filsafat etika dan norma

Upload: agusta-indra

Post on 05-Jul-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Filsafat etika dan norma

    1/15

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Filsafat merupakan usaha manusia yang sungguh – sungguh secara sistematis

    dan radikal untuk mencari kebenaran sesuai dengan ruang dan waktu. Filsafat sendiri

    memiliki sifat menyeluruh- complicated, mendasar( radikal), spekulatifr Rational

    (ramalan berdasarkan ratio). Filsafat melahirkan ilmu pengetahuan dan filsafat sebagai

     peneratas ilmu pengetahuan oleh karena hal tersebut Filsafat disebut Mother of ains.

    !engetahuan merupakan "asil !roses dalam usaha manusia untuk tahu ,

    melalui pengamatan, pengalaman, rasio. !engetahuan yg dimiliki manusia yaitu

    !engetahuan #iasa, ( $ommen ense,) !engetahuan %lmu,(cience) !engetahuan

    Filsafat dan !engetahuan Religi.

    %lmu adalah !engetahuan yang ilmiah, yang berarti !engetahuan yang terukur ,

     punya sistim, berdasarkan fakta, %lmu tersusun secara sistimatis, logis dan telah teru&i

    kebenarannya. %lmu diperoleh dari hasil penelitian. alah satu sifat ilmu adalah

     bersifat bebas ilmu, yang bearti ilmu tidak berpengaruh oleh nilai nilai kepentingan

    lain, tetapi pada kenyataanya ilmu tidak selalu bebas nilai. 'etika suatu ilmu berpihak 

     pada nilai tertentu di luar nilai ilmu pengetahuan itu sendiri, maka nilai kebenarannya

     pun akan tidak utuh. %lmu tersebut men&adi tidak ilmiah dan sulit untuk diberlakukan

    secara uniersal.

    %lmu berhubungan erat dengan dera&at hidup masyarakat. %lmu sangat

     berpengaruh dengan kehidupan masyarakat luas, semakin tinggi tingkat ilmu

     pengetahuan pada masyarakat maka dera&at kehidupan pun dapat semakin meningkat.

      pada makalah kali ini kami akan membahas tentang masyarakat , ilmu

     pengetahuan , politik dan masalah bebas serta akan mengulas tentang hubungan dan

    dampak ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas.

     1

  • 8/16/2019 Filsafat etika dan norma

    2/15

    1.2 Rumusan masalah

    . apakah pengartian ilmu pengetahuan , politik dan masalah bebas itu sendiri *

    +. hubungan dan dampak ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas*

    1.3 Tujuan

    . dapat memahami secara &elas tentang ilmu pengetahuan , politik dan masalah

     bebas itu sendiri.

    +. mengetahui hubungan dan dampak ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas.

     2

  • 8/16/2019 Filsafat etika dan norma

    3/15

    BAB II

    PEMBAHAAN

    2.1 Ilmu Pengetahuan

    2.1.1 Pengert!an Pengetahuan.

    %lmu penegetahuan menurut para ahli

    • r. M.. /angeeld mengatakan bahwa pengetahuan adalah kesatuan sub&ek yang

    mengetahui dengan ob&ek yang diketahui.

    • ames '. Feibleman merumuskan sbb. 'nowledge relation between ob&ect and

    sub&ect (pengetahuan hubungan antara ob&ek dan sub&ek.)

    0nsiklopedia %ndonesia memuat antara lain epistemologi menyebutkan bahwa setiap

     pengetahuan manusia adalah hasil dari berkontaknya dua hal, yaitu

    ). #enda (yang diperiksa), diselidiki dan akhirnya diketahui (ob&ek).

    +). Manusia yang melakukan pelbagai pemeriksaan dan penyelidikan dan akhirnya

    mengetahui benda1 hal itu.

