filsafat hukum dalam pancasila dan uud 1945

24
 Ilustrator by Timur Abimanyu, SH.MH FILSAFAT HUKUM DALAM PANCASILA DAN UUD 1945 Latar Belakang, Perkemban gan Filsafat hukum dimu lai deng an sejarah filsafat barat, yan g mer upa kan filsafat kun a dan ter bagi dalam beb erapa zaman seperti zaman Filsafat Pra – Sokrates, tokoh pertamanya adalah Thales (+ 625 -545 SM) samapai kep ada zaman yan g ter akh ir ada lah Leu kip pos dan Demokr ito s, ked uanya yan g mengajarkan tentang atom. Akan tetapi yang paling dikenal adalah Demokritos (+460- 370 SM) sebag ai Filsu f Atomi k. Dalam Perke mbang an sejara h filsafa t yang terkenal dengan para ahli filsafat, seperti kaum sofis dan Sokrates, Protagoras dan ahli sofis yai tu Gorgl as yan g ter ken al dia the na. Mas ih banyak lagi par a ahli fils afat dari  be ber apa per iode seperti pad a masa Fil safa t pad a aba d Peteng aha n, fils afat mas a  pe rali han ke zaman mod ern dan Fil saf at Mod ern. Per kemban gan fil saf at ter sebut adalah merupakan sebagai akar dari fisafat hukum yaitu pada era abad ke 19, dimana filsafat hukum menjadi landasan ilmu-ilmu dibidang hukum, seperti Ilmu Politik, Ilmu Ekonomi, dan lain-lainnya. Berkai tan denga n sejara h perke mbang an filsafa t huku m, di Indon esia perkembanga n filsafat hukum dapat dilihat pada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, dimana  pemb udaya an nilai dasar negar a Pancas ila sebag ai ideol ogi nasional secara filoso fis- ideologis dan konstitusional adalah imperatif. Karenanya, semua komponen bangsa, leb ih-lebih kel emb agaa n dan kepemi mpi nan neg ara ber kewaji ban mel aks ana kan amanat dimaksud. Demi tegaknya sistem kenegaraan Pancasila, negara (i.c. Pemerintah) berkewajiban men did ikk an dan membud aya kan nil ai dasar neg ara (id eol ogi neg ara, ideolo gi nasional) bagi generasi penerus demi integritas NKRI. Pemikiran-pemikiran untuk  pelak sanaan pemb udaya an nilai dasar negara Pancas ila seyo gyany a dikembangk an secara melembaga, konsepsional dan fungsional oleh negara dengan mendayagunakan semua kelembagaan dan komponen bangsa. Tujuan dan Maksud, bertujuan untuk mengetahui secara mendalam filsafat Hukum yan g mer upa kan sumber dar i sagal ilmu penget ahuan, dengan ber cermin kep ada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 yang merupakan proyeksi di unsur-unsur filsafat hukum, dengan maksud untuk memperdalam nilai-nilai filsafat hukum yang terkandung didalam nilai-nilai luhur Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 yang diselaraskan dengan kondisi dan sistim hukum di Negara Indonesa. Proyeksi nilai-nilai luhur tersebut adalah sebagai realisasi dari filsafat hukum yang merupakan sumber dari segala sumber Ilmu Pengetahuan di dunia. Kerangka Teori dan Konseptual, dengan didasari oleh Kerangka teori dan konsep dari filsafat hukum adalah Filsafat Kuna yaitu Thales dari Milotos yang difinisinya adalah : “Bahwa asal mula sega lan ya dari ai r, yang dapa t di amat i dalam be nt uk yang  bermacam-maca, tampak sebagai benda halus (uap), benda cair (air), dan sebagai  benda keras (es) ”. Teo ri dan Kon sep dar i Fil saf at Aba d Per tengah an (Sk ola sti k)b ernama Johan es Eriugena yaitu : “Bahwa makin umum sifat sesuatu, makin nyatalah sesuatu itu, yang paling bersifat umum itulah yang paling nyata, oleh karena itu zat yang sifatnya paling umum tentu

Upload: tmr-gitu-looh

Post on 10-Apr-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 1/24

 Ilustrator by Timur Abimanyu, SH.MH 

FILSAFAT HUKUM DALAM PANCASILA DAN UUD 1945

Latar Belakang, Perkembangan Filsafat hukum dimulai dengan sejarah filsafat barat,

yang merupakan filsafat kuna dan terbagi dalam beberapa zaman seperti zaman

Filsafat Pra – Sokrates, tokoh pertamanya adalah Thales (+ 625 -545 SM) samapaikepada zaman yang terakhir adalah Leukippos dan Demokritos, keduanya yang

mengajarkan tentang atom. Akan tetapi yang paling dikenal adalah Demokritos (+460-

370 SM) sebagai Filsuf Atomik. Dalam Perkembangan sejarah filsafat yang terkenal

dengan para ahli filsafat, seperti kaum sofis dan Sokrates, Protagoras dan ahli sofis

yaitu Gorglas yang terkenal diathena. Masih banyak lagi para ahli filsafat dari

 beberapa periode seperti pada masa Filsafat pada abad Petengahan, filsafat masa

 peralihan ke zaman modern dan Filsafat Modern. Perkembangan filsafat tersebut

adalah merupakan sebagai akar dari fisafat hukum yaitu pada era abad ke 19, dimana

filsafat hukum menjadi landasan ilmu-ilmu dibidang hukum, seperti Ilmu Politik, Ilmu

Ekonomi, dan lain-lainnya.

Berkaitan dengan sejarah perkembangan filsafat hukum, di Indonesia perkembangan

filsafat hukum dapat dilihat pada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, dimana

 pembudayaan nilai dasar negara Pancasila sebagai ideologi nasional secara filosofis-

ideologis dan konstitusional adalah imperatif. Karenanya, semua komponen bangsa,

lebih-lebih kelembagaan dan kepemimpinan negara berkewajiban melaksanakan

amanat dimaksud.

Demi tegaknya sistem kenegaraan Pancasila, negara (i.c. Pemerintah) berkewajiban

mendidikkan dan membudayakan nilai dasar negara (ideologi negara, ideologi

nasional) bagi generasi penerus demi integritas NKRI. Pemikiran-pemikiran untuk 

 pelaksanaan pembudayaan nilai dasar negara Pancasila seyogyanya dikembangkan

secara melembaga, konsepsional dan fungsional oleh negara dengan mendayagunakan

semua kelembagaan dan komponen bangsa.

Tujuan dan Maksud, bertujuan untuk mengetahui secara mendalam filsafat Hukum

yang merupakan sumber dari sagal ilmu pengetahuan, dengan bercermin kepada

Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 yang merupakan proyeksi di unsur-unsur 

filsafat hukum, dengan maksud untuk memperdalam nilai-nilai filsafat hukum yang

terkandung didalam nilai-nilai luhur Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 yang

diselaraskan dengan kondisi dan sistim hukum di Negara Indonesa. Proyeksi nilai-nilai

luhur tersebut adalah sebagai realisasi dari filsafat hukum yang merupakan sumber dari segala sumber Ilmu Pengetahuan di dunia.

Kerangka Teori dan Konseptual, dengan didasari oleh Kerangka teori dan konsep dari

filsafat hukum adalah Filsafat Kuna yaitu Thales dari Milotos yang difinisinya adalah :

“Bahwa asal mula segalanya dari air, yang dapat diamati dalam bentuk yang

 bermacam-maca, tampak sebagai benda halus (uap), benda cair (air), dan sebagai

 benda keras (es) ”.

Teori dan Konsep dari Filsafat Abad Pertengahan (Skolastik)bernama Johanes

Eriugena yaitu :

“Bahwa makin umum sifat sesuatu, makin nyatalah sesuatu itu, yang paling bersifatumum itulah yang paling nyata, oleh karena itu zat yang sifatnya paling umum tentu

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 2/24

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 3/24

 jawabannya. Akan tetapi akal manusia tidak puas dengan keterangan dongeng atau

mite-mite dan mulai manusia mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam

semesta yang menakjubkan itu. Dan kemenangan serta jawaban tersebut diperoleh

secara berangsur-angsur, berjalan hingga berabad-abad lamanya. Berawal dari mite

 bahwa pelangi atau bianglala adalah tempat para bidadari turun dari surge, mite ini

disanggah oleh Xenophanes bahwa :” pelangi adalah awan” dan pendapat Anaxagoras

 bahwa pelangi adalah pemantulan matahari pada awan ( pendapat ini adalah pendapat  pemikir yang menggunakan akal). Dimana pendekatan yang rasional demikian

menghasilkan suatu pendapat yang dapat dikontrol, dapat diteli akal dan dapat

diperdebatkan kebenarannya.

Para pemikir filsafat yang pertama hidup dimiletos kira-kira pada abad ke 6 SM,

dimana pada abad tersebut tentang pemikiran mereka disimpulkan dari potongan-

 potongan, yang diberitakan kepada manusia dikemudian hari atau zaman. Dan dapat

dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam artinya para ahli fikir yang menjadikan

alam yang luas dan penuh keselarasan yang menjadi sasaran para ahli filsafat tersebut

(objek pemikirannya adalah alam semesta). Tokoh pertamanya yang melakukan

  penyelidikan adalah Thales (+ 625 -545 SM) dikuti dengan tokoh kedua yaituAnaximandros ( + 610-540 SM) dan ada juga tokoh lain yang bernama Pythagoras (+

580 – 500SM), Xenophanesa (+ 570-430SM), Herakleitosa (+ 540-475SM),

Parmenidesa (+540-475SM), Zeno (490 SM), Empedoklis (492-432 SM), Empedokles

(492-432 SM), Anaxagoras (499-420 SM) dan yang terakhir adalah Leukippos dan

Demokritos, keduanya yang mengajarkan tentang atom. Akan tetapi yang paling

dikenal adalah Demokritos (+ 460-370 SM) sebagai Filsuf Atomik.

Sejarah Filsafat Kuna, Para ahli filsafat tersebut diatas adalah sebagai pintu pemikiran

tentang filsafat yang mengenai alam semesta., 1. Filsafat Pra Sokrates adalah filsafat

yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng atau mite-mite yang diterima

dari agama, yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu. Baik dunia

maupun manusia, para pemikir atau ahli filsafat yang disebut orang bijak, yang

mencari-cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya

tersebut. Sedangkan arti filsafat itu sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu Filosofia

artinya bijaksana/pemikir yang menyelidiki tentang kebenaran-kebenaran yang

sebenarnya untuk menyangkal dongeng-dongeng atau mite-mite yang diterima dari

agama. Pemikiran filsuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu, baik 

dunia maupun manusia, yang menyebakan akal manusia tidak puas dengan keterangan

dongeng atau mite-mite tersebut dengan dimulai oleh akal manusia untuk mencari-cari

dengan akalnya, dari mana asal alam semesta yang menakjubkan itu. Mite-mite

tentang pelangi atau bianglala adalah tempat para bidadari turun dari surge, mite inidisanggah oleh Xenophanes bahwa :” pelangi adalah awan” dan pendapat Anaxagoras

 bahwa pelangi adalah pemantulan matahari pada awan (pendapat ini adalah pendapat

  pemikir yang menggunakan akal). Dimana pendekatan yang rasional demikian

menghasilkan suatu pendapat yang dapat dikontrol, dapat diteli akal dan dapat

diperdebatkan kebenarannya.

