final

55
PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KARYA TULIS ILMIAH Dibuat untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Mengikuti UAS Bahasa Indonesia oleh H!!I RAHMA! "#$%&"##&' MI(HAL ALA! "#$%&"##') !A*MI +*,I! "#$%&"#$$# U!I-RSITAS KAT*LIK .ARAHYA!+A! /AKULTAS TK!*L*+I I!DUSTRI 0URUSA! TK!IK KIMIA BA!DU!+ "#$) .RAKATA .u1i syukur penulis pan1atkan kepada Tuhan Yang Maha sa karena telah 2e2berikan kese2patan kepada penulis untuk 2enyelesaikan karya tuli il2iah ini3 Tanpa bantuan dan penyertaan4!ya5 karya tulis ini bukanlah ap Karya tulis ini ber1udul 6.engolahan Li2bah Industri7 untuk 2e2enuhi syar 2engikuti UAS Bahasa Indonesia3 Alasan penulis 2enga2bil 1udul ini karena

Upload: michael-alan

Post on 04-Oct-2015

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah final

TRANSCRIPT

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

KARYA TULIS ILMIAHDibuat untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Mengikuti UAS Bahasa Indonesia

olehHENNI RAHMAN2013620068MICHAEL ALAN2013620084NAOMI GOWIN2013620110

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGANFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIJURUSAN TEKNIK KIMIABANDUNG2014

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Tanpa bantuan dan penyertaan-Nya, karya tulis ini bukanlah apa-apa. Karya tulis ini berjudul Pengolahan Limbah Industri untuk memenuhi syarat mengikuti UAS Bahasa Indonesia. Alasan penulis mengambil judul ini karena penulis ingin mendapatkan informasi mengenai limbah industri dan cara pengolahannya dengan baik dan benar.Dalam mengumpulkan data dan informasi-informasi, penulis mendapat sedikit hambatan dan kesulitan. Terutama dalam hal pencarian data dan informasi yang berhubungan dengan pokok bahasan yang akan digunakan. Dalam membuat karya tulis ilmiah ini, tentu banyak pihak yang sangat menbantu penulis, baik secara materi maupun dukungan dan dorongan semangat. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hikmat kepada penulis.1. Orang tua penulis yang telah mendukung dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.1. Dr. Ratna Djuwita Bandono, M.Hum., selaku guru pembimbing Bahasa Indonesia yang membimbing tim penulis serta memeriksa karya tulis ilmiah ini.1. Teman-teman yang mendukung tim penulis melalui suasana yang menghibur dan menyenangkan.1. Semua pihak yang turut terlibat dalam pembuatan karya tulis ini.Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dan penelitian dapat dilanjutkan tim penulis maupun orang lain.Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini mungkin ditemukan ketidaksempurnaan dalam hal penulisan atau penelitian. Penulis mohon saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan karya tulis ilmiah yang akan datang.

Bandung, 13 Mei 2013

Tim Penulis

ABSTRAK

Limbah industri merupakan hasil buangan dari aktivitas rumah tangga maupun aktivitas pabrik yang sudah tidak terpakai. Namun, seringkali limbah industri dibuang secara sembarangan tanpa diolah terlebih dahulu menjadi limbah yang siap dibuang secara bebas tanpa mengganggu atau mencemari lingkungan hidup. Limbah yang dibuang begitu saja memiliki beberapa dampak bagi keseimbangan ekosistem di lingkungan hidup. Sebagai contoh yaitu limbah pabrik yang dibuang ke laut tanpa diolah. Hal tersebut akan menyebabkan laut menjadi terkontaminasi dan hewan-hewan laut tidak lagi aman untuk dimakan. Apabila sudah termakan oleh manusia maka akan menyebabkan kelainan gen sehingga manusia dapat sakit.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bagaimana cara yang benar dalam melakukan pengolahan limbah industri sehingga bisa mengolah limbah industri sebelum dibuang. Hasil dari penelitian adalah dampak yang ditimbulkan dari pembuangan limbah secara sembarangan serta kendala yang dihadapi dalam pengolahan limbah. Hasil lainnya yaitu cara untuk mengolah limbah pabrik secara umum serta keuntungan yang bisa didapat dari pengolahan limbah tersebut.

Kata kunci : limbah, industri, pengolahan

DAFTAR ISI

HalamanJUDUL.........iPRAKATA...................................................................................iiABSTRAK...................................................................................iiiDAFTAR ISI................................................................................vDAFTAR LAMPIRAN....................................................................viiBAB IPENDAHULUAN1.1Latar Belakang dan Perumusan Masalah.......11.1.1 Latar Belakang Masalah........................11.1.2 Rumusan Masalah.................................21.2Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................31.2.1 Tujuan Penelitian....................................31.2.2 Manfaat Penelitian..................................31.2.2.1 Bagi Penulis.................................31.2.2.2 Bagi Pembaca..............................31.3Lingkup Kajian...............................................41.4Metode dan Teknik Pengumpulan Data.........41.4.1Kajian Pustaka......................................41.4.2Teknik Pengumpulan Data....................51.5Sistematika Penulisan.....................................5BAB IIDASAR TEORI2.1Pengertian Limbah..........................................72.2Macam- Macam Limbah Industri...................72.2.1Limbah Cair...........................................72.2.2Limbah Padat.........................................102.2.3Limbah Gas dan Partikel........................112.2.4Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)....17BAB IIIANALISIS LIMBAH INDUSTRI3.1Dampak Limbah Industri Terhadap Lingkungan Hidup 243.2Dampak Limbah Industri Terhadap Kesehatan Masyarakat 283.3Penanganan Limbah Industri................................303.3.1 Limbah Cair.................................................173.3.1.1 Pengolahan Primer............................33.3.1.2 Pengolahan Sekunder..........................33.3.1.3 Pengolahan Tersier..............................33.3.1.4 Desinfeksi.............................................33.3.1.5 Pengolahan Lumpur.............................33.3.2 Limbah Padat..................................................173.3.2.1 Penimbunan Terbuka............................33.3.2.2 Sanitary Landfill...................................33.3.2.3 Insinerasi..............................................33.3.2.4 Pembuatan Kompos Padat dan Cair.........33.3.2.5 Daur Ulang.......................................33.3.3 Limbah Gas dan Partikel...............................173.3.3.1 Mengontrol Emisi Gas Buang............33.3.3.2 Menghilangkan Materi Partikulat dari Udara Pembuangan............................................33.3.4 Limbah B3.................................................173.3.4.1 Metode Pengolahan Secara Kimia, Fisik dan Biologi.................................................33.3.4.2 Metode Pembuangan Limbah B3........33.4Kendala dalam Pengolahan Limbah Industri.............303.5Pengolahan Limbah Industri Bagi Masyarakat.........303.6Pembahasan Data Angket................................30BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN4.1Kesimpulan....................................................314.2 Saran...............................................................31DAFTAR PUSTAKA..33LAMPIRAN .................................................................................34RIWAYAT HIDUP..53

