filum porifera
TRANSCRIPT
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A
ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251
I. Maksud dan Tujuan
I.1. Maksud
Adapun maksud dari praktikum paleontologi yaitu untuk mengenal lebih
bentuk, bagian-bagian fosil dan prosese pemfosilan dari filum porifera.
I.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pengenalan fosil yaitu :
1. Mengenal serta mengetahui bagian-bagian fosil dari filum Porifera
2. Mengetahui proses pemfosilannya.
3. Mengetahui bentuk-bentuk dari fosil.
II. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
II.1 Alat :
1. Lap kasar
2. Lap halus
3. Alat tulis
4. Penuntun Praktikum
5. Format Praktikum
II.2 Bahan :
1. HCL 0,1 M
2. Sampel fosil
3. Format praktikum
III. Teori Ringkas
Berdasarkan asal katanya, fosil berasal dari bahasa latin yaitu “ fossa” yang
berarti "galian", adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi
batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus
segera tertutup sedimen. Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada
fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang
terbentuk di sumur ter La Brea di California. Hewan atau tumbuhan yang dikira
sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup dan ilmu yang
mempelajari fosil adalah paleontologi.
Secara singkat definisi dari fosil harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Sisa-sisa organisme.
2. Terawetkan secara alamiah.
3. Pada umumnya padat / kompak / keras.
4. Berumur lebih dari 500.000 tahun.
Istilah "fosil hidup" adalah istilah yang digunakan suatu spesies hidup yang
menyerupai sebuah spesies yang hanya diketahui dari fosil. Beberapa fosil hidup
antara lain ikan coelacanth dan pohon ginkgo. Fosil hidup juga dapat mengacu
kepada sebuah spesies hidup yang tidak memiliki spesies dekat lainnya atau
sebuah kelompok kecil spesies dekat yang tidak memiliki spesies dekat lainnya.
Contoh dari kriteria terakhir ini adalah nautilus.
Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan
yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami
pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja.
Adapun proses pemfosilan yaitu :
a. Karbonisasi
Pada proses ini bagian-bagian lunak dari organisme seperti daun, ubur-ubur,
dan cacing pada waktu mati dengan cepat penimbunan oleh sedimen karena
penimbunan organisme mengalami kompresi sehingga komponen berupa gas
akan menghilang, meniggalkan unsure karbon yang tercetak pada batuan
sedimen yang terbentuk.
b. Petrifikasi
Proses perubahan menjadi batu yang meliputi permineralisasi yaitu
perubahan mineral yang menyebabkan pergantian sebagian mineral lain.
Mineralisasi perubahan mineral yang menyebabkan pergantian seluruh mineral
penyusun fosil oleh mineral lain.
c. Replacement
Terjadi ketika suatu organisme terkubur lumpur/material sedimen dan sisa
dari tubuh organism tersebut digantikan oleh mineral sulfide (pyrite) atau fosfat
(apatit).
d. Rekritalisasi
Perubahan mineral pada tubuh organisme atau fosil dimana pada proses ini
terjadi perubahan bentuk mineral secara keseluruhan
e. Tracks dan Trails
- Tracks : Jejak dari hasil pergerakan besar (jejak besar)
- Trails : Jejak dari pergerakan yang halus (jejak halus)
f. Koprolit
Kotoran hewan yang telah membatu, yang kadang mengandung gigi yang
menandakan bersal dari hewan karnivora.
g. Bioturbasi
Merupakan proses pemfosilan yang dilakukan oleh organism berupa
pembuatan lubang-lubang atau liang yang biasanya dilakukan oleh cacing, tikus,
kerang dan kepiting. Gastrolit
Suatu proses pemfosilan yang terkadang di jumpai dalam lambung organism
dalam mencerna/pencenaan selam hidupnya.
h. Pengawetan Jaringan Tisu
Jaringan tisu binatang yang lembut dipelihara hanya ibawah kondisi-kondisi
sangat tidak biasa, dan jaringa/ tisu yang dipelihara pada umumnya cuup untuk
hanya suatu jangka pendek dalam satuan waktu geoogi
i. Mold dan Cast
- Mold : sedimen yang mengalami kompaksi dan membentuk batuan
sedimen kemudian mengalami pelarutan dan meninggalkan cetakan pada
batuan sedimen
- Cast : Cetakan/ ruang kulit yang diisi dengan suatu mineral baru, maka
akan membentuk tiruan kulit.