Para pemikir filsafat yang pertama hidup dimiletos kira-kira pada abad ke 6 SM,

dimana pada abad tersebut tentang pemikiran mereka disimpulkan dari potongan-

 potongan, yang diberitakan kepada manusia dikemudian hari atau zaman. Dan dapat

dikatakan bahwa nereka adalah filsafat alam artinya para ahli fikir yang menjadikan

alam yang luas dan penuh keselarasan yang menjadi sasaran para ahli filsafat tersebut(objek pemikirannya adalah alam semesta).

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 4/24

2.Filsafat Sokrates, Plato dan Aristoteles, a. Sokrates : Sokrates hidup pada tahun

kurang lebih tahun 469 – 399 SM dan Demokritos pada tahun + 460 – 370 SM yang

kedua hidup sejaman dengan Zeno yang dilahirkan pada tahun + 490 SM dan lain-

lainnya, serta disebut sebagai filsuf Pra Sokrates, dimana filsafat mereka tidak 

dipengaruhi oleh Sikrates. Harus diketahui bahwa kaum sofis hidup bersama-sama

denga skrates. Diman hidup sokrates dan kaum sofis susah dipisahkan dan menurut

Cicero, difinisi Sokrates adalah memindahkan filsafat dari langi dan bumi artinyasasaran yang diselidikinya bukan jagat raya melainkan manusia, dan bertujuan

menjadikan manusia menjadikan sasaran pemikiran filsuf tersebut.( pemikiran

sokrates adalah menjadi kritik kepada kaum sofis).

Sofis sebenarnya bukan suatu maszab melainakn suatu aliran yang bergerak dibidang

intelek, karena istilah sofis yang berarti sarjana, cendikiawan seperi Pythagoras dan

Plato disebut kaum sofis. Yang pada abad ke 4 para sarjana atau cendikiawan tidak 

lagi disebut Sofis melainkan menjadi Filosofos, Filsuf dan sebutan sofis dikenakan

kepada para guru yang berkeliling dari kota kekota dan kaum sofis tidak menjadi

harum lagi, karena sebutan sofis menjadi sebutan orang yang menipu orang

lain/penipu karena para guru keliling tersebut dituduh sebagai orang yang memintauang bagi ajaran mereka. Akan tetapi pada masa Pemerintahan Perikles (Athena)

kaum sofis menjadi harum.

Protagoras (+ 480-411) memberi pelajaran di Athena dan inti sari filsafatnya adalah

 bahwa manusia menjadi ukuran bagi segala sesuatu, bagi segala hal yang ada dan yang

tidak ada. Dan menurutnya Negara didirikan oleh manusia, bukan karena hokum alam.

Protagoras meragukan adanya dunia dewa, oleh karenanya dia disebut orang munafik.

Sokrates memungut biaya pengajaran dengan tujuan untuk mendorong orang supay

mengetahui dan menyadari sendiri dan dia juga menentang relativisme kaum sofis,

karena dia yakin bahwa kebenaran yang obyektif. Mengenai pemberitaannya yang

dipandang sebagai pemberitaan yang lebih dapat dipercaya adalah pemberitaan Plato

dan Aristotele. Sokrates melahirkan bermacam-macam orang atau ahli Politik, Pejabat,

tukang dan lain-lainya, dengan mencapai tujuan yaitu membuka kedok segala

 peraturan atau hokum yang semu, sehingga tampak sifatnya yang semu dan mengajak 

orang melancak atau menelusuri sumber-sumber hukum yang sejati (Dengan

Hipotese). Dan menurut sokrates bahwa alat untuk mencapai eudemonia atau

kebahagiaan adalah kebajikan atau keutamaan (arête), akan tetapi kebajikan atau

keutamaan tidak diartikan sacara moral. Sokrates terkenal dengan : Keutamaan adalah

 pengetahuan” yaitu Keutamaan dibidang hidup baik tentu menjadi orang dapat hidup

 baik.

Antisthenes adalah mengajar setelah kematian sokrates di gymnasium Kunosargos di

Athena (kunos = anjing) dan menaruh perhatian kepada etika. Dan menurutnya

manusia harus melepaskan diri dari segala sesuatu dan harus senantiasa puas terhadap

dirinya sendiri. Azasnya adalah bebas secara mutlak terhadap semua anggapan orang

 banyak dan hukum-hukum mereka. Aristippos dari Kirene, pandangannya kebalikan

dari Antishenes, dimana satu-satu tujuannya perbuatan adalah kenikmatan (hedone),

sekalipun demikian tugas orang bijak bukan untuk dikuasai oleh kenikmatan

melainkan untuk menguasainya. Dengan demikian zaman sokrates adalah zaman yang

sangat penting sekali, karena merupakan zaman mewujudkan zaman penghubung,

yang menghubungkan pemikiran pra sokrates dan pemikiran Helenis. MisalnyaAristippos menggabungkan diri dengan Demokritos, Antishenes menggabungkan diri

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 5/24

dengan Herakleitos dan kemudian ajaran ini timbul dalam bentuk lunak yaitu aliran

Stoa.

Plato : Adalah filsuf yunani petama yang berdasarkan karya-karyanya yang utuh.

Dilahirkan dari keluarga terkemuka dari kalangan politisi, semula ingin bekerja

sebagai seorang politikus, karena kematian Sokrate (muridnya selama 8 tahun), plato

memendamkan ambisinya tersebut. Kemudian Plato mendirikan sekolah akademi(dekat kuil Akademos) dengan maksud untuk memberikan pendidikan yang instensip

dalam ilmu pengetahuan dan filsafat. Bahwa pembagian yang didasrkan atas patokan

lahiriah, dalam 5 kelompok yaitu karyanya ketika masih muda, karyanya pada tahap

 peralihan, karyanya mengenai idea-idea, karyanya pada tahap kritis dan karyanya pada

masa tuannya, yang diantara buku-buknya adalah Aspologia, Politeia, Sophistes,

Timaios.(plato dapat dipandang sebagai monument atau tugu peringatan bagi sokrates.

Plato yakin bahwa disanping hal-hal beraneka ragam dan yang dikuasai oleh gerak 

serta perubahan-perubahan itu tentu ada yang tetap, yang tidak berubah. Menurut plato

tidak mungkin seandainya yang satu mengucilkan yang lain artinya bahwa mengakui

yang satu, harus menolak yang lain dan juga tidak mungkin kedua-duanya berdiri-sendiri, yang satu lepas daripada yang lain.Plato inin mempertahankan keduanya,

memberi hak berada bagi keduanya. Pemecahan palto bahwa yang seba berubah itu

dikenal oleh pengamatan dan yang tidak berubah dikenal oleh akal. Demikianlah palto

 berhasil menjembatani pertentangan yang ada antara Herakleitos, yang menyangkal

tiap perhentian dan Parmenides yang menyangkal tiap gerak dan perubahan.Yang

tetap tidak berubah dan yang kekal itu oleh plato disebut “ Idea”.

Perbedaan antara sokrates dengan plato adalah dimana Sokrates mengusahakan adanya

difinisi tentang hal yang bersifat umum guna menetukan hakekat atau esensi segala

sesuatu, karena tidak puas dengan mengetahui, hanya tindakan-tindakan atau

 perbuatan-perbuatan sutu persatu, sedangkan Plato meneruskan usaha itu secara lebih

maju lagi dengan mengemukakan, bahwa hakekat atau esensi segala sesuatu bukan

hanya sebutan saja, tetapi memiliki kenyataan, yang lepas daripada sesuatu yang

 berada secara kongkrit yang disebut “Idea”, dimana Idea itu nyata ada, didalam dunia

idea (hanya satu yang bersifat kekal).

Pada akhirnya Plato menekankan kepada kebenaran yang diluar dunia ini, hal itu tidak 

 berarti bahwa ia bermaksud melarikan diri dari dunia. Dunia yang kongrit ini dianggap

 penting, hanya saja hal yang sempurna tidak dapat dicapai didalam dunia ini. Namun

kita harus berusaha hidup sesempurna mungkin, yang tampak dalam ajarannya tentang

 Negara yang adalah puncak filsafat Plato. Menurut Plato, golongan didalam Negarayang idea harus terdiri dari 3 bagian yaitu : a.Golongan yang tertinggi terdiri dari para

yang memerintah (orang bijak/filsuf), b.Golongan pembantu yaitu para prajurit yang

 bertujuan menjamin keamanan, c. Golongan terendah yaitu rakyat biasa, para petani

dan tukang serta para pedagang yang menanggung hidup ekonomi Negara.

Aristoteles : Dilahirkan di Stagerira Yunani utara anak seorang dokterpribadi raja

Makedonia dan pada umur kira-kira 18 tahun dikirim ke Athena untuk belajar kepada

Plato. Dan setelah Plato meninggal Aristoteles mendirikan sekolah di Assos( Asia

Kecil) pada tahun 342 SM kembali ke Makedonia untuk menjadi pendidik Aleksander 

yang agung.

Ketika Aleksandra meninggal pada tahun 322 SM, Aristoteles dituduh sebagai

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 6/24

mendurhaka dan lari ke Khalkes sampai meninggal. Karyanya banyak sekali akan

tetapi sulit menyusun secara sistematis, ada yang membagi-bagikannya, ada yang

membagi atas 8 bagian yang mengenai Logika, Filsafat alam, psikologis, biologi,

metafisika, etika, politik dan ekonomi, dan akhirnya retorika dan poetika.Bukan saja

 pengertian-pengertian, akan tetapi pertimbangan-pertimbangan dapat digabungkan-

gabungkan, sehingga menghasilkan penyimpulan. Penyimpulan adalah suatu

  penalaran dengannya dari dua pertimbangan dilahirkan pertimbangan yang ketiga,yang baru yang berbeda dengan kedua pertimbangan yang mendahuluinya.

Umpamanya manusia adalah fana, gayus adalah manusia, jadi gayus adalah fana. Cara

menyimpulkan ini disebut syllogisme (uraian penutup), suatu syllogisme terdiri dari

tiga bagian yaitu suatu dalil umum, yang disebut mayor (manusia adalah fana), suatu

dalil khusus, yang disebut minor (Gayus adalah manusia) dan kesimpulannya (Gayus

adalah fana), syllogisme mewujudkan puncak logika Aristoteles.

Para filsuf Elea (Parmenides, Zero) berpendapat bahwa gerak dan perubahan adalah

hayalan. Dimana Aristoteles menentang dimana “Yang Ada” secara terwujud “yang

ada” secara mutlak atau menjadi “ yang ada” secar terwujud, jikalau melalui sesuatu.

Seperti dengan Plato, Aristoteles mengajarkan dua macam pengenalan yaitu pengenalan inderawi dan pengenalan rasional. Dan menurut Aristoteles, pengenalan

inderawi memberikan pengetahuan tentang bentuk benda tanpa materinya. Sedangkan

  pengenalan rasional adalah pengenalan yang ada pada manusia tidak terbatas

aktivitasnya, yang dapat mengetahui hakekat sesuatu, jenis sesuatu yang bersifat

umum.