DAFTAR LAMPIRAN

HalamanLampiran Angket Limbah Industri..............................................9Diagram Jawaban Angket I...........................................................11Diagram Jawaban Angket II.........................................................12Diagram Jawaban Angket III..........................................................13Diagram Jawaban Angket IV..........................................................13Diagram Jawaban Angket V...........................................................14Diagram Jawaban Angket VI...........................................................14Diagram Jawaban Angket VII.........................................................15Diagram Jawaban Angket VIII........................................................16Diagram Jawaban Angket IX...........................................................16Diagram Jawaban Angket X............................................................19

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah1.1.1 Latar BelakangBentuk limbah dapat berupa gas, debu, cair ataupun padat. Limbah yang beracun atau berbahaya dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Bila ditinjau lebih lanjut, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, limbah dampak berdampak sangat buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Namun, tingkat bahaya racun yang dimiliki oleh limbah tergantung pada jenis limbah apa yang dikeluarkan.Di era globalisasi ini, banyak industri-industri kimia yang bermunculan di Indonesia. Sebut saja seperti Jakarta, Bekasi, Cikarang, dan di daerah dekat Karawang ada sebuah daerah yang dikhususkan sebagai kawasan industri. Tidak terbayang banyaknya limbah yang dihasilkan di kawasan seperti itu. Kurangnya penangulangan limbah yang akan dibuang bisa menimbulkan masalah yang serius. Contoh yang dapat kita ambil yaitu bila membuang limbah industri tanpa diolah terlebih dahulu ke laut atu sungai.Limbah tersebut dapat membuat ekosistem di daerah tersebut menjadi rusak. Contoh yang cukup terkenal akibat pembuangan limbah tanpa diproses terlebih dahulu adalah tragedi Minamata yang terjadi di Jepang. Hal ini disebabkan zat merkuri yang mencemari teluk Minamata dan menyebabkan munculnya berbagai penyakit. Penduduk sekitar menderita kejang-kejang, lumpuh, serta menderita gangguan fungsi kerja sistem syaraf lainnya. Tidak hanya manusia, hewan pun terkena dampaknya. Kasus di atas merupakan satu dari sekian banyak kasus yang terjadi akibat limbah pabrik yang dibuang tanpa diolah terlebih dahulu. Sementara itu, limbah pemukiman juga membawa dampak yang buruk. Contohnya, penyakit diare, tifus, demam, dan batuk berdarah. Hal ini terjadi karena munculnya berbagai virus dan bakteri karena limbah tidak ditangani dengan benar. Pemerintah pun menyadari bahwa masalah limbah pemukiman juga cukup serius untuk ditangani. Walaupun dianggap sepele namun limbah pemukiman semakin hari akan semakin banyak seiring dengan pertumbuhan penduduk Indonesia. Limbah pemukiman terdiri dari pembuangan sisa-sisa makanan, bungkus makanan, bungkus deterjen dan sebagainya yang memberikan aroma tidak sedap pada lingkungan tersebut. Kiranya pemerintah dapat memberikan penanggulangan yang cepat dan tepat bagi limbah yang ada untuk menghindari terjadinya dampak buruk yang ditimbulkan oleh limbah tersebut.1.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, muncul persoalan yang dapat dirumuskan seperti berikut: Apa yang dapat kita lakukan sebagai masyarakat untuk mencegah limbah bertambah banyak? Apakah limbah yang dihasilkan oleh industri rumahan dan pabrik memiliki dampak yang buruk? Bagaimana cara mengolah limbah agar menjadi limbah yang aman untuk dibuang? Apa kendala yang didapatkan saat mengolah limbah pabrik? Mengapa limbah pabrik dikatakan sangat mengganggu lingkungan hidup dan masyarakat sekitar?

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian1.2.1 Tujuan PenelitianTujuan yang hendak dicapai melalui penulisan laporan penelitian ini ialah untuk: mengetahui dampak dari pembuangan limbah tanpa diolah terlebih dahulu, mengetahui cara yang dapat dilakukan untuk menekan jumlah limbah yang dibuang, mengetahui cara untuk mengolah limbah yang akan dibuang sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar.

1.2.2

1.2.3 Manfaat Penelitian1.2.3.1 Bagi PenulisSehubungan dengan penelitian yang dilakukan, terdapat manfaat- manfaat bagi penulis. Penulis dapat mengetahui cara- cara yang dilakukan untuk mencegah bertambahnya jumlah limbah pabrik dan mengolahya. Dampak-dampak buruk yang dihasilkan dari adanya limbah pabrik dapat diketahui oleh penulis. Penulis dapat mengetahui kendala- kendala yang didapatkan dalam mengolah limbah pabrik. Penulis juga dapat mengethui penyebab- penyebab yang ditimbulkan oleh limbah pabrik yang mengganggu lingkungan hidup dan masyarakat.

