financial market outlook: financialmarket update · indikasi pada likuiditas perekonomian bahwa...
TRANSCRIPT
Di tengah melambatnya ekonomi dunia dan krisis Eropa yang
belum berakhir, proyeksi ekonomi Indonesia pada tahun 2013
tetap prospektif untuk menciptakan lingkungan bisnis yang
menguntungkan dibanding negara-negara lain. Pada kuartal
pertama tahun 2013, diperkirakan perekonomian tumbuh di
atas level 6% (yoy) dan tumbuh positif (qtq), yang masih
ditopang oleh permintaan domestik. Dengan ekspektasi
pertumbuhan PDB pada level tersebut pangsa pasar ekuitas
diproyeksikan meningkat. Asosiasi positif antara kinerja
ekuitas dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini
dimungkinkan karena didukung oleh fundamental ekonomi
yang bagus antara lain inflasi yang relatif stabil dan terkendali,
suku bunga yang kompetitif, dan nilai tukar rupiah yang relatif
stabil pada level fundamentalnya, serta dukungan perbankan
yang makin kuat.
Sampai dengan kuartal kedua tahun 2013 inflasi masih di
bawah 6%. Secara umum, inflasi yang rendah dan terkendali
menunjukkan inflasi yang tidak begejolak sehingga
volatilitasnya relatif rendah. Kondisi ini masih memberikan
keyakinan investor dan mengendalikan volatilitas pasar
saham, serta berpotensi menjaga perolehan return positif dari
ekuitas.
Bertahannya BI rate memberikan dampak positif bagi pasar
keuangan baik pasar saham maupun pasar obligasi dan
sektor riil, yang berpotensi meningkatkan return karena
kepastian imbal hasil. Seiring dengan BI rate, tren pergerakan
suku bunga pasar uang sampai pada kuartal pertama 2013 ini
masih cukup kondusif bagi pembiayaan sektor riil dan prospek
positif bagi pasar keuangan saat ini dan kuartal depan.
Indikasi pada likuiditas perekonomian bahwa kecendrungan
tingkat pertumbuhan M1 yang lebih tinggi daripada tingkat
pertumbuhan mengindikasikan terjadinya peningkatan
aktivitas sektor riil sejalan dengan kinerja ekonomi domestik
yang tumbuh di atas 6%.
Relatif stabilnya nilai tukar rupiah yang bergerak sesuai
dengan fundamentalnya diperkirakan berdampak positif
terhadap profitabilitas perusahaan sehingga berpengaruh
positif terhadap return saham. Selain itu, stabilitas nilai tukar
juga berpotensi mengendalikan kenaikan imbal hasil surat
berharga dan obligasi.
Kondisi perekonomian domestik yang masih kondusif di
tengah kondisi pasar keuangan global yang masih penuh
dengan ketidakpastian mendorong berlanjutnya aliran masuk
dana asing ke Indonesia, baik dalam bentuk portofolio maupun
investasi asing langsung. Aliran dana asing dapat
dipergunakan untuk pendanaan oleh calon emiten, yang pada
akhirnya berguna untuk pengembangan sektor riil di
Indonesia. Sementara aliran investasi asing langsung juga
berkontribusi nyata dalam peningkatan aktivitas di sektor rill
khususnya dalam pengembangan sektor industri.
Financial Market Outlook:Financial Highlights 2013 Q1
© FinancialMarket Update 2013
Tinjauan Ekonomi Makro dan Sektoral Indonesia: menariknya kekuatan ekonomi domestik dalam menopang kinerja pasar modal di 2013 (Laporan kuartal pertama).
Kegiatan usaha bank dalam penggalangan dana dan
pembiayaan kredit yang meningkat diindikasikan oleh
pertumbuhan aset, dana pihak ketiga, dan kesehatan
perbankan yang memadai diantaranya Rasio Kecukupan
Modal (CAR) jauh di atas level minimum 8%, Non
Performing Loan (NPL gross) di bawah 5% dengan
kecenderungan menurun, stabilitas net interest margin
(NIM) dan return on asset (ROA). Pertumbuhan kredit
konsumsi secara berkelanjutan mendukung permintaan
domestik yang tinggi dalam menyokong pertumbuhan
ekonomi domestik, di samping kredit investasi dan modal
kerja dalam mendukung pembiayaan usaha sektor riil.
Industri perbankan yang prospektif, yang diharapkan
mendukung kinerja ekonomi domestik ke depan
memberikan optimisme seiring dengan prospek positif
pasar keuangan di Indonesia
Laju pasar modal terus meningkat di kuartal pertama 2013
disebabkan karena masih terus mengalirnya dana asing.
Bahwa kekuatan fundamental makro ekonomi yang
merupakan berputarnya ekonomi domestik memberikan
kekuatan sekaligus menariknya investor asing dalam
mempertahankan kinerja portofolionya dengan
mengalihkan dananya ke negara berkembang. Walaupun
akhir tahun indeks banyak terkoreksi dan berjalan dengan
pola sideways, namun justru hingga kuartal pertama ini
indeks bergerak terus meningkat. Kami memprediksi
hingga kuartal pertama ini indeks akan bergerak secara
sideways dalam kisaran 4800-4950. Indeks ini akan
dikawal dengan sentimen positif pengumuman laba
perusahan. Indeks ini akan bergerak naik selama dana
asing masih terus masuk ke Indonesia, walaupun rawan
koreksi namun menariknya kekuatan ekonomi domestik
masih memberikan tawaran manis untuk investor asing.
Kami optimis indeks bisa tembus 5000 menuju kuartal
kedua 2013.
Kami memandang mayoritas sektor akan menanjak terus,
kecuali pertambangan dan pertanian. Catatan bahwa
kinerja ekonomi makro yang berasal dari ekonomi
internal/domestik kian mengangkat sektor-sektor yang
berkaitan langsung dengan sektor rumah tangga. Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) masih didominasi oleh
saham-saham sektor keuangan, infrastruktur dan barang
konsumsi. Sektor-sektor yang masih menunggu sinyal
pasar dunia meliputi sektor CPO dan pertambangan
khususnya batubara. Sektor pertambangan akan
bertumbuh secara moderat akibat kembalinya permintaan
logam dasar dan batubara China, sedangkan CPO masih
akan sulit untuk kembali baik melihat adanya aturan yang
akan memperpanjang jalur birokrasi dalam eksplorasi
lahan baru dan harga CPO dunia yang masih rendah.
Tower Pertamina lt. 4 ruang 4.3 FEB UGMJl. Humaniora No. 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281
+62274 548517 ext. 307 [email protected]
FinancialMarket Update
Fakultas Ekonomika dan BisnisUniversitas Gadjah Mada
FinancialMarket Update
Tinjauan Ekonomi Indonesia: Faktor Fundamental Makro yang Memberikan Prospek Pasar Keuangan di Awal Tahun Pertumbuhan Ekonomi Masih di Atas Level 6%
Inflasi (Sejauh Ini) Masih Relatif Stabil dan Terkendali
Suku Bunga Kebijakan: BI Rate Masih Bertahan
Pasar Uang: Suku Bunga Cenderung Bergerak Relatif Stabil
Likuiditas Perekonomian Nilai Tukar Cenderung Stabil dan pada Level Fundamendalnya
Investasi Asing
Kinerja Perbankan Tetap Sehat Aset, Dana Pihak Ketiga dan Kredit Tumbuh Positif
Fungsi Intermediasi Perbankan Makin Kuat: LDR Perbankan yang
Meningkat
Kesehatan Perbankan yang Tetap Baik dan Stabil
Optimisme Pasar Modal di Awal Tahun 2013Sektor Pertambangan Batubara
Logam Dasar
Sektor Pertanian (Kelapa Sawit)Sektor RetailSektor Manufaktur Industri Dasar: Semen
Aneka Industri: Otomotif
Industri Barang Konsumsi
Sektor PropertySektor Keuangan (Bank)Sektor Utilitas (Telekomunikasi)Backbone Portfolio Analysis Pengantar
Cara membaca
Daftar isi
1
4
6
810
111112
13141415
Fakultas Ekonomika dan BisnisUniversitas Gadjah Mada
FinancialMarket Outlook 2013:Q1
This work is licensed under the Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License. To
view a copy of this license, visit http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/3.0/ or send a letter to Creative
Commons, 444 Castro Street, Suite 900, Mountain View, California, 94041, USA.