    !engetahuan dibedakan sebagai berikut

    a. !engetahuan biasa1 sehari hari.

     b. !engetahuan ilmiah

    c. !engetahuan filosofis

    d. !engetahuan wahyu1 theologis

    e. !engetahuan intuisi

    efinisi tentang ilmu pengetahuan adalah

    a. Ralph Ross mengatakan bahwa cience is empirical, rational, general, and

    cumulatie2 and it is all four at one (ilmu ialah yang empiris, yang rasional, yang

    umum dan bertimbun bersusun2 dan keempat-empatnya serentak).

     b. 'arl !earson pengarang karya 3rammar of cience, merumuskan sbb cience is

    the complete and consistent description of the facts of e4perience in the simplest

     possible terms (%lmu pemgetahuan ialah lukisan atau keterangan yang lengkap dan

     3

  • 8/16/2019 Filsafat etika dan norma

    4/15

    konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sesederhana1 sesedikit

    mungkin).

    adi, dengan bertolak dari definisi di atas, penulis menyimpulkan, bahwa ilmu

     pengetahuan adalah usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistema

    mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian bagian dan hukum hukum

    tentang hal yang diselidiki (alam, agama, dan manusia) sejauh yang dapat 

    dijangkau daya pikir yang dibantu indra manusia, yang kebenarannya diuji secara

    empiris, riset, dan eksperimental .

    2.1.2 A"a #e#era$a langkah "alam Ilmu $engetahuan% se$ert!&

    ). !erumusan Masalah.

    5aitu, setiap penyeldikan ilmiah dimulai dengan masalah yang dirumuskan

    secara tepat dan &elas dalam bentuk pertanyaan agar ilmuwan mempunyai &alan

    untuk mengetahui fakta yang harus dikumpulkan.

    +). 6bserasi.

    5aitu, !enyelidikan ilmiah dalam tahap ini mempunyai corak empiris 7

    induktif dan seluruh kegiatannya diarahkan pada pengumpulan data dengan melalui

     pengamatan yang cermat."asil obserasi ini kemudian dituangkan dalam bentuk 

     pertanyaan-pertanyaan.

    8). !engamatan dan 'lasifikasi ata.

    5aitu, !enyusunan fakta dalam kelompok, &enis, 7 kelas tertentu

     berdasarkan sifat yang sama. adi dengan klasifikasi ini maksudnya adalah

    menganalisis, membandingkan 7 membeda-bedakan data yang relean.

    9). !erumusan !engetahuan (efinisi).

    5aitu, ilmuwan mengadakan analisis 7 sintesis secara induktif, kemudian

    diadakan generalisasi dan dituangkan dalam pertanyaan uniersal, sehingga dari

    sinilah teori terbentuk.

     4

  • 8/16/2019 Filsafat etika dan norma

    5/15

    :). !rediksi.

    5aitu, deduksi mulai memainkan peranan, sehingga dari teori yang sudah

    terbentuk tadi, kemudian diturunkan hipotesis baru, dan melalui deduksi pula mulai

    disusun implikasi logis agar dapat diadakan ramalan-ramalan tentang ge&ala yang

     perlu diketahui.

    eduksi ini selalu dirumuskan dalam bentuk silogisme.

    ;).

  • 8/16/2019 Filsafat etika dan norma

    6/15

    9). #erkaitan dengan konsep ilmu pengetahuan (pengetahuan ilmiah) adalah ide

     bahwa metode metode yang berhasil dan hasil hasil yang terbukti pada dasarnya

    harus terbuka kepada semua pencari ilmu.

    :). $iri hakiki dari ilmu ialah metodologi, sebab kaitan logis yang dicari ilmu tidak 

    dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan tidak terarah dari banyak 

     pengamatan dan ide yang terpisah.

    2.1.3 trateg! $engem#angan !lmu $engetahuan

    trategi pengembangan ilmu terdapat tiga macam pendapat, yaitu

    !endapat yang menyatakan bahwa ilmu dikembangkan dalam otonomi

    tertutup. %lmu untuk ilmu, science for the sake of science only. i sini pengeruh

    konteks dibatasi atau bahkan disingkirkan.

    %lmu lebur di dalam konteks, tidak sa&a sekedar merefleksikannya tetapi

    memberi &ustifikasi bagi konteks.

    %lmu dan konteks dikembangkan dengan suasana saling meresapi, agar 

    timbul gagasan-gagasan baru yang relean dan aktual, se&alan dengan kenyataan

    yang tumbuh dan berkembang. 6leh sebab itu tidak dapat dielakkan bahwa

    semakin terasa adanya urgensi untuk men&elaskan dan mengarahkan perkembangan

    ilmu tidak hanya berhenti atas dasarconte4t of &ustification, akan tetapi atas

    dasar conte4t of discoery. "al ini disebabkan karena pada akhirnya ilmu

     pengetahuan dibutuhkan, dan pada gilirannya dipergunakan sebagai instrumen bagi

     penyelesaian masalah masalah konkrit yang dihadapi masyarakat.

