filsafat etika dan norma
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Filsafat etika dan norma
1/15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Filsafat merupakan usaha manusia yang sungguh – sungguh secara sistematis
dan radikal untuk mencari kebenaran sesuai dengan ruang dan waktu. Filsafat sendiri
memiliki sifat menyeluruh- complicated, mendasar( radikal), spekulatifr Rational
(ramalan berdasarkan ratio). Filsafat melahirkan ilmu pengetahuan dan filsafat sebagai
peneratas ilmu pengetahuan oleh karena hal tersebut Filsafat disebut Mother of ains.
!engetahuan merupakan "asil !roses dalam usaha manusia untuk tahu ,
melalui pengamatan, pengalaman, rasio. !engetahuan yg dimiliki manusia yaitu
!engetahuan #iasa, ( $ommen ense,) !engetahuan %lmu,(cience) !engetahuan
Filsafat dan !engetahuan Religi.
%lmu adalah !engetahuan yang ilmiah, yang berarti !engetahuan yang terukur ,
punya sistim, berdasarkan fakta, %lmu tersusun secara sistimatis, logis dan telah teru&i
kebenarannya. %lmu diperoleh dari hasil penelitian. alah satu sifat ilmu adalah
bersifat bebas ilmu, yang bearti ilmu tidak berpengaruh oleh nilai nilai kepentingan
lain, tetapi pada kenyataanya ilmu tidak selalu bebas nilai. 'etika suatu ilmu berpihak
pada nilai tertentu di luar nilai ilmu pengetahuan itu sendiri, maka nilai kebenarannya
pun akan tidak utuh. %lmu tersebut men&adi tidak ilmiah dan sulit untuk diberlakukan
secara uniersal.
%lmu berhubungan erat dengan dera&at hidup masyarakat. %lmu sangat
berpengaruh dengan kehidupan masyarakat luas, semakin tinggi tingkat ilmu
pengetahuan pada masyarakat maka dera&at kehidupan pun dapat semakin meningkat.
pada makalah kali ini kami akan membahas tentang masyarakat , ilmu
pengetahuan , politik dan masalah bebas serta akan mengulas tentang hubungan dan
dampak ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas.
1
-
8/16/2019 Filsafat etika dan norma
2/15
1.2 Rumusan masalah
. apakah pengartian ilmu pengetahuan , politik dan masalah bebas itu sendiri *
+. hubungan dan dampak ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas*
1.3 Tujuan
. dapat memahami secara &elas tentang ilmu pengetahuan , politik dan masalah
bebas itu sendiri.
+. mengetahui hubungan dan dampak ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas.
2
-
8/16/2019 Filsafat etika dan norma
3/15
BAB II
PEMBAHAAN
2.1 Ilmu Pengetahuan
2.1.1 Pengert!an Pengetahuan.
%lmu penegetahuan menurut para ahli
• r. M.. /angeeld mengatakan bahwa pengetahuan adalah kesatuan sub&ek yang
mengetahui dengan ob&ek yang diketahui.
• ames '. Feibleman merumuskan sbb. 'nowledge relation between ob&ect and
sub&ect (pengetahuan hubungan antara ob&ek dan sub&ek.)
0nsiklopedia %ndonesia memuat antara lain epistemologi menyebutkan bahwa setiap
pengetahuan manusia adalah hasil dari berkontaknya dua hal, yaitu
). #enda (yang diperiksa), diselidiki dan akhirnya diketahui (ob&ek).
+). Manusia yang melakukan pelbagai pemeriksaan dan penyelidikan dan akhirnya
mengetahui benda1 hal itu.
