahas tentang beberapa ciri- ciri
budaya populer. Adapun karakteristik budaya populer tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Relativisme
Dalam budaya populer tidak ada batasan antara mana yang benar
dan mana yang salah, mana budaya tinggi dan rendah.
2) Pragmatisme
Dalam budaya populer segala sesuatunya diterima meskipun belum
tentu menghasilkan manfaat yang berguna.
3) Sekularisme
Dalam budaya populer agama dipandang sebagai sesuatu yang
tidak relevan dan tidak penting dalam menjalankan kehidupan.
4) Hedonisme
Dalam budaya populer lebih mengacu kepada kepuasan emosi
daripada kepuasan secara intelek.
41
M.Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana ,2006), h.102
39
5) Matrealisme
Dikenal pula sebagai budaya McWorld dimana materi, uang, dan
mencari kekayaan adalah hal yang paling terpenting.
6) Popularitas
Budaya populer mempengaruhi banyak orang dari setiap sub-
budaya, tanpa dibatasi latar belakang etnik, keagamaan, status
sosial, usia, tingkat pendidikan, dan sebagainya.
7) Kontemporer
Dalam budaya populer tidak ada sesuatu hal yang pasti karena
segala sesuatunya cenderung berubah-ubah tergantung kepada
permintaan pasar.
8) Hibrid dan Hiburan
Dua hal yang merupakan gabungan dalam dunia budaya populer
dimana segala sesuatunya harus instan, cepat namun memuaskan.
9) Keseragaman Bentuk
Sebuah ciptaan manusia yang menajdi trend akhirnya diikuti oleh
banyak penjiplak. Karya tersebut dapat menjadi pionir bagi karya-
karya lain yang berciri sama.42
Dapat disimpulkan dari 9 karakteristik budaya populer tersebut
bahwa budaya populer tidak bisa dilepaskan dari trend yang ada dan
diciptakan oleh khalayak umum atau masyarakat. Dan tidak bisa
dipisah dengan konsumerisme yang terus melekat, bahkan
memunculkan gaya hedonisme yang semakin kuat. Akibatnya orang
semakin banyak yang gemar menghabiskan uang hanya untuk
kesenangan semata bukan karena kebutuhan primer.
Budaya populer tidak bisa dilepaskan dari peran media massa
termasuk di dalamnya media sosial bagi perkembangannya. Karena
budaya populer selalu berkaitan dengan sesuatu yang bisa menjadi
fenoena sosial dengan berbagai karakteristik diatas, pasti ada alat atau
42
Cynantia Rachmijati, Jurnal dengan judul “Pengaruh Budaya Populer Pada Pendidikan”, E-
Journal Pendidikan, 2014,(STKIP Siliwangi Bandung), h.2
40
media sebagai penghubungnya. Dan media sosial juga merupakan
salah satu 7 unsur kebudayaan yaitu Ilmu Pengetahuan Teknologi.
Jadi, suatu kebudayaan baru selalu dikaitkan dengan unsur
kebudayaan tersebut.
Dalam hal ini media sosial yang menjadi sorotan saya adalah
media sosial instagram. Instagram merupakan sebuah aplikasi media
sosial yang memungkinkan pengguna untuk mengambil foto dan
video, menerapkan filter digital dan membagikannya ke berbagai
media sosial termasuk instagram itu sendiri.43
Foto atau video yang
dibagikan nantinya akan terpampang di feed pengguna lain yang
menjadi follower anda. Instagram dengan media utamanya berupa foto
dan video dimanfaatkan oleh para artis yang memiliki outlet kue
kekinian sbagai media iklan dan promosi produk yang mereka jual.
Dengan image keartisannya mereka menggunakan akun instagram
mereka untuk mempromosikan produknya. Karena mereka sudah
mempunyai followers yang cukup banyak, maka para artis ini bisa
dengan mudah mempromosikan produknya.
B. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Hastuti Caisari mahasiswi jurusan
Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Diponegoro dalam skripsinya yang berjudul “Fenomena Penggunaan
Path Sebagai Ajang Untuk Menunjukkan Eksistensi Diri”.44
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengalaman
individu dalam menampilkan eksistensi diri pada jejaring sosial path.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan
berusaha menjelaskan fenomena yang ada. Pengambilan data
dilakukan dengan wawancara dan observasi mendalam kepada
43
Michelle Wifalin, Efektivitas Instagram Common Grounds, Journal E-Komunikasi Program
Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya, pp.2 44
Tri Hastuti Caisari, Fenomena Penggunaan Path Sebagai Ajang Untuk Menunjukkan Eksistensi
Diri. Skripsi. Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Diponegoro, Semarang, 2014
41
beberapa informan. Total informan yang di wawancarai ada lima orang
dengan jarak usia yang tidak terlalu jauh.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dalam jejaring sosial Path,
pengguna berusaha menampilkan diri dengan sebaik mungkin, agar
mencapai tujuan yang diinginkan. Path merupakan media yang dinilai
dapat meningkatkan eksistensi diri penggunanya dengan berbagai fitur
yang mendukung di dalamnya sehingga pengguna Path untuk
mendapatkan gambaran diri yang diinginkan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Desy Saputri mahasiswa jurusan
Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau
dalam skripsinya yang berjudul “ Gaya Hidup Remaja di SMA 2
Tambang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar”.45
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah gaya hidup
hedonis dan faktor-faktor penyebab gaya hidup hedon siswa/i SMA 2
Tambang. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi
langsung. Selain itu juga peneliti menggunakan angket untuk
mengumpulkan data dengan memberikan sejumlah pertanyaaan
mengenai objek penelitian yang diisi sendiri oleh responden, guna
mendapatkan informasi mengenai masalah penelitian yaitu identitas
responden, kondisi sosial ekonomi orang tua, pola konsumsi dan
pengelolaan waktu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya gaya hidup yang
hedonis di kalangan siswa/i SMA 2 Tambang. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa/i lebih banyak menghabiskan waktu untuk
bermain dibandingkan belajar di kelas. Hal ini relihat dari absensi yang
dipegang oleh guru. Selain itu, para siswa/i ini juga lebih
memperhatikan penampilan fisik seperti sepatu, tas, dan lain- lain yang
menunjukkan pola perilaku konsumtif mereka. Hal ini juga terlihat dari
kendaraan dan gadget yang mereka bawa ke sekolah dengan harga
45
Desy Saputri, Gaya Hidup Remaja di SMA 2 Tambang Kecamatan Tambang Kabupaten
Kampar. Skripsi. Jurusan Sosiologi, Fakultas llmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau, 2012
42
yang cukup mahal.
3. Penelitian dilakukan oleh Diyah Rachmawati Nasirudin, jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Dengan skripsinya yang berjudul “Televisi dan
Budaya Pop (Studi Korelasi Terpaan Media Televisi, Status
Ekonomi, Dan Tingkat Religiusitas Dengan Persepsi Terhadap
Budaya Pop Di Kalangan Universitas Sebelas Maret Surakarta.”46
Dalam penelitian ini masalah yang diteliti adalah adakah hubungan
tingkat religiusitas dengan persepsi terhadap budaya pop di kalangan
mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei dengan
menggunakan kuesioner sebagai pengumpul data pokok. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dua dari tiga hipotesa terbukti, yaitu
adanya hubungan terpaan media televisi dengan persepsi terhadap
budaya pop di kalangan mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP
UNS dengan persentasi 13,95%, dan adanya hubungan tingkat
religiusitas dengan persepsi budaya pop di kalangan mahasiswa
jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan persentasi 9,99%,
sedangkan ada satu hipotesa yang ditolak yaitu tidak terdapat
hubungan antara status ekonomi dengan persepsi budaya pop di
kalangan mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan
persentasi 4,45%.
Dalam beberapa sumber penelitian relevan di atas terdapat banyak
kesamaan dengan skripsi yang saya buat. Beberapa diantaranya
memang melakukan penelitian dengan fenomena yang sedang
berkembang di masyarakat.
Selain itu juga skripsi yang saya buat memiliki kesamaan dengan
dua penelitian yang relevan yaitu menggunakan metode penelitian
46
Diyah Rachmawati Nasirudin, Televisi dan Budaya Pop (Studi Korelasi Terpaan Media Televisi,
Status Ekonomi, Dan Tingkat Religiusitas Dengan Persepsi Terhadap Budaya Pop Di Kalangan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Skripsi. Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Maret, Surakarta, 2009.
43
dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Dan observasi langsung ke
lapangan.
Adapun kelebihan dan perbedaan dengan skripsi sejenisnya yaitu
penelitian saya bukan hanya menganalisis fenomena yang ada berupa
kue kekinian tetapi lebih mendalam yaitu dampaknya bagi masyarakat
khususnya remaja yang berada di dalam lingkaran fenomena tersebut.
2.2 Tabel Persamaan dan Perbedaan Penelitian Relevan
No. Judul Persamaan Perbedaan
1.
Fenomena Penggunaan
Path Sebagai Ajang
Untuk Menunjukkan
Eksistensi Diri
Path menjadi fenomena
sosial yang banyak
digunakan oleh para
anak muda. Dan metode
penelitian juga
menggunakan metode
kualitatif dengan
pendekatan deksriptif.
Dalam rancangan
penelitian saya
mendeskripsikan
perilaku remaja
yang mengikuti
fenomena kue
keknian dan juga
dampak yang
ditimbulkan dari
fenomena tersebut
terhadap remaja.
2. Gaya Hidup Remaja di
SMA 2 Tambang
Kecamatan Tambang
Kabupaten Kampar
Penelitian bersifat
Kualitatif dengan
pendekatan observasi
langsung di lokasi
penelitian. Dan sama-
sama menjadikan remaja
sebagai responden
dalam penelitian.
Teori yang
digunakkan
berbeda. Dan juga
pada penelitian
saya lebih
memfokuskan
remaja yang
mengikuti
fenomena bukan
hanya dari gaya
hidupnya
3. Televisi dan Budaya Pop
(Studi Korelasi Terpaan
Media Televisi, Status
Ekonomi, Dan Tingkat
Religiusitas Dengan
Persepsi Terhadap
Budaya Pop Di Kalangan
Universitas Sebelas
Maret Surakarta
Teori yang digunakan
sama yaitu Teori
Budaya Populer.
Peneliti
menggunakan
metode kuantitatif.
Sedangkan, dalam
penelitian saya
menggunakan
metode kualitatif
deskriptif.
Sumber: Olahan Peneliti
44
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan diatas mengenai tentang
budaya populer, maka teori budaya populer akan dijadikan landasan dalam
peneltian ini. Teori budaya populer yang akan menjadi landasan adalah
teori budaya populer William yang menyatakan bahwa budaya populer
adalah budaya yang diciptakan/diproduksi dan dikonsumsi secara massal
serta digemari oleh kebanyakan orang (populist).
Munculnya fenomena kue kekinian yang merupakan bisnis oleh-
oleh kue yang dimiliki oleh para artis Ibukota. Fenomena ini dipengaruhi
oleh semakin canggihnya media sosial salah satunya media sosial
instagram. Ini sesuai dengan landasan teori William yang mengemukakan
tentang budaya yang digemari banyak orang yang menjadi icon disini
merupakan artis. Mereka memanfaatkan media sosial instagram mereka
untuk mempromosikan produknya karena untuk menarik orang-orang
yang sudah menjadi followers mereka di instagram. Fenomena ini mulai
menjadi bahan perbincangan di kalangan mayarakat luas berkat
kecanggihan teknologi yang memudahkan menyampaikan informasi
dengan cepat. Oleh sebab itu, yang seharusnya masyarakat membeli suatu
barang untuk memenuhi hidupnya, sekarang kebanyakan masyarakat lebih
merasa nyaman untuk menjadi konsumen saja dengan cara mengikuti
trend yang berkembang. Terutama para remaja yang memang menguasai
banyak sosial media termasuk Instagram.
Selain itu, faktor utama yang menyebabkan munculnya fenomena ini
adalah prestise. Karena sifat masyarakat masa kini yaitu selalu ingin
merasa diakui keberadaannya. Dan merasa istimewa jika berbeda dengan
orang kebanyakan. Dalam hal ini adalah prestise yang didapatkan apabila
seseorang mempunyai barang-barang yang membuat naiknya rasa percaya
diri seseorang. Yang bisa mengangkat prestise seseorang bukan hanya
mencakup fashion dan juga kendaraan, tetapi juga tempat hangout beserta
makanan yang mereka konsumsi menentukkan prestise seseorang.
Di saat sekarang dengan gaya hidup yang semakin konsumtif dan
45
hedonisme, para remaja menganggap bahwa prestise sangat penting dalam
kehidupan bersosialisasi mereka.
Fenomena kue kekinian ini, dikategorikan sebagai fenomena yang
diikuti oleh remaja kebanyakan. Remaja-remaja masa kini mempunyai
gaya hidup yang berbeda dengan remaja pada zaman dahulu. Gaya hidup
remaja masa kini, dipengaruh oleh teknologi dan gaya hidup orang barat.
Dampak dari gaya hidup remaja yang modern adalah dengan munculnya
tingkat konsumerisme yang tinggi atau keinginan untuk membeli hal-hal
yang sedang trend saat ini. Trend belanja remaja saat ini juga merupakan
bagian dari gaya hidup modern. Untuk itu fenomena kue kekinian ini
muncul dikalangan remaja.
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
D.
E.
F.
`
G.
GAYA HIDUP
REMAJA Prestise Eksistensi Diri
Perilaku
Konsumtif
Fenomena Kue
Kekinian
Budaya
Konsumen
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah outlet
Cakekinian beralamat di Jl. H. Achmad Adnawijaya (Jl.Pandu Raya) RT
01/05, Bogor. Sedangkan, penyusunan dan penelitian ini dilakukan dari bulan
November 2017 sampai dengan bulan Agustus 2018.
Tabel 3.1
Time Schedule
No Kegiatan Oktober
November
Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
Proposal
2. Penyusunan Bab
I Pendahuluan
No
Kegiatan
Maret
April
Mei
Juni
Juli
3. Penyusunan Bab
II Kajian
Pustaka
6 Penyusunan Bab
III Metode
Penelitian
7 Penyusunan Bab
IV Hasil
Penelitian
8 Penyusunan Bab
V Kesimpulan
dan Saran
9 Penyusunan
Laporan
Penelitian
47
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif,
yaitu metode penelitian yang data-datanya dalam bentuk kata-kata atau
kalimat. “Metode penelitian kualitatif ini muncul karena terjadinya
perubahan paradigma dalam memandang suatu realitas/ fenomena/gejala”.1
Dalam perjalanannya metode kualitatif seringkali dihubungkan dengan
segala jenis penelitian sosial termasuk di dalamnya antropologi kebudayaan
beserta dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Menurut Lodico, Saulding, dan Voegtle penelitian kualitatif berfokus
pada fenomena sosial dan pada pemberian suara pada perasaan dan persepsi
dari partisipan di bawah studi. Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa
“pengetahuan dihasilkan dari seting sosial dan bahwa pemahaman
pengetahuan sosial adalah suatu proses ilmiah yang sah (legitimate)”.2
Metode penelitian kualitatif ialah keadaan dimana prosedur
penelitiannya bersifat menjelaskan, mengelola, menggambarkan, dan
menafsirkan hasil penelitian dengan susunan kata dan kalimat sebagai
jawaban atas permasalahan yang diteliti. Penelitian kualitatif adalah suatu
pendekatan yang juga disebut dengan pendekatan investigasi karena
biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung
dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian.
Metode penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu berupa narasi cerita,
penuturan informan, dokumen-dokumen pribadi seperti foto, catatan pribadi,
perilaku, gerak tubuh, mimik, dan banyak hal lain yang tidak didominasi
angka-angka sebagaimana penelitian kuantitatif.3 Jadi, bisa disimpulkan
bahwa penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif lebih condong ke
pemahaman yang mendalam terhadap sebuah kasus atau permasalahan.
1Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Alfabeta, 2014), Cet.IX, h.1
2 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Press, 2011) , h. 2
3 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,
(Yogyakarta: Erlangga, 2009), hal.25
48
Menurut Bogdan dan Biklen terdapat lima ciri utama penelitian
kualitatif, yaitu:
1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data
dan peneliti adalah instrumen kunci.
2. Bersifat deskriptif, artinya data yang terkumpul berbentuk kata-
kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.
3. penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada
produk atau outcome.
4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.
5. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna data dibalik
yang teramati.4
Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau
deskriptif. Karena pendapat di atas sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
penulis untuk memaparkan fenomena kue kekinian di kalangan remaja kota
Bogor, maka metode penulisan kualitatif penulis rasa tepat digunakan pada
penelitian ini. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif
ini dirasa sangat cocok untuk menggambarkan apa yang terjadi di lokasi
penelitian. Dengan metode penelitian ini, peneliti dapat mengeksplorasi
perilaku remaja yang mengikuti trend fenomena kue kekinian di kota Bogor.
Untuk mendapatkan informasi tersebut, penulis juga menggunakan
pendekatan kualitatif dengan maksud agar penulis dapat menjajaki secara
lebih mendalam objek yang akan diteliti yaitu para remaja yang membeli
kue kekinian yang berada di kota Bogor
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi
oleh Spradley dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri
atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas
(activity), yang berinteraksi secara sinergi.5
4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),
Cet.18, h.9-10 5 Ibid, h.215
49
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi
sebagai narasumber atau partisipan, informan, teman, dan guru dalam
penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif juga disebut sampel teoritis,
karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.6
Sesuai dengan jenis penelitian bahwa penelitian kualitatif tidak
menggunakan populasi dan sampel tetapi menggunakan pendekatan secara
intensif kepada informan yang akan dijadikan sebagai sumber data dalam
penelitian ini.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah
dengan menggunakan purposive sampling. Purposive sampling merupakan
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan sesuai dengan objek/ situasi sosial yang
diteliti.7 Pemilihan informan ini menggunakan metode purposive sampling,
kriteria yang ditetapkan adalah remaja yang membeli kue kekinian di kota
Bogor.
Adapun kriteria subjek penelitian untuk dapat dijadikan sampel adalah
sebagai berikut:
1. Pernah membeli kue kekinian di outlet Cakekinian
2. Remaja berumur 15 - 18 tahun
3. Mempunyai media sosial instagram
Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah para remaja di kota Bogor
yang membeli kue kekinian di Cakekinian cabang kota Bogor. Yaitu terdiri dari 5
orang remaja yang memenuhi kriteria tersebut. Selain itu, 1 orang manager dan 1
orang karyawan outlet Cakekinian juga menjadi subjek penelitian.
6 Ibid, h.216
7 Ibid, h.218-219
50
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian, teknik pengumpulan data yang
digunakan peneliti adalah:
a. Observasi
Observasi didefinisikan sebagai “suatu proses melihat, mengamati,
dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu
tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat
digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis”.8 Inti dari
observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang
ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang dapat
dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung, dan dapat
diukur.
Pada penelitian, peneliti ini menggunakan observasi non partisipasi
(non-participation observer), yaitu “suatu bentuk observasi dimana
pengamat (atau peneliti) tidak terlibat langsung dalam kegiatan kelompok,
atau dapat dikatakan pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang
diamatinya”.9 Dalam penelitian ini yang diamati adalah para remaja yang
membeli kue kekinian secara langsung di outlet Cakekinian cabang Bogor.
Teknik ini digunakan untuk mengamati langsung perilaku remaja yang
membeli kue kekinian, gaya hidup, serta budaya konsumen para remaja di
kota Bogor.
8 Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Groups , (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2015), Cet.II , h.131. 9 Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta:
Kencana, 2014), h.384
51
Tabel 3.2
PEDOMAN OBSERVASI OUTLET
1. Nama Tempat :...................................................
2. Waktu :...................................................
3. Tanggal :...................................................
No. ASPEK YANG DIAMATI KOMENTAR
1. Budaya konsumen mempresentasikan
budaya modern
a. Penggunaan Iklan
b. Tata letak barang di toko
c. Suasana di outlet Cakekinian
d. Kemasan kue kekinian
e. Penggunaan etalase
f. Penggunaan Brand
ambasador
2. Pemasaran kue kekinian melalui
akun instagram Cakekinian
a. Berdasarkan jumlah
followers instagram
cakekinian.id
b. Banyaknya postingan di
instagram konsumen yang
membeli kue di Cakekinian
(bulan Mei-Juli)
c. Jumlah postingan promosi
perhari di instagram
cakekinian.id (bulan
Mei-Juli)
3. Pemanfaatan E-commerce
a. Bekerja sama dengan
52
perusahaan jasa ojek online
Gojek untuk pesan antar
Cakekinian
Tabel 3.3
PEDOMAN OBSERVASI PERILAKU KONSUMEN REMAJA
1. Nama Tempat :...................................................
2. Waktu :...................................................
3. Tanggal :...................................................
No. ASPEK YANG DIAMATI KOMENTAR
1. Karakteristik gaya hidup remaja yang
membeli kue di outlet Cakekinian
a. Membawa kendaraan pribadi
b. Mempunyai gadget yang
canggih
c. Mempunyai penampilan
modis
d. Seberapa lama para
konsumen remaja berada di
outlet Cakekinian
b. Wawancara
Susan Stainback mengemukakan bahwa “interviewing provide the
researcher a means to gain deeper understanding of how the participant
interprest a situation or phenomenon than can be gained through
observation along”.10
Interview merupakan hatinya penelitian sosial. Jadi,
dengan wawancara maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan
10
Sugiyono, Op.cit, h.232
53
fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui
observasi.
Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara
semi-struktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept
interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan
dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk
menemukan permasalah secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak
wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.11
Dalam melakukan
wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa
yang dikemukakan oleh informan.
Wawancara dilakukan dengan bertatap muka langsung dengan
partisipan, tidak melalui telepon ataupun video. Instrumen yang
digunakan adalah perekam suara dan pedoman wawancara. Dalam
penelitian ini, wawancara dilakukan guna mencari informasi mengenai
alasan para remaja membeli kue di outlet Cakekinian, khususnya
berkaitan dengan gaya belanja remaja yang semakin modern dan budaya
konsumen sehingga membeli kue kekinian tersebut.
Wawancara ini ditujukan kepada para responden yang merupakan
para remaja kota Bogor yang membeli kue di outlet Cakekinian dan
wawancara ini juga ditujukan kepada manager outlet Cakekinian sebagai
informan sekaligus responden dalam penelitian ini.
Tabel 3.4
Instrumen Wawancara
1. Nama : ...................................................
2. Jenis Kelamin : ...................................................
3. Usia : ...................................................
4. Status : ...................................................
11
Sugiyono, Ibid, h.233
54
NO. SUBYEK YANG DIWAWANCARA
I Remaja kota Bogor
1. Apakah kamu mengetahui tentang fenomena kue kekinian?
2. Dari mana kamu tahu tentang keberadaan Cakekinian ini?
3. Bagaimana pendapat kamu tentang munculnya Cakekinian
tersebut?
4. Dampak apa yang kamu rasakan ketika fenomena kue kekinian
ini terjadi?
5. Apa alasanmu membeli kue di outlet Cakekinian ini? Jelaskan!
6. Seberapa booming Cakekinian ini di kalangan teman-teman
kamu?
7. Selain alasan tersebut, apakah karena lokasi outlet Cakekinian
yang strategis berpengaruh mendukungmu untuk mencoba kue ini?
8. Apakah faktor kelas sosial yang ikut mempengaruhimu membeli
kue di Cakekinian ini?
9. Apakah iklan di media sosial memicu kamu untuk ingin mencoba
kue kekinian di Cakekinian?
10. Apakah kamu termasuk orang yang mudah terbujuk orang lain
untuk membeli kue di Cakekinian ini?
11. Apakah kamu membeli kue kekinian karena lapar?
12. Jika bukan karena lapar, apakah kamu membeli kue tersebut
agar dilihat oleh teman-temanmu atau orang-orang dalam
lingkungan sosialmu ?
13. apakah kamu termasuk orang yang membeli barang karena
prestise sosial ?
55
14. Apakah kamu termasuk orang yang update dalam penampilan
(fashion) ?
15. Apakah kamu membeli kue kekinian tersebut hanya untuk
mengikuti perkembangan zaman?
16. Apakah kamu followers dari media sosial instagram
cakekinian.id?
17. Semenjak kapan kamu menjadi followers dari instagram
tersebut?
18. Dalam sehari berapa kali kamu memposting kegiatanmu di
media sosial instagram?
19. Bagaimana pendapatmu tentang promosi cakekinian.id melalui
instagram?
20. Apakah kamu termasuk orang yang membeli barang-barang
yang bukan kebutuhan primer?
21. Apakah kamu termasuk orang yang membeli barang tanpa
mementingkan harganya semahal apapun?
II Manager outlet Cakekinian Bogor
1. Bagaimana pendapat anda tentang munculnya fenomena kue
kekinian tersebut?
2. Bagaimana awal cerita terbentuknya outlet Cakekinian ini?
3. Seberapa besarkah pengaruh owner yang merupakan artis ini
dalam kesuksesan outlet Cakekinian Bogor ini?
4. Apakah outlet ini cepat dikenal karena owner nya merupakan
brand ambasador dari Cakekinian ?
5. Jika iya, apakah kontribusi owner dalam promosi Cakekinian?
56
6. Paling banyak yang membeli kue kekinian ini dari kalangan
mana?
6. Seberapa banyak remaja yang membeli kue di Cakekinian ini?
7. Apa dampak yang dirasakan oleh outlet Cakekinian ini ketika
fenomena kue kekinian ini berlangsung?
8. Dalam sehari seberapa sering admin instagram cakekinian.id
memposting foto/video untuk promosi?
9. Menurut anda bagaimana tanggapan para followers instagram
cakekinian.id ?
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Wawancara
NO ASPEK MASALAH SUB ASPEK MASALAH KET
1. Fenomena kue kekinian 1. Munculnya fenomena kue
kekinian
2. Antusiasme remaja dalam
fenomena kue kekinian
3. Dampak fenomena kue kekinian
No. 1-2
No. 3
No.4
2. Faktor- faktor yang mempengaruhi
gaya hidup remaja
1. Faktor eksternal
a. Kelompok pertemanan
b. Demografis
c. Kelas sosial
2. Faktor internal
a. Pengalaman dan
No.5-6
No. 7
No.8
No.9
57
pengamatan
b. Kepribadian
c. Motif
d. Prestise
No.10
No.11-12
No.13
3. Karakteristik gaya hidup remaja 1. Mengikuti perkembangan
zaman baik dari segi food,
fashion, and fun
2. Aktif di media sosial khususnya
No.14-15
No.16-19
4. Perilaku konsumtif 1. Membeli barang yang bukan
kebutuhan primer
2. Tidak begitu mementingkan
harga
No.20
No.21
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dalam hal dokumen Bogdan menyatakan “In most
tradition of qualitative research, the phrase personal document is used
broadly to referr to any first person narrative produced by an individual
which describes his or her own actions, experience and belief”.12
Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti adalah dokumentasi
berupa foto, video, serta dokumen internal dari outlet Cakekinian.
Dokumentasi ini juga digunakan untuk mengumpulkan data-data yang
12
Sugiyono, Ibid, h.240
58
berbentuk catatan berupa hasil wawancara, dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan penelitian seperti foto-foto ketika wawancara, dan foto
suasana di outlet Cakekinian yang menjadi sampel. Dan dokumen internal
yang diperoleh dari perusahaan akan menambah informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti.
E. Teknik Analisis dan Pengolahan Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.13
Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa “Data
analysis is the process of systematically searching and arranging the
interview trancripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to
increase your own understanding of them and to enable you to present what
you have discovered to others”.14
Analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Tujuan analisis data
adalah untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang mudah dibaca dan
di implementasikan.
Huberman dan Miles mengajukan model analisis data yang disebutnya
sebagai model interaktif. Huberman dan Miles mengemukakan bahwa
“aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh”.15
Pengolahan data dalam penelitian ini akan melalui tiga kegiatan
analisis, yakni sebagai berikut:
13
Sugiyono, Ibid, h.244 14
Sugiyono, Ibid, h.244 15
Sugiyono, Ibid, h.246
59
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data,
merangkum data, memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan
informasi yang tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering
digunakan adalah dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan.
Tetapi, biasanya dalam penelitian kualitatif lebih sering penyajian data
dalam bentuk uraian singkat atau teks yang bersifat naratif.
3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi
Langkah ke tiga dalam analisis data kalitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Sejak langkah
awal dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai mencari arti tentang
segala hal yang telah dicatat atau disusun menjadi suatu konfigurasi
tertentu. Pengolahan data kualitatif tidak akan menarik kesimpulan secara
tergesa-gesa, tetapi secara bertahap dengan tetap memperhatikan
perkembangan perolehan data.16
F. Rencana Pengujian Keabsahan Data
Dalam teknik pengecekan keabsahan data atau uji keabsahan data dalam
penelitian, ditekankan pada uji validitas dan reabilitas. Validasi merupakan
derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data
yang dapat dilaporkan oleh peneliti, sedangkan reabilitas berkenaan dengan
derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Oleh karena itu, Susan
16
Idrus, Op.cit, h.150-151
60
Stainback menyatakan bahwa, “penelitian kuantitatif lebih menekankan pada
aspek reabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek Validitas”.17
Uji keabsahan data ini dilakukan dengan perpanjangan waktu penelitian
dimaksudkan agar data-data yang diperoleh peneliti memungkinkan adanya
peningkatan derajat kepercayaan diri peneliti sendiri. Ketekunan pengamatan
bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat
relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian
memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
Triangulasi dalam pengujian keabsahan data diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
waktu. Terdapat tiga triangulasi yaitu: triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data, dan Triangulasi waktu.18
Dengan begitu data yang
diperoleh dari lapangan akan terlihat valid atau tidaknya dari uji triangulasi
tersebut.
1) Triangulasi sumber, untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber.
2) Triangulasi teknik, untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda.
3) Triangulasi waktu, waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas
data. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat
dilakukan dengan cara wawancara dan observasi dengan waktu
yang berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian datanya.19
17
Sugiyono, Op.cit, h.267-268 18
Sugiyono, Ibid, h.273 19
Sugiyono, Ibid, h.274
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Cakekinian
1. Latar Belakang Berdirinya Cakekinian
Awal mula terbentuk outlet Cakekinian ini, karena fenomena usaha
kue kekinian yang banyak didirikan oleh para artis Indonesia, Bogor
menjadi salah satu kota yang paling banyak diminati oleh para pesohor
tanah air ini sebagai tempat untuk mendirikan usaha kue kekinian ini.
Salah satu yang ikut membuat outlet kue kekinian adalah Arief
Muhammad dan istrinya Tiara Pangestika dengan brand nya yang
bernama Cakekinian.
Cakekinian ini merupakan usaha bersama dari 6 investor utama
yaitu Arief Muhammad dan teman-temannya termasuk di dalamnya
pemilik Cafe Foresthree.1 Tetapi, memang yang terlihat oleh
orang-orang Cakekinian ini merupakan usaha Arief karena untuk
kepentingan promosi Cakekinian Arief Muhammad beserta Tiara
Pangestika menjadi brand ambasador untuk mengenalkan produk
Cakekinian ini lebih cepat.
Arief Muhammad sebenarnya sebagai salah satu orang yang
mempunyai saham di Cakekinian tidak ingin menjadikan produk yang
ia jual sebagai brand dari satu kota saja, tetapi ia beserta istri yaitu
Tiaara Pangestika ingin brand nya ini bisa dibuka di semua kota.
Awal mulanya terbentuk ide untuk membuat Cakekinian ini
karena Arief sebagai publik figur ingin membuat kue kekinian yang
berbeda dari kue-kue yang dijual artis lainnya yang sangat terkenal tapi
menurutnya rasanya biasa saja.
1 Lampiran 1, Transkip wawancara, Juli Area Manager
62
“Lalu tercetuslah ide untuk membuat kue yang tidak terlalu
terkenal tapi rasanya sudah dikenal sama banyak orang. Dan tuturnya
lagi ia tidak mau menjadikan produknya ini sebagai branding
oleh-oleh dari satu kota saja karena menurutnya di suatu kota itu pasti
sudah ada oleh-oleh khasnya masing-masing. Ia sangat menyayangkan
jika ada kue kekinian artis yang menjualnya dengan cara branding
produknya sebagai inovasi oleh-oleh dari suatu kota.”2
Grand launching Cakekinian ini diadakan pertama kali di Bogor
tepatnya di Cafe Foresthree. Menurut Arief dan Tiara dalam video
grand launching Cakekinian Bogor, alasan mereka membuka outlet
di Bogor karena mereka berdua berpendapat bahwa makanan yang
booming itu biasanya kiblatnya ada di Bogor dan Bandung, dan
biasanya jika produk itu booming di kota Bogor ataupun Bandung
kota-kota lain juga akan cepat mengikutinya.3
Cakekinian ini merupakan produk hasil dari fenomena kue
kekinian yang melanda masyarakat khususnya para remaja. Pada awal
grand launchingnya yaitu tanggal 9 September 2017, Arief
Muhammad yang merupakan brand ambasador sekaligus salah satu
pemilik saham di Cakekinian turut hadir untuk membuka outlet
pertama Cakekinian yang berada di kota Bogor ini. Grand launching
Cakekinian ini sangat menarik antusias para remaja untuk hadir pada
acara tersebut. Antusias para remaja ini terlihat dari unggahan video di
chanel youtubenya Arief Muhammad banyak remaja yang sengaja
hadir dalam acara grand launching ini.
Outlet pertama dari Cakekinian ini hadir pertama kali di Cafe
Foresthree Bogor karena kebetulan, salah satu dari investor utama
Cakekinian ini adalah pemilik Cafe Foresthree.
2 Arief Muhammad, Vlog special:Launching Cakekinian,
(https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://m.youtube.con/watch%3Fv),
diakses pada tanggal 08/08/2018 pukul 16.52 WIB 3 Arief Muhammad, Vlog special:Launching Cakekinian,
(https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://m.youtube.con/watch%3Fv),
diakses pada tanggal 08/08/2018 pukul 16.54 WIB
63
Gambar 4.1
Lambang Cakekinian
Cakekinian ini di awal kemunculannya memang sangat
mengandalkan promosi lewat instagram karena sebelum grand
launchingnya saja produk-produk dari Cakekinian sudah dikenal oleh
para followers instagram Cakekinian yang rata-rata merupakan
followers dari instagram Arief Muhammad dan Tiara Pangestika.
Memang promosi ini dikatakan cukup berhasil dan cukup efektif hal
ini disampaikan oleh Area Manager Cakekinian.
Kalau untuk awal pengenalan ke masyarakat mereka
mempunyai peran penting. Karena Cakekinian ini
dibesarkan melalui instagram, diawalnya kita memang
main followers dan mengenalkan varian kue nya lewat
instagram sampai sebagian besar followers Cakekinian di
instagram ini merupakan followers Arief dan Tipang ini.4
Memang peran Arief dan Tiara yang merupakan brand ambasador
sangat membantu untuk mengenalkan varian dari produk Cakekinian
ini, tetapi dampaknya masyarakat tidak mengetahui ternyata ada 5
orang juga yang menjadi investor utama dari Cakekinian ini, rata-rata
masyarakat khususnya para remaja hanya mengetahui Arief
Muhammad dan Tira Pangestika sebagai pemilik dari Cakekinian ini.
Yang membuat mereka antusias untuk datang ke outlet Cakekinian
yang ada di Cafe Foresthree.
Sampai saat ini dari hasil observasi, saya melihat bahwa jumlah
followers dari instagram Cakekinian ini sudah mencapai 273.000
4 Lampiran 1, Transkip Wawancara
64
followers per 03 Agustus 2018.5 Dengan angka followers yang cukup
banyak ini menandakan bahwa memang Cakekinian cukup dikenal di
dunia media sosial instagram. Dan terlihat dari akun instagram
Cakekinian ini setiap hari admin akun tersebut rajin mengupload foto
maupun video untuk menarik para followers untuk datang membeli
Cakekinian langsung. Selain membeli langsung ke outletnya yang ada
di Bogor. Cakekinian juga sekarang sudah bekerja sama dengan
perusahaan ojek online yaitu Gojek untuk jasa pesan antar Cakekinian
langsung ke rumah konsumen melalui aplikasi go-food.6 Aplikasi
go-food ini sangat membantu para konsumen yang ingin membeli kue
kekinian tapi tidak sempat keluar rumah.
Gambar 4.2
Brand Ambasador Cakekinian
Gambar 4.3
Kerjasama Cakekinian-Gojek
5 Lampiran 8, Transkip Observasi
6 Lampiran 8, Transkip Observasi
65
2. Cabang-cabang Outlet Cakekinian
a. Cakekinian Bogor
Outlet pertama Cakekinian ini dibuka awal mula di Bogor
tepatnya di Cafe Foresthree yang beralamatkan di Jl.H. Achmad
Adnawijaya (Jl.Pandu Raya) RT 01/05, pada tanggal 9 September
2017 pada kesempatan pembukaan outlet Cakekinian yang pertama
ini selain dibuka oleh Arief Muhammad beserta istri, ternyata juga
menarik perhatian para remaja kota Bogor yang antusias datang
pada saat pembukaan tersebut sampai 2000 box Cakekinian sold
out dalam waktu 5 jam saja karena antusias dari masyarakat sangat
baik.7
Gambar 4.4
Peta Cakekinian Bogor
Gambar 4.5
Grand Launching Cakekinian Bogor
7 Grand Launching Cakekinian Arief Muhammad (www.cakekinian.net/2017/09/grand-launching-
cakekinian-arief-muhammad.html?m=1), Diakses pada tanggal 09/08/2018 pukul 11.45
66
b. Cakekinian Bekasi ( What’s Up Cafe)
Outlet Cakekinian yang kedua ini dibuka pada tanggal 23
Desember 2017 bertempat di What’s Up Cafe Jl. Pulosirih
Boulevard, Blok FE No.374, Pekayon Jaya, Bekasi. Hanya
berselang 2 bulan dari grand launching yang pertama di Bogor,
ternyata Cakekinian ini masih menarik perhatian masyarakat
Jabodetabek.
Gambar 4.6
Outlet Cakekinian Bekasi (What’s Up Cafe)
c. Cakekinian Bekasi (Summarecon Mall Bekasi)
Outlet Cakekinian yang ketiga berada di Summarecon Mall
Bekasi, Jl. Boulevard Ahmad Yani Blok M, Marga Mulya, Bekasi
Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat. Lokasi tepatnya di 2nd Floor
Summarecon Mall Bekasi. Di buka pada tanggal 10 Januari 2018
67
memang merupakan konsep dari Cakekinian ini selalu membuka
outlet di tempat ramai, seperti mall dan cafe.
Gambar 4.7
Outlet Cakekinian Bekasi (Summarecon Mall Bekasi)
d. Cakekinian Surabaya
Outlet keempat Cakekinian ini berada di Captain Hood
Indonesia Jl. Raya Gubeng No.66 Surabaya, lokasi keempat outlet
Cakekinian ini cukup jauh karena tidak berada di wilayah
Jabodetabek. Pembukaan outlet Cakekinian yang keempat ini
diadakan pada tanggal 14 Maret 2018, Arief Muhammad
mengatakan dalam vlog pribadinya bahwa ia ingin menjangkau
wilayah-wilayah kota besar untuk dari itu, ia membuka outlet
68
keempatnya ini di kota Surabaya yang merupakan salah satu kota
besar di Indonesia.
Gambar 4.8
Outlet Cakekinian Surabaya (Captain Hood Indonesia)
e. Cakekinian Bandung
Lokasi outlet Cakekinian yang kelima ini di buka pada
tanggal 12 Juni 2018 bertempat di Cihampelas Walk unit FF-38A,
lantai 1, Ciwalk Extention Bandung. Mulai dibuka dari pukul
10.00-22.00 WIB, tentu saja kesempatan ini sangat dimanfaatkan
oleh para penggemar Arief Muhammad dan Tiara Pangestika untuk
69
datang bertemu langsung dengan artis idolanya ketika pembukaan
cabang Cakekinian di Bandung ini.8
Gambar 4.9
Peta dan Soft Opening Cakekinian Bandung
8 Lokasi Cakekinian (www.cakekinian.net/2017/09/lokasi-cakekinian-arief-
muhammad.html?m=1) diakses pada tanggal 09/08/2018 pukul 12.23
70
3. Varian Produk Cakekinian
a. Oleo Red Velvet
Red velvet cake yang lembut dengan lapisan cream filling dan di
coating dengan biskuit oreo. Termasuk produk best seller di
Cakekinian
Gambar 4.10
b. Bang- bang cake
Soft cake vanilla dengan lapisan caramel, crispy coklat filling dan
di coating dengan crunchy coklat rasa beng-beng.
Gambar 4.11
c. Kitcake Matcha
Soft cake vanilla dengan lapisan crunchy green tea filling dan di
coating dengan cokelat kit kat rasa green tea.
71
Gambar 4.12
d. Triple Choco Oleo
Chocolate cake yang lembut dengan lapisan cokelat filling dan di
coating dengan biskuit oreo.
Gambar 4.13
e. Mariekurius
Soft cake vanilla, filling cheddar cheese dan di topping dengan
biskuit marie regal.
Gambar 4.14
72
f. Galaxy Cake
Lapisan brownies coklat, selai blueberry, cream cheese, soft cake
dengan topping coklat galaxy.
Gambar 4.15
g. Ufomaltine
Lapisan brownies coklat, soft cake coklat dengan filling malt
coklat, dan di taburi dengan crunchy coklat caviar.
Gambar 4.16
h. Helshey Cookies’ n cream
Lapisan brownies coklat, lapisan creamy cheesecake dan di taburi
oleh choco chips.