    'oento >ibisono (?@8) berpendapat bahwa strategi pengembangan ilmu

     pengetahuan harus berorientasi pada dimensi

    - imensi teleologis, artinya bahwa ilmu pengetahuan hanyalah sekedar sarana

    yang dibutuhkan untuk mencapai suatu teleos.

    - imensi etis, artinya bahwa ilmu pengetahuan berkiblat pada manusia yang

    menduduki tempat sentral. imensi etis menuntut pengembangan ilmu

     pengetahuan secara bertanggung &awab.

     6

  • 8/16/2019 Filsafat etika dan norma

    7/15

    - imensi integratif, artinya bahwa pengembangan ilmu pengetahuan pada

    akhirnya terarah pada peningkatan kualitas manusia yang sekaligus &uga

    kualitas struktur masyarakat.

    2.1.+ Dam$ak !lmu $engetahuan

    'ema&uan ilmu pengetahuan dan teknologi ikut berperan dalam modernisasi,

    hilangnya pemikiran-pemikiran tradisional, dan ma&unya efisiensi dan kemandirian

    dalam penerapan ilmu pengetahuan di kehidupan sehari-hari.

    unia ilmu pengetahuan adalah dunia fakta, dunia yang ob&ektif, uniersal, dan

    rasional. %lmu pengetahuan menawarkan cara ker&a rasional. ika ilmu pengetahuan

    merupakan produk dari kebudayaan enlightment, pencerahan, apakah ilmu pengetahuan dengan sendirinya menghasilkan enlightened thingking dan action dari

    manusia modern sekarang ini* ampak ilmu pengetahuan terhadap life-

    world(disebut &uga dunia praktis, mencakup pengalaman sub&ektif-praktis manusia)

    ada dua, yaitu dampak intelektual langsung terutama tentang perubahan cara

     pandang terhadap realitas dan dampak tidak langsung melalui mediasi teknili-

    teknik ilmiah terutama teknik-teknik produksi dan organisasi sosial.

    Aerdapat beberapa hal dalam ilmu pengetahuan yang menyebabkan

    modernisasi, hilangnya pemikiran-pemikiran tradisionai, dan ma&unya efisiensi dan

    kemandirian dalam penerapan ilmu pengetahuan di kehidupan sehari-hari. 5ang

     pertama adalah ilmu pengetahuan merintis &alan kepada kemandirian dalam

     berpikir berdasarkan pengamatan terhadap ge&ala-ge&ala alam atau sosial melalui

    kema&uan teknologi. 'arenanya manusia men&adi mengetahui fakta-fakta mengenai

    ge&ala-ge&ala alam dan sosial, serta dapat rnemecahkan sendiri masalah-masalah

    alam dan sosial tersebut berdasarkan fakta-fakta yang diketahui.

    5ang kedua adalah ilmu pengetahuan berangkat dari suatu filosofi tentang alam

    sebagai suatu yang otonom, yang memiliki hukumnya sendiri. unia fisik dan

    dunia organis berkembang menurut regularitas tertentu dan regulitas itu pada

    gilirannya mempertegas sifat otonomi dari dunia fisik dan organis. 5ang ketiga

    adalah disingkirkannya konsep tu&uan. %lmu pengetahuan hanya mengenal sebab

    efisien dari suatu peristiwa. 6leh karena itu ilmu pengetahuan lebih memperhatikan

    konsep kasualitas dibandingkan dengan konsep finalitas. 5ang keempat adalah

     7

  • 8/16/2019 Filsafat etika dan norma

    8/15

    munculnya globalisasi sebagai dampak dari kema&uan ilmu pengetahuan dan

    teknologi. engan adanya globalisasi, informasi dari berbagai belahan dunia

    men&adi mudah untuk diraih dan oleh karenanya ter&adiah modernisasi dan regresi

    kebudayaaan tradisional.