!engetahuan dibedakan sebagai berikut
a. !engetahuan biasa1 sehari hari.
b. !engetahuan ilmiah
c. !engetahuan filosofis
d. !engetahuan wahyu1 theologis
e. !engetahuan intuisi
efinisi tentang ilmu pengetahuan adalah
a. Ralph Ross mengatakan bahwa cience is empirical, rational, general, and
cumulatie2 and it is all four at one (ilmu ialah yang empiris, yang rasional, yang
umum dan bertimbun bersusun2 dan keempat-empatnya serentak).
b. 'arl !earson pengarang karya 3rammar of cience, merumuskan sbb cience is
the complete and consistent description of the facts of e4perience in the simplest
possible terms (%lmu pemgetahuan ialah lukisan atau keterangan yang lengkap dan
3
-
8/16/2019 Filsafat etika dan norma
4/15
konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sesederhana1 sesedikit
mungkin).
adi, dengan bertolak dari definisi di atas, penulis menyimpulkan, bahwa ilmu
pengetahuan adalah usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistema
mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian bagian dan hukum hukum
tentang hal yang diselidiki (alam, agama, dan manusia) sejauh yang dapat
dijangkau daya pikir yang dibantu indra manusia, yang kebenarannya diuji secara
empiris, riset, dan eksperimental .
2.1.2 A"a #e#era$a langkah "alam Ilmu $engetahuan% se$ert!&
). !erumusan Masalah.
5aitu, setiap penyeldikan ilmiah dimulai dengan masalah yang dirumuskan
secara tepat dan &elas dalam bentuk pertanyaan agar ilmuwan mempunyai &alan
untuk mengetahui fakta yang harus dikumpulkan.
+). 6bserasi.
5aitu, !enyelidikan ilmiah dalam tahap ini mempunyai corak empiris 7
induktif dan seluruh kegiatannya diarahkan pada pengumpulan data dengan melalui
pengamatan yang cermat."asil obserasi ini kemudian dituangkan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan.
8). !engamatan dan 'lasifikasi ata.
5aitu, !enyusunan fakta dalam kelompok, &enis, 7 kelas tertentu
berdasarkan sifat yang sama. adi dengan klasifikasi ini maksudnya adalah
menganalisis, membandingkan 7 membeda-bedakan data yang relean.
9). !erumusan !engetahuan (efinisi).
5aitu, ilmuwan mengadakan analisis 7 sintesis secara induktif, kemudian
diadakan generalisasi dan dituangkan dalam pertanyaan uniersal, sehingga dari
sinilah teori terbentuk.
4
-
8/16/2019 Filsafat etika dan norma
5/15
:). !rediksi.
5aitu, deduksi mulai memainkan peranan, sehingga dari teori yang sudah
terbentuk tadi, kemudian diturunkan hipotesis baru, dan melalui deduksi pula mulai
disusun implikasi logis agar dapat diadakan ramalan-ramalan tentang ge&ala yang
perlu diketahui.
eduksi ini selalu dirumuskan dalam bentuk silogisme.
;).
-
8/16/2019 Filsafat etika dan norma
6/15
9). #erkaitan dengan konsep ilmu pengetahuan (pengetahuan ilmiah) adalah ide
bahwa metode metode yang berhasil dan hasil hasil yang terbukti pada dasarnya
harus terbuka kepada semua pencari ilmu.
:). $iri hakiki dari ilmu ialah metodologi, sebab kaitan logis yang dicari ilmu tidak
dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan tidak terarah dari banyak
pengamatan dan ide yang terpisah.
2.1.3 trateg! $engem#angan !lmu $engetahuan
trategi pengembangan ilmu terdapat tiga macam pendapat, yaitu
!endapat yang menyatakan bahwa ilmu dikembangkan dalam otonomi
tertutup. %lmu untuk ilmu, science for the sake of science only. i sini pengeruh
konteks dibatasi atau bahkan disingkirkan.
%lmu lebur di dalam konteks, tidak sa&a sekedar merefleksikannya tetapi
memberi &ustifikasi bagi konteks.
%lmu dan konteks dikembangkan dengan suasana saling meresapi, agar
timbul gagasan-gagasan baru yang relean dan aktual, se&alan dengan kenyataan
yang tumbuh dan berkembang. 6leh sebab itu tidak dapat dielakkan bahwa
semakin terasa adanya urgensi untuk men&elaskan dan mengarahkan perkembangan
ilmu tidak hanya berhenti atas dasarconte4t of &ustification, akan tetapi atas
dasar conte4t of discoery. "al ini disebabkan karena pada akhirnya ilmu
pengetahuan dibutuhkan, dan pada gilirannya dipergunakan sebagai instrumen bagi
penyelesaian masalah masalah konkrit yang dihadapi masyarakat.