Menurut ahli paleontologi ada beberapa jenis fosil tetapi secara umum ada
dua macam jenis fosil yang perlu diketahui, yaitu: fosil yang merupakan bagian
dari organisme itu sendiri dan fosil yang merupakan sisa-sisa aktifitasnya.
1. Tipe fosil yang berasal dari organismenya sendiri
Tipe pertama ini adalah binatangnya itu sendiri yang terawetkan/tersimpan,
dapat berupa tulangnya, daun-nya, cangkangnya, dan hampir semua yang
tersimpan ini adalah bagian dari tubuhnya yang “keras”. Dapat juga berupa
binatangnya yang secara lengkap (utuh) tersimpan. misalnya fosil Mammoth
yang terawetkan karena es, ataupun serangga yang terjebak dalam amber (getah
tumbuhan).
2. Tipe fosil yang merupakan sisa-sisa aktifitasnya
Fosil jenis ini sering juga disebut sebagai trace fosil (fosil jejak), karena
yang terlihat hanyalah sisa-sisa aktifitasnya. Jadi ada kemungkinan fosil itu
bukan bagian dari tubuh binatang atau tumbuhan itu sendiri. Adapun jenis fosil
jejak antara lain “coprolite” (fosil bekas kotoran binatang) dan “trail and tracks”
(fosil bekas jejak langkah binatang).
Porifera ( Latin: porus = pori, fer = membawa ) atau spons adalah hewan
multi seluler yang paling sederhana. Porofera dapat diartikan sebagai binatang
bersel banyak (multiseluler) yang sederhana disbanding filum lainnya.
Ciri-ciri porifera
Sekujur tubuhnya terdapat pori-pori (porus : lubang kecil dan faro :
membawa/mengandung), hal tersebut menjadi sebab utama penamaanya. Hewan
yang dikenal sebagai hewan spons ini merupakan organisme multiseluler.
Bentuk tubuh dan warna yang beragam, misalnya mirip tumbuhan, bulat, pipih
dan ada yang mirip vas bunga, sedangkan warna tubuhnya ada yang jingga, biru,
hitam, ungu, kuning dan merah.
Keragaman Porifera
Porifera dapat dikelompokkan berdasarkan tipe saluran air maupun zat penyusun
rangka tubuh.
a. Berdasarkan Tipe Saluran Airnya
- Tipe Askon : tipe saluran yang paling sederhana, secara berurutan terdiri
atas ostia, spongiosel dan oskulum.
- Tipe Sikon : saluran airnya meliputi ostia,,, saluran radial yang tidak
bercabang, spongiosel dan oskulum.
- Tipe Leukon (Ragon) : tipe terumit. Saluran ini terdiri atas ostia, saluarn
radial yang bercabang, spongiosel dan oskulum.
b. Berdasarkan Zat Penyusun Rangka Tubuhnya.
- Kalkarea : tubuhnya tersusun dari zat Karbonatan (kapur) memiliki ukuran
tubuh kecil dan hidup di laut dangkal.
- Heksaktinelida : memiliki rangka tubuh dari zat silikat.
- Demospongiae : ada yang tidak mempunyai rangkaatau mempuyai
rangkadari serabut spongin (zat tanduk) dan ada juga yang tersusun dari
serabut spongin dan silikat.
Klasifikasi Filum Porifera
1. Kelas Calcarea
Rangka tubuh tersusun dari Karbonatan
Terdiri dari 2 ordo :
a. Ordo Homocoela
b. Ordo Heterocoela
2. Kelas Hexatinellida.
Spikulanya tersusun dari zat kersik dan hidup di laut yang dalam. Hewan ini
disebut juga spons gelas.
Terdiri dari 2 ordo :
a. Ordo Lyssacina
b. Ordo Dictyonina
3. Kelas Pleospongia
Rangka sangat kompak, mempunyai dinding 1 atau 2 lapis yang berbentuk
seperti cone.
4. Kelas Demospongia
Termasuk porifera yang tidak memiliki spiculae.
