firaun tenggelam dilaut merah

Upload: azlan

Post on 07-Jan-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

f

TRANSCRIPT

KISAH TENGGELAMNYA FIRAUN DI LAUT MERAH

Gambaran Nabi Musa A.S membelah Laut Merah menggunakan tongkatnya

Nabi Musa A.S lahir pada pasa Pemerintahan Firaun, Raja yang zalim. Musa adalah adalah putraImranbin Fahis bin 'Azir bin Lawi bin Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh.

Pada masa itu adalah terjadi pada tahun 1213-1203 SM. Selain zalim, Firaun juga sangat sombong. Dia menganggap dirinya sebagai Tuhan dan sangat takut kekuasaannya hilang. Apalagi ketika ada paranormal yang menafsirkan mimpi Firaun, iaitu: Firaun bermimpi Mesir tebakar dan semua penduduk mati kecuali orang Israel, dan akan ada lelaki yang akan terlahir dari keturunan Bani Israel yang akan merebut kekuasaan Firaun. Maka Firaun pun memerintahkan agar semua bayi laki-laki yang lahir pada tahun itu dibunuh.

Hal ini membuat ibu Nabi Musa merasa khuatir akan keselamatan bayinya. Beliau yang bernama Yukabad takut bayinya akan dibunuh Firaun. Untungnya, beliau mendapat ilham dari Allah agar menghanyutkan Nabi Musa ke sungai Nil. Bayinya iaitu Nabi Musa pun hanyut dibawa arus sungai Nil hingga masuk ke saluran sungai menuju Istana Firaun. Kemudian bayi comel itu pun ditemukan oleh Asiyah yang merupakan istri Firaun. Melihat bayi yang comel dan menyejukkan hati, Asiyah langsung terpikat. Beliau meminta kepada Firaun agar Musa tidak dibunuh dan Musa dipelihara sebagai anak angkat. Firaun yang awalnya ingin membunuh bayi tersebut akhirnya mengabulkan permintaan isterinya. Atas kehendak Allah Musa disusui oleh Yukabad kerana jika disusui orang lain Musa tidak mahu menyusu. Kakak Musa lah yang menyarankan pada keluarga Firaun agar Musa disusui oleh Yukabad.

Dalam kemegahan istana Firaun, Musa tumbuh menjadi pemuda yang kuat, cerdas, dan suka membela kaum tertindas. Hingga terjadi suatu peristiwa yang membuatnya terusir dari istana. Peristiwa itu terjadi ketika Musa melihat bani Israel bernama Samiri sedang berkelahi dengan kaum Firaun bernama Fatun. Kondisi Samiri terdesak dan dia meminta tolong pada Musa. Musa pun membantunya dengan memukul Fatun yang mengakibatkan Fatun mati. Orang-orang Firaun tidak terima dan mengejar Musa. Musa pun melarikan diri.

Dalam pelarian diri inilah Musa bertemu dengan Nabi Syuaib dan putrinya. Hingga akhirnya Musa bekerja sebagai pembantu dan dinikahkan dengan putrinya yang bernama Shafira. Setelah lebih dari sepuluh tahun hidup di luar Mesir, Musa pun memutuskan untuk kembali ke Mesir. Di perjalanan pulang inilah Musa mendapatkan wahyu kenabian, tepatnya di Bukit Thur Sina. Wahyu diberikan langsung oleh Allah. Lihat Al Quran surat An Nissa : 164 dan Thahaa : 13.

Selain wahyu kenabian, Nabi Musa mendapat mukjizat berupa tongkat yang beliau bawa boleh bertukar menjadi ular dan tangan saat dikepit lalu dikeluarkan menjadi putih bercahaya tanpa cacat. Allah pun memerintahkan agar Nabi musa berdakwah kepada Firaun dengan ditemani saudaranya yang bernama Harun. Al Quran surat Taaha :43-44."Pergilan kamu berdua kepada Firaun,karena dia benar-benar telah melampui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepada Firaun dengan kata-kata yang lemah lembut,mudah-mudahan dia sadar dan takut''

Kemudian pergilah Nabi Musa dan meminta Harun untuk menemaninya berdakwah kepada Firaun dan rakyatnya. Sebab, Nabi Musa kurang pandai dalam berdiplomasi atau berdialog, sedangakan Harun adalah seorang yang sangat pandai dan bagus dalam berdiplomasi atau berdialog. Sehingga banyak orang yang terkagum dan dapat diyakinkan oleh beliau. Dalam menjalankan dakwahnya, Nabi Musa menemukan berbagai halangan dan cubaan. Berbagai kekerasan dan penindasan diterima oleh Nabi Musa. Namun beliau tetap gigih dan berani menyebarkan kebenaran dan menghapus perbudakan. Suatu hari, ketika Nabi Musa mengajak Firaun untuk menyembah Allah, Firaun menantang Nabi Musa untuk membuktikan kenabiannya. Musa pun mengeluarkan tangannya hingga tangan beliau mengeluarkan cahaya terang seterang matahari. Namun, bukannya Firaun mempercayainya malah dia menuduh Musa sebagai ahli sihir.

Firaun pun mengumpulkan para ahli sihir istana dan menentang kekuatan Musa yang berasal dari Allah. Para penyihir melemparkan tali, kemudian tali itu berubah menjadi seekor ular berbisa. Semakin banyak tali yang dilempar, maka semakin banyak jumlah ular yang bertebar di lapangan. Namun Allah Maha Kuasa. Allah memerintahkan Musa untuk melemparkan tongkatnya, maka tongkat itu berubah menjadi ular raksasa dan menelan seluruh ular buatan para ahli sihir Firaun.

Dengan kejadian ini, semakin banyak rakyat Mesir yang beriman kepada Allah dan mengakui kenabian Musa. Hal inilah yang semakin membuat Fir'aun menjadi marah. Dia pun mulai menyeksa bahkan membunuh orang yang beriman, orang yang mengikuti ajaran Musa. Bahkan, Fir'aun kemudian mengumpulkan seluruh tentaranya dan ingin membunuh Musa dan semua orang yang beriman. Musa dan orang-orang beriman dikepung dan dikejar hingga ke laut Merah. Mereka pun terus melarikan diri dari tentera Fir'aun hingga akhirnya mereka sampai di pinggir pantai dan hamparan lautan luas di depan mereka. Nabi Musa pun kemudian memukul tongkatnya ke laut. Laut pun terbelah dan membentuk jalan untuk beliau dan orang-orang beriman melaluinya.Nabi Musa dan kaum mukminin akhirnya sampai ke daratan sementara Firaun dan bala tenteranya tetap mengejar mereka melalui jalan yang sama. Sesudah sampai ke seberang dan memastikan semua pengikutnya selamat, Nabi Musa memukul kembali tongkatnya ke laut dan laut pun berubah kembali menjadi lautan seperti asalnya. Fir'aun dan kaum kafir pun tenggelam dan mati di Laut Merah kerana mahu membunuh utusan Allah dan tidak mahu mengikut ajaran Islam yang di bawa oleh Nabi Musa.