'oento >ibisono (?@8) berpendapat bahwa strategi pengembangan ilmu
pengetahuan harus berorientasi pada dimensi
- imensi teleologis, artinya bahwa ilmu pengetahuan hanyalah sekedar sarana
yang dibutuhkan untuk mencapai suatu teleos.
- imensi etis, artinya bahwa ilmu pengetahuan berkiblat pada manusia yang
menduduki tempat sentral. imensi etis menuntut pengembangan ilmu
pengetahuan secara bertanggung &awab.
6
-
8/16/2019 Filsafat etika dan norma
7/15
- imensi integratif, artinya bahwa pengembangan ilmu pengetahuan pada
akhirnya terarah pada peningkatan kualitas manusia yang sekaligus &uga
kualitas struktur masyarakat.
2.1.+ Dam$ak !lmu $engetahuan
'ema&uan ilmu pengetahuan dan teknologi ikut berperan dalam modernisasi,
hilangnya pemikiran-pemikiran tradisional, dan ma&unya efisiensi dan kemandirian
dalam penerapan ilmu pengetahuan di kehidupan sehari-hari.
unia ilmu pengetahuan adalah dunia fakta, dunia yang ob&ektif, uniersal, dan
rasional. %lmu pengetahuan menawarkan cara ker&a rasional. ika ilmu pengetahuan
merupakan produk dari kebudayaan enlightment, pencerahan, apakah ilmu pengetahuan dengan sendirinya menghasilkan enlightened thingking dan action dari
manusia modern sekarang ini* ampak ilmu pengetahuan terhadap life-
world(disebut &uga dunia praktis, mencakup pengalaman sub&ektif-praktis manusia)
ada dua, yaitu dampak intelektual langsung terutama tentang perubahan cara
pandang terhadap realitas dan dampak tidak langsung melalui mediasi teknili-
teknik ilmiah terutama teknik-teknik produksi dan organisasi sosial.
Aerdapat beberapa hal dalam ilmu pengetahuan yang menyebabkan
modernisasi, hilangnya pemikiran-pemikiran tradisionai, dan ma&unya efisiensi dan
kemandirian dalam penerapan ilmu pengetahuan di kehidupan sehari-hari. 5ang
pertama adalah ilmu pengetahuan merintis &alan kepada kemandirian dalam
berpikir berdasarkan pengamatan terhadap ge&ala-ge&ala alam atau sosial melalui
kema&uan teknologi. 'arenanya manusia men&adi mengetahui fakta-fakta mengenai
ge&ala-ge&ala alam dan sosial, serta dapat rnemecahkan sendiri masalah-masalah
alam dan sosial tersebut berdasarkan fakta-fakta yang diketahui.
5ang kedua adalah ilmu pengetahuan berangkat dari suatu filosofi tentang alam
sebagai suatu yang otonom, yang memiliki hukumnya sendiri. unia fisik dan
dunia organis berkembang menurut regularitas tertentu dan regulitas itu pada
gilirannya mempertegas sifat otonomi dari dunia fisik dan organis. 5ang ketiga
adalah disingkirkannya konsep tu&uan. %lmu pengetahuan hanya mengenal sebab
efisien dari suatu peristiwa. 6leh karena itu ilmu pengetahuan lebih memperhatikan
konsep kasualitas dibandingkan dengan konsep finalitas. 5ang keempat adalah
7
-
8/16/2019 Filsafat etika dan norma
8/15
munculnya globalisasi sebagai dampak dari kema&uan ilmu pengetahuan dan
teknologi. engan adanya globalisasi, informasi dari berbagai belahan dunia
men&adi mudah untuk diraih dan oleh karenanya ter&adiah modernisasi dan regresi
kebudayaaan tradisional.