Terdiri dari 3 ordo :
a. Ordo Tetractinellida
b. Ordo Monaxonida
c. Ordo Kebatosa.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A
ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251
KETERANGAN :
1. Test
2. Ektoderm
3. Ostia
4. Holdfast
No. Sampel : 01
No. Peraga : 244
Filum : Porifera
Kelas : Demospongia
Ordo : Monaxonida
Family : Favositesidae
Genus : Favosites
Spesies : Favosites saginatus LECOMPITE
Proses Pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Conical
Komposisi Kimia : Karbonatan
Umur : Devon Tangah (±370 juta tahun yang lalu)
Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :
Fosil ini merupakan filum Porifera, kelas Demospongia, ordo Monaxonida,
family Favositesidae, genus Favosites dan spesies Favosites saginatus
LECOMPITE. Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi
seperti air. Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian
Ventral
Dorsal
Samping
organisme terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah
cekungan yang relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang
mengendap pada cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang
sangat kuat dan sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga mineral masuk
ke dalam pori-pori organisme tersebut sebelum tersementasi oleh material-material
sedimen. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi. Permineralisasi merupakan
proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan mineral menyebabkan
pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh mineral lain yang lebih
resisten.
Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya
eksogen. Gaya endogen yang berupa tektonik yang mengubah lingkungan
pengendapan dari laut menjadi darat dan semua material sedimen terangkat ke
permukaan. Setelah itu gaya eksogen berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan
pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air dan angin menyebabkan material
yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga lama kelamaan fosil akan
tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat di jumpai. Test merupakan
bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan dinding bagian luar. Ostia
merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk mengeluar masukkan air. Holdfast
merupakan bagian tempat tertambatnya organisme. Ostia yaitu pori-pori pada fosil
yang berukuran kecil.
Fosil ini berbentuk Conical. Conical merupakan bentuk yang menyerupai
kerucut. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Karbonatan (CaCO3) hal ini
dapat dibuktikan setelah ditetesi oleh HCl fosil ini bereaksi. Berdasarkan komposisi
kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan di laut dangkal.
Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada zaman Devon Tangah (±370 juta
tahun yang lalu).
Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen
dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim
pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk
rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang
mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk
menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.
Refrensi :
PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Jurusan Teknik Geologi
Universitas Hasanuddin. Makassar 2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera diakses tanggal 16/03/2013 pukul 20:34
nitehawkripper.blogspot.com/2011/06/filum-porifera.html diakses tanggal
16/03/2013 pukul 20:34
http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-porifera.html diakses
tanggal 16/03/2013 pukul 21:44
http://dhynasaputra.blogspot.com/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html diakses tanggal 16/03/2013 pukul 22:14
ASISTEN PRAKTIKAN
( JUSRI ) ( IKHWAN RASYIDIN H.A )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A
ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251
KETERANGAN :
1. Test
2. Ostia
3. Holdfast
4. Oskulum
5. Spongocoel
6. Ektoderm
No. Sampel : 02
No. Peraga : 1643
Filum : Porifera
Kelas : Demospongia
Ordo : Homocoela
Family : Hyalotragosidae
Genus : Hyalotragos
Spesies : Hyalotragos rugosum (MSTR.)
Proses Pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Conical
Komposisi Kimia : Karbonatan
Umur : Jura Atas (±169 – 141 juta tahun yang lalu)
Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :
Fosil ini merupakan filum Porifera, kelas Demospongia, ordo Homocoela,
family Favositesidae, genus Favosites dan spesies Favosites saginatus
LECOMPITE. Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi
seperti air. Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian
Ventral Samping
organisme terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah
cekungan yang relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang
mengendap pada cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang
sangat kuat dan sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga mineral masuk
ke dalam pori-pori organisme tersebut sebelum tersementasi oleh material-material
sedimen. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi. Permineralisasi merupakan
proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan mineral menyebabkan
pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh mineral lain yang lebih
resisten.
Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya
eksogen. Gaya endogen yang berupa tektonik yang mengubah lingkungan
pengendapan dari laut menjadi darat dan semua material sedimen terangkat ke
permukaan. Setelah itu gaya eksogen berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan
pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air dan angin menyebabkan material
yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga lama kelamaan fosil akan
tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat di jumpai. Test merupakan
bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan dinding bagian luar. Ostia
merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk mengeluar masukkan air. Holdfast
merupakan bagian tempat tertambatnya organisme. Oskulum yaitu pori-pori besar
yang terdapat pada fosil sebagai tempat keluar masuknya air. Spongocoel yaitu
saluran tempat keluar masuknya air pada saat organismenya masih hidup. Ostia yaitu
pori-pori pada fosil yang berukuran kecil.