© FinancialMarket Update 2013
1
Pertumbuhan Ekonomi Masih di Atas Level 6%
Inflasi (Sejauh Ini) Masih Relatif Stabil dan Terkendali
Lingkungan bisnis di dalam negeri masih didukung oleh kinerja ekonomi yang cukup
baik ditinjau dari pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Menurut Badan Pusat Statistik,
pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,23%. Pertumbuhan
tersebut terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,98% dan terendah di sektor pertambangan
dan penggalian sebesar 1,49%. Meskipun sedikit di bawah angka perkiraan awal,
namun pertumbuhan ini masih relatif tinggi di atas 6% dan lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan ekonomi negara-negara tetangga dan negara-negara maju. Ekonom
Senior Bank UBS, Edward Teather mengatakan bahwa Indonesia telah mampu
mengatasi krisis ekonomi yang terjadi baru-baru ini dan mencatat tren kenaikan PDB
lebih baik dibandingkan negara tetangga. Performa PDB Indonesia berada di atas
negara-negara lain dan Indonesia berhasil mengatasi krisis. Keberhasilan ini didukung
oleh iklim usaha Indonesia yang membaik. Menteri Keuangan Agus Martowardojo
mengatakan lingkungan global saat ini memberikan prospek yang baik terhadap kondisi
perekonomian nasional, karena mampu mempertahankan angka pertumbuhan
ekonomi di atas enam persen
Di tengah melambatnya ekonomi dunia dan krisis Eropa yang belum berakhir, proyeksi
ekonomi Indonesia pada tahun 2013 ini tetap prospektif untuk menciptakan lingkungan
bisnis yang menguntungkan dibanding negara-negara lain. Pada kuartal pertama tahun
2013, diperkirakan perekonomian tumbuh di atas level 6% (yoy) dan tumbuh positif
(qtq), yang masih ditopang oleh permintaan domestik. Pada kuartal kedua,
pertumbuhan ekonomi di atas level 6% (yoy) masih berlanjut, dan tren meningkat untuk
pertumbuhan qtq.
Kinerja ekonomi Indonesia yang lebih baik dan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada
level di atas 6% diperkirakan tetap menguntungkan karena pangsa pasar ekuitas
adalah forward looking. Dengan pertumbuhan PDB diekspektasi pada level yang relatif
tinggi dengan dasar kinerja ekonomi historis yang lebih baik tersebut, pangsa pasar
ekuitas diproyeksikan juga meningkat. Asosiasi positif antara kinerja ekuitas dan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini dimungkinkan karena didukung oleh suku
bunga yang rendah. Pendapatan perusahaan agregat tumbuh seiring dengan PDB.
Pendapatan agregat tersebut mendorong pertumbuhan EPS dan pada gilirannya
mendorong harga ekuitas.
Inflasi Indonesia pada akhir-akhir ini terjadi pada level yang rendah dan relatif
terkendali. Selama dua tahun terakhir inflasi berada pada level di bawah 6%. Meskipun
ada kecenderungan sedikit meningkat memasuki tahun 2013, diperkirakan sampai
dengan kuartal kedua inflasi masih di bawah 6%.
Kenaikan inflasi pada awal tahun di kuartal pertama diperkirakan oleh kemungkinan
efek beberapa harga pangan yang regulasi impornya terganggu sehingga harga buah
dan daging menjadi mahal. Selain itu distribusi beberapa komoditas yang terganggu
dan banjir juga menyebabkan kenaikan harga. Menurut Kementerian Keuangan dan
Bank Indonesia faktor-faktor ini diperkirakan hanya bersifat temporer. Namun demikian
kenaikan bertahap tarif dasar listrik lambat laun akan berdampak pada kenaikan harga
Tinjauan Ekonomi Indonesia: Faktor Fundamental Makro yang Memberikan Prospek Pasar Keuangan di Awal Tahun 2013
FinancialMarket Update
FinancialMarket Outlook 2013:Q1
terutama akan terasa pada kuartal kedua yang diperkirakan memberikan kontribusi
pada peningkatan inflasinya. Dampak ini dapat terjadi karena kenaikan harga jual
produk manufaktur sebagai upaya menutupi kenaikan biaya produksi. Namun demikian
inflasi yang diperkirakan terjadi secara umum masih berada pada level rendah dan
terkendali yang berada pada kisaran inflasi targetnya sampai pada kuartal kedua.
Secara umum, inflasi yang rendah dan terkendali menunjukkan inflasi yang tidak
begejolak sehingga volatilitasnya relatif rendah. Menurut laporan Bank Indonesia, hal
ini didukung oleh rendahnya inflasi volatile foods dan adminstered prices, serta
terkendalinya inflasi inti dengan rendahnya imported inflation sejalan dengan
penurunan harga energi dan pangan global, terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah,
menurunnnya ekspektasi inflasi dan respon sisi penawaran yang memadai. Kondisi
inflasi yang masih terkendali bisa memberikan keyakinan investor dan mengendalikan
volatilitas pasar saham, serta berpotensi menjaga perolehan return positif dari ekuitas.
Dengan inflasi yang rendah dan relatif stabil, return riil dari pasar saham juga terjaga
nilainya sehingga berdampak positif bagi investor. Bagi bank sentral, inflasi yang
rendah dan terkendali memungkinkan bank sentral mempertahankan suku bunga
jangka pendek untuk sementara waktu, sehingga kredit masih bisa tumbuh dan bagi
pasar obligasi juga lebih menguntungkan. Kondisi ini menjadi faktor yang dapat
mengendalikan peningkatan expected yields sehingga mencegah penurunan harga
obligasi. Karena itu hal ini tidak akan berpotensi mengurangi nilai principal payment,
sehingga inflasi yang rendah dan masih terkendali memberikan keuntungan bagi
pemegang obligasi.
Suku bunga kebijakan BI rate sampai dengan kuartal pertama 2013 diperkirakan masih
bertahan pada level 5,75%. Keputusan Bank Indonesia berdasarkan kondisi yang
masih konsisten dengan tekanan inflasi yang terkendali sesuai dengan sasaran inflasi
2013 dan 2014 sebesar 3,5-5,5 persen
Bertahannya suku bunga ini memberikan dampak positif bagi pasar keuangan baik
pasar saham maupun pasar obligasi dan sektor riil. Suku bunga yang stabil ini akan
berpengaruh positif pada suku bunga jangka pendek dan suku bunga jangka panjang
yang cenderung stabil dan sedikit menurun, berdampak positif pada imbal hasil yang
Suku Bunga Kebijakan: BI Rate Masih Bertahan
Gambar 1. Pertumbuhan PDB Indonesia yoy dan qtq,
Sumber: Badan Pusat Statistik
Gambar 2. Perkembangan Inflasi Indonesia
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia
2
relatif stabil dan berpotensi meningkatkan return bagi pemegang surat berharga dan
obligasi jika imbal hasil tidak meningkat dan bisa memperbaiki harga. Terjaganya suku
bunga yang rendah di pasar uang karena kendali BI rate berdampak positif terhadap
pertumbuhan kredit untuk sektor riil sejalan dengan akselerasi pertumbuhan ekonomi
yang menjaga pertumbuhan di atas 6%.
Pola pergerakan suku bunga PUAB secara umum diikuti oleh suku bunga kredit dan
simpanan. Suku bunga di pasar uang sejak tahun 2008 cenderung bergerak menurun
khususnya suku bunga kredit baik kredit investasi, kredit modal kerja maupun kredit
investasi. Untuk suku bunga PUAB dan suku bungan pinjaman sejak tahun 2012
cederung sedikit meningkat, sehingga spread suku bunga pinjaman dan suku bunga
simpanan berkurang.
Suku bunga kredit diperkirakan masih mungkin untuk turun sampai dengan kuartal
pertama pada kisaran 11 – 14% untuk semua jenis kredit. Hal ini sejalan dengan
perbaikan efisiensi operasional perbankan dan efisiensi penyaluran dana perbankan.
Sementara itu suku bunga PUAB dan suku bunga simpanan diperkirakan melanjutkan
tren peningkatan meskipun dalam angka yang kecil dan masih bergerak pada kisaran
4%-an untuk suku bunga PUAB dan mendekati 6% untuk suku bunga deposito 1 bulan.
Selama tahun 2012 penurunan suku bunga PUAB seiring dengan kinerja pasar saham
dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang mencatat pertumbuhan positif yang
didukung dengan fundamental ekonomi domestik yang kuat dan persepsi positif
investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. Tren pergerakan suku bunga pasar uang
sampai pada kuartal pertama 2013 ini masih cukup kondusif bagi pembiayaan sektor riil
dan prospek positif bagi pasar keuangan saat ini dan kuartal depan.
Pasar Uang: Suku Bunga Cenderung Bergerak Relatif Stabil
Gambar 4. Perkembangan Suku Bunga di Indonesia
Sumber: Bank Indonesia
Gambar 3. Perkembangan BI Rate (%) di Indonesia,
Sumber: Bank Indonesia
© FinancialMarket Update 2013
3
FinancialMarket Update
FinancialMarket Outlook 2013:Q1
Gambar 6. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah
Sumber: Bank Indonesia
Likuiditas Perekonomian
Pertumbuhan jumlah uang beredar relatif fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir.