5ang terakhir adalah dari segi kontemplasi, tampaknya ilmu pengetahuan
merendahkan manusia, dengan tidak segan-segan men&elaskan bahwa manusia
tidak banyak artinya daiarn seluruh alarn semesta. Bamun dari segi praktis, ilmu
pengetahuan dapat mengangkat manusia &ustru karena dengan ilmu pengetahuan
manusia dapat berbuat banyak. Rasionalitas ilmu pengetahuan itu tidak hanya
menguhah cara pandang tradisional kita, tetapi &uga teologi yang terlalu teosentris.
#erdasarkan kelima hal di atas, dapat disimpulkan bahwa kema&uan ilmu
pengetahuan dan teknologi memiliki dampak yang positif bagi kehidupan manusia.
Bamun kema&uan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut perlu diimbangi dengan
adanya watak intelektual. >atak intelektual adalah sikap yang dilandasi pada
pengertian bahwa setiap orang mengembangkan diri sendiri dengan tuntutan
masyarakat ilmiah pada umumnya yaitu taat pada rasio. $iri-ciri watak intelektual
antara lain, adanya keinginan untuk mengetahui fakta-fakta penting, keengganan
untuk menyetu&ui ilusi-ilusi yang menyenangkan, dan men&un&ung tinggi
keterbukaan.
%lmu pengetahuan dapat menciptakan suatu masyarakat yang enlightened hanya
bila masyarakat itu mengikuti rasionalitas ilmu pengetahuan yang taat pada rasio.
=pabila kema&uan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak diimbangi dengan adanya
watak intelektual, maka kema&uan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut akan
disalahgunakan. 6rang-orang akan memanfaatkan kema&uan ilmu pengetahuan dan
teknologi hanya untuk keuntungan pribadi semata, bukan untuk kepentingan orang
banyak. engan adanya watak intelektual dalam menghadapi kema&uan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka masyarakat yang modern, ma&u, serta makmur
akan dapat tercapai.
8
-
8/16/2019 Filsafat etika dan norma
9/15
2.2 ,!lsa-at Ilmu Dan P)l!t!k
2.2.1 ,!lsa-at Ilmu
A. Penegert!an ,!lsa-at Ilmu
'ata filsafat berasal dari bahasa 5unani, philo yang berarti cinta,
dan sophia yang berarti kebi&aksanaan. Maka secara sederhana &ika dilihat dari
arti asal katanya, filsafat berarti cinta kebi&aksanaan. =kan tetapi, definisi secara
etimologis berupa cinta kebi&aksanaan, belum cukup mewakili keluasan arti dari
kata filsafat. ahulu, setiap pengetahuan atau ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan logos dan rasio manusia, secara umum dinamakan sebagai
filsafat.
ementara filsafat ilmu, merupakan cabang dari filsafat yang bertugas
CmemfilsafatkanD ilmu-ilmu (disiplin ilmu pengetahuan tertentu). Filsafat ilmu
merupakan refleksi secara filsafati akan hakekat ilmu yang tidak akan mengenal
titik henti dalam menu&u sasaran yang hendak dicapai, yaitu kebenaran dan
kenyataan. Memahami filsafat ilmu berarti memahami seluk-beluk ilmu
pengetahuan hingga segi-segi dan sendi-sendinya yang paling mendasar, untuk
dipahami pula perspektif ilmu, kemungkinan pengembangannya, keter&alinannya
antar (cabang) ilmu yang satu dengan yang lainnya. !ernyataan ini menun&ukkan
bahwa melalui upaya filsafat ilmu, seseorang dapat menin&au dasar dan
kedalaman ilmu hingga ke hakekatnya.
B. Tujuan ,!lsa-at Ilmu
Au&uan filsafat ilmu adalah memberikan pemahaman tentang apa dan
bagaimana hakekat, sifat dan kedudukan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
cakrawala pengetahuan manusia. i samping itu filsafat ilmu &uga
memperluas wawasan ilmiah sebagai kesiapan dalam menghadapi
perkembangan ilmu dan teknologi yang berlangsung dengan begitu cepat,
spektakuler, mendasar, yang secara intensif menyentuh semua segi dan sendi
kehidupan dan secara intensif merombak budaya manusia (>ibisono, +EE9)
9
-
8/16/2019 Filsafat etika dan norma
10/15
2.2.2 ,!lsa-at Ilmu
!olitik adalah proses pembentukan danpembagian kekuasaan dalam masyarakat
yang antara lain berwu&ud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
!engertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagaidefinisi yang berbeda
mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik .
tudi tentang filsafat politik lahir dari cabang ilmu filsafat praktis. Filsafat politik
adalah studi tentang penilaian dan kritik moral terhadap proses yang melandasi
kehidupan sosial, politik, dan ekonomi yang bertu&uan untuk mengarahkan terciptanya
susunan organisasi masyarakat yang baik dan tepat.
