fiqih

Upload: anisasuc

Post on 06-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fiqh muamalah

TRANSCRIPT

HUKUM MUJARAAH, MUSYAQAH DAN KAFALAH SERTA PENERAPANNYA DALAM KONTEKS LEMBAGA SYARIAH/KONVENSIONAL

Disusun Oleh :Dynar Rachmawaty RF0313026

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA2015

A. Mujaraah /Mukhabarah1. PengertianMujaraah dinamai pula dengan al-mukhabarah dan muhaqalah. dari kata az-zara artinya menumbuhkan. Al-mujaraah memiliki arti yaitu al-muzaraah yang berarti tharhal-zurah (melemparkan tanaman).Sedangkan menurut istilah mujaraah atau mukhabarah adalah:a. Ulama MalikiyahPerkongsian adalah bercocoktanamb. Ulama Hanabilah Menyerahkan tanah kepada orang yang akan bercocok tanam atau mengelolanya, sedangkan tanaman hasilnya tersebut dibagi antara keduanyac. Ulama SyafiiyahMukhabarah adalah mengelola tanah di atas sesuatu yang dihasilkan dan benuhnya berasal dari pengelola. Adapun muzaraah, sama seperti mukhabarah, hanya saja benihnya berasal dari pemilik tanah.Muzaraah ialah mengerjakan tanah (orang lain) seperti sawah atau ladang dengan imbalan sebagian hasilnya (seperdua, sepertiga atau seperempat). Sedangkan biaya pengerjaan dan benihnya ditanggung pemilik tanah. Sedangkan mukhabarah ialah mengerjakan tanah (orang lain) seperti sawah atau ladang dengan imbalan sebagian hasilnya (seperdua, sepertiga atau seperempat). Sedangkan biaya pengerjaan dan benihnya ditanggung orang yang mengerjakan. Munculnya pengertian muzaraah dan mukhabarah dengan tarif yang berbeda tersebut karena adanya ulama yang membedakan antara arti muzaraah dan mukhabarah, yaitu Imam RafiI berdasar dhahir nash Imam Syafii. Sedangkan ulama yang menyamakan tarif muzaraah dan mukhabarah diantaranya Nawawi, Qadhi Abu Thayyib, Imam Jauhari, Al Bandaniji. Mengartikan sama dengan memberi ketetntuan yaitu usaha mengerjakan tanah (orang lain) yang hasilnya dibagi. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: Mujaraah merupakan asal dari ijarah (mengupah atau menyewa orang), dikarenakan dalam keduanya masing-masing pihak sama-sama merasakan hasil yang diperoleh dan menanggung kerugian yang terjadi. Imam Ibnul Qayyim berkata: Mujaraah ini lebih jauh dari kezaliman dan kerugian dari pada ijarah. Karena dalam ijarah, salah satu pihak sudah pasti mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam mujaraah, apabila tanaman tersebut membuahkan hasil, maka keduanya mendapatkan untung, apabila tidak menghasilkan buah maka mereka menanggung kerugian bersama.

2. Dalil Hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar:Dari Ibnu Umar berkata Rasullullah memberikan tanah Khaibar kepada orang-orang Yahudi dengan syarat mereka mau mengerjakan dan mengolahnya dan mengambil sebagian dari hasilnya. Hadist yang diriwayatakn oleh Imam Bukhori dari AbdillahDari Abdullah RA berkata: Rasullah telah memberikan tanah kepada orang Yahudi Khaibar untuk di kelola dan ia mendapatkan bagian (upah) dari apa yang dihasilakn dari padanya.Hadist-hadist tersebut di atas menunjukan bahwasannya bagi hasil mujaraah diperbolehkan, karena Nabi SAW sendiri pernah melakukannya.

3. Hukum1. Hukum mujaraah dan mukhabarah sahihMenurut ulama Hanafiyah, hukum mujaraah yang sahih adalah sebagai berikut:a. Segala keperluan untuk memelihara tanaman diserahkan kepada penggarap.b. Pembiayaan atas tanaman dibagi antara penggarap dan pemilik tanah.c. Hasil yang diperoleh dibagikan berdasarkan kesepakatan waktu akad.d. Menyiram atau menjaga tanaman.e. Dibolehkan menambah penghasilan dan kesepakatan waktu yang telah ditetapkan.f. Jika salah seorang yang akad meninggal sebelum diketahui hasilnya, penggarap tidak mendapatkan apa-apa sebab ketetapan akad didasarkan pada waktu.