Gambar 4.17
73
Dan semua produk Cakekinian di bandrol dengan harga
Rp 58.000 per box .9 Untuk ukuran kue artis produk yang ditawarkan oleh
Cakekinian ini tidak terlalu mahal dan masih bisa dijangkau oleh kantong
remaja mulai dari pelajar sampai mahasiswa. Untuk itu memang sasaran
konsumen Cakekinian adalah para remaja.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi
a. Observasi Outlet Cakekinian
1) Budaya konsumen mempresentasikan budaya modern
a) Penggunaan Iklan
Produk Cakekinian ini lebih berfokus pada iklan di
media sosial instagram, baik di akun instagram owner yaitu
Arief Muhammad dan juga di akun instagram Cakekinian.
Pihak Cakekinian mengandalkan promosi iklan dengan
merepost postingan para pembeli di instagram story
Cakekinian. Selain instagram story, setiap harinya admin
instagram Cakekinian.id selalu mengupload foto maupun
video produk Cakekinian, promosi setiap bulannya, dan
juga outlet-outlet Cakekinian. Selain itu, ketika datang ke
Cafe Foresthree di depan pintu masuk sudah terlihat banner
Cakekinian yang menjadi salah satu media untuk iklannya.
Iklan Cakekinian juga ditampilkan melalui leaflet yang
diberikan kepada konsumen yang datang ke outlet
Cakekinian. Di dalam leaflet tersebut berisi produk-produk
yang ditawarkan oleh Cakekinian berupa gambar dan
deskripsi dari setiap kue yang dijual serta harga produk
Cakekinian.
9 Varian Rasa Cakekinian ( www.cakekinian.net/2017/09/cakekinian-kue-kekinian-arief-
muhammad.html?m=1 ) diakses pada tanggal 09/08/2018 pukul 13.25 WIB
74
Gambar 4.18
Iklan Cakekinian di Instagram
b) Tata letak barang di toko
Ketika kita datang ke outlet Cakekinian Bogor akan
terlihat jelas tatanan varian rasa dari produk Cakekinian
karena memang kardus ditata menghadap ke depan kaca
etalase outlet. Jadi, pengunjung yang datang ke outlet
Cakekinian di Bogor bisa langsung memilih varian produk
yang mereka inginkan. Selain itu, semua produk di outlet
Cakekinian Bogor di taruh di kulkas samping etalase agar
produk Cakekinian tetap fresh ketika konsumen hendak
membeli.
Gambar 4.19
Tata letak barang di Cakekinian
75
c) Suasana di outlet Cakekinian
Karena menyatu dengan Cafe Foresthree suasana
dari outlet Cakekinian juga sangat nyaman. Selain kita bisa
membeli kue kekinian, kita juga bisa duduk dan makan di
bangku-bangku yang telah disediakan oleh pihak cafe.
Ditambah lagi suasana dari cafe tersebut cozy, cocok sekali
jika ingin berkumpul dengan teman atau keluarga di cafe
tersebut. Ketika pertama kali kita masuk ke cafe Foresthree
kita langsung disambut dengan outlet Cakekinian yang
memang berada di sebelah kiri pintu masuk, jadi setiap
orang yang hendak ke Cafe Foresthree otomatis akan
melewati outlet Cakekinian terlebih dahulu dan ini menjadi
daya tarik utamanya. Ketika kita masuk ke bagian dalam
cafe akan disambut dengan suasana cafe yang sejuk karena
ditengah-tengah cafe terdapat pohon buatan yang ukuran
cukup besar yang membuat suasana semakin sejuk dan
berbeda. Bangku-bangku dan meja untuk pengunjung juga
ada yang terbuat dari potongan kayu dan ada juga
bangku-bangku yang berbahan plastik dengan arsitektur
yang unik dan dihiasi oleh rumput-rumput sintestis.
Gambar 4.20
Suasana Outlet Cakekinian menyatu dengan Cafe
Foresthree
76
d) Kemasan kue kekinian
Kue kekinian di taruh di dalam kardus dengan
desaign yang bergambar dengan kue yang sama di
dalamnya yang membuat para konsumen menjadi tertarik
dengan produk yang ditawarkan Cakekinian. Terlebih lagi,
dari segi penamaan produk yang mengambil plesetan dari
nama-nama snack yang sudah tidak asing lagi bagi para
remaja. Selain itu, plastik untuk membungkus kardus
Cakekinian berbentuk transparan dan ditengah-tengah
plastik Cakekinian terlihat desaign lambang Cakekinian.
Gambar 4.21
Kemasan Cakekinian
e) Penggunaan Etalase
Etalase di outlet digunakan untuk menaruh box
varian produk yang dijual oleh Cakekinian sekaligus
menyatu dengan tempat kasir untuk melakukan pembayaran
ketika kita selesai membeli Cakekinian. Etalase tersebut
berbentuk memanjang dan berwarna dominan orange
karena outlet berada di dalam cafe, jadi etalase yang
digunakan juga tidak terlalu besar. Oleh sebab itu, sebagian
77
produk di taruh di dalam kulkas yang diletakkan di samping
etalase.
Gambar 4.22
Penggunaan Etalase
f) Penggunaan Brand Ambasador
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa salah satu
owner Cakekinian merupakan brand ambasadornya yaitu
Arief Muhammad dan Tiara Pangestika. Di awal
kemunculan Cakekinian memang peran dari brand
ambasador ini sangat penting untuk promosi produk ke
masyarakat. Jika melihat akun instagram Cakekinian, ada
beberapa foto yang memperlihatkan Arief dan Tiara
memegang salah satu produk Cakekinian untuk
mempromosikannya dengan menggunakan celemek yang
khas berwarna cokelat dengan lambang Cakekinian
ditengah-tengahnya mereka mempromosikan produk
melalui foto tersebut dan pastinya foto tersebut sudah di
desaign kekinian agar menarik para remaja. Brand
Ambasador juga berperan disetiap awal grand opening
Cakekinian di semua kota dengan cara datang ke
pembukaan outlet yang bersangkutan. Berkat mereka
78
jugalah Cakekinian bisa cepat dikenal oleh para remaja
yang notabanenya fans dari keduanya.
Gambar 4.23
Penggunaan Brand Ambasador
2) Pemasaran kue kekinian melalui akun instagram
Cakekinian
a) Followers instagram Cakekinian.id
Berdasarkan observasi saya per 03 Agustus 2018
jumlah followers dari akun instagram Cakekinian
mencapai 273.000 followers. Dan memang tidak bisa
dipungkiri sebagian dari jumlah followers Cakekinian
ini sebagian besar merupakan followers dari instagram
Arief ataupun Tiara yang merupakan brand ambasador
Cakekinian.
b) Jumlah postingan instagram konsumen
Cakekinian.id (Mei-Juli)
Berdasarkan hasil observasi saya selama 3 bulan,
jumlah postingan feed instagram konsumen remaja yang
membeli Cakekinian dengan #Cakekinian #yanginibeda
mencapai 63 postingan.
79
c) Jumlah postingan promosi di instagram
Cakekinian.id (Mei-Juli)
Sedangkan, banyaknya jumlah postingan promosi di
instagram Cakekinian per harinya biasanya admin akun
Cakekinian memposting foto/video 1-2 kali di feed
instagram jumlahnya mencapai 71 postingan. Tetapi,
jika instagram strory bisa sampai 10 kali karena
merepost dari postingan pembeli Cakekinian untuk
memberikan apresiasi kepada para konsumen
Cakekinian.
d) Pemanfaatan E-commerce
Pemanfaatan e-commerce disini yaitu dengan
bekerja sama dengan pihak jasa ojek online agar
memudahkan para pembeli yang malas datang ke outlet
secara langsung. Caranya bisa pesan Cakekinian dengan
aplikasi go-food yang ada di go-jek dan para konsumen
bisa memesan kue kekinian dengan perantara jasa ojek
online.10
b. Observasi Perilaku Konsumen Remaja
1) Membawa kendaraan pribadi
Para konsumen remaja yang datang ke Cafe Foresthree
untuk membeli Cakekinian memang rata-rata membawa
kendaraan pribadi baik kendaraan roda dua maupun kendaraan
roda empat. Dan memang terlihat dari yang saya amati di
lapangan bahwa yang datang ke tempat tersebut adalah
orang-orang kalangan menengah sampai atas. Tetapi, tidak
memungkiri bahwa remaja yang berada dikalangan biasa saja
juga bisa datang untuk membeli Cakekinian ini.
10
Lampiran 8, Transkip Observasi
80
2) Mempunyai gadget yang canggih
Di zaman yang penuh dengan teknologi ini, memang sudah
tidak aneh lagi apabila orang banyak yang mempunyai gadget
canggih. Apalagi remaja yang tinggal dikota besar seperti kota
Bogor yang akan dengan mudah menyerap hal-hal baru.
Memang yang saya temui di lapangan ketika berada di Cafe
Foresthree remaja yang berkunjung untuk membeli Cakekinian
semuanya memiliki smartphone canggih yang didalamnya
terdapat aplikasi-aplikasi untuk kebutuhan dan kesenangan.
Termasuk mengetahui informasi mengenai munculnya
Cakekinian ini.
3) Mempunyai penampilan modis
Dari kelima konsumen remaja yang saya wawancarai 3
diantaranya memang peduli dengan penampilan dan 2 lainnya
termasuk remaja yang cuek terhadap penampilan. Tidak bisa
dipungkiri ketika mereka tinggal di lingkungan kota besar,
sedikit banyak mereka mengetahui tentang perkembangan
apapun termasuk fashion tapi kembali lagi kepada diri
masing-masing untuk menyikapi perkembangan tersebut.
4) Estimasi waktu konsumen remaja berada di outlet
Cakekinian
Berhubung outlet berada di dalam Cafe Foresthree maka
estimasi waktu pengunjung remaja berada di tempat tersebut
setelah dia membeli kue kekinian di Cakekinian, tidak bisa
diperhitungkan. Tetapi, yang saya lihat para remaja selain
membeli Cakekinian, mereka membeli makanan atau minuman
yang ada di Cafe Foresthree untuk kemudian berada cukup
lama di cafe tersebut. Para remaja ini rata-rata menghabiskan
waktu 2-3 jam berada di cafe tersebut.11
11
Lampiran 9, Transkip Observasi
81
2. Hasil Wawancara
a. Fenomena Kue kekinian di Cakekinian Bogor
Fenomena kue kekinian yang sedang terjadi akhir-akhir ini
memunculkan brand-brand baru dalam dunia kuliner Indonesia.
Fenomena ini terus berkembang karena semakin banyak pula para
pesohor tanah air yang membuka outlet kue kekinian sehingga
makin ramai diperbincangkan oleh masyarakat khususnya remaja
yang selalu cepat menyerap trend baru yang bermunculan di
masyarakat.
Salah satu outlet yang ikut memeriahkan fenomena kue
kekinian ini adalah outlet kue kekinian yang dimiliki oleh Arief
Muhammad dan istrinya Tiara Pangestika, mereka berdua
merupakan salah satu selebgram dan youtubers yang cukup
terkenal di kalangan remaja.
Ternyata fenomena kue kekinian ini juga memberikan
dampak yang positif bagi sebagian orang salah satunya para
karyawan Cakekinian. Mereka merasa beruntung dengan adanya
fenomena kue kekinian di Bogor ini, sehingga semakin banyak
lowongan pekerjaan bagi masyarakat kota Bogor. Hal ini diakui
oleh Area manager Cakekinian.
Kalau saya pribadi sih karena saya termasuk Sumber Daya
Manusia memang kebetulan rezekinya ada di Cakekinian
ini. Jujur awalnya saya ngga mengetahui fenomena kue
kekinian ini apa karena saya dulu backup di Foresthree
resto karena kebetulan Cakekinian masih under Foresthree
jadi ketika saya ditawarkan untuk menjadi area menager
Cakekinian dan saya juga awalnya tidak tahu cakekinian ini
apa dan akan bertahan sampai kapan karena saya hanya tau
strategi pemasarannya aja. Jadi intinya, kalau saya sendiri
merasa cukup diuntungkan dan merasa dikasih kesempatan
dengan adanya fenomena ini.12
12
Lampiran 1, Transkip Wawancara, Juli, Area Manager Cakekinian
82
Mbak Juli yang merupakan` Area manager dari Cakekinian
mengakui ia merasa diuntungkan dengan adanya fenomena kue
kekinian di kalangan remaja kota Bogor ini, dengan adanya outlet
Cakekinian ini, bisa mengurangi jumlah pengangguran karena
semakin banyaknya lowongan pekerjaan bagi masyarakat.
“Kalau kata saya sih lebih apa yah terkejut udah mah
rasanya beda namanya juga beda. Dari segi rasa dan
tampilan itu unik. Dan plesetan namanya juga udah beda
sama yang lain.”13
Namun, pendapat yang berbeda dituturkan oleh Lili Solihah
sebagai pegawai Cakekinian, ia mengaku terkejut dengan adanya
fenomena kue kekinian yang muncul di kota Bogor ini. Dan ia
merasa bahwa Cakekinian ini dari segi rasa dan tampilannya juga
unik. Begitu pula dengan nama-nama dari produk Cakekinian yang
memang diplesetkan dari berbagai snack yang sudah ada
sebelumnya sehingga lebih mudah dikenal oleh para remaja.
Berikut ini hasil wawancara saya dengan para informan remaja
mengenai pendapat mereka tentang munculnya Cakekinian ini di
Bogor :
Kayanya sih ngikutin trend aja yah ka, ada yang cuman
buat sampingan aja usahanya si artis-artis ini di samping
dia jadi selebriti dia juga pasti mikirin selera masyarakat
disini juga terus dia kaya di tambahin western culture juga
jadi, dia bisa memikat konsumen juga sih.14
“Sebenernya sih biasa aja ka cuma emang karena punya ka
Arief yang udah terkenal makanya bisa sampe booming
aja.”15
Berbeda pendapat dengan informan 1 dan 2 mengenai
pendapat para remaja tentang fenomena kue kekinian, beginilah
pendapat para informan-informan remaja yang lainnya :
13
Lampiran 2, Transkip Wawancara, Lili Solihah, Pegawai Cakekinian 14
Lampiran 3, Transkip Wawancara, Nauval, Konsumen Cakekinian 15
Lampiran 4, Transkip Wawancara, Yoga, Konsumen Remaja
83
“Kalau buat Cakekiniannya sih dia beda dari yang lain bisa
menginovasi juga kue dari produk-produk yang udah ada
kaya beng-beng jadi kue bangbang, oreo juga dijadikan
oleo.”16
“Keren aja sih ka menurut aku karena kan ka Arief sama ka
Tipang ini usahanya banyak terus bisa bikin outlet kue artis
juga nyaingin artis-artis lain.”17
Pendapat yang berbeda juga diungkapkan oleh informan 5
ketika ditanyakan tentang fenomena kue kekinian yang akhir-akhir
ini muncul :
“Gimana yah ? kalau menurut aku sih waktu muncul
Cakekinian ini kan aku gatau baru taunya sekarang-
sekarang aja bagus sih jadi makin banyak pilihan kue di
Bogor.”18
Berdasarkan hasil wawancara di atas bisa disimpulkan
bahwa menurut pendapat para konsumen remaja Cakekinian
Bogor, banyak yang memandang bahwa adanya fenomena kue
kekinian ini hanya untuk usaha sampingan dari para artis, selain
pekerjaan utama mereka sebagai artis. Tetapi, untuk Cakekinian
ini, Arief sebagai salah satu owner juga tetap memperhatikan selera
masyarakat kebanyakan dengan menambahkan sedikit western
culture yang tentunya bisa memikat para konsumen remaja. Dan
terlihat dari wawancara diatas bahwa memang mereka respect
terhadap munculnya fenomena kue kekinian di Bogor ini.
Munculnya kue kekinian ini khususnya Cakekinian Bogor,
pasti menimbulkan dampak bagi semua pihak termasuk di
dalamnya para staff dan karyawan yang bekerja di outlet
Cakekinian, dan juga para masyarakat kota Bogor khususnya para
remaja yang terlibat di dalam fenomena kue kekinian ini.
“Maksudnya gimana yah ka, tiap hari ada aja rame biasanya
sehari bisa sampe 80 box. Kadang kalo weekend bisa lebih
16
Lampiran 5, Transkip Wawancara, Salsa, Konsumen Remaja 17
Lampiran 6, Transkip Wawancara, Nadhira, Konsumen Remaja 18
Lampiran 7, Transkip Wawancara Aghnia, Konsumen Remaja
84
dari itu malah dulu pas kita lagi rame-ramenya sampe
sold out dan kita minta lagi stock barang ke daerah
Bekasi.”19
Dampak yang dirasakan ketika munculnya fenomena kue
kekinian ini bagi outlet Cakekinian ini, terlebih ketika Cakekinian
baru grand opening setiap harinya outlet Cakekinian selalu
dipadati oleh pengunjung. Akibatnya, omset penjualan semakin
bertambah bahkan sampai produk sold out. Berikut pendapat para
konsumen remaja mengenai dampak yang mereka rasakan ketika
fenomena kue kekinian ini berlangsung :
“Lumayan juga ka, kan outlet kue artis di Bogor ga cuman
satu jadi banyak orang-orang datang ke Bogor buat beli kue
di Cakekinian ini.”20
Pendapat yang senada diungkapkan oleh Aghnia dan
Nauval mengenai dampak yang mereka rasakan ketika fenomena
kue kekinian ini berlangsung. Semakin banyaknya pilihan kue
adalah salah satu dampak yang dirasakan oleh para remaja ini :
“Gimana yah ? kalau menurut aku sih waktu muncul
Cakekinian ini kan aku gatau baru taunya
sekarang-sekarang aja bagus sih jadi makin banyak pilihan
kue di Bogor.”21
“Ada sih, menurut saya yang saya liat ibu saya sama tante-
tante jadi bisa punya banyak pilihan kalau beli kue. Jadi
nama si artisnya karena ngejual juga bisa lebih cepet
terkenal.”22
Namun, pendapat yang berbeda diungkapkan oleh para
informan remaja lainnya mengenai dampak yang mereka rasakan
ketika fenomena kue kekinian ini berlangsung, berikut pendapat
mereka :
19
Lampiran 2, Transkip Wawancara, Lili Solihah, Pegawai Cakekinian 20
Lampiran 6, Transkip Wawancara, Nadhira, Konsumen Remaja Cakekinian 21
Lampiran 7, Transkip Wawancara, Aghnia, Konsumen Remaja Cakekinian 22
Lampiran 3, Transkip Wawancara, Nauval, Konsumen Remaja Cakekinian
85
Kalau dampaknya itu apa yah kaya banyak variasi kue itu
sih eee apa yah banyak artis yang bikin toko kue kaya gini
sih tapi banyak yang ga memikirkan dari segi rasa sama
harga kadang suka jomplang tapi mas Arief ini kue nya
beda coklatnya udah ada yah.23
“Sebenernya sih gak ada cuma temen-temen aku pada
heboh aja pengen coba kue nya ka Arief jadi aku juga
penasaran ikut beli.”24
Berdasarkan pendapat kelima konsumen remaja tersebut
bisa dilihat bahwa dampak yang dirasakan oleh para remaja ketika
fenomena kue kekinian ini berlangsung bisa menguntungkan kota
Bogor juga karena akan semakin banyak wisatawan yang datang ke
Bogor. Selain itu, karena outlet kue kekinian di Bogor itu ada
banyak maka pilihan varian kue kekinian juga bermacam-macam
termasuk kue kekinian yang ditawarkan oleh Cakekinian ini. Dan
bisa dilihat bahwa dengan menggunakan nama artis sebagai brand
akan membuat produk Cakekinian ini lebih cepat dikenal oleh
masyarakat.
b. Karakteristik Gaya Hidup Remaja Yang Membeli Kue di
Outlet Cakekinian Bogor
1) Mengikuti perkembangan F3 (Food, Fashion, and Fun)
Berdasarkan pengamatan saya di lapangan bisa dilihat
bahwa para remaja yang membeli kue kekinian di outlet
Cakekinian Bogor ini memang rata-rata membawa kendaraan
pribadi baik itu roda dua maupun roda empat. Dan ketika saya
mewawancarai 5 remaja yang menjadi konsumen di
Cakekinian, beberapa diantaranya memang terlihat cukup cuek
untuk penampilan seperti pakaian yang ia kenakan lalu
aksesoris dan lain-lainnya.