!olitik selalu menyangkut tu&uan-tu&uan dari seluruh masyarakat dan bukan tu&uan pribadi seseorang. !olitik &uga menyangkut kegiatan berbagai kelompok termasuk
partai politik dan kegiatan indiidu.
nsur yang diperlukan sebagai konsep pokok politik yang dipakai untuk
meneropong unsur-unsur lainnya, yaitu
. Begara (suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya)
+. 'ekuasaan (kemampuan seseorang 1 kelompok untuk mempengaruhi tingkah
laku orang 1 kelompok lain sesuai dengan keinginan pelaku)
8. !engambilan keputusan (keputusan adalah membuat pilihan di antara beberapa
alternatif2 pengambilan keputusan adalah menun&uk pada proses yang ter&adi
sampai keputusan itu ter&adi)
9. 'ebi&aksanaan umum (kebi&aksaan adalah suatu kumpulan keputusan yang
diambil oleh seorang pelaku 1 kelompok politik dalam usaha memilih tu&uan-
tu&uan dan cara-cara untuk mencapai tu&uan tersebut)
:. !embagian atau alokasi (pembagian dan pen&atahan dari nilai-nilai dalam
masyarakat
2.3 Ilmu Be#as N!la! atau T!"ak Be#as N!la!
10
http://id.wikipedia.org/wiki/Proseshttp://id.wikipedia.org/wiki/Proseshttp://id.wikipedia.org/wiki/Kekuasaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembuatan_keputusan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembuatan_keputusan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Negarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Negarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Definisihttp://id.wikipedia.org/wiki/Definisihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hakikat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_politikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kekuasaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembuatan_keputusan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Negarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Definisihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hakikat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_politikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proses
-
8/16/2019 Filsafat etika dan norma
11/15
2.3.1 Ilmu $engetahuan
%lmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha
sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. egi-segi ini dibatasi agar dihasilkan
rumusan-rumusan yang pasti. %lmu memberikan kepastian dengan membatasi
lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
%lmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik
diu&i dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
ipandang darisudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih
&auh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. %lmu pengetahuan adalah
produk dari epistemology. $ontoh %lmu =lam hanya bisa men&adi pasti setelah
lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil sa&a) atau ilmu
psikologihanya bisa meramalkan perilaku manusia &ika membatasi lingkup
pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit.
#erkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam men&awab pertanyaan tentang berapa
&auhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi men&awab apakah seorang pemudi
sesuai untuk men&adi perawat.=dapun syarat-syarat dari ilmu yakni #erbedadengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang
mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. =da persyaratan ilmiah sesuatu
dapat disebut sebagai ilmu. ifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak
terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
. 6b&ektif. %lmu harus memiliki ob&ek ka&ian yang terdiri dari satu
golonganmasalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun
bentuknya dari dalam.6b&eknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena
masih harus diu&ikeberadaannya. alam mengka&i ob&ek, yang dicari adalah
kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan ob&ek , dan karenanya
disebut kebenaran ob&ektif2 bukan sub&ektif berdasarkan sub&ek peneliti atau
sub&ek penun&ang penelitian.
+. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinanter&adinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. 'onsekuensi
dariupaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk men&amin kepastian
11
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Teorihttp://id.wikipedia.org/wiki/Metodehttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_psikologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_psikologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmiahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Teorihttp://id.wikipedia.org/wiki/Metodehttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_psikologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_psikologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmiah
-
8/16/2019 Filsafat etika dan norma
12/15
kebenaran. Metodis berasal dari kata 5unani GMetodosH yang berarti cara,
&alan. ecara umummetodis berarti metode tertentu yang digunakan dan
umumnya meru&uk pada metodeilmiah.