1.2.3.2 Bagi PembacaAdapun penelitian yang dilakukan memberi manfaat- manfaat bagi pembaca. Pembaca dapat mengetahui dampak- dampak yang dihasilkan dari pembuangan limbah yang tidak diolah terlebih dahulu. Pembaca dapat mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk menekan jumlah limbah yang dibuang. Pembaca dapat mengetahui cara- cara yang digunakan untuk mengolah limbah yang akan dibuang agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Pembaca juga dapat memilah penggunaan barang yang dapat menghasilkan limbah dalam jumlah yang besar.

1.3 Lingkup KajianUntuk menjawab rumusan masalah di atas perlu pengkajian beberapa pokok, yaitu: pencegahan bertambahnya limbah pabrik, dampak buruk limbah pabrik, pengolahan limbah pabrik, kendala saat mengolah limbah pabrik, penyebab limbah pabrik menjadi pengganggu lingkungan hidup dan masyarakat.

1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data1.4.1 Kajian PustakaPada penelitian kali ini kajian pustaka digunakan dalam menginformasikan kepada pembaca hasil- hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan saat itu. Kajian pustaka menghubungkan penelitian dengan literatur- literatur yang ada. Kajian pustaka dapat mengisi celah- celah dalam penelitian- penelitian sebelumnya. Kajian pustaka digunakan untuk memahami latar belakang teoritis masalah penelitian. Kajian pustaka juga dapat membuktikan bahwa penelitian yang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian- penelitian sebelumnya.

1.4.2 Teknik Pengumpulan DataSehubungan dengan metode penelitian, adapun teknik pengumpulan data yang kami gunakan adalah teknik pengumpulan data kualitatif. Teknik pengumpulan data kualitatif tersebut adalah studi literatur, wawancara, dan penyebaran angket. Studi liStudi literatur dilakukan dengan cara membaca literatur yang berkaitan dengan penelitian. Wawancara dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data atau peneliti dengan nara sumber atau sumber data. Penyebaran angket dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawab.

1.5 Sistematika PenulisanBAB I Pendahuluan1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah1.1.1 Latar Belakang1.1.2 Rumusan Masalah1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian1.2.1 Tujuan Penelitian1.2.2 Manfaat Penelitian1.2.2.1 Bagi Penulis1.2.2.2 Bagi Pembaca1.3 Lingkup Kajian1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data1.4.1 Kajian Pustaka1.4.2 Teknik Pengumpulan Data1.5 Sistematika PenulisanBAB II Dasar Teori2 2.1 Pengertian Limbah2.2 Macam-Macam Limbah Industri2.2.1 Limbah Cair2.2.2 Limbah Padat2.2.3 Limbah Gas dan Partikel2.2.4 Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)BAB III Analisis Limbah Industri3 3.1 Dampak Limbah Industri Terhadap Lingkungan Hidup3.2 Dampak Limbah Industri Terhadap Kehidupan Masyarakat3.3 Penanganan Limbah Industri3.3.1 Limbah Cair3.3.1.1 Pengolahan Primer (Primary Treatment)3.3.1.2 Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)3.3.1.3 Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)3.3.1.4 Desinfeksi (Desinfection)3.3.1.5 Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)3.3.2 Limbah Padat3.3.2.1 Penimbunan Terbuka3.3.2.2 Sanitary Landfill3.3.2.3 Insinerasi3.3.2.4 Pembuatan Kompos Padat dan Cair3.3.2.5 Daur Ulang3.3.3 Limbah Gas dan Partikel3.3.3.1 Mengontrol Emisi Gas Buang3.3.3.2 Menghilangkan Materi Partikulat dari Udara Pembuangan3.3.4 Limbah B33.3.4.1 Metode Pengolahan Secara Kimia, Fisik dan Biologi3.3.4.2 Metode Pembuangan Limbah B33.4 Kendala dalam Pengolahan Limbah Industri3.5 Pengolahan Limbah Industri bagi Masyarakat3.6 Pembahasan Data AngketBAB III Kesimpulan4 4.1 Kesimpulan4.2 Saran

BAB IIDASAR TEORI

2.1 Pengertian Limbah Limbah merupakan pokok bahasan yang akan penulis bahas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian limbah adalah:lim.bah (1) sisa proses produksi; (2) bahan yg tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dl pembuatan atau pemakaian: -- pabrik mencemarkan air di daerah sekitarnya; (3) barang rusak atau cacat dl proses produksi (http://kamusbahasaindonesia.org).Dalam karya ilmiah ini akan penulis bahas mengenai limbah industri. Berikut penjelasan limbah industri. Limbah industri bisa dikategorikan sebagai limbah yang berbahaya karena limbah ini mempunyai kadar gasyang beracun, pada umumnya limbah ini dibuang di sungai-sungai disekitar tempat tinggal masyarakat dan tidak jarang warga masyarakat mempergunakan sungai untuk kegiatan sehari-hari, misalnya MCK(Mandi, Cuci, Kakus) dan secara langsung gas yang dihasilkan oleh limbah pabrik tersebut dikonsumsi dan dipakai oleh masyarakat. (http://teknologikimiaindustri.blogspot.com).Dilihat dari penjelasan limbah industri, maka penulis ingin sekali membahas tentang limbah industri. Menurut penulis Perdana Gintings, limbah industri perlu diolah, berikut kutipan dari bukunya:Melihat pada sifat sifat limbah, karakteristik dan akibat yang ditimbulkan pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang diperlukan langkah pencegahan, penanggulangan dan pengelolaan (Perdana Gintings, 1992).Pada sub-bab berikutnya akan penulis bahas mengenai berbagai macam limbah industri.2.2 Macam- Macam Limbah IndustriBerikut ini adalah macam- macam limbah industri yaitu limbah cair, limbah padat, limbah gas dan partikel, dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). 2.2.1 Limbah CairLimbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku yang mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air tersebut ikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang, misalnya ketika dipergunakan untuk mencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air.Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.Berikut adalah penjelasan mengenai limbah cair dari pemerintah:Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP 82 thn 2001). Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada :a. Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah dapat diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrik.b. Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA.c. Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru Indofenol.d. Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD).e. Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPN.f. Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3BO3) dengan metoda Titrimetrik.g. Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA(http://sulaimantap.wordpress.com)2.2.2 Limbah PadatLimbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, dan kulit telur.Berikut penjelasan mengenai limbah padat:Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu limbah padat yang dapat didaur ulang dan limbah padat yang tidak mempunyai nilai ekonomis. Limbah padat yang tidak mempunyai nilai ekonomis dapat ditangani dengan beberapa cara, antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali, dibuang, dan dibakar. (http://36.72.228.72:3007).