23
Lampiran 4, Transkip Wawancara, Yoga, Konsumen Remaja Cakekinian 24
Lampiran 5, Transkip Wawancara, Salsa, Konsumen Remaja Cakekinian
86
Kalau saya lebih suka eee apa yah kemungkinan
kalau kita kan anak muda apalagi cowok lebih
banyak sukanya sama musik jadi kita lebih support
brand-brand dari dalam negeri terus beli
merchandise dari band atau musisi tersebut kalau
ngga distro-distro yang ada di dalam negeri kita beli
produknya ga harus ngikutin zaman banget.”25
Namun, pendapat yang berbeda diungkapkan oleh
Nauval mengenai pendapatnya tentang penampilan yang ia
kenakan :
“Ga terlalu update sih peduli ga peduli. Kalau
misalkan lagi jalan sama temen biasa aja bajunya ,
tapi kalau misalkan lagi jalan sama cewek atau ke
acara-acara tertentu yaa pasti mau gamau harus di
sesuain bajunya.”26
Sedangkan, Pendapat yang jauh berbeda
diungkapkan oleh para informan remaja wanita tentang
penampilan mereka :
“Engga terlalu sih ka malah aku lumayan cuek
sama fashion item yang aku pakai kaya misalkan
kemeja sama jeans itu sering aku pakai.”27
Walaupun informan yang bernama Nadhira
merupakan remaja wanita ternyata lebih cuek terhadap
penampilan yang ia kenakan, tidak seperti kedua informan
remaja wanita lainnya yang ternyata lebih banyak
mengikuti perkembangan fashion :
“Iya kadang-kadang aku suka ngikutin fashion item
yang dipakai sama artis ataupun selebgram.”28
“Lumayan sih ka kadang aku suka liat baju-baju
sama tas yang di pakai sama artis yang aku suka dan
yang paling penting aku nyaman.”29
25
Lampiran 4, Transkip Wawancara Yoga, Remaja Konsumen Cakekinian 26
Lampiran 3, Transkip Wawancara Nauval, Remaja Konsumen Cakekinian 27
Lampiran 6, Transkip Wawancara Nadhira, Remaja Konsumen Cakekinian 28
Lampiran 5, Transkip Wawancara Salsa, Remaja Konsumen Cakekinian 29
Lampiran 7, Transkip Wawancara Aghnia, Remaja Konsumen Cakekinian
87
Dari pendapat para remaja konsumen Cakekinian
mengenai keaktifannya di dalam mengikuti perkembangan
fashion, bisa dilihat bahwa dari kedua remaja konsumen
laki-laki mereka cenderung tidak terlalu peduli dengan
perkembangan fashion dan berpenampilan senyamannya
mereka. Tetapi, salah satu remaja konsumen laki-laki
Cakekinian yaitu Yoga ia berpendapat bahwa dia lebih
mengikuti perkembangan musik tanah air dalam konteks ini
adalah fun. Ia mengatakan bahwa sebagai penerus bangsa
kita harus bangga dan support karya-karya anak bangsa
dengan cara membeli merchandise band dan musisi
Indonesia.
Tetapi, jika melihat pendapat para remaja
perempuan jawabannya beragam. Ada yang memang
mengikuti perkembangaan fashion dengan cara
menggunakan fashion item yang sering dipakai oleh artis
atau selebgram, namun ada juga yang terlihat cuek dengan
fashion item yang dipakainya sehari-hari.
Bisa disimpulkan bahwa para remaja memiliki
karakter masing-masing dalam menyikapi perkembangan
trend Food, Fashion, and Fun terutama dalam fashion item
yang digunakan untuk penampilannya sehari-hari. Ada
yang sangat mengikuti perkembangan zaman, ada juga
yang masih cuek dalam hal penampilan. Tetapi, tetap harus
terus mensupport brand-brand dari dalam negeri.
2) Mempunyai Media sosial Instagram
Jika dilihat dari karakteristik remaja yang membeli kue
kekinian di outlet Cakekinian Bogor, semua yang saya
wawancarai di lapangan memang mempunyai media sosial
instagram. Karena memang di zaman yang sekarang ini media
88
sosial sudah menjadi kebutuhan yang penting bagi para remaja.
Ditambah juga mereka di dukung dengan fasilitas alat
komunikasi yang canggih dan bisa dengan mudah membuat
akun media sosial sendiri. Gunanya dari media sosial instagram
ini selain untuk membagikan moment berupa foto dan video,
mereka juga menggunakan instagram mereka untuk
berinteraksi dengan teman-temannya. Baik teman di dunia
maya yang belum pernah ditemui sebelumnya ataupun teman di
lingkungan nyata mereka seperti teman bermain di sekolah
maupun di rumah.
Berikut pendapat para remaja yang membeli kue
kekinian di outlet Cakekinian tentang aktifnya mereka di dunia
instagram sehingga mereka mengetahui fenomena kue kekinian
ini melalui media sosial :
Kalau buat instastory ga pernah ngitung tapi pasti
setiap hari aku instastory kalau lagi iseng juga tapi
kalau buat feed instagram kadang aku suka lama di
ngedit fotonya jadi paling seminggu sekali atau dua kali
posting.30
Pendapat yang senada juga diungkapkan oleh Nauval
yang selalu update kegiatannya di instastory tetap untuk
feed instagram sudah sangat jarang , berikut pendapatnya :
“Kalau buat feed instagram udah jarang banget sih
upload terus instastory juga udah mulai jarang paling
dalam sehari 1-2 kali itu yang instastory kalo buat feed
instagram terakhir bulan Februari kemarin
uploadnya.”31
Begitu pula Aghnia sebagai informan remaja yang
berpendapat sama tentang keaktifannya di dunia instagram
setiap harinya hanya mengunggah kegiatannya dalam
instastrory, tetapi jarang untuk feed instagram :
30
Lampiran 5, Transkip Wawancara, Salsa, Remaja Konsumen Cakekinian 31
Lampiran 3, Transkip Wawancara, Nauval, Remaja Konsumen Cakekinian
89
“Ga pernah ngitung hehe tapi pasti aku upload ko foto
di instastory entah itu boomerang, foto, ataupun video.
Mmm kalau feed instagram seminggu paling 2-3
kali.”32
Namun, pendapat yang berbeda diungkapkan oleh
informan remaja lainnya yaitu Yoga yang untuk sementara
ini menonaktifkan akun instagramnya karena beberapa
alasan :
Kalau lagi senggang aja sih saya cek instagram tapi
sekarang-sekarang lagi off instagram dulu sih sehari
bisa 2-3 kali buat upload di instastory kalau buat feed
instagram tergantung momen aja. Tapi menurut saya
instastory juga terlalu mengumbar kehidupan pribadi
juga. Karena menurutku instastory juga ajang buat cari
perhatian sama orang lain sih.33
Pendapat Yoga ini ada sedikit kesamaan dengan
pendapat informan remaja lainnya yaitu Nadhira, ia
mengungkapkan bahwa ia mengunggah foto ataupun video
di feed instagram tergantung dengan momen yang berkesan
bagi dirinya.
“Lumayan sering kalau instastrory kan suka iseng gitu
tapi kalau ngepost foto di beranda instagram tergantung
momen sama kualitas fotonya juga.”34
Dari hasil wawancara di atas bisa disimpulkan bahwa
semua konsumen remaja yang saya wawancarai di Cakekinian
ini cukup aktif di media sosial instagram terlihat dari beberapa
informan mengatakan bahwa mereka setiap hari selalu
membuka instagram dan membuat instagram story minimal
1-2 kali yang merupakan unggahan foto/video yang akan
hilang setelah 24 jam di upload. Tetapi, memang untuk
unggahan foto ataupun video di beranda instagram mereka
32
Lampiran 7, Transkip Wawancara, Aghnia, Remaja Konsumen Cakekinian 33
Lampiran 4, Transkip Wawancara, Yoga, Remaja Konsumen Cakekinian 34
Lampiran 6, Transkip Wawancara, Nadhira, Remaja Konsumen Cakekinian
90
rata-rata membutuhkan waktu yang lama untuk mengedit foto
agar terlihat bagus dan kekinian. Ada juga remaja yang
mengunggah foto atau video tergantung pada moment yang
penting menurutnya.
Selain itu, para remaja juga rajin membuka media
sosial instagram karena memang banyak informasi-informasi
baru di media sosial instagram. Begitu pula munculnya
Cakekinian ini rata-rata remaja yang saya wawancarai memang
mengetahui munculnya Cakekinian ini dari akun instagram
mereka. Ada yang memang mengetahui informasi Cakekinian
ini dari akun instagramnya Arief Muhammad dan Tiara
Pangestika dan ada juga yang mengetahui informasi adanya
Cakekinian ini dari explore instagram mereka. Biasanya di
beranda explore selalu muncul foto atau video yang sedang
viral serta sedang ramai diperbincangkan. Jadi, bisa
disimpulkan Cakekinian ini memang diawal kemunculannya
sangat mengandalkan media sosial instagram sebagai media
promosi sehingga dikenal oleh masyarakat sekarang ini.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Gaya Hidup Remaja
1) Faktor Internal
a) Pengalaman dan Pengamatan
Lingkungan sekitar seperti keluarga dan teman
sangat mempengaruhi gaya hidup seseorang dalam
kesehariannya apalagi remaja yang masih dalam taraf
pencarian jati diri dan mudah terbawa oleh orang lain.
Selain itu pengalaman diri seseorang juga ikut
membentuk gaya hidupnya. Semakin sering orang
tersebut mencoba sesuatu dan mengamatinya secara
langsung maka akan timbul pemahaman baru terhadap
sesuatu tersebut. Sebagai contoh faktor yang
91
mempengaruhi para remaja membeli kue kekinian di
Cakekinian adalah iklan di media sosial instagram yang
menggiurkan berupa foto dan video yang di edit
sedemikian rupa agar menarik perhatian para followers
Cakekinian di instagram. Beginilah pendapat para
remaja yang membeli kue kekinian di Cakekinian
tentang iklan di media sosial instagram :
“Iya banget haha aku kemarin liat di instastorynya
ka Arief ada yang beli kue banyak gitu terus di
repost sama ka Arief bikin mupeng aja.”35
Pendapat yang sama diungkapkan oleh Nauval
mengenai pendapatnya tentang iklan di media sosial
instagram yang ia lihat dan amati :
“Iya sih, kan dia buat gimana selumer cokelatnya
gitu-gitulah pokoknya ngertilah mba maksudnya
gimana. Agak di lebih-lebihkan biar kita yang
liatnya tertarik.”36
Dan ternyata pendapat yang sama juga disampaikan
oleh informan remaja lainnya yaitu Nadhira :
“Iya, apalagi kalau lagi laper terus buka instagram
Cakekinian langsung pengen beli.”37
Namun, ada perbedaan sedikit pendapat yang
diungkapkan oleh Yoga mengenai iklan Cakekinian yang ia
lihat di media sosial instagram :
“Lumayan sih ka, pas di explore tuh keliatannya
enak banget itu kue nya yang di upload sama Arief
di instagramnya dia.”38
Seperti halnya pendapat informan remaja lainnya,
Aghnia juga berpendapat bahwa ia tertarik melihat
35
Lampiran 5, Transkip Wawancara, Salsa, Remaja Konsumen Cakekinian 36
Lampiran 3, Transkip Wawancara, Nauval, Remaja Konsumen Cakekinian 37
Lampiran 6, Transkip Wawancara, Nadhira, Remaja Konsumen Cakekinian 38
Lampiran 4, Transkip Wawancara, Yoga, Remaja Konsumen Cakekinian
92
postingan iklan Cakekinian yang ada di media sosial
instagram :
Haha kayanya iya deh terus temen-temenku yang
lain juga sama deh soalnya kan kalau kita liat
fotonya di instagram kita bisa liat dimana aja
iklannya ga harus nyalahin tv makanya gampang
bikin tergiur.39
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
disimpulkan bahwa iklan di media sosial instagram sangat
berpengaruh dalam promosi Cakekinian ini. Menurut Salsa
dia tertarik membeli kue kekinian karena melihat postingan
di instagram Arief Muhammad yang merupakan owner
Cakekinian, lalu ia pun memang sengaja datang ke outlet
tersebut untuk membeli produk Cakekinian.
Pendapat yang sama disampaikan oleh Yoga ia juga
tertarik membeli kue kekinian karena melihat foto produk
Cakekinian yang ada di explore instagram dia yang
lagi-lagi di upload oleh Arief Muhammad pada akun
instagram pribadinya. Dan pada akhirnya faktor iklan di
media sosial instagram ini memicu ia untuk membeli kue
kekinian di cakekinian. Pendapat senada juga dituturkan
oleh Nauval ia berpendapat bahwa iklan di media sosial
yang memang membuat orang tergiur untuk membeli kue
kekinian di Cakekinian. Dan sarana promosi produk
sekarang juga lebih mudah dengan adanya media sosial
instagram karena bisa menghemat biaya periklanan yang
biasa di tayangkan di televisi.
39
Lampiran 7, Transkip Wawancara, Aghnia, Remaja Konsumen Cakekinian
93
b) Kepribadian
Remaja yang masih dalam masa pertumbuhan
dan pencarian jati diri memang kepribadiannya masih
tidak stabil. Umumnya masih banyak remaja yang
belum bisa mengendalikan emosi dan kesenangannya.
Termasuk dalam pemenuhan kebutuhan primer dan
sekundernya. Terkadang kebutuhan sekunder menurut
para orang dewasa menjadi kebutuhan primer bagi para
remaja termasuk dalam hal pemenuhan gaya hidup
remaja, kepribadian disini dibentuk oleh lingkungan
orang-orang sekelilingnya. Kebanyakan remaja karena
masih labil sangat mudah untuk dibujuk untuk membeli
sesuatu entah oleh teman dan keluarga.
“Engga begitu sih, tergantung kalau misalkan
saya penasaran banget baru saya beli kaya
sekarang ini.”40
Pendapat yang senada diungkapkan oleh informan
remaja yang bernama Nadhira, yang memang membeli
sesuatu karena keinginan dari diri sendiri dan tidak
mudah terbujuk oleh orang lain :
“Kalau buat beli ini karena aku taunya juga dari
instagram terus temenku juga banyak yang kasih
tau lebih ke terbujuk sama diri sendiri sih ka
hehe.”41
Namun, pendapat yang berbeda diungkapkan oleh
Yoga yang merupaakan` salah satu informan remaja
yang saya wawancarai :
“Engga juga sih, kaya misalkan saya sekarang
ini beli Cakekinian ini sekalian datang ke
Foresthree aja.”42
40
Lampiran 3, Transkip Wawancara, Nauval, Konsumen Remaja Cakekinian 41
Lampiran 6, Transkip Wawancara, Nadhira, Konsumen Remaja Cakekinian 42
Lampiran 4, Transkip Wawancara, Yoga, Konsumen Remaja Cakekinian
94
Berbeda pendapat dengan Yoga, informan remaja
lainnya yang bernama Aghnia mengungkapkan bahwa
ia yang bahkan yang membujuk teman-temannya untuk
membeli kue kekinian di Cakekinian ini :
“Malah aku yang ngebujuk temen-temen aku
buat beli hehe biar mereka barengan gitu
nyobainnya soalnya aku penasaran juga sama
kuenya.”43
Adapun, pendapat yang berbeda diungkapkan
oleh Salsa yang merupakan informan remaja wanita
yang membeli kue di Cakekinian :
“Tergantung sikon sih ka kalau aku dari
awalnya ga terlalu suka sama barangnya aku ga
bakal beli barang itu sekalipun di bujuk sama
teman.”44
Berdasarkan jawaban para remaja yang saya
wawancarai mengenai mudah terbujuknya mereka di
masa remaja ini terhadap fenomena kue kekinian,
Umumnya para remaja konsumen Cakekinian ini
sebenarnya tidak terlalu mudah terbujuk oleh orang
lain. Tetapi, ada satu remaja yang bernama Nauval ia
berpendapat tergantung situasinya jika sangat
penasaran terhadap sesuatu entah itu barang atau
apapun dia biasanya akan ikut terbujuk oleh orang lain.
Berbeda dengan Nauval, Aghnia sebagai seorang
remaja justru termasuk orang yang memberikan
pengaruh bagi teman-temannya untuk membeli kue
kekinian ini. Selain karena penasaran oleh Cakekinian.
Tetapi ia juga ingin teman-temannya merasakan
Cakekinian yang sedang booming.
43
Lampiran 7, Transkip Wawancara, Aghnia, Konsumen Remaja Cakekinian 44
Lampiran 5, Transkip Wawancara, Salsa, Konsumen Remaja Cakekinian
95
c) Motif
Perilaku para remaja juga bisa juga dimunculkan
dengan adanya kebutuhan untuk merasakan kepuasan.
Dalam fenomena kue kekinian ini, motif memang
sangat terlihat jika kita melihat para remaja yang datang
membeli Cakekinian. Rata-rata para remaja tersebut
membeli kue di outlet Cakekinian karena penasaran
terhadap Cakekinan ini yang memang booming di
media sosial instagram.
Ketika para remaja yang saya wawancarai
ditanyakan tentang motif mereka membeli kue kekinian
di Cakekinian ini, jawabannya beragam antara lain :
“Engga juga sih ka, karena yaa tadi karena
penasaran aja.”45
Namun, pendapat yang berbeda diutarakan oleh
informan remaja lainnya yang bernama Nadhira terkait
motifnya membeli Cakekinian.
”Engga juga karena ngapain kita beli sesuatu buat di
pamerin ga baik juga buat kita tapi aku kadang suka
gatel pengen upload sih ka hehe.”46
Adapun pendapat yang berbeda lagi diungkapkan
oleh Salsa yang merupakan salah satu informan remaja
menuturkan bahwa motifnya membeli Cakekinian ini
karena rasa penasaran terhadap kue kekinian yang
diperbincangkan teman-temannya :
“Mmm bukan karena pengen dilihat sama temen sih
ka tapi aku pengen tau aja karena kan temen-temen
banyak yang bilang terus aku pengen coba pengen
tau seenak apa kue ini.”47
45
Lampiran 3, Transkip Wawancara, Nauval, Konsumen Remaja Cakekinian 46
Lampiran 6, Transkip Wawancara, Nadhira, Konsumen Remaja Cakekinian 47
Lampiran 5, Transkip Wawancara, Salsa, Konsumen Remaja Cakekinian
96
Senada dengan pendapat Salsa, informa remaja
lainnya yang bernama Yoga juga membeli kue kekinian
di Cakekinian karena ingin menuntaskan rasa
penasarannya saja :
“Haha engga juga sih tapi cewek saya iya dia beli di
Cakekinian ini biar bisa di upload di instagram
karena lagi booming juga kan.”48
Tetapi, pendapat yang berbeda ternyata
diungkapkan oleh informan remaja yang bernama
Aghnia, perihal motifnya membeli kue kekinian di
Cakekinian ini :
Mmm liatnya dari mana dulu nih ka? Kalau aku sih
emang beberapa aktivitas pasti aku posting di
instagram buat kenang-kenangan aja soalnya
bukannya mau pamer tapi lebih puas aja kalau aku
posting di instastory kegiatan-kegiatan aku tapi
bukan di feed instagram.49
Menurut pendapat para remaja tersebut rata-rata
mereka membeli kue kekinian ini di dasari oleh motif
rasa penasaran yang membuat mereka membeli di
Cakekinian ini. Rasa penasaran dengan produk kue
kekinian yang muncul dari adanya fenomena kue
kekinian di kota Bogor. Tetapi ada juga yang
berpendapat berbeda, salah satunya adalah Aghnia ia
mengatakan bahwa dia membeli Cakekinian ini pasti
akan ia upload di instagramnya tujuannya bukan untuk
pamer tetapi untuk kenang-kenangan bagi diri dia
sendiri saja.
48
Lampiran 4, Transkip Wawancara, Yoga, Konsumen Remaja Cakekinian 49
Lampiran 7, Transkip Wawancara, Aghnia, Konsumen Remaja Cakekinian
97
d) Prestise
Prestise merupakan salah satu faktor yang
menunjang gaya hidup seseorang. Biasanya semakin
tinggi gaya hidup seseorang semakin tinggi juga
prestise yang ia dapatkan dari orang-orang
sekelilingnya. Berikut ini merupakan jawaban para
remaja yang membeli Cakekinian mengenai gaya hidup
mereka yang membeli salah satu barang untuk
kebutuhan prestise dirinya :
“Prestise dalam hal apa dulu nih? Kalau misalkan
prestise dalam bidang barang-barang branded yaaa
aku tengah-tengah lah kadang kan barang yang
mahal ga jadi patokan buat prestise kita kalau orang
di sekeliling kita gatau merk.”50
Pendapat yang sama diutarakan oleh informan
remaja lainnya yang bernama Nauval mengenai
pendapatnya tentang prestise dirinya akan bertambah jka
membeli barang yang bernilai tinggi :
“Kadang iya, kadang engga sih kan kadang saya
juga pengen temen-temen saya liat tapi kadang juga
ga pedulian.”51
Pendapat Nauval ini senada dengan pendapat
informan remaja yang bernama Nadhira yang
mengungkapkan tentang prestisenya ketika membeli
barang-barang asli dan bukan tiruan :
“Prestise kan biasanya di nilai dari brandnya yah ka
kalau aku sih emang ga pernah pakai sesuatu yang
palsu jadi mungkin itu prestisenya.”52
Namun, pendapat yang berbeda diungkapkan oleh
informan remaja yang bernama Yoga ketika diminta
50
Lampiran 5, Transkip Wawancara, Salsa, Konsumen Remaja Cakekinian 51
Lampiran 3, Transkip Wawancara, Nauval, Konsumen Remaja Cakekinian 52
Lampiran 6, Transkip Wawancara, Nadhira, Konsumen Remaja Cakekinian
98
pendapatnya mengenai tingkatan prestise ketika ia membeli
barang :
“Engga juga sih, kalau barangnya saya suka mau
merk murah juga kadang saya beli.”53
Pendapat yang sama juga diutarakan oleh informan
remaja yang bernama Aghnia yang tidak terlalu
mementingkan prestise ketika ia membeli suatu barang :
“Prestise yah ka? Prestise apaan sih ka? Oohh yang
bikin kita lebih tinggi dari orang lain gitu yah ka?