Sejak pertengahan tahun 2012 pertumbuhan M1 dan M2 mengalami penurunan,
namun masih dalam tingkat pertumbuhan di atas 10%. Tingkat pertumbuhan M1 sejak
akhir tahun 2010 lebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan M2 dan menurut perkiraan
kecenderungan ini terjadi sampai kuartal pertama 2013. Kondisi ini mengindikasikan
terjadinya peningkatan aktivitas sektor riil sejalan dengan kinerja ekonomi domestik
yang tumbuh di atas 6%
Sampai dengan kuartal kedua 2013, jumlah uang beredar baik M1 maupun M2 terus
meningkat dengan perkiraan pertumbuhan di atas 10%. Untuk kuartal pertama, tingkat
pertumbuhan M1 diperkirakan masih lebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan M2. Hal
ini mengindikasikan bahwa sampai dengan kuartal pertama 2013 aktivitas sektor riil
tetap tinggi untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 6% seiring dengan
prospek pasar saham dan pasar obligasi yang positif.
Pergerakan nilai tukar rupiah dalam beberapa tahun terkahir cenderung relatif stabil,
meskipun dengan kecenderungan depresiasi namun dengan intensitas yang rendah.
Nilai tukar rupiah memasuki kuartal keempat 2012 menjadi relatif stabil dengan
intensitas depresiasi yang makin berkurang untuk Rupiah terhadap Dollar AS.
Sementara untuk Rupiah terhadap Yen Jepang mengalami apresiasi. Kondisi ini sejalan
dengan kebijakan Bank Indonesia untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai
dengan tingkat fundamentalnya dan membaiknya neraca pembayaran Indonesia.
Pergerakan nilai tukar rupiah yang relatif stabil dengan depresiasi yang makin
berkurang diperkirakan berlanjut sampai dengan kuartal pertama 2013.
Kecenderungan ini didukung dengan kinerja ekonomi eksternal yang membaik, di
antaranya adalah tetap surplusnya neraca pembayaran Indonesia dan meningkatnya
investasi asing.
Relatif stabilnya nilai tukar rupiah yang bergerak sesuai dengan fundamentalnya
diperkirakan berdampak positif terhadap profitabilitas perusahaan sehingga
berpengaruh positif terhadap return saham. Selain itu stabilitas nilai tukar juga
berpotensi mengendalikan kenaikan imbal hasil surat berharga dan obligasi. Karena itu
stabilitas nilai tukar ini memberikan prospek positif bagi pasar saham domestik.
Nilai Tukar Cenderung Stabil dan pada Level Fundamendalnya
Kurs USD IDR
Kurs JPY IDR
Kurs Euro IDR
Gambar 5. Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar di Indonesia
Sumber: Bank Indonesia
4
Investasi Asing
Di tengah krisis global yang masih berlangsung,
investasi asing langsung yang masuk ke
Indonesia mengalami peningkatan terutama
pada kuartal ketiga 2012 dan pada level yang
tinggi pada kuartal ketiga dan keempat 2012.
Dibandingkan dengan investasi portofolio,
investasi asing langsung relatif tidak fluktuatif
dan lebih tinggi jumlahnya dalam tiga tahun
terakhir.
Peningkatan investasi asing didorong oleh
persepsi positif investor asing terhadap prospek
ekonomi Indonesia yang memiliki kinerja sektor
Gambar 7. Perkembangan Investasi Asing di Indonesia
Sumber: Bank Indonesia
riil dan fundamental ekonomi makro yang baik, di antaranya inflasi yang rendah dan
stabil, nilai tukar yang relatif stabil, suku bunga pasar yang kompetitif. Kondisi
perekonomian domestik yang masih kondusif di tengah kondisi pasar keuangan global
yang masih penuh dengan ketidakpastian mendorong berlanjutnya aliran masuk dana
asing ke Indonesia, baik dalam bentuk portofolio maupun investasi asing langsung.
Bahkan menurut Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
Rahmat Waluyanto bahwa fundamental ekonomi Indonesia yang masih dalam prospek
positif membuat nilai beli bersih investor asing pun tidak hanya terjadi pada investasi
asing langsung dan portofolio di pasar saham namun juga di pasar surat utang.
Aliran dana investasi asing diperkirakan masih berlanjut sampai pada kuartal pertama
dan kedua 2013 terutama dari investasi asing langsung. Hal ini karena investor masih
memilih Indonesia sebagai lokasi menanamkan investasinya akibat sentimen global
yang masih kurang prospektif dan masalah di Amerika Serikat dan Eropa yang
memerlukan waktu perbaikan cukup lama.
Aliran dana asing dapat dipergunakan oleh calon emiten untuk pendanaan yang efek
dominonya berguna untuk pengembangan sektor riil di Indonesia. Sementara aliran
investasi asing langsung juga berkontribusi nyata dalam peningkatan aktivitas di sektor
rill khususnya dalam pengembangan sektor industri.
Ke depan pasar keuangan di Indonesia diperkirakan tetap tumbuh di tengah gejolak
ekonomi global yang masih akan berlangsung. Krisis ekonomi yang masih melanda
Eropa dan Amerika membuat investor akan tetap mengalihkan investasinya ke negara-
negara berkembang, seperti Indonesia, yang fundamental ekonominya relatif bagus
dibandingkan negara-negara emerging market lainnya.
Menurut Rahmat Waluyanto, net buy di pasar saham dan pasar surat berharga saat ini
cenderung tinggi. Selain itu, capital inflow juga terus tumbuh secara positif. OJK akan
mendorong pemanfaatan capital inflow agar semakin baik, seperti mendorong
perusahaan untuk melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO),
emisi obligasi, dan mendorong emiten mendiversifikasi instrumen lebih banyak agar
semakin beragam
© FinancialMarket Update 2013
5
FinancialMarket Update
FinancialMarket Outlook 2013:Q1
Kinerja Perbankan Tetap Sehat
Aset, Dana Pihak Ketiga dan Kredit Tumbuh Positif
Fungsi Intermediasi Perbankan Makin Kuat: LDR Perbankan yang Meningkat
Kinerja ekonomi domestik tidak terlepas pula oleh dukungan perbankan nasional.
Perbankan yang sehat selama ini telah mendukung pertumbuhan ekonomi domestik
melalui pembiayaan sektor riil. Kemampuan pembiayaan kredit oleh perbankan yang
meningkat didukung oleh pertumbuhan aset dan dana pihak ketiga.
Selama tahun 2012, perbankan mengalami pertumbuhan aset secara terus menerus jika
diperhitungkan dari bulan ke bulan. Demikian pula, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil
dihimpun juga meningkat. Pertumbuhan dari aset dan dana pihak ketiga ini mampu
mendukung kemampuan bank menyalurkan kreditnya ke sektor riil. Kredit yang diberikan
bank selama tahun 2012 meningkat diukur dari pertumbuhannya. Hubungan ketiga faktor
tersebut terlihat pada pola pertumbuhan dari bulan ke bulan antara aset, DPK, dan kredit
dengan pergerakan yang mirip. Pertumbuhan aset, DPK, dan kredit secara keseluruhan
mengindikasikan sektor riil yang berkembang yang berpotensi menciptakan permintaan
kredit bank baik kredit investasi, modal kerja, maupun investasi seiring dengan
pertumbuhan di pasar keuangan di Indonesia. Perkembangan ini diperkirakan masih
berlanjut pada kuartal pertama 2013.
Kredit perbankan pada tahun 2011 dan 2011 mengalami peringkatan yang mantap diukur
dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi pada tingkat di sekitar 19% - 40%. Pada akhir
tahun 2012 kredit modal kerja mengalami tren peningkatan, sementara kredit investasi
mengalami penurunan namun dalam tingkat yang lebih tinggi daripada kredit modal kerja.
Tren penurunan pertumbuhan kredit investasi dan kenaikan pertumbuhan kredit modal
kerja diperkirakan masih berlanjut pada akhir kuartal pertama 2013. Kredit konsumsi juga
mengalami peningkatan yang konsisten dengan pertumbuhan yang relatif stabil pada
tingkat yang mendekati 20%. Kecenderungan ini diperkirakan juga akan berlangsung
sampai pada kuartal pertama 2013. Pertumbuhan kredit konsumsi ini secara
berkelanjutan mendukung permintaan domestik yang tinggi dalam menyokong
pertumbuhan ekonomi domestik, di samping kredit investasi dan modal kerja dalam
mendukung pembiayaan usaha sektor riil.
Meningkatnya kemampuan perbankan memberikan kredit dengan sumber pembiayaan
salah satunya dari DPK yang digalang perbankan, mengindikasikan mengingkatnya
fungsi intermediasi perbankan dengan ukuran LDR yang meningkat. Lingkungan dan
6
Sumber: Bank Indonesia
Gamba 8 . Pertumbuhan Aset, Dana Pihak Ketiga, dan Kredit Perbankan Gambar 9. Pertumbuhan Kredit Perbankan Menurut Jenisnya
Sumber: Bank Indonesia
iklim investasi yang kondusif karena didukung oleh fundamental ekonomi yang bagus
dan ekspektasi positif mengenai perkembangan bisnis mendorong perbankan untuk
meningkatkan pemberian kredit kepada sektor riil.