2.2.3 Limbah Gas dan PartikelBerikut pengertian mengenai limbah gas dan polusi yang dihasilkan:Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikular zat (limbah) yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah. Udara merupakan media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. (http://forester-untad.blogspot.com).Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, dan H2. Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia dapat menurunkan kualitas udara. Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut, dan fume. Sedangkan pencemaran berbentuk gas hanya dapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-gas ini antara lain SO2, NOx, CO, CO2, dan hidrokarbon.2.2.4 Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)Berikut ini penjelasan mengenai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun):Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. (http://limbahb3-limbahb3.blogspot.com).Selain itu ada definisi lain mengenai limbah B3(Bahan Berbahaya dan Beracun):Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia. (http://limbahb3-limbahb3.blogspot.com).

BAB IIIANALISIS LIMBAH INDUSTRI

3.1 Dampak Limbah Industri Terhadap Lingkungan HidupLimbah industri apabila tidak ditangani atau tidak diolah terlebih dahulu akan membawa dampak yang buruk bagi lingkungan hidup. Misalnya, pencemaran darat yang ditimbulkan oleh timbunan sampah. Ditinjau dari segi kesehatan, timbunan sampah tersebut dapat menjadi tempat bersarangnya lalat dan nyamuk yang menyebarkan bibit penyakit. Ditinjau dari segi keindahan, timbunan sampah tentu saja dapat menurunkan nilai estetika lingkungan hidup.Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap. Hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas- cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.Ciri- ciri pencemaran perairan yang ditimbulkan oleh sampah adalah terjadinya perubahan warna dan bau pada air perairan tersebut. Penyebaran bahan kimia dan mikroorganisme berbahaya dapat terjadi dengan terbawanya bahan kimia dan mikroorganisme berbahaya tersebut oleh air hujan, kemudian tanah akan menyerapnya sehingga mencemari sumur dan sumber air. Bahan-bahan pencemar yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air sumur penduduk dan mata air. Jika bahan pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun), misalnya air raksa (merkuri), khrom, timbal, cadmium masuk ke dalam tubuh manusia, maka dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada bayi, kerusakan sel-sel hati, dan ginjal. Seharusnya baterai bekas tidak dibuang sembarangan karena mengandung merkuri atau cadmium.Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau tidak sedap, debu, dan gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2), nitrogenmonoksida (NO), gas belerang, amoniak, dan asap di udara. Asap yang ditimbulkan dari pembakaran bahan plastik bersifat karsinogen. Karsinogen artinya bahan yang dapat menimbulkan kanker.Cairan dari limbah- limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya sehingga mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga mungkin lama- kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga mengkonsumsi atau menggunakan air untuk kegiatan sehari-hari sehingga manusia akan terkena dampak limbah tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain mencemari air, banjir juga dapat terjadi karena banyak orang yang membuang limbah rumah tangga ke sungai sehingga pintu air tersumbat. Akibatnya, pada musim hujan air tidak dapat mengalir sehingga air naik menggenangi rumah-rumah penduduk.

3.2 Dampak Limbah Industri Terhadap Kehidupan MasyarakatDampak limbah industri bagi kehidupan masyarakat lebih mempengaruhi tingkat kesehatan manusia. Timbunan sampah yang terjadi karena pembuangan limbah rumah tangga dapat menyebabkan munculnya bakteri- bakteri baru. Penyakit diare, kolera, dan tifus menyebar dengan cepat karena virus ini berasal dari timbunan sampah, kemudian dapat bercampur dengan air minum. Penyakit demam berdarah dan jamur pada kulit dapat meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai. Penyakit juga dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita. Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan atau sampah, kemudian kita memakan binatang ternak tersebut sehingga cacing pita bisa masuk ke dalam tubuh kita. Terdapat kasus yang berkaitan dengan masalah limbah bagi kesehatan manusia. Di daerah Teluk Minamata, Jepang, penduduk sekitar teluk tersebut mengalami keracunan makanan karena ikan yang mereka tangkap. Ternyata Teluk Minamata telah terkontaminasi oleh merkuri. Hal tersebut terjadi karena pabrik yang berada di sekitar Teluk Minamata membuang limbahnya begitu saja ke laut.3.3 Penanganan Limbah IndustriBerikut adalah macam- macam penanganan yang dapat dilakukan untuk menangani : a. limbah cair, b. limbah padat, c. limbah gas dan partikel, dan d. limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). 3.3.1 Limbah CairMetode- metode yang dapat dilakukan dalam penanganan limbah cair dapat dirumuskan seperti berikut:3.3.1.1 Pengolahan Primer (Primary Treatment)Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secara fisika :a. Penyaringan (Screening)Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan. Metode penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.

b. Pengolahan Awal (Pretreatment)Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan ke suatu tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber. Cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel- partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya,

c. PengendapanSetelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel- partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Endapan partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut.

d. Pengapungan (Floation)Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil ( 30 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel- partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga dapat disingkirkan. Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang ke lingkungan (perairan). Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan lain yang sulit dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.