Kalau di sekolah sih ada beberapa temenku yang
kaya gitu tapi aku mah gamau kaya gitu.”54
Berdasarkan hasil wawancara saya dengan kelima
informan remaja yang membeli Cakekinian mengenai
pembelian barang untuk pemenuhan kebutuhan prestise
diri mereka, pendapat dari masing-masing informan
sangat berbeda satu dengan yang lainnya. Ada yang
berpendapat bahwa terkadang memang penting dia
membeli barang-barang tertentu untuk kebutuhan
prestise nya. Tetapi, dia melihat kondisi lingkungan
sekitarnya terlebih dahulu jika ia sedang berada di
kalangan atas dia akan membeli barang yang menjadi
kebutuhan prestisenya. tapi akan berbeda jika ia berada
di lingkungan yang biasa saja kebutuhannya juga akan
berbeda.
Ada juga yang memang tidak begitu peduli dengan
barang-barang yang dibelinya untuk kebutuhan prestise
dirinya. Contohnya Yoga yang terkadang membeli
barang yang ia suka walaupun barang tersebut
merupakan barang tiruan dan harganya murah. Berbeda
53
Lampiran 4, Transkip Wawancara, Yoga, Konsumen Remaja Cakekinian 54
Lampiran 7, Transkip Wawancara, Aghnia, Konsumen Remaja Cakekinian
99
dengan pendapat Yoga yang membeli barang yang ia
suka sekalipun murah dan barang tiruan. Nadhira
berpendapat bahwa ia selalu membeli barang yang asli
dan itu menjadi prestise sendiri bagi dia. Karena dia
selalu merasa puas setiap menggunakan barang-barnag
yang asli dan kepercayaan dirinya bertambah.
2) Faktor Eksternal
Selain faktor internal, ternyata ada faktor lainnya yang
mempengaruhi seseorang dalam menentukan gaya hidupnya
yaitu faktor eksternal. Faktor ini berasal dari luar individu.
a) Kelompok pertemanan
Teman merupakan faktor paling mempengaruhi
seseorang untuk membeli barang tertentu, biasanya para
remaja gaya hidupnya lebih banyak di dominasi oleh
pengaruh lingkungan pertemanan apalagi di sekolah jika
mereka mempunyai kelompok pertemanan yang disebut
genk. Mereka akan lebih mudah terbujuk oleh teman-teman
terdekatnya untuk pemenuhan gaya hidupnya. Beginilah
pendapat para informan remaja yang saya wawancarai
perihal pertanyaan tentang seberapa booming Cakekinian di
kalangan teman-temannya :
“Booming sih Cuma kalau di antara temen-temen
deketku beberapa kali kita sempet ngebahas
Cakekinian ini dan kita datang juga ke grand
opening nya itu rame banget karena banyak yang
pengen ketemu ka Arief sama ka Tipang.”55
Senada dengan pendapat yang diungkapkan oleh
Nadhira, informa remaja lainnya yang bernama Nauval juga
berpendapat bahwa Cakekinian ini memang booming
dikalangan teman-temannya :
55
Lampiran 6, Transkip Wawancara, Nadhira, Konsumen Remaja Cakekinian
100
“Mmm.. seberapa booming yah? Sempet booming
sih yah karena kan emang punya artis jadi lebih
gampang terkenal kan.”56
Pendapat yang sama juga dituturkan oleh Salsa yang
merupakan salah satu informan remaja yang saya
wawancarai perihal kelompok pertemanan yang menjadi
sala satu faktor pendorong ia membeli Cakekinian ini :
“Lumayan lama sih ka cuma baru sempet kesini
aja.”57
Namun, pendapat yang berbeda diungkapkan oleh
informan remaja yang bernama Aghnia yang menuturkan
bahwa ia baru mengetahui fenomena kue kekinian
khususnya Cakekinian. Karena di lingkungan
pertemanannya tidak pernah membahas fenomena kue
kekinian ini sebelumnya :
“Awalnya sih aku gatau kan terus aku taunya malah
dari medsos itu instagram terus aku kasih tau temen-
temen aku ternyata mereka juga emang udah tau
tapi jarang dibahas gitu. Aku malah ngerasa
boomingnya sekarang karena mungkin aku ngeh nya
baru sekarang sih ka.”58
Berdasarkan hasil wawancara diatas, memang
rata-rata remaja yang membeli kue kekinian mengaku
bahwa Cakekinian ini sempat booming di kalangan teman-
teman mereka sehingga mereka mengetahui fenomena ini.
Menurut Nadhira Cakekinian ini memang sempat booming
di kalangan teman-temannya bahkan mereka juga sempat
datang ke grand opening Cakekinian pada bulan September
2017 lalu karena penasaran ingin bertemu dengan salah satu
owner Cakekinian yang sekaligus menjadi
56
Lampiran 3, Transkip Wawancara, Nauval, Konsumen Remaja Cakekinian 57
Lampiran 5, Transkip Wawancara, Salsa, Konsumen Remaja Cakekinian 58
Lampiran 7, Transkip Wawancara, Aghnia, Konsumen Remaja Cakekinian
101
brand ambasador Cakekinian. Karena sebelum grand
openingnya Cakekinian memang sudah banyak
diperbincangkan oleh para fans Arief Muhammad sehingga
Cakekinian ini menjadi booming di kalangan remaja.
Berbeda pendapat dengan Nadhira, Aghnia justru
menjelaskan bahwa di lingkungan pertemanannya justru
awalnya ia mengetahui informasi adanya Cakekinian ini
dari media sosial instagram lalu kemudian dia yang
memberitahukan informasi tersebut kepada teman-
temannya. Jika dilihat Cakekinian ini sudah hampir setahun
berdiri tetapi seperti yang tuturkan oleh Aghnia ia malah
baru merasa Cakekinian ini booming dikalangan teman-
temannya sekarang setelah membuka banyak cabang.
b) Demografis
Faktor yang mempengaruhi seseorang membeli
Cakekinian ini adalah lokasi outlet yang strategis dan di
tengah keramaian yang membuat orang-orang bisa dengan
mudah menemukan outlet Cakekinian ini. Dan yang lebih
menariknya lagi konsep dari para owner Cakekinian ini
memang berbeda dari konsep kue kekinian yang lainnya.
Dari pengamatan saya di lapangan semua outlet Cakekinian
ini tidak mempunyai toko sendiri dan selalu di taruh di
dalam mall ataupun cafe, ternyata ketika saya
mewawancarai Area manager Cakekinian benar konsep
mereka memang tidak membuka toko sendiri, karena target
utama konsumen Cakekinian adalah para remaja yang
umumnya sering nongkrong di mall ataupun cafe oleh
sebab itu, mereka mendirikan outlet di tempat-tempat
tersebut. Salah satunya outlet Cakekinian Bogor yang
102
berada di dalam Cafe Foresthree. Berikut pendapat para
konsumen remaja yang saya wawancarai :
“Hehe kayanya iya deh ka karena kan sekolah aku
di SMAN 7 jadi lumayan deket dari sekolah juga ke
outlet Cakekinian ini.”59
Pendapat Salsa ini senada dengan pendapat yang
diungkapkan oleh informan remaja yang bernama Aghnia
terkait lokasi outlet yang dekat dengan akses keramaian dan
strategis. Berikut penuturannya :
Sebenernya sih menurut aku lokasi outletnya udah
strategis banget Cuma kan rumah aku agak jauh dari
sini di dekat Elos makanya aku jarang ke daerah
sini, tapi tempatnya lumayan enak cozy karena dia
kan nyatu sama cafe gitu kan terus pilihan
makanannya juga ga cuman kue doang.60
Pendapat Aghnia ini kurang lebih sama dengan
pendapat informan remaja lainnya yang saya wawancara
yaitu Nauval, berikut penuturan Nauval tentang
pendapatnya mengenai pengaruh lokasi outlet Cakekinian
ini:
“Berpengaruh sih, karena kan deretan sini banyak
banget tempat-tempat kuliner jadi ga susah sih
orang nyarinya juga. Apalagi kan iklannya yang
kenceng juga di instagram dan lain sebagainya
juga.”61
Senada dengan pendapat Nauval, Nadhira yang
merupakan salah satu remaja kota Bogor menuturkan
bahwa lokasi outlet ini sangat strategis karena menyatu
dengan Cafe Foresthree :
“Umm lumayan strategis sih ka dipinggir jalan juga
kan tempatnya juga nyatu sama Cafe Foresthree jadi
59
Lampiran 5, Transkip Wawancara, Salsa, Konsumen Remaja Cakekinian 60
Lampiran 7, Transkip Wawancara, Aghnia, Konsumen Remaja Cakekinian 61
Lampiran 3, Transkip Wawancara, Nauval, Konsumen Remaja Cakekinian
103
pilihan kita gak Cuma di Cakekinian doang bisa
makan sama temen-temen juga.”62
Adapun pendapat yang berbeda diungkapkan oleh
informan remaja lainnya yang bernama Yoga karena
menurutnya lokasi outlet ini cukup jauh dari tempat tinggal
dan sekolahnya :
“Engga juga sih kebetulan kan rumah saya juga di
Cibinong jadi saya harus kesini butuh waktu yang
lama karena lagi main sekalian lewat pengen beli
aja.”63
Ketika saya bertanya tentang lokasi outlet yang
mendukung ia untuk membeli kue di Cakekinian, para
remaja ini menuturkan bahwa lokasi outlet cakekinian ini
terbilang cukup strategis karena berada dipinggir jalan dan
outlet menyatu dengan Cafe Foresthree. Lokasi
Cakekinian Bogor juga cukup dekat dengan
sekolah-sekolah dan makin memudahkan para remaja
membeli kue kekinian. Selain itu lokasi outlet juga berada
di dalam cafe yang bisa untuk berkumpul dengan teman
maupun keluarga dengan suasana yang cozy.
c) Kelas sosial
Kelas sosial ini merupakan faktor eksternal yang
ikut juga mempengaruhi gaya hidup seseorang. Di dalam
kelas sosial akan menumbuhkan minat dan tingkah laku
yang cenderung sama agar seseorang tetap diterima di kelas
sosial tertentu. Seperti halnya para remaja dalam menyikapi
munculnya fenomena kue kekinian di kota Bogor ini,
berikut pendapat mereka tentang faktor kelas sosial yang
memicu mereka membeli kue kekinian di Cakekinian :
62
Lampiran 6, Transkip Wawancara, Nadhira, Konsumen Remaja Cakekinian 63
Lampiran 4, Transkip Wawancara, Yoga, Konsumen Remaja Cakekinian
104
Tergantung sih ka ada di kalangan mana kita
sekarang kalau aku which is kelas sosial cukup
berpengaruh buat hidup aku karena aku dibesarkan
di lingkungan orang yang menghargai perbedaan
kelas sosial.64
Pendapat yang berbeda dikemukan oleh informan
remaja yang bernama Nauval mengenai faktor kelas sosial
yang mendorongnya membeli Cakekinian :
“Karena booming itu sendiri sih lebih ke rasa
penasarannya, kalo untuk faktor kelas sosial
kayanya aku engga deh ka.”65
Senada dengan pendapat informan diatas, informan
remaja lainnya yang bernama Yoga mengungkapkan bahwa
faktor yang mendorong ia membeli Cakekinian itu karena
faktor booming semata dan tidak ada embel-embel faktorr
menaikkan kelas sosial, berikut ini pendapatnya :
Termasuk sih rata-rata kan kalau 1-2 kali booming
pasti orang-orang berbondong buat dateng ke
tempat yang booming itu saya sih karena lagi iseng
aja ke Cafe Foresthree ini aja. Sebenernya
dampaknya ada positif sama negatifnya juga sih.66
Namun, pendapat yang berbeda dituturkan pula oleh
informan remaja lainnya yang bernama Salsa tentang faktor
kelas sosial yang dipengaruhi jika membeli suatu barang :
“Emmm kayanya sih engga yah ka ga sampe kesitu
Cuma kita rata-rata pada penasaran aja sama varian
kue yang lucu ini.”67
Pendapat Salsa ini senada dengan pendapat
informan remaja yang bernama Aghnia yang
mengemukakan bahwa faktor kelas sosial tidak
mempenngaruhinya untuk membeli Cakekinian:
64
Lampiran 6, Transkip Wawancara, Nadhira, Konsumen Remaja Cakekinian 65
Lampiran 3, Transkip Wawancara, Nauval, Konsumen Remaja Cakekinian 66
Lampiran 4, Transkip Wawancara, Yoga, Konsumen Remaja Cakekinian 67
Lampiran 5, Transkip Wawancara, Salsa, Konsumen Remaja Cakekinian
105
“Kelas sosial yah? Kalau di lingkungan aku sih
kayanya engga, tapi kayanya di lingkungan lain bisa
aja ada orang yang beli karena pengen faktor kelas
sosial.”68
Berdasarkan hasil wawancara di atas tentu jawaban
yang saya dapatkan sangat beragam. Contohnya dengan
Nadhira yang merupakan konsumen remaja di Cakekinian
dia menganggap bahwa kelas sosial itu tergantung situasi
dan kondisi kita di lingkungan kita. Jika, dalam lingkungan
keluarga dan pertemanan kita sangat mementingkan adanya
kelas sosial, tentu saja faktor kelas sosial ini sangat
dibutuhkan agar kita bisa beradaptasi di lingkungan tetapi
jika kita hidup di lingkungan yang menghargai perbedaan
kita bisa saja tidak terlalu mementingkan adanya kelas
sosial antara diri kita dengan orang lain.
Pendapat yang sama juga diutarakan oleh Aghnia,
dia menganggap bahwa faktor kelas sosial ditentukan oleh
lingkungan kita sendiri. Tetapi, untuk di lingkungan dia
tidak terlalu memusingkan adanya pembatasan kelas sosial.
Yang membuat dia juga tidak terlalu memusingkan adanya
pembatasan kelas sosial seseorang.
Tetapi, bisa dilihat bahwa karakteristik remaja yang
membeli kue kekinian di Cakekinian tidak terlalu
mempermasalahkan tentang perbedaan kelas sosial. Mereka
membeli Cakekinian ini murni karena ingin menuntaskan
rasa penasaran karena boomingnya Cakekinian ini. Jadi,
faktor kelas sosial tidak terlalu mempengaruhi remaja untuk
membeli Cakekinian.
68
Lampiran 7, Transkip Wawancara, Aghnia, Konsumen Remaja Cakekinian
106
d. Perilaku Konsumtif Remaja
Perilaku konsumtif remaja dipengaruhi oleh gaya hidup remaja
yang terlalu mengikuti perkembangan zaman. Remaja yang
berperilaku konsumtif cenderung membeli barang-barang yang
tidak penting dan hanya untuk kesenangan semata. Termasuk
ketika mereka para remaja mengikuti fenomena kue kekinian ini,
para remaja berbondong-bondong membeli kue kekinian hanya
karena rasa penasaran semata, berikut pendapat dari para informan
yang saya wawancarai mengenai perilaku konsumtif remaja :
“Engga sih karena saya tipe orang yang udah punya wishlist
tersendiri kalau mau beli barang.”69
Ketika saya mewawancarai Yoga (konsumen remaja)
Cakekinian tentang perilaku konsumtif para remaja, ia berpendapat
bahwa justru dia termasuk orang yang terencana apabila membeli
barang. Semua barang yang ia inginkan pasti dia list dan
dimasukkan ke wishlist hidup dia. Dengan begitu uang jajan yang
ia kumpulkan bisa membeli barang yang memang penting untuk
kebutuhan primer. Berbeda jika ia ingin membeli barang-barang
sekunder sebagai pemenuhan kebutuhan kesenangan itu masuk ke
uang yang tak terduga dan sudah ada jatahnya tersendiri.
Berbeda dengan Yoga yang mempunyai wishlist untuk
barang-barang yang ia inginkan, Nadhira sebagai remaja justru
berpendapat seperti ini :
“Sering sih ka kaya contohnya aku ke mall kan sering jalan
sama temen-temen liat barang-barang yang lucu yang
kadang udah kita udah punya terus beli.”70
Menurut Nadhira, perilaku konsumtifnya justru muncul
ketika ia jalan ke mall bersama teman-temannya dan pada akhirnya
69
Lampiran 4, Transkip Wawancara, Yoga, Konsumen Remaja Cakekinian 70
Lampiran 6, Transkip Wawancara, Nadhira, Konsumen Remaja Cakekinian
107
membeli barang yang menurutnya bagus tetapi sebetulnya ia sudah
punya barang yang sama di rumah.
Eee.. engga sih harus diliat dulu barang keinginan juga mau
kadang-kadang. Paling nabung dulu tapi kalau ujung-
ujungnya kalau setelah nabung malah yang kebelinya
barang primer yaa ga apa-apa. Tapi kadang nyesek juga
ngumpulinnya buat apa malah yang kebelinya apa.71
Tetapi, pendapat yang berbeda diungkapkan oleh informan
remaja lainnya yang bernama Salsa ketika ditanyakan mengenai
perilaku konsumtifnya :
“Bukan soal harganya sih lebih ke kualitas barangnya kalau
barang yang aku suka terus kualitasnya juga oke aku pasti
beli walau harganya lumayan.”72
Adapun pendapat yang berbeda pula dituturkan oleh
Aghnia mengenai perilaku konsumtifnya. Ia berkata bahwa ia
memang sering membeli barang-barang yang tidak terlalu penting
di online shop. Berikut ini penuturannya :
“Kebutuhan primer tuh yang kebutuhan penting yah ka?
Eee jarang sih ka paling aku seneng belanja di online shop
baju-baju sama barang yang lucu tapi itu kadang-kadang
aja.”73
Dari beberapa pendapat para remaja mengenai perilaku
konsumtif tersebut bisa disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara informan satu dengan yang lainnya
mengenai perilaku konsumtif dirinya. Apalagi jika berbeda jenis
kelamin antara laki-laki dan perempuan terlihat jelas bahwa
perilaku konsumtif lebih banyak dimiliki oleh remaja perempuan
yang sering hangout bersama teman-temannya dan seringnya
mereka membeli barang secara online makin menambah kadar
perilaku konsumtifnya.
71
Lampiran 3, Transkip Wawancara, Nauval, Konsumen Remaja Cakekinian 72
Lampiran 5, Transkip Wawancara,Salsa, Konsumen Remaja Cakekinian 73
Lampiran 7, Transkip Wawancara,Aghnia, Konsumen Remaja Cakekinian
108
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Fenomena Kue kekinian di Kalangan Remaja Kota Bogor (Outlet
Cakekinian)
Fenomena kue kekinian ini dipandang oleh para remaja sebagai
usaha sampingan para artis semata, selain pekerjaan utama mereka
sebagai artis. Dan lebih lanjut lagi para remaja memandang bahwa
Arief Muhammad walaupun mengikuti para artis lainnya dengan
mendirikan outlet Cakekinian ini, sebagai salah satu owner juga ia
tetap memperhatikan selera masyarakat dan menyesuaikan dengan
produk yang ia jual. Para remaja memang dijadikan sasaran utama
konsumen Cakekinian yang sekarang masih bertahan menjadi
fenomena kue kekinian di Bogor. Oleh sebab itu, fenomena kue
kekinian ini pasti menimbulkan dampak baik postif ataupun negatif.
Dampak fenomena kue kekinian tidak hanya dirasakan oleh para
remaja saja, tetapi hampir semua lapisan yang mengetahui fenomena
ini merasakan dampaknya. Dampak positif dari fenomena kue kekinian
ini adalah semakin banyaknya wisatawan yang datang berkunjung ke
kota Bogor ini untuk membeli kue kekinian yang pilihannya beragam
salah satunya adalah Cakekinian. Dengan penggunaan brand
ambasador artis yang merupakan owner outlet-outlet kue kekinian
juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembeli.
Karakter remaja yang membeli kue kekinian di Cakekinian yang
pertama, dari segi penampilan rata-rata remaja yang berjenis kelamin
laki-laki cuek terhadap penampilan dan mereka menyesuaikan pakaian
yang dipakainya sesuai dengan acara yang didatangi dan mereka
nyaman memakainya. Sedangkan, para remaja perempuan yang
membeli Cakekinian menggunakan pakaian yang pernah dipakai oleh
selebgram ataupun artis kesukaannya. Sudah pasti para remaja ini
mempunyai karakter masing-masing. Ada yang sangat mengikuti
perkembangan zaman, ada juga yang masih cuek dalam hal
109
penampilan. Tetapi, tetap harus terus mensupport brand-brand dari
dalam negeri.
Yang kedua, semua remaja yang membeli kue kekinian di
Cakekinian mempunyai media sosial instagram dan aktif setiap harinya
baik itu sekedar membuat boomerang, mengupload foto dan video
serta lainnya. Selain itu, para remaja juga rajin membuka media sosial
instagram karena memang banyak informasi-informasi baru di media
sosial instagram. Begitu pula munculnya Cakekinian ini rata-rata para
remaja memang mengetahui munculnya Cakekinian ini dari akun
instagram mereka. Ada yang memang mengetahui informasi
Cakekinian ini dari akun instagramnya Arief Muhammad dan Tiara
Pangestika dan ada juga yang mengetahui informasi adanya
Cakekinian ini dari explore instagram mereka. Biasanya di beranda
explore selalu muncul foto/video yang sedang viral atau sedang ramai
diperbincangkan. Bisa dilihat bahwa Cakekinian ini memang diawal
kemunculannya sangat mengandalkan media sosial instagram sebagai
media promosi sehingga dikenal oleh masyarakat sekarang ini.