2. Hukum Mujaraah fasidMenurut ulama Hanafiyah, hukum muzaraah fasid adalah:a. Penggarap tidak berkewajiban mengelola.b. Hasil yang keluar merupakan pemilik benih.c. Jika dari pemilik tanah, penggarap berhak mendapatkan upah dari pekerjaannya

4. SyaratAda banyak pendapat ulama mengenai syarat mujaraah, menurut Abu Yusuf dan Muhammad syarat-syarat mujaraah memiliki beberapa syarat yang berkaitan dengan aqid, tanaman, tanah yang ditanami, sesuatu yang keluar dari tanah, tempat akad, alat bercocok tanam, dan waktu bercocok tanam.a. Syarat Aqid Mumayyiz Imam Abu Hanifah mensyaratkan bukan orang murtad, tetapi ulama Hanafiyah tidak mensyaratkannyab. Syarat TanamanDi antara para ulama terjadi perbedaan pendapat, tetapi kebanyakan menganggap lebih baik jika diserahkan kepada pekerja.c. Syarat dengan garapan Memungkinkan untuk digarap, yakni apabila ditanami tanah tersebut akan menghasilkan Jelas Ada penyerahan tanahd. Syarat-syarat Tanaman yang Dihasilkan Jelas ketika akad Diharuskan atas kerjasama dua orang yang akad Ditetapkan ukuran di antara keduanya, seperti setengah, sepertiga, dll Hasil dari tanaman harus menyeluruh di antara dua orang yang akan melangsungkan akad. Tidak dibolehkan mensyaratkan bagi salah satu yang melangsungkan akad hanya mendapatkan sekadar pengganti biji.e. Tujuan AkadAkad dalam mujaraah harus didasarkan pada tujuan syarayaitu untuk memanfaatkan pekerja atau memanfaatkan tanah.f. Syarat Alat Bercocok TanamDibolehkan menggunakan alat tradisional atau modern dengan maksud sebagi konsekuensi atas akad. Jika hanya beraksud menggunakan alat, dan tidak dikaitkan dengan akad, mujaraah dipandang rusak.g. Syarat MujaraahDalam Mujaraah diharuskan menetapkan waktu .

5. RukunJumhur ulama yang membolehkan akadMujaraahmenetapkan rukun yang harus dipenuhi, agar akad itu menjadi sah.a. Ijab qabul (akad)b. Penggarap dan pemilik tanah (akid)c. Adanya obyek (maqud ilaih)d. Harus ada ketentuan bagi hasil.Dalam akadMujaraahapabila salah satunya tidak terpenuhi, maka pelaksanaan akadMujaraahtersebut batal.

6. PenerapanPraktek muamalah yang berbasis Islam telah banyak digalakkan oleh pihak bank contohnya saja musyrakah, mudhrabah, ijrah,dan jenis akad yang lain. Namun sangat disayangkan sekali penawaran yang dilakukan oleh pihak bank terhadap nasabah dalam akadmuzraahdanmusqhmasih sangat minim sekali. Berbeda halnya dengan perekonomian mikro yang berkembang di pedesaan, kita bisa menemukan praktek akad ini walaupun itu juga hanya dalam skala kecil. Karena kondisi yang kita dapatkan di pemukiman kampung mendukung aplikasi akad ini.Beberapa alasan yang bisa kita paparkan, mengapa aplikasi akad ini sangat jarang ditemukan khusunya dalam pembiyaan perbankan Islam :a. Lamanya hasil akan dituai.b. Resiko yang ditanggung pihak bank sangat besar ketika praktek akad ini gagal.c. Besarnya biaya operasional dan tidak sebanding dengan hasil yang akan didapat

7. Manfaat Adapun manfaat yang lainnya,antara lain: a. Terwujudnya kerjasama yang saling menguntungkan antara pemilik tanah dengan petani dan penggarapb. Meningkatkan kesejahteraan masyarakatc. Tertanggulanginya kemiskinan d. Terbukanya lapangan pekerjaan,terutama bagi petani yang memiliki kemampuan bertani tetapi tidak memiliki tanah garapan.