Kemampuan yang meningkat dalam menggalang dan menyalurkan dana oleh
perbankan terlihat pada LDR yang meningkat pada tahun 2012 menjadi 84%. Tren ini
akan berlanjut pada kuartal pertama 2013 seiring dengan tetap kondusifnya iklim
investasi di Indonesia dan persepsi positif investor terhadap perekonomian domestik.
Peningkatan ukuran kemampuan usaha perbankan terutama dalam menggalang dan
menyalurkan kredit tidak lepas dari dukungan kesehatan bank yang baik. Salah satu
ukurannya adalah rasio kecukupan modal. Selama tahun 2012 rasio kecukupan
modal (CAR) berada pada kisaran 17% - 18%-an yang jauh lebih tinggi dari level
minimum 8%. Indikator lainnya adalah terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL
gross) di bawah 5% dengan kecenderungan menurun pada akhir tahun 2012. Kinerja
dan kesehatan perbankan yang tetap baik ini didukung pula oleh stabilitas net interest
margin (NIM) dan return on asset (ROA) yang dibukukan perbankan selama tahun
2012. Industri perbankan yang prospektif, yang diharapkan mendukung kinerja
ekonomi domestik ke depan memberikan optimisme seiring dengan prospek positif
pasar keuangan di Indonesia, tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian dan
kewaspadaan dini dalam memberikan kreditnya bagi perbankan atas situasi yang
mungkin mendadak terjadi.
Kesehatan Perbankan yang Tetap Baik dan Stabil
© FinancialMarket Update 2013
7
Gambar 10. Perkembangan Loan to Deposit Ratio Perbankan
Sumber: Bank Indonesia
Gambar 11. Perkembangan Rasio Kecukupan Modal Perbankan (CAR,%),
Sumber: Bank Indonesia
Gambar 13. Harga Minyak Mentah Dunia
Sumber: Bank Indonesia
Gambar 12. Perkembangan Kinerja Perbankan
Sumber: Bank Indonesia
FinancialMarket Outlook 2013:Q1
Optimisme Pasar Modal di Awal Tahun 2013Awal tahun 2013 merupakan geliat pasar modal Indonesia yang indeks Terus Mencetak
Rekor Baru hampir merata di seluruh sektor. Hingga akhir Februari 2013 Indeks masih
terus terangkat, namun hanya sektor pertambangan saja yang kinerjanya tidak
memuaskan. Indeks terangkat terutama dengan kembalinya sektor perbankan yang
meningkat, ditambah dengan meningkatnya pula sektor-sektor dengan nilai
kapitalisasi besar seperti infrastruktur, industri dasar dan kimia, dan barang konsumsi.
Dengan prestasi awal tahun ini nilai kapitalisasi pasar ini melonjak dari 403 Milyar USD
menjadi 446 Milyar USD.
Berbagai macam isu kekhawatiran akhir tahun 2012 nampaknya direspon berbeda.
Animo investasi yang masih kian tinggi baik domestik maupun asing memberikan angin
segar bagi pasar modal di kuartal pertama. Bank Indonesia nampaknya masih akan
mempertahankan suku bunga acuan di 5,75% dan pemerintah belum menaikan BBM.
Penundaan kenaikan harga LPG 12kg juga masih akan menahan laju inflasi akan tetap
stabil. Harga minyak dunia yang masih bergerak dalam kisaran 105 – 115 USD/barrel
dan dengan perubahan harian yang relatif stabil membuat pemerintah masih mudah
dalam memprediksi anggaran untuk subsidinya.
Walaupun kenyataan 2012 bahwa krisis Eropa belum berakhir dan sudah mulai
berdampak pada menurunnya sejumlah ROE sektor bisnis, namun laju motor
penggerak ekonomi yang berasal dari sisi konsumsi rumah tangga masih mampu
menahan tekanan. Kami memandang bahwa hal-hal lain dianggap tetap maka IHSG
kami optimis dapat mencapai 5000 dalam tahun ini. Walaupun indeks masih terus
ditarik kebawah oleh sektor pertambangan khususnya batubara. Sektor lain yang perlu
dicermati adalah CPO yang masih kami pandang menunggu cerahnya pasar CPO
dunia.
Perlu diwaspadai rupiah yang terus melemah terhadap USD dapat menekan sisi
konsumsi terhadap barang-barang impor. Sektor retail dan perdagangan besar dapat
terkena dampaknya akibat menurunnya sisi permintaan yang akan menurunkan
volume penjualan. Sektor lain yang mungkin terkena dampaknya adalah industri
farmasi yang masih sebagian besar bahan baku obat Indonesia masih impor. Namun
kami memandang pelemahan ini masih berada nilai fundamentalnya akibat dari defisit
neraca perdagangan Indonesia yang menyebabkan tingginya permintaan USD dalam
negeri. Sejalan dengan hal ini penguatan rupiah akan kembali terjadi, jika permintaan
impor China kembali meningkat seiring dengan perbaikan ekonomi China, terutama
dari output sektor pertambangan logam dasar.
8
Gambar 14. Kinerja Index (2012, ytd)
Sumber: Bloomberg
Gambar 17. Komposisi pasar modal 2013 Kuartal pertama
Sumber: Bloomberg
Gambar 15. Kapitalisasi Pasar 2003-2013 (Maret)
FinancialMarket Update
Seiring dengan tekanan pada sektor bisnis yang menurunkan tingkat pengembalian di
2012, namun optimisme di kuartal pertama 2013 menunjukan adanya peningkatan. Di
sektor primer terutama pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan diperkirakan
akan meningkat. Tercatat pada kuartal keempat 2012 indeks tendensi bisnis masih
berada dibawah angka 100 yang menunjukan pesimisme pada sektor ini, namun pada
kuartal pertama tahun ini diestimasi akan meningkat hingga 110.98. Secara rata-rata
sektor bisnis mengarah pada persepsi untuk stagnan di 2013, angka-angka
menunjukan peningkatan namun angka tersebut tidak melebihi angka pada 2012.
Peningkatan indeks persepsi juga masih berlangsung pada pada pertambangan yang
melambat membaik dari tahun 2011. Sektor-sektor dengan persepsi diatas rata-rata
mayoritas berada pada sektor tersier, yaitu pada sektor keuangan, properti dan jasa
perusahaan, serta pada sektor jasa-jasa lainnya. Pada sektor sekunder
© FinancialMarket Update 2013
9
Gambar 16. Indeks Tendensi Bisnis
Sumber: Badan Pusat Statistik
Gambar 18. Kinerja Index 2012 - Maret 2013 (ytd)
Sumber: Bloomberg, diolah
Tabel 1. Kinerja Antar Indeks
FinancialMarket Outlook 2013:Q1
Batubara
Sepanjang 2012 bahwa sektor batubara memberikan kinerja
yang buruk, sektor ini masih memberikan nilai yang sepanjang
tahun dibawah tingkat pengembalian pasar. Saham-saham
berkapitalisasi besar juga relatif masih bergerak dalam volatilitas
2,3%. Namun sejumlah pihak masih optimis kondisi ini akan
membaik di 2013 ditengah tekanan harga batubara dunia yang
masih terus tergerus. Optimisme ini berasal dari perusahaan-
perusahaan besar yang masih mampu memenuhi permintaan
ekspor dan bahkan diprediksi ekspor akan mampu tumbuh 4%.
Optimisme pertumbuhan volume produksi tambang batubara ini
akibat terus meningkatnya konsumsi batubara sebagai komoditas
energi. Saat ini tercatat konsumen terbesar batubara adalah
China dan India, yang secara total konsumsinya hampir
mendekati seluruh konsumsi batubara dunia. Namun hal ini kami
pandang tidak cukup untuk mengangkat sektor ini. Adanya
peraturan baru yang saat ini melibatkan pemerintah daerah,
dianggap justru berpotensi dapat menghambat izin explorasi
tambang. Kami memprediksi sektor ini masih tetap bergerak
stagnan dibawah return pasar.
Logam DasarKembali beberapa lembaga pendanaan dunia memangkas
pertumbuhan kuartal pertama beberapa negara besar seperti US,
Jepang dan China. Sebagai konsumen utama bahan baku metal,
proyeksi perlambatan ekonomi dapat menekan harga komoditas
metal dasar lebih jauh lagi. Nampaknya isu perlambatan ekonomi
dunia akibat resesi zona euro masih menjadi isu sentral dalam
industri manufaktur yang menyebabkan turunnya permintaan
atas komoditas metal dasar. Walaupun demikian pertumbuhan
ekonomi China tetap tumbuh lebih baik dari kuartal keempat 2012
dan hal ini akan memberikan kembalinya permintaan logam dasar
China yang selama ini masih dipandang menjadi penyebab
tertekannya kinerja sektor metal dasar. Selama 2012 ytd
pergerakan saham-saham sektor metal dasar secara relatif
kinerjanya masih berada dibawah return pasar.
Namun kami masih berharap pada tahun ini sektor metal dasar
dapat berkinerja baik namun hanya secara rata-rata saja.