Filsafat Helenisme dan Romawi , Helenisme berasal dari bahasa yunani yaitu

Hellenizein adalah roh dan kebudayaan yunani, yang sepanjang roh dan kebudayaan

itu memberikan cirri-cirinya kepada para bangsa yang bukan yunani disekitar laut

tengah, mengadakan perubahan dibidang kesusasteraan, agama dan keadaan bangsa-

 bangsa itu.Pada zaman ini ini ada perpindahan filsafat yaitu dari filsafat yang teoritis

menjadi filsafat yang praktis, yang makin lama menjadi suatu seni. Dimana orang

  bijak adalah orang yang mengatur hidupnya menurut akal dan rasionya. Yang

termasuk aliran yang bersifat etis adalah aliran Epikuros dan Stoa, sedangkan yang

lainnya diwarnai oleh agama diantaranya Filsafat Neopythagoris, filsafat Plattonis

Tengah, filsafat Yahudi dan Neoplatonisme. 1.Epikuros (341-271SM) dilahirkan di

Samos mendapat pendidikan di Athena, dan filsafat yang mempengaruhi pikirannya

adalah Demokritos, 2. Stoa didirikan oleh Zeno dari Citium disiprus (336-264SM) dan

Zeno mengajarkan ajarannya di gang diantara tiang-tiang (Stoa poikila) sebutan Stoa

diturunkan daripada Stoa Poikila, 3. Skeptisisme dimana aliran yang menonjol adalah

aliran Pyrrho dari Elis ( 360-270SM) yang berpangkal kepada realitivisme.Pengamatan memberikan pengetahuan yang sifatnya realtif, dimana manusi sering

keliru melihat dan mendengar, seandainya pengalaman manusi benar, kebenaran itu

hanya berlaku bagi hal-hal yang lahiriah saja, bukan bagi hakekatnya, 4.Filsafat

Platonis Tengah adalah factor agama mengambil tempat yang penting sekali (kira-kira

117 M) dan Noumenios (akhir abad ke 2 M). Ajarannya adalah Yang ilahi berada jauh

lebih tinggi daripada yang bendawi.Hakekatnya tidak dapat dikenal, namanya tidak 

dapat diucapkan, sifat-sifatnya, tidak dapat dimengerti. Diantara yang ilahi dan dunia

ini terdsapat tokoh-tokoh setengah dewa, para demon, yang mempengaruhi jalannya

segala sesuatu didunia ini, 5. Filsafat Yahudi yaitu diantara bangsa yahuni yang

tersebar diluar tanah Palestina yaitu asia kecil, yunani, mesir dan disekitar laut tengah.

Dimesir pusat pemukiman Yahudi dikota Aleksandra (kira abad ke 2 SM) orangyahudi dimesir ada 3 kelompok yaitu : a. Mereka yang setia pada ajaran nenek 

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 7/24

moyang dengan mengharapkan Mesias,b. mereka yang jatuh kepada aliran ortodoks

seperti yang dipeluk oleh kaum Parisi dan 3. mereka yang mencoba mencampur 

agama yahudi dengan filsafat Helenis.Membicarakan Philo dilahirkan di Alexsandra

dari keluarga imam adalah menyesuaikan agama yahudi dengan Helenisme. Agama

yahudi diseintesekan dengan filsafat yunani, menurutnya kitab perjanjian lama (kitab

agama yahudi bahkan juga terjemahan didalam bahasa yunani (y.i.Kitab Septuaginta)

diwahyukan oleh Allah dengan para nabi sebagai alat-alatnya, 6. Neoplatonisme padaakhir dunia kuna kira-kira 5 abad sesudah Aristoteles, system ini dibentuk pada abad

kedua masehi dan bertahan sampai pada abad ke 6 M.. Dapat dipandang sebagai usaha

terakhir roh Yunani untuk menentang agama Kristen yang sedang tumbuh.

Yang ingin menghidupkan ajaran Plato demi keselamatan dunia, dengan memperkaya

segala yang terbaik dari segala sistim yang kemudian, disesuaikan dengan kebutuhan

zaman, dimana unsur-unsur yang dimasukan adalah ajaran plato, Aristoteles, Stoa dan

Philo. Pendiri Neoplatonisme adalah Ammonius Sakkas dari Aleksandra(175-242),

akan tetapi ajaran ini tidak diketahui karena tidak meninggalkan tulisan apapun.

Sedangkan penciptanya adalah Plotinos murid Ammorius.

Filsafat Patristik,Berasal dari kata latin yaitu Pater = bapa yang dimaksud adalah para

 bapa gereja).Zaman meliputi zaman para rasul (abad pertama) mengambil sikap yang

 bermacam-macam. Ada yang menolak filsafat yunani, karena dipandang sebagai hasil

 pemikiran manusia semata-mata, akan tetapi ada juga yang menerima filsafat yunani,

karena perkembangan pemikiran yunani itu dipandang sebagai persiapan bagi injil.

(keduanya tetap menggema di zaman pertengahan).

Patristik Barat, Terdapat dua macam sikap terhadap filsafat yaitu aliran yang menolak 

filsafat dan yang menerimanya, -Tertullianus (160-222), adalah menghasilkan karya

yang ortodok Nampak dia menolak filsafat. Bagi orang Kristen wahyu sudah cukup,

tiada hubungannya antara telogia dengan filsafat, antara Yerusalem dengan Athena,

antara gerja dengan akademi, antara Kristen dengan bidat, -Aurelius Augustinus (354-

430) dilahirkan di Thagaste di Numedia, ayahnya adalah seorang bukan Kristen dan

semasa hidupnya dia menuruti hawa nafsu, diombang-ambingkan dari Manikheisme

kedalam Skeptisisme dan Neoplatonisme yang akhirnya bertobat. Karena kesalehan

dan kecakapannya diangkat menjadi uskup di Hippo (392) dan membentuk “Filsafat

Kristen” berpengaruh pada abat pertengahan. Ajaran yang terpenting adalah

Confessiones (Pengakuan-pengakuan), De Trinitate (tentang Trinitas) dan De Civiate

Dei( tentang Negara Allah). Aliran ini adalah dibidang Teologis dan Filsafat,

 pemikirannya bersifat filsafati semata-mata.(dia menetang aliran Skeptisisme, karena

Skeptisisme disebabkan karena adanya pertentangan batiniah), -Dionisios dariAreopagos, artinya Dionisios adalah bertobat karena pemberitaan rasul Paulus di

Areopagos (kisah rasul 17:34), karyanya disebut Pseudo Dioysios Areopagita (abad ke

6 ada 4 buku dan 10 surat yang dikaitkan dengan nama tersebut). Yang menguraikan

teologi kristiani, yang mengenal Neoplatonisme dan menurutnya Allah adalah asal

segala yang ada, yang keadaannya transenden secara mutlak, sehingga tidak mungkin

memikirkan tentang Dia dengan cara yang benar, dan memberikan kepadaNya nama

yang tepat.

Sejarah Filsafat Abad Pertengahan, Filsafat pada abad pertengahan adalah suatu arah

 pemikiran yang berbeda sekali dengan pemikiran dunia kuna, yaitu filsafat yang

menggambarkan suatu zaman yang baru sekali ditengah-tengah suatu rumpun bangsa  baru, bangsa eropa barat(disebut filsafat Skolastik).Sebagian soklastik 

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 8/24

mengungkapkan bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan diusahakan disekolah-

sekolah dan ilmu terikat pada tuntutan pengajaran disekolah-sekolah. Skolastik timbul

di dibiara di Ballia Selatan tempat pengungsian ketika ada perpindahan bangsa-

 bangsa. Pengaruh skolastik sampai ke Irlandia, Nederland dan Jerman dan kemudian

timbul disekolah kapittel yaitu sekolah yang dikaitkan dengan geraja.

Pelajaran sekolah meliputi tujuh kesenian bebas(Artes Liberales) yang dibagi menjadi2 bagian yaitu Trivium, 3 matapelajaran bahasa, 4 mata pelajaran matematika, yang

meliputi ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan dan music, yang dimaksud bagi

mereka ingin belajar lebih tinggi teologia) atau ingin menjadi sarjana.

Awal Skolastik : Johanes Scotus Eriugena (810-870) dari irlandia adalah seorang yang

ajaib yang menguasai bahasa yunani dengan amat baik pada zaman itu dan menyusun

suatu sistim filsafat yang teratur serta mendalam pada zaman ketika orang masih

 berfikir hany dengan mengumpulkan pendapat-pendapat orang lain, masih dikenal

  pula tokoh-tokoh lain yaitu Augustinus dan Dionisios dan Areopagos. Pangkal

  pemikiran metafisis adalah, makin umum sifat sesuatu, makin nytalah sesuatu itu,

yang paling bersifat umum itulah yang paling nyata.Oleh karena itu zat yang sifatnya paling umum tentu memiliki realitas yang paling tinggi. Zat yang demikian adalah

alam semesta, alam adalah keseluruhan realita dan oleh karena hakekat alam adalah

satu,esa. Alam yang esa.

Pada abad ke 12, dimana persoalan-persoalan yang timbul pada abad ke 11 tetap

diteruskan pada abad ke 12 yaitu suatu usaha untuk mendapatkan suatu arah yang

tetap, dengan dimungkinkan adanya suatu penelitian yang lebih mendalam tentang

universalia dan akal. Anselmus dari Canterbury memberikan jawaban, yang ternyata

telah memberi arah kepada pemikiran filsafat selama dari 150 tahun. Sedangkan pada

  persoalan kedua yaitu Universalia Abaelardus memberikan jawaban yang dalam

 pokoknya diambil alih oleh semua tokoh Skolastik. Anselmus dari Canterbury(1033-

1109) dilahirkan di Aosta,Piemont, yang kemudian menjadi uskup di Canterbury,

 pola-pola pemikiran berasal dari pemikir Skolastik, bahwa skolatikus pertama dalam

arti yang sebenarnya. Karya yang penting adalah” Cur dues homo” (mengapa Allah

menjadi manusia), Manologion, Proslogion. Pemikiran dialektika atau pemikiran

dengan akal diterima sepenuhnya bagi pemikir teologia, akan tetapi bukan dalam arti

  bahwa hanya akalah yang dapat memimpin orang kepada kepercayaan melainkan

 bahwa orang harus percaya dahulu supaya dapat mendapatkan pengertian yang benar 

akan kebenaran. Nisbah antara iman dan pengetahuan dengan akal dirumuskan

demikian “ fides quaerens intelligam “ (iman berusaha untuk mengerti). Jadi pangkal

 pemikirannya sama dengan Augustinus dan Johanes Scotus Eriugema yaitu bahwakeberatan-keberatan yang diwahyukan harus dipercaya terlebih dahulu, sebab akal

tidak memiliki kekuatan pada dirinya sendiri, guna menyelidiki kebenaran-kebenaran

yang termasuk wahyu dan Petrus Abaelardus (1079-1142) dilahirkan di Le Pallet

dekat nantes, pandangannya tajam sekali dank arena wataknya yang keras sering

 bentrok dengan para ahli piker dan para pejabat gerejani. Jasa-jasanya terletak dalam

  pembaharuan metode pemikiran dan dalam memikirkan lebih lanjut persoalan-

  persoalan dialektis yang actual. Metode yang dipakai adalah rasionalistis, yang

menundukkan iman kepada akal.Iman harus mau diawasi oleh akal. Yang wajib

dipercaya adala apa yang telah disetujui akal dan telah diterima olehnya.

Zaman Kejayaan Skolastik. (abad ke 12, Dalam abad ini ilmu pengetahuan  berkembang, hingga timbul harapan-harapan baru bagi masa depan yang cerah.

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 9/24

Metode yang dipakai Abaelardus ternyata membuka perspektif yang tidak terduga bagi

filsafat dan ilmu teologia dan membangkitkan studi dalam ilmu kemanusia dan ilmu

alam.

Macam-Macam Aliran Filsafat, Aliran filsafat Ini terlihat dengan jelas dari beberapa

zaman para ahli filsafat ini yaitu seperti :I. Aliran filsafat Kuna yang terdiri dari

  beberapa maszab seperti 1. Filsafat Pra Sokrates, 2. Filsafat Sokrates, Plato danAristoteles aliran ini dibagai lagi menjadi a.Kaum Sofis dan Sokrates, b.Plato dan c.