B. Musaqah1. PengertianAl musaqah berasal dari kata as saqa. Diberi nama ini karenapepohonan penduduk Hijaz amat membutuhkan saqi (penyiraman) ini darisumur-sumur. Karena itu diberi nama musaqah (penyiraman/pengairan). Menurut Istilah Musaqah adalah penyerahan pohon tertentu kepada orang yang menyiramnya dan menjanjikannya, bila sampai buah pohon masak dia akan diberi imbalan buah dalam jumlah tertentu.Menurut ahli fiqih adalah menyerahkan pohon yang telah atau belum ditanam dengan sebidang tanah, kepada seseorang yag menanam dan merawatnya di tanah tersebut (seperti menyiram dan sebagainya hingga berbuah). Lalu pekerja mendapatkan bagian yang telah disepakati dari buah yang dihasilkan, sedangkan sisanya adalah untuk pemiliknya.

2. Dalil Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhuma:Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh penduduk Khaibar untuk menggarap lahan di Khaibar dengan imbalan separuh dari tanaman atau buah-buahan hasil garapan lahan tersebut. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu a'nhu, ia berkata:Orang-orang Anshar berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bagilah pohon kurma antara kami dan sahabat-sahabat kami. Beliau menjawab, Tidak. Maka mereka berkata, Kalian yang merawatnya dan kami bagi buahnya bersama kalian. Maka, mereka menjawab, Kami mendengar dan kami taat.

3. HukumHukum Musaqah:1. Hukum musaqah sahihMenurut ulama Hanafiyah hukum musaqah sahih adalah:a. Segala pekerjaan yang berkenaan dengan pemeliharaan pohon diserahkan kepada penggarap, sedang biaya yang diperlukan dalam pemeliharaan dibagi dua,b. Hasil dari musaqah dibagi berdasarkan kesepakatan,c. Jika pohon tidak menghasilkan sesuatu, keduanya tidak mendapatkan apa-apa,d. Akad adalah lazim dari kedua belah pihak,e. Pemilik boleh memaksa penggarap untuk bekerja kecuali ada uzur,f. Boleh menambah hasil dari ketetapan yang telah disepakati,g. Penggarap tidak memberikan musaqah kepada penggarap lain kecuali jika di izinkan oleh pemilik.

2. Hukum musaqah fasidMusaqah fasid adalah akad yang tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan syara.Menurut ulama Hanafiyah, musaqah fasid meliputi:a. Mensyaratkan hasil musaqah bagi salah seorang dari yang akad,b. Mensyaratkan salah satu bagian tertentu bagi yang akad,c. Mensyaratkan pemilik untuk ikut dalam penggarapan,d. Mensyaratkan pemetikan dan kelebihan pada penggarap,e. Mensyaratkan penjagaan pada penggarap setelah pembagian,f. Mensyaratkan kepada penggarap untuk terus bekerja setelah habis wakt akad,g. Bersepakat sampai batas waktu menurut kebiasaan,h. Musaqah digarap oleh banyak orang sehingga penggarap membagi lagi kepada penggarap lainnya.

4. Syarat-syarat a. Ahli dalam akadb. Menjelaskan bagian penggarapc. Membebaskan pemilik dari pohon, dengan artian bagian yang akan dimiliki dari hasil panen merupakan hasil bersama.d. Hasil dari pohon dibagi antara dua orang yang melangsungkan akade. Sampai batas akhir, yakni menyeluruh sampai akhir.

5. Rukun-rukunRukun musaqah adalaha. Shigat,b. Dua orang yang akad (al-aqidain),c. Objek musaqah (kebun dan semua pohon yang berbuah),d. Masa kerja, dane. Buah.6. Macam-macam

Musaqah ada 2 macam, yaitu :a. Musaqah yang bertitik tolak pada manfaatnya, yaitu pada hasilnya berarti pemilik tanah (tanaman) sudah menyerahkan kepada yang mengerjakan segala upaya agar tanah (tanaman) itu membawa hasil yang baik.b. Musaqah yang bertitik tolak pada asalnya (Cuma mengairi), yaitu mengairi saja, tanpa ada tanggung jawab untuk mencari air. Maka pemiliknyalah yang berkewajiban mencarikan jalan air, baik dengan menggali sumur, membuat parit, bendungan, ataupun usaha-usaha yang lain.