    5ang terakhir adalah dari segi kontemplasi, tampaknya ilmu pengetahuan

    merendahkan manusia, dengan tidak segan-segan men&elaskan bahwa manusia

    tidak banyak artinya daiarn seluruh alarn semesta. Bamun dari segi praktis, ilmu

     pengetahuan dapat mengangkat manusia &ustru karena dengan ilmu pengetahuan

    manusia dapat berbuat banyak. Rasionalitas ilmu pengetahuan itu tidak hanya

    menguhah cara pandang tradisional kita, tetapi &uga teologi yang terlalu teosentris.

    #erdasarkan kelima hal di atas, dapat disimpulkan bahwa kema&uan ilmu

     pengetahuan dan teknologi memiliki dampak yang positif bagi kehidupan manusia.

     Bamun kema&uan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut perlu diimbangi dengan

    adanya watak intelektual. >atak intelektual adalah sikap yang dilandasi pada

     pengertian bahwa setiap orang mengembangkan diri sendiri dengan tuntutan

    masyarakat ilmiah pada umumnya yaitu taat pada rasio. $iri-ciri watak intelektual

    antara lain, adanya keinginan untuk mengetahui fakta-fakta penting, keengganan

    untuk menyetu&ui ilusi-ilusi yang menyenangkan, dan men&un&ung tinggi

    keterbukaan.

    %lmu pengetahuan dapat menciptakan suatu masyarakat yang enlightened hanya

     bila masyarakat itu mengikuti rasionalitas ilmu pengetahuan yang taat pada rasio.

    =pabila kema&uan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak diimbangi dengan adanya

    watak intelektual, maka kema&uan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut akan

    disalahgunakan. 6rang-orang akan memanfaatkan kema&uan ilmu pengetahuan dan

    teknologi hanya untuk keuntungan pribadi semata, bukan untuk kepentingan orang

     banyak. engan adanya watak intelektual dalam menghadapi kema&uan ilmu

     pengetahuan dan teknologi, maka masyarakat yang modern, ma&u, serta makmur 

    akan dapat tercapai.

     8

  • 8/16/2019 Filsafat etika dan norma

    9/15

    2.2 ,!lsa-at Ilmu Dan P)l!t!k 

    2.2.1 ,!lsa-at Ilmu

    A. Penegert!an ,!lsa-at Ilmu

    'ata filsafat berasal dari bahasa 5unani, philo yang berarti cinta,

    dan sophia yang berarti kebi&aksanaan. Maka secara sederhana &ika dilihat dari

    arti asal katanya, filsafat berarti cinta kebi&aksanaan. =kan tetapi, definisi secara

    etimologis berupa cinta kebi&aksanaan, belum cukup mewakili keluasan arti dari

    kata filsafat. ahulu, setiap pengetahuan atau ilmu pengetahuan yang

     berhubungan dengan logos dan rasio manusia, secara umum dinamakan sebagai

    filsafat.

    ementara filsafat ilmu, merupakan cabang dari filsafat yang bertugas

    CmemfilsafatkanD ilmu-ilmu (disiplin ilmu pengetahuan tertentu). Filsafat ilmu

    merupakan refleksi secara filsafati akan hakekat ilmu yang tidak akan mengenal

    titik henti dalam menu&u sasaran yang hendak dicapai, yaitu kebenaran dan

    kenyataan. Memahami filsafat ilmu berarti memahami seluk-beluk ilmu

     pengetahuan hingga segi-segi dan sendi-sendinya yang paling mendasar, untuk 

    dipahami pula perspektif ilmu, kemungkinan pengembangannya, keter&alinannya

    antar (cabang) ilmu yang satu dengan yang lainnya. !ernyataan ini menun&ukkan

     bahwa melalui upaya filsafat ilmu, seseorang dapat menin&au dasar dan

    kedalaman ilmu hingga ke hakekatnya.

    B. Tujuan ,!lsa-at Ilmu

    Au&uan filsafat ilmu adalah memberikan pemahaman tentang apa dan

     bagaimana hakekat, sifat dan kedudukan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

    cakrawala pengetahuan manusia. i samping itu filsafat ilmu &uga

    memperluas wawasan ilmiah sebagai kesiapan dalam menghadapi

     perkembangan ilmu dan teknologi yang berlangsung dengan begitu cepat,

    spektakuler, mendasar, yang secara intensif menyentuh semua segi dan sendi

    kehidupan dan secara intensif merombak budaya manusia (>ibisono, +EE9)

     9

  • 8/16/2019 Filsafat etika dan norma

    10/15

    2.2.2 ,!lsa-at Ilmu

    !olitik adalah  proses pembentukan danpembagian kekuasaan  dalam masyarakat

     yang antara lain berwu&ud proses  pembuatan keputusan,  khususnya dalam negara.