Beberapa komoditas metal yang diprediksi akan meningkat
adalah komoditas nikel dan timah. Nikel masih mengharapkan
dari permintaan China yang kemungkinan akan kembali
meningkat, namun sepertinya permintaan dari zona euro belum
membaik. Sedangkan komoditas timah setidaknya akan
mengalami kekurangan pasokan sejalan adanya peraturan
pembatasan ekspor tingkat kemurnian produk timah.
Sektor Pertambangan
10
Gambar 19. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor pertambangan (batubara),
Sumber: Bloomberg, diolah
Gambar 20. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor pertambangan (logam dasar),
Sumber: Bloomberg, diolah
FinancialMarket Update
Perubahan curah hujan dan cuaca menurut sumber Bank
Indonesia tidak akan berdampak pada perkebunan cpo. Produksi
cpo ditargetkan akan terus dapat bertumbuh seiring adanya
perluasan kawasan produksi di tahun 2013. Tercatat hingga saat
ini cadangan lahan tersisa 2,8 juta hektar, namun dilihat dari
realisasinya pada tahun ini agaknya akan sulit memberikan
kontribusi pada pertambahan output produksi cpo. Sejumlah
hambatan produksi pun dikemukakan oleh asosiasi sawit antara
lain adalah adanya penundaan peraturan perluasan lahan baru
dan tanaman produksi yang berumur lebih dari 25 tahun sulit
untuk mengangkat sektor kelapa sawit untuk bertumbuh.
Walaupun dari survey tendensi bisnis menunjukan adanya
optimisme pada tahun 2013 namun dalam perspektif sektor
usaha hal ini kami pandang belum cukup mampu untuk
memberikan pertumbuhan yang berarti, apalagi kondisi awal
2013 nilai jual CPO dunia masih dalam kondisi trend menurun.
Sektor Pertanian (Kelapa Sawit)
Indeks keyakinan konsumen diprediksi pada kuartal pertama 2013 ini masih memberikan
optimisme. Hasil dari positifnya ekonomi Indonesia yang meningkatkan pendapatan
rumah tangga, stabil dan terjaganya tingkat inflasi yang menyebabkan rendahnya
pengaruh inflasi terhadap konsumsi dan peningkatan konsumsi terhadap beberapa
komoditi makanan dan bukan makanan meningkatkan optimisme konsumen. Sejalan
dengan membaiknya ekonomi, peningkatan pendapatan kelompok masyarakat
menengah menyebabkan peningkatan konsumsi ini. Dominannya konsumsi domestik
merupakan kekuatan ekonomi internal yang mampu mengangkat indeks.
Kehadiran peningkatan pemberian kredit dari perbankan untuk pinjaman ritel juga
menjadi katalisator bagi peningkatan konsumsi masyarakat akan kebutuhan rumah
tangga (pribadi). Kucuran pinjaman usaha juga ikut menggarap sektor ini. Faktanya,
dengan semakin bertumbuhnya swalayan-swalayan pengecer waralaba merupakan
akibat dari intervensi perbankan dari sisi modal usaha bagi pengecer, dan tingginya
tingkat konsumsi kebutuhan rumah tangga memberikan peningkatan permintaan akan
komoditas tersebut. Namun perlu diwaspadai adanya penurunan pendapatan
perusahaan-perusahaan pengecer besar pada barang-barang konsumsi impor yang
merupakan akibat adanya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD.
Sektor Retail
© FinancialMarket Update 2013
11
Gambar 21. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor pertanian
Sumber: Bloomberg, diolah
Gambar 22. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor retail
Sumber: Bloomberg, diolah
Gambar 23. Jumlah pemberian nilai pinjaman konsumsi, 2013 (yoy)
Sumber: Bloomberg, diolah
FinancialMarket Outlook 2013:Q1
Pada tahun 2012 volume penjualan kendaraan melonjak sebesar 25%. Lonjakan yang
disebabkan oleh meningkatnya pendapatan rumah tangga dan rendahnya suku bunga
pinjaman ritel menyebabkan tingginya permintaan akan kendaraan berjenis 2
penggerak roda ini merupakan indiskasi konsumsi rumah tangga yang mencapai 66,2%
dari total penjualan yang 52,2%-nya merupakan kendaraan bermesin dengan kapasitas
dibawah 1500cc. Beralihnya pengguna kendaraan roda dua menjadi roda empat ini
merupakan akibat dari kemudahan dalam pemberian kredit pembelian kendaraan
Aneka Industri : Otomotif
Sektor Manufaktur
Data dari Kemenperin memproyeksikan kapasitas terpasang industri semen akan
tumbuh menjadi 65,860 di tahun 2013, dari sebelumnya 60,570. Derasnya permintaan
dari sektor properti dan infrastruktur tahun 2012 menyebabkan sektor ini mendapatkan
peningkatan volume penjualan yang signifikan. Peningkatan penjualan ini merupakan
hasil dari bertumbuhnya sektor properti, perumahan dan pembangunan infrastruktur.
Peningkatan konsumsi semen dari sektor-sektor tersebut masih kuat kami
memandang kinerja industri semen ini masih akan menikmati dari peningkatan
permintaan dari kelanjutan penguatan sektor properti dan infrastruktur. Peningkatan
permintaan ini masih akan berlanjut seiring dengan realisasi proyek-proyek
infrastruktur seperti jalan tol dan pemekaran bandara. Pembangunan pusat-pusat
perbelanjaan di area sub-urban Jakarta juga dinilai ikut memberikan peningkatan
permintaan semen. Industri dasar ini juga mulai dilirik oleh investor-investor luar yang
meningkatkan arus aliran penanaman modal asing pada sektor ini. Beberapa
infrastruktur pengolahan baru juga dibangun pada 2012 seperti Tuban IV dan Tonasa
V dipandang dapat memenuhi kebutuhan semen domestik dan ekspor.
Industri Barang Konsumsi
12
Gambar 25. Jumlah posisi pinjaman modal kerja pada UKM berdasarkan
klasifikasi usaha
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Gambar 27. Total penjualan kendaraan bermotor roda empat
Sumber: Gaikindo, diolah
Gambar 28. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor manufaktur (otomotif)
Sumber: Bloomberg, diolah
Gambar 24. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor manufaktur (Industri Barang Konsumsi
Sumber: Bloomberg, diolah
Gambar 26. Posisi Pinjaman UKM pada bank umum konvensional
Sumber: Bank Indonesia, diolah
FinancialMarket Update
Data dari Kemenperin memproyeksikan kapasitas terpasang
industri semen akan tumbuh menjadi 65,860 di tahun 2013, dari
sebelumnya 60,570. Derasnya permintaan dari sektor properti
dan infrastruktur tahun 2012 menyebabkan sektor ini
mendapatkan peningkatan volume penjualan yang signifikan.
Peningkatan penjualan ini merupakan hasil dari bertumbuhnya
sektor properti, perumahan dan pembangunan infrastruktur.
Peningkatan konsumsi semen dari sektor-sektor tersebut masih
kuat kami memandang kinerja industri semen ini masih akan
menikmati dari peningkatan permintaan dari kelanjutan
penguatan sektor properti dan infrastruktur. Peningkatan
permintaan ini masih akan berlanjut seiring dengan realisasi
proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol dan pemekaran
bandara. Pembangunan pusat-pusat perbelanjaan di area sub-
urban Jakarta juga dinilai ikut memberikan peningkatan
permintaan semen. Industri dasar ini juga mulai dilirik oleh
investor-investor luar yang meningkatkan arus aliran penanaman
modal asing pada sektor ini. Beberapa infrastruktur pengolahan
baru juga dibangun pada 2012 seperti Tuban IV dan Tonasa V
dipandang dapat memenuhi kebutuhan semen domestik dan
ekspor.
Industri Dasar: Semen
Sektor yang menjadi primadona di 2012 ini, sejak awal 2013 masih memberikan nilai
rapor terbaiknya. Hingga 1 Maret 2013 kembali mencetak beberapa rekor baru yang
mendongkrak IHSG. Kinerja sektor property ini didukung dengan meningkatnya
kemampuan pendapatan rumah tangga yang menyebabkan tingginya permintaan atas
tempat tinggal. Tingginya permintaan ruang perkantoran juga berasal dari kegiatan
sektor usaha di Jakarta yang meningkat menjadi 350 ribu m2 dari 300 ribu m2. Pada
2013 diprediksi permintaan untuk ruang perkantoran di kawasan sentra bisnis Jakarta
juga meningkat, dan ketersediaan lahan masih mencukupi untuk beberapa tahun
kedepan. Penyaluran kredit properti dari sektor perbankan juga memberikan andil.
Tercatat kredit properti tumbuh 24% (yoy). Dari angka tersebut secara rata-rata di
tahun 2012 paling banyak adalah disalurkan pada produk kredit pemilikan rumah dan
apartemen. Kami memandang selama perekonomian makro tidak terjadi perlambatan,
sektor ini akan tetap berkinerja baik.