Fosil ini berbentuk Conical. Conical merupakan bentuk yang menyerupai
kerucut. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa karbonatan (CaCO3) hal ini dapat
dibuktikan setelah ditetesi oleh HCl fosil ini bereaksi. Berdasarkan komposisi
kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan di laut dangkal.
Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada zaman Jura Atas (±169 – 141 juta
tahun yang lalu).
Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen
dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim
pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk
rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang
mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk
menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.
Refrensi :
PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Jurusan Teknik Geologi
Universitas Hasanuddin. Makassar 2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera diakses tanggal 16/03/2013 pukul 20:34
nitehawkripper.blogspot.com/2011/06/filum-porifera.html diakses tanggal
16/03/2013 pukul 20:34
http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-porifera.html diakses
tanggal 16/03/2013 pukul 21:44
http://dhynasaputra.blogspot.com/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html diakses tanggal 16/03/2013 pukul 22:14
ASISTEN PRAKTIKAN
( JUSRI ) ( IKHWAN RASYIDIN H.A )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A
ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251
KETERANGAN :
1. Oskulum
2. Test
3. Holdfast
4. Ektoderm
5. Spongocoel
6. Ostia
No. Sampel : 03
No. Peraga : 1644
Filum : Porifera
Kelas : Calcarea
Ordo : Heterocoela
Family : Cnemidiastrumidae
Genus : Cnemidiastrum
Spesies : Cnemidiastrum rimulosum GOLDF.
Proses Pemfosilan : Pemineralisasi
Bentuk : Conical
Komposisi Kimia : Karbonatan
Umur : Jura Atas (±169 – 141 juta tahun yang lalu)
Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :
Fosil ini merupakan filum Porifera, kelas Calcarea, ordo Heterocoela, family
Favositesidae, genus Favosites dan spesies Favosites saginatus LECOMPITE.
Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi seperti air.
Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian organisme
Ventral Samping
terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah cekungan yang
relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang mengendap pada
cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan
sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga mineral masuk ke dalam pori-
pori organisme tersebut sebelum tersementasi oleh material-material sedimen. Proses
pemfosilannya berupa permineralisasi. Permineralisasi merupakan proses perubahan
dimana jika terjadi peroses perubahan mineral menyebabkan pergantian secara
menyeluruh mineral penyusun fosil oleh mineral lain yang lebih resisten.
Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya
eksogen. Gaya endogen yang berupa tektonik yang mengubah lingkungan
pengendapan dari laut menjadi darat dan semua material sedimen terangkat ke
permukaan. Setelah itu gaya eksogen berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan
pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air dan angin menyebabkan material
yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga lama kelamaan fosil akan
tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat di jumpai. Test merupakan
bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan dinding bagian luar. Ostia
merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk mengeluar masukkan air. Holdfast
merupakan bagian tempat tertambatnya organisme. Oskulum yaitu pori-pori besar
yang terdapat pada fosil sebagai tempat keluar masuknya air. Spongocoel yaitu
saluran tempat keluar masuknya air pada saat organismenya masih hidup. Ostia yaitu
pori-pori pada fosil yang berukuran kecil.
Fosil ini berbentuk Conical. Conical merupakan bentuk yang menyerupai
kerucut. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Karbonatan (CaCO3) hal ini
dapat dibuktikan setelah ditetesi oleh HCl fosil ini bereaksi. Berdasarkan komposisi
kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan di laut dangkal.
Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada zaman Jura Atas (±169 – 141 juta
tahun yang lalu).
Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen
dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim
pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk
rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang
mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk
menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.
Refrensi :
PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Jurusan Teknik Geologi
Universitas Hasanuddin. Makassar 2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera diakses tanggal 16/03/2013 pukul 20:34
nitehawkripper.blogspot.com/2011/06/filum-porifera.html diakses tanggal
16/03/2013 pukul 20:34
http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-porifera.html diakses
tanggal 16/03/2013 pukul 21:44
http://dhynasaputra.blogspot.com/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html diakses tanggal 16/03/2013 pukul 22:14
ASISTEN PRAKTIKAN
( JUSRI ) ( IKHWAN RASYIDIN H.A )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A
ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251
KETERANGAN :
1. Oskulum
2. Spongocoel
3. Test
4. Endoderm
5. Ektoderm
6. Holdfast
7. Ostia
No. Sampel : 04
No. Peraga : 750
Filum : Porifera
Kelas : Calcarea
Ordo : Heterocoela
Family : Hyalotragosidae
Genus : Hyalotragos
Spesies : Hyalotragos rugosum (MSTR.)
