fidunya hasanah

Upload: ted-wildan

Post on 01-Mar-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 FIDUNYA HASANAH

    1/2

    F i d - D u n y a H a s a n a h | 1

    FID-DUNYA HASANAH WAFIL-AKHIRATI HASANAHKepentingan pembangunanseperti juga pada jaman revolusi, yaitu kepentingan revolusiternyata tidak

    hanya memerlukan dalil aqli, tapi juga dalil naqli. Apalagi jika masyarakat menjadi subyekatau obyek

    pembangunan justru kaum beragama.

    Apabila pembangunan itu menitikberatkan pada pembangunan material (kepentingan duniawi, meskikonon tujuannya material dan spiritual (kepentingan akhirat, maka perlu di!arikan dalil"dalil tentang

    pentingnya materi. #inimal pentingnya menjaga keseimbangan antara keduanya (material bagi

    kehidupan dunia dan spiritual bagi kehidupan akhirat.

    #aka, dalil"dalil tentang men!ariatau setidak"tidaknya tentang peringatan untuk tidak melupakan

    kesejahteraan dunia, pun perlu digali untuk digalakkan sosialisasinya.

    $ak jarang semangat ingin berpartisipasi dalam pembangunan material"" yang menjadi titik berat

    pembangunan ini mendorong para dai dan kyai justru melupakan kepentingan spiritual bagi

    kebahagiaan akhirat. Atau, setidaknya, kurang proporsional dalam melihat kedua kepentingan itu.

    Ketika berbi!ara tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara kepentingan duniawi dan ukhrawi,

    biasanya para dai tidak !ukup menyitir doa sapu jagat saja% &abbanaa aatinaa 'id"dunya hasanah wa 'il

    akhirati hasanah. iasanya, mereka juga tak lupa membawakan )adist popular ini% *+mal lidunyaaka

    kaannaka ta+iesyu abadan wa+mal liakhiratika kaannaka tamuutu ghadan, yang galibnya berarti

    eramallah kamu untuk duniamu seolah"olah kamu akan hidup abadi dan beramallah kamu untuk

    akhiratmu seolah"olah kamu akan mati besok pagi. Kadang"kadang, dirangkaikan pula dengan 'irman

    Allah dalam urat al"-ashash (/, ayat 00%1abtaghi 'iimaa aataakallahu +d"daaral aakhirata walaa

    tansanashiebaka min ad"dunya.... yang menurut terjemahan 2epag diartikan,2an !arikan pada apa

    yang dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan

    kebahagiaan dari (kenikmatan duniawi3.

    4mumnya orangsebagaimana para dainyasegera memahami dalil"dalil tersebut sebagai anjuran untuk

    giat bekerja demi kesejahteraan di dunia dan giat beramal demi kebahagiaan di akhirat.

    Kita yang umumnyatak usah dianjurkan punsudah senang beramal untuk kesejahteraan duniawi,

    mendengarkan dalil"dalil ini rasanya seperti mendapat pembenar, bahkan pema!u kita untuk lebih giat

    lagi bekerja demi kebahagiaan duniawi kita.

    5ihat dan hitunglah jam"jam kesibukan kita. erapa persen yang untuk dunia dan berapa persen untuk

    yang akhirat kita6 egitu semangatbahkan mati"matiankita dalam bekerja untuk dunia kita, hingga

    kelihatan sekali kita memang beranggapan bahwa kita akan hidup abadi di dunia ini.

    Kita bisa saja berdalih bahwa jadwal kegiatan kita sehari"hari yang tampak didominasi kerja"kerja

    duniawi, sebenarnya juga dalam rangka men!ari kebahagiaan ukhrawi. ukankah perbuatan orang

    tergantung pada niatnya, *nnamal a+maalu binniyyaat wa likullimri"in maa nawaa. $api, kita tentu tidak

    bisa berdusta kepada diri kita sendiri. Amal perbuatan kita pun menunjukkan belaka akan niat kita yang

    sebenarnya.

    7adahal, meski awal ayat 00 urat sl"-ashash tersebut mengandung peringatan agar jangan

    melupakan (kenikmatan dunia, peringatan itu jelas dalam konteks perintah untuk men!ari kebahagiaan

  • 7/26/2019 FIDUNYA HASANAH

    2/2

    F i d - D u n y a H a s a n a h | 2

    akhirat. eolah"olah Allah wallahu a+lam sekadar memperingatkan, supaya dalam men!ari

    kebahagiaan akhirat janganlah lalu kenikmatan duniawi yang juga merupakan anugerah"8ya

    ditinggalkan. (ahkan, menurut ta'sir *bn Abbas,1alaa tansa nasiibaka min ad"dunya diartikan

    9anganlah kamu tinggalkan bagianmu dari akhirat karena bagianmu dari dunia.

    9uga dalil *+mal lidunyaaka3 ""seandainya pun benar merupakan )adist shahihmengapa tidakdipahami, misalnya,eramallah kamu untuk duniamu seolah"olah kamu akan hidup abadi. 8ah, karena

    kamu akan hidup abadi, jadi tak usah ngongso dan ngoyo, tak perlu ngotot. ebaliknya, untuk akhiratmu,

    karena kamu akan mati besok pagi, bergegaslah. 2engan pemahaman seperti ini, kiranya logika

    hikmahnya lebih kena.

    ehubungan dengan itu, ketika kita mengulang"ulang doa,&abbanaa aatina 'id"dunya hasanah wa 'il"

    akhirati hasanah, bukankah kita memang sedang mengharapkan kebahagiaan (se!ara materiil di dunia

    dan kebahagiaan (surga di akhirat, tanpa mengusut lebih lanjut, apakah memang demikian arti

    sebenarnya dari hasanah, khususnya hasanah 'id"dunya itu6

    7endek kata, jika tak mau mengartikan dalil"dalil tersebut sebagai anjuran berorientasi pada akhirat,

    bukankah tidak lebih baik kita mengartikan saja itu sebagai anjuran untuk memandang dunia dan akhirat

    se!ara proporsional (berimbang yang tidak mesti seimbang.

    #emang, repotnya, kini kita sepertinya sudah terbiasa berkepentingan dulu sebelum melihat dalil, dan

    bukan sebaliknya.

    1allahu a+lam.

    :leh% A. #usto'a isri