8. istematis. alam per&alanannya mencoba mengetahui dan men&elaskan
suatuob&ek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur
dan logissehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh,
menyeluruh, terpadu ,mampu men&elaskan rangkaian sebab akibat menyangkut
ob&eknya. !engetahuan yangtersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab
akibat merupakan syarat ilmu yangketiga.
9. niersal. 'ebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran uniersal
yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). $ontoh semua segitiga bersudut
@EI.'arenanya uniersal merupakan syarat ilmu yang keempat. #elakanganilmu-ilmusosial menyadari kadar ke-umum-an (uniersal) yang dikandungnya
berbeda denganilmu-ilmu alam mengingat ob&eknya adalah tindakan manusia.
'arena itu untukmencapai tingkat uniersalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus
tersedia konteks dantertentu pula.
2.3.2 Be#as N!la!
#ebas nilai merupakan tuntutan agar ilmu pengetahuan dikembangkan
hanya demi ilmu pengetahuan dan karena itu ilmu pengetahuan tidak boleh
dikembangkan dengandidasarkan pada pertimbangan lain di luar ilmu pengetahuan.
Bamun tuntutan bebas nilai ini tidak mutlak karena tuntutan ini hanya berlaku
bagi nilai laindi luar nilai yang men&adi taruhan utama dan per&uangan ilmu
pengetahuan bahwa ilmu pengetahuan harus tetap peduli akan nilai kebenaran
dan ke&u&uran.
2.3.3 Te)r! Tentang N!la!
!erkembangan yang ter&adi dalam pengetahuan ternyata melahirkan sebuah
polemik barukarena kebebasan pengetahuan terhadap nilai atau yang bisa kita sebut
sebagai netralitas pengetahuan (alue free). ebaliknya ada &enis pengetahuan yang
didasarkan pada keterikatannilai atau yang lebih dikenal sebagai alue bound.
12
-
8/16/2019 Filsafat etika dan norma
13/15
ekarang mana yang lebih unggul antara netralitas pengetahuan dan pengetahuan
yang didasarkan pada keterikatan nilai*
#agi ilmuwan yang menganut faham bebas nilai kema&uan perkembangan
ilmu pengetahuan akan lebih cepat ter&adi. 'arena ketiadaan hambatan dalam mela
kukan penelitian. #aik dalam memilih ob&ek penelitian, cara yang
digunakan maupun penggunaan produk penelitian.
edangkan bagi ilmuwan penganut faham nilai terikat, perkembangan
pengetahuan akanter&adi sebaliknya. karena dibatasinya ob&ek penelitian, cara, dan
penggunaan oleh nilai.
'endati demikian paham pengetahuan yang disandarkan pada teori bebasnilai ternyatamelahirkan sebuah permasalahan baru. ari yang tadinya menciptakan
pengetahuan sebagaisarana membantu manusia, ternyata kemudian penemuannya
tersebut &ustru menamba masalah bagi manusia. Memin&am istilah carl 3usta ung
Gbukan lagi 3oethe yang melahirkan Faust melainkan Faust-lah yang melahirkan
3oetheH.
2.3.+ Ilmu% Antara Be#as atau Ter!kat N!la!
!erkembangan ilmu pengetahuan dalam se&arahnya tidak selalu melalui
logika penemuanyang didasarkan pada metodologi ob&ektiisme yang ketat. %de
baru bisa sa&a muncul berupakilatan intuisi atau refleksi religius, di mana netralitas
ilmu pengetahuan kemudian rentan permasalahan di luar ob&eknya . 5aitu terikat
dengan nilai sub&ektifitasnya seperti hal yang berbau mitologi. engan demikian
netralitas ilmu semakin dipertanyakan.