Sektor Property
© FinancialMarket Update 2013
13
Gambar 30. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor properti
Sumber: Bloomberg, diolah
Gambar 32. Rata-rata pemberian pinjaman properti pada tahun 2012
Sumber: Bank Indonesia
Gambar 31. Jumlah nilai pinjaman properti yang diberikan oleh bank secara keseluruhan
Sumber: Bank Indonesia
Gambar 30. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor manufaktur (industri dasar: semen)
Sumber: Bloomberg, diolah
Walaupun sektor infrastruktur dan telekomunikasi memberikan
sokongan terbesar pada PDB, namun kondisi industri
telekomunikasi banyak yang percaya sudah menjadi laut merah.
Persaingan yang ketat dan perang harga yang sudah terjadi ikut
menggerus pertumbuhan laba perusahaan-perusahaan di sektor
ini. Namun harapan di 2013 masih ada, bahwa konsumen dari
sektor ini yang cenderung beralih kepada konsumsi paket data
memberikan angin segar di tengah tekanan persaingan antar
operartor telekomunikasi. Beberapa strategi yang diterapkan
sebagai perluasan jaringan 3G telah digalakan, seperti bekerja
sama dengan produsen perangkat keras dengan membuat
bundling produk, hingga perbaikan kualitas layanan dengan
mengusung teknologi yang dapat mendukung handset
smartphone dan tablet pc.
Dalam industri ini perlu diwaspadai pula masih adanya
ketidakpastian hukum mengenai konten dari value added service
(VAS) industri ini. Regulasi pesan singkat (sms broadcast dan
pesan premium) yang masih mengambang sehingga masih
memberi ganjalan untuk pengembangan produk berbasis paket
data ini. Realisasi tahun 2012 walaupun pendapatan meningkat
namun tekanan industri seluler sudah berdampak pada beban
keuangan operator layanan telekomunikasi. Pertumbuhan laba
bersih dua operator besar seperti Indosat Tbk. (ISAT) dan XL
Axiata (EXCL) terpangkas pertumbuhannya. Kami memandang
bahwa industri ini membutuhkan stimulus dari pemerintah
mengenai percepatan revisi layanan konten pesan singkat
karena konsumsi layanan selular mulai bergeser dari layanan
pesan suara dan pesan singkat kepada konsumsi paket data.
Sektor Keuangan (Bank)Perubahan curah hujan dan cuaca menurut sumber Bank
Indonesia tidak akan berdampak pada perkebunan cpo. Produksi
cpo ditargetkan akan terus dapat bertumbuh seiring adanya
perluasan kawasan produksi di tahun 2013. Tercatat hingga saat
ini cadangan lahan tersisa 2,8 juta hektar, namun dilihat dari
realisasinya pada tahun ini agaknya akan sulit memberikan
kontribusi pada pertambahan output produksi cpo. Sejumlah
hambatan produksi pun dikemukakan oleh asosiasi sawit antara
lain adalah adanya penundaan peraturan perluasan lahan baru
dan tanaman produksi yang berumur lebih dari 25 tahun sulit
untuk mengangkat sektor kelapa sawit untuk bertumbuh.
Walaupun dari survey tendensi bisnis menunjukan adanya
optimisme pada tahun 2013 namun dalam perspektif sektor
usaha hal ini kami pandang belum cukup mampu untuk
memberikan pertumbuhan yang berarti, apalagi kondisi awal
2013 nilai jual CPO dunia masih dalam kondisi trend menurun.
FinancialMarket Outlook 2013:Q1
14
Sektor Utilitas (Telekomunikasi)
Gambar 35. Total pendapatan per tahun (yoy) operator selular (TLKM, ISAT & EXCL),
Sumber: Bloomberg, diolah
Gambar 34. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor Utilitas (Telekomunikasi)
Sumber: Bloomberg, diolah
Gambar 33. Kinerja relatif terhadap IHSG saham-saham sektor keuangan (perbankan)
Sumber: Bloomberg, diolah
FinancialMarket Update
Cara membaca
1. Grafik yang pertama merupakan perbandingan antara
rata-rata beta 5 tahunan dengan rolling mean dalam
jendela 2 tahun, grafik ini menunjukkan trend beta saat
ini. Di samping itu dapat dilihat juga deviasi pergerakan
beta berbanding dengan rata-rata 5 tahunannya.
2. Grafik yang kedua menunjukkan perbandingan
compounded return saham dengan pasar. Di sini kita
bisa membandingkan seberapa besar covariance dan
korelasi pergerakan antara pasar dengan saham yang
ada.
3. Grafik yang ketiga adalah penyebaran data saham
berbanding dengan plot best fitting regression line, dan
juga market beta. Fungsinya di sini adalah untuk
melihat sejauh mana error yang muncul berbanding
peramalan yang ada.
Backbone Portfolio Analysis
Pengantar
Portfolio Frontier untuk 12 saham unggulan berdasarkan ROA dan eROA
Untuk analisa teknikal mengenai saham kami menggunakan metoda rolling means
selama 2 tahun terhadap beta perusahaan, korelasi saham individual terhadap Index
Pasar, dan Regresi untuk mengetahui hubungan causalitas antara saham individu dan
pergerakan beta di pasar. Dasar perhitungan kami adalah terhadap saham perusahaan
yang memiliki nilai ROA terbaik, dan juga kompetensi yang baik di dalam industrinya, di
samping juga market share dari saham tersebut. Dari perhitungan kami, kami berhasil
menghimpun peta portfolio dari saham saham tersebut sebagai berikut.
Grafik di atas menggambarkan berbagai skema portfolio dari seluruh saham yang ada
(portfolio frontier). Sebagai hint, titik nilai emiten adalah posisi di mana kita
menempatkan 100% saham pada portfolio, ambil contoh adalah apabila kita
menginvestasikan 100% saham kita pada Unilever (UNVR) maka portofolio expected
return adalah 3% dengan standar deviasi 7%.
SIMP dan EMTK dikeluarkan dari daftar dikarenakan data yang
tidak lengkap dalam lima tahun belakangan ini.
© FinancialMarket Update 2013
15
© FinancialMarket Update 2013
Berdasarkan highlight laporan konsolidasi Maret 2013, pendapatan layanan seluler
(voice) meningkat 7,5 % sejalan dengan bertambahnya jumlah pelanggan seluler
sebesar 125,1 juta atau betambah 18,1 juta pelanggan selama tahun 2012. Di samping
itu Telkom juga mencatat pendapatan dari data, interenet, dan jasa teknologi
informatika yang tumbuh sebesar 15,5 % dan berkontribusi sebesar 35,8 % terhadap
jumlah pendapatan. Juga terjadi perkembangan yang sangat baik pada penyediaan
jasa broadband dengan peningkatan pelanggan yang signifikan sebesar 82.3 % atau
menjadi 19,1 juta pelanggan. Laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada
pemilik entitas induk juga meningkat menjadi 17,2 % atau menjadi 12,9 trilliun.
Volatilitas harga TLKM berbanding volatilitas indeks pasar terbilang rendah. Dengan
rata-rata beta di bawah 0.65, saham TLKM berkontribusi rendah pada volatilitas
portfolio. Hal ini dapat dipahami dengan stabilnya kondisi perekonomian secara makro
dan tingkat permintaan pasar domestic yang masih cukup besar terhadap industri
telekomunikasi. Sebagai market leader TLKM memperlihatkan kestabilan harga dan
tidak begitu sensitive terhadap pergerakan indeks pasar. Hal ini dapat dipahami karena
market tidak mengharapkan untuk mendapatkan keuntungan dari TLKM melalui short
sales, namun melalui keuntungan yang diciptakan dari fundamental perusahaan seperti
dividend dan pembagian laba bersih perusahaan.
Perbandingan compounded return saham TLKM dengan indeks pasar juga tidak begitu
berbeda secara signifikan. Hal ini dapat dipahami dikarenakan size saham TLKM yang
cukup besar dan kondisi fundamental perusahaan yang cukup baik.
Dilihat dari titik titik penyebaran residual saham TLKM terhadap beta pasar dapat
dicermati bahwa nilai beta TLKM di bawah nilai resiko pasar dengan residual yang
cukup besar. Artinya dalam waktu kondisi saat ini TLKM adalah entitas yang tidak begitu
terpengaruh terhadap fluktuasi pasar dan cenderung stabil. TLKM baik untuk investasi
jangka panjang dan tidak direkomendasikan untuk short sales.
Telkom masih merupakan saham yang memiliki ROA dan eROA
tertinggi di industrinya. Artinya secara fundamental Telkom merupakan ekuitas
perusahaan yang masih menjanjikan untuk tahun 2013. Sedangkan kemungkinan
untuk mendapatkan keuntungan dari pasar saham sedang dalam siklus yang
menurun[gambar1]. Siklus beta Telkom berada pada titik di bawah garis rata-rata beta
Telkom selama 5 tahun. Sedangkan bila dilihat korelasi dan kovarians yang ada
[gambar2], pergerakan Telkom tidak sepenuhnya bergantung pada pergerakan pasar.
Untuk peramalan [gambar3] Telkom memilliki penyebaran yang mendekati fitting line di
mana artinya saham tidak memilki kejutan-kejutan yang signifikan.