3.3.1.2Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai atau mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob. Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons).a. Metode Trickling FilterPada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik dengan ketebalan 1 3 m. Limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan. Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan.b. Metode Activated SludgePada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih diperlukan.

c.Metode Treatment Ponds (Lagoons)Metode treatment ponds atau lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aerob untuk proses penguraian atau degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurkan untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut.

3.3.1.3 Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair atau air limbah. Umumnya, zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam. Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik. Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.3.3.1.4 Desinfeksi (Desinfection)Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Mekanisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa atau zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : daya racun zat, waktu kontak yang diperlukan, efektivitas zat, kadar dosis yang digunakan, tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan, tahan terhadap air, biayanya murah.Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet (UV), atau dengan ozon (O3). Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.3.3.1.5 Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung, melainkan perlu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai atau dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).

3.3.2 Limbah PadatHal-hal yang dapat dilakukan dalam penanganan masalah limbah padat dapat dirumuskan seperti berikut:3.3.2.1 Penimbunan TerbukaTerdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada metode penimbunan terbuka. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengan sampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.

3.3.2.2Sanitary LandfillPada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi lapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesanlimbah ke tanah. Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem lapisan ganda (plastic- lempung- plastic- lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.

3.3.2.3 InsinerasiInsinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.

3.3.2.4Pembuatan Kompos Padat dan CairMetode ini dilakukan dengan mengolah sampah organik seperti sayuran, daun-daun kering, kotoran hewan melalui proses penguraian oleh mikroorganisme tertentu. Pembuatan kompos adalah salah satu cara terbaik dalam penanganan sampah organik. Berdasarkan bentuknya kompos ada yang berbentuk padat dan cair. Pembuatannya dapat dilakukan dengan menggunakan kultur mikroorganisme, yakni menggunakan kompos yang sudah jadi dan bisa didapatkan di pasaran seperti EMA efectif microorganism 4. EMA merupakan kultur campuran mikroorganisme yang dapat meningkatkan degaradasi limbah atau sampah organik.

3.3.2.5Daur UlangDaur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk atau material bekas pakai, dan proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle). Material- material yang dapat didaur dapat dirumuskan seperti berikut:

a. Bahan BangunanMaterial bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan bangunan baru semacam bata.

b. BateraiBanyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit. Baterai harus disortir terlebih dahulu dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya, baterai jenis lama yang masih mengandung merkuri dan kadmium, harus ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia. Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.

c. Barang ElektronikBarang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone umumnya tidak didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut (emas, besi, baja, silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai (microchip, processor, kabel, resistor, plastik). Namun tujuan utama dari proses daur ulang yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih belum jelas.d. LogamBesi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya, yaitu peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut.Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia. Pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut.

e. Bahan LainnyaKaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dapat dibersihkan dari bahan kontaminan dengan melelehkan botol berkontaminan tersebut dengan material kaca baru. Kaca daur ulang tersebut dapat dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah terdapat Glassphalt yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang.Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun, kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu dan kadang- kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena sehingga mempermudah proses daur ulang.

3.3.3 Limbah Gas dan PartikelHal- hal yang dapat dilakukan dalam penanganan limbah gas dan partikel dapat dirumuskan seperti berikut:3.3.3.1Mengontrol Emisi Gas BuangGas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon dapat dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas sulfur oksida dapat dihilangkan dari udara hasil pembakaran bahan bakar dengan cara desulfurisasi menggunakan filter basah (wet scrubber). Mekanisme kerja filter basah ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan berikutnya, yaitu mengenai metode menghilangkan materi partikulat, karena filter basah juga digunakan untuk menghilangkan materi partikulat. Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dengan cara menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas karbon monoksida dan hidrokarbon dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dapat dikurangi dengan cara memasang alat pengubah katalitik (catalytic converter) untuk menyempurnakan pembakaran. Selain cara-cara yang disebutkan diatas, emisi gas buang jugadapat dikurangi kegiatan pembakaran bahan bakar atau mulai menggunakan sumber bahan bakar alternatif yang lebih sedikit menghasilkan gas buang yang merupakan polutan.

3.3.3.2Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangana.Filter UdaraFilter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau stack, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang saja yang keluar dari cerobong. Filter udara yang dipasang ini harus secara tetap diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh (sudah penuh dengan abu/ debu) harus segera diganti dengan yang baru.Jenis filter udara yang digunakan tergantung pada sifat gas buangan yang keluar dari proses industri, apakah berdebu banyak, apakah bersifat asam, atau bersifat alkalis dan lain sebagainya

b.Pengendap SiklonPengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu / abu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara / gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga partikel yang relatif berat akan jatuh ke bawah.Ukuran partikel / debu / abu yang bisa diendapkan oleh siklon adalah antara 5 u 40 u. Makin besar ukuran debu makin cepat partikel tersebut diendapkan.

c. Filter BasahNama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip kerja filter basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alt, sedangkan udara yang kotor dari bagian bawah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka debu akan ikut semprotkan air turun ke bawah. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat juga prinsip kerja pengendap siklon dan filter basah digabungkan menjadi satu. Penggabungan kedua macam prinsip kerja tersebut menghasilkan suatu alat penangkap debu yang dinamakan.

d. Pegendap Sistem GravitasiAlat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor yang ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 u atau lebih. Cara kerja alat ini sederhana sekali, yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat yang dibuat sedemikian rupa sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba (speed drop), zarah akan jatuh terkumpul di bawah akibat gaya beratnya sendiri (gravitasi). Kecepatan pengendapan tergantung pada dimensi alatnya.

e.Pengendap ElektrostatikAlat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang kotor dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan udara secara cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan antara 25 100 kv. Alat pengendap ini berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan positif, sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding tabung, diberi muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan yang cukup besar akan menimbulkan corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara kotor seolah olah mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion negatif sedangkan udara bersih menjadi ion positif dan masing-masing akan menuju ke elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif akan ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah silinder dan kemudian terhembus keluar.