7. PenerapanMenurut pendapat SyafiI Antonio dalam bukunya Bank Syariah dari Teori ke Praktik menuliskan, ada lima prinsip dasar dalam perbankan syariah. Yaitu: prinsip titipan atau simpanan (depeosito/ al-wadiah), jual beli (sale and purchase), sewa (operational lease and financial lease), jasa (fee-based services), dan bagi hasil (profit sharing). Dalam prinsip dasar yang disebutkan terakhir (bagi hasil) ini, terdapat musyarakah, mudharabah, muzaraah, dan musaqahDalam konteks ini, lembaga keuangan islam dapat memberikan pembiayaan bagi nasabah yang bergerak dalam bidang perkebunan atas dasar prinsip bagi hasil dari hasil panen kebun.8. Manfaata. Menghilangkan bahaya kefaqiran dan kemiskinan dan dengan demikian terpenuhi segala kekurangan dan kebutuhan.b. Terciptanya saling memberi manfaat antara sesama manusia.3.Bagi pemilik kebun sudah tentu pepohonannya akan terpelihara dari kerusakan dan akan tumbuh subur karena dirawat.

C. Kafalah1. Pengertian Menurut bahasaAl-kafalahmenurut bahasa berartial dhaman (jaminan), hamalah(beban) danzamaah(tanggungan). Menurut istilahKafalah merupakanakad pemberian jaminan yang diberikanpenanggung (kafil)kepada pihak lain dimana pemberi jaminan bertanggung jawab atas pembayaran suatu hutang yang menjadi hak penerima jaminan. Menurutsyaraa. Menurut madzhab SyafiiAl-Kafalahadalah akad yang menetapkaniltizamhak yang tetap pada tanggungan (beban) yang lain atau menghadirkan zat benda yang dibebankan atau menghadirkan badan oleh orang yang berhak menghadirkannya.b. Menurut madzhab MalikiAl-Kafalahadalah Orang yang mempunyai hak mengerjakan tanggungan pemberi beban serta bebannya sendiri yang disatukan, baik menanggung pekerjaan yang sesuai (sama) maupun pekerjaan yang berbeda.c. Menurut Sayyid Sabiq,Pengertian kafalah adalah proses penggabungan tanggungankafilmenjadi bebanasjhildalam tuntutan dengan benda (materi) yang sama, baik utang, barang, maupun pekerjaan

2. Dasar Hukum Al-QuranAllah Swt berfirman dalam surah Yusuf ayat 66yang artinya :Ya'qub berkata: "Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi) bersama-sama kamu, sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung musuh". tatkala mereka memberikan janji mereka, Maka Ya'qub berkata: "Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan (ini)".Serta pada ayat 72: Penyeru-penyeru itu berseru: Kami kehilangan piala Raja; dan barang siapa yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya. HaditsSebuah hadits sebagai landasan kafalah yaitu :Telah dihadapkan kepada Rasulullah ..(mayat seorang laki-laki untuk dishalatkan). Rasulullah bertanya apakah dia mempunyai warisan? para sahabat menjawab tidak Rasulullah bertanya lagi, apakah dia mempunyai hutang? sahabat menjawab ya, sejumlah tiga dinar Rasulullah pun menyuruh para sahabat untuk menshalatkannya (tetapi beliau sendiri tidak). Lalu abu Qatadah berkata : saya menjamin hutangnya ya Rasulullah maka Rasulullah pun menshalatkan mayat tersebut, (HR. Bukhari).

IjmaUlama sepakat mebolehkan kafalahkarenakafalahsangat diperlukan dalam waktu tertentu. Adakalanya orang memerlukan modal dalam usaha dan untuk mendapatkan modal itu biasanya harus ada jaminan dari seseorang yang dapat dipercaya.

3. Rukuna. shighat,b. kafil (pihak penjamin),c. makhful lahu (pihak kedua/pemberi pinjaman),d. makhful anhu/ashill (pihak yang ditanggung),e. makhful bih (obyek pinjaman).