Proses Pemfosilan : Pemineralisasi
Bentuk : Conical
Komposisi Kimia : Karbonatan
Umur : Jura Atas (±169 – 141 juta tahun yang lalu)
Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :
Fosil ini merupakan filum Porifera, kelas Calcarea, ordo Heterocoela, family
Favositesidae, genus Favosites dan spesies Favosites saginatus LECOMPITE.
Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi seperti air.
Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian organisme
Ventral Samping
terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah cekungan yang
relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang mengendap pada
cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan
sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga pori-pori dari organisme
tersebut akan mengecil dan tersementasi oleh material-material sedimen, kemudian
organisme akan terlitifikasi. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi.
Permineralisasi merupakan proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan
mineral menyebabkan pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh
mineral lain yang lebih resisten.
Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya
eksogen. Gaya endogen berupa gaya uplift (pengangkatan) yang menyebabkan
lempeng bumi akan terangkat muncul ke permukaan bumi. Setelah itu gaya eksogen
berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air
dan angin menyebabkan material yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga
lama kelamaan fosil akan tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat
di jumpai. Test merupakan bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan
dinding bagian luar. Endoderm yaitu dinding bagian dalam tubuh fosil. Ostia
merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk mengeluar masukkan air. Holdfast
merupakan bagian tempat tertambatnya organisme. Oskulum yaitu pori-pori besar
yang terdapat pada fosil sebagai tempat keluar masuknya air. Spongocoel yaitu
saluran tempat keluar masuknya air pada saat organismenya masih hidup. Ostia yaitu
pori-pori pada fosil yang berukuran kecil.
Fosil ini berbentuk Conical. Conical merupakan bentuk yang menyerupai
kerucut. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Karbonatan (CaCO3) hal ini
dapat dibuktikan setelah ditetesi oleh HCl fosil ini bereaksi. Berdasarkan komposisi
kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan di laut dangkal.
Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada zaman Jura Atas (±169 – 141 juta
tahun yang lalu).
Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen
dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim
pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk
rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang
mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk
menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.
Refrensi :
PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Jurusan Teknik Geologi
Universitas Hasanuddin. Makassar 2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera diakses tanggal 16/03/2013 pukul 20:34
nitehawkripper.blogspot.com/2011/06/filum-porifera.html diakses tanggal
16/03/2013 pukul 20:34
http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-porifera.html diakses
tanggal 16/03/2013 pukul 21:44
http://dhynasaputra.blogspot.com/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html diakses tanggal 16/03/2013 pukul 22:14
ASISTEN PRAKTIKAN
( JUSRI ) ( IKHWAN RASYIDIN H.A )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A
ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251
KETERANGAN :
1. Oskulum
2. Spongocoel
3. Ostia
4. Ektoderm
5. Holdfast
No. Sampel : 05
No. Peraga : 1645
Filum : Porifera
Kelas : Calcarea
Ordo : Heterocoela
Family : Pachyteichismanidae
Genus : Pachyteichisman
Spesies : Pachyteichisman lopas Q
Proses Pemfosilan : Pemineralisasi
Bentuk : Conical
Komposisi Kimia : Karbonatan
Umur : Jura Atas (±169 – 141 juta tahun yang lalu)
Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :
Fosil ini merupakan filum Porifera, kelas Calcarea, ordo Heterocoela, family
Favositesidae, genus Favosites dan spesies Favosites saginatus LECOMPITE.
Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi seperti air.
Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian organisme
terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah cekungan yang
Ventral Samping
relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang mengendap pada
cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan
sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga pori-pori dari organisme
tersebut akan mengecil dan tersementasi oleh material-material sedimen, kemudian
organisme akan terlitifikasi. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi.
Permineralisasi merupakan proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan
mineral menyebabkan pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh
mineral lain yang lebih resisten.
Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya
eksogen. Gaya endogen berupa gaya uplift (pengangkatan) yang menyebabkan
lempeng bumi akan terangkat muncul ke permukaan bumi. Setelah itu gaya eksogen
berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air
dan angin menyebabkan material yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga
lama kelamaan fosil akan tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat
di jumpai Test merupakan bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan
dinding bagian luar. Ostia merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk
mengeluar masukkan air. Holdfast merupakan bagian tempat tertambatnya
organisme. Oskulum yaitu pori-pori besar yang terdapat pada fosil sebagai tempat
keluar masuknya air. Spongocoel yaitu saluran tempat keluar masuknya air pada saat
organismenya masih hidup. Ostia yaitu pori-pori pada fosil yang berukuran kecil.