etiap buah pikiran manusia harus kembali pada aspek ontologi,
epistimologi, danaksiologi. "al ini sangat penting bahwa setelah tahap ontologi dan
epistimologi suatu ilmudituntut pertanyaan yaitu tentang nilai kegunaan ilmu
(aksiologi). ari sudut epistemologi,sains (ilmu pengetahuan) terbagi dua, yaitu
sains formal dan sains empirikal. ains formal berada di pikiran kita yang
berupa kontemplasi dengan menggunakan simbol, merupakanimplikasi-implikasi
logis yang tidak berkesudahan. ains formal netral karena berada didalam pikiran
kita dan diatur oleh hukum-hukum logika. =dapun sains empirical tidak netral.ains empirikal merupakan wu&ud kongkret &agad raya ini, isinya ialah
13
-
8/16/2019 Filsafat etika dan norma
14/15
&alinan-&alinan sebabakibat. ains empirikal tidak netral karena dibangun oleh pakar
berdasarkan paradigma yang men&adi pi&akannya, dan pi&akannya itu merupakan
hasil penginderaan terhadap &agad raya.!i&akan ilmuwan tersebut tentulah nilai.
Aetapi sebaliknya pada dasar ontologi dan aksiologi bahwa ilmuwan harus menilai
antara yang baik dan buruk pada suatu ob&ek, yang hakikatnyamengharuskan dia
menentukan sikap.
6b&ek ilmu memiliki nilai intrinsik sementara di luar itu terdapat nilai-nilai
lain yang mempengaruhinya. 6b&ek tidak dapat menghindari nilai dari luar dirinya
karena tidak akan dikenal sebagai ilmu pengetahuan apabila hanya berdiri sendiri
dan sibuk dengan nilainya sendiri. engan kata lain ilmu bukan hanya untuk
kepentingan ilmu sendiri tetapi ilmu &ugauntuk kepentingan lainnya, sehingga tidak
dapat diabaikan kalau ilmu terikat dengan lainnyaseperti nilai. !aradigmalah yang
menentukan &enis eksperimen dilakukan para ilmuwan, &enis &enis pertanyaan yang
mereka a&ukan, dan masalah yang mereka anggap penting dan manfaatnya.
'etidak netralan ilmu disebabkan karena ilmuwan berhubungan dengan realitas
bukan sebagai sesuatu yang telah ada tanpa interpretasi, melainkan dibangun oleh
skema konseptual, ideologi, permainan bahasa, ataupun paradigma.i samping itu
ilmu yang bebas nilai &uga akan berimplikasi lepasnya secaraotomatistanggung&awab sosial para ilmuwan terhadap masalah negatif yang timbul,
karena disibukkandengan kegiatan keilmuan yang diyakini sebagai bebas nilai alias
tak bisa diganggu gugat. ika ilmuwan berlepas terhadap persoalan negatif yang
ditimbulkannya, maka secara ilmiah mereka dianggap benar. "al yang sangat
menggelikan. eharusnya ilmuwan menerima kebenaran yang didapat dalam
penyelidikan ilmu dengan kritis. etiap pendapat yang dikemukakan diu&i
kebenarannya, itulah yang membawa kema&uan ilmu. 'elanggengannya dapat
diganti dengan penemuan yang baru. 'emudian di mana letak kenetralan ilmu*
alam perkembangan ilmu sering digunakan metode trial and error, dan
seringmenimbulkan permasalahan eksistensi ilmu ketika eksperimentasi ternyata
seringkalimenimbulkan fatal error sehingga tuntutan nilai sangat dibutuhkan
sebagai acuan moral bagi pengembangannya. alam konteks ini, eksistensi nilai
dapat diwu&udkan dalam isi, misi,keputusan, pedoman perilaku, dan kebi&akan
moral.
14
-
8/16/2019 Filsafat etika dan norma
15/15
#erbeda dengan ilmu yang bebas nilai, ilmu yang tidak bebas nilai atau
terikat nilai(aluebond) memandang bahwa ilmu itu selalu terkait dengan nilai dan
harus dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek nilai. !engembangan ilmu
yang terikat nilai &elas tidakmungkin bisa terlepas dari nilai-nilai, lepas dari
kepentingan-kepentingan baik politis,ekonomis, sosial, religius, ekologis dsb.
15
http://www.blogger.com/goog_1946758428