Yang ketiga, karakter remaja yang mengikuti fenomena kue
kekinian ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor yang berasal dari diri individu antara lain pengalaman
dan pengamatan, kepribadian, motif, dan prestise. Jika faktor
pengalaman dan pengamatan bisa dilihat para remaja ini membeli kue
kekinian karena dorongan rasa penasaran yang muncul setelah melihat
iklan Cakekinian di instagram yang sangat menarik. Tetapi jika dilihat
dari karakter kepribadian para remaja yang membeli Cakekinian
umumnya para remaja konsumen Cakekinian ini sebenarnya tidak
terlalu mudah terbujuk oleh orang lain. Tetapi, ada beberapa remaja
yang berpendapat tergantung situasinya jika sangat penasaran terhadap
sesuatu entah itu barang atau apapun dia biasanya akan ikut terbujuk
oleh orang lain.
110
Selanjutnya, para remaja membeli kue kekinian ini di dasari oleh
motif rasa penasaran yang membuat mereka membeli di Cakekinian
ini. Rasa penasaran dengan produk kue kekinian yang muncul dari
adanya fenomena kue kekinian di kota Bogor. Dalam segi prestise para
remaja ada yang terkadang memang penting dia membeli
barang-barang tertentu untuk kebutuhan prestisenya. Tetapi, mereka
melihat kondisi lingkungan sekitarnya terlebih dahulu jika mereka
sedang berada di kalangan atas akan membeli barang yang menjadi
kebutuhan prestisenya. Tapi akan berbeda jika mereka berada di
lingkungan yang biasa saja kebutuhannya juga akan berbeda. Ada juga
yang memang tidak begitu peduli dengan barang-barang yang
dibelinya untuk kebutuhan prestise dirinya. Ada juga remaja yang
merasa prestisenya tinggi ketika ia menggunakan barang-barang yang
asli.
Dari segi faktor eksternal yang mempengaruhi para remaja
membeli Cakekinian antara lain: pertama, pengaruh lingkungan
pertemanan rata-rata remaja yang membeli kue kekinian mengaku
bahwa Cakekinian ini sempat booming di kalangan teman-teman
mereka sehingga mereka mengetahui fenomena ini. Karena sebelum
grand openingnya Cakekinian memang sudah banyak diperbincangkan
oleh para fans Arief Muhammad sehingga Cakekinian ini menjadi
booming di kalangan remaja. Tetapi, ada beberapa remaja yang baru
mengetahui Cakekinian ini sekarang-sekarang ini setelah berdiri
banyak cabang outlet nya. Kedua, faktor demografis atau lokasi outlet
yang mempengaruhi para remaja membeli kue kekinian di Cakekinian.
Para remaja berpendapat bahwa lokasi outlet ini terbilang cukup
strategis karena dipinggir jalan dan outletnya menyatu dengan Cafe
Foresthree. Lokasi Cakekinian Bogor juga cukup dekat dengan
sekolah-sekolah dan makin memudahkan para remaja membeli kue
kekinian. Selain itu lokasi outlet juga berada di dalam cafe yang bisa
untuk berkumpul dengan teman maupun keluarga dengan suasana
111
yang cozy. Ketiga, faktor kelas sosial yang mempengaruhi para remaja
membeli Cakekinian bisa dilihat bahwa karakteristik remaja yang
membeli kue kekinian di Cakekinian tidak terlalu mempermasalahkan
tentang perbedaan kelas sosial. Mereka membeli Cakekinian ini murni
karena ingin menuntaskan rasa penasaran karena boomingnya
Cakekinian ini. Jadi, faktor kelas sosial tidak terlalu mempengaruhi
remaja untuk membeli Cakekinian.
Yang keempat, kadar perilaku konsumtif remaja yang merupakan
konsumen Cakekinian yang saya temukan di lapangan terlihat bahwa
adanya perbedaan kadar perilaku konsumtif antara remaja laki-laki
dengan remaja perempuan. Umumnya, remaja perempuan perilaku
konsumtifnya lebih tinggi dibandingkan remaja laki-laki. Hal ini
dikarenakan remaja perempuan kebanyakan tidak bisa mengontrol
keinginannya untuk membeli barang-barang yang tidak terlalu penting,
ditambah lagi dengan semakin banyaknya aplikasi belanja online yang
memudahkan para remaja ini untuk membeli barang. Sedangkan
remaja laki-laki umumnya lebih menyukai membeli barang-barang
yang sesuai hobinya tetapi masih dalam batas perilaku konsumtif yang
wajar.
Jika dikaitkan dengan grand teori yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu teori Budaya populer atau lebih banyak dikenal
sebagai budaya pop. Menurut Raymond William budaya populer
adalah budaya yang diciptakan atau diproduksi dan dikonsumsi secara
massal serta digemari oleh kebanyakan rakyat (populist).74
Sejalan dengan teori mengenai budaya populer yang dikemukakan
oleh Raymond William bahwa budaya populer diproduksi,
dikonsumsi, dan digemari secara massal. Dalam kaitannya dengan
fenomena kue kekinian yang sedang hangat diperbincangkan memang
diproduksi secara massal oleh para artis sehingga booming di
74
Sugeng Pujileksono, Pengantar Antropologi, (Malang: Intrans Publishing,2015),h.43
112
masyarakat. Kue kekinian khususnya Cakekinian ini juga dikonsumsi
dan digemari oleh para remaja karena pada awalnya kue kekinian ini
booming di media sosial instagram, dan rata-rata para remaja yang ada
di kota besar mempunyai media sosial instagram sehingga mengetahui
fenomena ini dan berbondong-bondong datang ke outlet Cakekinian
untuk membeli produk yang booming ini.
Fenomena kue kekinian ini digemari oleh masyarakat kebanyakan
ketika kita melihat konteksnya dalam fenomena sosial, awalnya para
remaja menyukai artis yang menjadi owner kue kekinian yaitu Arief
Muhammad dan Tiara Pangestika, ketika Arief dan Tiara ini
mengenalkan produk yang dijualnya otomatis para remaja yang
notabanenya fans Arief Muhammad dan Tiara Pangestika ini akan
langsung tertarik untuk membeli Cakekinian ini tanpa berpikir ulang
karena mereka penasaran dengan kue yang dijual artis kesukaannya.
Adapun karakteristik budaya populer yang muncul dalam
penelitian saya ini antara lain sebagai berikut :
1) Popularitas
Budaya populer mempengaruhi banyak orang dari setiap
sub-budaya, tanpa dibatasi latar belakang etnik, keagamaan, status
sosial, usia, tingkat pendidikan, dan sebagainya.
2) Keseragaman Bentuk
Sebuah ciptaan manusia yang menjadi trend akhirnya diikuti oleh
banyak penjiplak. Karya tersebut dapat menjadi pionir bagi karya-
karya lain yang berciri sama
3) Kontemporer
Dalam budaya populer tidak ada sesuatu hal yang pasti karena
segala sesuatunya cenderung berubah-ubah tergantung kepada
permintaan pasar.75
75
Cynantia Rachmijati, Jurnal dengan judul “Pengaruh Budaya Populer Pada Pendidikan”, E-
Journal Pendidikan, 2014, h.2 (STKIP Siliwangi Bandung)
113
Dalam kaitannya dalam penelitian ini karakteristik budaya populer
yang pertama yaitu popularitas dengan adanya media sosial instagram
yang menjembatani munculnya fenomena kue kekinian ini, di dalamnya
bermunculan juga keinginan pada diri remaja untuk menjadi eksis di
dalam dunia maya, caranya dengan aktif di media sosial instagram.
Otomatis para remaja ini akan merasa tingkat eksistensinya lebih tinggi
ketika dia membeli barang dalam hal membeli kue kekinian di
Cakekinian kemudian di mengupload produk yang ia beli agar
orang-orang sekelilingnya mengetahui bahwa ia telah membeli produk
yang sedang booming.
Karakteristik budaya populer yang kedua yang muncul dalam
penelitian ini adalah keseragaman bentuk, jika kita mengamati lebih
seksama dalam hal fenomena kue kekinian, kue yang dijual para artis
itu mempunyai kesamaan jenis. Kue para artis ini umumnya kue pastry
ataupun brownies tetapi biasanya yang membedakan adalah topping
dari kue tersebut. Pendapat yang berbeda diungkapkan oleh Area
manager Cakekinian Bogor ketika saya mewawancarai mengenai
keseragaman bentuk dalam fenomena kue kekinian di Bogor ini.
Contohnya air mineral kan yang dijadikan icon kan Aqua
dengan adanya vit dan merk-merk lain walaupun mereka
tetep bisa berkembang tapi tetep yang jadi icon itu ya si
Aquanya ini. Tapi oke, misalkan orang-orang banyak yang
bilang kalau Cakekinian ini ada karena fenomena kue
kekinian tapi menurut saya yang masih berjalan sampai saat
ini dan tetap eksis yaa Cakekinian dibandingkan dengan
kue-kue artis lain berarti disini kita bukan mengikuti icon
tapi kita berusaha menjadi icon gitu.76
Berdasarkan pendapat tersebut bisa dilihat bahwa memang
munculnya fenomena kue kekinian ini memunculkan brand-brand
baru tetapi tetap saja yang dikenal oleh masyarakat semuanya adalah
kue kekinian. Cakekinian ini perlahan ingin membuktikan bahwa
Cakekinian bisa menjadi icon utama dari kue kekinian yang hadir
76
Lampiran 1, Transkip Wawancara
114
ditengah-tengah masyarakat khususnya para remaja.
Karakteristik budaya populer yang ketiga ialah kontemporer yaitu
produk yang di jual akan sewaktu-waktu akan berubah seiring
permintaan pasar. Dalam kaitannya dengan fenomena kue kekinian
yang dijual oleh para publik figur ada kalanya para konsumen remaja
ini bosan dengan kue kekinian dan lama-lama fenomena kue kekinian
ini akan hilang digantikan dengan fenomena-fenomena sosial baru
lainnya. Untuk mengantisipasi agar fenomena kue kekinian ini
bertahan lama hendaknya para artis mengadakan inovasi dan
mengikuti perkembangan zaman agar produk yang muncul dari
fenomena ini tidak cepat hilang digantikan dengan yang lainnya.
D. Keterbatasan Penelitian
Pada saat pelaksanaan penelitian terdapat beberapa keterbatasaan
yang dialami peneliti. Adapun keterbatasan tersebut antara lain:
1. Waktu penelitian terlalu singkat dan dilakukan di hari sekolah jadi
tidak terlalu banyak remaja yang datang berkunjung ke outlet
Cakekinian Bogor.
2. Pada saat penelitian penentuan informan remaja untuk diwawancara
juga masih terbatas hanya berjumlah 5 orang. Mungkin untuk
penelitian selanjutnya disarankan untuk mewawancarai informan yang
lebih banyak lagi agar informasi yang didapatkan semakin beragam
dan luas.
115
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti,
dapat disimpulkan bahwa Fenomena kue kekinian di kalangan remaja di kota
Bogor ini memang sangat membius para remaja kota Bogor dengan perantara
melalui media sosial instagram Cakekinian ini. Para remaja yang mengikuti
fenomena kue kekinian di kota Bogornya ini umumnya mempunyai
karakteristik mengikuti perkembangan fashion, food, and fun. Karakteristik
yang kedua, ialah semua remaja yang membeli kue kekinian di Cakekinian
merupakan remaja yang cukup aktif di media sosial instagram, karena hampir
semua remaja mengetahui informasi fenomena kue kekinian khususnya
Cakekinian ini dari instagram mereka. Para remaja ini juga membeli kue
kekinian di Cakekinian karena dipengaruhi beberapa faktor pendorong, baik
dari faktor internal maupun eksternal. Karakteristik yang ketiga, remaja yang
membeli kue kekinian di Cakekinian ini mempunyai kadar perilaku konsumtif
yang berbeda antara remaja laki-laki dengan remaja perempuan. Terlihat
bahwa remaja perempuan mempunyai kadar perilaku yang cukup tinggi
dibandingkan dengan remaja laki-laki.
Peran brand ambasador sekaligus pemilik outlet Cakekinian yang
merupakan artis youtubers yang bernama Arief Muhammad dan Tiara
Pangestika menjadi salah satu daya tarik utama para remaja membeli
Cakekinian ini. Bahkan sebagian besar remaja yang membeli Cakekinian
mengetahui informasi tentang adanya fenomena kue kekinian khususnya
Cakekinian ini dari akun instagram Arief dan Tiara. Selain itu, para remaja
kota Bogor memandang bahwa fenomena kue kekinian ini sangat bermanfaat
bagi dirinya dan juga bagi masyarakat kota Bogor lainnya. Karena dengan
116
semakin banyaknya outlet kue kekinian maka, akan semakin banyak pula
orang yang datang berwisata ke kota Bogor.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini dapat memberikan implikasi pada para
remaja,masyarakat, dan pihak produsen Cakekinian ketika menyikapi
fenomena sosial salah satunya fenomena kue kekinian ini di kota Bogor.
Implikasi tersebut dapat berupa implikasi akademis dan non akademis serta
pengetahuan mengenai dampak yang dihasilkan dari fenomena kue kekinian di
kota Bogor ini. Dampak dari fenomena kue kekinian ini antara lain :
Pertama, masyarakat khususnya para remaja bisa memahami dengan
baik dampak sosial yang ditimbulkan dari fenomena kue kekinian di kalangan
remaja kota Bogor serta menyaring dampak positif serta negatif,
Kedua, meningkatkan minat para wisatawan dari semua kalangan untuk
datang berkunjung ke kota Bogor dan membeli kue kekinian yang sedang
booming pada saat ini. Dan semakin banyaknya pilihan oleh-oleh para
wisatawan.
Ketiga, dari penelitian ini produsen Cakekinian dapat mengetahui
perilaku konsumen khususnya kalangan remaja yang membeli kue kekinian
agar meningkatkan strategi pemasaran yang lebih menarik.
C. Saran
Sebagai fenomena sosial, fenomena kue kekinian merupakan fenomena
sosial yang kompleks dan jarang terjadi. Sebagai masyarakat khususnya para
remaja kita harus bisa menyaring informasi agar tidak salah langkah dalam
mengikuti perkembangan fenomena sosial yang semakin banyak terjadi di
masyarakat. Apalagi kalangan remaja yang sering dijadikan sasaran utama
dalam perkembangan fenomena sosial karena umumnya sudah sifat alamiah
remaja selalu ingin mencoba sesuatu yang baru dan tingkat keingintahuannya
117
lebih besar dibandingkan orang-orang dewasa. Akan lebih baik jika para
remaja dalam menyikapi suatu fenomena sosial memahami terlebih dahulu
fenomena yang sedang berkembang untuk kemudian menganalisis dampak
yang akan dihasilkan dari fenomena tersebut.
Bagi pemerintahan dinas pariwisata Bogor seharusnya lebih
memperhatikan kemunculan fenomena kue kekinian. Sehingga bisa megontrol
outlet-outlet kue kekinian yang semakin banyak di kota Bogor dan menambah
daya tarik para wisatawan untuk datang ke Bogor.
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat merencanakan penelitian
lebih matang agar waktu penelitian bisa lebih lama dan diharapkan penelitian
selanjutnya dapat meneliti dengan variabel yang berbeda. Selain itu, bagi
peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan sumber
informan yang lebih banyak lagi agar informasi penelitian dapat berkembang.
118
Daftar Pustaka
Agustiani, Hendriati.Psikologi Perkembangan (Pendekatan Ekologi Kaitannya
dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja). Bandung:
PT.Refika Aditama, Cet.I, 2006
B.Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan . Jakarta: Erlangga, Edisi V, 1980.
Bungin, M.Burhan, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana, 2006
Burton, Graeme. Media dan Budaya Populer. Yogyakarta: Jalasutra, 2012.
Damsar. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana, Edisi.III, 2009.
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Press,
2011)
Halim, Deddy Kurniawan. Psikologi Lingkungan Perkotaan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2008
Haryanto, Sindung. Sosiologi Ekonomi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Herdiansyah, Haris. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups , Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, Cet. II, 2015
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif, Yogyakarta: Erlangga, 2009
Pujileksono, Sugeng. Pengantar Antropologi Memahami Realitas Sosial Budaya.
Malang: Intrans Publishing, 2015
Sarwono, Sarlito Wirawan. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007
Storey, John. Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop: Sebuah Pengantar,Teori
Budaya Populer, Yogyakarta: Jalasutra, 2006.
119
Strinati, Dominic. Popular Culture Pengantar Menuju Teori Budaya Populer.
Yogyakarta: Jejak, Cet.III, 2007
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
Cet.XVIII, 2013
------. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV Alfabeta, Cet.IX. 2014
Suryanto, Bagong. Sosiologi Ekonomi: Kapitalisem dan Konsumsi di Era
Masyarakat Post-Modernisme. Jakarta: Kencana, Cet.I, 2013
Yusuf, Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, Jakarta: Kencana, 2014
120
Daftar Skripsi
Rachmawati, Diyah. “Televisi Dan Budaya Pop (Studi Korelasi Terpaan Media
Televisi, Status Ekonomi, dan Tingkat Religiusitas Dengan Persepsi
Terhadap Budaya Pop Di Kalangan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi
FISIP UNS)”. Skripsi pada Universitas Sebelas Maret, 2009.
Saputri, Desy.“Gaya Hidup Remaja di SMA Negeri 2 Tambang Kecamatan
Tambang Kabupaten Kampar”, Skripsi pada Universitas Riau, 2014.
Dwi Sarlina, Riska. “Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kecenderungan
Gaya Hidup Hedonis Pada Remaja Klub Motor Mobil Violet Auto Female
Di Kota Purwokerto”, Skripsi pada Universitas Muhammadiyah
Purwokerto (UMP), 2016.
Ridho Ramadhanti, Tatia. “Fenomena Pemanfaatan Instagram Sebagai Media
Personal Branding”. Skripsi pada Universitas Dipenogoro, 2016.
Hastuti Caisari, Tri. “Fenomena Penggunaan Path Sebagai Ajang Untuk
Menunjukkan Eksistensi Diri”. Skripsi pada Universitas Diponegoro,
2014.
121
Daftar Jurnal
F.M, Andrew dan Irvan Trang, dengan judul “Pengaruh Produk, Harga, Promosi,
dan Tempat Terhadap Keputusan Pembelian Mobil di PT Astra
International Tbk Malalayang”, E-Journal EMBA Vol. 4, No.1, 2016
Rachmijati, Cynantia. “Pengaruh Budaya Populer Pada Pendidikan”, E- Journal,
2014
Agung Wibowo, Edwin. “Pemanfaatan Teknologi E-Commerce Dalam Proses
Bisnis”, E-Journal Manajemen, 2015
Suci,M. “Building Bread Store ( Toko Roti dan Kue Yang Menjadi Fenomena
Saat Ini), E-Journal, 2018
Safuwan.“Gaya Hidup, Konsumerisme, dan Modernitas “, E-Journal Psikologi
Vol. 5, No.1, 2007
122
Daftar Website
https://sosiologibudaya.wordpress.com/2013/04/25/budaya-populer-2/
https://kbbi.web.id/fenomena
https://spensabayalibrary.files.worpress.com/2016/04/buku-dasar-kue-dan-
roti.pdf
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://m.youtube.co
n/watch%3Fv
www.cakekinian.net/2017/09/lokasi-cakekinian-arief-muhammad.html?m=1
www.cakekinian.net/2017/09/cakekinian-kue-kekinian-arief-
muhammad.html?m=1
123
Lampiran 1
TRANSKRIP WAWANCARA
Manager Outlet Cakekinian
Tanggal Wawancara : 03 Agustus 2018
Tempat/ Waktu : Outlet Cakekinian Bogor
Identitas Manager Outlet
1. Nama : Juli
2. Umur : 24 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : Area Manager
Hasil Wawancara
1. Bagaimana pendapat anda tentang munculnya fenomena kue kekinian
tersebut?
Jawab : kalau saya pribadi sih karena saya termasuk Sumber Daya
Manusia memang kebetulan rezekinya ada di cakekinian ini. Jujur awalnya
saya ngga mengetahui fenomena kue kekinian ini apa karena saya dulu
backup di foresthree resto karena kebetulan cakekinian masih under
foresthree jadi ketika saya ditawarkan untuk menjadi area menager
cakekinian.id dan saya juga awalanya tidak tahu cakekinian ini apa dan
akan bertahan sampai kapan karena saya hanya tau strategi pemasarannya
aja. Jadi intinya, kalau saya sendiri merasa cukup diuntungkan dan merasa
dikasih kesempatan dengan adanya fenomena ini.