    !engertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagaidefinisi yang berbeda

    mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik .

    tudi tentang filsafat politik lahir dari cabang ilmu filsafat praktis. Filsafat politik 

    adalah studi tentang penilaian dan kritik moral terhadap proses yang melandasi

    kehidupan sosial, politik, dan ekonomi yang bertu&uan untuk mengarahkan terciptanya

    susunan organisasi masyarakat yang baik dan tepat.

    !olitik selalu menyangkut tu&uan-tu&uan dari seluruh masyarakat dan bukan tu&uan pribadi seseorang. !olitik &uga menyangkut kegiatan berbagai kelompok termasuk 

     partai politik dan kegiatan indiidu.

    nsur yang diperlukan sebagai konsep pokok politik yang dipakai untuk 

    meneropong unsur-unsur lainnya, yaitu

    . Begara (suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan

    tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya)

    +. 'ekuasaan (kemampuan seseorang 1 kelompok untuk mempengaruhi tingkah

    laku orang 1 kelompok lain sesuai dengan keinginan pelaku)

    8. !engambilan keputusan (keputusan adalah membuat pilihan di antara beberapa

    alternatif2 pengambilan keputusan adalah menun&uk pada proses yang ter&adi

    sampai keputusan itu ter&adi)

    9. 'ebi&aksanaan umum (kebi&aksaan adalah suatu kumpulan keputusan yang

    diambil oleh seorang pelaku 1 kelompok politik dalam usaha memilih tu&uan-

    tu&uan dan cara-cara untuk mencapai tu&uan tersebut)

    :. !embagian atau alokasi (pembagian dan pen&atahan dari nilai-nilai dalam

    masyarakat

    2.3 Ilmu Be#as N!la! atau T!"ak Be#as N!la!

     10

    http://id.wikipedia.org/wiki/Proseshttp://id.wikipedia.org/wiki/Proseshttp://id.wikipedia.org/wiki/Kekuasaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembuatan_keputusan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembuatan_keputusan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Negarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Negarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Definisihttp://id.wikipedia.org/wiki/Definisihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hakikat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_politikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kekuasaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembuatan_keputusan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Negarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Definisihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hakikat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_politikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proses

  • 8/16/2019 Filsafat etika dan norma

    11/15

    2.3.1 Ilmu $engetahuan

    %lmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha

    sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari

     berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. egi-segi ini dibatasi agar dihasilkan

    rumusan-rumusan yang pasti. %lmu memberikan kepastian dengan membatasi

    lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

    %lmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan

     pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik 

    diu&i dengan seperangkat metode  yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.

    ipandang darisudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih

     &auh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. %lmu pengetahuan adalah

     produk dari epistemology. $ontoh %lmu =lam  hanya bisa men&adi pasti setelah

    lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil sa&a) atau ilmu

     psikologihanya bisa meramalkan perilaku manusia &ika membatasi lingkup

     pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit.

    #erkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam men&awab pertanyaan tentang berapa

     &auhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi men&awab apakah seorang pemudi

    sesuai untuk men&adi perawat.=dapun syarat-syarat dari ilmu yakni #erbedadengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang

    mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. =da persyaratan ilmiah  sesuatu

    dapat disebut sebagai ilmu. ifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak 

    terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.

    . 6b&ektif. %lmu harus memiliki ob&ek ka&ian yang terdiri dari satu

    golonganmasalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun

     bentuknya dari dalam.6b&eknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena

    masih harus diu&ikeberadaannya. alam mengka&i ob&ek, yang dicari adalah

    kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan ob&ek , dan karenanya

     disebut kebenaran ob&ektif2 bukan sub&ektif berdasarkan sub&ek peneliti atau

    sub&ek penun&ang penelitian.

    +. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi

    kemungkinanter&adinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. 'onsekuensi

    dariupaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk men&amin kepastian

     11

    http://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Teorihttp://id.wikipedia.org/wiki/Metodehttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_psikologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_psikologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmiahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Teorihttp://id.wikipedia.org/wiki/Metodehttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_psikologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_psikologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmiah

  • 8/16/2019 Filsafat etika dan norma

    12/15

    kebenaran. Metodis berasal dari kata 5unani GMetodosH yang berarti cara,

     &alan. ecara umummetodis berarti metode tertentu yang digunakan dan

    umumnya meru&uk pada metodeilmiah.