Kesimpulannya
Telekomunikasi Indonesia Tbk. - TLKM
16
FinancialMarket Update
Indosat Tbk. (ISAT)Berita terbaru terkait dengan INDOSAT adalah mengenai tidak lolosnya indosat dalam
tender 3G karena alas an administrative, hal ini mungkin yang perlu mendapat
pertimbangan dari para investor. Di samping itu isu mengenai kasus IM 2 Indosat akhir
akhir ini bisa juga berkontribusi terhadap peningkatan systemic risk perusahaan. Meski
demikian, dilihat dari performanya INDOSAT selama tahun 2012 tetap menjadi
perusahaan yang mampu mencatat profitabilitas yang tinggi.
Dilihat dari Rolling average beta ISAT pada Quartal pertama 2013 berada di atas rata-
rata beta 5 tahunan. Nilainya yang cukup besar (Beta >1) membuat ISAT sebagai saham
yang memilki kontribusi besar terhadap beta portfolio. Dengan volatilitas yang melebihi
pasar, ISAT merupakan investasi yang cukup beresiko.
Dilihat dari volatilitas return, ISAT memiliki standar deviasi yang cukup lebar bila
dibandingkan dengan volatilitas pasar. Hal ini dapat dipahami dikarenakan beta ISAT
yang cukup sensitive terhadap pergerakan pasar.
Nilai beta ISAT pada umumnya selama 5 tahun ini berada di bawah beta pasar, meski
demikian bila dilihat dari roling average 2 tahun terakhir, nilai beta ISAT saat ini
mengalami trend kenaikan di atas beta pasar. Keberadaan iSAT pada industri
telekomunikasi membuat saham ini memilki kinerja yang cukup bagus, akibat dampak
dari membaiknya pertumbuhan perekonomian secara makro.
Kesimpulan yang dapat diberikan adalah Saham Indosat saat ini berada pada siklus
beta tinggi, perlu dicermati apakah hal ini dikarenakan sentimen negatif pasar terhadap
isu-isu internal perusahaan. Hal ini selaras dengan grafik mengenai regresi Beta
perusahaan dengan Pasar yang menunjukkan bahwasanya pergerakan beta
perusahaan tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pasar. Dengan varians yang cukup
lebar, Investor harus bersiap untuk kejutan-kejutan yang tak terduga dari harga saham
Indosat.
© FinancialMarket Update 2013
17
© FinancialMarket Update 2013
Unilever Indonesia Tbk. - UNVR
Dilihat dari return pasar saham terlihat bahwa Unilever memilki pola beta yang tersebar
dan tidak terarah. Dari garis regresi yang ada beta memiliki varians yang luas dan tidak
berkumpul pada satu group. Meski demikian bukan berarti ini pertanda yang buruk.
Garis regresi dengan varians yang tersebar mengindikasikan bahwa saham unilever
tidak terpengaruh oleh pergerakan index pasar. Hal ini bisa diartikan bahwa unilever
mengalami reformating harga saham terkait adanya fenomena stock split pada 2 tahun
belakangan ini.
Unilever adalah salah satu saham unggulan dari industry barang konsumsi. Hanya saja
siklus beta unilever saat ini adlah menurun dibanding siklus 5 tahunannya. Sedangkan
untuk korelasi dengan pasarnya tidak begitu tinggi dan unilever memilki penyebaran
beta yang lebar. Fenomena ini mengindikasikan bahwa sanya unilever dibeli oleh
investor yang berharap mendapat kan keuntungan dari sisi fundametal atau
operasional perusahaan, dan bukan dari pasar financial
Kondisi Ekonomi yang membaik secara makro berimbas pada industri bahan dasar,
diantaranya SMGR yang baru saja menginvestasikan pembangunan pabrik baru
sebesar Rp. 6,976 Trilliun. Hal ini membuat saham SMGR berada pada titik yang cukup
sensitive terhadap pasar. Hal lain yang mendorong SMGR memiliki volatilitas tinggi
adalah transformasi SMGR dari BUMN menjadi MNC. Hal ini membuat emiten SMGR
cukup diburu oleh pasar dan membuat beberapa investor yang berniat mendapat capital
gain untuk menghold saham mereka hingga mencapai ekspektasi harga yang
diinginkan.
Garis regresi SMGR memiliki varians yang cukup tersebar. Hal ini mengindikasikan
bahwa SMGR tidak begitu terpengaruh terhadap siklus index di pasar. Salah satu factor
penyebab pergerakan SMGR yang berbeda dengan pasar adalah transformasi dari
BUMN menjadi MNC yang membuat saham SMGR saat ini diburu oleh mayoritas
investor. Semen gresik memiliki siklus beta yang menanjak, di mana artinya investor
dapat mengambil excess return dari pergerakan pasar. Dari sisi varians atau resiko nya
termasuk tinggi.
Semen Indonesia (Persero) Tbk. - SMGR
18
FinancialMarket Update
Semen gresik memiliki siklus beta yang menanjak, di mana artinya investor dapat
mengambil excess return dari pergerakan pasar. Dari sisi varians atau resiko nya
termasuk tinggi.
United TRractor pada januari 2013 melaporkan penjualan alat berat mereka naik 97%
dari Desember 2012. Meski demikian dilihat dari penjualan tahunan UNTR mengalami
penurunan di banding Januari 2013. Hal ini dapat dipahami dari penurunan permintaan
Industri pertambangan dan menurunnya harga CPO.
Penurunan permintaan dari industri pertambangan membuat Volatilias dari saham
UNTR ini jauh melebihi volatilitas pasar. Meski demikian UNTR saat ini berada di bawah
garis rata-rata volatilitas harga saham 5 tahunannya.
Dengan garis regresi beta yang cenderung melebihi pasar UNTR adalah asset dengan
varians besar dan berdampak cukup signifikan terhadap varians portfolio. Meski
demikian pasar cukup berpengaruh terhadap pergerakan saham ini, di mana hal tersebut
dapat terlihat dari beta yang mengelompok dan berada tidak jauh dari garis regresi.
Kesimpulan untuk United Tractor saat ini adalah saham ini sedang dalam siklus beta
yang menanjak, meskipun masih dibawah siklus beta 5 tahunannnya. Nilai saham nya
terpengaruh cukup besar terhadap pergerakan pasar. Investasi pada saham UNTR akan
berdampak cukup signifikan pada beta portfolio.
United Tractor saat ini sedang dalam siklus yang menanjak dalam nilai beta nya
meskipun masih dibawah siklus beta 5 tahunannnya. Nilai saham nya memiliki
penyebaran yang baik atau bisa diramalkan.
United Tractors Tbk. (UNTR)
© FinancialMarket Update 2013
19
© FinancialMarket Update 2013
Permintaan produk pangan pokok yang tinggi dan kebijakan
impor yang ketat membuat industri pertanian mengalami
penoingkatan penjualan dari kebijakan pemerintah yang ada.
Meski demikian saham AALI memilki resiko sistematik yang
rendah dan berkontribusi rendah terhadap agregat resiko
portfolio.
Saham pada industri pertanian saat ini mendapatkan angin segar
dari kebijakan pemerintah yang berusaha melindungi industri
pertanian dalam negeri. Hal ini ditunjukkan dengan penghentian
impor beberapa komoditas pertanian dari Amerika serikat. Hal ini
kemudian direspon dengan siklus nilai beta yang meningkat
dalam dua tahun belakangan ini. Di samping itu penyebaran nilai
beta yang ada pun tidak memilki nilai varians yang terlalu lebar.
Berdasarkan data historis tersebut kami pandang bahwa saham
AALI cukup baik ditengah tertekannya harga cpo dunia.
Astra Agro Lestari Tbk. - AALI
CPIN yang bergerak di sector pengolahan pakan ternak
membukukan pertumbuhan 10-15% pada akhir 2012, yang bila
dibukukan sebesar 20 trilliun rupiah. Hal ini membuat CPIN
sebagai perusahaan dengan profitabilitas tinggi di industrinya.
Dilihat dari rolling average beta selama 2 tahun terakhir tampak
bahwa CPIN masih berkontribusi tinggi terhadap varians portfolio.
Meski demikian beta pada quartal pertama 2013 turun secara
signifikan yang menandakan bahwa secara fundamental CPIN
mulai mengalami kestabilan.
Dilihat dari regresi fitting line nya sebenarnya CPIN memilki
pergerakan yang stabil dan merata. Kesimpulan yang di dapatkan
adalah meski CPIN sensitif terhadap pasar namun sebenarnya
CPIN memiliki distribusi normal, atau pergerakan sahamnya
dapat lebih diprediksi dibanding saham yang lain.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk. - CPIN
20
FinancialMarket Update
Kabar dari Indofood yang terbaru adalah terkait dengan
kepemilikian perusahaan ini akan saham mereka di China
Minzhong sebesar 29.3 %. Berdasarkan press release yang
didapat kan dari website mereka, bahwasnya Indofood optimis
dengan bertambah nya share mereka di China Minzhong akan
meningkatkan leverage mereka terkait dengan supply chain,
teknologi, dan network yang sudah ada.