Aristoteles, 3. Filsafat Helenisme dan Romawi dan 4. Filsafat Patristik yaitu : a.

Patristik Timur dan b. Patristik Barat, II.Aliran Filsafat Abad Pertengahan yang terdiri

dari 1. Aliran Awal Skolastik, 2. Aliran Zaman Kejayaan Skolastik dan 3. Akhir 

Skolastik, III. Aliran Filsafat Modern Dalam Pembentukannya. Yang terdiri dari : 1.

Renaissance, 2. Filsafat Dalam Abad ke 17 : a. Rasionalisme, Rene Descartes, Blaise

Pascal dan Baruch Spinoza, b. Empirisme, Thomas Hobbes, John Locke, c. Filsafat di

Jerman, G.W Leibbniz, Chistian Wolff dan 3. Filsafat Abad ke 18 : a.Pencerahan

(Aufklarung), b. Pencerahan di Inggris : George Berkeley, David Hume, c.Pencerahan

di Prancis : Voltaire, Jean Jacques Rousseau dan d.Pencerahan di Jerman : Immanuel

Kant dan IV.Aliran Filsafat Abad ke 19 dan abad ke 20adalah 1.filsafat Abad ke 19 : a. Idealisme di Jerman : J.C.Fichte, FWI.Schelling,

GWF.Hegel, Arthur Schopenhauer, b. Positivisme : August Comte, John Stuar Mill,

Herbert Spencer dan c. Kemunduran Filsafat Hegel dan Timbulnya Materialisme di

Jerman : Ludwig Feuerbach, Karl Marx, Soren Kierkegaard, Friedrich Nietzsche. 2.

Aliran Filsafat Abad ke 20 : a. Pramatisme : William James, John Dewey, b. Filsafat

hidup : Henri Bergonm, c. Fenomenologi : Edmund Husserl, Max Scheler, d.

Eksistensialisme : Martin Heidegger, Jean Paul Sartre, Karl Jaspers, Gabriel Marcel.

Dimana filsafat tersebut berkembang terus sampai mempunai cabang-cabang Ilmu

Pengetahuan yang salah satunya filsafat hukum dalam hal ini adalah filsafat hukum

yang terkandung didalam nilai-nilai luhur dari Pancasila dan Undang Undang Dasar 

1945.

Ilmu Hukum Indonesia, Ilmu hukum Indonesia yang dibangun dari teori hukum

Indonesia dan filsafat hukum Indonesia jika ditopang dari bangunan kefilsafatan ilmu,

maka memiliki landasan ontologis dualisme (materialisme dan spiritualisme

sekaligus), landasan epistimologi rasionalisme, empirisme dan wahyu sekaligus, serta

landasan aksiologi nilai moral atau etika dan bahkan nilai keagamaan yang sakral.

Manusia yang hidup didalam masyarakat memerlukan perlindungan kepentingan, yang

tercapai dengan terciptanya pedoman atau peraturan hidup yang menentukan

 bagaimana seharusnnya manusia itu betingkah laku dalam masyarakat agar tidak merugikan orang lain dan dirinya sendiri. Pedoman tersebut merupakan patokan atau

ukuran berperilaku atau bersikap dalam kehidupan bersama yang kemudian disebut

kaidah sosial, yang pada hakekatnya merupakan rumusan pandangan mengenai

 perilaku atau sikap yang seharusnnya dilakukan atau tidak, yang dianjurkan maupun

yang dilarang untuk dijalankan.

Dengan kaidah sosial hendak dicegah gangguan-gangguan maupun konflik 

kepentingan manusia, sehingga diharap manusia dapat terlindungi kepentingan-

kepentingannya.Kaidah keagamaan ditujukan kepada kehidupan beriman manusia

terhadap kewajibannya terhadap tuhan dan dirinya sendiri. Sumbernya adalah ajaran-

ajaran agama yang oleh pengikutnya dianggap sebagai perintah tuhan sehinggasanksinya pun berasal dari tuhan. Kaidah kesusilaan berhubungan dengan manusia

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 10/24

sebagai individu yang bersangkutan dengan kehidupan pribadinya, terutama mengenai

nurani individu manusia tersebut dan bukan sebagai mahluk sosial atau sebagai

anggota masyarakat. Fungsinya untuk melengkapi ketidakseimbangan hidup pribadi

dan mencegah kegelisahan diri sendiri dengan tujuan agar terbentuk kebaikan ahlak 

  pribadi manusia serta menyempurnakannya agar tidak berbuat jahat. Kaidah

kesopanan didasarkan pada kebiasaan kepatutan atau kepantasan yang berlaku dalam

masyarakat. Ditujukan terhadap sikap lahir pelakunya yang konkrit demi penyempurnaan/ketertiban masyarakat dan bertujuan menciptakan perdamaian, tata

tertib atau membuat sedap lalu lintas antar manusia yang bersifat lahiriah dengan

mementingkan yang lahir atau yang formal. Sanksinya bersifat tak resmi dari

masyarakat yang berupa celaan atau cemoohan. Ketiga kaidah sosial tersebut

dirasakan kurang memberikan perlindungan terhadap kepentingan manusia sehingga

manusia berharap kepada kaidah hukum untuk dapat melindungi lebih lanjut

kepentingan-kepentingannya. Kaidah hukum lebih ditujukan kepada sikap lahir 

manusia dan bukan sikap batinnya. Pada hakekatnya apa yang dibatin, yang dipikirkan

manusia tidak menjadi soal asalkan secara lahiriah tidak melanggar kaidah hukum.

Asal kaidah hukum dari kekuasaan luar diri manusia yang memaksakan (heteronom)

dan masyarakat secara resmi diberi kuasa untuk menjatuhkan sanksi melalui alat-alatnegara. Jika kaidah keagamaan, kesusilaan dan kesopanan hanya memberikan

kewajiban-kewajiban (normatif) saja maka kaidah hukum selain membebani

kewajiban-kewajiban juga memberikan hak-hak (atributif). Menurut Satjipto Raharjo

(2000: 17) kaidah hukum merupakan resultan dari tegangan antara norma kesusilaan

dengan norma kebiasaan. Norma kesusilaan bersifat ideal sedangkan norma kebiasaan

  bersifat empirik dan norma hukum berada diantara keduanya.

Hukum sebagai disiplin ilmu mengarahkan sasaran studinya terhadap kaidah atau

norma yang menghasilkan ilmu tentang kaidah hukum (norm wissenschaft), terhadap

  pengertian-pengertian dalam hukum yang menghasilkan ilmu tentang pengertian

hukum (begriffen wissenschaft), dan terhadap kenyataan-kenyataan dalam hukum

yang menghasilkan ilmu tentang kenyataan hukum (sein wissenschaft). Bedasarkan

latar belakang masalah yang menunjukkan keterkaitan erat antara hukum dengan

masyarakat beserta sistem nilainya yang berlaku dan mengingat pula hukum sebagai

disiplin ilmu, maka yang menjadi permasalahn dalam tulisan ini adalah:

Bagaimanakah aspek ontologi dari bangunan ilmu hukum, terutama dalam konteks

keindonesiaan dengan pluralisme hukumnya? bagaimanakah dengan aspek 

epistemologinya? bagaimana pula dengan aspek aksiologinya, terutama dalam

menjawab persoalan euthanasia?

B. Aspek Ontologis dari Ilmu Hukum

Disiplin ilmu hukum dalam mengarahkan sasaran studinya terhadap kaidah atau norma(norm wissenschaft), maka akan dapat dibedakan antara kaidah dalam arti yang luas

dengan asas-asas hukum dan norma (nilai) yang merupakan kaidah dalam arti yang

sempit, serta peraturan hukum kongkrit.. Kaidah dalam arti yang luas adalah rumusan

 pandangan masyarakat pada umumnya (bukan rumusan pandangan kelompok atau

individu) tentang apa yang baik yang seharusnya diperbuat dan apa yang buruk yang

seharusnya tidak diperbuat, sehingga berisi rumusan pandangan yang merupakan amar 

makruf nahi mungkar.

Asas-asas hukum merupakan peraturan atau pedoman yang bersifat mendasar tentang

 bagaimana seharusnya orang berperilaku dan pedoman tersebut berupa pikiran dasar 

yang tersirat, berlaku umum, abstrak, mengenal pengecualian-pengecualian danmerupakan persangkaan (presumption) serta bersifat ideal mengingat manusia akan

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 11/24

menemukan cita-citanya dengan asas hukum rersebut dan bersifat dinamis. Norma

atau kaidah dalam arti yang sempit adalah nilai yang dapat kita gali atau temukan dari

 peraturan hukum kongkrit, sedangkan peraturan hukum kongkrit sendiri berupa pasal-

 pasal suatu peraturan perundang-undangan.. Sebagai contoh peraturan hukum kongkrit

adalah Pasal 362 KUHP, maka asasnya adalah asas legalitas, norma atau nilai yang

dapat kita gali adalah bahwa perbuatan mencuri itu merupakan perilaku yang buruk 

sehingga dilarang untuk dilakukan. Sasaran studi ilmu hukum terhadap pengertian  pengertian (begriffen wissenschaft) tidak diarahkan untuk mencari pengertian dari

hukum itu sendiri, melainkan mencari pengertian-pengertian dari konsep-konsep yang

terdapat dalam hukum baik itu konsep dasar (fundamental) maupun konsep-konsep

operasional sebagai tindak lanjut dari konsep dasar. Misalnya saja tentang pengertian

dari konsep peristiwa hukum, hubungan hukum, subyek hukum, manusia sebagai

subyek hukum, badan hukum, hak dan kewajiban serta demikian seterusnya yang

kemudian secara sistematik bangunan pengertian-pengertian tersebut akan membentuk 

ilmu hukum. Sasaran studi ilmu hukum terhadap kenyataan-kenyataan yang terjadi di

masyarakat (sein wissenschaft) akan melahirkan ilmu-ilmu hukum baru yang bersifat

empirik yaitu sejarah hukum (terkait dengan kenyataan masyarakat di masa lampau),

sosiologi hukum (terkait dengan kenyataan masyarakat di masa kini), antropologihukum (terkait dengan nilai-nilai budaya masyarakat), psikologi hukum dan

  perbandingan hukum (bukan merupakan ilmu namun hanya sekedar 

memperbandingkan hukum yang masih berlaku dengan metodenya functional

approach). Selain kaidah sebagai sasaran studi ilmu hukum, sistem hukum dan

 penemuan hukum juga menjadi sasaran yang penting untuk dikaji (Hartono, 1989: 13-

20). Sistem hukum adalah tatanan yang utuh yang didalamnya terdapat unsure-unsur 

 pembentuk sistem yang masing-masing saling berinteraksi untuk mewujudkan tujuan

dari sistem, serta tidak dikehendaki adanya konflik atau kontradiksi dalam diri sistem,

namun jika terjadi konflik maka akan diatasi oleh dan didalam sistem hukum itu

sendiri (Mertokusumo, 1999: 115).

Penemuan hukum adalah menemukan hukumnya atau peraturannya karena tidak jelas,

tidak lengkap atau tidak ada. Ketidak jelasan peraturan akan digunakan metode

interpretasi atau penafsiran dengan jalan menafsirkan bagian peraturan yang tidak jelas

(Loudoe; 1985: 124-125). Ketidaklengkapan atau ketiadaan peraturan hukum akan

digunakan metode argumentasi baik argumentum peranalogiam maupun argumentum

acontrario, serta metode konstruksi hukum (penyempitan maupun penghalusan

hukum) serta metode fiksi hukum, yaitu apa yang ada dianggap tiada dan sebaliknya

apa yang tiada dianggap ada (Scholten, 1992: 67).