3.3.4 Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)Hal- hal yang dapat dilakukan unutk menangani masalah limbah B3 dapat dirumuskan seperti berikut:3.3.4.1Metode Pengolahan Secara Kimia, Fisik dan BiologiProses pengolahan limbah B3 dapat dilakukan secara kimia, fisik, atau biologi. Proses pengolahan limbah B3 secara kimia atau fisik yang umumnya dilakukan adalah stabilisasi/ solidifikasi . stabilisasi/solidifikasi adalah proses pengubahan bentuk fisik dan sifat kimia dengan menambahkan bahan peningkat atau senyawa pereaksi tertentu untuk memperkecil atau membatasi pelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang. Contoh bahan yang dapat digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur (CaOH2), dan bahan termoplastik. Metode insinerasi (pembakaran) dapat diterapkan untuk memperkecil volume B3 namun saat melakukan pembakaran perlu dilakukan pengontrolan ketat agar gas beracun hasil pembakaran tidak mencemari udara.Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang telah cukup berkembang saat ini dikenal dengan istilah bioremediasi dan viktoremediasi. Bioremediasi adalah penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasi/ mengurai limbah B3, sedangkan Vitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. Kedua proses ini sangat bermanfaat dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan biaya yang diperlukan lebih muran dibandingkan dengan metode Kimia atau Fisik. Namun, proses ini juga masih memiliki kelemahan. Proses Bioremediasi dan Vitoremediasi merupakan proses alami sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membersihkan limbah B3, terutama dalam skala besar. Selain itu, karena menggunakan makhluk hidup, proses ini dikhawatirkan dapat membawa senyawa-senyawa beracun ke dalam rantai makanan di ekosistem.

3.3.3.2 Metode Pembuangan Limbah B3a.Sumur Dalam/ Sumur Injeksi (Deep Well Injection)Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah dengan cara memompakan limbah tersebut melalui pipa kelapisan batuan yang dalam, di bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah B3 ini akan terperangkap dilapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun air. Namun, sebenarnya tetap ada kemungkinan terjadinya kebocoran atau korosi pipa atau pecahnya lapisan batuan akibat gempa sehingga limbah merembes kelapisan tanah.

b. Kolam Penyimpanan (Surface Impoundments)Limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang memang dibuat untuk limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah perembesan limbah. Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan terkosentrasi dan mengendap di dasar. Kelemahan metode ini adalah memakan lahan karena limbah akan semakin tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan pelindung, dan ikut menguapnya senyawa B3 bersama air limbah sehingga mencemari udara.

c.Landfill Untuk Limbah B3 (Secure Landfils)Limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus dengan pengamanan yang tinggi. Pada metode pembuangan secure landfill, limbah B3 ditempatkan dalam drum, kemudian dikubur dalam landfill yang didesain khusus untuk mencegah pencemaran limbah B3. Landffill ini harus dilengkapi peralatan moditoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan harus selalu dipantau. Metode ini jika diterapkan dengan benar dapat menjadi cara penanganan limbah B3 yang efektif. Namun, metode secure landfill merupakan metode yang memliki biaya operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan tidak memberikan solusi jangka panjang karena limbah akan semakin menumpuk.

3.4 Kendala Dalam Pengolahan Limbah PabrikPengolahan limbah memerlukan biaya tambahan yang cukup besar, sehingga faktor biaya tersebut merupakan kendala bagi industri dalam melakukan pengelolaan limbah, khususnya bagi industri-industri skala kecil dan mencegah. Permasalahan inilah yang menyebabkan terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan yang kondisinya akan semakin parah bila dibarengi dengan lemahnya penegakan hukum.Bila kita melakukan kebijakan lingkungan hanya sebatas pada pendekatan daya dukung lingkungan dan pengolahan akhir pipa, maka kondisi lingkungan kita akan semakin parah sehingga memungkinkan timbulnya bencana alam yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.Oleh karena pencemaran dan perusakan lingkungan saat ini telah mengancam kesehatan dan keselamatan manusia, maka masalah ini merupakan masalah global yang harus menjadi tanggung jawab bersama. Setiap negara dituntut untuk meminimalisir dan mencegah pencemaran/perusakan lingkungan. Oleh karena itu kita juga harus menempatkan aspek lingkungan hidup dalam masalah tidak tertanganinya limbah pabrik. Sehingga kiranya biaya yang besar tidak akan menjadi penghalang demi tetap menjaga kelangsungan ekosistem lingkungan hidup.

3.5 Pengolahan Limbah Pabrik Bagi MasyarakatPengolahan limbah pabrik bisa menjadi keuntungan bagi masyarakat yang dapat mengolahnya. Contohnya adalah pengolahan sampah. Sampah yang dapat didaur ulang bisa dijadikan suatu kreativitas tangan oleh masyarakat sekitar. Misalnya yaitu pembuatan kerajinan tangan berbahan baku dari barang bekas ataupun kertas daur ulang. Hal diatas merupakan pemanfaatan kembali secara langsung. Sedangkan pemanfaatan kembali secara tidak langsung dapat berupa menjual barang bekas, plastic, botol bekas, koran bekas, kaleng, dll. Pemanfaatn lainnya yang juga sangat berguna bagi masyarakat adalah dengan membuat kompos sendiri. Sampah dapat menjadi kompos yang ramah lingkungan dan juga menyuburkan tanaman. Sehingga kita tetap dapat melestarikan lingkungan hidup karena tidak terdapat bahan kimia yang dapat merusak lingkungan hidup.