Dengan ekspansi Indofood ke pangsa internasional dapat
dipahami bahwa saham beta mereka mulai menuju ke arah yang
lebih stabil, meskipun masih di atas beta pasar.
Dilihat dari fitiing line regresi yang ada, saham Indofood masih
memberikan multiplier yang melebihi pasar dari sudut pandang
betanya. Penyebaran beta nya pun terbilang tidak begitu memiliki
varians yang besar. Kesimpulan untuk Indofood ini adalah
Indofood masih merupakan yang memiliki potensi untuk terus
berkembang. Banyak pemilik yang menghold saham ini dan
kemungkinan akan menjualnya apa bila harga yang ada sesuai
dengan ekspektasi investor. Saham Indofood merupakan saham
yang aman karena nilai beta yang sedang menurun meskipun
masih diatas beta pasar Beta >1. Meski demikian dari sisi
volatilitas dan varians tidak sebesar saham saham yang lain.
Indofood Sukses Makmur Tbk. - INDF
© FinancialMarket Update 2013
21
© FinancialMarket Update 2013
FinancialMarket Update
LSIP yang merupakan salah satu pelaku utama dalam industri
CPO membukukan growth sebesar 1,2 % pada CPO dan 1%
pada palm kernel pada akhir 2012 berbanding dengan produksi di
tahun 2011. Meskipun kondisi harga CPO sedang turun namun
LSIP tetap memberikan performa fundamental yang baik. Hal ini
dikarenakan komoditas yang ada tetap terserap oleh pasar
domestic yang secara agregat memiliki pertumbuhan ekonomi
yang baik.
Dilihat dari garis regresinya meski slope regresi LSIP lebih besar
daripada pasar namun variannya tidak tersebar jauh. Hal ini
mengindikasikan bahwa error yang ada dari beta tidaklah begitu
besar dan data terdistribusi normal. Saham ini kami sarankan
untuk investor yang ingin mengambil resiko selaras dengan
kemungkinan short sales. Hal ini dikarenakan saham yang ada
memilki beta yang lebih tinggi dari market dan berada pada siklus
yang tinggi. Di samping itu dari grafik mengenai regresi beta
menunjukkan bahwasanya nilai saham ini terpengaruh cukup
besar terhadap indeks pasar.
PP London Sumatra Plantation Tbk. - LSIP
Dilihat dari Rolling average mean yang ada, adira mulai sensitive
terhadap pasar semenjak awal quarter pertama 2013. Hal ini
mengindikasikan bahwa Adira memilki kontribusi varians yang
cukup besar terhadap varians portfolio.
Jika dilihat dari garis regresinya, sebenarnya harga saham dari
ADMR ini tidak begitu terpengaruh dari kondisi di pasar. Artinya
secara operasional ADMR memilki karakteristik tersendiri yang
membuat investor tertarik untuk berinvestasi di dalamnya. Adira
merupakan ekuitas yang beta nya sedang menanjak di atas rata-
rata beta 5 tahunan. Excess return dari pasar cukup tinggi, namun
investor perlu berhati-hati juga terhadap trade off risk loss.
Penyebaran varians yang luas bisa memberikan kejutan-kejutan
berarti.
Adira Dinamika Multi Finance Tbk. - ADMF
22
Industri pertambangan saat ini sedang mengalami penurunan
dibanding dengan tahun tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan
oleh penurunan permintaan komoditas Batubara di Eropa dan
amerika serikat. Meski demikian Negara-negara yang tidak
mengalami krisis tetap menyerap komoditas ini seperti Cina.
Terlebih setelah penekanan kontrak kerja sama dengan PLN dan
TNB saat ini bukit asam mengalami kenaikan dalam hal
fundamental perusahaan.
Dilihat dari beta nya PTBA merupakan emiten yang berkontribusi
memberikan varians yang besar terhadap resiko portfolio.
Penyebaran dari beta bukit asam ini cukup luas dan sensitive
terhadap pasar. Dengan slope yang lebih curam membuat saham
PTBA ini breaksi sensitive terhadap isu-isu yang ada di pasar.
Kesimpulan untuk PTBA ini adalah secara fundamental dan
kondisi di dalam industrinya PTBA cukup memberikan jaminan
yang baik terhadap pertumbuhannya ke depan. Meski demikian
kondisi krisis di eropa dan amerika tetap perlu dijadikan point
kewaspadaan terhadap penurunan nilai saham dikarenakan
sifatnya yang sensitive. Di samping itu, dengan rolling average
dari beta bukit Asam sedang dalam siklus yang menanjak.
Kesempatan untuk mendapatkan keuntungan di atas harga pasar
sedang menanjak.
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. - PTBA
© FinancialMarket Update 2013
23
© FinancialMarket Update 2013
FinancialMarket Update
Astra Internasional Tbk. - ASII
Berdasarkan sumber yang dihimpun, Astra International berhasil membukukan
kenaikan keuntungan bersih sebesar 19,4 trilliun (9.1%) dari total keuntungan bersih
sebesar 188,1 trilliun atau meningkat sebesar 16% dari periode yang sama di tahun
2011. Tingginya rekor keuntungan ini didapatkan dari kinjerja penjualan mobil di tanah
air. Sedangkan untuk indstri alat berat mengalami penurunan karena turunnya harga
batu bara dan CPO.
Dengan kinjerja fundamental yang sangat baik ini, Saham ASII mnejadi sangat sensitive
terhadap pergerakan pasar atau memiliki nilai beta di atas volatilitas pasar (Beta >1),
dan siklusnya saat ini sedang berada di atas rata-rata beta 5 tahunan (1,54). Hal ini
membuat asset ASSI berkontribusi cukup besar terhadap varians atau risiko portfolio.
Apabila dilihat dari korelasi keuntungan pasar saham, tampak bahwa investor
mengharapkan nilai yang signifikan seperti halnya di pertengahan tahun 2012.
Sedangkan dari sisi korelasi dan varians saham ASII memiliki korelasi yang tidak begitu
berbeda secara signifikan terhadap pergerakan return pasar.
Dilihat dari garis slope regresi beta, jelas terlihat bahwa slope Beta ASII lebih curam
dibandingkan slope pasar. Hal ini dapat dipahami dikarenakan industri otomotif secara
eksplisit terlihat dalam prospek yang baik. Namun pasar tetap dalam kondisi berjaga-
jaga dikarenakan resiko latent apabila pemerintah mengurangi subsidi terhadap
komoditas energy seperti bahan bakar minyak untuk kendaraan. Oleh karena itu saham
ASII ini merupakan emiten yang cukup beresiko. Pasar harus siap apabila sewaktu
waktu terjadi kejutan yang besar terhadap saham ini.
Kesimpulan yang bisa diberikan untuk Saham Astra Internasional saat ini adalah ASII
memberikan kontribusi beta yang besar apabila ditempatkan pada portfolio, di samping
itu Beta ASII saat ini berada pada level yang lebih tinggi dari rata-rata beta 5 tahunan.
Artinya beta ASII saat ini mampu memberikan magnitude yang signifiakn keuntungan /
kerugian portfolio. Bila dilihat dari fitiing line regressionya, sebenarnya saham ASII ini
cukup terpengaruh oleh pergerakan index pasar.
24
Disclaimer:
The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. However, none of
FMU BNI46and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any
representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the
accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information
contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue there of.
We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied) of FMU BNI46, its affiliated companies
and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for
any claims, proceedings, action , suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or
suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and
neither FMU BNI46, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any
errors, omissions or mis-statements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or
any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
The information contained in this report is not be taken as any recommendation made by FMU BNI46or any other
person to enter into any agreement with regard to any investment mentioned in this document. This report is
prepared for general circulation. It does not have regards to the specific person who may receive this report. In
considering any investments you should make your own independent assessment and seek your own
professional financial and legal advice.
Research Department:
I Wayan Nuka Lantara, M.Si., Ph.D (Head of Analyst)
Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A. (Senior Analyst)
Arintoko, S.E.,M.Si (Economist)
Redik Brasiano, S.E. (Industry and Fixed Income Analyst)
Dimas Muklas Widiantoro, S.E.,S.Kom., M.Sc (Quantitative and Equity Analyst)
Muhamad Hasan Putra (Research Assistant)
Rina Trisusanti (Research Assistant)
Board of Analyst:
Dr. Suad Husnan, M.B.A. (Senior Analyst)
Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, M.B.A. (Senior Analyst)
Dra. Sri Handaru Yuliati, M.B.A. (Senior Analyst)
FMU BNI 46 Team Line-Up
FinancialMarket UpdateFaculty of Economics and Business Universitas Gadjah Mada Pertamina Tower Building 4th floor. room 4.3 Jl. Humaniora No. 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281 Phone: +62274 548517 ext. 307 Email: [email protected]
© FinancialMarket Update 2013
desig
n b
y: fandi.g
unaw
an
@ym
ail.co
m