C. Masa Proklamasi KemerdekaanProklamasi Kemerdekaan Negara RI yang dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945

telah berhasil mendobrak sistem hukum kolonial dan menggantinya dengan sistem

hukum nasional. Terlepas pro dan kontra antara kubu yang berpendapat bahwa saat ini

kita telah memiliki sistem hukum nasional sendiri dan kubu yang berpendapat bahwa

kita belum memiliki sistem hukum nasional sendiri karena sistem hukum yang ada ini

masih merupakan warisan atau kelanjutan dari sistem hukum kolonial, maka penulis

  berpendapat bahwa sistem hukum itu bersifat historisch bestimmt (dinamis terkait

dengan aspek-aspek kesejarahannya dan terikat dengan dimensi waktu dan

tempatnya). Kita tidak dapat membangun sistem hukum nasional yang sama sekali

 baru karena sistem hukum itu bersifat given dan sistem hukum nasional yang telah

ada, yang merupakan kelanjutan dari sistem hukum kolonial secara step by step akandilakukan perbaikan-perbaikan dan perobahan-perobahan serta penyempurnaan-

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 12/24

 penyempurnaan untuk diselaraskan dan diserasika dengan Grundnorm kita, karena

semenjak kemerdekaan RI kita telah mempunyai Undang-Undang Dasar Negara

sendiri yaitu UUD Negara RI Tahun 1945 yang di dalamnya memuat dasar Negara RI

yaitu Pancasila yang merupakan sumber dari segala sumber hukum dan dalam hirarki

 peraturan perundang-undangan Negara RI menempati kedudukan sebagai grundnorm.

Demikian pula dalam operasionalisasi peraturan perundang-undangan warisan

kolonial yang masih berlaku karena ketentuan Pasal II Aturan Peralihan UUD NegaraRI Tahun 1945, terutama dalam pelaksanaannya di lembaga peradilan, hakim-hakim

Indonesia telah menyesuaikan peraturan-peraturan warisan kolonial Belanda yang

 berjiwa materialistik, kapitalistik dan individualistik tersebut dengan Pancasila yang

  berjiwa monodualistik (asas keseimbangan). Plularisme hukum sudah dikenal di

Indonesia sejak jaman kolonial Belanda. Bahkan dilegalkan dengan pasal 131 I.S.

(Indische Statsregeling) yang berisi ketentuan bahwa di Hindia Belanda (sekarang

Indonesia) berlaku 3 macam sistem hukum perdata yaitu: 1. Hukum perdata barat

(Eropa), 2 Hukum pertdata Islam dan 3. Hukum perdata Adat. Saat ini di masa

kemerdekaan plularisme hukum tersebut masih merupakan sebuah kenyataan yang

tidak dapat dipungkiri dan dalam pembangunan hukum sekarang yang bercorak 

modern melalui peraturan perundang-undangan hukum barat, hukum adat maupunhukum Islam saling berebut pengaruh untuk mewarnai pembangunan hukum nasional

tersebut dalam berbagai bidang melalui proses legislasi nasional Hukum barat yang

 bercorak kapitalistik dan individualistik memiliki dasar ontologis monisme yaitu

materialisme,bahwa hakekat dari kenyataan yang ada yang beraneka ragam itu semua

 berasal dari materi atau benda yaitu sesuatu yang berbentuk dan menempati ruang

serta kedudukan nilai benda/badan/materi adalah lebih tinggi daripada

roh/sukma/jiwa/spirit.

Hukum Islam yang memberikan kostribusi terhadap pembangunan hukum nasional

  bukanlah hukum Islam yang bersifat universal (Rasyid, 1991 : 6) yang meliputi

  peraturan yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia secara komprehensif,

melainkan sebatas hukum Islam yang menyangkut aspek keperdataan tertentu saja.

Itulah yang menjadi hukum yang hidup (living law) dan selebihnya seperti aturan-

aturan yang menyangkut aspek peribadatan dan lain sebagainya masih belum menjadi

hukum yang hidup dimasyarakat melainkan masih merupakan moral positif meskipun

masyarakat telah menjalankan secara nyata dalam kehidupannya sehari-hari.

Dasar ontologis dari hukum Islam bersifat monisme yaitu idealisme atau spiritualisme,

 bahwa hakekat dari kenyataan yang ada yang beraneka ragam itu semua berasal dari

roh/sukma/jiwa (Fadjar; 2007: 1-2), yaitu sesuatu yang bersifat ghoib yang tidak 

 berbentuk dan tidak menempati ruang serta kedudukan nilai roh adalah lebih tinggi

daripada nilai benda/materi/badan.

Hukum adat yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan hukum nasional

adalah hukum adat yang diketahui sepanjang masih merupakan hukum yang

hidup(living law) dalam masyarakat dan yang masih sesuai dengan nilai-nilai

kemanusiaan yang adil dan beradab. Dasar ontologis dari hukum adat adalah bersifat

dualisme bahkan pluralisme, apalagi dengan mengingat sifat hukum adat itu yang

magis religius. Hakikat dari kenyataan yang ada sumber asalinya berupa baik materi

maupun rohani yang masing-masing bersifat bebas dan mandiri dan bahkan segala

macam bentuk merupakan kenyataan (Fadjar, 2007: 1-2). Hal tersebut berkaitan erat

dengan banyaknya wilayah atau daerah hukum adat (Rechtskringen) di Indonesia dan

  bahkan menurut catatan Van Vollen Hoven terdapat 19 daerah hukum adat

(Mertokusumo, 1999: 126), sehingga keberadaan hukum adat sendiri di Indonesiasudah bersifat pluralistik.

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 13/24

D. Aspek Epistemologis dari Ilmu Hukum

Epistemologi adalah yang terkait dengan cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh

 pengetahuan (Masruri dan Rosidy dalam Fadjar, 2007: 4) (Suriasumantri, 1990: 106).

Ia membahas tentang sumber, sarana dan tatacara menggunakan sarana tersebut untuk 

mencapai pengetahuan ilmiah, serta tolok ukur bagai sebuah kebenaran dan kenyataan

ilmiah. Sarana ilmiah dalam epistemologi adalah akal atau akal budi, pengalaman ataukombinasi diantaranya, serta intuisi (Fadjar, 2007: 4). Dalam konteks keindonesiaan

dengan plularisme hukumnya, aliran epistemologi yang dianut oleh hukum barat yang

 positivistik dan menitik beratkan pada peraturan perundang-undangan (Mertokusumo,

1988: 165-167) menurut hemat penulis adalah idealisme atau rasionalisme dengan

menekankan peranan akal sebagai sumber pengetahuan. Aliran epistimologi yang

dianut oleh hukum adat yang bersifat riil, terang atau jelas dan kontan, serta menitik 

 beratkan pada kebiasaan atau perilaku masyarakat (die normatieve kraft des factischen

demikian kata Jellineck), menurut hemat penulis adalah realisme atau empirisme

dengan menekankan peranan indra dan pengalaman empirik (realitas) sebagai sumber 

 pengetahuan. Adapun aliran epistemologi dari hukum Islam menurut hemat penulis

tidak dapat dikatakan idealisme atau rasionalisme yang menekankan pada perananakal. Demikian pula tidak dapat dikatakan realisme atau empirisme yang menekankan

 pada peranan indra dan pengalaman empirik (realitas), sebab Hukum Islam yang

 berasal dari Ajaran Agama Islam bersumberkan kepada wahyu (lihat Anshari, 1987:

128-130) sebagai sumber pengetahuan, baik yang didasarkan kepada kitab suci Al-

Qur’an yang berkedudukan sebagai wahyu primer maupun Al-hadist yang

 berkedudukan sebagai wahyu sekunder. Keduanya dalam agama Islam dikenal sebagai

sumber hukum atau dalil Naqli (Khallaf, 1980: 24-50). Disamping itu hukum Islam

  juga mengakui peranan akal (al-ra’yu) sebagai sumber pengetahuan dan sekaligus

sebagai sumber hukum yang dalam agama Islam disebut sebagai sumber hukum atau

dalil Aqli, tetapi kedudukanya tergantung dari sumber hukum atau dalil Naqli, yakni

untuk menjelaskan sumber hukum Naqli tersebut apabila tidak ditemukan

kejelasannya. Dengan catatan sumber hukum Aqli tersebut yang berupa ijma’

(kesepakatan para ulama) dan qias (analogi) tidak boleh menyimpang dari ketentuan

sumber hukum Naqli (Khallaf: 65-75). Dan apabila dikaitkan dengan penggunaan

indra atau pengalaman empirik (realitas) sebagai sumber pengetahuan dalam hukum

Islam, maka menurut hemat penulis hal itu pun dijumpai seperti pada asas hukum

(kaidah ushul fiqih) al-aadatu al- muhakkamah (kebiasaan atau adat yang melembaga).

Ilmu pengetahuan yang diperoleh manusia melalui sarana akal atau akal budi, indra

atau pengalaman empirik (realitas) dan lain sebagainya, telah menghasilkan beberapa

metode ilmu pengetahuan yaitu metode induksi, deduksi, positivisme, kontemplatif 

dan dialektika. Hukum sebagai ilmu pengetahuan dalam menyusun obyek atau bahanilmunya ke dalam struktur ilmu hukum yang konstruktif dan sistematis, juga

menggunakan metode-metode tersebut. Metode Induksi adalah metode berpikir dari

yang khusus kepada yang umum, sedangkan metode deduksi bersifat sebaliknya, yaitu

metode berpikir dari yang umum kepada yang khusus. Metode positivisme yang

dipelopori oleh August Comte berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang faktual

dan positif serta menolak diluar yang positif termasuk metafisika. Sedangkan metode

kontemplatif mengakui metode lain berupa intuisi dan perenungan mengingat

keterbatasan indra dan akal. Apabila ditarik ke dalam dunia peradilan yang dikuasai

oleh postulat keadilannya Aristoteles, bahwa peristiwa yang sama diperlakukan sama

(analogi) dan peristiwa yang tidak sama tidak diperlakukan sama (a contrario), maka

ada dua sistem untuk merealisir pokok pikiran tersebut yaitu sistem Anglo-Amerikadan Sistem Eropa Kontinental. Sistem Anglo-Amerika mengikat hakim pada precedent

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 14/24

(The binding force of Precedent). Hakim Amerika akan berfikir secara induktif, yaitu

 berfikir dari yang khusus kepada yang umum/ilmu pasti. Penemukan peraturan yang

dijadikan dasar putusannya dari deretan putusan-putusan sebelumnya (reasoning by

analogy, reasoning from case to case). Sedangkan Sistem Eropa Kontinental bertujuan

mewujudkan postulat kesamaan dengan mengikat hakim pada undang-undang, yaitu

 peraturan yang sifatnya umum yang menentukan agar sekelompok peristiwa tertentu

yang sama diputus sama. Dalam hal ini hakim terikat pada jalan pikiran deduktif, yaitu berpikir dari yang umum kepada yang khusus. Ia harus mengkonkritisasi peraturan dan

harus mengabstraksi peristiwa. Subsumpsie dan sillogisme atau dialektika merupakan

ciri khas dari cara berfikir deduksi. Dalam sillogisme atau dialektika bunyi pasal

undang-undang adalah premis mayor atau thesenya, fakta atau peristiwa atau kasus

konkritnya adalah premis minor atau antithesenya dan bunyi putusan hakim adalah

konklusi atau sinthesenya. Dengan demikian sillogisme atau dialektika hanyalah

memberi bentuk untuk membenarkan putusan, sedangkan untuk menemukan

  putusannya diperlukan analogi dan acontrario (Mertokusumo, 1999: 167). Dalam

 bagan siklus ilmu pengetahuan sebagaimana digambarkan oleh L. Wallace di dalam

 bukunya The Logic of Science in Sociology,dikatakan bahwa ilmu pengetahuan selalu

 berkembang karena dibantu oleh riset yang dilakukan secara terus menerus. Riset atau penelitian tersebut memiliki dua ciri khas yaitu penggunaan logika dan pengamatan

empirik. Penggunaan logika meliputi baik logika deduksi maupun induksi. Logika

deduksi digunakan manakala hendak menyusun hipotesis, logika induksi digunakan

manakala hendak melakukan genaralisasi empirik dengan melakukan abstraksi,

sedangkan pengamatan empirik digunakan manakala hendak melakukan uji hipotesis

dengan melakukan observasi di lapangan.