Fosil ini berbentuk Conical. Conical merupakan bentuk yang menyerupai
kerucut. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Karbonatan (CaCO3) hal ini
dapat dibuktikan setelah ditetesi oleh HCl fosil ini bereaksi. Berdasarkan komposisi
kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan di laut dangkal.
Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada zaman Jura Atas (±169 – 141 juta
tahun yang lalu).
Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen
dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim
pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk
rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang
mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk
menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.
Refrensi :
PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Jurusan Teknik Geologi
Universitas Hasanuddin. Makassar 2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera diakses tanggal 16/03/2013 pukul 20:34
nitehawkripper.blogspot.com/2011/06/filum-porifera.html diakses tanggal
16/03/2013 pukul 20:34
http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-porifera.html diakses
tanggal 16/03/2013 pukul 21:44
http://dhynasaputra.blogspot.com/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html diakses tanggal 16/03/2013 pukul 22:14
ASISTEN PRAKTIKAN
( JUSRI ) ( IKHWAN RASYIDIN H.A )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A
ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251
KETERANGAN :
1. Test
2. Ektoderm
3. Spongocoel
4. Oskulum
5. Ostia
6. Holdfast
No. Sampel : 06
No. Peraga : 816
Filum : Porifera
Kelas : Calcarea
Ordo : Heterecoela
Family : Verruculinanidae
Genus : Verruculina
Spesies : Verruculina tenuis
Proses Pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Conical
Komposisi Kimia : Karbonatan
Umur : Kapur Atas (±100 – 65 juta tahun yang lalu)
Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :
Fosil ini merupakan filum Porifera, kelas Calcarea, ordo Heterecoela, family
Favositesidae, genus Favosites dan spesies Favosites saginatus LECOMPITE.
Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi seperti air.
Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian organisme
terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah cekungan yang
Ventral Samping
relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang mengendap pada
cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan
sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga pori-pori dari organisme
tersebut akan mengecil dan tersementasi oleh material-material sedimen, kemudian
organisme akan terlitifikasi. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi.
Permineralisasi merupakan proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan
mineral menyebabkan pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh
mineral lain yang lebih resisten.
Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya
eksogen. Gaya endogen berupa gaya uplift (pengangkatan) yang menyebabkan
lempeng bumi akan terangkat muncul ke permukaan bumi. Setelah itu gaya eksogen
berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air
dan angin menyebabkan material yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga
lama kelamaan fosil akan tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat
di jumpai Test merupakan bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan
dinding bagian luar. Ostia merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk
mengeluar masukkan air. Holdfast merupakan bagian tempat tertambatnya
organisme. Oskulum yaitu pori-pori besar yang terdapat pada fosil sebagai tempat
keluar masuknya air. Spongocoel yaitu saluran tempat keluar masuknya air pada saat
organismenya masih hidup. Ostia yaitu pori-pori pada fosil yang berukuran kecil.
Fosil ini berbentuk Conical. Conical merupakan bentuk yang menyerupai
kerucut. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Karbonatan (CaCO3) hal ini
dapat dibuktikan setelah ditetesi oleh HCl fosil ini bereaksi. Berdasarkan komposisi
kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan di laut dangkal.
Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada zaman Kapur Atas (±100 – 65 juta
tahun yang lalu).
Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen
dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim
pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk
rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang
mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk
menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.
Refrensi :
PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Jurusan Teknik Geologi
Universitas Hasanuddin. Makassar 2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera diakses tanggal 16/03/2013 pukul 20:34
nitehawkripper.blogspot.com/2011/06/filum-porifera.html diakses tanggal
16/03/2013 pukul 20:34
http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-porifera.html diakses
tanggal 16/03/2013 pukul 21:44
http://dhynasaputra.blogspot.com/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html diakses tanggal 16/03/2013 pukul 22:14
ASISTEN PRAKTIKAN
( JUSRI ) ( IKHWAN RASYIDIN H.A )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A
ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251
KETERANGAN :
1. Spongocoel
2. Ektoderm
3. Ostia
4. Test
No. Peraga :
No. Sampel : 07
Filum : Porifera
Kelas : Calcarea
Ordo : Heterocoela
Family :Porosphaeranidae
Genus : Porosphaera
Spesies : Porosphaera globularis PHILIPS
Proses Pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Globular
Komposisi Kimia : Karbonatan
Umur : Kapur Atas (±100 – 65 juta tahun yang lalu)
Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :
Fosil ini merupakan filum Porifera, kelas Calcarea, ordo Heterocoela, family
Favositesidae, genus Favosites dan spesies Favosites saginatus LECOMPITE.
Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi seperti air.
Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian organisme
Ventral
terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah cekungan yang
relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang mengendap pada
cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan
sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga pori-pori dari organisme
tersebut akan mengecil dan tersementasi oleh material-material sedimen, kemudian
organisme akan terlitifikasi. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi.
Permineralisasi merupakan proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan
mineral menyebabkan pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh
mineral lain yang lebih resisten.
Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya
eksogen. Gaya endogen berupa gaya uplift (pengangkatan) yang menyebabkan
lempeng bumi akan terangkat muncul ke permukaan bumi. Setelah itu gaya eksogen
berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air
dan angin menyebabkan material yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga
lama kelamaan fosil akan tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat
di jumpai Test merupakan bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan
dinding bagian luar. Ostia merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk
mengeluar masukkan air. Holdfast merupakan bagian tempat tertambatnya
organisme. Spongocoel yaitu saluran tempat keluar masuknya air pada saat
organismenya masih hidup. Ostia yaitu pori-pori pada fosil yang berukuran kecil.
Fosil ini berbentuk Globular. Globular merupakan bentuk fosil yang membulat
menyerupai bola. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Karbonatan (CaCO3)
hal ini dapat dibuktikan setelah ditetesi oleh HCl fosil ini bereaksi. Berdasarkan
komposisi kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan di laut
dangkal. Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada zaman Kapur Atas (±100
– 65 juta tahun yang lalu).
Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen
dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim
pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk
rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang
mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk
menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.
Refrensi :
PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Jurusan Teknik Geologi
Universitas Hasanuddin. Makassar 2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera diakses tanggal 16/03/2013 pukul 20:34
nitehawkripper.blogspot.com/2011/06/filum-porifera.html diakses tanggal
16/03/2013 pukul 20:34
http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-porifera.html diakses
tanggal 16/03/2013 pukul 21:44
http://dhynasaputra.blogspot.com/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html diakses tanggal 16/03/2013 pukul 22:14
ASISTEN PRAKTIKAN
( JUSRI ) ( IKHWAN RASYIDIN H.A )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A
ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251
KETERANGAN :
1. Spongocoel
2. Oskulum
3. Ektoderm
4. Test
No. Sampel : 08
No. Peraga :
Filum : Porifera
Kelas : Hexatinelida
Ordo : Cyctionina
Family : Coeloptychiumidae
Genus : Coeloptychium
Spesies : Coeloptychium rude SEEBACH
Proses Pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Discoidal
Komposisi Kimia : Karbonatan
Umur : Kapur (±141 – 65 juta tahun yang lalu)
Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :
Fosil ini merupakan filum Porifera, kelas Hexatinelida, ordo Cyctionina, family
Favositesidae, genus Favosites dan spesies Favosites saginatus LECOMPITE.
Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen geologi seperti air.
Organisme harus terhindar dari proses pembusukan. Kemudian organisme
terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada sebuah cekungan yang
Ventral
relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang mengendap pada
cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan
sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga pori-pori dari organisme
tersebut akan mengecil dan tersementasi oleh material-material sedimen, kemudian
organisme akan terlitifikasi. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi.
Permineralisasi merupakan proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan
mineral menyebabkan pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh
mineral lain yang lebih resisten.
Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya
eksogen. Gaya endogen berupa gaya uplift (pengangkatan) yang menyebabkan
lempeng bumi akan terangkat muncul ke permukaan bumi. Setelah itu gaya eksogen
berupa erosi dan pelapukan. Erosi dan pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air
dan angin menyebabkan material yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga
lama kelamaan fosil akan tersingkap. Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat
di jumpai. Test merupakan bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan
dinding bagian luar. Ostia merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk
mengeluar masukkan air. Oskulum yaitu pori-pori besar yang terdapat pada fosil
sebagai tempat keluar masuknya air. Spongocoel yaitu saluran tempat keluar
masuknya air pada saat organismenya masih hidup.