3.6 Pembahasan Data AngketDalam penelitian ini penulis menggunakan metode angket. Angket ini dibagikan ke dua puluh responden. Menurut pengertian responden limbah adalah sisa-sisa bahan industri yang tidak bisa digunakan kembali dan juga sebagai sisa-sisa bahan industri yang dapat mencemari lingkungan. Responden kebanyakan mengetahui jenis-jenis limbah industri, namun masih ada beberapa responden yang kurang mengetahui jenis-jenis limbah industri tersebut. Dan jenis-jenis limbah industri yang responden ketahui adalah limbah padat, limbah cair dan limbah gas.Dari berbagai jenis limbah tersebut responden telah menyadari dan mengetahui bahwa limbah-limbah tersebut memiliki dampak-dampak yang buruk. Menurut pemikiran responden, dampak-dampak yang dapat dihasilkan dari limbah industri antara lain dapat mencemari lingkungan seperti pencemaran tanah dan pencemaran air. Selain itu limbah-limbah industri dapat menganggu kesehatan manusia dan makhluk hidup khususnya dalam sistem respirasi makhluk hidup. Diluar itu limbah industri juga dapat menurunkan penghasilan warga sekitar yang memiliki tempat tinggal dan tempat kerja di sekitar tempat industri tersebut. Misalnya, dapat menurunkan harga jual-beli tanah dan bangunan yang berada disekitar wilayah tersebut dan juga dapat merusak lahan pertanian. Menurut responden, limbah-limbah industri tersebut masih dapat diolah kembali agar dapat menghasilkan produk yang lebih berguna. Dan dari segala dampak-dampak buruk limbah industri tersebut pihak yang pantas untuk disalahkan dan yang seharusnya bertanggung jawab adalah pihak perusahaan industri tersebut karena tidak mampu mengolah limbah-limbah tersebut dengan benar dan baik. Seharusnya perusahaan industri tersebut mengolah limbah-limbah industri tersebut menjadi lebih berguna seperti menyaring limbah cair agar kandungan air yang terbuang didalamnya dapat digunakan kembali. Selain itu seharusnya perusahaan juga membuat jalur pengaliran limbah pabrik tersebut agar tidak mengganggu atau mencemari lingkungan hidup dan warga di sekitarnya. Namun bisa saja limbah industri tersebut tidak mampu diolah dengan baik oleh perusahaan karena membutuhkan biaya yang besar sehingga anggaran perusahaan menjadi semakin besar atau membengkak. Menurut hasil pemikiran responden, perusahaan-perusahaan di Indonesia masih kurang proffesional dalam mengolah limbah industri dikarenakan salah satu penyebabnya perusahaan tidak mau untuk menambah anggaran mereka untuk mengolah limbah industri tersebut. Namun sekarang ada peraturan bahwa setiap perusahaan harus mampu mengolah limbah-limbah tersebut sehingga tidak mencemari lingkungan. Tetapi perusahaan-perusahaan di Indonesia masih belum melakukannya, maka dari itu perusahaan-perusahaan di Indonesia masih belum proffesional dalam mengolah limbah.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan Limbah industri apabila tidak ditangani atau tidak diolah terlebih dahulu akan membawa dampak yang buruk untuk lingkungan hidup dan kehidupan masyarakat. Contoh dampak buruk yang ditimbulkan limbah industri terhadap lingkungan hidup adalah penceman air, pencemaran udara, dan pencemaran tanah. Contoh dampak buruk yang ditimbulkan limbah industri terhadap kehidupan masyarakat adalah menurunnya tingkat kesehatan masyarakat. Bakteri- bakteri yang terdapat dalam limbah industri mencemari lingkungan hidup manusia sehingga manusia dapat tenjangkit penyakit. Penanganan limbah industri dapat dilakukan melalui beberapa metode sesuai bentuk limbah tersebut. Dalam pengolahan limbah industri terdapat beberapa kendala. Salah satu kendala tersebut adalah besarnya biaya yang dibutuhkan dalam pengolahan limbah tersebut. Limbah industri dapat ditangani dengan baik, apabila ada kesadaran dalam diri sendiri. Kesadaran tersebut dapat berupa rasa ingin menjaga lingkungan hidup manusia agar mendapat hidup yang lebih layak.

4.3 SaranBerdasarkan analisis limbah industri diatas, saran dapat disimpulkan seperti berikut: Pakailah barang yang bisa digunakan berkali- kali agar pengolahan limbah dapat teratasi, Gunakan barang semaksimal mungkin agar limbah yang didapat tidak teralu banyak, Pilihlah barang yang menghasilkan sedikit limbah, Pemerintah harus membuat aturan yang tegas mengenai pengolahan limbah industri.

DAFTAR PUSTAKA1. 2010. Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)http://limbahb3-limbahb3.blogspot.com/ 2. 2011. Kendala- kendala dalam Pengelolaan Sampahhttps://newberkeley.wordpress.com/2011/06/30/kendala-kendala-dalam-pengelolaan-sampah/3. 2013. Penanganan Limbah Padat, Cair, Gas dan Partikel, dan B3.http://herisuhaeri13008.blog.teknikindustri.ft.mercubuana.ac.id/?p=3944. Gintings, Perdana. 1992. Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri. Pustaka Sinar Harapan.5. Hidayat, Rahmat. 2014. Jenis- Jenis dan Pengertian Limbah Berdasarkan Karakteristik.http://forester-untad.blogspot.com/2014/01/jenis-jenis-dan-pengertian-limbah.html?m=1 6. Kamus Bahasa Indonesia Onlinehttp://kamusbahasaindonesia.org/limbah 7. Kikho. 2013. Pengertian Limbah, Dampak Terhadap Lingkungan dan Kesehatan Serta Penanggulangannya.http://kikhodinobaggio.wordpress.com/2013/01/22/pengertian-limbah-dampak-terhadap-lingkungan-dan-kesehatan-serta-penanggulangannya/8. Mengidentifikasi Jenis Limbah.http://36.72.228.72:3007/elearning/course/info.php?id=189. Simata, Djoel. 2011. Limbah.http://teknologikimiaindustri.blogspot.com/2011/02/limbah.html 10. Standtek, Asdep. 2002. Kebijaksanaan Produksi Bersih di Indonesia. http://www.menlh.go.id/kebijaksanaan-produksi-bersih-di-indonesia/11. Sule. 2011. Jenis- Jenis Limbah.http://sulaimantap.wordpress.com/2011/03/04/jenis-jenis-limbah/