    8. istematis. alam per&alanannya mencoba mengetahui dan men&elaskan

    suatuob&ek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur 

    dan logissehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh,

    menyeluruh, terpadu ,mampu men&elaskan rangkaian sebab akibat menyangkut

    ob&eknya. !engetahuan yangtersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab

    akibat merupakan syarat ilmu yangketiga.

    9. niersal. 'ebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran uniersal

    yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). $ontoh semua segitiga bersudut

    @EI.'arenanya uniersal merupakan syarat ilmu yang keempat. #elakanganilmu-ilmusosial menyadari kadar ke-umum-an (uniersal) yang dikandungnya

     berbeda denganilmu-ilmu alam mengingat ob&eknya adalah tindakan manusia.

    'arena itu untukmencapai tingkat uniersalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus

    tersedia konteks dantertentu pula.

      2.3.2 Be#as N!la!

    #ebas nilai merupakan tuntutan agar ilmu pengetahuan dikembangkan

    hanya demi ilmu pengetahuan dan karena itu ilmu pengetahuan tidak boleh

    dikembangkan dengandidasarkan pada pertimbangan lain di luar ilmu pengetahuan.

     Bamun tuntutan bebas nilai ini tidak mutlak karena tuntutan ini hanya berlaku

     bagi nilai laindi luar nilai yang men&adi taruhan utama dan per&uangan ilmu

     pengetahuan bahwa ilmu pengetahuan harus tetap peduli akan nilai kebenaran

    dan ke&u&uran.

      2.3.3 Te)r! Tentang N!la!

    !erkembangan yang ter&adi dalam pengetahuan ternyata melahirkan sebuah

     polemik barukarena kebebasan pengetahuan terhadap nilai atau yang bisa kita sebut

    sebagai netralitas pengetahuan (alue free). ebaliknya ada &enis pengetahuan yang

    didasarkan pada keterikatannilai atau yang lebih dikenal sebagai alue bound.

     12

  • 8/16/2019 Filsafat etika dan norma

    13/15

    ekarang mana yang lebih unggul antara netralitas pengetahuan dan pengetahuan

    yang didasarkan pada keterikatan nilai*

    #agi ilmuwan yang menganut faham bebas nilai kema&uan perkembangan

    ilmu pengetahuan akan lebih cepat ter&adi. 'arena ketiadaan hambatan dalam mela

    kukan penelitian. #aik dalam memilih ob&ek penelitian, cara yang

    digunakan maupun penggunaan produk penelitian.

    edangkan bagi ilmuwan penganut faham nilai terikat, perkembangan

     pengetahuan akanter&adi sebaliknya. karena dibatasinya ob&ek penelitian, cara, dan

     penggunaan oleh nilai.

    'endati demikian paham pengetahuan yang disandarkan pada teori bebasnilai ternyatamelahirkan sebuah permasalahan baru. ari yang tadinya menciptakan

     pengetahuan sebagaisarana membantu manusia, ternyata kemudian penemuannya

    tersebut &ustru menamba masalah bagi manusia. Memin&am istilah carl 3usta ung

    Gbukan lagi 3oethe yang melahirkan Faust melainkan Faust-lah yang melahirkan

    3oetheH.

      2.3.+ Ilmu% Antara Be#as atau Ter!kat N!la!

    !erkembangan ilmu pengetahuan dalam se&arahnya tidak selalu melalui

    logika penemuanyang didasarkan pada metodologi ob&ektiisme yang ketat. %de

     baru bisa sa&a muncul berupakilatan intuisi atau refleksi religius, di mana netralitas

    ilmu pengetahuan kemudian rentan permasalahan di luar ob&eknya . 5aitu terikat

     dengan nilai sub&ektifitasnya seperti hal yang berbau mitologi. engan demikian

    netralitas ilmu semakin dipertanyakan.