2. Bagaimana awal cerita terbentuknya outlet Cakekinian ini?
Jawab : awalnya kita gatau yah para ownernya ini mereka discuss nya
berapa lama sebelum launchingnya cakekinian.id ini terus progressnya
seperti apa dan kendala-kendala di dalamnya saya kurang tau. Tapi yang
124
saya tau kita para calon karyawan itu di sounding nya itu H- 2 bulan tapi
awalnya hanya diinfokan bahwa ini ada cakekinian.id tolong di follow
instagramnya sampai kita ngobrol-ngobrol tapi tetap pada awalnya kita
gatau proses awalnya seperti apa. Tau-tau H-1 kita instalasi boot dan pas
grand openingnya meriah karena ada mas Arief dan mba Tipang datang.
3. Seberapa besarkah pengaruh owner yang merupakan artis ini dalam
kesuksesan outlet Cakekinian Bogor ini?
Jawab : Karena mereka salah satu investor diantara 6 investor utama,
sebenarnya kita tidak terlalu menomorsatukan mereka. Kalau untuk awal
pengenalan ke masyarakat mereka mempunyai peran penting. Karena
cakekinian.id ini dibesarkan melalui instagram, diawalnya kita memang
main followers dan mengenalkna varian kue nya lewat instagram sampai
sebagian besar followers cakekinian di instagram ini merupakan followers
Arief dan Tipang ini. Tapi kita survei sekita 2-3 bulan oke masih bertahan
para fans nya Arief Tipang masih sering datang ke outlet karena berharap
Arief datang ke outlet. Tapi makin kesini kita makin dikenal sama banyak
masyarakat kaya ibu-ibu arisan terus instansi bank dan lain-lain karena
cakekinian.id ada di foresthree jadi keuntungan buat kita juga. Dan
sebenarnya makin kesini peran Arief makin kita hilangkan bukan perannya
sih tetapi lebih ke simboliknya supaya Airef Tipang bisa menjadi orang di
balik layar aja.
4. Apakah outlet ini cepat dikenal karena owner nya merupakan brand
ambasador dari cakekinian?
Jawab : iya karena peran Arief dan Tipang sangat membantu kita promosi
di awal
5. Jika iya, apakah kontribusi owner dalam promosi cakekinian?
Jawab : Kontribusinya sebenarnya di awal kita sounding untuk buka
cakekinian banyak followers Arief tipang yang memang menjadi followers
dari cakekinian.id. dan Arief ini bisa dihitung jari yanh datang ke
cakekinian.id ini karena mereka hanya wajib datang di awal grand opening
125
aja sisanya mereka kesini paling bareng sama keluarga ataupun untuk
makan di foresthree bukan untuk perjalanan bisnis.
6. Paling banyak yang membeli kue kekinian ini dari kalangan mana?
Jawab : Kalangan remaja. Karena konsep kita juga jual kue yang udah ada
produknya tapi kita pleset-plesetkan seperti uvomaltine, oleo, dan lain-lain
dan memang menariknya di kalangan pelajar dan mahasiswa.
7. Seberapa banyak remaja yang membeli kue di cakekinian.id ini?
Jawab : Cukup banyak, karena kan target market kita yang utama ini para
remaja karena kan sekarang zaman udah canggih banyak banget orang
yang udah jarang nonton tv gantinya jadi nonton youtube main media
sosial dan semacamnya gitu jadi memang target utama kita remaja kita
pengen kasih benefit emosi ke mereka kalau mereka beli kue di
cakekinian.id entah itu secara langsung ataupun melalui jasa online
mereka akan merasa hits setelahnya karena cakekinian ini terkenal di
media sosial dan banyak yang sering meriview produk kita di media sosial
siapa tau kalau mereview bakal di lirik sama Arief.
8. Apa dampak yang dirasakan oleh outlet cakekinian ini ketika fenomena
kue kekinian ini berlangsung?
Jawab : kalau buat aku pribadi yang memang ikut menjalankan cakekinian
ini justru kalau untuk kompetisi justru ga mendapatkkan dampak
positifnya contohnya air mineral kan yang dijadikan icon kan Aqua
dengan adanya vit dan merek-merek lain walaupun mereka tetep bisa
berkembang tapi tetep yang jadi icon itu ya si Aquanya ini. Tapi oke,
misalkan orang-orang banyak yang bilang kalau cakekinian ini ada karena
fenomena kue kekinian tapi menurut saya yang masih berjalan sampai saat
ini dan tetap eksis yaa cakekinian dibandingkan dengan kue-kue artis lain
berarti disini kita bukan mengikuti icon tapi kita berusaha menjadi icon
gitu.
9. Dalam sehari seberapa sering admin instagram cakekinian.id memposting
foto/video untuk promosi?
126
Jawab : posting instagram kalau untuk feed sendiri memang kita jarang
posting kecuali ketika kita ada varian baru atau ronda cakekinian di kota
lain ataupun sedang ada promo kalau misalnya mba perhatiin kita di feed
instagram kita memang jarang berlakukan promosi karena ternyata
walaupun kita jarang mengadakan promo tetap aja penjualan kita masih
kencang dan dari harganya juga lumayan bersahabat dibanding kue artis
lainnya. Kalau instastory juga kita jarang paling kita repost dari para
pembeli karena kita juga pengen ngasih benefit ke mereka ketika mereka
post kue yang mereka beli dan ngepost nya juga menarik biasanya kita
post supaya bikin bahagia mereka juga minimal followers mereka nambah.
10. Menurut anda bagaimana tanggapan para followers instagram
cakekinian.id ?
Jawab : kalau yang saya perhatiin dari followersnya cakekinian.id ini
mereka ngikutin banget perkembangan cakekinian ini tapi balik lagi
followersnya cakekinian ini juga masih banyak yang followers nya Arief
dan Tipang kesannya juga kita masih belum berhasil ngajak pengguna
instagram lainnya buat follow cakekinian ini. Dan mayoritas masih
followers Arief Muhammad sampe mereka bilang “Bang kapan ke outlet
ini kalau lu dateng gua pengen dateng karena deket sama rumah gua nih”
karena mereka pengen ketemu sama Arief Muhammad ini, terus antusisas
mereka dari kota-kota lain yang belum kita datangi dan belum kejangkau
sama jasa-jasa titip online juga pasti mereka ramenya dikomen tuh “Bang
buka di kota ini dong” dan semacamnya nah itu yang belum bisa kita
pertimbangkan.
127
Lampiran 2
Karyawan Outlet Cakekinian
Tanggal Wawancara : 03 Agustus 2018
Tempat/ Waktu : Outlet Cakekinian Bogor
Identitas Manager Outlet
1. Nama : Lili Solihah
2. Umur : 20 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : Kasir
Hasil Wawancara
1. Bagaimana pendapat anda tentang munculnya fenomena kue kekinian
tersebut?
Jawab : kalau kata saya sih lebih apa yah terkejut udah mah rasanya beda
namanya juga beda. Dari segi rasa dan tampilan itu unik. Dan plesetan
namanya juga udah beda sama yang lain.
2. Bagaimana awal cerita terbentuknya outlet cakekinian ini?
Jawab : Enggak saya gak tau sama sekali.
3. Seberapa besarkah pengaruh owner yang merupakan artis ini dalam
kesuksesan outlet cakekinian Bogor ini?
Jawab : berpengaruh banget karena, yang pertama ka Arief itu kan
selebgram yah dan banyak disukain juga sama orang terus penggemarnya
juga banyak terus buat cakekinian bisa lebih berkembang lagi karena yang
aku liat juga cabang di Ciwalk Bandung itu pesat banget omsetnya juga
besar Alhamdulilah semenjak adanya instagram cakekinian ini sampe
orang diluar kota tahu ada cakekinian ini. Dari pertama yang di Ciwalk
buka awalnya biasa aja tapi pas udah di upload dapet responnya bagus
banget dan emang nama dari ka Arief ini udah top banget.
4. Apakah outlet ini cepat dikenal karena owner nya merupakan brand
ambasador dari cakekinian?
128
Jawab : ya lebih utamanya kan ke Arief Tipangnya ka jaid kan dia itu kaya
selebgram jadi semua orang tau kalo misalkan cakekinian ini punyanya
mas Arief jadi orang juga banyak yang antusias sama outlet ini jadi pengen
beli lagi beli lagi.
5. Jika iya, apakah kontribusi owner dalam promosi cakekinian?
Jawab : Banyak mba
6. Paling banyak yang membeli kue kekinian ini dari kalangan mana?
Jawab : kalo menurut saya emang yang paling banyak remaja Cuma
berhubung banyak ibu-ibu juga yang suka sama ka Arief jadi banyak juga
yang beli. Banyak deh bapak-bapak juga beli. Karena kan kebanyakan
diantara mereka suka sama mas Arief terus kita juga banyak variasi
kuenya dari segi rasa juga kita ga tipu-tipu emang udah enak banget.
7. Seberapa banyak remaja yang membeli kue di cakekinian ini?
Jawab : setiap hari ada aja anak remaja yang beli paling 1-5 orang di hari
Weekdays tapi kalo weekend bisa lebih banyak lagi karena libur sekolah.
Tapi saya juga kadang suka gabisa ngebedain mana yang masih pelajar
atau enggak karena banyak yang kesini jarang pake seragam jadi mereka
kadang pulang sekolah tapi udah lepas baju seklahnya terus dateng kesini.
8. Apa dampak yang dirasakan oleh outlet cakekinian ini ketika fenomena
kue kekinian ini berlangsung?
Jawab : maksudnya gimana yah ka, tiap hari ada aja rame biasanya sehari
bisa sampe 80 box. Kadang kao weekend bisa lebih dari itu malah dulu pas
kita lagi rame-ramenya sampe soldout dan kita minta lagi stock barang ke
daerah Bekasi.
9. Dalam sehari seberapa sering admin instagram cakekinian.id memposting
foto/video untuk promosi?
Jawab : setiap hari ada aja di upload kalau ada ronda ke kota-kota lain juga
biasanya di upload ke instagram dan instastorynya juga aktif banget setiap
ada beli borong juga kita pasti foto terus masukin ke instagram dan di tak
in ke pembelinya supaya menarik customer supaya dateng kesini kaya gitu
sih manfaatnya.
129
10. Menurut anda bagaimana tanggapan para followers instagram
cakekinian.id ?
Jawab : ngaruh banget. Kaya maksudnya eee kegiatan sehari-hari kita juga
orang bisa jadi tau, kaya misalkan beli borong terus dimasukkin ke
instagram jadi ngaruh banget sih kata aku.
130
Lampiran 3
Informan 1
Tanggal Wawancara : 03 Agustus 2018
Tempat/ Waktu : Outlet Cakekinian Bogor
Identitas Informan 1
1. Nama : Nauval
2. Umur : 18 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Pekerjaan : Pelajar
Hasil Wawancara
1. Apakah kamu mengetahui tentang fenomena kue kekinian?
Jawab : tahu ka
2. Dari mana kamu tahu tentang keberadaan cakekinian ini?
Jawab : dari internet sih, dari instagram visit Bogor selain itu teman-teman
saya yang cewek di sekolah juga banyak yang ngomong tentang
cakekinian ini
3. Bagaimana pendapat kamu tentang munculnya cakekinian tersebut?
Jawab : kayanya sih ngikutin trend aja yah ka, ada yang cuman buat
sampingan aja usahanya si artis-artis ini disamping dia jadi selebriti dia
juga pasti mikirin selera masyarakat disini juga terus dia kaya di tambahin
western culture juga jadi, dia bisa memikat konsumen juga sih.
4. Dampak apa yang kamu rasakan ketika fenomena kue kekinian ini terjadi?
Jawab : ada sih, menurut saya yang saya liat ibu saya sama tante-tante jadi
bisa punya banyak pilihan kalau beli kue. Jadi nama si artisnya karena
ngejual juga bisa lebih cepet terkenal.
5. Apa alasanmu membeli kue di outlet cakekinian ini? Jelaskan!
Jawab : kalau saya sih selain penasaran juga karena pesanan orang yang
nitip.
131
6. Seberapa booming cakekinian ini di kalangan teman-teman kamu?
Jawab : mmm.. seberapa booming yah? Sempet booming sih yah karena
kan emang punya artis jadi lebih gampang terkenal kan
7. Selain alasan tersebut, apakah karena lokasi outlet cakekinian yang
strategis berpengaruh mendukungmu untuk mencoba kue ini?
Jawab : Berpengaruh sih, karena kan deretan sini banyak banget tempat-
tempat kuliner jadi ga susah sih orang nyarinya juga. Apalagi kan iklannya
yang kenceng juga di instagram dan lain sebagainya juga.
8. Apakah faktor kelas sosial yang ikut mempengaruhimu membeli kue di
cakekinian ini?
Jawab : Karena booming itu sendiri sih lebih ke rasa penasarannya, kalo
untuk faktor kelas sosial kayanya aku engga deh ka.
9. Apakah iklan di media sosial memicu kamu untuk ingin mencoba kue
kekinian di cakekinian?
Jawab : iya sih, kan dia buat gimana selumer cokelatnya gitu-gitulah
pokoknya ngerti lah mba maksudnya gimana. Agak di lebih-lebihkan biar
kita yang liatnya tertarik.
10. Apakah kamu termasuk orang yang mudah terbujuk orang lain untuk
membeli kue di cakekinian ini?
Jawab : engga begitu sih, tergantung kalau misalkan saya penasaran
banget baru saya beli kaya sekarang ini.
11. Apakah kamu membeli kue kekinian karena lapar?
Jawab : Engga juga sih
12. Jika bukan karena lapar, apakah kamu membeli kue tersebut agar dilihat
oleh teman-temanmu atau orang-orang dalam lingkungan sosialmu ?
Jawab : engga juga sih ka, karena yaa tadi karena penasaran aja
13. Apakah kamu termasuk orang yang membeli barang karena prestise
sosial?
Jawab : Kadang iya, kadang engga sih kan kadang saya juga pengen
temen-temen saya liat tapi kadang juga ga pedulian.
132
14. Apakah kamu termasuk orang yang update dalam penampilan (fashion) ?
Jawab : ga terlalu update sih peduli ga peduli. Kalau misalkan lagi jalan
sama temen biasa aja bajunya , tapi kalau misalkan lagi jalan sama cewek
atau ke acara-acara tertentu yaa pasti mau gamau harus di sesuain bajunya.
15. Apakah kamu membeli kue kekinian tersebut hanya untuk mengikuti
perkembangan zaman?
Jawab : haha hampir sih ka soalnya kan karena booming saya pengen tau
seberapa spesial sih kue ini karena temen-temen saya juga banyak yang
ngomong.
16. Apakah kamu followers dari media sosial instagram cakekinian.id?
Jawab : follow ga yah ? ga inget haha coba saya cek dulu mmmm...
kayanya engga deh haha karena saya kan taunya aja dari instagram visit
bogor. Bentar deh saya baru follow nih
17. Semenjak kapan kamu menjadi followers dari instagram tersebut?
Jawab :-
18. Dalam sehari berapa kali kamu memposting kegiatanmu di media sosial
instagram?
Jawab : kalau buat feed instagram udah jarang banget sih upload terus
instastory juga udah mulai jarang paling dalam sehari 1-2 kali itu yang
instastory kalo buat feed instagram terakhir bulan Februari kemarin
uploadnya.
19. Bagaimana pendapatmu tentang promosi cakekinian melalui instagram?
Jawab : kalau menurut saya sih lebih kenceng daripada di tv sih iklannya,
terus udah gampang banget nih promosinya tinggal foto/video upload ke
IG orang-orang tau deh.
20. Apakah kamu termasuk orang yang membeli barang-barang yang bukan
kebutuhan primer?
Jawab : eee.. engga sih harus diliat dulu barang keinginan juga mau
kadang-kadang. Paling nabung dulu tapi kalau ujung-ujungnya kalau
setelah nabung malah yang kebelinya barang primer yaa ga apa-apa. Tapi
kadang nyesek juga ngumpulinnya buat apa malah yang kebelinya apa.
133
21. Apakah kamu termasuk orang yang membeli barang tanpa mementingkan
harganya semahal apapun?
Jawab : tergantung barangnya juga si mbak, kalau misalkan saya rasa ini
merk sama kualitas barangnya bagus yaa mau semahal apapun harganya
saya bakal beli soalnya kan untuk kebutuhan contohnya kaya HP udah
ketauan kualitasnya kaya gimana dan bagus yaaa saya rela-rela aja
ngeluarin duit yang ekstra buat beli HP itu.
134
Lampiran 4
Informan 2
Tanggal Wawancara : 03 Agustus 2018
Tempat/ Waktu : Outlet Cakekinian Bogor
Identitas Informan 2
1. Nama : Yoga
2. Umur : 18 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Pekerjaan : Mahasiswa
Hasil Wawancara
1. Apakah kamu mengetahui tentang fenomena kue kekinian?
Jawab : tahu ka, sempet booming sih waktu itu
2. Dari mana kamu tahu tentang keberadaan cakekinian ini?
Jawab : taunya sih udah lama, dari postingan mas Ariefnya sih kan sering
ada tuh di explore instagram
3. Bagaimana pendapat kamu tentang munculnya cakekinian tersebut?
Jawab : menurut aku sih munculnya cakekinian ini hampir sama kaya kue
artis lainnya selain udah bakal keprediksi booming karena ketenaran artis
yang fans nya udah banyak, dan ditunjang oleh promosi lewat akun para
artis itu juga
4. Dampak apa yang kamu rasakan ketika fenomena kue kekinian ini terjadi?
Jawab : kalau dampaknya itu apa yah kaya banyak variasi kue itu sih eee
apa yah banyak artis yang bikin toko kue kaya gini sih tapi banyak yang ga
memikirkan dari segi rasa sama harga kadang suka jomplang tapi mas
Arief ini kue nya beda coklatnya udah ada yah.
5. Apa alasanmu membeli kue di outlet cakekinian ini? Jelaskan!
Jawab : penasaran sih. Sama inget orang tua dirumah juga sih
6. Seberapa booming cakekinian ini di kalangan teman-teman kamu?
Jawab : Lumayan sih
135
7. Selain alasan tersebut, apakah karena lokasi outlet cakekinian yang
strategis berpengaruh mendukungmu untuk mencoba kue ini?
Jawab : Engga juga sih kebetulan kan rumah saya juga di Cibinong jadi
saya harus kesini butuh waktu yang lama karena lagi main sekalian lewat
pengen beli aja.
8. Apakah faktor kelas sosial yang ikut mempengaruhimu membeli kue di
cakekinian ini?
Jawab : Termasuk sih rata-rata kan kalau 1-2 kali booming pasti orang-
orang berbondong buat dateng ke tempat yang booming itu saya sih karena
lagi iseng aja ke foresthree ini aja. Sebenernya dampaknya ada positif
sama negatifnya juga sih
9. Apakah iklan di media sosial memicu kamu untuk ingin mencoba kue
kekinian di cakekinian?
Jawab : lumayan sih ka, pas di explore tuh kekiatannya enak banget itu
kue nya yangg di upload sama Arief di instagramnya dia.
10. Apakah kamu termasuk orang yang mudah terbujuk orang lain untuk
membeli kue di cakekinian ini?
Jawab : Engga juga sih, kaya misalkan saya sekarang ini beli cakekinian
ini sekalian datang ke foresthree aja
11. Apakah kamu membeli kue kekinian karena lapar?
Jawab : Iya, sekalian makan juga di foresthree
12. Jika bukan karena lapar, apakah kamu membeli kue tersebut agar dilihat
oleh teman-temanmu atau orang-orang dalam lingkungan sosialmu ?
Jawab : Haha engga juga sih tapi cewek saya iya dia beli di cakekinian ini
biar bisa di upload di instagram karena lagi booming juga kan
13. Apakah kamu termasuk orang yang membeli barang karena prestise
sosial?
Jawab : Engga juga sih, kalau barangnya saya suka mau merk murah juga
kadang saya beli
136
14. Apakah kamu termasuk orang yang update dalam penampilan (fashion) ?
Jawab : kalau saya lebih suka eee apa yah kemungkinan kalau kita kan
anak muda apalagi cowok lebih banyak sukanya sama musik jadi kita
lebih support brand-brand dari dalam negeri terus beli merchandise dari
band atau musisi tersebut kalau ngga distro-distro yang ada di dalam
negeri kita beli produknya ga harus ngikutin zaman banget.
15. Apakah kamu membeli kue kekinian tersebut hanya untuk mengikuti
perkembangan zaman?
Jawab : iya sih buat ngilangin rasa penasaran doang
16. Apakah kamu followers dari media sosial instagram cakekinian?
Jawab : Engga sih, Cuma saya subscribe chanel youtube nya Arief
Muhammad jadi sedikit banyak tau cakekinian.id ini
17. Semenjak kapan kamu menjadi followers dari instagram tersebut?
Jawab :-
18. Dalam sehari berapa kali kamu memposting kegiatanmu di media sosial
instagram?
Jawab : Kalau lagi senggang aja sih saya cek instagram tapi sekarang-
sekarang lagi off instagram dulu sih sehari bisa 2-3 kali buat upload di
instastory kalau buat feed instagram tergantung momen aja. Tapi menurut
saya instastory juga terlalu mengumbar kehidupan pribadi juga. Karena
menurutku instastory juga ajang buat cari perhatian sama orang lain sih.