E. Pancasila Sebagai Sistim Filsafat

Pancasila sebagai paham filsafat dalam kehidupannya manusia selalu menghadapi

 persoalan-persoalan pokok manusia yang meliputi : hubungan manusia dengan dirinya

sendiri, orang lain atau sesama, alam sekitar, serta dengan Tuhan Sang penciptanya.

Sedangkan Pancasila sebagai Sistim Nilai yang pada hakikatnya adalah sifat atau

kualitas yang melekat pada suatu objek dan macam-macam nilai tersebut menurut

Walter G. Everet adalah nilai-nilai manusiawi menjadi 8 kelompok, yaitu :

1. Nilai ekonomis (ditunjukkan oleh harga pasar dan meliputi semua benda yang dapat

dibeli).

2. Nilai kejasmanian (mengacu pada kesehatan, efisiensi dan keindahan badan).

3. Nilai hiburan ( nilai-nilai permainan dan waktu senggang yang dapat menyumbang

 pada pengayaan kehidupan ).

4. Nilai sosial ( berasal mula dari berbagai bentuk perserikatan manusia).

5. Nilai watak ( keseluruhan dari keutuhan kepribadian dan sosial yang diinginkan).6. Nilai estetis ( nilai keindahan dalam alam dan dan karya seni).

7. Nilai intelektual ( nilai-nilai pengetahuan dan pengejaran kebenaran).

8. Nilai keagamaan (nilai-nilai yang ada dalam agama).Sedangkan menurut

notonagoro nilai tersebut dibagi menjadi 3, yaitu: 1. Nilai material, yaitu segala

sesuatu yang yang berguna bagi unsur jasmani manusia, 2. Nilai vital, yaitu segala

sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas

dan 3.Nilai kerohanian, yaitu segala seuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Menurut dasar kaedah nilai-nilai pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai

 berikut:

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 15/24

1. Rumusan dari sila-sila pancasila itu sebenarnya hakikat maknanya yang terdalam

menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum universal dan abstrak,karena pada

hakikatnya pancasila adalah nilai.

2. Inti nilai pancasila berlaku tidak terikat oleh ruang.

3. Pancasila yang terkandung dalam pembukaan UUD’45, menurut ilmu hukum

memenuhi syarat sebagi pokok kaidah negara yang fundamental, sehingga

merupakan suatu sumber hukum positif di Indonesia.

Pandangan berdasarkan Darmoduharjo nilai pancasila yang bersifat subjektif adalah :

1. Nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa indonesia sendiri, sehingga bangsa

indonesia sebagai kuasa materialis.

2. Nilai pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia.

3. Nilai pancasila merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa

indonesia.

Dimana bentuk dan susunan pancasila tersebut adalah 1. Pancasila sebagai suatu

sistem nilai yang mempunyai ciri-ciri yaitu merupakan sebagai kesatuan yang utuh

dari setiap unsur pembentuk pancasila merupakan unsur mutlak yang membentuk kesatuan, bukan unsur komplementer dan sebagai satu kesatuan yang mutlak, tidak 

dapat ditambah atau dikurangi, dan 2. Susunan pancasila adlah susunan sila-sila

 pancasila merupakan kesatuan yang organis, satu sama lain membentuk suatu sistem

yang disebut dengan istilah majemuk tunggal. Majemuk tunggal artinya pancasila

terdiri dari 5 sila tetapi merupakan satu kesatuan yang berdiri sendiri secara utuh.

Pancasila Sebagai Ideologi Negara, Pancasila adalah sebagai ideologi terbuka dan

dalam ideologi terbuka terdapat cita-cita dan nilai-nilai yang mendasar, bersifat tetap

dan tidak berubah. Pancasila dikatakan memiliki dimensi terbuka memiliki dimensi

identitas karena memiliki nilai-nilai yang dianggap baik, benar oleh masyarakat

Indonesia.Perbandingan antara ideologi liberalisme, komunisme, dan pancasila

Liberalisme ciri-cirinya adalah: memiliki kecenderungan untuk mendukung

  perubahan, mempunyai kepercayaan terhadap nalar manusiawi, bersedia

menggunakan pemerintah untuk meningkatkan kondisi manusiawi, mendukung

kebebasan individu, bersikap embivalen terhadap sifat manusia.Liberalisme yang

menyuarakan kebebasan hak-hak manusia yang hampir tanpa batas ini berbeda dengan

UUD’45 . dalam UUD’45 juga menyuarakan hak azasi manusia tetapi juga

mencantumkan kewajiban- kewajiban warga negara.

Makna Sila-Sila Pancasila, Arti dan makna sila ketuhanan yang maha esa adalah

mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima yaitu Tuhan Yang Maha Esa untuk menjamin penduduk agar memeluk agama dan beribadat menurut kepercayaannya

masing-masing, tidak memaksa warga negara untuk beragama serta menjamin

 berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama yang berorientasi pada alam

kehidupan beragama dan Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama

dan iman warganya. Arti dan makna sila kemanusian yang adil dan beradab

menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan, menjunjung

tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa serta mewujudkan keadilan dan

  peradaban yang tidak lemah arti dan makna sila persatuan indonesia.

Pokok-pokok pikiran yang perlu dipahami antara lain : Nasionalisme, cinta bangsa dan

tanah air, menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, menghilangkan penonjolankekuatan atau kekuasaan maupun warna kulit dan keturunan, menumbuhkan rasa

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 16/24

senasib sepenanggungan. Sedangkan arti dan makna sila kerakyatan yang dipimpin

oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan pada hakikatnya sila

ini adalah demokrasi.

Permusyawaratan artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru sesudah

itu diadakan tindakan bersama.Dalam melaksanakan keputusan dibutuhkan kejujuran

  bersama arti dan makna sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat

seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagian bersama

menurut potensi masing-masing dengan melindungi yang lemah agar kelompok warga

masyarakat dapat bekerja sesuai dengan bidangnya. Tiga macam keadilan legalis,

yaitu keadilan yang arahnya dari diri pribadi ke seluruh masyarakat, keadilan

distributuf, yaitu keseluruhan masyarakat wajib memperlakukan manusia pribadi

sebagai manusia yang sama martabatnya dan keadilan komutatif, yaitu

memperlakukan warga lain sebagi pribadi yang sama martabatnya.

Pancasila Sebagai Pradigma Pembangunan Bangsa, Pancasila sebagai orientasi

 pembangunan yang memberi orientasi untuk terbentuknya struktur kehidupan sosial  politik dan ekonomi yang manusiawi, demokratis dan adil bagi seluruh rakyat.

Pancasila sebagai kerangka acuan pembangunan Pancasila sebagai nilai- nilai dasar 

yang menjadi referensi kritik sosial budaya dimaksudkan agar proses perubahannya

yang sangat cepat yang terutama diakibatkan oleh perkembangan teknologi yang luar 

  biasa yang terjadi dalam derap dan langkah pembangunan tetap dijiwai nilai-nilai

 pancasila. Implementasi pancasila sebagai paradigma dalam berbagai bidang Pancasila

sebagai paradigma pembangunan pendidikan.

Pendidikan nasional harus dipersatuan atas pancasila. Tak sesogyanya bagi

 penyelesaian- penyelesaian masalah-masalah pendidikan nasional dipegunakan secara

langsung sistem-sistem aliran-aliran ajaran, teori, filsafat, praktek pedidikan berasal

dari luar.Pancasila sebagai paradigma pembangunan ideologi Pengembangan pancasila

sebagai ideologi yang memiliki dimensi realitas, idealitas dan fleksibilitas

menghendaki adanya dialog yang tiada henti dengan tantangan-tantangan masa kini

dan masa depan dengan tetap mengacu kepada pencapaian tujuan nasional dan cita-

cita nasional indonesia.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan politik untuk mengatasi permasalahan

 politik, tidak ada jawaban lain kecuali bahwa kita harus mengembangkan sistem

 politik yang benar-benar demokratis. Demokratisasi merupakan upaya penting dalam

mewujudkan civil society. Pancasila sebagai paradigma pembangunan ekonominasional harus juga berarti pembangunan sistem ekonomi yang kita anggap paling

cocok bagi bangsa indonesi. Dalam penyusunan sistem ekonomi nasional yang

tangguh untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, sudah semestinya

  pancasila sebagai landasan filosifinya.Pancasila sebagai paradigma pembangunan

sosial buadaya dalam kehidupan sosial buadaya masyarakat masing- masing melalui

  pengembangan kehidupan yang bermakna dan kemampuan untuk memuliakan

kehidupan itu sendiri.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan ketahanan nasional

Penyelenggaraan ketahanan nasional itu dengan sendirinya berbeda-beda sesuai

dengan letak dan kondisi geografisnya serta budaya. Bangsa.bangsa itu terpeliraha  persatuannya berkat adanya seperangkat nilai yang duhayati bersama oleh para

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 17/24

warganegaranya. Perangkat nilai bangsa yang satu berbeda dengan perangkat nilai

 bangsa lain. Bagi bangsa indonesia perangkat nilai ,perangkat nilai itu ialah pancasila.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan hukum terahadap sistim hukum menurut

wawasan pancasila yang merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem

kehidupan masyarakat sebagai satu keutuhan dan karena itu berkaitan secara timbal

 balik, melalui berbagai pengaruh dan interaksinya.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan kehidupan beragama

Kita hidup dalam berbagai perbedaan, salah satunya ialah perbedaan dalam

 beragama. Pada hakikatnya semua agama dianggap sama hanya cara beribahnya

 berbeda satu dengan yang lain. Dengan adanya pancasila sebagai falsafah hidup

diharapkan tidak ada batasan pergaulan antar agama. Saling menghormati dan

menghargai satu sama lain, sehingga persatuan dan kesatuan tetap terjaga. Begitu

 pula Pancasila sebagai paradigma pengembangan ilmu dan teknologi, Pancasila

mengandung hal-hal yang penting dalam pengembangan ilmu dan teknologi. Dari

sila 1 hingga 5 merupakan tolak ukur bagaimana manusia mengembangkan ilmu

dan teknologi tersebut.

Kesimpulan :

1. Pengertian Filsafat adalah berasal dari kata Yunani yaitu Filosofia berasal dari kata

kerja Filosofein artinya mencintai kebijaksanaan, akan tetapi belum menampakkan

hakekat yang sebenarnya adalah himbauan kepada kebijaksanaan. Dengan

demikian seorang filsuf adalah orang yang sedang mencari kebijaksanaan,

sedangkan pengertian “ orang bijak” (di Timur) seperti di India, cina kuno adalah

orang bijak, yang telah tahu arti tahu yang sedalam-dalamnya(ajaran kebatinan),

orang bijak/filsuf adalah orang yang sedang berusaha mendapatkan kebijaksanaan

atau kebenaran, yang mana kebenaran tersebut tidak mungkin ditemukan oleh satu

orang saja.