LAMPIRAN1. Angket.ANGKETLIMBAH INDUSTRI1. Menurut Anda, Apakah limbah itu?a. Sisa-sisa bahan industri yang tidak bisa digunakan kembali.b. Sisa bahan industri yang dapat mencemari lingkungan.c. Jawaban a dan b.d. Tidak tahu.e. Lain-lain.2. Apakah Anda tahu jenis-jenis limbah industri?a. Tahu. (Lanjut ke nomor 3).b. Tidak tahu. (Lanjut ke nomor 4).3. Jenis-jenis limbah industri apa yang anda ketahui?a. Limbah Cair.b. Limbah Padat. c. Limbah Gas. d. Jawaban a, b dan c.e. Lain-lain.4. Apakah Anda tahu dampak-dampak apa sajakah yang dihasilkan dari limbah industri?a. Tahu. (Lanjut ke nomor 5).b. Tidak tahu. (Lanjut ke nomor 6).5. Dampak-dampak limbah industri apa yang anda ketahui?a. Pencemaran lingkungan (seperti pencemaran tanah dan pencemaran air).b. Mengganggu kesehatan manusia dan makhluk hidup (khususnya dalam sistem respirasi makhluk hidup).c. Penurunan penghasilan warga sekitar wilayah industri (seperti penurunan harga jual-beli tanah dan bangunan di sekitar wilayah tersebut dan rusaknya lahan pertanian).d. Jawaban a, b dan c.e. Lain-lain.6. Menurut Anda, Apakah limbah-limbah industri tersebut dapat diolah kembali agar dapat menghasilkan produk yang lebih berguna?a. Bisa diolah kembali.b. Tidak bisa. 7. Menurut Anda, Manakah pihak yang seharusnya disalahkan karena limbah industri tersebut mengganggu wilayah disekitarnya?a. Pihak perusahaan industri tersebut (karena tidak dapat mengolah limbah industri dengan benar dan baik).b. Pihak warga sekitar sendiri (karena tidak mampu memperoleh solusi yang benar dan baik untuk menjauhkan limbah industri tersebut dari lingkungan mereka).c. Pihak lainnya (seperti pihak pemerintah karena telah memberikan izin membangun industri tersebut diwilayah pemukiman warga).d. Tidak tahu.e. Lain-lain.8. Menurut Anda, Apakah yang seharusnya dilakukan perusahaan tersebut agar dapat mengolah limbah industrinya?a. Mengolah limbah-limbah yang tidak dapat digunakan tersebut menjadi lebih berguna (seperti menyaring limbah cair agar air yang terbuang dapat digunakan kembali).b. Membuat jalur pengaliran limbah pabrik yang tidak mengganggu lingkungan hidup dan warga disekitarnya.c. Lain-lain.9. Menurut Anda, Apa sajakah kendala-kendala yang dihadapi perusahaan tersebut karena tidak mampu mengolah limbah industri tersebut dengan baik dan benar?a. Butuh biaya yang lebih besar (karena menambah anggaran perusahaan).b. Manajemen limbah yang tidak proffesional.c. Sudah adanya kesepakatan antara perusahaan dengan warga atau antara perusahaan dengan pihak lainnya.d. Tidak tahu.e. Lain-lain.10. Menurut Anda, Apakah perusahaan-perusahaan di Indonesia sudah professional dalam mengelola limbah pabrik?a. Belum. b. Sudah.2. Diagram Jawaban Pertanyaan Angket DIAGRAM IDIAGRAM IIDIAGRAM IIIDIAGRAM IVDIAGRAM VDIAGRAM VIDIAGRAM VIIDIAGRAM VIIIDIAGRAM IXDIAGRAM X

RIWAYAT PENULIS

Henni Rahman, gadis kelahiran Tangerang, 19 Agustus 1995 ini kini sedang mengambil program sarjananya di Universitas Katolik Parahyangan Bandung Jurusan Teknik Kimia. Anak pertama dari dua bersaudara ini memulai pendidikannya di TK Tarsisius Vireta Tangerang, yang kemudian dilanjutkan di SD Tarsisius Vireta Tangerang. Setelah lulus dari SD, ia melanjutkan studinya di SMP Tarsisius Vireta Tangerang dan SMAK Penabur Gading Serpong Tangerang dan sekarang ia memilih kota kembang sebagai tempatnya mencari ilmu. Keseharian Henni selalu dimotivasi dengan motto hidupnya yaitu Dont Cry Because Its Over, Cry Because Its Happened.

Michael Alan Surya Wijaya, pria kelahiran Purwokerto, 06 Juli 1995 ini merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Riwayat pendidikannya dimulai dari TK Kasih Ibu Purwokerto, SD Santa Maria Purwokerto, dan SMP Susteran Purwokerto. Setelah itu ia melanjutkan studinya di Semarang, tepatnya di SMA Kolese Loyola Semarang. Setamatnya dari sana ia melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Katolik Parahyangan Bandung Jurusan Teknik Kimia. Pria yang kini berusia 19 tahun ini selalu termotivasi hidupnya dengan motto yang sama dengan motto SMAnya yaitu Ad Maiorem Dei Gloriam yang berarti Demi Lebih Besarnya Kemuliaan Allah.

Naomi Gowin, gadis yang kini sedang melanjutkan studi di Universitas Katolik Parahyangan Bandung Program Sarjana Teknik Kimia ini merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ia memulai pendidikannya di TK Kristen Kanaan Tangerang, SD Yos Sudarso Purwakarta, SMAN 1 Purwakarta dan sekarang di Kota Bandung. Gadis kelahiran Tangerang, 26 Mei 1995 dalam kesehariannya selalu termotivasi disebabkan oleh motto hidupnya yaitu Diatas Langit Masih Ada Langit.

i| PRAKATA