19. Bagaimana pendapatmu tentang promosi cakekinian melalui instagram?
Jawab : unik yah. Soalnya cakekinian ini kan namanya beda dari yang lain
terus varian rasanya juga kaya di plesetin juga kaya uvomaltine.
20. Apakah kamu termasuk orang yang membeli barang-barang yang bukan
kebutuhan primer?
Jawab : engga sih karena saya tipe orang yang udah punya wishlist
tersendiri kalau mau beli barang
21. Apakah kamu termasuk orang yang membeli barang tanpa mementingkan
harganya semahal apapun?
137
Jawab : eee kalau saya sih tergantung yah kalau misalkan saya liat barang
itu ada barang yang sama tapi lebih murah bukan masalah kw yah ga harus
bermerk tapi kalau fungsinya sama yaa its oke
138
Lampiran 5
Informan 3
Tanggal Wawancara : 03 Agustus 2018
Tempat/ Waktu : Outlet Cakekinian Bogor
Identitas Informan 3
1. Nama : Salsa
2. Umur : 16 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : Pelajar
Hasil Wawancara
1. Apakah kamu mengetahui tentang fenomena kue kekinian?
Jawab : tahu ka
2. Dari mana kamu tahu tentang keberadaan cakekinian ini?
Jawab : dari youtubenya ka Arief dan dari instagramnya ka Arief juga dan
temen-temen juga ngasih tau enaknya kue kekinian tuh punya ka Arief
3. Bagaimana pendapat kamu tentang munculnya cakekinian tersebut?
Jawab : kalau buat cakekiniannya sih dia beda dari yang lain bisa
menginovasi juga kue dari produk-produk yang udah ada kaya beng-beng
jadi kue bangbang, oreo juga dijadikan oleo
4. Dampak apa yang kamu rasakan ketika fenomena kue kekinian ini terjadi?
Jawab : sebenernya sih gak ada Cuma temen-temen aku pada heboh aja
pengen coba kue nya ka Arief jadi aku juga penasaran ikut beli
5. Apa alasanmu membeli kue di outlet cakekinian ini? Jelaskan!
Jawab : karena diajakin temen dan penasaran sekalian makan ke foresthree
aja
6. Seberapa booming cakekinian ini di kalangan teman-teman kamu?
Jawab : Lumayan lama sih ka Cuma baru sempet kesini aja
7. Selain alasan tersebut, apakah karena lokasi outlet cakekinian yang
strategis berpengaruh mendukungmu untuk mencoba kue ini?
139
Jawab : hehe kayanya iya deh ka karena kan sekolah aku di SMAN 7 jadi
lumayan deket dari sekolah juga ke outlet ini
8. Apakah faktor kelas sosial yang ikut mempengaruhimu membeli kue di
cakekinian ini?
Jawab : Emmm kayanya sih engga yah ka ga sampe kesitu Cuma kita rata-
rata pada penasaran aja sama varian kue yang lucu ini.
9. Apakah iklan di media sosial memicu kamu untuk ingin mencoba kue
kekinian di cakekinian?
Jawab : Iya banget haha aku kemarin liat di instastorynya ka Arief ada
yang beli kue banyak gitu terus di repost sama ka Arief bikin mupeng aja
10. Apakah kamu termasuk orang yang mudah terbujuk orang lain untuk
membeli kue di cakekinian ini?
Jawab : Tergantung sikon sih ka kalau aku dari awalnya ga terlalu suka
sama barangnya aku ga bakal beli barang itu sekalipun di bujuk sama
teman
11. Apakah kamu membeli kue kekinian karena lapar?
Jawab : Engga ko ka
12. Jika bukan karena lapar, apakah kamu membeli kue tersebut agar dilihat
oleh teman-temanmu atau orang-orang dalam lingkungan sosialmu ?
Jawab : mmm bukan karena pengen dilihat sama temen sih ka tapi aku
pengen tau aja karena kan temen-temen banyak yang bilang terus aku
pengen coba pengen tau seenak apa kue ini
13. Apakah kamu termasuk orang yang membeli barang karena prestise
sosial?
Jawab : prestise dalam hal apa dulu nih? Kalau misalkan prestise dalam
bidang barang-barang branded yaaa aku tengah-tengah lah kadang kan
barang yang mahal ga jadi patokan buat prestise kita kalau orang di
sekeliling kita gatau merk
14. Apakah kamu termasuk orang yang update dalam penampilan (fashion) ?
Jawab : iya kadang-kadang aku suka ngikutin fashion item yang dipakai
sama artis ataupun selebgram
140
15. Apakah kamu membeli kue kekinian tersebut hanya untuk mengikuti
perkembangan zaman?
Jawab : bisa dibilang begitu sih ka karena yaa faktor promosi di instagram
ka Arief ini
16. Apakah kamu followers dari media sosial instagram cakekinian.id?
Jawab : Iya dong ka aku pas tau ada instagram cakekinian punya ka Arief
langsung follow
17. Semenjak kapan kamu menjadi followers dari instagram tersebut?
Jawab : dari sebelum grand opening September aku udah follow
18. Dalam sehari berapa kali kamu memposting kegiatanmu di media sosial
instagram?
Jawab : kalau buat instastrory ga pernah ngitung tapi pasti setiap hari aku
instastrory kalau lagi iseng juga tapi kalau buat feed instagram kadang aku
suka lama di ngedit foto nya jadi palaing seminggu sekali atau dua kali
posting
19. Bagaimana pendapatmu tentang promosi cakekinian melalui instagram?
Jawab : Bagus banget yah ka jadi cepet orang-orang taunya khususnya
fans-fansnya ka Arief sama Tipang
20. Apakah kamu termasuk orang yang membeli barang-barang yang bukan
kebutuhan primer?
Jawab : Tergantung sih ka kalau barang itu aku penasaran banget ya pasti
aku beli
21. Apakah kamu termasuk orang yang membeli barang tanpa mementingkan
harganya semahal apapun?
Jawab : bukan soal harganya sih lebih ke kualitas barangnya kalau barang
yang aku suka terus kualitasnya juga oke aku pasti beli walau harganya
lumayan.
141
Lampiran 6
Informan 4
Tanggal Wawancara : 03 Agustus 2018
Tempat/ Waktu : Outlet Cakekinian Bogor
Identitas Informan 4
1. Nama : Nadhira
2. Umur : 17 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : Pelajar
Hasil Wawancara
1. Apakah kamu mengetahui tentang fenomena kue kekinian?
Jawab : Tau, toko-toko kue yang punya artis-artis gitu kan ka kaya
Raincake, Makuta, terus cakekinian.id ini juga
2. Dari mana kamu tahu tentang keberadaan cakekinian ini?
Jawab : Dari instagramnya ka Tipang (istrinya ka Arief yang youtubers)
3. Bagaimana pendapat kamu tentang munculnya cakekinian tersebut?
Jawab : keren aja sih ka menurut aku karena kan ka Arief sama ka Tipang
ini usahanya banyak terus bisa bikin outlet kue artis juga nyaingin artis-
artis lain.
4. Dampak apa yang kamu rasakan ketika fenomena kue kekinian ini terjadi?
Jawab : lumayan juga ka, kan outlet kue artis di Bogor ga cuman satu jadi
banyak orang-orang datang ke Bogor buat beli kue di cakekinian ini
5. Apa alasanmu membeli kue di outlet cakekinian ini? Jelaskan!
Jawab : karena suka sama rasa kuenya aku udah kurang lebih 4 kali kesini
terus ga bosen-bosen sama rasa dari kuenya enak
6. Seberapa booming cakekinian ini di kalangan teman-teman kamu?
Jawab : gak terlalu booming sih Cuma kalau di antara temen-temen
deketku beberapa kali kita sempet ngebahas cakekinian ini dan kita datang
142
juga ke grand openingnya itu rame banget karena banyak yang pengen
ketemu ka Arief sama ka Tipang
7. Selain alasan tersebut, apakah karena lokasi outlet cakekinian yang
strategis berpengaruh mendukungmu untuk mencoba kue ini?
Jawab : Umm lumayan strategis sih ka dipinggir jalan juga kan tempatnya
juga nyatu sama cafe foresthree jadi pilihan kita gak Cuma di cakekinian
doang bisa makan sama temen-temen juga
8. Apakah faktor kelas sosial yang ikut mempengaruhimu membeli kue di
cakekinian ini?
Jawab : tergantung sih ka ada di kalangan mana kita sekarang kalau aku
whichis kelas sosial cukup berpengaruh buat hidup aku karena aku
dibesarkan di lingkungan orang yang menghargai perbedaan kelas sosial
9. Apakah iklan di media sosial memicu kamu untuk ingin mencoba kue
kekinian di cakekinian?
Jawab : iya, apalagi kalau lagi laper terus buka instagram cakekinian
langsung pengen beli
10. Apakah kamu termasuk orang yang mudah terbujuk orang lain untuk
membeli kue di cakekinian ini?
Jawab : Kalau buat beli ini karena aku taunya juga dari instagram terus
temenku juga banyak yang kasih tau lebih ke terbujuk sama diri sendiri sih
ka hehe
11. Apakah kamu membeli kue kekinian karena lapar?
Jawab : Engga, kan kue buat dessert ka bukan buat makanan utama
12. Jika bukan karena lapar, apakah kamu membeli kue tersebut agar dilihat
oleh teman-temanmu atau orang-orang dalam lingkungan sosialmu ?
Jawab : Engga juga karena ngapain kita beli sesuatu buat di pamerin ga
baik juga buat kita tapi aku kadang suka gatel pengen upload sih ka hehe
13. Apakah kamu termasuk orang yang membeli barang karena prestise
sosial?
Jawab : Prestise kan biasanya di nilai dari brand nya yah ka kalau aku sih
emang ga pernah pakai sesuatu yang palsu jadi mungkin itu prestisenya
143
14. Apakah kamu termasuk orang yang update dalam penampilan (fashion) ?
Jawab : Engga terlalu sih ka malah aku lumayan cuek sama fashion item
yang aku pakai kaya misalkan kemeja sama jeans itu sering aku pakai
15. Apakah kamu membeli kue kekinian tersebut hanya untuk mengikuti
perkembangan zaman?
Jawab : mmm mungkin sih ka karena kan cakekinian ini juga lumayan
baru juga
16. Apakah kamu followers dari media sosial instagram cakekinian.id?
Jawab : iya aku follow instagramnya cakekinian.id
17. Semenjak kapan kamu menjadi followers dari instagram tersebut?
Jawab : ga terlalu ingat ka mungkin dari awal tahun
18. Dalam sehari berapa kali kamu memposting kegiatanmu di media sosial
instagram?
Jawab : Lumayan sering kalau instastrory kan suka iseng gitu tapi kalau
ngepost foto di beranda instagram tergantung momen sama kualitas
fotonya juga
19. Bagaimana pendapatmu tentang promosi cakekinian melalui instagram?
Jawab : bagus ka kebetulan tiap hari juga aku sering liat promosinya di
beranda instagram aku berarti admin instagramnya lumayan aktif negpost
foto/video
20. Apakah kamu termasuk orang yang membeli barang-barang yang bukan
kebutuhan primer?
Jawab : sering sih ka kaya contohnya aku ke mall kan sering jalan sama
temen-temen liat barang-barang yang lucu yang kadang udah kita udah
punya terus beli
21. Apakah kamu termasuk orang yang membeli barang tanpa mementingkan
harganya semahal apapun?
Jawab : Engga, harga juga termasuk pertimbangan tapi kalau barangnya ga
ori aku ga bakal beli kaya sepatu, baju, gadget itu aku gak berani beli yang
gak ori soalnya biasanya awetnya lama.
144
Lampiran 7
Informan 5
Tanggal Wawancara : 03 Agustus 2018
Tempat/ Waktu : Outlet Cakekinian Bogor
Identitas Informan 4
1. Nama : Aghnia
2. Umur : 16 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : Pelajar
Hasil Wawancara
1. Apakah kamu mengetahui tentang fenomena kue kekinian?
Jawab : tau dong yang kue artis-artis kan ?
2. Dari mana kamu tahu tentang keberadaan cakekinian ini?
Jawab : sebenarnya waktu taunya pas liat-liat instagram sih ada di explore
waktu itu aku liat di postingannya instagram ka Arief
3. Bagaimana pendapat kamu tentang munculnya cakekinian tersebut?
Jawab : Gimana yah ? kalau menurut aku sih waktu muncul cakekinian ini
kan aku gatau baru taunya sekarang-sekarang aja bagus sih jadi makin
banyak pilihan kue di Bogor
4. Dampak apa yang kamu rasakan ketika fenomena kue kekinian ini terjadi?
Jawab : Gaada sih ka kayanya, paling yaa karena adanya banyak toko kue
kekinian aku jadi tau aja variasi kue-kue baru yang lagi trend sekarang.
5. Apa alasanmu membeli kue di outlet cakekinian ini? Jelaskan!
Jawab : mmm emang niat kesini pengen tau cakekinian ini rasanya kaya
gimana dan lagi ada waktu juga jadinya bisa mampir kesini
6. Seberapa booming cakekinian ini di kalangan teman-teman kamu?
Jawab : awalnya sih aku gatau kan terus aku taunya malah dari medsos itu
instagram terus aku kasih tau temen-temen aku ternyata mereka juga
145
emang udah tapi jarang dibahas gitu. Aku malah ngerasa boomingnya
sekarang karena mungkin aku ngeh nya baru sekarang sih ka
7. Selain alasan tersebut, apakah karena lokasi outlet cakekinian yang
strategis berpengaruh mendukungmu untuk mencoba kue ini?
Jawab : sebenernya sih menurut aku lokasi outletnya udah strategis banget
Cuma kan rumah aku agak jauh dari sini di dekat Elos makanya aku jarang
ke daerah sini, tapi tempatnya lumayan enak cozy karena dia kan nyatu
sama cafe gitu kan terus pilihan makanannya juga ga Cuman kue doang
8. Apakah faktor kelas sosial yang ikut mempengaruhimu membeli kue di
cakekinian ini?
Jawab : kelas sosial yah? Kalau di lingkungan aku sih kayanya engga, tapi
kayanya di lingkungan lain bisa aja ada orang yang beli karena pengen
faktor kelas sosial
9. Apakah iklan di media sosial memicu kamu untuk ingin mencoba kue
kekinian di cakekinian?
Jawab : haha kayanya iya deh terus temen-temenku yang lain juga sama
deh soalnya kan kalau kita liat fotonya di instagram kita bisa liat dimana
aja iklannya ga harus nyalahin tv makanya gampang bikin tergiur
10. Apakah kamu termasuk orang yang mudah terbujuk orang lain untuk
membeli kue di cakekinian ini?
Jawab : malah aku yang ngebujuk temen-temen aku buat beli hehe biar
mereka barengan gitu nyobainnya soalnya aku penasaran juga sama
kuenya
11. Apakah kamu membeli kue kekinian karena lapar?
Jawab : engga ko ka
12. Jika bukan karena lapar, apakah kamu membeli kue tersebut agar dilihat
oleh teman-temanmu atau orang-orang dalam lingkungan sosialmu ?
Jawab : Mmm liatnya dari mana dulu nih ka? Kalau aku sih emang
beberapa aktivitas pasti aku posting di instagram buat kenang-kenangan
aja soalnya bukannya mau pamer tapi lebih puas aja kalau aku posting di
instastory kegiatan-kegiatan aku tapi bukan di feed instagram.
146
13. Apakah kamu termasuk orang yang membeli barang karena prestise
sosial?
Jawab : Prestise yah ka? Prestise apaan sih ka? Oohh yang bikin kita lebih
tinggi dari orang lain gitu yah ka? Kalau di sekolah sih ada beberapa
temenku yang kaya gitu tapi aku mah gamau kaya gitu.
14. Apakah kamu termasuk orang yang update dalam penampilan (fashion) ?
Jawab : lumayan sih ka kadang aku suka liat baju-baju sama tas yang di
pakai sama artis yang aku suka dan yang paling penting aku nyaman
15. Apakah kamu membeli kue kekinian tersebut hanya untuk mengikuti
perkembangan zaman?
Jawab : mungkin secara ga langsung kayanya iya kebawa juga sama
temen-temen di media sosial
16. Apakah kamu followers dari media sosial instagram cakekinian.id?
Jawab : iya ka
17. Semenjak kapan kamu menjadi followers dari instagram tersebut?
Jawab : baru-baru aja sih ka paling kurang lebih baru sebulan
18. Dalam sehari berapa kali kamu memposting kegiatanmu di media sosial
instagram?
Jawab : ga pernah ngitung hehe tapi pasti aku upload ko foto di instastrory
entah itu boomerang, foto, ataupun video. Mmm kalau feed instagram
seminggu paling 2-3 kali
19. Bagaimana pendapatmu tentang promosi cakekinian melalui instagram?
Jawab : aku pikir sih lumayan bagus yah strateginya karena kan sekarang
kita anak-anak muda aja sering banget yang namanya buka instagram dan
followersnya ka Arief juga yang aku liat banyak jadi bisa cepet banget
terkenal
20. Apakah kamu termasuk orang yang membeli barang-barang yang bukan
kebutuhan primer?
Jawab : kebutuhan primer tuh yang kebutuhan penting yah ka? Eee jarang
sih ka paling aku seneng belanja di online shop baju-baju sama barang
yang lucu tapi itu kadang-kadang aja
147
21. Apakah kamu termasuk orang yang membeli barang tanpa mementingkan
harganya semahal apapun?
Jawab : biasanya aku tergantung barang yang pengen aku beli kalau
misalkan aku butuhnya butuh banget terus harganya mahal tetep aku beli
Cuma kalau aku ga butuh-butuh banget biasanya aku suka mikir 2 kali
buat harganya
148
Lampiran 8
HASIL OBSERVASI OUTLET CAKEKINIAN
1. Nama Tempat : Cakekinian Bogor
2. Waktu : 13.00- 17.05 WIB
3. Tanggal : 03 Agustus 2018
No. ASPEK YANG DIAMATI KOMENTAR
1. Budaya konsumen
mempresentasikan budaya
modern
a. Penggunaan Iklan
b. Tata letak barang di toko
c. Suasana di outlet
cakekinian
d. Kemasan kue kekinian
e. Penggunaan etalase
f. Penggunaan Brand
ambasador
Banner, leaflet, iklan di media sosial
instagram cakekinian.id
Memperlihatkan varian rasa dari
produk kue kekinian yang dijual
Karena menyatu dengan cafe
foresthree suasanya menjadi cozy,
enak untuk berkumpul dengan teman
juga keluarga
Sesuai dengan yang digambar dan
menarik
Untuk menaruh dan memajang produk
cakekinian
Arief Muhammad dan Tipang yang
mmerupakan selebgram sekaligus
youtubers di Indonesia
2. Pemasaran kue kekinian melalui
akun instagram cakekinian.id
a. Berdasarkan jumlah
followers instagram
cakekinian.id
Followers berjumlah 275.000 (per 3
Agustus 2018)
149
b. Banyaknya postingan di
instagram konsumen yang
membeli kue di
cakekinian(bulan Mei-Juli)
c. Jumlah postingan promosi
perhari di instagram
cakekinian.id (bulan
Mei-Juli)
Tag #cakekinian.id berjumlah : 63
postingan (per 31 Juli 2018)
71 postingan di beranda instagram
cakekinian.id (Mei-Juli)
3. Pemanfaatan E-commerce
a. Bekerja sama dengan
perusahaan jasa ojek
online Gojek untuk pesan
antar cakekinian.id
Sudah sangat efektif karena
memudahkan konsumen yang tidak
ingin keluar rumah untuk membeli
produk cakekinian.id, hanya dengan
melalui aplikasi go-food yang ada di
go-jek
150
Lampiran 9
HASIL OBSERVASI PERILAKU KONSUMEN REMAJA
1. Nama Tempat : Outlet Cakekinian Bogor
2. Waktu : 13.30-17.05 WIB
3. Tanggal : 03 Agustus 2018
No. ASPEK YANG DIAMATI KOMENTAR
1. Karakteristik gaya hidup remaja
yang membeli kue di outlet
cakekinian
a. Membawa kendaraan
pribadi
b. Mempunyai gadget yang
canggih
c. Mempunyai penampilan
modis
d. Seberapa lama para
konsumen remaja berada
di outlet cakekinian
Berasal dari semua kalangan baik
yang kalangan atas maupun bawah
Membawa kendaraan roda dua dan
roda empat
Iya, karena tuntutan zaman
Tidak terlalu, ada beberapa yang
modis tapi lebih banyak yang cuek
Cukup lama, karena letak outlet yang
berada di dalam cafe foresthree yang
merupakan tempat untuk berkumpul
dan makan bersama keluarga maupun
teman
151
Lampiran 10
Dokumentasi Penelitian
Foto bersama Area Manager Cakekinian
Foto bersama karyawan outlet Cakekinian Bogor
152
Foto bersama Informan Remaja I (Nauval)
Foto bersama Informan Remaja II (Yoga)
153
Foto bersama Informan Remaja III (Salsa)
Foto bersama Informan Remaja IV (Nadhira)
154
Foto bersama Informan Remaja V (Aghnia dan temannya)