Fosil ini berbentuk Discoidal. Discoidal merupakan bentuk fosil yang datar dan
melingkar, bentuk ini menyerupai sebuah koin. Fosil ini memiliki komposisi kimia
berupa Karbonatan (CaCO3) hal ini dapat dibuktikan setelah ditetesi oleh HCl fosil
ini bereaksi. Berdasarkan komposisi kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil
ini terendapkan di laut dangkal. Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada
zaman Kapur Atas (±100 – 65 juta tahun yang lalu).
Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relative dari suatu lapisan sedimen
dan lingkungan pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim
pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,sebagai penunjuk
rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan bottom pada suatu lapisan yang
mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga untuk
menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.
Refrensi :
PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Jurusan Teknik Geologi
Universitas Hasanuddin. Makassar 2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera diakses tanggal 16/03/2013 pukul 20:34
nitehawkripper.blogspot.com/2011/06/filum-porifera.html diakses tanggal
16/03/2013 pukul 20:34
http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-porifera.html diakses
tanggal 16/03/2013 pukul 21:44
http://dhynasaputra.blogspot.com/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html diakses tanggal 16/03/2013 pukul 22:14
ASISTEN PRAKTIKAN
( JUSRI ) ( IKHWAN RASYIDIN H.A )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI / TGL : RABU / 13 MARET 2013 NAMA : IKHWAN RASYIDIN H. A
ACARA : FILUM PORIFERA NO. MHS : D611 12 251
IV. Kesimpulan dan Saran
IV.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum pengenalan fosil yaitu
1. Kita dapat mengetahui bagian-bagian dari fosil yaitu :
- Test yaitu bagian keseluruhan dari tubuh fosil yang terlihat
- Oskulum yaitu pori-pori besar yang terdapat pada fosil sebagai tempat
keluar masuknya air.
- Ostia yaitu pori-pori pada fosil yang berukuran kecil.
- Spongocoel yaitu saluran tempat keluar masuknya air pada saat
organismenya masih hidup.
- Endoderm yaitu penyusun bagian dalam tubuh fosil.
- Ektoderm yaitu penyusun tubuh bagian luar fosil.
- Holdfast yaitu tempat tertambatnya fosil.
2. Kita dapat mengetahui proses dari pemfosilan umumnya yaitu
permineralisasi.
3. Kita dapat mengetahui bentuk-bentuk dari fosil yaitu:
- Conical : Bentuk fosil yang beruas-ruas dan menyerupai kerucut.
- Discoidal : bentuk fosil yang datar dan melingkar menyerupai sebuah koin.
- Glubular : Bentuk fosil yang cenderung bulat menyerupai bola.
4. Kita dapat mengetahui kegunaan dari fosil yaitu
a. Sebagai bukti adanya kehidupan di masa lampau dan memberi
petunjukterjadinya evolusi kehidupan
b. Penentu iklim pada saat terjadi atau berlangsung proses sedimentasi atau
yang lebih dikenal dengan paleoclimatology.
c. Penentu kedalaman sedimentasi atau lingkungan pengendapan dari batuan
yang mengandungnya yakni dengan menggunakan fosil bentonik
d. Sebagai penentu umur relative batuan yang mengandungnya, dalam hal ini
penggunaan fosil tertentu sebagai foraminiera plantonik dan fosil indeks
dengan menggunakan metode penarikan umur tertentu.
e. Sebagai penunjuk rekonstruksi paleografi
f. Sebagai penentu top dan bottom dari suatu lapisan batuan yang
mengandungnya
g. Menentukan arah aliran material sedimen
h. Untuk mengetahui korelasi batuan dan perkembangan stratigrafi batuan
sedimen.
i. Untuk penentuan biostratigrafi yakni penentuan urutan batuan bedasarkan
kandungan biota atau fosil yang dikandun oleh suatu batuan.
DAFTAR PUSTAKA
Asisten Paleontologi 2012/2013 PENUNTUN PRAKTIKUM
PALEONTOLOGI Makassar 2011 Jurusan Teknik Geologi Universitas
Hasanuddin.
http://biology-community.blogspot.com/2009/02/proses-fosilisasi-pada-
makhluk-hidup.html diakses pada tanggal 15/03/2013 pukul 18:14