    etiap buah pikiran manusia harus kembali pada aspek ontologi,

    epistimologi, danaksiologi. "al ini sangat penting bahwa setelah tahap ontologi dan

    epistimologi suatu ilmudituntut pertanyaan yaitu tentang nilai kegunaan ilmu

    (aksiologi). ari sudut epistemologi,sains (ilmu pengetahuan) terbagi dua, yaitu

    sains formal dan sains empirikal. ains formal berada di pikiran kita yang

     berupa kontemplasi dengan menggunakan simbol, merupakanimplikasi-implikasi

    logis yang tidak berkesudahan. ains formal netral karena berada didalam pikiran

    kita dan diatur oleh hukum-hukum logika. =dapun sains empirical tidak netral.ains empirikal merupakan wu&ud kongkret &agad raya ini, isinya ialah

     13

  • 8/16/2019 Filsafat etika dan norma

    14/15

     &alinan-&alinan sebabakibat. ains empirikal tidak netral karena dibangun oleh pakar 

     berdasarkan paradigma yang men&adi pi&akannya, dan pi&akannya itu merupakan

    hasil penginderaan terhadap &agad raya.!i&akan ilmuwan tersebut tentulah nilai.

    Aetapi sebaliknya pada dasar ontologi dan aksiologi bahwa ilmuwan harus menilai

    antara yang baik dan buruk pada suatu ob&ek, yang hakikatnyamengharuskan dia

    menentukan sikap.

    6b&ek ilmu memiliki nilai intrinsik sementara di luar itu terdapat nilai-nilai

    lain yang mempengaruhinya. 6b&ek tidak dapat menghindari nilai dari luar dirinya

    karena tidak akan dikenal sebagai ilmu pengetahuan apabila hanya berdiri sendiri

    dan sibuk dengan nilainya sendiri. engan kata lain ilmu bukan hanya untuk 

    kepentingan ilmu sendiri tetapi ilmu &ugauntuk kepentingan lainnya, sehingga tidak 

    dapat diabaikan kalau ilmu terikat dengan lainnyaseperti nilai. !aradigmalah yang

    menentukan &enis eksperimen dilakukan para ilmuwan, &enis &enis pertanyaan yang

    mereka a&ukan, dan masalah yang mereka anggap penting dan manfaatnya.

    'etidak netralan ilmu disebabkan karena ilmuwan berhubungan dengan realitas

     bukan sebagai sesuatu yang telah ada tanpa interpretasi, melainkan dibangun oleh

    skema konseptual, ideologi, permainan bahasa, ataupun paradigma.i samping itu

    ilmu yang bebas nilai &uga akan berimplikasi lepasnya secaraotomatistanggung&awab sosial para ilmuwan terhadap masalah negatif yang timbul,

    karena disibukkandengan kegiatan keilmuan yang diyakini sebagai bebas nilai alias

    tak bisa diganggu gugat. ika ilmuwan berlepas terhadap persoalan negatif yang

    ditimbulkannya, maka secara ilmiah mereka dianggap benar. "al yang sangat

    menggelikan. eharusnya ilmuwan menerima kebenaran yang didapat dalam

     penyelidikan ilmu dengan kritis. etiap pendapat yang dikemukakan diu&i

    kebenarannya, itulah yang membawa kema&uan ilmu. 'elanggengannya dapat

    diganti dengan penemuan yang baru. 'emudian di mana letak kenetralan ilmu*

    alam perkembangan ilmu sering digunakan metode trial and error, dan

    seringmenimbulkan permasalahan eksistensi ilmu ketika eksperimentasi ternyata

    seringkalimenimbulkan fatal error sehingga tuntutan nilai sangat dibutuhkan

    sebagai acuan moral bagi pengembangannya. alam konteks ini, eksistensi nilai

     dapat diwu&udkan dalam isi, misi,keputusan, pedoman perilaku, dan kebi&akan

    moral.

     14

  • 8/16/2019 Filsafat etika dan norma

    15/15

    #erbeda dengan ilmu yang bebas nilai, ilmu yang tidak bebas nilai atau

    terikat nilai(aluebond) memandang bahwa ilmu itu selalu terkait dengan nilai dan

    harus dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek nilai. !engembangan ilmu

    yang terikat nilai &elas tidakmungkin bisa terlepas dari nilai-nilai, lepas dari

    kepentingan-kepentingan baik politis,ekonomis, sosial, religius, ekologis dsb.

     

    15

    http://www.blogger.com/goog_1946758428