2. Para ahli filsafat tersebut diatas adalah sebagai pintu pemikiran tentang filsafat yang

mengenai alam semesta adalah Filsafat Pra Sokrates dan jaman Filsafat Sokrates,

Plato dan Aristoteles

3. Filsafat Helenisme dan Romawi, helenisme berasal dari bahasa yunani yaitu

Hellenizein adalah roh dan kebudayaan yunani, yang sepanjang roh dan

kebudayaan itu memberikan cirri-cirinya kepada para bangsa yang bukan yunani

disekitar laut tengah, mengadakan perubahan dibidang kesusasteraan, agama dan

keadaan bangsa-bangsa itu. Pada zaman ini ini ada perpindahan filsafat yaitu dari

filsafat yang teoritis menjadi filsafat yang praktis, yang makin lama menjadi suatu

seni. Dimana orang bijak adalah orang yang mengatur hidupnya menurut akal dan

rasionya. Yang termasuk aliran yang bersifat etis adalah aliran Epikuros dan Stoa,sedangkan yang lainnya diwarnai oleh agama diantaranya Filsafat Neopythagoris,

filsafat Plattonis Tengah, filsafat Yahudi dan Neoplatonisme.

4. Sejarah Filsafat Abad Pertengahan, filsafat pada abad pertengahan adalah suatu arah

 pemikiran yang berbeda sekali dengan pemikiran dunia kuna, yaitu filsafat yang

menggambarkan suatu zaman yang baru sekali ditengah-tengah suatu rumpun

  bangsa baru, bangsa eropa barat(disebut filsafat Skolastik). Sebagian soklastik 

mengungkapkan bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan diusahakan disekolah-

sekolah dan ilmu terikat pada tuntutan pengajaran disekolah-sekolah. Skolastik 

timbul di dibiara di Ballia Selatan tempat pengungsian ketika ada perpindahan

 bangsa-bangsa. Pengaruh skolastik sampai ke Irlandia, Nederland dan Jerman dan

kemudian timbul disekolah kapittel yaitu sekolah yang dikaitkan dengan geraja.4 Macam-Macam Aliran Filsafat, yaitu : Aliran filsafat Kuna yang terdiri dari

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 18/24

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 19/24

ini kita telah memiliki sistem hukum nasional sendiri dan kubu yang berpendapat

 bahwa kita belum memiliki sistem hukum nasional sendiri karena sistem hukum

yang ada ini masih merupakan warisan atau kelanjutan dari sistem hukum kolonial,

maka penulis berpendapat bahwa sistem hukum itu bersifat historisch bestimmt

(dinamis terkait dengan aspek-aspek kesejarahannya dan terikat dengan dimensi

waktu dan tempatnya). Kita tidak dapat membangun sistem hukum nasional yang

sama sekali baru karena sistem hukum itu bersifat given dan sistem hukum nasionalyang telah ada, yang merupakan kelanjutan dari sistem hukum kolonial secara step

  by step akan dilakukan perbaikan-perbaikan dan perobahan-perobahan serta

  penyempurnaan-penyempurnaan untuk diselaraskan dan diserasika dengan

Grundnorm kita, karena semenjak kemerdekaan RI kita telah mempunyai Undang-

Undang Dasar Negara sendiri yaitu UUD Negara RI Tahun 1945 yang di dalamnya

memuat dasar Negara RI yaitu Pancasila yang merupakan sumber dari segala

sumber hukum dan dalam hirarki peraturan perundang-undangan Negara RI

menempati kedudukan sebagai grundnorm.

10. Hukum Islam yang memberikan kostribusi terhadap pembangunan hukum nasional

  bukanlah hukum Islam yang bersifat universal(Rasyid, 1991 : 6) yang meliputi

 peraturan yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia secara komprehensif,melainkan sebatas hukum Islam yang menyangkut aspek keperdataan tertentu saja.

Itulah yang menjadi hukum yang hidup (living law) dan selebihnya seperti aturan-

aturan yang menyangkut aspek peribadatan dan lain sebagainya masih belum

menjadi hukum yang hidup dimasyarakat melainkan masih merupakan moral

 positif meskipun masyarakat telah menjalankan secara nyata dalam kehidupannya

sehari-hari.

11.Dasar ontologis dari hukum Islam bersifat monisme yaitu idealisme atau

spiritualisme, bahwa hakekat dari kenyataan yang ada yang beraneka ragam itu

semua berasal dari roh/sukma/jiwa (Fadjar; 2007: 1-2), yaitu sesuatu yang bersifat

ghoib yang tidak berbentuk dan tidak menempati ruang serta kedudukan nilai roh

adalah lebih tinggi daripada nilai benda/materi/badan.

12.Hukum adat yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan hukum nasional

adalah hukum adat yang diketahui sepanjang masih merupakan hukum yang

hidup(living law) dalam masyarakat dan yang masih sesuai dengan nilai-nilai

kemanusiaan yang adil dan beradab. Dasar ontologis dari hukum adat adalah

 bersifat dualisme bahkan pluralisme, apalagi dengan mengingat sifat hukum adat

itu yang magis religius. Hakikat dari kenyataan yang ada sumber asalinya berupa

 baik materi maupun rohani yang masing-masing bersifat bebas dan mandiri dan

  bahkan segala macam bentuk merupakan kenyataan (Fadjar, 2007: 1-2). Hal

tersebut berkaitan erat dengan banyaknya wilayah atau daerah hukum adat

(Rechtskringen) di Indonesia dan bahkan menurut catatan Van Vollen Hoventerdapat 19 daerah hukum adat (Mertokusumo, 1999: 126), sehingga keberadaan

hukum adat sendiri di Indonesia sudah bersifat pluralistik.

13.Epistemologi adalah yang terkait dengan cara ilmu memperoleh dan menyusun

tubuh pengetahuan (Masruri dan Rosidy dalam Fadjar, 2007: 4) (Suriasumantri,

1990: 106). Dalam konteks keindonesiaan dengan plularisme hukumnya, aliran

epistemologi yang dianut oleh hukum barat yang positivistik dan menitik beratkan

  pada peraturan perundang-undangan (Mertokusumo, 1988: 165-167) menurut

hemat penulis adalah idealisme atau rasionalisme dengan menekankan peranan akal

sebagai sumber pengetahuan. Aliran epistimologi yang dianut oleh hukum adat

yang bersifat riil, terang atau jelas dan kontan, serta menitik beratkan pada

kebiasaan atau perilaku masyarakat (die normatieve kraft des factischen demikiankata Jellineck), menurut hemat penulis adalah realisme atau empirisme dengan

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 20/24

menekankan peranan indra dan pengalaman empirik (realitas) sebagai sumber 

 pengetahuan. Adapun aliran epistemologi dari hukum Islam menurut hemat penulis

tidak dapat dikatakan idealisme atau rasionalisme yang menekankan pada peranan

akal.

14.Pancasila sebagai paham filsafat dalam kehidupannya manusia selalu menghadapi

  persoalan-persoalan pokok manusia yang meliputi : hubungan manusia dengan

dirinya sendiri, orang lain atau sesama, alam sekitar, serta dengan Tuhan Sang  penciptanya. Sedangkan Pancasila sebagai Sistim Nilai yang pada hakikatnya

adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek dan macam-macam nilai

tersebut menurut Walter G. Everet adalah nilai-nilai manusiawi menjadi 8

kelompok, yaitu : 1. Nilai ekonomis (ditunjukkan oleh harga pasar dan meliputi

semua benda yang dapat dibeli), 2. Nilai kejasmanian (mengacu pada kesehatan,

efisiensi dan keindahan badan), 3. Nilai hiburan ( nilai-nilai permainan dan waktu

senggang yang dapat menyumbang pada pengayaan kehidupan ), 4. Nilai sosial

( berasal mula dari berbagai bentuk perserikatan manusia), 5. Nilai watak 

( keseluruhan dari keutuhan kepribadian dan sosial yang diinginkan), 6. Nilai estetis

( nilai keindahan dalam alam dan dan karya seni), 7. Nilai intelektual ( nilai-nilai

 pengetahuan dan pengejaran kebenaran) dan 8. Nilai keagamaan (nilai-nilai yangada dalam agama).Sedangkan menurut notonagoro nilai tersebut dibagi menjadi 3,

yaitu: 1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang yang berguna bagi unsur jasmani

manusia, 2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat

mengadakan kegiatan atau aktivitas dan 3.Nilai kerohanian, yaitu segala seuatu

yang berguna bagi rohani manusia.

15.Menurut dasar kaedah nilai-nilai pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai

 berikut: 1. Rumusan dari sila-sila pancasila itu sebenarnya hakikat maknanya yang

terdalam menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum universal dan abstrak,karena

 pada hakikatnya pancasila adalah nilai, 2. Inti nilai pancasila berlaku tidak terikat

oleh ruang, 3. Pancasila yang terkandung dalam pembukaan UUD’45, menurut

ilmu hukum memenuhi syarat sebagi pokok kaidah negara yang fundamental,

sehingga merupakan suatu sumber hukum positif di Indonesia.

Pandangan berdasarkan Darmoduharjo nilai pancasila yang bersifat subjektif adalah

1. Nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa indonesia sendiri, sehingga bangsa

indonesia sebagai kuasa materialis, 2. Nilai pancasila merupakan filsafat bangsa

Indonesia dan 3.Nilai pancasila merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati

nurani bangsa indonesia.

16.Pancasila adalah sebagai ideologi terbuka dan dalam ideologi terbuka terdapat cita-

cita dan nilai-nilai yang mendasar, bersifat tetap dan tidak berubah. Pancasila

dikatakan memiliki dimensi terbuka memiliki dimensi identitas karena memiliki

nilai-nilai yang dianggap baik, benar oleh masyarakat Indonesia. Perbandinganantara ideologi liberalisme, komunisme, dan pancasila Liberalisme ciri-cirinya

adalah: memiliki kecenderungan untuk mendukung perubahan, mempunyai

kepercayaan terhadap nalar manusiawi, bersedia menggunakan pemerintah untuk 

meningkatkan kondisi manusiawi, mendukung kebebasan individu, bersikap

embivalen terhadap sifat manusia.Liberalisme yang menyuarakan kebebasan hak-

hak manusia yang hampir tanpa batas ini berbeda dengan UUD’45 . dalam UUD’45

  juga menyuarakan hak azasi manusia tetapi juga mencantumkan kewajiban-

kewajiban warga negara.

17.Makna Sila-Sila Pancasila, arti dan makna sila ketuhanan yang maha esa adalah

mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima yaitu Tuhan Yang Maha Esa

untuk menjamin penduduk agar memeluk agama dan beribadat menurutkepercayaannya masing-masing, tidak memaksa warga negara untuk beragama

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 21/24

serta menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama yang

 berorientasi pada alam kehidupan beragama dan Negara memberi fasilitator bagi

tumbuh kembangnya agama dan iman warganya. Arti dan makna sila kemanusian

yang adil dan beradab menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai

makhluk Tuhan, menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa serta

mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah.

20.Pancasila Sebagai Pradigma Pembangunan Bangsa, Pancasila sebagai orientasi pembangunan yang memberi orientasi untuk terbentuknya struktur kehidupan sosial

  politik dan ekonomi yang manusiawi, demokratis dan adil bagi seluruh rakyat.