4. Syarata. Kafilyaitu orang yang menjamin dimana ia disyaratkan sudah baligh, berakal, merdeka dalam mengelola harta bendanya/tidak dicegah membelanjakan hartanya dan dilakukan dengan kehendaknya sendiri.b. Mafkul lahu. yaitu orang yang berpiutang, Syaratnya yang berpiutang diketahui oleh orang yang menjamin karena manusia tidak sama dalam hal tuntutan, ada yang keras dan ada yang lunak.c. Makful anhuadalah orang yang berutang, tidak disyaratkan baginya kerelaan terhadap penjamin karena pada prinsipnya hutang itu harus lunak, baik orang yang berhutang rela maupun tidak. Namun lebih baik dia rela/ridha.d. Al-Makfuladalah utang, barang atau orang. Disebut jugamadmun bihataumakful bih. Disyaratkan padamakfulndapat diketahui dan tetap keadaannya (ditetapkan), baik sudah tetap maupun akan tetap.e. Sighatataulafadzadalah pernyataan yang diucapkan oleh penjamin, disyaratkan keadaansighatmengandung makna menjamin, tidak digantungkan kepada sesuatu dan tidak berarti sementara. 5. Macam-macama. Kafalah bi al-mal, adalah jaminan pembayaran barang atau pelunasan utang. Bentuk kafalah ini merupakan sarana yang paling luas bagi bank untuk memberikan jaminan kepada para nasabahnya dengan imbalan/fee tertentu.

b. Kafalah bi an-nafs, adalah jaminan diri dari si penjamin. Dalam hal ini, bank dapat bertindak sebagai Juridical Personalityyang dapat memberikan jaminan untuk tujuan tertentu.

c. Kafalah bi at-taslim, adalah jaminan yang diberikan untuk menjamin pengembalian barang sewaan pada saat masa sewanya berakhir. Jenis pemberian jaminan ini dapat dilaksanakan oleh bank untuk keperluan nasabahnya dalam bentuk kerjasama dengan perusahaan, leasing company. Jaminan pembayaran bagi bank dapat berupa deposito/tabungan, dan pihak bank diperbolehkan memungut uang jasa/feekepada nasabah tersebut.

d. Kafalah al-munjazah, adalah jaminan yang tidak dibatasi oleh waktu tertentu dan untuk tujuan/kepentingan tertentu. Dalam dunia perbankan, kafalah model ini dikenal dengan bentuk performance bond(jaminan prestasi).

e. Kafalah al-muallaqah, Bentuk kafalah ini merupakan penyederhanaan dari kafalah al-munjazah, di mana jaminan dibatasi oleh kurun waktu tertentu dan tujuan tertentu pula.

6. PenerapanSalah satu produk perbankan syariah yang saat ini sedang dikembangkan adalah produk dengan akad kafalah (jaminan). Perbankan sebagai lembaga penjamin terhadap nasabah akan memperoleh pendapatan berupa fee (ujrah) dari nasabah atas jasa yang diberikan bank tersebut.Sebagaimana dimaklumi, bahwa kafalah (bank garansi) adalah jaminan yang diberikan bank atas permintaan nasabah untuk memenuhi kewajibannya kepada pihak lain apabila nasabah yang bersangkutan tidak memenuhi kewajibannya.BG merupakan fasilitas non dana (Non Funded Facility) yang diberikan Bank berdasarkan akad Kafalah bil Ujrah. Bank akan menerbitkan BG sejumlah nilai tertentu yang dipersyaratkan oleh pihak penerima jaminan yang merupakan klien/mitra bisnis/counter partdari Nasabah Bank untuk kepentingan transaksi / proyek tertentu yang akan dijalankan oleh Nasabah Bank.Penggunaan dan macam-macamBank Garansi diberikan kepada: Diberikan kepada pemborong atau kontraktor untuk mengerjakan proyek. Diberikan untuk menjamin pembayaran (dapat berupaStandby L/C).Bank dalam pemberian garansi ini, biasanya meminta setoran jaminan sejumlah tertentu (sebagian atau seluruhnya) dari total nilai obyek yang dijaminkan. Di samping itu, bank memungut biaya sebagai ju'alah dan biaya administrasi.

7. ManfaatAdapun manfaat dari kafalah adalah terciptanya kesejahteraan dan kenyamanan sesama manusia tatkala melakukan transaksi perdagangan atau dalam transaksi perbankan, pihak yang dijamin (makhful anhu) dapat menyelesaikan usaha bisnisnya yang ditanggung oleh pihak penjamin (kafil),Pihak yang menjamin (bank), dengan kafalah yang diterbitkan oleh bank, maka pihak bank akan memperoleh fee yang diperhitungkan dari nilai dan risiko yang ditanggung oleh bank atas kafalah yang diberikan.