Pancasila sebagai kerangka acuan pembangunan Pancasila sebagai nilai- nilai dasar 

yang menjadi referensi kritik sosial budaya dimaksudkan agar proses perubahannya

yang sangat cepat yang terutama diakibatkan oleh perkembangan teknologi yang

luar biasa yang terjadi dalam derap dan langkah pembangunan tetap dijiwai nilai-

nilai pancasila. Implementasi pancasila sebagai paradigma dalam berbagai bidang

Pancasila sebagai paradigma pembangunan pendidikan. Sumber Data : Gatot

http://www.infomediailmiah by Timoer’s.com

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 22/24

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ahwani, Ahmad Fuad 1995: Filsafat Islam, (cetakan 7), Jakarta, Pustaka Firdaus

(terjemahan Pustaka Firdaus).

ANTARA di Jakarta, Jumat, sampah yang mengalir di sejumlah titik di Kali Ciliwung

dan Banjir Kanal Barat itu didominasi oleh benda berbahan plastik seperti

 botol dan gelas bekas air mineral.Arie Herlambang,Efektivitas Kanal Timur juga dipertanyakan di Pusat Kajian dan

Penerapan Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi (BPPT). Ia beralasan, aliran sungai-sungai di wilayah hilir Kanal

Timur sering terganjal air laut saat pasang naik. "Ancaman masuknya air laut

harus dicermati," kata Arie seraya mencontohkan banjir besar dua tahun lalu

terjadi justru di wilayah yang rencananya jadi muara Kanal Timur ini.

"Jangan sampai air pasang menahan laju air dari hulu. Kalau terjadi, ini

namanya memindah banjir ke timur,".

Allen, Linda. “ Capital Markets And Institutions “: A Global View.New York,

Brisbane, Singapore : Jhon Wiley & Sons’s, Inc., 1997.

Asmon, I.E.” Pemilikan Saham Oleh Karyawan: Suatu Sistem Demokrasi EkonomiBagi Indonesia”, dalam Didik J.Rachbini, ed , Pemikiran Kea rah Demokrasi

Ekonomi. Jakarta, LP3ES, 1990.

ANTV, Tgl 8 Juni 2006, Kompas,Tgl 8 Juni 2006, Try Harijono, Jawa Pos,Tgl 2 Juni

2006, Surya, Tgl 10 Juni 2006, iit/ant., Marcilinus, anggota Ikatan Ahli

Geologi Indonesia dan Koran Tempo, tgl 16 Juni 2006.

Arsyad, Lincolin. “ Ekonomi Pembangunan”, Penerbit : Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi YKPN, Edisi ke 4, tahun 2004.

Ary Ginanjar Agustian, 2003: Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan

Spiritual ESQ, Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (edisi XIII),

Jakarta, Penerbit Arga Wijaya Persada.

----------2003: ESQ Power Sebuah Inner Journey Melalui Al Ihsan, (Jilid II), Jakarta,

Penerbit ArgaWijaya Persada.

Avey, Albert E. 1961: Handbook in the History of Philosophy, New York, Barnas &

 Noble, Inc.

----------- Bertens.Dr.K. Sejarah Filsafat Yunani, Yogyakarta, 1975.

----------- Bertens. Dr.K Ringkasan Sejarah Filsafat, Yogyakarta , 1976.

----------- Beerling,Dr.R.F.Filsafat dewasa ini, Jilid I, II, Jakarta, 1958.

Bochenski, J.M.Contemporary European Philosophy, translated bay D. Nichol and K.

Aschenbrenner, London and Berkeley, 1956.

Black and Daniel, “ Money and Bangkok”, Contemporary Pranctices, Politik and

Isues Business Publication INC.Plano, Texas 1991.Beaver, William H. “ The Nature of Mandated Disclosure”, dalam Richard A. Posner 

dan Kenneth E.Scott, ed, Economic of Corporation Law and Securities

Regulation.Boston, Toronto : Little Brown & Company, 1980.

Black, Henry Campbell.Black’s Law Dictionary, Sixt Edition.ST.Paul. Minn: West

Publishing Co, 1990.

Center for Civic Education (CCE) 1994: Civitas National Standards For Civics and

Government, Calabasas, California, U.S Departement of Education.

----------- Collins,J.A .History of Modern Eurapean Philosophy, Milwaukee, 1954.

Coffe, Jhon C.Jr.” Market Failure And The Economic Case For A Mandatory

Disclosure System”.Virginia Law Review, vol. 70, 1984.

Corgill, Dennis.S.” Insider Trading, Price Signals, and Noisy Information”. IndianaLaw Journal, vol. 71, 1996.

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 23/24

-----------Copleston,F.A. Historys of Philosophy, London.

Vol. I. Greece and Rome 1946.Vol II. Mediaevl Phalosophy, Augustine to

Scotus, 1950.Vol III . Ockham to Snarez, 1953.

Vol IV. Descartes to Leibniz, 1958.Vol V . Hobbes to home, 1959.

Vol VI. The French Englightenment to Kent, 1960.Vol VII. Fichte to

 Nietzsche,1963.Vol VIII. Britis Empirism and the Idealist Movement in Great

Britain and Idealisme in Amirica, The Pragmatist movement, The Revoltagainst Idealisme, 1967.

----------- Dirjarkara, Prof.Dr.N.Pertjikan Filsafat, Jakarta, 1966.

----------- Durant Wil, The Story of Philosophy, NewYork, 1952.

Friedman, W.”Teori Dan Filsafat Hukum (Judul Asli : “LegalTheory”).Penerjemah

Muhammad Arifin, Jakarta : CV.Rajawali. 1990.

Fadjar, ”beraneka ragam itu semua berasal dari materi atau benda yaitu

sesuatu yang berbentuk dan menempati ruang serta kedudukan nilai

 benda/badan/materi adalah lebih tinggi daripada roh/sukma/jiwa/spirit”, 2007:

1-2.

----------- Fuller, B.A.G (Ph.D) History of Greek Philosophy, New York, 1923

------------ Gilson Etiene, History of Christian Philosophy in the Middie Ages, NewYork, 1954.

Harold H. Titus. Living Issues in Philosophya, New York : Amirika Book Company,

Thirdd Edition 1959.

Hirschaberger,J.The History of Philosophy, translated by in Nineteenth Century, New

York, 1967.

Kartohadiprodjo, Soediman, 1983: Beberapa Pikiran Sekitar Pancasila, cetakan ke-4,

Bandung, Penerbit Alumni.

Kelsen, Hans 1973: General Theory of Law and State, New York, Russell & Russell.

Loewith,K.From hegel to Nietzsche, The revolution in Nineteenth Century,

 New York, 1967.

Mertokusumo, ”Dengan kaidah sosial hendak dicegah gangguan-gangguan maupun

konflik kepentingan manusia, sehingga diharap manusia dapat terlindungi

kepentingan-kepentingannya”, 1999- 10, 1999-12, 1999: 167.

Mohammad Noor Syam, ” Pembudayaan Nilai Pancasila Sebagai Sistim Filsafat Dan

Idiologi Nasional”Laboratorium Pancasila,Universitas Negeri Malang (UM),

Malang, 30 November 2007

Masruri dan Rosidy dalam Fadjar, ”Epistemologi adalah yang terkait dengan cara ilmu

memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuan”, 2007: 4.

McCoubrey & Nigel D White 1996: Textbook on Jurisprudence (second edition),

Glasgow, Bell & Bain Ltd.

Mohammad Noor Syam 2007: Penjabaran Fislafat Pancasila dalam Filsafat Hukum(sebagai Landasan Pembinaan Sistem Hukum Nasional), disertasi edisi III,

Malang, Laboratorium Pancasila.

Murphy, Jeffrie G & Jules L. Coleman 1990: Philosophy of Law An Introduction to

Jurisprudence, San Francisco, Westview Press.

  Nawiasky, Hans 1948: Allgemeine Rechtslehre als System der rechtlichen

Grundbegriffe, Zurich/Koln Verlagsanstalt Benziger & Co. AC.

 Notonagoro, 1984: Pancasila Dasar Filsafat Negara, Jakarta, PT Bina Aksara,

cetakan ke-6.

Punadi Purbacaraka, Ridwan Halim.Filsafat Hukum Pidana.Jakarta :CV.Rajawali

1982.

Pound, roscoe.Pengantar Filsafat Hukum.Penerjemah : Muhammad Rajab. Jakarta :Bhratara, 1972.

8/8/2019 Filsafat Hukum Dalam Pancasila Dan Uud 1945

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-hukum-dalam-pancasila-dan-uud-1945 24/24

---------- Poedjowijatno, I.R, Pembimbing kearah Ilmu Filsafat, Jakarta, 1963.

Radhakrishnan, Sarpavalli, et. al 1953: History of Philosophy Eastern and Western,

London, George Allen and Unwind Ltd.

Rasyid, ”yang meliputi peraturan yang mengatur seluruh aspek kehidupan

manusia secara komprehensif, melainkan sebatas hukum Islam yang

menyangkut aspek keperdataan tertentu saja. Itulah yang menjadi hukum yang

hidup (living law) dan selebihnya seperti aturan-aturan yang menyangkutaspek peribadatan dan lain sebagainya masih belum menjadi hukum yang

hidup dimasyarakat”, 1991 : 6.

---------- Rudi T.Erwin. Tanya jawab Filsafat Hukum.Jakarta : Aksara Baru, 1982.

---------- Sutikno.Filsafat Hukum.Jakarta :CV.Prima,1973.

Suriasumantri, ”Hukum barat yang bercorak kapitalistik dan individualistik memiliki

dasar ontologis monisme yaitu materialisme,bahwa hakekat dari kenyataan

yang ada, 1990: 93.

Sumardjono, ”siklus ilmu pengetahuan sebagaimana digambarkan oleh L. Wallace di

dalam bukunya The Logic of Science in Sociology”, 1989: 3.

---------- Rupert, Lodge,F.R.S.The Great Thinkers, Boston, 1951.

----------Russel, Bertrant. A. History of Western Philosophy, London, 1947.Sumardjono, ”siklus ilmu pengetahuan sebagaimana digambarkan oleh L. Wallace di

dalam bukunya The Logic of Science in Sociology”, 1989: 3.

Saptariani, N. Potret Perspektif Keadilan Gender dalam Pengelolaan SDA di

Indonesia. Jurnal Perdikan.

Soejono Soekanto, Mengenai Sosiologi Hukum, Bandung, PT. Citra Bakti, 1989.

Teguh Pudjo Mulyono, “Anlisis Laporan Keuangan untuk Perbankan”,

Penerbit Djambatan , Jakarta, 1999. UNO 1988: HUMAN RIGHTS,

Universal Declaration of Human Rights, New York, UNO

UUD 1945, UUD 1945 Amandemen, Tap MPRS – MPR RI dan UU yang

 berlaku. (1966; 2001, 2003)

---------- Wright,W.K, A history of modern European Philosophy, New York, 1941.

Wiliam Zelernyer. Internasional to Bussines Law The Macmillan Company, New

York. London : Collier-Macmillan Limited, 1964.

Wilk, Kurt (editor) 1950: The Legal Philosophies of Lask, Radbruch, and Dabin, New

York, Harvard College, University Press.

Zainuddi Ali, MA, Sosiologi Hukum. Penerbit : Yayasan Mayarakat

Indonesia Baru. Palu, Hal. 2.

--------- 2000: Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia (Wawasan Sosio-Kultural,

Filosofis dan Konstitusional), edisi II, Malang Laboratorium Pancasila.